[Forum-Pembaca-KOMPAS] TANGGAPAN BANG YANUAR! (Was Skandal Bank Century)

2009-09-01 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Saya rindu sekali tanggapan Bank Yanuar tentang Kasus Centurygate ini.
Salam.
TAVINUR SYAMSUDIN


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ini juga TANDA BANGSA YG INGKAR!

2009-08-31 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Kecemasan Uda Andrinof adalah kecemasan kita bersama.kalau last
optionnya ternyata hanya menyatukan dua kutub yang bersebrangan, kayaknya
begitu liniernya politik pemilu di Indonesia. Mestinya last optionnya
diselesaikan saja di Meja Makan.irit dan lebih sederhana, nggak perlu
berbelit-belitmakan waktu, tenaga dan BIAYA!

Pada 28 Agustus 2009 13:20, Indra J Piliang pi_li...@yahoo.com menulis:



 Uda Andrinof saja yg diluar kecapekan, apalagi bagi kita yg di dlm nih. Kyk
 kue panggang rasanya: di atas dihimpit bara, di bawah ditaruh api.

 Berani beda, berani benar! (www.indrapiliang.com)


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hore... Bulan Depan Pemerintah Bagi Gaji ke-13

2009-05-19 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Apa pembagian BLT sebelum Pemilu Caleg dan gaji ke -13 sebelum Pilpres, ada
indikasi mendulang suara? Mohon yang mengerti menjelaskannya!



Pada 18 Mei 2009 10:43, Charles P charles_paul...@yahoo.com menulis:



 sebelum pemilu legislatif, bagikan BLT.sebelum pemilu Presiden, bagikan
 gaji ke 13.Muantap tenan


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menggugat Pendidikan Gratis

2009-05-19 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Yang saya dengar di Kuba yang komunis, pendidikan dan kesehatan gratis, tp
mereka nggak menjadikan itu sebagai dagangan politik, karena memang sudah
kewajiban pemerintah untuk melayani masyarakatnya.

Pada 18 Mei 2009 09:18, B K Partohardono bkpartohard...@yahoo.co.idmenulis:



 Saya PERCAYA banyak saudara-saudara kita, WARGA NEGARA REPUBLIK TERCINTA
 ini yang berbuat dalam bentuk LANGKAH NYATA membantu saudara-saudaranya
 sebangsa dan setanahair yang memerlukan bantuan, dalam beragam bentuk
 SUMBANGSIH, tetapi kita tidak mengetahui, karena mungkin mereka
 berpegang pada PRINSIP-PRINSIP :

 1. SILENT IS GOLDEN
 2. SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE
 3. BERBUAT DENGAN TANGAN KANAN TANPA DIKETAHUI TANGAN KIRI

 LIDAH SUNGGUH TIDAK BERTULANG, bicara, semua orang (termasuk anak kecil)
 bisa, tetapi BERBUAT dalam bentuk LANGKAH NYATA.???? (SERIBU
 TANDATANYA mungkin belum cukup).

 Meminta dan menyuruh ORANG LAIN berbuat, semua orang pandai bahkan
 piawai, tetapi menyuruh DIRI SENDIRI.???.? (Diri pribadi
 kita masing-masing yg dapat menjawab).


 [B K Partohardono]


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepatu Lokal Mulai Kuasai Pasar Dalam Negeri

2009-03-27 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Karena Cost Produksi yang miring di China, tidak sedikit sepatu kita yang di
produksi disana, lantas setibanya di Tanah Air langsung di lebeli Made in
Indonesia dengan Merknya segala. Ini pembodohan yang kerap terjadi...

Pada 26 Maret 2009 22:24, Jaka Santika jakasant...@yahoo.com menulis:

   Nah,mestinya kan begini yang betul. Cinta produksi dalam negeri !
 Tapi selanjutnya mutu produk juga harus tetap dijaga supaya kecintaan pada
 produk negeri sendiri juga bisa langgeng.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pers Tidak Boleh Netral

2009-03-27 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Mas, Budy! Apakah ketika Media Masa telah menjadi sebuah INDUSTRI, ia
menjadi tidak bebas nilai. Sehingga, sulit membedakan antara keberpihakan
dengan netralitas?

Pada 26 Maret 2009 23:28, aji_setiakarya aji_setiaka...@yahoo.com menulis:

   Sabar Kang Bertha..
 jangan patah asa..
 masih ada harapan
 untuk bangsa ini..
 hehehe
 kaya PKS.

 nuhun
 -aji-


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Akhirnya, Andi Mallarangeng Ngaku Salah

2009-02-12 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Jubir itu juru bicara, menyampaikan sense of interest dari tuannya, jadi
kalau seorang jubir nggak bisa menyampaikan apa yang di inginkan
tuannyaya ada apa-apanya dong? tapi, kadang jubir juga kelewatan
menggunakan penyedap jadi saja inti yang disampaikan ngawur...!

Pada 11 Februari 2009 19:57, Indra Jaya Piliang pi_li...@yahoo.commenulis:

   Bung, gmn bisa jubir kritis? Coba jelaskan lg. Jubir, ya, jubir. Staf
 khusus. Misal jg Denny Indrayana saudara seperguruan kita. Apa perlu dia
 kritis, saat tugasnya menjadi abdi pemerintah?

 Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anas: SBY Tak Merendahkan Dirinya

2009-02-12 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Anas keliru, perihal rendah hati itu bukan diri kita sendiri yang menilai.
Bahkan, kalau kita sendiri mengatakan bahwa kita ini rendah hati dalam
menanggapi pernyataan dari luar, itu sama dengan pernyataan CONGKAK! Rendah
hati atau tidak  biar masyarakat yang menilai, kurang bijak apabila kita
menilai diri sendiri lalu menyimpulkan : ITULAH RENDAH HATI.
Amin Rais, menilai pengecilan diri Pak Beye lewat pernyataannya, itu sah-sah
saja, karena memang itu penilaian luar. Anas jangan sampai keseleo lidah
lagi seperti Alfian Malarangeng...malah nanti mengecilkan lagi makna PD.
Ah..yang nggak..nggak saja!
Biar orang yang menilai dan kepada rumput yang bergoyang kita bertanya!
TAVINUR SYAMSUDIN - TEPY.

2009/2/12 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id


 http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/12/18454153/Anas.SBY.Tak.Merendahkan.Dirinya

 JAKARTA, KAMIS †Partai Demokrat memberikan tanggapan atas pernyataan
 mantan Ketua MPR Amien Rais bahwa SBY tengah mengecilkan dirinya
 sendiri dengan keterangan persnya terkait lontaran kadernya yang
 memicu api konflik dengan Golkar. Ketua DPP Bidang Politik Partai
 Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, SBY tidak sedang merendahkan dan
 mengecilkan dirinya. Menurut Anas, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat
 itu justru menunjukkan gaya berpolitik kultur timur.

 SBY tidak sedang merendahkan dirinya sendiri. Tidak juga mengecilkan
 dirinya sendiri. SBY telah menunjukkan gaya politik rendah hati yang
 cocok dengan kultur timur. Kerendahhatian tidak akan menurunkan harga
 diri, demikian Anas, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Kamis
 (12/2).

 Lanjut Anas, apa yang dilakukan SBY mengajarkan semangat berpolitik
 menang bersama lebih baik daripada menang-menangan. Saya yakin publik
 juga tidak menilai SBY tengah merusak harga dirinya, tapi pemimpin
 yang rendah hati, ujar Anas.

 Apa yang disampaikan SBY, dikatakan Anas, sebagai upaya untuk
 membendung dan meredakan kesalahpahaman yang tidak perlu.

 ING

  



[Non-text portions of this message have been removed]





=
Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] :

1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ dan 
http://kompas.com/
3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota
4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id
5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com 
mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dana talangan APBN untuk Lapindo tinggal selangkah lagi...

2009-02-12 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Dalam Kapasitas Kepala Negara, seingat saya SBY telah lebih dua kali meminta
Nirwan Bakrie menyelesaikan kewajibannya atas Tragedi Lapindo. Jika sampai
pernyataan itu tidak digubris juga oleh Nirwan, lantas dimana muka
pemerintah ini?
Jangan sampai Pemerintah menyatakan lagi permintaanya, kasihannanti tak
digubris lagi!
TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY

Pada 12 Februari 2009 21:43, subagyo sh cakba...@yahoo.co.id menulis:

   Kawan Daus. Wacana dana talangan itu sebenarnya bukan gagasan baru. Saya
 kutipkan saran BPK dalam laporan hasil auditnya terhadap kasus lumpur
 Lapindo sebagai berikut:

 Sambil
 menunggu kepastian hukum tentang pihak yang bertanggungjawab atas semburan
 lumpur
 Sidoarjo, maka untuk menyelamatkan masyarakat setempat, Pemerintah
 hendaknya segera
 menyatakan secara resmi semburan lumpur sebagai bencana dan mengambilalih
 penanganan
 semburan lumpur, termasuk penyediaan anggarannya. Apabila terbukti bahwa
 yang
 bertanggungjawab adalah perusahaan kontraktor Blok Brantas, maka segala
 biaya
 yang dikeluarkan oleh Pemerintah ditagihkan kepada yang bersangkutan. Untuk
 itu, para pihak yang bertindak sebagai kontraktor Blok Brantas harus
 diminta
 komitmennya secara tertulis mengenai kesanggupan untuk bertanggnungjawab
 atas dampak
 semburan lumpur Sidoarjo.
 Dalam perspektif HAM, nasib korban Lapindo tentu pertama kali tanggung
 jawabnya ada di pundak pemerintah. Rakyat korban harus diselamatkan dulu,
 sambil pemerintah memberikan tindakan pemerintahan kepada pelanggar HAM,
 dalam kasus ini adalah Lapindo dan induk korporasi yang mengendalikan
 manajemen Lapindo.
 Tentu saja saran BPK tersebut sudah dilandasi oleh hukum administrasi
 negara yang juga terkait anggaran negara, sesuai dengan kompetensi dan
 kapasitas BPK.

