Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI
Sudah jelas kita berdiskusi tentang suami memukul istri, dikomentari tidak jelas juntrungannya. Sebuah pameran ketidaknyambungan diperagakan tanpa malu-malu. Kalau engkau tidak malu, berbuatlah (berkomentarlah) semaumu. (al-hadis) 2009/8/14 jano ko ko_j...@yahoo.com: Latif : Issue utama adalah kata kata pukulah istri mu, sebaiknya di tukar dgn kata kata; tinggalkan istri kamu utk beberapa hari Janoko : Ngajak bubrah ini namanya. Pukul yang bagaimana dulu dong. Lama - lama nanti Olah Raga Badminton akan dilarang oleh si Latif karena sering setiap ada pertandingan badminton ada kata smas , pukul dll. Semua Perguruan Beladiri juga akan menjadi sasaran si Latif karena didalam semua perguruan bela diri pasti ada pelatihan semua badan sehat, kuat ..roso..roso... Tentara Nasional Indonesia, baik itu Angkatan Laut, Udara, Darat pasti juga ada femalenya ( wanitanya ) dan mereka tidak lepas dari kewajiban ikut serta beladiri tersebut. Pertanyaannya, kalau kemudian beladiri dilarang oleh si L itu, lalu bagaimana kwalitas tentara kita sebagai pasukan yang melindungi Negara Indonesia ? Mules aku -o0o-
[wanita-muslimah] KELAS EKSEKUTIF Manajemen Pendidikan Islam
KELAS EKSEKUTIF Manajemen Pendidikan Islam Pembicara: Prof. Dr. Mujamil Qomar (Universitas Muhammadiyah Malang) Erlangga Learning Centre (ELC) Jl. Adhiyaksa R-12, Lebak Lestari Residence, Lebak Bulus-Jakarta Selatan Sabtu, 29 Agustus 2009 Pukul 08.00 13.00 WIB Kelas eksekutif ini membahas: *Manajemen komponen-komponen dasar pendidikan Islam (personalia, kesiswaan, kurikulum, keuangan, serta sarana dan prasarana) *Manajemen komponen penyempurna pendidikan Islam (layanan, standar mutu, struktur organisasi, resolusi konflik, dan komunikasi pendidikan) *Kepemimpinan (pengambilan keputusan dan peningkatan produktivitas) Biaya Pendaftaran: Rp.200.000,- Fasilitas Peserta: -Sertifikat seminar -1 eksemplar buku Manajemen Pendidikan Islam -Menjadi member ELC Bonus acara: Perkenalan metode Al-Bayan, Cara cepat belajar membaca Al-Qur'an oleh Ustadz O. Surasman. Pendaftaran: Novi: 0858 800 50084 Dwi : 081311183442, (021) 8717006 ext. 162, 144 Khairi : (021) 8717006 ext. 159
Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI
mungkin mas jano mikirnya ada suami TNI-AD istrinya TNI-AL lagi latihan karate/pencak silat jadi pukul-pukulan begitu well, imajinasinya kejauhan salam, -- wikan 2009/8/14 Dwi Soegardi soega...@gmail.com: Sudah jelas kita berdiskusi tentang suami memukul istri, dikomentari tidak jelas juntrungannya. Sebuah pameran ketidaknyambungan diperagakan tanpa malu-malu. Kalau engkau tidak malu, berbuatlah (berkomentarlah) semaumu. (al-hadis)
[wanita-muslimah] Ba'asyir leads hero's funeral for two slain suspects
http://www.thejakartapost.com/news/2009/08/14/ba039asyir-leads-hero039s-funeral-two-slain-suspects.html Ba'asyir leads hero's funeral for two slain suspects Suherdjoko and Blontank Poer , The Jakarta Post , Sragen | Fri, 08/14/2009 2:11 PM | Headlines The bodies of terror suspects Air Setyawan and Eko Joko Sarjono received a hero's welcome from hundreds of hard-line Muslims as they were laid to rest in Sragen, Central Java, on Thursday. Chanting Allahu Akbar (God is great), supporters in the 200-vehicle-strong convoy departed with the bodies from Brengosan village in neighboring Surakarta at around 9:30 a.m. By contrast, residents of Samparo village in Kuningan, West Java, had protested the burial of another terror suspect, Ibrohim, in the village, forcing his family to bury him in Jakarta on Wednesday. Ibrohim was shot dead by a police counterterrorism squad during an overnight siege on a farmhouse in Temanggung, Central Java, on Saturday. Samparo villagers said Ibrohim was a disgrace to their home village, and a migrant, not a native, to boot. Police shot dead Air and Eko during a raid on a house in Jati Asih, Bekasi, early Saturday. The officers uncovered hundreds of kilograms of explosive material in the house. The police later announced they suspected the materials were meant to be used to bomb President Susilo Bambang Yudhoyono's private residence in Cikeas, Bogor, West Java. The convoy for the bodies of Air and Eko was led by Abubakar Ba'asyir, a hard-line Muslim cleric who was once jailed for his role in the Bali bombings in 2002, in which 202 people were killed. We should pray for Eko and Air to be rewarded and forgiven by Allah, although the way they embraced jihad was different from how it should have been, said Ba'asyir, founder of the Ngruki Islamic boarding school in Surakarta, when leading the funeral prayer. He added the two suspects had died as martyrs because they fought for Islamic sharia. Air and Eko were buried side by side at the Muslim Kaliyoso public cemetery in Sragen. The land for the cemetery was donated by Surakarta businessman Soeparno Zainal Abidin, who built it specifically for Muslims who performed the obligatory prayers five times a day. The entry gate to the cemetery proclaims it as, The Special Cemetery for Those who Perform Prayers. The bodies of the two terror suspects had earlier been taken by ambulance from Jakarta to their hometown in Brengosan village, Surakarta, arriving at around 1:25 a.m. Thursday. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Religious fanaticism and terrorism
http://www.thejakartapost.com/news/2009/08/07/religious-fanaticism-and-terrorism.html Religious fanaticism and terrorism Ahmad Fuad Fanani , Jakarta | Fri, 08/07/2009 10:14 AM | Opinion These days, terrorism is usually related to religion, more precisely Islam. Such perceptions are difficult to deny because terrorists like Osama bin Laden and Noordin M. Top cite verses of the Koran in justifying their acts. Some experts also state that the misinterpretation of religious text can provide the background for terrorism. For example, Abu Bakar Ba'asyir and his students at the Ngruki pesantren often say that their first obligation as Muslims is to preach and promote Islam to others. On the other hand, Andrew Lacy stated in his article The Root Causes of Terrorism (The Bark Network, www.bark.net.au) that most terrorist activities today come from three main roots: imperialism, capitalism, and religious fanaticism. Terrorism is the result of imperialism. We can see this in the fact that terrorists in Northern Ireland are former members of the army that fought against the British Empire. The rise of al-Qaeda is similarly the result of ideological war between the US and Russia, as it tried to colonize Afghanistan in 1979-1989. Capitalism is too important to the rise of terrorism. Capitalism is the dominant ideology, which, like democracy, was exported by the West to developing countries. Capitalism systematically seizes the rights of minority and the poor groups. Meanwhile, religious fanaticism is a crucial factor in many terrorist organizations today. Religion is not so important in the formation of terrorists groups, but in the justification of their violent acts. For example, Osama bin Laden relates the concept of jihad with martyrdom in his anti US sloganeering. Mark Juergensmeyer states that in the post-cold war world, religion seems to be connected with violence. For example, the World Trade Center bombings, the Bali bombings, suicide attacks by Hammas in Israel, just to name a few, were all related to religion. Although religion is only a small part of the terrorist actions, Mark Juergensmeyer states that by spiritualizing violence, religion gives terrorism remarkable power. The reverse is also true: terrorism can give religion power. He found the relation between the religion and the radical movements. Radical religious movements around the world have three common stances. First, they reject compromising religion for liberal and secular values. Second, they refuse secular society that restricts religion to private spaces. Third, they try to create a new form of religiosity that rejects all forms of religion that they think damage their religion's origins. To reduce religious fanaticism that supports violence and terror, we should consider pursuing three agendas. Firstly, we must promote interpretations of religion that support social justice, global peace and social harmony. Secondly, we need to enhance awareness of the grassroots society with campaigns that show terrorism is an enemy of all religions. Thirdly, we should emphasize that the best method of jihad is helping each other and keeping peace in the world. The writer is a Muhammadiyah Youth Activist and Researcher at the Centre for Religion and Civilization Studies (PSAP) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Hidup Menjadi Bermakna
Hidup Menjadi Bermakna By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA Hidup menjadi bermakna sangat erat hubungannya dengan pandangan hidup yang dianut. Jika seseorang memiliki pandangan hidup (way of life) yang benar, maka peluang untuk membuat makna dalam hidupnya sangat terbuka. Sebaliknya pandangan hidup yang keliru akan membuat keliru juga dalam mengambil keputusan yang akan berakhir bukan saja hidupnya menjadi kurang atau bahkan tidak bermakna, tetapi ada kemungkinan justeru merusak, merusak dirinya dan merusak orang lain. Manusia adalah makhluk psikologis yang menganut suatu makna. Dalam psikologi komunikasi ada ungkapan world don’t mean, people mean; kata-kata itu tak memiliki makna, manusialah yang memberi makna. Manusia adalah makhluk yang mampu memberi makna terhadap obyek. Obyek yang sama mungkin diberi makna berbeda-beda oleh orang yang berbeda. Senyum biasanya dimaknai sebagai keramahan, tetapi bagi orang yang sedang sakit hati kepada seseorang, maka senyuman orang itu bisa dimaknai sebagai penghinaan atau ngeledek. Senyuman ibu tiri sering dimaknai buruk oleh anak tiri, berbeda dengan persepsi anak kandungnya. Senyuman yang sama berdampak menyejukkan bagi seseorang, dan mungkin berdampak menyakitkan bagi seseorang yang lain. Apa makna sesuatu bergantung kepada persepsi tentang fungsi dari sesuatu itu. Mata dipandang bermakna jika berfungsi untuk melihat, telinga dipandang bermakna jika berfungsi untuk mendengar, mobil dipandang bermakna jika berfungsi sebagai kendaraan, suami dipandang bermakna oleh isterinya jika ‘berfungsi’ sebagai suami, presiden dipandang bermakna oleh rakyat jika berfungsi sebagai pemimpin. Begitulah seterusnya segala sesuatu, tingkat bermaknanya bergantung kepada tingkat fungsionilnya Manusia hidup di muka bumi memiliki berbagai fungsi, bagi dirinya, bagi keluarganya, bagi masyarakatnya, bagi bangsanya, bagi dunia dan bagi alam sekitarnya. Ada orang yang merasa dirinya bermakna tetapi tidak dipandang bermakna oleh orang lain, sebaliknya ada orang yang merasa dirinya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, tetapi orang lain sangat menghormatinya. Ada orang yang tinggal berada dalam suatu lingkungan dalam waktu yang lama, tetapi kehadirannya tidak berpengaruh apa-apa bagi lingkungan masyarakatrnya maka ia tidak dipandang bermakna, hadirnya tidak membuat genap, dan absennya tidak membuat ganjil. Sebaliknya ada orang yang hanya melintas sebentar dalam kehidupan masyarakat, tetapi karena kehadirannya membawa perobahan besar kepada tatanan masyarakat maka sepeninggal orang tersebut namanya masih selalu disebut, gagasannya masih selalu didiskusikan, pendapatnya masih selalu dirujuk orang. Waktu yang sebentar tetapi fungsional dalam membawa perubahan, maka kehadiran sebentar itu dipandang sangat bermakna, sehingga mungkin nama orang itu diabadikan dalam nama jalan atau gedung, atau bahkan banyak bayi lahir yang kemudian diberi nama dengan nama orang itu. Hidup menjadi bermakna sangat erat hubungannya dengan pandangan hidup yang dianut. Jika seseorang memiliki pandangan hidup (way of life) yang benar, maka peluang untuk membuat makna dalam hidupnya sangat terbuka. Sebaliknya pandangan hidup yang keliru akan membuat keliru juga dalam mengambil keputusan yang akan berakhir bukan saja hidupnya menjadi kurang atau bahkan tidak bermakna, tetapi ada kemungkinan justeru merusak, merusak dirinya dan merusak orang lain. Pandangan hidup dipandu oleh konsep budaya dan oleh keyakinan agama. Budaya yang tinggi akan melahirkan makna penting dan besar, budaya yang rendah akan melahirkan makna yang rendah pula. Keyakinan agama yang lurus akan melahirkan kehidupan yang benar-benar bermakna, sementara akidah agama yang keliru atau sesat akan menyesatkan penganutnya pula dan berujung pada kehadiran yang tak bermakna atau bahkan merusak. Wassalam, agussyafii Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum Amalia.' Kegiatan program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12431 [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Kebiasaan Yang Indah
Kebiasaan Yang Indah By: agussyafii Ditengah melajunya taksi seorang penumpang menepuk bahu Pak Sopir dengan maksud untuk berhenti. 'Mas, maaf kiri ya?' tanpa disangka sopir taksinya terkejut dan tanpa sengaja menginjak gas. Beruntunglah mereka selamat tidak terjadi kecelakaan apapun. Setelah taksinya berhenti, Pak sopir mengatakan kepada penumpangnya, 'Pak, lain kali jangan tepuk bahu saya, sungguh pak, saya terkejut.' Kata Pak Sopir dengan wajah pucat. 'Memangnya kenapa Mas?' tanya penumpangnya. 'Masalahnya saya baru malam ini jadi sopir taksi,'jawab Pak Sopir Taksi. 'Memangnya sebelumnya kerja dimana Mas?' tanya penumpangnya kembali. 'Sebelumnya saya sopir mobil jenazah Pak..' Jawab Pak Sopir Taksi yang masih nampak ketakutan. Begitulah kebiasaan membentuk kepribadian seseorang. Kebiasaan yang baik akan membuat hidup kita menjadi indah. Demikian halnya kebiasaan yang buruk akan membuat hidup kita menjadi penuh kemalangan. Pembiasaan adalah salah satu cara untuk mendidik diri kita dan juga mendidik anak-anak kita. Begitulah kami, di Rumah Amalia selalu mengajarkan kepada anak-anak Amalia agar berpikir positif, bertutur yang baik sehingga melahirkan tingkah laku yang penuh cinta kasih bagi sesamanya. Bukankah hidup ini menjadi indah bila kita saling menyayangi? Wassalam, agussyafii Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum Amalia.' Kegiatan program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari Ahad, 30 Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda di http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12431 [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI
Tentu sangat seru bila mereka berdua main karete lawan pencaksilat. - Original Message - From: Wikan Danar Sunindyo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, August 14, 2009 9:39 AM Subject: Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI mungkin mas jano mikirnya ada suami TNI-AD istrinya TNI-AL lagi latihan karate/pencak silat jadi pukul-pukulan begitu well, imajinasinya kejauhan salam, -- wikan 2009/8/14 Dwi Soegardi soega...@gmail.com: Sudah jelas kita berdiskusi tentang suami memukul istri, dikomentari tidak jelas juntrungannya. Sebuah pameran ketidaknyambungan diperagakan tanpa malu-malu. Kalau engkau tidak malu, berbuatlah (berkomentarlah) semaumu. (al-hadis) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Indonesia's Muddy Justice
Indonesia's Muddy Justice http://english.aljazeera.net/programmes/peopleandpower/2009/06/2009617142342239824.html [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] IBRAHIM ISA – Berbagi Cerita - Joop Morrien dan Dua Bukunya Tentang INDONESIA
IBRAHIM ISA Berbagi Cerita Jum'at, 14 Agustus 2009 Joop Morrien dan Dua Bukunya Tentang INDONESIA Joop Morrien, sahabat lamaku, mengingatkan aku bahwa, di waktu yang lalu ia menulis a.l dua buku, ditulis dalam bahasa Belanda yang bersangkutan dengan SEJARAH INDONESIA. Ini dikemukakannya padaku setelah ia dengan seksama mengikuti tulisanku berjudul: 'KITLV dan Seratus Tahun Sutan Sjahrir' dan 'Buku Sejarah Indonesia di Reigersbos'. Benar, aku ingat Joop Morrien, wartawan kawakan yang sudah pensiun itu, tidak sekali berkunjung ke Indonesia pada periode Presiden Sukarno. Lagipula banyak menulis artikel dan laporan tentang Indonesia. Ketika Indonesia masih di bawah rezim Orba, Joop ketika itu aktif sebagai anggota pengurus Komite Indonesia-Holland yang pendiri dan ketuanya adalah Prof Dr W.F Wertheim. Tulis Joop kepadaku, bahwa ia pernah menulis buku bersangkutan dengan sejarah Indonesia, berjudul 'INDONESIË LOS VAN HOLLAND'. Dengan subjudul De CPN En De PKI Hun Strijd Tegen Het Nederlandse Kolonialisme' -- Amsterdam, 1982. Kemudian sebuah lagi berjudul 'INDONESIË LIET ME NOOIT LOS' Vijftig Jaar Antikoloniale Strijd, Amsterdam 1995. Buku-buku Joop Morrien mengenai Indonesia itu, ditulis ketika Indonesia masih dalam periode Orba. Kiranya para peneliti, sejarawan, Indonesianis, atau, siapa saja yang berkecimpung dengan sejarah Indonesia, kiranya mengetahui keberadaan buku-buku tulisan Joop Morrien tsb. * * * Yang khusus patut mendapat perhatian ialah buku Joop Morrien, berjudul INDONESIË LOS VAN HOLLAND. Judul itu adalah sebuah varian dari salah satu semboyan yang disahkan oleh Kongres SDP, Sociaal Democratische Partij di Nederland. SDP kemudian mengubah namanya menjadi CPN . Dalam tahun 1914 SDP mengangkat semboyan : Indië, Los van Holland. Dalam bahasa Indonesia 'Hindia Lepas dari Holland. Pada waktu itu SDP telah mencantumkan di dalam programnya, masalah perlawanan terhadap kolonialisme Belanda di Indonesia. Menjadi jelas, bahwa sejak awal, SDP, sebagai suatu partai politik Belanda yang beraliran Kiri Marxis, telah mengambil posisi yang jelas dan tegas menentang kolonialisme Belanda di Indonesia. Joop Morrien dengan rinci menguaraikan saling hubungan antara SDP-CPN dengan gerakan buruh di Indonesia, serta dengan PKI. Kedua gerakan Marxis tsb, Belanda dan Indonesia, erat bersolidaritas sampai tercapainya kemerdekaan Indonesia, lepas dari Belanda. Untuk memperoleh sedikit gambaran umum, baik dikemukakan di sini susunan buku Joop tsb sbb: 1. Hindia lepas dari Holland dalam program SDP. 2. Watak revolusi Indonesia di negeri-negeri kolonial. 3. Indonesia, kebangkitan nasional dan pan-islamisme. 4. Pemberontakan Indonesia tahun 1926. 5. Kamp konsentrasi Boven-Digul/Liga Anti-kolonial. 6. Kongres Ke-6 Komintern. Wijnkoop dan De Visser. 7. CPN, SDAP dan 'debat kesegeraan'. 8. Ancaman fasis tahun tigapuluhan. 9. Proklamasi Republik Indonesia. 10 Linggadjati dan perang kolonial perama. 11. Perundingan Renville/Provokasi Madiun. 12. Perang kolonial kedua dan Persetujuan KMB. 13. Pemilihan umum pertama di Indonesia. 14. Nyaris Perang kolonial ketiga mengenai Niews-Guinea. 15. Perebutan kekuasaan Suharto, diktatur militer. 16. IGGI dan perlawanan. * * * Dalam bukunya itu Joop Morrien menunjukkan dengan tegas, bahwa penguasaan terhadap Indonesia oleh kapital kolonial selama berabad-abad adalah suatu penguasaan politik, militer dan kulturil. Imperialisme Nederland memperoleh posisi dan arti internasionalnya dari 'pemilikannya' terhadap salah satu wilayah kolonial yang terkaya di dunia. Di fihak lain, penguasaan kolonial Indonesia oleh Nederland menimbulkan saling-pengaruh terhadap masing-masing negeri tsb dan tumbuhnya keterjalinan sejarah antara Indonesia maupun Nederland. Hal itu telah memberikan stempel pada pertumbuhan kapitalisme di Nederland dan pengaruhnya terhadap pelbagai aliran dalam gerakan buruh Nederland dan terhadap perutmbuhan kesadaran politik klas buruh Nederland. Dan bahwa situasi tsb juga memberikan stempelnya pada situasi ekonomi di Indonesia, pada lahirnya klas buruh Indonesia, pada kebangkitan kesadaran nasional dan terhadap perjuangan untuk menbangun negara sendiri yang merdeka. Suatu pengertian terhadap sejarah masalah Indonesia adalah penting sekali. Oleh karena dari situ banyak yang bisa dijelaskan dan difahami dalam kaitannya dengan masa sekarang dalam hubungannya dengan negeri-negeri berkembang. Demikian Joop Morrien, antara lain dalam kata pengantar bukunya itu. * * * Bukunya yang berjudul 'INDONESIË LIET ME NOOIT MEER LOS', 'Indonesia tak pernah melepaskan saya' Limapuluh Tahun Perjuangan Antikolonial, Joop Morrien menyatakan sbb: 'Indonesië Los van Holland Nu' Indonesia Lepas Dari Holland Sekarang', adalah semboyan CPN sebelum meletusnya Perang Dunia II. Bahwa sejak lahirnya, CPN menyokong perjuangan antikolonial bangsa Indonesia.
Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI
Mas Wikan : mungkin mas jano mikirnya ada suami TNI-AD istrinya TNI-AL lagi latihan karate/pencak silat jadi pukul-pukulan begitu well, imajinasinya kejauhan Janoko : Lumayan dach masih ada yang bisa ngimbangin janoko. Maklum aja dech, di Amerika sono, dimana Bung Dwi berdomisili tidak ada TNI Female, jadi bung Dwi belum bisa memahami janoko. Salam -o0o- --- On Fri, 14/8/09, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com wrote: From: Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@gmail.com Subject: Re: Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, 14 August, 2009, 3:39 PM mungkin mas jano mikirnya ada suami TNI-AD istrinya TNI-AL lagi latihan karate/pencak silat jadi pukul-pukulan begitu well, imajinasinya kejauhan salam, -- wikan 2009/8/14 Dwi Soegardi soega...@gmail. com: Sudah jelas kita berdiskusi tentang suami memukul istri, dikomentari tidak jelas juntrungannya. Sebuah pameran ketidaknyambungan diperagakan tanpa malu-malu. Kalau engkau tidak malu, berbuatlah (berkomentarlah) semaumu. (al-hadis) New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Pro achmad Chodjim[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita?
Kalaulah ulama2 fundamentalis Syiah dan wahabi berpendapat seperti anda itu baik sekali,bpk sangat menyokong dan tdk setuju dgn bentuk2 hukuman jahillah seperti; Potong tanga, cambuk, gantung kepala utk hukuman mati. Kalau kita masih mempertahankan harus ada saksi 4 orang, itu sudah tidak mungkin sekali,sdr achmad? kasihan kita wanita yg di perkosa laki2 tanpa ada penghukuman terhadapat pelaku2 kriminal..enaknya laki2 Saudi dantidak ebak bagi wanita2. oleh karena itu perzinaan atau perkisaan di negara2 Arab dan saudi tidak kelihatan di permukaan, karena wanita takut, malu dan tidak bisa menghadiri 4 orangsaksi. wanita2 yg diperkosa menyerah kpd nasib.inilah kelemahan2 hukum al quran,kalau ulama2 tidak mengikuti ilmu2 science dan technologi. tetap terbelakang. kami dari islam berpaham liberal akan mencoba merobah bentuk hukuman itu dgn membuktikan dgn kimia,DNA dll. Agar pelaku kriminal harus di hukum segera. Terimakasih sharing ilmunya.Wassalam --- On Fri, 8/14/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 14, 2009, 10:35 AM Pak A. Latif, Tanpa harus ada stigma terhadap cap ke-Islam-an, seperti liberal maupun fundamentalis, kalau kita benar-benar mengkaji perilaku sahabat besar Nabi ada benang merah yang bisa ditarik dalam menegakkan ke-Islam-an kita. Jadi, dalam hal bentuk hukuman bahkan HUKUM para sahabat Nabi begitu cerdas dalam menyikapinya. Misalnya, pampasan perang, tidak lagi dibagikan kepada tentara yang ikut perang pada masa Umar bin Khaththab. Juga, masalah hukum potong tangan, ternyata Umar lebih memilih menyejahterakan masyarakat daripada memotong tangan si pencuri. Bagi Umar, hukum potong tangan bisa dilakukan APABILA kesejahteraan seluruh warga terjamin, tetapi koq masih ada yang mencuri. Dengan cara ini, tak ada pemotongan tangan selama pemerintahan Umar. 4 saksi untuk berzina justru lebih manusiawi daripada tes DNA. Hikmah di balik 4 saksi adalah kita tidak mudah menuduh orang berzina. Artinya, damai-damai sajalah. Bila seorang istri atau suami memergoki pasangannya berzina, ya ambil jalan tobat bagi pezinanya; dan kalau tidak bisa tobat ya cerai. Intinya, tak ada manusia dicambuk gara-gara berzina, apalagi dirajam. Itu pentingnya kesaksian 4 saksi. Lha, kalau tes DNA kan lebih menyakiti karena membongkar aib, padahal tujuannya ada tobat dan tidak berzina lagi! Suwun, chodjim - Original Message - From: abdul latif To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, August 13, 2009 4:16 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? BENTUK HUKUMAN BOLEH DI TUKAR SESUAI DGN PRADAPAN MANUSIA DAN PERKEMBANGAN ILMU.ASALAH SUBSTANSINYA TIDAK DITUKAR. Kalau kami dari golongan Islam yang berpaham Liberal berpendapat bahwa;hukuman potong tangan, cambuk dan hukum gantung boleh di tukar dgn hukuman kurung.Karena substasi sama, yaitu menghukum orang2 yg berbuat perbuatan2 kriminal yg merugikan pihak lain. Sedangkan Islam Fundamnetalis baik wahabi, maupun syiah, masih menggunakan hukuman2 primitif jahiliah...bahkan hukuman lempar batu seperti hukuman di Taurat... Juga pembuktian zina, kami dari gol Islam Liberal mengikuti ilmu Scinece dan technologi baru,disesuaikan dgn perkembangan pradapan umat. Dulu belum ada alat2 canggih, dan kimia, perlu membawa 4 orang saksi.Ini sudah tidak mungkin sekali membawa 4 orang saksi dalam zaman sibuk ini. Sekarang dgn alat2 kimia dan DNA mudah membuktikan siapa2 pelaku zina itu. Wassalam --- On Thu, 8/13/09, achmad chodjim chod...@gmail. com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail. com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Date: Thursday, August 13, 2009, 5:57 PM Cuma menambahkan saja, bahwa rajam adalah hukum jahiliyah. Dalam Alquran, zina dihukum dengan cambuk! Dus, bila di Timur Tengah masih dijalankan hukum rajam, berarti mereka masih menjalankan hukum jahiliyah! Mengapa dalam hukuman terhadap zina, orang tak mau sami'na wa atha'na terhadap Alquran? Wassalam, chodjim - Original Message - From: L.Meilany To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Thursday, August 13, 2009 1:41 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? Setahu saya kalo yg dirajam itu kalo ketahuan berzina Kalo selingkuh saja nggak pake berzina mosok sih dirajam. Lantas juga kriteria-batasan pengertian selingkuh itu yg seperti apa kan tergantung dari kesepakatan pasangan itu. Saya punya temen perempuan sangat jengkel sama suaminya [ diam2 saja] karena nggak boleh ber fb ria, nggak boleh ngeblog. Milisan boleh tapi milis yg
[wanita-muslimah] Saudi for Saudis? Why not?
