Re: [iagi-net-l] Jatim Miliki Kekayaan Alam Sekaligus Potensi Bencana

2003-02-17 Terurut Topik PUTROHARI Rovicky
Oooo sera !!!  8-P

rdp
"emang deh  bahasa koran sungguh-sungguh ... hik hik "




"argo" <[EMAIL PROTECTED]>
18/02/2003 12:33 PM

 


Jatim Miliki Kekayaan Alam Sekaligus Potensi Bencana 
==
Sementara itu IAGI Jatim memperkirakan, jika tidak ada upaya serius dari 
pemerintah dan semua kalangan untuk memperbaiki kondisi lingkungan hutan 
yang sudah tidak memiliki daya tangkap air yang banyak, maka dalam 
beberapa 
tahun mendatang, Kota Surabaya bisa saja terendam air. Aduh serem sekali! 
==


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] Jatim Miliki Kekayaan Alam Sekaligus Potensi Bencana

2003-02-17 Terurut Topik argo
Jatim Miliki Kekayaan Alam Sekaligus Potensi Bencana 

BENCANA banjir bandang di kawasan Wana Wisata Padusan Pacet Mojokerto yang 
menewaskan 26 pengunjungnya pada tanggal 12 Desember 2002, tidak hanya 
meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. 
Namun, peristiwa tersebut juga menjadi pelajaran sekaligus peringatan bahwa 
kondisi lingkungan, khususnya areal hutan dan tanah sudah dalam kondisi 
yang rusak.

SELAIN karena faktor alam, faktor perbuatan manusia semakin mendorong 
terjadinya bencana alam yang lebih cepat. Penjarahan hutan, penambangan 
liar, dan pembangunan kawasan perumahan yang tidak sesuai tata ruang adalah 
beberapa contoh kegiatan yang sampai saat ini masih dilakukan.
Dampaknya, ancaman bencana alam semakin meluas, tidak hanya banjir bandang 
atau tanah longsor, tetapi juga menyebabkan kerusakan ekosistem darat dan 
laut. Datangnya bencana pun sepertinya hanya tinggal menunggu waktu. 
Seiring datangnya musim hujan, tanda-tanda datangnya bencana pun mulai 
tampak.

Mulai dari tragedi Pacet yang menewaskan 26 orang, longsor di Batu yang 
menewaskan satu orang dan merusak puluhan rumah, banjir di Situbondo, 
Bojonegoro, dan Gresik merupakan peringatan awal datangnya bencana yang 
lebih besar. Dari data Stasiun Meteorologi Juanda Jawa Timur (Jatim) pun 
disebutkan bahwa curah hujan di Jawa Timur akan lebih besar mulai awal 
Januari 2003 hingga bulan Maret 2003. Curah hujan yang turun bisa mencapai 
2.500 milimeter (mm).

Sementara dari hasil penelitian dan pemetaan yang dilakukan Ikatan Ahli 
Geologi Indonesia (IAGI) Jawa Timur tahun 2002, di Provinsi Jawa Timur 
terdapat lebih dari 140 titik zona rawan bencana banjir bandang dan 
longsor. Zona tersebut menyebar merata di hampir seluruh wilayah Jawa Timur.
MENURUT Pelaksana harian IAGI Sofyan Hadi, penetapan zona rawan bencana 
tersebut didasarkan pada kondisi lingkungan secara komprehensif. Mulai dari 
kondisi geologis, hutan dan pohon, daya tangkap tanah, serta curah hujan.
Laporan IAGI menyebutkan, beberapa daerah yang terdeteksi paling rawan 
bencana di Jawa Timur di antaranya Kabupaten Malang, Pacitan, Situbondo, 
Bondowoso, Mojokerto, Banyuwangi, Lumajang, Ngawi, dan Bojonegoro. "Selain 
daerah ini memiliki curah hujan yang tinggi, kondisi bumi di daerah ini 
sangat rentan," ujar Sofyan.

Dari sisi tektonis, wilayah Jawa Timur merupakan daerah yang berada dekat 
dengan jalur tumbukan lempeng tektonik Austroindia dengan lempeng Erasia. 
Kondisi ini memunculkan potensi kegempaan, baik dari frekuensi kejadian 
maupun intensitasnya akan cukup tinggi pada sisi pantai selatan. Hal ini 
terjadi karena daerah Jawa Timur berhadapan langsung dengan zona tumbukan 
yang berada di palung jawa. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya 
hantaman gelombang tzunami cukup besar.

Sofyan menyebutkan, peristiwa tumbukan lempeng ini juga akan menjadi 
penyebab terbentuknya jalur gunung api yang berada di bagian tengah Jawa. 
Sementara, Pegunungan lipatan maupun vulkanik merupakan daerah ketinggian 
dengan potensi longsor yang cukup besar karena usianya relatif muda yang 
menyebabkan batuan dan tanah yang terbentuk masih bersifat labil. "Iklim 
tropika basah juga menyebabkan laju proses pelapukan batuan maupun tanah 
cukup tinggi," kata Sofyan.

Selain itu, kata Sofyan, potensi gerakan tanah yang merupakan gabungan 
kejadian penguraian tubuh batuan maupun tanah, matra dimensi tubuh tanah 
atau batuan, pembebanan eksternal maupun internal, pengikisan, peralutan, 
maupun pelumasan oleh cairan, dan perubahan sudut lereng di wilayah Jatim 
cukup tinggi.

JIKA dipetakan, wilayah Jawa Timur bagian Selatan dan Utara merupakan 
wilayah yang kondisi tanah dan batuannya tidak stabil karena hampir di 
seluruh wilayah ini terdiri dari pegunungan kapur. Di bawah tanah dan 
bebatuan pegunungan kapur terdapat banyak rongga yang berpotensi bergeser 
atau runtuh. Usia pegunungan kapur tersebut termasuk dalam usia tersier, 
yakni sekitar 10 sampai 65 juta tahun.

Untuk wilayah utara Pulau Jawa memiliki potensi kekayaan alam berupa minyak 
bumi dan gas yang luar biasa besar dan belum banyak tergali. Sementara 
untuk wilayah selatan, kandungan emas dan logam-logam lainnya seperti 
perak, tembaga juga merupakan potensi yang sangat besar jumlahnya. "Jadi, 
selain punya potensi bencana yang besar, Jawa Timur memiliki potensi 
kekayaan yang luar biasa pula," ujar Sofyan.

Sementara untuk bagian Tengah, wilayah Jatim terdiri dari pegunungan 
vulkanik yang masih aktif dan usia bebatuan dan tanahnya relatif muda 
antara 4 juta sampai satu setengah juta tahun. "Jadi, hampir semua gunung 
di wilayah ini aktif dengan produk material lepas dan larva yang volumenya 
sangat banyak," ujar Marsilinus Setiawan, anggota IAGI Jatim.

Dengan kondisi demikian, kata Marsilinus, secara alamiah kondisi alam di 
Jatim memang rawan bencana. "Sayangnya kondisi ini diperparah lagi dengan 
berbagai kegiatan manusia yang merusak lingkungan," kata Marsilinus.
Dilihat dari kondisi hu

[iagi-net-l] Kursus Seismic Fundamentals for Exploration & Development

2003-02-17 Terurut Topik Sigit Sukmono-centrin
Rekan-rekan Iagi-net,

Bersama ini saya sampaikan agenda detil Program Kursus Seismic Reservoar
2003 yang diadakan oleh Unit Jasa Kepakaran (UJK) Fakultas Ilmu Kebumian dan
Teknologi Mineral bekerja sama dengan Lab. Geofisika Reservoar-Dept. Teknik
Geofisika, Institut Teknologi Bandung :

Judul Kursus : Seismic Fundamentals for Exploration & Development"
Tanggal : 24-28 Maret 2003
Tempat : Hotel Holiday Inn - Bandung

Agenda detil kursus terlampir. Untuk informasi lebih lanjut dapat
menghubungi saya di alamat dibawah ini.

Semoga bermanfaat.

Terima kasih & Salam,
Sigit Sukmono
Lab.of Reservoir Geophysics
Dept. of Geophysical Engineering
Institute of Technology Bandung
Basic Science Center, 2nd Floor
Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Ph/Fax.(+62) (0)22-2509167
Mobile (+62) (0)811220756
Email :[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]

===

Detail Course Agenda

Day-1. Wave Propagation and Data Acquisition Concepts

Theory : introduction, wave propagation, reflection-refraction and
diffraction, signal processing, field procedures, signal and noise, common
midpoint method, noise analysis, arrays.

Problem-set 1.1. Measuring the seismic dominant frequency, velocity and
wavelength

Problem-set 1.2. Estimating the bulk density and velocity of a layer and it’
s reflected seismic amplitude

Problem-set 1.3. Identification of the direct arrival, critical refractions
and reflection waves in field record

Problem-set 1.4. Computing the reflection-coefficient and its correlated
seismic amplitude

Problem-set 1.5. Convolution, Fourier transforms and resolution estimation

Day-2. Practical Seismic Data Processing Concepts

Theory : introduction, gain adjustment, normal moveout correction, stacking
velocity analysis, datum correction, residual statics, filtering (bandpass),
K-F filtering, deconvolution, migration, pitfall in seismic interpretation
(multiple, diffraction and reflected refraction, effect of velocity
distortion).

Problem-set 2.1. Arrays and related CMP coverage determination

Problem-set 2.2. NMO and velocity analysis



Day-3. Basic Seismic Interpretation Concepts

Theory : objective, procedure, vertical and horizontal resolution,
well-seismic tie, parameters of individual reflection, geology of seismic
section, seismic lithology signature, seismic hydrocarbon indicator,
Structure interpretation : folds, normal fault, reverse and thrust fault,
strike-slip fault, fault reactivation, 2-D vs 3-D interpretation

Problem-set 3.1. Well seismic tie and best wavelet determination using
synthetic and VSP.

Problem-set 3.2. Seismic lithology determination : clastics, carbonate,
salt-shale diapir, DHI, etc.

Problem-set 3.3. Interpreting the faults : normal, reverse, wrench and
thrust faults

Problem-set 3.4. Fault and horizon mapping on time section of 3-D seismic
data

Problem-set 3.5. Using 3-D seismic for characterizing the combined
structural and stratigraphic trap

Problem-set 2.3. Datum correction and residual static analysis

Problem-set 2.4. Deconvolution and migration techniques

Problem-set 2.5. Pitfall analysis and noise recognition in migrated section

Day-4. Basic Concepts of Seismic Stratigraphy and System-Tract Analysis

Theory : Relative sea level changes and seismic sequences, sequence
boundaries : types and their seismic  characteristic, seismic facies and
depositional sequences : types and their seismic characteristics, cycle and
paracycles in the system-tract,  interpretation of system tract in seismic
section, system tracts and hydrocarbon play

Problem-set 4.1. Sequence boundary and related sea-level changes
determination in seismic section

Problem-set 4.2. Seismic facies and depositional sequences determination in
seismic section

Problem-set 4.3. Deltaic seismic facies mapping and its hydrocarbon play
determination

Problem-set 4.4. System-tract and hydrocarbon play determination in seismic
section

Day-5. Overview on Seismic Attributes Reservoir Characterization Techniques

Theory : definition, overview of seismic inversion, amplitude & complex
attributes and AVO methods

Problem-Set 5.1. Clastics and carbonate reservoir characterization using
seismic inversion

Problem Set 5.2. Integrated complex attributes for stratigraphic and DHI
analysis (3 cases)

Problem-Set 5.3. Amplitude attributes for thin facies mapping in a
compartmentalized reservoir

Problem-Set 5.4. Amplitude attributes for mapping by-passed oils and
monitoring reservoir production






-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED

Re: [iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik sunjayasaputra

terus terang aja pak, saya aja lagi baru disuruh belajar nih peraturan2 psc
dimalaysia
saya tulisin aja lah definisinya

Contractors index =
cumulative value of contracttor's portion of cost oil and contracttor's
portion of profit oil from the oil field/cumulative contractor's costs,
excluding non-recoverable expenditure, expended for petroleum operation and
LCOT operations in respect of the oil field


Best Regards
Ujay



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] IATMI: Diskusi panel

2003-02-17 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
FYI...and please pass this flyer to your colleagues.


Contract Area Extension to help the Economics
of Oil & Gas Field Development
The recovery of national economy needs to be supported by enough supply of
energy for the industry units' operation. The oil and gas industry
currently are still the backbone to the national economic, be that the
responsibility for energy supply to other industry, or as the significant
income
generator for the government budget. Based on the recent years' decline of
investment in the oil and gas industries, the related parties need to do
significant steps to increase interest in Oil and Gas Investment in
Indonesia. Therefore, oil and gas industry re-structurization need to be
done to
enhance investor trust in investing in Indonesia. Several points that need
to be done are the realization of the Government Regulation of the Oil and
Gas Law, synchronization of the government regulations implementation, law
enforcement, deregulation on Oil and Gas Fiscal sector,
implementation of good corporate governance, improve coordination and
efficiency of beaurocracy and steps in contract area extension to help the
economic of oil and gas field development. These steps can be implemented by
giving an extension on the contract early to strategic fields for
national economic development, increase government revenue, providing jobs
and reducing subsidy for gas fields. These steps should be inline
with government initiative to improve production in marginal fields where
contract area extension will be the parameter needed to develop the
marginal project
Cost
IATMI Member : Rp 30,- (include coffee break and lunch)
Non Member : Rp 35,-
Students : Rp 75,000,-
Registration
Kartina Haswanto, Telp. (021) 52992285 / Fax (021) 2523219,Email -
[EMAIL PROTECTED]
Sponsor by :
Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia
PANEL DISCUSSION
Speakers
Rachmat Soedibjo, Kepala BPMigas
Suyitno Padmosukismo, Excutive Director IPA
Iin Arifin Takhyan, Dirjend Migas
Hilmi Panigoro, CEO Medco Energi
Rudi Rubiandini Ria, ITB Perminyakan, Moderator
Tuesday, February 25, 2003, Mulia Hotel, Ballroom 1,
Time: 08.00-13.00 WIB



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] TODAY IPA TALK!!!

2003-02-17 Terurut Topik Titi Tabusalla


IPA PROFESSIONAL DIVISION

LUNCHTIME TALK



DATE : Tuesday, February 18, 2003 

TIME : 11:45 Hrs.

VENUE: Golden Ballroom,

Jakarta Hilton International

Subject: "Amplitudes, Risk and 

all that Geophysical Malarkey"

Speaker: Martyn Millwood Hargrave1

Dr. Rob Simm2 and Dr. Andrew Armour1

1 IKON Science Ltd

2 Rock Physics Associates Ltd.



ABSTRACT

At conference I recently attended, the explorer responsible for discovery of a 1.1 
billion bbl STOOIP field stated proudly, "there was no Geophysical malarkey involved 
in the discovery of this field". He received a cheer of appreciation pointing to an 
almost visceral connection with the audience. Now, 'malarkey', meaning humbug, 
foolishness or nonsense, is an interesting choice of word. We take it to mean that 
there was some satisfaction in being spared the frustration and agony of incorporating 
geophysical information into the decision to drill that on previous occasions has 
proved confusing and even misleading. 

It points to a significant problem in the industry. The problem is that although it is 
recognised that seismic can show effects that are related to the presence of 
hydrocarbon (and if they are recognised as such they may be used to lower the 
perceived exploration, appraisal or development risk), the practice of using seismic 
information as an input to drilling decisions is not uniformly good or understood by 
all.  In our opinion there is a good deal of 'malarkey' going on, particularly when 
unrealistic claims are made for the significance of amplitude information. Guarding 
against such 'malarkey' is the subject of this talk.



FUTURE TALKS




Suggestions and volunteers for talks are always welcome. Topics should be relevant to 
exploration and production in Indonesia and/or be of interest to a wide range of 
disciplines.  

 

Please contact the Luncheon Talks Chairman, Peter Butterworth, at VICO Indonesia, 
phone 5236018, e-mail: [EMAIL PROTECTED] and/or [EMAIL PROTECTED]



 

 

- 2 -

 



 

BIOGRAPHY



Martyn has 23 years experience as a Geoscientist in the oil and gas industry, working 
in new ventures roles for oil companies (Trafalgar House Oil and Gas, Acre Oil and BG) 
and since 1990 in founding and developing oil and gas technology and consulting 
business's including IKODA and TROY-IKODA. In 2001 he was appointed managing director 
of IKON Science a quantitative Interpretation technology developer. 

Martyn has an Honours degree in Geology from Durham University UK and a post graduate 
certificate in Geophysics from Queen Mary College, University of London. He is an 
active member of SEG, GeoNetUK, Institute of Petroleum, and the Petroleum Exploration 
Society of Great Britain.


COST : Rp. 115.000,00 (IPA Prof. Div. Member) or Rp. 135.000,00 (Non IPA Prof. Div. 
Member) excluding drinks, payable at the entrance of the Golden Ballroom; payment in 
cash is preferred. 

 

·Reservations and cancellations will be accepted until 15:30 hours on 
Monday, February 17, 2003. Phones: 572.4284-4286; fax: 572.4259; e-mail: 
[EMAIL PROTECTED] or [EMAIL PROTECTED]

 

·No reservations and cancellations will be accepted after this time.

· Members of the Ikatan Ahli Geologi (IAGI) (The Indonesian Association of 
Geologists) and Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) are welcome.

 

 

   

  Please make sure that if you hold a reservation and are unable to attend that 
you notify

  the IPA Office as soon as possible otherwise you will be charged for cost of the 
luncheon.

   
 

Titi Tabusalla
Phone: +62 (021) 5724284, 5724285
Email: [EMAIL PROTECTED]
Website: http://www.ipa.or.id





The 29th Annual Indonesian Petroleum Association (IPA)

Convention and Exhibition,
will be held
October 14-16, 2003 at the Jakarta Convention Center, Indonesia
Mark your agenda now,

Don't Miss the biggest Petroleum Industry Event in SE Asia!





[iagi-net-l] PhD Fellowship in Petroleum Geoscience, UBD

2003-02-17 Terurut Topik Minarwan
Bagi yang tertarik dan memerlukan.
Diambil dari http://www.earthworks-jobs.com/oil/ubd8.html
Min
--
The Department of Petroleum Geoscience at Universiti Brunei Darussalam is
now accepting applications for one (1) Ph.D. Fellowship, with preference
being given to ASEAN residents. The Fellowship is tenable immediately upon
acceptance, which is normally 3 months after application. Benefits include
all fees, research costs, a monthly stipend of B$1000 for room, meals and
other expenses, book allowance, a return air ticket to and from Brunei at
the start and end of the programme and free medical care for a maximum of
three (3) calendar years from the date of enrollment. In return, the
Fellowship holder may be required to assist with activities in the
Department for up to ten (10) hours per week. Please note that the Ph.D.
programme is also open to candidates with other sources of funding and
applicants are encouraged to submit proposals for any ASEAN-based research
within the field of Petroleum Geoscience. 
The Fellowship will be awarded for a Ph.D. study of the "Sedimentology and
Stratigraphic Development of the Berakas Syncline, Brunei". The Berakas
Syncline includes a nearly 5000 m thick tidal and shoreface succession
containing reservoir-quality sandstones. Alternation of tidal and shoreface
strata reflect relative sea level fluctuations combined changes in basin
configuration as the result of episodic growth on the basin margin
anticlines. Much of the succession is exposed in numerous outcrops, making
facies and sequence stratigraphic analysis possible. The research objectives
are: 1) a detailed sedimentological study of the Berakas Syncline succession
in outcrop to characterise facies, determine their spatial relationships and
place them in a sequence stratigraphic framework, and 2) integration of the
outcrop data with offshore 3D seismic data to identify seismic signatures of
the various depositional systems. The results will be used to assess the
impact of sea level change versus tectonic controls (including growing
structures) on the deposition of fluvial, tidal and shoreface sandstones, as
a model for predicting reservoir distribution. 
All candidates must be proficient in English and hold a good first degree or
M.Sc. in Geology, Geophysics or a closely related subject; petroleum
industry experience is beneficial. Additional information and applications
forms are available from: Professor Joseph J Lambiase, Department of
Petroleum Geoscience, Universiti Brunei Darussalam, Tungku Link BE1410,
Brunei Darussalam, phone: 673-2-249501, fax: 673-2-249502, e-mail:
[EMAIL PROTECTED]  
Review of Applications will commence on 31 March 2003 



***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 




Re: [iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut iagi

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Sekarang ini zamannya buka-bukaan, segala harus transparant tidak cukup
translucent saja (kalau istilah di mineralogi)

- Original Message -
From: "Yanto R. Sumantri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 6:12 AM
Subject: [iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut iagi


> Pak Kus
>
> Ah Pak kus mah sok ngobolekerkeun anu sudah jelas , ari koruptor (plus
> manipulator plus provokator) mah selalu untung atuh.
>
> Si Abah
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia

2003-02-17 Terurut Topik Istadi, Bambang P
Wah, Kang Witan buka-buka kartu, membeberkan isi dapur orang,... atau hal2 demikian 
memang sudah wajar dan menjadi praktek umum hampir seluruh PSC di Indonesia ?

