[id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
Huawei galau dan takut dibully. Hardware nampaknya cukup kerjasama dengan PT Panggung Elektronik saja. Non hardware sudah ada beberapa inisiatif kerjasama pusat riset dengan perguruan tinggi. Masalahnya yang validasi bahwa TKDN Huawei sudah 30% itu siapa? Jika Huawei sudah mengklaim memenuhi TKDN dengan kombinasi kerjasama perakitan hardware dan pusat riset, sepertinya kompetitor mudah membully-nya. Karena kebanyakan produsen memenuhi TKDN dengan perakitan hardware di dalam negeri. Karena itu Huawei belum berani mengklaim secara resmi produknya sudah support 4G. Padahal Huawei juga sudah mulai investasi lebih banyak untuk genjot penjualan, misalnya dengan membuka virtual mall www.honor.co.id. Penetrasi Huawei ke toko ponsel juga sudah mulai kelihatan. -- --jim. -- == Toko Headphone & Earphone Terlengkap dan Terbaru Kunjungi >> http://bassaudio.net -- Kontak Admin, Twitter @agushamonangan --- FB Groups : https://www.facebook.com/groups/android.or.id Aturan Umum ID-ANDROID >> goo.gl/mL1mBT == --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "[id-android] Indonesian Android Community" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke id-android+unsubscr...@googlegroups.com. Kunjungi grup ini di https://groups.google.com/group/id-android.
[id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
Saya juga beda pendapat di sini. Ini lebih karena ada lubang (loophole) di peraturan kita. Produsen telah berusaha memenuhi peraturan dengan memasarkan ponsel dengan firmware 3G, jika pada kenyataan ponsel tersebut memiliki kemampuan 4G dan user memiliki kemampuan untuk mengaktifkan fitur tsb, maka ini menjadi di luar kemampuan produsen untuk melarangnya. Mengenai region locked firmware, tentunya adalah kebijaksanaan masing-masing produsen untuk menggunakannya dan bukanlah seakan-akan menjadi akal-akalan dari produsen. Bahkan dalam hal ini produsen/vendor bisa menjadi pihak yang "dirugikan" karena seakan-akan telah melakukan pelanggaran hukum. "Kerugian" semacam dalam bentuk yang berbeda dialami oleh pihak Bolt yang modem-nya di-unlock pihak ketiga dan malah perdana bundling-nya di unbundling untuk dijual terpisah sehingga "rugi" dua kali, pertama rugi device yang di"subsidi" digunakan pada operator lain, dan kedua kerugian tidak langsung dimana pelaku unbundling mengambil keuntungan dengan menjual modem+perdana unbundling pada harga total jauh di atas harga resmi Bolt. Sekedar 2 perak dari saya. Salam, Henry On Tuesday, February 2, 2016 at 11:26:48 AM UTC+7, Reinaldy wrote: > > nah saya sedikit berbeda pendapat nih > > "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah > mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke > Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). > Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari > “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu > *deh*." > > imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, > karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg > berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg > dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g > semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak > mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang > menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. > > > > > On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: >> >> Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz >> >> Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. >> >> -- >> Update 2 Februari 2016:* >> >> Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan >> perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. >> >> Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di >> https://goo.gl/j63MJH >> >> Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah >> rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual >> Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses >> perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us >> >> Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * >> >> Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke pihak >> terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, dalam >> hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan dalam >> poin-poin di bawah ini. >> >> 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan >> langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut >> saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 >> pasti mendukung layanan 4G LTE. >> >> Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD >> 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang >> mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. >> >> 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju >> toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar >> di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. >> >> 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, >> saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya >> dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. >> >> 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak >> menjual G8. Yang tersedia tipe lain. >> >> 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. >> Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- >> *unlock* >> >> “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena >> memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya >> diminta menunggu dan penjual pergi mencari seseorang. Entah siapa. Beberapa >> menit kemudian, penjual datang dari arah yang berbeda. Kini dia menyatakan >> G8 tidak bisa di-*unlock*. >> >> Menjumpai kondisi yang dirasakan lumayan aneh, saya semakin penasaran. >> Ketika matahari mulai terbenam, saya meluncur ke pusat penjualan ponsel >> yang berbeda. Saya masuk ke toko yang
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
saya sih melihat produsen malah diuntungkan dengan mengakali firmware ini. mereka bisa masuk.. tanpa perlu membangun fasilitas untuk negara indonesia agar memenuhi TKDN. lebih banyak penghematan yang mungkin disisi operasional.. thanks fajar On Feb 3, 2016 09:29, "Henry Wil"wrote: > Saya juga beda pendapat di sini. Ini lebih karena ada lubang (loophole) di > peraturan kita. > Produsen telah berusaha memenuhi peraturan dengan memasarkan ponsel dengan > firmware 3G, > jika pada kenyataan ponsel tersebut memiliki kemampuan 4G dan user > memiliki kemampuan untuk mengaktifkan fitur tsb, > maka ini menjadi di luar kemampuan produsen untuk melarangnya. > Mengenai region locked firmware, tentunya adalah kebijaksanaan > masing-masing produsen untuk menggunakannya > dan bukanlah seakan-akan menjadi akal-akalan dari produsen. > Bahkan dalam hal ini produsen/vendor bisa menjadi pihak yang "dirugikan" > karena seakan-akan telah melakukan pelanggaran hukum. > "Kerugian" semacam dalam bentuk yang berbeda dialami oleh pihak Bolt yang > modem-nya di-unlock pihak ketiga > dan malah perdana bundling-nya di unbundling untuk dijual terpisah > sehingga "rugi" dua kali, pertama rugi device yang di"subsidi" digunakan > pada operator lain, > dan kedua kerugian tidak langsung dimana pelaku unbundling mengambil > keuntungan dengan menjual modem+perdana unbundling pada harga total jauh di > atas harga resmi Bolt. > > Sekedar 2 perak dari saya. > > Salam, > Henry > > > On Tuesday, February 2, 2016 at 11:26:48 AM UTC+7, Reinaldy wrote: >> >> nah saya sedikit berbeda pendapat nih >> >> "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah >> mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke >> Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). >> Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari >> “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu >> *deh*." >> >> imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, >> karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg >> berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg >> dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g >> semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak >> mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang >> menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. >> >> >> >> >> On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: >>> >>> Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz >>> >>> Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. >>> >>> -- >>> Update 2 Februari 2016:* >>> >>> Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan >>> perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. >>> >>> Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di >>> https://goo.gl/j63MJH >>> >>> Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah >>> rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual >>> Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses >>> perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us >>> >>> Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * >>> >>> Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke >>> pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, >>> dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan >>> dalam poin-poin di bawah ini. >>> >>> 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan >>> langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut >>> saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 >>> pasti mendukung layanan 4G LTE. >>> >>> Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD >>> 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang >>> mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. >>> >>> 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju >>> toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar >>> di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. >>> >>> 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, >>> saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya >>> dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. >>> >>> 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak >>> menjual G8. Yang tersedia tipe lain. >>> >>> 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. >>> Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- >>> *unlock* >>> >>> “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena >>> memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya
[id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
nah saya sedikit berbeda pendapat nih "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu *deh*." imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: > > Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz > > Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. > > -- > Update 2 Februari 2016:* > > Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan > perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. > > Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di > https://goo.gl/j63MJH > > Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah > rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual > Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses > perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us > > Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * > > Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke pihak > terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, dalam > hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan dalam > poin-poin di bawah ini. > > 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan > langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut > saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 > pasti mendukung layanan 4G LTE. > > Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD 16 > GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang > mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. > > 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju > toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar > di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. > > 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, > saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya > dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. > > 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak > menjual G8. Yang tersedia tipe lain. > > 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. > Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- > *unlock* > > “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena > memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya > diminta menunggu dan penjual pergi mencari seseorang. Entah siapa. Beberapa > menit kemudian, penjual datang dari arah yang berbeda. Kini dia menyatakan > G8 tidak bisa di-*unlock*. > > Menjumpai kondisi yang dirasakan lumayan aneh, saya semakin penasaran. > Ketika matahari mulai terbenam, saya meluncur ke pusat penjualan ponsel > yang berbeda. Saya masuk ke toko yang memajang aneka ponsel Huawei di > gerainya. Sebut saja toko X. > > Saat itu di gerai tersebut ada tiga penjaga. Saya dilayani orang pertama > yang lokasinya paling dekat dengan pintu masuk. Orang kedua tampaknya > mengenal wajah saya. Dengan suara pelan ia langsung berbicara dengan orang > ketiga. “Eh, kamu tahu bapak itu *nggak*?” Kalimat selanjutnya tak dapat > saya tangkap dengan jelas. Orang ketiga kemudian melihat saya. Di toko X > itu saya mendapatkan penjelasan bahwa G8 kompatibel dengan 4G LTE > Telkomsel. Namun, harus di-*unlock* dulu. > > Saya kemudian berpindah ke satu toko lain. Kali ini saya mampir ke, > anggaplah, toko Y. Penjual awalnya terlihat ragu apakah G8 sudah mendukung > 4G LTE. “4G. Eh, G8 kayaknya belum. Bisa *sih*, cuma di-*unlock* di *service > center*. Biar dibuka 4G-nya,” tuturnya. > > Ketika saya memutuskan membeli satu unit G8 warna emas, penjual dua kali > meninggalkan toko untuk memastikan permintaan saya: 4G LTE harus bisa > berfungsi. Saya pun menanti dengan harap-harap cemas. > > Ah, kisah lama terulang lagi. G8 dibilang belum siap pakai 4G LTE karena > harus di-*unlock* dulu dan hari ini belum bisa dilakukan. Penjual lalu > menawarkan Huawei Mate S yang disebutnya telah mendukung 4G LTE. Harganya > Rp 9 juta. Saya lalu pamit. Saatnya makan
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
menurut saya sih disebut itikad baik kalau hardware memang nggak bisa di update dengan firmware diluar. setahu saya sih vendor bikin per region lalu ada locale untuk penyesuaian bahasa. saya sih nggak yakin huawei ini akan publish/buat rom khusus indonesia saja. paling besar sih yang beredar cuma customize versi dari region asia mungkin.. On Feb 2, 2016 12:47 PM, "Reinaldy"wrote: > dari produsen dengan menyediakan rom resmi Indonesia by default, menurut > saya dah ada itikad baik, > yang melakukan unlock dengan nge flash dari region lain itu user dan/atau > pihak lain, imo, titik beratnya disitu, diperbuatan nge flash nya itu, baik > itu dilakukan oleh user pribadi, pihak lain, maupun produsen nya itu > sendiri, jd yg disorot perbuatannya, bukan produsennya. > > btw, salah satu opsi, berhubung konten/rom hanya salah satu dari variabel > untuk memenuhi TKDN, pilihannya bisa ditingkatkan prosentase kandungan > lokal nya atau variabel konten/rom nya dikurangi atau dihilangkan sebagai > salah satu variabel sehubungan dgn TKDN itu. > > > On Tuesday, February 2, 2016 at 11:57:56 AM UTC+7, Fajar wrote: >> >> kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor >> sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara >> handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang >> seharusnya nggak ada 4G.. >> On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy" wrote: >> >>> nah saya sedikit berbeda pendapat nih >>> >>> "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah >>> mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke >>> Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). >>> Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari >>> “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu >>> *deh*." >>> >>> imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" >>> tersebut, karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan >>> yg berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor >>> yg dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g >>> semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak >>> mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang >>> menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. >>> >>> >>> >>> >>> On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. -- Update 2 Februari 2016:* Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di https://goo.gl/j63MJH Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan dalam poin-poin di bawah ini. 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 pasti mendukung layanan 4G LTE. Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak menjual G8. Yang tersedia tipe lain. 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- *unlock* “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya diminta menunggu dan
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
Berdasarkan info dari link berikut http://goo.gl/ZtK5jJ TKDN mutlak 30% komponen perangkat tersebut harus diproduksi di Indonesia. Kalau ternyata spek ponsel tersebut sama dengan spek global yang notabene support 4G, berarti sudah bisa disimpulkan seperti apa harusnya. TKDN tidak mutlak harus komponen (lagi-lagi menurut info link diatas) bisa berupa pusat penelitian *software, *pusat penelitian desain yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. |* it's Gmail Desktop * Pada 2 Februari 2016 12.55, Fajar Edisya Puteramenulis: > menurut saya sih disebut itikad baik kalau hardware memang nggak bisa di > update dengan firmware diluar. setahu saya sih vendor bikin per region lalu > ada locale untuk penyesuaian bahasa. saya sih nggak yakin huawei ini akan > publish/buat rom khusus indonesia saja. paling besar sih yang beredar cuma > customize versi dari region asia mungkin.. > On Feb 2, 2016 12:47 PM, "Reinaldy" wrote: > >> dari produsen dengan menyediakan rom resmi Indonesia by default, menurut >> saya dah ada itikad baik, >> yang melakukan unlock dengan nge flash dari region lain itu user dan/atau >> pihak lain, imo, titik beratnya disitu, diperbuatan nge flash nya itu, baik >> itu dilakukan oleh user pribadi, pihak lain, maupun produsen nya itu >> sendiri, jd yg disorot perbuatannya, bukan produsennya. >> >> btw, salah satu opsi, berhubung konten/rom hanya salah satu dari variabel >> untuk memenuhi TKDN, pilihannya bisa ditingkatkan prosentase kandungan >> lokal nya atau variabel konten/rom nya dikurangi atau dihilangkan sebagai >> salah satu variabel sehubungan dgn TKDN itu. >> >> >> On Tuesday, February 2, 2016 at 11:57:56 AM UTC+7, Fajar wrote: >>> >>> kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor >>> sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara >>> handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang >>> seharusnya nggak ada 4G.. >>> On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy" wrote: >>> nah saya sedikit berbeda pendapat nih "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu *deh*." imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: > > Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz > > Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. > > -- > Update 2 Februari 2016:* > > Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan > perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. > > Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di > https://goo.gl/j63MJH > > Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah > rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu > penjual > Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses > perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us > > Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * > > Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke > pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. > Hasilnya, > dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan > dalam poin-poin di bawah ini. > > 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan > langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut > saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 > pasti mendukung layanan 4G LTE. > > Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu > microSD 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya > masih bimbang mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. > > 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju > toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar > di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. > >
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
tp out of the box nya itu ngga bisa 4g loh, (dengan nge lock 4g nya jd hanya bisa 3g saja, itu dah itikad baik sih, imo) baru bisa 4g nya setelah "dibantu/diakalin" dgn flash firmware region lagi, dll, nah ini lagi2 imo, perbuatan yang tidak mendukung program TKDN itu sendiri, yg harusnya jd titik berat nya (balik ke kesadaran masing2 individu, imo). On Tuesday, February 2, 2016 at 12:56:08 PM UTC+7, Fajar wrote: > > menurut saya sih disebut itikad baik kalau hardware memang nggak bisa di > update dengan firmware diluar. setahu saya sih vendor bikin per region lalu > ada locale untuk penyesuaian bahasa. saya sih nggak yakin huawei ini akan > publish/buat rom khusus indonesia saja. paling besar sih yang beredar cuma > customize versi dari region asia mungkin.. > On Feb 2, 2016 12:47 PM, "Reinaldy"> wrote: > >> dari produsen dengan menyediakan rom resmi Indonesia by default, menurut >> saya dah ada itikad baik, >> yang melakukan unlock dengan nge flash dari region lain itu user dan/atau >> pihak lain, imo, titik beratnya disitu, diperbuatan nge flash nya itu, baik >> itu dilakukan oleh user pribadi, pihak lain, maupun produsen nya itu >> sendiri, jd yg disorot perbuatannya, bukan produsennya. >> >> btw, salah satu opsi, berhubung konten/rom hanya salah satu dari variabel >> untuk memenuhi TKDN, pilihannya bisa ditingkatkan prosentase kandungan >> lokal nya atau variabel konten/rom nya dikurangi atau dihilangkan sebagai >> salah satu variabel sehubungan dgn TKDN itu. >> >> >> On Tuesday, February 2, 2016 at 11:57:56 AM UTC+7, Fajar wrote: >>> >>> kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor >>> sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara >>> handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang >>> seharusnya nggak ada 4G.. >>> On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy" wrote: >>> nah saya sedikit berbeda pendapat nih "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu *deh*." imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: > > Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz > > Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. > > -- > Update 2 Februari 2016:* > > Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan > perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. > > Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di > https://goo.gl/j63MJH > > Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah > rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu > penjual > Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses > perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us > > Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * > > Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke > pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. > Hasilnya, > dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan > dalam poin-poin di bawah ini. > > 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan > langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut > saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 > pasti mendukung layanan 4G LTE. > > Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu > microSD 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya > masih bimbang mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. > > 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju > toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang > beredar > di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. > > 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang seharusnya nggak ada 4G.. On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy"wrote: > nah saya sedikit berbeda pendapat nih > > "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah > mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke > Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). > Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari > “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu > *deh*." > > imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, > karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg > berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg > dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g > semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak > mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang > menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. > > > > > On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: >> >> Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz >> >> Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. >> >> -- >> Update 2 Februari 2016:* >> >> Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan >> perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. >> >> Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di >> https://goo.gl/j63MJH >> >> Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah >> rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual >> Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses >> perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us >> >> Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * >> >> Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke pihak >> terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, dalam >> hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan dalam >> poin-poin di bawah ini. >> >> 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan >> langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut >> saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 >> pasti mendukung layanan 4G LTE. >> >> Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD >> 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang >> mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. >> >> 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju >> toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar >> di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. >> >> 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, >> saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya >> dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. >> >> 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak >> menjual G8. Yang tersedia tipe lain. >> >> 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. >> Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- >> *unlock* >> >> “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena >> memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya >> diminta menunggu dan penjual pergi mencari seseorang. Entah siapa. Beberapa >> menit kemudian, penjual datang dari arah yang berbeda. Kini dia menyatakan >> G8 tidak bisa di-*unlock*. >> >> Menjumpai kondisi yang dirasakan lumayan aneh, saya semakin penasaran. >> Ketika matahari mulai terbenam, saya meluncur ke pusat penjualan ponsel >> yang berbeda. Saya masuk ke toko yang memajang aneka ponsel Huawei di >> gerainya. Sebut saja toko X. >> >> Saat itu di gerai tersebut ada tiga penjaga. Saya dilayani orang pertama >> yang lokasinya paling dekat dengan pintu masuk. Orang kedua tampaknya >> mengenal wajah saya. Dengan suara pelan ia langsung berbicara dengan orang >> ketiga. “Eh, kamu tahu bapak itu *nggak*?” Kalimat selanjutnya tak dapat >> saya tangkap dengan jelas. Orang ketiga kemudian melihat saya. Di toko X >> itu saya mendapatkan penjelasan bahwa G8 kompatibel dengan 4G LTE >> Telkomsel. Namun, harus di-*unlock* dulu. >> >> Saya kemudian berpindah ke satu toko lain. Kali ini saya mampir ke, >> anggaplah, toko Y. Penjual awalnya terlihat ragu apakah G8 sudah mendukung >> 4G LTE. “4G. Eh, G8 kayaknya belum. Bisa *sih*, cuma di-*unlock* di *service >> center*. Biar dibuka 4G-nya,” tuturnya. >> >> Ketika saya memutuskan membeli satu unit G8 warna emas, penjual dua kali >> meninggalkan toko untuk memastikan
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
dari produsen dengan menyediakan rom resmi Indonesia by default, menurut saya dah ada itikad baik, yang melakukan unlock dengan nge flash dari region lain itu user dan/atau pihak lain, imo, titik beratnya disitu, diperbuatan nge flash nya itu, baik itu dilakukan oleh user pribadi, pihak lain, maupun produsen nya itu sendiri, jd yg disorot perbuatannya, bukan produsennya. btw, salah satu opsi, berhubung konten/rom hanya salah satu dari variabel untuk memenuhi TKDN, pilihannya bisa ditingkatkan prosentase kandungan lokal nya atau variabel konten/rom nya dikurangi atau dihilangkan sebagai salah satu variabel sehubungan dgn TKDN itu. On Tuesday, February 2, 2016 at 11:57:56 AM UTC+7, Fajar wrote: > > kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor > sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara > handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang > seharusnya nggak ada 4G.. > On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy"> wrote: > >> nah saya sedikit berbeda pendapat nih >> >> "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah >> mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke >> Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). >> Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari >> “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu >> *deh*." >> >> imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, >> karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg >> berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg >> dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g >> semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak >> mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang >> menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. >> >> >> >> >> On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: >>> >>> Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz >>> >>> Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. >>> >>> -- >>> Update 2 Februari 2016:* >>> >>> Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan >>> perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. >>> >>> Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di >>> https://goo.gl/j63MJH >>> >>> Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah >>> rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual >>> Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses >>> perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us >>> >>> Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * >>> >>> Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke >>> pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, >>> dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan >>> dalam poin-poin di bawah ini. >>> >>> 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan >>> langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut >>> saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 >>> pasti mendukung layanan 4G LTE. >>> >>> Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD >>> 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang >>> mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. >>> >>> 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju >>> toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar >>> di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. >>> >>> 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, >>> saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya >>> dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. >>> >>> 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak >>> menjual G8. Yang tersedia tipe lain. >>> >>> 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. >>> Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- >>> *unlock* >>> >>> “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena >>> memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya >>> diminta menunggu dan penjual pergi mencari seseorang. Entah siapa. Beberapa >>> menit kemudian, penjual datang dari arah yang berbeda. Kini dia menyatakan >>> G8 tidak bisa di-*unlock*. >>> >>> Menjumpai kondisi yang dirasakan lumayan aneh, saya semakin penasaran. >>> Ketika matahari mulai terbenam, saya meluncur ke pusat penjualan ponsel >>> yang berbeda. Saya masuk ke toko yang memajang aneka ponsel Huawei di >>> gerainya. Sebut saja toko X. >>> >>> Saat itu di gerai
