RE: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

2006-03-20 Terurut Topik Bondan Brillianto
Maaf Bli Wayan 
Pengakuan dan penjelasan mengenai freeport bukan dari saya
Saya bukan pekerja atau mantan pekerja freport

Mohon disimak penulis/tanggapan dari pekerja tsb (from:...)

 
 
Regard's  

 
 
Bondan Brillianto
Development  Production Geologist
PT. Medco EP Indonesia
Tel. 021-83991519 / 0811193255
 
 

-Original Message-
From: Wayan Ismara Heru Young [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 18 Maret 2006 0:50
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

***
Your mail has been scanned by InterScan.
***-***

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

2006-03-17 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
bapak2 dan ibu2..
   
  seperti kata Abah,
  apa ada yang bisa lebih menjelaskan?
  apakah ada point yang menjelaskan jika memang terbukti melanggar peraturan2 
yang ada di indonesia (mengenai pertambangan, lingkungan, atau peraturan 
korporat-ekonomi dan mungkin korupsi?) maka pihak penambang wajib membayar 
penalti atau malah kontrak dapat dibatalkan ??
   
  kalau memang ada mungkin bisa di kejar disisi legalnya.. sapa tau bisa 
berubah menjadi PT Emas Papua Jaya.. pasti lebih menguntungkan terutama buat 
warga lokal...
  :)
   
  sekedar bersuara,
  salam,
  .heru.
   
  p.s.enjoy the weekend... 
   

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Rekans


Apa yang dituduhkan oleh Amien Rais mengenai penyogokan dsb, merupakan
tuduhan yang apabila terbukti akan merupakan suatu skandal dalam kehi-
dupan bernegara umumnya dan industri ekstraksi sumber daya alam pada
khususnya.

Saya tidak ahli dalam Kontrak Karya pertambangan , kalau ada yang dapat
memberikan informasi agak mendetil mengenai kontrak karya yang berlaku
saat ini akan sangat membantu agar kita dapat mencermati kasus Freeport
ini dengan lebih objektif.

Si - Abah.


-
 Yahoo! Mail
 Use Photomail to share photos without annoying attachments.

Re: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

2006-03-17 Terurut Topik Noel Pranoto
Sekedar uneg2 dan maaf tujuannya bukan menjelaskan.

Kalau saya baca pernyataan Amien Rais ini sepertinya ada 4 pokok
permasalahan, namun seakan-akan tercampur aduk jadi 1 seperti umumnya
pernyataan politik, yakni:
1. Kontrak Karya Freeport yang ditengarai bernuansa korupsi dan
manipulasi kekuasaan
2. Kontrak Karya Pertambangan Umum
3. Isu lingkungan dan sosial sebagai dampak pertambangan
4. Rasa kebangsaan yang terusik akibat kegiatan Freeport

Untuk poin 1 jelas bukan geologist yang bisa menjabarkan atau
menyelidiki kebenarannya. Negara punya DPR, KPK, Kepolisian dan
Kejaksaan untuk itu dan tinggal dilihat saja kemauan politik
pemerintah sekarang untuk melakukannya sehingga akan terbukti
kecurigaan Amien Rais dan sebagian besar dari kita itu memang fakta
dan harus segera dibereskan atau dagangan politik semata.

Poin ke-2 yg saya lihat dari pernyataan Amien Rais adl Kontrak Karya
Pertambangan Umum itu sendiri yang kalau tidak salah sekarang sudah
menginjak generasi ke-7 sejak dimulai dari Orde Baru berkuasa. Yang
selalu menarik perhatian kita terutama adalah besarnya bagi hasil atau
royalti. Mohon dikoreksi kalau salah, di dalam dokumen Kontrak Karya
(maaf, saya sendiri belum pernah melihat namun hanya diberi penjelasan
waktu kursus kepala teknik tambang) tidak disebutkan jumlah
royalti/bagi hasil. Besarnya royalti tsb diatur dalam PP No 25 Thn
2003, bisa dilihat di
http://www.ri.go.id/produk_uu/produk2003/pp2003/pp45'03lamp1.htm , dan
utk emas misalnya adalah 3,75% dari harga jual per kg sdgkan tembaga
adl 4,00% perton dari harga jual tanpa mempertimbangkan harga pasar.
Sebagai perbandingan di negara lain, di Queensland, Australia,
menerapkan 2 paket yg berbeda utk gold, yakni fixed rate (2,7%) atau
variable (1,5-4,5%) berdasarkan harga pasaran yg diambil dari London
Bullion Market. Kalau tertarik bisa dilihat di
http://www.nrm.qld.gov.au/mines/pdf/base_pma_guidelines.pdf . Jadi
kalau secara nominal 3,75% untuk gold ini lebih tinggi drpd 2.7% di
Qld (sama2 fixed rate).
Mungkin ada yang bisa menambahkan info royalty kalau di US atau South
Africa. Agar lebih fair tentu kita juga harus dilihat country risk
masing-masing negara utk investasi pertambangan meski ini tidak
disinggung dalam Kontrak Karya (KK). KK itu sendiri dari generasi ke
generasi selalu ada perbaikan, misalnya mslh community development yg
dulunya tidak wajib, kini menjadi wajib. Namun apakah
perbaikan-perbaikan ini masih belum setimpal dgn kondisi sekarang 
ekspektasi rakyat banyak, tentu tugas pemerintah dan DPR utk
menyelesaikannya. Yang sering disorot juga adl lemahnya posisi kita
dlm penandatanganan KK, yakni Presiden mewakili Pemerintah RI
(tentunya stlh dokumen tsb disetujui DPR) vs Direktur Perusahaan
Asing. Barangkali kalau ada yg pernah melihat dokumen KK bisa memberi
pencerahan apa benar ada ttd Presiden RI di situ. Selain melemahkan
harga tawar jika ada dispute, sptnya ini juga yg disorot oleh Amien
Rais sbg pengangkangan thd kedaulatan negara? Sbg perbandingan lagi,
di Australia perusahaan tambang hanya berurusan dgn dept. pertambangan
di negara bagian.

Poin ke-3 adl isu lingkungan yg sedari dulu menjadi topik yg panas.
Pertama-tama usaha penambangan terbuka itu hrs diakui memang merusak
muka bumi. Kalau tidak bisa menerima konsekuensi tsb ya memang jangan
ditambang dan kembali ke cost  benefit-nya lagi. Saya rasa bukan
hanya tambang, namun industri lainnya yg erat berkaitan dgn perubahan
bentang alam (perkebunan, pertanian, perikanan pesisir, dll). Saya
belum pernah ke Freeport tapi kalau melihat di
http://earthobservatory.nasa.gov/Newsroom/NewImages/images.php3?img_id=16650
dan membuat perhitungan kasar, luasan terganggu akibat tambang aktif
adl kira2 berdimensi panjang 5 km dan lebar 3 km (blm termasuk
pembuangan tailing, infrastruktur, dll). Di Western Australia ada
tambang bijih besi dekat Newman, Whaleback, luasannya lbh besar drpd
dimensi Grasberg di atas. Dinamakan Whaleback karena bentuk pitnya
mirip punggung paus biru namun terbalik ke bawah (kalau suka Google
Earth bisa dilihat di  23°21'37.87S 119°40'33.13E meski image-nya
ketinggalan 5 thn). Saya yakin krn Grasberg lokasinya dekat dgn TN
Lorentz, Puncak Jaya dan lapisan es abadi (meski mengecil terus dr wkt
ke wkt) makanya menjadi topik yg tiada habisnya. Ibarat artis cantik
kalo di teve kelihatan jerawatnya pasti jadi berita. Tapi sekali lagi
yg namanya menambang terbuka pasti pemandangannya tidak bisa
dibandingankan dgn kondisi sebelumnya yg ijo royo-royo.
Melihat ke image gratis dari url NASA di atas, yg membuat mata kita
sangat terganggu adl aliran S. Ajkwa (?) ke selatan yang membawa waste
material (tailing?) dimana kini banyak penambang-penambang artisanal
mendulang emas. Hal ini juga yg selalu menghiasi pamflet-pamflet anti
pertambangan oleh LSM baik dari luar maupun dalam negeri. Terlepas
dari breaching the law (ANDAL yg sdh ditetapkan dan disetujui
pemerintah) atau tidak, tapi dampak pembuangan ini memang luar biasa,
apalagi dari kacamata para greenies. 

Re: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

2006-03-17 Terurut Topik Wayan Ismara Heru Young
Sekedar uneg2 dan maaf tujuannya bukan menjelaskan.
   
  tapi cukup banyak membuka wawasan pak, setidaknya untuk wawasan saya...
  Terima kasih...
   
  setelah baca pengakuan Pak Bondan, yg nb orang dalam FMI, saya jadi 
berpikir lagi: jika Grassberg dari dulu di kuasai pengusaha indonesia jadinya 
seperti apa ya?
  mungkin malah perusakan lingkungannya jadi lebih parah lagi ya? apalagi 
masalah korupsinya... :)
  tapi mungkin perlakuan pemerintah pasca reformasi bisa lebih tegas... 
   
  maaf.. ngelantur lagi.. sabtu dini hari memang buakn saat yang tepat untuk 
berpikir.. 
  :(
   
  salam,
  .heru.
   
  


Noel Pranoto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sekedar uneg2 dan maaf tujuannya bukan menjelaskan.

Kalau saya baca pernyataan Amien Rais ini sepertinya ada 4 pokok
permasalahan, namun seakan-akan tercampur aduk jadi 1 seperti umumnya
pernyataan politik, yakni:
1. Kontrak Karya Freeport yang ditengarai bernuansa korupsi dan
manipulasi kekuasaan
2. Kontrak Karya Pertambangan Umum
3. Isu lingkungan dan sosial sebagai dampak pertambangan
4. Rasa kebangsaan yang terusik akibat kegiatan Freeport

Untuk poin 1 jelas bukan geologist yang bisa menjabarkan atau
menyelidiki kebenarannya. Negara punya DPR, KPK, Kepolisian dan
Kejaksaan untuk itu dan tinggal dilihat saja kemauan politik
pemerintah sekarang untuk melakukannya sehingga akan terbukti
kecurigaan Amien Rais dan sebagian besar dari kita itu memang fakta
dan harus segera dibereskan atau dagangan politik semata.

Poin ke-2 yg saya lihat dari pernyataan Amien Rais adl Kontrak Karya
Pertambangan Umum itu sendiri yang kalau tidak salah sekarang sudah
menginjak generasi ke-7 sejak dimulai dari Orde Baru berkuasa. Yang
selalu menarik perhatian kita terutama adalah besarnya bagi hasil atau
royalti. Mohon dikoreksi kalau salah, di dalam dokumen Kontrak Karya
(maaf, saya sendiri belum pernah melihat namun hanya diberi penjelasan
waktu kursus kepala teknik tambang) tidak disebutkan jumlah
royalti/bagi hasil. Besarnya royalti tsb diatur dalam PP No 25 Thn
2003, bisa dilihat di
http://www.ri.go.id/produk_uu/produk2003/pp2003/pp45'03lamp1.htm , dan
utk emas misalnya adalah 3,75% dari harga jual per kg sdgkan tembaga
adl 4,00% perton dari harga jual tanpa mempertimbangkan harga pasar.
Sebagai perbandingan di negara lain, di Queensland, Australia,
menerapkan 2 paket yg berbeda utk gold, yakni fixed rate (2,7%) atau
variable (1,5-4,5%) berdasarkan harga pasaran yg diambil dari London
Bullion Market. Kalau tertarik bisa dilihat di
http://www.nrm.qld.gov.au/mines/pdf/base_pma_guidelines.pdf . Jadi
kalau secara nominal 3,75% untuk gold ini lebih tinggi drpd 2.7% di
Qld (sama2 fixed rate).
Mungkin ada yang bisa menambahkan info royalty kalau di US atau South
Africa. Agar lebih fair tentu kita juga harus dilihat country risk
masing-masing negara utk investasi pertambangan meski ini tidak
disinggung dalam Kontrak Karya (KK). KK itu sendiri dari generasi ke
generasi selalu ada perbaikan, misalnya mslh community development yg
dulunya tidak wajib, kini menjadi wajib. Namun apakah
perbaikan-perbaikan ini masih belum setimpal dgn kondisi sekarang 
ekspektasi rakyat banyak, tentu tugas pemerintah dan DPR utk
menyelesaikannya. Yang sering disorot juga adl lemahnya posisi kita
dlm penandatanganan KK, yakni Presiden mewakili Pemerintah RI
(tentunya stlh dokumen tsb disetujui DPR) vs Direktur Perusahaan
Asing. Barangkali kalau ada yg pernah melihat dokumen KK bisa memberi
pencerahan apa benar ada ttd Presiden RI di situ. Selain melemahkan
harga tawar jika ada dispute, sptnya ini juga yg disorot oleh Amien
Rais sbg pengangkangan thd kedaulatan negara? Sbg perbandingan lagi,
di Australia perusahaan tambang hanya berurusan dgn dept. pertambangan
di negara bagian.

Poin ke-3 adl isu lingkungan yg sedari dulu menjadi topik yg panas.
Pertama-tama usaha penambangan terbuka itu hrs diakui memang merusak
muka bumi. Kalau tidak bisa menerima konsekuensi tsb ya memang jangan
ditambang dan kembali ke cost  benefit-nya lagi. Saya rasa bukan
hanya tambang, namun industri lainnya yg erat berkaitan dgn perubahan
bentang alam (perkebunan, pertanian, perikanan pesisir, dll). Saya
belum pernah ke Freeport tapi kalau melihat di
http://earthobservatory.nasa.gov/Newsroom/NewImages/images.php3?img_id=16650
dan membuat perhitungan kasar, luasan terganggu akibat tambang aktif
adl kira2 berdimensi panjang 5 km dan lebar 3 km (blm termasuk
pembuangan tailing, infrastruktur, dll). Di Western Australia ada
tambang bijih besi dekat Newman, Whaleback, luasannya lbh besar drpd
dimensi Grasberg di atas. Dinamakan Whaleback karena bentuk pitnya
mirip punggung paus biru namun terbalik ke bawah (kalau suka Google
Earth bisa dilihat di 23°21'37.87S 119°40'33.13E meski image-nya
ketinggalan 5 thn). Saya yakin krn Grasberg lokasinya dekat dgn TN
Lorentz, Puncak Jaya dan lapisan es abadi (meski mengecil terus dr wkt
ke wkt) makanya menjadi topik yg tiada habisnya. Ibarat artis cantik
kalo di teve kelihatan jerawatnya pasti 

Re: [iagi-net-l] Amien Rais Bongkar Kejahatan Freeport

2006-03-16 Terurut Topik Minarwan
Kalau punya Google Earth bisa jalan-jalan melihat pegunungan di Papua
Barat sana lho.
NASA mungkin juga punya foto Grasberg dari atas.

Salam
Min

On 3/17/06, Bondan Brillianto [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Selingan untuk weekend

 Isi diluar tanggung jawab kami, bagaimana rekan-rekan di Timika akan
 sebuah informasi ini ?



 Amien Rais Bongkar Kejahatan Freeport


--
My blog at http://decartenz.blogspot.com
Help GeoTUTOR at http://www.geotutor.tk

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Amien Rais 'Bongkar Kejahatan Freeport'

2006-03-16 Terurut Topik yrsnki


  Rekans


   Apa yang dituduhkan oleh Amien Rais mengenai penyogokan dsb, merupakan
   tuduhan yang apabila terbukti akan merupakan suatu skandal dalam kehi-
   dupan bernegara umumnya dan industri ekstraksi sumber daya alam pada
   khususnya.

   Saya tidak ahli dalam Kontrak Karya pertambangan , kalau ada yang dapat
   memberikan informasi agak mendetil mengenai kontrak karya yang berlaku
   saat ini akan sangat membantu agar kita dapat mencermati kasus Freeport
   ini dengan lebih objektif.

   Si - Abah.

  **
 Your mail has been scanned by InterScan.
 ***-***


 ***
 Your mail has been scanned by InterScan.
 ***-***



 Selingan untuk weekend

 Isi diluar tanggung jawab kami, bagaimana rekan-rekan di Timika akan
 sebuah informasi ini ?



 Amien Rais Bongkar Kejahatan Freeport

   Tak ada yang berubah dari sosok Amien Rais.
 Penampilannya yang sederhana, dan keberaniannya dalam mengeritik
 penguasa, masih tetap melekat pada tokoh reformasi ini. Urusan
 mengeritik penguasa, Amien tak main-main. Belakangan, lelaki kelahiran
 Surakarta, 26 April 1944 ini, kembali melakukan gebrakan. Isu lawas
 soal
 korupsi, perusakan lingkungan dan penjarahan besar-besaran yang
 dilakukan PT Freeport, sebuah perusahaan pertambangan asing, kembali ia
 gulirkan.

 Dulu pada tahun 90-an, kritiknya soal Freeport menyebabkan ia
 'ditendang' dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) oleh
 Suharto. Mengangkat isu ini menurut Amien, ibarat membentur tembok
 tebal.

 Banyak pihak yang terlibat, terutama para pejabat bangsa ini dan
 kepentingan asing. Kepada wartawan SABILI Artawijaya dan Rivai Hutapea,
 mantan Ketua MPR-RI ini bicara blak-blakan soal Freeport. Berikut
 wawancara lengkapnya yang berlangsung di pendopo dekat rumahnya di
 Condong Catur, Yogyakarta, pada Selasa (31/01).



 Apa yang melatarbelakangi Anda  kembali berteriak lantang soal
 Freeport?

   Jadi pada awal reformasi saya betul-betul tidak bisa menerima sebagai
 anak bangsa, sebagai umat, melihat kelakuan investor asing yang
 mengeksploitasi kekayaan alam kita lewat industri pertambangan secara
 sangat ugal-ugalan, sangat tidak masuk akal. Malah waktu itu saya
 berhasil menguak pertambangan Busang, yang mestinya akan dibuka di
 Kalimantan, kemudian andaikata penipuan Busang itu menjadi kenyataan,
 maka mereka bisa menjual saham di New York dengan harga yang aduhai.
 Sementara sesungguhnya Busang itu pepesan kosong belaka. Kemudian
 setelah saya dengan izin Allah, berhasil membongkar kebohongan Busang
 itu, saya mengarahkan bidikan saya ke kejahatan yang dilakukan oleh PT
 Freeport McMoran disekitar Timika. Saya mendasarkan kritik saya bukan
 hanya kata si Fulan dan si Fulanah,  atau berdasarkan qaala wa qiila,
 tetapi saya memang datang sendiri ke pertambangan Freeport itu. Bahkan
 saya sempat menginap disana dan saya relatif sudah menjelajahi selama
 setengah hari keadaan pertambangan itu. Sebagai seorang anak bangsa
 saya
 betul-betul tidak bisa menerima bahwa ada wilayah kita yang diacak-acak
 oleh perusahaan Amerika secara sangat menghina, karena sebuah gunung
 sudah lenyap menjadi danau yang sangat jelek. Kemudian entah berapa
 luasnya tanah sekitar pertambangan sudah rusak total. Saya juga melihat
 dengan mata kepala ada pipa besar yang dipasang dari pusat pertambangan
 di Grasberg disekitar Tembaga Pura itu turun kebawah sepanjang seratus
 kilometer sampai ke tepi laut Arafura. Kemudian ternyata pipa itu untuk
 menggotong concentrate atau biji tambang emas, perak dan tembaga yang
 kita tidak pernah tahu volume atau jumlahnya. Apalagi saya diberi tahu
 bahwa jelas kali Freeport itu menggelapkan pembayaran pajaknya. Begitu
 saya mengungkpa kenyataan ini sebagai sebuah kenyataan yang
 bertentangan
 dengan UUD 45, maka dua minggu kemudian (tahun 1993, red) saya
 ditendang
 dari ICMI oleh pak Harto. Setelah itu nampaknya Freeport sebentar
 melakukan konsolidasi, tidak begitu mencolok mata, bahkan lantas satu
 persen dari keuntungannya, katanya diberikan kepada masyarakat sekitar.
 Tapi yang dikerjakan Freepor makin gila, yaitu ada pelipatan wilayah
 yang dieksploitasi dengan izin pemerintah. Kemudian juga jumlah biji
 tambang yang diangkut ke luar lebih banyak lagi.

 Selama saya jadi Ketua MPR hal ini tidak pernah saya pantau. Saya
 pernah dibujuk oleh James Moffett pada musim panas tahun 1997 waktu saya
 ada
 di Washington.

 Dia terbang ke New Orleans, dan mengiming-imingi saya.
 Kata dia, kalau mau saya akan diantar naik helikopter untuk tour ke
 daerah pertambangan Freeport, dan saya akan diberi keterangan bahwa
 Freeport tidak merusak ekologi atau lingkungan kita. Kemudian pada saat
 bersamaan saya di New York ketemu dengan Henry Kissinger. Ternyata dia
 salah satu Komisaris, dan dia dengan diplomasinya mengatakan, Kalau
 Anda melihat penyelewengan hukum, maka beri tahu saya. Saya akan
 mengambil langkah koreksi. Tetapi semua itu tentu saja hanya
 sandiwara, karena yang