Kalau memang Right Issue untuk dapet Rp1.26 Trilyun berarti apakah RI
sebenarnya @300 bukan @900 karena Rp1.26/Rp3.78 trilyun =1/3 pas. Kalau gitu
apakah nunggu dibawah Rp300 baru beli.
On 8/13/08, alan Feihung [EMAIL PROTECTED] wrote:
Menurut Data Prospektus, TRUB akan akuisisi AsiaMobile dengan membeli
utang Obligasi AsiaMobile yang dimiliki BrillianCapital.
Nominal utang (obligasi Konversi) ini adalah 138juta USD, atau setara
kira-kira Rp 1.26 triliun.
Bandingkan dengan jumlah yang dibayarkan ke Brilian dari hasil right
issue ini adalah Rp 3.78 triliun. Artinya BrilianCapital untung Rp2.56
Triliun akibat proses jual beli ini.
Untuk diambil perbandingan, perusahaan indonesia lain yang pernah
bikin obligasi konversi adalah BLTA. Nominalnya rp.1000, sekarang
sudah harga 1750 (keuntungan 75% jika dikonversi). Bila dilihat
fundamental BLTA, mereka punya profit margin 30%, dan PE ratio sekitar
10-15, dan growth tinggi. Maka bandingkan dengan AsiaMobile
PE asiamobile (current year) masih tidak ada (negative earning). Asset
value cuma 879 milyar rupiah. Jumlah kewajiban total per Maret 08 yang
sudah diaudit adalah 5.6 miliar rupiah.
Pertanyaan:
1. jika jumlah kewajiban HANYA 5.6 miliar rupiah, darimana AsiaMobile
bisa punya USD138juta obligasi (kewajiban) atau 1.26 triliun rupiah
kewajiban? Bukankah jumlah kewajibannya cuma 5.6 milyar saja? Apakah
tukang akuntingnya tidak bisa hitung, ataukah ada salah ketik di
prospektus?
2. Dikatakan dalam prospektus TRUB akan memiliki INTANGIBLE ASSET
(aktiva tanpa ujud) sebanyak 2.6 triliun. Untuk perusahaan yang
aktivanya cuma Rp 6 triliun, apakah masuk akal untuk mengakuisisi
perusahaan ber-aset 800 milyaran sehingga memiliki intangible asset
hampir 3 triliun (setengah asset adalah tanpa wujud?) Bila
perusahaannya sudah memiliki aliran kas yang mantap, barangkali bisa
diterima pikiran. Tapi untuk sementara ini dari prospektus AsiaMobile
ini masih rugi bersih.
3. Siapakah BrillianCapital, perusahaan Singapore yang isinya cuma USD
1 dollar (entah ini asset atau apa) tapi memiliki obligasi konversi
138 juta USD yang dihargai dan akan dibeli sampai 3 kali lipatnya??
Mohon bantuannya apakah rakyat indonesia akan dimakan oleh
pemilik modal asing atau apakah ini benar-benar berlian belum diasah?
Penilai independen untuk transaksi ini apakah sudah benar-benar lihat?
Soal transaksi tingkat tinggi yang muter-muter saya tidak tau. Tapi
kalau jual beli barang yang sederhana rasanya saya masih mengerti.
Tolong diperjelas... saya ini salah nangkepnya dimana??