Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-29 Terurut Topik kartiko samodro
Tapi Jokowi keren lho...

minta bppt untuk mengatur hujan supaya jatuh ke laut dan tidak ke jakarta...


2013/1/29 Dandy Hidayat 

> Jadi ingat waktu kejadian Lumpur Lapindo ... yang disalahkan adalah Gempa
> Jogya .
>
> 
>
> 2013/1/27 amien widodo 
>
>>   KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
>> ** **
>> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar **30
>> meter** pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan
>> sebagian Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk
>> ke Sungai Cideng .Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa
>> sungai di sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk
>> yang semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama
>> seminggu mulai hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis
>> (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai **1 meter** antara
>> 09.09 – 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan
>> yang ada di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen
>> UOB yang menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
>> ** **
>> Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing –
>> diucapkan seperti  logat Tukul).
>> ** **
>> Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan
>> seperti Patrick Spongbob). 
>> ** **
>> Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
>> Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau
>> disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan
>> yang turun.
>> *"Bukan karena kesalahan material. **Tapi ini kan tanggul lama, sudah
>> lama sekali. **Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan
>> tinggi di mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa,"* 
>> kata
>> Kepala BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya
>> tanggul, Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.***
>> *
>> Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB
>> belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul
>> yang dibangun dengan *gundukan tanah*. Beberapa tempat memang masih
>> belum selesai dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak
>> akan melimpah. "Kalau tanggul tanah ini melimpah karena air, *dia akan
>> larut*. Makanya akan dibuat seperti di seberang itu tetap aman," kata
>> Imam sambil menunjuk deretan beton di sisi seberang BKB.
>> Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
>> 1.  Tanggul masih gundukan tanah
>> 2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
>> 3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau
>> revitalisasi(pembetonan) sudah tahun 2009
>> 4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton
>> seperti tanggul diseblahnya”
>>
>>
>> ”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR
>> DARI KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan
>> berulang tanpa melakukan apa apa”
>>
>
>


Bls: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-28 Terurut Topik Hadiyanto Sapardi
Untung gempanya nggak bisa ngomong!




 Dari: Dandy Hidayat 
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 29 Januari 2013 9:22
Judul: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
 

Jadi ingat waktu kejadian Lumpur Lapindo ... yang disalahkan adalah Gempa Jogya 
. 
 
 


2013/1/27 amien widodo 

KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
> 
>Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar 30 meter 
>pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. 
>Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng 
>.Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di 
>sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang 
>semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai 
>hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga 
>Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Akibatnya 
>Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada di sekitarnya. 
>Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang menyebabkan 
>meninggalnya beberapa orang.
> 
>Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
>diucapkan seperti  logat Tukul).
> 
>Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan 
>seperti Patrick Spongbob). 
> 
>Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
>Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
>disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 
>turun.
>"Bukan karena kesalahan material. Tapi ini kan tanggul lama, sudah lama 
>sekali. Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan tinggi di 
>mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa," kata Kepala 
>BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya tanggul, 
>Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
>Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB 
>belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul yang 
>dibangun dengan gundukan tanah. Beberapa tempat memang masih belum selesai 
>dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan melimpah. "Kalau 
>tanggul tanah ini melimpah karena air, dia akan larut. Makanya akan dibuat 
>seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil menunjuk deretan beton 
>di sisi seberang BKB.
>Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
>1.  Tanggul masih gundukan tanah
>2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
>3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan) 
>sudah tahun 2009
>4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton seperti 
>tanggul diseblahnya”
> 
>
>
>”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI 
>KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan 
>berulang tanpa melakukan apa apa”

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-28 Terurut Topik Dandy Hidayat
Jadi ingat waktu kejadian Lumpur Lapindo ... yang disalahkan adalah Gempa
Jogya .



2013/1/27 amien widodo 

>   KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
> ** **
> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar **30
> meter** pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian
> Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai
> Cideng .Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di
> sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang
> semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu
> mulai hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1)
> hingga Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai **1 meter** antara 09.09 –
> 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada
> di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang
> menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
> ** **
> Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing –
> diucapkan seperti  logat Tukul).
> ** **
> Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan
> seperti Patrick Spongbob). 
> ** **
> Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
> Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau
> disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan
> yang turun.
> *"Bukan karena kesalahan material. **Tapi ini kan tanggul lama, sudah
> lama sekali. **Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan
> tinggi di mana-mana banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa,"* kata
> Kepala BBWS Imam Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya
> tanggul, Jalan Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
> Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB
> belum selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul
> yang dibangun dengan *gundukan tanah*. Beberapa tempat memang masih belum
> selesai dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan
> melimpah. "Kalau tanggul tanah ini melimpah karena air, *dia akan larut*.
> Makanya akan dibuat seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil
> menunjuk deretan beton di sisi seberang BKB.
> Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
> 1.  Tanggul masih gundukan tanah
> 2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
> 3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan)
> sudah tahun 2009
> 4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton
> seperti tanggul diseblahnya”
>
>
> ”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI
> KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan
> berulang tanpa melakukan apa apa”
>


Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Akhirnya yang menentukan  "pemenangnya" siapa Luthfi ?

si Abah



 From: "aluthfi...@gmail.com" 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, January 28, 2013 12:53 AM
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
 


BNPB bekerjasama dengan BPPT untuk memodifikasi cuaca dengan menghambat 
pertumbuhan awan dan mendorongnya untuk mendistribusikan awan secara merata 
agar hujan juga merata. Pawang hujan telah lama menahan hujan agar lokasi 
tertentu terhindar dari hujan. Lapangan golf banyak menggunakan jasa pawang 
hujan. Pawang hujan di lapangan golf di Bodetabek berusaha mendorong awan 
kearah Jakarta agar hujan pindah ke wilayah Jakarta. Kalau dulu BPPT sebagai 
rain maker (hujan buatan), sekarang BPPT sebagai rain distribution (weather 
modificator) bersaing dengan pawang hujan... Bakal ser...d.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Rovicky Dwi Putrohari  
Sender:   
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 +0700
To: IAGI
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah


Mas Amien, 
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita hukum 
berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak turun 
mengguyur Jakarta. 

Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air, memodifikasi 
sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg menganggap bahwa 
"Meteoneering" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah salah satu solusi 
mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2 lain, modifikasi cuaca 
itu sebuah tindakan yang benar  ?

Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?


salam

RDP



2013/1/27 amien widodo 

Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong kita 
ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan Jakarta sudah 
sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar. Menyalahkan alam itu 
suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya menghindari dari tanggung jawab 
saja, makanya seperi tulisan saya terakhir bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH 
BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami atau TERANTUK masalah yang 
sama berulang ulang.
>
>
>Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu 
>seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa 
>faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi diselidiki 
>apa penyebabnya ... 
>
>
>Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb: 
>
>
>(1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan yang 
>akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal terkait 
>dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami, gunungapi, tanah 
>kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan besar (saat ini banyak 
>kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja), terorisme dll dll. (3) Faktor 
>human error ini terkait kesalahan manusia misalnya ADA KORUPSI sejak tender, 
>perencanaan dan pembangunan sehingga bangunan tidak sesuai dengan 
>spesifikasinya. dan yang paling sering dilakukan oleh kita semua adalah tidak 
>menyediakan dana monitoring dan perawatan.
>
>
>AW
>
>________
> From: yustinus yuwono 
>To: iagi-net@iagi.or.id 
>Sent: Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
>Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
> 
>
>
>
>Rekan2.
>Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar 
>tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita 
>introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si pengasuh 
>(pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung menggendongnya lalu 
>dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau batunya nakal ya, 
>bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali tidak kesandung lagi, seperti 
>yang saya liat di negeri seberang (Prancis, mungkin tempat lain juga ya?). 
>Mereka mendidik anaknya sejak usia dini untuk selalu berhati- hati, kalo 
>kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada batu, tidak menyalahkan kodok hanya 
>sekedar supaya berhenti menangis; juga terhadap barang berbahaya seperti 
>pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan dengan alat2 rumah tangga terlebih 
>yang dapat membahayakan, sesuai dengan usia anak2 ybs. 
>
>
>Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar 
>ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini, tak 
>iyo?
>
>
>Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi, jangan- 
>jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
>
>Salam,
>Yatno
>
>
>2013/1/27 Mulyady Airmas 
>
>
>>
>

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik Aji Suhadi
$alam Geologi Indonesia

Jujur sebetulnya kita tahu apa yang harus dikerjakan perorang ataupun
dalam komunitas, warga Jakarta ataupun bangsa Indonesia.

Bencana ada 2, alam dan buatan . bermain 3 kata sebagai logika
kelurlah kalimat 1. Bencana alam buatan (manunia) dan 2. Bencana
buatan (semesta). Terlihat secara tegas tidak ada unsur tambahan yang
direkayasa..Jujur tidak ada kambing hitam atau kambing conge..

Perjalanan warga dunia ini masih panjang untuk hidup berkelanjutan
seperti jargon "dunia ini kita pinjam untuk anak cucu generasi
mendatang". kita butuh energi konstruktif  minimal "simpan sampah"
pada tempatnya karena niat kita "buang sampah" kadang alam buatan
(mal, terminal, bandara...rumah sakit all construction
enginering)...gak ada tempat sampahnya ! so gampangnya buang aja di
alam ini...sungai, bawah pohon dll... siap aja di denda atau di panah
klo pake cara ini di pedalam Papua atau Kalimatan 10-20 tahun lalu..

Alam dan Manusia punya kekuatannya...Alam memberi Manusia untuk
Konstruktif bukan Destructive..buktikan jargon economic atau apalah
group "sustainable development"

Ayo mulai dari raga (individu), keluarga, warga hingga negara untuk
"simpan sampah"..di celana kargo .. stop "buang sampah"
sembarangan...jadilah Nature Lover Sejati...

..Masih mau cari kambing..?







On 1/28/13, Bandono Salim  wrote:
> Hehe
> Mari belajar jadi
> Pawang hujan, bersaing dengan BPPT maupun LIPI
>  Ooo iya kenapa nggak panggil itu sobatnya BNPB kelompok Turangga yang
> membuat Menyan Institut Teknologi, untuk mengalihkan hujan?
> Beayanya ndak setinggi nerbangin pesawat dan beli garam ratusan ton.
> Iriiit banget lho.
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>
> -Original Message-
> From: aluthfi...@gmail.com
> Sender: 
> Date: Sun, 27 Jan 2013 17:53:18
> To: 
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
> BNPB bekerjasama dengan BPPT untuk memodifikasi cuaca dengan menghambat
> pertumbuhan awan dan mendorongnya untuk mendistribusikan awan secara merata
> agar hujan juga merata. Pawang hujan telah lama menahan hujan agar lokasi
> tertentu terhindar dari hujan. Lapangan golf banyak menggunakan jasa pawang
> hujan. Pawang hujan di lapangan golf di Bodetabek berusaha mendorong awan
> kearah Jakarta agar hujan pindah ke wilayah Jakarta. Kalau dulu BPPT sebagai
> rain maker (hujan buatan), sekarang BPPT sebagai rain distribution (weather
> modificator) bersaing dengan pawang hujan... Bakal ser...d.
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>
> -Original Message-
> From: Rovicky Dwi Putrohari 
> Sender: 
> Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55
> To: IAGI
> Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
> Mas Amien,
> Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
> hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
> turun mengguyur Jakarta.
> Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
> memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
> menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
> salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
> lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
> Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?
>
> salam
> RDP
>
> 2013/1/27 amien widodo 
>
>> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
>> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
>> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
>> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
>> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya
>> terakhir
>> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
>> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>>
>> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
>> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
>> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
>> diselidiki apa penyebabnya ...
>>
>> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>>
>> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
>> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
>> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
>> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
>> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak a

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik Bandono Salim
Hehe
Mari belajar jadi
Pawang hujan, bersaing dengan BPPT maupun LIPI
 Ooo iya kenapa nggak panggil itu sobatnya BNPB kelompok Turangga yang membuat 
Menyan Institut Teknologi, untuk mengalihkan hujan?
Beayanya ndak setinggi nerbangin pesawat dan beli garam ratusan ton.
Iriiit banget lho.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aluthfi...@gmail.com
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 17:53:18 
To: 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

BNPB bekerjasama dengan BPPT untuk memodifikasi cuaca dengan menghambat 
pertumbuhan awan dan mendorongnya untuk mendistribusikan awan secara merata 
agar hujan juga merata. Pawang hujan telah lama menahan hujan agar lokasi 
tertentu terhindar dari hujan. Lapangan golf banyak menggunakan jasa pawang 
hujan. Pawang hujan di lapangan golf di Bodetabek berusaha mendorong awan 
kearah Jakarta agar hujan pindah ke wilayah Jakarta. Kalau dulu BPPT sebagai 
rain maker (hujan buatan), sekarang BPPT sebagai rain distribution (weather 
modificator) bersaing dengan pawang hujan... Bakal ser...d.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo 

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   --
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya, bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul 

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe usaha mengalihkan masalah ke tempat lain.
Apa itu tidak membahayakan tempat yang dijatuhi air berlebih?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo 

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   --
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya, bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
> Salam,
> Yatno
>
> 2013/1/27 Mulyady Airmas 
>
>
> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing
> hitam'.
> mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan
> gempanya atau gn apinya kali(ckckckckcknegeri yang hebat diisi oleh
> orang2 yang hebat)
> kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,"jangan
> pernah dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>
>
>
> negeriku sayang, negeriku malang...
>
>   - Pesan yang Diteruskan -
> *Dari:* amien widodo 
> *Kepada:* "iagi-net@iagi.or.id" 
> *Dikirim:* Minggu, 27 Januari 2013 12:00
> *Judul:* [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
> KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
>
> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) d

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik aluthfi143

BNPB bekerjasama dengan BPPT untuk memodifikasi cuaca dengan menghambat 
pertumbuhan awan dan mendorongnya untuk mendistribusikan awan secara merata 
agar hujan juga merata. Pawang hujan telah lama menahan hujan agar lokasi 
tertentu terhindar dari hujan. Lapangan golf banyak menggunakan jasa pawang 
hujan. Pawang hujan di lapangan golf di Bodetabek berusaha mendorong awan 
kearah Jakarta agar hujan pindah ke wilayah Jakarta. Kalau dulu BPPT sebagai 
rain maker (hujan buatan), sekarang BPPT sebagai rain distribution (weather 
modificator) bersaing dengan pawang hujan... Bakal ser...d.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo 

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   --
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya, bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
> Salam,
> Yatno
>
> 2013/1/27 Mulyady Airmas 
>
>
> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing
> hitam'.
> mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan
> gempanya atau gn apinya kali(ckckckckcknegeri yang hebat diisi oleh
> orang2 yang hebat)
> kalo ka

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik liamsi
Dulu namanya hujan buatan dan sdh ada sejak tahun 80 an , karena bukan membuat 
hujan tapi lbh ke mempercepat proses dan mengarahkannya maka dinamakan rekayasa 
awan atau modifikasi hujan karena persaratan untuk hujan sdh terpenuhi.
Memang kadang suatu penerapan teknologi itu disatu sisi ada yg diuntungkan 
disisi lain ada yg dirugikan , 
Proyek “hujan buatan“ ini banyak juga digunakan untuk mengisi waduk / Dam dg 
mempercepat proses terjadinya hujan dan mengarahkannya, namun demikian disisi 
lain ada daerah sekiytarnya yg belum memerlukan hujan { misalnya ada jenis 
tanaman tertentu yg rusak kakalu ada hujan } , oleh krn itu penerapan suatu 
teknologi harus dikaji lbh dulu dsr berbagai aspek shg menjadikan suatu berkah 
krn teknologi itu independent bisa menjadi berkah dan bisa menjadi musibah



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 20:19:55 
To: IAGI
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo 

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   --
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya, bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
> Salam,
> Yatno
>
> 2013/1/27 Mulyady Airmas 
>
>
> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing
> hitam'.
> mungkin suatu sa

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Mas Amien,
Mencoba berpikir kesamping, kalau memang hujan itu "salah" marilah kita
hukum berama, kita lakukan modifikasi hujan (cuaca) supaya hujan tidak
turun mengguyur Jakarta.
Manusia sudah merekayasa lingkungan dengan membuat saluran air,
memodifikasi sungai, membendung kali, mengatur jalannya air ... Nah, Ada yg
menganggap bahwa "*Meteoneering*" bahasa kerennya modifikasi cuaca adalah
salah satu solusi mengatur hujan... Apakah menurut Mas Amien atau rekan2
lain, modifikasi cuaca itu sebuah tindakan yang benar  ?
Adakah alasan ilmiah atau alasan wisdom bahwa hujan itu berkah ?

salam
RDP

2013/1/27 amien widodo 

> Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong
> kita ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan
> Jakarta sudah sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar.
> Menyalahkan alam itu suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya
> menghindari dari tanggung jawab saja, makanya seperi tulisan saya terakhir
> bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan
> mengalami atau TERANTUK masalah yang sama berulang ulang.
>
> Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu
> seperti bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa
> faktor yaitu : faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi
> diselidiki apa penyebabnya ...
>
> Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb:
>
> (1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan
> yang akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal
> terkait dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami,
> gunungapi, tanah kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan
> besar (saat ini banyak kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja),
> terorisme dll dll. (3) Faktor human error ini terkait kesalahan manusia
> misalnya ADA KORUPSI sejak tender, perencanaan dan pembangunan sehingga
> bangunan tidak sesuai dengan spesifikasinya. dan yang paling sering
> dilakukan oleh kita semua adalah tidak menyediakan dana monitoring dan
> perawatan.
>
> AW
>   --
> *From:* yustinus yuwono 
> *To:* iagi-net@iagi.or.id
> *Sent:* Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
> *Subject:* Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
>
> Rekan2.
> Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar
> tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita
> introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si
> pengasuh (pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung
> menggendongnya lalu dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau
> batunya nakal ya, bukan dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali
> tidak kesandung lagi, seperti yang saya liat di negeri seberang (Prancis,
> mungkin tempat lain juga ya?). Mereka mendidik anaknya sejak usia dini
> untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung jatuh ya dikasi tahu disitu ada
> batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar supaya berhenti menangis; juga
> terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting dsb., mereka diperkenalkan
> dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat membahayakan, sesuai dengan
> usia anak2 ybs.
>
> Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar
> ataupun tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini,
> tak iyo?
>
> Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi,
> jangan- jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?
>
> Salam,
> Yatno
>
> 2013/1/27 Mulyady Airmas 
>
>
> mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing
> hitam'.
> mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan
> gempanya atau gn apinya kali(ckckckckcknegeri yang hebat diisi oleh
> orang2 yang hebat)
> kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,"jangan
> pernah dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>
>
>
> negeriku sayang, negeriku malang...
>
>   - Pesan yang Diteruskan -
> *Dari:* amien widodo 
> *Kepada:* "iagi-net@iagi.or.id" 
> *Dikirim:* Minggu, 27 Januari 2013 12:00
> *Judul:* [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
>
> KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
>
> Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30
> meter  pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian
> Jl. Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai
> Cideng .Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di
> sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang
&

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-27 Terurut Topik amien widodo
Sebetulnya langsung menyalahkan hujan, yang ini jelas sulit diterima wong kita 
ini daerah hujan, waktu itu musim hujan lagi deras derasnya, dan Jakarta sudah 
sering diterpa hujan dengan intensiatas yang lebih besar. Menyalahkan alam itu 
suatu sikap yang jelek menurut saya, ini hanya menghindari dari tanggung jawab 
saja, makanya seperi tulisan saya terakhir bahwa bangsa TIDAK AKAN PERNAH 
BELAJAR DARI KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami atau TERANTUK masalah yang 
sama berulang ulang.

Kita bisa menjawab lebih "smart" misalnya seperti ini tanggul jebol itu seperti 
bangunan pada umumnya yang akan jebol/roboh dikarenakan beberapa faktor yaitu : 
faktor internal, eksternal dan human erorr. Ini lagi diselidiki apa penyebabnya 
... 

Kalau ditanya lebih detail bisa dijelaskan misalnya sbb: 

(1). Faktor internal terkait dengan desain, bahan dan tahapan pengerjaan yang 
akan mempengaruhi kekuatan dan umur bangunan. (2) Faktor eksternal terkait 
dengan kondisi daerah setempat misalnya rawan gempa, tsunami, gunungapi, tanah 
kembang susut, tanah sangat lunak,  ditabrak kendaraan besar (saat ini banyak 
kendaraan remnya blong dan nabrak apa saja), terorisme dll dll. (3) Faktor 
human error ini terkait kesalahan manusia misalnya ADA KORUPSI sejak tender, 
perencanaan dan pembangunan sehingga bangunan tidak sesuai dengan 
spesifikasinya. dan yang paling sering dilakukan oleh kita semua adalah tidak 
menyediakan dana monitoring dan perawatan.

AW


 From: yustinus yuwono 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, January 26, 2013 11:56 PM
Subject: Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
 


Rekan2.
Budaya kambing hitam sangat kental di Indon ini, senang tidak senang sadar 
tidak sadar, hal ini mungkin sekali sudah terbentuk sejak kecil? Coba kita 
introspeksi: kalo anak balita kesandung batu, jatuh dan menangis, si pengasuh 
(pembantu, ibu, nenek, kakak, tante dll) akan langsung menggendongnya lalu 
dihibur dengan kata2 laa.kodoknya nakal ya?atau batunya nakal ya, bukan 
dididik untuk lebih hati2 supaya lain kali tidak kesandung lagi, seperti yang 
saya liat di negeri seberang (Prancis, mungkin tempat lain juga ya?). Mereka 
mendidik anaknya sejak usia dini untuk selalu berhati- hati, kalo kesandung 
jatuh ya dikasi tahu disitu ada batu, tidak menyalahkan kodok hanya sekedar 
supaya berhenti menangis; juga terhadap barang berbahaya seperti pisau, gunting 
dsb., mereka diperkenalkan dengan alat2 rumah tangga terlebih yang dapat 
membahayakan, sesuai dengan usia anak2 ybs. 

Ditambah lagi anak2 di sini selalu diberi contoh oleh org dewasa (sadar ataupun 
tidak), oleh kita2, pejabat dsb yang ketagihan kambing hitam ini, tak iyo?

Tak heran yang muncul adalah keluhan seperti ini. Sekedar introspeksi, jangan- 
jangan kita juga ketempelan semangat kambing hitam ini ya?

Salam,
Yatno


2013/1/27 Mulyady Airmas 


>
>mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing 
>hitam'.
>mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan 
>gempanya atau gn apinya kali(ckckckckcknegeri yang hebat diisi oleh 
>orang2 yang hebat)
>kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,"jangan pernah 
>dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."
>
>
>
>
>
>
>negeriku sayang, negeriku malang...
>
>
>- Pesan yang Diteruskan -
>Dari: amien widodo 
>Kepada: "iagi-net@iagi.or.id"  
>Dikirim: Minggu, 27 Januari 2013 12:00
>Judul: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
> 
>
>
>KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
> 
>Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30 meter 
> pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. 
>Sudirman, Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng 
>.Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di 
>sekitarnya, sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang 
>semestinya dipakai saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai 
>hari Sabtu (19/1) terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga 
>Sabtu (26/1) pasang tertinggi mencapai  1 meter  antara 09.09 – 09.46. 
>Akibatnya Waduk Pluit meluap dan menenggelamkan kelurahan yang ada di 
>sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga menenggelamkan basemen UOB yang 
>menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
> 
>Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
>diucapkan seperti  logat Tukul).
> 
>Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan 
>seperti Patrick Spongbob). 
> 
>Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
>Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
>disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 

Trs: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-26 Terurut Topik Mulyady Airmas


mumpung lagi banjir jadi paling enak 'cuci tangan'hujan jadi 'kambing 
hitam'.
mungkin suatu saat kalo gempa atau erupsi gn api pasti yang disalahkan gempanya 
atau gn apinya kali(ckckckckcknegeri yang hebat diisi oleh orang2 yang 
hebat)
kalo kata prof. kovetlhycenko dari negeri antah berantah,"jangan pernah 
dengar atau jangan pernah belajar sebelum kejadian.."



negeriku sayang, negeriku malang...

- Pesan yang Diteruskan -
Dari: amien widodo 
Kepada: "iagi-net@iagi.or.id"  
Dikirim: Minggu, 27 Januari 2013 12:00
Judul: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
 

KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
 
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar  30 meter  
pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, 
Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng .Waduk 
Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di sekitarnya, 
sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang semestinya dipakai 
saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai hari Sabtu (19/1) 
terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang 
tertinggi mencapai  1 meter  antara 09.09 – 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap 
dan menenggelamkan kelurahan yang ada di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga 
menenggelamkan basemen UOB yang menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
 
Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
diucapkan seperti  logat Tukul).
 
Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan 
seperti Patrick Spongbob). 
 
Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 
turun.
"Bukan karena kesalahan material. Tapi ini kan tanggul lama, sudah lama sekali. 
Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan tinggi di mana-mana 
banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa," kata Kepala BBWS Imam 
Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya tanggul, Jalan 
Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB belum 
selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul yang 
dibangun dengan gundukan tanah. Beberapa tempat memang masih belum selesai 
dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan melimpah. "Kalau 
tanggul tanah ini melimpah karena air, dia akan larut. Makanya akan dibuat 
seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil menunjuk deretan beton di 
sisi seberang BKB.
Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
1.  Tanggul masih gundukan tanah
2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan) sudah 
tahun 2009
4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton seperti 
tanggul diseblahnya”
 

”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI 
KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan berulang 
tanpa melakukan apa apa”

Re: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-26 Terurut Topik Bandono Salim
mengakui kesalahan itu bukan kebiasaan para penanggung jawab.
Penting sudah menjawab, meskipun jawabannya lebih konyol dari jawaban orang 
yang tidak faham.
Kalau lulusan PT seperti itu sebaiknya tutup saja PT cukup SMK ajaaa.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amien widodo 
Sender: 
Date: Sun, 27 Jan 2013 13:00:10 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah
KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
 
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar 30 meter 
pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, 
Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng .Waduk 
Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di sekitarnya, 
sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang semestinya dipakai 
saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai hari Sabtu (19/1) 
terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang 
tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap 
dan menenggelamkan kelurahan yang ada di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga 
menenggelamkan basemen UOB yang menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
 
Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
diucapkan seperti  logat Tukul).
 
Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan 
seperti Patrick Spongbob). 
 
Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 
turun.
"Bukan karena kesalahan material. Tapi ini kan tanggul lama, sudah lama sekali. 
Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan tinggi di mana-mana 
banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa," kata Kepala BBWS Imam 
Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya tanggul, Jalan 
Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB belum 
selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul yang 
dibangun dengan gundukan tanah. Beberapa tempat memang masih belum selesai 
dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan melimpah. "Kalau 
tanggul tanah ini melimpah karena air, dia akan larut. Makanya akan dibuat 
seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil menunjuk deretan beton di 
sisi seberang BKB.
Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
1.  Tanggul masih gundukan tanah
2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan) sudah 
tahun 2009
4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton seperti 
tanggul diseblahnya”
 

”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI 
KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan berulang 
tanpa melakukan apa apa”


[iagi-net] Kita Bangsa Tidak Pernah Salah

2013-01-26 Terurut Topik amien widodo
KITA BANGSA YANG HEBAT TIDAK PERNAH SALAH
 
Jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat (BKB) di Jl. Latuharhary selebar 30 meter 
pada Kamis (17/1) menyebabkan banjir menggenangi kawasan sebagian Jl. Sudirman, 
Bunderan HI, Jl Thamrin dan sekitarnya serta masuk ke Sungai Cideng .Waduk 
Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai di sekitarnya, 
sehingga menenggelamkan pompa air yang ada di waduk yang semestinya dipakai 
saat waduk Pluit penuh  Pada saat itu selama seminggu mulai hari Sabtu (19/1) 
terjadi pasang laut tertinggi. Pada Kamis (24/1) hingga Sabtu (26/1) pasang 
tertinggi mencapai 1 meter antara 09.09 – 09.46. Akibatnya Waduk Pluit meluap 
dan menenggelamkan kelurahan yang ada di sekitarnya. Jebolnya tanggul ini juga 
menenggelamkan basemen UOB yang menyebabkan meninggalnya beberapa orang.
 
Gubernur Joko Widodo menyebutkan kerugian mencapai 20 triliun (amazing – 
diucapkan seperti  logat Tukul).
 
Siapa yang salah? Lagi lagi yang disalahkan HUJAN (neh diucapkan 
seperti Patrick Spongbob). 
 
Berikut wawancara Tribunnews dengan pihak Kementrian PU
Jebolnya tanggul di Jalan Latuharhary pihak Kementerian PU tidak mau 
disalahkan. Kementerian PU justru menyalahkan tingginya intensitas hujan yang 
turun.
"Bukan karena kesalahan material. Tapi ini kan tanggul lama, sudah lama sekali. 
Ini gara-gara curah hujan tinggi saja, kan curah hujan tinggi di mana-mana 
banjir. Kalau kami melawan alam tidak bisa apa-apa," kata Kepala BBWS Imam 
Santoso, saat ditemui Tribunnews.com di lokasi jebolnya tanggul, Jalan 
Laturharhary, Menteng, Jakpus, Jumat (18/1/2013) siang.
Selain masalah hujan, Imam mengungkapkan sebenarnya pengerjaan proyek BKB belum 
selesai dilakukan. Adapun sisi tanggul yang jebol hanyalah tanggul yang 
dibangun dengan gundukan tanah. Beberapa tempat memang masih belum selesai 
dibeton, katanya. Andai sudah selesai dibeton, air tidak akan melimpah. "Kalau 
tanggul tanah ini melimpah karena air, dia akan larut. Makanya akan dibuat 
seperti di seberang itu tetap aman," kata Imam sambil menunjuk deretan beton di 
sisi seberang BKB.
Dari wawancara ini terungkap Kementrian PU tahu bahwa :
1.  Tanggul masih gundukan tanah
2.  Tanggul tanah akan larut oleh air (ingat Situ Gintung)
3.  Tidak ada upaya pemantauan tanggul walau revitalisasi(pembetonan) sudah 
tahun 2009
4.  Seperti biasa setelah jebol pemerintah bilang ”akan dibeton seperti 
tanggul diseblahnya”
 

”kita memang bangsa TIDAK PERNAH SALAH, dan TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARI 
KESALAHAN, sehingga kita akan mengalami TERANTUK masalah yang sama dan berulang 
tanpa melakukan apa apa”