[iagi-net-l] Petrography reservoir di Tarakan

2003-08-28 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
IAGI-netters,

Saya mau membandingkan komposisi batupasir reservoir di beberapa lapangan minyak 
Kalimantan. Apakah sudah pernah ada yang menulis / publish paper mengenai hal ini? 
Misalnya perbandingan komposisi batupasir di Kutai basin dan Tarakan basin, komposisi 
QFL etc.

Terimakasih,

Herman

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Petrography reservoir di Tarakan

2003-08-28 Terurut Topik Ukat Sukanta at CPI
Pak Herman,

Pak Rahmat Heryanto dari P3G-S3 nya mengerjakan data Kalimantan, mengerjakan
batu pasir dll. Dia pasti mengerjakan QFL-Tectonics nya dll.

Hallo Bapak-Bapak di P3G, tolong sampai info ke Pak Rahmat.

Salam,
US



-Original Message-
From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 28, 2003 6:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Petrography reservoir di Tarakan 


IAGI-netters,

Saya mau membandingkan komposisi batupasir reservoir di beberapa lapangan
minyak Kalimantan. Apakah sudah pernah ada yang menulis / publish paper
mengenai hal ini? Misalnya perbandingan komposisi batupasir di Kutai basin
dan Tarakan basin, komposisi QFL etc.

Terimakasih,

Herman

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.

2003-08-28 Terurut Topik zaim

Rekans,
Sebenarnya, kalau mau merenung (ini kalau mau lho) dengan fikiran tenang dan
dengan waktu yang (lama - sesuai dengan evolusi) tenang pula, maka tidak ada
perbedaan atau pertentangan antara teori evolusi (proses perubahan) dan
agama yang dianggap menganut kreasionisme. Karena, sebenarnya dalam
kreasionisme / penciptaan ada proses yang panjang dimana selama itu terjadi
perubahan internal suatu organisme setelah berinteraksi dengan lingkungan
eksternalnya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan unsur2
internalnya, sedankan dalam evolusi juga tetap ada penciptaan, karena tidak
mungkin suatu organisme muncul begitu saja tanpa suatu proses penciptaan,
yang pada dasarnya ya Allah SWT - lah Sang Penciptanya.
Sedangkan setahu saya, mereka yang belum bisa menerima evolusi memiliki
bayang2 fikiran yang a priori terhadap evolusi, dengan menafikkan data serta
ketakutan bahwa evolusi bisa menyesatkan, memurtadkan dan mengkafirkan
keimanan, termasuk apa yang diutarakan oleh Harun Yahya yang terkenal itu.
Lha soal sesat, murtad dan pengkafiran iman itu kan bisa saja terjadi tidak
karena teori evolusi kan  ??.
Justru, bagi yang beriman penuh (Insya Allah) evolusi tersebut semakin
membuktikan kebesaran Illahi dalam kreasiNYA untuk mencapai tingkat
kesempurnaan dan dari sini kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kita
jangan hanya berfikir bahwa Allah Maha Besar, Maha Bisa, sehingga Beliau
pasti mampu menciptakan semuanya serentak - sekali gusseperti sekarang ini
(tanpa proses perubahan : evolusi), tetapi hendaknya juga menyadari bahwa
Allah memberi kita kewajiban dan kewenangan untuk memikirkan tentang hasil
kreasiNYA (Fikirkan dan pelajarilah ciptaanKU, tetapi jangan engkau
memikirkan bagaimana AKU).
Namun, setelah kita merasa mampu berfikir tentang ciptaanNYA ya jangan
merasa jumawa sehingga kita merasa lebih tahu dari Sang Pencipta dan
menafikkan Allah. Hal ini memang sangat riskan bagi orang2 yang berkecimpung
dalam dunia ilmu murni (geologi/paleontologi, biologi, astronomi dll) karena
merasa dapat mengetahui serta memahami segala rahasia alam dan kehidupannya,
padahal yang mereka ketahui itu hanya seper -nol koma nol-nol-nol dari yang
sebenarnya, berdasarkan kemampuan otaknya yang hanya  berkapasitas 1100 -
1200 cc saja.

Bung Sanggam mengatakan seperti ini :
 si polan bilang cogito ergo sum,  yg lain bilang aku beriman maka aku ada,
 yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung...

Komentar saya :
 Lha yang lain lagi mengatakan :.emangnya gue pikirin evolusi
itu...kerja aja sekarang banyak PHK.
Terima kasih,

Wassalam,

Yahdi Zaim
Dept. Tek. Geologi
FIKTM ITB



- Original Message -
From: Sanggam Hutabarat [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 27, 2003 2:58 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yok.


