Re: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped

2003-06-22 Terurut Topik Titi Tabusalla

Reminder  progress report
Mahakam Delta Field Trip
1 week to go 

The Modern And Ancient 
Mahakam Delta 
A Technical Field Trip for Geosciences Personnel 

  Re-scheduled from March 31-April 5, 2003
to 
June 30 - July 5, 2003 
 
Leaders : Stefano Mora, Marco Gardini and Agung Wiweko (TotalFinaElf). 
Fee : IPA Members US$ 1350, Non-members US$1450  (including Jkt-Bppn-Jkt airfare, 
land/ sea transportation, helicopter, hotels, meals, refreshments and hand-out). 
Limit : 17 Persons (fully book)

The Modern Mahakam Delta is one of the best examples of a deltaic depositional 
environment that is both easily accessible for research and relatively undisturbed by 
large scale human activities. The subject of numerous studies and publications, the 
Modern Mahakam Delta is a mixed fluvial-tidal dominated delta developed since the last 
Holocene still stand approximately 5-6000 years ago.  The major depositional 
environments of the Modern Mahakam Delta including the delta plain, distributaries 
channels, the delta front and the distributaries mouth bars are accessible by boat.  
The distributaries mouth bars, which are exposed above sea level during low tide, 
present a unique opportunity to walk upon and make observations on the sediments and 
sedimentary structures of the mouth bar. 
The Ancient Mahakam Delta is exposed in large Miocene aged exposures in the vicinity 
of the city of Samarinda.  These outcrops reveal the ancient deltaic environment and 
allow for a comparison between modern and ancient delta features.  The presence of 
both ancient and modern deltaic depositional systems in the same locality presents a 
unique opportunity to more fully understand these complex and economically important 
systems. 

On the evening of June 30 participants will fly from Jakarta to Balikpapan where they 
will stay in the Dusit Hotel.  The next day participants will travel by bus to the 
Mahakam Delta, over fly the delta by helicopter and travel by speedboat to stay in the 
Bumi Senyiur Hotel in Samarinda.  Wednesday, Thursday and Friday will be spent 
examining delta features and outcrops based from Samarinda.  At the end of Friday's 
field work participants will return to the Dusit Hotel in Balikpapan for the night 
prior to returning to Jakarta in the morning of July 5th. 

The IPA Modern and Ancient Mahakam Delta Field Trip is made possible by TotalFinaElf. 






Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Sena Reksalegora
Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini.
Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg
menawarkan program doktornya dengan topik/project yang
sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan
sponsornya (pesanan). 

Kenapa jadi lebih menyedihkan, mohon penjelasan.

Salam,
-Sena
--- wati [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar
 doktor di LN, mahasiswa
 kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik
 disertasi pesanan profesornya
 atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa
 jenis ini, gimana ya?
 Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi
 IAGI, tolong pertimbangkan
 lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti
 dengan: Sebutkan
 universitasnya.
 Salam,
 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mappe d

2003-06-22 Terurut Topik Minarwan
Sekedar komen, jika demikian saya pikir Exspan perlu menanggapi secara
tertulis dan dikirimkan ke media yang bersangkutan.. Pemberitaan tentu akan
menjadi berimbang dan yang kabur menjadi jelas

min
-Original Message-

maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa Argo sangat mengaburkan, tidak
sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI dalam sosialisasi kegeologian
bagi masyarakat awam.


***  Private and Confidential   ***
The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) 
named. 
Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the 
intended recipient, 
please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 



RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik fotunadid
rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri ..
(tidak di beri pupuk)
salam,
didik

-Original Message-
From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN, mahasiswa
kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan profesornya
atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya?
Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan
lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan
universitasnya.
Salam,

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


 kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah
 disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah
...
 eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini
 tentunya tidak terasa merugikan bangsa dan negara yg telah
mensubsidinya.
 tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin
 karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali.
 namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah kita
 kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah
 keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati
 bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa
berat
 saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan dan
 diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya
barangkali
 bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ...

 Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena
materi
 (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll)
 tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk
 melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor
ini
 akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih mendunia ketimbang
tetep
 berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi fasilitas
 penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti
 Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB
pun
 tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn.
 Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je 
 diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya.

 Mungkin memang tidak selalu karena materi  walopun kalo dibaca ulang
 alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini.
walopun
 aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ...
 kecemburuan antar status kepegawaian  semoga bukan karena tidak
 menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar
 ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan
sukses
 ...
 yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha  :(
 yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :(
 si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :(
 yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya
 karena dibanding dengan si'bule' 
 yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di
 swasta ...
 walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah
 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...)
 memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer
 ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja
di
 LN ...

 hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :(  bagaimana dengan
 penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih
 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis
dalam
 'slip gaji' bulanannya.

 semoga saja mereka mencari yang lebih 'bersih' dan lebih 'mengharumkan'
nama
 Indonesia
 semoga

 Salam
 RDP

 Mungkin subsidi sudah pantas dicabut ...walopun terasa perih !... ..
bangsa
 ini apa ya  masih harus terus prihatin ?



RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Teguh_Prasetyo

Kalau kita melihatnya dari sudut pandang seperti ini boleh tidak ?

DUNIA ITU BISA DIIBARATKAN SEBUAH BUKU, BILA KITA TIDAK PERNAH MELANGLANG
BUANA, IBARATNYA KITA INI
HANYA MEMBACA SATU HALAMAN SAJA DARI BUKU TERSEBUT

Salam,
Teguh


   

  [EMAIL PROTECTED]

  mTo:   [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED]   
   cc: 

  06/23/2003 09:33 Subject:  RE: [iagi-net-l] Malaysia 
Menculik Doktor-Doktor Indonesia
  AM   

  Please respond to

  iagi-net 

   

   





rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri ..
(tidak di beri pupuk)
salam,
didik

-Original Message-
From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN,
mahasiswa
kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan
profesornya
atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya?
Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong pertimbangkan
lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan
universitasnya.
Salam,

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


 kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah
 disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah
...
 eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini
 tentunya tidak terasa merugikan bangsa dan negara yg telah
mensubsidinya.
 tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin
 karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali.
 namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah
kita
 kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah
 keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah disepakati
 bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa
berat
 saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan
dan
 diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya
barangkali
 bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ...

 Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena
materi
 (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll)
 tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk
 melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor
ini
 akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih mendunia ketimbang
tetep
 berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi
fasilitas
 penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana, seperti
 Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB
pun
 tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn.
 Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je 
 diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya.

 Mungkin memang tidak selalu karena materi  walopun kalo dibaca ulang
 alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini.
walopun
 aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ...
 kecemburuan antar status kepegawaian  semoga bukan karena tidak
 menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar
 ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan
sukses
 ...
 yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha  :(
 yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :(
 si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :(
 yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya
 karena dibanding dengan si'bule' 
 yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding 

RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Musakti, Oki

Kalau terlalu sebentar di satu tempat (sebelum pindah lagi) berarti Cuma
'quick scan' instead of 'in depth reading'
Gitu Guh...?

Oki

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, 23 June 2003 09:05
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Kalau kita melihatnya dari sudut pandang seperti ini boleh tidak ?

DUNIA ITU BISA DIIBARATKAN SEBUAH BUKU, BILA KITA TIDAK PERNAH
MELANGLANG
BUANA, IBARATNYA KITA INI
HANYA MEMBACA SATU HALAMAN SAJA DARI BUKU TERSEBUT

Salam,
Teguh


 

  [EMAIL PROTECTED]

  mTo:
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]

   cc:

  06/23/2003 09:33 Subject:  RE:
[iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

  AM

  Please respond to

  iagi-net

 

 





rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri ..
(tidak di beri pupuk)
salam,
didik

-Original Message-
From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN,
mahasiswa
kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan
profesornya
atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya?
Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong
pertimbangkan
lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan
universitasnya.
Salam,

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


 kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan
sekolah
 disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari
pemerintah
...
 eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini
 tentunya tidak terasa merugikan bangsa dan negara yg telah
mensubsidinya.
 tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ...
mungkin
 karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali.
 namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah
kita
 kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah
 keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah
disepakati
 bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa
berat
 saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan
dan
 diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya
barangkali
 bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ...

 Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena
materi
 (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll)
 tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk
 melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak
doktor
ini
 akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih mendunia ketimbang
tetep
 berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi
fasilitas
 penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana,
seperti
 Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak
HBB
pun
 tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn.
 Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je 
 diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya.

 Mungkin memang tidak selalu karena materi  walopun kalo dibaca
ulang
 alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini.
walopun
 aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ...
 kecemburuan antar status kepegawaian  semoga bukan karena tidak
 menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar
 ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan
sukses
 ...
 yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha  :(
 yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :(
 si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :(
 yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan
profesinya
 karena dibanding dengan si'bule' 
 yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja
di
 swasta ...
 walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah
 'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...)
 memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer
 ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan
kerja
di
 LN ...

 hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :(  bagaimana dengan
 penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan
lebih
 'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis
dalam
 'slip gaji' bulanannya.

 semoga saja mereka mencari yang lebih 'bersih' dan lebih

RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Ukat Sukanta at CPI
Kalau saya harus mengerjakan S2 dan S3 dengan data dari Indonesia, S2 pun
mungkin sampai sekarang saya belum dapat. Data S3nya, saya tidak dapat di
Indonesia. 

Apalagi kalau yang membiayai sekolah bukan dari Pemerintah kita.. Yah
dapat izin untuk belajar.

Salam, 
US

-Original Message-
From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 7:58 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini.
Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg
menawarkan program doktornya dengan topik/project yang
sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan
sponsornya (pesanan). 

Kenapa jadi lebih menyedihkan, mohon penjelasan.

Salam,
-Sena
--- wati [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar
 doktor di LN, mahasiswa
 kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik
 disertasi pesanan profesornya
 atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa
 jenis ini, gimana ya?
 Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi
 IAGI, tolong pertimbangkan
 lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti
 dengan: Sebutkan
 universitasnya.
 Salam,
 


__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped

2003-06-22 Terurut Topik Aditya Mandala

Dear Explorationist,
Setuju dengan pandangan pak Bambang ini, dan dalam situasi seperti sekarang ini memang 
serba repot. Sudah saya buktikan sendiri bahwa banyak kerancuan berita itu terjadi 
karena para wartawan/jurnalis asal nulis tanpa konfirmasi pada perusahaan yg 
bersangkutan. Pihak asosiasi wartawan/jurnalisnya saja tidak dapat mengontrol kinerja 
anggotanya dalam prosedur/kedisiplinan menurunkan berita dengan cross check lebih dulu 
pada perusahaan ybs,sehingga yang terjadi seolah-oleh tergantung bagaimana kedewasaan 
para pembaca berita dalam menerima dan menilai informasi tsb..
Itulah yang terjadi saat ini ,maka usaha-usaha harus terus kita lakukan dalam memberi 
pengertian pada media maupun masyarakat luas khususnya dalam usaha MIGAS, 
Pertambangan. Rasanya para mantan explorationist yang saat ini bertugas di bagian 
kehumasan bisa merasakan ini dan tentu akan terus berusaha memberikan penjelasan 
kepada masyarakat, pemda, LSM, media ttg kegiatan operasi MIGAS melalui pertemuan, 
forum, pameran dsb,  dan meluruskan berita-berita yang tidak tepat.
regards,
Aditya   


-Original Message-
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: Aditya Mandala; Harmen Rashid
Subject: RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan
mapped


