Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-25 Terurut Topik Deni Renoptri
mengenai bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan, bahasa
nasional kita yang sesungguhnya wajar kita banggakan, jika kita lihat
bahwa bangsa maupun negara-negara jiran di sekitar kita tidak atau
belum memiliki bahasa nasional yang semantap bahasa Indonesia. Bahkan
bulan Oktober ini pun oleh Depdiknas dijadikan sebagai "Bulan Bahasa",
di mana dilakukan aktivitas yang berhubungan dengan bahasa Indonesia
dengan maksud menumbuhkembangkan bahasa Indonesia agar lebih baik,
lebih berkualitas, dan slogan "pakailah bahasa Indonesia yang baik dan
benar" tidak sekedar menjadi slogan kosong belaka.

Bulan Bahasa ini kita anggap sangatlah penting, jika kita mengamati
dan secara jujur mengakui, bahwa keadaan bahasa Indonesia sekarang
sungguh sangat memprihatinkan. Justru telah terjadi "perusakan bahasa
Indonesia" yang disengaja atau tidak disengaja. Orang menggunakan
bahasa Indonesia, lisan maupun tulisan, dengan seenaknya sendiri,
sesuka hatinya, tanpa mengindahkan kaidah-kaidah bahasa Indonesia,
atau tata bahasa secara benar.

Yang lebih menyedihkan justru media massa secara tidak sadar
"ikut-ikutan" berbuat dosa merusak bahasa. Lihatlah siaran televisi,
terutama sinetron atau film yang menggunakan bahasa Indonesia sesuka
hati sendiri. Juga baliho atau spanduk-spanduk iklan yang bertebaran
di sepanjang tepi jalan, banyak memakai kata-kata yang sudah dirusak
(sekadar contoh, kata buruan yang seharusnya cepatlah atau
bergegaslah, kata pake yang seharusnya pakai, dan banyak lagi).

Sedihnya para ilmuwan, para pakar bahasa Indonesia tak dapat berbuat
sesuatu untuk mencegah perusakan tersebut. Padahal dalam UUD 45 Pasal
36 jelas disebutkan : "Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia". Para
pakar bahasa Indonesia tak dapat berbuat banyak karena tak memiliki
payung hukum. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia pun
tak memiliki wewenang. Maka sangatlah tepat jika sekarang sedang
diperjuangkan adanya Undang-Undang Bahasa guna melindungi bahasa dari
perusakan. Malahan kalau perlu dibentuk pula KPB atau Komisi
Pembenahan Bahasa. Bahasa Indonesia wajar saja berkembang, namun
perkembangan yang dilakukan janganlah merusak bahasa Indonesia itu
sendiri !




Pada tanggal 25/10/07, ida mawardi <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> kata Bahasa Banjar bahkan dari daerah pedalaman Kalsel pun banyak yang
> dijadikan bahasa nasional malaysia. Di antaranya katil, tambang


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-25 Terurut Topik Umbu Rey
Hati-hati Bung, kalau bicara soal bahasa. Jangan sampai pepatah lama menyentil 
kita: "menepuk air di dulang tepercik muka sendiri". Kita cek dulu, lalu recek 
lagi, apakah betul Malaysia mengklaim seluruh isi KBBI itu miliknya.
   
  Pada dasarnya kedua negara serumpun ini menggunakan bahasa dari akar yang 
sama yakni Melayu. Wajar saja kalau seluruh isi KBBI itu juga menjadi milik 
Malaysia juga. Menurut pengamatan saya, hampir semua kata dalam Kamus Bahasa 
Malaysia itu tertera pula dalam KBBI. Lalu, siapa mengklaim siapa? Wong, 
bahasanya sama.
   
  Dalam KBBI itu juga ada lebih dari tiga ribu lema (kata pokok) yang berbau 
Arab dan kita sudah menyatakan itu bahasa Indonesia juga. Jumlah yang hampir 
sama juga kita ambil dari Belanda. Belum lagi terhitung bahasa Inggris, 
Portugis dan bahasa Jawa dan Sansekerta.
   
  Orang Arab, Inggris, Belanda, Portugis dan Jawa pernahkah mengklaim bahwa 
kita menjiplak bahasa mereka? Kalau mau mempertahankan jati diri dengan bahasa 
Indonesia, saya ingin bertanya pada  Anda sekalian. Beranikah Anda berdoa 
dengan bahasa Indonesia?
   