Tadinya saya termaksuk orang yang positif bahwa kondisi akan menjadi lebih baik dengan 
dibentuknya BP Migas, seperti proses yang sudah dijelaskan oleh Uda Redesmon mengenai 
rambu2 bagi maksuk dan terlibatnya expat dalam operasi migas di Indonesia.  Meskipun 
ada negatif list, tapi kalau kita lihat kenyataan-nya expat tertentu menjadi "kutu 
loncat" alias posisinya berubah setiap beberapa tahun, sehingga terhindar dari 
ketentuan dari Depnaker tsb.  Posisi yang seharusnya bisa di-isi oleh orang Indonesia 
tidak terjadi, malah sebaliknya, terjadi bulenisasi posisi2 yang sudah dipegang oleh 
orang Indonesia.  

Yang paling menyedihkan, penurunan produksi dengan sengaja untuk mengidari DMO dan 
terjadi MAT- Mutually Agreed Termination, terhadap rekan2 kita yang tidak lagi Mutual, 
tapi setengah pemaksaan ditengah2 sulitnya mencari pekerjaan dan situasi ekonomi yang 
tidak menentu. Yang minta MAT tidak dikasih, tapi yang tidak minta malah dipaksa untuk 
menerima. Kalaulah ini terjadi karena aktifitas perusahaan menurun demi "cost cutting" 
mungkin dapat dimengerti, tapi kalau disisi lain, jumlah expat semakin banyak, sudah 
mulai bekerja di Indonesia meskipun tidak punya izin/ belum keluar, malah uang 
pesangon pensiun beberapa expat yang hanya bekerja di Indonesia beberapa tahun saja 
dari seluruh karirnya, juga dapat di cost recovery,.. ini agak sulit untuk dicerna.  

Tapi rupanya praktek ini sudah umum dilakukan oleh berbagai PSC di Indonesia.  Kalau 
sudah begini, saya kembali bertanya-tanya,.. jangan2 sinyalmen Pak Ruslan ada 
benarnya,... "kita dijajah Belanda karena bodoh". Bagaimana dengan statement Minarwan, 
masalah mental atau sistim PSC itu sendiri ? Pertanyaan saya: Mustikah kita mendewakan 
investor ? sehingga apapun yang mereka minta pasti dikabulkan dan kecurangan 
dibiarkan. Mungkin sudah saatnya kita bercermin diri, dan mungkin kita perlu belajar 
dari Cina, bagaimana cara mereka menarik investor, termaksud bagaimana mereka 
membangun industri Migas mereka,...
wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
+1-281-293-3763


-Original Message-
From: Witan OA [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, February 13, 2003 7:34 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


Jitu sekali pak Koesoema (pengalaman pribadi waktu di Humpuss pak?).
Hal lain yang harus diwaspadai adalah proyek TSA (Technical Service from
Abroad). Biayanya biasanya besar sekali, sangat kolusif nuansanya, data kita
dikerjakan di pusat riset mereka, atau mereka datangkan konsultan seabreg ke
Indonesia.Seakan-akan  di Indonesia tak ada ahlinya atau fasilitas utk
mengerjakan proyek tsb.Bayangkan berapa banyak devisa negara kita yg pindah
ke negara mereka.
Belum lagi kalau perusahaan tsb punya PSC area yg sudah produksi dan yang
masih eksporasi, biasanya beban biaya di PSC eksplorasi secara terselubung
dimasukan ke biaya PSC yg sudah tahap produksi karena adanya mekanisme cost
recovery tadi. Sehingga kalau eksplorasinya gagal sebagian cost nya masih
bisa diselamatkan.
Masalah pekerja expat /RPTKmemang kadang2 bikin geram, diawal tahun 80an
sering sekali pekerja Indonesia di hire hanya untuk mengimbangi jumlah expat
yg didatangkan. Setelah itu jenjang karir diperpanjang,misalnya tadinya dari
Jr. Geologist - Geologist-Sr Geologist dirubah jadi Geologist IV,Geologists
III,II,I, baru ke level Sr Geologist, dengan memasukan 2 level tambahan tsb
jelas memperlambat orang Indonesia menggantikan expat. Di level yg lebih
atas sama saja, anda naik jadi chief geologist diatas anda ada expat manager
geology, anda diangkat jadi exploration manager diatas ada expat sbg VP
exploration. pokoknya diatas langit ada langit.
Dengan dibentuknya BP Migas saya mempunyai optimisme yg besar terhadap
teman2 kita disana utk lebih ketat lagi mengadakan pengawasan dan menelaah
kembali peraturan2 yg akan merugikan negara kita.

wass
Witan
- Original Message -
From: "Koesoema" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "iagi-net" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, February 14, 2003 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia


> Menurut hemat saya kelemahan dari sistim PSC ini adalah adanya "cost
> recovery", karena ini adalah sumber korupsi, dan menjadikan perusahaan
> cenderung tidak efficient. Perusahaan PSC akan berusaha membebankan segala
> cost (bahkan mungkin cost yang pegawai mereka yang tidak secara langsung
> bekerja untuk contract area)  pada cost recovery, walaupun ada kontrol dari
> Badan Migas (tapi kan bisa diajak jalan-jalan ke luar negeri). termasuk
> sumbangan, misalnya ke Perguruan Tinggi . Sehingga pada akhirnya sumbangan
> itu seolah-olah diberikan si oil company (dengan upacara dsb) tetapi
> sebetulnya pemerintah yang memberikan. Setiap kali diminta sumbangan untuk
> aktivitas ilmiah /research mereka bilang sih setuju saja kalau  BPPK
> Per

[iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Mas Ujay

Yang namanya PSC contractor Index ittu binatang apa ? bagaimana cara
menghitungnya , mohon pencerahan .

Si Abah

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] sistim psc di Indonesia/tindak lanjut iagi

2003-02-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Kus 

Ah Pak kus mah sok ngobolekerkeun anu sudah jelas , ari koruptor (plus
manipulator plus provokator) mah selalu untung atuh.

Si Abah

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




[iagi-net-l] sistim psc di Indonesia

2003-02-17 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Pak Kusuma betul dalam mnilai perubahan dasar perekonomian kita dari
sosialistis menuju ke alam yang liberal (bahkanuntuksebagian sangat
liberal dan ada yang mengatakan lebih liberal dari negara negara
kapitalis).
Sebenarnya sistim psc atau profit sharing bisa saja akan mebguntungkan
sebagaian besar rakyat , apabila diawasi dengan baik .
 Soalnya sam[ai saat ini sistim psc mungin lebih baik atau katakan lebih
besar / mudah pengawasannya. Ini dari segi sitimMemang yng menjadi 
perdebatan dalam menginterpetasikan UUD pasal 33 itu adalah  kata " di
kuasai oleh negara ".mungki interpetasi ini yang dipakai dalam
privattisasi perusahaan negara lain dengan industri  migas. Iti pendapat
saya , mungkin Pak Kus berpendapat lain ?

Wassalam


si Abah

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




RE: [iagi-net-l] Re: sistem psc di indonesia

2003-02-17 Terurut Topik Jossy C. Inaray
I think this is misleading, and no need to explain lah. Sometimes we just need to 
perceive from the Republic point of view.

-Original Message-
From:   [EMAIL PROTECTED] [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:   Monday, February 17, 2003 11:08 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:[iagi-net-l] Re: sistem psc di indonesia

fyi
dari salah seorang teman di milist sebelah

Best Regards
Ujay
- Forwarded by Sunjaya Eka Saputra/PMU/PETH/Petronas on 02/17/03 11:05
AM -
   

  Abdullatif Setyadi   

  <[EMAIL PROTECTED]>  To:  [EMAIL PROTECTED]   

  Sent by: cc: 

  geologiugm-bounce@fr Subject: [Geologi UGM] Re: sistem 
psc di indonesia  
  eelists.org  

   

   

  02/14/03 03:03 PM

  Please respond to

  geologiugm   

   

   





saya mau tanya tentang sistem pembagian keuntungan psc
atau tac di indonesia apakah benar.. bahwa harga oil
pricenya sudah ditentukan dahulu. sehigga fluktuasi
harga minyak dunia tidak berepengaruh terhadap
pembagian keuntungan?

Benar sekali Jay, harga minyak sudah ditetapkan lebih
dahulu. Hal itu disebabkan karena oil price
forecasting sangat sulit dilakukan karena terlalu
banyak parameter yang mempengaruhi. Dalam
perhitungan-perhitungan ekonomis, beberapa hal memang
perlu hanya dipatok dengan asumsi atau konstatnta,
karena jika tidak maka perhitungan menjadi terlalu
sulit untuk dilakukan. Termasuk di dalamnya.
Oil price yang naik dan turun tidak mempengaruhi
prosentase dari Equity to be Shared (ES) atau
prosentase sharing. Tetapi naik dan turunnya oil price
akan berpengaruh terhadap Total Revenue dan Total
Contractor dan Govermnent Cash Flow secara nominal.
Kalau harga minyak lebih tinggi dari yang diasumsikan
sebelumnya, maka pemerintah akan memperoleh apa yang
disebut dengan "windfall profit". Sebaliknya kalau oil
pricenya turun.
Untuk menanggulangi hal tersebut biasanya pada
perhitungan ekonomis pre-sanction (pada saat project
belum didanai), dilakukan analisis sensitivitas
terhadap oil price, Production, Intangible dan
Tangible Cost serta Operating Cost. Ujay bisa
melakukan hal itu dengan gampang (bisa di Merak
Software-nya Schlumberger, atau bahkan bisa secara
manual denga Excel)

> ex.. didlm agreement disebutkan harga minyaknya
20USD, splitnya 60:40, maka kalo harganya 25USD yang 5
dollar itu kemana? trus 60:40 itu berdasarkan harga
langsung atau gimana?

Yang $ 5 tetep dibagi menurut perjanjian sebelumnya,
setelah dikurangi Cost Recovery (CR). Tetapi harga
minyak yang naik seperti itu menyebabkan Recoverable
yang lebih cepat dari Cost Recovery (CR). Ini
menguntungkan Government karena akan lebih cepat
memperoleh Cash Flow; sekaligus menguntungkan
Contractor karena akan lebih cepat memperoleh laju
pengembalian modal. Itulah yang oleh Pertamina disebut
dengan windfall profit.

apakah pembagian keuntungan itu setelah dipotong biaya
produksi, pajak, biaya eksplorasi?

Pembagian Share (85:15) dilakukan sebelum pajak dan
operating cost; tetapi setelah Revenuenya dikurangi
Cost Recovery atau (CR). Inilah yang disebut dengan
Equity to be splitted (ES). ES akan kena pajak sebesar
48% dan sisanya disebut Contractor Cash Flow (CCF).
CCF akan dikurangi Operating Cost (OC) dan sisanya
disebut dengan Net Contractor Cash Flow (NCCF). NCCF
ditambahkan dengan Cost Recovery (CR) yang dibayarkan
oleh pemerintah akan menjadi Total Contractor Cash
Flow (TCCF). Yang terakhir inilah (TCCF) yang disebut
dengan keuntungan bersih Contractor atau perusahaan
asing. sedangkan Government dapat dari share sebesar
85% dari Revenue - CR plus 48% dari ES. Total hasil
akhir pembagian biasanya bukan 85% : 15% sebagaimana
sering kita dengar (karena itu hanya Production
Share); tetapi real profit sharing yang terajdi
biasanya 54% Government dan 46% Contractor. Ironis
khan?

bagaimana sistemnya, apakah ada sistem nasionalisa

Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Mungkin juga menguntungkan 3 belah pihak; Pemerintah, Investor dan Koruptor

- Original Message -
From: "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, February 17, 2003 12:28 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Bedah PSC di Indonesia, kelihatannya memang menarik untuk dilakukan,
> status terkahir kalo tdk salah kita menggunakan PSC generasi ke - 3 dengan
> status terakhir dengan incentive package agustus 1992. Lha sekarang ini di
> Indonesia ada 3 hal penting yang masih cukup membikin binggung investor
(Law
> Enforcement, Politics dan Economic sendiri), disisi lain kok banyak juga
> investor yg bercokol disini (apa memang PSC-nya menarik ?.
> Saya denger dalam acara konsolidasi sektor Energi Nasional di Bali (akhir
> Januari 2003), kok untuk sektor bisnis migas adem-ayem saja ?
> Barangkali lho . memang PSC Indonesia mengguntungkan kedua belah pihak
> (Gov dan atau Investor)
>
> salam
>
> mBong
>
> -Original Message-
> From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti
lebih
> rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
> langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
> Wassalam
>
> - Original Message -
> From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso"
<[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
> Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI
>
>
> > Usul yah Pak...
> > Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> > Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin
nanti
> > isunya malah lebih cepat bergulir.
> > Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
> >
> > min
> > -Original Message-
> > usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> > sangat menantang
> > atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
> nDaru
> > (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
> >
> > silakan pak mBong
> >
> > adb
> >
> >
> > ***  Private and Confidential   ***
> > The information in this email is confidential and is intended only for
the
> person(s) named.
> > Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
> not the intended recipient,
> > please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
> 20 7730 
> >
> >
>
>
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
> Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]),
> Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>
> -
> To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> -
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Bambang Manumayoso
Bedah PSC di Indonesia, kelihatannya memang menarik untuk dilakukan,
status terkahir kalo tdk salah kita menggunakan PSC generasi ke - 3 dengan
status terakhir dengan incentive package agustus 1992. Lha sekarang ini di
Indonesia ada 3 hal penting yang masih cukup membikin binggung investor (Law
Enforcement, Politics dan Economic sendiri), disisi lain kok banyak juga
investor yg bercokol disini (apa memang PSC-nya menarik ?.
Saya denger dalam acara konsolidasi sektor Energi Nasional di Bali (akhir
Januari 2003), kok untuk sektor bisnis migas adem-ayem saja ?
Barangkali lho . memang PSC Indonesia mengguntungkan kedua belah pihak
(Gov dan atau Investor)

salam

mBong
 
-Original Message-
From: Koesoema [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Tuesday, February 18, 2003 6:11 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Masalahnya saya ini tidak menguasa soal bienis perminyakan, yang pasti lebih
rumit daripada apa yang saya dengar. Juga saya tidak punya pengalaman
langsung, tetapi sekadar denger-denger saja (hearsay)
Wassalam

- Original Message -
From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "mbong" <[EMAIL PROTECTED]>; "Bambang Manumayoso" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 7:03 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] sistem psc di indonesia/tindak lanjut IAGI


> Usul yah Pak...
> Sekalian bikin talk show di tivi ajah Pak.
> Biar keren dan langsung bisa menjadi makanan para politisi, dijamin nanti
> isunya malah lebih cepat bergulir.
> Kalo perlu undang Mbak Inul biar IAGI makin dikenal.
>
> min
> -Original Message-
> usulan untuk mengadakan luncheon talk dg topik "bedah sistim psc" memang
> sangat menantang
> atau mungkin ktia akan adakan diskusi topik khusus spt tahun lalu pak
nDaru
> (ketua bidang tambang) mengadakan rangkaian diskusi khusus pertambangan
>
> silakan pak mBong
>
> adb
>
>
> ***  Private and Confidential   ***
> The information in this email is confidential and is intended only for the
person(s) named.
> Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are
not the intended recipient,
> please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0)
20 7730 
>
>



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-




Re: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC

2003-02-17 Terurut Topik Koesoema
Cumah kalau maro seperti sistim petani, tidak ada yang namanya cost
recovery, seluruhnya ditanggung oleh penggarap, bahkan PBB juga ditanggung
oleh penggarap.
Kalau budaya kita ini sudah KKN, harus dibuat sistem yang memperkecil
peluang berKKN. Misalnya saja soal parkir, akhirnya sistim borongan juga,
berapa tukang parkir berani setor (atau yang disebut sistim target kalau di
perpajakan).
Juga angkot atau bis umum saja bahkan taksi saja (walaupun pakai argometer,
tapi bisa dimatikan), ditentukan saja berapa supir itu harus setor, tidak
tergantung jumlah penumpang yang dia tarik. Kecuali Blue Bird, management
baik dan mengawasi dengan ketat, tetapi tetap saja harus ada target setoran
minimum
Contoh lain adalah jalan tol, karena jumlah kendaraan yang lewat direkam
otomatis, si penjaga tol tidak berani macam-macam.
Wassalam,

- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Sunday, February 16, 2003 6:21 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: [berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC


> Ini saya ambil dari teman yg mungkin nggak nyantol di milis iagi-net.
>
> - Forwarded by Mohammad Syaiful/ID00038/ENI-LASMO-INDONESIA/ENI/IT on
> 02/17/03 09:19 AM -
>
> "Papillon"
> 
> in.net.id>   cc:
>  Subject: Re:
[berita_dari_gea] Kuliah Pak Koesoema - PSC
> 02/14/03 11:29
> PM

> Please respond
> to
> berita_dari_ge
> a
>
>
>
>
>
>
> Suudzon juga nih, Pak...
> 1. Soal cost recovery.  Namanya juga sistem bagi hasil, pastilah harus ada
> yang namanya cost recovery. Kalo nggak ada cost recovery, bukan sistem
bagi
> hasil namanya. Konsep bagi hasil ini kan diangkat oleh Bung Karno dari
> sistem "maro" (dari separo) yang biasa dipraktekkan dalam bidang pertanian
> (antara pemilik lahan dan petani penggarap). Kemudian diterapkan oleh Ibnu
> Sutowo di Pertamina untuk ngelola ladang minyak. Indonesialah yang
pertama2
> menerapkan sistem ini. Bahkan kemudian ditiru oleh banyak negara lain.
> (Ironis, di negara lain berhasil, di negeri kita sendiri, banyak bocor).
> Di Indonesia minyak pan punya negara. (Itu tuh UUD 45 ps.33). Nah, kalo
> negara kagak punya duit, kagak punya teknologi, kagak punya orang yang
> mampu ngelola ladang minyak, kagak punya kemampuan manajemen, jelas sistem
> ini dong yang cocok, daripada minyak tuh nganggur kagak jelas.
> Pariasi sistem bagi hasil ini banyak juga ternyata. Kagak hanya seperti
> yang diterapkan di Indonesia. Ada yang nerapin cost recoverynya nggak
full.
> Ato seperti Libya. Ini keliatannya cocok untuk negara yang KKN-nya
ampun2an
> serta kontrol yang lemah seperti negara kita tercinta ini. Di sana bagi
> hasilnya udah ditentukan, pokoknya berapapun hasil produksinya langsung
> dibagi aja, mis 60:40. (40 kontraktornya). Nah, yang namanya cost
> recoverynya itu udah termasuk dalam yang 40 itu. Jadi kalo si kontraktor
> mau propit yang lebih gede, ya dia harus episien, costnya dikecilin, jadi
> nggak bisa seenak jidatnya aja sewa geologist bule yang mahal2  tahunya
> kemampuannya sama aja. Kagak bisa seenak jidat nyalain listrik, pake AC,
> pake telpon, pake komputer, internet,(semuanya 24 jam non stop) di kantor,
> ke dokter gigi di Singapura, main golf (di Indonesia mahal), jalan2 ke
luar
> negeri itu tadi, dll. dll yang kagak perlu, mark up segala jenis tetek
> bengek operating cost, dll. dll. Jadi si kontraktor itu ruang lingkupnya
> lebih sempit. Jadi nggak ada deh tuh First Trench Petroleum (FTP2an) untuk
> ngakalin balik si kontraktor.
>
> Tapi yang jelas nih, sodara2 sekalian, apapun sistem yang kita pake,dari A
> sampe Z, balik lagi ke A", pengawasan atau kontrol sistem, serta hukum
yang
> berjalan adalah prasyaratnya. Gitu aja kok repot. Kita tuh, ya, seperti
> orang bingung. Sakitnya apa, dikasi obatnya apa. Conto di depan mata,
> pergantian UU kemarin. Sistemnya kagak kenapa2, cuman pengawasan dan
> ngejalanin hukumnya aja yang gak bener, eh UUnya yang diganti. Emang
dengan
> sistem yang sekarang, pengawasan dan hukumnya dijalanin ?
>
> 2. Soal investasi kapital. Pertama, dalam sistem bagi hasil kita itu,
emang
> udah ditentukan investasi minimum yang harus dilakukan oleh si kontraktor.
> Kedua, secara bisnis, ada ekspen-ekspen yang cenderung lebih efisien jika
> dilakukan secara non-kapital. Ketiga, inti persoalannya bukan di situ, di
> kapital atau non-kapital. Mau kapital kek, mau non-kapital kek, kalo
> niatnya emang udah mau jahat (KKN) kan kenyataanya bisa jebol semua. Jadi
> kembali masalahnya ke sistem kontrol dan law enforcement.
>
> 3. Pertamina itu adalah sebuah institusi bisnis, sekaligus sebagai
> instrumen birokrasi pemerintahan. Semua jadi pada bingung. Jadi birokrat
> (di Indonesia cenderung, 99% pasti KKN) ato jadi badan bisnis yang
tangguh.
> Mereka sok2nya jadi badan bisnis, namun mentalnya biro