Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)
Awang. Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara sketsa saja dalam peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau diover lay kan pada peta ytektonik semi regional. Atau siapa yang mau valonteer ? Maenya aki aki jiga si Abah ya. Si-Abah Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini, maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari garis pantai Parang Tritis. Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi garis pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai Opak. Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur indentasi garis pantai selatan Jawa. Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of aftershocks tak merangsek makin ke utara. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di http://rovicky.blogspot.com Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang. Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang propagasinya kearah NE. Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar aktif ini. Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat ini. RDP On 5/27/06, Awang Satyana wrote: Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks. Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2 gempa susulan. Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu. salam, awang Salahuddin Husein wrote: Trims, Pak Awang. Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini. udin,- Awang Satyana wrote: Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi lempeng2 di wilayah ini. Focal mechanism plotting menunjukkan strike-slip faulting, ini bukan strike-slip di daratan, sesar lama, tetapi saya pikir itu rupture front pada Benioff zone, yaitu robekan/retakan/patahan baru yang terjadi akibat gempa ini. Ingat, sobekan ini bisa terjadi pada tingkat 3 km/detik. Maka, akan bergantung kepada berapa panjang retakan bidang sesar terbentuk, secepat itulah propagasi gelombang gempa menjalar ke permukaan. salam, awang - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
[iagi-net-l] Re: Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)
Abah, Saya sudah overlaykan dengan google earth di http://rovicky.blogspot.com dan sepertinya memang patahan ini terlepas dari pandangan, ntah kenapa. Rdp On 5/28/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang. Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara sketsa saja dalam peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau diover lay kan pada peta ytektonik semi regional. Atau siapa yang mau valonteer ? Maenya aki aki jiga si Abah ya. Si-Abah Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini, maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari garis pantai Parang Tritis. Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi garis pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai Opak. Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur indentasi garis pantai selatan Jawa. Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of aftershocks tak merangsek makin ke utara. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di http://rovicky.blogspot.com Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang. Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang propagasinya kearah NE. Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar aktif ini. Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat ini. RDP On 5/27/06, Awang Satyana wrote: Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks. Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2 gempa susulan. Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu. salam, awang Salahuddin Husein wrote: Trims, Pak Awang. Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini. udin,- Awang Satyana wrote: Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi lempeng2 di wilayah ini. Focal mechanism plotting menunjukkan strike-slip faulting, ini bukan strike-slip di daratan, sesar lama, tetapi saya pikir itu rupture front pada Benioff zone, yaitu robekan/retakan/patahan baru yang terjadi akibat gempa ini. Ingat, sobekan ini bisa terjadi pada tingkat 3 km/detik. Maka, akan bergantung kepada berapa panjang retakan bidang sesar terbentuk, secepat itulah propagasi gelombang gempa menjalar ke permukaan. salam, awang - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
[iagi-net-l] peduli gempa yogya - sms ibu dwikorita ugm
baru saja terima sms dari ibu dwikorita (0817-5749xxx), selengkapnya (tidak saya singkat biar lebih jelas) sbb: = rumah beberapa pegawai dan mahasiswa jurusan teknik geologi ugm ambruk, mereka masih tinggal di tenda-tenda. mohon bantuan disampaikan melalui bank mandiri ugm dengan nomor rekening 137-00-98188127. mohon doa juga. rita. = bagi yg ingin mengetahui nomor hp lengkap ibu dwikorita, silakan kontak japri saja ya. salam duka, syaiful -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]
[iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006
Sedihh...Sudah 4000'an meninggal...Kerusakan dahsyatSemoga di tabahkan yang masih hidup, menjalani banyak kesulitan...Bagaimana kurangi dampak gempa kedepan ? Apakah ada yang sudah memprediksi gempa Jogja ini ? Mohon beritahu. Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di muat Nature, Maret 2006. Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ? Saya sama sekali tak berfikir sebelumnya, kalau saja gempa itu akan terjadi, apalagi yang bisa menghancurkan dengan korban yang aamt besar ini. Tapi amat mengganggu pikiranku selama 2-4 minggu ini yakni data lava Merapi keluar perhari yang 2.5 kali dari biasanya selama erupsi 100 th Merapi ini, orde 150.000 m3/hari, normal 60.000 m3/hari. Gempa juga pada minggu bulan mati, tgl 29 Rabiulawal, Sabtu 27 Mei 2006. Juga pada umumnya kulihat gempa, yakni pagi. Ternyata sudah terjadi gempa besar (6 M), di Jogja sebelumnya, menurut Kompas itu, yakni th 1867, 1937, ... (lupa), dan 1981. Hingga kini maka selisih th itu adalah : 139, 69, ..., 25 th. Dua diantaranya masuk pada pereode SALAM 70 th, yang malah deviasinya amat kecil: 0.7 % (dari 1/140x100 %), 1.4 % (dari 1/70x100%), ... , Yang pernah saya ingat gempa mendekati 70 th adalah Tokyo lalu Kobe. Lupa tahunnya, sepertinya th 1894 dan 1995 ? Seperti yang saya anjurkan pada minggu lalu, kemungkinan, dengan data sejarah gempa sebelumnya pada suatu mikrolempeng, kita cari pola kegempaannya, lalu prediksi gempa kedepan. Ya siapa tahu, itu akan ada gunanya. Salam, Maryanto. Rabu lalu kutulis soal gempa besar ini, ku ikutkan di bawah. -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:21 AM To: 'Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)'; 'iagi-net@iagi.or.id' Subject: RE: REDI Merapi ...di setip... Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890 hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster Underground. Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ? Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu. Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh 2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. Salam, Maryanto. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 Jakarta 10340. Narasumber yang akan hadir: 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476. Terimakasih, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal IAGI - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006
--- Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di muat Nature, Maret 2006. Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ? Pak Maryant Yth. Kalau yang dimaksudkan adalah artikel yang ditulis Pak Cecep Subarya (bukan Cecep Suhardja) di Jurnal Nature edisi Maret 2006, saya coba share full text-nya ke millist ini. Semoga bermanfaat. - Article Nature 440, 46-51 (2 March 2006) Plate-boundary deformation associated with the great SumatraAndaman earthquake Cecep Subarya1, Mohamed Chlieh2, Linette Prawirodirdjo3, Jean-Philippe Avouac2, Yehuda Bock3, Kerry Sieh2, Aron J. Meltzner2, Danny H. Natawidjaja4 and Robert McCaffrey5 Top of pageAbstractThe SumatraAndaman earthquake of 26 December 2004 is the first giant earthquake (moment magnitude Mw 9.0) to have occurred since the advent of modern space-based geodesy and broadband seismology. It therefore provides an unprecedented opportunity to investigate the characteristics of one of these enormous and rare events. Here we report estimates of the ground displacement associated with this event, using near-field Global Positioning System (GPS) surveys in northwestern Sumatra combined with in situ and remote observations of the vertical motion of coral reefs. These data show that the earthquake was generated by rupture of the Sunda subduction megathrust over a distance of 1,500 kilometres and a width of 150 kilometres. Megathrust slip exceeded 20 metres offshore northern Sumatra, mostly at depths shallower than 30 kilometres. Comparison of the geodetically and seismically inferred slip distribution indicates that 30 per cent additional fault slip accrued in the 1.5 months following the 500-second-long seismic rupture. Both seismic and aseismic slip before our re-occupation of GPS sites occurred on the shallow portion of the megathrust, where the large Aceh tsunami originated. Slip tapers off abruptly along strike beneath Simeulue Island at the southeastern edge of the rupture, where the earthquake nucleated and where an Mw = 7.2 earthquake occurred in late 2002. This edge also abuts the northern limit of slip in the 28 March 2005 Mw = 8.7 NiasSimeulue earthquake. The great SumatraAndaman earthquake of 2004 was produced by rupture of the Sunda subduction megathrust, along which the Indian and Australian plates subduct northeastward beneath the Sunda shelf (Fig. 1). Southeast of Sumatra, at Java, convergence is nearly orthogonal to the plate boundary at 6368 mm yr-1 (refs 1, 2). Along Sumatra the convergence is oblique to the trench and the relative plate motion is partitioned into nearly perpendicular thrusting on the megathrust at 45 mm yr-1 and trench-parallel, right-lateral slip along the Sumatra fault at 11 to 28 mm yr-1 (refs 3, 4). The convergence rate normal to the trench is 40 mm yr-1near the 2004 epicentre off northern Sumatra and decreases northwards as the megathrust strike becomes nearly parallel to the direction of relative plate motion. North of 8° N, sparse geodetic data suggest a convergence rate normal to the trench of between 14 and 34 mm yr-1 (refs 5, 6). Figure 1: Tectonic setting and ruptures of major interplate earthquakes along the Sunda megathrust. The yellow patches are estimated rupture areas of known large subduction events between 1797 and 2004 (refs 7, 9, 20). Orange patches depict the 2004 SumatraAndaman rupture where slip was 5 m or more. Tectonic features are simplified from Curray43 and Natawidjaja et al.20. The boundary between Australia and India is a diffuse plate boundary between 5° S and 8° N (ref. 44). Plate velocities of Australia (black arrows) and India (red arrows) relative to Sunda were computed from a regional kinematic model1. Dashed lines are contours of sediment thickness at intervals of 2,000 m. The inset shows that the age of the sea floor increases northwards, from 50 Myr in the epicentral area to 80120 Myr at the latitude of the Andaman islands. High resolution image and legend (149K) The Sumatran section of the Sunda megathrust generated great earthquakes south of the 2004 event in 1797, 1833 and 1861 (refs 79) but there is no historical record of giant earthquakes to the north, between Sumatra and Myanmar (Fig. 1). Analyses of high-frequency seismic records of the December 2004 earthquake obtained from the Global Seismic Network10, from an array of seismic stations in Thailand11 and from T-waves recorded in the Indian Ocean11, 12, indicate that the rupture took about 500 s to propagate a straight-line distance of 1,300 km from the hypocentre in northern Sumatra to the northern Andaman Islands. This rupture area roughly coincides with the distribution of aftershocks6, 11 (Fig. 1). A model of the slip history and its spatial distribution obtained by combining body waves and surface waves
[iagi-net-l] 2 Daerah Istimewa dilanda Bencana
2 Daerah Istimewa dilanda bencana Tiada satupun ummat manusia yang tahu kapan ALLAH Sang Pencipta berkehendak Prediksi sekian tahun , sekian abad kemudian, tidak akan mampu melawan kehendaknya Adakah yang bisa memprediksi sepuluh menit atau satu jam atau hari ini/besok tanggal sekian akan terjadi bencana ? Akan manusia menunggu di luar rumah, di tempat pengungsian untuk sekian lama agar terhindar dari bencana ? Masihkah manusia merasa dirinya/kelompoknya paling tinggi kedudukannya, paling bersahaja ? Masihkan manusia mempercayai si kerbau bule yang mendatangkan berkah ? Masihkan manusia mempercayai si Nyai laut selatan yang melindungi penduduk yang telah menyerahkan sesaji ? Masihkah manusia mempercayai sayur lodeh, keris, yang bisa melindungi tsunami ? Tapi bila ALLAH berkehendak, maka tak ada suatu Dzat-pun mampu melawannya Sungguh murka ALLAH akan lebih pedih. Tapi juga bukan kita tidak berupaya mencari perlindungan ALLAH ALLAH memberi petunjuk bagi orang-orang yang bertawakal Bukan harus bermukim di lereng gunung yang berbahaya longsor, terkena letusan gunung, bermukim di daerah kawasan banjir, dll Regard's Bondan Brillianto melihat dari sudut pandang yang berbeda -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2006 7:56 To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Subject: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 Sedihh...Sudah 4000'an meninggal...Kerusakan dahsyatSemoga di tabahkan yang masih hidup, menjalani banyak kesulitan...Bagaimana kurangi dampak gempa kedepan ? Apakah ada yang sudah memprediksi gempa Jogja ini ? Mohon beritahu. Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di muat Nature, Maret 2006. Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ? Saya sama sekali tak berfikir sebelumnya, kalau saja gempa itu akan terjadi, apalagi yang bisa menghancurkan dengan korban yang aamt besar ini. Tapi amat mengganggu pikiranku selama 2-4 minggu ini yakni data lava Merapi keluar perhari yang 2.5 kali dari biasanya selama erupsi 100 th Merapi ini, orde 150.000 m3/hari, normal 60.000 m3/hari. Gempa juga pada minggu bulan mati, tgl 29 Rabiulawal, Sabtu 27 Mei 2006. Juga pada umumnya kulihat gempa, yakni pagi. Ternyata sudah terjadi gempa besar (6 M), di Jogja sebelumnya, menurut Kompas itu, yakni th 1867, 1937, ... (lupa), dan 1981. Hingga kini maka selisih th itu adalah : 139, 69, ..., 25 th. Dua diantaranya masuk pada pereode SALAM 70 th, yang malah deviasinya amat kecil: 0.7 % (dari 1/140x100 %), 1.4 % (dari 1/70x100%), ... , Yang pernah saya ingat gempa mendekati 70 th adalah Tokyo lalu Kobe. Lupa tahunnya, sepertinya th 1894 dan 1995 ? Seperti yang saya anjurkan pada minggu lalu, kemungkinan, dengan data sejarah gempa sebelumnya pada suatu mikrolempeng, kita cari pola kegempaannya, lalu prediksi gempa kedepan. Ya siapa tahu, itu akan ada gunanya. Salam, Maryanto. Rabu lalu kutulis soal gempa besar ini, ku ikutkan di bawah. -Original Message- From: Maryanto (Maryant) Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:21 AM To: 'Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)'; 'iagi-net@iagi.or.id' Subject: RE: REDI Merapi ...di setip... Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890 hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster Underground. Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ? Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu. Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh 2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. Salam, Maryanto. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2:
RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Pak Ridwan, Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. Salam, Awang -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 Jakarta 10340. Narasumber yang akan hadir: 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476. Terimakasih, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal IAGI - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Re: Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)
saya sudah overlaykan antara data struktur, Kota dan Peta Geologi, sesar di jawa tengah dan jawa timur itu berorientasi NE, untuk sesar besar yang ada di yogya itu memanjang dari Kali opak, sanden, bantul(hampir persis di zona sesar)(2 km), sebelah timurnya jogja berjarak 7,5 km, sebelah barat prambanan berjarak 1,2 km, terus memanjang ke klaten(jatinom), pola itu terjadi pula di Kali rindulu K. Ngrata berorientasi NE (sumber GIS ETTI)(harus diwaspadai juga tuch daerah sana)... DNR-ETTI --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Abah, Saya sudah overlaykan dengan google earth di http://rovicky.blogspot.com dan sepertinya memang patahan ini terlepas dari pandangan, ntah kenapa. Rdp On 5/28/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang. Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara sketsa saja dalam peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau diover lay kan pada peta ytektonik semi regional. Atau siapa yang mau valonteer ? Maenya aki aki jiga si Abah ya. Si-Abah Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini, maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari garis pantai Parang Tritis. Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi garis pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai Opak. Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur indentasi garis pantai selatan Jawa. Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of aftershocks tak merangsek makin ke utara. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di http://rovicky.blogspot.com Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang. Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang propagasinya kearah NE. Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar aktif ini. Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat ini. RDP On 5/27/06, Awang Satyana wrote: Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks. Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2 gempa susulan. Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu. salam, awang Salahuddin Husein wrote: Trims, Pak Awang. Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini. udin,- Awang Satyana wrote: Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi lempeng2 di
RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Awang Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di Blogspot-nya Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event gempa yang sama Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya ter- hadap kehidupan manusia sangat berbeda. Si- Abah. __ Pak Ridwan, Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. Salam, Awang -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 Jakarta 10340. Narasumber yang akan hadir: 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476. Terimakasih, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal IAGI - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006 -- No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006 - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
[iagi-net-l] Sesar Opak - Sesar Grindulu == Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE
Sesar sepanjang hampir 40 KM dari pantai selatan Jawa di mulut kali Opak ke arah Prambanan/Klaten (sampai Jatianom?) kelihatannya BUKAN SESAR BARU. Di peta geologi P3G-pun sesar tersebut sudah terpampang. Arahnya 30-40-an degree NE. Kalau memang benar bahwa sesar tersebut teraktifkan sebagai rupture-front-nya gempa yang dipicu oleh konvergensi India-Australia ke bawah Eurasia, maka nampaknya kita juga perlu mewaspadai hal yang serupa kemungkina nterjadi pada SESAR GRINDULU, yaitu kelurusan strike-slip fault yang hampir sejajar dengan SESAR OPAK tersebut tapi posisinya ada di Timur-nya Pacitan. Panjangnya juga sampai 40 KM, dari pantai Pacitan ke arah Selatan Madiun, dengan arah sekitar 30-40 degree-an NE. Agak berbeda dengan daerah Bantul, sesar Grindulu di Jawa Timur ini sudah sering ber-ulah (alias aktif) dengan menghasilkan longsoran-longsoran gerakan tanah di daerah Pacitan dari waktu ke-waktu. Dari Peta Geologi P3G terlihat tanda SESAR GESER MENGANAN pada segmen-segmen Sesar Grindulu tersebut. Masalah utama yg muncul dari analisis diatas biasanya adalah pertanyaan: KAPAN sesar Grindulu akan bernasib serupa dengan Opak di Bantul?? Dan seharusnya, dalam keterbatasan kita (ahli geologi) membaca ayat Gusti Allah, kita wajib menjawab bahwa: yang jauh lebih penting adalah mempersiapkan diri,.. bukan meramal kapan-nya Salam ADB - Original Message - From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 27, 2006 11:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006) Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini, maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari garis pantai Parang Tritis. Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi garis pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai Opak. Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur indentasi garis pantai selatan Jawa. Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of aftershocks tak merangsek makin ke utara. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di http://rovicky.blogspot.com Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang. Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang propagasinya kearah NE. Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar aktif ini. Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat ini. RDP On 5/27/06, Awang Satyana wrote: Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks. Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2 gempa susulan. Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu. salam, awang Salahuddin Husein wrote: Trims, Pak Awang. Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini. udin,- Awang Satyana wrote: Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini -
RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya. Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ? Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan, putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter, wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst. Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara motor meneriakkan tsunami - tsunami !!, dan kontan semua yang dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. Tanpa pengetahuan di mana episentrum, berapa kekuatan gempa, apa focal mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya tak akan sok diam di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu. Lalu, kemudian ada teriakan lagi awan panas-awan panas Nah...masyarakat Yogya terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari selatan, diserbu awan panas dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah informasi dengan benar. Jangan biarkan perbedaan pendapat yang berbahaya tetap menggantung. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Awang Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di Blogspot-nya Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event gempa yang sama Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya ter- hadap kehidupan manusia sangat berbeda. Si- Abah. __ Pak Ridwan, Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. Salam, Awang -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 Jakarta 10340. Narasumber yang akan hadir: 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476. Terimakasih, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal IAGI - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Tambah lagi pemberitaan CNN kemarin, yang menyatakan bahwa gempa 6.3 SR di Jogja adalah gempa Vulkanik...wah bisa nambahi runyam nih...Mungkin karena G. Merapi yang sedang aktif ini, akhirnya semua geologic activities di Jogja dikaitkan dengan Merapi:-))) -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya. Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ? Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan, putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter, wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst. Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara motor meneriakkan tsunami - tsunami !!, dan kontan semua yang dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. Tanpa pengetahuan di mana episentrum, berapa kekuatan gempa, apa focal mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya tak akan sok diam di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu. Lalu, kemudian ada teriakan lagi awan panas-awan panas Nah...masyarakat Yogya terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari selatan, diserbu awan panas dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah informasi dengan benar. Jangan biarkan perbedaan pendapat yang berbahaya tetap menggantung. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Awang Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di Blogspot-nya Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event gempa yang sama Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya ter- hadap kehidupan manusia sangat berbeda. Si- Abah. __ Pak Ridwan, Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. Salam, Awang -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 Jakarta 10340. Narasumber yang akan hadir: 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476. Terimakasih, Ridwan Djamaluddin Sekretaris Jenderal IAGI - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers