RE: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-30 Terurut Topik budi machribie
Investasi = jangka panjang   Dng RUPIAH yg rawan inflasi (10%) apa ada
untungnya nabung jangka panjang…? 

Dari pengalaman Rp 1.000.000 dalam 10 tahun mendatang nilainya hanya Rp
100.000 iya mendingan nabung VALAS …:-)

   _  

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of gusit
Sent: 29 Mei 2007 13:01
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re:
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

 

tampaknya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi masih
rendah...merubah budaya menabung menjadi budaya berinvestasi memang perlu
waktu yang lama...

 

fkh

- Original Message - 

From: HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]James Arifin 

To: HYPERLINK
mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] 

Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:49 PM

Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re:
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

 

gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya
investasi di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan
apalagi kontrol BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan
korban. Adalah tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah
ada investor yang kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa
menjadi Ambasador for Stock Market. 

 

Regards,
Arifin
 

On 5/29/07, Odink HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED][EMAIL PROTECTED]
wrote: 

daripada ributin trader vs investor mending baca ini:

Selasa, 29/05/2007 11:25
Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor 
Ardian Wibisono - detikfinance

Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen
mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta
rekening.

Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham 
Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor.

Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT
Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. 

Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di
Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007).

Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap
dapat menarik jumlah investor baru. 

Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan,
untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia,
pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye 
nasional.

Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih
sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang
mencapai lebih dari 200 juta.

Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal 
tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi.

Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan
berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam
kurun waktu 10 tahun. 

Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang
sebanyak 25 juta penduduk.

Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis
investor lokal.

Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma 
jumlahnya sangat sedikit, ujarnya.
(ir/qom)

HYPERLINK
http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index
.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal
/6http://www.detikfin-ance.com/-index.php?-url=http:-//www.detikfinan-ce.co
m/index.-php/kanal.-read/tahun/-2007/bulan/-05/tgl/29/-time/112542/-idnews/7
86512/-idkanal/6



Yahoo! Groups Links

up/obrolan--bandar/

-group/obrolan--bandar/join
   (Yahoo! ID required)

   mailto:HYPERLINK
mailto:[EMAIL PROTECTED]obrolan-bandar--fullfeat
[EMAIL PROTECTED]

[EMAIL PROTECTED]


 

 


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.8.0/818 - Release Date: 25/05/2007
12:32



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.8.0/818 - Release Date: 25/05/2007
12:32
 


Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-30 Terurut Topik EKA SUWANDANA

Pak Joe Grunk baca buku Buffetology by Mary Buffet
(mantunya) , di situ nggak ada tuh portofolio Buffet
turun sampai terus stop invest. Yg Buffet ngerasa
sudah mahal dan dia keluar! Ketika Dot Com burst dia
masuk dgn uang 30 Bln US$. 

--- joe_grunk [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya tidak memihak trader atau investor. 
 
 Yang saya tekankan adalah WB itu memilih saham bukan
 sembarang pilih.
 Bukan karena denger KATANYA akan TERBANG. Tapi riset
 sendiri. Termasuk
 mengambil keputusan saat beli dan jual [waktu dan
 saham pilihan].
 
 BTW, gimana pandangan investor akan salah satu saham
 : DGSA yang
 didelisting?
 
 Seinget saya salah satu saham blue chip. (cmiiw)
 Kalau cuma denger
 doang, wah... angus tuh duit.
 
 Saya menulis ini untuk memberikan pandangan yang
 berbeda dari sisi
 yang lain. Agar informasi di sini lebih seimbang. 
 
 Kasihan untuk yang lalat2 hijau... (istilah embah)
 
 
 :)
 peace
 
 
 
 
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini
 itu saban hari.
 belum lagi
  ada TA, news, emosi, dsb.
  Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo
 diperhatikan tergolong
  trader, include me, my self.
  Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2
 lain, apakah pada dasarnya
  mereka tergolong Trader , Investor or even
 ke2-nya. Mungkin balik lagi
  ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya
 apakah semua `cash` akan
  digunakan short term investment/ trading atau
 sebagiannya lagi buat
  long-invest. based Fundamental?? Share dong
 sedikit, bagaimana
 baiknya agar
  kita juga bisa masuk forbes
 magazine...heheheh:)) canda
  
  Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk [EMAIL PROTECTED]
 menulis:
  
 Tergantung waktu dan saham yg dipilih.
  
   Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak
 sampai2 dia stop
   melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama
 bisa kembali berjaya
   dengan melakukan investasi baru.
  
   Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau
 berapa lama? Kalau seumur
   hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah
 pilih gimana? Guru TA
   saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish
 seperti pilih kancing,
   pasti saham itu akan naik.
  
   Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat
 harga berguguran.
  
   Saat ini, teman saya juga memilih saham yg
 aneh2, dia benar2 cermat
   menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia
 beli di harga 35 dan
   jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus
 mulai dari 50-100 agar
   dia menjualnya.
  
   Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma
 geleng2 kepala. Tapi
   sangat memberikan gain luar biasa sampai saat
 ini (tahun ini dia sudah
   500% bila direalisasi). Dan dia selalu
 mempelajari dengan seksama bila
   ingin membeli satu saham.
  
   Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu
 4.950, gimana hasilnya?
  
   Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai
 sekarang juga belum
   balik modal.
  
   Seorang investor yang baik tidak melulu
 menghitung untung, namun juga
   menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan
 terburuk.
  
   Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar
 rumor atau percaya
   orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk
 melihat peluang, menghitung
   dan memprediksi. Intinya kemampuan diri.
  
   Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent
 buffet menjadi kaya
   seperti sekarang.
  
   Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85%
 kekayaan dia untuk sosial.
   Lah.. kita? Hehehehehe.
  
   :)
   peace
  
 
 



Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-29 Terurut Topik gusit
tampaknya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi masih 
rendah...merubah budaya menabung menjadi budaya berinvestasi memang perlu waktu 
yang lama...

fkh
  - Original Message - 
  From: James Arifin 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:49 PM
  Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: 
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !



  gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya investasi 
di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan apalagi kontrol 
BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan korban. Adalah 
tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah ada investor yang 
kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa menjadi Ambasador for Stock 
Market. 

  Regards,
  Arifin
   
  On 5/29/07, Odink [EMAIL PROTECTED] wrote: 
daripada ributin trader vs investor mending baca ini:

Selasa, 29/05/2007 11:25
Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor 
Ardian Wibisono - detikfinance

Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen
mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta
rekening.

Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham 
Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor.

Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT
Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. 

Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di
Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007).

Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap
dapat menarik jumlah investor baru. 

Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan,
untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia,
pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye 
nasional.

Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih
sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang
mencapai lebih dari 200 juta.

Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal 
tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi.

Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan
berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam
kurun waktu 10 tahun. 

Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang
sebanyak 25 juta penduduk.

Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis
investor lokal.

Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma 
jumlahnya sangat sedikit, ujarnya.
(ir/qom)


http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6



Yahoo! Groups Links







   

Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-29 Terurut Topik Teddy Halim

Di Tiongkok, tiap hari 300.000 account retail baru dibuka, jumlah investor
kecil sudah mendekati angka 100 juta orang.
Manajemen regulasinya dibuat sedemikian rupa sehingga menggairahkan, dari
kebijakan makro sampai ke rincian juklak, juknis dibuat dng lengkap.
Setindak demi setindak menuju ke perbaikan yg jelas.

Data Bapepam bbrp bulan lalu cuman 300.000 account retail di Indonesia dan
ga nambah nambah signifikan. Ini pun sudah sebagian besar yg memiliki
account di berbagai bursa atas nama satu orang.

Kmd di Tiongkok ada siaran TV khusus yg sepanjang jam trading membuat
berbagai analisis online dng berbagai tools mendukung para investor wong
cilik secara impartial dan untuk pembelajaran.
Blm situs situs interaktif dan galery dimana mana bertebaran memudahkan
orang kecil utk mendapatkan akses informasi yg berkualitas baik tanpa biaya
mahal.

Lha wong autoritas kita melihat berbagai engineering di bursa ga mudeng
boro boro menindak... kalah elmu sama bandar bandar..
Apa ga takut wong cilik mau masuk bursa?
Makanya di Indonesia istilah keren nya main saham wong saham dipake main
main aja..


Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik EKA SUWANDANA
Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
Warren Buffet!


--- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
 dibandingkan.
 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
 menghasilkan uang 
 dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
 kehidupan sehari2 
 kita, cenderung utk menjadi investor.
 
 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
 hidup dalam 
 lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
 lebih condong 
 menjadi trader. 
 
 Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
 sumber cash hanya 
 dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
 bisa sewaktu2 
 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
 dengan warkat saham?
 Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
 bayar makan 
 siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
 pasti naik 
 kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
 akan naik kalo ga 
 naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe
 
 Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
 investor. :(
 
 no comment lagi deh soal ini.
 
 -H-
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa
 Rizali 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs
 investor. Saya 
  kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg
 sesuai dengan 
  karakteristik.
  
  Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke
 informasi 
  teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu
 lah yg paling 
 tepat 
  bagi anda.
  
  Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan
 keuangan/kinerja 
  perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi
 jangka panjang 
 lebih 
  tepat.
  
  Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut
 dimilis ini) 
 dapat 
  jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan
 Jesse Livermore.
  
  Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham
 USA masih banyak 
  bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya
 300 saham???), 
  ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking
 Panic 1907-
 1911, 
  Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
  
  Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara
 investasi, keduanya 
  juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
  
  Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd
 (1934) dan The 
  Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai
 Jesse Livermore 
  (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin
 Lefèvre (1923)) 
  menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg
 berbeda.
  
  Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall
 Street.
  
  Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya
 hidup. Livermore 
 gaya 
  hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben
 Graham gaya 
 hidupnya 
  sangat okay.
  
  jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus
 sukses 
 dikehidupan 
  lain tuh.
  
  Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976)
  (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) 
  Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The
 Intelligent 
  Investor (1949)
  
  Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 -
 November 28, 1940)
  http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
  Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre
 
  
  mana yg akan anda pilih sbg cara investasi,
 silahkan lihat:
  Investment PHILOSOPHIES
 

http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm
  
  khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN
 INVESTMENT 
 PHILOSOPHY
  
  
  salam,
  rizal
  bukan trader dan bukan investor
  
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA
 SUWANDANA esuwandan@ 
  wrote:
  
   
   Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg
 30% pake
   margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja.
 Bukan
   duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake
 cara
   pak Busur saja buy when break up! Dan yg
 ditradingkan
   dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO,
 TBLA,
   CPRO, TRUB.

   Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya
 tanggung
   jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak
   bagus...margin saya tutup!
   
   
   
   
   --- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote:
   
Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold
 (1
tahun saja) uangnya malah ga
bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya
tergantung sahamnya (dan
orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu.
 Untuk
jadi trader atau
investor pasti ada untung dan ruginya (untung
trader: bisa pakai margin tapi
bunganya engga kena banyak gara-gara pegang
 posisi
ga lama-lama, akhirnya
keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga
mencapai ratusan persen
pertahun, buy and hold jarang bisa seperti
 ini,
kecuali kasus-kasus
tertentu).

On 5/28/07, noorpriosasongko
noorpriosasongko@ wrote:

   Setuju Buy  Hold jauh lebih untung
 dibanding
trader. Saya pernah
 buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006
 dgn buat
portfolio optimal
 inputnya 

[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik noorpriosasongko
Pak Eka Suwandana,
Masuk akal gak pendapat saya ini :

Tujuan Investor  trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo 
diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee 
yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor. 
semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo 
Investor  jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya 
murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg 
lebih tinggi.

Salam,
Sasongko.


investor  In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
 Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
 investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
 investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
 ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
 Warren Buffet!
 
 
 --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
  dibandingkan.
  1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
  menghasilkan uang 
  dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
  kehidupan sehari2 
  kita, cenderung utk menjadi investor.
  
