RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

2005-12-27 Terurut Topik Nur Darodjat
Usul buat Cak Lutfi,

Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006?

Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua tahu
bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, pemandangan bagus,
alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang membiru dan yang baik-baik
lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping manusianya )

Nur

-Original Message-
From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI
Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery
channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

Benar Pak Agus Suhirmanto,

Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption,
dll baik produksi National Geographic maupun Discovery
Channel dengan harga antara Rp 25.000,- sd. Rp
50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan
informasi. Teather IMAQ Keong Mas TMII pernah memutar
film The Power of Nature tentang Kekuatan Alam yang
berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per
orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1
(satu) jam.

Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur
(swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan
institusi di atas untuk mensosialisasikannya langsung
kepada masyarakat miskin yang butuh informasi seperti
ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan
dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar
negri saja). Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan
VCD ini, berapa banyak copy yang didapat (silakan
menghitung sendiri).

Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita
tergantung kebutuhan para produsen dan sponsornya.
Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan
profit oriented. 

Mungkin kita perlu political will dari pemerintah
untuk menekan para pemilik TV, produsen dan
sponsornya untuk turut bertanggung jawab meningkatkan
tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi
rakyat Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak,
10-20% saja sudah bagus daripada tidak sama sekali
atau dihamburkan untuk acara yang kurang makna
pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat
(maaf bila ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran
asosiasi kebumian (IAGI, HAGI, dll) dapat membantu
pemerintah menjembatani dengan pihak terkait (para
pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator
dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI,
HAGI dll sudah sangat besar terhadap kepedulian bagi
yang membutuhkannya.

Salam

TAM

--- Suhirmanto, Agus (asmanto) [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya
 Discovery Channel tidak
 saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk
 konsumsi Cable TV,
 tetapi juga me-release-nya dalam bentuk VCD/DVD yang
 bisa dibeli di
 Gramedia atau toko-toko CD/VCD/DVD semacam DiscTara
 dll. Kalau tidak
 salah, tayangan khusus Tsunami, EarthQuake dll juga
 sudah ada versi
 VCD-nya. Harganya juga tidak terlalu mahal. 
 
 Mungkin perlu juga ya...TV-TV swasta di Indonesia
 minta hak siar dari
 Discovery Channel dan menayangkannya, daripada hanya
 menyiarkan
 Infotainment ataupun sinetron yang isinya kekerasan,
 gosip seputar
 selebritis dll, dan kadang sangat tidak mendidik.
 Tapi itu semua
 tergantung pada para pengelola TV Swasta di
 Indonesia...mau atau tidak
 mereka turut ambil bagian dalam mencerdaskan
 kehidupan bangsa dalam arti
 sebenarnya dan tidak hanya mencari profit saja. TVRI
 seharusnya bisa
 menjadi teladan nih buat TV swasta.
 
 Rgds,
 ASM

_
 
 -Original Message-
 From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, December 27, 2005 1:11 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI
 Subject: Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 --
 Malam ini di discovery
 channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable
 Wave
 
 Kalau tidak punya saluran TV kabel / satelit
 Discovery Channel, maklum
 sebagian besar rakyat Indonesia di bawah garis
 miskin.
 
 Apa masih bisa menikmati info seperti ini ?
 Bagaimana juga mensosialisasikan via TV nasional
 kita
 (TVRI) ?
 
 Kita yang masih diberi nikmat rezeki tentu bisa
 menontonnya.
 Oleh sebab itu, yang menonton punya kewajiban
 menyampaikan terutama
 kepada masyarakat yang membutuhkan informasi.
 
 Salam
 
 TAM
 
 --- [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  
  sekedar info, saya tidak sempat nonton yg malam
 (jam 8). tapi justru 
  sempat melihat sebagian pas terbangun dini hari
 tadi (sekira jam 3:00 
  hingga waktu subuh). artinya mungkin tidak hanya
 satu kali lagi saja 
  sebagaimana jadwal yg diinfokan om vicky. coba
 periksa jadwal lengkap 
  (bulanan).
  
  salam,
  syaiful
  
  
  

  

  
   
  Rovicky Dwi   
  

  
   
  PutrohariTo:
  iagi-net@iagi.or.id   
  
   
 

Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

2005-12-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sebelum kebablasan.
Unstoppable Wave ini acaranya berupa filem dokumenter. Yang rasanya
kurang menarik bagi masyarakat awam yg (kebanyakan) tidak suka dengan
acara-acara terlalu berbau nyaintipik. Yg paling pas acara unstoppable
wave ini ya buat anggota HAGI-IAGI lah yaw.

Btw, Realistis saja lah  acara-acara di Discovery Channel bukan
acara yg mampu menarik iklan, sehingga ngga akan mampu menggeser prime
time. Artinya bukan acara yg mampu ditonton oleh masyarakat awam. JAdi
nilai jualnya rendah.

Kalau mau membuat acara TV yg ditonton orang/masyarakat banyak ya
joint saja dengan RAAM PUNJABI untuk membuat sinetron dengan latar
belakang kondisi kebencanaan Indonesia. Dibintangi Sarah Ashari dan
Rovicky. Nanti aku mbalik ke Indonesia deh  (ngimpi lagi ... aaah
:)

Looh ini bukan tidak mungkin, kan ?
Ada yg inget filem Gerhana ndak ? ... itu filem dengan latar belakang
kejadian gerhana tahun 80-an. Nah kalau dibumbui crita gerhananya
dengan latar belakang saintifik akan mungkin mendidik masyarakat
mengerti ttg ilmu (ilmiah) dibalik gerhana. Tapi malah ndak laku ya
... wong di Indonesia ini dukun lebih laris ketimbang insinyur sih :(

RDP

On 12/27/05, Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Usul buat Cak Lutfi,

 Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006?

 Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua tahu
 bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, pemandangan bagus,
 alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang membiru dan yang baik-baik
 lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping manusianya )

 Nur

 -Original Message-
 From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI
 Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery
 channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

 Benar Pak Agus Suhirmanto,

 Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption,
 dll baik produksi National Geographic maupun Discovery
 Channel dengan harga antara Rp 25.000,- sd. Rp
 50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan
 informasi. Teather IMAQ Keong Mas TMII pernah memutar
 film The Power of Nature tentang Kekuatan Alam yang
 berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per
 orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1
 (satu) jam.

 Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur
 (swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan
 institusi di atas untuk mensosialisasikannya langsung
 kepada masyarakat miskin yang butuh informasi seperti
 ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan
 dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar
 negri saja). Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan
 VCD ini, berapa banyak copy yang didapat (silakan
 menghitung sendiri).

 Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita
 tergantung kebutuhan para produsen dan sponsornya.
 Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan
 profit oriented.

 Mungkin kita perlu political will dari pemerintah
 untuk menekan para pemilik TV, produsen dan
 sponsornya untuk turut bertanggung jawab meningkatkan
 tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi
 rakyat Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak,
 10-20% saja sudah bagus daripada tidak sama sekali
 atau dihamburkan untuk acara yang kurang makna
 pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat
 (maaf bila ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran
 asosiasi kebumian (IAGI, HAGI, dll) dapat membantu
 pemerintah menjembatani dengan pihak terkait (para
 pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator
 dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI,
 HAGI dll sudah sangat besar terhadap kepedulian bagi
 yang membutuhkannya.

 Salam

 TAM

 --- Suhirmanto, Agus (asmanto) [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

  Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya
  Discovery Channel tidak
  saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk
  konsumsi Cable TV,
  tetapi juga me-release-nya dalam bentuk VCD/DVD yang
  bisa dibeli di
  Gramedia atau toko-toko CD/VCD/DVD semacam DiscTara
  dll. Kalau tidak
  salah, tayangan khusus Tsunami, EarthQuake dll juga
  sudah ada versi
  VCD-nya. Harganya juga tidak terlalu mahal.
 
  Mungkin perlu juga ya...TV-TV swasta di Indonesia
  minta hak siar dari
  Discovery Channel dan menayangkannya, daripada hanya
  menyiarkan
  Infotainment ataupun sinetron yang isinya kekerasan,
  gosip seputar
  selebritis dll, dan kadang sangat tidak mendidik.
  Tapi itu semua
  tergantung pada para pengelola TV Swasta di
  Indonesia...mau atau tidak
  mereka turut ambil bagian dalam mencerdaskan
  kehidupan bangsa dalam arti
  sebenarnya dan tidak hanya mencari profit saja. TVRI
  seharusnya bisa
  menjadi teladan nih buat TV swasta.
 
  Rgds,
  ASM
 
 _
 
  -Original Message-
  From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
  Kalau tidak punya saluran TV kabel / satelit
  Discovery Channel, maklum
  sebagian besar rakyat Indonesia di bawah 

RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

2005-12-27 Terurut Topik Suhirmanto, Agus (asmanto)
Hehehe...bener juga ya. Jadi mau ikutan ngimpi...siapa tahu ada
sutradara Indonesia, Garin Nugroho atawa siapalah gicuu...mau mbuat
pilem dengan latar belakang misalnya Tsunami...tokohnya mbuh Cut Keke
atau Cut Tari atau siapalah...trus di beberapa bagian
cerita...ditayangkan juga sisi nyaintipik-nya Tsunami, nanti ada
geologist/geophysicist yang sedang sibuk dengan urusan riset
Tsunami-nya..trus berupaya untuk memberikan masukan masukan pada
pemerintah..tapi kurang didengar...dst..dst...
Seperti pilem Dante's Peek-nya Pierce Brosnan-lah ...oke punya tuh.
Siapa tahu Punjabi cs mau nge-produserin...:P

ASM
_

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, December 27, 2005 4:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net
Subject: Re: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di discovery
channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

Sebelum kebablasan.
Unstoppable Wave ini acaranya berupa filem dokumenter. Yang rasanya
kurang menarik bagi masyarakat awam yg (kebanyakan) tidak suka dengan
acara-acara terlalu berbau nyaintipik. Yg paling pas acara unstoppable
wave ini ya buat anggota HAGI-IAGI lah yaw.

Btw, Realistis saja lah  acara-acara di Discovery Channel bukan
acara yg mampu menarik iklan, sehingga ngga akan mampu menggeser prime
time. Artinya bukan acara yg mampu ditonton oleh masyarakat awam. JAdi
nilai jualnya rendah.

Kalau mau membuat acara TV yg ditonton orang/masyarakat banyak ya joint
saja dengan RAAM PUNJABI untuk membuat sinetron dengan latar belakang
kondisi kebencanaan Indonesia. Dibintangi Sarah Ashari dan Rovicky.
Nanti aku mbalik ke Indonesia deh  (ngimpi lagi ... aaah
:)

Looh ini bukan tidak mungkin, kan ?
Ada yg inget filem Gerhana ndak ? ... itu filem dengan latar belakang
kejadian gerhana tahun 80-an. Nah kalau dibumbui crita gerhananya dengan
latar belakang saintifik akan mungkin mendidik masyarakat mengerti ttg
ilmu (ilmiah) dibalik gerhana. Tapi malah ndak laku ya ... wong di
Indonesia ini dukun lebih laris ketimbang insinyur sih :(

RDP

On 12/27/05, Nur Darodjat [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Usul buat Cak Lutfi,

 Bagaimana kalau ini dijadikan program IAGI 2006?

 Memutar ulang acara ini di semua TV terutama yang local, supaya semua 
 tahu bahwa hidup di Indonesia itu disamping tanah yang SUBUR, 
 pemandangan bagus, alam yang indah, pantai yang bersih, gunung yang 
 membiru dan yang baik-baik lainnya juga penuh BAHAYA ALAM ( disamping 
 manusianya )

 Nur

 -Original Message-
 From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, December 27, 2005 2:58 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id; Milis HAGI
 Subject: RE: [iagi-net-l] Diulang 1 Jan 2006 -- Malam ini di 
 discovery channel pk 9 (HKtime) 8 malam WIB -- Unstoppable Wave

 Benar Pak Agus Suhirmanto,

 Saya pernah melihat VCD Tsunami, Earthquake, Eruption, dll baik 
 produksi National Geographic maupun Discovery Channel dengan harga 
 antara Rp 25.000,- sd. Rp
 50.000,- per VCD nya. Murah namun sarat dengan informasi. Teather IMAQ

 Keong Mas TMII pernah memutar film The Power of Nature tentang 
 Kekuatan Alam yang berdampak pada kehidupan manusia di bumi (biaya per

 orang sekitar Rp 50.000,-) dengan durasi sekitar 1
 (satu) jam.

 Mungkin ada baiknya ada suatu lembaga donatur
 (swasta/LSM/pemerintah) yang bekerja sama dengan institusi di atas 
 untuk mensosialisasikannya langsung kepada masyarakat miskin yang 
 butuh informasi seperti ini. Semoga ini didengar oleh mereka dan 
 dilaksanakannya (jangan hanya bisa jalan-jalan ke luar negri saja). 
 Bayangkan bila dana mereka ini dibelikan VCD ini, berapa banyak copy 
 yang didapat (silakan menghitung sendiri).

 Setahu saya setiap acara di TV terutama TV swasta kita tergantung 
 kebutuhan para produsen dan sponsornya.
 Maklum mereka memperhitungan rating acaranya dan profit oriented.

 Mungkin kita perlu political will dari pemerintah untuk menekan 
 para pemilik TV, produsen dan sponsornya untuk turut bertanggung jawab

 meningkatkan tingkat pengetahuan informasi yang bermanfaat bagi rakyat

 Indonesia. Untuk awalnya tidak terlalu banyak, 10-20% saja sudah bagus

 daripada tidak sama sekali atau dihamburkan untuk acara yang kurang 
 makna pendidikan dan informasi teknologi yang bermanfaat (maaf bila 
 ada yang kurang berkenan). Di sinilah peran asosiasi kebumian (IAGI, 
 HAGI, dll) dapat membantu pemerintah menjembatani dengan pihak 
 terkait (para pemilik TV, produsen dan sponsornya )untuk fasilitator 
 dan sosialisasinya, meski saya percaya peran IAGI, HAGI dll sudah 
 sangat besar terhadap kepedulian bagi yang membutuhkannya.

 Salam

 TAM

 --- Suhirmanto, Agus (asmanto) [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

  Untuk acara-acara khusus semacam itu, biasanya Discovery Channel 
  tidak saja menayangkan di dalam program acara TV-nya untuk konsumsi 
  Cable TV, tetapi juga me-release-nya dalam bentuk VCD/DVD yang bisa 
  dibeli di Gramedia atau toko-toko CD/VCD/DVD 

[iagi-net-l] Fwd: [IndoEnergy] New energy players rising in Asia

2005-12-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
New energy players rising in Asia
By Donald Greenlees International Herald Tribune

TUESDAY, DECEMBER 6, 2005

JAKARTA When Supramu Santosa started in the oil and gas business in
Indonesia in 1968, it was dominated by a state-owned company and
foreign multinationals. The only job he could get was as
a roughneck, a menial laborer on oil rigs, carrying bags of cement
for a meager wage. Three decades later, he owned an oil and gas
company.

Not many people have heard of Star Energy Group, the company Santosa
created in partnership with an Indonesian financial investor in
2003. But its existence is the fruit of an extraordinary personal
rise and a sign of changing times in the oil and gas industry in
Indonesia and elsewhere in resource-rich Southeast Asia.

As multinational energy companies have cut back on exploration in
Indonesia because of concerns over the investment environment in
recent years, a new breed of energy player has quietly emerged and
prospered.

These locally owned exploration and production companies number only
a handful. They are too small to take on the global oil and gas
firms. And they alone cannot turn around the sharp decline in
production in Indonesia, the only member of the Organization of
Petroleum Exporting Countries in the Asia Pacific region. But they
are gradually changing the face of an industry in Indonesia in which
private investment has been almost entirely dependent on big U.S.
and European energy companies.

In the past people didn't see the oil and gas business in Indonesia
as a local business, said Santosa, Star's chief executive. It was
a business for the big boys. We are now seeing more local companies
becoming serious players.

By comparison with other regions, the oil and gas industry in
Southeast Asia still has very few independent local operators. There
are 28 such companies active in Indonesia, Malaysia and Thailand,
compared to 160 in North America and more than 100 in the North Sea,
according to the U.S. Geological Survey.

Moreover, most of the Asian companies are very young. In Indonesia,
the most energy-rich country of the region, only three independent
operators attract much interest - Medco Energi, Energi Mega Persada
and Star.

It's something that is pretty new, said Peter Cockroft, a veteran
oil industry executive and senior research fellow at the Institute
of Southeast Asian Studies in Singapore. You have seen a bit of
this in the last five years or so - independent companies with an
Asian focus emerging. In Indonesia, being a place where there are
more opportunities than other countries, I think it is a natural
development.

It might not have seemed such a natural evolution to Supramu Santosa
when he started out in the hard-scrabble province of East Java.

When he got his first job, exploration and production were just
taking off after Indonesia introduced production- sharing contracts
as a reliable mechanism for splitting revenues with companies.

Santosa signed up with a Japanese oil company that was doing
Indonesia's first offshore exploration drilling. In his first year
of high school, his father died, forcing the young Santosa to look
for a job to help support his family. With little education, he
worked hard and saved. He steadily climbed the ranks of foreign oil
companies, becoming a purchasing manager for one of Gulf Western's
Indonesian operations.

After seven years he had $7,500 and took time out to put himself
through the University of California at Berkeley, stopping because
the money ran out. He went back to work for an oil company in
Indonesia, saved again and returned to finish his degree. At 33 he
had a master's in business administration at Berkeley.

Meanwhile, in the 1970s and '80s, as Santosa was shifting in and out
of business studies and work for multinational energy companies, oil
and gas exploration and production in Indonesia was booming. Santosa
followed the oil rigs to isolated regions of the immense Indonesian
archipelago. He worked in administration, finance, operations,
marketing and government relations.

In 2003, after his last employer, Gulf Indonesia Resources, was
bought by the giant Houston-based ConocoPhillips, Santosa took a
gamble and went out on his own, taking along a few colleagues.

Star Energy Group was founded by Santosa and Nusantara Capital, a
securities company based in Jakarta, with the purchase of a 31.25
percent stake, and operating control, in a producing oil and gas
field in the Natuna Sea for about $80 million. The stake in the
Kakap field, which had been owned by Gulf, provides Star with a
small but steady revenue stream from its cut of 7,500 barrels of oil
and 58 million cubic feet of gas a day.

Its other main income source is a 110-megawatt geothermal power
plant in West Java, which Star acquired last year.

But the real gamble for Star is to find a new oil and gas resource.
The oil in Kakap is running out, although gas reserves are
substantial. The company has bought rights to blocks in East

Re: [iagi-net-l] Kenapa malas ke perpus ? -- Re: [iagi-net-l] Klompe Library

2005-12-27 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Betul sekali nantinya orang tidak perlu ke library untuk mencari dan membaca 
literatur, bisa on line saja.
Di masa yang akan datang semua library, seperti Klompe Library, nanti 
beralih fungsi sebagai repository buku saja, semacam museum lah untuk 
melihat buku2, journal dsb.


- Original Message - 
From: Putrohari, Rovicky [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, December 27, 2005 8:49 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kenapa malas ke perpus ? -- Re: [iagi-net-l] 
Klompe Library




Kalau begitu sudah saatnya berpindah ke perpustakaan online.
Setahu saya ITB sudah lama memulai digital library
http://digilib.itb.ac.id/
http://www.lib.itb.ac.id/

Nah gimana kalao Klompe Library dimodifikasi Klompe Geoscience Digital
Library ?
Kalau alumni (IAITB) bersedia menyediakan satu server nyanthol di
server ITB, tentunya akan lebih dirasakan manfaatnya oleh mhs, dan
masyarakat, termasuk non alumni (seperti saya :) bisa memanfaatkan juga.
Boleh, kan ?

