Re: [R@ntau-Net] Fwd: OOT : Komunitas Atheis Indonesia

2015-02-11 Terurut Topik Maturidi Donsan
 Ini sebenarnya gerakan anti pacasila.
Indonesia Ini negaranya berdasarkan Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Kalau ada pengakuan :
Kami tidak percaya Tuhan dalam wujud apapun

Tak ada tepatnya di Indonesia


Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] Fwd: OOT : Komunitas Atheis Indonesia

2015-02-11 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Aww. Saudaraku MD di Duri. Tks. komentar nan tapeik sasaronnyo. Jadi kalau 
kiniko adi ISIS, adoTeroris, kiniko ado gerakan  Anti KAI nantun baa gak 
ati.Wass. Haasma. 
 

 Pada Rabu, 11 Februari 2015 17:11, Maturidi Donsan maturid...@gmail.com 
menulis:
   

  Ini sebenarnya gerakan anti pacasila.
Indonesia Ini negaranya berdasarkan Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan 
Yang Maha Esa.
Kalau ada pengakuan :

Kami tidak percaya Tuhan dalam wujud apapun
Tak ada tepatnya di Indonesia
Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


   

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Fwd: OOT : Komunitas Atheis Indonesia

2015-02-11 Terurut Topik Maturidi Donsan
Kalau iko nan datang  samo jo teroris jo ISIS pemerintah dan rakyat
Indonesia harus manulak, kalau indak, pancasila habih

Wass,

Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] Fwd: OOT : Komunitas Atheis Indonesia

2015-02-10 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Wuah ada kelompok Atheis dan Syeitan yang dipikirkan mereka itu apa mengenai 
kehidupan ini? Mo tahu aza cara dan latar belakang kelompok ini sebenarnya apa? 
Harap kembalikan kepada tataran Pemerintahan R.I. dengan Philosophy Pancasila 
dan Konstitusi 1945! Kelompok demikian dapat dikategorikan kelompok a Pancasila 
dan dapat dipecat jadi warganegara R.I.  karena tidak mengakui Pancasila yang 
paham pertama adalahKetuhanan Y.M.E. silahkan saja tidak bertuhan, tidak 
berpromosi dan tidak mengganggu ketertiban kehidupan beragama di Indonesia. 
Kalo mo jadi syetan silahkan saja. wassalam Haasma   

 Pada Selasa, 2 April 2013 19:41, Dedi Suryadi dsuryadi...@gmail.com 
menulis:
   

 Hati-hati jo sanak keluarga awak sanak
Mudah2an jan sampai nan ado tajarumuih...

Kami tidak percaya Tuhan dalam wujud apapun
Reporter : Faisal AssegafSenin, 1 April 2013 09:29:31Kategori KhasBerita tag 
terkait Manusia kian tak percaya Tuhan Kumpulan penolak Tuhan
Karl Karnadi (kiri). (merdeka.com/istimewa) 
370 

Menjadi ateis di Indonesia tentu tidak mudah. Sebab itu, banyak dari mereka 
menyembunyikan identitas sebagai kaum penolak Tuhan. 

Berbeda dengan Karl Karnadi. Dia cuek saja nama lengkapnya disebut dan fotonya 
dipublikasi. Dia hanya ingin masyarakat Indonesia menerima kenyataan sekaligus 
perbedaan. Meski sebagai negara berketuhanan, ada sebagian kecil dari warga 
Indonesia menolak mengakui Tuhan itu ada. 

Mulanya, dia sedikit tertutup lantaran belum ada media berbahasa Indonesia 
mewawancarai dia sebagai pendiri komunitas Indonesian Atheists. Berikut 
wawancara Faisal Assegaf dari merdeka.com dengan Karl Karnadi melalui surat 
elektronik, Selasa (19/3). 

Gagasan siapa mendirikan Komunitas Ateis Indonesia?

Pada Oktober 2008, saya mendirikan komunitas Facebook bernama Indonesian 
Atheists, disingkat IA (catatan: namanya persis seperti itu dgn istilah 
Inggris, berbeda dgn ateis indonesia atau komunitas atheis indonesia). Sebelum 
itu, sebenarnya sudah ada beberapa komunitas ateis di forum-forum atau milis 
meski belum ada yang dikembangkan serius. Ide dari saya awalnya sederhana saja. 

Saya ingin tempat berdiskusi dengan teman-teman saya dari Indonesia yang juga 
ketemu bertemu di Internet dan sama-sama ateis atau agnostik. Awalnya jumlahnya 
kecil sekali, kurang dari sepuluh orang. Sekarang tentu ini berkembang jauh 
dari sekadar online di mana kami bisa berkumpul juga di dunia nyata, saling 
dukung satu sama lain pada saat ada yang terkena diskriminasi.

Pada 2011, teman saya (salah satunya akan anda wawancara), mendirikan laman 
Facebook bernama Anda Bertanya Ateis Menjawab, disingkat ABAM beralamatkan di 
http://FB.ateismenjawab.com dan ini sedang kami kembangkan. Gagasan ini berasal 
dari teman saya tadi, tapi saya dan beberapa teman lain sangat mendukung dan 
ikut mengembangkan. Grup IA di atas diperuntukkan untuk sesama ateis dan 
agnostik, sementara ABAM untuk semua orang, baik beragama atau tidak. Kami 
mengharuskan format interaksi di ABAM dalam bentuk tanya jawab sehingga 
menghindarkan debat kusir atau interaksi tidak sehat.

Apa tujuan pendirian komunitas ini?

Tujuannya ada dua, ke dalam dan keluar. Ke dalam, kami ingin mendukung dan 
menghibur teman-teman ateis terdiskriminasi dalam dunia nyata, dan ada banyak 
sekali yang seperti ini. Ada banyak orang masih menyembunyikan identitas 
sebagai ateis, pelajar harus berpura-pura beragama di hadapan keluarganya, 
suami atau istri harus berpura-pura di hadapan anak dan pasangannya. Sama 
sekali tidak mudah. 

Bayangkan bila teman-teman beragama dipaksa harus berpura-pura beragama lain, 
kira-kira rasanya sama. Tidak setuju tetapi tidak bisa bersuara, tidak bisa 
menampilkan jati diri tanpa jadi korban kebencian dan diskriminasi. Komunitas 
online sangat berperan sebagai kelompok pendukung dan memberikan dukungan bagi 
mereka yang terdiskriminasi.

Keluar, kami ingin mengenalkan ada ateis juga di Indonesia dan kami ingin 
dipandang bukan sebagai musuh, tapi sebagai sesama manusia, sesama warga 
Indonesia. Sumber dari permusuhan adalah prasangka negatif sering salah tetapi 
tersebar luas. Prasangka-prasangka negatif ini ingin kami luruskan. 

Ateis adalah orang-orang normal dan bermoral, warga yang membayar pajak dan 
mengikuti hukum, sama seperti orang-orang lain beragama. Bedanya, kami tidak 
percaya keberadaan Tuhan agama apapun. Perbedaan kadang menimbulkan 
ketersinggungan. Ini lumrah, tetapi tidak harus disikapi dengan permusuhan dan 
kebencian. Sebagai sesama manusia, sebenarnya kita memiliki lebih banyak 
persamaan ketimbang perbedaan, hanya kita sering lupakan itu dan fokus pada 
perbedaannya saja.

Tujuan pertama kami capai dengan grup IA dan tujuan kedua dengan laman ABAM.

Kapan komunitas itu dibentuk? Siapa saja pendirinya dan di mana didirikan?

Ini kebetulan sudah saya sebutkan di atas. Kami adalah satu komunitas dan 
menyediakan berbagai macam media interaksi, dua di antaranya melalui IA 
(Indonesian Atheists) ke sesama ateis dan 

[R@ntau-Net] Fwd: OOT : Komunitas Atheis Indonesia

2013-04-02 Terurut Topik Dedi Suryadi
Hati-hati jo sanak keluarga awak sanak
Mudah2an jan sampai nan ado tajarumuih...

Kami tidak percaya Tuhan dalam wujud apapun
Reporter : Faisal Assegaf
Senin, 1 April 2013 09:29:31
[image: Kami tidak percaya Tuhan dalam wujud apapun]
Kategori Khas http://www.merdeka.com/khas/
Berita tag terkait Manusia kian tak percaya
Tuhanhttp://www.merdeka.com/tag/a/ateis/manusia-kian-tak-percaya-tuhan-komunitas-ateis-1.html
 Kumpulan penolak
Tuhanhttp://www.merdeka.com/tag/a/ateis/kumpulan-penolak-tuhan-komunitas-ateis-2.html

Karl Karnadi (kiri). (merdeka.com/istimewa)
370



Menjadi ateis di Indonesia tentu tidak mudah. Sebab itu, banyak dari mereka
menyembunyikan identitas sebagai kaum penolak Tuhan.

Berbeda dengan Karl Karnadi. Dia cuek saja nama lengkapnya disebut dan
fotonya dipublikasi. Dia hanya ingin masyarakat Indonesia menerima
kenyataan sekaligus perbedaan. Meski sebagai negara berketuhanan, ada
sebagian kecil dari warga Indonesia menolak mengakui Tuhan itu ada.

Mulanya, dia sedikit tertutup lantaran belum ada media berbahasa Indonesia
mewawancarai dia sebagai pendiri komunitas Indonesian Atheists. Berikut
wawancara *Faisal Assegaf* dari *merdeka.com* dengan Karl Karnadi melalui
surat elektronik, Selasa (19/3).

*Gagasan siapa mendirikan Komunitas Ateis Indonesia?*

Pada Oktober 2008, saya mendirikan komunitas Facebook bernama Indonesian
Atheists, disingkat IA (catatan: namanya persis seperti itu dgn istilah
Inggris, berbeda dgn ateis indonesia atau komunitas atheis indonesia).
Sebelum itu, sebenarnya sudah ada beberapa komunitas ateis di forum-forum
atau milis meski belum ada yang dikembangkan serius. Ide dari saya awalnya
sederhana saja.

Saya ingin tempat berdiskusi dengan teman-teman saya dari Indonesia yang
juga ketemu bertemu di Internet dan sama-sama ateis atau agnostik. Awalnya
jumlahnya kecil sekali, kurang dari sepuluh orang. Sekarang tentu ini
berkembang jauh dari sekadar online di mana kami bisa berkumpul juga di
dunia nyata, saling dukung satu sama lain pada saat ada yang terkena
diskriminasi.

Pada 2011, teman saya (salah satunya akan anda wawancara), mendirikan laman
Facebook bernama Anda Bertanya Ateis Menjawab, disingkat ABAM beralamatkan
di http://FB.ateismenjawab.com http://fb.ateismenjawab.com/ dan ini
sedang kami kembangkan. Gagasan ini berasal dari teman saya tadi, tapi saya
dan beberapa teman lain sangat mendukung dan ikut mengembangkan. Grup IA di
atas diperuntukkan untuk sesama ateis dan agnostik, sementara ABAM untuk
semua orang, baik beragama atau tidak. Kami mengharuskan format interaksi
di ABAM dalam bentuk tanya jawab sehingga menghindarkan debat kusir atau
interaksi tidak sehat.

*Apa tujuan pendirian komunitas ini?*

Tujuannya ada dua, ke dalam dan keluar. Ke dalam, kami ingin mendukung dan
menghibur teman-teman ateis terdiskriminasi dalam dunia nyata, dan ada
banyak sekali yang seperti ini. Ada banyak orang masih menyembunyikan
identitas sebagai ateis, pelajar harus berpura-pura beragama di hadapan
keluarganya, suami atau istri harus berpura-pura di hadapan anak dan
pasangannya. Sama sekali tidak mudah.

Bayangkan bila teman-teman beragama dipaksa harus berpura-pura beragama
lain, kira-kira rasanya sama. Tidak setuju tetapi tidak bisa bersuara,
tidak bisa menampilkan jati diri tanpa jadi korban kebencian dan
diskriminasi. Komunitas online sangat berperan sebagai kelompok pendukung
dan memberikan dukungan bagi mereka yang terdiskriminasi.

Keluar, kami ingin mengenalkan ada ateis juga di Indonesia dan kami ingin
dipandang bukan sebagai musuh, tapi sebagai sesama manusia, sesama warga
Indonesia. Sumber dari permusuhan adalah prasangka negatif sering salah
tetapi tersebar luas. Prasangka-prasangka negatif ini ingin kami luruskan.

Ateis adalah orang-orang normal dan bermoral, warga yang membayar pajak dan
mengikuti hukum, sama seperti orang-orang lain beragama. Bedanya, kami
tidak percaya keberadaan Tuhan agama apapun. Perbedaan kadang menimbulkan
ketersinggungan. Ini lumrah, tetapi tidak harus disikapi dengan permusuhan
dan kebencian. Sebagai sesama manusia, sebenarnya kita memiliki lebih
banyak persamaan ketimbang perbedaan, hanya kita sering lupakan itu dan
fokus pada perbedaannya saja.

Tujuan pertama kami capai dengan grup IA dan tujuan kedua dengan laman ABAM.

*Kapan komunitas itu dibentuk? Siapa saja pendirinya dan di mana didirikan?*

Ini kebetulan sudah saya sebutkan di atas. Kami adalah satu komunitas dan
menyediakan berbagai macam media interaksi, dua di antaranya melalui IA
(Indonesian Atheists) ke sesama ateis dan ABAM (Anda Bertanya Ateis
Menjawab) kepada orang lain.

*Sampai kini sudah berapa jumlah anggota komunitas? dari mana saja, berapa
lelaki dan perempuan? Asal agama mana saja?*

Pencatatan lumayan akurat bisa dilihat di http://atheistcensus.com/. Di
situ bisa terlihat jumlah dari komunitas ateis dari Indonesia sekitar
600-an orang. Tentu yang aktif dan bertemu reguler tidak sebanyak itu.
Urutan eks agama apa saja sesuai dengan demografis Indonesia,