Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
ya dhoif kalau untuk berhujjah.., kalau untuk sekedar rujukan ya boleh boleh aja, tapi kalau untuk berhujjah maka "diragukan", memang agama ini mesti ihtiyath dong.., anda juga belajar syiah kalau dg bahasa arab ya diragukan, tapi kalau dengan bahasa Kum, bahasa Iran sendiri, baru deh ketahuan boroknya tu syiah.. anda belajar sejarah amerika serikat kalau dg buku2 bhs inggris ya jauh lebih pasti kebenarannya dibanding dg yg sudah diterjemahkan ke bahasa sunda, kan gitu..? salah ape gue?, anda juga belajar tentang ikhwanulmuslimin dan wahabi kan lebih mantap kalau pada Doktor Daud Rasyid, atau Doktor Salim Jufri, karena mereka jebolan mesir dan ummulqura arab saudi sana? bukan ngga boleh, ya bisa aja dijadikan rujukan, tapi dhoif.. kan wahabi paling demen kalo bicara : "dhoif".. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
emang sih biasanya orang tua, adatnya gede, gualak, kenape kong?, baek baek darah tingginya naek.. (ngkong : kakek bhs betawi) die marah ma gue gara gara gue suru beli buku tuntunan sholat, salah apa sih gue.. aduhh.., ngkong.. wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kalo elu punya prinsip boleh maki2 wahabi, apa gue ga boleh punya prinsip boleh maki2 manusia macem lu...? Bagi gue elu lebih bejat dari wahabi... Dimana-mana elu menebarkan kebencian terhadap orang- orang yang elu anggap wahabi. Asal beda sama pemahaman lu, lu anggap wahabi, trus lu anggap halal buat lu maki2... Syet dah, belajar ngaji dimana Tong? Gue jadi curiga ama lu, jangan2 elu punya misi sama seperti misinya orang2 yang menebarkan isu wahabi... Yaitu untuk memecah belah persatuan umat Islam. Sorry ya kalo gue punya pemikiran seperti itu... :) ngkong boleh aja maki maki gue, ngapus dosa gue kok.., lagian walaupun gue dimaki begimane, elu tetep gue anggep ngkong gue.. Terus gue juga heran ama elu... Elu itu gila, apa bego sih? lebih tepat keduaduanya.. Masa elu ngga bisa ngebedain mana m akna kiasan dan mana yang bukan? nah gue dari kemarin ude bilang ma ngkong, bahwa dalam hadits dan dalam ayat itu ada makna kiasan dan ada yg bukan, ngkong aja yg pikun.. Jelas2 yang Allah sebutkan dalam hadits qudsiy di bawah itu makna kiasan. Hadits yang elu sebutin di bawah itu merupakan salah satu dari hadits Arba'in-nya Imam Nawawi yang terkenal. Di dalam Syarah- nya pada Bab "Melakukan Amal Sunnah Menjadikan Kita Wali Allah", dijelaskan bahwa Bila seorang hamba senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan sunnah, maka hal itu akan menjadikannya orang yang dicintai Allah. Kemudian kalimat "bila Aku mencintainya maka aku jadi pendengarannya yg ia gunakan untuk mendengar, dan Aku menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat...dst" ini adalah tanda kecintaan Allah kepada orang yang dicintainya, maksudnya orang itu tidak akan mau mendengar hal2 yang dilarang oleh syariat, tidak mau melihat hal2 yang dilarang syariat, dst... imam imam mane nih yg bilang semua ayat di alqur';an itu maknanya ngga ada ayat yg mutasyabih??, woy.. ngkong belajar asbabinnuzul dulu, ada ayat mutasyabih yg sahabat pun tak berani menafsirkan, ayat istiwa itu mutasyabih, ayat : TANGAN ALLAH DIATAS TANGA MEREKA itu pun mutasyabih, karena memang di saat kejadian bai;at itu ngga ada tangan Allah diatas tangan sahabt, gitu ngkong.. kalo istiwa itu Allah ada dilangit, maka Allah itu terikat dengan ruang dan waktu, ngga bisa gitu ngkong... Sedangkan yang menyangkut Sifat2 Allah, dari buku 'terjemahan' yang gue baca Imam yang empat telah bersepakat untuk memahami ayat tersebut apa adanya. Ngarti kaga sih lu? buku terjemah itu dhoif untuk dijadikan dalil kong.. karena alih bahasa merusak makna bahasa yg sebenarnya, sehebat apapun penerjemah, tetap ia tak akan mampu menerjemah secara keseluruhan, kecuali kalau dia itu murid Imam hanafi yg langsung jumpa dan tahu betul karakter gurunya kong.. gitu kong.. Jadi kalau dalam al-Quran disebutkan Allah mengetahui, ya itu artinya Allah mengetahui... Allah melihat, ya artinya Allah itu melihat... Allah mendengar, ya itu artinya Allah mendengar...dst.. Tapi mengetahui, melihat dan mendengarnya Allah tentu berbeda dengan mahluknya, dan manusia tidak bisa tahu bagaimana cara allah melihat, mendengar dan mengetahui. Karena hal itu tidak akan bisa di bayangkan, dipikirkan, maupun dicerna oleh seorang Mahluk. Begonya elu keliatan lagi tuh, Buku2 yang gue sebutin judulnya kan udah pake bahasa arab, eh elu pake nanya lagi judul bahasa arabnya. Elu tau bahasa arab kaga sih? maksud cucunda, itu buku apakah karangan imam hanafi, atau karangan orang lain yg menukil ucapan hanafi, itu harus jelas dulu kong.. kalo nama seh.. gue juga bisa bikin nama bahasa arab, misalnya "Ta'lifat Jaddiy" yg artinya : "Buku karangan ngkong gue", tuh.. bisa aja kong... Nah, kalimat ini makin menambah bukti kalo elu tuh bego, bukan gila, ampun kong.. tumben sewot begini.. hue..he..he... dah tua kong, baek baek nyesek.. "tafsiran elu wahabi pade, ya berarti wali wali itu jadi Tuhan deh, manunggaling jiwo...wo...wo..wo...wo.. " Jelas2 yang punya paham begitu kan dari golongan sufi yang sesat, bukan orang2 yang elu anggap wahabi. Justru orang2 yang elu anggap wahabi ingin membersihkan pemahaman2 sesat macem itu, termasuk kepercayaan elu yang menganggap kuburan orang soleh bisa melindungi orang2 yang masih hidup. nah justru wahabi ini, aswaja bukan, sufi bukan, tau mau kemane die tuh.. imamnya yg mana dan sanadnya tidak tahu kemana, satu hal yg tak dimiliki wahabi adalah sanad, dia ini kalau di zaman muhadditsin dan
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
he he he... ga bisa begitu dong, mas... ada juga yang berpendapat kalo Wali Songo itu benar adanya, tetapi SSJ itu hanya fiksi. masa ada manusia yang berasala dari cacing..? he he he... dari buku yang mas Ananto baca itu, dari mana asal usulnya SSJ ini? salam :-) On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: SSJ tidak bisa terlepas dari Wali Songo... kalau yg berpendapat bahwa wali songo adalah fiksi, maka otomatis SSJ juga fiksi... :)) saya pribadi, berkeyakinan bahwa SSJ itu memang ada pada jaman wali songo... saya sedang baca buku tentang ini dan belum kelar... ternyata asyik juga..:)) salam, ananto On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > he he he... > ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar. > nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada > orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para > wali untuk murid dan masyarakatnya? > > salam > :-) > > > On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > >secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula > > gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) > > gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... > > > > salam, > > ananto > > > > > > On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > > > Bos, > > > membaca dari penjelesan lu, > > > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, > > > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. > > > > > > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? > > > > > > > > > > > > >
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
lalu bagaimana dg hadits qudsiy yg mengatakan : Bila aku mencintainya, maka aku akan menjadi telinganya yg dipakainya utk mendengar, lalu aku akan jadi matanya yg ia pakai untuk melihat, lalu aku akan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk mengayun, lalu aku akan menjadi kakinya yg ia gunakan untuk berjalan (shahih Bukhari), uda deh pak.. ngalah aja, ude tua, ngga baek keras kepala gitu,, ntar kalau wafat ngga ada yg tahlilin rugi lho.. wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Persis...! Jadi dalam al-Quran itu ada kalimat yang bermakna kiasan, dan ada pula yang bermakna apa adanya. Khusus ayat2 yang menunjukan SIFAT Allah, maka para Imam telah bersepakat untuk memaknai APA ADANYA, tanpa ta'wil, takyiif, tamtsil, dan ta'thil. Sifat-sifat Allah tersebut misalnya hayah (hidup), qudrah (mampu), 'Ilm (mengethui), sama' (mendengar), bashar (melihat), iradah (kehendak, kalam (berfirman), Istiwa' 'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy), dan seterusnya... Sifat2 Allah diatas (kaifiatnya) tidaklah sama dengan sifat2 mahluknya. Sebagaimana yang dijelaskan para Imam, bahwa Allah itu berbicara tapi tidak seperti bicaranya mahluk, Allah mendengar tapi tidak seperti mendengarnya mahluk, Allah melihat tapi tidak seperti melihatnya mahluk, dan seterusnya sebagaimana firman Allah SWT "Laisa kamitslihi Syai un". Manusia hanya bisa mengetahui maksudnya hanya secara bahasa saja, tapi tidak ada yang mengetahui caranya kecuali Allah dan yang pasti tidak sama dengan mahluk2Nya, karena memang tidak ada sesuatu pun yang menyerupai DIA. Ada sebuah riwayat yang menunjukkan mana ayat Allah yang menunjukkan sifat Allah yang harus diterima apa adanya dan mana yang berupa makna kiasan yaitu ketika ada seorang wanita yang bertanya kepada Imam Abu Hanifah tentang keberadaan Allah. Beliau menjawab Allah ada DI LANGIT, tidak di bumi. Kemudian ada orang yang menyanggah hal tersebut dengan membawakan firman Allah yang menyebutkan bahwa Allah itu BERSAMAMU. Bukankah itu berarti Allah ada dimana2? Imam Abu Hanifah berkata kalau ayat itu bermakna kiasan, itu adalah seperti ungkapan seseorang yang menulis surat kepada sahabatnya "Saya akan selalu bersamamu", padahal ia ada di tempat yang jauh darinya. (al- Baihaqi, "al-Asma' wa ash-Shifat", II/170) Allah bersemayam diatas 'Arasy, tapi ILMU ALLAH MELIPUTI SETIAP TEMPAT dalam alam semesta ini tanpa kecuali, sebagaimana yang dikatakan Imam Malik:" Allah di langit, dan ilmu Allah meliputi setiap tempat." --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > eh.. akang akang yg baik hati, (kalo gue caci elu ntar gue diomelin moderator seh.. hue,.,he,,) elu jangan kepengaruh dg ucapan wahabi dong segala gala harus dg makna lahiriyahnya, ngga bisa gettooo.. > > kan banyak bahasa kita yg juga bermakna kiasan, kalau saya bicara hujan kelembutan Nya selalu membelai sanubari mukminin.. (ni model2 ceramah guru gue) > > apa maksudnya ujan badai.. ya kagak.. > > kalau ada orang bilang presiden diatas menteri apa bermakna presiden nginjak kepala menteri..?? >jangan kepengaruh omongan wahabi doong semua mesti harus sesuai lahiriyah.. salah begitu.. > > Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) > gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... > > salam, > ananto > > > On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bos, > membaca dari penjelesan lu, > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. > > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? > > > > > > > On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED] > wrote: > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya > mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari > mereka? > > Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA > PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: > > Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam > Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP > TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) > > LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
gue belajar ma guru guru gue.. guru gue banyak, ada habib ada kyai, taonan gue belajar, gue sempat ke yaman, gue ke jordan, gue ke malaysia, gue kemane mane belajar, gue kan yatim, dari SD gue udah mabur2an mulu.. nyari guru dari mulai yg maen sabet pake rotan, sampe yg kalo ga setor hafalan gue ga boleh makan.. gue ngerasa udah penuh dan cukup, lalu ketemu sama satu habib muda, sorbannye gede, pake kalung tasbih, penipu.. wah.. ngga dah.. gue ga mau berguru ma yg model gini.. ogah dah gue dibelakang die di hari kiamat, gue kapok sama habib habib.. ee.. ketemu deh.. si lembut hati, masih muda, tutur bicaranye bikin hati lebur,tauhidnya dalam, makrifah nya ampun.. awalnye abang gue narkoba mati, kojor dirumah sakit krn over dosis, tapi udah mu tobat, kaki ibu gue diciumin minta ridho.. lalu die wafat.. ga ada yg mau nyolatin, ga boleh disolatin di masjid, ga boleh dikubur di kuburan muslimin, kyai semua pada tasyakuran atas matinye abang gue.. abang gue dikubur didepan rume gue.. ni tenge malem si habib mude dateng.. langsung aja sebelum die masuk rumah gue, gue bilang maaf pak ustad, kami orang susah.., kami ngga bisa ngasi apa2.., buat bayar yg ngaji aja ngga ada.., jadi kami aja yg ngajiin", membayar tukang ngaji aja kite ga ada duit, apalagi ngamplopin kyai, apalagi ni habib lagi.. berape taripnye nih,, bawa deh sorban lu sono, gue ga ada duit.., si habib malah berubah wajahnya.., lalu masuk mobil dan balik bawa duit, gue dikepelin 500 ribu, airmatanya terus ngalir, lalu dia bilang pada anak buahnya, : kerahkan anak2 muda kita 60 orang, ngaji dan tahlil disini tiap hari 20 orang sampai 3 hari, , jangan terima uang apapun" emak gue nangis dipangkuan tu habib.. kok ade ustad ,model gini baeknye.. besok malemnya die datang, tahlilan, temen2 abang gue dateng juga, yg pake anting, yg tato ampe ke lidah, yg idungnye dikasi rante, ni si habib malah senyam senyum sama mereka, lalu ceramah deh.. ngga boleh sangka buruk pada yg wafat, kenapa ngga dishalatkan di masjid?, kenapa ngga dikubur di makam muslimin, ini si wafat orang yg tobat karena sdh minta maaf pd ibunya.. terus deh tu, temen2 abang gue pade tobat, ada 12 orang, si habib tu anak muda pade dipelukin satu satu, diciumi dahinya, mereka pada nangis dipelukan tu habib, wah, disitu gue lumer.. sejak itu gue ga nyari guru laen dah.. tapi sayangnye akhlak gue tetep aje begini.. eh.. mas wandy.. umurnya berapa?, tua?, ude kakek kakek dong??, eh sorri.. gue kurang ajar nih.. eh bo'ong ah, jangan ngaku ngaku tua.. supaya gue ga berani kurang ajar ma elo. kualat lo nytar.. yg bener.., ude tua?, ampuun.. kenape ga ngomong..???, gue janji ngga ngeledek lagi.. tapi syaratnye umur berapa mas?? wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos, makanya ngaji lagi yang bener. Kalau ada undangan kajian yang membahas mengenai hal tersebut coba dateng. Jangan alergi karena beda pemahaman, elu pan pahamnya cuma lewat browsing doang di Internet... apa tuh nama situnya... Oh iye, majelis Rasulullah, ya... Insyaallah, kalo buat ngaji gue ngga pernah pilih2 sampe sekarang, mau itu dari NU kek, dari Muhammadiyah kek, dari Salafy kek, semua gue ikutin. Yang penting ngga jauh dari rumah, maklum udah tua takut encok kumat kalo jalan jauh2, hehehe.. Gimana Bos? Pasti ngga mau doong... Lah wong si bos merasa udah paling tahu dan paling mengerti aqidah para Imam (walaupun belum pernah membaca kitab2 mereka hehehehe) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik terigu, > > bagaimana mau diterima kalau anda sendiri tak mengerti apa yg anda sampaikan, bahasa arab aja ngga tau, mau bicara masalah ikhtilaf para imam.., > > ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas himariyah?, yaitu pemecahan masalah dari seorang keledai, > > keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus melewati sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan bebannya, maka ketika diseberang sungai ternyata bebannya makin ringan, > > maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) poko'e gue lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan.. > > dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya.. > > esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg santainya membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam.. > > karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat.. > > nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para imam adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin sebagai "Qiyas himariyy" (Qiyas dari otak keledai). > > hue..he..he.. > > wandysulastra
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
e..e...e... mulai maki maki ni wahabi.. mulai marah marah.. ntar diomelin moderator lho.. jangan pake emosi doong.. gini deh, gue fair deh ma elu.. elu tanya deh tu buku apa judul bahasa arabnya?, siapa yg ngarang, imam hanafi sendiri atau orang lain yg nukil ucapan imam hanafi.. gue sih curiga ni buku karangan murid bin baz, gunting potong dari ucapan imam imam, lalu diterjemahin sama wahabi sini, jadi dodol deh tu buku.. masa iya imam hanafi bilang gitu.. ni contoh lagi : firman Allah swt dalam hadits qudsiy : "Barangsiapa yg memusuhi waliku maka kuumumkan perang padanya, tiadalah hamba Ku mendekat kepadaku dg sesuatu yg kucintai dg apa2 yg kuwajibkan baginya, dan tak henti hentinya hamba Ku terus mendekat pada Ku dg hal hal yg sunnah hingga aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka aku jadi pendengarannya yg ia gunakan untuk mendengar, dan Aku menjadi matanya yg ia gunakan untuk melihat, dan Aku akan menjadi tangannya yg ia gunakan untuk menghalau, dan menjadi kakinya yg ia gunakan untuk berjalan... dst sampai akhir hadits, (shahih Bukhari hadits no.6137, shahih Ibn Hibban hadits no.347) nah... gimane tuh?, ayo deh wahabi yg mau terjemahin dg lahiriyah nya.. kalau kita sih ahlussunnah waljamaah jelas maknanya bahwa Allah melimpahkan kemuliaan Nya pada panca indera mereka, kalau tafsiran elu wahabi pade, ya berarti wali wali itu jadi Tuhan deh, manunggaling jiwo...wo...wo..wo...wo.. (pake echo repeat soalnye buat ngeledek wahabi) wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pret, kan udah dibilangin kalau gue belajar itu semua dari buku terjemahannya. Nah, kalo elu udah merasa jago bahasa arab, elu baca deh kitab aslinya... Setelah elu baca, terus baru deh kita lanjutin lagi ini diskusi. Kalau ada perbedaan, berarti selama ini buku yang gue baca diterjemahinnya salah... Dan elu berarti lebih hebat bahasa arabnya dari orang yang terjemahin kitab itu. Untuk selanjutnya daripada buka warnet, mendingan elu buka agen penerjemah bahasa Arab aje Bos, hehehehe --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > lucu kalau orang tak faham bahasa arab lalu nyuruh gue baca buku bahasa arab, kayak keledai yg ga bisa naik po'on nyari burung yg bisa naik po'on, lalu keledai berkata : gue tau tuh yg diatas po'on ade ape.. > > na elu aje belon paham elu nyuru gue.. > > hua..ha..ha... > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Jelas, dalam masalah ini tampak sekali anda belum pernah > mempelajari, bahkan sekedar membaca kitab2 ulama salaf yang > berkaitan dengan masalah akidah. Jadi sampai kapan pun anda hanya > bisa menjawab mengenai keberadaan Allah ini hanya dengan asumsi- > asumsi anda saja. > > Alhamdulillah kalau anda mempunyai niat untuk mempelajari masalah > ini dari kitab aslinya, silakan baca Buku Al-Qari, "al-Fiqh al- Akbar > Ma'a Syarhihi", Dairah al-Kutub al-Ilmiah. Dibaca juga Buku Ismail > as-Shabuni, "Aqidah as-Salaf ash-hab al-Hadits", al-Dar as- > Salafiyah. Dan satu lagi karya Imam Adz-Dzahabi, "al-'Uluw", al- > Maktabah as-Salafiyah. > > Saya pikir anda tidak akan kesulitan dalam memahami buku-buku diatas > karena bahasa arab anda cukup baik, tidak seperti saya yang baru > bisa membaca buku2 terjemahan... :) > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila > wrote: > > > > > > > > wandysulastra > wrote: Bos > Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya > > mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari > > mereka? > > > > Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA > > PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: > > > > Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', > katanya: "Imam > > Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP > > TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) > > > > LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, > langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" > (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para > Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, > utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul > mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. > > dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., > mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, > > > > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal > pun di jagad raya ini yg nafi dari Alla
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
SSJ tidak bisa terlepas dari Wali Songo... kalau yg berpendapat bahwa wali songo adalah fiksi, maka otomatis SSJ juga fiksi... :)) saya pribadi, berkeyakinan bahwa SSJ itu memang ada pada jaman wali songo... saya sedang baca buku tentang ini dan belum kelar... ternyata asyik juga..:)) salam, ananto On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: he he he... ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar. nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para wali untuk murid dan masyarakatnya? salam :-) On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula > gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) > gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... > > salam, > ananto > > > On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > Bos, > > membaca dari penjelesan lu, > > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, > > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. > > > > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? > > > > > > > >
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
eh.. akang akang yg baik hati, (kalo gue caci elu ntar gue diomelin moderator seh.. hue,.,he,,) elu jangan kepengaruh dg ucapan wahabi dong segala gala harus dg makna lahiriyahnya, ngga bisa gettooo.. kan banyak bahasa kita yg juga bermakna kiasan, kalau saya bicara hujan kelembutan Nya selalu membelai sanubari mukminin.. (ni model2 ceramah guru gue) apa maksudnya ujan badai.. ya kagak.. kalau ada orang bilang presiden diatas menteri apa bermakna presiden nginjak kepala menteri..?? jangan kepengaruh omongan wahabi doong semua mesti harus sesuai lahiriyah.. salah begitu.. Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... salam, ananto On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Bos, membaca dari penjelesan lu, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED] > wrote: wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari mereka? Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." (al-Asma' ash shifat, II/170) makna langit yg belum anda fahami . __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
lucu kalau orang tak faham bahasa arab lalu nyuruh gue baca buku bahasa arab, kayak keledai yg ga bisa naik po'on nyari burung yg bisa naik po'on, lalu keledai berkata : gue tau tuh yg diatas po'on ade ape.. na elu aje belon paham elu nyuru gue.. hua..ha..ha... wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Jelas, dalam masalah ini tampak sekali anda belum pernah mempelajari, bahkan sekedar membaca kitab2 ulama salaf yang berkaitan dengan masalah akidah. Jadi sampai kapan pun anda hanya bisa menjawab mengenai keberadaan Allah ini hanya dengan asumsi- asumsi anda saja. Alhamdulillah kalau anda mempunyai niat untuk mempelajari masalah ini dari kitab aslinya, silakan baca Buku Al-Qari, "al-Fiqh al-Akbar Ma'a Syarhihi", Dairah al-Kutub al-Ilmiah. Dibaca juga Buku Ismail as-Shabuni, "Aqidah as-Salaf ash-hab al-Hadits", al-Dar as- Salafiyah. Dan satu lagi karya Imam Adz-Dzahabi, "al-'Uluw", al- Maktabah as-Salafiyah. Saya pikir anda tidak akan kesulitan dalam memahami buku-buku diatas karena bahasa arab anda cukup baik, tidak seperti saya yang baru bisa membaca buku2 terjemahan... :) --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya > mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari > mereka? > > Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA > PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: > > Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam > Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP > TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) > > LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. > dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, > > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. > > Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana > Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di > langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah > anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al- Hadid:4). > Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada > seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." > (al-Asma' ash shifat, II/170) > makna langit yg belum anda fahami . > > Imam Ibnul Qayyim menuturkan dalam kitabnya Ijtima' al- Juyusy sebuah > riwayat dari Imam Syafi'I, bahwa beliau berkata: "Berbicara tentang > sunnah yang menjadi pegangan saya, shahib-shahib saya, begitu pula > para ahli hadits yang saya lihat dan saya ambil ilmu mereka seperti > Sufyan, Malik dan lain-lain, adalah iqrar seraya bersaksi bahwa > tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan > Allah, serta bersaksi bahwa ALLAH DIATAS `ARSY DI LANGIT, dan DEKAT > DENGAN MAHLUKNYA, terserah kehendak Allah, dan Allah itu turun ke > langit terdekat kapan saja Allah berkehendak." > > "DIATAS" maknanya belum tentu diatas kepala kita, karena manusia mengartikan kalimat DIATAS hanya karena mereka punya mata, kalau mereka > buta maka mereka mungkin menafsirkan DIATAS adalah dibawah kakinya. > sedangkan dalam Alqur;an ada makna DIATAS yg berarti DIBAWAH , sebagaimana berkata imam Ibn Hibban rahimahullah : dalam Alqur'an ada makna yg bersifat Nakirah, yaitu Adhdaad (kebalikan makna) sebagaimana dalam surat Al Kahfi bahwa DEPAN bisa bermakna BELAKANG, yaitu ayat : "dan dibelakang mereka seorang penguasa yg merampas kapal kapal dg paksa", bila makna BELAKANG ini adalah BELAKANG, maka tentunya mereka telah melewatinya saat itu dan tak perlu kapanya dirusak, namun makna BELAKANG dalam ayat itu adalah DEPAN, maka khidir menenggelamkannya, > > demikian pula ayat : "sungguh Allah tidak malu mengambil percontohan dari seekor nyamuk dan yg diatasnya" , tentunya makna DIATASNYA disini adalah DIBAWAHNYA yaitu yg lebih kecil dari nyamuk. (Shahih Ibn Hiban hadits no.6143). > > Allah dekat dengan hamba Nya, berarti bukan dilangit yg anda fahami, karena langit itu kan kata anda 500 tahun perjalan
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
he he he... ada 2 ato tiga kali mas Ananto menyinggung soal Syekh Siti Jenar. nah menurut pemahaman anda sendiri, apakah Siti Jenar ini benar2 ada orangnya ato hanya tokoh rekaan saja sebagai sarana pembelajaran dari para wali untuk murid dan masyarakatnya? salam :-) On 12/22/06, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... salam, ananto On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Bos, > membaca dari penjelesan lu, > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, > tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. > > jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? > > > >
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
tidak kosong dari Qudrat Nya, dari cahaya Nya, dari Kesempurnaan Nya, dan bayangkan saja kalau pada setiap satu jengkal di bumi ini ada lebih dari 1 milyar kehidupan, dan setiap kehidupan itu b=masing dg warna, sifat, kadar usia, beranak pinak atau berkembang biak, butuh rizki, butuh pangan, dan kesemuanya dalam pengaturan Tunggal Nya Yang Maha Abadi.. maka tak sejengkal pun dialam ini kosong dari penglihatan Nya, dari pendengaran Nya, dari kekuasaan Nya, dari ketentuan Nya, dari kehidupan yg hanya milik Nya swt.. Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos, membaca dari penjelesan lu, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED]> wrote: wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari mereka? Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." (al-Asma' ash shifat, II/170) makna langit yg belum anda fahami . __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
yah.. susah kalau orang pesen indomi dibawain pemilik pabrik terigu, bagaimana mau diterima kalau anda sendiri tak mengerti apa yg anda sampaikan, bahasa arab aja ngga tau, mau bicara masalah ikhtilaf para imam.., ini disebutnya adalah Qiyas himariyah.., tau ga Qiyas himariyah?, yaitu pemecahan masalah dari seorang keledai, keledai dibebani garam setiap hari oleh tuannya, dan dia harus melewati sungai, keledai mencoba kalau dia agak menenggelamkan bebannya, maka ketika diseberang sungai ternyata bebannya makin ringan, maka keledai girang banget dg QIYAS nya (rumus keledai neh..!) poko'e gue lelepin deh tiap ari ni beban.. gue naek pasti ringan.. dia pun merasa brilian dan jenius dg penemuannya.. esoknya ia dibebani kapas oleh tuannya, si brilian dan jenius dg santainya membenamkan bebannya ke air, maka ia mati tenggelam.. karena garam mencair terkena air dan kapas akan semakin berat.. nah.. wahabi yg tak ngerti bahasa arab lalu mentafsir ucapan para imam adalah digelari oleh para Fuqaha dan Muhadditsin sebagai "Qiyas himariyy" (Qiyas dari otak keledai). hue..he..he.. wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hehehe... ruwet ya mas... Dalil dari al-Quran sudah disampaikan, begitu pun dari Hadits2 Nabi, ditambah penjelasan dari Para Imam Madzhab, semuanya ditolak... Lah, terus saya harus mengutip perkataan siapa lagi, hehehe. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Anto Sulistianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model > jaka sembung gini > > Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu > seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi. > Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para > Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta > dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya > lihat > > Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun > menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut > pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg > bisa lihat. > > Wassalam, > Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi > > > --- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa menggunting > > gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan > > anda, Imam Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam > > Malik, juga Imam Addzahabiy, juga semua imam.. ngga > > ada yg jadi wahabi.. > > > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >Untuk > > menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita > > melihat > > bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan > > sifat-sifat Allah. > > Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan > > riwayat-riwayat para Imam, > > maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut > > menetapkan sifat- > > sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya > > sendiri seperti yang ada > > di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa > > adanya tanpa ta'thil > > ataupun ta'wil. > > > > al-'Allamah Shidiq Hasan Khan berkata: " Madzhab > > kami adalah > > MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya > > sifat-sifat Allah TANPA > > menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa > > menjadikan Allah dari > > sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL > > (meniadakannya makna dari ayat- > > ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah). > > Madzhab tersebut > > adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam > > Malik, Imam > > Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak, > > Imam AHmad dan lain- > > lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah > > USHULUDDIN. Begitu > > pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya > > dengan para Imam > > diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang > > dituturkan oleh al- > > QURAN dan as-SUNNAH." (Qathf ats-Tsamar, > > hal.47-48) > > > > Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang > > menyerupai Allah, Imam > > Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A'lam an Nubala > > (XX/341) menuturkan > > dari Imam Syafi'I, kata beliau: "kita menerapkan > > sifat-sifat Allah > > ini sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran dan > > Sunnah Nabi, dan > > kita meniadakan tasybih (menyamakan Allah dengan > > mahluknya), > > sebagaimana Allah juga meniadakan tasybih itu > > dalam > > firmannya: 'tidak ada sesuatupun yang menyerupai > > Dia' (QS. As- > > Syura:11) > > > > Imam Abu Hanifah berkata: "Tidaklah pantas bagi > > seseorang untuk > > berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia > > menyifati Allah > > dengan sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah > > sendiri. Ia tidak > > boleh berbicara tentang Allah dengan pendapatnya > > sendiri. Maha suci > > Allah Rabbul `Alamin." (Syarah al-Aqidah > > ath-Thahawiyah, II/4
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
secara tidak langsung, ini mengakui yg namanya "manunggaling kawula gusti"-nya Shekh Lemah Abang alias Shekh Siti Jenar :)) gusti allah serasa menyatu dengan diri kita... salam, ananto On 12/22/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos, membaca dari penjelesan lu, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? On 12/22/06, bos gila < [EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > *wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: > > Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya > mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari > mereka? > > Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA > PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: > > Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam > Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP > TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) > > LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam > bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz > 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi > seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, > arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. > > dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka > dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, > seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad > raya ini yg nafi dari Allah swt. > Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana > Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di > langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah > anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). > Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada > seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." > (al-Asma' ash shifat, II/170) > makna langit yg belum anda fahami . > >
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Bos, membaca dari penjelesan lu, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. jadi kita dan alam semesta ini bagian dari Alloh, githu...? On 12/22/06, bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: *wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]>* wrote: Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari mereka? Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." (al-Asma' ash shifat, II/170) makna langit yg belum anda fahami .
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
anda keliru, justru imam imam ahlussunnah waljamaah tak suka membicarakan masalah ini, dan pembahasan semacam ini harus disertai kekuatan syariah yg mendalam dan kekuatan pemahaman tauhid yg mendalam pula. keliru kalau kita ikut2an nyemplung kesitu, mereka itu pakar2 hadits, kita yg tak bisa berenang jangan coba coba deh belajar berenang di sungai piranha.. dan ternyata si polan hanya menukil buku buku terjemah yg kurang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, anda bisa bayangkan kalau imam Ahmad bin Hanbal itu hafal 1 juta hadits dg sanad dan hukum matannya, sedangkan 1 hadits yg panjanganya 1 baris misalnya, itu bisa jadi dua halaman kalau dg hukum sanad dan matannya. bagaimana dg hafal 1 juta hadits dg hukum sanad dan matannya? dan dimasa itu ada ratusan imam imam, huffadh dan muhadditsin.. seorang calon murid datang pada Imam Ahmad bin hanbal dan berkata bahwa ia ingin jadi muridnya, maka Imam ahmad yg meman murid2nya adalah ratusan para Huffadh, (huffadh adalah yg hafal 100 ribu hadits dg sanad dan matannya) berkata : "kau ingin jadi muridku?, ini ada 10 ribu hadits, hafalkanlah dulu, kalau sudah hafal barulah kau boleh jadi muridku". (kalo elu ma gue seh ga bakal lulus dah..!) tak beberapa bulan kemudian pemuda itu kembali, ia sudah hafal dg 10 ribu hadits itu. dan Imam Ahmad berkata : "10 ribu hadits yg kau hafal itu semuanya hadits maudhu' (hadits palsu), dan kau belum mulai hafal 1 hadits shahih pun.. murid membelalak dan berkata : wahai imam...!, kenapa kau suruh aku hafalkan 10 ribu hadits palsu??, imam ahmad berkata : "sekedar latihan hafalan saja, sebab hafalanmu harus kuat, makanya pakai hadits palsu sebab kalau kau salah salah dalam menghafal maka tak dosa dan tak menipu orang!, dan mulai besok baru kau kuberi hadits utk dihafal..". murid menginap, sepertiga malam terakhir ia didatangi oleh imam ahmad membawakannya seember air untuk wudhu dan membangunkannya untuk shalat malam.. murid itu tidak bangun, ia baru bangun saat adzan subuh.., maka imam ahmad berkata : "habis shalat subuh pulanglah, aku tidak terima seorang calon muhaddits yg tak shalat malam, kembalilah beberapa bulan lagi nanti kalau kau sudah dawamkan shalat malam" (rujuk Tanbiihulmughtarrin Imam Sya'raniy) ini Imam Ahmad bin Hanbal adalah murid imam syafii rahimahullah, dan Imam Syafii berguru pada Imam Malik rahimahullah dan Imam Malik berguru pada Imam hanafi rahimahullah.. nah.. anda bisa sedikit memahami kiranya siapa ini Imam hanafi?, hm.. kini kita mau diseret ke samudra tauhid yg sangat pekat.. yg dihindari oleh para imam dan muhadditsin.. lalu datang seorang hamba yg mungkin tak tahu berapa rukun sholat, bawa sepotong kutipan dari buku terjemahan si polan, dan berkata ini ucapan imam hanafi begini..!..mau membahas masalah tauhid.. dan ilahiyah.. gimana ngga gerah gue.. Anto Sulistianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model jaka sembung gini Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi. Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya lihat Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg bisa lihat. Wassalam, Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi --- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa menggunting > gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan > anda, Imam Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam > Malik, juga Imam Addzahabiy, juga semua imam.. ngga > ada yg jadi wahabi.. > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Untuk > menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita > melihat > bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan > sifat-sifat Allah. > Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan > riwayat-riwayat para Imam, > maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut > menetapkan sifat- > sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya > sendiri seperti yang ada > di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa > adanya tanpa ta'thil > ataupun ta'wil. > > al-'Allamah Shidiq Hasan Khan berkata: " Madzhab > kami adalah > MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya > sifat-sifat Allah TANPA > menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa > menjadikan Allah dari > sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL > (meniadakannya makna dari ayat- > ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah). > Madzhab tersebut > adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam > Malik, Imam > Syafi'
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bos Gemblung, yang berbicara mengenai hal itu bukan saya. Saya hanya mengutip perkataan para Imam. Apa anda merasa lebih pintar dari mereka? Saya ulang lagi perkataan mereka yang dalam hal ini TIDAK ADA PERBEDAAN PENDAPAT. Mereka dengan sangat jelas mengatakan: Imam Abu daud meriwayatkan dari Abdullah bin Nafi', katanya: "Imam Malik berkata,'ALLAH DI LANGIT, dan ILMU ALLAH meliputi SETIAP TEMAPT'". (Masail al-Imam Ahmad hal.263) LANGIT bukanlah langit yg difahami dalam bahasa indonesia, langit dalam bahasa arab adalah sesuatu yg tinggi yg menaungi kita" (Mukhtarusshihhah juz 1 hal 133), oleh sebab itu maksud para Muhaddits bahwa Allah itu menaungi seluruh makhluk, barat, timur, utara, selatan, alam barzakh, sorga, neraka, arsy, alkursiy, lauhul mahfudh, 7 lapis langit, semua dibawah naungan Allah. dan semua itu tak menyimpan Allah, atau berisikan Allah.., mereka dipenuhi keagungan, kewibawaan, dan kekuasaan Allah swt, seluruh alam ini tidak kosong dari Alla, tiada satu jengkal pun di jagad raya ini yg nafi dari Allah swt. Ketika ada seorang wanita bertanya kepada Imam Abu Hanifah: "Dimana Tuhan Anda yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada di langit, tidak di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: "Tahukah anda bahwa Allah berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). Beliau menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat kepada seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal kamu jauh darinya." (al-Asma' ash shifat, II/170) makna langit yg belum anda fahami . Imam Ibnul Qayyim menuturkan dalam kitabnya Ijtima' al-Juyusy sebuah riwayat dari Imam Syafi'I, bahwa beliau berkata: "Berbicara tentang sunnah yang menjadi pegangan saya, shahib-shahib saya, begitu pula para ahli hadits yang saya lihat dan saya ambil ilmu mereka seperti Sufyan, Malik dan lain-lain, adalah iqrar seraya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, serta bersaksi bahwa ALLAH DIATAS `ARSY DI LANGIT, dan DEKAT DENGAN MAHLUKNYA, terserah kehendak Allah, dan Allah itu turun ke langit terdekat kapan saja Allah berkehendak." "DIATAS" maknanya belum tentu diatas kepala kita, karena manusia mengartikan kalimat DIATAS hanya karena mereka punya mata, kalau mereka buta maka mereka mungkin menafsirkan DIATAS adalah dibawah kakinya. sedangkan dalam Alqur;an ada makna DIATAS yg berarti DIBAWAH , sebagaimana berkata imam Ibn Hibban rahimahullah : dalam Alqur'an ada makna yg bersifat Nakirah, yaitu Adhdaad (kebalikan makna) sebagaimana dalam surat Al Kahfi bahwa DEPAN bisa bermakna BELAKANG, yaitu ayat : "dan dibelakang mereka seorang penguasa yg merampas kapal kapal dg paksa", bila makna BELAKANG ini adalah BELAKANG, maka tentunya mereka telah melewatinya saat itu dan tak perlu kapanya dirusak, namun makna BELAKANG dalam ayat itu adalah DEPAN, maka khidir menenggelamkannya, demikian pula ayat : "sungguh Allah tidak malu mengambil percontohan dari seekor nyamuk dan yg diatasnya" , tentunya makna DIATASNYA disini adalah DIBAWAHNYA yaitu yg lebih kecil dari nyamuk. (Shahih Ibn Hiban hadits no.6143). Allah dekat dengan hamba Nya, berarti bukan dilangit yg anda fahami, karena langit itu kan kata anda 500 tahun perjalanan.. tapi langit yg menaungi seluruh hamba Nya turun bukan berarti seperti makhluk, yaitu turun tangga, atau turun dari tempat diatas ke tempat yg dibawah, bukan itu, Imam Ghazali menjelaskan dalam kitabnya "iljamul awam", bahwa turun disini bukan turun sebagaimana makhluk. imam syafii pernah berkata : aku duduk dihadapan para ulama, namun mereka banyak yg belum memahami kedalaman syariah, maka aku terpaksa tanaazaltu, wa tanaazaltu.. wa tanaazaltu.., yaitu aku terpaksa merendahkan pemahaman, dan merendahkan diri pada pemahaman mereka,barulah aku bisa berdialog dan mereka bisa memahami maksudku.." (demikian ucapan Imam Ghazali). maksudnya adalah kalau kita ingin melarang anak anak minum racun, mana mungkin kita katakan bicara rumus2nya dan kandungan racun itu, cukup katakan racun itu ada setannya, nanti kamu tercekik olehnya. ini makna tanaazul, (turun) demikian pula Allah swt, turun merendahkan dirinya kepada orang2 yg bertahajjud, lebih ramah dan lembut, bukan turun dg diri Nya, emang apa bedanya Allah turun atau naik, apa manfaat nya bagi orang yg shalat malam?, yg bermanfaat adalah Allah lebih ramah dan lembut, belajar dulu bahasa arab, jangan nafsir2 dari buku terjemah.. ngga laku.. Imam Abu Ya'la meriwayatkan dari Abu Bakr al-Marwazi, katanya, saya bertanya kepada Ahmad bin Hambal tentang hadits-hadits yang berkenaan dengan SIFAT-SIFAT ALLAH, MELIHAT ALLAH, ISRA', dan kisah 'ARSY, yang
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Hehehe, runyam urusannya emang, kalo diskusi model jaka sembung gini Apa yg diuraikan Pak Wandy di-interprestasikan selalu seolah-2 Pak Wandy sedang mem"propagandakan" Wahhabi. Padahal yg diulas Pak Wandy adalah soal 'ijma para Imam tentang keberadaan, sifat-2 Allah, beserta dalil-2nya yg ada di Quran dan Sunnah. Itu aja yg saya lihat Padahal dalam materi diskusi ini nggak ada sedikitpun menyinggung Wahhabi, hehe gimana pula selalu disangkut pautkan ke Wahhabi... Yaah warga KI sendiri lah yg bisa lihat. Wassalam, Anto yg Hanya Islam, bukan Wahhabi --- bos gila <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > maaf ya.. wahabiy, anda tdak bisa menggunting > gunting ucapan imam imam untuk tujuan keinginan > anda, Imam Abu hanafi bukan wahabi, juga Imam > Malik, juga Imam Addzahabiy, juga semua imam.. ngga > ada yg jadi wahabi.. > > wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Untuk > menjawab pertanyaan Kang Ramdan, sebaiknya kita > melihat > bagaimana Aqidah para Imam yang berkaitan dengan > sifat-sifat Allah. > Jika kita perhatikan dari fatwa-fatwa dan > riwayat-riwayat para Imam, > maka kita dapat melihat bahwa para Imam tersebut > menetapkan sifat- > sifat Allah sebagaimana Allah menetapkannya > sendiri seperti yang ada > di dalam al-QURAN maupun as-SUNNAH, seperti apa > adanya tanpa ta'thil > ataupun ta'wil. > > al-'Allamah Shidiq Hasan Khan berkata: " Madzhab > kami adalah > MADZHAB ULAMA SALAF, yaitu MENETAPKAN adanya > sifat-sifat Allah TANPA > menyerupakanNya dengan sifat mahluk dan tanpa > menjadikan Allah dari > sifat-sifat kekurangan, TANPA TA'THIL > (meniadakannya makna dari ayat- > ayat yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah). > Madzhab tersebut > adalah Madzhab IMAM-IMAM dalam Islam, seperti Imam > Malik, Imam > Syafi'i, Imam ats-Tsauri, Imam Ibnu al-Mubarak, > Imam AHmad dan lain- > lain. Mereka TIDAK BERBEDA PENDAPAT dalam masalah > USHULUDDIN. Begitu > pula Imam Abu Hanifah, beliau sama aqidahnya > dengan para Imam > diatas, yaitu aqidah yang SESUAI dengan apa yang > dituturkan oleh al- > QURAN dan as-SUNNAH." (Qathf ats-Tsamar, > hal.47-48) > > Benar sekali bahwa tidak ada sesuatu pun yang > menyerupai Allah, Imam > Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A'lam an Nubala > (XX/341) menuturkan > dari Imam Syafi'I, kata beliau: "kita menerapkan > sifat-sifat Allah > ini sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran dan > Sunnah Nabi, dan > kita meniadakan tasybih (menyamakan Allah dengan > mahluknya), > sebagaimana Allah juga meniadakan tasybih itu > dalam > firmannya: 'tidak ada sesuatupun yang menyerupai > Dia' (QS. As- > Syura:11) > > Imam Abu Hanifah berkata: "Tidaklah pantas bagi > seseorang untuk > berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia > menyifati Allah > dengan sifat-sifat yang disebutkan oleh Allah > sendiri. Ia tidak > boleh berbicara tentang Allah dengan pendapatnya > sendiri. Maha suci > Allah Rabbul `Alamin." (Syarah al-Aqidah > ath-Thahawiyah, II/427) > > Imam ad-Daruqutni meriwayatkan dari al-Wahid bin > Muslim, > katanya: "Saya bertanya kepada Malik, ats-Tsauri, > al-Auza'I, dan al- > Laits bin Sa'ad tentang hadits-hadits mengenai > sifat-sifat Allah. > Mereka menjawab: "Jalankanlah (baca dan pahami) > seperti apa adanya." > (Ash-Shifat hal.75, Asy-Syari'ah hal.314, > al-I'tiqad hal.118) > > Imam Abu Hanifah juga berkata: "Sifat-sifat Allah > itu berbeda dengan > sifat-sifat mahluk. Allah itu mengetahui, tetapi > tidak seperti > mengetahuinya mahluk. Allah itu mampu (berkuasa) > tetapi tidak > seperti mampunya mahluk. Allah itu melihat, tetapi > tidak seperti > melihatnya mahluk. Allah itu mendengar tetapi > tidak seperti > mendengarnya mahluk. Dan Allah itu berbicara > tetapi tidak seperti > berbicaranya mahluk" (al-Fiqh al-Akbar hal.302) > > Ketika ada seorang wanita bertanya kepada beliau: > "Dimana Tuhan Anda > yang Anda sembah itu?" Beliau menjawab: "Allah ada > di langit, tidak > di bumi." Kemudian ada seseorang bertanya: > "Tahukah anda bahwa Allah > berfirman, `Allah itu bersamamu' (QS. al-Hadid:4). > Beliau > menjawab:"Ungkapan itu seperti kamu menulis surat > kepada > seseorang,'Saya akan selalu bersamamu', padahal > kamu jauh darinya." > (al-Asma' ash shifat, II/170) > > Beliau juga berkata: "Siapa yang berkata, `saya > tidak tahu Tuhanku > itu dimana, di langit atau di bumi', maka orang > tersebut telah > menjadi kafir. Demikian pula orang yang berkata: > `Tuhanku itu > diatas `Arsy. Tetapi saya tidak tahu `arsy itu di > langit atau di > bumi.'" (al-Fiqh al-Absath, hal.46) > > Pernyataan seperti ini juga dinukil dari Ibnu > Taimiyah dalam Majmu' > Fatawa V/48, Ibnul Qayyim dalam Ijtima' al-Juyusy > al-Islamiyah > hal.139, Adz-Dzahabi dalam al-`Uluw hal.101-102, > Ibnu Qadamah dalam > al-`Uluw hal.116, dan Ibnu Abi al-`Izz dalam Syarh > al-Aqid
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
--- heh..*. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 1. berada ditengah tengah 2. tidak bergerak 3. datar nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje.. -- Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 29, menjelaskan sbb: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Lafazh Tsummas-tawa: yang artinya: dan Dia berkehendak (menciptakan) , mashdar/kata bendanya adalah istiwa. Jadi, Al-Istiwa artinya meninggi dan naik keatas sesuatu (bersemayam) sebagaimana makna firman Allah Taala (dalam ayat yang lain): Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu . (Q.S.Al-Muminun ayat 28). Al-Istiwa' 'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy) adalah termasuk sifat fi'liyah. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia bersemayam di ata 'Arsy, pada tujuh tempat di dalam kitabNya, Al-A'raf: 54, Yunus: 3, Ar-Ra'd: 2,Thaha: 5, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4, Al-Hadid: 4 Dalam ketujuh ayat tersebut lafazh istawa' datang dalam bentuk dan lafazh yang sama. Maka hal ini menyatakan bahwa yang dimaksudkan adalah maknanya yang hakiki yang tidak menerima ta'wil, yaitu ke-tinggian dan keluhuranNya di atas 'Arsy. 'Arsy menurut Bahasa Arab adalah singgasana untuk raja. Se-dangkan yang dimaksud dengan 'Arsy di sini adalah singgasana yang mempunyai beberapa kaki yang dipikul oleh malaikat, ia merupakan atap bagi semua makhluk. Sedangkan bersemayamnya Allah di atas-nya ialah yang sesuai dengan keagunganNya. Kita tidak mengetahui kaifiyah (cara)nya, sebagaimana kaifiyah sifat-sifatNya yang lain. Akan tetapi kita hanya menetapkannya sesuai dengan apa yang kita pahami dari maknanya dalam bahasa Arab, sebagaimana sifat-sifat lainnya, karena memang Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab. sorry gue mo tanya, ini tafsir siapa?, tafsir elo?, ucapan yg gue sampaikan tentang makna kalimat Istawa adalah dari Tafsir Imam Qurtubi juz 7 hal 220. istiwa dalam dzat Allah tak bisa disamakan dg istiwa yg kepala anda fahami wahai wahabi.., kenapa anda senang menafsierkan kalimat dan ayat mutasyabih.. anda dan semu orang wahabi suka mengorek ayat ayat mutasyabih, menafsirkkan Allah ada di Arsy, lalu kalau Allah ada di arsy berarti dia turun setiap sepertiga malam terakhir ke langit yg terdekat ke Bumi?, sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan shahih lainnya, ok anda katakan memang Allah turun kelangit yg terendah saat sepertiga malam terakhir, itu tak boleh ditakwil, memang benar kok turun.. lalu kita fahami bahwa waktu dimuka bumi ini berputar, dan waktu sepertiga malam terakhir dijakarta akan sirna digantikan dg wilayah yg lebih ke barat.. maka pada hakekatnya bahwa wkt sepertiga malam terakhir itu selalu ada di salah satu bagian bumi, berarti Dia tak pulang pulang ke arsy, terus gelantungan dilangit yg terendah.. lalu bagaimana dengan ayat "sungguh Allah lebih dekat kepada kalian dari urat leher kalian.." nah lhoo.. "dan kami lebih dekat kepadanya (orang yg sedang sakratulmaut) dari kalian akan tetapi kalian tak melihat kami (QS Al waaqiah) berarti Dia sedang tak di arsy, tapi sedang dekat dg yg sakratulmaut, dan orang yg sakratulmaut ini tiap detik juga ada di bumi.., lalu?, kalau dia Di Arsy tentunya dia tak ada di tempat lain, dan menafikan ALlah dari suatu tempat adalah kufr, karena Allah tidak terbatas dg tempat.. kalimat istawa pada maklhluk jelas bisa difahami, tapi kalimat istawa pada dzat Nya swt tak bisa difahami, sebagaimana tangan Nya tak bisa difahami, semua mufassir dan ulama dan para Imam menutup bibirnya dari menafsirkan makna ini kecuali wahabiy.. - ayat itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath : "Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka". nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari langit?, hayo * wahabi jawab? Saya kutipkan perkataan Imam Abu Hanifah yang berkaitan dengan ini, Imam ABu Hanifah berkata: "Allah juga memiliki tangan, wajah, dan diri seperti disebutkan sendiri oleh Allah dalam al-Quran. Maka apa yang disebutkan oleh Allah tentang wajah, tangan, dan diri menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat yang tidak boleh direka-reka sendiri bentuknya. Dan juga tidak boleh disebutkan bahwa tangan Allah itu artinya kekuasaanNya atau nikmatNya, karena hal itu berarti meniadakan sifat-sifat Allah,
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Untuk menjawab pertanyaan Bapak Budi Suci ' Si Penumpas kebatilan' yang terhormat, berikut jawabannya. Tapi mohon maaf, saya tidak tahu apakah jawaban versi Wahabinya seperti ini atau tidak, karena kebetulan saya belum sempet nyari jawaban dari situs Wahabi. Mohon maaf atas jawaban yang tidak sesuai dengan keinginan --- heh..*. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 1. berada ditengah tengah 2. tidak bergerak 3. datar nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje.. -- Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 29, menjelaskan sbb: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Lafazh Tsummas-tawa: yang artinya: dan Dia berkehendak (menciptakan) , mashdar/kata bendanya adalah istiwa. Jadi, Al-Istiwa artinya meninggi dan naik keatas sesuatu (bersemayam) sebagaimana makna firman Allah Taala (dalam ayat yang lain): Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu . (Q.S.Al-Muminun ayat 28). Al-Istiwa' 'Alal-'Arsy (Bersemayam Di Atas 'Arsy) adalah termasuk sifat fi'liyah. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia bersemayam di ata 'Arsy, pada tujuh tempat di dalam kitabNya, Al-A'raf: 54, Yunus: 3, Ar-Ra'd: 2,Thaha: 5, Al-Furqan: 59, As-Sajdah: 4, Al-Hadid: 4 Dalam ketujuh ayat tersebut lafazh istawa' datang dalam bentuk dan lafazh yang sama. Maka hal ini menyatakan bahwa yang dimaksudkan adalah maknanya yang hakiki yang tidak menerima ta'wil, yaitu ke-tinggian dan keluhuranNya di atas 'Arsy. 'Arsy menurut Bahasa Arab adalah singgasana untuk raja. Se-dangkan yang dimaksud dengan 'Arsy di sini adalah singgasana yang mempunyai beberapa kaki yang dipikul oleh malaikat, ia merupakan atap bagi semua makhluk. Sedangkan bersemayamnya Allah di atas-nya ialah yang sesuai dengan keagunganNya. Kita tidak mengetahui kaifiyah (cara)nya, sebagaimana kaifiyah sifat-sifatNya yang lain. Akan tetapi kita hanya menetapkannya sesuai dengan apa yang kita pahami dari maknanya dalam bahasa Arab, sebagaimana sifat-sifat lainnya, karena memang Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab. - ayat itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath : "Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka". nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari langit?, hayo * wahabi jawab? Saya kutipkan perkataan Imam Abu Hanifah yang berkaitan dengan ini, Imam ABu Hanifah berkata: "Allah juga memiliki tangan, wajah, dan diri seperti disebutkan sendiri oleh Allah dalam al-Quran. Maka apa yang disebutkan oleh Allah tentang wajah, tangan, dan diri menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat yang tidak boleh direka-reka sendiri bentuknya. Dan juga tidak boleh disebutkan bahwa tangan Allah itu artinya kekuasaanNya atau nikmatNya, karena hal itu berarti meniadakan sifat-sifat Allah, sebagaimana pendapat yang dipegang oleh ahli qadar dan golongan Mu'tazilah" (al-Fiqh al-Akbar, hal.302) - lalu ayat lain : "sungguh Arsy Nya diatas air", hayo wahabi * bagaimana jawabanmu? -- Ya itu betul, 'ArsyNya memang ada diatas samude air, sesuai dengan hadits berikut: Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) -- bukankah itu adalah makna kiasan?, yg maksudnya bukan tangan Allah, tapi keridhoan dan kekuatan Allah bersama tangan sahabat yg berbai'at saat itu.. -- Imam Abu Hanifah juga berkata: "Demikian pula tentang tangan Allah diatas tangan-tangan mereka yang menyatakan janji setia kepada Rasul, tangan Allah itu tidak sama dengan tangan mahluk." (al-Fiqh al-Absath hal.56) -- dan Arsy diatas air, air adalah sumber kehidupan, maka singgasana Nya diatas sumber kehidupan kalau dia ada di Arsy maka Dia adalah makhluk, karena terikat dengan ruang dan tempat.. -- Imam Abu Hanifah berkata: Tidaklah pantas bagi seseorang untuk berbicara tentang Dzat Allah. Tetapi hendaknya ia menyifati A
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Langit = Assamaa', yg bermakna ketinggian, tak bisa dijadikan ukuran bahwa Allah ada didalamnya, itu adalah logika bodoh yg menyamakan Allah dengan makhluk.. makanya belajar dulu, jangan maen tafsir semaunya, akhirnya kayak bin baz deh, bumi bulat dibilang datar, tekak dengan kepalanya bahwa bumi tetap datar.. koplok kan.. wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al Quran, "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : 5). "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan keberadaan Allah swt, "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)." (Al Jin: 8-9) Dalil-dalil As Sunnah: Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Imam Al-Albani). Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: "Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya" (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah). Ibnu Jarir berkata: Yunus menuturkan kepadaku, dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari Bapaknya, ia menuturkan, Rasulullah bersabda: "Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping dirham yang diletakan diatas perisai" Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah ArRahman, tiada lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakan di tangan seseorang diantara kamu" Ibnu Jarir berkata pula: Dan Abu Dzar menuturkan: Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Kursi itu berada di 'Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir" Salam WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "Dav
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
heh..**.. itu ayat ISTIWA darimenong elu terjemahin jadi BERSEMAYAM, pake bahasa apaan elu?, ISTIWA mempunyai 3 makna, 1. berada ditengah tengah 2. tidak bergerak 3. datar nah.. tiga tiganya ngga ada yg sesuai dengan makna semayam, enak aje.. ayat itu tak bisa diterjemahkan secara harfiyah, ayat itu mutasyabih, kalau elo terjemahin begitu dg harfiyah, lalu bagaimana dg ayat di surat Al Fath : "Sungguh mereka yg berbai'at kepadamu sungguh mereka telah berbai'at kpd Allah, dan Tangan Allah diatas tangan mereka". nah.. apakah saat itu ada teriwayatkan bahwa ada tanga Allah turun dari langit?, hayo ** wahabi jawab? lalu ayat lain : "sungguh Arsy Nya diatas air", hayo wahabi ** bagaimana jawabanmu? bukankah itu adalah makna kiasan?, yg maksudnya bukan tangan Allah, tapi keridhoan dan kekuatan Allah bersama tangan sahabat yg berbai'at saat itu.. dan Arsy diatas air, air adalah sumber kehidupan, maka singgasana Nya diatas sumber kehidupan kalau dia ada di Arsy maka Dia adalah makhluk, karena terikat dengan ruang dan tempat.. hayo jawab ** .. wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al Quran, "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : 5). "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan keberadaan Allah swt, "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)." (Al Jin: 8-9) Dalil-dalil As Sunnah: Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Imam Al-Albani). Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: "Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya"
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
ini lagi, udah jadi wahabi ** terus shahih shahih.. kayak elu aje yg punya shahih.. "al.fatih" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kang Ramdan, Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy. Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan- Nya. --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kang Wandy, > > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh berada di > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa Dia > tempati... :-) > > he he he > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, > ..." > * > hati-hati jadi syirik, ah... > maaf jika kesimpulan saya salah > > salam > :-) > > > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al > > Quran, > > > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : > > 5). > > > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) > > > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan > > keberadaan Allah swt, > > > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita- beritanya). > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9) > > > > Dalil-dalil As Sunnah: > > > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) > > > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). > > > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang- orang > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh > > Imam Al-Albani). > > > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) > > > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) > > > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahw
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
mas, kenapa kita tidak boleh me-ta'wil bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy..? apa lagi yang tidak boleh, mas...? salam :-) On 12/19/06, al.fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kang Ramdan, > > Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan > pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu > ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun > sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita > ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy. > > Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. > Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada > yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah > maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil > (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau > mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan- > Nya. > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Kang Wandy, > > > > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh > berada di > > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? > > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa > Dia > > tempati... :-) > > > > he he he > > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang > menyerupai Dia, > > ..." > > * > > hati-hati jadi syirik, ah... > > maaf jika kesimpulan saya salah > > > > salam > > :-) > > > > > > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam > > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari > Al > > > Quran, > > > > > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" > (Thoha : > > > 5). > > > > > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) > > > > > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan > > > keberadaan Allah swt, > > > > > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, > > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan > panah- > > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa > > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita- > beritanya). > > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan > > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai > (untuk > > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9) > > > > > > Dalil-dalil As Sunnah: > > > > > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh > > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan > sayap- > > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang > > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di > atas > > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh > pingsan > > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) > > > > > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan > > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di > > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). > > > > > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang- > orang > > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah > > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh > Yang > > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan > oleh > > > Imam Al-Albani). > > > > > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak > > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata > > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah > > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah > Alloh, > > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". > Dan di > > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama > > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, > disyariatkannya > > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang > mengingkari > > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa > > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) > > > > > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: > > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" > Kami > > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau > > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, > dan > > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 > > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan > 500 > > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan > > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak > antara > > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK > > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan > > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) > > > > > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: > > > "
