Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist

2008-12-11 Terurut Topik Hans
waw keren pak
bagus sekali postingnya

terima kasih

Hans

  - Original Message - 
  From: hidayat.ardiansyah 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, December 11, 2008 12:03 AM
  Subject: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist



  Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis oleh 
sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC .


Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini 
sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara  resiko2 biaya yang 
harus ditanggung dari sisi operational cost nya.


Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow 
atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist. 
Setidaknya bisa mengurangi resiko overvalue DCF atau overvalue EPS untuk 
perhitungan fundamentalnya.

  –oOo–




  Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait 
dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah 
pasti berapa harga jual batubara di pasaran.

  Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply  
demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja.

  1. Cadangan Batubara

  Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus 
diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang 
layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri.

  Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham 
batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya sendiri 
akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada sekarang.

  Cadangan yang ekonomis (marketable reserve) ini sendiri akan berubah2 sesuai 
dengan harga batubara di pasaran.

  Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan 
1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan harga 
batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang dari PT. 
A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton.

  Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500 juta 
ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau maksimal 
$60/ton.

  Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti 
ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya 
menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko 
kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton).

  Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan 
terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan tentu 
saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi cadangan.

  2. Operational Cost

  Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari 
beberapa hal:

  a. Stripping Ration (SR)






  Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara 
(Coal Seam) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut Overburden Seam. 
FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter.

  Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping 
Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak overburden 
yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara.

  Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara 
harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden.

  Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk 
mendapatkan 1 ton batubara.

  Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk 
mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB.


  Foto penambangan overburden


  Foto penambangan batubara

  b. Biaya Bahan Bakar

  Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter 
- 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar 
sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang.

  Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan 
bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang.

  Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground 
mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama.

  c. Biaya Maintenance = Harga Baja

  Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat. Dan 
lebih dari 75% biaya maintenance alat berat ini ada di pembelian spare part. 
Sedangkan harga spare part sendiri akan sangat tergantung dari harga pasaran 
baja.

  Biaya maintenance bisa mencapai 20% - 25% dari biaya produksi.

  d. Biaya Proses

  Proses batubara sendiri sangat2 sederhana, sebelum dikapalkan batubara hanya 
perlu dihancurkan ke ukuran tertentu lalu dibersihkan (bila tercampur oleh OB) 
yang biayanya hanya 1% aja dari biaya produksi.

  e. Biaya Pengapalan

  Yang menjadi masalah besar bagi

Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist

2008-12-11 Terurut Topik hidayat . ardiansyah
On 12/11/08, Adam Rajsha [EMAIL PROTECTED] wrote:

   thanks...good info Pak,  sekedar nambahkan, harga jual batubara juga
 sangat tergantung dari kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori
 tinggi.


 suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah
 seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan
 selatan.


 mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan kandungan
 kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit yang akan
 dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada).


 salam,
 AR



Terima Kasih atas tambahanya. untuk pertanyaan yang anda sampaikan
silahkan baca post kami yang telah kami update disini

http://roxar.wordpress.com/2008/12/10/coal-fundamental-for-fundamentalist/


Semoga memberikan wawasan buat rekan rekan yang berinvastasi di bisnis coal
ini..


Salam,

-HA-




On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang
 ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC .

  Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini
 sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara  resiko2 biaya
 yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya.

 Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow
 atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist.
 Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk 
 perhitungan fundamentalnya.

 –oOo–

  Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait
 dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah
 pasti berapa harga jual batubara di pasaran.

 Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply 
 demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja.

 *1. Cadangan Batubara*

 Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus
 diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang
 layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri.

 Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham
 batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya
 sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada
 sekarang.

 Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2
 sesuai dengan harga batubara di pasaran.

 Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan
 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan
 harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang
 dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton.

 Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500
 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau
 maksimal $60/ton.

 Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi
 seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya
 upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan
 resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton).

 Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan
 terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan
 tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi
 cadangan.

 *2. Operational Cost*

 Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari
 beberapa hal:

 *a. Stripping Ration (SR)*


  http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100

 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara
 (*Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden
 Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6
 meter.

 Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai
 Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa
 banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara.

 Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara
 harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden.

 Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk
 mendapatkan 1 ton batubara.

 Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk
 mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB.


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan overburden


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan batubara

 *b. Biaya Bahan Bakar*

 Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10
 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan
 bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang.

 Bro2 bisa 

Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist

2008-12-11 Terurut Topik Adam Rajsha
sip Pak, infonya makin ok thanks untuk update-nya.
salam,
AR

On Thu, Dec 11, 2008 at 11:25 PM, hidayat. ardiansyah 
hidayat.tra...@gmail.com wrote:



 On 12/11/08, Adam Rajsha adam.raj...@gmail.com wrote:

   thanks...good info Pak,
 sekedar nambahkan, harga jual batubara juga sangat tergantung dari
 kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori tinggi.


 suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah
 seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan
 selatan.


 mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan
 kandungan kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit
 yang akan dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada).


 salam,
 AR



 Terima Kasih atas tambahanya. untuk pertanyaan yang anda sampaikan
 silahkan baca post kami yang telah kami update disini

 http://roxar.wordpress.com/2008/12/10/coal-fundamental-for-fundamentalist/


 Semoga memberikan wawasan buat rekan rekan yang berinvastasi di bisnis coal
 ini..


 Salam,

 -HA-




 On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah 
 hidayat.tra...@gmail.com wrote:

 Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang
 ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC .

  Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin
 disini sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara  resiko2
 biaya yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya.

 Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow
 atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist.
 Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk 
 perhitungan fundamentalnya.

 –oOo–

  Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait
 dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah
 pasti berapa harga jual batubara di pasaran.

 Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply 
 demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja.

 *1. Cadangan Batubara*

 Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus
 diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang
 layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri.

 Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari
 saham batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya
 sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada
 sekarang.

 Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2
 sesuai dengan harga batubara di pasaran.

 Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton
 dan 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka
 dengan harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak
 tambang dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton.

 Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500
 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau
 maksimal $60/ton.

 Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi
 seperti ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya
 upaya menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan
 resiko kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton).

 Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan
 terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan
 tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi
 cadangan.

 *2. Operational Cost*

 Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung
 dari beberapa hal:

 *a. Stripping Ration (SR)*


  http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100

 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara
 (*Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden
 Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6
 meter.

 Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai
 Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa
 banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara.

 Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara
 harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden.

 Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk
 mendapatkan 1 ton batubara.

 Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk
 mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB.


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan overburden


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan batubara

 *b. Biaya Bahan Bakar*

 Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara 

[obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist

2008-12-10 Terurut Topik hidayat . ardiansyah
Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang ditulis
oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC .

 Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini
sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara  resiko2 biaya
yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya.

Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow
atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist.
Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS* untuk
perhitungan fundamentalnya.

–oOo–

 Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait
dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah
pasti berapa harga jual batubara di pasaran.

Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply 
demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja.

*1. Cadangan Batubara*

Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus
diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang
layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri.

Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham
batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya
sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada
sekarang.

Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2
sesuai dengan harga batubara di pasaran.

Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan
1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan
harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang
dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton.

Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500
juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau
maksimal $60/ton.

Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti
ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya
menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko
kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton).

Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan
terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan
tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi
cadangan.

*2. Operational Cost*

Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari
beberapa hal:

*a. Stripping Ration (SR)*


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100

Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan
batubara (*Coal
Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden Seam*.
FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6 meter.

Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai Stripping
Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa banyak
overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara.

Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara
harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden.

Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk
mendapatkan 1 ton batubara.

Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk
mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB.

http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099
Foto penambangan overburden

http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099
Foto penambangan batubara

*b. Biaya Bahan Bakar*

Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10 liter
- 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan bakar
sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang.

Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan
bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang.

Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground
mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama.

*c. Biaya Maintenance = Harga Baja*

Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat. Dan
lebih dari 75% biaya maintenance alat berat ini ada di pembelian spare part.
Sedangkan harga spare part sendiri akan *sangat tergantung* dari harga
pasaran baja.

Biaya maintenance bisa mencapai 20% - 25% dari biaya produksi.

*d. Biaya Proses*

Proses batubara sendiri sangat2 sederhana, sebelum dikapalkan batubara hanya
perlu dihancurkan ke ukuran tertentu lalu dibersihkan (bila tercampur oleh
OB) yang biayanya hanya 1% aja dari biaya produksi.

*e. Biaya Pengapalan*

Yang menjadi masalah besar bagi tambang2 yang berada jauh di tengah pulau
adalah biaya pengapalan ini. Pembeli biasa datang dengan membawa kapal
khusus pengangkut batubara, bagi tambang yang dekat dengan 

Re: [obrolan-bandar] Coal Fundamental for Fundamentalist

2008-12-10 Terurut Topik Adam Rajsha
thanks...good info Pak, sekedar nambahkan, harga jual batubara juga sangat
tergantung dari kandungan calorinya, ada kalori rendah dan kalori tinggi.

suatu lokasi tambang bisa saja hanya memiliki reserve berkalori rendah
seperti umumnya di sumatra, atau seperti tambang asam- asam di kalimantan
selatan.

mungkin info pada blog bisa diupdate/ditambahkan berkenaan dengan kandungan
kalori pada deposit yg diproduksi di KPC saat ini, dan deposit yang akan
dikembangan atau cadangan deposit (kalo ada).

salam,
AR

On Thu, Dec 11, 2008 at 12:03 AM, hidayat. ardiansyah 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

Berikut ini adalah penjelasan fundamental untuk bisnis coal yang
 ditulis oleh sodara Weeshnoe salah satu rekan kami yang berkerja di KPC .

  Karena gw jg baru belajar soal saham, fundamental yang gw jelasin disini
 sedikit banyak lebih ke sisi operasional tambang batubara  resiko2 biaya
 yang harus ditanggung dari sisi operational cost nya.

 Paling nggak hal ini bisa dipake untuk prediksi net income atau cash flow
 atau EPS dari perusahaan2 tambang batubara untuk para fundamentalist.
 Setidaknya bisa mengurangi resiko *overvalue DCF* atau *overvalue EPS*untuk 
 perhitungan fundamentalnya.

 –oOo–

  Net Income atau Cash Flow perusahaan tambang sudah pasti sangat terkait
 dengan berapa besar production cost untuk setiap ton batubara nya dan sudah
 pasti berapa harga jual batubara di pasaran.

 Karena harga batubara di pasaran sendiri sudah pasti tergantung supply 
 demand, maka yang dijelaskan disini cuma dari sisi operational cost nya aja.

 *1. Cadangan Batubara*

 Tapi sebelum mulai ke operational cost, yang paling penting yang harus
 diperhatikan dalam fundamental adalah berapa besar cadangan batubara yang
 layak/ekonomis untuk ditambang dari perusahaan itu sendiri.

 Nggak lucu kalo kita berharap banyak dan menghitung fundamental dari saham
 batubara sampai 10 thn ke depan misalnya padahal cadangan batubara nya
 sendiri akan habis ditambang dalam waktu 3 thn dengan produksi yang ada
 sekarang.

 Cadangan yang ekonomis (*marketable reserve*) ini sendiri akan berubah2
 sesuai dengan harga batubara di pasaran.

 Buat ilustrasi: PT. A punya cadangan 500 juta ton dengan biaya $50/ton dan
 1,000 juta ton dengan biaya $75 (karena sudah terlalu dalam). Maka dengan
 harga batubara $100/ton, bisa dibilang cadangan terbukti yang layak tambang
 dari PT. A adalah 1,500 juta ton dengan keuntungan terkecil $25/ton.

 Tapi bila harga batubara di $40 maka cadangan terbukti PT. A tetap 1,500
 juta ton tetapi bakal mengalami kerugian sebesar minimal $10/ton atau
 maksimal $60/ton.

 Bisa jadi PT. A akan memilih untuk berhenti beroperasi pada kondisi seperti
 ini atau hanya akan menambang yang 500 juta ton dengan segala daya upaya
 menekan production cost (cadangannya tinggal 500 juta ton dengan resiko
 kerugian maksimal $10/ton x 500 juta ton).

 Cadangan2 ini diluar urusan biaya juga akan berubah seiring waktu dengan
 terus dilakukannya operasi2 eksplorasi yang menemukan cadangan2 baru dan
 tentu saja operasional penambangan yang,kebalikannya, akan mengurangi
 cadangan.

 *2. Operational Cost*

 Operational cost dari tambang batubara sendiri akan sangat tergantung dari
 beberapa hal:

 *a. Stripping Ration (SR)*


  http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/SR.jpg?t=1228905100

 Di foto bisa dilihat ada 3 anak panah yang menunjukkan 3 lapisan batubara (
 *Coal Seam*) diantara lapisan2 berwarna abu2 yang biasa disebut *Overburden
 Seam*. FYI aja, lapisan paling bawah di foto ini tebalnya sekitar 4-6
 meter.

 Dalam dunia tambang perbandingan tebal lapisan ini disebut sebagai
 Stripping Ratio. Secara mudah bisa dikatakan SR akan menentukan berapa
 banyak overburden yang harus dikupas untuk mendapatkan batubara.

 Ilustrasi nya, dengan SR = 10, maka untuk mendapatkan setiap ton batubara
 harus mengupas sebesar 10 BCM (bank cubic meter = 1 m3) overburden.

 Dengan SR = 15, overburden (OB) yang harus dikupas adalah 15m3 untuk
 mendapatkan 1 ton batubara.

 Makin besar SR maka akan semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk
 mengeluarkan 1 ton batubara karena harus membuang lebih banyak OB.


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/OBMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan overburden


 http://i334.photobucket.com/albums/m416/weeshnoe/CoalMining.jpg?t=1228905099
 Foto penambangan batubara

 *b. Biaya Bahan Bakar*

 Di suatu tambang besar untuk setiap ton batubara dibutuhkan sekitar 10
 liter - 15 liter bahan bakar solar. Dan secara absolut/total, biaya bahan
 bakar sendiri biasanya 40% - 60% dari biaya operasional suatu tambang.

 Bro2 bisa menghitung sendiri nantinya efek kenaikan/penurunan harga bahan
 bakar terhadap keuntungan dari perusahaan tambang.

 Hal ini tidak berbeda jauh dengan tambang2 jenis lain, kecuali underground
 mining, karena operasional pengambilan bahan tambang relatif sama.

 *c. Biaya Maintenance = Harga Baja*

 Secara umum, operasional tambang harus didukung oleh adanya alat2 berat.
 Dan lebih