Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist
waw keren pak bagus sekali postingnya terima kasih Hans - Original Message - From: hidayat.ardiansyah To: obrolan-bandar@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, December 11, 2008 12:03 AM Subject: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC . Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara resiko2 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya. Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. Setidaknya bisa mengurangi resiko overvalue DCF atau overvalue EPS untuk perhitungan fundamentalnya. –oOo– Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah pasti berapa harga jual batubara di pasaran. Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja. 1. Cadangan Batubara Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri. Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang. Cadangan yang ekonomis (marketable reserve) ini sendiri akan berubah2 sesuai dengan harga batubara di pasaran. Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton. Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal $60/ton. Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton). Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan. 2. Operational Cost Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari beberapa hal: a. Stripping Ration (SR) Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara (Coal Seam) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut Overburden Seam. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter. Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara. Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden. Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk mendapatkan 1 ton batubara. Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB. Foto penambangan overburden Foto penambangan batubara b. Biaya Bahan Bakar Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang. Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang. Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama. c. Biaya Maintenance = Harga Baja Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat. Dan lebih dari 75% biaya maintenance alat berat ini ada di pembelian spare part. Sedangkan harga spare part sendiri akan sangat tergantung dari harga pasaran baja. Biaya maintenance bisa mencapai 20% - 25% dari biaya produksi. d. Biaya Proses Proses batubara sendiri sangat2 sederhana, sebelum dikapalkan batubara hanya perlu dihancurkan ke ukuran tertentu lalu dibersihkan (bila tercampur oleh OB) yang biayanya hanya 1% aja dari biaya produksi. e. Biaya Pengapalan Yang menjadi masalah besar bagi
Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist
On 12/11/08, Adam Rajsha [EMAIL PROTECTED] wrote: thanks...good info Pak, sekedar nambahkan, harga jual batubara juga sangat tergantung dari kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori tinggi. suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan selatan. mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan kandungan kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit yang akan dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada). salam, AR Terima Kasih atas tambahanya. untuk pertanyaan yang anda sampaikan silahkan baca post kami yang telah kami update disini http://roxar.wordpress.com/2008/12/10/coal-fundamental-for-fundamentalist/ Semoga memberikan wawasan buat rekan rekan yang berinvastasi di bisnis coal ini.. Salam, -HA- On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC . Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara resiko2 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya. Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk perhitungan fundamentalnya. –oOo– Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah pasti berapa harga jual batubara di pasaran. Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja. *1. Cadangan Batubara* Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri. Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang. Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2 sesuai dengan harga batubara di pasaran. Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton. Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal $60/ton. Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton). Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan. *2. Operational Cost* Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari beberapa hal: *a. Stripping Ration (SR)* http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara (*Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter. Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara. Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden. Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk mendapatkan 1 ton batubara. Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB. http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan overburden http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan batubara *b. Biaya Bahan Bakar* Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang. Bro2 bisa
Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist
sip Pak, infonya makin ok thanks untuk update-nya. salam, AR On Thu, Dec 11, 2008 at 11:25 PM, hidayat. ardiansyah hidayat.tra...@gmail.com wrote: On 12/11/08, Adam Rajsha adam.raj...@gmail.com wrote: thanks...good info Pak, sekedar nambahkan, harga jual batubara juga sangat tergantung dari kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori tinggi. suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan selatan. mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan kandungan kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit yang akan dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada). salam, AR Terima Kasih atas tambahanya. untuk pertanyaan yang anda sampaikan silahkan baca post kami yang telah kami update disini http://roxar.wordpress.com/2008/12/10/coal-fundamental-for-fundamentalist/ Semoga memberikan wawasan buat rekan rekan yang berinvastasi di bisnis coal ini.. Salam, -HA- On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah hidayat.tra...@gmail.com wrote: Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC . Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara resiko2 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya. Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk perhitungan fundamentalnya. –oOo– Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah pasti berapa harga jual batubara di pasaran. Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja. *1. Cadangan Batubara* Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri. Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang. Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2 sesuai dengan harga batubara di pasaran. Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton. Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal $60/ton. Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton). Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan. *2. Operational Cost* Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari beberapa hal: *a. Stripping Ration (SR)* http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara (*Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter. Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara. Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden. Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk mendapatkan 1 ton batubara. Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB. http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan overburden http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan batubara *b. Biaya Bahan Bakar* Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara
[obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist
Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC . Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara resiko2 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya. Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS* untuk perhitungan fundamentalnya. –oOo– Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah pasti berapa harga jual batubara di pasaran. Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja. *1. Cadangan Batubara* Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri. Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang. Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2 sesuai dengan harga batubara di pasaran. Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton. Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal $60/ton. Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton). Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan. *2. Operational Cost* Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari beberapa hal: *a. Stripping Ration (SR)* http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara (*Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter. Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara. Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden. Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk mendapatkan 1 ton batubara. Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB. http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan overburden http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan batubara *b. Biaya Bahan Bakar* Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang. Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang. Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama. *c. Biaya Maintenance = Harga Baja* Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat. Dan lebih dari 75% biaya maintenance alat berat ini ada di pembelian spare part. Sedangkan harga spare part sendiri akan *sangat tergantung* dari harga pasaran baja. Biaya maintenance bisa mencapai 20% - 25% dari biaya produksi. *d. Biaya Proses* Proses batubara sendiri sangat2 sederhana, sebelum dikapalkan batubara hanya perlu dihancurkan ke ukuran tertentu lalu dibersihkan (bila tercampur oleh OB) yang biayanya hanya 1% aja dari biaya produksi. *e. Biaya Pengapalan* Yang menjadi masalah besar bagi tambang2 yang berada jauh di tengah pulau adalah biaya pengapalan ini. Pembeli biasa datang dengan membawa kapal khusus pengangkut batubara, bagi tambang yang dekat dengan
Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist
thanks...good info Pak, sekedar nambahkan, harga jual batubara juga sangat tergantung dari kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori tinggi. suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan selatan. mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan kandungan kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit yang akan dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada). salam, AR On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah [EMAIL PROTECTED] wrote: Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC . Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara resiko2 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya. Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk perhitungan fundamentalnya. –oOo– Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah pasti berapa harga jual batubara di pasaran. Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja. *1. Cadangan Batubara* Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri. Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang. Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2 sesuai dengan harga batubara di pasaran. Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton. Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal $60/ton. Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton). Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan. *2. Operational Cost* Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari beberapa hal: *a. Stripping Ration (SR)* http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara ( *Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter. Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara. Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden. Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk mendapatkan 1 ton batubara. Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB. http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan overburden http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099 Foto penambangan batubara *b. Biaya Bahan Bakar* Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang. Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang. Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama. *c. Biaya Maintenance = Harga Baja* Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat. Dan lebih