[teknologia] bbm
Saya ingat pas liburan SMP, pulang ke kampung nenek moyang di Klaten. Dari stasiun kereta api ke pelosok kami naik Delman. Di rumah nenek, saya dibuatkan air panas untuk mandi dengan menggunakan tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Setelah malam tiba, nenek saya menyalakan lampu ublik, dengan bahan bakan minyak klentik (minyak kelapa). Saya nonton TVRI di rumah tetangga dengan accu sebagai sumber dayanya. (Accu ini di cash tiap minggu di kuto yang sudah ada jaringan listriknya) Besoknya diajak jalan-jalan Paklik ke kota dengan naik sepeda kebo. Saya tidak melihat adanya kebutuhan pada BBM waktu itu. Tapi jaman sudah berubah, sekarang anak-anak muda di desa saya sudah naik motor semua. Bulik saya sudah pake kompor gas. Tiap warung sudah menyediakan Minyak tanah / bensin. Jadi saya yakin, saat ini Paklik saya sedang antri di pombensin sambil membawa drum :-P. Dengan ditemukannya minyak bumi, ada banyak manfaat yang dibawanya. Dan juga membuat kita semakin tergantung pada BBM. Ketika BBM mulai jarang dan kita makin tergantung, jadilah seperti sekarang ini. Maaf, sekedar memecah kesunyian. --- Aris
[teknologia] Re: bbm
soale, kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane numpak pit (sepeda engkol ), coba sak iki tanya sama anak di desa, mana ada yang mau naik sepeda, pokoknya mesti pake honda walaupun ngutang dan bayare tiap panen hahahaha, hehaehehe jadi inget sebulan lalu saya di sweden dan sewa sepeda untuk kerja selama seminggu 500 krone (50€) karena disana ngga ada yang gengsi tuch naik sepeda, bahkan sepeda saya ikut nginep di hotel bintang 5, orang hotel bilang pak sepedanya biar kami masukan temat khusus di hotel heheheh , udah gitu kalau naik mobil atau taxi mahal sekali, jadi alternatifnya naik sepeda selain muraj sehat. hehehe coba orang di indonesia bisq nyonto gitu sama orang di swedia, belanda, france, yang ngga perlu gengsi untuk make sepeda ontel.walaupun make jas dan dasi lengkap buat meeting . back to nature adjie On 9/28/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ingat pas liburan SMP, pulang ke kampung nenek moyang di Klaten. Dari stasiun kereta api ke pelosok kami naik Delman. Di rumah nenek, saya dibuatkan air panas untuk mandi dengan menggunakan tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Setelah malam tiba, nenek saya menyalakan lampu ublik, dengan bahan bakan minyak klentik (minyak kelapa). Saya nonton TVRI di rumah tetangga dengan accu sebagai sumber dayanya. (Accu ini di cash tiap minggu di kuto yang sudah ada jaringan listriknya) Besoknya diajak jalan-jalan Paklik ke kota dengan naik sepeda kebo. Saya tidak melihat adanya kebutuhan pada BBM waktu itu. Tapi jaman sudah berubah, sekarang anak-anak muda di desa saya sudah naik motor semua. Bulik saya sudah pake kompor gas. Tiap warung sudah menyediakan Minyak tanah / bensin. Jadi saya yakin, saat ini Paklik saya sedang antri di pombensin sambil membawa drum :-P. Dengan ditemukannya minyak bumi, ada banyak manfaat yang dibawanya. Dan juga membuat kita semakin tergantung pada BBM. Ketika BBM mulai jarang dan kita makin tergantung, jadilah seperti sekarang ini. Maaf, sekedar memecah kesunyian. --- Aris
[teknologia] Re: bbm
2005/9/28, Adjie [EMAIL PROTECTED]: soale, kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane numpak pit (sepeda engkol ), loh di sini udah boleh top reply yah? *siul2* -- A r j u n a I am a worker, like my father before me (mod tm)
[teknologia] Re: bbm
Yang perlu dianalisa,kenaikan BBM ini ada hubunganya dengan globalisasi dan sektor IT secara tidak langsung. Faktor terbesar untuk future crude oil dan natural gas ditentukan dari liquiditas (supply/demand).Untuk supply dari dulu sudah diketahui kalau supply konstant menurun jadi tidak ada yang baru disini,yang diluar perkiraan adalah increasing demand dari dua negera new economy yaitu India dan China.Selain tentunya demand dari AS (yang predictable) dan negara lain seperti eastern europe.Analisa selengkapnya yang dikumpulkan dari para market analist ada di blogs saya :) Yang jadi pertanyaan,kenapa kedua negara tsb bisa butuh oil sangat besar ? ini karena ekonomi mereka yang booming terutama dari Inflow investor atau perushaan yang pindah/outsource/manufacturing ke India dan China (Shanghai). Gua sendiri agak impressed waktu tahu 5-10 tahun lalu,gaji engineer IT di India hampir sama dengan di Indonesia,tapi sekarang triple atau bahkan naik 5 kali,skrg gak susah untuk cari gaji IT guy middle level di Bangalore dengan gaji sekitar 25-30 juta per-bulan.Sekarang juga pershaan amrika/jepang/yurep bukan cuman outsource lagi ke India tapi malah pindah total,rekruitmen dilakukan bahkan sebelum lulus. Nah kalau story tentang China semuanya udah tahu.Lihat aja Shanghai seperti apa skrg,lihat betapa takutnya US corporation dengan kompetisi dari China yang bisa beri harga half price untuk semua produk yang dijual US company. (Nah jadi mengerti skrg kenapa Kongress AS mati-matian minta agar China unpeg Yuan thd Dollar). Walhasil dari kemajuan India+China,mereka butuh resource yang lebih tinggi,termasuk Oil (now you know why China is aggressively willing to buy Unocal and PetroKazakhstan,after China bought IBM PC Division). Balik ke masalah Indonesia,kita tahu permasalahanya,ada subsidi oil yang sangat besar semtara kita sudah oil importer,perlu beli minyak yang menggunakan US Dollar,sementara budget juga menipis.Budget untuk oil subsidi tsb lebih dari budget untuk pendidikan + Kesehatan. Ironis yach,untuk kemajuan yang terjadi di negara lain,harus dibayar secara tidak langsung oleh negara yang lebih (economically dan politically) lemah... Terus kalau ditanya,siapa negara yg paling untung dari kenaikan BBM : ya negara Arabs. Jalan keluar Untuk Indonesia,selain mengandalkan alternative energy resources,long termnya Indonesia mesti jadi negara yang pandai memanfaatkan globalisasi,di abad 21 negara yg berhasil bukan negara yg punya banyak natural resources,tapi SDM,seperti yg dilakukan China dan India. Carlos On 9/28/05, Adjie [EMAIL PROTECTED] wrote: soale, kayune wis habis di tebang mas dan di gondol konglomelarat, makanya pada make BBM, jarene biar ngga kena asép heheheh lagian khan gaya gitu lho kalau naik honda (Sepeda motor) timbangane numpak pit (sepeda engkol ), coba sak iki tanya sama anak di desa, mana ada yang mau naik sepeda, pokoknya mesti pake honda walaupun ngutang dan bayare tiap panen hahahaha, hehaehehe jadi inget sebulan lalu saya di sweden dan sewa sepeda untuk kerja selama seminggu 500 krone (50€) karena disana ngga ada yang gengsi tuch naik sepeda, bahkan sepeda saya ikut nginep di hotel bintang 5, orang hotel bilang pak sepedanya biar kami masukan temat khusus di hotel heheheh , udah gitu kalau naik mobil atau taxi mahal sekali, jadi alternatifnya naik sepeda selain muraj sehat. hehehe coba orang di indonesia bisq nyonto gitu sama orang di swedia, belanda, france, yang ngga perlu gengsi untuk make sepeda ontel.walaupun make jas dan dasi lengkap buat meeting . back to nature adjie On 9/28/05, risiyanto budi [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya ingat pas liburan SMP, pulang ke kampung nenek moyang di Klaten. Dari stasiun kereta api ke pelosok kami naik Delman. Di rumah nenek, saya dibuatkan air panas untuk mandi dengan menggunakan tungku dengan kayu sebagai bahan bakarnya. Setelah malam tiba, nenek saya menyalakan lampu ublik, dengan bahan bakan minyak klentik (minyak kelapa). Saya nonton TVRI di rumah tetangga dengan accu sebagai sumber dayanya. (Accu ini di cash tiap minggu di kuto yang sudah ada jaringan listriknya) Besoknya diajak jalan-jalan Paklik ke kota dengan naik sepeda kebo. Saya tidak melihat adanya kebutuhan pada BBM waktu itu. Tapi jaman sudah berubah, sekarang anak-anak muda di desa saya sudah naik motor semua. Bulik saya sudah pake kompor gas. Tiap warung sudah menyediakan Minyak tanah / bensin. Jadi saya yakin, saat ini Paklik saya sedang antri di pombensin sambil membawa drum :-P. Dengan ditemukannya minyak bumi, ada banyak manfaat yang dibawanya. Dan juga membuat kita semakin tergantung pada BBM. Ketika BBM mulai jarang dan kita makin tergantung, jadilah seperti sekarang ini. Maaf, sekedar memecah kesunyian. --- Aris
[teknologia] Re: bbm
tolong ya supaya gak melakukan top posting di milis ini. berikut kutipan tatib milis di http://teknoblogia.blogspot.com/ Dilarang melakukan top-posting (me-reply di atas quote). Pembaca butuh kaitan antara tulisan anda dengan tulisan yang anda reply (hapus dulu kalimat yang tidak perlu). Terima kasih atas perhatiannya :) -- http://priyadi.net
[teknologia] Re: bbm
