[Forum-Pembaca-KOMPAS] TANGGAPAN BANG YANUAR! (Was Skandal Bank Century)
Saya rindu sekali tanggapan Bank Yanuar tentang Kasus Centurygate ini. Salam. TAVINUR SYAMSUDIN [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ini juga TANDA BANGSA YG INGKAR!
Kecemasan Uda Andrinof adalah kecemasan kita bersama.kalau last optionnya ternyata hanya menyatukan dua kutub yang bersebrangan, kayaknya begitu liniernya politik pemilu di Indonesia. Mestinya last optionnya diselesaikan saja di Meja Makan.irit dan lebih sederhana, nggak perlu berbelit-belitmakan waktu, tenaga dan BIAYA! Pada 28 Agustus 2009 13:20, Indra J Piliang pi_li...@yahoo.com menulis: Uda Andrinof saja yg diluar kecapekan, apalagi bagi kita yg di dlm nih. Kyk kue panggang rasanya: di atas dihimpit bara, di bawah ditaruh api. Berani beda, berani benar! (www.indrapiliang.com)
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Hore... Bulan Depan Pemerintah Bagi Gaji ke-13
Apa pembagian BLT sebelum Pemilu Caleg dan gaji ke -13 sebelum Pilpres, ada indikasi mendulang suara? Mohon yang mengerti menjelaskannya! Pada 18 Mei 2009 10:43, Charles P charles_paul...@yahoo.com menulis: sebelum pemilu legislatif, bagikan BLT.sebelum pemilu Presiden, bagikan gaji ke 13.Muantap tenan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Menggugat Pendidikan Gratis
Yang saya dengar di Kuba yang komunis, pendidikan dan kesehatan gratis, tp mereka nggak menjadikan itu sebagai dagangan politik, karena memang sudah kewajiban pemerintah untuk melayani masyarakatnya. Pada 18 Mei 2009 09:18, B K Partohardono bkpartohard...@yahoo.co.idmenulis: Saya PERCAYA banyak saudara-saudara kita, WARGA NEGARA REPUBLIK TERCINTA ini yang berbuat dalam bentuk LANGKAH NYATA membantu saudara-saudaranya sebangsa dan setanahair yang memerlukan bantuan, dalam beragam bentuk SUMBANGSIH, tetapi kita tidak mengetahui, karena mungkin mereka berpegang pada PRINSIP-PRINSIP : 1. SILENT IS GOLDEN 2. SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE 3. BERBUAT DENGAN TANGAN KANAN TANPA DIKETAHUI TANGAN KIRI LIDAH SUNGGUH TIDAK BERTULANG, bicara, semua orang (termasuk anak kecil) bisa, tetapi BERBUAT dalam bentuk LANGKAH NYATA.???? (SERIBU TANDATANYA mungkin belum cukup). Meminta dan menyuruh ORANG LAIN berbuat, semua orang pandai bahkan piawai, tetapi menyuruh DIRI SENDIRI.???.? (Diri pribadi kita masing-masing yg dapat menjawab). [B K Partohardono]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Sepatu Lokal Mulai Kuasai Pasar Dalam Negeri
Karena Cost Produksi yang miring di China, tidak sedikit sepatu kita yang di produksi disana, lantas setibanya di Tanah Air langsung di lebeli Made in Indonesia dengan Merknya segala. Ini pembodohan yang kerap terjadi... Pada 26 Maret 2009 22:24, Jaka Santika jakasant...@yahoo.com menulis: Nah,mestinya kan begini yang betul. Cinta produksi dalam negeri ! Tapi selanjutnya mutu produk juga harus tetap dijaga supaya kecintaan pada produk negeri sendiri juga bisa langgeng.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Pers Tidak Boleh Netral
Mas, Budy! Apakah ketika Media Masa telah menjadi sebuah INDUSTRI, ia menjadi tidak bebas nilai. Sehingga, sulit membedakan antara keberpihakan dengan netralitas? Pada 26 Maret 2009 23:28, aji_setiakarya aji_setiaka...@yahoo.com menulis: Sabar Kang Bertha.. jangan patah asa.. masih ada harapan untuk bangsa ini.. hehehe kaya PKS. nuhun -aji-
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Akhirnya, Andi Mallarangeng Ngaku Salah
Jubir itu juru bicara, menyampaikan sense of interest dari tuannya, jadi kalau seorang jubir nggak bisa menyampaikan apa yang di inginkan tuannyaya ada apa-apanya dong? tapi, kadang jubir juga kelewatan menggunakan penyedap jadi saja inti yang disampaikan ngawur...! Pada 11 Februari 2009 19:57, Indra Jaya Piliang pi_li...@yahoo.commenulis: Bung, gmn bisa jubir kritis? Coba jelaskan lg. Jubir, ya, jubir. Staf khusus. Misal jg Denny Indrayana saudara seperguruan kita. Apa perlu dia kritis, saat tugasnya menjadi abdi pemerintah? Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Anas: SBY Tak Merendahkan Dirinya
Anas keliru, perihal rendah hati itu bukan diri kita sendiri yang menilai. Bahkan, kalau kita sendiri mengatakan bahwa kita ini rendah hati dalam menanggapi pernyataan dari luar, itu sama dengan pernyataan CONGKAK! Rendah hati atau tidak biar masyarakat yang menilai, kurang bijak apabila kita menilai diri sendiri lalu menyimpulkan : ITULAH RENDAH HATI. Amin Rais, menilai pengecilan diri Pak Beye lewat pernyataannya, itu sah-sah saja, karena memang itu penilaian luar. Anas jangan sampai keseleo lidah lagi seperti Alfian Malarangeng...malah nanti mengecilkan lagi makna PD. Ah..yang nggak..nggak saja! Biar orang yang menilai dan kepada rumput yang bergoyang kita bertanya! TAVINUR SYAMSUDIN - TEPY. 2009/2/12 Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.id http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/02/12/18454153/Anas.SBY.Tak.Merendahkan.Dirinya JAKARTA, KAMIS â Partai Demokrat memberikan tanggapan atas pernyataan mantan Ketua MPR Amien Rais bahwa SBY tengah mengecilkan dirinya sendiri dengan keterangan persnya terkait lontaran kadernya yang memicu api konflik dengan Golkar. Ketua DPP Bidang Politik Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan, SBY tidak sedang merendahkan dan mengecilkan dirinya. Menurut Anas, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu justru menunjukkan gaya berpolitik kultur timur. SBY tidak sedang merendahkan dirinya sendiri. Tidak juga mengecilkan dirinya sendiri. SBY telah menunjukkan gaya politik rendah hati yang cocok dengan kultur timur. Kerendahhatian tidak akan menurunkan harga diri, demikian Anas, dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Kamis (12/2). Lanjut Anas, apa yang dilakukan SBY mengajarkan semangat berpolitik menang bersama lebih baik daripada menang-menangan. Saya yakin publik juga tidak menilai SBY tengah merusak harga dirinya, tapi pemimpin yang rendah hati, ujar Anas. Apa yang disampaikan SBY, dikatakan Anas, sebagai upaya untuk membendung dan meredakan kesalahpahaman yang tidak perlu. ING [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Komunitas Forum Pembaca KOMPAS [FPK] : 1.Milis Komunitas FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ dan http://kompas.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: agus.hamonan...@gmail.com agushamonan...@yahoo.co.id 5.Untuk bergabung: forum-pembaca-kompas-subscr...@yahoogroups.com KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:forum-pembaca-kompas-dig...@yahoogroups.com mailto:forum-pembaca-kompas-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: forum-pembaca-kompas-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Dana talangan APBN untuk Lapindo tinggal selangkah lagi...
