Re: [GELORA45] 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung

2020-01-24 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]
SETUUUJU juga, ... bung Noroyono! Sungguh ANEEEH kalau di Nusantara 
ini masih saja ada orang apalagi yang menamakan diri PEJABAT NEGARA 
tetap saja membeda-bedakan warga berdasarkan perbedaan ras, suku, etnis, 
Agama! Masih saja membeda-bedakan warga dengan sebutan "PRIBUMI" dan 
"non-PRIBUMI", atau "ASLI" dan "non-ASLI" bahkan "MUSLIM" dan "non-MUSLIM".


Dan, ... ternyata Grace Natali dalam acara "Rosi -- Saya Tionghoa, 100% 
Indonesia", yang jelas berpenampilan Tionghoa itu saat jadi relawan 
pemeriksaan DNA, ternyata unsur Asia nya sekitar 70%, lainnya dia 
sendiri merasa aneh ada unsur India kasta Brahmana bahkan yang lebih 
mengagetkan ada unsur Afghanistan! Sebaliknya, seorang bapak Jawa yang 
merasa 100% Jogya itu, unsur Asia-nya lebih besar dari Grace Natali! 
Sungguh aneeeh kalau sampai sekarang dijaman modern yang tingkat 
budayanya sudah jauh lebih tinggi, masih saja orang membeda-bedakan 
seseorang berdasarkan perbedaan Ras, Suku dan etnis, ...


Padahal UU Anti-Diskriminasi rasial, UU No.40/2008 sudah diundangkan 
dinegeri ini, bahkan sebelumnya Presiden Habibieditahun 1998sudah 
keluarkan Instruksi Presiden mencabut penggunaan sebutan "PRIBUMI"! 
Kenapa pula pemerintah atau konkritnya aparat HUKUM TIDAK MENINDAK 
orang/pejabat yang melanggar HUKUM itu, ...???


Di pagi hari Tahun Baru Imlek, kita semua telah melangkah meninggalkan 
tahun-Babi memasuki Tahun-Tikus, bagi yang hidup di Hong Kong, nampaknya 
tahun Tikus dibuka tidak hanya dengan cuara redup, tapi juga suasana 
politik yang masih tidak nyaman dengan BELUM terselesaikannya KERUSUHAN 
yang sudah berlangsung lebih 7 bulan terakhir, lalu merebaknya wabah 
virus-corona yang mengakibatkan segala acara BERKUMPUL nya banyak orang 
di BATALKAN! Dari acara kembang-api sampai acara malam-KESENIAN, bahkan 
dihimbau acara angjang-sono silahturami yang biasa dilancarkan di Tahun 
Baru juga ditiadakan, ... Namun demikian saya dari jauh tetap ucapkan 
SELAMAT TAHUN BARU IMLEK bagi semua kawan yang merayakan, dengan 
harapakan2 terbaik TETAP SEHAT-SEHAT dan BAHAGIA SELALU! SEGALA HAL yang 
dikerjakan bisa BERHASIL SUKSES sebagaimana harapan, ...!


Salam-Bahagia,

ChanCT





On 25/1/2020 上午2:11, S Manap rana...@yahoo.se [GELORA45] wrote:


   Setuju bung Noroyono.

Den fredag 24 januari 2020 11:55:56 CET, Noroyono 1963 
noroyono1...@gmail.com [GELORA45]  skrev:



Di Jakarta, di "menara gading", para "pemimpin", "pakar", "filosof 
akal sehat", "ekonom", politisi sibuk "menolong" rakyat dengan 
retorika, omongan muluk, hipokrisi, "filsafat akal sehat", berbagai 
teori, dsb.


Di dalam praktik kehidupan sosial, Dr Lie bersama grup relawan 
/DoctorShare/ dengan sepenuh hati, /sepi ing pamrih rame ing gawe/, 
memberikan pertolongan kesehatan kepada rakyat di pelosok pelosok 
tanah air yang amat sangat terabaikan oleh Negara.


Itulah perbedaan prinsipial diantara kedua kelompok sosial.