On 9/29/05, Priyadi Iman Nurcahyo [EMAIL PROTECTED] wrote: tolong ya supaya gak melakukan top posting di milis ini. berikut kutipan tatibmilis di http://teknoblogia.blogspot.com/ Mungkin lupa mas Pri, daku juga kadang - kadang suka top posting secara ga sengaja :-) Dilarang melakukan top-posting (me-reply di atas quote). Pembaca butuh kaitan antara tulisan anda dengan tulisan yang andareply (hapus dulu kalimat yangtidak perlu).Terima kasih atas perhatiannya :)--http://priyadi.net Anyway... Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa Indonesia itu ya mentalnya. Sebenarnya bagus juga dulu ada program pemerintah Aku cinta produk dalam negeri agar kita engga cuma bisa jadi importir saja. Tapi kok sekarang program itu engga lagi kedengeran ya gaungnya? Pemerintah yang selalu berganti - ganti kebijakan juga menyumbang tuh terhadap kegagalan produk ini. Padahal kalau diberi tax incentive, saya rasa mental Indonesia bisa diubah secara perlahan deh agar engga menjadi net importer.-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: bbm
On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote: Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa Indonesia itu ya mentalnya. Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja
[teknologia] Re: bbm
On 9/29/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote: Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa Indonesia itu ya mentalnya.Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-) Salam,P.Y. Adi Prasaja Ya caranya (salah satunya) itu tadi... galakan lagi program cinta produk dalam negeri. Bisa juga di atur dengan keputusan pajak. Jadi semakin kaya seseorang, pajaknya juga semakin gede. Sekarang juga udah seperti itu sih, pajak progresif, tapi implementasi di lapangannya yang bermasalah. Hal lain yang bisa dilakukan ya melalui institusi pendidikannya. Kita sudah terlalu lama di suruh diam dan duduk mendengarkan di usia kita yang sangat produktif. Dengan pemberlakuan KBK, hal itu pun tidak jauh berbeda. Hanya sekolah - sekolah tertentu saja (dan biayanya tentu mahal) yang dapat merangsang kreatifitas anak didiknya (yang akhirnya dalam jangka panjang mengubah mental bangsa ini). Ada usulan lain? PS: kalau bisa masukan juga unsur teknologi, ini kan milis teknologia :-P-- Oskar Syahbanahttp://www.permagnus.com/ http://blog.permagnus.com/
[teknologia] Re: bbm
On 9/28/05, Oskar Syahbana [EMAIL PROTECTED] wrote: On 9/29/05, adi [EMAIL PROTECTED] wrote: On Thu, Sep 29, 2005 at 12:40:06AM +0700, Oskar Syahbana wrote: Mau subsidi dicabut kek, mau engga kek, yang perlu diubah dari bangsa Indonesia itu ya mentalnya. Caranya? mudah-mudahan one-liner tidak dilarang :-) Salam, P.Y. Adi Prasaja Ya caranya (salah satunya) itu tadi... galakan lagi program cinta produk dalam negeri. Bisa juga di atur dengan keputusan pajak. Jadi semakin kaya seseorang, pajaknya juga semakin gede. Sekarang juga udah seperti itu sih, pajak progresif, tapi implementasi di lapangannya yang bermasalah. Hal lain yang bisa dilakukan ya melalui institusi pendidikannya. Kita sudah terlalu lama di suruh diam dan duduk mendengarkan di usia kita yang sangat produktif. Dengan pemberlakuan KBK, hal itu pun tidak jauh berbeda. Hanya sekolah - sekolah tertentu saja (dan biayanya tentu mahal) yang dapat merangsang kreatifitas anak didiknya (yang akhirnya dalam jangka panjang mengubah mental bangsa ini). Ada usulan lain? PS: kalau bisa masukan juga unsur teknologi, ini kan milis teknologia :-P hehehe...cara yang diatas kan yang memang sepatutnya dijankan *regardless* BBM naik atau tidak. Sebenarnya yang punya dampak paling real dan cepat ini kalau ada major investment asing baru ke Indonesia,efeknya langsung pada penguatan rupiah,employment,knowledge/information transfer,etc...Arah-nya SBY sudah benar sebenarnya,cuman ya itu.kita masih dalam tahap perubahan sampai satu atau dua dekade kedepan.Harus sabar. Investment IT ke Indonesia ? heheheno comment dululah,tapi dulu gua pernah denger ada rumor diskusi 4 mata SBY dan BG(om gates),tapi dari insider kontak gw kayaknya materinya belum sesuai yg di-impikan. Carlos
[teknologia] Re: bbm
Iya sih, naik sepeda itu enak, asal kotanya datar, bukan naik turun bukit kayak Bandung, kecuali kalau mau pengen punya otot betis (kempol) yang kayak kawat :)) *kasihan deh kalo lihat tukang becak di bandung yang kuat-kuat* -affan
[teknologia] Re: bbm
Iya sih, naik sepeda itu enak, asal kotanya datar, bukan naik turun bukit kayak Bandung, kecuali kalau mau pengen punya otot betis (kempol) yang kayak kawat :)) *kasihan deh kalo lihat tukang becak di bandung yang kuat-kuat* Jaman tahun 60'an sih waktu orang tua saya masih kuliah di UNPAD, mereka sering naik sepeda.. Rumah daerah geger kalong.. :) Gak tau beda apa ngga' bandung thn 60 an sama sekarang.. mungkin sekarang plus macet ya. :) Ma'af OOT.. -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id