Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-26 Terurut Topik bos gila
ya dhoif kalau untuk berhujjah.., kalau untuk sekedar rujukan ya boleh boleh 
aja, tapi kalau untuk berhujjah maka "diragukan", 
  
  memang agama ini mesti ihtiyath  dong.., anda juga belajar syiah kalau dg 
bahasa arab ya diragukan, tapi  kalau dengan bahasa Kum, bahasa Iran sendiri, 
baru deh ketahuan  boroknya tu syiah..
  
  anda belajar sejarah amerika serikat  kalau dg buku2 bhs inggris ya jauh 
lebih pasti kebenarannya dibanding  dg yg sudah diterjemahkan ke bahasa sunda, 
kan gitu..?
  
  salah ape gue?, anda juga belajar  tentang ikhwanulmuslimin dan wahabi kan 
lebih mantap kalau pada Doktor  Daud Rasyid, atau Doktor Salim Jufri, karena 
mereka jebolan mesir dan  ummulqura arab saudi sana?
  
  bukan ngga boleh, ya bisa aja dijadikan rujukan, tapi dhoif.. 
  
  kan wahabi paling demen kalo bicara : "dhoif"..

   
  

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-23 Terurut Topik bos gila

  emang sih biasanya orang tua, adatnya gede, gualak, kenape kong?, baek baek 
darah tingginya naek..
  (ngkong : kakek bhs betawi)
  
  die marah ma gue gara gara gue suru beli buku tuntunan sholat, salah apa sih 
gue.. aduhh.., ngkong..

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kalo elu punya prinsip boleh maki2 wahabi, apa gue ga boleh punya 
  prinsip boleh maki2 manusia macem lu...? Bagi gue elu lebih bejat 
  dari wahabi... Dimana-mana elu menebarkan kebencian terhadap orang-
  orang yang elu anggap wahabi. Asal beda sama pemahaman lu, lu anggap 
  wahabi, trus lu anggap halal buat lu maki2... Syet dah, belajar 
  ngaji dimana Tong? Gue jadi curiga ama lu, jangan2 elu punya 
  misi sama seperti misinya orang2 yang menebarkan isu wahabi... Yaitu 
  untuk memecah belah persatuan umat Islam. Sorry ya kalo gue punya 
  pemikiran seperti itu... :)
  
ngkong boleh aja maki maki gue, ngapus dosa gue kok.., lagian walaupun gue 
dimaki begimane, elu tetep gue anggep ngkong gue..
  Terus gue juga heran ama elu... Elu itu gila, apa
   bego sih?

lebih tepat keduaduanya.. 
  Masa elu ngga bisa ngebedain mana m
  akna kiasan dan mana yang bukan?
nah gue dari  kemarin ude bilang ma ngkong, bahwa dalam hadits dan 
dalam ayat itu ada  makna kiasan dan ada yg bukan, ngkong aja yg pikun.. 

  Jelas2 yang Allah sebutkan dalam hadits qudsiy di bawah itu makna 
  kiasan. Hadits yang elu sebutin di bawah itu merupakan salah satu 
  dari hadits Arba'in-nya Imam Nawawi yang terkenal. Di dalam Syarah-
  nya pada Bab "Melakukan Amal Sunnah Menjadikan Kita Wali Allah", 
  dijelaskan bahwa Bila seorang hamba senantiasa mendekatkan diri 
  kepada Allah dengan amalan sunnah, maka hal itu akan menjadikannya 
  orang yang dicintai Allah. Kemudian kalimat "bila  Aku mencintainya 
  maka aku jadi pendengarannya yg ia gunakan untuk  mendengar, dan Aku 
  menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat...dst" ini adalah tanda 
  kecintaan Allah kepada orang yang dicintainya, maksudnya orang itu 
  tidak akan mau mendengar hal2 yang dilarang oleh syariat, tidak mau 
  melihat hal2 yang dilarang syariat, dst... 
  imam imam mane nih yg bilang semua ayat di alqur';an itu maknanya ngga  ada 
ayat yg mutasyabih??, woy.. ngkong belajar asbabinnuzul dulu, ada  ayat 
mutasyabih yg sahabat pun tak berani menafsirkan,  ayat  istiwa itu mutasyabih, 
ayat : TANGAN ALLAH DIATAS TANGA MEREKA itu pun  mutasyabih, karena memang di 
saat kejadian bai;at itu ngga ada tangan  Allah diatas tangan sahabt, gitu 
ngkong..

kalo istiwa itu Allah ada dilangit, maka Allah itu terikat dengan ruang dan 
waktu,  ngga bisa gitu ngkong...

Sedangkan yang menyangkut Sifat2 Allah, dari buku 'terjemahan' yang 
  gue baca Imam yang empat telah bersepakat untuk memahami ayat 
  tersebut apa adanya. Ngarti kaga sih lu?
buku terjemah  itu dhoif untuk dijadikan dalil kong.. karena alih 
bahasa merusak makna  bahasa yg sebenarnya, sehebat apapun penerjemah, tetap ia 
tak akan  mampu menerjemah secara keseluruhan, kecuali kalau dia itu murid Imam 
 hanafi yg langsung jumpa dan tahu betul karakter gurunya kong.. gitu  kong..

  Jadi kalau dalam al-Quran disebutkan Allah mengetahui, ya itu 
  artinya Allah mengetahui... Allah melihat, ya artinya Allah itu 
  melihat... Allah mendengar, ya itu artinya Allah mendengar...dst.. 
  Tapi mengetahui, melihat dan mendengarnya Allah tentu berbeda dengan 
  mahluknya, dan manusia tidak bisa tahu bagaimana cara allah melihat, 
  mendengar dan mengetahui. Karena hal itu tidak akan bisa di 
  bayangkan, dipikirkan, maupun dicerna oleh seorang Mahluk.
  
  Begonya elu keliatan lagi tuh, Buku2 yang gue sebutin judulnya kan 
  udah pake bahasa arab, eh elu pake nanya lagi judul bahasa arabnya. 
  Elu tau bahasa arab kaga sih? 

maksud  cucunda, itu buku apakah karangan imam hanafi, atau karangan 
orang lain  yg menukil ucapan hanafi, itu harus jelas dulu kong..
  kalo nama seh.. gue juga bisa bikin nama bahasa arab, misalnya  "Ta'lifat 
Jaddiy" yg artinya : "Buku karangan ngkong gue", tuh.. bisa  aja kong...

  Nah, kalimat ini makin menambah bukti kalo elu tuh bego, bukan gila,

  ampun kong.. tumben sewot begini.. hue..he..he... dah tua kong, baek baek 
nyesek..

  "tafsiran elu wahabi pade, ya  berarti wali wali itu jadi Tuhan deh, 
  manunggaling  jiwo...wo...wo..wo...wo.. "
  
  Jelas2 yang punya paham begitu kan dari golongan sufi yang sesat, 
  bukan orang2 yang elu anggap wahabi. Justru orang2 yang elu anggap 
  wahabi ingin membersihkan pemahaman2 sesat macem itu, termasuk 
  kepercayaan elu yang menganggap kuburan orang soleh bisa melindungi 
  orang2 yang masih hidup. 

  nah justru wahabi ini, aswaja bukan, sufi bukan, tau mau kemane die  
tuh.. imamnya yg mana dan sanadnya tidak tahu kemana, satu hal yg tak  dimiliki 
wahabi adalah sanad, dia ini kalau di zaman muhadditsin dan  

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik Ramdan

he he he...
ga bisa begitu dong, mas...
ada juga yang berpendapat kalo Wali Songo itu benar adanya,
tetapi SSJ itu hanya fiksi.

masa ada manusia yang berasala dari cacing..?
he he he...

dari buku yang mas Ananto baca itu, dari mana asal usulnya SSJ ini?

salam
:-)


On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  SSJ tidak bisa terlepas dari Wali Songo...
kalau yg berpendapat bahwa wali songo adalah fiksi, maka otomatis SSJ juga
fiksi... :))

saya pribadi, berkeyakinan bahwa SSJ itu memang ada pada jaman wali
songo... saya sedang baca buku tentang ini dan belum kelar... ternyata asyik
juga..:))

salam,
ananto


On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   he he he...
> ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar.
> nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada
> orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para
> wali untuk murid dan masyarakatnya?
>
> salam
> :-)
>
>
> On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> >
> >secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula
> > gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
> > gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...
> >
> > salam,
> > ananto
> >
> >
> >  On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> > >
> > >   Bos,
> > > membaca dari penjelesan lu,
> > > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla,
> > > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.
> > >
> > > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?
> > >
> > >
> > >
> > >
>
 



Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik bos gila
lalu bagaimana dg hadits qudsiy yg  mengatakan : Bila aku mencintainya, maka 
aku akan menjadi telinganya yg  dipakainya utk mendengar, lalu aku akan jadi 
matanya yg ia pakai untuk  melihat, lalu aku akan menjadi tangannya yg ia 
gunakan untuk mengayun,  lalu aku akan menjadi kakinya yg ia gunakan untuk 
berjalan (shahih  Bukhari), uda deh pak.. ngalah aja, ude tua, ngga baek keras 
kepala  gitu,, ntar kalau wafat ngga ada yg tahlilin rugi lho..

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Persis...! Jadi dalam al-Quran itu ada kalimat yang bermakna kiasan, 
  dan ada pula yang bermakna apa adanya. Khusus ayat2 yang menunjukan 
  SIFAT Allah, maka para Imam telah bersepakat untuk memaknai APA 
  ADANYA, tanpa ta'wil, takyiif, tamtsil, dan ta'thil. Sifat-sifat 
  Allah tersebut misalnya hayah (hidup), qudrah (mampu), 'Ilm 
  (mengethui), sama' (mendengar), bashar (melihat), iradah (kehendak, 
  kalam (berfirman), Istiwa' 'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy), 
  dan seterusnya... 
   
  Sifat2 Allah diatas (kaifiatnya) tidaklah sama dengan sifat2 
  mahluknya. Sebagaimana yang dijelaskan para Imam, bahwa Allah itu 
  berbicara tapi tidak seperti bicaranya mahluk, Allah mendengar tapi 
  tidak seperti mendengarnya mahluk, Allah melihat tapi tidak seperti 
  melihatnya mahluk, dan seterusnya sebagaimana firman Allah 
  SWT "Laisa kamitslihi Syai un". Manusia hanya bisa mengetahui 
  maksudnya hanya secara bahasa saja, tapi tidak ada yang mengetahui 
  caranya kecuali Allah dan yang pasti tidak sama dengan mahluk2Nya, 
  karena memang tidak ada sesuatu pun yang menyerupai DIA. 
   
  Ada sebuah riwayat yang menunjukkan mana ayat Allah yang menunjukkan 
  sifat Allah yang harus diterima apa adanya dan mana yang berupa 
  makna kiasan yaitu ketika ada seorang wanita yang bertanya kepada 
  Imam Abu Hanifah tentang keberadaan Allah. Beliau menjawab Allah ada 
  DI LANGIT, tidak di bumi. Kemudian ada orang yang menyanggah hal 
  tersebut dengan membawakan firman Allah yang menyebutkan bahwa Allah 
  itu BERSAMAMU. Bukankah itu berarti Allah ada dimana2? Imam Abu 
  Hanifah berkata kalau ayat itu bermakna kiasan, itu adalah seperti 
  ungkapan seseorang yang menulis surat kepada sahabatnya "Saya akan 
  selalu bersamamu", padahal ia ada di tempat yang jauh darinya. (al-
  Baihaqi, "al-Asma' wa ash-Shifat", II/170)
   
  Allah bersemayam diatas 'Arasy, tapi ILMU ALLAH MELIPUTI SETIAP 
  TEMPAT dalam alam semesta ini tanpa kecuali, sebagaimana yang 
  dikatakan Imam Malik:" Allah di langit, dan ilmu Allah meliputi 
  setiap tempat."
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > eh.. akang akang yg baik hati, (kalo  gue caci elu ntar gue 
  diomelin moderator seh.. hue,.,he,,) elu jangan  kepengaruh dg 
  ucapan wahabi dong segala gala harus dg makna  lahiriyahnya, ngga 
  bisa gettooo..
  >   
  >   kan banyak bahasa kita yg juga  bermakna kiasan, kalau saya 
  bicara hujan kelembutan Nya selalu membelai  sanubari mukminin.. (ni 
  model2 ceramah guru gue)
  > 
  >   apa maksudnya ujan badai.. ya kagak..
  >   
  >   kalau ada orang bilang presiden diatas menteri apa bermakna 
  presiden nginjak kepala menteri..??
  >jangan kepengaruh omongan wahabi doong semua mesti harus sesuai 
  lahiriyah.. salah begitu..
  >   
  >   Ananto <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:  
  > secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling 
  kawula gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
  >   gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...
  >
  >   salam,
  >   ananto
  > 
  >  
  >   On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bos,
  > membaca dari penjelesan lu,
  > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, 
  > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.   
  > 
  > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?
  > 
  > 
  > 
  > 
  >  
  > 
  >   On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED]  > wrote: 
  > 
  > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >   Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. 
  Saya hanya 
  > mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari 
  > mereka?
  > 
  > Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA   
  > PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
  > 
  > Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam 
  > Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
  > TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad   hal.263)
  >  
  >   LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, 
  langit dalam bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" 
  (Mukhtarusshihhah juz 1  hal 133), oleh sebab itu maksud para 
  Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  seluruh makhluk, barat, timur, 
  utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, arsy, alkursiy, lauhul 
  mahfudh, 7 lapis langit

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik bos gila
gue belajar ma guru guru gue.. guru  gue banyak, ada habib ada kyai, taonan gue 
belajar, gue sempat ke  yaman, gue ke jordan, gue ke malaysia, gue kemane mane 
belajar, 
  
  gue kan yatim, dari SD gue udah  mabur2an mulu.. nyari guru dari mulai yg 
maen sabet pake rotan, sampe  yg kalo ga setor hafalan gue ga boleh makan..
  
  gue ngerasa udah penuh dan cukup, lalu  ketemu sama satu habib muda, 
sorbannye gede, pake kalung tasbih,  penipu.. wah.. ngga dah.. gue ga mau 
berguru ma yg model gini.. ogah  dah gue dibelakang die di hari kiamat, gue 
kapok sama habib habib..
  
  ee.. ketemu deh.. si lembut hati, masih muda, tutur bicaranye bikin hati 
lebur,tauhidnya dalam, makrifah nya ampun.. 
  
  awalnye abang gue narkoba mati, kojor  dirumah sakit krn over dosis, tapi 
udah mu tobat, kaki ibu gue diciumin  minta ridho.. lalu die wafat..
  
  ga ada yg mau nyolatin, ga boleh  disolatin di masjid, ga boleh dikubur di 
kuburan muslimin, kyai semua  pada tasyakuran atas matinye abang gue..
  abang gue dikubur didepan rume gue..
  
  ni tenge malem si habib mude dateng..  langsung aja sebelum die masuk rumah 
gue, gue bilang maaf pak ustad,  kami orang susah.., kami ngga bisa ngasi 
apa2.., buat bayar yg ngaji  aja ngga ada.., jadi kami aja yg ngajiin", 
  
  membayar tukang ngaji aja kite ga ada  duit, apalagi ngamplopin kyai, apalagi 
ni habib lagi.. berape taripnye  nih,, bawa deh sorban lu sono, gue ga ada 
duit..,
  
  si habib malah berubah wajahnya..,  lalu masuk mobil dan balik bawa duit, gue 
dikepelin 500 ribu,  airmatanya terus ngalir, lalu dia bilang pada anak 
buahnya, : kerahkan  anak2 muda kita 60 orang, ngaji dan tahlil disini tiap 
hari 20 orang  sampai 3 hari, , jangan terima uang apapun"
  
  emak gue nangis dipangkuan tu habib.. kok ade  ustad ,model gini baeknye..
  
  besok malemnya die datang, tahlilan,  temen2 abang gue dateng juga, yg pake 
anting, yg tato ampe ke lidah, yg  idungnye dikasi rante, ni si habib malah 
senyam senyum sama  mereka,  lalu ceramah deh.. 
  
  ngga boleh sangka buruk pada yg wafat,  kenapa ngga dishalatkan di masjid?, 
kenapa ngga dikubur di makam  muslimin, ini si wafat orang yg tobat karena sdh 
minta maaf pd ibunya..
  
  terus deh tu, temen2 abang gue pade  tobat, ada 12 orang, si habib tu anak 
muda pade dipelukin satu satu,  diciumi dahinya, mereka pada nangis dipelukan 
tu habib, wah, disitu gue  lumer..
  
  sejak itu gue ga nyari guru laen dah..
  
  tapi sayangnye akhlak gue tetep aje begini..
  
  eh.. mas wandy.. umurnya berapa?, tua?, ude kakek kakek dong??, eh sorri.. 
gue kurang ajar nih..
  
  eh bo'ong ah, jangan ngaku ngaku tua..  supaya gue  ga berani kurang ajar ma 
elo. kualat lo nytar.. yg  bener.., ude tua?, ampuun.. kenape ga ngomong..???, 
gue janji ngga  ngeledek lagi.. tapi syaratnye umur berapa  mas?? 
   
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bos, makanya ngaji lagi yang bener. Kalau ada undangan kajian yang 
  membahas mengenai hal tersebut coba dateng. Jangan alergi karena 
  beda pemahaman, elu pan pahamnya cuma lewat browsing doang di 
  Internet... apa tuh nama situnya... Oh iye, majelis Rasulullah, ya...
  
  Insyaallah, kalo buat ngaji gue ngga pernah pilih2 sampe sekarang, 
  mau itu dari NU kek, dari Muhammadiyah kek, dari Salafy kek, semua 
  gue ikutin. Yang penting ngga jauh dari rumah, maklum udah tua takut 
  encok kumat kalo jalan jauh2, hehehe..
  
  Gimana Bos? Pasti ngga mau doong... Lah wong si bos merasa udah 
  paling tahu dan paling mengerti aqidah para Imam (walaupun belum 
  pernah membaca kitab2 mereka hehehehe)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik 
  terigu,
  >   
  >   bagaimana mau diterima kalau anda  sendiri tak mengerti apa yg 
  anda sampaikan, bahasa arab aja ngga tau,  mau bicara masalah 
  ikhtilaf para imam.., 
  >   
  >   ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas 
  himariyah?, yaitu pemecahan masalah dari seorang keledai, 
  >   
  >   keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus 
  melewati  sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan 
  bebannya, maka  ketika diseberang sungai ternyata bebannya makin 
  ringan,
  >   
  >   maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) 
  poko'e  gue lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan..
  >   
  >   dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya..
  >   
  >   esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg 
  santainya membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam..
  >   
  >   karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat..
  >   
  >   nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan 
  para imam  adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin 
  sebagai "Qiyas  himariyy" (Qiyas dari otak keledai).
  >   
  >   hue..he..he.. 
  >   
  > wandysulastra

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik bos gila
e..e...e... mulai maki maki ni wahabi.. mulai marah marah..
  
  ntar diomelin moderator lho.. jangan pake emosi doong..
  
  gini deh, gue fair deh ma elu.. elu  tanya deh tu buku apa judul bahasa 
arabnya?, siapa yg ngarang, imam  hanafi sendiri atau orang lain yg nukil 
ucapan imam hanafi..
  
  gue sih curiga ni buku karangan murid  bin baz, gunting potong dari ucapan 
imam imam, lalu diterjemahin sama  wahabi sini, jadi dodol deh tu buku..
  
  masa iya imam hanafi bilang gitu..
  
  ni contoh lagi : firman Allah swt dalam hadits qudsiy :  "Barangsiapa yg 
memusuhi waliku maka kuumumkan perang padanya, tiadalah  hamba Ku mendekat 
kepadaku dg sesuatu yg kucintai dg apa2 yg kuwajibkan  baginya, dan tak henti 
hentinya hamba Ku terus mendekat pada Ku dg hal  hal yg sunnah hingga aku 
mencintainya, bila  Aku mencintainya maka aku jadi pendengarannya yg ia gunakan 
untuk  mendengar, dan Aku menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan Aku  
akan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk menghalau, dan menjadi  kakinya yg 
ia gunakan untuk berjalan... dst sampai akhir hadits, (shahih Bukhari hadits 
no.6137, shahih Ibn Hibban hadits no.347)
  
  nah... gimane tuh?, ayo deh wahabi yg mau terjemahin dg lahiriyah nya..
  
  kalau kita sih ahlussunnah waljamaah jelas maknanya bahwa Allah melimpahkan 
kemuliaan Nya pada panca indera mereka, 
  
  kalau tafsiran elu wahabi pade, ya  berarti wali wali itu jadi Tuhan deh, 
manunggaling  jiwo...wo...wo..wo...wo.. (pake echo repeat soalnye buat ngeledek 
 wahabi)

