[budaya_tionghua] Apa yang dibahas tentang cicit Guang Xu ?

2009-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.semua,

pada tanggal 20 kemarin milis ini mengadakan gathering dan konon mengundang 
orang yang mengaku cicit kaisar Guang Xu, bisa diceritakan apa yang dibahas ? 
Atau apa saja kegiatan acara gathering tersebut ?

Menurut saya membahas hal itu lebih menarik dibanding membahas gereja yang 
dibakar.



Hormat saya,



Xuan Tong





Re: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

2009-12-21 Terurut Topik shinmen takezo
Iyah Musashi aka Takezo , hahaha hanya nick saja
tadinya mau pake nick the last tokugawa , biar sama kerennya sama cicit
guang xu ,yang kemaren desersi menghadiri gath ..

2009/12/21 joao_kho 

>
>
> Salam saudara/i Mui Leng , rupanya Gaginang. Namanya keren juga ya.. Naga
> Cantik :D
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> Edy Lim  wrote:
> >
> > Senang bisa mengetahui asal usul kebudayaan kita.
> > Perpaduan antara Melayu dan Tionghua ini melambangkan bahwasanya kita
> masyarakat Tionghua sangat fleksibel dan bisa adaptasi di semua kalangan di
> dunia.
> > Terimakasih atas thread baru Takezo-san (Musashi ka?) dan saudara Yongde.
> >
> > Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan silaturahmi.
> >
> > Edy Lim
> > Lim Mui Leng (林美龙)
> > Teochew gaginang
> >
> >
> >
> > 
> > From: henyung 
>
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> > Sent: Fri, December 18, 2009 6:55:14 AM
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam
> >
> >
> > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/32508
> >
> > Budaya Kopi-tiam
> >
> > Di daerah Sumatera bagian utara yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau
> > (termasuk Kepulauan Riau) ada akulturasi budaya antara orang Tionghoa
> > dan Melayu yang melahirkan budaya Kopi-tiam. Budaya ini juga populer
> > di negeri jiran Malaysia dan Singapura.
> >
> > Nama Kopi-tiam sendiri adalah perpaduan antara bahasa Melayu "kopi"
> > (yang diadopsi dari bahasa eropa, sepertinya Portugis) dan bahasa
> > Minnan / Hokkian "tiam" yang artinya bisa berupa kedai/warung/ toko.
> > Jadi kopi-tiam adalah warung/kedai kopi :) Di Jakarta, kopi-tiam bisa
> > dijumpai di kantong-kantong masyarakat Tionghoa asal Sumatera seperti
> > di Duta Mas, Jelambar, Pluit dan Muara Karang.
> >
> > Di kopi-tiam ini minuman utama yang disajikan, sesuai namanya, adalah
> > kopi seduh. Bisa berupa kopi murni ataupun dicampur susu. Ceret kopi
> > yang dipakai di kopi-tiam adalah ceret yang bertangkai panjang.
> > Sepertinya ceret kopi ini diadopsi dari ceret warung teh di Tiongkok.
> >
> > Metode menyeduh kopinya sangat unik dan enak ditonton. Kopi yang
> > diseduh adalah dalam bentuk kopi gilingan kasar. Bubuk kopi ini
> > ditampung di saringan flanel yang panjangnya bisa setengah meter
> > lebih. Untuk menyeduhnya, air panas dituangkan ke saringan kopi itu
> > dan ditampung. Air hasil tampungan yang masih panas itu kemudian
> > diseduhkan lagi ke saringan tadi berulang kali sesuai dengan
> > kekentalan kopi yang diinginkan. 1 saringan kopi yang panjang itu bisa
> > menampung sekitar setengah sampai satu kilogram bubuk kopi. Dan bubuk
> > kopi itu biasanya tahan dipakai untuk menyeduh berjam-jam.
> >
> > Selain kopi seduh, minuman khas lainnya adalah teh tawar kental panas
> > dengan nama teh-tong di Medan & Aceh / teh-o di Riau, Malaysia dan
> > Singapura. Kalau ditambah es, namanya disebut menjadi teh-pai-leng di
> > Medan & Aceh, teh-o-peng di Riau, Malaysia dan Singapura. Selain teh
> > tawar, juga ada teh yang ditambahi gula.
> >
> > Cara meminum teh/kopi tadi juga unik. Karena panas, gelas minuman
> > selalu ditatakin sebuah piring kecil. Dan banyak yang menuangkan
> > minuman ke piring tersebut untuk mendinginkannya. Minumnya ? Langsung
> > dari piring itu !
> >
> > Di samping teh dan kopi, di kopi-tiam biasanya juga ada teh kembang,
> > es jali-jali dan es kacang hijau.
> >
> > Untuk makanan khas kopi-tiam, setiap daerah ada perbedaannya. Namun
> > roti tawar yang diolesi selai "kaya" umum dijumpai di semua kopi-tiam.
> > Selai kaya terbuat dari santan, telur bebek atau ayam, daun pandan
> > dan gula. Roti ini juga bisa dipanggang. Di Medan sekitarnya, roti
> > panggang ini juga ditaburin coklat butiran, kacang butiran dan gula
> > pasir. Di daerah saya, Aceh Tamiang, makanan khas kopitiam adalah
> > martabak telur. Martabak ini diadopsi dari masakan Tamil oleh orang
> > melayu Tamiang. Citarasanya sudah jauh berbeda dan benar-benar harum
> > karena berlimpah dengan margarin serta tidak memakai kuah kari kambing.
> >
> > Kopi-tiam umumnya ramai di kala pagi hari. Segala sarapan khas
> > Tionghoa biasanya mudah dijumpai di kopi-tiam. Namun di beberapa
> > daerah ada juga kopitiam yang justru ramainya di malam hari sampai
> > tengah malam. Biasanya tempat-tempat ini adalah tempat sosialisasi di
> > daerah yang belum tersentuh hiburan malam modern. Di kopi-tiam kita
> > bisa menjumpai acek-acek (encek) yang saling bergosip ria sambil
> > bermain catur ataupun xiangqi.
> >
> > Pengunjung kopi-tiam juga bukan hanya sebatas orang Tionghoa saja.
> > Banyak juga yang non-Tionghoa saling berbaur. Hal ini terutama terjadi
> > di Indonesia. Kalau di Malaysia dan Singapura pengunjungnya lebih
> > homogen. Warna lain yang ada paling cuma orang Tamil.
> >
> > Jadi, mari kita "lim kopi" bersama, regardless of colours.
> >
> > Hormat saya,
> >
> > Yongde
> > --
> > catatan: saya dengar di daerah Singbebas (Singkawang, Bengkayang,
> > Sambas) bud

Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik shinmen takezo
Iyah , filsafat dan budaya yunani , memang diskontinue , seiring dengan
runtuhnya kebesaran yunani , tetapi tidak hilang begitu saja . Filsafat dan
budaya Yunani menjadi pondasi bagi budaya Eropa dan juga gereja , contohnya
pemikiran aristoteles . Dan juga mempengaruhi ke peradaban Islam , karena di
masa keemasan , para pemikir timur tengah banyak mengkaji mengenai filsafat
yunani ini .
Dan setelah Aleksandr Agung meninggal. Itu daerah warisannya masih ada ,
membentuk kerajaan2 sendiri dari batas India sampai ke daerah asalnya . Jadi
pengaruh yunani sempat menyebar seiring masa keemasannya .

2009/12/22 perfect_harmony2000 

>
>
>
>
> Tapi pengaruh budaya Yunani tidak lenyap begitu saja, penyerapan filsafat
> Yunani membawa kegemilangan pada peradaban Islam. Eropa kemudian memadukan
> filsafat Yunani dengan filsafat timur terutama Tiongkok yang membawa mereka
> kearah pencerahan.
> Eropa pada abad ke 15 dan ke 16 terpuruk dalam perang agama, dimana pada
> saat itulah masuknya filsafat Tiongkok terutama pandangan toleransi Ruisme
> yang nantinya menjadi dasar toleransi orang Eropa dikemudian hari.
> Mengenai hal ini pernah ditulis dan diposting di milist ini.
>
> Hormat saya,
>
> Xuan Tong
>
> P.S : harap tulisan saya dibaca secara netral.
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "tanaya.geo"  wrote:
> >
> > Bung Xuan Tong yg baik,
> >
> > Saya tidak menutup mata akan adanya 'arogansi kultural' tersebut. Kalau
> saya boleh menambahi informasi anda, sudah menjadi 'penyakit umum' sejak
> dahulu bahwa 'pemenang' biasanya tidak menghargai yg kalah. Genocide,
> penghancuran budaya, terjadi dimana saja bukan?
> >
> > Tetapi tentu, kita tidak harus membenarkan tindakan "barbar" orang jaman
> dulu. Saya setuju atas pandangan anda. Orang2 kristen/katholik jaman dulu
> banyak melakukan penyelewangan dan hal-hal yg memalukan, menjijikan, dan
> jauh dari ajaran keimanan mereka. Itu fakta sejarah yang tidak akan pernah
> hilang.
> >
> > Dalam diskusi kita (via japri), saya berpendapat bahwa kelompok agama
> samawi (judaisme, islam, kristen dan segala derivatifnya) memiliki perbedaan
> mendasar dibandingkan kepercayaan lain. Mereka merasa dirinya sebagai
> satu-satunya kebenaran. Satu-satunya jalan menuju Tuhan. Dan menganggap
> 'jalan lain' (i.e. kepercayaan lain) sebagai sesuatu yang "sia-sia" atau
> kasarnya "sesat". Maka tidak heran, seperti apa yg bung XT katakan, mereka
> cenderung arogan terhadap kebudayaan/kepercayaan lain.
> >
> > Lebih diperparah lagi dengan arogansi kesukuan mereka. Merasa diri
> sebagai kulit putih yang lebih berbudaya dan lebih cerdas sehingga berusaha
> mengentas orang hitam, kuning dan merah dari "kebudayaan barbar" mereka.
> Maka hasilnya ya seperti yg kita baca dalam buku-buku sejarah.
> >
> > Tetapi semua fakta sejarah diatas, apa lantas dapat menjadi dasar
> pembenaran bahwa kekristenan selalu anti budaya 'asing' (note: 'asing'
> dilihat dari kacamata mereka)?
> >
> > Tentang topik hio/dupa, saya setuju dengan anda. Keblinger kalau
> mengatakan 'hio/dupa' tidak ada dalam tradisi kristen. Sayangnya, penggunaan
> hio/dupa dalam ritual ibadah umumnya diceritakan dalam perjanjian lama
> (seperti yg sampean tahu juga, perjanjian lama banyak bias pada kebudayaan
> yahudi). Sementara perjanjian lama, kadang-kadang diperlakukan bak anak tiri
> bagi golongan tertentu.
> >
> > Tentang penyerapan budaya pagan oleh kekristenan. Anda betul. Perayaan
> natal salah satunya. Hanya saja, yg saya pahami, kekristenan 'memperbarui'
> pemaknaan perayaan tersebut (dari menyembah matahari menjadi memperingati
> kelahiran juru selamat).
> >
> > Tentu mereka punya banyak alasan untuk menyerap budaya (bukan
> kepercayaan) pagan tersebut. Hanya saya saja yang bodoh yang tidak belajar
> sejarah dengan baik. Oleh karena itu, maafkan saya, kalau saya harus
> mengambil posisi menjadi pendengar wejangan anda atau Robby san :).
> >
> > salam,
> > jimmy
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> "perfect_harmony2000"  wrote:
> > >
> > > Sdr.Tanaya,
> > >
> > > yang benar adalah arogansi kultural yang melekat di kalangan Kristiani,
> dan itu sudah berlangsung sejak gereja purba.
> > >
> > > Agama Kristen purba ditekan oleh pemerintah Roma karena tidak adanya
> toleransi terhadap agama lain, selalu mensetankan agama lain, sedangkan Roma
> termasuk negara yang mentolerir agama lain kecuali agama Kristen dan Druid.
> > >
> > > Dalam sejarah agama Kristen yang harus kita lihat dengan kacamata
> netral, Constantine mengadopsi agama Kristen karena diperlukan satu kesamaan
> paham dalam mempersatukan. Konsep bi'dah juga dibuat secara terinci oleh
> uskup Meletius yang mana menjadi salah satu patokan dalam menilai terhadap
> yang lain. Salah satu akibatnya adalah nasib buruk menimpa terhadap paham
> Homoi Ousion.
> > >
> > > Memasuki abad ke 17, dimana Tiongkok mulai terpuruk dan disaat Eropa
> mulai bangkit dari keterpurukan selama berabad-abad, arogansi kultural
> mereka juga mereka perlihatkan terhadap Tiongkok.

Perusakan anarkhis melawan hukum : Re: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik Tantono Subagyo
Rekans,
Apapun juga yang dirusak, apakah kelenteng, mesjid maupun gereja sama saja.
Masalahnya adalah masalah hukum, jadi polisi yang harus mencegah atau
bertindak.  Saya jadi ingat masalah 1998, waktu itu yang merusak dan
menjarah rumah orang Tionghua juga berdalih : hancurkan Tionghua karena
minoritas, menguasai ekonomi dan banyak konglo hitamnya.  Jadi apapun
alasan-nya main hakim sendiri, ala FPI etc, tidak benar dan harus diusut
secara hukum.  Marilah kita lihat permasalahan-nya dengan jernih, jadi
jangan seolah-olah ada pembenaran terhadap perbuatan anarkhis.  Saya percaya
bahwa kita yang berbudaya akan taat hukum.  Salam, Tan Lookay


[budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Ikkyo sensei,

mohon pengertian anda, milist ini membahas budaya Tionghoa, bukan masalah 
gereja yang dilarang atau pembakaran gereja.

Ada satu nama yang mirip dengan anda dan juga dapat menjadi sensei yaitu Ikkyu 
san si rahib cilik yang nan bijak.



Hormat saya,



Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ikkyosensei_ym"  
wrote:
>
> Dear Agoeng,
> Saya tidak sedang mendukung pembakaran/pelarangan pendirian gereja. Tapi, 
> dirikanlah dengan melewati segala aturan (baik hukum maupun norma masyarakat 
> sekitar).
> Jika anda perhatikan, bukankah yang merobohkan gereja tersebut adalah 
> masyarakat sekitar? Ya berarti pendirian tersebut terlalu ngebet, hingga 
> melukai harga diri serta norma2 masyarakat tersebut.
> Sejarah bangsa ini toleran terhadap agama baru yang masuk secara sopan dan 
> smoothing. Seperti anda bilang sendiri, masalah ribut2 pembakaran rumah 
> ibadah, terjadi serunya ya di hari2 ini. Dan, yang khas adalah pembakaran 
> gereja yang baru. Bukan GKJW atau HKBP atau GKJMB, dll.
> 
> Salam,
> 
> Chen Gui Xin
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Gak begitu jugalah, nenek moyang bangsa ini sangat toleransi terhadap agama 
> > baru dengan berbagai pernik2nya. Coba klo nenek moyang larang pendirian 
> > candi hindu n buddha, trus kerajaan hindu buddha larang mesjid dibangun, 
> > gereja waktu jaman belanda juga dilarang dibangun, klenteng2 juga dilarang. 
> > Kira2 kayak apa jadinya skrg ini yah. Tp yah harusnya pihak yg skrg 
> > mayoritas inget juga klo dulu benih mereka juga dilindungi dan dikasih 
> > kesempatan hidup makanya bisa sebesar ini, jgn udah besar larang2 yg laen. 
> > -Original Message-
> > From: "ikkyosensei_ym" 
> > Date: Mon, 21 Dec 2009 08:19:41 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
> > paling berbahaya. OOT
> > 
> > Dear Danarhadi:
> > 
> > Dan juga, tidak perlu ngebet membangun gereja di sebuah lingkungan yang 
> > jelas mayoritas adalah muslim.
> > 
> > Gak suka dengan agama Islam, kenapa harus dikristenkan? Bisa jadi ditimpuk 
> > adalah peringatan pertama (bukan terakhir)... setelah berkali2 dilakukan 
> > pelanggaran ijin lingkungan.
> > 
> > Dan, jika tidak cocok/benci dengan sebuah budaya, kenapa harus dikotbahkan 
> > di dalam kebaktian?
> > 
> > Saya kira, introspeksi berkenaan ketulusan alasan pembangunan suatu gedung 
> > ibadah di sebuah lokasi ... perlu dikaji ulang secara internal.
> > 
> > 
> > Salam,
> > 
> > Chen Gui Xin
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "danarhadi2000"  
> > wrote:
> > >
> > > Dan.. agar tiap umat urus agama masing masing. Kalau non Kristen gak usah 
> > > melempari gereja dengan batu dan mau membakarnya, seperti di Bekasi dan 
> > > Temanggung..
> > > 
> > > Nggak suka agama lain OK OK lahhh.. tapi jangan timpukin dong... mentang 
> > > mentang kita kaya kerikil..
> > > 
> > > 
> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "M. Huda"  wrote:
> > > >
> > > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > > > 
> > > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, 
> > > > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, 
> > > > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para 
> > > > ekstrimis dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya 
> > > > satu yang saya dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya 
> > > > setuju pemisahan agama dengan politik.
> > > > God bless you, sir.
> > > > 
> > > > -=   M. Huda=-
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > 
> > > >
> > > > From: liang u 
> > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
> > > > paling berbahaya. OOT
> > > > 
> > > >   
> > > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita 
> > > > melihat extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. 
> > > > Extrimisme zaman Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme 
> > > > di Kamboja zaman Pol Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan 
> > > > lainnya. Berapa puluh juta jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang 
> > > > Jerman yang membasmi Jahudi, orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, 
> > > > rezim Orba yang membantai jutaan orang yang dituduh komunis dan 
> > > > Tionghoa dsb tidak ada hentinya.  Semua akarnya adalah ekstrimisme, 
> > > > menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat dibantah.
> > > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu 
> > > > ektrimisme Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII 
> > > > yang tiap hari membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua 
> > > > yang bisa ditangkap. Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani 
> > > > meninggalkan Bandung pergi ke Purwakarta, karena pasti nyawa akan 
> > > > hilang di jalan.
> > > > Gerakan ini akhirnya berhasi

[budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Dear Agoeng,
Saya tidak sedang mendukung pembakaran/pelarangan pendirian gereja. Tapi, 
dirikanlah dengan melewati segala aturan (baik hukum maupun norma masyarakat 
sekitar).
Jika anda perhatikan, bukankah yang merobohkan gereja tersebut adalah 
masyarakat sekitar? Ya berarti pendirian tersebut terlalu ngebet, hingga 
melukai harga diri serta norma2 masyarakat tersebut.
Sejarah bangsa ini toleran terhadap agama baru yang masuk secara sopan dan 
smoothing. Seperti anda bilang sendiri, masalah ribut2 pembakaran rumah ibadah, 
terjadi serunya ya di hari2 ini. Dan, yang khas adalah pembakaran gereja yang 
baru. Bukan GKJW atau HKBP atau GKJMB, dll.

Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
>
> Gak begitu jugalah, nenek moyang bangsa ini sangat toleransi terhadap agama 
> baru dengan berbagai pernik2nya. Coba klo nenek moyang larang pendirian candi 
> hindu n buddha, trus kerajaan hindu buddha larang mesjid dibangun, gereja 
> waktu jaman belanda juga dilarang dibangun, klenteng2 juga dilarang. Kira2 
> kayak apa jadinya skrg ini yah. Tp yah harusnya pihak yg skrg mayoritas inget 
> juga klo dulu benih mereka juga dilindungi dan dikasih kesempatan hidup 
> makanya bisa sebesar ini, jgn udah besar larang2 yg laen. 
> -Original Message-
> From: "ikkyosensei_ym" 
> Date: Mon, 21 Dec 2009 08:19:41 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
> paling berbahaya. OOT
> 
> Dear Danarhadi:
> 
> Dan juga, tidak perlu ngebet membangun gereja di sebuah lingkungan yang jelas 
> mayoritas adalah muslim.
> 
> Gak suka dengan agama Islam, kenapa harus dikristenkan? Bisa jadi ditimpuk 
> adalah peringatan pertama (bukan terakhir)... setelah berkali2 dilakukan 
> pelanggaran ijin lingkungan.
> 
> Dan, jika tidak cocok/benci dengan sebuah budaya, kenapa harus dikotbahkan di 
> dalam kebaktian?
> 
> Saya kira, introspeksi berkenaan ketulusan alasan pembangunan suatu gedung 
> ibadah di sebuah lokasi ... perlu dikaji ulang secara internal.
> 
> 
> Salam,
> 
> Chen Gui Xin
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "danarhadi2000"  
> wrote:
> >
> > Dan.. agar tiap umat urus agama masing masing. Kalau non Kristen gak usah 
> > melempari gereja dengan batu dan mau membakarnya, seperti di Bekasi dan 
> > Temanggung..
> > 
> > Nggak suka agama lain OK OK lahhh.. tapi jangan timpukin dong... mentang 
> > mentang kita kaya kerikil..
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "M. Huda"  wrote:
> > >
> > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > > 
> > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, 
> > > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, 
> > > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para 
> > > ekstrimis dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu 
> > > yang saya dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju 
> > > pemisahan agama dengan politik.
> > > God bless you, sir.
> > > 
> > > -=   M. Huda=-
> > > 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >
> > > From: liang u 
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
> > > paling berbahaya. OOT
> > > 
> > >   
> > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat 
> > > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman 
> > > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman 
> > > Pol Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa 
> > > puluh juta jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang 
> > > membasmi Jahudi, orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba 
> > > yang membantai jutaan orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak 
> > > ada hentinya.  Semua akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang 
> > > mutlak dan tak dapat dibantah.
> > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme 
> > > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari 
> > > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa 
> > > ditangkap. Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan 
> > > Bandung pergi ke Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya 
> > > Kartosuwirjo. 
> > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi 
> > > oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang 
> > > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui 
> > > mental. Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan 
> > > bersenjata, misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka 
> > > melakukan cuci otak, bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial 
> > > adalah kehendak Tuhan. Anda boleh percaya boleh ti

[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik ardian_c
sebenernya smua barong dianggep bisa ngusir hawa jahat, mo aliran selatan kek 
utara kek.

tapi bedanya barong selatan itu ngusung semangat ngelawan penjajahan.

nah kalu perguruan kungfu terutama yg selatan pasti ada barongnya, soalnya 
waktu ada pelarangan latian kungfu jaman qing, mrk latian kungfu dgn kamuflase 
main barong.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ong Bun  wrote:
>
> salam kenal,
> saya kebetulan mantan kelompok barongsai di bandung era orde baru di
> mana dulu kami tidak bisa mementaskan barongsai di depan umum.
> 
> saya hanya pemain "kencrengan" di samping penabuh tambur karena tidak
> lulus audisi memainkan ekor apalagi kepala (jaman dulu barongsai berat
> sekali, tidak seringan sekarang.. bhesi atau kuda2 mesti kuat) dan kami
> kebetulan memainkan barongsai aliran utara yang fungsinya memang hanya
> untuk perayaan.
> 
> kami dulu hanya bermain untuk se-jit kongco/makco tuan rumah sebuah
> kelenteng atau bio, atau perayaan lainnya yang lebih bersifat
> "entertainment".
> 
> namun rekan2 kami yang memainkan barongsai aliran selatan, terutama dari
> perguruan di semarang yang merupakan perkumpulan keturunan konghu
> (Guangdong) selain memainkan barongsai untuk perayaan, juga mereka
> memainkan barongsai untuk upacara keagamaan taoisme.
> 
> meskipun saya juga penganut taoisme, namun saya kurang paham tentang
> barongsai aliran selatan dari guangdong ini yang kabarnya juga digunakan
> untuk menangkal arwah jahat. Pernah kami menghadiri upacara penghormatan
> terakhir salah satu guru barongsai mereka yang meninggal dunia,
> barongsai tersebut muncul dengan alunan tambur yang lambat dan pelan
> ikut melakukan pai-pai kepada mendiang guru mereka. Berhubung kami tidak
> mengerti ritual barongsainya, barongsai kami tidak ikut keluar, kami
> saat itu hanya jadi peserta upacara penghormatan terakhir saja.
> 
> dalam hal pelarangan di aceh ini saya terus terang lebih setuju jika
> dilarang karena sepengetahuan saya dulu barongsai selatan itu hanya
> keluar pada saat upacara penghormatan terakhir kepada guru yang
> meninggal dunia, pada peringatan2 setelahnya tidak ada barongsai keluar
> melakukan ritual yang sama saat upacara penghormatan terakhir.
> 
> mungkin jika hendak memperingati korban tsunami, saya rasa tidak perlu
> barongsai keluar berkeliling banda aceh yang nanti malah menimbulkan
> salah paham. Di mana saat ini masyarakat lebih sering melihat barongsai
> pada perayaan imlek dan cap go me yang berkaitan erat dengan pesta dan
> perayaan, nanti malah disangka bencana alam yang menyedihkan bagi semua
> orang ini kok dirayakan dengan pesta.
> 
> kalau pun mau keluar, ya cukup di kelenteng atau di bio saja melakukan
> pai-pai, tidak perlu keluar dari kelenteng apalagi keliling kota Banda
> Aceh. Saya lebih setuju jika pelarangan ini dilakukan daripada
> menimbulkan salah paham. Kadang sekarang baca berita pun harus
> hati-hati, banyak yang menulis berita terburu-buru dikejar waktu tayang
> berita sehingga banyak hal-hal kecil yang sebetulnya penting tapi tidak
> diberitakan.
> 
> salam hormat
> Lauw Ong Bun (Liu En Wen)
> 
> 
> zho...@... wrote:
> > 
> > 
> > Kalau yg ini saya setuju. Barongsai untuk perayaan, tak pernah dipakai
> > utk upacara yg khusuk! Perlu diusut kebenaran beritanya.
> > 
> > Sent from my BlackBerry®
> > powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> > 
> > 
> > *From: * "ardian_c" 
> > *Date: *Mon, 21 Dec 2009 17:13:34 -
> > *To: *
> > *Subject: *[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> > 
> >  
> > 
> > hmm lagian rasanya gak ada yg pake barong buat upacara
> > penguburan. aneh amit ya org upacara penguburan maen barongsai.
> > ape ini gak ngaco tuh yg ngadain ? ini kalu emang buat upacara yg
> > meninggal ya bener ngaco seh.
> >
>




Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik Ong Bun
salam kenal,
saya kebetulan mantan kelompok barongsai di bandung era orde baru di
mana dulu kami tidak bisa mementaskan barongsai di depan umum.

saya hanya pemain "kencrengan" di samping penabuh tambur karena tidak
lulus audisi memainkan ekor apalagi kepala (jaman dulu barongsai berat
sekali, tidak seringan sekarang.. bhesi atau kuda2 mesti kuat) dan kami
kebetulan memainkan barongsai aliran utara yang fungsinya memang hanya
untuk perayaan.

kami dulu hanya bermain untuk se-jit kongco/makco tuan rumah sebuah
kelenteng atau bio, atau perayaan lainnya yang lebih bersifat
"entertainment".

namun rekan2 kami yang memainkan barongsai aliran selatan, terutama dari
perguruan di semarang yang merupakan perkumpulan keturunan konghu
(Guangdong) selain memainkan barongsai untuk perayaan, juga mereka
memainkan barongsai untuk upacara keagamaan taoisme.

meskipun saya juga penganut taoisme, namun saya kurang paham tentang
barongsai aliran selatan dari guangdong ini yang kabarnya juga digunakan
untuk menangkal arwah jahat. Pernah kami menghadiri upacara penghormatan
terakhir salah satu guru barongsai mereka yang meninggal dunia,
barongsai tersebut muncul dengan alunan tambur yang lambat dan pelan
ikut melakukan pai-pai kepada mendiang guru mereka. Berhubung kami tidak
mengerti ritual barongsainya, barongsai kami tidak ikut keluar, kami
saat itu hanya jadi peserta upacara penghormatan terakhir saja.

dalam hal pelarangan di aceh ini saya terus terang lebih setuju jika
dilarang karena sepengetahuan saya dulu barongsai selatan itu hanya
keluar pada saat upacara penghormatan terakhir kepada guru yang
meninggal dunia, pada peringatan2 setelahnya tidak ada barongsai keluar
melakukan ritual yang sama saat upacara penghormatan terakhir.

mungkin jika hendak memperingati korban tsunami, saya rasa tidak perlu
barongsai keluar berkeliling banda aceh yang nanti malah menimbulkan
salah paham. Di mana saat ini masyarakat lebih sering melihat barongsai
pada perayaan imlek dan cap go me yang berkaitan erat dengan pesta dan
perayaan, nanti malah disangka bencana alam yang menyedihkan bagi semua
orang ini kok dirayakan dengan pesta.

kalau pun mau keluar, ya cukup di kelenteng atau di bio saja melakukan
pai-pai, tidak perlu keluar dari kelenteng apalagi keliling kota Banda
Aceh. Saya lebih setuju jika pelarangan ini dilakukan daripada
menimbulkan salah paham. Kadang sekarang baca berita pun harus
hati-hati, banyak yang menulis berita terburu-buru dikejar waktu tayang
berita sehingga banyak hal-hal kecil yang sebetulnya penting tapi tidak
diberitakan.

salam hormat
Lauw Ong Bun (Liu En Wen)


zho...@yahoo.com wrote:
> 
> 
> Kalau yg ini saya setuju. Barongsai untuk perayaan, tak pernah dipakai
> utk upacara yg khusuk! Perlu diusut kebenaran beritanya.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> 
> *From: * "ardian_c" 
> *Date: *Mon, 21 Dec 2009 17:13:34 -
> *To: *
> *Subject: *[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>  
> 
> hmm lagian rasanya gak ada yg pake barong buat upacara
> penguburan. aneh amit ya org upacara penguburan maen barongsai.
> ape ini gak ngaco tuh yg ngadain ? ini kalu emang buat upacara yg
> meninggal ya bener ngaco seh.
> 


Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Tanaya,

konteks kultur dimana agama samawi berkembang tentunya berbeda dengan agama 
timur berkembang.
Peperangan antar bangsa di daerah agama samawi berkembang berbeda dengan 
Tiongkok.
Sumeria, Babilonia, Mesir dan sebagainya, jika berhasil menaklukkan bangsa 
lain, maka dewa-dewa yang kalah akan ditaruh di kuil utama mereka, atau 
dihancurkan sama sekali.

Yahudi adalah bangsa yang sering berperang dan diperangi, tentunya juga 
mengalami hal yang sama ketika kalah. Karena itu mereka membuat dewanya tidak 
berwujud, padahal sebelumnya dewa mereka juga berwujud.
Contohnya adalah wujud Yahwe sebagai dewa perang mereka dan kebenaran ini bisa 
diverifikasi di Tel Aviv university. Dan mereka memerlukan suatu pemersatu 
bangsa mereka, yaitu dewanya yang tertinggi, dan untuk menghindari 
penghancuran, mereka menghilangkan bentuk dewa mereka. Padahal sebutan El 
adalah sebutan umum untuk para dewa pada masa itu. Misalnya El Marduk, Be El. 
Bahkan El Shaddai aslinya adalah dewa dapur bangsa Kanaan.

Sedangkan di Tiongkok, yang dihancurkan adalah kuil leluhur mereka, bukan 
dewanya. Persamaan mereka adalah konsep Langit dan Bumi yang menjadi sumber 
kelahiran dan kemudian pengertian tentang Dao sebagai jalan yang kemudian oleh 
Lao Zi pengertian itu diperluas atau diperdalam sebagai suatu entitas yang 
melingkupi segalanya.
Dalam perjalanan sejarah filsafat Tiongkok, mereka terbiasa dengan diskusi dan 
berdebat, paham apapun boleh diutarakan tapi tidak dengan kekerasan, perdebatan 
tersebut masih dalam batas toleransi. Bahkan masuknya Buddhisme juga dilakukan 
dengan perdebatan dan saling menyerap antar Buddhisme dengan Taoisme, Ruisme. ( 
Cat: mahzab-mahzab lainnya yang menghilang bukanlah menghilang tapi diserap 
oleh Taoisme maupun Ruisme ). Kemudian nantinya akan mengusung semangat 
kebersamaan antar agama dan menjadi landasan pandangan orang Tionghoa selama 
ribuan tahun untuk memandang agama-agama lain itu adalah benar adanya, semua 
ajaran adalah sama. Menilik hal ini, semangat toleransi budaya Tionghoa sudah 
berjalan ribuan tahun, semangat toleransi Kristiani atau Katolik khususnya baru 
berjalan belum 1 abad.

Qin Shihuang bisa dikatakan hampir sama seperti Constantine, memerlukan suatu 
keseragaman agar kerajaannya bisa langgeng. Karena itulah Qin Shihuang 
memberangus semua aliran lain kecuali aliran Legalisme. Perbedaannya adalah 
masa pra Qin yang tidak terlalu jauh sudah ada tradisi berdebat dan berdiskusi 
antar mahzab. Yang mana hal itu juga ada pada Yunani dan ketika Roma berjaya, 
tradisi itu bisa dikatakan mulai menghilang.

Bicara masalah natal, Santa Claus sebenarnya bukanlah santo Nicholaus tapi dewa 
hutan orang Norway ( CMIIW) dan juga Yesus disamakan dengan putra cahaya, sama 
seperti gelar yang melekat pada dewa Mithra.
Pengaruh Dionysiusm melekat pada Kristen Roma purba awal, karena itu Kristen 
purba terpecah menjadi 2 yaitu Homoi Ousion dan Homo Ousion atau yang dkenal 
sebagai Trinity dan Unitary.
Constantine sebagai orang yang memiliki latar belakang budaya Roma cenderung 
membela aliran Homo Ousion.

Tapi pengaruh budaya Yunani tidak lenyap begitu saja, penyerapan filsafat 
Yunani membawa kegemilangan pada peradaban Islam. Eropa kemudian memadukan 
filsafat Yunani dengan filsafat timur terutama Tiongkok yang membawa mereka 
kearah pencerahan.
Eropa pada abad ke 15 dan ke 16 terpuruk dalam perang agama, dimana pada saat 
itulah masuknya filsafat Tiongkok terutama pandangan toleransi Ruisme yang 
nantinya menjadi dasar toleransi orang Eropa dikemudian hari.
Mengenai hal ini pernah ditulis dan diposting di milist ini.



Hormat saya,



Xuan Tong


P.S : harap tulisan saya dibaca secara netral.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "tanaya.geo"  wrote:
>
> Bung Xuan Tong yg baik,
> 
> Saya tidak menutup mata akan adanya 'arogansi kultural' tersebut. Kalau saya 
> boleh menambahi informasi anda, sudah menjadi 'penyakit umum' sejak dahulu 
> bahwa 'pemenang' biasanya tidak menghargai yg kalah. Genocide, penghancuran 
> budaya, terjadi dimana saja bukan?
> 
> Tetapi tentu, kita tidak harus membenarkan tindakan "barbar" orang jaman 
> dulu. Saya setuju atas pandangan anda. Orang2 kristen/katholik jaman dulu 
> banyak melakukan penyelewangan dan hal-hal yg memalukan, menjijikan, dan jauh 
> dari ajaran keimanan mereka. Itu fakta sejarah yang tidak akan pernah hilang.
> 
> Dalam diskusi kita (via japri), saya berpendapat bahwa kelompok agama samawi 
> (judaisme, islam, kristen dan segala derivatifnya) memiliki perbedaan 
> mendasar dibandingkan kepercayaan lain. Mereka merasa dirinya sebagai 
> satu-satunya kebenaran. Satu-satunya jalan menuju Tuhan. Dan menganggap 
> 'jalan lain' (i.e. kepercayaan lain) sebagai sesuatu yang "sia-sia" atau 
> kasarnya "sesat". Maka tidak heran, seperti apa yg bung XT katakan, mereka 
> cenderung arogan terhadap kebudayaan/kepercayaan lain.
> 
> Lebih diperparah lagi dengan arogansi kesukuan mereka. Merasa diri sebagai 
> kulit putih yang lebih berbud

Re: [budaya_tionghua] Marga kita dalam bahasa Indonesia

2009-12-21 Terurut Topik Tarto Waseto
skdr basa basi saja, :)

Kalau menurut pendapat saya sih nama nama seperti ini tidak bisa menjadi 
patokan. Sebab sering saya temui teman teman tionghoa saya tidak menggunakan 
nama indonesia yg Anda sebutkan sesuai dgn marga tionghoa mereka.
Saya kira jangan sampai nama Indonesia ini nantinya malah di asosiasikan untk 
pengganti nama dlm bhsa tiongha nya.

btw, ada teman saya (orng Kong Fu) yang marganya Lee, tapi dia menggunakan nama 
belakangnya "Reis".

Salam.






--- On Mon, 12/21/09, Edy Lim  wrote:

From: Edy Lim 
Subject: [budaya_tionghua] Marga kita dalam bahasa Indonesia
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Monday, December 21, 2009, 5:07 PM

















Salam saudara BT,

Seperti kita ketahui, karena kita adalah Tionghua keturunan di luar Tiongkok 
(dalam kasus ini di Indonesia)
Marga-marga kita ada yang di-Indonesia-kan, contohnya :
Lim Sio Liong.. Marga Lim diubah menjadi "Salim"Andrie Wongso.. Saya kira 
beliau Marga Ong (王)Tan : Tanujaya, Tanuwibowo, Tanuwijaya.Dan juga marga-marga 
lainnya.
Untuk yang marga Lim, setahu saya cuman ada "Halim" dan "Salim". Apakah dari 
teman-teman ada tambahan informasi?

Salam

Edy Lim
Ling Mui Leng (林美龙)






  




















  

[budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

2009-12-21 Terurut Topik joao_kho
Salam kenal Mui Leng Hia,

Marga saya, KHO atau mandarin XU (许), nama PAI MIAO (派苗), asli dari Tg. 
Balai Karimun (Balai Nang) seperti Liu Lai mayoritas di kota Balai pakai 
dialect Teochew Ue.

Kalo panggilan yg gampang di eja ya Joko aja :D (pakai nama jawa) hehe
, tentu kalo nama Joko pastilah seorang Saudara :-)

Tang Ling Sua masih tetap paling banyaklah, memang masih mayoritas. Ah Hia 
TeoChew nang, asal hio li nya mana ya?