 Hanya saja yang kurang dalam hal ini adalah tak adanya tindakan paksaan
 pemerintahan kepada Lapindo dan induk korporasinya, yang patut diduga
 disebabkan oligarkhi kekuasaan di pusat. Jika memang Lapindo dalam keadaan
 tidak mampu maka Lapindo seharusnya dipailitkan bersama-sama dengan
 korporasi pengendali manajemennya sesuai dengan doktrin The Piercing
 Corporate Veil dalam hukum korporasi modern sebagai pelengkap dari UU
 Perseroan Terbatas yg tidak mengatur hal itu.
 Namun tampaknya justru - yang saya ketahui - korban Lapindo sendiri tidak
 mau berpikir panjang tentang segala implikasi dana talangan, yang penting
 mereka bisa segera keluar dari situasi sulit. Saat ini warga korban Lapindo
 sedang getol memperjuangkan dana talangan tersebut. Keadaan rentan mereka
 itulah tampaknya menjadi dalih tersembunyi bagi Lapindo yang eksplisit
 menolak dana talangan tapi mestinya senang jika diberikan dana talangan.

 Tapi, ketidakberdayaan pemerintah untuk memberikan tindakan paksaan
 pemerintahan kepada Grup Bakrie tentu saja jangan sampai berimplikasi pula
 pada penelantaran korban Lapindo berkepanjangan.
 Kita bisa mengambil jalan tengah misalnya seperti ini:
 1. Pemerintah memberikan dana talangan untuk membeli tanah korban Lapindo,
 tetapi dalam pelaksanaannya juru bayarnya (kepada korban) adalah pemerintah
 sendiri.
 2. Dana yang dikeluarkan oleh negara harus dengan jaminan khusus aset Grup
 Bakrie yang nilainya minimal 125 % dari dana talangan, an diformulasikan
 dalam bentuk Akta Pengakuan Utang dengan jatuh tempo yang tidak terlalu
 lama, misalnya setahun. Apabila dalam hal jatuh tempo tiba ternyata Lapindo
 tidak membayar utangnya maka jaminan khusus tersebut dilelang dan uangnya
 dikembalikan ke kas negara berserta bunganya.

 Di luar itu sebenarnya sikap Lapindo amat jelas bahwa mereka merasa tidak
 bersalah dan mereka menyatakan tidak akan pernah memberikan ganti rugi
 kepada warga korban Lapindo. Yang mereka lakukan adalah jual-beli, bukan
 pemberian ganti rugi. Sikap itu sebenarnya menjadi menguntungkan buat para
 korban sebab mereka masih ada kesempatan menuntut ganti rugi kepada Grup
 Bakrie, baik kerugian  materiil dan imateriil. Soal bahwa telah adanya
 pernyataan tidak akan menuntut, hal itu berdasarkan yurisprudensi hukum
 perjanjian masih dapat diuji dengan melihat posisi rentan korban Lapindo yg
 'dipaksa' menandatangani perjanjian atau pernyataan tak akan menuntut. Dalam
 hukum itu disebut penyalahgunaan keadaan rentan korban (misbruik van
 omstandigheden). Artinya, pernyataan tidak akan menuntut yg sudah
 ditandatangani korban Lapindo itu tak ada nilai hukumnya.

 Sikap Lapindo / Grup Bakrie berbeda dengan putusan MA No. 24/P/HUM/2007
 yang menyatakan bahwa jual-beli tanah korban Lapindo itu adalah sebagai cara
 pembayaran ganti rugi. Artinya, jika ada kewajiban membayar ganti rugi
 (menurut MA tersebut) berarti ada kesalahan yg harus dipertanggungjawabkan.
 Setidaknya itu dapat dijadikan acuan bagi korban Lapindo untuk menggugat
 Lapindo, terutama tentang kerugian imateriilnya yang belum disentuh.

 Pendapat saya pribadi sekitar itu. Tetap semangat! Bahwa Lapindo / Grup
 Bakrie tetap harus dikejar tanggung jawabnya. Kelak situasi akan bisa
 berubah dan

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] ITB Akan Anugerahkan Doktor HC ke Yudhoyono

2009-02-07 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Mas Fajrul, saya yakin akan ada gerakan penghadangan dari mayoritas alumni
dan Mahasiswa ITB manakala ITB keukeuh nyematkan HC ke Pak Beye. Koq segitu
aja yah...move orang ITB. Bukan lebih baik meningkatkan kualitas,belum masuk
big 100 dunia, itu kejar dulu bukan HC...HC yang nggak banyak ngaruh untuk
ITB sendiri secara institusional, nggak tahu yaa kalo untuk pribadi-pribadi
alumni tertentu!

Pada 6 Februari 2009 11:25, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.idmenulis:


 http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/06/00440359/itb.akan.anugerahkan.doktor.hc.ke.yudhoyono

 Bandung, Kompas - Institut Teknologi Bandung bersikeras akan
 memberikan anugerah gelar doktor kehormatan (honoris causa) kepada
 Susilo Bambang Yudhoyono tepat pada Peringatan Dies Emas ITB pada 2
 Maret mendatang. Namun, rencana ini masih menuai kritik dan pertanyaan
 dari para sivitas akademika ITB, khususnya alumni.

 Rektor ITB Djoko Santoso ditemui Kamis (5/2) mengatakan, pemberian
 anugerah doktor kehormatan kepada Yudhoyono sengaja dilakukan
 bertepatan dengan Dies Emas (50 tahun) ITB dan 89 tahun pendidikan
 teknologi di Indonesia. Momentum ini sangatlah tepat dijadikan
 kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada orang yang istimewa
 yang dianggap telah ikut memajukan teknologi.

 Menurut Djoko, pemberian gelar ini merupakan keputusan institusional
 dan sebelumnya telah melewati serangkaian proses telaah akademis di
 Senat Akademik. Salah satu alasan pemberian gelar itu karena beliau
 ini menunjukkan adanya hardwork, clean government, cermat, dan
 menghasilkan improvement di dalam membangun industri teknologi di
 Indonesia. Ia membantah penganugerahan doktor HC ini sarat bermuatan
 politis.

 Ketua Senat Akademik ITB Yanuarsyah Haroen mengatakan, proses
 pengajuan gelar doktor HC kepada Yudhoyono dilakukan sejak 16 April
 2007. Keputusan memberikan gelar doktor HC dihasilkan pada Sidang
 Pleno Senat Akademik pada 16 Januari 2009.

 Ia mengatakan, putusan dihasilkan secara aklamasi dari 33 anggota
 senat. Ia mengatakan, alasan pemberian gelar HC ini dilakukan atas
 dasar pertimbangan, Yudhoyono memiliki visi yang baik bahwa negara ini
 harus maju dalam bidang teknologi.

 ITB dikenal sangat selektif dalam menganugerahi HC. Sejak ITB berdiri,
 hanya empat orang yang dianugerahi doktor HC, yaitu mantan Presiden
 Soekarno, tokoh asal Vietnam Ho Chi Minh, mantan Dirjen Pertambangan
 Umum Sutaryo Sigit, dan mantan Menteri Perindustrian Hartarto.

 Mantan aktivis ITB Fajroel Rachman mengatakan, pemberian gelar HC
 mestinya untuk tokoh yang diakui kapabilitasnya, tidak menimbulkan
 polemik dan tidak lagi memegang jabatan. (JON)

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Alumni ITB Pertanyakan Pemberian Doktor Kehormatan SBY

2009-02-04 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Yang nggak..ngakk aja ITB (Icalan Teh Botol), Buya Miftaf prosedur penetapan
HC untuk Pak Beye melalui Voting, kendati terkesan demokratis banget, tapi
nggak sahih
Ikut Prihatin Kondisi Ganesha,
TEPY.

Pada 4 Februari 2009 22:38, Deddy Mansyur de...@wt.net menulis:

 SBY DR ITB = Saya Berikan You DR ITB

 My pertanyaan for you:
 Apakah NKRI akan lebih baik dengan pemberian DOKTOR penghargaan ke SBY oleh
 ITB?

 Anybody can answer my question, please?

 I love to hear from Dr. KK (REAL Ph.D. from Aussie).

 salam,
 sensei deddy mansyur
 university of houston
 www.uh.edu/shotokan


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 60 Persen Berita Indonesia di Malaysia Negatif

2009-01-28 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Persepsi Malaysia (bahkan tidak tertutup kemungkinan negara tetangga kita
lainnya) memang lebih terkesan negatif.
Saya melihat ada beberapa hipotesis perihal munculnya persepsi negatif
negara negara-negara tetangga ke Indonesia. Sebagai negara demokrasi
terbesar ketiga, setelah AS dan India, Indonesia dianggap sebagai ancaman
bagi penularan virus demokrasi ke negara tersebut. Untuk itu, demokrasi di
Indonesia betul-betul dipertaruhkan keberlangsungannya. Terlepas dari
pelbagai faktor ekonomi dan keamanan, Indonesia memang menjadi sorotan
perihal penerapan demokrasi. Sehingga, ketika ada gejolak di Indonesia,
negara negara tetangga akan bilang : NAH TUH LIHAT INDONESIA, KATANYA NEGARA
DEMOKRASI, koq diantara mereka berantem terus. Jadi, mendingan seperti
negara kita nggak demokrasi tapi tetap tentram.
Atau mungkin ada yang lebih detail menggambarkanya ..!
Salam Takzim,
TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY

Pada 28 Januari 2009 07:00, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.idmenulis:


 http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2009/01/27/19061492/60.persen.berita.indonesia.di.malaysia.negatif

 KUALA LUMPUR,SELASA-Sebanyak 60 persen dari 1.499 berita Indonesia di
 enam surat kabar Malaysia, empat bahasa Melayu dan dua bahasa Inggris,
 merupakan berita negatif yang bisa mencemarkan citra Indonesia.

 Berdasarkan kliping koran selama 12 bulan atau sepanjang 2008, ada
 1.499 berita. Sebanyak 60 persen merupakan berita negatif dan 40
 persen merupakan berita positif, kata juru bicara KBRI Kuala Lumpur,
 Eka A Suripto, Selasa (27/1).

 Peta dan analisis berita itu dilakukan dari enam koran yakni New
 Straits Times (Inggris), Harian Metro (Melayu), Utusan Melayu
 (Melayu), Berita Harian (Melayu), The Star (Inggris), dan Kosmo (Melayu).

 Pengertian positif itu, lanjut Eka, ialah berita yang bersifat
 promosi, misalkan kerjasama kedua negara, seminar, promosi wisata,
 perundingan antarpemerintah, konser musik Indonesia, pemutaran film
 Indonesia, pertandingan olahraga dan lain sebagainya.

 Sementara pengertian negatif ialah penangkapan PATI (pekerja tanpa
 izin), TKI yang dituduh melarikan gadis Malaysia, kejahatan yang
 dilakukan atau diduga dilakukan oleh WNI atau TKI, berita korupsi di
 dalam negeri yang dimuat di koran-koran Malaysia.