Dear Explorationists,

Tanpa bermaksud menyalahkan ataupun membela siapapun, tetapi diluar sana,
berita-berita mengenai aktifitas eksplorasi dan pengembangan sering dikutip
secara tidak proporsional ataupun melenceng dari patron baku yang selama
ini kita kenal. Let's get wise, para jurnalis yang meliput berita tersebut
pada umumnya tidak memiliki latar belakang kebumian, jadi, rasanya bisa
dimaklumi kalau liputan mereka tersebut buat telinga kita terdengar aneh.
Ingat, komunitas explorationist ini (dalam hal jumlah lho) hanya seujung
kuku dibanding komunitas, katakanlah, ekonom.
Disamping itu, percaya deh, liputan tersebut jarang sekali menempati
headlines, kalah bersaing, misalnya, dengan mas Amin yang lagi narik becak
di Jember.
Nah, kalau begini, siapa yang mesti ngurusi? Pers Release yang dikeluarkan
umumnya juga memiliki tendensi tertentu. Iya kalau PR-nya wong Indo (sangat
sedikit kan, buat beberapa contoh, Pertamina sudah memulai, juga Exspan dan
COPI), itu juga buat yang memiliki sense of explorationist. Kalau ndak, bisa
kebayang kan, kita ngomongin akuisisi seismik, katakanlah lagi topo survey,
orang awam akan langsung melihatnya sebagai upaya untuk penggusuran. Ndak
salah juga, karena  dulu-dulunya begitu. Ngebor shot hole, sering
ditafsirkan, nah, ini dia, minyaknya pasti disinidst...dst...
Coba lihat dulu deh, kebanyakan yang terjadi kan PR-nya ngomongin bahasa
Bumi, jurnalistnya ndengerin pakai bahasa Mars. Masih ditambah, misalnya,
daya dong yang rendah:)
Nah, kalau kita mau mereka lebih proporsional (harap dibaca sesuai dengan
kaedah dan terminologi explorationist), maka ini adalah tantangan buat kita
semua untuk melakukan sosialisasi keberadaan komunitas ini.

Salam,
Bambang Satya Murti.

-Original Message-
From: Toto Santosa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 23 Juni 2003 6:46
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: Aditya Mandala; Harmen Rashid
Subject: RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan
mapped


Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa
Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu IAGI
dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam.
Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan
tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan
instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun
mengexploitir/developed daerah ini). 
Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan
melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi.
Terima kasih. Wassalam.
-Original Message-
From:   Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
Sent:   Friday, June 20, 2003 12:07 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East
Kalimantan mapped

ada beberapa hal yg kelihatan aneh

... Drillings will be carried out over  seismic areas that have 
 been  examined with resistivity logging of electric effects in
locations 
 that are believed to contain oil and gas.

== berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log.
loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian?
dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari
kalimat
diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan
ada isinya dari res log.


... Gamma rays together with X-ray and 
 sonic logging for sound identification is used for portraying soil
 conditions. The next step is self-potential logging to assess 
 the results of 

RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Taufik Manan

Pak Ukat,

Saya jadi ingat periode 80-an dimana saat itu banyak dibuka Ikatan Dinas
Studi S2 di luar negeri.
Ini adalah proyek dari BPPT, IPTN, dan instansi pemerintah di bawah
Menristek saat itu Habibie.
Banyak mahasiswa kita saat itu yang berangkat ke luar negeri untuk program
itu termasuk beberapa kawan dekat saya.
Dari cerita mereka yang kembali, banyak yang tidak sesuai dengan
infrastruktur yang ada di Indonesia saat itu.
Sehingga ilmu yang mereka dapatkan (Master dan Doktor) banyak yang tidak
terapresiasi dengan baik.

Apakah tidak sebaiknya mereka setelah studi selesai di luar negeri (Master
dan Doktor) melanjutkan karir di sana.
Baru setelah sukses di sana mereka kembali ke dalam negeri untuk membangun
bangsa kita ini.
Bila secara kualitas dan kuantitas banyak, maka dampaknya akan significant
terhadap kemajuan bangsa kita.
Minimal tenaga mereka dapat menggantikan para ekspat kita sehingga devisa
negara kita tidak lari ke luar negeri.

Terima kasih.

Taufik Manan
===


   

Ukat Sukanta   

at CPI   To: [EMAIL PROTECTED] 
  
[EMAIL PROTECTED]   cc:   

com Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia 
Menculik Doktor-Doktor Indonesia   
   

06/23/2003 

09:44 AM   

Please respond 

to iagi-net

   

   





Kalau saya harus mengerjakan S2 dan S3 dengan data dari Indonesia, S2 pun
mungkin sampai sekarang saya belum dapat. Data S3nya, saya tidak dapat di
Indonesia.

Apalagi kalau yang membiayai sekolah bukan dari Pemerintah kita.. Yah
dapat izin untuk belajar.

Salam,
US

-Original Message-
From: Sena Reksalegora [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 7:58 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


Maaf saya jadi bingung dengan komentar dibawah ini.
Karena sepengetahuan saya banyak universitas di LN yg
menawarkan program doktornya dengan topik/project yang
sudah jelas karena memang mungkin terkait dengan
sponsornya (pesanan).

Kenapa jadi lebih menyedihkan, mohon penjelasan.

Salam,
-Sena
--- wati [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar
 doktor di LN, mahasiswa
 kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik
 disertasi pesanan profesornya
 atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa
 jenis ini, gimana ya?
 Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi
 IAGI, tolong pertimbangkan
 lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti
 dengan: Sebutkan
 universitasnya.
 Salam,



__
Do you Yahoo!?
SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
http://sbc.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL 

Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik IAGI Pusat
Jangan terlalu bangga bisa bekerja dinegara jiran, walaupun dibayar lebih
tinggi.  Informasi terbaru yang saya terima, tenaga ahli dari Indonesia
dinegara jiran hanya dianggap sebagai kaki-tangan.  Hasil karya dari
tenaga ahli Indonesia akan dicaplok dan disebut sebagai hasil karya tenaga
lokal.  Nama tenaga ahli Indonesia itu akan hilang dari Laporan Proyek.  Hal
ini telah terjadi pada beberapa orang Indonesia.  Kesimpulan umum dari
seorang teman, sejak kejatuhan Suharto, orang Indonesia sangat dilecehkan
dinegara jiran.  Mreka berani kurang ajar atau sewenang-wenang terhadap
orang Indonesia, mungkin karena tahu tidak akan dibela oleh pemerintah.

Sofyadi Roezin

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, June 23, 2003 8:33 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


 rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput halaman rumah sendiri ..
 (tidak di beri pupuk)
 salam,
 didik

 -Original Message-
 From: wati [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, June 23, 2003 8:26 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]; Rovicky Dwi Putrohari
 Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


 Lebih menyedihkan, hanya karena ingin mendapat gelar doktor di LN,
mahasiswa
 kita ikhlas meneliti di daerah LN dengan topik disertasi pesanan
profesornya
 atau penerapan hasil pengalaman riset di DN. Jumpa jenis ini, gimana ya?
 Masih terkait, saya himbau untuk form registrasi IAGI, tolong
pertimbangkan
 lagi, isian pada baris: lulusan DN atau LN, diganti dengan: Sebutkan
 universitasnya.
 Salam,

 - Original Message -
 From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Sunday, June 22, 2003 8:57 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia


  kalo saja dulu ketika kuliah mengambil sarjana hingga doktor dan sekolah
  disini dengan biaya sendiri tidak dengan bantuan subsidi dari pemerintah
 ...
  eh maksudku subsidi dari negara, maka kepergian rekan-rekan doktor ini
  tentunya tidak terasa merugikan bangsa dan negara yg telah
 mensubsidinya.
  tentunya banyak rakyat yg 'merasa' ikut telah mensubsidinya ... mungkin
  karena merasa sebagai pembayar pajak barangkali.
  namun ketika saat subsidi pendidikan dll mulai ditata kembali, seolah
kita
  kehilangan 'sesuatu' ...toh memang legitimasi subsidi menjadi sebuah
  keharusan penyelenggara negara karena undang-undang yang sudah
disepakati
  bersama juga kenapa kok ya terjadi justru pada saat sekolah terasa
 berat
  saat ini ... kenapa juga bertepatan dengan dosen yg telah dipersiapkan
dan
  diharapkan mendidik anak bangsa ini memilih mengajar di LN ... ya
 barangkali
  bukan salah mereka yang pergi ... barangkali saja ...
 
  Mungkin kepergian doktor ini emang 'tidak selalu' hanya melulu karena
 materi
  (gaji, atau sertifikasi penghargaan profesi dll)
  tetapi aku jelas ngga dapat menggunakan argumentasi 'anomali' ini utk
  melegitimasi kepergiannya ... karena barangkali saja di benak pak doktor
 ini
  akan lebih bermanfaat buat umat manusia yg lebih mendunia ketimbang
 tetep
  berada di negeri yg sudah morat-marit ini ... karena argumentasi
fasilitas
  penelitian hanya ada disana, fasilitas alat ada hanya ada disana,
seperti
  Pak habibie sendiri yg lebih suka tinggal di LN, juga agak aneh anak HBB
 pun
  tidak 'diterima' dinegeri sendiri ... karena 'bau' kkn.
  Namun sangat jelas para doktor ini diharapkan menjadi pendidik je 
  diharapkan memberikan 'sedikit' ilmunya utk ditularkan ke muridnya.
 
  Mungkin memang tidak selalu karena materi  walopun kalo dibaca ulang
  alasan materi ini selalu saja muncul disetiap tulisan kegerahan ini.
 walopun
  aku ya kadang heran ... apakah karena kecemburuan antar profesi ...
  kecemburuan antar status kepegawaian  semoga bukan karena tidak
  menguntungkan dirinya maka yg menguntungkan dianggap yang paling benar
  ( ... juga semoga bukan karena ngga bisa ngeliat temennya seneng dan
 sukses
  ...
  yang jadi dosen ngiri sama yang kerja jadi wirausaha  :(
  yang jadi dokter ngiri sama insinyur ... :(
  si ekonom ngiri sama dokter bedah ... :(
  yang kerja di swasta sebel karena ketidak adilan penghargaan profesinya
  karena dibanding dengan si'bule' 
  yang kerja menjadi PNS (BUMN) 'ngiri' kalo dibanding dengan yg kerja di
  swasta ...
  walopun aku jg masih heran kalo banyak PNS (BUMN) yg punya rumah
  'magrong-magrong' . (ah aku kok slalu suudzon saja ...)
  memang tidak mudah membandingkan pendapatan lawyer dengan engineer
  ndak sederhana membandingkan gaji PNS dengan swasta apalagi dengan kerja
 di
  LN ...
 
  hhmm kenapa bukan penghasilan yg dibandingkan :(  bagaimana dengan
  penghasilan perbulan ? Toh mereka di LN justru akan bekerja dengan lebih
  'bersih' ... memperoleh pendapatan yang sesuai dengan gaji yg tertulis
 dalam
  'slip gaji' bulanannya.
 
  semoga saja mereka mencari yang lebih 'bersih' dan lebih 'mengharumkan'
 nama
  

Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-22 Terurut Topik Shofiyuddin Thoha

Menyedihkan sekale ya (kalau ini benar, turut berduka cita).
Di negeri tercinta dia di sia siakan, di negeri seberang cuma jadi kaki
tangan .
Tapi kira kira yang kayak gitu berapa persen seh?

shofi




   

IAGI Pusat   

[EMAIL PROTECTED]   To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED]   
et.id   cc:   

 Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia 
Menculik Doktor-Doktor Indonesia   
06/23/2003 

10:34 AM   

Please respond 

to iagi-net

   

   





Jangan terlalu bangga bisa bekerja dinegara jiran, walaupun dibayar lebih
tinggi.  Informasi terbaru yang saya terima, tenaga ahli dari Indonesia
dinegara jiran hanya dianggap sebagai kaki-tangan.  Hasil karya dari
tenaga ahli Indonesia akan dicaplok dan disebut sebagai hasil karya tenaga
lokal.  Nama tenaga ahli Indonesia itu akan hilang dari Laporan Proyek.
Hal
ini telah terjadi pada beberapa orang Indonesia.  Kesimpulan umum dari
seorang teman, sejak kejatuhan Suharto, orang Indonesia sangat dilecehkan
dinegara jiran.  Mreka berani kurang ajar atau sewenang-wenang terhadap
orang Indonesia, mungkin karena tahu tidak akan dibela oleh pemerintah.

Sofyadi Roezin






-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped

2003-06-22 Terurut Topik argo

Tujuan awal dimunculkannya berita ini pada milist iagi adalah sebagai 
informasi berita yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan geologi. 
Dengan pertimbangan, tentunya semua anggota milist ini tidak sempat membuka-
buka media dan browsing informasi yang dapat menemukan berita seperti ini. 

Dengan membaca berita yang saya kirim yang dikutip dari Harian lokal Kaltim 
post, anggota iagi bisa membahas dan mengolahnya sebagai bahan diskusi, 
kalaupun perlu bisa juga memberikan statemen tertulis pada harian yang 
bersangkutan. Atau bisa juga mengundang wartawan dalam acara pers 
conference. 

Berita yang bermuatan teknis geologi jarang ada di majalah atau harian 
umum, kecuali harian khusus geologi atau in house magazine geologi (kalau 
itu ada). Bahkan di majalah khusus di bidang tambang dan migas seperti 
Petrominer pun tidak pernah membahas suatu topic dari sisi teknis 
geologinya. 

Untuk itu IAGI saya harap dapat menjembatani dalam pemberian informasi yang 
teknis kedalam bahasa biasa dengan lebih sering mengajak dialog atau apapun 
namanya dalam satu wadah dengan wartawan.  Membahas suatu masalah dari segi 
teknis geologi tapi dengan bahasa yang sederhana. Dengan demikian akan 
mempermudah wartawan mengunyah bahan dan secara gampang pula mereka 
menyajikan dalam bentuk berita kepada pembaca. 

Tentunya dengan cara seperti ini, juga merupakan suatu agenda iagi untuk 
mensosialisasikan geologi. 

Itu yang jarang dilakukan oleh IAGI.  







 Dengan komentar Pa Paulus ini, maka jelas bahwa berita yang disiapkan Pa 
Argo sangat mengaburkan, tidak sesuai dengan maksud awal untuk membantu 
IAGI dalam sosialisasi kegeologian bagi masyarakat awam.
 Yang pasti bahwa berita mengenai kegiatan eksplorasi di daerah Tarakan 
tersebut, bukan didapat dari PRnya PT. Exspan Nusantara yang merupakan 
instansi yang sangat relevan (PTEN sudah lebih dari 10 tahun 
mengexploitir/developed daerah ini). 
 Mohon pertimbangan IAGI untuk lebih selektif dalam penerimaan pemberitaan 
melalui media, atau pemakaian nama IAGI bagi berita yang berbau geologi.
 Terima kasih. Wassalam.
   -Original Message-
   From:   Allo, Paulus T [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
   Sent:   Friday, June 20, 2003 12:07 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East 
Kalimantan mapped
 
   ada beberapa hal yg kelihatan aneh
 
   ... Drillings will be carried out over  seismic areas that have 
been  examined with resistivity logging of electric effects in 
locations 
that are believed to contain oil and gas.
 
   == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log.
   loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian?
   dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari 
kalimat
   diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan
   ada isinya dari res log.
 
 
   ... Gamma rays together with X-ray and 
sonic logging for sound identification is used for portraying soil
conditions. The next step is self-potential logging to assess 
the results of evaluation
 
   == soil? yg dimaksud soil atau rocks?
   sound identification? identifikasi suara? apa maksudnya?
   SP log utk assess the results of evaluation?
 
 
   ...Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If 
   oil and gas composition has been clearly identified, drillings can 
start..
 
   == oil and gas composition? kedengarannya lebih ke komposisi 
kimiawi.
   sejak kapan seismik bisa CLEARLY identified oil and gas composition?
 
   wahhasik juga nih, ada kesempatan buat jualan
   seismik inversi :D
 
   --
   pta
 
 
   
 
 -
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-
http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -
 
 
 
 

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst :