Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tan Malaka Hadir di Lapangan Ikada
ini foto tan malaka di Lapangan Ikada (19 September 1945) di samping Bung Karno. http://blogombal.org/2008/09/03/batik-baju-safari-celana-pendek/ Let the world change you and you can change the world Ernesto Che Guevara http://escoret.net/blog/ --- Pada Jum, 21/8/09, agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.idagushamonangan%40yahoo.co.id menulis: Dari: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.idagushamonangan%40yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tan Malaka Hadir di Lapangan Ikada Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 21 Agustus, 2009, 6:07 AM http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/21/ 03254318/ tan.malaka. hadir.di. lapangan. ikada Jakarta, Kompas - Ibrahim Datoek Tan Malaka atau dikenal dengan nama Tan Malaka hadir mendampingi Soekarno pada saat rapat akbar di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta), 19 September 1945. Kehadirannya diperkuat pula dengan keterangan Bung Hatta yang membenarkan kehadiran Tan Malaka tersebut. Hal itu disampaikan sejarawan Universitas Leiden, Harry A Poeze, yang juga Direktur Koninklijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde Leiden, dalam diskusi di Megawati Institute, Jakarta, Kamis (20/8). Direktur Eksekutif Megawati Institute Arif Budimanta menjelaskan, Tan Malaka termasuk salah satu tokoh yang menjadi sumber inspirasi bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, selain Soekarno. Fakta baru yang ditemukan Harry ini merupakan penemuan baru akan keterlibatan Tan Malaka pada masa-masa proklamasi. Selain itu, Harry juga melakukan penelitian cukup lama untuk mengungkap kematian Tan Malaka. Berdasarkan penelitian Harry, Tan Malaka meninggal di Desa Selopanggung, di kaki Gunung Wilis, sekitar 20 kilometer dari Kediri, Jawa Timur. Harry menyebutkan, Tan Malaka ditembak mati di sana. Harry menyatakan, masa lalu Tan Malaka yang selalu dikejar-kejar oleh Perancis, Amerika Serikat, China, dan Belanda membuat Tan Malaka menjadi sosok yang sangat hati-hati. Ia selalu hidup berpindah-pindah. Akibatnya, kata Harry, Tan Malaka disebut sebagai pribadi yang terlambat beraksi dan tidak memakai kesempatan yang baik. Semua ini, kata Harry, karena selama lebih dari 20 tahun ia selalu diburu polisi rahasia dari beberapa negara. (VIN)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekayaan Bupati Nganjuk Lebih Banyak Dibandingkan Gubernur
Duh pada kaya2 semuanya ya... Kapan orang miskin bisa ikutan nyalon jadi gubernur/bupati/wali-kota? Salam, |M|U|B|A|R|I|K| Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Date: Fri, 21 Aug 2009 03:30:23 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kekayaan Bupati Nganjuk Lebih Banyak Dibandingkan Gubernur http://regional.kompas.com/read/xml/2009/08/21/09265978/Kekayaan.Bupati.Nganjuk.Lebih.Kaya.Dibanding.Gubernur SURABAYA, KOMPAS.com Harta kekayaan Bupati Nganjuk Taufiqurrahman melampaui harta kekayaan yang dimiliki Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Dalam laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) yang dikeluarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Surabaya, Kamis (20/8), menyebutkan, nilai kekayaan Taufiq mencapai Rp 15.746.397.166. Adapun kekayaan Gubernur Soekarwo tercatat senilai Rp 8.934.952.000. Kekayaan orang nomor satu di Jatim itu juga masih kalah dibandingkan dengan harta yang dimiliki Wali Kota Kediri Samsul Ashar, yakni Rp 12.534.915.476. Sementara itu, nilai harta kekayaan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, sebagaimana disebutkan dalam LHKPN, tercatat Rp 6.203.269.917. Dalam pengumuman LHKPN yang dipimpin Wakil Ketua KPK M Jasin, Bupati Nganjuk Taufiqurrahman mengatakan, ada harta bendanya yang belum dilaporkan. Harta itu berupa lahan sawah seluas 20 hektar di Jombang yang merupakan warisan dari orangtua saya yang baru meninggal dunia, katanya. Demikian pula harta benda Wali Kota Samsul Ashar yang belum tercatat, di antaranya berupa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Surya Mitra Husada, PT Radio Dahlia Suara Serasi, dan apotek. Semuanya berada di Kota Kediri, yang juga dilaporkan secara lisan kepada Jasin. Mungkin kalau ditaksir ketiga aset tersebut sekitar 10 persen dari nilai kekayaan saya dalam LHKPN, kata Samsul Ashar yang dilantik Wali Kota Kediri pada April itu. Sementara itu, Saifullah juga mengungkapkan ada hartanya yang merupakan pesangon setelah dia tidak menjabat Komisaris BRI. Mungkin nilainya 20 persen dari harta saya sebelumnya, katanya. Harta kekayaan yang dilaporkan para pejabat itu merupakan harta tidak bergerak dan harta bergerak yang diperoleh sebelum dan sesudah menjabat. Sementara itu, Jasin terpaksa membacakan laporan harta kekayaan Bupati Jombang Suyanto karena tidak hadir dalam acara itu tanpa memberikan keterangan resmi kepada KPK. Staf kami sudah menghubunginya berkali-kali. Namun, yang bersangkutan tidak mau menjawab, kata Jasin. Jasin juga mengatakan, seharusnya dia mencontoh Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, Bupati Nganjuk, serta Wali Kota Kediri yang hadir dalam acara ini untuk menunjukkan integritas dan transparansinya sebagai pejabat publik. Dalam LHKPN, nilai kekayaan Bupati Jombang itu tercatat sebesar Rp 6.959.661.731. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://koran.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer
Sekarang tentara dikenal 'galak' sama rakyat, mungkin karena kurang terlampiaskan hasrat ketentaraannya :) Daripada 'nganggur' lebih bagus ikutan memerangi para teroris, karena kalau nungguin perang betulan kagak bakalan deh. Juga bagus diterjunkan ketempat-tempat musibah atau bencana alam. Salam, |M|U|B|A|R|I|K| Sent from my BlackBerry® smartphone -Original Message- From: Lasma siregar las032...@yahoo.com Date: Thu, 20 Aug 2009 20:11:39 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer Memang benar Pak, negara lain juga libatkan militer! Tapi kalau yang namanya negara lain ini adalah Zimbabwe, Somalia, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Peru, Guatemala dan sebagainya, ini bukanlah alasan yang baik untuk melibatkan militer. Apalagi seperti TNI (ABRI) yang selama 32 tahun ORBA (Soeharto) sama sekali tak meninggalkan nama yang bisa dihormati Tak heran kalau banyak yang hatinya terganggu mendengar mereka mau kembali lagi! Inilah yang perlu dilihat baik-baik Pak (berkaca sejenak)! Salam Las = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://koran.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ditempel Demokrat, Akankah Hati Megawati Luluh?
betul sekali, mega tdk akan luluh. kuat sekali ia pegang prinsip. wong ngucapin selamat ke sby saja sampe kiamat nggak akan pernah dilakukan ;-]. ttp kontradiksinya adalah pada taufik kiemas, pragmatis sekali dia itu. tinggal sekarang kuat nggak pegang prinsip jika yg menggoda adalah suami sendiri. - Original Message - From: ade_suerani To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 20, 2009 6:44 PM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ditempel Demokrat, Akankah Hati Megawati Luluh? Menurutku Mega tidak akan luluh. Mungkin sudah suratan takdir kalau PDIP itu jika tidak berkuasa akan terus beropisisi. Dan saya pikir itu bagus buat pemerintahan 2009-2014. Demokrat yang terus menggoda bukan karena satu-satunya seideologi dengan PDIP, melainkan SBY tidak siap dikritik. Oposisi selalu dianggap musuh. Rendahnya perolehan suara PDIP bukan karena kegagalan peran oposisi yang mainkan PDIP di Parlemen, melainkan banyak faktor dan salah satu yang penting adalah kharisma SBY (ganteng, santun dan berwibawa). PD akan tamat pasca SBY, dan kemungkinan kalau Golkar disetir sama Yuddy atau Ferry, Golkar bisa kembali mengambil alih pemerintahan. Kecuali ada peluang calon independen, perebutan kekuasaan menjadi lebih kompetitif. PDIP pun pasca Mega ibarat embrio yang baru menetas, dan sedang mencari formula baru dalam perpolitikannya. Ya, bisa saja Pemilu 2014 menjadi kebangkitan kedua reformasi. Wassalam, Ade Suerani
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer
Saya melihat pernyataan ini bertujuan untuk jangka panjang, demi menjaga keberlangsungan dinasti keluarga. Dengan melibatkan TNI, dalam hal ini kopasus, tentunya akan ada tokoh baru yg tampil, yaitu pimpinan kopasus. kita tahu pimpinan kopasus saat ini adalah ipar dari incumbent. ketika ini direalisasikan, saya yakin gembong teroris tsb akan tertangkap (saya tidak akan berspekulasi apakah itu karena kinerja atau hanya sebuah sandiwara). Dan sebagaimana lazimnya keberhasilan layak disematkan kepada pemimpinnya. Teroris sampai saat ini adalah suatu masalah yg WAH di Indonesia bahkan dunia. seseorang yg berhasil mengatasi WAH ini tentunya akan menjadi WAH juga. Dan akhirnya naiklah citra si tokoh baru itu dipanggung Indonesia tercinta ini. From zero to Hero. Dari yg tak dikenal menjadi pesohor, patriot dan julukan lainnya. Dengan citra yg tinggi ini tentunya merupakan modal yg sangat cukup utk terus meningkatkan dan mempertahankan popularitas si tokoh tsb, sehingga dia layak jual utk mengikut kontes periode yg akan datang. untuk hal-hal pencritaan, pemenang pemilu sekarang adalah jagonya. Pentingnya si ipar dipersiapkan dari sekarang, karena sampai saat ini masih dia yg lebih unggul dari keluarga yg lain utk menggantikan incumbent. Jadi, menurut saya, Sinetron Teroris 09 yg sedang kejar tayang ini telah menjadi (sengaja atau tidak, saya tidak tahu) alat pencitraan. Salam, MS From: agushamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com Received: Friday, 21 August, 2009, 9:09 AM http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/21/ 03250954/ sby.negara. lain.juga. libatkan. militer Jakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui tidak paham jika ada yang berpendapat adanya kemunduran demokrasi jika TNI dilibatkan dalam upaya penanggulangan aksi-aksi terorisme. Saya tidak paham, karena itu (keikutsertaan TNI dalam pemberantasan terorisme) adalah amanah UU. Negara yang lain juga melibatkan semua komponen ketika negaranya diancam kejahatan terorisme. Itulah negara demokrasi, yang pelaksanaan demokrasinya sudah ratusan tahun lebih dulu dibandingkan kita. Ini tugas sesuai dengan UU, kata Yudhoyono di Markas Komando Pasukan Khusus TNI AD, Cijantung, Jakarta, Kamis (20/8). ---cut- [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] tolongmenu di toolbar micrsoft office bermasalah
saya baru aja instal kompt di rumah dan aku beli monitor seken,.. tapi napa semua menu microsoft officenya besar2 semua. aku dah setting dari resolution 1064 by 768. tapi tetap aja ga bagus hasilnya... semua tulisan ama menu toolbarnya gede2 bangat rekan milis tolong di bantu yahh, gimana cara setting na. makasih sebelumnya, Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. http://id.answers.yahoo.com
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Krisis Global dan Gelombang PHK Massal
*Buletin Elektronik**www.Prakarsa-Rakyat.org* *SADAR * *Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi* * Edisi: 233 Tahun V - 2009 Sumber: www.prakarsa-rakyat.org* *KRISIS GLOBAL DAN GELOMBANG PHK MASSAL* *Oleh: Hadi purnomo ** Seperti yang kita ketahui bersama krisis ekonomi telah meluluhlantakkan negara adidaya Amerika. Kondisi perekonomian Amerika Serikat memburuk dengan anjloknya tingkat konsumsi masyarakat akibat melambungnya harga bahan pangan dan minyak. Begitu juga dengan sektor perbankan seperti Duetsche Bank, UBS, Barclays Bank, Mitsubishi UFJ dan Mizuho yang memiliki investasi surat berharga kredit perumahan AS terkena getahnya dan merugi sangat besar. Sejumlah lembaga keuangan seperti Goldman Sachs, Bear Stearn, Fannie Mae dan Freddie Mac bangkrut. Selengkapnya: http://www.prakarsa-rakyat.org/download/Buletin%20SADAR/SADAR%20233%20tahun%20V%202009.html *webmas...@prakarsa-rakyat.org http://www.prakarsa-rakyat.org * [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban, ya Romadhon, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa
Marhaban, ya Romadhon. Selamat menjalankan Ibadah Puasa, buat Sahabat, Handai Taulan, Keluargaku di Evav atau dari Evav, Kenalan dan semua yang menjalankannya. Semoga Amal Ibadah dalam masa Puasa meningkatkan Ukhuwah Wathoniah untuk Dunia dan Bangsa kita. Amin wassalam, ex toto corde, Berthy B Rahawarin brahawa...@yahoo.com Quo res cumque cadunt, semper stat linea recta. (Apa pun yang terjadi, senantiasa berdiri di garis lurus.) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Diskusi Ramadhan Salihara 2009: Pintu-Pintu Islam
Salihara Menyambut Ramadhan 1430 H Agustus dan September 2009 Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat). Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Eropa Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Sinopsis Menyambut Bulan Ramadhan tahun 1430 Hijriyah ini Komunitas Salihara akan menyelenggarakan serangkaian diskusi dengan tema “Pintu-Pintu Islam”. Islam sebagai keyakinan memiliki manifestasi dalam budaya manusia. Tak hanya ada satu pintu menuju Islam. Keanekaragaman jalur masuk memberikan pengalaman tersendiri yang merupakan kekayaan bagi Islam. Di sinilah Islam hadir tidak dalam bentuknya yang monolitik, melainkan selalu tampak sebagai wujud yang pluralistik. Dalam rangkaian diskusi ini, akan ditemukan kemajemukan Islam itu melalui sejumlah kajian: kajian alternatif terhadap sejarah dan konsep tentang waktu, kajian terhadap praktek Islam di sejumlah kawasan Barat, serta kajian akan sifat Islami dalam musik. Selasa, 25 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam, Sejarah dan Konsep Waktu Ismail Fajrie Alatas (Mahasiswa doktoral sejarah dan antropologi di University of Michigan—Ann Arbor, Michigan, Amerika Serikat) dan Akhmad Sahal (Mahasiswa doktoral ilmu politik di Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat dan Peneliti di Freedom Institute Jakarta) Ismail Fajrie Alatas akan meninjau ulang konsep waktu dalam kajian sejarah di ranah antropologi sejarah; ia hendak menghadirkan sebuah kajian alternatif yang terhadap apa yang disebut sebagai modernitas. Fajrie tidak melihat sejarah sebagai kesatuan-alur-waktu yang teratur-kronologis namun sebagai fragmen yang terpisah-pisah. Fajrie mengandaikan bila 11 bulan lainnya yang dominan dalam kehidupan kita sebagai modernitas, maka bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang menyimpan tawaran, alternatif dan kritik. Fajrie akan mengulas ide dari Walter Benjamin. Sementara Sahal akan membandingkan kritik Benjamin tentang sejarah dan waktu modern dengan konsep teologi politik Carl Schmitt dalam antiliberalismenya. Komparasi ini menarik bukan hanya karena Benjamin yang Yahudi adalah pengagum Schmitt yang Nazi. Tapi lebih dari itu, pemikiran Schmitt tentang decisionalism dan klaimnya bahwa konsep modern adalah teologi yang tersekulerkan—banyak mempengarudi Benjamin. Rabu, 26 Agustus 2009, 18:30 WIB Islam dan Islamofobia di Dunia Barat Ulil Abshar-Abdalla (Mahasiswa doktoral di Harvard University, Amerika Serikat) dan Hambali Maksum (Imam masjid Indonesia di Den Haag, Belanda). Islam hadir dalam bentuknya yang majemuk karena perbedaan konteksnya. Melalui studi tentang kehidupan Islam di sejumlah kawasan akan tampak keunikan Islam itu—Islam yang ada di Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, hingga Islam yang berada di Eropa (Barat). Kehidupan Islam di wilayah-wilayah itu sering mengundang stereotipe hingga fobia. Bagaimana sesungguhnya tanggapan masyarakat non-muslim, misalnya di Belanda dan Amerika Serikat, yang sering memiliki pemahaman yang keliru terhadap Islam, seperti di Belanda dan Amerika? Rabu, 02 September 2009, 18:30 WIB Dua Musik Islami dari Sumatra Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki (penyanyi, dan Doktor dari University of Wisconsin—Madison, Amerika Serikat). Nyak ‘Ubiet’ Ina Raseuki baru saja menyelesaikan disertasinya yang berjudul “Being Islamic in Music: Two Contemporary Genres from Sumatra” di bidang etnomusikologi. Ubiet meneliti dua genre musik, yang satu bersifat populer dan yang lain “tradisional”, yang disebut sebagai musik Islami baik oleh pelaku maupun lingkungan masyarakatnya. Melalui kajian musik ini, Ubiet menemukan kehadiran Islam yang lain. Musik dari Aceh dan Jambi tersebut menunjukkan kompleksitas hubungan antara sumber penciptaan, klaim keislaman dan keberlanjutan musik itu sendiri. Diskusi ini terbuka untuk umum, bagi yang berpuasa akan disediakan buka puasa alakadarnya. http://www.salihara.org/main.php?type=detailmodule=newsmenu=childparent_id=5id=34item_id=797 http://www.facebook.com/home.php#/event.php?eid=125289979312ref=ts __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kecurigaan terhadap Pendatang Pun Mulai Marak
sekali lagi sy mengerti kegalauan bapak. sejarah memang 'realitas' yg pantas utk berefleksi. namun memaknai sejarah tentu juga tdk fair jika terbelenggu dlm skeptisime utk langkah kedepannya. realitas yg terjadi saat ini adalah telah terjadi kemajuan yg sangat berarti thd pola pandang masyarakat thd isu2 tertentu. kebebasan mengakses informasi telah mengubah kepercayaan masyarakat menjadi kritis saat menerima isu, meski diakui belum sepenuhnya merata. realitas juga yg hrs diterima bahwa masih ada pihak2 yg mengail di air keruh thd kebelummertaan masyarakat mengakses seluruh informasi. berpijak dari hal2 tsb diatas maka sikap kecurigaan menurut saya tdk akan menuju ke hal2 yg tdk diinginkan seperti uraian bapak. sikap tsb tdk berasal dari stigmatisasi penguasa yg dicekokkan secara paksa, namun murni berasal dari masyarakat yg melek informasi bahwa teroris2 tsb beraksi di kelengahan sistem masyarakat yg merenggang. revitalisasi sikap masyarakat yg erat satu sama lain akan menekan ruang gerak pelaku terorisme tsb. mungkin masalhnya jadi lain jika pihak penguasa/militer memanfaatkan dng isu yg lain diluar terorisme. itu akan dilawan masyarakat yg kritis informatif seperti di fpk ini ;-] - Original Message - From: halim hd To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, August 20, 2009 5:01 PM Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kecurigaan terhadap Pendatang Pun Mulai Marak maksud saya, begini, pak eko. kita mengalami masa rejim orba dengan isu dan stempel politik komunis. dari stempel itu muncuil sikap ganas pada tengah dan akhir 1960-an, dan berlanjut selama 30an tahun. saya cuma mau belajar dari hal itu. ketika warga sipil dikanal, digiring ke saling curigaan, maka sistem negara ini pada dasarnya mempermainkan hak sipil, dan bahkan ikut menindasnya. cara-cara penggiringan atau kanalisasi ke arah kecurigaan dan menciptakan konflik horisontal itu mengukuhkan kekuasaan yang cenderung totaliter- militeristik. dan fasis. marilah kita hadapi terorisme yang kini jadi isu kuat di negeri ini dengan kewaspadaan. kewaspadaan memang perlu. tapi, misalnya lalu setiap orang bergamis diplototi, dicurigai, remaja masjid diintai dan dicurigai, rasanya itu gak sehat. kita berharap kepada kepolisian akan makin canggih, dan koppasus-gultor akan melibatkan diri dengan efektif dan sesuai dengan hukum. sebab, pak eko, ketika babinsa yang warga sipil juga, dengans eragam dan wewenang seperti sekarang ini, bisa kayak satpol yang ngerasa punya kuasa maen gusur, lalu maen tangkep. warga sipil kita dengan seragam, cendserung ajdi para-militer, seperti juga yang dipelihara oleh parpol. dan itulah benih fasis yang terus menerus dipelihara di negeri tercinta ini. lalu ke mana arah dari keinginan, kehendak, harapan, cita-cita mewujudkan masyarakat madani? saya percaya bahwa kewqaspadaan dengan akal sehat, lebih berguna daripada hembusa isu yang berlebihan, yang bisa membuat porak poranda republik, yang sejmentara ini di kalangan elite sendiri nampak terasa tak memiliki ikatan kuat untuk tujuan menciptakan masyarakat adil makmur. hhd. PT. BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK. DISCLAIMER: This email and any files transmitted with it are confidential and intended solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If you have received this email in error please notify the system manager. This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system. If you are not the intended recipient you are notified that disclosing, copying, distributing or taking any action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Surat Terbuka untuk Menteri Kehutanan RI
Moga tak hanya dibaca, tapi juga ditindaklanjuti. Atau, semoga ada yang menyampaikan ke ybs. Soalnya..., ini pengalaman saja..., hal-hal seperti ini jarang sampai ke ybs, baik ke asprinya maupun (apalagi) ke menterinya. Gede. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, institute_ecosoc eco...@... wrote: Proyek Hutan Bakau Memperdaya Petani Lembata?? Surat Terbuka untuk Menteri Kehutanan RI Yang Terhormat Bapak Menteri Kehutanan, Pada akhir Juni 2009 telah datang pada kami sekelompok petani asal Kabupaten Lembata, provinsi NTT, yang dipimpin bapak AS. Hadung Boleng bin Yusuf. Kebetulan pada waktu itu kami sedang berada di Lembata, sehingga kami dapat bertemu langsung dengan mereka dan berkunjung ke lokasi di mana mereka tinggal. Mereka datang mewakili 214 petani anggota Kelompok petani Penyangga Abrasi Laut/Alam Darat (KLOMPPAL/D), yang pada tahun 2004 menjadi mitra kerja dinas kehutanan dalam pelaksanaan proyek pengembangan hutan mangrove pola partisipatif di Kabupaten Lembata. Mereka datang pada kami dengan satu tujuan, yaitu mengadukan masalah yang mereka hadapi terkait pelaksanaan proyek. Menurut mereka, sampai proyek berakhir, tidak diketahui secara pasti berapa sesungguhnya besar anggarannya. Mereka menilai, proyek pengembangan hutan mangrove itu telah dijalankan secara tidak transparan dan terkesan manipulatif. Selanjutnya silahkan kunjungi blog kami di : http://ecosocrights.blogspot.com/ Salam, Institute for Ecosoc Rights
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Hati-Hati Sebut Polri Langgar HAM soal Terorisme
Kok saya agak bingung ya membaca pernyataan SBY ini. Yang menuduh Kepolisian melanggar HAM saat melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap para teroris itu kira - kira masyarakat yang mana ya??? Kalau pernyataan SBY tersebut ditujukan kepada masyarakat Pendukung Pelaku Teror Bom seperti masyarakat di Solo beberapa waktu yang lalu, dimana mereka menyambut jenasah Pelaku Teror yang tewas ditembak Densus 88 bak Pahlawan yang baru pulang dari medan perang, ya masuk akal juga. Cuma saja, ini menurut hemat saya, tempat penyampaiannya kok tidak lazim, dimana disampaikan didepan Pasukan KOPASUS dan bukan didepan masyarakat Solo yang menyambut jenasah para teroris secara gegap gempita tersebut. Tapi kalau soal membuat pernyataan bahwa keterlibatan TNI dalam membrantas Terorisme tidaklah harus diartikan sebagai kemunduran Demokrasi, ya pernyataan didepan Kopasus memang tepat, karena Kopasus yang selama ini telah menawarkan diri untuk bergabung dalam pemberantasan Trorisme di Indonesia, tetapi tidak bisa terlaksana karena tidak ada pihak berwenang di negri ini yang menyiapkan payung hukum nya. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 20/8/09, agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id menulis: Dari: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Presiden: Hati-Hati Sebut Polri Langgar HAM soal Terorisme Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 20 Agustus, 2009, 8:26 AM Laporan wartawan KOMPAS Suhartono http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/20/ 13543940/ presiden. hati-hati. sebut.polri. langgar.ham. soal.terorisme JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan agar hati-hati menyatakan Kepolisian Negara RI melanggar hak-hak asasi manusia dalam upaya pemberantasan aksi terorisme selama ini. Pasalnya, apa yang dilakukan Polri sama sekali tidak bertentangan dengan Undang-Undang (UU) dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Hal itu disampaikan Presiden Yudhoyono di Gedung Balai Komando, Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD, Cijantung, Jakarta, Kamis (20/8) siang ini. Pengarahan Presiden Yudhoyono disampaikan kepada para prajurit Kopassus TNI AD seusai menerima anugerah Brevet Komando kehormatan Baret Merah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dari Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo di lapangan Markas Satuan-81 Penanggulangan Terorisme (Gultor) Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Di Pasal 28 UUD 1945 ada 10 ayat yang berbicara tentang hak dan satu ayat lagi berbicara tentang pembatasan hak. Ini artinya, pada saat hak asasi orang digunakan, dia tidak boleh melanggar hak orang lain; ujarnya. Menurut Presiden, rakyat mempunyai hak untuk hidup tenteram. Akan tetapi bagaimana hak kita hidup. Dibayang-bayangi ancaman bom di sana dan di situ. Siapa yang punya niat mengganggu hak orang lain? Ya, mereka-mereka itu (pelaku terorisme), kata Presiden. Disebutkan lagi oleh Presiden, ada ayat lain yang mengatakan intinya bertentangan dengan kesusilaan, keamanan, dan ketertiban masyarakat. Memang, ada satu pasal yang intinya tidak boleh ada hak yang dikurangi. Namun, tidak termasuk seperti kejahatan terorisme itu. Jadi, hati-hati nyatakan negara dan Polri melanggar HAM, tambah Presiden. Bukan kemunduran demokrasi Pada kesempatan itu, Presiden juga meluruskan silang pendapat di masyarakat yang mengatakan kemunduran demokrasi jika TNI dilibatkan dalam upaya penanggulangan aksi-aksi terorisme. Saya tidak paham, karena itu (keikutsertaan TNI dalam pemberantasan terorisme) adalah amanah UU. Semuanya, harus dilibatkan saat negaranya dilanda kejahatan terorisme. Itulah negara demokrasi, kata Presiden. Sementara itu, Presiden Yudhoyono menyatakan terharu jika mendengar pernyataan orangtua yang anaknya tewas akibat menjadi pelaku peledakan bom. Mereka sebenarnya menjadi korban juga, karena anaknya korban pengaruh ajaran yang tidak benar, ujar Presiden. Sebaliknya, Presiden prihatin dengan sikap sejumlah orang yang didengarnya justru menjadi para pelaku teror itu sebagai pahlawan. Jangan lupa apa yang dilakukan mereka (pelaku) adalah kejahatan terhadap orang lain, jelas Presiden lagi. Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Bukan gagal di perawatan, tetapi gagal tidak mengorup biaya perawatan atau gagal untuk tidak membeli barang bekas untuk suku perawatan. Zul --- On Thu, 8/20/09, lanogan ginting olano...@yahoo.com wrote: From: lanogan ginting olano...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 7:27 PM Taruhan, Pemenang Tendernya Pasti Perusahaan Dari GROUP ARTHA GRAHA, Perusahaannya TOMMY WINATA.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
Tapi pada jaman Suharto sampai sekarang banyak anak orang Jawa yang menggunakan nama kebarat - baratan, karena menganggap nama Jawa sudah ketinggalan jaman he he he he he he he Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 20/8/09, halim hd halimh...@yahoo.com menulis: Dari: halim hd halimh...@yahoo.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 20 Agustus, 2009, 11:30 AM disamping populasi orang jawa, jelas juga posisi suharto punya peranan. dan suharto bukan hanya sendirian. juga karena harmoko, surono, dan sejumlah kroco sontoloyo melalui organisasi dalang yang memaenkan wayang kulit sebagai medium politik kebudayaan, dan itu didukung oleh teve indo siar. betapa tidak etisnya wayang untuk siaran nasional. ada gejala menarik, misalnya di sulsel, pada taon 1980-an banyak anak yang dilahirkan pada periode itu memakai nama (bahasa) jawa. melalui suharto bersama apartus sontoloyonya itu, terjadi kolonialisme internal, melalui wayang kulit, bahasa jawa dan juga sudah tentu penguasaan lahan, hph dan juga pertambangan. hhd.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer
Betul sekali, disetiap negara pasti membutuhkannya buat menjaga keamanan negaraya masing-masing dari terorisme, ganguan negara tetangga, dll. Jerman utk menyelelidiki Virus flu burung yg heboh tahun lalu juga menurunkan militernya. NKRI yg mempunyai banyak kepulauan bisa utuh dan terjaga keamanannya perlu adanya Militer. Berdasarkan pengalaman pahit kejatuhan Militer Indonesia bersamaan dengan jatuhnya eyang Soeharto, sebaiknya kita memetik hikmahnya, yg jelek diperbaiki dan dibuang.. spt contohnya kekuasaan militer tanpa batas atau mutlak, ada hukum yg megatur dengan jelas dan harus dijalankan secara konsekwen. Militer kita juga harus diberi bekal persenjataan yg canggih, biar nggak tertawakan oleh negera tetangga..:D. --- On Thu, 8/20/09, hendr...@gmail.com hendr...@gmail.com wrote: From: hendr...@gmail.com hendr...@gmail.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer To: FPK Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 8:29 PM Setuju dengan Pak SBY. Terorisme apalagi dilakukan oleh pihak asing bukan lagi persoalan kekacauan dalam negeri semata. Salam, Hendro Powered by Telkomsel BlackBerry®
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Di Kopassus, Presiden Ingatkan agar Kasus Munir Tak Terulang Lagi
Waduh, masih ipar SBY ya. Semoga tidak ada unsur KKN nya. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Kam, 20/8/09, h_haryo_h h_hary...@yahoo.com menulis: Dari: h_haryo_h h_hary...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Di Kopassus, Presiden Ingatkan agar Kasus Munir Tak Terulang Lagi Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 20 Agustus, 2009, 11:47 AM Danjen Kopassus saat ini, Mayjen Pramono Edi Wibowo, ternyata putra sesepuh Kopassus, Letjen (Purn) TNI Sarwo Edhi. Semoga saja rekam jejaknya sampai menjabat di posisi sekarang, bebas dari KKN.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer
Saya kira yang dimaksud Presiden bukan negara-negara itu. Dalam sambutannya disebut negara yang sudah ratusan tahun lebih lama berdemokrasi dibanding kita. Dimaksudkan pula penggunaan militer untuk memperantas teroris, bukan untuk membunuh HAM maupun demokrasi. --- On Fri, 8/21/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com wrote: From: Lasma siregar las032...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] SBY: Negara Lain Juga Libatkan Militer To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, August 21, 2009, 9:11 AM Memang benar Pak, negara lain juga libatkan militer! Tapi kalau yang namanya negara lain ini adalah Zimbabwe, Somalia, Sri Lanka, Thailand, Myanmar, Peru, Guatemala dan sebagainya, ini bukanlah alasan yang baik untuk melibatkan militer. Apalagi seperti TNI (ABRI) yang selama 32 tahun ORBA (Soeharto) sama sekali tak meninggalkan nama yang bisa dihormati... . Tak heran kalau banyak yang hatinya terganggu mendengar mereka mau kembali lagi! Inilah yang perlu dilihat baik-baik Pak (berkaca sejenak)! Salam Las
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
dan harga tanah di madura, kata teman yang minggu lalu turun untuk membuat laporan, naik 20 kali lipat. sementara sdm di madura juga kurang. maka tanah akan jadi bahan spekulasi. sementara itu informasi master plan, gak terbuka; hanya orang tertentu yang bisa akses. dengan sdm yang kurang, akan banjir tenaga kerja dari jawa. jembatan suramadu akan menyisakan rasa pahit bagi orang madura. yang ironisnya, saya dengar nampak permaenan makin kenceng di selingkungan elite lokal, politisi, pengelola daerah dan kiyayi. --- On Thu, 8/20/09, EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id wrote: From: EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 7:33 PM betul pak, harapannya memang demikian. bukti nyatanya adalah dng adanya jembatan suramadu saja hingga saat ini beberapa investor asing mulai menanamkan modalnya di madura. mungkin jika banyak kawasan2 industri dibangun di madura akan semakin banyak investor yg masuk. betul juga bahwa proyek itu belum berkategori mercu suar. sy kebetulan pernah melihat file presentasi proyek2 lanjutan setelah itu. setelah jembatan selat sunda terealisasi, akan ada lagi proyek2 besar lagi seperti menghubungkan jalur rel kereta api jawa sumatra, pembangunan pelabuhan2 besar di lampung / disekitar jembatan tsb yg diharapkan akan mengurangi kepadatan di selat malaka. bahkan studi banding jembatan yg menghubungkan sumatera dan malaisya juga telah dilakukan. dlm jangka panjang pengintegrasian seluruh wilayah nusantara akan dilakukan shg pembangunan akan merata. semoga proyek2 fisik tsb kemajuannnya berkorelasi positif dng upaya2 non fisik seperti pemberatasan korupsi etc.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