Dalam Kapasitas Kepala Negara, seingat saya SBY telah lebih dua kali meminta Nirwan Bakrie menyelesaikan kewajibannya atas Tragedi Lapindo. Jika sampai pernyataan itu tidak digubris juga oleh Nirwan, lantas dimana muka pemerintah ini? Jangan sampai Pemerintah menyatakan lagi permintaanya, kasihannanti tak digubris lagi! TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY Pada 12 Februari 2009 21:43, subagyo sh cakba...@yahoo.co.id menulis: Kawan Daus. Wacana dana talangan itu sebenarnya bukan gagasan baru. Saya kutipkan saran BPK dalam laporan hasil auditnya terhadap kasus lumpur Lapindo sebagai berikut: Sambil menunggu kepastian hukum tentang pihak yang bertanggungjawab atas semburan lumpur Sidoarjo, maka untuk menyelamatkan masyarakat setempat, Pemerintah hendaknya segera menyatakan secara resmi semburan lumpur sebagai bencana dan mengambilalih penanganan semburan lumpur, termasuk penyediaan anggarannya. Apabila terbukti bahwa yang bertanggungjawab adalah perusahaan kontraktor Blok Brantas, maka segala biaya yang dikeluarkan oleh Pemerintah ditagihkan kepada yang bersangkutan. Untuk itu, para pihak yang bertindak sebagai kontraktor Blok Brantas harus diminta komitmennya secara tertulis mengenai kesanggupan untuk bertanggnungjawab atas dampak semburan lumpur Sidoarjo. Dalam perspektif HAM, nasib korban Lapindo tentu pertama kali tanggung jawabnya ada di pundak pemerintah. Rakyat korban harus diselamatkan dulu, sambil pemerintah memberikan tindakan pemerintahan kepada pelanggar HAM, dalam kasus ini adalah Lapindo dan induk korporasi yang mengendalikan manajemen Lapindo. Tentu saja saran BPK tersebut sudah dilandasi oleh hukum administrasi negara yang juga terkait anggaran negara, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas BPK. Hanya saja yang kurang dalam hal ini adalah tak adanya tindakan paksaan pemerintahan kepada Lapindo dan induk korporasinya, yang patut diduga disebabkan oligarkhi kekuasaan di pusat. Jika memang Lapindo dalam keadaan tidak mampu maka Lapindo seharusnya dipailitkan bersama-sama dengan korporasi pengendali manajemennya sesuai dengan doktrin The Piercing Corporate Veil dalam hukum korporasi modern sebagai pelengkap dari UU Perseroan Terbatas yg tidak mengatur hal itu. Namun tampaknya justru - yang saya ketahui - korban Lapindo sendiri tidak mau berpikir panjang tentang segala implikasi dana talangan, yang penting mereka bisa segera keluar dari situasi sulit. Saat ini warga korban Lapindo sedang getol memperjuangkan dana talangan tersebut. Keadaan rentan mereka itulah tampaknya menjadi dalih tersembunyi bagi Lapindo yang eksplisit menolak dana talangan tapi mestinya senang jika diberikan dana talangan. Tapi, ketidakberdayaan pemerintah untuk memberikan tindakan paksaan pemerintahan kepada Grup Bakrie tentu saja jangan sampai berimplikasi pula pada penelantaran korban Lapindo berkepanjangan. Kita bisa mengambil jalan tengah misalnya seperti ini: 1. Pemerintah memberikan dana talangan untuk membeli tanah korban Lapindo, tetapi dalam pelaksanaannya juru bayarnya (kepada korban) adalah pemerintah sendiri. 2. Dana yang dikeluarkan oleh negara harus dengan jaminan khusus aset Grup Bakrie yang nilainya minimal 125 % dari dana talangan, an diformulasikan dalam bentuk Akta Pengakuan Utang dengan jatuh tempo yang tidak terlalu lama, misalnya setahun. Apabila dalam hal jatuh tempo tiba ternyata Lapindo tidak membayar utangnya maka jaminan khusus tersebut dilelang dan uangnya dikembalikan ke kas negara berserta bunganya. Di luar itu sebenarnya sikap Lapindo amat jelas bahwa mereka merasa tidak bersalah dan mereka menyatakan tidak akan pernah memberikan ganti rugi kepada warga korban Lapindo. Yang mereka lakukan adalah jual-beli, bukan pemberian ganti rugi. Sikap itu sebenarnya menjadi menguntungkan buat para korban sebab mereka masih ada kesempatan menuntut ganti rugi kepada Grup Bakrie, baik kerugian materiil dan imateriil. Soal bahwa telah adanya pernyataan tidak akan menuntut, hal itu berdasarkan yurisprudensi hukum perjanjian masih dapat diuji dengan melihat posisi rentan korban Lapindo yg 'dipaksa' menandatangani perjanjian atau pernyataan tak akan menuntut. Dalam hukum itu disebut penyalahgunaan keadaan rentan korban (misbruik van omstandigheden). Artinya, pernyataan tidak akan menuntut yg sudah ditandatangani korban Lapindo itu tak ada nilai hukumnya. Sikap Lapindo / Grup Bakrie berbeda dengan putusan MA No. 24/P/HUM/2007 yang menyatakan bahwa jual-beli tanah korban Lapindo itu adalah sebagai cara pembayaran ganti rugi. Artinya, jika ada kewajiban membayar ganti rugi (menurut MA tersebut) berarti ada kesalahan yg harus dipertanggungjawabkan. Setidaknya itu dapat dijadikan acuan bagi korban Lapindo untuk menggugat Lapindo, terutama tentang kerugian imateriilnya yang belum disentuh. Pendapat saya pribadi sekitar itu. Tetap semangat! Bahwa Lapindo / Grup Bakrie tetap harus dikejar tanggung jawabnya. Kelak situasi akan bisa berubah dan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] ITB Akan Anugerahkan Doktor HC ke Yudhoyono
Mas Fajrul, saya yakin akan ada gerakan penghadangan dari mayoritas alumni dan Mahasiswa ITB manakala ITB keukeuh nyematkan HC ke Pak Beye. Koq segitu aja yah...move orang ITB. Bukan lebih baik meningkatkan kualitas,belum masuk big 100 dunia, itu kejar dulu bukan HC...HC yang nggak banyak ngaruh untuk ITB sendiri secara institusional, nggak tahu yaa kalo untuk pribadi-pribadi alumni tertentu! Pada 6 Februari 2009 11:25, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.idmenulis: http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/06/00440359/itb.akan.anugerahkan.doktor.hc.ke.yudhoyono Bandung, Kompas - Institut Teknologi Bandung bersikeras akan memberikan anugerah gelar doktor kehormatan (honoris causa) kepada Susilo Bambang Yudhoyono tepat pada Peringatan Dies Emas ITB pada 2 Maret mendatang. Namun, rencana ini masih menuai kritik dan pertanyaan dari para sivitas akademika ITB, khususnya alumni. Rektor ITB Djoko Santoso ditemui Kamis (5/2) mengatakan, pemberian anugerah doktor kehormatan kepada Yudhoyono sengaja dilakukan bertepatan dengan Dies Emas (50 tahun) ITB dan 89 tahun pendidikan teknologi di Indonesia. Momentum ini sangatlah tepat dijadikan kesempatan untuk memberikan penghargaan kepada orang yang istimewa yang dianggap telah ikut memajukan teknologi. Menurut Djoko, pemberian gelar ini merupakan keputusan institusional dan sebelumnya telah melewati serangkaian proses telaah akademis di Senat Akademik. Salah satu alasan pemberian gelar itu karena beliau ini menunjukkan adanya hardwork, clean government, cermat, dan menghasilkan improvement di dalam membangun industri teknologi di Indonesia. Ia membantah penganugerahan doktor HC ini sarat bermuatan politis. Ketua Senat Akademik ITB Yanuarsyah Haroen mengatakan, proses pengajuan gelar doktor HC kepada Yudhoyono dilakukan sejak 16 April 2007. Keputusan memberikan gelar doktor HC dihasilkan pada Sidang Pleno Senat Akademik pada 16 Januari 2009. Ia mengatakan, putusan dihasilkan secara aklamasi dari 33 anggota senat. Ia mengatakan, alasan pemberian gelar HC ini dilakukan atas dasar pertimbangan, Yudhoyono memiliki visi yang baik bahwa negara ini harus maju dalam bidang teknologi. ITB dikenal sangat selektif dalam menganugerahi HC. Sejak ITB berdiri, hanya empat orang yang dianugerahi doktor HC, yaitu mantan Presiden Soekarno, tokoh asal Vietnam Ho Chi Minh, mantan Dirjen Pertambangan Umum Sutaryo Sigit, dan mantan Menteri Perindustrian Hartarto. Mantan aktivis ITB Fajroel Rachman mengatakan, pemberian gelar HC mestinya untuk tokoh yang diakui kapabilitasnya, tidak menimbulkan polemik dan tidak lagi memegang jabatan. (JON) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Alumni ITB Pertanyakan Pemberian Doktor Kehormatan SBY
Yang nggak..ngakk aja ITB (Icalan Teh Botol), Buya Miftaf prosedur penetapan HC untuk Pak Beye melalui Voting, kendati terkesan demokratis banget, tapi nggak sahih Ikut Prihatin Kondisi Ganesha, TEPY. Pada 4 Februari 2009 22:38, Deddy Mansyur de...@wt.net menulis: SBY DR ITB = Saya Berikan You DR ITB My pertanyaan for you: Apakah NKRI akan lebih baik dengan pemberian DOKTOR penghargaan ke SBY oleh ITB? Anybody can answer my question, please? I love to hear from Dr. KK (REAL Ph.D. from Aussie). salam, sensei deddy mansyur university of houston www.uh.edu/shotokan
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 60 Persen Berita Indonesia di Malaysia Negatif
Persepsi Malaysia (bahkan tidak tertutup kemungkinan negara tetangga kita lainnya) memang lebih terkesan negatif. Saya melihat ada beberapa hipotesis perihal munculnya persepsi negatif negara negara-negara tetangga ke Indonesia. Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga, setelah AS dan India, Indonesia dianggap sebagai ancaman bagi penularan virus demokrasi ke negara tersebut. Untuk itu, demokrasi di Indonesia betul-betul dipertaruhkan keberlangsungannya. Terlepas dari pelbagai faktor ekonomi dan keamanan, Indonesia memang menjadi sorotan perihal penerapan demokrasi. Sehingga, ketika ada gejolak di Indonesia, negara negara tetangga akan bilang : NAH TUH LIHAT INDONESIA, KATANYA NEGARA DEMOKRASI, koq diantara mereka berantem terus. Jadi, mendingan seperti negara kita nggak demokrasi tapi tetap tentram. Atau mungkin ada yang lebih detail menggambarkanya ..! Salam Takzim, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY Pada 28 Januari 2009 07:00, Agus Hamonangan agushamonan...@yahoo.co.idmenulis: http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2009/01/27/19061492/60.persen.berita.indonesia.di.malaysia.negatif KUALA LUMPUR,SELASA-Sebanyak 60 persen dari 1.499 berita Indonesia di enam surat kabar Malaysia, empat bahasa Melayu dan dua bahasa Inggris, merupakan berita negatif yang bisa mencemarkan citra Indonesia. Berdasarkan kliping koran selama 12 bulan atau sepanjang 2008, ada 1.499 berita. Sebanyak 60 persen merupakan berita negatif dan 40 persen merupakan berita positif, kata juru bicara KBRI Kuala Lumpur, Eka A Suripto, Selasa (27/1). Peta dan analisis berita itu dilakukan dari enam koran yakni New Straits Times (Inggris), Harian Metro (Melayu), Utusan Melayu (Melayu), Berita Harian (Melayu), The Star (Inggris), dan Kosmo (Melayu). Pengertian positif itu, lanjut Eka, ialah berita yang bersifat promosi, misalkan kerjasama kedua negara, seminar, promosi wisata, perundingan antarpemerintah, konser musik Indonesia, pemutaran film Indonesia, pertandingan olahraga dan lain sebagainya. Sementara pengertian negatif ialah penangkapan PATI (pekerja tanpa izin), TKI yang dituduh melarikan gadis Malaysia, kejahatan yang dilakukan atau diduga dilakukan oleh WNI atau TKI, berita korupsi di dalam negeri yang dimuat di koran-koran Malaysia. Kami hanya melakukan kliping dan analisis media massa cetak berbahasa Melayu dan Inggris. Kami tidak melakukan kliping dan analisis berita di media massa berbahasa China dan Tamil, katanya. ONO Sumber : Ant [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Golput Haram?
Saya nggak ngerti dan bingung. Prinsip Pemilu kita JUJUR UMUM LUBER LANGSUNG dan RAHASIA, jadi ketika memasuki bilik suara kita mau milih atau tidak itu adalah rahasia kita dengan Tuhan Alloh. Lha, sekarang pake di haram-haram. Tuhan aja nggak berani mengatakan itu haram! Yang nggak-nggak aja dikerjain dan difatwakan. Masih banyak yang bisa kita perbaiki ketimbang mengantang-gantang fatwa haram. Negeri ini penuh dengan kebanggan orang akan kesalahan dan kekhilafan! Salam Takzim, TAVINUR SYAMSUDIN - TEPY Pada 26 Januari 2009 07:22, rzain rz...@yahoo.com menulis: Entah dasar darimana MUI memutuskan bahwa Golput haram sebab rasanya Pemilu tidak ada hubungan langsung dengan agama Islam termasuk agama lain. Golput sendiri bermacam-macam, ada yang berhalangan seperti sakit, tidak biksa meninggalkan pekerjaan/kegiatan, pemberian suara tdk sah,tidak mau menggunakan haknya. Tidak mau menggunakan haknya juga merupakan hak demokrasi seseorang, sebab bagamana mungkin memilih kalau yang disodorkan adalah calon yang menurutnya tidak sesuai, dia sebenarnya akan menggunakan hak pilihnya tetapi calonya tidak lolos, jadi dia telah ikut dalam proses pemilihan. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Golput Haram
Kawan-kawan yang begitu hirau dengan kondisi bangsa ini, Sekali lagi memang kita kudu sadari bahwa Golput adalah bagian dari pesona dan wajah bangsa ini. Terlepas dia memang memberikan (akan) solusi kreatif atau tidak bagi jumawanya negeri ini, kita kudu respons dengan membuka jendela toleransi, bahwa memang dalam proses berbangsa ini, kerap kali perbedaan pilihan mengesampinkan toleransi. Agar tidak melebar keluar gelanggang diskusi ihwal golput ini, saya memberi pemekaran solusi dalam satu pertanyaan kunci : kalau seandainya jumlah golput dalam pemilu nanti mencapai atau lebih 50 persen, katakanlah 50 persen itu riel suara golput, lantas apakah seseorang atau sekelompok orang (lembaga atau atau group) dapat melakukan class action/judicial review -atau apalah namanya itu- ke MK (atau lembaga apa ya?) menolak eksistensi pemerintahan terpilih? ...so setelah itu saya nggak bisa ngebayangkan! Sejatinya, ada atau tidak ada golput, mari kita sejukkan Pemilu 2009 dengan membuka pintu dan jendela toleransi dengan kesadaran bahwa kedamaian adalah bahasa kebersamaan yang harus senantiasa kita jaga. Salam Takzim, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY Pada 22 Januari 2009 20:35, ajegile ajegil...@yahoo.com menulis: Nimbrung lagi juga --- Ignas Iryanto ignas_irya...@... wrote: Sorry say aikut nimbrung, juga karena pernah ikut urun rembug dalam thread ini. Perlawanan dalam diam oleh Gandhi, saya lihat mesti dipahami secara berbeda. Gandhi aktif melawan...Gandhi tidak diam. Diamnya, kalau mau dibilang diam, adalah ketika perlawanannya dilabrak oleh kekerasan. Diamnya Gandhi adalah sikap anti kekerasan. Diam bisa diartikan sebagai tidak bersuara (silent) serta juga TIDAK BERGERAK (rest). Dua duanya tidak ada di Gandhidia bersuara dan dia juga bergerak. Ketika suaranya dan gerakannya dihajar dengan kekerasan... dia tidakmelawan dengan modus kekerasan. Ini bentuk paling sempurna dari civil disobedience yang memiliki kekuatan mengubah !!! Soalnya adalah apakah Golput memiliki kekuatan mengubah ? Saya tidak yakin Bebas kok, nggak ada paksaan untuk yakin / nggak yakin. Yang pasti, membesarnya gejala golput sekarang ini bikin orang-orang partai bereaksi sampai harus akal-akalan. Ada yang berubah. SBY mengklaim kemenangannya di 2004 adalah sekitar 60 % padahal sebenarnya tidak sampai 50 %, karena ada prosentasi yang tidak memilih. yang tidak memilih tidak dihitung dalam klaim persentase kemenangan. Jangankan yang tidak nyoblos, yang nyoblos abstain (lebih dari satu) pun nggak dimasukkan dalam hitungan. Cuma dianggap suara rusak. Ini bukan sistem demokratis. Ini sistem yang sadis, tidak menghargai pemilih abstain (apalagi golput) sebagai rakyat (manusia). Begitu juga yang nyoblos, cuma dianggap batu pijak untuk melompat masuk lingkar kekuasaan. Setelah itu persetan dengan aspirasi pencoblos. Siapa peduli. Kalau mau kemenangan murni, suara rakyat yang abstain harus ikut diperhitungkan. Lebih bagus lagi sediakan kolom kosong di surat suara untuk pemilih yang nggak punya pilihan seaspiratif. Civil disobedience adalah instrumen extrayuridis ketika hukum (perangkat yuridis) tidak pernah akan membuka peluang alternatif. Ketika Arief Budiman pertamakali mendeklarasikan Golput jelas alsannya...tidak ada peluang alternatif di era Soeharto. Kenapa namanya memakai 'golongan', bukan 'partai'? Karena menggugat adanya golongan non partai yang ikut main - dan menang terus. Sistem. Itu yang nggak bener. Saya kok melihat, saat ini masih tetap terbuka peluang alternatif. Seberapa besar peluangnya? Secara normatif MK harus menyesuaikan peraturan dengan konstitusi (UUD). Tidak sulit buat MK berpegang pada Pasal 6A ayat (2), apalagi dalam waktu sempit (pemilu 2009). Kalau mau konstitusional ya buka dulu peluang perubahan pasal tsb. Artinya, amandemen lagi. Tentu saja, itu adalah hak legal untuk memilih dan juga adalah hak sipil untuk tidak mengunakan haknya. Soalnya adalah apakah sikap itu in line dengan civic responsibility bahkan dengan cita-cita perubahan, jika sikap itu sama sekali tidak memiliki kekuatan pengubah. Perlu disadari bahwa golput bukan Satpol PP yang biasa main rombak. Kalau mengakui golput adalah hak legal, maka menghalang-halangi apalagi melarang (haram dsb) adalah tindakan ilegal. Salam, Ignas Iryanto. ajeg= [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kalau Golput Haram
Yang Baik Mba Gita dan Mas Suhaimi, Wow... Saya terpukau dengan proyeksi dan bayangan Mas Suhaimi, frontal banget! Seingat saya, di dunia ini belum ada revolusi yang diawali dengan totalitas Golput. Filipina dengan *People Power*nya karena melawan tirani Marcos. Negara-negara di Amerika latin pun, sejauh pengetahuan saya, belum ada yang terlahir karena *pressure group* golput. Saya hanya menegaskan, bahwa bagi saya (mungkin juga mayoritas publik lainnya) kita ini sudah terlalu jenuh dan sumpek dengan memulai kembali dari awal. Menggapai serpihan-serpihan revolusi yang nggak jelas bentuknya, kendati revolusi itu sendiri bukan sepenuhnya berawal dari pressure golput. Kenapa kita tidak menata dari anak tangga yang sudah terbangun, bukan membuat anak tangga baru. Sekecil apapun kita berbuat, saya yakin akan terbangun pondasi yang ajeg. Saya katakan, kenapa kita tidak masuk ke gelanggang, ikut menata, dan menurut saya Golput bukan solusi terbaik. Pikiran saya seburuk apapun pemimpin yang kita pilih (memilih yang terbaik diantara yang terburuk) saya yakin apabila kita memulainya dengan arus yang benar, ia akan menemukan celah yang berarti. Maaf, bagi saya bayangan Mas Suhaimi tentang arah golput itu terlalu MENGERIKAN! Salam, TAVINUR SYAMSUDIN 2009/1/21 Gita Mayana mayanag...@yahoo.com Bung Tav, Masuk ke gelanggang atau tidak, itu hanya pilihan dalam berjuang. Dua-duanya punya konsekuensi. Menurut saya, masuk ke gelanggang, jika di gelanggang itu aturan mainnya tak pernah jelas, maka percuma. Katakanlah kita masuk dengan niat sempurna. Tapi, pemain-pemain lain, wasit, dan aturannya, tidak kredibel. Maka itu jadi percuma. Sama halnya dengan cerita seorang pemain sepakbola kita, yang kecilnya dididik di Italia. Di sana dia mendapatkan pelajaran tentang skill, logika, dan etika bermain bola. Namun ketika kembali ke Indonesia, pelajaran yang ia miliki hilang tersapu atmosfir persepakbolaan kita. Malahan, orang ini terjerumus ke dalam jerat narkoba. Nah, dalam berpolitik pun saya pikir tak jauh berbeda. Maka pilihan golput menjadi lebih bermakna. Semakin besar angkanya, semakin valid fenomena golput dijadikan sebagai pelajaran, bahwa masyarakat sudah jenuh dengan sistem politik yang ada. Dengan demikian, golput bisa menjadi daya dorong perubahan selanjutnya, walaupun lagi-lagi perubahan itu sendiri harus melalui proses politik, dan lembaga-lembaga formal yang ada. Biarkanlah mereka berubah, atau sadar, karena ada fenomena golput ini. kenapa kita tidak masuk ke gelanggang menjadi bagian dari merubah bangsa dan negara dengan kejelasan identitas dan pilihan. Senang berdikusi dengan Anda.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Kalau Golput Haram
Mas Suhaimi yang Budiman dan Semangat, Saya bukan orang Parpol, sama seperti anda. Saya akan tegaskan posisi pribadi saya dalam melihat Golput. Sekali lagi saya sampaikan bahwa Golput bagi saya adalah adalah panggilan pribadi yang tidak terikat dalam fatwa haram. Karena dia panggilan pribadi, maka saya nilai ia sangat bermakna. Kalau result dari terkumpulnya suara Golput adalah sistem distrik (murni!) di 2014 nanti, artinya kita sudah memasuku wilayah ketatanegaraan yang mau tidak mau kita harus mengevaluasi kembali sistem konstitusi dan UU kita. Nah, kira-kira lembaga apa di republik ini yang nantinya mengelola perubahan-perubahan ini? Belajar dari besarnya suara hilang dalam pilkada-pilkada, rata-rata 40 persen (bahkan ada yang lebih, namun ini bukan sepenuhnya suara Golput). Kalau seandainya dalam pemilu nanti suara lepas ini, katakanlah mencapai 50 persen, lantas kita harus bagaimana? Yang jelas, kita jenuh untuk memulainya dari start awal lagi. Rasanya, capek bangsa ini terus dijadikan komoditas perubahan yang tidak maju-maju. Lalu, kenapa kita tidak masuk ke gelanggang menjadi bagian dari merubah bangsa dan negara dengan kejelasan identitas dan pilihan. Senang berdikusi dengan Anda. Salam Jabat Erat, TAVINUR SYAMSUDIN Pada tanggal 21/01/09, Suhaimi wareho...@mitsubishi-eai.co.id menulis: Eeit tunggu boss ! beda jauh abiz boss ! Kalo Parpol ngajak-ngajak or ngerayu-rayu or ngiming-ngimingi sebab ada kepentinganya boss ! apa tuh ? meraih KEKUASAAN Lah kalo Golputers ngajak-ngajak orang tuk golput itu, tanpa kepentingan apa-apa boss ! so paling banter harapannya adalah (pertama) agar nantinya terpilihlah capres cawapres yang terlepas dari berbagai kepentingan ORBA (keduanya) agar pemilu 2014 yad menggunakan sistim murni distrik, sehingga akan terjadi seleksi alam terhadap parpol-parpol yang selama ini tak lebih hanya berfungsi sebagai Sarang Penyamun Salam hangat, Suhaimi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] usulku lg :--- utk gilputer dan lainnya vs Kalau Golput Haram
Bagusnya, yang mau Golput, ya...monggo, yang mau MILIH silahkan jugamonggo Namun, lebih afdol kalau semuanya diresapkan dalam hati saja, tidak perlu disawalakan dalam forum yang menampilkan identitas. Khan jelas-jelas, bahwa prinsip PEMILU itu bebas memilih, termasuk memilih untuk tidak memilih. Saran Pak HS boleh juga, kayaknya bagus juga tuh buat media internal per dapil untuk memberi dan membuka wacana baru bagi para pemilih. Informasikan Pak kalau sudah ada yang nyangkut dan bisa dikelola dapilnya. Jabat Erat, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY Pada 21 Januari 2009 07:09, Haniwar Syarif hani...@syarif.com menulis: bagaimana ya buat sukseskan pemilu .. kita bisnis aja. per dapil buat koran/selebaran yg isinya adalah track record setiap calon kita minta tiap calon bayar sejumlah duit ..spy masuk koran kita , pokoknya cukup utk nyetak koran itu dan bagi bagi gratis disleuruh wilayah dapil bersangkutan.. bisa juga minta sponsor perusahaan, kan oplagnya bisa gede.. draipada sibuk mikirin golput secara a priori mending lita cari tahu dulu...ada gak calon yg bener. kalau ada ...ya pilih dia ...kalau gak ada.. ya golput. Bagaimana sahabat usulku bagus kan ??? ( mending juga muji ide sendiri ..drpd main apriori... aku golput atau aku maunya coblos partai anu.. tanpa tahu mengapa milih itu Ayo bisnis nih.. ( redaktur koran ini boleh lah dpt untung a la kadarnya buat hidup) sebenarnya aku mau ngerjain sendiri nih ide ini, tapi biar dee dikerjkana orang lain HS
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Cucu Jenderal Sudirman Maju Jadi Capres
Keturunan biologis itu, bukan jaminan ia sehandal orang tua atau kakeknya. Keturunan ideologisnya juga apa masih pas di era sekarang? Yang jelas, apa yang sudah diperbuat untuk negeri ini. Bukan malah biologis yang digandang-gandangkan. Kayaknya dangkal banget orangnya yang meresponsnya positif! Pada tanggal 20/01/09, teguh supriyatno papa_a...@yahoo.com menulis: Di era pemilihan secara langsung dewasa ini, masayarakat pada dasarnya yang mempunyai peranan besar dalam menentukan figur yang pantas menjadi pemimpin bangsa ini. Namun sayangnya, masyarakat kita memang tipe masyarakat yang kurang kritis, mudah ikut-ikutan dengan trend, atau bualan tokoh-tokoh partai, apalagi membawa iming-iming nama tokoh meskipun itu orang tuanya. Tidak ada jaminan!! Jadi masyarakat yang harusnya disadarkan, bahwa suara kita menentukan masa depan kita. Pilihlah figur-figur yang secara track record dan sumbangsihnya nyata untuk masyarakat dan bangsa ini. Rajin-rajinlah menggali informasi tentang figur yang akan dipilih, dan jangan mudah terbuai dengan janji-janji maupun uang yang ditebarkan para calon (kenikmatan sesaat, tapi penderitaan selamanya). Salah satu yang bisa sama-sama kita pelajari adalah figur Fadel Muhammad. Tak ingin mengumbar janji, biar masing-masing kita yang memberi penilaian. Silahkan akses ke fadelmuhammad.org. Berbagi video sambil chatting dengan teman di Messenger. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru. http://id.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Golput Haram
Bagi yang Golput, cukup di dalam hati saja lah. Terus nanti diimplementasikan di hari Pemilu. Mbok nggak perlu sampai diseminarkan, didiskusikan, digandang-gandangkan... Nanti bukan lagi Golput, tapi Gorang alias Golongan Terang alias Golongan yang terang-terangan nggak mau nyontreng (nyoblos juga diperbolehkan.tapi jangan disosialisasikan, kendati di sahkan). Sebab, kalau para Golputers berkumpul, bisa-bisa terbentuk Partai Golput...dan bersorak hore.pilihlah Golput. Lantas, nggak Golput lagi, dong?
[Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: Prabowo: Indonesia Butuh Revolusi Damai
Mas Tjuk, Aq usul bagaimana kalau kita seluruh komunitas FPK ini mengcounter iklan keberhasilan-keberhasilan (katanya!) yang ditampilkan di TV oleh Partai-Partai itu, terutama Partai yang berkuasa dengan partai pendukungnya, berupa iklan layanan masyarakat yang memperlihatkan kepedihan masyarakat akibat longsoran lumpur Lapindo, oleh jeritan Ibu-Ibu di pasar atas mahalnya harga-harga, oleh antrian panjang para pembeli tabung gas, oleh kaum berdasi yang sahamnya melayang-layang, dan oleh mereka yang dikerdilkan oleh hukum. Tak lupa, lampirkan daftar sejumlah Kepala Daerah yang korupsi, jumlah APBD yang dikembalikan kembali ke kas Negara karena, katanya nggak kepakai (aneh bin ujaib...bukan lagi ajaib). Salam, TEPY. Pada tanggal 20/01/09, tjuk kasturi sukiadi kasturi_suki...@yahoo.co.id menulis: Kang Robama yg waringuten, Hari ini Selasa 20 Januari di Kompas hal 5 dengan judul KIAT UNTUK YANG (MAU) NAKAL!, dikutip dari sebuah stiker yg populer saat pemilu presiden AS 2004 yang berbunyi : THE ONLY TIME POLITICIANS TELL THE TRUTH IS WHEN THEY CALL EACH OTHER LIARS!, Sudahlah kang jangan harapkan para Capres yang tidak teruji integritasnya akan TELLING THE TRUTH NOTHING BUT THE TRUTH! Nah kutipan itu sudah cocok bener kan Kang dengan kemarahan dan kegeraman anda tentang kebohongan Prabowo dan para kandidat Presiden yang lain termasuk SBY-JK yang lagi menjabat. Sudah hampir tiga tahun ini SBY-JK secara sistematis dan strategis membohongi rakyat korban lumpur Lapindo dengan janji-janji palsu dan tiupan angin sorga. Sehingga motto kampanye presiden SBY-JK tahun 2004 yang lalu kalau mau dipakai lagi untuk pemilu dan pilpres 2009 sekarang ini haru s dirubah : ' BOHONG BERSAMA KITA BISA DAN SUDAH TERBIASA!. Salam integritas Tjuk KS
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] 127 Kepala Daerah diduga Korupsi !
Pelbagai kriteria dan jenis Korupsi Kepala Daerah memang sempat banyak dipertanyakan. Publik memang cenderung memukul rata, artinya kesalahan prosedur dan adminsitratif dimasukan dalam ranah korupsi, termasuk memperkaya diri orang atau seseorang, misalnya dalam konteks proyek pengadaan barang dan jasa. Masih banyak Kepala Daerah yang masuk dalam Waiting List untuk diperiksa, maka semakin sibuklah KPK dan MA. Sampai kapan fenomena ini terus bergerak? Mungkin Mas Eko Prasodjo bisa mengomentarinya! 2009/1/16 ikhada...@yahoo.com Konon katanya, ikan busuk itu mulai dari kepala. Apa betul peribahasa itu ya. Hy ngeri deh Tabik Sent from my BlackBerry(R) powered by Sinyal Kuat INDOSAT
[Forum-Pembaca-KOMPAS] 127 Kepala Daerah diduga Korupsi !
Hari ini Kompas mengangkat : 127 KEPALA DAERAH DIIZINKAN DI PERIKSA! Coba bayangkan lebih dari seperempatnya jumlah Kepala Daerah di Republik di indikasikan Korupsi. Mau di bawa kemana Otonomi Daerah ? Salam, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Ketika Wapres Periksa Sepatu Menteri
Sudah bukan rahasia umum bahwa sebagian besar produk sandang kita masuk ke AS dan Eropa. Di AS dan Eropa produk kita di labeling ulang oleh mereka, atau bahkan sejak di Pabrik Indonesia produk tersebut sudah di beri Brand sesuai dengan permintaan mereka. Nah, produk ini masuk ke kembali ke dunia ketiga dengan Made ini mereka. Coba perhatikan, bahwa produk-produk sandang branded itu sudah banyak beredar di FO-FO Bandung. Namun, itu sebagian besar yang grade B. Kayaknya begitu ech? Pada 13 Januari 2009 15:55, Samali Djono dsamali2...@yahoo.com.au menulis: kemeja Van Hausen itu sudah buatan dalam negri. pabriknya berada di daerah bogor. cuma lisensi nya saja mungkin ya .. begitu pula kain wool, atau campuran wool polyester. di Indonesia pernah ada pabrik tekstil [diBandung] yang memproduksi kain campuran wool polyester itu, cuma hasilnya kurang memadai, maka produk kain campuran wool [untuk jas] ini masih saja diimpor salam, djs
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Mahalnya Jadi Politikus
Persoalan melayani dan dihormati adalah masalah hakiki. Kendati demikian, persoalan paling serius yang terjadi adalah banyak politikus yang tidak sadar bahkan tidak tahu bentuk pelayanan dan penghormatan kepada konstituennya tatkala dirinya menjadi politikus. Apalagi bila itu politikus yang merangkap birokrat, bentuk pengabdian mereka adalah berbanding terbalik dengan besar layanan dan penghormatan mereka. Saya sedikit setuju dengan mendapat IJP, bahwa proses menjadi politikus memang tidak segalanya dijalankan oleh uang, lalu adakah relevansi strategis antara besarnya dana yang dikeluarkan oleh seorang politikus dengan pendewasaan demokrasi? Katakanlah, misalnya minimnya dana yang dikeluarkan oleh seorang politikus, adalah cerminan kekuatan demokrasi. Kayaknya tidak sesederhana itu? 2008/12/19 iwan piliang iwan.pili...@yahoo.com Alinea paling akhir kalimat Bung IJP ini yang kronis di masyarakat. Budaya ingin dilayani dan dihormati dalam arti sempit. Entah bagaimana mengubahnya, bila kini mengental birokrat yang seakan menjadi raja. Semua harus difasilitasi, untuk itu harus dibeli. Salam Indra Jaya Piliang pi_li...@yahoo.com pi_liang%40yahoo.com wrote: Pendapat RM ini terlalu simplistis. Mahalnya jadi politikus adalah bagian dari masalah yg lbh struktural, yakni pemahaman yg rendah atas demokrasi di hampir semua strata sosial. Politikus dianggap memiliki modal kampanye yg besar, sehingga yg terjadi adalah mereka diharuskan melakukan belanja politik. Ada byk catatan saya sebetulnya, tetapi blm sempat menulis panjang. Sbg bukti, IJP 09 Center yg saya buat, dipenuhi oleh beragam proposal, tiap hari. Sekalipun begitu, saya sedikit sekali memenuhinya. Hari ini, bbrp kolomnis dan jurnalis lokal mengisi kegiatan latihan penulisan artikel dan karya ilmiah utk anak2 SMA. Biayanya tdk byk. Terobosan2 program spt ini bisa dilakukan oleh setiap politikus, apapun latar belakang pendidikannya. Ada transfer of knowledge, sekalipun tetap dlm bentuk komunikasi politik. Politikus yg berakar juga belum tentu berakal. Ada kendala2 lain, misalnya sulit utk menempatkan diri sbg org biasa, maunya dilayani atau dpt panggung yg meriah dan riuh. Ijp Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Kalau Mau Memahami Manusia Bacalah KOMPAS
Tapi kadangkala, sikap dan posisi Kompas nggak jelas dan nggak berani bersikap. Contohnya sekarang dalam kasus pemberitaan Bos MNC Grup, Harri Tanu. Beberapa Surat Kabar jelas dalam pemberitaan dan orientasi keberpihakan. Kendati kita tahu, pemberitaan Tempo kadang kebablasan, sehingga kini ia seakan-akan diserang oleh Sekutu mulai dari Grup MNC, Grup Bakrie, bahkan Grup Artha Graha. Itu jelas karena orientasi keberpihakan berita. Dalam konteks ini Kompas terkesan cari aman dan lebih baik jadi penonton yang baik : Duduk Manis. Mohon penjelasan? 2008/12/3 Alexander apellaby aau...@yahoo.com Kalau mau memahami manusia bacalah Kompas Kalau mau mencintai manusia bacalah Kompas Kalau mau membangun Indonesia bacalah Kompas Kalau mau menjaga budaya Indonesia bacalah Kompas KARENA KOMPAS ADALAH KORAN KEMANUSIAAN --- On Tue, 12/2/08, Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id wrote: From: Agus Hamonangan agushamonangan@ yahoo.co. id Subject: [Forum-Pembaca- KOMPAS] Kompas Koran Paling Humanis To: Forum-Pembaca- kom...@yahoogrou ps.com Date: Tuesday, December 2, 2008, 7:54 PM Bukan soal berani dan pengecut Masih ingat dengan Slogan Buka mata dengan Kompas Kompas punya cara tersendiri dalam menyampaikan berita, yang menurut saya: Melihat sisi lain manusia dalam pencapaian sebuah cita-cita Melihat sisi lain manusia di balik sebuah kesuksesan Melihat sisi lain manusia dalam menalani prinsip hidup Melihat sisi lain manusia dan produktivitasnya Melihat sisi lain manusia dan kehidupannya Buka Mata dengan Kompas AH
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Antara Soetrisno Bachir dan Prabowo Subianto
Mas Goen, saya tidak kenal itu Soetrisno Bachir, Prabowo, Megawati atau SBY-JK sekalipun.Namun, saya hanya akan menegaskan kepada anda bahwa tidak ada calon yang begitu sempurnanya di mata anda dari mereka yang akan maju di gelanggang Pemilu 2009 ini. Sehingga, anda memandang Golput sebagai resep manjur. Saya akan coba saran anda untuk ber Golput. Pertanyaannya, katakanlah kalau mayoritas pemilih kita ini Golput, lantas bagaimana rancang bangun negeri ini, karena apabila Golput itu sendiri sudah terlembagakan, maka ia tidak lebih berbeda dengan sebuah partai Politik. Kayaknya, capek kita bergulat dengan pelbagai pemikiran intrik dan ketidakpercayaan. Saya yakin kalaupun malaikat yang berkuasa di NKRI ini, tidak ada yang bebas-bebas dari kesalahan, karena begitu banyaknya sikap apriori dari masyarakat bangsa ini. Kesempurnaan Pemimpin bangsa itu tidak terletak dari perilaku dan sikap pemimpin itu semata, tapi dari bagaimana kita menempatkan mereka dalam pola pikir dan kearifan kita menilai mereka apa adanya. Saya yakin kesempurnaan yang kita cari dari pemimpin bangsa itu, adanya di hati nurani kita sendiri (maaf ini bukan iklan Hanura- yang katanya sebagian berarti hati nurani purnawirawan). kalau kita terus berkutat mencari pemimpin bangsa dengan mengedepankan dikhotomi Golput dan Non-Golput, saya yakin tidak akan habis-habisnya masalah bangsa ini. Di setiap kekuarangan seseorang (pemimpin bangsa) pasti ada sisi konstruktif yang positifnya, maka kedepankanlah itu. Maka, memilihlah anda yang terbaik sekalipun itu diantara yang vterburuk. Pada 29 November 2008 06:35, guntoro soewarno [EMAIL PROTECTED]menulis: Rakyat mesti cermat, menyikapi iklan besar-besaran soetrisno bachir dan prabowo. Karena, itu sudah pasti tidak lebih dari jualan kecap manis yang selalu ngomong,'Aku yang nomor 1.'' Karena menakar kualitas keduanya sungguh gampang. Soetrisno Bachir Pertama, Sebagai pengusaha dia terbukti gagal, dengan banyak utang yang menumpuk. Sepanjang sejarahnya juga banyak menyimpan masalah. Kedua, dari aspek moralitas, kasus Soetrisno Bachir dengan artis yang tiba-tiba hamil saya kira perlu diinvestigasi, sehingga Soetrisno Bachir punya cek ke publik yang membuktikan bahwa dia bagus secara moral. ketiga, pernyataan terakhir agar kita mencintai produk dalam negeri membuktikan bahwa kapasitas dia sebagai pemimpin memang tidak seberapa. Untuk bisa memakai produk dalam negeri tentu bukan persoalan gampang, efek globalisasi sudah terlanjur melilit-lilit. Jadi jangan asal njeplak dalam mengeluarkan pendapat. Khawatir kelihatan aslinya. Bagaimana dengan Prabowo? Pertama, Partai Gerindra yang digerakkan dengan satu komando hanya di tangan dia membuktikan bahwa kepemimpinan mantan Danjen Kopassus ini sangat berbahaya. Bagaimana kalau gaya kepemimpinan seperti ini dia bawa ketika menjadi Presiden? Kedua, PR Prabowo dengan kasus penculikan aktivis pro demokrasi juga harus menjadi perhatian serius karena kasus ini sampai sekarang belum tuntas. Saya kira Prabowo kalau jantan mesti berani ambil inisiatif untuk mmbongkar tuntas untuk menyelesaikan para aktivis yang hilang itu. Ketiga, dalam banyak iklannya, Prabowo sangat pro petani. Tapi kita lihat selama menjadi Ketua Umum HKTI, berapa petani yang lepas dari kemiskinan, jeratan rentenir, kehilangan pupuk dan harga jual produk pertanian yang terus turun? Saya kira karya Prabowo di wilayah itu omong kosong. Pepesan kosong saja. Petani dijadikan alat politik untuk meraih suara dengan tetap membuat mereka miskin tujuh turunan. Kesimpulannya: Memilih Soetrisno dan Prabowo dalam Pemilihan Presiden mendatang sungguh naif dan omong kosong. Sebagaimana lebih naif lagi kalau memilih: SBY-JK yang jadi agen Amerika, Megawati yang sudah terbukti gagal dan penjual aset-aset strageis bangsa dan Sultan yang sangat feodal. Apalagi Rizal malarangeng yang tidak tahu malu dengan iklannya yang mejeng malu-maluin. Pilihan yang paling manjur 40% Golput yang menang di hampir semua Pilkada Gubernur dan Bupati, bergabung membentuk satu sikap untuk melawan oligarki kekuasaan, pemimpin basi dan pemimpin yang hanya bisa beriklan, untuk mengusung perubahan yang nyata. guntoro soewarno reporter media indonesia Posting ini merupakan pendapat pribadi
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CARA Kita Milih Presiden
Kang Adhi bisa saja bikin personifikasi, tapi cerdas dan mengena. Salut, Kang! Pada 21 November 2008 01:32, jajang c noer [EMAIL PROTECTED] menulis: gila. gue ampe ketawa ngakak lho 'dhie, baca ini. ber-kali2. sederhana, tapi dalam. dan penting. --- On Wed, 11/19/08, Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]massardispoke%40yahoo.com wrote: From: Adhie Massardi [EMAIL PROTECTED]massardispoke%40yahoo.com Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] CARA Kita Milih Presiden To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com CARA INDONESIA MILIH PRESIDEN Oleh Adhie M Massardi NARTI, nama sebenarnya, pernah bekerja di rumah saya sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun sering telmi (telat mikir), perempuan asal Pacitan umur 30-an ini rajin bekerja dan lumayan rapi. Suatu hari, seminggu setelah terima gaji, di tangannya tergenggam telepon selular merk Nokia. Tiga minggu kemudian, HP-nya sudah ganti Samsung. Setelah gajian bulan berikutnya, yang digenggamnya HP merk Sony Ericsson. Busyet, ini pembantu hobinya ganti-ganti handphone ! Ini komentar istri saya. Anda pasti juga sepakat dengan istri saya. Tapi saya tidak. Naluri wartawan menuntun saya untuk bertanya soal gonta-ganti HP itu. Dan inilah jawaban orang Pacitan itu: Saya dibohongi teman-teman terus, Pak. Waktu mau beli HP saya tanya sama Mawut (pembantu rumah sebelah; AMM). Katanya yang bagus itu Nokia kayak punya dia. Awet gak pernah rusak. Nyatanya baru seminggu sudah sering ngadat. Lha, Si Man sopirnya Bapak, ngasih tahu suruh ganti Samsung. Lebih murah dan kualitas sama bagusnya. Tapi nyatanya belum dua minggu sudah rusak. Makanya sekarang saya ganti Sony Ericsson sesuai saran kakak saya . Benar, tak sampai seminggu, HP Narti rusak lagi. Dan ia akhirnya memilih tidak ikut-ikutan bergaya seperti teman-temannya, yang gajinya banyak dihabiskan buat beli pulsa. Itulah gaya hidup para pembantu rumah tangga sekarang. Biar tekor, yang penting bisa komunikasi terus dengan keluarga dan teman-teman di kampung. Tapi kenapa Narti gonta-ganti Handphone? Ini jawabannya: Dia belum paham bagaimana memperlakukan alat komunikasi canggih tapi ringkih itu. Kalau menyuci piring ditaruh di kantong depan sehingga sering kecipratan air. Saat menge-charge batere bisa dari siang hingga esok pagi, bahkan besok siangnya. Akibatnya batere jadi sering ngedrop. Maka HP jenis apa pun akan lekas jebol dipakai Narti. Tapi dia pikir karena merknya. Itu sebabnya jalan keluarnya yang dia ambil: ganti merk HP. Narti tidak sendirian. Orang seperti Narti di negeri ini banyak banget. Mayoritas anggota DPR cara berpikirnya juga seperti Narti itu. Akibatnya memang jadi lebih parah. Sebab cara berpikir ganti merk dan bukan mengubah perilaku -- juga diterapkan untuk menentukan orang No 1 di negeri ini. Kita masih ingat. Agar tidak jadi seperti Bung Karno yang presiden seumur hidup, dibuatlah aturan presiden dipilih MPR lima tahun sekali. Karena MPR-nya dikendalikan presiden, setiap lima tahun yang kepilih Soeharto lagi, Soeharto lagi. Ini akibat sistemnya yang executive heavy alias terlalu dominannya kekuatan eksekutif. Ini kesimpulan mereka di DPR pasca Soeharto lengser. Setelah disela BJ Habibie, bandul dipindah ke legislatif. Mereka lalu milih Gus Dur dengan merdeka sebagai presiden. Ketika ada masalah, legislatif menggoyang-goyang kursi Gus Dur. Presdien pun jatuh. Lho ? Kok gampang banget ya presiden dijatuhkan? Mereka bingung sendiri. Agar presiden tidak gampang digoyang, dibuatlah merk baru: presiden pilihan rakyat. Sialnya, yang pertama kepilih rakyat Soesilo Bambang Yudhoyono. Orang yang sulit bikin keputusan. Membentuk kabinet saja harus mengakomodasi orang parpol karena partainya sendiri ukuran sedang-sedang saja. Agar tidak terulang kasus terpilihnya presiden ragu-ragu, dibuatlah syarat dukungan 20 persen kursi DPR atawa 25 persen suara hasil pemilu yang tidak jelas logikanya itu. Mudah dibayangkan presiden macam apa yang bakal dihasilkan pilpres 2009 bila cara memilihnya menggunakan logika bekas pembantu di rumah saya itu. Hanya ganti merk tapi perilakunya tetap. Nyari presiden kok kayak nyari handphone. Tergantung gimana bunyi iklannya. [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis FPK [Forum Pembaca KOMPAS] : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari http://cetak.kompas.com/ dan http://kompas.com/ 3.Moderator berhak memuat,menolak dan mengedit E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web,
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal pola penjajah)
Bang Viktor, kalau terpilih anggota DPD, yang mesti di up-grade habis-habiasan itu bukan mekanisme pencalonan anggota DPD (DPR riweuh!), tapi posisi dan peran DPD yang perlu dipertegas kembali. Semoga . -Original Message- From: victor silaen [EMAIL PROTECTED] victor.silaen%40yahoo.com Date: Thu, 20 Nov 2008 04:35:07 To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.comForum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com Subject: Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal pola penjajah) Kalau saya sih beda. Saya Caleg DPD No. 40, wakil DKI Jakarta, non-partai alias independen. Saya tidak perlu menyetor kepada siapa-siapa sewaktu mendaftar sebagai calon dan melakukan persiapan. Memang, ada uang juga yang keluar, untuk fotokopi�KTP, ongkos ke sana-sini, ongkos bagi beberapa orang tertentu (tidak semuanya) yang membantu saya,�termasuk�membeli mesin fotokopi portable. � Sekarang, setelah disahkan sebagai caleg tetap, saya sudah mulai berkampanye. Saya didukung oleh Tim Sukses, relawan2 yang betul2 mau mendukung saya, termasuk membantu mencarikan dana untuk mendukung kampanye2 saya. Insya Allah, tidak akan puluhan juta rupiah saya dan Tim Sukses saya habiskan untuk itu. � Nggak deh... Nggak banget... Nggak sudi saya meniru cara-cara berpolitik (mendapatkan kursi legislatif) yang amat sangat tidak sehat seperti orang-orang itu. Sebab, saya berpolitik demi kebaikan dan kebajikan rakyat, bukan demi meningkatkan harta-benda saya. � Salam Victor Silaen Caleg DPD No. 40, wakil DKI (www.victorsilaen.com) [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M?
Ok, Bang Indra! bisa ditulis itu lika-liku penggalangan dana pencalonan legislatif yang anda lakukan, siapa tahu bisa jadi referensi bagi kawan-kawan lain yang akan mencalonkan anggota legislatif kelak. Tunjukkan, bahwa pola penggalangan dan ini sifatnya emansipatoris. 2008/11/19 Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED] Ntar saya tulis, ya. Panjang betul nantinya. Jadi buku aja. Saya sudah habis 200 Jt. Murni sumbangan kawan2, dari 100rb, sampai 50jt. Stiker dicetak kawan LSM Gorontalo di Surabaya. Contoh kecil saja, utk saksi 2000 org, dari 1 lbh TPS, kalau 1 org 50rb, habis 100jt pada hari H. Tp saya blm tertarik nulis ini. Satu hal yg perlu saya katakan, hampir semua aktivitas sosial kemasy skrg dibiayai caleg. 1 stiker bagus harganya 800. 1 lembar kartu nama 400. Spanduk 250 rb. Bayangkan kalo bikin 1000 lembar, 250 jt utk spanduk aja. Ijp Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Modal Caleg Golkar 1M? (bertanya soal pola penjajah)
Esensi sebuah kampanye adalah memperkenalkan diri. Terangkum dalam perkenalan diri itu adalah uraian visi, misi dan program kerja. Lalu, proses memperkenalkan diri ini merangkum wilayah yang harus disambangi. Pada tahap ini, yang diperlukan adalah modal operasional mobilisasi antar wilayah. Besar kecilnya anggaran yang diperlukan, akan relatif karena ia mencakup luas dapil. Namun, kendati sudah banyak wilayah yang disambangi dalam program kampanye, tidak otomatis suara daerah tersebut dapat ditangkap. Persoalan akan muncul karena dalam setiap tebar pesona kampanye yang kita lakukan tersawer berbagai macam pernik kampanye seperti kaos, sticker, gantungan kunci, asbak, pulpen, korek api, dll. Model sawer ini sah-sah saja, namun jelek untuk dibudayakan, karena ia memberikan pelajaran politik yang ketergantungan .Pada posisi ini anggaran kampanye memang dibutuhkan. Kata IJP, angka 1 Miliar bukan sesuatu yang absurd, bahkan bisa lebih. Masyarakat sebagian sudah cukup cerdas, sehingga simpati kepada caleg tidak hanya semata dilihat dari sesuatu yang material, kendati di luar material kita cukup sulit mengurainya. Pada 20 November 2008 08:17, iwan piliang [EMAIL PROTECTED] menulis: Salam, Bung IJP sudah memaparkan dengan angka. Sehingga angka Rp 1 Miliar, bukan suatu absurd. Bila saja memang kemudian target masuk ke DPR terpenuhi, saya kemudian berpikir, tentulah pada tahap awal, anggota yang jadi memikirkan penegmbalian modal. Ini hukum alam. Orang yang tak berkenan duit pun pasti berhitung demikian. Misalkan uang dibawa pulang anggota DPR ke depan, Rp 100 juta perbulan, dipotong untuk partai dan lain-lain, sisa Rp 60 juta, dia makan habis untuk bulanan Rp 30 juta, maka sebulan menabung Rp 30. Anda hitung sendiri berapa tahun Rp 1 miliar, baru kembali. Bila anggota DPR itu, orangnya lempeng macam Alm. Sopan Sophiaan., tentulah gaji doang yang akan ditabung. Sehingga tak kepikir mencari sampingan, apalagi kolusi untuk berkorupsi. Itu jika pengeluaran Rp 1 Miliar. Prakteknya banyak Caleg yang diperkirakan menghabiskan lebih Rp 1 M, karena untuk nomor urut saja, ada yang membayar Rp 300 juta. Saya mengenal dan tahu pasti, ada sosok anak muda yang mengorganisir 800 kelompok tani di Sulbar, lalu tak jadi masuk caleg, dibuang, karena tak setor uang. Ada juga tokoh masyarakat yang bersih di sebuah kabupaten, dengan massa besar, juga dicoret namanya di sebuah partai untuk caleg, juga alasan uang. Saya bertanya, sistem kepartaian kita sekarang ini meniru model mana ya? Siapa sesungguhnya konseptornya? Benar untuk rakyat, atau untuk para juragan doang? Bukankah ini pola-pola penjajah yang diparlemenkan? Wassalam, iwan piliang
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] bravo obama!
OBAMA menang, tidak hanya karena semata warna kulit. Ia juga memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menduduki kursi presiden. 2008/11/5 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] Ya BRAVO! Saya sangat bahagia untuk masyarakat di Amerika, yang telah membuka mata dunia bahwa masih lebih banyak orang-orang yang memilih dengan akal yang sehat dari pada memilih WARNA KULIT saja! Berbahagialah AMERIKA. Salam, Yuli
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Gila! Oknum Polisi di Polres Jaktim Perkosa Saksi Remaja
Kita lihat Kapolda Baru Kita, bagaimana beliau memperlakukan anak buahnya yang telah MENCORENG Korps Kepolisian di tengah upaya mengangkat Citra Lembaga ini. Beri penjelasan kepada masyarakat hasil akhir dari pemeriksaan terhadap Si Bajingan HK ini! Agar masyarakat tahu bahwa Kapolda kita memang tidak main-main menjaga citra korpsnya. 2008/10/31 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] Laporan Wartawan Kompas Clara Wresti http://kompas.com/read/xml/2008/10/31/0559044/gila.oknum.polisi.di.polres.jaktim.perkosa.saksi.remaja JAKARTA, JUMAT Brigadir Satu Polisi HK, disangka telah memperkosa seorang saksi yang masih remaja. Perkosaan itu terjadi setelah polisi menangkap pacar korban. Perbuatan biadab itu sebenarnya terjadi dua bulan lalu, pertengahan Agustus 2008. Ketika itu, Abdul Rahman (19) ditangkap oleh Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Timur di halaman SDN 28, Jalan Griya Wartawan, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. Rahman datang ke SD bersama pacarnya, Sinta (17, bukan nama sebenarnya), Sabtu (16/8). Mereka datang karena mendapat pesan singkat untuk datang ke sekolah itu. Namun ketika tiba di halaman SD, mereka langsung ditangkap oleh lima orang polisi berpakaian preman. Saat ditangkap, mereka berdua tidak membawa barang bukti. Hanya di saku celana panjang Sinta ada selembar kertas linting, kata Budi Alfiawan (40), kakak Sinta. Saat itu, Rahman lalu dibawa ke kantin SD dan di sana sudah ada sebuah rantang yang berisi ganja. Polisi lalu menuduh rantang itu milik Rahman. Melihat Rahman ditangkap, Sinta pun ketakutan hingga pingsan. Sinta lalu digendong oleh HK dan dibawa ke mobil. Saat Rahman dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur, Sinta dibawa ke sebuah hotel di kawasan Jatinegara. Di sana Sinta mengaku diperkosa oleh HK sebanyak dua kali. Sinta baru dilepas HK pada hari Minggu (17/8). Selama ini Sinta menutupi kejadian yang menimpanya karena khawatir Rahman akan diperlakukan kasar oleh polisi. Hanya Rahman yang tahu masalah itu. Nah, perkosaan itu terungkap ketika Budi menengok Rahman di penjara. Pada saat itu Rahman meminta maaf karena telah membuat Sinta menderita. Saat itulah Rahman menceritakan kejadian yang menimpa Sinta. Mendengar pengakuan Rahman, Budi langsung membawa Sinta ke RS Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari hasil visum diketahui, kemaluan Sinta telah rusak oleh benda tumpul. Selain itu, Budi juga melaporkan kasus ini ke Propam Polda Metro Jaya dengan nomor pengaduan STPL/181/Y/2008/Yanduan dan ditandatangani oleh Ajun Komisaris Polisi Nurhalimah tertanggal 20 Oktober 2008. Budi juga mengadukan hal ini Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Kamis (30/10) mengingat Sinta masih berusia 17 tahun. Menurut Arist Merdeka Sirait, Sekjen Komnas PA, perbuatan HK harus diusut tuntas karena melakukan hal yang sangat tercela. Polisi itu menjadi garda terdepan untuk melindungi masyarakat. Mengapa malah dia memperkosa. Kami menuntut dia pecat, tandas Arist. Sementara Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Hasanuddin mengakui ada anak buahnya yang diperiksa Propam. Kasus itu masih dalam penyelidikan. Apakah benar dia melakukan itu atau tidak. Saat ini HK kami bebas tugaskan dulu demi kepentingan pemeriksaan, kata Hasanuddin. Dia menambahkan, jika hasil pemeriksaan dapat membuktikan HK melakukan tindakan tercela itu, maka HK akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Kami tidak akan mentolerir anggota yang melanggar hukum, tegas Kapolres. Clara Wresti Sent from my BlackBerry (c) Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Perjalanan panjang mencapai cita-cita (Post doctoral in California University)
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melancarkan semua urusan Mas Taruna! Tepy- 2008/10/31 Taruna Ikrar [EMAIL PROTECTED] Assalamu alaikum wr. wb. Tak terasa waktu terus berjalan, masih teringat kenangan sewaktu beraktivitas di Iktan dokter Indonesia, kemudian sempat bertanggar sewaktu di jakarta UI, Kemudian tidak terasa waktu mengantarkan kami Ke Niigata untuk melanjutkan PhD. Dan ternyata perjuangan belum berakhir, sekarang alhmadulillah Allah menetapkan kami menjadi salah seorang dari: Winner for Post Doctoral Schoolar at CALIFORNIA UNIVERSITY, http://www.arwu.org/rank2008/ARWU2008_A(EN).htm 3002 Barkely place, Ir, CA, USA. (One of the BEST UNIVERSITY in the world). and the top institution for cardiac-neuroscience. Sebagai warga biasa, yang akan menjalankan tugas tersebut 2-3 tahun kedepan, dengan KERENDAHAN HATI, mohon didoakan semoga missi kami untuk mengungkap Hubungan Fungsi Utama Peran Otak dan Jantung secara Molecular Geneticts akan berhasil,..amien ya rabbul alamin. wassalam Taruna Ikrar http://medicals. multiply. com/ New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Pemilu Sah ??? Tapi Golput diatas 50%
Sebenarnya upaya melembagakan Golput, adalah upaya mendirikan Partai Golput dalam pengertian pengerahan massa. Golput akan lebih bermakna kalau ia sebuah gerakan nurani pribadi bukan dilembagakan! Pada 30 Oktober 2008 15:57, Suwito Pay [EMAIL PROTECTED] menulis: Sedikit menambahi untuk tukar gagasan. Memang benar tidak ada hubungannya meskipun yang golput sampai 90 % pun hasil pemilu tidak bisa dibatalkan oleh KPU. Akan tetapi jika golputnya lebih besar jumlahnya pemimpin yang terpilih -siapapun orangnya- secara moral bisa dianggap tidak legitimated.artinya rakyat sebenarnya tidak memilih pemimpin tersebut dalam arti yang sesungguhnya. Nah, yang lebih penting sebenarnya, mengapa di banyak daerah justru golput yang menjadi pemenang??apakah ini menjadi indikasi bahwa rakyat sudah tidak lagi percaya pada partai dan pemimpin yang dilahirkannya?? Kalau itu yang terjadi sudah seharusnya hal ini menjadi perhatian serius bagi pemimpin-peminpin partai di negeri ini untuk lebih riil memperjuangkan kepentingan rakyat. Bukan malah menghambur-hamburkan uang rakyat untuk kepentingan dan popularitasnya sendiri.