 Kami hanya melakukan kliping dan analisis media massa cetak berbahasa
 Melayu dan Inggris. Kami tidak melakukan kliping dan analisis berita
 di media massa berbahasa China dan Tamil, katanya.

 ONO
 Sumber : Ant

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Golput Haram?

2009-01-26 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Saya nggak ngerti dan bingung. Prinsip Pemilu kita JUJUR UMUM LUBER LANGSUNG
dan RAHASIA, jadi
ketika memasuki bilik suara kita mau milih atau tidak itu adalah rahasia
kita dengan Tuhan Alloh.
Lha, sekarang pake di haram-haram. Tuhan aja nggak berani mengatakan itu
haram!
Yang nggak-nggak aja dikerjain dan difatwakan. Masih banyak yang bisa kita
perbaiki ketimbang
mengantang-gantang fatwa haram. Negeri ini penuh dengan kebanggan orang akan
kesalahan dan kekhilafan!
Salam Takzim,
TAVINUR SYAMSUDIN - TEPY



Pada 26 Januari 2009 07:22, rzain rz...@yahoo.com menulis:

   Entah dasar darimana MUI memutuskan bahwa Golput haram sebab rasanya
 Pemilu tidak ada hubungan langsung dengan agama Islam termasuk agama
 lain.
 Golput sendiri bermacam-macam, ada yang berhalangan seperti sakit,
 tidak biksa meninggalkan pekerjaan/kegiatan, pemberian suara tdk
 sah,tidak mau menggunakan haknya.
 Tidak mau menggunakan haknya juga merupakan hak demokrasi seseorang,
 sebab bagamana mungkin memilih kalau yang disodorkan adalah calon yang
 menurutnya tidak sesuai, dia sebenarnya akan menggunakan hak pilihnya
 tetapi calonya tidak lolos, jadi dia telah ikut dalam proses pemilihan.


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Golput Haram

2009-01-23 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Kawan-kawan yang begitu hirau dengan kondisi bangsa ini,
Sekali lagi memang kita kudu sadari bahwa Golput adalah bagian dari pesona
dan wajah bangsa ini.
Terlepas dia memang memberikan (akan) solusi kreatif atau tidak bagi
jumawanya negeri ini,
kita kudu respons dengan membuka jendela toleransi, bahwa memang dalam
proses berbangsa ini,
kerap kali perbedaan pilihan mengesampinkan toleransi.
Agar tidak melebar keluar gelanggang diskusi ihwal golput ini, saya memberi
pemekaran solusi dalam
satu pertanyaan kunci : kalau seandainya jumlah golput dalam pemilu nanti
mencapai atau lebih 50 persen, katakanlah 50 persen itu riel suara golput,
lantas apakah seseorang atau sekelompok orang (lembaga atau atau group)
dapat melakukan class action/judicial review -atau apalah namanya itu- ke MK
(atau lembaga apa ya?) menolak eksistensi pemerintahan terpilih? ...so
setelah itu saya nggak bisa ngebayangkan!
Sejatinya, ada atau tidak ada golput, mari kita sejukkan Pemilu 2009 dengan
membuka pintu dan jendela toleransi dengan kesadaran bahwa kedamaian adalah
bahasa kebersamaan yang harus senantiasa kita jaga.

Salam Takzim,
TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY


Pada 22 Januari 2009 20:35, ajegile ajegil...@yahoo.com menulis:


 Nimbrung lagi juga

 --- Ignas Iryanto ignas_irya...@... wrote:

  Sorry say aikut nimbrung, juga karena pernah ikut urun rembug dalam
  thread ini.
 
  Perlawanan dalam diam oleh Gandhi, saya lihat mesti dipahami secara
  berbeda.
 
  Gandhi aktif melawan...Gandhi tidak diam. Diamnya, kalau mau dibilang
  diam, adalah ketika perlawanannya dilabrak oleh kekerasan. Diamnya
  Gandhi adalah sikap anti kekerasan.
 
  Diam bisa diartikan sebagai tidak bersuara (silent) serta juga TIDAK
  BERGERAK (rest). Dua duanya tidak ada di Gandhidia bersuara dan dia
  juga bergerak. Ketika suaranya dan gerakannya dihajar dengan
  kekerasan... dia tidakmelawan dengan modus kekerasan. Ini bentuk paling
  sempurna dari civil disobedience yang memiliki kekuatan mengubah !!!
 
  Soalnya adalah apakah Golput memiliki kekuatan mengubah ?
 
  Saya tidak yakin 

 Bebas kok, nggak ada paksaan untuk yakin / nggak yakin.
 Yang pasti, membesarnya gejala golput sekarang ini bikin orang-orang partai
 bereaksi sampai harus akal-akalan. Ada yang berubah.

 
  SBY mengklaim kemenangannya di 2004 adalah sekitar 60 % padahal
  sebenarnya tidak sampai 50 %, karena ada prosentasi yang tidak memilih.
  yang tidak memilih tidak dihitung dalam klaim persentase kemenangan.

 Jangankan yang tidak nyoblos, yang nyoblos abstain (lebih dari satu) pun
 nggak dimasukkan dalam hitungan. Cuma dianggap suara rusak. Ini bukan sistem
 demokratis. Ini sistem yang sadis, tidak menghargai pemilih abstain (apalagi
 golput) sebagai rakyat (manusia). Begitu juga yang nyoblos, cuma dianggap
 batu pijak untuk melompat masuk lingkar kekuasaan. Setelah itu persetan
 dengan aspirasi pencoblos. Siapa peduli.

 Kalau mau kemenangan murni, suara rakyat yang abstain harus ikut
 diperhitungkan. Lebih bagus lagi sediakan kolom kosong di surat suara untuk
 pemilih yang nggak punya pilihan seaspiratif.

 
  Civil disobedience adalah instrumen extrayuridis ketika hukum (perangkat
  yuridis) tidak pernah akan membuka peluang alternatif. Ketika Arief
  Budiman pertamakali mendeklarasikan Golput jelas alsannya...tidak ada
  peluang alternatif di era Soeharto.

 Kenapa namanya memakai 'golongan', bukan 'partai'? Karena menggugat adanya
 golongan non partai yang ikut main - dan menang terus. Sistem. Itu yang
 nggak bener.

 
  Saya kok melihat, saat ini masih tetap terbuka peluang alternatif.

 Seberapa besar peluangnya?
 Secara normatif MK harus menyesuaikan peraturan dengan konstitusi (UUD).
 Tidak sulit buat MK berpegang pada Pasal 6A ayat (2), apalagi dalam waktu
 sempit (pemilu 2009). Kalau mau konstitusional ya buka dulu peluang
 perubahan pasal tsb. Artinya, amandemen lagi.

 
  Tentu saja, itu adalah hak legal untuk memilih dan juga adalah hak sipil
  untuk tidak mengunakan haknya. Soalnya adalah apakah sikap itu in line
  dengan civic responsibility bahkan dengan cita-cita perubahan, jika
  sikap itu sama sekali tidak memiliki kekuatan pengubah.

 Perlu disadari bahwa golput bukan Satpol PP yang biasa main rombak. Kalau
 mengakui golput adalah hak legal, maka menghalang-halangi apalagi melarang
 (haram dsb) adalah tindakan ilegal.

 
  Salam, Ignas Iryanto.

 ajeg=

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kalau Golput Haram

2009-01-22 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Yang Baik Mba Gita dan Mas Suhaimi,
Wow... Saya terpukau dengan proyeksi dan bayangan Mas Suhaimi, frontal
banget!
Seingat saya, di dunia ini belum ada revolusi yang diawali dengan totalitas
Golput. Filipina dengan *People Power*nya
karena melawan tirani Marcos. Negara-negara di Amerika latin pun, sejauh
pengetahuan saya, belum ada yang terlahir
karena *pressure group* golput.
Saya hanya menegaskan, bahwa bagi saya (mungkin juga mayoritas publik
lainnya) kita ini sudah terlalu jenuh dan sumpek
dengan  memulai kembali dari awal. Menggapai serpihan-serpihan revolusi yang
nggak jelas bentuknya, kendati revolusi itu sendiri
bukan sepenuhnya berawal dari pressure golput. Kenapa kita tidak menata dari
anak tangga yang sudah terbangun, bukan membuat anak tangga baru. Sekecil
apapun kita berbuat, saya yakin akan terbangun pondasi yang ajeg.
Saya katakan, kenapa kita tidak masuk ke gelanggang, ikut menata, dan
menurut saya Golput bukan solusi terbaik.
Pikiran saya seburuk apapun pemimpin yang kita pilih (memilih yang terbaik
diantara yang terburuk) saya yakin apabila
kita memulainya dengan arus yang benar, ia akan menemukan celah yang
berarti.
Maaf, bagi saya bayangan Mas Suhaimi tentang arah golput itu terlalu
MENGERIKAN!

Salam,
TAVINUR SYAMSUDIN

2009/1/21 Gita Mayana mayanag...@yahoo.com

   Bung Tav,
 Masuk ke gelanggang atau tidak, itu hanya pilihan dalam berjuang.
 Dua-duanya punya konsekuensi. Menurut saya, masuk ke gelanggang, jika di
 gelanggang itu aturan mainnya tak pernah jelas, maka percuma. Katakanlah
 kita masuk dengan niat sempurna. Tapi, pemain-pemain lain, wasit, dan
 aturannya, tidak kredibel. Maka itu jadi percuma. Sama halnya dengan
 cerita seorang pemain sepakbola kita, yang kecilnya dididik di Italia. Di
 sana dia mendapatkan pelajaran tentang skill, logika, dan etika bermain
 bola.
 Namun ketika kembali ke Indonesia, pelajaran yang ia miliki hilang
 tersapu atmosfir persepakbolaan kita. Malahan, orang ini terjerumus ke dalam
 jerat narkoba.
 Nah, dalam berpolitik pun saya pikir tak jauh berbeda. Maka pilihan golput
 menjadi lebih bermakna. Semakin besar angkanya, semakin valid fenomena
 golput dijadikan sebagai pelajaran, bahwa masyarakat sudah jenuh dengan
 sistem politik yang ada. Dengan demikian, golput bisa menjadi daya dorong
 perubahan selanjutnya, walaupun lagi-lagi perubahan itu sendiri harus
 melalui proses politik, dan lembaga-lembaga formal yang ada.
 Biarkanlah mereka berubah, atau sadar, karena ada fenomena golput ini.





 kenapa kita tidak masuk ke gelanggang menjadi bagian
 dari merubah bangsa dan negara dengan kejelasan identitas dan pilihan.
 Senang berdikusi dengan Anda.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kalau Golput Haram

2009-01-21 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Mas Suhaimi yang Budiman dan Semangat,
Saya bukan orang Parpol, sama seperti anda. Saya akan tegaskan posisi
pribadi saya dalam melihat Golput. Sekali lagi saya sampaikan bahwa
Golput bagi saya adalah adalah panggilan pribadi yang tidak terikat
dalam fatwa haram. Karena dia panggilan pribadi, maka saya nilai ia
sangat bermakna.
Kalau result dari terkumpulnya suara Golput adalah sistem distrik
(murni!) di 2014 nanti, artinya kita sudah memasuku wilayah
ketatanegaraan yang mau tidak mau kita harus mengevaluasi kembali
sistem konstitusi dan UU kita. Nah, kira-kira lembaga apa di republik
ini yang nantinya mengelola perubahan-perubahan ini?
Belajar dari besarnya suara hilang dalam pilkada-pilkada, rata-rata 40
persen (bahkan ada yang lebih, namun ini bukan sepenuhnya suara
Golput). Kalau seandainya dalam pemilu nanti suara lepas ini,
katakanlah mencapai 50 persen, lantas kita harus bagaimana?
Yang jelas, kita jenuh untuk memulainya dari start awal lagi. Rasanya,
capek bangsa ini terus dijadikan komoditas perubahan yang tidak
maju-maju. Lalu, kenapa kita tidak masuk ke gelanggang menjadi bagian
dari merubah bangsa dan negara dengan kejelasan identitas dan pilihan.
Senang berdikusi dengan Anda.
Salam Jabat Erat,
TAVINUR SYAMSUDIN



Pada tanggal 21/01/09, Suhaimi wareho...@mitsubishi-eai.co.id menulis:
 Eeit tunggu boss ! beda jauh abiz boss !

 Kalo Parpol ngajak-ngajak or ngerayu-rayu or ngiming-ngimingi sebab ada
 kepentinganya boss ! apa tuh ? meraih KEKUASAAN

 Lah kalo Golputers ngajak-ngajak orang tuk golput itu, tanpa kepentingan
 apa-apa boss ! so paling banter harapannya adalah (pertama) agar nantinya
 terpilihlah capres  cawapres yang terlepas dari berbagai kepentingan ORBA
 (keduanya) agar pemilu 2014 yad menggunakan sistim murni distrik, sehingga
 akan terjadi seleksi alam terhadap parpol-parpol yang selama ini tak lebih
 hanya berfungsi sebagai Sarang Penyamun

 Salam hangat,
 Suhaimi


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] usulku lg :--- utk gilputer dan lainnya vs Kalau Golput Haram

2009-01-21 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Bagusnya, yang mau Golput, ya...monggo, yang mau MILIH silahkan
jugamonggo
Namun, lebih afdol kalau semuanya diresapkan dalam hati saja, tidak perlu
disawalakan dalam
forum yang menampilkan identitas. Khan jelas-jelas, bahwa prinsip PEMILU itu
bebas memilih, termasuk
memilih untuk tidak memilih. Saran Pak HS boleh juga, kayaknya bagus juga
tuh buat media internal per dapil
untuk memberi dan membuka wacana baru bagi para pemilih. Informasikan Pak
kalau sudah ada yang nyangkut
dan bisa dikelola dapilnya.
Jabat Erat,
TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY


Pada 21 Januari 2009 07:09, Haniwar Syarif hani...@syarif.com menulis:

   bagaimana ya buat sukseskan pemilu .. kita bisnis aja.

 per dapil buat koran/selebaran yg isinya adalah track record setiap calon

 kita minta tiap calon bayar sejumlah duit ..spy masuk koran kita ,
 pokoknya cukup utk nyetak koran itu dan bagi bagi gratis disleuruh
 wilayah dapil bersangkutan..

 bisa juga minta sponsor perusahaan, kan oplagnya bisa gede..

 draipada sibuk mikirin golput secara a priori

 mending lita cari tahu dulu...ada gak calon yg bener.

 kalau ada ...ya pilih dia ...kalau gak ada.. ya golput.

 Bagaimana sahabat 

 usulku bagus kan ??? ( mending juga muji ide sendiri ..drpd main
 apriori... aku golput atau aku maunya coblos partai anu.. tanpa tahu
 mengapa milih itu

 Ayo bisnis nih.. ( redaktur koran ini boleh lah dpt untung a la
 kadarnya buat hidup)

 sebenarnya aku mau ngerjain sendiri nih ide ini, tapi biar dee
 dikerjkana orang lain

 HS


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Cucu Jenderal Sudirman Maju Jadi Capres

2009-01-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Keturunan biologis itu, bukan jaminan ia sehandal orang tua atau
kakeknya. Keturunan ideologisnya juga apa masih pas di era sekarang?
Yang jelas, apa yang sudah diperbuat untuk negeri ini. Bukan malah
biologis yang digandang-gandangkan. Kayaknya dangkal banget orangnya
yang meresponsnya positif!

Pada tanggal 20/01/09, teguh supriyatno papa_a...@yahoo.com menulis:
 Di era pemilihan secara langsung dewasa ini, masayarakat pada dasarnya yang
 mempunyai peranan besar dalam menentukan figur yang pantas menjadi pemimpin
 bangsa ini. Namun sayangnya, masyarakat kita memang tipe masyarakat yang
 kurang kritis, mudah ikut-ikutan dengan trend, atau bualan tokoh-tokoh
 partai, apalagi membawa iming-iming nama tokoh meskipun itu orang tuanya.
 Tidak ada jaminan!!
 Jadi masyarakat yang harusnya disadarkan, bahwa suara kita menentukan masa
 depan kita. Pilihlah figur-figur yang secara track record dan sumbangsihnya
 nyata untuk masyarakat dan bangsa ini. Rajin-rajinlah menggali informasi
 tentang figur yang akan dipilih, dan jangan mudah terbuai dengan janji-janji
 maupun uang yang ditebarkan para calon (kenikmatan sesaat, tapi penderitaan
 selamanya).
 Salah satu yang bisa sama-sama kita pelajari adalah figur Fadel Muhammad.
 Tak ingin mengumbar janji, biar masing-masing kita yang memberi penilaian.
 Silahkan akses ke fadelmuhammad.org.


   Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa
 dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com

 [Non-text portions of this message have been removed]




Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Golput Haram

2009-01-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Bagi yang Golput, cukup di dalam hati saja lah. Terus nanti
diimplementasikan di hari Pemilu. Mbok nggak perlu sampai
diseminarkan, didiskusikan, digandang-gandangkan... Nanti bukan lagi
Golput, tapi Gorang alias Golongan Terang alias Golongan yang
terang-terangan nggak mau nyontreng (nyoblos juga
diperbolehkan.tapi jangan disosialisasikan, kendati di sahkan).
Sebab, kalau para Golputers berkumpul, bisa-bisa terbentuk Partai
Golput...dan bersorak hore.pilihlah Golput. Lantas, nggak Golput
lagi, dong?


[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prabowo: Indonesia Butuh Revolusi Damai

2009-01-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Mas Tjuk, Aq usul bagaimana kalau kita seluruh komunitas FPK ini
mengcounter iklan keberhasilan-keberhasilan (katanya!) yang
ditampilkan di TV oleh Partai-Partai itu, terutama Partai yang
berkuasa dengan partai pendukungnya, berupa iklan layanan masyarakat
yang memperlihatkan kepedihan masyarakat akibat longsoran lumpur
Lapindo, oleh jeritan Ibu-Ibu di pasar atas mahalnya harga-harga, oleh
antrian panjang para pembeli tabung gas, oleh kaum berdasi yang
sahamnya melayang-layang, dan oleh mereka yang dikerdilkan oleh hukum.
Tak lupa, lampirkan daftar sejumlah Kepala Daerah yang korupsi, jumlah
 APBD yang dikembalikan kembali ke kas Negara karena, katanya nggak
kepakai (aneh bin ujaib...bukan lagi ajaib). Salam, TEPY.

Pada tanggal 20/01/09, tjuk kasturi sukiadi
kasturi_suki...@yahoo.co.id menulis:
 Kang Robama yg waringuten,
 Hari ini Selasa 20 Januari di Kompas hal 5 dengan judul KIAT UNTUK YANG
 (MAU) NAKAL!, dikutip dari sebuah stiker yg populer saat pemilu presiden AS
 2004 yang berbunyi : THE ONLY TIME POLITICIANS TELL THE TRUTH IS WHEN THEY
 CALL EACH OTHER LIARS!, Sudahlah kang jangan harapkan para Capres yang
 tidak teruji integritasnya akan TELLING THE TRUTH NOTHING BUT THE TRUTH! Nah
 kutipan itu sudah cocok bener kan Kang dengan kemarahan dan kegeraman anda
 tentang kebohongan Prabowo dan para kandidat Presiden yang lain termasuk
 SBY-JK yang lagi menjabat. Sudah hampir tiga tahun ini  SBY-JK secara
 sistematis dan strategis membohongi rakyat korban lumpur Lapindo dengan
 janji-janji palsu dan tiupan angin sorga. Sehingga motto kampanye presiden
 SBY-JK tahun 2004 yang lalu kalau mau dipakai lagi untuk pemilu dan pilpres
 2009 sekarang ini haru s dirubah : ' BOHONG BERSAMA KITA BISA DAN SUDAH
 TERBIASA!.  Salam integritas Tjuk KS


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 127 Kepala Daerah diduga Korupsi !

2009-01-17 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Pelbagai kriteria dan jenis Korupsi Kepala Daerah memang sempat banyak
dipertanyakan. Publik memang cenderung memukul rata, artinya kesalahan
prosedur dan adminsitratif dimasukan dalam ranah korupsi, termasuk
memperkaya diri orang atau seseorang, misalnya dalam konteks proyek
pengadaan barang dan jasa. Masih banyak Kepala Daerah yang masuk dalam
Waiting List untuk diperiksa, maka semakin sibuklah KPK dan MA. Sampai kapan
fenomena ini terus bergerak? Mungkin Mas Eko Prasodjo bisa mengomentarinya!

2009/1/16 ikhada...@yahoo.com

 Konon katanya, ikan busuk itu mulai dari kepala. Apa betul peribahasa itu
 ya.
 Hy ngeri deh


 Tabik
 Sent from my BlackBerry(R)
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT


[Forum-Pembaca-KOMPAS] 127 Kepala Daerah diduga Korupsi !

2009-01-15 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Hari ini Kompas mengangkat : 127 KEPALA DAERAH DIIZINKAN DI PERIKSA! Coba
bayangkan lebih dari seperempatnya jumlah Kepala Daerah di Republik di
indikasikan Korupsi. Mau di bawa kemana Otonomi Daerah ?
Salam, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketika Wapres Periksa Sepatu Menteri

2009-01-13 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Sudah bukan rahasia umum bahwa sebagian besar produk sandang kita masuk ke
AS dan Eropa. Di AS dan Eropa produk kita di labeling ulang  oleh mereka,
atau bahkan sejak di Pabrik Indonesia produk tersebut sudah di beri Brand
sesuai dengan permintaan mereka. Nah, produk ini masuk ke kembali ke dunia
ketiga dengan Made ini mereka. Coba perhatikan, bahwa produk-produk sandang
branded itu sudah banyak beredar di FO-FO Bandung. Namun, itu sebagian besar
yang grade B. Kayaknya begitu ech?

Pada 13 Januari 2009 15:55, Samali Djono dsamali2...@yahoo.com.au menulis:

   kemeja Van Hausen itu sudah buatan dalam negri. pabriknya berada di
 daerah bogor.
 cuma lisensi nya saja mungkin ya ..
 begitu pula kain wool, atau campuran wool  polyester. di Indonesia pernah
 ada pabrik
 tekstil [diBandung] yang memproduksi kain campuran wool  polyester itu,
 cuma hasilnya
 kurang memadai, maka produk kain campuran wool [untuk jas] ini masih saja
 diimpor

 salam,
 djs


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahalnya Jadi Politikus

2008-12-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Persoalan melayani dan dihormati adalah masalah hakiki. Kendati demikian,
persoalan paling serius yang terjadi adalah banyak politikus yang tidak
sadar bahkan tidak tahu bentuk pelayanan dan penghormatan kepada
konstituennya tatkala dirinya menjadi politikus. Apalagi bila itu politikus
yang merangkap birokrat, bentuk pengabdian mereka adalah berbanding terbalik
dengan besar layanan dan penghormatan mereka. Saya sedikit setuju dengan
mendapat IJP, bahwa proses menjadi politikus memang tidak segalanya
dijalankan oleh uang, lalu adakah relevansi strategis antara besarnya dana
yang dikeluarkan oleh seorang politikus dengan pendewasaan demokrasi?
Katakanlah, misalnya minimnya dana yang dikeluarkan oleh seorang politikus,
adalah cerminan kekuatan demokrasi. Kayaknya tidak sesederhana itu?

2008/12/19 iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com

   Alinea paling akhir kalimat Bung IJP ini yang kronis di masyarakat.
 Budaya ingin dilayani dan dihormati dalam arti sempit. Entah bagaimana
 mengubahnya, bila kini mengental birokrat yang seakan menjadi raja. Semua
 harus difasilitasi, untuk itu harus dibeli.

 Salam


 Indra Jaya Piliang pi_li...@yahoo.com pi_liang%40yahoo.com wrote:
 Pendapat RM ini terlalu simplistis. Mahalnya jadi politikus adalah bagian
 dari masalah yg lbh struktural, yakni pemahaman yg rendah atas demokrasi di
 hampir semua strata sosial. Politikus dianggap memiliki modal kampanye yg
 besar, sehingga yg terjadi adalah mereka diharuskan melakukan belanja
 politik.

 Ada byk catatan saya sebetulnya, tetapi blm sempat menulis panjang. Sbg
 bukti, IJP 09 Center yg saya buat, dipenuhi oleh beragam proposal, tiap
 hari. Sekalipun begitu, saya sedikit sekali memenuhinya. Hari ini, bbrp
 kolomnis dan jurnalis lokal mengisi kegiatan latihan penulisan artikel dan
 karya ilmiah utk anak2 SMA. Biayanya tdk byk. Terobosan2 program spt ini
 bisa dilakukan oleh setiap politikus, apapun latar belakang pendidikannya.
 Ada transfer of knowledge, sekalipun tetap dlm bentuk komunikasi politik.

 Politikus yg berakar juga belum tentu berakal. Ada kendala2 lain, misalnya
 sulit utk menempatkan diri sbg org biasa, maunya dilayani atau dpt panggung
 yg meriah dan riuh.

 Ijp
 Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network
  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Mau Memahami Manusia Bacalah KOMPAS

2008-12-16 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Tapi kadangkala, sikap dan posisi Kompas nggak jelas dan nggak berani
bersikap. Contohnya sekarang dalam kasus pemberitaan Bos MNC Grup, Harri
Tanu. Beberapa Surat Kabar jelas dalam pemberitaan dan orientasi
keberpihakan. Kendati kita tahu, pemberitaan Tempo kadang kebablasan,
sehingga kini ia seakan-akan diserang oleh Sekutu mulai dari Grup MNC, Grup
Bakrie, bahkan Grup Artha Graha. Itu jelas karena orientasi keberpihakan
berita. Dalam konteks ini Kompas terkesan cari aman dan lebih baik jadi
penonton yang baik : Duduk Manis. Mohon penjelasan?

2008/12/3 Alexander apellaby aau...@yahoo.com

   Kalau mau memahami manusia bacalah Kompas
 Kalau mau mencintai manusia bacalah Kompas
 Kalau mau membangun Indonesia bacalah Kompas
 Kalau mau menjaga budaya Indonesia bacalah Kompas
 KARENA KOMPAS ADALAH KORAN KEMANUSIAAN



 --- On Tue, 12/2/08, Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote:

 From: Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id
 Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Kompas Koran Paling Humanis
 To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com
 Date: Tuesday, December 2, 2008, 7:54 PM

 Bukan soal berani dan pengecut

 Masih ingat dengan Slogan Buka mata dengan Kompas

 Kompas punya cara tersendiri dalam menyampaikan berita, yang menurut saya:

 Melihat sisi lain manusia dalam pencapaian sebuah cita-cita
 Melihat sisi lain manusia di balik sebuah kesuksesan
 Melihat sisi lain manusia dalam menalani prinsip hidup
 Melihat sisi lain manusia dan produktivitasnya
 Melihat sisi lain manusia dan kehidupannya

 Buka Mata dengan Kompas

 AH


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Antara Soetrisno Bachir dan Prabowo Subianto

2008-11-29 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Mas Goen, saya tidak kenal itu Soetrisno Bachir, Prabowo, Megawati atau
SBY-JK sekalipun.Namun, saya hanya akan menegaskan kepada anda bahwa tidak
ada calon yang begitu sempurnanya di mata anda dari mereka yang akan maju di
gelanggang Pemilu 2009 ini. Sehingga, anda memandang Golput sebagai resep
manjur. Saya akan coba saran anda untuk ber Golput. Pertanyaannya,
katakanlah kalau mayoritas  pemilih kita ini Golput, lantas bagaimana
rancang bangun negeri ini, karena apabila Golput itu sendiri sudah
terlembagakan, maka ia tidak lebih berbeda dengan sebuah partai Politik.
Kayaknya, capek kita bergulat dengan pelbagai pemikiran intrik dan
ketidakpercayaan. Saya yakin kalaupun malaikat yang berkuasa di NKRI ini,
tidak ada yang bebas-bebas dari kesalahan, karena begitu banyaknya sikap
apriori dari masyarakat bangsa ini. Kesempurnaan Pemimpin bangsa itu tidak
terletak dari perilaku dan sikap pemimpin itu semata, tapi dari bagaimana
kita menempatkan mereka dalam pola pikir dan kearifan kita menilai mereka
apa adanya. Saya yakin kesempurnaan yang kita cari dari pemimpin bangsa itu,
adanya di hati nurani kita sendiri (maaf ini bukan iklan Hanura- yang
katanya sebagian berarti hati nurani purnawirawan). kalau kita terus
berkutat mencari pemimpin bangsa dengan mengedepankan dikhotomi Golput dan
Non-Golput, saya yakin tidak akan habis-habisnya masalah bangsa ini. Di
setiap kekuarangan seseorang (pemimpin bangsa) pasti ada sisi konstruktif
yang positifnya, maka kedepankanlah itu. Maka, memilihlah anda yang terbaik
sekalipun itu diantara yang vterburuk.

Pada 29 November 2008 06:35, guntoro soewarno [EMAIL PROTECTED]menulis:

   Rakyat mesti cermat, menyikapi iklan besar-besaran soetrisno bachir dan
 prabowo. Karena, itu sudah pasti tidak lebih dari jualan kecap manis yang
 selalu ngomong,'Aku yang nomor 1.''

 Karena menakar kualitas keduanya sungguh gampang.

 Soetrisno Bachir

 Pertama, Sebagai pengusaha dia terbukti gagal, dengan banyak utang yang
 menumpuk. Sepanjang sejarahnya juga banyak menyimpan masalah.

 Kedua, dari aspek moralitas, kasus Soetrisno Bachir dengan artis yang
 tiba-tiba hamil saya kira perlu diinvestigasi, sehingga Soetrisno Bachir
 punya cek ke publik yang membuktikan bahwa dia bagus secara moral.

 ketiga, pernyataan terakhir agar kita mencintai produk dalam negeri
 membuktikan bahwa kapasitas dia sebagai pemimpin memang tidak seberapa.
 Untuk bisa memakai produk dalam negeri tentu bukan persoalan gampang, efek
 globalisasi sudah terlanjur melilit-lilit. Jadi jangan asal njeplak dalam
 mengeluarkan pendapat. Khawatir kelihatan aslinya.

 Bagaimana dengan Prabowo?

 Pertama, Partai Gerindra yang digerakkan dengan satu komando hanya di
 tangan dia membuktikan bahwa kepemimpinan mantan Danjen Kopassus ini sangat
 berbahaya. Bagaimana kalau gaya kepemimpinan seperti ini dia bawa ketika
 menjadi Presiden?

 Kedua, PR Prabowo dengan kasus penculikan aktivis pro demokrasi juga harus
 menjadi perhatian serius karena kasus ini sampai sekarang belum tuntas. Saya
 kira Prabowo kalau jantan mesti berani ambil inisiatif untuk mmbongkar
 tuntas untuk menyelesaikan para aktivis yang hilang itu.

 Ketiga, dalam banyak iklannya, Prabowo sangat pro petani. Tapi kita lihat
 selama menjadi Ketua Umum HKTI, berapa petani yang lepas dari kemiskinan,
 jeratan rentenir, kehilangan pupuk dan harga jual produk pertanian yang
 terus turun? Saya kira karya Prabowo di wilayah itu omong kosong. Pepesan
 kosong saja. Petani dijadikan alat politik untuk meraih suara dengan tetap
 membuat mereka miskin tujuh turunan.

 Kesimpulannya: Memilih Soetrisno dan Prabowo dalam Pemilihan Presiden
 mendatang sungguh naif dan omong kosong.

 Sebagaimana lebih naif lagi kalau memilih: SBY-JK yang jadi agen Amerika,
 Megawati yang sudah terbukti gagal dan penjual aset-aset strageis bangsa dan
 Sultan yang sangat feodal. Apalagi Rizal malarangeng yang tidak tahu malu
 dengan iklannya yang mejeng malu-maluin.

 Pilihan yang paling manjur 40% Golput yang menang di hampir semua Pilkada
 Gubernur dan Bupati, bergabung membentuk satu sikap untuk melawan oligarki
 kekuasaan, pemimpin basi dan pemimpin yang hanya bisa beriklan, untuk
 mengusung perubahan yang nyata.

 guntoro soewarno
 reporter media indonesia
 Posting ini merupakan pendapat pribadi



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CARA Kita Milih Presiden

2008-11-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Kang Adhi bisa saja bikin personifikasi, tapi cerdas dan mengena. Salut,
Kang!

Pada 21 November 2008 01:32, jajang c noer [EMAIL PROTECTED] menulis:

   gila. gue ampe ketawa ngakak lho 'dhie, baca ini. ber-kali2. sederhana,
 tapi dalam. dan penting.

 --- On Wed, 11/19/08, Adhie Massardi [EMAIL 
 PROTECTED]massardispoke%40yahoo.com
 wrote:

  From: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]massardispoke%40yahoo.com
 
  Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CARA Kita Milih Presiden
  To: 
  Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 
  CARA INDONESIA MILIH PRESIDEN
 
  Oleh Adhie M Massardi
 
  NARTI, nama sebenarnya, pernah bekerja di rumah saya
  sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun sering telmi
  (telat mikir), perempuan asal Pacitan umur 30-an ini rajin
  bekerja dan lumayan rapi.
 
  Suatu hari, seminggu setelah terima gaji, di tangannya
  tergenggam telepon selular merk Nokia. Tiga minggu kemudian,
  HP-nya sudah ganti Samsung. Setelah gajian bulan berikutnya,
  yang digenggamnya HP merk Sony Ericsson. Busyet, ini
  pembantu hobinya ganti-ganti handphone…! Ini komentar
  istri saya.
 
  Anda pasti juga sepakat dengan istri saya. Tapi saya tidak.
  Naluri wartawan menuntun saya untuk bertanya soal
  gonta-ganti HP itu. Dan inilah jawaban orang Pacitan itu:
 
  Saya dibohongi teman-teman terus, Pak. Waktu mau beli HP
  saya tanya sama Mawut (pembantu rumah sebelah; AMM). Katanya
  yang bagus itu Nokia kayak punya dia. Awet gak pernah rusak.
  Nyatanya baru seminggu sudah sering ngadat. Lha, Si Man
  sopirnya Bapak, ngasih tahu suruh ganti Samsung. Lebih murah
  dan kualitas sama bagusnya. Tapi nyatanya belum dua minggu
  sudah rusak. Makanya sekarang saya ganti Sony Ericsson
  sesuai saran kakak saya….
 
  Benar, tak sampai seminggu, HP Narti rusak lagi. Dan ia
  akhirnya memilih tidak ikut-ikutan bergaya seperti
  teman-temannya, yang gajinya banyak dihabiskan buat beli
  pulsa. Itulah gaya hidup para pembantu rumah tangga
  sekarang. Biar tekor, yang penting bisa komunikasi terus
  dengan keluarga dan teman-teman di kampung.
 
  Tapi kenapa Narti gonta-ganti Handphone? Ini jawabannya:
 
  Dia belum paham bagaimana memperlakukan alat komunikasi
  canggih tapi ringkih itu. Kalau menyuci piring ditaruh di
  kantong depan sehingga sering kecipratan air. Saat
  menge-charge batere bisa dari siang hingga esok pagi, bahkan
  besok siangnya. Akibatnya batere jadi sering ngedrop. Maka
  HP jenis apa pun akan lekas jebol dipakai Narti. Tapi dia
  pikir karena merknya. Itu sebabnya jalan keluarnya yang dia
  ambil: ganti merk HP.
 
  Narti tidak sendirian. Orang seperti Narti di negeri ini
  banyak banget. Mayoritas anggota DPR cara berpikirnya juga
  seperti Narti itu. Akibatnya memang jadi lebih parah. Sebab
  cara berpikir ganti merk – dan bukan mengubah
  perilaku -- juga diterapkan untuk menentukan orang No 1 di
  negeri ini.
 
  Kita masih ingat. Agar tidak jadi seperti Bung Karno yang
  presiden seumur hidup, dibuatlah aturan presiden dipilih MPR
  lima tahun sekali. Karena MPR-nya dikendalikan presiden,
  setiap lima tahun yang kepilih Soeharto lagi, Soeharto lagi.
  Ini akibat sistemnya yang executive heavy alias terlalu
  dominannya kekuatan eksekutif. Ini kesimpulan mereka di DPR
  pasca Soeharto lengser.
 
  Setelah disela BJ Habibie, bandul dipindah ke legislatif.
  Mereka lalu milih Gus Dur dengan merdeka sebagai presiden.
  Ketika ada masalah, legislatif menggoyang-goyang kursi Gus
  Dur. Presdien pun jatuh.
 
  Lho…? Kok gampang banget ya presiden dijatuhkan? Mereka
  bingung sendiri.
 
  Agar presiden tidak gampang digoyang, dibuatlah merk baru:
  presiden pilihan rakyat. Sialnya, yang pertama kepilih
  rakyat Soesilo Bambang Yudhoyono. Orang yang sulit bikin
  keputusan. Membentuk kabinet saja harus mengakomodasi orang
  parpol karena partainya sendiri ukuran sedang-sedang saja.
 
  Agar tidak terulang kasus terpilihnya presiden
  ragu-ragu, dibuatlah syarat dukungan 20 persen kursi
  DPR atawa 25 persen suara hasil pemilu yang tidak
  jelas logikanya itu.
 
  Mudah dibayangkan presiden macam apa yang bakal dihasilkan
  pilpres 2009 bila cara memilihnya menggunakan logika bekas
  pembantu di rumah saya itu. Hanya ganti merk tapi
  perilakunya tetap.
 
  Nyari presiden kok kayak nyari handphone. Tergantung gimana
  bunyi iklannya.
  



[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis FPK [Forum Pembaca KOMPAS] :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ dan 
http://kompas.com/
3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke 
anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, 

Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal pola penjajah)

2008-11-20 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Bang Viktor, kalau terpilih anggota DPD, yang mesti di up-grade
habis-habiasan itu bukan mekanisme  pencalonan anggota DPD (DPR riweuh!),
tapi posisi dan peran DPD yang perlu dipertegas kembali. Semoga .

 -Original Message-
 From: victor silaen [EMAIL PROTECTED] victor.silaen%40yahoo.com

 Date: Thu, 20 Nov 2008 04:35:07
 To: 
 Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com
 
 Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal
 pola penjajah)

 Kalau saya sih beda. Saya Caleg DPD No. 40, wakil DKI Jakarta, non-partai
 alias independen. Saya tidak perlu menyetor kepada siapa-siapa sewaktu
 mendaftar sebagai calon dan melakukan persiapan. Memang, ada uang juga yang
 keluar, untuk fotokopi�KTP, ongkos ke sana-sini, ongkos bagi beberapa orang
 tertentu (tidak semuanya) yang membantu saya,�termasuk�membeli mesin
 fotokopi portable.
 �
 Sekarang, setelah disahkan sebagai caleg tetap, saya sudah mulai
 berkampanye. Saya didukung oleh Tim Sukses, relawan2 yang betul2 mau
 mendukung saya, termasuk membantu mencarikan dana untuk mendukung kampanye2
 saya. Insya Allah, tidak akan puluhan juta rupiah saya dan Tim Sukses saya
 habiskan untuk itu.
 �
 Nggak deh... Nggak banget... Nggak sudi saya meniru cara-cara berpolitik
 (mendapatkan kursi legislatif) yang amat sangat tidak sehat seperti
 orang-orang itu. Sebab, saya berpolitik demi kebaikan dan kebajikan rakyat,
 bukan demi meningkatkan harta-benda saya.
 �
 Salam
 Victor Silaen
 Caleg DPD No. 40, wakil DKI
 (www.victorsilaen.com)

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M?

2008-11-19 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Ok, Bang Indra! bisa ditulis itu lika-liku penggalangan dana pencalonan
legislatif yang anda lakukan, siapa tahu bisa jadi referensi bagi
kawan-kawan lain yang akan mencalonkan anggota legislatif kelak. Tunjukkan,
bahwa pola penggalangan dan ini sifatnya emansipatoris.


2008/11/19 Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]

   Ntar saya tulis, ya. Panjang betul nantinya. Jadi buku aja. Saya sudah
 habis 200 Jt. Murni sumbangan kawan2, dari 100rb, sampai 50jt. Stiker
 dicetak kawan LSM Gorontalo di Surabaya.

 Contoh kecil saja, utk saksi 2000 org, dari 1 lbh TPS, kalau 1 org
 50rb, habis 100jt pada hari H.

 Tp saya blm tertarik nulis ini. Satu hal yg perlu saya katakan, hampir
 semua aktivitas sosial kemasy skrg dibiayai caleg. 1 stiker bagus harganya
 800. 1 lembar kartu nama 400. Spanduk 250 rb. Bayangkan kalo bikin 1000
 lembar, 250 jt utk spanduk aja.


