Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

2008-08-16 Terurut Topik Ismail Zaini
Jadi ingat lagunya Kus Plus , "Tanah kita tanah surga batu dan kayu jadi 
tanaman" Karena merasa punya tanahair yang "gemah ripah loh jinawi" tsb 
makanya tdk perlu bersusah susah , cukup jual sana jual sini karena semua 
sudah ada tinggal jual jualin tanpa mau memberikan nilai tambah thd barang 
komoditi tsb.
Sebetulnya kalau komoditi SDA apakah Tambang atau Migas kalau diolah dikit 
saja bisa menghasilkan produk turunan yg harganya jauh lbh tinggi , bahkan 
kalau sama sama logam yg satu nempel di Bajay yg lain nempel di Mercy 
menjadi sangat jauh perbedaan harganya.
Soal jualin "tanah air ' ini semua orang sdh tahu dan menyadari , cuma 
ironisnya justru semakin gencar ditawar tawarkan ( dalam bentuk Blog / 
KP/WKP sampai HPH dll )untuk menggali semua jenis SDA tanpa ada keharusan 
untuk memberikan nilai tambah sebelum dijual padahal barang barang tsb tdk 
akan busuk dan hilang dan Pasti aman kalau msh ada ditempatnya.
Yang jadi persoalan Harus dimulai dari mana , lha wong  komoditi komoditi 
tsb  ( SDA) dijadikan pilar utama penunjang APBN . Kemarin pagi dalam sebuah 
diskusi di Trijaya FM ada seorang Geologist yang pernah jadi Mensegneg 
memberikan pernyatan bahwa sekarang ini yg dibutuhkan seorang pimpinan yang 
berani mengambil resiko yg tentunya juga penuh perhitungan ( Ada yg berani 
nggak ya untuk menghentikan semua penawaran penawaran  baru untuk eksplorasi 
/ eksploitasi SDA apapun , sebelum ada ketentuan baru yang betul betul dapat 
memberikan nilai tambah thd SDA tsb  dan yg sdh ada tdk diperpanjang kalau 
sdh habis kontraknya )

Sekian dulu , mau ikut upacara Kemerdekan  17-8-2008 , MERDEKA

ISM

- Original Message - 
From: "Minarwan (Min)" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Saturday, August 16, 2008 12:48 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale



Persoalan penambangan timah di Bangka sana sebenarnya bukan hanya
karena penduduk di sana hendak menjual tanah air. Yang datang
menambang bukan hanya orang lokal, tetapi juga termasuk pendatang dari
Lampung dan rawa bagian timur Sumatera Selatan. Pemicunya sederhana
saja, manusia yang hidup butuh makan dan ingin punya uang, bahkan kaya
raya dengan secepat-cepatnya jika bisa.

Pertambangan timah di Bangka pun bukan baru berlangsung sejak 2 tahun
lalu, tetapi sudah puluhan tahun sejak sejak saya belum lahir. Jadi,
proses penjualan "tanah air" ini sebenarnya sudah berlangsung selama 1
generasi (minimal). Sayang sekali geologist kita baru sekarang
menyadari pentingnya untuk tidak menjual material logam yang mentah.
Seandainya para geologist, insinyur, pejabat dan petinggi perusahaan2
tambang BUMN sejak dulu mendesak pemerintah untuk mengembangkan
industri yang bisa mengolah mineral kita, mungkin kita tidak perlu
menyesali "tanahair" yang sekarang kita jual ini.

Salam
Minarwan

2008/8/14  <[EMAIL PROTECTED]>:

Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh.,

Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini
sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah)
langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah
patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan
demikian  "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! 
Demikian

juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga,
kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? 
Mudah

saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara
pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", ,
berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan 
rantai

lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai
mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman
dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu
kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk
yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering,
delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor
"tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan
murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"!
Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy"
mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur
baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun
ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini
di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih
menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi
stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang
besar, akan tetapi steel alloynya  lebih mahal dan besi melimpah dinegara
Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang
secara geologi berumur sangat t

Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

2008-08-16 Terurut Topik Minarwan (Min)
Persoalan penambangan timah di Bangka sana sebenarnya bukan hanya
karena penduduk di sana hendak menjual tanah air. Yang datang
menambang bukan hanya orang lokal, tetapi juga termasuk pendatang dari
Lampung dan rawa bagian timur Sumatera Selatan. Pemicunya sederhana
saja, manusia yang hidup butuh makan dan ingin punya uang, bahkan kaya
raya dengan secepat-cepatnya jika bisa.

Pertambangan timah di Bangka pun bukan baru berlangsung sejak 2 tahun
lalu, tetapi sudah puluhan tahun sejak sejak saya belum lahir. Jadi,
proses penjualan "tanah air" ini sebenarnya sudah berlangsung selama 1
generasi (minimal). Sayang sekali geologist kita baru sekarang
menyadari pentingnya untuk tidak menjual material logam yang mentah.
Seandainya para geologist, insinyur, pejabat dan petinggi perusahaan2
tambang BUMN sejak dulu mendesak pemerintah untuk mengembangkan
industri yang bisa mengolah mineral kita, mungkin kita tidak perlu
menyesali "tanahair" yang sekarang kita jual ini.