  2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
  hidup dalam 
  lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
  lebih condong 
  menjadi trader. 
  
  Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
  sumber cash hanya 
  dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
  bisa sewaktu2 
  membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
  dengan warkat saham?
  Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
  bayar makan 
  siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
  pasti naik 
  kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
  akan naik kalo ga 
  naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe
  
  Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
  investor. :(
  
  no comment lagi deh soal ini.
  
  -H-
  
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa
  Rizali 
  siswarizali@ wrote:
  
   Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs
  investor. Saya 
   kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg
  sesuai dengan 
   karakteristik.
   
   Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke
  informasi 
   teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu
  lah yg paling 
  tepat 
   bagi anda.
   
   Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan
  keuangan/kinerja 
   perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi
  jangka panjang 
  lebih 
   tepat.
   
   Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut
  dimilis ini) 
  dapat 
   jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan
  Jesse Livermore.
   
   Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham
  USA masih banyak 
   bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya
  300 saham???), 
   ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking
  Panic 1907-
  1911, 
   Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
   
   Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara
  investasi, keduanya 
   juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
   
   Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd
  (1934) dan The 
   Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai
  Jesse Livermore 
   (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin
  Lefèvre (1923)) 
   menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg
  berbeda.
   
   Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall
  Street.
   
   Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya
  hidup. Livermore 
  gaya 
   hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben
  Graham gaya 
  hidupnya 
   sangat okay.
   
   jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus
  sukses 
  dikehidupan 
   lain tuh.
   
   Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976)
   (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) 
   Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The
  Intelligent 
   Investor (1949)
   
   Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 -
  November 28, 1940)
   http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
   Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre
  
   
   mana yg akan anda pilih sbg cara investasi,
  silahkan lihat:
   Investment PHILOSOPHIES
  
 
 http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm
   
   khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN
  INVESTMENT 
  PHILOSOPHY
   
   
   salam,
   rizal
   bukan trader dan bukan investor
   
   --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA
  SUWANDANA esuwandan@ 
   wrote:
   

Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg
  30% pake
margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja.
  Bukan
duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake
  cara
pak Busur saja buy when break up! Dan yg
  ditradingkan
dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO,
  TBLA,
CPRO, TRUB.
 
Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya
  tanggung
jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak
bagus...margin saya tutup!




--- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote:

 Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold
  (1
 tahun saja) uangnya 

[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik Siswa Rizali
saya belum baca bukunya Spiegel, cuma baca komentar2 pendeknya.

buat tambahan literatur day trade, lihat:
Do Individual Day Traders Make Money? Evidence from Taiwan, by Brad 
M. Barber

Abstract
When an investor buys and sells the same stock on the same day, he 
has made a day
trade. We analyze the performance of day traders in Taiwan. Day 
trading by individual
investors is prevalent in Taiwan #150; accounting for over 20 percent of 
total volume from
1995 through 1999. Individual investors account for over 97 percent 
of all day trading
activity. Day trading is extremely concentrated. About one percent of 
individual
investors account for half of day trading and one fourth of total 
trading by individual
investors. Heavy day traders earn gross profits, but their profits 
are not sufficient to cover
transaction costs. Moreover, in the typical six month period, more 
than eight out of ten
day traders lose money. Despite these bleak findings, there is strong 
evidence of
persistent ability for a relatively small group of day traders. 
Traders with strong past
performance continue to earn strong returns. The stocks they buy 
outperform those they
sell by 62 basis points per day. This spread is sufficiently large to 
cover transaction
costs.

masalahnya: ada karakteristik yg kita semua sulit melatihnya dengan 
baik, yaitu: ketelitian dalam analisa perusahaan dan kesabaran 
menunggu kinerja perusahaan (yg seringsekali harga bergerak jauh dari 
kinerja, krn dominasi sentimen/ekspektasi dan likuiditas bisa 
bertahan dalam 2-3 tahun).

mengenai indeks, tidak mungkin nol kecuali semua perusahaan listing 
bangkrut/delisting. Ingat, indeks itu bias terhadap yg masih hidup 
(survival bias). indeks tidak memasukkan lagi kinerja saham yg 
bangkrut, delisting, atau go private. padahal waktu indeks 
dikonstruksi dan bergerak, dulu saham2 yg bangkrut/delisting itu 
masuk hitungan. tapi ketika keluar, indeks tidak didiskon kan???

salam,
rz

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
 Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
 investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
 investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
 ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
 Warren Buffet!
 
 
 --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
  dibandingkan.
  1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
  menghasilkan uang 
  dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
  kehidupan sehari2 
  kita, cenderung utk menjadi investor.
  
  2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
  hidup dalam 
  lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
  lebih condong 
  menjadi trader. 
  
  Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
  sumber cash hanya 
  dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
  bisa sewaktu2 
  membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
  dengan warkat saham?
  Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
  bayar makan 
  siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
  pasti naik 
  kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
  akan naik kalo ga 
  naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe
  
  Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
  investor. :(
  
  no comment lagi deh soal ini.
  
  -H-
  
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa
  Rizali 
  siswarizali@ wrote:
  
   Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs
  investor. Saya 
   kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg
  sesuai dengan 
   karakteristik.
   
   Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke
  informasi 
   teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu
  lah yg paling 
  tepat 
   bagi anda.
   
   Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan
  keuangan/kinerja 
   perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi
  jangka panjang 
  lebih 
   tepat.
   
   Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut
  dimilis ini) 
  dapat 
   jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan
  Jesse Livermore.
   
   Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham
  USA masih banyak 
   bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya
  300 saham???), 
   ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking
  Panic 1907-
  1911, 
   Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
   
   Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara
  investasi, keduanya 
   juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
   
   Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd
  (1934) dan The 
   Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai
  Jesse Livermore 
   (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin
  Lefèvre (1923)) 
   menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg
  berbeda.
   
   Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall
  Street.
   
   Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya
  hidup. Livermore 
  gaya 
   hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben
  Graham gaya 
  hidupnya 
   sangat okay.
   
   jadi selain sukses 

Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik Sudjana Budiana
Kalo menurut saya, secara logika, baik Trader maupun Investor, dua2nya juga mau 
cari Profit yang se-besar2nya dan tentunya kalo bisa, dalam waktu yang 
se-singkat2nya, dengan biaya yang se-ringan2nya, kalo kata Gus Dur, Gitu aja 
Kok Repot, hehehe..
SB

  - Original Message - 
  From: noorpriosasongko 
  To: obrolan-bandar@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, May 28, 2007 4:40 PM
  Subject: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !


  Pak Eka Suwandana,
  Masuk akal gak pendapat saya ini :

  Tujuan Investor  trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo 
  diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee 
  yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor. 
  semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo 
  Investor jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya 
  murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg 
  lebih tinggi.

  Salam,
  Sasongko.

  investor In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
   Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
   investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
   investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
   ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
   Warren Buffet!
   
   
   --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
dibandingkan.
1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
menghasilkan uang 
dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
kehidupan sehari2 
kita, cenderung utk menjadi investor.

2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
hidup dalam 
lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
lebih condong 
menjadi trader. 

Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
sumber cash hanya 
dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
bisa sewaktu2 
membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
dengan warkat saham?
Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
bayar makan 
siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
pasti naik 
kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
akan naik kalo ga 
naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe

Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
investor. :(

no comment lagi deh soal ini.

-H-

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa
Rizali 
siswarizali@ wrote:

 Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs
investor. Saya 
 kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg
sesuai dengan 
 karakteristik.
 
 Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke
informasi 
 teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu
lah yg paling 
tepat 
 bagi anda.
 
 Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan
keuangan/kinerja 
 perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi
jangka panjang 
lebih 
 tepat.
 
 Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut
dimilis ini) 
dapat 
 jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan
Jesse Livermore.
 
 Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham
USA masih banyak 
 bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya
300 saham???), 
 ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking
Panic 1907-
1911, 
 Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
 
 Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara
investasi, keduanya 
 juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
 
 Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd
(1934) dan The 
 Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai
Jesse Livermore 
 (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin
Lefèvre (1923)) 
 menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg
berbeda.
 
 Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall
Street.
 
 Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya
hidup. Livermore 
gaya 
 hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben
Graham gaya 
hidupnya 
 sangat okay.
 
 jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus
sukses 
dikehidupan 
 lain tuh.
 
 Benjamin Graham (May 8, 1894 - September 21, 1976)
 (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) 
 Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The
Intelligent 
 Investor (1949)
 
 Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 -
November 28, 1940)
 http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
 Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre

 
 mana yg akan anda pilih sbg cara investasi,
silahkan lihat:
 Investment PHILOSOPHIES

   
   http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm
 
 khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN
INVESTMENT 
PHILOSOPHY

Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik Saham Kuliner
Mau jadi investor atau trader seperti ini sangat berguna terutama buat yang 
modalnya terbatas tapi harus bisa mencari profit yang maksimum. Menurut saya 
pengalaman adalah sangat berharga untuk menentukan sikap apa mau jadi trader, 
investor atau keduanya dibandingkan hanya sekedar hitung2an tanpa harus 
menjalaninya. Menurut saya kita hidup di negara Bunglon, hari ini jadi 
investor besok bisa jadi trader atau sebaliknya yang penting cuan. Buffet dkk 
memulai investasi ketika dia masih belasan tahun dan ekonomi belum seperti 
sekarang. Ditambah lagi, apa yang bisa diterapkan di negara2 yang mayoritas 
stabil belum tentu dapat diterapkan di negara lain. Intinya, pintar2nya kita 
belajar dari orang yang sukses bagaimana mengatur uangnya untuk investasi 
(tidak perlu dari orang terkaya karena dia jadi investor atau trader) yang 
penting kita bisa kaya dan analisa bisa benar apabila ditunjang situasi yang 
kondusif tapi dalam dagang semua spekulasi tidak ada cincay. Timah prospek
 bagus bahkan secara FA meyakinkan tapi harga Tins tengelam juga karena prospek 
dan performance kedepan siapa yang tahu. Hitungan saya sih, modal terbatas 
lebih enak bermain di medium term. Selain mengurangi switching costs, 
transaction costs dan juga mengurangi resiko loss. Sisanya baru di trading. 
Kalau peluang bagus sodok yang keras hasilnya separo dikumpulin untuk dibelikan 
assets biar ga masuk ke saham semua sambil tunggu peluang yang bagus lagi. 
Investasi saham anggaplah sebagai berdagang (kadang rugi kadang untung) bukan 
sebagai penjudi. Jadi Totalitas income dari sahamwhy not 
   
   
  thx
Siswa Rizali [EMAIL PROTECTED] wrote:
  saya belum baca bukunya Spiegel, cuma baca komentar2 pendeknya.

buat tambahan literatur day trade, lihat:
Do Individual Day Traders Make Money? Evidence from Taiwan, by Brad 
M. Barber

Abstract
When an investor buys and sells the same stock on the same day, he 
has made a day
trade. We analyze the performance of day traders in Taiwan. Day 
trading by individual
investors is prevalent in Taiwan #150; accounting for over 20 percent of 
total volume from
1995 through 1999. Individual investors account for over 97 percent 
of all day trading
activity. Day trading is extremely concentrated. About one percent of 
individual
investors account for half of day trading and one fourth of total 
trading by individual
investors. Heavy day traders earn gross profits, but their profits 
are not sufficient to cover
transaction costs. Moreover, in the typical six month period, more 
than eight out of ten
day traders lose money. Despite these bleak findings, there is strong 
evidence of
persistent ability for a relatively small group of day traders. 
Traders with strong past
performance continue to earn strong returns. The stocks they buy 
outperform those they
sell by 62 basis points per day. This spread is sufficiently large to 
cover transaction
costs.

masalahnya: ada karakteristik yg kita semua sulit melatihnya dengan 
baik, yaitu: ketelitian dalam analisa perusahaan dan kesabaran 
menunggu kinerja perusahaan (yg seringsekali harga bergerak jauh dari 
kinerja, krn dominasi sentimen/ekspektasi dan likuiditas bisa 
bertahan dalam 2-3 tahun).

mengenai indeks, tidak mungkin nol kecuali semua perusahaan listing 
bangkrut/delisting. Ingat, indeks itu bias terhadap yg masih hidup 
(survival bias). indeks tidak memasukkan lagi kinerja saham yg 
bangkrut, delisting, atau go private. padahal waktu indeks 
dikonstruksi dan bergerak, dulu saham2 yg bangkrut/delisting itu 
masuk hitungan. tapi ketika keluar, indeks tidak didiskon kan???

salam,
rz

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
 Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
 investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
 investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
 ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
 Warren Buffet!
 
 
 --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
  dibandingkan.
  1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
  menghasilkan uang 
  dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
  kehidupan sehari2 
  kita, cenderung utk menjadi investor.
  
  2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
  hidup dalam 
  lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
  lebih condong 
  menjadi trader. 
  
  Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
  sumber cash hanya 
  dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
  bisa sewaktu2 
  membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
  dengan warkat saham?
  Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
  bayar makan 
  siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
  pasti naik 
  kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
  akan naik kalo ga 
  naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe
  
  Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
  investor. :(
  
  no comment lagi deh soal 

Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik Knight

it's all back to your trading plan
semoga cuan semua guys ..:-)

~ knight ~
trader  investor .. :-)


On 5/28/07, Sudjana Budiana [EMAIL PROTECTED] wrote:


   Kalo menurut saya, secara logika, baik Trader maupun Investor, dua2nya
juga mau cari Profit yang se-besar2nya dan tentunya kalo bisa, dalam waktu
yang se-singkat2nya, dengan biaya yang se-ringan2nya, kalo kata Gus Dur,
Gitu aja Kok Repot, hehehe..
SB


- Original Message -
*From:* noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED]
*To:* obrolan-bandar@yahoogroups.com
*Sent:* Monday, May 28, 2007 4:40 PM
*Subject:* [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

 Pak Eka Suwandana,
Masuk akal gak pendapat saya ini :

Tujuan Investor  trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo
diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee
yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor.
semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo
Investor jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya
murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg
lebih tinggi.

Salam,
Sasongko.

investor In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com,
EKA SUWANDANA
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By
 Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan
 investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn
 investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg
 ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran
 Warren Buffet!


 --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa
  dibandingkan.
  1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa
  menghasilkan uang
  dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover
  kehidupan sehari2
  kita, cenderung utk menjadi investor.
 
  2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan
  hidup dalam
  lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan
  lebih condong
  menjadi trader.
 
  Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan
  sumber cash hanya
  dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita
  bisa sewaktu2
  membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil
  dengan warkat saham?
  Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya
  bayar makan
  siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan
  pasti naik
  kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang
  akan naik kalo ga
  naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe
 
  Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs
  investor. :(
 
  no comment lagi deh soal ini.
 
  -H-
 
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com,
Siswa
  Rizali
  siswarizali@ wrote:
  
   Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs
  investor. Saya
   kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg
  sesuai dengan
   karakteristik.
  
   Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke
  informasi
   teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu
  lah yg paling
  tepat
   bagi anda.
  
   Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan
  keuangan/kinerja
   perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi
  jangka panjang
  lebih
   tepat.
  
   Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut
  dimilis ini)
  dapat
   jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan
  Jesse Livermore.
  
   Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham
  USA masih banyak
   bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya
  300 saham???),
   ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking
  Panic 1907-
  1911,
   Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
  
   Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara
  investasi, keduanya
   juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
  
   Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd
  (1934) dan The
   Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai
  Jesse Livermore
   (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin
  Lefèvre (1923))
   menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg
  berbeda.
  
   Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall
  Street.
  
   Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya
  hidup. Livermore
  gaya
   hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben
  Graham gaya
  hidupnya
   sangat okay.
  
   jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus
  sukses
  dikehidupan
   lain tuh.
  
   Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976)
   (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham)
   Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The
  Intelligent
   Investor (1949)
  
   Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 -
  November 28, 1940)
   http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
   Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre
 
  
   mana yg akan anda pilih sbg cara investasi,
  silahkan lihat:
   Investment PHILOSOPHIES
  
 
 
http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htmhttp://pages.stern.nyu.edu/%7Eadamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm
  
   khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN
  INVESTMENT
  PHILOSOPHY
  
  
   salam,
   rizal
   bukan trader dan bukan investor
  
   --- In obrolan

Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik Odink
daripada ributin trader vs investor mending baca ini:

Selasa, 29/05/2007 11:25
Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor
Ardian Wibisono - detikfinance

Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen  
mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta  
rekening.

Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham  
Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor.

Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT  
Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi.

Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di  
Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007).

Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap  
dapat menarik jumlah investor baru.

Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan,  
untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia,  
pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye  
nasional.

Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih  
sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang  
mencapai lebih dari 200 juta.

Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal  
tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi.

Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan  
berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam  
kurun waktu 10 tahun.

Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang  
sebanyak 25 juta penduduk.

Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis  
investor lokal.

Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma  
jumlahnya sangat sedikit, ujarnya.
(ir/qom)

http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6


 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-28 Terurut Topik James Arifin

gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya
investasi di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan
apalagi kontrol BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan
korban. Adalah tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah
ada investor yang kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa
menjadi Ambasador for Stock Market.

Regards,
Arifin

On 5/29/07, Odink [EMAIL PROTECTED] wrote:


daripada ributin trader vs investor mending baca ini:

Selasa, 29/05/2007 11:25
Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor
Ardian Wibisono - detikfinance

Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen
mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta
rekening.

Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor.

Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT
Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi.

Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di
Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007).

Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap
dapat menarik jumlah investor baru.

Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan,
untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia,
pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye
nasional.

Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih
sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang
mencapai lebih dari 200 juta.

Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal
tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi.

Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan
berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam
kurun waktu 10 tahun.

Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang
sebanyak 25 juta penduduk.

Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis
investor lokal.

Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma
jumlahnya sangat sedikit, ujarnya.
(ir/qom)


http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6



Yahoo! Groups Links






[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-27 Terurut Topik noorpriosasongko
Setuju Buy  Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah 
buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal 
inputnya saham2 lq 45  (Fundamentalist). Dibanding Buy  Sell selama 
1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI   Stochastic (Chartist/TA). 
Hasilnya, keuntungan buy  hold 2 X buy Sell. + gak capek.

Salam 
Sasongko.


 Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. 
 Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa 
 baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue 
 nya dong.
 Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan 
 digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja 
 penulisnya forbes hehehehe.
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader mr.cuan@ 
 wrote:
 
  Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. 
 belum lagi
  ada TA, news, emosi, dsb.
  Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan 
 tergolong
  trader, include me, my self.
  Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada 
 dasarnya
  mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin 
balik 
 lagi
  ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua 
`cash` 
 akan
  digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi 
buat
  long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana 
 baiknya agar
  kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda
  
  Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis:
  
 Tergantung waktu dan saham yg dipilih.
  
   Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop
   melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali 
 berjaya
   dengan melakukan investasi baru.
  
   Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? 
Kalau 
 seumur
   hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? 
 Guru TA
   saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih 
 kancing,
   pasti saham itu akan naik.
  
   Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran.
  
   Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 
 cermat
   menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 
 dan
   jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50-
100 
 agar
   dia menjualnya.
  
   Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi
   sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini 
dia 
 sudah
   500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan 
 seksama bila
   ingin membeli satu saham.
  
   Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana 
 hasilnya?
  
   Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga 
 belum
   balik modal.
  
   Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, 
namun 
 juga
   menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk.
  
   Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau 
 percaya
   orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, 
 menghitung
   dan memprediksi. Intinya kemampuan diri.
  
   Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi 
 kaya
   seperti sekarang.
  
   Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk 
 sosial.
   Lah.. kita? Hehehehehe.
  
   :)
   peace
  
   --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%
 40yahoogroups.com,
   EKA SUWANDANA esuwandan@
   wrote:
   
Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 
 forbes
   ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti 
Buffet, 
 Al
   Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi 
 trader.
   
Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote:
he he emang mental investor harus kuat nih,
   
kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin
return investor.. :P
   
--- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote:
   

 Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya
 awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus
 avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun
 masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih
 banyak.

 Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV
 naik
 signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus
 ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah).
 Cuma
 sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg
 udah
 berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih
 muda.

 So kedepan BV makin meningkat. Accumulate saja, saya
 juga lagi cari posisi nambah yg enak!

 Cuma dimana2 kelemahan saham2 perkebunan Naik
 seminggu, flatnya bisa setahun. So mentalnya harus
 investor sejati.

 Ingat dulu AALI di 3000-an lama sekali!

 Kalo ANTM walau masih optimis hidup kayak yoyo, naik
 turun ikuti harga metalnya.


 --- aris pak.aris@ wrote:

  Ikut urun pendapat nih. Kalau menurut saya potensi
  growth yang lebih bagus
  adalah TBLA, karena ada growth dari bisnisnya itu
  sendiri. 

Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-27 Terurut Topik Oskar Syahbana

Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga
bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan
orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau
investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi
bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya
keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen
pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus
tertentu).

On 5/28/07, noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED] wrote:


  Setuju Buy  Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah
buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal
inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy  Sell selama
1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI  Stochastic (Chartist/TA).
Hasilnya, keuntungan buy  hold 2 X buy Sell. + gak capek.

Salam
Sasongko.


 Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll.
 Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa
 baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue
 nya dong.
 Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan
 digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja
 penulisnya forbes hehehehe.

 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
cuan Trader mr.cuan@
 wrote:
 
  Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari.
 belum lagi
  ada TA, news, emosi, dsb.
  Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan
 tergolong
  trader, include me, my self.
  Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada
 dasarnya
  mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin
balik
 lagi
  ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua
`cash`
 akan
  digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi
buat
  long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana
 baiknya agar
  kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda
 
  Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis:
  
   Tergantung waktu dan saham yg dipilih.
  
   Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop
   melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali
 berjaya
   dengan melakukan investasi baru.
  
   Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama?
Kalau
 seumur
   hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana?
 Guru TA
   saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih
 kancing,
   pasti saham itu akan naik.
  
   Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran.
  
   Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2
 cermat
   menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35
 dan
   jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50-
100
 agar
   dia menjualnya.
  
   Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi
   sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini
dia
 sudah
   500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan
 seksama bila
   ingin membeli satu saham.
  
   Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana
 hasilnya?
  
   Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga
 belum
   balik modal.
  
   Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung,
namun
 juga
   menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk.
  
   Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau
 percaya
   orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang,
 menghitung
   dan memprediksi. Intinya kemampuan diri.
  
   Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi
 kaya
   seperti sekarang.
  
   Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk
 sosial.
   Lah.. kita? Hehehehehe.
  
   :)
   peace
  
   --- In 
obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar%
 40yahoogroups.com,
   EKA SUWANDANA esuwandan@
   wrote:
   
Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100
 forbes
   ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti
Buffet,
 Al
   Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi
 trader.
   
Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote:
he he emang mental investor harus kuat nih,
   
kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin
return investor.. :P
   
--- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote:
   

 Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya
 awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus
 avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun
 masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih
 banyak.

 Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV
 naik
 signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus
 ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah).
 Cuma
 sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg
 udah
 berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih
 muda.
 

Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-27 Terurut Topik EKA SUWANDANA

Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake
margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan
duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara
pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan
dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA,
CPRO, TRUB.
 
Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung
jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak
bagus...margin saya tutup!




--- Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1
 tahun saja) uangnya malah ga
 bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya
 tergantung sahamnya (dan
 orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk
 jadi trader atau
 investor pasti ada untung dan ruginya (untung
 trader: bisa pakai margin tapi
 bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi
 ga lama-lama, akhirnya
 keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga
 mencapai ratusan persen
 pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini,
 kecuali kasus-kasus
 tertentu).
 
 On 5/28/07, noorpriosasongko
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Setuju Buy  Hold jauh lebih untung dibanding
 trader. Saya pernah
  buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006 dgn buat
 portfolio optimal
  inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding
 Buy  Sell selama
  1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI  Stochastic
 (Chartist/TA).
  Hasilnya, keuntungan buy  hold 2 X buy Sell. +
 gak capek.
 
  Salam
  Sasongko.
 
 
   Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian.
 Ada FA, ada TA dll.
   Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli
 doang. Kaga bisa
   baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya.
 Tolong dikasih clue
   nya dong.
   Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di
 mark up, dan
   digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet,
 ya suap aja
   penulisnya forbes hehehehe.
  
   --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com
 obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
  cuan Trader mr.cuan@
   wrote:
   
Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis
 ini itu saban hari.
   belum lagi
ada TA, news, emosi, dsb.
Tapi justru kebanyakan anggota milis disini
 klo diperhatikan
   tergolong
trader, include me, my self.
Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2
 lain, apakah pada
   dasarnya
mereka tergolong Trader , Investor or even
 ke2-nya. Mungkin
  balik
   lagi
ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya
 apakah semua
  `cash`
   akan
digunakan short term investment/ trading atau
 sebagiannya lagi
  buat
long-invest. based Fundamental?? Share dong
 sedikit, bagaimana
   baiknya agar
kita juga bisa masuk forbes
 magazine...heheheh:)) canda
   
Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@
 menulis:

 Tergantung waktu dan saham yg dipilih.

 Tahun 99, Warrent B portfolionya turun
 banyak sampai2 dia stop
 melakukan investasi. Baru setelah beberapa
 lama bisa kembali
   berjaya
 dengan melakukan investasi baru.

 Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau
 berapa lama?
  Kalau
   seumur
 hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau
 salah pilih gimana?
   Guru TA
 saya pernah bilang, beli saham di pasar
 bullish seperti pilih
   kancing,
 pasti saham itu akan naik.

 Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat
 harga berguguran.

 Saat ini, teman saya juga memilih saham yg
 aneh2, dia benar2
   cermat
 menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO,
 dia beli di harga 35
   dan
 jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon
 terus mulai dari 50-
  100
   agar
 dia menjualnya.

 Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma
 geleng2 kepala. Tapi
 sangat memberikan gain luar biasa sampai
 saat ini (tahun ini
  dia
   sudah
 500% bila direalisasi). Dan dia selalu
 mempelajari dengan
   seksama bila
 ingin membeli satu saham.

 Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat
 itu 4.950, gimana
   hasilnya?

 Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99,
 sampai sekarang juga
   belum
 balik modal.

 Seorang investor yang baik tidak melulu
 menghitung untung,
  namun
   juga
 menghitung resiko dan
 kemungkinan-kemungkinan terburuk.

 Orang bisa berhasil bukan karena hanya
 mendengar rumor atau
   percaya
 orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk
 melihat peluang,
   menghitung
 dan memprediksi. Intinya kemampuan diri.

 Bila cuma dengar orang saja, mana bisa
 Warrent buffet menjadi
   kaya
 seperti sekarang.

 Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85%
 kekayaan dia untuk
   sosial.
 Lah.. kita? Hehehehehe.

 :)
 peace

 --- In

obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar%
   40yahoogroups.com,
 EKA SUWANDANA esuwandan@
 wrote:
 
  Trader nggak mungkin kalahkan investor!
 Buktikan di top 100
   forbes
 ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu
 investor seperti
  Buffet,
   Al
 Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek
 saya pernah jadi
   trader.
 
  Siswantoro, Dodik 

[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-27 Terurut Topik Siswa Rizali
Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya 
kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan 
karakteristik.

Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi 
teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat 
bagi anda.

Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja 
perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih 
tepat.

Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat 
jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore.

Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak 
bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), 
ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907-1911, 
Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.

Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya 
juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.

Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The 
Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore 
(Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) 
menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda.

Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street.

Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya 
hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya 
sangat okay.

jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan 
lain tuh.

Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) 
Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent 
Investor (1949)

Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940)
http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre 

mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat:
Investment PHILOSOPHIES
http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm

khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY


salam,
rizal
bukan trader dan bukan investor

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake
 margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan
 duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara
 pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan
 dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA,
 CPRO, TRUB.
  
 Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung
 jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak
 bagus...margin saya tutup!
 
 
 
 
 --- Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1
  tahun saja) uangnya malah ga
  bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya
  tergantung sahamnya (dan
  orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk
  jadi trader atau
  investor pasti ada untung dan ruginya (untung
  trader: bisa pakai margin tapi
  bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi
  ga lama-lama, akhirnya
  keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga
  mencapai ratusan persen
  pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini,
  kecuali kasus-kasus
  tertentu).
  
  On 5/28/07, noorpriosasongko
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 Setuju Buy  Hold jauh lebih untung dibanding
  trader. Saya pernah
   buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006 dgn buat
  portfolio optimal
   inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding
  Buy  Sell selama
   1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI  Stochastic
  (Chartist/TA).
   Hasilnya, keuntungan buy  hold 2 X buy Sell. +
  gak capek.
  
   Salam
   Sasongko.
  
  
Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian.
  Ada FA, ada TA dll.
Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli
  doang. Kaga bisa
baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya.
  Tolong dikasih clue
nya dong.
Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di
  mark up, dan
digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet,
  ya suap aja
penulisnya forbes hehehehe.
   
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com
  obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
   cuan Trader mr.cuan@
wrote:

 Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis
  ini itu saban hari.
belum lagi
 ada TA, news, emosi, dsb.
 Tapi justru kebanyakan anggota milis disini
  klo diperhatikan
tergolong
 trader, include me, my self.
 Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2
  lain, apakah pada
dasarnya
 mereka tergolong Trader , Investor or even
  ke2-nya. Mungkin
   balik
lagi
 ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya
  apakah semua
   `cash`
akan
 digunakan short term investment/ trading atau
  sebagiannya lagi
   buat
 long-invest. based Fundamental?? Share dong
  sedikit, bagaimana
baiknya agar
 kita juga bisa masuk forbes
  magazine...heheheh:)) canda

 Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@
  menulis:
 
  Tergantung waktu dan saham yg dipilih.
 
  Tahun 99, Warrent 

[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-27 Terurut Topik handyatmojo
Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan.
1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang 
dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 
kita, cenderung utk menjadi investor.

2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam 
lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong 
menjadi trader. 

Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya 
dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 
membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham?
Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan 
siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik 
kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga 
naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe

Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :(

no comment lagi deh soal ini.

-H-

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya 
 kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan 
 karakteristik.
 
 Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi 
 teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling 
tepat 
 bagi anda.
 
 Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja 
 perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang 
lebih 
 tepat.
 
 Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) 
dapat 
 jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore.
 
 Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak 
 bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), 
 ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907-
1911, 
 Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll.
 
 Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya 
 juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal.
 
 Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The 
 Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore 
 (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) 
 menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda.
 
 Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street.
 
 Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore 
gaya 
 hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya 
hidupnya 
 sangat okay.
 
 jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses 
dikehidupan 
 lain tuh.
 
 Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976)
 (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) 
 Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent 
 Investor (1949)
 
 Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940)
 http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore
 Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre 
 
 mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat:
 Investment PHILOSOPHIES
 http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm
 
 khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT 
PHILOSOPHY
 
 
 salam,
 rizal
 bukan trader dan bukan investor
 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ 
 wrote:
 
  
  Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake
  margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan
  duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara
  pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan
  dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA,
  CPRO, TRUB.
   
  Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung
  jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak
  bagus...margin saya tutup!
  
  
  
  
  --- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote:
  
   Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1
   tahun saja) uangnya malah ga
   bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya
   tergantung sahamnya (dan
   orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk
   jadi trader atau
   investor pasti ada untung dan ruginya (untung
   trader: bisa pakai margin tapi
   bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi
   ga lama-lama, akhirnya
   keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga
   mencapai ratusan persen
   pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini,
   kecuali kasus-kasus
   tertentu).
   
   On 5/28/07, noorpriosasongko
   noorpriosasongko@ wrote:
   
  Setuju Buy  Hold jauh lebih untung dibanding
   trader. Saya pernah
buat simulasi Buy  Hold selama 1 th 2006 dgn buat
   portfolio optimal
inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding
   Buy  Sell selama
1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI  Stochastic
   (Chartist/TA).
Hasilnya, keuntungan buy  hold 2 X buy Sell. +
   gak capek.
   
Salam
Sasongko.
   
   
 Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian.
   Ada FA, ada TA dll.
 Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli
   doang. Kaga bisa
 baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya.
   Tolong dikasih clue
 nya dong.
 Kalo mau masuk forbes, bikin 

[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !

2007-05-25 Terurut Topik exindo_trade
Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. 
Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa 
baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue 
nya dong.
Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan 
digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja 
penulisnya forbes hehehehe.

--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. 
belum lagi
 ada TA, news, emosi, dsb.
 Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan 
tergolong
 trader, include me, my self.
 Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada 
dasarnya
 mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik 
lagi
 ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` 
akan
 digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat
 long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana 
baiknya agar
 kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda
 
 Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk [EMAIL PROTECTED] menulis:
 
Tergantung waktu dan saham yg dipilih.
 
  Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop
  melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali 
berjaya
  dengan melakukan investasi baru.
 
  Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau 
seumur
  hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? 
Guru TA
  saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih 
kancing,
  pasti saham itu akan naik.
 
  Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran.
 
  Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 
cermat
  menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 
dan
  jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50-100 
agar
  dia menjualnya.
 
  Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi
  sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia 
sudah
  500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan 
seksama bila
  ingin membeli satu saham.
 
  Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana 
hasilnya?
 
  Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga 
belum
  balik modal.
 
  Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun 
juga
  menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk.
 
  Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau 
percaya
  orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, 
menghitung
  dan memprediksi. Intinya kemampuan diri.
 
  Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi 
kaya
  seperti sekarang.
 
  Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk 
sosial.
  Lah.. kita? Hehehehehe.
 
  :)
  peace
 
  --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%
40yahoogroups.com,
  EKA SUWANDANA esuwandan@
  wrote:
  
   Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 
forbes
  ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti Buffet, 
Al
  Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi 
trader.
  
   Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote:
   he he emang mental investor harus kuat nih,
  
   kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin
   return investor.. :P
  
   --- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote:
  
   
Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya
awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus
avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun
masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih
banyak.
   
Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV
naik
signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus
ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah).
Cuma
sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg
udah
berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih
muda.
   
So kedepan BV makin meningkat. Accumulate saja, saya
juga lagi cari posisi nambah yg enak!
   
Cuma dimana2 kelemahan saham2 perkebunan Naik
seminggu, flatnya bisa setahun. So mentalnya harus
investor sejati.
   
Ingat dulu AALI di 3000-an lama sekali!
   
Kalo ANTM walau masih optimis hidup kayak yoyo, naik
turun ikuti harga metalnya.
   
   
--- aris pak.aris@ wrote:
   
 Ikut urun pendapat nih. Kalau menurut saya potensi
 growth yang lebih bagus
 adalah TBLA, karena ada growth dari bisnisnya itu
 sendiri. Kalau ANTM lebih
 banyak dipengaruhi harga komoditi nikel,
produksinya
 sendiri nambahnya gak
 banyak. Kalau mau nambah produksi, investasinya
juga
 gede banget.

 Selain itu agribisnis kayak TBLA adalah renewable,
 dan gak ada matinya.
 Tetapi kalau ANTM adalah industri ekstraksi
mineral,
 jadi lama kelamaan
 cadangannya akan habis juga. Tapi ini sih dilihat
 longterm banget ya.

 Just my 2 cents.

 Salam -