Apa yang Anda pertanyakan cukup menarik. Agak melebar sedikit, tapi tetap pada konteksnya bahwa sebenarnya setiap sidang di DPR pasti ada risalah atau notulensinya. Dulu jaman DPR Orde Baru bahkan direkam, tidak tahu sekarang. Saya pernah melihat tumpukan kaset ini di pusat dokumentasi DPR masa Orde baru dulu. Kita bisa berasumsi, lembaga negara besar macam DPR mestinya memiliki dokumentasi yang rapi. Tinggal sekarang, bagaimana menjadikan dokumen itu bisa diakses sebagai dokumen publik? Saya berharap pada Komisi Informasi Publik yang akan efektif 2010 nanti. Sepemahaman saya, audit dalam hukum formal ya melalui judisial review. Maka satu-satunya yang berwenang meng-audit UU adalah MK. Adakah yang sudah melakukannya? Salam, Dari: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 21 Agustus, 2009 09:04:02 Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup Maka Pak Asep, bertanyalah kepada tim penyusun UU Sisdiknas, bagaimana prosesnya dan bagaimana hasilnya hingga menjadi UU. Agar masyarakat tahu. Kalau di Akutansi dikenal audit, mungknkah audit dilakukan terhadap UU dan peraturan kita apakah sesuai dengan arah dan cita-cita proklamasi serta UUD 1945. Misal Pendidikan yang ber-Keadilan Sosial itu yang bagaimana. Pendidikan yang ber- Kebangsaan Indoensia itu yang bagaimana? dst
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
banci juga punya identitas, minimal ktp-nya. dan anda bias gender. dan jika kita bicara tentang identitas sebagai pijakan, maka pijakan itu ada dalam ruang-waktu. karena dalam ruang (sosial) maka identitas itu nggak pernah tetap. karena ada dalam waktu (sejarah) dia juga akan selalu berubah. kontekstualisasi identitas menjadi sesuatu yang menarik jika didasarkan kepada pelacakan yang sehat, rasional. sebab, banyak orang kita ngomong soal identitas itu sebagai sesuatu yang asli. padahal, apa seeh yang asli itu. mana di indonesia, di nusantara yang namanya yang asli. yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menjadi. dan indonesia adalah proses penjadian yang terus menerus, yang mestinya dodasarkan kepada kesetaraan, keadilan sosial. dan itulah dasar dari ideologi yang namanya pancasila. jika pijakan keadilan sosial goyah, seluruh struktur lainnya akan ambruk ambrool. pengaruh destruktif tidak sepenuhnya ditolak. lihat saja sejarah sastera indonesia. masih juga berpijak kepada perspektif kolonial: volklectuur atau balai poestaka masih dijadikan pijakan. padahal, sastera nusantara, misalnya sastera dalam bahasa melayu pasar jauh sebelum balai poestaka atau volklectuur yang didirikan oleh kolonial sebagai polisi bahasa, dan polisi piikiran'. --- On Thu, 8/20/09, atriza_...@yahoo.co.id atriza_...@yahoo.co.id wrote: From: atriza_...@yahoo.co.id atriza_...@yahoo.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup To: Forum Kompas Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 7:12 PM Identitas itu menurut saya sebagai pijakan untuk kita bersikap terhadap pengaruh dari luar,dan adanya pengakuan dari luar. Seperti banci, kepribadian ganda itu kehilangan identitas. Numpang tanya juga Pak, perubahan itu apa? Kalau lingkungan kita berubah dari yg hobi olah raga jadi narkoba,apa kita harus ikut?saya setuju perubahan kalau konstruktif,bukan destruktif. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaya Amerika Yudhoyono-Boediono
Saya trmsk simpatisan SBY, tapi menurut saya berita Kompas ybs saya nilai tidak bernada sirik…. Tapi obyektip dan informatip…… Perayaan kemenangan Partai pemenang Pemilu bgmnpun merupakan hal baru di Indonesia… Maklum selama 30 thn orba kita tidak pernah kenal Pemilu yg demokratis…. Sehingga yg merayakan selama itu tak ada lain ya hanya si orba sendiri melulu…… Biarlah pesta kemenangan itu menjadi satu kebiasaan baru yg sehat dan positip (namanya juga pesta demokrasi)… toh dilain waktu partai2 lain juga tentu akan ganti menjadi pemenang dan boleh merayakannya pula (dan terserah pula mau ganti pakai gaya Arab, India, atau Afrika dsb….. kita juga boleh turut bergembira pula…. daripada selama 33 tahun orba tak pernah ada perayaan kemenangan pemilu secara terbuka (mereka merayakannya diam2 secara eksklusif pakai cara lain) tapi rakyat justru disakiti?. Salam, siti ratmina --- On Thu, 8/20/09, jenny tampi jenny_clari...@yahoo.com wrote: From: jenny tampi jenny_clari...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaya Amerika Yudhoyono-Boediono To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 7:24 AM kita berpikir positif aja..jangan selalu cari kekurangan orang lain... mau bergaya amerika khek atau negara lain, jangan dibesar-besarkan. ... --- On Wed, 8/19/09, agushamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote: From: agushamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Gaya Amerika Yudhoyono-Boediono To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com Date: Wednesday, August 19, 2009, 10:50 PM http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/20/ 03210769/ gaya.amerika. .yudhoyono- boediono Menjelang akhir masa kampanye Pemilu Presiden/Wakil Presiden 2009, perubahan dilakukan. Head-lamp dengan filter taburan bintang yang disorotkan ke lantai diganti taburan bunga-bungaan. Warna biru yang sama dominannya dengan warna merah dan putih berganti warna abu-abu. Meski demikian, pemasaran politik gaya Amerika Serikat (AS) oleh FoxIndonesia untuk mengampanyekan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono tak bisa dilepaskan. Bahkan, untuk gaya foto SBY-Boediono, foto Pemilu Presiden (Pilpres) AS 2008 dijadikan salah satu acuan. Soal gaya pemasaran politik AS untuk kampanye SBY-Boediono dalam Pilpres 2009, CEO FoxIndonesia Cheol Mallarangeng tak membantah. Selain Pilpres AS, ia mengaku juga memakai sejumlah pilpres di negara maju lain, seperti Perancis, sebagai acuan. Choel, yang kini berkumis seperti kakaknya, Andi dan Rizal Mallarangeng, yakin pemasaran politik bukan lagi urusan partai politik. Hal itu berlangsung lama di negara maju, seperti AS tentu saja. Karena itu, konsultan politik yang mendesain utuh kampanye memegang peranan yang penting. Tidak hanya persiapan dan pelaksanaan kampanye yang dipegang dan dikendalikan. Untuk perayaan, jika kemenangan dicapai, juga menjadi bagian penting yang harus dirayakan. Meskipun belum persis betul seperti terjadi di AS, dengan ada pidato pihak yang kalah, pidato penerimaan (acceptance speech) disiapkan. Halaman dalam Arena Pekan Raya Jakarta di Kemayoran dipilih sebagai tempat. Tempat dan panggung seperti panggung teater disiapkan melingkar. Ribuan kursi dalam posisi berundak-undak disusun menatap panggung SBY-Boediono yang diletakkan di tengah. Di atas panggung SBY-Boediono yang menghadap ke timur, digantung 30 lampu sorot ukuran besar. Karpet biru yang melapisi lantai panggung dan layar lebar sebagai latar belakang berikut tiang bendera mengingatkan pada setting panggung pidato penerimaan yang dilakukan Barack Obama setelah dinyatakan menang Pilpres AS. Nama berikut warna dasar partai Obama dan SBY kebetulan juga sama. Sampai Rabu (19/8) petang, beberapa truk pengangkut berbagai macam peralatan berdatangan di sekitar panggung. Di depan panggung itu berdiri Hall D Jakarta International (JI) Expo, yang sejak pemilu legislatif sampai akhir Pilpres 2009 beberapa kali menjadi tempat konsolidasi Partai Demokrat yang didirikan SBY. Presiden Komisaris JI Expo Hartati Murdaya Poo tidak tercatat dalam kepengurusan Demokrat atau Tim Sukses SBY- Boediono. Namun, posisinya sejajar dengan elite Demokrat. Pidato penerimaan sebagai bagian dari perayaan dan syukuran memang cukup lama disiapkan. Tidak hanya untuk Pilpres 2009, untuk Pemilu Legislatif 2009 yang dimenangi Demokrat dengan meyakinkan semula juga hendak dirayakan. Namun, suasana batin untuk kemenangan itu tidak mengizinkan digelarnya perayaan. Namun, setelah Pemilu Legislatif dan Pilpres 2009 dikukuhkan dengan putusan Mahkamah Konstitusi dan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum diantar ke Kantor Presiden, suasana batin yang mengganjal itu tidak lagi terasakan. Perayaan pantas dilakukan agar rakyat pemberi mandat tahu kemenangan sudah ada di tangan dan janji kampanye akan segera diwujudkan. Namun, sebelum mandat lima tahun ke depan itu diemban, SBY berencana ke AS sekitar seminggu. Di AS, SBY sebagai
[Forum-Pembaca-KOMPAS] DPD Jatim Pelopori Pembersihan Kader Nakal
Selasa, 18 Agustus 2009 diposting pada kategori FOKUS UTAMA DPD Jatim Pelopori Pembersihan Kader 'Nakal' WARNING bagi kader Partai Demokrasi Indnesia (PDI) Perjuangan di Jawa Timur yang sudah mendapatkan kepercayaan rakyat melalui Pemilu Legislatif 2009. DPD PDI Perjuangan Jatim siap 'membersihkan' anggotanya di lembaga legislatif yang 'nakal' karena kinerjanya tidak sejalan dengan garis partai. Menurut Sirmadji, paling tidak ada tiga hal yang bisa membuat anggota Fraksi PDI Perjuangan diberi sanksi tegas. Pertama, anggota dewan yang kinerjanya tidak etis, kedua, tidak berpihak pada rakyat dan ketiga, tidak bekerja sesuai dengan tuntutan zaman. Kita sudah minta izin DPP, yakni DPD Jatim akan memelopori pembersihan kader-kader yang kinerjanya tidak etis, tidak berpihak pada rakyat dan kinerjanya tidak sesuai dengan tuntutan zaman, tegas Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim H Sirmadji, Selasa (18/8). Peringatan keras itu, sebelumnya sudah dilontarkan Sirmadji, saat membuka Rakercabsus Pengukuhan Ir Suhandoyo sebagai Cabup Lamongan 2010-1015, di gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Lamongan, Sabtu (15/8) lalu. Saksi tegas ini, katanya, berlaku untuk semua anggota dewan di Jawa Timur tanpa pandang bulu. Sanksi itu dapat berupa peringatan hingga pemecatan, tergantung tingkat kesalahan. Dia tidak ingin kejadian seperti di DPRD Kabupaten Malang, yakni menggelar pesta dangdutan diwarnai minuman keras di ruang sidang paripurna terulang kembali. Tindakan seperti di Malang ini sudah kelewatan dan melukai perasaan rakyat, katanya. Menurut Sirmadj, dugaan pelanggaran etika yang dilakukan anggota DPRD Kabupaten Malang, khusus untuk anggota Fraksi PDI Perjuangan saat ini dalam proses penyelidikan Komisi Disiplin DPC setempat. Komisi Disiplin ini dibentuk sesuai instruksi DPD Jatim kepada DPC Kabupaten Malang. Agar kepercayaan rakyat kepada PDI Perjuangan tetap terjaga dan bisa bertambah, Sirmadji mengajak para caleg terpilih melalui Pileg 2009 bekerja, bekerja dan bekerja untuk rakyat. Sebagai pijakan bekerja, yakni Hasta Prasetya PDI Perjuangan yang pro-rakyat. (pri) Notice: Query failed: You have an error in your SQL syntax; check the manual that corresponds to your MySQL server version for the right syntax to use near 'Nakal'%' order by id desc limit 5' at line 2 SQL: SELECT * FROM p_berita WHERE id!='2766' judul like '%DPD Jatim Pelopori Pembersihan Kader 'Nakal'%' order by id desc limit 5 in /home/pdip/domains/pdiperjuangan-jatim.org/public_html/libs/db.php on line 112 Warning: mysql_num_rows(): supplied argument is not a valid MySQL result resource in /home/pdip/domains/pdiperjuangan-jatim.org/public_html/libs/db_result.php on line 68 FOKUS UTAMA 17/08/09 Jadikan Partai sebagai Alat... 16/08/09 Suhandoyo untuk Rakyat... 14/08/09 Sia-siakan Kepercayaan Rakyat, Partai... 13/08/09 Komite Disiplin Selidiki Keterlibatan... 12/08/09 3 Tantangan Aleg Baru PDI... 10/08/09 Kader PDI Perjuangan Pimpin 35 DPRD... 05/08/09 Bukti Tim Mega Prabowo... 03/08/09 DPC Tuban Bakal Gugat KPU ke... 31/07/09 Gayus: Pilpres Ulang... 29/07/09 PDI Perjuangan Tulungagung Berpeluang... SABETAN 23/08/08 Spiral Kekerasan dari Silang... 09/06/08 Klepek-Klepek... 05/06/08 Merenungi Pancasila, Melihat Indonesia... 01/06/08 Dengar, Dengarkan Lao... 22/05/08 Ngutang Demi... 26/05/08 Good Bye Demokrasi Prosedural An... 15/05/08 Weladalah,... __ Looking for the perfect gift? Give the gift of Flickr! http://www.flickr.com/gift/ [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Hari ini (Jumat) bank tutup lebih cepat?
Saya salah satu nasabah BCA yang kecewa, karena hari ini Bank tersebut tutup setengah jam lebih cepat dari biasanya. Satpam, yang biasanya ada didepan pintu, tak berani keluar, menghindar dari para nasabah yang kecewa. Pintu Bank terkunci dari dalam, kami tak bisa sekedar bertanya apakah ada BCA lain yang masih buka...padahal di dalam ruangan karyawan dan satpam terlihat masih lengkap. Memang di pintu ada pengumuman selama bulan puasa Bank buka sampai pk. 14.30. Jadi hari ini sudah termasuk bulan puasa ya...bukannya puasa baru mulai besok? Ketika saya konfirmasi ke Halo BCA, jawabannya adalah: ini peraturan pemerintah. Kenapa tidak diumumkan melalui media massa? Bukankah ini kewajiban BCA menginformasikan kepada nasabahnya...? ks [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ditempel Demokrat, Akankah Hati Megawati Luluh?
semua partai di indonesia, se ideologi, sama ideologinya, khususnya PD dan PDIP. yang beda cuma tebel tipisnya kocek!! --- On Thu, 8/20/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id wrote: From: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ditempel Demokrat, Akankah Hati Megawati Luluh? To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 6:43 PM Benarkah PD se-edologi dengan PDIP saya kok tidak melihat sama sekali ini sama saja dengan posisi sbynomic (Mubarok) atau ekonomi jalan tengah (sby0, atau ekonomi bagi kesejahteraan rakyat (budiono) lihat saja ucapan dari inner circle sby, spt AM basudara, RH, DI, Bimo, dll Bandingkan dengan ucapan-ucapan Ganjar, BS, dll arahnya lain demikian pula levelnya. Di acara outdoor TV One, ketika BS dan AU ketemu kelihatan sekali beda itu. saya percaya, setelah 2014, ketika SBY tidak mencalon lagi, inner circle itu akan kelihatan aslinya. Sama dengan PG ketika Soeharto tidak berkuasa.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
anda banar. aneh dan ironis. mungkin elite kita lagi keblinger. --- On Thu, 8/20/09, ade_suerani ade.suer...@gmail.com wrote: From: ade_suerani ade.suer...@gmail.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 4:20 PM Negeri bahari koq senangnya bikin jembatan ya? Ditempatku rencana juga mau bikin jembatan 500m yang menghubungkan pulau Muna dan pulau Buton, setelah para pejabatnya melihat kemegahan Suramadu. Ironis sekali. 70 % Perairan seharusnya 70% kebijakan pembangunan di arahkan kesana. Perbaiki dermaga2 kita, perbaiki/pengadaan kapal2 fery termasuk kapal penumpang lainnya. Tragis melihat nasib Pelni, semakin hari semakin ditinggalkan penumpangnya. Seperti biasa, kita selalu gagal di perawatan. Wassalam, Ade Suerani
[Forum-Pembaca-KOMPAS] POPULARITAS DAN RASA SYUKUR
Suatu ketika saya pernah mengatakan kepada seorang teman. “Jika Anda sering tampil di TV jangan anggap diri Anda sudah pupuler, itu tidak menjamin. Yang menjamin apa yang sedang dan akan Anda lakukan. Apakah bermanfaat untuk orang lain ?”. Jika kita sudah melakukannya tidak pula menjamin kita menjadi populer. Ada faktor X yaitu dari Allah SWT, apakah Dia menghendakiNya atau tidak. Pernyataan itu saya ajukan karena banyaknya orang yang tampil di TV bahkan hampir setiap saat, tetapi akhir kehidupannya sangat mengenaskan, lupa diri dan tidak bersyukur. Sebagai contoh, lihat Harmoko, lihat Soeharto dan lihat juga Soekarno. Ketiga-tiganya hampir setiap detik tampil di TV. Tetapi siapa di antara ketiga tokoh itu, namanya yang langgeng ? Hanya Soekarno, karena setiap tanggal 17 Agustus 1945 namanya tetap disebut-sebut. Nama itu tidak akan pernah pupus selama negara ini berdiri. Pertanyaan selanjutnya, apakah itu merupakan keinginan Soekarno ? Tidak. Soekarno tidak menginginkannya. Hanya Tuhan yang menginginkannya. Jadi kepopuleran seseorang bukanlah atas kehendak dirinya semata-mata, tetapi Sang Pencipta yang pada akhirnya menentukan. “Akulah yang mengangkat derajat seseorang dan Aku pula yang menjatuhkannya,” itu kira-kira bunyi ayat suci Al-Qur’an. Di samping itu ada bunyi ayat: “Tiada ada kekuatan selain dari Nya.” Oleh karena itu, seseorang yang sudah memahami kunci kehidupan di dunia ini, betul-betul (TIDAK PURA-PURA) berserah diri kepadaNya. Tidak ada tipuan atau sandiwara. Oleh karena itu bila kita disenangi orang jangan lupa diri. Jika kita pintar, cantik, maka pasti ada yang lebih dari kita. Hadapilah kepopuleran itu dengan rasa bersyukur. Seperti orang pergi ke pasar, berbelanja dan kemudian pulang ke rumah. Jadi sebuah proses kehidupan.Sebaliknya jika sudah pada saatnya orang-orang menghindar, jangan kecewa, berjalanlah terus dengan optimis. Tidak sesuatu pun yang abadi. Pada saat Rasulullah meninggal dunia, Umar marah dan mengacungkan pedangnya, bahwa siapa pun yang berani mengatakan Rasulullah wafat akan berhadapan dengan pedangnya. Umar pada waktu ini ingin menunjukkan kepada orang lain, betapa cinta beliau kepada Rasulullah. Tetapi kemudian sahabat Rasulullah itu menyadari, bahwa sesuatu yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi. Hanya Allah SWT yang abadi. Oleh karena itu yang pertama-tama Allahlah yang harus kita cintai, kemudian rasul-rasulnya. Kepopuleran yang dikehendaki sang Pencipta itu pun tidak pernah kita ketahui. Nama Imam Khomeini populer setelah berusia 83 tahun, nama Soekarno populer setelah mendekam di penjara selama 11 tahun dan banyak tokoh lain yang tidak kita ketahui, kapan dia populer. Menurut saya itu rahasia Sang Pencipta, serahkan kepadaNya. Jangan ikut campur urusan Allah dan jangan ikut-ikutan ingin mengetahui Ilmu Allah. Takkan pernah sampai. Urus saja yang kita ketahui, kemudian berdoa dan seraya berusaha. Hanya itu, sungguh sangat sederhana, karena Allah sudah memberikan tugas semampu kita. (Dasman Djamaluddin/http://dasmandj.blogspot.com) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban. Ya Ramadhan ... !!!
Kawan- kawan saya mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah puasa Ramdhan!! Sucikan badan dan jiwa menyambut bulan Ramadha... Maaf Lahir Bathin. Salam Falevi Kirani Powered by Telkomsel BlackBerry® = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://koran.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban Yaa Ramadhan... mohon maaf lahir dan batin
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM MARHABAN YAA RAMADHAN Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim, Marhaban Ya Ramadhan Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan Aminn. SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1430H SEMOGA KITA DAPAT MENJALANKAN IBADAH PUASA DENGAN OPTIMAL, AAMIN. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuhu, ___ DISCLAIMER: This message contains confidential information and is intended only for the individual named. If you are not the named addressee you should not disseminate, distribute or copy this e-mail. Please notify the sender immediately by e-mail if you have received this e-mail by mistake and delete this e-mail from your system. E-mail transmission cannot be guaranteed to be secure or error-free as information could be intercepted, corrupted, lost, destroyed, arrive late or incomplete, or contain viruses. The sender therefore does not accept liability for any errors or omissions in the contents of this message, which arise as a result of e-mail transmission. If verification is required please request a hard-copy version. PT Tugu Pratama Indonesia [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rahmat Gobel: Outsourcing Harus Dikurangi
Bukan internasional yang dipermasalahkan tetapi masak maksud hati membelah kabel (jangan baca: duren) yang muncul kabel telanjang! Ini bukan ekonomis atau tidak, ini QC yang nol atau bo'ongan. Jangan salahkan produk dalam negeri sulit lakunya. Zul --- On Thu, 8/20/09, Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id wrote: From: Adyanto Aditomo adyantoadit...@yahoo.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Rahmat Gobel: Outsourcing Harus Dikurangi To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 4:37 AM Soal kualitas suatu produk yang tidak memenuhi spesifikasi Internasional tidak hanya dilakukan oleh Produsen Indonesia, tetapi juga dilakukan oleh negara lainnya seperti China, Taiwan, Korea, India dan sebagainya. China itu memproduksi barang dengan berbagai kualitas, mulai yang paling buruk (sekali duakali pakai langsung rusak) sampai yang berkualitas sesuai standard Internasional. Menurut saya ini belum tentu terkait dengan kualitas Buruh yang digunakan, tetapi terkait dengan perhitungan ekonomis belaka. Salam, Adyanto Aditomo
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Berkhianat Itu Rasional
kalou pak riyanto nganggap kajian ini bukan hal yang baru, saya malah ingin bertanya, apakah disertasi ini kajian filsafat? jadi teringat (alm) romo anton baker ketika menguji pak kuntowibisono untuk doktornya tentang positivisme auguste comte, beliau komentar: kalou august comte masih hidup, dia akan kaget, apakah kajian ini filsafat atau sosiologi. --- On Thu, 8/20/09, agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Berkhianat Itu Rasional To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 4:05 PM http://koran. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/21/ 0339069/berkhian at.itu.rasional Jakarta, Kompas - Konflik berkepanjangan di Aceh yang akhirnya dapat diretas dengan perjanjian perdamaian di Helsinki dapat dijelaskan dengan konsep jebakan sosial yang diteorikan oleh Bo Rothstein, yaitu situasi konflik yang berkesinambungan akibat absennya kepercayaan. Kepercayaan menjadi variabel yang sangat vital dalam konflik. Dua kelompok yang sudah terlibat konflik selama bertahun-tahun akan sangat sulit membangun kepercayaan satu sama lain akibat rekam jejak yang dipersepsi negatif. Kepercayaan merupakan variabel psikologis yang unik karena untuk membangunnya diperlukan kesungguhan dari agen untuk mengatasi berbagai stereotip, prasangka, dan ingatan kolektif, demikian diungkapkan Donny Gahral Adian dalam disertasi untuk Program Studi Ilmu Filsafat Universitas Indonesia yang dipertahankannya di Kampus UI, Depok, Kamis (20/8). Untuk studi doktoral dan disertasinya yang berjudul Rasionalitas Kerja Sama: Kajian Filsafat terhadap Dilema Narapidana dalam Teori Permainan, Donny, suami artis Rieke Dyah Pitaloka ini, memperoleh predikat kelulusan cum laude (dengan pujian). Donny menjawab semua pertanyaan penguji dengan lugas dan cerdas, termasuk ketika ia berargumentasi bahwa Ilmu Filsafat mulai kehilangan bahan kajian tentang manusia karena majunya ilmu-ilmu lain, seperti Sosiologi, Psikologi, hingga Neurosains. Walaupun sempat diragukan kurang filosofis, akhirnya disertasi Donny dapat dipertahankan dan memperoleh pujian dari promotornya, Prof Dr Toeti Heraty Noerhadi. Donny berhasil memberikan sumbangan pemikiran baru. Ia dapat membumikan filsafat ke persoalan keseharian, ujar Toeti. Kopromotornya adalah Dr Haryatmoko. Menurut Donny, dalam situasi dilema narapidana, pengkhianatan tidak pernah secara moral netral dalam keseharian kita. Sebaliknya, rasionalitas kerja sama merefleksikan prinsip tindakan yang didukung berdasarkan keuntungan pribadi belaka. (ij) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban Ya Ramadhan
Selamat menjalankan Ibadah Puasa kawan. Semoga menjadi berkat untuk kehidupan semesta. Salam, Wielsma DK. Baramuli [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Melahirkan Generasi Peneliti
anda benar, betapa pentingnya kerendahan hati dari sang guru, atau siapa saja, bahwa ilmu pengetahuan tak pernah lahir dari dirinya sendiri; ada orang lain, dan senantiasa ada pihak dan instansi lain yang mengiringi dan mendukungnya. sikap otoriter di seleingkungan guru dan dosen atau siapa saja, karena mereka masih menganut knowledge is power, nam et ipsa scientia potestas est. dan kini kian banyak orang gandrung kekuasaan, termasuk di dalam lembaga pendidikan. --- On Thu, 8/20/09, mmargret67 mmargre...@yahoo.com wrote: From: mmargret67 mmargre...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Melahirkan Generasi Peneliti To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 10:25 AM Selain komunikasi juga dibutuhkan kerendahan hati dari sang guru untuk menemukan bibit, menanam, dan menumbuhkannya walaupun tidak akan berbuah untuk dirinya pribadi. Sebenarnya bila sejak awal guru membangkitkan kebiasaan berpikir kritis, dan kemudian dosen membantu anak menemukan jalan yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya...bisa saja bibit-bibit peneliti itu juga bertumbuh dan besar disini. salam, Retty --- In Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com, halim hd halimh...@. .. wrote: rasa kagum atau lebih tepatnya keterpukauan yang memunculkan pertanyaan. dan hal ini mungkin karena ada relasi dialogis antara anak didik dengan sang pendidik: mereka setara, bahwa tak seorangpun yang berhak melakukan klaim bahwa kebenaran hanya ada pada dirinya. tugas dan proses pendidikan yang senantiasa menciptakan tanda tanya, berpikir skeptikal, akan melahirkan cara berpikir melacak, meriset, mencari akar yang paling dalam, cara berpikir radikal (radix, akar). dan kita tahu, pendidikan kita doktrinert, guru atau dosen jarang mau digugat. dirinyalah pemegang hak kuasa ilmu pengetahuan. maka sikap dan kapasitas dialogis perlu dikembangkan dan diwujudkan dalam berbagai ruang pendidikan dan ruang sosial, agar siapa saja terpukau kepada kehadiran orang lain yang uniik, bahwa alam semesta dan berbagai peristiwa di sekitar diri kita membutuhkan analisa berdasarkan pelacakan yang datang dari berbagai disiplin. without dialogue there is no communication, and without communication there can be no true education (paolo freire). [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Adanya jembatan selat sunda akan memperlancar arus barang dan jasa ke Pulau Sumatera. Apalagi kalau sekalian jembatannya juga disiapkan untuk rel kereta api. Semakin banyak opsi transportasi akan semakin baik. Semoga cepat terealisasi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: wahyu handoyo wahyu.hand...@gmail.com Date: Fri, 21 Aug 2009 11:49:16 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan Bukannya justru sebaliknya, akan terjadi aliran sumber daya (penduduk dan modal) melalui transportasi jembatan ini ke luar jawa? setelah jembatan dibangun, sumatera (lampung dan terus ke atas) dan madura akan menerima limpahan kawasan industri, pergudangan, pariwisata, tenaga kerja etc? saya melihat ini justru untuk mengurangi beban jawa. jembatan jawa madura dan sumatera bukan mercu suar, dari 17,000 pulau hanya empat/lima yang terhubung, ini blm apa2. = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://koran.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita
Ada lagi kejadian lain. Seorang dokter mengantar kerabatnya ke sebuah rumah sakit dan si dokter telah memberitahu si sakit menderita DBD. Setelah diperiksa oleh pihak rumah sakit kerabatnya itu diberi resep yang mahal sekali. Oleh si pembeli resep itu diperlihatkan kepada si dokter yang mengantar, ternyata dalam resep ada obat untuk kanker. Oleh dokter pengantar, resep tersebut ditanyakan kepada dokter peresep dan dokter ybs cuma nyengir-nyengir. Mudah-mudah tulisan ini tidak menimbulkan delik karena hanya menyampaikan cerita dari kawan yang mewanti-wanti saya agar berhati-hati sewaktu menebus resep dan maksud ini pulalah yang membuat informasi ini disampaikan dalam forum ini. Zul --- On Thu, 8/20/09, Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com wrote: From: Hakiki Akbari hakikiakb...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 3:04 AM Coba dijelaskan lebih jelas, apa yang anda sebut dengan terikat kontrak tsb. Saya hanya memberi masukan dari pengalaman sehari2 yang saya lihat sebagai praktisi kedokteran .. Memang sering ada hubungan harmonis antara dokter dan pihak farmasi. Hubungan harmonis itu akan saya jelaskan sbb: Pada dasarnya Posisi dokter adalah tidak terikat kontrak dg pihak manapun, bgt jg dengan pihak farmasi. Dokter bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam koridor standar2 pelayanan yang sudah ada. Pihak Farmasi sendiri biasanya akan berusaha memasarkan produknya kepada dokter. Nah selain kelebihan kualitas, atau harga produknya, pihak farmasi juga sering memberikan tanda terima kasih atas pemakaian produknya oleh dokter. Nah disinilah kemudian menjadi bola panas ditangan dokter. Bila dokter memilih untuk tregoda oleh godaan dan iming2 tanda terima kasih tersebut maka ia akan berubah jadi budak atau semacam agen farmasi. semakin banyak produk yang ia pakai, maka semakin besar tanda teria kasih yang diberikan pihak farmasi. Namun tentu saja tidak semua dokter begitu. Meskipun pihak farmasi terus menggoda dengan tanda terima kasih sebesar apapun ada juga dokter yang tetap memilih untuk bersikap mandiri dan memegang teguh kode etik sehingga tidak terpengaruh iming2 tanda terima kasih tsb. Apakah seorang dokter memberikan pengobatan berlebihan atau tidak masih perludiperdalam lg. selama seorang dokter memenuhi standar dan prsedur profesi, maka sulit disebut sebagai pengobatan berlebihan. Kemudian apakah pengobatan berlebihan tsb ada kaitannya dengan pihak farmasi tertentu itu juga harus diperdalam lagi. Saya sendiri memilih untuk memakai beberapa produk dari farmasi tertentu selain obat generik, terutama dikarenakan kualitasnya lumayan dan harganya murah. Adanya bukti transfer dari pihak farmasi ke rekening dokter hanya membuktikan adanya transfer saja tidak membuktikan adanya kontrak apalagi kaitannya dengan pengobatan berlebih. So, apa yang ditulis disini, masih terlalu dangkal untuk bisa menuduh ksana kemari. Perjelas lagi, kalau memang niatnnya baik. Salam HQQ
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Titik Blunder SP3 Kasus Lapindo
Titik Blunder SP3 Kasus Lapindo Oleh: Indah Dwi Qurbani, Pengajar Hukum Pertambangan Mahasiswa S3 Ilmu Hukum Unair Surabaya Setelah melakukan penyidikan selama tiga tahun, Polda Jawa Timur nyerah. Baru-baru ini mereka mengeluarkan SP3 alias penghentian penyidikan atas kasus semburan lumpur Lapindo. Keputusan ini ditandatangani Direktur Reserse Kriminal (Direskim) Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Edy Supriyadi tertanggal 5 Agustus 2009. Langkah hukum ini menjadi pil pahit bagi warga korban. Lolosnya kasus Lapindo yang kesekian semakin menegaskan potret hitam penegakan hukum lingkungan di Indonesia. Sebelumnya, gugatan Walhi atas kasus serupa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ditolak hakim pada 27 Desember 2006. Majelis menyatakan lumpur yang muncrat disebabkan fenomena alam. Di tingkat banding, lagi-lagi hakim menyatakan para tergugat itu tak bersalah. Begitupula gugatan YLBHI di PN Jakarta Pusat yang ditolak pada 27 November 2007, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan pemerintah dan Lapindo sudah optimal menangani semburan lumpur. Putusan ini kemudian dikuatkan Pengadilan Tinggi Jakarta pada 13 Juni 2008. Baca selengkapnya di www.jatam.org Dukung perluasan informasi dan kemudahan akses informasi, khususnya warga di lokasi-lokasi terpencil yang terancam industri tambang, juga pubik secara umum. Dukung WE ARE CONNECTED Kunjungi terus website JATAM di www.jatam.org agar anda menjadi yang pertama yang mengetahui informasi terkait daya rusak pertambangan. Dan apabila anda ingin mendapatkan informasi terbaru dari website JATAM secara berkala, daftarkan segera email anda di JATAM RSS yang ada di website JATAM www.jatam.org ===
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Benarkah Uang Recehan Langka ?
Inikah tanda akan segera datangnya era kemakmuran kehidupannya Rakyat Indonesia ?. * Benarkah uang recehan Rp. 500 dan Rp. 1.000 menghilang dari peredaran ?. Uang recehan menjadi langka ?. Bahkan mengakibatkan beberapa pintu tol terpaksa tutup tak beroperasi ?. Pada postingan terdahulu (8 Agustus 2009) yang berjudul ‘Inflasi Tinggi?, Sanering-kahIni?’ secara sekilas disinggung perihal kelangkaan uang pecahan Rp.1.000. Dimana fenomena ini dirasakan ketika pada dua bulan terakhir ini saat menerima uang kembalian pembayaran tol yang hampir tak pernah diberikan dalam bentuk uang pecahan Rp.1.000 semua. Selalu dicampur dengan uang pecahan Rp.500. Misalnya, kembalian uang Rp. 4.000 diberikan dalam bentuk satu lembar uang pecahan Rp. 1.000 ditambah enam keeping uang pecahan Rp. 500. Hal itu tidak hanya dijumpai jika membayar tol saja, namun juga dijumpai saat belanja di beberapa supermarket. Kalaupun ada, hampir tak pernah mendapatkan uang pecahan Rp. 1.000 dalam lembaran yang masih baru, yang tidak kucel maksudnya. Ternyata, fenomena itu dibenarkan oleh pihak pengelola jalan tol, yang mengungkapkan adanya kelangkaan persediaan uang receh di Jakarta. Bahkan puncak kelangkaan uang receh terjadi kemarin, Kamis, tanggal 20 Agustus 2009. Akibat kelangkaan itu, beberapa pintu tol terpaksa harus ditutup karena tak memiliki persediaan receh untuk kembalian. Perihal kelangkaan recehan Rp. 500 dan Rp. 1.000 tersebut, Direktur Operasi PT. CMNP ( Citra Marga Nusaphala Persada) pengelola sejumlah ruas jalan tol Jakarta, mengatakan bahwa hal ini baru pertama kalinya terjadi. Belum pernah PT CMNP harus menutup pintu tol seperti sekarang karena kekurangan uang receh. Sebanyak enam gerbang tol di ruas tol Cawang-Priok harus ditutup sejak Kamis pagi. Akibat dari penutupan sejumlah pintu tol tersebut, telah mengakibatkan kemacetan panjang di jalan-jalan arteri sekitar tol. Sebenarnya, para petugas di masing-masing pintu tol sudah berupaya menukarkan recehan ke berbagai tempat, di antaranya ke SPBU dan pasar swalayan. “ Namun, tetap saja kurang persediaan uang recehnya. Jumlah recehan yang biasanya diantarkan pihak bank ke pintu-pintu tol untuk ditukar juga tak sebanyak biasanya. Kami juga tidak tahu. Sejak dua-tiga hari belakangan, persediaan recehan pecahan Rp.. 500 dan Rp. 1.000 langka. Tanya saja ke pengelola tol lainnya kalau tidak percaya. Dan, hari ini puncaknya“. “ Insya Allah, tidak ada(penutupan lagi). Kami sudah meminta pihak perbankan untuk menyediakan lebih banyak uang receh”, tambahnya. Namun, pihaknya mengimbau agar masyarakat untuk menyiapkan uang pas jika akan bepergian melalui tol. Hal tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga, sebab sampai hari ini, belum bisa dipastikan kapan uang receh akan normal lagi peredarannya. Ah, ternyata kelangkaan uang recehan bukanlah kabar yang lebaysaja. Juga bukan hanya gosipatau isuatau rumorsaja. Namun benar-benar telah terjadi. Semoga ini bukan pertanda bahwa di Indonesia tidak lagi dibutuhkan uang recahan, sebab harga-harga dan transaksinya tak lagi membutuhkan uang recehan. Namun merupakan pertanda bahwa sebentar lagi, seluruh rakyat Indonesia akan semakin makmur dan meningkat pendapatannya, sehingga tidak memerlukan uang recehan lagi. Benarkah begitu ?. Sudah makmur dan sejahterakah kehidupan anda ?. Wallahualambishshawab. * Referensi Sumber Berita Artikel Terkait : * 'Uang Receh Langka, Pintu Tol Ditutup', klik disini * 'Kekurangan Uang Receh, Gerbang Tol Ditutup', klik disini * 'Tak Ada Uang Receh, Beberapa Pintu Tol Ditutup', klik disini * 'Stok Uang Receh Menipis', klik disini * 'Uang Receh Bikin Pusing PT ASDP Ujung-Kamal', klik disini * 'Tahukah Kamu Uang Receh Yang Sekarang Masih Beredar ?', klik disini * 'Ketika Uang Receh Tidak Lagi Diurus', klik disini * 'Inflasi Tinggi ?, Sanering-kah Ini ?', klik disini * 'Gaji Lokal Biaya Hidup Internasional', klik disini * Tulisan ini dapat juga dibaca di Kompasiana dengan mengklik disini atau dapat juga dibaca di Politikana dengan mengklik disini * Pada dua bulan terakhir ini, saya beberapa kali menemui kesulitan mencari uang kertas pecahan Rp.1.000. Maksudnya, uang kembalian pembayaran tol hampir tak pernah diberikan dalam bentuk uang pecahan Rp.1.000 semua. Selalu dicampur dengan uang pecahan Rp.500. Misalnya, kembalian uang Rp. 4.000 diberikan dalam bentuk satu lembar uang pecahan Rp. 1.000 ditambah enam keeping uang pecahan Rp. 500. Hal itu tidak hanya saya jumpai jika membayar tol saja, namun juga saya jumpai di beberapa supermarket. Bahkan, sudah hampir tak pernah saya mendapatkan uang pecahan Rp. 1.000 dalam lembaran yang masih baru, tidak kucel maksudnya. Usut punya usut, saya baru ngeh setelah membaca di internet, ternyata pada tanggal 9 Juli lalu, Bank Indonesia secara resmi telah meluncurkan uang kertas baru dengan nominal Rp. 2.000. Uang pecahan ini dicetak untuk menggantikan uang kertas pecahan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup
Waktu itu ada kebijakan untuk meniadakan pelajaran Bahasa Daerah sehingga buku-buku pelajaran bahasa daerah tersebut dibuang oleh pihak sekolah karena tidak digunakan lagi. Kebijakan yang demikian itu tentunya harus dari Pusat dan Pusat itu siapa lagi? Zul --- On Wed, 8/19/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id wrote: From: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Bahasa Jawa Akan Tetap Hidup To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 19, 2009, 6:29 PM Mas Heri, Saya setuju, bukan Soeharto penyebabnya, karena bahkan Soeharto dikritik telah menggunakannya dengan cara yangh salah oleh Paku Alam VIII dan HB X pada saat Pisowanan Ageng 1998 Pada suatu saat di sebuah acara kami berdiskusi mengenai maslaah bhs itu dengan beberpa alumni dari ITB, IPB, dan UGM. Mereka berasal dari luar daerah semua. Ada kecenderungan umum kalau Mhs berasal dari luar daerah kuliah di UGM mereka lancar berbahasa Jawa, namun kenapa kecenderungan yang sama, yaitu lancar berbicara Suinda tidak terjadi di ITB dan IPB? salam
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tari Pendet dalam Iklan Malaysian Tourism Board
Urusan tari pendet yang dipakai oleh Malaysian Tourism Board dalam iklan promosinya itu adalah urusan dagang. Kasusnya sama saja seperti motif Aborigin, Surfing, Indian dsb dalam barang kerajinan buatan Bali, atau seperti pijat Shiatsu dan Thai yang ditawarkan oleh hotel-hotel kita. Ini urusan cari uang; bukan urusan kebudayaan. Karena itu tak usahlah kita heboh-heboh amat. Malu kita. Agar Malaysia tidak seenaknya memakai kesenian kita sebagai pemancing turis yang bodoh itu datang ke negerinya (turis yang pintar sih tahu tari pendet itu dari mana) maka adalah tugas Indonesian Tourism Board untuk memasang iklan promosi yang benar dengan sama gencarnya. Oh, ya, satu lagi, mari kita kurangi hobi bunuh diri sambil mengebom hotel-hotel kita itu. Supaya turis berani datang ke Indonesia dan tak perlu pergi ke Malaysia demi untuk menikmati tari pendet atau reog ponorgo yang ecek-ecek. Mula Harahap
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban ya Ramadhan
Teman2 milis FPK sesama muslim , Dari lubuk hati yg paling dalam,kami ucapkan Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan,mohon maaf lahir dan bathin... Salam Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://koran.kompas.com/ , http://kompas.com/ dan http://kompasiana.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Istri dan Anak Dilarang Bonceng Sepeda Motor!
Yang saya maksudkan ialah negara adi-kaya pun tetap saja kewalahan dalam mengatur, menyediakan sarana angkutan umum. Oleh sebab itu kita harus maklum dengan sarana yang tersedia di sini karena keterbatasan dana. Lagi pula, konteksnya 'kan sarana angkutan lebaran yang SANGAT-SANGAT WAJAR --- On Wed, 8/19/09, pudimartini pudimart...@pirus.co.id wrote: From: pudimartini pudimart...@pirus.co.id Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Istri dan Anak Dilarang Bonceng Sepeda Motor! To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 19, 2009, 6:23 PM Pak Zul, kalau mau membuat perbandingan gunakan parameter yang setara Pak.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] MAS TOMMY DAN IKLAN SMK BISA
Apakah Mas Tommy lulusan SME, STM atau SMKP, SPK atau Kita perlu mengetahui Riwayat beliau lebih lengkap. Atau saya malah ketinggalan informasi bapak ibu yang duluan tahu? dharma 2009/8/20 Zulkifli Harahap zulk_...@yahoo.com Iklan ini pasti membuat Drost geleng-geleng kepala. Di tempat asalnya, siswa diarahkan ke SMK berdasarkan kemampuan belajarnya. Di sini, sistem pendidikan menggunakan sistem komunis, sama rambut sama haknya, yang tentu mengingkari sunnatullah. Zul
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Menarik untuk melihat dampak dari akan dibuatnya jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Perlu ada penjelasan akademik mengenai hal ini. Sehingga hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para ilmuwan kita. --- On Fri, 8/21/09, wahyu handoyo wahyu.hand...@gmail.com wrote: From: wahyu handoyo wahyu.hand...@gmail.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, August 21, 2009, 8:49 AM Bukannya justru sebaliknya, akan terjadi aliran sumber daya (penduduk dan modal) melalui transportasi jembatan ini ke luar jawa? setelah jembatan dibangun, sumatera (lampung dan terus ke atas) dan madura akan menerima limpahan kawasan industri, pergudangan, pariwisata, tenaga kerja etc? saya melihat ini justru untuk mengurangi beban jawa. jembatan jawa madura dan sumatera bukan mercu suar, dari 17,000 pulau hanya empat/lima yang terhubung, ini blm apa2.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaji di Jakarta Seperlima Belas dari Zurich
Tapi di Zurich mana ada makan Rp 7.500,- komplit sudah pake ayam dan telor. Rokok cuma Rp 8.000 sebungkus. di Indonesia bisa punya pembantu segala.Harus dibandingkan antara pemasukan gaji dan pengeluaran rumah tangga donk. memang grafik strata sosial di Indonesia masih berbentuk piramid dengan yang dibawah sangat lebar dan makin lebar, kalau di eropa mungkin sudah mulai menyerupai lampion dengan kelas menengah yang makin melebar. Jadi jangan melihat hanya dari angka. yang paling bagus adalah gaji Swiss hidup di Indonesia...ha...ha... itu baru sangat nyaman. makanya orang bule betah di Indonesia. --- On Fri, 8/21/09, Lasma siregar las032...@yahoo.com wrote: From: Lasma siregar las032...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaji di Jakarta Seperlima Belas dari Zurich To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, August 21, 2009, 9:22 AM Alangkah enaknya jadi orang Swiss ini, gaji tinggi, pajak rendah dan jam kerjanya juga sangat relax (tidak dipacu seperti orang Jepang)... Bagaimana dengan wong Indonesia ini? Apakah gaji mumer (murah meriah), pajak a'la kadarnya plus jam kerja juga relax (jam karet?)? Seandainya bisa dipilih mau hidup di Zurich atau Jakarta tercinta, manakah yang buaanyak dipilih orang? :=)) Salam Las
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban ya Ramadhan: Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1430 Hijriah
Jakarta, 21 Agustus 2009 Kepada Yth. Sahabat-sahabat KIARA di tempat Assalamu'alaikumWr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Semoga Sahabat-sahabat KIARA senantiasa berada dalam keadaan sehat dan baik sehingga bisa terus berkontribusi dalam pelbagai bentuk guna memperjuangkan terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil, dan beradab, berlatarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sahabat-sahabat KIARA yang terhormat, Tanpa terasa, 1 Ramadhan 1430 Hijriah yang menandai awal pelaksanaan puasa Ramadhan jatuh pada Sabtu, 22 Agustus 2009. Dalam khazanah kepustakaan Islam, puasa adalah momen pelatihan spiritual untuk membunuh ego dan menghidupkan ketulusan pengabdian pada Ilahi. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Semua amal anak Adam dilipatgandakan. Kebaikan dilipatgandakan sepuluh sampai seratus kali, kecuali puasa, kata Tuhan. Puasa untuk Aku, dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Orang yang berpuasa meninggalkan keinginannya hanya karena Aku.. (Bukhari dan Muslim)”. Memasuki bulan Ramadhan, kita jalani momen peluluhan diri untuk hanyut dalam samudra kedalaman misteri Ilahi demi memulihkan energi yang menghidupkan. Puasa Ramadhan adalah wahana pertemuan antara pengkhidmatan kepada Allah, pengkhidmatan kepada kemanusiaan, dan pengkhidmatan kepada lingkungan hidup.. Tanpa kedalaman spiritual dengan ketulusan bakti pada yang Suci, peribadatan tak akan membawa dampak konstruktif, melainkan destruktif bagi kemanusiaan dan lingkungan hidup. Orang yang berpura-pura mengabdi pada Ilahi akan berpura-pura mengabdi kepada kemanusiaan dan lingkungan hidup. Oleh karenanya, tak layak menjadi pemimpin dan tak dapat dipercaya memikul amanah. Sahabat-sahabat KIARA yang baik, Dalam sebelas bulan lamanya, pelbagai proses berbangsa dan bernegara kita jalankan secara berbarengan berdasar kapasitas pelibatan dan tanggung jawab masing-masing. Banyak hal terlupa, kekhilafan pun terkadang menyeruak. Pada momen yang mulia inilah, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menghaturkan ungkapan permaafan yang sebesar-besarnya kepada khalayak luas sekaligus mengucapkan “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1430 H”. Kita semua berharap, semoga bulan Ramadhan ini menjadi tindakan iman dalam mengurangi ketimpangan sosial dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote, sehingga kelak proses alienasi yang menyingkirkan kaum papa tak lagi terjadi. Marhaban ya Ramadhan! Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Hormat kami, M. Riza Damanik Sekretaris Jenderal KIARA Sekretariat Nasional Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan Fisheries Justice Coalition Indonesia Jl. Tegal Parang Utara No. 43 Mampang, Jakarta 12790 Telp./Faks. +62(0)21 797 0482 Email. i...@kiara.or.id Website. www.kiara.or.id [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berita KIARA, 21 Agustus 2009: NASIB NELAYAN, Pak Presiden, dengar Kami...
NASIB NELAYAN Pak Presiden, dengar Kami... Jumat, 21 Agustus 2009 | 03:46 WIB Terik matahari, Kamis (20/8) siang itu, mengiringi langkah para nelayan ke kantor Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Menggotong sebuah perahu dan jaring sero, mereka meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengurungkan pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir. Mereka didampingi mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat, seperti Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA). Sebuah spanduk besar warna biru berisi tujuh butir tuntutan dibacakan oleh perwakilan pengunjuk rasa. ”Kami datang ke DKP yang mengurusi laut, tetapi permintaan kami ditujukan untuk Pak Presiden,” ujar Tiharom (33), nelayan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Rancangan peraturan pemerintah mengenai pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir (HP3) rencananya ditandatangani Presiden paling lambat September 2009. Satu bulan sebelum penetapan PP tentang HP3 itu, nelayan di sebagian wilayah belum diberi sosialisasi model pelaksanaannya. Tiharom mengungkapkan, nelayan yang sehari-hari menggunakan jaring sero untuk menangkap udang dan rajungan di kawasan pinggiran pantai kini sudah semakin sulit bergerak. Hasil tangkapan terus merosot akibat pencemaran limbah industri di perairan utara Jakarta. Di areal itu juga terdapat kawasan industri yang ”mengapling” perairan dan mengimpit areal tangkap nelayan kecil. ”Pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat pesisir, dan nelayan kecil. Nelayan juga punya hak untuk menangkap ikan. Dengan semakin terancamnya wilayah tangkap, maka tempat tinggal kami juga terancam,” keluh Tiharom. Hak Pengusahaan Perairan Pesisir diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Penerbitan HP3 memberikan hak bagi orang, kelompok masyarakat, atau pengusaha untuk memanfaatkan sumber daya perairan pada areal tepi laut hingga jarak 12 mil dari pantai. Selama ini, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil bersifat perizinan sehingga peran negara sangat dominan. Peluang privatisasi Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Syamsul Ma’arif pernah menyatakan, HP3, antara lain, diarahkan untuk kegiatan usaha budidaya dan wisata bahari yang mendorong pemanfaatan potensi sumber daya perikanan. ”Kebijakan HP3 mendorong optimalisasi pengelolaan perairan Indonesia yang luas dengan potensi sumber daya yang besar serta memberikan perlindungan terhadap aktivitas nelayan dan masyarakat adat,” ujar Syamsul. Namun, yang patut dicermati, HP3 memberi peluang bagi privatisasi sumber daya pesisir selama 20 tahun, dapat diperpanjang dan dialihkan. Ketentuan itu dengan mudah menutup akses dan kontrol nelayan atas wilayah laut dan pesisir. Faktanya, 90 persen dari nelayan di Indonesia merupakan nelayan kecil dan tradisional dengan kapasitas kapal di bawah 30 gross ton. Sekretaris Nasional Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Dedy Ramanta mengungkapkan, pemerintah mendapat mandat dan tanggung jawab melindungi nelayan tradisional dan masyarakat pesisir yang selama ini dalam posisi lemah akibat tidak terorganisasi dengan baik. ”Penentuan zona perairan dan HP3 yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat akan menempatkan nelayan dalam posisi yang lemah. Langkah mundur dalam pengelolaan sumber daya kelautan,” ujarnya. Pemerintah sudah saatnya membaca kebutuhan mendasar nelayan kecil yang selama ini selalu terbelit mahalnya harga bahan bakar minyak, minimnya teknologi penangkapan, minimnya akses permodalan, dan hasil tangkapan yang kian tak menentu akibat perubahan iklim. Habibah (45), nelayan Marunda, mengatakan, harapan dan kebutuhan nelayan tradisional tidak akan terpenuhi dengan model HP3. Di tengah riuhnya unjuk rasa siang di kantor DKP siang itu, Habibah berseru: ”Pak Presiden, dengar kami...!” BM Lukita Grahadyarini Sumber: http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/03465898/pak.presiden.dengar.kami... --- Berbagi informasi adalah hal terpenting dalam bermasyarakat. Terlebih bagi nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan masyarakat luas yang tinggal di belahan bumi lainnya. Kunjungi situs web KIARA di http://www.kiara.or.id. Pastikan Anda adalah orang yang pertama kali mengetahui perkembangan informasi kelautan dan perikanan nasional. Abdul Halim Koordinator Program KIARA ha...@kiara.or.id / sobatliem...@gmail.com Sekretariat Nasional Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Jl. Tegal Parang Utara No. 43 Mampang, Jakarta 12790 Telp./Faks. +62(0)21 797 0482 Email. i...@kiara.or.id Website. www.kiara.or.id [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat Islam dimana saja berada... semoga bulan ramadhan ini menjadi bulan penuh berkah bagi kita semua.. jauhkan amarah, amarah dan iri hati.. introspeksi diri belajar untuk lebih menghargai orang lain dan selalu berpikir positif... --- On Thu, 8/20/09, agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id wrote: From: agushamonangan agushamonan...@yahoo.co.id Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sabtu, Awal Puasa To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 9:16 AM JAKARTA, KOMPAS.com- Sidang Isbat pada hari Kamis (20/8) malam ini menetapkan bahwa awal puasa adalah hari Sabtu (22/8). http://nasional. kompas.com/ read/xml/ 2009/08/20/ 19573528/ Awal.Puasa. Ditetapkan. Sabtu [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban ya Ramdhan
Ass Wr Wb dan salam sejahtera, Kami sekeluarga mengucapkan Ramadhan Mubarak and Minna Aidhin walfaizin Wass wr wb, Tgk AptinovitaNurfirdaus --- On Thu, 8/20/09, abdul rohim ar_arr...@yahoo.com wrote: From: abdul rohim ar_arr...@yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Marhaban ya Ramdhan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Thursday, August 20, 2009, 11:43 PM Siirilah ya Ramadhan, siirilah ya Ramdhan bi qobul wal gufron. Marhaban ya Ramdhan Selamat datang bulan suci Ramadhan Bulan yang penuh keagungan. Untuk anggota milis yang beragama Islam saya mengucapkan selamat menunaikan Ibadah di bulan suci Ramdhan. Semoga dengan datangnya bulan yang penuh rahmat, ampunan, kita semua mendapatkan keberkahan dan menambah iman dan ketaqwaan sebagai muslim. Amiin. Mohon maaf bila terdapat kata-kata yang kurang berkenan kepada rekan-rekan. Wassalam.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] KONFLIK PAPUA DAN POLITIK AKOMODASI SBY
Oleh :Ismail Asso* Kullukum roo’in wakullukum masuulin ‘an ro’iyyatihi. Artinya: “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintakan pertanggungjawaban kepemimpinannya”. (Al-Hadits) Penulisan tulisan ini dengan asumsi secara pribadi bahwa, sesuatu yang gagal kita raih semua, lantas tidak kita meninggalkan semua. Qoidah ushul fiqh (filsafat hukum islam) ini mengandaikan pada kita bahwa apa yang harusnya, berarti yang ideal bagi kita seperti keinginan mayoritas rakyat Papua sementara ini belum mampu diraih semua bukan berarti kita juga harus meninggalkan semua. Artinya dalam usaha menuju tujuan ideal, kita tidak boleh meninggalkan sesuatu kenyataan kejadian didepan mata sebagai bagian dari hak kita. Kita tidak boleh meninggalkan semua karena hanya semata-mata tujuan ideal. Pemerintah Pusat hampir 40 tahun mengalami kesulitan komunikasi menyelesaikan masalah Papua. Selama itupula tokoh-tokoh senior dijadikan kiperson penyelesaian masalah. Berbagai lobby tokoh senior, kenyataannya tidak pernah bisa membantu menyelesaikan masalah. Justeru membohongi pemrintah pusat supaya dapat jabatan Duta Besar, Gubernur, DPRP, Voice Presiden Freeport, Deputi-Deputi, DPR RI dan Menteri Kelautan. Tapi apa kontribusi mereka sebagai wakil/representasi Papua? Berarti Pemerintah Pusat salah mengambil orang-orang senior itu. (Natalis Pigay, Wawancara, Jum’at, 5 Juli 2008). Dalam sejarahnya akomodasi politik Papua oleh Pemerintah Pusat biasanya hanya dilibatkan beberapa oknum Papua dan itu dilakukan melalui segelintir orang Papua dari clan tertentu mengatasnamakan Papua. Masalahnya adalah apakah mereka ini memenuhi aspek keterwakilan semua suku bahasa dan adat-budaya Papua yang sangat majemuk melampaui kemajemukan Indonesia sendiri, sebagai bergaining politik bagi seluruh rakyat Papua? Apakah patut akomodasi politik bagi semua unsur suku bangsa dan bahasa Papua dianggap sudah cukup melalui lobby-lobby partial segelintir orang Papua di Jakarta? Jawabannya tidak! Demikian itu sesungguhnya hanya mewakili segelintir clan dari wilayah tertentu Papua yang sangat luas dengan keragaman adat-budaya dan bahasa. Papua ada 270 bahasa dari 360 bahasa suku Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia). Kalau demikian sangat ragam adat-budaya dan bahasa Papua melampaui bahasa Indonesia itu sendiri. Maka wajarkah Papua hanya bisa di wakili oleh orang-orang seperti Kepala Suku Haji Abunawas dari Suku Dani Lembah Baliem Wamena? Pendeta binaan BIN serta OPM abu-abu atau pejuang NKRI dari Ibukota Jakarta? Dan itu sebelum ini biasanya dilakukan oleh segelintir kelompok pragmatis orang Papua yang punya ases ke Istana. Maka dengan sendirinya tidak mewakili seluruh aspirasi komponen komunitas semua unsur Papua. Sebagai akibatnya menjadi wajar dan masuk akal bahwa selama Otsus diberlakukan dari tahun 1999-2009, maka selama itupula sama sekali tidak mampu meredam gejolak separatisme. Sehingga menjadi wajar juga kalau kemudian kita merasa sangsi kepada tokoh-tokoh tua selama ini kembali dilibatkan untuk kalkulasi politik Papua pada pundak mereka lagi. Skeptisme kita pada tokoh-tokoh tua Papua bahwa kalau benar mereka punya kemampuan mengatasi masalah Papua. Maka harusnya selama Otsus 10 tahun berjalan sejauh ini tidak terlihat kapabilitas itu, malah sebaliknya masalah konflik Papua semakin rumit bukan semakin padam, sebaliknya tetap aktif, malah semakin gila dan tidak waras. Kalau begitu apa yang salah selama ini, dan bagaimana solusi yang tepat agar kedepan kita bisa mengantisipasi banyak korban nyawa sia-sia rakyat Papua? Kemudian jangan lupa bahwa dana trilyunan rupiah menjadi tiada arti sebelum ini yang dikucurkan bisa mencapai sasaran sesuai yang diinginkan? Harus Libatkan Tokoh Muda Tidak bisa tidak, Pemerintah Pusat dan lebih khusus Kabinet SBY-BUDIONO mendatang harus melibatkan tokoh-tokoh muda terdidik guna mencari solusi akar persoalan tentang apa sesungguhnya masalah dasar Papua, dan mengapa selama ini Papua tidak pernah sepi dari letupan-letupan separatisme menjadi urgen agenda kedepan ini. Untuk itu penulis disini merekomendasikan bahwa kedepan Pemerintahan SBY-BUDIONO tidak bisa tidak, jadi maksudnya wajib, bahwa dalam penyusunan kabinet mendatang harus melibatkan tokoh-tokoh muda Papua guna mencari solusi jitu dan cerdas agar anak-anak muda Papua yang lebih energik mengerahkan intelektualitas mereka dalam penyelesaian Papua secara menyeluruh dengan berbagai pendekatan baru. Mengingat sebelum ini dan itu sudah terbukti dan kita saksikan bersama bahwa tokoh-tokoh senior Papua selama ini yang dianggap sanggup membantu menyelesaikan masalah Papua kenyataannya gagal total. Dan itu artinya jika kedepan masih juga kepercayaan diberikan mereka maka itu berarti persoalan Papua tetap belum sanggup diselesaikan oleh para tokoh-tokoh tua yang dilibatkan selama ini dimasa lalu untuk menyelesaikan masalah masa akan datang. Malah kalau kembali dipercayakan pada mereka justeru menambah masalah
[Forum-Pembaca-KOMPAS] undangan diskusi buku Anett Keller - Selasa 25 Agustus 2009