 Saya HUtabarat turunan ke 17 dari Orang Batak PErtama. Jadi orang BAtak
 pertama kira2 ada kira2 510 tahun yang lalu ( 1 generasi ekual 30 tahun).
 Waktu yg bersamaan di JAwa kayaknya ada Majapahit dan maju lagi...(jadi
 orang BAtak pertama itu yang buronan yg dari Majapahit..hehe ngaku2)

 Untung datang kemajuan akhir abad ke 19, kalau enggak dikirain nenek
 moyangku orang tertua di Sumatra...

 Evolusi dan agama (keyakinan) itu ibarat bistik Holland yang enak dimakan
 bersama-sama dgn mpek2 Palembang yang juga enak...kadangkala Kalau dimakan
 bareng2 banyakan rasanya nggak karu2an..

 si polan bilang cogito ergo sum,  yg lain bilang aku beriman maka aku ada,
 yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung...


 Salam
 Sanggam
 ---

 At 10:45 PM 8/26/2003 -0700, you wrote:
 Genesis 1:24 And God said, Let the earth bring forth the living creature
 AFTER HIS KIND, catlle, and creeping thing, and beast of the earth AFTER
 HIS KIND, and it was so.
 
 Genesis 1:25  And God made the beast of the earth AFTER HIS KIND, and
 cattle AFTER THEIR KIND, and every thing that creepth upon the earth
 AFTER HIS KIND, and God saw that it was good.
 
 Genesis 1 : 26 And God said, LET US MAKE MAN IN OUR IMAGE, AFTER OUR
 LIKENESS, and let them have dominion over the fish of the sea, and over
 the fowl of the air, and over the cattle, and over all the earth, and
 over every creeping thing that creepeth upon the earth.
 
 Ini kisah penciptaan dari Kitab Suci. Perhatikan tulisan2 yang diketik
 dengan huruf besar. Dari situlah perdebatan evolusi vs. kreasionisme
 berasal. Bagaimana kita menafsirkan/ menerjemahkannya ? Buat saya, ini
 kata-kata terbuka yang bisa mengundang banyak penafsiran. Tetapi, masih
 buat saya juga, ada perbedaan yang jelas dari segi kata-kata yang
 diketik huruf besar itu, antara penciptaan hewan dan manusia (AFTER
 HIS/THEIR KIND  vs. AFTER OUR LIKENESS, AFTER OUR IMAGE).
 
 Seperti rekan Wahyu Budi bilang, saya percaya Tuhan menciptakan sekali
 dan sesudah itu berjalan sendiri dengan berbagai mekanisme yang
 menunjukkan kemahakuasaan-Nya. Menciptakan sekali tetapi
 pemeliharaan-Nya terus-menerus.
 
 Genesis 1 : 

Re: [iagi-net-l] Evolusi === Sudut pandang lain yoooook.

2003-08-28 Terurut Topik Awang Satyana
Saya setuju dengan pendapat Pak Zaim bahwa evolusi pun adalah bagian kemuliaan Sang 
Khalik. Tetapi di beberapa bagian dunia memang benar2 ada pertentangan keras antara 
kaum evolusionis dan kaum kreasionis. Siapa yang kuat, merekalah yang menentukan 
kurikulum sekolah. Sehingga, seperti di Kansas State dilarang mengajarkan teori 
evolusi di sekolah menengah karena kebetulan yang berkuasa di situ adalah kaum 
kreasionis. Begitu pula di beberapa negara bagian di Australia. Majalah New Scientist 
edisi akhir tahun 1999 mengangkat tema ini, termasuk tentang kasus hukum seorang 
profesor geologi pembela evolusi yang mengadukan kaum kreasionis karena menurutnya 
telah melakukan penipuan ilmiah dan menyebarkan kebohongan. Di Indonesia, seperti kata 
Pak Zaim EGP evolusi itu, memikirkan kekeringan saja dulu...
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas


zaim [EMAIL PROTECTED] wrote:

