Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !)
Bung Rosadi, Sebaiknya saya tutup diskusi tentang yang satu ini, karena bagi saya manusia tidak dapat menilai kehidupan beragama manusia lainnya, selain dirinya sendiri dan Tuhan. Efron -Original Message- From: Mohammad Rosadi [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Saturday, 05 June, 1999 10:30 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !) Efron wrote: >Bung Rosadi, >Lha jawaban Anda makin nggak mengena. Anda juga setuju kalo hanya >Tuhan >yang tahu apakah manusia itu baik atau buruk. Sekarang >bagaimana minta >info dari Tuhan siapa saja yang baik yang menjalankan >agama sesuai >kehendak-Nya. Saya rasa jawaban saya sudah jelas. Tanpa kita mintapun, Allah swt yang maha pengasih dan penyayang telah memberikan informasi dan petunjuk yang sangat lengkap dalam Al-qur'an tentang jalan menuju keislaman dan keimanan yang benar. Didalamnya juga diterangkan tentang sifat dan ciri orang yang benar keimanannya, maupun sifat dan ciri orang yang lemah imannya hingga yang munafiq sekalipun. Karena itu hanya dengan mempelajari dan memahami Al-qur'an secara benar saja, seorang muslim dapat mengetahui apa-apa yang disukai atau dibenci oleh Allah swt. Jadi STANDAR/PATOKAN yang dipakai oleh seorang muslim dalam menilai sesuatu atau seseorang itu baik atau tidak, adalah standar yang diberikan Allah dalam Al-qur'an, bukan berdasarkan pendapat,logika,atau hawa nafsu manusia belaka. Efron wrote: >Saya juga yakin Pak Harto (tak berlebihan saya ini) menjalankan >sesuai >Al-Quran dan Hadits. Ini terbukti MUI tak pernah memberi >teguran kepada >Pak Harto kalo Pak Harto melenceng dari "Aturan". >Bahkan MUI tak jarang >jadi corong Pak Harto (Anda juga tahu ini...). Nah beginilah bung efron, kalau kita menilai sesuatu atau seseorang berdasarkan akal dan hawa nafsu kita belaka. Kita akan cenderung menggeneralisir semua hal dan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu (sampai-sampai mengatakan apa yang dikerjakan Pak Harto telah sesuai dengan Al-qur'an dan hadits). Jika orang/kelompok lain pernah berbuat suatu kesalahan, kita lantas cenderung menilai buruk semua perbuatannya. Rasa benci kita yg berlebihan telah membutakan mata hati dan pikiran kita, sehingga apapun kebaikan yang dilakukan orang/kelompok tsb selalu jelek di mata kita. Seorang muslim yang baik diperintahkan oleh Allah swt untuk hanya mengambil Al-qur'an dan hadits sebagai STANDAR/PATOKAN/RUJUKAN atas setiap masalah, termasuk dalam hal membenci dan menyukai sesuatu atau seseorang. Kalaupun ia suka pada sesuatu/seseorang, sukanya itu hanyalah karena sesuatu/seseorang itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah (suka karena Allahs semata) seperti yang tercantum dalam Al-qur'an dan hadits. Demikian pula jika ia benci pada sesuatu/seseorang, maka bencinya itu karena sesuatu/seseorang itu tidak sesuai dengan kehendak Allah pula (benci karena Allah semata). Dalam kasus MUI, anda memang benar, ada beberapa OKNUM MUI dimasa orba dulu yang terlalu berpihak kepada rejim orba. Bahkan tidak jarang tindakan beberapa oknum MUI ini justru banyak merugikan kepentingan umat Islam sendiri. Namun dilain pihak, masih banyak sekali ulama-ulama MUI yang baik, yang tetap memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, walaupun tidak dilakukan secara terang-terangan. Ini semata-mata karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pada masa rejim orba berkuasa dulu. Rasanya kurang bijaksana jika kita menunding MUI sebagai "corongnya" rejim orba dulu hanya lantaran kesalahan yang diperbuat oleh beberapa orang anggotanya. Kita tentu tidak bisa "memukul rata" semua ulama MUI sebagai "ulama" pendukung rejim orba. Kalau kita mau jujur, bukan MUI saja yang waktu kurang berani memberikan terguran kepada pak Harto dkk, tapi juga lembaga-lembaga keagamaan non muslim, seperti Dewan Gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Putera,dsb. Singkatnya, pada waktu itu tidak saja OKNUM ulama yang menjadi "corong" pemerintah Orba, melainkan juga oknum pendeta, pastur,dan lain sebagainya. Bagi seorang muslim, inilah salah satu kegunaan belajar Al-qur'an dan hadits secara benar. Ia menilai manusia itu baik atau buruk berdasarkan petunjuk Allah dan rasulNya (al-qur'an dan hadits), sehingga penilaiannya selau kritis dan objektif. Ia tidak akan segan-segan mencegah,menegur,atau menunjukkan sikap tidak senang jika melihat orang lain berbuat yang melanggar larangan Allah swt, sekalipun orang tsb dikenal sebagai pejabat tinggi atau bahkan ulama besar. Sebaliknya, walaupun suatu kebaikan itu dilakukan oleh orang yang jahat atau bahkan seorang gembel miskin, maka seorang muslim yang baik akan dengan sungguh-sungguh mengakui dan mendukung kebaikan tsb. Efron wrote: >Jadi dengan ini tetap saja "mentok" siapa yang berhak menilai manusia >itu >baik atau buruk untuk melaju ke gedung DPR/MPR k
Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !)
Saya tadi malam nonton acara debat visi ekonomi partai politik di stasiun INDOSIAR . Hadir sebagai panelis Kwik Kian Gie dari PDI Perjuangan, Farid Prawiranegara dari Partai Bulan Bintang, Yusuf Faisal (?) dari PKB dan Eman (?) dari PK. Acara dipandu Wimar Witoelar dgn Sri Mulyani dan Hartoyo W. sebagai pelempar issue. Kalau ikutin MUI, harusnya saya milih PBB atau PK yang jelas mengaku berbasis Islam atau paling tidak dari tiga karena Yusuf Faisal juga muslim walau partainya berazaskan kebangsaan. Tapi kalau mengikuti kualitas panelis, saya harus memberikan suara saya pada PDI Perjuangan., karena Kwik Kian Gie paling tidak satu langkah atau satu level diatas panelis lain, bahkan mungkin lebih. Sementara panelis lain masih berbicara normatif, dengan "shopping list" yang masih dipertanyakan operasionalisasinya, Kwik tampak lebih menguasai masalah dan mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Kwik juga tampil jujur dengan tidak menjawab pertanyaan yang masih kabur dan tidak asal menyalahkan masa lalu. Jadi saya harus bagaimana ? Yang mana yang mampu menyalurkan aspirasi ummat Islam? Mana yang lebih penting bungkus atau isi ? Salam Ichwan - Original Message - From: Fara <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Saturday, June 05, 1999 10:38 AM Subject: Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !) > > Efron wrote: > > > > >Bung Rosadi, > > > > >Lha jawaban Anda makin nggak mengena. Anda juga > > setuju kalo hanya >Tuhan > > >yang tahu apakah manusia itu baik atau buruk. > > Sekarang >bagaimana minta > > >info dari Tuhan siapa saja yang baik yang > > menjalankan >agama sesuai > > >kehendak-Nya. > > > > Saya rasa jawaban saya sudah jelas. Tanpa kita > > mintapun, Allah swt yang maha > > pengasih dan penyayang telah memberikan informasi > > dan petunjuk yang sangat > > lengkap dalam Al-qur'an tentang jalan menuju > > keislaman dan keimanan yang > > benar. Didalamnya juga diterangkan tentang sifat dan > > ciri orang yang benar > > keimanannya, maupun sifat dan ciri orang yang lemah > > imannya hingga yang > > munafiq sekalipun. Karena itu hanya dengan > > mempelajari dan memahami > > Al-qur'an secara benar saja, seorang muslim dapat > > mengetahui apa-apa yang > > disukai atau dibenci oleh Allah swt. Jadi > > STANDAR/PATOKAN yang dipakai oleh > > seorang muslim dalam menilai sesuatu atau seseorang > > itu baik atau tidak, > > adalah standar yang diberikan Allah dalam Al-qur'an, > > bukan berdasarkan > > pendapat,logika,atau hawa nafsu manusia belaka. > > > > > > Efron wrote: > > >Saya juga yakin Pak Harto (tak berlebihan saya ini) > > menjalankan >sesuai > > >Al-Quran dan Hadits. Ini terbukti MUI tak pernah > > memberi >teguran kepada > > >Pak Harto kalo Pak Harto melenceng dari "Aturan". > > >Bahkan MUI tak jarang > > >jadi corong Pak Harto (Anda juga tahu ini...). > > > > > > Nah beginilah bung efron, kalau kita menilai sesuatu > > atau seseorang > > berdasarkan akal dan hawa nafsu kita belaka. Kita > > akan cenderung > > menggeneralisir semua hal dan terlalu cepat > > menyimpulkan sesuatu > > (sampai-sampai mengatakan apa yang dikerjakan Pak > > Harto telah sesuai dengan > > Al-qur'an dan hadits). Jika orang/kelompok lain > > pernah berbuat suatu > > kesalahan, kita lantas cenderung menilai buruk semua > > perbuatannya. Rasa > > benci kita yg berlebihan telah membutakan mata hati > > dan pikiran kita, > > sehingga apapun kebaikan yang dilakukan > > orang/kelompok tsb selalu jelek di > > mata kita. > > > > Seorang muslim yang baik diperintahkan oleh Allah > > swt untuk hanya mengambil > > Al-qur'an dan hadits sebagai STANDAR/PATOKAN/RUJUKAN > > atas