[ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

2010-03-31 Terurut Topik A Nizami
Iya.
Sebetulnya agar pejabat pajak jadi lurus dan bersih, tidak perlu menaikan gaji 
karena saat ini sudah sangat besar.

Sebaliknya justru para petugas pajak sekarang diperiksa dengan pembuktian 
terbalik harta kekayaannya apakah wajar atau tidak. Jika harta kekayaannya 10x 
lipat dari total gaji dan tidak wajar, dipenjara dan disita hartanya. Jika 
lebih dari itu, hukum mati dan sita hartanya.

Insya Allah nanti petugas pajak jadi bersih sendiri. Sebab jika tidak dikenakan 
hukuman mati, petugas kotor akan makin merajalela dan mengintimidasi petugas 
yang bersih dan membuang petugas yang bersih ke daerah atau lebih parah lagi 
mengeluarkannya.


===
Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
http://media-islam.or.id
Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com


--- Pada Rab, 31/3/10, Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com menulis:

 Dari: Irwan Kurniawan irwank...@gmail.com
 Judul: Re: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...
 Kepada: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com
 Tanggal: Rabu, 31 Maret, 2010, 12:41 AM
 Dari dialog di TV, jumlah pegawai
 Dirjen Pajak belasan/puluhan ribu orang.
 Angka 0.01% kalau dikalikan puluhan ribu juga sudah lumayan
 besar.. :-p
 
 Intinya, kalau cuma main angka, selalu ada alasan untuk
 menaikkan jatah..
 tapi yang paling bisa menekan/mengurangi KKN adalah soal
 mental..
 
 Ada teman cerita, kakaknya yang jujur di dirjen pajak,
 dilempar ke
 Kalimantan..
 di kantor asalnya, orang ini diisolir.. temannya
 menjauh..  karena tidak
 betah,
 maka dia terpaksa keluar dan membayar belasan juta rupiah
 (karena lulusan
 stan). Begitu juga sepupu istri saya -alumni stan-..
 dilempar ke kalimantan..
 karena gak mau, akhirnya terpaksa keluar..
 
 -- 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com
 
 Pada 30 Maret 2010 17:24, Habibie Nugroho Wicaksono
 prof.habi...@gmail.commenulis:
 
 
 
  Ya kalau begitu naikkan lagi proporsinya. Saya melihat
 bahwa pemerintahan
  kita tidak berjalan profesional karena sistem reward
 and punishmentnya tidak
  profesional. Coba bayangakan, gaji 12 juta mengurusi
 400 M. Itu masih belum
  nyampe 0,01%nya! Pernah gak nemu perjanjian komisi
 bagi hasil 0,01%?
  Daripada korup, mending yang 2-20% itu dihalalin aja,
 yaitu diatur jelas
  dalam aturan dengan sejumlah syarat. Kalau masih
 korup, kita gantung saja
  para koruptor itu rame-rame di monas.
 
 
  Salam
 
  Habibie Nugroho Wicaksono
 
 --
  Pesan Asli-
  Dari: Irwan Kurniawan
  Terkirim: 30/03/2010 13:03:47
  Subjek: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Nikmatnya jadi
 Pegawai Pajak...
 
  Kalau gajinya 2-10%, tawaran suapnya 10-20%, bisa kena
 goda juga..
  Itu sih cuma alasan doank..
 
  Lah nenek moyangnya (eh big bosnya -menkeu-) aja
 menghentikan penyidikan
  tunggakan pajak konglomerat (bos ramayana) dari 400 M
 jadi cuma 7 M..
  Guru kencing berdiri, murid kencing 
 
  --
  Wassalam,
 
  Irwan.K
  Better team works could lead us to better results
  http://irwank.blogspot.com
 
  Pada 29 Maret 2010 17:02, Habibie Nugroho Wicaksono
  prof.habi...@gmail.com
 prof.habibie%40gmail.commenulis:
 
 
  
  
   Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu
 memang tidak cukup bagi
   pegawai pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya
 yang memang besar. Namun,
   lihat juga tanggung jawabnya. Satu perusahaan
 besar saja bisa memiliki
  pajak
   sampai puluhan sampai ratusan miliar. Kalau
 kemudian penghasilannya hanya
  12
   juta sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah
 yang akhirnya bisa
  membuat
   seseorang tergoda untuk korupsi.
   Saran saya, lebih baik dibuat sistem insentif
 yang lebih rasional untuk
   PNS. Saya beri contoh. Kalau untuk pegawai pajak
 ya misalnya sekitar 2-10
   persen dari besarnya pajak yang terutang. Angka
 itu kemudian dibagi
  dengan
   komposisi tertentu untuk kepala kantor dan tim
 pemeriksa. Auditor
  pemerintah
   diberi insentif 2-5 persen dari total anggaran di
 audit. Panitia
  pengadaan
   diberi 2-8 persen dari pagu anggaran. Pegawai
 fungsional diberi insentif
   untuk tiap pekerjaan yang diselesaikan.
   Memang, belanja gaji pegawai dalam APBN akan
 meningkat pesat. Namun, ini
   akan menjadi insentif tak ternilai bagi
 peningkatan tata kelola
  pemerintahan
   kita. Selama sistem penghasilan tidak
 proporsional, maka risiko
  penyimpangan
   akan besar.
   Korupsi yang dilakukan seseorang, terkadang
 karena keterpaksaan, semisal
   mendadak orang tua sakit, biaya sekolah anak
 mahal, yang membuat
  seseorang
   korupsi. Mungkin, hanya sekali itu dia berniat
 korupsi. Namun, sekali
   melakukan korupsi, maka orang itu akan terjebak
 ke dalam satu lingkaran
   korupsi lainnya.
   Jadi, harus ada investasi pada sistem penggajian
 yang rasional. Masak
   ngurus uang ratusan miliar digaji 12 juta. Dimana
 ilmunya tuh.
   Bahwa korupsi adalah salah. Yang penting saat
 ini, bagaimana agar ini
  tidak
   terulang. Harus 

Re: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

2010-03-31 Terurut Topik Luhur Sulastono
memang sistemnya yang dibuat korup.sebenarnya gaji pns memang tdk mencukupi 
kok, coba bayangkan gaji gol 3a biasa didepartemen biasa cuma dpt take home pay 
kurang lebih 3 juta tinggal dijakarta yang semuanya serba harus bayar.yg harus 
dipe
rjelas adalah kejujuran dari pemerintah sebenarnya berapa sih kekayaan negara 
yang bisa mensejahterakan rakyatnya, sumber daya alam kita kaya , tetapi kenapa 
rakyat rata2 masih kesulitan tuk mendapat pelayanan kebutuhan dasar seperti 
pendidikan, kesehatan, dll.dimana peran negara sebenarnya?kasihan memang 
menjadi rakyat indonesia.yang miskin dan bodoh turun menurun.kapan yah punya 
pemimpin yang serius melayani rakyatnya dengan hati dan pikiran yang sehat?
--- On Wed, 31/3/10, Sleman P sen...@yahoo.com wrote:

From: Sleman P sen...@yahoo.com
Subject: Re: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...
To: ppiindia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 31 March, 2010, 10:26















 
 



  



  
  
  gak nikmat jg, kecuali bs hidup 1000 tahun utk membelanjakan harta haram 
sepuasnya.



 _ _ __

From: A Nizami nizam...@yahoo. com

To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com; ppiin...@yahoogroup s.com; lisi 
l...@yahoogroups. com; sab...@yahoogroups. com

Sent: Wednesday, March 31, 2010 9:05:49

Subject: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...



  

Orang yang korup/serakah diberi berapa pun tidak akan jadi orang yang 
baik/qana'ah.

Terbukti meski gaji petugas pajak paling tinggi di antara PNS lain sehingga 
golongan 3A saja THPnya sampai Rp 12 juta lebih, sekali korup ya tetap korup.



Dan yang seperti Gayus itu banyak. Teman saya bilang bahwa temannya orang pajak 
yang umurnya di bawah dia (teman saya umur sekitar 32 tahun) beli rumah dan 
mobil Cash. Tidak pakai kredit! Tetangga istri saya yang orang pajak punya 
banyak rumah di situ. Cuma pintar atas namanya pakai nama istri dan anak2nya.



Agar pegawai pajak benar, ya kalau korup rp 100-200 juta dimaafkan. Paling cuma 
dikandangin saja. Tapi kalau nilai korupsinya melebihi 1000 x UMR (rp 1 
milyar), tembak mati saja dan sita hartanya. Sebagai contoh, jika Gayus benar 
korupsi, sita semua rumah, mobil, dan perhiasan istrinya.



Rekrutlah orang yang qana'ah, jujur, dan cerdas. Dengan gaji RP 12 juta untuk 
golongan 3A, banyak kok yang berminat untuk jadi petugas pajak.



Jadi kalau pak Nugroho yakin pajak bisa Rp 2000 trilyun sementara pajak yang 
terkumpul baru Rp 600 trilyun, berarti proyek Remunerasi pemerintah dengan 
memberi petugas pajak gaji paling besar di antara PNS gagal.

===



Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits



http://media- islam.or. id



Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. com



--- Pada Sel, 30/3/10, harryg...@gmail. com harryg...@gmail. com menulis:



Dari: harryg...@gmail. com harryg...@gmail. com

Judul: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...

Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com

Tanggal: Selasa, 30 Maret, 2010, 4:16 AM



 



Wah, jangan2 nanti yang bergelantungan di monas isinya pegawai pajak, polisi 
dan pegawai kejaksaan donk hehe



Haryadi



'Loving~Caring~ Believing'



-Original Message-



From: Habibie Nugroho Wicaksono prof.habibie@ gmail.com



Date: Tue, 30 Mar 2010 11:04:19 



To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. comekonomi- nasional@ yahoogroups. com



Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...



Justru saya mempertanyakan, apa benar penerimaan pajak kita hanya 600T??? Saya 
justru sangat yakin bahwa penerimaan pajak kita sebenarnya bisa melampaui 
2.000T! Jadi, seandainya 10% dihalalkan, maka penerimaan pajak kita menjadi 
2.000T, dimana 1.800T masuk ke kas negara sementara 200T jadi komisi pegawai 
pajak.



Salah satu rekan kita mengatakan diskriminasi dengan PNS lain. Lha pekerjaannya 
beda kok minta gaji sama. Apa golongan 3A petugas administratif di kelurahan 
sama dengan golongan 3A yang menjadi auditor pajak? Tanggung jawab dan beban 
kerjanya kan memang beda. Jangan dilihat 12 jutanya saja, tapi juga dilihat 
beban kerja ratusan miliarnya.



Kalau mau dapat gaji besar, pindah saja ke pajak, gitu aja kok repot. Kita 
bekerja kan dituntut prestasi. Kalau mau sama rata sama rasa seharusnya dulu 
jangan menolak komunis dong.



Nah, kalau masih korup juga, hayo pegawai yang korup kita gantung rame-rame di 
monas.



Salam



Habibie Nugroho Wicaksono



 - - - - - -



-Pesan Asli-



Dari: Nizami



Terkirim: 30/03/2010 13:25:29



Subjek: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...



Rp 12 juta itu untuk golongan 3A sudah sangat besar baik dibanding dgn PNS 
departemen lain, atau pun buruh yang cuma Rp 1 juta.



Biar pun digaji Rp 1 milyar per bulan, tapi sekali serakah tetap saja serakah. 
Kalau bisa dapat lebih kenapa harus ditolak? Begitu pikiran orang serakah dan 
koruptor.



Uang Pajak ada Rp 600 trilyun

[ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

2010-03-30 Terurut Topik A Nizami
Orang yang korup/serakah diberi berapa pun tidak akan jadi orang yang 
baik/qana'ah.
Terbukti meski gaji petugas pajak paling tinggi di antara PNS lain sehingga 
golongan 3A saja THPnya sampai Rp 12 juta lebih, sekali korup ya tetap korup.

Dan yang seperti Gayus itu banyak. Teman saya bilang bahwa temannya orang pajak 
yang umurnya di bawah dia (teman saya umur sekitar 32 tahun) beli rumah dan 
mobil Cash. Tidak pakai kredit! Tetangga istri saya yang orang pajak punya 
banyak rumah di situ. Cuma pintar atas namanya pakai nama istri dan anak2nya.

Agar pegawai pajak benar, ya kalau korup rp 100-200 juta dimaafkan. Paling cuma 
dikandangin saja. Tapi kalau nilai korupsinya melebihi 1000 x UMR (rp 1 
milyar), tembak mati saja dan sita hartanya. Sebagai contoh, jika Gayus benar 
korupsi, sita semua rumah, mobil, dan perhiasan istrinya.

Rekrutlah orang yang qana'ah, jujur, dan cerdas. Dengan gaji RP 12 juta untuk 
golongan 3A, banyak kok yang berminat untuk jadi petugas pajak.

Jadi kalau pak Nugroho yakin pajak bisa Rp 2000 trilyun sementara pajak yang 
terkumpul baru Rp 600 trilyun, berarti proyek Remunerasi pemerintah dengan 
memberi petugas pajak gaji paling besar di antara PNS gagal.
===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com

--- Pada Sel, 30/3/10, harryg...@gmail.com harryg...@gmail.com menulis:

Dari: harryg...@gmail.com harryg...@gmail.com
Judul: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...
Kepada: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 30 Maret, 2010, 4:16 AM







 



  



  
  
  Wah, jangan2 nanti yang bergelantungan di monas isinya pegawai pajak, 
polisi dan pegawai kejaksaan donk hehe





Haryadi


'Loving~Caring~ Believing'





-Original Message-


From: Habibie Nugroho Wicaksono prof.habibie@ gmail.com


Date: Tue, 30 Mar 2010 11:04:19 


To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. comekonomi-nasional@ yahoogroups. com


Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...





Justru saya mempertanyakan, apa benar penerimaan pajak kita hanya 600T??? Saya 
justru sangat yakin bahwa penerimaan pajak kita sebenarnya bisa melampaui 
2.000T! Jadi, seandainya 10% dihalalkan, maka penerimaan pajak kita menjadi 
2.000T, dimana 1.800T masuk ke kas negara sementara 200T jadi komisi pegawai 
pajak.


Salah satu rekan kita mengatakan diskriminasi dengan PNS lain. Lha pekerjaannya 
beda kok minta gaji sama. Apa golongan 3A petugas administratif di kelurahan 
sama dengan golongan 3A yang menjadi auditor pajak? Tanggung jawab dan beban 
kerjanya kan memang beda. Jangan dilihat 12 jutanya saja, tapi juga dilihat 
beban kerja ratusan miliarnya.


Kalau mau dapat gaji besar, pindah saja ke pajak, gitu aja kok repot. Kita 
bekerja kan dituntut prestasi. Kalau mau sama rata sama rasa seharusnya dulu 
jangan menolak komunis dong.


Nah, kalau masih korup juga, hayo pegawai yang korup kita gantung rame-rame di 
monas.





Salam





Habibie Nugroho Wicaksono


 - - - - - -


-Pesan Asli-


Dari: Nizami


Terkirim:  30/03/2010 13:25:29


Subjek:  [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...





Rp 12 juta itu untuk golongan 3A sudah sangat besar baik dibanding dgn PNS 
departemen lain, atau pun buruh yang cuma Rp 1 juta.





Biar pun digaji Rp 1 milyar per bulan, tapi sekali serakah tetap saja serakah. 
Kalau bisa dapat lebih kenapa harus ditolak? Begitu pikiran orang serakah dan 
koruptor.





Uang Pajak ada Rp 600 trilyun/tahun. Apa petugas pajak yang jumlahnya 32 ribu 
orang (kurang dari 0,015% rakyat Indonesia) harus digaji Rp 60 trilyun (10% 
pendapatan pajak) atau Rp 156 juta/bulan?





Kalau tidak mau dapat gaji Rp 12 juta, berhenti saja. Dijamin jika keluar, 
untuk 1 orang petugas pajak akan ada 100 orang jujur yang siap menggantikan.





Teman saya dengan gaji Rp 600 ribu/bulan, toh tetap saja bisa jujur meski 
sering bolak-balik mengantar dan mengambil uang sampai ratusan juta 
rupiah/bulan.





Bagi orang serakah, tidak ada gaji yang cukup besar. Selalu dirasa kurang dan 
tetap saja korup jika ada peluang.





Enak benar para pembayar pajak capek2 nyari uang hingga mengejar2 Bis, para 
petugas pajak dengan enaknya menghabiskan uang itu untuk rumah dan mobil mewah 
mereka. Harusnya uang itu untuk mensejahterakan rakyat. Bukan cuma petugas 
pajak.





--- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, Habibie Nugroho Wicaksono 
prof.habibie@ ... wrote:





 Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu memang tidak cukup bagi pegawai 
 pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya yang memang besar. Namun, lihat juga 
 tanggung jawabnya. Satu perusahaan besar saja bisa memiliki pajak sampai 
 puluhan sampai ratusan miliar. Kalau kemudian penghasilannya hanya 12 juta 
 sebulan, jelas sangat tidak imbang. Inilah yang akhirnya bisa membuat 
 seseorang tergoda untuk 

Re: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak.......

2010-03-30 Terurut Topik Sleman P
gak nikmat jg, kecuali bs hidup 1000 tahun utk membelanjakan harta haram 
sepuasnya.





From: A Nizami nizam...@yahoo.com
To: ekonomi-nasio...@yahoogroups.com; ppiindia@yahoogroups.com; lisi 
l...@yahoogroups.com; sab...@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, March 31, 2010 9:05:49
Subject: [ppiindia] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...

  
Orang yang korup/serakah diberi berapa pun tidak akan jadi orang yang 
baik/qana'ah.
Terbukti meski gaji petugas pajak paling tinggi di antara PNS lain sehingga 
golongan 3A saja THPnya sampai Rp 12 juta lebih, sekali korup ya tetap korup.

Dan yang seperti Gayus itu banyak. Teman saya bilang bahwa temannya orang pajak 
yang umurnya di bawah dia (teman saya umur sekitar 32 tahun) beli rumah dan 
mobil Cash. Tidak pakai kredit! Tetangga istri saya yang orang pajak punya 
banyak rumah di situ. Cuma pintar atas namanya pakai nama istri dan anak2nya.

Agar pegawai pajak benar, ya kalau korup rp 100-200 juta dimaafkan. Paling cuma 
dikandangin saja. Tapi kalau nilai korupsinya melebihi 1000 x UMR (rp 1 
milyar), tembak mati saja dan sita hartanya. Sebagai contoh, jika Gayus benar 
korupsi, sita semua rumah, mobil, dan perhiasan istrinya.

Rekrutlah orang yang qana'ah, jujur, dan cerdas. Dengan gaji RP 12 juta untuk 
golongan 3A, banyak kok yang berminat untuk jadi petugas pajak.

Jadi kalau pak Nugroho yakin pajak bisa Rp 2000 trilyun sementara pajak yang 
terkumpul baru Rp 600 trilyun, berarti proyek Remunerasi pemerintah dengan 
memberi petugas pajak gaji paling besar di antara PNS gagal.
===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media- islam.or. id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional- subscribe@ yahoogroups. com

--- Pada Sel, 30/3/10, harryg...@gmail. com harryg...@gmail. com menulis:

Dari: harryg...@gmail. com harryg...@gmail. com
Judul: Re: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...
Kepada: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com
Tanggal: Selasa, 30 Maret, 2010, 4:16 AM

 

Wah, jangan2 nanti yang bergelantungan di monas isinya pegawai pajak, polisi 
dan pegawai kejaksaan donk hehe

Haryadi

'Loving~Caring~ Believing'

-Original Message-

From: Habibie Nugroho Wicaksono prof.habibie@ gmail.com

Date: Tue, 30 Mar 2010 11:04:19 

To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. comekonomi- nasional@ yahoogroups. com

Subject: BLS: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...

Justru saya mempertanyakan, apa benar penerimaan pajak kita hanya 600T??? Saya 
justru sangat yakin bahwa penerimaan pajak kita sebenarnya bisa melampaui 
2.000T! Jadi, seandainya 10% dihalalkan, maka penerimaan pajak kita menjadi 
2.000T, dimana 1.800T masuk ke kas negara sementara 200T jadi komisi pegawai 
pajak.

Salah satu rekan kita mengatakan diskriminasi dengan PNS lain. Lha pekerjaannya 
beda kok minta gaji sama. Apa golongan 3A petugas administratif di kelurahan 
sama dengan golongan 3A yang menjadi auditor pajak? Tanggung jawab dan beban 
kerjanya kan memang beda. Jangan dilihat 12 jutanya saja, tapi juga dilihat 
beban kerja ratusan miliarnya.

Kalau mau dapat gaji besar, pindah saja ke pajak, gitu aja kok repot. Kita 
bekerja kan dituntut prestasi. Kalau mau sama rata sama rasa seharusnya dulu 
jangan menolak komunis dong.

Nah, kalau masih korup juga, hayo pegawai yang korup kita gantung rame-rame di 
monas.

Salam

Habibie Nugroho Wicaksono

 - - - - - -

-Pesan Asli-

Dari: Nizami

Terkirim: 30/03/2010 13:25:29

Subjek: [ekonomi-nasional] Re: Nikmatnya jadi Pegawai Pajak...

Rp 12 juta itu untuk golongan 3A sudah sangat besar baik dibanding dgn PNS 
departemen lain, atau pun buruh yang cuma Rp 1 juta.

Biar pun digaji Rp 1 milyar per bulan, tapi sekali serakah tetap saja serakah. 
Kalau bisa dapat lebih kenapa harus ditolak? Begitu pikiran orang serakah dan 
koruptor.

Uang Pajak ada Rp 600 trilyun/tahun. Apa petugas pajak yang jumlahnya 32 ribu 
orang (kurang dari 0,015% rakyat Indonesia) harus digaji Rp 60 trilyun (10% 
pendapatan pajak) atau Rp 156 juta/bulan?

Kalau tidak mau dapat gaji Rp 12 juta, berhenti saja. Dijamin jika keluar, 
untuk 1 orang petugas pajak akan ada 100 orang jujur yang siap menggantikan.

Teman saya dengan gaji Rp 600 ribu/bulan, toh tetap saja bisa jujur meski 
sering bolak-balik mengantar dan mengambil uang sampai ratusan juta 
rupiah/bulan.

Bagi orang serakah, tidak ada gaji yang cukup besar. Selalu dirasa kurang dan 
tetap saja korup jika ada peluang.

Enak benar para pembayar pajak capek2 nyari uang hingga mengejar2 Bis, para 
petugas pajak dengan enaknya menghabiskan uang itu untuk rumah dan mobil mewah 
mereka. Harusnya uang itu untuk mensejahterakan rakyat. Bukan cuma petugas 
pajak.

--- In ekonomi-nasional@ yahoogroups. com, Habibie Nugroho Wicaksono 
prof.habibie@ ... wrote:



 Kalau menurut saya, gaji 12 juta sebulan itu memang tidak cukup bagi pegawai 
 pajak. Jangan hanya dilihat 12 jutanya yang