Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
:37 PM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu, Afwan mas Bambang, ana mau memberikan komentar ( diskusi ) . Permasalahan yang dikemukakan mas Bambang belumlah terang, masih umum. Apa yang disampaikan dalam Hujah mengenai hal dibawah adalah Haq. tetapi pemahaman masih memerlukan perincian. Dari penjelasan yang disampaikan dibawah ana bisa memahami bahwa antum ingin menyampaikan bolehnya melawan penguasa muslim. Mohon klarifikasinyaatau ini hanya bolehnya memerangi kaum muslimin ( bukan penguasa ) / masyarakat yang telah keluar dari pilar-pilar islam ( seperti yang dicontohkan : Umat muslim yang tidak membayar zakat pada zaman Sahabat Abu Bakar ra. dan Khawarij yang menentang khalifah kaum muslimin ). Kalau benar demikian bahwa pembahasan dibawah adalah bolehnya melawan pemimpin kaum muslimin, untuk membahasnya lebih detail kiranya antum bisa memberikan contoh dari sirah atau atsar yang mencontohkan kejadian pemberontakan kepada pemimpin kaum muslimin yang kemudian kita cocokkan dengan kedua hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Karena hujah yang antum bawakan adalah kisah sahabat Abu Bakar ( khalifah pada saat itu ) memerangi kaum muslimin yang tidak patuh untuk membayar zakat dan sahabat Ali ra yang memerangi para khawarij... Ana berpendapat dalil- dalil yang dikemukakan adalah haq ( benar ) tetapi tidak pada tempatnya ( kalau hal tersebut dihubungkan dengan penguasa kaum muslimin ) . Ana teringat tentang kisah Dzul Khuwaishirah cikal bakal khawarij yang memprotes Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : Dan kisah berikut dapat menjadi contoh nyata dan sekaligus dalil akan hal ini: Úä ÃÈí ÓÚíÏ ÑÖí Çááå Úäå ÞÇá: ÈíäÇ äÍä ÚäÏ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æåæ íÞÓã ÞÓãÇó¡ ÃÊÇå Ðæ ÇáÎæíÕÑÉ -æåæ ÑÌá ãä Èäí Êãíã- ÝÞÇá: íÇ ÑÓæá Çááå¡ ÇÚÏá! ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æíáß æãä íÚÏá Åä áã ÃÚÏá¿!¡ ÞÏ ÎÈÊ æÎÓÑÊ Åä áã ÃÚÏá . ÝÞÇá ÚãÑ Èä ÇáÎØÇÈ ÑÖí Çááå Úäå íÇ ÑÓæá Çááå ÇÆÐä áí Ýíå¡ ÃÖÑÈ ÚäÞå. ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã ÏÚå ÝÅä áå ÃÕÍÇÈÇð íÍÞÑ ÃÍÏßã ÕáÇÊå ãÚ ÕáÇÊåã¡ æÕíÇãå ãÚ ÕíÇãåã¡ íÞÑÃæä ÇáÞÑÂä áÇ íÌÇæÒ ÊÑÇÞíåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÅÓáÇã ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ æÝí ÑæÇíÉ : Åäå íÎÑÌ ãä ÖÆÖÆí åÐÇ¡ Þæã íÊáæä ßÊÇÈ Çááå ÑØÈÇð áÇ íÌÇæÒ ÍäÇÌÑåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÏíä ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ Dari Abi Sa'id Al Khudry rodiallahu 'anhu, ia menuturkan: Tatkala kami sedang berada di sisi Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau sedang membagi-bagikan pembagian, tiba-tiba datang kepada beliau Dzul Khuwaishirah -dia adalah seorang lelaki dari Bani Tamim-, lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, berlaku adillah! Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Celakalah kamu, siapakah yang akan berbuat adil bila aku tidak berbuat adil?! Engkau pasti binasa lagi merugi bila aku tidak berlaku adil. Kemudian Umar bin Al KHatthab berkata: Wahai Rasulullah, perkenankanlah aku pada orang ini, akan aku penggal lehernya. Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam menjawab: Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia memiliki sahabat-sahabat yang salah seorang dari kalian akan menganggap remeh/sedikit sholatnya bila dibanding dengan sholat mereka, puasanya bila dibanding dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Qur'an , akan tetapi bacaan Al-Qur'an mereka tidak dapat melewati tulang lehernya. Mereka akan keluar dari agama islam layaknya sebuah anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan. Pada riwayat lain dinyatakan: Sesungguhnya akan terlahir dari keturunan orang ini suatu kaum yang mereka membaca kitab Allah dalam keadaan utuh, akan tetapi bacaannya tidak dapat melewati kerongkongannya. Mereka akan keluar dari agama layaknya sebuah anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan. (Muttafaqun 'alaih) Dzul Khuwaisirah inilah cikal bakal dan perintis paham khawarij, dan ia memulai dan mewariskan paham ini ke anak keturunan dan pengikutnya dalam wujud ucapan dan idiologi/pemahaman, dan belum dalam bentuk perbuatan. Sebab sekte khawarij pertama kali mengadakan pemberontakan pada zaman Khilafah Utsman bin Affan rodiallahu 'anhu, adapun pada zaman Rasulullah shollallahu 'alaihi wa sallam Abu Bakar Umar, mereka tidak berani untuk melakukan hal tersebut. Mereka merintis paham ini dimulai dengan keyakinan bahwa penguasa telah berlaku lalim sehingga boleh untuk digulingkan atau diberontak, kemudian mereka mensosialisasikan paham ini melalui ucapan atau tulisan, dan pada akhirnya tergalanglah kekuatan sehingga mereka memberanikan diri untuk melakukan pemberontakan terbesar, yaitu pemberontakan dengan angkat senjata, dan itulah yang terjadi di setiap zaman dan tempat, dan demikianlah logika akal sehat mengurutkan kronologi setiap pemberontakan. Insya allah bersambung Afwan bila ada kata yang salah dan yang tidak
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah ( 2 )
lho.lho.lho. nyambungnya ko kesitu sih, tunggu dulu akh, penguasa yang dzalim itu yang bagaimana ? apabila masih melaksanakan hukum dan syariat Islam maka tidak boleh melawannya, tapi kalo membuang syariat dan hukum-2 islam gimana ??? saya tegaskan lagi, apakah sekarang kaum muslimin mempunyai khalifah ? apakah kaum muslimin sekarang memiliki amir, yang melaksanakan hukum Islam dan syariat Islam sehingga kita haram utuk tidak mengakuinya ? boleh saya tanya sekarang ? siapa amir antum yang haram untuk di berontak menurut Al Qur'an, sunnah maupun Ijma ulama ? antum jangan gegabah dalam menjatuhkan vonis khawarijj atau mu'tazilah, hati-2 antum ! ntar malah balik kepada diri antum pula !!! sedikit gambaran mengenai Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ketika ke-kholifahan saat itu vaccum selama 3 tahun setelah diserang tentara tartar, saat itu tidak ada kholifah / amir. dan pada saat itu penguasa yang menduduki wilayah dan berkuasa wilayah kaum muslomin adalah tartar, saat tu tar-tar tidak secara terang-2an untuk menggatikan syariat islam dengan undang-2 buatan manusia akan tetapi hanya menawarkan dan membolehkan rakyatnya ( kaum muslimin ) untuk berhhukum dengan undang-2 buatan manusia dan merevisi sebagian syariat islam, dan waktu itu Taqqiyuddin Ibnu Taimiyah berencara untuk menggulingkan pemerintahan itu dengan menggalang kekuatan akan tetapi sebelum terlaksana pihak tartar mengetahui pemberontakan ibnu Taimiyah dan akhirnya beliau di penjara. sekarang saya tanya, apakah antum akan memvonis Syaikul Islam Ibnu taimiyah sebagai khawarijj atau mu'tazilah karena beliau memberontak kepada pemerintahan yang sah secara hukum ? Wallohu A'lam bishowab. bambang - Original Message - From: handri yanto To: bambang Cc: media-dakwah Sent: Wednesday, March 07, 2007 3:12 PM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah ( 2 ) . . [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Waalaikumsalam wr.wb. Jazakallah atas pencerahannya mba Hana. Memang sebaiknya diskusi mengenai negara kafir atau islam dihentikan. Toh, membahasnya tidak akan membuat umat islam menjadi maju, menguasai teknologi darat, laut dan udara, meningkatkan kesejahteraan umat manusia juga menjadikan umat islam menjadi pemimpin umat di muka bumi. Malah hanya membuat friksi ato pergesekan semakin kencang. Yang bisa mewujudkan semua itu, sepertinya hanya ikhtiar bersama, mempelajari ilmu pengetahuan, saling mendukung dan menolong, banyak berdoa pada Allah dan tidak menyimpang dari syariat. Sekedar saran, termasuk kepada saya, alangkah baiknya jika berpendapat di dalam milis, tidak mendasarkan pada kondisi pribadi ato pendapat pribadi saja. Karena, anggota milis ini tentunya berasal dari beragam latar belakang, kondisi, situasi, ekonomi, lokasi dan posisi. Dikhawatirkan, pendapat yang mengacu pada kondisi pribadi akan membawa pembaca menjadikan kondisi pribadi tersebut adalah kondisi pada umumnya (karena milis ini kan milik umum). Sehingga akan menimbulkan kesalahan dalam interpretasi dan menggiring diskusi menjadi tidak efektif, efisien dan bermanfaat. (mohon maaf kepada moderator, akh Nizami, serasa seperti moderator saja saya ini) Tapi, saya tetap percaya bahwa setiap tulisan pasti bisa diambil hikmahnya, kemudian dipelajari yang tidak lain hanya untuk mencari ridho Allah. Klo suatu saat saya menjadi orang yang beriman (karena saya merasa masih selalu kurang beriman), saya tidak akan membiarkan domba2 berkeliaran kemudian saya menyendiri di atas bukit. Karena, seperti yang saya rasakan sekarang juga, ajak-ajak dong klo mau ke surganya Allah. Mohon maaf apabila kata2 saya ada kurang tepat. Wassalamualaikum wr.wb. Cahyo suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb. agar tidak ada salah paham, tolong baca diskusi dari awal, karena dari awalpun aku sudah bilang tidak mau memperpanjang diskusi ini, karena ada perbedaan pendapat ttg definisi negara kafir or muslim. karena ada perbedaan pendapat dari para ulama, maka dari awal aku bilang..jika aku yg kebetulan berada di negara kafir, maka aku akan melakukan sesuatu hal untuk memproteksi akidahku terlebih dahulu (sudah aku jelaskan di awal pertama kali diskusi ini) apa yg akan aku lakukan. Namun..bila disuruh milih..maka aku akan tetap memilih negara muslim sebagai tempatku mencari nafkah dan bertempat tinggal. oke aku mulai dengan definisi negara, adalah satu wilayah dimana terdapat pemimpin, masyarakat dan hukum yg diakui kedaulatannya oleh bangsa lain. jadi syarat berdiri satu negara apabila : 1. mempunyai wilayah 2. mempunyai penduduk 3. mempunyai aturan hukum dalam menjalankan pemerintahan 4. mempunyai pemimpin yg diakui dan dipilih oleh rakyat Definisi negara muslim bagiku, adalah dipimpin oleh seorang pemimpin muslim dan mempunyai mayoritas penduduk muslim dan menjalankan pemerintahan dengan hukum islam. (ini idealnya) Definisi negara kafir bagiku, adalah dipimpin oleh seorang pemimpin yg mengingkari Allah beserta hukumnya dan dihuni oleh masyarakat yg kafir pula terhadap Allah dan hukumnya. karena mustahil orang yg mengingkari Allah dan hukum Allah, akan menjalankan satu negara berdasarkan syariat Allah. mustahil!! kalaupun ada akan diambil muamalahnya sebagian dan dibuang sebagian. Kalau ada orang yg mengatakan Indonesia adalah negara kafir, jelas aku tersinggung sekali, kalau hanya menilai berdasarkan pemerintahannya yg dijalankan tidak sepenuhnya menggunakan hukum Islam. Karena Indonesia diakui sebagai satu negara, karena salah satunya mempunyai penduduk, dan kebetulan aku salah satu penduduk di indonesia, dan insya Allah aku tidak lakukan bid'ah, insya Allah aku tidak lakukan syirik, insya Allah aku beriman padaNya. lha..andai Pemimpinnya tidak lakukan hukum Islam, itu kesalahan pimpinan, dan tanggung jawab dia nantinya di akhirat pada Allah, tapi jangan katakan Indonesia itu negara kafir, kerena sudah menyangkut individu masing2 orang. Hukum mentaati pemimpin yg diperintahkan oleh Rasul, adalah sebatas pemimpin itu masih sholat, dan hadistnya sudah kamu kutip sendiri kan? selama pemimpin itu masih sholat. dan banyak hadist lain yg menganjurkan kita untuk taat pada pemimpin walaupun dia dzolim Barang siapa tidak menyukai sesuatu dari amirnya hendaklah ia bersabar, karena siapa yg keluar sejengkal dari ketaatan kepada imam, maka ia pun mati dalam keadaan jahiliyah (HR. Bukhari) tidak halal darah seorang muslim yg bersaksi bahwa tiada illah selain Allah dan bahwa aku Rasul Allah, melainkan dengan salah satu dari tiga perkara, yaitu jiwa dibalas dengan jiwa, janda (duda laki2 yg berisitri atau perempuan yg bersuami) yg berzina, dan orang yg meninggalkan dinnya dan memisahkan diri dari jamaahnya (HR.Bukhari) adakah kejahatan setelah kebaikan? Nabi menjawab Ada! yaitu orang yg mengajak ke pintu2 jahannam. Barang siapa
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh. baik kalo begitu, silahkan baca dulu beberapa tulisan berikut. wassalam bambang - Original Message - From: handri yanto To: bambang Cc: media-dakwah Sent: Thursday, March 08, 2007 11:13 AM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu, Laa ba' sa , Tafadhol...kalau boleh ana tanya balik ke antum, bolehlah antum menunjukkan Hukum Jihad di Palestina dan yang lainnya.menurut pemahaman antum.. yang jelas pemahaman ana dan antum beda karena arah dari Manhaj yang antum pahami, tapi silakan antum kemukakan..nanti kita bahas dan diskusikan dengan baik. Sebenarnya antum bukan memahami dengan pemahaman Salafus Shalih, tetapi memang sekarang lagi ngetreng kalau sabab IM mengambil pemahaman Salafus Shalih tetapi tidak dimaknai dengan benar. ( Dalil- Dalilnya benar , tetapi ditempatkan pada pemahamn yang batil ) , Campur aduk antara Haq dan batil...afwan kalau terlalu jauh. Afwan kalau ana sedikit terlambat merespond , karena agak sibuk ..tetapi Insya Allah nanti ana berikan tanggapan. Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu. -- Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit. [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
pembahasannya panjang kalau membicarakan undang2 dan hukum yg dijalankan oleh pemerintahannya. karena disana ada perbedaan pendapat dari para ulama. ada yg mengatakan negeri muslim itu sebatas pemimpin dan penduduknya yg mayoritas muslim, dan ada juga yg berselisih paham, walaupun pemimpin dan penduduknya mayoritas muslim tapi hukumnya tidak semua mengacu pada hukum islam, maka dikatakan bukan negeri muslim. sedangkan indonesia, jelas pemimpin dan penduduknya mayoritas muslim, sebagian hukumpun ada yg mengikuti hukum islam spt nikah, talaq, waris, dll sedangkan hukum yg lainnya masih mengikuti hukum yg dibuat sendiri. aku pribadi nda bingung dengan yg terjadi saat ini, karena Rasul pernah mengatakan suatu saat nanti akan datang suatu zaman dengan pemimpin yg dzolim, lalu sahabat bertanya apakah harus kami tumbangkan pemimpin spt itu ya Rasul? lalu jawab Rasul jangan!!kewajiban kalian adalah taat pada pemimpin, dan mintalah hak kalian pada Allah lalu hadist lain mengatakan Barang siapa yg tidak taat kepadaku, berarti dia ingkar kepada Allah dan barang siapa yg tidak taat kepada amir/pemimpin, berarti dia ingkar kepadaku, lalu tanya sahabat walaupun pemimpin itu dzolim ya Rasul?? jawab Rasul iya! walaupun pemimpin itu dzolim, asalkan dia masih sholat sebenarnya aku sengaja tidak memperpanjang kasus salah paham yg spt ini dalam tubuh islam, karena bagiku jelas..apapun yg akan kita kerjakan harus dapat kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah nantinya. tidak hanya ikut2an atau takliq buta pada kelompok. pembahasan hadist ttg ini, panjang sekali dan melihat sejarah lagi, bagaimana sikap Rasul dan para sahabat saat pertama kali menyebarkan islam dan menghadapi para pembesar quraish, beliau tidak menggunakan kekerasan, bahkan saat bilal di jemur ditengah lapangpun, Rasul tidak bisa membantunya dan akhirnya ditebus oleh Abu Bakar dan dibebaskan dari budaknya abu jahal. Islam itu rahmatan lilallamin, dan islam menginginkan kemudahan2 bagi umatnya, andaikan berusaha menegakKan agama Allah dengan kondisi yg memang tidak mungkin kita untuk melawannya, maka hadist Rasul tsb yg aku kutip tepat adanya. Jika melakukan perlawanan, namun mendatangkan banyak kemudharatan, maka islampun tidak mengajarkan. Rasul melakukan perlawanan pada saat kekuatan secara fisik sudah mampu untuk melawan, bahkan saat mempunyai kekuatan besar, Rasulpun mengirimkan delegasinya kepada negara2 lain untuk memeluk islam dengan cara damai atau perang. TApi pada saat Rasul masih di Mekah tidak satupun perlawanan fisik dilakukan oleh Rasul dan sahabat, hingga Rasul hijrah ke madinah dan kembali ke mekah dengan pasukan damainya. makanya, kita perlu kritis dan perlu membuka sejarah perjalanan Rasulullah dan para sahabat spt apa?muslim di Indonesia itu mayoritas secara kuantitas, tapi sesungguhnya secara nyata yg benar2 muslim disini adalah minoritas. hmm..melihat sejarah perjalanan Rasul, sebenarnya yg perlu dilakuan saat ini adalah memperbaiki kualitas muslim itu sendiri secara individu, dan berdasarkan sejarah pula, bahwa pengaruh penjajahan dahulu dan pengaruh pemikiran sekular, umat muslim saat itu dan kini sedang dirusak dari dalam. ya..berhubung muslim saat ini kena penyakit dalam, maka perlunya kita mengobatinya dari dalam diri muslim sendiri..yaitu dengan belajar dan memahami secara benar, islam itu spt apa? Bagiku jelas..bagaimana perjuangan Rasul dahulu dengan sabar menanamkan akidah tauhid dalam hati para sahabat2 nya sebagai pondasi yg kuat,hmm..pada saat pondasi kuat tertanam dalam hati, maka ia spt pohon yg menancapkan akarnya jauh ke dalam bumi dan ranting2nya jauh meluncur ke langit dan tidak akan mudah atau tidak akan mungkin untuk digoyang dan dipatahkan. Sedangkan muslim saat ini, tidak ubahnya spt pohon dengan akar serabut, yg mudah terlepas dan dihempaskan oleh angin dan dicabut oleh tangan, karena tidak mempunyai akar yg kuat. jadi..muslim saat ini sedang menderita penyakit dalam, maka dari itu pengobatannya harus dari dalam diri muslim itu sendiri yg harus kita perbaiki, yaitu berupa akidah yg benar. hmm..coba renungi dan fokus mencari makna dari syahadat itu sendiri apa?rukun islam itu apa?rukun iman itu apa? jangan hanya dibaca sebatas teks, tapi masuk jauh ke dalam untuk memahaminya dan berusaha konsekuen menjalaninya. karena islam mengajarkan kita menjadi pribadi2 yg mandiri, konsekuen, bertanggung jawab dan mempunyai prinsip dasar yg kuat dalam mencapai tujuan. salam hana --- ie_ib [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah hanya itu ? Bagaimana dengan undang2/peraturannya? -Original Message- From: suhana hana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 06, 2007 3:07 PM To: ie_ib Subject: RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? wa'alaikum salam.. negeri yg dipimpin dan dihuni oleh mayoritas kafir -:) --- ie_ib [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu`alaikum sebelum jauh membincangkan ini, ana mau tanya nich.!! Apa
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Wa'alaykumussalam warohmatullohi wabarokatuhu, Afwan mas Bambang, ana mau memberikan komentar ( diskusi ) . Permasalahan yang dikemukakan mas Bambang belumlah terang, masih umum. Apa yang disampaikan dalam Hujah mengenai hal dibawah adalah Haq. tetapi pemahaman masih memerlukan perincian. Dari penjelasan yang disampaikan dibawah ana bisa memahami bahwa antum ingin menyampaikan bolehnya melawan penguasa muslim. Mohon klarifikasinyaatau ini hanya bolehnya memerangi kaum muslimin ( bukan penguasa ) / masyarakat yang telah keluar dari pilar-pilar islam ( seperti yang dicontohkan : Umat muslim yang tidak membayar zakat pada zaman Sahabat Abu Bakar ra. dan Khawarij yang menentang khalifah kaum muslimin ). Kalau benar demikian bahwa pembahasan dibawah adalah bolehnya melawan pemimpin kaum muslimin, untuk membahasnya lebih detail kiranya antum bisa memberikan contoh dari sirah atau atsar yang mencontohkan kejadian pemberontakan kepada pemimpin kaum muslimin yang kemudian kita cocokkan dengan kedua hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam . Karena hujah yang antum bawakan adalah kisah sahabat Abu Bakar ( khalifah pada saat itu ) memerangi kaum muslimin yang tidak patuh untuk membayar zakat dan sahabat Ali ra yang memerangi para khawarij... Ana berpendapat dalil- dalil yang dikemukakan adalah haq ( benar ) tetapi tidak pada tempatnya ( kalau hal tersebut dihubungkan dengan penguasa kaum muslimin ) . Ana teringat tentang kisah Dzul Khuwaishirah cikal bakal khawarij yang memprotes Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : Dan kisah berikut dapat menjadi contoh nyata dan sekaligus dalil akan hal ini: Úä ÃÈí ÓÚíÏ ÑÖí Çááå Úäå ÞÇá: ÈíäÇ äÍä ÚäÏ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æåæ íÞÓã ÞÓãÇó¡ ÃÊÇå Ðæ ÇáÎæíÕÑÉ -æåæ ÑÌá ãä Èäí Êãíã- ÝÞÇá: íÇ ÑÓæá Çááå¡ ÇÚÏá! ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã æíáß æãä íÚÏá Åä áã ÃÚÏá¿!¡ ÞÏ ÎÈÊ æÎÓÑÊ Åä áã ÃÚÏá . ÝÞÇá ÚãÑ Èä ÇáÎØÇÈ ÑÖí Çááå Úäå íÇ ÑÓæá Çááå ÇÆÐä áí Ýíå¡ ÃÖÑÈ ÚäÞå. ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æ Óáã ÏÚå ÝÅä áå ÃÕÍÇÈÇð íÍÞÑ ÃÍÏßã ÕáÇÊå ãÚ ÕáÇÊåã¡ æÕíÇãå ãÚ ÕíÇãåã¡ íÞÑÃæä ÇáÞÑÂä áÇ íÌÇæÒ ÊÑÇÞíåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÅÓáÇã ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ æÝí ÑæÇíÉ : Åäå íÎÑÌ ãä ÖÆÖÆí åÐÇ¡ Þæã íÊáæä ßÊÇÈ Çááå ÑØÈÇð áÇ íÌÇæÒ ÍäÇÌÑåã¡ íãÑÞæä ãä ÇáÏíä ßãÇ íãÑÞ ÇáÓåã ãä ÇáÑãíÉ Dari Abi Said Al Khudry rodiallahu anhu, ia menuturkan: Tatkala kami sedang berada di sisi Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam, dan beliau sedang membagi-bagikan pembagian, tiba-tiba datang kepada beliau Dzul Khuwaishirah dia adalah seorang lelaki dari Bani Tamim-, lalu ia berkata: Wahai Rasulullah, berlaku adillah! Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam bersabda: Celakalah kamu, siapakah yang akan berbuat adil bila aku tidak berbuat adil?! Engkau pasti binasa lagi merugi bila aku tidak berlaku adil. Kemudian Umar bin Al KHatthab berkata: Wahai Rasulullah, perkenankanlah aku pada orang ini, akan aku penggal lehernya. Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam menjawab: Biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia memiliki sahabat-sahabat yang salah seorang dari kalian akan menganggap remeh/sedikit sholatnya bila dibanding dengan sholat mereka, puasanya bila dibanding dengan puasa mereka. Mereka membaca Al-Quran , akan tetapi bacaan Al-Quran mereka tidak dapat melewati tulang lehernya. Mereka akan keluar dari agama islam layaknya sebuah anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan. Pada riwayat lain dinyatakan: Sesungguhnya akan terlahir dari keturunan orang ini suatu kaum yang mereka membaca kitab Allah dalam keadaan utuh, akan tetapi bacaannya tidak dapat melewati kerongkongannya. Mereka akan keluar dari agama layaknya sebuah anak panah yang melesat tembus dari binatang buruan. (Muttafaqun alaih) Dzul Khuwaisirah inilah cikal bakal dan perintis paham khawarij, dan ia memulai dan mewariskan paham ini ke anak keturunan dan pengikutnya dalam wujud ucapan dan idiologi/pemahaman, dan belum dalam bentuk perbuatan. Sebab sekte khawarij pertama kali mengadakan pemberontakan pada zaman Khilafah Utsman bin Affan rodiallahu anhu, adapun pada zaman Rasulullah shollallahu alaihi wa sallam Abu Bakar Umar, mereka tidak berani untuk melakukan hal tersebut. Mereka merintis paham ini dimulai dengan keyakinan bahwa penguasa telah berlaku lalim sehingga boleh untuk digulingkan atau diberontak, kemudian mereka mensosialisasikan paham ini melalui ucapan atau tulisan, dan pada akhirnya tergalanglah kekuatan sehingga mereka memberanikan diri untuk melakukan pemberontakan terbesar, yaitu pemberontakan dengan angkat senjata, dan itulah yang terjadi di setiap zaman dan tempat, dan demikianlah logika akal sehat mengurutkan kronologi setiap pemberontakan. Insya allah bersambung Afwan bila ada kata yang salah dan yang tidak berkenan. Barokallhu fiykum Wassalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu. bambang guridno [EMAIL PROTECTED] wrote:
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
saya tidak mengajak untuk melawan pemimpin kaum muslimin, karena saat ini kaum muslimin belum mempunyai amir atau pemimpin yang sah yang menjalankan syariat Alloh secara utuh ( kholifah ), ini berbeda dengan penguasa yang masih sholat, zakat, puasa dan haji sedang merekapun memimpin kaum muslimin akan tetapi penguasa ini tidak melaksanakan syariat Islam, tidak menggunakan hukum Alloh dalam hal kemaluan, harta, dan kehormatan kaum muslimin, maka penguasa itu bukanlah amir kaum muslimin, yang ada adalah penguasa yang dzalim yang membuang syariat Alloh, yang lebih mementingkan syariat buatan manusia ketimbang syariat Alloh yang telah sempurna. a.. Bila suatu negara menegakkan hukum Islam secara keseluruhan tanpa kecuali dan diperintah oleh orang-orang muslim serta kebijakan ada di tangan mereka, maka negara tersebut adalah negara Islam, meskipun mayoritas penduduknya kafir[1]. Dan bila pemerintahnya itu adalah pemerintah muslim yang adil. b.. Bila syari'at Islam masih menjadi acuan dan landasan hukum negara secara utuh, namun dia (hakim) menyimpang dari ketentuan yang berlaku di dalam (qadliyyah mu'ayyanah) kasus tertentu, sedangkan hukum syariat masih menjadi landasan dan hukum negeri itu dan dia juga mengetahui bahwa dirinya menyimpang dan berdosa karena penyimpangan ini serta dia masih meyakini hukum Islam itu yang paling sempurna, maka dia itu adalah muslim yang dhalim atau muslim yang fasiq atau kufrun duna kufrin menurut Ahlus Sunnah, sedangkan menurut firqah Khawarij, hakim / pemerintah itu adalah kafir.[2] Namun, apabila di dalam kasus tertentu di atas, si hakim meyakini bahwa hukum itu lebih baik dari hukum Allah atau menganggap halal berhukum dengannya, maka dia itu kafir menurut Ahlus Sunnah dan Murji'ah sekalipun, demikian halnya menurut Khawarij. c.. Bila suatu negara membabat hukum Islam dan menyingkirkannya, kemudian mereka menerapkan (qawaniin wadl'iyyah / undang-undang buatan manusia), baik dari mereka itu sendiri atau mengambil dari hukum-hukum orang lain, baik dari Belanda, Amerika, Portugal, Inggris atau yang lainnya, maka pemerintahan itu adalah pemerintahan kafir dan negaranya adalah negara kafir,[3] meskipun mayoritas penduduknya adalah kaum muslimin.[4] [5] Shalat, shaum, zakat, haji dan ibadah dhahir lainnya yang masih dilakukan oleh para penguasa tersebut ataupun nama Islam yang mereka sandang itu tidak ada manfaatnya, jika mereka tetap bersikukuh di atas prinsip itu, sebab mereka telah kafir lagi murtad[6] dan negaranya adalah negara kafir. [1] Lihat Al Fatawa As Sa'diyyah karya Syaikh Abdurrahman Nashir A Sa'diy 1/92, cetakan II tahun 1402, Maktabul Ma'arif Riyadl. [2] Ini karena pelaku dosa besar menurut Khawarij adalah kafir. [3] Lihat Naqdul Qaumiyyah Al'Atabiyyah karya Al Imam Abdul Aziz Ibnu Baz hal 50-51 atau Majmu Fatawa Wa Maqaalat Mutanawwi'ah karya Syaikh Ibnu Baz I/309-310. [4] Al Fatawa As Sa'diyah 2/92, bahkan Syaikh As Sa'diy mengatakan bahwa Irak, Bahrain dan yang lainnya yang ada di sekitarnya dihukumi sebagai negara kahir muhadin (yang mengikat perdamaian dengan negara Islam) karena hukum Islam tidak ditegakkan, padahal kita mengetahui bahwa mayoritas penduduknya adalah muslim. Dan yang menguasai saat itu adalah para penjajah yang merupakan kafir asliy, sedangkan para penguasa yang murtad itu sama saja bahkan lebih buruk, Syaikh Al Walid Ibnu Muhammad Nabih Ibnu Saifunnashr berkata dalam ta'liq Ushulusunnah, karya Imam Ahmad riwayat Abdus Al 'Aththar dengan taqdim Syaikh Muhammad 'Iid Al 'Abbasiy (murid langsung Syaikh Albany du Damaskus), ketika beliau mengutarakan pernyataan Syaikh Al Baniy bahwa jalau pemerintah itu adalah para penjajah maka tidak harus taat kepada mereka bahkan harus diusir, beliau (Syaikh Al Walid) berkata H 65 : Ini bukan khusus bagi orang-orang kafir asli, namun masuk di dalamnya orang-orang murtad secara lebih utama yang tidak memelihara hubungan kerabat terhadap orang-orang mu'min dan tidak pula mengindahkan perjanjian, mereka beraliran serba boleh, keluar menentang syari'at ilahiyyah dengan dalih kemajuan dan demokrasi semoga Allah membersihkan negeri kaum muslimin dari mereka dan dari perbuatannya. [5] Namun orang-orang yang hakikatnya pengikut Murji'ah mengatakan bahwa itu adalah negara Islam (pemerintahan Islam) yang tidak menerapkan hukum Islam. [6] Lihat Ta'liq atas Fathul Majid oleh Al Faqiy 373. mengenai contoh tentang pemberontakan ada baiknya antum melihat kembali kisah dari shaikhul Islam ibnu Taimiyah melawan tar-tar, siapa tar-tar, mengapa ibnu taimiyah melawan tar-tar ? setau saya natum lebih tau detail kisah ini dari pada saya. Wallohu A'lam bishowab bambang - Original Message - From: handri yanto To: bambang guridno Cc: media-dakwah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, March 07, 2007 1:37 PM Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? Wa'alaykumussalam warohmatullohi
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
assalamualaikum wr.wb. sekedar bertanya lagi dan bukan bermaksud untuk mengingkari hadits Rasulullah SAW, bagaimana kita bisa berdakwah ato mengajak orang kafir untuk masuk ke dalam Islam, klo kita sendiri gak memperkenalkannya pada mereka? kebetulan, saya sendiri memang dapet beasiswa ke negara kafir, yang penduduknya 50% atheis. dan ketika saya solat jumat bersama orang2 muslim dari negara lainnya, saya melihat orang jepang ikut solat. saya emang belum banyak ngobrol dengan dia, tapi hanya berasumsi bahwa dia mengenal Islam pun tentunya dari seorang muslim yang datang ke negaranya (yang jelas sih, Jepang negara kafir). kemudian, saya sendiri agak awam dengan sejarah, tapi seandainya dahulu para pedagang gujarat dan persia (?) tidak datang ke indonesia (yang dulu tentunya juga negara kafir), apakah mungkin kita akan menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar? apakah ini harusnya, tantangan umat Islam dunia, untuk lebih aktif berdakwah (saya baru sekedar orang menjalankan ajaran Islam, belum dalam taraf berani untuk mengajarkan) di negeri yang belum mengenal Islam? mohon maaf apabila kurang berkenan. wassalamualaikum wr.wb. -cahyo, yang mencintai islam dan pengen cari beasiswa ke saudi- suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaikum salam wr.wb hmm..sebelumnya aku nda menganjurkan ataupun melarang dengan komentarku ini ya..:)kalaupun nantinya kamu ingin mengikuti ataupun kamu ingin mengabaikannya, itu karena keputusanmu sendiri ya.. menurut pemahamanku akan hadist tsb adalah Rasul tidak menjamin keimanan seseorang yg tinggal dan bertempat tinggal di negara kafir yaitu keimanan seseorang tsb bisa saja terlepas dari akidah ataupun tetap dalam keimanan dan dalam akidah islam. dan itu semua tergantung dari seberapa kuat keimanan dan akidah seseorang tsb yg berada di negara kafir dalam melihat kenyataan, di sekelilingnya orang2 yg sebenarnya ingkar terhadap Allah dalam berbuat dan bertingkah laku dikehidupan sehari-hari. (ukur diri seberapa kuatkah kita??) hmm..sebatas mana kita boleh tinggal dinegara kafir??mungkin sebatas keperluan yg terlanjur mengadakan hubungan diplomatik dengan mereka. dengan syarat dan yakin kita mampu menjaga diri dan keimanan kita. but..kalau urusan mencari nafkah di negera kafir, bagiku pribadi tidak akan pernah aku lakukan:)karena 1. masih banyak negara2 muslim yg kaya, dan mampu menghargai pekerjaan kita dengan harga yg tinggi. 2. hasil kerjaan kita pun secara tidak langsung membantu kemajuan negara muslim sendiri secara ekonomi, sosial maupun politik. dan kalau dibalik andai kita bekerja di negara kafir, maka secara tidak langsungpun kita membantu kemajuan negara tsb.:) 3. gaji yg kita terima dari negara muslim, insya Allah perputarannya dari mana uang itu berasal hingga sampai ke tangan kita, jelas. Tapi perputaran uang yg kita terima dari negara kafir, wallahu a'lam:) 4. keadaan lingkungan sekitar negara orang muslim, insya Allah masih dengan jelas kita bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah menurut ukuran islam, tapi di negara kafir, mungkin kita akan melihat sesuatu yg tidak benar menjadi benar, karena semua orang melakukan ketidak benaran itu dan menjadi suatu yg wajar.:) dll, dlsbnya. intinya, kalau masih ada negara2 muslim yg kaya dan bisa memberikan gaji besar kepada kita, mengapa kita harus bekerja di negara kafir?? atau jika masih ada negara2 muslim yg membutuhkan tenaga kita untuk membantu kemajuan negara muslim itu sendiri, buat apa kita mengerahkan seluruh kemampuan kita untuk memajukan negara kafir??? hmm..andai aku terlanjur bekerja di negara kafir (jangan pernah ya Rabb) mungkin yg akan aku lakukan adalah : 1.terus belajar dan memperkuat keimananku akan islam (dapat satu ilmu, lalu amalkan agar tidak lupa) dengan catatan, kalau masih ada orang yg searah dan setujuan untuk sharring. phuaaa...cap.. 2. inisiatif menciptakan lingkungan pergaulan yg islami dengan cara berkumpul dengan komunitas orang muslim dan membuat satu kegiatan dalam mengkaji islam yg benar (wayaahhh..susyeh amat kayanya, entah 2kali seminggu) itupun kalau sempatt..kalau nda disibukkan dengan pekerjaan. (jangan pernah ya Rabb) 3. hmm..mungkin mengisolasi diri sebatas ruanganku aja untuk bekerja jika sedang berada di dalam kantor, bicara seperlunya sebatas pekerjaan, dan tidak mau mencari2 celah untuk bergaul terlalu dekat dengan mereka (walahh..cap deccc...)dll, dlsbnya. hmm..komentar syarat aman menjaga iman yg aku tulis itupun hanya sebatas teori lhooo..tapi kalau ternyata aku sudah berada disana dan berkumpul dengan mereka, dan melihat semuanya yg sebenarnya tidak benar, tapi setiap hari aku lihat sebagai suatu yg biasa dan wajar, akupun nda bisa menjamin diriku akan tetap bertahan dengan akidah ku sendiri. (astagfirullah al'adziem..jangan tempatkan aku di negara kafir ya Rabb) phuuii..aku ngebayangin susyehnya
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Wa'alaikumsalam wr.wb. Yup, aku lebih setuju dengan pendapat yang ini... sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita bisa berdakwah di mana saja... Mungkin awalnya kita bisa memperlihatkan kepada mereka (atheis maupun kafir) bagaimana sejatinya seorang muslim. Bekerja dengan kejujuran, bergaul dengan batas2 kesopanan menurut syar'i. Bukankah tingkah laku kita yang baik (sesuai dengan ajaran Islam) merupakan salah satu bagian dari dakwah? Menurutku kembali lagi ke niat awal, ketika kita memutuskan untuk menimba ilmu atau mencari nafkah di negara yang mayoritas penduduknya kafir adalah bukan semata2 untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi tujuan utamanya adalah berdakwah, menunjukkan kepada mereka bahwa Islam itu adalah Rahmatan lil'alamin... cahyo nugroho [EMAIL PROTECTED] wrote: assalamualaikum wr.wb. sekedar bertanya lagi dan bukan bermaksud untuk mengingkari hadits Rasulullah SAW, bagaimana kita bisa berdakwah ato mengajak orang kafir untuk masuk ke dalam Islam, klo kita sendiri gak memperkenalkannya pada mereka? kebetulan, saya sendiri memang dapet beasiswa ke negara kafir, yang penduduknya 50% atheis. dan ketika saya solat jumat bersama orang2 muslim dari negara lainnya, saya melihat orang jepang ikut solat. saya emang belum banyak ngobrol dengan dia, tapi hanya berasumsi bahwa dia mengenal Islam pun tentunya dari seorang muslim yang datang ke negaranya (yang jelas sih, Jepang negara kafir). kemudian, saya sendiri agak awam dengan sejarah, tapi seandainya dahulu para pedagang gujarat dan persia (?) tidak datang ke indonesia (yang dulu tentunya juga negara kafir), apakah mungkin kita akan menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar? apakah ini harusnya, tantangan umat Islam dunia, untuk lebih aktif berdakwah (saya baru sekedar orang menjalankan ajaran Islam, belum dalam taraf berani untuk mengajarkan) di negeri yang belum mengenal Islam? mohon maaf apabila kurang berkenan. wassalamualaikum wr.wb. -cahyo, yang mencintai islam dan pengen cari beasiswa ke saudi- suhana032003 [EMAIL PROTECTED] wrote: wa'alaikum salam wr.wb hmm..sebelumnya aku nda menganjurkan ataupun melarang dengan komentarku ini ya..:)kalaupun nantinya kamu ingin mengikuti ataupun kamu ingin mengabaikannya, itu karena keputusanmu sendiri ya.. menurut pemahamanku akan hadist tsb adalah Rasul tidak menjamin keimanan seseorang yg tinggal dan bertempat tinggal di negara kafir yaitu keimanan seseorang tsb bisa saja terlepas dari akidah ataupun tetap dalam keimanan dan dalam akidah islam. dan itu semua tergantung dari seberapa kuat keimanan dan akidah seseorang tsb yg berada di negara kafir dalam melihat kenyataan, di sekelilingnya orang2 yg sebenarnya ingkar terhadap Allah dalam berbuat dan bertingkah laku dikehidupan sehari-hari. (ukur diri seberapa kuatkah kita??) hmm..sebatas mana kita boleh tinggal dinegara kafir??mungkin sebatas keperluan yg terlanjur mengadakan hubungan diplomatik dengan mereka. dengan syarat dan yakin kita mampu menjaga diri dan keimanan kita. but..kalau urusan mencari nafkah di negera kafir, bagiku pribadi tidak akan pernah aku lakukan:)karena 1. masih banyak negara2 muslim yg kaya, dan mampu menghargai pekerjaan kita dengan harga yg tinggi. 2. hasil kerjaan kita pun secara tidak langsung membantu kemajuan negara muslim sendiri secara ekonomi, sosial maupun politik. dan kalau dibalik andai kita bekerja di negara kafir, maka secara tidak langsungpun kita membantu kemajuan negara tsb.:) 3. gaji yg kita terima dari negara muslim, insya Allah perputarannya dari mana uang itu berasal hingga sampai ke tangan kita, jelas. Tapi perputaran uang yg kita terima dari negara kafir, wallahu a'lam:) 4. keadaan lingkungan sekitar negara orang muslim, insya Allah masih dengan jelas kita bisa membedakan mana yg benar dan mana yg salah menurut ukuran islam, tapi di negara kafir, mungkin kita akan melihat sesuatu yg tidak benar menjadi benar, karena semua orang melakukan ketidak benaran itu dan menjadi suatu yg wajar.:) dll, dlsbnya. intinya, kalau masih ada negara2 muslim yg kaya dan bisa memberikan gaji besar kepada kita, mengapa kita harus bekerja di negara kafir?? atau jika masih ada negara2 muslim yg membutuhkan tenaga kita untuk membantu kemajuan negara muslim itu sendiri, buat apa kita mengerahkan seluruh kemampuan kita untuk memajukan negara kafir??? hmm..andai aku terlanjur bekerja di negara kafir (jangan pernah ya Rabb) mungkin yg akan aku lakukan adalah : 1.terus belajar dan memperkuat keimananku akan islam (dapat satu ilmu, lalu amalkan agar tidak lupa) dengan catatan, kalau masih ada orang yg searah dan setujuan untuk sharring. phuaaa...cap.. 2. inisiatif menciptakan lingkungan pergaulan yg islami dengan cara berkumpul dengan komunitas orang muslim dan membuat satu kegiatan dalam mengkaji
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuhu, Dakwah adalah perbuatan amal yang sungguh muliya, tetapi dalam berdakwah tentunya harus memiliki ilmu. Tanpa ilmu dakwah akan menjadi sia-sia bahkan bisa-bisa kita akan terkena pengaruh dari Syubhat dari tempat dimana kita akan tinggal ( negeri kafir ) bila kita tidak memahami ilmu Dien dengan baik.Ilmu ibarat perisai. Berikut nasehat dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rohimahullah mengenai syarat tinggal di negeri kafir. Semoga bermanfa'at. SYARAT TINGGAL DI NEGRI KAFIR Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin [Pembahasan 'Syarat Tinggal Di Negri Kafir' merupakan salah satu bagian dari syarah atau penjelasan 'Kitab Tiga Landasan Utama' yang di tulis oleh Syaikhul Islam Al-Mujaddid Muhammad At-Tamimi.] ___ Allah berfirman. Artinya : Hai hamba-hambaKu yang beriman, sesungguhnya bumiKu luas, maka sembahlah Aku saja. [Al-Ankabut : 56] Imam Al-Baghawi Rahimahullah berkata : Ayat ini turun kepada orang-orang Islam yang tinggal di Makkah dan tidak ikut berhijrah. Allah menyeru mereka dengan sebutan 'beriman' [I] Dalil atas wajibnya hijrah dari As-Sunnah adalah sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam [1] : Hijrah tidak terhenti sebelum terputusnya taubat dan taubat tidak terputus hingga matahari terbit dari barat [II] ___ [I] Tampaknya pengarang menukil dari ucapan Imam Al-Baghawi Rahimahullah secara makna saja, hal ini jika beliau menukil dari kitab Tafsir Al-Baghawi, karena ternyata di dalam tafsir Al-Baghawi tidak ditemui kalimat seperti yang disebutkan oleh syaikh. [II] Ini sebagai tanda akhir tidak diterimanya amal shaleh, sesuai firman Allah yang artinya : Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya [Al-An'aam : 158] Yang dimaksud dengan sebagian tanda-tanda Tuhanmu adalah terbitnya matahari dari barat. Untuk melengkapi penjelasan ini perlu saya sebutkan hukum bepergian ke negara kafir. Saya katakan, bepergian ke negeri kafir tidak diperbolehkan kecuali telah memenuhi tiga syarat : Pertama : Hendaknya Seseorang Memiliki Cukup Ilmu Yang Bisa Memelihara Dirinya Dari Syubhat. Kedua : Hendaknya Memiliki Agama Yang Kuat Untuk Menjaga Agar Tidak Terjatuh Dalam Syahwat. Ketiga : Hendaknya Ia Benar-Benar Berkepentingan Untuk Bepergian. Bagi yang belum bisa menyempurnakan syarat-syarat di atas tidak diperbolehkan pergi ke negeri kafir, karena hal itu akan menjatuhkan dirinya ke dalam fitnah yang besar dan menyia-nyiakan harta saja. Sebab orang yang mengadakan bepergian biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika ada suatu keperluan seperti berobat, mempelajari ilmu yang tidak ditemukan di negeri asal, maka hal itu diperbolehkan dengan catatan memenuhi syarat yang saya sebutkan di atas. Adapun masalah rekreasi ke negeri kafir, bukanlah suatu kebutuhan, karena ia bisa saja pergi ke negeri Islam yang menjaga syari'at Islam. Negeri kita ini, alhamdulillah ada beberapa tempat yang cocok dan bagus untuk dibuat rekreasi ketika masa liburan. Adapun masalah menetap atau tinggal di negeri kafir sangatlah membahayakan agama, akhlaq dan moral seseorang. Kita telah menyaksikan banyak orang yang tinggal di negeri kafir terpengaruh dan menjadi rusak, mereka kembali dalam keadaan tidak seperti dulu sebelum berangkat ke negeri kafir. Ada yang kembali menjadi orang fasik atau murtad, bahkan mungkin mengingkari seluruh agama, sehingga banyak dari mereka pulang ke negerinya menjadi penentang dan pengejek agama Islam, melecehkan para pemeluk agama Islam, baik yang terdahulu mupun yang ada sekarang, na'udzu billah. Oleh karena itu wajib bagi yang mau pergi ke negeri kafir menjaga dan memperhatikan syarat-syarat yang telah saya sebutkan di atas agar tidak terjatuh ke dalam kehancuran. Bagi Yang Ingin Menetap Di Negeri Tersebut (Kafir), Ada Dua Syarat Utama : Pertama : Merasa Aman Dengan Agamanya. Maksudnya, hendaknya ia memiliki ilmu, iman dan kemauan kuat yang membuatnya tetap teguh dengan agamanya, takut menyimpang dan waspada dari kesesatan. Ia harus menyimpan rasa permusuhan dan kebencian terhadap orang-orang kafir serta tidak sekali-kali setia dan mencintai mereka, karena setia dan mengikat cinta dengan mereka bertentangan dengan iman. Firman Allah. Artinya : Kamu tidak mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara, atau keluarga mereka [Al-Mujadilah : 22] Firman Allah. Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi
RE: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
alaykumussalam warohmatuLlahi wabarokaatuhu mungkin ada benarnya apa yang disampaikan Mas Deddy, keber-agama-an kita baru sebatas anak SD yang masih nelan bulat-bulat apa yang disampaikan pengajar.. apa sudah benar cara beribadah kita..? atau sudah benarkah pemahaman kita dalam ber-agama ini..? koq mesti belajar ke cina..? tidak ke tegal..? atau dasar pemikiran kita yang bermasalah..? tapi tidak tahu kalau masalah sebenarnya dalam diri kita..? tapi yang sangat disesalkan, nasihat ataupun peringatan akan kekeliruan sering di tanggapi negatif.. bukan dikritisi dengan dasar ilmu tetapi ditanggapi dengan perasaan.. waLlohu 'alam bish showab From: media-dakwah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Deddy_PCPUD Sent: Tuesday, March 06, 2007 11:44 AM To: media-dakwah@yahoogroups.com; suhana032003 Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? Assalamu'alaikum wr.wb Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas anak SD. Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap implementasi dari apa yang dipelajari. Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak beranjak... Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas masalah khilafiah... Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar sampai ke negeri cina ya? Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah Madinah jauh dari laut. Ini jalan fikiran tersirat yang penuh dalam makna diajarkan Rasul. SAW Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga dengan kesolehan yang tampak. Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber pada yang Kekal) Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat Islam, Ustadz atw kyai yang bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau kewajiban hanya sekali) sementara tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan biaya, atw jd lahan garapan para misionaris...(???) Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat Islam saat ini jauh dari kondisi Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke muka bumi ini. Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang keislaman yang tentunya juga Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah sedikit yang mau mengambil peran Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan kaum muslimin. Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari Allah... Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja. Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang mengambil peran untuk menegakkan Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil alamiin Salam Deddy Suhendra Tapian Maninjau [Non-text portions of this message have been removed]
Fw: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
Assalamu'alaikum wr.wb Terlepas dari hadits dhoif tsb... Amerika takut loch mbak ama China Udah punya nuklir, malah sekarang udah bisa menguasai teknologi satelit. Semua Ilmu itu sumbernya dari Allah. Sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan dimuka bumi ini dan sebagai pemegang amanat sebagai khalifatullah kiranya kita umat islam perlu juga menguasai teknologi tinggi ya? Jangan hanya jadi umat yang hanya bisa beli... Tragis memang, coba liat jalanan jakarta Hitung berapa jumlah mobil yang Asli karya umat islam... tidak ada memang Kita puas dengan kondisi ini??? Paling banyak Kijang (tapi itu Toyotajepangkafir/atheis) Supaya tidak dengan gampangnya orang menistakan saudara Kita Kaum muslimin dibelahan dunia manapun. Disamping doa kita wajib usaha. Kalau terus dibuka bisa makin luas, tapi cukup dipersingkat aja... Saudaraku... Kita umat islam yang utama butuh pertolongan Allah! (itu pasti) Kita umat islam butuh persatuan... kita umat islam butuh Amunisi, Senjata Nuklir etc. kita umat islam butuh banyak hal untuk membela diri... KITA UMAT ISLAM PERLU BELAJAR BANYAK HAL kita umat islam butuh satunya kata dengan perbuatan bukan kata2 manis diatas mimbar/forum tapi jauh dari kenyataan Kalau boleh tau berapa data jumlah zakat mall yang terkumpul tiap tahun? jangankan Jumlah Realnya, data estimasinya aja mungkin kita gak punya Masihkah kita puas dengan kondisi seperti ini? Salam Hangat Deddy Suhendra Tapian Maninjau ---Original Message--- From: suhana hana Date: 3/6/2007 11:53:30 AM To: Deddy_PCPUD Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? wa'alaikum salam hadist yg menuntut ilmu sampai ke negeri cina itu dhoif. yg shahih adalah tuntutlah ilmu semenjak dalam buaian hingga liang lahat kita diminta belajar dan selalu belajar yg tidak terbatas oleh ruang dan waktu. apalagi sebatas negeri cina..:)hehehe hmm..melihat kondisi yg spt ini, aku jadi teringat sabda Rasul yg mengatakan akan datang suatu masa, dimana orang lebih mencintai dombanya dan menghalaunya ke atas bukit dan meninggalkan keramaian, karena mempertahankan keimanannya jadi..nda aneh semua yg terjadi saat ini, sudah pernah dikatakan Rasul dalam hadist2nya. salam hana --- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas anak SD. Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap implementasi dari apa yang dipelajari. Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak beranjak... Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas masalah khilafiah... Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar sampai ke negeri cina ya? Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah Madinah jauh dari laut. Ini jalan fikiran tersirat yang penuh dalam makna diajarkan Rasul. SAW Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga dengan kesolehan yang tampak. Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber pada yang Kekal) Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat Islam, Ustadz atw kyai yang bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau kewajiban hanya sekali) sementara tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan biaya, atw jd lahan garapan para misionaris...(???) Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat Islam saat ini jauh dari kondisi Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke muka bumi ini. Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang keislaman yang tentunya juga Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah sedikit yang mau mengambil peran Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan kaum muslimin. Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari Allah... Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja. Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang mengambil peran untuk menegakkan Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil alamiin Salam Deddy Suhendra Tapian Maninjau ---Original Message--- From: suhana032003 Date: 3/6/2007 10:19:41 AM To: media-dakwah@yahoogroups.com Subject: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? wa'alaikum salam wr.wb hmm..Rasul tidak melarang ataupun menganjurkan agar kita berada di negara kafir, tapi hanya sebatas memberi peringatan pada kita agar hati2 bila berada disana.intinya keimanan kita masing2 tergantung seberapa besar kemampuan kita untuk menjaganya. Anjuran bepergian jauh yg diperintahkan oleh Rasul hanya ke 3 tempat yaitu Baitullah, masjidil haram dan masjidil aqsa. Tapi untuk menetap di negara kafir, Rasul hanya memberikan peringatan pada kita agar hati2 (tidak melarang dan tidak pula menganjurkan). hmm..mungkin kamu benar, dahulu indonesia adalah mayoritas hindu, namun setelah banyaknya para pedangan dari arab, persia dan gujarat, maka perlahan berubah menjadi kerajaan2 islam. the point is..bila kita yakin dan merasa mampu untuk mempengaruhi dan tidak terpengaruhi, mungkin memang kita
Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah??
wa'alaikum salam wr.wb --- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Terlepas dari hadits dhoif tsb... Amerika takut loch mbak ama China Udah punya nuklir, malah sekarang udah bisa menguasai teknologi satelit. Semua Ilmu itu sumbernya dari Allah. =hehehe Amerika juga takut sama kita (indonesia) tuch..buktinya waktu si bush mau kunjungan ke sini, pengamanannya berlapis2 and seabrek2, itu kan bukti ketakutannya dia sama kita, lha..kita aja yg minder sama dia, padahal si bush takutnya setengah mati sama kita:)hehehe Sebagai umat yang terbaik yang dilahirkan dimuka bumi ini dan sebagai pemegang amanat sebagai khalifatullah kiranya kita umat islam perlu juga menguasai teknologi tinggi ya? Jangan hanya jadi umat yang hanya bisa beli... Tragis memang, coba liat jalanan jakarta Hitung berapa jumlah mobil yang Asli karya umat islam... tidak ada memang Kita puas dengan kondisi ini??? Paling banyak Kijang (tapi itu Toyotajepangkafir/atheis) === lha iyaaalah..tapi gimana mau maju, wong teknologi yg dijual nda dapat dukungan dari masyarkatnya sendiri yg sudah terlanjur tergila2 sama teknologi orang kafir, dengan dalih lebih gaya kalau pake produk mereka. jadi piyeee toch??? Supaya tidak dengan gampangnya orang menistakan saudara Kita Kaum muslimin dibelahan dunia manapun. Disamping doa kita wajib usaha. Kalau terus dibuka bisa makin luas, tapi cukup dipersingkat aja... hehehe..tu...singkat, padat, lugas dech.. Saudaraku... Kita umat islam yang utama butuh pertolongan Allah! (itu pasti) Kita umat islam butuh persatuan... kita umat islam butuh Amunisi, Senjata Nuklir etc. kita umat islam butuh banyak hal untuk membela diri... KITA UMAT ISLAM PERLU BELAJAR BANYAK HAL kita umat islam butuh satunya kata dengan perbuatan bukan kata2 manis diatas mimbar/forum tapi jauh dari kenyataan Kalau boleh tau berapa data jumlah zakat mall yang terkumpul tiap tahun? hmmm..coba tanya sama portalinfaq dech..?mereka salah satu tempat menyalurkan dan menampung itu.:) jangankan Jumlah Realnya, data estimasinya aja mungkin kita gak punya Masihkah kita puas dengan kondisi seperti ini? ===nda lah..kalau aku nda puas..dan nda akan puas, kalau urusan yg ini:) salam hana Salam Hangat Deddy Suhendra Tapian Maninjau ---Original Message--- From: suhana hana Date: 3/6/2007 11:53:30 AM To: Deddy_PCPUD Subject: Re: [media-dakwah] Re: Tinggal di negara kafir === tantangan untuk dakwah?? wa'alaikum salam hadist yg menuntut ilmu sampai ke negeri cina itu dhoif. yg shahih adalah tuntutlah ilmu semenjak dalam buaian hingga liang lahat kita diminta belajar dan selalu belajar yg tidak terbatas oleh ruang dan waktu. apalagi sebatas negeri cina..:)hehehe hmm..melihat kondisi yg spt ini, aku jadi teringat sabda Rasul yg mengatakan akan datang suatu masa, dimana orang lebih mencintai dombanya dan menghalaunya ke atas bukit dan meninggalkan keramaian, karena mempertahankan keimanannya jadi..nda aneh semua yg terjadi saat ini, sudah pernah dikatakan Rasul dalam hadist2nya. salam hana --- Deddy_PCPUD [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum wr.wb Ternyata keberagamaan Kita umat Islam baru sebatas anak SD. Kudu banyak belajar... Apalagi dalam tahap implementasi dari apa yang dipelajari. Ngaji Kita dari dulu ya itu2 aja... Gak beranjak... Sementara usia makin tua. Paling banyak ngebahas masalah khilafiah... Yach... Rasul juga menganjurkan Kita untuk belajar sampai ke negeri cina ya? Belajar berenang juga kayanya... Padahal Makkah Madinah jauh dari laut. Ini jalan fikiran tersirat yang penuh dalam makna diajarkan Rasul. SAW Kebanyakan dari Kita umat Islam sudah cukup bangga dengan kesolehan yang tampak. Keilmuan yang dimiliki (walau semua ilmu bersumber pada yang Kekal) Contoh paling gamblang, Sekian banyak dari umat Islam, Ustadz atw kyai yang bolak-balik menunaikan ibadah haji (walau kewajiban hanya sekali) sementara tetangga anaknya putus sekolah karena ketiadaan biaya, atw jd lahan garapan para misionaris...(???) Bagaimanapun juga Kita harus akui kondisi umat Islam saat ini jauh dari kondisi Ideal sebuah ummat yang terbaik yang dilahirkan ke muka bumi ini. Kebanyakan dari Kita yang banyak mengerti tentang keislaman yang tentunya juga Dilaksanakan dalam tataran praktek (amaliah) malah sedikit yang mau mengambil peran Dimasyarakat Kita, konon lagi diluar lingkungan kaum muslimin. Mohon Maaf, Semua yang benar datangnya dari Allah... Hanya untuk mengetuk hati Dan fikiran saja. Dari yang merindukan banyaknya mujahid dakwah yang mengambil peran untuk menegakkan Kalimatullah dimuka bumi dengan Rahmatan Lil alamiin Salam Deddy Suhendra Tapian Maninjau ---Original Message--- From: suhana032003