Re: [EMAIL PROTECTED] Cantaloupe

2006-07-31 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]

Dear MakNgah,

Menarik sekali beritanya.  Kebetulan selama dua hari ini
makan cantalope (es campur cantalope).
Rupanya, bahasa kitanya cantalope itu belewa; tapi kata teman2 (orang kita)
belewa itu tdak persis spt cantalope nya orang sini.

Wah, kadang2 makanan itu kita take for granted saja, Tapi dg searching 
makNgah tsb,
kita jadinya memakannya dg penuh kesadaran. Si Ben jadi ketawa sendir membaca
phrase makNgah, yg mana cantalope katanya lagi on sale. Krn memang begitu lah
lumrahnya kita, kalau sesuatu itu on sale, kita rajin membelinya.
Tapi dg kita keathui khasiat nya itu, mungkin kita akan lebih rutin memakannya.
Thanks, MakNgah.

Mak Ngah,
si Ben lagi malala di Chcago;


-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.10.5/403 - Release Date: 7/28/2006



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


Re: [EMAIL PROTECTED] Anak Mak Bandaro Meninggal

2006-05-28 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]
Karano Angku Abrar Yusuf anggota lamo kito kini samantaro indak tadaftar di 
Lapau, ambo porowaikan email baliau dari Australia untuak Angku Bandaro 
sarato kito nan basamo di Lapau ko.

Salam,
-- MakNgah
Porowaik---
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Semoga almarhumah diterimaNya ditempat yang sesuai dg ibadahnya,
Mak Amsar Bandaro dan keluarga, semoga tabah melalui cobaan dari YMK ini.
Semoga pula kita belajar (untuk keimanan kita masing-masing) dari
peristiwa kematian yang semua kita pasti akan melaluinya.

Terakhir saya ucapaka terima kasih kepada SanakSudaro yang meng-e-mailkan
berita ini kesemua anggota RN termasuk saya, saya sangat berterima kasih
karena akhir-akhir ini saya tidak lagi dlm daftar milis RN jadi sudah
jarang mengetahui peristiwa di Rantaunet.
Yazakallah khair.

Abrar Yusuf di Canberra-Australia


-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006



--
Website: http://www.rantaunet.org
=
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=


[EMAIL PROTECTED] [SPAM] Re: Innalillah wainna ilaihi rojiuun; Dr.Ir.Irdamsyah

2005-11-25 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]


Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun,

Akan ambo tahlilkan dan panjatkan doa utk Alm Irdam nanti malam, insya Allah.

Mak Ngah dan semua2,
Iyo tasirok darah Ben mandanga barito mak Ngah.
Apo sabab langsungnyo mak Ngah?
Sakit kah Irdam sbg penyebab nya?

Doa selalu buat Irdam,
Ben

PS.
Mak NGah trim atas berita nya

In a message dated 11/25/2005 9:49:15 AM Eastern Standard Time, 
[EMAIL PROTECTED] writes:

Inna lillahi wainna ilahi raajiun,

Sungguah ambo takajuik mandanga barito singkek ko.

Indak dapek kito tantukan doh pabilo kito masiang-masiang ka pai, antah 
siang antah ka biko. Hanyo Allah Subhanahua ta'ala nan dapek manantukan. 
Kini kito danga pulo dunsanak kito Anggota Lapau nan lah lamo bagabuang jo 
kito Angku Irdamsyah ah pai pulo, lah jadi Almarhum. ...


Kito manyatokan basadiah berdukacita dengan painyo baliau nan indak kito 
sangko-sangko. Mudah-mudahan baliau ditarimo Allah Subhanahua ta'ala di 
tampek nan akan dianaugerahiNyo. Kapado ahli waris, kito mangucapkan ikuik 
belasungkawa, semoga sabar dan tawakkal manarimo keadaan nyato nan indak 
dapek kito tulak ko.


