JNM * (unknown)

2005-01-10 Terurut Topik yosep_gobai


Runder Tisch zu West Papua, 29.-30 november 2004, Berlin

3. Gesprächsrunde: 
Menschenrechte und staatlicher Terror

 

TANTANGAN GEREJA DALAM MENSIKAPI

KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN DI PAPUA BARAT

Gambaran Umum tentang Pelanggaran HAM Selama Hampir 40 Tahun
Dan Dilema Peran Gereja Menghadapi Kondisi Sosial Politik
di Papua Barat

Oleh : Pastor Nato Gobay1)

 

I.TITIK PANDANG PERMASALAHAN

Pada tanggal 30 Mei - 4 ]uni 2000 lalu suatu pesta demokrasi bagi 
rakyat Papua diselesaikan secara damai dan mengesankan, yaitu Kongres 
Nasional Papua II. Setelah selama sekitar 40 tahun menentang 
pengabaian hak asasi orang Papua untuk menentukan nasib sendiri, maka 
Kongres Nasional Papua II ini patut disyukuri sebagai anugerah Tuhan. 
Betapa tidak, kegiatan besar yang diikuti langsung oleh sekitar 3.000 
peserta aktif dan 21.000 masyarakat Papua yang mengikuti acara itu 
melalui pengeras suara di arena Kongres serta jutaan orang Papua yang 
mengikuti melalui siaran radio dapat berjalan aman dan sukses dengan 
pengamanan oleh masyarakat sendiri  (Satgas Papua) dan mengeluarkan 
Resolusi Politik yang pada intinya menggugat proses sejarah yang 
telah mengakibatkan wilayah dan rakyat Papua menjadi bagian integral 
Republik lndonesia.. Pada hal selama sekitar 40 tahun, aksi protes 
Papua baik melalui aksi bersenjata, pengungsian ke luar negeri, 
demonstrasi, aksi pengibaran bendera maupun dialog damai selalu 
disertai korban jiwa manusia. Bila kita berkunjung ke pelosok-pelosok 
Papua, dengan gampang kita akan bertemu sejumlah masyarakat yang 
mengakui bahwa di hutan ini ayah, ibu beserta saudara-saudaranya 
dibantai oleh militer. Banyak yang diperkosa, disiksa, dihilangkan, 
ditangkap tanpa proses hukum serta berbagai bentuk penyiksaan di luar 
batas kemanusiaan. Kuburan massal bertebaran di mana-mana. Semua 
dilakukan oleh militer Indonesia berdasarkan tudingan (stigma) OPM. 
Tetapi bagi rakyat Papua, OPM adalah ideology perjuangan untuk 
memperoleh kebenaran.

Rakyat Papua sedang memperjuangkan keadilan dan kebenaran baginya, 
namun banyak kali pemerintah mencurigai kegiatan itu sebagai kegiatan 
subversif. Banyak kali pemerintah menggunakan pendekatan militer. 
Gereja berada pada posisi serba salah. Hendak menghormati rakyatkah 
atau pemerintah? Tulisan ini mengajak kita mendiskusikan sikap gereja-
gereja di Papua pada umumnya dalam dinamika social politik di 
Indonesia yang belum stabil.

Mengapa rakyat Papua melawan pemerintah Indonesia? Study ELSHAM 
(Lembaga Study dan Hak Asasi Manusia) Papua Barat menunjukkan bahwa 
ada tiga permasalahan utama. Pertama, rakyat Papua menganggap bahwa 
Act of Free Choice 1969 yang dirubah di Indonesia menjadi Musyawarah 
Penentuan Pendapat Rakyat sebagai realisasi dari New York Agreement 
1962 merupakan bentuk konkrit pengabaian dunia internasional dan 
pemerintah Indonesia atas hak orang Papua untuk menentukan nasib 
sendiri. Proses penyusunan New York Agreement sama sekali tidak 
melibatkan orang Papua. PEPERA dijalankan di bawah proses penuh 
intimidasi, larangan berkumpul dan berbicara, penghilangan orang, 
pembunuhan dan berbagai bentuk tindakan militer yang menistai 
demokrasi. Seluruh aktivitas yang menjauhkan orang Papua dari 
realisasi haknya untuk menentukan nasib sendiri dalam pandangan orang 
Papua jelas-jelas  melanggar kententuan Resolusi PBB No. 1 514 dan 1 
541 tentang proses dekolonisasi bagi bangsa-bangsa yang dijajah.

Kedua, atas dasar status legal yang diberikan oleh PBB melalui 
Resolusi No. 2504/XXIV tahun 1969 yang mengesahkan hasil PEPERA maka 
secara de jure Irian Jaya menjadi wilayah kekuasaan Indonesia. 
Keberadaan Indonesia di Papua dilalui dengan penetapan Papua menjadi 
Daerah Operasi Militer (DOM) untuk menunjang kebijakan pembangunan 
yang bertumpu pada strategy pertumbuhan ekonomi melalui pertambangan, 
HPH, transmigrasi, pariwisata dan berbagai proyek pembangunan 
lainnya. Kebijakan pembangunan yang berorientasi pada strategy 
pertumbuhan ekonomi itu berimplikasi pad aspek social budaya seperti 
perusakan lingkungan hidup, pengambilan tanah, penebangan hutan, 
pengrusakan dusun-dusun masyarakat, serta degradasi kebudayaan 
masyarakat setempat.

Ketiga, gabungan kedua permasalahan di atas menciptakan krisis 
identitas bagi orang Papua. Krisis identitas nampak dalam aspek 
kebudayaan, ekonomi, birokrasi pemerintahan, dan sebagainya. Maka 
muncul tuntutan untuk menghormati kebudayaan, pengembangan kebudayaan 
Papua Melanesia, Papunisasi birokrasi, penguasaan sumber daya 
ekonomi, maupun tuntutan agar pemerintah mengakui keberadaan lembaga 
adat.

 

II. KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN: Bukan Sekedar Salah Urus

Kesalahan sejarah (distorsi historis) yang terjadi melibatkan PBB 
dalam proses tranfer kewenangan dari Belanda ke Indonesia telah 
menjustifikasi negara Republik Indonesia untuk melakukan berbagai 
bentuk pelanggaran HAM berat di Papua Barat. Pemerintahan Indonesia, 
terutama di bawah kepemimpinan Soeharto menggunakan pendekatan 

JNM * Cari Info Rehab Narkoba Kristen di Bali

2005-01-10 Terurut Topik Amazing Grace

Syalom,
Teman saya membutuhkan informasi mengenai Panti/Pusat Rehabilitasi Narkoba 
Kristen yang berlokasi di Bali.
Jika ada rekan2 yg kebetulan mengetahui info tsb bisa tgl memberitahu.
Thx
GBU
Rudy H 

[Non-text portions of this message have been removed]



-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
 Mailing List Jesus-Net Ministry Indonesia - JNM -
Daftar : [EMAIL PROTECTED]
Keluar : [EMAIL PROTECTED]
Posting: jesus-net@yahoogroups.com

Bantuan Moderator : [EMAIL PROTECTED]
-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=- 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/jesus-net/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





JNM * Gods Work Ministry E-Mail

2005-01-10 Terurut Topik pttwr

From: Dwayne Savaya [EMAIL PROTECTED]

Gods Work Ministry Inspirational and Encouragement E-Mail

Dear Friend,

There are moments in life when we want to do things our own way without first 
seeking the Lord for His will to lead us and His direction to guide us.  We are 
to remember that God's ways are much higher and better than ours can ever be 
and He knows what we should do and when it should be done.
We should never believe the lie that we are self-sufficient and all knowing 
because God knows the end result of the road that we are traveling on whereas 
we do not.  He knows when we should stop, change direction or move forward and 
has promised to direct the lives of those who trust in and lean on Him all the 
days of their lives. (Ezekiel 28:2-10) (Isaiah 55:8-11)

Be encouraged to seek the will of God for your life in all areas and do not 
trust in your wisdom, but trust in the wisdom of the One who declares the end 
from the beginning, the all knowing, all powerful, Almighty God who loves you 
with an everlasting love. (Jeremiah 33:3) (Isaiah 46:9-13)

I hope you are encouraged by today's message to rest in God's wisdom and 
strength and know that with Him beside you every perfect and straight path will 
lay ahead of you.

WAITING FOR THE WIND

My nephew's 10 year old son came for a visit one hot, July weekend. I was 
enticing him to stay inside by joining him in a Nintendo game. After being 
mercilessly defeated by a more experienced player, I suggested that we relax 
awhile. I collapsed into my favorite recliner to let my neck muscles relax and 
my ego recover from such a beating. He had slipped out of the 
room and I was catching a few relished moments of peace and quiet.

Look, Alice, he said enthusiastically as he ran over to the chair where I was 
recovering.

I found a kite. Could we go outside and fly it? Glancing out a nearby window, 
I noticed there was not a breeze stirring. I'm sorry, Tripper, I said, sad to 
see his disappointed eyes, but thankful for the respite from more activity. 
The wind is not blowing today. The kite won't fly. The determined 10 year old 
replied. I think it's windy enough. I can get it to fly, he answered, as he 
hurried out the back door.

I peeked through the slats in the Venetian blinds to watch determination in 
action. Up and down the yard he ran, pulling the kite attached to a small 
length of string. The plastic kite, proudly displaying a picture of Batman, 
remained about shoulder level. He ran back and forth, as hard as his ten year 
old legs would carry him, looking back hopefully at the kite trailing behind.

After about ten minutes of unsuccessful determination, he came back in. I 
asked, How did it go? Fine, he said, not wanting to admit defeat. I got it 
to fly some.

As he walked past me to return the kite to the closet shelf, I heard him say 
under his breath, I guess I'll have to wait for the wind. At that moment I 
heard another Voice speak to my heart. Alice, sometimes you are just like 
that. You want to do it your way instead of waiting for the Wind.

And the voice was right. How easy it is to use our own efforts to accomplish 
what we want to do. We wait for the Wind only after we have done all we can and 
have exhausted our own strength. We must learn how to rely on Him in the first 
place!

Author Unknown

Be encouraged to seek the Lord in every important decision that you make.
Do not allow pride or arrogance to keep you from bending your knee and asking 
the Lord to direct your steps.  The Bible declares in Psalm 37:23 The steps of 
a good man are ordered by the Lord and He delighteth in his way.  It is the 
Lord's pleasure to bless, prosperous and lead us onto the best path for our 
life, but we must be willing to allow Him to take control
and lead as He sees fit.  We read in Isaiah 1:19 If ye be willing and 
obedient, ye shall eat the good of the land.  We must heed the voice of God 
and know that His ways are much higher and better than ours can never be and He 
knows in which direction our life should head.  Trust Him, seek Him, and allow 
the Spirit of the Lord to be the Wind which takes you to 
heights that you have never reached before. (1 Peter 5:5-11) (1 Cor. 2:9)

Read and meditate on these scriptures:

Isaiah 55:6-7 Seek ye the LORD while He may be found, call ye upon Him while 
He is near: Let the wicked forsake his way, and the unrighteous man his 
thoughts: and let him return unto the LORD, and He will have mercy upon him; 
and to our God, for He will abundantly pardon.

Isaiah 30:21 And thine ears shall hear a word behind thee, saying, This is the 
way, walk ye in it, when ye turn to the right hand, and when ye turn to the 
left.

Isaiah 55:8-9 For my thoughts are not your thoughts, neither are your ways my 
ways, saith the LORD.  For as the heavens are higher than the earth, so are My 
ways higher than your ways, and My thoughts than your thoughts.

Psalm 139:1-6 O LORD, Thou hast searched me, and known me.  Thou 

JNM * Undangan Kedudukan Jesus Kristus

2005-01-10 Terurut Topik pttwr

From: dyahni ardrawersthi 

Undangan CHRISTIAN LEADERS NETWORK

Teman-teman, kantor saya yang merupakan Yayasan Pelayanan di bawah Naungan 
Young Life Internasional. Secara intensif mengadakan Training Untuk 
Lembaga-lembaga Kristen dan kami berkonsentrasi dalam pelayanan untuk anak muda.
Salah satu program Training kami adalah Christian Leaders Network (CLN). Bagi 
yang berminat, dapat membaca roposal berikut. GBU
==
From: Rangga Budiman [EMAIL PROTECTED]

Kedudukan Jesus Kristus sebagai Anak Tuhan 

Hubungan Bapak-Anak antara Tuhan dan Jesus Kristus adalah salah satu dari 
intisari agama Kristen. Pertama-tama marilah kita memahami makna sebagai anak 
secara harfiah. Apabila kita memperhatikan kaitan anak secara harfiah kepada 
Bapak secara harfiah, banyak hal yang mulai terungkap yang akan memaksa kita 
untuk memperbaiki pandangan kita tentang kedudukan Jesus sebagai Anak Tuhan. 
Apakah yg dimaksud dengan seorang anak? Ketika ilmu pengetahuan belum maju dan 
belum menemukan bagaimana seorang anak lahir, pertanyaan seperti ini hanya akan 
dijawab secara samar2. Orang2 zaman dahulu berfikir bahwa, sangatlah mungkin 
bagi Tuhan untuk mendapatkan seorang anak dengan melalui kelahiran manusia. 
Mitologi Yunani banyak dipenuhi oleh kisah2 semacam itu dan Mitologi Hindu pun 
tidak jauh ketinggalan. Seperti apa yang telah dinamakan dewa2 oleh mereka, 
dapat memiliki anak laki2 dan anak2 perempuan sebanyak yang mereka sukai, dan 
pada kenyataannya tidak pernah ditantang dengan sunguh2 oleh akal sehat manusia 
pada zaman dahulu. Tetapi sekarang, ilmu pengetahuan telah berkembang sampai ke 
suatu jenjang dimana proses kelahiran manusia telah diuraikan dalam rincian 
mendalam yang belum pernah diuraikan sebelumnya. Masalah ini menjadi sangat 
rumit bagi mereka yang masih mempercayai bahwa anak laki2 dan anak perempuan 
secara harfiah dapat lahir dari Tuhan, mereka menghadapi problem2 yang sangat 
serius untuk dipecahkan serta menemui beberapa pertanyaan yang sangat sulit 
untuk dijawab.

 Pertama saya akan ingatkan kepada anda, bahwa ibu dan Bapak terlibat secara 
seimbang dalam menghasilkan seorang anak. Sel-sel manusia mengandung 46 
kromosom, yang membawa gen-gen atau plasma-palasma pembawa sifat kehidupan. 
Ovum (sel telur) seorang ibu memiliki hanya 23 kromosom. Itu adalah setengah 
dari jumlah 46 kromosom yang terdapat  dalam diri setiap laki2 dan perempuan. 
Ketika ovum ibu siap dan sedia untuk pembuahan, separuh kromosom yang tidak dia 
miliki disediakan oleh sperma laki2, yang menyatu dan membuahinya. Demikanlah 
hebatnya rancangan Tuhan, jika tidak, jumlah kromosom dapat berlipat dua pada 
setiap generasi. Akibatnya generasi kedua akan memiliki 92 kromosom, sehingga 
manusia2 akan berubah menjadi raksasa2 dan seluruh proses pertumbuhan akan 
kacau balau. Tuhan dengan sangat indah telah merencanakan dan merancang 
fenomena keberlangsungan hidup mahluk2, yakni pada tahapan2 produktif dari 
sel-sel regenerasi, kromosom jumlahnya terbagi dua yakni; ovum ibu memiliki 23
 kromosom dan demikian juga dengan seorang Bapak. Dengan demikian seseorang 
dengan secara logika dapat memperkirakan bahwa separuh gen pembawa pada sifat 
anak disediakan oleh perempuan sedangkan separuhnya lagi oleh pasangan 
laki2nya. Inilah yang dimaksud dengan anak dalam makna yang sebenarnya. Memang 
terdapat beberapa macam variasi dalam metode kelahiran, akan tetapi tidak ada 
pengecualian dalam ketentuan dan dasar2 yang baru saja dijelaskan.

Dalam memusatkan perhatian kepada Kelahiran Jesus, marilah kita susun sebuah 
scenario mengenai apa yang tampaknya terjadi dalam kasus beliau. Kemungkinan 
pertama yang dapat diterima secara ilmiah adalah, sel telur Maryam (Bunda 
Maria) yang belum dibuahi telah menyediakan 23 kromosom sebagai andil ibu dalam 
pembentukan janin. Jika demikian, pertanyaan akan timbul, bagaimana sel telur 
itu dibuahi dan dari mana datangnya ke-23 kromosom penting lainnya? Sangatlah 
tidak mungkin untuk mengatakan sel-sel Jesus hanya memiliki 23 kromosom, karena 
tidak ada bayi manusia yang dapat hidup walau hanya dengan 45 kromosom. 
Walaupun seandainya manusia kekurangan 1 kromosom saja dari 46 yang mutlak 
diperlukan untuk pembentukan manusia normal, maka hasilnya akan kacau balau. 
Dan secara Ilmiah Maryam tidak mungkin dapat menyediakan ke 46 kromosom seorang 
diri, yang 23 harus datang dari pihak yang lain. Jika disini dikatakan bahwa 
Tuhan adalah Bapak dari Jesus, tentu hal itu juga dapat menimbulkan 
kemungkinan2 yang lain, pertama; tentu Tuhan juga memiliki kromosom yang sama 
seperti yang dimiliki manusia, yang tampaknya dalam kasus ini dengan cara 
tertentu/khusus tampaknya telah dimasukan kedalam rahim Maryam. Hal ini 
sangatlah tidak dapat dipercaya. Karena jika Tuhan memiliki Kromosom2 manusia, 
berarti Dia bukan lagi Tuhan. Jadi akibat mempercayai Jesus sebagai Anak Tuhan 
dalam pengertian harfiah , maka status Ketuhanan Sang Bapak pun terancam 
bahaya! 

JNM * How Should Respond to Injustice? I'M IN DEBT

2005-01-10 Terurut Topik pttwr

From: Erwin Siregar 

How Should Respond to Injustice?

How Should YWAM Respond to Injustice?
How does YWAM respond to those who are in prison for their faith, particularly 
those who have come to faith following YWAM activity?
By Steve Goode

.We want to review some of the issues raised at the Jomtien '98 Frontier 
Mission, Urban Mission and Mercy Ministry consultation. Participants at this 
meeting made recommendations on key issues for us in Mercy Ministry. These 
papers* were adopted by our mission's leadership at last year's Global 
Leadership Team meetings in Fortaleza.
One of the Thailand papers addressed the issue of justice. It started out by 
saying: We also affirm the importance of justice and reconciliation in God's 
design for His creation. We therefore have concern for the way in which persons 
are discriminated against and exploited.
Why are these areas important for us as Christians and missionaries? We are 
called to take the gospel where it is yet to be heard or seen. These are areas 
of high risk for us as missionaries and the risk is getting higher all the 
time. Indonesia, India and Afghanistan are relevant examples of issues of 
injustice for us as Christians.
In India, an Australian missionary and his two sons were burned to death 
earlier this year for their faith and work amongst lepers for over 30 years. 
Churches are being burned and Christians persecuted in India and Indonesia on 
an almost daily basis by religious extremists. What do we as Christians do 
about these situations other than pray? What place does advocacy or appealing 
to governments or writing letters have to do with our role as missionaries, 
relief and development workers, King's Kids? 
Graham Fawcett, YWAM's training director for the United Kingdom, is working 
with a public policy group which is looking into these issues. He says, The 
world has become a complex place with missionaries and aid workers possibly no 
longer able to be 'neutral and impartial' as they used to be. In many locations 
they have become targets of terrorist and local militia. How does YWAM respond 
to those who are in prison for their faith, particularly those who have come to 
faith following YWAM activity? 
In Central Asian countries, several nationals are now in prison as a result of 
fundamentalist extremists. Do we pray ? Involve Amnesty International ? Involve 
the UN? The more active we are, the more we may compromise our long-term work. 
How should YWAM respond to the new UN International Criminal Court? YWAMers 
and other agency staff are at risk of being direct or indirect witnesses to 
genocide; for example in Kosovo, Bosnia or Afghanistan. Do we cooperate with a 
summons from the World Court to testify, and so compromise our impartiality and 
neutrality, or do we refuse? 
What is YWAM's role in campaigning? Recent conversations with the UN and other 
government officials indicated a strong desire for us as a mission to become 
more involved and so utilize our size and impact as one of the largest mission 
agencies.
We have recently had YWAMers taken hostage, witness atrocities and deaths in 
several Asian and African countries, not to mention our ongoing work in many 
high-risk areas. This involvement will increase, not decrease and we want to be 
wise in our deployment of staff into these areas. 
One of the recommendations of this consultation was for increased intercession 
and the establishment of prayer networks to make these needs known. Our fight 
first of all is not with flesh and blood but against principalities and powers 
which rule and reign in the spiritual dimension. We need to use prayer 
networks. YWAMers and the wider Body need to be mobilized in prayer. 
However, unjust actions also have serious consequences where we live and our 
teams serve. What else should we do?
The consultation made several recommendations: to register YWAM wherever 
possible at a national level as a Non-Governmental Organization, thus being 
more a part of national development plans; to develop both open and secure 
channels for discussion within our mission about justice issues; to inform 
ourselves and others about suffering in the world; to network more within YWAM 
on issues of justice; and to build operational and relationship links with 
Christian organizations who use political influence to support and free the 
poor and oppressed.
We want your input regarding these issues and how they affect us and you in 
this mission and how we need to respond. 

Steve Goode is YWAM's International Director of Mercy Ministry. *The Jomtien 
Papers cover the following issues: justice; gender and life-span; best 
practices in the management and support of personnel; best practices of 
briefing and debriefing; best practices of placement of staff and students on 
the field; best practices of training of long-term Mercy Ministry staff; and 
the Jomtien statement. To get your own copy of these Papers, visit the Mercy 
Ministry web site at: 

JNM * Yesus kangen......; Gaploklah Gw .... Needed volunteers to Aceh

2005-01-10 Terurut Topik pttwr

From: Mang_Ucup

Yesus kangen euuu...uy ama Lho!

Shyallom para pembaca dan rekan2 yg saya kasihi!
Tanyalah sama diri sendiri; 
Apakah di awal tahun 2005 ini, Anda merasa lebih dekat dgn Tuhan ataukah
semakin menjauh? 

Lihat saja di tahun yg lampau, kenyataan pahit yg harus kita terima ialah 
semakin hari kita semakin egoist dan semakin sibuk mencari harta dan pangkat, 
sehingga untuk ngobrol sejenak azah ama Tuhan udah kagak ada waktu lagi. Untuk 
berlibur keluar kota kita punya waktu, tetapi untuk Tuhan udah No-Time lagi 
euuu.uy!

Tuhan telah begitu baik kepada kita! Ia sangat mengasihi kita dgn melimpahkan 
berkat2-Nya yg berjibun, tetapi sebagai imbalannya dari pihak Anda apa? 

Berikanlah waktu sejenak untuk-Nya, sebab Tuhan  juga merasa kangen sekali 
ingin ngobrol dengan Anda, apakah meluangkan waktu untuk Tuhan yg kita kasihi - 
60 detik azah itu udah kebanyakan? 

Oleh sebab itulah mang Ucup ingin mengundang Anda untuk turut bergabung dalam 
milis Doa-Satu-Menit, dimana Anda bisa mendapatkan text doa satu menit setiap 
hari, milis ini adalah milis untuk tempat berteduh Satu Menit jadi bukannya 
tempat untuk berdiskusi maupun berdebat melainkan untuk berdoa. Apabila Anda 
ikhlas dan mau memberikan waktu 
Just One Minute Only for Him 

kirimkanlah email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Text doa hari ini:
Tuhan, 
Lihatlah dengan belas kasihan semua orang yang berjalan di lembah bayangan 
kematian,
diliputi duka, karena kematian orang-orang yang mereka kasihi.
Berilah mereka iman yang teguh supaya mereka memiliki harapan yang penuh suka 
cita 
bahwa suatu hari nanti mereka akan berkumpul kembali di surga.
Semoga kegembiraan di masa lampau ketika masih bersama-sama
dengan orang-orang yang mereka kasihi menjadi bagian
dari kebahagiaan di masa mendatang yang tidak pernah berakhir.
Dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa.
Amin

Tengkyu untuk pak Admin yg telah meloloskan email ini.
Maranatha
Mang Ucup
Email: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: www.mangucup.org
===
From: Mang_Ucup 

Gaploklah Gw daripada diabaikan!

Cobalah tanya sama diri sendiri kapankah Anda terakhir kalinya menerima surat 
yg masih ditulis dgn tulisan tangan? Boro2 surat yg ditulis dgn tulisan tangan, 
surat pribadi ato pesan pribadi azah Ora Ono dan ini udah ber-tahun2 kagak 
pernah kita terima lagi, terkecuali kartu Natal ato Lebaran, sedangkah di hari2 
lainnya kotak pos kita hanya di isi oleh surat2
yg bersifat komersil, brosur reklame, tagihan, laporan bank dsb-nya.

Ketika jamannya mang Ucup masih muda ialah pada jamannya Sampek Engtai, kita 
itu sdh terbiasakan menulis surat cinta dgn tulisan tangan, bahkan disekolahpun 
diajarkan bagaimana caranya menulis dgn tulisan tangan yg bagus, agar 
tulisannya rata, bahkan diatur cara tebal tipisnya huruf yg ditulis, mirip 
kaligrafi begitu. Terkadang untuk menulis satu surat saja, kita menyediakan 
waktu ber-jam2, sebagai imbalannya kita merasa bangga, apabila surat cinta kita 
di koleksi oleh sang pacar dgn di ikat oleh pita merah.

Maklum pada zaman sekarang ini, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk 
berkomunikasi satu dgn yg lain, boro2 untuk nulis surat untuk ngomong azah udah 
kagak ada waktu lagi, sebagai gantinya kita di bom oleh puluhan SMS yg masuk 
dlm sehari, lihat saja - dimana saja, kapan saja -Anda akan selalu menemukan 
orang yg sedang mengirim ato membaca SMS, manusia jaman sekarang sudah tidak 
mungkin bisa hidup tanpa HP lagi. Tidak ada kontak, tidak ada lagi dialog yg 
hidup, tidak ada lagi pertemuan antara dua pembicara. Ah
mungkin, karena mereka sedang sibuk dgn pekerjaannya se-hari2, tetapi apakah 
dirumahnya beda?

Dirumah pun sama, tidak ada waktu lagi untuk berbicara, walaupun rumah 
sebenarnya adalah oase ato tempat untuk istirahat, tetapi lihatlah wajah2 
mereka seketika mereka pulang kantor; wajah2 yg tidak lagi menampilkan 
keinginan ato daya tarik untuk berkomunikasi lagi, karena pikiran mereka udah 
capai oleh macet dan stress di kantor maupun di perjalanan, disamping
itu kehidupan saat sekarang ini sudah begitu menjemukan untuk dijadikan topik 
pembicaraan yg menarik, maklum hidup kita ini udah mirip robot.
Setelah makan malam dan sekedar basa-basi beberapa patah kata untuk membuat
perencanaan apa yg harus dilakukan esok, langsung tangan kita menyentuh tombol 
remote control TV ato tuts komputer ato HP. 

Komunikasi bukanlah hanya sekadar sepatah ato dua patah kata saja, tetapi 
tatapan mata, senyuman, jabat tangan, pelukan maupun belaian. Kita sdh tidak 
memiliki waktu lagi untuk berdialog, tanyalah sama diri sendiri, berapa kali 
dlm sehari Anda menyentuh alat2 ato benda2 mati tsb diatas, tetapi kebalikannya 
berapa kali Anda telah dan mo menyentuh ato membelai orang2 yg Anda kasihi 
entah itu pasangan hidup Anda maupun anak2 Anda. Ber-jam2 kita bisa nangkring 
dan memusatkan seluruh perhatian dan pikiran kita di hadapan
TV ato komputer, tetapi kebalikannya bisakah Anda beberapa menit saja, 
meluangkan waktu untuk ngobrol