Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale
Jadi ingat lagunya Kus Plus , "Tanah kita tanah surga batu dan kayu jadi tanaman" Karena merasa punya tanahair yang "gemah ripah loh jinawi" tsb makanya tdk perlu bersusah susah , cukup jual sana jual sini karena semua sudah ada tinggal jual jualin tanpa mau memberikan nilai tambah thd barang komoditi tsb. Sebetulnya kalau komoditi SDA apakah Tambang atau Migas kalau diolah dikit saja bisa menghasilkan produk turunan yg harganya jauh lbh tinggi , bahkan kalau sama sama logam yg satu nempel di Bajay yg lain nempel di Mercy menjadi sangat jauh perbedaan harganya. Soal jualin "tanah air ' ini semua orang sdh tahu dan menyadari , cuma ironisnya justru semakin gencar ditawar tawarkan ( dalam bentuk Blog / KP/WKP sampai HPH dll )untuk menggali semua jenis SDA tanpa ada keharusan untuk memberikan nilai tambah sebelum dijual padahal barang barang tsb tdk akan busuk dan hilang dan Pasti aman kalau msh ada ditempatnya. Yang jadi persoalan Harus dimulai dari mana , lha wong komoditi komoditi tsb ( SDA) dijadikan pilar utama penunjang APBN . Kemarin pagi dalam sebuah diskusi di Trijaya FM ada seorang Geologist yang pernah jadi Mensegneg memberikan pernyatan bahwa sekarang ini yg dibutuhkan seorang pimpinan yang berani mengambil resiko yg tentunya juga penuh perhitungan ( Ada yg berani nggak ya untuk menghentikan semua penawaran penawaran baru untuk eksplorasi / eksploitasi SDA apapun , sebelum ada ketentuan baru yang betul betul dapat memberikan nilai tambah thd SDA tsb dan yg sdh ada tdk diperpanjang kalau sdh habis kontraknya ) Sekian dulu , mau ikut upacara Kemerdekan 17-8-2008 , MERDEKA ISM - Original Message - From: "Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Saturday, August 16, 2008 12:48 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale Persoalan penambangan timah di Bangka sana sebenarnya bukan hanya karena penduduk di sana hendak menjual tanah air. Yang datang menambang bukan hanya orang lokal, tetapi juga termasuk pendatang dari Lampung dan rawa bagian timur Sumatera Selatan. Pemicunya sederhana saja, manusia yang hidup butuh makan dan ingin punya uang, bahkan kaya raya dengan secepat-cepatnya jika bisa. Pertambangan timah di Bangka pun bukan baru berlangsung sejak 2 tahun lalu, tetapi sudah puluhan tahun sejak sejak saya belum lahir. Jadi, proses penjualan "tanah air" ini sebenarnya sudah berlangsung selama 1 generasi (minimal). Sayang sekali geologist kita baru sekarang menyadari pentingnya untuk tidak menjual material logam yang mentah. Seandainya para geologist, insinyur, pejabat dan petinggi perusahaan2 tambang BUMN sejak dulu mendesak pemerintah untuk mengembangkan industri yang bisa mengolah mineral kita, mungkin kita tidak perlu menyesali "tanahair" yang sekarang kita jual ini. Salam Minarwan 2008/8/14 <[EMAIL PROTECTED]>: Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah dinegara Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang secara geologi berumur sangat t
Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale
Persoalan penambangan timah di Bangka sana sebenarnya bukan hanya karena penduduk di sana hendak menjual tanah air. Yang datang menambang bukan hanya orang lokal, tetapi juga termasuk pendatang dari Lampung dan rawa bagian timur Sumatera Selatan. Pemicunya sederhana saja, manusia yang hidup butuh makan dan ingin punya uang, bahkan kaya raya dengan secepat-cepatnya jika bisa. Pertambangan timah di Bangka pun bukan baru berlangsung sejak 2 tahun lalu, tetapi sudah puluhan tahun sejak sejak saya belum lahir. Jadi, proses penjualan "tanah air" ini sebenarnya sudah berlangsung selama 1 generasi (minimal). Sayang sekali geologist kita baru sekarang menyadari pentingnya untuk tidak menjual material logam yang mentah. Seandainya para geologist, insinyur, pejabat dan petinggi perusahaan2 tambang BUMN sejak dulu mendesak pemerintah untuk mengembangkan industri yang bisa mengolah mineral kita, mungkin kita tidak perlu menyesali "tanahair" yang sekarang kita jual ini. Salam Minarwan 2008/8/14 <[EMAIL PROTECTED]>: > Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., > > Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini > sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) > langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah > patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan > demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian > juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, > kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah > saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara > pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , > berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai > lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai > mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman > dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu > kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk > yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, > delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor > "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan > murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! > Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" > mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur > baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun > ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini > di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih > menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi > stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang > besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah dinegara > Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang > secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal > pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan > Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan > pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk > semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan > monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah > limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP > kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil > satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya > adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang > bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan > energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga > magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah > ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru > mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga > superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada > ditanahair! > > Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri > metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan > di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE! > > Salam > > Andri S. Subandrio M. > -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod
Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale
Terimakasih Pak Fadli atas feedbacknya. Saya akan perhatikan masukan yang berharga dari Anda. Thx Andri SSM Pak Andri, > Tulisan yang bagus dan menambah wawasan tentang kegunaan mineral, > sekedar saran mungkin tulisannya bisa dibagi per paragraf sehingga > lebih enak dan gampang dibaca. > > Regards, > Fadli Syarid > > 2008/8/14 <[EMAIL PROTECTED]>: >> Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., >> >> Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio >> Bandung >> yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus >> ITB >> akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material, >> kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya >> adalah >> Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu >> "event" >> yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan >> bahan >> galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling >> hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar >> material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti >> Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis >> material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap >> sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual >> sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini >> sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) >> langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah >> patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, >> dengan >> demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! >> Demikian >> juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, >> kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? >> Mudah >> saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara >> pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , >> berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan >> rantai >> lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai >> mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet >> Jerman >> dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu >> kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk >> yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, >> delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor >> "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan >> murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! >> Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" >> mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur >> baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun >> ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini >> di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih >> menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi >> stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi >> yang >> besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah >> dinegara >> Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang >> secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal >> pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan >> kepulauan >> Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan >> pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk >> semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, >> bahkan >> monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah >> limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP >> kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya >> mengambil >> satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya >> adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth >> Element)yang >> bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan >> energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga >> magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah >> ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru >> mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga >> superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada >> ditanahair! >> >> Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri >> metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia >> dan >> di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE! >> >> Salam >> >> Andri S. Subandrio M. >> >> > > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 >
Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale
Kang, titip pesen buat panitia, jangan lupa ngundang para pedagang. ar- - Original Message From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, August 14, 2008 6:13:24 PM Subject: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio Bandung yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus ITB akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material, kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya adalah Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu "event" yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan bahan galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah dinegara Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada ditanahair! Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE! Salam Andri S. Subandrio M. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011
Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale
Pak Andri, Tulisan yang bagus dan menambah wawasan tentang kegunaan mineral, sekedar saran mungkin tulisannya bisa dibagi per paragraf sehingga lebih enak dan gampang dibaca. Regards, Fadli Syarid 2008/8/14 <[EMAIL PROTECTED]>: > Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh., > > Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio Bandung > yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus ITB > akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material, > kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya adalah > Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu "event" > yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan bahan > galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling > hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar > material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti > Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis > material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap > sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual > sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini > sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah) > langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah > patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan > demikian "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian > juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga, > kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah > saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara > pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", , > berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai > lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai > mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman > dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu > kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk > yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering, > delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor > "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan > murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"! > Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy" > mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur > baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun > ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini > di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih > menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi > stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang > besar, akan tetapi steel alloynya lebih mahal dan besi melimpah dinegara > Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang > secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal > pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan > Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan > pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk > semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan > monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah > limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP > kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil > satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya > adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang > bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan > energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga > magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah > ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru > mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga > superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada > ditanahair! > > Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri > metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan > di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE! > > Salam > > Andri S. Subandrio M. > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod --