Pak Oki,

Multi beam bathymetri dan piston coring adalah survei yang boleh dibilang rutin 
belakangan ini di area-area frontier di Indonesia termasuk Makassar Strait. 
Jadi, datanya sudah ada untuk masalah seeps di area ini.

BP dulu bersama Pertamina awal 1990an memang melakukan survei ALF (airborne 
laser fluorescence) untuk beberapa wilayah di Indonesia (Thompson et al., 
1991). Di Selat Makassar pun dilakukan, dan menunjukkan beberapa titik seeps. 

Itu dari satelit tanpa ground-check. Piston coring melakukan ground-check 
dengan mengambil core di area2 yang diduga punya manifestasi seeps-gas venting 
di dasar laut seperti mud volcano dan pockmark, lalu dilakukan analisis 
geokimia. Meskipun demikian, sebagian ahli geokimia meragukan metode ini bahwa 
itu menunjukkan suatu termogenic seeps.

Maka, keberadaan seeps belum tentu menunjukkan keberadaan akumulasi hidrokarbon 
di bawahnya. Tentu hal ini berbeda dengan macroseeps yang kita lihat terjadi 
yang pasti menunjukkan ada akumulasi hidrokarbon di sekitarnya di bawah 
permukaan. Sejauh menyangkut microseeps, dengan berbagai metode pun; sampai 
saat ini belum selalu positif berhubungan dengan akumulasi hidrokarbon di 
subsurface. Kasus2 menunjukkan hal itu. Bisa sukses, tetapi juga bisa gagal 
berkorelasi.

salam,
Awang

--- Pada Kam, 25/8/11, o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au> menulis:

> Dari: o - musakti <o_musa...@yahoo.com.au>
> Judul: [iagi-net-l] seeps Re: [iagi-net-l] Rate of Rifting & Organic 
> Richness: Makassar Straits Case (was: Nyiragongo...)
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 3:16 PM
> Pak Awang.
> Sudahkah dilakukan usaha2 untuk melihat apakah ada
> hydrocarbon seeps di north makassar straits ?
> 
> Baik lewat satelite imagery, fluorescense maupun seabed
> mapping untuk melihat apakah ada pockmark akibat underwater
> seeps ? 
> 
> Samar2 saya ingat  BP pernah melakukan satelite seep
> study di selat Makassar. Tak tahu apakah di bagian utara
> atau selatan.
> 
> First principle nya tentu adalah kalau ada seeps, maka di
> daerah tersebut ada source rocks yang mampu men generate dan
> expulse hydrocarbon....
> 
> On Thu, 25 Aug 2011 08:56 ICT Awang Satyana wrote:
> 
> >Ferdi & rekan2,
> > 
> >Iya memang terbalik antara Pak Gadjah dan saya; mungkin
> Pak Gadjah berpendapat lain atau salah tulis, tolong mas
> Gadjah klarifikasi; saya meyakini kalau rifting terlalu
> cepat tak ada kesempatan untuk calon source rocks punya
> kapasitas kekayaan organik yang baik. Karena rifting
> Makassar Strait utara lebih cepat (sebab dipicu sea-floor
> spreading Celebes/Sulawesi Sea) daripada Makassar Strait
> selatan, maka secara 'kasar' kekayaan organik sources di
> rifting-nya diasumsikan lebih kaya di Makassar Strait
> selatan. Tentu ini pernyataan awal yang harus diuji dan
> dibuktikan, tetapi alasannya saya terangkan di bawah ini.
> > 
> >Sebenarnya, tingkat pembukaan rifting tak menyambung
> langsung ke kekayaan organik sedimen. Yang menyambung
> langsung ke kekayaan organik adalah rate of sedimentation
> (Johnson & Ibach, 1982). Dikatakan oleh mereka bahwa ada
> hubungan antara TOC (total organic carbon) dan sedimentation
> rate dalam m/my (meter/juta tahun). Setiap sedimen punya
> nilai terbaik TOC (optimum TOC) pada sedimentation rate
> tertentu. Bila sedimentation rate terlalu rendah, maka
> oksidasi terjadi yang akan merusak pengawetan organik, bila
> sedimentation rate terlalu tinggi maka kandungan organik pun
> akan rendah karena sedimentary dilution. Secara umum untuk
> shale silisiklastik, maka sedimentation rate terbaik agar
> TOC optimum adalah sekitar 21 m/juta tahun (Johnson &
> Ibach, 1982). Kurang atau lebih dari itu, TOC-nya menurun.
> Untuk sedimen gampingan (misalnya source napal),
> sedimentation rate terbaik untuk mencapai TOC optimum adalah
> sekitar 14 m/juta tahun.
> > 
> >Hubungan dengan rifting. Rifting yang relatif cepat
> (Beta faktor tinggi) akan menyebabkan sedimentation rate
> terlalu tinggi, juga pembukaan yang terlalu cepat akan
> mengundang sirkulasi oxic dari open sea masuk. Akibatnya
> adalah kekayaan organik akan rendah. Tetapi rifting yang
> biasa saja, tak cepat, tak lambat, akan menghasilkan
> sedimentation rate yang biasa juga, dan mempertahankan
> kondisi rifting dalam lingkungan anoxic atau sub-oxic,
> sehingga pengawetan organic matters akan relatif lebih baik.
> Terhadap rendahnya kandungan organik, efek dilution karena
> too high sedimentation rate akan lebih memiskinkan kandungan
> organik, dibandingkan sedimentation rate yang too slow.
> Artinya, rifting yang membuka terlalu lambat, dengan
> sedimentation rate yang terlalu lambat juga akan lebih baik
> untuk pengawetan organik daripada di rifting yang terlalu
> cepat dengan efek sedimentary dilution yang tinggi.
> > 
> >Kekayaan organik Makassar Strait utara dan Makassar
> Strait selatan tentu kompleks, masalah kecepatan rifting dan
> sedimentation rate hanyalah salah satu faktor saja. faktor
> lain adalah masalah lebar pembukaan Makassar Strait utara
> yang lebih lebar daripada Makassar Strait selatan. Ini akan
> berpengaruh kepada source facies in situ relatif terhadap
> sumber2 organik di onshore-onshore sebelah barat dan timur
> (Delta Mahakam, onshore western Sulawesi, Paparan
> Paternoster).
> > 
> >'Seruan' saya kepada para operator di West Sulawesi
> offshore (Exxon, Maratahon, COPI, Statoil, Pertamina,
> Talisman, PTTEP, dll) yang saya sampaikan di Jakarta
> Scout-Check Meeting Juni lalu adalah seperti yang saya
> sampaikan di atas. Mereka, seperti pada umumnya semua
> operator, kurang melihat 'yang tidak atau susah terlihat',
> yaitu masalah source rocks dan migrasi. Fokus terlalu besar
> kepada trap dan reservoir, yang memang 'terlihat' di
> seismik. Ketika trap dan reservoir ditemukan dan kualitasnya
> baik, tetapi kosong, sebenarnya problem ada di source dan
> migrasi.
> > 
> >Harus diingat bahwa ketiadaan source akan menjadi
> pembunuh regional prospektivitas; yang akan membunuh
> beberapa WK sekaligus. Jadi, mulailah dari sekarang
> melakukan evaluasi yang seimbang atas
> geologti-geofisika-geokimia; atas semua unsur dan proses
> dalam petroleum system - jangan hanya melulu trap dan
> reservoir.
> > 
> >salam,
> >Awang
> >
> >--- Pada Rab, 24/8/11, kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
> menulis:
> >
> >
> >Dari: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
> >Judul: Re: [iagi-net-l] RE: [SPAM] - Bls: [iagi-net-l]
> Nyiragongo, Kongo---- (Red Sea Petroleum Potential) - Email
> found in subject
> >Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> >Tanggal: Rabu, 24 Agustus, 2011, 8:11 PM
> >
> >
> >Maaf sebelumnya Pak Pireno dan Pak Awang 
> >
> >
> >Apakah pembukaan yang cepat menyebabkan kandungan
> organic menjadi kurang sehingga tdk ada source rock yang
> potensial  atau malah sebaliknya ?
> >
> >
> >dari tulisan Pak Pireno dan Pak Awang sebelumnya, saya
> seperti mendapat pengertian yang berbeda
> >
> >
> >2011/8/24 Gadjah Eko Pireno <gadjah.pir...@krisenergy.com>
> >
> >
> >
> >Oouups....maaf pak Awang....keliru mengerti...
> > 
> >Bener mas, kalau interpreted rift di Cekungan Makassar
> Utara ukurannya tidak besar dan perkembangan riftnya lambat,
> sehingga kualitasnya source rock nya juga masih tanda
> tanya.... dan terbukti kalau sumur-sumurnya tidak berhasil.
> Lain halnya dengan Cekungan Makassar Selatan, seperti dalam
> paper saya di IPA 2010, bahwa perkembangan riftnya lebih
> cepat sehingga membentuk lingkungan danau dan terbukti
> dengan adanya penemuan minyak dan gas di cekungan ini.
> Cekungan MS ini masih mempunyai potensi untuk berkembang
> menjadi provinsi hidrokarbon
> baru.....mudah-mudahan....amin.
> > 
> >Salam,
> >Gadj.
> > 
> >
> >Gadjah E. Pireno
> >New Ventures Manager Indonesia
> > 
> >KrisEnergy Ltd
> >Talavera Bldg 28th Floor
> >Jl. TB. Simatupang Kav 22-26
> >Jakarta 12430
> > 
> >Phone +62-21-75999826
> >mobile +62-21-811927074
> >
> >
> >From: Awang Satyana [awangsaty...@yahoo.com]
> >Sent: Wednesday, August 24, 2011 9:10 AM
> >To: iagi-net@iagi.or.id;
> Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
> >Subject: [SPAM] - Bls: [iagi-net-l] Nyiragongo,
> Kongo---- (Red Sea Petroleum Potential) - Email found in
> subject
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >Mas Gadjah,
> > 
> >Terima kasih atas komentar dan info kekayaan organik
> Danau Tanganyika.
> > 
> >Ulasan saya ("Mencari source rocks di pre-rift atau
> saat masih synrift dengan harapan berkembang sistem source
> rocks yang terrestrial, fluvio-deltaik atau lakustrin hanya
> ideal di konsep atau pemikiran saja. Di Selat Makassar yang
> merupakan relict rifting juga belum terbukti konsep itu.")
> jangan diartikan umum, tetapi spesifik untuk Makassar Strait
> sebelah utara. 
> > 
> >Sejumlah sumur eksplorasi telah dibor berbagai operator
> dalam tiga tahun belakangan ini di Selat Makassar sebelah
> utara, khususnya di area West Sulawesi Offshore. Semua sumur
> gagal menemukan hidrokarbon, meskipun sebagian besar sumur
> menemukan reservoir karbonat (objektif utama) yang bagus dan
> perangkap yang baik. Umumnya operator masih menduga bahwa
> kegagalan sumurnya akibat tipisnya lapisan penutup di atas
> reef. Tetapi saya lebih melihat bahwa kegagalan source (no
> viable sources) di graben-graben area ini adalah penyebab
> kegagalan utama.
> > 
> >Seperti yang Mas Gadjah sebutkan saya sepakat, yaitu
> pembukaan rifting yang terlalu cepat akan menyebabkan
> kekayaan organik berkurang. Begitulah yang saya lihat
> terjadi di Selat Makassar sebelah utara. Kalau kita mau
> detailkan pembukaan Selat Makassar sebelah utara dan sebelah
> selatan tentu akan menghasilkan Beta factor yang akan
> berbeda jauh. Pembukaan yang relatif cepat ini kini mudah
> dilihat di setiap penampang seismik dari area-area operator2
> di sini. Pembukaan yang cepat akan menyebabkan sedimentasi
> cepat, akan mengundang lingkungan oxic masuk, akan
> menyebabkan dilution organic matters menjadi miskin
> kandungannya.
> > 
> >Para operator di sini selalu menganalogikan source
> rocks Eosen yang baik di Sulawesi Barat onshore bersama
> semua seeps-nya yang dikarakterisasi memang berasal dari
> Eocene SRs; tetapi West Sulawesi Offshore bukanlah West
> Sulawesi onshore, bagian offshore ini adalah fasies distal
> dari West Sulawesi onshore saat rifting Paleogen di Selat
> Makassar terjadi. Kualitas SRs yang bagus di West Sulawesi
> onshore, belum tentu di fasies distalnya di offshore-nya;
> ditambah lagi faktor pembukaan rifting yang terlalu cepat.
> > 
> >Untuk Makassar Strait - area West Sulawesi offshore,
> selama menyangkut source rocks, menurut hemat saya, lebih
> optimis di Makassar Strait bagian selatan.
> > 
> >Salam,
> >Awang
> >
> >--- Pada Rab, 24/8/11, Gadjah Eko Pireno <gadjah.pir...@krisenergy.com>
> menulis:
> >
> >
> >Dari: Gadjah Eko Pireno <gadjah.pir...@krisenergy.com>
> >Judul: [iagi-net-l] RE: [SPAM] - [iagi-net-l] Trs:
> Nyiragongo, Kongo---- (Red Sea Petroleum Potential) - Email
> found in subject
> >Kepada: "iagi-net@iagi.or.id"
> <iagi-net@iagi.or.id>,
> "Forum HAGI" <fo...@hagi.or.id>,
> "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>,
> "Geo Unpad" <geo_un...@yahoogroups.com>
> >Tanggal: Rabu, 24 Agustus, 2011, 7:48 AM
> >
> >
> >
> >Terimakasih atas paparannya pak Awang, menarik
> sekali...
> >Sedikit comments  mengenai pendapat bahwa kalau di
> rift basin hadirnya source rock yg melimpah hanya di konsep
> saja, kalau menurut saya secara umum rift basin mengandung
> source rock yg melimpah, kecuali sistem danaunya kurang
> berkembang karena rate of sedimentationnya lebih cepat
> sehingga tidak pernah terjadi genangan danau yang artinya
> endapannya di dominasi endapan klastik. Seperti contoh hari
> ini adalah danau Tanganyika di Afrika Timur yang merupakan
> salah satu deretan danau di East African rift Valley, dari
> contoh core dasar danaunya mempunyai kandungan TOC yang
> cukup tinggi rata-rata diatas 6% yang terdiri dari campuran
> jenis algal dan plant kerogen. Hal ini sangat logik, karena
> danau Tanganyika cukup dalam, airnya jernih sehingga subur
> untuk perkembangan algal dan dikelilingi hutan yang lebat
> sebagai sumber plant kerogennya. As long as material kerogen
> ini diendapkan dibawah photic zones (>30m) maka material
> ini akan bebas dari proses oksidasi.
> > Sehingga seperti yang sering kita baca pada laporan
> analisa geokimia yang  menyatakan kalau source nya mixed
> terrestrial dan algal. 
> >Juga di komplek East AV, bisa dilihat adanya
> accomodation zones antara dua rift basin, ada delta di
> danau, ada fluvial systemnya diujung danau. Ini merupakan
> contoh nyata dari teori-teori rift basin yang ada di text
> book.
> >Trims pak Awang.
> > 
> >gadj.
> >
> >
> >
> >ang From: Awang Satyana [awangsaty...@yahoo.com]
> >Sent: Tuesday, August 23, 2011 12:08 PM
> >To: IAGI; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
> >Subject: [SPAM] - [iagi-net-l] Trs: Nyiragongo,
> Kongo---- (Red Sea Petroleum Potential) - Email found in
> subject
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >Diskusi menerus ke petroleum potential the Red Sea...
> >
> >--- Pada Sel, 23/8/11, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> menulis:
> >
> >
> >Dari: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> >Judul: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Nyiragongo,
> Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
> >Kepada: "Hade B Maulin" <bakda_mau...@yahoo.com>
> >Cc: "Ahmad Najih Al-Amal" <naji...@gmail.com>,
> "eri_...@yahoo.com"
> <eri_...@yahoo.com>,
> "edin syaripudin" <edin.syaripu...@gmail.com>,
> "cipi...@yahoo.com"
> <cipi...@yahoo.com>
> >Tanggal: Selasa, 23 Agustus, 2011, 10:57 AM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >Hade,
> > 
> >Iya, Laut Merah ada dalam rangkaian East African-West
> Asia Rift Valley, hanya di Laut Merah karena setting
> tektoniknya sudah membuka menjadi sea-floor spreading
> (incipient sea-floor spreading) meskipun umur Red Sea-Gulf
> of Aden baru 20 juta tahun, lebih muda dari awal pembukaan
> East African Rift System yang awal terbuka sejak 50 juta
> tyl. Penyebabnya adalah tentu mikro2 lempeng yang lebih
> aktif di sekitar Suez, Red Sea dan Gulf of Aden.
> > 
> >Tentang volkanismenya, tentu terjadi di Laut Merah
> seperti didetailkan Hade di bawah. Saat ini pun masih
> berlangsung dalam bentuk volcanism di MOR sebagai akibat
> sea-floor spreading. Tentu volkanisme Nyiragongo tak akan
> berpengaruh kepada Laut Merah, tetapi Laut Merah punya
> sistem volkanismenya sendiri.
> > 
> >Uplift yang menyertai suatu extension akan terjadi bila
> terjadi discontinuous non-uniform stretching. Ini adalah
> akibat tidak samanya rate of stretching di kerak maupun
> mantle lithosphere-nya, sehingga ada suatu permukaan atau
> zona discontinuity yang memisahkan wilayah-wilayah tertentu
> dengan nilai Beta factor (faktor stretching) yang berbeda2.
> Uplift2 yang menyertai extension itu telah teramati di
> beberapa tempat (East African Rift, Nova Scotian dan
> Labarador continental margin, Canada juga di Red Sea - pada
> masa pembentukannya, dan di Red Sea akan terbentuk lagi
> selama terjadi discontinuous non-uniform stretching.
> > 
> >Membedakan antara lapisan karbonat dengan volcanics di
> posisi subsalt saya pikir tak bisa hanya dengan metode
> seismik; harus melibatkan metode magnetik detail.
> Kawan2 sebuah company di sini mencoba metode magnetik
> detail di Selat Makassar dan Cenderawasih Bay untuk
> membedakan mana volcanics dan mana lapisan karbonat, juga
> membedakan jenis keraknya apakah masih kontinen atau oseanik
> bagi yang membingungkan antara attenuated continental
> basement atau sudah incipient sea-floor spreading. Inti
> metodenya adalah di mana penempatan sumber magnetiknya
> (dianggap volkanik), diplot di layer seismik. Bila data
> seismiknya 3D tentu lebih bagus, apalagi kalau yang sudah
> diproses PSDM-pre stack depth migration.
> > 
> >Mencari source rocks di pre-rift atau saat masih
> synrift dengan harapan berkembang sistem source rocks yang
> terrestrial, fluvio-deltaik atau lakustrin hanya ideal di
> konsep atau pemikiran saja. Di Selat Makassar yang merupakan
> relict rifting juga belum terbukti konsep itu. Untuk Red
> Sea, mengapa tak mencari saja fasies sedimen source rocks
> yang berkembang saat terjadi transisi dari rift basins
> menjadi youthful ocean basin ?
> > 
> >Pada saat transisi dari rift basin ke
> youthful/incipient ocean basin, penenggelaman basin
> akan mengalahkan sediment supply, sehingga terjadi beberapa
> pengendapan fasies sedimen yang sesungguhnya menunjukkan
> kejadian sediment starvation - kelaparan sedimen:
> > 
> >1. Evaporites. Koneksi intermittent rift yang terjadi
> dengan laut selama masa pemulaan ocean basin akan
> menyediakan kondisi ideal untuk pembentukan evaporit yang
> tebal.
> > 
> >2. Black organic-rich shales. Produktivitas orgaik yang
> tinggi dan restricted marine circulation tentu akan
> memberikan pengawetan organik yang paling baik pada shales
> yang diendapkan di tahap ini. Kondisi ini akan terjadi bila
> incipient ocean basin yang baru terbentuk punya semacam
> tanggul/sill yang membatasi sirkulasi oksigen dari laut
> terbuka. Cari di sea-level eustacy periode2 terjadinya
> eustatic highstands, biasanya di situlah periode anoxia.
> > 
> >3. Pelagic carbonates. Di ocean basin yang baru
> terbentuk, dengan suplai klastik minimal, akan berkembang
> deep water pelagic carbonates yang bisa diendapkan di atas
> pre-rift basement maupun di atas kerak samudera yang baru
> terbentuk. Bila pre-rift basement-nya faulted, faulted
> topography akan mengontrol tipe depositnya; horst akan
> menjadi tempat shallow-water carbonates tetapi juga
> seamounts (memisahkannya menggunakan metode magnetik seperti
> didiskusikan di atas), sementara grabennya akan menjadi
> tempat deposit fine-grained pelagic sediments.
> > 
> >Fase passive margin di atas yang sediment-starved ini
> kemudian akan diikuti oleh meningkatnya sedimen
> silisiklastik asal benua/terestrial yang membentuk thick
> seaward-prograding wedges lengkap dengan growth faulting dan
> mud diapirism di deltaic clastic wedge-nya. 
> > 
> >Petroleum system bisa terjadi di dalam fase
> passive-margin starved-basin dengan source rocks-nya black
> organic-rich shales yang mengalami anoxia, reservoirnya bisa
> pelagic carbonates yang fractured atau barangkali oolitic
> atau shallow water carbonates/reef di horst block, dan jelas
> seals-nya adalah evaporite beds yang tebal itu. Petrloleum
> system juga bisa terjadi di fase passive margin yang
> menutupi starved-basin, yaitu di fase yang kaya akan sedimen
> deltaik yang prograding ke laut dalam ala Niger.
> > 
> >salam,
> >Awang
> >
> >--- Pada Sel, 23/8/11, Hade B Maulin <bakda_mau...@yahoo.com>
> menulis:
> >
> >
> >Dari: Hade B Maulin <bakda_mau...@yahoo.com>
> >Judul: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Nyiragongo,
> Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
> >Kepada: "awangsaty...@yahoo.com"
> <awangsaty...@yahoo.com>
> >Cc: "Ahmad Najih Al-Amal" <naji...@gmail.com>,
> "eri_...@yahoo.com"
> <eri_...@yahoo.com>,
> "edin syaripudin" <edin.syaripu...@gmail.com>,
> "cipi...@yahoo.com"
> <cipi...@yahoo.com>
> >Tanggal: Selasa, 23 Agustus, 2011, 9:35 AM
> >
> >
> >
> >Pak Awang,
> >Saya tertarik dengan mekanisme kedua, intra plate
> volcanism.
> >Apakah Nyiragongo volcanism yang terpicu oleh East
> African Rift system ini bisa berpengaruh pada volcanism di
> Red Sea?
> >Seperti kita ketahui, Red Sea juga merupakan Rift basin
> yang masih aktif hingga saat ini..namun memang proses
> riftnya belakangan (Oligocene:inisiasi) jika dibandingkan
> dengan East African system.
> >Dari beberapa referensi, disebutkan juga bahwa
> setidaknya terdapat 3 fase volcanism di Red Sea Rift :
> >
> >• Pada 31 juta thn yl; aktifitas magmatisme basa dan
> felsic (dominasi feldspar dan silica) yang disinyalir
> berhubungan dengan Afar Plume di daerah Derudib (Ethiopia).
> Proses ini diasumsikan berkaitan dengan masa pre Rift di Red
> Sea. 
> >• Pada 24 juta thn yl; periode ini sangat mendominasi
> bagian tengah red sea (wilayah sudan dan saudi)
> >• Fase basaltik hingga akhir Oligosen (20 jt thn
> yl).
> >
> >Pertanyaannya adalah, apakah akan terbentuk juga domal
> uplift serupa Nyiragongo di Red Sea pada kemudian hari? 
> >
> >Sejauh ini yang bisa diamati pada seismik adalah strong
> reflection yang masih sulit diidentifikasikan (ambigu)
> antara volcanics atau lapisan karbonat, terutama di bawah
> lapisan salt. Red Sea sendiri menurut saya sangat unik
> dengan kehadiran lapisan salt yang tebal..namun sebelum
> proses evaporasi mendominasi Red Sea, saya masih percaya
> bahwa fase volcanism lebih dulu "menguasai" area tersebut.
> Jika ini benar, maka ada harapan tersedianya lapisan sedimen
> pre-rift sebelum volcanisme ini yang kiranya mampu bertindak
> sebagai source rock. 
> >
> >Mohon pencerahannya pak Awang
> >
> >salam,
> >
> >Hade
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> >To: iagi-net@iagi.or.id;
> Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>;
> Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>;
> Eksplorasi BPMIGAS <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> >Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:28 AM
> >Subject: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Nyiragongo,
> Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar
> >
> >
> >  
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >Ferdi,
> > 
> >Penyebaran gunungapi di dunia barangkali bisa
> digolongkan ke dalam dua bagian besar: (1)
> subduction-related volcanism dan (2) intra-plate volcanism.
> Nomor (1) sudah banyak kita ketahui sebab sekitar 90 %
> gunungapi di dunia termasuk dominasi di Indonesia adalah
> dari golongan ini. Tetapi golongan (2) jarang kita ketahui,
> dan di golongan inilah Nyiragongo, Kongo berada. Hot-spot
> juga boleh saja kita golongkan ke dalam golongan (2) seperti
> beberapa terjadi di tengah kerak samudera seperti di
> pulau-pulau Hawaii, Galapagos, dan Christmas.
> > 
> >Khusus Nyiragongo, setting tektoniknya memang ia sebuah
> intra-plate volcanism, yang kebetulan duduk di kerak benua
> yang sedang menipis karena mengalami peretakan hendak
> memisah (East African Rift Valley). Kalau kita mau
> menyebutnya sebagai rifting volcanism, boleh-boleh saja,
> seperti juga terjadi di beberapa tempat di Selat Makassar
> sebelah utara sebab Selat Makassar adalah suatu relict/bekas
> rifting kontinen antara Kalimantan dan Sulawesi atau tepi
> timur Sundaland.
> > 
> >Wilayah-wilayah yang aktif retak/rifting saat ini
> ditandai oleh anomali gaya berat (Bouguer/Free Air) yang
> negatif, heat flow yang tinggi (90-115 MW/m2 atau > 2
> HFU) dan aktivitas volkanik. Semuanya ini mengindikasi bahwa
> ada anomali termal di kedalaman rifting ini. Mengapa
> Nyiragongo >3000 meter? Karena, setiap rifting di
> kontinen juga akan ditandai oleh domal uplifts (pengangkatan
> meng-kubah). Kubah2 rifting di Afrika sudah terkenal,
> misalnya Ethiopian Swell di utara, East African Swell di
> tenggara (di tepi baratnya duduk Nyiragongo), atau Tibesti
> dan Hoggar Swell di Afrika Utara. Kubah2 ini sangat sering
> berhubungan dengan volkanisme, dan begitulah seperti
> dibuktikan oleh Nyiragongo.
> > 
> >Sumber lava atau pemanasan litosfer di Nyiragongo bisa
> berasal dari: (1) konduksi dari sumber panas di bawah
> litosfer/thermal expansion, (2) penetrative convection dari
> magma yang masuk ke litosfer, atau (3) convective heating di
> bawah litosfer karena ada asthenospheric plume (upwelling
> mantle plume) yang panas dan naik. Dengan mekanisme seperti
> itulah Nyiragongo terbentuk.
> > 
> >Beberapa continental rifting lain yang juga disertai
> gejala volkanisme adalah: Rio Grande Rift (western US),
> Rhine Graben (Eropa) dan Baikal Rift (Asia tengah).
> > 
> >salam,
> >Awang
> >
> >--- Pada Sen, 22/8/11, kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
> menulis:
> >
> >
> >Dari: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
> >Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava
> Terbesar di Lembah Retakan Besar
> >Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> >Tanggal: Senin, 22 Agustus, 2011, 5:10 PM
> >
> >
> >
> >Pak Awang
> > 
> >bagaimana mekanisme pembentukan gunung api Nyiragongo
> ya ?  bukannya kalau gunung api yang berhubungan dengan
> pemekaran kerak benua harusnya terbentuk di fasa akhir
> pemekaran seperti hotspot/mor ? sementara mt nyiragonggo
> justru sudah ada ( ketinggian sudah 3470 dpl), lavanya
> basaltic dan masih di tengah kerak benua...
> >
> >2011/8/22 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> >
> >Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi
> sejumlah lempeng besar dan kecil adalah bagian paling luar
> planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus dapat kita
> saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah,
> gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke
> sana ke mari, saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu
> dengan yang lainnya digerakkan oleh material mantel yang
> bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian
> mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti
> itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera
> terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai
> sekarang.
> >
> >Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini
> sedang mengalami peretakan benua yang terbesar di dunia,
> para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah Retakan Besar
> (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika
> saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya.
> Lembah Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala
> fragmentasi benua melalui peretakan benua (continental
> rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui
> pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan
> benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut
> saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat.
> >
> >Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar
> 5000 km dari Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai
> Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah Retakan Besar ini
> telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam
> jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika
> (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut
> Merah (di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati,
> Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa
> Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur
> dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan
> volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya
> dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur
> ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga
> semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya
> berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini.
> >
> >Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun
> aktif di Lembah Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi
> cerita utama tulisan ini. Dalam beberapa bulan terakhir ini,
> saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal sains dan
> sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi
> bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik
> Demokratik Kongo, Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas
> Lembah Retakan Besar Afrika Timur.
> >
> >Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah
> karena gunungapi aktif ini memiliki kawah berisi lava
> mendidih terbesar di dunia dengan temperatur sekitar 1200 C.
> Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, diperhitungkan
> diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang
> datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah
> superpanas ini dikelilingi oleh dinding batuan lava lama
> setinggi 15 meter.
> >
> >Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo
> yang tinggal di bawah gunungapi ini. Saat terjadi erupsi,
> kolom-kolom tinggi lava pijar sering dilemparkan ke langit
> dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah
> lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri
> kota/desa di bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah
> berbulan-bulan dilanda gempa kecil, Gunung Nyiragongo
> meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri desa/kota
> Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan
> lahar panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk
> Goma kehilangan rumah, mengungsikan sebanyak 400.000
> penduduk. Saat ini setengah juta penduduk Goma hidup di
> bawah bayang-bayang maut Nyiragongo.
> >
> >Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang
> besar dan keberanian, delapan orang pecinta gunungapi dari
> the Geneva Volcanology Society turun ke dasar kawah
> Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa
> kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The
> Devil’s Blast” besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan
> gunungapi terkenal kala itu, yang merupakan film dokumen
> pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun ke kawah
> Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40
> tahunan. Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak
> cukup untuk menghalanginya. Sebelum merambah Nyirangongo
> mereka berbulan-bulan sebelumnya telah mengikuti berbagai
> pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, seorang
> ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma,
> dibantu dua pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter
> yang membawakan barang-barang para pelancong dan peneliti
> seberat hampir 600 kg.
> >
> >Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung
> selama 12 hari. Selain berhasil memenuhi fantasi masa
> kecilnya, kedelapan orang ini juga telah mengumpulkan
> berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai
> peralatan untuk memantau aktivitas Nyiragongo demi
> keselamatan penduduk Goma. Selama sepuluh hari, para
> pelancong/peneliti ini memasang tenda di ketinggian 120
> meter pada ceruk lava lama, di atas dapur lava yang mendidih
> sepanas 1200 C. Tenda-tenda mereka dirikan berbagi dengan
> hembusan gas-gas volkanik dari berbagai retakan di tanah
> lava dan meskipun di atas ketinggian 3000 m mereka tak
> mengalami dingin sebab radiasi dari dapur lava yang mendidih
> 120 meter di bawah mereka membuatnya hangat. Setelah
> menyaksikan kondisi selama tujuh hari dan dirasakan aman,
> beberapa dari mereka turun ke dasar kawah sedekat mungkin
> dengan lava yang sedang mendidih menggunakan pakaian khusus.
> Beruntung, Nyiragongo saat-saat itu cukup bersahabat kepada
> para
> > pecintanya, hanya beberapa lava pijar
> dilontarkannya.
> >
> >Akhirnya mereka semua selamat keluar dari dapur kawah
> itu dan turun kembali ke Goma. Mereka menyimpulkan bahwa
> selama lava tetap di dasar kawah, Nyiragongo adalah fenomena
> alam yang menakjubkan sekaligus mendebarkan. Tetapi saat
> Nyiragongo mengamuk, melemparkan dan menumpahkan semua lava
> yang dikandungnya maka ia adalah penebar maut, pembunuh tak
> kenal rasa kasihan. USGS membantu Kongo memantau aktivitas
> gunungapi paling aktif di retakan benua paling besar di
> dunia ini.
> >
> >Salam,
> >Awang
> >
> >
> >--------------------------------------------------------------------------------
> >PP-IAGI 2008-2011:
> >ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> >sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> >* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >--------------------------------------------------------------------------------
> >Ayo siapkan diri....!!!!!
> >Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
> Sulawesi, 26-29
> >September 2011
> >-----------------------------------------------------------------------------
> >To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> >To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> >
> >For topics not directly related to Geology, users are
> advised to post the email to: o...@iagi.or.id
> >
> >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> >No. Rek: 123 0085005314
> >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> >Bank BCA KCP. Manara Mulia
> >No. Rekening: 255-1088580
> >A/n: Shinta Damayanti
> >IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> >IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >---------------------------------------------------------------------
> >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information posted on its mailing lists, whether posted
> by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> >---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >__._,_.___
> >
> >Reply to sender | Reply to group | Reply via web post |
> Start a New Topic Messages in this topic (1) 
> >Recent Activity: 
> >
> >New Members 1 
> >Visit Your Group 
> >Please Visit Our Website @  http://geounpad.ac.id/ 
> >and Our Forum            @  http://forum.geounpad.ac.id/
> >
> >REKENING PENYALURAN BEASISWA :
> >Bank Mandiri Cab : Pertamina
> >a/n Devi Rahayu no rek : 1190005761448
> >
> >Moderators:
> >Budhi Setiawan '91 <bu...@wgtt.org>
> >Edi Suwandi Utoro '92 <ed...@dongenergy.no>
> >Sandiaji '94 <sandi...@elnusa.co.id>
> >Wanasherpa '97 <wanashe...@eniindonesia.co.id>
> >Satya '2000 <tri.nugr...@medcoenergi.com>
> >Andri'2004 <andri.sihomb...@energi-mp.co.id>
> 
> > 
> >Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe •
> Terms of Use
> >
> >
> >. 
> >
> >__,_._,___
> >
> >
> 
> 
> --------------------------------------------------------------------------------
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> --------------------------------------------------------------------------------
> Ayo siapkan diri....!!!!!
> Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI,
> Sulawesi, 26-29
> September 2011
> -----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> 
> For topics not directly related to Geology, users are
> advised to post the email to: o...@iagi.or.id
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
> information posted on its mailing lists, whether posted by
> IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be
> liable for any, including but not limited to direct or
> indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of
> or in connection with the use of any information posted on
> IAGI mailing list.
> ---------------------------------------------------------------------
> 
>

--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke