Re: [ FUPM-EJIP ] Bersarnya Dosa Riba

2007-07-23 Terurut Topik Daryono
 
 
Ass Wr Wb
ini ada sebuah tanggapan dari teman kita, :
 

Ada hal yang  memang perlu dikritisi dari pelaksanaan bank syariah yang ada 
selama ini.
Kalau kita teliti lebih lanjut tentang salah satu contoh pelaksanaan produk 
dari bank syariah, misal : ba'i al murabahah (jual beli keuntungan).

Produk ini intinya seperti di bawah ini :

Seseorang yang butuh untuk membeli sesuatu (misal mobil) datang kepada sebuah 
Bank syariah, lalu mengatakan : Saya ingin membeli sebuah mobil Avanza 
(misalnya) yang dijual di dealer si anu, dengan harga 100 juta rupiah, kemudian 
perwakilan bank tersebut menulis akad jual beli antara dia dengan orang yang 
hendak membeli, perwakilan bank syariah ini mengatakan : Saya akan jual 
kepadamu mobil tersebut dengan harga 110 juta untuk jangka waktu 2 tahun.

Maka perwakilan Bank tersebut menjual mobil tersebut sebelum dia memilikinya. 
Kemudian perwakilan tersebut akan memberikan kepada orang yang ingin membeli 
itu sejumlah uang seharga mobil dengan mengatakan : Pergilah dan belilah mobil 
tersebut. Dan perwakilan bank syariah tersebut tetap dikantornya, tidak pergi 
kepemilik showroom (dealer) mobil.

Ini adalah suatu kasus bai murabahah yang paling sering terjadi di bank syariah.
Maka hal diatas sesungguhnya tidak diperbolehkan oleh hukum syara', karena :
Bank syariah telah menjual kepada nasabah sesuatu yang belum dimilikinya 
(qadl), sehingga dalam kasus ini pihak bank syariah sebenarnya hanya 
mem-bunga-kan uangnya saja, karena akad murabahah-nya tidak pernah terjadi.

Yang dimaksud dengan akad murabahah adalah dimana terjadi ijab qabul (serah 
terima) antara sesuatu yang hendak dijual dari penjual kepada sang pembeli, 
akan tetapi dalam akad bai murabahah diatas yang terjadi adalah kasus 
peminjaman uang untuk pembelian mobil (saja) dan bank memperoleh keuntungan 
dari peminjaman uang itu, dan ini disebut riba.

Demikian penjelasannya, afwan kalau sangat tidak memuaskan.
Wass Wr Wb


Abu Farah

 
===

Assalamu'alaikum
Akh Daryono, ana jadi teringat dengan Bank Syariah. Sebagian saudara kita 
menganggap Bank Syariah sebagai solusi untuk menghindari riba, tapi sebagian 
lagi masih menganggap bidang bisnisnya masih ada yang bersentuhan dengan riba, 
mana yang benar nih.
Wassalamu'alaikum
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Daryono
Sent: Friday, July 20, 2007 4:32 PM
To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
Subject: Bersarnya Dosa Riba




Bersarnya Dosa Riba 
http://www.hizbut-tahrir.or.id/al-waie/index.php/2007/07/02/bersarnya-dosa-riba/
 


 

« ?  ??? ??? ??  
 ? ???»

 

Riba itu memiliki 73 pintu. Yang paling ringan (dosanya) adalah seperti 
seseorang yang mengawini ibunya. (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).



Al-Hakim meriwayatkan hadis di atas di dalam Al-Mustadrak dari Abu 
Bakar bin Ishaq dan Abu Bakar bin Balawaih; keduanya dari Muhammad bin Ghalib, 
dari Amru bin Ali dari Ibn Abi 'Adi, dari Syu'bah, dari Zaid dari Ibrahim, dari 
Masruq, dan dari Abdullah bin Mas'ud. Al-Hakim berkomentar, Hadis ini sahih 
menurut syarat al-Bukhari dan Muslim, namun keduanya tidak mengeluarkannya. 

Al-Minawi menukil di dalam Faydh al-Qadîr, bahwa al-Hafizh al-'Iraqi 
berkata (tentang hadits di tas), Sanadnya sahih. 

Adapun al-Baihaqi meriwayatkan hadis di atas di dalam Su'ab al-Imân 
dari Abu Abdillah al-Hafizh, dari Abu Bakar bin Ishaq, dari Muhammad bin Ghalib 
dari Amarah bin Ali, dari Ibn Abi Adi, dari Syu'bah, dari Zubaid dari Ibrahim, 
dari Masruq, dan dari Abdullah bin Mas'ud.