Tionghoa atau non-Tionghoa, non-Muslim atau Muslim, "non-Pribumi" atau 
"Pribumi", "non-Asli" atau "Asli", saya tidak peduli dengan segala 
macam segregasi nonsense ini. Siapa saja, asal saja dia melakukan 
sesuatu yg secara konkret bermanfaat bagi rakyat, adalah warga negara 
yang terpuji dan layak dijadikan teladan.


Noroyono



On Thu, 23 Jan 2020 at 08: 15, ChanCT sa...@netvigator.com 
 [GELORA45] > wrote:





 Forwarded Message 
Subject:[GELORA45] Rumah sakit Apung dr. Lie
Date:   Thu, 23 Jan 2020 06:33:07 +0100
From:   kh djie dji...@gmail.com 
[GELORA45] 







https://sains.kompas.com/read/2019/12/11/190400523/10-tahun-doctorshare-dokter-gila-lie-dharmawan-kisahkan-awal-rs-apung?page=all


*10 Tahun DoctorShare, *

*"Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung *

Kompas.com - 11/12/2019, 19:04 WIB

10 Tahun DoctorShare, Komentar Dokter Lie Dharmawan di Rumah Sakit
Apung (RSA) Nusa Waluya II yang berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta
Utara.(KOMPAS.com/Shierine Wangsa Wibawa)

Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa

10 Tahun DoctorShare,

KOMPAS.com - Pada tahun ini, doctorSHARE genap berusia 10 tahun.
Dalam jangka waktu tersebut, doctorSHARE telah melakukan 3.291
operasi mayor, 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859
pelayanan rawat jalan dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada
11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan kandungan.

Ditemui dalam acara kunjungan Kementerian Kesehatan ke Rumah Sakit
Apung (RSA) Nusa Waluya II yang berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta
Utara, Selasa (10/12/2019); dr. Lie Augustinus Dharmawan mengenang
kembali awal mula RS Apung.

Dia menuturkan bahwa ide membuat RS Apung ini muncul pada 2009.
Pada saat itu, dokter Lie sedang melaksanakan operasi ketika
seorang ibu dari Saumlaki datang membawa anak laki-laki berusia
delapan 

Re: [GELORA45] 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung

2020-01-24 Terurut Topik S Manap rana...@yahoo.se [GELORA45]
 
   Setuju bung Noroyono.
Den fredag 24 januari 2020 11:55:56 CET, Noroyono 1963 
noroyono1...@gmail.com [GELORA45]  skrev:  
 
     

Di Jakarta, di "menara gading", para "pemimpin", "pakar", "filosof akal sehat", 
"ekonom", politisi sibuk "menolong" rakyat dengan retorika, omongan muluk, 
hipokrisi, "filsafat akal sehat", berbagai teori, dsb.

Di dalam praktik kehidupan sosial, Dr Lie bersama grup relawan DoctorShare 
dengan sepenuh hati, sepi ing pamrih rame ing gawe, memberikan pertolongan 
kesehatan kepada rakyat di pelosok pelosok tanah air yang amat sangat 
terabaikan oleh Negara.
Itulah perbedaan prinsipial diantara kedua kelompok sosial.
Tionghoa  atau non-Tionghoa, non-Muslim atau Muslim, "non-Pribumi" atau 
"Pribumi", "non-Asli" atau "Asli", saya tidak peduli dengan segala macam 
segregasi nonsense ini. Siapa saja, asal saja dia melakukan sesuatu yg secara 
konkret bermanfaat bagi rakyat, adalah warga negara yang terpuji dan layak 
dijadikan teladan.  
Noroyono 


On Thu, 23 Jan 2020 at 08:15, ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] 
 wrote:

     
 


 
 
 
  Forwarded Message  
| Subject:  | [GELORA45] Rumah sakit Apung dr. Lie |
| Date:  | Thu, 23 Jan 2020 06:33:07 +0100 |
| From:  | kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]  |
| 
  | 
  |

 
 
    
https://sains.kompas.com/read/2019/12/11/190400523/10-tahun-doctorshare-dokter-gila-lie-dharmawan-kisahkan-awal-rs-apung?page=all
  
  
   
10 Tahun DoctorShare, 
 
"Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung 
 
 
 
Kompas.com - 11/12/2019, 19:04 WIB 
 
Komentar Dokter Lie Dharmawan di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II yang 
berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara.(KOMPAS.com/Shierine Wangsa Wibawa) 
 
Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa 
 
 
 
KOMPAS.com - Pada tahun ini, doctorSHARE genap berusia 10 tahun. Dalam jangka 
waktu tersebut, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi 
minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan konsultasi, 
penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG pemeriksaan 
kandungan. 
 
Ditemui dalam acara kunjungan Kementerian Kesehatan ke Rumah Sakit Apung (RSA) 
Nusa Waluya II yang berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara, Selasa 
(10/12/2019); dr. Lie Augustinus Dharmawan mengenang kembali awal mula RS 
Apung. 
 
Dia menuturkan bahwa ide membuat RS Apung ini muncul pada 2009. Pada saat itu, 
dokter Lie sedang melaksanakan operasi ketika seorang ibu dari Saumlaki datang 
membawa anak laki-laki berusia delapan tahun yang ususnya terjepit (hernia 
femoralis inkarserata). 
 
Ibu dan anak tersebut harus berlayar menggunakan kapal tradisional selama tiga 
malam dua hari untuk menemui dokter Lie. Padahal, usus terjepit harus ditangani 
dalam waktu 6-8 jam. Bila tidak, usus bisa mengalami kematian jaringan atau 
nekrosis dan menyebabkan kematian. 
 
Baca juga: Setara dengan Rumah Sakit Tipe C, Ini Fasilitas di RS Apung Nusa 
Waluya II 
 
Operasi pun tetap dilakukan, usus sang anak yang sudah merah tua kehitaman 
tetap dipertahankan dan anak itu sembuh. Akan tetapi, dokter Lie tetap tidak 
bisa berhenti memikirkan mengenai kejadian itu. 
 
Setelah kembali ke Jakarta, dokter Lie mendapat ide untuk melakukan jemput bola 
atau mencari mereka yang membutuhkan, tetapi tidak punya kesempatan untuk 
mendapatkan pelayanan medis yang layak. 
 
Ide ini diwujudkannya lewat rumah sakit apung yang datang ke daerah-daerah 
terluar, tertinggal dan terjauh untuk memberikan pelayanan medis gratis. 
 
"Saya mulai dengan sebuah rumah sakit yang sangat kecil. Pinisi kapalnya, kapal 
kayu yang tua. Saya beli kapal barang dengan menjual rumah saya untuk 
downpayment-nya, lalu dicicil selama setahun. Tiga tahun lamanya, saya 
pergunakan waktu untuk merubah sepotong demi sepotong sampai akhirnya menjadi 
sebuah rumah sakit apung," ujarnya. 
 
Dia melanjutkan, dan pada tanggal 16 Maret 2013, kapal itu melakukan pelayaran 
perdana. Di situ saya mulai belajar untuk melakukan operasi di atas kapal. 
 
Baca juga: Mengintip Nusa Waluya II, Rumah Sakit Apung Pertama di Atas Tongkang 
 
Namun, awal mula RS Apung sama sekali tidak mudah. Semua biaya dari awal hingga 
operasional berasal dari kantungnya sendiri. Dia pun harus mengoperasikan RS 
Apung itu sendirian dengan seorang perawat yang dibawanya sendiri dari tempat 
dinas. 
 
"Saya sendiri (mengoperasikan). Siapa yang mau diajak? Tidak ada orang yang 
bersedia membantu, karena ide ini dianggap ide gila dan saya dinamakan 'Dokter 
gila' oleh orang-orang yang tidak setuju," tuturnya. 
 
Kondisi baru mulai berbalik ketika dia diundang ke acara Kick Andy pada tahun 
2014. Dokter Lie dengan ide rumah sakit apungnya menjadi Kick Andy Hero. Dari 
situlah, sumbangan demi sumbangan masuk. 
 
Kini, doctorSHARE telah berkembang menjadi tiga kapal, satu klinik gizi di 
Pulau Kei, satu klinik TBC di Pulau Sentani, Flying Doctor atau dokter terbang 
dan tim darurat untuk bencana. Dana yang dibutuhkan untuk kelangsungan 

Re: [GELORA45] 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung

2020-01-24 Terurut Topik Noroyono 1963 noroyono1...@gmail.com [GELORA45]
Di Jakarta, di "menara gading", para "pemimpin", "pakar", "filosof akal
sehat", "ekonom", politisi sibuk "menolong" rakyat dengan retorika, omongan
muluk, hipokrisi, "filsafat akal sehat", berbagai teori, dsb.

Di dalam praktik kehidupan sosial, Dr Lie bersama grup relawan
*DoctorShare* dengan
sepenuh hati, *sepi ing pamrih rame ing gawe*, memberikan pertolongan
kesehatan kepada rakyat di pelosok pelosok tanah air yang amat sangat
terabaikan oleh Negara.

Itulah perbedaan prinsipial diantara kedua kelompok sosial.

Tionghoa  atau non-Tionghoa, non-Muslim atau Muslim, "non-Pribumi" atau
"Pribumi", "non-Asli" atau "Asli", saya tidak peduli dengan segala macam
segregasi nonsense ini. Siapa saja, asal saja dia melakukan sesuatu yg
secara konkret bermanfaat bagi rakyat, adalah warga negara yang terpuji dan
layak dijadikan teladan.

Noroyono



On Thu, 23 Jan 2020 at 08:15, ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45] <
GELORA45@yahoogroups.com> wrote:

>
>
>
>
>
>  Forwarded Message 
> Subject: [GELORA45] Rumah sakit Apung dr. Lie
> Date: Thu, 23 Jan 2020 06:33:07 +0100
> From: kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 
> 
>
>
>
>
>
>
> https://sains.kompas.com/read/2019/12/11/190400523/10-tahun-doctorshare-dokter-gila-lie-dharmawan-kisahkan-awal-rs-apung?page=all
>
>
> *10 Tahun DoctorShare, *
>
> *"Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung *
>
>
>
> Kompas.com - 11/12/2019, 19:04 WIB
>
> [image: 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Awal RS Apung的圖片搜尋結果]Komentar
> Dokter Lie Dharmawan di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II yang
> berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara.(KOMPAS.com/Shierine Wangsa Wibawa)
>
> Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa
>
>  [image: 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Awal RS Apung的圖片搜尋結果]
>
> KOMPAS.com - Pada tahun ini, doctorSHARE genap berusia 10 tahun. Dalam
> jangka waktu tersebut, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor,
> 5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan dan
> konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 USG
> pemeriksaan kandungan.
>
> Ditemui dalam acara kunjungan Kementerian Kesehatan ke Rumah Sakit Apung
> (RSA) Nusa Waluya II yang berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara, Selasa
> (10/12/2019); dr. Lie Augustinus Dharmawan mengenang kembali awal mula RS
> Apung.
>
> Dia menuturkan bahwa ide membuat RS Apung ini muncul pada 2009. Pada saat
> itu, dokter Lie sedang melaksanakan operasi ketika seorang ibu dari
> Saumlaki datang membawa anak laki-laki berusia delapan tahun yang ususnya
> terjepit (hernia femoralis inkarserata).
>
> Ibu dan anak tersebut harus berlayar menggunakan kapal tradisional selama
> tiga malam dua hari untuk menemui dokter Lie. Padahal, usus terjepit harus
> ditangani dalam waktu 6-8 jam. Bila tidak, usus bisa mengalami kematian
> jaringan atau nekrosis dan menyebabkan kematian.
>
> Baca juga: Setara dengan Rumah Sakit Tipe C, Ini Fasilitas di RS Apung
> Nusa Waluya II
>
> Operasi pun tetap dilakukan, usus sang anak yang sudah merah tua kehitaman
> tetap dipertahankan dan anak itu sembuh. Akan tetapi, dokter Lie tetap
> tidak bisa berhenti memikirkan mengenai kejadian itu.
>
> Setelah kembali ke Jakarta, dokter Lie mendapat ide untuk melakukan jemput
> bola atau mencari mereka yang membutuhkan, tetapi tidak punya kesempatan
> untuk mendapatkan pelayanan medis yang layak.
>
> Ide ini diwujudkannya lewat rumah sakit apung yang datang ke daerah-daerah
> terluar, tertinggal dan terjauh untuk memberikan pelayanan medis gratis.
>
> "Saya mulai dengan sebuah rumah sakit yang sangat kecil. Pinisi kapalnya,
> kapal kayu yang tua. Saya beli kapal barang dengan menjual rumah saya untuk
> downpayment-nya, lalu dicicil selama setahun. Tiga tahun lamanya, saya
> pergunakan waktu untuk merubah sepotong demi sepotong sampai akhirnya
> menjadi sebuah rumah sakit apung," ujarnya.
>
> Dia melanjutkan, dan pada tanggal 16 Maret 2013, kapal itu melakukan
> pelayaran perdana. Di situ saya mulai belajar untuk melakukan operasi di
> atas kapal.
>
> Baca juga: Mengintip Nusa Waluya II, Rumah Sakit Apung Pertama di Atas
> Tongkang
>
> Namun, awal mula RS Apung sama sekali tidak mudah. Semua biaya dari awal
> hingga operasional berasal dari kantungnya sendiri. Dia pun harus
> mengoperasikan RS Apung itu sendirian dengan seorang perawat yang dibawanya
> sendiri dari tempat dinas.
>
> "Saya sendiri (mengoperasikan). Siapa yang mau diajak? Tidak ada orang
> yang bersedia membantu, karena ide ini dianggap ide gila dan saya dinamakan
> 'Dokter gila' oleh orang-orang yang tidak setuju," tuturnya.
>
> Kondisi baru mulai berbalik ketika dia diundang ke acara Kick Andy pada
> tahun 2014. Dokter Lie dengan ide rumah sakit apungnya menjadi Kick Andy
> Hero. Dari situlah, sumbangan demi sumbangan masuk.
>
> Kini, doctorSHARE telah berkembang menjadi tiga kapal, satu klinik gizi di
> Pulau Kei, satu klinik TBC di Pulau Sentani, Flying Doctor atau dokter
> terbang dan tim darurat untuk 

Fwd: [GELORA45] 10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung

2020-01-22 Terurut Topik ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]




 Forwarded Message 
Subject:[GELORA45] Rumah sakit Apung dr. Lie
Date:   Thu, 23 Jan 2020 06:33:07 +0100
From:   kh djie dji...@gmail.com [GELORA45] 





https://sains.kompas.com/read/2019/12/11/190400523/10-tahun-doctorshare-dokter-gila-lie-dharmawan-kisahkan-awal-rs-apung?page=all 



*10 Tahun DoctorShare, *

*"Dokter Gila" Lie Dharmawan Kisahkan Awal RS Apung *

Kompas.com - 11/12/2019, 19:04 WIB

10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Awal RS Apung的圖片搜尋結果Komentar 
Dokter Lie Dharmawan di Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II yang 
berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara.(KOMPAS.com/Shierine Wangsa Wibawa)


Penulis Shierine Wangsa Wibawa | Editor Shierine Wangsa Wibawa

10 Tahun DoctorShare, "Dokter Gila" Awal RS Apung的圖片搜尋結果

KOMPAS.com - Pada tahun ini, doctorSHARE genap berusia 10 tahun. Dalam 
jangka waktu tersebut, doctorSHARE telah melakukan 3.291 operasi mayor, 
5.538 operasi minor, 2.464 perawatan gigi, 58.859 pelayanan rawat jalan 
dan konsultasi, penyuluhan kesehatan kepada 11.856 warga, serta 2.227 
USG pemeriksaan kandungan.


Ditemui dalam acara kunjungan Kementerian Kesehatan ke Rumah Sakit Apung 
(RSA) Nusa Waluya II yang berlabuh di Baywalk Mall, Jakarta Utara, 
Selasa (10/12/2019); dr. Lie Augustinus Dharmawan mengenang kembali awal 
mula RS Apung.


Dia menuturkan bahwa ide membuat RS Apung ini muncul pada 2009. Pada 
saat itu, dokter Lie sedang melaksanakan operasi ketika seorang ibu dari 
Saumlaki datang membawa anak laki-laki berusia delapan tahun yang 
ususnya terjepit (hernia femoralis inkarserata).