Rekans,
Sebenarnya, kalau mau merenung (ini kalau mau lho) dengan fikiran tenang dan
dengan waktu yang (lama - sesuai dengan evolusi) tenang pula, maka tidak ada
perbedaan atau pertentangan antara teori evolusi (proses perubahan) dan
agama yang dianggap menganut kreasionisme. Karena, sebenarnya dalam
kreasionisme / penciptaan ada proses yang panjang dimana selama itu terjadi
perubahan internal suatu organisme setelah berinteraksi dengan lingkungan
eksternalnya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan unsur2
internalnya, sedankan dalam evolusi juga tetap ada penciptaan, karena tidak
mungkin suatu organisme muncul begitu saja tanpa suatu proses penciptaan,
yang pada dasarnya ya Allah SWT - lah Sang Penciptanya.
Sedangkan setahu saya, mereka yang belum bisa menerima evolusi memiliki
bayang2 fikiran yang a priori terhadap evolusi, dengan menafikkan data serta
ketakutan bahwa evolusi bisa menyesatkan, memurtadkan dan mengkafirkan
keimanan, termasuk apa yang diutarakan oleh Harun Yahya yang terkenal itu.
Lha soal sesat, murtad dan pengkafiran iman itu kan bisa saja terjadi tidak
karena teori evolusi kan ??.
Justru, bagi yang beriman penuh (Insya Allah) evolusi tersebut semakin
membuktikan kebesaran Illahi dalam kreasiNYA untuk mencapai tingkat
kesempurnaan dan dari sini kita akan semakin dekat dengan Allah SWT. Kita
jangan hanya berfikir bahwa Allah Maha Besar, Maha Bisa, sehingga Beliau
pasti mampu menciptakan semuanya serentak - sekali gusseperti sekarang ini
(tanpa proses perubahan : evolusi), tetapi hendaknya juga menyadari bahwa
Allah memberi kita kewajiban dan kewenangan untuk memikirkan tentang hasil
kreasiNYA (Fikirkan dan pelajarilah ciptaanKU, tetapi jangan engkau
memikirkan bagaimana AKU).
Namun, setelah kita merasa mampu berfikir tentang ciptaanNYA ya jangan
merasa jumawa sehingga kita merasa lebih tahu dari Sang Pencipta dan
menafikkan Allah. Hal ini memang sangat riskan bagi orang2 yang berkecimpung
dalam dunia ilmu murni (geologi/paleontologi, biologi, astronomi dll) karena
merasa dapat mengetahui serta memahami segala rahasia alam dan kehidupannya,
padahal yang mereka ketahui itu hanya seper -nol koma nol-nol-nol dari yang
sebenarnya, berdasarkan kemampuan otaknya yang hanya berkapasitas 1100 -
1200 cc saja.

Bung Sanggam mengatakan seperti ini :
 si polan bilang cogito ergo sum, yg lain bilang aku beriman maka aku ada,
yang cool bilang aku berpikir maka gue makin bingung...

Komentar saya :
 Lha yang lain lagi mengatakan :.emangnya gue pikirin evolusi
itu...kerja aja sekarang banyak PHK.
Terima kasih,

Wassalam,

Yahdi Zaim
Dept. Tek. Geologi
FIKTM ITB






-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir

2003-08-28 Terurut Topik Bondan Brillianto
Pembangunan real estate dan rumah-rumah mewah di kawasan hutan lindung
Juga harus diperhatikan, tidak hanya pertambangan.
dan bukan dipersepsikan sebagai hutan yang dilindungi untuk 
pembangunan villa-villa ?

Tapi saat ini justru semakin menjadi, pusat sudah tdk dpt mencegah
Karena daerah yang lebih membabi buta membabat hutan, biar gak
kecolongan org pusat dan dananya masuk ke daerah. Emang enak kalau yang
ambil keuntungan pusat tapi beban erosi dan banjir/kekeringan tanggung
jawab daerah dan anak cucu kita ?

Salam
Bondan - di hutan Kaltim dsk. 

-Original Message-
From: argo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 27 Agustus 2003 17:18
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir


Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir

Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di

hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan
berdampak 
pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. Demikian 
dikatakan Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral 
Universitas Trisakti Agus Guntoro menyatakan hal tersebut di suatu acara
di 
Bogor 25 Agustus lalu. 

''Pertambangan di hutan lindung sebaiknya dibatalkan saja karena 
kerugiannya jauh lebih besar daripada keuntungannya. Musim kering tahun
ini 
yang begitu parah bisa menjadi pelajaran sangat berharga bahwa 
menyelamatkan hutan jauh lebih menguntungkan,'' tegasnya seperti dikutip

dari harian Media Indonesia. 

Agus menyatakan keprihatinannya terhadap langkah-langkah pemerintah yang

hanya berpikir secara sektoral dari sisi pertambangan sehingga terus 
mendesak DPR untuk meloloskan pertambangan secara terbuka di hutan
lindung. 

''Melihat dampaknya yang sangat serius, seperti banjir dan kekeringan, 
harusnya pemerintah mengkaji secara mendalam.'' 

Namun, kajian mendalam terhadap rencana pertambangan terbuka di hutan 
lindung tidak dilakukan. Buktinya, lanjut Agus, pemerintah hanya mengaji

keuntungan dari sektor pertambangan, sedangkan kerugian akibat kerusakan

hutan lindung tidak pernah dikaji secara mendalam. 

Menurutnya, banyaknya kebijakan eksploitasi sumber daya alam yang 
berlebihan telah mengakibatkan bencana lingkungan sangat parah.
Indonesia, 
tuturnya lagi, harus belajar dari China yang maju pesat belakangan ini 
karena memanfaatkan sumber daya alam secara lebih bijaksana dan 
berkelanjutan. 

Dia mencontohkan rencana pertambangan di hutan di China juga banyak 
diajukan swasta. Namun, setelah dikaji untung ruginya, China memilih
tidak 
meloloskan pertambangan di hutan. 

Negara lain, terutama negara-negara maju, seperti Amerika Serikat,
Kanada, 
dan Australia, tutur Agus, juga lebih hati-hati dalam memanfaatkan
sumber 
daya alam. Pengambilan kayu di hutan, misalnya banyak dilakukan dengan 
menggunakan helikopter supaya keragaman hayati di sekitar pohon yang 
ditebang tidak ikut rusak. 

Kehati-hatian dalam mengeksploitasi sumber daya alam harus dilakukan. 
Pasalnya, pembentukan bahan tambang memerlukan waktu jutaan tahun. 
Pembentukan batu gamping di Jonggol, Bogor, yang tebalnya 100 meter 
memerlukan waktu 100 juta tahun. Tetapi batu gamping di Jonggol tersebut

habis dieksploitasi hanya dalam waktu 30 tahun.*

Sumber : Media Indonesia

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir

2003-08-28 Terurut Topik fotunadid
Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto.

Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya oleh
perusahaan Tambang.
Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah
ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di daerah rusak
hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya).

Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh penduduk tidak bisa
dilihat sebelah mata.
Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya Danau Towuti... Di desa
pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang bisa dikategorikan sangat
kaya dengan jenis usaha membeli kayu dari para penebang liar (dari dulu dan
berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka jual ke Jawa dan disepanjang
jalan dari daerah itu ke Makassar ada retribusi khusus yang sudah rutin
mereka lakukan.

Selain itu, sejauh yang saya tahu hampir semua perusahaan tambang punya
seksi revegetasi / reklamasi lahan dan ada hukum yang bisa dikenakan jika
melanggar peraturan pemerintah tersebut ...
So saya setuju jika peninjauan kembali izin tambang dengan melakukan
pengecekan seberapa jauh si perusahaan mengikuti hukum sudah dilakukan. Jika
memang melanggar, musti dikenakan sanksi, namun jika bersih.. perusahaan
tetap bisa dijalankan ...

Masalahnya, pernah penebang liar di daerah towuti tersebut ditertibkan ..
ujungnya ratusan orang demo minta PEMDA menyediakan lapangan kerja .. pemda
tidak sanggup .. yaaa tebang lagi lah hutannya ..

Salam,
didik 

-Original Message-
From: argo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 27, 2003 6:18 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir



Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir

Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan terbuka di 
hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan berdampak 
pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang. Demikian 
dikatakan Ketua Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral 
Universitas Trisakti Agus Guntoro menyatakan hal tersebut di suatu acara di 
Bogor 25 Agustus lalu. 

''Pertambangan di hutan lindung sebaiknya dibatalkan saja karena 
kerugiannya jauh lebih besar daripada keuntungannya. Musim kering tahun ini 
yang begitu parah bisa menjadi pelajaran sangat berharga bahwa 
menyelamatkan hutan jauh lebih menguntungkan,'' tegasnya seperti dikutip 
dari harian Media Indonesia. 

Agus menyatakan keprihatinannya terhadap langkah-langkah pemerintah yang 
hanya berpikir secara sektoral dari sisi pertambangan sehingga terus 
mendesak DPR untuk meloloskan pertambangan secara terbuka di hutan lindung. 

''Melihat dampaknya yang sangat serius, seperti banjir dan kekeringan, 
harusnya pemerintah mengkaji secara mendalam.'' 

Namun, kajian mendalam terhadap rencana pertambangan terbuka di hutan 
lindung tidak dilakukan. Buktinya, lanjut Agus, pemerintah hanya mengaji 
keuntungan dari sektor pertambangan, sedangkan kerugian akibat kerusakan 
hutan lindung tidak pernah dikaji secara mendalam. 

Menurutnya, banyaknya kebijakan eksploitasi sumber daya alam yang 
berlebihan telah mengakibatkan bencana lingkungan sangat parah. Indonesia, 
tuturnya lagi, harus belajar dari China yang maju pesat belakangan ini 
karena memanfaatkan sumber daya alam secara lebih bijaksana dan 
berkelanjutan. 

Dia mencontohkan rencana pertambangan di hutan di China juga banyak 
diajukan swasta. Namun, setelah dikaji untung ruginya, China memilih tidak 
meloloskan pertambangan di hutan. 

Negara lain, terutama negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada, 
dan Australia, tutur Agus, juga lebih hati-hati dalam memanfaatkan sumber 
daya alam. Pengambilan kayu di hutan, misalnya banyak dilakukan dengan 
menggunakan helikopter supaya keragaman hayati di sekitar pohon yang 
ditebang tidak ikut rusak. 

Kehati-hatian dalam mengeksploitasi sumber daya alam harus dilakukan. 
Pasalnya, pembentukan bahan tambang memerlukan waktu jutaan tahun. 
Pembentukan batu gamping di Jonggol, Bogor, yang tebalnya 100 meter 
memerlukan waktu 100 juta tahun. Tetapi batu gamping di Jonggol tersebut 
habis dieksploitasi hanya dalam waktu 30 tahun.*

Sumber : Media Indonesia

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


[iagi-net-l] FW: Re: Evolusi

2003-08-28 Terurut Topik Ukat Sukanta at CPI
Untuk: '[EMAIL PROTECTED]'
Dari: Pak Maryanto

Salam,
US
---
Pak Ukat,
Mungkin bisa forward ini. Dah sejak Sabtu lalu tak bisa juga kukirim ke
[EMAIL PROTECTED], lewat [EMAIL PROTECTED] Moderator tak juga bisa
kukontak, Account owner-iagi kayaknya tidak diaktifkan. Dengan ini
mudah-mudahan beliau dengar dan bisa betulin.

Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Maryanto 
Sent: Tuesday, August 26, 2003 9:16 Pagi
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: Re: Evolusi

Makin menarik saja ulasan-ulasan pakar ini tentang evolusi dari: Bp. Awang,
Bp. Rovicky,  Bp. Sanggam, dll yang tak bisa saya sebutkan. Semakin saya
ingin banyak tahu semua.

Konsep yang saya ikuti sih semua benda alam dari hidrogen, atom berelektron
satu mulai pada Bigbang 18,617,373,522 BC. Big bang ini membentuk 100 Giga
supergalaxy, bang kedua 7 Gigaannum (Ga) kemudian membentuk 100 G galaxy,
dan bang ketiga 7 Ga kemudian membentuk 200 Giga bintang. Sejak Bigbang
temperatur terus menurun, elektron bertambah mengisi kulit-kulit atom.
Maksimum kulit atom adalah 7. Kumpulan gas membentuk suatu lingkaran bola.
Atom/molekul yang lebih berat menurun, masuk kepusat benda, misal pusat bumi
untuk bumi. Tatasurya kita lahir pada 4,617,573,522 BC, dan telah terjadi 6
masa berpereode 700 Ma (juta tahunan). Prokariot mulai 3.2 Ma menunjukkan
air baru ada pada 2 x 700 Ma umur bumi. Dimasa ketujuh dominannya, kehidupan
mulai berkembang cepat sejak Kambrium 557 Ma. Terlalu dingin, di awal
Triasik, menjadikan percepatan perkembangan berkurang, dan jumlah family
spesies menurun. Lalu temperatur menghangat hingga kini, dan perkembangan
kehidupan semakin baik.

Empat energi: atom lemah, atom kuat, magnetik, gravitasi. Seluruh benda
jagadraya berinteraksi. Panas oleh energi atom dalam bumi, menyebabkan ada
zona potensial rendah. Pergerakan keliling matahari dengan pusat Bimasakti,
yang juga mengelilingi pusat Jagadraya, menyebabkan total gaya gravitasi dan
gaya magnetik sluruh benda angkasa interaksi dengan bumi menguat-melemah,
meluas-mengecil alas kerucut di kulit bumi pada kerucut gaya benda-benda
angkasa ke buminya, menarik keluar-kedalam arus magnet core dan mantel,
mengembangkan-mengkerutkan lempeng bumi.

Pusat magnet kontentinenal bumi di NE Afrika, pusat lempeng oseanik di
Pasifik Selatan sekitar Haiti,  yang keduanya adalah dua superplume bumi.
Bumi bergerak spiral terhadap pusat jagadraya. Terdapat siklus Salam : Seven
to te tens Annum Long Age and Minor cycles. Dalam tahun, pereodenya : 7 G,
700 M, 70 M, 7 M, 700 K, 70 K, 7K, 700, 70, 7. Nama-nama global stratigrafi
mudah dengan nama-nama digital angka, M0-M9. Orde sekwen
menjadi dari Orde1 ke ke orde 9 adalah berturut-turut berpereode : 700 Ma,
70 Ma, 7 Ma, ..., 7 annum. Ini dibuat dengan sekitar 20 data global dan
lokal. Standar deviasi umumnya kurang dari 10 % dari data pengukuran
empirisnya pada pereode-pereodenya. 

Kambrium hingga Permian kontinental mengkerut, convergent, putar kanan,
searah jarum jam. Triasik hingga kini, kontinental mengembang, extention,
putar kiri, berlawanan arah jarum jam. Siklun tektonik terjadi di Laut
Karibia, dan Laut Banda. Keduanya di batas barat dan timur antara lempeng
kontinental dengan lempeng oseanik, dan berada di equator magnit, sumbu laut
Reichtethys. Triasik-kini siklun tektonik laut Banda bergerak ketimur
relatif pusat kontinental Pangea, dari sekitar Malaka kini ke posisi laut
Banda sekarang. Gerak 70 Ma adalah kompresi hingga 1/4 pereode, lalu ektensi
0.5 - 0.75 pereode, lalu kompresi dari 0.75 ke 1 pereodenya. Kompresi
disetiap masa 70 Ma'an, dari Kambrium, Ordovisian, SilurDEvon, Karbon,
PermianTriasik, Jurasik, Kretaseus, Zenozoik, terdapat subdusi mulai pada
0.75 masa pereodenya. Lempeng Sunda adalah efek kompresi kebarat lempeng
laut Pasifik, yang kecepatan kebaratnya adalah dua kali lipat gerak keutara
lempeng IndiaAustralia, sehingga ada arus pusar siklun Laut banda. Siklun
ini ditarik ketimur dari Triasik hingga kini menjaui pusat kontiental. Sejak
Triasik, subduksi menjauh keutara dan selatan dari sumbu batuan umur Triasik
Malaka-Bangka-Kalimantan.

Rotasinya Pangea adalah 0.7 putaran keliling setiap 700 Ma. Untuk selama
hidup tatasurya, 7 Ga, maka lempeng akan berputar 7 kali. Terjadi putaran
disetiap cekungan dunia, menyesuaikan gerak putar Pangea. Cekungan Sumatra
Tengah terdapat 7 siklus dengan pereode masing-masing 7 Ma sejak 48.1 Ma.
Stratigrafi Indonesia mengikuti siklus itu, dan ini bisa digunakan untuk
memprediksi siklus orde tingginya, beserta umur-umurnya. Grup Sihapas
bersiklus 7 Ma ini terdapat 10 sekwen berpereode 700 Ka. Total 90 % sekwen
dipengaruhi oleh gerak eustasi dasar pengendapan, lainnya termasuk curah
hujan. Selama satu sekwen, sesar adalah normal sewaktu extention,
inversion-sambil sesar mendatar sewaktu kompresi dengan perubahan arah sumbu
gaya, menyesuaikan pengaruh gaya-gaya seluruh benda angkasa. Bila ekstensi,
temperatur naik, ukuran butir sedimen mengecil, lapisan 

[iagi-net-l] Re: Transisi Lower Kutei ke North Makassar Basins

2003-08-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sardjono,
 
Terima kasih banyak atas kiriman data peta gravity kompilasi Bouguer dan free-air nya. 
Sangat menarik. Ulasan Pak Sardjono saya forward ke IAGI net juga mengikuti saran Pak 
Ukat Sukanta agar rekan2 geologist/geophysicist lain khususnya yang bermain di deep 
water Kutei/North Makassar Basin mendapat input dan siapa tahu akan ada feed-back. 
Benar data seismik dan sumur untuk constraint ketebalan sedimen ada di rekan2 tersebut 
(khususnya Unocal Rapak, Unocal Ganal, Unocal Makassar Strait, Total Donggala, 
Zodan-Zodavi Papalang-Popodi). Tetapi dari section crustal structure yang Pak Sardjono 
berikan saya berkesimpulan bahwa North Makassar basement pun masih attenuated 
continental crust, belum oceanic crust seperti yang dibilang Steve Moss et al. di 
Konvensi AAPG Bali 2000 juga. 
 
Seperti yang Pak Sardjono bilang, kalau ketebalan sedimen bisa sampai 15 km, maka agar 
gravity isostasy tercapai maka kerak benua harus sangat tipis dan Moho discontinuity 
akan membubung, apakah ini akan mengindikasi oceanic-crust muncul ? Model yang dibuat 
Pak Sardjono tentu akan sangat bergantung kepada masukan data ketebalan sedimen. 
Setahu saya, dari proposal2 sumur yang diajukan ke BP Migas, umur sedimen paling tua 
yang diplot di TD sumur adalah bagian atas Miosen Tengah dan itu sekitar kedalaman 
15.000 ft (sekitar 5000 m, termasuk kedalaman laut). Sekuen sedimen Paleogen tidak 
pernah tercapai, artinya data masukkan sedimen bisa lebih tebal dari 5000 meter.
 