Hadis yang semakna juga diriwayatkan oleh Ibn al-Jarud dalam 
Al-Muntaqâ; Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf Ibn Abi Syaybah; Abd ar-Razaq dalam 
Mushannaf Abd ar-Razâq; Abu Nu'aim al-Ashbahani dalam Ma'rifah ash-Shahâbah; 
Ibn Abi Dunya di dalam Dzam al-Ghîbah wa an-Namîmah; dan yang lain.


Makna Hadis

Kata ar-ribâ maksudnya adalah itsm ar-ribâ (dosa riba). Menurut 
ath-Thayibi, penetapan makna tersebut merupakan keniscayaan agar sejalan dengan 
makna kalimat: aysaruhâ mitslu an yankiha 

Kata bâb[an] maknanya adalah hûban (dosa). Abu Hurairah ra. menuturkan 
bahwa Nabi saw. bersabda:

« ?? ??? ???   ? 
???»

Riba itu (ada) 70 dosa. Yang paling ringan adalah (seperti) seorang 
laki-laki yang menikahi ibunya sendiri (HR Ibn Majah, al-Baihaqi, Ibn Abi 
Syaibah dan Ibn Abi Dunya).

Kata hûb[an] artinya adalah al-itsm wa adz-dzunûb (dosa). Kata 73 
itu-dalam riwayat lainnya dinyatakan 70, 72 dan 63-tidak menyatakan batasan 
jumlah tertentu, melainkan menunjukkan arti: banyak jenis dan tingkatannya. 
Karena iru, hadis di atas bisa dimaknai bahwa dosa riba banyak macam dan 
tingkatannya. Yang paling rendah adalah seperti 

[ FUPM-EJIP ] Fwd: SILATURAHMI AKBAR

2007-07-23 Terurut Topik Ahmad Shobirin



X-Original-To: [EMAIL PROTECTED]
Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Version 5.0
Date: Mon, 23 Jul 2007 11:57:19 +0700
To: Gusti [EMAIL PROTECTED]
From: Subhan [EMAIL PROTECTED]
Subject: SILATURAHMI AKBAR
Cc: Ahmad Sobirin [EMAIL PROTECTED],
abu Anin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
Kiyai Taufik [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], Kiyai Nur [EMAIL PROTECTED],
Lagiyono [EMAIL PROTECTED],
mumuh wiratehnik [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
Sri Sulistiowati [EMAIL PROTECTED],
Rina Sudarwati [EMAIL PROTECTED],
Rudi [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
nur WD [EMAIL PROTECTED],
hans [EMAIL PROTECTED],
Fatonah [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
Infantri [EMAIL PROTECTED],
Apriyadi [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
Surita [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
Novi R [EMAIL PROTECTED],
Fitriah Yulianah [EMAIL PROTECTED],
Sapto Kuncoro [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
Lisa Y [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
Diana Rostika [EMAIL PROTECTED],
Nanang [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], Umiyati [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
Suwandi [EMAIL PROTECTED],
H. Mubaroq [EMAIL PROTECTED]Ali Wahyudi 
[EMAIL PROTECTED],

PUK NAIS [EMAIL PROTECTED]

Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuhu

Ikhwan dan akhwat yang semoga ALLAH 'Azza wa Jalla melimpahkan hidayahNYA 
kepada kita semua, ada informasi kajian

yang insya Alloh berguna bagi kita semua . Silahkan klik di attachment .

Demikian informasinya, semoga bermanfa'at dan kalau berkenan untuk 
diinformasikan ke ikhwan dan akhwat lainnya

Terima kasih

Subhan ( Abu Fahmi )

Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuhu




SILATURRAHMI AKBAR.doc
Description: MS-Word document

Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP

Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]


[ FUPM-EJIP ] Rezeki dan ajal

2007-07-23 Terurut Topik Quality Control - IND
Rezeki dan Ajal

Kosongkanlah fikiranmu untuk suatu tujuan yang diperintahkan
kepadamu dan janganlah kamu sibukkan fikiranmu tentang sesuatu yang sudah
dijamin bagimu, karena rezeki dan ajal itu merupakan pasangan yang telah
dijamin. Selagi ajal masih ada, maka rezekipun tetap akan datang.
Jika dengan hikmah Allah suatu jalan dipalang dihadapanmu, maka
dengan rahmat-Nya Dia akan membuka jalan lain bagimu yang lebih bermanfaat
dari jalan pertama.
Perhatikanlah keadaan janin di dalam kandungan, yang makanannya
(berupa darah) berasal dari satu jalan, yaitu tali pusar. Ketika janin sudah
keluar dari rahim ibu, jalan itu diputus. Allah membuka dua jalan baginya
dan memberikan rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dari pada jalan yang
pertama, yaitu berupa susu murni dan bersih. Jika masa persusuan sudah
sempurna dan dua jalan ini diputus lewat penyapihan, maka Allah membuka
baginya empat jalan yang sempurna dari dua jalan sebelumnya, yaitu berupa
dua makanan dan dua minuman. Dua makanan itu berasal dari hewan dan
tumbuhan; dua minuman dari air dan susu, yang memberikan tambahan sangat
positif dan bermanfaat. Jika sudah mati, maka jalan-jalan ini pun terputus.
Tetapi Allah membuka baginya delapan jalan, kalau memang dia
termasuk orang yang berbahagia, yaitu pintu-pintu surga yang jumlahnya ada
delapan, dia dapat masuk dari pintu manapun yang dikehendakinya.
Begitulah Allah SWT, yang tidak menghalangi sesuatu bagi hamba-Nya
yang mukmin melainkan Dia mendatangkan sesuatu yang lebih baik dan lebih
bermanfaat.
Yang demikian ini tidak diperuntukkan bagi selain orang mukmin.
Allah tidak memberikannya, sekalipun bagimu amat kecil dan remeh, terlebih
lagi bagian yang lebih tinggi dan berharga. Karena kebodohan hamba tentang
hal-hal yang lebih bermanfaat bagi dirinya, karena kebodohannya tentang
kemurahan Allah, hikmah dan kasih sayang-Nya, maka dia tidak mengetahui
perbedaan antara apa yang ditahan dan apa yang di simpan baginya.
Perhatiannya hanya tertuju kepada kesenangan yang ada di dunia, sekalipun
sebenarnya itu sangat hina. Tidak memperhatikan kesenangan akhirat,
sekalipun itu sangat berharga.
Andaikan hamba (kita) bersikap objektif terhadap Allah, lalu apa
alasannya untuk tidak bersikap seperti itu, tentu kita akan mengetahui bahwa
karunia Allah yang seharusnya dilimpahkan kepada kita. Namun karunia itu
masih ditangguhkan dan disimpan bagi kita, jauh lebih besar dari pada
karunia yang dianugerahkan kepada kita di dunia.

Ibnul Qayyim Al Jauziyah
(Fawa'idul Fawaid, Bab Aqidah dan Tauhid)

Kematian sebagai Pemutus Kenikmatan

Berbicara tantang taubat, ternyata kita bisa mendapatkan perintang taubat,
yaitu menganggap kematian masih lama datangnya. Ini merupakan bencana, dan
sedikit sekali orang yang bisa selamat darinya. Oleh karena itu cara
penyembuhannya ialah dengan mengingat mati. Rasulullah saw memberi nasehat
seperti itu dalam sabdanya, Banyak-banyaklah mengingat pemutus kenikmatan,
yaitu kematian (Ditakhrij At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ibnu Majah)

Mati harus selalu diingat. Ini merupakan hakikat yang justru dihindari
manusia. Mereka berusaha menepisnya dari pikiran dan hati. Mereka hidup hari
ini tanpa mau memikirkan hari esok, tanpa mau memikirkan saat kematiannya
dan bagaimana hidupnya kelak diakhirat kelak. 
Bahkan banyak para khatib dan da'i pada jaman sekarang yang ikut-ikut tidak
mau menyinggung hakikat ini, tidak mau mengingatkan masalah akhirat,
kematian dan kehidupan sesudahnya. Mereka lebih banyak 



barbicara tentang problem sosial dan apa yang sedang dihadapi manusia.
Memang itu boleh-boleh saja. Tetapi bukan berarti mereka boleh melalaikan
hakikat rohani ini. Yang paling prinsip, manusia dilahirkan untuk mati.
Mereka dilahirkan untuk mati, membangun untuk musnah, dan semua diantara
akan menjadi tanah. Oleh karena itu, kematian harus selalu diingatkan.
Al Imam Al Ghazali membuat uraian diakhir Rub'ul Munjiyat dalam
bukunya Al Ihya 'Ulummuddin, dengan judul ; Mengingat Mati dan Sesudahnya.
Dibagian awal uraiannya dia berkata, Sungguh tepat jika mengharap mati
sebagai tempat jatuhnya, mengingat tanah sebagai tempat tidurnya, belatung
yang menghampirinya, Mungkar dan Nakir yang mendampinginya, kuburan bagai
tempat tinggalnya, perut bumi sebagai tempat bersemayamnya, hari kiamat
sebagai tempat yang dijanjikan kepadanya, surga atau neraka sebagai tempat
kembalinya, agar dia tidak lagi mempunyai pikiran kecuali kematian, tidak
mengingat kecuali mengingat kematian, tidak membuat persiapan kecuali untuk
menghadap ajalnya,tidak melongok kecuali kepada kematian,tidak ada perhatian
kecuali kepadanya dan tidak ada penantian kecuali menantinya.
Mengingat kematian bisa membersihkan hati dari karat kelalaian dan
kekerasan, sebagaimana yang disebutkan dalam hadist Nabi saw, beliau
bersabda : sesungguhnya hati itu bisa berkarat seperti besi yang berkarat.
Ada yang bertanya, Wahai Rasulullah, bagaimana cara membersihkannya ?.
Beliau menjawab, 

Re: [ FUPM-EJIP ] Fwd: SILATURAHMI AKBAR

2007-07-23 Terurut Topik susanto . agus
Jazakallah Abu Fahmi atas infonya,

Tapi info dari teman saya silaturahmi di JITC Jakarta Utara tgl 5 Agustus,
mohon informasinya. 


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ahmad Shobirin
Sent: Monday, July 23, 2007 3:31 PM
To: fupm-ejip@usahamulia.net
Subject: [ FUPM-EJIP ] Fwd: SILATURAHMI AKBAR


X-Original-To: [EMAIL PROTECTED]
Delivered-To: [EMAIL PROTECTED]
X-Sender: [EMAIL PROTECTED]
X-Mailer: QUALCOMM Windows Eudora Version 5.0
Date: Mon, 23 Jul 2007 11:57:19 +0700
To: Gusti [EMAIL PROTECTED]
From: Subhan [EMAIL PROTECTED]
Subject: SILATURAHMI AKBAR
Cc: Ahmad Sobirin [EMAIL PROTECTED],
 abu Anin [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 Kiyai Taufik [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED], Kiyai Nur [EMAIL PROTECTED],
 Lagiyono [EMAIL PROTECTED],
 mumuh wiratehnik [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
 Sri Sulistiowati [EMAIL PROTECTED],
 Rina Sudarwati [EMAIL PROTECTED],
 Rudi [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 nur WD [EMAIL PROTECTED],
 hans [EMAIL PROTECTED],
 Fatonah [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 Infantri [EMAIL PROTECTED],
 Apriyadi [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 Surita [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED],
 Novi R [EMAIL PROTECTED],
 Fitriah Yulianah [EMAIL PROTECTED],
 Sapto Kuncoro [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 Lisa Y [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED],
 Diana Rostika [EMAIL PROTECTED],
 Nanang [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED], Umiyati
[EMAIL PROTECTED],
 [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
 Suwandi [EMAIL PROTECTED],
 H. Mubaroq [EMAIL PROTECTED]Ali Wahyudi 
 [EMAIL PROTECTED],
 PUK NAIS [EMAIL PROTECTED]

Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuhu

Ikhwan dan akhwat yang semoga ALLAH 'Azza wa Jalla melimpahkan hidayahNYA 
kepada kita semua, ada informasi kajian
yang insya Alloh berguna bagi kita semua . Silahkan klik di attachment .

Demikian informasinya, semoga bermanfa'at dan kalau berkenan untuk 
diinformasikan ke ikhwan dan akhwat lainnya
Terima kasih

Subhan ( Abu Fahmi )

Wassalamu'alaykum warohmatullahi wabarokaatuhu




__
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email 
__


Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP

Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]



[ FUPM-EJIP ] penjelasan mengenai terekat

2007-07-23 Terurut Topik Farida\(Purchasing\)




Ustadz, Afwan saya ingin sekali bertanya mengenai hakekat dari Tarekat. Karena 
ada kawan yang mengajak saya untuk ikut dalam pengajian tersebut. Menurut 
ustadz sendiri apa yang dimaksud dengan tarekat? saya mohon ustadz 
menjelaskannya. Supaya saya tidak salah dalam melangkah dan tau terlebih dahulu 
makna dari tarekat itu sendiri. Syukron.


Farida
PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurirbright.jpg
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP

Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]


[ FUPM-EJIP ] MENGGAPAI RIDHA ALLAH DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

2007-07-23 Terurut Topik Idham Sugiarto



MENGGAPAI RIDHA ALLAH DENGAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

Oleh

Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

 

Seorang anak, meskipun telah berkeluarga, tetap wajib berbakti kepada kedua 
orang tuanya. Kewajiban ini tidaklah gugur bila seseorang telah berkeluarga. 
Namun sangat disayangkan, betapa banyak orang yang sudah berkeluarga lalu 
mereka meninggalkan kewajiban ini. Mengingat pentingnya masalah berbakti kepada 
kedua orang tua, maka masalah ini perlu dikaji secara khusus.

 

Jalan yang haq dalam menggapai ridha Allah 'Azza wa Jalla melalui orang tua 
adalah birrul walidain. Birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) 
merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Di dalam Al-Qur'an, setelah 
memerintahkan manusia untuk bertauhid, Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan untuk 
berbakti kepada orang tuanya.

 

Seperti tersurat dalam surat al-Israa' ayat 23-24, Allah Ta'ala berfirman: 

Artinya : Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan 
hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah 
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam 
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya 
perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada 
keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan 
penuh kasih sayang dan ucapkanlah, 'Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana 
mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.' [Al-Israa' : 23-24]

 

Perintah birrul walidain juga tercantum dalam surat an-Nisaa' ayat 36: 

Artinya : Dan beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya 
dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib 
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, 
teman sejawat, ibnu sabil [1], dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, 
Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. 
[An-Nisaa' : 36]

 

Dalam surat al-'Ankabuut ayat 8, tercantum larangan mematuhi orang tua yang 
kafir jika mereka mengajak kepada kekafiran:

Artinya : Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada 
kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku 
dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah 
engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku 
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. [Al-'Ankabuut (29): 8] Lihat 
juga surat Luqman ayat 14-15.

 

ANJURAN BERBUAT KEPADA KEDUA ORANG TUA BAIK DAN LARANGAN DURHAKA KEPADA KEDUANYA

Yang dimaksud ihsan dalam pembahasan ini adalah berbakti kepada kedua orang 
tua, yaitu menyampaikan setiap kebaikan kepada keduanya semampu kita dan bila 
memungkinkan mencegah gangguan kepada keduanya. Menurut Ibnu 'Athiyah, kita 
juga wajib mentaati keduanya dalam hal-hal yang mubah (yang diperbolehkan 
syari'at), dan harus mengikuti apa-apa yang diperintahkan keduanya dan menjauhi 
apa-apa yang dilarang (selama tidak melanggar batasan-batasan Allah 'Azza wa 
Jalla).

 

Sedangkan 'uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan seorang anak 
terhadap keduanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Contoh gangguan 
berupa perkataan, yaitu mengucapkan ah atau cis, berkata dengan kalimat 
yang keras atau menyakitkan hati, menggertak, mencaci maki dan lain-lain. 
Sedangkan yang berupa perbuatan adalah berlaku kasar, seperti memukul dengan 
tangan atau kaki bila orang tua menginginkan sesuatu atau menyuruh untuk 
memenuhi keinginannya, membenci, tidak mempedulikan, tidak bersilaturrahim, 
atau tidak memberi nafkah kepada kedua orang tuanya yang miskin. 

 

KEUTAMAAN BERBAKTI KEPADA ORANG TUA DAN PAHALANYA

a)  Merupakan Amal Yang Paling Utama

'Abdullah bin Mas'ud radhiyallaahu 'anhu berkata.

Artinya : Aku bertanya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, 'Amal 
apakah yang paling utama?' Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab, 
'Shalat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan shalat di awal waktunya).' 
Aku bertanya lagi, 'Kemudian apa?' Nabi menjawab: 'Berbakti kepada kedua orang 
tua.' Aku bertanya lagi: 'Kemudian apa?' Nabi menjawab, 'Jihad di jalan Allah' 
[2]

 

b)  Ridha Allah Bergantung Kepada Ridha Orang Tua

Sesuai hadits Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, disebutkan: 

Artinya : Dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash radhiyallaahu 'anhuma, bahwa 
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: Ridha Allah bergantung 
kepada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang 
tua [3]

 

c)  Berbakti Kepada Orang Tua Dapat Menghilangkan Kesulitan Yang 
Sedang Dialami

Yaitu, dengan cara bertawassul dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah 
hadits riwayat dari Ibnu 'Umar radhiyallaahu 'anhuma mengenai kisah tiga orang 
yang terjebak dalam gua, dan salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada 
ibu bapaknya. 

Haditsnya sebagai berikut:

 


[ FUPM-EJIP ] New Release : BU Jual Rumah

2007-07-23 Terurut Topik mula yahya
Please open attachment

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

Dijual_Rumah_Tinggal.doc
Description: 1127684386-Dijual_Rumah_Tinggal.doc

Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP

Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

Untuk keluar dari Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]