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Pret, kan udah dibilangin kalau gue belajar itu semua dari buku 
  terjemahannya. Nah, kalo elu udah merasa jago bahasa arab, elu baca 
  deh kitab aslinya... Setelah elu baca, terus baru deh kita lanjutin 
  lagi ini diskusi. Kalau ada perbedaan, berarti selama ini buku yang 
  gue baca diterjemahinnya salah... Dan elu berarti lebih hebat bahasa 
  arabnya dari orang yang terjemahin kitab itu. Untuk selanjutnya 
  daripada buka warnet, mendingan elu buka agen penerjemah bahasa Arab 
  aje Bos, hehehehe 
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > lucu kalau orang tak faham bahasa arab  lalu nyuruh gue baca buku 
  bahasa arab, kayak keledai yg ga bisa naik  po'on nyari burung yg 
  bisa naik po'on, lalu keledai berkata : gue tau  tuh yg diatas po'on 
  ade ape..
  >   
  >   na elu aje belon paham elu nyuru gue..
  >   
  >   hua..ha..ha...
  > 
  > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:  Jelas, dalam 
  masalah ini tampak sekali anda belum pernah 
  >   mempelajari, bahkan sekedar membaca kitab2 ulama salaf yang 
  >   berkaitan dengan masalah akidah. Jadi sampai kapan pun anda 
  hanya 
  >   bisa menjawab mengenai keberadaan Allah ini hanya dengan asumsi-
  >   asumsi anda saja.
  >   
  >   Alhamdulillah kalau anda mempunyai niat untuk mempelajari 
  masalah 
  >   ini dari kitab aslinya, silakan baca Buku Al-Qari, "al-Fiqh al-
  Akbar 
  >   Ma'a Syarhihi", Dairah al-Kutub al-Ilmiah. Dibaca juga Buku 
  Ismail 
  >   as-Shabuni, "Aqidah as-Salaf ash-hab al-Hadits", al-Dar as-
  >   Salafiyah. Dan satu lagi karya Imam Adz-Dzahabi, "al-'Uluw", al-
  >   Maktabah as-Salafiyah.
  >   
  >   Saya pikir anda tidak akan kesulitan dalam memahami buku-buku 
  diatas 
  >   karena bahasa arab anda cukup baik, tidak seperti saya yang baru 
  >   bisa membaca buku2 terjemahan... :)
  >   
  >   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila  
  >   wrote:
  >   >
  >   > 
  >   > 
  >   > wandysulastra  
  >   wrote:  Bos 
  >   Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya 
  >   >   mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar 
  dari 
  >   >   mereka?
  >   >   
  >   >   Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK 
  ADA 
  >   >   PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
  >   >   
  >   >   Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', 
  >   katanya: "Imam
  >   >   Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi 
  SETIAP
  >   >   TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263)
  >   >   
  >   > LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa 
  indonesia, 
  >   langit dalam bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi 
  kita" 
  >   (Mukhtarusshihhah juz 1  hal 133), oleh sebab itu maksud para 
  >   Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  seluruh makhluk, barat, 
  timur, 
  >   utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, arsy, alkursiy, 
  lauhul 
  >   mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah  naungan Allah.
  >   >   dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., 
  >   mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, 
  >   > 
  >   > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu 
  jengkal 
  >   pun di jagad raya ini yg nafi dari Alla

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik Ananto

SSJ tidak bisa terlepas dari Wali Songo...
kalau yg berpendapat bahwa wali songo adalah fiksi, maka otomatis SSJ juga
fiksi... :))

saya pribadi, berkeyakinan bahwa SSJ itu memang ada pada jaman wali songo...
saya sedang baca buku tentang ini dan belum kelar... ternyata asyik
juga..:))

salam,
ananto


On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  he he he...
ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar.
nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada
orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para
wali untuk murid dan masyarakatnya?

salam
:-)


On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula
> gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
> gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...
>
> salam,
> ananto
>
>
>  On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> >
> >   Bos,
> > membaca dari penjelesan lu,
> > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla,
> > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.
> >
> > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?
> >
> >
> >
> >




Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-22 Terurut Topik bos gila
eh.. akang akang yg baik hati, (kalo  gue caci elu ntar gue diomelin moderator 
seh.. hue,.,he,,) elu jangan  kepengaruh dg ucapan wahabi dong segala gala 
harus dg makna  lahiriyahnya, ngga bisa gettooo..
  
  kan banyak bahasa kita yg juga  bermakna kiasan, kalau saya bicara hujan 
kelembutan Nya selalu membelai  sanubari mukminin.. (ni model2 ceramah guru gue)

  apa maksudnya ujan badai.. ya kagak..
  
  kalau ada orang bilang presiden diatas menteri apa bermakna presiden nginjak 
kepala menteri..??
   jangan kepengaruh omongan wahabi doong semua mesti harus sesuai lahiriyah.. 
salah begitu..
  
  Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
 
secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula gusti"-nya 
Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
  gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...
   
  salam,
  ananto

 
  On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bos,
membaca dari penjelesan lu,
seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, 
tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.   

jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?




 

  On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED]  > wrote: 

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya 
mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari 
mereka?

Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA   
PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:

Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam 
Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad   hal.263)
 
  LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam 
bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 
 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  
seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, 
arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah  naungan Allah. 
dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi 
keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, 

  seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya 
ini yg nafi dari Allah swt.

Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana 
Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di 
  langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah 
anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). 
Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada  
seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya."
(al-Asma' ash shifat, II/170)
  makna langit yg belum anda fahami .







  



 




  
  


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik bos gila
lucu kalau orang tak faham bahasa arab  lalu nyuruh gue baca buku bahasa arab, 
kayak keledai yg ga bisa naik  po'on nyari burung yg bisa naik po'on, lalu 
keledai berkata : gue tau  tuh yg diatas po'on ade ape..
  
  na elu aje belon paham elu nyuru gue..
  
  hua..ha..ha...

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Jelas, dalam masalah ini tampak sekali anda belum pernah 
  mempelajari, bahkan sekedar membaca kitab2 ulama salaf yang 
  berkaitan dengan masalah akidah. Jadi sampai kapan pun anda hanya 
  bisa menjawab mengenai keberadaan Allah ini hanya dengan asumsi-
  asumsi anda saja.
  
  Alhamdulillah kalau anda mempunyai niat untuk mempelajari masalah 
  ini dari kitab aslinya, silakan baca Buku Al-Qari, "al-Fiqh al-Akbar 
  Ma'a Syarhihi", Dairah al-Kutub al-Ilmiah. Dibaca juga Buku Ismail 
  as-Shabuni, "Aqidah as-Salaf ash-hab al-Hadits", al-Dar as-
  Salafiyah. Dan satu lagi karya Imam Adz-Dzahabi, "al-'Uluw", al-
  Maktabah as-Salafiyah.
  
  Saya pikir anda tidak akan kesulitan dalam memahami buku-buku diatas 
  karena bahasa arab anda cukup baik, tidak seperti saya yang baru 
  bisa membaca buku2 terjemahan... :)
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > 
  > 
  > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:  Bos 
  Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya 
  >   mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari 
  >   mereka?
  >   
  >   Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA 
  >   PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
  >   
  >   Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', 
  katanya: "Imam
  >   Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
  >   TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263)
  >   
  > LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, 
  langit dalam bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" 
  (Mukhtarusshihhah juz 1  hal 133), oleh sebab itu maksud para 
  Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  seluruh makhluk, barat, timur, 
  utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, arsy, alkursiy, lauhul 
  mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah  naungan Allah.
  >   dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., 
  mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, 
  > 
  > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal 
  pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.
  > 
  >   Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu 
  Hanifah: "Dimana 
  >   Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di 
  >   langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang 
  bertanya: "Tahukah 
  >   anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-
  Hadid:4). 
  >   Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada
  >   seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh 
  darinya."
  >   (al-Asma' ash shifat, II/170)
  > makna langit yg belum anda fahami .
  > 
  >   Imam Ibnul Qayyim menuturkan dalam kitabnya Ijtima' al-
  Juyusy sebuah
  >   riwayat dari Imam Syafi'I, bahwa beliau berkata: "Berbicara 
  tentang
  >   sunnah yang menjadi pegangan saya, shahib-shahib saya, begitu 
  pula
  >   para ahli hadits yang saya lihat dan saya ambil ilmu mereka 
  seperti
  >   Sufyan, Malik dan lain-lain, adalah iqrar seraya bersaksi bahwa
  >   tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan
  >   Allah, serta bersaksi bahwa ALLAH DIATAS `ARSY DI LANGIT, dan 
  DEKAT
  >   DENGAN MAHLUKNYA, terserah kehendak Allah, dan Allah itu turun ke
  >   langit terdekat kapan saja Allah berkehendak."
  > 
  > "DIATAS"  maknanya belum tentu diatas kepala kita, karena 
  manusia mengartikan  kalimat DIATAS hanya karena mereka punya mata, 
  kalau mereka 
  >   buta maka mereka mungkin menafsirkan DIATAS adalah dibawah 
  kakinya.
  > sedangkan dalam  Alqur;an ada makna DIATAS yg berarti 
  DIBAWAH , sebagaimana berkata imam  Ibn Hibban rahimahullah :  dalam 
  Alqur'an ada makna yg bersifat  Nakirah, yaitu Adhdaad (kebalikan 
  makna) sebagaimana  dalam surat  Al Kahfi bahwa DEPAN bisa bermakna 
  BELAKANG, yaitu ayat : "dan  dibelakang mereka seorang penguasa yg 
  merampas kapal kapal dg paksa",  bila makna BELAKANG ini adalah 
  BELAKANG, maka tentunya mereka telah  melewatinya saat itu dan tak 
  perlu kapanya dirusak, namun makna  BELAKANG dalam ayat itu adalah 
  DEPAN, maka khidir menenggelamkannya, 
  > 
  > demikian  pula ayat : "sungguh Allah tidak malu mengambil 
  percontohan dari seekor  nyamuk dan yg diatasnya" , tentunya makna 
  DIATASNYA disini adalah  DIBAWAHNYA yaitu yg lebih kecil dari 
  nyamuk.  (Shahih Ibn Hiban  hadits no.6143).
  > 
  > Allah dekat dengan hamba Nya, berarti bukan dilangit yg anda 
  fahami, karena langit itu kan kata anda 500 tahun perjalan

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik Ramdan

he he he...
ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar.
nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada
orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para
wali untuk murid dan masyarakatnya?

salam
:-)


On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula
gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...

salam,
ananto


On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Bos,
> membaca dari penjelesan lu,
> seluruh alam ini tidak kosong dari Alla,
> tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.
>
> jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?
>
>
>
>


Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik bos gila
tidak kosong dari Qudrat Nya, dari  cahaya Nya, dari Kesempurnaan Nya, dan 
bayangkan saja kalau pada setiap  satu jengkal di bumi ini ada lebih dari 1 
milyar kehidupan, dan setiap  kehidupan itu b=masing dg warna, sifat, kadar 
usia, beranak pinak atau  berkembang biak, butuh rizki, butuh pangan, dan 
kesemuanya dalam  pengaturan Tunggal Nya Yang Maha Abadi..
  
  maka tak sejengkal pun dialam ini  kosong dari penglihatan Nya, dari 
pendengaran Nya, dari kekuasaan Nya,  dari ketentuan Nya, dari kehidupan yg 
hanya milik Nya swt..
  
