RE: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi
Bgm kalo dana Nasabah disimpen di Bank 'aja (bukan di sub-account perusahaan sec) - memang agak merepotkan broker, tapi biar manual 'getu akan mempersulit timbulnya adanya fraud + mencegah perusahaan seenak2nya dewek mempermaenkan dana scr mudah banget (tinggal klik2 'aja, 'kali yah) From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com] On Behalf Of TJ Sent: Saturday, January 10, 2009 4:29 PM To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Benar juga, selama ini hampir peraturan2 yg dibuat adalah pelajaran dari masa lampau. Sangat sedikit peraturan yang ada utk menjaga kemungkinan2 terburuk di masa depan. Seperti kasus astro, berapa banyak uang pelanggan yang tersangkut? Alasan mereka tunggu rups... kapan juga tidak dijelaskan. (saya salah satu pelanggan astro yang tersangkut) Tapi saya berharap sungguh2 supaya kasus sarijaya bisa segera diselesaikan. Sangat kasihan bagi yang sudah tersangkut, karena bukan hanya nilai uang saja, tetapi usaha dan keringat yang telah dikeluarkan utk memiliki modal tersebut. Untuk HR, saya juga merasa kasihan. Mungkin dia menjadi kambing putih... Tenang saja. Keadilan Tuhan pasti dan tidak dapat dihindari. Tuhan akan menghukum sampai keturunan ke-7 bagi yang merencanakan semua ini. Dan kalau hukuman Tuhan sudah turun... Mau uang se-antariksa tidak akan bisa meringankan bobot hukuman 1 titik pun... Tetap tabah ya... -Original Message- From: obrolan-bandar@yahoogroups.com mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com [mailto:obrolan-bandar@yahoogroups.com mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com ] On Behalf Of wid...@gmail.com mailto:widhie%40gmail.com Sent: Saturday, January 10, 2009 4:13 PM To: obrolan-bandar@yahoogroups.com mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Mestinya pemerintah melihat hal ini sebagai masalah Industri Pasar Modal secara keseluruhan, masalah yang sistematik, bukan sekedar masalah kenekatan Herman Ramli seorang. Di dunia bisnis yang melibatkan duit banyak, mana ada sih yang sekedar mengandalkan itikad baik. Mesti ada proteksi di sana-sini, ambil KPR / KPM kudu pake asuransi jiwa / kerugian, bank kasih KPR juga bertahap, sesuai perkembangan konstruksi developer. Nah ini taruh duit di sekuritas ndak ada jaminan apa-apa, bisa aja taruh siang, sorenya uda lenyap ndak berbekas. Kalau seperti ini, tidak heran nanti orang-orang bakal rush dana dan portofolio mereka di broker... On 1/10/09, jsx_consultant jsx-consult...@centrin.net.id mailto:jsx-consultant%40centrin.net.id wrote: --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com , wid...@... wrote: Untuk soal ini, Fuad ( atau Erry ? ) uda bilang ke media, kita ini regulator, bukan satpam nah lhoSiapa yang menjaga keamanan portofolio/dana nasabah kalau gitu ? Nasabah sendiri ? Nah INI adalah salah satu contoh kurangnya PAYUNG HUKUM untuk melindungi investor publik: - Investor disuruh jaga portfolionya sendiri. - Tapi Investor ENGGA bisa ngecheck portfolionya ke KSEI, musti lewat sekuritas. - Kalo sekuritasnya NAKAL, gimana ?. BUNTU KAN... Berarti, peraturan yg ada tidak melindungi investor jika sekuritas nya NAKAL. Lalu soal Uang deposit: - 6300 nasabah retail Sarijaya disuruh mencheck saldo uangnya disekuritas. Gimana caranya ngecheck kalo uang tsb DIPOOL didalam satu rekening milik sekuritas ?. Memang pada lembaran duit ada nama pemiliknya ?. Berarti peraturan yg ada BELUM mengatur atau memungkinkan investor untuk menjaga uang depositnya, tapi disuruh jaga SENDIRI ?. Lalu peraturan bila kejadian Sarijaya TERULANG LAGI ?. Saat ini HR 'sepertinya' memilih mengalah, bersedia menjual Sarijaya pada investor baru, jadi investor publik bisa SEDIKIT tenang. Tapi jika dikemudian hari, pemilik Sekuritas MEMILIH jalur pengadilan, APA UANG INVESTOR engga bakalan KARATAN nunggu proses pengadilan yg berlarut larut selesai. Sri Mulyani sebenarnya udah bikin PERPU DARURAT menghadapi krisis untuk menangani kasus begini tapi dia buat untuk PERBANKAN, sehingga BI bisa mengambil alih bank Century SECARA paksa secara LEGAL karena ada PAYUNG HUKUMnya yaitu PERPU yg baru tsb. Sedangkan pengambil alihan perusahaan sekuritas pada keadaan darurat belum ada payung hukumnya. Jadi jika perusahaan sekuritas memilih jalur pengadilan, kasus ini akan MENJADI KASUS BERLARUT LARUT !!! dan yg menjadi korban: INVESTOR PUBLIK !!! Tabungan/depostio di bank bisa aja 'dirampok' owner atau manajemen, tapi paling tidak ada penjaminan dari pemerintah. Nah kalau naruh duit/portofolio di sekuritas, siapa yang menjamin ? Kalau begini jadinya, kita cuma bisa mengandalkan itikad baik dari owner atau manajemen. Ingat-ingat... kejahatan bukan cuma karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan... waspadalah... waspadalah... On 1/10/09,
Re: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi
FYI dulu pernah ada securitas OLT yang melakukan hal tersebut tapi akhirnya diganti karena banyak yang komplain karena laporan transaksi keluar masuk dana dari bank tidak sesuai dengan yang terjadi di bursa (t+3) akhirnya OLT tersebut menjadikan semuanya satu account 2009/1/10 Aria Bela Nusa ariab...@centrin.net.id Bgm kalo dana Nasabah disimpen di Bank 'aja (bukan di *sub-account*perusahaan sec) – memang agak merepotkan broker, tapi biar *manual* 'getu akan mempersulit timbulnya adanya *fraud *+ mencegah perusahaan seenak2nya dewek mempermaenkan dana scr mudah banget (tinggal klik2 'aja, 'kali yah)**
RE: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi
Ini bisa di lakukan buat sekuritas dan bank yang satu group, di salah satu sekuritas milik bank bumn memang sistem ini yang terjadi, dana nasabah tetap di tabungan bank, buku tabungan bank di simpan sekuritas, jika transaksi jual/beli dana nya akan di potong/di tambah ke dalam tabungan, dan dengan internet banking atau kartu atm, nasabah tetap bisa memonitor, tapi sistem ini juga repot, sering setelah jual T+3 duit tidak masuk2 di rekening, di telp terus bbrp kali baru dana di setor kan, giliran beli tepat waktu sekali T+3 langsung di potong, sistem yang ada mase manual, bayangkan nasabah segitu banyak sistem distribusi dana hasil penjualan masuk dulu ke rek broker baru di distribusikan ke rek nasabah. Satu lagi keanehan nya, nasabah bisa saja nelp ke broker untuk beli saham, habis itu langsung kabur ke ATM tarik semua dana di rekening, ntar giliran broker mau potong rekening nasabah sudah kosong, kalo nasabah nya kabur lalu bagaimana? --- Pada Sab, 10/1/09, Aria Bela Nusa ariab...@centrin.net.id menulis: Dari: Aria Bela Nusa ariab...@centrin.net.id Topik: RE: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 10 Januari, 2009, 4:38 AM Bgm kalo dana Nasabah disimpen di Bank ‘aja (bukan di sub-account perusahaan sec) – memang agak merepotkan broker, tapi biar manual ‘getu akan mempersulit timbulnya adanya fraud + mencegah perusahaan seenak2nya dewek mempermaenkan dana scr mudah banget (tinggal klik2 ‘aja, ‘kali yah) From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- ban...@yahoogrou ps.com] On Behalf Of TJ Sent: Saturday, January 10, 2009 4:29 PM To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Benar juga, selama ini hampir peraturan2 yg dibuat adalah pelajaran dari masa lampau. Sangat sedikit peraturan yang ada utk menjaga kemungkinan2 terburuk di masa depan. Seperti kasus astro, berapa banyak uang pelanggan yang tersangkut? Alasan mereka tunggu rups... kapan juga tidak dijelaskan. (saya salah satu pelanggan astro yang tersangkut) Tapi saya berharap sungguh2 supaya kasus sarijaya bisa segera diselesaikan. Sangat kasihan bagi yang sudah tersangkut, karena bukan hanya nilai uang saja, tetapi usaha dan keringat yang telah dikeluarkan utk memiliki modal tersebut. Untuk HR, saya juga merasa kasihan. Mungkin dia menjadi kambing putih... Tenang saja. Keadilan Tuhan pasti dan tidak dapat dihindari. Tuhan akan menghukum sampai keturunan ke-7 bagi yang merencanakan semua ini. Dan kalau hukuman Tuhan sudah turun... Mau uang se-antariksa tidak akan bisa meringankan bobot hukuman 1 titik pun... Tetap tabah ya... -Original Message- From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan-bandar@ yahoogroups. com] On Behalf Of wid...@gmail. com Sent: Saturday, January 10, 2009 4:13 PM To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Mestinya pemerintah melihat hal ini sebagai masalah Industri Pasar Modal secara keseluruhan, masalah yang sistematik, bukan sekedar masalah kenekatan Herman Ramli seorang. Di dunia bisnis yang melibatkan duit banyak, mana ada sih yang sekedar mengandalkan itikad baik. Mesti ada proteksi di sana-sini, ambil KPR / KPM kudu pake asuransi jiwa / kerugian, bank kasih KPR juga bertahap, sesuai perkembangan konstruksi developer. Nah ini taruh duit di sekuritas ndak ada jaminan apa-apa, bisa aja taruh siang, sorenya uda lenyap ndak berbekas. Kalau seperti ini, tidak heran nanti orang-orang bakal rush dana dan portofolio mereka di broker... On 1/10/09, jsx_consultant jsx-consultant@ centrin.net. id wrote: --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, wid...@... wrote: Untuk soal ini, Fuad ( atau Erry ? ) uda bilang ke media, kita ini regulator, bukan satpam nah lhoSiapa yang menjaga keamanan portofolio/dana nasabah kalau gitu ? Nasabah sendiri ? Nah INI adalah salah satu contoh kurangnya PAYUNG HUKUM untuk melindungi investor publik: - Investor disuruh jaga portfolionya sendiri. - Tapi Investor ENGGA bisa ngecheck portfolionya ke KSEI, musti lewat sekuritas. - Kalo sekuritasnya NAKAL, gimana ?. BUNTU KAN... Berarti, peraturan yg ada tidak melindungi investor jika sekuritas nya NAKAL. Lalu soal Uang deposit: - 6300 nasabah retail Sarijaya disuruh mencheck saldo uangnya disekuritas. Gimana caranya ngecheck kalo uang tsb DIPOOL didalam satu rekening milik sekuritas ?. Memang pada lembaran duit ada nama pemiliknya ?. Berarti peraturan yg ada BELUM mengatur atau memungkinkan investor untuk menjaga uang depositnya, tapi disuruh jaga SENDIRI ?. Lalu peraturan bila kejadian Sarijaya TERULANG LAGI ?. Saat ini HR 'sepertinya' memilih
RE: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi
Justru saya sependapat apabila jual belinya mll bank bukan subrekening. Kalaupun ada kekhawatiran seandainya nasabah kabur setelah pembelian saham, itu bisa diatasi dengan blokir saldo rekening dulu dgn sejumlah nilai pembelian Johan wrote: Ini bisa di lakukan buat sekuritas dan bank yang satu group, di salah satu sekuritas milik bank bumn memang sistem ini yang terjadi, dana nasabah tetap di tabungan bank, buku tabungan bank di simpan sekuritas, jika transaksi jual/beli dana nya akan di potong/di tambah ke dalam tabungan, dan dengan internet banking atau kartu atm, nasabah tetap bisa memonitor, tapi sistem ini juga repot, sering setelah jual T+3 duit tidak masuk2 di rekening, di telp terus bbrp kali baru dana di setor kan, giliran beli tepat waktu sekali T+3 langsung di potong, sistem yang ada mase manual, bayangkan nasabah segitu banyak sistem distribusi dana hasil penjualan masuk dulu ke rek broker baru di distribusikan ke rek nasabah. Satu lagi keanehan nya, nasabah bisa saja nelp ke broker untuk beli saham, habis itu langsung kabur ke ATM tarik semua dana di rekening, ntar giliran broker mau potong rekening nasabah sudah kosong, kalo nasabah nya kabur lalu bagaimana? --- Pada Sab, 10/1/09, Aria Bela Nusa ariab...@centrin. net.id menulis: Dari: Aria Bela Nusa ariab...@centrin. net.id Topik: RE: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Kepada: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Tanggal: Sabtu, 10 Januari, 2009, 4:38 AM Bgm kalo dana Nasabah disimpen di Bank ‘aja (bukan di sub-account perusahaan sec) – memang agak merepotkan broker, tapi biar manual ‘getu akan mempersulit timbulnya adanya fraud + mencegah perusahaan seenak2nya dewek mempermaenkan dana scr mudah banget (tinggal klik2 ‘aja, ‘kali yah) From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- ban...@yahoogrou ps.com] On Behalf Of TJ Sent: Saturday, January 10, 2009 4:29 PM To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: [SPAM]RE: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Benar juga, selama ini hampir peraturan2 yg dibuat adalah pelajaran dari masa lampau. Sangat sedikit peraturan yang ada utk menjaga kemungkinan2 terburuk di masa depan. Seperti kasus astro, berapa banyak uang pelanggan yang tersangkut? Alasan mereka tunggu rups... kapan juga tidak dijelaskan. (saya salah satu pelanggan astro yang tersangkut) Tapi saya berharap sungguh2 supaya kasus sarijaya bisa segera diselesaikan. Sangat kasihan bagi yang sudah tersangkut, karena bukan hanya nilai uang saja, tetapi usaha dan keringat yang telah dikeluarkan utk memiliki modal tersebut. Untuk HR, saya juga merasa kasihan. Mungkin dia menjadi kambing putih... Tenang saja. Keadilan Tuhan pasti dan tidak dapat dihindari. Tuhan akan menghukum sampai keturunan ke-7 bagi yang merencanakan semua ini. Dan kalau hukuman Tuhan sudah turun... Mau uang se-antariksa tidak akan bisa meringankan bobot hukuman 1 titik pun... Tetap tabah ya... -Original Message- From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto: obrolan-bandar@ yahoogroups. com ] On Behalf Of wid...@gmail. com Sent: Saturday, January 10, 2009 4:13 PM To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat Awam Tentang Investasi Mestinya pemerintah melihat hal ini sebagai masalah Industri Pasar Modal secara keseluruhan, masalah yang sistematik, bukan sekedar masalah kenekatan Herman Ramli seorang. Di dunia bisnis yang melibatkan duit banyak, mana ada sih yang sekedar mengandalkan itikad baik. Mesti ada proteksi di sana-sini, ambil KPR / KPM kudu pake asuransi jiwa / kerugian, bank kasih KPR juga bertahap, sesuai perkembangan konstruksi developer. Nah ini taruh duit di sekuritas ndak ada jaminan apa-apa, bisa aja taruh siang, sorenya uda lenyap ndak berbekas. Kalau seperti ini, tidak heran nanti orang-orang bakal rush dana dan portofolio mereka di broker... On 1/10/09, jsx_consultant jsx-consultant@ centrin.net. id wrote: --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com , wid...@... wrote: Untuk soal ini, Fuad ( atau Erry ? ) uda bilang ke media, kita ini regulator, bukan satpam nah lhoSiapa yang menjaga keamanan portofolio/dana nasabah kalau gitu ? Nasabah sendiri ? Nah INI adalah salah satu contoh kurangnya PAYUNG HUKUM untuk melindungi investor publik: - Investor disuruh jaga portfolionya sendiri. - Tapi Investor ENGGA bisa ngecheck portfolionya ke KSEI, musti lewat sekuritas. - Kalo sekuritasnya NAKAL, gimana ?. BUNTU KAN... Berarti, peraturan yg ada tidak melindungi investor jika sekuritas nya NAKAL. Lalu soal Uang deposit: - 6300 nasabah retail Sarijaya disuruh mencheck saldo uangnya disekuritas. Gimana caranya ngecheck kalo uang tsb DIPOOL didalam satu rekening milik sekuritas ?. Memang