[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia

2006-01-12 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim
Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau ditantang, besar
kemungkinan akan sembunyi. Namun, kalau mendompleng;
jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya: 
PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst.

Milis ini merupakan cerminan keadaan sebenarnya: memang
nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau
demikian, apa bedanya dong dengan telematika?

sigh...-- Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Re: Dosen VS Mahasiswa

2006-01-11 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

fade2blac wrote:

 Meneruskan tradisi Dullatip (halo junior internet engineer?),
Weleh-weleh, Avatar Dullatip sampai dibawa-bawa...

Hm... isyu serta tanggapan yang diungkapkan di sini sudah
sangat rumit. Jika saya ikutan memberikan tanggapan, wah
nantinya bisa tambah rumit...

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Konsensus Milis Teknologia

2006-01-11 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim
Rekan Milis Yang Berbahagia,

Cerita lama ini mestinya pernah terbaca sebelumnya:


Kisah sang Penjual Ikan:

=
Ada seorang penjual ikan memasang papan tulisan di atas meja
dagangannya:
Di sini Menjual Ikan Segar.

Ada seorang pelanggan memberikan kritikan bahwa sudah pasti
berjualan ikannya Di sini. Sang pedagang, dengan serta-merta
mengubah tulisan di papan menjadi:
Menjual Ikan Segar.

Datang pelanggan berikutnya, serta juga memberikan masukan bahwa
ikan sudah pasti Segar. Lalu, sang pedagang mengubah lagi
tulisan di papan menjadi:
 Menjual Ikan.

Pelanggan berikutnya, memberikan masukan bahwa tentunya ikan
tersebut untuk dijual. Sang pedagang memutuskan untuk merevisi
ulang tulisan menjadi:
 Ikan.

Tetap saja, ada pelanggan memberikan komentar bahwa dari baunya
sudah ketahuan bahwa yang di atas meja adalah Ikan. Sang
pedagang kemudian menghapus total tulisan papan. 

Terakhir, ada pelanggan memberikan komentar, bahwa berdasarkan
teori Marketing, sebaiknya mempromosikan dengan sebuah papan
tulisan, umpamanya:
 Di sini Menjual Ikan Segar

=

Mudah-mudahan bisa ada konsensus dari peserta milis teknologia ini:

Konsensus #1:
Keputusan apapun yang diambil, akan ada kelebihan dan
kekurangannya. Namun, sang pedaganglah yang harus membuat
keputusan, dan apapun keputusannya, sepenuhnya merupakan
tanggung-jawab sang pedagang! Sang pedagang dilarang ngeyel 
bahwa para pelanggannya telah membuat bingung.

Konsensus#2:
Para pelanggan dipersilakan untuk sepuasnya memberikan masukan.
Jangan sampai ada anggapan bahwa komentar apa adanya
merupakan menjelek-jelekan. Sang pedagang tidak perlu sampai
marah/tersinggung. Namun, sang pedagang harus selalu ingat bahwa
yang bersangkutanlah yang akan membuat keputusan akhir. 

Konsensus#3:
Para penonton, bukan pelanggan atau pedagang, seharusnya
tidak perlu dengki, serta mencari-cari kesalahan sang pedagang
ataupun pelanggannya. Kalau On Topik-nya mengenai Papan Tulisan;
mengapa tiba-tiba ada penonton yang mengalihkan fokus -- umpamanya
ke masalah mengapa sang pelanggan tidak menggunakan celana dalam?


tabe,

RMS




[teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...

2006-01-10 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

Rekan-rekan pengamat milis yang berbahagia,

Terimakasih banyak atas semua tanggapan yang luar biasa
banyak dan bervariasi. Ada beberapa isyu yang muncul;
namun sayang waktu saya lagi sangat terbatas. Kalau
ada waktu, mungkin nantinya akan saya balas isyu tersebut.

Untuk sementara, saya membalas secara umum saja.
Isyu yang saya angkat ialah perihal produktivitas makalah dalam negeri
agat minim. Jangankan yang bermutu, yang tidak bermutu pun langka!
Dan jangankan menulis, membaca saja jarang!

Jadi, titik fokus saya ialah memperkenalkan artikel-artikel
ilmiah, plus pembuatan laporan (=menulis!) atas
pengalaman mengikuti seminar tersebut.  Lihat ulang:
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2005/1-Pengalaman/

Apakah seminar tersebut sukses? Belum yakin. Kita ikuti saja
nasehat Mr. Tung Desem Waringin: Tidak ada salahnya untuk
terus trial and error dalam mencari formula yang pas untuk
membangun sebuah seminar yang sukses.

Membiasakan para mahasiswa untuk menulis, merupakan
sebuah tantangan yang harus diatasi. Oleh sebab itu, setiap ada
kesempatan, saya meminta para mahasiwa untuk menulis.
Untuk sementara, *MUTU* di-nomor-dua-kan. Asumsinya, sesuatu
yang tidak bermutu dapat diperbaiki menjadi bermutu.
Namun sesuatu yang TIDAK ADA; sangat mustahil untuk diperbaiki.

Sebagai penutup, berikut beberapa ilustrasi karya-karya paksa
yang diarsipkan.

Keamanan Sistem Informasi:
===
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/MTI-Keamanan-Sistem-Informasi/2005/POKJA-Malam/
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/MTI-Keamanan-Sistem-Informasi/2005/POKJA-Pagi/

Pengantar Sistem Operasi dan Sistem Komputer:
===
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/MTI-PSOKS/2005/

Sistem Operasi:
=
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/


--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Penelitian Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia: Quo Vadis?

2006-01-04 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

Rekans,

Mendahului thread Tak kenal tak sayang, diasumsikan bahwa
telah ada (exists) berbagai kegiatan penelitian Sistem Informasi
Managemen di Indonesia (=SIMDI). Namun, populasi komunitas
SIMDI masih sedikit, serta tersebar pada berbagai disiplin
ilmu yang lebih mapan seperti Ilmu Komputer, Bisnis dan
Managemen, Psikologi, dan sebagainya.

Melalui tulisan tersebut,  saya mencoba untuk mempertanyakan
arah dari SIMDI.

Apakah ada yang bersedia memberikan tanggapan?

URL: http://free.vlsm.org/v02/org/vlsm/rms46/2/114.pdf

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...

2006-01-04 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

Pak Anto:

Tak kenal tak sayang ini merupakan kelanjutan dari Penelitian
Bidang Sistem Informasi Managemen di Indonesia (SIMDI):
Quo Vadis?

Bagaimana mungkin mengharapkan nama peneliti Indonesia
muncul dalam jurnal top seperti MISQ, ISR, dst.; sedangkan yang
pernah membaca, apa lagi teratur membaca jurnal tersebut
sangat langka! Jadi terpaksa deh  memperkenalkan jurnal
tersebut kepada para mahasiswa.

Ternyata, rintangannya tidak sedikit. Pertama, hambatan dari
Fakultas; sebab hal ini dianggap tanggung: bukan kursus
bahasa Inggris dan bukan kuliah metodologi penelitian. Terpaksa,
kuliah Seminar dipermak untuk keperluan ini, sebab seminar
memiliki derajat kebebasan bahan ajar yang memadai.

Selanjutnya, bagaimana memilih artikel dengan derajat
kesulitan yang secara perlahan meningkat. Ternyata, artikel
yang saya anggap gampang belum tentu ''gampang''
untuk mahasiswa.

Apakah ada informasi lebih lanjut mengenai rinkoh
(dalam bahasa Inggris)?

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Re: IEEE Membership....seberapa perlu ???

2006-01-04 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

 ada ngga diantara member milist ini yang member IEEE ayo tunjuk tangan.

Maat, ikutan nibrung OOT.
Mengingat keanggotaan yang mahal (walau pun tarif Development Country);
tergantung berapa punya anggaran (pribadi).

Namun umpamanya,  saya sendiri anggota AIS  (Asoc. of Information
Systems) dengan potongan 80% iuran keanggotaan yang dibayar
tempat kerja saya. Dengan keanggotaan tersebut, saya bisa
mengakses Digital Library AIS.

Sepengertian saya, ada beberapa kolega lain yang menjadi anggota
ACM, IEEE, dst.. Sebagian dibayarin kantor, sebagian bayar
sendiri.

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Re: Tak Kenal... Tak Sayang...

2006-01-04 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

 Saya baru tahu kalau di Indonesia ada rintangan spt. yang
 disebutkan.

Rintangannya ialah bahwa sebuah mata ajar ber-SKS
(mendapat nilai) perlu memiliki atribut-atribut keilmuan
tertentu. Saya rasa itu berlaku umum dan bukan
spesifik Indonesia.

Yang spesifik Indonesia (negara dunia ke tiga?)  bahwa
mahasiswanya tidak terbiasa membaca bacaan ilmiah
berbahasa Inggris. Lebih menyedihkan, berpikir kritis
dianggap sebuah keanehan. Sulit sekali membangun
suasana diskusi yang meriah di dalam sebuah kelas.

Apakah mengikuti rinkoh mendapat nilai?

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim


[teknologia] Tak Kenal... Tak Sayang...

2006-01-03 Terurut Topik Rahmat M Samik-Ibrahim

Rekan-rekan,

Berikut arsip pengalaman pelajaran membaca artikel ilmiah
yang berlangsung semester yang lalu. Pelajaran ini diikuti
secara setengah mati oleh 23 perserta. Artikel yang saya
anggap gampang ternyata masih sangat sulit bagi
yang tidak biasa membaca artikel ilmiah.

Silabus dapat dilihat di
http://free.vlsm.org/v02/org/vlsm/rms46/2/128.html

Pengalaman beberapa peserta dapat dilihat di
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2005/1-Pengalaman/

Arsip lainnya di
http://free.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/

Nantinya, pingin buat artikle di
http://free.vlsm.org/v02/org/vlsm/rms46/2/131.pdf

tabe,

--
Rahmat M. Samik-Ibrahim