RE: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Investasi = jangka panjang Dng RUPIAH yg rawan inflasi (10%) apa ada untungnya nabung jangka panjang…? Dari pengalaman Rp 1.000.000 dalam 10 tahun mendatang nilainya hanya Rp 100.000 iya mendingan nabung VALAS …:-) _ From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of gusit Sent: 29 Mei 2007 13:01 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor ! tampaknya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi masih rendah...merubah budaya menabung menjadi budaya berinvestasi memang perlu waktu yang lama... fkh - Original Message - From: HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]James Arifin To: HYPERLINK mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:49 PM Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor ! gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya investasi di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan apalagi kontrol BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan korban. Adalah tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah ada investor yang kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa menjadi Ambasador for Stock Market. Regards, Arifin On 5/29/07, Odink HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED][EMAIL PROTECTED] wrote: daripada ributin trader vs investor mending baca ini: Selasa, 29/05/2007 11:25 Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor Ardian Wibisono - detikfinance Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta rekening. Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor. Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007). Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap dapat menarik jumlah investor baru. Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan, untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia, pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye nasional. Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta. Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi. Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam kurun waktu 10 tahun. Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang sebanyak 25 juta penduduk. Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis investor lokal. Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma jumlahnya sangat sedikit, ujarnya. (ir/qom) HYPERLINK http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index .php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal /6http://www.detikfin-ance.com/-index.php?-url=http:-//www.detikfinan-ce.co m/index.-php/kanal.-read/tahun/-2007/bulan/-05/tgl/29/-time/112542/-idnews/7 86512/-idkanal/6 Yahoo! Groups Links up/obrolan--bandar/ -group/obrolan--bandar/join (Yahoo! ID required) mailto:HYPERLINK mailto:[EMAIL PROTECTED]obrolan-bandar--fullfeat [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.8.0/818 - Release Date: 25/05/2007 12:32 No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.8.0/818 - Release Date: 25/05/2007 12:32
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Pak Joe Grunk baca buku Buffetology by Mary Buffet (mantunya) , di situ nggak ada tuh portofolio Buffet turun sampai terus stop invest. Yg Buffet ngerasa sudah mahal dan dia keluar! Ketika Dot Com burst dia masuk dgn uang 30 Bln US$. --- joe_grunk [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya tidak memihak trader atau investor. Yang saya tekankan adalah WB itu memilih saham bukan sembarang pilih. Bukan karena denger KATANYA akan TERBANG. Tapi riset sendiri. Termasuk mengambil keputusan saat beli dan jual [waktu dan saham pilihan]. BTW, gimana pandangan investor akan salah satu saham : DGSA yang didelisting? Seinget saya salah satu saham blue chip. (cmiiw) Kalau cuma denger doang, wah... angus tuh duit. Saya menulis ini untuk memberikan pandangan yang berbeda dari sisi yang lain. Agar informasi di sini lebih seimbang. Kasihan untuk yang lalat2 hijau... (istilah embah) :) peace --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk [EMAIL PROTECTED] menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali berjaya dengan melakukan investasi baru. Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau seumur hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? Guru TA saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih kancing, pasti saham itu akan naik. Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran. Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 cermat menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 dan jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50-100 agar dia menjualnya. Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia sudah 500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan seksama bila ingin membeli satu saham. Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana hasilnya? Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga belum balik modal. Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun juga menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau percaya orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, menghitung dan memprediksi. Intinya kemampuan diri. Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi kaya seperti sekarang. Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk sosial. Lah.. kita? Hehehehehe. :) peace
Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
tampaknya kesadaran masyarakat Indonesia untuk berinvestasi masih rendah...merubah budaya menabung menjadi budaya berinvestasi memang perlu waktu yang lama... fkh - Original Message - From: James Arifin To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 12:49 PM Subject: Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor ! gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya investasi di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan apalagi kontrol BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan korban. Adalah tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah ada investor yang kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa menjadi Ambasador for Stock Market. Regards, Arifin On 5/29/07, Odink [EMAIL PROTECTED] wrote: daripada ributin trader vs investor mending baca ini: Selasa, 29/05/2007 11:25 Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor Ardian Wibisono - detikfinance Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta rekening. Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor. Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007). Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap dapat menarik jumlah investor baru. Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan, untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia, pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye nasional. Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta. Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi. Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam kurun waktu 10 tahun. Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang sebanyak 25 juta penduduk. Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis investor lokal. Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma jumlahnya sangat sedikit, ujarnya. (ir/qom) http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6 Yahoo! Groups Links
Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Di Tiongkok, tiap hari 300.000 account retail baru dibuka, jumlah investor kecil sudah mendekati angka 100 juta orang. Manajemen regulasinya dibuat sedemikian rupa sehingga menggairahkan, dari kebijakan makro sampai ke rincian juklak, juknis dibuat dng lengkap. Setindak demi setindak menuju ke perbaikan yg jelas. Data Bapepam bbrp bulan lalu cuman 300.000 account retail di Indonesia dan ga nambah nambah signifikan. Ini pun sudah sebagian besar yg memiliki account di berbagai bursa atas nama satu orang. Kmd di Tiongkok ada siaran TV khusus yg sepanjang jam trading membuat berbagai analisis online dng berbagai tools mendukung para investor wong cilik secara impartial dan untuk pembelajaran. Blm situs situs interaktif dan galery dimana mana bertebaran memudahkan orang kecil utk mendapatkan akses informasi yg berkualitas baik tanpa biaya mahal. Lha wong autoritas kita melihat berbagai engineering di bursa ga mudeng boro boro menindak... kalah elmu sama bandar bandar.. Apa ga takut wong cilik mau masuk bursa? Makanya di Indonesia istilah keren nya main saham wong saham dipake main main aja..
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY salam, rizal bukan trader dan bukan investor --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA, CPRO, TRUB. Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak bagus...margin saya tutup! --- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote: Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus tertentu). On 5/28/07, noorpriosasongko noorpriosasongko@ wrote: Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Pak Eka Suwandana, Masuk akal gak pendapat saya ini : Tujuan Investor trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor. semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo Investor jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg lebih tinggi. Salam, Sasongko. investor In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali siswarizali@ wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY salam, rizal bukan trader dan bukan investor --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA, CPRO, TRUB. Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak bagus...margin saya tutup! --- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote: Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
saya belum baca bukunya Spiegel, cuma baca komentar2 pendeknya. buat tambahan literatur day trade, lihat: Do Individual Day Traders Make Money? Evidence from Taiwan, by Brad M. Barber Abstract When an investor buys and sells the same stock on the same day, he has made a day trade. We analyze the performance of day traders in Taiwan. Day trading by individual investors is prevalent in Taiwan #150; accounting for over 20 percent of total volume from 1995 through 1999. Individual investors account for over 97 percent of all day trading activity. Day trading is extremely concentrated. About one percent of individual investors account for half of day trading and one fourth of total trading by individual investors. Heavy day traders earn gross profits, but their profits are not sufficient to cover transaction costs. Moreover, in the typical six month period, more than eight out of ten day traders lose money. Despite these bleak findings, there is strong evidence of persistent ability for a relatively small group of day traders. Traders with strong past performance continue to earn strong returns. The stocks they buy outperform those they sell by 62 basis points per day. This spread is sufficiently large