Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)

2006-05-28 Terurut Topik yrsnki

Awang.

Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara sketsa saja dalam
peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau diover lay kan
pada peta ytektonik semi regional.
Atau siapa yang mau valonteer ?
Maenya aki aki jiga si Abah ya.

Si-Abah





  Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini,
 maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai
 ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun
 luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari
 garis pantai Parang Tritis.

   Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas
 litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter
 Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru
 ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa
 jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi  garis
 pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa
 tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai
 Opak.

   Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia
 bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur
 substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur
 indentasi garis pantai selatan Jawa.

   Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of
 aftershocks tak merangsek makin ke utara.

   salam,
   awang

 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di
 http://rovicky.blogspot.com
 Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang.

 Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang
 propagasinya kearah NE.
 Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar
 aktif ini.
 Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar
 ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum
 secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena
 mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat
 ini.

 RDP

 On 5/27/06, Awang Satyana wrote:
 Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul
 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11
 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21
 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude
 gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks.

 Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng
 Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution
 menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar
 mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km
 dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2
 gempa susulan.

 Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan
 Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums
 akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat
 aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu.

 salam,
 awang

 Salahuddin Husein wrote:
 Trims, Pak Awang.
 Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting
 di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di
 jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini.

 udin,-

 Awang Satyana wrote:
 
  Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu
 (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM.
 Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan
 slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu
 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of
 earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi
 lempeng2 di wilayah ini.
 
  Focal mechanism plotting menunjukkan strike-slip faulting, ini bukan
 strike-slip di daratan, sesar lama, tetapi saya pikir itu rupture
 front pada Benioff zone, yaitu robekan/retakan/patahan baru yang
 terjadi akibat gempa ini. Ingat, sobekan ini bisa terjadi pada
 tingkat 3 km/detik. Maka, akan bergantung kepada berapa panjang
 retakan bidang sesar terbentuk, secepat itulah propagasi gelombang
 gempa menjalar ke permukaan.
 
  salam,
  awang
 
 


 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas 

[iagi-net-l] Re: Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)

2006-05-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Abah,
Saya sudah overlaykan dengan google earth di
http://rovicky.blogspot.com dan sepertinya memang patahan ini terlepas
dari pandangan, ntah kenapa.

Rdp

On 5/28/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


Awang.

Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara sketsa saja dalam
peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau diover lay kan
pada peta ytektonik semi regional.
Atau siapa yang mau valonteer ?
Maenya aki aki jiga si Abah ya.

Si-Abah





  Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini,
 maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai
 ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun
 luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari
 garis pantai Parang Tritis.

   Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas
 litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter
 Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru
 ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa
 jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi  garis
 pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa
 tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai
 Opak.

   Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia
 bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur
 substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur
 indentasi garis pantai selatan Jawa.

   Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of
 aftershocks tak merangsek makin ke utara.

   salam,
   awang

 Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di
 http://rovicky.blogspot.com
 Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang.

 Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang
 propagasinya kearah NE.
 Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar
 aktif ini.
 Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar
 ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum
 secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena
 mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat
 ini.

 RDP

 On 5/27/06, Awang Satyana wrote:
 Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul
 05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11
 menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21
 posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude
 gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks.

 Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng
 Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution
 menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar
 mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km
 dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2
 gempa susulan.

 Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan
 Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums
 akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat
 aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu.

 salam,
 awang

 Salahuddin Husein wrote:
 Trims, Pak Awang.
 Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting
 di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di
 jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini.

 udin,-

 Awang Satyana wrote:
 
  Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu
 (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM.
 Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan
 slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu
 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of
 earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi
 lempeng2 di wilayah ini.
 
  Focal mechanism plotting menunjukkan strike-slip faulting, ini bukan
 strike-slip di daratan, sesar lama, tetapi saya pikir itu rupture
 front pada Benioff zone, yaitu robekan/retakan/patahan baru yang
 terjadi akibat gempa ini. Ingat, sobekan ini bisa terjadi pada
 tingkat 3 km/detik. Maka, akan bergantung kepada berapa panjang
 retakan bidang sesar terbentuk, secepat itulah propagasi gelombang
 gempa menjalar ke permukaan.
 
  salam,
  awang
 
 


 -
 - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 - Call For Papers until 26 May 2006
 - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 

[iagi-net-l] peduli gempa yogya - sms ibu dwikorita ugm

2006-05-28 Terurut Topik mohammad syaiful

baru saja terima sms dari ibu dwikorita (0817-5749xxx), selengkapnya (tidak
saya singkat biar lebih jelas) sbb:

=
rumah beberapa pegawai dan mahasiswa jurusan teknik geologi ugm ambruk,
mereka masih tinggal di tenda-tenda. mohon bantuan disampaikan melalui bank
mandiri ugm dengan nomor rekening 137-00-98188127. mohon doa juga. rita.

=

bagi yg ingin mengetahui nomor hp lengkap ibu dwikorita, silakan kontak
japri saja ya.

salam duka,
syaiful

--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]


[iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

2006-05-28 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Sedihh...Sudah 4000'an meninggal...Kerusakan dahsyatSemoga di
tabahkan yang masih hidup, menjalani banyak kesulitan...Bagaimana
kurangi dampak gempa kedepan ?

Apakah ada yang sudah memprediksi gempa Jogja ini ? Mohon beritahu.
Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi
Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di
muat Nature, Maret 2006. 
Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ?

Saya sama sekali tak berfikir sebelumnya, kalau saja gempa itu akan
terjadi, apalagi yang bisa menghancurkan dengan korban yang aamt besar
ini. Tapi amat mengganggu pikiranku selama 2-4 minggu ini yakni data
lava Merapi keluar perhari yang 2.5 kali dari biasanya selama erupsi 100
th Merapi ini, orde 150.000 m3/hari, normal 60.000 m3/hari.

Gempa juga pada minggu bulan mati, tgl 29 Rabiulawal, Sabtu 27 Mei 2006.
Juga pada umumnya kulihat gempa, yakni pagi. 

Ternyata sudah terjadi gempa besar (6 M), di Jogja sebelumnya, menurut
Kompas itu, yakni th 1867, 1937, ... (lupa), dan 1981. Hingga kini maka
selisih th itu adalah : 139, 69, ..., 25 th. Dua diantaranya masuk pada
pereode SALAM 70 th, yang malah deviasinya amat kecil: 0.7 % (dari
1/140x100 %), 1.4 % (dari 1/70x100%), ... ,  

Yang pernah saya ingat gempa mendekati 70 th adalah Tokyo lalu Kobe.
Lupa tahunnya, sepertinya th 1894 dan 1995 ?

Seperti yang saya anjurkan pada minggu lalu, kemungkinan, dengan data
sejarah gempa sebelumnya pada suatu mikrolempeng, kita cari pola
kegempaannya, lalu prediksi gempa kedepan. Ya siapa tahu, itu akan ada
gunanya. 

Salam,
Maryanto.

Rabu lalu kutulis soal gempa besar ini, ku ikutkan di bawah. 

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) 
Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:21 AM
To: 'Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)'; 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: REDI Merapi

 
...di setip...

Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890
hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini
sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th
terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking
plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster
Underground. 

Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ?
Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke
depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer
di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di
dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu.

Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh
2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang
penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. 



Salam,
Maryanto.

 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-28 Terurut Topik Ridwan Djamaluddin

Rekan-rekan IAGI,

Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota 
masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang 
Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi 
akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 
09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 
Jakarta 10340.


Narasumber yang akan hadir:
1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah
2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa
3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi
4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami

Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir 
melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476.


Terimakasih,

Ridwan Djamaluddin
Sekretaris Jenderal IAGI

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

2006-05-28 Terurut Topik M. Nur Heriawan
--- Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep
 Suhardja, ahli geodesi
 Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah
 memprediksikannya, di
 muat Nature, Maret 2006. 
 Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana
 prediksi beliau ?
 

Pak Maryant Yth.

Kalau yang dimaksudkan adalah artikel yang ditulis Pak
Cecep Subarya (bukan Cecep Suhardja) di Jurnal Nature
edisi Maret 2006, saya coba share full text-nya ke
millist ini. Semoga bermanfaat.

-
Article
Nature 440, 46-51 (2 March 2006) 

Plate-boundary deformation associated with the great
Sumatra–Andaman earthquake

Cecep Subarya1, Mohamed Chlieh2, Linette
Prawirodirdjo3, Jean-Philippe Avouac2, Yehuda Bock3,
Kerry Sieh2, Aron J. Meltzner2, Danny H. Natawidjaja4
and Robert McCaffrey5

Top of pageAbstractThe Sumatra–Andaman earthquake of
26 December 2004 is the first giant earthquake (moment
magnitude Mw  9.0) to have occurred since the advent
of modern space-based geodesy and broadband
seismology. It therefore provides an unprecedented
opportunity to investigate the characteristics of one
of these enormous and rare events. Here we report
estimates of the ground displacement associated with
this event, using near-field Global Positioning System
(GPS) surveys in northwestern Sumatra combined with in
situ and remote observations of the vertical motion of
coral reefs. These data show that the earthquake was
generated by rupture of the Sunda subduction
megathrust over a distance of 1,500 kilometres and a
width of 150 kilometres. Megathrust slip exceeded 20
metres offshore northern Sumatra, mostly at depths
shallower than 30 kilometres. Comparison of the
geodetically and seismically inferred slip
distribution indicates that 30 per cent additional
fault slip accrued in the 1.5 months following the
500-second-long seismic rupture. Both seismic and
aseismic slip before our re-occupation of GPS sites
occurred on the shallow portion of the megathrust,
where the large Aceh tsunami originated. Slip tapers
off abruptly along strike beneath Simeulue Island at
the southeastern edge of the rupture, where the
earthquake nucleated and where an Mw = 7.2 earthquake
occurred in late 2002. This edge also abuts the
northern limit of slip in the 28 March 2005 Mw = 8.7
Nias–Simeulue earthquake.

The great Sumatra–Andaman earthquake of 2004 was
produced by rupture of the Sunda subduction
megathrust, along which the Indian and Australian
plates subduct northeastward beneath the Sunda shelf
(Fig. 1). Southeast of Sumatra, at Java, convergence
is nearly orthogonal to the plate boundary at 63–68 mm
yr-1 (refs 1, 2). Along Sumatra the convergence is
oblique to the trench and the relative plate motion is
partitioned into nearly perpendicular thrusting on the
megathrust at 45 mm yr-1 and trench-parallel,
right-lateral slip along the Sumatra fault at 11 to 28
mm yr-1 (refs 3, 4). The convergence rate normal to
the trench is 40 mm yr-1near the 2004 epicentre off
northern Sumatra and decreases northwards as the
megathrust strike becomes nearly parallel to the
direction of relative plate motion. North of 8° N,
sparse geodetic data suggest a convergence rate normal
to the trench of between 14 and 34 mm yr-1 (refs 5,
6).

Figure 1: Tectonic setting and ruptures of major
interplate earthquakes along the Sunda megathrust.
The yellow patches are estimated rupture areas of
known large subduction events between 1797 and 2004
(refs 7, 9, 20). Orange patches depict the 2004
Sumatra–Andaman rupture where slip was 5 m or more.
Tectonic features are simplified from Curray43 and
Natawidjaja et al.20. The boundary between Australia
and India is a diffuse plate boundary between 5° S and
8° N (ref. 44). Plate velocities of Australia (black
arrows) and India (red arrows) relative to Sunda were
computed from a regional kinematic model1. Dashed
lines are contours of sediment thickness at intervals
of 2,000 m. The inset shows that the age of the sea
floor increases northwards, from 50 Myr in the
epicentral area to 80–120 Myr at the latitude of the
Andaman islands.

High resolution image and legend (149K) 

The Sumatran section of the Sunda megathrust generated
great earthquakes south of the 2004 event in 1797,
1833 and 1861 (refs 7–9) but there is no historical
record of giant earthquakes to the north, between
Sumatra and Myanmar (Fig. 1).

Analyses of high-frequency seismic records of the
December 2004 earthquake obtained from the Global
Seismic Network10, from an array of seismic stations
in Thailand11 and from T-waves recorded in the Indian
Ocean11, 12, indicate that the rupture took about 500
s to propagate a straight-line distance of 1,300 km
from the hypocentre in northern Sumatra to the
northern Andaman Islands. This rupture area roughly
coincides with the distribution of aftershocks6, 11
(Fig. 1). A model of the slip history and its spatial
distribution obtained by combining body waves and
surface waves 

[iagi-net-l] 2 Daerah Istimewa dilanda Bencana

2006-05-28 Terurut Topik Bondan Brillianto
2 Daerah Istimewa dilanda bencana

Tiada satupun ummat manusia yang tahu kapan ALLAH Sang Pencipta
berkehendak 
Prediksi sekian tahun , sekian abad kemudian, tidak akan mampu melawan
kehendaknya

Adakah yang bisa memprediksi sepuluh menit atau satu jam atau hari
ini/besok tanggal sekian akan terjadi bencana ?
Akan manusia menunggu di luar rumah, di tempat pengungsian untuk sekian
lama agar terhindar dari bencana ?

Masihkah manusia merasa dirinya/kelompoknya paling tinggi kedudukannya,
paling bersahaja ? 
Masihkan manusia mempercayai si kerbau bule yang mendatangkan berkah ?
Masihkan manusia mempercayai si Nyai laut selatan yang melindungi
penduduk yang telah menyerahkan sesaji ?
Masihkah manusia mempercayai sayur lodeh, keris, yang bisa melindungi
tsunami ?

Tapi bila ALLAH berkehendak, maka tak ada suatu Dzat-pun mampu
melawannya
Sungguh murka ALLAH akan lebih pedih.

Tapi juga bukan kita tidak berupaya mencari perlindungan ALLAH
ALLAH memberi petunjuk bagi orang-orang yang bertawakal
Bukan harus bermukim di lereng gunung yang berbahaya longsor, terkena
letusan gunung, bermukim di daerah kawasan banjir, dll

 
 
Regard's  

 
 
Bondan Brillianto
melihat dari sudut pandang yang berbeda
 
 

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2006 7:56
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Subject: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006


Sedihh...Sudah 4000'an meninggal...Kerusakan dahsyatSemoga di
tabahkan yang masih hidup, menjalani banyak kesulitan...Bagaimana
kurangi dampak gempa kedepan ?

Apakah ada yang sudah memprediksi gempa Jogja ini ? Mohon beritahu.
Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi
Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di
muat Nature, Maret 2006. 
Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ?

Saya sama sekali tak berfikir sebelumnya, kalau saja gempa itu akan
terjadi, apalagi yang bisa menghancurkan dengan korban yang aamt besar
ini. Tapi amat mengganggu pikiranku selama 2-4 minggu ini yakni data
lava Merapi keluar perhari yang 2.5 kali dari biasanya selama erupsi 100
th Merapi ini, orde 150.000 m3/hari, normal 60.000 m3/hari.

Gempa juga pada minggu bulan mati, tgl 29 Rabiulawal, Sabtu 27 Mei 2006.
Juga pada umumnya kulihat gempa, yakni pagi. 

Ternyata sudah terjadi gempa besar (6 M), di Jogja sebelumnya, menurut
Kompas itu, yakni th 1867, 1937, ... (lupa), dan 1981. Hingga kini maka
selisih th itu adalah : 139, 69, ..., 25 th. Dua diantaranya masuk pada
pereode SALAM 70 th, yang malah deviasinya amat kecil: 0.7 % (dari
1/140x100 %), 1.4 % (dari 1/70x100%), ... ,  

Yang pernah saya ingat gempa mendekati 70 th adalah Tokyo lalu Kobe.
Lupa tahunnya, sepertinya th 1894 dan 1995 ?

Seperti yang saya anjurkan pada minggu lalu, kemungkinan, dengan data
sejarah gempa sebelumnya pada suatu mikrolempeng, kita cari pola
kegempaannya, lalu prediksi gempa kedepan. Ya siapa tahu, itu akan ada
gunanya. 

Salam,
Maryanto.

Rabu lalu kutulis soal gempa besar ini, ku ikutkan di bawah. 

-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) 
Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:21 AM
To: 'Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)'; 'iagi-net@iagi.or.id'
Subject: RE: REDI Merapi

 
...di setip...

Data gempa dunia USGS yang sama dan lebih besar dari 6 M, sejak 1890
hingga 2000, (data USGS, 2002) naik turun dengan siklus 70 th, dan kini
sekitar 10 per tahun. Ini termasuk tertinggi di sepanjang 70 th
terakhir. Grafik sejarah gempa itu juga saya sebut grafik breaking
plate orchestra atau LINDU Large Intensity Natural Desaster
Underground. 

Sudah berapa seismometer di pasang di seluruh Indonesia ?
Idenya adalah, pantau sejarah kegempaan, analisa kemungkinan gempa ke
depan termasuk tsunami, dan meletusnya gunung, dengan pasang seismometer
di setiap mikrolempeng. Dari sekian lokasi, maka hanya 10 terkuat di
dunia di suatu tahun, yang terjadi gempa. Lainnya antri, nunggu.

Gempa Indonesia sekitar 30 % nya dunia semasa itu. Jumlah gunung 140 (eh
2 x 70, info pak Chalid), suka aktif 128 (ini gag kelipatan 7). Yang
penting ide di atas, termasuk soft file, sudah ku kasihkan juga ke BMG. 



Salam,
Maryanto.

 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: 

RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-28 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Pak Ridwan,

Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana 
Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa 
Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya 
episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, 
Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via 
tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar 
perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan 
kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. 

Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan 
oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak Diketahui oleh Koran Tempo 
edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? 
Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat 
tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan 
spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan 
dijadikan Narasumber.

Salam,
Awang

-Original Message-
From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

Rekan-rekan IAGI,

Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota 
masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang 
Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi 
akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam 
09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 
Jakarta 10340.

Narasumber yang akan hadir:
1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah
2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa
3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi
4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami

Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir 
melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476.

Terimakasih,

Ridwan Djamaluddin
Sekretaris Jenderal IAGI

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006
 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Re: Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006)

2006-05-28 Terurut Topik Deni Rahayu
saya sudah overlaykan antara data struktur, Kota dan
Peta Geologi, sesar di jawa tengah dan jawa timur itu
berorientasi NE, untuk sesar besar yang ada di yogya
itu memanjang dari Kali opak, sanden, bantul(hampir
persis di zona sesar)(2 km), sebelah timurnya jogja
berjarak 7,5 km, sebelah barat prambanan berjarak 1,2
km, terus memanjang ke klaten(jatinom), pola itu
terjadi pula di Kali rindulu K. Ngrata berorientasi NE
(sumber GIS ETTI)(harus diwaspadai juga tuch daerah
sana)...

DNR-ETTI


--- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Abah,
 Saya sudah overlaykan dengan google earth di
 http://rovicky.blogspot.com dan sepertinya memang
 patahan ini terlepas
 dari pandangan, ntah kenapa.
 
 Rdp
 
 On 5/28/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 wrote:
 
  Awang.
 
  Kalau hypothesa Anda ini digambarkan secara
 sketsa saja dalam
  peta mungkin akan lebih jelas,apalagi kalau
 diover lay kan
  pada peta ytektonik semi regional.
  Atau siapa yang mau valonteer ?
  Maenya aki aki jiga si Abah ya.
 
  Si-Abah
 
 


 
 
 
Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi
 substrate di wilayah ini,
   maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa
 utama ke arah TL sampai
   ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo
 atau bahkan Klaten pun
   luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar
 30 km ke arah TL dari
   garis pantai Parang Tritis.
  
 Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir
 di sepanjang batas
   litologi antara gamping Miosen Wonosari dan
 deposit volkanik Kuarter
   Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul.
 Kelihatannya, sesar baru
   ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini
 sebab batas ini pun bisa
   jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang
 mengindentasi  garis
   pantai selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini,
 Pegunungan Selatan Jawa
   tenggelam dari Nusa Kambangan sampai muncul
 kembali di timur Sungai
   Opak.
  
 Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa
 Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia
   bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault
 memanfaatkan struktur
   substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen
 - yaitu batas timur
   indentasi garis pantai selatan Jawa.
  
 Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten
 pun tidak agar swarm of
   aftershocks tak merangsek makin ke utara.
  
 salam,
 awang
  
   Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan
 versi USGS aku pasang di
   http://rovicky.blogspot.com
   Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan
 dugaan pak Awang.
  
   Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut
 sepertinya memang
   propagasinya kearah NE.
   Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga
 tahu sepanjang mana sesar
   aktif ini.
   Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan
 mengukur pergeseran sesar
   ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi
 tentunya GPS belum
   secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu
 tidak terdeteksi, karena
   mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg
 masih belum sebaik saat
   ini.
  
   RDP
  
   On 5/27/06, Awang Satyana wrote:
   Plotting episentrum mainshock dan aftershocks
 gempa Yogya dari pukul
   05.55 (main shock) sampai episentrum
 aftershocks pukul 08, 09, dan 11
   menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak
 ke daratan. Pukul 11.21
   posisi episentrum sudah di bagian tenggara
 daratan Yogyakarta. Magnitude
   gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah
 terjadi 74 aftershocks.
  
   Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip
 vector konvergensi lempeng
   Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE.
 Focal mechanism solution
   menunjukkan strike-slip faulting pada rupture
 front-nya. Bisa jadi sesar
   mendatar baru ini menyusup di bawah daratan
 Yogya sepanjang sekian km
   dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah
 mungkin keluar episentrum2
   gempa susulan.
  
   Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari
 episentrum gempa utama di Lautan
   Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin
 aftershock epicentrums
   akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan
 walau goncangan terkuat
   aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari
 garis itu.
  
   salam,
   awang
  
   Salahuddin Husein wrote:
   Trims, Pak Awang.
   Saya lupa memperhatikan data kedalamannya,
 terlalu terpaku pada plotting
   di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya
 ini gempa terbesar di
   jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi
 selama ini.
  
   udin,-
  
   Awang Satyana wrote:
   
Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa
 4.5 SR pukul 11.21 AM itu
   (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama
 6.2 SR pukul 05.56 AM.
   Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu
 sangat menunjukkan
   slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen
 terhadap Jawa, yaitu
   10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya
 pasti membuat swarm of
   earthquake epicentrums yang akan menunjukkan
 slip vector konvergensi
   lempeng2 di 

RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-28 Terurut Topik yrsnki

  Awang

  Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di Blogspot-nya
  Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event gempa
  yang sama 
  Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya ter-
  hadap kehidupan manusia sangat berbeda.

  Si- Abah.

__

  Pak Ridwan,

 Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana
 Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab,
 gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana
 sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara
 AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak
 Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini
 bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang
 berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG
 dan BG.

 Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan
 dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak
 Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau
 membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya
 diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat
 ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi.
 Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber.

 Salam,
 Awang

 -Original Message-
 From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

 Rekan-rekan IAGI,

 Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota
 masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang
 Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi
 akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam
 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8
 Jakarta 10340.

 Narasumber yang akan hadir:
 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah
 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa
 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi
 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami

 Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir
 melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476.

 Terimakasih,

 Ridwan Djamaluddin
 Sekretaris Jenderal IAGI

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -


 --
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006


 --
 No virus found in this outgoing message.
 Checked by AVG Free Edition.
 Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006


 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas 

[iagi-net-l] Sesar Opak - Sesar Grindulu == Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE

2006-05-28 Terurut Topik Andang Bachtiar
Sesar sepanjang hampir 40 KM dari pantai selatan Jawa di mulut kali Opak ke 
arah Prambanan/Klaten (sampai Jatianom?) kelihatannya BUKAN SESAR BARU. Di 
peta geologi P3G-pun sesar tersebut sudah terpampang. Arahnya 30-40-an 
degree NE. Kalau memang benar bahwa sesar tersebut teraktifkan sebagai 
rupture-front-nya gempa yang dipicu oleh konvergensi India-Australia ke 
bawah Eurasia, maka nampaknya kita juga perlu mewaspadai hal yang serupa 
kemungkina nterjadi pada SESAR GRINDULU, yaitu kelurusan strike-slip fault 
yang hampir sejajar dengan SESAR OPAK tersebut tapi posisinya ada di 
Timur-nya Pacitan. Panjangnya juga sampai 40 KM, dari pantai Pacitan ke arah 
Selatan Madiun, dengan arah sekitar 30-40 degree-an NE.


Agak berbeda dengan daerah Bantul, sesar Grindulu di Jawa Timur ini sudah 
sering ber-ulah (alias aktif) dengan menghasilkan longsoran-longsoran 
gerakan tanah di daerah Pacitan dari waktu ke-waktu. Dari Peta Geologi P3G 
terlihat tanda SESAR GESER MENGANAN pada segmen-segmen Sesar Grindulu 
tersebut.


Masalah utama yg muncul dari analisis diatas biasanya adalah pertanyaan: 
KAPAN sesar Grindulu akan bernasib serupa dengan Opak di Bantul??  Dan 
seharusnya, dalam keterbatasan kita (ahli geologi) membaca ayat Gusti Allah, 
kita wajib menjawab bahwa:  yang jauh lebih penting adalah mempersiapkan 
diri,.. bukan meramal kapan-nya 


Salam

ADB


- Original Message - 
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, May 27, 2006 11:07 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Aftershocks Bergerak ke NE (Gempa Yogyakarta 27 
Mei 2006)



Kalau sesar baru ini memanfaatkan konfigurasi substrate di wilayah ini, 
maka ia akan berpropagasi dari episentrum gempa utama ke arah TL sampai 
ujung utaranya di Perbukitan Jiwo. Artinya, Solo atau bahkan Klaten pun 
luput dari robekan. Maksimum, ia akan sekitar 30 km ke arah TL dari 
garis pantai Parang Tritis.


 Kalau kita perhatikan Sungai Opak, ia mengalir di sepanjang batas 
litologi antara gamping Miosen Wonosari dan deposit volkanik Kuarter 
Merapi yang menutup Sleman, Yogya, dan Bantul. Kelihatannya, sesar baru 
ini pun mungkin terbentuk di batas litologi ini sebab batas ini pun bisa 
jadi sebenarnya suatu batas struktur tua yang mengindentasi  garis pantai 
selatan Jawa Tengah. Di wilayah ini, Pegunungan Selatan Jawa tenggelam 
dari Nusa Kambangan sampai muncul kembali di timur Sungai Opak.


 Rupture front-nya baru, dibangkitkan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi ia 
bisa saja berpropagasi sebagai strike-slip fault memanfaatkan struktur 
substrate yang sudah ada di sini sejak Paleogen - yaitu batas timur 
indentasi garis pantai selatan Jawa.


 Mudah2-an benar, ia tak sampai Solo, Klaten pun tidak agar swarm of 
aftershocks tak merangsek makin ke utara.


 salam,
 awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Gambar ploting gempa2 susulan versi BMG dan versi USGS aku pasang di
http://rovicky.blogspot.com
Sepertinya gempa2 USGS ini yg sesuai dengan dugaan pak Awang.

Setelah saya plot lokasi2 gempa tersebut sepertinya memang
propagasinya kearah NE.
Yang saya takut propagate ke solo. Saya ngga tahu sepanjang mana sesar
aktif ini.
Saya inget dulu sewaktu kuliah ada yg akan mengukur pergeseran sesar
ini dengan GPS waktu itu (akhir 80an). tetapi tentunya GPS belum
secanggih saat ini. Pergerakan sesar saat itu tidak terdeteksi, karena
mungkin keakurasian dan presisi alat GPS yg masih belum sebaik saat
ini.

RDP

On 5/27/06, Awang Satyana wrote:
Plotting episentrum mainshock dan aftershocks gempa Yogya dari pukul 
05.55 (main shock) sampai episentrum aftershocks pukul 08, 09, dan 11 
menunjukkan bahwa pusat2 gempa sedang bergerak ke daratan. Pukul 11.21 
posisi episentrum sudah di bagian tenggara daratan Yogyakarta. Magnitude 
gempa semakin menurun. Sampai pukul 14.30 sudah terjadi 74 aftershocks.


Gerakan perpindahan ini sejajar dengan slip vector konvergensi lempeng 
Hindia terhadap Eurasia, yaitu 10 derajat NE. Focal mechanism solution 
menunjukkan strike-slip faulting pada rupture front-nya. Bisa jadi sesar 
mendatar baru ini menyusup di bawah daratan Yogya sepanjang sekian km 
dengan arah 10 deg NE, dan dari situ pulalah mungkin keluar episentrum2 
gempa susulan.


Kalau kita tarik garis 10 deg NE dari episentrum gempa utama di Lautan 
Hindia menuju daratan Yogya, di situlah mungkin aftershock epicentrums 
akan berkumpul, semoga tak terlalu merusakkan walau goncangan terkuat 
aftershocks mungkin akan tak jauh keluar dari garis itu.


salam,
awang

Salahuddin Husein wrote:
Trims, Pak Awang.
Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting
di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di
jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini.

udin,-

Awang Satyana wrote:

 Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu 
 (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. 
 Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - 

RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-28 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun saling 
berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini akan 
membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan kita tak 
akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga harus ada 
pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya. Kalau dari awalnya 
saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ?

Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa semua 
raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan, putuskan yang 
sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, kedalaman dan 
magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang satu di laut dan yang 
lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter, wah..ini kan lewat wajar. 
Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, perbedaan 2 Richter = perbedaan 
100 x kekuatan, dst.

Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara motor 
meneriakkan tsunami - tsunami !!, dan kontan semua yang dilewatinya berbalik 
arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang sempat berlari 
telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di situ akan ikut 
berlomba menuju Kaliurang. Tanpa pengetahuan di mana episentrum, berapa 
kekuatan gempa, apa focal mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya 
tak akan sok diam di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu.

Lalu, kemudian ada teriakan lagi awan panas-awan panas Nah...masyarakat Yogya 
terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari selatan, diserbu awan panas 
dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah informasi dengan benar. Jangan biarkan 
perbedaan pendapat yang berbahaya tetap menggantung.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah


  Awang

  Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di Blogspot-nya
  Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event gempa
  yang sama 
  Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya ter-
  hadap kehidupan manusia sangat berbeda.

  Si- Abah.

__

  Pak Ridwan,

 Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana
 Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab,
 gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana
 sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara
 AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak
 Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini
 bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang
 berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG
 dan BG.

 Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan
 dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak
 Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau
 membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya
 diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat
 ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi.
 Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber.

 Salam,
 Awang

 -Original Message-
 From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

 Rekan-rekan IAGI,

 Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota
 masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang
 Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. Diskusi
 akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, jam
 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8
 Jakarta 10340.

 Narasumber yang akan hadir:
 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah
 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa
 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi
 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami

 Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir
 melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476.

 Terimakasih,

 Ridwan Djamaluddin
 Sekretaris Jenderal IAGI

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 

RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-28 Terurut Topik Suhirmanto, Agus (asmanto)
Tambah lagi pemberitaan CNN kemarin, yang menyatakan bahwa gempa 6.3 SR
di Jogja adalah gempa Vulkanik...wah bisa nambahi runyam nih...Mungkin
karena G. Merapi yang sedang aktif ini, akhirnya semua geologic
activities di Jogja dikaitkan dengan Merapi:-)))




-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun
saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini
akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan
kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga
harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya.
Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ?

Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa
semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan,
putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar,
kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang
satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter,
wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan,
perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst.

Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara
motor meneriakkan tsunami - tsunami !!, dan kontan semua yang
dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang,
bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga
kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. Tanpa
pengetahuan di mana episentrum, berapa kekuatan gempa, apa focal
mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya tak akan sok diam
di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu.

Lalu, kemudian ada teriakan lagi awan panas-awan panas
Nah...masyarakat Yogya terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari
selatan, diserbu awan panas dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah
informasi dengan benar. Jangan biarkan perbedaan pendapat yang berbahaya
tetap menggantung.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah


  Awang

  Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di
Blogspot-nya
  Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event
gempa
  yang sama 
  Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya
ter-
  hadap kehidupan manusia sangat berbeda.

  Si- Abah.


__

  Pak Ridwan,

 Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi 
 Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) 
 ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di

 mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara 
 wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di 
 laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di 
 darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi 
 perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun 
 berbeda pendapatnya antara BMG dan BG.

 Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan 
 dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel Pusat Gempa Tidak 
 Diketahui oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita 
 mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, 
 sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya 
 tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan
spesialisasinya volkanologi.
 Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber.

 Salam,
 Awang

 -Original Message-
 From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

 Rekan-rekan IAGI,

 Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang

 tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan

 DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei

 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 
 Jakarta 10340.

 Narasumber yang akan hadir:
 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi

 [BMG]: Data dan Informasi Gempa 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi 4. 
 Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami

 Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir melalui email ke 
 [EMAIL PROTECTED] atau SMS 0811162476.

 Terimakasih,

 Ridwan Djamaluddin
 Sekretaris Jenderal IAGI

 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers