Re: Bls: [wanita-muslimah] Fw: [iluni-mmui] FW: [dosen-akt-ui] Fw: MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRIKITATANPA SYARAT???
iya mba Fani, perasaan saya pun tersentak saat membacanya, sulit sekali ada suami sebaik Bpk. Suyatno dijaman sekarang ini! Seorang Muslim yang tertimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya (H.R. Bukhari Muslim) Fani Noviyani [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 07/22/2008 12:59 PM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Bls: [wanita-muslimah] Fw: [iluni-mmui] FW: [dosen-akt-ui] Fw: MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRIKITATANPA SYARAT??? Saya terharu membacanya... Sungguh...sangat mengharu birukan perasaan saya... - Pesan Asli Dari: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 18:10:41 Topik: [wanita-muslimah] Fw: [iluni-mmui] FW: [dosen-akt-ui] Fw: MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRIKITATANPA SYARAT??? Sebuah renungan, Semoga bermanfaat.. MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT? Ini cerita nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di Indonesia. Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali. Silahkan baca dan dihayati. *MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* - - - sebuah perenungan Buat para suami baca ya … istri calon istri juga boleh.. Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua.. mereka menikah sudah lebih 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi. Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian. Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha Pak Suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur. Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk Ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan Ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu … semua anaknya berhasil. Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata Pak kami ingin sekali merawat Ibu semenjak kami kecil melihat Bapak merawat Ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir Bapak. … bahkan Bapak tidak ijinkan kami menjaga Ibu. dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan Bapak menikah lagi, kami rasa Ibupun akan mengijinkannya, kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat Bapak, kami janji kami akan merawat Ibu sebaik-baik secara bergantian ... Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka.Anak2ku … Jikalau perkawinan hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin Bapak akan menikah … tapi ketahuilah dengan adanya Ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian ... sejenak kerongkongannya tersekat … kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya Ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan Bapak
[wanita-muslimah] Re: Vonis Mati Sesuai Ajaran Islam
Bung Ambon, Iya bung. Saya faham kalo berita itu dari MUI. Kali2 bung Ambon punya berita/informasi/rujukan dari MUK (maksain neh: Majelis Ulama Kristen) yang bicara soal hukuman mati bagi pembunuh, koruptor, dll. Kalau soal yang ada di 10 Perintah, itu kan jelas konteksnya bukan sebagai hukuman untuk memenuhi rasa keadilan. Ya jelas orang gak boleh membunuh tanpa sebab. Kalo dalam perang kan ya kalo gak ngebunuh kita yang dibunuh. Masa dalam perang mau diberlakukan 10 Perintah itu. Saya juga faham kalau negara2 Eropah, Amerika itu tidak bisa di representasikan sebagai melakukan Ajaran Kristen dalam pemberlakuan hukum2 di negaranya sekarang ini karena kesekulerannya akibat pengalaman mereka di Abad Kegelapan. Pemberlakuan hukum2 di negara2 ini malahan karena pengalaman buruk mereka terhadap otoritas agama Kristen, semisal melakukan hukuman mati kepada ilmiawan bukan kepada pembunuh atau koruptor. Mungkin, menurut saya sih ya, Kristen memang bukan agama hukum tapi agama cinta kasih. Jadi, agama Kristen tidak akan membicarakan hukum ataupun vonis apapun terhadap pembunuh, koruptor dll ? Oleh karena itu tidak ada di fakultas2 hukum diseluruh dunia ada mata kuliah Hukum Kristen. Jadi, bagi negara2, yang tidak pake simbol Islam, bisa saja disekulerkan. Kalau bicara negara2 yang bersimbol Islam, gak perlu ada sekuler- sekuleran (pemisahan negara dari agama). Yang perlu adalah, apakah hukum2 yang mau diberlakukan sudah sesuai dengan 'Hukum Islam' yang memenuhi rasa keadilan. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: Lina, Berita dibawah ini berazal dari MUI. Kalau tentang Kristen saya kurang tahu, tetapi menurut teman dia katakan bahwa dalam 10 Perintah disebut: Dilarang membunuh sesama manusia. Negeri-negeri yang mayoritasnya beragama Kristen, pada umumnya uruasan negara dipisahkan dari urusan agama, jadi kalau ada negara memberlakukan hukuman mati adalah semata-semata urusan negara. Di USA, di beberapa negara bahagia sudah dihapuskan hukuman mati dan diganti dengan hukuman seurumur hidup. Di USA orang dikukum bisa lebih dari 100 tahun penjara. Negara bahagian USA yang paling banyak melakukan hukuman mati ilah TEXAS. Di seleuruh negara Eropa Barat (Uni Europa) hukuman mati sudah dipertiadakan. Swedia ,misalnya sejak 6 Juni 1920 hukuman mati dihapuskan. Dalam konstitusi ditulis tidak boleh menjalankan hukuman mati Di Swedia yang disebut hukuman seumur hidup itu paling lama 20 tahun penjara. Wassalam, - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 21, 2008 11:44 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Vonis Mati Sesuai Ajaran Islam Bung Ambon, Bisa di share gak informasi tentang segala vonis atau hukuman sesuai ajaran Kristen? Jika ajaran Kristen penuh dengan kasih, bagaimana mengasihi para pembunuh, maling, koruptor sekaligus rasa kasih yang memenuhi rasa keadilan ? Sharing dong ya? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Sunny ambon@ wrote: http://www.detiknews.com/read/2008/07/19/172521/974516/10/vonis- mati-sesuai-ajaran-islam Vonis Mati Sesuai Ajaran Islam Nadhifa Putri - detikNews Jakarta - Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Umar Shihab membenarkan vonis mati yang dikenakan Sumiarsih dan Sugeng sesuai hukum Islam. Dalam Islam disebutkan seseorang yang sengaja menghilangkan nyawa orang lain akan mendapat hukuman mati. Kalau memang mereka membunuh dengan sengaja, saya anggap hukuman itu boleh-boleh saja, ujar Umar pada detikcom, Sabtu (19/7/2008). Apa yang berlaku di Indonesia ini sudah benar. Kan untuk membuat jera untuk orang lain, lanjut Umar. Kendati demikian, hukuman itu bisa menjadi pengecualian jika keluarga korban yang dibunuh memaafkan tindakan pelaku. Kecuali keluarga yang dibunuh memberi maaf, imbuh Umar. Vonis mati juga bisa diberlakukan bagi mereka yang terlibat kasus narkoba. Sebab menurut Umar, peredaran barang haram itu berdampak buruk bagi tubuh manusia. Bahkan tak jarang mereka meninggal karena mengkonsumsi obat-obatan terlarang itu. Kalau narkoba bisa dianggap juga membunuh, katanya. Berbeda dengan mereka yang terlilit kasus korupsi, menurut Umar, hukuman mati bagi koruptor dinilai terlalu kejam. Sebagai gantinya, Umar mengatakan pelaku diberi hukuman penjara lebih lama. Koruptor memang membuat orang jatuh miskin dan tidak bisa makan. Tapi koruptor tidak bisa dianalogikan dengan pembunuh, katanya. Namun Umar tidak menampik, efek jera untuk koruptor juga diajarkan dalam Islam. Kalau di Islam potong tangan. Itu juga berlaku untuk pencuri. Tapi kan dimaksudkan memberikan jera agar tidak melakukan korupsi kedua, pungkas Umar.(ptr [Non-text portions of
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Mbak Herni, Kalau mau ditarik kesamaannya, bukannya sudah biasa (kebiasaan) dan pikiran masyarakat adalah sama saja yang merupakan unsur2 kebudayaan ? Ato bagaikan satu keping uang logam: satu sisi adalah kebiasaan dan yang satunya lagi cara berfikir suatu masyarakat. Ato juga pikiran masyarakat terbentuk salah satunya karena kebiasaan2 ? Salam bingung, wassalam Lina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, h.s nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Bukannya sudah biasa... tapi karena pikiran masyarakat thd tubuh perempuan yg berbeda. Disana, tubuh ya diliat sbg tubuh aja. Miliknya si perempuan itu sendiri. Bukan milik publik/rame-rame dan dijadikan sumber dosa. Jadi dianggap biasa.. kita bukan manusia dan tidak hidup tanpa tubuh, bukan? Lagian, kalau dipikir2 kan barangnya sama toh? Dari dulu yg namanya payudara, paha, bokong, bentuknya ya kaya gitu2 aja hehehe... Kalaupun seksi, yang seksi kan yang kaya gitu-gitu aja toh? hehehe... Ssb gitu lho.. seksinya standar banget :P. Kalau disini kan cara berpikirnya masih: tubuh perempuan itu masih milik publik, milik rame-rame. Kalau dibuka, berarti bisa disantap rame-rame. Makanya, perempuan yang berpakaian seksi dianggap sbg menjajakan tubuhnya. Kalau ternyata disantap rame2, ya yang salah si penjajanya... bukan salah yg menyantapnya. Laki2 baru disalahkan, bila si perempuannya sudah menutup tubuhnya. Gitu kali ya, mbak? Di barat juga ada kok larangan pake baju seksi.. misalnya di gereja tua.. ada tanda perempuan yg pake kaos yukensi dan rok mini dicoret.. Maksudnya, di larang.. Kalau soal aturan agama dan cara pandangnya thd tubuh perempuan = dosa, di barat, di timur, di utara, di selatan, kadang2 kagak ngaruh.. sama aja. 2008/7/22 Fani Noviyani [EMAIL PROTECTED]: Mas Wikan, Itu kan di Eropa... Mata sdh terbiasa melihat wanita berpakaian seksi, berpakaian terbuka...jd ya sdh bosan dan males utk menggoda ya krn itu...sdh biasa... Eropa itu kan berbudaya barat...tdk spt kita yg masih (katanya c...) menjungjung budaya timur. Btw, emang Mas Wikan sdh pernah ke Eropa toch? - Pesan Asli Dari: Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED]wikan.danar% 40gmail.com Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 15:53:52 Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir kalau di eropa, jarang tuh orang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita walau banyak yang berpakaian terbuka, tapi nggak ada yang sampai menyuiti, menowel-nowel atau melakukan bentuk2 pelecehan seksual lain karena mereka sadar bahwa melakukan pelecehan seksual adalah kejahatan yang bisa dikenai hukuman penjara/denda salam, -- wikan On 7/19/08, Fani Noviyani chantiqueunique@ rocketmail. com wrote: Ga cuma di Mesir..di Indonesiapun terjadi banyak kasus pelecehan seksual wanita yg sama bentuknya... bahkan mungkin di seluruh dunia... Hukumnya wajib bagi wanita untuk menutup auratnya... Bagi yg sdh tahu...kenapa tidak segera menutupnya? Entahlah Pelecehan seksual dan wanita mengenakan pakaian ketat spt dua mata uang yg sulit dipisahkan.. . Tapi walo bgt...seharusnya pria jg harus bisa menjaga kelakuannya, matanya, mulutnya...setidakn ya hormati wanita spt menghormati ibunya sendiri. Tidak bisa begitu saja menyalahkan pihak wanita... __ Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas. Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang. http://id.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Cara berpakaian tiap2 orang kan berbeda...ya senyamannya mereka...ya itu hak toch? Bukan berarti wanita yg nyaman berpakaian terbuka merasa nyaman pula menjadi MILIK PUBLIK/RAME-RAME tadi... Tergantung orang yg melihatnya dong...mau sengaja berlama2 memandang? Mau kecipratan dosa dari orang yg menjadi SUMBER DOSA tadi? Klo iya...aneh ya? Kok doyan sekali menumpuk dosa? - Pesan Asli Dari: h.s nurbayanti [EMAIL PROTECTED] Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 22 Juli, 2008 11:56:35 Topik: Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Bukannya sudah biasa... tapi karena pikiran masyarakat thd tubuh perempuan yg berbeda. Disana, tubuh ya diliat sbg tubuh aja. Miliknya si perempuan itu sendiri. Bukan milik publik/rame- rame dan dijadikan sumber dosa. Jadi dianggap biasa.. kita bukan manusia dan tidak hidup tanpa tubuh, bukan? Lagian, kalau dipikir2 kan barangnya sama toh? Dari dulu yg namanya payudara, paha, bokong, bentuknya ya kaya gitu2 aja hehehe... Kalaupun seksi, yang seksi kan yang kaya gitu-gitu aja toh? hehehe... Ssb gitu lho.. seksinya standar banget :P. Kalau disini kan cara berpikirnya masih: tubuh perempuan itu masih milik publik, milik rame-rame. Kalau dibuka, berarti bisa disantap rame-rame. Makanya, perempuan yang berpakaian seksi dianggap sbg menjajakan tubuhnya. Kalau ternyata disantap rame2, ya yang salah si penjajanya. .. bukan salah yg menyantapnya. Laki2 baru disalahkan, bila si perempuannya sudah menutup tubuhnya. Gitu kali ya, mbak? Di barat juga ada kok larangan pake baju seksi.. misalnya di gereja tua.. ada tanda perempuan yg pake kaos yukensi dan rok mini dicoret.. Maksudnya, di larang.. Kalau soal aturan agama dan cara pandangnya thd tubuh perempuan = dosa, di barat, di timur, di utara, di selatan, kadang2 kagak ngaruh.. sama aja. 2008/7/22 Fani Noviyani chantiqueunique@ rocketmail. com: Mas Wikan, Itu kan di Eropa... Mata sdh terbiasa melihat wanita berpakaian seksi, berpakaian terbuka...jd ya sdh bosan dan males utk menggoda ya krn itu...sdh biasa... Eropa itu kan berbudaya barat...tdk spt kita yg masih (katanya c...) menjungjung budaya timur. Btw, emang Mas Wikan sdh pernah ke Eropa toch? - Pesan Asli Dari: Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ gmail.comwikan.danar% 40gmail.com Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah% 40yahoogroups. com Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 15:53:52 Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir kalau di eropa, jarang tuh orang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita walau banyak yang berpakaian terbuka, tapi nggak ada yang sampai menyuiti, menowel-nowel atau melakukan bentuk2 pelecehan seksual lain karena mereka sadar bahwa melakukan pelecehan seksual adalah kejahatan yang bisa dikenai hukuman penjara/denda salam, -- wikan On 7/19/08, Fani Noviyani chantiqueunique@ rocketmail. com wrote: Ga cuma di Mesir..di Indonesiapun terjadi banyak kasus pelecehan seksual wanita yg sama bentuknya... bahkan mungkin di seluruh dunia... Hukumnya wajib bagi wanita untuk menutup auratnya... Bagi yg sdh tahu...kenapa tidak segera menutupnya? Entahlah Pelecehan seksual dan wanita mengenakan pakaian ketat spt dua mata uang yg sulit dipisahkan.. . Tapi walo bgt...seharusnya pria jg harus bisa menjaga kelakuannya, matanya, mulutnya...setidakn ya hormati wanita spt menghormati ibunya sendiri. Tidak bisa begitu saja menyalahkan pihak wanita... _ _ _ _ _ _ Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas. Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang. http://id.messenger .yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] ___ Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. http://id.toolbar.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
kalau menurut saya sih, ada tambahan ... bahwa orang2 eropa lebih sadar hukum ... cowo2-nya sadar, bahwa pelecehan adalah kejahatan dan bisa mendapat hukuman sementara cewe2-nya juga sadar, bahwa pelecehan adalah kejahatan, sehingga orang yang melecehkan bisa dituntut di muka hukum di indo, saya nggak tahu apakah kesadaran semacam ini ada pelecehan gitu kayaknya udah diatur dalam undang2 deh cuman belum tersosialisasikan dengan baik yang cowo kadang tidak sadar hukum yang cewe kadang merasa takut dan tertekan untuk meminta hak2-nya dan menuntut cowo2 yang melakukan pelecehan seksual, apalagi jika cowo tersebut punya kekuasaan lebih tinggi misal bossnya ... coba aja lihat kasusnya max moein anggota DPR, gimana tuh kelanjutannya salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Herni, Kalau mau ditarik kesamaannya, bukannya sudah biasa (kebiasaan) dan pikiran masyarakat adalah sama saja yang merupakan unsur2 kebudayaan ? Ato bagaikan satu keping uang logam: satu sisi adalah kebiasaan dan yang satunya lagi cara berfikir suatu masyarakat. Ato juga pikiran masyarakat terbentuk salah satunya karena kebiasaan2 ?
[wanita-muslimah] Bagaimana caranya menghidupkan nurani?
Bagaimana caranya menghidupkan nurani? sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com secara umum jawabannya adalah menjauhi perbuatan dosa, baik dosa kepada Tuhan maupun dosa kepada manusia, karena perbuatan dosa merupakan daki yang mengotori cermin hati. Secara lebih spesifik, sebagai terapi, berdoa di tempat suci , di Multazam misalnya juga dapat menjadi shock therapy terhadap hati nurani. Mengapa di Ka`bah banyak orang bisa menangis tersedu-sedu, karena disana ia tidak bisa tidak kecuali harus jujur kepada Tuhan. Di sana terbayang semua kesalahan yang pernah dilakukan tanpa sedikitpun bisa mencari-cari alasan pembenar. Jika psikologi schok therapy ini berhasil dipertahankan lama, maka selanjutnya nuraninya akan hidup, dan itulah yang disebut haji mabrur. Berakrab-akrab dengan problem kemanusiaan juga bisa menajamkan nurani. Orang yang selalu bergelut langsung membantu kesulitan orang kecil, rakyat kebanyakan, maka nuraninya sedikit demi sedikit akan bercahaya. Hatinya menjadi lembut, rasa syukurnya meningkat. Ia akan memiliki kepekaan yang kuat terhadap hal-hal yang berdampak buruk kepada kehidupan riil manusia. Apa hubungannya dengan menghidupkan nurani? Sudah barang tentu ada hubungannya, karena orang kecil relatif jujur, maka menyayangi orang kecil bermakna menggosok-gosok kejujuran, dan hal itu mendatangkan rahmat Tuhan. Sayangilah yang di bumi, niscaya kalian akan disayang Tuhan, irhamu man fi al ardhi yarhamukum man fi as sama. Demikian firman Allah dalam hadis qudsiy. Adapun orang yang menunjukkan kepedulian kepada orang kecil tetapi dimaksud untuk publikasi politik, maka hal itu termasuk bentuk kebohongan, bohong kepada manusia dan bohong kepada Tuhan, apalagi jika menjadikan kesulitan orang kecil sebagai proyek mencari keuntungan sendiri. Dalam keadaan seperti itu seberapapun banyaknya kontribusi yang diberikan, tidak akan membuat nuraninya bercahaya. Wallohu a`lam bis sawab. sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com Salam Cinta, agussyafii Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui [EMAIL PROTECTED] atau http://mubarok-institute.blogspot.com
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Mungkin budaya timur nya itu baru di level pakaian wanita. Maksudnya pakaiannya harus tertutup. Budayanya belum sampe ke level pemikiran ttg penghargaan thd kodrat wanita ... Kalau kedua budaya tsb digabung...sempurna deh wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: justru itu, budaya timur katanya menjunjung tinggi kehormatan wanita pada kenyataannya kok malah banyak orang indonesia yang mengaku berbudaya timur malah banyak yang melecehkan wanita ya? saya pernah 3 tahun di eropa, mbak ... jadi tahu gimana adat kebiasaan mereka salam, -- wikan On 7/22/08, Fani Noviyani [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Wikan, Itu kan di Eropa... Mata sdh terbiasa melihat wanita berpakaian seksi, berpakaian terbuka...jd ya sdh bosan dan males utk menggoda ya krn itu...sdh biasa... Eropa itu kan berbudaya barat...tdk spt kita yg masih (katanya c...) menjungjung budaya timur. Btw, emang Mas Wikan sdh pernah ke Eropa toch?
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
yang saya heran budaya asli bangsa indonesia, pakaian wanita cenderung tidak tertutup2 amat malah di beberapa daerah, banyak terbuka misal baju daerah jawa, menonjolkan bagian tubuh2 tertentu dan kadang terbuka di bagian pundak baju daerah aceh cenderung tertutup tapi bagian kepala masih terbuka baju daerah kalimantan, bagian tangan juga terbuka jaman dulu, malah jarang orang yang menggoda2 wanita, kecuali emang cunihin lha kok sekarang, malah dianggap wanita berpakaian terbuka berarti boleh digoda/dilecehkan lha, pelecehan bisa menimpa siapa saja, ce berjilbab juga bisa dilecehkan menurut saya bukan salah si ce dilecehkan emang co yang melecehkan yang moralnya bejat dan pantas mendapat hukuman yang setimpal salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin budaya timur nya itu baru di level pakaian wanita. Maksudnya pakaiannya harus tertutup. Budayanya belum sampe ke level pemikiran ttg penghargaan thd kodrat wanita ... Kalau kedua budaya tsb digabung...sempurna deh
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
He..he..kalau mau ditarik (lagi) pemikiran masyarakat tsb terbentuk karena kebiasaan sadar hukum. Kenapa sadar? Karena hukum bisa tegak. Di negara2 yang hukumnya gak tegak, tak akan ada kesadaran hukum. Namun kita masih bisa berharap kepada kesadaran akan dosa (=ajaran agama atau iman) yang bisa membantu mengerem segala kejahatan. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau menurut saya sih, ada tambahan ... bahwa orang2 eropa lebih sadar hukum ... cowo2-nya sadar, bahwa pelecehan adalah kejahatan dan bisa mendapat hukuman sementara cewe2-nya juga sadar, bahwa pelecehan adalah kejahatan, sehingga orang yang melecehkan bisa dituntut di muka hukum di indo, saya nggak tahu apakah kesadaran semacam ini ada pelecehan gitu kayaknya udah diatur dalam undang2 deh cuman belum tersosialisasikan dengan baik yang cowo kadang tidak sadar hukum yang cewe kadang merasa takut dan tertekan untuk meminta hak2-nya dan menuntut cowo2 yang melakukan pelecehan seksual, apalagi jika cowo tersebut punya kekuasaan lebih tinggi misal bossnya ... coba aja lihat kasusnya max moein anggota DPR, gimana tuh kelanjutannya salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Herni, Kalau mau ditarik kesamaannya, bukannya sudah biasa (kebiasaan) dan pikiran masyarakat adalah sama saja yang merupakan unsur2 kebudayaan ? Ato bagaikan satu keping uang logam: satu sisi adalah kebiasaan dan yang satunya lagi cara berfikir suatu masyarakat. Ato juga pikiran masyarakat terbentuk salah satunya karena kebiasaan2 ?
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
lha masalahnya kalau kesadaran beragamanya yang salah dan bermasalah jadi merasa berhak untuk menghakimi orang yang tidak sesuai dengan standard moral/agamanya misal kejadian di aceh, ada seorang perempuan sudah pakai jilbab sama polisi agama masih ditangkep, karena pake celana jeans atau cerita di iran, ada cewe sudah pake jilbab lebar, pake baju warna hitam, lagi berlari2 ngejar bus ditahan sama polisi agama dibilang, gerakannya jadi bikin lekuk tubuhnya keliatan repot juga kalau kayak gini salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: He..he..kalau mau ditarik (lagi) pemikiran masyarakat tsb terbentuk karena kebiasaan sadar hukum. Kenapa sadar? Karena hukum bisa tegak. Di negara2 yang hukumnya gak tegak, tak akan ada kesadaran hukum. Namun kita masih bisa berharap kepada kesadaran akan dosa (=ajaran agama atau iman) yang bisa membantu mengerem segala kejahatan.
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Jaman dulu kapan, mas?..:-) Soal menggoda-goda wanita mah, distiap jaman pasti ada. Cuma punya gaya sendiri. Dulu gayanya sopan, pake pantun...:-) Karena makin kesini makin banyak manusia, ya godaan makin banyak. Soal baju budaya bangsa Indonesia yang demikian warna warni, hal yang lumrah. Bagaimana dengan baju budaya Islam(i) ? Islam punya budaya kah? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: yang saya heran budaya asli bangsa indonesia, pakaian wanita cenderung tidak tertutup2 amat malah di beberapa daerah, banyak terbuka misal baju daerah jawa, menonjolkan bagian tubuh2 tertentu dan kadang terbuka di bagian pundak baju daerah aceh cenderung tertutup tapi bagian kepala masih terbuka baju daerah kalimantan, bagian tangan juga terbuka jaman dulu, malah jarang orang yang menggoda2 wanita, kecuali emang cunihin lha kok sekarang, malah dianggap wanita berpakaian terbuka berarti boleh digoda/dilecehkan lha, pelecehan bisa menimpa siapa saja, ce berjilbab juga bisa dilecehkan menurut saya bukan salah si ce dilecehkan emang co yang melecehkan yang moralnya bejat dan pantas mendapat hukuman yang setimpal salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mungkin budaya timur nya itu baru di level pakaian wanita. Maksudnya pakaiannya harus tertutup. Budayanya belum sampe ke level pemikiran ttg penghargaan thd kodrat wanita ... Kalau kedua budaya tsb digabung...sempurna deh
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Wah kurang jelas ya maksudku? Maksudnya kita bisa berharap kesadaran akan DOSA (=agama=iman) ... adalah.. Okelah Indonesia ini (misalnya) hukum tidak tegak, tapi masih bisa berharap kepada banyaknya orang yang beriman sehingga tidak menambah catatan kejahatan di Indonesia. Jadi, Hukum (dalam penerapan di negara) dan Agama (dalam penerapan pribadi) bisa mencegah kemungkaran. Bayangkan kalo Indonesia ini dah hukum gak tegak, gak ada orang beriman, he..he...jadi apa ya? Soal kejadian di Aceh, Polisinya aja gak repot kok ngejar2. Knapa kita yang repot ?...:-)) Just kidding Menurutku sih kalo Aceh sudah membuat aturannya spt itu, saya berharap masyarakat disana menuruti aturan tsb aja deh. Tertib hukum maksute. Mungkin awalnya repot, moga2 lama2 jadi kebiasaan...:-) wassalam, Lina nicetalkingtou. cu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: lha masalahnya kalau kesadaran beragamanya yang salah dan bermasalah jadi merasa berhak untuk menghakimi orang yang tidak sesuai dengan standard moral/agamanya misal kejadian di aceh, ada seorang perempuan sudah pakai jilbab sama polisi agama masih ditangkep, karena pake celana jeans atau cerita di iran, ada cewe sudah pake jilbab lebar, pake baju warna hitam, lagi berlari2 ngejar bus ditahan sama polisi agama dibilang, gerakannya jadi bikin lekuk tubuhnya keliatan repot juga kalau kayak gini salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: He..he..kalau mau ditarik (lagi) pemikiran masyarakat tsb terbentuk karena kebiasaan sadar hukum. Kenapa sadar? Karena hukum bisa tegak. Di negara2 yang hukumnya gak tegak, tak akan ada kesadaran hukum. Namun kita masih bisa berharap kepada kesadaran akan dosa (=ajaran agama atau iman) yang bisa membantu mengerem segala kejahatan.
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
kalo kita bisa bilang begitu untuk Aceh... lha kok kita marah2 ketika orang Perancis melarang orang berjilbab? hukumnya begitu, ya diikuti saja bukan? - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 22, 2008 6:39 PM Subject: Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Wah kurang jelas ya maksudku? Maksudnya kita bisa berharap kesadaran akan DOSA (=agama=iman) ... adalah.. Okelah Indonesia ini (misalnya) hukum tidak tegak, tapi masih bisa berharap kepada banyaknya orang yang beriman sehingga tidak menambah catatan kejahatan di Indonesia. Jadi, Hukum (dalam penerapan di negara) dan Agama (dalam penerapan pribadi) bisa mencegah kemungkaran. Bayangkan kalo Indonesia ini dah hukum gak tegak, gak ada orang beriman, he..he...jadi apa ya? Soal kejadian di Aceh, Polisinya aja gak repot kok ngejar2. Knapa kita yang repot ?...:-)) Just kidding Menurutku sih kalo Aceh sudah membuat aturannya spt itu, saya berharap masyarakat disana menuruti aturan tsb aja deh. Tertib hukum maksute. Mungkin awalnya repot, moga2 lama2 jadi kebiasaan...:-) wassalam, Lina nicetalkingtou. cu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: lha masalahnya kalau kesadaran beragamanya yang salah dan bermasalah jadi merasa berhak untuk menghakimi orang yang tidak sesuai dengan standard moral/agamanya misal kejadian di aceh, ada seorang perempuan sudah pakai jilbab sama polisi agama masih ditangkep, karena pake celana jeans atau cerita di iran, ada cewe sudah pake jilbab lebar, pake baju warna hitam, lagi berlari2 ngejar bus ditahan sama polisi agama dibilang, gerakannya jadi bikin lekuk tubuhnya keliatan repot juga kalau kayak gini salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: He..he..kalau mau ditarik (lagi) pemikiran masyarakat tsb terbentuk karena kebiasaan sadar hukum. Kenapa sadar? Karena hukum bisa tegak. Di negara2 yang hukumnya gak tegak, tak akan ada kesadaran hukum. Namun kita masih bisa berharap kepada kesadaran akan dosa (=ajaran agama atau iman) yang bisa membantu mengerem segala kejahatan. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Dari Pelajaran Agama: Tanda-tanda Iman yang Benar
Pilih salah satu: Tanda-tanda iman yang benar adalah: A) Orang yang salat tetapi membenci mereka yang bertakwa B) Orang yang bersaksi tiada tuhan selain Allah, tetapi mencintai orang-orang kafir C) Orang yang menyembah Allah semata, mencintai orang-orang yang beriman dan membenci orang-orang kafir. Pertanyaan di atas muncul dalam buku pelajaran agama, dan tampaknya tidak terlalu sulit untuk menentukan jawaban yang benar. ' Jangan harap anak didik mendapat poin kalau tidak melingkari huruf C. Apa benar demikian? Apakah tidak ada jawaban lain? Mengingat pelajaran ini ditanamkan di benak siswa semenjak usia awal, bisa dibayangkan benih-benih kebencian yang tumbuh. Contoh di atas berasal dari buku pelajaran Tauhid dan Fikih untuk kelas 4 SD di Arab Saudi. Bagaimana buku pelajaran kita dulu? Dan bagaimana sekarang? salam, http://www.slate.com/id/2195684/ A Textbook Case of Intolerance Changing the world one schoolbook at a time. By Anne Applebaum Posted Monday, July 21, 2008, at 8:01 PM ET Because they are so clearly designed for the convenience of large testing companies, I had always assumed that multiple-choice tests, the bane of any fourth grader's existence, were a quintessentially American phenomenon. But apparently I was wrong. According to a report put out by the Hudson Institute's Center for Religious Freedom last week, it seems that Saudi Arabians find them useful, too. Here, for example, is a multiple-choice question that appears in a recent edition of a Saudi fourth-grade textbook, Monotheism and Jurisprudence, in a section that attempts to teach children to distinguish true from false belief in god: Q. Is belief true in the following instances: a) A man prays but hates those who are virtuous. b) A man professes that there is no deity other than God but loves the unbelievers. c) A man worships God alone, loves the believers, and hates the unbelievers. The correct answer, of course, is c). According to the Wahhabi imams who wrote this textbook, it isn't enough just to worship god or just to love other believers—it is important to hate unbelievers as well. By the same token, b) is also wrong. Even a man who worships god cannot be said to have true belief if he loves unbelievers. Unbelievers, in this context, are Christians and Jews. In fact, any child who sticks around in Saudi schools until ninth grade will eventually be taught that Jews and Christians are enemies of believers. They will also be taught that Jews conspire to gain sole control of the world, that the Christian crusades never ended, and that on Judgment Day the rocks or the trees will call out to Muslims to kill Jews. These passages, it should be noted, are from new, revised Saudi textbooks. Following a similar analysis of earlier versions of these same textbooks in 2006, American diplomats immediately approached their Saudi counterparts about the more disturbing passages, and the Saudis agreed to conduct a comprehensive revision … to weed out disparaging remarks towards religious groups. The promised revision—hailed, at the time, as a great diplomatic success—was supposed to be finished by the beginning of the 2008-09 school year and was accompanied by a Saudi PR campaign. Among other things, the Saudis sponsored an interfaith dialogue last week, one that all participants hailed as a great breakthrough—despite the fact that the actual meetings took place in Spain as it would be too embarrassing for Saudi Arabia to host Christian and Jewish religious leaders on its own soil. But although the beginning of the 2008-09 school year is nearly upon us, the only textbook revisions have been superficial, and the most disturbing part of the message—that faithful Muslims should hate Jews and Christians—remains. Normally, the contents of another country's textbooks would be of no interest to us. Indeed, I've no doubt that there are plenty of U.S. textbooks that contain insane, incorrect, or otherwise unacceptable information. Saudi school textbooks are a special case, however. They are written and produced by the Saudi government and subsequently distributed, free of cost, to Saudi-sponsored schools as far afield as Lagos, Nigeria, and Buenos Aires, Argentina. Americans are not the only ones who worry about their influence. In Britain, a small political storm began last year when British mosques were found to be distributing Saudi books that called on Muslims to kill all apostates. Still, even if U.S. diplomacy is a legitimate response to this peculiarly insidious form of propaganda, it clearly isn't a sufficient response. Far more significant, and surely more effective, would be a unified response from the rest of the world's Muslims, the vast majority of whom do not share Saudi views and do, occasionally, say so. The Hudson Insitute report cites a few of them, outside as well as inside Saudi Arabia. It would be useful, for us but especially for them, if they would say so more often and more loudly. Of course, we are
Re: Bls: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
mana biasa tak doyan nengok tubuhnya yang montok montok... kurang kurang pun matanya mesti jeling aja... sendiri buat sendiri tanggung dosanya... mengapa perlu lihat wanita arab tau barat.. apa kurang nya dinegara sendiri... namanya aja pakaian sendat.. sampai seluar dalamnya juga boleh dilihat.. pusatnya dan pingulnya juga menggiurkan.. waduh??? yang lihat..ya berdosa.. yang kasi lihat juga tanggung dosa.. kalau berani tegur.. masayallah.. mungkin ada yang baling pakai sepatu.. eloknya ..rame-ramei lihat dengan mata bunteng, langsung di snap je dengan handphone mesti malu banget.. tapi jangan sampai ditangkap polisi... udah namanye aja ajaran setan yang dosa memang lagi suka dibikin --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fani Noviyani [EMAIL PROTECTED] wrote: Cara berpakaian tiap2 orang kan berbeda...ya senyamannya mereka...ya itu hak toch? Bukan berarti wanita yg nyaman berpakaian terbuka merasa nyaman pula menjadi MILIK PUBLIK/RAME-RAME tadi... Tergantung orang yg melihatnya dong...mau sengaja berlama2 memandang? Mau kecipratan dosa dari orang yg menjadi SUMBER DOSA tadi? Klo iya...aneh ya? Kok doyan sekali menumpuk dosa? - Pesan Asli Dari: h.s nurbayanti [EMAIL PROTECTED] Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 22 Juli, 2008 11:56:35 Topik: Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Bukannya sudah biasa... tapi karena pikiran masyarakat thd tubuh perempuan yg berbeda. Disana, tubuh ya diliat sbg tubuh aja. Miliknya si perempuan itu sendiri. Bukan milik publik/rame- rame dan dijadikan sumber dosa. Jadi dianggap biasa.. kita bukan manusia dan tidak hidup tanpa tubuh, bukan? Lagian, kalau dipikir2 kan barangnya sama toh? Dari dulu yg namanya payudara, paha, bokong, bentuknya ya kaya gitu2 aja hehehe... Kalaupun seksi, yang seksi kan yang kaya gitu-gitu aja toh? hehehe... Ssb gitu lho.. seksinya standar banget :P. Kalau disini kan cara berpikirnya masih: tubuh perempuan itu masih milik publik, milik rame-rame. Kalau dibuka, berarti bisa disantap rame-rame. Makanya, perempuan yang berpakaian seksi dianggap sbg menjajakan tubuhnya. Kalau ternyata disantap rame2, ya yang salah si penjajanya. .. bukan salah yg menyantapnya. Laki2 baru disalahkan, bila si perempuannya sudah menutup tubuhnya. Gitu kali ya, mbak? Di barat juga ada kok larangan pake baju seksi.. misalnya di gereja tua.. ada tanda perempuan yg pake kaos yukensi dan rok mini dicoret.. Maksudnya, di larang.. Kalau soal aturan agama dan cara pandangnya thd tubuh perempuan = dosa, di barat, di timur, di utara, di selatan, kadang2 kagak ngaruh.. sama aja. 2008/7/22 Fani Noviyani chantiqueunique@ rocketmail. com: Mas Wikan, Itu kan di Eropa... Mata sdh terbiasa melihat wanita berpakaian seksi, berpakaian terbuka...jd ya sdh bosan dan males utk menggoda ya krn itu...sdh biasa... Eropa itu kan berbudaya barat...tdk spt kita yg masih (katanya c...) menjungjung budaya timur. Btw, emang Mas Wikan sdh pernah ke Eropa toch? - Pesan Asli Dari: Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ gmail.comwikan.danar% 40gmail.com Kepada: wanita-muslimah@ yahoogroups. comwanita-muslimah% 40yahoogroups. com Terkirim: Senin, 21 Juli, 2008 15:53:52 Topik: Re: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir kalau di eropa, jarang tuh orang melakukan pelecehan seksual terhadap wanita walau banyak yang berpakaian terbuka, tapi nggak ada yang sampai menyuiti, menowel-nowel atau melakukan bentuk2 pelecehan seksual lain karena mereka sadar bahwa melakukan pelecehan seksual adalah kejahatan yang bisa dikenai hukuman penjara/denda salam, -- wikan On 7/19/08, Fani Noviyani chantiqueunique@ rocketmail. com wrote: Ga cuma di Mesir..di Indonesiapun terjadi banyak kasus pelecehan seksual wanita yg sama bentuknya... bahkan mungkin di seluruh dunia... Hukumnya wajib bagi wanita untuk menutup auratnya... Bagi yg sdh tahu...kenapa tidak segera menutupnya? Entahlah Pelecehan seksual dan wanita mengenakan pakaian ketat spt dua mata uang yg sulit dipisahkan.. . Tapi walo bgt...seharusnya pria jg harus bisa menjaga kelakuannya, matanya, mulutnya...setidakn ya hormati wanita spt menghormati ibunya sendiri. Tidak bisa begitu saja menyalahkan pihak wanita... _ _ _ _ _ _ Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas. Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang. http://id.messenger .yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] _ __ Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga. http://id.toolbar.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been
Re: [wanita-muslimah] Balada Miskin di Negeri Kaya
jgn membuka aib pmernth,dnk. berilh nasehat dg baik,yaitu mdatangi mrk ,dn memberi nasehat dg baik. -Original Message- From: Sunny [EMAIL PROTECTED] Sent: 2008-07-19 00:43:50 GMT+08:00 Subject: [wanita-muslimah] Balada Miskin di Negeri Kaya Riau Pos Balada Miskin di Negeri Kaya Rabu, 16 Juli 2008 Oleh: Joni Lis Efendi Kemiskinan bagi bangsa ini adalah komponen keempat setelah air, tanah dan langitnya. Hampir tidak pernah beranjak dari masa ke masa. Karena memang bahasa kemiskinan adalah bahasa keabadian yang tidak pernah akan tuntas dalam periode masa dan pemerintahan apapun. Ini sudah menjadi kodrat alam, sunnatullah. Ada orang kaya tentunya ada orang miskin. Tapi bagaimana jadinya bila kemiskinan itu terus tumbuh lantaran ketidakadilan? Barulah kita membaca apa yang menyebabkannya. Bagaimanapun, yang paling berkompeten untuk mengatasi masalah kemiskinan ini adalah pemerintah. Bukan suatu yang ganjil didengar, bila Pemerintahan SBY berjanji akan menekan angka kemiskinan serendah-rendahnya. Karena memang demikianlah tugas pemerintah untuk menyejahterakan rakyatnya, walau tanpa jaminan akan mengayakannya semua orang. Batasan ini sudah menjadi sangat jelas sekali ketika pemerintahan SBY membahasakannya dalam angka-angka. Kita, sebagai rakyat biasa ini, tentunya 'duduk manis' untuk mendengarkan warta apa yang akan dikatakan pemerintah itu. Sebagai pengingat saja, pada awal pemerintahannya SBY berjanji akan mengurangi angka kemiskinan menjadi satu digit dari jumlah penduduk pada 2009. Namun yang sangat disesalkan, hanya tinggal beberapa bulan lagi akhir pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu, kenyataannya tidak seindah yang dijanjikan. Kondisi yang terjadi justru kebalikannya. Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi Oktober 2005 dan Mei 2008, jumlah orang miskin di tanah air terus membalon. Pada kenaikan harga BBM Oktober 2005 lalu, yang rata-rata mencapai 118 persen, jumlah penduduk miskin bertambah 4,2 juta orang pada 2006 atau naik menjadi 39,3 juta jiwa (17,75 persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan pengurangan subsidi BBM Mei lalu, diprediksi penduduk miskin akan mencapai 41,3 juta jiwa (21,92 persen) pada akhir 2008 atau bertambah 4,1 juta orang miskin dibandingkan 2007 yang sebesar 37,2 juta jiwa (16,58 persen). Kenaikan harga BBM selalu diiringi dengan kenaikan harga barang kebutuhan pokok dan lainnya. Sebelum pengumuman kenaikan BBM, harga barang-barang sudah duluan merangkak naik karena aksi spekulan. Tentu saja kenaikan harga BBM mendapat tempat kehormatan sebagai penghulu memicu tingginya tingkat inflasi. Bukan suatu yang mengherankan jika Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi pada 2008 ini akan menembus dua digit, pada kisaran 11,5-12,5 persen. Selain itu, dampak ikutan yang tidak mungkin ditolak adalah semakin tingginya tingkat rawan pangan. Hal ini terjadi karena lonjakan harga kebutuhan pokok pasca pemerintah menaikkan harga BBM. Berita buruknya, mereka yang sangat rentan terhadap malapetaka kelaparan ini tentulah masyarakat miskin. Karena hampir suatu yang tidak mungkin untuk memenuhi standar kesehatan WHO, lah uang buat beli beras saja kadang ada lebih sering tidak cukup. Pada 2005, sebelum kenaikan harga BBM, dari 35,1 juta penduduk miskin sedikitnya tercantum 5,11 juta jiwa penduduk yang rawan pangan. Angka ini melonjak hampir dua kali lipat pada 2006, pasca kenaikan harga BBM, setiaknya ada 9,95 juta jiwa bergelut dengan bencana kelaparan dari 39,3 juta penduduk miskin. Sedangkan setahun berikutnya pada 2007, penduduk miskin yang rawan pangan menyusut tinggal sekitar 5,71 juta jiwa dari jumlah penduduk 37,17 juta jiwa. Bertambahnya penduduk miskin pasca kenaikan BBM Mai 2008 lalu, diprediksi akan meningkatkan jumlah orang miskin yang terancam didera bencana kelaparan tingkat akut jika tidak mendapat bantuan segera. Dalam perkara ini, pemerintah sudah pasti berkewajiban untuk menanggulangi dampak ikutan dari kebijakan menaikkan harga BBM. Bantuan langsung tunai (BLT) sebesar 100 ribu rupiah per rumah tangga miskin (RTM) perbulan dirasakan belum mampu mensubstitusi besarnya biaya kebutuhan hidup penerimanya. Malah tak jarang menjadi masalah baru di tengah masyarakat, baik bagi yang menerimanya karena memang tidak menutupi tingginya biaya hidup. Sedangkan bagi penduduk miskin yang layak menerimanya, tapi tidak mendapatkan BLT karena masih memakai data 2005, akan merasa dianaktirikan pemerintah. Di beberapa tempat, ada masyarakat yang menolak BLT karena memang tidak menutupi biaya hidup yang membengkak berkali lipat. Seharusnya pemerintah lebih cerdas dalam memberikan solusi bagaimana caranya mengatasi masalah ini, tidak dengan cara pintas yang terkesan membodohi rakyat. Melihat lebih dalam lagi, sebenarnya masalah yang melilit rakyat miskin di negara kaya ini tidak hanya soal BBM tapi masih banyak yang lainnya. Siapa saja hampir
[wanita-muslimah] [OOT] Mau Punya Bakat Bisnis ?
[OOT] Mau Punya Bakat Bisnis ? **Thanks to Mods atas approval nya :) Rekans, Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat yaa.. Mau Punya Bakat Bisnis ? Ada pembaca DI mengeluh, ia merasa tidak bisa berbisnis karena tak punya bakat. Menurutnya, tak satu pun dari orang tua, kakek nenek atau buyutnya yang jadi pebisnis, asli karyawan semua. Apakah karena keturunan karyawan, bisa dipastikan kita jadi karyawan seumur hidup ? Benarkah kita perlu bakat untuk bisa berbisnis? Sebenarnya istilah bakat itu lebih bisa diartikan sebagai lingkungan daripada genetika atau keturunan pebisnis. Kenyataannya, lingkungan memang punya kekuatan yang sangat besar dalam membentuk karakter atau kemampuan seseorang. Bukan gara-gara orangtua berstatus karyawan maka sekarang pun anda jadi karyawan. Tapi lebih karena lingkungan yang mengkondisikan anda menjadi karyawan sejak kecil. Kalau hanya mengandalkan bakat atau keturunan, mestinya kita tidak mengenal nama-nama seperti Bob Sadino, Martha Tilaar, Kolonel Sanders (KFC) dll Jika sekarang anda merasa tak punya bakat bisnis, itu karena anda memang belum pernah bersentuhan dengan lingkungan bisnis. Jangankan mencoba berbisnis, mendengar kata bisnis saja serasa alergi :) Kadang alasan ini juga sering dipakai untuk berkelit menolak tawaran bisnis yang datang. Anda lebih suka bilang saya nggak punya bakat bisnis daripada saya nggak ngerti sama sekali soal bisnis. Mulai gali potensi diri anda semaksimal mungkin. Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang bisnis dari orang-orang yang terbukti sukses. Perluaslah jejaring dengan bergabung dalam komunitas bisnis yang penuh semangat dan pikiran positif untuk berbisnis. Dan, yang paling penting, mulailah sekarang juga!! Baca juga artikel: - Lipatgandakan Profit dengan SWOT http://www.dexton.adexindo.com/artikel-juli4-lipatgandakan-profit-swot.html - Sering Lupa? Ini Dia Tipsnya http://www.dexton.adexindo.com/artikel-juli3-sering-lupa.html - Agar Mudah Naik Jabatan http://www.dexton.adexindo.com/artikel-juli3-agar-mudah-naik-jabatan.html Tetap SEMANGAT! Rosa S Rustam NB: PS: Buat rekan-rekan yang mau sharing soal bisnis atau sekedar say hello, kontak langsung aja yaa ke [EMAIL PROTECTED] atau YM ochafelix
[wanita-muslimah] Memberhalakan Kebebasan ala Memo Indonesia
Memberhalakan Kebebasan ala Memo Indonesia oleh Saut Situmorang* Suatu larut malam di bawah banner depan Taman Ismail Marzuki (TIM). Saya yang hendak berangkat ke Serang, Banten untuk menghadiri pertemuan komunitas sastra se-Indonesia dipanggil oleh Hudan Hidayat untuk gabung ngebir bersamanya dan seorang lain yang duduk dengannya. Karena saya sudah berjanji lebih dulu dengan seorang kawan yang akan saya tumpangi ke Serang, maka saya temui kawan itu dan membatalkan ikut dengan dia ke Banten. Waktu saya menemui Hudan, ternyata di situ bersamanya sudah bertambah beberapa orang lain lagi seperti yang bernama Djenar Mahesa Ayu dan Richard Oh. Mereka baru saja selesai mengikuti acara Pekan Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri. Malam tambah larut, hampir pagi. Lalu ada yang usulin untuk menelpon Bang Tardji keluar dari hotel di depan TIM tempat dia dan keluarga nginap. Bang Tardji ditelpon dan tak lama kemudian keluar dan duduk bersama kami. Sejak dari tadi perempuan bernama Djenar Mahesa Ayu itu macam- macam tingkahnya. Sekarang lebih gawat lagi. Sambil memegang-megang kepala Bang Tardji, yang selama sepekan diperingati sebagai penyair terbesar dalam sejarah sastra Indonesia modern, perempuan berpakaian sangat revealing itu mulai bermonolog memakai kata-kata k.nt.l berulang-ulang. Karena mulai muak dengan pemakaian bahasa yang sangat minimalis dan sexist itu, saya katakan jangan memakai kata-kata itu lagi. Efek komentar saya itu luar biasa. Sang Djenar mulai memaki- maki saya dan bahkan mendekati saya, mengajak berkelahi fisik! Dan penjual buku impor Richard Oh menyebut saya, Chauvinist! Hudan Hidayat sang Pembela Kebebasan dan pencetus manifesto pembela kebebasan bernama seram Memo Indonesia diam tak berkata apa-apa. So much for freedom of expression! *** Serang, Banten, dua hari kemudian. Dalam sebuah diskusi tentang ideologi dan estetika di pertemuan sastrawan Ode Kampung 2 (dan dalam serentetan SMSnya yang penuh kata-kata mesum kepada saya), Hudan Hidayat menyatakan bahwa bagi dia teks (karya sastra) adalah segalanya dan di luar teks tak ada apa-apa. Hudan juga mengklaim bahwa ideologi seseorang tidak harus sama dengan praktek kehidupan (berkarya) seseorang. Teringat pada malam di bawah banner depan TIM itu, saya merasa kasihan kepada orang ini. Kalau memang dia benar- benar percaya pada apa yang dia omongkan, sambil mengutip-ngutip ayat- ayat Alquran lagi, bahwa teks adalah segalanya dan di luar teks tak ada apa-apa, lantas untuk apa dia ribut-ribut dengan Taufiq Ismail membela-bela kebebasan kreatifnya sebagai sastrawan! Untuk apa ribut-ribut membuat (bersama tiga orang lain) Memo Indonesia bahkan lalu mendeklarasikannya di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin dan media massa, cuma agar teks seperti yang dihasilkannya diterima sebagai karya sastra oleh dunia sastra Indonesia! Bahkan menyerang Pernyataan Sikap Sastrawan Ode Kampung (ditandatangani ratusan sastrawan dan penggiat komunitas sastra dengan latar ideologi seni yang berbeda-beda dari Aceh sampai Lombok) yang prihatin terhadap kondisi dekadensi kultural dalam sastra kontemporer Indonesia dan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia! Kalau seorang Djenar Mahesa Ayu saja tidak dapat ditangani oleh Hudan Hidayat dalam soal kebebasan berpendapat, bagi saya Memonya itu cuma bullshit belaka. *** Sekarang mari kita simak isi Memo mereka itu. Dengan bahasa yang begitu abstrak (mirip bahasa memo para birokrat kekuasaan!) Memo Indonesia ditulis dalam enam paragraf, yang intinya tentang kemanusiaan dan kebebasan. Mereka menyatakan bahwa Kesempurnaan kemanusiaan adalah. . .toleransi atas keberagaman nilai, tempat di mana warga bangsa-bangsa berbahagia atas kebedaannya. Seandainya mereka benar-benar percaya atas konsep toleransi dan keberagaman nilai, bukankah tidak seharusnya mereka menyerang Pernyataan Sikap Sastrawan Ode Kampung yang memang berbeda pandangannya atas apa itu standar estetika dalam penulisan karya sastra, seperti yang dilakukan M. Fadjroel Rachman (salah seorang penandatangan Memo tersebut) dalam tulisannya di Media Indonesia Minggu 29 Juli 2007. Pernyataan Sikap Sastrawan Ode Kampung (PSSOK) jelas-jelas menolak eksploitasi seksual sebagai standar estetika karena setiap eksploitasi, apalagi yang dilakukan atas nama kebebasan adalah perendahan atas nilai kemanusiaan. PSSOK tidak tabu terhadap seks, tapi anti-eksploitasi seks demi eksploitasi- seks itu sendiri. Contoh nyatanya adalah buku (yang diklaim kedua penulisnya sebagai karya seni sastra tapi tanpa mampu dibuktikan dalam konteks kritik sastra!) berjudul Tuan Nona Kosong oleh Hudan Hidayat dan Mariana Amiruddin. Saya lebih mendapat tekstase seksual yang nyeni dari film Andrew Blake tentang seks seperti Paris Chic ketimbang apa yang disebut dalam Kata Pengantar novel sebagai novel post-novel Hudan dan Mariana tersebut. Alasannya karena film Blake memakai seks seperti sudah seharusnya, bukan dibuat-buat
[wanita-muslimah] Uang Bukan Segalanya | Lulus Langsung Kaya | TIPS AGAR TIDAK MENJATUHKAN MOTIVASI KARYAWAN
Uang Bukan Segalanya Seorang ayah berkata kepada anaknya yang masih berusia belasan... Uang dan ketenaran tidak dapat membeli kebahagian... Sang anak kemudian bertanya.. Apakah ayah pernah mencobanya?.. Seorang guru SD berkata kepada muridnya... Uang tidak dapat menyelesaikan masalah... Sang murid menjawab Benar Pak, apalagi kalau tidak punya uang... Uang memang bukan segalanya dan faktanya, segalanya butuh uang. Orang rela bekerja dari subuh hingga malam hari hanya agar memiliki uang dan dengan uang yang diperolehnya setiap orang bisa membeli apa pun yang diinginkannya. Dengan memiliki uang kita bisa menyekelohakan anak ke sekolah yang berkualitas. Kita juga bisa membantu orang miskin dan anak yatim piatu. Seorang khotib pernah mengungkapkan, jangan mau jadi orang kaya, nanti masuk sorganya belakangan karena akan ditanya untuk apa kekayaanmu? Saya justru ketakutan jika mau masuk surga ditanya, mengapa kau sia-siakan hidupmu sehingga kami miskin, tidak bisa sedekah, tidak bisa membantu anak yatim piatu? Tentu saja saya malu masuk surga, meski saya juga takut masuk neraka, JIKA saya menganjurkan orang untuk sedekah dan membantu anak yatim piatu sementara saya sendiri tidak pernah melakukan yang saya sarankan. Jadi dengan uang kita bisa memiliki segalanya. Dan tidak ada sebuah larangan bagi kita memiliki banyak uang. Kita bahkan bisa membangun bisnis sehingga membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Selama kita bisa menggunakan uang yang kita miliki untuk kemaslahatan bersama, mengapa kita harus apriori dengan uang. Bagaimana menurut anda? A MuchyiJakarta, DKI Jaya, Indonesia = widyanto duta nugroho Business manager www.widyanto. tk http://www.widyanto.tk/ www.pengumuman. tk http://www.pengumuman.tk/ www.harumdanaberjan gka.tk http://www.harumdanaberjangka.tk/ Y!M : nyantaidulu Hotmail http://www.hotmail.com/: nyantaidulu nyantaiduluet yahoo.com widyantoetgmail. com +6221-93318161 +628568525068 http://www.friendster.com/widyanto2 http://groups. yahoo.com/ group/bvoicehttp://groups.yahoo.com/group/bvoice PT. HARUMDANA BERJANGKA Cab. Menara Mulia, Floor 16 Suite 1608 Jl. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta Selatan - Indonesia Ph. +62 (21) 2520280 ext: 161 162 www.harumdanaberjan gka.co.id http://www.harumdanaberjangka.co.id/ = Lulus Langsung Kaya Di berbagai kesempatan, saya selalu membicarakan tentang paradigma baru yang semestinya menjadi pandangan paling mutakhir bagi adik-adik mahasiswa. Paradigma setelah lulus kuliah baru cari kerja atau setelah lulus kuliah langsung kerja sudah usang dan sudah saatnya diganti dengan paradigma setelah lulus kuliah langsung kaya. Paradigma Lulus Cari Kerja dan Lulus Langsung Kerja lebih menciptakan pekerja profesional yang 'diperbudak' oleh orang lain. Hidupnya dari gaji ke gaji dan umurnya hanya satu bulan. Paradigma lulus langsung kaya justru akan menciptakan entrepeneur-entrepeneur muda yang akan memperkokoh pondasi perekonomian negara kita. Cara yang paling sederhana agar bisa lulus langsung kaya adalah selama menempuh kuliah sudah mulai merintis bisnis sendiri. Meski kecil-kecilan, itu adalah awal yang sangat baik. Banyak pengusaha yang sukses saat ini, telah mulai menjalankan bisnis bahkan ketika masih sekolah dasar. Jadi adik-adik mahasiswa, silahkan mulai membangun bisnis anda sendiri agar setelah lulus tidak perlu antri dan bersaing dengan ribuan pelamar. Juga tidak menjadi komoditi penyelenggara even lowongan kerja. Bayangkan jika ada 14ribu orang mendaftar pada even lowongan kerja dengan biaya pendaftaran Rp.20ribu, maka pihak penyelenggara sudah mengantongi uang Rp.280.000.000. Bagi orang tua yang memiliki putra/putri mahasiswa, dukung dan bimbing mereka untuk menjadi wiraswatawan dimasa mendatang. A MuchyiJakarta, DKI Jaya, Indonesia = widyanto duta nugroho Business manager www.widyanto. tk http://www.widyanto.tk/ www.pengumuman. tk http://www.pengumuman.tk/ www.harumdanaberjan gka.tk http://www.harumdanaberjangka.tk/ Y!M : nyantaidulu Hotmail http://www.hotmail.com/: nyantaidulu nyantaiduluet yahoo.com widyantoetgmail. com +6221-93318161 +628568525068 http://www.friendster.com/widyanto2 http://groups. yahoo.com/ group/bvoicehttp://groups.yahoo.com/group/bvoice PT. HARUMDANA BERJANGKA Cab. Menara Mulia, Floor 16 Suite 1608 Jl. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta Selatan - Indonesia Ph. +62 (21) 2520280 ext: 161 162 www.harumdanaberjan gka.co.id http://www.harumdanaberjangka.co.id/ = Sang Manajer Seorang manajer berusia separuh baya, sedang pusing memikirkan hutang-hutang yang harus dilunasinya. Ia memutuskan untuk menghubungi seorang ahli keuangan. Dia
[wanita-muslimah] FYI: ‘ Sang Guru Cinta ‘ ( In Memoriam )
Oleh: Helvy Tiana Rosa Sang Murobi : Ustadz Rahmat Abdullah… Merendahlah, engkau kan seperti bintang-gemintang Berkilau di pandang orang Diatas riak air dan sang bintang nun jauh tinggi Janganlah seperti asap Yang mengangkat diri tinggi di langit Padahal dirinya rendah-hina [Rahmat Abdullah] Seperti tak percaya aku mendengar kabar itu: kau sudah pergi untuk selamanya. Dan kenangan demi kenangan berkelebat cepat di benakku, menyisakan satu nama: Rahmat Abdullah. Kita memang tak banyak bertemu, tak banyak bercakap. Tapi percayakah kau, aku menjadikanmu salah satu teladan diri. Kau menjelma salah satu sosok yang kucinta. Tahukah kau, hampir tak ada tulisanmu yang tak kubaca? Dan setelah membacanya selalu ada sinar yang menyelusup menerangi kalbu dan pikiranku. Tidak sampai di situ, buku-bukumu selalu membuatku bergerak. Ya, bergerak! Kau mungkin tak ingat tentang senja itu. Tapi aku tak akan pernah melupakannya. Saat itu kau baru saja pulang dari rumah sakit untuk memeriksakan kesehatanmu. Aku dan seorang teman menunggumu. Kami membutuhkanmu untuk memberi masukan terhadap apa yang tengah kami kerjakan. Tanpa istirahat terlebih dahulu, dengan senyuman dan kebersahajaan yang khas, kau menemui kami. Tak kau perlihatkan bahwa kau sedang tak sehat. Bahkan kau bawa sendiri makanan dan minuman untuk kami. Dengan riang kau menyemangati kami. “Ini kebaikan yang luar biasa,” katamu. “Bismillah. Berjuanglah dengan pena-pena itu!” Lalu kami mengundangmu untuk hadir pada acara milad organisasi kecil kami. Sekadar menyampaikan undangan, dan tak terlalu berharap kau datang, karena kami tahu kau sangat sibuk dengan begitu banyak persoalan ummat. Hari itu, bulan Juli 2002, milad ke 5 organisasi kami: Forum Lingkar Pena. Semua panitia direpotkan oleh banyak hal yang harus dikerjakan. Aku masih sempat bertanya pada panitia: “Adakah yang menjemput Pak Taufiq Ismail dan Pak Rahmat Abdullah?” Panitia menggeleng. Banyak yang harus dikerjakan. Tak ada mobil atau tenaga untuk menjemput. Sudahlah, pikirku. Pak Taufiq dan Pak Rahmat terlalu besar untuk hadir di acara seperti ini. Aku hampir melompat ketika melihat Pak Taufiq Ismail datang sendirian dengan taksi dan menyapa kami riang. Dan aku tak percaya ketika tak lama kemudian kau muncul! “Ustadz, terimakasih sudah datang. Kami tidak menyangka…,” sambutku. Kau tersenyum. “Saya sudah agendakan untuk datang,” katamu. “Ini acara FLP. Istimewa.” Mataku berkaca. Ini ustadz Rahmat Abdullah, ia terbiasa diundang sebagai pembicara dalam berbagai acara nasional sampai internasional. Dan kini ia sudi hadir sebagai undangan biasa! “Maaf ustadz tidak dijemput. Ustadz naik apa tadi?” Naik bis. Tempatnya mudah dicari,” katamu biasa. Kau sempat turut memberikan award dalam acara tersebut dan memimpin doa penutup. Aku menangis mendengar doa yang kau lantunkan, Ustadz. Kau berulangkali mendoakan agar organisasi kami: FLP selalu bisa melahirkan para pemuda yang tak akan berhenti berjuang dengan pena…. Pada akhir acara, kau turut berjongkok bersama para pemuda lainnya dan menandatangani spanduk yang kami gelar bertuliskan “Sastra untuk Kemanusiaan.” “Saya mencintai sastra dan suka membuat puisi,” ceritamu. Hari itu kehadiranmu benar-benar memberi semangat baru bagi kami. Ustadz, aku selalu mengenangmu sebagai suami dan ayah yang baik dalam keluarga. Sebagai guru sejati bagi ribuan da’i. Dan ketika kau terpilih menjadi anggota DPR RI tahun 2004 lalu, tak ada yang berubah darimu, kecuali usaha yang lebih keras untuk membuat rakyat tersenyum. Dalam keadaanmu yang sederhana, kau tak berhenti memberi zakat dan infaq dari gajimu. Kau satu dari sedikit orang yang pernah kutemui, yang sangat berhati-hati dengan amanah dan berjuang untuk menunaikannya tanpa cacat. Ah, pernahkah kau meminta tarif untuk mengisi ceramah? Tak ada. Kau bahkan pernah berkata: “Alhamdulillah ada lagi orang yang mau mendengarkan taushiyah dari hamba Allah yang lemah ini.” Terakhir kali kita bertemu, Ustadz, di sebuah jalan raya, sekitar akhir tahun lalu. Dan aku tak percaya, kau—anggota dewan yang terhormat— masih saja menyetop kopaja. Kini dalam usia 53 tahun, kau pun kembali untuk selamanya. Ribuan orang, tak terhingga orang, datang mengiringi untuk terakhir kali, sambil tak henti bersaksi tentang keindahanmu. Selamat jalan, Ustadz. Jalan kebaikan dan cinta yang selalu kau tempuh di dunia, semoga mengantarkanmu ke gerbang yang paling indah di sisiNya. Amiin. (Helvy Tiana Rosa) Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapakah… yang mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang menanggungnya, semua atau sebagiannya… [ Ustdz. Rahmat Abdullah (Sang Murobi) ] Subhanalloh… sebuah kalimat yang penuh kekuatan. Kekuatan seorang ksatria, kekuatan kehidupan! Sungguh, amat jarang kujumpai pemimpin di negeri ini berkata demikian. Bukan sebatas kata, tapi benar-benar dilakukan di tiap langkahnya yang dalam. Sering ‘ku menggeleng membaca tulisan-tulisanmu. Tak mengerti.
Balasan: [wanita-muslimah] Bersolek Menuju RI-1
kepada para calon RI-1.,untuk selalu memperjuangkan kepentingan rakyat!!! jika tidak sanggup...harap tidak maju!!! http://www.aqiqahaqilah.com Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: TEMPO Edisi. 22/XXXVII/21 - 27 Juli 2008 Bersolek Menuju RI-1 Rupa-rupa sosok calon presiden kita. Dari pensiunan jenderal hingga dramawan, dari bekas demonstran hingga mantan gubernur. Ada yang didukung partai, ada juga yang menggantang asap seraya jual tampang. Lantai tujuh Rumah PAN sangat sibuk menjelang tengah malam, Rabu pekan lalu. Di ruang kerja ketua partai Soetrisno Bachir itu, ada artis Wulan Guritno, Marini Zumarnis, Derry Drajad, juga ekonom Christianto Wibisono. Asap melayang tipis. Puntung rokok memenuhi asbak. Biduan dangdut Iyet Bustami baru saja meninggalkan ruangan beberapa menit lalu. Mereka akan menjadi calon anggota badan legislatif dari Partai Amanat Nasional, kata staf Soetrisno, yang membagikan formulir isian kepada para tamu itu. Christianto hanya tersenyum, begitu juga para artis. Lantai dasar kantor partai itu, yang dilengkapi gerai penjual makanan dan minuman, juga penuh orang. Asap rokok tebal memedihkan mata. Beberapa orang sibuk memilih model stiker, kaus, atau jaket. Tampaknya mereka juga calon anggota badan legislatif yang sedang menyiapkan atribut kampanye. Kesibukan serupa terjadi di kantor-kantor partai lain. Mereka menyiapkan calon anggota badan legislatif, yang harus disetor ke Komisi Pemilihan Umum, bulan depan. Ini babak penting, karena akan menentukan perolehan suara pada Pemilihan Umum 2009. Calon yang yahud berpeluang mendulang banyak suara. Perolehan suara tentu saja juga berkaitan dengan tiket pencalonan presiden-selain jumlah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Undang-Undang Dasar mengatur, hanya partai politik atau gabungan partai politik yang bisa mengajukan calon. Dewan masih membahas syarat minimal perolehan suara partai atau gabungan partai yang bisa mengajukan calon itu. Ada beberapa pendapat, dengan kisaran 15 persen hingga 30 persen suara. Tiket itulah yang hendak dikejar oleh mereka yang berhasrat menjadi calon presiden. Beberapa di antaranya sudah punya modal awal: memimpin partai atau didukung partai. Soetrisno punya Partai Amanat Nasional, Prabowo Subianto disokong Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Wiranto memimpin Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Yusril Ihza Mahendra diusung Partai Bulan Bintang. Adapun Sutiyoso digandeng Partai Indonesia Sejahtera, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme, dan Partai Nasional Banteng Kemerdekaan Indonesia. Beberapa tokoh lain tampil meski belum menggenggam partai: Rizal Mallarangeng, Kivlan Zen, Ratna Sarumpaet, dan Fadjrul Rachman. Bisa jadi, daftar akan bertambah panjang. Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri hampir pasti akan mencalonkan diri lagi. Kepada Tempo, Soetrisno mengatakan belum memutuskan untuk maju. Selain partainya belum mengajukannya sebagai calon, ia belum memperoleh restu dari keluarga. Toh, ia telah menggeber iklan di media massa. Ia baru menyelesaikan pengambilan gambar untuk iklan yang akan tayang bulan depan. Temanya tentang kemerdekaan, ujarnya. Soetrisno menjadikan beberapa tokoh inspiratif sebagai bintang iklan-di antaranya Suster Apung, bidan yang harus mengarungi lautan untuk melayani masyarakat di Sulawesi Selatan. Iklan Agustus nanti merupakan serial yang akan dibuat Soetrisno hingga menjelang Pemilihan Umum, April 2009. Sepanjang Mei-Juni lalu, iklan pengusaha batik itu telah memenuhi layar televisi dengan slogannya, Hidup adalah Perbuatan. Uang bukan masalah bagi Soetrisno. Banyak memainkan saham perusahaan minyak dan batu bara, duitnya berlebih. Ia membeli gedung tujuh lantai Rp 20 miliar di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, yang dihibahkan untuk kantor partai. Untuk pemasangan iklan pada Mei-Juni lalu, menurut orang dalam partai itu, Soetrisno mengucurkan Rp 40 miliar lebih. Soetrisno juga mensponsori pendirian Solusi Bangsa Center, yang antara lain dipimpin Zaim Uchrowi, Direktur Utama Balai Pustaka. Soetrisno mengatakan lembaga ini banyak membantunya, termasuk membuat konsep pencitraan. Zaim, yang diwawancarai terpisah, mengatakan bahwa Solusi merupakan lembaga independen. Mas Tris (Soetrisno) jadi presiden atau tidak, kami akan tetap berjalan, ujarnya. l l l RUANG kerja Rizal Mallarangeng di Freedom Institute, lembaga pemikir yang ia dirikan, penuh buku. Sebatang Marlboro terselip di jari tangan kirinya, ketika Tempo menemuinya pada Rabu pekan lalu. Saya ingin mencontoh Barack Obama, katanya, menyebut kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat yang banyak merebut dukungan kaum muda. Rizal percaya pada teori bahwa dukungan bisa ditambang melalui media massa. Ia pun mulai memajang iklan di beberapa stasiun televisi. Ia mengambil gambar di beberapa tempat bersejarah: tempat pengasingan dokter Tjipto Mangoenkoesoemo
[wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi-(Yahudi memang ngga ada otaknya)
Namanya juga Kera, ngga ada otaknya, biar para kera Ahli semua berkumpul, tetep aja ngga ada otaknya... 1. lha mau menuntut kepada siapa ? wong nggak ada yang pegang hak ciptanya Al Quran, ya suruh tuntut aja nanti kalau sudah di hadapan Allah swt. 2. Kalaupun mereka menganggap Al Quran ditulis oleh umat islam masa lalu (Nabi Muhammad dan para sahabatnya), bukan kalam Allah, lha mau menuntut siapa, wong semuanya sudah tiada. 3. Kalaupun Al Quran mengutip kitab terdahulu, jangan lupa, penulisnya (baca=owner, pemilik wahyu, Allah) khan sama, lalu kalau penulisnya juga Dzat yang sama, mau minta izin sama siapa ? sebetulnya para Kera Ahli itu sedang menyatakan bahwa Kitab Taurat yang mereka punya itu bukan dari Allah swt, tapi buatan/tulisan pendahulu mereka pada zaman dahulu, sehingga mengganggap penulisnya lain, bukan Allah swt. Alih-alih akan bikin sensasi, eh malah menampar wajah sendiri. Arif RH --- On Sun, 7/20/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi untuk menuntut pelanggaran hak cipta kitab suci Al-Quran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Sunday, July 20, 2008, 9:35 PM Cuma ngutip perkataan nyong Ambon manise aja deh... Kalau terus-terus saling bermusuhan, kapan damai dan aman di dunia? wassalam, --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, mediacare [EMAIL PROTECTED] .. wrote: Isu ini mungkin perlu diwaspadai oleh umat Islam di seluruh dunia. Kabarnya, sebuah asosiasi pakar hukum Yahudi se-dunia akan menuntut pelanggaran hak cipta yang telah dilakukan oleh umat Islam pada penyusunan Al-Quran di masa lalu. Mereka menuding penyusun kitab suci yang begitu diagung-agungkan oleh umat Islam tersebut telah menjiplak kandungan pada Torat. Oleh umat Kristen, kandungan Torat masuk pada kitab Perjanjian Lama dan isinya tidak diutak-atik, sehingga tidak akan mereka gugat. Umat Yahudi tidak bisa menerima isi Al-Quran yang menuding mereka pernah disulap jadi kera dan lebih-lebih lagi mencap mereka sebagai bangsa kafir terkutuk. [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Doa untuk memperoleh kemudahan kelahiran
Doa untuk memperoleh kemudahan kelahiran Imam Jaâfar Ash-Shadiq (sa) berkata: âUntuk perempuan yang sulit melahirkan, tuliskan di kulit kijang atau kertas doa berikut: اÙÙÙÙ`ÙÙÙÙ Ù`Ù ÙÙارÙج٠اÙÙ'ÙÙÙ Ù`Ù ÙÙÙÙاشÙÙ٠اÙÙ'غÙÙ Ù`Ù ÙÙرÙØÙ'Ù ÙاÙ٠اÙدÙ`ÙÙÙ'ÙÙا ÙÙاÙ'ÙآخÙرÙØ©Ù ÙÙرÙØÙÙÙ'Ù ÙÙÙÙ ÙØ§Ø Ø§ÙرÙ'ØÙÙ Ù' ÙÙاÙة٠بÙÙÙ'ت٠ÙÙÙاÙÙÙØ© رÙØÙ'Ù Ùة٠تÙغÙ'ÙÙÙÙ'ÙÙا بÙÙÙا عÙÙÙ' رÙØÙ'Ù Ùة٠جÙÙ ÙÙÙ'ع٠خÙÙÙ'ÙÙÙÙØ ØªÙÙÙ'رÙج٠بÙÙÙا ÙÙرÙ'بÙتÙÙÙا ÙÙتÙÙÙ'Ø´ÙÙ٠بÙÙÙا غÙÙ Ù`ÙÙÙا ÙÙتÙÙÙسÙ`Ùر٠ÙÙÙاÙدÙتÙÙÙØ§Ø ÙÙÙÙضÙÙ٠بÙÙÙ'ÙÙÙÙÙ Ù' بÙاÙÙ'ØÙÙÙ`Ù ÙÙÙÙÙ Ù' ÙاÙÙÙظÙ'ÙÙÙ ÙÙÙ'ÙÙ. Allâhumma Fârijal hammi wa Kasyifal ghammi wa Rahmânad dun-yâ wal âkhirah wa Rahîmahumâ, irham ⦠binti ⦠rahmatan tughnîhâ bihâ `an rahmati jamîi khalqika, tafruju bihâ kurbatahâ wa taksyifu bihâ ghammahâ wa tuyassiru wilâdatahâ, wa qudhiya baynahum bilhaqqi wa hum lâ yuzhlamûn. Ya Allah, wahai Yang Maha Menghilangkan duka, Yang Melepaskan derita, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang di dunia dan akhirat, sayangi ⦠binti ⦠dengan kasih sayang yang tidak membutuhkan lagi kasih sayang dari seluruh makhluk-Mu, dengannya Kau hilangkan dukanya, Kau lepaskan deritanya, Kau mudahkan dalam melahirkan. Telah ditetapkan di antara mereka kebenaran sementara mereka tidak dizalimi. (Makarimul Akhlaq: 410) Keterangan: Tuliskan atau sebutkan nama perempuan yang akan melahirkan pada kalimat yang digaris-bawahi. Selain doa ini dibaca, juga ditulis pada lembaran kertas kemudian ikatkan atau ditempelkan pada bagian dari badan perempuan yang akan melahirkan. Wassalam Syamsuri Rifai Macam2 shalat sunnah, doa-doa pilihan, dunia anak dan artikel Islami: http://syamsuri149.wordpress.com http://shalatdoa.blogspot.com Amalan Praktis harian dan Bulanan, dan doa2 pilihan: http://islampraktis.wordpress.com Tafsir tematik, keutamaan surat2 dan ayat2 Al-Qurâan: http://tafsirtematis.wordpress.com Audio shalawat tarhim, doa dan musik2 ruhani (mp3), dilengkapi tek narasi: http://syamsuri149.multiply.com Amalan praktis, Adab2 dan doa2 haji dan umroh: http://almushthafa.blogspot.com Milis keluarga bahagia, dunia anak dan artikel2 Islami, macam2 shalat sunnah, amalan2 praktis dan doa-doa pilihan: http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa Milis Feng Shui Islami, rahasia huruf dan angka, nama dan kelahiran, rumus2 penting lainnya, dan doa2 khusus: http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami
[wanita-muslimah] The Saudi Guide To Piety
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2008/07/21/AR2008072102357.html?wpisrc=newsletterwpisrc=newsletter The Saudi Guide To Piety By Anne Applebaum Tuesday, July 22, 2008; Page A21 Because they are so clearly designed for the convenience of large testing companies, I had always assumed that multiple-choice exams, the bane of any fourth-grader's existence, were a quintessentially American phenomenon. But apparently I was wrong. According to a report last week by the Hudson Institute's Center for Religious Freedom, it seems that the Saudi Arabian Ministry of Education finds them useful, too. Here, for example, is a multiple-choice question from a recent edition of a Saudi fourth-grade textbook, Monotheism and Jurisprudence, in a section that attempts to teach children to distinguish between true and false belief in God: Q. Is belief true in the following instances: (a) A man prays but hates those who are virtuous. (b) A man professes that there is no deity other than God but loves the unbelievers. (c) A man worships God alone, loves the believers, and hates the unbelievers. The correct answer, of course, is (c): According to the Wahhabi imams who wrote this textbook, it isn't enough to simply worship God or just to love other believers; it is important to hate unbelievers, too. By the same token, (b) is wrong as well: Even a man who worships God cannot be said to have true belief if he also loves unbelievers. Unbelievers, in this context, are Christians and Jews. In fact, any child who attends Saudi schools until ninth grade will eventually be taught outright that Jews and Christians are enemies of believers. They will also be taught that Jews conspire to gain sole control over the world, that the Christian crusades never ended, and that on Judgment Day the rocks or the trees will call out to Muslims to kill Jews. These passages, it should be noted, are from new, revised Saudi textbooks, designed to be less harsh on the infidels. After an analysis of earlier textbooks caused an outcry in 2006, American diplomats approached their Saudi counterparts about modifying the more disturbing passages, and the Saudis agreed to conduct a comprehensive revision . . . to weed out disparaging remarks toward religious groups. The promised revision -- hailed at the time as a great diplomatic success -- was supposed to be finished by the beginning of the 2008-09 school year and was accompanied by a Saudi public relations campaign. Among other things, the Saudis sponsored an interfaith dialogue this week, one that all participants hailed as a great breakthrough -- despite the fact that the meetings took place in Spain, apparently because it would be too embarrassing for Saudi Arabia to host Christian and Jewish religious leaders on its own soil. But now the beginning of the 2008-09 school year is nearly upon us, the only textbook revisions have been superficial and the most disturbing part of the books' message -- that faithful Muslims should hate Jews and Christians -- remains. Normally, the contents of another country's textbooks would be of no interest, and, indeed, I'm sure that there are plenty of American textbooks that contain insane, incorrect or otherwise unacceptable information. Saudi schoolbooks, however, are a special case. They are written and produced by the Saudi government and are distributed, free, to Saudi-sponsored Muslim schools as far afield as Lagos and Buenos Aires. This doesn't mean every child who reads them will hate non-Muslims, but Americans are not the only ones who worry about the influence of these books: In Britain, a small political storm broke out last year when Saudi books calling on Muslims to kill all apostates were found in mosques there. Still, even if U.S. diplomacy is a legitimate response to this peculiarly insidious form of propaganda, it clearly isn't a sufficient response. Far more significant, and surely more effective, would be a unified response from the rest of the world's Muslims, the vast majority of whom do not share Saudi views and occasionally say so. It would be useful, for us but especially for them, if they would say so more often and more loudly. The United States, of course, is not a Muslim nation, and Americans cannot by themselves orchestrate a meaningful Muslim response to Saudi extremism. But we do have a large Muslim population, we do have friends in the moderate Muslim world and we do have some money -- mostly wasted -- to spend on public diplomacy. We also have two presidential candidates who are arguing hard about the best way to combat terrorism, the best way to deploy guns and aid, the best uses of American military power. Here is a novel idea for both of them: Make sure that children in Iraq, Afghanistan, Saudi Arabia and in Islamic schools all around the world have decent fourth-grade textbooks. Help persuade the Muslim world to write and distribute them. It
[wanita-muslimah] RIYADH: An Asian housemaid has taken shelter at her embassy after being abducted and gang-raped by seven men in Riyadh last week.
http://www.arabnews.com/?page=1section=0article=112009d=22m=7y=2008 The Middle East's Leading English Language Daily Tuesday 22 July 2008 (18 Rajab 1429 RIYADH: An Asian housemaid has taken shelter at her embassy after being abducted and gang-raped by seven men in Riyadh last week. The 22-year old maid ... was forced into a car, taken to an undisclosed location and later dropped off at the same place from where she was picked up, said a spokesman for the embassy. The housemaid left her employer's home to throw garbage into the municipality's garbage bin when the men overpowered her and abducted her, he said, adding that the men invited their friends to rape the woman until she bled and became unconscious. The men repeatedly raped her and left her in a battered and bleeding state, he said. On June 27, Arab News reported the story of another maid who was also gang-raped and is now being cared for at a maids' shelter run by her embassy. The embassy spokesman said the victim of the first rape would be repatriated to her country. No arrests have been made in both cases so far... A number of similar cases are being reported by different embassies on a more frequent basis now, he added. Over the past year, local newspapers have reported incidents of maids giving birth to babies after falling pregnant in sexual assaults. The problem of maids being abused has become a major issue for some embassies, which are forced to devote a substantial amount of their time, effort and money in dealing with the problem. Meanwhile, Waleed Al- Soweidan, chairman of the Saudi Recruitment Committee at the Riyadh Chamber of Commerce and Industry, said the Kingdom started directly recruiting housemaids from Nepal following an agreement between the two countries several months ago. Due to the absence of a Saudi diplomatic mission in Katmandu, Nepalese maids come to the Kingdom via India or Bangladesh. Al-Soweidan said that the National Recruitment Committee has agreed that the monthly salary for a housemaid from Nepal should be no less than SR500 and that Katmandu should train the maids before sending them to the Kingdom. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Is society ready for change?
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=112014d=22m=7y=2008pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Tuesday 22 July 2008 (18 Rajab 1429) Is society ready for change? Haya Al-Manie | Al-Riyadh - LOCAL newspapers have recently published stories of women driving on the Kingdom's roads, something that led me to ask why they try to drive when they do not know how to. Since some of these women have ended up in terrible accidents, I'm led to ask whether there was a real need for them to drive, or were they just trying to show off. Maybe some of these young women were looking for adventure. The incidence of women driving may indicate a coming social change, which supports the theory of officials that the decision to allow women to drive must come from the community, not from the government. I am not going to argue about the right of women to drive, especially for families with extenuating circumstances. However, it is important for women who do not know how to drive not to try it on the roads, as this is suicidal. We criticize Saudi youths when they joy ride and undertake dangerous maneuvers at high speeds. This is exactly the same as women driving without knowing how to. At the same time, I want to know about the legal status of women driving in the Kingdom. Since some women hold international driving licenses and the decision to allow women to drive is a community one, do women who have international licenses not have the right to drive, especially if their parents approve? The incidence of women attempting to drive reflects a change in traffic rules. Women nowadays have more initiative than before. Most of them believe it has taken them too long to recognize their rights; they believe that rights are to be taken. I am not going to take any sides because that will not change anything. If societies want to achieve something, they will continue to make efforts until they get it. This will happen, especially if the majority believes it to be their right. These women tried to drive, despite it being dangerous, on a whim. They have no interest in drawing attention to their rights. They were simply trying to impose a status quo. We do not want these whimsical women to try to drive on our roads just to show off - this could result in a car accident or a police arrest. Positive social change is driven by positive thinking, not reckless actions and emotions. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Women's rights in Kingdom
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=112032d=22m=7y=2008 Tuesday 22 July 2008 (18 Rajab 1429) Women's rights in Kingdom Samar Fatany, Arab News - THERE are conflicting reports about the participation of women in the 2009 municipal elections. According to some government officials, there are still many challenges that make it difficult for Saudi women to participate in the decision-making process of their country. This sorry situation is due to several major factors that continue to harm Saudi women and deprive them of the right to manage and lead organizations. The most obvious ones are the long absence of any resistance toward blatant discrimination and women's sad acceptance and resignation to their unfortunate fate. They make no demands to take charge of their lives or to reject the continued abuse and unjust policies. Moreover, the indifference of the educated elite and acquiescence of the more moderate religious scholars who remained silent for decades contributed to ignorant and shortsighted restrictions that have excluded women from all spheres of public life. However, this is no longer the case. I have been following with great interest and enthusiasm the calls and activities of women leaders in Saudi society. Some of them who are associated with Human Rights Organization have been very critical of the judiciary for its blatant bias toward men and its failure to provide justice for women who suffer from domestic abuse. Women writers have also boldly defied those who argue that driving for women is not a priority. They have asserted that the ban is another form of misogynistic control over women and a means to restrict their movement. The board members of the Jeddah Chamber of Commerce and Industry also have played a vital role in addressing the segregation laws and other obstacles that limit the success of women in business and the work force. ACADEMICS and women in media have contributed by conducting scientific studies and exposing the violations and social problems facing women as well as recommending solutions to raise the status of women in Saudi society. Today, the educated elite, who had abandoned their intellectual role and whose only interest in the past was personal gain, is taking a more active role to confront the hegemony of tribal culture and is working hard toward changing the social fabric of this male domination that is hobbling the progress and development of this country. A national campaign has already begun to address the challenges that impede women's participation in government and managerial positions. King Abdul Aziz National Dialogue Center should be commended for leading this campaign to raise awareness among women and address the major obstacles that stand in the way of their empowerment. The center invited researchers and social scientists to participate in several conferences throughout the Kingdom and, for the first time, has succeeded in creating a culture of dialogue in our society to discuss matters that were taboo in the past - mainly discrimination against women in the name of Islam. All the debates were televised, and the media covered in detail many bold and transparent studies that expose the unjust policies that control women and marginalize their role, such as the imposed rule of a male guardian licensed to manage all legal aspects of women in Saudi Arabia. These rules keep women entirely under the mercy of people who prey on their legal vulnerability. Issues like these need to be raised, as they constitute a clear violation of human rights by all world standards and any religious belief. The initiatives of the National Dialogue Center provide us with hopes for a better future. The center recently endorsed a new plan to launch an awareness campaign that will reach 45,000 citizens within six months. Three categories of people will be selected for a national study of Saudi culture and lifestyle. Each category will consist of 15,000 people including imams in mosques, elementary school teachers, university professors and parents. One of the main objectives of this initiative is to emphasize the importance of social responsibility and positive and transparent interaction between community members. I hope and pray that one day the initiatives of our activists, social scientists and women in media will pave the way for Saudi women to assume leadership positions in government and business. Women here have suffered in silence for decades; it is time we heard them speak out and demand their legal rights as equal citizens of this country. However, women must understand that in order to succeed and gain these rights, they must stand up for themselves while learning from the experience of others. In more advanced societies, women had to work hard to get to where they are today. Some struggled
[wanita-muslimah] Editorial: Madrid shows the way forward
http://www.arabnews.com/?page=7section=0article=112031d=22m=7y=2008pix=opinion.jpgcategory=Opinion Tuesday 22 July 2008 (18 Rajab 1429) Editorial: Madrid shows the way forward 22 July 2008 - Back in the 1960s, when asked for his assessment of the 1789 French Revolution, Chinese Prime Minister Chou en-Lai, famously said, It is too early to say. So too with last week's world dialogue in Madrid which brought together representatives of Islam, Christianity, Judaism, Hinduism, Buddhism and other faiths. Just days after the event, it is too early to say what the long-term international impact will be, although hopefully it will be much less than 200 years before the conference is seen to have been what Custodian of the Two Holy Mosques King Abdullah (whose idea it was), the participants there and a host of religious and political figures the world over all want it to be: a turning point in relations between faiths and cultures. Certain results, however, are already clear. It was no vain hope that those who attended would leave with changed minds. Historic, a landmark, and a new dawn: Such were the terms used by participant after participant to describe the event. For them, its supreme value was not its recommendations - among them calls for the UN to take up the issue of interfaith dialogue and for an international agreement to combat terrorism - but that the meetings took place at all. The sight of different faiths talking to each other, of imams and bishops and rabbis and scholars embracing each other, laughing with each other, sharing meals with each other, is potentially momentous. If religious leaders can work in harmony, then so can everyone else. No one left with their own faith diminished but there was a shared acceptance that faith (as opposed to a particular faith) has a powerful role to play in our world - that it can help combat poverty, end discrimination and racism, work to safeguard the environment, fight injustice and more - and that, therefore, it is to be supported, not abused and attacked. The other common sentiment expressed by all at the conference was gratitude to King Abdullah for opening a door which they believe will not easily close; interfaith dialogue is now going to figure firmly on the agenda worldwide, in Muslim countries as much as in non-Muslim ones. The thanks were in no way perfunctory. They were genuine. That is of major importance in helping change perceptions, particularly about Islam. The sad truth is there are some people in the West and elsewhere who cling to the view that Islam is intolerant and a threat. Similarly, there are some in the Muslim world who believe the same of Christianity and other religions. The conference obliterated any basis for such thinking but it is Islam that particularly benefits - because it is Islam that has been particularly vilified in this respect. The discovery that it is a religion of tolerance and peace and that Muslims want dialogue with Christians, Jews and others, and to live in harmony with them, came almost as a revelation to some at the conference; but a revelation that they took to their hearts. Relationships were formed in Madrid that will undoubtedly result in individual efforts at dialogue. Welcome though that is, the real goal was to start a process that breaks down the barriers of religious intolerance and ignorance and puts respect at the center of relations between peoples and societies. For much of this decade, the political initiative in so many corners of the world seems to have passed into the hands of bigots whose agenda is offensive (in both senses of the term: attack and insult) and whose vision is firmly stuck in the notion, If you are not with us, you are against us. The Madrid dialogue is only the start of a process but it enables those who believe in tolerance to regain the initiative. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Greeks islanders on Lesbos lose 'lesbian' case
http://www.smh.com.au/news/world/greeks-islanders-on-lesbos-lose-lesbian-case/2008/07/22/1216492451706.html Greeks islanders on Lesbos lose 'lesbian' case July 23, 2008 An Athens court has rejected a complaint by inhabitants of the Greek island of Lesbos who had wanted gay women to stop monopolising the term 'lesbian', a justice source said. The court ruled that the term lesbian does not define status and personality and therefore the islanders had no reason to complain that they felt personally slighted by its use. Three residents of the Aegean Sea island had filed a complaint in April, calling on the Greek Gay and Lesbian Community (OLKE), the country's main homosexual association, to drop the term. The verdict is open to appeal. Often referred to in Greece as Mytilene, the name of Lesbos' capital, the island was the home of the poet Sappho, who expressed her love of other women in lyric verses written in the early sixth century BC. Many locals are rankled by the fact that the resort of Eressos is a popular tourist destination for lesbians. AFP [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] EDUCATION IN CUBA
http://www.granma.cu/INGLES/2008/julio/lun21/Reflections-21julio.html Havana. July 21, 2008 Reflections of Fidel EDUCATION IN CUBA (Translated by ESTI) IT would seem our country has the most educational problems in the world. All of the cables that reach us report the many and difficult challenges we face: a deficit of over 8,000 teachers, disrespectful and ill-mannered students, lack of training, in short: problems of all sorts. I don't believe, to begin with, that we're in such bad shape. Not one developed country shares our schooling indices and the educational opportunities open to all citizens, which we maintain in spite of the unjust blockade and the shameless plundering of arms, muscles and brains Cuba endures. The United States and other wealthy countries cannot even compare themselves to us. They do have many more automobiles, use more fuel, consume more drugs, buy more cosmetics and benefit from pillaging our countries, as they have done for centuries. Imperialism seeks to return Cuban women to the condition of merchandise, pleasure objects and servants for the rich. They do not forgive countries for their struggle for liberation. It yearns to return to the time when black Cubans were barred from using recreational facilities. Then, many citizens lacked employment, social security and medical services. To Martí, freedom was very dear and one had to pay the price for it or resign oneself to a life without it. That is the question all Cubans must ask themselves each day. How feasible are the aspirations of our enemies? Only we have the answer, within each of us. In terms of education, should we not ask ourselves if our educational system employs a bureaucratic method which teaches science without conscience? I don't believe we have regressed that much. In any event, each one of us must ask these questions to avoid having our dignity spat on. We should expect no mercy from our enemies. There are tens of thousands of people who think, speak, act and make decisions. The measures that are adopted every day are in their hands. Let us keep a watchful eye on our enemies and let us do exactly the opposite of what they want from us to continue being who we are. This is an appeal to our conscience. The Revolution justifiably demands from us that we work more, that is to say, that we work! We have held our ground for 50 years. The new generations are much better educated to face the challenges; we have the right to demand from them much more. Let us not become discouraged by the news spread by our enemies, which distorts the meaning of our words and paints our self-criticisms as tragedies. The wellspring of our revolutionary ethics is inexhaustible. Fidel Castro Ruz July 19, 2008 12:14 p.m. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme?'' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' tegasnya. Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' ujarnya. ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi. Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar ditokoh-tokohkan,'' kata istri Taufiq Kiemas itu. Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba dong kalau memang ada, majulah.'' [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir
Kita? Elo aja kalee:-))) Iya dong. harus tunduk sama aturan pemerintah Perancis. Resiko knapa mau disekolah pemerintah Perancis, dah tau peraturan dari dulunya gitu. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo kita bisa bilang begitu untuk Aceh... lha kok kita marah2 ketika orang Perancis melarang orang berjilbab? hukumnya begitu, ya diikuti saja bukan? - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 22, 2008 6:39 PM Subject: Re: Bls: Bls: [wanita-muslimah] Pelecehan seksual kian marak di Mesir Wah kurang jelas ya maksudku? Maksudnya kita bisa berharap kesadaran akan DOSA (=agama=iman) ... adalah.. Okelah Indonesia ini (misalnya) hukum tidak tegak, tapi masih bisa berharap kepada banyaknya orang yang beriman sehingga tidak menambah catatan kejahatan di Indonesia. Jadi, Hukum (dalam penerapan di negara) dan Agama (dalam penerapan pribadi) bisa mencegah kemungkaran. Bayangkan kalo Indonesia ini dah hukum gak tegak, gak ada orang beriman, he..he...jadi apa ya? Soal kejadian di Aceh, Polisinya aja gak repot kok ngejar2. Knapa kita yang repot ?...:-)) Just kidding Menurutku sih kalo Aceh sudah membuat aturannya spt itu, saya berharap masyarakat disana menuruti aturan tsb aja deh. Tertib hukum maksute. Mungkin awalnya repot, moga2 lama2 jadi kebiasaan...:-) wassalam, Lina nicetalkingtou. cu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: lha masalahnya kalau kesadaran beragamanya yang salah dan bermasalah jadi merasa berhak untuk menghakimi orang yang tidak sesuai dengan standard moral/agamanya misal kejadian di aceh, ada seorang perempuan sudah pakai jilbab sama polisi agama masih ditangkep, karena pake celana jeans atau cerita di iran, ada cewe sudah pake jilbab lebar, pake baju warna hitam, lagi berlari2 ngejar bus ditahan sama polisi agama dibilang, gerakannya jadi bikin lekuk tubuhnya keliatan repot juga kalau kayak gini salam, -- wikan On 7/22/08, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: He..he..kalau mau ditarik (lagi) pemikiran masyarakat tsb terbentuk karena kebiasaan sadar hukum. Kenapa sadar? Karena hukum bisa tegak. Di negara2 yang hukumnya gak tegak, tak akan ada kesadaran hukum. Namun kita masih bisa berharap kepada kesadaran akan dosa (=ajaran agama atau iman) yang bisa membantu mengerem segala kejahatan. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Dari Pelajaran Agama: Tanda-tanda Iman yang Benar
Ngapain juga si Anne Applebaum ngurusin kurikulum pelajaran di suatu negara? Apalagi ini soal iman, yang pasti dah beda antara Anne dan Arab ?? Anne telah melanggar HAMnya orang Arab...:-))) Arab mungkin pikir ini soal iman, tapi Anne pikir ini soal kebencian. Tidak mencintai, membenci apakah sudah pasti memusuhi. Kalo sudah memusuhi apakah harus dibasmi?? Kan gak pasti begitu. Pasti ada konteksnya. Kalau mau ditarik lebih jauh lagi soal perang dingin antara Barat dan Timur, ku pikir mereka sama saja. Barat 'memerangi' Timur secara politis dan gazwul fikri (?), Timur membalas 'memerangi' Barat dengan cara 'memperkuat iman/akidah' namun diartikan oleh Barat sebagai ajaran kebencian (gazwul fikri). Ah gazwul fikri dimana-mana. Kita nonton ditengah-tengah dan bsia mengambil hikmah darinya. Mungkin ini suatu cara memerangi faham wahabi. QS2: 115. Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pilih salah satu: Tanda-tanda iman yang benar adalah: A) Orang yang salat tetapi membenci mereka yang bertakwa B) Orang yang bersaksi tiada tuhan selain Allah, tetapi mencintai orang-orang kafir C) Orang yang menyembah Allah semata, mencintai orang-orang yang beriman dan membenci orang-orang kafir. Pertanyaan di atas muncul dalam buku pelajaran agama, dan tampaknya tidak terlalu sulit untuk menentukan jawaban yang benar. ' Jangan harap anak didik mendapat poin kalau tidak melingkari huruf C. Apa benar demikian? Apakah tidak ada jawaban lain? Mengingat pelajaran ini ditanamkan di benak siswa semenjak usia awal, bisa dibayangkan benih-benih kebencian yang tumbuh. Contoh di atas berasal dari buku pelajaran Tauhid dan Fikih untuk kelas 4 SD di Arab Saudi. Bagaimana buku pelajaran kita dulu? Dan bagaimana sekarang? salam, http://www.slate.com/id/2195684/ A Textbook Case of Intolerance Changing the world one schoolbook at a time. By Anne Applebaum Posted Monday, July 21, 2008, at 8:01 PM ET Because they are so clearly designed for the convenience of large testing companies, I had always assumed that multiple-choice tests, the bane of any fourth grader's existence, were a quintessentially American phenomenon. But apparently I was wrong. According to a report put out by the Hudson Institute's Center for Religious Freedom last week, it seems that Saudi Arabians find them useful, too. Here, for example, is a multiple-choice question that appears in a recent edition of a Saudi fourth-grade textbook, Monotheism and Jurisprudence, in a section that attempts to teach children to distinguish true from false belief in god: Q. Is belief true in the following instances: a) A man prays but hates those who are virtuous. b) A man professes that there is no deity other than God but loves the unbelievers. c) A man worships God alone, loves the believers, and hates the unbelievers. The correct answer, of course, is c). According to the Wahhabi imams who wrote this textbook, it isn't enough just to worship god or just to love other believersit is important to hate unbelievers as well. By the same token, b) is also wrong. Even a man who worships god cannot be said to have true belief if he loves unbelievers. Unbelievers, in this context, are Christians and Jews. In fact, any child who sticks around in Saudi schools until ninth grade will eventually be taught that Jews and Christians are enemies of believers. They will also be taught that Jews conspire to gain sole control of the world, that the Christian crusades never ended, and that on Judgment Day the rocks or the trees will call out to Muslims to kill Jews. These passages, it should be noted, are from new, revised Saudi textbooks. Following a similar analysis of earlier versions of these same textbooks in 2006, American diplomats immediately approached their Saudi counterparts about the more disturbing passages, and the Saudis agreed to conduct a comprehensive revision to weed out disparaging remarks towards religious groups. The promised revisionhailed, at the time, as a great diplomatic successwas supposed to be finished by the beginning of the 2008-09 school year and was accompanied by a Saudi PR campaign. Among other things, the Saudis sponsored an interfaith dialogue last week, one that all participants hailed as a great breakthroughdespite the fact that the actual meetings took place in Spain as it would be too embarrassing for Saudi Arabia to host Christian and Jewish religious leaders on its own soil. But although the beginning of the 2008-09 school year is nearly upon us, the only textbook revisions have been superficial, and the most disturbing part of the messagethat faithful Muslims should hate Jews and Christiansremains. Normally, the
Re: [wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi-(Yahudi
Mas, jangan keras-keras begini. Di sini banyak lho murid-murid kera. Kalau mereka marah nanti sampeyan digigit. Bisa tetanus! -Rizal- --- On Mon, 7/21/08, Arif Rahman Hakim [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Arif Rahman Hakim [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi-(Yahudi memang ngga ada otaknya) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, July 21, 2008, 10:53 AM Namanya juga Kera, ngga ada otaknya, biar para kera Ahli semua berkumpul, tetep aja ngga ada otaknya... 1. lha mau menuntut kepada siapa ? wong nggak ada yang pegang hak ciptanya Al Quran, ya suruh tuntut aja nanti kalau sudah di hadapan Allah swt. 2. Kalaupun mereka menganggap Al Quran ditulis oleh umat islam masa lalu (Nabi Muhammad dan para sahabatnya), bukan kalam Allah, lha mau menuntut siapa, wong semuanya sudah tiada. 3. Kalaupun Al Quran mengutip kitab terdahulu, jangan lupa, penulisnya (baca=owner, pemilik wahyu, Allah) khan sama, lalu kalau penulisnya juga Dzat yang sama, mau minta izin sama siapa ? sebetulnya para Kera Ahli itu sedang menyatakan bahwa Kitab Taurat yang mereka punya itu bukan dari Allah swt, tapi buatan/tulisan pendahulu mereka pada zaman dahulu, sehingga mengganggap penulisnya lain, bukan Allah swt. Alih-alih akan bikin sensasi, eh malah menampar wajah sendiri. Arif RH wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: [wanita-muslimah] Uang Bukan Segalanya | Lulus Langsung Kaya | TIPS AGAR TIDAK MENJATUHKAN MOTIVASI KARYAWAN
Uang memang bukan segala - galanya tapi segala - galanya buth uang... (Hari gini gitu lho...) - Pesan Asli Dari: Widyanto Duta Nugroho [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Selasa, 22 Juli, 2008 02:38:56 Topik: [wanita-muslimah] Uang Bukan Segalanya | Lulus Langsung Kaya | TIPS AGAR TIDAK MENJATUHKAN MOTIVASI KARYAWAN Uang Bukan Segalanya Seorang ayah berkata kepada anaknya yang masih berusia belasan... Uang dan ketenaran tidak dapat membeli kebahagian... Sang anak kemudian bertanya.. Apakah ayah pernah mencobanya?.. Seorang guru SD berkata kepada muridnya... Uang tidak dapat menyelesaikan masalah... Sang murid menjawab… Benar Pak, apalagi kalau tidak punya uang... Uang memang bukan segalanya dan faktanya, segalanya butuh uang. Orang rela bekerja dari subuh hingga malam hari hanya agar memiliki uang dan dengan uang yang diperolehnya setiap orang bisa membeli apa pun yang diinginkannya. Dengan memiliki uang kita bisa menyekelohakan anak ke sekolah yang berkualitas. Kita juga bisa membantu orang miskin dan anak yatim piatu. Seorang khotib pernah mengungkapkan, jangan mau jadi orang kaya, nanti masuk sorganya belakangan karena akan ditanya untuk apa kekayaanmu? Saya justru ketakutan jika mau masuk surga ditanya, mengapa kau sia-siakan hidupmu sehingga kami miskin, tidak bisa sedekah, tidak bisa membantu anak yatim piatu? Tentu saja saya malu masuk surga, meski saya juga takut masuk neraka, JIKA saya menganjurkan orang untuk sedekah dan membantu anak yatim piatu sementara saya sendiri tidak pernah melakukan yang saya sarankan. Jadi dengan uang kita bisa memiliki segalanya. Dan tidak ada sebuah larangan bagi kita memiliki banyak uang. Kita bahkan bisa membangun bisnis sehingga membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. Selama kita bisa menggunakan uang yang kita miliki untuk kemaslahatan bersama, mengapa kita harus apriori dengan uang. Bagaimana menurut anda? A MuchyiJakarta, DKI Jaya, Indonesia = widyanto duta nugroho Business manager www.widyanto. tk http://www.widyanto.tk/ www.pengumuman. tk http://www.pengumuman.tk/ www.harumdanaberjan gka.tk http://www.harumdanaberjangka.tk/ Y!M : nyantaidulu Hotmail http://www.hotmail.com/: nyantaidulu nyantaiduluet yahoo.com widyantoetgmail. com +6221-93318161 +628568525068 http://www.friendster.com/widyanto2 http://groups. yahoo.com/ group/bvoicehttp://groups.yahoo.com/group/bvoice PT. HARUMDANA BERJANGKA Cab. Menara Mulia, Floor 16 Suite 1608 Jl. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta Selatan - Indonesia Ph. +62 (21) 2520280 ext: 161 162 www.harumdanaberjan gka.co.id http://www.harumdanaberjangka.co.id/ = Lulus Langsung Kaya Di berbagai kesempatan, saya selalu membicarakan tentang paradigma baru yang semestinya menjadi pandangan paling mutakhir bagi adik-adik mahasiswa. Paradigma setelah lulus kuliah baru cari kerja atau setelah lulus kuliah langsung kerja sudah usang dan sudah saatnya diganti dengan paradigma setelah lulus kuliah langsung kaya. Paradigma Lulus Cari Kerja dan Lulus Langsung Kerja lebih menciptakan pekerja profesional yang 'diperbudak' oleh orang lain. Hidupnya dari gaji ke gaji dan umurnya hanya satu bulan. Paradigma lulus langsung kaya justru akan menciptakan entrepeneur-entrepeneur muda yang akan memperkokoh pondasi perekonomian negara kita. Cara yang paling sederhana agar bisa lulus langsung kaya adalah selama menempuh kuliah sudah mulai merintis bisnis sendiri. Meski kecil-kecilan, itu adalah awal yang sangat baik. Banyak pengusaha yang sukses saat ini, telah mulai menjalankan bisnis bahkan ketika masih sekolah dasar. Jadi adik-adik mahasiswa, silahkan mulai membangun bisnis anda sendiri agar setelah lulus tidak perlu antri dan bersaing dengan ribuan pelamar. Juga tidak menjadi komoditi penyelenggara even lowongan kerja. Bayangkan jika ada 14ribu orang mendaftar pada even lowongan kerja dengan biaya pendaftaran Rp.20ribu, maka pihak penyelenggara sudah mengantongi uang Rp.280.000.000. Bagi orang tua yang memiliki putra/putri mahasiswa, dukung dan bimbing mereka untuk menjadi wiraswatawan dimasa mendatang. A MuchyiJakarta, DKI Jaya, Indonesia = widyanto duta nugroho Business manager www.widyanto. tk http://www.widyanto.tk/ www.pengumuman. tk http://www.pengumuman.tk/ www.harumdanaberjan gka.tk http://www.harumdanaberjangka.tk/ Y!M : nyantaidulu Hotmail http://www.hotmail.com/: nyantaidulu nyantaiduluet yahoo.com widyantoetgmail. com +6221-93318161 +628568525068 http://www.friendster.com/widyanto2 http://groups. yahoo.com/ group/bvoicehttp://groups.yahoo.com/group/bvoice PT. HARUMDANA BERJANGKA Cab. Menara Mulia, Floor 16 Suite 1608 Jl. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta Selatan - Indonesia Ph. +62 (21) 2520280 ext: 161
Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' tegasnya. Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' ujarnya. ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi. Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar ditokoh-tokohkan, '' kata istri Taufiq Kiemas itu. Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba dong kalau memang ada, majulah.'' [Non-text portions of this message have been removed] ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Fw: Niger threatens illegal smokers with jail - Reuters
---Original Message--- From: hakim pohan (via Multiply) Date: 23/07/2008 9:33:52 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Niger threatens illegal smokers with jail - Reuters hakim pohan ([EMAIL PROTECTED]) has posted a new blog entry. Niger threatens illegal smokers with jail - ReutersJul 22, '08 10:32 PM for everyone Niger threatens illegal smokers with jail - Reuters July 23, 2008 Abdoulaye Massalatchi Smokers in the desert state of Niger who break newly enforced anti-smoking laws by lighting up in public or at work, face punishments of up to three months in prison, the government said on Friday. Smugglers, bandits and rebels in Niger profit from the illegal trans-Saharan cigarette trade -- estimated by analysts to be worth $1 billion a year -- criss-crossing the impoverished West African state's lawless north. The government's council of ministers in the faraway southwestern capital decided late on Thursday to adopt ways of applying a May 2006 anti-smoking law, it said in a statement. Punishments for breaking the newly-enacted law will range from a 5,000 CFA franc ($12) fine to three months in prison, a government source told Reuters. Many countries across the world are clamping down on the tobacco industry -- with bans on advertising, fines and even laws against actors smoking on television or in films -- but few have threatened smokers with prison. The Niger government cites smoking as one of the leading health problems in the country, a uranium-producing nation that regularly faces droughts and needs food aid. One in five children in Niger die before their fifth birthday and aid agencies fear the current rising world prices for basic foods will put nutrition out of reach of millions even if the harvest there is good. Tags: global link audio reply video reply Add a Comment Copyright 2008 Multiply Inc, 6001 Park of Commerce, Boca Raton, FL 33487, USA Stop e-mails, view our privacy policy, or report abuse: click here [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Public toilet in Switzerland.... will u use it?
Dari luar TIDAK tembus pandang...tapi... Dari dalam TEMBUS PANDANG??? Cool... Here's a picture of a public toilet in Switzerland. Now that you have seen the outside view of the Toilet, Just spend some more time scrolling down to see how it looks from inside...!! . .. . .. . .. . .. . .. . .. That's made entirely out of one-way glass. No one can see you in there, but when you are inside, it looks like you're sitting in a clear glass box. Would you use it ? ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed]
RE: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu, tenaga dan uang saja. ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' kata Megawati. Orang-orang seperti pak Supir tadi, atau yang ada di kalangan grass root, mana punya cukup waktu, dana dan tenaga untuk memunculkan figur-figur untuk ikutan pemilu ? Untuk sekedar mencukupi kehidupan keluarganya saja dia harus menghabiskan waktu dan tenaganya setiap hari. Individualis kah mereka ? Mungkin iya. Tapi keadaan memaksa mereka begitu. Biarpun banyak golputters, ternyata banyak yang menyambut gembira datangnya masa PEMILU partai ini. Karena mereka bisa dapat kaos baru dan juga tambahan uang saku kalau ikutan kampanye...hehehe... Mereka ikut kampanye di sebanyak mungkin partai, karena makin banyak ikutan berarti makin banyak kaos baru dan uang saku... Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Fani Noviyani Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' tegasnya. Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' ujarnya. ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi. Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar ditokoh-tokohkan, '' kata istri Taufiq Kiemas itu. Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba dong kalau memang ada, majulah.'' [Non-text portions of this message have been removed] ___ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
Re: [SPAM] Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Saya kira masalah ialah orang-orang yang mau dipilih adalah oknom-oknom itu juga yang sudah diketahui cara dan hasil kerja mereka, atau ibaratnya seperti makanan basi yang disuguhkan kepada tamu, jadi tamu berpendapat lebih baik tidak makan. - Original Message - From: Fani Noviyani To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, July 23, 2008 4:35 AM Subject: [SPAM] Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] Kepada: [EMAIL PROTECTED] Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). Menurut capres dari PDIP itu, Pancasila mengajarkan, selain memiliki hak, setiap warga negara juga mempunyai kewajiban. ''Jadi, kalau rakyat disuruh golput, lantas bilang ini hak saya, ya sudah, jangan di sini. Silakan cari negara lain yang bisa seperti itu,'' tegasnya. Megawati menilai ajakan golput itu kontraproduktif dengan semangat pemilu langsung yang diamanatkan UUD 1945. Sebab, pemilu langsung mengharuskan adanya partisipasi rakyat. ''Kalau sampai ada 80 persen warga yang golput, terus mau diapakan negara dan bangsa ini,'' ujarnya. ''Kalau memang tidak senang dengan figur-figur yang ada, munculkan tokoh yang lain. Jangan hanya berdiam diri,'' imbuhnya lagi. Namun, dia mengingatkan agar figur alternatif itu memang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk memimpin negara. ''Jangan sekadar ditokoh-tokohkan, '' kata istri Taufiq Kiemas itu. Karena itu, Mega menantang keberanian tokoh-tokoh muda sebagai pemimpin alternatif untuk tampil. ''Jangan hanya diwacanakan. Coba dong kalau memang ada, majulah.'' [Non-text portions of this message have been removed] __ Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru. Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. Cepat sebelum diambil orang lain! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi-(Yahudi
Ouch.. mas Rizal, kalo dah kena tetanus.. gawat donk.. Oh ya.. Kera kan juga mahluk ciptaan Allah yaa.. Kasian juga kera2 itu jadi terpojokkan keberadaannya.. Maksudku kera beneran lho mas.. Kebanyakan dr species mereka lucu2 lho.. Aku pernah ke Ragunan dan mampir ke pusat Primata yg keren itu.. Ada satu jenis kera, lupa namanya, pas bayi.. lucunya minta ampun.. imut banget.. golden colour gitu.. Sejak itu suka main ke sana utk sekedar mengagumi mahluk lucu ciptaan Allah tersebut.. Btw, mas Rizal dah pernah ke sana belum? Apik lho mas tempatnya.. Maaf ya utk semua, kalo ngga nyambung.. Sampe kapanpun Yahudi is Yahudi.. Ngga bisa diapa2in.. Cheers.. On 7/23/08, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas, jangan keras-keras begini. Di sini banyak lho murid-murid kera. Kalau mereka marah nanti sampeyan digigit. Bisa tetanus! -Rizal- --- On Mon, 7/21/08, Arif Rahman Hakim [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Arif Rahman Hakim [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Waspada: Ada gerakan Yahudi-(Yahudi memang ngga ada otaknya) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Monday, July 21, 2008, 10:53 AM Namanya juga Kera, ngga ada otaknya, biar para kera Ahli semua berkumpul, tetep aja ngga ada otaknya... 1. lha mau menuntut kepada siapa ? wong nggak ada yang pegang hak ciptanya Al Quran, ya suruh tuntut aja nanti kalau sudah di hadapan Allah swt. 2. Kalaupun mereka menganggap Al Quran ditulis oleh umat islam masa lalu (Nabi Muhammad dan para sahabatnya), bukan kalam Allah, lha mau menuntut siapa, wong semuanya sudah tiada. 3. Kalaupun Al Quran mengutip kitab terdahulu, jangan lupa, penulisnya (baca=owner, pemilik wahyu, Allah) khan sama, lalu kalau penulisnya juga Dzat yang sama, mau minta izin sama siapa ? sebetulnya para Kera Ahli itu sedang menyatakan bahwa Kitab Taurat yang mereka punya itu bukan dari Allah swt, tapi buatan/tulisan pendahulu mereka pada zaman dahulu, sehingga mengganggap penulisnya lain, bukan Allah swt. Alih-alih akan bikin sensasi, eh malah menampar wajah sendiri. Arif RH wassalam, [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Megawati: Golput Itu Paham Individualistis
Yang benar sekarang di Indonesia masih dominan paham feodalisme.. anak raja harus jadi raja.. anak kyai harus jadi kyai.. anak jendral harus jadi jendral juga.. gak peduli bagaimanapun kualitas si anak.. Begitu mustinya Ibu Mega bilang.. masalahnya, mau/berani apa gak dia bilang begitu? :-p Wassalam, Irwan.K http://irwank.blogspot.com Pada 23 Juli 2008 10:15, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] menulis: Menurut saya, para pemimpin seharusnya menganalisa lebih mendalam, mengapa pemilih GOLPUT itu bertambah dari waktu ke waktu. Kita tidak bisa put the blaims to the golputters itu begitu saja. Mereka tentu memilih menjadi golput sebagai reaksi dari sesuatu. Saya sempat diskusi dengan seorang supir taxi. Dia jelas mengatakan akan memilih menjadi GOLPUT, karena dia tidak percaya pada semua partai dan orang-orang yang ada dalam kancah politik di negeri ini. Jadi dia tidak melihat value-nya dia ikut PEMILU. Menurut dia, buang-buang waktu, tenaga dan uang saja. .. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%40yahoogroups.com] On Behalf Of Fani Noviyani Sent: Wednesday, July 23, 2008 10:35 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: Bls: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Menurut saya selain individual juga apatis alias cuek...ga perduli dgn kemajuan negaranya... Itulah orang2 yg lbh memilih utk golput, tdk bisa melihat kesempatan punya andil utk perubahan bangsanya setidaknya dgn ikut memilih yg terbaik, dgn menggunakan haknya, melaksanakan kewajibannya. Kurang lebih saya setuju dgn Megawati... - Pesan Asli Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] ambon%40tele2.se Kepada: [EMAIL PROTECTED]Undisclosed-Recipient%40yahoo.com Terkirim: Kamis, 24 Juli, 2008 06:31:58 Topik: [wanita-muslimah] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis Refleksi: Bagi pemuka non-individulaistis tak perlu kuatir pada Golput, kalau menang berkerja atas dasar kolektif demi kepentingan kolektif! Jawa Pos [ Rabu, 23 Juli 2008 ] Megawati: Golput Itu Paham Individualistis JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengkritik tajam aksi golput (golongan putih) dalam pemilu. Dia menilai ajakan untuk bersikap tidak memberikan suara dalam pemilu itu merupakan ekspresi paham individualistis. ''Golput itu sikap yang individualistis. Sejak kapan Indonesia menjadi negara yang menganut (paham, Red) individualisme? '' katanya ketika membuka Kaderisasi Nasional Taruna Merah Putih (TMP) Angkatan I di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, kemarin (22/7). [Non-text portions of this message have been removed]