Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-23 Terurut Topik Bandono Salim
Yatno yang sangat terpelajar, para yang sangat terpelajar  mau buktikan  cara 
berfikir santos, openheimer, dan turangga st kan tak ada salahnya. 
Mogamoga dari sini nanti muncul ilmu baru. 
Siapa tahu to mudah2an ilmu itu muncul di Indonesia yang penuh dengan fenomena 
geologi, arkeologi.
Kalau betul, maka akan memudahkan bangsa ini menjadi kaya, krn terbukti ilmu 
dari turangga seta akAn menghemat telitian geologi.
Semoga.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Thu, 23 Feb 2012 12:57:37 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Bukan gitu Mas,

Nanti jadi Geoklenik lagi, maksud saya jangan dicampur aduk, penelitian
ilmiah jangan pake kaidah rohaniah dan sebaliknya, kecuali ada bagian yang
jelas overlapping antara dua pendekatan itu.

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha nggih niku. Kalau pendekatan ilmu rohani dan ilmu katon dapat dilakukan,
haruskah geologiwan juga belajar ilmu rokhani?
Semoga dua jalur ilmu ini tidak bertentangan.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 

Date: Tue, 21 Feb 2012 13:49:52 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-22 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Bukan gitu Mas,

Nanti jadi Geoklenik lagi, maksud saya jangan dicampur aduk, penelitian
ilmiah jangan pake kaidah rohaniah dan sebaliknya, kecuali ada bagian yang
jelas overlapping antara dua pendekatan itu.

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha nggih niku. Kalau pendekatan ilmu rohani dan ilmu katon dapat dilakukan,
haruskah geologiwan juga belajar ilmu rokhani?
Semoga dua jalur ilmu ini tidak bertentangan.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 

Date: Tue, 21 Feb 2012 13:49:52 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-22 Terurut Topik Bandono Salim
Hihihi sing memberi perintah kan ahli klenik semua. Geologinya sebagai peresmi 
ilmiah, spy teori antlantis dan eden of the eastnya laku.
Ini mnrt aku, bisa saja salah, mohon maaf ke para yang sangat terpelajar, saya 
kan masih belajar.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Thu, 23 Feb 2012 12:57:37 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Bukan gitu Mas,

Nanti jadi Geoklenik lagi, maksud saya jangan dicampur aduk, penelitian
ilmiah jangan pake kaidah rohaniah dan sebaliknya, kecuali ada bagian yang
jelas overlapping antara dua pendekatan itu.

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 21, 2012 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha nggih niku. Kalau pendekatan ilmu rohani dan ilmu katon dapat dilakukan,
haruskah geologiwan juga belajar ilmu rokhani?
Semoga dua jalur ilmu ini tidak bertentangan.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 

Date: Tue, 21 Feb 2012 13:49:52 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya mo buka kartu aja ya sama rekan-2.
Bidang Hard rock memang susah cari duit. Tapi Rezeki di Atas yang ngatur.
Saya banyak pengalaman lain di luar Petrologi: Geothermal, Basement
Reservoir, ANDAL, Geologi Teknik, Geohidrologi, selain Petrografi untuk
Hydrocarbon dan Mineral Deposit. Itu untuk menunjang hidup keluarga karena
gaji PNS sangat kecil, dan untuk mengembangkan hoby Petrology Volcanic yang
kering tapi penting itu.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
banyak...
ISM



 Pak Yatno,

 kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
 petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
 mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
 pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
 lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
 membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
 th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
 penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
 juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
 bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
 usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
 volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
 meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
 kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
 Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
 volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
 sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
 lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
 elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
 malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
 lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
 melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
 dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
 beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
 selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
 Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
 apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
 Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
 juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
 S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
 geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
 dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
 penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
 pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
 Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
 stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
 Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
 hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
 tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
 tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
 banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
 Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
 menarik dan berguna. Kalau saja ada survey geophysical
 subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih
 bermanfaat lagi untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.
 G.Padang, dari penampang geolistrik dan georadar, tidak
 mirip dengan sketsa cinder cone ini

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Ngomong-omong kaderisasi, th yl saya membimbing Dosen Yunior dari UGM,
namanya Nugroho, sekarang ambil S-3 di Jepang. Thesis S-2 nya topic nya
volkanik Dakah, Karang Sambung. Mudah- mudahan nanti balik lagi jadi dosen
di UGM dan mau meneruskan hoby saya ini di sana. Tapi yaitu tadi, sedikit
sekali yang berminat penelitian di volcanic petrology.

Yatno

 

From: Ok Taufik [mailto:ok.tau...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:30 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik hsemim
Kubah lava lama di Kelud dengan columnar joint juga asal mulanya seperti kubah 
lava yang baru.  Kalau sudah dingin betul, kubah lava baru juga akan membentuk 
kolumnar joint (mungkin ribuan tahun yad).  Permukaan lava baru kan memang 
keriput tajam-tajam begitu Pak Amien.

Bukan begitu Pak Yatno?

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 21 Feb 2012 14:08:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Gambar yang super bagus,

Nah mirip Pyramid ya?? Lebih indah dari piramyt Giza, paling tidak
bagian luarnya. Hebaa..

 

Salam 

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Perdebatan asal kolumnar joint yang dipakai di Candi Gunung Padang dan pasir
yang ada di dalamnya masih rame,

exsitu atau insitu.

Ini ada contoh kubah lava G Kelud yang lama memperlihatkan columnar joint
dan yang baru (2007) anak G kelud 

berupa gundukan pasir - kerikil sampai bongkah (lava terbreksikan???)
(attachment). 

Jangan-jangan di Gunung Padang sama semua material INSITU seperti yg ada di
G Kelud.

 

 

AW 




RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Andi AB Salahuddin
 
Pak Yatno ysh,
 
Betul yang bapak sampaikan.., sekarang sudah umum membaca published references 
tanpa ketemu langsung dengan penulisnya.
 
Yang saya maksud kira-kira begini pak, dari email-email sebelumnya ada sharing 
dari beberapa kawan iagi netter bahwa short course di bidang hard rock umumnya 
dibawakan oleh instructor dari Autralia misalnya yang malah belajar lihat 
gunung di Indonesia :)
 
Padahal dalam kenyataanya banyak akademisi (semisal Bu Emmy, Pak Yatno, Pak 
Bambang dan masih banyak lagi yang lain) atau praktisi yang Indonesia aseli 
yang dari expertise dan experience tentunya tidak kalah oleh instructors dari 
luar.
 
Rencana Bapak untuk membuat kursus singkat tentang petrology HC-filled basement 
reservoir April nanti, merupakan ide yang sangat bagus pak. Dijamin akan 
mengundang banyak antusias dari rekan-rekan yang berkecimpung di reservoir ini 
terutama yang bekerja di cekungan SumSel dan ?Jatibarang.
 
 
Salam hormat, 
Andi.
 
--- On Mon, 2/20/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote:


From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, February 20, 2012, 10:23 PM


Andi yang baik,
Sekarang sudah jamannya digital, berguru tidak perlu pergi jauh-2 ke
orangnya. Baca aja published paper- nya. Di petrologi, banyak rekan- rekan
bule yang me- refer ke paper-paper saya, terutama yang mengenai batuan
potasik- ultrapotasik yang tadinya hanya diketahui banyak ditemukan di
Italy, ternyata di Indonesia (Sulawesi dan Jawa) juga dijumpai.

Salam,
Yatno

-Original Message-
From: a_baiq...@yahoo.com [mailto:a_baiq...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 10:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno.

Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru
dari ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno.

Salam 'Siapa Takut?'
Andi.
*yang juga sempat diajar sama Pak Yatno*

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Bandono Salim
Lha nggih niku. Kalau pendekatan ilmu rohani dan ilmu katon dapat dilakukan, 
haruskah geologiwan juga belajar ilmu rokhani?
Semoga dua jalur ilmu ini tidak bertentangan.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 21 Feb 2012 13:49:52 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe pak yatno, jual beli manuk belum masuk yaa. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 21 Feb 2012 14:20:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Saya mo buka kartu aja ya sama rekan-2.
Bidang Hard rock memang susah cari duit. Tapi Rezeki di Atas yang ngatur.
Saya banyak pengalaman lain di luar Petrologi: Geothermal, Basement
Reservoir, ANDAL, Geologi Teknik, Geohidrologi, selain Petrografi untuk
Hydrocarbon dan Mineral Deposit. Itu untuk menunjang hidup keluarga karena
gaji PNS sangat kecil, dan untuk mengembangkan hoby Petrology Volcanic yang
kering tapi penting itu.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
banyak...
ISM



 Pak Yatno,

 kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
 petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
 mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
 pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
 lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
 membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
 th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
 penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
 juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
 bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
 usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
 volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
 meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
 kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
 Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
 volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
 sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
 lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
 elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
 malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
 lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
 melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
 dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
 beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
 selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
 Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
 apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
 Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
 juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
 S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
 geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
 dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
 penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
 pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
 Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
 stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
 Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
 hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
 tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
 tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
 banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
 Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik amienwidodo
Belajar dari g Kelud ini maka kalau mau buat candi/stone henge/piramid tinggal 
ambil saja kekar tiang  dan pasirnya tinggal ngayak brecciated lava, ndak 
perlu cari dari luar.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Tue, 21 Feb 2012 08:28:16 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Kubah lava lama di Kelud dengan columnar joint juga asal mulanya seperti kubah 
lava yang baru.  Kalau sudah dingin betul, kubah lava baru juga akan membentuk 
kolumnar joint (mungkin ribuan tahun yad).  Permukaan lava baru kan memang 
keriput tajam-tajam begitu Pak Amien.

Bukan begitu Pak Yatno?

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 21 Feb 2012 14:08:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Gambar yang super bagus,

Nah mirip Pyramid ya?? Lebih indah dari piramyt Giza, paling tidak
bagian luarnya. Hebaa..

 

Salam 

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Perdebatan asal kolumnar joint yang dipakai di Candi Gunung Padang dan pasir
yang ada di dalamnya masih rame,

exsitu atau insitu.

Ini ada contoh kubah lava G Kelud yang lama memperlihatkan columnar joint
dan yang baru (2007) anak G kelud 

berupa gundukan pasir - kerikil sampai bongkah (lava terbreksikan???)
(attachment). 

Jangan-jangan di Gunung Padang sama semua material INSITU seperti yg ada di
G Kelud.

 

 

AW 




Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-21 Terurut Topik Bandono Salim
Itu yang dilakukan moyang kita. Ndak usah angkat dari luar daerah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amienwid...@yahoo.com
Date: Tue, 21 Feb 2012 08:51:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Belajar dari g Kelud ini maka kalau mau buat candi/stone henge/piramid tinggal 
ambil saja kekar tiang  dan pasirnya tinggal ngayak brecciated lava, ndak 
perlu cari dari luar.


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Tue, 21 Feb 2012 08:28:16 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Kubah lava lama di Kelud dengan columnar joint juga asal mulanya seperti kubah 
lava yang baru.  Kalau sudah dingin betul, kubah lava baru juga akan membentuk 
kolumnar joint (mungkin ribuan tahun yad).  Permukaan lava baru kan memang 
keriput tajam-tajam begitu Pak Amien.

Bukan begitu Pak Yatno?

Habash
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 21 Feb 2012 14:08:41 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Gambar yang super bagus,

Nah mirip Pyramid ya?? Lebih indah dari piramyt Giza, paling tidak
bagian luarnya. Hebaa..

 

Salam 

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Perdebatan asal kolumnar joint yang dipakai di Candi Gunung Padang dan pasir
yang ada di dalamnya masih rame,

exsitu atau insitu.

Ini ada contoh kubah lava G Kelud yang lama memperlihatkan columnar joint
dan yang baru (2007) anak G kelud 

berupa gundukan pasir - kerikil sampai bongkah (lava terbreksikan???)
(attachment). 

Jangan-jangan di Gunung Padang sama semua material INSITU seperti yg ada di
G Kelud.

 

 

AW 




Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik hsemim
Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau???   
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno,

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))
2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak 
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Sdh ada buku peninggalan dari pak yatno, hehe bisa jadi buku sakti deh.
Aku juga beli.
SAlam bdn.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com
Date: Sun, 19 Feb 2012 22:54:50 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno tidak menakuti siapapun, tetapi membuat orang lebih tertarik pada 
batuan sediment.
Seingat saya dulu, Pak Yatno jadi reference ttg sedimentology beberapa senior 
saya dulu di perusahaan minyak.

tapi benar juga nih Taufik, apa Pak Yatno tidak sedih tidak ada penerus nya?
kayak cerita Kho Ping Ho, mesti terus bertahan di dunia persilatan sampai 
ketemu murid yang bisa digemleng jadi penggantinya.

selamat berhari senin.

fbs




 From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 

Pak Yatno,
 
kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi 
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa 
di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Waktu aku pulang dari sekolah, aku bilang sama teman2 geologi ekonomi tuk 
kembangkan cari emas di volkanik, gak ada yang mau dengar, mereka masih hobby 
ke porphyr.
Moga2 volk kwarter n resent (spt di fillippina) menghasilka emas juga.
Maju terus pak Yatno.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 19:34:05 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno,
Utk geologis yg menggeluti eksplorasi mineral (Au Ag Cu) pemetaan batuan 
volkanik dan pengenalan volcanic products amat sangat penting. Kursus 
pengenalan volcanic products yg diasuh Ray Cas dari Monash Univ laku keras. 
Bahkan geologis Indonesia banyak yg mengikutinya. Hal ini disebabkan di 
Indonesia tidak ada kursus sejenis, padahal ahli volkanologi banyak, kondisi 
lapangan ideal, contoh2 proses masa sekarang mudah dijumpai di sekitar kota2 
besar. 
Alangkah indahnya bila para economic geologists Indonesia bisa belajar dari 
ahli2 bangsa sendiri di negara sendiri

salam
Prianggito (waktu sidang sarjana diuji oleh pak Yatno)

Sent from my iPhone


On 20/02/2012, at 6:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Yang jadi patokan Pasir exsitu itu kan ada kwarsa putih. Lha kalau dasitis kan 
ada kwarsa heksagonal, yang bisa lepas dari dasit.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:49:24 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Lho basahlah pak, kan tepat turunnya hujan, dan tempat orang cari emas.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 08:00:50 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau???   
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno,

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))
2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik mohammadsyaiful
Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih, 
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk bikin 
kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito di negeri 
sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
 
 Salam
 DHN
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
 
 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Pak amin ambil sendiri? Yaa semoga DHN dan Andang betul.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amien widodo amienwid...@yahoo.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:49:24 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Ok Taufik
Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api,
Bapak Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

 Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari
 pak Yatno. Bisa saja beda persepsi.
 Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
 Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
  Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok sama 
turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api,
Bapak Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

 Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari
 pak Yatno. Bisa saja beda persepsi.
 Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
 Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
  Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik hsemim
Iya juga ya Pak. Malah sering terjadi banjir lahar hujan. 

Terima kasih pencerahannya Pak.
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 08:28:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Lho basahlah pak, kan tepat turunnya hujan, dan tempat orang cari emas.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 08:00:50 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Mungkin karena dianggap lahan kering, jadi enggak banyak yang mau???   
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:29:58 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Yatno,

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))
2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik a_baiquni
'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno.

Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru dari 
ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno.

Salam 'Siapa Takut?'
Andi.
*yang juga sempat diajar sama Pak Yatno*

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih, 
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk bikin 
kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito di negeri 
sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
 
 Salam
 DHN
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Jerry Sihombing
wah ada pembalikan morfologi dalam waktu singkat kata Pak RDP,
berarti ada sungai purba dong buat jalur angkut material bangun
piramidanya. perlu diteliti lebih lanjut neh paleomorfologinya

Salam,

_JCS_

On Mon, Feb 20, 2012 at 1:55 PM, lia...@indo.net.id wrote:

 yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
 urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
 minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
 banyak...
 ISM



  Pak Yatno,
 
  kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
  petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
  mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
  pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
  Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 
  Pak Danny yang baik.
 
  Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
  lebih banyak yang
  peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
  membuat
  interpretasinya.
  Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
  th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
  penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
  juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
  bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
  terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
  usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
  volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
  meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
  kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
  Berapa % lulusan geologi
  kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
  volcanic terrain dan
  mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
  sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
  lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
  elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?
 
  Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
  malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
  lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
  melupakannya???
 
  He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
  dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
  beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
  selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
  Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
  Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
  Salam,
  Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja
  [mailto:danny.hil...@gmail.com]
   Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Terimakasih pak Yatno,
  Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
  apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
  Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
  juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
  S3 di Caltech.
  Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
  geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
  dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
  penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
  seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
  pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
  Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
  stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
  Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
  hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
  tumpukan endapan volkanik... tapi
  kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
  tantangan.
 
  Salam
  DHN
 
 
  -Original Message-
  From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Pak Danny,
  Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
  banyak sekali aspek
  heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
  Pesan saya cuma hati-
  hati interpretasi di volkanik.
  Salam,
  Yatno
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja
  [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
  menarik dan berguna. Kalau saja ada survey geophysical
  subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
  Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih
  bermanfaat lagi untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.
  G.Padang, dari penampang geolistrik dan georadar, tidak
  mirip dengan sketsa cinder cone ini.
 
  Salam
  DHN
 
  -Original Message-
  From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
  Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Wah pAk yatno ini lebih cenderung

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau ada pembalikan morfologi dlm waktu singkat yaa secara alami bisa terjadi 
kalau ada katastropis, gempa besar atau erupsi spt letusan toba. Mungkin juga 
pengungkitan oleh lempeng.
Paling cepat perubahan morfologi oleh kegiatan  manusia lah. Bukit jadi 
dataran,  
Salam  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Jerry Sihombing jerry.c.sihomb...@gmail.com
Date: Tue, 21 Feb 2012 09:08:46 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
wah ada pembalikan morfologi dalam waktu singkat kata Pak RDP,
berarti ada sungai purba dong buat jalur angkut material bangun
piramidanya. perlu diteliti lebih lanjut neh paleomorfologinya

Salam,

_JCS_

On Mon, Feb 20, 2012 at 1:55 PM, lia...@indo.net.id wrote:

 yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
 urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
 minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
 banyak...
 ISM



  Pak Yatno,
 
  kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
  petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
  mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
  pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
  Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 
  Pak Danny yang baik.
 
  Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
  lebih banyak yang
  peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
  membuat
  interpretasinya.
  Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
  th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
  penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
  juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
  bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
  terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
  usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
  volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
  meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
  kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
  Berapa % lulusan geologi
  kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
  volcanic terrain dan
  mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
  sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
  lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
  elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?
 
  Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
  malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
  lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
  melupakannya???
 
  He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
  dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
  beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
  selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
  Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
  Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
  Salam,
  Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja
  [mailto:danny.hil...@gmail.com]
   Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Terimakasih pak Yatno,
  Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
  apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
  Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
  juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
  S3 di Caltech.
  Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
  geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
  dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
  penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
  seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
  pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
  Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
  stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
  Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
  hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
  tumpukan endapan volkanik... tapi
  kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
  tantangan.
 
  Salam
  DHN
 
 
  -Original Message-
  From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Pak Danny,
  Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
  banyak sekali aspek
  heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
  Pesan saya cuma hati-
  hati interpretasi di volkanik.
  Salam,
  Yatno
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja
  [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
  menarik dan berguna. Kalau saja ada survey

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pembalikan morfologi yang terjadi yg saya sitir itu yang terjadi di Merapi,
bukan di lokasi Gunung Padang.
http://rovicky.wordpress.com/2010/10/28/rumah-mbah-maridjan-pun-terkena-awan-panas/

rdp
2012/2/21 Bandono Salim bandon...@gmail.com

 **
 Kalau ada pembalikan morfologi dlm waktu singkat yaa secara alami bisa
 terjadi kalau ada katastropis, gempa besar atau erupsi spt letusan toba.
 Mungkin juga pengungkitan oleh lempeng.
 Paling cepat perubahan morfologi oleh kegiatan manusia lah. Bukit jadi
 dataran,
 Salam
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
  *From: *Jerry Sihombing jerry.c.sihomb...@gmail.com
 *Date: *Tue, 21 Feb 2012 09:08:46 +0700
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
  *Subject: *Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 wah ada pembalikan morfologi dalam waktu singkat kata Pak RDP,
 berarti ada sungai purba dong buat jalur angkut material bangun
 piramidanya. perlu diteliti lebih lanjut neh paleomorfologinya

 Salam,

 _JCS_

 On Mon, Feb 20, 2012 at 1:55 PM, lia...@indo.net.id wrote:

 yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
 urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg
 minat ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
 banyak...
 ISM



  Pak Yatno,
 
  kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
  petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
  mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
  pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
  Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 
  Pak Danny yang baik.
 
  Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
  lebih banyak yang
  peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
  membuat
  interpretasinya.
  Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
  th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
  penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
  juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
  bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
  terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
  usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
  volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
  meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
  kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
  Berapa % lulusan geologi
  kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
  volcanic terrain dan
  mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
  sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
  lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
  elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?
 
  Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
  malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
  lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
  melupakannya???
 
  He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
  dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
  beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
  selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
  Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
  Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
  Salam,
  Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja
  [mailto:danny.hil...@gmail.com]
   Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Terimakasih pak Yatno,
  Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
  apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
  Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
  juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
  S3 di Caltech.
  Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
  geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
  dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
  penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
  seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
  pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
  Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
  stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
  Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
  hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
  tumpukan endapan volkanik... tapi
  kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
  tantangan.
 
  Salam
  DHN
 
 
  -Original Message-
  From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
  YATNO
 
  Pak Danny,
  Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
  banyak sekali aspek
  heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
  Pesan saya cuma hati-
  hati interpretasi di volkanik.
  Salam,
  Yatno
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Andi yang baik,
Sekarang sudah jamannya digital, berguru tidak perlu pergi jauh-2 ke
orangnya. Baca aja published paper- nya. Di petrologi, banyak rekan- rekan
bule yang me- refer ke paper-paper saya, terutama yang mengenai batuan
potasik- ultrapotasik yang tadinya hanya diketahui banyak ditemukan di
Italy, ternyata di Indonesia (Sulawesi dan Jawa) juga dijumpai.

Salam,
Yatno

-Original Message-
From: a_baiq...@yahoo.com [mailto:a_baiq...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 10:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

'Tantangan' Mas Syaiful merupakan ide yang brilliant tuh Pak Yatno.

Semoga kedepannya para hard rocker kita (dan juga dr luar) justru berguru
dari ahli-ahli Indonesia yang sudah liat gunung sejak SD semacam Pak Yatno.

Salam 'Siapa Takut?'
Andi.
*yang juga sempat diajar sama Pak Yatno*

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com
Date: Mon, 20 Feb 2012 15:32:16 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas Bandono yang baik,

Namanya Mbah Maridjan. Beliau bukan ilmuwan, tetapi rohaniwan yang dipercaya
Sultan untuk menjaga G Merapi dan penduduk sekitar. Pendekatannya adalah
kekuatan rohani. Sedangkan Mbah Surono rekan kita itu adalah ilmuwan seperti
kita ini, dengan pendekatan ilmiah. Menurut saya dua jenis pendekatan ini
adalah sah-sah saja. Dan saya percaya Mbah Maridjan (alm) sekarang ini
sangat bahagia. Meninggalnya aja gk sakit, mungkin hanya hitungan detik atau
menit ketika ditelan Wedhus Gembel Merapi. Kita- kita ini belum tahu apakah
nantinya lebih bahagia dari Mbah Maridjan??

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:45 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Lha kalau mbah samijan(sarijan)_ ahli gn merapi juga kan? Hehe sekelompok
sama turangga seta kaleee, 
Maaf kalau salah.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com 

Date: Mon, 20 Feb 2012 15:41:42 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Waktu itu pak Yatno ada di grup studi petrologi di bawah pak Rubini, Ibu
Emmi dll. Kuliah Vulkanologi dihantarkan oleh pejabat dirjen Dikti sekarang
Bp.Djoko S). Ahli Vulkanologi banyak dikenal kalau ada letusan Gn.Api, Bapak
Adjat Sudradjat saat Gn.Galunggung Meletus (sekarang dosen di Geologi
Unpad), dan baru-baru ini Mbah Rono karena aktivitas Merapi.

2012/2/20 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Lah kan Dany sAma Andang tidak belajar volkanologi dan pemetaannya dari pak
Yatno. Bisa saja beda persepsi.
Memang sulit pemetaan di gn api, sudah sulit duitnya dikit.
Salam, salamat pensiun, mau terus di vkanik atau ilmu perburungan pak?
Powered by Telkomsel BlackBerryR


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pul,
Mungkin servernya nge send sendiri.
Saya sudah jawab ke Daru tuh dah dibaca belum?

Yatno

-Original Message-
From: mohammadsyai...@gmail.com [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Om Yatno, beberapa kali kok menuliskan bahwa mau pensiun. Ingin tahu nih,
setelah pensiun bulan ini, om Yatno mau melakukan apa?

Jika masih bingung (semoga tidak), bagaimana jika ikut saya di IAGI untuk
bikin kursus ttg volcanic products atau semacamnya seperti cerita om Gito
di negeri sono? Berani terima tantangan ini?

Salam,
Syaiful

Sent from my deep hart

On Feb 20, 2012, at 1:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya
ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak
ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
 
 Salam
 DHN
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
 
 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya sudah lama over sex (over seket) dan over sweet (over swidak)
Ok dapat diatur kopi daratnya. Mungkin workshop di Yogya, yang ngatur Gus
Ipul sama Gus Daru tuh.

Yatno

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com [mailto:rakhmadi.avia...@gmail.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:58 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Cak Yatno tak kiro jenengan itu masih remaja loh ternyata udah 65th

Ok tetep semangat pak se kali2 kita kopi darat ya

Suwun
Avi 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Mon, 20 Feb 2012 13:20:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Gambar yang super bagus,

Nah mirip Pyramid ya?? Lebih indah dari piramyt Giza, paling tidak
bagian luarnya. Hebaa..

 

Salam 

Yatno

 

From: amien widodo [mailto:amienwid...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 2:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Perdebatan asal kolumnar joint yang dipakai di Candi Gunung Padang dan pasir
yang ada di dalamnya masih rame,

exsitu atau insitu.

Ini ada contoh kubah lava G Kelud yang lama memperlihatkan columnar joint
dan yang baru (2007) anak G kelud 

berupa gundukan pasir - kerikil sampai bongkah (lava terbreksikan???)
(attachment). 

Jangan-jangan di Gunung Padang sama semua material INSITU seperti yg ada di
G Kelud.

 

 

AW 



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-20 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Dulu memang saya geologist lapangan, sering bantu Pertamina (HC maupun
Geothermal)

Saya pernah MS di Cekungan Melawi Kalbar sepanjang 30 Km.

Yatno

 

From: Franciscus B Sinartio [mailto:fbsinar...@yahoo.com] 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno tidak menakuti siapapun, tetapi membuat orang lebih tertarik pada
batuan sediment.

Seingat saya dulu, Pak Yatno jadi reference ttg sedimentology beberapa
senior saya dulu di perusahaan minyak.

 

tapi benar juga nih Taufik, apa Pak Yatno tidak sedih tidak ada penerus nya?

kayak cerita Kho Ping Ho, mesti terus bertahan di dunia persilatan sampai
ketemu murid yang bisa digemleng jadi penggantinya.

 

selamat berhari senin.

 

fbs

 

 

  _  

From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

 

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)


-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik Ok Taufik
Pak Yatno,

kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak
bisa di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))
2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak
 yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan
 geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain
 dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik...
 tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali
 aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma
 hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Rekan rekan Yth.

 Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
 ratusan meter

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik liamsi
yo gak harus begitu to , tugasnya memberikan pencerahan , lha
urusan minat atau karir kan itu pilihan masing masing.Mungkin banyak yg minat 
ke yg lain spt migas biar cepet duitnya
banyak...
ISM



 Pak Yatno,

 kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan
 petrologi volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak
 mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa di class action nih
 pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:))) 2012/2/20
 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

 Pak Danny yang baik.

 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada
 lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati
 membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65
 th. Sejak kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan
 penelitian volkanik, sudah banyak lulusan S-1, S-2, dan ada
 juga S-3 yang mengambil topic pemetaan volkanik yang saya
 bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan
 usaha saya ini. 25 th lebih saya menggeluti petrologi
 volkanik ini, saya sedih bila gak ada yang mau
 meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya
 kurang peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan???
 Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di
 volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil
 sample dan observasi yang baik (tidak sembarangan) di
 lapangan sampai analisa petrografi, major and trace
 elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing
 malahan gak ada yang me- respon milis ini!!! Sudah pada
 lupa ilmunya barangkali atau sudah sibuk dan
 melupakannya???

 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products,
 dulu saya pernah pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika
 beliau baru selesai DR nya (G Galunggung) saya ucapkan cuga
 selamat berburu volcanic product kepada beliau. Kalo P
 Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)


 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
  Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung
 apian cukup intens, setahun mengambil course di Geothermal
 Institute Univ. Auckland NZ waktu ngambil S2 di sana, dan
 juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu ngambil
 S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar
 geologi gunung api bukan malah terkesan menakut-nakuti
 dengan kompleksitasnya.  Dalam dua decade terakhir ini
 penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada
 pelajaran mata kuliah gunung api di Jurusan Geologi.
 Sampai saat ini setahu saya pengetahuan bentukan
 stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori saja.
 Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu
 hambatan besar untuk mencari jejak artefak diantara
 tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab
 tantangan.

 Salam
 DHN


 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu
 banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical.
 Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja
 [mailto:danny.hil...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
 menarik dan berguna. Kalau saja ada survey geophysical
 subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih
 bermanfaat lagi untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.
 G.Padang, dari penampang geolistrik dan georadar, tidak
 mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK
 YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan
 volkanik neck di bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar
 hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang
 geolistriknya cukup panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Pak Yatno tidak menakuti siapapun, tetapi membuat orang lebih tertarik pada 
batuan sediment.
Seingat saya dulu, Pak Yatno jadi reference ttg sedimentology beberapa senior 
saya dulu di perusahaan minyak.

tapi benar juga nih Taufik, apa Pak Yatno tidak sedih tidak ada penerus nya?
kayak cerita Kho Ping Ho, mesti terus bertahan di dunia persilatan sampai 
ketemu murid yang bisa digemleng jadi penggantinya.

selamat berhari senin.

fbs




 From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, February 20, 2012 1:29 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 

Pak Yatno,
 
kalau bapak sedih setelah pension tak ada yang meneruskan petrologi 
volcaniknya..ya salah pak Yatno lah tak mempersiapkan kadernya..wah bapak bisa 
di class action nih pakai uang negara tak melakukan kaderisasi:)))

2012/2/20 Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id

Pak Danny yang baik.

Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
interpretasinya.
Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya?

Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
sibuk dan melupakannya???

He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
Salam,
Yatno (bulan ini pension dari PNS)



-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]

Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id]
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-19 Terurut Topik Prianggito Sulistiono
Pak Yatno,
Utk geologis yg menggeluti eksplorasi mineral (Au Ag Cu) pemetaan batuan 
volkanik dan pengenalan volcanic products amat sangat penting. Kursus 
pengenalan volcanic products yg diasuh Ray Cas dari Monash Univ laku keras. 
Bahkan geologis Indonesia banyak yg mengikutinya. Hal ini disebabkan di 
Indonesia tidak ada kursus sejenis, padahal ahli volkanologi banyak, kondisi 
lapangan ideal, contoh2 proses masa sekarang mudah dijumpai di sekitar kota2 
besar. 
Alangkah indahnya bila para economic geologists Indonesia bisa belajar dari 
ahli2 bangsa sendiri di negara sendiri

salam
Prianggito (waktu sidang sarjana diuji oleh pak Yatno)

Sent from my iPhone


On 20/02/2012, at 6:20 PM, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 
wrote:

 Pak Danny yang baik.
 
 Lho saya tidak menakuti siapapun. Justru senang sekali ada lebih banyak yang
 peduli tentang batuan volkanik. Cuma yaitu, hati- hati membuat
 interpretasinya.
 Saya bulan ini pension dari ITB karena memang sudah umur 65 th. Sejak
 kembali dari Prancis 1987 saya sudah galakkan penelitian volkanik, sudah
 banyak lulusan S-1, S-2, dan ada juga S-3 yang mengambil topic pemetaan
 volkanik yang saya bimbing, yang sebelumnya selalu menghindari volcanic
 terrain. Setelah pension mudah-2 an ada yang mau meneruskan usaha saya ini.
 25 th lebih saya menggeluti petrologi volkanik ini, saya sedih bila gak ada
 yang mau meneruskannya. Indonesia kaya gunungapi tapi geologisnya kurang
 peduli tentang volcanic product- nya. Ironis kan??? Berapa % lulusan geologi
 kita ini yang tugas akhirnya (pemetaan lapangan S-1) di volcanic terrain dan
 mampu memahami prinsip-2 stratigrafi tefra? Mengambil sample dan observasi
 yang baik (tidak sembarangan) di lapangan sampai analisa petrografi, major
 and trace elements chemistry dan isotop sampai kimiawi kristal-nya? 
 
 Dari puluhan mahasiswa yang telah lulus yang saya bimbing malahan gak ada
 yang me- respon milis ini!!! Sudah pada lupa ilmunya barangkali atau sudah
 sibuk dan melupakannya???
 
 He... he... Pak Danny, selamat berburu volcanic products, dulu saya pernah
 pesan sama Pak Dr Sutikno Bronto ketika beliau baru selesai DR nya (G
 Galunggung) saya ucapkan cuga selamat berburu volcanic product kepada
 beliau. Kalo P Tikno disertasi nya di Volkanik Kwarter, saya di volkanik
 Tersier sampai Plestosen, itu bedanya.
 Salam,
 Yatno (bulan ini pension dari PNS)
 
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 8:10 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Terimakasih pak Yatno,
 Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
 setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
 ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
 ngambil S3 di Caltech.
 Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
 api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
 decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
 seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
 kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
 pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
 saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
 besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
 kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.
 
 Salam
 DHN
 
 
 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
 Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Pak Danny,
 Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
 heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
 hati interpretasi di volkanik.
 Salam,
 Yatno
 
 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.
 
 Salam
 DHN
 
 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
 
 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Volcanic neck andesit bias 90 bahkan ada yang lebih besar (ada gunung yang
satu sisinya kelihatan “menggantung”.

Salam,

Yatno 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 1:17 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Mas kalau granit sbg masa bisa lebih dari 90•
Kalau remukan granit, mungkin tabel diatas betul.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 

Date: Wed, 15 Feb 2012 13:04:31 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Amien, hanya minta klarifikasi
Apakah ini 50-55 derajat ataukan 50-55 % (persen). Kalau memang benar dalam
derajat berarti AoR nya sangat curam sekali ya ? Mungkin karena materialnya
tidak seragam sehingga ada faktor pengisi diantara ruang kosong yg
mempengaruhi AoR (cmiiw)

Dibawah ini saya ambil dari wiki:


Material (condition) 

Angle of Repose (degrees)


Ashes 

40°


Asphalt (crushed) 

30–45°


Bark (wood refuse) 

45°


Bran 

30–45°


Chalk 

45°


Clay (dry lump) 

25–40°


Clay (wet excavated) 

15°


Clover seed 

28°


Coconut (shredded) 

45°


Coffee bean (fresh) 

35–45°


Earth 

30–45°


Flour (wheat) 

45°


Granite 

35–40°


Gravel (loose dry) 

30–45°


Gravel (natural w/ sand) 

25–30°


Malt 

30–45°


Sand (dry) 

34°


Sand (water filled) 

15–30°


Sand (wet) 

45°


Wheat 

28°


sebagai info saja AoR lebih tepatnya critical angle of repose, ini sudut yg
dibentuk oleh horizon (datar) lereng material lepas (uncemented/uncompacted
cmiiw).

RDP

2012/2/15 amienwid...@yahoo.com

kebetulan saya punya penelitian terkait dengan Angle of Repose pasir gunung
Bromo (pasir andesit basaltis). Penelitian bertujuan untuk mendesain atap
rumah di kawan rawan hujan abu. Hasilnya sekitar 50-55 derajat dan kalau
basah  55 derajat.

Powered by Telkomsel BlackBerry®




rah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Bhs Madagaskar kotoran manusia adalah tai persis bhs. Jawa tai. Serius,
bukan olok-2.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: yahdi zaim [mailto:z...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 12:23 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Budi,
Saya tambahkan,ketika saya sekolah di Perancis sewaktu makan siang dikantin
mahasiswa satu meja dgn mhs dari Madagaskar,ia cerita kalau nenek moyangnya
dari Jawa berasal dari Majapahi,yg ia dapatkan cerita itu sewaktu disekolah
menengah diajar sejarah (pakai bahasa dan kurikulum Perancis) bahwa
komunitas utama Madagaskar adalah keturunan asal Jawa-Majapahit dan
Afrika.Mhs tadi mengucapkan banyak istilah/bahasanya yang ternyata sama
dengan bahasa Jawa spt: manuk (=ayam), asu (anjing), alis,irung (hidung) dll
msh banyak lagi.
Demikian sekedar tambahan dari saya.
Wslm,
Zaim




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Itu Cuma contoh salah satu bentukan volcanism. Feeder biasanya vertical,
tapi tidak jarang yang miring, cindercone kebanyakan adalah volcan parasite
atau volkan advendip, bukan gunungapi utama-nya.

Salam,

Yatno

 

From: Rus Soeripto [mailto:rsoeri...@yahoo.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 5:21 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Pak Yatno,

Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi geologist
jarang bersentuhan dengan vulkanologi..

Pertanyaan saya adalah; apakah feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya
seperti parasitic cone dimana feedernya berupa cabang dari main volcanic
neck dg posisi menyudut menerobos sesuai dengan posisi rekahan sebagai
konduit.  

Atau bahkan konduitnya sejajar lapisan berongga seperti kejadian sill atau
pacolith.  Apabila sketsa profil cinder cone Pak Yatno dengan feeder
miring sudut rendah, seakan-akan gak punya volcanic neck, seperti data
geolistrik piramida ?

Just thinking outloud saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..

Salam Ruskamto

 

 

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno







RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Bandono,
Memang mendatar, tapi sebarannya akan menebal dekat sumber, menipis kalau
menjauhi. Cindercone biasanya massif tak berstructur, tapi kalau tererosi
bagian tengah/ bawah akan berlapis misalnya dengan lava flow yang
berselingan dengan tuf/ tuf lapili. Kalau erosi sangat lanjut, akan
menyisakan volcanic neck seperti tiang seperti pada umumnya pusat erupsi
jenis lainnya.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak yatno, secara teoritis kan endapan jatuh dari atas akan tersebar
mendatar, tidak membentuk kerucut. Maka gambar lapisan akan mendatar, aliran
lavanya juga agak mendatar, sehingga gambarnya seperti yang didapat
geolistriknya pak Dany. 
Kalau lava agak kental maka njendelnya bisa membentuk agak kerucut, begitu
sakterusnya. Hehehe mungkin aku salah ya.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-



PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Saya tidak cenderung ke siapa-2 wong datanya masih amat- amat sedikit gitu
Mas Bandono,
Cuma ingin sharing kalau interpretasi di volkanik, tidak seperti di sedimen,
hati-2, Tanya orang yang familiar dengan volcanic products, misalnya P. Mas
Ace Purbawinata, P. Sutikno Bronto, atau lainnya. Contoh, pasir lepas yang
ditemukan dalam pemboran yang katanya seperti diayak itu seperti apa? Dengan
petrografi sederhana bs diketahui apakah tefra, atau pasir sungai atau pasir
yang lain?
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Bandono Salim
Suwun pak 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 16:42:59 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Bandono,
Memang mendatar, tapi sebarannya akan menebal dekat sumber, menipis kalau
menjauhi. Cindercone biasanya massif tak berstructur, tapi kalau tererosi
bagian tengah/ bawah akan berlapis misalnya dengan lava flow yang
berselingan dengan tuf/ tuf lapili. Kalau erosi sangat lanjut, akan
menyisakan volcanic neck seperti tiang seperti pada umumnya pusat erupsi
jenis lainnya.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 4:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak yatno, secara teoritis kan endapan jatuh dari atas akan tersebar
mendatar, tidak membentuk kerucut. Maka gambar lapisan akan mendatar, aliran
lavanya juga agak mendatar, sehingga gambarnya seperti yang didapat
geolistriknya pak Dany. 
Kalau lava agak kental maka njendelnya bisa membentuk agak kerucut, begitu
sakterusnya. Hehehe mungkin aku salah ya.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Terimakasih pak Yatno,
Perfectly understood.  Saya juga dulu belajar kegunung apian cukup intens,
setahun mengambil course di Geothermal Institute Univ. Auckland NZ waktu
ngambil S2 di sana, dan juga dapat kuliah-dan lapangan kegunungapian waktu
ngambil S3 di Caltech.
Saran saya lebih baik kita encourage orang untuk belajar geologi gunung
api bukan malah terkesan menakut-nakuti dengan kompleksitasnya.  Dalam dua
decade terakhir ini penelitian geologi/stratigrafi gunung api di Indonesia
seperti mati suri... bahkan kelihatannya tidak lagi ada pelajaran mata
kuliah gunung api di Jurusan Geologi.  Sampai saat ini setahu saya
pengetahuan bentukan stratigrafi gunung api masih kebanyakan dalam teori
saja. Contoh atau data aktual-nya sangat sedikit...Ini salah satu hambatan
besar untuk mencari jejak artefak diantara tumpukan endapan volkanik... tapi
kita tidak ada pilihan.  Harus siap maju menjawab tantangan.

Salam
DHN


-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 4:51 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Saya hanya sharing, bahwa genesa dan produk volkanik itu banyak sekali aspek
heterogenitasnya, baik secara lateral maupun vertical. Pesan saya cuma hati-
hati interpretasi di volkanik.
Salam,
Yatno

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON

2012-02-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Meneruskan penbahasan dari info Mang Okim,
Terimakasih atas info aktual tentang penemuan Situs Gunung Pawon.
Kasus Situs Gua Pawon itu sungguh harus dapat perhatian yang serius.
Benarkah masalah ini sudah diluruskan?
Tindakan BALAR yang tidak mengakui, bahkan 'merampok' penemuan Gua Pawon itu 
adalah hal yang sangat serius.  Lebih parah dari kasus   'plagiarisms' .  
Dengar kabar ARKENAS malah pro ke KRCB sebagai penemunya.  Mungkin berkaitan 
juga dengan KaPus-nya yang backgroundnya Geologi/Geofisika.  Tapi gara-gara 
dibela-in oleh ARKENAS, katanya BALAR jadi kalap, alih-alih berterimakasih ke 
penemu asli Gua Pawon (khususnya kepada 3 orang penemu pertamanya) malah 
mencoba membuat tuntutan hukum kepada KRCB karena dianggap melanggar 
undang=undang kearkeologian - katanya hanya arkeolog yang boleh meneliti situs 
purbakala!  Luar biasa ...
Nah, apakah sekarang sudah ada pengakuan resmi dari BALAR atau masyarakat 
arkeolog tentang penemu sejati Situs Gua pawon?  Apakah mereka sudah minta maaf 
secara terbuka setelah melakukan tindakan dipoyok dileboknya? Bahkan harusnya 
'minta ampun dulu' tuh pake mau nuntut secara hukum segala...
Kalau belum terjadi... ya belum lurus  masalahnya...  Nanti kejadian seperti 
itu bisa berulang lagi seperti yang ditakutkan oleh Pak Arifin Sodli... Tapi 
KRCB kayanya sudah kepalang dance with the wolf ya Mang? :-)
Jangan-jangan kasus pyramid ini bakal dipoyok dilebok juga nantinya.  Mohon 
maaf banyak bercanda...piss

DHN

-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Mang Okim yang selalu bersemangat,
Benar, saya memang anggauta Rotary yang paling kedul Mang :-)

Pak Tikno ke G.Padang dengan saya (entah kalau beliau sengaja datang sendiri).  
Kami TIDAK pernah menemukan ada singkapan columnar joint tuh. ADB yang sudah 
berkeliling dalam radius beberapa km dari G.Padang pun tidak menemukan source 
untuk columnar andesit yang ditata di situs G. Padang  Yang ada di bukit 
G.Padang hanya bongkahan kolom-kolom itu di dekat permukaan atau yang masih 
membentuk teras disekeliling bukitnya. Waktu itu Pak Tikno cenderung 
menginterpretasikan bukit G.Padang sebagai bentukan intrusi batuan beku yang 
kemudian meleler ke samping, atau anak gunung api purba dari Bukit Karuhun yang 
diduga oleh Pak Tikno sebagai bekas kaldera purba.  Saya, kalau hanya 
berdasarkan data permukaan saja pun akan cenderung sependapat dengan Pak Tikno, 
apalagi melihat banyak singkapan alterasi batuan di wilayah kaki bukit 
G.Padang.  Masalahnya, data geolistrik, georadar, dan pemboran berbicara 
lain... 

DHN


-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya tidak 
terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau Arkenas?) 
meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka! atas dasar 
'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap masyarakat).  Yang lebih 
menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur 10.000 tahun itu HANCUR 
ditangan para arkeolog karena sembrono penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya 
terima

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-16 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kang Danny,
Jangan-jangan quary areanya sudah abis diambilin termasuk dipakai utk
membangun situs Gunung Padang ini.

Memang ada yg bilang ga ada sungai didekat situs ini, tapi kalau belajar
dari letusan G Merapi kemarin kita tahu bahwa perubahan morfologi itu
waktunya bisa sekejab, dibanding dalam sakala waktu geologi. Salah satu
contoh sewaktu saya menulis mengapa Mbah Marijan bisa terkena awan panas.
Saya menjelaskan dengan mudah bahwa perubahan morfologi sungainya
bener-bener menakjubkan. Banayak tempat yang saya duga dulunya lembah
(petit Opak) ujung sungai opak, saat ini merupakan punggungan, jadi ada
pembalikan topografi dalam waktu singkat.

Rdp

On Thursday, February 16, 2012, Danny Hilman Natawidjaja 
danny.hil...@gmail.com wrote:
 Mang Okim yang selalu bersemangat,
 Benar, saya memang anggauta Rotary yang paling kedul Mang :-)

 Pak Tikno ke G.Padang dengan saya (entah kalau beliau sengaja datang
sendiri).  Kami TIDAK pernah menemukan ada singkapan columnar joint tuh.
ADB yang sudah berkeliling dalam radius beberapa km dari G.Padang pun tidak
menemukan source untuk columnar andesit yang ditata di situs G. Padang
 Yang ada di bukit G.Padang hanya bongkahan kolom-kolom itu di dekat
permukaan atau yang masih membentuk teras disekeliling bukitnya. Waktu itu
Pak Tikno cenderung menginterpretasikan bukit G.Padang sebagai bentukan
intrusi batuan beku yang kemudian meleler ke samping, atau anak gunung api
purba dari Bukit Karuhun yang diduga oleh Pak Tikno sebagai bekas kaldera
purba.  Saya, kalau hanya berdasarkan data permukaan saja pun akan
cenderung sependapat dengan Pak Tikno, apalagi melihat banyak singkapan
alterasi batuan di wilayah kaki bukit G.Padang.  Masalahnya, data
geolistrik, georadar, dan pemboran berbicara lain...

 DHN


 -Original Message-
 From: miko [mailto:m...@cbn.net.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Yth Pak Danny,

 Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting
ya. Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak
Danny dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau
anggota kita diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi
melakukan dialog ilmiah yang segar dan dalam suasana bersahabat.

 Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah
cukup jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar
joint in situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang.
Kesimpulan beliau: G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil
berbentuk piramida lainnya, yaitu gunung api purba yang tersusun dari
aliran lava ( lava dome ). Di atas gunung purba ini manusia megalit
membangun punden berundak

 Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung
lebih disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas
laporan KRCB yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun
sejak temuan KRCB, no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan
Balar di PR. Pernyataan bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut
sekali lagi karena unsur kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang
Okim a/n KRCB ). Sehubungan dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika
kontroversi BALAR diungkap lagi di depan forum Seminar Badan Geologi.
Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah meluruskan yang kurang lurus.
Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan pahalanya jadi hilang --- ta'
iya.

 Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan
Situs Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba
buka dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang
menanggapi. Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh
Stafsus Presiden karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim
tawarkan hak jawab). Di media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar
 oleh Tim BKP. Walaupun demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar
Jkt, mang Okim malah berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

 Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana
saling menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah
bagaikan bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar
G.Sadahurip bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

 Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga
bisa di meeting Rotary kapan-kapan.

 Salam sejahtera,

 Mang Okim

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa
dalam klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi
wilayah

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON

2012-02-16 Terurut Topik Bandono Salim
Mmaaf peristiwanya dah lalu, yang kalap dulu itu lulusan gl. 
Mau nuntut ya gak bisa, kta sdh ikuti undang2. Lapor bupati dsb.
Sekarang sdh tak ada masalah. Piis.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 20:09:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON
Meneruskan penbahasan dari info Mang Okim,
Terimakasih atas info aktual tentang penemuan Situs Gunung Pawon.
Kasus Situs Gua Pawon itu sungguh harus dapat perhatian yang serius.
Benarkah masalah ini sudah diluruskan?
Tindakan BALAR yang tidak mengakui, bahkan 'merampok' penemuan Gua Pawon itu 
adalah hal yang sangat serius.  Lebih parah dari kasus   'plagiarisms' .  
Dengar kabar ARKENAS malah pro ke KRCB sebagai penemunya.  Mungkin berkaitan 
juga dengan KaPus-nya yang backgroundnya Geologi/Geofisika.  Tapi gara-gara 
dibela-in oleh ARKENAS, katanya BALAR jadi kalap, alih-alih berterimakasih ke 
penemu asli Gua Pawon (khususnya kepada 3 orang penemu pertamanya) malah 
mencoba membuat tuntutan hukum kepada KRCB karena dianggap melanggar 
undang=undang kearkeologian - katanya hanya arkeolog yang boleh meneliti situs 
purbakala!  Luar biasa ...
Nah, apakah sekarang sudah ada pengakuan resmi dari BALAR atau masyarakat 
arkeolog tentang penemu sejati Situs Gua pawon?  Apakah mereka sudah minta maaf 
secara terbuka setelah melakukan tindakan dipoyok dileboknya? Bahkan harusnya 
'minta ampun dulu' tuh pake mau nuntut secara hukum segala...
Kalau belum terjadi... ya belum lurus  masalahnya...  Nanti kejadian seperti 
itu bisa berulang lagi seperti yang ditakutkan oleh Pak Arifin Sodli... Tapi 
KRCB kayanya sudah kepalang dance with the wolf ya Mang? :-)
Jangan-jangan kasus pyramid ini bakal dipoyok dilebok juga nantinya.  Mohon 
maaf banyak bercanda...piss

DHN

-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON

2012-02-16 Terurut Topik miko
Pak Danny,

Apakah KRCB dalam posisi dance with the wolf ? Endak-lah Pak Danny. 
Alhamdulilah, majoritas anggota KRCB penganut ESQ dan jauh dari perilaku banyak 
politikus praktis. Usai sholat jemaah juga sering nyanyi jagalah hati atau 
taubatan nasuha. Tuntut menuntut klaim bukan budaya KRCB. Pengakuan saja sudah 
cukuplah --- ta' iya !

Btw. mang Okim tidak berharap bahwa Turangga Seta akan nuntut karena klaim 
temuan  mereka bahwa G.Sadahurip dan G. Lalakon  adalah piramida budaya diklaim 
lagi oleh Tim lain --- 10 bulan setelah klaim mereka --- sekedar hereuy ya Pak. 

Have a great week-end Pak, 

Wassalam,

Mang Okim
-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 20:09:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO- GUA PAWON
Meneruskan penbahasan dari info Mang Okim,
Terimakasih atas info aktual tentang penemuan Situs Gunung Pawon.
Kasus Situs Gua Pawon itu sungguh harus dapat perhatian yang serius.
Benarkah masalah ini sudah diluruskan?
Tindakan BALAR yang tidak mengakui, bahkan 'merampok' penemuan Gua Pawon itu 
adalah hal yang sangat serius.  Lebih parah dari kasus   'plagiarisms' .  
Dengar kabar ARKENAS malah pro ke KRCB sebagai penemunya.  Mungkin berkaitan 
juga dengan KaPus-nya yang backgroundnya Geologi/Geofisika.  Tapi gara-gara 
dibela-in oleh ARKENAS, katanya BALAR jadi kalap, alih-alih berterimakasih ke 
penemu asli Gua Pawon (khususnya kepada 3 orang penemu pertamanya) malah 
mencoba membuat tuntutan hukum kepada KRCB karena dianggap melanggar 
undang=undang kearkeologian - katanya hanya arkeolog yang boleh meneliti situs 
purbakala!  Luar biasa ...
Nah, apakah sekarang sudah ada pengakuan resmi dari BALAR atau masyarakat 
arkeolog tentang penemu sejati Situs Gua pawon?  Apakah mereka sudah minta maaf 
secara terbuka setelah melakukan tindakan dipoyok dileboknya? Bahkan harusnya 
'minta ampun dulu' tuh pake mau nuntut secara hukum segala...
Kalau belum terjadi... ya belum lurus  masalahnya...  Nanti kejadian seperti 
itu bisa berulang lagi seperti yang ditakutkan oleh Pak Arifin Sodli... Tapi 
KRCB kayanya sudah kepalang dance with the wolf ya Mang? :-)
Jangan-jangan kasus pyramid ini bakal dipoyok dilebok juga nantinya.  Mohon 
maaf banyak bercanda...piss

DHN

-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 9:29 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Sujatmiko
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi berundak-undak adalah kebiasaan para petani kita 
dari zaman dahulu. Imhotep, arsitek piramida2 Giza
di Mesir sekitar 2600-2500 SM, membuatnya terbalik. Menyusun undak-undaknya 
dulu lalu menutupinya dengan material casing yang akhirnya membentuk

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Yaa begitu pak krcb tetap bergerak di bidang ilmu yq kita fahami. 
Bidangku geologi aplikasi ya itu cara aku menafsirkan geologi.

Kalau aku berilmu lain yaa aki tafsir berdasar ilmu yang aku fahami. 
Ta' iyo to.
Masih pengin nambah sejarah geologi dan manusia. Disini aku masuh sekedar tau, 
belum faham.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik rakhmadi . avianto
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
iya mangokim, kalau glistrik dipinggir lereng cinder cone maka vlc neck atawa 
vent yaa tak akan muncul.
Tenang saja mas, bila kebenaran sudah datang, yang salah pasti hilang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Kelompok Riset Cekungan Bandung.
Sekelompok geolog dan ilmuwan lain, keanggotaan bersifat lepas, kapan mendaftar 
mau keluar monggo, ada geografer ada arsitek ada volkanolog ada ahlimineral 
ahli polen ehh arkeolog  dan geolog serta geofisisis.
Kelompok ini sudah berbadan hukum, sekertariat di jln pajajaran bandung.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik amienwidodo
Saya ikut waktu presentasi tg 7 Feb 2012, saat ADB memaparkan pasirnya, ada 
yang mestinya jadi kunci bahwa pasir yg ada di G Padang bukan dari insitu tapi 
exsitu karena ADA KUARSA putih... 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Kuarsa putih dari formasi bayah? Terdekat ada di gn walat sukabumi. Tebal 18 
mtr panjang yaa sepanjang situs, mbawanya gimana ya? 
Belum terbayang olehku.
Hebat dan sakti nian penduduk indonesia purba. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amienwid...@yahoo.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 00:12:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Saya ikut waktu presentasi tg 7 Feb 2012, saat ADB memaparkan pasirnya, ada 
yang mestinya jadi kunci bahwa pasir yg ada di G Padang bukan dari insitu tapi 
exsitu karena ADA KUARSA putih... 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik ok.taufik
Ada wellsitetgeologist, kan saya sdh daftar via Pak Budi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 00:09:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kelompok Riset Cekungan Bandung.
Sekelompok geolog dan ilmuwan lain, keanggotaan bersifat lepas, kapan mendaftar 
mau keluar monggo, ada geografer ada arsitek ada volkanolog ada ahlimineral 
ahli polen ehh arkeolog  dan geolog serta geofisisis.
Kelompok ini sudah berbadan hukum, sekertariat di jln pajajaran bandung.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Wah anggota baru, selamat datang. Kapan ngumpul?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: ok.taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 00:21:32 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ada wellsitetgeologist, kan saya sdh daftar via Pak Budi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 00:09:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kelompok Riset Cekungan Bandung.
Sekelompok geolog dan ilmuwan lain, keanggotaan bersifat lepas, kapan mendaftar 
mau keluar monggo, ada geografer ada arsitek ada volkanolog ada ahlimineral 
ahli polen ehh arkeolog  dan geolog serta geofisisis.
Kelompok ini sudah berbadan hukum, sekertariat di jln pajajaran bandung.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik miko
Pak Rakhmadi, 

KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan  
multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun. 

Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan Situs 
Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan ilmiah yg tidak ringan 
(Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan kelompok ini 
dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di Purbalingga, 
KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab Purbalingga sehingga 
membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku  Misteri Batu Klawing . 

Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini menjabat 
Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim maka rekan2 
anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi Sekjennya ( mestinya 
disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga nyombong dikit --- ta' iya 
!).

Semoga jelas ya Pak. 
Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Ha ha ha what's a results 
Salut mang Okim and matur nuwun atas pencerahannya

Avi 0666
Nomor Cantik 

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: miko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 00:13:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Pak Rakhmadi, 

KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan  
multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun. 

Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan Situs 
Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan ilmiah yg tidak ringan 
(Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan kelompok ini 
dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di Purbalingga, 
KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab Purbalingga sehingga 
membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku  Misteri Batu Klawing . 

Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini menjabat 
Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim maka rekan2 
anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi Sekjennya ( mestinya 
disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga nyombong dikit --- ta' iya 
!).

Semoga jelas ya Pak. 
Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas dari lembah Batu Rahong .

Wassalam,

Mang Okim
Paneliti KRCB yang bebas aktif


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 15 Februari 2012 11:17
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya tidak 
terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau Arkenas?) 
meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka! atas dasar 
'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap masyarakat).  Yang lebih 
menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur 10.000 tahun itu HANCUR 
ditangan para arkeolog karena sembrono penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya 
terima.  Benar atau tidak Mang?


-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 7:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Rakhmadi, 

KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan  
multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun. 

Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan Situs 
Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan ilmiah yg tidak ringan 
(Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan kelompok ini 
dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di Purbalingga, 
KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab Purbalingga sehingga 
membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku  Misteri Batu Klawing . 

Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini menjabat 
Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim maka rekan2 
anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi Sekjennya ( mestinya 
disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga nyombong dikit --- ta' iya 
!).

Semoga jelas ya Pak. 
Wassalam,
Mang Okim
-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
KRCB itu apa mang Okim

Suwun
Very nice elaboration
NPA 0666 nomor cantik

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Dear Pak Bandono,

Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg Jakarta 
7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai dengan 
keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah masalah yang 
sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati laaah ! Setelah Pak 
Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga masalah kegunung-apian. 
Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu jelas dan masuk akal ternyata 
masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa hal seperti itulah yang 
ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G. Sadahurip. 

Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan 
klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman : 
Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung api, 
ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari kedua tipe 
ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan batuan dari 
dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi bahwa seluruhnya 
tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka  yang cocok adalah 
tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :  the shapes of 
volcanic structures built predominantly of lava flows  that show no sign of a 
crater or orifice  and  developed by internal  as well as external accumulation 
of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno menyetujui acuan mang 
Okim ini ).

Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan 
bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah 
gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga 
karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai angle 
of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya telah 
begitu meyakinkan ?

Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah, 
marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal-hal yang imaginer. Bukankah 
geologi terapan adalah pendukung saja kaan ??? Kalau tidak cocok, bukan 
geologinya, tetapi ya itu terapannya. Di salah satu penampang geolistrik, 
banyak warna yang memotong lereng G. Sadahurip. Coba dong periksa ke lapangan, 
warna-warna tersebut berhubungan dengan litologi apa ? Semuanya batuan beku 
masif kok, bukan batuan lepas

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Arifin Sodli
Kang Danny,

Inilah arogansi group disiplin keilmuan yang berbuah pahit dan
beracun, mudah2an ini menjadi lesson learn buat kita semua supaya
tidak terjadi lagi, jangan lagi ada arogansi diantara kita karena akan
menjerumuskan dan merugikan orang banyak.

salam,
ars

On 2/16/12, Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com wrote:
 Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa
 dalam klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi
 wilayah Cianjur ini katanya Mang Okim.

 Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal
 publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para
 arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka
 katakana bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya
 tidak terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau
 Arkenas?) meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka!
 atas dasar 'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap
 masyarakat).  Yang lebih menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur
 10.000 tahun itu HANCUR ditangan para arkeolog karena sembrono
 penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya terima.  Benar atau tidak Mang?


 -Original Message-
 From: miko [mailto:m...@cbn.net.id]
 Sent: Thursday, February 16, 2012 7:13 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Rakhmadi,

 KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan
 multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun.

 Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan
 Situs Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan ilmiah yg tidak
 ringan (Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan
 kelompok ini dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di
 Purbalingga, KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab
 Purbalingga sehingga membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku  Misteri
 Batu Klawing .

 Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini
 menjabat Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim
 maka rekan2 anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi
 Sekjennya ( mestinya disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga
 nyombong dikit --- ta' iya !).

 Semoga jelas ya Pak.
 Wassalam,
 Mang Okim
 -Original Message-
 From: rakhmadi.avia...@gmail.com
 Date: Wed, 15 Feb 2012 23:40:09
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 KRCB itu apa mang Okim

 Suwun
 Very nice elaboration
 NPA 0666 nomor cantik

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Sujatmiko m...@cbn.net.id
 Date: Thu, 16 Feb 2012 05:28:36
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Dear Pak Bandono,

 Sentilan dari Prof. Sutikno Bronto sebelum penutupan seminar di Sekneg
 Jakarta 7 Februari 2012 cukup jelas : Marilah kita berargumentasi sesuai
 dengan keahlian kita masing-masing. Masalah gunung api purba bukanlah
 masalah yang sederhana sehingga kalau bukan ahlinya , mbok ya hati-hati
 laaah ! Setelah Pak Tikno, muncul Dr. Yatno yang ternyata mendalami juga
 masalah kegunung-apian. Sketsanya terakhir tentang G. Kiamis yang begitu
 jelas dan masuk akal ternyata masih belum menyadarkan ahli  geolistrik bahwa
 hal seperti itulah yang ditafsirkan oleh Pak Tikno dan mang Okim untuk G.
 Sadahurip.

 Buat mang Okim sendiri siih, jauh-jauh hari sudah merasa yakin dengan
 klasifikasi gunung api dari Arthur Holmes dalam bukunya setebal 730 halaman
 : Principles of Physical Geology, 1978 reprinted 1984. Dari 5 tipe gunung
 api, ada tipe 4 dan 5 yang susunan batuannya  mainly lava flows . Dari
 kedua tipe ini, sesuai dengan hasil pengamatan mang Okim terhadap singkapan
 batuan dari dasar G. Sadahurip sampai ke puncaknya , tidak diragukan lagi
 bahwa seluruhnya tersusun dari batuan beku segar atau lapuk. Untuk itu maka
 yang cocok adalah tipe 4 yaitu Culumo Dome ( of mainly internal growth ) :
 the shapes of volcanic structures built predominantly of lava flows  that
 show no sign of a crater or orifice  and  developed by internal  as well as
 external accumulation of highly viscous lava over a hidden vent ( Pak Tikno
 menyetujui acuan mang Okim ini ).

 Nah, kalau dua pakar gunung api kita ditambah dengan pengamatan singkapan
 bantuan  dan acuan Arthur Holmes  menyimpulkan  bahwa G. Sadahurip adalah
 gunung api purba yang ventnya tidak harus kelihatan ternyata dibantah juga
 karena hasil geolistrik tidak mendukung, lalu apa kata dunia ? Mengenai
 angle of repose, buat apa lagi dipersoalkan kalau kajian geologi lapangannya
 telah begitu meyakinkan ?

 Itu pak Bandono, sekedar pandanganmang Okim. Geologi adalah ilmu yang indah,
 marilah keindahan itu tidak dirusak oleh hal

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik miko
Yth Pak Danny,

Selamat pagi Pak Danny, semoga selalu dalam sehat wal'afiat. Kalau ada 
kesempatan, kapan-kapan ditunggu sebagai guest speaker di Rotary meeting ya. 
Dua minggu lalu mang Okim ngasi topik dari sisi geologi , lain kali Pak Danny 
dari sisi geologi terapannya. Tentunya akan sangat menarik kalau anggota kita 
diberi pencerahan tentang bagaimana para ahli geologi melakukan dialog ilmiah 
yang segar dan dalam suasana bersahabat.

Mengenai G.Padang, penjelasan Pak Tikno di Seminar Badan Geologi sudah cukup 
jelas dan tegas. Beliau mengidentifikasi adanya singkapan columnar joint in 
situ di salah satu sisi dari dasar Punden Berundak G.Padang. Kesimpulan beliau: 
G.Padang tidak beda dengan ratusan gunung2 kecil berbentuk piramida lainnya, 
yaitu gunung api purba yang tersusun dari aliran lava ( lava dome ). Di atas 
gunung purba ini manusia megalit membangun punden berundak

Mengenai back ground temuan Situs Gua Pawon , penentangan Balar Bandung lebih 
disebabkan oleh faktor jealousy atau kecemburuan pimpinannya atas laporan KRCB 
yang langsung ke Menteri Budpar ( karena sudah lebih setahun sejak temuan KRCB, 
no action ). Ketika itu mang Okim buka polemik dengan Balar di PR. Pernyataan 
bukan Situs oleh BALAR dalam polemik tersebut sekali lagi karena unsur 
kecemburuan (untuk itu PR memuat 3 tulisan mang Okim a/n KRCB ). Sehubungan 
dengan itu, mang Okim kaget sekali ketika kontroversi BALAR diungkap lagi di 
depan forum Seminar Badan Geologi. Seperti diketahui, prinsip KRCB adalah 
meluruskan yang kurang lurus. Setelah itu tak usah diungkit2 lagi laah, kan 
pahalanya jadi hilang --- ta' iya.

Untuk masalah gunung piramida ini, KRCB juga pada posisi seperti temuan Situs 
Gua Pawon artinya ingin meluruskan. Pak Budi dan mang Okim sudah coba buka 
dialog di Pikiran Rakyat ( 3 artikel ). Sejauh ini belum ada yang menanggapi. 
Mang Okim bahkan disuruh mengklarifikasi / minta maaf oleh Stafsus Presiden 
karena dianggap merendahkan institusinya (mang Okim tawarkan hak jawab). Di 
media maya, mang Okim bahkan dikritik secara vulgar  oleh Tim BKP. Walaupun 
demikian, alhamdulilah tidak ada dendam. Di seminar Jkt, mang Okim malah 
berangkulan dengan pimpinan Tim BKP dan Pak Andi Arief.

Sehubungan dengan hal2 di atas, marilah kita berdialog dalam suasana saling 
menghargai. Pendapat yang kurang setuju dgn hipotesis piramida sudah bagaikan 
bola salju, yang terakhir dari ahli/pakar astronomi ( bagian dasar G.Sadahurip 
bahkan dikatakan segi 5 tidak beraturan, bukan segi 4 ).

Demikian dulu ya Pak Danny. Sampai bertemu di lain kesempatan, semoga bisa di 
meeting Rotary kapan-kapan.

Salam sejahtera,

Mang Okim

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 08:22:40 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Ngomong-ngomong menurut Mang Okim Bukit Situs Gunung Padang termasuk apa dalam 
klasifikasi Arthur Holmes itu?  Dapat info yang memetakan geologi wilayah 
Cianjur ini katanya Mang Okim.

Ngomong-ngomong Situs Gunung Pawon, saya denger gossip, katanya di-awal 
publikasi ke masyarakat oleh Tim KRCB supaya Gua Pawon dijadikan situs, para 
arkeolog menentang dan memaki habis-habisan pendapat Tim KRCB.  Mereka katakana 
bahwa hal itu sangat tidak masuk akal!  Namun setelah faktanya tidak 
terbantahkan lagi eh malah para Arkeolog (entah dari balai atau Arkenas?) 
meng-klaim bahwa yang menemukan peninggalan Gua Pawon itu mereka! atas dasar 
'laporan dari masyarakat' (jadi anggauta KRCB dianggap masyarakat).  Yang lebih 
menyedihkan katanya fossil manusia purba berumur 10.000 tahun itu HANCUR 
ditangan para arkeolog karena sembrono penanganan-nya.  Demikian isyu yang saya 
terima.  Benar atau tidak Mang?


-Original Message-
From: miko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Thursday, February 16, 2012 7:13 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Rakhmadi, 

KRCB singkatan dari Kelompok Riset Cekungan Bandung, satu kelompok ilmuwan  
multi disiplin yang tidak berafiliasi dengan organisasi apapun. 

Dalam kiprahnya sejak tahun 2000, kelompok ini telah berhasil menemukan Situs 
Gua Pawon dan melestarikannya melalui perjuangan ilmiah yg tidak ringan 
(Buku:Amanat Gua Pawon ). Taman Jasper Tasikmalaya juga ditemukan kelompok ini 
dan berhasil diselamatkan (Buku: Taman Jaspet Tasikmalaya). Di Purbalingga, 
KRCB dengan approach ilmiahnya berhasil meyakinkan Pemkab Purbalingga sehingga 
membangun Museum Artefak dan menerbitkan buku  Misteri Batu Klawing . 

Kelompok independen ini dipimpin oleh Dr.Budi Brahmantyo yang saat ini menjabat 
Ketua Prodi T.Geologi ITB. Karena kantornya di tempat mang Okim maka rekan2 
anggota termasuk Pak Bandono meminta mang Okim untuk jadi Sekjennya ( mestinya 
disebut Sekretaris saja, tetapi kadang2 perlu juga nyombong dikit --- ta' iya 
!).

Semoga jelas ya Pak. 
Wassalam,
Mang Okim
-Original

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik hsemim
Jangan2 peninggalan peradaban Nusantara itu adanya di dasar laut Jawa, Selat 
Karimata, dlsb???

HBS
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-15 Terurut Topik Bandono Salim
Itu yang juga kupikir, krn laut sungai sebagai jalanraya. Brp tebal sih endapan 
di lautjawa setelah 10rb taun? Kalai tipis kan pasti ketemu, mungkin dah 
ketutup karang juga.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: hse...@gmail.com
Date: Thu, 16 Feb 2012 03:24:56 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Jangan2 peninggalan peradaban Nusantara itu adanya di dasar laut Jawa, Selat 
Karimata, dlsb???

HBS
Sent via BlackBerry from Maxis

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Pak yatno, secara teoritis kan endapan jatuh dari atas akan tersebar mendatar, 
tidak membentuk kerucut. Maka gambar lapisan akan mendatar, aliran lavanya juga 
agak mendatar, sehingga gambarnya seperti yang didapat geolistriknya pak Dany. 
Kalau lava agak kental maka njendelnya bisa membentuk agak kerucut, begitu 
sakterusnya. Hehehe mungkin aku salah ya.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di bidang Geologi,
Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang akan menanggalkan profesinya dan
beralih ke jurusan geolistrik. Tetapi kalau tidak terbukti - - - apa kata
anak cucu kita - - - ta' iya !!!

Salam Cinta Geologi,

Mang Okim

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 10 Februari 2012 14:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Brisik amat sih ya diskusi pyramid () ini?

Pertanyaan saya sederhana sekali: Yang

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Rus Soeripto
Pak Yatno,
Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi geologist 
jarang bersentuhan dengan vulkanologi..
Pertanyaan saya adalah; apakah feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya 
seperti parasitic cone dimana feedernya berupa cabang dari main volcanic 
neck dg posisi menyudut menerobos sesuai dengan posisi rekahan sebagai 
konduit.  
Atau bahkan konduitnya sejajar lapisan berongga seperti kejadian sill atau 
pacolith.  Apabila sketsa profil cinder cone Pak Yatno dengan feeder miring 
sudut rendah, seakan-akan gak punya volcanic neck, seperti data geolistrik 
piramida ?
Just thinking outloud saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..
Salam Ruskamto
     



 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa
 Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai
 dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir
 halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).

Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di
 Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di bidang Geologi,
Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang akan menanggalkan profesinya dan
beralih ke jurusan geolistrik. Tetapi kalau tidak terbukti - - - apa kata
anak cucu kita - - - ta' iya !!!

Salam Cinta Geologi,

Mang Okim

-Original

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik o - musakti
Mbang...mbang . 
Kata alm.  pak Sartono dulu #39;kalau semua orang bilang A sedangkan saya 
bilang B , apakah pasti saya yang salah ?#39;
Jangan ikut 2 an poling kaya soal Lusi di capetown dulu, ah..

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Kalo prof sartono (alm) kan landasan fikir geologi dan arkeologinya maton. 
Kalau berbasic menyan untuk geologi, lha ya aku gak tau.
Semoga geologis n geofisika nya benar saja.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Tue, 14 Feb 2012 04:04:48 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Mbang...mbang . 
Kata alm.  pak Sartono dulu #39;kalau semua orang bilang A sedangkan saya 
bilang B , apakah pasti saya yang salah ?#39;
Jangan ikut 2 an poling kaya soal Lusi di capetown dulu, ah..


RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Di IAGI-NET ini dari awal diskusi rasanya tidak ada orang yang bawa-bawa
menyan pak.  Apa cuma saya saja yang engga mencium bau menyan yah?

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 7:11 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 

Kalo prof sartono (alm) kan landasan fikir geologi dan arkeologinya maton. 
Kalau berbasic menyan untuk geologi, lha ya aku gak tau.
Semoga geologis n geofisika nya benar saja.

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au 

Date: Tue, 14 Feb 2012 04:04:48 -0800 (PST)

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 


Mbang...mbang . 
Kata alm. pak Sartono dulu 'kalau semua orang bilang A sedangkan saya bilang
B , apakah pasti saya yang salah ?'
Jangan ikut 2 an poling kaya soal Lusi di capetown dulu, ah..

 

  _  

From: mbatack mbat...@yahoo.com; 
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; 
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO 
Sent: Tue, Feb 14, 2012 7:47:43 AM 


Lha coba saja dilakukan polling pendapat diantara mailister IAGI-net, berapa
yang pro piramider, berapa yang pro cinderconer. Forecastku kayaknya akan
10-90 untuk yang pro cinder coner. Mungkin makah 2-98

PTA atau Minarwan biasanya ahli kala urusan poll-poll-an ini..

Bambang

 


  _  


From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO


Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id javascript:return 
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id javascript:return 
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id javascript:return 
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id javascript:return ] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id javascript:return 
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).

Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik koesoema
Saya kira dalam science itu bukan kebenaran mutlak yg didapatkan (walaupun itu 
yg jadi tujuan akhir) tetapi penjelasan dapat diterima secara logis dan sesuai 
dg kenyataan. Dan inilah yg diterima sesaat oleh kebanyakan scientist atau 
'mainstream' scientist. Kalau dilakukan polling itu hanya untuk mengetahui 
pendapat mainstream geologist itu bagaimana? Penjelasan mana yg masuk akal dan 
bisa diterima sesuai dg kenyataan Sadahurip itu piramide atau cindercone. 
Bukannya pendapat mana yg benar dan pendapat yg salah. RPK 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Tue, 14 Feb 2012 04:04:48 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Mbang...mbang . 
Kata alm.  pak Sartono dulu #39;kalau semua orang bilang A sedangkan saya 
bilang B , apakah pasti saya yang salah ?#39;
Jangan ikut 2 an poling kaya soal Lusi di capetown dulu, ah..


Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik mufarazi
Pak Danny,
Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu dipatahkan 
dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya 

Cheers
Razi 

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik adie
Running text TV One,
Ikatan Geologi: Tidak ada piramida di Gunung Sadahurip
Apakah ini official dr PP IAGI yah?

Regards,
Adie 
3602
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu dipatahkan 
dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya 

Cheers
Razi 

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik adie
Running text TV One,
Ikatan Geologi: Tidak ada piramida di Gunung Sadahurip
Apakah ini official dr PP IAGI yah?

Regards,
Adie 
3602
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu dipatahkan 
dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya 

Cheers
Razi 

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Benyamin Sapiie
Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja 
 tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan 
 outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada 
 basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau 
 saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita 
 kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk 
 morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun 
 sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk 
 diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2 
 diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk 
 ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu dipatahkan 
 dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Rekan rekan Yth.

 Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
 ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
 cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
 bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
 gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
 kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
 bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
 membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
 tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
 raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
 volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
 (selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
 tersingkap dekat Desa Toblong)

 Salam,
 Yatno


 -Original Message-
 From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id]
 Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

 Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
 Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Kalau gitu sudah masanya ilmu geologi dan ilmu penglihatan jauh saling 
kerjasama. 
Kalau terbukti klop, ya akan hemat beaya eksplotrasi milyaran rupiah kan?
Salam, bandono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net
Date: Wed, 15 Feb 2012 06:16:37 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja 
 tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan 
 outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada 
 basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau 
 saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita 
 kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk 
 morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun 
 sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk 
 diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2 
 diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk 
 ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu dipatahkan 
 dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

 -Original Message-
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Rekan rekan Yth.

 Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
 ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
 cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
 bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
 gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
 kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
 bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
 membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
 tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
 raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
 volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
 (selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Selamat pagi,

Benar, tentu sukar kalau diskusi hanya berdasarkan tebak-tebak buah
manggis, termasuk argumen bahwa volcanic stratigrafi itu sangat kompleks,
jadi apapun hasil interpretasi data geologi-geofisikanya divonis pasti salah
kecuali fenomena yang sudah dikenal seperti lava dome, cinder cone, dsb.  Di
bangku kuliah geologi kita memang tidak pernah diajarkan untuk
menginterpretasikan bentukan non-geologi.  Data, processing dan interpretasi
dari masing-masing pendapat harus dipresentasikan dalam seminar sehingga
jelas apa tebak-tebakannya.  Silahkan IAGI memprakarsai ini.

Hampir tidak ada Data yang bisa mengatakan satu kebenaran (ilmiah).  Yang
ada adalah pemodelan dari data.  Sebaik apa modelnya tergantung dari
seberapa baik constraint data-nya juga penjelasan interpretasinya.
Selebihnya, orang bisa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing :-) 

Salam
DHN


-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: mufar...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Danny,
Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya 

Cheers
Razi 

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
 untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
 geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

 Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
 bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
 Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
 panjang.
 Powered by Telkomsel BlackBerryR

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang terlihat 
arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan antiklinorium.
Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
 Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono, 
budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur selatan.
Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi 
konvensional dan delapsi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Pak Danny,
 Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap argumentasi selalu
dipatahkan dengan kalimat geolistrik gunung padang gak begitu hehehe

 Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya

 Cheers
 Razi

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan
berguna.
 Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
 Geo-seismictomografi

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Brahmantyo Gunawan
Permisi tanya sekalian, mumpung pak Mino muncul, :)
Pak, apakah mungkin bentukan bidang prisma (sperti piramid) inisiasinya dari 
bidang keterakan shearing ?(Riedel's shears ?), deformasi oleh main stress 
vertical akibat dari gaya endogen vulkanisme ?
Salam,
BKG

--- Pada Rab, 15/2/12, Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net menulis:

 Dari: Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net
 Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 7:16 AM
 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah
 hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2
 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya
 juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal
 ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan
 interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang
 detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan
 level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang
 dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap
 tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu
 ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori,
 misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti
 hukum
 gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik
 sharing informasi
 saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan
 argumen yang
 dibicarakan lebih jelas.
 
 Salam,
 
 Ben Sapiie
 
 2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
  Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil
 processingnya saja tdk pernah dapat diperlihatkan secara
 jelas, apakah lintasannya dilewatkan outcrop yg diamati Pak
 Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada basemap-nya.
 Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan,
 kalau saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is
 possible, but unlikely. Kita kan dididik dan dilatih untuk
 mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk morfologi dan
 singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
 sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah
 walaupun ruangan  tdk diketemukan. Begitupun para
 anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2 diketemukan,
 kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
 ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera.
 RPK
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
 
  -Original Message-
  From: mufar...@gmail.com
  Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
 PAK YATNO
 
  Pak Danny,
  Ini kayak tebak-tebak buah manggis saja, setiap
 argumentasi selalu dipatahkan dengan kalimat geolistrik
 gunung padang gak begitu hehehe
 
  Tapi memang itu yg bikin org penasaran ya
 
  Cheers
  Razi
 
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
  Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
 PAK YATNO
  Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat
 menarik dan berguna.
  Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya
 (seperti Geolistrik atau
  Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan
 lebih bermanfaat lagi
  untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang,
 dari penampang
  geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa
 cinder cone ini.
 
  Salam
  DHN
 
  -Original Message-
  From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com]
  Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN
 PAK YATNO
 
  Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.
 
  Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak
 nemukan volkanik neck di
  bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil
 geolistrik.
  Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang
 geolistriknya cukup
  panjang.
  Powered by Telkomsel BlackBerryR
 
  -Original Message-
  From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
  Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN
 PAK YATNO
  Rekan rekan Yth.
 
  Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil
 (biasanya tingginya hanya
  ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs
 Prancisnya Cone de
  cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya
 sangat kompleks,
  bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui
 juga, dari permukaan
  gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat
 erupsi seperti
  kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug
 dsb. Yang Nampak hanya
  bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative
 loose, mudah tererosi
  membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan
 suatu erupsi, biasanya
  tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di-
 erupsikan mirip kembang api
  raksasa dan jatuh

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Budi Brahmantyo
Penelitian prasejarah Kepulauan Nusantara sebenarnya sudah cukup luas.
Boleh dikatakan hampir setiap jengkal diwakili oleh temuan2 artefak. Dari
situ tidak disangkal lagi bahwa peradaban Nusantara telah sangat
berkembang (sesuai perekambnagan jamannya tentu saja) dan meluas hingga
Asia-Pasifik sehingga kemudian dikenal sbg Budaya Austronesia. Sumbangan
kata-kata melayu dapat dirunut sejauh Tahiti si selatan Pasific atau
sejauh Hawaii di utara. Jadi sebenarnya tidak ada yang baru (kecuali
verifikasi dari perunutan gen) oleh Oppenheimer.

Silakan baca buku yang cukup komprehensif yang mengumpulkan data
arkeologis selama berpuluh-puluh tahun ttg prasejarah Nusantara dsk di
Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia (Bellwood, Gramedia, 2000).

Sayangnya di sana tidak ditemukan arah atau gejala-gejala menuju budaya
Atlantis, apalagi dg Piramida-nya :'(


BB



 Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang
 terlihat arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan
 antiklinorium.
 Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
  Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
 budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur
 selatan.
 Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi
 konvensional dan delapsi.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
 Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan
 bahwa
 Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
 Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
 utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
 didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
 memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan
 Tarumanagara),
 itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi
 di
 wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
 tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
 Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah
 apakah
 KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
 sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

 Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu
 waktu
 terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
 Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik
 Pak
 Sukendar.
 Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
 diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
 mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua
 kubu
 ini :-))

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net]
 Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
 gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
 saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
 dibicarakan lebih jelas.

 Salam,

 Ben Sapiie

 2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya
 saja
 tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya
 dilewatkan
 outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
 basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan,
 kalau
 saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely.
 Kita
 kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari
 bentuk
 morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir
 walaupun
 sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan
  tdk
 diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun
 rongga2
 diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Maaf, aku ni geolog tapi bodoh. Berpikir rakyat jelata saja:  biasanya kalau 
ada piramid, serta kebiasaan orang purba meyimpan mayat disertai barang 
kesayangan (viking bwa senjata andalan, raja mesir bawa perhiasan, kuburan di 
cina disertai makanan dan pengawal dll)

Jangan2 hehehe cari harta karun yaa?  

Maaf satu giga maaf aku minta.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Penelitian prasejarah Kepulauan Nusantara sebenarnya sudah cukup luas.
Boleh dikatakan hampir setiap jengkal diwakili oleh temuan2 artefak. Dari
situ tidak disangkal lagi bahwa peradaban Nusantara telah sangat
berkembang (sesuai perekambnagan jamannya tentu saja) dan meluas hingga
Asia-Pasifik sehingga kemudian dikenal sbg Budaya Austronesia. Sumbangan
kata-kata melayu dapat dirunut sejauh Tahiti si selatan Pasific atau
sejauh Hawaii di utara. Jadi sebenarnya tidak ada yang baru (kecuali
verifikasi dari perunutan gen) oleh Oppenheimer.

Silakan baca buku yang cukup komprehensif yang mengumpulkan data
arkeologis selama berpuluh-puluh tahun ttg prasejarah Nusantara dsk di
Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia (Bellwood, Gramedia, 2000).

Sayangnya di sana tidak ditemukan arah atau gejala-gejala menuju budaya
Atlantis, apalagi dg Piramida-nya :'(


BB



 Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang
 terlihat arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan
 antiklinorium.
 Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
  Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
 budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur
 selatan.
 Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi
 konvensional dan delapsi.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
 Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
 Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan
 bahwa
 Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
 Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
 utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
 didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
 memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan
 Tarumanagara),
 itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi
 di
 wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
 tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
 Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah
 apakah
 KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
 sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

 Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu
 waktu
 terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
 Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik
 Pak
 Sukendar.
 Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
 diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
 mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua
 kubu
 ini :-))

 Salam
 DHN

 -Original Message-
 From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net]
 Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
 gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
 saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
 dibicarakan lebih jelas.

 Salam,

 Ben Sapiie

 2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya
 saja
 tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya
 dilewatkan

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Awang Satyana
Berpendapat bahwa di Indonesia ada piramida (seperti piramida2 di kompleks Giza 
di Mesir yang umurnya sekitar 2500 SM) memang suatu pendapat/ide yang terasa 
'bizzare', 'wah', 'ide gila' sulit dinalar...maka wajar saja kalau dibilang 'it 
is possible but unlikely'.

Tetapi sebentar dulu, kita sering berpikir dikurung oleh pengetahuan yang sudah 
baku, sehingga kalau ada pikiran di luar itu (katakanlah di luar mainstream) 
lalu kita mengatakannya mengada-ada. Saya pikir sejarah sains dicirikan oleh 
hal ini, ada orang2 yang berpikir di luar kemapanan, lalu ditolak habis2an oleh 
kemapanan, padahal di kemudian hari ternyata mereka justru yang benar. Dari 
heliosentris Brahe dan Copernicus, teori evolusi Darwin, relativitas Einstein, 
continental drift Wegener, dll saya pikir penuh idea 'bizzare' pada awalnya.

Kasus Sadahurip dan Gunung Padang adalah kasus sejarah atau lebih tepat masa 
prasejarah. Pengetahuan kita tentang prasejarah sangatlah kurang karena jumlah 
artefak yang telah ditemukan jauh lebih sedikit daripada panjang masanya 
sendiri. Para geologist dalam hal ini lebih beruntung daripada para ahli 
arkeologi sebab singkapan batuan jauh lebih banyak daripada artefak atau fosil 
hominid. Nah, pengetahuan dengan bukti yang sangat sedikit ini jangan lantas 
menjadi pengukur pengetahuan kita masa kini maupun ke depan. Maksudnya, mengapa 
'unlikely' ada piramida di Indonesia, bisa saja kita belum menemukannya sebab 
menemukan artefak itu lebih sering tak sengaja. Menemukan singkapan bisa kita 
analisis dan buktikan dengan rekonstruksi lapangan dll. Menemukan artefak, 
harus ada pemicunya dulu secara tak sengaja.

Piramida di dunia tak hanya piramida2 Giza di Mesir, itu memang yang paling 
terkenal, sehingga pikiran kita selalu terkurung olehnya sebab publikasinya 
paling banyak. Di Mesir ada sekitar 170 piramida telah ditemukan, dengan 
berbagai bentuk dari berbagai dinasti Firaun. Salah satu bentuknya adalah step 
pyramid, yang sangat mirip 'punden berundak' di Indonesia, dan justru model ini 
yang paling mendunia, ada di banyak negara, bukan model 'square pyramid' ala 
piramida2 Giza. 

Punden berundak adalah salah satu tradisi megalitik Indonesia yang terkenal, 
ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Secara geometris, ini adalah step 
pyramid. Gunung Padang dan Borobudur dibangun dengan sistem punden berundak, 
step pyramid. 

Geometri piramid, mengerucut, menyempit ke atas, bukan barang aneh bagi tradisi 
kebudayaan prasejarah-sejarah Indonesia. Pengundakan sawah dan ladang 
(terasering), penyucian gunung sebagai tempat kediaman Sang Mahakuasa (misalnya 
Di-Hyang/Dieng -tempat bersemayamnya Sang Mahakuasa) adalah tradisi 
sejarah/prasejarah Indonesia juga. Maka Gunung Padang dijadikan situs 
penyembahan Gunung Gede pada masanya, juga barangkali  Sadahurip pernah dipakai 
untuk tempat penyembahan gunung2 di sekelilingnya 
(Sadakeling-Talagabodas-Galunggung-Karacak-Cikuray-Guntur), bisa2 saja.

Secara ringkas, buat saya 'pyramid in Indonesia is possible and likely'

Salam,
Awang

--- Pada Rab, 15/2/12, Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net menulis:

 Dari: Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net
 Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 6:16 AM
 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah
 hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2
 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya
 juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal
 ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan
 interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang
 detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan
 level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang
 dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap
 tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu
 ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori,
 misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti
 hukum
 gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik
 sharing informasi
 saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan
 argumen yang
 dibicarakan lebih jelas.
 
 Salam,
 
 Ben Sapiie
 
 2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
  Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil
 processingnya saja tdk pernah dapat diperlihatkan secara
 jelas, apakah lintasannya dilewatkan outcrop yg diamati Pak
 Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada basemap-nya.
 Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan,
 kalau saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is
 possible, but unlikely. Kita kan dididik dan dilatih untuk
 mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk morfologi dan
 singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
 sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah
 walaupun ruangan  tdk diketemukan. Begitupun para
 anti-pyramid tdk akan

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Budi Brahmantyo
Nah kalau yang ini agak lebih muda, katanya sekitar abad ke-4 dan 5,
pelaut-pelaut kita berdagang ke Timur Tengah hingga Madagscar, Zanzibar,
bahkan melintasi Semenanjung Harapan ke Nigeria. Saya juga tahunya baca di
buku (lupa judul tepatnya dan pengarangnya, bukunya ada di rumah), yaitu
Penjelajahan Pelaut Nusantara ke Afrika (kira-kira begitulah...).

Tapi kami pernah kedatangan seorang antropolog Prancis asli Madagascar
yang percaya bahwa leluhurnya orang Bugis. Ia bahkan mengatakan bahwa kata
'hawaii berasal dari kata hava iki yang katanya berarti jawa kecil.
Madagascar mungkin saja berasal dari kata macassar. Wallahualam
bisawab.

BB



 Pak Bud,

 Hanya penasaran saja, apakah termasuk wilayah madagascar..karena penduduk
 disana merupakan migrasi dari sumatra dan borneo, juga termasuk aborigin
 australia?.

 rgds

 2012/2/15 Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id

 Penelitian prasejarah Kepulauan Nusantara sebenarnya sudah cukup luas.
 Boleh dikatakan hampir setiap jengkal diwakili oleh temuan2 artefak.
 Dari
 situ tidak disangkal lagi bahwa peradaban Nusantara telah sangat
 berkembang (sesuai perekambnagan jamannya tentu saja) dan meluas hingga
 Asia-Pasifik sehingga kemudian dikenal sbg Budaya Austronesia. Sumbangan
 kata-kata melayu dapat dirunut sejauh Tahiti si selatan Pasific atau
 sejauh Hawaii di utara. Jadi sebenarnya tidak ada yang baru (kecuali
 verifikasi dari perunutan gen) oleh Oppenheimer.

 Silakan baca buku yang cukup komprehensif yang mengumpulkan data
 arkeologis selama berpuluh-puluh tahun ttg prasejarah Nusantara dsk di
 Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia (Bellwood, Gramedia, 2000).

 Sayangnya di sana tidak ditemukan arah atau gejala-gejala menuju budaya
 Atlantis, apalagi dg Piramida-nya :'(


 BB



  Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang
  terlihat arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan
  antiklinorium.
  Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar
 beliau.
   Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
  budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur
  selatan.
  Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk
 geologi
  konvensional dan delapsi.
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
  
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
  Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
  He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
  Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan
  bahwa
  Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu.
 Jadi
  Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran
 dari
  utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer
 belum
  didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
  memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan
  Tarumanagara),
  itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang
 tinggi
  di
  wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India)
 berumur
  tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
  Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah
  apakah
  KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita
 simpulkan
  sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure
 
  Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu
  waktu
  terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm
 Pak
  Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu
 Tektonik
  Pak
  Sukendar.
  Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada
 gunanya
  diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
  mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua
  kubu
  ini :-))
 
  Salam
  DHN
 
  -Original Message-
  From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net]
  Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 
  Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
  kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
  arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
  ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
  Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
  sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
  Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
  sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
  (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
  menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
  Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
  expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Iya, baru ingat lagi bahwa dulu para mahasiswa terpaksa buat dua skripsi
dari satu data singkapan yang sama!
Kok bisa ya?  Apakah di dalam sidang para ex-mahasiswa itu disuruh memilih
mana diantara dua thesisnya yang benar-benar diyakini? Ata mereka terpaksa
ambil sikap BBSB (Bingung dan Bungkam Seribu Bahasa)? Untung bisa lulus.

Ini contoh ekstrim, kalau hanya berdasarkan data geologi permukaan saja bisa
ditafsirkan dengan 'semena-mena' ... coba kalau di 'geo-listrik'... wk wk
wk.


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 7:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang terlihat
arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan antiklinorium.
Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
 Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur selatan.
Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi
konvensional dan delapsi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya khawatir walaupun
sudah dibor para proponent piramide tdk akan mengalah walaupun ruangan  tdk
diketemukan. Begitupun para anti-pyramid tdk akan percaya walaupun rongga2
diketemukan, kecuali ada artefak yg diketemuan dalam rongga2 yg berbentuk
ruang dg tembok datar jika bisa dilihat dg downhole camera. RPK
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: mufar...@gmail.com
 Date: Tue, 14 Feb 2012 14:53:11
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Ya lihat kelompok pengujinya, kalao banyak penguji dari konvensional, ajukan 
skripsi sejalan dgn konvensional geologi.
Mereka diuji sendiri juga sana pak sartono.
Harusnya mrk geolog tangguh banget.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 08:46:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Iya, baru ingat lagi bahwa dulu para mahasiswa terpaksa buat dua skripsi
dari satu data singkapan yang sama!
Kok bisa ya?  Apakah di dalam sidang para ex-mahasiswa itu disuruh memilih
mana diantara dua thesisnya yang benar-benar diyakini? Ata mereka terpaksa
ambil sikap BBSB (Bingung dan Bungkam Seribu Bahasa)? Untung bisa lulus.

Ini contoh ekstrim, kalau hanya berdasarkan data geologi permukaan saja bisa
ditafsirkan dengan 'semena-mena' ... coba kalau di 'geo-listrik'... wk wk
wk.


-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 7:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang terlihat
arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan antiklinorium.
Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar beliau.
 Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur selatan.
Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk geologi
konvensional dan delapsi.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan bahwa
Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu. Jadi
Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran dari
utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer belum
didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan Tarumanagara),
itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang tinggi di
wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India) berumur
tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah apakah
KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita simpulkan
sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure

Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu waktu
terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm Pak
Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu Tektonik Pak
Sukendar.
Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada gunanya
diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua kubu
ini :-))

Salam
DHN

-Original Message-
From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net] 
Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Saya juga setuju bahwa piramid sebuah hipotesa kenapa tidak tapi
kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2 kebudayaanm
arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya juga bukan
ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal ini.
Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan interpretasi bahkan
sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang detail.
Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan level yang
sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang dipermasalahkan
(termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap tidak akan
menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu ada.
Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori, misalnya
expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti hukum
gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik sharing informasi
saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan argumen yang
dibicarakan lebih jelas.

Salam,

Ben Sapiie

2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil processingnya saja
tdk pernah dapat diperlihatkan secara jelas, apakah lintasannya dilewatkan
outcrop yg diamati Pak Miko, bagaimana garis2 lintasannya, apakah ada
basemap-nya. Ya selama gambar penampang geolistrik tdak diperlihatkan, kalau
saya ditanya pendapat saya: pyramid? Yes it is possible, but unlikely. Kita
kan dididik dan dilatih untuk mengidentifikasikan gejala geologi dari bentuk
morfologi dan singkapannya, ditambah drilling data. Saya

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Awang Satyana

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi berundak-undak adalah kebiasaan para petani kita 
dari zaman dahulu. Imhotep, arsitek piramida2 Giza
di Mesir sekitar 2600-2500 SM, membuatnya terbalik. Menyusun undak-undaknya 
dulu lalu menutupinya dengan material casing yang akhirnya membentuk bidang 
miring.

Barang siapa yang mempelajari evolusi piramida di Mesir, akan tahu bahwa 
piramida2 bidang miring di Giza berasal dari model piramida ‘punden berundak’ 
yang lebih tua, 2600 SM,dari bangunan kuburan bernama ‘mastaba’ yang semula dua 
tingkat, tiga tingkat,empat tingkat, terus…, akhirnya di-casing menjadi bidang 
miring. 

Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di Asia Tenggara,
tetapi ia mungkin bukan kuburan, melainkan semacam kuil alam untuk menyembah 
Gunung Gede, tetapi tunggulah penelitian yang sedang terjadi dengannya, kita 
kan baru tahu permukaannya, dan sekarang mulai masuk ke dalamnya.

Salam,
Awang



--- Pada Sel, 14/2/12, Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com menulis:

Dari: Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 14 Februari, 2012, 5:20 PM

Pak Yatno,Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi 
geologist jarang bersentuhan dengan vulkanologi..Pertanyaan saya adalah; apakah 
feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya seperti parasitic cone dimana 
feedernya berupa cabang dari main volcanic neck dg posisi menyudut menerobos 
sesuai dengan posisi rekahan sebagai konduit.  Atau bahkan konduitnya sejajar 
lapisan berongga seperti kejadian sill atau pacolith.  Apabila sketsa profil 
cinder cone Pak Yatno dengan feeder miring sudut rendah, seakan-akan gak 
punya volcanic neck, seperti data geolistrik piramida ?Just thinking outloud 
saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..Salam Ruskamto     

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
   

Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa
 Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi berundak-undak adalah kebiasaan para petani kita 
dari zaman dahulu. Imhotep, arsitek piramida2 Giza
di Mesir sekitar 2600-2500 SM, membuatnya terbalik. Menyusun undak-undaknya 
dulu lalu menutupinya dengan material casing yang akhirnya membentuk bidang 
miring.

Barang siapa yang mempelajari evolusi piramida di Mesir, akan tahu bahwa 
piramida2 bidang miring di Giza berasal dari model piramida ‘punden berundak’ 
yang lebih tua, 2600 SM,dari bangunan kuburan bernama ‘mastaba’ yang semula dua 
tingkat, tiga tingkat,empat tingkat, terus…, akhirnya di-casing menjadi bidang 
miring. 

Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di Asia Tenggara,
tetapi ia mungkin bukan kuburan, melainkan semacam kuil alam untuk menyembah 
Gunung Gede, tetapi tunggulah penelitian yang sedang terjadi dengannya, kita 
kan baru tahu permukaannya, dan sekarang mulai masuk ke dalamnya.

Salam,
Awang



--- Pada Sel, 14/2/12, Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com menulis:

Dari: Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 14 Februari, 2012, 5:20 PM

Pak Yatno,Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi 
geologist jarang bersentuhan dengan vulkanologi..Pertanyaan saya adalah; apakah 
feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya seperti parasitic cone dimana 
feedernya berupa cabang dari main volcanic neck dg posisi menyudut menerobos 
sesuai dengan posisi rekahan sebagai konduit.  Atau bahkan konduitnya sejajar 
lapisan berongga seperti kejadian sill atau pacolith.  Apabila sketsa profil 
cinder cone Pak Yatno dengan feeder miring sudut rendah, seakan-akan gak 
punya volcanic neck, seperti data geolistrik piramida ?Just thinking outloud 
saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..Salam Ruskamto     

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
   

Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik yahdi zaim
Pak Budi,
Saya tambahkan,ketika saya sekolah di Perancis sewaktu makan siang dikantin 
mahasiswa satu meja dgn mhs dari Madagaskar,ia cerita kalau nenek moyangnya 
dari Jawa berasal dari Majapahi,yg ia dapatkan cerita itu sewaktu disekolah 
menengah diajar sejarah (pakai bahasa dan kurikulum Perancis) bahwa komunitas 
utama Madagaskar adalah keturunan asal Jawa-Majapahit dan Afrika.Mhs tadi 
mengucapkan banyak istilah/bahasanya yang ternyata sama dengan bahasa Jawa spt: 
manuk (=ayam), asu (anjing), alis,irung (hidung) dll msh banyak lagi.
Demikian sekedar tambahan dari saya.
Wslm,
Zaim

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id
Date: Wed, 15 Feb 2012 07:53:07 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Nah kalau yang ini agak lebih muda, katanya sekitar abad ke-4 dan 5,
pelaut-pelaut kita berdagang ke Timur Tengah hingga Madagscar, Zanzibar,
bahkan melintasi Semenanjung Harapan ke Nigeria. Saya juga tahunya baca di
buku (lupa judul tepatnya dan pengarangnya, bukunya ada di rumah), yaitu
Penjelajahan Pelaut Nusantara ke Afrika (kira-kira begitulah...).

Tapi kami pernah kedatangan seorang antropolog Prancis asli Madagascar
yang percaya bahwa leluhurnya orang Bugis. Ia bahkan mengatakan bahwa kata
'hawaii berasal dari kata hava iki yang katanya berarti jawa kecil.
Madagascar mungkin saja berasal dari kata macassar. Wallahualam
bisawab.

BB



 Pak Bud,

 Hanya penasaran saja, apakah termasuk wilayah madagascar..karena penduduk
 disana merupakan migrasi dari sumatra dan borneo, juga termasuk aborigin
 australia?.

 rgds

 2012/2/15 Budi Brahmantyo bud...@gc.itb.ac.id

 Penelitian prasejarah Kepulauan Nusantara sebenarnya sudah cukup luas.
 Boleh dikatakan hampir setiap jengkal diwakili oleh temuan2 artefak.
 Dari
 situ tidak disangkal lagi bahwa peradaban Nusantara telah sangat
 berkembang (sesuai perekambnagan jamannya tentu saja) dan meluas hingga
 Asia-Pasifik sehingga kemudian dikenal sbg Budaya Austronesia. Sumbangan
 kata-kata melayu dapat dirunut sejauh Tahiti si selatan Pasific atau
 sejauh Hawaii di utara. Jadi sebenarnya tidak ada yang baru (kecuali
 verifikasi dari perunutan gen) oleh Oppenheimer.

 Silakan baca buku yang cukup komprehensif yang mengumpulkan data
 arkeologis selama berpuluh-puluh tahun ttg prasejarah Nusantara dsk di
 Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia (Bellwood, Gramedia, 2000).

 Sayangnya di sana tidak ditemukan arah atau gejala-gejala menuju budaya
 Atlantis, apalagi dg Piramida-nya :'(


 BB



  Hehe untuk ukuran kecil, yang disebut nose oleh alm proff memang
  terlihat arahnya, kalau ukuran buesar, bisa dikaburkan dengan
  antiklinorium.
  Betul, Den, aku sdh bicara jg waktu beliau msh sugeng. Di kamar
 beliau.
   Krn data delapsi juga dijumpai di wilayah desertasi prof suyono,
  budibrahmantyo  memperlihatkan pada saya, ketika skripsi di ciajur
  selatan.
  Kasihan tu sama mhs bimbingannya sampai bikin dua skripsi, untuk
 geologi
  konvensional dan delapsi.
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
  
  -Original Message-
  From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
  Date: Wed, 15 Feb 2012 07:24:55
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
  He he he Bung Mino akhirnya gatel juga neh :-)
  Riset Oppenheimer (berdasarkan genetika-DNA dan artefak) menunjukkan
  bahwa
  Nusantara sudah menjadi pusat peradaban sebelum 10.000 tahun lalu.
 Jadi
  Teori yang mengatakan peradaban Nusantara berkembang karena imigran
 dari
  utara (out of Taiwan) menjadi SALAH.  Saat ini teori Oppenheimer
 belum
  didukung oleh bukti2 kebudayaan dan arkeologi (sejarah) Indonesia yang
  memang baru bisa menembus sampai 400 M saja (i.e. Kutei dan
  Tarumanagara),
  itupun datanya masih compang-camping!  Bukti peradaban purba yang
 tinggi
  di
  wilayah Asia, seperti Mesir (pyramid) atau Lembah Harapa (India)
 berumur
  tidak lebih tua dari 3000 SM.  Artinya ribuan tahun setelah kejadian
  Katastropik-Banjir Besar Terakhir di Nusantara sekitar 6000 SM.  Nah
  apakah
  KETIADAAN BUKTI peradaban pra-sejarah di Indonesia ini mau kita
 simpulkan
  sebagai TIDAK ADA atau karena BARELY EXPLORED? Go figure
 
  Ngomong-ngomong pro-kontra teori geologi, jadi ingat masa kuliah dulu
  waktu
  terjadi pertarungan sengit antara Teori Olisostrom-Delapsi nya Alm
 Pak
  Sartono dan Mainstream Geologi - terutama diwakili oleh Kubu
 Tektonik
  Pak
  Sukendar.
  Kubu Delapsi meng-klain bahwa strike-dip di singkapan tidak ada
 gunanya
  diukur dan diproyeksikan ke penampang geologi ...  Yang kasihan para
  mahasiswa yang menjadi 'epilepsi' karena terjepit oleh pertarungan dua
  kubu
  ini :-))
 
  Salam
  DHN
 
  -Original Message-
  From: Benyamin Sapiie [mailto:bsap...@geodin.net]
  Sent: Wednesday, February 15, 2012 6:17 AM
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik amienwidodo
kebetulan saya punya penelitian terkait dengan Angle of Repose pasir gunung 
Bromo (pasir andesit basaltis). Penelitian bertujuan untuk mendesain atap rumah 
di kawan rawan hujan abu. Hasilnya sekitar 50-55 derajat dan kalau basah  55 
derajat. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 04:16:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi berundak-undak adalah kebiasaan para petani kita 
dari zaman dahulu. Imhotep, arsitek piramida2 Giza
di Mesir sekitar 2600-2500 SM, membuatnya terbalik. Menyusun undak-undaknya 
dulu lalu menutupinya dengan material casing yang akhirnya membentuk bidang 
miring.

Barang siapa yang mempelajari evolusi piramida di Mesir, akan tahu bahwa 
piramida2 bidang miring di Giza berasal dari model piramida ‘punden berundak’ 
yang lebih tua, 2600 SM,dari bangunan kuburan bernama ‘mastaba’ yang semula dua 
tingkat, tiga tingkat,empat tingkat, terus…, akhirnya di-casing menjadi bidang 
miring. 

Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di Asia Tenggara,
tetapi ia mungkin bukan kuburan, melainkan semacam kuil alam untuk menyembah 
Gunung Gede, tetapi tunggulah penelitian yang sedang terjadi dengannya, kita 
kan baru tahu permukaannya, dan sekarang mulai masuk ke dalamnya.

Salam,
Awang



--- Pada Sel, 14/2/12, Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com menulis:

Dari: Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 14 Februari, 2012, 5:20 PM

Pak Yatno,Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi 
geologist jarang bersentuhan dengan vulkanologi..Pertanyaan saya adalah; apakah 
feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya seperti parasitic cone dimana 
feedernya berupa cabang dari main volcanic neck dg posisi menyudut menerobos 
sesuai dengan posisi rekahan sebagai konduit.  Atau bahkan konduitnya sejajar 
lapisan berongga seperti kejadian sill atau pacolith.  Apabila sketsa profil 
cinder cone Pak Yatno dengan feeder miring sudut rendah, seakan-akan gak 
punya volcanic neck, seperti data geolistrik piramida ?Just thinking outloud 
saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..Salam Ruskamto     

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
   

Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Ery Arifullah
Maaf baru ikutan nimbrung...
Andaikan gn. padang memang piramid maka Indonesia dicatat sebagai salah pusat 
peradaban dunia. Mungkin psikologi kita naik karena sebagai cucu dari nenek 
moyang berperadaban tinggi. Psikologi yg naik itu apa bisa memperbaiki masa 
depan Indonesia?

Salam,
Ery Arifullah
NPA: 2525

Sent from my iPad

On Feb 15, 2012, at 9:31, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 Berpendapat bahwa di Indonesia ada piramida (seperti piramida2 di kompleks 
 Giza di Mesir yang umurnya sekitar 2500 SM) memang suatu pendapat/ide yang 
 terasa 'bizzare', 'wah', 'ide gila' sulit dinalar...maka wajar saja kalau 
 dibilang 'it is possible but unlikely'.
 
 Tetapi sebentar dulu, kita sering berpikir dikurung oleh pengetahuan yang 
 sudah baku, sehingga kalau ada pikiran di luar itu (katakanlah di luar 
 mainstream) lalu kita mengatakannya mengada-ada. Saya pikir sejarah sains 
 dicirikan oleh hal ini, ada orang2 yang berpikir di luar kemapanan, lalu 
 ditolak habis2an oleh kemapanan, padahal di kemudian hari ternyata mereka 
 justru yang benar. Dari heliosentris Brahe dan Copernicus, teori evolusi 
 Darwin, relativitas Einstein, continental drift Wegener, dll saya pikir penuh 
 idea 'bizzare' pada awalnya.
 
 Kasus Sadahurip dan Gunung Padang adalah kasus sejarah atau lebih tepat masa 
 prasejarah. Pengetahuan kita tentang prasejarah sangatlah kurang karena 
 jumlah artefak yang telah ditemukan jauh lebih sedikit daripada panjang 
 masanya sendiri. Para geologist dalam hal ini lebih beruntung daripada para 
 ahli arkeologi sebab singkapan batuan jauh lebih banyak daripada artefak atau 
 fosil hominid. Nah, pengetahuan dengan bukti yang sangat sedikit ini jangan 
 lantas menjadi pengukur pengetahuan kita masa kini maupun ke depan. 
 Maksudnya, mengapa 'unlikely' ada piramida di Indonesia, bisa saja kita belum 
 menemukannya sebab menemukan artefak itu lebih sering tak sengaja. Menemukan 
 singkapan bisa kita analisis dan buktikan dengan rekonstruksi lapangan dll. 
 Menemukan artefak, harus ada pemicunya dulu secara tak sengaja.
 
 Piramida di dunia tak hanya piramida2 Giza di Mesir, itu memang yang paling 
 terkenal, sehingga pikiran kita selalu terkurung olehnya sebab publikasinya 
 paling banyak. Di Mesir ada sekitar 170 piramida telah ditemukan, dengan 
 berbagai bentuk dari berbagai dinasti Firaun. Salah satu bentuknya adalah 
 step pyramid, yang sangat mirip 'punden berundak' di Indonesia, dan justru 
 model ini yang paling mendunia, ada di banyak negara, bukan model 'square 
 pyramid' ala piramida2 Giza. 
 
 Punden berundak adalah salah satu tradisi megalitik Indonesia yang terkenal, 
 ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Secara geometris, ini adalah step 
 pyramid. Gunung Padang dan Borobudur dibangun dengan sistem punden berundak, 
 step pyramid. 
 
 Geometri piramid, mengerucut, menyempit ke atas, bukan barang aneh bagi 
 tradisi kebudayaan prasejarah-sejarah Indonesia. Pengundakan sawah dan ladang 
 (terasering), penyucian gunung sebagai tempat kediaman Sang Mahakuasa 
 (misalnya Di-Hyang/Dieng -tempat bersemayamnya Sang Mahakuasa) adalah tradisi 
 sejarah/prasejarah Indonesia juga. Maka Gunung Padang dijadikan situs 
 penyembahan Gunung Gede pada masanya, juga barangkali  Sadahurip pernah 
 dipakai untuk tempat penyembahan gunung2 di sekelilingnya 
 (Sadakeling-Talagabodas-Galunggung-Karacak-Cikuray-Guntur), bisa2 saja.
 
 Secara ringkas, buat saya 'pyramid in Indonesia is possible and likely'
 
 Salam,
 Awang
 
 --- Pada Rab, 15/2/12, Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net menulis:
 
 Dari: Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net
 Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 6:16 AM
 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah
 hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2
 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya
 juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal
 ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan
 interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang
 detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan
 level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang
 dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap
 tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu
 ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori,
 misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti
 hukum
 gravitasi baru mungkin akan susah dibantah.  Sebaik
 sharing informasi
 saja antara pro dan kontra biar bisa saling mengisi dan
 argumen yang
 dibicarakan lebih jelas.
 
 Salam,
 
 Ben Sapiie
 
 2012/2/14  koeso...@melsa.net.id:
 Yg masalah adalah justru geolistrik ini yg gambar hasil
 processingnya saja tdk pernah dapat diperlihatkan secara
 jelas, apakah lintasannya dilewatkan outcrop yg diamati Pak
 Miko, bagaimana garis2

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Btrn tunggal atau beragam?
Umumnya beragam kalau segitu. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: amienwid...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 05:27:23 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
kebetulan saya punya penelitian terkait dengan Angle of Repose pasir gunung 
Bromo (pasir andesit basaltis). Penelitian bertujuan untuk mendesain atap rumah 
di kawan rawan hujan abu. Hasilnya sekitar 50-55 derajat dan kalau basah  55 
derajat. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 04:16:55 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak, mangokim sudah mendaki sampai puncak, lereng terjal itu dari andesit, jadi 
dpt saja angle of reposenya sampai lebih dari 60, nah mari manh okim, tugas 
anda menjawab.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 11:39:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

‘Angle of repose’ Sadahurip kurang memenuhi syarat disebut
sebagai cinder cone. Bila cinder cone ini dulunya dibangun oleh coarse scree, 
maka typical range of repose-nya akan 32-36 deg, setelah terkonsolidasi akan 
melandai sekitar 25-30 deg. 

Kenyataannya Sadahurip kini lerengnya di antara 30-40 deg di
sekelilingnya walaupun lereng yang dilihat dari Kampung Cicapar lebih landai 
dari 30 deg. Tentu banyak faktor yang akan menentukan sudut ini: particle size, 
angularity, interlocking antarpartikel dan tekanan antarpori.

Bentuk yang kelihatan dari permukaan pun bisa mengelabui  kita karena berbagai 
faktor post-pembentukan misalnya erosi atau pemanfaatan lahan oleh manusia, 
bisa mengubah sudut kemiringannya. Maka bila ada yang mau melihat ke dalam 
struktur di bawahnya, dengan berbagai metode, tak ada salahnya, dan kita 
diskusikan hasilnya sebab terbentuknya cinder cone banyak syarat mekanikanya, 
maklum benda jatuhan (pyroclastic fall),
sehingga pada sudut maksimum berapa suatu unconsolidated sediment bisa bertahan 
tanpa jatuh/menggelundung lagi (angle of repose) ke bawahnya menjadi penting.