--- In ajis...@yahoogroups.com, ign haryanto i...@... wrote: Rekan-rekan jurnalis sekalian, LSPP bekerjasama dengan FES (Friederich Ebert Shiftung) hendak menyelenggarakan peluncuran dan diskusi buku yang ditulis oleh Anett Keller (wartawati The Asia Pacific Times di Berlin) berjudul âTantangan dari Dalam: Otonomi Redaksi di 4 Media cetak Nasional: Kompas, Koran tempo, Media Indonesia, Republikaâ Diskusi akan diselenggarakan pada: Hari / Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2009 Waktu : 15.00 â waktu berbuka puasa (dilanjutkan dengan Buka puasa bersama) Tempat : Hotel Ibis Tamarin, Jl. KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat Pembicara : Rikard Bagun (Pemimpin Redaksi Kompas) Nasihin Masha (Wakil Pemimpin Redaksi Republika) Malela S. Margasari (Pemimpin Redaksi Koran Tempo) * Dandhy Dwi Laksono (wartawan lepas) Amir Effendi Siregar (Ketua Serikat Penerbit Suratkabar) Moderator : Ignatius Haryanto, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) *) sedang menunggu konfirmasi === TOR Diskusi Buku Anett Keller Latar Belakang Media massa di Indonesia dalam satu decade belakangan ini telah mengalami situasi kebebasan, dibandingkan pada masa sebelumnya, di bawah pemerintahan otoriter Suharto. Satu decade setelah Suharto turun, masih menimbulkan suatu pertanyaan, apakah pers di Indonesia betul-betul mengalami kebebasan, ataukah ia kini menghadapi musuh kebebasan yang lain? Pertanyaan ini mau coba dijawab dalam buku yang ditulis oleh Anett Keller, seorang wartawati dari Jerman Barat (editor untuk The Asia Pacific Times, di Berlin) yang pernah melakukan riset lapangan tentang otonomi redaksi di 4 buah surat kabar di Jakarta, paska reformasi (Kompas, Republika, Media Indonesia dan Koran Tempo). Hasil penelitian Keller ini menunjukkan bahwa untuk media yang dimiliki oleh pemegang saham yang tidak mayoritas maka secara relatif ada independensi redaksi, sebaliknya jika media tersebut dimiliki secara mayoritas oleh seseorang, atau sebuah kelompok bisnis, maka bagian redaksi secara relatif menjadi kurang independen. Tentu saja hal ini menarik untuk dikaji lebih jauh, dan juga untuk menggali sisi-sisi lain dari problema independensi redaksi tersebut. Pembahasan ini akan menarik diadakan dalam suatu diskusi khusus yang juga menandai hadirnya buku ini untuk pembaca di Indonesia. Abstraksi Hasil Penelitian Sistem media massa Indonesia mengalami proses perubahan yang sangat cepat sejak berakhirnya era diktatur militer pada tahun 1998. Sehubungan dengan proses demokratisasi ke arah liberalisasi media, sensor pemerintah dan pengawasan yang ketat terhadap pers telah dihapuskan dengan disahkannya Undang-Undang Pers tahun 1999. Namun apakah hal itu berarti bahwa wartawan Indonesia sekarang dapat bekerja secara independen? Pada penelitian ini penulis mengacu pada istilah dualisme kebebasan pers: Pertama sebagai suatu bentuk hak asasi yang dijamin Undang-undang Dasar (UUD) dan kedua yang penerapannya diwujudkan dalam bentuk perusahaan media â yang umumnya swasta â, yang menjadi pengemban hak asasi tersebut. Dengan latar belakang tersebut, penulis berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana otonomi redaksi dalam media massa Indonesia dijalankan. Setelah pada bagian pertama dipaparkan sistem media massa Indonesia, penulis lalu menggambarkan struktur ekonomi dan cara kerja redaksi di empat harian pagi nasional Indonesia, yakni Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia dan Republika. Hasil yang diperoleh dari pengamatan di lapangan mengenai kerja redaksi dan wawancara kepada pihak terkait menunjukkan, bahwa para wartawan yang bekerja di surat kabar yang pemiliknya tidak memiliki latar belakang jurnalisme menerima interversi yang masif dari pemilik sehubungan dengan apa yang seharusnya ditulis atau diterbitkan. Sebaliknya, wartawan-wartawan yang paling independen adalah mereka yang bekerja di surat kabar yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh yayasan. Tentang Penulis / Peneliti Anett Keller, kelahiran tahun 1971, menyelesaikan studinya (S2) dalam bidang jurnalistik dan ilmu politik di Leipzig (Jerman). Sebagai pengikut program Darmasiswa dia kuliah di UGM Yogyakarta tahun 2000-2001. Beberapa perjalanan penelitian membawanya berkali-kali ke Indonesia dan negara-negara Asia lainnya. Masa kerja prakteknya sebagai wartawan ia habiskan di surat kabar taz di Berlin, kemudian menjadi redaktur Asia di desk politik luar negeri di koran tsb. Saat ini Anett Keller adalah koresponden surat kabar The Asia Pacific Times. Jika anda tertarik hadir dalam acara ini, silakan kirimkan email ke: l...@... atau menelpon ke kantor LSPP: 021-5746656 dengan Tri/Tya. Terima kasih atas perhatiannya. Kami tunggu kehadiran anda. Hormat kami Ignatius
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Google Video: Nyanyian Jiwa - Ciliwung Merdeka
Kampanye Gerakan Pendidikan Alternativ CILIWUNG MERDEKA Sebuah Komunitas Pinggiran di Bantaran Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta Selatan Silahkan klik: http://video.google.com/videoplay?docid=6164765498168565784 Bagi Anda yang berminat mengenal lebih jauh, belajar lebih dalam, dan bersolidaritas dalam upaya mendukung Gerakan Pendidikan Alternativ ini, bisa menghubungi: SEKRETARIAT CILIWUNG MERDEKA Jl. Proklamasi No. 61 DD Jakarta Pusat Telp. 021 - 3142268 Fax. 021 - 3917475 Email: ciliw...@cbn.net.id http://video.google.com/videoplay?docid=6164765498168565784 *Emailed video* Kampanye Gerakan Pendidikan Alternativ CILIWUNG MERDEKA This email was sent to you by: ciliwung.hi...@gmail.com -- http://video.google.com/videoplay?docid=6164765498168565784 Nyanyian Jiwa - Ciliwung Merdekahttp://video.google.com/videoplay?docid=6164765498168565784 Sep 19, 2008 - 24:54 Terdengar sebuah 'nyanyian' ... agak lirih, ... dari anak anak Pinggir Kali Ciliwung Sebuah 'jiwa' yang mencoba memberikan arti baru atas dirinya nyanyian jiwa ekspresi dan kreasi ... n... -- Browse more videos on Google Videohttp://video.google.com/videoplay?docid=6164765498168565784 [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Menunaikan Ibadah Puasa (diawali) 22 Agustus 2009
Sebagai bahan renungan bersama, berbagi pengetahuan demi kebajikan menuju kemuliaan adalah bagian dari amalan, sebagai berikut : REPUBLIKA, Minggu, 16 Agustus 2009 pukul 01:43:00 Angka 19, 0 dan 7 Rubrik Laput Angka 19 merupakan kunci utama akan keteraturan susunan huruf, kata, kalimat, jumlah ayat, dan jumlah surah dalam Alquran. Allah SWT menciptakan bilangan sebagai bahasa universal, yang dapat ditemui di seluruh ciptaan-Nya yang dijabarkan dalam bentuk satuan, ukuran massa, volume, kecepatan, dan lain sebagainya. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam tak pernah melewatkan angka-angka atau bilangan itu. Misalnya, bilangan rakaat shalat, persentase zakat, pembagian warisan, jumlah hari berpuasa, waktu melempar jumrah, tawaf, sai, Lebaran Idul Fitri, dan Idul Adha. Dan, Alquran sebagai kitab suci umat Islam, juga banyak menyebutkan tentang bilangan. Salah satunya adalah angka 19, sebagaimana terdapat dalam surah al-Muddatstsir ayat 30. ”Dan di atasnya ada 19 (malaikat penjaga).”Penyebutan angka 19 ini ternyata sangatlah menakjubkan. Bahkan, beberapa ilmuwan Muslim bidang matematika, telah menemukan berbagai hal istimewa terkait angka 19 ini. Di antaranya, Abah Salma Alif Sampayya, Fahmi Basya, dan Iskandar AG Soembrata. Bilangan 19 adalah bilangan prima, yaitu bilangan yang tidak habis dibagi dengan bilangan mana pun, kecuali dengan dirinya sendiri. Bilangan prima lainnya adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, dan masih banyak lagi. Para astrofisikawan meyakini bilangan prima sebagai bahasa komunikasi di alam semesta dan dijadikan sebagai bahasa, dalam melakukan percobaan komunikasi dengan makhluk angkasa luar. Dalam bukunya, Abah Salma Alif Sampayya menyatakan, bilangan 19 menjadikan beberapa ilmuwan ternama di dunia menemukan sejumlah rumus atau berbagai keajaiban dengan angka 19. Misalnya, heksagonal, magic star, dan metonic cycle. Kunci utama Dalam Alquran, angka 19 menjadi awal pembuka surah. Kalimat Bismillahirrahmanirrahim yang diletakkan sebagai kata pembuka dari keseluruhan ayat dan surah di dalam Alquran, memiliki susunan angka yang sangat menakjubkan. Kalimat basmalah itu bila dihitung hurufnya mulai dari ba hingga mim, berjumlah 19 huruf. Angka 19 ini ternyata menjadi ‘kunci utama’ dalam bilangan jumlah surah, jumlah ayat, dan lainnya di dalam Alquran. Dalam catatan Sampayya, Alquran menyebutkan bilangan yang berbeda sebanyak 30 kali, yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 99, 100, 200, 300, 2.000, 3.000, 5.000, 50 ribu, dan 100 ribu. Selain bilangan bulat tersebut, Alquran menyebutkan delapan kali bilangan pecahan (desimal), yakni 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, 1/6, 1/8, 1/10, dan 2/3. Bilangan pecahan ini sebagian besar terdapat pada ayat-ayat yang berkaitan tentang warisan. Lalu, di mana istimewanya angka 19? ”Bila bilangan bulat dan bilangan pecahan dijumlahkan, hasilnya ada 38. Angka 38 ini merupakan kelipatan dari 19 X 2,” tulis Sampayya. Pendapat senada juga dikemukakan Fahmi Basya, staf pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Dalam bukunya yang berjudul Matematika Islam, Sebuah Pendekatan Rasional untuk Yaqin , Fahmi Basya menjelaskan, berbagai keajaiban angka 19. Percaya atau tidak, hampir keseluruhan ayat Alquran yang terdapat dalam 114 surat, selalu berpatokan pada angka 19. Misalnya, jumlah surah dalam Alquran jumlahnya 114. Bilangan ini bila dibagi dengan 19, hasilnya adalah 6. Kata bilangan dalam Alquran adalah adda . Kata yang berasal dari adda ( ma’dudaat, ta’uddu, iddat, adada, dan ma’dud ) disebutkan dalam Alquran sebanyak 35 kali yang tersebar di 19 surah dalam 29 ayat. Dari penjumlahan nomor surat yang sebanyak 29 tadi (misalnya, Al-Baqarah nomor 2, Ali Imran nomor 3, at-Taubah nomor 9, an-Nas nomor 114), adalah sebanyak 779, merupakan perkalian dari 19 X 41. Begitu juga, dengan penjumlahan nomor ayat yang menyebutkan kata adda atau kata lainnya yang berarti perhitungan atau bilangan itu, jumlahnya sebanyak 1577. Angka ini merupakan perkalian dari 19 X 83. Fahmi Basya mencontohkan, jumlah kata basmalah dalam Alquran juga berjumlah 114 (19 X 6). Kendati surah al-Taubah tidak didahului dengan kalimat basmalah , namun pada surah ke-27 terdapat dua kata basmalah , masing-masing pada pembuka ayat (0) dan ayat ke-30. Kalimat Bismillahirrahmanirrahim yang berjumlah 19 huruf, terdapat pada surah ke-1 (al-Fatihah) dengan jumlah ayat tujuh buah. Nomor surah at-Taubah adalah 9, sedangkan jumlah ayatnya sebanyak 129. Penjumlahan kode angka kedua jumlah ayat tersebut pun berjumlah 19, yakni 7+1+2+9=19. Keajaiban lainnya dari angka 19 ini adalah jumlah ayat dari surah pertama (al-Fatihah) hingga ayat ke-8 (al-Anfal) atau sebelum surah at-Taubah, berjumlah 1.235 ayat, yang merupakan perkalian dari 65 X 19. Al-Fatihah jumlah ayatnya tujuh, al-Baqarah 286, Ali Imran 200, an-Nisa 176, al-Maidah 120, al-An’am 165, al-A’raf 206, dan al-Anfal 75. Pada surah ke-27 (an-Naml),
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1430H
Jauah nan alun tajalang, dakek nan alun tacaliak, basuo alun tasalami, Indak dek anggan nan marintang, tapi dek wakatu nan mambateh, Basusun jari nan sapuluah sambah maaf dari ati nan dalam, Maaf Lahie jo Batin, Salamaik Manunaikan Ibadah Puaso Ramadhan 1430H, Samoga amal ibadah jo puaso kito ditarimo oleh Allah SWT [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tan Malaka Hadir di Lapangan Ikada
Menurut saya.., Tan Malaka orang hebat. Kekayaan intelektual Indonesia pada zamannya. Sehingga saya teramat heran bin sedih, mengapa pula nama beliau seolah-olah dibuang dari catatan sejarah nasional Indonesia ?. Menurut saya lagi...,sejarah ya sejarah. Mau seseorang meganut faham apa misalnya, ya tetap aja itu fakta sejarah. Jangan se-enak kita menghapus nama tokoh sejarah lah ..?. Setahu saya, Belanda tidak pernah menghapus nama Ir.Soekarno yang sudah berani-beraninya menggiring bangsa Indonesia untuk merdeka tokh ?. Memang tak enak betul jadi bangsa yang emosional ya.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Itulah yg jadi masalah dan patut dipikirkan kembali, Pak. Kalau ukuran yang dipakai untuk melihat keberhasilan pembangunan masih juga hanya berapa investasi yang masuk dan berapa infrastruktur fisik yang berdiri, maka mayoritas masyarakat hanya akan menjadi korban. Bukankah hal yang sama nanti akan terjadi seperti yang telah dialami masyarakat menengah ke bawah di Jabodetabek selama ini? Siapa yang akan paling menderita akibat kemacetan, akibat berkurangnya cadangan air bersih, menurunnya permukaan tanah di kota-kota front city, meningkatnya polusi, berkurangnya kapasitas jalan umum, dan sebagainya? Mungkin saja megaproyek seperti Jembatan Selat Sunda itu tidak sekedar proyek mercu suar, kalau kita mendapatkan jawaban-jawaban mmemuaskan atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Kalau proyek itu hanya menguntungkan investor dan oknum-oknum pejabat, sementara rakyat kebanyakan lebih banyak menjadi konsumen dan warga negara yang dibodoh-bodohi dengan iming-iming kemajuan fisik, apakah proyek raksasa itu akan berarti buat rakyat? Ketika kelangkaan air bersih meningkat, kualitas lingkungan makin menurun, rasio kapasitas prasana dan sarana transportasi publik terhadap penduduk makin menurun, karena Pemerintah lebih menmgutamakan tumbuhnya fasilitas-fasilitas yang serba bayar (air minum, jalan tol, kunjungan ke pantai, dsb), APAKAH ITU YANG DINAMAKAN MENSEKJAHTERAKAN MASYARAKAT? Ketika lahan di lokasi-lokasi strategis dilepas oleh rakyat yang lugu kepada investor, lalu rakyat tersebut hidup makin ke pinggir dengan fasilitas sosial yang minim, apakah ini berarti Pemerintah sudah membangun untuk rakyat? Intinya, lihatlah dampak riil dari proyek-proyek termegah itu bagi masyarakat luas yang hidup dalam lapisan ekonomi menengah ke bawah. Salam, Andrinof 2009/8/20 EKO KERTAJAYA id050_...@ag.co.id betul pak, harapannya memang demikian. bukti nyatanya adalah dng adanya jembatan suramadu saja hingga saat ini beberapa investor asing mulai menanamkan modalnya di madura. mungkin jika banyak kawasan2 industri dibangun di madura akan semakin banyak investor yg masuk. betul juga bahwa proyek itu belum berkategori mercu suar. sy kebetulan pernah melihat file presentasi proyek2 lanjutan setelah itu. setelah jembatan selat sunda terealisasi, akan ada lagi proyek2 besar lagi seperti menghubungkan jalur rel kereta api jawa sumatra, pembangunan pelabuhan2 besar di lampung / disekitar jembatan tsb yg diharapkan akan mengurangi kepadatan di selat malaka. bahkan studi banding jembatan yg menghubungkan sumatera dan malaisya juga telah dilakukan. dlm jangka panjang pengintegrasian seluruh wilayah nusantara akan dilakukan shg pembangunan akan merata. semoga proyek2 fisik tsb kemajuannnya berkorelasi positif dng upaya2 non fisik seperti pemberatasan korupsi etc.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Inilah Jumlah Royalti yang Akan Diterima Ahli Waris Mbah Surip
sebenarnya bukan masalah calo lebih banyak dapat. Perjanjian hak cipta untuk Royalty memang kisaran 5 - 10%. Sayangnya pemerintah kurang memerhatikan sistem Royalty dalam bidang ke penulisan buku. Pemerintah dalam hal ini depdiknas malahan membeli Hak Cipta untuk 15 tahun. Alasannya Penerbit mempermainkan royalty penulis (?). Bayangkan penulis buku Ayat-Ayat Cinta atau Laskar Pelangi menjual hak ciptanya dharma 2009/8/19 Teguh Santoso tgh.s...@gmail.com Oh ternyata bagian calo nya lebih besar dari yang membuat lagu nya. Iya betul ini namanya transparan. Ini akan menambah inspirasi bahwa ternyata dunia CALO lebih menguntungkan, udah gak pusing2 bikin karya, dapat bagiannya besar pula. salam teguh santoso
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Setuju banget pendapat Pak Andrinof karena dari tahun ke tahun sejak perjalanan panjang masa penjajahan Belanda hingga detik ini bahkan entah sampai kapan beban Pulau Jawa makin sarat saja. Beban jumlah penduduk yang masuk ke Pulau Jawa karena urbanisasi lebih menampakkan segi2 negatif dibandingkan hal2 yang positif. Contoh konkrit kerusakan lingkungan dan runyamnya sarana dan prasarana dan amburadulnya tata ruang publik yang sehat untuk masyarakat secara phisik maupun non-phisik sangat terasa sekali, sementara danyak Pulau di luar Jawa yang miskin sarana-prasarana yang ditinggalkan penduduknya padahal potensinya luar biasa. Saya tidak paham bagaimana begitu banyak pejabat dan akhli2 kita yang cerdik-cendekia dan berkompeten tetapi tidak/belum mampu memikirkan dan mengatasi persoalan ini. Untuk itu kiranya diperlukan suatu kebijakan/policy dan strategi pembangunan baru yang tidak terfokus pada Pulau Jawa yang motebene sudah sarat beban dan sangat padat penduduknya.Dalam hal ini mengapa kita tidak mulai mengubah secara berani bahwa pembangunan sarana dan prasarana serta tata ruang yang baik lebih kita fokuskan ke Pulau-Pulau di luar Jawa yang selama ratusan tahun kurang menjadi fokus pembangunan dan perhatian pihak yang berkuasa. Tujuan akhir adalah agar pemerataan jumlah penduduk antar pulau menjadi seimbang dan berkembangnya pemerataan pembangunan dan ekonomi masyarakat Indonesia sejalan dengan cita2 nasional kita sebagai kesatuan bangsa. Melalui prinsip teori pembangunan ada gula ada semutini, rakyat/masyarakat termasuk investor akan secara otomatis pindah ke Pulau-Pulau diluar Jawa tanpa Pemerintah harus repot2 ngurusi transmigrasi dan mencari-cari investor apabila sarana-prasarana dan tata ruang Pulau-Pulau lain itu sudah mampu dilaksanakan pembangunannya dengan baik oleh Pemerintah. Dilain pihak Pemerintah dapat melakukan moratorium pembangunan di Pulau Jawa untuk sementara, kecuali untuk rehabilitasi/renovasi thd sarana-prasarana yang sudah ada di Pulau Jawa. Apabila suasananya sudah kondusif, maka moratorium itu dapat dicabut kembali. Satu hal yang paling utama untuk dipikirkan juga bahwa Ibukota Negara suatu saat dapat dipindahkan keluar Jawa, mungkin Palangkaraya di Kalimantan Tengah bisa menjadi salah satu alternatif sejalan dengan ide awal yang pernah muncul pada era 1950-an. --- On Fri, 8/21/09, Andrinof A Chaniago andri...@gmail.com wrote: From: Andrinof A Chaniago andri...@gmail.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, August 21, 2009, 8:31 AM Berbulan-bulan, hingga kini, saya menyimpan kecemasan atas proyek mercu suar yang dikampanyekan secara sistematis ini. Berbeda dengan para pebinsnis properti dan Gubuernur Lampung dan Gubernur Banten, serta Pemerintah yang makin meningkatkan dukungan terhadap proyek ini, saya justeru mencemaskan masa depan Indonesia dan masa depan Pulau Jawa. Pulau Jawa yang luasnya tidak sampai 7 persen dari total luas daratan Indonesika akan terus menjadi tempat bertumpuknya penduduk Indonesia. Daya dukung lingkungan dan ekosistem Pulau Jawa akan makin tidak seimbang. Puluhan juta tenaga kerja dari keluarga petani akan melahirkan kaum migran kota karena lahan pertanian tidak bertambah, melainkan terus berkurang. Di sekitar kota besar, kalangan masyarakat menengah bawah hingga orang miskin akan bertumpuk di pemukiman-pemukiman padat dan di jalanan. Sementara orang-orang kaya akan menganmankan diri di lingkungan-lingkungan eksklusif dan dilayani oleh prasarana khusus yang mengenaikan fee. Jembatan Selat Sunda, dan juga Jembatan Suramadu, memang akan menggerakkan ekonomi, khususnya industri properti. Tetapi, teori aglomerasi yang menjadi pembenaran kebijakan-kebijakan pengembangan ekonomi wilayah seperti ini jelas salah comot. Teori aglomerasi adalah teori untuk pengambilan keputusan bisnis, yang pasti mengabaikan alokasi dan distribusi barang publik. Siapa yang akan paling menderita akibat kemacetan, akibat berkurangnya cadangan air bersih, menurunnya permukaan tanah di kota-kota front city, meningkatnya polusi, berkurangnya kapasitas jalan umum, dan sebagainya? Saya yakin, dua provinsi yang sangat bernafsu mendukung proyek raksasa yang digagas pengusaha itu tidak memikirkan sampai ke arah ini. Pemerintah pusat? Tampaknya juga tidak menyadari. Salam dari Tim VISI INDONESIA 2033 Andrinof A Chaniago
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Bulan Suci Bermakna Sosial
Oleh Moeslim Abdurrahman http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/22/0312551/bulan.suci.bermakna.sosial Biasanya, menjelang puasa seseorang baru ingat akan dosa-dosanya. Buktinya, SMS beredar ke mana-mana, dari orang yang kita kenal dekat, tetapi banyak juga sahabat jauh, eh tiba-tiba kirim lewat SMS minta juga dimaafkan. Biarpun sesungguhnya, kalau mau jujur, kita juga tidak ingat lagi dosa yang mana dan salah yang mana yang perlu dihapus. Hal ini tidak ada salahnya, memang. Toh, Ramadhan adalah bulan berkah dan penuh ampunan. Kapan lagi dosa dengan orang lain, akibat pergaulan, kalau bukan pada bulan suci ini saatnya untuk dibersihkan? Oleh karena itu, hampir menjadi persepsi umum bahwa bulan puasa bagi mereka yang menjalankannya diniati selain menjadi momentum untuk mengumpulkan pahala juga sebagai penyucian diri dan pertobatan dosa, baik dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan. Dalam kerangka itulah, jangan heran kalau pada bulan suci ini tiba-tiba ada keinginan menjadi khusyuk, bahkan juga menjadi dermawan. Banyak tadarus, sering mengundang anak yatim berbuka di rumah, atau banyak mengeluarkan sedekah. Semua itu adalah bagian dari memupuk kesalehan diri sendiri agar melalui ritual puasa diharapkan dapat lahir kembali menjadi orang bersih secara spiritual. Namun, bulan Ramadhan juga menghasilkan tradisi yang sekarang ini boleh dibilang dalam era konsumerisme tidak bisa dipisahkan dengan gaya hidup, yakni kebiasaan baru berbelanja dan berpenampilan untuk puasa dan Lebaran. Sadar bulan suci, mukena, misalnya, sepertinya harus baru. Bahkan, apa salahnya beli yang sedikit mahal, siapa tahu akan banyak undangan menghadiri acara buka dan tarawih bersama di hotel-hotel. Tidak juga merasa enak kalau hanya sajadah baru yang penting dibawa dalam menghadiri acara-acara tarawih itu, pasti masalah pakaian yang sesuai seperti halnya busana muslimah atau seragam koko juga harus dipertimbangkan beli baru agar model dan bahannya sesuai dengan para undangan yang lain. Ini hanyalah contoh saja untuk mengatakan, sekarang ini kita juga telah memilikibisa saja disebut gaya hidup Ramadhandengan segala identitas dan penampilannya sendiri. Dalam gaya hidup Ramadhan yang konsumtif dan konsumeristik, pasti hal ini akan membingungkan kita sendiri. Sebab, bagaimana bisa, dengan menjalankan puasa, kita sesungguhnya ingin mendapatkan penghayatan spiritual (di luar soal pahala yang dijanjikan) tentang betapa menderitanya seorang yang lapar yang dialami orang-orang dalam kelaparan yang sesungguhnya sebagai gejala dekadensi moral kemanusiaan. Sementara itu, pada siang hari kita puasa dan pada malam harinya kita mengonsumsi secara rakus, bahkan melebihi konsumsi kita pada bulan-bulan biasa. Bahkan, karena memenuhi gaya hidup Ramadhan tersebut, pengeluaran belanja kita berlipat tidak hanya untuk konsumsi, tetapi juga untuk membiayai berbagai aktivitas yang sebenarnya belum tentu dari segi ritual maupun makna puasanya secara hakiki memang hal itu harus dilaksanakan. Moralitas kolektif Puasa sebagai pertobatan individual memang sering membuat kita khusyuk dalam melaksanakannya. Begitu pula kedatangan Ramadhan sebagai bulan suci dapat kita sambut dengan semarak dalam budaya publik yang juga ekspresif. Namun, selalu pertanyaan yang mengganggu, apakah kesucian dan kesalehan yang kita peroleh lewat ibadah puasa mempunyai kaitan dengan tumbuhnya moralitas kolektif untuk mengubah ketimpangan sosial sebagai bentuk kemungkaran yang paling melawan cita-cita ketakwaan, misalnya? Dalam kesalehan individual, mungkin agak mudah kita meratapi atau menangisi dosa-dosa pribadi. Apakah melalui istigfar atau zikir sendiri bahkan juga menangisi dosa yang pernah kita perbuat selama ini dalam forum berzikir di publik. Namun, bagaimana dengan dosa struktural yang kita perbuat secara kolektif karena lemahnya moral dan komitmen untuk memperjuangkan keadilan sosial selama ini? Berhakkah kita menyatakan saleh dengan puasa yang rakus, sementara di sekeliling kita anak-anak pemulung pada pagi yang buta menyerbu sisa-sisa makanan (siapa tahu ada yang masih segar) dari sisa buka dan sahur kita yang mungkin tidak sanggup kita makan lagi? Saya takut, jika ibadah puasa hanya berhenti pada pelaksanaan ritualnya, tanpa mengalirkan kesadaran yang terus-menerus sebagai mekanisme refleksi kemanusiaan, bisa jadi kita bisa merasakan bagaimana lapar pada siang hari, tetapi kita akan kehilangan pesan yang paling dasar dari ibadah itu sendiri bahwa kelaparan adalah musuh agama dan sekaligus musuh kemanusiaan yang paling hakiki. Kepekaan spiritual Ramadhan tahun ini, kita melaksanakan puasa dalam suasana ekonomi yang belum menggembirakan. Jumlah orang miskin dan yang lapar masih besar. Mereka belum memiliki kemampuan hidup yang layak. Akar masalahnya adalah karena mereka tak mempunyai pekerjaan dengan pendapatan memadai. Negara belum berhasil memenuhi hak-hak mereka sebagai warga negara. Paling kurang hak
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Usus Dipotong akibat Kebanyakan Makan Mi Instan (2)
