Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: Tarimo kasih dengan kiriman doa ultah ka ambo
Kalau pengalaman pelayaran memang ada beberapa yang menakutkan. Salah satu yang Makngah alami waktu melintasi Laut Jawa dari Tanjungpriok menuju Padang Bae, Bali tanggal 2 Januari 1989. Di daerah lautan utara Jawa Timur, mungkin di daerah yang dilintasi pesawat AirAsia yang hilang kemarin tu, cuaca bukan main buruknya kapal kami bukan main olengnya, menakutkan. Musimnya bersamaan, sama2 akhir Des awal Jan tahun berbeda). Alhamdulillah kami selamat sampai bersauh di Padang Bae untuk tour ke daratan Pulau Bali terus ke Pura Besakih dan sekitarnya. Pelayaran itu adalah tour tiga minggu dengan Ocean Pearl Cruise keliling Indonesia bagian Barat. Routenya dengan Ports of Call: Singapore - Port Klang, bersauh terus ke Kuala Lumpur - Penang - Phuket (Thailand) - Sibolga - Teluk Dalam Nias - Teluk Bayur - Tanjong Priok - Padang Bae Bali - Singapure. Dari pelayaran itulah kemudian kedua ananda kami yang dilahirkan kemudian diberi nama kenangan Samudera dan Mutiara... -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Paris di serang
Kantor majalah yg covernya menghina nabi Muhammad SAW di Paris diserang...12 tewas, 2 org bawa senapan mesin dan peluncur roket...berhasil kabur, 10 jurnalis 2 polisi terbunuh Serem amat ya, lihat di CNN Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?
~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA Begin forwarded message: From: R. Y. Perry Burhan pbur...@gmail.com Date: January 6, 2015 at 7:37:24 PM PST To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com Subject: Re: Ado nan tipak di awak? Mak Ngah, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.. dalam pesawat Airasia itu, nan urang Minang samantaro ko didanga hanyo pramugari Khairunnisa sajo, inyo basarato rang gaeknyo tingga di Palembang, jenazahnyo lah basobok dan alah dikubue di palembang nan lain nan ambo kenal, ado alumni jurusan kimia its angkatan tahun 1990 basarato suami dan anaknyo, alun basobok sampai kini, inyo urang Malang, katurunan. itu jawek tanyo Mak Ngah nan dapek dijawek baru mak Ngah, alah siat bana makNgah kini? salam dari rantau boyo imam sati 2015-01-06 15:18 GMT+07:00 Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com: Angku Perry, mandanga kaba musibah pesawat AirAsia dari Surabaya tabik tanyo dalam hati kok ado kawan atau famili tipak di awak dalam panumpang tu. Tampaknyo kasadoalahe panumpang indak ado nan iduik lai. -- Makngah ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA -- R. Y. Perry Burhan, Prof., Dr. Laboratorium Geokimia Molekuler Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Surabaya 60111 Tel. +62 31 594 33 53 Faks. + 62 31 592 83 14 Tel. portatif +62 811 313 1810; +62 812 30 00 22 59 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h, Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian *Singgalang *edisi 6 Januari 2015. Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Salam, ANB * * * *DIM: Parak Bundo Indak Bapaga? http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/* (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 http://hariansinggalang.co.id/author/sgl17/ | No comment http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/#respond Darman Moenir -- KINI, parak bundo tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial pesan pendek yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau. Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang. Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E. Saya membalas: Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah? Endah menjelaskan: DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu. Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok. Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo 'satuju' istimewa tu tapi 'bukan' tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo 'pabuatan' sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak 'bundo' tu bana takah indak bapaga. Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau. Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau? Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan. Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei Ma'arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso'ed Abidin, Shofwan Karim, Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah menyebut-nyebut keinginan mengistimewakan Daerah dan Ranah Minangkabau? Bukankah pada saat ini kita nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga dengan Provinsi Sumbar, dalam NKRI? Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat, tetap hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari kemauan dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu saja bisa digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM. Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu etnik unik, berumur amat panjang dan takkan mungkin habis, kecuali kiamat. Minangkabau jadi milik dan kebanggaan jutaan orang, di sini, di mana-mana, di seantero jagad. Ratusan kitab sudah memapar dan bicara tentang Minangkabau. Sumbar adalah sebuah provinsi yang di dalamnya terdapat Kabupaten dan Kepulauan Mentawai. Sumbar didiami oleh pelbagai etnik. Selain Mentawai, di sini bermukim etnik Jawa, Sunda, Tapanuli, Tionghoa, Keling dan bahkan Arab. Dengan mayoritas Islam, di sini ada orang-orang yang beragama Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Dengan semua keunikan dan sekaligus kehebatan Sumbar, apa perlu
[R@ntau-Net] Bajoget Ciek luh
YouTube [x] Video ID: Dimensions: Resolution: Volume: Stream Type: CPN: Mime Type: DASH: Protected: Bandwidth: Decoded Frames Dropped Frames Parsed Frames Presented Frames Video Bytes Decoded Audio Bytes Decoded Painted Frames Paint Delay Dek banysk mek ota barek-di Lapau kini, banyak nan mahinda, langang lo Lapau. Rancak bawo bajoget jo Siti Nurhaliza ciek luh ... ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Bajoget Ciek luh
Dek banyak mek kaji nan barek-barek, banyak ranglapau nan mahinda. Aa joget ciek luh jo Siti Nurhaliza paramisn lapau. http://m.youtube.com/watch?v=SRBCm_sZrfE ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA Begin forwarded message: From: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com Date: January 7, 2015 at 11:42:59 PM PST To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com Subject: Joget Pahang http://m.youtube.com/watch?v=SRBCm_sZrfE ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Duns RN NAHSabalun ko ambo manyabuik juo ateh DIM ko berdarah darah..ambo urang minang nan marantau..rakyaik badarai kebanyakan juo..sekelas sastrawan terkemuka Darman Moenirpun manyabuik berdarah darah malah di media yang cukup punya nama lagi di Sumbar..jadi ado nan ndak nyaman jo istilah ambo yang nota bene pendukubg DIM..yo biaso biaso se lah..kemungkinan itu tetjadi bisa,sajakanSatu hal ya..manuruik ambo gagasan Pak M N tentang Titik Pertemuan Tiga Luhak nan kini lah angek angek cirik ayam se beliau koh..lah cendrung masuak angin dan ndak iko diperjuangkannyo..Kok iko yo ambo dukuang panuah baik secara materi sesuai kemampuan ambo maupun secara moralBagi ambo titik pertemuan itulah paling tidak secara moral psikologis menunjukan ke Minangkabauan kito..nah buliah juo titik pertemuan itu secara de facto DIM?Okelah jiko milist RN ko ado nan mandukuang dan surat mendukung DIM bertanda tangan tentu sah sah sajo ado nan indak mendukung secara tertulis dan tanda tangan..ambo jentelmen sajo..kok ado dibuek daftar lo..ambo tunjuak tangan dan tando tangan indak setuju DIM tapi yo ndak paralu pulo baiyua iyua awak do.Bia ndak berdarah darah dek wacana DIM ko di gulir terutama buek sanak sudaro kito diranah..serahkan sepenuhnya ke masyarakat di ranah..adokan referendum..secara lansung adu kuek suaro sia nan manang sia nan kalah..bara banyak setuju jo DIM bara nan indak setuju..jiko manang suaro setuju DIM ambo pikia bentuk hitam diatas putih yang berkekuatan penuh secara de facto dan de jure atau modal yang kuat terhadap perjuangan untuk mewujudkan DIMDan sebaliknyo kok manang nan indak setuju..alah tuh mah Pak M N tutuik se lai buku wacana DIM tu.Kwatir ambo secara pribadi dengan melihat segala aspek dan dampaknyo terutama konflik horizontal di ranahKini jaman mudah bana urang diprovokasi dek tekanan hiduik secara ekonomi..pengangguran..diumbuak sabungkuih ramas jo aia galeh mineral sajo nan nota bene ndak tahu apo nan di demo demonyo bisa keadaan chaos..yang merugikan masyarakat banyak baik secara fisik dan materiWass-Jepe Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel. Dari: Akmal N. BasralTerkirim: Rabu, 7 Januari 2015 22.21Ke: rantaunet@googlegroups.comBalas Ke: rantaunet@googlegroups.comPerihal: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang edisi 6 Januari 2015.Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.Salam,ANB* * *DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?(96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published bysgl17|No commentDarman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau.Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E.”Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?”Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.”Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok.”Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.”Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa
Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Iyo rancak sanak Darman Munir tu manulih iyo pujangga inyo. Suai bona awak tu pak Darman. Ambo ko angkatan tuo saangkatan jo uni Nurainas Abizar mungkin tu sobabnyo awak samo isi kapalo. Wassalam bil maaf @Hayatun Nismah Rumzy# On 7 Jan 2015, at 22.04, ajoduta ajod...@gmail.com wrote: Ambo setuju jo pandapek ko. Apolah arti namo kalau beko indak bisa diisi sasuai jo namo... Original message From: Akmal N. Basral akmal.n.bas...@gmail.com Date:01/07/2015 9:21 AM (GMT-05:00) To: rantaunet@googlegroups.com Cc: Subject: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir) Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h, Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang edisi 6 Januari 2015. Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Salam, ANB * * * DIM: Parak Bundo Indak Bapaga? (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 | No comment Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau. Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang. Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E.” Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?” Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.” Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok.” Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.” Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau. Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau? Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan. Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei Ma’arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim, Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah menyebut-nyebut keinginan mengistimewakan Daerah dan Ranah Minangkabau? Bukankah pada saat ini kita nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga dengan Provinsi Sumbar, dalam NKRI? Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat, tetap hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari kemauan dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu saja bisa digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM. Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu etnik unik, berumur amat panjang
Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Bundo Nismah: Suai bona awak tu pak Darman. ANB: Bundo Nismah n.a.h, sapendek pangatahuan ambo Pak Darman Munir indak ado di Palanta ko (mohon info Rang Dapua). Sabaiaknyo tanggapan untuak DM dikirim ka: hariansinggal...@yahoo.co.id atau reda...@singgalang.co.id dengan manyabuik tema dan tanggal pemuatan opini (Selasa, 6 Januari 2015). Biasonyo panulih sanang pulo kalau mandapek tanggapan tatulih dari pambaco. Wassalam, ANB Pada 8 Januari 2015 06.57, 'Nismah Rumzy' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Iyo rancak sanak Darman Munir tu manulih iyo pujangga inyo. Suai bona awak tu pak Darman. Ambo ko angkatan tuo saangkatan jo uni Nurainas Abizar mungkin tu sobabnyo awak samo isi kapalo. Wassalam bil maaf @Hayatun Nismah Rumzy# On 7 Jan 2015, at 22.04, ajoduta ajod...@gmail.com wrote: Ambo setuju jo pandapek ko. Apolah arti namo kalau beko indak bisa diisi sasuai jo namo... Original message From: Akmal N. Basral akmal.n.bas...@gmail.com Date:01/07/2015 9:21 AM (GMT-05:00) To: rantaunet@googlegroups.com Cc: Subject: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir) Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h, Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian *Singgalang *edisi 6 Januari 2015. Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Salam, ANB * * * *DIM: Parak Bundo Indak Bapaga? http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/* (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 http://hariansinggalang.co.id/author/sgl17/ | No comment http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/#respond Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau. Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang. Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E.” Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?” Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.” Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok.” Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.” Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau. Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau? Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan. Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei Ma’arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim, Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah
RE: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Ambo setuju jo pandapek ko. Apolah arti namo kalau beko indak bisa diisi sasuai jo namo... div Original message /divdivFrom: Akmal N. Basral akmal.n.bas...@gmail.com /divdivDate:01/07/2015 9:21 AM (GMT-05:00) /divdivTo: rantaunet@googlegroups.com /divdivCc: /divdivSubject: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir) /divdiv /divAssalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h, Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang edisi 6 Januari 2015. Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Salam, ANB * * * DIM: Parak Bundo Indak Bapaga? (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 | No comment Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau. Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang. Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E.” Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?” Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.” Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok.” Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.” Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa Minangkabau. Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau? Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan. Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei Ma’arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim, Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah menyebut-nyebut keinginan mengistimewakan Daerah dan Ranah Minangkabau? Bukankah pada saat ini kita nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga dengan Provinsi Sumbar, dalam NKRI? Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat, tetap hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari kemauan dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu saja bisa digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM. Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu etnik unik, berumur amat panjang dan takkan mungkin habis, kecuali kiamat. Minangkabau jadi milik dan kebanggaan jutaan orang, di sini, di mana-mana, di seantero jagad. Ratusan kitab sudah memapar dan bicara tentang Minangkabau. Sumbar adalah sebuah provinsi yang di dalamnya terdapat Kabupaten dan Kepulauan Mentawai. Sumbar didiami oleh pelbagai etnik. Selain
[R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Ahaa, iko ciek baru masuak Lapau Suaro Urang di Lua Lapau nan tiok hari mancaliak Ikan Tobek malayang-layang mancirabuik mancalipap-calipap di baliak tondeh di Bulakang Lapau: Saya terkesan dengan Wasit Garis Khairul Jasmi “Hari Bela Negara” (Singgalang, Minggu, 21 Desember 2014): “Tapi HBN itu tak cukup alasan untuk menjadikan Sumbar sebagai daerah istimewa. Adat yang hebat dan nagari juga tak cukup. Matrilineal juga belum.” Di ujung kolom KJ menulis sarkastik: “Kami lebih banyak mengurut dada saja atau tersenyum melihat kurenah sejumlah pihak yang merasa bisa meng hitam-memutihkan Minangkabau.” Rasonyo suaro nan ciek ko sajo lah malabiahi 23 (tamasuak imamnyo MN) panando tangan di Lapau ko. Pertanyaan pantiang dalam postiang tadahulu tu, baa mangko takana kini (dek angku Naim nan mampaguluikkan pulo Proklamasinyo tanggal 17 Agustus 2015)? Lai ka masuak aka tu? Salam, -- Nyit Sungut -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
Sanak dipalanta n.a.h. Pendapat mengenai DIM ini akan terbuka ke semua kita, ini suatu hal yang baik untuk kemajuan kebebasan menyampaikan pendapat yang akan dinilai oleh generasi penerus kita. Mudah-mudahan diikuti oleh pemberi pendapat berikutnya. Jangankan di ranah di Rantau sendiri mengenai Dim ini juga belum satu suara Alasannya tentu ada. Perjuangan DIM ini akan bergenerasi, bukan perjuangan sekali jalan. Bayangan negatif masa lalu mungkin masih membekas,mudah-mudahan generasi sekarang berkat terpaan masa lalu, akan lebih dewasa, menjauhi itu semua kekerasan itu. Perjuangan dengan kekerasn itu merugikan semua pihak. Sampai hari ini pendukung DIM di Rantaunet seperti dibawah ini , pertengahan Januari ini akan kita terbangkan untuk memperkuat kelompok pendukung DIM di Ranah PENDUKUNG DIM DI LAPAU/PALANTA RANTAU NET S/D 07/01/2015 1 . Muchwardi Muchtar Rangkayo Kaciak, di bekasi 2. Anwar Jambak,Payokumbuah 3. Maturidi Dosan, Duri, Riau Daratan. 4. Fauzan Azmi Ibrahim, Jakarta 5. Erwin Moechtar, Bogor 6. Darwin Chalidi, Tangerang Selatan 7. Nnda Satria l/Pdg/34/Sikumbang Padang 8. Zulhendri( Stn. Bgd Rumah Tinggi) Baso,Koto Gadang 9. Afdal Tamsin 10. Datuk Soda https://www.facebook.com/datuk.soda, 11. Muhammad Hafaz - sampai disiko nan lamo https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3 12. Zulharbi Salim - Batusangkar https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3 13. https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3 HASWIN DARWIS (PILIANG) PADANG TAROK BASO AGAM 14. Darul Makmur, St. Parapatiah, Canduang Cijantung, Jakarta 13770 15.Ny. Hj. Djalinus Tandjung binti Abdullah Rajo Indo 16. Oktavianty Aseany. 17. Mohammed Fadjri, S.Pd. 18. H.Asmun Ahmad Sju;eib, M.A. 19. Irwan Munir St Rajo Bungsu (54) dari Duri 20. Ir. Ilhamsyah Mirman St. Rajo Ameh -Bandung 21. Wirdanengsih, S.Sos, M.Si – Bandung 22. Ilham Mustafa, MA 23. Asmardi Arbi 24. Fashridjal M Noor Sidin Bandung Terakhir salam untuak kawan ambo pak Muchtar Yazra St Rajo Endah jo BUBUA KAPMPIUN nya di Bogor, masuaklah ka Rantaunet ko, salam Wass, Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
RE: [R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?
Tanyo make Ngah ko rasis banget. Nan jaleh urang awak Indonesia hampia sadonyo. Iko sabalun kanai garagak jo nan labiah mudo Wan. Ambo panah batanyo cando tu, alah kanai garagak disabuik rasist. div Original message /divdivFrom: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com /divdivDate:01/07/2015 8:26 AM (GMT-05:00) /divdivTo: rantaunet@googlegroups.com /divdivCc: /divdivSubject: [R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak? /divdiv /div ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA Begin forwarded message: From: R. Y. Perry Burhan pbur...@gmail.com Date: January 6, 2015 at 7:37:24 PM PST To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com Subject: Re: Ado nan tipak di awak? Mak Ngah, Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.. dalam pesawat Airasia itu, nan urang Minang samantaro ko didanga hanyo pramugari Khairunnisa sajo, inyo basarato rang gaeknyo tingga di Palembang, jenazahnyo lah basobok dan alah dikubue di palembang nan lain nan ambo kenal, ado alumni jurusan kimia its angkatan tahun 1990 basarato suami dan anaknyo, alun basobok sampai kini, inyo urang Malang, katurunan. itu jawek tanyo Mak Ngah nan dapek dijawek baru mak Ngah, alah siat bana makNgah kini? salam dari rantau boyo imam sati 2015-01-06 15:18 GMT+07:00 Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com: Angku Perry, mandanga kaba musibah pesawat AirAsia dari Surabaya tabik tanyo dalam hati kok ado kawan atau famili tipak di awak dalam panumpang tu. Tampaknyo kasadoalahe panumpang indak ado nan iduik lai. -- Makngah ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA -- R. Y. Perry Burhan, Prof., Dr. Laboratorium Geokimia Molekuler Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Surabaya 60111 Tel. +62 31 594 33 53 Faks. + 62 31 592 83 14 Tel. portatif +62 811 313 1810; +62 812 30 00 22 59 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
RE: [R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?
Anto samurah tu bana mancaruihkan api? Rangrantau kito mangecek caliak2 sabalun magoncek, look before you leap... -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.