 Ijp
 Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal pola penjajah)

2008-11-19 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Esensi sebuah kampanye adalah memperkenalkan diri. Terangkum dalam
perkenalan diri itu adalah uraian visi, misi dan program kerja. Lalu, proses
memperkenalkan diri ini merangkum wilayah yang harus disambangi. Pada tahap
ini, yang diperlukan adalah modal operasional mobilisasi antar wilayah.
Besar kecilnya anggaran yang diperlukan, akan relatif karena ia mencakup
luas dapil. Namun, kendati sudah banyak wilayah yang disambangi dalam
program kampanye, tidak otomatis suara daerah tersebut dapat ditangkap.
Persoalan akan muncul karena dalam setiap tebar pesona kampanye yang kita
lakukan tersawer berbagai macam pernik kampanye seperti kaos, sticker,
gantungan kunci, asbak, pulpen, korek api, dll. Model sawer ini sah-sah
saja, namun jelek untuk dibudayakan, karena ia memberikan pelajaran politik
yang ketergantungan .Pada posisi ini  anggaran  kampanye memang dibutuhkan.
Kata IJP, angka 1 Miliar  bukan sesuatu yang absurd, bahkan bisa lebih.
Masyarakat sebagian sudah cukup cerdas, sehingga simpati kepada caleg tidak
hanya semata dilihat dari sesuatu yang material, kendati di luar material
kita cukup sulit mengurainya.

Pada 20 November 2008 08:17, iwan piliang [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Salam,

 Bung IJP sudah memaparkan dengan angka. Sehingga angka Rp 1 Miliar, bukan
 suatu absurd.

 Bila saja memang kemudian target masuk ke DPR terpenuhi, saya kemudian
 berpikir, tentulah pada tahap awal, anggota yang jadi memikirkan
 penegmbalian modal. Ini hukum alam.

 Orang yang tak berkenan duit pun pasti berhitung demikian. Misalkan uang
 dibawa pulang anggota DPR ke depan, Rp 100 juta perbulan, dipotong untuk
 partai dan lain-lain, sisa Rp 60 juta, dia makan habis untuk bulanan Rp 30
 juta, maka sebulan menabung Rp 30. Anda hitung sendiri berapa tahun Rp 1
 miliar, baru kembali.

 Bila anggota DPR itu, orangnya lempeng macam Alm. Sopan Sophiaan., tentulah
 gaji doang yang akan ditabung. Sehingga tak kepikir mencari sampingan,
 apalagi kolusi untuk berkorupsi.

 Itu jika pengeluaran Rp 1 Miliar.

 Prakteknya banyak Caleg yang diperkirakan menghabiskan lebih Rp 1 M, karena
 untuk nomor urut saja, ada yang membayar Rp 300 juta.

 Saya mengenal dan tahu pasti, ada sosok anak muda yang mengorganisir 800
 kelompok tani di Sulbar, lalu tak jadi masuk caleg, dibuang, karena tak
 setor uang. Ada juga tokoh masyarakat yang bersih di sebuah kabupaten,
 dengan massa besar, juga dicoret namanya di sebuah partai untuk caleg, juga
 alasan uang.

 Saya bertanya, sistem kepartaian kita sekarang ini meniru model mana ya?
 Siapa sesungguhnya konseptornya? Benar untuk rakyat, atau untuk para juragan
 doang? Bukankah ini pola-pola penjajah yang diparlemenkan?

 Wassalam,
 iwan piliang


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] bravo obama!

2008-11-05 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
OBAMA menang, tidak hanya karena semata warna kulit. Ia juga memiliki
kapasitas dan kapabilitas untuk menduduki kursi presiden.



2008/11/5 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]

   Ya BRAVO! Saya sangat bahagia untuk masyarakat di Amerika, yang telah
 membuka mata dunia bahwa masih lebih banyak orang-orang yang memilih dengan
 akal yang sehat dari pada memilih WARNA KULIT saja!

 Berbahagialah AMERIKA.

 Salam,
 Yuli


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gila! Oknum Polisi di Polres Jaktim Perkosa Saksi Remaja

2008-11-01 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Kita lihat Kapolda Baru Kita, bagaimana beliau memperlakukan anak buahnya
yang telah MENCORENG Korps Kepolisian di tengah upaya mengangkat Citra
Lembaga ini. Beri penjelasan kepada masyarakat hasil akhir dari pemeriksaan
terhadap Si Bajingan HK ini!
Agar masyarakat tahu bahwa Kapolda kita memang tidak main-main menjaga citra
korpsnya.

2008/10/31 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]

   Laporan Wartawan Kompas Clara Wresti


 http://kompas.com/read/xml/2008/10/31/0559044/gila.oknum.polisi.di.polres.jaktim.perkosa.saksi.remaja

 JAKARTA, JUMAT — Brigadir Satu Polisi HK, disangka telah memperkosa
 seorang saksi yang masih remaja. Perkosaan itu terjadi setelah polisi
 menangkap pacar korban.

 Perbuatan biadab itu sebenarnya terjadi dua bulan lalu, pertengahan
 Agustus 2008. Ketika itu, Abdul Rahman (19) ditangkap oleh Satuan
 Narkoba Polres Metro Jakarta Timur di halaman SDN 28, Jalan Griya
 Wartawan, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.

 Rahman datang ke SD bersama pacarnya, Sinta (17, bukan nama
 sebenarnya), Sabtu (16/8). Mereka datang karena mendapat pesan singkat
 untuk datang ke sekolah itu. Namun ketika tiba di halaman SD, mereka
 langsung ditangkap oleh lima orang polisi berpakaian preman. Saat
 ditangkap, mereka berdua tidak membawa barang bukti. Hanya di saku
 celana panjang Sinta ada selembar kertas linting, kata Budi Alfiawan
 (40), kakak Sinta.

 Saat itu, Rahman lalu dibawa ke kantin SD dan di sana sudah ada sebuah
 rantang yang berisi ganja. Polisi lalu menuduh rantang itu milik
 Rahman. Melihat Rahman ditangkap, Sinta pun ketakutan hingga pingsan.
 Sinta lalu digendong oleh HK dan dibawa ke mobil.

 Saat Rahman dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur, Sinta dibawa ke
 sebuah hotel di kawasan Jatinegara. Di sana Sinta mengaku diperkosa
 oleh HK sebanyak dua kali. Sinta baru dilepas HK pada hari Minggu
 (17/8). Selama ini Sinta menutupi kejadian yang menimpanya karena
 khawatir Rahman akan diperlakukan kasar oleh polisi. Hanya Rahman yang
 tahu masalah itu.

 Nah, perkosaan itu terungkap ketika Budi menengok Rahman di penjara.
 Pada saat itu Rahman meminta maaf karena telah membuat Sinta
 menderita. Saat itulah Rahman menceritakan kejadian yang menimpa Sinta.

 Mendengar pengakuan Rahman, Budi langsung membawa Sinta ke RS Polri
 Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari hasil visum diketahui,
 kemaluan Sinta telah rusak oleh benda tumpul. Selain itu, Budi juga
 melaporkan kasus ini ke Propam Polda Metro Jaya dengan nomor pengaduan
 STPL/181/Y/2008/Yanduan dan ditandatangani oleh Ajun Komisaris Polisi
 Nurhalimah tertanggal 20 Oktober 2008.

 Budi juga mengadukan hal ini Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas
 PA), Kamis (30/10) mengingat Sinta masih berusia 17 tahun. Menurut
 Arist Merdeka Sirait, Sekjen Komnas PA, perbuatan HK harus diusut
 tuntas karena melakukan hal yang sangat tercela. Polisi itu menjadi
 garda terdepan untuk melindungi masyarakat. Mengapa malah dia
 memperkosa. Kami menuntut dia pecat, tandas Arist.

 Sementara Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Hasanuddin
 mengakui ada anak buahnya yang diperiksa Propam. Kasus itu masih
 dalam penyelidikan. Apakah benar dia melakukan itu atau tidak. Saat
 ini HK kami bebas tugaskan dulu demi kepentingan pemeriksaan, kata
 Hasanuddin.

 Dia menambahkan, jika hasil pemeriksaan dapat membuktikan HK melakukan
 tindakan tercela itu, maka HK akan diproses sesuai hukum yang
 berlaku. Kami tidak akan mentolerir anggota yang melanggar hukum,
 tegas Kapolres.

 Clara Wresti

 Sent from my BlackBerry (c) Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

 



[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perjalanan panjang mencapai cita-cita (Post doctoral in California University)

2008-11-01 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melancarkan semua urusan Mas Taruna!
Tepy-

2008/10/31 Taruna Ikrar [EMAIL PROTECTED]

   Assalamu alaikum wr. wb.

 Tak terasa waktu terus berjalan, masih teringat kenangan sewaktu
 beraktivitas di Iktan dokter Indonesia, kemudian sempat bertanggar sewaktu
 di jakarta UI,  Kemudian tidak terasa waktu mengantarkan kami Ke Niigata
 untuk melanjutkan PhD.

 Dan ternyata perjuangan belum berakhir, sekarang alhmadulillah Allah
 menetapkan kami menjadi salah seorang dari:

 Winner for Post Doctoral Schoolar at CALIFORNIA UNIVERSITY,
 http://www.arwu.org/rank2008/ARWU2008_A(EN).htm
 3002 Barkely place, Ir, CA, USA. (One of the BEST UNIVERSITY in the world).
 and the top institution for cardiac-neuroscience.

 Sebagai warga biasa, yang akan menjalankan tugas tersebut 2-3 tahun
 kedepan, dengan KERENDAHAN HATI, mohon didoakan semoga missi  kami untuk
 mengungkap Hubungan Fungsi Utama Peran Otak dan Jantung secara
 Molecular Geneticts akan berhasil,..amien ya rabbul alamin.

 wassalam

 Taruna Ikrar

 http://medicals. multiply. com/

 New Email addresses available on Yahoo!
 Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and
 @rocketmail.
 Hurry before someone else does!
 http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

 [Non-text portions of this message have been removed]

 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemilu Sah ??? Tapi Golput diatas 50%

2008-10-30 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Sebenarnya upaya melembagakan Golput, adalah upaya mendirikan Partai Golput
dalam pengertian pengerahan massa.
Golput akan lebih bermakna kalau ia sebuah gerakan nurani pribadi bukan
dilembagakan!


