Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Solusi Kemacetan DKI, Gubernur Jalan Kaki Dulu Dong

2008-12-01 Terurut Topik A McK
Di sini (saya tinggal di US) anak2 sekolah masuk sekolah dibagi 3 gelombang.
Yg paling pagi anak2 High School (grade 9-12) kalau naik school bus mulai 
dijemput bis jam 6:15, masuk sekolah jam 7 kurang.
Kemudian anak2 Middle School (grade 6-8) mulai dijemput jam 7:15, masuk sekolah 
jam 8 kurang.
Belakangan anak2 Elementary School (Kindergarten-5) dijemput jam 8:15, masuk 
jam 9 kurang.

Bukan cuma berangkatnya, pulangnya juga bertahap,
High School pulang jam 1:30, kecuali kalau ada extra curriculer.
Middle School 2:30 
Elementary jam 3:30

Saya kira mungkin kita bisa mencoba sistem spt ini. Selain diharap di Jakarta 
terutama bisa mengurangi kemacetan, juga bisa mengurangi masalah kurang tidur, 
gangguan emosional dan bullying dari anak2, terutama yg kecil2 yg masih butuh 
10-11 jam tidur sehari. Saya cenderung setuju untuk masalah transportasi publik 
yg memadai.
Kalau transportasinya bisa diandalkan dan aman, saya waktu di Jakarta juga 
mendingan naik kendaraan umum. Ga repot nyari parkir dan ngga stress. Nyampe di 
tujuan malah muring2 ga karuan.
Tinggal naik, bayar, duduk, nyampe. Mata ga pake lirak-lirik takut copet, 
jambret dan preman.

Cheers,
Noni





From: Emir Chairullah <[EMAIL PROTECTED]>
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Sent: Sunday, November 30, 2008 7:58:14 PM
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Solusi Kemacetan DKI, Gubernur Jalan Kaki Dulu 
Dong


Yang mengherankan dari usulan mengubah jam kerja ini adalah apa sih
persoalan utamanya. Masalahnya kan di kemacetan yakni jumlah kendaraan
yang melebihi kapasitas jalan. Lantas kenapa bukan volume kendaraannya
yang dikurangi termasuk menghilangkan vorrijder Gubernur DKI dan
wagubnya yang menambah kemacetan di ibukota ini . Memang salah apa
anak sekolah atau PNS atau karyawan membawa mobil pribadi. Tidak ada
larangannya kok.

Kalau mengurangi kemacetan, ya kurangi jumlah kendaraannya. Siapkan
transportasi publik yang memadai. Contoh busway di koridor VII hingga
X yang terlunta-lunta karena buruknya perencanaan dari orang yang
katanya AHLI membenahi ibukota RI ini segera dioperasikan. Bukannya
justru menambah jam kemacetan dengan memajukan jam masuk anak sekolah
atau PNS.

Gubernur sih gampang sampai ke kantor. Rumah di Menteng, kantor hanya
berjarak 1 km dari rumahnya dengan naik mobil. Itu pun ditambah mobil
pengawal yang justru menambah populasi mobil di Jakarta. Padahal,
kalau mau nih, pakai sepeda aja. Atau jalan kaki misalnya. Kecuali
kalau mau berkunjung ke pelosok ibukota seperti Cengkareng atau Marunda. 

Jadi intinya, jangan mengorbankan masyarakat yang sudah susah payah
memilihnya kalau dirinya juga tak mau berkorban. Jangan sebut
masyarakat yang mengkritik egois atau telat mikir. Masyarakat juga ada
yang belajar dan melihat sistem transportasi di negara lain. 
Jangan membuat kebijakan justru melompat-lompat dan nggak jelas
dampaknya. 

Sekali lagi ini hanya diskusi...

Salam 

Emir




  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Solusi Kemacetan DKI, Gubernur Jalan Kaki Dulu Dong

2008-11-30 Terurut Topik sonar sihombing
Sekarang ini setiap departemen, lembaga dan komisi seakan wajib menyediakan 
mobil dinas setiap anggara belanja baru. So, siapa yang terus menambah 
jumlah mobil ya pemerintah juiga.
 
 

--- On Mon, 12/1/08, Emir Chairullah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

From: Emir Chairullah <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Solusi Kemacetan DKI, Gubernur Jalan Kaki Dulu 
Dong
To: Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com
Date: Monday, December 1, 2008, 7:58 AM






Yang mengherankan dari usulan mengubah jam kerja ini adalah apa sih
persoalan utamanya. Masalahnya kan di kemacetan yakni jumlah kendaraan
yang melebihi kapasitas jalan. Lantas kenapa bukan volume kendaraannya
yang dikurangi termasuk menghilangkan vorrijder Gubernur DKI dan
wagubnya yang menambah kemacetan di ibukota ini . Memang salah apa
anak sekolah atau PNS atau karyawan membawa mobil pribadi. Tidak ada
larangannya kok.

Kalau mengurangi kemacetan, ya kurangi jumlah kendaraannya. Siapkan
transportasi publik yang memadai. Contoh busway di koridor VII hingga
X yang terlunta-lunta karena buruknya perencanaan dari orang yang
katanya AHLI membenahi ibukota RI ini segera dioperasikan. Bukannya
justru menambah jam kemacetan dengan memajukan jam masuk anak sekolah
atau PNS.

Gubernur sih gampang sampai ke kantor. Rumah di Menteng, kantor hanya
berjarak 1 km dari rumahnya dengan naik mobil. Itu pun ditambah mobil
pengawal yang justru menambah populasi mobil di Jakarta. Padahal,
kalau mau nih, pakai sepeda aja. Atau jalan kaki misalnya. Kecuali
kalau mau berkunjung ke pelosok ibukota seperti Cengkareng atau Marunda. 

Jadi intinya, jangan mengorbankan masyarakat yang sudah susah payah
memilihnya kalau dirinya juga tak mau berkorban. Jangan sebut
masyarakat yang mengkritik egois atau telat mikir. Masyarakat juga ada
yang belajar dan melihat sistem transportasi di negara lain. 
Jangan membuat kebijakan justru melompat-lompat dan nggak jelas
dampaknya. 

Sekali lagi ini hanya diskusi...

Salam 

Emir

 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



[Forum-Pembaca-KOMPAS] Solusi Kemacetan DKI, Gubernur Jalan Kaki Dulu Dong

2008-11-30 Terurut Topik Emir Chairullah
Yang mengherankan dari usulan mengubah jam kerja ini adalah apa sih
persoalan utamanya. Masalahnya kan di kemacetan yakni jumlah kendaraan
yang melebihi kapasitas jalan. Lantas kenapa bukan volume kendaraannya
yang dikurangi termasuk menghilangkan vorrijder Gubernur DKI dan
wagubnya yang menambah kemacetan di ibukota ini . Memang salah apa
anak sekolah atau PNS atau karyawan membawa mobil pribadi. Tidak ada
larangannya kok.

Kalau mengurangi kemacetan, ya kurangi jumlah kendaraannya. Siapkan
transportasi publik yang memadai. Contoh busway di koridor VII hingga
X yang terlunta-lunta karena buruknya perencanaan dari orang yang
katanya AHLI membenahi ibukota RI ini segera dioperasikan. Bukannya
justru menambah jam kemacetan dengan memajukan jam masuk anak sekolah
atau PNS.

Gubernur sih gampang sampai ke kantor. Rumah di Menteng, kantor hanya
berjarak 1 km dari rumahnya dengan naik mobil. Itu pun ditambah mobil
pengawal yang justru menambah populasi mobil di Jakarta. Padahal,
kalau mau nih, pakai sepeda aja. Atau jalan kaki misalnya. Kecuali
kalau mau berkunjung ke pelosok ibukota seperti Cengkareng atau Marunda.

Jadi intinya, jangan mengorbankan masyarakat yang sudah susah payah
memilihnya kalau dirinya juga tak mau berkorban. Jangan sebut
masyarakat yang mengkritik egois atau telat mikir. Masyarakat juga ada
yang belajar dan melihat sistem transportasi di negara lain.
Jangan membuat kebijakan justru melompat-lompat dan nggak jelas
dampaknya.

Sekali lagi ini hanya diskusi...

Salam

Emir