Laporan wartawan NOVA Ester Sondang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/21/13164741/usus.dipotong.akibat.kebanyakan.makan.mi.instan.2 SEJAK ususnya yang busuk dipotong, Hilal tidak lagi merasakan sakit pada bagian ususnya. Celakanya, rasa sakit justru berpindah ke bagian kolostominya. Setiap kali habis makan, makanan itu pasti langsung keluar melalui lubang anus buatan itu. Saat itulah dinding perutnya merasakan sakit yang luar biasa. Ia bisa menangis menjerit-jerit kesakitan. Belum lagi plastik yang menempel untuk menampung feses yang penuh dan harus diganti dengan yang baru. Double tape yang sering kali dilepas dan dipasang membuat kulit perutnya iritasi dan perih. Jika sudah tak bisa menahan sakitnya, Hilal akan berujar, Udah Hilal paeh aja! (Hilal lebih baik mati saja!) Kadang juga ia berteriak minta maaf kepada Allah dan minta disembuhkan sambil mengatupkan kedua tangannya. Kasihan anakku. Setiap hari, selama delapan bulan itu, ia hanya menghabiskan waktunya di tempat tidur. Hilal hanya mampu berjalan beberapa menit karena jika terlalu lama ia pasti langsung merasakan sakit di bagian kolostominya. Setiap malam, ia juga harus tertidur dengan paha diangkat menyentuh ke perutnya. Katanya, terasa enak dan membantu menahan rasa sakitnya. Kapok Makan Mi Agar ia tidak merasa bosan di kamar seharian, aku mengalihkan rasa sakitnya dengan mengajarinya membaca. Awalnya, sih, sekadar membacakan buku-buku cerita untuknya, tapi lama-kelamaan ia merasa tertarik untuk membaca. Aku dan Panda bergantian mengajarinya. Tidak terasa, saat ini ia sudah lancar membaca, lo. Memang, sebetulnya Hilal anak yang sangat pintar dan aktif. Sebelumnya ia tidak pernah sakit dan sangat penurut. Namun, sejak kelahiran adiknya dua bulan lalu, Ilham Haki, ia menjadi lebih manja padaku. Ia melarangku menggendong dan menyusui adiknya. Aku, sih, maklum saja karena dia masih sakit dan mungkin takut rasa sayangku direbut oleh adiknya. Sekarang Hilal sudah bisa berjalan lagi. Memang, sih, masih sedikit bongkok, tapi aku yakin dalam waktu dekat ia bisa berdiri dan berjalan dengan sempurna. Katanya, ia ingin segera sekolah. Yang membuatku lega, sejak sakit itu, Hilal trauma dengan mi instan. Bahkan melihatnya saja, dia seakan tak sudi. Beda dengan dulu, sekarang ia sangat senang mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, daging, buah, dan susu. Susu memang dianjurkan dokter untuk membantu memperbaiki kondisi dan kinerja ususnya. Mudah-mudahan ia bisa segera sembuh dari sakitnya dan menjadi anak yang pintar serta berprestasi di sekolahnya nanti.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Usus Dipotong akibat Kebanyakan Mi Instan (1)
Laporan wartawan NOVA Ester Sondang http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/21/1238313/usus.dipotong.akibat.kebanyakan.mi.instan.1 MAKSUD hati membantu suami menambah penghasilan, apa daya anak jadi korban. Akibat kerap meninggalkan buah hatinya, Hilal Aljajira (6), Erna Sutika (32) kini harus menelan pil pahit. Usus Hilal bocor dan membusuk hingga harus dipotong. Rupanya tiap hari Hilal hanya menyantap mi instan karena di rumah tak ada orang yang memasakkan makanan untuknya. Berikut cerita Erna. Saat usia Hilal menginjak 2 tahun, aku memutuskan bekerja, membantu keuangan keluarga mengingat penghasilan suamiku, Saripudin (39), kurang mencukupi kebutuhan keluarga. Aku bekerja di perusahaan pembuat bulu mata palsu, tak jauh dari rumah kami di Garut. Setiap berangkat kerja, Hilal kutitipkan kepada ibuku. Di situ, ibuku kerap memberinya mi instan. Bukan salah ibuku, sih, karena sebelumnya, aku juga suka memberinya makanan itu jika sedang tidak masak. Ternyata, Hilal jadi tergila-gila makanan itu. Ia akan mengamuk dan mogok makan jika tak diberi mi instan. Ya, daripada cucunya kelaparan, ibuku akhirnya hanya mengalah dan menuruti kemauan Hilal. Lagi pula, kalau tidak diberi, Hilal pasti akan membeli sendiri mi instan di warung dekat rumah dengan uang jajan yang kuberikan. Praktis, sehari dua kali ia makan mi instan. Dua kali dipotong Kamis, 20 November 2008, Hilal mengeluh sakit perut. Kupikir sakit biasa. Anehnya, setelah tiga hari, sakitnya tak kunjung hilang dan ditambah ia tidak bisa buang air besar. Gara-gara itulah perutnya membesar. Khawatir, kubawa Hilal ke mantri dekat rumah. Karena tetap tidak ada perubahan, kami kemudian membawanya ke RSU Dr Slamet, Garut. Ternyata hasil pemeriksaan dokter lebih menyeramkan dari yang kuduga. Kupikir, cukup dengan obat pencahar perut, sakit Hilal bisa segera sembuh. Rupanya tak segampang itu. Hasil tes darah dan rontgen memperlihatkan, Hilal harus segera dioperasi karena beberapa bagian di ususnya bocor dan membusuk. Ketika kutanyakan apa penyebabnya, dokter menjawab, akibat dari kandungan makanan yang Hilal konsumsi selama ini tidak sehat dan membuat ususnya rusak. Saat itulah kutahu Hilal terlalu sering menyantap mi instan. Astagfirullah . Atas rujukan dokter, kami kemudian membawa Hilal ke RS Hasan Sadikin, Bandung, dengan alasan peralatan medis di RS itu lebih lengkap. Sejak awal, tim dokter sudah pesimistis dengan kondisi Hilal yang begitu memprihatinkan dengan berat badan yang tidak sampai 11 kg. Dokter juga bilang, dari puluhan kasus serupa, hanya tiga orang yang bertahan hidup. Aku hanya bisa berserah pada Allah SWT. Baru pada 25 November 2008 operasi dilakukan di RS Immanuel, Bandung. Saat itu aku sedang hamil tiga bulan. Dokter mengamputasi usus Hilal sekitar 10 cm. Untuk menyatukan bagian usus yang terputus itu, dokter menyambungnya dengan usus sintetis. Selain itu, dokter juga membuat lubang anus sementara (kolostomi) di dinding perut sebelah kanan. Utang belum lunas Ternyata cobaan kami belum berakhir sampai di situ. Tiga hari kemudian, dokter menemukan masih ada bagian usus yang bocor. Mau tidak mau, Hilal harus kembali naik ke meja operasi dan merelakan sebagian ususnya lagi. Jelas, aku dan suami sangat ingin Hilal sembuh. Namun, di sisi lain, penghasilanku sebagai buruh tidaklah seberapa. Setiap bulan, aku hanya bisa membawa pulang uang Rp 250.000 atau Rp 300.000 kalau lembur. Adapun suamiku penghasilannya tidak pernah menentu. Maklum, ia hanya kuli kasar di pabrik tahu di Bandung. Sejak Hilal jatuh sakit, aku memutuskan berhenti bekerja. Alhasil, suamiku harus banting tulang mengerjakan pekerjaan apa pun asal menghasilkan uang. Kendati sudah bekerja begitu keras, rasanya sia-sia saja. Biaya operasi Hilal yang mencapai Rp 16 juta terasa begitu besar dan entah kapan bisa dilunasi. Apalagi, kami hanya punya waktu 10 hari untuk melunasinya. Untung pihak rumah sakit berbaik hati memberi kelonggaran waktu dua hari sehingga kami masih sempat meminjam uang ke beberapa keluarga dan tetangga. Demi kesembuhan Hilal pula, kami harus lebih berhemat. Rumah kontrakan kami tinggalkan dan kami menumpang di rumah orangtuaku. Sebenarnya uang kontrakan rumah itu tidak terlalu besar, hanya Rp 300.000 per tahun, tapi tetap saja uang sebesar itu sangat berarti untuk biaya pengobatan Hilal. Kata dokter, kolostomi di perut Hilal sudah bisa ditutup setelah tiga bulan. Namun, baru setelah delapan bulan kemudian, tepatnya 23 Juli 2009, operasi penutupan dilakukan. Apalagi kalau bukan masalah biaya. Itu pun bisa dilakukan karena kami dapat bantuan dari sebuah stasiun televisi swasta sebesar Rp 14 juta. Soal utang ke keluarga dan tetangga sebesar Rp 16 juta, entah kapan bisa kami selesaikan. Kepalaku jadi tambah pening bila mengingat, sebentar lagi si sulung, Panda Erdini (11), akan masuk SMP. (Bersambung...)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ihwal Kota dan Puasa
Oleh David Krisna Alka http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/04455132/ihwal.kota.dan.puasa Jakarta adalah salah satu kota yang menjadi ruang representasi identitas antara orang kaya dan miskin. Lauren Bain mengutip Mike Davis dalam Space and Symbols (1990) merisaukan perencanaan pembangunan kota yang menggunakan strategi spasial untuk memisahkan, memencilkan, dan mengasingkan yang lain. Posisi Jakarta sebagai ibu kota negara menjadi pusat perdagangan, hiburan, kemewahan, dan pemiskinan. Ironisnya, ketamakan dan penyingkiran terhadap kaum miskin justru terjadi di Jakarta. Kota Jakarta menebar aroma gaya hidup yang tak kenal kaya- miskin. Namun, dikotomi kaya-miskin justru kian melebar. Ramadhan di Jakarta Bagi kaum miskin kota, Ramadhan merupakan bulan rebutan dana. Di Jakarta, bulan puasa diramaikan pengemis dan banyak rumah gerobak, menunggu sapaan sahur dari mereka yang peduli dan kaya. Ketika buka puasa, mereka ke masjid melepas dahaga dan lapar. Fenomena lain adalah pekerja yang gajinya tak seberapa. Bagi mereka, bulan Ramadhan adalah bulan menghemat karena tak ada pengeluaran untuk makan siang dan hampir di tiap masjid ditemukan jatah buka puasa. Bagi kaum pekerja, mereka menggunakan angkutan umum yang penuh sesak, gerah, dan melawan dahaga di tengah kemacetan. Namun, bagi pejabat dan orang kaya, Ramadhan sepertinya tiada rasa. Naik mobil, berbuka di restoran atau hotel bersama kolega dan keluarga. Bagi sebagian pejabat negara, buka puasa digelar di rumah dinas milik negara. Bulan Ramadhan menjadi ruang refleksi dan kritik sosial di tengah masih banyaknya umat yang papa, kaum muda yang menganggur, dan anak-anak yang telantar. Di saat suara juru dakwah terdengar di mana-mana selama Ramadhan, seharusnya tak ada lagi orang lapar yang tak diperhatikan dan terabaikan. Sebab, bulan Ramadhan menjadi manifestasi internalisasi nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Ramadhan menjadi pengejawantahan ajaran Islam sejati, yakni solidaritas sosial. Kelompok duafa Di antara keserakahan di kota seperti Jakarta, bulan Ramadhan seharusnya tidak menjadi ruang hampa bagi kelompok duafa. Ramadhan mestinya menjadi bulan pemaknaan sosial ayat-ayat Tuhan dengan realitas. Bulan Ramadhan menjadi pemotretan atas kenyataan umat yang masih banyak menderita kemiskinan. Sesungguhnya, bulan Ramadhan mencerminkan persamaan. Siapa pun yang beriman, kaya atau miskin, harus berpuasa. Memang, tampak tak adil jika kaum miskin harus berpuasa karena tiap hari mereka sering berpuasa. Selain itu, dalam berpuasa, ada perbedaan asupan antara orang kaya dan miskin. Bulan Ramadhan juga mengingatkan bahwa keadilan harus ditegakkan. Bagi yang mampu melaksanakan dianjurkan untuk berpuasa. Bagi yang berhalangan ada dispensasi dan menggantinya setelah Ramadhan berakhir. Esensi tujuan puasa itu pengendalian diri. Orang yang berpuasa menggambarkan keadaan sebagai orang yang meneladani Tuhan yang mencapai tingkat takwa. Orang itu teguh dalam keyakinan tetapi bijaksana, tekun dalam menuntut ilmu, kian berilmu kian merendah, semakin berkuasa bertambah bijaksana. Orang yang berpuasa senantiasa berbagi kepada yang miskin, tidak boros meski kaya, murah hati dan ringan tangan, tak menghina, tak mengejek, tak menghabiskan waktu dalam permainan. Dan, saat menjalani roda kehidupan tidak membawa fitnah serta terpelihara identitasnya sehingga tidak menuntut yang bukan haknya dan tak menahan hak orang lain. Puasa bukan hanya perintah agama yang bersifat personal, tetapi amal yang bersifat spiritual dan sosial. Namun, sebagai ibadah, puasa pada bulan Ramadhan tak hanya terkait hubungan personal seorang hamba dengan Tuhan, tetapi juga keterikatan dengan manusia lain. Tugas manusia adalah melaksanakan tindakan iman (act of faith), yaitu menciptakan keadilan yang terkait sosial kemanusiaan. Moeslim Abdurrahman dalam Suara Tuhan Suara Pemerdekaan (2009) mengatakan, makna Islam yang paling murni bukan terletak pada rumusan teologisnya, tetapi dalam pergulatan hidup sehari-hari umatnya untuk menegakkan keadilan. Islam adalah ajaran roh kemanusiaan sejati yang menuntun perubahan, terutama dalam pemerdekaan terhadap kaum papa. Kita semua berharap, semoga bulan Ramadhan menjadi tindakan iman dalam mengurangi ketimpangan sosial, terutama di Kota Jakarta, sehingga kelak proses alienasi yang menyingkirkan kaum miskin secara sosial dan ekonomi tak lagi terjadi. Tak ada guna kita membanggakan penggunaan simbol-simbol kesalehan bila masih banyak umat yang miskin dan lapar. David Krisna Alka Direktur Eksekutif Center for Moderate Muslim
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Sok Tahu
Oleh Samuel Mulia Aneh memang, saya kan enggak mengerti tentang berdamai dan memaafkan diri sendiri, tetapi karena kolom mini ini harus diisi, yaa... saya sok tahu saja menulis soal itu. Jadi, kalau Anda pikir saya sendiri saja tak tahu, dan Anda masih mau membaca, apalagi menurutinya, wuuuiih. Anda huebat sekali. Saya angkat topi. Kalau saya jadi Anda, saya enggak mau. 1. Kalau sebagai ayah, Anda memiliki istri lagi, dan istri pertama Anda tersakiti, serta anak Anda sampai punya kesimpulan laki-laki semuanya tak bisa dipercaya, apakah kira-kira Anda merasa perlu memaafkan diri sendiri karena perbuatan Anda itu sudah membuat dua makhluk yang katanya Anda cintai itu terluka? 2. Pertanyaan kedua. Apakah memang benar Anda mencintai mereka? Kalau jawabannya ya, maka pertanyaan berikut, mengapa Anda bisa mencintai dan menyakiti pada waktu bersamaan terhadap obyek yang sama? 3. Ada satu keluarga memutuskan tidak mengakui salah satu anaknya lagi. Ada sejuta alasan mengapa sampai keputusan itu diambil. Tetapi, benarkah orangtua yang melahirkan mampu tidak mengakui anaknya lagi? Nah, apakah keputusan itu diambil karena kedua orangtuanya tidak mampu memaafkan dan berdamai dengan diri mereka sehingga mereka mengorbankan orang lain untuk tidak dimaafkan dan untuk tidak mau diajak berdamai? 4. Saya menyaksikan film di televisi, saya lupa nama judul filmya, yang jelas film remaja bule. Seorang pria remaja sedang berbaring di tempat tidur bersama pacarnya. Ia bilang begini, Ada banyak anak menginginkan ibunya tetap berada di sisi mereka, saya kok ingin kapan ibu saya bisa secepatnya tak berada di sisi saya. Apakah anak ini harus berdamai dan memaafkan dirinya sendiri supaya ia bisa mencabut pernyataannya itu dan melihat walaupun betapa bawelnya si ibu, ya toh tetap anaknya. Kalaupun ia mau menjauhi, bukankah darah ibunya selalu ada di dalam dia dan sifat-sifat ibunya pasti saja ada yang diturunkan kepadanya. Jadi, mau ke mana saja pergi, si ibu tetap ada di dekat dia. 5. Kalau ada film atau pemberitaan yang menginspirasi orang untuk berbuat negatif, apakah sutradara dan produser dan siapa pun itu, perlu memaafkan diri dan berdamai kalau apa yang mereka buat sudah membuat beberapa manusia di jagat raya ini terinspirasi jadi negatif?
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Belajar Kehidupan di Angkutan Umum
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/23/0320599/belajar.kehidupan.di.angkutan.umum Di sela-sela obrolan tentang sosiologi dan hubungan kemasyarakatan, Deva Rachman sempat mengeluhkan kondisi lalu lintas di Jakarta yang semakin parah. Butuh hampir tiga jam bagi Deva untuk bermobil dari kampus UI di Depok hingga restoran Lara Djonggrang di Gondangdia, Menteng. Keluar dari kampus sudah tersendat-sendat, sampai masuk tol di Pasar Minggu. Eh, pas keluar di Pondok Indah, sudah macet lagi, keluhnya. Sejak ia bisa menyetir mobil beberapa tahun belakangan ini, Deva memang selalu menyetir mobil sendiri ke mana-mana. Meski begitu, anak bungsu dari tiga bersaudara ini sebenarnya masih lebih menyukai angkutan umum. Seandainya aku masih tinggal di Rawamangun, aku lebih milih naik KRL (kereta rel listrik) atau bus, seperti zaman kuliah dulu. Tinggal naik bajaj ke Stasiun Manggarai atau Tebet, tutur Deva, yang kini tinggal bersama suaminya, Okky Kurniawan Djajadipura, di bilangan Kalimalang, Jakarta Timur. Selain lebih praktis, menurut Deva, naik angkutan umum mendekatkan dia kepada realitas kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Gak ketemu orang kantoran melulu. Bisa melihat potret masyarakat. Apalagi kalau naik KRL ekonomi bisa ketemu segala jenis orang, kata perempuan berhobi masak ini. Membumi Gaya hidup membumi seperti ini bisa dipahami, mengingat Deva sudah terbiasa hidup sederhana sejak kecil. Pekerjaan ayahnya sebagai dosen tidak pernah memberikan kelimpahan materi yang berlebihan. Bapak itu sampai sekarang tidak bisa nyetir. Saya juga baru bisa nyetir baru-baru ini, setelah bisa nyicil mobil sendiri, ungkap putri bungsu pakar pendidikan Prof Dr Arief Rachman ini. Deva juga sudah terbiasa hidup di lingkungan multikultur sejak kecil. Sebagai pengajar dan pejabat di IKIP Negeri Jakarta sejak 1970-an, ayahnya sering menerima dan menampung mahasiswa dari luar negeri di rumah. Suasana di rumah sangat moderat dan demokratis. Aku sudah dibiasakan hidup dalam berbagai budaya, kenang Deva. Dari ayahnya juga, Deva tertarik dengan dunia politik, meski secara tidak langsung. Waktu ayahnya dipenjara tanpa proses pengadilan di akhir 1970-an, Deva masih sangat kecil. Saat Deva beranjak dewasa, ayahnya menceritakan kejadian tersebut dan berbagai hal yang melatarbelakangi. Ayah tidak pernah menaruh dendam kepada siapa pun yang memenjarakan dia waktu itu. Dari situ saya belajar, politik itu interesting, selama kita bisa menjaga jarak, tutur Deva, yang bercita-cita ingin menulis buku tentang sosiologi. (DHF)
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Deva di antara Minyak dan Rakyat
Oleh DAHONO FITRIANTO http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/23/03222895/deva.di.antara.minyak.dan.rakyat Sembilan tahun bekerja di tempat yang sama membuat Deva Rachman (32) memutuskan sudah saatnya mencari sudut pandang baru dalam melihat dunia dan keseharian di sekitarnya. Caranya adalah dengan kembali ke bangku sekolah. Sepanjang pekan lalu, Deva menghabiskan jatah cuti tahunan untuk mengikuti masa orientasi mahasiswa baru di Program Magister Manajemen Pembangunan Sosial di Departemen Sosiologi Universitas Indonesia. Seminggu ini harus bolak-balik ke Kampus UI di Depok karena orientasinya di sana. Nanti kuliahnya di Salemba, kata Deva, membuka obrolan santai di restoran Lara Djonggrang, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (19/8) sore. Namun, meski dalam kondisi cuti, tetap saja ia ditelepon untuk masuk kantor. Maklum, dalam posisinya sebagai Development Public Affairs Manager, ia harus selalu siap menangani hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kemasyarakatan di kantornya. Apalagi, saat perusahaan tempat ia bekerja, ExxonMobil Oil Indonesia, saat ini sedang dalam sorotan publik berkaitan dengan keterlambatan proses produksi minyak bumi di Blok Cepu, Jawa Tengah. Ada beberapa hal yang harus aku tangani sendiri, jadi ya harus masuk kantor meski cuti, kata Deva, yang sebelumnya menjadi juru bicara ExxonMobil Oil Indonesia sejak 2003. Jika dulu Deva lebih banyak menjembatani komunikasi antara pihak luarterutama media massadengan perusahaannya, sekarang ia menjadi semacam konsultan kehumasan di lingkungan internal perusahaan. Sekarang aku lebih banyak berorientasi dengan orang-orang proyek, mengingatkan mereka pentingnya komunikasi dengan masyarakat di sekitar proyek, ujarnya. Menurut Deva, komunikasi dengan masyarakat setempat di sekitar lokasi proyek sangat penting karena mereka adalah pihak paling dekat dengan berbagai hal yang dikerjakan dalam sebuah proyek. Masalah biasanya timbul karena terjadi ketimpangan informasi antara pelaksana proyek di lapangan dan masyarakat. Proyek-proyek migas biasanya berada di daerah terpencil atau pedalaman yang masyarakatnya masih tertinggal. Pihak pelaksana proyek berbicara sangat teknis, pihak masyarakat masih berbicara urusan yang sangat mendasar, seperti kesempatan kerja. Banyak mispersepsi yang terjadi, ungkap Ketua Bidang Komunikasi dan CSR Asosiasi Perminyakan Indonesia (Indonesia Petroleum Association) ini. Untuk mengatasi kesenjangan komunikasi ini, kata Deva, ruang publik harus dibangun antara pihak proyek dan masyarakat. Di ruang itulah, dasar pengertian bersama bisa dibangun secara tripartit, antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat setempat. Dulu zaman kuliah, hal-hal seperti ini sudah dipelajari, tetapi masih di awang-awang. Sekarang aku praktik langsung, tutur pemegang gelar Sarjana Sosial dari Departemen Sosiologi UI ini. Cakrawala Kini, Deva memutuskan melanjutkan studi tentang sosiologi untuk memperkaya wawasan dan cara pandang terhadap berbagai masalah sosial yang kerap ia temui di lapangan. Aku sekolah untuk memperluas cakrawala agar bisa melihat suatu masalah dari sisi lain. Kalau selalu pakai sudut pandang corporate , kita bisa kehilangan obyektivitas, tutur Deva. Kesadaran akan pentingnya komunikasi sosial untuk menjembatani perbedaan-perbedaan dalam masyarakat ini justru diperoleh Deva di luar bangku kuliah. Tahun 1999, setelah lulus kuliah, putri bungsu pakar pendidikan Arief Rachman ini berkesempatan hidup di negeri orang. Waktu itu sempat bekerja 3-4 bulan di perusahaan advertising gitu, lalu aku lolos seleksi program Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada, ujarnya. Di Kanada, Deva dan timnya yang beranggotakan sembilan orang diwajibkan mengikuti program kerja sosial. Mereka tidak ditempatkan di kota besar, tetapi sebuah kota terpencil bernama Kimberley. Itu dulunya kota pertambangan yang diubah menjadi resor ski di negara bagian British Columbia. Kotanya kecil banget, sama Rawamangun saja kalah besar, kenang Deva. Saat mereka tiba di sana, mata dunia sedang terarah pada kerusuhan berdarah pascajajak pendapat di Timor Timur. Citra Indonesia sedang dipertaruhkan. Kami sempat didemo oleh warga karena mereka tahu kami dari Indonesia dan semua orang Indonesia dianggap sebagai pelanggar HAM, ujarnya. Persepsi Momen itu digunakan Deva dan kawan-kawan untuk meluruskan persepsi salah tentang Indonesia ini. Waktu itu aku baru tahu, ternyata banyak orang Kanada yang lebih gatek , gagap teknologi dibanding orang Indonesia. Mereka banyak yang belum bisa menggunakan internet, kata Deva. Tak hanya dengan warga kulit putih, Deva juga berkesempatan bergaul dengan warga suku asli Indian, Ktunaxa (dibaca: tu-na-ha). Selama hampir enam bulan, Deva menjadi pekerja sukarela di sebuah kawasan reservat Ktunaxa di dekat Kimberley. Mereka sedang berusaha kembali pada cara hidup dan kearifan kebudayaan asli mereka karena selama ini mereka sudah tercerabut. Aku belajar banyak. Mereka masih percaya
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Cermin
Oleh Samuel Mulia http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/23/03234088/cermin Seorang pembaca Parodi mengirimkan pertanyaan lewat Facebook. Pertanyaannya begini. Saya cuma mau tanya, apakah Bapak pernah menulis tentang berdamai dengan diri sendiri? Apa sih, Pak, bedanya dengan memaafkan diri sendiri? Soalnya selama ini saya memerhatikan Bapak seringnya menulis tentang memaafkan orang lain. Sejujurnya saya sendiri tak tahu apa arti memaafkan diri sendiri, apalagi berdamai dan terus ditanya perbedaannya. Kalau seringnya saya menulis tentang memaafkan orang lain, itu karena saya pernah melakoninya dan lumayan berhasil. Tetapi, apakah keberhasilan saya untuk bisa memaafkan orang lain itu karena saya sudah mampu memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan diri sendiri? Itu yang saya tak tahu. Waktu itu saya hanya merasa sangat terganggu dengan tidak memaafkan. Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, benar-benar saya rasakan. Gara-gara itulah saya memaafkan sehingga makan jadi enak, tidur jadi nyenyak, tetapi bukan karena saya memaafkan dan berdamai dengan diri saya sendiri terlebih dahulu. Seingat saya sih seperti itu. Saya tak pernah berkata kepada diri saya sendiri, Damai yuk, Neng. Atau Maap-maapin, ye. Bingung seperti biasa Kalau saya pikir-pikir, untuk apa, ya memaafkan atau berdamai dengan diri sendiri? Lha wong diri sendiri yaa pasti dimaafkan, bukan? Masak ada orang membenci dan tak mau berdamai dengan dirinya sendiri? Bukankah perkataan egois itu ada karena kecintaan terhadap diri sendiri secara berlebihan? Kalau saya iri, bahkan sangat iri, karena kalah ganteng dari Justin Timberlake dan tak sekaya Bill Gates atau Mister Buffett, itu seringkali terjadi, tetapi sampai membenci diri sendiri, rasanya belum pernah terjadi. Bahkan kalau lihat wajah saya yang sebelas dua belas, artinya mirip-mirip dengan jalan yang berlubang gara-gara hujan atau kualitas aspalnya adalah aspalasli tetapi palsu maksudnyaitu pun saya hanya tertawa saja. Paling pol, cuma geleng-geleng kepala. Keadaan wajah itu sebuah cermin masa remaja yang penuh gejolak, salah satunya gara-gara membaca buku Nick Carter dan kemudian saluran pembuangannya salah, termasuk jatuh cinta kepada orang yang salah, saat yang salah juga. Makanya, mau dioperasi supaya tak berlubang kok sayang, seperti menghapus album masa lalu, sebuah masa yang syukur- syukur bisa saya lakoni meski saya tak mau kembali lagi. Tetapi, kalau tak dibenahi, ketika melihat cermin, kok seram juga dan membuat orang selalu memberi jarak saat berciuman pipi dengan saya. Apakah mungkin manusia yang memutuskan gantung diri atau menghabiskan nyawanya sendiri dengan cara apa pun juga disebut seseorang yang tak bisa memaafkan dan berdamai dengan dirinya sendiri? Saya benar-benar tak tahu. Bingung seperti biasa. Libur selama tiga hari, minggu lalu, saya terserang diare plus batuk yang membuat dada dan seluruh badan terasa sakit. Kalau sudah dalam keadaan seperti itu, obat mujarab adalah bukan obat, bukan istirahat, tetapi dicium dan dipeluk. Siapa yang mencium dan siapa yang mau memeluk, itu masalahnya. Karena tinggal sendiri, yaaa... terpaksa memeluk bantal. Saya tak pernah memeluk guling, pernah sekali waktu memeluk tetangga. Saat-saat seperti itu biasanya godaan seringkali muncul, seperti berkeinginan menghubungi si tetangga itu lagi. Hanya mendengar suaranya saja, biasanya bisa menyembuhkan. Batin terutama. Karena kalau batin sembuh dan senang, fisiknya juga bisa terkena imbas. Mungkin itu sebabnya selalu saja ada kesenangan dalam perselingkuhan, selain mendapat hal-hal yang lainnya juga. Seperti pabrik mobil, misalnya. Kata teman saya, kalau hanya dapat barang bermerek sudah basi. Kayaknya lho Kemudian saya teringat belasan tahun lalu saat saya mau tak mau menghadapi ayah tercinta untuk memberi tahu saya ini termasuk pria flamboyan yang tak akan menikah. Saya berkeinginan memberitahukan agar ia jangan sampai menjadi seperti pungguk merindukan bulan. Sebelum itu, saya bertanya kepada teman-teman mengenai keinginan memberi tahu orangtua tentang keadaan itu. Tak satu pun dari mereka menyetujui, salah satunya memberi pernyataan yang membuat saya mengurungkan niat selama beberapa bulan. Mbok ndak usah diomongin. Dia pasti juga tahu. Lha wong semut, lalet, kecoak saja tahu kalau lo tu jalannya udah miring kayak Kopaja. Nanti kalau bapakmu mati gara-gara pengakuanmu, apa kamu enggak nyesel seumur hidupmu. Apa kamu akan bisa memaafkan dirimu kalau dia game over gara-gara omonganmu itu? Pendapatnya itu membuat saya tak bisa tidur. Apa benar orangtua tak sepatutnya tahu hal-hal semacam ini? Apakah mereka takut menerima kenyataan kalau anaknya memberi tahu jalannya miring dan mau mengalahkan Naomi Campbell? Apakah ia akan memaafkan dan berdamai dengan dirinya terlebih dahulu sebelum menghakimi anaknya? Mungkinkah ia harus berdamai terlebih dahulu agar tak hanya menyalahkan hasilnya, tetapi mengakui mutu ladangnya juga
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Empat Setengah Miliar? Ha-ha-ha...
Oleh DAHONO FITRIANTO http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/23/03504656/empat.setengah.miliar.ha-ha-ha... Entah dari mana sumber awalnya, suatu ketika beredar kabar bahwa Mbah Surip berhak atas pembagian royalti dari lagu Tak Gendong sebesar Rp 4,5 miliar. Kabar itu beredar sejak sebelum penyanyi bernama asli Urip Achmad Rijanto ini meninggal dunia, 4 Agustus silam. Dalam sebuah perbincangan di Jakarta, 7 Juli lalu, Mbah Surip pernah ditanya buat apa uang sebesar itu? Ya, Mbah pakai beli gula dan kopi dan kirim-kirim, ha-ha-ha..., ujar Mbah Surip dengan tawa khasnya. Polemik seputar uang royalti Rp 4,5 miliar itu makin merebak setelah Mbah Surip meninggal. Berbagai program infotainment di televisi, tabloid, dan situs berita hiburan di internet melansir komentar berbagai pihak mengenai hal ini. Rata-rata mendesak setiap pihak yang memegang uang itu untuk segera menyerahkan kepada ahli waris. Gerah karena merasa dituduh sebagai salah satu pihak yang tak transparan dalam perhitungan uang royalti tersebut, pihak Falcon Interactive, sebagai label rekaman yang merilis album terakhir Mbah Surip, menggelar pertemuan khusus untuk menjelaskan masalah ini. Kami tak tahu siapa yang pertama kali menyebut angka Rp 4,5 miliar itu. Bahkan kami awalnya juga sempat percaya, tutur HB Naveen, CEO Falcon Interactive, Selasa (18/8) malam. RBT Gosip yang beredar menyebutkan, sebagian besar uang itu diperoleh dari penjualan nada sambung pribadi atau ringback tone (RBT) lagu Tak Gendong. Namun, nyatanya data yang diperoleh Naveen dari para operator seluler tidak demikian. Berdasarkan data penjualan RBT sejak Mei (sejak album Tak Gendong dirilis oleh Falcon) hingga Juli 2009, antara lain disebutkan, lagu Tak Gendong dipakai sebagai RBT oleh 62.484 pelanggan Indosat, 62.904 pelanggan XL, 125.090 pelanggan Esia, dan yang paling tinggi 338.012 pelanggan Telkomsel. Total dari tujuh operator, selama dua bulan ini RBT lagu 'Tak Gendong' dipakai oleh 617.159 pelanggan, papar Naveen. Data tersebut tak jauh beda dari hasil penelusuran Kompas. Pada hari Mbah Surip meninggal 4 Agustus lalu, Division Head Content Management Indosat Dhova Sugarda mengatakan, lagu yang sama telah diaktivasi sebagai RBT oleh sekitar 60.000 pelanggan Indosat. General Manager Corporate Communication XL Myra Junor menambahkan, pengguna RBT lagu itu mencapai sekitar 70.000 pelanggan (Kompas, 5/8). Dengan harga berlangganan RBT bervariasi antara Rp 3.000 (langganan mingguan) dan Rp 9.000 (langganan bulanan), Naveen mencatat pendapatan kotor dari penjualan RBT ini sebesar Rp 2.366.735.100. Setelah dipotong jatah operator, penghasilan kotor pihak Falcon untuk dua bulan pertama ini adalah Rp 990.621.160. Sementara biaya produksi hingga promosi yang telah kami keluarkan untuk album ini sejak April 2008 hingga Juli 2009 sudah mencapai Rp 1,48 miliar. Jadi, sebenarnya kami masih tekor, papar Naveen. Sementara Namun, dengan alasan kemanusiaan, Kamis lalu, pihak Falcon tetap membayarkan bagian royalti Mbah Surip sesuai kontrak, yakni sebesar 70 persen dari pendapatan bersih, kepada ahli waris yang diwakili anak kedua Mbah Surip, Varid Wahyu DP (bukan Farid). Jumlah pembayaran tersebut sebesar Rp 112.386.041, yang meliputi royalti pendapatan kotor RBT, royalti penjualan kaset/CD, dan honor acara XL Rame-rame. Seharusnya jumlahnya tak sebesar itu karena penghasilan bersihnya masih minus. Tetapi dengan itikad baik, kami tetap membayarkan royalti ini kepada ahli waris, ujar Naveen. Naveen menambahkan, itu belum menjadi jumlah akhir royalti karena sampai saat ini penjualan produk musik Mbah Surip dalam bentuk kaset/CD maupun RBT masih terus berjalan. Bahkan, pihaknya sudah membuat video klip versi baru dari lagu Bangun Tidur. Kalau promosinya kami lakukan terus, saya yakin penjualannya akan terus meningkat, ujarnya. Varid, yang pada pertemuan itu hadir didampingi dua pamannya, Wawang dan Dudung, menyatakan menerima pembagian royalti sementara dari pihak Falcon tersebut. Keluarga menerima apa adanya seperti itu, tutur Varid. Inilah fenomena dunia hiburan kita, ketika fakta dan fiksi makin sulit dibedakan. Yang jelas, pada saat hari meninggalnya Mbah Surip, pihak keluarga dan kerabat dekat Mbah Surip bahkan sempat kebingungan mencari uang untuk prosesi pemakaman penyanyi asal Mojokerto itu. Saat diputuskan akan dimakamkan di Bengkel Teater, kami mengatakan tak punya uang untuk mengurus semuanya. Waktu ditanya siapa yang akan menanggung biayanya, semua bingung, tutur Iwan Burnani, teman dekat Mbah Surip yang juga adik ipar pemilik Bengkel Teater WS Rendra. Jadi, dari mana isu Rp 4,5 miliar itu berasal? Mungkin tak kan pernah jelas. Lebih baik kita tanggapi saja dengan gaya khas almarhum Mbah Surip: Ha-ha-ha
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Merdeka, Permainan Bahasa?
Oleh P ARI SUBAGYO http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/22/04520376/merdeka.permainan.bahasa Apakah tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, tuan-tuan yang terhormat! Di seberang 'jembatan emas' yang diadakan oleh Lenin itulah Lenin baru mengadakan radio-station, baru mengadakan sekolah, baru mengadakan Creche, baru mengadakan Djnepprostoff! (Soekarno di depan sidang BPUPKI, 1 Juni 1945). Dalam pidato yang menandai lahirnya Pancasila itu, Soekarno menyebut politieke onafhankelijkheid (kemerdekaan politik) sebagai jembatan emas. Artinya, kemerdekaan bukan akhir perjuangan, tetapi sekadar sarana. Soekarno menjelaskan, Di dalam Indonesia merdeka, kita melatih pemuda kita agar menjadi kuat. Di dalam Indonesia merdeka kita menyehatkan rakyat sebaik- baiknya. Inilah maksud saya dengan perkataan 'jembatan'. Di seberang 'jembatan emas' inilah kita baru leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal, dan abadi. Ludwig Wittgenstein (1889-1951) yang satu dekade lebih tua dari Soekarno (1901-1970) mungkin tidak pernah mendengar pidato sang proklamator itu. Jika mendengar, Wittgenstein pasti menyebut Soekarno sedang melakukan Sprachspiel atau permainan bahasa. Menyebut kemerdekaan sebuah negara-bangsa sebagai jembatan emas adalah wujud nyata permainan bahasa. Negara-bangsa Indonesia telah 64 tahun merdeka. Masalahnya, apakah merdeka hanya sebatas permainan bahasa? Kemerdekaan macam apa yang perlu kita wujudkan? Permainan bahasa Dalam Philosophische Untersuchungen (1933) atau Philosophical Investigations (1951), Wittgenstein tidak memberikan batasan ketat tentang permainan bahasa. Filsuf Jerman itu sebatas mengisyaratkan bahwa penggunaan kata dan pemaknaannya selalu terikat konteks sosial. Tidak ada bahasa privat. Pandangan Wittgenstein selaras dengan pemikiran para linguis fungsional, seperti Malinowsky, Firth, dan Halliday. Mereka bersepakat, bahasa tidak pernah lepas dari konteks pemakaiannya. Meaning is use, makna bergantung pemakaian. Kata-kata mencerminkan dunia ide penggunanya. Selama 64 tahun negara-bangsa Indonesia merdeka, kata merdeka memang sekadar permainan bahasa. Sebagaimana dinyatakan Moscovici (Social Representations: Explorations in Social Psychology, 2001), bahasa merepresentasikan realitas konvensional dan historis. Jadi, penggunaan dan pemaknaan merdeka mencerminkan kesepakatan dan semangat zaman. Pada masa Soekarno (1945-1966)Orde Lamamerdeka berarti kemerdekaan politik. Bebas dari cengkeraman penjajah, memiliki kedaulatan politik sendiri, itulah mimpi besarnya. Maka kata berdaulat begitu penting bagi Soekarno sebab merepresentasikan kemenangan atas penjajahan. Berdaulat menjadikan kita leluasa. Karena ituseolah menjadi panggilan sejarahSoekarno terus meniupkan adanya musuh yang selalu mengancam kedaulatan bangsa Indonesia. Tak mengherankan jika pada tahun 1960-ansaat kedaulatan bangsa Indonesia terancam dalam berbagai segiSoekarno mengajukan Trisakti. Isinya ajakan berdaulat dalam politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Tiga butir Trisakti sama-sama bicara ihwal berdaulat: berdaulat dalam politik, ekonomi, dan budaya. Ironisnya, Soekarno terguling karena mengukuhi Trisakti. Dalam era Soeharto (1967-1998)Orde Barumerdeka berarti pembangunan. Agar tidak terus terjebak dalam kubangan kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan konflik politik, bangsa ini harus membangun. Kata pembangunan dipilih karena mampu merepresentasikan koreksi total terhadap Orde Lama, sekaligus melanjutkan ide kemerdekaan sebagai jembatan emas. Membangun adalah mengisi kemerdekaan. Pak Harto berobsesi untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, sejahtera lahir dan batin, jasmani dan rohani. Pemaknaan merdeka sebagai pembangunan lalu melahirkan Trilogi Pembangunan. Kemerdekaan berarti pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas politik-keamanan. Berbeda dengan kata berdaulat yang menempatkan rakyatsang empunya kedaulatansebagai subyek sentral, kata pembangunan lebih menekankan proses. Akibatnya, rakyat cenderung ditempatkan sebagai obyek yang tidak (boleh) memiliki daya kritis. Itu pula yang membuat Soeharto lengser. Rumitnya merdeka Kolonialisme tradisional dengan pendudukan wilayah telah tergantikan oleh kolonialisme baru dalam wujud penjajahan ekonomi dan budaya. Gejala ini sudah terdengus sejak awal abad ke-20, salah satunya oleh Soekarno muda lewat tulisan-tulisan kritisnya pada tahun 1920-an. Dalam konteks itu, kemerdekaan politik menjadi modal utama dan pertama sebagai fondasi kemerdekaan ekonomi dan budaya. Dalam era global, konsep merdeka makin sulit dibayangkan. Pemaknaannya menjadi lebih rumit. Kemerdekaan dalam arti kedaulatan politik, misalnya, tidak lagi utama dan pertama untuk membangun kedaulatan ekonomi dan budaya, tetapi ketiganya ada bersama secara simultan.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Menajamkan Nurani
Oleh Abd A'la http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/04435032/menajamkan.nurani Dalam perspektif Islam, setiap manusia cenderung berada dalam fitrah keberagamaan. Hal itu berbentuk kesadaran tentang keterbatasan diri, sekaligus ketergantungan kepada sesuatu di luar dirinya, khususnya kepada yang gaib. Keterbatasan ini mengantar manusia untuk patuh kepada yang gaib. Fitrah ini sejatinya bersifat al-hanafiyah al-samhah, yang selalu mengajaknya bersikap dan berperilaku luhur. Fitrah ini melekat pada kedirian manusia sejak lahir hingga maut menjemputnya. Persoalannya, tidak setiap manusia mau atau dan mampu merasakan getaran-getaran fitri ini. Realitas menunjukkan, dari hari ke hari, perbuatan banyak manusiakhususnya umat Islam Indonesiatidak mencerminkan nilai-nilai keberagamaan luhur, tetapi justru bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai kemanusiaan hakiki. Kehidupannya dipenuhi angkara murka dan kebejatan. Jika binatang menerkam mangsanya sekadar untuk mempertahankan hidup atau karena kehidupannya terancam, manusia yang tidak merasakan getaran kefitrahan ini menghabisidalam pengertian luasmanusia lain lebih didorong keserakahan dan ketamakan, yang sulit terpuaskan sampai kapan pun. Untuk mengumbar nafsunya, manusia tanpa getaran nilai-nilai agama itu bisa melakukan apa saja. Mereka bisa menampakkan diri sebagai pengkhotbah, berbicara tentang etik-moralitas kejujuran, solidaritas sosial, dan sejenisnya, tetapi senyatanya mereka adalah penghancur nilai-nilai itu. Mereka juga bisa menahbiskan diri sebagai wakil rakyat, ke mana-mana mengaku memperjuangkan kepentingan rakyat. Namun, pada saat yang sama, mereka mengeruk uang rakyat, memakan uang haram, dan jika mungkin menghabiskan kekayaan negeri ini. Manusia semacam ini juga bisa berkeliaran di dunia pendidikan. Melalui pendidikan, bukan kecerdasan dan pemberdayaan rakyat yang dilakukan. Mereka berkutat di dunia akademis sekadar menutupi nafsu kekuasaannya. Jelasnya, manusia dengan nurani keberagamaan yang tumpul telah menyesaki ruang publik kita. Mereka ada di mana-mana, di sekitar kita, ataubisa-bisakita tanpa menyadari telah memetamorfosis menjadi manusia seperti itu; manusia yang diperbudak oleh nafsu. Asah nurani Tumpulnya fitrah keberagamaan pada manusia semacam itu, salah satunya, berpulang pada keengganan mereka untuk mengasah nurani. Kepenganutan agama yang seharusnya diarahkan untuk mencerdaskan kedirian (spiritual, emosional, dan intelektual) direduksisadar atau tidaksekadar menjadi tradisi yang membatu. Agama yang seharusnya mendewasakan manusia dibiaskan sebagai tameng diri yang berproses mengerdilkan jiwa; mereka meletakkannya sebagai kompensasi dosa-dosanya. Seperti anak kecil, karenamisalnyasudah mau sikat gigi, lalu merengek-rengek minta dibelikan permen. Karena sudah shalat dan menjalankan perintah agama yang lain, mereka merasa berhak melakukan korupsi, menggerogoti uang negara dan rakyat, atau melakukan perbuatan munkarat lainnya. Mereka tidak menjadikan ritual agama, semacam shalat dan puasa, sebagai proses dialog intens dengan Sang Pencipta untuk menelanjangi diri, dan sebagai bentuk kepatuhan untuk menjalankan ajarannya dan menjauhi dosa-dosanya, terutama dosa sosial yang nilainya jauh lebih berat dari dosa yang privat. Mereka tidak menjadikan agama sebagai dasar untuk membangun kehidupan yang lebih baik bukan hanya di akhirat, tetapi di dunia ini dalam berbagai dimensi, terutama di ranah publik dari ekonomi, sosial, politik, hingga pendidikan. Kondisi ini akan membuat agama kehilangan viabilitasnya. Klaim bahwa bangsa ini taat beragama bisa-bisa menjadi bumerang yang menghancurkan, jika tidak sekarang mungkin kelak pada masa datang. Karena itu, pengembalian peran agama kepada ranahnya tak perlu diperdebatkan lagi. Artinya, signifikansi rekonstruksi keberagamaan menjadi mutlak dilakukan. Pengendalian diri Puasadan tidak bisa ditunda laginiscaya dikembangkan sebagai momen ke sana. Puasa sebagai ikon pengendalian diri sekaligus pengembangan moralitas luhurkejujuran, solidaritas sosial, dan sejenisnyaperlu dilabuhkan dalam kehidupan dan diformulasi sebagai dasar pengembangan sistem yang dapat merawat kelangsungan bangsa. Tahun lalu kita telah berpuasa. Dua tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya, kita juga berpuasa. Namun, kenyataan kehidupan di sekitar kita tetap morat-marit. Bangsa ini tetap terpuruk dalam megapersoalan, dari korupsi yang menjangkiti elite hingga politik yang penuh fitnah yang nyaris menjadi tradisi para politisi. Semua ini menunjukkan, kita hanya puasa sebatas lahir. Karena itu, Ramadhan ini harus dijadikan puasa holistik yang mampu menajamkan nurani. Dengan ketajaman nurani, kita akan merasa risi melakukan hal-hal yang syubhat, yang tidak jelas nilai keluhurannya, apalagi yang jelas merugikan rakyat dan negara. Abd A'la Guru Besar; Pembantu Rektor 1 IAIN Sunan Ampel, Surabaya
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Lupa-lupa Ingat Indonesia Raya
Oleh Saifur Rohman http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/22/04510249/lupa-lupa.ingat.indonesia.raya Lagu kebangsaan Indonesia Raya karya WR Soepratman terlewat dinyanyikan dalam pidato kenegaraan di Jakarta, Jumat (14/8). Setelah diinterupsi, pada akhir acara Ketua DPRD Agung Laksono mengajak peserta menyanyikan Indonesia Raya. Ini menandakan, acara simbolik, rutin, dan ritual telah melupakan simbol penting sejarah kehidupan berbangsa. Seperti sarapan yang siap di atas meja, tetapi lupa menanak nasi. Disebutkan, kesalahan itu tidak disengaja. Saat geladi bersih, lagu itu ada, tetapi saat pelaksanaan, tiba-tiba menghilang. Hukuman berupa peringatan, sanksi, atau apa pun akibat kelalaian tidak bisa menghapus pertanyaan, apa yang sebenarnya terjadi dalam kesadaran pelaku ritus kenegaraan? Jawabannya menjadi penting jika kita menganggap membangun bangsa didasarkan kesadaran untuk mengingat, bukan melupakannya. Tidak sadar Lupa adalah gerakan tidak sadar. Leo Tolstoy dalam Diary (1897) menulis, jika kehidupan berlalu tanpa disadari, kehidupan itu tidak pernah terjadi. Secara psikologis, lupa adalah peristiwa yang menyusup dalam arus kesadaran sehingga ada di luar kendali. Edmuns Husserl melihat, saat peristiwa lupa berlalu, kesadaran melakukan refleksi. Hasil refleksi memutuskan, kejadian sebelumnya telah melupakan sesuatu. Keputusan lupa adalah produk sadar, sedangkan peristiwa lupa itu kejadian di luar sadar. Dalam kajian antropologis terungkap, ritus yang dijalankan dengan tingkat duplikasi yang tinggi dari waktu ke waktu adalah gerakan sadar untuk melawan lupa. Dalam perspektif kebudayaan, pelestarian tradisi pada zaman yang terus berubah bukan melawan perubahan, tetapi melawan diri sendiri agar tidak lalai. Tradisi memang monoton, tetapi itulah satu-satunya cara agar bisa mengingat. Karena itu, produk- produk kebudayaan intangible memerlukan mekanisme mengingat untuk menegakkan harkat kemanusiaan itu sendiri. Wajar manakala Ben Anderson merumuskan entitas kebangsaan sebagai komunitas yang dibayangkan karena entitas itu harus terus dipupuk agar bayangan itu tetap ada. Betapa berat beban negara-bangsa yang lahir setelah Perang Dunia (PD) II. Pelaku negara-negara baru harus kerja keras melawan lupa. Sebab, sebelum PD II, alam kesadaran masyarakat dalam bingkai kolonial. Ritus negara-bangsa yang lahir setelah PD II, termasuk Indonesia, adalah eksplisitasi dari tiap upaya anak bangsa melawan lupa bahwa sebagai Indonesia Raya telah merdeka. Dalam proses melawan lupa itu setidaknya ada dalam syair lagu WR Soepratman. Berdasar analisis semantik, ada tesis bahwa lagu itu memberi wasiat tentang mekanisme melawan lupa. Syair-syairnya berisi identifikasi tentang Indonesia. Jawabannya, Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku. Soepratman lalu menjelaskan asal-usul kita sebagai bangsa. Kejelasan asal-usul itu dimanfaatkan untuk mengingatkan visi ke depan. Dia menegaskan, Marilah kita berseru Indonesia bersatu. Asal-usul dan tujuan itu memberi kerangka pikir bagi tiap individu tentang kehadiran kesadaran baru yang tidak boleh dilupakan. Kerangka pikir itu lalu dibangkitkan dengan Hiduplah bangsaku, hiduplah negeriku untuk Indonesia Raya. Kesadaran sebagai negara-bangsa harus dihidupkan, dihayati, dimaknai. Paralelisme syair itu ada dalam Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Indonesia dihidupkan dalam kesadaran agar kita tidak melupakan. Pengulangan terus-menerus dan aneka simbol yang diciptakan untuk entitas Indonesia adalah upaya optimal untuk melawan lupa. Ingat yang lain Indonesia sudah diproklamasikan sejak 1945. Maka ironis saat lagu kebangsaan terlupa justru dalam ritus melawan lupa. Maka, kita patut mempertanyakan kesadaran kita sebagai bangsa. Kesadaran untuk ingat sebagai bangsa ternyata tertumpuk kesadaran untuk ingat yang lain. Dan nasionalisme tidak lebih besar ketimbang kesadaran untuk rutinitas baru yang mengatasnamakan demokrasi. Tiap hari elite sibuk kampanye untuk meningkatkan citra. Pebisnis sibuk menggagas pencitraan yang menarik dalam pemasaran calon kepala negara dan kepala daerah. Para selebritas akademisi rutin membangun retorika baru sebagai produk yang dipertontonkan. Lembaga swadaya masyarakat bermodal pengetahuan statistik sibuk mengiklankan diri sebagai akurat dan ahli mengantar orang menjadi pemimpin. Tiap warga sibuk mencari posisi dalam kursi publik. Kita telah berlarut-larut dengan atribut-atribut itu dan melupakan esensi keindonesiaan. Setelah sekian lama kita berlalu, kita patut mempertanyakan kembali pembangunan semangat kebangsaan selama ini. Saifur Rohman Alumnus Filsafat UGM; Bekerja dan Menetap di Semarang
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Mewajibkan Bahasa Daerah
Oleh ANDRE MOLLER http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/0314053/mewajibkan.bahasa.daerah Seperti diberitakan sejumlah media massa belum lama ini, Sultan Hamengku Buwono X bertekad mewajibkan setiap pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta kabupaten/kota berbahasa Jawa saban Sabtu dalam aktivitas kerja. Alasannya tak lain selain mencoba melestarikan bahasa dan budaya Jawa yang dinilai banyak dipengaruhi bahasa dan budaya nir-Jawa. Niat ini barangkali patut diacungi jempol, tetapi tak susah juga melihat awan gelap yang mengancam kecerahan langit sehubungan dengannya. Perbolehkan saya mengajukan beberapa renungan berhubungan dengan gagasan itu. Pada tahun 1998, saya termasuk mahasiswa yang menduduki kantor gubernur di Yogyakarta guna memperlancar jalan Sultan kepada jabatan yang beliau pegang sampai sekarang. Maka, renungan saya ini sekadar renungan belaka. Pertama, sehatkah bila bahasa daerah dipaksakan kepada pegawai pemerintahan dari atas? Bukankah keinginan berbicara dalam bahasa tertentu harus muncul dari keinginan si penutur sendiri? Kedua, bagaimana peluang orang asal luar Jawa (atau malah dari luar Yogya saja) bekerja di lingkungan pemerintahan DIY? Bukankah seharusnya jabatan pemerintahan terbuka bagi setiap warga negara Indonesia, meski tak bisa bertutur dalam bahasa Jawa? Benarkah kemampuan dalam bahasa daerah tertentu akan menentukan siapa yang layak mendapatkan pekerjaan? Ketiga, tidakkah orang yang tak bisa berbahasa Jawa akan kesulitan jika hendak mengurus sesuatu di sebuah kantor pemerintahan pada hari Sabtu? Niscaya, para pegawai tak wajib berbahasa Jawa jika kelihatan lawan bicaranya tak bisa memahaminya, tetapi tetap akan meninggalkan perasaan tak sedap kepada si pendatang. Keempat, mengapa ketentuan baru ini hanya berlaku untuk bahasa lisan? Apakah tulisan yang menggunakan aksara Jawa dinilai terlampau sulit, repot, dan menyusahkan? Kalau ya, pasti perasaan si pendatang yang tak bisa berbahasa Jawa secara lisan bisa dimengerti. Kelima, mengapa bahasa yang dijadikan patokan kebudayaan Jawa yang harus dilestarikan? Untuk memperluas program pelestarian ini, saya mengusulkan Senin sebagai hari wajib makan gudeg, Selasa hari wajib pakai blangkon, Rabu hari wajib pakai nada dering karawitan, Kamis hari wajib naik andong ke kantor, dan Jumat hari wajib mengenakan kaos dagadu (kalau ini tidak dinilai kurang njowo). Keenam, daripada satu hari per minggu menggunakan bahasa Jawa, bukankah lebih baik berniat menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar pada setiap hari kerja? Ini tentu termasuk pidato dan lain sebagainya yang berasal dari para petinggi, termasuk gubernur. Saya tak bisa mendukung gagasan Sultan dengan sepenuhnya. Meski begitu, saya memahami kekhawatirannya dan menjunjung tinggi niatnya. Di satu sisi, Yogyakarta merupakan jantung budaya dan bahasa Jawa (maaf, Solo). Namun, di sisi lain, kota pelajar ini juga merupakan semacam Indonesia mini dengan pendatang dari setiap penjuru nusantara. Keseimbangan ini jelas tak mudah dijaga, tetapi saya kira yang paling baik mengemban tugas ini adalah masyarakat (termasuk para pendatang) Yogya. Andre Moller Penyusun Kamus Swedia-Indonesia
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ramadhan untuk Kebersamaan
Oleh Khamami Zada http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/04450627/ramadhan.untuk.kebersamaan Umat Islam selalu menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan. Di masjid-masjid, umat Islam melaksanakan rangkaian ibadah sebagai rasa ketundukan kepada Allah SWT. Di tempat-tempat lain pun umat Islam menyambut Ramadhan dalam suasana religius, seperti pemasangan spanduk Ramadhan di jalan, berjejernya baju koko di toko-toko dan musik-musik islami, dan lainnya. Suasana bulan suci Ramadhan akan berbeda dengan bulan-bulan lain. Nuansa religius merasuk sanubari. Ini semua menjadi tanda keindahan yang kita saksikan pada bulan Ramadhan. Banyak orang sering menyebut Ramadhan sebagai pusat latihan bagi umat Islam untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan yang tunduk kepada Allah. Tentu saja, sebagai pusat latihan, Ramadhan menjadi tolok ukur peningkatan kualitas iman umat Islam yang kita lihat pada bulan-bulan berikutnya. Sayang, umat Islam sering kurang mampu menjaga nuansa dan suasana religius pada bulan berikut. Hal ini disebabkan Ramadhan telah menjadi budaya, bukan lagi sebagai nilai intrinsik (intrinsic values) yang menjadi modal religius umat. Sebagai budaya, Ramadhan mudah dikapitalisasi pemilik modal yang dibungkus oleh pesan-pesan keagamaan. Tak heran, jika menjelang Ramadhan, tempat pertama yang dikunjungi umat Islam adalah pusat-pusat perbelanjaan. Dakwah agama pun dikapitalisasi, terutama oleh media elektronik, seperti radio dan televisi. Karena itu, ibadah pada bulan Ramadhan sudah sepatutnya dikembalikan sebagai nilai intrinsik untuk perbaikan umat secara komprehensif sehingga Ramadhan memiliki kontribusi bagi perbaikan moral, ibadah, dan kepekaan sosial. Renungan kebersamaan Ramadhan merupakan momentum strategis bagi perbaikan kualitas umat Islam dengan tidak lagi mengandalkan simbol, tetapi sudah diarahkan pada hal- hal yang substantif. Dalam kancah politik nasional, sejak pemilu legislatif hingga pemilu presiden telah banyak menyita perhatian kita dalam aroma kompetisi yang kuat. Sekat-sekat perbedaan begitu kentara dan terasa sulit diikat kembali akibat perbedaan partai politik. Umat Islam pun terbelah dalam berbagai kecenderungan partai politik. Ketegangan yang telah lama dipelihara dalam perebutan politik kekuasaan sudah saatnya dilepaskan. Dahaga kekuasaan yang tertanam biarkan musnah oleh siraman religius pada bulan Ramadhan. Kembali ke jati diri sebagai umat dan bangsa perlu dorong sehingga kita tidak lagi tertekan dalam perbedaan. Perebutan kekuasaan adalah siklus alami yang harus dihadapi bangsa sehingga yang kalah dan yang menang tidak perlu lagi merawat perselisihan dan pertengkaran. Ramadhan sebenarnya merupakan refleksi kebersamaan umat akibat perbedaan politik, yakni kembali ke jalur rohani. Ramadhan menjadi daya ikat berbagai kepentingan politik untuk bersama dalam nuansa religius. Ego kemanusiaan jangan lagi menghapus jalan rohani sebagai umat manusia yang selalu bersama dalam mengembangkan diri. Maka, setelah berebut kekuasaan, inilah saatnya kembali bersama dalam jalan rohani. Ramadhan telah banyak mengajarkan untuk mengendalikan diri, terutama dari ego-ego keserakahan (politik maupun ekonomi). Puasa pada bulan Ramadhan merupakan refleksi kebersamaan kita. Yang kaya dan berkecukupan akan merasakan laparnya orang-orang miskin. Yang berkuasa akan merasakan kekurangan yang biasa dialami rakyatnya. Puasa tidak membeda-bedakan kelas sosial, jabatan politik, dan kekayaan. Puasa akan melatih kita dari keserakahan duniawi. Mainstreaming toleransi Refleksi kebersamaan yang diajarkan dalam ibadah puasa Ramadhan menjadi peneguhan bahwa Islam adalah agama yang moderat dan toleran sehingga aksi terorisme tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Terorisme adalah ideologi kekerasan yang dibungkus agama. Aksi terorisme yang dilakukan sebagian kecil umat Islam menjadi bukti kedangkalan pengetahuan agama. Al Quran mengingatkan agar kita tidak melakukan tindakan kekerasan. Andaikan Allah tidak menolak (tindak kekerasan) antarsuatu kelompok manusia dengan kelompok lain, niscaya gereja-gereja, sinagog (rumah ibadah umat Yahudi), rumah ibadah apa pun (shalawat) dan masjid-masjid yang dalam semua rumah ibadah di atas nama Allah banyak disebut, itu akan dihancurkan (Surat Al-Hajj/40). Inilah bukti moderasi dan toleransi Islam dalam pergaulan antaragama. Amat jelas, aksi terorisme bukanlah jihad. Terorisme merupakan tindakan mati-matian dari orang irasional dan fanatik yang ingin memaksakan pandangan mereka kepada orang lain (Chaiwat Satha- Anand, 1998). Sementara jihad adalah perjuangan menegakkan agama Allah SWT. Tak heran, jika Muhammad Sa'id al-Asymawi (2002) mengatakan, jihad adalah kata yang paling sensitif dalam kosakata Islam. Jihad selalu digunakan, didengar, dan dipahami dengan cara yang emosional, baik positif maupun negatif. Terorisme yang terjadi di Indonesia merupakan reinkarnasi ideologi kaum Khawarij
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tan Malaka Hadir di Lapangan Ikada
Pak Wal yth, Maaf apa nama Eyang RB Sosrokartono itu Setyokartono? Kalau ga salah ingat ayah kami (RB Dihardjo Soerohadikoesoemo) waktu sekolah di THS, tahun 30-an pernah 'ngenger' di rumah beliau di Bandung.. Kami taunya begitu - mohon maaf kalau kami salah (sudah lupa-2 ingat). Pesaren (makam Eyang Sosrokartono) ini masih ada di TPU Kaliputu, Kudus. Demikian pula ayah kami, cuma berseberangan tempat. Begitu dulu pak, selamat berpuasa, semoga sehat-2 dan sukses. Amin. Salam HL, Ning Purnomohadi - Original Message - From: Wal Suparmo wal.supa...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, August 21, 2009 10:21 AM Subject: Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Tan Malaka Hadir di Lapangan Ikada Salam, Tan Malaka itu seorang putera Indonesia sekaliber ( dalam bidang bahasa) dengan kakak dari R.A.Kartini yang bernama Setyokartono. Yang menguasai sekacara AKTIF 12 macam bahasa dunia . Bedanyanya Tan Malaka bergerak dalam bidang politik sedangkan Setyokartono dalam bidang spiritual.Kecuali bahasa2 Eropa, Tan Malaka menguasai bahasa Rusia, Tionghoa,Vietnam dan Tagalok dan MENGAJAR DALAM BAHASA2 ITU. Wasalam, Wal Suparmo
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Undangan Terbuka : Eagle Awards 2009
Dear Temans Milis... Bersama ini kami mengundang teman-teman semua untuk hadir dalam Premiere Eagle Awards 2009 yang akan dilaksakan pada : Hari/Tanggal: Kamis - 3 September 2009. Waktu: 15.00 - 19.00 Acara: - Pemutaran Perdana Film Eagle Awards 2009 - Meet The Eagles (diskusi dengan finalis Eagle Awards 2009) - Buka Puasa Bersama Acara ini bersifat GRATIS dan terbatas. Untuk itu mohon reservasi kehadiran anda dengan menghubungi Marissa : 081808898001 paling lambat tanggal 1 September 2009 pukul 18.00 WIB. Salam Dokumenter FajrianEagle Awards Producer Metro TV Jl.Pilar Mas Raya Kav A-D Kedoya, Kebon Jeruk Jakarta, Indonesia 11520 T :+62 21 58300077.Ext 22034 [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] juga uang logam Rp 10,000.00 ? [ was] BI Akan Terbitkan Uang Logam Rp 1.000
Kalau hanya memperhatikan soal inflasi dan terus menurunnya nilai rupiah , saya ingin mengusulkan agar BI bisa mengeluarkan uang logam baru bukan cuma pecahan Rp 1000.00 tapi sampai Rp 10,000.00 misalnya dan tentu logamnya berharga mendekati nilai nominalnya Saya kurang mengerti bagaimana sekarang patokan BI mengeluarkan atau mencetak uang baru, atau bagaimana biaya pencetakan uang kertas yang dikatakan lebih mahal dari uang logam, tapi kalau uang logam nya bernilai tinggi tentu sedikit mendekati prinsip mengeluarkan uang sesuai dengan jaminan emas yang dimiliki [ seperti di AS dahulu ] Barangkali kayak uang logam pecahan Rp 100.00 yang tebal dahulu [ bahan nikel ] sudah bernilai Rp 1000.00 bahkan bisa di re value kalau ada keinginan memotong atau mengganti uang rupiah Rp 1000.00 menjadi Rp 1.00 baru kayak di RRT atau Turki dll. Salam , martin - jkt From: Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 11, 2009 4:38:58 AM Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] BI Akan Terbitkan Uang Logam Rp 1.000 http://bisniskeuang an.kompas. com/read/ xml/2009/ 08/10/4436/ BI.Akan.Terbitka n.Uang.Logam. Rp.1.000 JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah menerbitkan pecahan kertas Rp 2.000, Bank Indonesia (BI) akan menerbitkan pecahan baru dengan nominal Rp 1.000. Berbeda dengan pecahan Rp 2.000 yang berbahan kertas, BI kembali menggunakan bahan logam untuk pecahan Rp 1.000 yang baru. Deputi Direktur Direktorat Pengedaran Uang BI Adnan Djuanda mengatakan, langkah BI menerbitkan uang koin Rp 1.000 yang baru ini untuk menunjang kebijakan BI mengenai koinisasi pecahan kecil. BI menilai, biaya produksi uang logam lebih murah bila dibandingkan dengan pecahan uang kertas. Selain itu, daya tahan uang logam juga lebih lama jika dibandingkan dengan uang kertas. Sebagai informasi, selama ini penggunaan uang pecahan kecil dengan nilai Rp 1.000 di masyarakat masih tinggi. Dengan demikian, kemungkinan adanya kerusakan pada uang-uang pecahan bernilai kecil itu juga masih besar. Mengenai penerbitan uang baru ini, Adnan melanjutkan, saat ini BI sedang membahas soal desain dengan Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Targetnya, sebelum sebelum akhir tahun 2009, uang logam Rp 1.000 sudah beredar di masyarakat, ujar Adnan, Minggu (9/8). Nantinya, meskipun uang logam baru Rp 1.000 itu sudah beredar, BI belum akan menarik pecahan kertas Rp 1.000. Sebab, pecahan tersebut masih sangat dibutuhkan di masyarakat. Selanjutnya, BI hanya mencetak uang kertas Rp 1.000 secara terbatas. Dan, setelah uang logam sudah cukup tersedia dan bisa menggantikan uang kertas di pasar, baru BI akan mengurangi peredaran uang kertas Rp 1.000 secara perlahan. Selain itu, Adnan juga mengatakan, mulai Senin (10/8) ini, masyarakat sudah dapat menemukan pecahan kertas Rp 2.000 di bank-bank dan BI. Jadi masyarakat sudah dapat menukarkan uang mereka dengan pecahan baru Rp 2.000, katanya. Pada awal Juli 2009 lalu, BI mengumumkan bahwa uang kertas pecahan Rp 2.000 dengan gambar muka Pangeran Antasari secara resmi sudah dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Namun, memang saat itu pecahan Rp 2.000 tersebut masih dalam proses pencetakan di Perum Peruri sehingga belum tersedia di bank-bank ataupun BI. Penerbitan pecahan Rp 2.000 ini juga sebagai antisipasi hari raya Idul Fitri. Maklum, pada saat hari raya umat Muslim ini biasanya penggunaan uang pecahan kertas bernilai kecil biasanya melonjak. Uang pecahan Rp 2.000 ini bisa menambah suplai uang pecahan Rp 1.000 di pasar. (Arthur Gideon/Kontan) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Agung: Indonesia Raya Terlupa, Bukan Sejarah Pertama
Jangan mencemarkan nama baik keledai. Sebab sesungguhnya keledai tidak pernah terjerumus ke lubang yang sama. SH On 8/18/09, Anju Nainggolan unzoo_hi...@yahoo.com wrote: Mau mengatakan: Bukan hanya keledai yang masuk ke lubang yang sama. wass,anju.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] PRODUKSI MINYAK MENTAH DI BLOK CEPU MOLOR LAGI
PRODUKSI MINYAK MENTAH DI BLOK CEPU MOLOR LAGI Setelah tenggat akhir 2008 terlewati, tenggat produksi perdana Blok Cepu sebanyak 20.000 barel per-hari yang mundur per Agustus 2009 ini pun kembali tidak terpenuhi.Exxon Mobil baru bisa membebaskan 70 hektare (dari 600 hektare) lahan ini. Ada dugaan spekulan tanah menghambat produksi minyak mentah tersebut. Tetapi Bupati Bojonegoro Suyoto telah membantahnya.”Tidak benar ada mafia tanah,” ujarnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pemilik lahan hanya menerima pembayaran Rp.22.000 per meter persegi, padahal Exxon membayar Rp.50.000 hingga 80.000 per meter persegi.. Apakah molornya produksi minyak mentah di Blok Cepu yang katanya berpotensi merugikan Negara sekitar 150 juta dollar AS berarti birokrasi pemerintahan kita dari tahun ke tahun masih tidak profesional ? Bagaimana caranya korupsi kecil-kecilan yang telah menjamur ini dikikis habis ? Mampukah pemerintahan baru nantinya melakukan pemberantasan spekulan tanah yang sudah merebak ke mana-mana ini ? (Dasman Djamaluddin/http://dasmandj..blogspot.com) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] 30 Hari Sebelum Ajal Tiba (Bag. 18 30)
BULAN PUASA vs SANG AKU Bulan Puasa adalah bulan yang indah untuk belajar mengesampingkan sejenak Sang AKU. Masalahnya dari brol lahir s/d Mati; Sang AKU adalah VVIP di dalam kehidupan kita, yang selalu kita manjakan setiap saat. Pada umumnya kita bersedia untuk melakukan apa saja hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dari Sang Aku, walaupun ini bertentangan dengan hari Nurani sekalipun juga, tetap saja kita labrak. Bahkan pada saat tidur sekali pun kita ingin mimpi yang dapat menyenangkan dan memuaskan Sang Aku! Kita tahu bahwa merokok itu tidak sehat, tetapi demi untuk kebutuhan Sang Aku, tetap saja kita abaikan. Kita juga tahu, bahwa selingkuh itu Dosa, tetapi inipun tetap kita abaikan, hanya sekedar untuk memuaskan Sang Aku. Tidak ada pengorbanan yang terlalu mahal, maupun berbahaya untuk memenuhi kebutuhan dari Sang Aku. Bahkan kalau perlu Sang Pencipta pun kita lawan, kagak percaya, tanyalah sama diri sendiri berapa banyak Dosa yang kita perbuat dalam masa hidup ini ? Tidak ada manusia di kolong langit ini yang paling kita manjakan dan kasihi di selainnya dari Sang Aku, maka dari itulah juga hampir di dalam setiap ajaran agama selalu ditekankan: Kasihilah sesamamu seperti juga kamu mangasihi Sang Aku ! Agar dapat mengetahui dan mengukur berapa persen Anda bersedia untuk memenuhi ajaran tsb diatas: Mudah ! Tanyalah sama diri sendiri berapa persen Anda besedia untuk memberikan bagi sesamamu uang tabungan ataupun harta yang Sang Aku miliki? Kita dikejar oleh Debt Kolektor siang-malam, karena adanya tagihan Kredit Card yang berjibun, semuanya ini adalah akibat dari kebutuhan Sang Aku ! Masalahnya mulai dari ujung rambut s/d ujung kaki; mulai dari salon s/d alas kaki untuk Sang Aku harus selalu yang The Best. Apa bedanya sepatu Bally vs Baduyut ? Apa bedanya baju Paris vs Tanah Abang ? Yang jelas harganya bisa beda jutaan Rp. Tanyalah sama diri sendiri, berapa banyak sudah uang yang kita keluarkan hanya sekedar untuk alat pembungkus (pakaian) Sang Aku? Begitu juga untuk biaya salon maupun kosmetik bagi Sang Aku? Santapan makanan pun harus selalu dijaga, agar selalu yang terbaik dan tersehat! Badan bau ketek sedikit saja sudah harus di kecerotin Parfum yang jutaan, padahal besok juga udah bau lagi. Bahkan untuk sekedar alas duduk baca Pantat pun kita bersedia bayar jutaan Rp; hanya untuk bisa duduk lebih nyaman selama 30 menit, misalnya naik pesawat Business Class daripada Ekonomi. Maka dari itu wajarlah kalau bisa beli Mercy atau Jaguar; kenapa harus Kijang untuk Sang Aku ! Tidak bisa dipungkiri salah satu contoh hidup nyata yang telah memanjakan Sang Aku sebagai VVIP adalah mang Ucup, karena kesombongan Sang Aku sehingga kemana-mana ingin selalu diperlakukan sebagai VIP. Makan tidur ingin selalu di hotel berbintang, bahkan ibadah pun hanya ingin di tempat ibadah yang bergengsi. Setiap tiga bulan sekali Medical Check Up, bahkan fitness setiap hari. Hasilnya bisa dilihat di Kaca ! Alias tetap saja Botak, Peot, Jelek dan sudah Aki-aki. Tidak ada bedanya dengan Kakek Gaek atau Lansia yang ada di Rumah Jompo. Jadi segala pemeliharaan maupun pengorbanan bagi Sang Aku itu semuanya sia-sia belaka. Oleh sebab itu percuma saja kita memanjakan Sang Aku, sebab hasilnya pasti NOL besar. Masalahnya Anda tidak akan bisa merawat Sang Aku, sebab ini sama seperti juga melawan Takdir Usia maupun Maut. Sang Aku yang Anda pelihara sedemikian hebatnya sekarang ini, tidak lama lagi akan menjadi seongok Daging Busuk alias tidak akan ada gunanya lagi; entah bagi siapapun juga terkecuali untuk Cacing tanah ! Maka dari itulah saya sambut sepenuhnya ajakan untuk berpuasa di bulan suci ini dan ini berlaku bagi siapapun juga termasuk mang Ucup sendiri. Marilah kita kesampingkan sejenak Sang Aku, daripada makan Nasi Goreng di resto berbintang, makan di Kaki Lima dengan cara demikian kita bisa membantu berbagi rezeki dengan pedagang Kaki Lima; disamping itu bisa menghemat uang puluhan ribu Rp. Begitu juga daripada naik Business Class, lebih baik naik Ekonomi, daripada naik taxi Silver Bird, naik Taxi Tarif Bawah, toh semuanya pakai AC dan tiba ditempat tujuan juga. Daripada beli sepatu Italy, lebih baik memilih sepatu made in Indonesia. Perbedaan dari penghematan uang tsb diatas, bisa kita amalkan bagi mereka yang jauh lebih membutuhkannya. Terlebih dari segalanya marilah kita lupakan Sang Aku sejenak; dimana kita bersedia untuk saling Memaafkan satu dengan yang lain. Tanyalah sama diri sendiri, kenapa kita luka batin ? Jawabannya mudah, karena Sang Aku yang merasa tersinggung berat! Orang yang mampu melupakan Sang Aku itu; adalah orang yang bahagia, karena ia tidak akan membutuhkan apa-apa lagi dan dapat mensyukuri apa saja yang ia terima. Dan jawablah dengan jujur, apabila masa hidup Anda hanya tinggal 30 hari lagi, apakah Sang Aku ini masih penting ??? Mang Ucup Email: mang.ucupatgmail.com Facebook
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Lansia Telantar Akan Terima Bantuan
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/22/03055487/lansia.telantar.akan..terima.bantuan Sukabumi, Kompas - Sebanyak 1,6 juta warga lanjut usia di Indonesia telantar karena berbagai penyebab. Dari jumlah itu, baru 10.000 lansia yang mendapat jaminan dari Departemen Sosial melalui uji coba program jaminan sosial lanjut usia di 28 provinsi. Tahun ini adalah tahun keempat uji coba program jaminan sosial lanjut usia (JSLU). Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Depsos Makmur Sunusi mengatakan, setiap lansia mendapat dana Rp 300.000 per bulan. Uji coba amat penting dilakukan karena JSLU dirancang menjadi social security, bukan social assistance seperti bantuan langsung tunai yang bisa dicabut sewaktu-waktu, kata Makmur di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, saat penyerahan JSLU kepada seorang lansia, Mis'ah (81). Mis'ah adalah salah satu lansia yang mendapat JSLU setelah proses monitoring yang dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat Depsos. Melalui uji coba itu, Depsos ingin memastikan bahwa program tersebut tepat sasaran dan tidak ada penyelewengan di lapangan. Kalau semua lansia telantar langsung kita kasih, jangan-jangan nanti tidak termonitor. Sejauh ini, hasil evaluasi kami menunjukkan bahwa tidak ada penyimpangan. Penerima program itu benar-benar lansia yang telantar dan dana yang kami distribusikan melalui kantor pos juga sampai, kata Makmur. Program JSLU, kata Makmur, berangkat dari keprihatinan pemerintah melihat banyaknya lansia yang telantar dengan penyebab terbanyak karena kemiskinan. Lansia tersebut kebanyakan tak memiliki kerabat yang bisa menanggung kehidupan mereka sehari-hari, kemudian sebagian besar memilih hidup sebagai pengemis dan gelandangan. Makmur menambahkan, program keamanan sosial sudah dimiliki oleh hampir semua negara maju sejak berpuluh tahun lalu. Di Indonesia, program jaring pengaman sosial seperti bantuan langsung tunai baru digulirkan beberapa tahun terakhir. Kami ingin mengadopsi konsep kepedulian terhadap lansia dari negara-negara maju itu, kata Makmur. Selama empat tahun uji coba, Depsos mengucurkan dana Rp 300 miliar lebih, termasuk uji coba untuk jaminan sosial bagi penyandang cacat parah. Setelah selesai uji coba, Depsos akan melaporkan program itu ke DPR agar dibahas menjadi undang-undang. Kalau ada payung hukum yang jelas, 1,6 juta lebih lansia telantar itu akan mendapat JSLU, ujar Makmur. Jika disetujui DPR dan ditetapkan sebagai undang-undang, JSLU akan diberikan kepada lansia telantar hingga meninggal dunia. (aha)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Setuju. Saya melihat konsep pembangunan Jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra ini mirip dengan konsep dibangunnya Jalan Tol Lingkar Luar yang dibangun mengelilingi Kota Jakarta dan Jalan Tol Lingkar Terluar yang mengelilingi Jabodetabek. Sasarannya adalah: Agar masyarakat tidak harus bertempat tinggal di Pusat Kegiatan Bisnis dan Produksi seperti Jakarta, tetapi bisa bertempat tinggal jauh diluar Jakarta seperti BODETABEK dan sekitarnya tanpa harus khawatir akses ke Jakarta dan sentra - sentra Industri akan terhambat. Dengan demikian Jakarta tidak menjadi terlalu padat. Dengan dibangunnya jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra, bisa diharapkan kegiatan Bisnis dan Produksi tidak terpusat di Jawa, tetapi bisa menyebar ke Sumatra. Dengan demikian kepadatan Pulau Jawa bisa dikurangi. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Jum, 21/8/09, wahyu handoyo wahyu.hand...@gmail.com menulis: Dari: wahyu handoyo wahyu.hand...@gmail.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 21 Agustus, 2009, 1:49 AM Bukannya justru sebaliknya, akan terjadi aliran sumber daya (penduduk dan modal) melalui transportasi jembatan ini ke luar jawa? setelah jembatan dibangun, sumatera (lampung dan terus ke atas) dan madura akan menerima limpahan kawasan industri, pergudangan, pariwisata, tenaga kerja etc? saya melihat ini justru untuk mengurangi beban jawa. jembatan jawa madura dan sumatera bukan mercu suar, dari 17,000 pulau hanya empat/lima yang terhubung, ini blm apa2.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
INSTITUT PEREMPUAN mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Semoga Bulan Ramadhan ini memberi damai dan kesucian bagi kita semua. Mohon maaf lahir dan batin. Demi keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan, INSTITUT PEREMPUAN [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Pak Presiden, dengar Kami...
Oleh BM Lukita Grahadyarini http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/03465898/pak.presiden.dengar.kami... Terik matahari, Kamis (20/8) siang itu, mengiringi langkah para nelayan ke kantor Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta. Menggotong sebuah perahu dan jaring sero, mereka meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengurungkan pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir. Mereka didampingi mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat, seperti Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA). Sebuah spanduk besar warna biru berisi tujuh butir tuntutan dibacakan oleh perwakilan pengunjuk rasa. Kami datang ke DKP yang mengurusi laut, tetapi permintaan kami ditujukan untuk Pak Presiden, ujar Tiharom (33), nelayan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Rancangan peraturan pemerintah mengenai pelaksanaan hak pengusahaan perairan pesisir (HP3) rencananya ditandatangani Presiden paling lambat September 2009. Satu bulan sebelum penetapan PP tentang HP3 itu, nelayan di sebagian wilayah belum diberi sosialisasi model pelaksanaannya. Tiharom mengungkapkan, nelayan yang sehari-hari menggunakan jaring sero untuk menangkap udang dan rajungan di kawasan pinggiran pantai kini sudah semakin sulit bergerak. Hasil tangkapan terus merosot akibat pencemaran limbah industri di perairan utara Jakarta. Di areal itu juga terdapat kawasan industri yang mengapling perairan dan mengimpit areal tangkap nelayan kecil. Pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat pesisir, dan nelayan kecil. Nelayan juga punya hak untuk menangkap ikan. Dengan semakin terancamnya wilayah tangkap, maka tempat tinggal kami juga terancam, keluh Tiharom. Hak Pengusahaan Perairan Pesisir diatur dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Penerbitan HP3 memberikan hak bagi orang, kelompok masyarakat, atau pengusaha untuk memanfaatkan sumber daya perairan pada areal tepi laut hingga jarak 12 mil dari pantai. Selama ini, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil bersifat perizinan sehingga peran negara sangat dominan. Peluang privatisasi Sekretaris Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Syamsul Ma'arif pernah menyatakan, HP3, antara lain, diarahkan untuk kegiatan usaha budidaya dan wisata bahari yang mendorong pemanfaatan potensi sumber daya perikanan. Kebijakan HP3 mendorong optimalisasi pengelolaan perairan Indonesia yang luas dengan potensi sumber daya yang besar serta memberikan perlindungan terhadap aktivitas nelayan dan masyarakat adat, ujar Syamsul. Namun, yang patut dicermati, HP3 memberi peluang bagi privatisasi sumber daya pesisir selama 20 tahun, dapat diperpanjang dan dialihkan. Ketentuan itu dengan mudah menutup akses dan kontrol nelayan atas wilayah laut dan pesisir. Faktanya, 90 persen dari nelayan di Indonesia merupakan nelayan kecil dan tradisional dengan kapasitas kapal di bawah 30 gross ton. Sekretaris Nasional Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Dedy Ramanta mengungkapkan, pemerintah mendapat mandat dan tanggung jawab melindungi nelayan tradisional dan masyarakat pesisir yang selama ini dalam posisi lemah akibat tidak terorganisasi dengan baik. Penentuan zona perairan dan HP3 yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat akan menempatkan nelayan dalam posisi yang lemah. Langkah mundur dalam pengelolaan sumber daya kelautan, ujarnya. Pemerintah sudah saatnya membaca kebutuhan mendasar nelayan kecil yang selama ini selalu terbelit mahalnya harga bahan bakar minyak, minimnya teknologi penangkapan, minimnya akses permodalan, dan hasil tangkapan yang kian tak menentu akibat perubahan iklim. Habibah (45), nelayan Marunda, mengatakan, harapan dan kebutuhan nelayan tradisional tidak akan terpenuhi dengan model HP3. Di tengah riuhnya unjuk rasa siang di kantor DKP siang itu, Habibah berseru: Pak Presiden, dengar kami...!
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita
seperti pernah dimuat diKompas sebuah artikel mengenai seorang dokter senior dari Solo, beberapa waktu yang lalu. ada kalimat yang disebutkan oleh dokter senior tsb yang dia pernah dinasehati oleh orang tuanya, bahwa kalu mau kaya (harta) jangan jadi dokter, jadilah pengusaha dlsb. pekerjaan sebagai seorang dokter bukan melulu untuk cari uang, tapi ada sisi sosialnya untuk membantu sesama. sekolah untuk menjadi dokter memang tidak murah dan perlu waktu yang relatif lama. diIndonesia maupun di LN, sama saja. apalagi kalu sudah masuk sekolah kedokteran untuk spesialisasinya, selain otak mesti encer, juga dukungan dana dari ortu atau wali mesti kuat. permasalahannya sekarang, kalu dana yang sudah banyak dikeluarkan dan juga waktu yang lama untuk meraih gelar dokter ataupun dokter spesialis tsb dianggap sebagai suatu investasi dan kalu sudah investasi namanya, maka harus ada yang disebut balik modal ... mungkin ini yang membuat segalanya, seolah tidak berjalan sebagaimana mestinya salam, djs From: fikarwin zuska winfi...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Thursday, 20 August, 2009 22:44:42 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita Dalam ilmu sosial ada yang dinamakan 'kontrak sosial'. Kontrak tsb tidak merujuk pada apa yang biasa dikenal dengan 'surat kontrak': ditandatangani oleh pihak terkait plus saksi-saksi. Yang dirujuk oleh kontrak sosial itu justeru adanya 'keterikatan' di antara para pihak dengan atau tanpa 'surat kontrak'. Intinya di sini ada kesepakatan, kesepahaman, dan aturan tentang berbagai hal di antara pihak-pihak terkait. Keterikatan ini bisa berlangsung singkat atau lama, tergantung kepentingan masing-masing pelaku. Kalau ada yang merasa dirugikan, niscaya 'kontrak sosial' itu akan diperbaruikembali atau diakhiri. Dokter sama perusahaan farmasi, saya kira, juga begitu. Tidak perlu ada 'hitam di atas putih' untuk keterikatan kerjasama mereka.Ucapan terima kasih dapat dipandang sebagai implikasi dari suatu tindakan yang mendahuluinya Tetapi apabila berketerusan, maka 'ucapan terimakasih' bisa berada di awal dari tindakan berikutnya; yaitu menjadi sebab dari tindakan dokter 'menjual obat'.Ingat kan hukum resiprositas! Oleh sebab itu, kalau dari sudut sosial, adalah mustahil seseorang itu bisa betul-betul independen, termasuk seorang dokter. Uang sering membuat orang tergantung kepadanya: mau berbuat apa saja demi uang. Uang bisa menggerakkan orang.Dokter bekerja sesuai dengan kata hatinya dalam memberikan pengobatan dalam koridor standar2 pelayanan yang sudah ada, kata HQQ, saya kira itu normatif. Itu adalah pernyataan pembelaan yang tidak didasarkan pada observasi secara induktif-empirik. Fakta empirik, walaupun menyakitkan, kadang2 memang perlu dibenarkan karena dokter sendiri, di tanah air ini, tidak gratis memperoleh status yang disandangnya. Mereka banyak mengeluarkan dana, baik resmi atau siluman, untuk meraih spesialisnnya. Akibatnya mereka kejar 'setoran' juga: cari pasien se banyak2nya sehingga nyaris tak terurus. Lalu?.dari Medan dan Aceh, berduyun2 setiap hari 4-5 flight pasien + pengantar dalam sehari pergi berobat ke Penang. Pasien, tampaknya, sudah memulai protesnya, resistensinya, terhadap cara-cara pelayanan yang diberikan tenaga medis kita selama ini. Tabik tuan..
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaji di Jakarta Seperlima Belas dari Zurich
begitulah kenyataannya. penghasilan pemerintah cukup baik, atau malah berlebih, sedang jumlah rakyatnya jauh dibawah penduduk Jakarta. kalu tidak salah cuma 7.jutaan seluruh penduduk Swiss pendapatan negara kembali untuk rakyat dalam bentuk kesehatan, pendidikan dlsb. pendidikan diutamakan, gelar doktor sangat banyak penyandangnya. pantas saja mereka tidak dipacu, karena bidang usaha atau pendapatan mereka berasal dari jam, coklat, perbankan dlsb yang tidak memerlukan tekanan untuk bisa stress ... salam, djs From: Lasma siregar las032...@yahoo.com To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Sent: Friday, 21 August, 2009 9:22:15 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gaji di Jakarta Seperlima Belas dari Zurich Alangkah enaknya jadi orang Swiss ini, gaji tinggi, pajak rendah dan jam kerjanya juga sangat relax (tidak dipacu seperti orang Jepang)... Bagaimana dengan wong Indonesia ini? Apakah gaji mumer (murah meriah), pajak a'la kadarnya plus jam kerja juga relax (jam karet?)? Seandainya bisa dipilih mau hidup di Zurich atau Jakarta tercinta, manakah yang buaanyak dipilih orang? :=)) Salam Las
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Ratifikasi Konvensi Migran, Kemerdekaan bagi BMI
Ratifikasi Konvensi Migran, Kemerdekaan bagi BMI 18 Agustus 2009 - 14:43 WIB Kurniawan Tri Yunanto VHRmedia, Jakarta - Kondisi buruh migran Indonesia di luar negeri sampai saat ini memprihatinkan. Banyak kekerasan dan diskriminasi terhadap BMI, akibat negara belum meratifikasi Konvensi Buruh Migran. Bertepatan Hari Kemerdekaan, buruh migran mendesak Susilo Bambang Yudhoyono, presiden terpilih, segera memerdekakan buruh di luar negeri. Lily Pujiati, koordinator aksi dari Aliansi Rakyat untuk Ratifikasi Konvensi Migran 1990, mengatakan konvensi ini merupakan bentuk perlindungan bagi buruh migran di negara tempat bekerja. Kalau Indonesia meratifikasi, perlindungan yang diberikan negara di mana buruh bekerja, akan nyata, kata Lily dalam aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8). Sejak akhir 1970 buruh pekerja migran Indonesia yang bekerja di luar negeri terus meningkat. Setidaknya pada periode 2006-2008 jumlah BMI mencapai sekitar 700 ribu per tahun. Di sisi lain, kekerasan yang terjadi juga terus meningkat. Banyak BMI yang dideportasi tidak bisa pulang karena tidak ada uang. Banyak pula BMI yang meninggal akibat kekerasan majikan. Lebih parah lagi pemerintah tidak pernah memperhatikan itu. Hari ini kita turun ke jalan agar pemerintahan SBY meninggalkan warisannya di era 2004. Periode depan, kita minta agar pemerintah segera merativikasi konvensi migran, kata Lily. Menurut Lily, selain memberikan perlindungan bagi pekerja migran, Konvensi Migran 1990 juga memberikan perlindungan kepada anggota keluarga buruh migran. Konvensi ini juga meniadakan diskriminasi terhadap pekerja migran dan keluarganya. Hal itu sejalan dengan prinsip kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial, seperti diatur dalam UUD 1945. Memang sepertinya tidak ada niatan dari pemerintah untuk memperbaiki nasib buruh migran Indonesia. Pemerintah hanya memeras dan mengambil devisanya tanpa ada perlindungan. Tapi kita akan meminta terus agar buruh migran dimerdekakan, seperti halnya perayaan 17 Agustus, kata Lily. Dalam aksi unjuk rasa di Bundaran HI ini para BMI membentangkan spanduk dan menggelar aksi teatrikal menggambarkan nasib pekerja migran saat pulang ke tanah air menjadi gila, meninggal, atau cacat di atas kursi roda. Itu semua akibat berat beban yang ditanggung tanpa ada perlindungan sedikit pun. (E4) Foto: iddaily.net Silahkan kunjungi website Peduli Buruh Migran: peduliburuhmigran.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] DIGITALISASI SPIRITUAL
Yth Rekan milis, Menjelang kita menjalankan puasa di bulan Ramadhan ini,saya mencoba membaca kembali tulisan tentang Digitalisasi Spiritual yang tercantum dalam buku ESQ Power. Quantum leap atau loncatan besar di bidang teknologi terjadi dengan lahirnya era digital. Zaman berubah dengan cepat dengan ditemukannya bilangan biner 0 dan 1. Revolusi terjadi dibidang komunikasi dan komputasi dan juga penyimpanan data dan informasi.Semuanya menguntungkan bidang teknologi komunikasi dan komputerisasi yang meningkatkan kemampuan manusia dalam berupaya untuk kemaslahatan umat manusia. Digitalisasi menghasilkan percepatan yang luar biasa. Begitu pula dalam mekanisme pengolahan nilai spiritual, era digital ternyata turut berperan dalam melakukan transformasi spiritual seseorang. Angka yang dikenal dalam digitalisasi adalah bilangan biner yaitu angka 0 dan 1. Kalimat Tauhid, laa ilaaha illalah, sesungguhnya adalah kalimat yang mengajarkan transformasi energi spiritualitas. Tidak ada Tuhan (0) selain Allah (1). Atau dalam bahasa Inggeris; There are nothing else in these world (0), except God (1). Dalam pendekatan ideal kalau kita bisa membuat hal-hal yang bersifat duniawi begitu kecil hingga mendekati nol dan kita yakin akan adanya Tuhan (God),maka sesuatu yang bernilai 1 dibagi dengan nol hasilnya adalah tak terhingga atau infinity, 1/0 = tak terhingga. Kekuatan spiritual kita bisa mencapai tak terhingga. Barangkali ceritera para wali yang katanya dizaman dahulu,bisa sembahyang Jumat di Mekah,merupakan bentuk pendekatan titik zero yang hampir sempurna ? Dengan mencapai pendekatan titik 0, maka dalam dimensi Emosi kita akan lebih tenang dan damai,dalam dimensi Spiritual,God spot terbuka dan suara hati spiritual bekerja, kemauan bekerja tanpa pamrih,dan dalam dimensi Fisik IQ akan tinggi sehingga logika dan efisiensi dalam bekerja sehari-hari akan meningkat.Dalam istilah ESQ adala kita manusia mencapai Meta Kecerdasan.Cerdas dalam IQ,EQ dan SQ yang terintegrasi. Masalahnya adalah dapatkah kita sebagai manusia yang masih jauh dari sempurna dan masih harus menjalani kehidupan dibumi ini sebagai khalifah fil ard' dapat mencapai tingkat titik 0 ,zero kahayang dll. Mohon pencerahan dari yang lebih mumpuni,terutama sebagai bahan untuk ber IQRA' dan diskusi dalam bulan puasa yang suci ini. Selamat menjalankan ibadah puasa. Salam Hormat, Bakri Arbie. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Tommy Dilahirkan untuk Pecah Kekuatan Ical
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/08/21/13492580%20/tommy.quotdilahirkanquot.untuk.pecah.kekuatan.ical JAKARTA, KOMPAS.com Kemunculan Tommy Soeharto bersama keinginannya bersaing merebut kepemimpinan Golkar, bukan tanpa alasan. Pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, mengatakan, Tommy sengaja dihadirkan untuk memecah kekuatan dukungan calon lain, Aburizal Bakrie alias Ical. Ical dikabarkan sudah mengantongi dukungan tak kurang dari 60 persen kekuatan di Golkar. Saya melihat, dia (Tommy) hadir untuk memecah konsentrasi dan kemungkinan menguatnya suara semua ke Ical, ujar Siti, yang biasa disapa Wiwik, Jumat (21/8) di Gedung DPD, Jakarta. Siapa yang mendorong Tommy? Wiwik menduga, barisan muda Golkar yang dikawal Yuddy Chrisnandijuga calon Ketua Umum Golkarmenjadi pendorong majunya Tommy. Respons positif dan sikap penerimaan yang disampaikan Yuddy, menurut Wiwik, menguatkan dugaan itu. Apalagi, menurut dia, untuk bersaing dengan Ical, Yuddy membutuhkan suntikan 'gizi'. Dari cara Yuddy yang menerima masuknya Tommy, kok kayanya dia perlu 'ahli gizi'. Tapi saya khawatir, karena tidak mungkin tidak ada konsekuensi dari munculnya Tommy. Yuddy perlu diingatkan, untuk menang tidak harus Macchiavellian. Tidak harus mengundang 'gizi' yang stigmanya buruk, ujar dia. Mengenai konsesi Tommy-Yuddy, ia memprediksi, jika terpilih, putra mantan Presiden Soeharto itu akan diberikan posisi meskipun bukan Ketua Umum. Saya melihat, Yuddy tidak bisa meyakinkan semua faksi di Golkar dan tidak mendapat restu dari para sesepuh yang banyak mendukung Ical. Mungkin itu menggundahkan pihak non-Ical. Jadi, Tommy dihadirkan karena persoalan modal itu ternyata menentukan dan sangat menggoda, kata Wiwik.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] ADAM MALIK DAN CIA
Teman-teman, selamat berpuasa. Jika ada di antara teman-teman ingin mengetahui lebih lanjut hubungan Adam Malik dan CIA berkenan membaca tulisan saya di Majalah Biografi Politik edisi terbaru (Vo.2,No.19, Agustus 2009). Disertai komentar Otto Malik (anak tertua Adam Malik), Antarini Malik (anak bungsu), Akbar Tandjung, Asvi Warman Adam (sejarawan), Effendi Choirie, M.Qodari dan Joesoef Isak. Terimakasih (Dasman Djamaluddin/http://dasmandj.blogspot.com) [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kemampuan Bahasa Indonesia Siswa Rendah
Tahun 1983 saya mengikuti pelatihan di Departemen, test bhs Ingris rata2 8,00 tetapi bhs Indon rata2 6,7. Penyebabnya kita2 memakai bhs Indonesia bercampur dengan dialek2 masing2 sehingga tdk mengikuti kaidah bhs, lebih2 sekarang bercampur dengan bhs prokem. --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, pudimartini pudimart...@... wrote: Bapak dan Ibu cohort 40-50 an tentu mengenyam pelajarn Tata Bahasa dan Kesusasteraan. Bagaimana sekarang ? agushamonangan wrote: http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/03424167/kemampuan.bahasa.indonesia.siswa.rendah http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/21/03424167/kemampuan.bahasa.indonesia.siswa.rendah Jakarta, Kompas - Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa SMP dan SMA sangat rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya siswa dan guru dalam melakukan interaksi proses pembelajaran di kelas serta rendahnya nilai ujian nasional Bahasa Indonesia. Begitu pun Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) bagi guru. Hasil ujian tersebut kurang menggembirakan. Kenyataan yang ironis itu diungkapkan Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Suyatno ketika menyampaikan orasi ilmiah saat dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Pendidikan Bahasa, Kamis (20/8) di Kampus Uhamka, Jakarta. Selain Suyatno, dua dosen lain yang dikukuhkan sebagai guru besar adalah Abdul Madjid Latief di bidang Ilmu Administrasi Pendidikan dan Sylviana Murni untuk bidang Manajemen Pendidikan. Dalam orasi berjudul Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pengembangan Guru Profesional, Suyatno menampilkan data terkini. Data laporan hasil ujian nasional SMP negeri dan swasta tahun 2008/2009 secara nasional menunjukkan, dari 3.441.815 peserta UN, peserta yang rentang nilainya 7,00 sampai 7,99 hanya 32,86 persen atau 1.131.121 orang. Adapun yang mendapat nilai 10 hanya 834 orang (0,02 persen). Sementara itu, hasil UN tahun 2008/2009 untuk tingkat SMA/MA menunjukkan, dari 621.840 peserta jurusan IPA, tidak ada satu pun yang mendapat nilai 10. Peserta yang rentang nilainya 7,00 hingga 7,99 ada 252.460 orang (40,6 persen). Demikian pula di jurusan IPS. Dari 854.206 peserta UN, tidak ada seorang pun yang mendapatkan nilai 10. Siswa yang mendapat nilai antara 7,00 hingga 7,99 justru lebih kecil lagi, yaitu hanya 240.815 peserta atau sekitar 28,2 persen. Adapun untuk jurusan bahasa tingkat SMA/MA, dari 43.688 peserta UN, hanya enam orang atau sekitar 0,01 persen yang mendapat nilai 10. Peserta yang mendapat nilai antara 7,00 sampai 7,99 sebanyak 13.445 orang atau sekitar 30,7 persen. Gambaran di atas menunjukkan rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia siswa SMA/MA, kata Suyatno. Sebaliknya, untuk nilai bahasa Indonesia pada kisaran 0,01 hingga 5,99, jumlahnya cukup signifikan, yakni 17,26 persen untuk siswa jurusan IPA, 32,53 persen untuk IPS, dan 23,2 persen untuk siswa jurusan bahasa. Layanan baik Abdul Madjid Latief dalam orasi ilmiahnya mengatakan, keberhasilan pembelajar organisasi dan organisasi pembelajar di perguruan tinggi menciptakan mutu layanan akademik yang baik. Sylviana Murni yang memaparkan manajemen pendidikan berbasis e-learning mengatakan, peningkatan kualitas hidup semakin menuntut manusia untuk melakukan berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. (NAL) No virus found in this incoming message. Checked by AVG - www.avg.com Version: 8.5.409 / Virus Database: 270.13.62/2315 - Release Date: 08/20/09 06:05:00
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Tuduhan seperti ini tdk berdasar hanya penuh kecurigaan, untuk membangun jembatan seperti itu harus perusahaan kelas dunia. Bahwa TW berpartisipasi mungkin hanya gagasan dan sedikit biasa study yang FS nya bisa berharga 5 trilliun Rph, atau mengundang perusahan2 kelas dunia berkonsertium untuk memodali lebih dari 100 trilliun Rph. Apa salahnya? --- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, lanogan ginting olano...@... wrote: Taruhan, Pemenang Tendernya Pasti Perusahaan Dari GROUP ARTHA GRAHA, Perusahaannya TOMMY WINATA. --- On Fri, 8/21/09, ade_suerani ade.suer...@... wrote: From: ade_suerani ade.suer...@... Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Friday, August 21, 2009, 6:20 AM Â Negeri bahari koq senangnya bikin jembatan ya? Ditempatku rencana juga mau bikin jembatan 500m yang menghubungkan pulau Muna dan pulau Buton, setelah para pejabatnya melihat kemegahan Suramadu. Ironis sekali. 70 % Perairan seharusnya 70% kebijakan pembangunan di arahkan kesana. Perbaiki dermaga2 kita, perbaiki/pengadaan kapal2 fery termasuk kapal penumpang lainnya. Tragis melihat nasib Pelni, semakin hari semakin ditinggalkan penumpangnya. Seperti biasa, kita selalu gagal di perawatan. Wassalam, Ade Suerani
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tepuk Tangan Bergemuruh Untuk JK, SBY pun Kalah
Setuju, Semoga meskipun sudah tidak menjadi wapres, JK masih bisa berperan dalam pembangunan bangsa ini. --- Pada Kam, 20/8/09, fidelgw fide...@yahoo.com menulis: Dari: fidelgw fide...@yahoo.com Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Tepuk Tangan Bergemuruh Untuk JK, SBY pun Kalah Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 20 Agustus, 2009, 11:35 PM JK adalah pemimpin yang sesungguhnya. Seseorang mendapat penghargaan bukan karena ia tampail sebagai pemenang. Seseorang patut mendapat penghargaan karena apa yang telah ia perbuat
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Membela atau Membelah
Lirik lagu mars perjuangan telah mengalami kegagalan makna Lirik Lagu Hari Merdeka karangan H. Mutahar: ...Kita tetap setia, tetap sedia mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia, tetap sedia, membelah negara kita pada bait terakhir, yang tertulis di cover sebuah kaset (produksi tahun 2005): MEMBELAH, bukannya MEMBELA. Kesalahan sangat fatal bagi suatu negara mengingat nasionalisme bangsa yang sedang di tapal batas (KOMPAS). Kesalahan ini adalah CERMIN keniscayaan negara, terutama dengan maraknya ancaman TEROR atas dasar inisiatif MASSA dan berdampak TRAUMA bagi kekukuhan suatu kata: PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA. Bangsa yang terbelah, (tercabik-cabik) dalam kajian budaya berarti menghilangkan tradisi keluhuran khazanah bangsa dengan simbol diskontinuitas historisitas. Kesalahan penulisan bisa sangat fatal jika dikaitkan dengan konteks budaya komunikasi yang semakin tanpa batas (borderless). Andri Fransiskus Gultom
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Ditempel Demokrat, Akankah Hati Megawati Luluh?
Seandainya Mega jadi merapat dengan SBY, akan timbul kekuatan besar. Pihak oposisi pemerintahan SBY berkurang energinya. Kontrol kebijakan yang ada dalam pemerintahan menurun, bahkan esktremnya otoritas. Apalagi isu ini semakin besar ketika Taufik Kiemas kabarnya calon Ketua MPR. Ataukah ini hanya bagian dari perjalanan Bapak Taufik saja menuju pemerintahan. Tapi, yang pasti dalam pembentukan kabinet ke depan harus lebih bersih sesuai dengan visi dan misi yang disampaikan. Selain itu, dinamika yang terajdi di PG bakal memperkuat barisan mempersiapkan pmerintahan tahun 2014. Lantas bagaimana dengan partai-partai Islam melihat dinamika ini? Partai tersebut makin berupaya meningkatkan gelombangnya. Bersatunya partai Islam kedepan bisa jadi salah satu kekuatan yang harus diperhitungkan melihat figur SBY lima tahun lagi di PD digantikan dengan yang lain. Kedepannya pemimpin muda akan sangat didambakan. Arief Juniarto ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] TransTV: Pembawa Acara Peringatan Detik2 Pengibaran Bendera yang Sangat Menjengkelkan
Pak adyanto, tetap saja menurut saya untuk sebutan yang spesifik seperti itu tidak mungkin dilakukan secara tak sengaja oleh reporter, pasti ada arahan dari atasan. Soal maksudnya 'untuk melecehkan bung karno' itu kan anda yang bilang, maksud nya bisa bermacam-macam, dan saya gak mau nebak2 apa maksudnya. Kan udah tau Tv sekarang senenngnya cari sensasi. 2009/8/20 arief rahman m.ariefrah...@gmail.com Setuju, kalau urusan kerja profesional tidak ada lagi istilah masih muda atau sudah tua. Kesalahan tetap saja kesalahan dan harus diluruskan. Kesalahan reporter dalam menyampaikan reportasenya menurut pengamatan saya sudah sering terjadi. Belakangan saya amati, kesalahan itu tidak selalu menyangkut substansi, tetapi juga keterampilan dasar berbahasa (dalam hal ini penggunaan intonasi, dan tata bahasa). Saya melihat memang ada yang salah dalam sistem perekruitan reporter di sejumlah stasiun TV swasta. Mereka pada umumnya hanya melihat calon-calon reporter itu dari penampilan fisik, keluwesan di depan kamera, kemampuan berbahasa inggris, namun sedikit sekali meihat latar belakang penguasaan keterampilan berbahasa Indonesia. berikut ini salah satu contoh kesalahan penggunaan struktur berbahasa yang saya kutip dari ucapan reporter salah satu TV swasta: *Dalam upacara itu dihadiri juga oleh para duta besar dari negara-negara tetangga.* Pada kalimat tersebut, penggunaan kata dalam seharusnya tidak diperlukan karena merancukan subjek.Belum lagi kekeliruan dalam penjedaan (koma dan atau titik) yang tidak sesuai, cukup membuat informasi yang disampaikan menjadi ngawur. terima kasih -- Muhammad Arief Rahman, S.Pd. Pengajar Bidang Studi Bahasa dan Sastra Indonesia SIS KBRI Singapura HP : +6582671982 ref_rahmano...@yahoo.com re...@plasa.com muhammadariefrah...@lycos.com mynameis...@hotmail.com
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Berita KIARA, 22 Agustus 2009: Puluhan Nelayan Tuntut HP3
Puluhan Nelayan Tuntut HP3 Kamis, 20 Agustus 2009, 18.11 WIB Puluhan nelayan yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) melakukan aksi protes kepda pemerintah untuk menunda peraturan pemerintah tentang hak penguasa perairan persisir (KP3) di Departemen Kelautan dan Perikanan RI, Jakarta Pusat. Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah untuk menunda HP3. Bagi mereka para nelayanan pesisir khususnya nelayan tradisional, keinginan pemerintah untuk mengeluarkan HP3 merupakan ancaman yang dapat menimbulkan konflik. Mereka meyakini, konflik horisontal dapat terjadi manakala mereka para nelayan tradisional tertutup aksesnya atas wilayah tertentu dengan pengusaha. Sedangkan konflik vertikal tidak dapat dihindari, seperti yang selama ini terjadi dalam perebutan wilayah. Tidak terkecuali dalam perebutan Patok Kopling HP3. Sebelum meninggalkan lokasi, para nelayan ini juga menyerahkan surat terbuka kepada Menteri Kelautan dan Perikanan RI secara simbolis menyerahkan perahu mini berikutalat tongkat ikan nelayan tanda matinya kehidupan nelayan tradisional Indonesia. | Rep/Kam/Pen: Ade | VO: Maya | Editor video: Ardie | Sumber: http://www.kompas-tv.com/content/view/20061/2/ --- Berbagi informasi adalah hal terpenting dalam bermasyarakat. Terlebih bagi nelayan tradisional dan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan masyarakat luas yang tinggal di belahan bumi lainnya. Kunjungi situs web KIARA di http://www.kiara.or.id. Pastikan Anda adalah orang yang pertama kali mengetahui perkembangan informasi kelautan dan perikanan nasional. Abdul Halim Koordinator Program KIARA ha...@kiara.or.id / sobatliem...@gmail.com Sekretariat Nasional Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Jl. Tegal Parang Utara No. 43 Mampang, Jakarta 12790 Telp./Faks. +62(0)21 797 0482 Email. i...@kiara.or.id Website. www.kiara.or.id [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] GOLPUT MENANG! - REFLEKSI KECIL.
Setuju mas Halim, Mana ada kemenangan bagi yang tidak masuk gelanggang untuk memenangkan pertandingan? Dan kalau disebut Golput Menang itu yang dimenangkan apanya? --- On Sat, 4/11/09, halim hd halimh...@yahoo.com wrote: From: halim hd halimh...@yahoo.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] GOLPUT MENANG! - REFLEKSI KECIL. To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Date: Saturday, April 11, 2009, 6:23 PM golput mungkin menangguk suara besar, melebihi partai manapun di indonesia. tapi, adakah dia menang? siapa sesungguhnya yang menang di indonesia jika suara warga yang demikian besar tak ditampung, dan siapa pula yang menang jika suara partai yang dianggap menang tidak didukung oleh sebagian besar dari warga. ada sesuatu yang tidak beres di dalam proses pemilu. dari soal ketidakberesan kpu dan kpud, sampai dengan soal tetekbengek lainnya. dan hal inilah yang terpenting yang kita hadapi semuanya, bahwa kita kehilangan tema tentang indonesia; yang kita hadapi kini tentang menang dan kalah, dan bukan suatu jembatan emas menuju indonesia yang ideal. hhd.
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Yudhoyono: Kabinet Berisi Orang-orang Bersih
http://koran.kompas.com/read/xml/2009/08/22/03231154/yudhoyono.kabinet.berisi.orang-orang.bersih Jakarta, Kompas - Presiden terpilih 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan dua bulan waktu masa transisi pemerintahan untuk membentuk kabinet. Yudhoyono menjanjikan, anggota kabinet mendatang akan berisi orang-orang yang kompeten, bersih, jujur, dan penuh dedikasi dari mana pun asalnya. Akan dipilih yang terbaik dan profesional dari semua kalangan, baik dari partai politik atau nonpartai politik, ujar Yudhoyono dalam pidato penerimaan di Jakarta International Expo, Kemayoran, Kamis (20/8) malam. Untuk pertama kali dalam pidato itu, Yudhoyono yang bersama Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 dengan 73.874.562 suara atau setara dengan 60,80 persen berbicara tentang kabinet mendatang. Sebelumnya, setiap ditanya soal kabinet mendatang, Yudhoyono selalu berujar, nanti akan ada waktunya. Meskipun berjanji akan melakukan penajaman dan evaluasi dan perbaikan untuk sejumlah kegagalan program, semangat kebersamaan untuk pemerintahan 2009-2014 seperti menjadi semangat dalam pemerintahan 2004-2009 tetap akan dikedepankan. Semangat kebersamaan itu tecermin dari datangnya Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo ke rumah kediaman Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Membangun negara yang besar ini tidak bisa dilakukan oleh satu atau dua partai politik saja. Perlu kebersamaan untuk pembangunan ke depan, ujar Hadi seusai bertemu Megawati. Untuk pemerintahan ke depan, seperti pernah diutarakan Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Politik Anas Urbaningrum, SBY-Boediono seperti juga Partai Demokrat mengedepankan politik pintu terbuka. Tidak hanya kepada PDI-P, politik pintu terbuka itu juga dibuka kepada Partai Golongan Karya. Sinyal akan masuknya Golkar ke kabinet kerap dinyatakan Aburizal Bakrie yang ingin menggantikan Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar. Dalam pidato penerimaan yang dihadiri mitra koalisi SBY-Boediono, Aburizal datang dan duduk di jajaran tim sukses SBY-Boediono. Dalam pidato penerimaan yang disampaikan tanpa ganjalan karena ketetapan KPU sudah didapat dan selamat dari kompetitor sudah disampaikan, Yudhoyono menegaskan, anggota kabinet mendatang akan diikat dalam pakta integritas dan kontrak kerja. Program kerja Bersamaan dengan penyiapan kabinet yang akan fokus meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia, Yudhoyono juga akan menyiapkan rencana aksi berisi program kerja 100 hari dan agenda kebijakan lima tahun. Untuk persiapan ini, Boediono yang berkantor di Bravo Media Center diperbantukan. Di markas kampanye SBY-Boediono itu, Boediono kerap mengundang sejumlah tokoh untuk berdiskusi. Mereka antara lain Erry Riyana Harjapamekas, Kuntoro Mangkusubroto, Chatib Basri, dan Muhammad Ichsan. Sejumlah petinggi partai mitra koalisi juga kerap datang ke markas kampanye tersebut. (INU)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita
Salah satu kelemahan dokter kita adalah 'pelit bicara' pada pasien. Saya ingat, di salah satu edisinya, Kompas beberapa tahun lalu memuat salah satu komentar pembacanya yang kehilangan salah satu anggota keluarganya dan menasehati 'Carilah dokter yang mempunyai waktu minimal 30 menit untuk setiap pasiennya'! Nasehat ini saya benarkan, sebagai seorang dokter, setiap kali menangani pasien, lima menit pertama saya 'punya target' harus tahu background pasien saya secara langsung, artinya melalui komunikasi secara langsung. Dari alamat, pekerjaan, keluarga dan sebagainya. Komunikasi yang terjalin dengan baik antara dokter dan pasien, akan menumbuhkan kepercayaan. Hal ini akan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Bila dokter mengkomunikasikan apa yang dia lakukan pada pasien, maka pasien akan memahami.Jadi, proses tindakan akan lebih nyaman dilakukan karena berangkat dari sebuah pemahaman. Tetapi bila selama penanganan, dokter* ngomong aja enggak,* atau bahkan memandang ke pasien pun tidak, maka hanya apriori yang muncul. Maka secara psikologis kondisi ini akan 'meracuni' pasien sehingga memandangnya dalam perspektif negatif. Mungkin kalangan dokter 'yang kejar setoran' akan merasa rugi bila banyak bicara pada pasien, buang waktu. Padahal dengan 'memanusiakan' pasien, justru akan menjadi nilai plus, dan 'promosi terbaik'. Pasien sendiri perlu bersikap asertif, bertanya tentang apa yang terjadi pada dirinya. Itu adalah haknya! Juga masyarakat perlu mengkritisi anggapan bahwa 'dokter yang pasiennya banyak sampai antrian panjang adalah dokter yang terbaik'. Bagaimanapun dokter juga manusia, memiliki keterbatasan, ketika menangani pasien dalam jumlah banyak, juga akan mengalami kelelahan sehingga kondisi fisik dan psikis ikut terpengaruh. Manifestasinya bisa pelit bicara atau 'yang parah' adalah tidak cermat dan tidak teliti! Saya pribadi punya 'semboyan' , komunikasi yang terjalin dengan baik, adalah 50% proses penyembuhan! Salam, Wati 2009/8/21 Ridwan Nyak Baik rb...@pertamina.com Dear Bung Ady; Jadi, menurut Bung Ady JPU nya (maaf) gak waras, begitu...he2.*** Bung; Bila kasus penyidangan kembali Prita mau ditarik ke ranah politik maka yang menjadi pemain utama adalah PDIP (kalau saya gak keliru kan Prita merapat ke PDIP saat kampanye yang lalu). Jadi para ahli hukum yang menjadi Tim Lawyer PDIP saat gugat hasil Pilpres yang lalu seharusnya sekarang turun membantu Tim Pembela Prita melawan JPU. Lalu, di sisi lain angin koalisi demokrat-PDIP (lewat TK) tampak semakin nyata. Dari perspektif ini seyogyanya mesin pencitraan Demokrat juga jangan kalah cepat untuk sigap bantu Prita (toh, SBY juga pernah menunjukkan simpatinya pada Prita yang punya 2 balita namun tetap dibui jaksa seperti koruptor kakap, atau bandar narkoba). Tapi, apapun yang terjadi - politik atau bukan - penyidangan kembali Prita akan membuka borok Omni lebih menganga. Dari sisi citra dan reputasi, menang atau kalah bagi Omni tetap rugi. Maka, mari kita kawal bersama sesuai dengan peran dan fungsi kita masing-masing (sebagai bagian dari kepedulian kepada penerapan demokrasi dan keadilan di negeri ini) jalannya persidangan Prita dalam semangat projustisia sesuai jaminan undang-undang. Tabik; RnB From: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com [mailto:Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com] On Behalf Of Adyanto Aditomo Sent: Thursday, August 20, 2009 7:33 PM To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com Subject: RE: [Forum-Pembaca-KOMPAS] dr Hengky: Pasien Saya Turun Drastis Setelah Ada E-mail Prita Bung Ridwan Nyak Baik, Itukan kalau Jaksa Penuntut Umumnya waras, maka sebelum melakukan penuntutan terhadap Ibu Prita, dia akan kumpulkan semua bukti atas pernyataan dokter tersebut serta apa alasannya pasien yang selama ini menjadi pelanggan dia tiba - tiba kabur hanya karena ada email dari Ibu Prita. Jadi harus ada wawancara dari para pasien yang sudah biasa menjadi pelanggan dokter tersebut. Saya ragu hal tersebut dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum. Maka itu para Capres saat kampanye Pilpres mengecam tindakan Aparat Kejaksaan yang dinilai telah bertindak secara berlebihan terhadap Ibu Prita. Tapi yang namanya Politik, ya ada saja caranya untuk mempermalukan capres yang berhasil memenangkan Pilpres 2009. Saya kok curiga ini semua permainan politik untuk saling menjatuhkan lawan politiknya. Kesan saya Ibu Prita hanya difungsikan sebagai Pion dari Permainan Politik Tingkat Tinggi di republik ini. Salam, Adyanto Aditomo [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Biaya Aburizal Bakrie dan Korban Lapindo
Rp. 1 Triliun disiapkan Aburizal Bakrie untuk membiayai diri pribadinya, SEORANG, agar bisa menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Tapi ia tidak menyiapkan dana yang cukup, yang katanya Rp. 8 Triliun (padahal sudah ada dana juga dari Santos dan Medco yang tak pernah dikatakannya secara terbuka) untuk sekitar lebih dari 70 ribu korban Lapindo yang dibebankan kepadanya. SEANDAINYA, pengadilan dijatah sekitar Rp. 100 Miliar saja sudah pasti bisa memberikan sernjata bagi Grup Bakrie untuk: agar dinyatakan tidak bersalah dalam kasus semburan lumpur Lapindo yang tidak lucu dan dipaksakan seolah bencana alam. Negara dikuasai kekuasaan kapital. Rakyat terus menjadi korban. Yang beruntung tak menjadi korban masih bisa hidup puas dan tersenyum. [Non-text portions of this message have been removed]
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Undangan Rapat (mohon sebarkan)
Salam Teman-teman berkaitan dengan banyaknya tempat-tempat yang dituduh prostitusi dirusak oleh massa dan pemerintah. Selain itu perlakuan yang tidak manusia dari para aparat pemerintah seperti Satpol PP maupun MUI sampai diluar jalur hukum. Seperti meyeret perempuan yang dituduh PSK, membakar rumah, menghina, melecehkan sampai melakukan pemerasan. Bulan Ramadhan selalu dijadikan kegiatan rutin untuk memperlakukan kekerasan terhadap orang2 yang dianggap tidak bermoral. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Riau yang membakar sekitar 50 rumah yang diduga sebagai tempat prostitusi. Tindakan itu dilakukan oleh massa dan bersama MUI setempat. Tetapi ironisnya polisi tidak bisa menghentikan tindakan tersebut. Mala disebagian daerah Satpol PP juga melakukan tindakan yang tidak bengisnya dengan massa. Untuk menyikpai itu semua, kita akan mendiskusikan bersama apa yang harus dilakukan advokasi kasus-kasus ini. Kami mengundang teman-teman pada : Hari : Selasa Tanggal : 25 Agustus 2009 Pukul : 13.00 - selesai Tempat : Kantor Komnas Perempuan, jl. Latuharhary Jakarta Selatan Agenda : Membahas strategy advokasi tindakan kekerasan pada kelompok marginal di Indonesia pada bulan Ramadhan. Demikianlah informasi ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih. Mohon kehadiran teman-teman semua. Wasalam Toyo http://gerakan-gay.blogspot.com ourvoice_...@yahoogroups.com HP : 081376 192516 Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan
Untuk proyek sebesar ini sebaiknya pelaksananya Kontraktor BUMN, dalam rangka mengoptimalkan kemampuan BUMN kita. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Jum, 21/8/09, lanogan ginting olano...@yahoo.com menulis: Dari: lanogan ginting olano...@yahoo.com Judul: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Jembatan Selat Sunda Akan Ditenderkan Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 21 Agustus, 2009, 2:27 AM Taruhan, Pemenang Tendernya Pasti Perusahaan Dari GROUP ARTHA GRAHA, Perusahaannya TOMMY WINATA.
Bls: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Surat Terbuka untuk Menteri Kehutanan RI
Begitu busuknyakah moral Pegawai Negri kita ini??? Kalau dilihat dari gaji dan fasilitas dari Pemerintah, seharusnya Pegawai Negri itu termasuk kelompok yang tidak bisa hidup layak di negri ini, karena gaji dan fasilitasnya sangat tidak memadai. Menyedihkan memang. Tetapi pada kenyataannya banyak dari mereka yang bisa hidup berkecukupan dan bahkan banyak juga yang bisa hidup mewah. Artinya: Agar Pegawai Negri itu bisa hidup layak, maka mereka harus pandai memutar otak bagaimana caranya mencuri uang rakyat untuk menutup kekurangan dari penghasilan mereka. Kalau pegawai Dep Keuangan (Pajak, Bea Cukai) gajinya memang 10 kali lipat Pegawai Negri dari Departemen lainnya, sehingga tanpa mencuri uang rakyat mereka bisa hidup berkecukupan. Saya yakin gaji Pegawai Dep. Kehutanan juga termasuk yang sangat menyedihkan. Celakanya, petani yang harus mereka bina, kehidupannya justru lebih menyedihkan lagi. Karena yang bisa diperas cuma petani miskin, bagi Pegawai Negri yang juga miskin (terutama miskin moral), ya apa boleh buat, jatahnya di embat juga. Kacau sekali negara kita ini. Salam, Adyanto Aditomo --- Pada Jum, 21/8/09, institute_ecosoc eco...@cbn.net.id menulis: Dari: institute_ecosoc eco...@cbn.net.id Judul: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Surat Terbuka untuk Menteri Kehutanan RI Kepada: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 21 Agustus, 2009, 4:33 AM Proyek Hutan Bakau Memperdaya Petani Lembata?? Surat Terbuka untuk Menteri Kehutanan RI Yang Terhormat Bapak Menteri Kehutanan, Pada akhir Juni 2009 telah datang pada kami sekelompok petani asal Kabupaten Lembata, provinsi NTT, yang dipimpin bapak AS. Hadung Boleng bin Yusuf. Kebetulan pada waktu itu kami sedang berada di Lembata, sehingga kami dapat bertemu langsung dengan mereka dan berkunjung ke lokasi di mana mereka tinggal. Mereka datang mewakili 214 petani anggota Kelompok petani Penyangga Abrasi Laut/Alam Darat (KLOMPPAL/D) , yang pada tahun 2004 menjadi mitra kerja dinas kehutanan dalam pelaksanaan proyek pengembangan hutan mangrove pola partisipatif di Kabupaten Lembata. Mereka datang pada kami dengan satu tujuan, yaitu mengadukan masalah yang mereka hadapi terkait pelaksanaan proyek. Menurut mereka, sampai proyek berakhir, tidak diketahui secara pasti berapa sesungguhnya besar anggarannya. Mereka menilai, proyek pengembangan hutan mangrove itu telah dijalankan secara tidak transparan dan terkesan manipulatif. Selanjutnya silahkan kunjungi blog kami di : http://ecosocrights .blogspot. com/ Salam, Institute for Ecosoc Rights Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web. Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ [Non-text portions of this message have been removed]