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
he he he.. lha iya setuju... begitu. jadi, bagaimana jawaban atas pertanyaan ini...? salam, :-) On 12/19/06, al.fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kang Ramdan, > > Sebenarnya apa yang dijelaskan kang Wandy itu sudah sesuai dengan > pemahaman yang shahih. Apalagi riwayat seorang sahabat yang tahu > ketika ayat turun sehingga mereka meriwayatkan hadits Rasulullah pun > sesuai dengan apa yang Rasulullah sampaikan. Yang tidak boleh kita > ta'wil adalah bagaimana bersemayamnya Allah di atas Arsy. > > Dan benar bahwa Allah tidak bisa diserupakan dengan segala sesuatu. > Namun jika kita menggunakan kaidah jika ada tempat maka pasti ada > yang membuat tempat tersebut dan ada yang lebih besar dari Allah > maka hal itu sangat dilarang. Itu sama saja dengan ta'thil > (meniadakan dan mengingkari sifat-sifat ilahiyah Allah atau > mengingkari sebagian) karena seolah bisa menempati seperti ciptaan- > Nya. > > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Kang Wandy, > > > > kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh > berada di > > suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? > > kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa > Dia > > tempati... :-) > > > > he he he > > bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang > menyerupai Dia, > > ..." > > * > > hati-hati jadi syirik, ah... > > maaf jika kesimpulan saya salah > > > > salam > > :-) > > > > > > On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam > > > diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari > Al > > > Quran, > > > > > > "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" > (Thoha : > > > 5). > > > > > > "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) > > > > > > Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan > > > keberadaan Allah swt, > > > > > > "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, > > > maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan > panah- > > > panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa > > > tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita- > beritanya). > > > Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan > > > (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai > (untuk > > > membakarnya)." (Al Jin: 8-9) > > > > > > Dalil-dalil As Sunnah: > > > > > > Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh > > > menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan > sayap- > > > sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang > > > didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di > atas > > > batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh > pingsan > > > karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) > > > > > > "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan > > > Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di > > > waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). > > > > > > Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang- > orang > > > yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah > > > siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh > Yang > > > berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan > oleh > > > Imam Al-Albani). > > > > > > Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak > > > perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata > > > setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah > > > pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah > Alloh, > > > dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". > Dan di > > > dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama > > > disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, > disyariatkannya > > > jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang > mengingkari > > > kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa > > > shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) > > > > > > Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: > > > "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" > Kami > > > menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau > > > Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, > dan > > > antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 > > > tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan > 500 > > > tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan > > > antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak > antara > > > langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK > > > TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan > > > Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) > > > > > > Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: > > > "Antara langit yang paling bawah den
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Kang Wandy, kesemua dalil yang diajukan menggiring ke pemahaman bahwa Alloh berada di suatu tempat di atas langit sana secara fisik, begitu..? kalo begitu ada yang lebih besar dari pada Alloh dong, karena bisa Dia tempati... :-) he he he bukan kah ada ayat seperti ini:*"Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, ..." * hati-hati jadi syirik, ah... maaf jika kesimpulan saya salah salam :-) On 12/19/06, wandysulastra <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Menambahkan jawaban secara 'syariah', bahwa Allah bersemayam diatas 'Arsy yang berada diatas langit. Beberapa keterangan dari Al Quran, "(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas `Arsy" (Thoha : 5). "Kemudian Dia Istiwa' (bersemayam) di atas `Arsy" (Al-A'raf : 54) Perkataan Jin sebagaimana diceritakan Alloh yang juga menunjukkan keberadaan Allah swt, "Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah- panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)." (Al Jin: 8-9) Dalil-dalil As Sunnah: Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, "Apabila Alloh menetapkan perintah di atas langit, para malaikat mengepakkan sayap- sayapnya karena patuh akan firman-Nya, seakan-akan firman (yang didengar) itu seperti gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal itu memekakkan mereka (sehingga mereka jatuh pingsan karena ketakutan)...dst (HR. Al Bukhori) "Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada diatas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang" (HR. Bukhori-Muslim). Rosululloh shollallohu `alaihi wa sallam juga bersabda,"Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit" (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Imam Al-Albani). Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan. Imam Adz-Dzahabi berkata setelah membawakan hadits budak perempuan tersebut, "Demikianlah pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, dia segera menjawab dengan fitrahnya,"Alloh di atas langit!". Dan di dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama disyariatkannya pertanyaan,"Di mana Alloh?" Kedua, disyariatkannya jawaban yang ditanya,"Di atas langit". Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa shollallohu `alaihi wa sallam". (Mukhtashor Al-'Uluw) Al-'Abbas bin Abdul Mutholib menuturkan, Rasulullah bersabda: "Tahukah kamu sekalian berapa jarak antara langit dengan bumi?" Kami menjawab:"Allah dan RasulNya lebih mengetahui" Beliau Bersabda:"Antara langit dan bumi jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit ke langit yang lainnya jaraknya perjalanan 500 tahun, sedang ketebalan masing-masing langit adalah perjalanan 500 tahun. Antara langit yang ketujuh dengan 'Arsy ada samudera, dan antara dasar samudera itu dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi. Allah ta'ala ditas itu semua dan TIDAK TERSEMBUNYI bagiNya sesuatu apapun dari perbuatan anak keturunan Adam" (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya) Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, bahwa ia menuturkan: "Antara langit yang paling bawah dengan langit berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit ke tujuh dengan kursi jaraknya 500 tahun, dan antara kursi dan samudera air jaraknya 500 tahun, sedang 'Arsy berada diatas samudera air itu, dan Alah berada ditas 'Arsy tersebut, TIDAK TERSEMBUNYI bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kamu sekalian." `Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, "Dan `Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya" (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah). Ibnu Jarir berkata: Yunus menuturkan kepadaku, dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari Bapaknya, ia menuturkan, Rasulullah bersabda: "Ketujuh langit itu berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping dirham yang diletakan diatas perisai" Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah ArRahman, tiada lain hanyalah bagaikan sebutir biji sawi yang diletakan di tangan seseorang diantara kamu" Ibnu Jarir berkata pula: Dan Abu Dzar menuturkan: Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Kursi itu berada di 'Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dicampakkan di tengah padang pasir" Salam WnS --- In keluarga-islam@yahoogroups.com , "Dave" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu, > > Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau secara ruhani " Apakah kita bisa mengetahu