Refleksi: Supaya dipahami oleh non-Arab bahwa Saudi for Saudis. http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=125335d=14m=8y=2009pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press Tuesday 11 August 2009 (20 Sha`ban 1430) Saudi for Saudis? Why not? Ali Saad Al-Musa | Al-Watan, almo...@alwatan.com.sa ANUMBER of Saudi youth are struggling to make Saudi Arabia the homeland of Saudis under the slogan Saudi for Saudis. They have gone to extreme lengths with a website bearing the same name. They are on satellite TV advocating this dream, which is not possible to attain. The dream slogan calling to make the Kingdom the homeland for its sons and daughters does not mean we should close all doors before the others. It does not also, necessarily, mean that we should dispose of all experts and the sweat of foreign manpower. However, this openness toward the other should not be made a pretext to dump the country with necessary or unnecessary foreign manpower. Today there are more than 10 million foreigners in the Kingdom. I can safely say the country will not be affected if we deported half of these people overnight. How can Saudi be for Saudis if we come to know that unemployment among foreigners is double the unemployment among Saudis? How can the country be for its people if we come to know that unemployment among unqualified illegal overstayers is 10 times the unemployment of Saudi citizens? How can unemployed Saudi youth compete against a long line of foreigners? How can our country become for us when all the decisions to apply Saudization still remain just ink on paper? How can Saudi be for Saudis when Saudi citizens constitute only about 5 percent of the manpower of the top 100 Saudi companies? How can we call these companies national Saudi companies? How can the homeland be for its people if we come to know that we have half a million unemployed in the strongest economy in the heart of the G20? How can we dream to achieve the slogan if we realize that the Saudis make cubic zero the business of pharmacies, foodstuffs, trans-world companies, foreign aviation companies, private factories and import companies? How can Saudi ever be for Saudis if the only opening available for Saudis is security guard for the offices and housing compounds of foreigners? How can the country be for its own people if the only breakthrough achieved by people responsible for employing is to make Saudi women housemaids? [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Tribute to a truly inspired mind
http://www.hindustantimes.com/StoryPage/StoryPage.aspx?sectionName=HomePageid=5dabd328-1dc3-4438-a11b-8b4d81300bbdHeadline=Tribute-to-a-truly-inspired-mind Tribute to a truly inspired mind EnlargePTI Former President APJ Abdul Kalam addresses at the concluding day of National summit on 'National value crisis and redressal' in New Delhi on Wednesday. Dr APJ Abdul Kalam, Hindustan Times August 15, 2009 First Published: 02:51 IST(15/8/2009) Last Updated: 03:07 IST(15/8/2009) I am happy that Hindustan Times has brought out the India Inspired series showcasing innovations and creative thinking, which can transform the lives of many in the country. Such innovative spirit has to become a part of life of every young mind in the nation. I would like to present to the readers two great minds who have nurtured creativity and innovation even in the most difficult circumstances and both of them are remembered for their work. Birth of Creativity in a difficult situation Mario Capecchi had a difficult and challenging childhood. For nearly four years, Capecchi lived with his mother in a chalet in the Italian Alps. When World War II broke out, his mother, along with other Bohemians, was sent to Dachau as a political prisoner. Anticipating her arrest by the Gestapo, she had sold all her possessions and given the money to friends to help raise her son on their farm. On the farm, he had to grow own wheat, harvest; take it to miller to be ground. Then, the money which his mother left for him ran out and at the age of four and half years, he started sometimes living in the streets, sometimes joining gangs of other homeless children, sometimes living in orphanages and most of the time hungry. He spent the last year in the city of Reggio Emelia, hospitalised for malnutrition where his mother found him on his ninth birthday after a year of searching. Within weeks, Capecchi and his mother sailed to America to join his uncle and aunt. He started third grade afresh and studied political science. But he didn't find it interesting and changed into science, became a mathematics graduate in 1961 with a double major in Physics and Chemistry. Although he really liked Physics, its elegance and simplicity, he switched to molecular biology in graduate school, on the advice of James D Watson, who advised him that he should not be bothered about small things, since such pursuits are likely to produce only small answers. His objective was to do gene targeting. The experiments started in 1980 and by 1984, Capecchi had clear success. Three years later, he applied the technology to mice. In 1989, he developed the first mice with targeted mutations. The technology created by Doctor Capecchi allows researchers to create specific gene mutations anywhere they choose in the genetic code of a mouse. By manipulating gene sequences in this way, researchers are able to mimic human disease conditions on animal subjects. What the research of Mario Capecchi means for human health is nothing short of amazing, his work with mice could lead to cures for Alzheimer's disease or even Cancer. The innovations in genetics that Mario Capecchi achieved won him the Nobel Prize in 2007. The message we learn from Mario Capecchi: When you wish upon a star, Makes no difference who you are Anything your heart desires Will come to you A genius well ahead of his time, Ramanujan, born and raised in Erode, Tamil Nadu, first encountered formal mathematics at the age of 10. He demonstrated a natural ability at mathematics, and was given books on advanced trigonometry by SL Loney. He mastered this book by age thirteen, and even discovered theorems of his own. He demonstrated unusual mathematical skills at school, winning many awards. By the age of seventeen, Ramanujan was conducting his own mathematical research on Bernoulli numbers and the Euler-Mascheroni constant. He received a scholarship to study at Government College in Kumbakonam. He failed his non-mathematical coursework, and lost his scholarship. Srinivasa Ramanujan lived only for 33 years and did not have formal higher education or means of living. Yet, his inexhaustible spirit and love for his subject made him contribute to the treasure house of mathematical research - some of which are still under serious study and engaging allavailable world mathematicians' efforts to establish formal proofs. Ramanujan was a unique Indian genius who could melt the heart of the most hardened and outstanding Cambridge mathematician Prof G H Hardy. In fact, it is not an exaggeration to say that it was Professor Hardy who discovered Ramanujan for the world. Professor Hardy rated various geniuses on a scale of 100. While most of the mathematicians got a rating of around 30 with rare exceptions reaching to 60, Ramanujan got a rating of 100. There cannot be any better tribute to either Ramanujan or to Indian heritage. One of the tributes to Ramanujan says that, 'every
[wanita-muslimah] Kabarduka
Kabarduka: Telah meninggal dunia Bapak Joesoef Isak, wartawan senior, mantan Pemred Harian Merdeka dan pendiri Hasta Mitra, Sabtu dini hari, 15 Agustus, pukul 1.30. Rumah duka Jl.Duren Tiga No.36, Jakarta Selatan, Sejajar dengan Hotel Kaisar. Tolong sebarkan SMS duka ini kepada handai tolan. Info hubungi Bonnie Triyana, nomor HP 0856 894 1078. http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Hamas battles Islamist group
http://english.aljazeera.net/news/middleeast/2009/08/200981420417893961.html Saturday, August 15, 2009 01:22 Mecca time, 22:22 GMT Hamas battles Islamist group Abdul Latif Musa, centre, demanded that Hamas implement a stricter interpretation of sharia [AFP] Clashes at a mosque in the Gaza Strip that left at least 16 people dead have spread to the home of an imam who had called for the territory to be made an Islamic emirate. Hamas security forces seized control of the Ibn Taymiya mosque in Rafah on Friday after hours of clashes with fighters loyal to Abdul Latif Musa, a local religious leader. But several fighters holed up inside managed to escape to Musa's home. Hamas security and the military wing of Hamas were able to take over the mosque, but [amid] the fighting several fighters loyal to the sheikh and members of his armed group fled to his house, Al Jazeera's Ayman Mohyeldin, reporting from Rafah, said. We believe that is where Hamas security forces chased them ... and that is where the standoff is currently taking place. There are reports that they may have detonated explosives around the house and there is also a belief that there may be a tunnel that has allowed some of the fighters to escape. Scores of people were wounded in the fighting, several of them critically, medical officials said. Sharia demand The clashes began after Musa, a local imam and leader of Al-Jamaa al-Salafiya al-Jihadya in Palestine (The Jihadist Salafist Group in Palestine), called for the establishment of an Islamic emirate in the Palestinian territories. The group seeks a Palestinian legal system based purely on the sharia - Islamic law - and accuses Hamas of being too liberal. The group is said to have threatened to burn down internet cafes and to demand greater modesty on Gaza beaches. We are today proclaiming the creation of an Islamist emirate in the Gaza Strip Abdul Latif Musa, leader of Al-Jamaa al-Salafiya al-Jihadya in Palestine We are today proclaiming the creation of an Islamist emirate in the Gaza Strip, Musa had told worshippers at a Rafah mosque earlier, according to witnesses. Musa said that if Hamas were to implement sharia he would immediately instruct his followers to comply with the movement's instructions. An audience of several hundred men filled the mosque as Musa spoke, cheering and shouting in response to his address. A spokesperson for the Hamas-run interior ministry dismissed Musas's comments and described him as mentally unstable. In a statement, the ministry warned that those violating the law would be pursued and dealt with by the law. Everyone outside the law and carrying arms in order to spread chaos will be pursued and arrested, it said. The ministry of religious affairs has previously asked Musa to resign his post, but he has repeatedly refused. Foreign fighters Mohyeldin said: It is important to put this situation into the context of the discussion that has been going on here over the past week, and in fact for some time now. Heavily armed men accompanied Musa as he addressed worshippers at the mosque [AFP] There has been some criticism that Gaza has become a bastion or a safe place for a lot of foreign fighters ... and that is something that many here, in particular from Hamas, believe undermines Hamas's ability to rule. Earlier on Friday, Ismail Haniyah, the de facto prime minister in Gaza, rejected Israeli allegations that non-Palestinians who had fought in Iraq and Afghanistan were crossing into from Egypt in order to set up bases in the territory. Such groups do not exist on the soil of the Gaza Strip ... there are no fighters in Gaza except Gazan fighters, he said. Sami Abu Zuhri, a Hamas official, said that Musa's group, which two months ago attempted horseback attack on an Israeli base, has no affiliation with foreign groups. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Venezuela changes education system
http://english.aljazeera.net/news/americas/2009/08/200981421216810478.html Saturday, August 15, 2009 01:06 Mecca time, 22:06 GMT Venezuela changes education system Chavez is accused by opponents of trying to impose a socialist agenda in Venezuela's schools [AFP] Venezuelan legislators have passed a bill on changes to the country's education system, in a move that critics say is aimed at indoctrinating students with a socialist agenda. Under the law, which was agreed on Friday, school teaching will be based on ideas advanced by Simon Bolivar, a 19th-century independence advocate who called for self-determination and Latin American unity. The government has said that the law, which also eliminated explicit provision for religious education in the mainly Catholic country, will improve education standards. This law is needed for many reasons ... the curriculum, the functioning of schools, the incorporation of the community, Hector Navarro, the education minister, said. But those opposed to the plan have said that teaching Bolivarian ideals in schools is an attempt by President Hugo Chavez to increase long-term support for his policies. They don't use the word 'socialism,' but that's what they want to introduce in our schools, Ray Gonzalez, a 59-year-old engineer, said of the legislators who passed the law. Opposition walk-out National assembly members opposed to the bill's most contentious articles left the assembly hours before the final vote in protest. We decided to withdraw because they did not accept our proposals or recommendations Juan Jose Molina, legislator opposed to the education bill We decided to withdraw because they did not accept our proposals or recommendations,'' Juan Jose Molina, a politician opposed to the bill, said. The 67-seat assembly was filled entirely with pro-Chavez polticians after his opponents boycotted 2005 elections. A dozen legislators have since dropped their support for the president and the ruling Fifth Republic party, alleging that Chavez has become increasingly authoritarian. But supporters of the law say that students will learn to be socially responsible under the new curricula. It is not about imposing a single form of thinking. On the contrary; it is about respecting the diversity that has characterized this country since colonisation, Yajaira Reyes, a teacher who heads a pro-Chavez group called Educators for Emancipation, said. A day before the law was passed, rival demonstrators clashed outside the assembly building in Caracas, the Venezuelan capital. Police in riot gear used tear gas and water cannons to break up the protests. At least a dozen people were hurt. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Understanding what is Sharia
http://www.dawn.com/wps/wcm/connect/dawn-content-library/dawn/news/pakistan/16-understanding-what-is-sharia-hs-05 Understanding what is Sharia By Dr Riffat Hassan Friday, 14 Aug, 2009 | 08:54 AM PST | What is Sharia is the subject of an intense debate going on not only in Pakistan but globally, both amongst Muslims and between Muslims and non-Muslims. This, while the majority of those who are engaged in the debate do not often know the original or the classical meaning of Sharia. Given the importance of Sharia in the lives of millions of Muslims, it is critical that the term be correctly understood. Explaining this term, Dr Gamal Solaiman, a notable Egyptian scholar educated at Cairo's Al-Azhar University, observes that 'the word 'sharia' literally means a way leading to a watering place where people have access to indispensable life ingredients'. He refers to Surah 21:31 which states: 'We made out of water every living thing.' As water is the essence of all living things, so Sharia represents what is essential for a human being's spiritual and social development. Dr Solaiman has pointed out that the word is used in the Quran in three places. One reference is in Surah 42:13 which states: 'In matters of Sharia, He (God) has ordained for you that which He had enjoined upon Noah - and into which We gave thee (O Muhammad) insight through revelation - as well as that which We had enjoined upon Abraham and Moses and Jesus: Steadfastly uphold the (true) faith, and do not break up your unity therein.' Here, Sharia 'stands for the essence of all revealed religions with regard to acknowledging God, being obedient to Him and guided by Him'. A second reference is in Surah 5:48 which states: 'And unto thee (O Prophet) have we vouchsafed this divine writ, setting forth the truth, confirming the truth of whatever there still remains of earlier revelations and determining what is true therein. Judge, then, between the followers of earlier revelations in accordance with the Sharia that God has bestowed from on high, and do not follow their errant views, forsaking the truth that has come unto thee.' A third reference is found in Surah 45:18 which states: 'And finally, (O Muhammad,) We have set thee on a Sharia by which the purpose (of faith) may be fulfilled: so follow thou this (way), and follow not the likes and dislikes of those who do not know (the truth).' Dr Solaiman has pointed out that in the above-cited second and third references, 'sharia' 'is used to indicate the practical course for a human being's development and well-being, morally, socially, economically and otherwise'. Sharia is defined in terms similar to Dr Solaiman's by E.W. Lane who states in his monumental Arabic-English Lexicon that, according to the authors of authoritative Arabic lexicons, the Taj al-Arus, the Tadheeb and the Misbah, the Arabs do not apply the term 'sharia' to 'any but (a watering place) such as is permanent and apparent to the eye, like the water of a river, not water from which one draws with the well-rope'. Explicating the above, a modern lexicon, Lughat ul-Quran, states that the term 'sharia' refers to a straight and clear path, and also to a watering place where both humans and animals come to drink water, provided the source of water is a flowing stream or river. It is extremely ironic that the term 'sharia', which embodies the idea of fluidity and mobility as part of its very structure, should have become the symbol of rigid and unchanging laws not only for non-Muslims in general, but also many Muslims in the world. The primary sources of the Sharia are the Quran and the Sunnah of Prophet Muhammad (PBUH). Historically speaking, the Sharia has been understood in general terms to refer to a code of principles which regulates the diverse aspects of a Muslim's life. It is much wider in meaning and application than the term 'fiqh', which means jurisprudence. Though often the two terms are used interchangeably, they are different in meaning. Dr Fathi Osman has pointed out that the difference between the two terms is comparable to the difference between 'law' and 'jurisprudence' in English. With reference to the Sharia, Dr Osman has stated: 'God's laws are meant to remove difficulties and inconveniences and not create them.. Whenever certain circumstances make the implementation of a rule of Sharia result in mass difficulties or inconvenient pressures, the general principle of 'God does not want to place you in a difficulty' (Surah 5:6; Surah 22:78) and 'God does not burden any human being with more than he is well able to bear' . would apply to stop the public difficulty or to respond to the public necessity or need, and in such a case any legal detail can be suspended for the sake of maintaining the general goals and principles of Sharia.' Dr Osman notes with emphasis that Sharia is 'meant to guard and protect the physical and moral purity and wholeness of
[wanita-muslimah] Noordin plots more bombings on the run
http://www.smh.com.au/world/noordin-plots-more-bombings-on-the-run-20090814-el7k.html Noordin plots more bombings on the run Tom Allard in Jakarta August 15, 2009 As the frantic chase for Indonesia's most wanted man Noordin Mohammed Top moved into overdrive, Indonesian police came upon two men at a motorcycle repair shop in Temanggung in Central Java. The men, Aris Susanto and Indra Arif, were, police believed, the terrorist bombmaker's look-outs. And they had valuable information to share. Noordin, the man allegedly responsible for the bombings of the JW Marriott and Ritz-Carlton hotels on July 17 - and terrorist attacks stretching back to the first Bali bombings - was hiding at a nearby farmhouse. So began the 17-hour siege involving hundreds of heavily armed members of the police's elite Detachment 88 anti-terrorism and mobile brigade units. After countless rounds of automatic weapon fire, the detonation of explosive devices and use of high-tech robots, police hauled out a body last Saturday. They were giving each other high fives as camera crews recorded the celebrations. There was only one problem. It wasn't Noordin. Rather, it was Ibrahim, the florist who worked at the two hotels and played the key role in smuggling explosives into the hotel. Ibrahim's demise was an important scalp. But he was the only man in the house and he did not return fire during the siege. An unexploded bomb was reportedly recovered from the house after the siege. Questions are being asked as to why such a massive display of firepower was necessary. Could a nuanced operation have led to his capture alive, providing authorities with intelligence on Noordin? Noordin's ability to avoid capture once again has highlighted the ongoing terrorism threat in Indonesia, and reveals something of his methods of evasion and the loyal servants who will do anything to protect him. There are two possible scenarios behind his escape. He was in the house but managed to evade the huge police dragnet, with Ibrahim remaining behind to take on police and lay down his life. Or, more likely, he was never there and his look-outs gave false information to police to throw them off the trail. Noordin is understood to travel with look-outs who are expert in creating diversions. They act as outriders, and the motorcycle helmet provides him with the perfect cover. According to Nasir Abas, the former Jemaah Islamiah leader who trained Noordin at the Hudaibiyah terrorist camp in the southern Philippines, Noordin is a master of disguise who relies on a wide network of sympathisers to hide him. ''Noordin hides by constantly moving from one place to another,'' Nasir told the Jakarta Globe. ''He takes advantage of people's friendly nature, and [sometimes] he wears a veil and a burqa.'' As Agus Widjojo, a security adviser to the Indonesian President, Susilo Bambang Yudhoyono, puts it: ''It's a Tom and Jerry game. The question is, is there the capability to cover off all of his avenues of passage? The answer is no. Indonesia is an easy place to hide.'' Asked if Noordin had friends in the police who were tipping him off, Mr Widjojo rejected the notion. ''I don't agree with that. He is the highest priority target. It's not something anyone in the police would risk.'' Indonesia's police have made significant headway in the past month. As well as Ibrahim, they have killed or captured eight others believed to be part of Noordin's network. They have also uncovered an apparent plot to blow up Dr Yudhoyono this month with a car bomb, after a raid in Bekasi, near Jakarta, last Friday. As well as hundreds of kilograms of explosives, police uncovered detonators and a suitcase full of ball bearings and bolts that would have become deadly shrapnel. The plot, according to police, was conceived after the hotel bombings, as retribution for the execution last year of the three Bali bombers, who Noordin idolised and may have visited when he was incarcerated on the prison island of Nusakambangan. The intelligence came from Amir Abdillah, the man who checked into the JW Marriott's Room 1808, the nerve centre of the July 17 hotel bombing operation. He told police the car bomb plot was hatched at a meeting with Noordin at a safehouse close to Jakarta a few days after the hotel bombings. The fact that a plan to kill Dr Yudhoyono could apparently be organised so quickly highlights the ongoing risks. Noordin still has the core of his group operational. His premier bombmaker, Reno (aka Tedi), has not been caught, along with several other key members. In a nationally televised address yesterday, Dr Yudhoyono called on Indonesians to join together to fight terrorism. ''Let us protect our citizens and our youth from misleading information and extremism . and help security officers by giving information about terrorism actors who are hiding in our society,'' he said [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Pak Ucup
kabar duka dari jakarta, seorang pejuang kemanusiaan telah tiada, yang tua telah pergi, yang muda nongol di sana-sini, anak muda membaca jejak sejarah bangsanya, pencerahan terjadi akibat pergesekan ide demi perjuangan kaum yang termajinalkan. pak ucup terkenal sebagai wartawan senior, pendukung bung karno dari lingkaran yang pertama itu biasa duduk santai dekat pintu di pojok kantornya, yang katanya bekas kamar mandi dan wc itu adalah markasnya hasta mitra, penerbit buku-buku yang dilarang. pak ucup punya hobi ngerokoknya seperti kereta api bumel yang asapnya mengepul di udara, perokok asli yang punya nyali melawan kekuasaan kejam tirani orba itu selalu oke aje jika diajak berdiskusi, bila ada perkara yang ruwet banget, kawan tua kita pasti punya jawabnya, kerna ia juga ensiklopedia soal politik pers indonesia, jangan heran jika mendengar cerita tentang penjara dan siksa dalam resep anti pengkhianatan, walau pun badan habis tersiksa, jangan pernah menjual cita-cita..., demikian kata pak ucup sembari menghembuskan asap rokoknya. selamat jalan pak ucup, god bless you! heri latief amsterdam, 15/08/2009 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Pak Ucup
Turut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggalkan Pak Ucup tetap tabah karena Pak Ucup hanyalah meninggalkan sementara untuk berganti baju. Semoga Pak Ucup tetap terbimbing selama dalam perjalanannya kembali ke rumah asal. Selamat jalan! chodjim - Original Message - From: heri latief To: SP ; danaupu...@yahoogroups.com ; peny...@yahoogroups.com ; PT ; santrik...@yahoogroups.com Cc: fata...@ui.edu ; la luta ; bintangtimu...@yahoo.com Sent: Friday, August 14, 2009 6:14 PM Subject: [wanita-muslimah] Pak Ucup kabar duka dari jakarta, seorang pejuang kemanusiaan telah tiada, yang tua telah pergi, yang muda nongol di sana-sini, anak muda membaca jejak sejarah bangsanya, pencerahan terjadi akibat pergesekan ide demi perjuangan kaum yang termajinalkan. pak ucup terkenal sebagai wartawan senior, pendukung bung karno dari lingkaran yang pertama itu biasa duduk santai dekat pintu di pojok kantornya, yang katanya bekas kamar mandi dan wc itu adalah markasnya hasta mitra, penerbit buku-buku yang dilarang. pak ucup punya hobi ngerokoknya seperti kereta api bumel yang asapnya mengepul di udara, perokok asli yang punya nyali melawan kekuasaan kejam tirani orba itu selalu oke aje jika diajak berdiskusi, bila ada perkara yang ruwet banget, kawan tua kita pasti punya jawabnya, kerna ia juga ensiklopedia soal politik pers indonesia, jangan heran jika mendengar cerita tentang penjara dan siksa dalam resep anti pengkhianatan, walau pun badan habis tersiksa, jangan pernah menjual cita-cita..., demikian kata pak ucup sembari menghembuskan asap rokoknya. selamat jalan pak ucup, god bless you! heri latief amsterdam, 15/08/2009 http://herilatief.wordpress.com/ http://akarrumputliar.wordpress.com/ http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: Pro achmad Chodjim[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita?
Pak A. Latif, Saya justru membedakan antara perkosan dan perzinaan. Yang ada di dalam Alquran --sesuai dengan zamannya-- adalah perzinahan. Perkosaan adalah tindakan sepihak, sedangkan perzinaan adalah tindakan kedua belah pihak. Kalau perkosaan tidak bisa disandarkan pada kesaksian 4 orang, tetapi disandarkan pada pengaduan. Orang memperkosa pasti dilakukan dengan cara yang amat sulit untuk dapat disaksikan. Nah, pengaduan tentunya memerlukan alat bukti, dan itu boleh menggunakan tes DNA. Dan, tentunya pelaku pemerkosa bisa dijatuhi hukuman mati karena pemerkosa telah menghilangkan hak hidup orang yang diperkosa. Hanya saja, perkosaan tidak dapat diidentifikasi semata-mata dengan hasil uji DNA. Sebab, yang diadukan adalah TINDAKAN memperkosa. Dalam kasus perzinaan, ada solusi sesuai dengan Q. 24:3, yaitu pezina laki-laki menikahi pezina perempuan. Sedangkan dalam perkosaan --yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh lelaki terhadap perempuan-- perempuannya dipaksa untuk melayani nafsu laki-laki, sehingga yang dihukum adalah pemerkosanya, dan bukan perempuan yang diperkosa. Jadi, dalam berzina laki-laki dan perempuan sama-sama dijatuhi hukuman. Sedangkan dalam pemerkosaan, hanya pemerkosanya saja yang harus dihukum --termasuk hukuman terberat yaitu hukuman mati. Dengan demikian, kalau kita betul-betul memperhatikan isi Alquran, maka ada kejahatan yang pada waktu itu belum ada, seperti korupsi dan narkoba. Oleh karena korupsi itu kejahatannya lebih besar dari pencuri, maka hukuman korupsi pastinya lebih besar daripada pencuri. Begitu juga narkoba, kerusakannya jauh lebih besar daripada mabuk-mabukan dengan minuman beralkohol, maka pengedar narkoba harus dihukum lebih berat daripada pengedar/penjual minuman beralkohol. Di situlah hukum selalu berkembang karena ada kejahatan yang timbul jauh dari masa diturunkannya kitab suci. Seperti perbudakan di masa Alquran diturunkan, bukanlah tindakan kejahatan. Tetapi, pada zaman sekarang perbudakan adalah tindakan kejahatan. Wassalam, chodjim - Original Message - From: abdul latif To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, August 14, 2009 10:07 AM Subject: Re: Pro achmad Chodjim[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? Kalaulah ulama2 fundamentalis Syiah dan wahabi berpendapat seperti anda itu baik sekali,bpk sangat menyokong dan tdk setuju dgn bentuk2 hukuman jahillah seperti; Potong tanga, cambuk, gantung kepala utk hukuman mati. Kalau kita masih mempertahankan harus ada saksi 4 orang, itu sudah tidak mungkin sekali,sdr achmad? kasihan kita wanita yg di perkosa laki2 tanpa ada penghukuman terhadapat pelaku2 kriminal..enaknya laki2 Saudi dantidak ebak bagi wanita2. oleh karena itu perzinaan atau perkisaan di negara2 Arab dan saudi tidak kelihatan di permukaan, karena wanita takut, malu dan tidak bisa menghadiri 4 orangsaksi. wanita2 yg diperkosa menyerah kpd nasib.inilah kelemahan2 hukum al quran,kalau ulama2 tidak mengikuti ilmu2 science dan technologi. tetap terbelakang. kami dari islam berpaham liberal akan mencoba merobah bentuk hukuman itu dgn membuktikan dgn kimia,DNA dll. Agar pelaku kriminal harus di hukum segera. Terimakasih sharing ilmunya.Wassalam --- On Fri, 8/14/09, achmad chodjim chod...@gmail.com wrote: From: achmad chodjim chod...@gmail.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? Dimana Hak wanita? To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Friday, August 14, 2009, 10:35 AM Pak A. Latif, Tanpa harus ada stigma terhadap cap ke-Islam-an, seperti liberal maupun fundamentalis, kalau kita benar-benar mengkaji perilaku sahabat besar Nabi ada benang merah yang bisa ditarik dalam menegakkan ke-Islam-an kita. Jadi, dalam hal bentuk hukuman bahkan HUKUM para sahabat Nabi begitu cerdas dalam menyikapinya. Misalnya, pampasan perang, tidak lagi dibagikan kepada tentara yang ikut perang pada masa Umar bin Khaththab. Juga, masalah hukum potong tangan, ternyata Umar lebih memilih menyejahterakan masyarakat daripada memotong tangan si pencuri. Bagi Umar, hukum potong tangan bisa dilakukan APABILA kesejahteraan seluruh warga terjamin, tetapi koq masih ada yang mencuri. Dengan cara ini, tak ada pemotongan tangan selama pemerintahan Umar. 4 saksi untuk berzina justru lebih manusiawi daripada tes DNA. Hikmah di balik 4 saksi adalah kita tidak mudah menuduh orang berzina. Artinya, damai-damai sajalah. Bila seorang istri atau suami memergoki pasangannya berzina, ya ambil jalan tobat bagi pezinanya; dan kalau tidak bisa tobat ya cerai. Intinya, tak ada manusia dicambuk gara-gara berzina, apalagi dirajam. Itu pentingnya kesaksian 4 saksi. Lha, kalau tes DNA kan lebih menyakiti karena membongkar aib, padahal tujuannya ada tobat dan tidak berzina lagi! Suwun, chodjim - Original Message - From: abdul latif To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent:
Sunny[wanita-muslimah] Re: Bolehkah suami memperkosa istrinya? - TNI
Bukan imajinasi Pak Wikan, tapi fantasi. Bahkan bukan fantasi untuk kasus Janoko, tapi ilusi, zhan, suuzon. Imajinasi nggak pernah terlalu jauh/dekat, imajinasi nggak kenal boundary, imajinasi mengundang inovasi, inspirasi, ilham, wahyu. Sedangkan ilusi mengandung kepalsuan, dan kesemuan itu ditiup angin sedikit saja hilang. Bayangkan, Janoko 24 jam around the clock di milis ini, dan postingannya ilusi dan suuzon melulu. Karakter macam apa yang dia mau bangun untuk dirinya sendiri? Lebih dari itu, Janoko berkarakter pengecut. Kerjanya sabotase postingan orang lain melulu, sama sekali nggak fokus pada yang dibicarakan temen diskusi. Bukan sekedar nggak nyambung loh, tapi ada unsur kesengajaan di situ, sayangnya pengecut. Coba bandingkan dengan banyak temen2 yang diskusi di sini. Banyak beda pendapat, tapi mereka menunjukkan kesantunan dan tanggungjawab personal dalam berdiskusi. Pak Abdul Latif kuperhatiin banyak kemajuannya dalam berdiskusi loh, tapi kalo boleh dianjurkan, dikotomi fundamentalis-liberal bukan pendekatan yang baik, sebaiknya hindarkan. Memang ada perbedaan dan ada kelompok liberal fundamentalis, tapi jangan terlalu naif bersemangat menonjolkan perbedaan, itu sama sekali nggak menjual. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.da...@... wrote: mungkin mas jano mikirnya ada suami TNI-AD istrinya TNI-AL lagi latihan karate/pencak silat jadi pukul-pukulan begitu well, imajinasinya kejauhan salam, -- wikan 2009/8/14 Dwi Soegardi soega...@...: Sudah jelas kita berdiskusi tentang suami memukul istri, dikomentari tidak jelas juntrungannya. Sebuah pameran ketidaknyambungan diperagakan tanpa malu-malu. Kalau engkau tidak malu, berbuatlah (berkomentarlah) semaumu. (al-hadis)