to cover transaction costs. masalahnya: ada karakteristik yg kita semua sulit melatihnya dengan baik, yaitu: ketelitian dalam analisa perusahaan dan kesabaran menunggu kinerja perusahaan (yg seringsekali harga bergerak jauh dari kinerja, krn dominasi sentimen/ekspektasi dan likuiditas bisa bertahan dalam 2-3 tahun). mengenai indeks, tidak mungkin nol kecuali semua perusahaan listing bangkrut/delisting. Ingat, indeks itu bias terhadap yg masih hidup (survival bias). indeks tidak memasukkan lagi kinerja saham yg bangkrut, delisting, atau go private. padahal waktu indeks dikonstruksi dan bergerak, dulu saham2 yg bangkrut/delisting itu masuk hitungan. tapi ketika keluar, indeks tidak didiskon kan??? salam, rz --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali siswarizali@ wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Kalo menurut saya, secara logika, baik Trader maupun Investor, dua2nya juga mau cari Profit yang se-besar2nya dan tentunya kalo bisa, dalam waktu yang se-singkat2nya, dengan biaya yang se-ringan2nya, kalo kata Gus Dur, Gitu aja Kok Repot, hehehe.. SB - Original Message - From: noorpriosasongko To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Sent: Monday, May 28, 2007 4:40 PM Subject: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor ! Pak Eka Suwandana, Masuk akal gak pendapat saya ini : Tujuan Investor trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor. semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo Investor jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg lebih tinggi. Salam, Sasongko. investor In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali siswarizali@ wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 - September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Mau jadi investor atau trader seperti ini sangat berguna terutama buat yang modalnya terbatas tapi harus bisa mencari profit yang maksimum. Menurut saya pengalaman adalah sangat berharga untuk menentukan sikap apa mau jadi trader, investor atau keduanya dibandingkan hanya sekedar hitung2an tanpa harus menjalaninya. Menurut saya kita hidup di negara Bunglon, hari ini jadi investor besok bisa jadi trader atau sebaliknya yang penting cuan. Buffet dkk memulai investasi ketika dia masih belasan tahun dan ekonomi belum seperti sekarang. Ditambah lagi, apa yang bisa diterapkan di negara2 yang mayoritas stabil belum tentu dapat diterapkan di negara lain. Intinya, pintar2nya kita belajar dari orang yang sukses bagaimana mengatur uangnya untuk investasi (tidak perlu dari orang terkaya karena dia jadi investor atau trader) yang penting kita bisa kaya dan analisa bisa benar apabila ditunjang situasi yang kondusif tapi dalam dagang semua spekulasi tidak ada cincay. Timah prospek bagus bahkan secara FA meyakinkan tapi harga Tins tengelam juga karena prospek dan performance kedepan siapa yang tahu. Hitungan saya sih, modal terbatas lebih enak bermain di medium term. Selain mengurangi switching costs, transaction costs dan juga mengurangi resiko loss. Sisanya baru di trading. Kalau peluang bagus sodok yang keras hasilnya separo dikumpulin untuk dibelikan assets biar ga masuk ke saham semua sambil tunggu peluang yang bagus lagi. Investasi saham anggaplah sebagai berdagang (kadang rugi kadang untung) bukan sebagai penjudi. Jadi Totalitas income dari sahamwhy not thx Siswa Rizali [EMAIL PROTECTED] wrote: saya belum baca bukunya Spiegel, cuma baca komentar2 pendeknya. buat tambahan literatur day trade, lihat: Do Individual Day Traders Make Money? Evidence from Taiwan, by Brad M. Barber Abstract When an investor buys and sells the same stock on the same day, he has made a day trade. We analyze the performance of day traders in Taiwan. Day trading by individual investors is prevalent in Taiwan #150; accounting for over 20 percent of total volume from 1995 through 1999. Individual investors account for over 97 percent of all day trading activity. Day trading is extremely concentrated. About one percent of individual investors account for half of day trading and one fourth of total trading by individual investors. Heavy day traders earn gross profits, but their profits are not sufficient to cover transaction costs. Moreover, in the typical six month period, more than eight out of ten day traders lose money. Despite these bleak findings, there is strong evidence of persistent ability for a relatively small group of day traders. Traders with strong past performance continue to earn strong returns. The stocks they buy outperform those they sell by 62 basis points per day. This spread is sufficiently large to cover transaction costs. masalahnya: ada karakteristik yg kita semua sulit melatihnya dengan baik, yaitu: ketelitian dalam analisa perusahaan dan kesabaran menunggu kinerja perusahaan (yg seringsekali harga bergerak jauh dari kinerja, krn dominasi sentimen/ekspektasi dan likuiditas bisa bertahan dalam 2-3 tahun). mengenai indeks, tidak mungkin nol kecuali semua perusahaan listing bangkrut/delisting. Ingat, indeks itu bias terhadap yg masih hidup (survival bias). indeks tidak memasukkan lagi kinerja saham yg bangkrut, delisting, atau go private. padahal waktu indeks dikonstruksi dan bergerak, dulu saham2 yg bangkrut/delisting itu masuk hitungan. tapi ketika keluar, indeks tidak didiskon kan??? salam, rz --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
it's all back to your trading plan semoga cuan semua guys ..:-) ~ knight ~ trader investor .. :-) On 5/28/07, Sudjana Budiana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo menurut saya, secara logika, baik Trader maupun Investor, dua2nya juga mau cari Profit yang se-besar2nya dan tentunya kalo bisa, dalam waktu yang se-singkat2nya, dengan biaya yang se-ringan2nya, kalo kata Gus Dur, Gitu aja Kok Repot, hehehe.. SB - Original Message - *From:* noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED] *To:* obrolan-bandar@yahoogroups.com *Sent:* Monday, May 28, 2007 4:40 PM *Subject:* [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor ! Pak Eka Suwandana, Masuk akal gak pendapat saya ini : Tujuan Investor trader khan sama-sama cari cuan, jd ya relevan klo diperbandingkan. Klo trader costnya cari informasi + broker fee yg .25%+.35% + opportunity yg hilang krn nongkrong di depan monitor. semakin sering transaksi ya semakin gede transc.costnya. Klo Investor jngka panjang, kuncinya di portfolio selection. Costnya murah..Strategi yg dipilih..ya tergantung mana yg memberikan cuan yg lebih tinggi. Salam, Sasongko. investor In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Relevan aja kok! Baca buku Stock in the Long Run By Jeremy Spiegel. Disitu dibandingkan profit trader dan investor. Ada perbandingan antara trader jago dgn investor jago! Silakan baca sendiri, kalo saya yg ngomong ntar dikira ngaco. Buku2 Spiegel kegemaran Warren Buffet! --- handyatmojo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.com, Siswa Rizali siswarizali@ wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 – September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htmhttp://pages.stern.nyu.edu/%7Eadamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY salam, rizal bukan trader dan bukan investor --- In obrolan
Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
daripada ributin trader vs investor mending baca ini: Selasa, 29/05/2007 11:25 Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor Ardian Wibisono - detikfinance Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta rekening. Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor. Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007). Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap dapat menarik jumlah investor baru. Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan, untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia, pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye nasional. Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta. Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi. Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam kurun waktu 10 tahun. Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang sebanyak 25 juta penduduk. Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis investor lokal. Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma jumlahnya sangat sedikit, ujarnya. (ir/qom) http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6 Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor.. Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
gimana ada yang mau tambah investor baru kalau tiap tahun beritanya investasi di bursa bikin bangkrut. Word of mouth sulit untuk dikalahkan apalagi kontrol BEJ tidak terlihat sehingga banyak saham gorengan yang makan korban. Adalah tugas BEJ membenahi masalah internal tersebut karena apakah ada investor yang kaya raya model Liu Yuan di China sehingga dia bisa menjadi Ambasador for Stock Market. Regards, Arifin On 5/29/07, Odink [EMAIL PROTECTED] wrote: daripada ributin trader vs investor mending baca ini: Selasa, 29/05/2007 11:25 Kenaikan IHSG Tak Mampu Kerek Jumlah Investor Ardian Wibisono - detikfinance Jakarta - Di pasar saham Cina kenaikan indeks bursa Shanghai dan Shenzen mampu mengerek penambahan jumlah rekening investor hingga mencapai 5 juta rekening. Sebaliknya di pasar saham Indonesia, melejitnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah basis investor. Peningkatan ini tidak ada pertambahan rekening baru, kata Dirut PT Kliring Pejaminan Efek Indonesia (KPEI) Inarno Djajadi. Hal itu diungkapkan Inarno, disela acara Indonesia Investor Forum 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (29/5/2007). Dengan IPO BUMN yang akan dilakukan dalam waktu dekat, Inarno berharap dapat menarik jumlah investor baru. Sementara Dirut PT Trimegah Securities Tbk, Avi Dwipayana mengatakan, untuk meningkatkan jumlah investor ritel lokal di pasar modal Indonesia, pemerintah harus meniru langkah Malaysia dengan melakukan kampanye nasional. Avi mengatakan, saat ini jumlah rekening investor di Indonesia masih sangat kecil yaitu 140 ribu rekening dibanding penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 200 juta. Selama tidak diarahkan menjadi kampanye nasional jumlah investor lokal tidak akan bertambah secara signifikan, kata Avi. Avi mencontohkan, pemerintah Malaysia melakukan kampanye nasional dan berhasil meningkatkan jumlah investor lokal menjadi 4 juta rekening dalam kurun waktu 10 tahun. Jumlah tersebut cukup signfikkan dibanding jumlah penduduk Malaysia yang sebanyak 25 juta penduduk. Avi mengamini, kenaikan IHSG tidak begitu memicu peningkatan basis investor lokal. Yang masuk kebanyakan hanya investor lama, ada investor baru cuma jumlahnya sangat sedikit, ujarnya. (ir/qom) http://www.detikfinance.com/index.php?url=http://www.detikfinance.com/index.php/kanal.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/29/time/112542/idnews/786512/idkanal/6 Yahoo! Groups Links
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy Sell selama 1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI Stochastic (Chartist/TA). Hasilnya, keuntungan buy hold 2 X buy Sell. + gak capek. Salam Sasongko. Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja penulisnya forbes hehehehe. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader mr.cuan@ wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali berjaya dengan melakukan investasi baru. Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau seumur hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? Guru TA saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih kancing, pasti saham itu akan naik. Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran. Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 cermat menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 dan jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50- 100 agar dia menjualnya. Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia sudah 500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan seksama bila ingin membeli satu saham. Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana hasilnya? Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga belum balik modal. Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun juga menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau percaya orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, menghitung dan memprediksi. Intinya kemampuan diri. Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi kaya seperti sekarang. Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk sosial. Lah.. kita? Hehehehehe. :) peace --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar% 40yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 forbes ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti Buffet, Al Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi trader. Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote: he he emang mental investor harus kuat nih, kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin return investor.. :P --- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih banyak. Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV naik signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah). Cuma sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg udah berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih muda. So kedepan BV makin meningkat. Accumulate saja, saya juga lagi cari posisi nambah yg enak! Cuma dimana2 kelemahan saham2 perkebunan Naik seminggu, flatnya bisa setahun. So mentalnya harus investor sejati. Ingat dulu AALI di 3000-an lama sekali! Kalo ANTM walau masih optimis hidup kayak yoyo, naik turun ikuti harga metalnya. --- aris pak.aris@ wrote: Ikut urun pendapat nih. Kalau menurut saya potensi growth yang lebih bagus adalah TBLA, karena ada growth dari bisnisnya itu sendiri.
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus tertentu). On 5/28/07, noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy Sell selama 1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI Stochastic (Chartist/TA). Hasilnya, keuntungan buy hold 2 X buy Sell. + gak capek. Salam Sasongko. Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja penulisnya forbes hehehehe. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com, cuan Trader mr.cuan@ wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali berjaya dengan melakukan investasi baru. Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau seumur hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? Guru TA saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih kancing, pasti saham itu akan naik. Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran. Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 cermat menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 dan jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50- 100 agar dia menjualnya. Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia sudah 500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan seksama bila ingin membeli satu saham. Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana hasilnya? Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga belum balik modal. Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun juga menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau percaya orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, menghitung dan memprediksi. Intinya kemampuan diri. Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi kaya seperti sekarang. Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk sosial. Lah.. kita? Hehehehehe. :) peace --- In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar% 40yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 forbes ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti Buffet, Al Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi trader. Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote: he he emang mental investor harus kuat nih, kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin return investor.. :P --- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih banyak. Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV naik signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah). Cuma sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg udah berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih muda.
Re: [obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA, CPRO, TRUB. Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak bagus...margin saya tutup! --- Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus tertentu). On 5/28/07, noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy Sell selama 1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI Stochastic (Chartist/TA). Hasilnya, keuntungan buy hold 2 X buy Sell. + gak capek. Salam Sasongko. Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja penulisnya forbes hehehehe. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com, cuan Trader mr.cuan@ wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali berjaya dengan melakukan investasi baru. Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau seumur hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? Guru TA saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih kancing, pasti saham itu akan naik. Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran. Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 cermat menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 dan jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50- 100 agar dia menjualnya. Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia sudah 500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan seksama bila ingin membeli satu saham. Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana hasilnya? Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga belum balik modal. Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun juga menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau percaya orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, menghitung dan memprediksi. Intinya kemampuan diri. Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi kaya seperti sekarang. Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk sosial. Lah.. kita? Hehehehehe. :) peace --- In obrolan-bandar@yahoogroups.comobrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar% 40yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 forbes ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti Buffet, Al Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi trader. Siswantoro, Dodik
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907-1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY salam, rizal bukan trader dan bukan investor --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA, CPRO, TRUB. Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak bagus...margin saya tutup! --- Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus tertentu). On 5/28/07, noorpriosasongko [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy Sell selama 1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI Stochastic (Chartist/TA). Hasilnya, keuntungan buy hold 2 X buy Sell. + gak capek. Salam Sasongko. Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja penulisnya forbes hehehehe. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com, cuan Trader mr.cuan@ wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk joe_grunk@ menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Saya rasa beda sekali yach, dan ga bisa dibandingkan. 1. Kalo kita pny kesibukan di luar bursa, dan bisa menghasilkan uang dalam bisnis sektor real kita dan bisa utk cover kehidupan sehari2 kita, cenderung utk menjadi investor. 2.Kalo kita emang bergantung perputaran cash dan hidup dalam lingkungan bursa, dan mengenal sekali teknikal, akan lebih condong menjadi trader. Bayangkan saja kalo kita hidup dalam bursa.Dan sumber cash hanya dari perputaran dari jual-beli saham. Apakah kita bisa sewaktu2 membayar makan siang, transportasi, rumah, mobil dengan warkat saham? Atau kita bisa janji kepada kasir restaurant: saya bayar makan siangnya pake lembar saham saja yak, ga tau kapan pasti naik kok..Secara kumulatif saham emang jangka panjang akan naik kalo ga naik index pasti sekarang sudah NOL hehehehe Saya pikir perdebatan yang konyol utk trader vs investor. :( no comment lagi deh soal ini. -H- --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Siswa Rizali [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak relevan membandingkan pilihan sbg trader vs investor. Saya kira, masing2 punya pilihan cara investasi yg sesuai dengan karakteristik. Kalau memang biasanya main jangka pendek, fokus ke informasi teknikal, punya banyak waktu untuk trading, itu lah yg paling tepat bagi anda. Kalau biasa habis2-an FA saham, suka laporan keuangan/kinerja perusahaan, dan waktu terbatas, teknik investasi jangka panjang lebih tepat. Dua pengalaman investor (yg sudah sering disebut dimilis ini) dapat jadi bahan pelajaran, yaitu: Benjamin Graham dan Jesse Livermore. Keduanya hidup di era yg sama, dimana pasar saham USA masih banyak bandar/manipulasi, jumlah saham terbatas (hanya 300 saham???), ekonomi tidak stabil (ada beberapa resesi: Banking Panic 1907- 1911, Great Depression 1929-39), banyak KKN, dll. Keduanya punya pandangan berbeda tentang cara investasi, keduanya juga sama2 sukses, dan juga pernah gagal. Tulisan Graham (Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949)) dan cerita mengenai Jesse Livermore (Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre (1923)) menceritakan pasar yg sama dengan persfektif yg berbeda. Julukan juga beda: Boy Plunger vs Dean of Wall Street. Saya kira yg membedakan nasib mereka satu: gaya hidup. Livermore gaya hidupnya payah dan berakhir dgn bunuh diri, Ben Graham gaya hidupnya sangat okay. jadi selain sukses investasi di bursa, juga harus sukses dikehidupan lain tuh. Benjamin Graham (May 8, 1894 September 21, 1976) (http://en.wikipedia.org/wiki/Benjamin_Graham) Security Analysis, with David Dodd (1934) dan The Intelligent Investor (1949) Jesse Lauriston Livermore (July 26, 1877 - November 28, 1940) http://en.wikipedia.org/wiki/Jesse_Livermore Reminiscences of a Stock Operator by Edwin Lefèvre mana yg akan anda pilih sbg cara investasi, silahkan lihat: Investment PHILOSOPHIES http://pages.stern.nyu.edu/~adamodar/New_Home_Page/invphil/book.htm khususnya: Chapter 14: A ROAD MAP TO CHOOSING AN INVESTMENT PHILOSOPHY salam, rizal bukan trader dan bukan investor --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Saya mungkin 70% investor 30% trader. Tapi yg 30% pake margin! Jadi yg tik tok cuma duit margin saja. Bukan duit sendiri! Dan saya nggak mau pusing...pake cara pak Busur saja buy when break up! Dan yg ditradingkan dgn yg saya simpan barangnya sama. ANTM, INCO, TBLA, CPRO, TRUB. Tapi saya nggak selalu trading, soalnya punya tanggung jawab di sektor riil juga so kalo mood nggak bagus...margin saya tutup! --- Oskar Syahbana oskar.syahbana@ wrote: Ada saham-saham yang kalau kita buy and hold (1 tahun saja) uangnya malah ga bakalan kemana-mana, malah merugi. Semuanya tergantung sahamnya (dan orangnya) juga, ga bisa disamaratakan begitu. Untuk jadi trader atau investor pasti ada untung dan ruginya (untung trader: bisa pakai margin tapi bunganya engga kena banyak gara-gara pegang posisi ga lama-lama, akhirnya keuntungannya kalau tradingnya bener bisa juga mencapai ratusan persen pertahun, buy and hold jarang bisa seperti ini, kecuali kasus-kasus tertentu). On 5/28/07, noorpriosasongko noorpriosasongko@ wrote: Setuju Buy Hold jauh lebih untung dibanding trader. Saya pernah buat simulasi Buy Hold selama 1 th 2006 dgn buat portfolio optimal inputnya saham2 lq 45 (Fundamentalist). Dibanding Buy Sell selama 1 th 2006 dgn signal buy/sell : RSI Stochastic (Chartist/TA). Hasilnya, keuntungan buy hold 2 X buy Sell. + gak capek. Salam Sasongko. Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin
[obrolan-bandar] Re: Trader Vs Investor !
Tolong dong dijelasin istilah istilah kalian. Ada FA, ada TA dll. Maklum masih katrok. Ngertinya cuman jual n beli doang. Kaga bisa baca apalagi yang ada grafik dan sebangsanya. Tolong dikasih clue nya dong. Kalo mau masuk forbes, bikin perusahaan terus di mark up, dan digopublic kan. Ato kalo mau yang lebih cepet, ya suap aja penulisnya forbes hehehehe. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, cuan Trader [EMAIL PROTECTED] wrote: Memang t`kadang jadi trader capek. Analisis ini itu saban hari. belum lagi ada TA, news, emosi, dsb. Tapi justru kebanyakan anggota milis disini klo diperhatikan tergolong trader, include me, my self. Entah klo spt cth pak Eka, Embah, dan master2 lain, apakah pada dasarnya mereka tergolong Trader , Investor or even ke2-nya. Mungkin balik lagi ke-bagaimana kita menyusun portofolio. Artinya apakah semua `cash` akan digunakan short term investment/ trading atau sebagiannya lagi buat long-invest. based Fundamental?? Share dong sedikit, bagaimana baiknya agar kita juga bisa masuk forbes magazine...heheheh:)) canda Pada tanggal 25/05/07, joe_grunk [EMAIL PROTECTED] menulis: Tergantung waktu dan saham yg dipilih. Tahun 99, Warrent B portfolionya turun banyak sampai2 dia stop melakukan investasi. Baru setelah beberapa lama bisa kembali berjaya dengan melakukan investasi baru. Disini bisa ada pertanyaan, berinvestasi mau berapa lama? Kalau seumur hidup sih bisa aja seperti itu, cuma kalau salah pilih gimana? Guru TA saya pernah bilang, beli saham di pasar bullish seperti pilih kancing, pasti saham itu akan naik. Coba belinya waktu dulu 90an dan shock lihat harga berguguran. Saat ini, teman saya juga memilih saham yg aneh2, dia benar2 cermat menghitungnya secara FA. Pilihannya CNKO, dia beli di harga 35 dan jual di 135 saat jatuh. Brokernya telpon terus mulai dari 50-100 agar dia menjualnya. Belum saham2 lain, yang membuat saya cuma geleng2 kepala. Tapi sangat memberikan gain luar biasa sampai saat ini (tahun ini dia sudah 500% bila direalisasi). Dan dia selalu mempelajari dengan seksama bila ingin membeli satu saham. Coba beli cnko saat tahun 2001 harga saat itu 4.950, gimana hasilnya? Atau beli INKP di harga 4100 di tahun 99, sampai sekarang juga belum balik modal. Seorang investor yang baik tidak melulu menghitung untung, namun juga menghitung resiko dan kemungkinan-kemungkinan terburuk. Orang bisa berhasil bukan karena hanya mendengar rumor atau percaya orang begitu saja, tetapi kemampuan untuk melihat peluang, menghitung dan memprediksi. Intinya kemampuan diri. Bila cuma dengar orang saja, mana bisa Warrent buffet menjadi kaya seperti sekarang. Dan yang perlu diingat, WB mendonasikan 85% kekayaan dia untuk sosial. Lah.. kita? Hehehehehe. :) peace --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar% 40yahoogroups.com, EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Trader nggak mungkin kalahkan investor! Buktikan di top 100 forbes ada nggak Trader saham yg kaya? Selalu investor seperti Buffet, Al Walled Bin Talal, terus ada satu lagi. Capek saya pernah jadi trader. Siswantoro, Dodik kidod25@ wrote: he he emang mental investor harus kuat nih, kalau trader loncat2 sana-sini bisa juga ngalahin return investor.. :P --- EKA SUWANDANA esuwandan@ wrote: Betul sekali pak ARIS! Saya lihat portofolio saya awal2 masuk TBLA di harga 280 , cuma 7 lot, trus avarage up sampe 410 total baru ada 370 lot. Itupun masih kurang kenyang. Pelor hasil jualan INCO masih banyak. Lahan 37000ha kosong ditanami sesudah 5 tahun BV naik signifikan. Saya nggak bisa hitung valuasinya (terus ternag karena ngehitung aset kebun lebih susah). Cuma sebagai orang bodoh, saya tahu kalo beli kebon yg udah berbuah pasti lebih mahal daripada kebon yg masih muda. So kedepan BV makin meningkat. Accumulate saja, saya juga lagi cari posisi nambah yg enak! Cuma dimana2 kelemahan saham2 perkebunan Naik seminggu, flatnya bisa setahun. So mentalnya harus investor sejati. Ingat dulu AALI di 3000-an lama sekali! Kalo ANTM walau masih optimis hidup kayak yoyo, naik turun ikuti harga metalnya. --- aris pak.aris@ wrote: Ikut urun pendapat nih. Kalau menurut saya potensi growth yang lebih bagus adalah TBLA, karena ada growth dari bisnisnya itu sendiri. Kalau ANTM lebih banyak dipengaruhi harga komoditi nikel, produksinya sendiri nambahnya gak banyak. Kalau mau nambah produksi, investasinya juga gede banget. Selain itu agribisnis kayak TBLA adalah renewable, dan gak ada matinya. Tetapi kalau ANTM adalah industri ekstraksi mineral, jadi lama kelamaan cadangannya akan habis juga. Tapi ini sih dilihat longterm banget ya. Just my 2 cents. Salam -