Re: [id-android] Re: Update 2 Februari --- WTI: Misteri 4G LTE di Ponsel Huawei
itu sangat bisa dilakukan, eh malahan memang itu tricknya #eh beda halnya dengan brand lain yang membedakan firmware by region (misal: samsung), jadi gak bisa sembarangan flash firmware malah bricked jadinya 2016-02-02 11:57 GMT+07:00 Fajar Edisya Putera: > kalau unlock via firmware resmi gimana? bukannya itu tandanya vendor > sengaja ngakalin. misal flash firmware singapura yang LTE dibuka, sementara > handset sendiri membiarkan firmware itu bisa masuk ke perangkat yang > seharusnya nggak ada 4G.. > On Feb 2, 2016 11:26 AM, "Reinaldy" wrote: > >> nah saya sedikit berbeda pendapat nih >> >> "Mereka menonaktifkan kemampuan 4G LTE di ponsel yang sebenarnya telah >> mendukung layanan 4G LTE. Tujuannya, ponsel itu boleh diimpor resmi ke >> Indonesia tanpa terkena aturan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). >> Setelah ponsel berhasil masuk dan tersedia di pasar, tinggal mencari >> “pinjaman tangan” untuk mengaktifkan kembali kemampuan 4G LTE ponsel itu >> *deh*." >> >> imo harusnya dititikberatkan ke yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut, >> karena di satu sisi produsen sudah berusaha untuk memenuhi aturan yg >> berlaku di Indonesia (produsen jg merakit handset dgn chipset/prossesor yg >> dijual oleh produsen lain, dan chipset sekarang rata2 dah support 4g >> semua), sedangkan yg memberikan "pinjaman tangan" tersebut yang tidak >> mendukung program pemerintah, kalau karena karena itu produsen yang >> menanggung akibatnya, sedikit kurang adil, menurut saya. >> >> >> >> >> On Tuesday, February 2, 2016 at 10:59:00 AM UTC+7, Herry SW wrote: >>> >>> Tulisan ini juga dapat dibaca di http://goo.gl/bxTcQz >>> >>> Tautan di atas boleh Anda informasikan dan sebarkan kepada orang lain. >>> >>> -- >>> Update 2 Februari 2016:* >>> >>> Saat kemarin petang berinteraksi dengan penjual Huawei, saya melakukan >>> perekaman suara. Ada dua rekaman yang dapat Anda dengarkan. >>> >>> Rekaman pertama berdurasi 2 menit 36 detik. Anda dapat memutarnya di >>> https://goo.gl/j63MJH >>> >>> Sedangkan rekaman kedua berdurasi 17 menit 2 detik. Di tengah-tengah >>> rekaman, percakapan terhenti cukup lama sebanyak dua kali. Saat itu penjual >>> Huawei sedang meninggalkan toko, tetapi saya tidak menghentikan proses >>> perekaman. Silakan mendengarkannya di https://goo.gl/QCX5Us >>> >>> Update 1 Februari 2016 pukul 21.46: * >>> >>> Untuk mengetahui apakah tulisan saya di blog Ponselmu.com sampai ke >>> pihak terkait, hari ini saya sengaja melakukan survei pasar lagi. Hasilnya, >>> dalam hitungan jam terjadi perubahan kondisi yang detailnya saya paparkan >>> dalam poin-poin di bawah ini. >>> >>> 1. Sekitar pukul 13.00 saya tiba di sebuah pusat penjualan ponsel dan >>> langsung menuju ke salah satu tempat yang menawarkan ponsel Huawei. Sebut >>> saja toko A. Saya menanyakan spesifikasi Huawei G8. Penjual menyatakan G8 >>> pasti mendukung layanan 4G LTE. >>> >>> Ponsel itu dibanderol Rp 5,399 juta dan mendapatkan bonus kartu microSD >>> 16 GB. Penjual berusaha melakukan *closing*, tetapi saya masih bimbang >>> mengeluarkan dana sebesar itu demi memperoleh bukti nyata. >>> >>> 2. Pukul 16.23 saya memutuskan nekat membeli satu unit G8. Saya menuju >>> toko A lagi. Penjelasan penjual telah berubah. Menurutnya, G8 yang beredar >>> di Indonesia hanya mendukung layanan 3G. Belum bisa 4G LTE. >>> >>> 3. Penasaran dengan jawaban yang berbeda 180 derajat dalam hitungan jam, >>> saya berpindah ke tempat lain. Sebut saja toko B. Jawaban sama saya >>> dapatkan: G8 belum mendukung 4G LTE. >>> >>> 4. Masih penasaran, saya beralih ke toko C. Di toko itu kebetulan tidak >>> menjual G8. Yang tersedia tipe lain. >>> >>> 5. Selanjutnya, saya sekali lagi berpindah toko. Kali ini ke toko D. >>> Penjual menyatakan G8 sudah mendukung layanan 4G LTE, tetapi perlu di- >>> *unlock* >>> >>> “Kalau saya beli sekarang dan meminta langsung di-*unlock* karena >>> memerlukan 4G LTE, apakah bisa?” tanya saya. Penjual menyatakan bisa. Saya >>> diminta menunggu dan penjual pergi mencari seseorang. Entah siapa. Beberapa >>> menit kemudian, penjual datang dari arah yang berbeda. Kini dia menyatakan >>> G8 tidak bisa di-*unlock*. >>> >>> Menjumpai kondisi yang dirasakan lumayan aneh, saya semakin penasaran. >>> Ketika matahari mulai terbenam, saya meluncur ke pusat penjualan ponsel >>> yang berbeda. Saya masuk ke toko yang memajang aneka ponsel Huawei di >>> gerainya. Sebut saja toko X. >>> >>> Saat itu di gerai tersebut ada tiga penjaga. Saya dilayani orang pertama >>> yang lokasinya paling dekat dengan pintu masuk. Orang kedua tampaknya >>> mengenal wajah saya. Dengan suara pelan ia langsung berbicara dengan orang >>> ketiga. “Eh, kamu tahu bapak itu *nggak*?” Kalimat selanjutnya tak >>> dapat saya tangkap dengan jelas. Orang ketiga kemudian melihat saya. Di >>> toko X itu saya mendapatkan penjelasan bahwa G8 kompatibel dengan 4G LTE >>> Telkomsel. Namun, harus di-*unlock* dulu. >>> >>> Saya