[wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!

2007-06-16 Terurut Topik Dan
He he he 

Saya juga berprinsip yg sama.  NKRI lahir dari perjuangan dan our
founding fathers have decided that NKRI is a secular state.

Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.

Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
republik tercinta ini.

Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 

Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.

Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
prinsip itu.  NKRI telah lahir berdasarkan sejarah.  Semua teokrasi di
dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
 Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir manusia.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...



   - Original Message - 
 From: Bud Brown
 To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
Quinlan ;
 Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
Myers ; Pat
 Cochenour ; Thomas Wheeler
 Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
 Subject: Fwd: Debate in Australia
 
 God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
 corner on this one!! I only wish our politicians had the same courage of
 conviction
 
 Debate in Australia
 This is true and can be checked at
 
 http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
   
 
 Muslims Out of Australia!
   
 CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
law were 
 told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted 
 radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
a group 
 of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
Queen at a 
 special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
Ministers made 
 it clear that extremists would face a crackdown.
 
 Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted
that some
 radical clerics could be asked to leave the country if they did not
accept
 that Australia was a secular state, and its laws were made by
parliament.
 If those are not your values, if you want a country which has
Sharia law or
 a theocratic state, then Australia is not for you, he said on National
 Television.
 
 I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
 governing people in Australia: one the Australian law and another
Islamic
 law that is false. If you can't agree with parliamentary law,
independent
 courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the opportunity
 to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's
a better
 option, Costello said.
 
 Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
 said those with dual citizenship could possibly be asked to move to the
 other country. Education Minister Brendan Nelson later told
reporters that
 Muslims who did not want to accept local values should clear off.
 Basically people who don't want to be Australians, and who don't
want, to
 live by Australian values and understand them, well then, they can
basically
 clear off, he said.
 
 Separately, Howard angered some Australian Muslims on Wednesday by
 saying he supported spy agencies monitoring the nation's mosques.
 Quote: IMMIGRANTS, NOT AUSTRALIANS, MUST ADAPT.
 Take It Or Leave It.
   
 I am tired of this nation worrying about whether we are offending some
 individual or their culture. Since the terrorist attacks on Bali, we
have
 experienced a surge in patriotism by the majority of Australians. 
 
 However, the dust from the attacks had barely settled when the
 'politically correct' crowd began complaining about the possibility
that our
 patriotism was offending others. I am not against immigration, nor do I
 hold a grudge against anyone who is seeking a better life by coming to
 Australia. However, there are a few things that those who have
recently
 come to our country, and apparently some born here, need to understand.
 This idea of Australia being a multi-cultural community has served
only to
 dilute our sovereignty and our national identity. And as Australians, we
 have our own culture, our own society, our own language and our own
 lifestyle.
   
 This culture has been developed over two centuries of struggles,
 trials and victories by millions of men and women who have sought
freedom
 
 We speak mainly ENGLISH, not Spanish, Lebanese, Arabic, Chinese,
 Japanese, Russian, or any other language. Therefore, if you wish to
become
 part of our society .. Learn the language!
   
 Most Australians believe in God. This is not some Christian, right
 wing, political push, 

Re: [wanita-muslimah] Re: Ngusir dengan sopan ...! ;-]

2007-06-16 Terurut Topik Donnie

Pak Dana, pan ada yang bilang nih atau kasih saran nihh.. kalau tidak  
nyaman berdiskusi disini  lebih baik tidak berdiskusi disini...

ini kan sama dengan yang anda bilang.. kalau nggak nyaman dengan  
indonesia yang seculare state ya pindah aja ke negara yang sepaham..

jadi menurut anda ngusir tidak??  :D

Donnie

===
On Jun 16, 2007, at 5:57 AM, Dan wrote:

 Lho jadi enggak ada yg diusir? Wah maaf kalau begitu.

 Rupanya urusan usir mengusir sudah menjadi debat kusir ...:)

 He he ... Mungkin saya kurang menyimak ...

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   Juga bagi mereka yg berniat mengusir-usir orang, maaf ya apa  
 hak Anda?
   Kita harus membiasakan diri berbeda pendapat dg damai.
 
  Siapa yang ngusir-ngusir? pertanyaan gampang yang tidak
 dijawab-jawab
 
  Bung Dana, apa hak Anda ikutan menuduh orang mengusir-ngusir?
  tuduhan yang gampang diulang-ulang
 
 
 
  On 6/15/07, Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Bung Satriyo
  
   Maaf saya baru baca ini. Menurut saya setiap orang boleh bebas
   berpendapat. Kalau pendapatnya jelek ya jelek, kalau bagus ya  
 bagus.
   Yg jelek kita abaikan yg bagus kita simak.
  
   Aturan main di milis ini kan jelas, saya tidak melihat Anda  
 melanggar
   aturan itu.
  
   Teruskanlah tulisan2 Anda sebab kita semua juga senang bacanya  
 karena
   setiap orang pasti membawa pandangan yg unik. Ini menyegarkan.
  
   Juga bagi mereka yg berniat mengusir-usir orang, maaf ya apa  
 hak Anda?
   Kita harus membiasakan diri berbeda pendapat dg damai.
  
   Wassalam,
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
   
Buat member milis WM yang mengusir saya dan mengaku tidak
 mengusir atau
tidak mengaku sama sekali mengusir, sejatinya menunjukkan betapa
semangat keterbukaan, pluralitas (bukan pluralisme), egaliter,
 ilmiah,
objektif dll dsb dst ini memang fatamorgana, setidaknya lips
 service ...
   
Sabarlah ... saya kan tunggu di-ban dengan alasan yang jelas,
 terbuka,
ilmiah dan objektif dengan landasan pluralitas dan  
 egalitarianisme.
   
Lucu juga ya, saya dituduh ini itu, oleh orang2 yang itu2  
 juga. ada
yang memang sering dan spt nya sudah natural dan instinktif buat
berbuat itu sambil menunjuk orang lain melakukan hal yang ia
 lakukan,
ada juga yang tidak sesering itu tapi langsung 'ngusir' ...
 hehehe. ada
yang tiba-tiba muncul lagi menanggapi saya beberapa hari
 belakangan dan
kembali menunjukkan watak aslinya. yah ... yang begini sih
 memang bibit
penyakit hati, saya segan menanggapinya.
   
Saya tetap spt yang saya nyatakan sebelumnya, hanya akan  
 menanggapi
yang memang tidak oot, yang fokus pada pokok bahasan, dan jelas
 apakah
memang yang bersangkutan itu, misalnya, perempuan, ketika  
 saya minta
member perempuan yang menanggapi, atau ketika member tertentu
 yang saya
ajak diskusi. bukannya tidak boleh urun rembuk, tapi tetap  
 saja hak
saya sesuai kepada siapa suatu diskusi saya tujukan, kan?
   
Saya ga usah sebut nama pasti arsip mutakhir/updated dari  
 posting
beberapa waktu terakhir jelas menunjukkan itu. Ntah ya kalo  
 spt di
situs JIL yang tiba-tiba ada arsip yang hilang atau raib
 sebagian isi
kontennya. hehehe ...
   
Rupanya permintaan maaf saja tidak cukup, lebih dari sekali pun.
   
Dan yang susah adalah mental sok benar sendiri dengan menuduh  
 orang
lain yang sok benar sendiri. saya ingat persis orang yang
 memulai sikap
ini ... sampai sekarang! halahhh ... cappee deehhh
   
Coba yuk kita lihat statistik siapa member yang paling sering
menunjukkan sikap negatif pada saya, lalu bandingkan statistik
 saya ke
orang-orang tersebut ... tapi ah sudahlah, tidak baik mangais  
 aib
saudara sendiri.
   
Kalo mau dari awal menisbatkan ini milis anti syariat, anti
 islamisasi,
anti tafsir ulama, pro pemikiran orientalis yang diasong oleh
 JIL baik
dari kalangan JIL atau yang merupakan bagian dari gerakan pro
hermenutik, ya jelaskan dari awal.
   
Atau minta dari awal agar yang jadi member harus tahu bahwa
 milis ini
anti syariat, anti islamisasi, anti tafsir ulama, pro pemikiran
orientalis yang diasong oleh JIL baik dari kalangan JIL atau  
 yang
merupakan bagian dari gerakan pro hermenutik, jadi boleh tidak
 setuju
asal tidak menyerang atau menjelek-jelekkan atau menyalah- 
 nyalahkan
member milis ini yang anti syariat, anti islamisasi, anti tafsir
 ulama,
pro pemikiran orientalis yang diasong oleh JIL baik dari
 kalangan JIL
atau yang merupakan bagian dari gerakan pro hermenutik,  
 karena akan
menimbulkan rasa tidak nyaman atau kejengkelan dsb.
   
Fair kan?
   
Gtu aja ko repot.
   
satriyo
   
  
  
  
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun
 masyarakat.
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  

[wanita-muslimah] [INFO] Breastfeeding Seminar

2007-06-16 Terurut Topik Irarosa Ardhi
Treemoms didukung oleh AIMI ( Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia ) menyelenggarakan
   
  BREASTFEEDING SEMINAR
   
  dengan pembicara dr. Utami Roesli SpA, MBA, CIMI, IBCLC
   
  Sabtu, 23 Juni 2007
  09.30-13.00
  Rumah Polim
  Jl. Panglima Polim III No. 145
  Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
   
  HTM : Rp. 125.000 /pax
Rp. 225.000 untuk pasangan suami istri
termasuk Makan Siang, Seminar Kit  Goodie Bag
   
  Untuk informasi lebih lanjut  pendaftaran hubungi:
  Ira  08551001508
  Lisa   08121094064


Irarosa Ardhi Boediono
  http://irarosa.multiply.com/

   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Suicide Attacks'

2007-06-16 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Para netters, pernah nonton film Samson and Delilah?. Cerita dalam film ini 
ditimba dari Bible, bhg Perjanjian Lama. Samson mengorbankan dirinya bersama 
semua musuhnya penyembah berhala dalam sebuah kuil besar.
Silakan dibaca Suicide Attacks'  di bawah.
Wassalam,
HMNA
##


Suicide Attacks' 

Cleveland Jewish News
By MARILYN H. KARFELD, Senior Staff Reporter
 
http://www.clevelandjewishnews.com/articles/2007/06/08/news/local/islam0608.txt


In the wake of Sept. 11, Robert Pape, a professor in international security 
affairs at The University of Chicago, speculated on TV news shows on the causes 
of suicide terrorism. 

Like everyone else, I jumped to the conclusion that it was radical Islam, he 
says. I even bought a Koran to see what's wrong with Islam. 
After searching for data on suicide terrorism and finding that the government 
did not begin to track such attacks until 2000, Pape began to collect his own 
information. He compiled data on 462 suicide bombings from 1980 to 2004 and 
later updated his findings to 2006. His book Dying to Win: The Strategic Logic 
of Suicide Terrorism was published in 2005.

Contrary to his initial impression, Pape discovered that half of the 462 
suicide attacks were by people who were secular or even anti-religious. The 
world leaders in suicide bombings were members of the Tamil Tigers of Sri 
Lanka, a Marxist and Hindu group.

Over 30% of Muslim suicide bombers were not Islamic fundamentalists, Pape 
learned. For instance, some belonged to an anti-religious extremist Marxist 
group in Turkey, the Kurdish Workers Party or PKK. 

Over 95% of all suicide attacks are not religious, Pape says. Rather, they 
counter-terrorism task force of the Cleveland field office of the Federal 
Bureau of Investigation.

In the Jewish state, Pape says, 75% of suicide bombings are in Israel proper, 
directed against targets such as bus stops and pizzerias. Suicide terrorists 
avoid what he calls hard targets, such as railroad stations and even shopping 
malls, which are too well defended. 

At settler outposts in the West Bank, Pape says terrorists will attack and run 
away so they can do it again and again before getting shot. Inside Israel 
proper, they know it's highly likely the best way to achieve killing is through 
suicide attacks.

If suicide bombers were motivated solely to become martyrs and go to heaven, 
they would stand in front of Israeli tanks. No, he insists. The motivation 
is to kill the largest number of people. It's not about how to die.

Suicide bombers are typically walk-in volunteers from blue-collar and 
middle-class backgrounds with no experience in killing. Of the 462 he studied, 
232 were Arabs. They are not being brainwashed in madrassas, he says. They are 
already perfectly willing to die. They are then taught the mechanics of how to 
commit suicide bombings.

Only 10% are poor. These are not individuals who have nothing to lose, Pape 
says. They would have led productive lives. 

They are also highly educated, with 54% having some college education, compared 
with 12% in the surrounding society.

