Re: [R@ntau-Net] Hikayat henpon di kampuang awak

2004-01-29 Terurut Topik darul
Muhammad Irfan writes:

--kud(uang)-

> Hal yang sama terjadi ketika Internet mulai berkembang di tahun 93/94...
> Ketakutan akan cyberporn dan sebagai-nya menjadi diskusi hangat tentang perlu 
> tidaknya internet dikembangkan atau diblok.
> Tetapi kenyataannya RantauNet yang menjalin silahturahmi kita diseluruh dunia ini 
> lahir dari Internet.
> 
> Teknologi saat ini memungkinkan sebuah email dikirimkam melalui smsdan sebaliknya
> Bukankah ini juga mengambarkan ada potensi kita untuk lebih sering berinteraksi 
> dengan orang kampung kita dengan.Dalam hitungan beberapa detik melalui sebuah 
> email yang dikirim ke henpon pengurus mesjidkita dapat mengabarkan bahwa bantuan 
> untuk mesjid di kampung telah ditransfer
> 
> Pada intinya...dibalik pesimistis hikayat ini...sesungguhnya ada optimistis yang 
> mungkinjauh lebih besar..
>  
> Jangan salah pahamwalaupun saya bekerja di bidang telekomunikasi 
> selulartetap saya ingin melihat ini secara obyektif,...Teknologi itu harus kita 
> kendalikan...dan jangan takut untuk menjadi pengubah teknologi itu sendiri .
> 
> 
> Wassalam...
> 
> Irfan,...
> 
> 
>
Assalamualaikum WW

Sanak Irfan. Saya mendukung dan percaya pertumbuhan
komunikasi akan menopang pertumbuhan ekonomi. Malah menurut
survey di LN (katanya) setiap pertumbuhan komunikasi 1%
akan memberi kontribusi pertumbuhan ekonomi 3%. Allahualal.
Tapi dengan telepon memang dapat dihemat waktu dan uang.
Misal mau transaksi bisnis, yang dulu harus pakai surat dan
diantar dengan kurir, Tapi kini dapat dilaksanakan dengan
bantuan elektronik.

Sambil jalan, kalau dapat bantu saya, bgmn caranya mengirim
email pakai sms. Dulu pernah di lewakan disini, tapi file
saya hilang.

Karena kepercayaan saya akan perkembangan komunikasi akan
membuka cakrawala orang, saya berinisiatif untuk mengadakan
kursus komputer dan internet masal di pesantren dikampuang
saya dengan murah. Murah karena akupansi komputer
dipertinggi, sehari bisa 10 jam. Dengan bayaran Rp. 1000
perjam training perorang, maka banyak orang yang dapat ikut
kursus.

Karena dunia internet dan komunikasi, dengan ciloteh saya
di milist saya mendapat banyak bantuan netter. Yang sangat
berkesan bagi saya, didunia caruik bungkang dan mimbar
bebas di Minangnet kami dapat juga bantuan 4 komputer
(pentium 3 bekas).

Tolong doakan dan beri bantuan moril dan materil dalam
usaha kami "makes people surf in cyber" untuk membuka
cakrawala santri, yang biasanya cuma berkutat jo buku
kuning dan sejenisnya.

Tinggal kini mereka dapat melihat dari sisi yang Irfan
kemukakan. Internet kan serupa dengan kehidupan nyata. Mau
kemana kita, mau jelek atau rusak, atau mau memanfaatkannya
untuk memperlkuas pandangan itu terserah pada pelayarnya
bukan?

Wassalamualaikum WW
Darul 50 ++

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Hikayat henpon di kampuang awak

2004-01-29 Terurut Topik Muhammad Irfan

Halo uda Hendra,..
 
Cerita yang menarik !!
Dan terus terang memang ada kejadian seperti hikayat ini..
Saya juga mengobservasinya ketika pulang kampung desember yang lalu...


Tetapi kl bisa comment lebih jauh...
Hikayat ini terlalu pesimis akan kenyataan yang ada.
Dan mungkin sedikit berlebihan :) (jangan salah paham)

Kehadiran teknologi selular dengan sms sbg aplikasi yg paling menarik harus dilihat 
dari dua sisi.
Henpon secara nyata perkambangannya lebih cepat penyebarannya dibandingkan telepon 
tetap, karena dari sisi operator dan investasi lebih murah terutama tidak perlu 
menggelar kabel yang ruwet dan investasinya besar...
Sehingga dengan pertimbangan tersebut, jaringan telepon bergerak masuk ke desa-desa 
dengan cepat
 
Dan wajar bila digemari/diminati, terutama dengan teknologi sms seperti yang ada di 
hikayat ini...(sementara dengan fixed telepon feature sms-nya pun terbatas saat ini)
Bayangkan dengan 350 perak, sebuah pesan dapat dikirimkan ke seluruh dunia..Dengan 
sejumlah 350 perak sebuah pesan bisa datang dari maninjau ke tanah arab mengabarkan 
suasana kampung menyambut idul adha kepada saudara yang lagi menjalankan ibadah 
haji,.
:)
Dengan 350 perak, urang pasisie bisa mengabarkan ke padang..bahwa hasil melaut-nya 
bisa diambil di bungus:)
Tentunya dua contoh diatas merupakan hal yang positif...

Dengan arti kata lain ...tetap harus dilihat dari dua sisi...
Hal yang sama terjadi ketika Internet mulai berkembang di tahun 93/94...
Ketakutan akan cyberporn dan sebagai-nya menjadi diskusi hangat tentang perlu tidaknya 
internet dikembangkan atau diblok.
Tetapi kenyataannya RantauNet yang menjalin silahturahmi kita diseluruh dunia ini 
lahir dari Internet.

Teknologi saat ini memungkinkan sebuah email dikirimkam melalui smsdan sebaliknya
Bukankah ini juga mengambarkan ada potensi kita untuk lebih sering berinteraksi dengan 
orang kampung kita dengan.Dalam hitungan beberapa detik melalui sebuah email yang 
dikirim ke henpon pengurus mesjidkita dapat mengabarkan bahwa bantuan untuk mesjid 
di kampung telah ditransfer

Pada intinya...dibalik pesimistis hikayat ini...sesungguhnya ada optimistis yang 
mungkinjauh lebih besar..
 
Jangan salah pahamwalaupun saya bekerja di bidang telekomunikasi selulartetap 
saya ingin melihat ini secara obyektif,...Teknologi itu harus kita kendalikan...dan 
jangan takut untuk menjadi pengubah teknologi itu sendiri .


Wassalam...

Irfan,...



-Original Message-
From: Hendra Messa [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, January 29, 2004 1:34 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: [EMAIL PROTECTED] Hikayat henpon di kampuang awak

ada cerita hikayat menarik dari milis FLP , sebuah
kisah nyata ttg sebuah kampuang di nagari awak,
kampuang terpencil di dekat kota Bukittinggi.

Semoga bisa menjadi perenungan berharga , mengenai
efek sosial budaya dari teknologi , bagi dunsanak awak
di kampuang .

salam hangat 

HM

-
Hikayat Henpon Masuk Kampung

( oleh Edri Sumitra )

Dulu pada masanya di kampungku
Ada mic tua, dengan lubang-lubang ujung berkarat
Dijadikan rebutan anak-anak yang tidur di surau ketika
ramadhan datang
Direbutkan untuk tadarus, juga direbutkan untuk
bangunkan orang sahur
Ada tabuh tua dari kulit sapi dari korban bulan haji
Digendangkan ketika ada kematian menimpa
Hingga berbondong-bondong orang melayat dan mendoakan
si ahli kubur

Tak lupa ada si belo penjaga masjid
Tak banyak cakap ia karena bisu ia memang
Bikin sendok nasi dari tempurung ia punya keahlian
hingga maut menjemput
Tak lupa pak tuo bahar si muazin abadi
Sering ia tidak enak hati jika ada yang
menggantikannya hingga maut juga
memanggil

Waktu berganti persis daun gugur berganti
Anak-anak menghilang
Tabuh kulit hancur
Si belo dan pak tuo bahar sudah dijemput ajal
Dan orang-orang pun beramai-ramai melupakan
kejadiannya

Berganti lagi waktu
Ketika orang kota berkeinginan dengan berbicara tanpa
bertatap
Bisa bicara dimana saja, dari wc hingga gedung tinggi
Dan dari iklan di ti-pi yang Cuma satu stasiun masuk
kampungku
Orang kenal dengan henpon

Pada awalnya pengurus masjid beli hen pon
Awalnya niat baik menggampangkan perhubungan dengan
orang rantau
Biar duit lancar tuk membangun masjid
Lalu beragam pula lah muncul alasan orang tuk
membelinya
Ada yang butuh perhubungan sanak di rantau
Ada juga Yang butuh kontak dengan cukong-cukong
penjual cat lemari

Dan kemalangan itu tidak tertolakkan lagi
Maka berlomba-lombalah orang membeli
Duit jual padi tidak lebih dari 20 belek tentu cukup
tuk membeli
Juga duit jual 4 lemari buatan sendiri juga cukup
membeli
Hingga anak-anak pun yang dulunya tidak tahu
menggunakan remote ti-pi
Merengek minta dibelikan

Padahal jamanku dulu, mobil-mobilan pun kami tidak
pernah beli

Herannya aku, tidak segelintir pun aku melihat hen-pon
itu digunakan
Ia sekedar dijinjing, ditarohkan di celana yang sempit
Biar menyembul dan orang b

[R@ntau-Net] Hikayat henpon di kampuang awak

2004-01-28 Terurut Topik Hendra Messa
ada cerita hikayat menarik dari milis FLP , sebuah
kisah nyata ttg sebuah kampuang di nagari awak,
kampuang terpencil di dekat kota Bukittinggi.

Semoga bisa menjadi perenungan berharga , mengenai
efek sosial budaya dari teknologi , bagi dunsanak awak
di kampuang .

salam hangat 

HM

-
Hikayat Henpon Masuk Kampung

( oleh Edri Sumitra )

Dulu pada masanya di kampungku
Ada mic tua, dengan lubang-lubang ujung berkarat
Dijadikan rebutan anak-anak yang tidur di surau ketika
ramadhan datang
Direbutkan untuk tadarus, juga direbutkan untuk
bangunkan orang sahur
Ada tabuh tua dari kulit sapi dari korban bulan haji
Digendangkan ketika ada kematian menimpa
Hingga berbondong-bondong orang melayat dan mendoakan
si ahli kubur

Tak lupa ada si belo penjaga masjid
Tak banyak cakap ia karena bisu ia memang
Bikin sendok nasi dari tempurung ia punya keahlian
hingga maut menjemput
Tak lupa pak tuo bahar si muazin abadi
Sering ia tidak enak hati jika ada yang
menggantikannya hingga maut juga
memanggil

Waktu berganti persis daun gugur berganti
Anak-anak menghilang
Tabuh kulit hancur
Si belo dan pak tuo bahar sudah dijemput ajal
Dan orang-orang pun beramai-ramai melupakan
kejadiannya

Berganti lagi waktu
Ketika orang kota berkeinginan dengan berbicara tanpa
bertatap
Bisa bicara dimana saja, dari wc hingga gedung tinggi
Dan dari iklan di ti-pi yang Cuma satu stasiun masuk
kampungku
Orang kenal dengan henpon

Pada awalnya pengurus masjid beli hen pon
Awalnya niat baik menggampangkan perhubungan dengan
orang rantau
Biar duit lancar tuk membangun masjid
Lalu beragam pula lah muncul alasan orang tuk
membelinya
Ada yang butuh perhubungan sanak di rantau
Ada juga Yang butuh kontak dengan cukong-cukong
penjual cat lemari

Dan kemalangan itu tidak tertolakkan lagi
Maka berlomba-lombalah orang membeli
Duit jual padi tidak lebih dari 20 belek tentu cukup
tuk membeli
Juga duit jual 4 lemari buatan sendiri juga cukup
membeli
Hingga anak-anak pun yang dulunya tidak tahu
menggunakan remote ti-pi
Merengek minta dibelikan

Padahal jamanku dulu, mobil-mobilan pun kami tidak
pernah beli

Herannya aku, tidak segelintir pun aku melihat hen-pon
itu digunakan
Ia sekedar dijinjing, ditarohkan di celana yang sempit
Biar menyembul dan orang bertanya ada benda apa itu di
celana
Lalu ia katakan itu hen pon seperti orang kota
Melontarlah pujian dan senanglah hati sang empunya
Tidak jarang ia dikalungkan

Hingga bertambah takjublah orang yang melihat
Aduhai betapa kecil hen pon nya persis seperti yang
dikalungkan gadis cantik di
ti-pi

Semenjak demam hen pon itu
Aku melihat saban hari orang berbondong ke kota
Bukittingi kota itu, 12 kilo jaraknya dari kampungku
Padahal biasanya orang paling sering sekali seminggu
ke kota
Pada akhirnya tahulah aku...

Hen pon itu Cuma bisa digunakan di kota
Gelombangnya Cuma bisa ditangkap di sana

Hingga orang pun untuk bercakap harus menempuh jarak
12 kilo dulu

Pada mulanya orang berbicara di hen pon
Tentunya dengan menempuh jarak 12 kilo dulu
Untuk keperluan yang cukup penting,

Berbicara dengan sanak di rantau
Memberitakan ihwal kematian, perkawinan dan sebagainya

Tetapi dasar mental melayu
Semenjak tahu gelombang Cuma bisa ditangkap di kota
berbondong-bondonglah
Orang kampungku ke kota
Tidak lagi sekedar beritakan ihwal penting
Bahkan hanya untuk bercakap sesama mereka dan
kirim-kirim es em es
Mereka jauhkan diri dari kampung
Hingga anak-anak pun bolos sekolah
Demi gelombang yang hanya bisa ditangkap di kota
Dan semenjak itu pula..

Surau menjadi sepi
Karena anak-anak tidak lagi mengaji
Akibat sibuk mencari gelombang hen pon di kota
Tidak lagi ada yang belajar pasambahan penuh makna
dengan liku kata-kata
Akibat bahasa lugas es em es pengecut jadi pedoman
bertutur

Kebun pun menjadi terbengkalai
Bengkel-bengkel perabot bisu tiada lagi bunyi gergaji
Hingga kotak amal yang diedarkan tiap jumat pun tidak
pernah lagi terisi
Alasannya beli pulsa

Lalu ku pikir
Dari sawah yang tiada lagi hasilkan padi senisab
Bengkel perabot yang tiada lagi angkut lemari
Anak yang tidak lagi mengaji
Adat pasambahan yang tidak lagi bertali
Aku paham
Kampuang ku bangkrut sudah !


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free web site building tool. Try it!
http://webhosting.yahoo.com/ps/sb/

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net