Ibu dan anak tersebut harus berlayar menggunakan kapal tradisional 
selama tiga malam dua hari untuk menemui dokter Lie. Padahal, usus 
terjepit harus ditangani dalam waktu 6-8 jam. Bila tidak, usus bisa 
mengalami kematian jaringan atau nekrosis dan menyebabkan kematian.


Baca juga: Setara dengan Rumah Sakit Tipe C, Ini Fasilitas di RS Apung 
Nusa Waluya II


Operasi pun tetap dilakukan, usus sang anak yang sudah merah tua 
kehitaman tetap dipertahankan dan anak itu sembuh. Akan tetapi, dokter 
Lie tetap tidak bisa berhenti memikirkan mengenai kejadian itu.


Setelah kembali ke Jakarta, dokter Lie mendapat ide untuk melakukan 
jemput bola atau mencari mereka yang membutuhkan, tetapi tidak punya 
kesempatan untuk mendapatkan pelayanan medis yang layak.


Ide ini diwujudkannya lewat rumah sakit apung yang datang ke 
daerah-daerah terluar, tertinggal dan terjauh untuk memberikan pelayanan 
medis gratis.


"Saya mulai dengan sebuah rumah sakit yang sangat kecil. Pinisi 
kapalnya, kapal kayu yang tua. Saya beli kapal barang dengan menjual 
rumah saya untuk downpayment-nya, lalu dicicil selama setahun. Tiga 
tahun lamanya, saya pergunakan waktu untuk merubah sepotong demi 
sepotong sampai akhirnya menjadi sebuah rumah sakit apung," ujarnya.


Dia melanjutkan, dan pada tanggal 16 Maret 2013, kapal itu melakukan 
pelayaran perdana. Di situ saya mulai belajar untuk melakukan operasi di 
atas kapal.


Baca juga: Mengintip Nusa Waluya II, Rumah Sakit Apung Pertama di Atas 
Tongkang


Namun, awal mula RS Apung sama sekali tidak mudah. Semua biaya dari awal 
hingga operasional berasal dari kantungnya sendiri. Dia pun harus 
mengoperasikan RS Apung itu sendirian dengan seorang perawat yang 
dibawanya sendiri dari tempat dinas.


"Saya sendiri (mengoperasikan). Siapa yang mau diajak? Tidak ada orang 
yang bersedia membantu, karena ide ini dianggap ide gila dan saya 
dinamakan 'Dokter gila' oleh orang-orang yang tidak setuju," tuturnya.


Kondisi baru mulai berbalik ketika dia diundang ke acara Kick Andy pada 
tahun 2014. Dokter Lie dengan ide rumah sakit apungnya menjadi Kick Andy 
Hero. Dari situlah, sumbangan demi sumbangan masuk.


Kini, doctorSHARE telah berkembang menjadi tiga kapal, satu klinik gizi 
di Pulau Kei, satu klinik TBC di Pulau Sentani, Flying Doctor atau 
dokter terbang dan tim darurat untuk bencana. Dana yang dibutuhkan untuk 
kelangsungan doctorSHARE pun mencapai puluhan miliar.


"Itu sudah tidak sanggup lagi saya (menanggung sendirian)," ujarnya.

Baca juga: [VIDEO] Begini Fasilitas Rumah Sakit Kapal Tongkang Pertama 
di Indonesia


Tanpa bantuan dana dari pemerintah, doctorSHARE pun harus mengandalkan 
donasi dari masyarakat. Namun, donasi juga tidak selalu mencukupi. Bila 
sedang kurang, dokter Lie berkata bahwa doctorSHARE terpaksa mengurangi 
pelayanan.


Dengan segala keterbatasan, termasuk finansial, Dokter Lie punya banyak 
rencana besar bagi doctorSHARE. Salah satunya memperbanyak rumah sakit 
apung.


"Untuk negara sebesar Indonesia, tiga kapal sangat kurang. Kita, 
Indonesia, membutuhkan lebih banyak rumah sakit apung lagi. Tapi ya, SDM 
terbatas. Finansial juga terbatas. Dengan demikian, kapal juga 
terbatas," ujarnya.


Sementara itu, ditemui dalam kunjungan ke Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa 
Waluya II, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Tri Hesty 
Widyastoeti, Sp.M, MPH, mengungkapkan apresiasinya terhadap doctorSHARE.