Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Chae,

Dari awal saya menulis ini hanya untuk menunjukkan kedudukan Alquran bagi umat 
yang masih merasa memeluk agama Islam. Jadi, meski kedudukan Alquran sudah 
final, tidak berarti final pula pemahamannya. Mengapa? Karena, di dalam Alquran 
sendiri kita diperintah untuk melakukan tadabur, untuk meng-iqra, sehingga 
kita bisa memahami relasi antara ayat-ayat yang ada di dalam Kitab Alquran dan 
ayat-ayatNya yang berupa alam semesta ini. 

Bila kita bisa memadukan antara ayat-ayatNya yang ada di Kitab Alquran, di alam 
raya, dan di dalam kesadaran kita, maka kita akan bisa hidup di bumiNya ini 
dengan penuh kesejahteraan, atau dengan kata lain baldah thayyibah wa rabb 
ghafuur, yaitu hidup di negeri yang sejahtera (makmur dan aman sentosa, serta 
senantiasa dalam perlindungan Tuhan).

Wassalam,
chodjim




  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 3:08 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang
  seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah
  final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi
  Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an.

  Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi
  terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan
  sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis.

  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu
  yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran
  mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban
  dalam bahasa premanya enggak up to date:)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
   
   
   Bung Chodjim,
   
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
   
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
   
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
   abad yg lalu.
   
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
100% setuju... :)

Dalam diskusi saya memang tidak ingin terjebak pada keontetikan kitab suci. 
Kalau ini yang didiskusikan, malah tidak produktif dan bukan hanya mbulet.

Tantangan kita sebagai umat Islam dewasa ini ialah bagaimana memberdayakan 
ujaran dan ajaran yang ada di dalam kitab suci itu sebagai paradigma kita 
berbuat dan bertindak sehingga kita bisa turut serta membangun bangsa yang jaya.

Kita tidak boleh a priori seprti Sdr. Noteo, sebab biasanya --sekali lagi, 
biasanya-- orang yang bisanya a priori itu tidak pernah bisa berbuat apa-apa 
untuk kesejahteraan umat manusia, selain hanya bisa  masturi, hahaha

Salam,
chodjim

  - Original Message - 
  From: ariel 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism




  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   

  Pak Chodjim, mungkin bukan sekedar membaca secara baik dan benar
  (seperti pelajaran bahasa ya :P)namun juga menafsirkan dengan baik dan
  benar . Starting pointnya teks adalah suci !. Dan yang didiskusikan
  adalah tafsir yang dibangun bukan keontentikan teks (kalau berbicara
  disekitar ini, sudah dipastikan diskusi akan mbulet :P) . Beberapa
  waktu yang lalu mbak Mia pernah memberikan usul metodologi penafsiran
  atas teks, menurut saya usul mbak Mia sebangun dengan Arkoun Quran is
  subject to historicity (cmiiw). Sayang diskusi ini tidak berlanjut
  (mungkin dulu sudah pernah dibahas secara panjang lebar di WM ?) Kalau
  diperhatikan inti dari sebagian besar diskusi di WM ini selalu terkait
  dengan penafsiran atas teks. Dan ini sudah menjadi masalah klasik
  bukan hanya terjadi sekarang. Pada abad pertengahan Ibn Rushd, Ibn
  Khaldun memberikan pandangan lain terhadap tafsir yang dibangun oleh
  para teolog  fuqaha. Walahuallam.

  Salam,
  -ariel- 



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Mas Dana,

Kalau Anda masih ingat tulisan-tulisan saya di WM ini, tentu Anda tahu bahwa 
saya pernah menjelaskan bahwa kemajuan sebuah bangsa itu tidak bisa dilepaskan 
dari beberapa faktor yang mendukungnya.

Suatu bangsa akan maju bila bisa mensinergikan kepercayaan/agama mayoritas 
rakyatnya, kultur bangsa itu, dan penerimaan terhadap ilmu pengetahuan dan 
teknologi yang sedang berjalan.

Daulat Abbasiyah berjaya karena bisa mensinergikan kultur Arab, Islam yang 
dibawa Kanjeng Nabi Muhammad, dan penerimaan ilmu pengetahuan dan teknologi 
yang berasal dari Timur (India, Cina, Nusantara) yang selanjutnya dipadukan 
dengan iptek yang berasal dari Yunani/Romawi.

Eropa Barat (termasuk Amerika) maju karena mereka mensinergikan agama Kristen 
sebagai kepercayaan bangsa Barat, Kultur Eropa yang berasal dari Yunani/Romawi, 
dan penerimaan iptek yang mereka pelajari dari dunia Islam di Andalusia 
(Cordova). Lebih maju lagi setelah bisa meraup modal dari negeri-negeri jajahan 
yang tersebar di Amerika Latin, Asia dan Afrika.

Jepang maju, karena mereka bisa mensinergikan kepercayaan Buddha, dengan kultur 
Shinto dan Kong Huchu, dan iptek dari Barat.

Nah, kalau bangsa Indonesia ingin maju dan bisa bersaing dalam kemajuan, maka 
kita pun harus bisa mensinergikan Islam, kultur Nusantara, dan iptek yang 
sedang berkembang dewasa ini. Kultur Nusantara sebagai landasan pokoknya, 
sedangkan Islam sebagai nilai-nilai yang membingkainya. Maka, kulturlah yang 
membedakan kemajuan Jepang dengan Thailand, meski sama-sama Buddhisnya. 

Jadi, tak ada bangsa yang bisa maju bila meninggalkan kultur/budaya bangsanya. 
Kultur/budaya itu merupakan ibu yang melahirkan yang harus dihormati. Sedangkan 
agama itu seperti nilai/norma bagi perilaku dalam kehidupan. Oleh karena itu, 
harus disinergikan! Bangsa yang meninggalkan agama juga tidak akan bisa maju. 
Cobalah lihat bangsa-bangsa yang maju, pasti tak pernah meninggalkan salah satu 
dari ketiga faktor penentu tersebut.

Nah, agar tidak salah tangkap... :), maka kita pun harus memahami masing-masing 
faktor tersebut secara terbuka dan disertai wawasan yang luas. Misalnya, yang 
termasuk dalam IPTEK adalah tatacara pemerintahan yang dilandasi ilmu 
pemerintahan dan penerapan pemerintahan yang baik yang bisa bersaing di era 
modern ini seperti penegakan demokrasi di segala bidang kehidupan dan penegakan 
hukum.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Dana Pamilih 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, February 06, 2007 9:37 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Mas Chodjim

  Betul memang tidak ada korelasi yg pasti antara agama dan kemajuan
  bangsa. Artinya kemajuan bangsa itu independen dari agama yg dianut
  rakyatnya. Berarti ada unsur2 non-agama yg sebenarnya lebih berperan
  dalam memajukan bangsa. Unsur2 non-agama ini yg perlu kita
  identifikasi apa saja. 

  Selama ini yg berkutat mencari solusi melalui agama ternyata tidak ada
  hasilnya atau sangat runyam dan berdarah hasilnya. Malah yg mencari
  solusi tanpa agama hasilnya lebih baik. Tanpa agama tidak berarti
  anti-agama. Cuma agama diletakkan diarena pribadi bukan arena publik.

  Buang-buang waktukah mencari solusi melalui agama?

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Achmad Chodjim
Apakabar Sdr. Noteo,

Weleh.., weleh..., saya baru tahu lho kalau kitab suci Noteo itu mbelgedes.
:-D

Oleh karena itu, tolong dipahami secara utuh. Saya tentunya tidak pernah 
memfantasikan agama sebagai media yang (pernah) menyelesaikan permasalahan 
kehidupan. Saya hanyalah hendak mendudukkan fungsi kitab suci bagi orang-orang 
yang beragama. Dan, ini sebuah realitas!! 

Jika kita ingin membawa Indonesia sebagai negeri yang maju dan bisa bersaing 
dalam kehidupan ini, maka salah total kalau kita menyingkirkan agama dari 
bangsa ini. Alih-alih kita bisa berbuat sesuatu untuk kemajuan, kita malah 
menciptakan konflik yang tak berujung dalam kehidupan bermasyarakat.

Semoga Anda tertuntun oleh kitab suci mbelgedes... :))

chodjim


  - Original Message - 
  From: noteokrasi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism


  Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan Alquran, 
  bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat yang 
  pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  

  Ternyata diskusi di sini masih berkisar pada hal yang sama yakni 
  memuaskan diri sendiri dengan cara memuji-muji kitab yang disuci-
  sucikan. Ini tidak lebih dari kegiatan 'group masturbation' yang 
  memfantasikan agama sebagai media (atau bahkan sebagai gaya hidup) 
  yang (pernah) menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia. 

  Kita semua tahu bhw kitab (yang disucikan oleh) siapapun tidak/belum 
  pernah bisa menjadi penentu maju tidaknya sebuah bangsa dan peradaban. 

  Salam mbelgedes,
  Noteo



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Nah marilah kita kembali mengejar kejayaan itu.  Dengan alat apa? 
Bukan dengan bom bunuh diri tetapi dengan akal, mantiq dan iptek.
Seperti yg digunakan para ilmuwan jaman dulu itu.  Alat utamanya ialah
akal.

Inilah inti dari tujuan saya ikut milis ini ialah supaya kita sadar
bahwa ketertinggalan kita itu bukan salah orang lain, melainkan salah
sendiri.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru
terjadi
 zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya
nama para
 pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu
 Kimia,  Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah,
sosiologi,
 geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al
 Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang
 dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037
AD yang
 tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam 
 dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan
bintang
 di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg
 dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al
Khawarizmi
 menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar
Khayyam,
 Al Biruni mengembangkan trigonometri.  Ini adalah masa keemasan
peradaban
 Islam.  Mengapa?  Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan
 MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE.
 
 Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh
 kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran -
 tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya.  Jadi,
seperti
 disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah
meninggalkan
 Al Qur'an.  Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di
 dalam Al Qur'an (Islam).
 
 Salam,
 Flora
 _
 
 Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
  Indonesia - Racism
 Achmad Chodjim 
  chodjim@ wrote:
 
 .dst..
 
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran 
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
  bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana 
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah 
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
  ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Kolom IBRAHIM ISA - TIONGKOK Yang KUKENAL (2)

2007-02-07 Terurut Topik IBRAHIM ISA Alias BRAMIJN
Kolom IBRAHIM ISA
Rabu, 07 Februari 2007


TIONGKOK yang  KUKENAL (2)

Belum lama aku sempat bertukar fikiran dengan  sahabat-lamaku  orang
Tiongkok dalam bahasa Tionghoa dia itu disebut  'Lao Pengyou',  yang
datang dari Tiongkok.  Aku selalu berpendapat  perlunya bertukar
fikiran  langsung dengan sahabat-sahabat orang-orang Tiongkok, 
mengenai situasi Tiongkok sekarang.  Masalahnya, tinggal mencari
kesempatan untuk itu. Belum lama ini syukurlah muncul juga kesempatan
itu. 

Boleh dibilang tidak ada satu minggu berlalu di dunia pemberitaan, --
 pers, radio dan TV  mancanegara, khususnya  di dunia Barat,  --- yang
 tidak memberitakan tentang Tiongkok.  Ada berita  yang menyoroti
segi-segi negatif ketimbang yang positif. Sering dikira itu berita
tentang Tiongkok itu berita positif,  namun, kemudian ada selipan yang
negatif. Ternyata  maksud sesungguhnya berita tsb  memang
menceriterakan sesuatu yang negatif tentang Tiongkok. Sekarang
zamannya orang menomorsatukan kebebasan,  kebebasan menyatakan
pendapat dan menyiarkannya. 

Jadi berita-berita yang macam-macam tentang Tiongkok, itu boleh-boleh
saja. Tinggallah pada  kita sendiri bagaimana mencernakannya. Banyak
orang  pada dasarnya mengambil sikap yang bersahabat dengan Tiongkok
dan  bersimpati dengan rakyatnya. Tetapi ada juga orang-orang yang
sejak awal bertitik tolak  dari sikap yang antipati terhadapnya,
terutama terhadap kekuasaan di Tiongkok sekarang. Umumnya mereka itu
adalah fihak-fihak yang menganut faham anti-Komunis. Karena
pemerintahan Tiongkok adalah pemerintah Komunis dan dipimpin oleh
Partai Komunis, maka mereka mengambil posisi anti-Tiongkok.  Namun, 
terhadap rezim di Taiwan mereka tidak antagonis. Bahkan mendukung
politik AS zaman Perang Dingin, yaitu politik 'Dua Tiongkok'. Atau
politik 'satu Tiongkok'  dan 'satu 'Taiwan'. Jadi mendorong berdirinya
Taiwan yang separatis.

Mereka-mereka yang anti-Komunis itu, dengan bertolak dari faham
anti-Komunisnya,  yang  mengambil posisi antagonis terhadap rezim di
Tiongkok sejak berdirinya RRT -  pada umumnya menyatakan bahwa, 
sebenarnya,  kata mereka,  sejak era Deng Xiaobing, Tiongkok sudah
bukan Sosialis lagi. Tiongkok sudah  melaksanakan sistim  Kapitalis.
Partainyapun sudah bukan partai Komunis lagi. Hanya nama saja yang
Komunis.  Namun, orang-orang yang sama itu juga,  sama  nyaringnya
 menabuh genderang, memperingatkan dunia, tentang bahaya munculnya
superpower baru, yaitu Tiongkok.  Orang bisa mengambil kesimpulan,
mereka itu bukan pertama-tama menentang sisitim apa yang dijalankan di
Tiongkok, tetapi,  mereka tidak ingin ada satu Tiongkok yang bebas
berdiri sendiri dan kuat di segala bidang.  Mereka menghendaki
Tiongkok terpecah-belah dan tegantung pada luar.  Mereka mendambakan
dunia yang dikuasai  dan  'dipimpin' oleh AS dan sekutu-sekutunya. 
Mereka mengimpikan  suatu 'Pax Americana'  di dunia ini.

*** 

Dari sinilah bisa dilihat,  masih hidupnya  di  kalangan Barat dan
pada mereka yang sepandangan dengan politik  'Perang Dingin' dunia
Barat,   yang ingin diteruskannya  strategi  'China containment
policy'.  Bisa diikuti dengan jelas bahwa  politik 'China containment'
 ini sekarang menggunakan merek atau iklan baru, yaitu mencanangkan 
kepada dunia: 'Waspada terhadap superpower baru:  Tiongkok'. 

Untuk melengkapi input mengenai Tiongkok,  maka ada baiknya  a.l.
mendengar langsung dari orang Tiongkok bagaimana pendapat mereka
sendiri tentang Tiongkok yang ramai dibicarakan orang itu. 

Ini lebih-lebih lagi terasa perlu bagi orang seperti aku. Karena 
pengetahuan-langsung yang kuperoleh di lapangan mengenai Tiongkok,
adalah mengenai situasi Tiongkok selama aku bekerja dan berdomisili di
negeri itu  pada periode 1966-1986, dan  dalam tahun 1998.  Tahun 1998
itu kami, istriku Murti dan aku,  diundang oleh Perkumpulan Tiongkok
untuk Persahabatan dengan Luarnegeri Chinese Association for
Friendship with Foreign Countries. Sejak itu,  waktu --  sudah
berlalu hampir  10 tahun sejak kunjunganku terahkir ke Tiongkok. 

Meskipun belum mengunjungi Tiongkok lagi,  ---  dengan mengikuti
perkembangan Tiongkok lewat media mancanegara dan membaca sendiri yang
dipublikasikan media Tiongkok  berbahasa Inggris, serta siaran Radio
Beijing berbahasa Indonesia,    maka  bisa dikatakan bahwa dalam
jangka waktu 9 - 10 tahun belakangan ini ,  di Tiongkok tak terjadi
perubahan baru  yang fundamentil, yang  berbeda dengan  situasi  9-10
tahun yang lalu.  Pemahamanku ini dilengkapi belakangan dengan
kesempatan bertukar fikiran dengan orang-orang Tiongkok sendiri,
orang-orang biasa,  bukan pejabat atau politikus. Dengan demikian maka
 lumayanlah  bisa diperoleh gambaran  yang  bisa diandalkan tentang
Tiongkok sekarang.

*   *   *

Pengenalanku tentang Tiongkok sekarang singkatnya adalah sbb: 

Sejak Tiongkok menempuh  kebijakan ekonomi (pasar)  pada akhir tahun 
1970-an, dipkrakarsai dan dirintis  oleh PM Deng Xiaobing,  ---   bisa
disaksikan dan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis

2007-02-07 Terurut Topik Sunny
Dikatakan bahwa AIDS/HIV bisa juga menular melalui transfusi darah atau jarum 
suntik yang tidak setril, jadi tanpa bersetubuh dengan orang mengandung 
penyakit tsb yang homo, lesbian, bisex, pelacur etc.

  - Original Message - 
  From: Aisha 
  To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com ; wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:34 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis


  Pak Ahmad,
  Penyakit AIDS ini kan karena virus HIV yang bisa menurunkan sistem kekebalan 
tubuh manusia. Penularannya melalui cairan tubuh manusia. Memang betul bahwa 
awalnya terjadi di kalangan homo, lalu pelacur dan dari pelacur ke pelanggan 
yang bisa menulari anak istrinya yang soleh solehah (tidak melacur). Malah bisa 
juga melalui transfusi darah, jika darahnya mengandung HIV. Atau dari jarum 
suntik narkoba, jarum tindik, jarum tato yang tercemar HIV. Maka penderitanya 
bukan hanya nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi saja, coba sekali-kali ke RS, 
disana ada ibu-ibu rumah tangga setia atau bayi-bayi yang positif HIV atau 
sudah masuk stadium AIDS atau sudah meninggal. Meninggalnya bukan karena 
HIV/AIDS tapi karena berbagai penyakit yang masuk setelah sistem kekebalan 
tubuhnya hancur oleh HIV. Dan orang hanya tahu, si X meninggal karena TBC, si Y 
meninggal karena malaria, dll - Penyakit ini masuk dan mematikan setelah HIV, 
jadi orang tidak tahu kalai itu karena HIV jika tidak melakukan tes darah lalu 
tidak mengumumkan eperti nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi ini. Malah karena 
stigma dan perlakuan diskriminatif orang-orang, banyak lho orang yang sudah 
positif HIV tidak mengaku.

  Pak Ahmadi, dalam obrolan milis, apa bisa ya tidak terlalu banyak menggunakan 
huruf kapital terkecuali untuk hal-hal tertentu yang penting atau singkatan 
seperti HIV misalnya. Rasanya teman-teman mengerti jika kita menulis normal 
saja. Dalam etika bermilis, pemakaian huruf kapital itu untuk memperlihatkan 
kemarahan. Kita bisa ngobrol dengan baik mengeluarkan pendapat kita tanpa 
amarah bukan? Beragama itu juga mengendalikan amarah kita ya?

  salam
  Aisha
  
  From : Ahmadi Agung
  Hepatitis adalah sebuah penyakit yg timbul BUKAN di akibatkan oleh Perbuatan 
BEJAD seperti Penyakit AIDS...

  Penyakit KUTUK-an AIDS adalah perbuatan yg di turunkan oleh ALLAH SWT karena 
perbuatan SUPER BEJAD yg di lakukan oleh manusia, seperti,..

  Perbuatan BEJAD Homosex, Free sex, Lesbian

  Manusia yg katanya Modern ternyata derajadnya semakin banyak yg di bawah 
derajad-nya BINATANG yg tak ber-akal..

  Coba lihat, dari sejak zaman JEBOT hingga jaman komputer saat ini TIDAK ADA 
binatang yg HOMO, binatang LESBIAN, binatang BISEX

  Tidak pernah terdengar ada Kambing Homo, Kambing Lesbian, Kambing Bi sex, 
selain Manusia, berarti manusia yg berkelakuan BEJAD seperti itu kan derajadnya 
sesungguhnya jauh di bawah derajad-nya Kambing

  Makanya SANGAT PANTAS jika ALLAH SWT meng-azab manusia dng menurunkan 
Penyakit KUTK-an bernama AIDS, karena manusai di anugerahi akal dari ALLAH swt 
tapi TIDAK di Gunakan.

  Freddy Mercury ( Vokalis Queen )...

  Rock Huston ( bintang film kawak-an amerika ) ...

  Dll, MAMPUS dng keadaan TERHINA terkena penyakit KUTK-an TER- LKANAT setelah 
kena AIDS, setelah mereka hidup dng mengumbar SEX  HOMO...

  Salam
  AL-Pacitan
  --
  From: Kartono Mohamad
  Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. Bagaimana
  pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis sama dengan
  HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya jangan
  diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. 
  Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi
  mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada orang
  yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang salah
  satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin taat
  berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari orang lain. 
  Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral?
  Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang
  menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? Anggapan
  bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. Tidak ada bukti
  bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. 
  Salam 
  KM

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.1.411 / Virus Database: 268.17.29/673 - Release Date: 2/6/2007


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Ulama?

2007-02-07 Terurut Topik Darwin Bahar
Maaf Mbak Ai, karena berbagai sebab, salah satunya selama lima hari dari 
Jumat sampai dengan Rabu kemarin tidak dapat mengakses Indonet.

[KUTIPAN]
Pak Darwin baru gabung lagi di WM, naik haji lagi? Saya kalau baca nama 
Darwin di milis, ingetannya langsung ke haji karena pak Darwin pernah 
posting serial hajinya di WM. Kalau pak Darwin haji lagi kan bisa ada 
cerita haji lagi, kabarnya yang sudah beberapa kali naik haji, tiap haji 
rasanya beda, beda lebih beriman atau hanya beda suasananya saja karena 
satu tempat di waktu yang lainnya kan berubah ya?:)
[AKHIR KUTIPAN]

Saya tetap gabung dengan WM, salah satu dari sedikit milis yang waktu 
ini posting-posting saya terima (saya set dalam bentuk daily digest), 
hanya tidak tiap hari / semua terbaca, karena postingan di WM “gemuk” 
sekali. Sekarang saya memang lebih banyak di Apakabar, di mana oleh 
sobat saya Elceem, owner Apakabar, saya waktu ini diberi amanah untuk 
menjadi salah seorang anggota Tim Moderator Apakabar.

Belum Mbak Ai, belum naik haji lagi, walaupun sebagaimana halnya 
kebanyakan umat Islam yang pernah menunaikan ibadah haji, kerinduan 
untuk kembali ke sana selalu ada, bahkan kadang-kadang terasa sangat 
kuat sekali. Pertama tentu karena saya sudah tidak bekerja lagi. Tadinya 
mau pensiun penuh, tetapi karena masih butuh dan Alhamdulillah masih ada 
teman-teman yang masih percaya, saya masih bekerja walaupun untuk jangka 
pendek. Tentu faktor usia jadi pertimbangan juga. Tetapi pertimbangan 
utama, katakan kalau dana ada dan kesehatan masih memungkinkan, rasanya 
Allah SWT akan murka, kalau saya lebih mendahulukan egoisme spiritual, 
ketimbang membantu saudara-saudara sebangsa yang masih banyak hidup 
dalam kekurangan dan kesengsaraan. Entah katakan kalau Allah memberikan 
saya dan isteri kesempatan untuk berumrah dan kemudian dilanjutkan untuk 
berwisata sejarah ke Istambul, atau Mesir, atau Masjidil Aqsa di 
Yerusalem. Juga ada hasrat yang sangat besar---atau lebih tepatnya 
impian---untuk berkunjung ke London dan salat di Masjid Baitul Futhuh, 
masjid terbesar di Eropah yang dibangun oleh saudara-saudara kita Muslim 
Ahmadiyah

Oya, catatan perjalanan saya tersebut sudah saya rangkum dalam bentuk 
e-book yang dapat didownload di WM, karena atas kebaikan Mas DWS 
diupload di salah satu file WM. E-book tersebut juga dapat didownload di 
homepage Superkoran Apakabar dan Cimbuak, salah satu situs orang Minang

Wassalam, Darwin


Re: Ulama?
Posted by: Aisha [EMAIL PROTECTED] aishayasmina2002
Sat Jan 20, 2007 9:33 pm (PST)





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Mas Arcon,
Yang saya lihat bukan begitu, ada keluarga Islam yang membagi dulu warisan 
dengan aturan 2:1 itu. Lalu yang kaya (laki-laki atau wanita) menghibahkan 
warisannya ke saudaranya yang lebih miskin (laki-laki atau wanita). Ada juga 
cara lain, tetap dibagikan 2:1, tiap orang mendapat rumah, sawah, perhiasan, 
dll seperti aturan itu. Lalu yang kaya menolong yang miskin di keluarganya ini 
dengan cara lain, misalnya memberi uang tunai untuk modal kerja, menanggung 
biaya sekolah anak-anak saudaranya yang miskin, dll. Jadi bukan dibalik, 
dibagikan dulu 1:1 lalu dihitung lagi 2:1.

salam
Aisha

From: Ari Condrowahono
.
2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut ukuran 
sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan 
sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 1:1, 
baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah hukum 
Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] UU Penghapusan Trafficking Tak Sentuh Perdagangan Anak?

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Mas Arcon,
gitapati itu majorette yang ngasih aba-aba? Saya pernah nonton lomba marching 
band, pesertanya ada yang dari beberapa pesantren. Semua peserta (termasuk gita 
pati) pakai seragam atasan/ blouse sampai ke leher dan tangan panjang dengan 
warna-warna jreng dan mengkilap, bawahannya celana panjang, pakai topi di atas 
jilbabnya. Dan rasanya tidak bergaya megal-megol, sebenarnya gitapati itu 
menariknya karena keterampilan melempar tongkatnya bukan megal-megolnya.

salam
Aisha

From : Ari Condrowahono
.
3. Jadi, kalau paginya ada rombongan marching band dari jakarta dan 
gitapatinya [gita pati pasti cewek yah ..] pakai rok pendek sambil 
lempar lempar tongkat pasang aksi diantara sekian banyak cowok dan 
penonton di lapangan [katakan lagi lomba marching band di Aceh atau di 
Padang atau di tangerang atau di pesantrennya abah HMNA, dan gitapatinya 
sambil bergaya megal megol pasang aksi sensual selama pertunjukan 
marching band tsb, maka sorenya bisa dikocok polisi susila alias 
muttawa.  :D

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Mba Lina,
Jika orang Kristen (Barat) maju karena meninggalkan bibel, lalu contohnya hukum 
waris di bibel tidak ada, lalu membuat hukum waris. Itu sih tidak meninggalkan 
bibel, yang namanya meninggalkan bibel itu kalau di bibel ada, lalu aturan di 
bibel itu tidak dipakai. 

Contoh nyata di kehidupan, jika Amir meninggalkan Mira, istrinya untuk menikah 
dengan Dewi. Artinya Mira itu ada, tapi dia ditinggalkan. Tapi misalnya kita 
mengatakan Didi meninggalkan istrinya untuk menikah dengan Wulan, dan kita tahu 
Didi belum punya istri, kita jadi bingung, lha Didi ninggalin siapa? :D 

Iya kan say? ;)

salam
Aisha
-
From: Lina Dahlan
Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya 
teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang 
Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang 
Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.

Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, 
tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka 
membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non 
alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum 
waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum 
waris disana.

Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab 
sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya 
hukum waris tsb. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] RE: Kondom dan alat suntik gratis, mbak Ning

2007-02-07 Terurut Topik Kartono Mohamad
Maaf mbak, kata akhlaq dan moral pada dasarnya sama. Al Farabi menggunakan
kata akhlaq ketika menerjemahkan kata moral dari buku-buku Yunani
(Aristoteles, dsb). Agama memang menganjurkan orang agar bermoral (akhlaq)
baik, seperti kata Nabi Muhammad bahwa beliau diutus untuk memperbaiki
akhlaq manusia. Tetapi dalam kenyataan sering terlihat bahwa orang yang
mahir dalam agama belum tentu berakhlaq (bermoral) baik. Bahkan ada yang
mempersoalkan bahwa agama (kitab suci), baik Yahudi, Keristen atau Islam,
sering mengajarkan dan menganjurkan perbuatan yang bertentangan dengan moral
(akhlaq). Ini dapat menjadi bahan diskusi (intekectual exercise) tersendiri.
Kembali kepada soal kondom, pada saat ini di Indonesia (dan juga banyak
negara lain di dunia) penularan HIV terutama terjadi melalui hubungan seks
dan pengguna narkoba dengan jarujm suntik. Jumlah pengguna narkoba lewat
jarum suntik yang tertulari dan menularkan HIV di Indonesia meningkat pesat.
Kalau kemudian mereka juga melakukan hubungan seks (termasuk dengan
isterinya), ia akan berpotensi menularkan HIV ke isterinya. Dan kemudian
dari isteri ke bayi yang dilahirkannya. Jumlah anak yang sudah tertulari HIV
sejak lahir di Indonesia ini makin banyak, meskipun belum seburuk
negara-negara Afrika.
Kepada merekalah program penggunaan kondom dan jarum suntik steril ditujukan
 Mengajari mereka agar kembali ke agama akan sangat sulit. Bagi mereka,
agama adalah soal ketika mau kawin atau ketika mati. Tanah Abang terkenal
sebagai tempat agamis (Islam), tetapi di sana juga terdapat tempat pengguna
dan pengedar narkoba yang besar.
Kondom juga ditujukan kepada laki-laki yang gemar berganti pasangan seks,
termasuk doyan ke tempat pelacuran. Menghapus lokalisasi tidak akan pernah
menghilangkan praktik pelacuran. Saya yakin anda tahu itu. Menangkapi para
PSK juga tidak menghilangkan pelacuran. Selama masih ada laki-laki yang
mencari mereka, selama itu pula mereka akan hadir, terutama dalam situasi
ekonomi, tingkat pendidikan, dan kesempatan kerja yang rendah.
Kalau mau menghilangkan pelacuran, yang seharusnya ditangkapi dan
dikarantina adalah kaum laki-laki yang suka jajan. Bukan para PSK-nya. Kan
yang aktif para laki-lakinya.
Selama masih ada laki-laki yang demikian, anjuran menggunakan kondom untuk
mencegah penularan penyakit kelamin (termasuk HIV) merupakan salah satu cara
yang efektif. Tentu saja selain itu banyak program lain yang harus dilakukan
 termasuk mengingatkan akan ajaran agama. Tetapi jangan lupa bahwa ada juga
da'i yang terkena penyakut kelamin, karena mereka manusia biasa yang
adakalanya tidak tahan godaan. Ketika berdakwah atau sholat, banyak orang
yang merasa dekat dengan Tuhan, tetapi begitu syahwat sedang meningkat,
mereka lebih senang dekat dengan Setan.
Salam
KM
 
---Original Message---
 
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: 02/07/07 15:14:01
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom
dan alat suntik gratis
 

Pak KM yang saya hormati,
Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya
saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan
dengan syariat Islam. 

Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan,
antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di
lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan -
dibagikan pada orang-orang yang memang suka jajan ?

Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong
perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena
pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran
mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi
menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki
akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin
berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan
untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok
ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian
kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group ,
dari yang TIDAK melakukan perzinahan -- menjadi orang-orang yang
melakukan perzinahan. Logis bukan?

Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya
mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang
menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita
memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang
haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami. 

Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak
mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi
seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas.
Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak
tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie
bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil. 

Maafkan 

[wanita-muslimah] Akhlak - Kondom dan alat suntik gratis

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Mba Ning,
Saya rasa seorang dokter (yang juga doktor) seperti pak KM tidak akan 
sembarangan dalam menyatakan sesuatu, termasuk ketika beliau menyatakan bahwa 
tidak ada bukti dengan adanya kondom maka perzinahan meningkat.

Yang pernah saya baca, ada penelitian Family Health International tentang para 
pelanggan pelacur (saya lebih suka menggunakan istilah ini karena lebih jelas 
bahwa ini adalah penjual tubuh daripada PSK yang pakai kata pekerja tapi 
diuber-uber satpol PP, jika diakui sebagai pekerjaan oleh pemerintah sebagai 
pekerja artinya itu resmi seperti pekerja lainnya, harus dilindungi ya? Kalau 
tidak, jangan pakai kata pekerja kan? dan PSK juga sering orang kebalik-balik 
ngetik, malah jadi PKS :)

Kembali ke penelitian tersebut, ternyata selain kelompok PNS, pegawai swasta, 
dll ada juga kelompok pelajar dan mahasiswa, kalau tidak salah pelajar 15% 
(lupa lagi, nanti saya check lagi, yang jelas persentasenya 2 digit, saya saja 
kaget). Nah sekarang mba Ning dan pak Ahmadi bisa membayangkan, pelajar dan 
mahasiswa saja ada yang jadi pelanggan pelacur. Jika mereka tidak memakai 
kondom (menurut satu penelitian, pemakaian kondom di pelacuran hanya 10%), dan 
tertular HIV maka dia akan tetap segar bugar dalam 10 tahun dan selama itu dia 
bisa menulari orang lain tanpa dia sadar bahwa sudah terkena HIV. Jika seorang 
pelajar berumur 18 tahun, maka di usia 28 dia baru sampai ke stadium AIDS 
dimana kekebalannya tubuhnya sudah hilang. Bayangkan jika selama dia segar 
bugar, dia melakukan hubungan seks dengan istrinya, dia menulari istri dan lalu 
bayinya. Apakah istri dan bayinya itu seorang yang berdosa? 

Pak Ahmadi, jangan campur baurkan keimanan dengan penularan HIV/AIDS ini, bayi 
yang suci bersih saja bisa tertular, istri solehah yang hanya melayani suaminya 
saja bisa tertular. Ini masalah penyakit yang mungkin saja menulari siapa saja, 
bukan sekedar kaum homo seperti waktu pertama kali ditemukan, atau pelacur atau 
yang berseks bebas. Ingat bahwa pelanggan pelacur itu bisa saja seorang bapak, 
seorang suami yang punya anak istri di rumah, atau seperti kasus pelajar di 
atas. Kondom itu digunakan supaya tidak tertular dan tidak menularkan HIV.

Mba Ning memakai kata moral dan kemudian diganti dengan akhlak, saya pikir sama 
saja, hanya saja akhlak itu bahasa agama. Akhlak itu apa sih? Akhlak itu cara 
seseorang berfikir, bersikap dan bertindak dalam merespons sesuatu. Contohnya 
begini, seorang laki-laki yang punya istri jadi sopir truk. Dia bertugas dan 
makan di warung remang-remang, ada pelacur. Jika dia kemudian dia berfikir 
bahwa sekali-sekali melacur tidak apa-apa dan istrinya tidak akan tahu, lalu 
dia bersikap baik terhadap pelacur itu dan bertindak dengan melakukan hubungan 
seks dengan pelacur itu, maka dalam agama bisa dikatakan saat itu akhlaknya 
buruk karena ada ayat yang mengatakan jauhi zinah, tapi dia malah melakukan 
perzinahan. Sekarang jika sopir truk itu ingat ayat itu, tahu resiko bisa kena 
penyakit dan sayang anak istrinya sebagai titipan Allah dan tidak mau menulari 
mereka dengan penyakit, maka dia tidak berfikir, tidak bersikap dan tidak 
bertindak melakukan perzinahan, maka saat itu bisa dikatakan akhlaknya baik 
karena sesuai tuntunan agama.

Lihat kenyataan hidup, ternyata akhlak orang-orang, bukan hanya sopir truk 
saja, banyak yang buruk. Cara mereka berfikir, bersikap atau bertindak itu 
tidak sesuai tuntunan agama, sehingga shalat jalan terus, puasa di bulan 
ramadhan juga dilakukan, atau mungkin juga rajin berhaji, tapi kelakuan ancur, 
mereka berzinah, mereka korupsi, dll. Sementara di lain pihak, penegakan hukum 
lemah, pendidikan rendah, kemiskinan, pemahaman agama juga sekedar beragama 
menunaikan ibadah sholat puasa saja, tapi kelakuan di luar sholat puasa itu 
buruk. Bukan hanya pelacuran saja, masalah narkoba kan banyak sekali. Jadi saya 
bisa memahami dengan kondomisasi ini, masalah orang yang mau berzinah dengan 
adanya kondom ini, itu hanya memperlihatkan bahwa masih banyak umat Islam yang 
lebih mementingkan nafsu syahwatnya, masih banyak yang akhlaknya buruk, masih 
banyak yang pemahaman agamanya sekedar ritual taoi tidak menjaga pikiran, sikap 
dan perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak yang tidak mengerti 
bahaya penyakit kelamin termasuk penyakit AIDS.

Eh iya mba Ning, di Jabar itu pemasok pelacur terbesar dari Indramayu. Ketika 
tempat pelacuran di Jakarta ditutup, mereka pulang ke kota asalnya dan buka 
warung seks di rumahnya. Orang tuanya juga tutup mata karena mereka banyak yang 
miskin yang menggantungkan hidupnya dari anaknya yang jadi pelacur, malah 
kabarnya ke tempat pelacurannya saja, orang tua yang mengantar. Pemda sana 
kebingungan karena mereka juga punya proyek membina para pelacur ini misalnya 
dengan kursus menjahit, memasak, dll. Tapi saat lepas dari pendidikan ini, 
mereka berusaha menjadi penjahit, penjual makanan, dll. Usahanya tidak jalan, 
dan mereka kembali lagi jadi pelacur karena dari segi demand 

[wanita-muslimah] Re: Kondom dan alat suntik gratis

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Pak Ahmad,
Penyakit AIDS ini kan karena virus HIV yang bisa menurunkan sistem kekebalan 
tubuh manusia. Penularannya melalui cairan tubuh manusia. Memang betul bahwa 
awalnya terjadi di kalangan homo, lalu pelacur dan dari pelacur ke pelanggan 
yang bisa menulari anak istrinya yang soleh solehah (tidak melacur). Malah bisa 
juga melalui transfusi darah, jika darahnya mengandung HIV. Atau dari jarum 
suntik narkoba, jarum tindik, jarum tato yang tercemar HIV. Maka penderitanya 
bukan hanya nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi saja, coba sekali-kali ke RS, 
disana ada ibu-ibu rumah tangga setia atau bayi-bayi yang positif HIV atau 
sudah masuk stadium AIDS atau sudah meninggal. Meninggalnya bukan karena 
HIV/AIDS tapi karena berbagai penyakit yang masuk setelah sistem kekebalan 
tubuhnya hancur oleh HIV. Dan orang hanya tahu, si X meninggal karena TBC, si Y 
meninggal karena malaria, dll - Penyakit ini masuk dan mematikan setelah HIV, 
jadi orang tidak tahu kalai itu karena HIV jika tidak melakukan tes darah lalu 
tidak mengumumkan seperti nama-nama yang disebutkan pak Ahmadi ini. Malah 
karena stigma dan perlakuan diskriminatif orang-orang, banyak lho orang yang 
sudah positif HIV tidak mengaku.

Pak Ahmadi, dalam obrolan milis, apa bisa ya tidak terlalu banyak menggunakan 
huruf kapital terkecuali untuk hal-hal tertentu yang penting atau singkatan 
seperti HIV misalnya. Rasanya teman-teman mengerti jika kita menulis normal 
saja. Dalam etika bermilis, pemakaian huruf kapital itu untuk memperlihatkan 
kemarahan. Kita bisa ngobrol dengan baik mengeluarkan pendapat kita tanpa 
amarah bukan? Beragama itu juga mengendalikan amarah kita ya?

salam
Aisha

From : Ahmadi Agung
Hepatitis adalah sebuah penyakit yg timbul BUKAN di akibatkan oleh Perbuatan 
BEJAD seperti Penyakit AIDS...
 
Penyakit KUTUK-an AIDS adalah perbuatan yg di turunkan oleh ALLAH SWT karena 
perbuatan SUPER BEJAD yg di lakukan oleh manusia, seperti,..
 
Perbuatan BEJAD Homosex, Free sex, Lesbian
 
Manusia yg katanya Modern ternyata derajadnya semakin banyak yg di bawah 
derajad-nya BINATANG yg tak ber-akal..
 
Coba lihat, dari sejak zaman JEBOT hingga jaman komputer saat ini TIDAK ADA  
binatang yg HOMO, binatang LESBIAN, binatang BISEX
 
Tidak pernah terdengar ada Kambing Homo, Kambing Lesbian, Kambing Bi sex, 
selain Manusia, berarti manusia yg berkelakuan BEJAD seperti itu kan derajadnya 
sesungguhnya jauh di bawah derajad-nya Kambing
 
Makanya SANGAT PANTAS jika ALLAH SWT meng-azab manusia dng menurunkan Penyakit 
KUTK-an bernama AIDS, karena manusai di anugerahi akal dari ALLAH swt tapi 
TIDAK di Gunakan.
 
Freddy Mercury ( Vokalis Queen )...
 
Rock Huston ( bintang film kawak-an amerika ) ...
 
Dll,  MAMPUS dng keadaan TERHINA terkena penyakit KUTK-an TER- LKANAT setelah 
kena AIDS, setelah mereka hidup dng mengumbar SEX  HOMO...
 
Salam
AL-Pacitan
--
From: Kartono Mohamad
Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat. Bagaimana
pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis sama dengan
HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya jangan
diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. 
Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi
mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada orang
yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang salah
satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin taat
berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari orang lain. 
Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral?
Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang
menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus? Anggapan
bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya. Tidak ada bukti
bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat. 
Salam 
KM

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] MENOLONG ORANG LAIN - Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-07 Terurut Topik Rye Woo
YTH Bundaku tercinta yang baik budi pekerti and tidak sombong..
  
Siapa yg bilang kalo membahas mslh tsb itu tidak wajar,,, Apakah karena ini 
Milis Wanita sehingga membahas masalah banjir menjadi tidak wajar, sehingga 
menyarankan untuk membahas masalah ini di milis lain.. bukannya wanita juga 
bisa menjadi korban banjir...;-)
   
  Bundaku yang baik hati bukannya lebih baik qt membahas semuanya secara 
keseluruhan Mdh2an tidak hanya sebatas diskusi basa-basi yang mungkin hanya 
disimpan menjadi arsip WM.. Bukannya akan lebih baik qt langsung cari 
solusi and sebisa mungkin membatu dan beraksi.  
   
  Cuplah sekarang ini qt ga hanya cukup berbasa basi tapi perlu juga aksi. 
Kalo emang ga suka yaa ga apa-apa.. ga aye terusin... silahkan nikmatilah 
diskusi2nyaaa...
   
   
   
  
Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Rye Woo,
Ini milis wanita, wajar jika berputar di masalah AIDS, poligami, jilbab, dll. 
Karena milis ini ada kata muslimahnya juga yang berkaitan dengan agama Islam, 
maka wajar pula jika ada obrolan tentang hadis, Al Qur'an, dll. Lalu jika 
disini jarang ngobrol banjir misalnya, di milis lain banyak diobrolkan tentang 
banjir ini, silahkan ngobrol tentang banjir di milis yang memang membahas 
masalah tersebut, atau anda juga jika memang berkaitan dengan banjir ini mau 
posting sesuatu tentang banjir - ngajak nolong orang lain atau lain-lainnya, 
silahkan kemukakan dengan email baik-baik seperti yang saya contohkan dari 
YISC, bukan masuk ke diskusi orang lain dan nyebut-nyebut nama.

Pak Rye Woo, di milis ini saya yakin ada anggota yang korban banjir dan juga 
ada orang yang bantu mereka yang sedang kena musibah. Saya tahunya di milis 
lain atau melalui japrian tentang beberapa anggota WM yang jadi korban atau 
membantu korban banjir ini. Itu sebabnya saya menyatakan bahwa yang tidak 
bicara banjir di milis ini, tidak berarti dia tidak menolong orang lain. 
Memangnya ada ketentuan di milis, anggota yang nolong orang yang kebanjiran, 
yang nolong orang ngasih uang untuk operasi orang miskin, yang bantu anak-anak 
yatim, yang nolong orang yang kebakaran rumah, dll itu harus lapor di milis?

'Cuma emang bahasa aye sengaja beegitu', kenapa pak Rye Woo menyengajakan diri 
pakai bahasa begini? bukankah dalam Islam kita harus berusaha dengan baik, 
termasuk cara kita mengeluarkan kata-kata? ' Ayee cuma sedikit ngikutin gayanya 
sebagian org2 Nggaldrah WM yang mungkin luput sama sekali dari perhatian 
E'neng', apa ini tepat sebagai muslim? Jika ada orang nggladrah, kenapa anda 
ikuti? Saya tidak bisa merespons semua tulisan dalam milis ini, memangnya semua 
jam dalam kehidupan saya digunakan untuk milisan? Baca semua email yang masuk 
saja, kadang-kadang tidak sempat, apalagi menanggapi semuanya.

'Bukan karena sekufu kan?' Tolong bapak jelaskan maksud pertanyaan bapak ini, 
saya tidak mengerti maksud anda.

Saya belum jadi orang baik dan tidak sombong, tapi saya berusaha tiap saat 
untuk memperbaiki diri, jika ada yang ngritik untuk pendapat-pendapat saya, 
silahkan saja.

salam
Aisha

From : Rye Woo
Hahahahah. Luchu Bri
Yang ada di pikiran gw Cunk sabri tuhh... mirip Tukul arwana. Bisa 
bikin ngakakk Mungkin pas kalo Aye sebut Cukul Sabri Arwana. Ok ga 
Bri??

Jeung Aisyah... yang baik hati dan sensitifeee... terima kasih atas 
tanggapannyaa.
Ga terbesit untuk Pongah or sombong seeperti prsangka dan praduga dinda yang 
baik hati and tidak sombong ini Cuma emang bahasa aye sengaja beegitu... 
Ayee cuma sedikit ngikutin gayanya sebagian org2 Nggaldrah WM yang mungkin 
luput sama sekali dari perhatian E'neng. Bukan karena sekufu kan? hingga 
yang sering ceplok batok di WM di ademin ajaa...

Cuma sedikit ngingetin ajee bagi yang belum nge tgb banjirr. syukur2 
semuanya seperti Bu' Aisyah yang baik hati. Kalo ga begini kayaknya ga 
ada tanggapan tuhhh... Coz ayee perhatiin sedikit sekali yang mau ngebahas 
permasalahan yg bener2 darurat untuk di selesaikan seperti banjir ini, or yg 
lainnya Bener ga Jeung??

[Non-text portions of this message have been removed]



 

 
-
We won't tell. Get more on shows you hate to love
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena
memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap
sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya
menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia
dengan mahkluk Tuhan lainya.

Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka
kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru
berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru
berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan.

Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang
seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk
 kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk
hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya
hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu
yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu
gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru
terjadi
 zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya
nama para
 pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu
 Kimia,  Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah,
sosiologi,
 geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al
 Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang
 dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037
AD yang
 tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam 
 dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan
bintang
 di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg
 dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al
Khawarizmi
 menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar
Khayyam,
 Al Biruni mengembangkan trigonometri.  Ini adalah masa keemasan
peradaban
 Islam.  Mengapa?  Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan
 MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE.
 
 Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh
 kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran -
 tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya.  Jadi,
seperti
 disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah
meninggalkan
 Al Qur'an.  Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di
 dalam Al Qur'an (Islam).
 
 Salam,
 Flora




[wanita-muslimah] Eksklusivitas was Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Benar sekali Pa Wikan, saya sependapat dgn anda bahwa penafsiran
Qur'an sepenuhnya tergantung dari umatnya sendiri.

Contoh seperti yang pak Wikan sebutkan mengenai masalah kepemimpinan,
semangat Qur'an yang menyatakan bahwa derajat dan kedudukan manusia
diantara manusia adalah sama. Yang beda adalah kedudukan manusia
dihadapan Allah yaitu yang paling bertaqwa lah yang mempunyai
kedudukan yang lebih dekat dengan Tuhannya.

Masalahnya bentuk2 yang ada didalam Qur'an seringkali di nisbikan
sebagai bentuk yang sudah pasti mengakomodasi semangat Qur'an yang
bersifat universal dan permanen, padahal bentuk2 hukum di dalam Qur'an
tidak terlepas dari object yang dituju Qur'an yaitu masyarakat arab
pada waktu dulu sehingga bentuk2 hukum Qur'an lebih bersifat lokal dan
temporal. Mengapa bentuk2 huku Qur'an bersifat lokal dan temporal??
jelas sekali demikian karena ditujukan hanya untuk masyarakat arab
yang mempunyai keterbatasan ruang dan waktu. Jika bentuk yang di
sajikan Qur'an berisfat universal dan permanen ...bagaimana hal tsb
bisa dilaksanakan??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 betul chae,
 ada sisi inklusivitas dan ada sisi eksklusivitas dari suatu agama
 tergantung penganutnya mau melihat yang mana?
 masalah terjadi saat masing-masing penganut agama mengangkat tinggi
 ekslusivitas agamanya dan menutup mata terhadap inklusivitas
 ajarannya.
 misal dalam Al Quran sendiri ada larangan untuk mengangkat pimpinan
 dari golongan lain selain muslim. dalam implementasinya, bisa jadi isu
 yang kuat buat menyingkirkan kandidat pimpinan yang non-muslim
 (meskipun dia capable) dan kampanya buat kandidat yang muslim
 (meskipun tidak capable).
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 2/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Sebenarnya yang saya pahami bahwa dalam Qur'an sendiri ada penghapusan
   terhadapa Eksklusivitas dengan penegasan bahwa kebenaran dan ridho
   Tuhan itu bukan pada bentuk-bentuk syariat tapi kebih kepada
   penghambaan manusia kepada Tuhanya dan juga fungsi manusia sebagai
   khalifah makanya yang paling tinggi kedudukan manusia dihadapan Allah
   SWT itu yang paling taqwa bukan yang paling beriman.
 
   Kedua dalam hadis pun demikian penekanan bahwa tidak boleh ada
   eksklusivitas terhadap kebenaran semisal dalam hadis..Nabi menyebut
   bahwa kebenaran/wisdom/kebijaksanaan sebagai barang tercecer
(dlâllat)
   yang perlu dipungut setiap Muslim.





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
Chae berkata :
   
  Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka
kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru
berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru
berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan.
=
   
  Jano-ko :
   
  Mungkin itu hanya dalam imaginasi chae saja, coba aja tanya kepada 
senior-senior WM seperti pak Achmad, pak Kartono de el el, bapak-bapak ini 
selalu menggunakan waktunya untuk berkiprah dimasyarakat serta berbakti kepada 
Allah SWT. Sebaiknya Chae mengurangi kebiasaannya berimaginasi.
   
  Demikian nasehat dari jano-ko
   
  O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap masyarakat 
Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu supaya rekan-rekan disini 
bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho
   
  Selamat pagi.
  


Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena
memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap
sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya
menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia
dengan mahkluk Tuhan lainya.

Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka
kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru
berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru
berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan.

Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang
seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk
kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk
hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya
hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu
yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu
gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru
terjadi
 zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya
nama para
 pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu
 Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah,
sosiologi,
 geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al
 Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang
 dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037
AD yang
 tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam 
 dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan
bintang
 di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg
 dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al
Khawarizmi
 menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar
Khayyam,
 Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan
peradaban
 Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan
 MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE.
 
 Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh
 kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran -
 tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi,
seperti
 disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah
meninggalkan
 Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di
 dalam Al Qur'an (Islam).
 
 Salam,
 Flora



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae

Mba Ling, tidak hanya terjadi pada umat kristen tentang penurunan
kualitas ibadah. Pada umat lainya juga begitu semisal umat Islam
sendiri..kira-kira berapa persen yang masih tetap pergi ke mesjid
untuk sholat dan mengaji/membaca Qur'an. Yang saya tahu kegiatan
ibadah meningkat pada momen2 tertentu seperti sholat jum'at, bulan
ramadha. Begitu juga dengan umat kristen yang meningkat kualitas
ibadahnya pada hari sabtu atau minggu dan juga menjelang natal.

Sebenarnya ada persamaan dalam mengumpulkan manuscrip Qur'an dan
bibel, hanya ada kelebihan dalam Qur'an karena buday menghafal dan
juga kesuksesan Nabi dalam membina umat sehingga banyak dari para
sahabat yang bisa menjadi sumber untuk mengumpulkan manuscrip Qur'an.

Berbeda dengan bibel, dimana boleh dibilang Nabi Isa as kurang waktu
atau boleh dibilang rada2 gatot dalam hal membina umatnya. Dan hanya
sedikit para sahabat yang bisa dijadikan sumber untuk mengumpulkan
manuscrip bibel. Karena situasi dan kondisi justru para sumber
manuscrip bibel banyak yang bersembunyi dan melindungi diri mereka
dari bahaya yang mengancam jiwa mereka. Ini menimbulkan konsekwensi
bahwa pengumpulan manuscrip bibel sendiri belumlah final/komplit.
Sumber-sumber baru seringkali bermunculan seperti contohnya ditemukan
gulungan dari laut mati.

Kemudian ada masalah lain yang melingkup manuscrip Qur'an dan bibel
yaitu subjectivitas si sumber terhadap kedua kita suci tsb. Didalam
sejarah Qur'an, subjectivitas sumber berusaha sedemikian rupa di
eliminasi dengan mengilangkan versi2 Qur'an yang lainya pada zaman
khalifah usman. sehingga hanya ada satu versi Qur'an.

Berbeda dengan Qur'an, pada konsili nicea tahun 350 masehi (kalau saya
tidak salah) terjadi juga penghapusan terhadap sekian banyak versi
bibel untuk menghilangkan berbagai macam versi subjectivitas. Hanya
saja versi yang diakui masih bermacam-macam, minimal 4 yang diakui
oleh sebagian besar umat kristen yaitu markus, yohanes, mathius dan
lukas. Kemudian ditambah dengan perjanjian lama.

Sebenarnya kalau mau jujur ada kasus Comma Johanneum didalam umat
Islam sendiri semisal batasan penampilan kesopanan dari perempuan
dimana Qur'an tidak menetapkan secara absolut tapi di absolutkan oleh
sebagian besar umat Islam yang di nyatakan sebagai bersumber dari
Qur'an pada bersumber dari hadist yang bersifat dhoif pula.

Mba Lina,

Banyak terjadi re-konstruksi terhadap tafsir bibel sehingga
orang-orang kristen menjadi umat yang pertama dalam menghapuskan
perbudakan, mengeliminasi distriminasi gender, pembahruan terhadap
alam dan sumber daya alam. Meningkatkan kualitas manusia dan
menjungjung tinggi Hak asasi setiap manusia.

Sebenarnya jika kita, umat Islam mau berintropeksi diri, melihat
kesalahan2 didalam diri kita sendiri maka akan muncul kesadaran untuk
menyadari kelemahan manusia dari menginterpretasikan ktiab suci
sehingga sudah sesuatu yang mutlak untuk me-rekonstruksi tafsir kita
terhadap kitab suci.

Golongan pertama umat Islam yaitu para sahabat Nabi Muhmmad saw, juga
tertorehkan dalam sejarah terjadi saling bunuh antar sahabat, adanya
kecurangan,permusuhan, adanya intrik2 kekuasaan, KKN, Nepotisme dll.
Adanya pemimpin yang baik dan juga adanya pemimpin yang kurang baik.

Kita sekarang ini tidak sekedar berfantasi tentang kehebatan umat
Islam dijaman dulu, tapi alangkah lebih baik kita belajar dari
keselahan mereka dan juga mengambil hikmah dari keberhasilan mereka.
Kita ini umat yang tengah sudah sepatutnya melihat segala sesuatu
secara adil baik sisi baiknya maupun sisi buruknya.

 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka 
 sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam 
 umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin 
 ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? 
 Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya 
 kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
 
 Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah 
 menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa 
 merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya 
 saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada 
 dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau 
 dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
 
 Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab 
 Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai 
 penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah 
 Kristen, hal ini diperbolehkan.
 Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
 
 Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh 
 dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
 
 Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah 
 menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan 
 golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik Chae
 
   O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap
masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu
supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho

   Selamat pagi.

Selamat pagi juga Pak Janoko,

Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik
meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat
Indonesia.

Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??
apakah sih yang di sebut berjasa???:(   




[wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Inilah Pak Wikan, salah satu keprihatinan bagi saya sendiri...bahwa
ada keyakinan dalam umat Islam bahwa surga hanya monopoli umat Islam.
Bahwa Tuhan hanya mau dipanggil Allah dan hanya mau disembah dengan
cara sholat.

Bagi saya pribadi, berpendapat bahwa agama hanyalah suatu media untuk
manusia agar bisa lebih dekat dan berhubungan dengan Tuhannya dan
mencapai kedudukan penghambaan. tentu saja kualitas hubungan tsb hanya
bisa di nilai oleh manusia yang bersangkutan dgn Tuhannya. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan
 seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si
 pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal
 masuk neraka, kalau tidak Islam ...
 ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu
 sudah Islam, cuma kurang sholatnya ...
 
 soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang
 biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS
 yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin
 juga).
 Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan
   masuk islam juga.  kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan
   diclaim udah masuk islam juga tuh.  sambil heran, mereka pakai
taqiyah
   ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ...  jgn jgn fidel castro, evo
   morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga
gitu ama
   perjuangan mereka.
 
   yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin
udah masuk
   islam juga.  ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D





[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Mba Lina,

Yang membuat tafsir terhadap Qur'an adalah manusia,artinya tafsir
Qur'an adalah produk manusia...yang namanya produk manusia jelas ada
masa expirynya alias tidak up to date, kecuali di up date setiap saat
alias di lakukan re-konstruksi terhadap tafsir itu sendiri.

Sedangkan peradaban senatiasa berkembang mengikuti perkembangan
teknologi, meningkatnya daya cipta kreasi manusia. Dan ini tidak bisa
disamakan dengan adanya kerusakan nilai-nilai moral.

Kerusakan nilai2 moral jelas sesuatu yang salah, tapi perubahan
peradaban adalah sesuatu yang pasti, seperti yang dibilang bahwa
sesuatu yang tetap adalah perubahan itu sendiri.

Mba Lina, di dalam Qur'an aurat memang hanya sebatas alat kelamin dan
dubur ini bersifat universal dan permanen sampai kapan pun demikian.
Yang bersifat lokal dan temporal adalah cara berpenampilan manusia
atau batas kesopanan. Dulu batas kesopanan di papua hanya memakai
koteka bagi laki-laki dan rumbai2 bagi perempuan, seiring dengan
perubahan dan perkembangan peradaban maka batas kesopanan pun berubah.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir 
 tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa 
 yang tidak?
 
 Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran 
 AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan 
 antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. 
 Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang 
 mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.
 
 Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan 
 siapa yang tidak?
 
 Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek 
 supaya dapat dikatakan up to date?
 
 Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban 
 memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan 
 dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?
 
 wassalam, 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai 
 sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya 
 keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan 
 dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
  wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan 
 oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
 satu
  surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
 QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab 
 (Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah 
 adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
 tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
 merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada 
 Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
 Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
 saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
 bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
   
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
 ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
   
   Wassalam,
   chodjim
   
   
   
 - Original Message - 
 From: Dana Pamilih 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
   
   
 Bung Chodjim,
   
 Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak 
 mempermasalahkannya. Yg
 saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
 pedoman
 tanpa adanya 

[wanita-muslimah] Waris dan Hibah--Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Ciamik mbak Aisha yang selalu manis,
Dalam Islam itu selain ada hukum waris ada juga yang 
namanya 'hibah', dan ada lagi 'wasiat' ya?

Ada kejadian di salah satu keluarga yang mirip2 spt itu, mbak.
3 anak laki-laki dan satu anak perempuan (bontot). Rupanya, nasib 
anak bontotnya itu yang paling tidak beruntung dalam hal materi 
(selain cerai dgn anak satu tnp pesangon apapun dari mantannya, di 
PHK pula). Ketika mau bagi2 harta waris, salah satu 'abang'nya yg 
tertajir menghibahkan jatah warisnya buat adik bontotnya. Maka 
dibuatlah surat hibah tsb. Beres toh tanpa harus merubah-rubah ayat 
AlQur'an.

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Arcon,
 Yang saya lihat bukan begitu, ada keluarga Islam yang membagi dulu 
warisan dengan aturan 2:1 itu. Lalu yang kaya (laki-laki atau 
wanita) menghibahkan warisannya ke saudaranya yang lebih miskin 
(laki-laki atau wanita). Ada juga cara lain, tetap dibagikan 2:1, 
tiap orang mendapat rumah, sawah, perhiasan, dll seperti aturan itu. 
Lalu yang kaya menolong yang miskin di keluarganya ini dengan cara 
lain, misalnya memberi uang tunai untuk modal kerja, menanggung 
biaya sekolah anak-anak saudaranya yang miskin, dll. Jadi bukan 
dibalik, dibagikan dulu 1:1 lalu dihitung lagi 2:1.
 
 salam
 Aisha
 
 From: Ari Condrowahono
 .
 2. Kalo hukum waris dalam islam jelas jelas diskriminatif menurut 
ukuran 
 sekarang, lalu banyak keluarga muslim yg jelas jelas bikin itungan 
 sendiri dgn menghibahkan sejumlah harta sehingga itungannya jadi 
1:1, 
 baru kemudian rundingan lagi, dan membuat hitungan 1:2, seolah 
hukum 
 Islam yg dipakai, bukannya justru transactional costnya tinggi ???.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
Chae berkata :
   
  Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena
memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap
sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya
menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia
dengan mahkluk Tuhan lainya.

  =
   
  Jano-ko :
   
  Kalau jano-ko berpendapat bahwa pendapat - pendapat chae itu kurang tepat 
karena kurangnya informasi yang mendasari pendapat-pendapat chae sehingga 
jadinya ya kurang pas gitu. Supaya pendapatnya mendekati pas maka sebaiknya 
harus banyak rajin menggali informasi sebanyak-banyaknya.
   
  Umat Islam adalah umat yang terbaik, umat Islam tidak mundur, yang mundur 
mungkin orang-orang Islam didesanya chae, soale umat Islam di Amerika dan di 
England mempunyai andil yang besar dalam menentukan siapa yang harus menjadi 
pemimpin / presiden / PM di kedua negara tersebut.
   
  Salam..
   
  

Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau saya pribadi berpikir bahwa kemunduran umat Islam karena
memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. Agama hanya di anggap
sebagai sarana untuk menyenangkan Tuhan padahal agama seharusnya
menjadi media untuk bisa lebih meningkatkan qualitas hubungan manusia
dengan mahkluk Tuhan lainya.

Contohnya semisal yang terjadi di negara kita, dalam kondisi angka
kemiskinan yang cukup signifikan, banyak dari rakyat kita justru
berlomba-lomba bukan mencapai kebaikan sesama manusia tapi justru
berlomba-lomba untuk menyenangkan Tuhan.

Begitu juga ketika kita melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang
seringkali didasari oleh keinginan untuk menyenangkan Tuhan termasuk
kasus pembagian waris, entah mengapa walau essensinya dari bentuk
hukum waris yang lama menimbulkan ketida adilan tapi karena tujuanya
hanya untuk menyenangkan Tuhan sehingga hal tersebut di anggap sesuatu
yang mutlak tidak boleh di ganggu gugat dan yang berani mengganggu
gugat seringkali di anggap melawan kehendak Tuhan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru
terjadi
 zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya
nama para
 pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu
 Kimia, Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah,
sosiologi,
 geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al
 Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang
 dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037
AD yang
 tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam 
 dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan
bintang
 di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg
 dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al
Khawarizmi
 menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar
Khayyam,
 Al Biruni mengembangkan trigonometri. Ini adalah masa keemasan
peradaban
 Islam. Mengapa? Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan
 MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE.
 
 Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh
 kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran -
 tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya. Jadi,
seperti
 disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah
meninggalkan
 Al Qur'an. Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di
 dalam Al Qur'an (Islam).
 
 Salam,
 Flora



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Islam dan Demokrasi - Mana yg lebih kompatibel, Islam atau Kristen Orthodox ?

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. ISLAM AND DEMOCRACY
Micro-Level Indications of Compatibility

STEVEN RYAN HOFMANN
Indiana University

Very few studies have attempted to empirically examine the relationship 
between Islam and
democracy at the level of the individual. Using cross-sectional ordinary 
least squares regression,
the author compares the sources and patterns of democratic support among 
Muslim and Christian
respondents in eight countries undergoing varying degrees of 
democratization or attempting to
consolidate democratic regimes. The results indicate that levels of 
support for democracy as an
ideal are generally higher among Muslim respondents than Eastern 
Orthodox respondents in the
countries included in the study. Furthermore, the study suggests that 
Muslims may more closely
approximate the ideal envisioned by scholars who view civic engagement 
and political trust as
essential to democracy. At the same time, however, the model reveals 
that in the countries
included in the study, religion may play only a minor role in 
individuals' evaluations of democracy
as an ideal concept.
*
kesimpulan :*

a. pemeluk Islam lebih siap berdemokrasi ria
b. agama tidak memgang peranan dalam proses demokratisasi [peranannya 
minor banget]



2. Di jurnal tsb, di halaman 2, disebutkan delapan negara yg menjadi 
obyek penelitian.

In an effort to address these gaps in the literature, I use cross-sectional
ordinary least squares regression using data from the World Values Survey
for 1995 to 1997 to examine whether intermediate micro-level links between
factors that have been posited by scholars to influence or be associated 
with
support for democracy function the same way in the Muslim and Christian
(primarily Roman Catholic and Eastern Orthodox) populations of eight
countries, namely, Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia, Croatia, 
Georgia,Macedonia,
Russia, and Turkey. At the time of the surveys, some of the countries
included in the study were clearly in the process of democratization; 
all had
made at least some effort to move away from clear-cut authoritarian rule. An
index of support for democracy as an ideal is used as the dependent variable
of the study; explanatory variables include civic engagement, political 
trust,
assessments of a country's political past, and expectations of a country's
political future.
*
informasi yg didapat dari paragraf diatas :*

a. Delapan negara obyek penelitian :Azerbaijan, Bangladesh, Bosnia, 
Croatia, Georgia,Macedonia, Russia, and Turkey

b. dependen variabel : dukungan thd demokrasi
explanatory variabel : peran masyarakat sipil, kepercayaan masyarakat 
pada peran elit politik dan proses politik, latar belakang dnia politik 
di negara tersebut, dan harapan  kehidupan politik di masa depan.


3. kesimpulan studi :

The results of the study lend support to scholarly works that stress 
possible
points of fusion between Islam and democracy. The sources and patterns
of democratic support are not found to systematically differ between Muslim
and Christian respondents in the countries included in the study. In fact, a
comparison of Eastern Orthodox and Muslim respondents suggests that the
latter group holds views of democracy that may be more conducive to 
democratic
politics. However, the model also suggests that in the countries included
in the study, religion may play a fairly minimal role in shaping 
individuals'
attitudes concerning democracy.

a. antara muslim dan kristen [roman chatolic dan ortodox] tidaka da beda 
pola dalam penerimaan thd demokrasi,
b. namun disebutkan bahwa umat islam lebih kondusif dalam penerimaannya 
thd demokrasi.


4. *hal hal yg perlu dicatat*

a. Currently, 47 countries have citizenries composed of Muslim 
majorities. Maliwas the only
such country given a rating of free by Freedom House (2002) for the 
period from 2001 to 2002;
of the remaining 46 countries, 28 were rated not free. During the same 
period, only 11 of the 47
countries were considered electoral democracies by Freedom House.

b. di beberapa negara bekas komunis, maka kembali ke era komunis adalah 
pilihan alternatif yg signifikan thd demokrasi, kecuali azerbaijan, 
dimana islam karimov, sang presiden melakukan tekanan represif.  faktor 
komunis ini otomatis menjelaskan, mengapa di bangladesh dan turki, 
faktor alternatif pilihan thd pola demokrasi tidak ada yg signifikan.  
dia kedua negara ini tidak ada sejarah pemerintahan degn pola komunis 
sih. :D

c. faktor pendidikan memegang peran signifikan pada dukungan thd demokrasi




Dana Pamilih wrote:

 Nah marilah kita kembali mengejar kejayaan itu. Dengan alat apa?
 Bukan dengan bom bunuh diri tetapi dengan akal, mantiq dan iptek.
 Seperti yg digunakan para ilmuwan jaman dulu itu. Alat utamanya ialah
 akal.

 Inilah inti dari tujuan saya ikut milis ini ialah supaya kita sadar
 bahwa ketertinggalan kita itu bukan salah orang lain, melainkan salah
 sendiri.



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Memelihara Bibit Cinta

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Memelihara Bibit Cinta 

Setiap Manusia memiliki potensi; fisik, intelektual, emosionil dan 
spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat 
intelek, tetapi emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat 
terkendali tetapi intelektualitasnya kurang. Ada juga orang yang 
menonjol justeru potensi spiritualitasnya . Perilaku manusia dalam 
keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu.

Ada orang yang berwajah garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang 
fisiknya kecil dan nampak lemah tetapi hatinya bergejolak penuh 
dengan kebencian dan dendam. Demikian juga halnya dengan corak cinta, 
ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada seorang wanita, ia 
merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir batin, tidak 
boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain dirinya. 
Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal memiliki wanita yang 
dicintainya itu maka ia memilih menghancurkan sang kekasih daripada 
harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang 
lelaki pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan 
sangat memaafkan atas kekurangan sang kekasih.

Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin 
memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya,. Ia sangat 
berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski 
untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati. Hadis Nabi 
menyebutkan bahwa di dalam tubuh setiap manusia ada qalbu (hati) yang 
menjadi penentu kualitas manusia, jika qalbu nya baik maka seluruh 
ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk maka buruk pula 
ekpressi orang itu. Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, 
dalamnya hati siapa yang tahu ?

Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam, 
diantaranaya adalah cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun 
keterangan yang obyektip tentang hati manusia yang berasal dari 
manusia, karena semua manusia bersifat subyektip, oleh karena itu 
keterangan yang paling obyektip tentang hati manusia hanya yang 
berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Tuhan, dan 
keterangan itu ada di dalam kitab suci Al Quran.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com




Re: [wanita-muslimah] Memelihara Bibit Cinta

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono


agussyafii wrote:
Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin
memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya, . Ia sangat
berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski
untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati.

---
arcon :
wah, tipe lelaki yg merepotkan dan tidak memberikan privacy pada wanita. 
ngobrolin terus halhal yg melulu dianggap bagus oleh si cowok.  gak jauh 
beda seebnarnya dengan si lelaki dominan yg sebelumnya :d  jeleknya 
lagi, dia mengira apa yg dia katakan, adalah justru kebaikan bagi 
kekasihnya.  dan merasa berpahala, karena sudah bercapek ria, bersakit 
lelah dan menderita untuk memberikan semua itu pada kekasihnya.

padahal kan bisa aja, si cewek udah dalam tahap kebrebekan [iritated] 
  :p


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik ariel
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Selamat pagi juga Pak Janoko,
 
 Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik
 meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat
 Indonesia.
 

sebenarnya yang dimaksud berjasa bagi masyarakat Indonesia (keren
kalimatnya :D)itu apa ya? Bagi saya yang bisa dilakukan hanyalah
membayar pajak, berusaha tidak melanggar hukum, syukur2 jika bisa
bantu orang lain. Entah itu dianggap berjasa bagi masyarakat Indonesia
atau tidak, saya juga tidak peduli :) 


 Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
 yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??
 apakah sih yang di sebut berjasa???:(


hehe yup jadi seperti berdagang. Definisi jasa : tindakan atau unjuk
kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain :D

Salam,
-ariel-





Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat - Perniagaan yang tidak rugi

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
Chae berkata :
   
  Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??

  
   
  Jano-ko
   
  ---
   
  Al Qur'an
   
  Sesuguhnya orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan 
menafkahkan sebagaian dari rizki yang kami anugerahkan kepada meraka dengan 
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak rugi 
agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambahkan kepada 
mereka dari karunia-Nya. Sesunguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Mensyukuri. (QS. Fathir:29-30)
   
  ---
   
   Rasulullah SAW bersabda : Barangasiapa membaca satu huruf saja dari 
kitabullah (Al-Qur'an), maka baginya satu kebajikan. satu kebajikan itu 
sebanding dengan sepuluh kebajikan. Aku tidak mengatakan Alif Lamim itu satu 
huruf, tapi alif itu satu huruf Lamim satu huruf, mim satu huruf. (H.R 
Tirmidzi)
   
  ---
   
  Hadis riwayat Thabrani dari Abu Darda, Rasulullah SAW. pernah bertanya kepada 
sejumlah sahabatnya :  Apakah kalian menginginkan kepuasan dan kesuksesan 
bathin serta terpenuhi kebutuhan hidup kalian ? . Lalu beliau SAW. bersabda : 
 Sayangilah anak yatim, usaplah kepalanya dan berikanlah makanan yang sama 
dengan makanan yang engkau makan PASTI kalian akan mendapatkan kesuksesan 
bathin dan akan terpenuhi kebutuhan hidup kalian.
   
  ---
   
  Abu Hurairah RA.meriwayatkan, bahwa Nabi SAW. bersabda: Orang yang pemurah 
(penderma) itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan 
jauh dari neraka. Adapun orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh 
dari manusia, jauh dari surga dekat dengan neraka.
   
  
   
  Abu Dzar :Ya Nabi Allah ! Engkau menyuruh kami bersedekah. Apa hakekat 
sedekah itu ?. Nabi Mulia SAW ini menjawab : Sedekah itu sesuatu yang ajaib. 
Kalimat itu diulangi beliau tiga kali berturut-turut menandakan utamanya.
   
  ---
   
  Curhatan jano-ko semoga dijauhkan dari kesombongan,
   
  Pengalaman jano-ko, dulu waktu jano-ko melamar calon istri jano-ko dilakukan 
oleh jano-ko sendiri tanpa bantuan paman dan handai taulannya, jano-ko juga 
membiayai sendiri pernikahan jano-ko dengan calon istri jano-ko yang mantan 
anak yatim tersebut karena jano-ko berniat melakukan perniagaan yang tidak 
rugi, dan sekarang jano-ko bersyukur karena Allah SWT memudahkan segala rejeki 
dan kehidupan jano-ko. Amin.
   
  Nah kalau chae ingin hidupnya bahagia dunia akhirat, silahkan saja 
mengamalkan firman-firman Allah SWT.
   
  Salam 

   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
 O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap
masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu
supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho
 
 Selamat pagi.

Selamat pagi juga Pak Janoko,

Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik
meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat
Indonesia.

Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??
apakah sih yang di sebut berjasa???:( 



 

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Seni Kepimpinan

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Seni Kepimpinan 

Seni kepemimpinan telah banyak diajarkan orang dari masa ke masa, 
mulai dari rangkaian Mitologi Yunani yang amat terkenal, Tao dan Sun 
Tzu dari Cina, Nasihat Bagi Penguasanya Al Ghazali, Sang Penguasanya 
Niccolo Machiavelli, Hasta Brata Raja Kapa-Kapa Wulangreh Wedhatama 
dari Jawa, sampai ratusan mungkin ribuan buku-buku teks kepemimpinan 
abad 20 seperti The Art of The Leader-nya William A. Cohen, dan The 
Charismatic Leader-nya Jay A. Conger dan sebagainya.

Dengan apa kekuasaan dapat dipertahankan? Al Ghazali mengawali 
nasihatnya dengan mengemukakan 2 hal, yaitu jangan pernah melakukan 
sesuatu tanpa perhitungan dan selalu konsisten serta tak pernah 
meralat. Yang terakhir ini, juga merupakan benang merah yang kuat 
dalam seni kepemimpinan raja-raja Jawa. Agar berwibawa, maka seorang 
raja harus memiliki, Sabda Pandhita Ratu, tan kena wolak-walik, 
artinya, raja harus memegang teguh satu kata dan perbuatan. 

Ucapannya bagaikan ucapan seorang pendeta sakti nan manjur yang 
segera menjadi kenyataan. Ludahnya ludah api yang sekali dilontarkan 
langsung mewujudkan keinginannya. Ucapannya konsisten dan tidak 
mencla-mencle. Tidak pagi tempe, sore mentah kembali menjadi kedelai. 
Ini juga sekaligus mengajarkan bahwa seorang pemimpin tidak boleh 
berkata atau bertindak ngawur, karena dampaknya sangat luas bagi 
rakyat banyak yang tak berdosa.

Wassalam,
agussyafii
http://mubarok-institute.blogspot.com






[wanita-muslimah] Re: Memelihara Bibit Cinta

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Sampeyan iki yo aneh, kalo namanya cinta mana ada istilah kebebrekan, 
yang ada kan malah tambah asyik..koyok nggak pernah muda aja sampeyan 
ki mas arcon..?

Wassalam,
agussyafii

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 agussyafii wrote:
 Ia bukan saja tidak bermaksud menguasai tetapi justeru selalu ingin
 memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya, . Ia sangat
 berbahagia jika bisa memberikan kesenangan kepada kekasihnya, meski
 untuk itu ia menderita. Nah cinta itu ada di dalam hati.
 
 ---
 arcon :
 wah, tipe lelaki yg merepotkan dan tidak memberikan privacy pada 
wanita. 
 ngobrolin terus halhal yg melulu dianggap bagus oleh si cowok.  gak 
jauh 
 beda seebnarnya dengan si lelaki dominan yg sebelumnya :d  jeleknya 
 lagi, dia mengira apa yg dia katakan, adalah justru kebaikan bagi 
 kekasihnya.  dan merasa berpahala, karena sudah bercapek ria, 
bersakit 
 lelah dan menderita untuk memberikan semua itu pada kekasihnya.
 
 padahal kan bisa aja, si cewek udah dalam tahap kebrebekan 
[iritated] 
   :p
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Peradaban yang bangkit--Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan

Tak pernah ada bangsa yang terpimpin begitu cepat ke arah 
peradaban, seperti halnya bangsa Arab oleh Islam
[Hirschfeld NEW RESEARCH, hal. 5)

..., jasa AlQur'an sbg karya literatur, janganlah kiranya diukur 
dengan patokan yang tlh ditentukan dgn perasaan subjektif, namun 
ukurlah dengan hasil-hasil yang dicapai oleh orang yang sejaman dgn 
Muhammad SAW dan penduduk kala itu. Jika AlQur'an demikian ampuh dan 
begitu meyakinkan hati para pendengar/pembacanya (yg terkenal keras 
kepala)hingga dapat menempa unsur2 yg hingga saat itu saling 
bertentangan menjadi satu kesatuan yang kompak dan teratur...maka 
kefasihan AlQur'an tsb paling sempurna karena AlQur'an telah 
menciptakan bangsa yang beradab dari bangsa biadab, 
dan...[Steingass - Hughes, DICTIONARY OF ISLAM, hal. 527-528]

Sejak jaman purbakala, Makkah dan seluruh jazirah, terendam dalam 
kemerosotan rohani...Tigabelas tahun sebelum Hijrah, Makkah mati 
dalam kehinaan. Alangkah mengherankan sekali perubahan yang dibuat 
selama tigabelas tahun itu...Agama Yahudi lama terdengar tetapi 
mereka baru bangun dari tidur mereka setelah mereka mendengar ajaran 
yang menggetarkan hati dari Nabi tanah Arab, dan seketika itu mereka 
meloncat ke dalam hidup baru yang pernuh arti [Muir, LIFE OF 
MAHOMET, hal. 155-156]

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dana Pamilih 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mungkin juga kita bisa tantang para teokrat Islamist yg selalu
 mengutip jaman keemasan pemerintahan RasuluLlah agar mengeluarkan
 dengan data2 statistik yang relevan yg membuktikan bahwa masyarakat
 itu dulu lebih adil, makmur dan tertib dari masyarakat moderen 
sekarang.
 
 Kalau memang jelas dari segi GDP per kapita, daya saing SDM dan 
 produkitivas ekonomi, tingkat kejahatan, tingkat pendidikan, 
tingkat
 kesehatan fisik dan jiwa, tingkat kebudayaan dan seni, tingkat
 kebebasan berekspresi, tingkat kesetaraan gender, tingkat perawatan
 masa tua, tingkat perlindungan anak2, dsb dsb itu lebih baik dalam
 suatu studi komparasi yg fair berarti memang sudah waktunya kita 
buang
 ini semua konsep nonsense dari demokrasi modern dan kembali ke 
abad ke
 7 saja.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 masarcon@ wrote:
 
  1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics,
 diinformasikan 
  statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar 
besaran 
  selama dekade terakhir.




[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Umat Islam adalah umat yang terbaik, umat Islam tidak mundur, yang
mundur mungkin orang-orang Islam didesanya chae, soale umat Islam di
Amerika dan di England mempunyai andil yang besar dalam menentukan
siapa yang harus menjadi pemimpin / presiden / PM di kedua negara
tersebut.

   Salam..


Ya Pak...punya andil besar dalam menentukan siapa pemimpin
/president...tapi umat lain lah yang bekerja keras...what a shame;(



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat - Perni

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Perniagaan yang tidak rugi itu dengan siapa?? 

kalau dengan sesama manusia semua itu harus diukur dengan jasa...apa
kita memang harus selalu pamrih?? dimana keikhlasan mu???

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae berkata :

   Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
 yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??
 
   


   Curhatan jano-ko semoga dijauhkan dari kesombongan,

   Pengalaman jano-ko, dulu waktu jano-ko melamar calon istri jano-ko
dilakukan oleh jano-ko sendiri tanpa bantuan paman dan handai
taulannya, jano-ko juga membiayai sendiri pernikahan jano-ko dengan
calon istri jano-ko yang mantan anak yatim tersebut karena jano-ko
berniat melakukan perniagaan yang tidak rugi, dan sekarang jano-ko
bersyukur karena Allah SWT memudahkan segala rejeki dan kehidupan
jano-ko. Amin.

   Nah kalau chae ingin hidupnya bahagia dunia akhirat, silahkan saja
mengamalkan firman-firman Allah SWT.

   Salam 
 

   
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
  O, hiya, tolong dong chae sebutkan apa saja jasa chae terhadap
 masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam. tidak usah malu-malu
 supaya rekan-rekan disini bisa meniru chae, meniru baiknya aja lho
  
  Selamat pagi.
 
 Selamat pagi juga Pak Janoko,
 
 Wah saya jangan di tiru Pak, karna tidak ada baiknya...lebih baik
 meniru yang lain saja...apalagi saya tidak ada jasanya bagi masyrakat
 Indonesia.
 
 Saya hanya heran saja apa bagi Pak Janoko khususnya dan umumnya bagi
 yang lain juga...apakah benar kita hidup ini seperti berdagang??
 apakah sih yang di sebut berjasa???:( 
 
 
 
  
 
  Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] thifan po kan

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. thifan po kan yah   coba check 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Muslim_Chinese_Martial_Arts.  
kalo dari situs ini, kebanyakan lebih dekat ke kungfu dari para pendeta 
Tao deh, daripada ke shaolin/buddha.  ada yg dari shaolin cuman namanya 
kok bukan thifan po kan yah ?

2. kalo ingat kenji goh dan kungfu delapan mata anginnya, ini kok mirip 
baji quan di bawah. kalo sin yi ha, yg ilmu yg hiland dari shaolin dan 
berkembang di suku hui [muslim], tuh yg mana hayo . :D




jano ko wrote:


 Jano-ko

 Masmas.. .di SD IT puteriku itu juga ada beladiri Thifan Po Khan, 
 saya ingin sekali puteri saya ikut beladiri tersebut, mas wikan bisa 
 engga kasih informasi tentang Thifan Po Khan tersebut ?, simbok / 
 mamanya puteriku itu mimpi ingin sekali puteriku itu nanti kuliah di 
 Jerman, jadi supaya ada bekal beladiri gitu

 Salam.

==

*Introduction* Muslim development and participation at the highest level 
of Chinese Wushu has a long history. Many of its roots lies in the Qing 
Dynasty http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Qing_Dynasty 
persecution of muslims. The Hui 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hui chinese muslims 
started and adapted many of the styles of wushu such as Ba Ji Quan 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan, Pi Gua Zhang 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Pi_Gua_Zhangaction=edit, 
Liu He Quan http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Liu_He_Quan.. 
etc. There where specific areas that where know to be centeres of Muslim 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Muslim wushan, such as 
Cang County in Hebei Province 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hebei. These traditional 
chinese martial arts where very distinct from the turkic chinese muslim 
styles practied in Xinjiang 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Xinjiang.

The Chinese Muslim practioners where so adept at their martial arts, and 
there styles such as Pu Yi and Ba Ji Quan 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan, where so 
renowned, that they formed the backbone of the bodyguards of the Chinese 
Emperors. Most where students of Li Shu Wen 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Li_Shu_Wenaction=edit. 
Such as Huo Diange 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Huo_Diangeaction=edit 
bodyguard to Pu Yi (the last emperor of China), Li Chen Wu 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Li_Chen_Wuaction=edit 
bodyguard to Mao Tsedong 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Mao_Tsedongaction=edit 
and Liu Yunqiao 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Liu_Yunqiaoaction=edit 
secret agent for the Kuomintang and instructor of the bodyguards of 
Chiang Kai Shek 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Chiang_Kai_Shekaction=edit.
 
As a result Ba Ji Quan 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Ba_Ji_Quan became known as 
the 'Bodyguard' style [1] 
http://club.ntu.edu.tw/%7Entubachi/Bajiquan/en_kungfu.htm


Ba ji quan







Bajiquan (eight extreme fists) was first recorded as being practiced by 
Wu Zhong http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Wu_Zhong a 
chinese Muslim from the Mong Village in Cang County 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Cang_Countyaction=edit 
in Hebei Province http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Hebei 
during the early Qing Dynasty 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Qing_Dynasty

According to tradition Wu 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/Wu_Zhong was taught the 
style by a Taoist 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Taoistaction=edit 
priest Lai, and his disciple Pi. They may well have been anti Qing 
revolutionaries disguised as wandering priests. Wu spent much of his 
later life in prison for anti Qing activities, which would seem to 
support this idea.

It is believed that at this time Bajiquan 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Bajiquanaction=edit 
and Piguazhang 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Piguazhangaction=edit 
(chop-hanging palm) were taught together, or may even have been one 
style. However, after Wu Zhong's death, his eldest daughter Wu Rong 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=Wu_Rongaction=edit 
married a man in Lou Tang village, Cang county. For some reason she only 
taught Pigua, and in the Mong village they only taught Baji.

A few generations later the teaching of the arts was recombined by Li 
Shu Wen (1864 http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php/1864 CE 
(1280 AH) -1934 
http://www.muslimwikipedia.com/mw/index.php?title=1934action=edit CE 
(1352 AH)). Nicknamed God of Spear for his outstanding ability with 
the spear, Li Shu Wen learned Bajiquan from Jin Dian Sheng in Mong 
village, and piguazhang from Huang Si Hai in Lou Tong village. Li had 
many famous students, including Hue Dian Ge, his first disciple, who was 
bodyguard to Fu Yi , the last Emperor.

Li's last closed door 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Chae
Mungkin yang dimaksud adalah uji materi terhadap tafsir Qur'an yang
seringkali dicap sebagai sesuatu yang sudah final. Memang Qur'an sudah
final ini ditegaskan juga dengan tidak akan ada lagi Nabi setelah Nabi
Muhammad saw jadi tidak ada lagi penerima wahyu sebagaimana Qur'an.

Hanya saja finalisasi terhadap Qur'an bukan berarti finalisasi
terhadap tafsir Qur'an. Qur'an adalah aplikasi dari wahyu merupakan
sesuatu yang hidup, tumbuh kembang dan bergerak dinamis.

Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai sesuatu
yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya keteteran
mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan dengan peradaban
dalam bahasa premanya enggak up to date:)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dana,
 
 Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh
Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat satu
surat tandingan.
 
 Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di QS
13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
ayat pun.
 
 Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
 
 Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya
Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis tak
ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis merupakan
perkembangan sejarah masyarakat Islam.
 
 Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada Tipitakanya.
Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika Kristen
tak maju-maju, meski kitabnya sama.
 
 Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
 bertanya: dimana missing linknya?
 
 Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan bahwa
Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
membaca Alquran?
 
 Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada ayat
yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
Indonesia - Racism
 
 
   Bung Chodjim,
 
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak mempermasalahkannya. Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
 
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
 
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali ke 14
   abad yg lalu.
 
   Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
   mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan terjadinya
   ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi sebanyak
   jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits jadi
   marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
 
   Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, bukannya saya
   mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar utility dari
   Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 sudah
   dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu ratusan
   tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu saya
   bertanya: dimana missing linknya?
 
   Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas sebebasnya spt
   bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model yg
   menurut bung Chodjim paling optimal.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
   wrote:
   
Mas Dana,

Sebenarnya tak ada mata rantai logika yang putus. Yang ada dalam hal
   ini adalah pemihakan. Perhatikan kembali kata pemihakan. Setiap
   manusia tentunya tak lepas dari pemihakan! Yang dimaksud dengan
   pemihakan adalah setiap orang --secara nalurinya pun-- pasti memihak
   apa yang dianggapnya paling dekat dengan kebenaran. Oleh karena itu,
   bagi yang Hindu Weda dianggap final, Tipitaka bagi yang Buddha, Tao te
   Ching bagi yang Taoisme, 

[wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Monday, November 13, 2006
How I Came To Love The Veil
 
Yvonne Ridley, Washington post - London, USA
Monday, October 23, 2006

I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures -- 
until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days 
after the terrorist attacks on the United States , I snuck into 
Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a 
newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I 
was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore 
at my captors; they called me a bad woman but let me go after I 
promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure 
who was happier when I was freed -- they or I.)

Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was 
amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on 
how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found 
passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years 
after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of 
astonishment, disappointment and encouragement among friends and 
relatives.

Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as 
former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a 
face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to 
integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie 
and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense.
Having been on both sides of the veil, I can tell you that most 
Western male politicians and journalists who lament the oppression 
of women in the Islamic world have no idea what they are talking 
about. They go on about veils, child brides, female circumcision, 
honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam 
for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance.
These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A 
careful reading of the Koran shows that just about everything that 
Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim 
women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in 
spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth 
and child-rearing is regarded as a positive attribute.

When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed 
with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon 
Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab -- 
and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts.
When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the 
repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair -- 
but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from 
the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from 
strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights 
glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in 
front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove 
off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and 
asked, Where's bin Laden hiding?

Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress 
modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the 
hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the 
nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a 
Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall 
Street banker would say that a business suit defines him as an 
executive to be taken seriously. And, especially among converts to 
the faith like me, the attention of men who confront women with 
inappropriate, leering behavior is not tolerable.

I was a Western feminist for many years, but I've discovered that 
Muslim feminists are more radical than their secular counterparts. 
We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in 
2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence 
of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap 
for women's liberation. They even gave Samadzai a special award 
for representing the victory of women's rights.

Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab 
political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as 
binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating: 
being judged on the length of your skirt and the size of your 
surgically enhanced breasts, or being judged on your character and 
intelligence? In Islam, superiority is achieved through piety -- not 
beauty, wealth, power, position or sex .

I didn't know whether to scream or laugh when Italy's Prodi joined 
the debate last week by declaring that it is common sense not to 
wear the nikab because it makes social relations more difficult. 
Nonsense. If this is the case, then why are cellphones, landlines, e-
mail, text messaging and fax machines in daily use? And no one 
switches off the radio because they can't see the presenter's face.
Under Islam, I 

RE: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis

2007-02-07 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)
 
Pak KM yang saya hormati,
Maafkan, saya salah menggunakan kata-kata moral di bawah. Seharusnya
saya memilih kata akhlaq 'kali ya ? Karena akhlaq selalu dikaitkan
dengan syariat Islam. 

Kondomisasi yang saya ceritakan bukan kondomisasi yang bapak katakan,
antara suami dan isteri. Tahukan bapak, bahwa ada kondomisasi di
lokalisasi pelacuran? Atau - seperti yang mbak Aisha ceritakan -
dibagikan pada orang-orang yang memang suka jajan ?

Saya rasa memang sulit untuk membuktikan bahwa kondom itu mendorong
perzinahan, kalau yang bapak maksud adalah angka statistik-nya. Karena
pasti sulit sekali melakukan survey tentang perzinahan. Gambaran
mudahnya begini. Orang-orang yang tidak melakukan perzinahan kita bagi
menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama: orang-orang yang memang memiliki
akhlaq yang baik, yang mampu mengontrol diri dan memang tidak ingin
berzinah. Kelompok kedua: orang-orang yang sebetulnya memiliki keinginan
untuk berzinah, tetapi takut tertular penyakit berbahaya. Kelompok
ketiga: Karena alasan-alasan lain. Dengan adanya kondom, atau pemberian
kondom, orang-orang di kelompok kedua bukan mustahil akan pindah group ,
dari yang TIDAK melakukan perzinahan -- menjadi orang-orang yang
melakukan perzinahan. Logis bukan?

Meskipun demikian, bukan logika yang di atas itu yang membuat saya
mengkaitkan kondomisasi dan akhlaq (ralat, bukan moral). Sesuatu yang
menuju kepada yang haram itu hukumnya haram, Pak. Jadi, bila kita
memberikan kondom, yang jelas-jelas dipakai untuk melakukan sesuatu yang
haram, maka hukumnya haram juga, Pak. Itu yang saya pahami. 

Pemberantasan HIV/AIDS memang hal yang kompleks. Saya rasa, tidak
mungkin kalau hanya dilakukan oleh LSM, apalagi dengan cara kondomisasi
seperti yang mbak Aisha ceritakan. Peran Negara harus lebih tegas.
Selama pelacuran dibiarkan, pelaku perzinahan terbuka tidak ditindak
tegas, mustahil HIV/AIDS ini bisa diatasi. Seperti yang mas Donnie
bilang, penyuluhan moral saja, sulit atau tidak mungkin berhasil. 

Maafkan bila kata-kata saya menyinggung.
Wallahu'alam bishowab.
Wassalaam,
-Ning






-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kartono Mohamad
Sent: Wednesday, February 07, 2007 12:07 PM
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom
dan alat suntik gratis

Hari gini masih ada saja yang menuduh AIDS adalah penyakit laknat.
Bagaimana pendapat anda dengan hepatitis yang cara penularannya persis
sama dengan HIV? Adakah ia juga penyakit laknat? Kalau begitu seharusnya
jangan diberikan vaksinasi hepatitis terhadap bayi-bayi. 
Menganjurkan menggunakan kondom bukan untuk memberantas HIV/AIDS tetapi
mencegah penularan lebih jauh dari orang yang sudah terkena HIV kepada
orang yang belum. Termasuk dianjurkan kepada pasangan suami isteri yang
salah satunya sudah tertulati HIV. Jangan isteri yang setia dan mungkin
taat berjilbab akan tertulari oleh suaminya yang memperolehnya dari
orang lain.
Mbak Ning malah menanyakan tentang moralitas. Apa sih definisi moral?
Menurut mbak Ning, mana lebih bermoral: mencegah jangan sampai orang
menularkan atau tertulari HIV atau membiarkan mereka terjerumus?
Anggapan bahwa kondom mendorong perzinahan tidak ada bukti-buktinya.
Tidak ada bukti bahwa karena ada kondom maka perzinahan jadi meningkat.
Salam
KM
 
---Original Message---
 
From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Date: 02/07/07 08:09:06
To: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: RE: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik
gratis
 
Memberantas AIDS dng menyebarkan Kondom sama saja memberantas AIDS dng
membolehkan per - ZINAHAN, JELAS HARAM HUKUM-nya dalam Islam..

.Jangalah kamu tolong menolong dalam hal keburuka-an

Orang-orang beriman InsyaALlah TIDAK AKAN PERNAH terkena penyakit
KUTUK-an  Penyakit LAKNAT AIDS...

Salam
AL-Pacitan


-Original Message-
From: keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aisha
Sent: 06 Februari 2007 17:06
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com; keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Subject: {Disarmed} [keluarga-sejahtera] Kondom dan alat suntik gratis

Mba Ning,
Saya tertarik dengan urusan kondom dan alat suntik gratis ini, tiba-tiba
muncul saat membahas menjaga pandangan dan aurat:)

Dulu ketika seorang aktivis AIDS menceritakan dalam satu wawancara bahwa
dia ditertawakan orang ketika dia di pintu tol membagikan kondom untuk
sopir truk, saya merasa ikut sedih juga. Karena memang sampai saat ini
pemerintah kok adem ayem saja masalah AIDS ini, lalu ketika seseorang
melakukan perbuatan yang dengan kemampuan terbatasnya berusaha
mengurangi penyebaran virus ini, malah ditertawakan. Padahal sudah jelas
bahwa umumnya alias mayoritas pengemudi truk itu suka jajan padahal dia
punya istri, apa salahnya jika lalu ada orang yang membagi kondom untuk
mengurangi sebaran penyakit kelamin juga HIV/AIDS ke 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. Mbak lina mari kita lihat paragraf terakhir Ivone Ridley :  And for 
those who are still trying to claim that Islam oppresses women, recall 
this 1992 statement from the Rev. Pat Robertson

2. setahu saya, pat robertson ini representasi dari kristen fundies.  yg 
sorry to say, memiliki jalan pemikiran yg sama persis dengan kaum 
kristen fundamentalis.  jadi kickback pada krisfun adalah srangan pulak 
ada isfun.

demikian analisa bodoh bodohannya.





Lina Dahlan wrote:

 Monday, November 13, 2006
 How I Came To Love The Veil

 Yvonne Ridley, Washington post - London, USA
 Monday, October 23, 2006

 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures --
 until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days
 after the terrorist attacks on the United States , I snuck into
 Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a
 newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I
 was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore
 at my captors; they called me a bad woman but let me go after I
 promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure
 who was happier when I was freed -- they or I.)

 Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was
 amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on
 how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found
 passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years
 after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of
 astonishment, disappointment and encouragement among friends and
 relatives.

 Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as
 former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a
 face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to
 integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie
 and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense.
 Having been on both sides of the veil, I can tell you that most
 Western male politicians and journalists who lament the oppression
 of women in the Islamic world have no idea what they are talking
 about. They go on about veils, child brides, female circumcision,
 honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam
 for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance.
 These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A
 careful reading of the Koran shows that just about everything that
 Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim
 women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in
 spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth
 and child-rearing is regarded as a positive attribute.

 When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed
 with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon
 Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab --
 and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts.
 When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the
 repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair --
 but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from
 the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from
 strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights
 glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in
 front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove
 off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and
 asked, Where's bin Laden hiding?

 Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress
 modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the
 hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the
 nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a
 Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall
 Street banker would say that a business suit defines him as an
 executive to be taken seriously. And, especially among converts to
 the faith like me, the attention of men who confront women with
 inappropriate, leering behavior is not tolerable.

 I was a Western feminist for many years, but I've discovered that
 Muslim feminists are more radical than their secular counterparts.
 We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in
 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence
 of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap
 for women's liberation. They even gave Samadzai a special award
 for representing the victory of women's rights.

 Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab
 political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as
 binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating:
 being judged on the length of your skirt and the size of your
 surgically enhanced breasts, or being judged on your character and
 intelligence? In Islam, superiority 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
Mbak Lina,

selain itu mpok Yvonne Ridley juga bilang : Nowhere in the framework of 
Islam are we told that women must wash, clean or cook for men.  Wanita 
ndak wajib mencuci pakaian, membersihkan perabot dan mengepel rumah, dan 
tidak perlu belanja dan memasak untuk wanita.

Coba deep in heart, tanya kondisi ini, apa berlaku pandangan ideologis 
ini pada kaum lelaki di Indonesia.  saya berani bilang, para ikhwan 
justru bersikap sebaliknya.  pun termasuk saya, urusan nyuci, bersih 
bersih rumah, dan masak, dalam perspektif saya, dibebankan pada istri.




Lina Dahlan wrote:

 Monday, November 13, 2006
 How I Came To Love The Veil

 Yvonne Ridley, Washington post - London, USA
 Monday, October 23, 2006

 I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures --
 until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days
 after the terrorist attacks on the United States , I snuck into
 Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a
 newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I
 was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore
 at my captors; they called me a bad woman but let me go after I
 promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure
 who was happier when I was freed -- they or I.)

 Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was
 amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on
 how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found
 passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years
 after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of
 astonishment, disappointment and encouragement among friends and
 relatives.

 Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as
 former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a
 face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to
 integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie
 and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense.
 Having been on both sides of the veil, I can tell you that most
 Western male politicians and journalists who lament the oppression
 of women in the Islamic world have no idea what they are talking
 about. They go on about veils, child brides, female circumcision,
 honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam
 for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance.
 These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A
 careful reading of the Koran shows that just about everything that
 Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim
 women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in
 spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth
 and child-rearing is regarded as a positive attribute.

 When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed
 with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon
 Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab --
 and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts.
 When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the
 repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair --
 but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from
 the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from
 strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights
 glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in
 front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove
 off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and
 asked, Where's bin Laden hiding?

 Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress
 modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the
 hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the
 nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a
 Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall
 Street banker would say that a business suit defines him as an
 executive to be taken seriously. And, especially among converts to
 the faith like me, the attention of men who confront women with
 inappropriate, leering behavior is not tolerable.

 I was a Western feminist for many years, but I've discovered that
 Muslim feminists are more radical than their secular counterparts.
 We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in
 2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence
 of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap
 for women's liberation. They even gave Samadzai a special award
 for representing the victory of women's rights.

 Some young Muslim feminists consider the hijab and the nikab
 political symbols, too, a way of rejecting Western excesses such as
 binge drinking, casual sex and drug use. What is more liberating:
 being judged on the length of your skirt and the size of your
 

[wanita-muslimah] Kekayaan Sejati

2007-02-07 Terurut Topik agussyafii
Kekayaan Sejati

Ditengah hidup krisis penuh ketidakpastian. Hujan terus menerus. Banjir 
dimana-mana. Jika tidak kokoh pondasi keimanan membuat orang bisa 
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan rizki. Tapi tidak demikian 
dengan bapak penjual gorengan distasiun kereta api. Wajahnya murah 
senyum, ramah menghadapi pembeli. Dia bertutur memiliki tujuh anak. 
Semuanya bisa sekolah bahkan yang besar bisa sampai lulus SMA. Saya 
tanyakan padanya, Bagaimana dia bisa memiliki itu semua?

Mudah saja, jika kita hidup sederhana maka hadir kekayaan sejati. Hati 
menjadi tenang, kerja giat. Keluarga bahagia. apa lagi yang kita cari 
dalam hidup ini selain itu? Katanya.

Wassalam,
agussyafii
http://agussyafii.blogspot.com





[wanita-muslimah] M. JAck Ellis

2007-02-07 Terurut Topik Rye Woo
Info Tg Mr. Jack Ellis
   
  ---
   
  Macon, GA (WMAZ-TV) - Mayor C. Jack Ellis, a practicing Christian
throughout his life, on Thursday said he's switched to the Islamic faith.

The mayor said the conversion also means he'll be going through the legal
process of changing his name. His new name will be Hakim Mansour
Ellis. The
mayor said he kept his last name to maintain family ties.

It's a personal decision, a private decision as to how one worships.
But I
do understand that I'm not a private person, Ellis said. But being the
mayor of the city, I think people have a right to know what I believe in,
that I am a man of faith, and the faith I'm now a part of is the faith of
Islam.

He now calls himself a Sunni Muslim. He made the switch, Ellis said,
during
his December trip to Africa. Rather than call it a switch, Ellis said
it was
like returning home.

I went back to my roots I guess you could say, Ellis said. I did
convert
to Islam in December of this past year in the country of Senegal. When I
say, back to my roots, Islam was in Senegal prior to the Africans being
brought here as slaves.

Since converting, Ellis said he attends the Islamic Center on Bloomfield
Road during Friday worship services. He also said he's practicing the
Islam
doctrine of praying five times each day.

Ellis said he discussed his decision with his family and siblings before
making it public.

Now, I'm sharing with my broader family, the Macon community who
supported
me when I was a Christian and trust that they will now, Ellis said. I'm
the same person even though I'll be changing my name.

Even though he switched religions, the mayor said he isn't ranking them.

I'm not saying that one is better than the other, Ellis said. We do
believe that the prophet Mohammed was the last prophet as well as we
believe
Moses was a prophet.

Prior to the conversion, Ellis said he attended Unionville Baptist
Church on
Houston Avenue and before that Harvest Cathedral on Rocky Creek Road.

The mayor completes his second consecutive four-year term in December and
isn't eligible for re-election. But Ellis said he might run for Georgia's
8th District congressional seat in 2008.

Steve Allen, chair of the Bibb County Democratic Party, said a person's
faith is his or her personal choice. But because most of the 8th
District is
Christian and conservative, Allen said the mayor might have a more
difficult
time winning the 8th District.

Ellis said he hopes people respect his decision and will call him by
his new
name. 



 
-
Don't get soaked.  Take a quick peak at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist

2007-02-07 Terurut Topik Sunny

Semua yang fun memang funny.

  - Original Message - 
  From: Ari Condrowahono 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, February 07, 2007 9:23 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Yvonne Ridley, the feminist


  1. Mbak lina mari kita lihat paragraf terakhir Ivone Ridley :  And for 
  those who are still trying to claim that Islam oppresses women, recall 
  this 1992 statement from the Rev. Pat Robertson

  2. setahu saya, pat robertson ini representasi dari kristen fundies. yg 
  sorry to say, memiliki jalan pemikiran yg sama persis dengan kaum 
  kristen fundamentalis. jadi kickback pada krisfun adalah srangan pulak 
  ada isfun.

  demikian analisa bodoh bodohannya.

  Lina Dahlan wrote:
  
   Monday, November 13, 2006
   How I Came To Love The Veil
  
   Yvonne Ridley, Washington post - London, USA
   Monday, October 23, 2006
  
   I used to look at veiled women as quiet, oppressed creatures --
   until I was captured by the Taliban. In September 2001, just 15 days
   after the terrorist attacks on the United States , I snuck into
   Afghanistan , clad in a head-to-toe blue burqa, intending to write a
   newspaper account of life under the repressive regime. Instead, I
   was discovered, arrested and detained for 10 days. I spat and swore
   at my captors; they called me a bad woman but let me go after I
   promised to read the Koran and study Islam. (Frankly, I'm not sure
   who was happier when I was freed -- they or I.)
  
   Back home in London , I kept my word about studying Islam -- and was
   amazed by what I discovered. I'd been expecting Koran chapters on
   how to beat your wife and oppress your daughters; instead, I found
   passages promoting the liberation of women. Two-and-a-half years
   after my capture, I converted to Islam, provoking a mixture of
   astonishment, disappointment and encouragement among friends and
   relatives.
  
   Now, it is with disgust and dismay that I watch here in Britain as
   former foreign secretary Jack Straw describes the Muslim nikab -- a
   face veil that reveals only the eyes -- as an unwelcome barrier to
   integration, with Prime Minister Tony Blair, writer Salman Rushdie
   and even Italian Prime Minister Romano Prodi leaping to his defense.
   Having been on both sides of the veil, I can tell you that most
   Western male politicians and journalists who lament the oppression
   of women in the Islamic world have no idea what they are talking
   about. They go on about veils, child brides, female circumcision,
   honor killings and forced marriages, and they wrongly blame Islam
   for all this -- their arrogance surpassed only by their ignorance.
   These cultural issues and customs have nothing to do with Islam. A
   careful reading of the Koran shows that just about everything that
   Western feminists fought for in the 1970s was available to Muslim
   women 1,400 years ago. Women in Islam are considered equal to men in
   spirituality, education and worth, and a woman's gift for childbirth
   and child-rearing is regarded as a positive attribute.
  
   When Islam offers women so much, why are Western men so obsessed
   with Muslim women's attire? Even British government ministers Gordon
   Brown and John Reid have made disparaging remarks about the nikab --
   and they hail from across the Scottish border, where men wear skirts.
   When I converted to Islam and began wearing a headscarf, the
   repercussions were enormous. All I did was cover my head and hair --
   but I instantly became a second-class citizen. I knew I'd hear from
   the odd Islamophobe, but I didn't expect so much open hostility from
   strangers. Cabs passed me by at night, their for hire lights
   glowing. One cabbie, after dropping off a white passenger right in
   front of me, glared at me when I rapped on his window, then drove
   off. Another said, Don't leave a bomb in the back seat and
   asked, Where's bin Laden hiding?
  
   Yes, it is a religious obligation for Muslim women to dress
   modestly, but the majority of Muslim women I know like wearing the
   hijab, which leaves the face uncovered, though a few prefer the
   nikab. It is a personal statement: My dress tells you that I am a
   Muslim and that I expect to be treated respectfully, much as a Wall
   Street banker would say that a business suit defines him as an
   executive to be taken seriously. And, especially among converts to
   the faith like me, the attention of men who confront women with
   inappropriate, leering behavior is not tolerable.
  
   I was a Western feminist for many years, but I've discovered that
   Muslim feminists are more radical than their secular counterparts.
   We hate those ghastly beauty pageants, and tried to stop laughing in
   2003 when judges of the Miss Earth competition hailed the emergence
   of a bikini-clad Miss Afghanistan , Vida Samadzai, as a giant leap
   for women's liberation. They even gave Samadzai a special award
   for 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka 
sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam 
umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin 
ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik? 
Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya 
kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.

Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah 
menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa 
merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya 
saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada 
dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau 
dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.

Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab 
Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai 
penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah 
Kristen, hal ini diperbolehkan.
Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?

Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh 
dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.

Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah 
menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan 
golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan 
merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang 
seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar.

Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang 
tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin
 mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan
 ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir
 mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan.
 Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap 
terdahap
 pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan
 beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2.
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
 wrote:
 
  Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya 
  teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang 
  Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang 
  Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.
  
  Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak 
ada, 
  tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya 
mereka 
  membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non 
  alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat 
hukum 
  waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum 
  waris disana.
  
  Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam 
kitab 
  sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya 
  hukum waris tsb. 
  
  wassalam, 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  chodjim@ wrote:
  
   Mas Dana,
   
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi 
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada 
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan 
oleh 
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk 
membuat 
  satu surat tandingan.
   
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah 
di 
  QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak 
membuat 
  satu ayat pun.
   
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk 
agama 
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat 
orang 
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea 
yang 
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab 
(Bibel)?
   
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah 
adanya 
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan 
Hadis 
  tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
  merupakan perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab 
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada 
Tipitakanya. 
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara 
Eropa 
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
  Kristen tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka 
tentu 
  saya
   bertanya: dimana missing linknya?
   
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab 
Alquran 
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
  bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari 
mana 
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
Chae berkata :
   
  Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap
pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan
beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2.

  ==
   
  Jano-ko
   
  Mungkin yang dimaksud dengan chae adalah chae merasa sedih karena merasa 
tertinggal dengan muslimah-muslimah yang ada di negara barat seperti misalnya 
Yvone Ridley, Hilary S, Mary Sue etc yang berkiprah di Amerika atau di England 
dengan lincahnya.
   
  Nah ini bagian pencerahannya dari jano-ko untuk chae, silahkan dibaca dengan 
tenang dan sabar curhatannya dari sister Hilary Saunders, selamat menghayati,
   
  -
   
  Dari http://www.guardian.co.uk/religion/Story/0,,740616,00.html
   
   
  Why I took the hijab ?
   
  Hilary Saunders
   
  Hilary Saunders used to think that Islam was a relic from the dark ages. Now 
she has converted. Here she explains why 
   
  The most significant thing I have ever done was in fact incredibly simple. A 
little over four weeks ago, in front of two witnesses, I recited a simple 
declaration, the shahada. I bear witness that there is no God but Allah and I 
bear witness that Mohammed is His messenger, I said; and from that moment, I 
was a Muslim.
   
  One of the things I came to realise was that, in Islam, multiple marriages 
are not promoted, they are tolerated. Sometimes they are a necessity. But there 
are safeguards: before a man can take a second wife, the first wife has to 
agree to it and be happy, and both the wives have to be treated equally. If a 
man is married and for some reason his wife cannot conceive, he can take a 
second wife with her agreement. (On the other hand, if a woman's husband is not 
able to get her pregnant, then she can get a divorce.) This seems to me better 
than the western way, in which he might get divorced, leaving the first wife 
without any support. This doctrine is actually for the protection of women. It 
is not about men going out collecting trophies.
   
  Since my conversion, I have chosen to abide by the Islamic code of dress and 
wear the hijab. The hijab is about modesty, not showing off, not trying to 
attract the opposite sex, and avoiding causing envy. Islam advises both sexes, 
not just women, to dress modestly. 
   
  I felt quite nervous about putting it on at first, wondering what people 
would think. But then I told myself that I had made a commitment and that this 
was the public sign of it. I feel a lot safer now that I am wearing it; I have 
more self-respect. Now I know where I belong. 
   
   
  Salam
   
   
   
   
  
Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebenarnya umat kristen tidak meninggalkan bibel, bagaimana mungkin
mereka meninggalkan bibel jika mereka masih tetap konsisten dengan
ke-kristenanya. Yang mereka lakukan justru me-rekonstruksi tafsir
mereka terhadap bibel sehingga mereka keluar dari zaman kegelapan.
Berbeda dengan umat Islam sekarang yang terjerumus terhadap terdahap
pemberhalaan tafsir Qur'an sehingga tertinggal jauh dengan kemajuan
beradaban dan akhirnya berada dalam ruang bayang2.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Ciamik pak Chodjim...:-) buat kesimpulan akhir dibawah. Saya 
 teringat seseorang mengatakan (entah siapa lupa!) bahwa orang 
 Kristen (Barat) maju karena mereka meninggalkan Bibel, dan orang 
 Islam mundur karena mereka meninggalkan Al-Qur'an.
 
 Saya jadi menghubung2kan neh. Contoh: Hukum Waris. Di Bibel gak ada, 
 tapi masyarakat Barat kemudian membuat hukum waris. Artinya mereka 
 membuat hukum tanpa ada petunjuk dari kitab sucinya or non 
 alkitabiah (namun mereka dah cukup alqur;ani karena membuat hukum 
 waris tsb). Karena hukum disana bisa ditegakkan, tegaklah hukum 
 waris disana.
 
 Di-negara Islam, yang hukum warisnya dah jelas ada di dalam kitab 
 sucinya tapi karena hukum gak bisa tegak, ya memblelah akhirnya 
 hukum waris tsb. 
 
 wassalam, 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi 
 terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada 
 tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan oleh 
 Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
 satu surat tandingan.
  
  Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
 QS 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat 
 satu ayat pun.
  
  Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama 
 menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang 
 Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang 
 diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab (Bibel)?
  
  Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah adanya 
 Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
 tak ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
mbak Lina,

kitab suci tuh apa sih ?

1. kumpulan berbagai petuah, ada yg dari si guru, ada yg dari 
penulisnya, ada yg dianggap dari nabi, ada yg dianggap pernah diucapkan 
oleh tuhan.  hampir semua penulisannya selama proses ratusan tahun.  
cuma al qur'an saja yg mengklaim persis sama dgn yg diucapkan tuhan 
lewat nabi.

2. itupun ada rame rame politik dalam proses kodifikasi al qur'an, 
semacam mushaf ibnu abbas malah gak dipakai [padahal dalam hadits, 
beliau yg dianggap paling punya otoritas dalam hapalan dan bacaan al 
qur'an].  yg heran, kenapa bisa ada hadits hadits yg dianggap ucapan 
tuhan, namun masuknya malah jadi hadits.  juga ada ayat ayat yg 
dihapuskan.  how come ?  itu kalau mau kritis yah.

jadi kesimpulan saya sih :

nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal sulam.  yg 
bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg sudah 
super duper mengkultuskan.  ujungnya kitab bukan lagi sebagai guidance.  
tapi sudah menjadi berhala baru.  bahkan hadits jadi berhala, tafsir 
jadi berhala.  naudzubillah min dzalik.

lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, mengawinkan 
anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.





Lina Dahlan wrote:

 Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
 sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi dalam
 umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih rajin
 ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi agnostik?
 Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
 kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.

 Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
 menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
 merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)nya
 saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang ada
 dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
 dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.

 Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
 Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
 penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
 Kristen, hal ini diperbolehkan.
 Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?

 Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
 dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.

 Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
 menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
 golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an mengatakan
 merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang
 seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan besar.

 Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang
 tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb.

 wassalam,




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir 
tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa 
yang tidak?

Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran 
AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan 
antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya. 
Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang 
mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.

Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan 
siapa yang tidak?

Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek 
supaya dapat dikatakan up to date?

Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban 
memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan 
dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?

wassalam, 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai 
sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya 
keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan 
dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
 wrote:
 
  Mas Dana,
  
  Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
 terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
 tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan 
oleh
 Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat 
satu
 surat tandingan.
  
  Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di 
QS
 13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
 ayat pun.
  
  Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
 menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
 Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
 diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab 
(Bibel)?
  
  Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah 
adanya
 Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis 
tak
 ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis 
merupakan
 perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
  Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
 sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada 
Tipitakanya.
 Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
 Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika 
Kristen
 tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
  Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu 
saya
  bertanya: dimana missing linknya?
  
  Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
 beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
 terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
 awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
bahwa
 Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
 sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
 membaca Alquran?
  
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
 Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
ayat
 yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
  Wassalam,
  chodjim
  
  
  
- Original Message - 
From: Dana Pamilih 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
 Indonesia - Racism
  
  
Bung Chodjim,
  
Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak 
mempermasalahkannya. Yg
saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu 
pedoman
tanpa adanya proses updating yg formal.
  
Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat 
difinalkan
karena harus dapat terus berkembang.
  
Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam 
karena
finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali 
ke 14
abad yg lalu.
  
Walaupun wahyu selalu turun tetapi tanpa mekanisme formal utk
mengupdate induknya segala wahyu niscaya akan mengakibatkan 
terjadinya
ambiguitas karena akan selalu terjadi konflik interpretasi 
sebanyak
jumlah kepala manusia. Apakah karena ini maka penulisan hadits 
jadi
marak sbg upaya dan aspirasi manusia mengupdate suatu pedoman?
  
Ini memang pertanyaan pertanyaan yg mendasar bagi saya, 
bukannya saya
mau jadi agnostik tetapi saya ingin melihat bahwa kadar 
utility dari
Al-Qur'an itu setinggi mungkin penerapannya. Membaca ayat2 
sudah
dilakukan ratusan juta/ milyaran muslim dalam kurun waktu 
ratusan
tahun. Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka 
tentu saya
bertanya: dimana missing linknya?
  
Apakah pelembagaan spt Vatican itu perlu, atau bebas 
sebebasnya spt
bermacam2 denominasi dlm Protestanisme, atau apakah ada model 
yg
menurut bung Chodjim 

[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Lina Dahlan
Yang wrong ya tetap wrong! 
1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat 
Tuhan Yang Maha Penjahit)
2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg 
guidance juga wrong!
3) Hadist jadi berhala juga wrong!
4) Mendukung perbudakan juga wrong!
5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong!

apalagi hayooo...

Gitu aja kok repot!

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal 
sulam.  yg 
 bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg 
sudah 
 super duper mengkultuskan.  ujungnya kitab bukan lagi sebagai 
guidance.  
 tapi sudah menjadi berhala baru.  bahkan hadits jadi berhala, 
tafsir 
 jadi berhala.  naudzubillah min dzalik.
 
 lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung, 
mengawinkan 
 anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.
 
 
 
 
 
 Lina Dahlan wrote:
 
  Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
  sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi 
dalam
  umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih 
rajin
  ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi 
agnostik?
  Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
  kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
 
  Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
  menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
  merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)
nya
  saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang 
ada
  dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
  dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
 
  Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
  Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
  penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
  Kristen, hal ini diperbolehkan.
  Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
 
  Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
  dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
 
  Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
  menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
  golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an 
mengatakan
  merekalah umat yang dapat kemenangan besar. Ditangan orang-orang
  seperti itulah, umat Islam (akan) berjaya/mendapat kemenangan 
besar.
 
  Kalau sekarang umat Islam gak pernah jaya, ya karena kita emang
  tidak pernah mau seperti beragamanya orang2 golongan pertama tsb.
 
  wassalam,
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: ACEH - IBU KOTA INDONESIA, BALIKPAPAN SIAP JADI IBU KOTA

2007-02-07 Terurut Topik bmuncar
dari www.tribunkaltim.com




Balikpapan Siap jadi Ibu Kota RI


* Imdaad: Gagasan Menarik *  Pemprov Kaltim Mendukung




Balikpapan, Tribun -- Balikpapan siap menjadi Ibu Kota Republik 
Indonesia. Kesiapan itu disampaikan Walikota Balikpapan Imdaad Hamid 
menanggapi wacana yang berkembang terkait usulan sejumlah anggota DPR 
untuk memindahkan Ibu Kota RI dari Jakarta ke daerah lain (Tribun, 
6/2).


Wah gagasan itu  menarik juga. Balikpapan tentu siap-siap saja,  
kata Imdaad yang ketika dihubung, Selasa (6/2) malam,  sedang berada 
di Jakarta.


Imdad memberi dua alasan pendukung yang memungkinkan Balikpapan 
sebagai Ibu Kota Negara.  Pertama,  luas wilayah Balikpapan itu sama 
dengan luas Jakarta. Kedua, Balikpapan sudah mempunyai bandara 
internasional.


Dengan luas wilayah yang ada sekarang, maka akan lebih mudah 
dilakukan penataan lebih baik. Masih banyak tanah yang kosong dan bisa 
ditata sebagai ibukota, tegasnya. 


Menurut Imdaad, gagasan memindahkan Ibu Kota dari Jakata sebenarnya 
sudah lama dilontarkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno. Saat itu 
Bung Karno kan sudah berencana memindahkan Ibu Kota RI ke Palangka 
Raya, Kalimantan Tengah, ujarnya.


Oleh karena itu, lanjut Imdaad,  tidak heran secara perencanaan kota 
Palangkaraya sudah teratur secara baik. Jadi falsafahnya sebenarnya 
adalah persoalan pemerataan. Ketika Ibu Kota Republik ini berada di 
Indonesia bagian barat, maka wilayah yang lebih makmur adalah 
Indonesia bagian barat. Nah, kalau Ibu Kota itu diletakkan di wilayah 
tengah, pasti pemerataan akan terjadi, tutur Imdaad.


Seperti diberitakan, wacana pemindaha Ibu Kota RI berkembang menyusul 
banjir yang beberapa terakhir melumpuhkan Jakarta. Sejumlah anggota 
DPR dan kelompok elite lain menganggap Jakarta sudah tidak layak lagi 
menjadi Ibu Kota Negara, karena terlalu sering dilanda banjir dan 
semakin semrawut.




Paling Cocok


Kesiapan Balikpapan menjadi Ibu Kota Negara mendapat dukungan dari 
Pemprov Kaltim. Balikpapan paling cocok, ujar Karo Humas Pemprov 
Kaltim Jauhar Effendi, kemarin.


Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa Balikpapan menjadi kota yang 
paling memungkinkan.


Balikpapan memiliki akses transportasi yang lengkap. Mulai dari 
pelabuhan udara Bandara Sepinggan, dan Pelabuhan Kapal Semayang, yang 
sudah membuka jalur internasional. Tentu ini menjadi poin plus bagi 
Balikpapan, katanya.


Penataan kota juga rapi, dan jika terwujud Balikpapan menjadi Ibu Kota 
Negara, masih banyak lokasi strategis yang bisa dibangun untuk kawasan 
perkantoran untuk pusat pemerintahan. Ia mengatakan, wacana ini 
sebenarnya sudah lama didengungkan. 


Menurutnya itu langkah yang baik, karena bisa membuat kerja pemerintah 
lebih terfokus. Sehingga konsentrasi penduduk tidak terpusat di 
Ibukota Jakarta saja, katanya. 


Contohnya saja Canberra di Australia dan  Washington DC di Amerika 
Serikat  yang menjadi Ibu Kota Negara. Kedua kota itu merupakan kota 
kecil, dan terfokus pada urusan pemerintahan saja.


Jauhar menambahkan,  pertahanan juga berpusat di Balikpapan, mulai 
dari Kantor Polda Kaltim, Kodam VI Tanjungpura, serta Lapangan Udara 
Angkatan Udara Sepinggan. Tentu ini ada nilai efesiensinya, katanya.


Kemajuan kota juga berkembang pesat, dan ini bisa dilihat dari 
banyaknya bangunan yang berdiri di kota itu seperti hotel-hotel, dan 
perkembangan ekonomi lainnya. Termasuk penyelenggaraan even-even 
nasional yang lebih banyak diadakan di Balikpapan, ketimbang di Ibu 
Kota Kaltim, Samarinda. Makanya banyak orang bilang Balikpapan lebih 
terkenal dibandingkan Samarinda. Samarinda boleh jadi Ibu Kota Kaltim, 
tapi Balikpapan Ibu Kota  Kalimantan, ujar Jauhar.




Galang Dukungan


Sementara itu, tokoh masyarakat Samarinda, Awang Ferdian,  menyatakan 
mendukung penuh wacana pemindahan ibukota negara RI dari Jakarta ke 
Kalimantan, khususnya Kaltim. Kaltim dianggap daerah yang sangat 
cocok, antara lain karena merupakan daerah yang aman, mampu secara 
ekonomi, dan wilayahnya cukup luas.


Saya kira Kaltim paling cocok. Lihatlah selama ini, Kaltim daerah 
yang relatif paling aman, nyaris tidak pernah ada gejolak politik 
maupun sosial. Kedua, Kaltim juga bukan termasuk daerah yang rawan 
bencana alam seperti gempa, banjir maupun gunung meletus. Jadi, kenapa 
tidak? kata Awang Ferdian, mantan Calon Walikota Samarinda periode 
2005-2010, Selasa (6/1).


Untuk itu, tambahnya, anggota DPD RI asal Kaltim harus bahu membahu 
memperjuangkan dan menggalang dukungan untuk menyalurkan aspirasi 
masyarakat Kaltim itu. Dibanding empat daerah lain di Kalimantan, 
secara geografis maupun ekonomis dan sosial, Kaltim yang paling 
pantas. Terlebih Kaltim berada di tengah kepulauan Indonesia, tidak 
terlalu jauh dijangkau dari Sabang maupun dari Merauke. Tidak pula 
jauh dijangkau dari pula Jawa. Akses ke semua daerah juga lebih mudah.


Jadi, ini saatnya anggota DPD RI dan DPR RI berbicara. Momen ini 
sangat tepat digunakan untuk mem-blow up wacana ini ke permukaan. Bagi 
Kaltim 

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics, diinformasikan 
statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran 
selama dekade terakhir.

2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai 
bandit model al capone.

3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal 
secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan 
secara legal di tahun 80an.  si ibu yg pro choice ini belakangan justru 
jadi aktivis prokreasi.  sebelumnya di sini juga sempat di posting 
tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics 
jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak.

selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics.




Lina Dahlan wrote:

 UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir
 tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa
 yang tidak?

 Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran
 AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan
 antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya.
 Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang
 mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.

 Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan
 siapa yang tidak?

 Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek
 supaya dapat dikatakan up to date?

 Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban
 memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan
 dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?

 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae
 chairunisa_ mahadewi@ ... wrote:
  Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai
 sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya
 keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan
 dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
 
 
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@
  wrote:
  
   Mas Dana,
  
   Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
  terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
  tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan
 oleh
  Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat
 satu
  surat tandingan.
  
   Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di
 QS
  13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
  ayat pun.
  
   Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
  menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
  Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
  diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab
 (Bibel)?
  
   Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah
 adanya
  Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis
 tak
  ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis
 merupakan
  perkembangan sejarah masyarakat Islam.
  
   Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
  sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada
 Tipitakanya.
  Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
  Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika
 Kristen
  tak maju-maju, meski kitabnya sama.
  
   Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu
 saya
   bertanya: dimana missing linknya?
  
   Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
  beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
  terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
  awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan
 bahwa
  Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
  sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
  membaca Alquran?
  
   Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada
 ayat
  yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
   Wassalam,
   chodjim
  
  
  
   - Original Message -
   From: Dana Pamilih
   To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Monday, February 05, 2007 6:03 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di
  Indonesia - Racism
  
  
   Bung Chodjim,
  
   Kepemihakan itu adalah wajar dan saya tidak
 mempermasalahkannya . Yg
   saya bahas ialah uji materi thd suatu upaya memfinalkan suatu
 pedoman
   tanpa adanya proses updating yg formal.
  
   Kalau tetap efektif, suatu pedoman tidak mungkin dapat
 difinalkan
   karena harus dapat terus berkembang.
  
   Barangkali ini salah satu dari mandeknya perkembangan Islam
 karena
   finalnya Al-Qur'an, sehingga reference pointnya selalu kembali
 ke 14
   abad yg lalu.
  
   

Re: [wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Ari Condrowahono
1. ada yg kurang/nanggung mbak.

kenapa gak sekalian mengkafirkan semua yg dianggap beda  :D
dan sekalian mengagulkan diri sebagai puncak kebenaran.

2. sekalian mbak, gak usah nanggung nanggung.  paling enak kalau di 
posisi top kok.  posisi sampean kan emang orang lain, apalagi agama 
lain, gak ada benernya sama sekali.  asik asik aja sih :D  apalagi kalau 
diucapkan di jalan jalan pake megaphone.

===
a.
untuk dua hal diatas, sudah saya katakan, bahwa cara pandang umat islam 
thd cara turunnya kitab suci pemeluk agama lain, sangat sempit.  sanat 
terbatas, karena yah, ngerti dan memahami, serta memberikan simpatinya 
cuman sebatas apa yg ada dalam ajaran sendiri.  gak bisa empati, proses 
berbeda yg ada di tempat lain.  padahal kalo mau itung itungan, cara 
turunnya wahyu ke ghulam ahmad kan mirip mirip sama yg turun ke nabi.  
yg turun ke pendeta pendeta kristen, dan banyak agama baru [kayak agama 
lia aminudin atau islam ala jamaah Rufaqa nya imam ashaari at tamimi dan 
gina puspita] banyak yg mirip juga.  dan seperti biasa, gak bakalan ada 
yg diakui. [ya iyalah, seperti biasa problema umat islam gitu lho ...]
===
b. kalo dalam posisi sekarang, udah jelas kitab suci juga gak dirubah 
rubah. trus ngapain juga, ketika ada yg menggugat penafsiran, lalu ada 
sekian banyak yg protes ?  padahal dalam tafsir ibnu katsir, jelas jelas 
banyak pandangan patriarkhis dan melanggar HAM.  contoh paling jelas, 
orang agama selain islam, gak boleh mendirikan tempat ibadah, kehidupan 
beribadah mereka ndak boleh ditampilkan di umum, harus ngumpet ngumpet, 
kehidupan mereka juga dipersulit dengan berbagai cara yg jaman sekarang 
ini gak rasional, mereka dipaksa pula ikut aturan hukum islam, meskipun 
katanya mereka dilindungi, jaman dulu ketika lagi rame merangsek ke 
bizantium, gereja mereka, icon dan patungnya dihancurkan semua [apa 
hubungannya coba agama islam kok ikutan ngurusin agam lain sampai segitu 
rupa detilnya ?  bukannya sama aja denan penjajahan tuh. 

dan inilah corak tafsir yg selalu dipegang oleh orang MMI kayak fauzan 
al anshori dan orang DDII.
===



3. untuk tanggapan nomer 2 dan nomer 3, silakan diucapkan pada kaum 
salafi dan DDII
4. untuk tanggapan nomer 4, silakan diucapkan pada kaum wahabi juga. di 
saudi mereka melarang penghapusan masalah perbudakan dari buku sekolah.
5. untuk tanggapan nomer 5, silakan diucapkan pada teman teman di milis 
insist, yg jebolan istac iium, seperti adian husaini, syamsudin arif, 
hamid fahmi zarkasyi




Lina Dahlan wrote:

 Yang wrong ya tetap wrong!
 1)Kitab suci yang ditambal sulam ya wrong! (karena gak ada Sifat
 Tuhan Yang Maha Penjahit)
 2)Super duper mengkultuskan kitab suci sehingga tidak dipakai sbg
 guidance juga wrong!
 3) Hadist jadi berhala juga wrong!
 4) Mendukung perbudakan juga wrong!
 5) Menganggap islami mengawinkan anak diusia 12 tahun jg wrong!

 apalagi hayooo...

 Gitu aja kok repot!

 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Ari Condrowahono
 [EMAIL PROTECTED] . wrote:
 
  nothing wrong denan kitab suci agama lain yg dianggap tambal
 sulam. yg
  bermasalah justru cara pandang umat islam thd kitab sucinya yg
 sudah
  super duper mengkultuskan. ujungnya kitab bukan lagi sebagai
 guidance.
  tapi sudah menjadi berhala baru. bahkan hadits jadi berhala,
 tafsir
  jadi berhala. naudzubillah min dzalik.
 
  lihat saja contohnya : perbudakan masih ada yg mendukung,
 mengawinkan
  anak di usia 12 tahun juga dianggap islami.
 
 
 
 
 
  Lina Dahlan wrote:
  
   Bisa saja mereka tetap konsisten terhadap agama tapi mereka
   sebenarnya sudah meninggalkan kitab suci. Ini banyak terjadi
 dalam
   umat beragama. Berapa banyak orang Kristen di Barat yang masih
 rajin
   ke Gereja dan membaca Bibelnya. Berapa banyak yang menjadi
 agnostik?
   Apa Gereja di Barat selalu penuh dengan umat? Mereka sudah punya
   kitab suci yang baru yaitu HAM. Mereka meninggalkan Bibel.
  
   Umat Kristen (terdahulu) bukan merekonstruksi tafsir, tapi sudah
   menambah dan menghilangkan ayat, bahkan mengganti. Bagaimana bisa
   merekontruksi tafsir kalau Bibel yang berbahasa Ibrani (Aramaic?)
 nya
   saja sudah tidak ada? Jadi buat mereka sekarang ini, Bibel yang
 ada
   dan beredar kini memang sudah tafsiran semuanya dan kalau mau
   dirubah-rubah lagi ya silakan aja. Namanya jg tafsir.
  
   Baca saja kasus Comma Johanneum (penambahan ayat pada kitab
   Yohannes). Ini sudah diakui oleh ahli alkitab memang sebagai
   penambahan ayat tapi selama tidak merubah keyakinan dan akidah
   Kristen, hal ini diperbolehkan.
   Mbak mau melakukan hal ini pula terhadap AlQur'an?
  
   Buat saya, tafsir boleh banyak namun ayat aslinya tidak boleh
   dirubah biar tetap bisa dijadikan rujukan oleh para ahli tafsir.
  
   Pada jaman Nabi SAW hidup, tentunya Nabi SAW juga tidak pernah
   menafsirkan se mau-maunya beliau. Begitu juga para sahabat dan
   golongan pertama orang yang masuk Islam. Namun AlQur'an
 mengatakan
   merekalah 

Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an

2007-02-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan
seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si
pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal
masuk neraka, kalau tidak Islam ...
ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu
sudah Islam, cuma kurang sholatnya ...

soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang
biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS
yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin
juga).
Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:

 sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan
  masuk islam juga.  kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan
  diclaim udah masuk islam juga tuh.  sambil heran, mereka pakai taqiyah
  ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ...  jgn jgn fidel castro, evo
  morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama
  perjuangan mereka.

  yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk
  islam juga.  ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D


Re: [wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan

2007-02-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Lihat bangsa Arab sepeninggal Nabi ...
bukannya segera menguburkan jenazah Nabi, malah asyik bertengkar
memperebutkan kepemimpinan dan mengunggul-unggulkan suku/kabilahnya
masing-masing
padahal Nabi sudah berpesan tidak ada perbedaan antara golongan Arab
dan non-Arab, yang membedakan hanyalah tingkat keimanan di mata Allah
SWT.
ya, sekarang Arab balik lagi ke tradisi jaman dahulu. bukannya saling
bantu membantu dalam kebaikan, malah sering berpecah belah untuk
urusan yang sepele, dan melupakan kalimat tauhid La illa ha Illallah.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/7/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget, semua
 manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya. Hare gene
 orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku lainnya.
 Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama yang
 diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis karena dia
 merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api
 sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih
 sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis juga, merasa
 diri lebih mulia.

 Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad kegelapan di era
 milenium ini.


Re: [wanita-muslimah] Yvonne Ridley, the feminist

2007-02-07 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
lanjutan,
kutipan yang menarik dari ceramah bu Yvonne hari Minggu lalu:

Baru-baru ini dia menikah lagi dan dia cerita:
... in Islam, women can write their own prenuptial agreement.
When I got married, I wrote my own prenuptial agreement,
I wouldn't say that my husband liked it ..

yang disambut cekikikan dari barisan ibu-ibu,
sementara barisan bapak-bapaknya tampaknya bengong
atau tidak bereaksi ..

salam,
DWS
-mau nulis lebih lengkap, belum sempet euy.

On 2/6/07, Dwi Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote:

   I was a feminist. Now, I am a muslim feminist.
 The difference is that the muslim feminist is much more radical.

 (Yvonne Ridley (http://en.wikipedia.org/wiki/Yvonne_Ridley),
 at Raleigh, Sunday 04 Feb 07).

 Amen to that, Sister.

 salam,
 DWS

 --
 Genderpedia.Org
 Proyek Ensiklopedia Gender Online
  



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Melanggar HAM Nggak Ya

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Ada beberapa segi kehidupan di masyarakat demokratis modern kita telah
menyerahkan mandat kepada suatu lembaga yg disebut pemerintah.  Dalam
hal2 tsb. penilaian, kebijakannya dan keputusannya kita terima karena
mereka telah menerima mandat kita selama dilakukan dalam batas mandat
yg diberikan.  Dalam hal ini kita telah memberikan mandat dalam hal
penangan bencana alam.   Kalau bencana alam banjir, letusan berapi,
gempa bumi masih mau diperdebatkan levelnya ya susah dong.  Kan dapat
kita saksikan sendiri.

Kalau hal2 yg berupa akal sehat masih perlu dicerahi, ya mas Ary saya
jadi prihatin sama sistem pendidikan yg Anda lampaui.  Apakah Anda
lulusan madrasah?

Barangkali perlu juga nih ada matapelajaran HAM dalam kurikulum SMU.
Apakah ini memang akibat sistem ORBA sehingga kita tidak pernah sadar
akan hak kita tetapi tahu betul bahwa kewajiban kita adalah patuh buta
thd kekuasaan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Setyawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Om, tentunya level darurat itu khan relatif ya setiap orang.
 Terus bagaimana kalau satu level banjir sudah merupakan darurat
menurut seseorang tapi menurut orang lain masih aman, gimana tuh?
 Mohon petromaksnya lagi tengan HAM ini...
 
   - Original Message - 
   From: Dana Pamilih 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, February 06, 2007 2:38 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Melanggar HAM Nggak Ya
 
 
   Lho, pak HMNA dan Ary Setiawan gimana logika Anda?
 
   Ini kan situasi darurat sehingga pemerintah berkewajiban menyelamatkan
   jiwa warganegaranya. Evakuasi itu hanya dalam keadaan darurat. Dan
   kalau sudah tidak banjir lagi tentu boleh kembali lagi.
 
   Ketidak inginan dievakuasi itu ada penyebab lain yaitu keamanan harta.
   Bukan cuma harta bergerak, bisa bisa rumahnya ditempati orang kalau
   sudah tidak banjir. Nah ini pelanggaran HAM yg utama: jika
   keselamatan jiwa, keamanan harta dan mantapnya hak kepemilikan tidak
   terjamin oleh hukum.
 
   Semua harus dilihat dalam konteks. Dalam analisa HAM kita tidak bisa
   cuma mengambil ayat secara terpisah kemudian menerapkannya pada
   konteks lain. DUHAM itu sangat logis dan sukar utk digoyahkan karena
   lebih terasa maslahatnya dibanding dengan pendekatan alternatif
lainnya.
 
   Bung Ari Condrowahono,
 
   Memang Anda benar bahwa the pursuit of happiness secara jor-joran itu
   khas Amerika karena tidak semua negara Barat berbasis HAM menganut yg.
   demikian.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
   masarcon@ wrote:
   
1. hak untuk hidup itu adalah salah satu deklarasi awal dari HAM.

2. sementara kalo liat maqoshid syariah, untuk meilindungi
kekayaan, 
justru dari Islam. termasuk mbah Maridjan pendukung maqoshid
syariah, 
soale dia sangat menolerir orang orang yg ndak mau dievakuasi dari 
merapi, kaena sibuk menjaga hartanya.

3. nah kalo pursuit a happiness, ini baru khasnya amerika. 
mencarikebahagiaan, happy happy sampai gila gilaan, adalah khas
   amerika, 
yg justru ndak universal, tapi malah muncul di deklarasi kemerdekaan
   mereka.



H. M. Nur Abdurrahman wrote:

 Itu melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan liberalisme, tetapi
   itu tidak
 melanggar HAM, jika HAM-nya berlandaskan Syari'at Islam,
bahkan itu
 merupakan KAM memaksa orang-orang itu di evakuasi, agar
terhindar dari
 bahaya. Fyi, dalam kamus HAM-liberalisme tidak dikenal istilah
KAM 
 (Kewjiban
 Asasi Manusia).
 HMNA

 - Original Message -
 From: Ari Setyawan arisetyawan@ lge.com
   mailto:arisetyawan%40lge.com
 To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
 mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, February 06, 2007 00:47
 Subject: [wanita-muslimah] Melanggar HAM Nggak Ya

  Kemarin saya nonton liputan banjir di TV.
  Saya lihat banjir sudah naik hampir ke lantai 2 sebuah rumah.
   Terus di
 berita TV tersebut di katakan bahwa warga yang belum mengungsi
   walaupun
 rumahnya dah hampir klelep akan dipaksa di evakuasi.
  Yang jadi pertanyaan saya, itu melanggar HAM nggak ya? Khan
   maksa orang
 untuk pindah sedangkan orang itu nggak mau?
  Mohon para ahli HAM di WM untuk memberi pencerahan kepada saya.
  Terimakasih. ..




[Non-text portions of this message have been removed]
   
 
 
 

 
   __ NOD32 2039 (20070205) Information __
 
   This message was checked by NOD32 antivirus system.
   http://www.eset.com
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Jadwal puasa sunnah tahun 2007

2007-02-07 Terurut Topik santi imarda
ada yang punya info jadwal puasa sunnah untuk tahun 2007 gak, boleh dong 
berbagi.
 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] new topik.... kejadian sebelum kiamat..........

2007-02-07 Terurut Topik Fadhli . Halim
wassalam,
 kiamat memang sudah dekat, dizaman nabi saja dikatakan bahwa bumi ibarat 
nenek tua yg udah uzur dan akan mati
tapi sebelum kiamat tuhan sudah menjelaskan kejadian2 yang terjadi sebelum
kiamat. yaitu:
1. turunnya imam mahdi
 2. turunnya isa
 3. dajjal keluar
 4. TERBUNUHNYA dajjal oleh seorang pemuda arab
 5. matinya orang2 beriman(walau imannya hanya sedikit. (kiamat yg hampir 
dekat)
 6. pemuka agama menjadi orang yg paling jahat dimuka bumi.
 Allah juga menurunkan ciri2 datangnya kiamat yang sudah banyak terjadi 
sekarang, diantaranya:
 1. terpecahnya islam menjadi berbagai golongan
 2. banyaknya terjadi kiamat kecil, seperti kematian dan bencana alam
 3. wanita yg banyak menyerupai lki2 dan sebaliknya.
 4. iman manusia yang sudah mulai menipis.
 
 Ditulisan singkat ini, saya hanya ingin mendiskusikasn masalah ini, jika 
ada tambahan atau salah, atau setidaknya bisa menjadi renungan dan 
menambah keimanan kita pada tuhan.

Atas Tanggapan rekan yang lain, saya ucapkan terima kasih

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Mungkin juga kita bisa tantang para teokrat Islamist yg selalu
mengutip jaman keemasan pemerintahan RasuluLlah agar mengeluarkan
dengan data2 statistik yang relevan yg membuktikan bahwa masyarakat
itu dulu lebih adil, makmur dan tertib dari masyarakat moderen sekarang.

Kalau memang jelas dari segi GDP per kapita, daya saing SDM dan 
produkitivas ekonomi, tingkat kejahatan, tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan fisik dan jiwa, tingkat kebudayaan dan seni, tingkat
kebebasan berekspresi, tingkat kesetaraan gender, tingkat perawatan
masa tua, tingkat perlindungan anak2, dsb dsb itu lebih baik dalam
suatu studi komparasi yg fair berarti memang sudah waktunya kita buang
ini semua konsep nonsense dari demokrasi modern dan kembali ke abad ke
7 saja.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condrowahono
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 1. ttg peradaban brengsek, justrukalau baca freaconomics,
diinformasikan 
 statistik kejahatan secara umum di amerka yg justru turun besar besaran 
 selama dekade terakhir.
 
 2. kalo mau bandingin dekade brengsek tuh waktu jaman chicago dikuasai 
 bandit model al capone.
 
 3. di freaconomics juga dikatakan bahwa turunnya statistik kriminal 
 secara masal adalah karena diperbolehkannya upaya pengguguran kandungan 
 secara legal di tahun 80an.  si ibu yg pro choice ini belakangan justru 
 jadi aktivis prokreasi.  sebelumnya di sini juga sempat di posting 
 tentang teori jendela pecah atau breaking window, well, freakonomics 
 jelas jelas menentang teori ini dengan tohokan telak.
 
 selanjutnya silakan dibaca detailnya freaconomics.
 
 
 
 
 Lina Dahlan wrote:
 
  UP TO DATE?...jadi inget apa yang dikatakan Yvone Ridley di akhir
  tulisannya yang bertanya,sekarang siapa yang CIVILIZED dan siapa
  yang tidak?
 
  Sekarang ini saya tidak melihat ada yang keteteran dalam penafsiran
  AlQur'an terhadap peradaban. Kemungkinan adanya ketidakharmonisan
  antara (tafsir)AlQuran dan peradaban bisa saja terjadi, akhirnya.
  Tinggal milih antara dua. Istilah kasarnya: Tafsir AlQur'annya yang
  mblengsek ato peradabannya yang udah blengsek.
 
  Kembali ke pernyataan Ridley,sekarang siapa yang mblengsek dan
  siapa yang tidak?
 
  Kalo peradabannya mblengsek, apa tafsir harus dipaksa ikut mblengsek
  supaya dapat dikatakan up to date?
 
  Sama seperti di Papua jaman dulu kala yang mempunyai peradaban
  memakai koteka, apa tafsir AlQur'an ttg pakaian harus disesuaikan
  dengan koteka, biar dikatakan up to date buat Papua kala itu?
 
  wassalam,
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Chae
  chairunisa_ mahadewi@ ... wrote:
   Sayangnya sekarang ini banyak yang menjadikan Qur'an sebagai
  sesuatu yang final,statis dan mati. Sehingga Qur'an dalam tafsirnya
  keteteran mengejar kemajuan peradaban bahkan kadang berbenturan
  dengan peradaban dalam bahasa premanya enggak up to date:)
  
  
   --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Achmad Chodjim
chodjim@
   wrote:
   
Mas Dana,
   
Anda ternyata salah sasaran dengan mengedepankan uji materi
   terhadap Kitab Alquran. Bukankah di dalam kitab tersebut ada
   tantangan, yaitu apabila Anda ragu terhadap apa yang diturunkan
  oleh
   Allah kepada Kanjeng Nabi saw, maka Anda diperintah untuk membuat
  satu
   surat tandingan.
   
Jadi, finalisasi Alquran itu bukan rekayasa manusia. Bukankah di
  QS
   13:38-39 disebutkan bahwa seorang Rasul pun tak berhak membuat satu
   ayat pun.
   
Bukan hanya yang final itu Alquran, bahkan setiap pemeluk agama
   menganggap kitab sucinya telah final. Mana ada sih di Barat orang
   Kristen yang tidak memfinalkan Bibel? Bukankah Konsili Necea yang
   diselenggarakan pada 325 M juga merupakan finalisasi Alkitab
  (Bibel)?
   
Konflik interpretasi itu sehat, asal argumentatif. Bukankah
  adanya
   Da Vinci Code juga merupakan konflik interpretasi? Penulisan Hadis
  tak
   ada hubungannya dengan finalisasi Alquran. Penulisan Hadis
  merupakan
   perkembangan sejarah masyarakat Islam.
   
Kemandekan suatu umat tak bisa diukur dengan finalisasi kitab
   sucinya. Lihatlah Jepang yang Buddhanya berpedoman pada
  Tipitakanya.
   Sebaliknya, Birma yang mayoritas Buddis tak maju-maju! Negara Eropa
   Barat maju meski Bibel sudah final, namun negara-negara Afrika
  Kristen
   tak maju-maju, meski kitabnya sama.
   
Dana: Tapi karena akhir2 ini hasilnya malah awut2an maka tentu
  saya
bertanya: dimana missing linknya?
   
Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya
   beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara
   terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran
   awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan
  bahwa
   Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana
   sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah
   membaca Alquran?
   
Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan
  

[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir
manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara abad ke
7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi
selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran.

Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lihat bangsa Arab sepeninggal Nabi ...
 bukannya segera menguburkan jenazah Nabi, malah asyik bertengkar
 memperebutkan kepemimpinan dan mengunggul-unggulkan suku/kabilahnya
 masing-masing
 padahal Nabi sudah berpesan tidak ada perbedaan antara golongan Arab
 dan non-Arab, yang membedakan hanyalah tingkat keimanan di mata Allah
 SWT.
 ya, sekarang Arab balik lagi ke tradisi jaman dahulu. bukannya saling
 bantu membantu dalam kebaikan, malah sering berpecah belah untuk
 urusan yang sepele, dan melupakan kalimat tauhid La illa ha Illallah.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 2/7/07, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget,
semua
  manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya.
Hare gene
  orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku
lainnya.
  Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama
yang
  diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis
karena dia
  merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api
  sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih
  sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis
juga, merasa
  diri lebih mulia.
 
  Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad
kegelapan di era
  milenium ini.





[wanita-muslimah] Re: new topik.... kejadian sebelum kiamat..........

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Penyebab kiamat itu menurut saya ialah akibat berkurangnya sumberdaya
alam utk menopang kehidupan manusia karena pertumbuhan penduduk dan
habisnya sumberdaya alam yg tidak renewable.  Dengan berkurangnya
sumberdaya alam maka oang harus bunuh2an utk merebut dan menguasai
sumber2 tsb.

Bukan cuma minyak bumi spt yg terjadi di Irak tetapi juga akan
merembet ke air bersih dan udara bersih.

Selama kita tetap memperkosa alam dan tidak mengontrol pertumbuhan
penduduk maka kita akan menggelinding ke bawah menuju kiamat.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:

 wassalam,
  kiamat memang sudah dekat, dizaman nabi saja dikatakan bahwa bumi
ibarat 
 nenek tua yg udah uzur dan akan mati
 tapi sebelum kiamat tuhan sudah menjelaskan kejadian2 yang terjadi
sebelum
 kiamat. yaitu:
 1. turunnya imam mahdi
  2. turunnya isa
  3. dajjal keluar
  4. TERBUNUHNYA dajjal oleh seorang pemuda arab
  5. matinya orang2 beriman(walau imannya hanya sedikit. (kiamat yg
hampir 
 dekat)
  6. pemuka agama menjadi orang yg paling jahat dimuka bumi.
  Allah juga menurunkan ciri2 datangnya kiamat yang sudah banyak terjadi 
 sekarang, diantaranya:
  1. terpecahnya islam menjadi berbagai golongan
  2. banyaknya terjadi kiamat kecil, seperti kematian dan bencana alam
  3. wanita yg banyak menyerupai lki2 dan sebaliknya.
  4. iman manusia yang sudah mulai menipis.
  
  Ditulisan singkat ini, saya hanya ingin mendiskusikasn masalah ini,
jika 
 ada tambahan atau salah, atau setidaknya bisa menjadi renungan dan 
 menambah keimanan kita pada tuhan.
 
 Atas Tanggapan rekan yang lain, saya ucapkan terima kasih
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan

2007-02-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
kalau saya melihat kasus ini kok lain ya pak ...
sebenarnya ini permasalahan politis di tingkat keluarga
yang kemudian dibawa-bawa ke pengadilan
sementara pihak pengadilannya sendiri akhirnya menyelesaikan ini
seakan-akan dengan dasar agama, agar ketetapannya kuat dan mutlak
(kalau udah pakai dalil agama kan rasanya sudah paling benar dan tidak
bisa diganggu gugat, pokoknya kalau menentang agama, kafir hukumnya,
masuk neraka, dll).

ya dari dulu memang sudah banyak yang menyalahgunakan agama untuk
kepentingannya sendiri. seperti Imam Ali RA yang menghadapi kaum
Khawarij yang bersemboyan bahwa yang berhak membuat hukum hanya Allah.
Imam Ali RA menanggapi dengan kalimat yang tepat dengan penerapan
yang tidak tepat.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/7/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir
  manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara abad ke
  7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi
  selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran.

  Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama.


Re: [wanita-muslimah] BUDAK (Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?) - Leader

2007-02-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
sip, lah jano-ko kalau demikian ...
jadi, orang muslim sekarang silakan belajar ke barat (negara2 eropa 
amerika yang maju teknologi dan pemikirannya). belajar bikin kota yang
bener, penanggulangan banjir yang bener, sistem transportasi yang
baik, biar Nabi Muhammad juga bisa bangga umatnya pinter2 dan bisa
mewujudkan masyarakat adil makmur, baldatun thoyibatun wa rabbun
ghofur.

sip lah, jano-ko ...
kita sekolahkan para cendekiawan muslim ke negeri2 yang maju, biar
bisa memperbaiki negeri muslim yang amburadul dan banyak korupsinya,
biar bisa jadi negara2 muslim yang maju, gemah ripah loh jinawi, tata
tentrem kerta raharja. kalau islam cemerlang, maka yang ikutan
cemerlang gak cuman orang islam saja, tapi juga seisi alam semesta.
Amin.
kan Islam itu rahmatan lil'alamin. Bukan begitu, Jano-ko?

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/7/07, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas wikan berkata :

sebenarnya ini kan soal cerah-mencerahkan.
  kebudayaan yang awal ada di yunani-romawi. yunani-romawi runtuh
  diwarisi oleh islam, sementara eropa surut ke abad kegelapan. gantian
  eropa yang tercerahkan oleh islam pada masa renaissance, islamnya
  surut. sekarang eropa (dan barat) sedang maju, maukah islamnya
  belajar?



Jano-ko :

Sip, akhirnya yang ditunggu-tunggu jano-ko muncul juga, kita doakan 
 bersama semoga mas wikan nanti menjadi pemimpin dunia Islam.

Memang begitulah tugas dari manusia, saling memberi nasehat dan saling 
 cerah mencerahkan supaya cerah.

Kita berdoa semoga pendapat mas wikan mendekati kebenaran soale menurut 
 jano-ko dikotomi barat dan islam itu hanyalah perbuatan yang sia-sia, Allah 
 SWT adalah pemilik barat dan timur, sehingga sangat tidak sehat kalau seorang 
 insan membuat dikotomi barat dan islam.

Menurut jano-ko pendapat mas wikan ini lebih asyik dari pendapatnya si 
 ulil, semoga ulil bisa mengikuti jalan mas wikan.


Re: [wanita-muslimah] Eksklusivitas was Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-02-07 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
betul chae,
ada sisi inklusivitas dan ada sisi eksklusivitas dari suatu agama
tergantung penganutnya mau melihat yang mana?
masalah terjadi saat masing-masing penganut agama mengangkat tinggi
ekslusivitas agamanya dan menutup mata terhadap inklusivitas
ajarannya.
misal dalam Al Quran sendiri ada larangan untuk mengangkat pimpinan
dari golongan lain selain muslim. dalam implementasinya, bisa jadi isu
yang kuat buat menyingkirkan kandidat pimpinan yang non-muslim
(meskipun dia capable) dan kampanya buat kandidat yang muslim
(meskipun tidak capable).

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 2/7/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebenarnya yang saya pahami bahwa dalam Qur'an sendiri ada penghapusan
  terhadapa Eksklusivitas dengan penegasan bahwa kebenaran dan ridho
  Tuhan itu bukan pada bentuk-bentuk syariat tapi kebih kepada
  penghambaan manusia kepada Tuhanya dan juga fungsi manusia sebagai
  khalifah makanya yang paling tinggi kedudukan manusia dihadapan Allah
  SWT itu yang paling taqwa bukan yang paling beriman.

  Kedua dalam hadis pun demikian penekanan bahwa tidak boleh ada
  eksklusivitas terhadap kebenaran semisal dalam hadis..Nabi menyebut
  bahwa kebenaran/wisdom/kebijaksanaan sebagai barang tercecer (dlâllat)
  yang perlu dipungut setiap Muslim.


[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-07 Terurut Topik Flora Pamungkas
Minimal orang yang menutup aurat itu sudah melaksanakan yang diperintahkan
dalam Al Qur-an untuk menutup aurat.
Juga disertai dengan perilaku yang tidak genit maupun dandanan menor, tidak
menebar wewangian yang berlebihan, bersopan santun, dsb.  Kalau ini sudah
dilaksanakan, selanjutnya serahkan kepada Allah.

Mengenai suara penyiar radio, oleh karenanya Allah memerintahkan agar jangan
merenda-rendahkan suara (maksudnya memerdukan suara, kemanja-manjaan).  Siti
Aisha kalau sedang mengajar, suaranya dibesarkan dan tegas, untuk mencegah
supaya orang yang berpenyakit hati tidak berimajinasi yang enggak2 terhadap
dia.  Saya punya pengalaman, pernah ada telpon yang salah sambung.  Saya
jawab dengan suara yang tegas dan straight forward dalam menanggapi pria di
seberang telpon yang terdengar ngeyel dengan nomor telepon ini.  Eh,
kemudian dia malah merayu.  Saya bilang bahwa ini tadi cuma salah sambung,
tak usah dilanjutkan lagi.  Chao!  (saya jawab begini karena dia minta boleh
menelpon lagi).  Gombal deh pokoknya!

Yah, minimal saya sudah bersuara tegas dan to the point.  Saya tidak
bermaksud menebar pesona dengan suara saya, juga saya tidak memprovokasi.

Jadi kembali ke hal di atas, minimal seseorang sudah melaksanakan perintah
menutup aurat, disertai perilaku yang baik, untuk yang selanjutnya, ya sudah
diluar jangkauannya.  

Wallahualam 

Salam,
Flora
--

Re: [keluarga-sejahtera] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? 
Posted by: L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
Tue Feb 6, 2007 4:42 pm (PST) 

..
-Apakah orang yg menutup auratnya langsung terbebas dari pandangan yg
membuat orang lain tergoda?
Kayaknya enggak.
Aa Gym bisa jatuh cinta dengan seorang yg berjilbab/ yg tertutup rapat :-)
..dst

Seperti penyiar radio itu dengan suaranya yg seksi [ menurut yg mendengar]
bisa dikagumi dan membuat
pendengarnya termehek-mehek.
Jadi siapa yg harus disalahkan; suaranya yg indah kan berkah Gusti Allah.
Apakah si penyiar bermaksud menggoda atau si pendengar menjadi tergoda;
hanya pribadi masing2 yg tahu.
Masa sih si penyiar akan bilang ; halo2 pendengar jangan ya anda tergoda
dengan suara saya
Ke GR-an skali :-)
Begitu juga dengan berpakaian/menutup aurat.
Ia bisa menggoda iman atau membuat orang lain tergoda; wallahualam bissawab.
:-))


Salam 
l.meilany

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Santai saja mba Ning, ngobrol di milis kan bukan pekerjaan utama kita sebagai 
muslimah:) Kerjakan dulu tugas utama kita, kalau masih ada waktu, baru deh 
milisan.

Jika saya bicara tentang kemajemukan, sekarang saya contohkan diri saya sendiri 
dan beberapa sahabat saya. Saya berjilbab karena saya meyakini bahwa itu yang 
harus saya kenakan dan saya merasa nyaman. Tapi sahabat-sahabat saya bukan 
saya, jadi mereka juga punya latar belakang keluarga, pendidikan, pemahaman 
keagamaan, dll yang berbeda dengan saya. Maka saya memaklumi jika tidak 
semuanya di antara mereka itu ada yang berjilbab juga ada yang berbaju biasa 
(tidak seksi) misalnya jika sedang santai memakai jins dan T-shirt dan jika 
sedang di kantor memakai celana panjang atau rok selutut dan blazer dengan 
blouse biasa. Saya tetap sayang dan menghormati mereka dengan berbagai 
kelebihan dan kekurangannya dan tidak mendasarkan persahabatan saya hanya 
karena mereka tidak berjilbab.

Ketika di satu postingan mba Ning menyebut nama Ineke Koesherawati, saya terus 
terang kurang nyaman melihat dia walaupun harus diakui darah indonya membuat 
dia enak dilihat. Di tv saat dia menyuarakan jilbab, dia sinis ke wanita yang 
tidak berjilbab. Padahal menurut kakak saya, dia dulunya bukan hanya tidak 
berjilbab tapi main film porno yang buka tubuh dimana-mana, mulai dari paha 
sampai dada. Beragama itu kan satu proses seumur hidup, tiap orang punya 
kecepatan berbeda dalam memahami agamanya. Buktinya Ineke saja pada umur ke 
berapa pakai jilbab, dia pakai setelah operasi di organ reproduksinya yang 
menyebabkan dia merenung dan mencoba memperbaiki diri, salah satunya dengan 
berjilbab itu. Artinya dia berusaha mengontrol dirinya, tapi kenapa ketika dia 
sudah berjilbab lalu sinis ke wanita yang tidak berjilbab? Dia juga melalui 
proses tertentu untuk sampai berjilbab, kenapa dia berusaha mengontrol orang 
lain? Bukankah beragama itu mengajak orang lain dalam kebaikan dengan CARA yang 
baik pula? Sebagian sahabat saya mungkin belum berjilbab tapi seburuk apapun 
mereka berbaju, baju mereka masih terlihat sopan, jauh dari baju terbuka Ineke 
dan tentu saja sahabat-sahabat yang belum berjilbab itu tidak pernah jadi 
pemain film porno seperti Ineke!

Sampai disini apakah mba Ning bisa memahami yang saya maksud? Mengajak kepada 
kebaikan dengan cara baik OK saja, tapi tidak dengan mengontrol orang lain atau 
memaksa orang lain untuk kenyamanan diri sendiri, misalnya laki-laki yang 
memaksa wanita lain berbaju yang seperti dia inginkan hanya karena dia ingin 
jadi orang yang baik.

salam
Aisha
---
From : Tri Budi Lestyaningsih
Dik Aisha,
Maaf kalau penjelasan atau pernyataan saya tidak jelas, pendek-pendek.
Saya ingin discuss panjang lebar, sebenarnya. Tapi ada keterbatasan
waktu pada saat ini.

Maksud saya mengkaitkan ke hukum yang 5 itu adalah karena apa pun yang
kita perbuat di dunia ini kan semestinya selalu mengambil hukum yang 5
itu sebagai dasar ? Jadi, kita mengontrol diri juga kan tentunya
dasarnya karena memang ada di hukum yang 5 itu, bahwa kita WAJIB godhul
bashor. Kita tidak boleh membuka aurat juga kan asalnya dari hukum yang
5 itu, WAJIB hukumnya menutup aurat. Atau menurut dik Aisha, tidak
demikian ? Soalnya memang ada yang mendasarkan perbuatan dari
manfaat-manfaat saja (azas manfaat), bukan dari hukum yang 5 tersebut.

Jadi, menurut saya, selama yang kita bicarakan adalah perbuatan,
haruslah kita kaitkan dengan hukum yang 5. Kalau yang kita bicarakan
adalah benda, maka kita kaitkan ke hukum yang 2 (Haram or Halal). Kan
gitu ?

Wass,
-Ning
--
From: Aisha
Mba Ning,
Saya yang mengganti judul dengan pertanyaan kontrol diri atau mengontrol
orang lain ini karena tertarik dengan pendapat mba Chae. Saya tidak
mengerti kenapa tiba-tiba mba Ning memasukkan yang 5 dalam Islam untuk
pengambilan keputusan saat kita ngobrol kontrol ini dengan halal haram?

Coba deh kita urai sedikit-sedikit ya, kita memperbincangkan masalah
laki-laki yang ingin terjaga matanya, kalau menurut HAM, dia berhak
untuk mendapat pemandangan yang bersih yang tidak membuat dirinya
terangsang dan tergoda. Di pihak lain, ada juga wanita yang ingin
memamerkan tubuhnya, kalau menurut HAM, dia juga berhak bukan?

Bagaimana solusinya untuk menengahi HAM masing-masing? Sebab kita tahu
juga bahwa ada laki-laki yang mudah terangsang tergoda karena mungkin di
lingkungannya semua tertutup, sementara ada laki-laki yang tidak gampang
terangsang tergoda, atau mungkin juga terangsang tapi bisa mengendalikan
dirinya untuk tidak melakukan perbuatan buruk.
Solusinya bagi yang mudah terangsang tergoda itu lakukan ibadah dengan
benar! Sebab dengan puasa yang benar misalnya dia akan bisa
mengendalikan syahwatnya, tapi ... ada juga jalan pintas yaitu
dengan mengontrol pihak lain, dalam hal ini wanita yang harus dikontrol,
jika laki-laki tidak bisa mengendalikan dirinya memandang yang
merangsang, maka dibuatlah aturan supaya wanita semua ditutup badannya,
maka dunia akan aman tentram, 

[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan

2007-02-07 Terurut Topik Aisha
Hiii ... sadis amat ya, agama Islam itu bukannya egaliter banget, semua
manusia sama di mata Tuhan, yang membedakan hanya ketakwaannya. Hare gene
orang Arab ini malah ngeributin sukunya yang lebih mulia dari suku lainnya.
Jadi ingat alm Cak Nur di tv pernah menjelaskan bahwa dosa pertama yang
diajarkan dalam agama Islam itu adalah dosa yang dilakukan iblis karena dia
merasa sombong, merasa lebih mulia dari Adam sebab dia dibuat dari api
sementara manusia terbuat dari tanah. Orang Arab yang memisahkan kasih
sayang anggota keluarga karena masalah suku itu kan niru iblis juga, merasa
diri lebih mulia.

Betul mas Dwi, yang begini ini memperlihatkan muramnya abad kegelapan di era
milenium ini.

salam
Aisha
--
From: Dwi Soegardi [EMAIL PROTECTED]
Di Saudi Arabia, pasangan suami istri Mansour dan Fatima hidup
berbahagia dengan kedua anak mereka sampai akhirnya Pengadilan
memutuskan menceraikan mereka. Pasalnya? Pihak keluarga Fatima
menuntut mereka bercerai karena mereka beralasan suku mereka lebih
terhormat daripada keluarga Mansour. Dalam Fikih Nikah, dikenal
istilah sekufu sebagai salah satu syarat nikah. Fatima menolak
dikembalikan ke keluarga asalnya dan memilih mendekam di dalam penjara
sudah lebih dari 9 bulan bersama anak laki-lakinya yang berumur 1
tahun. Dia dan suaminya mengkhawatirkan keluarga Fatima akan
memaksanya menikah dengan laki-laki lain. Sementara itu, Mansour
bersama putrinya yang berusia 2 tahunan, hidup bersembunyi dicekam
ketakutan.

Hakim memutuskan mengabulkan tuntutan keluarga Fatima dengan dalih
untuk melindungi pihak istri-istri dari keluarga yang lebih bangsawan
dan menghindarkan kerusakan yang lebih besar. Padahal Mansour dan
Fatima dinikahkan baik-baik oleh ayah Fatima tadinya. Setelah ayahnya
wafat, saudara tiri Fatima mengambil alih kepemimpinan keluarga dan
menggugat pasangan malang ini ke pengadilan. Herannya dalam
keputusannya, Hakim sama sekali tidak mengutip ayat al-Quran,
melainkan hanya fatwa dari dua orang ulama.

Dukungan terhadap Mansour-Fatima mengalir di Saudi, kasus ini diajukan
banding ke pengadilan yang lebih tinggi. Akankah berhasil? Ataukah
sekali lagi kita dipaksa menonton drama dari abad kegelapan? Hari ini
alasannya perbedaan suku, di kemudian hari bisa juga perbedaan standar
hidup, latar belakang pendidikan, atau bahkan sekedar cara salat dan
wudu.

Ada pula yang menunjukkan dukungan dengan membuat petisi online di
http://www.petitiononline.com/FATMAH/petition.html

salam,
DWS
--
Genderpedia.Org
Proyek Ensiklopedia Gender Online
http://www.saudigazette.com.sa/index2.php?option=com_contenttask=viewid=24
761pop=1page=0Itemid=116
Sunday, 04 February 2007
Divorced Couple's Lawyer to Appeal to Royal Court

37-year-old Mansour has aged fast after running from court to court to
get back his wife, who was divorced from him against her will. The
only hope he has is his 2-year-and 9-month-old daughter Noha - The
Saudi Gazette photo by Suzan Zawawi.By Suzan Zawawi

The Saudi Gazette

AL-KHOBAR
THE lawyer representing Mansour Al-Timani and Fatima – the couple who
were divorced against their wish on the grounds that they were not
equal in ancestry line – has appealed to the Royal Court to forward
the case to High Court.
The High Court is the only legal establishment that can overrule the
appeals court if it finds the ruling contrary to the Shariah, said
Abdul Rahman Al-Lahem, the couple's lawyer.

Only cases forwarded by the Royal Court are looked into by the High Court.
The couple was divorced in absentia by Justice Ibrahim Al-Farraj in
the northern city of Al-Jouf after Fatima's brothers began legal
action in 2005, claiming Mansour, Fatima's husband, was not of
sufficiently prestigious tribal stock to marry their half sister.

Al-Lahem took the case to the appeals court and last Sunday the
appeals court endorsed the lower court verdict.

Fatima and Mansour do not recognize the court's verdict and still
consider themselves married. Fatima has been protesting against the
verdict by remaining in Dammam prison and refusing to go back to her
blood family.

Al-Lahem had appealed to the Ministry of Social Affairs last Monday to
look into Fatima's case, but he has not yet received any reply.

I want the ministry to take Fatima out of prison and place her in one
of their social affairs women's shelter, said Al-Lahem. He also
contacted the National Society for Human Rights to help in moving
Fatima out of the prison to a women's shelter.

He, however, has been unable to contact his client in Dammam prison to
discuss the case. Fatima's husband told The Saudi Gazette that he
would prefer his wife to either stay in prison or go to a women's
shelter but not to her blood family. This is for her own safety,
said Mansour.

He is also worried that his in-laws would forcibly marry off his wife
to another man. They divorced us by force so I wouldn't be surprised
if they marry her off by force too, he said.

Mansour is expecting his in-laws to continue with the immoral case
against 

[wanita-muslimah] Undangan Diskusi Tematik Tgl 8 Februari 2007

2007-02-07 Terurut Topik Joko Sulistyo
Jakarta, 5 Februari 2007

Nomor   : 08/CWGI/Eks/Nas/II/07   
Perihal : Undangan sebagai Peserta Diskusi Tematik 
Lamp:-

Kepada Yth.
Rekan-rekan
Di Tempat

Salam Anti Diskriminasi,

Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi konvensi 
CEDAW, melalui UU No. 7/ 1984.
Sebagai
konsekuensinya, negara RI memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan CEDAW di 
Indonesia dan membuat laporan
berkala
tentang pelaksanaan konvensi CEDAW setiap empat tahun kepada Komite CEDAW. 
Pemerintah RI telah mengirimkan
laporan CEDAW
kepada Komite CEDAW untuk periode tahun 1995-2003, dan akan mulai dibahas dalam 
sidang Komite CEDAW pada bulan
Agustus
2007. 

Berdasarkan mekanisme CEDAW, selain laporan CEDAW pemerintah, NGO dimungkinkan 
memiliki akses pada Komite
CEDAW, dengan
mengajukan laporan bayangan (shadow report). Oleh karena itu, beberapa NGO yang 
tergabung dalam CEDAW Working
Group
Initiative (CWGI) bermaksud menyusun laporan bayangan CEDAW untuk memberikan 
gambaran fakta situasi
diskriminasi di
Indonesia kepada Komite CEDAW. 

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, CWGI dengan dukungan dari UNIFEM, 
bermaksud melakukan serangkaian diskusi
tematik
berkaitan dengan isu-isu kritis yang akan dilaporkan dalam laporan bayangan 
CEDAW (Kerangka Acuan terlampir).
Kami
mengundang  rekan-rekan untuk memberikan masukan dalam diskusi tematik  tentang 
fakta-fakta permasalahan
diskriminasi
berkaitan dengan isu “Perdagangan Perempuan dan Hak Bekerja bagi Perempuan”. 
Adapun diskusi akan
diselenggarakan pada :

Hari/ tanggal   : Kamis, 8 Februari 2007
Tempat  : Yayasan Jurnal Perempuan, Jl. Tebet Barat VIII No.27, Jakarta 
  Selatan,
  Telp.8370 2005
Pukul   : 12.00 – 16.00 Wib

Demikian undangan ini kami sampaikan. Kami sangat mengharapkan kehadiran dan 
masukan dari rekan-rekan. Atas
perhatian
dan kerjasamanya yang baik, kami ucapkan terimakasih. 

Salam,
 
Rena Herdiyani
Koordinator CWGI

NB: Untuk Konfirmasi Hub. Joko (YJP) di Telp. 021-83702005/0813-10722304



===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


[wanita-muslimah] Re: Angin Goreng Sutiyoso

2007-02-07 Terurut Topik IrwanK
Quote:
..
Mengapa Sutiyoso tidak secara ksatria mengatakan,
Maaf saudara-saudara, kami telah keliru membuat
kebijakan tata kota, sehingga saudara menanggung
derita dan kerugian tiada terkira?

Jawabnya simpel saja: kalau Sutiyoso jujur seperti itu
dan pasang badan memikul tanggung jawabnya, maka itu
sama saja harakiri. Padahal kabar burung mengatakan
bahwa dia masih berambisi jadi presiden. Bisa wassalam
dia.
..
Sutiyoso rupanya tidak sendirian dalam jualan angin
goreng. Menteri PU Djoko Kirmanto, mengutip Menristek,
juga sami mawon dengan bungkus terkesan ilmiah,
...return period banjir kali ini 30 tahun, Aduh!
Sudah begitu, bulan purnama disalahkan juga. Bulan
purnama menjadi salah satu penyebab.
..
Kini? Gambar-gambar televisi internasional menjadi
karikatur yang menyedihkan: Jakarta seperti kampung
Indian di muara Amazone. Presiden, gubernur seolah
tidak becus mengurus secuil Jakarta. Dan lagi-lagi
kita menengadahkan tangan menerima uluran bantuan.

Salah siapa? Masihkah menyalahkan bulan dan Tuhan
ataukah ini semua akumulasi dari kebobrokan dan
ketidakbecusan pejabat kita?
..

Apa betul Pak Menristek (dikutip Menteri PU) mengucapkan soal return period
banjir? Anywan, siapapun yang mengucapkan itu, sangat menyedihkan..
Bencana koq ada jadwalnya.. Mana ekspresinya.. eh antisipasinya!!! :-(

Jadi, mana yang betul dari 2 opsi di atas (menyalahkan Tuhan dan Alam) atau
akumulasi kebobrokan dan ketidakbecusan pejabat (well, sedikit andil publik
juga sih)? Lantas, solusinya apa donk untuk 2 opsi tersebut? :-)

CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

-- Forwarded message --
From: Pedje [EMAIL PROTECTED]
Date: Feb 7, 2007 6:50 PM
Subject: Angin Goreng Sutiyoso

Kolom
Angin Goreng Sutiyoso
Eddi Santosa - detikcom

Den Haag - Banjir karena siklus lima tahunan? Ah,
Gubernur Sutiyoso sedang jualan angin goreng. Kok
warga Jakarta mau melahapnya begitu saja.

Yang terjadi kali ini adalah banjir siklus lima
tahunan, (Sutiyoso, 4/2/2007).

Warga Jakarta, yang dirugikan harta, benda, kehidupan
sosial dan psikisnya, kok diam saja? Coba periksa
statistik sejarah, apa betul ada siklus lima tahunan
banjir bandang menenggelamkan Jakarta? Sejak kapan?

Menyimak pernyataan Sutiyoso dan tayangan
tangis-derita warga Jakarta di NOS, VRT Belgia dan
CNN, saya langsung meraih pena. Warga Jakarta,
bicaralah dan ambillah sikap. Pernyataan ini kata
ungkapan Belanda: gebakken lucht. Secara harfiah
angin goreng alias omong kosong, atau menurut bahasa
kampungnya Sutiyoso (Semarang): nggedebus.

Mengapa Sutiyoso tidak secara ksatria mengatakan,
Maaf saudara-saudara, kami telah keliru membuat
kebijakan tata kota, sehingga saudara menanggung
derita dan kerugian tiada terkira?

Jawabnya simpel saja: kalau Sutiyoso jujur seperti itu
dan pasang badan memikul tanggung jawabnya, maka itu
sama saja harakiri. Padahal kabar burung mengatakan
bahwa dia masih berambisi jadi presiden. Bisa wassalam
dia.

Tenggelamnya Jakarta itu lebih disebabkan oleh
kombinasi moral hazzard, disintegritas dan
inkompetensi pejabat DKI, dengan penanggungjawab
akhir: gubernur, dari sejak sebelum Sutiyoso. Dan soal
siklus lima tahunan itu Sutiyoso ada benarnya. Setiap
ada pergantian gubernur, pelenyapan daerah hijau dan
resapan air selalu terulang.

Berapa kali sudah Perda tentang Tata Ruang dilanggar,
ribuan hektar daerah hijau dan resapan air dikorbankan
dan disulap menjadi beton-beton penampung air? Jika
dibandingkan dengan masterplan tata ruang warisan
Belanda, yang sudah ratusan tahun berpengalaman
mengatur Jakarta, berapa besar sudah yang diacak-acak?

Adalah lucu menangani kawasan ibukota yang begitu luas
dan letaknya rendah dengan hanya meributkan Banjir
Kanal Timur (BKT), seolah-olah ini satu-satunya
jawaban mengatasi banjir. Simpul masalah utama adalah
ketiadaan daerah resapan karena telah berubah jadi
beton. Sehingga setiap hujan, Jakarta menjadi kolam
beton terbesar di dunia, menenggelamkan semuanya.

Sekiranya daerah resapan mencukupi, air akan cepat
reda, merembes ke tanah. Baru kelebihannya akan
mengalir di atas permukaan tanah, mencari kanal-kanal.
Kanal-kanal itu, kalau dilihat di Belanda, fungsinya
sekunder, sebagai saluran akhir dari luapan curah
hujan. Sudah daerah resapan air tiada, kanal-kanal di
Jakarta tidak dirawat pula. Ya, banjirlah.

Sutiyoso rupanya tidak sendirian dalam jualan angin
goreng. Menteri PU Djoko Kirmanto, mengutip Menristek,
juga sami mawon dengan bungkus terkesan ilmiah,
...return period banjir kali ini 30 tahun, Aduh!
Sudah begitu, bulan purnama disalahkan juga. Bulan
purnama menjadi salah satu penyebab.

Karena bangsa Indonesia adalah bangsa beragama, maka
kalau bulan purnama ikut menjadi penyebab, ya ini
artinya juga kesalahan Tuhan. Enak nian pejabat
Indonesia tinggal menyalahkan alam dan Tuhan. Lalu apa
gunanya akal dan segala sumber daya yang sudah
dikaruniakan? Apa pula gunanya ilmu yang disandang?
Seharusnya semua fenomena alam itu dikenali,
dikendalikan dan ditundukkan, dengan perencanaan dan
pembangunan yang baik.


[wanita-muslimah] Re: cengeng takut air

2007-02-07 Terurut Topik IrwanK
Barangkali agar diskusi berjalan lebih fair dan layak, semua pihak perlu
menahan diri
untuk berkomentar terlebih dahulu dan mencari/mendapatkan info hasil riset
seputar
banjir dan dampaknya agar berhak bersikap secara proporsional..

Bukankah (banyak) berbicara tanpa data/fakta (seperti yang ada dalam riset)
akan
dianggap sebagai omong kosong.. atau 'angin goreng' seperti tulisan dari
situs
detik.com itu? :-p

Lagi-lagi publik awam selaku korban yang disalahkan dan dilecehkan.. :-(
Nasib, nasib.. jadi wong cilik.. Negara merdeka puluhan tahun tapi publik
cuma jadi
'kesetan kaki' para pengambil keputusan negara, doank..

Ada yang menulis buku, orang miskin tidak berhak HIDUP (apalagi bisa
mendapat
pendidikan) YANG LAYAK, di negeri ini.. Padahal UUD 45 (dan yang
diamandemen)
menjamin hak hidup yang layak bagi rakyat Indonesia.. Dan tidak dipenuhinya
hak
hidup yang layak, berarti ada pelanggaran amanat UUD 45..

Quo Vadis, Indonesia? Sabar donk.. Kita tunggu hasil riset dulu, ok.. :-)
CMIIW..

Wassalam,

Irwan.K

On 2/7/07, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Dhe Amir,

 kemarin juga Menteri Ical ngomong bahwa
 Pers terlalu membesar-besarkan masalah banjir,
 sepertinya dunia mau kiamat.
 padahal orang yang kebanjiran ada juga yg senang2 aja,
 malah menikmati main di air...

 warga pendengar 68h  pak menteri itu sama saja,
 karena mungkin bukan orang yang kebanjiran...

 akan sangat berbeda bila ikut kebanjiran  tahu
 betapa tidak enaknya kena air yang bau itusambil
 lapar krn tdk makan dan tanpa penerangan PLN.
 (bukan sekedar takut air)

 waktu ke Porong,
 pak menteri juga cuma menampakkan wajah cemas,
 seolah-olah ikut prihatin atas penderitaan warga korban
 lumpur lapindopadahal,
 tanpa benar-benar ikut kehilangan rumah, pekerjaan 
 masa depan, serta hancurnya apa yg sudah dibangun
 selama ini, bagaimana bisa merasakan 'derita' yang sama?

 percayalah pak dhe, rakyat sudah cukup menderita
 dan kalo Pers tidak 'menyatakan' itu di medianya,
 pasti ada pihak-pihak yang selalu berusaha
 menutup-nutupi tanpa peduli akibatnya..



 Salam,







  *kiagus amir [EMAIL PROTECTED]*
 Sent by: mediacare@yahoogroups.com

 02/06/2007 12:10 PM  Please respond to
 mediacare@yahoogroups.com

   To
 mediacare@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED]  cc

  Subject
 [mediacare] cengeng  takut air






 salam,


 seorang pendengar 68 h berkomentar lebih kurang , Warga ibukota cengeng.
 Baru kena banjir besar teriak-teriak. Sebelum banjir Jakarta, media massa
 memberitakan daerah-daerah luar Jawa pernah banjir misalnya Aceh,
 Kalimantan, Sulawesi (termasuk akibat hutan gundul). Biasa aja, gk cengeng
 kayak Jakarta ini.

 

 Kompas Sabtu, 3 Februari 2007 memuat judul Jakarta Kota Bahari ? Media
 tersebut memberitakan bagaimana keadaan banjir melanda Jakarta. Banyak
 rumah, gedung terendam. Orang seperti berenang di kolam renang. Apalagi
 anak-anak menemukan surganya. Asiik. Derita banjir juga dikupas. Kesedihan
 karena rumahnya tenggelam; jalanan tergenang menghias bagian lain media itu.

 Mengapa banjir menjadi liputan besar media...?

 Dugaan kuat saya pertama, Kita takut air...? Eit, bukankah kita
 mengumandangkan diri bangsa Bahari..


 kgs m amir
 terimakasih



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Tuhan yangTransenden was Pengaruh budaya arab - Thomas Carlyle - Al Qur'an

2007-02-07 Terurut Topik jano ko
Mas Wikan berkata :

Banyak kok kader PKS
 yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin
 juga).



Jano-ko

Masmas...di SD IT puteriku itu juga ada beladiri Thifan Po Khan, saya ingin 
sekali puteri saya ikut beladiri tersebut, mas wikan bisa engga kasih informasi 
tentang Thifan Po Khan tersebut ?, simbok / mamanya puteriku itu mimpi ingin 
sekali puteriku itu nanti kuliah di Jerman, jadi supaya ada bekal beladiri 
gitu

Salam.



Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 pernah Umar bin Al Khathtab menangis setelah menerima kedatangan
 seorang pendeta Nasrani, setelah ditanya beliau menjawab bahwa si
 pendeta Nasrani itu begitu luhur budinya, sayang dia nantinya bakal
 masuk neraka, kalau tidak Islam ...
 ada juga Kyai yang berkomentar tentang Romo Mangun, Romo Mangun itu
 sudah Islam, cuma kurang sholatnya ...
 
 soal shaolin masuk Islam, ada tuh yang bilang Wong Fei Hung (yang
 biasa diperanin sama Jet Lee) juga masuk Islam. Banyak kok kader PKS
 yang ikutan Thifan Po Khan (katanya salah satu aliran kungfu shaolin
 juga).
 Kalau di pesantren, rata-rata sih mengembangkan pencak silat.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 2/7/07, Ari Condrowahono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  sambil nunggu nunggu, kapan yah, mbah marx dan mao zedong diberitakan
   masuk islam juga.  kalau putri diana dan pangeran charles kemarin kan
   diclaim udah masuk islam juga tuh.  sambil heran, mereka pakai taqiyah
   ya, kok ndak ada yg tahu sebelumnya ...  jgn jgn fidel castro, evo
   morales juga sudah masuk islam, makanya ahmadinejad bisa bangga gitu ama
   perjuangan mereka.
 
   yg paling asik sih kalau dalai lama dan para pendekar shaolin udah masuk
   islam juga.  ntar belajar wushu jadi pemandangan umum di pesantren :D
 
 
   

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Saudi: Tidak Sekufu, Dipaksa Bercerai oleh Pengadilan

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
Apapun alasannya,faktanya ada praktek2 dg label agama tetapi yg tidak
lagi sesuai dg tuntutan HAM.  Nah bagaimana kita menyikapiya?

Agama rahmat koq menyengsarakan manusia?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 kalau saya melihat kasus ini kok lain ya pak ...
 sebenarnya ini permasalahan politis di tingkat keluarga
 yang kemudian dibawa-bawa ke pengadilan
 sementara pihak pengadilannya sendiri akhirnya menyelesaikan ini
 seakan-akan dengan dasar agama, agar ketetapannya kuat dan mutlak
 (kalau udah pakai dalil agama kan rasanya sudah paling benar dan tidak
 bisa diganggu gugat, pokoknya kalau menentang agama, kafir hukumnya,
 masuk neraka, dll).
 
 ya dari dulu memang sudah banyak yang menyalahgunakan agama untuk
 kepentingannya sendiri. seperti Imam Ali RA yang menghadapi kaum
 Khawarij yang bersemboyan bahwa yang berhak membuat hukum hanya Allah.
 Imam Ali RA menanggapi dengan kalimat yang tepat dengan penerapan
 yang tidak tepat.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 2/7/07, Dana Pamilih [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Gimana kita enggak garuk2 kepala kebingungan thd niat segelintir
   manusia dan kelompok yg ingin menegakkan kembali sistem negara
abad ke
   7 di jazirah Arab yg mereka yakini adalah terbaik dan tak tertandingi
   selama ini dalam menegakkan keadilan dan kemakmuran.
 
   Ini pasti lagi teler akibat kena candu agama.





[wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain?

2007-02-07 Terurut Topik Dana Pamilih
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Minimal orang yang menutup aurat itu sudah melaksanakan yang
diperintahkan
 dalam Al Qur-an untuk menutup aurat.
 Juga disertai dengan perilaku yang tidak genit maupun dandanan
menor, tidak
 menebar wewangian yang berlebihan, bersopan santun, dsb.  Kalau ini
sudah
 dilaksanakan, selanjutnya serahkan kepada Allah.

DP: Soal genit bukannya kan penilaian Anda. Mau genit atau itu kan hak
masing2.  Mau dandan, mau wangi itu kan juga hak masing2.  Ingat lho
bahwa keinginan dipuja kecantikannya itu fitrah perempuan.  Hasrat
perempuan mempercantik diri itu merupakan sunatuLlah.

 Mengenai suara penyiar radio, oleh karenanya Allah memerintahkan
agar jangan
 merenda-rendahkan suara (maksudnya memerdukan suara,
kemanja-manjaan).  Siti
 Aisha kalau sedang mengajar, suaranya dibesarkan dan tegas, untuk
mencegah
 supaya orang yang berpenyakit hati tidak berimajinasi yang enggak2
terhadap
 dia.  Saya punya pengalaman, pernah ada telpon yang salah sambung.  Saya
 jawab dengan suara yang tegas dan straight forward dalam menanggapi
pria di
 seberang telpon yang terdengar ngeyel dengan nomor telepon ini.  Eh,
 kemudian dia malah merayu.  Saya bilang bahwa ini tadi cuma salah
sambung,
 tak usah dilanjutkan lagi.  Chao!  (saya jawab begini karena dia
minta boleh
 menelpon lagi).  Gombal deh pokoknya!

DP: Sekali lagi soal aurat itu kan relatif dan hanya relevan dg
konteks budaya setempat.  Nah orang Papua yg enggak pakai BH itu apa
kemudian langsung diperkosa oleh sembarang laki2 di sana?  Enggak juga
kan?

 Yah, minimal saya sudah bersuara tegas dan to the point.  Saya tidak
 bermaksud menebar pesona dengan suara saya, juga saya tidak
memprovokasi.
 
 Jadi kembali ke hal di atas, minimal seseorang sudah melaksanakan
perintah
 menutup aurat, disertai perilaku yang baik, untuk yang selanjutnya,
ya sudah
 diluar jangkauannya.  

DP: Yah ketertarikan laki2 thd kecantikan perempuan juga kan
sunatuLlah.  Semua ini ada dalam desain mekanisme berkembang biaknya
manusia.  Yg kita perlu lakukan ialah menyikapi instink alamiah ini
secara manusiawi bukan secara hewani.  Kadang2 terjadi salah langkah
akibat kelemahan manusia tetapi bukan berarti kelemahan manusia itu
menjadi alasan bagi manusia lain utk menyikapinya sbg binatang.

Ini yg penting.  Buanglah pemikiran bahwa surga itu hanya akan
tersedia bagi mereka yg menciptakan neraka di dunia bagi orang yg
tidak sepaham.

 Wallahualam 
 
 Salam,
 Flora
 --
 
 Re: [keluarga-sejahtera] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? 
 Posted by: L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
 Tue Feb 6, 2007 4:42 pm (PST) 
 
 ..
 -Apakah orang yg menutup auratnya langsung terbebas dari pandangan yg
 membuat orang lain tergoda?
 Kayaknya enggak.
 Aa Gym bisa jatuh cinta dengan seorang yg berjilbab/ yg tertutup
rapat :-)
 ..dst
 
 Seperti penyiar radio itu dengan suaranya yg seksi [ menurut yg
mendengar]
 bisa dikagumi dan membuat
 pendengarnya termehek-mehek.
 Jadi siapa yg harus disalahkan; suaranya yg indah kan berkah Gusti
Allah.
 Apakah si penyiar bermaksud menggoda atau si pendengar menjadi tergoda;
 hanya pribadi masing2 yg tahu.
 Masa sih si penyiar akan bilang ; halo2 pendengar jangan ya anda
tergoda
 dengan suara saya
 Ke GR-an skali :-)
 Begitu juga dengan berpakaian/menutup aurat.
 Ia bisa menggoda iman atau membuat orang lain tergoda; wallahualam
bissawab.
 :-))
 
 
 Salam 
 l.meilany
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - menuntut ilmu yg bermanfaat

2007-02-07 Terurut Topik Flora Pamungkas
Pada waktu the Dark Age terjadi di Eropa, di saat yang sama justru terjadi
zaman keemasan kemajuan peradaban di dunia Islam dengan munculnya nama para
pionir ilmu pengetahuan seperti Jabir Ibnu Haiyan, 830 AD di bidang ilmu
Kimia,  Ibnu Khaldun 900 AD, di bidang sejarah, filosofi sejarah, sosiologi,
geografi (beserta Ibnu Batuta), ilmu politik dan pedagogi, Al Idris, Al
Muqdishi pd th 1166 berhasil membuat peta dunia, Al Razi adalah seorang
dokter terkemuka pada 932 AD, lalu Ibnu Sina / Avicenna pd th 1037 AD yang
tersohor di dunia sebagai seorang dokter dan ahli farmasi, Umar Khayyam 
dengan Jilali solar calendar ciptaannya, Hulagu dengan peneropongan bintang
di Mugharah (Persia) yang sangat membantu pelayaran di laut - yg
dimanfaatkan oleh tim ekspedisi dan eksplorasi bangsa Eropa, Al Khawarizmi
menemukan penghitungan aljabar yang kemudian dikembangkan oleh Umar Khayyam,
Al Biruni mengembangkan trigonometri.  Ini adalah masa keemasan peradaban
Islam.  Mengapa?  Karena para ilmuwan muslim itu MELAKSANAKAN dan
MENGAMALKAN ajaran Islam, yaitu TO SEEK BENEFICIAL KNOWLEDGE.

Sejarah yang terjadi berikutnya adalah dunia Islam mulai dibuai oleh
kesenangan dunia , lalu mengabaikan Al Qur'an sehingga kethetheran -
tertinggal dari dunia Barat yang melesat kemajuan ilmunya.  Jadi, seperti
disinggung oleh pak Chojim, dalam QS 25:30: Kaum Muhammad telah meninggalkan
Al Qur'an.  Dengan kata lain, mereka (kita) TIDAK MELAKSANAKAN ajaran di
dalam Al Qur'an (Islam).

Salam,
Flora
_

Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di 
 Indonesia - Racism
Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:

.dst..

  Perlu diketahui bahwa semua negara yang mayoritas penduduknya 
 beragama Islam memang saat ini dalam jajaran negara-negara 
 terbelakang. Hal ini bukan disebabkan cara pembacaan Kitab Alquran 
 awut-awutan. Cobalah simak kembali QS 25:30, bukankah disebutkan 
 bahwa Kaum Nabi Muhammad telah meninggalkan Alquran? Lalu, dari mana 
 sampeyan bisa mengklaim bahwa ratusan juta/milyaran muslim telah 
 membaca Alquran?
  
  Jadi, ketertinggalan kita itu karena kita telah meninggalkan 
 Alquran, bukan karena telah membaca Alquran. Perintah Iqra pada 
 ayat yang pertama kali diturunkan itu tidak dipenuhi oleh Umat Islam.
  
  Wassalam,
  chodjim

[Non-text portions of this message have been removed]