Pada 30 Oktober 2008 15:57, Suwito Pay [EMAIL PROTECTED] menulis:

   Sedikit menambahi untuk tukar gagasan. Memang benar tidak ada
 hubungannya meskipun yang golput sampai 90 % pun hasil pemilu tidak bisa
 dibatalkan oleh KPU. Akan tetapi jika golputnya lebih besar jumlahnya
 pemimpin yang terpilih -siapapun orangnya- secara moral bisa dianggap tidak
 legitimated.artinya rakyat sebenarnya tidak memilih pemimpin tersebut dalam
 arti yang sesungguhnya. Nah, yang lebih penting sebenarnya, mengapa di
 banyak daerah justru golput yang menjadi pemenang??apakah ini menjadi
 indikasi bahwa rakyat sudah tidak lagi percaya pada partai dan pemimpin yang
 dilahirkannya??
 Kalau itu yang terjadi sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian serius
 bagi pemimpin-peminpin partai di negeri ini untuk lebih riil memperjuangkan
 kepentingan rakyat. Bukan malah menghambur-hamburkan uang rakyat untuk
 kepentingan dan popularitasnya sendiri.


Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: MARI MEMBUAT GOLPUT MAMPU MERUBAH KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA!

2008-10-29 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Nampaknya, selama ini Golput itu khan hanya sebuah sikap politik, bukan
sebuah gerakan politik yang rapi dan berorientasi pada pelembagaan politik.
Karena itu, upaya menjadikan Golput sebagai sebuah kelembagaan politik
dipandang sebagai upaya sia-sia. Sebenarnya Golput ini mau dibawa
kemana? Kriteria Golput itu beragam, mohon penjelasan

2008/10/30 uge basar [EMAIL PROTECTED]

   Setuju, untuk menunjukan bahwa rakyat berkuasa dan harus dihormati
 hak-haknya dengan mengganti pemimimpin yang gagal. kalau Golput mana bisa
 mengubah keadaan, udah beberapa kali Pemilu, golput tidak bisa mengubah
 apapun.


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Buy Back, Nasionalisme dan Cermin diri!

2008-10-15 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Salam Hangat Uda Yanuar.
Analisis Uda memang manyus! Kapan kita bisa ketemu untuk share berbagi
cerita?

TAVINUR SYAMSUDIN

2008/10/15 rusdi marpaung [EMAIL PROTECTED]

   jalan terus bung yanuar,

 ini cuma soal siapa yang paling benar ngasih pendapat ... (kata tukang
 warung depan saya, haji toing habermas)

 jadi, sikat terus aja...

 salam
 rusdi marpaung


[Forum Pembaca KOMPAS] Wapres Panggil Komisi IV

2008-10-14 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Wapres Kita ini, kambuh lagi otoritas aneh-nya. Ditengah rapat pembahasan
anggaran Komisi IV DPR RI, eh ketuanya dipanggil menghadap.Yang lebih seru
dan sarunya, ini si Ketua yes...yes aja, ngikutin. Aturan main protokoler
eksekutif-legislatif, memungkinkan untuk itu, nggak?
TAVINUR SYAMSUDIN


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kalla: Dangdut Sudah Tidak Zaman

2008-10-14 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Apa saya bilang, ini otoritas aneh lagi dari Wapres Kita. Kali ini
persoalan kampanye berdangdut ria.
Negeri ini sudah aneh, ditambah lagi pemimpinnya juga aneh-aneh. Lha, orang
menarik simpati --bahasa politisnya: tebar pesona,
mesti diatur-atur. Saya punya proyeksi: Apabila dalam kampanye terbuka yang
dilakukan PG kelak nanti, tiba-tiba ada acara dangdutnya, apa mau dikata.
Saya yakin, seyakin-yakinnya bahwa ditengah rententan panjang
panggung-panggung kampanye nantipasti ada Panitia dari PG membuka
Panggung gembira Dandut. Lagi pula, apasalahnya! Kalau dikatakan, karena itu
mahal, saya
nggak yakin. dangdut itu ..murah meriah lho! Coba jalan-jalan sehabis
senja di sepanjang jalan di Kota Tanggerang, pasti didapat penyanyi dangdut
keliling.
Jika dikatakan, bahwa Pemilu di Indonesia paling repot di dunia. Coba
ditengok kembali ke balakang, bukankah mekanisme pemilu legislatif yang
tertuang dalam UU No. 10/200 merupakan bargaining antar partai, termasuk PG.
Jadi menggerutu...itu ke Partainya, masa Pemilu merepotkan, gitu lho.
Katanya Demokrasi itu Mahal.

Salam Hangat,
TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY

2008/10/15 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED]


 http://kompas.com/read/xml/2008/10/14/14281527/kalla.dangdut.sudah.tidak.zaman

 SURABAYA, SELASA — Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla menyatakan
 sudah tidak zaman lagi kampanye dengan pentas dangdut. Caleg harus
 mencari cara kampanye lebih baik untuk bisa dikenal dan dipilih.

 Kalla mengatakan, pemilu di Indonesia paling repot di dunia. Setiap
 pemilih akan mendapat empat lembar surat suara seukuran kertas koran.
 Kertas itu harus dibuka, dilihat, ditandai, dan dilipat lagi dalam
 bilik suara yang sempit.

 Membuka saja sudah repot, apalagi melipatnya, ujarnya saat temu
 kader di DPD Golkar Jatim di Surabaya, Selasa (14/10). Para pemilih
 juga harus memilih satu dari ratusan nama dan foto pada surat suara.
 Caleg harus bekerja keras supaya bisa dikenal di antara ratusan nama
 dan foto itu.

 Tidak bisa lagi kampanye pakai pentas dangdut atau cara-cara lama.
 Caleg harus mencari cara baru seperti usaha sosial, ujarnya. Caleg
 dan kader harus bekerja untuk menyentuh pemilih sehingga pemilih bisa
 ingat. Cara-cara baru itu harus dilakukan secara bertahap agar stamina
 partai dan kader tetap terjaga. Ini kampanye panjang. Jangan sampai
 Januari nanti sudah minta pijat semua, selorohnya.


 RAZ

 Sent from my BlackBerry (c) Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

 



[Non-text portions of this message have been removed]




=
Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS :

1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS
2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM)
3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota
4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED]

KOMPAS LINTAS GENERASI
=
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Breaking News: Rhoma-Soneta menggebrak Pittsburgh!

2008-10-13 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Kendati sudah jelas musik Bang Rhoma dapat direspons di AS bahkan secara
universal, tapi maish ada juga yang picik memandang musik Bang Rhoma.  Tapi,
ketimbang grup musik yang manggung di Korea, yang lihat malah TKW
ehngaku-ngaku sudah go-internasional. Macam mana pula...

Salam TSR

2008/10/12 Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED]

   Luar biasa. Semoga bisa manggung di banyak kota lagi, tdk hanya di
 ancol. Musik memang bahasa dunia.

 Ijp
 Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Nobel buat - ORANG INDONESIA

2008-10-13 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Relatif seluruh Masyarakat Indonesia, layak dapat Nobel.
Coba bayangkan: dikerjai oleh  oleh anggota legislatifnya sendiri.
Di jadikan percobaan dalam pelbagai regulasi yang bongkar pasang.
Uang pajaknya banyak ditelikung pejabat korup.
Pekerjanya nrimo dengan upah seadanya.
Segala serba mahal: makanan,bahan bakar, dll.
Sudah mahal susah didapat lagi
Namun, mereka tetap hidup.
Dan, anehnya sudah ditimpa bertubi-tubi masalah eh...mau pilih pemimpin
yang jelas-jelas bikin bangkrut.
Nobel yang layak untukmu!
TSR

Pada 12 Oktober 2008 11:49, [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]menulis:

   Orang Indonesia pernah ada yang mendapat Nobel, yaitu Uskup Belo dan
 Ramos Horta. Ketika imereka mendapat Nobel, Timor Timur masih bagian
 dari RI. Hanya saja sayangnya pemerintah Suharto menanggapinya dingin
 dan tidak mengucapkan selamat atau menyambut senang. Jaman dulu ada
 Prof Eijkman yang mendapat Nobel, meskipun ia Belanda, tetapi kan ia
 tinggal dan melakukan penelitian di Indonesia (Hindia Belanda).
 KM


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gus Dur : Golput Akan Capai 70 Persen

2008-10-13 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Pertanyaan Mendasar adalah:
Apakah dengan Golput gurita permasalahan Bangsa ini dapat diselesaikan,
bukankah
justru malah menimbulkan masalah baru lagi?
Kalau masalah legitimasi yang dipersoalkan, lantas apakah dengan minimnya
legitimasi
berarti tidak banyak berbuat?
Pemimpin yang besar legitimasinyapun belum tentu bisa banyak berbuat atas
semrawut bangsa ini.
Belum lagi apabila kita runut, bahwa proses legitimasi lebih banyak
artifisial, ia didapat melalui lip service di jaringan televisi,
dalam debat-debat yang tidak membumi, bahkan dalam serpihan-serpihan rupiah
yang tidak mendidik malah memprihatinkan.
Kalau, Golput sebuah pilihan, ia memang bukan pilihan terbaik. Tapi, di
tengah gempita Corong Partai dan Calon Pemimpin di Media Massa, mau tidak
mau kita jadi tidak..tidak bebas memilih.
Seberapa kecil pun legitimasi yang diperoleh seorang Pemimpin, Saya
lebih respon kalau itu didapat secara fair dan elegant.
Negara ini masih memerlukan pemimpin, yang peragu sekalipun, ketimbang ia
tanpa singgasana sama sekali

Salam,
TEPY



2008/10/13 faisal habibi [EMAIL PROTECTED]

   golput memang hak setiap warganegara tapi apakah dengan golput bisa
 selesaikan masalah bangsa.. jangan-jangan anda memang tipe orang yg hanya
 terima jadi saja... makanya golput.. kalo enak ikut menikmati kalo susah yaa
 lepas tangan ... wong dulu gak nyoblos...


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Dukung SBY, Zaenal Maarif Kibarkan Bintang Rakyat Indonesia

2008-10-10 Terurut Topik Tavinur Syamsudin
Masih banyak orang yang percaya kepada ORANG HIPOKRIT POLITIK seperti ini?

2008/10/10 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED]

   Emang orang-orang beginian yang memenuhi DPR kita. Adakah pendirian
 mereka yang kukuh? Plintat plintut dan senang menjadi banjing loncat,
 asalkan menguntungkan bagi kedua belah pihak. SBY bisa dengan mudah
 menggunakan jasa-jasa Zaenal Maarif, karena keduanya sudah pernah clash,
 dan Maarif dimaafkan oleh SBY. Ini namanya KKN HUTANG BUDI.

 Salam,
 Yuli