Pak Sardjono, kalau dikaitkan ke vertical conduit yang terbentuk pada saat pembalikan 
polaritas tektonik (inversion atau reversal), dan agar skenario pembentukan 
hidrokarbon abiogenik (anorganik) terbentuk, maka harus ada sekuen karbonat tebal. 
Saya pikir, sekuen ini ada di sekitar Makassar Strait, berasal dari perubahan fasies 
Tanjung-Berai- di Barito ke Tonasa carbonates di Sulawesi Selatan. Hanya ini terjadi 
di South Makassar Basin dan rasanya tidak ada sekuen karbonat Paleogen di North 
Makassar Basin. Kalau skenario hidrokarbon anorganik Fischer-Tropsch terbentuk di 
sini, dengan aliran serpentinit yang kontinyu dari Moho discontinuity, tentu daerah 
Paternoster dan sekitarnya (di utara Sebuku) menjadi sangat menarik sebagai tempat 
akumulasi hidrokarbon asal thermal degassing dari mantle pada serpentinized Paleogen 
carbonates.
 
Point lain peta gravity Pak Sardjono ini adalah mengkonfirmasi  terrane evolution yang 
ditulis oleh Metcalfe (1996) bahwa Paternoster dan Mangkalihata adalah mikro-kontinen 
dan keberadaan Sesar Paternoster/Adang yang bisa jadi menerus ke Walanae Fault di 
South Sulawesi.
 
Secara keseluruhan, saya merasa ini data penting untuk evolusi tektonik SE Sundaland 
yang dicirikan oleh sejarah terrane accretion and dispersal. 
 
Itu dulu, terima kasih.
 
Salam,
Awang H. Satyana
Eksplorasi BP Migas 

Sardjono [EMAIL PROTECTED] wrote:
Yth. Pak Awang,
 
Bersama ini saya attached peta gayaberat dan satu lintasan analisis struktur kerak 
mulai dari pinggiran timur Kutei Basin ke arah North Makassar Basin. Analisis model 
menggunakan data gayaberat (Bouguer onshore dan free-air offshore) dengan constraint 
bathymetri dan ketebalan sedimen dari penafsiran seismik (published materials) pada 
skala regional.
 
Peta Gayaberat dan Struktur Kerak Sepanjang Lintasan L1.
Anomali meninggi mencapai +80 mGal dijumpai di Delta Mahakam dan lebih dari +60 mGal 
di North Makassar Basin. Di Delta Mahakam, pada ketebalan sedimen yang mencapai 9000 
m, kerak berafinitas benua (rapatmasa 2.67 g/cm3) harus menipis hingga 8 atau 6 km 
agar constraint gravity dipenuhi. Pada geometri kolom kerak seperti itu (sediment 9 km 
dan kerak benua sekitar 7 km), Moho interface harus berada pada kedalaman sekitar 16 
km = ( 9 km sed + 7 km attenuated crust) di bawah muka laut. Di North Makassar Basin, 
pada kedalaman laut sekitar 2000 m dan sedimen dengan ketebalan sekitar 4000 m, kerak 
benua harus menipis hingga 7 bahkan 6 km, membuat Moho interface terletak pada 
kedalaman sekitar 12 km di bawah muka laut. Kedua tinggian anomali gayaberat tersebut 
dipisahkan oleh gravity valley mencapai serendah -5 hingga -10 mGal. Pada penampang 
model kerak L1 terlihat fault traces yang bisa ditarik dari kedalaman sekitar Moho 
interface hingga permukaan dasar laut atau permukaan / dekat
 permukaan di daratan (?). 
 
Sebagai catatan, ketebalan sedimen dikedua cekungan (Kutei dan NMB) nyatanya mungkin 
bisa lebih tebal, karena data yang saya pakai untuk analisis bersifat regional dan 
itupun published materials yang mungkin kurang akurat. Saya pernah melihat seismic 
section di NMB yang menunjukkan bahwa sedimentary sequence di situ mencapai ketebalan 
15 000 m (lima belas ribu meter). Namun saya tidak punya akses untuk informasi 
industri seperti itu. Jadi, kalau memang benar bahwa ketebalan sedimen di NMB 15 000 
m, maka kerak harus lebih tipis lagi dan konsekwensinya Moho interface harus lebih 
tinggi lagi (seberapa tipis sedimen dan seberapa tinggi Moho, belum 

Re: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir

2003-08-28 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Berita di media tsb memang sangat tendensius, banyak pernyataan yang
dikutip, sepertinya nyambung satu sama lain, padahal tidak (bisa
dipertanyakan). Saya harap ini karena ke-piawai-an wartawan saja dalam
menyajikan berita. Contohnya:
...Pemerintah dan DPR diminta tidak meloloskan lagi pertambangan
terbuka di hutan lindung. Perusakan hutan lindung secara terus-menerus akan
berdampak pada kekeringan yang semakin parah di masa-masa mendatang.
.(saya kutip seperti aslinya).

Pertambangan terbuka di hutan lindung mengakibatkan perusakan hutan lindung
= masih nyambung; perusakan hutan lindung mengakibatkan kekeringan = masih
nyambung juga. Tapi menyambungkan pertambangan di hutan lindung dengan
kekeringan = nanti dulu, karena ini bukan matematika dimana kalau A = B dan
B = C, maka A = C. Karena kita musti lihat berapa banyak seh
pertambangan di hutan lindung, kemudian seberapa banyak hutan lindung yang
rusak (secara keseluruhan), serta seberapa luas hutan lindung yang rusak
karena pertambangan.

Itu tadi satu conto saja.. masih ada beberapa lagi pernyataan yang
tidak saling nyambung tapi enak dibaca.

Ini saya kutipkan data ttg hutan dan tambang Indonesia, sumbernya Made
Astawa Rai, 2002 (Seminar - Isu dan Kendala Pengelolaan Sumberdaya
Pertambangan dan Kehutanan).
(1) Area Kontrak Karya = 21 juta ha (termasuk wilayah eksplorasi)
(2) Area tambang = 0,135 juta ha
(3) Luas hutan total Indonesia = 120 juta ha
(4) HPH = 66 juta ha
(5) Hutan lindung = 33,5 juta ha
(6) Hutan konservasi = 20,5 juta ha
(7) Laju kerusakan hutan dalam 7 tahun terakhir (hutan konservasi, hutan
lindung, dan hutan produksi) = 1,36 juta ha/ tahun (Kongres Kehutanan
Indonesia, Jakarta, 2001).

Jika diasumsikan seluruh area tambang rusak, berarti hanya 10% dari laju
kerusakan hutan per tahun. Padahal kenyataanya tidak demikian karena banyak
lahan bekas tambang yang telah direklamasi. (Meskipun, tidak perlu
dipungkiri pasti ada juga perusahaan nakal yang tidak beres
reklamasinya).

Jadi silakan tebak sendiri yang 90% itu dilakukan oleh siapa.

Salam - Daru

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 28, 2003 10:46 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertambangan di hutan lindung harus diminimalisir


 Saya setuju dengan Mas Bondan Brillianto.

 Jangan gebyah uyah bahwa kerusakan hutan semata-mata disebabkan hanya
oleh
 perusahaan Tambang.
 Mari kita buka mata dan telinga, berapa hutan yang rusak (area) dan apakah
 ada kontribusi perusahaan tambang disana (jangan-jangan di daerah rusak
 hutan tersebut tidak ada perusahaan tambangnya).

 Sebab pencurian kayu liar dan penebangan liar oleh penduduk tidak bisa
 dilihat sebelah mata.
 Disekitar konsesi INCO, ada wilayah yang namanya Danau Towuti... Di desa
 pinggir danau tersebut ada beberapa orang yang bisa dikategorikan sangat
 kaya dengan jenis usaha membeli kayu dari para penebang liar (dari dulu
dan
 berlanjut hingga sekarang ..). Hasilnya mereka jual ke Jawa dan
disepanjang
 jalan dari daerah itu ke Makassar ada retribusi khusus yang sudah rutin
 mereka lakukan.

 Selain itu, sejauh yang saya tahu hampir semua perusahaan tambang punya
 seksi revegetasi / reklamasi lahan dan ada hukum yang bisa dikenakan jika
 melanggar peraturan pemerintah tersebut ...
 So saya setuju jika peninjauan kembali izin tambang dengan melakukan
 pengecekan seberapa jauh si perusahaan mengikuti hukum sudah dilakukan.
Jika
 memang melanggar, musti dikenakan sanksi, namun jika bersih.. perusahaan
 tetap bisa dijalankan ...

 Masalahnya, pernah penebang liar di daerah towuti tersebut ditertibkan ..
 ujungnya ratusan orang demo minta PEMDA menyediakan lapangan kerja ..
pemda
 tidak sanggup .. yaaa tebang lagi lah hutannya ..

 Salam,
 didik




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-