Kapado kito nan tingga, marilah kito mandoa samo-samo mudah-mudhan 
kasehatan kito dapek tajago, dapek juo kito manunaikan ibadaik baiak kito 
salangkah-salangkah di dunia fana ko sampai pado suatu katiko, kito pun 
akan dipanggiaNyo. Amiin.


Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif



No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.1.362 / Virus Database: 267.13.4/175 - Release Date: 11/18/2005
Website http://www.rantaunet.org
_
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting


[EMAIL PROTECTED] [Fwd: [Cahaya Islam] Menjajal Australia dengan Jilbab]

2005-11-23 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]
Ambo porowaikkan artikel nandisampaikan Angku Abrar dari Pek Baruah Ausie.
Kalau ambo caliak sumbernyo postiang ko muncul dari dari mailing list 
http://groups.yahoo.com/group/CahayaIslam/
Salam,
--MakNgah

 Original Message 
Subject: [Cahaya Islam] Menjajal Australia dengan Jilbab
From:Sulastri Surono [EMAIL PROTECTED]
Date:Tue, November 22, 2005 3:35 pm
To:  [EMAIL PROTECTED]
--

Maaf kemaren di milis ini saya attach artikel, tapi attachment nya tidak
nyantel atau apakah milis cahayaIslam tidak bisa menerima attachment?
Mohon informasi. But anyway, dengan senang hati saya kirim lagi. Wass
Sulastri Menjajal Australia dengan Jilbab




Syahrani Azmi Rahim
Mahasiswa Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat

The Sunday Times yang terbit di Perth, Australia Barat, mengangkat cerita
menarik untuk disimak pada edisi Ahad, 13 November 2005. Surat kabar
mingguan itu menempatkan cerita tersebut di headline. Judulnya bombastis:
''Move Away from the Bomber'' (''Menjauhlah (jaga jarak) dari pengebom.'')

Siapakah yang dimaksud cerita itu sebagai pengebom? Tak lain dan tak bukan
adalah seorang wanita berpakaian Arab Muslim; semua bagian badan tertutup,
menggunakan jilbab (hijab), berpakaian longgar dan menggunakan cadar
(niqab) sebagai penutup muka. Pakaian yang khas orang Arab yang notabene
berkorelasi dengan Islam.

Namun ternyata, wanita yang terpampang besar fotonya di bagian headline
itu adalah wartawati The Sunday Times, Louise Pemble. Dia menyamar menjadi
seorang Muslimah. Tujuannya, agar dia bisa merasakan sendiri bagaimana
menjadi seorang Muslimah dengan pakaian seperti itu dan melihat bagaimana
reaksi masyarakat Australia terhadapnya dengan pakaian tersebut.

Dengan pakaian seperti itu, Louise berkeliling kota Perth, utamanya di
tempat umum semacam pertokoan dan cafe. Tak banyak tempat yang ia
singgahi, tetapi tempat-tempat itu adalah tempat ternama bagi penduduk.
Sebut saja Northbridge, pertokoan di kawasan Hay street yang terletak di
jantung kota Perth. Semuanya dilakukan dengan mengendarai transportasi
umum semacam bus dan kereta.

Sebelum melaksanakan misinya ini, Louise meminta izin kepada Australian
Federation of Islamic Councils, organisasi Islam di Australia. Dia
direstui oleh badan itu untuk menjalankan misinya. Bahkan, masyarakat
Muslim Perth membantu dia untuk memakai baju yang pas untuknya. Bagaimana
reaksi masyarakat Australia khususnya di Perth?

Reaksi beragam
Dalam bagian lain tulisannya yang berjudul ''How it feels to be an
outsider'', Louise Pemble menulis dia merasakan berbagai macam cemohan,
celetukan, dan bisikan dari orang Australia. Tapi dia ternyata mendapatkan
kejutan karena masyarakat muda Australia wellcome terhadapnya. Yang
mencemooh dan menghina Louise adalah masyarakat yang lebih tua.

Hinaan yang datang cukup membuat kuping panas bagi seorang awam. Beberapa
celetukan yang ia peroleh dari orang-orang tua (elderly people) antara
lain ''stupid woman'' yang berarti ''wanita bodoh''. Puncaknya ketika dia
mendapat cemohan dari wanita berusia lanjut dengan berkata seperti di
headline surat kabar itu: ''move away from the bomber.''

Saat mengunjungi tempat-tempat umum di Australia, Louise Pemble menulis
reaksi masyarakat terlihat berlebihan dalam melihatnya, memandangnya, dan
mengamatinya. Seolah-olah, ketika wanita itu lewat, daerah tersebut
menjadi 'siaga I'.

Dalam tulisan Louise yang menarik itu, dia menceritakan pernah mendengar
bahwa ada seorang Muslimah yang ketika berada di sebuah pusat perbelanjaan
bernama Carousel, mendapat perlakuan buruk. Misalnya diludahi, dilecehkan,
bahkan ada yang sampai ditarik dan dirobek jilbabnya. Disamping berbagai
hinaan dan cemohan yang ia terima, secara mengejutkan ketika berada di
kereta, Louise ditawari tempat duduk oleh seorang penumpang. Di kereta
itu, ia diterima oleh orang-orang di dalamnya. Padahal, hal yang ia
pikirkan saat itu adalah kemungkinan sebagian besar orang berpikir bahwa
Louise akan melakukan bom bunuh diri dengan pakaian seperti itu. Tetapi
ternyata tidak begitu adanya.

Di dalam akhir tulisannya, Louise menyampaikan kesannya terhadap misinya
ini. Dia menulis, sisi positif berada di dalam pakaian Muslimah seperti
itu adalah sebuah ''kebebasan''. Kebebasan dalam artian dia tidak menjadi
perhatian hanya karena tubuh dan rambutnya. Namun sisi negatifnya, dengan
berpakaian seperti itu, keamanan dan kenyamanan diri menjadi tidak pasti.

UU Antiteroris
Memang, akhir-akhir ini isu terorisme, undang-undang anti-terorisme baru
di Australia, Islam, dan berbagai macam pernak-perniknya menjadi
perbincangan utama yang dominan. Belum lagi ditangkapnya beberapa Muslim
di Melbourne dan Sidney yang menjadikan masyarakat Australia ketakutan dan
terjadi beberapa diskriminasi. Padahal, jangankan orang Australia,
masyarakat Islam awam sebagai manusia biasa di manapun berada, juga takut
akan 

[EMAIL PROTECTED] Volcano rumbling again

2005-04-17 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]
Ruponyo Gunuang Talang malatuih lo baliak yo? Nan kaduo kali?
Silakn baco sumber ko.
- Mak Ngah
More news at http://www.news24.com/News24/Home/0,,,00.htmlwww.news24.com
Read the story online:
http://www.news24.com/News24/World/News/0,,2-10-1462_1690523,00.html
Sent by: Sjamsir Sjarif
Volcano rumbling again
Apr 15 2005 07:57:14:407AM
Indonesia's Mount Talang has sent out fresh clouds of dust and has 
continued to rumble, ruling out an early return for thousands of evacuated 
villagers.

Mount Talang - Indonesia's Mount Talang sent out fresh clouds of dust and 
continued to rumble on Friday, ruling out an early return home for about 20 
000 frightened people who have fled villages on its slopes.

Elsewhere in the country, which is still recovering from the December 26 
earthquake and tsunami and a second killer quake last month, three temblors 
with magnitudes of more 5 or more rocked parts of Java Island, officials said.

There were no reports of injuries or damage from the tremors. Two were 
located under the Indian Ocean, while a third was close to the west 
Javanese city of Bandung. Government geologists were trying to establish 
the exact magnitude of the quakes.

Indonesia is one of the world's most seismological active countries because 
of its location at the junction of three massive tectonic plates. Aside 
from Mount Talang, several other volcanoes have rumbled into life in recent 
days.

Talang, a 2 800m peak on tsunami-hit Sumatra Island, began spewing out ash 
and dust on Tuesday, forcing the evacuation of thousands of villagers to 
towns farther away from the volcano.

On Friday, the peak again belched out clouds of dust and rumbled, said 
government geologist Ade Edward. Scientists say that despite the activity, 
there are no signs a major eruption is imminent.

One of the volcanoes that is showing signs of activity is Anak Krakatoa, a 
small volcanic island that appeared in the 1930s on the site of the former 
volcano of Krakatoa. That mountain produced the world's most powerful 
explosion when it erupted in 1883 and killed an estimated 36 000 people.



Internal Virus Database is out-of-date.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 266.7.2 - Release Date: 3/11/2005


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib


[R@ntau-Net] Malaria Ancam Ribuan Korban Tsunami Di Simeulue

2005-01-16 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]
Halo, ini Sjamsir Sjarif.
Artikel ini cukup menarik untuk dibaca
Malaria Ancam Ribuan Korban Tsunami Di Simeulue
http://www.waspada.co.id/berita/nasional/artikel.php?article_id=56913PHPSESSID=50c3950bcda539a7abb3427870a54a74
Article ini terkirim oleh fasilitas pengiriman artikel otomatis waspada.co.id
--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 265.6.10 - Release Date: 1/10/2005


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting

Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib



[R@ntau-Net] Tsunami Di Meulaboh Dua Kali * Banyak Warga Tewas Ketika Menolong Para Korban Tsunami Pertama

2005-01-02 Terurut Topik by way of Sjamsir Sjarif [EMAIL PROTECTED]
Dikutip oleh Sjamsir Sjarif
Dari Waspada Medan kita baca:
Tsunami Di Meulaboh Dua Kalibrsmall* Banyak Warga Tewas Ketika Menolong 
Para Korban Tsunami Pertama/small

http://www.waspada.co.id/berita/nasional/artikel.php?article_id=56242PHPSESSID=fb2d019e17cfc46f3b6596ec2823535d
Article ini terkirim oleh fasilitas pengiriman artikel otomatis waspada.co.id
Waspada Online
--
31 Des 04 08:51 WIB
Tsunami Di Meulaboh Dua Kali
* Banyak Warga Tewas Ketika Menolong Para Korban Tsunami Pertama
Meulaboh, WASPADA Online
Meulaboh jauh lebih parah terkena amukan gempa dan tsunami. Dua kali badai 
yang tak bersahabat ini menyapu kota di pinggiran pantai barat NAD ini. 
Peluang untuk hidup tipis. Namun bila Tuhan menyelamatkan seseorang dia 
akan selamat.

Itulah yang dirasakan M. Selamat dan M. Zakir, karyawan Bank Pembangunan 
Daerah (BPD) Meulaboh. Mereka bersama istrinya lolos dari maut dan berhasil 
keluar dari kawasan porak-poranda itu, menuju Takengon. Rabu (29/12) sore 
mereka berhasil menghirup udara dingin setibanya di dataran Tinggi Gayo.

M. Selamat, 45, karyawan BPD Meulaboh (foto) yang berhasil keluar dari 
kawasan bencana itu, Kamis (30/12) mengisahkan perjalanannya kepada Waspada 
di ruang kerja bupati, usai rapat membahas pengiriman bantuan ke Meulaboh.

Usai gempa, sebut warga asal Takengon ini yang baru bertugas empat bulan di 
Meulaboh, sebenarnya tidak ada tanda-tanda akan terjadinya badai tsunami. 
Masyarakat yang telah lari berhamburan menyelamatkan diri dari gempa, 
kembali tenang kendati trauma.

Saat itu walau suasana relatif tenang, dia bersama istrinya Eli Rohani dan 
Muzakir, serta Ida juga staf BPD, sudah mengeluarkan sepeda motor. Mereka 
bergerak ke arah Kota Meulaboh. Tiba-tiba di perjalanan datanglah badai 
tsunami yang pertama.

Luar biasa. Arus airnya kencang sekali. Kami melarikan sepeda motor ke 
arah timur untuk menyelamatkan diri. Dan kebetulan anak-anak semuanya 
tinggal di Takengon, sebut mantan karyawan BPD Takengon ini. Alhamdulillah 
mereka dan masyarakat lainnya selamat, setelah berada di kawasan yang lebih 
tinggi. Kami melihat air surut perlahan-lahan kembali ke laut. Pada saat 
air itu surut banyak masyarakat yang telah selamat, turun menyelamatkan 
saudaranya yang lain, kenangnya pahit.

Ketika akan turun untuk membantu, sebutnya, tiba-tiba datang kembali 
tsunami yang kedua. Pada saat itu mereka melarikan sepeda motor dalam 
suasana yang panik. Suara gemuruh, pohon bertumbangan, pekikan dan tangis 
disertai jeritan minta tolong dan teriakan Allahu Akbar, benar-benar 
membuat semua manusia kehilangan konsentrasi.

Kami terus berlari memacu sepeda motor. Dan terus berjalan tak tentu arah, 
mencari kawasan yang tinggi dan dapat dilalui sepeda motor, sebutnya yang 
masih nampak lelah. Sesekali dia menarik nafas dalam dan melanjutkan 
kisahnya. Dari ketinggian itu, istrinya yang stres dan menangis turut 
menyaksikan bagaimana ganasnya dua kali tsunami di Meulaboh itu.

Tidak ada yang mampu diselamatkan. Korban jiwa yang tewas cukup banyak. 
Saya tidak dapat prediksikan bagaimana dan berapa jumlah yang tewas. 
Tetapi yang saya lihat sepintas, kemungkinan 60 persen lebih warga Meulaboh 
meninggal, sebut M. Selamat.

Korban yang meninggal, menurut warga asal Gayo ini, lebih banyak terjadi 
pada tsunami kedua. Karena pada tsunami kedua itu, banyak masyarakat yang 
turun berupaya menyelamatkan korban yang tersapu tsunami pertama. Namun 
hanya berselang 7 atau 10 menit tsunami kedua itu datang dan sangat luar 
biasa. Yang berada di kawasan rendah, di mana mereka pada tsunami pertama 
selamat, ketika amukan kedua itu datang semuanya disapu.

Warga Meulaboh yang lolos dari amukan tsunami itu secara serentak mengungsi 
di beberapa titik dan mereka berpencar di seputar kawasan pegunungan dan 
tempat yang relatif tinggi. Karyawan BPD ini mengungsi sekitar 15 kilometer 
arah timur Meulaboh. Selama di pengungsian penghidupan sangat 
memprihatinkan. Mereka yang sakit tidak ada obat-obatan yang memadai, 
makanan sangat kekurangan.

Dua hari kami di pengungsian. Kondisi sangat memprihatinkan. Saya tak 
mampu lagi menjelaskan bagaimana. Makan tidak teratur di sana sini menangis 
dan mengerang kesakitan. Tidur tak menentu, nyamuk pun cukup banyak, 
sebutnya.

Kalau terus bertahan di pengungsian, tanda-tanda kematian semakin dekat. 
Untuk itulah kami memberanikan diri keluar kawasan petaka ini. Kami keluar 
untuk melaporkan agar secepatnya ada perhatian bagi warga yang di sana, 
jelasnya.

Dengan berbekal minyak sepeda motor 1 liter mereka memberanikan diri 
menelusuri jalan Beutong menuju Takengon. Di perjalanan baru mereka 
mendapatkan bantuan makanan dan minyak kendaraan. Itu juga didapatkan dari 
aparat keamanan pos kamp 2 TNI dari kesatuan 623 Kalimantan.

Setelah semalam menginap di pos aparat mereka berempat (Selamat dan 
istrinya Eli Rohani, Muzakir dan Ida karyawan BPD Meulaboh yang akan 
kembali ke Langsa dan Banda Aceh), kembali melanjutkan perjalanan 
menelusuri hutan