JNM * (unknown)
Runder Tisch zu West Papua, 29.-30 november 2004, Berlin 3. Gesprächsrunde: Menschenrechte und staatlicher Terror TANTANGAN GEREJA DALAM MENSIKAPI KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN DI PAPUA BARAT Gambaran Umum tentang Pelanggaran HAM Selama Hampir 40 Tahun Dan Dilema Peran Gereja Menghadapi Kondisi Sosial Politik di Papua Barat Oleh : Pastor Nato Gobay1) I.TITIK PANDANG PERMASALAHAN Pada tanggal 30 Mei - 4 ]uni 2000 lalu suatu pesta demokrasi bagi rakyat Papua diselesaikan secara damai dan mengesankan, yaitu Kongres Nasional Papua II. Setelah selama sekitar 40 tahun menentang pengabaian hak asasi orang Papua untuk menentukan nasib sendiri, maka Kongres Nasional Papua II ini patut disyukuri sebagai anugerah Tuhan. Betapa tidak, kegiatan besar yang diikuti langsung oleh sekitar 3.000 peserta aktif dan 21.000 masyarakat Papua yang mengikuti acara itu melalui pengeras suara di arena Kongres serta jutaan orang Papua yang mengikuti melalui siaran radio dapat berjalan aman dan sukses dengan pengamanan oleh masyarakat sendiri (Satgas Papua) dan mengeluarkan Resolusi Politik yang pada intinya menggugat proses sejarah yang telah mengakibatkan wilayah dan rakyat Papua menjadi bagian integral Republik lndonesia.. Pada hal selama sekitar 40 tahun, aksi protes Papua baik melalui aksi bersenjata, pengungsian ke luar negeri, demonstrasi, aksi pengibaran bendera maupun dialog damai selalu disertai korban jiwa manusia. Bila kita berkunjung ke pelosok-pelosok Papua, dengan gampang kita akan bertemu sejumlah masyarakat yang mengakui bahwa di hutan ini ayah, ibu beserta saudara-saudaranya dibantai oleh militer. Banyak yang diperkosa, disiksa, dihilangkan, ditangkap tanpa proses hukum serta berbagai bentuk penyiksaan di luar batas kemanusiaan. Kuburan massal bertebaran di mana-mana. Semua dilakukan oleh militer Indonesia berdasarkan tudingan (stigma) OPM. Tetapi bagi rakyat Papua, OPM adalah ideology perjuangan untuk memperoleh kebenaran. Rakyat Papua sedang memperjuangkan keadilan dan kebenaran baginya, namun banyak kali pemerintah mencurigai kegiatan itu sebagai kegiatan subversif. Banyak kali pemerintah menggunakan pendekatan militer. Gereja berada pada posisi serba salah. Hendak menghormati rakyatkah atau pemerintah? Tulisan ini mengajak kita mendiskusikan sikap gereja- gereja di Papua pada umumnya dalam dinamika social politik di Indonesia yang belum stabil. Mengapa rakyat Papua melawan pemerintah Indonesia? Study ELSHAM (Lembaga Study dan Hak Asasi Manusia) Papua Barat menunjukkan bahwa ada tiga permasalahan utama. Pertama, rakyat Papua menganggap bahwa Act of Free Choice 1969 yang dirubah di Indonesia menjadi Musyawarah Penentuan Pendapat Rakyat sebagai realisasi dari New York Agreement 1962 merupakan bentuk konkrit pengabaian dunia internasional dan pemerintah Indonesia atas hak orang Papua untuk menentukan nasib sendiri. Proses penyusunan New York Agreement sama sekali tidak melibatkan orang Papua. PEPERA dijalankan di bawah proses penuh intimidasi, larangan berkumpul dan berbicara, penghilangan orang, pembunuhan dan berbagai bentuk tindakan militer yang menistai demokrasi. Seluruh aktivitas yang menjauhkan orang Papua dari realisasi haknya untuk menentukan nasib sendiri dalam pandangan orang Papua jelas-jelas melanggar kententuan Resolusi PBB No. 1 514 dan 1 541 tentang proses dekolonisasi bagi bangsa-bangsa yang dijajah. Kedua, atas dasar status legal yang diberikan oleh PBB melalui Resolusi No. 2504/XXIV tahun 1969 yang mengesahkan hasil PEPERA maka secara de jure Irian Jaya menjadi wilayah kekuasaan Indonesia. Keberadaan Indonesia di Papua dilalui dengan penetapan Papua menjadi Daerah Operasi Militer (DOM) untuk menunjang kebijakan pembangunan yang bertumpu pada strategy pertumbuhan ekonomi melalui pertambangan, HPH, transmigrasi, pariwisata dan berbagai proyek pembangunan lainnya. Kebijakan pembangunan yang berorientasi pada strategy pertumbuhan ekonomi itu berimplikasi pad aspek social budaya seperti perusakan lingkungan hidup, pengambilan tanah, penebangan hutan, pengrusakan dusun-dusun masyarakat, serta degradasi kebudayaan masyarakat setempat. Ketiga, gabungan kedua permasalahan di atas menciptakan krisis identitas bagi orang Papua. Krisis identitas nampak dalam aspek kebudayaan, ekonomi, birokrasi pemerintahan, dan sebagainya. Maka muncul tuntutan untuk menghormati kebudayaan, pengembangan kebudayaan Papua Melanesia, Papunisasi birokrasi, penguasaan sumber daya ekonomi, maupun tuntutan agar pemerintah mengakui keberadaan lembaga adat. II. KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN: Bukan Sekedar Salah Urus Kesalahan sejarah (distorsi historis) yang terjadi melibatkan PBB dalam proses tranfer kewenangan dari Belanda ke Indonesia telah menjustifikasi negara Republik Indonesia untuk melakukan berbagai bentuk pelanggaran HAM berat di Papua Barat. Pemerintahan Indonesia, terutama di bawah kepemimpinan Soeharto menggunakan pendekatan
JNM * Cari Info Rehab Narkoba Kristen di Bali
Syalom, Teman saya membutuhkan informasi mengenai Panti/Pusat Rehabilitasi Narkoba Kristen yang berlokasi di Bali. Jika ada rekan2 yg kebetulan mengetahui info tsb bisa tgl memberitahu. Thx GBU Rudy H [Non-text portions of this message have been removed] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM - Daftar : [EMAIL PROTECTED] Keluar : [EMAIL PROTECTED] Posting: jesus-net@yahoogroups.com Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED] -=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
JNM * Gods Work Ministry E-Mail
From: Dwayne Savaya [EMAIL PROTECTED] Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail Dear Friend, There are moments in life when we want to do things our own way without first seeking the Lord for His will to lead us and His direction to guide us. We are to remember that God's ways are much higher and better than ours can ever be and He knows what we should do and when it should be done. We should never believe the lie that we are self-sufficient and all knowing because God knows the end result of the road that we are traveling on whereas we do not. He knows when we should stop, change direction or move forward and has promised to direct the lives of those who trust in and lean on Him all the days of their lives. (Ezekiel 28:2-10) (Isaiah 55:8-11) Be encouraged to seek the will of God for your life in all areas and do not trust in your wisdom, but trust in the wisdom of the One who declares the end from the beginning, the all knowing, all powerful, Almighty God who loves you with an everlasting love. (Jeremiah 33:3) (Isaiah 46:9-13) I hope you are encouraged by today's message to rest in God's wisdom and strength and know that with Him beside you every perfect and straight path will lay ahead of you. WAITING FOR THE WIND My nephew's 10 year old son came for a visit one hot, July weekend. I was enticing him to stay inside by joining him in a Nintendo game. After being mercilessly defeated by a more experienced player, I suggested that we relax awhile. I collapsed into my favorite recliner to let my neck muscles relax and my ego recover from such a beating. He had slipped out of the room and I was catching a few relished moments of peace and quiet. Look, Alice, he said enthusiastically as he ran over to the chair where I was recovering. I found a kite. Could we go outside and fly it? Glancing out a nearby window, I noticed there was not a breeze stirring. I'm sorry, Tripper, I said, sad to see his disappointed eyes, but thankful for the respite from more activity. The wind is not blowing today. The kite won't fly. The determined 10 year old replied. I think it's windy enough. I can get it to fly, he answered, as he hurried out the back door. I peeked through the slats in the Venetian blinds to watch determination in action. Up and down the yard he ran, pulling the kite attached to a small length of string. The plastic kite, proudly displaying a picture of Batman, remained about shoulder level. He ran back and forth, as hard as his ten year old legs would carry him, looking back hopefully at the kite trailing behind. After about ten minutes of unsuccessful determination, he came back in. I asked, How did it go? Fine, he said, not wanting to admit defeat. I got it to fly some. As he walked past me to return the kite to the closet shelf, I heard him say under his breath, I guess I'll have to wait for the wind. At that moment I heard another Voice speak to my heart. Alice, sometimes you are just like that. You want to do it your way instead of waiting for the Wind. And the voice was right. How easy it is to use our own efforts to accomplish what we want to do. We wait for the Wind only after we have done all we can and have exhausted our own strength. We must learn how to rely on Him in the first place! Author Unknown Be encouraged to seek the Lord in every important decision that you make. Do not allow pride or arrogance to keep you from bending your knee and asking the Lord to direct your steps. The Bible declares in Psalm 37:23 The steps of a good man are ordered by the Lord and He delighteth in his way. It is the Lord's pleasure to bless, prosperous and lead us onto the best path for our life, but we must be willing to allow Him to take control and lead as He sees fit. We read in Isaiah 1:19 If ye be willing and obedient, ye shall eat the good of the land. We must heed the voice of God and know that His ways are much higher and better than ours can never be and He knows in which direction our life should head. Trust Him, seek Him, and allow the Spirit of the Lord to be the Wind which takes you to heights that you have never reached before. (1 Peter 5:5-11) (1 Cor. 2:9) Read and meditate on these scriptures: Isaiah 55:6-7 Seek ye the LORD while He may be found, call ye upon Him while He is near: Let the wicked forsake his way, and the unrighteous man his thoughts: and let him return unto the LORD, and He will have mercy upon him; and to our God, for He will abundantly pardon. Isaiah 30:21 And thine ears shall hear a word behind thee, saying, This is the way, walk ye in it, when ye turn to the right hand, and when ye turn to the left. Isaiah 55:8-9 For my thoughts are not your thoughts, neither are your ways my ways, saith the LORD. For as the heavens are higher than the earth, so are My ways higher than your ways, and My thoughts than your thoughts. Psalm 139:1-6 O LORD, Thou hast searched me, and known me. Thou
JNM * Undangan Kedudukan Jesus Kristus
From: dyahni ardrawersthi Undangan CHRISTIAN LEADERS NETWORK Teman-teman, kantor saya yang merupakan Yayasan Pelayanan di bawah Naungan Young Life Internasional. Secara intensif mengadakan Training Untuk Lembaga-lembaga Kristen dan kami berkonsentrasi dalam pelayanan untuk anak muda. Salah satu program Training kami adalah Christian Leaders Network (CLN). Bagi yang berminat, dapat membaca roposal berikut. GBU == From: Rangga Budiman [EMAIL PROTECTED] Kedudukan Jesus Kristus sebagai Anak Tuhan Hubungan Bapak-Anak antara Tuhan dan Jesus Kristus adalah salah satu dari intisari agama Kristen. Pertama-tama marilah kita memahami makna sebagai anak secara harfiah. Apabila kita memperhatikan kaitan anak secara harfiah kepada Bapak secara harfiah, banyak hal yang mulai terungkap yang akan memaksa kita untuk memperbaiki pandangan kita tentang kedudukan Jesus sebagai Anak Tuhan. Apakah yg dimaksud dengan seorang anak? Ketika ilmu pengetahuan belum maju dan belum menemukan bagaimana seorang anak lahir, pertanyaan seperti ini hanya akan dijawab secara samar2. Orang2 zaman dahulu berfikir bahwa, sangatlah mungkin bagi Tuhan untuk mendapatkan seorang anak dengan melalui kelahiran manusia. Mitologi Yunani banyak dipenuhi oleh kisah2 semacam itu dan Mitologi Hindu pun tidak jauh ketinggalan. Seperti apa yang telah dinamakan dewa2 oleh mereka, dapat memiliki anak laki2 dan anak2 perempuan sebanyak yang mereka sukai, dan pada kenyataannya tidak pernah ditantang dengan sunguh2 oleh akal sehat manusia pada zaman dahulu. Tetapi sekarang, ilmu pengetahuan telah berkembang sampai ke suatu jenjang dimana proses kelahiran manusia telah diuraikan dalam rincian mendalam yang belum pernah diuraikan sebelumnya. Masalah ini menjadi sangat rumit bagi mereka yang masih mempercayai bahwa anak laki2 dan anak perempuan secara harfiah dapat lahir dari Tuhan, mereka menghadapi problem2 yang sangat serius untuk dipecahkan serta menemui beberapa pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Pertama saya akan ingatkan kepada anda, bahwa ibu dan Bapak terlibat secara seimbang dalam menghasilkan seorang anak. Sel-sel manusia mengandung 46 kromosom, yang membawa gen-gen atau plasma-palasma pembawa sifat kehidupan. Ovum (sel telur) seorang ibu memiliki hanya 23 kromosom. Itu adalah setengah dari jumlah 46 kromosom yang terdapat dalam diri setiap laki2 dan perempuan. Ketika ovum ibu siap dan sedia untuk pembuahan, separuh kromosom yang tidak dia miliki disediakan oleh sperma laki2, yang menyatu dan membuahinya. Demikanlah hebatnya rancangan Tuhan, jika tidak, jumlah kromosom dapat berlipat dua pada setiap generasi. Akibatnya generasi kedua akan memiliki 92 kromosom, sehingga manusia2 akan berubah menjadi raksasa2 dan seluruh proses pertumbuhan akan kacau balau. Tuhan dengan sangat indah telah merencanakan dan merancang fenomena keberlangsungan hidup mahluk2, yakni pada tahapan2 produktif dari sel-sel regenerasi, kromosom jumlahnya terbagi dua yakni; ovum ibu memiliki 23 kromosom dan demikian juga dengan seorang Bapak. Dengan demikian seseorang dengan secara logika dapat memperkirakan bahwa separuh gen pembawa pada sifat anak disediakan oleh perempuan sedangkan separuhnya lagi oleh pasangan laki2nya. Inilah yang dimaksud dengan anak dalam makna yang sebenarnya. Memang terdapat beberapa macam variasi dalam metode kelahiran, akan tetapi tidak ada pengecualian dalam ketentuan dan dasar2 yang baru saja dijelaskan. Dalam memusatkan perhatian kepada Kelahiran Jesus, marilah kita susun sebuah scenario mengenai apa yang tampaknya terjadi dalam kasus beliau. Kemungkinan pertama yang dapat diterima secara ilmiah adalah, sel telur Maryam (Bunda Maria) yang belum dibuahi telah menyediakan 23 kromosom sebagai andil ibu dalam pembentukan janin. Jika demikian, pertanyaan akan timbul, bagaimana sel telur itu dibuahi dan dari mana datangnya ke-23 kromosom penting lainnya? Sangatlah tidak mungkin untuk mengatakan sel-sel Jesus hanya memiliki 23 kromosom, karena tidak ada bayi manusia yang dapat hidup walau hanya dengan 45 kromosom. Walaupun seandainya manusia kekurangan 1 kromosom saja dari 46 yang mutlak diperlukan untuk pembentukan manusia normal, maka hasilnya akan kacau balau. Dan secara Ilmiah Maryam tidak mungkin dapat menyediakan ke 46 kromosom seorang diri, yang 23 harus datang dari pihak yang lain. Jika disini dikatakan bahwa Tuhan adalah Bapak dari Jesus, tentu hal itu juga dapat menimbulkan kemungkinan2 yang lain, pertama; tentu Tuhan juga memiliki kromosom yang sama seperti yang dimiliki manusia, yang tampaknya dalam kasus ini dengan cara tertentu/khusus tampaknya telah dimasukan kedalam rahim Maryam. Hal ini sangatlah tidak dapat dipercaya. Karena jika Tuhan memiliki Kromosom2 manusia, berarti Dia bukan lagi Tuhan. Jadi akibat mempercayai Jesus sebagai Anak Tuhan dalam pengertian harfiah , maka status Ketuhanan Sang Bapak pun terancam bahaya!
JNM * How Should Respond to Injustice? I'M IN DEBT
From: Erwin Siregar How Should Respond to Injustice? How Should YWAM Respond to Injustice? How does YWAM respond to those who are in prison for their faith, particularly those who have come to faith following YWAM activity? By Steve Goode .We want to review some of the issues raised at the Jomtien '98 Frontier Mission, Urban Mission and Mercy Ministry consultation. Participants at this meeting made recommendations on key issues for us in Mercy Ministry. These papers* were adopted by our mission's leadership at last year's Global Leadership Team meetings in Fortaleza. One of the Thailand papers addressed the issue of justice. It started out by saying: We also affirm the importance of justice and reconciliation in God's design for His creation. We therefore have concern for the way in which persons are discriminated against and exploited. Why are these areas important for us as Christians and missionaries? We are called to take the gospel where it is yet to be heard or seen. These are areas of high risk for us as missionaries and the risk is getting higher all the time. Indonesia, India and Afghanistan are relevant examples of issues of injustice for us as Christians. In India, an Australian missionary and his two sons were burned to death earlier this year for their faith and work amongst lepers for over 30 years. Churches are being burned and Christians persecuted in India and Indonesia on an almost daily basis by religious extremists. What do we as Christians do about these situations other than pray? What place does advocacy or appealing to governments or writing letters have to do with our role as missionaries, relief and development workers, King's Kids? Graham Fawcett, YWAM's training director for the United Kingdom, is working with a public policy group which is looking into these issues. He says, The world has become a complex place with missionaries and aid workers possibly no longer able to be 'neutral and impartial' as they used to be. In many locations they have become targets of terrorist and local militia. How does YWAM respond to those who are in prison for their faith, particularly those who have come to faith following YWAM activity? In Central Asian countries, several nationals are now in prison as a result of fundamentalist extremists. Do we pray ? Involve Amnesty International ? Involve the UN? The more active we are, the more we may compromise our long-term work. How should YWAM respond to the new UN International Criminal Court? YWAMers and other agency staff are at risk of being direct or indirect witnesses to genocide; for example in Kosovo, Bosnia or Afghanistan. Do we cooperate with a summons from the World Court to testify, and so compromise our impartiality and neutrality, or do we refuse? What is YWAM's role in campaigning? Recent conversations with the UN and other government officials indicated a strong desire for us as a mission to become more involved and so utilize our size and impact as one of the largest mission agencies. We have recently had YWAMers taken hostage, witness atrocities and deaths in several Asian and African countries, not to mention our ongoing work in many high-risk areas. This involvement will increase, not decrease and we want to be wise in our deployment of staff into these areas. One of the recommendations of this consultation was for increased intercession and the establishment of prayer networks to make these needs known. Our fight first of all is not with flesh and blood but against principalities and powers which rule and reign in the spiritual dimension. We need to use prayer networks. YWAMers and the wider Body need to be mobilized in prayer. However, unjust actions also have serious consequences where we live and our teams serve. What else should we do? The consultation made several recommendations: to register YWAM wherever possible at a national level as a Non-Governmental Organization, thus being more a part of national development plans; to develop both open and secure channels for discussion within our mission about justice issues; to inform ourselves and others about suffering in the world; to network more within YWAM on issues of justice; and to build operational and relationship links with Christian organizations who use political influence to support and free the poor and oppressed. We want your input regarding these issues and how they affect us and you in this mission and how we need to respond. Steve Goode is YWAM's International Director of Mercy Ministry. *The Jomtien Papers cover the following issues: justice; gender and life-span; best practices in the management and support of personnel; best practices of briefing and debriefing; best practices of placement of staff and students on the field; best practices of training of long-term Mercy Ministry staff; and the Jomtien statement. To get your own copy of these Papers, visit the Mercy Ministry web site at:
JNM * Yesus kangen......; Gaploklah Gw .... Needed volunteers to Aceh
From: Mang_Ucup Yesus kangen euuu...uy ama Lho! Shyallom para pembaca dan rekan2 yg saya kasihi! Tanyalah sama diri sendiri; Apakah di awal tahun 2005 ini, Anda merasa lebih dekat dgn Tuhan ataukah semakin menjauh? Lihat saja di tahun yg lampau, kenyataan pahit yg harus kita terima ialah semakin hari kita semakin egoist dan semakin sibuk mencari harta dan pangkat, sehingga untuk ngobrol sejenak azah ama Tuhan udah kagak ada waktu lagi. Untuk berlibur keluar kota kita punya waktu, tetapi untuk Tuhan udah No-Time lagi euuu.uy! Tuhan telah begitu baik kepada kita! Ia sangat mengasihi kita dgn melimpahkan berkat2-Nya yg berjibun, tetapi sebagai imbalannya dari pihak Anda apa? Berikanlah waktu sejenak untuk-Nya, sebab Tuhan juga merasa kangen sekali ingin ngobrol dengan Anda, apakah meluangkan waktu untuk Tuhan yg kita kasihi - 60 detik azah itu udah kebanyakan? Oleh sebab itulah mang Ucup ingin mengundang Anda untuk turut bergabung dalam milis Doa-Satu-Menit, dimana Anda bisa mendapatkan text doa satu menit setiap hari, milis ini adalah milis untuk tempat berteduh Satu Menit jadi bukannya tempat untuk berdiskusi maupun berdebat melainkan untuk berdoa. Apabila Anda ikhlas dan mau memberikan waktu Just One Minute Only for Him kirimkanlah email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Text doa hari ini: Tuhan, Lihatlah dengan belas kasihan semua orang yang berjalan di lembah bayangan kematian, diliputi duka, karena kematian orang-orang yang mereka kasihi. Berilah mereka iman yang teguh supaya mereka memiliki harapan yang penuh suka cita bahwa suatu hari nanti mereka akan berkumpul kembali di surga. Semoga kegembiraan di masa lampau ketika masih bersama-sama dengan orang-orang yang mereka kasihi menjadi bagian dari kebahagiaan di masa mendatang yang tidak pernah berakhir. Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin Tengkyu untuk pak Admin yg telah meloloskan email ini. Maranatha Mang Ucup Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.org === From: Mang_Ucup Gaploklah Gw daripada diabaikan! Cobalah tanya sama diri sendiri kapankah Anda terakhir kalinya menerima surat yg masih ditulis dgn tulisan tangan? Boro2 surat yg ditulis dgn tulisan tangan, surat pribadi ato pesan pribadi azah Ora Ono dan ini udah ber-tahun2 kagak pernah kita terima lagi, terkecuali kartu Natal ato Lebaran, sedangkah di hari2 lainnya kotak pos kita hanya di isi oleh surat2 yg bersifat komersil, brosur reklame, tagihan, laporan bank dsb-nya. Ketika jamannya mang Ucup masih muda ialah pada jamannya Sampek Engtai, kita itu sdh terbiasakan menulis surat cinta dgn tulisan tangan, bahkan disekolahpun diajarkan bagaimana caranya menulis dgn tulisan tangan yg bagus, agar tulisannya rata, bahkan diatur cara tebal tipisnya huruf yg ditulis, mirip kaligrafi begitu. Terkadang untuk menulis satu surat saja, kita menyediakan waktu ber-jam2, sebagai imbalannya kita merasa bangga, apabila surat cinta kita di koleksi oleh sang pacar dgn di ikat oleh pita merah. Maklum pada zaman sekarang ini, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk berkomunikasi satu dgn yg lain, boro2 untuk nulis surat untuk ngomong azah udah kagak ada waktu lagi, sebagai gantinya kita di bom oleh puluhan SMS yg masuk dlm sehari, lihat saja - dimana saja, kapan saja -Anda akan selalu menemukan orang yg sedang mengirim ato membaca SMS, manusia jaman sekarang sudah tidak mungkin bisa hidup tanpa HP lagi. Tidak ada kontak, tidak ada lagi dialog yg hidup, tidak ada lagi pertemuan antara dua pembicara. Ah mungkin, karena mereka sedang sibuk dgn pekerjaannya se-hari2, tetapi apakah dirumahnya beda? Dirumah pun sama, tidak ada waktu lagi untuk berbicara, walaupun rumah sebenarnya adalah oase ato tempat untuk istirahat, tetapi lihatlah wajah2 mereka seketika mereka pulang kantor; wajah2 yg tidak lagi menampilkan keinginan ato daya tarik untuk berkomunikasi lagi, karena pikiran mereka udah capai oleh macet dan stress di kantor maupun di perjalanan, disamping itu kehidupan saat sekarang ini sudah begitu menjemukan untuk dijadikan topik pembicaraan yg menarik, maklum hidup kita ini udah mirip robot. Setelah makan malam dan sekedar basa-basi beberapa patah kata untuk membuat perencanaan apa yg harus dilakukan esok, langsung tangan kita menyentuh tombol remote control TV ato tuts komputer ato HP. Komunikasi bukanlah hanya sekadar sepatah ato dua patah kata saja, tetapi tatapan mata, senyuman, jabat tangan, pelukan maupun belaian. Kita sdh tidak memiliki waktu lagi untuk berdialog, tanyalah sama diri sendiri, berapa kali dlm sehari Anda menyentuh alat2 ato benda2 mati tsb diatas, tetapi kebalikannya berapa kali Anda telah dan mo menyentuh ato membelai orang2 yg Anda kasihi entah itu pasangan hidup Anda maupun anak2 Anda. Ber-jam2 kita bisa nangkring dan memusatkan seluruh perhatian dan pikiran kita di hadapan TV ato komputer, tetapi kebalikannya bisakah Anda beberapa menit saja, meluangkan waktu untuk ngobrol