  Nanti bangsa Amerika dan Portugis atau Belanda berkata, "Akh, berdoa saja 
pakai menjiplak bahasa Arab. Kenapa tidak pakai bahasa sendiri?" Maaf, maaf, 
jangan marah. Ini cuma perbandingan, supaya kita bisa sedikit lebih bijak 
membaca persoalan.
   
  Akh, sobat, lagu rohani dalam agama Kristen itu juga kita jiplak 
mentah-mentah dengan mengganti lirik dan syairnya dalam bahasa Indonesia. "What 
A Friend We Have In Jesus" kita tukar menjadi "Kulihat Ibu Pertiwi".
   
  Demikian juga lagu merdu mendayu-dayu yang biasa dinyanyikan untuk mengiring 
acara mengheningkan cipta pada upacara 17 Agutus itu kita jiplak mentah-mentah 
dari lagu rohani Kiristen/Katolik. Saya lupa judulnya dalam kitab lagu Katolik 
Madah Bakti.Itu lagu biasa dinyanyikan jemaat gereja pada upacara kematian.
   
  Bahasa itu universal sifatnya. Saya malah bangga kalau suatu saat kelak 
bahasa Indonesia dipakai oleh seluruh bangsa di Asia Tenggara, bahkan di 
Australia, dan kalau perlu ditetapkan oleh PBB sebagai bahasa resmi dunia. 
Biarkanlah bahasa Indonesia ini menjadi milik dunia. Biarkanlah orang Arab dan 
Amerika itu cuap-cuap dengan bahasa Indonesia.
   
  IUR

   

Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, 
landscape pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia 
(KBBI) juga diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.

Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah lakukan untuk 
memproteksi milik Indonesia?

Satrio

(dari milis tetangga:)

Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah bekerja 
di Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali habis-habisan. 

Jadi siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.

So, what we gonna do? :((

-anton-
http://rumahtulisan .wordpress. com

--- "Oyos Saroso H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

> Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang dicolong
> Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa
> Lampung (maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan
> Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua entri Kamus
> Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam
> Kamus Bahasa Melayu Malaysia. Mereka cuma
> memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu ditambah
> dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. 
> 
> Menurut Agus Shri Danardana, kepala Kantor Bahasa
> Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"
> selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain
> mencuri kamus, mereka juga mencuri ide-ide
> pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam
> forum Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo
> singkat sudah direalisasikan di Malaysia dalam
> bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa
> melakukan itu karena punya dana besar dan
> orang-orangnya "lebih cekatan"...
> 
> Salam,
> 
> Oyos

_


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-25 Terurut Topik ida mawardi
kata Bahasa Banjar bahkan dari daerah pedalaman Kalsel pun banyak yang 
dijadikan bahasa nasional malaysia. Di antaranya katil, tambang 

Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, landscape 
pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.
 
 Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah lakukan untuk 
memproteksi milik Indonesia?
 
 Satrio
 
 (dari milis tetangga:)
 
 Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah bekerja 
di Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali habis-habisan. 
 
 Jadi siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.
 
 So, what we gonna do? :((
 
 -anton-
 http://rumahtulisan .wordpress. com
 
 --- "Oyos Saroso H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
 
 > Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang dicolong
 > Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa
 > Lampung (maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan
 > Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua entri Kamus
 > Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam
 > Kamus Bahasa Melayu Malaysia. Mereka cuma
 > memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu ditambah
 > dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. 
 > 
 > Menurut Agus Shri Danardana, kepala Kantor Bahasa
 > Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"
 > selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain
 > mencuri kamus, mereka juga mencuri ide-ide
 > pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam
 > forum Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo
 > singkat sudah direalisasikan di Malaysia dalam
 > bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa
 > melakukan itu karena punya dana besar dan
 > orang-orangnya "lebih cekatan"...
 > 
 > Salam,
 > 
 > Oyos
 
 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-24 Terurut Topik Ika Wartika
lama2 polisi Rela juga seragamnya kain poleng.
-ika-


-Original Message-
From: "aries cathlea" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Date: Thu, 25 Oct 2007 13:13:58 +0700
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia 
(KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

 
> Hoey "malingsia" hebuaaat banget euy!! meni teu
> uyahan pisan. Naon deui nu di aku? Tapi kali "malingsia" mo niru2
> Bali bakalan kagak bisa dah!! karena Bali itu amat unique dan
> kharismanya pasti akan jauh beda.


