Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Chae, Dari awal saya menulis ini hanya untuk menunjukkan kedudukan Alquran bagi umat yang masih merasa memeluk agama Islam. Jadi, meski kedudukan Alquran sudah final, tidak berarti final pula pemahamannya. Mengapa? Karena, di dalam Alquran sendiri kita diperintah untuk melakukan tadabur, untuk meng-iqra, sehingga kita bisa memahami relasi antara ayat-ayat yang ada di dalam Kitab Alquran dan ayat-ayatNya yang berupa alam semesta ini. Bila kita bisa memadukan antara ayat-ayatNya yang ada di Kitab Alquran, di alam raya, dan di dalam kesadaran kita, maka kita akan bisa hidup di bumiNya ini dengan penuh kesejahteraan, atau dengan kata lain baldah thayyibah wa rabb ghafuur, yaitu hidup di negeri yang sejahtera (makmur dan aman sentosa, serta senantiasa dalam perlindungan Tuhan). Wassalam, chodjim - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 3:08 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an. Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis. Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
100% setuju... :) Dalam diskusi saya memang tidak ingin terjebak pada keontetikan kitab suci. Kalau ini yang didiskusikan, malah tidak produktif dan bukan hanya mbulet. Tantangan kita sebagai umat Islam dewasa ini ialah bagaimana memberdayakan ujaran dan ajaran yang ada di dalam kitab suci itu sebagai paradigma kita berbuat dan bertindak sehingga kita bisa turut serta membangun bangsa yang jaya. Kita tidak boleh a priori seprti Sdr. Noteo, sebab biasanya --sekali lagi, biasanya-- orang yang bisanya a priori itu tidak pernah bisa berbuat apa-apa untuk kesejahteraan umat manusia, selain hanya bisa masturi, hahaha Salam, chodjim - Original Message - From: ariel To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar (seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut (mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh para teolog fuqaha. Walahuallam. Salam, -ariel- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Dana, Kalau Anda masih ingat tulisan-tulisan saya di WM ini, tentu Anda tahu bahwa saya pernah menjelaskan bahwa kemajuan sebuah bangsa itu tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor yang mendukungnya. Suatu bangsa akan maju bila bisa mensinergikan kepercayaan/agama mayoritas rakyatnya, kultur bangsa itu, dan penerimaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berjalan. Daulat Abbasiyah berjaya karena bisa mensinergikan kultur Arab, Islam yang dibawa Kanjeng Nabi Muhammad, dan penerimaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berasal dari Timur (India, Cina, Nusantara) yang selanjutnya dipadukan dengan iptek yang berasal dari Yunani/Romawi. Eropa Barat (termasuk Amerika) maju karena mereka mensinergikan agama Kristen sebagai kepercayaan bangsa Barat, Kultur Eropa yang berasal dari Yunani/Romawi, dan penerimaan iptek yang mereka pelajari dari dunia Islam di Andalusia (Cordova). Lebih maju lagi setelah bisa meraup modal dari negeri-negeri jajahan yang tersebar di Amerika Latin, Asia dan Afrika. Jepang maju, karena mereka bisa mensinergikan kepercayaan Buddha, dengan kultur Shinto dan Kong Huchu, dan iptek dari Barat. Nah, kalau bangsa Indonesia ingin maju dan bisa bersaing dalam kemajuan, maka kita pun harus bisa mensinergikan Islam, kultur Nusantara, dan iptek yang sedang berkembang dewasa ini. Kultur Nusantara sebagai landasan pokoknya, sedangkan Islam sebagai nilai-nilai yang membingkainya. Maka, kulturlah yang membedakan kemajuan Jepang dengan Thailand, meski sama-sama Buddhisnya. Jadi, tak ada bangsa yang bisa maju bila meninggalkan kultur/budaya bangsanya. Kultur/budaya itu merupakan ibu yang melahirkan yang harus dihormati. Sedangkan agama itu seperti nilai/norma bagi perilaku dalam kehidupan. Oleh karena itu, harus disinergikan! Bangsa yang meninggalkan agama juga tidak akan bisa maju. Cobalah lihat bangsa-bangsa yang maju, pasti tak pernah meninggalkan salah satu dari ketiga faktor penentu tersebut. Nah, agar tidak salah tangkap... :), maka kita pun harus memahami masing-masing faktor tersebut secara terbuka dan disertai wawasan yang luas. Misalnya, yang termasuk dalam IPTEK adalah tatacara pemerintahan yang dilandasi ilmu pemerintahan dan penerapan pemerintahan yang baik yang bisa bersaing di era modern ini seperti penegakan demokrasi di segala bidang kehidupan dan penegakan hukum. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 9:37 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Mas Chodjim Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita identifikasi apa saja. Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik. Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Apakabar Sdr. Noteo, Weleh.., weleh..., saya baru tahu lho kalau kitab suci Noteo itu mbelgedes. :-D Oleh karena itu, tolong dipahami secara utuh. Saya tentunya tidak pernah memfantasikan agama sebagai media yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan. Saya hanyalah hendak mendudukkan fungsi kitab suci bagi orang-orang yang beragama. Dan, ini sebuah realitas!! Jika kita ingin membawa Indonesia sebagai negeri yang maju dan bisa bersaing dalam kehidupan ini, maka salah total kalau kita menyingkirkan agama dari bangsa ini. Alih-alih kita bisa berbuat sesuatu untuk kemajuan, kita malah menciptakan konflik yang tak berujung dalam kehidupan bermasyarakat. Semoga Anda tertuntun oleh kitab suci mbelgedes... :)) chodjim - Original Message - From: noteokrasi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Ternyata diskusi di sini masih berkisar pada hal yang sama yakni memuaskan diri sendiri dengan cara memuji-muji kitab yang disuci- sucikan. Ini tidak lebih dari kegiatan 'group masturbation' yang memfantasikan agama sebagai media (atau bahkan sebagai gaya hidup) yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia. Kita semua tahu bhw kitab (yang disucikan oleh) siapapun tidak/belum pernah bisa menjadi penentu maju tidaknya sebuah bangsa dan peradaban. Salam mbelgedes, Noteo [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
Nah marilah kita kembali mengejar kejayaan itu. Dengan alat apa? Bukan dengan bom bunuh diri tetapi dengan akal, mantiq dan iptek. Seperti yg digunakan para ilmuwan jaman dulu itu. Alat utamanya ialah akal. Inilah inti dari tujuan saya ikut milis ini ialah supaya kita sadar bahwa ketertinggalan kita itu bukan salah orang lain, melainkan salah sendiri. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi, geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam, Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan peradaban Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE. Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran - tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi, seperti disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di dalam Al Qur'an (Islam). Salam, Flora _ Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Achmad Chodjim chodjim@ wrote: .dst.. Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - TIONGKOK Yang KUKENAL (2)
Kolom IBRAHIM ISA Rabu, 07 Februari 2007 TIONGKOK yang KUKENAL (2) Belum lama aku sempat bertukar fikiran dengan sahabat-lamaku orang Tiongkok dalam bahasa Tionghoa dia itu disebut 'Lao Pengyou', yang datang dari Tiongkok. Aku selalu berpendapat perlunya bertukar fikiran langsung dengan sahabat-sahabat orang-orang Tiongkok, mengenai situasi Tiongkok sekarang. Masalahnya, tinggal mencari kesempatan untuk itu. Belum lama ini syukurlah muncul juga kesempatan itu. Boleh dibilang tidak ada satu minggu berlalu di dunia pemberitaan, -- pers, radio dan TV mancanegara, khususnya di dunia Barat, --- yang tidak memberitakan tentang Tiongkok. Ada berita yang menyoroti segi-segi negatif ketimbang yang positif. Sering dikira itu berita tentang Tiongkok itu berita positif, namun, kemudian ada selipan yang negatif. Ternyata maksud sesungguhnya berita tsb memang menceriterakan sesuatu yang negatif tentang Tiongkok. Sekarang zamannya orang menomorsatukan kebebasan, kebebasan menyatakan pendapat dan menyiarkannya. Jadi berita-berita yang macam-macam tentang Tiongkok, itu boleh-boleh saja. Tinggallah pada kita sendiri bagaimana mencernakannya. Banyak orang pada dasarnya mengambil sikap yang bersahabat dengan Tiongkok dan bersimpati dengan rakyatnya. Tetapi ada juga orang-orang yang sejak awal bertitik tolak dari sikap yang antipati terhadapnya, terutama terhadap kekuasaan di Tiongkok sekarang. Umumnya mereka itu adalah fihak-fihak yang menganut faham anti-Komunis. Karena pemerintahan Tiongkok adalah pemerintah Komunis dan dipimpin oleh Partai Komunis, maka mereka mengambil posisi anti-Tiongkok. Namun, terhadap rezim di Taiwan mereka tidak antagonis. Bahkan mendukung politik AS zaman Perang Dingin, yaitu politik 'Dua Tiongkok'. Atau politik 'satu Tiongkok' dan 'satu 'Taiwan'. Jadi mendorong berdirinya Taiwan yang separatis. Mereka-mereka yang anti-Komunis itu, dengan bertolak dari faham anti-Komunisnya, yang mengambil posisi antagonis terhadap rezim di Tiongkok sejak berdirinya RRT - pada umumnya menyatakan bahwa, sebenarnya, kata mereka, sejak era Deng Xiaobing, Tiongkok sudah bukan Sosialis lagi. Tiongkok sudah melaksanakan sistim Kapitalis. Partainyapun sudah bukan partai Komunis lagi. Hanya nama saja yang Komunis. Namun, orang-orang yang sama itu juga, sama nyaringnya menabuh genderang, memperingatkan dunia, tentang bahaya munculnya superpower baru, yaitu Tiongkok. Orang bisa mengambil kesimpulan, mereka itu bukan pertama-tama menentang sisitim apa yang dijalankan di Tiongkok, tetapi, mereka tidak ingin ada satu Tiongkok yang bebas berdiri sendiri dan kuat di segala bidang. Mereka menghendaki Tiongkok terpecah-belah dan tegantung pada luar. Mereka mendambakan dunia yang dikuasai dan 'dipimpin' oleh AS dan sekutu-sekutunya. Mereka mengimpikan suatu 'Pax Americana' di dunia ini. *** Dari sinilah bisa dilihat, masih hidupnya di kalangan Barat dan pada mereka yang sepandangan dengan politik 'Perang Dingin' dunia Barat, yang ingin diteruskannya strategi 'China containment policy'. Bisa diikuti dengan jelas bahwa politik 'China containment' ini sekarang menggunakan merek atau iklan baru, yaitu mencanangkan kepada dunia: 'Waspada terhadap superpower baru: Tiongkok'. Untuk melengkapi input mengenai Tiongkok, maka ada baiknya a.l. mendengar langsung dari orang Tiongkok bagaimana pendapat mereka sendiri tentang Tiongkok yang ramai dibicarakan orang itu. Ini lebih-lebih lagi terasa perlu bagi orang seperti aku. Karena pengetahuan-langsung yang kuperoleh di lapangan mengenai Tiongkok, adalah mengenai situasi Tiongkok selama aku bekerja dan berdomisili di negeri itu pada periode 1966-1986, dan dalam tahun 1998. Tahun 1998 itu kami, istriku Murti dan aku, diundang oleh Perkumpulan Tiongkok untuk Persahabatan dengan Luarnegeri Chinese Association for Friendship with Foreign Countries. Sejak itu, waktu -- sudah berlalu hampir 10 tahun sejak kunjunganku terahkir ke Tiongkok. Meskipun belum mengunjungi Tiongkok lagi, --- dengan mengikuti perkembangan Tiongkok lewat media mancanegara dan membaca sendiri yang dipublikasikan media Tiongkok berbahasa Inggris, serta siaran Radio Beijing berbahasa Indonesia, maka bisa dikatakan bahwa dalam jangka waktu 9 - 10 tahun belakangan ini , di Tiongkok tak terjadi perubahan baru yang fundamentil, yang berbeda dengan situasi 9-10 tahun yang lalu. Pemahamanku ini dilengkapi belakangan dengan kesempatan bertukar fikiran dengan orang-orang Tiongkok sendiri, orang-orang biasa, bukan pejabat atau politikus. Dengan demikian maka lumayanlah bisa diperoleh gambaran yang bisa diandalkan tentang Tiongkok sekarang. * * * Pengenalanku tentang Tiongkok sekarang singkatnya adalah sbb: Sejak Tiongkok menempuh kebijakan ekonomi (pasar) pada akhir tahun 1970-an, dipkrakarsai dan dirintis oleh PM Deng Xiaobing, --- bisa disaksikan dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis
Dikatakan bahwa AIDS/HIV bisa juga menular melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tidak setril, jadi tanpa bersetubuh dengan orang mengandung penyakit tsb yang homo, lesbian, bisex, pelacur etc. - Original Message - From: Aisha To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com ; wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:34 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis Pak Ahmad, Penyakit AIDS ini kan karena virus HIV yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Penularannya melalui cairan tubuh manusia. Memang betul bahwa awalnya terjadi di kalangan homo, lalu pelacur dan dari pelacur ke pelanggan yang bisa menulari anak istrinya yang soleh solehah (tidak melacur). Malah bisa juga melalui transfusi darah, jika darahnya mengandung HIV. Atau dari jarum suntik narkoba, jarum tindik, jarum tato yang tercemar HIV. Maka penderitanya bukan hanya nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi saja, coba sekali-kali ke RS, disana ada ibu-ibu rumah tangga setia atau bayi-bayi yang positif HIV atau sudah masuk stadium AIDS atau sudah meninggal. Meninggalnya bukan karena HIV/AIDS tapi karena berbagai penyakit yang masuk setelah sistem kekebalan tubuhnya hancur oleh HIV. Dan orang hanya tahu, si X meninggal karena TBC, si Y meninggal karena malaria, dll - Penyakit ini masuk dan mematikan setelah HIV, jadi orang tidak tahu kalai itu karena HIV jika tidak melakukan tes darah lalu tidak mengumumkan eperti nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi ini. Malah karena stigma dan perlakuan diskriminatif orang-orang, banyak lho orang yang sudah positif HIV tidak mengaku. Pak Ahmadi, dalam obrolan milis, apa bisa ya tidak terlalu banyak menggunakan huruf kapital terkecuali untuk hal-hal tertentu yang penting atau singkatan seperti HIV misalnya. Rasanya teman-teman mengerti jika kita menulis normal saja. Dalam etika bermilis, pemakaian huruf kapital itu untuk memperlihatkan kemarahan. Kita bisa ngobrol dengan baik mengeluarkan pendapat kita tanpa amarah bukan? Beragama itu juga mengendalikan amarah kita ya? salam Aisha From : Ahmadi Agung Hepatitis adalah sebuah penyakit yg timbul BUKAN di akibatkan oleh Perbuatan BEJAD seperti Penyakit AIDS... Penyakit KUTUK-an AIDS adalah perbuatan yg di turunkan oleh ALLAH SWT karena perbuatan SUPER BEJAD yg di lakukan oleh manusia, seperti,.. Perbuatan BEJAD Homosex, Free sex, Lesbian Manusia yg katanya Modern ternyata derajadnya semakin banyak yg di bawah derajad-nya BINATANG yg tak ber-akal.. Coba lihat, dari sejak zaman JEBOT hingga jaman komputer saat ini TIDAK ADA binatang yg HOMO, binatang LESBIAN, binatang BISEX Tidak pernah terdengar ada Kambing Homo, Kambing Lesbian, Kambing Bi sex, selain Manusia, berarti manusia yg berkelakuan BEJAD seperti itu kan derajadnya sesungguhnya jauh di bawah derajad-nya Kambing Makanya SANGAT PANTAS jika ALLAH SWT meng-azab manusia dng menurunkan Penyakit KUTK-an bernama AIDS, karena manusai di anugerahi akal dari ALLAH swt tapi TIDAK di Gunakan. Freddy Mercury ( Vokalis Queen )... Rock Huston ( bintang film kawak-an amerika ) ... Dll, MAMPUS dng keadaan TERHINA terkena penyakit KUTK-an TER- LKANAT setelah kena AIDS, setelah mereka hidup dng mengumbar SEX HOMO... Salam AL-Pacitan -- From: Kartono Mohamad Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari orang lain. Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral? Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. Salam KM [Non-text portions of this message have been removed] -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.411 / Virus Database: 268.17.29/673 - Release Date: 2/6/2007 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ulama?
Maaf Mbak Ai, karena berbagai sebab, salah satunya selama lima hari dari Jumat sampai dengan Rabu kemarin tidak dapat mengakses Indonet. [KUTIPAN] Pak Darwin baru gabung lagi di WM, naik haji lagi? Saya kalau baca nama Darwin di milis, ingetannya langsung ke haji karena pak Darwin pernah posting serial hajinya di WM. Kalau pak Darwin haji lagi kan bisa ada cerita haji lagi, kabarnya yang sudah beberapa kali naik haji, tiap haji rasanya beda, beda lebih beriman atau hanya beda suasananya saja karena satu tempat di waktu yang lainnya kan berubah ya?:) [AKHIR KUTIPAN] Saya tetap gabung dengan WM, salah satu dari sedikit milis yang waktu ini posting-posting saya terima (saya set dalam bentuk daily digest), hanya tidak tiap hari / semua terbaca, karena postingan di WM “gemuk” sekali. Sekarang saya memang lebih banyak di Apakabar, di mana oleh sobat saya Elceem, owner Apakabar, saya waktu ini diberi amanah untuk menjadi salah seorang anggota Tim Moderator Apakabar. Belum Mbak Ai, belum naik haji lagi, walaupun sebagaimana halnya kebanyakan umat Islam yang pernah menunaikan ibadah haji, kerinduan untuk kembali ke sana selalu ada, bahkan kadang-kadang terasa sangat kuat sekali. Pertama tentu karena saya sudah tidak bekerja lagi. Tadinya mau pensiun penuh, tetapi karena masih butuh dan Alhamdulillah masih ada teman-teman yang masih percaya, saya masih bekerja walaupun untuk jangka pendek. Tentu faktor usia jadi pertimbangan juga. Tetapi pertimbangan utama, katakan kalau dana ada dan kesehatan masih memungkinkan, rasanya Allah SWT akan murka, kalau saya lebih mendahulukan egoisme spiritual, ketimbang membantu saudara-saudara sebangsa yang masih banyak hidup dalam kekurangan dan kesengsaraan. Entah katakan kalau Allah memberikan saya dan isteri kesempatan untuk berumrah dan kemudian dilanjutkan untuk berwisata sejarah ke Istambul, atau Mesir, atau Masjidil Aqsa di Yerusalem. Juga ada hasrat yang sangat besar---atau lebih tepatnya impian---untuk berkunjung ke London dan salat di Masjid Baitul Futhuh, masjid terbesar di Eropah yang dibangun oleh saudara-saudara kita Muslim Ahmadiyah Oya, catatan perjalanan saya tersebut sudah saya rangkum dalam bentuk e-book yang dapat didownload di WM, karena atas kebaikan Mas DWS diupload di salah satu file WM. E-book tersebut juga dapat didownload di homepage Superkoran Apakabar dan Cimbuak, salah satu situs orang Minang Wassalam, Darwin Re: Ulama? Posted by: Aisha [EMAIL PROTECTED] aishayasmina2002 Sat Jan 20, 2007 9:33 pm (PST) === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mas Arcon, Yang saya lihat bukan begitu, ada keluarga Islam yang membagi dulu warisan dengan aturan 2:1 itu. Lalu yang kaya (laki-laki atau wanita) menghibahkan warisannya ke saudaranya yang lebih miskin (laki-laki atau wanita). Ada juga cara lain, tetap dibagikan 2:1, tiap orang mendapat rumah, sawah, perhiasan, dll seperti aturan itu. Lalu yang kaya menolong yang miskin di keluarganya ini dengan cara lain, misalnya memberi uang tunai untuk modal kerja, menanggung biaya sekolah anak-anak saudaranya yang miskin, dll. Jadi bukan dibalik, dibagikan dulu 1:1 lalu dihitung lagi 2:1. salam Aisha From: Ari Condrowahono . 2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut ukuran sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 1:1, baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah hukum Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] UU Penghapusan Trafficking Tak Sentuh Perdagangan Anak?
Mas Arcon, gitapati itu majorette yang ngasih aba-aba? Saya pernah nonton lomba marching band, pesertanya ada yang dari beberapa pesantren. Semua peserta (termasuk gita pati) pakai seragam atasan/ blouse sampai ke leher dan tangan panjang dengan warna-warna jreng dan mengkilap, bawahannya celana panjang, pakai topi di atas jilbabnya. Dan rasanya tidak bergaya megal-megol, sebenarnya gitapati itu menariknya karena keterampilan melempar tongkatnya bukan megal-megolnya. salam Aisha From : Ari Condrowahono . 3. Jadi, kalau paginya ada rombongan marching band dari jakarta dan gitapatinya [gita pati pasti cewek yah ..] pakai rok pendek sambil lempar lempar tongkat pasang aksi diantara sekian banyak cowok dan penonton di lapangan [katakan lagi lomba marching band di Aceh atau di Padang atau di tangerang atau di pesantrennya abah HMNA, dan gitapatinya sambil bergaya megal megol pasang aksi sensual selama pertunjukan marching band tsb, maka sorenya bisa dikocok polisi susila alias muttawa. :D [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mba Lina, Jika orang Kristen (Barat) maju karena meninggalkan bibel, lalu contohnya hukum waris di bibel tidak ada, lalu membuat hukum waris. Itu sih tidak meninggalkan bibel, yang namanya meninggalkan bibel itu kalau di bibel ada, lalu aturan di bibel itu tidak dipakai. Contoh nyata di kehidupan, jika Amir meninggalkan Mira, istrinya untuk menikah dengan Dewi. Artinya Mira itu ada, tapi dia ditinggalkan. Tapi misalnya kita mengatakan Didi meninggalkan istrinya untuk menikah dengan Wulan, dan kita tahu Didi belum punya istri, kita jadi bingung, lha Didi ninggalin siapa? :D Iya kan say? ;) salam Aisha - From: Lina Dahlan Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning
Maaf mbak, kata akhlaq dan moral pada dasarnya sama. Al Farabi menggunakan kata akhlaq ketika menerjemahkan kata moral dari buku-buku Yunani (Aristoteles, dsb). Agama memang menganjurkan orang agar bermoral (akhlaq) baik, seperti kata Nabi Muhammad bahwa beliau diutus untuk memperbaiki akhlaq manusia. Tetapi dalam kenyataan sering terlihat bahwa orang yang mahir dalam agama belum tentu berakhlaq (bermoral) baik. Bahkan ada yang mempersoalkan bahwa agama (kitab suci), baik Yahudi, Keristen atau Islam, sering mengajarkan dan menganjurkan perbuatan yang bertentangan dengan moral (akhlaq). Ini dapat menjadi bahan diskusi (intekectual exercise) tersendiri. Kembali kepada soal kondom, pada saat ini di Indonesia (dan juga banyak negara lain di dunia) penularan HIV terutama terjadi melalui hubungan seks dan pengguna narkoba dengan jarujm suntik. Jumlah pengguna narkoba lewat jarum suntik yang tertulari dan menularkan HIV di Indonesia meningkat pesat. Kalau kemudian mereka juga melakukan hubungan seks (termasuk dengan isterinya), ia akan berpotensi menularkan HIV ke isterinya. Dan kemudian dari isteri ke bayi yang dilahirkannya. Jumlah anak yang sudah tertulari HIV sejak lahir di Indonesia ini makin banyak, meskipun belum seburuk negara-negara Afrika. Kepada merekalah program penggunaan kondom dan jarum suntik steril ditujukan Mengajari mereka agar kembali ke agama akan sangat sulit. Bagi mereka, agama adalah soal ketika mau kawin atau ketika mati. Tanah Abang terkenal sebagai tempat agamis (Islam), tetapi di sana juga terdapat tempat pengguna dan pengedar narkoba yang besar. Kondom juga ditujukan kepada laki-laki yang gemar berganti pasangan seks, termasuk doyan ke tempat pelacuran. Menghapus lokalisasi tidak akan pernah menghilangkan praktik pelacuran. Saya yakin anda tahu itu. Menangkapi para PSK juga tidak menghilangkan pelacuran. Selama masih ada laki-laki yang mencari mereka, selama itu pula mereka akan hadir, terutama dalam situasi ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesempatan kerja yang rendah. Kalau mau menghilangkan pelacuran, yang seharusnya ditangkapi dan dikarantina adalah kaum laki-laki yang suka jajan. Bukan para PSK-nya. Kan yang aktif para laki-lakinya. Selama masih ada laki-laki yang demikian, anjuran menggunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit kelamin (termasuk HIV) merupakan salah satu cara yang efektif. Tentu saja selain itu banyak program lain yang harus dilakukan termasuk mengingatkan akan ajaran agama. Tetapi jangan lupa bahwa ada juga da'i yang terkena penyakut kelamin, karena mereka manusia biasa yang adakalanya tidak tahan godaan. Ketika berdakwah atau sholat, banyak orang yang merasa dekat dengan Tuhan, tetapi begitu syahwat sedang meningkat, mereka lebih senang dekat dengan Setan. Salam KM ---Original Message--- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: 02/07/07 15:14:01 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis Pak KM yang saya hormati, Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan dengan syariat Islam. Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan, antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan - dibagikan pada orang-orang yang memang suka jajan ? Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group , dari yang TIDAK melakukan perzinahan -- menjadi orang-orang yang melakukan perzinahan. Logis bukan? Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami. Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas. Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil. Maafkan
[wanita-muslimah] Akhlak - Kondom dan alat suntik gratis
Mba Ning, Saya rasa seorang dokter (yang juga doktor) seperti pak KM tidak akan sembarangan dalam menyatakan sesuatu, termasuk ketika beliau menyatakan bahwa tidak ada bukti dengan adanya kondom maka perzinahan meningkat. Yang pernah saya baca, ada penelitian Family Health International tentang para pelanggan pelacur (saya lebih suka menggunakan istilah ini karena lebih jelas bahwa ini adalah penjual tubuh daripada PSK yang pakai kata pekerja tapi diuber-uber satpol PP, jika diakui sebagai pekerjaan oleh pemerintah sebagai pekerja artinya itu resmi seperti pekerja lainnya, harus dilindungi ya? Kalau tidak, jangan pakai kata pekerja kan? dan PSK juga sering orang kebalik-balik ngetik, malah jadi PKS :) Kembali ke penelitian tersebut, ternyata selain kelompok PNS, pegawai swasta, dll ada juga kelompok pelajar dan mahasiswa, kalau tidak salah pelajar 15% (lupa lagi, nanti saya check lagi, yang jelas persentasenya 2 digit, saya saja kaget). Nah sekarang mba Ning dan pak Ahmadi bisa membayangkan, pelajar dan mahasiswa saja ada yang jadi pelanggan pelacur. Jika mereka tidak memakai kondom (menurut satu penelitian, pemakaian kondom di pelacuran hanya 10%), dan tertular HIV maka dia akan tetap segar bugar dalam 10 tahun dan selama itu dia bisa menulari orang lain tanpa dia sadar bahwa sudah terkena HIV. Jika seorang pelajar berumur 18 tahun, maka di usia 28 dia baru sampai ke stadium AIDS dimana kekebalannya tubuhnya sudah hilang. Bayangkan jika selama dia segar bugar, dia melakukan hubungan seks dengan istrinya, dia menulari istri dan lalu bayinya. Apakah istri dan bayinya itu seorang yang berdosa? Pak Ahmadi, jangan campur baurkan keimanan dengan penularan HIV/AIDS ini, bayi yang suci bersih saja bisa tertular, istri solehah yang hanya melayani suaminya saja bisa tertular. Ini masalah penyakit yang mungkin saja menulari siapa saja, bukan sekedar kaum homo seperti waktu pertama kali ditemukan, atau pelacur atau yang berseks bebas. Ingat bahwa pelanggan pelacur itu bisa saja seorang bapak, seorang suami yang punya anak istri di rumah, atau seperti kasus pelajar di atas. Kondom itu digunakan supaya tidak tertular dan tidak menularkan HIV. Mba Ning memakai kata moral dan kemudian diganti dengan akhlak, saya pikir sama saja, hanya saja akhlak itu bahasa agama. Akhlak itu apa sih? Akhlak itu cara seseorang berfikir, bersikap dan bertindak dalam merespons sesuatu. Contohnya begini, seorang laki-laki yang punya istri jadi sopir truk. Dia bertugas dan makan di warung remang-remang, ada pelacur. Jika dia kemudian dia berfikir bahwa sekali-sekali melacur tidak apa-apa dan istrinya tidak akan tahu, lalu dia bersikap baik terhadap pelacur itu dan bertindak dengan melakukan hubungan seks dengan pelacur itu, maka dalam agama bisa dikatakan saat itu akhlaknya buruk karena ada ayat yang mengatakan jauhi zinah, tapi dia malah melakukan perzinahan. Sekarang jika sopir truk itu ingat ayat itu, tahu resiko bisa kena penyakit dan sayang anak istrinya sebagai titipan Allah dan tidak mau menulari mereka dengan penyakit, maka dia tidak berfikir, tidak bersikap dan tidak bertindak melakukan perzinahan, maka saat itu bisa dikatakan akhlaknya baik karena sesuai tuntunan agama. Lihat kenyataan hidup, ternyata akhlak orang-orang, bukan hanya sopir truk saja, banyak yang buruk. Cara mereka berfikir, bersikap atau bertindak itu tidak sesuai tuntunan agama, sehingga shalat jalan terus, puasa di bulan ramadhan juga dilakukan, atau mungkin juga rajin berhaji, tapi kelakuan ancur, mereka berzinah, mereka korupsi, dll. Sementara di lain pihak, penegakan hukum lemah, pendidikan rendah, kemiskinan, pemahaman agama juga sekedar beragama menunaikan ibadah sholat puasa saja, tapi kelakuan di luar sholat puasa itu buruk. Bukan hanya pelacuran saja, masalah narkoba kan banyak sekali. Jadi saya bisa memahami dengan kondomisasi ini, masalah orang yang mau berzinah dengan adanya kondom ini, itu hanya memperlihatkan bahwa masih banyak umat Islam yang lebih mementingkan nafsu syahwatnya, masih banyak yang akhlaknya buruk, masih banyak yang pemahaman agamanya sekedar ritual taoi tidak menjaga pikiran, sikap dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang tidak mengerti bahaya penyakit kelamin termasuk penyakit AIDS. Eh iya mba Ning, di Jabar itu pemasok pelacur terbesar dari Indramayu. Ketika tempat pelacuran di Jakarta ditutup, mereka pulang ke kota asalnya dan buka warung seks di rumahnya. Orang tuanya juga tutup mata karena mereka banyak yang miskin yang menggantungkan hidupnya dari anaknya yang jadi pelacur, malah kabarnya ke tempat pelacurannya saja, orang tua yang mengantar. Pemda sana kebingungan karena mereka juga punya proyek membina para pelacur ini misalnya dengan kursus menjahit, memasak, dll. Tapi saat lepas dari pendidikan ini, mereka berusaha menjadi penjahit, penjual makanan, dll. Usahanya tidak jalan, dan mereka kembali lagi jadi pelacur karena dari segi demand
[wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis
Pak Ahmad, Penyakit AIDS ini kan karena virus HIV yang bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Penularannya melalui cairan tubuh manusia. Memang betul bahwa awalnya terjadi di kalangan homo, lalu pelacur dan dari pelacur ke pelanggan yang bisa menulari anak istrinya yang soleh solehah (tidak melacur). Malah bisa juga melalui transfusi darah, jika darahnya mengandung HIV. Atau dari jarum suntik narkoba, jarum tindik, jarum tato yang tercemar HIV. Maka penderitanya bukan hanya nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi saja, coba sekali-kali ke RS, disana ada ibu-ibu rumah tangga setia atau bayi-bayi yang positif HIV atau sudah masuk stadium AIDS atau sudah meninggal. Meninggalnya bukan karena HIV/AIDS tapi karena berbagai penyakit yang masuk setelah sistem kekebalan tubuhnya hancur oleh HIV. Dan orang hanya tahu, si X meninggal karena TBC, si Y meninggal karena malaria, dll - Penyakit ini masuk dan mematikan setelah HIV, jadi orang tidak tahu kalai itu karena HIV jika tidak melakukan tes darah lalu tidak mengumumkan seperti nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi ini. Malah karena stigma dan perlakuan diskriminatif orang-orang, banyak lho orang yang sudah positif HIV tidak mengaku. Pak Ahmadi, dalam obrolan milis, apa bisa ya tidak terlalu banyak menggunakan huruf kapital terkecuali untuk hal-hal tertentu yang penting atau singkatan seperti HIV misalnya. Rasanya teman-teman mengerti jika kita menulis normal saja. Dalam etika bermilis, pemakaian huruf kapital itu untuk memperlihatkan kemarahan. Kita bisa ngobrol dengan baik mengeluarkan pendapat kita tanpa amarah bukan? Beragama itu juga mengendalikan amarah kita ya? salam Aisha From : Ahmadi Agung Hepatitis adalah sebuah penyakit yg timbul BUKAN di akibatkan oleh Perbuatan BEJAD seperti Penyakit AIDS... Penyakit KUTUK-an AIDS adalah perbuatan yg di turunkan oleh ALLAH SWT karena perbuatan SUPER BEJAD yg di lakukan oleh manusia, seperti,.. Perbuatan BEJAD Homosex, Free sex, Lesbian Manusia yg katanya Modern ternyata derajadnya semakin banyak yg di bawah derajad-nya BINATANG yg tak ber-akal.. Coba lihat, dari sejak zaman JEBOT hingga jaman komputer saat ini TIDAK ADA binatang yg HOMO, binatang LESBIAN, binatang BISEX Tidak pernah terdengar ada Kambing Homo, Kambing Lesbian, Kambing Bi sex, selain Manusia, berarti manusia yg berkelakuan BEJAD seperti itu kan derajadnya sesungguhnya jauh di bawah derajad-nya Kambing Makanya SANGAT PANTAS jika ALLAH SWT meng-azab manusia dng menurunkan Penyakit KUTK-an bernama AIDS, karena manusai di anugerahi akal dari ALLAH swt tapi TIDAK di Gunakan. Freddy Mercury ( Vokalis Queen )... Rock Huston ( bintang film kawak-an amerika ) ... Dll, MAMPUS dng keadaan TERHINA terkena penyakit KUTK-an TER- LKANAT setelah kena AIDS, setelah mereka hidup dng mengumbar SEX HOMO... Salam AL-Pacitan -- From: Kartono Mohamad Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari orang lain. Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral? Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. Salam KM [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] MENOLONG ORANG LAIN - Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
YTH Bundaku tercinta yang baik budi pekerti and tidak sombong.. Siapa yg bilang kalo membahas mslh tsb itu tidak wajar,,, Apakah karena ini Milis Wanita sehingga membahas masalah banjir menjadi tidak wajar, sehingga menyarankan untuk membahas masalah ini di milis lain.. bukannya wanita juga bisa menjadi korban banjir...;-) Bundaku yang baik hati bukannya lebih baik qt membahas semuanya secara keseluruhan Mdh2an tidak hanya sebatas diskusi basa-basi yang mungkin hanya disimpan menjadi arsip WM.. Bukannya akan lebih baik qt langsung cari solusi and sebisa mungkin membatu dan beraksi. Cuplah sekarang ini qt ga hanya cukup berbasa basi tapi perlu juga aksi. Kalo emang ga suka yaa ga apa-apa.. ga aye terusin... silahkan nikmatilah diskusi2nyaaa... Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rye Woo, Ini milis wanita, wajar jika berputar di masalah AIDS, poligami, jilbab, dll. Karena milis ini ada kata muslimahnya juga yang berkaitan dengan agama Islam, maka wajar pula jika ada obrolan tentang hadis, Al Qur'an, dll. Lalu jika disini jarang ngobrol banjir misalnya, di milis lain banyak diobrolkan tentang banjir ini, silahkan ngobrol tentang banjir di milis yang memang membahas masalah tersebut, atau anda juga jika memang berkaitan dengan banjir ini mau posting sesuatu tentang banjir - ngajak nolong orang lain atau lain-lainnya, silahkan kemukakan dengan email baik-baik seperti yang saya contohkan dari YISC, bukan masuk ke diskusi orang lain dan nyebut-nyebut nama. Pak Rye Woo, di milis ini saya yakin ada anggota yang korban banjir dan juga ada orang yang bantu mereka yang sedang kena musibah. Saya tahunya di milis lain atau melalui japrian tentang beberapa anggota WM yang jadi korban atau membantu korban banjir ini. Itu sebabnya saya menyatakan bahwa yang tidak bicara banjir di milis ini, tidak berarti dia tidak menolong orang lain. Memangnya ada ketentuan di milis, anggota yang nolong orang yang kebanjiran, yang nolong orang ngasih uang untuk operasi orang miskin, yang bantu anak-anak yatim, yang nolong orang yang kebakaran rumah, dll itu harus lapor di milis? 'Cuma emang bahasa aye sengaja beegitu', kenapa pak Rye Woo menyengajakan diri pakai bahasa begini? bukankah dalam Islam kita harus berusaha dengan baik, termasuk cara kita mengeluarkan kata-kata? ' Ayee cuma sedikit ngikutin gayanya sebagian org2 Nggaldrah WM yang mungkin luput sama sekali dari perhatian E'neng', apa ini tepat sebagai muslim? Jika ada orang nggladrah, kenapa anda ikuti? Saya tidak bisa merespons semua tulisan dalam milis ini, memangnya semua jam dalam kehidupan saya digunakan untuk milisan? Baca semua email yang masuk saja, kadang-kadang tidak sempat, apalagi menanggapi semuanya. 'Bukan karena sekufu kan?' Tolong bapak jelaskan maksud pertanyaan bapak ini, saya tidak mengerti maksud anda. Saya belum jadi orang baik dan tidak sombong, tapi saya berusaha tiap saat untuk memperbaiki diri, jika ada yang ngritik untuk pendapat-pendapat saya, silahkan saja. salam Aisha From : Rye Woo Hahahahah. Luchu Bri Yang ada di pikiran gw Cunk sabri tuhh... mirip Tukul arwana. Bisa bikin ngakakk Mungkin pas kalo Aye sebut Cukul Sabri Arwana. Ok ga Bri?? Jeung Aisyah... yang baik hati dan sensitifeee... terima kasih atas tanggapannyaa. Ga terbesit untuk Pongah or sombong seeperti prsangka dan praduga dinda yang baik hati and tidak sombong ini Cuma emang bahasa aye sengaja beegitu... Ayee cuma sedikit ngikutin gayanya sebagian org2 Nggaldrah WM yang mungkin luput sama sekali dari perhatian E'neng. Bukan karena sekufu kan? hingga yang sering ceplok batok di WM di ademin ajaa... Cuma sedikit ngingetin ajee bagi yang belum nge tgb banjirr. syukur2 semuanya seperti Bu' Aisyah yang baik hati. Kalo ga begini kayaknya ga ada tanggapan tuhhh... Coz ayee perhatiin sedikit sekali yang mau ngebahas permasalahan yg bener2 darurat untuk di selesaikan seperti banjir ini, or yg lainnya Bener ga Jeung?? [Non-text portions of this message have been removed] - We won't tell. Get more on shows you hate to love (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia dengan mahkluk Tuhan lainya. Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan. Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi, geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam, Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan peradaban Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE. Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran - tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi, seperti disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di dalam Al Qur'an (Islam). Salam, Flora
[wanita-muslimah] Eksklusivitas was Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Benar sekali Pa Wikan, saya sependapat dgn anda bahwa penafsiran Qur'an sepenuhnya tergantung dari umatnya sendiri. Contoh seperti yang pak Wikan sebutkan mengenai masalah kepemimpinan, semangat Qur'an yang menyatakan bahwa derajat dan kedudukan manusia diantara manusia adalah sama. Yang beda adalah kedudukan manusia dihadapan Allah yaitu yang paling bertaqwa lah yang mempunyai kedudukan yang lebih dekat dengan Tuhannya. Masalahnya bentuk2 yang ada didalam Qur'an seringkali di nisbikan sebagai bentuk yang sudah pasti mengakomodasi semangat Qur'an yang bersifat universal dan permanen, padahal bentuk2 hukum di dalam Qur'an tidak terlepas dari object yang dituju Qur'an yaitu masyarakat arab pada waktu dulu sehingga bentuk2 hukum Qur'an lebih bersifat lokal dan temporal. Mengapa bentuk2 huku Qur'an bersifat lokal dan temporal?? jelas sekali demikian karena ditujukan hanya untuk masyarakat arab yang mempunyai keterbatasan ruang dan waktu. Jika bentuk yang di sajikan Qur'an berisfat universal dan permanen ...bagaimana hal tsb bisa dilaksanakan?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: betul chae, ada sisi inklusivitas dan ada sisi eksklusivitas dari suatu agama tergantung penganutnya mau melihat yang mana? masalah terjadi saat masing-masing penganut agama mengangkat tinggi ekslusivitas agamanya dan menutup mata terhadap inklusivitas ajarannya. misal dalam Al Quran sendiri ada larangan untuk mengangkat pimpinan dari golongan lain selain muslim. dalam implementasinya, bisa jadi isu yang kuat buat menyingkirkan kandidat pimpinan yang non-muslim (meskipun dia capable) dan kampanya buat kandidat yang muslim (meskipun tidak capable). salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya yang saya pahami bahwa dalam Qur'an sendiri ada penghapusan terhadapa Eksklusivitas dengan penegasan bahwa kebenaran dan ridho Tuhan itu bukan pada bentuk-bentuk syariat tapi kebih kepada penghambaan manusia kepada Tuhanya dan juga fungsi manusia sebagai khalifah makanya yang paling tinggi kedudukan manusia dihadapan Allah SWT itu yang paling taqwa bukan yang paling beriman. Kedua dalam hadis pun demikian penekanan bahwa tidak boleh ada eksklusivitas terhadap kebenaran semisal dalam hadis..Nabi menyebut bahwa kebenaran/wisdom/kebijaksanaan sebagai barang tercecer (dlâllat) yang perlu dipungut setiap Muslim.
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
Chae berkata : Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan. = Jano-ko : Mungkin itu hanya dalam imaginasi chae saja, coba aja tanya kepada senior-senior WM seperti pak Achmad, pak Kartono de el el, bapak-bapak ini selalu menggunakan waktunya untuk berkiprah dimasyarakat serta berbakti kepada Allah SWT. Sebaiknya Chae mengurangi kebiasaannya berimaginasi. Demikian nasehat dari jano-ko O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho Selamat pagi. Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia dengan mahkluk Tuhan lainya. Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan. Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi, geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam, Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan peradaban Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE. Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran - tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi, seperti disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di dalam Al Qur'an (Islam). Salam, Flora Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mba Ling, tidak hanya terjadi pada umat kristen tentang penurunan kualitas ibadah. Pada umat lainya juga begitu semisal umat Islam sendiri..kira-kira berapa persen yang masih tetap pergi ke mesjid untuk sholat dan mengaji/membaca Qur'an. Yang saya tahu kegiatan ibadah meningkat pada momen2 tertentu seperti sholat jum'at, bulan ramadha. Begitu juga dengan umat kristen yang meningkat kualitas ibadahnya pada hari sabtu atau minggu dan juga menjelang natal. Sebenarnya ada persamaan dalam mengumpulkan manuscrip Qur'an dan bibel, hanya ada kelebihan dalam Qur'an karena buday menghafal dan juga kesuksesan Nabi dalam membina umat sehingga banyak dari para sahabat yang bisa menjadi sumber untuk mengumpulkan manuscrip Qur'an. Berbeda dengan bibel, dimana boleh dibilang Nabi Isa as kurang waktu atau boleh dibilang rada2 gatot dalam hal membina umatnya. Dan hanya sedikit para sahabat yang bisa dijadikan sumber untuk mengumpulkan manuscrip bibel. Karena situasi dan kondisi justru para sumber manuscrip bibel banyak yang bersembunyi dan melindungi diri mereka dari bahaya yang mengancam jiwa mereka. Ini menimbulkan konsekwensi bahwa pengumpulan manuscrip bibel sendiri belumlah final/komplit. Sumber-sumber baru seringkali bermunculan seperti contohnya ditemukan gulungan dari laut mati. Kemudian ada masalah lain yang melingkup manuscrip Qur'an dan bibel yaitu subjectivitas si sumber terhadap kedua kita suci tsb. Didalam sejarah Qur'an, subjectivitas sumber berusaha sedemikian rupa di eliminasi dengan mengilangkan versi2 Qur'an yang lainya pada zaman khalifah usman. sehingga hanya ada satu versi Qur'an. Berbeda dengan Qur'an, pada konsili nicea tahun 350 masehi (kalau saya tidak salah) terjadi juga penghapusan terhadap sekian banyak versi bibel untuk menghilangkan berbagai macam versi subjectivitas. Hanya saja versi yang diakui masih bermacam-macam, minimal 4 yang diakui oleh sebagian besar umat kristen yaitu markus, yohanes, mathius dan lukas. Kemudian ditambah dengan perjanjian lama. Sebenarnya kalau mau jujur ada kasus Comma Johanneum didalam umat Islam sendiri semisal batasan penampilan kesopanan dari perempuan dimana Qur'an tidak menetapkan secara absolut tapi di absolutkan oleh sebagian besar umat Islam yang di nyatakan sebagai bersumber dari Qur'an pada bersumber dari hadist yang bersifat dhoif pula. Mba Lina, Banyak terjadi re-konstruksi terhadap tafsir bibel sehingga orang-orang kristen menjadi umat yang pertama dalam menghapuskan perbudakan, mengeliminasi distriminasi gender, pembahruan terhadap alam dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas manusia dan menjungjung tinggi Hak asasi setiap manusia. Sebenarnya jika kita, umat Islam mau berintropeksi diri, melihat kesalahan2 didalam diri kita sendiri maka akan muncul kesadaran untuk menyadari kelemahan manusia dari menginterpretasikan ktiab suci sehingga sudah sesuatu yang mutlak untuk me-rekonstruksi tafsir kita terhadap kitab suci. Golongan pertama umat Islam yaitu para sahabat Nabi Muhmmad saw, juga tertorehkan dalam sejarah terjadi saling bunuh antar sahabat, adanya kecurangan,permusuhan, adanya intrik2 kekuasaan, KKN, Nepotisme dll. Adanya pemimpin yang baik dan juga adanya pemimpin yang kurang baik. Kita sekarang ini tidak sekedar berfantasi tentang kehebatan umat Islam dijaman dulu, tapi alangkah lebih baik kita belajar dari keselahan mereka dan juga mengambil hikmah dari keberhasilan mereka. Kita ini umat yang tengah sudah sepatutnya melihat segala sesuatu secara adil baik sisi baiknya maupun sisi buruknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho Selamat pagi. Selamat pagi juga Pak Janoko, Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat Indonesia. Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? apakah sih yang di sebut berjasa???:(
[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Inilah Pak Wikan, salah satu keprihatinan bagi saya sendiri...bahwa ada keyakinan dalam umat Islam bahwa surga hanya monopoli umat Islam. Bahwa Tuhan hanya mau dipanggil Allah dan hanya mau disembah dengan cara sholat. Bagi saya pribadi, berpendapat bahwa agama hanyalah suatu media untuk manusia agar bisa lebih dekat dan berhubungan dengan Tuhannya dan mencapai kedudukan penghambaan. tentu saja kualitas hubungan tsb hanya bisa di nilai oleh manusia yang bersangkutan dgn Tuhannya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mba Lina, Yang membuat tafsir terhadap Qur'an adalah manusia,artinya tafsir Qur'an adalah produk manusia...yang namanya produk manusia jelas ada masa expirynya alias tidak up to date, kecuali di up date setiap saat alias di lakukan re-konstruksi terhadap tafsir itu sendiri. Sedangkan peradaban senatiasa berkembang mengikuti perkembangan teknologi, meningkatnya daya cipta kreasi manusia. Dan ini tidak bisa disamakan dengan adanya kerusakan nilai-nilai moral. Kerusakan nilai2 moral jelas sesuatu yang salah, tapi perubahan peradaban adalah sesuatu yang pasti, seperti yang dibilang bahwa sesuatu yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Mba Lina, di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan dubur ini bersifat universal dan permanen sampai kapan pun demikian. Yang bersifat lokal dan temporal adalah cara berpenampilan manusia atau batas kesopanan. Dulu batas kesopanan di papua hanya memakai koteka bagi laki-laki dan rumbai2 bagi perempuan, seiring dengan perubahan dan perkembangan peradaban maka batas kesopanan pun berubah. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya
[wanita-muslimah] Waris dan Hibah--Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Ciamik mbak Aisha yang selalu manis, Dalam Islam itu selain ada hukum waris ada juga yang namanya 'hibah', dan ada lagi 'wasiat' ya? Ada kejadian di salah satu keluarga yang mirip2 spt itu, mbak. 3 anak laki-laki dan satu anak perempuan (bontot). Rupanya, nasib anak bontotnya itu yang paling tidak beruntung dalam hal materi (selain cerai dgn anak satu tnp pesangon apapun dari mantannya, di PHK pula). Ketika mau bagi2 harta waris, salah satu 'abang'nya yg tertajir menghibahkan jatah warisnya buat adik bontotnya. Maka dibuatlah surat hibah tsb. Beres toh tanpa harus merubah-rubah ayat AlQur'an. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Arcon, Yang saya lihat bukan begitu, ada keluarga Islam yang membagi dulu warisan dengan aturan 2:1 itu. Lalu yang kaya (laki-laki atau wanita) menghibahkan warisannya ke saudaranya yang lebih miskin (laki-laki atau wanita). Ada juga cara lain, tetap dibagikan 2:1, tiap orang mendapat rumah, sawah, perhiasan, dll seperti aturan itu. Lalu yang kaya menolong yang miskin di keluarganya ini dengan cara lain, misalnya memberi uang tunai untuk modal kerja, menanggung biaya sekolah anak-anak saudaranya yang miskin, dll. Jadi bukan dibalik, dibagikan dulu 1:1 lalu dihitung lagi 2:1. salam Aisha From: Ari Condrowahono . 2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut ukuran sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 1:1, baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah hukum Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
Chae berkata : Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia dengan mahkluk Tuhan lainya. = Jano-ko : Kalau jano-ko berpendapat bahwa pendapat - pendapat chae itu kurang tepat karena kurangnya informasi yang mendasari pendapat-pendapat chae sehingga jadinya ya kurang pas gitu. Supaya pendapatnya mendekati pas maka sebaiknya harus banyak rajin menggali informasi sebanyak-banyaknya. Umat Islam adalah umat yang terbaik, umat Islam tidak mundur, yang mundur mungkin orang-orang Islam didesanya chae, soale umat Islam di Amerika dan di England mempunyai andil yang besar dalam menentukan siapa yang harus menjadi pemimpin / presiden / PM di kedua negara tersebut. Salam.. Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia dengan mahkluk Tuhan lainya. Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan. Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi, geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam, Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan peradaban Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE. Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran - tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi, seperti disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di dalam Al Qur'an (Islam). Salam, Flora Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Islam dan Demokrasi - Mana yg lebih kompatibel, Islam atau Kristen Orthodox ?
1. ISLAM AND DEMOCRACY Micro-Level Indications of Compatibility STEVEN RYAN HOFMANN Indiana University Very few studies have attempted to empirically examine the relationship between Islam and democracy at the level of the individual. Using cross-sectional ordinary least squares regression, the author compares the sources and patterns of democratic support among Muslim and Christian respondents in eight countries undergoing varying degrees of democratization or attempting to consolidate democratic regimes. The results indicate that levels of support for democracy as an ideal are generally higher among Muslim respondents than Eastern Orthodox respondents in the countries included in the study. Furthermore, the study suggests that Muslims may more closely approximate the ideal envisioned by scholars who view civic engagement and political trust as essential to democracy. At the same time, however, the model reveals that in the countries included in the study, religion may play only a minor role in individuals' evaluations of democracy as an ideal concept. * kesimpulan :* a. pemeluk Islam lebih siap berdemokrasi ria b. agama tidak memgang peranan dalam proses demokratisasi [peranannya minor banget] 2. Di jurnal tsb, di halaman 2, disebutkan delapan negara yg menjadi obyek penelitian. In an effort to address these gaps in the literature, I use cross-sectional ordinary least squares regression using data from the World Values Survey for 1995 to 1997 to examine whether intermediate micro-level links between factors that have been posited by scholars to influence or be associated with support for democracy function the same way in the Muslim and Christian (primarily Roman Catholic and Eastern Orthodox) populations of eight countries, namely, Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia, Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey. At the time of the surveys, some of the countries included in the study were clearly in the process of democratization; all had made at least some effort to move away from clear-cut authoritarian rule. An index of support for democracy as an ideal is used as the dependent variable of the study; explanatory variables include civic engagement, political trust, assessments of a country's political past, and expectations of a country's political future. * informasi yg didapat dari paragraf diatas :* a. Delapan negara obyek penelitian :Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia, Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey b. dependen variabel : dukungan thd demokrasi explanatory variabel : peran masyarakat sipil, kepercayaan masyarakat pada peran elit politik dan proses politik, latar belakang dnia politik di negara tersebut, dan harapan kehidupan politik di masa depan. 3. kesimpulan studi : The results of the study lend support to scholarly works that stress possible points of fusion between Islam and democracy. The sources and patterns of democratic support are not found to systematically differ between Muslim and Christian respondents in the countries included in the study. In fact, a comparison of Eastern Orthodox and Muslim respondents suggests that the latter group holds views of democracy that may be more conducive to democratic politics. However, the model also suggests that in the countries included in the study, religion may play a fairly minimal role in shaping individuals' attitudes concerning democracy. a. antara muslim dan kristen [roman chatolic dan ortodox] tidaka da beda pola dalam penerimaan thd demokrasi, b. namun disebutkan bahwa umat islam lebih kondusif dalam penerimaannya thd demokrasi. 4. *hal hal yg perlu dicatat* a. Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim majorities. Maliwas the only such country given a rating of free by Freedom House (2002) for the period from 2001 to 2002; of the remaining 46 countries, 28 were rated not free. During the same period, only 11 of the 47 countries were considered electoral democracies by Freedom House. b. di beberapa negara bekas komunis, maka kembali ke era komunis adalah pilihan alternatif yg signifikan thd demokrasi, kecuali azerbaijan, dimana islam karimov, sang presiden melakukan tekanan represif. faktor komunis ini otomatis menjelaskan, mengapa di bangladesh dan turki, faktor alternatif pilihan thd pola demokrasi tidak ada yg signifikan. dia kedua negara ini tidak ada sejarah pemerintahan degn pola komunis sih. :D c. faktor pendidikan memegang peran signifikan pada dukungan thd demokrasi Dana Pamilih wrote: Nah marilah kita kembali mengejar kejayaan itu. Dengan alat apa? Bukan dengan bom bunuh diri tetapi dengan akal, mantiq dan iptek. Seperti yg digunakan para ilmuwan jaman dulu itu. Alat utamanya ialah akal. Inilah inti dari tujuan saya ikut milis ini ialah supaya kita sadar bahwa ketertinggalan kita itu bukan salah orang lain, melainkan salah sendiri. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Memelihara Bibit Cinta
Memelihara Bibit Cinta Setiap Manusia memiliki potensi; fisik, intelektual, emosionil dan spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat intelek, tetapi emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat terkendali tetapi intelektualitasnya kurang. Ada juga orang yang menonjol justeru potensi spiritualitasnya . Perilaku manusia dalam keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu. Ada orang yang berwajah garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang fisiknya kecil dan nampak lemah tetapi hatinya bergejolak penuh dengan kebencian dan dendam. Demikian juga halnya dengan corak cinta, ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada seorang wanita, ia merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain dirinya. Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal memiliki wanita yang dicintainya itu maka ia memilih menghancurkan sang kekasih daripada harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang lelaki pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat memaafkan atas kekurangan sang kekasih. Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya,. Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. Hadis Nabi menyebutkan bahwa di dalam tubuh setiap manusia ada qalbu (hati) yang menjadi penentu kualitas manusia, jika qalbu nya baik maka seluruh ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk maka buruk pula ekpressi orang itu. Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, dalamnya hati siapa yang tahu ? Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam, diantaranaya adalah cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun keterangan yang obyektip tentang hati manusia yang berasal dari manusia, karena semua manusia bersifat subyektip, oleh karena itu keterangan yang paling obyektip tentang hati manusia hanya yang berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Tuhan, dan keterangan itu ada di dalam kitab suci Al Quran. Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com
Re: [wanita-muslimah] Memelihara Bibit Cinta
agussyafii wrote: Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya, . Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. --- arcon : wah, tipe lelaki yg merepotkan dan tidak memberikan privacy pada wanita. ngobrolin terus halhal yg melulu dianggap bagus oleh si cowok. gak jauh beda seebnarnya dengan si lelaki dominan yg sebelumnya :d jeleknya lagi, dia mengira apa yg dia katakan, adalah justru kebaikan bagi kekasihnya. dan merasa berpahala, karena sudah bercapek ria, bersakit lelah dan menderita untuk memberikan semua itu pada kekasihnya. padahal kan bisa aja, si cewek udah dalam tahap kebrebekan [iritated] :p [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Selamat pagi juga Pak Janoko, Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat Indonesia. sebenarnya yang dimaksud berjasa bagi masyarakat Indonesia (keren kalimatnya :D)itu apa ya? Bagi saya yang bisa dilakukan hanyalah membayar pajak, berusaha tidak melanggar hukum, syukur2 jika bisa bantu orang lain. Entah itu dianggap berjasa bagi masyarakat Indonesia atau tidak, saya juga tidak peduli :) Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? apakah sih yang di sebut berjasa???:( hehe yup jadi seperti berdagang. Definisi jasa : tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain :D Salam, -ariel-
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat - Perniagaan yang tidak rugi
Chae berkata : Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? Jano-ko --- Al Qur'an Sesuguhnya orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagaian dari rizki yang kami anugerahkan kepada meraka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak rugi agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambahkan kepada mereka dari karunia-Nya. Sesunguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir:29-30) --- Rasulullah SAW bersabda : Barangasiapa membaca satu huruf saja dari kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebajikan. satu kebajikan itu sebanding dengan sepuluh kebajikan. Aku tidak mengatakan Alif Lamim itu satu huruf, tapi alif itu satu huruf Lamim satu huruf, mim satu huruf. (H.R Tirmidzi) --- Hadis riwayat Thabrani dari Abu Darda, Rasulullah SAW. pernah bertanya kepada sejumlah sahabatnya : Apakah kalian menginginkan kepuasan dan kesuksesan bathin serta terpenuhi kebutuhan hidup kalian ? . Lalu beliau SAW. bersabda : Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya dan berikanlah makanan yang sama dengan makanan yang engkau makan PASTI kalian akan mendapatkan kesuksesan bathin dan akan terpenuhi kebutuhan hidup kalian. --- Abu Hurairah RA.meriwayatkan, bahwa Nabi SAW. bersabda: Orang yang pemurah (penderma) itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Adapun orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dekat dengan neraka. Abu Dzar :Ya Nabi Allah ! Engkau menyuruh kami bersedekah. Apa hakekat sedekah itu ?. Nabi Mulia SAW ini menjawab : Sedekah itu sesuatu yang ajaib. Kalimat itu diulangi beliau tiga kali berturut-turut menandakan utamanya. --- Curhatan jano-ko semoga dijauhkan dari kesombongan, Pengalaman jano-ko, dulu waktu jano-ko melamar calon istri jano-ko dilakukan oleh jano-ko sendiri tanpa bantuan paman dan handai taulannya, jano-ko juga membiayai sendiri pernikahan jano-ko dengan calon istri jano-ko yang mantan anak yatim tersebut karena jano-ko berniat melakukan perniagaan yang tidak rugi, dan sekarang jano-ko bersyukur karena Allah SWT memudahkan segala rejeki dan kehidupan jano-ko. Amin. Nah kalau chae ingin hidupnya bahagia dunia akhirat, silahkan saja mengamalkan firman-firman Allah SWT. Salam Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho Selamat pagi. Selamat pagi juga Pak Janoko, Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat Indonesia. Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? apakah sih yang di sebut berjasa???:( Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Seni Kepimpinan
Seni Kepimpinan Seni kepemimpinan telah banyak diajarkan orang dari masa ke masa, mulai dari rangkaian Mitologi Yunani yang amat terkenal, Tao dan Sun Tzu dari Cina, Nasihat Bagi Penguasanya Al Ghazali, Sang Penguasanya Niccolo Machiavelli, Hasta Brata Raja Kapa-Kapa Wulangreh Wedhatama dari Jawa, sampai ratusan mungkin ribuan buku-buku teks kepemimpinan abad 20 seperti The Art of The Leader-nya William A. Cohen, dan The Charismatic Leader-nya Jay A. Conger dan sebagainya. Dengan apa kekuasaan dapat dipertahankan? Al Ghazali mengawali nasihatnya dengan mengemukakan 2 hal, yaitu jangan pernah melakukan sesuatu tanpa perhitungan dan selalu konsisten serta tak pernah meralat. Yang terakhir ini, juga merupakan benang merah yang kuat dalam seni kepemimpinan raja-raja Jawa. Agar berwibawa, maka seorang raja harus memiliki, Sabda Pandhita Ratu, tan kena wolak-walik, artinya, raja harus memegang teguh satu kata dan perbuatan. Ucapannya bagaikan ucapan seorang pendeta sakti nan manjur yang segera menjadi kenyataan. Ludahnya ludah api yang sekali dilontarkan langsung mewujudkan keinginannya. Ucapannya konsisten dan tidak mencla-mencle. Tidak pagi tempe, sore mentah kembali menjadi kedelai. Ini juga sekaligus mengajarkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh berkata atau bertindak ngawur, karena dampaknya sangat luas bagi rakyat banyak yang tak berdosa. Wassalam, agussyafii http://mubarok-institute.blogspot.com
[wanita-muslimah] Re: Memelihara Bibit Cinta
Sampeyan iki yo aneh, kalo namanya cinta mana ada istilah kebebrekan, yang ada kan malah tambah asyik..koyok nggak pernah muda aja sampeyan ki mas arcon..? Wassalam, agussyafii --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: agussyafii wrote: Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya, . Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. --- arcon : wah, tipe lelaki yg merepotkan dan tidak memberikan privacy pada wanita. ngobrolin terus halhal yg melulu dianggap bagus oleh si cowok. gak jauh beda seebnarnya dengan si lelaki dominan yg sebelumnya :d jeleknya lagi, dia mengira apa yg dia katakan, adalah justru kebaikan bagi kekasihnya. dan merasa berpahala, karena sudah bercapek ria, bersakit lelah dan menderita untuk memberikan semua itu pada kekasihnya. padahal kan bisa aja, si cewek udah dalam tahap kebrebekan [iritated] :p [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Peradaban yang bangkit--Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Tak pernah ada bangsa yang terpimpin begitu cepat ke arah peradaban, seperti halnya bangsa Arab oleh Islam [Hirschfeld NEW RESEARCH, hal. 5) ..., jasa AlQur'an sbg karya literatur, janganlah kiranya diukur dengan patokan yang tlh ditentukan dgn perasaan subjektif, namun ukurlah dengan hasil-hasil yang dicapai oleh orang yang sejaman dgn Muhammad SAW dan penduduk kala itu. Jika AlQur'an demikian ampuh dan begitu meyakinkan hati para pendengar/pembacanya (yg terkenal keras kepala)hingga dapat menempa unsur2 yg hingga saat itu saling bertentangan menjadi satu kesatuan yang kompak dan teratur...maka kefasihan AlQur'an tsb paling sempurna karena AlQur'an telah menciptakan bangsa yang beradab dari bangsa biadab, dan...[Steingass - Hughes, DICTIONARY OF ISLAM, hal. 527-528] Sejak jaman purbakala, Makkah dan seluruh jazirah, terendam dalam kemerosotan rohani...Tigabelas tahun sebelum Hijrah, Makkah mati dalam kehinaan. Alangkah mengherankan sekali perubahan yang dibuat selama tigabelas tahun itu...Agama Yahudi lama terdengar tetapi mereka baru bangun dari tidur mereka setelah mereka mendengar ajaran yang menggetarkan hati dari Nabi tanah Arab, dan seketika itu mereka meloncat ke dalam hidup baru yang pernuh arti [Muir, LIFE OF MAHOMET, hal. 155-156] wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin juga kita bisa tantang para teokrat Islamist yg selalu mengutip jaman keemasan pemerintahan RasuluLlah agar mengeluarkan dengan data2 statistik yang relevan yg membuktikan bahwa masyarakat itu dulu lebih adil, makmur dan tertib dari masyarakat moderen sekarang. Kalau memang jelas dari segi GDP per kapita, daya saing SDM dan produkitivas ekonomi, tingkat kejahatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan fisik dan jiwa, tingkat kebudayaan dan seni, tingkat kebebasan berekspresi, tingkat kesetaraan gender, tingkat perawatan masa tua, tingkat perlindungan anak2, dsb dsb itu lebih baik dalam suatu studi komparasi yg fair berarti memang sudah waktunya kita buang ini semua konsep nonsense dari demokrasi modern dan kembali ke abad ke 7 saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono masarcon@ wrote: 1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran selama dekade terakhir.
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Umat Islam adalah umat yang terbaik, umat Islam tidak mundur, yang mundur mungkin orang-orang Islam didesanya chae, soale umat Islam di Amerika dan di England mempunyai andil yang besar dalam menentukan siapa yang harus menjadi pemimpin / presiden / PM di kedua negara tersebut. Salam.. Ya Pak...punya andil besar dalam menentukan siapa pemimpin /president...tapi umat lain lah yang bekerja keras...what a shame;(
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat - Perni
Perniagaan yang tidak rugi itu dengan siapa?? kalau dengan sesama manusia semua itu harus diukur dengan jasa...apa kita memang harus selalu pamrih?? dimana keikhlasan mu??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae berkata : Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? Curhatan jano-ko semoga dijauhkan dari kesombongan, Pengalaman jano-ko, dulu waktu jano-ko melamar calon istri jano-ko dilakukan oleh jano-ko sendiri tanpa bantuan paman dan handai taulannya, jano-ko juga membiayai sendiri pernikahan jano-ko dengan calon istri jano-ko yang mantan anak yatim tersebut karena jano-ko berniat melakukan perniagaan yang tidak rugi, dan sekarang jano-ko bersyukur karena Allah SWT memudahkan segala rejeki dan kehidupan jano-ko. Amin. Nah kalau chae ingin hidupnya bahagia dunia akhirat, silahkan saja mengamalkan firman-firman Allah SWT. Salam Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho Selamat pagi. Selamat pagi juga Pak Janoko, Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat Indonesia. Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang?? apakah sih yang di sebut berjasa???:( Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] thifan po kan
1. thifan po kan yah coba check http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Muslim_Chinese_Martial_Arts. kalo dari situs ini, kebanyakan lebih dekat ke kungfu dari para pendeta Tao deh, daripada ke shaolin/buddha. ada yg dari shaolin cuman namanya kok bukan thifan po kan yah ? 2. kalo ingat kenji goh dan kungfu delapan mata anginnya, ini kok mirip baji quan di bawah. kalo sin yi ha, yg ilmu yg hiland dari shaolin dan berkembang di suku hui [muslim], tuh yg mana hayo . :D jano ko wrote: Jano-ko Masmas.. .di SD IT puteriku itu juga ada beladiri Thifan Po Khan, saya ingin sekali puteri saya ikut beladiri tersebut, mas wikan bisa engga kasih informasi tentang Thifan Po Khan tersebut ?, simbok / mamanya puteriku itu mimpi ingin sekali puteriku itu nanti kuliah di Jerman, jadi supaya ada bekal beladiri gitu Salam. == *Introduction* Muslim development and participation at the highest level of Chinese Wushu has a long history. Many of its roots lies in the Qing Dynasty http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Qing_Dynasty persecution of muslims. The Hui http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hui chinese muslims started and adapted many of the styles of wushu such as Ba Ji Quan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan, Pi Gua Zhang http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Pi_Gua_Zhangaction=edit, Liu He Quan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Liu_He_Quan.. etc. There where specific areas that where know to be centeres of Muslim http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Muslim wushan, such as Cang County in Hebei Province http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hebei. These traditional chinese martial arts where very distinct from the turkic chinese muslim styles practied in Xinjiang http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Xinjiang. The Chinese Muslim practioners where so adept at their martial arts, and there styles such as Pu Yi and Ba Ji Quan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan, where so renowned, that they formed the backbone of the bodyguards of the Chinese Emperors. Most where students of Li Shu Wen http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Li_Shu_Wenaction=edit. Such as Huo Diange http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Huo_Diangeaction=edit bodyguard to Pu Yi (the last emperor of China), Li Chen Wu http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Li_Chen_Wuaction=edit bodyguard to Mao Tsedong http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Mao_Tsedongaction=edit and Liu Yunqiao http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Liu_Yunqiaoaction=edit secret agent for the Kuomintang and instructor of the bodyguards of Chiang Kai Shek http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Chiang_Kai_Shekaction=edit. As a result Ba Ji Quan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan became known as the 'Bodyguard' style [1] http://club.ntu.edu.tw/%7Entubachi/Bajiquan/en_kungfu.htm Ba ji quan Bajiquan (eight extreme fists) was first recorded as being practiced by Wu Zhong http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Wu_Zhong a chinese Muslim from the Mong Village in Cang County http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Cang_Countyaction=edit in Hebei Province http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hebei during the early Qing Dynasty http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Qing_Dynasty According to tradition Wu http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Wu_Zhong was taught the style by a Taoist http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Taoistaction=edit priest Lai, and his disciple Pi. They may well have been anti Qing revolutionaries disguised as wandering priests. Wu spent much of his later life in prison for anti Qing activities, which would seem to support this idea. It is believed that at this time Bajiquan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Bajiquanaction=edit and Piguazhang http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Piguazhangaction=edit (chop-hanging palm) were taught together, or may even have been one style. However, after Wu Zhong's death, his eldest daughter Wu Rong http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Wu_Rongaction=edit married a man in Lou Tang village, Cang county. For some reason she only taught Pigua, and in the Mong village they only taught Baji. A few generations later the teaching of the arts was recombined by Li Shu Wen (1864 http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/1864 CE (1280 AH) -1934 http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=1934action=edit CE (1352 AH)). Nicknamed God of Spear for his outstanding ability with the spear, Li Shu Wen learned Bajiquan from Jin Dian Sheng in Mong village, and piguazhang from Huang Si Hai in Lou Tong village. Li had many famous students, including Hue Dian Ge, his first disciple, who was bodyguard to Fu Yi , the last Emperor. Li's last closed door
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an. Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis. Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim paling optimal. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu, bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te Ching bagi yang Taoisme,
[wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist
Monday, November 13, 2006 How I Came To Love The Veil Yvonne Ridley, Washington post - London, USA Monday, October 23, 2006 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures -- until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days after the terrorist attacks on the United States , I snuck into Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore at my captors; they called me a bad woman but let me go after I promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure who was happier when I was freed -- they or I.) Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of astonishment, disappointment and encouragement among friends and relatives. Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense. Having been on both sides of the veil, I can tell you that most Western male politicians and journalists who lament the oppression of women in the Islamic world have no idea what they are talking about. They go on about veils, child brides, female circumcision, honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance. These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A careful reading of the Koran shows that just about everything that Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth and child-rearing is regarded as a positive attribute. When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab -- and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts. When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair -- but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and asked, Where's bin Laden hiding? Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall Street banker would say that a business suit defines him as an executive to be taken seriously. And, especially among converts to the faith like me, the attention of men who confront women with inappropriate, leering behavior is not tolerable. I was a Western feminist for many years, but I've discovered that Muslim feminists are more radical than their secular counterparts. We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap for women's liberation. They even gave Samadzai a special award for representing the victory of women's rights. Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating: being judged on the length of your skirt and the size of your surgically enhanced breasts, or being judged on your character and intelligence? In Islam, superiority is achieved through piety -- not beauty, wealth, power, position or sex . I didn't know whether to scream or laugh when Italy's Prodi joined the debate last week by declaring that it is common sense not to wear the nikab because it makes social relations more difficult. Nonsense. If this is the case, then why are cellphones, landlines, e- mail, text messaging and fax machines in daily use? And no one switches off the radio because they can't see the presenter's face. Under Islam, I
RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis
Pak KM yang saya hormati, Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan dengan syariat Islam. Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan, antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan - dibagikan pada orang-orang yang memang suka jajan ? Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group , dari yang TIDAK melakukan perzinahan -- menjadi orang-orang yang melakukan perzinahan. Logis bukan? Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami. Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas. Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil. Maafkan bila kata-kata saya menyinggung. Wallahu'alam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kartono Mohamad Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 PM To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari orang lain. Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral? Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. Salam KM ---Original Message--- From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Date: 02/07/07 08:09:06 To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis Memberantas AIDS dng menyebarkan Kondom sama saja memberantas AIDS dng membolehkan per - ZINAHAN, JELAS HARAM HUKUM-nya dalam Islam.. .Jangalah kamu tolong menolong dalam hal keburuka-an Orang-orang beriman InsyaALlah TIDAK AKAN PERNAH terkena penyakit KUTUK-an Penyakit LAKNAT AIDS... Salam AL-Pacitan -Original Message- From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aisha Sent: 06 Februari 2007 17:06 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Subject: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis Mba Ning, Saya tertarik dengan urusan kondom dan alat suntik gratis ini, tiba-tiba muncul saat membahas menjaga pandangan dan aurat:) Dulu ketika seorang aktivis AIDS menceritakan dalam satu wawancara bahwa dia ditertawakan orang ketika dia di pintu tol membagikan kondom untuk sopir truk, saya merasa ikut sedih juga. Karena memang sampai saat ini pemerintah kok adem ayem saja masalah AIDS ini, lalu ketika seseorang melakukan perbuatan yang dengan kemampuan terbatasnya berusaha mengurangi penyebaran virus ini, malah ditertawakan. Padahal sudah jelas bahwa umumnya alias mayoritas pengemudi truk itu suka jajan padahal dia punya istri, apa salahnya jika lalu ada orang yang membagi kondom untuk mengurangi sebaran penyakit kelamin juga HIV/AIDS ke
Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist
1. Mbak lina mari kita lihat paragraf terakhir Ivone Ridley : And for those who are still trying to claim that Islam oppresses women, recall this 1992 statement from the Rev. Pat Robertson 2. setahu saya, pat robertson ini representasi dari kristen fundies. yg sorry to say, memiliki jalan pemikiran yg sama persis dengan kaum kristen fundamentalis. jadi kickback pada krisfun adalah srangan pulak ada isfun. demikian analisa bodoh bodohannya. Lina Dahlan wrote: Monday, November 13, 2006 How I Came To Love The Veil Yvonne Ridley, Washington post - London, USA Monday, October 23, 2006 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures -- until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days after the terrorist attacks on the United States , I snuck into Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore at my captors; they called me a bad woman but let me go after I promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure who was happier when I was freed -- they or I.) Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of astonishment, disappointment and encouragement among friends and relatives. Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense. Having been on both sides of the veil, I can tell you that most Western male politicians and journalists who lament the oppression of women in the Islamic world have no idea what they are talking about. They go on about veils, child brides, female circumcision, honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance. These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A careful reading of the Koran shows that just about everything that Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth and child-rearing is regarded as a positive attribute. When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab -- and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts. When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair -- but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and asked, Where's bin Laden hiding? Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall Street banker would say that a business suit defines him as an executive to be taken seriously. And, especially among converts to the faith like me, the attention of men who confront women with inappropriate, leering behavior is not tolerable. I was a Western feminist for many years, but I've discovered that Muslim feminists are more radical than their secular counterparts. We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap for women's liberation. They even gave Samadzai a special award for representing the victory of women's rights. Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating: being judged on the length of your skirt and the size of your surgically enhanced breasts, or being judged on your character and intelligence? In Islam, superiority
Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist
Mbak Lina, selain itu mpok Yvonne Ridley juga bilang : Nowhere in the framework of Islam are we told that women must wash, clean or cook for men. Wanita ndak wajib mencuci pakaian, membersihkan perabot dan mengepel rumah, dan tidak perlu belanja dan memasak untuk wanita. Coba deep in heart, tanya kondisi ini, apa berlaku pandangan ideologis ini pada kaum lelaki di Indonesia. saya berani bilang, para ikhwan justru bersikap sebaliknya. pun termasuk saya, urusan nyuci, bersih bersih rumah, dan masak, dalam perspektif saya, dibebankan pada istri. Lina Dahlan wrote: Monday, November 13, 2006 How I Came To Love The Veil Yvonne Ridley, Washington post - London, USA Monday, October 23, 2006 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures -- until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days after the terrorist attacks on the United States , I snuck into Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore at my captors; they called me a bad woman but let me go after I promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure who was happier when I was freed -- they or I.) Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of astonishment, disappointment and encouragement among friends and relatives. Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense. Having been on both sides of the veil, I can tell you that most Western male politicians and journalists who lament the oppression of women in the Islamic world have no idea what they are talking about. They go on about veils, child brides, female circumcision, honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance. These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A careful reading of the Koran shows that just about everything that Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth and child-rearing is regarded as a positive attribute. When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab -- and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts. When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair -- but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and asked, Where's bin Laden hiding? Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall Street banker would say that a business suit defines him as an executive to be taken seriously. And, especially among converts to the faith like me, the attention of men who confront women with inappropriate, leering behavior is not tolerable. I was a Western feminist for many years, but I've discovered that Muslim feminists are more radical than their secular counterparts. We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap for women's liberation. They even gave Samadzai a special award for representing the victory of women's rights. Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating: being judged on the length of your skirt and the size of your
[wanita-muslimah] Kekayaan Sejati
Kekayaan Sejati Ditengah hidup krisis penuh ketidakpastian. Hujan terus menerus. Banjir dimana-mana. Jika tidak kokoh pondasi keimanan membuat orang bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rizki. Tapi tidak demikian dengan bapak penjual gorengan distasiun kereta api. Wajahnya murah senyum, ramah menghadapi pembeli. Dia bertutur memiliki tujuh anak. Semuanya bisa sekolah bahkan yang besar bisa sampai lulus SMA. Saya tanyakan padanya, Bagaimana dia bisa memiliki itu semua? Mudah saja, jika kita hidup sederhana maka hadir kekayaan sejati. Hati menjadi tenang, kerja giat. Keluarga bahagia. apa lagi yang kita cari dalam hidup ini selain itu? Katanya. Wassalam, agussyafii http://agussyafii.blogspot.com
[wanita-muslimah] M. JAck Ellis
Info Tg Mr. Jack Ellis --- Macon, GA (WMAZ-TV) - Mayor C. Jack Ellis, a practicing Christian throughout his life, on Thursday said he's switched to the Islamic faith. The mayor said the conversion also means he'll be going through the legal process of changing his name. His new name will be Hakim Mansour Ellis. The mayor said he kept his last name to maintain family ties. It's a personal decision, a private decision as to how one worships. But I do understand that I'm not a private person, Ellis said. But being the mayor of the city, I think people have a right to know what I believe in, that I am a man of faith, and the faith I'm now a part of is the faith of Islam. He now calls himself a Sunni Muslim. He made the switch, Ellis said, during his December trip to Africa. Rather than call it a switch, Ellis said it was like returning home. I went back to my roots I guess you could say, Ellis said. I did convert to Islam in December of this past year in the country of Senegal. When I say, back to my roots, Islam was in Senegal prior to the Africans being brought here as slaves. Since converting, Ellis said he attends the Islamic Center on Bloomfield Road during Friday worship services. He also said he's practicing the Islam doctrine of praying five times each day. Ellis said he discussed his decision with his family and siblings before making it public. Now, I'm sharing with my broader family, the Macon community who supported me when I was a Christian and trust that they will now, Ellis said. I'm the same person even though I'll be changing my name. Even though he switched religions, the mayor said he isn't ranking them. I'm not saying that one is better than the other, Ellis said. We do believe that the prophet Mohammed was the last prophet as well as we believe Moses was a prophet. Prior to the conversion, Ellis said he attended Unionville Baptist Church on Houston Avenue and before that Harvest Cathedral on Rocky Creek Road. The mayor completes his second consecutive four-year term in December and isn't eligible for re-election. But Ellis said he might run for Georgia's 8th District congressional seat in 2008. Steve Allen, chair of the Bibb County Democratic Party, said a person's faith is his or her personal choice. But because most of the 8th District is Christian and conservative, Allen said the mayor might have a more difficult time winning the 8th District. Ellis said he hopes people respect his decision and will call him by his new name. - Don't get soaked. Take a quick peak at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist
Semua yang fun memang funny. - Original Message - From: Ari Condrowahono To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist 1. Mbak lina mari kita lihat paragraf terakhir Ivone Ridley : And for those who are still trying to claim that Islam oppresses women, recall this 1992 statement from the Rev. Pat Robertson 2. setahu saya, pat robertson ini representasi dari kristen fundies. yg sorry to say, memiliki jalan pemikiran yg sama persis dengan kaum kristen fundamentalis. jadi kickback pada krisfun adalah srangan pulak ada isfun. demikian analisa bodoh bodohannya. Lina Dahlan wrote: Monday, November 13, 2006 How I Came To Love The Veil Yvonne Ridley, Washington post - London, USA Monday, October 23, 2006 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures -- until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days after the terrorist attacks on the United States , I snuck into Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore at my captors; they called me a bad woman but let me go after I promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure who was happier when I was freed -- they or I.) Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of astonishment, disappointment and encouragement among friends and relatives. Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense. Having been on both sides of the veil, I can tell you that most Western male politicians and journalists who lament the oppression of women in the Islamic world have no idea what they are talking about. They go on about veils, child brides, female circumcision, honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance. These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A careful reading of the Koran shows that just about everything that Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth and child-rearing is regarded as a positive attribute. When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab -- and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts. When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair -- but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and asked, Where's bin Laden hiding? Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall Street banker would say that a business suit defines him as an executive to be taken seriously. And, especially among converts to the faith like me, the attention of men who confront women with inappropriate, leering behavior is not tolerable. I was a Western feminist for many years, but I've discovered that Muslim feminists are more radical than their secular counterparts. We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap for women's liberation. They even gave Samadzai a special award for
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar. Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan. Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Chae berkata : Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2. == Jano-ko Mungkin yang dimaksud dengan chae adalah chae merasa sedih karena merasa tertinggal dengan muslimah-muslimah yang ada di negara barat seperti misalnya Yvone Ridley, Hilary S, Mary Sue etc yang berkiprah di Amerika atau di England dengan lincahnya. Nah ini bagian pencerahannya dari jano-ko untuk chae, silahkan dibaca dengan tenang dan sabar curhatannya dari sister Hilary Saunders, selamat menghayati, - Dari http://www.guardian.co.uk/religion/Story/0,,740616,00.html Why I took the hijab ? Hilary Saunders Hilary Saunders used to think that Islam was a relic from the dark ages. Now she has converted. Here she explains why The most significant thing I have ever done was in fact incredibly simple. A little over four weeks ago, in front of two witnesses, I recited a simple declaration, the shahada. I bear witness that there is no God but Allah and I bear witness that Mohammed is His messenger, I said; and from that moment, I was a Muslim. One of the things I came to realise was that, in Islam, multiple marriages are not promoted, they are tolerated. Sometimes they are a necessity. But there are safeguards: before a man can take a second wife, the first wife has to agree to it and be happy, and both the wives have to be treated equally. If a man is married and for some reason his wife cannot conceive, he can take a second wife with her agreement. (On the other hand, if a woman's husband is not able to get her pregnant, then she can get a divorce.) This seems to me better than the western way, in which he might get divorced, leaving the first wife without any support. This doctrine is actually for the protection of women. It is not about men going out collecting trophies. Since my conversion, I have chosen to abide by the Islamic code of dress and wear the hijab. The hijab is about modesty, not showing off, not trying to attract the opposite sex, and avoiding causing envy. Islam advises both sexes, not just women, to dress modestly. I felt quite nervous about putting it on at first, wondering what people would think. But then I told myself that I had made a commitment and that this was the public sign of it. I feel a lot safer now that I am wearing it; I have more self-respect. Now I know where I belong. Salam Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan. Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an. Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum waris disana. Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya hukum waris tsb. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
mbak Lina, kitab suci tuh apa sih ? 1. kumpulan berbagai petuah, ada yg dari si guru, ada yg dari penulisnya, ada yg dianggap dari nabi, ada yg dianggap pernah diucapkan oleh tuhan. hampir semua penulisannya selama proses ratusan tahun. cuma al qur'an saja yg mengklaim persis sama dgn yg diucapkan tuhan lewat nabi. 2. itupun ada rame rame politik dalam proses kodifikasi al qur'an, semacam mushaf ibnu abbas malah gak dipakai [padahal dalam hadits, beliau yg dianggap paling punya otoritas dalam hapalan dan bacaan al qur'an]. yg heran, kenapa bisa ada hadits hadits yg dianggap ucapan tuhan, namun masuknya malah jadi hadits. juga ada ayat ayat yg dihapuskan. how come ? itu kalau mau kritis yah. jadi kesimpulan saya sih : nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar. Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu. Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman? Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg menurut bung Chodjim
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Yang wrong ya tetap wrong! 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat Tuhan Yang Maha Penjahit) 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg guidance juga wrong! 3) Hadist jadi berhala juga wrong! 4) Mendukung perbudakan juga wrong! 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong! apalagi hayooo... Gitu aja kok repot! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?) nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar. Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb. wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: ACEH - IBU KOTA INDONESIA, BALIKPAPAN SIAP JADI IBU KOTA
dari www.tribunkaltim.com Balikpapan Siap jadi Ibu Kota RI * Imdaad: Gagasan Menarik * Pemprov Kaltim Mendukung Balikpapan, Tribun -- Balikpapan siap menjadi Ibu Kota Republik Indonesia. Kesiapan itu disampaikan Walikota Balikpapan Imdaad Hamid menanggapi wacana yang berkembang terkait usulan sejumlah anggota DPR untuk memindahkan Ibu Kota RI dari Jakarta ke daerah lain (Tribun, 6/2). Wah gagasan itu menarik juga. Balikpapan tentu siap-siap saja, kata Imdaad yang ketika dihubung, Selasa (6/2) malam, sedang berada di Jakarta. Imdad memberi dua alasan pendukung yang memungkinkan Balikpapan sebagai Ibu Kota Negara. Pertama, luas wilayah Balikpapan itu sama dengan luas Jakarta. Kedua, Balikpapan sudah mempunyai bandara internasional. Dengan luas wilayah yang ada sekarang, maka akan lebih mudah dilakukan penataan lebih baik. Masih banyak tanah yang kosong dan bisa ditata sebagai ibukota, tegasnya. Menurut Imdaad, gagasan memindahkan Ibu Kota dari Jakata sebenarnya sudah lama dilontarkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno. Saat itu Bung Karno kan sudah berencana memindahkan Ibu Kota RI ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Imdaad, tidak heran secara perencanaan kota Palangkaraya sudah teratur secara baik. Jadi falsafahnya sebenarnya adalah persoalan pemerataan. Ketika Ibu Kota Republik ini berada di Indonesia bagian barat, maka wilayah yang lebih makmur adalah Indonesia bagian barat. Nah, kalau Ibu Kota itu diletakkan di wilayah tengah, pasti pemerataan akan terjadi, tutur Imdaad. Seperti diberitakan, wacana pemindaha Ibu Kota RI berkembang menyusul banjir yang beberapa terakhir melumpuhkan Jakarta. Sejumlah anggota DPR dan kelompok elite lain menganggap Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi Ibu Kota Negara, karena terlalu sering dilanda banjir dan semakin semrawut. Paling Cocok Kesiapan Balikpapan menjadi Ibu Kota Negara mendapat dukungan dari Pemprov Kaltim. Balikpapan paling cocok, ujar Karo Humas Pemprov Kaltim Jauhar Effendi, kemarin. Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Balikpapan menjadi kota yang paling memungkinkan. Balikpapan memiliki akses transportasi yang lengkap. Mulai dari pelabuhan udara Bandara Sepinggan, dan Pelabuhan Kapal Semayang, yang sudah membuka jalur internasional. Tentu ini menjadi poin plus bagi Balikpapan, katanya. Penataan kota juga rapi, dan jika terwujud Balikpapan menjadi Ibu Kota Negara, masih banyak lokasi strategis yang bisa dibangun untuk kawasan perkantoran untuk pusat pemerintahan. Ia mengatakan, wacana ini sebenarnya sudah lama didengungkan. Menurutnya itu langkah yang baik, karena bisa membuat kerja pemerintah lebih terfokus. Sehingga konsentrasi penduduk tidak terpusat di Ibukota Jakarta saja, katanya. Contohnya saja Canberra di Australia dan Washington DC di Amerika Serikat yang menjadi Ibu Kota Negara. Kedua kota itu merupakan kota kecil, dan terfokus pada urusan pemerintahan saja. Jauhar menambahkan, pertahanan juga berpusat di Balikpapan, mulai dari Kantor Polda Kaltim, Kodam VI Tanjungpura, serta Lapangan Udara Angkatan Udara Sepinggan. Tentu ini ada nilai efesiensinya, katanya. Kemajuan kota juga berkembang pesat, dan ini bisa dilihat dari banyaknya bangunan yang berdiri di kota itu seperti hotel-hotel, dan perkembangan ekonomi lainnya. Termasuk penyelenggaraan even-even nasional yang lebih banyak diadakan di Balikpapan, ketimbang di Ibu Kota Kaltim, Samarinda. Makanya banyak orang bilang Balikpapan lebih terkenal dibandingkan Samarinda. Samarinda boleh jadi Ibu Kota Kaltim, tapi Balikpapan Ibu Kota Kalimantan, ujar Jauhar. Galang Dukungan Sementara itu, tokoh masyarakat Samarinda, Awang Ferdian, menyatakan mendukung penuh wacana pemindahan ibukota negara RI dari Jakarta ke Kalimantan, khususnya Kaltim. Kaltim dianggap daerah yang sangat cocok, antara lain karena merupakan daerah yang aman, mampu secara ekonomi, dan wilayahnya cukup luas. Saya kira Kaltim paling cocok. Lihatlah selama ini, Kaltim daerah yang relatif paling aman, nyaris tidak pernah ada gejolak politik maupun sosial. Kedua, Kaltim juga bukan termasuk daerah yang rawan bencana alam seperti gempa, banjir maupun gunung meletus. Jadi, kenapa tidak? kata Awang Ferdian, mantan Calon Walikota Samarinda periode 2005-2010, Selasa (6/1). Untuk itu, tambahnya, anggota DPD RI asal Kaltim harus bahu membahu memperjuangkan dan menggalang dukungan untuk menyalurkan aspirasi masyarakat Kaltim itu. Dibanding empat daerah lain di Kalimantan, secara geografis maupun ekonomis dan sosial, Kaltim yang paling pantas. Terlebih Kaltim berada di tengah kepulauan Indonesia, tidak terlalu jauh dijangkau dari Sabang maupun dari Merauke. Tidak pula jauh dijangkau dari pula Jawa. Akses ke semua daerah juga lebih mudah. Jadi, ini saatnya anggota DPD RI dan DPR RI berbicara. Momen ini sangat tepat digunakan untuk mem-blow up wacana ini ke permukaan. Bagi Kaltim
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran selama dekade terakhir. 2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai bandit model al capone. 3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan secara legal di tahun 80an. si ibu yg pro choice ini belakangan justru jadi aktivis prokreasi. sebelumnya di sini juga sempat di posting tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak. selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics. Lina Dahlan wrote: UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae chairunisa_ mahadewi@ ... wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Bung Chodjim, Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya . Yg saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman tanpa adanya proses updating yg formal. Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan karena harus dapat terus berkembang. Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14 abad yg lalu.
Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
1. ada yg kurang/nanggung mbak. kenapa gak sekalian mengkafirkan semua yg dianggap beda :D dan sekalian mengagulkan diri sebagai puncak kebenaran. 2. sekalian mbak, gak usah nanggung nanggung. paling enak kalau di posisi top kok. posisi sampean kan emang orang lain, apalagi agama lain, gak ada benernya sama sekali. asik asik aja sih :D apalagi kalau diucapkan di jalan jalan pake megaphone. === a. untuk dua hal diatas, sudah saya katakan, bahwa cara pandang umat islam thd cara turunnya kitab suci pemeluk agama lain, sangat sempit. sanat terbatas, karena yah, ngerti dan memahami, serta memberikan simpatinya cuman sebatas apa yg ada dalam ajaran sendiri. gak bisa empati, proses berbeda yg ada di tempat lain. padahal kalo mau itung itungan, cara turunnya wahyu ke ghulam ahmad kan mirip mirip sama yg turun ke nabi. yg turun ke pendeta pendeta kristen, dan banyak agama baru [kayak agama lia aminudin atau islam ala jamaah Rufaqa nya imam ashaari at tamimi dan gina puspita] banyak yg mirip juga. dan seperti biasa, gak bakalan ada yg diakui. [ya iyalah, seperti biasa problema umat islam gitu lho ...] === b. kalo dalam posisi sekarang, udah jelas kitab suci juga gak dirubah rubah. trus ngapain juga, ketika ada yg menggugat penafsiran, lalu ada sekian banyak yg protes ? padahal dalam tafsir ibnu katsir, jelas jelas banyak pandangan patriarkhis dan melanggar HAM. contoh paling jelas, orang agama selain islam, gak boleh mendirikan tempat ibadah, kehidupan beribadah mereka ndak boleh ditampilkan di umum, harus ngumpet ngumpet, kehidupan mereka juga dipersulit dengan berbagai cara yg jaman sekarang ini gak rasional, mereka dipaksa pula ikut aturan hukum islam, meskipun katanya mereka dilindungi, jaman dulu ketika lagi rame merangsek ke bizantium, gereja mereka, icon dan patungnya dihancurkan semua [apa hubungannya coba agama islam kok ikutan ngurusin agam lain sampai segitu rupa detilnya ? bukannya sama aja denan penjajahan tuh. dan inilah corak tafsir yg selalu dipegang oleh orang MMI kayak fauzan al anshori dan orang DDII. === 3. untuk tanggapan nomer 2 dan nomer 3, silakan diucapkan pada kaum salafi dan DDII 4. untuk tanggapan nomer 4, silakan diucapkan pada kaum wahabi juga. di saudi mereka melarang penghapusan masalah perbudakan dari buku sekolah. 5. untuk tanggapan nomer 5, silakan diucapkan pada teman teman di milis insist, yg jebolan istac iium, seperti adian husaini, syamsudin arif, hamid fahmi zarkasyi Lina Dahlan wrote: Yang wrong ya tetap wrong! 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat Tuhan Yang Maha Penjahit) 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg guidance juga wrong! 3) Hadist jadi berhala juga wrong! 4) Mendukung perbudakan juga wrong! 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong! apalagi hayooo... Gitu aja kok repot! wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] . wrote: nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam. yg bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance. tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala, tafsir jadi berhala. naudzubillah min dzalik. lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan anak di usia 12 tahun juga dianggap islami. Lina Dahlan wrote: Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel. Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?) nya saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir. Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah Kristen, hal ini diperbolehkan. Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an? Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir. Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan merekalah
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D
Re: [wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan
Lihat bangsa Arab sepeninggal Nabi ... bukannya segera menguburkan jenazah Nabi, malah asyik bertengkar memperebutkan kepemimpinan dan mengunggul-unggulkan suku/kabilahnya masing-masing padahal Nabi sudah berpesan tidak ada perbedaan antara golongan Arab dan non-Arab, yang membedakan hanyalah tingkat keimanan di mata Allah SWT. ya, sekarang Arab balik lagi ke tradisi jaman dahulu. bukannya saling bantu membantu dalam kebaikan, malah sering berpecah belah untuk urusan yang sepele, dan melupakan kalimat tauhid La illa ha Illallah. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget, semua manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya. Hare gene orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku lainnya. Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama yang diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis karena dia merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis juga, merasa diri lebih mulia. Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad kegelapan di era milenium ini.
Re: [wanita-muslimah] Yvonne Ridley, the feminist
lanjutan, kutipan yang menarik dari ceramah bu Yvonne hari Minggu lalu: Baru-baru ini dia menikah lagi dan dia cerita: ... in Islam, women can write their own prenuptial agreement. When I got married, I wrote my own prenuptial agreement, I wouldn't say that my husband liked it .. yang disambut cekikikan dari barisan ibu-ibu, sementara barisan bapak-bapaknya tampaknya bengong atau tidak bereaksi .. salam, DWS -mau nulis lebih lengkap, belum sempet euy. On 2/6/07, Dwi Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: I was a feminist. Now, I am a muslim feminist. The difference is that the muslim feminist is much more radical. (Yvonne Ridley (http://en.wikipedia.org/wiki/Yvonne_Ridley), at Raleigh, Sunday 04 Feb 07). Amen to that, Sister. salam, DWS -- Genderpedia.Org Proyek Ensiklopedia Gender Online [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Melanggar HAM Nggak Ya
Ada beberapa segi kehidupan di masyarakat demokratis modern kita telah menyerahkan mandat kepada suatu lembaga yg disebut pemerintah. Dalam hal2 tsb. penilaian, kebijakannya dan keputusannya kita terima karena mereka telah menerima mandat kita selama dilakukan dalam batas mandat yg diberikan. Dalam hal ini kita telah memberikan mandat dalam hal penangan bencana alam. Kalau bencana alam banjir, letusan berapi, gempa bumi masih mau diperdebatkan levelnya ya susah dong. Kan dapat kita saksikan sendiri. Kalau hal2 yg berupa akal sehat masih perlu dicerahi, ya mas Ary saya jadi prihatin sama sistem pendidikan yg Anda lampaui. Apakah Anda lulusan madrasah? Barangkali perlu juga nih ada matapelajaran HAM dalam kurikulum SMU. Apakah ini memang akibat sistem ORBA sehingga kita tidak pernah sadar akan hak kita tetapi tahu betul bahwa kewajiban kita adalah patuh buta thd kekuasaan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Setyawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Om, tentunya level darurat itu khan relatif ya setiap orang. Terus bagaimana kalau satu level banjir sudah merupakan darurat menurut seseorang tapi menurut orang lain masih aman, gimana tuh? Mohon petromaksnya lagi tengan HAM ini... - Original Message - From: Dana Pamilih To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 2:38 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Melanggar HAM Nggak Ya Lho, pak HMNA dan Ary Setiawan gimana logika Anda? Ini kan situasi darurat sehingga pemerintah berkewajiban menyelamatkan jiwa warganegaranya. Evakuasi itu hanya dalam keadaan darurat. Dan kalau sudah tidak banjir lagi tentu boleh kembali lagi. Ketidak inginan dievakuasi itu ada penyebab lain yaitu keamanan harta. Bukan cuma harta bergerak, bisa bisa rumahnya ditempati orang kalau sudah tidak banjir. Nah ini pelanggaran HAM yg utama: jika keselamatan jiwa, keamanan harta dan mantapnya hak kepemilikan tidak terjamin oleh hukum. Semua harus dilihat dalam konteks. Dalam analisa HAM kita tidak bisa cuma mengambil ayat secara terpisah kemudian menerapkannya pada konteks lain. DUHAM itu sangat logis dan sukar utk digoyahkan karena lebih terasa maslahatnya dibanding dengan pendekatan alternatif lainnya. Bung Ari Condrowahono, Memang Anda benar bahwa the pursuit of happiness secara jor-joran itu khas Amerika karena tidak semua negara Barat berbasis HAM menganut yg. demikian. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono masarcon@ wrote: 1. hak untuk hidup itu adalah salah satu deklarasi awal dari HAM. 2. sementara kalo liat maqoshid syariah, untuk meilindungi kekayaan, justru dari Islam. termasuk mbah Maridjan pendukung maqoshid syariah, soale dia sangat menolerir orang orang yg ndak mau dievakuasi dari merapi, kaena sibuk menjaga hartanya. 3. nah kalo pursuit a happiness, ini baru khasnya amerika. mencarikebahagiaan, happy happy sampai gila gilaan, adalah khas amerika, yg justru ndak universal, tapi malah muncul di deklarasi kemerdekaan mereka. H. M. Nur Abdurrahman wrote: Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi itu tidak melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam, bahkan itu merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar terhindar dari bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah KAM (Kewjiban Asasi Manusia). HMNA - Original Message - From: Ari Setyawan arisetyawan@ lge.com mailto:arisetyawan%40lge.com To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47 Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya Kemarin saya nonton liputan banjir di TV. Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah. Terus di berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi walaupun rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi. Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan maksa orang untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau? Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya. Terimakasih. .. [Non-text portions of this message have been removed] __ NOD32 2039 (20070205) Information __ This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Jadwal puasa sunnah tahun 2007
ada yang punya info jadwal puasa sunnah untuk tahun 2007 gak, boleh dong berbagi. - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] new topik.... kejadian sebelum kiamat..........
wassalam, kiamat memang sudah dekat, dizaman nabi saja dikatakan bahwa bumi ibarat nenek tua yg udah uzur dan akan mati tapi sebelum kiamat tuhan sudah menjelaskan kejadian2 yang terjadi sebelum kiamat. yaitu: 1. turunnya imam mahdi 2. turunnya isa 3. dajjal keluar 4. TERBUNUHNYA dajjal oleh seorang pemuda arab 5. matinya orang2 beriman(walau imannya hanya sedikit. (kiamat yg hampir dekat) 6. pemuka agama menjadi orang yg paling jahat dimuka bumi. Allah juga menurunkan ciri2 datangnya kiamat yang sudah banyak terjadi sekarang, diantaranya: 1. terpecahnya islam menjadi berbagai golongan 2. banyaknya terjadi kiamat kecil, seperti kematian dan bencana alam 3. wanita yg banyak menyerupai lki2 dan sebaliknya. 4. iman manusia yang sudah mulai menipis. Ditulisan singkat ini, saya hanya ingin mendiskusikasn masalah ini, jika ada tambahan atau salah, atau setidaknya bisa menjadi renungan dan menambah keimanan kita pada tuhan. Atas Tanggapan rekan yang lain, saya ucapkan terima kasih [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
Mungkin juga kita bisa tantang para teokrat Islamist yg selalu mengutip jaman keemasan pemerintahan RasuluLlah agar mengeluarkan dengan data2 statistik yang relevan yg membuktikan bahwa masyarakat itu dulu lebih adil, makmur dan tertib dari masyarakat moderen sekarang. Kalau memang jelas dari segi GDP per kapita, daya saing SDM dan produkitivas ekonomi, tingkat kejahatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan fisik dan jiwa, tingkat kebudayaan dan seni, tingkat kebebasan berekspresi, tingkat kesetaraan gender, tingkat perawatan masa tua, tingkat perlindungan anak2, dsb dsb itu lebih baik dalam suatu studi komparasi yg fair berarti memang sudah waktunya kita buang ini semua konsep nonsense dari demokrasi modern dan kembali ke abad ke 7 saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: 1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran selama dekade terakhir. 2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai bandit model al capone. 3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan secara legal di tahun 80an. si ibu yg pro choice ini belakangan justru jadi aktivis prokreasi. sebelumnya di sini juga sempat di posting tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak. selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics. Lina Dahlan wrote: UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa yang tidak? Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek. Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan siapa yang tidak? Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek supaya dapat dikatakan up to date? Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu? wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae chairunisa_ mahadewi@ ... wrote: Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:) --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Mas Dana, Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu surat tandingan. Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu ayat pun. Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)? Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam. Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya. Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama. Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya bertanya: dimana missing linknya? Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan
Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara abad ke 7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran. Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihat bangsa Arab sepeninggal Nabi ... bukannya segera menguburkan jenazah Nabi, malah asyik bertengkar memperebutkan kepemimpinan dan mengunggul-unggulkan suku/kabilahnya masing-masing padahal Nabi sudah berpesan tidak ada perbedaan antara golongan Arab dan non-Arab, yang membedakan hanyalah tingkat keimanan di mata Allah SWT. ya, sekarang Arab balik lagi ke tradisi jaman dahulu. bukannya saling bantu membantu dalam kebaikan, malah sering berpecah belah untuk urusan yang sepele, dan melupakan kalimat tauhid La illa ha Illallah. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget, semua manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya. Hare gene orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku lainnya. Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama yang diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis karena dia merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis juga, merasa diri lebih mulia. Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad kegelapan di era milenium ini.
[wanita-muslimah] Re: new topik.... kejadian sebelum kiamat..........
Penyebab kiamat itu menurut saya ialah akibat berkurangnya sumberdaya alam utk menopang kehidupan manusia karena pertumbuhan penduduk dan habisnya sumberdaya alam yg tidak renewable. Dengan berkurangnya sumberdaya alam maka oang harus bunuh2an utk merebut dan menguasai sumber2 tsb. Bukan cuma minyak bumi spt yg terjadi di Irak tetapi juga akan merembet ke air bersih dan udara bersih. Selama kita tetap memperkosa alam dan tidak mengontrol pertumbuhan penduduk maka kita akan menggelinding ke bawah menuju kiamat. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: wassalam, kiamat memang sudah dekat, dizaman nabi saja dikatakan bahwa bumi ibarat nenek tua yg udah uzur dan akan mati tapi sebelum kiamat tuhan sudah menjelaskan kejadian2 yang terjadi sebelum kiamat. yaitu: 1. turunnya imam mahdi 2. turunnya isa 3. dajjal keluar 4. TERBUNUHNYA dajjal oleh seorang pemuda arab 5. matinya orang2 beriman(walau imannya hanya sedikit. (kiamat yg hampir dekat) 6. pemuka agama menjadi orang yg paling jahat dimuka bumi. Allah juga menurunkan ciri2 datangnya kiamat yang sudah banyak terjadi sekarang, diantaranya: 1. terpecahnya islam menjadi berbagai golongan 2. banyaknya terjadi kiamat kecil, seperti kematian dan bencana alam 3. wanita yg banyak menyerupai lki2 dan sebaliknya. 4. iman manusia yang sudah mulai menipis. Ditulisan singkat ini, saya hanya ingin mendiskusikasn masalah ini, jika ada tambahan atau salah, atau setidaknya bisa menjadi renungan dan menambah keimanan kita pada tuhan. Atas Tanggapan rekan yang lain, saya ucapkan terima kasih [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan
kalau saya melihat kasus ini kok lain ya pak ... sebenarnya ini permasalahan politis di tingkat keluarga yang kemudian dibawa-bawa ke pengadilan sementara pihak pengadilannya sendiri akhirnya menyelesaikan ini seakan-akan dengan dasar agama, agar ketetapannya kuat dan mutlak (kalau udah pakai dalil agama kan rasanya sudah paling benar dan tidak bisa diganggu gugat, pokoknya kalau menentang agama, kafir hukumnya, masuk neraka, dll). ya dari dulu memang sudah banyak yang menyalahgunakan agama untuk kepentingannya sendiri. seperti Imam Ali RA yang menghadapi kaum Khawarij yang bersemboyan bahwa yang berhak membuat hukum hanya Allah. Imam Ali RA menanggapi dengan kalimat yang tepat dengan penerapan yang tidak tepat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara abad ke 7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran. Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama.
Re: [wanita-muslimah] BUDAK (Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?) - Leader
sip, lah jano-ko kalau demikian ... jadi, orang muslim sekarang silakan belajar ke barat (negara2 eropa amerika yang maju teknologi dan pemikirannya). belajar bikin kota yang bener, penanggulangan banjir yang bener, sistem transportasi yang baik, biar Nabi Muhammad juga bisa bangga umatnya pinter2 dan bisa mewujudkan masyarakat adil makmur, baldatun thoyibatun wa rabbun ghofur. sip lah, jano-ko ... kita sekolahkan para cendekiawan muslim ke negeri2 yang maju, biar bisa memperbaiki negeri muslim yang amburadul dan banyak korupsinya, biar bisa jadi negara2 muslim yang maju, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja. kalau islam cemerlang, maka yang ikutan cemerlang gak cuman orang islam saja, tapi juga seisi alam semesta. Amin. kan Islam itu rahmatan lil'alamin. Bukan begitu, Jano-ko? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas wikan berkata : sebenarnya ini kan soal cerah-mencerahkan. kebudayaan yang awal ada di yunani-romawi. yunani-romawi runtuh diwarisi oleh islam, sementara eropa surut ke abad kegelapan. gantian eropa yang tercerahkan oleh islam pada masa renaissance, islamnya surut. sekarang eropa (dan barat) sedang maju, maukah islamnya belajar? Jano-ko : Sip, akhirnya yang ditunggu-tunggu jano-ko muncul juga, kita doakan bersama semoga mas wikan nanti menjadi pemimpin dunia Islam. Memang begitulah tugas dari manusia, saling memberi nasehat dan saling cerah mencerahkan supaya cerah. Kita berdoa semoga pendapat mas wikan mendekati kebenaran soale menurut jano-ko dikotomi barat dan islam itu hanyalah perbuatan yang sia-sia, Allah SWT adalah pemilik barat dan timur, sehingga sangat tidak sehat kalau seorang insan membuat dikotomi barat dan islam. Menurut jano-ko pendapat mas wikan ini lebih asyik dari pendapatnya si ulil, semoga ulil bisa mengikuti jalan mas wikan.
Re: [wanita-muslimah] Eksklusivitas was Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism
betul chae, ada sisi inklusivitas dan ada sisi eksklusivitas dari suatu agama tergantung penganutnya mau melihat yang mana? masalah terjadi saat masing-masing penganut agama mengangkat tinggi ekslusivitas agamanya dan menutup mata terhadap inklusivitas ajarannya. misal dalam Al Quran sendiri ada larangan untuk mengangkat pimpinan dari golongan lain selain muslim. dalam implementasinya, bisa jadi isu yang kuat buat menyingkirkan kandidat pimpinan yang non-muslim (meskipun dia capable) dan kampanya buat kandidat yang muslim (meskipun tidak capable). salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebenarnya yang saya pahami bahwa dalam Qur'an sendiri ada penghapusan terhadapa Eksklusivitas dengan penegasan bahwa kebenaran dan ridho Tuhan itu bukan pada bentuk-bentuk syariat tapi kebih kepada penghambaan manusia kepada Tuhanya dan juga fungsi manusia sebagai khalifah makanya yang paling tinggi kedudukan manusia dihadapan Allah SWT itu yang paling taqwa bukan yang paling beriman. Kedua dalam hadis pun demikian penekanan bahwa tidak boleh ada eksklusivitas terhadap kebenaran semisal dalam hadis..Nabi menyebut bahwa kebenaran/wisdom/kebijaksanaan sebagai barang tercecer (dlâllat) yang perlu dipungut setiap Muslim.
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Minimal orang yang menutup aurat itu sudah melaksanakan yang diperintahkan dalam Al Qur-an untuk menutup aurat. Juga disertai dengan perilaku yang tidak genit maupun dandanan menor, tidak menebar wewangian yang berlebihan, bersopan santun, dsb. Kalau ini sudah dilaksanakan, selanjutnya serahkan kepada Allah. Mengenai suara penyiar radio, oleh karenanya Allah memerintahkan agar jangan merenda-rendahkan suara (maksudnya memerdukan suara, kemanja-manjaan). Siti Aisha kalau sedang mengajar, suaranya dibesarkan dan tegas, untuk mencegah supaya orang yang berpenyakit hati tidak berimajinasi yang enggak2 terhadap dia. Saya punya pengalaman, pernah ada telpon yang salah sambung. Saya jawab dengan suara yang tegas dan straight forward dalam menanggapi pria di seberang telpon yang terdengar ngeyel dengan nomor telepon ini. Eh, kemudian dia malah merayu. Saya bilang bahwa ini tadi cuma salah sambung, tak usah dilanjutkan lagi. Chao! (saya jawab begini karena dia minta boleh menelpon lagi). Gombal deh pokoknya! Yah, minimal saya sudah bersuara tegas dan to the point. Saya tidak bermaksud menebar pesona dengan suara saya, juga saya tidak memprovokasi. Jadi kembali ke hal di atas, minimal seseorang sudah melaksanakan perintah menutup aurat, disertai perilaku yang baik, untuk yang selanjutnya, ya sudah diluar jangkauannya. Wallahualam Salam, Flora -- Re: [keluarga-sejahtera] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Posted by: L.Meilany [EMAIL PROTECTED] Tue Feb 6, 2007 4:42 pm (PST) .. -Apakah orang yg menutup auratnya langsung terbebas dari pandangan yg membuat orang lain tergoda? Kayaknya enggak. Aa Gym bisa jatuh cinta dengan seorang yg berjilbab/ yg tertutup rapat :-) ..dst Seperti penyiar radio itu dengan suaranya yg seksi [ menurut yg mendengar] bisa dikagumi dan membuat pendengarnya termehek-mehek. Jadi siapa yg harus disalahkan; suaranya yg indah kan berkah Gusti Allah. Apakah si penyiar bermaksud menggoda atau si pendengar menjadi tergoda; hanya pribadi masing2 yg tahu. Masa sih si penyiar akan bilang ; halo2 pendengar jangan ya anda tergoda dengan suara saya Ke GR-an skali :-) Begitu juga dengan berpakaian/menutup aurat. Ia bisa menggoda iman atau membuat orang lain tergoda; wallahualam bissawab. :-)) Salam l.meilany [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
Santai saja mba Ning, ngobrol di milis kan bukan pekerjaan utama kita sebagai muslimah:) Kerjakan dulu tugas utama kita, kalau masih ada waktu, baru deh milisan. Jika saya bicara tentang kemajemukan, sekarang saya contohkan diri saya sendiri dan beberapa sahabat saya. Saya berjilbab karena saya meyakini bahwa itu yang harus saya kenakan dan saya merasa nyaman. Tapi sahabat-sahabat saya bukan saya, jadi mereka juga punya latar belakang keluarga, pendidikan, pemahaman keagamaan, dll yang berbeda dengan saya. Maka saya memaklumi jika tidak semuanya di antara mereka itu ada yang berjilbab juga ada yang berbaju biasa (tidak seksi) misalnya jika sedang santai memakai jins dan T-shirt dan jika sedang di kantor memakai celana panjang atau rok selutut dan blazer dengan blouse biasa. Saya tetap sayang dan menghormati mereka dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya dan tidak mendasarkan persahabatan saya hanya karena mereka tidak berjilbab. Ketika di satu postingan mba Ning menyebut nama Ineke Koesherawati, saya terus terang kurang nyaman melihat dia walaupun harus diakui darah indonya membuat dia enak dilihat. Di tv saat dia menyuarakan jilbab, dia sinis ke wanita yang tidak berjilbab. Padahal menurut kakak saya, dia dulunya bukan hanya tidak berjilbab tapi main film porno yang buka tubuh dimana-mana, mulai dari paha sampai dada. Beragama itu kan satu proses seumur hidup, tiap orang punya kecepatan berbeda dalam memahami agamanya. Buktinya Ineke saja pada umur ke berapa pakai jilbab, dia pakai setelah operasi di organ reproduksinya yang menyebabkan dia merenung dan mencoba memperbaiki diri, salah satunya dengan berjilbab itu. Artinya dia berusaha mengontrol dirinya, tapi kenapa ketika dia sudah berjilbab lalu sinis ke wanita yang tidak berjilbab? Dia juga melalui proses tertentu untuk sampai berjilbab, kenapa dia berusaha mengontrol orang lain? Bukankah beragama itu mengajak orang lain dalam kebaikan dengan CARA yang baik pula? Sebagian sahabat saya mungkin belum berjilbab tapi seburuk apapun mereka berbaju, baju mereka masih terlihat sopan, jauh dari baju terbuka Ineke dan tentu saja sahabat-sahabat yang belum berjilbab itu tidak pernah jadi pemain film porno seperti Ineke! Sampai disini apakah mba Ning bisa memahami yang saya maksud? Mengajak kepada kebaikan dengan cara baik OK saja, tapi tidak dengan mengontrol orang lain atau memaksa orang lain untuk kenyamanan diri sendiri, misalnya laki-laki yang memaksa wanita lain berbaju yang seperti dia inginkan hanya karena dia ingin jadi orang yang baik. salam Aisha --- From : Tri Budi Lestyaningsih Dik Aisha, Maaf kalau penjelasan atau pernyataan saya tidak jelas, pendek-pendek. Saya ingin discuss panjang lebar, sebenarnya. Tapi ada keterbatasan waktu pada saat ini. Maksud saya mengkaitkan ke hukum yang 5 itu adalah karena apa pun yang kita perbuat di dunia ini kan semestinya selalu mengambil hukum yang 5 itu sebagai dasar ? Jadi, kita mengontrol diri juga kan tentunya dasarnya karena memang ada di hukum yang 5 itu, bahwa kita WAJIB godhul bashor. Kita tidak boleh membuka aurat juga kan asalnya dari hukum yang 5 itu, WAJIB hukumnya menutup aurat. Atau menurut dik Aisha, tidak demikian ? Soalnya memang ada yang mendasarkan perbuatan dari manfaat-manfaat saja (azas manfaat), bukan dari hukum yang 5 tersebut. Jadi, menurut saya, selama yang kita bicarakan adalah perbuatan, haruslah kita kaitkan dengan hukum yang 5. Kalau yang kita bicarakan adalah benda, maka kita kaitkan ke hukum yang 2 (Haram or Halal). Kan gitu ? Wass, -Ning -- From: Aisha Mba Ning, Saya yang mengganti judul dengan pertanyaan kontrol diri atau mengontrol orang lain ini karena tertarik dengan pendapat mba Chae. Saya tidak mengerti kenapa tiba-tiba mba Ning memasukkan yang 5 dalam Islam untuk pengambilan keputusan saat kita ngobrol kontrol ini dengan halal haram? Coba deh kita urai sedikit-sedikit ya, kita memperbincangkan masalah laki-laki yang ingin terjaga matanya, kalau menurut HAM, dia berhak untuk mendapat pemandangan yang bersih yang tidak membuat dirinya terangsang dan tergoda. Di pihak lain, ada juga wanita yang ingin memamerkan tubuhnya, kalau menurut HAM, dia juga berhak bukan? Bagaimana solusinya untuk menengahi HAM masing-masing? Sebab kita tahu juga bahwa ada laki-laki yang mudah terangsang tergoda karena mungkin di lingkungannya semua tertutup, sementara ada laki-laki yang tidak gampang terangsang tergoda, atau mungkin juga terangsang tapi bisa mengendalikan dirinya untuk tidak melakukan perbuatan buruk. Solusinya bagi yang mudah terangsang tergoda itu lakukan ibadah dengan benar! Sebab dengan puasa yang benar misalnya dia akan bisa mengendalikan syahwatnya, tapi ... ada juga jalan pintas yaitu dengan mengontrol pihak lain, dalam hal ini wanita yang harus dikontrol, jika laki-laki tidak bisa mengendalikan dirinya memandang yang merangsang, maka dibuatlah aturan supaya wanita semua ditutup badannya, maka dunia akan aman tentram,
[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan
Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget, semua manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya. Hare gene orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku lainnya. Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama yang diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis karena dia merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis juga, merasa diri lebih mulia. Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad kegelapan di era milenium ini. salam Aisha -- From: Dwi Soegardi [EMAIL PROTECTED] Di Saudi Arabia, pasangan suami istri Mansour dan Fatima hidup berbahagia dengan kedua anak mereka sampai akhirnya Pengadilan memutuskan menceraikan mereka. Pasalnya? Pihak keluarga Fatima menuntut mereka bercerai karena mereka beralasan suku mereka lebih terhormat daripada keluarga Mansour. Dalam Fikih Nikah, dikenal istilah sekufu sebagai salah satu syarat nikah. Fatima menolak dikembalikan ke keluarga asalnya dan memilih mendekam di dalam penjara sudah lebih dari 9 bulan bersama anak laki-lakinya yang berumur 1 tahun. Dia dan suaminya mengkhawatirkan keluarga Fatima akan memaksanya menikah dengan laki-laki lain. Sementara itu, Mansour bersama putrinya yang berusia 2 tahunan, hidup bersembunyi dicekam ketakutan. Hakim memutuskan mengabulkan tuntutan keluarga Fatima dengan dalih untuk melindungi pihak istri-istri dari keluarga yang lebih bangsawan dan menghindarkan kerusakan yang lebih besar. Padahal Mansour dan Fatima dinikahkan baik-baik oleh ayah Fatima tadinya. Setelah ayahnya wafat, saudara tiri Fatima mengambil alih kepemimpinan keluarga dan menggugat pasangan malang ini ke pengadilan. Herannya dalam keputusannya, Hakim sama sekali tidak mengutip ayat al-Quran, melainkan hanya fatwa dari dua orang ulama. Dukungan terhadap Mansour-Fatima mengalir di Saudi, kasus ini diajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi. Akankah berhasil? Ataukah sekali lagi kita dipaksa menonton drama dari abad kegelapan? Hari ini alasannya perbedaan suku, di kemudian hari bisa juga perbedaan standar hidup, latar belakang pendidikan, atau bahkan sekedar cara salat dan wudu. Ada pula yang menunjukkan dukungan dengan membuat petisi online di http://www.petitiononline.com/FATMAH/petition.html salam, DWS -- Genderpedia.Org Proyek Ensiklopedia Gender Online http://www.saudigazette.com.sa/index2.php?option=com_contenttask=viewid=24 761pop=1page=0Itemid=116 Sunday, 04 February 2007 Divorced Couple's Lawyer to Appeal to Royal Court 37-year-old Mansour has aged fast after running from court to court to get back his wife, who was divorced from him against her will. The only hope he has is his 2-year-and 9-month-old daughter Noha - The Saudi Gazette photo by Suzan Zawawi.By Suzan Zawawi The Saudi Gazette AL-KHOBAR THE lawyer representing Mansour Al-Timani and Fatima – the couple who were divorced against their wish on the grounds that they were not equal in ancestry line – has appealed to the Royal Court to forward the case to High Court. The High Court is the only legal establishment that can overrule the appeals court if it finds the ruling contrary to the Shariah, said Abdul Rahman Al-Lahem, the couple's lawyer. Only cases forwarded by the Royal Court are looked into by the High Court. The couple was divorced in absentia by Justice Ibrahim Al-Farraj in the northern city of Al-Jouf after Fatima's brothers began legal action in 2005, claiming Mansour, Fatima's husband, was not of sufficiently prestigious tribal stock to marry their half sister. Al-Lahem took the case to the appeals court and last Sunday the appeals court endorsed the lower court verdict. Fatima and Mansour do not recognize the court's verdict and still consider themselves married. Fatima has been protesting against the verdict by remaining in Dammam prison and refusing to go back to her blood family. Al-Lahem had appealed to the Ministry of Social Affairs last Monday to look into Fatima's case, but he has not yet received any reply. I want the ministry to take Fatima out of prison and place her in one of their social affairs women's shelter, said Al-Lahem. He also contacted the National Society for Human Rights to help in moving Fatima out of the prison to a women's shelter. He, however, has been unable to contact his client in Dammam prison to discuss the case. Fatima's husband told The Saudi Gazette that he would prefer his wife to either stay in prison or go to a women's shelter but not to her blood family. This is for her own safety, said Mansour. He is also worried that his in-laws would forcibly marry off his wife to another man. They divorced us by force so I wouldn't be surprised if they marry her off by force too, he said. Mansour is expecting his in-laws to continue with the immoral case against
[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Tematik Tgl 8 Februari 2007
Jakarta, 5 Februari 2007 Nomor : 08/CWGI/Eks/Nas/II/07 Perihal : Undangan sebagai Peserta Diskusi Tematik Lamp:- Kepada Yth. Rekan-rekan Di Tempat Salam Anti Diskriminasi, Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi konvensi CEDAW, melalui UU No. 7/ 1984. Sebagai konsekuensinya, negara RI memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan CEDAW di Indonesia dan membuat laporan berkala tentang pelaksanaan konvensi CEDAW setiap empat tahun kepada Komite CEDAW. Pemerintah RI telah mengirimkan laporan CEDAW kepada Komite CEDAW untuk periode tahun 1995-2003, dan akan mulai dibahas dalam sidang Komite CEDAW pada bulan Agustus 2007. Berdasarkan mekanisme CEDAW, selain laporan CEDAW pemerintah, NGO dimungkinkan memiliki akses pada Komite CEDAW, dengan mengajukan laporan bayangan (shadow report). Oleh karena itu, beberapa NGO yang tergabung dalam CEDAW Working Group Initiative (CWGI) bermaksud menyusun laporan bayangan CEDAW untuk memberikan gambaran fakta situasi diskriminasi di Indonesia kepada Komite CEDAW. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, CWGI dengan dukungan dari UNIFEM, bermaksud melakukan serangkaian diskusi tematik berkaitan dengan isu-isu kritis yang akan dilaporkan dalam laporan bayangan CEDAW (Kerangka Acuan terlampir). Kami mengundang rekan-rekan untuk memberikan masukan dalam diskusi tematik tentang fakta-fakta permasalahan diskriminasi berkaitan dengan isu Perdagangan Perempuan dan Hak Bekerja bagi Perempuan. Adapun diskusi akan diselenggarakan pada : Hari/ tanggal : Kamis, 8 Februari 2007 Tempat : Yayasan Jurnal Perempuan, Jl. Tebet Barat VIII No.27, Jakarta Selatan, Telp.8370 2005 Pukul : 12.00 16.00 Wib Demikian undangan ini kami sampaikan. Kami sangat mengharapkan kehadiran dan masukan dari rekan-rekan. Atas perhatian dan kerjasamanya yang baik, kami ucapkan terimakasih. Salam, Rena Herdiyani Koordinator CWGI NB: Untuk Konfirmasi Hub. Joko (YJP) di Telp. 021-83702005/0813-10722304 === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Angin Goreng Sutiyoso
Quote: .. Mengapa Sutiyoso tidak secara ksatria mengatakan, Maaf saudara-saudara, kami telah keliru membuat kebijakan tata kota, sehingga saudara menanggung derita dan kerugian tiada terkira? Jawabnya simpel saja: kalau Sutiyoso jujur seperti itu dan pasang badan memikul tanggung jawabnya, maka itu sama saja harakiri. Padahal kabar burung mengatakan bahwa dia masih berambisi jadi presiden. Bisa wassalam dia. .. Sutiyoso rupanya tidak sendirian dalam jualan angin goreng. Menteri PU Djoko Kirmanto, mengutip Menristek, juga sami mawon dengan bungkus terkesan ilmiah, ...return period banjir kali ini 30 tahun, Aduh! Sudah begitu, bulan purnama disalahkan juga. Bulan purnama menjadi salah satu penyebab. .. Kini? Gambar-gambar televisi internasional menjadi karikatur yang menyedihkan: Jakarta seperti kampung Indian di muara Amazone. Presiden, gubernur seolah tidak becus mengurus secuil Jakarta. Dan lagi-lagi kita menengadahkan tangan menerima uluran bantuan. Salah siapa? Masihkah menyalahkan bulan dan Tuhan ataukah ini semua akumulasi dari kebobrokan dan ketidakbecusan pejabat kita? .. Apa betul Pak Menristek (dikutip Menteri PU) mengucapkan soal return period banjir? Anywan, siapapun yang mengucapkan itu, sangat menyedihkan.. Bencana koq ada jadwalnya.. Mana ekspresinya.. eh antisipasinya!!! :-( Jadi, mana yang betul dari 2 opsi di atas (menyalahkan Tuhan dan Alam) atau akumulasi kebobrokan dan ketidakbecusan pejabat (well, sedikit andil publik juga sih)? Lantas, solusinya apa donk untuk 2 opsi tersebut? :-) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Pedje [EMAIL PROTECTED] Date: Feb 7, 2007 6:50 PM Subject: Angin Goreng Sutiyoso Kolom Angin Goreng Sutiyoso Eddi Santosa - detikcom Den Haag - Banjir karena siklus lima tahunan? Ah, Gubernur Sutiyoso sedang jualan angin goreng. Kok warga Jakarta mau melahapnya begitu saja. Yang terjadi kali ini adalah banjir siklus lima tahunan, (Sutiyoso, 4/2/2007). Warga Jakarta, yang dirugikan harta, benda, kehidupan sosial dan psikisnya, kok diam saja? Coba periksa statistik sejarah, apa betul ada siklus lima tahunan banjir bandang menenggelamkan Jakarta? Sejak kapan? Menyimak pernyataan Sutiyoso dan tayangan tangis-derita warga Jakarta di NOS, VRT Belgia dan CNN, saya langsung meraih pena. Warga Jakarta, bicaralah dan ambillah sikap. Pernyataan ini kata ungkapan Belanda: gebakken lucht. Secara harfiah angin goreng alias omong kosong, atau menurut bahasa kampungnya Sutiyoso (Semarang): nggedebus. Mengapa Sutiyoso tidak secara ksatria mengatakan, Maaf saudara-saudara, kami telah keliru membuat kebijakan tata kota, sehingga saudara menanggung derita dan kerugian tiada terkira? Jawabnya simpel saja: kalau Sutiyoso jujur seperti itu dan pasang badan memikul tanggung jawabnya, maka itu sama saja harakiri. Padahal kabar burung mengatakan bahwa dia masih berambisi jadi presiden. Bisa wassalam dia. Tenggelamnya Jakarta itu lebih disebabkan oleh kombinasi moral hazzard, disintegritas dan inkompetensi pejabat DKI, dengan penanggungjawab akhir: gubernur, dari sejak sebelum Sutiyoso. Dan soal siklus lima tahunan itu Sutiyoso ada benarnya. Setiap ada pergantian gubernur, pelenyapan daerah hijau dan resapan air selalu terulang. Berapa kali sudah Perda tentang Tata Ruang dilanggar, ribuan hektar daerah hijau dan resapan air dikorbankan dan disulap menjadi beton-beton penampung air? Jika dibandingkan dengan masterplan tata ruang warisan Belanda, yang sudah ratusan tahun berpengalaman mengatur Jakarta, berapa besar sudah yang diacak-acak? Adalah lucu menangani kawasan ibukota yang begitu luas dan letaknya rendah dengan hanya meributkan Banjir Kanal Timur (BKT), seolah-olah ini satu-satunya jawaban mengatasi banjir. Simpul masalah utama adalah ketiadaan daerah resapan karena telah berubah jadi beton. Sehingga setiap hujan, Jakarta menjadi kolam beton terbesar di dunia, menenggelamkan semuanya. Sekiranya daerah resapan mencukupi, air akan cepat reda, merembes ke tanah. Baru kelebihannya akan mengalir di atas permukaan tanah, mencari kanal-kanal. Kanal-kanal itu, kalau dilihat di Belanda, fungsinya sekunder, sebagai saluran akhir dari luapan curah hujan. Sudah daerah resapan air tiada, kanal-kanal di Jakarta tidak dirawat pula. Ya, banjirlah. Sutiyoso rupanya tidak sendirian dalam jualan angin goreng. Menteri PU Djoko Kirmanto, mengutip Menristek, juga sami mawon dengan bungkus terkesan ilmiah, ...return period banjir kali ini 30 tahun, Aduh! Sudah begitu, bulan purnama disalahkan juga. Bulan purnama menjadi salah satu penyebab. Karena bangsa Indonesia adalah bangsa beragama, maka kalau bulan purnama ikut menjadi penyebab, ya ini artinya juga kesalahan Tuhan. Enak nian pejabat Indonesia tinggal menyalahkan alam dan Tuhan. Lalu apa gunanya akal dan segala sumber daya yang sudah dikaruniakan? Apa pula gunanya ilmu yang disandang? Seharusnya semua fenomena alam itu dikenali, dikendalikan dan ditundukkan, dengan perencanaan dan pembangunan yang baik.
[wanita-muslimah] Re: cengeng takut air
Barangkali agar diskusi berjalan lebih fair dan layak, semua pihak perlu menahan diri untuk berkomentar terlebih dahulu dan mencari/mendapatkan info hasil riset seputar banjir dan dampaknya agar berhak bersikap secara proporsional.. Bukankah (banyak) berbicara tanpa data/fakta (seperti yang ada dalam riset) akan dianggap sebagai omong kosong.. atau 'angin goreng' seperti tulisan dari situs detik.com itu? :-p Lagi-lagi publik awam selaku korban yang disalahkan dan dilecehkan.. :-( Nasib, nasib.. jadi wong cilik.. Negara merdeka puluhan tahun tapi publik cuma jadi 'kesetan kaki' para pengambil keputusan negara, doank.. Ada yang menulis buku, orang miskin tidak berhak HIDUP (apalagi bisa mendapat pendidikan) YANG LAYAK, di negeri ini.. Padahal UUD 45 (dan yang diamandemen) menjamin hak hidup yang layak bagi rakyat Indonesia.. Dan tidak dipenuhinya hak hidup yang layak, berarti ada pelanggaran amanat UUD 45.. Quo Vadis, Indonesia? Sabar donk.. Kita tunggu hasil riset dulu, ok.. :-) CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 2/7/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Dhe Amir, kemarin juga Menteri Ical ngomong bahwa Pers terlalu membesar-besarkan masalah banjir, sepertinya dunia mau kiamat. padahal orang yang kebanjiran ada juga yg senang2 aja, malah menikmati main di air... warga pendengar 68h pak menteri itu sama saja, karena mungkin bukan orang yang kebanjiran... akan sangat berbeda bila ikut kebanjiran tahu betapa tidak enaknya kena air yang bau itusambil lapar krn tdk makan dan tanpa penerangan PLN. (bukan sekedar takut air) waktu ke Porong, pak menteri juga cuma menampakkan wajah cemas, seolah-olah ikut prihatin atas penderitaan warga korban lumpur lapindopadahal, tanpa benar-benar ikut kehilangan rumah, pekerjaan masa depan, serta hancurnya apa yg sudah dibangun selama ini, bagaimana bisa merasakan 'derita' yang sama? percayalah pak dhe, rakyat sudah cukup menderita dan kalo Pers tidak 'menyatakan' itu di medianya, pasti ada pihak-pihak yang selalu berusaha menutup-nutupi tanpa peduli akibatnya.. Salam, *kiagus amir [EMAIL PROTECTED]* Sent by: mediacare@yahoogroups.com 02/06/2007 12:10 PM Please respond to mediacare@yahoogroups.com To mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] cc Subject [mediacare] cengeng takut air salam, seorang pendengar 68 h berkomentar lebih kurang , Warga ibukota cengeng. Baru kena banjir besar teriak-teriak. Sebelum banjir Jakarta, media massa memberitakan daerah-daerah luar Jawa pernah banjir misalnya Aceh, Kalimantan, Sulawesi (termasuk akibat hutan gundul). Biasa aja, gk cengeng kayak Jakarta ini. Kompas Sabtu, 3 Februari 2007 memuat judul Jakarta Kota Bahari ? Media tersebut memberitakan bagaimana keadaan banjir melanda Jakarta. Banyak rumah, gedung terendam. Orang seperti berenang di kolam renang. Apalagi anak-anak menemukan surganya. Asiik. Derita banjir juga dikupas. Kesedihan karena rumahnya tenggelam; jalanan tergenang menghias bagian lain media itu. Mengapa banjir menjadi liputan besar media...? Dugaan kuat saya pertama, Kita takut air...? Eit, bukankah kita mengumandangkan diri bangsa Bahari.. kgs m amir terimakasih [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an
Mas Wikan berkata : Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Jano-ko Masmas...di SD IT puteriku itu juga ada beladiri Thifan Po Khan, saya ingin sekali puteri saya ikut beladiri tersebut, mas wikan bisa engga kasih informasi tentang Thifan Po Khan tersebut ?, simbok / mamanya puteriku itu mimpi ingin sekali puteriku itu nanti kuliah di Jerman, jadi supaya ada bekal beladiri gitu Salam. Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal masuk neraka, kalau tidak Islam ... ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu sudah Islam, cuma kurang sholatnya ... soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin juga). Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote: sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan masuk islam juga. kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan diclaim udah masuk islam juga tuh. sambil heran, mereka pakai taqiyah ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ... jgn jgn fidel castro, evo morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama perjuangan mereka. yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk islam juga. ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan
Apapun alasannya,faktanya ada praktek2 dg label agama tetapi yg tidak lagi sesuai dg tuntutan HAM. Nah bagaimana kita menyikapiya? Agama rahmat koq menyengsarakan manusia? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau saya melihat kasus ini kok lain ya pak ... sebenarnya ini permasalahan politis di tingkat keluarga yang kemudian dibawa-bawa ke pengadilan sementara pihak pengadilannya sendiri akhirnya menyelesaikan ini seakan-akan dengan dasar agama, agar ketetapannya kuat dan mutlak (kalau udah pakai dalil agama kan rasanya sudah paling benar dan tidak bisa diganggu gugat, pokoknya kalau menentang agama, kafir hukumnya, masuk neraka, dll). ya dari dulu memang sudah banyak yang menyalahgunakan agama untuk kepentingannya sendiri. seperti Imam Ali RA yang menghadapi kaum Khawarij yang bersemboyan bahwa yang berhak membuat hukum hanya Allah. Imam Ali RA menanggapi dengan kalimat yang tepat dengan penerapan yang tidak tepat. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 2/7/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara abad ke 7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran. Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama.
[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas [EMAIL PROTECTED] wrote: Minimal orang yang menutup aurat itu sudah melaksanakan yang diperintahkan dalam Al Qur-an untuk menutup aurat. Juga disertai dengan perilaku yang tidak genit maupun dandanan menor, tidak menebar wewangian yang berlebihan, bersopan santun, dsb. Kalau ini sudah dilaksanakan, selanjutnya serahkan kepada Allah. DP: Soal genit bukannya kan penilaian Anda. Mau genit atau itu kan hak masing2. Mau dandan, mau wangi itu kan juga hak masing2. Ingat lho bahwa keinginan dipuja kecantikannya itu fitrah perempuan. Hasrat perempuan mempercantik diri itu merupakan sunatuLlah. Mengenai suara penyiar radio, oleh karenanya Allah memerintahkan agar jangan merenda-rendahkan suara (maksudnya memerdukan suara, kemanja-manjaan). Siti Aisha kalau sedang mengajar, suaranya dibesarkan dan tegas, untuk mencegah supaya orang yang berpenyakit hati tidak berimajinasi yang enggak2 terhadap dia. Saya punya pengalaman, pernah ada telpon yang salah sambung. Saya jawab dengan suara yang tegas dan straight forward dalam menanggapi pria di seberang telpon yang terdengar ngeyel dengan nomor telepon ini. Eh, kemudian dia malah merayu. Saya bilang bahwa ini tadi cuma salah sambung, tak usah dilanjutkan lagi. Chao! (saya jawab begini karena dia minta boleh menelpon lagi). Gombal deh pokoknya! DP: Sekali lagi soal aurat itu kan relatif dan hanya relevan dg konteks budaya setempat. Nah orang Papua yg enggak pakai BH itu apa kemudian langsung diperkosa oleh sembarang laki2 di sana? Enggak juga kan? Yah, minimal saya sudah bersuara tegas dan to the point. Saya tidak bermaksud menebar pesona dengan suara saya, juga saya tidak memprovokasi. Jadi kembali ke hal di atas, minimal seseorang sudah melaksanakan perintah menutup aurat, disertai perilaku yang baik, untuk yang selanjutnya, ya sudah diluar jangkauannya. DP: Yah ketertarikan laki2 thd kecantikan perempuan juga kan sunatuLlah. Semua ini ada dalam desain mekanisme berkembang biaknya manusia. Yg kita perlu lakukan ialah menyikapi instink alamiah ini secara manusiawi bukan secara hewani. Kadang2 terjadi salah langkah akibat kelemahan manusia tetapi bukan berarti kelemahan manusia itu menjadi alasan bagi manusia lain utk menyikapinya sbg binatang. Ini yg penting. Buanglah pemikiran bahwa surga itu hanya akan tersedia bagi mereka yg menciptakan neraka di dunia bagi orang yg tidak sepaham. Wallahualam Salam, Flora -- Re: [keluarga-sejahtera] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Posted by: L.Meilany [EMAIL PROTECTED] Tue Feb 6, 2007 4:42 pm (PST) .. -Apakah orang yg menutup auratnya langsung terbebas dari pandangan yg membuat orang lain tergoda? Kayaknya enggak. Aa Gym bisa jatuh cinta dengan seorang yg berjilbab/ yg tertutup rapat :-) ..dst Seperti penyiar radio itu dengan suaranya yg seksi [ menurut yg mendengar] bisa dikagumi dan membuat pendengarnya termehek-mehek. Jadi siapa yg harus disalahkan; suaranya yg indah kan berkah Gusti Allah. Apakah si penyiar bermaksud menggoda atau si pendengar menjadi tergoda; hanya pribadi masing2 yg tahu. Masa sih si penyiar akan bilang ; halo2 pendengar jangan ya anda tergoda dengan suara saya Ke GR-an skali :-) Begitu juga dengan berpakaian/menutup aurat. Ia bisa menggoda iman atau membuat orang lain tergoda; wallahualam bissawab. :-)) Salam l.meilany [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat
Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi, geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam, Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan peradaban Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE. Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran - tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi, seperti disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di dalam Al Qur'an (Islam). Salam, Flora _ Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism Achmad Chodjim chodjim@ wrote: .dst.. Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah membaca Alquran? Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam. Wassalam, chodjim [Non-text portions of this message have been removed]