JK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edy Lim  wrote:
>
> Salam kenal Joao,
> panggilan Anda apa ya supaya bisa lebih akrab? :)
> 
> Saya adalah "saudara" cuman nama Mandarin saya saja yang seperti "saudari" :)
> Semua saudara di generasi saya menggunakan Mei (美) sebagai nama tengah.
> Sepupu saya yang paling besar 林美é‡` / Lim Mui King (Mui King kalau dalam 
> Teochew artinya US DOLLAR) makanya calon suami dia orang bule Amerika. What a 
> coincidence yah :D
> 
> Joao adalah saudari atau saudara?
> 
> ada pepatah dari orang tua "Tan Ling Sua, thi e ke cit pua" (Marga 陳林 
> è"¡, di bawah langit uda setengah)
> Artinya : setengah dari seluruh populasi Tionghua di dunia bermargakan tiga 
> marga ini.
> Apakah sekarang masih berlaku yah? hehehe..
> 
> Edy Lim
> 林美龙 (Lim Mui Leng : Naga Cantik Lim)
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> From: joao_kho 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Mon, December 21, 2009 7:26:10 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam
> 
>   
> Salam saudara/i Mui Leng , rupanya Gaginang. Namanya keren juga ya.. Naga 
> Cantik :D
> 
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Edy Lim  wrote:
> >
> > Senang bisa mengetahui asal usul kebudayaan kita.
> > Perpaduan antara Melayu dan Tionghua ini melambangkan bahwasanya kita 
> > masyarakat Tionghua sangat fleksibel dan bisa adaptasi di semua kalangan di 
> > dunia.
> > Terimakasih atas thread baru Takezo-san (Musashi ka?) dan saudara Yongde.
> > 
> > Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan silaturahmi.
> > 
> > Edy Lim
> > Lim Mui Leng (æžâ€"美龙)
> > Teochew gaginang
> > 
> > 
> > 
> >  _ _ __
> > From: henyung 
> > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > Sent: Fri, December 18, 2009 6:55:14 AM
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam
> > 
> > 
> > http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/32508
> > 
> > Budaya Kopi-tiam
> > 
> > Di daerah Sumatera bagian utara yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau
> > (termasuk Kepulauan Riau) ada akulturasi budaya antara orang Tionghoa
> > dan Melayu yang melahirkan budaya Kopi-tiam. Budaya ini juga populer
> > di negeri jiran Malaysia dan Singapura.
> > 
> > Nama Kopi-tiam sendiri adalah perpaduan antara bahasa Melayu "kopi"
> > (yang diadopsi dari bahasa eropa, sepertinya Portugis) dan bahasa
> > Minnan / Hokkian "tiam" yang artinya bisa berupa kedai/warung/ toko.
> > Jadi kopi-tiam adalah warung/kedai kopi :) Di Jakarta, kopi-tiam bisa
> > dijumpai di kantong-kantong masyarakat Tionghoa asal Sumatera seperti
> > di Duta Mas, Jelambar, Pluit dan Muara Karang.
> > 
> > Di kopi-tiam ini minuman utama yang disajikan, sesuai namanya, adalah
> > kopi seduh. Bisa berupa kopi murni ataupun dicampur susu. Ceret kopi
> > yang dipakai di kopi-tiam adalah ceret yang bertangkai panjang.
> > Sepertinya ceret kopi ini diadopsi dari ceret warung teh di Tiongkok.
> > 
> > Metode menyeduh kopinya sangat unik dan enak ditonton. Kopi yang
> > diseduh adalah dalam bentuk kopi gilingan kasar. Bubuk kopi ini
> > ditampung di saringan flanel yang panjangnya bisa setengah meter
> > lebih. Untuk menyeduhnya, air panas dituangkan ke saringan kopi itu
> > dan ditampung. Air hasil tampungan yang masih panas itu kemudian
> > diseduhkan lagi ke saringan tadi berulang kali sesuai dengan
> > kekentalan kopi yang diinginkan. 1 saringan kopi yang panjang itu bisa
> > menampung sekitar setengah sampai satu kilogram bubuk kopi. Dan bubuk
> > kopi itu biasanya tahan dipakai untuk menyeduh berjam-jam.
> > 
> > Selain kopi seduh, minuman khas lainnya adalah teh tawar kental panas
> > dengan nama teh-tong di Medan & Aceh / teh-o di Riau, Malaysia dan
> > Singapura. Kalau ditambah es, namanya disebut menjadi teh-pai-leng di
> > Medan & Aceh, teh-o-peng di Riau, Malaysia dan Singapura. Selain teh
> > tawar, juga ada teh yang ditambahi gula.
> > 
> > Cara meminum teh/kopi tadi juga unik. Karena panas, gelas minuman
> > selalu ditatakin sebuah piring kecil. Dan banyak yang menuangkan
> > minuman ke piring tersebut untuk mendinginkannya. Minumnya ? Langsung
> > dari piring itu !
> > 
> > Di samping teh dan kopi, di kopi-tiam biasanya juga ada teh kembang,
> > es jali-jali dan es kacang hijau.
> > 
> > Untuk makanan khas kopi-tiam, setiap daerah ada perbedaannya. Namun
> > roti tawar yang diolesi selai "kaya" umum dijumpai di semua kopi-tiam.
> > Selai kaya terbuat dari santan, telur bebek atau ayam, daun pandan
> > dan gula. Roti ini juga bisa dipanggang. Di Medan sekita

Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik zhoufy
Kalau yg ini saya setuju. Barongsai untuk perayaan, tak pernah dipakai utk 
upacara yg khusuk! Perlu diusut kebenaran beritanya.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "ardian_c" 
Date: Mon, 21 Dec 2009 17:13:34 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

hmm lagian rasanya gak ada yg pake barong buat upacara penguburan. aneh 
amit ya org upacara penguburan maen barongsai.
ape ini gak ngaco tuh yg ngadain ? ini kalu emang buat upacara yg meninggal ya 
bener ngaco seh.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hardy"  wrote:
>
> Saya pernah tinggal di Aceh beberapa tahun dan saya rasa melakukan atraksi 
> barongsai di kuburan massal Ule Lheu bukanlah ide yang bagus, saya rasa pada 
> acara itu bukan hanya penganut agama Budha saja tetapi hadir juga masyarakat 
> dari agama lain. Karena menurut saya secara umum mereka yang ingin 
> melaksanakan doa bersama untuk memperingati korban2 tsunami dalam suasana 
> hening. Tetapi menurut saya untuk atraksi barongsai keliling kota banda aceh, 
> hal tersebut adalah hal yang memungkinkan, tetapi mungkin hanya di area 
> Penayong, china townnya banda aceh.
> 
> Pak Bukhari, memang kalo mau melaksanakan atraksi barongsai di Aceh, saya 
> rasa harus ada surat dari Kepolisian dan dari Kakanwil Depag NAD (mungkin 
> mereka akan di ping-pong untuk mendapatkan surat ini diantara 2 institusi 
> itu), setelah surat nya ada barulah seharusnya mereka memesan tim barongsai 
> dari Medan. Perlu di ingat Aceh adalah daerah khusus dimana mereka menerapkan 
> syariat islam, dan saya rasa kita harus menghormatinya juga. Untuk menggelar 
> konser band misalnya, surat dari institusi terkait harus didapatkan atau band 
> tersebut tidak bisa tampil, seingat saya pernah ada band yang batal tampil di 
> Aceh karena surat ini tidak turun. Kalaupun acara bandnya jadi, penonton pria 
> dan wanita harus di pisah selama acara band berlangsung (nah lo!! ini cuma di 
> Aceh setahu saya :)))
> 
> Regards,
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: Akhmad Bukhari Saleh 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 5:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
> 
> 
>    
> 
>   - Original Message - 
>   From: zho...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   > Absurd!
>   > Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi
> 
>   - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> 
>   Kalau saya melihatnya beritanya yang absurd!
> 
>   Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 'sibuk' minta ijin ke 
> 'kiri-kanan', sampai ke kantor yang mengurusi agama!
> 
>   Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk main 
> barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu.
> 
>   Lalu, mana ada kantor yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin 
> penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau melarang kegiatan ini-itu.
> 
>   Juga, mana ada "Departemen Agama" di propinsi!
> 
>   Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin acara barongsai, 
> padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk kegagalannya. 
> 
>   Mau bilang dilarang polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya.
>   Mau bilang dilarang instansi lain pun tidak berani juga.
>   Ya sudah deh, bilang saja dilarang suatu instansi yang tidak exist di 
> tempat itu.
> 
>   Wasalam.
> 
>   
> 
>   - Original Message - 
>   From: zho...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? 
> Peradaban mundur kembali.
> 
>   -
> 
>   From: King Hian  
>   Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST)
>   To: 
>   Subject: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/20/brk,20091220-214684,id.html 
> 
>   Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
>   Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB
>   TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama 
> Buddha, kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar 
> doa bersama dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu 
> (20/12). Atraksi tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. 
> 
>   “Kami jelas kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya 
> hanya atraksi budaya, bukan agama,” kata Yuswar, Panitia Pelaksana 
> peringatan lima tahun tsunami penganut Buddha. 
> 
>   Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi Barongsai akan ditampilkan dengan 
> berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di kuburan massal Ulee Lheu, tempat 
> masyarakat penganut 

Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik zhoufy
Itulah Bung,

Jika di mana2 barongsai sdh menjadi barang umum, mengapa di aceh belum juga 
muncul? Ini pasti ada yg salah! Saya tak langsung menuduh masyarakatnya, karena 
bisa saja aparatnya yg rasis. Seperti halnya di tempat lain di indonesia, 
pertunjukan budaya tionghoa di tempat umum selama 35 tahun di larang, itu bukan 
karena penolakan masyarakat bukan? Wong buktinya begitu peraturan dicabut, 
semua berduyun2 menonton, bahkan yg non tionghoapun ikut memainkan barongsai.

Tapi ya itu, jika kondisi aceh masih spt masa orba, tak ada perayaan budaya 
tionghoa di tempat umum, itu pasti berkaitan dng otonomi khusus bukan? Lantas 
ada kaitan tdk dng syariat islam, itu yg perlu ditelusuri. Adakalanya, jika 
kita sdh terbiasa dng situasi yg ada, meski ada diskriminasipun juga tak 
terasa, spt dulu, meski ada pelarangan macam2, bagi anak muda yg dari sedari 
lahir sdh begitu, ya tak merasa ada yg aneh, pertunjukan barongsai? Aksara 
tionghoa? Apakah itu? Tak ada juga tak mengganggu saya kok!

Salam
Zfy 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "tanaya.geo" 
Date: Mon, 21 Dec 2009 17:11:23 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

Maaf Bung Zhou,

Meskipun saya pernah tinggal di banda aceh & sabang selama beberapa waktu, saya 
tidak berani mengatakan bahwa saya tahu/mengenal luar dalam orang aceh. Saya 
hanya berani berbagi informasi dari apa yg saya lihat/rasakan/alami selama saya 
disana. Bisa saja pengalaman saya itu bias adanya.

Perlu diingat juga, kadang istilah "penolakan masyarakat" terlalu mudah dipakai 
dalam suatu "berita" tanpa ada suguhan data yang meyakinkan. Istilah tersebut 
juga sering digunakan banyak orang tanpa berdasar bukan?

Mungkin saja si kanwil depag itu yang ngaco kan?

Menjawab pertanyaan anda, selama saya disana, saya tidak menjumpai pertunjukan 
kebudayaan tionghoa. Walaupun saya melihat para muda-mudi (dan tua2 juga 
heheheh) cina saling bertemu disebuah kelenteng setiap akhir pekan.


salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Saya tidak sedang mengulas situasi Aceh, secara keseluruhan bung, karena saya 
> memang tak pernah kesana.
> 
> Hanya saya sedang menganalisa isi pemberitaan ttg barongsai. Di berita itu 
> jelas disebut pelarangan barongsai dng alasan takut penolakan masyarakat. 
> Untuk membuktikan isi berita itu benar atau tdk, salah satunya ya coba dicek, 
> apakah sebelum ini barongsai sudah sering dimainkan di sana, spt wilayah 
> nusantara yg lain?  Jika sdh sering, barangkali kita boleh mulai curiga isi 
> berita itu. Tapi jika memang tdk pernah, ya berita itu jadi masuk akal!
> 
> Sekarang anda sbg orang yg mengenal aceh, boleh cerita dong mengenai topik 
> barongsai di aceh. Kita kan belum sampai tingkatan membahas sikap rakyat 
> aceh, baru sekedar mencari fakta!




Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA

Kenapa kalian selalu mencampur-adukkan persoalan kebudayaan dgn persoalan 
kagama-an.  Hio atau dupa tidak ada hubungannya dgn penyembahan setan. Ini 
adalah hanya system cara mereka yg pecaya agama tridarma melakukan 
sembayangnya. Orang kristen sembayang dgn berlutut dan tangan menyembah - 
itulah cara orang kristen -   Yg kejawen pakai menyan dan duduk bersama diatas 
tikar.
 
Utk yg ingin tahu kenapa gereja kristen melarangnya   Ini dilarang oleh 
karena gereja catholc didalam upacara misanya selalu memakai dupa. Sewaktu 
kristen pecah dari catholic dlm abad 15 - mereka menerima 5 sola sebagai dogma 
kristen, dan juga melarang umat mereka memakai kebiasaan catholic dlm gereja 
mereka - Altar, patung dan dupa. Mereka juga menentang hierarchie dari Roma / 
Vatican. Jadi tidak ada ayat didalam injil sama sekali. Jadi jangan salah paham 
orang catholic boleh pegang hio dan menghormati OT mereka. Memang orang kristen 
dilarang dan yg islam kalau kejawan yah juga tidak dilarang.
 
Berdasarkan pentasola dogma yg dipertahankan oleh yg beragama protestant maka 
mereka berpendapatan bahwa siapa yg tidak dibaptis semua akan masuk neraka sama 
seperti yg tidak disunat utk yg islam. Pendeta² iIndonesia mungkin sudah semua 
percaya teguh pentasola [Pancasola] dan melakukan segala macem larangan yg 
di-introduksi oleh belanda. [Orang kristen diUS banyak yg membakar dupa/hio 
dirumah mereka]
Untuk umat kristen pembakaran menyan juga dilarang. --  ini semua adalah 
pendapat dan indoktrinasi dari sipenjajah belanda -- Jesus waktu lahir 
dihadiahkan juga menyan oleh the three wisemen from the east.
 
Ini adalah milis kebudayaan tionghoa dan persoalansemacem ini pantes utk 
dibicarakan agar misunderstanding dihilangkan. Ditempat ini bukan tempatnya utk 
melecehkan agama lain dan juga bukan tempatnya utk melakukan yg sebaliknya. 
Memang oleh yg beragama kristen terutama yg menerimanya dari pendeta belanda - 
segala yg dilakukan inlander [pribumi] dan apa yg dilakukan suku ket. Tionghoa 
atau arab/india adalah perbuatan bangsa budak dan tidak patut ipertahankan. 
Orang kulit putih tidak melakukan penyembahn setan dgn menyan dan hio - mereka 
kelas terpilih dan semua dibaptis danditanggungmasuk surga. Bangsa budak smua 
bakal masuk neraka dan tidak patut dipandang
 
Karena itu sekarang jaman NKRI / pancasila saya harap pemandangan warisan dapat 
dikoreksi. Harap yangan saling melecehkan atau mencaci maki. Mereka yg tidak 
menghormati kebudayaan bangsa atau suku sendiri tidak patut utk menerima 
penghormatan dari suku atau bangsa lain. --- artinya kalau bangsa 
Indonesia belum dapat menghormati sesama - mana negara lain akan menghormati 
negara Indonesia.
 
Andreas
 

--- On Sun, 12/20/09, julia tamara sari  wrote:


From: julia tamara sari 
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 20, 2009, 10:49 PM
















"Saya tahu bahwa seorang Tionghoa kristen tidak diijinkan lagi memegang hio. 
Tapi, kenapa tidak anda jelaskan di sini sekalian, bagaimana pandangan yang 
diajarkan dalam kristen terhadap hio, sehingga tidak boleh dipegang oleh 
seorang Tionghoa?"
 
Saudara yang terhormat, jika Anda menanyakan bagaimana pandangan Kristen 
terhadap hio, mungkin saya tidak bisa menjelaskannya dengan gaya yang canggih 
seperti yang biasa digunakan rohaniwan2. Namun dari apa yang selama ini 
saya pelajari mengenai kepercayaan saya, ada perbedaan dalam konsep kematian 
yang diajarkan oleh orang Kristen dan Kong hu chu (agama yang menggunakan hio 
dalam ritual keagamaan). Saya yakin konsep setiap agama juga berbeda-beda dalam 
menjalani setiap ritual keagaman, termasuk mengenai kematian. Saya tidak berhak 
menyalahkan atau membenarkan apakah seseorang boleh memegang hio atau tidak. 
Namun di agama Kristen memang tidak diperbolehkan karena tidak sesuai dengan 
ajaran Tuhan. Dalam memandang persoalan ini, saya berharap, seperti yang 
dikatakan pak Lim, perbedaan kecil ini tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. 
Dengan sedikit rasa toleransi saya yakin bisa membuat kehidupan menjadi lebih 
baik. 
 
nb : Jika anda masih penasaran mengenai konsep hio tersebut, saran saya adalah 
anda menghubungi PGTI (Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia). Mungkin mereka 
bisa memberikan jawaban yang lebih canggih dan banyak mengandung doktrin ajaran 
Kristen.
 
"Jujur jawablah 3 kali demi nama Yesusmu. Benarkah anda tidak pernah mendengar 
budaya Tionghoa dibuat bahan tertawaan di gereja kristen?"

Pertama, saya tidak pernah menyebut nama Tuhan saya dengan sembarangan. Kedua, 
menurut saya ini adalah forum sosial dan bukan forum keagamaan, jadi saya rasa 
saya tidak perlu menyebut nama siapa pun termasuk nama anda, hehehe...
 
Nah, mengenai pertanyaan anda yang satu ini. Apakah saya pernah mendengar atau 
tidak? Memang ada dan saya yakin 100% di agama apapun pasti ada tertawaan 
mengenai agama dan budaya lain. Tapi jujur saja saya tidak pernah ingat apa 
persisnya '

Re: [budaya_tionghua] Berapa banyak sih Chinese yang Muslim?

2009-12-21 Terurut Topik Denny Tan
chinese muslim di Indonesia ada yg menjadi raja dan ada yg menjadi anngota dari 
Wali Songo,
yg perlu di pertanyakan kenapa Chinese muslim belajar/ menjadi Islam ? Tentu 
akan banyak kisah yg menarik. Tapi tidak di diskusikan disini, akan banyak 
pertentangan dan perdebatan.

Wassalam.





From: herawaty 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, December 22, 2009 9:11:33 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Berapa banyak sih Chinese yang Muslim?

  
Dear Alda...
its a very difficult to answer bagaimana membedakan Chinese Muslim dan 
yang bukan
Sama saja dengan menanyakan berapa banyak Chinese Christian di Indonesia 
?...
Saya sudah 21thn convert ke Muslim... dan ketemu Chinese Muslim biasa nya 
dari teman yang kasih tahu kalau ada yang Mualaf juga Banyak Chinese 
juga yang KTP nya Islam tetapi bukan karena memeluk agama nya tetapi karena 
alasan lain...

Hera

- Original Message - 
From: "alda" 
To: 
Sent: Monday, December 21, 2009 8:44 AM
Subject: [budaya_tionghua] Berapa banyak sih Chinese yang Muslim?

> Berapa banyak sih Chinese yang Muslim di Indonesia? Kalo ada, kebanyakan 
> tinggal dimana? Terutama yang di Jakarta ya, daerah mana yang banyak?
>
>
>
>  - - --
>
> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
>
> .: Website global http://www.budaya- tionghoa. net :.
>
> .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua :.
>
> .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg. wordpress. com :.
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
> 





  

Re: [budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA

Untuk yg belum mengerti.
 
Gereja catholic jikalau tahun baru imlek  diChina atau diTaiwan incl HK, Macau 
dsb Mereka melakukan upacara tahun baru imlek dgn pemakaian meja sembayang dgn 
samseng segala macem. Barong dan Liong juga sering dipakai dan pemberian angpao 
oleh romo mereka kepada setiap orang yg datang sebagai ucapan selamat.
Ini menurut gereja catholic tidak ada hubungannya dgn penyembahan setan dan 
segalanya --- ini adalah tradisi dari kebudayaan China yg juga harus dihormati 
oleh gereja catholic.
Peraturan ini sudah berlangsung kira² 50 thn. dan baru sekarang ini mungkin 
dipakai diIndonesia diantara yg catholic ket chinese
Menurut ajaran gereja catholic jaman sekarang menghormat leluhur tidak ada 
hubungannya dgn menyembah setan seperti yg dipercaya oleh gereja kristen 
protestant. Menurut filsafat gereja dari Vatican - sebagai orang yg mempunyai 
kebudayaan dan berpendidikan menghormat leluhur adalah normal - karena tanpa 
mereka kita tdak ada didunia ini.Umat catholic tidak menyembah tetapi 
memberikan hormat seperti yg dilakukan oleh mereka yg beragama Ruchiao  Menurut 
filsafat catholic siapa yg tidak menghormati leluhur mereka juga tidak 
menghormat diri sendiri dan keturunan sendiri.
Menurut filsafat catholic yg disesuaikan dgn tadisi setempat - Samseng adalah 
symbol dari unsur Udara, Aer dan Tanah, juga makanan yg disajikan dimeja 
sembayang semua kalau selesai dimakan sama² dan tidak dibuang utk setan. 
Makanan yg ada dimeja sembayang memang diberkati tetapi bukan sesajen utk 
setan² tetapi utk dimakan bersama oleh umat tampa memandang status didalam 
masyarakat.
 
Juga untuk yg beragama jawa - romo catholik dapat melakukan sedekahan atau 
kendurenan jikalau ada pesta, -- umpamanya penyunatan atau ulang tahun dsb. 
Sedekahan tidak ada hubungannya dgn penyembahan setan yg dipercaya oleh yg 
beragama kristen - tetapi merupakan semacem pertemuan utk memperingatkan 
sesuatu kejadian penting didalam penghidupan.  Makanan yg dipakai utk 
sedekah juga setelahnya kan dibagi kepada semua tamu. Ini adalah tradisi 
dari kebudayaan jawa yg sudah ribuan thn dipakai. Menurut filsafat catholic 
tradisi dan kebudayaan harus dipertahankan sebagi identitas kesukuan atau 
kebangsaan. 
 
Menurut ajaran catholic;  leluhur semua manusia pasti tidak belajar injil atau 
dipemandikan tetapi leluhur pasti tidak masuk neraka jikalau tidak berdosa. 
Menurut filsafat catholic mereka juga masuk surga seperti yg dipercaya oleh 
tridarma. 
Memang untuk mereka yg tidak pernah mengetahui filsafat yg dipakai oleh gereja 
catholic sering menyamakan  catholic dgn gereja protestant. Utk umat catholic 
KuanYin disamakan dgn Maria dan juga diberikan pangkat ibu kemanusiahan. 
Ingatlah gereja catholic juga menginkorporasi agama germania seperti tradisi 
natal dan paskah.
Indonesia dijajah oleh belanda yg merupakan negara pelindung agama protestant. 
Jaman belanda catholic tidak welcome. Jilbab utk cathoic tidak merupakan 
fanatisme. Biarawati mereka semuapakai jilbab danbaju rok sampai kekaki. Ini 
adalah kebebasan para individual.
 
Andreas

--- On Sun, 12/20/09, ikkyosensei_ym  wrote:


From: ikkyosensei_ym 
Subject: [budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang Tampil 
di Aceh
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 20, 2009, 11:11 PM


Ha ha ha... saya suka sekali dengan Romo tersebut.
Boleh diperjelas lagi nama Romo tersebut... sangat senang bisa kenal/bersahabat 
dengan orang tersebut.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "BUD'S 1"  wrote:
>
> Ada suatu pengalaman lucu, Waktu Imlek ada salah satu Gereja di daerah
> Jak-Bar untuk mengadakan atraksi Barongsai setelah Misa ( he he he Ada Juga
> Gereja mengadakan Misa Imlek dan tidak menjelek2kan Budaya Tionghua ). Para
> pegurus ada yang pro dan contra karena itu dianggap ada setannya. Akhirnya
> mereka bekunsultasi dengan Romo B yang asli orang Jawa. tau apa yang
> dilakukan oleh Romo itu ??. Makan Beling didepan mereka sambil tanya apakan
> yang barusan dilakukan itu termasuk Atraksi Setan ?? Akhirnya yang contra
> pada diam deh. dan Happy ending dengan Barongsai masuk Gereja.
> 
> PS : Kalau pemainnya bermarga Tan bukannya ada Se Tan ( Bahasa Hok kien ) ??
> 
> Salam,
> Budiman
> 
> 2009/12/21 ardian_c 
> 
> >
> >
> > lha2 khan dikutip itu pernyataan dari kakanwil depag Aceh,so gini aje dah
> > emangnya kenapa gak boleh ?
> >
> > btw emangnya barongsai setan ya ? hehehehehehehehehe
> >
> >
>






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links





[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik ardian_c
hmm lagian rasanya gak ada yg pake barong buat upacara penguburan. aneh 
amit ya org upacara penguburan maen barongsai.
ape ini gak ngaco tuh yg ngadain ? ini kalu emang buat upacara yg meninggal ya 
bener ngaco seh.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hardy"  wrote:
>
> Saya pernah tinggal di Aceh beberapa tahun dan saya rasa melakukan atraksi 
> barongsai di kuburan massal Ule Lheu bukanlah ide yang bagus, saya rasa pada 
> acara itu bukan hanya penganut agama Budha saja tetapi hadir juga masyarakat 
> dari agama lain. Karena menurut saya secara umum mereka yang ingin 
> melaksanakan doa bersama untuk memperingati korban2 tsunami dalam suasana 
> hening. Tetapi menurut saya untuk atraksi barongsai keliling kota banda aceh, 
> hal tersebut adalah hal yang memungkinkan, tetapi mungkin hanya di area 
> Penayong, china townnya banda aceh.
> 
> Pak Bukhari, memang kalo mau melaksanakan atraksi barongsai di Aceh, saya 
> rasa harus ada surat dari Kepolisian dan dari Kakanwil Depag NAD (mungkin 
> mereka akan di ping-pong untuk mendapatkan surat ini diantara 2 institusi 
> itu), setelah surat nya ada barulah seharusnya mereka memesan tim barongsai 
> dari Medan. Perlu di ingat Aceh adalah daerah khusus dimana mereka menerapkan 
> syariat islam, dan saya rasa kita harus menghormatinya juga. Untuk menggelar 
> konser band misalnya, surat dari institusi terkait harus didapatkan atau band 
> tersebut tidak bisa tampil, seingat saya pernah ada band yang batal tampil di 
> Aceh karena surat ini tidak turun. Kalaupun acara bandnya jadi, penonton pria 
> dan wanita harus di pisah selama acara band berlangsung (nah lo!! ini cuma di 
> Aceh setahu saya :)))
> 
> Regards,
> 
> 
>   - Original Message - 
>   From: Akhmad Bukhari Saleh 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 5:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
> 
> 
>    
> 
>   - Original Message - 
>   From: zho...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   > Absurd!
>   > Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi
> 
>   - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> 
>   Kalau saya melihatnya beritanya yang absurd!
> 
>   Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 'sibuk' minta ijin ke 
> 'kiri-kanan', sampai ke kantor yang mengurusi agama!
> 
>   Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk main 
> barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu.
> 
>   Lalu, mana ada kantor yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin 
> penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau melarang kegiatan ini-itu.
> 
>   Juga, mana ada "Departemen Agama" di propinsi!
> 
>   Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin acara barongsai, 
> padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk kegagalannya. 
> 
>   Mau bilang dilarang polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya.
>   Mau bilang dilarang instansi lain pun tidak berani juga.
>   Ya sudah deh, bilang saja dilarang suatu instansi yang tidak exist di 
> tempat itu.
> 
>   Wasalam.
> 
>   
> 
>   - Original Message - 
>   From: zho...@... 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
>   Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? 
> Peradaban mundur kembali.
> 
>   -
> 
>   From: King Hian  
>   Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST)
>   To: 
>   Subject: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
>   http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/20/brk,20091220-214684,id.html 
> 
>   Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
>   Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB
>   TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama 
> Buddha, kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar 
> doa bersama dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu 
> (20/12). Atraksi tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. 
> 
>   “Kami jelas kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya 
> hanya atraksi budaya, bukan agama,” kata Yuswar, Panitia Pelaksana 
> peringatan lima tahun tsunami penganut Buddha. 
> 
>   Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi Barongsai akan ditampilkan dengan 
> berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di kuburan massal Ulee Lheu, tempat 
> masyarakat penganut Buddha melakukan doa bersama. 
> 
>   Yuswar mengatakan, pihaknya telah mengurus izin ke Departemen Agama dan 
> juga kepolisian. Tetapi kemudian, Barongsai tetap belum diberikan persetujuan 
> untuk tampil di Banda Aceh. “Alasannya karena kondisinya belum 
> memungkinkan. Tapi, kami belum tahu kondisi yang dimaksud itu apa?” ujarnya.
> 

Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik tanaya.geo
Bung Xuan Tong yg baik,

Saya tidak menutup mata akan adanya 'arogansi kultural' tersebut. Kalau saya 
boleh menambahi informasi anda, sudah menjadi 'penyakit umum' sejak dahulu 
bahwa 'pemenang' biasanya tidak menghargai yg kalah. Genocide, penghancuran 
budaya, terjadi dimana saja bukan?

Tetapi tentu, kita tidak harus membenarkan tindakan "barbar" orang jaman dulu. 
Saya setuju atas pandangan anda. Orang2 kristen/katholik jaman dulu banyak 
melakukan penyelewangan dan hal-hal yg memalukan, menjijikan, dan jauh dari 
ajaran keimanan mereka. Itu fakta sejarah yang tidak akan pernah hilang.

Dalam diskusi kita (via japri), saya berpendapat bahwa kelompok agama samawi 
(judaisme, islam, kristen dan segala derivatifnya) memiliki perbedaan mendasar 
dibandingkan kepercayaan lain. Mereka merasa dirinya sebagai satu-satunya 
kebenaran. Satu-satunya jalan menuju Tuhan. Dan menganggap 'jalan lain' (i.e. 
kepercayaan lain) sebagai sesuatu yang "sia-sia" atau kasarnya "sesat". Maka 
tidak heran, seperti apa yg bung XT katakan, mereka cenderung arogan terhadap 
kebudayaan/kepercayaan lain.

Lebih diperparah lagi dengan arogansi kesukuan mereka. Merasa diri sebagai 
kulit putih yang lebih berbudaya dan lebih cerdas sehingga berusaha mengentas 
orang hitam, kuning dan merah dari "kebudayaan barbar" mereka. Maka hasilnya ya 
seperti yg kita baca dalam buku-buku sejarah.

Tetapi semua fakta sejarah diatas, apa lantas dapat menjadi dasar pembenaran 
bahwa kekristenan selalu anti budaya 'asing' (note: 'asing' dilihat dari 
kacamata mereka)?

Tentang topik hio/dupa, saya setuju dengan anda. Keblinger kalau mengatakan 
'hio/dupa' tidak ada dalam tradisi kristen. Sayangnya, penggunaan hio/dupa 
dalam ritual ibadah umumnya diceritakan dalam perjanjian lama (seperti yg 
sampean tahu juga, perjanjian lama banyak bias pada kebudayaan yahudi). 
Sementara perjanjian lama, kadang-kadang diperlakukan bak anak tiri bagi 
golongan tertentu.

Tentang penyerapan budaya pagan oleh kekristenan. Anda betul. Perayaan natal 
salah satunya. Hanya saja, yg saya pahami, kekristenan 'memperbarui' pemaknaan 
perayaan tersebut (dari menyembah matahari menjadi memperingati kelahiran juru 
selamat). 

Tentu mereka punya banyak alasan untuk menyerap budaya (bukan kepercayaan) 
pagan tersebut. Hanya saya saja yang bodoh yang tidak belajar sejarah dengan 
baik. Oleh karena itu, maafkan saya, kalau saya harus mengambil posisi menjadi 
pendengar wejangan anda atau Robby san :).

salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000" 
 wrote:
>
> Sdr.Tanaya,
> 
> yang benar adalah arogansi kultural yang melekat di kalangan Kristiani, dan 
> itu sudah berlangsung sejak gereja purba.
> 
> Agama Kristen purba ditekan oleh pemerintah Roma karena tidak adanya 
> toleransi terhadap agama lain, selalu mensetankan agama lain, sedangkan Roma 
> termasuk negara yang mentolerir agama lain kecuali agama Kristen dan Druid.
> 
> Dalam sejarah agama Kristen yang harus kita lihat dengan kacamata netral, 
> Constantine mengadopsi agama Kristen karena diperlukan satu kesamaan paham 
> dalam mempersatukan. Konsep bi'dah juga dibuat secara terinci oleh uskup 
> Meletius yang mana menjadi salah satu patokan dalam menilai terhadap yang 
> lain. Salah satu akibatnya adalah nasib buruk menimpa terhadap paham Homoi 
> Ousion.
> 
> Memasuki abad ke 17, dimana Tiongkok mulai terpuruk dan disaat Eropa mulai 
> bangkit dari keterpurukan selama berabad-abad, arogansi kultural mereka juga 
> mereka perlihatkan terhadap Tiongkok. Dan arogansi kultural juga mereka 
> perlihatkan terhadap kultur-kultur yang lain.
> 
> Padahal dalam sejarah perkembangan agama Kristiani, mereka juga menyerap 
> banyak kultur-kultur bangsa Eropa pada jaman dahulunya.
> Kristen Protestan yang belakangan lahir, tidak menyerap kultur-kultur budaya 
> lama seperti yang dilakukan oleh Kristen Katolik.
> 
> Kembali kepada masalah yang menimpa terhadap budaya Tionghoa, seperti 
> penggunaan hio atau dupa, yang dikatakan beberapa rekan tidak dikenal dalam 
> tradisi Kristen, bisa saya tanya tradisi Kristen yang mana ?
> Jika ingin menggunakan tradisi Kristen, lebih baik gunakan tradisi Kristen 
> purba yang dituangkan dalam Alkitab tentang penguburan misalnya. Jadi 
> anda-anda yang beranggapan tradisi Kristen adalah baik dan sesuai Alkitabiah, 
> maka anda harus menguburkan dalam gua dan dibungkus kain kafan yang ditaburi 
> rempah-rempah serta wewangian.
> 
> Mengingat hari Natal sudah dekat, ini bukanlah perayaan sesuai dengan tradisi 
> Kristiani tapi perayaan dewa Mitra juga perayaan winter solistice yang 
> dilakukan oleh kaum Pagan sejak jaman dahulu.
> Apakah anda menyadari bahwa tradisi Natal adalah tradisi bangsa Eropa sebelum 
> Kristiani benar-benar berkembang luas di Eropa ?
> 
> 
> 
> Hormat saya,
> 
> 
> Xuan Tong



[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik tanaya.geo
Maaf Bung Zhou,

Meskipun saya pernah tinggal di banda aceh & sabang selama beberapa waktu, saya 
tidak berani mengatakan bahwa saya tahu/mengenal luar dalam orang aceh. Saya 
hanya berani berbagi informasi dari apa yg saya lihat/rasakan/alami selama saya 
disana. Bisa saja pengalaman saya itu bias adanya.

Perlu diingat juga, kadang istilah "penolakan masyarakat" terlalu mudah dipakai 
dalam suatu "berita" tanpa ada suguhan data yang meyakinkan. Istilah tersebut 
juga sering digunakan banyak orang tanpa berdasar bukan?

Mungkin saja si kanwil depag itu yang ngaco kan?

Menjawab pertanyaan anda, selama saya disana, saya tidak menjumpai pertunjukan 
kebudayaan tionghoa. Walaupun saya melihat para muda-mudi (dan tua2 juga 
heheheh) cina saling bertemu disebuah kelenteng setiap akhir pekan.


salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Saya tidak sedang mengulas situasi Aceh, secara keseluruhan bung, karena saya 
> memang tak pernah kesana.
> 
> Hanya saya sedang menganalisa isi pemberitaan ttg barongsai. Di berita itu 
> jelas disebut pelarangan barongsai dng alasan takut penolakan masyarakat. 
> Untuk membuktikan isi berita itu benar atau tdk, salah satunya ya coba dicek, 
> apakah sebelum ini barongsai sudah sering dimainkan di sana, spt wilayah 
> nusantara yg lain?  Jika sdh sering, barangkali kita boleh mulai curiga isi 
> berita itu. Tapi jika memang tdk pernah, ya berita itu jadi masuk akal!
> 
> Sekarang anda sbg orang yg mengenal aceh, boleh cerita dong mengenai topik 
> barongsai di aceh. Kita kan belum sampai tingkatan membahas sikap rakyat 
> aceh, baru sekedar mencari fakta!



Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik perfect_harmony2000
Sdr.Tanaya,

yang benar adalah arogansi kultural yang melekat di kalangan Kristiani, dan itu 
sudah berlangsung sejak gereja purba.

Agama Kristen purba ditekan oleh pemerintah Roma karena tidak adanya toleransi 
terhadap agama lain, selalu mensetankan agama lain, sedangkan Roma termasuk 
negara yang mentolerir agama lain kecuali agama Kristen dan Druid.

Dalam sejarah agama Kristen yang harus kita lihat dengan kacamata netral, 
Constantine mengadopsi agama Kristen karena diperlukan satu kesamaan paham 
dalam mempersatukan. Konsep bi'dah juga dibuat secara terinci oleh uskup 
Meletius yang mana menjadi salah satu patokan dalam menilai terhadap yang lain. 
Salah satu akibatnya adalah nasib buruk menimpa terhadap paham Homoi Ousion.

Memasuki abad ke 17, dimana Tiongkok mulai terpuruk dan disaat Eropa mulai 
bangkit dari keterpurukan selama berabad-abad, arogansi kultural mereka juga 
mereka perlihatkan terhadap Tiongkok. Dan arogansi kultural juga mereka 
perlihatkan terhadap kultur-kultur yang lain.

Padahal dalam sejarah perkembangan agama Kristiani, mereka juga menyerap banyak 
kultur-kultur bangsa Eropa pada jaman dahulunya.
Kristen Protestan yang belakangan lahir, tidak menyerap kultur-kultur budaya 
lama seperti yang dilakukan oleh Kristen Katolik.

Kembali kepada masalah yang menimpa terhadap budaya Tionghoa, seperti 
penggunaan hio atau dupa, yang dikatakan beberapa rekan tidak dikenal dalam 
tradisi Kristen, bisa saya tanya tradisi Kristen yang mana ?
Jika ingin menggunakan tradisi Kristen, lebih baik gunakan tradisi Kristen 
purba yang dituangkan dalam Alkitab tentang penguburan misalnya. Jadi anda-anda 
yang beranggapan tradisi Kristen adalah baik dan sesuai Alkitabiah, maka anda 
harus menguburkan dalam gua dan dibungkus kain kafan yang ditaburi 
rempah-rempah serta wewangian.

Mengingat hari Natal sudah dekat, ini bukanlah perayaan sesuai dengan tradisi 
Kristiani tapi perayaan dewa Mitra juga perayaan winter solistice yang 
dilakukan oleh kaum Pagan sejak jaman dahulu.
Apakah anda menyadari bahwa tradisi Natal adalah tradisi bangsa Eropa sebelum 
Kristiani benar-benar berkembang luas di Eropa ?



Hormat saya,


Xuan Tong



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "tanaya.geo"  wrote:
>
> Rekan Julia,
> 
> Maaf ikut nimbrung sebentar dalam diskusi anda.
> 
> Hio tidak serta merta ditujukan sebagai perantara antara manusia dan leluhur. 
> Hio/dupa/pengharum juga bisa digunakan sebagai bagian ritual penyembahan 
> kepada Tuhan. Bangsa Yahudi menggunakan ini (silahkan cek PL lebih teliti), 
> orang majus menggunakannya juga, penganut iman Katholik dan anglikan (dan 
> orthodox?) juga sampai saat ini. Saya rasa tidak menutup kemungkinan ada juga 
> 'protestan' yg menggunakannya. Mungkin kita belum tahu saja.
> 
> Jadi sebenarnya ya boleh2 saja orang kristen memegang hio/dupa. Yg tidak 
> disarankan (atau 'dilarang') adalah menggunakan hio/dupa (atau apapun itu) 
> untuk menyembah entitas lain selain Tuhan.
> 
> Konflik muncul karena dalam keluarga-keluarga cina/tionghoa, biasanya hio 
> adalah satu bagian integral dalam ritual penyembahan/penghormatan kepada 
> leluhur, dll. (Tentu, kita tidak bisa bilang itu salah. Itu adalah bagian 
> dari kepercayaan mereka yang perlu dihormati dan dihargai.)
> 
> Sementara, dalam kepercayaan kristen, menyembah kepada tuhan lain itu 
> dilarang (note: menyembah tidak sama dengan menghormati lho). Maka para 
> pendeta waktu jaman dulu (sekarang juga keliatannya), supaya tidak 
> membingungkan para 'kristen baru', mengambil keputusan untuk mewartakan 
> pelarangan menggunakan hio. Ini cuma praduga saya lho. Bisa jadi salah.
> 
> Alasan lainnya mungkin adalah menjaga agar penganut kristen tidak menjadi 
> 'batu sandungan' bagi penganut kristen lainnya. Misalnya, ada orang kresten 
> baru (sebut A) dikeluarga X, melihat sodara sepupunya (sebut aja B) ikut 
> memegang hio. Padahal bagi B, memegang hio adalah pencerminan penghormatan B 
> terhadap suatu kebudayaan dan B menganggap hio sebagai bagian dalam 
> menghormati (bukan menyembah) leluhur, dll. Bagi A yang kurang mengerti, hal 
> ini bisa semakin membuat A bingung memahami kepercayaannya yg baru. Nah 
> mungkin supaya tidak 'bingung berjemaah' (huehehehe), maka B dianjurkan tidak 
> memegang hio.
> 
> Bagi saya pribadi, kita perlu menghormati dan menghargai tata cara setiap 
> orang dalam melakukan kepercayaan mereka (selama tidak melanggar hukum dan 
> etika). Orang kristen perlu menghormati dan menghargai kebudayaan 
> cina/tionghoa DAN sebaliknya. 
> 
> Dan kurasa kita sepakat bahwa menjadi orang kristen tidak berarti menjadi 
> anti kebudayaan cina/tionghoa bukan? Justru kita harus mewaspadai orang-orang 
> yg mencoba membuat situasi seolah-oleh kekristenan adalah anti cina/tionghoa 
> (dan sebaliknya). Alih-alih 'membela budaya' bisa jadi tindakan mereka 
> (sadar/tidak sadar) malah kontraproduktif.
> 
> 
> salam,
> jimmy
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, julia tamara sari  
> wrote:
> >
> > Ke

[budaya_tionghua] Re: kopitiam Bandung

2009-12-21 Terurut Topik Kawaii_no_Shogetsu
 Klo gitu usul nech!

 Laen kali klo ada Gathering kayak kmaren tgl 20, diadain di Kopitiam aje. 
Kayaknys seru juga tuch
 Hehehe...



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c"  wrote:
>
> lha itu VERY OLD CAFE khan kafe, lagean ibu susi khan suruh kite pake aje 
> kopitiamnya buat pada nongkrong
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_set@ wrote:
> >
> > Kira2 ada pemilik kopi tiam disini? Mungkin mau kerjasama dengan milis dan 
> > menjadi official kopi tiam budaya tionghoa, biar kalo kongkow2 ada tempat 
> > penampungannya. Tp syaratnya siap2 buka sampe pagi klo udah pada ngumpul. 
> > Hehehee
> > -Original Message-
> > From: "ardian_c" 
> > Date: Mon, 21 Dec 2009 03:05:44 
> > To: 
> > Subject: [budaya_tionghua] Re: kopitiam Bandung
> > 
> > waduh boleh neh nanti nongkrong di kopitiam hehehehehehe
> > sekalian kongtai alias kongkow santai :))
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon"  wrote:
> > >
> > > Baru teringat lagi  Di Bandung ada juga kopitiam gaya doeloe di jl.
> > > Alkateri.  "REMBULAN " Menunya makanan ringan, bacang, roti , mie dsb..
> > > ramai sepanjang waktu.
> > > 
> > > Di jalan Riau dekat jl A. Yani juga ada  KOPITIAM yang dibuka belum lama
> > > ini.
> > >
> >
>




Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik budi anto
owe kira ini beritanya valid karena ada teman owe yang ikut acaranya di aceh 
tsb,
emang barongsai nya dilarang, n barongsai itu di datangkan spesial oleh salah 
satu orang terkaya di sana yang di dukung dengan pengusaha tionghoa aceh di 
jakarta , jadi bukan ga ada duit punya. di daerah semua kudu ada izin baru bisa 
buat kegiatan... di daerah itu yang ada namanya kantor wilayah departemen 
agama, 
yah orang awam yang ga ngerti seh pasti mengatakan tidak usa urus izin ini itu, 
kenyataan di lapangan berbeda bung...

orang makin maju, tapi ini makin mundur, apa kudu diingetin lagi :D





From: King Hian 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sun, December 20, 2009 8:49:09 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  
Mungkin si penulis berita adalah Kantor Wilayah Departemen Agama (Kanwil Depag) 
provinsi NAD, bukan Departemen Agama di Jakarta.


Atraksi Barongsai tsb memang "dilarang", ini sesuai pengakuan Kakanwil Depag 
NAD, Rahman TB.
kutipan berita:
Untuk itu 
kata Rahman, demi kenyamanan, ketentraman dan kedamaian bersama, persetujuan 
untuk atraksi Barongsai belum diberikan. Pihaknya juga telah terlebih dahulu 
berkoordinasi dengan polisi dan institusi terkait lainnya.  


kiongchiu,
KH




From: Akhmad Bukhari Saleh 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Sent: Mon, December 21, 2009 11:33:04 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  
 
- Original Message - 
From: zho...@yahoo. com 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, December 
21, 2009 9:33 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang 
Tampil di Aceh

> Absurd!
> Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan 
otonomi

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 
-
 
Kalau saya melihatnya 
beritanya yang absurd!

Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 
'sibuk' minta ijin ke 'kiri-kanan' , sampai ke kantor yang mengurusi 
agama!

Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk 
main barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu.

Lalu, mana ada kantor 
yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau 
melarang kegiatan ini-itu.

Juga, mana ada "Departemen Agama" 
di propinsi!

Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin 
acara barongsai, padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk 
kegagalannya. 
 
Mau bilang dilarang 
polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya.
Mau bilang dilarang 
instansi lain pun tidak berani juga.
Ya sudah deh, bilang saja 
dilarang suatu instansi yang tidak exist di tempat 
itu.

Wasalam.

 = ===

- Original Message - 
From: zho...@yahoo. com 
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
Sent: Monday, December 
21, 2009 9:33 AM
Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang 
Tampil di Aceh

Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? 
Peradaban mundur kembali.

 - - ---

From: King Hian  
Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST)
To: 

Subject: [budaya_tionghua] [tempo] 
Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
  
http://tempointerak tif.com/hg/ nusa/2009/ 12/20/brk, 20091220- 214684,id. html 

Barongsai Dilarang Tampil di 
Aceh
Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB
TEMPO 
Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama Buddha, 
kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar doa 
bersama 
dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu (20/12). Atraksi 
tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. 

“Kami jelas 
kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya hanya atraksi 
budaya, bukan agama,” kata Yuswar, Panitia Pelaksana peringatan lima tahun 
tsunami penganut Buddha. 

Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi 
Barongsai akan ditampilkan dengan berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di 
kuburan massal Ulee Lheu, tempat masyarakat penganut Buddha melakukan doa 
bersama. 

Yuswar mengatakan, pihaknya telah mengurus izin ke Departemen 
Agama dan juga kepolisian. Tetapi kemudian, Barongsai tetap belum diberikan 
persetujuan untuk tampil di Banda Aceh. “Alasannya karena kondisinya belum 
memungkinkan. Tapi, kami belum tahu kondisi yang dimaksud itu apa?” 
ujarnya.

Akibat pelarangan tersebut, tim atraksi Barongsai yang sudah 
dipesan dari Medan, Sumatera Utara, batal hadir memeriahkan peringatan tsunami. 
Etnis Tionghoa meyakini, atraksi Barongsai bisa menenangkan arwah penasaran 
dari 
keluarga mereka yang menjadi korban tsunami 26 Desember 2004 
silam.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di Aceh, 
Rahman TB mengatakan perlu waktu untuk dilakukan sosialisasi dulu kepada 
masyakat Aceh yang mayoritas muslim, terkait atraksi Barongsai. Selama ini 
Barongsai belum pernah tampil secara terbuka dalam berbagai kegatan di Aceh. 

“Kalau atraksi Barongsai ditampilkan, apa

Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik budi anto
saya setuju juga dengan apa yang di katakan bang tanaya, perlu sekali2 ke aceh 
jalan2, orangnya ramah2, tapi heran juga seh masyarakat nya ada yang sensitif 
soal barongsai
, tapi biasa ini permainan orang di atas, yang ujung2 nya .. :D



From: tanaya.geo 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, December 21, 2009 6:49:55 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  
Bung Zhou,

Sebaiknya pergilah jalan-jalan ke NAD. Provinsi aceh memiliki banyak obyek 
wisata yg menarik. Mie kepiting, martabak telor (kebalik), kerang, dan kopi 
mereka bolehlah dicoba.

Setelah selesai berwisata disana, coba direnungkan lagi. Apakah benar syariat 
islam di aceh sama dengan diskriminasi kepercayaan/ kebudayaan lain?

Sewaktu saya tinggal dan mencari sesuap nasi (plus segenggam berlian heheheh) 
di Aceh (banda aceh & sabang), kesan saya kok jauh dari segala macam 
penggambaran 'mengerikan' tsb ya. Orang-orang aceh yg saya kenal juga punya 
toleransi tinggi.

Selama saya tinggal dan beraktivitas di dua daerah tersebut, kok saya tidak 
pernah ya mendengar penghinaan "tionghoa/cina loe". Saya juga merasa nyaman 
menjalankan kepercayaan saya.

Atau, jangan2 saya kurang pergaulan pada saat itu?

salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:
>
> Saya kira cukup jelas, berita ini jelas menunjuk nama Rahman TBH
> 
> Atraksi Barongsai tsb memang "dilarang", ini sesuai pengakuan Kakanwil Depag 
> NAD, Rahman TB.
> 
> Mengapa kok getol membela NAD? Nggak usah di aceh, di indonesia kan sdh umum 
> dept agama turut campur dlm segala hal! Coba cek disana apa sdh umum ada 
> pertunjukan barongsai seperti daerah lain di Indonesia. Jika memang ada, baru 
> kita boleh berpikir lain.


 


  

Re: [budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik BUD'S 1
He he he, Ngak usah Salut deh sama Romo B, Coba baca Posting Dr. Irawan di
Milis ini beberapa tahun lalu, saya kutip ulang deh ( Kalau tidak salah dulu
pernah posting photonya di salah satu milis ).

Kebetulan Dr. Irawan masih ada di Indonesia, Waktu Minggu hadir tuh di
Kopdarnya BT.

drira...@ wrote:
 In a message dated 1/16/2006 11:13:54 PM Pacific Standard Time,
irawanraha...@ writes:

=== cut 
Kardinal Mahony di Los Angeles juga memperkenankan
Barongsay berlaga samapai kedekat altar didalam gereja Kathedral Los
Angeles.
Bahkan Pastor bule di gereja Monterey Park St Stephen juga
pernah sembahyang dengan menggunakan Hio sebesar lengan dan banner dengan
atribut Chinese.
Kalau Protestan , nah ini masih belum banyak kelihatannya . Tapi sekali
waktu Club Barongsai kami ICAA (Indonesian Chinese American Association)
pernah ditanggap oleh gereja S even Day Adventis, tapi barongsay kami hanya
main di Auditoriumnya , bukan di sanctuary nya.

=== cut 

salam,
Dr.Irawan.


2009/12/21 

>
>
> Barongsai masuk gereja! Salut buat Romo "X"...
> Dalam agama atau budaya bahasa yg dipakai tidak hanya verbal atau tulis..
> Tapi juga ada yg namanya bahasa simbol, gambar seperti ikon dalam katolik,
> warna dalam tahun gerejawi.
> Misal gambar ikan dalam tradisi atau agama yahudi juga sekarang diwarisi
> kekristenan melambangkan "persekutuan dengan Kristus= iktus", salib lambang
> Yesus bangkit, lilin sebagai lambang terang, dalam masa natal Yesus sebagai
> "terang dunia" turun dari sorga.. Malailkat bernyanyi "Gloria Inexcelsis
> Deo". Merpati: Roh Kudus,Dll.
> Bahasa simbol ini tujuannya berusaha "menghadirkan" keilahian, kemisterian
> Allah yg bersekutu dengan umatnya dalam ibadah. BUKAN sekedar nilai seni,
> atau sesuatu tanpa makna religius atau pengalaman religius (tentu yg sesuai
> dengan agama yg meyakininya- ex. Kekristenan.).
> Barongsai masuk gereja menyimbolkan apa? Mau bicara tentang misteri ilahi
> yg bagaimana? Atau apa makna religiusnya?
> Jika hanya mau menghargai budaya tertentu (tionghua) maka Barongsai TIDAK
> PERLU masuk ke gereja, apalagi dalam suasana ibadah (sekalipun dalam rangka
> imlek).
> Di Purwodadi, dimana masih ada klenteng satu-satunya umat kristiani
> bergabung merayakan imlek tampa sedikitpun "kagok" (urang bandung pny
> omong), ada barongsai dan di klenteng keberadaan atraksi barongsai lebih
> diresapi maknanya dan kemeriahannya.. Ehm..
>
> Salam
> Samuel
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> --
> *From: *"ikkyosensei_ym" 
> *Date: *Mon, 21 Dec 2009 07:11:51 -
> *To: *
> *Subject: *[budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang
> Tampil di Aceh
>
>
>
> Ha ha ha... saya suka sekali dengan Romo tersebut.
> Boleh diperjelas lagi nama Romo tersebut... sangat senang bisa
> kenal/bersahabat dengan orang tersebut.
>
> Salam,
>
> Chen Gui Xin
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "BUD'S 1"  wrote:
> >
> > Ada suatu pengalaman lucu, Waktu Imlek ada salah satu Gereja di daerah
> > Jak-Bar untuk mengadakan atraksi Barongsai setelah Misa ( he he he Ada
> Juga
> > Gereja mengadakan Misa Imlek dan tidak menjelek2kan Budaya Tionghua ).
> Para
> > pegurus ada yang pro dan contra karena itu dianggap ada setannya.
> Akhirnya
> > mereka bekunsultasi dengan Romo B yang asli orang Jawa. tau apa yang
> > dilakukan oleh Romo itu ??. Makan Beling didepan mereka sambil tanya
> apakan
> > yang barusan dilakukan itu termasuk Atraksi Setan ?? Akhirnya yang contra
> > pada diam deh. dan Happy ending dengan Barongsai masuk Gereja.
> >
> > PS : Kalau pemainnya bermarga Tan bukannya ada Se Tan ( Bahasa Hok kien )
> ??
> >
> > Salam,
> > Budiman
> >
> > 2009/12/21 ardian_c 
> >
> > >
> > >
> > > lha2 khan dikutip itu pernyataan dari kakanwil depag Aceh,so gini aje
> dah
> > > emangnya kenapa gak boleh ?
> > >
> > > btw emangnya barongsai setan ya ? hehehehehehehehehe
> > >
> 
>


Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik ANDREAS MIHARDJA
Pemeritah dgn pemimpin tanpa pendidikan - keputusan²nya semua emotionil.
Didalam al Qur'an tida adatulisan mengenai barongsai. Jadi ini hanya anti 
tradisi dan kebudayaan. Orang goblok memimpin negara hasilnya sama seperti Mega 
dan Soeharto. No rational rules.  
Andreas

--- On Sun, 12/20/09, ardian_c  wrote:


From: ardian_c 
Subject: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Sunday, December 20, 2009, 8:50 PM


lha2 khan dikutip itu pernyataan dari kakanwil depag Aceh,so gini aje dah 
emangnya kenapa gak boleh ?

btw emangnya barongsai setan ya ? hehehehehehehehehe

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"  
wrote:
>
> - Original Message - 
> From: zho...@... 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
> > Absurd!
> > Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi
> 
> - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
> 
> Kalau saya melihatnya beritanya yang absurd!
> 
> Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 'sibuk' minta ijin ke 
> 'kiri-kanan', sampai ke kantor yang mengurusi agama!
> 
> Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk main 
> barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu.
> 
> Lalu, mana ada kantor yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin 
> penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau melarang kegiatan ini-itu.
> 
> Juga, mana ada "Departemen Agama" di propinsi!
> 
> Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin acara barongsai, 
> padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk kegagalannya. 
> 
> Mau bilang dilarang polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya.
> Mau bilang dilarang instansi lain pun tidak berani juga.
> Ya sudah deh, bilang saja dilarang suatu instansi yang tidak exist di tempat 
> itu.
> 
> Wasalam.
> 
> 
> 
> - Original Message - 
> From: zho...@... 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> 
> Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? 
> Peradaban mundur kembali.
> 
> -
> 
> From: King Hian  
> Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST)
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
>   
> http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/20/brk,20091220-214684,id.html 
> 
> Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
> Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB
> TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama 
> Buddha, kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar 
> doa bersama dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu 
> (20/12). Atraksi tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. 
> 
> “Kami jelas kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya 
> hanya atraksi budaya, bukan agama,” kata Yuswar, Panitia Pelaksana peringatan 
> lima tahun tsunami penganut Buddha. 
> 
> Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi Barongsai akan ditampilkan dengan 
> berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di kuburan massal Ulee Lheu, tempat 
> masyarakat penganut Buddha melakukan doa bersama. 
> 
> Yuswar mengatakan, pihaknya telah mengurus izin ke Departemen Agama dan juga 
> kepolisian. Tetapi kemudian, Barongsai tetap belum diberikan persetujuan 
> untuk tampil di Banda Aceh. “Alasannya karena kondisinya belum memungkinkan. 
> Tapi, kami belum tahu kondisi yang dimaksud itu apa?” ujarnya.
> 
> Akibat pelarangan tersebut, tim atraksi Barongsai yang sudah dipesan dari 
> Medan, Sumatera Utara, batal hadir memeriahkan peringatan tsunami. Etnis 
> Tionghoa meyakini, atraksi Barongsai bisa menenangkan arwah penasaran dari 
> keluarga mereka yang menjadi korban tsunami 26 Desember 2004 silam.
> 
> Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di Aceh, Rahman TB 
> mengatakan perlu waktu untuk dilakukan sosialisasi dulu kepada masyakat Aceh 
> yang mayoritas muslim, terkait atraksi Barongsai. Selama ini Barongsai belum 
> pernah tampil secara terbuka dalam berbagai kegatan di Aceh. 
> 
> “Kalau atraksi Barongsai ditampilkan, apa yang ditakuti?” tanya seorang 
> wartawan. 
> Menurut Rahman, belum bisa dan bukan karena ada yang ditakuti. “Itu sesuatu 
> yang baru dalam masyarakat Aceh, kalau ada orang-orang yang tidak suka 
> bagaimana? Kita kan tidak tahu hati manusia,” jelasnya. 
> 
> Untuk itu kata Rahman, demi kenyamanan, ketentraman dan kedamaian bersama, 
> persetujuan untuk atraksi Barongsai belum diberikan. Pihaknya juga telah 
> terlebih dahulu berkoordinasi dengan polisi dan institusi terkait lainnya. 
> 
> Kekhawatiran adanya masyarakat Aceh yang tidak bisa menerima atraksi 
> Barongsai itulah yang menjadi alasan. “Tak hanya Barongsai, mungkin kalau ada 
> konser musik di kampung-kampu

[budaya_tionghua] Re: Marga kita dalam bahasa Indonesia

2009-12-21 Terurut Topik Kawaii_no_Shogetsu
 Wong gak selalu Ong/Wang. Bisa juga Huang 黃.
 Huang/Oei seringnya jadi Wiguna, Wisastra
 Zheng/The 鄭 biasanya jadi Theja/Teja, Thejaputra, Thejasukmana
 Lin/Lim 林 gak selamanya jadi Salim atau Halim, ada yang jadi Limarta, 
Limijati, Liman. 

 Tenglang-tenglang kreatif juga ya?
Hehehe.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Edy Lim  wrote:
>
> Salam saudara BT,
> 
> Seperti kita ketahui, karena kita adalah Tionghua keturunan di luar Tiongkok 
> (dalam kasus ini di Indonesia)
> Marga-marga kita ada yang di-Indonesia-kan, contohnya :
> 
>   1. Lim Sio Liong.. Marga Lim diubah menjadi "Salim"
>   2. Andrie Wongso.. Saya kira beliau Marga Ong (王)
>   3. Tan: Tanujaya, Tanuwibowo, Tanuwijaya.
>   4. Dan juga marga-marga lainnya.
> Untuk yang marga Lim, setahu saya cuman ada "Halim" dan "Salim". Apakah dari 
> teman-teman ada tambahan informasi?
> 
> Salam
> 
> Edy Lim
> Ling Mui Leng (林美龙)
>




Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik hardy
Saya pernah tinggal di Aceh beberapa tahun dan saya rasa melakukan atraksi 
barongsai di kuburan massal Ule Lheu bukanlah ide yang bagus, saya rasa pada 
acara itu bukan hanya penganut agama Budha saja tetapi hadir juga masyarakat 
dari agama lain. Karena menurut saya secara umum mereka yang ingin melaksanakan 
doa bersama untuk memperingati korban2 tsunami dalam suasana hening. Tetapi 
menurut saya untuk atraksi barongsai keliling kota banda aceh, hal tersebut 
adalah hal yang memungkinkan, tetapi mungkin hanya di area Penayong, china 
townnya banda aceh.

Pak Bukhari, memang kalo mau melaksanakan atraksi barongsai di Aceh, saya rasa 
harus ada surat dari Kepolisian dan dari Kakanwil Depag NAD (mungkin mereka 
akan di ping-pong untuk mendapatkan surat ini diantara 2 institusi itu), 
setelah surat nya ada barulah seharusnya mereka memesan tim barongsai dari 
Medan. Perlu di ingat Aceh adalah daerah khusus dimana mereka menerapkan 
syariat islam, dan saya rasa kita harus menghormatinya juga. Untuk menggelar 
konser band misalnya, surat dari institusi terkait harus didapatkan atau band 
tersebut tidak bisa tampil, seingat saya pernah ada band yang batal tampil di 
Aceh karena surat ini tidak turun. Kalaupun acara bandnya jadi, penonton pria 
dan wanita harus di pisah selama acara band berlangsung (nah lo!! ini cuma di 
Aceh setahu saya :)))

Regards,


  - Original Message - 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, December 21, 2009 5:33 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh



   

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  > Absurd!
  > Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi

  - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

  Kalau saya melihatnya beritanya yang absurd!

  Mana ada orang mau bikin kegiatan barongsai 'sibuk' minta ijin ke 
'kiri-kanan', sampai ke kantor yang mengurusi agama!

  Kalau minta ijinnya ke polisi, mungkin masih nalar, tetapi untuk main 
barongsai, minta ijin polisi pun tidak perlu.

  Lalu, mana ada kantor yang mengurusi agama di mengeluarkan ijin 
penyelenggaraan kegiatan ini-itu atau melarang kegiatan ini-itu.

  Juga, mana ada "Departemen Agama" di propinsi!

  Jangan-jangan si Yuswar ini tidak mampu dan gagal bikin acara barongsai, 
padahal sudah terima duit cukong, lalu cari-cari excuse untuk kegagalannya. 

  Mau bilang dilarang polisi tidak berani, takut ada buntut perkaranya.
  Mau bilang dilarang instansi lain pun tidak berani juga.
  Ya sudah deh, bilang saja dilarang suatu instansi yang tidak exist di tempat 
itu.

  Wasalam.

  

  - Original Message - 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, December 21, 2009 9:33 AM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  Absurd! Inikah hasil dari berlakunya syariat islam dan otonomi khusus? 
Peradaban mundur kembali.

  -

  From: King Hian  
  Date: Sun, 20 Dec 2009 18:13:49 -0800 (PST)
  To: 
  Subject: [budaya_tionghua] [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

  http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/20/brk,20091220-214684,id.html 

  Barongsai Dilarang Tampil di Aceh
  Minggu, 20 Desember 2009 | 13:34 WIB
  TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Sejumlah warga Aceh etnis Tionghoa beragama 
Buddha, kecewa tak bisa menampilkan atraksi budaya, Barongsai saat menggelar 
doa bersama dalam memperingati lima tahun tsunami di Banda Aceh, Minggu 
(20/12). Atraksi tersebut masih dilarang oleh Departemen Agama di Aceh. 

  “Kami jelas kecewa dengan pelarangan ini, karena barongsai itu sebenarnya 
hanya atraksi budaya, bukan agama,” kata Yuswar, Panitia Pelaksana peringatan 
lima tahun tsunami penganut Buddha. 

  Menurutnya sesuai rencana awal, atraksi Barongsai akan ditampilkan dengan 
berkeliling kota Banda Aceh, dan berakhir di kuburan massal Ulee Lheu, tempat 
masyarakat penganut Buddha melakukan doa bersama. 

  Yuswar mengatakan, pihaknya telah mengurus izin ke Departemen Agama dan juga 
kepolisian. Tetapi kemudian, Barongsai tetap belum diberikan persetujuan untuk 
tampil di Banda Aceh. “Alasannya karena kondisinya belum memungkinkan. Tapi, 
kami belum tahu kondisi yang dimaksud itu apa?” ujarnya.

  Akibat pelarangan tersebut, tim atraksi Barongsai yang sudah dipesan dari 
Medan, Sumatera Utara, batal hadir memeriahkan peringatan tsunami. Etnis 
Tionghoa meyakini, atraksi Barongsai bisa menenangkan arwah penasaran dari 
keluarga mereka yang menjadi korban tsunami 26 Desember 2004 silam.

  Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama di Aceh, Rahman TB 
mengatakan perlu waktu untuk dilakukan sosialisasi dulu kepada masyakat Aceh 
yang mayoritas muslim, terkait atraksi Barongsai.

[budaya_tionghua] Re: Turun salju yang hebat menghentikan hampir semua aktivitas diBelanda

2009-12-21 Terurut Topik H.S. Han
 

Turun salju yang hebat menghentikan hampir semua aktivitas diBelanda

 

Beberapa hari ini turun salju yang hebat, membuat pandangan Eropa dan
chususnya Belanda landschap, panorama yang putih, indah karena jarang
terjadi apalagi beberapa tahun terachir ini, dimana temperatur setiap
sepuluh tahun naik satu derajad celsius. Impian orang belanda untuk
terjadinya White Chrismast akan terkabul!

Saya yang berhubung dengan kesehatan jarang keluar, apalagi hawa yang
sedingin ini dapat dikatakan saya berdiam dirumah dengan tenang. Tetapi saya
menikmati pandangan di kebun belakang rumah kami yang indah, putih bersih
menutupi semua benda dari yang kecil sampai yang besar, pohon-pohon dan
gedung-gedung. Ditanah rumput ditutup salju setinggi 30-40 cm, di utara
Belanda sampai 150 cm tingginya.

Anak-anak dan pengemar skating merupakan satu kegembiraan pada cuaca semacam
ini, toko-toko kekurangan alat skating, dan pabriknya harus bekerja
"nglembur" agar bisa mencukupi permintaan masyarakat. Tampak di TV anak-anak
dengan ayah dan ibunya bermain skating dan sudah diadakan perlombaan skating
diatas es alam.

Disampingnya keindahan ini lebih banyak kesusahan yang harus dihadapi hewan
dan manusia untuk bisa hidup. Burung-burung dengan keaktivannya berterbangan
dari atas turun kebawah mencari makan, tetapi tidak dapat yang dicari,
karena ditutupi oleh salju. Untungnya banyak penduduk Belanda yang
memberikan kacang digantung dipohon-pohon. Indah untuk dilihat perjoangan
untuk bisa hidup.

Bagi manusia bagaimana cuacanya orang tokh harus pergi belanja agar bisa
makan untuk hidup. Tetapi bagi orang senior susah, karena kesulitan
sendi-sendinya, dan bagaimana untuk bisa berjalan melalui hujan salju yang
lebat menutupi penglihatannya. Mereka dengan hati-hati mencari jalanan yang
aman untuk bisa maju, ditambah lagi jalanan yang licin, sunggu situasi yang
bahaya. 

Mobil harus jalan pelahan-lahan, kalau direm bisa slip dan mobilnya memutar,
menjaga jarak agar tidak timbul tabrakan. Kacanya tertutup dengan salju,
maka pembersihan kaca depan mobil harus berjalan terus, dan mobilnya
tertutup dengan salju terutama atasnya. Lalu lintas macet. Bus-busa banyak
yang tidak jalan, kapal udara terlambat landingnya etc.etc. Mobil yang
besar-besar dari kota praja membersihkan es dan menaburkan garam
dijalanan-jalanan, baru saja dilalui, jalanan sudah tertutup lagi dengan
salju. 

Namun bagaimana sulitnya orang harus bergerak, pergi kerja, membuka toko dan
belanja untuk keperluan se-hari-hari. Meskipun oleh institut cuaca
dianjurkan kalau tidak perlu jangan berpergian. Satu contoh agar istri saya
tidak pergi belanja, putri kami minta agar "toko mobil" datang membawakan
pesenan kerumah. Tetapi berhubung jalanan yang licin mobil penjualan
barang-barang makanan yang besar tidak berani masuk kedaerah perumahan (hof)
dimana kami tinggal, dan mobil berhenti diluar jalanan jarak antara 150
meter. Mau tidak mau istri saya dengan mobil pergi kesana untuk mengambil
dan membayarnya.

Juga spor mengalami banyak kesulitan, umumnya terlambat
berjam-jam, Prorail menganjurkan agar orang jangan naik spor sementara ini.
Viaduct dan tunnel sangat berbahaya karena licin, ada mobil yang naik
viaduct, lalu meluncur kembali kebawah. Musim winter yang demikian ini
merupakan bagi lalu-lintas satu bencana.

Inilah sedikit suka duka hidup dinegara dengan empat seasons,
winter cocok- tanam berhenti sama sekali. Suasana demikian ini mempengaruhi
sifat manusia, karena sulitnya perjuangan hidup mererka harus berani
berkreja keras dan mencari penemuan-penemuan melawan alam untuk bisa hidup:
Life is survival !

 

Dr. Han Hwie-Song

Breda, 21 Desember 2009

Holland



Re: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik zhoufy
Saya tidak sedang mengulas situasi Aceh, secara keseluruhan bung, karena saya 
memang tak pernah kesana.

Hanya saya sedang menganalisa isi pemberitaan ttg barongsai. Di berita itu 
jelas disebut pelarangan barongsai dng alasan takut penolakan masyarakat. Untuk 
membuktikan isi berita itu benar atau tdk, salah satunya ya coba dicek, apakah 
sebelum ini barongsai sudah sering dimainkan di sana, spt wilayah nusantara yg 
lain?  Jika sdh sering, barangkali kita boleh mulai curiga isi berita itu. Tapi 
jika memang tdk pernah, ya berita itu jadi masuk akal!

Sekarang anda sbg orang yg mengenal aceh, boleh cerita dong mengenai topik 
barongsai di aceh. Kita kan belum sampai tingkatan membahas sikap rakyat aceh, 
baru sekedar mencari fakta!

 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "tanaya.geo" 
Date: Mon, 21 Dec 2009 14:49:55 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

Bung Zhou,

Sebaiknya pergilah jalan-jalan ke NAD. Provinsi aceh memiliki banyak obyek 
wisata yg menarik. Mie kepiting, martabak telor (kebalik), kerang, dan kopi 
mereka bolehlah dicoba.

Setelah selesai berwisata disana, coba direnungkan lagi. Apakah benar syariat 
islam di aceh sama dengan diskriminasi kepercayaan/kebudayaan lain?

Sewaktu saya tinggal dan mencari sesuap nasi (plus segenggam berlian heheheh) 
di Aceh (banda aceh & sabang), kesan saya kok jauh dari segala macam 
penggambaran 'mengerikan' tsb ya. Orang-orang aceh yg saya kenal juga punya 
toleransi tinggi.

Selama saya tinggal dan beraktivitas di dua daerah tersebut, kok saya tidak 
pernah ya mendengar penghinaan "tionghoa/cina loe". Saya juga merasa nyaman 
menjalankan kepercayaan saya.

Atau, jangan2 saya kurang pergaulan pada saat itu?


salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Saya kira cukup jelas, berita ini jelas menunjuk nama Rahman TBH
> 
> Atraksi Barongsai tsb memang "dilarang", ini sesuai pengakuan Kakanwil Depag 
> NAD, Rahman TB.
> 
> Mengapa kok getol membela NAD? Nggak usah di aceh, di indonesia kan sdh umum 
> dept agama turut campur dlm segala hal! Coba cek disana apa sdh umum ada 
> pertunjukan barongsai seperti daerah lain di Indonesia. Jika memang ada, baru 
> kita boleh berpikir lain.




Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik tanaya.geo
Rekan Julia,

Maaf ikut nimbrung sebentar dalam diskusi anda.

Hio tidak serta merta ditujukan sebagai perantara antara manusia dan leluhur. 
Hio/dupa/pengharum juga bisa digunakan sebagai bagian ritual penyembahan kepada 
Tuhan. Bangsa Yahudi menggunakan ini (silahkan cek PL lebih teliti), orang 
majus menggunakannya juga, penganut iman Katholik dan anglikan (dan orthodox?) 
juga sampai saat ini. Saya rasa tidak menutup kemungkinan ada juga 'protestan' 
yg menggunakannya. Mungkin kita belum tahu saja.

Jadi sebenarnya ya boleh2 saja orang kristen memegang hio/dupa. Yg tidak 
disarankan (atau 'dilarang') adalah menggunakan hio/dupa (atau apapun itu) 
untuk menyembah entitas lain selain Tuhan.

Konflik muncul karena dalam keluarga-keluarga cina/tionghoa, biasanya hio 
adalah satu bagian integral dalam ritual penyembahan/penghormatan kepada 
leluhur, dll. (Tentu, kita tidak bisa bilang itu salah. Itu adalah bagian dari 
kepercayaan mereka yang perlu dihormati dan dihargai.)

Sementara, dalam kepercayaan kristen, menyembah kepada tuhan lain itu dilarang 
(note: menyembah tidak sama dengan menghormati lho). Maka para pendeta waktu 
jaman dulu (sekarang juga keliatannya), supaya tidak membingungkan para 
'kristen baru', mengambil keputusan untuk mewartakan pelarangan menggunakan 
hio. Ini cuma praduga saya lho. Bisa jadi salah.

Alasan lainnya mungkin adalah menjaga agar penganut kristen tidak menjadi 'batu 
sandungan' bagi penganut kristen lainnya. Misalnya, ada orang kresten baru 
(sebut A) dikeluarga X, melihat sodara sepupunya (sebut aja B) ikut memegang 
hio. Padahal bagi B, memegang hio adalah pencerminan penghormatan B terhadap 
suatu kebudayaan dan B menganggap hio sebagai bagian dalam menghormati (bukan 
menyembah) leluhur, dll. Bagi A yang kurang mengerti, hal ini bisa semakin 
membuat A bingung memahami kepercayaannya yg baru. Nah mungkin supaya tidak 
'bingung berjemaah' (huehehehe), maka B dianjurkan tidak memegang hio.

Bagi saya pribadi, kita perlu menghormati dan menghargai tata cara setiap orang 
dalam melakukan kepercayaan mereka (selama tidak melanggar hukum dan etika). 
Orang kristen perlu menghormati dan menghargai kebudayaan cina/tionghoa DAN 
sebaliknya. 

Dan kurasa kita sepakat bahwa menjadi orang kristen tidak berarti menjadi anti 
kebudayaan cina/tionghoa bukan? Justru kita harus mewaspadai orang-orang yg 
mencoba membuat situasi seolah-oleh kekristenan adalah anti cina/tionghoa (dan 
sebaliknya). Alih-alih 'membela budaya' bisa jadi tindakan mereka (sadar/tidak 
sadar) malah kontraproduktif.


salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, julia tamara sari  
wrote:
>
> Kepada saudara harmony dan Xuan Tong, 
> 
> --- Pada Ming, 20/12/09, perfect_harmony2000  
> menulis:
> 
> Sdri.Julia,
> 
> mohon tanya ayat mana dalam Injil yang melarang orang Tionghoa untuk memegang 
> dupa ?
> Dan juga aliran Kristen yang mana yang melarang ?
> Harap tanyakan kepada PGTI.
> 
> Hormat saya,
> 
> Xuan Tong



[budaya_tionghua] Re: [tempo] Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik tanaya.geo
Bung Zhou,

Sebaiknya pergilah jalan-jalan ke NAD. Provinsi aceh memiliki banyak obyek 
wisata yg menarik. Mie kepiting, martabak telor (kebalik), kerang, dan kopi 
mereka bolehlah dicoba.

Setelah selesai berwisata disana, coba direnungkan lagi. Apakah benar syariat 
islam di aceh sama dengan diskriminasi kepercayaan/kebudayaan lain?

Sewaktu saya tinggal dan mencari sesuap nasi (plus segenggam berlian heheheh) 
di Aceh (banda aceh & sabang), kesan saya kok jauh dari segala macam 
penggambaran 'mengerikan' tsb ya. Orang-orang aceh yg saya kenal juga punya 
toleransi tinggi.

Selama saya tinggal dan beraktivitas di dua daerah tersebut, kok saya tidak 
pernah ya mendengar penghinaan "tionghoa/cina loe". Saya juga merasa nyaman 
menjalankan kepercayaan saya.

Atau, jangan2 saya kurang pergaulan pada saat itu?


salam,
jimmy

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Saya kira cukup jelas, berita ini jelas menunjuk nama Rahman TBH
> 
> Atraksi Barongsai tsb memang "dilarang", ini sesuai pengakuan Kakanwil Depag 
> NAD, Rahman TB.
> 
> Mengapa kok getol membela NAD? Nggak usah di aceh, di indonesia kan sdh umum 
> dept agama turut campur dlm segala hal! Coba cek disana apa sdh umum ada 
> pertunjukan barongsai seperti daerah lain di Indonesia. Jika memang ada, baru 
> kita boleh berpikir lain.



Re: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

2009-12-21 Terurut Topik Edy Lim
Salam kenal Joao,
panggilan Anda apa ya supaya bisa lebih akrab? :)

Saya adalah "saudara" cuman nama Mandarin saya saja yang seperti "saudari" :)
Semua saudara di generasi saya menggunakan Mei (美) sebagai nama tengah.
Sepupu saya yang paling besar 林美金 / Lim Mui King (Mui King kalau dalam Teochew 
artinya US DOLLAR) makanya calon suami dia orang bule Amerika. What a 
coincidence yah :D

Joao adalah saudari atau saudara?

ada pepatah dari orang tua "Tan Ling Sua, thi e ke cit pua" (Marga 陳林 蔡, di 
bawah langit uda setengah)
Artinya : setengah dari seluruh populasi Tionghua di dunia bermargakan tiga 
marga ini.
Apakah sekarang masih berlaku yah? hehehe..

Edy Lim
林美龙 (Lim Mui Leng : Naga Cantik Lim)








From: joao_kho 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Mon, December 21, 2009 7:26:10 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam

  
Salam saudara/i Mui Leng , rupanya Gaginang. Namanya keren juga ya.. Naga 
Cantik :D

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Edy Lim  wrote:
>
> Senang bisa mengetahui asal usul kebudayaan kita.
> Perpaduan antara Melayu dan Tionghua ini melambangkan bahwasanya kita 
> masyarakat Tionghua sangat fleksibel dan bisa adaptasi di semua kalangan di 
> dunia.
> Terimakasih atas thread baru Takezo-san (Musashi ka?) dan saudara Yongde.
> 
> Kapan-kapan, ayo kita "lim kopi o", mempererat hubungan dan silaturahmi.
> 
> Edy Lim
> Lim Mui Leng (林美龙)
> Teochew gaginang
> 
> 
> 
>  _ _ __
> From: henyung 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Fri, December 18, 2009 6:55:14 AM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: tradisi kopitiam
> 
> 
> http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/32508
> 
> Budaya Kopi-tiam
> 
> Di daerah Sumatera bagian utara yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau
> (termasuk Kepulauan Riau) ada akulturasi budaya antara orang Tionghoa
> dan Melayu yang melahirkan budaya Kopi-tiam. Budaya ini juga populer
> di negeri jiran Malaysia dan Singapura.
> 
> Nama Kopi-tiam sendiri adalah perpaduan antara bahasa Melayu "kopi"
> (yang diadopsi dari bahasa eropa, sepertinya Portugis) dan bahasa
> Minnan / Hokkian "tiam" yang artinya bisa berupa kedai/warung/ toko.
> Jadi kopi-tiam adalah warung/kedai kopi :) Di Jakarta, kopi-tiam bisa
> dijumpai di kantong-kantong masyarakat Tionghoa asal Sumatera seperti
> di Duta Mas, Jelambar, Pluit dan Muara Karang.
> 
> Di kopi-tiam ini minuman utama yang disajikan, sesuai namanya, adalah
> kopi seduh. Bisa berupa kopi murni ataupun dicampur susu. Ceret kopi
> yang dipakai di kopi-tiam adalah ceret yang bertangkai panjang.
> Sepertinya ceret kopi ini diadopsi dari ceret warung teh di Tiongkok.
> 
> Metode menyeduh kopinya sangat unik dan enak ditonton. Kopi yang
> diseduh adalah dalam bentuk kopi gilingan kasar. Bubuk kopi ini
> ditampung di saringan flanel yang panjangnya bisa setengah meter
> lebih. Untuk menyeduhnya, air panas dituangkan ke saringan kopi itu
> dan ditampung. Air hasil tampungan yang masih panas itu kemudian
> diseduhkan lagi ke saringan tadi berulang kali sesuai dengan
> kekentalan kopi yang diinginkan. 1 saringan kopi yang panjang itu bisa
> menampung sekitar setengah sampai satu kilogram bubuk kopi. Dan bubuk
> kopi itu biasanya tahan dipakai untuk menyeduh berjam-jam.
> 
> Selain kopi seduh, minuman khas lainnya adalah teh tawar kental panas
> dengan nama teh-tong di Medan & Aceh / teh-o di Riau, Malaysia dan
> Singapura. Kalau ditambah es, namanya disebut menjadi teh-pai-leng di
> Medan & Aceh, teh-o-peng di Riau, Malaysia dan Singapura. Selain teh
> tawar, juga ada teh yang ditambahi gula.
> 
> Cara meminum teh/kopi tadi juga unik. Karena panas, gelas minuman
> selalu ditatakin sebuah piring kecil. Dan banyak yang menuangkan
> minuman ke piring tersebut untuk mendinginkannya. Minumnya ? Langsung
> dari piring itu !
> 
> Di samping teh dan kopi, di kopi-tiam biasanya juga ada teh kembang,
> es jali-jali dan es kacang hijau.
> 
> Untuk makanan khas kopi-tiam, setiap daerah ada perbedaannya. Namun
> roti tawar yang diolesi selai "kaya" umum dijumpai di semua kopi-tiam.
> Selai kaya terbuat dari santan, telur bebek atau ayam, daun pandan
> dan gula. Roti ini juga bisa dipanggang. Di Medan sekitarnya, roti
> panggang ini juga ditaburin coklat butiran, kacang butiran dan gula
> pasir. Di daerah saya, Aceh Tamiang, makanan khas kopitiam adalah
> martabak telur. Martabak ini diadopsi dari masakan Tamil oleh orang
> melayu Tamiang. Citarasanya sudah jauh berbeda dan benar-benar harum
> karena berlimpah dengan margarin serta tidak memakai kuah kari kambing.
> 
> Kopi-tiam umumnya ramai di kala pagi hari. Segala sarapan khas
> Tionghoa biasanya mudah dijumpai di kopi-tiam. Namun di beberapa
> daerah ada juga kopitiam yang justru ramainya di malam hari sampai
> tengah malam. Biasanya tempat-tempat ini adalah tempat sosialisasi di
> daerah yang belum tersentuh hiburan malam modern. Di kopi-tiam kita
> bisa menjumpai acek-acek (encek) yang 

Re: [budaya_tionghua] Untk Eddy Lim ...

2009-12-21 Terurut Topik Edy Lim
   Salam Koh Beng,

Benar, Papa saya sering dipanggil Koh Akiang, sekaligus pemilik Natuna Hotel.
Tidak tinggal dekat dengan pangkalan militer, tapi pas di bawah kaki Gunung Ranai.
Mungkin orang yang berbeda, dengan Akiang yang Koh Beng kenal.

Kakek dalam saya : Lim Huak Piao
Nenek dalam saya : Tan Hui Sok
Kakek luar saya : Ng Bak Ce
Nenek luar saya : Cio Yang Tiang


Jadi, dalam diri saya juga mengalir darah Tan 
Februari 2009 ini, saya berangkat ke Bandung untuk mencari saudara dari
nenek dalam saya (yang ayah saya pun tidak pernah bertemu), dan
untungnya ketemu juga. I have a big family, kata saudara Bandung, di
Jakarta saya juga ada saudara lagi, hanya saja belum ada kesempatan
bertemu, siapa tahu kita juga bersaudara 

Saya lahir dan besar di Tanjungpinang dan seperti Koh Beng, saya banyak bepergian..
Pernah menetap di : Sungai Guntung, Tanjungpinang, Batam, Singapore, Bali, Bandung, Ranai.
Sekarang lebih sering menetap di Batam dan Tanjungpinang karena harus membantu bisnis rumput laut ayah (baru dirintis).

Salam

Edy Lim
Lim Mui Leng (林美龙)
From: beng mazmuri To: budaya_tionghua@yahoogroups.comSent: Sun, December 20, 2009 2:05:56 PMSubject: Re: [budaya_tionghua] Untk Eddy Lim ...







 




  
  
     Salam,  
Saya pertama kali kepinang, skitar thn !988, itupun karena membaca
koran Straits Time, singapore tg penemuan artefak2 keramik China
diskitar Riau Archipelago.Ada kemungkinan saya mengenal Bapak
anda, karena seingat saya cuma ada dua ( 2) orang tionghoa, yg senang
mengumpulkan barang2 antik dan menjualnya di pinang , singapore atau
jakarta. Ada seorang yang pernah membuka toko berjualan batik2, di
Plantar 2, kemudian balik dan tinggal di ranai sampai sekarang dan
membuka usaha toko bahan bangunan.Kebetulan , 3 thn yg lalu,
sehari sblm tutup tahun saya ke ranai , dan secara tidak sengaja
menginap di penginapan sederhana milik beliau, cuma sekarang kondisi
kesehatan nya tidak bagus, Maaf , saya agak lupa namanya, tapi nama
anaknya saya masih ingat , sdr Andi. Sempat saya mendpt keterangan dari
andi , bhw ada seorang tionghoa lg yg biasa jual beli antik , dan
sekarang katanya membuka usaha restorant baik di ranai dan jakarta.Pd
tahun 1988 dan skitarnya , saya mengenal mrk dan sempat bertemu kembali
skitar awal thn 2000, ktk mrk mau berobat ke singapore.Saya
hanya mengerti sedikit bhs dialek "tiochew", . Maaf , apakah ayah anda
dipanggil, Koh Akiang...? yg buka restorant dan tinggal didekat
pangkalan militer...atau yg membuka usaha bahan bangunan, penginapan
dan juga ada restoran kecil atau kedai kopi...Oh saya ber marga
Tan nama lengkap kelahiran saya , tan kiat beng. Saya warga
keturunan , generasi ke empat. Biasa disebut orang peranakan, babah
atau "kiausen" ( kiauseng lang ...ah..ah... )> pertama kali saya
kepinang , orang2 tionghoa disana agak bingung ktk berkomunikasi dng
saya ,kelihatan dr muka dan warna kulit , saya tionghoa. tapi koq, ngak
bisa ngomong dialek setempat atau mandarin Sempat brapa x saya
mendengar mrk bisik2 dng sesamanya < " ini orang " pankwie (kui )
atau tenglang ya...? Karena terbiasa dng teman2 sngapore yg hokkian ,
tentu saya dpt mengerti percakapan mrk , > Biasanya saya jawab..."
saya , "pasia lang."..ah.. ah..Btw
, anda tinggal di Jkt...? Saya kelahiran Jkt..dan sudah 5 thn ini
tinggal kembali di Jkt, setelah agak lelah menjadi musafir...Salam.--- On Sun, 12/20/09, Edy Lim  wrote:From: Edy Lim Subject: Re: [budaya_tionghua] Untk Eddy Lim ...To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comDate: Sunday, December 20, 2009, 1:22 AM





 




  
  
  Salam...Masi update sama Tg.Pinang rupanya :)Bioskop di sebelah Bestari Mall, saya tidak pernah melihatnya beroperasi dan sekarang memang sudah rata dengan tanah.Seluruh
tanah di sana sebenarnya adalah milik Toan Hoa, namun disita secara
paksa saat Orba. Sekarang tanah kosong di seberang Bestari Mall masih
sengketa jadi terbengkelai. Kalau Koh Beng lama di Pinang, bisa bicara dalam dialek "Teochew"? Karena mayoritas sana orang bahasa Teochew walaupun dari suku yang berbeda-beda.Senggarang masi utuh dengan kelenteng 200-an tahunnya, dan terlihat agak "WAH", seperti baru dibangun, kalau diliat dari luar.
Kelenteng Bahtera Sasana / 天后宫, dengar dari orang-orang tua, dulu diresmikan oleh bule karena harus orang yang punya "ung khi" tinggi baru bisa. Wonders it is true or not..Kunjungan Koh Beng dulu ke Ranai tinggal di hotel mana?Jika kunjungan Koh Beng di atas tahun 2000, pasti mengenal Papa saya : Lim Lie Kiang / Hendri. Karena orang Tionghua disana sedikit, hanya ada 1 kelenteng di daerah Penagi. Jadi semua orang Tionghua pasti kenal seandainya berada disana.Papa saya awal tahun 2000, sempat dagang sampingan barang-barang antik dari Natuna.Banyak barang antik yang dijual ke kolektor antik di Tanjungpinang juga.Koh Beng marganya boleh tahu, apa?

Edy Lim
Lim Mui Leng (林美龙)
From: beng mazmuri To: budaya_tionghua@ yahoogroups. comSent: Sat, December 19, 2009 1:27:32 PMSubject: [budaya_tionghua] 

[budaya_tionghua] Marga kita dalam bahasa Indonesia

2009-12-21 Terurut Topik Edy Lim
Salam saudara BT,

Seperti kita ketahui, karena kita adalah Tionghua keturunan di luar Tiongkok 
(dalam kasus ini di Indonesia)
Marga-marga kita ada yang di-Indonesia-kan, contohnya :

1. Lim Sio Liong.. Marga Lim diubah menjadi "Salim"
2. Andrie Wongso.. Saya kira beliau Marga Ong (王)
3. Tan: Tanujaya, Tanuwibowo, Tanuwijaya.
4. Dan juga marga-marga lainnya.
Untuk yang marga Lim, setahu saya cuman ada "Halim" dan "Salim". Apakah dari 
teman-teman ada tambahan informasi?

Salam

Edy Lim
Ling Mui Leng (林美龙)


  

Re: [budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang Tampil di Aceh

2009-12-21 Terurut Topik adiperdanasamuel
Barongsai masuk gereja! Salut buat Romo "X"... 
Dalam agama atau budaya bahasa yg dipakai tidak hanya verbal atau tulis.. Tapi 
juga ada yg namanya bahasa simbol, gambar seperti ikon dalam katolik, warna 
dalam tahun gerejawi. 
Misal gambar ikan dalam tradisi atau agama yahudi juga sekarang diwarisi 
kekristenan melambangkan "persekutuan dengan Kristus= iktus", salib lambang 
Yesus bangkit, lilin sebagai lambang terang, dalam masa natal Yesus sebagai 
"terang dunia" turun dari sorga.. Malailkat bernyanyi "Gloria Inexcelsis Deo". 
Merpati: Roh Kudus,Dll.
Bahasa simbol ini tujuannya berusaha "menghadirkan" keilahian, kemisterian 
Allah yg bersekutu dengan umatnya dalam ibadah. BUKAN sekedar nilai seni, atau 
sesuatu tanpa makna religius atau pengalaman religius (tentu yg sesuai dengan 
agama yg meyakininya- ex. Kekristenan.).
Barongsai masuk gereja menyimbolkan apa? Mau bicara tentang misteri ilahi yg 
bagaimana? Atau apa makna religiusnya?
Jika hanya mau menghargai budaya tertentu (tionghua) maka Barongsai TIDAK PERLU 
masuk ke gereja, apalagi dalam suasana ibadah (sekalipun dalam rangka imlek).
Di Purwodadi, dimana masih ada klenteng satu-satunya umat kristiani bergabung 
merayakan imlek tampa sedikitpun "kagok" (urang bandung pny omong), ada 
barongsai dan di klenteng keberadaan atraksi barongsai lebih diresapi maknanya 
dan kemeriahannya.. Ehm..

Salam
Samuel 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "ikkyosensei_ym" 
Date: Mon, 21 Dec 2009 07:11:51 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] BARONGSAI MASUK GEREJA Re:Barongsai Dilarang Tampil 
di Aceh

Ha ha ha... saya suka sekali dengan Romo tersebut.
Boleh diperjelas lagi nama Romo tersebut... sangat senang bisa kenal/bersahabat 
dengan orang tersebut.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "BUD'S 1"  wrote:
>
> Ada suatu pengalaman lucu, Waktu Imlek ada salah satu Gereja di daerah
> Jak-Bar untuk mengadakan atraksi Barongsai setelah Misa ( he he he Ada Juga
> Gereja mengadakan Misa Imlek dan tidak menjelek2kan Budaya Tionghua ). Para
> pegurus ada yang pro dan contra karena itu dianggap ada setannya. Akhirnya
> mereka bekunsultasi dengan Romo B yang asli orang Jawa. tau apa yang
> dilakukan oleh Romo itu ??. Makan Beling didepan mereka sambil tanya apakan
> yang barusan dilakukan itu termasuk Atraksi Setan ?? Akhirnya yang contra
> pada diam deh. dan Happy ending dengan Barongsai masuk Gereja.
> 
> PS : Kalau pemainnya bermarga Tan bukannya ada Se Tan ( Bahasa Hok kien ) ??
> 
> Salam,
> Budiman
> 
> 2009/12/21 ardian_c 
> 
> >
> >
> > lha2 khan dikutip itu pernyataan dari kakanwil depag Aceh,so gini aje dah
> > emangnya kenapa gak boleh ?
> >
> > btw emangnya barongsai setan ya ? hehehehehehehehehe
> >
> >
>





Re: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik shinmen takezo
komentar anda tidak pada tempatnya

kritiklah pendeta yang kotbahnya melenceng , saya pun ikut mendukung
komentar anda , tapi membangun gereja itu yah sah sah saja
jangan sampai anda terlalu antipati sehingga kehilangan penilaian objektif
biar bagaimana pun tindakan anarkis tidak dapat di benarkan




2009/12/21 ikkyosensei_ym 

>
>
> Dear Danarhadi:
>
> Dan juga, tidak perlu ngebet membangun gereja di sebuah lingkungan yang
> jelas mayoritas adalah muslim.
>
> Gak suka dengan agama Islam, kenapa harus dikristenkan? Bisa jadi ditimpuk
> adalah peringatan pertama (bukan terakhir)... setelah berkali2 dilakukan
> pelanggaran ijin lingkungan.
>
> Dan, jika tidak cocok/benci dengan sebuah budaya, kenapa harus dikotbahkan
> di dalam kebaktian?
>
> Saya kira, introspeksi berkenaan ketulusan alasan pembangunan suatu gedung
> ibadah di sebuah lokasi ... perlu dikaji ulang secara internal.
>
> Salam,
>
> Chen Gui Xin
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> "danarhadi2000"  wrote:
> >
> > Dan.. agar tiap umat urus agama masing masing. Kalau non Kristen gak usah
> melempari gereja dengan batu dan mau membakarnya, seperti di Bekasi dan
> Temanggung..
> >
> > Nggak suka agama lain OK OK lahhh.. tapi jangan timpukin dong... mentang
> mentang kita kaya kerikil..
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
> "M. Huda"  wrote:
> > >
> > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > >
> > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen,
> katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab,
> tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis
> dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya
> dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama
> dengan politik.
> > > God bless you, sir.
> > >
> > > -= M. Huda =-
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > 
> > > From: liang u 
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang
> paling berbahaya. OOT
> > >
> > >
> > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita
> melihat extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme
> zaman Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja
> zaman Pol Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa
> puluh juta jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi
> Jahudi, orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai
> jutaan orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua
> akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat
> dibantah.
> > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu
> ektrimisme Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang
> tiap hari membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa
> ditangkap. Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung
> pergi ke Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya
> Kartosuwirjo.
> > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi
> oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang
> terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental.
> Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata,
> misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak,
> bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda
> boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui
> brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada
> seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu
> apa yang telah diperbuat orang itu.
> > > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui
> ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> > > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi
> peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi
> pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa
> pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang
> ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang
> tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan
> Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik
> harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen, Katolik,
> Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah
> agama anda.
> > > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan
> Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari
> agama?
> > > Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam
> agama, apalagi yan

[budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Dear Danarhadi:

Dan juga, tidak perlu ngebet membangun gereja di sebuah lingkungan yang jelas 
mayoritas adalah muslim.

Gak suka dengan agama Islam, kenapa harus dikristenkan? Bisa jadi ditimpuk 
adalah peringatan pertama (bukan terakhir)... setelah berkali2 dilakukan 
pelanggaran ijin lingkungan.

Dan, jika tidak cocok/benci dengan sebuah budaya, kenapa harus dikotbahkan di 
dalam kebaktian?

Saya kira, introspeksi berkenaan ketulusan alasan pembangunan suatu gedung 
ibadah di sebuah lokasi ... perlu dikaji ulang secara internal.


Salam,

Chen Gui Xin


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "danarhadi2000"  
wrote:
>
> Dan.. agar tiap umat urus agama masing masing. Kalau non Kristen gak usah 
> melempari gereja dengan batu dan mau membakarnya, seperti di Bekasi dan 
> Temanggung..
> 
> Nggak suka agama lain OK OK lahhh.. tapi jangan timpukin dong... mentang 
> mentang kita kaya kerikil..
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "M. Huda"  wrote:
> >
> > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > 
> > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, 
> > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, 
> > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis 
> > dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya 
> > dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama 
> > dengan politik.
> > God bless you, sir.
> > 
> > -=   M. Huda=-
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > From: liang u 
> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang 
> > paling berbahaya. OOT
> > 
> >   
> > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat 
> > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman 
> > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol 
> > Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh 
> > juta jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi 
> > Jahudi, orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang 
> > membantai jutaan orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada 
> > hentinya.  Semua akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak 
> > dan tak dapat dibantah.
> > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme 
> > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari 
> > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa 
> > ditangkap. Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung 
> > pergi ke Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya Kartosuwirjo. 
> > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi oleh 
> > orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang 
> > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental. 
> > Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata, 
> > misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak, 
> > bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. 
> > Anda boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah 
> > melalui brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal 
> > ada seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat 
> > dulu apa yang telah diperbuat orang itu. 
> > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui 
> > ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi peringatan 
> > keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi pergeseran ke 
> > arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa pemerintah 
> > mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang ditunggangi 
> > agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang tersengal-sengal 
> > karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan Seng ngawur, 
> > katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik harus lepas 
> > dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen, Katolik, Buddha, 
> > Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah agama anda. 
> > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan Kristen?  
> > Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari agama?
> >  Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam agama, 
> > apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak itu 
> > Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada 
> > bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak 
> > percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda 
> > 

[budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Dear M. Huda:
Saya setuju pemisahan agama dengan politik. Dan juga pemisahan agama dari 
pendidikan formal.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "M. Huda"  wrote:
>
> Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> 
> Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen, 
> katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab, 
> tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis 
> dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya 
> dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama 
> dengan politik.
> God bless you, sir.
> 
> -=   M. Huda=-
> 
> 
> 
> 
> 
> From: liang u 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling 
> berbahaya. OOT
> 
>   
> Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat 
> extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman 
> Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol 
> Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh juta 
> jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi Jahudi, orng 
> Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai jutaan orang 
> yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya.  Semua akarnya 
> adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat dibantah.
> Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme 
> Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari 
> membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa ditangkap. 
> Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi ke 
> Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya Kartosuwirjo. 
> Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi oleh 
> orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang terkemuka, 
> dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental. Tentara masuk 
> misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata, misionaris 
> menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak, bahwa semua 
> yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda boleh 
> percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui brain wash 
> sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada seorang yang 
> seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu apa yang telah 
> diperbuat orang itu. 
> Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui 
> ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi peringatan 
> keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi pergeseran ke arah 
> ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa pemerintah mengikuti pola 
> mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang ditunggangi agama. Seorang 
> pemuda masih famili saya, dengan napas yang tersengal-sengal karena marah ia 
> bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan Seng ngawur, katanya. Ketika saya 
> tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik harus lepas dari agama, anda boleh 
> percaya agama apa saja, Kristen, Katolik, Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau 
> mau bicara politik tanggalkan jubah agama anda. 
> Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan Kristen?  
> Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari agama?
>  Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam agama, 
> apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak itu 
> Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada bantahan, 
> siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak percaya, 
> anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda sekali dengan 
> mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak bertanya bahkan membantah 
> sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena anak itu Kristen dan 
> saya sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama sekali, karena pendeta 
> adalah pembawa suara Tuhan. 
>  Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti melihat 
> dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur, terutama 
> pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang sudah 
> dibrainwas melalui agama berani menyebut, Tiongkok berbuat benar. Semua 
> salah. Pembangunan berhasil baik, dianggap salah karena masih ada yang 
> miskin, apa di USA sana tak ada yang miskin? Jalan-jalan di Wall Street tentu 
> saja tidak bisa melihat yang miskin. Gempa bumi mereka gembira, itu hukuman 
> Tuhan! Aceh tsunami gembira hukuman Tuhan, waktu Nias tsunami baru bungkam 
> kenapa yah yang percaya T

Re: [budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik shinmen takezo
haiyah ungkapan sinis jangan di terjemahkan mentah2 dunk pak ...



2009/12/21 ikkyosensei_ym 

>
>
> Oh, jadi agama sudah ada sejak jaman manusia kera berjalan tegak yach? Kok
> jadi bignung. Agama survival of the fittest tersebut di Indonesia boleh gak
> diajarkan?
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> shinmen takezo  wrote:
> >
> > Agama telah sukses membawa manusia lebih bermartabat di antara seluruh
> > primata yang ke arah survival for the fittest ,
> >
> >
> > >
> > > --- In 
> > > budaya_tionghua@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>,
>
> > > "M. Huda"  wrote:
> > > >
> > > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > > >
> > > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia,
> kristen,
> > > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab,
> > > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para
> ekstrimis
> > > dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang
> saya
> > > dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan
> agama
> > > dengan politik.
> > > > God bless you, sir.
> > > >
> > > > -= M. Huda =-
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > 
> > > > From: liang u 
> > >
> > > > To: 
> > > > budaya_tionghua@yahoogroups.com 40yahoogroups.com>
>
> > > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang
> > > paling berbahaya. OOT
> > > >
> > > >
> > > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita
> melihat
> > > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme
> zaman
> > > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman
> Pol
> > > Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh
> juta
> > > jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi
> Jahudi,
> > > orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai
> jutaan
> > > orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua
> > > akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak
> dapat
> > > dibantah.
> > > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu
> ektrimisme
> > > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap
> hari
> > > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa
> ditangkap.
> > > Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi
> ke
> > > Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya
> > > Kartosuwirjo.
> > > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII
> diorganisasi
> > > oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang
> > > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui
> mental.
> > > Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan
> bersenjata,
> > > misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci
> otak,
> > > bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan.
> Anda
> > > boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah
> melalui
> > > brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada
> > > seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat
> dulu
> > > apa yang telah diperbuat orang itu.
> > > > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash
> melalui
> > > ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> > > > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi
> > > peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi
> > > pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa
> > > pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik
> yang
> > > ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang
> > > tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong
> Kan
> > > Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan,
> politik
> > > harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen,
> Katolik,
> > > Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah
> > > agama anda.
> > > > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan
> > > Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau
> dari
> > > agama?
> > > > Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam
> > > agama, apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena
> anak
> > > itu Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada
> > > bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi.
> Tak
> > > percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan
> berbeda
> > > sekali dengan mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak
> bertanya
> > > bahkan membantah sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gere

[budaya_tionghua] Re: Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang paling berbahaya. OOT

2009-12-21 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Oh, jadi agama sudah ada sejak jaman manusia kera berjalan tegak yach? Kok jadi 
bignung. Agama survival of the fittest tersebut di Indonesia boleh gak 
diajarkan?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo  
wrote:
>
> Agama telah sukses membawa manusia lebih bermartabat di antara seluruh
> primata yang  ke arah survival for the fittest ,
> 
> 
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> > "M. Huda"  wrote:
> > >
> > > Maaf ikutan, tapi saya setuju berat!
> > >
> > > Saya sudah muak segala bentuk ekstrimisme, islam, sunni, shia, kristen,
> > katolik, yahudi, demokrasi, komunis, sosialis, kapitalis, fasis, arab,
> > tionghoa. Beberapa waktu terakhir ini saya berusaha mengenal para ekstrimis
> > dari berbagai agama, etnis, budaya dan ideologi dan hanya satu yang saya
> > dapatkan dari mereka semua, mereka orang gila. Saya setuju pemisahan agama
> > dengan politik.
> > > God bless you, sir.
> > >
> > > -= M. Huda =-
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > 
> > > From: liang u 
> >
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
> > > Sent: Sat, 19 December, 2009 19:30:48
> > > Subject: [budaya_tionghua] Extrimisme dalam agama adalah gerakan yang
> > paling berbahaya. OOT
> > >
> > >
> > > Extrimisme bukan saja dalam politik, dalam politik abad lalu kita melihat
> > extrimisme Hitler, Jepang dan Italia dengan fasismenya. Extrimisme zaman
> > Jiang Qing dan kelompok 4 nya di Tiongkok, ekstrimisme di Kamboja zaman Pol
> > Pot, ekstrimisme zaman orda Baru di Indonesia dan lainnya. Berapa puluh juta
> > jiwa melayang akibat ekstrimisme ini. Orang Jerman yang membasmi Jahudi,
> > orng Jepang yang membantai orang Tiongkok, rezim Orba yang membantai jutaan
> > orang yang dituduh komunis dan Tionghoa dsb tidak ada hentinya. Semua
> > akarnya adalah ekstrimisme, menganggap sesuatu yang mutlak dan tak dapat
> > dibantah.
> > > Extrimisme bisa juga muncul dalam agama. Mulai abad yang lalu ektrimisme
> > Islam mulai mendapat kekuatan di Indonesia, pasukan DI-TII yang tiap hari
> > membakar kampung membakar manusia dan menyembelih semua yang bisa ditangkap.
> > Jam 4 sore, orang sudah tak ada yang berani meninggalkan Bandung pergi ke
> > Purwakarta, karena pasti nyawa akan hilang di jalan.
> > > Gerakan ini akhirnya berhasil dipadamkan dengan tertembaknya
> > Kartosuwirjo.
> > > Sangat disayangkan, di Indonesia gerakan ekstrimis DI-TII diorganisasi
> > oleh orang-orang fanatik, tapi di Barat banyak diorganisasi oleh orang
> > terkemuka, dengan tujuan membantu menaklukkan negara Timur melalui mental.
> > Tentara masuk misionaris masuk, tentara menaklukkan perlawanan bersenjata,
> > misionaris menalukkan dengan penyebaran agama, mereka melakukan cuci otak,
> > bahwa semua yang dilakukan oleh tentara kolonial adalah kehendak Tuhan. Anda
> > boleh percaya boleh tidak, sebab banyak diantara kita yang sudah melalui
> > brain wash sudah tak dapat berfikir rasional lagi. Lihat saja asal ada
> > seorang yang seiman dapat serangan, maka langsung marah, tidak dilihat dulu
> > apa yang telah diperbuat orang itu.
> > > Saya tidak mengatakan semua begitu, tapi yang sudah dibrainwash melalui
> > ekterimisme sudah begitu. Anda boleh cek satu persatu.
> > > Beberapa tahun lalu, seorang menteri di Singapore sudah memberi
> > peringatan keras, makin banyak orang beragama tak ada salahnya, tapi
> > pergeseran ke arah ekstrimisme harus dicegah. Ekstrimisme akan memaksa
> > pemerintah mengikuti pola mereka, ini bukan agama lagi tapi politik yang
> > ditunggangi agama. Seorang pemuda masih famili saya, dengan napas yang
> > tersengal-sengal karena marah ia bilang, Pemerintah mulai ngaco, Wong Kan
> > Seng ngawur, katanya. Ketika saya tanya, Wong Kan Seng menyatakan, politik
> > harus lepas dari agama, anda boleh percaya agama apa saja, Kristen, Katolik,
> > Buddha, Tao, Jahudi dll. tapi kalau mau bicara politik tanggalkan jubah
> > agama anda.
> > > Dengan tenang saya katakan, lalu apa salahnya? Mereka mau menekan
> > Kristen? Menekannya bagaimana? Mengapa politik tidak boleh ditinjau dari
> > agama?
> > > Saya bilang tenang, anda katanya menyenangi sistem demokrasi, dalam
> > agama, apalagi yang ekstrim tak ada demokrasi. Apa kata pendeta (karena anak
> > itu Kristen) itulah yang harus dilakukan, tak ada tanya jawab, tak ada
> > bantahan, siapa yang meragukan ia adalah penghianat dan akan dimusuhi. Tak
> > percaya, anda ajukan pertanyaan saat khotbah, apa jawabnya, akan berbeda
> > sekali dengan mimbar ilmu, mimbar di sekolah. Anda diharap banyak bertanya
> > bahkan membantah sang dosen. Di gereja (saya ambil contoh gereja karena anak
> > itu Kristen dan saya sendiri Kristen) anda tak boleh membantah sama sekali,
> > karena pendeta adalah pembawa suara Tuhan.
> > > Sayang gerakan ini sekarang meluas, orang yang tak tutup mata pasti
> > melihat dan merasakan. Hasilnya semua yang diperbuat orang Timur, terutama
> > pemerintahnya di 'setan'kan. Jangan harap orang barat dan orang yang sudah
> > dibrainwas melal

Bls: [budaya_tionghua] Re: I Love My God and I Love My Culture

2009-12-21 Terurut Topik ikkyosensei_ym
Dear Julia & Harmony:
Karena sudah ditanyakan oleh Harmony, maka saya ikut menyimak saja dulu.

Salam,

Chen Gui Xin

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "perfect_harmony2000" 
 wrote:
>
> Sdri.Julia,
> 
> mohon tanya ayat mana dalam Injil yang melarang orang Tionghoa untuk memegang 
> dupa ?
> Dan juga aliran Kristen yang mana yang melarang ?
> Harap tanyakan kepada PGTI.
> 
> 
> 
> Hormat saya,
> 
> 
> Xuan Tong
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, julia tamara sari  
> wrote:
> >
> > "Saya tahu bahwa seorang Tionghoa kristen tidak diijinkan lagi memegang 
> > hio.. Tapi, kenapa tidak anda jelaskan di sini sekalian, bagaimana 
> > pandangan yang diajarkan dalam kristen terhadap hio, sehingga tidak boleh 
> > dipegang oleh seorang Tionghoa?"
> >  
> > Saudara yang terhormat, jika Anda menanyakan bagaimana pandangan Kristen 
> > terhadap hio, mungkin saya tidak bisa menjelaskannya dengan gaya yang 
> > canggih seperti yang biasa digunakan rohaniwan2. Namun dari apa yang selama 
> > ini saya pelajari mengenai kepercayaan saya, ada perbedaan dalam konsep 
> > kematian yang diajarkan oleh orang Kristen dan Kong hu chu (agama 
> > yang menggunakan hio dalam ritual keagamaan). Saya yakin konsep setiap 
> > agama juga berbeda-beda dalam menjalani setiap ritual keagaman, termasuk 
> > mengenai kematian. Saya tidak berhak menyalahkan atau membenarkan apakah 
> > seseorang boleh memegang hio atau tidak. Namun di agama Kristen memang 
> > tidak diperbolehkan karena tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Dalam 
> > memandang persoalan ini, saya berharap, seperti yang dikatakan pak Lim, 
> > perbedaan kecil ini tidak perlu terlalu dibesar-besarkan. Dengan sedikit 
> > rasa toleransi saya yakin bisa membuat kehidupan menjadi lebih baik. 
> >  
> > nb : Jika anda masih penasaran mengenai konsep hio tersebut, saran saya 
> > adalah anda menghubungi PGTI (Persatuan Gereja Tionghoa Indonesia). Mungkin 
> > mereka bisa memberikan jawaban yang lebih canggih dan banyak mengandung 
> > doktrin ajaran Kristen.
> >  
> > "Jujur jawablah 3 kali demi nama Yesusmu. Benarkah anda tidak pernah 
> > mendengar budaya Tionghoa dibuat bahan tertawaan di gereja kristen?"
> > 
> > Pertama, saya tidak pernah menyebut nama Tuhan saya dengan 
> > sembarangan. Kedua, menurut saya ini adalah forum sosial dan bukan forum 
> > keagamaan, jadi saya rasa saya tidak perlu menyebut nama siapa pun termasuk 
> > nama anda, hehehe...
> >  
> > Nah, mengenai pertanyaan anda yang satu ini. Apakah saya pernah mendengar 
> > atau tidak? Memang ada dan saya yakin 100% di agama apapun pasti ada 
> > tertawaan mengenai agama dan budaya lain. Tapi jujur saja saya tidak pernah 
> > ingat apa persisnya 'tertawaan' atau 'joke' tersebut karena saya tidak 
> > pernah menanggapinya. Why? Karena saya tidak pernah setuju pada orang yang 
> > menghina orang lain dalam bentuk apapun. 
> >  
> > Secara moral dan etika dalam hidup bermasyarakat, orang2 yang telah 
> > menghina atau menjadikan sebuah agama dan budaya sebagai bahan tertawaan, 
> > adalah perbuatan yang paling hina. Jika kita melakukan hal tersebut, 
> > bukankah itu artinya kita merasa diri kita paling benar, paling 
> > sempurna di dunia ini? Kalau begitu apa bedanya dengan bersikap sombong 
> > dan tinggi hati? 
> >  
> > Ironisnya, penghinaan semacam itu sering kali dilakukan guru-guru agama, 
> > baik mereka sadari atau tidak. Namun perlu Anda pahami bahwa saya memeluk 
> > suatu agama karena ajarannya dan bukan karena orang-orangnya. Saya bukan 
> > pengikut seseorang (pendeta, ustad, atau guru-guru ajama) karena apa yang 
> > diucapkan oleh orang tersebut. Saya menjadi kristen karena saya memilih 
> > untuk percaya pada ajaran kristen dan bukan karena apa yang dilakukan atau 
> > diucapkan oleh orang Kristen. 
> >  
> > Saya tahu tidak ada orang yang seratus persen sempurna dan agama atau 
> > suatu budaya tertentu tidak bukan jaminan bahwa sikap dan tingkah laku 
> > manusia akan sempurna. Jadi, menurut saya Anda jangan terlalu cepat 
> > men-judge bahwa hanya agama Kristen saja yang menertawakan budaya 
> > Tionghoa. Apakah anda pernah berpikir bahwa di luar sana juga ada yang 
> > menertawakan ajaran Kristen? 
> >  
> > "Saya pikir, anda menganggap permasalahan ini hanya urusan kecil, karena 
> > tidak menyentuh sesuatu yang anda anggap berharga. Buat saya, Budaya 
> > Tionghoa sangatlah berharga."
> >  
> > Setuju banget, my man! Sebagai orang Tionghoa, saya sangat-1000x menyukai 
> > budaya Tionghoa. Budaya Tionghoa amatlah berharga, kaya, dan wow!, saya 
> > tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk menggambarkannya.
> >  
> > Tapi sejujurnya, saya tidak mengerti apa yang dimaksud dengan 'tidak 
> > menyentuh sesuatu yang anda anggap berharga'. Apakah maksudnya 'keimanan' 
> > saya? Well, kalau memang sudah bersinggungan yang paling mungkin 
> > yang akan saya lakukan adalah memilah-milah terlebih dahulu, apakah saya 
> > akan tetap melakukan atau ti