RE: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-24 Terurut Topik Erick monk ozta
Lagi lagi pencurian...
Ya gimana lagi, org Indonesia kreatif kreatif banget sih, 
terus ya gimana lagi ? kita iklaskan aja deh, mungkin nanti ada hiukmahnya juga.
Tapi kalau di Langkawi, turis tursi juga pada ngerti, bahwaitu design Bali.
Dan Lanscape ala Bali disini memang populer sekali, sampai yg berskala kecil 
seperti design balconi Condominium juga sudah mengarah kesana. 
Jangan kaget kalau nanti Design seperti itu, termasuk design Gazebo kita 
dicaplok juga. 
Makanya , design design Rumah Tradisional kita dari Sabang sampai Merauke, 
serta Budayanya, bentuk seninya, cepet cepet di patentkan aja. Ini perlu 
kesadaran Nasional dan Kompromi nasional kearah itu. Mungkin ada baiknya juga 
ditubuhkan " National Committee for Indonesian Heritage " yg tugasnya bekerja 
sama dengan Team DAERAH untuk mendata dan mempatentkan kekayaan seni, budaya 
dan juga harta Indonesia termasuk Pulau, pasir dll. Semoga dengan itu ada yg 
bertanggung jawab untuk tujuan itu. Kalau kita nuding Pemerintah, yang mana ? 
Seringkali istilah Pemerintah di Indonesia sepertinya Kabur. Nggak jelas. Siapa 
sebetulnya yg bisa disebut sebagai Pemerintah ? Kadang DPR menuding, katanya 
Pemerintah. Apa mereka tidak termasuk didalamnya ?
 
 


To: forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com
0700Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
"dibajak" Malaysia?




Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, landscape 
pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah 
lakukan untuk memproteksi milik Indonesia?Satrio(dari milis tetangga:)Dalam 
sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah bekerja di 
Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali habis-habisan. Jadi 
siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.So, 
what we gonna do? :((-anton-http://rumahtulisan .wordpress. com--- "Oyos Saroso 
H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:> Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang 
dicolong> Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa> Lampung 
(maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan> Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua 
entri Kamus> Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam> Kamus Bahasa 
Melayu Malaysia. Mereka cuma> memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu 
ditambah> dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. > > Menurut Agus Shri Danardana, 
kepala Kantor Bahasa> Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"> 
selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain> mencuri kamus, mereka juga 
mencuri ide-ide> pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam> forum 
Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo> singkat sudah direalisasikan di 
Malaysia dalam> bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa> melakukan itu 
karena punya dana besar dan> orang-orangnya "lebih cekatan"...> > Salam,> > 
Oyos__Do You 


Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-24 Terurut Topik Lasma siregar
Orang Malaysia juga suka bilang kalau orang Indonesia ini
  telah membajak bahasa mereka (bahasa Melayu) lantas
  dijadikan "bahasa Indonesia"...
  Bagaimana komentar kita?
   
  Soal batik, juga ada di Thailand, Burma, Nepal dan sebagainya!
  Namanya lain bentuk berbeda tapi ya serumpun "batik"!
  Wayang kulit juga ada di pelosok people Republic of China,
  ada di Nepal bahkan sampai ke Turkey (baca buku "Zorba the
  Greek" karya Nikos Katanzakis) dan sebagainya...
  Jadi bukan kita saja yang punya!
   
  Sarung misalnya, bukan cuma orang Indonesia yang pakai sarung!
  Juga orang di Somalia, Zanzibar, Sri Lanka dan seribu tempat lainnya.
  Jadi tak mungkin dibilang bahwa orang Garut (misalnya) yang ciptakan
  sarung atau orang Samarinda.
  Sarung bikinan Garut dan Samarinda sangat terkenal dikalangan para
  penyarung
   
  Dalam buku tentang Suriname (banyak orang Jawa disana) dikatakan
  makanan nasional-nya adalah "nasi goreng" (fried rice).
  Padahal nasi goreng juga ada di Shanghai, Taipeh, KL, Singapore plus
  di seluruh dunia yang punya Chinese restaurant!
  Tak ada yang ribut atau panik kalau Suriname memproklamirkan bahwa
  "nasi goreng" adalah makanan nasional Suriname.
   
  Kalau Malaysia bilang sate adalah made in Malaysia lantas Thailand juga
  bilang tape adalah made in Thailand, apakah kita perlu ribut dan panik?
  Apa kurang kerjaan atau bagaimana sih kita ini?
  Please explain!
   
  Salam
  Las.
  

Satrio Arismunandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, 
landscape pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia 
(KBBI) juga diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.

Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah lakukan untuk 
memproteksi milik Indonesia?

Satrio

(dari milis tetangga:)

Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah bekerja 
di Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali habis-habisan. 

Jadi siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.

So, what we gonna do? :((

-anton-
http://rumahtulisan .wordpress. com

--- "Oyos Saroso H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

> Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang dicolong
> Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa
> Lampung (maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan
> Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua entri Kamus
> Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam
> Kamus Bahasa Melayu Malaysia. Mereka cuma
> memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu ditambah
> dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. 
> 
> Menurut Agus Shri Danardana, kepala Kantor Bahasa
> Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"
> selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain
> mencuri kamus, mereka juga mencuri ide-ide
> pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam
> forum Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo
> singkat sudah direalisasikan di Malaysia dalam
> bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa
> melakukan itu karena punya dana besar dan
> orang-orangnya "lebih cekatan"...
> 
> Salam,
> 
> Oyos

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-24 Terurut Topik aries cathlea
Hoey "malingsia" hebuaaat banget euy!! meni teu uyahan pisan. 
Naon deui nu di aku? Tapi kali "malingsia" mo niru2 Bali bakalan kagak bisa 
dah!! karena Bali itu amat unique dan kharismanya pasti akan jauh beda.

  - Original Message - 
  From: Satrio Arismunandar 
  To: Forum Kompas 
  Subject: [Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
"dibajak" Malaysia?


  Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, landscape 
pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.

  Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah lakukan 
untuk memproteksi milik Indonesia?

  Satrio

  (dari milis tetangga:)

  Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah 
bekerja di Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali 
habis-habisan. 

  Jadi siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.

  So, what we gonna do? :((

  -anton-
  http://rumahtulisan .wordpress. com

  --- "Oyos Saroso H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

  > Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang dicolong
  > Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa
  > Lampung (maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan
  > Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua entri Kamus
  > Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam
  > Kamus Bahasa Melayu Malaysia. Mereka cuma
  > memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu ditambah
  > dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. 
  > 
  > Menurut Agus Shri Danardana, kepala Kantor Bahasa
  > Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"
  > selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain
  > mencuri kamus, mereka juga mencuri ide-ide
  > pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam
  > forum Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo
  > singkat sudah direalisasikan di Malaysia dalam
  > bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa
  > melakukan itu karena punya dana besar dan
  > orang-orangnya "lebih cekatan"...
  > 
  > Salam,
  > 
  > Oyos


[Forum Pembaca KOMPAS] Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga "dibajak" Malaysia?

2007-10-24 Terurut Topik Satrio Arismunandar
Luar biasa! Jika batik, wayang kulit, lagu Rasa Sayange, Jali-Jali, landscape 
pura Bali, bahkan sampai seluruh isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga 
diklaim sebagai "milik Malaysia", terus apalagi yang tersisa dari 
Indonesia?.

Tapi kita juga harus introspeksi: Apa yang sudah kita/pemerintah lakukan untuk 
memproteksi milik Indonesia?

Satrio


(dari milis tetangga:)

 Dalam sebuah wawancara, seorang pengusaha landscape di Bali dan pernah bekerja 
di Langkawi bercerita, Malaysia sekarang sedang meniru Bali habis-habisan. 

Jadi siap2 saja kalau nanti style pura-pura Bali pun dianggap milik Malaysia.

So, what we gonna do? :((

-anton-
http://rumahtulisan .wordpress. com

--- "Oyos Saroso H.N." <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:

> Soal colong menyolong, tak cuma lagu yang dicolong
> Malaysia. Saya dapat info dari Kepala Kantor Bahasa
> Lampung (maksudnya cabangnya Pusat Pembinaan dan
> Pengembangan Bahasa/P3B) bahwa semua entri Kamus
> Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dimasukkan dalam
> Kamus Bahasa Melayu Malaysia. Mereka cuma
> memindahkan KBBI ke dalam kamus mereka lalu ditambah
> dengan entri Bahasa Melayu Malaysia. 
> 
> Menurut Agus Shri Danardana, kepala Kantor Bahasa
> Lampung, forum-forum pengembangam "bahasa serumpun"
> selama ini hanya menguntungkan Malaysia. Selain
> mencuri kamus, mereka juga mencuri ide-ide
> pengembangan bahasa. Yang baru saja dibahas dalam
> forum Majelis Bahasa Asia Tenggara dalam tempo
> singkat sudah direalisasikan di Malaysia dalam
> bentuk proyek penerbitan buku. Malaysia bisa
> melakukan itu karena punya dana besar dan
> orang-orangnya "lebih cekatan"...
> 
> Salam,
> 
> Oyos

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]