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: MARI MEMBUAT GOLPUT MAMPU MERUBAH KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA!
Nampaknya, selama ini Golput itu khan hanya sebuah sikap politik, bukan sebuah gerakan politik yang rapi dan berorientasi pada pelembagaan politik. Karena itu, upaya menjadikan Golput sebagai sebuah kelembagaan politik dipandang sebagai upaya sia-sia. Sebenarnya Golput ini mau dibawa kemana? Kriteria Golput itu beragam, mohon penjelasan 2008/10/30 uge basar [EMAIL PROTECTED] Setuju, untuk menunjukan bahwa rakyat berkuasa dan harus dihormati hak-haknya dengan mengganti pemimimpin yang gagal. kalau Golput mana bisa mengubah keadaan, udah beberapa kali Pemilu, golput tidak bisa mengubah apapun.
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Buy Back, Nasionalisme dan Cermin diri!
Salam Hangat Uda Yanuar. Analisis Uda memang manyus! Kapan kita bisa ketemu untuk share berbagi cerita? TAVINUR SYAMSUDIN 2008/10/15 rusdi marpaung [EMAIL PROTECTED] jalan terus bung yanuar, ini cuma soal siapa yang paling benar ngasih pendapat ... (kata tukang warung depan saya, haji toing habermas) jadi, sikat terus aja... salam rusdi marpaung
[Forum Pembaca KOMPAS] Wapres Panggil Komisi IV
Wapres Kita ini, kambuh lagi otoritas aneh-nya. Ditengah rapat pembahasan anggaran Komisi IV DPR RI, eh ketuanya dipanggil menghadap.Yang lebih seru dan sarunya, ini si Ketua yes...yes aja, ngikutin. Aturan main protokoler eksekutif-legislatif, memungkinkan untuk itu, nggak? TAVINUR SYAMSUDIN [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kalla: Dangdut Sudah Tidak Zaman
Apa saya bilang, ini otoritas aneh lagi dari Wapres Kita. Kali ini persoalan kampanye berdangdut ria. Negeri ini sudah aneh, ditambah lagi pemimpinnya juga aneh-aneh. Lha, orang menarik simpati --bahasa politisnya: tebar pesona, mesti diatur-atur. Saya punya proyeksi: Apabila dalam kampanye terbuka yang dilakukan PG kelak nanti, tiba-tiba ada acara dangdutnya, apa mau dikata. Saya yakin, seyakin-yakinnya bahwa ditengah rententan panjang panggung-panggung kampanye nantipasti ada Panitia dari PG membuka Panggung gembira Dandut. Lagi pula, apasalahnya! Kalau dikatakan, karena itu mahal, saya nggak yakin. dangdut itu ..murah meriah lho! Coba jalan-jalan sehabis senja di sepanjang jalan di Kota Tanggerang, pasti didapat penyanyi dangdut keliling. Jika dikatakan, bahwa Pemilu di Indonesia paling repot di dunia. Coba ditengok kembali ke balakang, bukankah mekanisme pemilu legislatif yang tertuang dalam UU No. 10/200 merupakan bargaining antar partai, termasuk PG. Jadi menggerutu...itu ke Partainya, masa Pemilu merepotkan, gitu lho. Katanya Demokrasi itu Mahal. Salam Hangat, TAVINUR SYAMSUDIN-TEPY 2008/10/15 Agus Hamonangan [EMAIL PROTECTED] http://kompas.com/read/xml/2008/10/14/14281527/kalla.dangdut.sudah.tidak.zaman SURABAYA, SELASA Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla menyatakan sudah tidak zaman lagi kampanye dengan pentas dangdut. Caleg harus mencari cara kampanye lebih baik untuk bisa dikenal dan dipilih. Kalla mengatakan, pemilu di Indonesia paling repot di dunia. Setiap pemilih akan mendapat empat lembar surat suara seukuran kertas koran. Kertas itu harus dibuka, dilihat, ditandai, dan dilipat lagi dalam bilik suara yang sempit. Membuka saja sudah repot, apalagi melipatnya, ujarnya saat temu kader di DPD Golkar Jatim di Surabaya, Selasa (14/10). Para pemilih juga harus memilih satu dari ratusan nama dan foto pada surat suara. Caleg harus bekerja keras supaya bisa dikenal di antara ratusan nama dan foto itu. Tidak bisa lagi kampanye pakai pentas dangdut atau cara-cara lama. Caleg harus mencari cara baru seperti usaha sosial, ujarnya. Caleg dan kader harus bekerja untuk menyentuh pemilih sehingga pemilih bisa ingat. Cara-cara baru itu harus dilakukan secara bertahap agar stamina partai dan kader tetap terjaga. Ini kampanye panjang. Jangan sampai Januari nanti sudah minta pijat semua, selorohnya. RAZ Sent from my BlackBerry (c) Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network [Non-text portions of this message have been removed] = Pojok Milis Forum Pembaca KOMPAS : 1.Milis FPK dibuat dan diurus oleh pembaca setia KOMPAS 2.Topik bahasan disarankan bersumber dari KOMPAS dan KOMPAS On-Line (KCM) 3.Moderator berhak mengedit/menolak E-mail sebelum diteruskan ke anggota 4.Moderator E-mail: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 5.Untuk bergabung: [EMAIL PROTECTED] KOMPAS LINTAS GENERASI = Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/Forum-Pembaca-Kompas/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Breaking News: Rhoma-Soneta menggebrak Pittsburgh!
Kendati sudah jelas musik Bang Rhoma dapat direspons di AS bahkan secara universal, tapi maish ada juga yang picik memandang musik Bang Rhoma. Tapi, ketimbang grup musik yang manggung di Korea, yang lihat malah TKW ehngaku-ngaku sudah go-internasional. Macam mana pula... Salam TSR 2008/10/12 Indra Jaya Piliang [EMAIL PROTECTED] Luar biasa. Semoga bisa manggung di banyak kota lagi, tdk hanya di ancol. Musik memang bahasa dunia. Ijp Sent from my BlackBerry(R) wireless device from XL GPRS network
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Re: Nobel buat - ORANG INDONESIA
Relatif seluruh Masyarakat Indonesia, layak dapat Nobel. Coba bayangkan: dikerjai oleh oleh anggota legislatifnya sendiri. Di jadikan percobaan dalam pelbagai regulasi yang bongkar pasang. Uang pajaknya banyak ditelikung pejabat korup. Pekerjanya nrimo dengan upah seadanya. Segala serba mahal: makanan,bahan bakar, dll. Sudah mahal susah didapat lagi Namun, mereka tetap hidup. Dan, anehnya sudah ditimpa bertubi-tubi masalah eh...mau pilih pemimpin yang jelas-jelas bikin bangkrut. Nobel yang layak untukmu! TSR Pada 12 Oktober 2008 11:49, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]menulis: Orang Indonesia pernah ada yang mendapat Nobel, yaitu Uskup Belo dan Ramos Horta. Ketika imereka mendapat Nobel, Timor Timur masih bagian dari RI. Hanya saja sayangnya pemerintah Suharto menanggapinya dingin dan tidak mengucapkan selamat atau menyambut senang. Jaman dulu ada Prof Eijkman yang mendapat Nobel, meskipun ia Belanda, tetapi kan ia tinggal dan melakukan penelitian di Indonesia (Hindia Belanda). KM
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Gus Dur : Golput Akan Capai 70 Persen
Pertanyaan Mendasar adalah: Apakah dengan Golput gurita permasalahan Bangsa ini dapat diselesaikan, bukankah justru malah menimbulkan masalah baru lagi? Kalau masalah legitimasi yang dipersoalkan, lantas apakah dengan minimnya legitimasi berarti tidak banyak berbuat? Pemimpin yang besar legitimasinyapun belum tentu bisa banyak berbuat atas semrawut bangsa ini. Belum lagi apabila kita runut, bahwa proses legitimasi lebih banyak artifisial, ia didapat melalui lip service di jaringan televisi, dalam debat-debat yang tidak membumi, bahkan dalam serpihan-serpihan rupiah yang tidak mendidik malah memprihatinkan. Kalau, Golput sebuah pilihan, ia memang bukan pilihan terbaik. Tapi, di tengah gempita Corong Partai dan Calon Pemimpin di Media Massa, mau tidak mau kita jadi tidak..tidak bebas memilih. Seberapa kecil pun legitimasi yang diperoleh seorang Pemimpin, Saya lebih respon kalau itu didapat secara fair dan elegant. Negara ini masih memerlukan pemimpin, yang peragu sekalipun, ketimbang ia tanpa singgasana sama sekali Salam, TEPY 2008/10/13 faisal habibi [EMAIL PROTECTED] golput memang hak setiap warganegara tapi apakah dengan golput bisa selesaikan masalah bangsa.. jangan-jangan anda memang tipe orang yg hanya terima jadi saja... makanya golput.. kalo enak ikut menikmati kalo susah yaa lepas tangan ... wong dulu gak nyoblos...
Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Dukung SBY, Zaenal Maarif Kibarkan Bintang Rakyat Indonesia
Masih banyak orang yang percaya kepada ORANG HIPOKRIT POLITIK seperti ini? 2008/10/10 Yuliati Soebeno [EMAIL PROTECTED] Emang orang-orang beginian yang memenuhi DPR kita. Adakah pendirian mereka yang kukuh? Plintat plintut dan senang menjadi banjing loncat, asalkan menguntungkan bagi kedua belah pihak. SBY bisa dengan mudah menggunakan jasa-jasa Zaenal Maarif, karena keduanya sudah pernah clash, dan Maarif dimaafkan oleh SBY. Ini namanya KKN HUTANG BUDI. Salam, Yuli