Re: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: Tarimo kasih dengan kiriman doa ultah ka ambo

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Kalau pengalaman pelayaran memang ada beberapa yang menakutkan. Salah satu yang 
Makngah alami waktu melintasi Laut Jawa dari Tanjungpriok menuju Padang Bae, 
Bali tanggal 2 Januari 1989. Di daerah lautan utara Jawa Timur, mungkin di 
daerah yang dilintasi pesawat AirAsia yang hilang kemarin tu, cuaca bukan main 
buruknya kapal kami bukan main olengnya, menakutkan. Musimnya bersamaan, sama2 
akhir Des awal Jan tahun berbeda). Alhamdulillah kami selamat sampai bersauh di 
Padang Bae untuk tour ke daratan Pulau Bali terus ke Pura Besakih dan 
sekitarnya.

Pelayaran itu adalah tour tiga minggu dengan Ocean Pearl Cruise keliling 
Indonesia bagian Barat. Routenya dengan Ports of Call: Singapore - Port Klang, 
bersauh terus ke Kuala Lumpur - Penang - Phuket (Thailand) - Sibolga - Teluk 
Dalam Nias - Teluk Bayur - Tanjong Priok - Padang Bae Bali - Singapure.

Dari pelayaran itulah kemudian kedua ananda kami yang dilahirkan kemudian 
diberi nama kenangan Samudera dan Mutiara...

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Paris di serang

2015-01-07 Terurut Topik rn . amiroeddin
Kantor majalah yg covernya menghina nabi Muhammad SAW di Paris diserang...12 
tewas, 2 org bawa senapan mesin dan peluncur roket...berhasil kabur, 10 
jurnalis 2 polisi terbunuh Serem amat ya, lihat di CNN
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif


~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

Begin forwarded message:

 From: R. Y. Perry Burhan pbur...@gmail.com
 Date: January 6, 2015 at 7:37:24 PM PST
 To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
 Subject: Re: Ado nan tipak di awak?
 
 Mak Ngah,
 
 Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun..
 dalam pesawat Airasia itu, nan urang Minang samantaro ko didanga hanyo 
 pramugari Khairunnisa sajo, inyo basarato rang gaeknyo tingga di Palembang, 
 jenazahnyo lah basobok dan alah dikubue di palembang
 nan lain nan ambo kenal, ado alumni jurusan kimia its angkatan tahun 1990 
 basarato suami dan anaknyo, alun basobok sampai kini, inyo urang Malang, 
 katurunan.
 
 itu jawek tanyo Mak Ngah nan dapek dijawek baru mak Ngah, 
 alah siat bana makNgah kini? 
 
 salam dari rantau boyo
 
 imam sati
 
 2015-01-06 15:18 GMT+07:00 Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com:
 Angku Perry, mandanga kaba musibah pesawat AirAsia dari Surabaya tabik tanyo 
 dalam hati kok ado kawan atau famili tipak di awak dalam panumpang tu. 
 Tampaknyo kasadoalahe panumpang indak ado nan iduik lai.
 -- Makngah
 
 ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA
 
 
 
 -- 
 R. Y. Perry Burhan, Prof., Dr.
 Laboratorium Geokimia Molekuler
 Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
 Kampus ITS Keputih
 Surabaya 60111
 Tel. +62 31 594 33 53
 Faks. + 62 31 592 83 14
 Tel. portatif +62 811 313 1810; +62 812 30 00 22 59

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik Akmal N. Basral
Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,

Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang
kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian
*Singgalang *edisi
6 Januari 2015.

Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui
sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi
dengan masyarakat setempat.

Salam,

ANB


* * *


*DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?
http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/*

(96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17
http://hariansinggalang.co.id/author/sgl17/ | No comment
http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/#respond

Darman Moenir -- KINI, parak bundo tu bana takah indak bapaga. Demikian
pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di
Bogor. Kecuali melalui media-sosial pesan pendek yang berkecambah dari
ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah
tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80
tahun lebih, berasal dari Maninjau.

Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah
peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun,
terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.
Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis:
Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi
lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo
baritonyo. Wasalam. St. R.E.


Saya membalas: Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?


Endah menjelaskan: DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado
nan bausaho mampajuangkan DIM tu.


Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo
ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai?
Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan
alun takakok.


Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: Salapiak kito
duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua
jamba. Ambo 'satuju' istimewa tu tapi 'bukan' tatulih atau disorak-sorakan.
Buktikan sajo jo 'pabuatan' sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo,
iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak 'bundo' tu bana takah indak bapaga.


Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan
belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat
menjadi Daerah Istimewa Minangkabau.


Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk
mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel
Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad
Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan
Minangkabau?
Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di
Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang
maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi
bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa
daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa
kebangsaan.


Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti
Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis,
Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau
antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah,
Syafei Ma'arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal,
Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso'ed Abidin, Shofwan Karim,
Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur
Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah menyebut-nyebut
keinginan mengistimewakan Daerah dan Ranah Minangkabau? Bukankah pada saat
ini kita nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga dengan Provinsi Sumbar, dalam
NKRI?


Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat,
tetap hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari
kemauan dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu
saja bisa digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM.


Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak
mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu
etnik unik, berumur amat panjang dan takkan mungkin habis, kecuali kiamat.
Minangkabau jadi milik dan kebanggaan jutaan orang, di sini, di mana-mana,
di seantero jagad. Ratusan kitab sudah memapar dan bicara tentang
Minangkabau.
Sumbar adalah sebuah provinsi yang di dalamnya terdapat Kabupaten dan
Kepulauan Mentawai. Sumbar didiami oleh pelbagai etnik. Selain Mentawai, di
sini bermukim etnik Jawa, Sunda, Tapanuli, Tionghoa, Keling dan bahkan
Arab. Dengan mayoritas Islam, di sini ada orang-orang yang beragama
Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.


Dengan semua keunikan dan sekaligus kehebatan Sumbar, apa perlu 

[R@ntau-Net] Bajoget Ciek luh

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif





YouTube
[x]
Video ID:   
Dimensions: 
Resolution: 
Volume: 
Stream Type:
CPN:
Mime Type:  
DASH:   
Protected:  
Bandwidth:  
Decoded Frames  Dropped Frames  Parsed Frames   Presented Frames
Video Bytes Decoded Audio Bytes Decoded Painted Frames  Paint Delay
Dek banysk mek ota barek-di Lapau kini, banyak nan mahinda, langang lo Lapau. 
Rancak bawo bajoget jo Siti Nurhaliza ciek luh ...

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Bajoget Ciek luh

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dek banyak mek kaji nan barek-barek, banyak ranglapau nan mahinda. Aa joget 
ciek luh jo Siti Nurhaliza paramisn lapau.
http://m.youtube.com/watch?v=SRBCm_sZrfE

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

Begin forwarded message:

 From: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
 Date: January 7, 2015 at 11:42:59 PM PST
 To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
 Subject: Joget Pahang
 
 http://m.youtube.com/watch?v=SRBCm_sZrfE
 
 ~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik Jepe
‎Duns RN NAHSabalun ko ambo manyabuik juo ateh DIM ko berdarah darah..ambo urang minang nan marantau..rakyaik badarai kebanyakan juo..sekelas sastrawan terkemuka Darman Moenirpun manyabuik berdarah darah malah di media yang cukup punya nama lagi di Sumbar..jadi ado nan ndak nyaman jo istilah ambo yang nota bene pendukubg DIM..yo biaso biaso se lah..kemungkinan itu tetjadi bisa,sajakanSatu hal ya..manuruik ambo gagasan Pak M N tentang Titik Pertemuan Tiga Luhak nan kini lah angek angek cirik ayam se beliau koh..lah cendrung masuak angin dan ndak iko diperjuangkannyo..Kok iko yo ambo dukuang panuah baik secara materi sesuai kemampuan ambo maupun secara moralBagi ambo titik pertemuan itulah paling tidak secara moral psikologis menunjukan ke Minangkabauan kito..nah buliah juo titik pertemuan itu secara de facto DIM‎?Okelah jiko milist RN ko ado nan mandukuang dan surat mendukung DIM bertanda tangan tentu sah sah sajo ado nan indak mendukung secara tertulis dan tanda tangan..ambo jentelmen sajo..kok ado dibuek daftar lo..ambo tunjuak tangan dan tando tangan indak setuju DIM tapi yo ndak paralu pulo baiyua iyua awak do.Bia ndak berdarah darah dek wacana DIM ko di gulir‎ terutama buek sanak sudaro kito diranah..serahkan sepenuhnya ke masyarakat di ranah..adokan referendum..secara lansung adu kuek suaro sia nan manang sia nan kalah..bara banyak setuju jo DIM bara nan indak setuju..jiko manang suaro setuju DIM ambo pikia bentuk hitam diatas putih yang berkekuatan penuh secara de facto dan de jure atau modal yang kuat terhadap perjuangan‎ untuk mewujudkan DIMDan sebaliknyo kok manang nan indak setuju..alah tuh mah Pak M N tutuik se lai buku wacana DIM tu.Kwatir ambo secara pribadi dengan melihat segala aspek dan dampaknyo terutama konflik horizontal di ranahKini jaman mudah bana urang diprovokasi dek tekanan hiduik secara ekonomi..pengangguran..diumbuak sabungkuih ramas jo aia galeh mineral sajo nan nota bene ndak tahu apo nan di demo demonyo bisa keadaan chaos‎..yang merugikan masyarakat banyak baik secara fisik dan materiWass-Jepe Dikirim dari ponsel cerdas BlackBerry 10 saya dengan jaringan Telkomsel. Dari: Akmal N. BasralTerkirim: Rabu, 7 Januari 2015 22.21Ke: rantaunet@googlegroups.comBalas Ke: rantaunet@googlegroups.comPerihal: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang edisi 6 Januari 2015.Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan masyarakat setempat.Salam,ANB* * *DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?(96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published bysgl17|No commentDarman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal dari Maninjau.Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo baritonyo. Wasalam. St. R.E.”Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?”Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.”Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun takakok.”Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.”Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi Daerah Istimewa 

Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik 'Nismah Rumzy' via RantauNet
Iyo rancak sanak Darman Munir tu manulih iyo pujangga inyo. Suai bona awak tu 
pak Darman. Ambo ko angkatan tuo saangkatan jo uni Nurainas Abizar mungkin tu 
sobabnyo awak samo isi kapalo.
Wassalam bil maaf

@Hayatun Nismah Rumzy#

 On 7 Jan 2015, at 22.04, ajoduta ajod...@gmail.com wrote:
 
 Ambo  setuju  jo  pandapek  ko. Apolah arti  namo  kalau  beko  indak  bisa  
 diisi  sasuai  jo  namo...
 
  Original message 
 From: Akmal N. Basral akmal.n.bas...@gmail.com
 Date:01/07/2015 9:21 AM (GMT-05:00)
 To: rantaunet@googlegroups.com
 Cc:
 Subject: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)
 
 Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,
 Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang 
 kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang 
 edisi 6 Januari 2015.
 Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui 
 sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi 
 dengan masyarakat setempat.
 Salam,
 ANB
 
 * * *
 
 
 DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?
 
 (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 | No comment
 
 Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian 
 pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di 
 Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari 
 ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak 
 saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun 
 lebih, berasal dari Maninjau.
 
 Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah 
 peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, 
 terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.
 Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: 
 “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi 
 lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo 
 baritonyo. Wasalam. St. R.E.”
 
 
 Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?”
 
 
 Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado 
 nan bausaho mampajuangkan DIM tu.”
 
 
 Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo 
 ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? 
 Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun 
 takakok.”
 
 
 Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak 
 tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. 
 Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan 
 sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat 
 Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.”
 
 
 Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan 
 belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat 
 menjadi Daerah Istimewa Minangkabau.
 
 
 Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk 
 mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, 
 M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, 
 tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau?
 Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di 
 Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang 
 maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa 
 kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, 
 hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan.
 
 
 Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti 
 Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, 
 Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau 
 antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei 
 Ma’arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi 
 Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim, Eko 
 Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas 
 Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah menyebut-nyebut keinginan 
 mengistimewakan Daerah dan Ranah Minangkabau? Bukankah pada saat ini kita 
 nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga dengan Provinsi Sumbar, dalam NKRI?
 
 
 Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat, 
 tetap hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari 
 kemauan dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu 
 saja bisa digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM.
 
 
 Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak 
 mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu 
 etnik unik, berumur amat panjang 

Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Bundo Nismah:

Suai bona awak tu pak Darman.

ANB:
Bundo Nismah n.a.h,
sapendek pangatahuan ambo Pak Darman Munir indak ado di Palanta ko (mohon
info Rang Dapua).
Sabaiaknyo tanggapan untuak DM dikirim ka: hariansinggal...@yahoo.co.id
atau reda...@singgalang.co.id dengan manyabuik tema dan tanggal pemuatan
opini (Selasa, 6 Januari 2015).

Biasonyo panulih sanang pulo kalau mandapek tanggapan tatulih dari pambaco.

Wassalam,

ANB


Pada 8 Januari 2015 06.57, 'Nismah Rumzy' via RantauNet 
rantaunet@googlegroups.com menulis:

 Iyo rancak sanak Darman Munir tu manulih iyo pujangga inyo. Suai bona awak
 tu pak Darman. Ambo ko angkatan tuo saangkatan jo uni Nurainas Abizar
 mungkin tu sobabnyo awak samo isi kapalo.
 Wassalam bil maaf

 @Hayatun Nismah Rumzy#

 On 7 Jan 2015, at 22.04, ajoduta ajod...@gmail.com wrote:

 Ambo  setuju  jo  pandapek  ko. Apolah arti  namo  kalau  beko  indak
  bisa  diisi  sasuai  jo  namo...

  Original message 
 From: Akmal N. Basral akmal.n.bas...@gmail.com
 Date:01/07/2015 9:21 AM (GMT-05:00)
 To: rantaunet@googlegroups.com
 Cc:
 Subject: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

 Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,

 Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang
 kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian *Singgalang
 *edisi 6 Januari 2015.

 Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui
 sudut pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi
 dengan masyarakat setempat.

 Salam,

 ANB


 * * *


 *DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?
 http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/*

 (96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17
 http://hariansinggalang.co.id/author/sgl17/ | No comment
 http://hariansinggalang.co.id/dim-parak-bundo-indak-bapaga/#respond

 Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian
 pesan pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di
 Bogor. Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari
 ujung jari sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah
 tak saya kenal. Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80
 tahun lebih, berasal dari Maninjau.

 Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah
 peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun,
 terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.
 Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis:
 “Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi
 lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo
 baritonyo. Wasalam. St. R.E.”


 Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?”


 Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo,
 ado nan bausaho mampajuangkan DIM tu.”


 Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi
 ambo ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo
 lai? Ka bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain
 nan alun takakok.”


 Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito
 duduak tu Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua
 jamba. Ambo ‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan.
 Buktikan sajo jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo,
 iyo ebat Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.”


 Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan
 belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat
 menjadi Daerah Istimewa Minangkabau.


 Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk
 mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel
 Moeis, M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad
 Hatta, tidak pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan
 Minangkabau?
 Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di
 Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang
 maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi
 bahasa kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa
 daerah, hadir bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa
 kebangsaan.


 Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti
 Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis,
 Idroes Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau
 antara lain yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah,
 Syafei Ma’arif, Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal,
 Fahmi Idris, Sjahrul Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim,
 Eko Alvares, Nursyirwan, Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur
 Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy Utama, tidak pernah 

RE: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik ajoduta
Ambo  setuju  jo  pandapek  ko. Apolah arti  namo  kalau  beko  indak  bisa  
diisi  sasuai  jo  namo...

div Original message /divdivFrom: Akmal N. Basral 
akmal.n.bas...@gmail.com /divdivDate:01/07/2015  9:21 AM  (GMT-05:00) 
/divdivTo: rantaunet@googlegroups.com /divdivCc:  /divdivSubject: 
[R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir) /divdiv
/divAssalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h,

Salah seorang sastrawan Minang terkemuka saat ini, Darman Moenir, yang 
kebetulan juga tinggal di ranah, menuliskan opininya di harian Singgalang edisi 
6 Januari 2015.

Terlepas nanti setuju atau tidak dengan pendapat ybs, menarik mengetahui sudut 
pandang seorang sastrawan yang sehari-hari berpeluh dan berinteraksi dengan 
masyarakat setempat.

Salam,

ANB



* * *



DIM: Parak Bundo Indak Bapaga?

(96 Views) January 6, 2015 8:18 am | Published by sgl17 | No comment

Darman Moenir — KINI, parak “bundo” tu bana takah indak bapaga. Demikian pesan 
pendek saya terima dari (Engku) Sutan Rajo Endah yang domisili di Bogor. 
Kecuali melalui media-sosial “pesan pendek” yang berkecambah dari ujung jari 
sebagian besar pengguna telepon seluler, secara pribadi Endah tak saya kenal. 
Kami belum pernah kopi-darat. Endah mengaku berumur 80 tahun lebih, berasal 
dari Maninjau.

Selama tiga tahun saling berkirim pesan pendek, saya mendapat kesan, Endah 
peduli terhadap kampung-halaman, terhadap Minangkabau, terhadap pantun, 
terhadap sastra lisan. Dia Sutan, pernah kerja pemerintah, terpandang.
Suatu pagi pekan lalu, dalam bahasa Minangkabau berdegap, Endah menulis: 
“Asalamualaikum. Aa paminun kawa pagi ko, Angku? Katan jo goreang atau nasi 
lamak jo durian? Baa pakambangan DIM kini tu, Angku? Agiah-agiahlah ambo 
baritonyo. Wasalam. St. R.E.”


Saya membalas: “Apo DIM tu, Angku Sutan Rajo Endah?”


Endah menjelaskan: “DIM = Daerah Istimewa Minangkabau. Tadanga di ambo, ado nan 
bausaho mampajuangkan DIM tu.”


Pesan-pendek saya kemudian menerakan kalimat: “Yo, Angku St. R.E. Tapi ambo 
ndak basalero jo DIM tu do. Maloyo paruik ambo. Awaklah di NKRI. A juo lai? Ka 
bargolak awak liak? Indak usah Angku. Mambana! Banyak karajo lain nan alun 
takakok.”


Tidak lama setelah itu, saya membaca penjelasan Endah: “Salapiak kito duduak tu 
Angku. Beda saketek, Angku dakek kapalo jamba, ambo lah di ikua jamba. Ambo 
‘satuju’ istimewa tu tapi ‘bukan’ tatulih atau disorak-sorakan. Buktikan sajo 
jo ‘pabuatan’ sainggo urang lain mandaceh kagum dalam atinyo, iyo ebat 
Minangkabau ko. Kini parak ‘bundo’ tu bana takah indak bapaga.”


Oleh satu-dua orang, melalui surat kabar dan media sosial, dua-tiga bulan 
belakangan memang dilempar hasrat untuk mengubah Provinsi Sumatra Barat menjadi 
Daerah Istimewa Minangkabau.


Sesungguhnya apa? Mengapa sekarang serta-merta ada keinginan untuk 
mengistimewakan diri? Tidakkah para pendiri republik mulai dari Abdoel Moeis, 
M. Yamin, Tan Malaka, Soetan Sjahrir, Agoes Salim sampai Mohammad Hatta, tidak 
pernah menyampaikan gagasan hendak mendaerah-istimewakan Minangkabau?
Tokoh-tokoh itu, bersama tokoh-tokoh hebat lain dari berbagai etnik di 
Nusantara, malah menyumbang sangat besar agar RI eksis! Yamin termasuk yang 
maksimal mengupayakan agar bahasa Minangkabau, bahasa Melayu, menjadi bahasa 
kebangsaan: bahasa Indonesia. Ini keajaiban, di antara 700 bahasa daerah, hadir 
bahasa Indonesia. Negara tetangga masih bergaduh soal bahasa kebangsaan.


Tokoh-tokoh hebat seperti Datuak Suri Maharadjo Diradjo Simabua, Sitti 
Manggopoh, Rohana Koedoes, Buya Hamka, Mohammad Natsir, Ali Akbar Navis, Idroes 
Hakimy Datuak Rajo Pangulu, Kamardi Rais Datuak P. Simulie, atau antara lain 
yang berkibar dan menjulang tinggi di zaman ini, sebutlah, Syafei Ma’arif, 
Awaloeddin Djamin, Azwar Anas, Saldi Isra, Fasli Djalal, Fahmi Idris, Sjahrul 
Udjud, Basril Djabar, Maso’ed Abidin, Shofwan Karim, Eko Alvares, Nursyirwan, 
Firman Hasan, Mah di Bahar, Maidir Harun, Nur Ainas Abizar, Gus tf Sakai, Edy 
Utama, tidak pernah menyebut-nyebut keinginan mengistimewakan Daerah dan Ranah 
Minangkabau? Bukankah pada saat ini kita nyaman, sangat nyaman, bahkan bangga 
dengan Provinsi Sumbar, dalam NKRI?


Dan, tanpa diistimewakan pun, semengerti saya, Minangkabau tetap beradat, tetap 
hebat, tetap maslahat. Soal implementasi ABSSBK? Itu tergantung dari kemauan 
dan kesungguhan urang awak, di mana pun mereka berada. ABSSBK tentu saja bisa 
digunakan dengan baik, tanpa perlu menubuhkan DIM.


Pula, Minangkabau dan Provinsi Sumbar bukan urusan kecil, sederhana, tidak 
mungkin diubah bagai membalikkan telapak tangan. Minangkabau adalah satu etnik 
unik, berumur amat panjang dan takkan mungkin habis, kecuali kiamat. 
Minangkabau jadi milik dan kebanggaan jutaan orang, di sini, di mana-mana, di 
seantero jagad. Ratusan kitab sudah memapar dan bicara tentang Minangkabau.
Sumbar adalah sebuah provinsi yang di dalamnya terdapat Kabupaten dan Kepulauan 
Mentawai. Sumbar didiami oleh pelbagai etnik. Selain 

[R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Ahaa, iko ciek baru masuak Lapau Suaro Urang di Lua Lapau nan tiok hari 
mancaliak Ikan Tobek malayang-layang mancirabuik mancalipap-calipap di baliak 
tondeh di Bulakang Lapau:

Saya terkesan dengan Wasit Garis Khairul Jasmi “Hari Bela Negara” (Singgalang, 
Minggu, 21 Desember 2014): “Tapi HBN itu tak cukup alasan untuk menjadikan 
Sumbar sebagai daerah istimewa. Adat yang hebat dan nagari juga tak cukup. 
Matrilineal juga belum.” Di ujung kolom KJ menulis sarkastik: “Kami lebih 
banyak mengurut dada saja atau tersenyum melihat kurenah sejumlah pihak yang 
merasa bisa meng hitam-memutihkan Minangkabau.”

Rasonyo suaro nan ciek ko sajo lah malabiahi 23 (tamasuak imamnyo MN) panando 
tangan di Lapau ko. Pertanyaan pantiang dalam postiang tadahulu tu, baa mangko 
takana kini (dek angku Naim nan mampaguluikkan pulo Proklamasinyo tanggal 17 
Agustus 2015)? Lai ka masuak aka tu?

Salam,
-- Nyit Sungut

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] DIM: Parak Bundo Indak Bapaga (Darman Moenir)

2015-01-07 Terurut Topik Maturidi Donsan
Sanak dipalanta n.a.h.

Pendapat mengenai DIM ini akan terbuka ke semua kita, ini suatu hal yang
baik untuk kemajuan kebebasan menyampaikan pendapat yang akan dinilai oleh
generasi  penerus kita. Mudah-mudahan diikuti oleh pemberi pendapat
berikutnya.

Jangankan di ranah di Rantau sendiri mengenai Dim ini  juga belum satu suara

Alasannya tentu ada.



Perjuangan DIM ini akan bergenerasi, bukan perjuangan sekali jalan.



Bayangan negatif  masa lalu mungkin masih membekas,mudah-mudahan  generasi
sekarang berkat terpaan masa lalu,  akan lebih dewasa,  menjauhi itu semua
kekerasan itu. Perjuangan dengan kekerasn itu merugikan semua pihak.


Sampai hari ini pendukung DIM  di Rantaunet seperti dibawah ini ,
pertengahan Januari ini akan kita  terbangkan untuk memperkuat  kelompok
pendukung DIM di Ranah


PENDUKUNG DIM DI  LAPAU/PALANTA RANTAU NET S/D 07/01/2015

1 . Muchwardi Muchtar Rangkayo Kaciak, di bekasi

2. Anwar Jambak,Payokumbuah

3. Maturidi Dosan, Duri, Riau Daratan.

4. Fauzan Azmi Ibrahim, Jakarta

5. Erwin Moechtar, Bogor

6. Darwin Chalidi, Tangerang Selatan

7. Nnda Satria l/Pdg/34/Sikumbang Padang

8. Zulhendri( Stn. Bgd Rumah Tinggi) Baso,Koto Gadang

9. Afdal Tamsin

10. Datuk Soda https://www.facebook.com/datuk.soda,

11. Muhammad Hafaz - sampai disiko nan lamo
https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3

12. Zulharbi Salim - Batusangkar https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3

13. https://www.facebook.com/muhammad.hafaz.3  HASWIN DARWIS (PILIANG)
PADANG TAROK BASO AGAM

14.  Darul Makmur, St. Parapatiah, Canduang

   Cijantung, Jakarta 13770

15.Ny. Hj. Djalinus Tandjung binti Abdullah Rajo Indo

16. Oktavianty Aseany.

17. Mohammed Fadjri, S.Pd.

18. H.Asmun Ahmad Sju;eib, M.A.

19. Irwan Munir St Rajo Bungsu (54) dari Duri

20. Ir. Ilhamsyah Mirman St. Rajo Ameh -Bandung

21. Wirdanengsih, S.Sos, M.Si – Bandung

22.   Ilham Mustafa, MA

23.  Asmardi Arbi

24. Fashridjal M Noor Sidin Bandung


Terakhir salam untuak kawan ambo  pak Muchtar Yazra St Rajo Endah jo BUBUA
KAPMPIUN nya di Bogor, masuaklah ka Rantaunet ko, salam


Wass,


Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


RE: [R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?

2015-01-07 Terurut Topik ajoduta
Tanyo  make Ngah ko  rasis  banget. Nan  jaleh  urang  awak  Indonesia hampia  
sadonyo. 

Iko  sabalun  kanai  garagak jo nan  labiah  mudo  Wan. Ambo  panah  batanyo  
cando  tu, alah  kanai garagak disabuik  rasist.




div Original message /divdivFrom: Sjamsir Sjarif 
sjamsirsja...@gmail.com /divdivDate:01/07/2015  8:26 AM  (GMT-05:00) 
/divdivTo: rantaunet@googlegroups.com /divdivCc:  /divdivSubject: 
[R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak? /divdiv
/div

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

Begin forwarded message:

From: R. Y. Perry Burhan pbur...@gmail.com
Date: January 6, 2015 at 7:37:24 PM PST
To: Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
Subject: Re: Ado nan tipak di awak?

Mak Ngah,

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun..
dalam pesawat Airasia itu, nan urang Minang samantaro ko didanga hanyo 
pramugari Khairunnisa sajo, inyo basarato rang gaeknyo tingga di Palembang, 
jenazahnyo lah basobok dan alah dikubue di palembang
nan lain nan ambo kenal, ado alumni jurusan kimia its angkatan tahun 1990 
basarato suami dan anaknyo, alun basobok sampai kini, inyo urang Malang, 
katurunan.

itu jawek tanyo Mak Ngah nan dapek dijawek baru mak Ngah, 
alah siat bana makNgah kini? 

salam dari rantau boyo

imam sati

2015-01-06 15:18 GMT+07:00 Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com:
Angku Perry, mandanga kaba musibah pesawat AirAsia dari Surabaya tabik tanyo 
dalam hati kok ado kawan atau famili tipak di awak dalam panumpang tu. 
Tampaknyo kasadoalahe panumpang indak ado nan iduik lai.
-- Makngah

~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA



-- 
R. Y. Perry Burhan, Prof., Dr.
Laboratorium Geokimia Molekuler
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Keputih
Surabaya 60111
Tel. +62 31 594 33 53
Faks. + 62 31 592 83 14
Tel. portatif +62 811 313 1810; +62 812 30 00 22 59
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


RE: [R@ntau-Net] Fwd: Ado nan tipak di awak?

2015-01-07 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Anto samurah tu bana mancaruihkan api? 
Rangrantau kito mangecek caliak2 sabalun magoncek, look before you leap...

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.