Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
> "Jadi kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang ada > di lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara Lombok, karena > hingga kini belum ada perusahaan perminyakan yang melakukan kegiatan > hingga tahap eksplorasi," ujarnya. > Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut Awang, > perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran lapisan > batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan survei seismik. > Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari BPMIGAS yang dipimpin > Awang Harun Satyana akan menyampaikan ekspose tentang potensi Migas di NTB > di hadapan sejumlah pejabat dari instansi terkait untuk memberikan > informasi mengenai potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms] > ovember 2008. > Husky Energy akan melakukan survei seismik mulai tahun 2009 yang kemudian > dilanjutkan dengan pengeboran pada tahun berikutnya. > Mengenai jumlah cadangan Migas di lepas pantai utara Sumbawa dan Utara > Lombok, Awang mengatakan, hingga kini belum diketahui secara pasti, karena > untuk mendapatkan data mengenai cadangan tersebut harus dilakukan pemboran > sejumlah sumur lagi. > "Jadi kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang ada > di lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara Lombok, karena > hingga kini belum ada perusahaan perminyakan yang melakukan kegiatan > hingga tahap eksplorasi," ujarnya. > Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut Awang, > perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran lapisan > batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan survei seismik. > Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari BPMIGAS yang dipimpin > Awang Harun Satyana akan menyampaikan ekspose tentang potensi Migas di NTB > di hadapan sejumlah pejabat dari instansi terkait untuk memberikan > informasi mengenai potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms] > > Inilah.com- 'Offshore' Sumbawa - Lombok Miliki Cadangan Migas > > > > > > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Geo Unpad > <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS > <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Wednesday, December 10, 2008 8:54:00 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) > > Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan > sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model > analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the > present is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di > Satonda tidak ada minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang > bisa menjadi reservoir migas untuk ancient counterpart-nya. > > Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian > model analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi > minyak di Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan > kami secara penuh mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui > masyarakat Indonesia, bukan hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing. > > Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal > pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa > dikoreksi jelas). > > salam, > awang > . > --- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> > Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM > > 2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>: >> >> Kalau ke media beritanya jadi begini >> http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 >> 0,id.html >> Salam >> munji > > Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan > "warta" > > Selamat deh Pak Awang :) > > RDP > > BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda > > Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB > > TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12), tim > eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas > Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di > pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau > air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang > berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi. > > Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati > dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan >
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
ata mengenai cadangan tersebut harus dilakukan pemboran sejumlah sumur lagi. "Jadi kita belum mengetahui secara pasti besarnya cadangan Migas yang ada di lepas pantai di NTB baik di utara Sumbawa maupun utara Lombok, karena hingga kini belum ada perusahaan perminyakan yang melakukan kegiatan hingga tahap eksplorasi," ujarnya. Untuk memastikan jumlah cadangan Migas di lepas pantai NTB, menurut Awang, perlu dilakukan, penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran lapisan batuan di bawah permukaan bumi dengan melakukan survei seismik. Setelah melakukan fieldtrip di Satonda, tim dari BPMIGAS yang dipimpin Awang Harun Satyana akan menyampaikan ekspose tentang potensi Migas di NTB di hadapan sejumlah pejabat dari instansi terkait untuk memberikan informasi mengenai potensi Migas yang ada di daerah ini. [*/cms] Inilah.com- 'Offshore' Sumbawa - Lombok Miliki Cadangan Migas From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Geo Unpad <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Wednesday, December 10, 2008 8:54:00 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir migas untuk ancient counterpart-nya. Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing. Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi jelas). salam, awang . --- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM 2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>: > > Kalau ke media beritanya jadi begini > http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 > 0,id.html > Salam > munji Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan "warta" Selamat deh Pak Awang :) RDP BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12), tim eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang. ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
Pak Awang, Kisah ekspedisi ke Satonda (nama ini agak asing bagi saya)saya baca di koran Tempo, Selasa pagi (8 Des)ketika sedang di bandara mau ke Jambi. Kisahnya sangat menarik, nama Pak Awang bbrp kali sempat ditulis. Kapan-2 saya ingin mendapatkan artikelnya lebih lengkap. Salam hangat dari Gerbang-1, sugeng -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wed 12/10/2008 8:54 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir migas untuk ancient counterpart-nya. Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing. Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi jelas). salam, awang . --- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM 2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>: > > Kalau ke media beritanya jadi begini > http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 > 0,id.html > Salam > munji Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan "warta" Selamat deh Pak Awang :) RDP BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12), tim eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang. Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu (6/12) malam. Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh Indonesia,'' katanya. Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini, kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia. Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki, Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik, Satonda banyak didatangi ilmuwan. Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut. Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan Satonda i
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
Yah begitulah wartawan, walaupun saat wawancara sudah dijelaskan sejelas-jelasnya bahwa tujuan ekspedisi ini adalah untuk mempelajari model analog masa kini untuk dibawa ke masa lalu sesuai prinsip geologi (the present is the key to the past), dan juga sudah dijelaskan bahwa di Satonda tidak ada minyak ditemukan, tetapi ada stromatolit modern yang bisa menjadi reservoir migas untuk ancient counterpart-nya. Sebenarnya para wartawan mengerti, tetapi kalau sekedar berita "pencarian model analog Satonda" tak menarik dibandingkan dengan "penemuan potensi minyak di Satonda". Kami mengizinkan wartawan Antara mengikuti kegiatan kami secara penuh mempertimbangkan bahwa Satonda harus diketahui masyarakat Indonesia, bukan hanya ditulis dan didatangi ilmuwan2 asing. Yang penting kini Satonda telah mendapatkan perhatian banyak orang, soal pemberitaan itu hanya mispersepsi (yang mungkin disengajakan, bisa dikoreksi jelas). salam, awang . --- On Wed, 12/10/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) To: iagi-net@iagi.or.id Date: Wednesday, December 10, 2008, 8:15 AM 2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>: > > Kalau ke media beritanya jadi begini > http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 > 0,id.html > Salam > munji Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan "warta" Selamat deh Pak Awang :) RDP BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12), tim eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang. Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu (6/12) malam. Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh Indonesia,'' katanya. Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini, kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia. Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki, Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik, Satonda banyak didatangi ilmuwan. Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut. Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan Satonda itu sekitar 10 meter. Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening. Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin 90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah melebih air laut yaitu 108-117 persen. SUPRIYANTHO KHAFID serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... ---
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
2008/12/10 Syarif, Munji <[EMAIL PROTECTED]>: > > Kalau ke media beritanya jadi begini > http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 > 0,id.html > Salam > munji Wartawan emang punya "seni" tersendiri dalam menyebarkan "warta" Selamat deh Pak Awang :) RDP BP Migas Temukan Dugaan Minyak dan Gas di Pulau Satonda Minggu, 07 Desember 2008 | 09:40 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta:Selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/12), tim eksplorasi BP Migas didukung instruktur eksplorasi dari Universitas Gadjah Mada melakukan studi pendahuluan adanya reservoir migas di pulau Satonda, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Di dalam danau air asing di sana ditemukan terumbu karang yang berpori-pori yang berpotensi memiliki kandungan minyak dan gas bumi. Tim yang dipimpin oleh Kepala Dinas Eksplorasi Indah Dwi Poernamawati dan Kepala Geologi Eksplorasi awang Harun Satyana tersebut, menemukan batuan Stromatolit yaitu batuan gamping sejenis batu kapur yang terbentuk dari ganggang dan bakteri yang hidup hidup di danau yang kondisinya ekstrim - yang merupakan air laut yang terjebak di danau tersebut menjadi media hidupnya bakteri dan ganggang. Ternyata setelah dicek di lapangan dan literatur, sangat bisa menjadi reservoir migas. ''Karang yang mempunyai pori-pori bisa menyimpan migas,'' ujar Awang sewaktu melakukan pemaparan temuannya di depan pejabat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, di Senggigi, Sabtu (6/12) malam. Dikatakannya bahwa, iIsi danau adalah air laut yang sangat asin dan lebih asin dari air laut disekelilingnya dan lebih basa dari air laut bisa menghidupkan stromatolit. Karenanya, setelah penelitian Satonda tersebut, tim eksplorasi BP Migas akan mengevaluasi seluruh wilayah Indonesia apakah batuan tersebut bisa berkembang di seluruh wilayah Indonesia. ''Kami melihat kondisi Satonda untuk diterapkan di seluruh Indonesia,'' katanya. Tim Eksplorasi BP Migas tersebut ke Satonda untuk mencari model analog bagaimana kondisi fisika, kimia, biologinya kondisi batuan, model yang diterapkan ke masa lalu. Kalau bisa menerapkan seperti di Satonda ini, kemungkinan Satonda akan menjadi model.di seluruh Indonesia. Satonda merupakan pulau kecil terpencil yang merupakan satu dari lima tempat yang ekstrim di dunia. Lainnya ada di Australia Barat, Turki, Amerika Tengah dan perairan Pasifik sebelah barat. Karena spesifik, Satonda banyak didatangi ilmuwan. Satonda adalah sebuah pulau gunung api di seberang daratan pulau Sumbawa. Di dalam pulau seluas 4,8 kilometer persegi tersebut terdapat danau seluas 0,8 kilometer persegi. Semua dasar danaunya berkarang. Airnya pun rasa asin. Menariknya, setiap terjadi pasang surut air laut di luar pulau tersebut, juga hal yang sama terjadi di danau tersebut. Sejarahnya, diperkirakan air laut memasuki danau yang semula kaldera gunung Satonda sekitar tahun 2000 sebelum masehi. Masuknya air laut ke sana sewaktu meletusnya gunung Tambora tahun 1815 dilihat dari bagian-bagian yang runtuh pada bagian selatan bibir yang mengitari danau itu. Diperkirakan tinggi air laut yang menerjang dinding selatan Satonda itu sekitar 10 meter. Kedalaman danaunya bervariasi antara 15-69 meter. Airnya bening. Keasinannya pun berbeda. Pada permukaan hingga 22,8 meter kadar asin 90 persen dibanding air laut. Sedangkan di kedalaman 50 meter ke bawah melebih air laut yaitu 108-117 persen. SUPRIYANTHO KHAFID serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI... ayo, segera pula siapkan utk PIT IAGI ke-38 dg tuan-rumah adalah PENGDA JATENG * mungkin di semarang * mungkin pula di solo * mungkin juga join dg HAGI dll. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---
RE: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
Kalau ke media beritanya jadi begini http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2008/12/07/brk,20081207-14997 0,id.html Salam munji -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 10, 2008 7:33 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) Menarik sekali ceritanya pak, ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho, sekalian nambah pengetahuan juga kalo bisa foto bawah lautnya di share juga pak, biar kami yang penasaran ini bisa ikut menikmati regards, senoaji Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 12/09/2008 01:12 PM Please respond to To IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad <[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]> cc Subject [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda adalah seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami berempat belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus Hendratno dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat) mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini. Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang gambarnya belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya saja dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam. Target utama kami adalah ingin mempelajari "stromatolit" - struktur terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah bentuk pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik yang melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan PraKambrium, dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit ini muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ? Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang seperti pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu karang yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah (Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi di mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum Bawah, sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas. Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA 430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00 WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak Heryadi Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang perjalanan, tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh dengan mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus yang kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda di geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat Alas - selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal berlabuh di Pototano, lalu bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar. Di luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di sebuah hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00; padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke Satonda. Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari dua
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
Pak Awang, Kalau ada gambar atau ilustrasi bisa dikirim japri nanti untuk koleksi GeoBlogi.wordpress.com Thanks RDP 2008/12/10 <[EMAIL PROTECTED]>: > Menarik sekali ceritanya pak, > ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho, sekalian > nambah pengetahuan juga > kalo bisa foto bawah lautnya di share juga pak, biar kami yang penasaran > ini bisa ikut menikmati > > regards, > senoaji > > > > > Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > 12/09/2008 01:12 PM > Please respond to > > > > To > IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad > <[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS > <[EMAIL PROTECTED]> > cc > > Subject > [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) > > > > > > > Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda adalah > seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami berempat > belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus Hendratno > dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari > Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat) > mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini. > > Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang gambarnya > belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya saja > dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam. > > Target utama kami adalah ingin mempelajari "stromatolit" – struktur > terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan > ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit > mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah bentuk > pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik yang > melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium > yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin > kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan PraKambrium, > dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat > stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit > hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit ini > muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ? > > Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi > menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke > kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi > hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang seperti > pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu karang > yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah > (Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu > karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan > ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas > mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang > perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah > yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama > Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan > kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap > bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi di > mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum Bawah, > sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas. > > Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA > 430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00 > WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak Heryadi > Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau > Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa > yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang perjalanan, > tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok > menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh dengan > mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus yang > kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang > tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda di > geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat > Alas – selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal > berlabuh di Pototano, lalu > bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar. Di > luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di sebuah > hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup > melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00; > padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke > Satonda. > > Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari dua > teman kami yang kamarnya diganggu "penunggu" hotel ini (hm..). Ranjangnya > diangkat dan dimiringkan, pintu pagarnya digoy
Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS)
Menarik sekali ceritanya pak, ini kalo dikrim ke surat kabar bisa jadi artikel yang bagus lho, sekalian nambah pengetahuan juga kalo bisa foto bawah lautnya di share juga pak, biar kami yang penasaran ini bisa ikut menikmati regards, senoaji Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 12/09/2008 01:12 PM Please respond to To IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad <[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]> cc Subject [iagi-net-l] Ekspedisi Satonda 2008, Sumbawa (BPMIGAS) Menyelami sebuah danau kecil di sebuah pulau kecil bernama Satonda adalah seperti melihat awal kehidupan di planet Bumi. Minggu lalu, kami berempat belas dari BPMIGAS, bersama dua dosen geologi dari UGM (Pak Agus Hendratno dan Pak Salahuddin Husein) dan seorang pejabat sekaligus geologist dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) (Pak Heryadi Rachmat) mendatangi pulau di seberang kaki Gunung Tambora, Sumbawa ini. Mengapa kami jauh-jauh dari Jakarta mendatangi pulau kecil yang gambarnya belum tentu ada di setiap atlas anak sekolah ini ? Untuk mencapainya saja dibutuhkan angkutan udara, darat, dan laut selama 18 jam. Target utama kami adalah ingin mempelajari “stromatolit” – struktur terumbu gampingan berlaminasi yang tersusun oleh mikroba bakteri dan ganggang (suka disebut sebagai sembulan mikrobialit). Stromatolit mendominasi lautan di planet Bumi pada kurun PraKambrium. Ia adalah bentuk pertama struktur kehidupan yang masif. Organisme mikroba prokariotik yang melakukan fotosintesis ini telah membuat atmosfer Bumi pada PraKambrium yang miskin oksigen menjadi berangsur kaya oksigen. Tragisnya, semakin kaya oksigen, kehidupan multisel semakin berkembang di lautan PraKambrium, dan organisme multisel inilah yang memakan bakteri dan ganggang pembuat stromatolit. Maka, memasuki masa Paleozoikum Atas, struktur stromatolit hampir tidak pernah ditemukan lagi. Lalu mengapa tiba-tiba stromatolit ini muncul di danau modern (Kuarter) Satonda ? Jawaban pendeknya adalah karena air Danau Satonda secara kimiawi menyerupai lautan PraKambrium. Semakin dalam menyelam, seolah pintu ke kurun PraKambrium semakin terbuka lebar. Tidak pada setiap zaman geologi hadir hewan karang (scleractinian coral) pembentuk terumbu karang seperti pembangun reservoir-reservoir migas Miosen di Indonesia dan terumbu karang yang indah di wilayah tropis. Pada masa Paleozoikum Bawah (Kambrium-Ordovisium-Silur), terumbu gampingnya adalah bukan terumbu karang, tetapi terumbu stromatolit yang disusun mikroba bakteri dan ganggang. Nah, karena telah terjadi kecenderungan bahwa eksplorasi migas mulai bergerak ke masa Paleozoikum Bawah, kami dari BPMIGAS memandang perlu mendatangi analog modern lingkungan PraKambrium-Paleozoikum Bawah yang telah tersedia secara unik di sebuah pulau volkanik kecil bernama Satonda. Di sana kami mempelajari lingkungan pembentukan stromatolit dan kemungkinannya sebagai reservoir migas. Kami berharap bahwa setelah mempelajarinya, kami akan dapat membangun model prediksi di mana di Indonesia dapat berkembang terumbu stromatolit Paleozoikum Bawah, sekaligus kemungkinannya sebagai reservoir migas. Dari Jakarta, kami berangkat hari Kamis 4 Desember menggunakan Garuda GA 430 pukul 11.15. Kami tiba di Bandara Selaparang, Mataram pukul 14.00 WITA. Setelah bergabung dengan Pak Agus dan Pak Udin (UGM) dan Pak Heryadi Rachmat (Pemda NTB) di Mataram, rombongan melintasi jalan tengah Pulau Lombok menuju Kahyangan, nama pelabuhan penyeberangan ke Pulau Sumbawa yang terletak di bibir pantai timur Pulau Lombok. Di sepanjang perjalanan, tubuh gunungapi Rinjani dan endapan piroklastikanya membuat lahan Lombok menjadi subur. Kapal ferry yang akan membawa kami ke Sumbawa penuh dengan mobil pribadi, truk, dan bus yang akan menyeberang. Pukul 19.00, bus yang kami sewa baru dapat giliran menyeberang. Sebagian dari kami ada yang tidur di dek yang bersusun, ada juga yang ngobrol-ngobrol dan bercanda di geladak kapal sambil menikmati angin laut yang berhembus di atas Selat Alas – selat yang memisahkan Lombok dan Sumbawa. Pukul 21.00, kapal berlabuh di Pototano, lalu bus dengan kecepatan tinggi memacu jalannya menuju kota Sumbawa Besar. Di luar gelap dan hujan turun rintik-rintik. Pukul 23.00 kami tiba di sebuah hotel di dekat dermaga penyeberangan ke Pulau Satonda. Meskipun cukup melelahkan, sebagian besar dari kami tak dapat tidur sampai pukul 02.00; padahal pukul 05.30 esoknya kami harus bersiap-siap menyeberang ke Satonda. Jumat 5 Desember pagi hari sambil sarapan kami mendapatkan cerita dari dua teman kami yang kamarnya diganggu ”penunggu” hotel ini (hm..). Ranjangnya diangkat dan dimiringkan, pintu pagarnya digoyang-goyang, pintu digedor-gedor, dll. Antara sadar dan tidak, teman itu bercerita apakah ada gempa semalam. Kami bingung menanggapinya sebab tak ada seorang pun yang merasakan gempa semalam. Pukul 06.15 kami memulai perjalanan laut menuju Satonda menyeberangi