The common denominator driving suicide attacks in the Jewish state is anger 
at the Israeli occupation, says Pape. Deep anger is the critical circumstance. 
When you mix it with personal motives of revenge and social prestige, you 
trigger the suicide terrorist.

When Israel withdrew from Gaza and allowed Hamas to win a parliamentary 
election, the second intifada came to a halt, he maintains.

In his 2003 article in American Political Science Review that profiled suicide 
bombers, Pape advised Israel on how to stop the second intifada.   

Israel should unilaterally withdraw from Gaza and areas of the West Bank and 
build a security fence, he suggested. Israel did about 70% of what I said. I 
would have moved the fence to the Green Line. Suicide attacks since summer 2004 
are down 90%.

Hamas is still an Islamic fundamentalist organization, he points out. If 
religion motivated suicide attacks in Israel, they would be continuing.

The Defense Department has been funding Pape's studies, and he has spoken in 
Washington to the CIA, Department of Homeland Security, the National Security 
Agency, the FBI and members of Congress. Before the 3rd Infantry Division was 
sent to Iraq as part of President Bush's surge of 21,500 combat troops, Pape 
addressed about 150 of its officers.

The recent surge of American troops in Iraq will make a bad situation worse, 
Pape says. If we remove our troops, there will be a substantial decline in the 
number of suicide terrorist attacks.

Lebanon exemplifies his conclusions, Pape claims. Hezbollah was born in July 
1982, created by the Israeli occupation of southern Lebanon.

When Israel finally withdrew from southern Lebanon in 2000, Hezbollah did not 
follow Israeli soldiers to Tel Aviv, Pape notes. The suicide attacks stopped 
completely. To this day, there's not been another suicide 

Re: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Tanya:Penghinaan thdp MuhammadIslam,,,,,,- bingunnn

2007-06-16 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
Tidak ada penghinaan/cercaan terhadap RasuluLlah SAW dalam proses Perjanijan 
Hudaibiyah. Suhail yang utusan kafir Quraisy dalam proses perumusan 
Perjanjian Hudaibiyah menghendaki Muhammad RasuluLlah diganti dengan 
Muhammad ibn 'AbdulLah, alasan Suhail, justru karena Muhammad memaklumkan 
dirinya nabi, maka terjadi perang di antara kedua pihak. Yang dikemukakan 
dalam alasan Suhail itu bukan penghinaan ataupun cercaan, melainkan itu 
adalah kenyataan. Silakan baca Seri 096 yang saya reposting di bawah.
HMNA
***

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
096. Taktik dan Strategi dalam Perjanjian Hudaybiyah

Pada zaman Jepang seorang serdadu Jepang membentak nakhoda perahu sambil 
meludahi kedua telapak tangannya: Bagero, kunapa purahu kusituka?. Tentera 
Jepang kalau membentak dengan bagero disertai dengan meludahi telapak tangan 
itu berarti siap-siap untuk menempeleng. Ia marah besar kepada nakhoda 
perahu, oleh karena tujuan perahu menyimpang sekitar 45 derajat ke kiri dari 
arah pulau yang akan dituju, p.Jampea. Melihat gelagat tentera Jepang yang 
menyandang samurai itu, nakhoda perahu dengan tenang menatap mata heitai 
Jepang itu dengan sinar mata yang tajam dengan pandangan berisi, yang 
mengandung pengaruh sirap. Hasilnya, Jepang itu tertunduk, sikapnya melemah, 
butir-butir keringat menyembul di keningnya. Dahulu para nakhoda perahu 
bukan hanya terampil melayarkan bahtera saja, melainkan harus pula menguasai 
ilmu pandangan berisi sebagai salah satu persyaratan untuk menjadi 
nakhoda. Tuan, kita menggergaji, kita mendapat angin sakal, bukan angin 
buritan, nakhoda itu menjelaskan. Sungguhpun serdadu Jepang itu kurang 
begitu mengerti penjelasan sang nakhoda, ia mangguk-mangguk saja, maklumlah 
hatinya sudah kecut oleh sinar mata sang nakhoda. Apa sesungguhnya yang 
terjadi ialah perahu itu harus menempuh lintasan seperti mata gergaji, zig 
zag, oleh karena angin tidak bertiup dari belakang perahu. Itu biasa dalam 
dunia pelayaran, yang belum difahami oleh serdadu Jepang itu.

Yang berikut ini bukan kejadian masa silam melainkan cerita yang sering 
terjadi di zaman modern ini. Seorang remaja berpapasan dengan temannya dalam 
arah berlawanan. Yang satu memberikan isyarat kepada yang lain, suatu 
isyarat yang cukup difahami oleh remaja lainnya, ada sweeping. Remaja yang 
diberi isyarat membelokkan kendaraannya menyimpang 90 derajat dari arah 
semula
memasuki jalan kecil.

Kejadian pada musim gugur 1973, saya naik trein dari Den Haag (tempat saya 
bermukim selama di negeri Belanda) ke Amsterdam. Dalam trein di depan tempat 
duduk saya duduk seorang nyonya. Hampir bersamaan menyapa, nyonya itu 
sekejap lebih dahulu: Waar gaat U heen? [tuan mau kemana]. Naar Brussel, 
mevrouw [ke Brussel, nyonya], sahut saya. Nyonya itu agak tertegun, 
kemudian berkata lagi: Maar mijnheer, U bent in de verkeerde richting. Deze 
trein komt van Brussel [Tetapi tuan, tuan berada dalam arah yang salah, 
trein ini dari Brussel]. Nee mevrouw ik ben niet in de verkeerde richting. 
Ik moet naar Schiphol gaan, en daarna ga ik met twinotter naar Brussel 
vliegen [Tidak nyonya, saya tidak dalam arah yang salah, karena saya mesti 
ke Schiphol dahulu dan dari sana saya akan terbang dengan twinotter ke 
Brussel], jawab saya. Apa sesungguhnya yang terjadi, saya dalam perjalanan 
pulang ke tanah air. Pada hari keberangkatan yang saya rencanakan sudah 
kehabisan tiket GIA di Schiphol (lapangan terbang di Amsterdam). Ada 
kengganan yang tiba-tiba datang begitu saja dalam hati saya untuk terbang ke 
tanah air naik KLM (Koninkelijke Luchtvaart Maatshappij = GIA-nya Belanda). 
Menurut petunjuk dari brosur saya dapat menunggu GIA dari London di Brussel 
(ibu kota Belgia). Ternyata seat masih tersedia di Bussel keesokan harinya, 
maka saya belilah tiket untuk itu. Keesokan harinya pada hari keberangkatan 
itu saya naik trein dari Den Haag ke Amsterdam seperti yang saya ceritakan 
di atas itu. Kengganan saya untuk naik KLM itu didorong oleh firasat yang 
membawa hikmah. Saya baca di koran Jakarta setibanya di tanah air, justru 
KLM, yang nyaris saya tumpangi hari itu di Schiphol, dibajak.

Apa yang terjadi dalam ketiga cerita di atas itu, nakhoda, remaja dan saya 
sendiri itu, kalau diterjemahkan ke dalam ilmu manajemen adalah perencanaan 
taktis yang tujuannya menyimpang dari perencanaan strategis. Dalam hal 
nakhoda itu, arah perencanaan taktis menyimpang 45 derajat dari arah 
perencanaan strategis, berlayar ke p.Jampea. Adapun halnya dengan remaja 
kita itu yang menuju ke selatan kota dalam melaksanakan rencana 
strategisnya, arah perencanaan taktis menyimpang 90 derajat dari arah yang 
stategis. Sedangkan yang terjadi pada diri saya perencaan taktis ke 
Schiphol, menyimpang 180 derajat dari arah perencanaan strategis ke Brusel.

***

Dalam perundingan Hudaybiyah yang menghasilkan Perjanjian 

Re: [wanita-muslimah] Adakah mereka ini juga teroris?

2007-06-16 Terurut Topik L.Meilany
Nimbrung :
Kalo Presiden Bush ke Irak itu demi minyak, niat menjajah dan kemudian ada 
perang.
Sebuah negara tidak bisa begitu saja diserang oleh negara luar kalo di dalam 
negerinya
aman tentram rukun dan damai dan tentunya kuat.
Di Irak pertentangan antara Syiah dan Sunni sangatlah mengerikan dan melemahkan 
rasa kebangsaan. 
Genosida terhadap suku Kurdi menimbulkan kebencian, kekejaman Saddam Hussein 
terhadap lawan politiknya, 
percobaan menyerang Kuwait adalah dosa Saddam yg harus ditanggung seluruh 
bangsa Irak hingga beberapa 
orang Irak begitu semangat minta tolong kepada Amrik untuk membebaskan 
negerinya dari tiran Saddam. 
Kalo mau lihat di Bogor sana banyak orang Iran yg melarikan diri dari negerinya 
yg tak aman semasa pemerintahan Saddam. Mereka minta suaka.

Pak Imam Samudra cs, menyerang dan membunuh begitu saja orang2 sipil tidak 
dalam suasana perang.
Pak Imam demi egonya menimbulkan rasa takut bukan saja terhadap orang2 yg jadi 
musuhnya [ baca : non islam] 
tapi juga pada notabene orang Islam, bahkan rakyat jelata.
Mustinya kalo mau ngebom pada koruptor mungkin tidak dianggap teroris :-)

Salam
l.meilany  
  - Original Message - 
  From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, June 11, 2007 1:28 PM
  Subject: RE: [wanita-muslimah] Adakah mereka ini juga teroris?



  Jadi Imam Samudra itu sekejam Bush ya ? Kalau dari pandangan saya, kalau
  toh memang benar dia yang melakukan pengeboman itu, dia tidak selevel
  Bush. Ya.. mungkin paling-paling selevel satu orang tentaranya Bush yang
  dia kirim ke Iraq . Kok rasanya, rasa keadilan saya terusik kalau
  kita menggelari Bush dan Imam Samudra gelar yang sama 

  Wass,
  -Ning

  

  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Wikan Danar
  Sunindyo
  Sent: Monday, June 11, 2007 12:18 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Adakah mereka ini juga teroris?

  Tentang penyebutan GW Bush sebagai teroris banyak kok ...
  silakan saja digoogling misal pake keyword bush terrorist saya dapet

  http://www.nogw.com/ http://www.nogw.com/ bahwa tragedi 911 adalah
  rekayasa pemerintah GW Bush
  http://www.internationalterrorist.com/
  http://www.internationalterrorist.com/ menyebutkan bahwa GW Bush
  adalah teroris
  http://www.commondreams.org/headlines05/0224-04.htm
  http://www.commondreams.org/headlines05/0224-04.htm berita tentang
  demo di jerman yang menyebut GW Bush sebagai teroris no 1

  silakan dilanjutkan listnya.
  Kita juga tidak perlu menyangkal, kalau misalnya orang kayak Imam
  Samudera disebut teroris dan memang tindakannya memang terbukti
  melakukan terorisme kita harus bersedia menyebut itu sebagai
  terorisme. Kalau Imam Samudera dituduh teroris bukan berarti Islam
  dituduh teroris. Apakah Islam identik dengan Imam Samudera, kan nggak?
  Begitu juga kalau GW Bush disebut teroris, bukan berarti orang Kristen
  teroris, karena GW Bush tidak identik dengan Kristen.

  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com http://wikan.multiply.com 

  On 6/11/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED]
  mailto:ninghdw%40chevron.com  wrote:
  
  
  
  
  
  
   Mas Wikan :
   Menurut saya, kita juga harus bertindak adil. Saat misalnya kita
   menggelari GW Bush sebagai teroris karena tindakannya, kita juga harus
   siap untuk menggelari seorang muslim yang melakukan tindakan seperti
   GW Bush, sebagai teroris.
  
   Ning:
   Faktanya bagaimana mas ? Mana opini yang lebih kuat/santer saat ini ?
   Opini yang menggelari Bush sebagai teroris ? atau opini untuk
   mensejajarkan terorisme dengan Islam ? Kalau opini itu tidak sama
   timbangannya, tentu reaksi kita adalah menyeimbangkan, demi
  keadilan.
   Ya kan ?
   Saya rasa, opini pensejajaran terorisme dengan Islam jauh lebih santer
   daripada opini terorisme-nya Bush. Jadi, menurut saya, wajar saja bila
   banyak saudara-saudara kita yang berusaha untuk menyeimbangkan opini
   tersebut. Dan bila kaum muslim tidak menggelari muslim yang - katakan
  -
   berkelakuan seperti Bush, mungkin merasa tidak perlu lagi, karena
  sudah
   terlalu banyak yang meneriaki-nya teroris, bahkan untuk kadar yang
  jauh
   lebih kecil dari kelakuan Bush. Bukankah begitu ?

  [Non-text portions of this message have been removed]



   

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Sabda Sri Sultan HB X

2007-06-16 Terurut Topik radityo djadjoeri
15/06/07 23:43
  Sultan HB X: Manusia Berhati Rusak Akan Kehilangan Jati Diri  

  
  Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan 
Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan bahwa manusia yang memiliki hati rusak akan 
kehilangan martabat dan jati dirinya.

Mereka akan menjadi budak nafsu yang cenderung melakukan apa saja yang 
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan,  katanya pada Mujahadah Akbar 
Peringatan 260 Tahun Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, di Bangsal Pancaniti, 
Jumat malam.


   
   
   
   
   
  Menurut dia, manusia seperti itu akan merampas hak orang lain, menindas, 
membunuh, memprovokasi, menghalalkan segala cara untuk mewujudkan kehendaknya, 
bahkan menjadi manusia yang menebar penyakit dan bencana bagi umat manusia.

Oleh karena itu, bagi seorang mukmin yang sadar bahwa perjalanan dunia hanyalah 
perantauan sesaat akan selalu melakukan mujahadah untuk membersihkan jiwa, dan 
menghiasi keheningan malam dengan tahajud untuk mengisi kalbu dengan istighfar.

Sultan HB X mengatakan, itulah percikan hikmah yang dapat dipetik dari 
Mujahadah Akbar tersebut untuk membimbing manusia agar di tengah hidup yang 
makin sulit dan bersifat bendawi dalam tatanan pergaulan yang kian beringas 
lebih memperbanyak tahajud dan istighfar.

Jika semua itu kita lakukan, saya percaya akan menumbuhkan kedamaian jiwa, 
sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW bahwa barangsiapa memperbanyak istighfar 
niscaya Allah SWT akan memberikan ketenangan batin, melepaskan dari segala 
kesempitan, dan memberi rezeki secara tidak terduga, kata Sultan, yang juga 
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mujahadah Akbar yang dipimpin KH Misbahul Munir itu diikuti ribuan orang dari 
berbagai kota di Jawa dan Madura, termasuk sejumlah kyai, yang memadati Bangsal 
Pancaniti dan Keben Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sebelum Mujahadah Akbar, sejumlah kyai diterima Sultan HB X di Gedhong Jene 
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sejumlah kyai itu, antara lain KH Sahal 
Mahfud dari Pati, KH Mustofa Bisri (Rembang), KH Dimyati Rois (Kendal), KH 
Syaroni Ahmad (Kudus), KH Idris (Kediri), KH Agus Ali (Sidoarjo), dan Zawawi 
Imron (Sumen)
   
  sumber: www.antara.co.id
   
   

   
-
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!

2007-06-16 Terurut Topik Sunny
Bukan NKRI tetapi RI yang diperjuangkan! NKRI adalah ciptaan baru untuk 
menutupi kekucarkacirnya mengurus negara dan korupsi yang membuat umat miskin 
melarat.  


- Original Message - 
  From: Dan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, June 16, 2007 8:52 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!


  He he he 

  Saya juga berprinsip yg sama. NKRI lahir dari perjuangan dan our
  founding fathers have decided that NKRI is a secular state.

  Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
  pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.

  Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
  landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
  republik tercinta ini.

  Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 

  Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
  politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
  karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.

  Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
  prinsip itu. NKRI telah lahir berdasarkan sejarah. Semua teokrasi di
  dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
  Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
  Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir manusia.

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...
   
   
   
   - Original Message - 
   From: Bud Brown
   To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
  Quinlan ;
   Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
  Myers ; Pat
   Cochenour ; Thomas Wheeler
   Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
   Subject: Fwd: Debate in Australia
   
   God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
   corner on this one!! I only wish our politicians had the same courage of
   conviction
   
   Debate in Australia
   This is true and can be checked at
   
   http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
   
   
   Muslims Out of Australia!
   
   CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
  law were 
   told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted 
   radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
  a group 
   of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
  Queen at a 
   special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
  Ministers made 
   it clear that extremists would face a crackdown.
   
   Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted
  that some
   radical clerics could be asked to leave the country if they did not
  accept
   that Australia was a secular state, and its laws were made by
  parliament.
   If those are not your values, if you want a country which has
  Sharia law or
   a theocratic state, then Australia is not for you, he said on National
   Television.
   
   I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
   governing people in Australia: one the Australian law and another
  Islamic
   law that is false. If you can't agree with parliamentary law,
  independent
   courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the opportunity
   to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's
  a better
   option, Costello said.
   
   Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
   said those with dual citizenship could possibly be asked to move to the
   other country. Education Minister Brendan Nelson later told
  reporters that
   Muslims who did not want to accept local values should clear off.
   Basically people who don't want to be Australians, and who don't
  want, to
   live by Australian values and understand them, well then, they can
  basically
   clear off, he said.
   
   Separately, Howard angered some Australian Muslims on Wednesday by
   saying he supported spy agencies monitoring the nation's mosques.
   Quote: IMMIGRANTS, NOT AUSTRALIANS, MUST ADAPT.
   Take It Or Leave It.
   
   I am tired of this nation worrying about whether we are offending some
   individual or their culture. Since the terrorist attacks on Bali, we
  have
   experienced a surge in patriotism by the majority of Australians. 
   
   However, the dust from the attacks had barely settled when the
   'politically correct' crowd began complaining about the possibility
  that our
   patriotism was offending others. I am not against immigration, nor do I
   hold a grudge against anyone who is seeking a better life by coming to
   Australia. However, there are a few things that those who have
  recently
   come to our country, and apparently some born here, need to understand.
   This idea of Australia being a multi-cultural community has served
  only to
   dilute our sovereignty and our 

Re: [wanita-muslimah] Muslim out of Australia! - ratifikasi

2007-06-16 Terurut Topik jano ko
Bung Radit :

Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama. ..



Janiki :

Bicara atas nama  Equality before the law .

Kalau WNI ( Warga Negara Internasional ) bisa menyuruh kita untuk meratifikasi 
HAM ( Hak Asasi Manusia ), kenapa kita tidak boleh menyuruh parlemen WNI untuk 
menerima Hukum islam ?
Coba dech bung Radit menjawabnyadan merenungkannya

Bangsa Aborigin itu pakai hukum apa ?, adat Istiadat mereka diakui tidak oleh 
HAM ?, jawab juga dong.
Penduduk Asli Austalia itu siapa ?

Bung Radit sudah pernah berkenalan dengan Fundamental Right belum ?, salah 
satunya adalah Right to religious belief. 
Teka - teki nich, tolong sebutkan 11 biji Fundamental Right yang lain.

:)

Sore .

--oo0oo--



radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...



   - Original Message - 
 From: Bud Brown
 To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry Quinlan ;
 Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri Myers ; Pat
 Cochenour ; Thomas Wheeler
 Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
 Subject: Fwd: Debate in Australia
 
 God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
 corner on this one!! I only wish our politicians had the same courage of
 conviction
 
 Debate in Australia
 This is true and can be checked at
 
 http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
   
 
 Muslims Out of Australia!
   
 CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia law were 
 told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted 
 radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after a group 
 of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her Queen at a 
 special meeting with Prime Minister John Howard, he and his Ministers made 
 it clear that extremists would face a crackdown.
 
 Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted that some
 radical clerics could be asked to leave the country if they did not accept
 that Australia was a secular state, and its laws were made by parliament.
 If those are not your values, if you want a country which has Sharia law or
 a theocratic state, then Australia is not for you, he said on National
 Television.
 
 I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
 governing people in Australia: one the Australian law and another Islamic
 law that is false. If you can't agree with parliamentary law, independent
 courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the opportunity
 to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's a better
 option, Costello said.
 
 Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
 said those with dual citizenship could possibly be asked to move to the
 other country. Education Minister Brendan Nelson later told reporters that
 Muslims who did not want to accept local values should clear off.
 Basically people who don't want to be Australians, and who don't want, to
 live by Australian values and understand them, well then, they can basically
 clear off, he said.
 
 Separately, Howard angered some Australian Muslims on Wednesday by
 saying he supported spy agencies monitoring the nation's mosques.
 Quote: IMMIGRANTS, NOT AUSTRALIANS, MUST ADAPT.
 Take It Or Leave It.
   
 I am tired of this nation worrying about whether we are offending some
 individual or their culture. Since the terrorist attacks on Bali, we have
 experienced a surge in patriotism by the majority of Australians. 
 
 However, the dust from the attacks had barely settled when the
 'politically correct' crowd began complaining about the possibility that our
 patriotism was offending others. I am not against immigration, nor do I
 hold a grudge against anyone who is seeking a better life by coming to
 Australia. However, there are a few things that those who have recently
 come to our country, and apparently some born here, need to understand.
 This idea of Australia being a multi-cultural community has served only to
 dilute our sovereignty and our national identity. And as Australians, we
 have our own culture, our own society, our own language and our own
 lifestyle.
   
 This culture has been developed over two centuries of struggles,
 trials and victories by millions of men and women who have sought freedom
 
 We speak mainly ENGLISH, not Spanish, Lebanese, Arabic, Chinese,
 Japanese, Russian, or any other language. Therefore, if you wish to become
 part of our society .. Learn the language!
   
 Most Australians believe in God. This is not some Christian, right
 wing, political push, but a fact, because Christian men and women, on
 Christian principles, founded this nation, and this is clearly documented.
 It is certainly appropriate to display it on the walls of our schools. If
 God 

Re: [wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia! - PCS

2007-06-16 Terurut Topik jano ko
 Mas Dana :

Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
 pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.


Janiki :

NKRI is a secular state ?, yang bener aja mas, sumber dari segala sumber hukum 
kita adalah Pancasila bung.

Janiki pingin tahu definisi secular itu bigimana ?, yang anda maksud itu  
Secularity atau Secularism atau yang bagaimana ?

Yang kedua nich, coba dong tunjukkan pasalnya di HAM yang menjadi dasar mas 
Dana untuk menyuruh orang lain pindah ...

Ditunggu pencerahannya.

Sore

--oo0oo--


Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:  He he he 
 
 Saya juga berprinsip yg sama.  NKRI lahir dari perjuangan dan our
 founding fathers have decided that NKRI is a secular state.
 
 Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
 pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.
 
 Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
 landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
 republik tercinta ini.
 
 Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 
 
 Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
 politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
 karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.
 
 Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
 prinsip itu.  NKRI telah lahir berdasarkan sejarah.  Semua teokrasi di
 dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
  Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
 Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir manusia.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...
 
 
 
- Original Message - 
  From: Bud Brown
  To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
 Quinlan ;
  Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
 Myers ; Pat
  Cochenour ; Thomas Wheeler
  Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
  Subject: Fwd: Debate in Australia
  
  God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
  corner on this one!! I only wish our politicians had the same courage of
  conviction
  
  Debate in Australia
  This is true and can be checked at
  
  http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp

  
  Muslims Out of Australia!

  CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
 law were 
  told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted 
  radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
 a group 
  of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
 Queen at a 
  special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
 Ministers made 
  it clear that extremists would face a crackdown.
  
  Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted
 that some
  radical clerics could be asked to leave the country if they did not
 accept
  that Australia was a secular state, and its laws were made by
 parliament.
  If those are not your values, if you want a country which has
 Sharia law or
  a theocratic state, then Australia is not for you, he said on National
  Television.
  
  I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
  governing people in Australia: one the Australian law and another
 Islamic
  law that is false. If you can't agree with parliamentary law,
 independent
  courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the opportunity
  to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's
 a better
  option, Costello said.
  
  Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
  said those with dual citizenship could possibly be asked to move to the
  other country. Education Minister Brendan Nelson later told
 reporters that
  Muslims who did not want to accept local values should clear off.
  Basically people who don't want to be Australians, and who don't
 want, to
  live by Australian values and understand them, well then, they can
 basically
  clear off, he said.
  
  Separately, Howard angered some Australian Muslims on Wednesday by
  saying he supported spy agencies monitoring the nation's mosques.
  Quote: IMMIGRANTS, NOT AUSTRALIANS, MUST ADAPT.
  Take It Or Leave It.

  I am tired of this nation worrying about whether we are offending some
  individual or their culture. Since the terrorist attacks on Bali, we
 have
  experienced a surge in patriotism by the majority of Australians. 
  
  However, the dust from the attacks had barely settled when the
  'politically correct' crowd began complaining about the possibility
 that our
  patriotism was offending others. I am not against immigration, nor do I
  hold a grudge against anyone who is seeking a better life by coming to
  Australia. 

[wanita-muslimah] Kritik Kebijakan soal Haji

2007-06-16 Terurut Topik Sunny
RIAU POS


  Kritik Kebijakan soal Haji 

   
  15 Juni 2007 Pukul 10:44
 
  Labbaik Allahumma Labbai.
  Doa ini adalah bahagian dari panggilan haji. Walaupun pelaksanaan ibadah 
haji sekali setahun, namun kalimat ini sangat akrab di telinga kaum muslimin 
dan muslimat. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke-5 yang didambakan oleh 
setiap umat Muslim. Tidak ada seorang muslim pun yang tidak berkeinginan untuk 
menunaikan ibadah haji. Adapun syarat-syarat wajib haji adalah Islam, berakal, 
balig (umur 15 tahun atau dengan tanda-tanda lain) dan mampu. 

  Apabila seorang Muslim telah memenuhi syarat-syarat di atas kepadanya 
sudah diwajibkan haji artinya berdosalah seorang Muslim yang sudah memenuhi 
syarat wajib haji sementara dia tidak melaksanakan haji. Islam berarti seorang 
manusia yang telah bersumpah dengan ucapan dua kalimah syahadat sudah wajib 
haji, berakal, balig artinya orang Islam yang sudah balig atau berusia 15 tahun 
ke atas atau sudah terlihat tanda-tanda khusus sudah wajib haji, mampu/kuasa 
artinya secara finansial, aman, sehat dan lain-lain sudah wajib haji. Kewajiban 
haji tidak boleh ditunda-tunda.

  Sesungguhnya umat Muslim di Indonesia pada umumnya sudah menyadari 
perkara haji ini, ditambah lagi keadaan finansial yang sangat mendukung 
sehingga umat Islam berlomba-lomba untuk melaksanakan haji, itulah sebahagian 
dari sakralnya haji tersebut. Bahkan saking tebalnya keinginan untuk berhaji 
ada sebagian yang rela menjual tanah dan rumah mereka dan ada pula yang telah 
menabung bertahun-tahun. Keinginan yang besar tersebut dapat pula dilihat 
ketika melepas keberangkatan calon jamaah haji. Ada yang menangis ada pula yang 
merinding bahkan tidak jarang ada yang pingsan agar bias melepas sanak 
saudaranya yang akan melaksanakan ibadah haji.

  Seiring dengan kesadaran iman dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat 
dari segi finansial tersebut menyebabkan setiap tahun calon jamaah haji di 
Indonesia pada umumnya dan Riau khususnya terus membengkak, akan tetapi karena 
keterbatasan daya tampung ternyata mengakibatkan tidak semua calon jamaah haji 
dapat menunaikan ibadah haji.

  Berdasarkan informasi yang penulis baca di media massa bahwa kuota haji 
untuk Indonesia setiap tahunnya kurang lebih 205.000 orang, dan untuk Riau 
berkisar antara 5.000-6.000 orang sementara yang akan melaksanakan haji setiap 
tahunnya melebihi angka tersebut bahkan mencapai dua kali lipat sebagai contoh 
untuk tahun 2008 kuota yang tersisa lebih kurang 2.000 orang. Oleh karena itu 
bagi kaum muslimin dan muslimat yang berkeinginan pergi berhaji bersegeralah 
mengambil porsi haji dengan cara membayar porsekot biaya perjalanan haji pada 
bank yang ditunjuk pemerintah.

  Adalah langkah bijak pemerintah kita atau Departemen Agama RI merumuskan 
aturan bagi calon jamaah haji kita seperti pembatasan usia yaitu 17 tahun ke 
atas dan calon jamaah haji yang sudah haji. Jadi prioritas kedua sekalipun 
mereka termasuk dalam kuota yang bisa berangkat. Peraturan ini kita yakini 
keluar karena banyaknya calon jamaah haji. Buktinya 4 tahun yang lalu tidak ada 
peraturan tersebut, karena jumlah calon jamaah haji belum begitu banyak bahkan 
waktu ini bagi jamaah calon haji yang ingin berangkat langsung bayar BPIH ke 
bank dan langsung dapat berangkat. Jika dulu orang tidak banyak pergi berhaji 
mungkin karena keadaan keuangan yang belum cukup, tetapi saat ini lain lagi 
bahkan uang yang cukup pun belum menjamin dapat pergi berhaji artinya pada saat 
ini melaksanakan ibadah haji antara harap dan cemas. Harap untuk dapat 
melaksanakan ibadah haji tetapi cemas tidak dapat pergi karena ada peraturan 
apalagi peraturan tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam.

  Namun demikian peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh pemerintah 
tersebut seolah-olah melenceng dari syariat Islam bahkan melenceng dari hak 
azazi manusia. Mengapa tidak, peraturan yang dibuat dengan penetapan usia 17 
tahun ke atas rasanya kurang tepat, karena syariat Islam mengatakan bahwa 
syarat wajib haji adalah usia 15 tahun keatas atau sudah melihatkan tanda-tanda 
khusus yang disebut dengan balig, datang bulan bagi wanita dan bermimpi bagi 
laki-laki.

  Haji adalah even keagamaan khususnya Islam bila dibuat peraturan karena 
keterbatasan kuota haji, buatlah peraturan yang sesuai dengan syariat Islam. 
Penulis tidak tahu pasti apa latar belakang penetapan usia 17 tahun ke atas 
tersebut, mudah-mudahan penetapan tersebut melalui pertimbangan yang bijaksana, 
arif dan adil jika tidak, janganlah kita mau masuk golongan orang-orang yang 
zalim. Tetapi yang terasa agak aneh pada saat ini, mengapa jemaah calon haji 
yang berangkat dengan ONH Plus dan ongkosnya dua kali lipat dibanding dengan 
ONH biasa mereka dapat berangkat walaupun masih anak-anak dan sudah 
berkali-kali naik haji. Bagi ONH Plus yang penting asal bisa bayar ONH dan 
sehat bisa berangkat melaksanakan haji. Padahal kuota hajinya sama 

Re: [wanita-muslimah] Suicide Attacks'

2007-06-16 Terurut Topik jano ko
Ada berita :

Unlike Vietnam, where America simply pulled out its troops with minimal 
repercussions, immediate withdrawal is not possible in Iraq, he believes. In 
Vietnam, the U.S. had no real interests. But leaving Iraq abruptly would damage 
U.S. interest in Persian Gulf oil and hurt the world's economy.

---




Jani ki :

Saya justru mempunyai pandangan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bersama 
bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, Islam harus menjadi berkah bagi 
Amerika, jadi seandainya timur tengah tidak diganggu maka secara tidak langsung 
umat Islam seluruh dunia akan berperan memajukan negara Amerika, negara Amerika 
akan betul-betul menjadi negara Besar seandainya merangkul Islam, 6 - 10 juta 
umat Islam di Amerika merupakan aset yang tidak bisa dianggap remeh, mereka 
telah menyumbangkan tenaga dan pemikirannya kepada negara Amerika.

Saya kira umat Islam di Timur Tengah tidak akan mungkin melakukan tindakan yang 
merusak negara Amerika karena hal tersebut sama saja menyengsarakan saudaranya 
( umat Islam ) yang ada di Amerika dan itu sama saja melanggar larangan Tuhan.

Demikian kira-kira pandangan saya, ada yang menanggapi ?, monggo silahkan.

Salam

--oo0oo--


H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Para netters, pernah nonton film Samson and Delilah?. Cerita dalam film 
ini ditimba dari Bible, bhg Perjanjian Lama. Samson mengorbankan dirinya 
bersama semua musuhnya penyembah berhala dalam sebuah kuil besar.
 Silakan dibaca Suicide Attacks'  di bawah.
 Wassalam,
 HMNA
 ##
 
 Suicide Attacks' 
 
 Cleveland Jewish News
 By MARILYN H. KARFELD, Senior Staff Reporter
  
 http://www.clevelandjewishnews.com/articles/2007/06/08/news/local/islam0608.txt
 
 In the wake of Sept. 11, Robert Pape, a professor in international security 
affairs at The University of Chicago, speculated on TV news shows on the causes 
of suicide terrorism. 
 
 Like everyone else, I jumped to the conclusion that it was radical Islam, he 
says. I even bought a Koran to see what's wrong with Islam. 
 After searching for data on suicide terrorism and finding that the government 
did not begin to track such attacks until 2000, Pape began to collect his own 
information. He compiled data on 462 suicide bombings from 1980 to 2004 and 
later updated his findings to 2006. His book Dying to Win: The Strategic Logic 
of Suicide Terrorism was published in 2005.
 
 Contrary to his initial impression, Pape discovered that half of the 462 
suicide attacks were by people who were secular or even anti-religious. The 
world leaders in suicide bombings were members of the Tamil Tigers of Sri 
Lanka, a Marxist and Hindu group.
 
 Over 30% of Muslim suicide bombers were not Islamic fundamentalists, Pape 
learned. For instance, some belonged to an anti-religious extremist Marxist 
group in Turkey, the Kurdish Workers Party or PKK. 
 
 Over 95% of all suicide attacks are not religious, Pape says. Rather, they 
counter-terrorism task force of the Cleveland field office of the Federal 
Bureau of Investigation.
 
 In the Jewish state, Pape says, 75% of suicide bombings are in Israel proper, 
directed against targets such as bus stops and pizzerias. Suicide terrorists 
avoid what he calls hard targets, such as railroad stations and even shopping 
malls, which are too well defended. 
 
 At settler outposts in the West Bank, Pape says terrorists will attack and run 
away so they can do it again and again before getting shot. Inside Israel 
proper, they know it's highly likely the best way to achieve killing is through 
suicide attacks.
 
 If suicide bombers were motivated solely to become martyrs and go to heaven, 
they would stand in front of Israeli tanks. No, he insists. The motivation 
is to kill the largest number of people. It's not about how to die.
 
 Suicide bombers are typically walk-in volunteers from blue-collar and 
middle-class backgrounds with no experience in killing. Of the 462 he studied, 
232 were Arabs. They are not being brainwashed in madrassas, he says. They are 
already perfectly willing to die. They are then taught the mechanics of how to 
commit suicide bombings.
 
 Only 10% are poor. These are not individuals who have nothing to lose, Pape 
says. They would have led productive lives. 
 
 They are also highly educated, with 54% having some college education, 
compared with 12% in the surrounding society.
 
 The common denominator driving suicide attacks in the Jewish state is anger 
at the Israeli occupation, says Pape. Deep anger is the critical circumstance. 
When you mix it with personal motives of revenge and social prestige, you 
trigger the suicide terrorist.
 
 When Israel withdrew from Gaza and allowed Hamas to win a parliamentary 
election, the second intifada came to a halt, he maintains.
 
 In his 2003 article in American Political 

[wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!

2007-06-16 Terurut Topik Dan
Dalam masa perjuangan kemerdekaan ada debat yg sangat seru antara
konsep federalisme yg dipimpin oleh Bung Hatta dan konsep negara
kesatuan yg dijagoi oleh Bung Karno. Akhirnya karena elokuensinya Bung
Karno maka negara kesatuan yg menjadi idenya UUD 45.  Saya sendiri
sebenarnya pendukung federalisme. Dengan adanya OTDA maka sebenarnya
sedang terjadi federalisasi NKRI.  Yah biar bagaimanapun juga
semrawutnya itu OTDA tetap negara kita.

Implikasi dari negara dg konstitusi ini artinya kita adalah suatu
nation-state yg sekuler dimana hukum negara lebih tinggi dari hukum
agama dan adat.  Itu saja konsekuensi yg mau tidak mau harus kita
terima sebagai WNI.  Kalau ada yg merasa bahwa hukum agama ada diatas
hukum negara, monggo wae silahkan pindah ke negara lain yg lebih
cocok.  Tapi jangan mengancam orang yg menjalankan dg patuh hukum
negara karena tidak sesuai dg hukum agama yg secara arbitrer
ditafsirkan sendiri2.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bukan NKRI tetapi RI yang diperjuangkan! NKRI adalah ciptaan baru
untuk menutupi kekucarkacirnya mengurus negara dan korupsi yang
membuat umat miskin melarat.  
 
 
 - Original Message - 
   From: Dan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Saturday, June 16, 2007 8:52 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!
 
 
   He he he 
 
   Saya juga berprinsip yg sama. NKRI lahir dari perjuangan dan our
   founding fathers have decided that NKRI is a secular state.
 
   Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
   pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.
 
   Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
   landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
   republik tercinta ini.
 
   Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 
 
   Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
   politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
   karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.
 
   Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
   prinsip itu. NKRI telah lahir berdasarkan sejarah. Semua teokrasi di
   dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
   Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
   Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir
manusia.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
   radityo_dj@ wrote:
   
Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...



- Original Message - 
From: Bud Brown
To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
   Quinlan ;
Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
   Myers ; Pat
Cochenour ; Thomas Wheeler
Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
Subject: Fwd: Debate in Australia

God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN
their
corner on this one!! I only wish our politicians had the same
courage of
conviction

Debate in Australia
This is true and can be checked at

http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp


Muslims Out of Australia!

CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
   law were 
told on Wednesday to get out of Australia, as the government
targeted 
radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
   a group 
of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
   Queen at a 
special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
   Ministers made 
it clear that extremists would face a crackdown.

Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted
   that some
radical clerics could be asked to leave the country if they did not
   accept
that Australia was a secular state, and its laws were made by
   parliament.
If those are not your values, if you want a country which has
   Sharia law or
a theocratic state, then Australia is not for you, he said on
National
Television.

I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
governing people in Australia: one the Australian law and another
   Islamic
law that is false. If you can't agree with parliamentary law,
   independent
courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the
opportunity
to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's
   a better
option, Costello said.

Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
said those with dual citizenship could possibly be asked to move
to the
other country. Education Minister Brendan Nelson later told
   reporters that
Muslims who did not want to accept local values should clear off.
Basically people who don't want to be Australians, and who don't
   want, to
live by Australian values 

[wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia! - PCS

2007-06-16 Terurut Topik Dan
Dik Janiki

Rupanya Anda salah mengartikan sumber hukum.  Sumber hukum kita itu
adalah kesepakatan di MPR. Pancasila itu bisa jadi sumber inspirasi
tapi bukan sumber hukum.  Sumber hukum dalam artian kewenangan
tertinggi dalam membentuk hukum.

Sekularisme bagi saya ialah dipisahkannya negara dari agama.  Artinya
kita bukan negara agama.  Buktinya bahwa yg membentuk UU itu adalah
DPR bukan pemuka agama yg merasa mewakili Tuhan di dunia.

Dasar HAMnya ialah bagi mereka yg mengganggu HAM orang lain maka orang
yb mengganggu itu harus diproses secara hukum dimana salah satu bentuk
hukumannya ialah saya usulkan diusir dari negara tercinta.  Kalau
tidak ada yg mau menampung maka kalau perlu dibuang kelaut aja. ... He
he he ...  Jadi jelas aturan mainnya, diadili dulu dan kalau terbukti
salah dihukum.

Memiliki HAM tidak berarti memiliki hak utk melanggar HAM orang lain.
 Kewajiban kita dalam HAM ialah menghargai HAM orang lain.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Mas Dana :
 
 Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
  pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.


 
 Janiki :
 
 NKRI is a secular state ?, yang bener aja mas, sumber dari segala
sumber hukum kita adalah Pancasila bung.
 
 Janiki pingin tahu definisi secular itu bigimana ?, yang anda maksud
itu  Secularity atau Secularism atau yang bagaimana ?
 
 Yang kedua nich, coba dong tunjukkan pasalnya di HAM yang menjadi
dasar mas Dana untuk menyuruh orang lain pindah ...
 
 Ditunggu pencerahannya.
 
 Sore
 
 --oo0oo--
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:  He he
he 
  
  Saya juga berprinsip yg sama.  NKRI lahir dari perjuangan dan our
  founding fathers have decided that NKRI is a secular state.
  
  Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
  pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.
  
  Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
  landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
  republik tercinta ini.
  
  Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 
  
  Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
  politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
  karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.
  
  Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
  prinsip itu.  NKRI telah lahir berdasarkan sejarah.  Semua teokrasi di
  dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
   Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
  Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir
manusia.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
  radityo_dj@ wrote:
  
   Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...
  
  
  
 - Original Message - 
   From: Bud Brown
   To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
  Quinlan ;
   Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
  Myers ; Pat
   Cochenour ; Thomas Wheeler
   Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
   Subject: Fwd: Debate in Australia
   
   God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
   corner on this one!! I only wish our politicians had the same
courage of
   conviction
   
   Debate in Australia
   This is true and can be checked at
   
   http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
 
   
   Muslims Out of Australia!
 
   CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
  law were 
   told on Wednesday to get out of Australia, as the government
targeted 
   radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
  a group 
   of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
  Queen at a 
   special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
  Ministers made 
   it clear that extremists would face a crackdown.
   
   Treasurer Peter Costello, seen as heir apparent to Howard, hinted
  that some
   radical clerics could be asked to leave the country if they did not
  accept
   that Australia was a secular state, and its laws were made by
  parliament.
   If those are not your values, if you want a country which has
  Sharia law or
   a theocratic state, then Australia is not for you, he said on
National
   Television.
   
   I'd be saying to clerics who are teaching that there are two laws
   governing people in Australia: one the Australian law and another
  Islamic
   law that is false. If you can't agree with parliamentary law,
  independent
   courts, democracy, and would prefer Sharia law and have the
opportunity
   to go to another country, which practices it, perhaps, then, that's
  a better
   option, Costello said.
   
   Asked whether he meant radical clerics would be forced to leave, he
   said those with dual citizenship 

[wanita-muslimah] Re: Ngusir dengan sopan ...! ;-]

2007-06-16 Terurut Topik Dan
Bedanya kalau masih dalam wacana sih bebas bebas aja berdiskusi.  Tapi
mereka yg ingin mengubah landasan negara dg aksi2 politik yg riil dan
tindakan2 itu membuat sebagian rakyat terancam sudah melakukan
tindakan yg melanggar hukum.

Tentu perlu diadili dulu dan saya usulkan salah satu bentuk hukumannya
adalah diusir dari NKRI.  Tapi ini tentu bagi mereka yg sudah ekstrem
tindakan2nya sehingga patut diadili.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Pak Dana, pan ada yang bilang nih atau kasih saran nihh.. kalau tidak  
 nyaman berdiskusi disini  lebih baik tidak berdiskusi disini...
 
 ini kan sama dengan yang anda bilang.. kalau nggak nyaman dengan  
 indonesia yang seculare state ya pindah aja ke negara yang sepaham..
 
 jadi menurut anda ngusir tidak??  :D
 
 Donnie
 
 ===
 On Jun 16, 2007, at 5:57 AM, Dan wrote:
 
  Lho jadi enggak ada yg diusir? Wah maaf kalau begitu.
 
  Rupanya urusan usir mengusir sudah menjadi debat kusir ...:)
 
  He he ... Mungkin saya kurang menyimak ...
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi
  soegardi@ wrote:
  
Juga bagi mereka yg berniat mengusir-usir orang, maaf ya apa  
  hak Anda?
Kita harus membiasakan diri berbeda pendapat dg damai.
  
   Siapa yang ngusir-ngusir? pertanyaan gampang yang tidak
  dijawab-jawab
  
   Bung Dana, apa hak Anda ikutan menuduh orang mengusir-ngusir?
   tuduhan yang gampang diulang-ulang
  
  
  
   On 6/15/07, Dan dana.pamilih@ wrote:
Bung Satriyo
   
Maaf saya baru baca ini. Menurut saya setiap orang boleh bebas
berpendapat. Kalau pendapatnya jelek ya jelek, kalau bagus ya  
  bagus.
Yg jelek kita abaikan yg bagus kita simak.
   
Aturan main di milis ini kan jelas, saya tidak melihat Anda  
  melanggar
aturan itu.
   
Teruskanlah tulisan2 Anda sebab kita semua juga senang bacanya  
  karena
setiap orang pasti membawa pandangan yg unik. Ini menyegarkan.
   
Juga bagi mereka yg berniat mengusir-usir orang, maaf ya apa  
  hak Anda?
Kita harus membiasakan diri berbeda pendapat dg damai.
   
Wassalam,
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:

 Buat member milis WM yang mengusir saya dan mengaku tidak
  mengusir atau
 tidak mengaku sama sekali mengusir, sejatinya menunjukkan betapa
 semangat keterbukaan, pluralitas (bukan pluralisme), egaliter,
  ilmiah,
 objektif dll dsb dst ini memang fatamorgana, setidaknya lips
  service ...

 Sabarlah ... saya kan tunggu di-ban dengan alasan yang jelas,
  terbuka,
 ilmiah dan objektif dengan landasan pluralitas dan  
  egalitarianisme.

 Lucu juga ya, saya dituduh ini itu, oleh orang2 yang itu2  
  juga. ada
 yang memang sering dan spt nya sudah natural dan instinktif buat
 berbuat itu sambil menunjuk orang lain melakukan hal yang ia
  lakukan,
 ada juga yang tidak sesering itu tapi langsung 'ngusir' ...
  hehehe. ada
 yang tiba-tiba muncul lagi menanggapi saya beberapa hari
  belakangan dan
 kembali menunjukkan watak aslinya. yah ... yang begini sih
  memang bibit
 penyakit hati, saya segan menanggapinya.

 Saya tetap spt yang saya nyatakan sebelumnya, hanya akan  
  menanggapi
 yang memang tidak oot, yang fokus pada pokok bahasan, dan jelas
  apakah
 memang yang bersangkutan itu, misalnya, perempuan, ketika  
  saya minta
 member perempuan yang menanggapi, atau ketika member tertentu
  yang saya
 ajak diskusi. bukannya tidak boleh urun rembuk, tapi tetap  
  saja hak
 saya sesuai kepada siapa suatu diskusi saya tujukan, kan?

 Saya ga usah sebut nama pasti arsip mutakhir/updated dari  
  posting
 beberapa waktu terakhir jelas menunjukkan itu. Ntah ya kalo  
  spt di
 situs JIL yang tiba-tiba ada arsip yang hilang atau raib
  sebagian isi
 kontennya. hehehe ...

 Rupanya permintaan maaf saja tidak cukup, lebih dari sekali pun.

 Dan yang susah adalah mental sok benar sendiri dengan menuduh  
  orang
 lain yang sok benar sendiri. saya ingat persis orang yang
  memulai sikap
 ini ... sampai sekarang! halahhh ... cappee deehhh

 Coba yuk kita lihat statistik siapa member yang paling sering
 menunjukkan sikap negatif pada saya, lalu bandingkan statistik
  saya ke
 orang-orang tersebut ... tapi ah sudahlah, tidak baik mangais  
  aib
 saudara sendiri.

 Kalo mau dari awal menisbatkan ini milis anti syariat, anti
  islamisasi,
 anti tafsir ulama, pro pemikiran orientalis yang diasong oleh
  JIL baik
 dari kalangan JIL atau yang merupakan bagian dari gerakan pro
 hermenutik, ya jelaskan dari awal.

 Atau minta dari awal agar yang jadi member harus tahu bahwa
  milis ini
 anti syariat, anti islamisasi, anti tafsir ulama, pro pemikiran
 orientalis yang diasong oleh JIL baik dari kalangan JIL atau  
  yang
 merupakan bagian dari gerakan pro hermenutik, jadi boleh tidak
  setuju
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia! - PCS - UU

2007-06-16 Terurut Topik jano ko
Mas Dana :

  Rupanya Anda salah mengartikan sumber hukum. Sumber hukum kita itu
adalah kesepakatan di MPR. Pancasila itu bisa jadi sumber inspirasi
tapi bukan sumber hukum. Sumber hukum dalam artian kewenangan
tertinggi dalam membentuk hukum.

--
   
  Janiki :
   
  Weswesmas Dana tambah kelihatan pinternya...maaf lhocapekkk 
dech janiki.
   
  Langsung to the point saja, nich pencerahannya
   
  --
   
  PENJELASAN 
  UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
  NOMOR 10 TAHUN 2004
  TENTANG
  PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
   
  Pasal 2
   
  Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah 
sesuai dengan
  Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang 
menempatkan
  Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta sekaligus dasar filosofis 
bangsa dan negara
  sehingga setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh 
bertentangan dengan
  nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
   
  --
   
  Wassalam
   
  --oo0oo--
   
   
   
  Dan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dik Janiki

Rupanya Anda salah mengartikan sumber hukum. Sumber hukum kita itu
adalah kesepakatan di MPR. Pancasila itu bisa jadi sumber inspirasi
tapi bukan sumber hukum. Sumber hukum dalam artian kewenangan
tertinggi dalam membentuk hukum.

Sekularisme bagi saya ialah dipisahkannya negara dari agama. Artinya
kita bukan negara agama. Buktinya bahwa yg membentuk UU itu adalah
DPR bukan pemuka agama yg merasa mewakili Tuhan di dunia.

Dasar HAMnya ialah bagi mereka yg mengganggu HAM orang lain maka orang
yb mengganggu itu harus diproses secara hukum dimana salah satu bentuk
hukumannya ialah saya usulkan diusir dari negara tercinta. Kalau
tidak ada yg mau menampung maka kalau perlu dibuang kelaut aja. ... He
he he ... Jadi jelas aturan mainnya, diadili dulu dan kalau terbukti
salah dihukum.

Memiliki HAM tidak berarti memiliki hak utk melanggar HAM orang lain.
Kewajiban kita dalam HAM ialah menghargai HAM orang lain.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Dana :
 
 Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
 pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.

--
 
 Janiki :
 
 NKRI is a secular state ?, yang bener aja mas, sumber dari segala
sumber hukum kita adalah Pancasila bung.
 
 Janiki pingin tahu definisi secular itu bigimana ?, yang anda maksud
itu  Secularity atau Secularism atau yang bagaimana ?
 
 Yang kedua nich, coba dong tunjukkan pasalnya di HAM yang menjadi
dasar mas Dana untuk menyuruh orang lain pindah ...
 
 Ditunggu pencerahannya.
 
 Sore
 
 --oo0oo--
 
 
 Dan [EMAIL PROTECTED] wrote: He he
he 
 
 Saya juga berprinsip yg sama. NKRI lahir dari perjuangan dan our
 founding fathers have decided that NKRI is a secular state.
 
 Jadi sama juga dg mereka yg enggak suka sama NKRI ya, monggo wae
 pindah saja negara2 lain yg lebih cocok bagi mereka.
 
 Saya sih sebagai warganegara Indonesia tidak menginginkan perubahan
 landasan negara diluar apa yg telah ditanamkan oleh para pendiri
 republik tercinta ini.
 
 Oleh karena itu saya sangat keras dengan anti-teokrasi yg saya anut. 
 
 Bosan saya mendengar manipulasi agama utk tujuan dan kepentingan
 politik segelintir manusia yg tidak mau bertoleransi thd keberagaman
 karena mereka merasa lebih hebat dari lainnya.
 
 Suatu pelajaran positif yg saya kira ada baiknya kita anut juga
 prinsip itu. NKRI telah lahir berdasarkan sejarah. Semua teokrasi di
 dunia ini sudah pada bangkrut karena konsep itu telah terbukti salah.
 Kalau mau menciptakan negara teokratis silahkan di tempat lain. 
 Tidak perlu yg lain ikut dibangkrutkan oleh kebodohan segelintir
manusia.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri
 radityo_dj@ wrote:
 
  Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...
  
  
  
  - Original Message - 
  From: Bud Brown
  To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
 Quinlan ;
  Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
 Myers ; Pat
  Cochenour ; Thomas Wheeler
  Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
  Subject: Fwd: Debate in Australia
  
  God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
  corner on this one!! I only wish our politicians had the same
courage of
  conviction
  
  Debate in Australia
  This is true and can be checked at
  
  http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
  
  
  Muslims Out of Australia!
  
  CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
 law were 
  told on Wednesday to get out of Australia, as the government
targeted 
  radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after
 a group 
  of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
 Queen at a 
  special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
 Ministers made 
  it 

Re: [wanita-muslimah] Re: Ngusir dengan sopan ...! ;-]

2007-06-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Kalau jaman Nabi dulu, kan beliau merasa tertekan dengan tindakan
orang2 kafir Quraisy Mekah yang melakukan tindakan penganiayaan kepada
orang2 muslim di Mekkah. Kemudian beberapa shahabat mulai disuruh
untuk berhijrah ke Madinah atau Ethiopia, sementara Nabi bertahan di
Mekah. Setelah turun perintah dari Allah untuk berhijrah, barulah Nabi
berhijrah ke Madinah.

Saya juga membaca beberapa kisah muslim seperti Jeffrey Lang, seorang
Amerika yang kemudian memeluk agama Islam. Awalnya beliau merasa bahwa
Amerika terlalu sekular buatnya buat memeluk agama Islam. Sehingga
akhirnya dia hijrah ke Arab Saudi buat menemukan Islam yang sejati.
Tetapi ternyata setelah beliau sampai ke Arab Saudi, malahan beliau
menemukan kekeringan makna Islam, karena Islam dilaksanakan secara
otoriter melalui peraturan yang digariskan pemerintah, bukan atas
kesadaran pribadi masing-masing individu. Akhirnya beliau kembali ke
Amerika untuk menjadi seorang muslim Amerika. Seorang muslim yang
mengenakan dasi dan kemeja, seorang muslim yang menyapa good morning,
dan berkata Thanks God alih-alih Alhamdulillah. Yah, masing-masing
orang memang menemukan jalannya sendiri untuk menggapai Tuhannya. Dan
menurut saya ini dicapai melalui kesadaran individu.

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/16/07, Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Pak Dana, pan ada yang bilang nih atau kasih saran nihh.. kalau tidak
  nyaman berdiskusi disini  lebih baik tidak berdiskusi disini...

  ini kan sama dengan yang anda bilang.. kalau nggak nyaman dengan
  indonesia yang seculare state ya pindah aja ke negara yang sepaham..

  jadi menurut anda ngusir tidak??  :D


Re: [wanita-muslimah] Muslim out of Australia!

2007-06-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
he he lucu juga ...
orang2 yang ngaku Aussies (orang Australia) ini sebenarnya juga pendatang.
penduduk asli Australia kan orang2 yang mereka sebut sebagai aborigin.
sebenarnya mereka bisa ngaca dong, siapa mereka. Dan mereka harusnya
pergi dari Australia karena mereka hanyalah pendatang, bukan malah
memusnahkan orang2 asli Australia.
Sama juga dengan Amerika. Orang2 bule kaukasian kulit putih ngerasa
bahwa mereka adalah orang asli Amerika. Itu salah besar. Orang asli
Amerika itu orang kulit merah yang mereka bilang sebagai orang Indian.
Sementara mereka sendiri aslinya adalah pendatang. Dan
pendatang/imigran nggak semuanya orang Kaukasian. Ada juga orang China
/ ras mongoloid yang akhirnya membentuk diri sebagai bangsa Amerika.

Yah orang suka lupa diri terhadap sejarahnya sendiri. Dan menurut
saya, selama ini orang Kaukasian emang sombong2. Dan banyak kejadian
peperangan dan penjajahan di dunia ini karena kesombongan dan
keangkuhan orang Kaukasian. Saya mulai terdengar rasis ya? :)

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/16/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:






 Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...



- Original Message -
  From: Bud Brown
  To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry Quinlan ;
  Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri Myers ; Pat
  Cochenour ; Thomas Wheeler
  Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
  Subject: Fwd: Debate in Australia

  God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
  corner on this one!! I only wish our politicians had the same courage of
  conviction

  Debate in Australia
  This is true and can be checked at

  http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp


  Muslims Out of Australia!

  CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia law were
  told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted
  radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day after a group
  of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her Queen at a
  special meeting with Prime Minister John Howard, he and his Ministers made
  it clear that extremists would face a crackdown.


Re: [wanita-muslimah] Adakah mereka ini juga teroris?

2007-06-16 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
wah, nggak juga Mbak Meilany ...
lha kalau ngebomin koruptor, jangan2 gedung MPR/DPR atau gedung
pemerintah pada ancur semua :)

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 6/14/07, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mustinya kalo mau ngebom pada koruptor mungkin tidak dianggap teroris :-)


[wanita-muslimah] Re: Muslim out of Australia!

2007-06-16 Terurut Topik Dan
Tetapi de facto Australia adalah suatu nation-state modern, di mana
mekanismenya telah berjalan baik.  Mereka tidak ingin sistem mereka yg
mereka anggap sudah memuaskan keinginan mereka dirusak oleh konsep2 yg
belum terbukti keunggulannya.  Saya kira ini sah sah saja jika memang
keinginan rakyatnya demikian.

Di Inggris sebagai contoh jauh lebih akomodatif thd Islam.  Spt yg
saya katakan bahwa Inggris adalah negara Barat pertama dan satu2nya yg
telah mengundangkan peraturan yg sesuai dg perbankan syariah sehingga
mereka memiliki bank yg benar2 berbasis syariah (shariah-based)
bukannya cuma berprinsip syariah (shariah-principled) spt di negara
bermayoritas muslim terbesar di dunia alias Indonesia.  Produk2
perbankan syariah di Inggris secara fikih benar2 bebas riba.  

Di lain pihak kelompot yg mengorganisasi dan terlibat dalam pemboman
bunuh-diri kereta bawah tanah sudah ditangkap dan diadili serta
divonis penjara.  Kezaliman mengatas namakan Islam akan terbukti tetap
zalim dari kacamata manapun.

Apakah kebebasan beragama itu termasuk kebebasan menzalimi orang lain
yg tidak seagama?  Tentu tidak bukan?

Jadi ada pendekatan yg cerdas thd aspirasi penerapan hukum syariat,
bukan asal berlabel Islam terus harus dibenarkan sebagai Islam yg
sebenarnya.  Semuanya harus lulus uji materi termasuk apapun yg diakui
 sebagai Islam.  Karena apa?  Karena dalam perjalanan waktu pemahaman
kita mengenai Islampun dapat tidak lagi relevan dg situasi masa kini.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 he he lucu juga ...
 orang2 yang ngaku Aussies (orang Australia) ini sebenarnya juga
pendatang.
 penduduk asli Australia kan orang2 yang mereka sebut sebagai aborigin.
 sebenarnya mereka bisa ngaca dong, siapa mereka. Dan mereka harusnya
 pergi dari Australia karena mereka hanyalah pendatang, bukan malah
 memusnahkan orang2 asli Australia.
 Sama juga dengan Amerika. Orang2 bule kaukasian kulit putih ngerasa
 bahwa mereka adalah orang asli Amerika. Itu salah besar. Orang asli
 Amerika itu orang kulit merah yang mereka bilang sebagai orang Indian.
 Sementara mereka sendiri aslinya adalah pendatang. Dan
 pendatang/imigran nggak semuanya orang Kaukasian. Ada juga orang China
 / ras mongoloid yang akhirnya membentuk diri sebagai bangsa Amerika.
 
 Yah orang suka lupa diri terhadap sejarahnya sendiri. Dan menurut
 saya, selama ini orang Kaukasian emang sombong2. Dan banyak kejadian
 peperangan dan penjajahan di dunia ini karena kesombongan dan
 keangkuhan orang Kaukasian. Saya mulai terdengar rasis ya? :)
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 6/16/07, radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
 
 
 
  Sekadar bahan renungan untuk kita diskusikan bersama...
 
 
 
 - Original Message -
   From: Bud Brown
   To: Thomas Crawford ; James Daley ; Stanley-Melinda Ewing ; Larry
Quinlan ;
   Dan Moore ; John Fenton ; Curtis-Margaret Myers ; Gordon - Terri
Myers ; Pat
   Cochenour ; Thomas Wheeler
   Sent: Monday, June 11, 2007 10:58 AM
   Subject: Fwd: Debate in Australia
 
   God bless the Aussies!!! They can be a rough bunch - but I'm IN their
   corner on this one!! I only wish our politicians had the same
courage of
   conviction
 
   Debate in Australia
   This is true and can be checked at
 
   http://www.snopes.com/politics/religion/ australia.asp
 
 
   Muslims Out of Australia!
 
   CANBERRA AUSTRALIA: Muslims who want to live under Islamic Sharia
law were
   told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted
   radicals in a bid to head off potential terror attacks. A day
after a group
   of mainstream Muslim leaders pledged loyalty to Australia and her
Queen at a
   special meeting with Prime Minister John Howard, he and his
Ministers made
   it clear that extremists would face a crackdown.





[wanita-muslimah] We Are Not A Tribe Called 'Muslims'

2007-06-16 Terurut Topik Sunny
http://www.othermalaysia.org/content/view/83/55/


  We Are Not A Tribe Called 'Muslims'
  Written by Farish A. Noor 
  Wednesday, 06 June 2007 

 
  How long can a country be at the crossroads of its history? It seems that 
Malaysia in particular has been stuck at some empasse and has not been able to 
move on; a situation that has been aggravated by the culture of communitarian, 
sectarian politics that is rife in the nation, and which has been elevated from 
the racial to religious register. 

  The stagnant state of Malaysian popular political culture was 
demonstrated recently over the case of the Malaysian citizen Lina Joy, who was 
born a Muslim and who has, for the past several years, been appealing to the 
justice system of the country to allow her to be recognised as a Christian 
after her conversion many years ago. Lina Joy's is not the only case in the 
troubled land: At present several other cases are likewise trapped in the 
imbroglio that is the Malaysian legal system. Now there is also a case of a 
Malaysian who was accidentally switched at birth and brought up by a 
Malay-Muslim family, who is claiming the right to be correctly recognised as a 
Malaysian of Chinese origin and who wishes to return to the faith of his 
original family. 

  What is most troubling about all these cases is how Malaysian citizens 
like Lina Joy have been summarily denounced, demonised and vilified by 
conservative Malay-Muslim groups and movements in Malaysia as a 'traitor' to 
her race and religion. Yet we forget that the figures point to the opposite: 
That despite everything, there are actually more non-Muslims converting to 
Islam on a daily basis than the opposite. Yet oddly enough few of these new 
converts to Islam are denounced as 'traitors' to their race and religion. So 
why the double standards? And why do the right-wing conservatives in Malaysia 
bemoan the insignificant 'loss' of one of their members, while celebrating the 
conversion of others? 

  Lina Joy has now been forced to leave Malaysia in search of asylum 
elsewhere, for fear that her life may be in danger. There is ample 
justification behind this move, for indeed her life has been threatened by hate 
mails, death threats, and public declarations of moral outrage by the 
right-wingers. Lina's photo was circulated in the internet, her name and 
reputation have been torn to shreds as a result of a malicious hate-campaign 
spread through cyberspace, sms-es and public demonstrations. Yet the very same 
right-wingers who have preached a discourse of hate now demand that she returns 
to Malaysian to stand before a Shariah court, in order to criminalise herself 
by declaring herself to be an apostate. Skewered justice indeed. 

  Beyond the courtroom debates and legal fine-points, we often forget that 
at the heart of the matter is a plight of a Malaysian citizen, who, for reasons 
best known to herself, has made what has to be a difficult decision to change 
her belief. It has even been suggested by some that Lina Joy's conversion was 
something done at a whim, as if converting from one religion to another is akin 
to choosing between Coke and Pepsi. To add insult to injury, this lonely 
Malaysian who was the subject of so many hate campaigns is now being treated in 
the most patronising manner. 

  Yet I write this as someone who has several Muslim friends who are 
converts to Islam, and I know very well how difficult the choice was for them. 
In the four cases I know, conversion to Islam led to ostracisation and 
alienation from their former relatives and friends, and the lingering suspicion 
of their motives. Their commitment to the religion of their choice, however, 
remains steadfast and we commend them for their courage and commitment- So why 
cant Muslims demonstrate that same understanding for those who leave Islam for 
another creed? Why is the anguish of converts to Islam more legitimate, more 
real, more authentic, compared to the anguish of those who convert from Islam? 

  This reminds me of the words of the late Nurcholish Madjid, the most 
prominent Muslim intellectual of postcolonial 20th century Indonesia. He once 
said that we Muslims still cannot go beyond the logic of tribalism, and we 
think that being a Muslim is like belonging to a tribe called 'Muslims'. 
Muslims still think in these parochial, tribalist terms, and that is why when 
one person leaves Islam he or she is denouced as a traitor to the tribe. But 
Islam is not a tribal entity. Being a Muslim is not like belonging to the Blue 
Tribe or the Green Tribe; it is a state of mind, an existential state of 
being. 

  Whatever the circumstances may be at present, and despite the 
legal-political obstacles placed before her, Lina Joy is a Christian and she 
has been a Christian for the past several years. No ammount of slander, abuse 
or threats of violence will change that. She also happens to be a Malaysian 

[wanita-muslimah] On Women's Worship and Appearance

2007-06-16 Terurut Topik Sunny
http://www.arabnews.com/?page=5section=0article=97321d=17m=6y=2007

Monday, 11, June, 2007 (25, Jumada al-Ula, 1428)


  On Women's Worship and Appearance



  Q. Could a woman read the Qur'an when she is in her period? When does she 
resume reading the Qur'an, if not? Is it true that women should cover 
themselves in front of non-Muslim women? Should a woman cover her feet?

  A.M. Ghouri

  A. The majority of scholars are of the view that it is not permissible 
for a woman to read the Qur'an when she is in menstruation. They base their 
verdict on a hadith which quotes the Prophet as saying: I do not permit the 
Qur'an for any man who is in the state of ceremonial impurity, i.e. janabah, or 
any woman in menstruation. When this state is removed after taking a bath at 
the end of menstruation, reading the Qur'an is perfectly in order. 

  Having said that, I should add that some scholars, notably Imam 
Al-Bukhari, maintain that the hadiths that prohibit such reading for a woman in 
her period are not very authentic. Al-Bukhari is quoted as saying: There is 
nothing I know that aspires to any high degree of authenticity on this 
subject. Therefore, it is very difficult to give any firm view on this matter, 
but it is perhaps better to conform to the view of the majority of scholars. 
This is more in keeping on the safe side.

  Some scholars are of the view that Muslim women should cover themselves 
in front of non-Muslim women in the same way as they do in front of men. Their 
point of evidence is the Qur'anic verse mentioning the people in front of whom 
a woman need not cover herself. The list includes their women, and these 
scholars interpret this as meaning Muslim women. Other scholars take it to mean 
all women. Again with covering women's feet, the point is subject to 
controversy. However, if we take the hadith that states that a woman must cover 
herself with the exception of her face and her hands, we realize that the feet 
are included in what is to be covered. However, if this causes difficulties, as 
for women who work in farms, it is permissible to leave the feet uncovered.

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Seri 783. Awas Promosi Agresif Pelayan Toko Berdasi

2007-06-16 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
783. Awas Promosi Agresif Pelayan Toko Berdasi

Baru-baru ini EA, keluarga dekat saya, yang sedang berjalan kaki melintas 
Panakkukang Mall (PM), dengan akrab dan ramah dipanggil masuk ke dalam toko 
oleh seorang Pelayan Toko Berdasi (PTB). Baru saja masuk EA terus dikelilingi 
beberapa PTB dan diberi hadiah gratis jam dinding. EA ditanya tentang 
barang-barang elektronik yang dipakainya di rumah. Dari jawaban EA, para PTB 
tersebut terlihat serempak seperti kaget bergembira dan salah seorang dari PTB 
itu mengatakan bahwa EA berhak untuk mengikuti undian kupon asal mengisi 
biodata dan sekaligus menunjukkan KTP-nya, dan segera disambut oleh salah 
seorang PTB sambil PTB memegang KTP itu mencocokkan nomor KTP dengan yang 
ditulis dalam biodata itu. Setelah EA menarik undian kupon,  PTB yang 
mencocokkan no KTP dengan yang tertulis dlam biodata tsb, meminta pula kartu 
kredit (KK) EA untuk dicocokkan dengan salah satu angkanya dengan nomor kupon. 
Mereka para PTB itu serempak lagi bertepuk tangan riuh rendah mengatakan EA 
dapat hadiah. Kemudian EA disuruh tarik undian lagi, dan lagi-lagi dengan sorak 
serai dari para PTB itu mengatakan EA dapat hadiah lagi. EA sempat empat kali 
menarik dan mendapatkan hadiah air purifier, blender, messager, dan microwave. 
Jadi EA sudah mendapatkan hadiah lima buah dengan jam dinding yang telah 
disodorkan oleh salah seorang dari PTB kepadanya waktu baru masuk toko tadi 
itu. Namun untuk mendapatkan hadiah itu EA harus membeli salah satu barang yang 
ditunjuk PTB, yang harganya rata-rata lima jutaan rupiah. 

Sementara EA disibukkan dengan menarik undian itu, ia terlupa sejenak bahwa KTP 
dan KK-nya ada di tangan salah seorang PTB tsb. EA baru ingat kartu kreditnya 
setelah PTB itu menggesekkan KK pada Credit Card Terminal (CCT = mesin gesek 
kartu kredit). EA kaget dan baru sadar dari sirapan ulah para PTB itu. Baru EA 
menyadari bahwa sementara ia tersirap itu, PTB yang memegang KTP dan KK dapat 
melacak berapa yang masih tersisa dari KK itu, itulah sebabnya EA disuruh 
memilih barang yang rata-rata seharga lima jutaan, sesuai dengan jumlah tersisa 
dari KK-nya EA. EA protes mengatakan belum ada persetujuannya mengapa PTB itu 
menggesekkan KK itu. EA tidak mau menanda-tangani slip dari CCT. Untuk itu PTB 
bikin muslihat baru, dengan menyodorkan pernyataan dari PTB bahwa uangnya bisa 
dikembalikan 40 hari mendatang dengan potongan Rp250 000, Barulah EA bersedia 
menanda-tangani slip itu. Mengapa 40 hari?, karena ada ketentuan 40 hari 
setelah KK digesek baru bisa cair di bank. Dengan rasa kesal merasa ditipu EA 
meninggalkan PM tanpa membawa hadiah jam dinding itu. EA kesal tertipu terutama 
sekali bukan karena yang Rp250 000 itu, melainkan terutama sekali merasa harga 
dirinya dilecehkan. EA kemudian melapor ke polisi, kemudian dengan ditemani 3 
oarang polisi dari Polres Makassar Timur menuju PM dan transaksi dibatalkan 
(void sale) di CCT, dimana KK digesek sebelumnya.
Ada dua tujuan pengasuh kolom ini menulis tentang Promosi Agresif ini.
Pertama, bujukan intensif/agresif bernuansa mengecoh ini telah marak bukan di 
Makassar ini saja, melainkan juga di kota-kota lain. Supaya para pengunjung 
mal-mal, toko-toko harus berhati-hati jangan sampai tersirap oleh promosi 
agresif itu. Sedikit ilustrasi seperti di bawah:

http://www.korantempo.com/news/2004/1/24/Opini/40.html, Budi Handrianto Jl. 
Tanjung III Blok E-27 Taman Century 2 Pekayon, Bekasi bercerita tentang dirinya 
terkecoh oleh promosi intensif/agresif ala AOWA di Blok M Plaza
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/022007/28/99suratpembaca.htm, Amun 
K.H. Gg. Wirta I No. 141 RT 04 RW 01 Margasenang Bandung. Telp.7503504, 
bercerita lagi-lagi oleh promosi ala AOW.

Menurut Sularsih, anggota staf bidang pengaduan dan hukum Yayasan Lembaga 
Konsumen Indonesia (YLKI), pengaduan atas PT Aowa Nusa Lestari sebenarnya sudah 
diterima YLKI sejak 2000. Masyarakat yang mengadu berasal dari berbagai mal 
di Jakarta, seperti Blok M Plaza, Mal Ambassador, dan Mal Taman Anggrek. Mereka 
mengeluhkan pola penjualan yang cenderung memaksa secara psikologis, serta 
informasi yang tidak terbuka soal harga dan hadiah. Sularsih menyebutkan YLKI 
menemukan perusahaan yang menjalankan praktek serupa mencapai 20 buah. Selain 
PT Aowa Nusa Lestari, ada PT Metrowealth S7S, Metrowealth Inter'l Group, PT TOP 
Asahi, PT Metro Asia, Citra Jaya, Super Jaya, Perfect Graha Utama, Health 'N 
Care, dan U-rolux Berjaya, katanya. Masih banyak yang lain: Blue Top, Big Blue 
Top, The Best, Surya Abadi, Daitindo Megah Lestari, Cahaya Sejati, Green Tech, 
Star Tech, Oto Plus, dan De Cartino Group.

Kedua, apa yang dilarang Allah SWT adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri, 
yang dalam hal ini adalah larangan tentang undian. Firman Allah SWT:
-- YAYHA ALDzYN aAMNWA ANMA ALKhMR WALMYSR WALANShAB WALAZLAM RJS MN 'AML 
ALSyYThN FAJTNBWH  L'ALHM TFLhWN (ALMAaDt, 5:90), 

[wanita-muslimah] ISRAEL DALAM KATA-KATA AHMADINEJAD

2007-06-16 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
ISRAEL DALAM KATA-KATA AHMADINEJAD

Oleh: Irman Abdurrahman   
13/06/2007 - 09:13
Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Iran, kembali membuat marah Israel.
Dalam orasinya pada peringatan wafatnya Ayatullah Khomeini (3 Juni
2007), Ahmadinejad, seperti dikutip Jerusalem Post, menyatakan bahwa,
...kehancuran Israel sudah dekat. Dan seperti biasanya, pernyataan
tersebut juga kontan membuat Eropa-yang tampaknya tak pernah bisa
berlepas dari `dosa' historis holocaust- merah padam. Menlu Spanyol
dan Menlu Perancis langsung menyampaikan kecaman resmi negaranya. Bagi
keduanya, kata-kata Ahmadinejad harus mendapatkan respon dunia yang keras.

Ini bukan kali pertama Ahmadinejad menyampaikan pernyataan
kontroversial terhadap rezim Zionis Israel. Satu pernyataan lainnya
yang memicu kontroversi internasional dan dikutip hampir seluruh media
pemberitaan dunia adalah, ketika pada sebuah konferensi bertajuk The
World Without Zionism (Oktober 2005), Ahmadinejad menyatakan,
...Israel harus dihapuskan dari peta (dunia).

Namun, dalam konteks ini, media-media Barat, telah melakukan
disinformasi terhadap, bukan hanya konteks, tetapi bahkan teksnya
sekalipun.
Disinformasi yang Sistematis

Kutipan tersohor dari pernyataan Ahmadinejad yang dalam bahasa Inggris
kerap diterjemahkan sebagai Israel must be wiped off the map sungguh
telah mengalami disinformasi yang sistematis. Mengapa demikian?

Pertama, pernyataan tersebut, seperti yang penulis kutip dari situs
berbahasa Parsi ahmadinejad.ir, sebenarnya berbunyi, Imam ghoft een
rezhim-e ishghalgar-e qods bayad az safheh-ye ruzgar mahv shavad. Di
sini, Nejad secuil pun tidak menyebut Israel, baik sebagai wilayah
maupun bangsa. Ahmadinejad sebaliknya menggunakan sebuah frase
spesifik, rezhim-e ishghalgar-e qods (`rezim yang menjajah al-Quds').
Fakta ini menghadirkan perbedaan yang signifikan, karena sebuah rezim
secara esensial-tidak seperti wilayah atau bangsa-tidak berkaitan
dengan persoalan `peta dunia'.

Kedua, dalam pernyataan tersebut, tidak terdapat kata nagsheh (Parsi)
sebagai padanan kata peta (map). Ketiga, kata to wipe out (menghapus)
merupakan kesalahan penerjemahan yang diakibatkan oleh ketidakpahaman
akan konstruksi verba Parsi, mahv shavad, yang digunakan Nejad. Verba
tersebut berfungsi intransitif, sehingga padanannya yang lebih tepat
adalah to vanish from (`hilang/lenyap') bukan to wipe out
(`menghapus') atau to eliminate (`menghancurkan').

Luar biasa, dunia sudah dibuat percaya bahwa Presiden Iran telah
mengancam akan menghapus Israel dari peta (dunia) meskipun dia tidak
pernah mengucapkan kata peta, menghapus, dan bahkan Israel.

Lantas, apa terjemahan yang mendekati pernyataan tersebut? Tepatnya,
inilah yang dikatakan Ahamdinejad, Imam (Khomeini) berkata rezim yang
menjajah al-Quds ini akan lenyap dari lembaran masa (sejarah).
Sejatinya, Nejad hanya mengungkapkan sebuah logika sejarah, bahwa
penguasa atau rezim yang zalim serta menindas tidak akan pernah
bertahan dalam lembaran sejarah.

Implikasi seperti itu terkait dengan konteks bahwa, dalam keseluruhan
pernyataannya, Nejad menganalogikan lenyapnya rezim Zionis dengan
rezim-rezim lain, seperti Shah Iran dan rezim komunis Uni-Soviet.
Pertanyaanya, adakah kedua rezim itu runtuh karena bombardir militer
atau serangan nuklir? Bukankah kedua rezim itu runtuh karena rakyat
yang mereka tindas tidak lagi menginginkan mereka?

Dalam konteks seperti di ataslah, kita harus memahami pernyataan Nejad
terbaru bahwa, ...kehancuran Israel sudah dekat. Seperti dikutip
dari IRNA, pernyataan ini terkait dengan sepak terjang Israel di
Palestina dan Lebanon dalam setahun terakhir. Bagi Nejad, jika rezim
Zionis tetap meneruskan penindasan terhadap bangsa Palestina dan
mengulangi invasi militer ke Lebanon, maka bangsa Palestina dan
Lebanon akan menekan tombol `hitung mundur' untuk membawa kehancuran
bagi rezim Zionis. Lagi-lagi logika sejarahlah yang ingin disampaikan
Nejad, bahwa bangsa-bangsa terjajah yang menuntut kemerdekaan akan
melawan dan menghancurkan siapa pun rezim penjajah mereka.
Konteks yang Tak Terkatakan

Terlepas dari pernyataan-pernyataan Nejad yang mengalami disinformasi,
dan yang ingin dikesankan sebagai pernyataan anti-Semit, terdapat
hal-hal substansial yang luput dari pemberitaan media Barat.

Pertama, sikap Iran dalam konflik Palestina-Israel. Seperti pernah
diungkapkan Nejad sendiri, Iran bukanlah ancaman bagi negara
manapun,...bahkan bagi Israel sekalipun. Kami ingin menyelesaikan
persoalan di sana (konflik Palestina-Israel) secara damai, melalui
referendum (kayhannews.ir). Referendum yang diikuti setiap penduduk
asli tanah Palestina, baik Muslim, Kristen, maupun Yahudi, adalah
solusi yang pernah diajukan Iran secara resmi, baik dalam forum PBB
maupun OKI.

 Solusi satu-negara (one-state solution) bukanlah milik Iran semata.
Pemikir-pemikir Yahudi, seperti Noam Chomsky dan Uri Avnery pun
memandang solusi ini sebagai yang terideal, meskipun bukan yang
`realistis'. Solusi dua-negara (two-state solution), seperti 

[wanita-muslimah] Re: Mencari Kitab Ramah Perempuan - definisi.

2007-06-16 Terurut Topik Mia
Pola pikir mba Lina terhadap relasi perempuan laki-laki itu lose-
win, yang sama sulitnya atau bahkan lebih sulit dicairkan ketimbang 
win-lose.

Sebetulnya kalau mba Lina ingin memakai pola pikir lain yang 
sedikitnya win-win, bisa disimak dari pemahaman Asmaul husna yang 
sering disitir mba Lina sendiri, dimana yang diminta adalah 
keseimbangan antara sifat maskulin dan feninin, dimana setiap kita 
laki2 maupun perempuan mempunyai sifat itu, yang merefleksikan 
sifat2 Allah.

Pola win-lose maupun lose-win kalau dihadapkan dengan pertanyaan Pak 
Donnie, perempuan yang mendapat perlakuan sewenang2 karena 
ketimpangan relasi ini - menjadi pertanyaan akhlak atau moral, 
dimana ketidakpedulian kita direfleksikan melalui paradigma berpikir 
seperti itu, yang menyangkut populasi lebih dari 50% penduduk dunia.

Lalu dimana cita-cita kita bahwa Islam itu untuk membentuk akhlaqul 
karimah kalau kita berpikir seperti begini?

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 
 Mbak Lina,
 
 Mbak Lina mungkin bisa mempunyai paradigma yang seperti itu, 
karena  
 tidak dalam posisi dimana anda mendapat perlakuan yang sewenang2 
dari  
 pihak laki2.
 Tapi bagaimana dengan para pere yang digigit (maaf) putingnya 
oleh  
 suaminya karena tidak melayani, yang dibakar, yang disiksa, yang  
 mukanya jadi rusak disiram air keras, karena pemahaman laki2 
tentang  
 relasi antara laki2 dan pere yang tidak sebanding?  Sebanding 
tidak  
 harus berarti sama loh.
 Apakah kita hanya kemudian bilang bahwa kaum lelaki emang te-o-el-
o- 
 el? dan itu akan memecahkan masalah?.  Memang benar di Akhirat 
akan  
 ada proses pertanggung-jawaban.  Tapi tidak menghilangkan tanggug  
 jawab kita di dunia untuk menciptakan relasi yang lebih adil bagi  
 keduanya.
 
 Donnie
 =
 On Jun 15, 2007, at 2:10 PM, Lina Dahlan wrote:
 
  Mas Jano,
  Kalo jaman Majapahit tanya sama Raden Mas Gadjahmada aja mas...:-
)))
 
  Tapi bener tuh, apa sih 'bias jender' itu.
 
  Saya mo kasih pandangan lain neh ato bahasa kerennya paradigma
  berpikir yang beda soal bias jender/chauvinis?/dunia laki
  (maskulin)...yang maksudku dunia ini memang dunia laki.
 
  Saya gak keberatan kalo dunia ini memang dunia laki2: para 
mufasir,
  fuqaha, mujtahid...semu laki-laki. Adam di ciptain 
duluan...:-)
  Biarinin aja. Kita perempuan gak usah sirik...:-) [soale kita 
punya
  kelebihan sendiri.]
 
  Nanti kalo dunia ini sakit, kebalik or kiamat...salahin aja kaum
  laki-lakinya. BErarti kaum laki-lakinya te-o-el-o-el..gak bisa 
jadi
  pemimpin.
 
  Toh, katanya Tuhan juga akan hanya bertanya (soal
  pertanggunganjawab) kepada suami soal istrinya, anaknya, dan
  hartanya. Istri gak ditanya pertanggunganjwbnya soal suami, anak,
  dan harta...:-). Uenak kan jadi pere...
  Dunia emang maskulin.
 
  dah ah,
  wassalam
 




[wanita-muslimah] Re: Ngusir dengan sopan ...! ;-] + Maaf Lahir Bathin ... ;-]

2007-06-16 Terurut Topik Mia
Eh, di pulau Samosir dan sekitar Prapat danau Toba, ada chain 
restoran Padang-Melayu, namanya 'Islam Murni'.  Aku senyum2 baca 
itu, kebayang kalo ada yang buka di seberangnya 'restoran Islam 
Liberal' sama-sama nggak pake babi sih, mungkin yang satu pedesnya 
lebih liberal kali..:-)

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ya begitulah, anda disibukkan dengan paradigma dan terminologi-
 terminologi yang anda anut, lupa dengan substansi.
 Ketika dikejar ke detil. Anda tidak sanggup.
 
 kriteria yang mana?
 liberal spt apa?
 sekuler spt. apa?
 pluralis spt. apa?
 
 Saya pribadi berusaha pada setiap kasus JIL yang anda cela, 
dengan 
 berlindung dibelakang forwardan posting orang lain (TAPI ANDA 
 KOMENTARI), untuk memperlihatkan bahwa yang praktis yang anda cela 
 dari JIL itu sebetulnya mirip dengan praktis yang anda lakukan 
yang 
 anda anggap benar.
 
 Tapi karena memang anda itu lebih bersikap kacamata kuda sebagai 
ke 
 milisi syahid yang berperang thd. JIL. ;-)
 Anda nggak bisa membaca itu dan menyadarinya.
 
 JIL sama anda, secara metodologi itu sebetulnya banyak miripnya 
dari 
 pada bedanya. Bedanya hanya pada hasil pemikirannya.
 Herannya, yang terlihat hanya bedanya saja.




[wanita-muslimah] Re: Islam and Woman

2007-06-16 Terurut Topik Mia
wah, Pak Chodjim bikin penasaran, uraiannya jangan pelit2 dong Pak.
jadi rijal dan nisaa disini apa kata2 yang deket dengan konteksnya 
pak?

lanjuuut!...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Weleh, weleh, Allah sudah pasti tahu bahasa dan chodjim itu 
kiciill...
 Yang saya persoalkan itu kan terjemahan, bukan bahasa Arabnya.
 Di dalam Alquran ada 12 kata dzakar yang jelas-jelas 
maknanya laki-laki secara biologis. Silakan baca QS 3:36,195, 
4:11, 4:124, 4:176, 16:97, 40:40, 49:13, 53:21,45, 75:39, 92:3.
 Lawan kata dzakar itu untsa (perempuan biologis).
 
 Kata rajul dalam bentuk rajulaa, rajulaan dan rajul ada 28. 
Bentuk jamaknya adalah rijaal sebanyak 28. Lawan kata rajul 
itu imra-ah, atau mar'ah, jamaknya nisaa' atau niswah. Kalau 
rijal x unaats.
 
 Yang jelas, yang akan masuk surga itu dzakar wa untsa yang mukmin, 
dan bukan rajul dan imra-ah. Kata rajul atau rijal di dalam Alquran 
terjemahannya tidak selalu laki-laki. Kalau diamati, cara 
menerjemahkannya khas bias jender karena yang menerjemahkan laki-
laki, hehehe
 
 Selanjutnya, silakan mentadabur sendiri...
 
 Salam,
 chodjim