setiap masalah, > > termasuk dalam hal membenci dan menyukai sesuatu > > atau seseorang. Kalaupun ia > > suka pada sesuatu/seseorang, sukanya itu hanyalah > > karena sesuatu/seseorang > > itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah (suka > > karena Allahs semata) > > seperti yang tercantum dalam Al-qur'an dan hadits. > > Demikian pula jika ia > > benci pada sesuatu/seseorang, maka bencinya itu > > karena sesuatu/seseorang itu > > tidak sesuai dengan kehendak Allah pula (benci > > karena Allah semata). > > > > Dalam kasus MUI, anda memang benar, ada beberapa > > OKNUM MUI dimasa orba dulu > > yang terlalu berpihak kepada rejim orba. Bahkan > > tidak jarang tindakan > > beberapa oknum MUI ini justru banya
Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !)
--- Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Efron wrote: > > >Bung Rosadi, > > >Lha jawaban Anda makin nggak mengena. Anda juga > setuju kalo hanya >Tuhan > >yang tahu apakah manusia itu baik atau buruk. > Sekarang >bagaimana minta > >info dari Tuhan siapa saja yang baik yang > menjalankan >agama sesuai > >kehendak-Nya. > > Saya rasa jawaban saya sudah jelas. Tanpa kita > mintapun, Allah swt yang maha > pengasih dan penyayang telah memberikan informasi > dan petunjuk yang sangat > lengkap dalam Al-qur'an tentang jalan menuju > keislaman dan keimanan yang > benar. Didalamnya juga diterangkan tentang sifat dan > ciri orang yang benar > keimanannya, maupun sifat dan ciri orang yang lemah > imannya hingga yang > munafiq sekalipun. Karena itu hanya dengan > mempelajari dan memahami > Al-qur'an secara benar saja, seorang muslim dapat > mengetahui apa-apa yang > disukai atau dibenci oleh Allah swt. Jadi > STANDAR/PATOKAN yang dipakai oleh > seorang muslim dalam menilai sesuatu atau seseorang > itu baik atau tidak, > adalah standar yang diberikan Allah dalam Al-qur'an, > bukan berdasarkan > pendapat,logika,atau hawa nafsu manusia belaka. > > > Efron wrote: > >Saya juga yakin Pak Harto (tak berlebihan saya ini) > menjalankan >sesuai > >Al-Quran dan Hadits. Ini terbukti MUI tak pernah > memberi >teguran kepada > >Pak Harto kalo Pak Harto melenceng dari "Aturan". > >Bahkan MUI tak jarang > >jadi corong Pak Harto (Anda juga tahu ini...). > > > Nah beginilah bung efron, kalau kita menilai sesuatu > atau seseorang > berdasarkan akal dan hawa nafsu kita belaka. Kita > akan cenderung > menggeneralisir semua hal dan terlalu cepat > menyimpulkan sesuatu > (sampai-sampai mengatakan apa yang dikerjakan Pak > Harto telah sesuai dengan > Al-qur'an dan hadits). Jika orang/kelompok lain > pernah berbuat suatu > kesalahan, kita lantas cenderung menilai buruk semua > perbuatannya. Rasa > benci kita yg berlebihan telah membutakan mata hati > dan pikiran kita, > sehingga apapun kebaikan yang dilakukan > orang/kelompok tsb selalu jelek di > mata kita. > > Seorang muslim yang baik diperintahkan oleh Allah > swt untuk hanya mengambil > Al-qur'an dan hadits sebagai STANDAR/PATOKAN/RUJUKAN > atas setiap masalah, > termasuk dalam hal membenci dan menyukai sesuatu > atau seseorang. Kalaupun ia > suka pada sesuatu/seseorang, sukanya itu hanyalah > karena sesuatu/seseorang > itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah (suka > karena Allahs semata) > seperti yang tercantum dalam Al-qur'an dan hadits. > Demikian pula jika ia > benci pada sesuatu/seseorang, maka bencinya itu > karena sesuatu/seseorang itu > tidak sesuai dengan kehendak Allah pula (benci > karena Allah semata). > > Dalam kasus MUI, anda memang benar, ada beberapa > OKNUM MUI dimasa orba dulu > yang terlalu berpihak kepada rejim orba. Bahkan > tidak jarang tindakan > beberapa oknum MUI ini justru banyak merugikan > kepentingan umat Islam > sendiri. Namun dilain pihak, masih banyak sekali > ulama-ulama MUI yang baik, > yang tetap memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan > keadilan, walaupun tidak > dilakukan secara terang-terangan. Ini semata-mata > karena situasi dan kondisi > yang tidak memungkinkan pada masa rejim orba > berkuasa dulu. > > Rasanya kurang bijaksana jika kita menunding MUI > sebagai "corongnya" rejim > orba dulu hanya lantaran kesalahan yang diperbuat > oleh beberapa orang > anggotanya. Kita tentu tidak bisa "memukul rata" > semua ulama MUI sebagai > "ulama" pendukung rejim orba. Kalau kita mau jujur, > bukan MUI saja yang > waktu kurang berani memberikan terguran kepada pak > Harto dkk, tapi juga > lembaga-lembaga keagamaan non muslim, seperti Dewan > Gereja Indonesia, > Parisada Hindu Dharma Putera,dsb. Singkatnya, pada > waktu itu tidak saja > OKNUM ulama yang menjadi "corong" pemerintah Orba, > melainkan juga oknum > pendeta, pastur,dan lain sebagainya. > > Bagi seorang muslim, inilah salah satu kegunaan > belajar Al-qur'an dan hadits > secara benar. Ia menilai manusia itu baik atau buruk > berdasarkan petunjuk > Allah dan rasulNya (al-qur'an dan hadits), sehingga > penilaiannya selau > kritis dan objektif. Ia tidak akan segan-segan > mencegah,menegur,atau > menunjukkan sikap tidak senang jika melihat orang > lain berbuat yang > melanggar larangan Allah swt, sekalipun orang tsb > dikenal sebagai pejabat > tinggi atau bahkan ulama besar. Sebaliknya, walaupun > suatu kebaikan itu > dilakukan oleh orang yang jahat atau bahkan seorang > gembel miskin, maka > seorang muslim yang baik akan dengan sungguh-sungguh > mengakui dan mendukung > kebaikan tsb. > > Efron wrote: > > >Jadi dengan ini tetap saja "mentok" siapa yang > berhak menilai manusia >itu > >baik atau buruk untuk melaju ke gedung DPR/MPR kalo > alasannya >kehidupan > >beragama. > > Bagi muslim yang berusaha menjadi muslim yang baik, > Insya Allah tidak teralu > sulit untuk menilai kualitas caleg-caleg yang akan > melaju ke gedung DPR/MPR. > Semua kriteria tentang orang-orang yang harus > dipilih se
Re: Himbauan Majelis Ulama Indonesia (Renungan untuk yang Muslim !)
Efron wrote: >Bung Rosadi, >Lha jawaban Anda makin nggak mengena. Anda juga setuju kalo hanya >Tuhan >yang tahu apakah manusia itu baik atau buruk. Sekarang >bagaimana minta >info dari Tuhan siapa saja yang baik yang menjalankan >agama sesuai >kehendak-Nya. Saya rasa jawaban saya sudah jelas. Tanpa kita mintapun, Allah swt yang maha pengasih dan penyayang telah memberikan informasi dan petunjuk yang sangat lengkap dalam Al-qur'an tentang jalan menuju keislaman dan keimanan yang benar. Didalamnya juga diterangkan tentang sifat dan ciri orang yang benar keimanannya, maupun sifat dan ciri orang yang lemah imannya hingga yang munafiq sekalipun. Karena itu hanya dengan mempelajari dan memahami Al-qur'an secara benar saja, seorang muslim dapat mengetahui apa-apa yang disukai atau dibenci oleh Allah swt. Jadi STANDAR/PATOKAN yang dipakai oleh seorang muslim dalam menilai sesuatu atau seseorang itu baik atau tidak, adalah standar yang diberikan Allah dalam Al-qur'an, bukan berdasarkan pendapat,logika,atau hawa nafsu manusia belaka. Efron wrote: >Saya juga yakin Pak Harto (tak berlebihan saya ini) menjalankan >sesuai >Al-Quran dan Hadits. Ini terbukti MUI tak pernah memberi >teguran kepada >Pak Harto kalo Pak Harto melenceng dari "Aturan". >Bahkan MUI tak jarang >jadi corong Pak Harto (Anda juga tahu ini...). Nah beginilah bung efron, kalau kita menilai sesuatu atau seseorang berdasarkan akal dan hawa nafsu kita belaka. Kita akan cenderung menggeneralisir semua hal dan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu (sampai-sampai mengatakan apa yang dikerjakan Pak Harto telah sesuai dengan Al-qur'an dan hadits). Jika orang/kelompok lain pernah berbuat suatu kesalahan, kita lantas cenderung menilai buruk semua perbuatannya. Rasa benci kita yg berlebihan telah membutakan mata hati dan pikiran kita, sehingga apapun kebaikan yang dilakukan orang/kelompok tsb selalu jelek di mata kita. Seorang muslim yang baik diperintahkan oleh Allah swt untuk hanya mengambil Al-qur'an dan hadits sebagai STANDAR/PATOKAN/RUJUKAN atas setiap masalah, termasuk dalam hal membenci dan menyukai sesuatu atau seseorang. Kalaupun ia suka pada sesuatu/seseorang, sukanya itu hanyalah karena sesuatu/seseorang itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah (suka karena Allahs semata) seperti yang tercantum dalam Al-qur'an dan hadits. Demikian pula jika ia benci pada sesuatu/seseorang, maka bencinya itu karena sesuatu/seseorang itu tidak sesuai dengan kehendak Allah pula (benci karena Allah semata). Dalam kasus MUI, anda memang benar, ada beberapa OKNUM MUI dimasa orba dulu yang terlalu berpihak kepada rejim orba. Bahkan tidak jarang tindakan beberapa oknum MUI ini justru banyak merugikan kepentingan umat Islam sendiri. Namun dilain pihak, masih banyak sekali ulama-ulama MUI yang baik, yang tetap memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, walaupun tidak dilakukan secara terang-terangan. Ini semata-mata karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan pada masa rejim orba berkuasa dulu. Rasanya kurang bijaksana jika kita menunding MUI sebagai "corongnya" rejim orba dulu hanya lantaran kesalahan yang diperbuat oleh beberapa orang anggotanya. Kita tentu tidak bisa "memukul rata" semua ulama MUI sebagai "ulama" pendukung rejim orba. Kalau kita mau jujur, bukan MUI saja yang waktu kurang berani memberikan terguran kepada pak Harto dkk, tapi juga lembaga-lembaga keagamaan non muslim, seperti Dewan Gereja Indonesia, Parisada Hindu Dharma Putera,dsb. Singkatnya, pada waktu itu tidak saja OKNUM ulama yang menjadi "corong" pemerintah Orba, melainkan juga oknum pendeta, pastur,dan lain sebagainya. Bagi seorang muslim, inilah salah satu kegunaan belajar Al-qur'an dan hadits secara benar. Ia menilai manusia itu baik atau buruk berdasarkan petunjuk Allah dan rasulNya (al-qur'an dan hadits), sehingga penilaiannya selau kritis dan objektif. Ia tidak akan segan-segan mencegah,menegur,atau menunjukkan sikap tidak senang jika melihat orang lain berbuat yang melanggar larangan Allah swt, sekalipun orang tsb dikenal sebagai pejabat tinggi atau bahkan ulama besar. Sebaliknya, walaupun suatu kebaikan itu dilakukan oleh orang yang jahat atau bahkan seorang gembel miskin, maka seorang muslim yang baik akan dengan sungguh-sungguh mengakui dan mendukung kebaikan tsb. Efron wrote: >Jadi dengan ini tetap saja "mentok" siapa yang berhak menilai manusia >itu >baik atau buruk untuk melaju ke gedung DPR/MPR kalo alasannya >kehidupan >beragama. Bagi muslim yang berusaha menjadi muslim yang baik, Insya Allah tidak teralu sulit untuk menilai kualitas caleg-caleg yang akan melaju ke gedung DPR/MPR. Semua kriteria tentang orang-orang yang harus dipilih sebagai wakil/pemimpin oleh umat Islam telah tersaji lengkap dalam Al-qur'an dan hadits. Tinggal sekarang, mau apa tidak umat Islam mematuhinya. Itu saja ! Efron wrote: >Saya tahu untuk menjadi >seorang presiden AS syaratnya hanya satu yaitu >"Bermoral Baik". Syarat lainnya hanya embel-embel saja, karena orang tahu >untuk men