Man-made structure atau natural-structure by pyroclastic fall akan mempunyai 
angle of repose yang berbeda. Sebagai  informasi, pembangunan piramida kompleks 
Giza di Mesir untuk balok2 utamanya tak mempertimbangkan angle of repose, sebab 
piramida2 ini dibangun semula sebagai stepped pyramids menggunakan jutaan balok 
batugamping, kemudian ditutupi luarnya agar halus membentuk bidang miring, tak 
terlihat lagi undakannya oleh casing material buatan.  Dan bidang miringnya 
membentuk ‘angle of repose’ sekitar  40.

Membuat bidang miring menjadi berundak-undak adalah kebiasaan para petani kita 
dari zaman dahulu. Imhotep, arsitek piramida2 Giza
di Mesir sekitar 2600-2500 SM, membuatnya terbalik. Menyusun undak-undaknya 
dulu lalu menutupinya dengan material casing yang akhirnya membentuk bidang 
miring.

Barang siapa yang mempelajari evolusi piramida di Mesir, akan tahu bahwa 
piramida2 bidang miring di Giza berasal dari model piramida ‘punden berundak’ 
yang lebih tua, 2600 SM,dari bangunan kuburan bernama ‘mastaba’ yang semula dua 
tingkat, tiga tingkat,empat tingkat, terus…, akhirnya di-casing menjadi bidang 
miring. 

Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di Asia Tenggara,
tetapi ia mungkin bukan kuburan, melainkan semacam kuil alam untuk menyembah 
Gunung Gede, tetapi tunggulah penelitian yang sedang terjadi dengannya, kita 
kan baru tahu permukaannya, dan sekarang mulai masuk ke dalamnya.

Salam,
Awang



--- Pada Sel, 14/2/12, Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com menulis:

Dari: Rus Soeripto rsoeri...@yahoo.com
Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 14 Februari, 2012, 5:20 PM

Pak Yatno,Terimakasih telah menambah pengetahuan saya, karena sepanjang jadi 
geologist jarang bersentuhan dengan vulkanologi..Pertanyaan saya adalah; apakah 
feedernya mesti vertikal,  apakah kejadiannya seperti parasitic cone dimana 
feedernya berupa cabang dari main volcanic neck dg posisi menyudut menerobos 
sesuai dengan posisi rekahan sebagai konduit.  Atau bahkan konduitnya sejajar 
lapisan berongga seperti kejadian sill atau pacolith.  Apabila sketsa profil 
cinder cone Pak Yatno dengan feeder miring sudut rendah, seakan-akan gak 
punya volcanic neck, seperti data geolistrik piramida ?Just thinking outloud 
saja pak, meramaikan debat piramid vs vulkanik..Salam Ruskamto     

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Sent: Tuesday, February 14, 2012 10:52 AM
 Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
   

Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-14 Terurut Topik Bandono Salim
Lho yang penting sekarang itu kita apa bagaimana.
Kalau ngandelin cerita nenek moyang kata orang sunda ngeukeuweuk payung butut
Hehe mungkin salah nulisnya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ery Arifullah eariful...@yahoo.com
Date: Wed, 15 Feb 2012 12:40:32 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Maaf baru ikutan nimbrung...
Andaikan gn. padang memang piramid maka Indonesia dicatat sebagai salah pusat 
peradaban dunia. Mungkin psikologi kita naik karena sebagai cucu dari nenek 
moyang berperadaban tinggi. Psikologi yg naik itu apa bisa memperbaiki masa 
depan Indonesia?

Salam,
Ery Arifullah
NPA: 2525

Sent from my iPad

On Feb 15, 2012, at 9:31, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:

 Berpendapat bahwa di Indonesia ada piramida (seperti piramida2 di kompleks 
 Giza di Mesir yang umurnya sekitar 2500 SM) memang suatu pendapat/ide yang 
 terasa 'bizzare', 'wah', 'ide gila' sulit dinalar...maka wajar saja kalau 
 dibilang 'it is possible but unlikely'.
 
 Tetapi sebentar dulu, kita sering berpikir dikurung oleh pengetahuan yang 
 sudah baku, sehingga kalau ada pikiran di luar itu (katakanlah di luar 
 mainstream) lalu kita mengatakannya mengada-ada. Saya pikir sejarah sains 
 dicirikan oleh hal ini, ada orang2 yang berpikir di luar kemapanan, lalu 
 ditolak habis2an oleh kemapanan, padahal di kemudian hari ternyata mereka 
 justru yang benar. Dari heliosentris Brahe dan Copernicus, teori evolusi 
 Darwin, relativitas Einstein, continental drift Wegener, dll saya pikir penuh 
 idea 'bizzare' pada awalnya.
 
 Kasus Sadahurip dan Gunung Padang adalah kasus sejarah atau lebih tepat masa 
 prasejarah. Pengetahuan kita tentang prasejarah sangatlah kurang karena 
 jumlah artefak yang telah ditemukan jauh lebih sedikit daripada panjang 
 masanya sendiri. Para geologist dalam hal ini lebih beruntung daripada para 
 ahli arkeologi sebab singkapan batuan jauh lebih banyak daripada artefak atau 
 fosil hominid. Nah, pengetahuan dengan bukti yang sangat sedikit ini jangan 
 lantas menjadi pengukur pengetahuan kita masa kini maupun ke depan. 
 Maksudnya, mengapa 'unlikely' ada piramida di Indonesia, bisa saja kita belum 
 menemukannya sebab menemukan artefak itu lebih sering tak sengaja. Menemukan 
 singkapan bisa kita analisis dan buktikan dengan rekonstruksi lapangan dll. 
 Menemukan artefak, harus ada pemicunya dulu secara tak sengaja.
 
 Piramida di dunia tak hanya piramida2 Giza di Mesir, itu memang yang paling 
 terkenal, sehingga pikiran kita selalu terkurung olehnya sebab publikasinya 
 paling banyak. Di Mesir ada sekitar 170 piramida telah ditemukan, dengan 
 berbagai bentuk dari berbagai dinasti Firaun. Salah satu bentuknya adalah 
 step pyramid, yang sangat mirip 'punden berundak' di Indonesia, dan justru 
 model ini yang paling mendunia, ada di banyak negara, bukan model 'square 
 pyramid' ala piramida2 Giza. 
 
 Punden berundak adalah salah satu tradisi megalitik Indonesia yang terkenal, 
 ditemukan di banyak tempat di Indonesia. Secara geometris, ini adalah step 
 pyramid. Gunung Padang dan Borobudur dibangun dengan sistem punden berundak, 
 step pyramid. 
 
 Geometri piramid, mengerucut, menyempit ke atas, bukan barang aneh bagi 
 tradisi kebudayaan prasejarah-sejarah Indonesia. Pengundakan sawah dan ladang 
 (terasering), penyucian gunung sebagai tempat kediaman Sang Mahakuasa 
 (misalnya Di-Hyang/Dieng -tempat bersemayamnya Sang Mahakuasa) adalah tradisi 
 sejarah/prasejarah Indonesia juga. Maka Gunung Padang dijadikan situs 
 penyembahan Gunung Gede pada masanya, juga barangkali  Sadahurip pernah 
 dipakai untuk tempat penyembahan gunung2 di sekelilingnya 
 (Sadakeling-Talagabodas-Galunggung-Karacak-Cikuray-Guntur), bisa2 saja.
 
 Secara ringkas, buat saya 'pyramid in Indonesia is possible and likely'
 
 Salam,
 Awang
 
 --- Pada Rab, 15/2/12, Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net menulis:
 
 Dari: Benyamin Sapiie bsap...@geodin.net
 Judul: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
 Kepada: iagi-net@iagi.or.id
 Tanggal: Rabu, 15 Februari, 2012, 6:16 AM
 Saya juga setuju bahwa piramid sebuah
 hipotesa kenapa tidak tapi
 kemungkinannya kecil karena tidak pernah ada bukti2
 kebudayaanm
 arkeologi dan lainya yg mendukung kehadirannya. Yet, saya
 juga bukan
 ahli kebudayan maupun arkeologi yang bisa mengatakan hal
 ini.
 Geolistirik dan geofisika tools lainnya memerlukan
 interpretasi bahkan
 sudah ada pemboraanpun masih memerlukan analisa yang
 detail.
 Perdebatan scientific seharus dilakukan dengan data dan
 level yang
 sama serta berimbang supaya tidak lebih jelas apa yang
 dipermasalahkan
 (termasuk perkara kemenyan). Walaupun hal ini juga tetap
 tidak akan
 menstop para pendukung piramida untuk tetapa yakin bahwa itu
 ada.
 Sebagai contoh masih banyak yang anti-tektonik teori,
 misalnya
 expanding earth (Carey).  Kalau sudah universal seperti
 hukum
 gravitasi

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Terurut Topik Bandono Salim
Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di bawah 
gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di bidang Geologi,
Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang akan menanggalkan profesinya dan
beralih ke jurusan geolistrik. Tetapi kalau tidak terbukti - - - apa kata
anak cucu kita - - - ta' iya !!!

Salam Cinta Geologi,

Mang Okim

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 10 Februari 2012 14:10
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring
Subject: RE: [iagi-net-l] Gn Padang Coring

Brisik amat sih ya diskusi pyramid () ini?

Pertanyaan saya sederhana sekali: Yang involved project ini ada ahli- nya
batuan volkanik (volcanic products, volcanic

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur. Klaim ini tampaknya didukung penuh oleh Presiden SBY yang langsung
menginstruksikan : LANJUTKAN !!! 

Akhirul kata, marilah kita semua do'akan semoga keyakinan Staf Khusus
Presiden dengan Tim BKP- nya akan terbukti. Seandainya benar-benar terbukti,
maka mang Okim perkirakan akan banyak profesional di bidang Geologi,
Arkeologi , dan Gunung Api Purba yang

Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Terurut Topik Bandono Salim
Dapatkah kami melihat hasil geolistriknya?
Tapi kalo msh rahasia yaa tidak memaksa.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata bor langsung diinterpretasikan
sebagai ruang budaya ciptaan manusia zaman baheula. Demikian juga 3 lapisan
pasir halus yang diperkirakan sebagai pasir yang sudah disaring oleh tangan
manusia , yang konon sengaja disusun  sebagai peredam gempa untuk melindungi
bangunan piramida G. Padang ( dari pengamatan quick look, pasir halus
tersebut mirip dengan volcanic ash ).
 
Dari kajian geologi, singkapan lava segar / lapuk yang ditemukan di kaki ,
di lereng, sampai di puncak G. Sadahurip, yang menurut pelajaran geologi
dasar dapat memberikan kesimpulan  bahwa gunung tersebut merupakan satu
kesatuan produk gunung api masif, sami mawon, tidak berlaku lagi karena
dugaan adanya anomali geolistrik di perut gunungnya. Kesimpulan dari Prof.
Sutikno Bronto bahwa G. Sadahurip adalah tinggalan gunung api purba, juga
dipatahkan karena gunung tersebut tidak menunjukkan adanya kaldera atau vent
erupsi ( padahal fenomena semacam ini cukup lazim di gunung api purba dan
bahkan masuk dalam klasifikas gunung api dari Arthur Holmes, 1984 ).

Diumumkan ke seluruh jagad

Untuk saat ini,  Indonesia  bisa berbangga karena Staf Khusus Presiden
telah berani mengumumkan ke seluruh jagad bahwa 2 dari 7 temuan piramida di
dunia terdapat di Indonesia yaitu G. Sadahurip di Garut dan G. Padang di
Cianjur

RE: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

2012-02-13 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Semua hasil geolistrik dll kami presentasikan di seminar tgl 7 Feb Pak.
Waktu itu acara ini disiarkan via streaming video oleh Telkom, jadi
seharusnya filenya beerdar didunia maya.  Juga waktu Int.Conf. Kebudayaan di
Bali tgl 9 kami presentasikan lagi. Jadi sudah bukan data rahasia lagi
(terutama untuk yang hadir di seminar). Meskipun untuk sharing data tentunya
ada aturan main dan kode etik ilmiahnya karena data ini belum kami publish
resmi di Jurnal Ilmiah, masih terus diolah dan dianalisa datanya.  Misalnya,
seorang peneliti suka juga men-sharing adatnya ke seseorang yang punya
keahlian khusus untuk dianalisa dan kemudian dia menjjadi co-author di
publikasinya.  Setelah paper-nya published, maka data-data dan semua
analisisnya biasanya dapat dilihat, dipakai ataupun dianalisis ulang oleh
publik. No Problem. 
Perlu ditimbang juga bahwa untuk memasukkan paper ke Jurnal prestigious
seperti Science atau Nature, apabila ada data dan analisanya yang sudah
pernah dipublish (walaupun tidak resmi, misalnya di web-site) paper-nya bisa
ditolak mentah-mentah.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:55 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Dapatkah kami melihat hasil geolistriknya?
Tapi kalo msh rahasia yaa tidak memaksa.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Tue, 14 Feb 2012 11:51:45 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Referensi dari Pak Yatno ttg contoh cinder cone sangat menarik dan berguna.
Kalau saja ada survey geophysical subsurface-nya (seperti Geolistrik atau
Geo-seismictomografi) dari G. Kiamis ini tentu akan lebih bermanfaat lagi
untuk khasanah ilmu volcano-stratigrafi.  G.Padang, dari penampang
geolistrik dan georadar, tidak mirip dengan sketsa cinder cone ini.

Salam
DHN

-Original Message-
From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, February 14, 2012 11:11 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Wah pAk yatno ini lebih cenderung ke non piramid ya.

Kata piramider (pendukung piramid), mereka tidak nemukan volkanik neck di
bawah gn padang maupun sadahurip, berdasar hasil geolistrik.
Mungkin kecil sehingga tersamarkan  karena rentang geolistriknya cukup
panjang.
Powered by Telkomsel BlackBerryR

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Tue, 14 Feb 2012 10:52:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GUNUNG  PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO
Rekan rekan Yth.

Ini saya coba buat sketsa suatu gunungapi kecil (biasanya tingginya hanya
ratusan meter saja) yang disebut cinder cone (bhs Prancisnya Cone de
cendre). Di dalam body gunungapi kecil ini strukturnya sangat kompleks,
bias ada rongga-2, paleo soil, dll. Perlu diketahui juga, dari permukaan
gunungapi ini tidak terlihat adanya tanda- tanda pusat erupsi seperti
kepundan (crater), kawah (crater lake), volcanic plug dsb. Yang Nampak hanya
bentuk dome yang isinya lapili- tuff yang relative loose, mudah tererosi
membentuk endapan lahar dsb. Lapilli itu dihasilkan suatu erupsi, biasanya
tipe phreato- magmatic, bs dibayangkan saat di- erupsikan mirip kembang api
raksasa dan jatuh (pyroclasti fall) di sekitar pusat erupsi bahkan menutupi
volcanic edifice- nya. Sketsa itu saya buat contoh untuk G. Kiamis, Garut
(selatan konsesi geothermal Darajat), lava flow nya berupa obsidian yang
tersingkap dekat Desa Toblong)

Salam,
Yatno


-Original Message-
From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] 
Sent: Friday, February 10, 2012 4:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] GUNUNG PADANG : PENCERAHAN PAK YATNO

Pak Yatno dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

Terima kasih atas masukan dan pencerahan Pak Yatno yang begitu berharga.
Seperti halnya pak Yatno, menjelang akhir acara diskusi Bencana Katastropik
Purba ( BKP ) di Jakarta tanggal 7 Februari 2012, Prof. Sutikno Bronto,
penulis Publikasi Khusus GEOLOGI GUNUNG API PURBA  mengingatkan Tim BKP agar
lebih berhati-hati kalau berbicara tentang kegunung-apian, apalagi yang
berhubungan dengan gunung api purba. Beliau rupanya menengarai adanya
asumsi-asumsi atau interpretasi yang tidak sesuai dengan ilmu yang beliau
tekuni dan pengalaman lapangan yang beliau miliki. Pertimbangan dan masukan
beliau rupanya bagaikan angin lalu, dipatahkan oleh interpretasi hasil
geolistrik yang sebetulnya masih harus dibuktikan  kebenarannya.

Dari perspektif arkeologi, pertimbangan yang diberikan  oleh para pakar
arkeologi, baik dari Balar Bandung , Puslit Arkenas Jakarta, dan lain
sebagainya, sami mawon, dipatahkan oleh interpretasi hasil geolistrik dan
hasil pemboran inti yang diameter mata bornya  hanya beberapa sentimeter
saja. Ruang kosong yang dilalui oleh mata

  1   2   >