RDP


-Original Message-

Betul Pak,
Aktifitas bermain di outdoor (kegiatan yg berhub.dg alam) yg --menurut
saya-- berdampak positip pada keilmuan geologi juga dan persahabatan
(sosial) relatif kurang.

Perlu keharmonisan : belajar-ngeluyur (btualang)-internet-game-kota2

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sekarang dengan adanya internet malah jadi lebih malas lagi




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-





-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] KLITV

2005-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Memang kalau peta-petanya tak bisa di-download, hanya ada explanatory 
notes-nya. Tetapi, foto-foto tempo doeloe-nya bisa di-download dengan gratis. 
Artikel2 di jurnal KITLV (Koninklijke Instituut voor Taal- Land- en 
Volkenkunde), sebagian bisa di-download, terutama yang umum-umum.
   
  Seperti banyak dokumen lainnya, juga masih banyak artefak, masih tersimpan di 
Belanda, sayang - mungkin untuk menyerahkannya bulat2 ke pemerintah Indonesia 
saat ini mereka pikir-pikir juga.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sdr. Awang
Saya sudah masuk ke website KLITV. Ternyata naskah, peta2 dsb itu tidak bisa 
didownload, yang bisa didownload hanya title dan informasinya saja,
Naskah2, peta2 dsb itu hanya bisa dipinjam disana.
Tetapi sangat menakjubkan, karena dalam katalognya tercantum peta2 topografi 
sekitar Bandung yang dikeluarkan Tentara Hindia Belanda dari tahun 1888 pada 
sekala 20.000. Ingin sekali saya lihat, tetapi harus pergi ke Amsterdam 
untuk meminjamnya.
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED] 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

Re: [iagi-net-l] Menelaah Aspek Geo-Biosains Film King Kong

2005-12-27 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
   
  Siapa tahu dari iseng-iseng pun ada pembelajaran. Dari Bering, saat itu hanya 
temperatur turun ke 1/2 deg C dan melihat Aleut island arc  yang bikin jembatan 
dari Alaska ke Siberia via Kamchatka.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Awang

Komentar iseng kamu menarik juga ya , mana oleh oleh dari Bering ?

Si Abah






-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

[iagi-net-l] Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik

2005-12-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik

Washington, Senin 26 Desember 2005, 13:37 WIB (kompas)

Tahun baru 2006 ditunda sedetik sebab para ilmuwan menetapkan tambahan
detik di akhir 2005.

Bersiap-siaplah menghitung menit terakhir memasuki tahun baru 2006
dengan hitungan sebanyak 61 detik. Para ilmuwan telah menetapkan
tambahan waktu sedetik di akhir tahun ini untuk menyesuaikan antara
penentuan waktu menggunakan jam atom dengan rotasi Bumi.

Hal tersebut diperlukan sebab perputaraan Bumi pada porosnya semakin
melambat. Lompatan waktu akan menyamakan kembali pengukuran waktu agar
tetap sesuai untuk kebutuhan telekomunikasi, astronomi, dan berbagai
bidang sains terapan.

Pada 31 Desember 2005, penunjuk pada jam akan membaca angka 60 di
detik terakhir sehingga sebelum melompat ke 1 Januari 2006. Jam yang
dipakai sebagai penentu Coordinated Universal Time di London akan
terbaca 23.59.60. Biasanya penunjuk detik langsung berputar ke 00
sesudah 59.

The International Earth Rotation and Reference Systems Service di
Paris menjaga ketepatan waktu dengan mengukur rotasi Bumi yang tidak
tetap dan pengukuran jam atom yang sangat akurat. Ketika perbedaan
keduanya terlihat, IERS harus menambah atau mengurangi detik setiap
tahunnya.

Meskipun ada kemungkinan dikurangi, sejauh ini yang sering dilakukan
para peneliti adalah menambahkan detik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
perputaran Bumi secara umum melambat.

Rotasi Bumi tertinggal dari perhitungan waktu jam atom jadi harus
kita tambahkan detik setiap ada perbedaan sebesar itu, kata Tom
O'Brian, kepala divisi waktu dan frekuensi National Institute of
Standards and Technology.

Pengukuran waktu dengan rotasi Bumi telah dilakukan sejak ribuan tahun
dan baru dipakai teknik yang lebih akurat dengan jam atom sejak 1949.

Sebuah jam atom menjaga waktu tetap akurat berdasarkan getaran atom,
kata O'Brian. Standar yang dipakai sekarang adalah atom cessium yang
bergetar 9.192.631.770 kali setiap detik. Sejauh yang diketahui para
ilmuwan, hal tersebut tidak berubah dan berlaku di seluruh daratan
Bumi dan antariksa.

Lompatan waktu pertama kali dilakukan pada 1972 berdasarkan
kesepakatan internasional tentang penetapan waktu dunia. Paling
sedikit ditambahkan sedetik setiap tahunnya antara 1972 hingga 1983
dan sedikit pengurangan pada pertengahan 80-an dan 90-an.

Sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali penyesuaian dan terakhir
dilakukan tujuh tahun yang lalu. Pada 1999 dengan alasan yang tidak
diketahui, rotasi Bumi sedikit semakin cepat sehingga kami tidak perlu
menambahkan sejak saat itu, kata O'Brian.

Rahasia perubahan kecepatan rotasi Bumi terletak pada perubahan pasang
dan surut air laut yang dipengaruhi gaya tarik Bumi dengan bulan.
Selain itu, perubahan musim, pergerakan batuan di kerak Bumi dan
faktor lain yang belum diketahui juga mungkin berpengaruh.

Perubahan musim khususnya di belahan Bumi bagian utara diperkirakan
mengubah kecepatan rotasi Bumi. Air laut menguap dan turun kembali
menjadi hujan dan salju di gunung dan kembali mencair ke lautan.

Hal tersebut akan menimbulkan efek seperti seorang olahragawan ski es
membentangkan tangannya untuk mengurangi kecepatan atau menariknya ke
badan untuk meningkatkan kecepatan. Meskipun demikian, perubahan
tersebut memang sangat kecil.

Perubahan tersebut mungkin hanya sepersejuta detik setiap hari, kata
O'Brian. Tapi, berkurangnya kecepatan karena gaya tarik bulan sekitar
1,5 perseribu detik setiap abad, lanjutnya. Hari ini, tambah O'brian,
kecepatan Bumi lebih lambat sehari dibandingkan tahun 1905.

Sumber: http://www.livescience.com/technology/050705_leap_second.html

--
--Writer need 10 steps faster than readeR --

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] need koordinat tambang freeport

2005-12-27 Terurut Topik Sunu Hadi Praptono
Selamat pagi bapak-2 dan ibu-2,

Maaf mengganggu. Sebenarnya ini cukup memalukan, karena sekian belas
tahun di dunia geologi, ternyata saya koq tidak tahu persisnya letak
tambang tembaga di Papua yang terkenal dengan segala isu dan
kontroversinya itu.

Sehubungan dengan saya lagi keranjingan main google earth khratisan,
kiranya para IAGI-netter yang berkompeten berkenan membagikan informasi
koordinat tambang di atas (lat-long saja boss, bukan proyeksi x-y), biar
saya bisa lebih melek huruf dan memahami persoalan.

Kalau ada info koordinat tambang-tambang lain, seperti nikel sulawesi,
Newmont menado dll juga boleh, saya akan sangat berterima kasih.


Wassalam,

Sunu


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] Mang Okim

2005-12-27 Terurut Topik Ongkowidjojo . SOEKADRIE
Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya
mang Okim.
Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra
bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu.
Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi MC taon depan (momong cucu).
Kalo gak salah cucu ke 4 ya ?

Salam batu mulia,
ongky
This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

2005-12-27 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Halo Mas Yosef. Senang ketemu lagi. Pertanyaannya amat-amat bagus. Tentu karena 
banyak pengetahuannya. Berikut komentar saya.

1. Thompson, dengan kalender 300 Ma, atawa   300.000.000 annum.
Teori SALAM, dengan kalender 70 Ga, atawa 70.000.000.000 annum.
Ini adalah 233 x kalendernya Thompson.

Saya belum pernah melihat, atawa mendengar, kalender lebih panjang dari 20 Ga, 
yakni awalnya Big Bang. NASA sebut Big Bang sejak 15-20 Ga lalu. Kelender 
SALAM, adalah dari Big Bang, yakni 18.617.373.522 BC, hingga kini plus next 50 
Ga.

2. Siklus peradaban, saya ambil dari buku sejarah SMA. Didik dkk. Lalu sebut 
sbb:
Peradaban tertua abad 35 hingga 28 BC. The cultural 700 annum cycle begin with 
3500 BC (Old Egypt), and followed by 2800 BC (Later Old Egypt), 2100 BC (Mid 
Egypt), 1400 BC (Late Egypt), 700 BC (Egypt occupied by Assyrian then 
Babylonian), 0 BC (Egypt was occupied by Rome)
Bacaan semalam, mendapatkan diskripsi lebih bagus serta errornya semakin kecil. 
Karena ini inti pertanyaan, maka saya pisahkan email, dan bisa lihat :SALAM 
Theory and Cultural History.

3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? Breaking the Maya Code (Coe, 
Michael D.,Thames  London, 1992) atau Aztec Calendar: History and  Symbolism 
(Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992).

4. Data siklus pada Kwarter terkenal adalah Milutin Milankovitch. Dengan data 1 
Ma terakhir sebut ada siklus 100 ka, 40 ka, 20 ka, ada 19 - 23 ka. Data ini, 
kalau saja ada yang tahu point-point datanya, kami mohon di kirimi. Suda lama 
saya mencari, tapi belum bisa dapatkan. Yang terlihat adalah telah merupakan 
garis menghubungkan titik itu. Djin S. Nio, kembangkan lagi hingga umur lain. 
Umumnya orang masih lihat siklus itu tak cocok dengan umur di luar Kwarter. 
Data point yang sama, bisa di interpretasikan lain bagi orang lain. Mungkin 
saya akan bisa jelaskan adanya siklus SALAM di data itu, instead Milankovitch ? 
Yang pingin saya ketahui, berapa titik amat untuk tentukan adanya siklus 40 ka 
itu, dan bagaimana inter posisi datanya, serta seberapa simpangan pengukurannya.

5. Waktu tsunami 26 Des 2004, saya telah dapatkan dari data Pak Nanang T 
Puspito, ITB, bahwa selama 210 th terakhir, atau th 1800-2000, jumlah 
komulatifkan tsunami selama setiap 10 th, maka jumlah tsunami di Indonesia, 
adalah besar-kecil-besar-kecil, dengan siklus puncak ke puncak atawa minimum ke 
minimum, adalah exactly 70 th selama 3 pereode 70 th itu.

Data menunjukkan bahwa kejadian itu semua ya di Indonesia, tidak di tempat 
lain. Ini belum menunjukkan lokasi X, Y, Z, T hitungan cm dan detik. Entah 
kapan ini akan ada, tergantung usahanya. Siapa mau bantu ? 

Ditulis lagi crita lalu: 
 Suatu saat, irama gempanya cepat, kadang lambat, lalu cepat lagi
 Bukankah ini simphony nyanyian amat merdu ?
 Akan banyak bantu mahasiswa cari doktor kali ya ?
 Kadang lagu Sunda, Jawa, Aceh, Barat melankolis, slow rock, ndangdut, 
 keroncong, slendro, sinom, pangkur, asmorondono, hard rock, dst..
 Gag percaya ?


6. Setuju bahwa siklus alam ini ada. Kita mau mencari mana siklus yang tepat, 
juga tidak membuatnya, dan tidak boleh memaksakan suatu angka, dan hanya tak 
lebih dari menemukan rumus apa yang sesuai alam. Dalam merumuskan ini, orang 
mencoba-coba mana yang pas. Kalau memang siklusnya 7 tahunan, maka ya harus di 
terapkan siklus 7 tahunan, atawa rumusnya harus paksakan siklus 7an, bukan yang 
lain. Dan dalam kondisi ini, orang jangan memaksakan untuk tidak berlakunya 
siklus 7 tahunan.  

Energi utama ya hanya empat (nuklir kuat, nuklir lemah, elektromagnetik, dan 
gravitasi). Semua parameter physis yang berhubungan dekat dengan itu, akan 
mempunyai grafik waktu versus parameternya dengan variabilitas yang rendah di 
banding suatu parameter fisis lain yang sudah jauh dari itu. Misal, hubungan 
terbagus adalah waktu vs magnetik, di banding dengan waktu versus : iklim, 
ketebalan lapisan, porositas, dll. Semakin parameter dekat dengan empat energi 
utama, maka generalisasi grafik versus waktunya akan lebih gampang (bagus). 
Semakin lebih jauh dari empat energi utama tadi, maka banyak faktor lain yang 
mempengaruhi. 

7. Kini saya mulai pelajari fraktal, karena katanya banyak hal dari Si SALAM 
yang mungkin orang lain menerangkannya hal-hal alam lebih mudah dengan fraktal. 
Katanya pak Sigit. Juga waktu ketemu Pak MT Zen 9 Des 2005 lalu, ku di tanya 
apakah aku tahu fraktal. Ku jawab, baru mau membacanya. Ternyata, maksudnya, 
banyak hal yang berubah pereodik, series, menurut skala. Menarik mestinya.

Di tunggu 7 pertanyaan lain dari Mas Yosef, juga yang lain.

Salam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, December 27, 2005 11:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

Mas Mar yth,
Salut atas kegigihan anda mengkampanyekan teori salam.

Saya mau memberi komentar sedikit (panjang) tentang si Salam.
Dari makalah : Salam Theory yg ditulis untuk HAGI Annual 

Re: [iagi-net-l] Mang Okim

2005-12-27 Terurut Topik Harry Kusna
Mang Okim, 
  Selamat yaa, mendapatkan menantu, dan nantinya menimang cucu.
  Semoga berbahagia semuanya.  Amin
   
  Wassalam, 
  HK 

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya
mang Okim.
Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra
bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu.
Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi MC taon depan (momong cucu).
Kalo gak salah cucu ke 4 ya ?

Salam batu mulia,
ongky
This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-

  



-
 Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or less

RE: [iagi-net-l] Mang Okim

2005-12-27 Terurut Topik Arief Budiman
Selamat buat Pak Miko,
Selamat buat mempelai berdua
Selamat buat seluruh keluarga besar

 
 
ARIEF BUDIMAN
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone   : (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63
Home: (021) 809 2618
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, December 28, 2005 7:30 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Mang Okim

Pantesin udah agak lama gak kedengeran dongeng batu akik/merah delimanya
mang Okim.
Ternyata beliau baru saja punya besan baru dengan menikahkan putra
bungsunya di Bandung Sabtu, 24/12 yg lalu.
Selamet deh buat mang Okim n siap-siap jadi MC taon depan (momong
cucu).
Kalo gak salah cucu ke 4 ya ?

Salam batu mulia,
ongky
This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
recipient(s) named above.  It may contain confidential or legally
privileged information and should not be copied or disclosed to, or
otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
please contact the sender and delete the e-mail from your system.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik

2005-12-27 Terurut Topik yrsnki

  Vick

  Perputaran bumi melambat , sehingga sometimes akan berhenti ?
  Pertanyaannya :
  1. Mengapa menjadi lambat ?
  2. Apakah perlambatan ini akan berpengruh kepada dinamika kerak bumi ?

  Akh , kalau diteruskan banyak sekali , siapa yang bisa sedikit memberikan
  pencerahan ?

  Si Abah

_

  Tahun Baru 2006 Ditunda Sedetik

 Washington, Senin 26 Desember 2005, 13:37 WIB (kompas)

 Tahun baru 2006 ditunda sedetik sebab para ilmuwan menetapkan tambahan
 detik di akhir 2005.

 Bersiap-siaplah menghitung menit terakhir memasuki tahun baru 2006
 dengan hitungan sebanyak 61 detik. Para ilmuwan telah menetapkan
 tambahan waktu sedetik di akhir tahun ini untuk menyesuaikan antara
 penentuan waktu menggunakan jam atom dengan rotasi Bumi.

 Hal tersebut diperlukan sebab perputaraan Bumi pada porosnya semakin
 melambat. Lompatan waktu akan menyamakan kembali pengukuran waktu agar
 tetap sesuai untuk kebutuhan telekomunikasi, astronomi, dan berbagai
 bidang sains terapan.

 Pada 31 Desember 2005, penunjuk pada jam akan membaca angka 60 di
 detik terakhir sehingga sebelum melompat ke 1 Januari 2006. Jam yang
 dipakai sebagai penentu Coordinated Universal Time di London akan
 terbaca 23.59.60. Biasanya penunjuk detik langsung berputar ke 00
 sesudah 59.

 The International Earth Rotation and Reference Systems Service di
 Paris menjaga ketepatan waktu dengan mengukur rotasi Bumi yang tidak
 tetap dan pengukuran jam atom yang sangat akurat. Ketika perbedaan
 keduanya terlihat, IERS harus menambah atau mengurangi detik setiap
 tahunnya.

 Meskipun ada kemungkinan dikurangi, sejauh ini yang sering dilakukan
 para peneliti adalah menambahkan detik. Hal tersebut menunjukkan bahwa
 perputaran Bumi secara umum melambat.

 Rotasi Bumi tertinggal dari perhitungan waktu jam atom jadi harus
 kita tambahkan detik setiap ada perbedaan sebesar itu, kata Tom
 O'Brian, kepala divisi waktu dan frekuensi National Institute of
 Standards and Technology.

 Pengukuran waktu dengan rotasi Bumi telah dilakukan sejak ribuan tahun
 dan baru dipakai teknik yang lebih akurat dengan jam atom sejak 1949.

 Sebuah jam atom menjaga waktu tetap akurat berdasarkan getaran atom,
 kata O'Brian. Standar yang dipakai sekarang adalah atom cessium yang
 bergetar 9.192.631.770 kali setiap detik. Sejauh yang diketahui para
 ilmuwan, hal tersebut tidak berubah dan berlaku di seluruh daratan
 Bumi dan antariksa.

 Lompatan waktu pertama kali dilakukan pada 1972 berdasarkan
 kesepakatan internasional tentang penetapan waktu dunia. Paling
 sedikit ditambahkan sedetik setiap tahunnya antara 1972 hingga 1983
 dan sedikit pengurangan pada pertengahan 80-an dan 90-an.

 Sampai sekarang sudah dilakukan beberapa kali penyesuaian dan terakhir
 dilakukan tujuh tahun yang lalu. Pada 1999 dengan alasan yang tidak
 diketahui, rotasi Bumi sedikit semakin cepat sehingga kami tidak perlu
 menambahkan sejak saat itu, kata O'Brian.

 Rahasia perubahan kecepatan rotasi Bumi terletak pada perubahan pasang
 dan surut air laut yang dipengaruhi gaya tarik Bumi dengan bulan.
 Selain itu, perubahan musim, pergerakan batuan di kerak Bumi dan
 faktor lain yang belum diketahui juga mungkin berpengaruh.

 Perubahan musim khususnya di belahan Bumi bagian utara diperkirakan
 mengubah kecepatan rotasi Bumi. Air laut menguap dan turun kembali
 menjadi hujan dan salju di gunung dan kembali mencair ke lautan.

 Hal tersebut akan menimbulkan efek seperti seorang olahragawan ski es
 membentangkan tangannya untuk mengurangi kecepatan atau menariknya ke
 badan untuk meningkatkan kecepatan. Meskipun demikian, perubahan
 tersebut memang sangat kecil.

 Perubahan tersebut mungkin hanya sepersejuta detik setiap hari, kata
 O'Brian. Tapi, berkurangnya kecepatan karena gaya tarik bulan sekitar
 1,5 perseribu detik setiap abad, lanjutnya. Hari ini, tambah O'brian,
 kecepatan Bumi lebih lambat sehari dibandingkan tahun 1905.

 Sumber: http://www.livescience.com/technology/050705_leap_second.html

 --
 --Writer need 10 steps faster than readeR --

 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 

Re: [iagi-net-l] Incentives needed in Indonesia oil and gas search

2005-12-27 Terurut Topik yrsnki

  Rekan rekan

  Benar yang dikatakan Andang , sebenarnya Pemerintah sejak UU No 22/2001 s
  sudah memberikan keleluasaan sistim pengoperasian KKS.
  Jelas dalam UU tsb , bahwa sistim PSC bukan satu satunya sistim yang
  akan dipakai (bukan berarti bahwa sistim ini buruk), tetapi tergantung
  mana mana yang paling menguntungkan Negara.Hal ini diperjelas lagi dalam
  PP 35/ 2004 , walaupun pasal pasalnya kelihatan lebih banyak mengatur
  kontrak PSC.
  Saya kira sebabnya adalah , karena bentuk bentuk kerja sama yang lain
  belum ada referencenya.
  Nah disinilah tugas kita profesioanl untuk menyusun suatu wacana mengenai
  kontrak yang sesuai dengan bayi bayi cantik -nya ADB.

  Tantangan ADB , yaitu kita harus lebih berperan , bukan untuk supaya
  kita terlihat , tetapi karena dibutuhkan sehingga perhitungan / analisa
  para ekonoom , dan ahli reserves economics bisa lebih tajam dan
  memberikan opsi opsi yang wajar dan saling menguntungkan bagi Negara dan
  para pengusaha.

  Mungkin KETUM yang baru akan membentuk suatu kelompok pemikir dari
  IAGI (saja dulu) sebagai pendorong ?

  Si Abah.




  Salah satu bentuk insentif yang jarang sekali dibicarakan, terutama oleh
 kawan-kawan GG -walaupun sebenarnya itu adalah domain utama kompetensi
 kita-, adalah merawat, mengembangkan, melatih, mendidik, dan mendandani
 BAYI-BAYI CANTIK kita, baik yang terselip di lapangan2 tua di 16
 cekungan
 yang sudah dianggap matang di Indonesia, maupun (terutama) di 50 cekungan
 lain di Indonesia.

 Selama ini, pembicaraan tentang insentif didominasi oleh hal-hal yang
 bersifat economic, finance, bisnis, pajak, dsbnya. Hal itu tidak
 mengherankan, karena sebagian besar pengambil kebijakan dan pembuat opini
 di
 industri migas hulu kita adalah para birokrat professional yang fasih,
 faham, dan terdidik dengan masalah economics terutama dengan paradigma
 reserves-economy bukan resources-economy. Mungkin Pak Purnomo, Pak
 Iin,
 Pak Rahmat Sudibyo, Pak Kardaya, Pak Martiono, Pak Widya, Pak Kurtubi, Pak
 Hutapea memang betul-betul ahli tentang masalah tersebut, tetapi pada
 umumnya, karena latar belakang mereka adalah engineering, economy,
 management, dimana pemahaman dan penghayatan tentang faktor seni dan
 resiko dalam eksplorasi sumberdaya mereka tidak seintensive
 kawan-kawan
 praktisi GG eksplorasionis, maka yang mereka kutak-kutik selama ini
 cenderung lebih berat ke kebijakan untuk komoditi yang sudah jadi
 reserves. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebijakan-kebijakan untuk membuat
 resources menjadi reserves-pun sudah pula digariskan dan
 diimplementasikan;
 tetapi -ya itu tadi- titik beratnya selalu pengaturan masalah split,
 pajak,
 investment credit, dan hal2 yang berbau economics. Sementara itu
 BARANGnya
 sendiri alias komoditinya: jarang sekali diutak-utik, didandani,
 disegarkan,
 dicarikan konsep-konsep baru, dan yang terutama: DITAMBAHi DATAnya.

 Sub Direktorat Penyiapan Lahan dibawah Direktorat Eksplorasi Ditjen Migas
 setiap tahun bertugas untuk mendadani bayi-bayi cantik kita berupa
 open-block/area untuk ditawarkan ke investor berupa kontrak kerjasama
 (PSC).
 Mungkin tidak lebih dari 2 Juta Dollar dianggarkan untuk penyiapan lahan
 tersebut. Tahun 2005 ada 14 open area yang ditawarkan, studi penyiapan
 lahan
 setiap blok menelan biaya +/- USD100K, ditambah administrasi, data,
 hardware(?) dll, sehingga angka 2 Juta Dollar untuk penyiapan lahan tsb
 bisa
 saja cukup realistis (kalau ada kawan2 yang tahu silakan koreksi).
 Signature
 bonus untuk tiap blok minimal 500K USD (disyaratkan mutlak dalam bid
 2005),
 dan firm-commitment 3 tahun tiap blok bisa bervariasi antara 5 - 25 Juta
 Dollar, ambil saja rata2 15 Juta Dollar. Jadi, untuk mendapatkan pemasukan
 negara bukan pajak yang PASTI minimum 7 Juta USD dan investasi 230 Juta
 USD,
 Pemerintah hanya perlu mengeluarkan  28,5% dari pendapatan langsung
 signature-bonus atau 0.87% dari potensi investasinya. Memang kalau
 ditinjau
 secara ekonomi (negara) hal ini sangat menguntungkan, tetapi seharusnya
 Pemerintah lebih memperhatikan aspek mendadani bayi-bayi cantik
 berikutnya
 sehingga akan makin banyak investasi masuk, dengan cara memakai semua
 signature bonus tersebut (7M USD) untuk kepentingan studi open area baru
 atau mengakuisisi data-data baru, sedemikian rupa sehingga investor jadi
 lebih tertarik.

 Terobosan-terobosan peraturan tentang spec-survey yang disampirkan pada
 bentuk Joint Study maupun (rencananya) pada KKS khusus tanpa komitmen
 pemboran nampaknya sudah mulai diinisiasi oleh Pemerin tah (Ditjen
 Migas-BPMigas). Hal ini terungkap juga pada pidato Pak Purnomo dan juga
 Pak
 kardaya pada waktu membuka JCS2003 di Surabaya. Usaha2 deregulasi tersebut
 perlu kita dukung bersama lewat monitoring maupun urun rembug, terutama di
 masalah2 krusial penentuan term spec surveynya, sedemikian rupa sehingga
 Pemerintah mendapatkan masukan yang professional dari kita semua terutama
 para praktisi GG explorationist Indonesia. Tentu saja dengan syarat
 

Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

2005-12-27 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali
buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan harga
super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com (situs lelang
online serbaneka).  Kalau beruntung kita bisa dapat buku baru yg berbobot
dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos kirim). Biasanya ada
orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual lagi dgn harga
murah-meriah.

Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi online
dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan dengan
banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan alamat
headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim. Atau secara
offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang (Jakarta), Pasar
Kamis (Tangerang).

YKA

On 12/28/05, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? Breaking the Maya Code (Coe,
 Michael D.,Thames  London, 1992) atau Aztec Calendar: History
 and  Symbolism (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992).



RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

2005-12-27 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke
BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana
Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah
coba. 

RR dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS,
UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan
dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo),
malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku
di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan
sudah datang semua di PKU.

Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet.
Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca
nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika,
Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi,
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science,
Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll. 

Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini
adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang
membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia. 

Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh
pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka
kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya,
he..he..he). 

Salam,
MYT.
-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali
buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan
harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com
(situs lelang online serbaneka).  Kalau beruntung kita bisa dapat buku
baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos
kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual
lagi dgn harga murah-meriah.

Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi
online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan
dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan
alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim.
Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang
(Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang).

YKA

On 12/28/05, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? Breaking the Maya Code 
 (Coe, Michael D.,Thames  London, 1992) atau Aztec Calendar: History 
 and  Symbolism (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992).



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

2005-12-27 Terurut Topik Ukat Sukanta

Toko Buku di JL Suci Bandung, mestinya cari Pasar Suci dulu, dekat
Pusdai (Islamic Centre). Di pasar Suci masuk sedikit ke dalam, tingkat
2, banyak took-toko buku...harus ditawar. Di Palasari adalagi, beda.

Di Cihapit, sudah tidak adalagi.

US

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:44 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.


Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke
BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana
Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah
coba.

RR dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS,
UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan
dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo),
malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku
di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan
sudah datang semua di PKU.

Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet.
Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca
nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika,
Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi,
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science,
Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll.

Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini
adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang
membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia.

Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh
pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka
kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya,
he..he..he).

Salam,
MYT.
-Original Message-
From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali
buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan
harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com
(situs lelang online serbaneka).  Kalau beruntung kita bisa dapat buku
baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos
kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual
lagi dgn harga murah-meriah.

Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi
online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan
dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan
alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim.
Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang
(Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang).

YKA

On 12/28/05, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? Breaking the Maya Code
 (Coe, Michael D.,Thames  London, 1992) atau Aztec Calendar: History
 and  Symbolism (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992).



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

2005-12-27 Terurut Topik Yosef Khairil Amin
wah hebat euy mas Mar, koleksi bukunya banyak sekali...
Kalo saya dalam rangka mengantisipasi rusaknya buku (hard copy) dan susahnya
memelihara kondisi fisiknya (ruangan yg harus ber-AC, bebas debu, dll)
biasanya saya membuat backupnya dengan scan menjadi imej digital. Lebih
bagus lagi ke text file dengan fasilitas OCR agar bisa dibuat versi
audionya. Banyak software yg gratisan yang bisa merubah file text ke MP3.
Kemudian bisa dimasukkan ke Handphone/iPod, handheld PC, palmtop, micro MP3
player, dlsb. Jadi bisa mendengarkan buku di mobil, atau sambil jogging,
dll.
Yang bagus (intonasi suara nya mendekati natural) adalah keluaran ATT, tapi
harganya selangit. Khusus untuk buku yang bahasa Indonesia, bisa dipakai
program Indo TTS (karya Arry Akhmad Arman, dosen Dept. Eletktronik ITB),
bisa dilihat/di download di  http://indotts.melsa.net.id/, dengan sedikit
effort, buku kita menjadi lebih awet dengan format yg gampang dibawa-2.

Yosef KA

On 12/28/05, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Wah, baguslah, nanti kucoba alamat beli buku itu. Kemarin, sempat ke
 BDG, katanya buku jln suci dah pindah ke Palasari. Gag tahu dimana
 Cihapit. Ku sempat ke ITB aja. Pasar Kamis Tangerang ? Belum pernah
 coba.

 RR dua minggu barusan, utamanya ke JCS (juga bisa presentasi di ITS,
 UNS, Geol UGM, FTM UPN, LIPI, ITB, P3G, JKT), sambil cari buku, dan
 dapat beberapa di samping Pasar Turi (SBY), 35 buku di Sriwedari (Solo),
 malah ada buku tua 1915'an, 1925, 1950'an di situ. Llau juga 15'an buku
 di Jogja, 10 buku BDG. Total 25 kg'an, terkirim lewat pos/tiki, dan
 sudah datang semua di PKU.

 Kedepan memang rasanya akan efektif dengan perpustakaan di internet.
 Memang membaca soft file masih sulit. Perlu mencetaknya untuk bisa baca
 nyaman. Seribuan buku itu kususun dengan kelompok sciencenya. Fisika,
 Mathematik, Kimia, Biologi, Geologi, Evolusi, Paleontologi, Geodesi,
 Geografi, Sejarah, Ekonomi, Psikologi, Peta-Atlas, Majalah science,
 Kesenian, Bahasa, Musik-Gending, Sastra, Kamus, dll.

 Syukurlah, Komple Library terus di pertahankan. Orang orang Belanda ini
 adalah awal-awal scientist geologi. Termasuk juga Vening Meinesz, yang
 membuat data gravitasi ocean, termasuk laut di Indonesia.

 Pentingnya perpustakaan, amatlah jelas. Sampai, kalau saja di suruh
 pilih: dapat akses perpustakaan seluruh dunia atau mobil BMW ? Maka
 kupilih bisa akses perpustakaan (dan mobil BMW, dan yang lain-lainnya,
 he..he..he).

 Salam,
 MYT.
 -Original Message-
 From: Yosef Khairil Amin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, December 28, 2005 1:16 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Tsunami-earthquake.

 Bisa dicari secara online dengan mudah di www.amazon.com, banyak sekali
 buku-2 sejenis disitu. Atau kalau mau mencari di lain tempat dengan
 harga super miring (baru/second) bisa bermain-main ke www.ebay.com
 (situs lelang online serbaneka).  Kalau beruntung kita bisa dapat buku
 baru yg berbobot dengan harga hanya USD 1 saja (tentu saja minus ongkos
 kirim). Biasanya ada orang yg dapat hadiah buku baru yg kemudian dijual
 lagi dgn harga murah-meriah.

 Hanya saya tak tahu apakah sekarang sudah bisa melakukan transaksi
 online dari Indonesia (sejak beberapa waktu lalu di blacklist berkaitan
 dengan banyaknya kasus fraud/carding). Mungkin mas Mar bisa memanfaatkan
 alamat headquarters Chevron di Houston biar tak terkena biaya kirim.
 Atau secara offline main ke Palasari/Cihapit/Jl.Suci (Bandung), Kwitang
 (Jakarta), Pasar Kamis (Tangerang).

 YKA

 On 12/28/05, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
  3. Gimana supaya saya bisa baca buku ini ? Breaking the Maya Code
  (Coe, Michael D.,Thames  London, 1992) atau Aztec Calendar: History
  and  Symbolism (Garcia y Valades Editores, Mexico City, 1992).