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Om Dave, ini mah tentang hal Ihksan. tapi memang kebanyakan kita seperti apa kata iklan: "taat cuma kalo ada yang liat" dan kebanyakan pula berpemahaman kalo "yang liat" ini harus bisa diliat juga.. he he he... salam :-) On 12/19/06, Dave <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu, Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau secara ruhani " Apakah kita bisa mengetahui keberadaan Allah secara jasmani ? Yang kedua saya kurang paham analogi komputer yang Kang Ncep maksud Tetapi maksud dari pertanyaan saya yang awam ini adalah ketika kita mengetahui keberadaan Allah, maka masih bisakah kita berbuat maksiat ? Saya minta maaf jika membuat suatu analogi yang mungkin sering disampaikan Mungkin kita pernah dengar "acara selebriti nginap" sekarang diganti menjadi presiden (Contohnya Pak SBY) nginap beserta 2 orang paspampres mengikuti kita kemana saja baik itu makan, tidur, mandi , bekerja , ngerumpi di milis dan lain-lain selama kurang lebih 1 bulan yakinkah kita hidup kita akan berubah drastis selama itu , Jika kita yakin pertanyaannya adalah apakah posisi President lebih mulia atau ditakuti dari pada Allah. ..Ternyata kita memang telah kehilangan salah satu bahkan lebih dari sifat Allah (Maha Zahir, Maha Melihat, Maha Menyaksikan) apakah karena tuhan telah lama mati dihati kita atau ketidak tahuan kita mengenai keberadaan Allah. Maafkan saya jika kembali mengulangi pertanyaan "Dimanakah Allah ? Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu, - Original Message - *From:* kang nceps <[EMAIL PROTECTED]> *To:* keluarga-islam@yahoogroups.com *Sent:* 19 December 2006 14:20 *Subject:* [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave oom dave ,,, kalau secara syariah maka semua pertanyaan yang sampeyan maksud sudah didapatkan didalam Sunnah dan Qur'an lalu ingin mencari kemana lagi ?? tinggal sampeyan sendiri ingin jawaban dalam versi apa ? secara jasmani atau secara ruhani,?? secara jasmani maka sudah diatur dalam syariah, sedangkan secara ruhani maka silahkan mencari guru, yang tidak mungkin kasih jawaban di milis umum syariah seperti ini, tapi dulu kang ramdan sudah memberikan analogi tentang komputer yang dihubungkan dengan manusia dan tuhan ,silahkan dibuka lagi arsip milis, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com , Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > hehehe... mungkin karena ga head nyus... :)) > > salam, > ananto > > > On 12/19/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > dan ga ada yang bisa/mau njawab.. :-( > > he he he... > > > > salam > > :-) > > > > > > On 12/18/06, kang nceps <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > > > oom dave sebaiknya ganti topik ganti juga subject supaya threadnya > > > tidak tupang tindih kayak gini, apalagi sekarang makin doyan orang > > > pada posting ke milis > > > > > > threadnya saya ganti tuuh,,, > > > > > > wassalam > > > KnC > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com , > > > "Dave" wrote: > > > > > > > > Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu, > > > > > > > > Dari banyaknya cacian yang terlontar bercampur dengan dalil-dalil di > > > ramu dengan logika dan berusaha mencari pencitraan sendiri-sendiri > > > tentang suatu pembenaran membuat orang awam seperti saya semakin > > > terhenyak mencari kebenaran dari pembenaran-pembenaran ini , adakah > > > yang bisa membantu saya mencari jawaban berikut ini > > > > > > > > - Dimanakah Allah sebenarnya > > > > > > > > Apakah seperti tergambar dalam surat Al A'raf 54 "Sesungguhnya Tuhan > > > kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam > > > masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy " > > > > lalu dimana Arsy itu apakah di langit (secara dzahir bisa dijangkau) > > > atau hanya langit perumpamaan ? > > > > > > > > -Dimana pula ruh kita bersemayam > > > > apakah ini hanya urusan Allah seperti yang tertera > > > > Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, "Ruh itu > > > adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit" > > > (Al Ishraa' 17 : 85) Apakah kita tidak berhak tau dimana ruh kita berada > > > > > > > > -Dimana Ruh kita ketika kita sedang tidur seperti yang tergambar > > > dalam surat Al An'am > > > > Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa > > > yang kamu kerjakan pada waktu siang. kemudian Dia membangunkan kamu > > > pada siang hari untuk disempurnakan ajal yang telah ditentukan, > > > kemudian kepada-Nya kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa > > > yang telah kamu kerjakan. (Al An'aam 6 : 60 > > > > > > > > -Mengapa hati kita cenderung menetang perintah Allah bukankah secara > > > fitrah manusia diciptakan dengan sifat tunduk kepada Allah , pakah > > > semua itu memang dikendalikan oleh Allah seperti dalam surat As syamsi > > > : 8 " Maka Allah mengilhamkan kepada Jiwa itu jalan kefasikan dan > > > ketakwaan" > > > > > > > > -Mengapa Sholat khusyuk sulit sekali didapat walaupun segala syarat > > > dari syairat telah terpe
Re: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave
Alaikum salam Warahmatullahi Wabaraakatuhu, Saya masih belum paham yang Kang Ncep maksud "Secara Jasmani atau secara ruhani " Apakah kita bisa mengetahui keberadaan Allah secara jasmani ? Yang kedua saya kurang paham analogi komputer yang Kang Ncep maksud Tetapi maksud dari pertanyaan saya yang awam ini adalah ketika kita mengetahui keberadaan Allah, maka masih bisakah kita berbuat maksiat ? Saya minta maaf jika membuat suatu analogi yang mungkin sering disampaikan Mungkin kita pernah dengar "acara selebriti nginap" sekarang diganti menjadi presiden (Contohnya Pak SBY) nginap beserta 2 orang paspampres mengikuti kita kemana saja baik itu makan, tidur, mandi , bekerja , ngerumpi di milis dan lain-lain selama kurang lebih 1 bulan yakinkah kita hidup kita akan berubah drastis selama itu , Jika kita yakin pertanyaannya adalah apakah posisi President lebih mulia atau ditakuti dari pada Allah. ..Ternyata kita memang telah kehilangan salah satu bahkan lebih dari sifat Allah (Maha Zahir, Maha Melihat, Maha Menyaksikan) apakah karena tuhan telah lama mati dihati kita atau ketidak tahuan kita mengenai keberadaan Allah. Maafkan saya jika kembali mengulangi pertanyaan "Dimanakah Allah ? Wassalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu, - Original Message - From: kang nceps To: keluarga-islam@yahoogroups.com Sent: 19 December 2006 14:20 Subject: [keluarga-islam] Re: Pertanyaan dari seorang - Dave oom dave ,,, kalau secara syariah maka semua pertanyaan yang sampeyan maksud sudah didapatkan didalam Sunnah dan Qur'an lalu ingin mencari kemana lagi ?? tinggal sampeyan sendiri ingin jawaban dalam versi apa ? secara jasmani atau secara ruhani,?? secara jasmani maka sudah diatur dalam syariah, sedangkan secara ruhani maka silahkan mencari guru, yang tidak mungkin kasih jawaban di milis umum syariah seperti ini, tapi dulu kang ramdan sudah memberikan analogi tentang komputer yang dihubungkan dengan manusia dan tuhan ,silahkan dibuka lagi arsip milis, wassalam KnC --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > hehehe... mungkin karena ga head nyus... :)) > > salam, > ananto > > > On 12/19/06, Ramdan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > dan ga ada yang bisa/mau njawab.. :-( > > he he he... > > > > salam > > :-) > > > > > > On 12/18/06, kang nceps <[EMAIL PROTECTED] > wrote: > > > > > > oom dave sebaiknya ganti topik ganti juga subject supaya threadnya > > > tidak tupang tindih kayak gini, apalagi sekarang makin doyan orang > > > pada posting ke milis > > > > > > threadnya saya ganti tuuh,,, > > > > > > wassalam > > > KnC > > > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com , > > > "Dave" wrote: > > > > > > > > Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakatuhu, > > > > > > > > Dari banyaknya cacian yang terlontar bercampur dengan dalil-dalil di > > > ramu dengan logika dan berusaha mencari pencitraan sendiri-sendiri > > > tentang suatu pembenaran membuat orang awam seperti saya semakin > > > terhenyak mencari kebenaran dari pembenaran-pembenaran ini , adakah > > > yang bisa membantu saya mencari jawaban berikut ini > > > > > > > > - Dimanakah Allah sebenarnya > > > > > > > > Apakah seperti tergambar dalam surat Al A'raf 54 "Sesungguhnya Tuhan > > > kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam > > > masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy " > > > > lalu dimana Arsy itu apakah di langit (secara dzahir bisa dijangkau) > > > atau hanya langit perumpamaan ? > > > > > > > > -Dimana pula ruh kita bersemayam > > > > apakah ini hanya urusan Allah seperti yang tertera > > > > Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah, "Ruh itu > > > adalah urusan Tuhanku dan kamu tidak diberi ilmu melainkan sedikit" > > > (Al Ishraa' 17 : 85) Apakah kita tidak berhak tau dimana ruh kita berada > > > > > > > > -Dimana Ruh kita ketika kita sedang tidur seperti yang tergambar > > > dalam surat Al An'am > > > > Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa > > > yang kamu kerjakan pada waktu siang. kemudian Dia membangunkan kamu > > > pada siang hari untuk disempurnakan ajal yang telah ditentukan, > > > kemudian kepada-Nya kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa > > > yang telah kamu kerjakan. (Al An'aam 6 : 60 > > > > > > > > -Mengapa hati kita cenderung menetang perintah Allah bukankah secara > > > fitrah manusia diciptakan dengan sifat tunduk kepada Allah , pakah > > > semua itu memang dikendalikan oleh Allah seperti dalam surat As syamsi > > > : 8 " Maka Allah mengilhamkan kepada Jiwa itu jalan kefasikan dan > > > ketakwaan" > > > > > > > > -Mengapa Sholat khusyuk sulit sekali didapat walaupun segala syarat > > > dari syairat telah terpenuhi , bagaimana hakikatnya sholat khusyuk itu > > > > > > > > terimakasih jika ada sauda