Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-07 Terurut Topik bambang
:37 PM
   Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir ===
  tantangan untuk dakwah??
   
   
   Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu,
   Afwan mas Bambang, ana mau memberikan komentar ( diskusi ) .
   
   Permasalahan yang dikemukakan mas Bambang belumlah terang, masih
  umum. Apa yang disampaikan dalam Hujah mengenai hal dibawah adalah
  Haq. tetapi pemahaman masih memerlukan perincian.
   
   Dari penjelasan yang disampaikan dibawah ana bisa memahami bahwa
  antum ingin menyampaikan bolehnya melawan penguasa muslim. Mohon
  klarifikasinyaatau ini hanya bolehnya memerangi kaum muslimin (
  bukan penguasa ) / masyarakat yang telah keluar dari pilar-pilar islam
  ( seperti yang dicontohkan : Umat muslim yang tidak membayar zakat
  pada zaman Sahabat Abu Bakar ra. dan Khawarij yang menentang khalifah
  kaum muslimin ).
   
   Kalau benar demikian bahwa pembahasan dibawah adalah bolehnya
  melawan pemimpin kaum muslimin, untuk membahasnya lebih detail kiranya
  antum bisa memberikan contoh dari sirah atau atsar yang mencontohkan
  kejadian pemberontakan kepada pemimpin kaum muslimin yang kemudian
  kita cocokkan dengan kedua hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa
  sallam . Karena hujah yang antum bawakan adalah kisah sahabat Abu
  Bakar ( khalifah pada saat itu ) memerangi kaum muslimin yang tidak
  patuh untuk membayar zakat dan sahabat Ali ra yang memerangi para
  khawarij...
   
   Ana berpendapat dalil- dalil yang dikemukakan adalah haq ( benar )
  tetapi tidak pada tempatnya ( kalau hal tersebut dihubungkan dengan
  penguasa kaum muslimin ) . Ana teringat tentang kisah Dzul
  Khuwaishirah cikal bakal khawarij yang memprotes Rasulullah
  Shallallahu alaihi wa sallam :
   
   Dan kisah berikut dapat menjadi contoh nyata dan sekaligus dalil
  akan hal ini:
   Úä ÃÈí ÓÚíÏ ÑÖí Çááå Úäå ÞÇá: ÈíäÇ äÍä ÚäÏ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå
  æ Óáã æåæ íÞÓã ÞÓãÇó¡ ÃÊÇå Ðæ ÇáÎæíÕÑÉ -æåæ ÑÌá ãä Èäí Êãíã- ÝÞÇá: íÇ
  ÑÓæá Çááå¡ ÇÚÏá! ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æíáß æãä íÚÏá Åä áã
  ÃÚÏá¿!¡ ÞÏ ÎÈÊ æÎÓÑÊ Åä áã ÃÚÏá . ÝÞÇá ÚãÑ Èä ÇáÎØÇÈ ÑÖí Çááå Úäå íÇ
  ÑÓæá Çááå ÇÆÐä áí Ýíå¡ ÃÖÑÈ ÚäÞå. ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã
  ÏÚå ÝÅä áå ÃÕÍÇÈÇð íÍÞÑ ÃÍÏßã ÕáÇÊå ãÚ ÕáÇÊåã¡ æÕíÇãå ãÚ ÕíÇãåã¡
  íÞÑÃæä ÇáÞÑÂä áÇ íÌÇæÒ ÊÑÇÞíåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÅÓáÇã ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ
   æÝí ÑæÇíÉ : Åäå íÎÑÌ ãä ÖÆÖÆí åÐÇ¡ Þæã íÊáæä ßÊÇÈ Çááå ÑØÈÇð áÇ
  íÌÇæÒ ÍäÇÌÑåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÏíä ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ
   Dari Abi Sa'id Al Khudry rodiallahu 'anhu, ia menuturkan: Tatkala
  kami sedang berada di sisi Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam,
  dan beliau sedang membagi-bagikan pembagian, tiba-tiba datang kepada
  beliau Dzul Khuwaishirah -dia adalah seorang lelaki dari Bani Tamim-,
  lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, berlaku adillah! Rasulullah
  shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Celakalah kamu, siapakah yang
  akan berbuat adil bila aku tidak berbuat adil?! Engkau pasti binasa
  lagi merugi bila aku tidak berlaku adil. Kemudian Umar bin Al
  KHatthab berkata: Wahai Rasulullah, perkenankanlah aku pada orang ini,
  akan aku penggal lehernya. Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam
  menjawab: Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia memiliki
  sahabat-sahabat yang salah seorang dari kalian akan menganggap
  remeh/sedikit sholatnya bila dibanding dengan sholat mereka, puasanya
  bila dibanding dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur'an , akan
  tetapi bacaan Al-Qur'an mereka tidak dapat melewati tulang lehernya.
  Mereka akan keluar dari agama islam layaknya sebuah anak panah yang
  melesat tembus dari binatang buruan.
   Pada riwayat lain dinyatakan: Sesungguhnya akan terlahir dari
  keturunan orang ini suatu kaum yang mereka membaca kitab Allah dalam
  keadaan utuh, akan tetapi bacaannya tidak dapat melewati
  kerongkongannya. Mereka akan keluar dari agama layaknya sebuah anak
  panah yang melesat tembus dari binatang buruan. (Muttafaqun 'alaih)
   
   Dzul Khuwaisirah inilah cikal bakal dan perintis paham khawarij,
  dan ia memulai dan mewariskan paham ini ke anak keturunan dan
  pengikutnya dalam wujud ucapan dan idiologi/pemahaman, dan belum dalam
  bentuk perbuatan. Sebab sekte khawarij pertama kali mengadakan
  pemberontakan pada zaman Khilafah Utsman bin Affan rodiallahu 'anhu,
  adapun pada zaman Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam Abu Bakar 
  Umar, mereka tidak berani untuk melakukan hal tersebut. Mereka
  merintis paham ini dimulai dengan keyakinan bahwa penguasa telah
  berlaku lalim sehingga boleh untuk digulingkan atau diberontak,
  kemudian mereka mensosialisasikan paham ini melalui ucapan atau
  tulisan, dan pada akhirnya tergalanglah kekuatan sehingga mereka
  memberanikan diri untuk melakukan pemberontakan terbesar, yaitu
  pemberontakan dengan angkat senjata, dan itulah yang terjadi di setiap
  zaman dan tempat, dan demikianlah logika akal sehat mengurutkan
  kronologi setiap pemberontakan. 
   
   Insya allah bersambung
   
   Afwan bila ada kata yang salah dan yang tidak

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah ( 2 )

2007-03-07 Terurut Topik bambang
lho.lho.lho.

nyambungnya ko kesitu sih, tunggu dulu akh, penguasa yang dzalim itu yang 
bagaimana ? apabila masih melaksanakan hukum dan syariat Islam maka tidak boleh 
melawannya, tapi kalo membuang syariat dan hukum-2 islam gimana ???

saya tegaskan lagi, apakah sekarang kaum muslimin mempunyai khalifah ? 
apakah kaum muslimin sekarang memiliki amir, yang melaksanakan hukum Islam dan 
syariat Islam sehingga kita haram utuk tidak mengakuinya ? 

boleh saya tanya sekarang ?
siapa amir antum yang haram untuk di berontak menurut Al Qur'an, sunnah maupun 
Ijma ulama ?

antum jangan gegabah dalam menjatuhkan vonis khawarijj atau mu'tazilah, hati-2 
antum ! ntar malah balik kepada diri antum pula !!!

sedikit gambaran mengenai Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika ke-kholifahan 
saat itu vaccum selama 3 tahun setelah diserang tentara tartar, saat itu tidak 
ada kholifah / amir. dan pada saat itu penguasa yang menduduki wilayah dan 
berkuasa wilayah kaum muslomin adalah tartar, saat tu tar-tar tidak secara 
terang-2an untuk menggatikan syariat islam dengan undang-2 buatan manusia akan 
tetapi hanya menawarkan dan membolehkan rakyatnya ( kaum muslimin ) untuk 
berhhukum dengan undang-2 buatan manusia dan merevisi sebagian syariat islam, 
dan waktu itu Taqqiyuddin Ibnu Taimiyah berencara untuk menggulingkan 
pemerintahan itu dengan menggalang kekuatan akan tetapi sebelum terlaksana 
pihak tartar mengetahui pemberontakan ibnu Taimiyah dan akhirnya beliau di 
penjara. 

sekarang saya tanya, apakah antum akan memvonis Syaikul Islam Ibnu taimiyah 
sebagai khawarijj atau mu'tazilah karena beliau memberontak kepada pemerintahan 
yang sah secara hukum ?

Wallohu A'lam bishowab.

bambang


  - Original Message - 
  From: handri yanto 
  To: bambang 
  Cc: media-dakwah 
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:12 PM
  Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk 
dakwah ( 2 )


  . 
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-07 Terurut Topik cahyo nugroho
Waalaikumsalam wr.wb.

Jazakallah atas pencerahannya mba Hana. Memang sebaiknya diskusi mengenai 
negara kafir atau islam dihentikan. Toh, membahasnya tidak akan membuat umat 
islam menjadi maju, menguasai teknologi darat, laut dan udara, meningkatkan 
kesejahteraan umat manusia juga menjadikan umat islam menjadi pemimpin umat di 
muka bumi. Malah hanya membuat friksi ato pergesekan semakin kencang.

Yang bisa mewujudkan semua itu, sepertinya hanya ikhtiar bersama, mempelajari 
ilmu pengetahuan, saling mendukung dan menolong, banyak berdoa pada Allah dan 
tidak menyimpang dari syariat.

Sekedar saran, termasuk kepada saya, alangkah baiknya jika berpendapat di dalam 
milis, tidak mendasarkan pada kondisi pribadi ato pendapat pribadi saja. 
Karena, anggota milis ini tentunya berasal dari beragam latar belakang, 
kondisi, situasi, ekonomi, lokasi dan posisi. Dikhawatirkan, pendapat yang 
mengacu pada kondisi pribadi akan membawa pembaca menjadikan kondisi pribadi 
tersebut adalah kondisi pada umumnya (karena milis ini kan milik umum). 
Sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam interpretasi dan menggiring diskusi 
menjadi tidak efektif, efisien dan bermanfaat. (mohon maaf kepada moderator, 
akh Nizami, serasa seperti moderator saja saya ini)

Tapi, saya tetap percaya bahwa setiap tulisan pasti bisa diambil hikmahnya, 
kemudian dipelajari yang tidak lain hanya untuk mencari ridho Allah. Klo suatu 
saat saya menjadi orang yang beriman (karena saya merasa masih selalu kurang 
beriman), saya tidak akan membiarkan domba2 berkeliaran kemudian saya 
menyendiri di atas bukit. Karena, seperti yang saya rasakan sekarang juga, 
ajak-ajak dong klo mau ke surganya Allah.

Mohon maaf apabila kata2 saya ada kurang tepat.

Wassalamualaikum wr.wb.
Cahyo



suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Assalamu'alaikum wr.wb.
 
 agar tidak ada salah paham, tolong baca diskusi dari awal, karena dari
 awalpun aku sudah bilang tidak mau memperpanjang diskusi ini, karena
 ada perbedaan pendapat ttg definisi negara kafir or muslim. karena ada
 perbedaan pendapat dari para ulama, maka dari awal aku bilang..jika
 aku yg kebetulan berada di negara kafir, maka aku akan melakukan
 sesuatu hal untuk memproteksi akidahku terlebih dahulu (sudah aku
 jelaskan di awal pertama kali diskusi ini) apa yg akan aku lakukan.
 Namun..bila disuruh milih..maka aku akan tetap memilih negara muslim
 sebagai tempatku mencari nafkah dan bertempat tinggal.
 
 oke aku mulai dengan definisi negara, adalah satu wilayah dimana
 terdapat pemimpin, masyarakat dan hukum yg diakui kedaulatannya oleh
 bangsa lain. jadi syarat berdiri satu negara apabila :
 1. mempunyai wilayah 
 2. mempunyai penduduk
 3. mempunyai aturan hukum dalam menjalankan pemerintahan
 4. mempunyai pemimpin yg diakui dan dipilih oleh rakyat
 
 Definisi negara muslim bagiku, adalah dipimpin oleh seorang pemimpin
 muslim dan mempunyai mayoritas penduduk muslim dan menjalankan
 pemerintahan dengan hukum islam. (ini idealnya)
 
 Definisi negara kafir bagiku, adalah dipimpin oleh seorang pemimpin yg
 mengingkari Allah beserta hukumnya dan dihuni oleh masyarakat yg kafir
 pula terhadap Allah dan hukumnya.
 karena mustahil orang yg mengingkari Allah dan hukum Allah, akan
 menjalankan satu negara berdasarkan syariat Allah. mustahil!! kalaupun
 ada akan diambil muamalahnya sebagian dan dibuang sebagian.
 
 Kalau ada orang yg mengatakan Indonesia adalah negara kafir, jelas aku
 tersinggung sekali, kalau hanya menilai berdasarkan pemerintahannya yg
 dijalankan tidak sepenuhnya menggunakan hukum Islam. Karena Indonesia
 diakui sebagai satu negara, karena salah satunya mempunyai penduduk,
 dan kebetulan aku salah satu penduduk di indonesia, dan insya Allah
 aku tidak lakukan bid'ah, insya Allah aku tidak lakukan syirik, insya
 Allah aku beriman padaNya. lha..andai Pemimpinnya tidak lakukan hukum
  Islam, itu kesalahan pimpinan, dan tanggung jawab dia nantinya di
 akhirat pada Allah, tapi jangan katakan Indonesia itu negara kafir,
 kerena sudah menyangkut individu masing2 orang.
 
 Hukum mentaati pemimpin yg diperintahkan oleh Rasul, adalah sebatas
 pemimpin itu masih sholat, dan hadistnya sudah kamu kutip sendiri kan? 
 selama pemimpin itu masih sholat. dan banyak hadist lain yg
 menganjurkan kita untuk taat pada pemimpin walaupun dia dzolim
 
 Barang siapa tidak menyukai sesuatu dari amirnya hendaklah ia
 bersabar, karena siapa yg keluar sejengkal dari ketaatan kepada imam,
 maka ia pun mati dalam keadaan jahiliyah (HR. Bukhari)
 
 tidak halal darah seorang muslim yg bersaksi bahwa tiada illah selain
 Allah dan bahwa aku Rasul Allah, melainkan dengan salah satu dari tiga
  perkara, yaitu jiwa dibalas dengan jiwa, janda (duda laki2 yg
 berisitri atau perempuan yg bersuami) yg berzina, dan orang yg
 meninggalkan dinnya dan memisahkan diri dari jamaahnya (HR.Bukhari)
 
 adakah kejahatan setelah kebaikan? Nabi menjawab Ada! yaitu orang
 yg mengajak ke pintu2 jahannam. Barang siapa 

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-07 Terurut Topik bambang
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh.

baik kalo begitu, silahkan baca dulu beberapa tulisan berikut. 

wassalam

bambang


  - Original Message - 
  From: handri yanto 
  To: bambang 
  Cc: media-dakwah 
  Sent: Thursday, March 08, 2007 11:13 AM
  Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk 
dakwah??


  Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu, 
  Laa ba' sa , Tafadhol...kalau boleh ana tanya balik ke antum, bolehlah antum 
menunjukkan Hukum Jihad di Palestina dan yang lainnya.menurut pemahaman antum.. 
yang jelas pemahaman ana dan antum beda karena arah dari Manhaj yang antum 
pahami, tapi silakan antum kemukakan..nanti kita bahas dan diskusikan dengan 
baik. 

  Sebenarnya antum bukan memahami dengan pemahaman Salafus Shalih, tetapi 
memang sekarang lagi ngetreng kalau sabab IM mengambil pemahaman Salafus Shalih 
tetapi tidak dimaknai dengan benar. ( Dalil- Dalilnya benar , tetapi 
ditempatkan pada pemahamn yang batil ) , Campur aduk antara Haq dan 
batil...afwan kalau terlalu jauh. 

  Afwan kalau ana sedikit terlambat merespond , karena agak sibuk ..tetapi 
Insya Allah nanti ana berikan tanggapan. 

  Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu.


   
   




--
  Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels 
  in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-06 Terurut Topik suhana hana
pembahasannya panjang kalau membicarakan undang2 dan
hukum yg dijalankan oleh pemerintahannya. karena
disana ada perbedaan pendapat dari para ulama.

ada yg mengatakan negeri muslim itu sebatas pemimpin
dan penduduknya yg mayoritas muslim, dan ada juga yg
berselisih paham, walaupun pemimpin dan penduduknya
mayoritas muslim tapi hukumnya tidak semua mengacu
pada hukum islam, maka dikatakan bukan negeri muslim.

sedangkan indonesia, jelas pemimpin dan penduduknya
mayoritas muslim, sebagian hukumpun ada yg mengikuti 
hukum islam spt nikah, talaq, waris, dll sedangkan
hukum yg lainnya masih mengikuti hukum yg dibuat
sendiri.

aku pribadi nda bingung dengan yg terjadi saat ini,
karena Rasul pernah mengatakan 

suatu saat nanti akan datang suatu zaman dengan
pemimpin yg dzolim, lalu sahabat bertanya apakah
harus kami tumbangkan pemimpin spt itu ya Rasul? lalu
jawab Rasul jangan!!kewajiban kalian adalah taat pada
pemimpin, dan mintalah hak kalian pada Allah

lalu hadist lain mengatakan 

Barang siapa yg tidak taat kepadaku, berarti dia
ingkar kepada Allah dan barang siapa yg tidak taat
kepada amir/pemimpin, berarti dia  ingkar kepadaku,
lalu tanya sahabat walaupun pemimpin itu dzolim ya
Rasul?? jawab Rasul iya! walaupun pemimpin itu
dzolim, asalkan dia masih sholat

sebenarnya aku sengaja tidak memperpanjang kasus salah
paham yg spt ini dalam tubuh islam, karena bagiku
jelas..apapun yg akan kita kerjakan harus dapat kita
pertanggung jawabkan di hadapan Allah nantinya. tidak
hanya ikut2an atau takliq buta pada kelompok.

pembahasan hadist ttg ini, panjang sekali dan melihat
sejarah lagi, bagaimana sikap Rasul dan para sahabat
saat pertama kali menyebarkan islam dan menghadapi
para pembesar quraish, beliau tidak menggunakan
kekerasan, bahkan saat bilal di jemur ditengah
lapangpun, Rasul tidak bisa membantunya dan akhirnya
ditebus oleh Abu Bakar dan dibebaskan dari budaknya
abu jahal.

Islam itu rahmatan lilallamin, dan islam menginginkan
kemudahan2 bagi umatnya, andaikan berusaha menegakKan
agama Allah dengan kondisi yg memang tidak mungkin
kita untuk melawannya, maka hadist Rasul tsb yg aku
kutip tepat adanya. Jika melakukan perlawanan, namun
mendatangkan banyak kemudharatan, maka islampun tidak
mengajarkan.

Rasul melakukan perlawanan pada saat kekuatan secara
fisik sudah mampu untuk melawan, bahkan saat mempunyai
kekuatan besar, Rasulpun mengirimkan delegasinya
kepada negara2 lain untuk memeluk islam dengan cara
damai atau perang. TApi pada saat Rasul masih di Mekah
tidak satupun perlawanan fisik dilakukan oleh Rasul
dan sahabat, hingga Rasul hijrah ke madinah dan
kembali ke mekah dengan pasukan damainya.

makanya, kita perlu kritis dan perlu membuka sejarah
perjalanan Rasulullah dan para sahabat spt apa?muslim
di Indonesia itu mayoritas secara kuantitas, tapi
sesungguhnya secara nyata yg benar2 muslim disini
adalah minoritas. 

hmm..melihat sejarah perjalanan Rasul, sebenarnya yg
perlu dilakuan saat ini adalah memperbaiki kualitas
muslim itu sendiri secara individu, dan berdasarkan
sejarah pula, bahwa pengaruh penjajahan dahulu dan
pengaruh pemikiran sekular, umat muslim saat itu dan
kini sedang dirusak dari dalam. 

ya..berhubung muslim saat ini kena penyakit dalam,
maka perlunya kita mengobatinya dari dalam diri muslim
sendiri..yaitu dengan belajar dan memahami secara
benar, islam itu spt apa? 

Bagiku jelas..bagaimana perjuangan Rasul dahulu dengan
sabar menanamkan akidah tauhid dalam hati para
sahabat2 nya sebagai pondasi yg kuat,hmm..pada saat
pondasi kuat tertanam dalam hati, maka ia spt pohon yg
menancapkan akarnya jauh ke dalam bumi dan ranting2nya
jauh meluncur ke langit dan tidak akan mudah atau
tidak akan mungkin untuk digoyang dan dipatahkan. 

Sedangkan muslim saat ini, tidak ubahnya spt pohon
dengan akar serabut, yg mudah terlepas dan dihempaskan
oleh angin dan dicabut oleh tangan, karena tidak
mempunyai akar yg kuat.

jadi..muslim saat ini sedang menderita penyakit dalam,
maka dari itu pengobatannya harus dari dalam diri
muslim itu sendiri yg harus kita perbaiki, yaitu
berupa akidah yg benar.

hmm..coba renungi dan fokus mencari makna dari
syahadat itu sendiri apa?rukun islam itu apa?rukun
iman itu apa? jangan hanya dibaca sebatas teks, tapi
masuk jauh ke dalam untuk memahaminya dan berusaha
konsekuen menjalaninya. karena islam mengajarkan kita
menjadi pribadi2 yg mandiri, konsekuen, bertanggung
jawab dan mempunyai prinsip dasar yg kuat dalam
mencapai tujuan.


salam
hana 




--- ie_ib [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apakah hanya itu ? Bagaimana dengan
 undang2/peraturannya?
 
 -Original Message-
 From: suhana hana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, March 06, 2007 3:07 PM
 To: ie_ib
 Subject: RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara
 kafir === tantangan
 untuk dakwah??
 
 
 wa'alaikum salam..
 
 negeri yg dipimpin dan dihuni oleh mayoritas kafir
 -:)
 
 
 --- ie_ib [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Assalamu`alaikum
   
  sebelum jauh membincangkan ini, ana mau tanya
  nich.!!
  Apa

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-06 Terurut Topik handri yanto
Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu,
  Afwan mas Bambang, ana mau memberikan  komentar ( diskusi ) .
   
  Permasalahan yang dikemukakan mas Bambang belumlah terang, masih umum. Apa 
yang disampaikan dalam Hujah mengenai hal dibawah adalah Haq. tetapi pemahaman 
masih memerlukan perincian.
   
  Dari penjelasan yang disampaikan dibawah ana bisa memahami bahwa antum ingin 
menyampaikan bolehnya melawan penguasa muslim. Mohon klarifikasinyaatau ini 
hanya bolehnya memerangi kaum muslimin ( bukan penguasa ) / masyarakat yang 
telah keluar dari pilar-pilar islam ( seperti yang dicontohkan : Umat muslim 
yang tidak membayar zakat pada zaman Sahabat Abu Bakar ra. dan Khawarij yang 
menentang khalifah kaum  muslimin ).
   
  Kalau benar demikian bahwa pembahasan dibawah adalah bolehnya melawan 
pemimpin kaum muslimin, untuk membahasnya lebih detail kiranya antum bisa 
memberikan contoh dari sirah atau atsar yang mencontohkan kejadian 
pemberontakan kepada pemimpin kaum muslimin yang kemudian kita cocokkan dengan 
kedua hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Karena hujah yang antum 
bawakan adalah kisah sahabat Abu Bakar ( khalifah pada saat itu ) memerangi 
kaum muslimin yang tidak patuh untuk membayar zakat dan sahabat Ali ra yang 
memerangi para khawarij...
   
  Ana berpendapat dalil- dalil yang dikemukakan adalah haq ( benar ) tetapi 
tidak pada tempatnya ( kalau hal tersebut dihubungkan dengan penguasa kaum 
muslimin ) . Ana teringat tentang kisah  Dzul Khuwaishirah  cikal bakal 
khawarij yang memprotes Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam   :
   
  Dan kisah berikut dapat menjadi contoh nyata dan sekaligus dalil akan hal ini:
  Úä ÃÈí ÓÚíÏ ÑÖí Çááå Úäå ÞÇá: ÈíäÇ äÍä ÚäÏ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æåæ 
íÞÓã ÞÓãÇó¡ ÃÊÇå Ðæ ÇáÎæíÕÑÉ -æåæ ÑÌá ãä Èäí Êãíã- ÝÞÇá: íÇ ÑÓæá Çááå¡ ÇÚÏá! 
ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æíáß æãä íÚÏá Åä áã ÃÚÏá¿!¡ ÞÏ ÎÈÊ æÎÓÑÊ Åä 
áã ÃÚÏá . ÝÞÇá ÚãÑ Èä ÇáÎØÇÈ ÑÖí Çááå Úäå íÇ ÑÓæá Çááå ÇÆÐä áí Ýíå¡ ÃÖÑÈ ÚäÞå. 
ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã ÏÚå ÝÅä áå ÃÕÍÇÈÇð íÍÞÑ ÃÍÏßã ÕáÇÊå ãÚ 
ÕáÇÊåã¡ æÕíÇãå ãÚ ÕíÇãåã¡ íÞÑÃæä ÇáÞÑÂä áÇ íÌÇæÒ ÊÑÇÞíåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÅÓáÇã ßãÇ 
íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ
æÝí ÑæÇíÉ : Åäå íÎÑÌ ãä ÖÆÖÆí åÐÇ¡ Þæã íÊáæä ßÊÇÈ Çááå ÑØÈÇð áÇ íÌÇæÒ ÍäÇÌÑåã¡ 
íãÑÞæä ãä ÇáÏíä ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ
  “Dari Abi Sa’id Al Khudry rodiallahu ‘anhu, ia menuturkan: Tatkala kami 
sedang berada di sisi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau 
sedang membagi-bagikan pembagian, tiba-tiba datang kepada beliau Dzul 
Khuwaishirah –dia adalah seorang lelaki dari Bani Tamim-, lalu ia berkata: 
Wahai Rasulullah, berlaku adillah! Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam 
bersabda: “Celakalah kamu, siapakah yang akan berbuat adil bila aku tidak 
berbuat adil?! Engkau pasti binasa lagi merugi bila aku tidak berlaku adil.” 
Kemudian Umar bin Al KHatthab berkata: Wahai Rasulullah, perkenankanlah aku 
pada orang ini, akan aku penggal lehernya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa 
sallam menjawab: Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia memiliki 
sahabat-sahabat yang salah seorang dari kalian akan menganggap remeh/sedikit 
sholatnya bila dibanding dengan sholat mereka, puasanya bila dibanding dengan 
puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur’an , akan tetapi bacaan Al-Qur’an mereka 
tidak dapat
 melewati tulang lehernya. Mereka akan keluar dari agama islam layaknya sebuah 
anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan.”
  Pada riwayat lain dinyatakan: “Sesungguhnya akan terlahir dari keturunan 
orang ini suatu kaum yang mereka membaca kitab Allah dalam keadaan utuh, akan 
tetapi bacaannya tidak dapat melewati kerongkongannya. Mereka akan keluar dari 
agama layaknya sebuah anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan.” 
(Muttafaqun ‘alaih)
 

  Dzul Khuwaisirah inilah cikal bakal dan perintis paham khawarij, dan ia 
memulai dan mewariskan paham ini ke anak keturunan dan pengikutnya dalam wujud 
ucapan dan idiologi/pemahaman, dan belum dalam bentuk perbuatan. Sebab sekte 
khawarij pertama kali mengadakan pemberontakan pada zaman Khilafah Utsman bin 
Affan rodiallahu ‘anhu, adapun pada zaman Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa 
sallam Abu Bakar  Umar, mereka tidak berani untuk melakukan hal tersebut. 
Mereka merintis paham ini dimulai dengan keyakinan bahwa penguasa telah berlaku 
lalim sehingga boleh untuk digulingkan atau diberontak, kemudian mereka 
mensosialisasikan paham ini melalui ucapan atau tulisan, dan pada akhirnya 
tergalanglah kekuatan sehingga mereka memberanikan diri untuk melakukan 
pemberontakan terbesar, yaitu pemberontakan dengan angkat senjata, dan itulah 
yang terjadi di setiap zaman dan tempat, dan demikianlah logika akal sehat 
mengurutkan kronologi setiap pemberontakan. 
   
  Insya allah bersambung
   
  Afwan bila ada kata yang salah dan yang tidak berkenan.
  Barokallhu fiykum
  Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu.
   
 

bambang guridno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-06 Terurut Topik bambang
saya tidak mengajak untuk melawan pemimpin kaum muslimin, karena saat ini kaum 
muslimin belum mempunyai amir atau pemimpin yang sah yang menjalankan syariat 
Alloh secara utuh ( kholifah ), ini berbeda dengan penguasa yang masih sholat, 
zakat, puasa dan haji sedang merekapun memimpin kaum muslimin akan tetapi 
penguasa ini tidak melaksanakan syariat Islam, tidak menggunakan hukum Alloh 
dalam hal kemaluan, harta, dan kehormatan kaum muslimin, maka penguasa itu 
bukanlah amir kaum muslimin, yang ada adalah penguasa yang dzalim yang membuang 
syariat Alloh, yang lebih mementingkan syariat buatan manusia ketimbang syariat 
Alloh yang telah sempurna.

  a.. Bila suatu negara menegakkan hukum Islam secara keseluruhan tanpa kecuali 
dan diperintah oleh orang-orang muslim serta kebijakan ada di tangan mereka, 
maka negara tersebut adalah negara Islam, meskipun mayoritas penduduknya 
kafir[1]. Dan bila pemerintahnya itu adalah pemerintah muslim yang adil. 
  b.. Bila syari'at Islam masih menjadi acuan dan landasan hukum negara secara 
utuh, namun dia (hakim) menyimpang dari ketentuan yang berlaku di dalam 
(qadliyyah mu'ayyanah) kasus tertentu, sedangkan hukum syariat masih menjadi 
landasan dan hukum negeri itu dan dia juga mengetahui bahwa dirinya menyimpang 
dan berdosa karena penyimpangan ini serta  dia masih meyakini hukum Islam itu 
yang paling sempurna, maka dia itu adalah muslim yang  dhalim atau muslim yang  
fasiq atau  kufrun duna kufrin menurut Ahlus Sunnah, sedangkan menurut firqah 
Khawarij, hakim / pemerintah itu adalah kafir.[2] Namun, apabila di dalam kasus 
tertentu di atas, si hakim meyakini bahwa hukum itu lebih baik dari hukum Allah 
atau menganggap halal berhukum dengannya, maka dia itu kafir menurut Ahlus 
Sunnah dan Murji'ah sekalipun, demikian halnya menurut Khawarij. 
  c.. Bila suatu negara membabat hukum Islam dan menyingkirkannya, kemudian 
mereka menerapkan (qawaniin wadl'iyyah / undang-undang buatan manusia), baik 
dari mereka itu sendiri atau mengambil dari hukum-hukum orang lain, baik dari 
Belanda, Amerika, Portugal, Inggris atau yang lainnya, maka pemerintahan itu 
adalah pemerintahan kafir dan negaranya adalah negara kafir,[3] meskipun 
mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin.[4] [5] Shalat, shaum, zakat, haji 
dan ibadah dhahir lainnya yang masih dilakukan oleh para penguasa tersebut 
ataupun nama Islam yang mereka sandang itu tidak ada manfaatnya, jika mereka 
tetap bersikukuh di atas prinsip itu, sebab mereka telah kafir lagi murtad[6] 
dan negaranya adalah negara kafir. 
[1] Lihat Al Fatawa As Sa'diyyah karya Syaikh Abdurrahman Nashir A Sa'diy 1/92, 
cetakan II tahun 1402, Maktabul Ma'arif Riyadl.

[2] Ini karena pelaku dosa besar menurut Khawarij adalah kafir.

[3] Lihat Naqdul Qaumiyyah Al'Atabiyyah karya Al Imam Abdul Aziz Ibnu Baz hal 
50-51 atau Majmu Fatawa Wa Maqaalat Mutanawwi'ah karya Syaikh Ibnu Baz 
I/309-310.

[4] Al Fatawa As Sa'diyah 2/92, bahkan Syaikh As Sa'diy mengatakan bahwa Irak, 
Bahrain dan yang lainnya yang ada di sekitarnya dihukumi sebagai negara kahir 
muhadin (yang mengikat perdamaian dengan negara Islam) karena hukum Islam tidak 
ditegakkan, padahal kita mengetahui bahwa mayoritas penduduknya adalah muslim.

Dan yang menguasai saat itu adalah para penjajah yang merupakan kafir asliy, 
sedangkan para penguasa yang murtad itu sama saja bahkan lebih buruk, Syaikh Al 
Walid Ibnu Muhammad Nabih Ibnu Saifunnashr berkata dalam ta'liq Ushulusunnah, 
karya Imam Ahmad riwayat Abdus Al 'Aththar dengan taqdim Syaikh Muhammad 'Iid 
Al 'Abbasiy (murid langsung Syaikh Albany du Damaskus), ketika beliau 
mengutarakan pernyataan Syaikh Al Baniy bahwa  jalau pemerintah itu adalah para 
penjajah maka tidak harus taat kepada mereka bahkan harus diusir, beliau 
(Syaikh Al Walid) berkata H 65 : Ini bukan khusus bagi orang-orang kafir asli, 
namun masuk di dalamnya orang-orang murtad secara lebih utama yang tidak 
memelihara hubungan kerabat terhadap orang-orang mu'min dan tidak pula 
mengindahkan perjanjian, mereka beraliran serba boleh, keluar menentang 
syari'at ilahiyyah dengan dalih kemajuan dan demokrasi semoga Allah 
membersihkan negeri kaum muslimin dari mereka dan dari perbuatannya.

[5] Namun orang-orang yang hakikatnya pengikut  Murji'ah mengatakan bahwa itu 
adalah negara Islam (pemerintahan Islam) yang tidak menerapkan hukum Islam.

[6] Lihat Ta'liq atas Fathul Majid oleh Al Faqiy 373.




mengenai contoh tentang pemberontakan ada baiknya antum melihat kembali kisah 
dari shaikhul Islam ibnu Taimiyah melawan tar-tar, siapa tar-tar, mengapa ibnu 
taimiyah melawan tar-tar ? setau saya natum lebih tau detail kisah ini dari 
pada saya.


Wallohu A'lam bishowab

bambang


  - Original Message - 
  From: handri yanto 
  To: bambang guridno 
  Cc: media-dakwah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, March 07, 2007 1:37 PM
  Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk 
dakwah??


  Wa'alaykumussalam warohmatullohi

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik cahyo nugroho
assalamualaikum wr.wb.

sekedar bertanya lagi dan bukan bermaksud untuk mengingkari hadits Rasulullah 
SAW, bagaimana kita bisa berdakwah ato mengajak orang kafir untuk masuk ke 
dalam Islam, klo kita sendiri gak memperkenalkannya pada mereka?

kebetulan, saya sendiri memang dapet beasiswa ke negara kafir, yang penduduknya 
50% atheis. dan ketika saya solat jumat bersama orang2 muslim dari negara 
lainnya, saya melihat orang jepang ikut solat. saya emang belum banyak ngobrol 
dengan dia, tapi hanya berasumsi bahwa dia mengenal Islam pun tentunya dari 
seorang muslim yang datang ke negaranya (yang jelas sih, Jepang negara kafir).

kemudian, saya sendiri agak awam dengan sejarah, tapi seandainya dahulu para 
pedagang gujarat dan persia (?) tidak datang ke indonesia (yang dulu tentunya 
juga negara kafir), apakah mungkin kita akan menjadi negara dengan penduduk 
muslim terbesar?

apakah ini harusnya, tantangan umat Islam dunia, untuk lebih aktif berdakwah 
(saya baru sekedar orang menjalankan ajaran Islam, belum dalam taraf berani 
untuk mengajarkan) di negeri yang belum mengenal Islam?

mohon maaf apabila kurang berkenan.

wassalamualaikum wr.wb.

-cahyo, yang mencintai islam dan pengen cari beasiswa ke saudi-


suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote:  
wa'alaikum salam wr.wb
 
 hmm..sebelumnya aku nda menganjurkan ataupun melarang dengan
 komentarku ini ya..:)kalaupun nantinya kamu ingin mengikuti ataupun
 kamu ingin mengabaikannya, itu karena keputusanmu sendiri ya..
 
 menurut pemahamanku akan hadist tsb adalah Rasul tidak menjamin
 keimanan seseorang yg tinggal dan bertempat tinggal di negara kafir
 yaitu keimanan seseorang tsb bisa saja terlepas dari akidah ataupun
 tetap dalam keimanan dan dalam akidah islam. dan itu semua tergantung
 dari seberapa kuat keimanan dan akidah seseorang tsb yg berada di
 negara kafir dalam melihat kenyataan, di sekelilingnya orang2 yg
 sebenarnya ingkar terhadap Allah dalam berbuat dan bertingkah laku
 dikehidupan sehari-hari. (ukur diri seberapa kuatkah kita??)
 
 hmm..sebatas mana kita boleh tinggal dinegara kafir??mungkin sebatas
 keperluan yg terlanjur mengadakan hubungan diplomatik dengan mereka.
 dengan syarat dan yakin kita mampu menjaga diri dan keimanan kita.
 
 but..kalau urusan mencari nafkah di negera kafir, bagiku pribadi tidak
 akan pernah aku lakukan:)karena 
 
 1. masih banyak negara2 muslim yg kaya, dan mampu menghargai pekerjaan
 kita dengan harga yg tinggi.
 
 2. hasil kerjaan kita pun secara tidak langsung membantu kemajuan
 negara muslim sendiri secara ekonomi, sosial maupun politik. dan kalau
 dibalik andai kita bekerja di negara kafir, maka secara tidak
 langsungpun kita membantu kemajuan negara tsb.:)
 
 3. gaji yg kita terima dari negara muslim, insya Allah perputarannya
 dari mana uang itu berasal hingga sampai ke tangan kita, jelas. Tapi
 perputaran uang yg kita terima dari negara kafir, wallahu a'lam:)
 
 4. keadaan lingkungan sekitar negara orang muslim, insya Allah masih
 dengan jelas kita bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah
 menurut ukuran islam, tapi di negara kafir, mungkin kita akan melihat
 sesuatu yg tidak benar menjadi benar, karena semua orang melakukan
 ketidak benaran itu dan menjadi suatu yg wajar.:) dll, dlsbnya.
 
 intinya, kalau masih ada negara2 muslim yg kaya dan bisa memberikan
 gaji besar kepada kita, mengapa kita harus bekerja di negara kafir??
 atau jika masih ada negara2 muslim yg membutuhkan tenaga kita untuk
 membantu kemajuan negara muslim itu sendiri, buat apa kita mengerahkan
  seluruh kemampuan kita untuk memajukan negara kafir???
 
 hmm..andai aku terlanjur bekerja di negara kafir (jangan pernah ya
 Rabb) mungkin yg akan aku lakukan adalah :
 
 1.terus belajar dan memperkuat keimananku akan islam (dapat satu ilmu,
 lalu amalkan agar tidak lupa) dengan catatan, kalau masih ada orang yg
 searah dan setujuan untuk sharring. phuaaa...cap..
 
 2. inisiatif menciptakan lingkungan pergaulan yg islami dengan cara
 berkumpul dengan komunitas orang muslim dan membuat satu kegiatan
 dalam mengkaji islam yg benar (wayaahhh..susyeh amat kayanya, entah
 2kali seminggu) itupun kalau sempatt..kalau nda disibukkan
 dengan pekerjaan. (jangan pernah ya Rabb) 
 
 3. hmm..mungkin mengisolasi diri sebatas ruanganku aja untuk bekerja
 jika sedang berada di dalam kantor, bicara seperlunya sebatas
 pekerjaan, dan tidak mau mencari2 celah untuk bergaul terlalu dekat
 dengan mereka (walahh..cap deccc...)dll, dlsbnya.
 
 hmm..komentar syarat aman menjaga iman yg aku tulis itupun hanya
 sebatas teori lhooo..tapi kalau ternyata aku sudah berada disana dan
 berkumpul dengan mereka, dan melihat semuanya yg sebenarnya tidak
 benar, tapi setiap hari aku lihat sebagai suatu yg biasa dan wajar,
 akupun nda bisa menjamin diriku akan tetap bertahan dengan akidah ku
 sendiri. (astagfirullah al'adziem..jangan tempatkan aku di negara
 kafir ya Rabb)
 
 phuuii..aku ngebayangin susyehnya 

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik Ica Harahap
Wa'alaikumsalam wr.wb.

Yup, aku lebih setuju dengan pendapat yang ini...
sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita
bisa berdakwah di mana saja...

Mungkin awalnya kita bisa memperlihatkan kepada mereka
(atheis maupun kafir) bagaimana sejatinya seorang muslim.
Bekerja dengan kejujuran, bergaul dengan batas2 kesopanan
menurut syar'i. Bukankah tingkah laku kita yang baik (sesuai
dengan ajaran Islam) merupakan salah satu bagian dari dakwah?

Menurutku kembali lagi ke niat awal, ketika kita memutuskan 
untuk menimba ilmu atau mencari nafkah di negara yang
mayoritas penduduknya kafir adalah bukan semata2 untuk memenuhi
kebutuhan hidup, tapi tujuan utamanya adalah berdakwah,
menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu adalah
Rahmatan lil'alamin...

cahyo nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote:  
assalamualaikum wr.wb.
 
 sekedar bertanya lagi dan bukan bermaksud untuk mengingkari hadits Rasulullah 
SAW, bagaimana kita bisa berdakwah ato mengajak orang kafir untuk masuk ke 
dalam Islam, klo kita sendiri gak memperkenalkannya pada mereka?
 
 kebetulan, saya sendiri memang dapet beasiswa ke negara kafir, yang 
penduduknya 50% atheis. dan ketika saya solat jumat bersama orang2 muslim dari 
negara lainnya, saya melihat orang jepang ikut solat. saya emang belum banyak 
ngobrol dengan dia, tapi hanya berasumsi bahwa dia mengenal Islam pun tentunya 
dari seorang muslim yang datang ke negaranya (yang jelas sih, Jepang negara 
kafir).
 
 kemudian, saya sendiri agak awam dengan sejarah, tapi seandainya dahulu para 
pedagang gujarat dan persia (?) tidak datang ke indonesia (yang dulu tentunya 
juga negara kafir), apakah mungkin kita akan menjadi negara dengan penduduk 
muslim terbesar?
 
 apakah ini harusnya, tantangan umat Islam dunia, untuk lebih aktif berdakwah 
(saya baru sekedar orang menjalankan ajaran Islam, belum dalam taraf berani 
untuk mengajarkan) di negeri yang belum mengenal Islam?
 
 mohon maaf apabila kurang berkenan.
 
 wassalamualaikum wr.wb.
 
 -cahyo, yang mencintai islam dan pengen cari beasiswa ke saudi-
 
 suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote:  
wa'alaikum salam wr.wb
  
  hmm..sebelumnya aku nda menganjurkan ataupun melarang dengan
  komentarku ini ya..:)kalaupun nantinya kamu ingin mengikuti ataupun
  kamu ingin mengabaikannya, itu karena keputusanmu sendiri ya..
  
  menurut pemahamanku akan hadist tsb adalah Rasul tidak menjamin
  keimanan seseorang yg tinggal dan bertempat tinggal di negara kafir
  yaitu keimanan seseorang tsb bisa saja terlepas dari akidah ataupun
  tetap dalam keimanan dan dalam akidah islam. dan itu semua tergantung
  dari seberapa kuat keimanan dan akidah seseorang tsb yg berada di
  negara kafir dalam melihat kenyataan, di sekelilingnya orang2 yg
  sebenarnya ingkar terhadap Allah dalam berbuat dan bertingkah laku
  dikehidupan sehari-hari. (ukur diri seberapa kuatkah kita??)
  
  hmm..sebatas mana kita boleh tinggal dinegara kafir??mungkin sebatas
  keperluan yg terlanjur mengadakan hubungan diplomatik dengan mereka.
  dengan syarat dan yakin kita mampu menjaga diri dan keimanan kita.
  
  but..kalau urusan mencari nafkah di negera kafir, bagiku pribadi tidak
  akan pernah aku lakukan:)karena 
  
  1. masih banyak negara2 muslim yg kaya, dan mampu menghargai pekerjaan
  kita dengan harga yg tinggi.
  
  2. hasil kerjaan kita pun secara tidak langsung membantu kemajuan
  negara muslim sendiri secara ekonomi, sosial maupun politik. dan kalau
  dibalik andai kita bekerja di negara kafir, maka secara tidak
  langsungpun kita membantu kemajuan negara tsb.:)
  
  3. gaji yg kita terima dari negara muslim, insya Allah perputarannya
  dari mana uang itu berasal hingga sampai ke tangan kita, jelas. Tapi
  perputaran uang yg kita terima dari negara kafir, wallahu a'lam:)
  
  4. keadaan lingkungan sekitar negara orang muslim, insya Allah masih
  dengan jelas kita bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah
  menurut ukuran islam, tapi di negara kafir, mungkin kita akan melihat
  sesuatu yg tidak benar menjadi benar, karena semua orang melakukan
  ketidak benaran itu dan menjadi suatu yg wajar.:) dll, dlsbnya.
  
  intinya, kalau masih ada negara2 muslim yg kaya dan bisa memberikan
  gaji besar kepada kita, mengapa kita harus bekerja di negara kafir??
  atau jika masih ada negara2 muslim yg membutuhkan tenaga kita untuk
  membantu kemajuan negara muslim itu sendiri, buat apa kita mengerahkan
   seluruh kemampuan kita untuk memajukan negara kafir???
  
  hmm..andai aku terlanjur bekerja di negara kafir (jangan pernah ya
  Rabb) mungkin yg akan aku lakukan adalah :
  
  1.terus belajar dan memperkuat keimananku akan islam (dapat satu ilmu,
  lalu amalkan agar tidak lupa) dengan catatan, kalau masih ada orang yg
  searah dan setujuan untuk sharring. phuaaa...cap..
  
  2. inisiatif menciptakan lingkungan pergaulan yg islami dengan cara
  berkumpul dengan komunitas orang muslim dan membuat satu kegiatan
  dalam mengkaji 

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik handri yanto
Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu,
   
  Dakwah adalah perbuatan amal yang sungguh muliya, tetapi dalam berdakwah 
tentunya harus memiliki ilmu. Tanpa ilmu dakwah akan menjadi sia-sia bahkan 
bisa-bisa kita akan terkena pengaruh dari Syubhat dari tempat dimana kita akan 
tinggal ( negeri kafir ) bila kita tidak memahami ilmu Dien dengan baik.Ilmu 
ibarat perisai.
   
  Berikut nasehat dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rohimahullah 
mengenai syarat tinggal di negeri kafir. Semoga bermanfa'at.
   
  SYARAT TINGGAL DI NEGRI KAFIR
   
   
  Oleh
  Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
   
  [Pembahasan 'Syarat Tinggal Di Negri Kafir' merupakan salah satu bagian dari 
syarah atau penjelasan 'Kitab Tiga Landasan Utama' yang di tulis oleh Syaikhul 
Islam Al-Mujaddid Muhammad At-Tamimi.]
  ___
   
   
  Allah berfirman.
   
  Artinya : Hai hamba-hambaKu yang beriman, sesungguhnya bumiKu luas, maka 
sembahlah Aku saja. [Al-Ankabut : 56]
   
  Imam Al-Baghawi Rahimahullah berkata : Ayat ini turun kepada orang-orang 
Islam yang tinggal di Makkah dan tidak ikut berhijrah. Allah menyeru mereka 
dengan sebutan 'beriman' [I]
   
  Dalil atas wajibnya hijrah dari As-Sunnah adalah sabda Nabi Shallallahu 
'alaihi wa sallam [1] :  Hijrah tidak terhenti sebelum terputusnya taubat dan 
taubat tidak terputus hingga matahari terbit dari barat [II]
  ___
   
   
  [I] Tampaknya pengarang menukil dari ucapan Imam Al-Baghawi Rahimahullah 
secara makna saja, hal ini jika beliau menukil dari kitab Tafsir Al-Baghawi, 
karena ternyata di dalam tafsir Al-Baghawi tidak ditemui kalimat seperti yang 
disebutkan oleh syaikh.
   
  [II] Ini sebagai tanda akhir tidak diterimanya amal shaleh, sesuai firman 
Allah yang artinya : Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah 
bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum 
itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya [Al-An'aam : 158]
   
  Yang dimaksud dengan sebagian tanda-tanda Tuhanmu adalah terbitnya matahari 
dari barat.
   
  Untuk melengkapi penjelasan ini perlu saya sebutkan hukum bepergian ke negara 
kafir. Saya katakan, bepergian ke negeri kafir tidak diperbolehkan kecuali 
telah memenuhi tiga syarat :
   
  Pertama : Hendaknya Seseorang Memiliki Cukup Ilmu Yang Bisa Memelihara 
Dirinya Dari Syubhat.
   
  Kedua : Hendaknya Memiliki Agama Yang Kuat Untuk Menjaga Agar Tidak Terjatuh 
Dalam Syahwat.
   
  Ketiga : Hendaknya Ia Benar-Benar Berkepentingan Untuk Bepergian.
   
  Bagi yang belum bisa menyempurnakan syarat-syarat di atas tidak diperbolehkan 
pergi ke negeri kafir, karena hal itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam fitnah 
yang besar dan menyia-nyiakan harta saja. Sebab orang yang mengadakan bepergian 
biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
   
  Jika ada suatu keperluan seperti berobat, mempelajari ilmu yang tidak 
ditemukan di negeri asal, maka hal itu diperbolehkan dengan catatan memenuhi 
syarat yang saya sebutkan di atas. Adapun masalah rekreasi ke negeri kafir, 
bukanlah suatu kebutuhan, karena ia bisa saja pergi ke negeri Islam yang 
menjaga syari'at Islam. Negeri kita ini, alhamdulillah ada beberapa tempat yang 
cocok dan bagus untuk dibuat rekreasi ketika masa liburan.
   
  Adapun masalah menetap atau tinggal di negeri kafir sangatlah membahayakan 
agama, akhlaq dan moral seseorang. Kita telah menyaksikan banyak orang yang 
tinggal di negeri kafir terpengaruh dan menjadi rusak, mereka kembali dalam 
keadaan tidak seperti dulu sebelum berangkat ke negeri kafir. Ada yang kembali 
menjadi orang fasik atau murtad, bahkan mungkin mengingkari seluruh agama, 
sehingga banyak dari mereka pulang ke negerinya menjadi penentang dan pengejek 
agama Islam, melecehkan para pemeluk agama Islam, baik yang terdahulu mupun 
yang ada sekarang, na'udzu billah. Oleh karena itu wajib bagi yang mau pergi ke 
negeri kafir menjaga dan memperhatikan syarat-syarat yang telah saya sebutkan 
di atas agar tidak terjatuh ke dalam kehancuran.
   
  Bagi Yang Ingin Menetap Di Negeri Tersebut (Kafir), Ada Dua Syarat Utama :
   
  Pertama : Merasa Aman Dengan Agamanya.
   
  Maksudnya, hendaknya ia memiliki ilmu, iman dan kemauan kuat yang membuatnya 
tetap teguh dengan agamanya, takut menyimpang dan waspada dari kesesatan. Ia 
harus menyimpan rasa permusuhan dan kebencian terhadap orang-orang kafir serta 
tidak sekali-kali setia dan mencintai mereka, karena setia dan mengikat cinta 
dengan mereka bertentangan dengan iman. Firman Allah.
   
  Artinya : Kamu tidak mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir 
berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasulNya, sekalipun 
orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau 
keluarga mereka [Al-Mujadilah : 22]
   
  Firman Allah.
   
  Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang 
Yahudi dan Nashrani menjadi 

RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik Tampubolon, Mohammad-Riyadi
alaykumussalam warohmatuLlahi wabarokaatuhu
 
mungkin ada benarnya apa yang disampaikan Mas Deddy, keber-agama-an kita
baru
sebatas anak SD yang masih nelan bulat-bulat apa yang disampaikan
pengajar..
 
apa sudah benar cara beribadah kita..? atau sudah benarkah pemahaman
kita dalam
ber-agama ini..? koq mesti belajar ke cina..? tidak ke tegal..? atau
dasar pemikiran kita
yang bermasalah..? tapi tidak tahu kalau masalah sebenarnya dalam diri
kita..?
 
tapi yang sangat disesalkan, nasihat ataupun peringatan akan kekeliruan
sering di
tanggapi negatif.. bukan dikritisi dengan dasar ilmu tetapi ditanggapi
dengan perasaan..
 
waLlohu 'alam bish showab




From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Deddy_PCPUD
Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:44 AM
To: media-dakwah@yahoogroups.com; suhana032003
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan
untuk dakwah?? 
 
Assalamu'alaikum wr.wb

Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas anak SD. 
Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap implementasi dari apa yang
dipelajari.
Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak beranjak... 
Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas masalah khilafiah...

Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar sampai ke negeri cina
ya?
Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah  Madinah jauh dari
laut.
Ini jalan fikiran tersirat yang penuh  dalam makna diajarkan Rasul. SAW

Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga dengan kesolehan yang
tampak.
Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber pada yang Kekal)
Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat Islam, Ustadz atw kyai
yang
bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau kewajiban hanya sekali)
sementara
tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan biaya, atw jd lahan
garapan
para misionaris...(???)


Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat Islam saat ini jauh dari
kondisi
Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke muka bumi ini.
Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang keislaman yang
tentunya
juga
Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah sedikit yang mau
mengambil peran
Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan kaum muslimin.

Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari Allah... 
Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja.
Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang mengambil peran untuk
menegakkan
Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil alamiin

Salam

Deddy Suhendra
Tapian Maninjau 


[Non-text portions of this message have been removed]



Fw: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik Deddy_PCPUD
 
 
 
Assalamu'alaikum wr.wb
 
Terlepas dari hadits dhoif tsb...
Amerika takut loch mbak ama China 
Udah punya nuklir, malah sekarang udah bisa menguasai teknologi satelit.
Semua Ilmu itu sumbernya dari Allah. 
 
Sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan dimuka bumi ini
dan sebagai pemegang amanat sebagai khalifatullah
kiranya kita umat islam perlu juga menguasai teknologi tinggi ya?
Jangan hanya jadi umat yang hanya bisa beli...
Tragis memang, coba liat jalanan jakarta
Hitung berapa jumlah mobil yang Asli karya umat islam...
tidak ada memang
Kita puas dengan kondisi ini???
Paling banyak Kijang (tapi itu Toyotajepangkafir/atheis)
 
Supaya tidak dengan gampangnya orang menistakan saudara Kita 
Kaum muslimin dibelahan dunia manapun.
Disamping doa kita wajib usaha.
 
Kalau terus dibuka bisa makin luas, 
tapi cukup dipersingkat aja... 
 
Saudaraku...
Kita umat islam yang utama butuh pertolongan Allah! (itu pasti)
Kita umat islam butuh persatuan...
kita umat islam butuh Amunisi, Senjata Nuklir  etc.
kita umat islam butuh banyak hal untuk membela diri...
KITA UMAT ISLAM PERLU BELAJAR BANYAK HAL
kita umat islam butuh satunya kata dengan perbuatan
bukan kata2 manis diatas mimbar/forum tapi jauh dari kenyataan
Kalau boleh tau berapa data jumlah zakat mall yang terkumpul tiap tahun?
jangankan Jumlah Realnya, data estimasinya aja mungkin kita gak punya
Masihkah kita puas dengan kondisi seperti ini?
 
 
 
Salam Hangat
 
Deddy Suhendra
Tapian Maninjau
 
 
 
 
 
---Original Message---
 
From: suhana hana
Date: 3/6/2007 11:53:30 AM
To: Deddy_PCPUD
Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk
dakwah??
 
wa'alaikum salam
 
hadist yg menuntut ilmu sampai ke negeri cina itu
dhoif. yg shahih adalah tuntutlah ilmu semenjak dalam
buaian hingga liang lahat kita diminta belajar dan
selalu belajar yg tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
apalagi sebatas negeri cina..:)hehehe
 
hmm..melihat kondisi yg spt ini, aku jadi teringat
sabda Rasul yg mengatakan
akan datang suatu masa, dimana orang lebih mencintai
dombanya dan menghalaunya ke atas bukit dan
meninggalkan keramaian, karena mempertahankan
keimanannya
 
jadi..nda aneh semua yg terjadi saat ini, sudah pernah
dikatakan Rasul dalam hadist2nya.
 
 
salam
hana
 
 
 
--- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Assalamu'alaikum wr.wb

 Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas
 anak SD.
 Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap
 implementasi dari apa yang
 dipelajari.
 Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak beranjak...
 Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas
 masalah khilafiah...

 Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar
 sampai ke negeri cina ya?
 Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah 
 Madinah jauh dari laut.
 Ini jalan fikiran tersirat yang penuh  dalam makna
 diajarkan Rasul. SAW

 Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga
 dengan kesolehan yang
 tampak.
 Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber
 pada yang Kekal)
 Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat
 Islam, Ustadz atw kyai yang
 bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau kewajiban
 hanya sekali) sementara
 tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan
 biaya, atw jd lahan garapan
 para misionaris...(???)


 Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat Islam
 saat ini jauh dari
 kondisi
 Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke
 muka bumi ini.
 Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang
 keislaman yang tentunya
 juga
 Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah
 sedikit yang mau
 mengambil peran
 Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan kaum
 muslimin.

 Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari Allah...

 Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja.
 Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang
 mengambil peran untuk
 menegakkan
 Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil alamiin

 Salam

 Deddy Suhendra
 Tapian Maninjau





 ---Original Message---

 From: suhana032003
 Date: 3/6/2007 10:19:41 AM
 To: media-dakwah@yahoogroups.com
 Subject: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir
 === tantangan untuk
 dakwah??

 wa'alaikum salam wr.wb

 hmm..Rasul tidak melarang ataupun menganjurkan agar
 kita berada di
 negara kafir, tapi hanya sebatas memberi peringatan
 pada kita agar
 hati2 bila berada disana.intinya keimanan kita
 masing2 tergantung
 seberapa besar kemampuan kita untuk menjaganya.

 Anjuran bepergian jauh yg diperintahkan oleh Rasul
 hanya ke 3 tempat
 yaitu Baitullah, masjidil haram dan masjidil aqsa.
 Tapi untuk menetap
 di negara kafir, Rasul hanya memberikan peringatan
 pada kita agar
 hati2 (tidak melarang dan tidak pula menganjurkan).

 hmm..mungkin kamu benar, dahulu indonesia adalah
 mayoritas hindu,
 namun setelah banyaknya para pedangan dari arab,
 persia dan gujarat,
 maka perlahan berubah menjadi kerajaan2 islam.

 the point is..bila kita yakin dan merasa mampu
 untuk mempengaruhi
 dan tidak terpengaruhi, mungkin memang kita

Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??

2007-03-05 Terurut Topik suhana hana
wa'alaikum salam wr.wb


--- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum wr.wb
  
 Terlepas dari hadits dhoif tsb...
 Amerika takut loch mbak ama China 
 Udah punya nuklir, malah sekarang udah bisa
 menguasai teknologi satelit.
 Semua Ilmu itu sumbernya dari Allah. 

=hehehe Amerika juga takut sama kita
(indonesia) tuch..buktinya waktu si bush mau kunjungan
ke sini, pengamanannya berlapis2 and seabrek2, itu kan
bukti ketakutannya dia sama kita, lha..kita aja yg
minder sama dia, padahal si bush takutnya setengah
mati sama kita:)hehehe


  
 Sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan dimuka
 bumi ini dan sebagai pemegang amanat sebagai
khalifatullah
 kiranya kita umat islam perlu juga menguasai
 teknologi tinggi ya?
 Jangan hanya jadi umat yang hanya bisa beli...
 Tragis memang, coba liat jalanan jakarta
 Hitung berapa jumlah mobil yang Asli karya umat
 islam...
 tidak ada memang
 Kita puas dengan kondisi ini???
 Paling banyak Kijang (tapi itu
 Toyotajepangkafir/atheis)

=== lha iyaaalah..tapi gimana mau maju, wong
teknologi yg dijual nda dapat dukungan dari
masyarkatnya sendiri yg sudah terlanjur tergila2 sama
teknologi orang kafir, dengan dalih lebih gaya kalau
pake produk mereka. jadi piyeee toch???
  

 Supaya tidak dengan gampangnya orang menistakan
 saudara Kita 
 Kaum muslimin dibelahan dunia manapun.
 Disamping doa kita wajib usaha.
  
 Kalau terus dibuka bisa makin luas, 
 tapi cukup dipersingkat aja... 

hehehe..tu...singkat, padat, lugas dech.. 


 Saudaraku...
 Kita umat islam yang utama butuh pertolongan Allah!
 (itu pasti)
 Kita umat islam butuh persatuan...
 kita umat islam butuh Amunisi, Senjata Nuklir  etc.
 kita umat islam butuh banyak hal untuk membela
 diri...
 KITA UMAT ISLAM PERLU BELAJAR BANYAK HAL
 kita umat islam butuh satunya kata dengan perbuatan
 bukan kata2 manis diatas mimbar/forum tapi jauh dari
 kenyataan
 Kalau boleh tau berapa data jumlah zakat mall yang
 terkumpul tiap tahun?

hmmm..coba tanya sama portalinfaq dech..?mereka
salah satu tempat menyalurkan dan menampung itu.:)


 jangankan Jumlah Realnya, data estimasinya aja
 mungkin kita gak punya
 Masihkah kita puas dengan kondisi seperti ini?
  
===nda lah..kalau aku nda puas..dan nda akan puas,
kalau urusan yg ini:)



salam
hana
  
  
 Salam Hangat
  
 Deddy Suhendra
 Tapian Maninjau
  
  
  
  
  
 ---Original Message---
  
 From: suhana hana
 Date: 3/6/2007 11:53:30 AM
 To: Deddy_PCPUD
 Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara
 kafir === tantangan untuk
 dakwah??
  
 wa'alaikum salam
  
 hadist yg menuntut ilmu sampai ke negeri cina itu
 dhoif. yg shahih adalah tuntutlah ilmu semenjak
 dalam
 buaian hingga liang lahat kita diminta belajar dan
 selalu belajar yg tidak terbatas oleh ruang dan
 waktu.
 apalagi sebatas negeri cina..:)hehehe
  
 hmm..melihat kondisi yg spt ini, aku jadi teringat
 sabda Rasul yg mengatakan
 akan datang suatu masa, dimana orang lebih
 mencintai
 dombanya dan menghalaunya ke atas bukit dan
 meninggalkan keramaian, karena mempertahankan
 keimanannya
  
 jadi..nda aneh semua yg terjadi saat ini, sudah
 pernah
 dikatakan Rasul dalam hadist2nya.
  
  
 salam
 hana
  
  
  
 --- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Assalamu'alaikum wr.wb
 
  Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas
  anak SD.
  Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap
  implementasi dari apa yang
  dipelajari.
  Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak
 beranjak...
  Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas
  masalah khilafiah...
 
  Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar
  sampai ke negeri cina ya?
  Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah 
  Madinah jauh dari laut.
  Ini jalan fikiran tersirat yang penuh  dalam
 makna
  diajarkan Rasul. SAW
 
  Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga
  dengan kesolehan yang
  tampak.
  Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber
  pada yang Kekal)
  Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat
  Islam, Ustadz atw kyai yang
  bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau
 kewajiban
  hanya sekali) sementara
  tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan
  biaya, atw jd lahan garapan
  para misionaris...(???)
 
 
  Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat
 Islam
  saat ini jauh dari
  kondisi
  Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke
  muka bumi ini.
  Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang
  keislaman yang tentunya
  juga
  Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah
  sedikit yang mau
  mengambil peran
  Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan
 kaum
  muslimin.
 
  Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari
 Allah...
 
  Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja.
  Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang
  mengambil peran untuk
  menegakkan
  Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil
 alamiin
 
  Salam
 
  Deddy Suhendra
  Tapian Maninjau
 
 
 
 
 
  ---Original Message---
 
  From: suhana032003