  
  
Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
   Bos,
membaca dari penjelesan lu,
seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, 
tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.  

jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?




 


On 12/22/06, bos gila <  [EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bos Gemblung, yang berbicara 
mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya 
  mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari 
  mereka?

  Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA 
  PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
  
  Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam  
  Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
  TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad   hal.263)
  
LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam 
bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 
 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  
seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, 
arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah  naungan Allah.  
  dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi 
keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, 

  seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad 
raya ini yg nafi dari Allah swt.

Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu   Hanifah: "Dimana 
  Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di 
  langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah 
  anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4).   
  Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada
  seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya."
  (al-Asma' ash shifat, II/170)
  makna langit yg belum anda fahami .







  
  


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik bos gila
yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik terigu,
  
  bagaimana mau diterima kalau anda  sendiri tak mengerti apa yg anda 
sampaikan, bahasa arab aja ngga tau,  mau bicara masalah ikhtilaf para imam.., 
  
  ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas himariyah?, yaitu 
pemecahan masalah dari seorang keledai, 
  
  keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus melewati  
sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan bebannya, maka  ketika 
diseberang sungai ternyata bebannya makin ringan,
  
  maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) poko'e  gue 
lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan..
  
  dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya..
  
  esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg santainya 
membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam..
  
  karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat..
  
  nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para imam  
adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin sebagai "Qiyas  himariyy" 
(Qiyas dari otak keledai).
  
  hue..he..he.. 
  
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Hehehe... ruwet ya mas... Dalil dari al-Quran sudah disampaikan, 
  begitu pun dari Hadits2 Nabi, ditambah penjelasan dari Para Imam 
  Madzhab, semuanya ditolak... Lah, terus saya harus mengutip 
  perkataan siapa lagi,  hehehe.
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Anto Sulistianto 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model
  > jaka sembung gini
  > 
  > Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu
  > seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi.
  > Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para
  > Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta
  > dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya
  > lihat
  > 
  > Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun
  > menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut
  > pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg
  > bisa lihat.
  > 
  > Wassalam,
  > Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi
  > 
  > 
  > --- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > 
  > > maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa  menggunting
  > > gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan
  > > anda, Imam  Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam
  > > Malik, juga Imam Addzahabiy, juga  semua imam.. ngga
  > > ada yg jadi wahabi..
  > > 
  > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  > >Untuk
  > > menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita
  > > melihat 
  > >   bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan
  > > sifat-sifat Allah. 
  > >   Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan
  > > riwayat-riwayat para Imam, 
  > >   maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut
  > > menetapkan sifat-
  > >   sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya
  > > sendiri seperti yang ada 
  > >   di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa
  > > adanya tanpa ta'thil 
  > >   ataupun ta'wil.
  > >   
  > >   al-'Allamah Shidiq Hasan Khan  berkata: " Madzhab
  > > kami adalah 
  > >   MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya
  > > sifat-sifat Allah TANPA 
  > >   menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa
  > > menjadikan Allah dari 
  > >   sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL
  > > (meniadakannya makna dari ayat-
  > >   ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah).
  > > Madzhab tersebut 
  > >   adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam
  > > Malik, Imam 
  > >   Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak,
  > > Imam AHmad dan lain-
  > >   lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah
  > > USHULUDDIN. Begitu 
  > >   pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya
  > > dengan para Imam 
  > >   diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang
  > > dituturkan oleh al-
  > >   QURAN dan as-SUNNAH." (Qathf ats-Tsamar,
  > > hal.47-48)
  > >   
  > >   Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang
  > > menyerupai Allah, Imam 
  > >   Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A'lam an Nubala
  > > (XX/341) menuturkan 
  > >   dari Imam Syafi'I, kata beliau: "kita menerapkan
  > > sifat-sifat Allah 
  > >   ini sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran dan
  > > Sunnah Nabi, dan 
  > >   kita meniadakan tasybih (menyamakan Allah dengan
  > > mahluknya), 
  > >   sebagaimana Allah juga meniadakan tasybih itu
  > > dalam 
  > >   firmannya: 'tidak ada sesuatupun yang menyerupai
  > > Dia' (QS. As-
  > >   Syura:11)
  > >   
  > >   Imam Abu Hanifah berkata: "Tidaklah pantas bagi
  > > seseorang untuk 
  > >   berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia
  > > menyifati Allah 
  > >   dengan sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah
  > > sendiri. Ia tidak 
  > >   boleh berbicara tentang Allah dengan pendapatnya
  > > sendiri. Maha suci 
  > >   Allah Rabbul `Alamin." (Syarah al-Aqidah
  > > ath-Thahawiyah, II/4

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik Ananto

secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula
gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :))
gusti allah serasa menyatu dengan diri kita...

salam,
ananto


On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Bos,
membaca dari penjelesan lu,
seluruh alam ini tidak kosong dari Alla,
tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.

jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?






On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
>
> *wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
>  Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya
> mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari
> mereka?
>
> Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA
> PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
>
> Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam
> Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
> TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263)
>
> LANGIT  bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam
> bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz
> 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi
> seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka,
> arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah.
>
> dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka
> dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt,
> seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad
> raya ini yg nafi dari Allah swt.
> Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana
> Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di
> langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah
> anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4).
> Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada
> seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya."
> (al-Asma' ash shifat, II/170)
> makna langit yg belum anda fahami .
>
>




Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik Ramdan

Bos,
membaca dari penjelesan lu,
seluruh alam ini tidak kosong dari Alla,
tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt.

jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...?






On 12/22/06, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:




*wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:

 Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya
mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari
mereka?

Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA
PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:

Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam
Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263)
 LANGIT  bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam
bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz
1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi
seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka,
arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah.
dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi
keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt,
 seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad
raya ini yg nafi dari Allah swt.
 Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana
Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di
langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah
anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4).
Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada
seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya."
(al-Asma' ash shifat, II/170)
makna langit yg belum anda fahami .




Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik bos gila
anda keliru, justru imam imam  ahlussunnah waljamaah tak suka membicarakan 
masalah ini, dan pembahasan  semacam ini harus disertai kekuatan syariah yg 
mendalam dan kekuatan  pemahaman tauhid yg mendalam pula.
  
  keliru kalau kita ikut2an nyemplung  kesitu, mereka itu pakar2 hadits, kita 
yg tak bisa berenang jangan coba  coba deh belajar berenang di sungai piranha..
  
  dan ternyata si polan hanya menukil buku buku terjemah yg kurang bisa 
dipertanggungjawabkan kebenarannya,
  
  anda bisa bayangkan kalau imam Ahmad bin Hanbal itu hafal 1 juta hadits  dg 
sanad dan hukum matannya, sedangkan 1 hadits yg panjanganya 1 baris  misalnya, 
itu bisa jadi dua halaman kalau dg hukum sanad dan matannya.  bagaimana dg 
hafal 1 juta hadits dg hukum sanad dan matannya?
  dan dimasa itu ada ratusan imam imam, huffadh dan muhadditsin..
  
  seorang calon murid datang pada Imam  Ahmad bin hanbal dan berkata bahwa ia 
ingin jadi muridnya, maka Imam  ahmad yg meman murid2nya adalah ratusan para 
Huffadh, (huffadh adalah  yg hafal 100 ribu hadits dg sanad dan matannya) 
berkata : "kau ingin  jadi muridku?, ini ada 10 ribu hadits, hafalkanlah dulu, 
kalau sudah  hafal barulah kau boleh jadi muridku".
  
  (kalo elu ma gue seh ga bakal lulus dah..!)
  
  tak beberapa bulan kemudian pemuda itu kembali, ia sudah hafal dg 10 ribu 
hadits itu.
  
   dan Imam Ahmad berkata : "10 ribu hadits yg kau hafal itu  semuanya hadits 
maudhu' (hadits palsu), dan kau belum mulai hafal 1  hadits shahih pun..
  
  murid membelalak dan berkata : wahai imam...!, kenapa kau suruh aku hafalkan 
10 ribu hadits palsu??, 
  
  imam ahmad berkata : "sekedar latihan hafalan saja, sebab hafalanmu  harus 
kuat, makanya pakai hadits palsu sebab kalau kau salah salah  dalam menghafal 
maka tak dosa dan tak menipu orang!,  dan mulai  besok baru kau kuberi hadits 
utk dihafal..".
  
  murid menginap, sepertiga malam  terakhir ia didatangi oleh imam ahmad 
membawakannya seember air untuk  wudhu dan membangunkannya untuk shalat malam..
  
  murid itu tidak bangun, ia baru bangun saat adzan subuh.., 
  
  maka imam ahmad berkata : "habis shalat subuh pulanglah, aku tidak  terima 
seorang calon muhaddits yg tak shalat malam, kembalilah beberapa  bulan lagi 
nanti kalau kau sudah dawamkan shalat malam" 
  (rujuk Tanbiihulmughtarrin Imam Sya'raniy)
  
  ini Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid  imam syafii rahimahullah, dan Imam 
Syafii berguru pada Imam Malik  rahimahullah dan Imam Malik berguru pada Imam 
hanafi rahimahullah..
  
  nah.. anda bisa sedikit memahami kiranya siapa ini Imam hanafi?,
  
  hm.. kini kita mau diseret ke samudra tauhid yg sangat pekat.. yg dihindari 
oleh para imam dan muhadditsin.. 
  
  lalu datang seorang hamba yg mungkin tak tahu berapa rukun sholat, bawa 
sepotong  kutipan dari buku terjemahan si polan, dan berkata ini ucapan imam  
hanafi begini..!..mau membahas masalah tauhid.. dan ilahiyah..
  
  gimana ngga gerah gue..
  
Anto Sulistianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
 Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model
  jaka sembung gini
  
  Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu
  seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi.
  Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para
  Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta
  dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya
  lihat
  
  Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun
  menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut
  pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg
  bisa lihat.
  
  Wassalam,
  Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi
  
  --- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
  > maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa  menggunting
  > gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan
  > anda, Imam  Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam
  > Malik, juga Imam Addzahabiy, juga  semua imam.. ngga
  > ada yg jadi wahabi..
  > 
  > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
  >Untuk
  > menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita
  > melihat 
  >   bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan
  > sifat-sifat Allah. 
  >   Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan
  > riwayat-riwayat para Imam, 
  >   maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut
  > menetapkan sifat-
  >   sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya
  > sendiri seperti yang ada 
  >   di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa
  > adanya tanpa ta'thil 
  >   ataupun ta'wil.
  >   
  >   al-'Allamah Shidiq Hasan Khan  berkata: " Madzhab
  > kami adalah 
  >   MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya
  > sifat-sifat Allah TANPA 
  >   menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa
  > menjadikan Allah dari 
  >   sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL
  > (meniadakannya makna dari ayat-
  >   ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah).
  > Madzhab tersebut 
  >   adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam
  > Malik, Imam 
  >   Syafi'

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-21 Terurut Topik bos gila


wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya 
  mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari 
  mereka?
  
  Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA 
  PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan:
  
  Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam
  Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP
  TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263)
  
LANGIT   bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam 
bahasa  arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 
 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi  
seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga,  neraka, 
arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah  naungan Allah.
  dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi 
keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, 

seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad 
raya ini yg nafi dari Allah swt.

  Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana 
  Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di 
  langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah 
  anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). 
  Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada
  seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya."
  (al-Asma' ash shifat, II/170)
makna langit yg belum anda fahami .

  Imam Ibnul Qayyim menuturkan dalam kitabnya Ijtima' al-Juyusy sebuah
  riwayat dari Imam Syafi'I, bahwa beliau berkata: "Berbicara tentang
  sunnah yang menjadi pegangan saya, shahib-shahib saya, begitu pula
  para ahli hadits yang saya lihat dan saya ambil ilmu mereka seperti
  Sufyan, Malik dan lain-lain, adalah iqrar seraya bersaksi bahwa
  tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan
  Allah, serta bersaksi bahwa ALLAH DIATAS `ARSY DI LANGIT, dan DEKAT
  DENGAN MAHLUKNYA, terserah kehendak Allah, dan Allah itu turun ke
  langit terdekat kapan saja Allah berkehendak."

"DIATAS"  maknanya belum tentu diatas kepala kita, karena manusia 
mengartikan  kalimat DIATAS hanya karena mereka punya mata, kalau mereka 
  buta maka mereka mungkin menafsirkan DIATAS adalah dibawah kakinya.
sedangkan dalam  Alqur;an ada makna DIATAS yg berarti DIBAWAH , sebagaimana 
berkata imam  Ibn Hibban rahimahullah :  dalam Alqur'an ada makna yg bersifat  
Nakirah, yaitu Adhdaad (kebalikan makna) sebagaimana  dalam surat  Al Kahfi 
bahwa DEPAN bisa bermakna BELAKANG, yaitu ayat : "dan  dibelakang mereka 
seorang penguasa yg merampas kapal kapal dg paksa",  bila makna BELAKANG ini 
adalah BELAKANG, maka tentunya mereka telah  melewatinya saat itu dan tak perlu 
kapanya dirusak, namun makna  BELAKANG dalam ayat itu adalah DEPAN, maka khidir 
menenggelamkannya, 

demikian  pula ayat : "sungguh Allah tidak malu mengambil percontohan dari 
seekor  nyamuk dan yg diatasnya" , tentunya makna DIATASNYA disini adalah  
DIBAWAHNYA yaitu yg lebih kecil dari nyamuk.  (Shahih Ibn Hiban  hadits 
no.6143).

Allah dekat dengan hamba Nya, berarti bukan dilangit yg anda fahami, karena 
langit itu kan kata anda 500 tahun perjalanan..

tapi langit yg menaungi seluruh hamba Nya

turun bukan berarti seperti makhluk, yaitu turun tangga, atau turun dari 
tempat diatas ke tempat yg dibawah, bukan itu, 

Imam Ghazali menjelaskan dalam kitabnya "iljamul awam", bahwa turun disini 
bukan turun sebagaimana makhluk.

imam  syafii pernah berkata : aku duduk dihadapan para ulama, namun mereka  
banyak yg belum memahami kedalaman syariah, maka aku terpaksa  tanaazaltu, wa 
tanaazaltu.. wa tanaazaltu.., yaitu aku terpaksa  merendahkan pemahaman, dan 
merendahkan diri pada pemahaman mereka,barulah aku bisa berdialog dan mereka 
bisa memahami maksudku.." (demikian ucapan Imam Ghazali). 

maksudnya  adalah kalau kita ingin melarang  anak anak minum racun, mana  
mungkin kita katakan bicara rumus2nya dan kandungan racun itu, cukup  katakan 
racun itu ada setannya, nanti kamu tercekik olehnya.  ini  makna tanaazul, 
(turun)

demikian pula Allah swt, turun merendahkan dirinya kepada orang2 yg 
bertahajjud, lebih ramah dan lembut,

bukan turun dg diri Nya, emang apa bedanya Allah turun atau naik, apa 
manfaat nya bagi orang yg shalat malam?, 

yg bermanfaat adalah Allah lebih ramah dan lembut,

belajar dulu bahasa arab, jangan nafsir2 dari buku terjemah.. ngga laku..


  Imam Abu Ya'la meriwayatkan dari Abu Bakr al-Marwazi, katanya, saya 
  bertanya kepada Ahmad bin Hambal tentang hadits-hadits yang 
  berkenaan dengan SIFAT-SIFAT ALLAH, MELIHAT ALLAH, ISRA', dan 
  kisah 'ARSY, yang 

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-20 Terurut Topik Anto Sulistianto
Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model
jaka sembung gini

Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu
seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi.
Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para
Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta
dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya
lihat

Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun
menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut
pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg
bisa lihat.

Wassalam,
Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi


--- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa  menggunting
> gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan
> anda, Imam  Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam
> Malik, juga Imam Addzahabiy, juga  semua imam.. ngga
> ada yg jadi wahabi..
> 
> wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
>Untuk
> menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita
> melihat 
>   bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan
> sifat-sifat Allah. 
>   Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan
> riwayat-riwayat para Imam, 
>   maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut
> menetapkan sifat-
>   sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya
> sendiri seperti yang ada 
>   di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa
> adanya tanpa ta'thil 
>   ataupun ta'wil.
>   
>   al-'Allamah Shidiq Hasan Khan  berkata: " Madzhab
> kami adalah 
>   MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya
> sifat-sifat Allah TANPA 
>   menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa
> menjadikan Allah dari 
>   sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL
> (meniadakannya makna dari ayat-
>   ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah).
> Madzhab tersebut 
>   adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam
> Malik, Imam 
>   Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak,
> Imam AHmad dan lain-
>   lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah
> USHULUDDIN. Begitu 
>   pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya
> dengan para Imam 
>   diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang
> dituturkan oleh al-
>   QURAN dan as-SUNNAH." (Qathf ats-Tsamar,
> hal.47-48)
>   
>   Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang
> menyerupai Allah, Imam 
>   Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A'lam an Nubala
> (XX/341) menuturkan 
>   dari Imam Syafi'I, kata beliau: "kita menerapkan
> sifat-sifat Allah 
>   ini sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran dan
> Sunnah Nabi, dan 
>   kita meniadakan tasybih (menyamakan Allah dengan
> mahluknya), 
>   sebagaimana Allah juga meniadakan tasybih itu
> dalam 
>   firmannya: 'tidak ada sesuatupun yang menyerupai
> Dia' (QS. As-
>   Syura:11)
>   
>   Imam Abu Hanifah berkata: "Tidaklah pantas bagi
> seseorang untuk 
>   berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia
> menyifati Allah 
>   dengan sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah
> sendiri. Ia tidak 
>   boleh berbicara tentang Allah dengan pendapatnya
> sendiri. Maha suci 
>   Allah Rabbul `Alamin." (Syarah al-Aqidah
> ath-Thahawiyah, II/427)
>   
>   Imam ad-Daruqutni meriwayatkan dari al-Wahid bin
> Muslim, 
>   katanya: "Saya bertanya kepada Malik, ats-Tsauri,
> al-Auza'I, dan al-
>   Laits bin Sa'ad tentang hadits-hadits mengenai
> sifat-sifat Allah. 
>   Mereka menjawab: "Jalankanlah (baca dan pahami)
> seperti apa adanya." 
>   (Ash-Shifat hal.75, Asy-Syari'ah hal.314,
> al-I'tiqad hal.118)
>   
>   Imam Abu Hanifah juga berkata: "Sifat-sifat Allah
> itu berbeda dengan 
>   sifat-sifat mahluk. Allah itu mengetahui, tetapi
> tidak seperti 
>   mengetahuinya mahluk. Allah itu mampu (berkuasa)
> tetapi tidak 
>   seperti mampunya mahluk. Allah itu melihat, tetapi
> tidak seperti 
>   melihatnya mahluk. Allah itu mendengar tetapi
> tidak seperti 
>   mendengarnya mahluk. Dan Allah itu berbicara
> tetapi tidak seperti 
>   berbicaranya mahluk" (al-Fiqh al-Akbar hal.302)
>   
>   Ketika ada seorang wanita bertanya kepada beliau:
> "Dimana Tuhan Anda 
>   yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada
> di langit, tidak 
>   di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya:
> "Tahukah anda bahwa Allah 
>   berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4).
> Beliau 
>   menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat
> kepada 
>   seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal
> kamu jauh darinya." 
>   (al-Asma' ash shifat, II/170)
>   
>   Beliau juga berkata: "Siapa yang berkata, `saya
> tidak tahu Tuhanku 
>   itu dimana, di langit atau di bumi', maka orang
> tersebut telah 
>   menjadi kafir. Demikian pula orang yang berkata:
> `Tuhanku itu 
>   diatas `Arsy. Tetapi saya tidak tahu `arsy itu di
> langit atau di 
>   bumi.'" (al-Fiqh al-Absath, hal.46)
>   
>   Pernyataan seperti ini juga dinukil dari Ibnu
> Taimiyah dalam Majmu' 
>   Fatawa V/48, Ibnul Qayyim dalam Ijtima' al-Juyusy
> al-Islamiyah 
>   hal.139, Adz-Dzahabi dalam al-`Uluw hal.101-102,
> Ibnu Qadamah dalam 
>   al-`Uluw hal.116, dan Ibnu Abi al-`Izz dalam Syarh
> al-Aqid

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-20 Terurut Topik bos gila




  ---
  heh..*. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake 
bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 
1. berada ditengah tengah
2. tidak bergerak
3. datar
nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje..
  --
   
  Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 29, menjelaskan sbb: 

Dia-lah  Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia  
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan  Dia 
Maha Mengetahui segala sesuatu. Lafazh “Tsummas-tawa: yang artinya: ‘dan Dia 
berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata   bendanya adalah istiwa’. Jadi, 
Al-Istiwa’ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu (bersemayam) sebagaimana  
makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain): “Apabila kamu dan  
orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”.  
(Q.S.Al-Mu’minun ayat 28). 
   
  Al-Istiwa'  'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy)  adalah termasuk sifat  
fi'liyah. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia bersemayam  di ata 
'Arsy, pada tujuh tempat di dalam kitabNya, Al-A'raf: 54, Yunus:  3, Ar-Ra'd: 
2,Thaha: 5, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4, Al-Hadid: 4
   
  Dalam ketujuh ayat tersebut lafazh istawa' datang dalam bentuk dan lafazh 
yang sama. Maka hal ini menyatakan bahwa yang   dimaksudkan adalah maknanya 
yang hakiki yang tidak menerima ta'wil, yaitu ke-tinggian dan keluhuranNya di 
atas 'Arsy. 

'Arsy  menurut Bahasa Arab adalah singgasana untuk raja. Se-dangkan yang  
dimaksud dengan 'Arsy di sini adalah singgasana yang mempunyai beberapa  kaki 
yang dipikul oleh malaikat, ia merupakan atap bagi semua makhluk.  Sedangkan 
bersemayamnya Allah di atas-nya ialah yang sesuai dengan  keagunganNya. Kita 
tidak mengetahui kaifiyah (cara)nya, sebagaimana  kaifiyah sifat-sifatNya yang 
lain. Akan tetapi kita hanya menetapkannya  sesuai dengan apa yang kita pahami 
dari maknanya dalam bahasa Arab,  sebagaimana sifat-sifat lainnya, karena 
memang Al-Qur'an diturunkan  dengan bahasa Arab. 

sorry gue mo  tanya, ini tafsir siapa?, tafsir elo?,  ucapan yg gue 
sampaikan  tentang makna kalimat Istawa adalah dari Tafsir Imam Qurtubi juz 7 
hal  220.

istiwa dalam dzat Allah tak bisa disamakan dg istiwa yg kepala anda  fahami 
wahai wahabi.., kenapa anda senang menafsierkan kalimat dan ayat  mutasyabih.. 
anda dan semu orang wahabi suka mengorek ayat ayat mutasyabih,

 menafsirkkan Allah ada di Arsy, lalu  kalau Allah ada di arsy berarti dia 
turun setiap sepertiga malam terakhir ke  langit yg terdekat ke Bumi?, 
sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan  shahih lainnya, 
ok anda katakan memang Allah turun kelangit  yg terendah saat sepertiga 
malam terakhir, itu tak boleh ditakwil, memang benar  kok turun..

lalu kita fahami bahwa waktu dimuka bumi  ini berputar, dan waktu sepertiga 
malam terakhir dijakarta akan sirna  digantikan dg wilayah yg lebih ke barat.. 

maka pada hakekatnya bahwa wkt sepertiga  malam terakhir itu selalu ada di 
salah satu bagian bumi, 

berarti Dia tak pulang pulang ke arsy,  terus gelantungan dilangit yg 
terendah..

lalu bagaimana dengan ayat "sungguh  Allah lebih dekat kepada kalian dari 
urat leher kalian.."
nah lhoo..

"dan kami lebih dekat kepadanya (orang  yg sedang sakratulmaut) dari kalian 
akan tetapi kalian tak melihat kami (QS Al  waaqiah)

berarti Dia sedang tak di arsy,  tapi sedang  dekat dg yg sakratulmaut, dan 
orang yg sakratulmaut ini tiap detik juga  ada di  bumi.., lalu?, kalau dia Di 
Arsy tentunya dia tak ada di tempat lain,  dan menafikan ALlah dari suatu 
tempat adalah kufr, karena Allah tidak  terbatas dg tempat..

  kalimat istawa pada maklhluk jelas bisa difahami, tapi kalimat istawa  pada 
dzat Nya swt tak bisa difahami, sebagaimana tangan Nya tak bisa  difahami, 
semua mufassir dan ulama dan para Imam menutup bibirnya dari  menafsirkan makna 
ini kecuali wahabiy..
  
  
  
  
  -
  ayat  itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau  
elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al  Fath : 
"Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah  berbai'at kpd 
Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka".

nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari 
langit?, hayo * wahabi jawab?

   
  Saya  kutipkan perkataan Imam Abu Hanifah yang berkaitan dengan ini, Imam ABu 
 Hanifah berkata: "Allah juga memiliki tangan, wajah, dan diri seperti  
disebutkan sendiri oleh Allah dalam al-Quran. Maka apa yang disebutkan  oleh 
Allah tentang wajah, tangan, dan diri menunjukkan bahwa Allah  mempunyai sifat 
yang tidak boleh direka-reka sendiri bentuknya. Dan  juga tidak boleh 
disebutkan bahwa tangan Allah itu artinya kekuasaanNya  atau nikmatNya, karena 
hal itu berarti meniadakan sifat-sifat Allah, 

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik wandy sulastra
Untuk menjawab pertanyaan Bapak Budi Suci  ' Si Penumpas kebatilan' yang 
terhormat, berikut jawabannya.  Tapi mohon maaf, saya tidak tahu apakah jawaban 
versi Wahabinya seperti ini atau tidak, karena kebetulan saya belum  sempet 
nyari jawaban dari situs Wahabi. Mohon maaf atas jawaban yang tidak sesuai 
dengan keinginan
   
  ---
  heh..*. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake 
bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 
1. berada ditengah tengah
2. tidak bergerak
3. datar
nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje..
  --
   
  Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 29, menjelaskan sbb: 

Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia 
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha 
Mengetahui segala sesuatu. Lafazh “Tsummas-tawa: yang artinya: ‘dan Dia 
berkehendak (menciptakan)’ ”, mashdar/kata bendanya adalah istiwa’. Jadi, 
Al-Istiwa’ artinya meninggi dan naik keatas sesuatu (bersemayam) sebagaimana 
makna firman Allah Ta’ala (dalam ayat yang lain): “Apabila kamu dan orang-orang 
yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu…”. (Q.S.Al-Mu’minun ayat 28). 
   
  Al-Istiwa' 'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy)  adalah termasuk sifat 
fi'liyah. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia bersemayam di ata 
'Arsy, pada tujuh tempat di dalam kitabNya, Al-A'raf: 54, Yunus: 3, Ar-Ra'd: 
2,Thaha: 5, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4, Al-Hadid: 4
   
  Dalam ketujuh ayat tersebut lafazh istawa' datang dalam bentuk dan lafazh 
yang sama. Maka hal ini menyatakan bahwa yang dimaksudkan adalah maknanya yang 
hakiki yang tidak menerima ta'wil, yaitu ke-tinggian dan keluhuranNya di atas 
'Arsy. 

'Arsy menurut Bahasa Arab adalah singgasana untuk raja. Se-dangkan yang 
dimaksud dengan 'Arsy di sini adalah singgasana yang mempunyai beberapa kaki 
yang dipikul oleh malaikat, ia merupakan atap bagi semua makhluk. Sedangkan 
bersemayamnya Allah di atas-nya ialah yang sesuai dengan keagunganNya. Kita 
tidak mengetahui kaifiyah (cara)nya, sebagaimana kaifiyah sifat-sifatNya yang 
lain. Akan tetapi kita hanya menetapkannya sesuai dengan apa yang kita pahami 
dari maknanya dalam bahasa Arab, sebagaimana sifat-sifat lainnya, karena memang 
Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab. 

  -
  ayat itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau 
elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath : 
"Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd Allah, 
dan Tangan Allah diatas tangan mereka".

nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari 
langit?, hayo * wahabi jawab?

   
  Saya kutipkan perkataan Imam Abu Hanifah yang berkaitan dengan ini, Imam ABu 
Hanifah berkata: "Allah juga memiliki tangan, wajah, dan diri seperti 
disebutkan sendiri oleh Allah dalam al-Quran. Maka apa yang disebutkan oleh 
Allah tentang wajah, tangan, dan diri menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat 
yang tidak boleh direka-reka sendiri bentuknya. Dan juga tidak boleh disebutkan 
bahwa tangan Allah itu artinya kekuasaanNya atau nikmatNya, karena hal itu 
berarti meniadakan sifat-sifat Allah, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh 
ahli qadar dan golongan Mu'tazilah" (al-Fiqh al-Akbar, hal.302)
   
  -
  lalu ayat lain : "sungguh Arsy Nya diatas air", hayo wahabi * bagaimana 
jawabanmu?
--
   
  Ya itu betul, 'ArsyNya memang ada diatas samude air, sesuai dengan hadits 
berikut:
  Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
"Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami 
menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau 
Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan 
antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 
tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 
tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan 
antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara 
langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK 
TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan 
Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
   
  --
  bukankah itu adalah makna kiasan?, yg maksudnya bukan tangan Allah, tapi 
keridhoan dan kekuatan Allah bersama tangan sahabat yg berbai'at saat itu..
--
   
  Imam Abu Hanifah juga berkata: "Demikian pula tentang tangan Allah diatas 
tangan-tangan mereka yang menyatakan janji setia kepada Rasul, tangan Allah itu 
tidak sama dengan tangan mahluk." (al-Fiqh al-Absath hal.56)
   
  --
dan Arsy diatas air, air adalah sumber kehidupan, maka singgasana Nya diatas 
sumber kehidupan

kalau dia ada di Arsy maka Dia adalah makhluk, karena terikat dengan ruang dan 
tempat..
  --
   
  Imam Abu Hanifah berkata: “Tidaklah pantas bagi seseorang untuk berbicara 
tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia menyifati A

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik bos gila
Langit = Assamaa', yg bermakna  ketinggian, tak bisa dijadikan ukuran bahwa 
Allah ada didalamnya, itu  adalah logika bodoh yg menyamakan Allah dengan 
makhluk..
  
  makanya belajar dulu, jangan maen  tafsir semaunya, akhirnya kayak bin baz 
deh, bumi bulat dibilang datar,  tekak dengan kepalanya bahwa bumi tetap 
datar.. koplok kan..

wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam 
  diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al 
  Quran,
  
  "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : 
  5).
  
  "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
  
  Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan 
  keberadaan Allah swt, 
  
  "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, 
  maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-
  panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa 
  tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). 
  Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan 
  (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk 
  membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
  
  Dalil-dalil As Sunnah:
  
  Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh 
  menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-
  sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang 
  didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas 
  batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan 
  karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
  
  "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan 
  Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di 
  waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
  
  Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang
  yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
  siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang
  berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
  Imam Al-Albani).
  
  Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
  perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
  setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
  pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh,
  dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di
  dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
  disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya
  jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari
  kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
  shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
  
  Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
  "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami 
  menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau 
  Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan 
  antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 
  tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 
  tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan 
  antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara 
  langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK 
  TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan 
  Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
  
  Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
  "Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 
  500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara 
  langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi 
  dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas 
  samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK 
  TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."
  
  `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh
  langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu
  Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya"
  (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah).
  
  Ibnu Jarir berkata: Yunus menuturkan kepadaku, dari Ibnu Wahb, dari 
  Ibnu Zaid, dari Bapaknya, ia menuturkan, Rasulullah bersabda:
  "Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan 
  tujuh keping dirham yang diletakan diatas perisai"
  
  Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
  "Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah ArRahman, tiada 
  lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakan di tangan 
  seseorang diantara kamu"
  
  Ibnu Jarir berkata pula: Dan Abu Dzar menuturkan: Aku mendengar 
  Rasulullah bersabda:
  "Kursi itu berada di 'Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah 
  gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir"
  
  Salam
  WnS
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Dav

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik bos gila
heh..**.. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake 
bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 
  1. berada ditengah tengah
  2. tidak bergerak
  3. datar
  nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje..
  
  ayat itu tak bisa diterjemahkan secara  harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau 
elo terjemahin begitu dg harfiyah,  lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath : 
"Sungguh mereka yg berbai'at  kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd 
Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka".
  
  nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari 
langit?, hayo ** wahabi jawab?
  
  lalu ayat lain : "sungguh Arsy Nya diatas air", hayo wahabi ** bagaimana 
jawabanmu?
  
  bukankah itu adalah makna kiasan?, yg maksudnya bukan tangan Allah,  tapi 
keridhoan dan kekuatan Allah bersama tangan sahabat yg berbai'at  saat itu..
  
  dan Arsy diatas air, air adalah sumber kehidupan, maka singgasana Nya diatas 
sumber kehidupan
  
  kalau dia ada di Arsy maka Dia adalah makhluk, karena terikat dengan ruang 
dan tempat..
  
  hayo jawab ** ..
  
  
  
  wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  
Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam 
  diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al 
  Quran,
  
  "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : 
  5).
  
  "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
  
  Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan 
  keberadaan Allah swt, 
  
  "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, 
  maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-
  panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa 
  tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). 
  Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan 
  (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk 
  membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
  
  Dalil-dalil As Sunnah:
  
  Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh 
  menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-
  sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang 
  didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas 
  batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan 
  karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
  
  "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan 
  Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di 
  waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
  
  Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang
  yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
  siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang
  berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
  Imam Al-Albani).
  
  Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
  perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
  setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
  pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh,
  dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di
  dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
  disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya
  jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari
  kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
  shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
  
  Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
  "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami 
  menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau 
  Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan 
  antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 
  tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 
  tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan 
  antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara 
  langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK 
  TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan 
  Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
  
  Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
  "Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 
  500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara 
  langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi 
  dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas 
  samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK 
  TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."
  
  `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh
  langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu
  Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya"

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik bos gila
ini lagi, udah jadi wahabi ** terus shahih shahih.. kayak elu aje yg punya 
shahih..

"al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:   
   Kang Ramdan,
  
  Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan 
  pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu 
  ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun 
  sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita 
  ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy.
  
  Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. 
  Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada 
  yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah 
  maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil
  (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau 
  mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan-
  Nya.
  
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> 
  wrote:
  >
  > Kang Wandy,
  > 
  > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh 
  berada di
  > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
  > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa 
  Dia
  > tempati... :-)
  > 
  > he he he
  > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang 
  menyerupai Dia,
  > ..."
  > *
  > hati-hati jadi syirik, ah...
  > maaf jika kesimpulan saya salah
  > 
  > salam
  > :-)
  > 
  > 
  > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > >   Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
  > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari 
  Al
  > > Quran,
  > >
  > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" 
  (Thoha :
  > > 5).
  > >
  > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
  > >
  > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
  > > keberadaan Allah swt,
  > >
  > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
  > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan 
  panah-
  > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
  > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-
  beritanya).
  > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
  > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai 
  (untuk
  > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
  > >
  > > Dalil-dalil As Sunnah:
  > >
  > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh
  > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan 
  sayap-
  > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
  > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di 
  atas
  > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh 
  pingsan
  > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
  > >
  > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
  > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
  > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
  > >
  > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-
  orang
  > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
  > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh 
  Yang
  > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan 
  oleh
  > > Imam Al-Albani).
  > >
  > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
  > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
  > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
  > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah 
  Alloh,
  > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". 
  Dan di
  > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
  > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, 
  disyariatkannya
  > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang 
  mengingkari
  > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
  > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
  > >
  > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
  > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" 
  Kami
  > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau
  > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, 
  dan
  > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
  > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 
  500
  > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
  > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak 
  antara
  > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
  > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
  > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
  > >
  > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahw

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik Ramdan
mas,
kenapa kita tidak boleh me-ta'wil bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy..?

apa lagi yang tidak boleh, mas...?

salam
:-)




On 12/19/06, al.fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kang Ramdan,
>
> Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan
> pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu
> ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun
> sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita
> ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy.
>
> Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu.
> Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada
> yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah
> maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil
> (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau
> mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan-
> Nya.
>
>
>
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > Kang Wandy,
> >
> > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh
> berada di
> > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
> > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa
> Dia
> > tempati... :-)
> >
> > he he he
> > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang
> menyerupai Dia,
> > ..."
> > *
> > hati-hati jadi syirik, ah...
> > maaf jika kesimpulan saya salah
> >
> > salam
> > :-)
> >
> >
> > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > >   Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
> > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari
> Al
> > > Quran,
> > >
> > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy"
> (Thoha :
> > > 5).
> > >
> > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
> > >
> > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
> > > keberadaan Allah swt,
> > >
> > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
> > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan
> panah-
> > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
> > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-
> beritanya).
> > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
> > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
> (untuk
> > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
> > >
> > > Dalil-dalil As Sunnah:
> > >
> > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh
> > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan
> sayap-
> > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
> > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di
> atas
> > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh
> pingsan
> > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
> > >
> > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
> > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
> > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
> > >
> > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-
> orang
> > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
> > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh
> Yang
> > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan
> oleh
> > > Imam Al-Albani).
> > >
> > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
> > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
> > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
> > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah
> Alloh,
> > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!".
> Dan di
> > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
> > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua,
> disyariatkannya
> > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang
> mengingkari
> > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
> > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
> > >
> > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
> > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?"
> Kami
> > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau
> > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun,
> dan
> > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
> > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan
> 500
> > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
> > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak
> antara
> > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
> > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
> > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
> > >
> > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
> > > "

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik Ramdan
he he he..
lha iya setuju... begitu.

jadi, bagaimana jawaban atas pertanyaan ini...?


salam,
:-)


On 12/19/06, al.fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kang Ramdan,
>
> Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan
> pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu
> ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun
> sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita
> ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy.
>
> Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu.
> Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada
> yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah
> maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil
> (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau
> mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan-
> Nya.
>
>
>
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
> >
> > Kang Wandy,
> >
> > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh
> berada di
> > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
> > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa
> Dia
> > tempati... :-)
> >
> > he he he
> > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang
> menyerupai Dia,
> > ..."
> > *
> > hati-hati jadi syirik, ah...
> > maaf jika kesimpulan saya salah
> >
> > salam
> > :-)
> >
> >
> > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >
> > >   Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
> > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari
> Al
> > > Quran,
> > >
> > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy"
> (Thoha :
> > > 5).
> > >
> > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)
> > >
> > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
> > > keberadaan Allah swt,
> > >
> > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
> > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan
> panah-
> > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
> > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-
> beritanya).
> > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
> > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai
> (untuk
> > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9)
> > >
> > > Dalil-dalil As Sunnah:
> > >
> > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh
> > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan
> sayap-
> > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
> > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di
> atas
> > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh
> pingsan
> > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)
> > >
> > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
> > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
> > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).
> > >
> > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-
> orang
> > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
> > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh
> Yang
> > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan
> oleh
> > > Imam Al-Albani).
> > >
> > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
> > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
> > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
> > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah
> Alloh,
> > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!".
> Dan di
> > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
> > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua,
> disyariatkannya
> > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang
> mengingkari
> > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
> > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)
> > >
> > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
> > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?"
> Kami
> > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau
> > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun,
> dan
> > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
> > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan
> 500
> > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
> > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak
> antara
> > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
> > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
> > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)
> > >
> > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
> > > "Antara langit yang paling bawah den

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik Ramdan

Kang Wandy,

kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh berada di
suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..?
kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa Dia
tempati... :-)

he he he
bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia,
..."
*
hati-hati jadi syirik, ah...
maaf jika kesimpulan saya salah

salam
:-)


On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


  Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam
diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al
Quran,

"(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha :
5).

"Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54)

Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan
keberadaan Allah swt,

"Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit,
maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-
panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa
tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya).
Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan
(seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk
membakarnya)." (Al Jin: 8-9)

Dalil-dalil As Sunnah:

Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh
menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap-
sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang
didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas
batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan
karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori)

"Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan
Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di
waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim).

Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang
yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah
siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang
berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh
Imam Al-Albani).

Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak
perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata
setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah
pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh,
dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di
dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama
disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya
jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari
kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa
shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw)

Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda:
"Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami
menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau
Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan
antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500
tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500
tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan
antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara
langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK
TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan
Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya)

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan:
"Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya
500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara
langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi
dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas
samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK
TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian."

`Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh
langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu
Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya"
(Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah).

Ibnu Jarir berkata: Yunus menuturkan kepadaku, dari Ibnu Wahb, dari
Ibnu Zaid, dari Bapaknya, ia menuturkan, Rasulullah bersabda:
"Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan
tujuh keping dirham yang diletakan diatas perisai"

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata:
"Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah ArRahman, tiada
lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakan di tangan
seseorang diantara kamu"

Ibnu Jarir berkata pula: Dan Abu Dzar menuturkan: Aku mendengar
Rasulullah bersabda:
"Kursi itu berada di 'Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah
gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir"

Salam
WnS


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com ,
"Dave" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
>
> Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau
secara ruhani " Apakah kita bisa mengetahu

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik Ramdan

Om Dave,
ini mah tentang hal Ihksan.

tapi memang kebanyakan kita seperti apa kata iklan: "taat cuma kalo ada yang
liat"
dan kebanyakan pula berpemahaman kalo "yang liat" ini harus bisa diliat
juga..
he he he...

salam
:-)


On 12/19/06, Dave <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


   Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu,

Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau secara
ruhani " Apakah kita bisa mengetahui keberadaan Allah secara jasmani ?
Yang kedua saya kurang paham analogi komputer yang Kang Ncep maksud
Tetapi maksud dari pertanyaan saya yang awam ini adalah ketika kita
mengetahui keberadaan Allah, maka masih bisakah kita berbuat maksiat ?
Saya minta maaf jika membuat suatu analogi yang mungkin sering disampaikan

Mungkin kita pernah dengar "acara selebriti nginap" sekarang diganti
menjadi presiden (Contohnya Pak SBY) nginap beserta 2 orang paspampres
mengikuti kita kemana saja baik itu makan,  tidur, mandi , bekerja ,
ngerumpi di milis dan lain-lain selama kurang lebih 1 bulan yakinkah kita
hidup kita akan berubah drastis selama itu , Jika kita yakin  pertanyaannya
adalah apakah posisi President lebih mulia atau ditakuti dari pada Allah.
..Ternyata kita memang telah kehilangan salah satu bahkan lebih dari
sifat Allah (Maha Zahir, Maha Melihat, Maha Menyaksikan) apakah karena tuhan
telah lama mati dihati kita atau ketidak tahuan kita mengenai keberadaan
Allah.
Maafkan saya jika kembali mengulangi pertanyaan "Dimanakah Allah ?

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,

- Original Message -
*From:* kang nceps <[EMAIL PROTECTED]>
*To:* keluarga-islam@yahoogroups.com
*Sent:* 19 December 2006 14:20
*Subject:* [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

 oom dave ,,,
kalau secara syariah maka semua pertanyaan yang sampeyan maksud sudah
didapatkan didalam Sunnah dan Qur'an lalu ingin mencari kemana lagi ??
tinggal sampeyan sendiri ingin jawaban dalam versi apa ?

secara jasmani atau secara ruhani,??
secara jasmani maka sudah diatur dalam syariah, sedangkan secara
ruhani maka silahkan mencari guru, yang tidak mungkin kasih jawaban di
milis umum syariah seperti ini,

tapi dulu kang ramdan sudah memberikan analogi tentang komputer yang
dihubungkan dengan manusia dan tuhan ,silahkan dibuka lagi arsip milis,

wassalam
KnC

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com ,
Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> hehehe... mungkin karena ga head nyus... :))
>
> salam,
> ananto
>
>
> On 12/19/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > dan ga ada yang bisa/mau njawab.. :-(
> > he he he...
> >
> > salam
> > :-)
> >
> >
> > On 12/18/06, kang nceps <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> > >
> > > oom dave sebaiknya ganti topik ganti juga subject supaya
threadnya
> > > tidak tupang tindih kayak gini, apalagi sekarang makin doyan orang
> > > pada posting ke milis
> > >
> > > threadnya saya ganti tuuh,,,
> > >
> > > wassalam
> > > KnC
> > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
,
> > > "Dave"  wrote:
> > > >
> > > > Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
> > > >
> > > > Dari banyaknya cacian yang terlontar bercampur dengan
dalil-dalil di
> > > ramu dengan logika dan berusaha mencari pencitraan sendiri-sendiri
> > > tentang suatu pembenaran membuat orang awam seperti saya semakin
> > > terhenyak mencari kebenaran dari pembenaran-pembenaran ini , adakah
> > > yang bisa membantu saya mencari jawaban berikut ini
> > > >
> > > > - Dimanakah Allah sebenarnya
> > > >
> > > > Apakah seperti tergambar dalam surat Al A'raf 54 "Sesungguhnya
Tuhan
> > > kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
> > > masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy "
> > > > lalu dimana Arsy itu apakah di langit (secara dzahir bisa
dijangkau)
> > > atau hanya langit perumpamaan ?
> > > >
> > > > -Dimana pula ruh kita bersemayam
> > > > apakah ini hanya urusan Allah seperti yang tertera
> > > > Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, "Ruh itu
> > > adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit"
> > > (Al Ishraa' 17 : 85) Apakah kita tidak berhak tau dimana ruh
kita berada
> > > >
> > > > -Dimana Ruh kita ketika kita sedang tidur seperti yang tergambar
> > > dalam surat Al An'am
> > > > Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
mengetahui apa
> > > yang kamu kerjakan pada waktu siang. kemudian Dia membangunkan kamu
> > > pada siang hari untuk disempurnakan ajal yang telah ditentukan,
> > > kemudian kepada-Nya kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
kepadamu apa
> > > yang telah kamu kerjakan. (Al An'aam 6 : 60
> > > >
> > > > -Mengapa hati kita cenderung menetang perintah Allah bukankah
secara
> > > fitrah manusia diciptakan dengan sifat tunduk kepada Allah , pakah
> > > semua itu memang dikendalikan oleh Allah seperti dalam surat As
syamsi
> > > : 8 " Maka Allah mengilhamkan kepada Jiwa itu jalan kefasikan dan
> > > ketakwaan"
> > > >
> > > > -Mengapa Sholat khusyuk sulit sekali didapat walaupun segala
syarat
> > > dari syairat telah terpe

Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave

2006-12-19 Terurut Topik Dave
Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu,

Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau secara ruhani 
" Apakah kita bisa mengetahui keberadaan Allah secara jasmani ? 
Yang kedua saya kurang paham analogi komputer yang Kang Ncep maksud 
Tetapi maksud dari pertanyaan saya yang awam ini adalah ketika kita 
mengetahui keberadaan Allah, maka masih bisakah kita berbuat maksiat ? 
Saya minta maaf jika membuat suatu analogi yang mungkin sering disampaikan

Mungkin kita pernah dengar "acara selebriti nginap" sekarang diganti menjadi 
presiden (Contohnya Pak SBY) nginap beserta 2 orang paspampres mengikuti kita 
kemana saja baik itu makan,  tidur, mandi , bekerja , ngerumpi di milis dan 
lain-lain selama kurang lebih 1 bulan yakinkah kita hidup kita akan berubah 
drastis selama itu , Jika kita yakin  pertanyaannya adalah apakah posisi 
President lebih mulia atau ditakuti dari pada Allah. ..Ternyata kita memang 
telah kehilangan salah satu bahkan lebih dari sifat Allah (Maha Zahir, Maha 
Melihat, Maha Menyaksikan) apakah karena tuhan telah lama mati dihati kita atau 
ketidak tahuan kita mengenai keberadaan Allah.
Maafkan saya jika kembali mengulangi pertanyaan "Dimanakah Allah ?

Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
  - Original Message - 
  From: kang nceps 
  To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
  Sent: 19 December 2006 14:20
  Subject: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave


  oom dave ,,,
  kalau secara syariah maka semua pertanyaan yang sampeyan maksud sudah
  didapatkan didalam Sunnah dan Qur'an lalu ingin mencari kemana lagi ??
  tinggal sampeyan sendiri ingin jawaban dalam versi apa ?

  secara jasmani atau secara ruhani,??
  secara jasmani maka sudah diatur dalam syariah, sedangkan secara
  ruhani maka silahkan mencari guru, yang tidak mungkin kasih jawaban di
  milis umum syariah seperti ini,

  tapi dulu kang ramdan sudah memberikan analogi tentang komputer yang
  dihubungkan dengan manusia dan tuhan ,silahkan dibuka lagi arsip milis,

  wassalam
  KnC

  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > hehehe... mungkin karena ga head nyus... :))
  > 
  > salam,
  > ananto
  > 
  > 
  > On 12/19/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  > >
  > > dan ga ada yang bisa/mau njawab.. :-(
  > > he he he...
  > >
  > > salam
  > > :-)
  > >
  > >
  > > On 12/18/06, kang nceps <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
  > > >
  > > > oom dave sebaiknya ganti topik ganti juga subject supaya
  threadnya
  > > > tidak tupang tindih kayak gini, apalagi sekarang makin doyan orang
  > > > pada posting ke milis
  > > >
  > > > threadnya saya ganti tuuh,,,
  > > >
  > > > wassalam
  > > > KnC
  > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com
  ,
  > > > "Dave"  wrote:
  > > > >
  > > > > Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu,
  > > > >
  > > > > Dari banyaknya cacian yang terlontar bercampur dengan
  dalil-dalil di
  > > > ramu dengan logika dan berusaha mencari pencitraan sendiri-sendiri
  > > > tentang suatu pembenaran membuat orang awam seperti saya semakin
  > > > terhenyak mencari kebenaran dari pembenaran-pembenaran ini , adakah
  > > > yang bisa membantu saya mencari jawaban berikut ini
  > > > >
  > > > > - Dimanakah Allah sebenarnya
  > > > >
  > > > > Apakah seperti tergambar dalam surat Al A'raf 54 "Sesungguhnya
  Tuhan
  > > > kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
  > > > masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy "
  > > > > lalu dimana Arsy itu apakah di langit (secara dzahir bisa
  dijangkau)
  > > > atau hanya langit perumpamaan ?
  > > > >
  > > > > -Dimana pula ruh kita bersemayam
  > > > > apakah ini hanya urusan Allah seperti yang tertera
  > > > > Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, "Ruh itu
  > > > adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit"
  > > > (Al Ishraa' 17 : 85) Apakah kita tidak berhak tau dimana ruh
  kita berada
  > > > >
  > > > > -Dimana Ruh kita ketika kita sedang tidur seperti yang tergambar
  > > > dalam surat Al An'am
  > > > > Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia
  mengetahui apa
  > > > yang kamu kerjakan pada waktu siang. kemudian Dia membangunkan kamu
  > > > pada siang hari untuk disempurnakan ajal yang telah ditentukan,
  > > > kemudian kepada-Nya kamu kembali, lalu Dia memberitahukan
  kepadamu apa
  > > > yang telah kamu kerjakan. (Al An'aam 6 : 60
  > > > >
  > > > > -Mengapa hati kita cenderung menetang perintah Allah bukankah
  secara
  > > > fitrah manusia diciptakan dengan sifat tunduk kepada Allah , pakah
  > > > semua itu memang dikendalikan oleh Allah seperti dalam surat As
  syamsi
  > > > : 8 " Maka Allah mengilhamkan kepada Jiwa itu jalan kefasikan dan
  > > > ketakwaan"
  > > > >
  > > > > -Mengapa Sholat khusyuk sulit sekali didapat walaupun segala
  syarat
  > > > dari syairat telah terpenuhi , bagaimana hakikatnya sholat
  khusyuk itu
  > > > >
  > > > > terimakasih jika ada sauda