Salam
Minarwan

2008/8/14  <[EMAIL PROTECTED]>:
> Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh.,
>
> Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini
> sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah)
> langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah
> patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan
> demikian  "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian
> juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga,
> kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah
> saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara
> pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", ,
> berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai
> lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai
> mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman
> dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu
> kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk
> yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering,
> delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor
> "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan
> murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"!
> Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy"
> mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur
> baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun
> ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini
> di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih
> menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi
> stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang
> besar, akan tetapi steel alloynya  lebih mahal dan besi melimpah dinegara
> Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang
> secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal
> pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan
> Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan
> pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk
> semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan
> monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah
> limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP
> kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil
> satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya
> adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang
> bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan
> energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga
> magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah
> ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru
> mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga
> superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada
> ditanahair!
>
> Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri
> metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan
> di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE!
>
> Salam
>
> Andri S. Subandrio M.
>


-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

2008-08-15 Terurut Topik andri
Terimakasih Pak Fadli atas feedbacknya. Saya akan perhatikan masukan yang
berharga dari Anda.

Thx
Andri SSM



Pak Andri,
> Tulisan yang bagus dan menambah wawasan tentang kegunaan mineral,
> sekedar saran mungkin tulisannya bisa dibagi per paragraf sehingga
> lebih enak dan gampang dibaca.
>
> Regards,
> Fadli Syarid
>
> 2008/8/14  <[EMAIL PROTECTED]>:
>> Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh.,
>>
>> Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio
>> Bandung
>> yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus
>> ITB
>> akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material,
>> kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya
>> adalah
>> Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu
>> "event"
>> yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan
>> bahan
>> galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling
>> hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar
>> material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti
>> Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis
>> material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap
>> sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual
>> sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini
>> sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah)
>> langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah
>> patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air,
>> dengan
>> demikian  "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini!
>> Demikian
>> juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga,
>> kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ?
>> Mudah
>> saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara
>> pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", ,
>> berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan
>> rantai
>> lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai
>> mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet
>> Jerman
>> dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu
>> kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk
>> yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering,
>> delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor
>> "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan
>> murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"!
>> Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy"
>> mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur
>> baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun
>> ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini
>> di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih
>> menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi
>> stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi
>> yang
>> besar, akan tetapi steel alloynya  lebih mahal dan besi melimpah
>> dinegara
>> Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang
>> secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal
>> pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan
>> kepulauan
>> Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan
>> pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk
>> semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik,
>> bahkan
>> monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah
>> limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP
>> kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya
>> mengambil
>> satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya
>> adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth
>> Element)yang
>> bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan
>> energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga
>> magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah
>> ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru
>> mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga
>> superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada
>> ditanahair!
>>
>> Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri
>> metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia
>> dan
>> di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE!
>>
>> Salam
>>
>> Andri S. Subandrio M.
>>
>>
>
> 
> PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
> * acara utama: 27-28 Agustus 2008
> * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
>

Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

2008-08-14 Terurut Topik Ariadi Subandrio
Kang,
titip pesen buat panitia, jangan lupa ngundang para pedagang.
ar-



- Original Message 
From: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, August 14, 2008 6:13:24 PM
Subject: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh.,

Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio Bandung
yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus ITB
akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material,
kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya adalah
Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu "event"
yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan bahan
galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling
hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar
material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti
Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis
material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap
sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual
sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini
sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah)
langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah
patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan
demikian  "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian
juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga,
kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah
saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara
pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", ,
berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai
lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai
mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman
dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu
kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk
yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering,
delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor
"tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan
murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"!
Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy"
mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur
baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun
ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini
di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih
menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi
stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang
besar, akan tetapi steel alloynya  lebih mahal dan besi melimpah dinegara
Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang
secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal
pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan
Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan
pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk
semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan
monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah
limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP
kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil
satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya
adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang
bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan
energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga
magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah
ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru
mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga
superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada
ditanahair!

Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri
metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan
di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE!

Salam

Andri S. Subandrio M.



PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod


PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011

Re: [iagi-net-l] Material Industry vs "Tanahair" for sale

2008-08-14 Terurut Topik Fadli Syarid
Pak Andri,
Tulisan yang bagus dan menambah wawasan tentang kegunaan mineral,
sekedar saran mungkin tulisannya bisa dibagi per paragraf sehingga
lebih enak dan gampang dibaca.

Regards,
Fadli Syarid

2008/8/14  <[EMAIL PROTECTED]>:
> Bapak, Ibu & Sahabat sekalian ysh.,
>
> Berita gembira sudah bertebaran di media masa, termasuk dari radio Bandung
> yang selalu mengumnandangkan irama jazz, bahwa minggu depan di kampus ITB
> akan deselenggarakan seminar tentang Teknologi dan Industri Material,
> kalau tidak salah untuk yang keduakalinya. Panitia penyelenggaranya adalah
> Prodi Teknik Mesin ITB (mohon dibetulkan bilah salah sebut. Suatu "event"
> yang perlu diacungi jempol, terutama bagi negara kita yang kaya akan bahan
> galian mineral logam, juga non logam. Saya yang menangani bagian paling
> hulu dalam bidang eksplorasi logam turut bangga akan adanya seminar
> material ini yang berada di bagian hilir. Mengapa ?, negara seperti
> Jepang, Jerman, Amrik dan kini Cina unggul karena industrinya berbasis
> material, terutama mineral-mineral logam dan batubara sudah dianggap
> sebagai aset strategis yang tidak dijadikan komoditi untuk dijual
> sembarangan. Tengok saja di Bangka yang sudah dua dekade belakangan ini
> sebagian penduduk yang menjual konsentrat kaseterit (mineral timah)
> langsung dari tempat pendulangannya, sedangkan kita mengimport timah
> patrinya! Biasanya pasir timah yang didulang masih mengandung air, dengan
> demikian  "Tanahair" for sale sudah berlangsung lama hingga kini! Demikian
> juga dengan bahan tambang lain, seperti bijih besi, nikel, tembaga,
> kobalt, timah hitam, seng dll. Mengapa negara-negara diatas unggul ? Mudah
> saja "benefit" bagi yang mengolah mineral bisa diatas 70% dari negara
> pengeksport bahan tambang! Benefit itu antara lain "added value", ,
> berkembangnya industri dan teknologi berbasis bahan baku, pembukaan rantai
> lapangan pekerjaan, menghasilkan komoditi material baru dari berbagai
> mineral dsb. Rantai pekerjaan industri baja seperti di Ruhr Gebiet Jerman
> dimana gunting cap mata dibuat, bukan main panjangnya sehingga satu
> kabupaten saja bisa menggantung hidup dari berbagai industri, termasuk
> yang tidak berkaitan langsung "bajanya", misalnya industri katering,
> delivery, jasa dsb. Bagaimana dengan negara yang hanya bisa mengekspor
> "tanahair" ? Silahkan gigit jari saja! Sendok garpu stainless steel nan
> murah meriah saja dan dijual di kaki lima Gasibu masih "made in china"!
> Ironis memang! Bahan stainless steel atau disebut sebagai "ferro alloy"
> mungkin Tanahair kita paling besar cadangannya! Logam penting pencampur
> baja ini adalah Nikel dan Krom yang sudah sejak lebih dari 30 tahun
> ditambang di di Sulawesi Selatan, Tenggara dan Tengah, dan baru-baru ini
> di Halmahera serta Irian bagian utara. Dan hingga kini umumnya masih
> menjual bahan mentah atau setengah jadi! Kapan kita sanggup memproduksi
> stainless steel sendiri ? Indonesia memang tidak punya cadangan besi yang
> besar, akan tetapi steel alloynya  lebih mahal dan besi melimpah dinegara
> Amrik, Australia, Afrika, India! Besi ummumnya terdapat pada benua yang
> secara geologi berumur sangat tua, mineralisanya terdapat apad awal
> pembentukan bumi, sekitar 4-2 Miliar tahun yang lalu. Sedangkan kepulauan
> Indonesia jauh lebih muda terbentuknya. Namun demikian Tanahair rayuan
> pulau kelapa ini "kaya" akan bahan galian industri mulai untuk
> semikonduktor, superkonduktor, material elektronik, baja, keramik, bahkan
> monazit dan zirkon untuk bahan nuklir dan dinding reaktor nuklir adalah
> limbah dari penambangan pasir timah! Bahan untuk chip dikomputer dan HP
> kita juga sangat "Kuaa..ya"! Tambang emas, tambang tembaga hanya mengambil
> satu hingga dua persen saja Au, Ag dan Cu dari bebatuan dan selebihnya
> adalah limbah yang sebagian besar silika dan REE (Rare Earth Element)yang
> bisa mengandung Ge, Nb, Nd dsb yang penting sekali untuk industri IT dan
> energi! Sedikit saja Nd (Neodyn)dicampur pada besi magnet, maka tenaga
> magnitnya berlipat ganda! Mahasisa elektroteknik ITB sempat terperangah
> ketika saya mengajar geologi material elektronik! Dalam presentasi baru
> mahasiswa mengerti bahwa negara kita kaya akan bahan semi hingga
> superkonduktor! Tapi tidak satupun industri material elektronik ada
> ditanahair!
>
> Wahai Material- girls and boys Wake up! Bangunlah teknologi dan industri
> metalurgi, material, baja, keramik dsb dari mineral-mineral Indonesia dan
> di Indonesia! DON'T SALE "TANAHAIR" ANYMORE!
>
> Salam
>
> Andri S. Subandrio M.
>
>


PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--