RE: [iagi-net-l] Nasib Jawa
Bukan hanya double catastrophe, tapi bisa triple, quadruple dan seterusnya: - Gempa-- jelas sering terjadi di bagian selatan Jawa - Tsunami sejarah moderennya ada, Anyer di luluhlantakkan oleh tsunami krakatau. - Erupsi-- Banyak, masih ingat letusan Galunggung..? - Tanah longsor sering - Banjir tiap tahun - Polusi nggak ketahan - korupsi merajalela.. -Original Message- From: Eko Prasetyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 13 April 2005 7:55 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Nasib Jawa Berapa kemungkinan Double Catastroph seperti yang terjadi di sumatra terjadi di Jawa? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the use of the person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly prohibited. If you have received this email in error please immediately advise us by return email and delete the email without making a copy. - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Khabar dari Padang
Pak Andang Yth. Permasalahan seperti ini tidak akan ada hasilnya kalau pendekatan yang dilakukan sifatnya ad-hoc dan bersifat proyek semata. Ini memang sudah sindrom bangsa Indonesia, bila ada masalah atau pun opportunity, maka yang dilakukan adalah membuat tim ad-hoc dan memperlakukannya sebagai proyek. Dimana dengan adanya proyek2 tersebut, maka akan banyak keuntungan substansial baik finansial atau pun opportunity lain, bagi pihak2 yang melaksanakannya. Hal lain yang tersirat adalah tidak adanya pemerintahan yang efektif untuk memberikan layanan pada masyarakat. Dengan demikian, tidak ada gunanya kita membuat sesuatu yang baru, lebih baik kita memberdayakan instansi yang sudah ada. Untuk peringatan dini sudah ada BMG dengan pencatatan seismiknya, tinggal hal ini dikomunikasikan pada jajaran pemerintah dari pusat ke daerah dan media massa sehingga kewaspadaan bencana gempa bisa tersalur pada masyarakat dengan tepat waktu. Begitu juga dengan tata ruang, sudah ada Direktorat Geologi Tata Lingkungan dengan seluruh jajaran geologistnya dan para doktor-doktornya. Mereka lah seharusnya tulang punggung perencaan ulang tata ruang di Aceh dan Nias. Untuk pembagian tanahnya sudah ada BPN yang sepatutnya bekerja bersama pemerintah daerah untuk menyelesaikan hal ini. Pemetaan daerah rawan bencana sudah seharusnya dijalankan Direktorat Volkanologi dlsb. Jalur-jalur evakuasi, pembangunan jalan dan jembatan sudah menjadi kewajiban Departemen PU atau apalah sekarang namanya. Mereka bertanggung jawab untuk membuat prasarana jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya, bukan hanya untuk evakuasi tapi untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Yang menjadi masalah adalah tidak adanya pemerintahan yang efektif di Indonesia, kalau pun ada, maka Indonesia tidak akan sengsara seperti sekarang ini. Pembangunan berjalan lancar dan ekonomi berdenyut untuk seluruh rakyat.. Belum lagi ditambah dengan rakusnya orang-orang yang duduk di pemerintahan, bahkan aktivis hukum semacam Mulyana W Kusuma pun tidak kurang ganasnya menggerogoti uang rakyat.. Salah satu masalahnya adalah negara Indonesia ini terlalu besar, terlalu luas, dan terlalu banyak penduduknya. Seharusnya kita realistis dengan hal ini, dan kita harus sadar kemampuan kita bahwa kita tidak mampu mengurusi negara sebesar Indonesia ini. Kalau pun dibuat otonomi, itu hanya menjadi ajang pertarungan policy antara pusat dan daerah saja. Mungkin sudah saatnya kita berpikir untuk memecah saja Indonesia menjadi beberapa negara, sehingga negara-negara baru tersebut lebih kecil, lebih sedikit penduduknya sehingga lebih bagus untuk diatur dan pemerintah menjadi lebih efektif untuk menyejahterakan rakyat. Ini akan lebih bagus daripada kita mempertahankan negara besar tetapi tidak mampu mengurusinya. Nah, dengan pemerintahan baru yang lebih kecil tapi efektif, tentunya persoalan-persoalan bangsa ini bisa diselesaikan tuntas. Salam - Andang BachtiarTo: [EMAIL PROTECTED], iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], et.id [EMAIL PROTECTED] cc: 11/04/2005 11:53 Subject: [iagi-net-l] Khabar dari Padang AM Please respond to iagi-net Kawan-kawan, Nampaknya segala macam himbauan, usulan, tekanan, dan sejenisnya kepada penanggung-jawab kehidupan kolektif kita di level negara, provinsi, kabupaten/kota tentang keharusan untuk segera ACTION dg mitigasi bencana (khususnya gempa) tidak kunjung bisa MERASUK ke jiwa (bahkan himbauan/tulisan-tulisan itu sudah dilakukan sejak sebelum Gempa Aceh). Diperlukan ritual dengan korban besar dari Nabire, Alor, Aceh dan Nias, ditambah dengan tarian kepanikan dari Palu, Jawa Timur, Medan, Mentawai, Padang, Bengkulu... itupun masih belum membuat kita semua TRANCE,. Buktinya apa? Kita semua masih sibuk dengan pertanyaan: KAPAN terjadi Gempa dan Tsunami lagi? Padahal seharusnya pertanyaannya adalah SEBERAPA SIAP
[iagi-net-l] Gn. Marapi - Bukit Tinggi
Rekan-rekan, Saya dengar dari kawan bahwa Gn. Marapi Bukit Tinggi telah aktif dan mengeluarkan lava sekitar jam 10.30, hal ini terlihat di desa Batipuah Atas, Padang Panjang. Mohon konfirmasinya. Saluran telepon sudah terputus. Gantok Subiyantoro,
Re: [iagi-net-l] Apa strategi IAGI-HAGI ? -- was Khabar dari Padang
Memang benar IAGI/HAGI bergerak pada tataran moral. Hanya saja sekarang ini kita melihat mendesaknya kebutuhan agar masyarakat sekitar Mentawai (atau beberapa tempat lain di sepanjang pantai barat Sumatera) disiapkan jalur evakuasinya dll. Ini memerlukan kerja beragam pihak, dan seyogyanya dikoordinasi pemerintah, bahkan mestinya nampak hal ini di inisiasi pemerintah. Kalau jalur road show dll yg sudah dilakukan nampaknya tidak cukup juga (seperti yg terindikasikan dalam tulisan Ketum IAGI), maka kita tidka bisa berkata pokoknya kita sudah beritahu, lalu selanjutnya terserah anda. Tidaklah salah kalau kita memastikan semua pendapat / anjuran / desakan berdasarkan kaidah ilmiah itu tiba disemua tempat yang dituju, termasuk pengambil keputusan publik di republik ini. Disinilah saya melihat perlunya disampaikan ke masyarakat umum (termasuk lembaga eksekutip negara) melalui lembaga yang formal dan dihormati. Gunanya agar pendapat / anjuran / desakan tadi mendapat tambahan bobot sehingga semoga diperhatikan. Mohon maaf, saya tak hendak berdebat soal ini. Karenanya tulisan saya ttg hal ini saya cukupkan disini. Rasanya malu, para pakar sedang sibuk berpikir teknis dll, saya malah bersoal dgn hal komunikasi. Semoga kita semua selamat. bat -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 12 Apr 2005 11:55:01 +0800 Subject: [iagi-net-l] Apa strategi IAGI-HAGI ? -- was Khabar dari Padang On Apr 12, 2005 8:24 AM, Batara Sakti Simanjuntak [EMAIL PROTECTED] wrote: DI ujung perjalanan keputusan publik, maka lapangan politiklah yang bicara. Segala desakan kaum profesi tidaklah akan bergema kecuali desakan itu diterjemahkan dalam lapangan politik. IAGI masuk partai ?...tak usahlah. Tapi IAGI HAGI bisa bolak balik ke DPR, bolak balik omong ke alumni yang sekarang duduk disana.kita bisa juga turun ke jalan sekedar membuat concern kita masuk ke media massa, supaya tiba di telinga otoritas dengan disertai sedikit pembebanan publik. Sementara jalur dalam lewat rancangan kang Djedi dkk jalan terus. Ini masanya ambil tindakan kawan. bat Perlu diingat bahwa IAGI dan HAGI merupakan organisasi profesi yg lebih diutamakan utk bergerak dalam tataran *moral*, bukan tataran *praktis*. Namun seperti yg ditulis oleh Mar'ie Mohammad di koran Kompas kemaren, bahwa saat ini masyarakat sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap pemerintah, krisis kehilangan kepercayaan pada pejabat formal serta instansi2 resmi. Ini yg perlu diperbaiki. Tentunya bukan IAGI terus mengambil alih tugas-tugas pemerintah, bukan pula berperan menjadi pejabat, dan bukan menyaingi pekerjaan instansi. Justru tugas berat IAGI-HAGI harus dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah beserta instansinya. Krisis kepercayaan ini yg harus kita coba kembalikan ke arah yg benar. Memang ada bebrapa jalan pemikiran ketika sebuah fenomena ini muncul yaitu misalnya membagi dua antara pemikiran dalam konsisi normal dan dalam kondisi darurat (misal ketika terjadi bencana). Dalam kondisi normal tentunya pemerintah dan jajaran instansi terkaitlah yg harus bergerak. Namun dalam kondisi darurat siapa saja bisa bergerak lebih dulu karena yg berlaku sepertinya hanyalah menyelamatkan diri. Proses penyelamatan diri yg tidak terkoordinir tentunya merupakan bencana sekunder yg tidak kalah besar korban harta dan nyawa yg harus ditanggung. Nah jalur-jalur mana saja yg perlu dilakukan HAGI-IAGI ? Ada beberapa media yg dapat dipakai untuk mengkomunikasikan suara IAGI-HAGI. Misalnya jalur suara media publik (koran, TV, Internet, Radio dsb). Jalur politik melalui DPR, jalur instansional melalui P3G, Bakosurtanal, VSI, BMG dll. Juga salah satu pengungkapan aspirasi adalah melalui demonstrasi (tentunya bukan demo teriak-teriak di jalan-jalan, eh tapi siapa tahu ya ? Rekan rekan Setelah melihat betapa lambannya Pemerintah melakukan sikap dalam mengatasi (bukan daari segi mitigasinya krn dalm hal ini kelihatannya sudah lumayan) , akan tetapi langkah langkah strategis dalam hal berikut : 1. Sosialisasi kpd masyarakat mengenai persiapan menghadapi bencana geologi. 2. Penyiapan data teknis yang seyogyanya dihasilkan oleh penelitian / dalam meneliti sebab musabanya bencana. Saya kira kita harus malu bahwa sinyalemen mengenai bencana yang diekspos oleh media datang dari LN. Hal ini seolah - olah para ahli kebumian kita tidak mengetahui kondisi rumahnya sendiri. Padahal sebenarnya tidak demikian , yang benar adalah media kita (dulu pre tsunami) tidak pernah atau sangat sedikti mempubliksikan hal hal yang berhubungan dengan itu. 3. Belum lagi anggaran yang diperlukan dalam hal itu selalu sangat minim , dan se-olah2 suidah