Re: Bumerang
BUAT INDI..NII(Nah Ini Indi)...:) >TO ROSADI (with a name of a Great Messenger?): 'Ma Kasih, teman..:) >Here is the difference between a fanatic and a philosophist: > >A FANATIC: makes a knowledge out of faith. >A PHILOSOPHIST: makes a faith out of knowledge. >Hmmm >What category are you in? > >I think I know where you fall into. The former one, right? Hehehehehe...bisa aja lo. Ya nggak gitu lah.., gue nggak termasuk salah satu yang sebutin itu.Bisa menjadi Muslim yang baik saja(yang selalu berbuat,berkata,dan beramal dengan dasar ILMU serta PENGETAHUAN yang BENAR)sudah cukup bagi gue, tanpa perlu masuk golongan "aneh" yang lo sebutin diatas itu. Apalagi kalo bisa mencapai taraf mukmin dan muttaqien..,ini baru OK punya. >si pemberani, Hidup Pemberani.. >INDI "Temannya" si Pemberani(mudah-mudahan nggak kalah beraninya..hehehehe) Mohamad Rosadi __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Bumerang, OJO DUMEH, MAN
Title: RE: Bumerang, OJO DUMEH, MAN He...he...he..., makanya di dunia satra, terdapat kata mutiara yg. sering didengungkan: "PENA ITU LEBIH TAJAM DARIPADA PEDANG". -- From: Ramadhan Pohan[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 01 Januari 1999 21:16 Subject: Re: Bumerang, OJO DUMEH, MAN In a message dated 1/1/99 11:26:12 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: << INDI PS: tunggu dulu, mas Ramadhan... "mendurhakai agama" itu bagaimana caranya? apakah itu ada hubungannya dengan "membohongi diri sendiri"? >> Salam! Bung INDI, dalam puisi Bumerang yang Anda angkat ke permukaan itu, ada tendensi ingin "aneh-aneh". Terus terang, saya sendiri tidak mau menghakimi puisi-- sebab itu bisa mengingkari hati nurani saya sendiri. Mohon dimengerti, saya HANYA SEKADAR mengingatkan bahwa puisi yang Anda angkat itu pasti menimbulkan penolakan (bisa jadi penghujatan) umat beragama. Percaya atau tidak, gara-gara puisi/sastra orang bisa bunuh-membunuh-- BIASANYA KARENA PENGANUT AGAMA TERTENTU TERSINGGUNG DAN MERASA DISEPELEKAN ATAU DIHINAKAN AGAMANYA. Anda jangan tangisi itu sebagai "fenomena Indonesia". Tapi tolong dimengerti itu sebagai persoalan yang bisa timbul di mana saja, di AS, Inggris, Italia, Turki, India-- nggak usah menyebut Iran, Irlandia dll. Ingat fatwa ttg Salman Rushdie? Ingat ttg Monitor-nya Arswendo Atmowiloto? Soal ini jangan semata-mata dilihat sebagai kebebasan berpikir dan berekspresi ataupun berseni. Sebab-- bagi kalangan lain-- imajinasi atau kebebasan ekspresi sejenis Salman atau Anda dkk itu seolah menjadi ''kebebasan untuk menghinakan keyakinan orang-orang lain.'' Mau tahu yang mana yang saya anggap membuat Anda dan teman penyair Anda itu mesti waspada (Ojo dumeh, man)? Ini saya kutipkan: >>tuhan mengutuk tuhan > >>tuhan mengutuk manusia > >>manusia membunuh tuhan > >>Tuhan membunuh manusia > >> Jelas? Bagi Anda dan teman Anda yang gegabah dan takabur (maaf, saya anggap Anda terlalu arogan dan angkuh)-- mesti hati-hati deh. Soal keliaran filosofis maupun penjelajahan spiritual adalah biasa dalam sastra-- saya akui sendiri itu. Tetapi sensitif saya tetap terpasang. Ini artinya saya hidup di masyarakat, hidup dalam alam peradaban yang tidak sendirian, mesti perduli kepada orang-orang lain. Saya yakin, kita tidaklah perkasa hanya karena kita mencoba mempermainkan agama (Saya lebih senang menggunakan istilah bahwa Anda dkk TIDAK "sensitif" atau "peka" "perduli"). Salam! ramadhan pohan (orang yang tak tahu apa-apa soal puisi, filosofi dan religi-- cuma sekadar SENSITIF)
Re: Bumerang, OJO DUMEH, MAN
In a message dated 1/1/99 11:26:12 AM !!!First Boot!!!, [EMAIL PROTECTED] writes: << INDI PS: tunggu dulu, mas Ramadhan... "mendurhakai agama" itu bagaimana caranya? apakah itu ada hubungannya dengan "membohongi diri sendiri"? >> Salam! Bung INDI, dalam puisi Bumerang yang Anda angkat ke permukaan itu, ada tendensi ingin "aneh-aneh". Terus terang, saya sendiri tidak mau menghakimi puisi-- sebab itu bisa mengingkari hati nurani saya sendiri. Mohon dimengerti, saya HANYA SEKADAR mengingatkan bahwa puisi yang Anda angkat itu pasti menimbulkan penolakan (bisa jadi penghujatan) umat beragama. Percaya atau tidak, gara-gara puisi/sastra orang bisa bunuh-membunuh-- BIASANYA KARENA PENGANUT AGAMA TERTENTU TERSINGGUNG DAN MERASA DISEPELEKAN ATAU DIHINAKAN AGAMANYA. Anda jangan tangisi itu sebagai "fenomena Indonesia". Tapi tolong dimengerti itu sebagai persoalan yang bisa timbul di mana saja, di AS, Inggris, Italia, Turki, India-- nggak usah menyebut Iran, Irlandia dll. Ingat fatwa ttg Salman Rushdie? Ingat ttg Monitor-nya Arswendo Atmowiloto? Soal ini jangan semata-mata dilihat sebagai kebebasan berpikir dan berekspresi ataupun berseni. Sebab-- bagi kalangan lain-- imajinasi atau kebebasan ekspresi sejenis Salman atau Anda dkk itu seolah menjadi ''kebebasan untuk menghinakan keyakinan orang-orang lain.'' Mau tahu yang mana yang saya anggap membuat Anda dan teman penyair Anda itu mesti waspada (Ojo dumeh, man)? Ini saya kutipkan: >>tuhan mengutuk tuhan > >>tuhan mengutuk manusia > >>manusia membunuh tuhan > >>Tuhan membunuh manusia > >> Jelas? Bagi Anda dan teman Anda yang gegabah dan takabur (maaf, saya anggap Anda terlalu arogan dan angkuh)-- mesti hati-hati deh. Soal keliaran filosofis maupun penjelajahan spiritual adalah biasa dalam sastra-- saya akui sendiri itu. Tetapi sensitif saya tetap terpasang. Ini artinya saya hidup di masyarakat, hidup dalam alam peradaban yang tidak sendirian, mesti perduli kepada orang-orang lain. Saya yakin, kita tidaklah perkasa hanya karena kita mencoba mempermainkan agama (Saya lebih senang menggunakan istilah bahwa Anda dkk TIDAK "sensitif" atau "peka" "perduli"). Salam! ramadhan pohan (orang yang tak tahu apa-apa soal puisi, filosofi dan religi-- cuma sekadar SENSITIF)
Re: Bumerang
TO ROSADI (with a name of a Great Messenger?): Here is the difference between a fanatic and a philosophist: A FANATIC: makes a knowledge out of faith. A PHILOSOPHIST: makes a faith out of knowledge. Hmmm What category are you in? I think I know where you fall into. The former one, right? si pemberani, INDI - Mohammad Rosadi wrote: > Satu lagi hasil "kerja keras" si Indi...En..inggg...enng:) > > Mungkin inilah puisi tercanggih yang pernah dibuat oleh makhluk yang > ada > di kolong jagad iniboleh jadi para Syeithan dan Iblis pun > terkagum-kagum dan terbengong-bengong akan kepiawaian dan keberanian > si > pembuat puisi ini...:) > > Salam > Mohamad Rosadi > > > > > >>Ini bukan hujat. Ini sekedar khayalan filosofis. > >>Curahan kekecewaan pribadi akan dilema paradox religius yang salah > satu refleksinya dipentaskan di panggung sandiwara indonesia tercinta. > > Kecewa ni y...:) > > >>Mohon maaf sebelumnya apabila ini terasa mengecewakan. > > Mohammad Rosadi wrote: Kekecewaan pribadi yang mengecewakan ya...??? > > >> > >>@ > >> > >>Bumerang > >>*** > >> > >>Tuhan menciptakan manusia > >>manusia menciptakan agama > >>agama menciptakan damai > >>damai menciptakan cinta > >>cinta menciptakan cinta > >>cinta menciptakan ulama > >>agama menciptakan ulama > >>manusia menciptakan ulama > >>ulama menciptakan agama > >>agama menciptakan agama > >>agama menciptakan tuhan > >>tuhan menjadi agama > >>agama menjadi tuhan > >>agama menjadi agama > >>ulama menjadi agama > >>agama menceraikan manusia > >>manusia menceraikan manusia > >>agama mengutuk manusia > >>ulama mengutuk manusia > >>manusia mengutuk manusia > >>manusia mengutuk tuhan > >>tuhan mengutuk tuhan > >>tuhan mengutuk manusia > >>manusia membunuh tuhan > >>Tuhan membunuh manusia > >> > >>(jaranireng, 29 desember 1998) > > Mohammad Rosadi wrote: Mo nambahin ah. > > Mohammad Rosadi wrote: Manusia menjadi kecewa > Mohammad Rosadi wrote: Kecewa menjadi bumerang > Mohammad Rosadi wrote: Dan akhirnya bumerang menjadi LINGLUNG:) > > __
Re: Bumerang
Salam! Teman saya, Sutardji Calzoum Bachri dalam karir kepenyairannya belakangan ini banyak menulis puisi bernuansa religius (baca: ISLAM). Ketika terakhir pulang ke Indonesia, saya masih sempat ngobrol ini-itu ke dia. Nah dalam konteks puisi religius atau apa pun istilahnya-- puisi INDI (dari satu sisi-- jika benar itu ciptaan Anda, saya ingin merenanginya) tersebut tidak tergolong ke situ. Sutardji-- dalam kepenyairan maupun karyanya-- amatlah berhati-hati. Kehati- hatian Tardji bukan ditujukan karena ketakutan menghadapi hujatan massa. Melainkan lebih kepada kekuatirannya mendurhakai agama. Salam! ramadhan pohan
Re: Bumerang
Satu lagi hasil "kerja keras" si Indi...En..inggg...enng:) Mungkin inilah puisi tercanggih yang pernah dibuat oleh makhluk yang ada di kolong jagad iniboleh jadi para Syeithan dan Iblis pun terkagum-kagum dan terbengong-bengong akan kepiawaian dan keberanian si pembuat puisi ini...:) Salam Mohamad Rosadi >From [EMAIL PROTECTED] Wed Dec 30 05:44:29 1998 >Received: from [128.230.20.20] by hotmail.com (1.0) with SMTP id MHotMail30924779073424935065325022162562068316035; Wed Dec 30 05:44:29 1998 >Received: from mailer (128.230.20.20) by mailer.syr.edu (LSMTP for Windows NT v1.1a) with SMTP id <[EMAIL PROTECTED]>; Wed, 30 Dec 1998 0:38:08 -0500 >Date: Tue, 29 Dec 1998 22:19:57 -0600 >Reply-To: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >Sender: Indonesian Students in the US <[EMAIL PROTECTED]> >From: Indi Soemardjan <[EMAIL PROTECTED]> >Organization: Home on Healey >Subject: Bumerang >X-To: NYC <[EMAIL PROTECTED]> >To: [EMAIL PROTECTED] > >>Ini bukan hujat. Ini sekedar khayalan filosofis. >>Curahan kekecewaan pribadi akan dilema paradox religius yang salah satu refleksinya dipentaskan di panggung sandiwara indonesia tercinta. Kecewa ni y...:) >>Mohon maaf sebelumnya apabila ini terasa mengecewakan. Kekecewaan pribadi yang mengecewakan ya...??? >> >>@ >> >>Bumerang >>*** >> >>Tuhan menciptakan manusia >>manusia menciptakan agama >>agama menciptakan damai >>damai menciptakan cinta >>cinta menciptakan cinta >>cinta menciptakan ulama >>agama menciptakan ulama >>manusia menciptakan ulama >>ulama menciptakan agama >>agama menciptakan agama >>agama menciptakan tuhan >>tuhan menjadi agama >>agama menjadi tuhan >>agama menjadi agama >>ulama menjadi agama >>agama menceraikan manusia >>manusia menceraikan manusia >>agama mengutuk manusia >>ulama mengutuk manusia >>manusia mengutuk manusia >>manusia mengutuk tuhan >>tuhan mengutuk tuhan >>tuhan mengutuk manusia >>manusia membunuh tuhan >>Tuhan membunuh manusia >> >>(jaranireng, 29 desember 1998) Mo nambahin ah. Manusia menjadi kecewa Kecewa menjadi bumerang Dan akhirnya bumerang menjadi LINGLUNG:) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com