[wanita-muslimah] Re: Rasulullah saw Wasilah dalam Bertaubat dan Mencapai Hajat

2010-02-19 Terurut Topik Lina
mang yg dimaksud dgn 'upacara agama' kyk gimn seh?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote:

 
 Tetapi tentu tidak salah bila dirayakan dengan upacara agama.
 
   - Original Message - 
   From: rafinaharahap 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, February 17, 2010 7:02 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Rasulullah saw Wasilah dalam Bertaubat dan 
 Mencapai Hajat
 
 
 
   Teman kami seorang Muhammadyah menolak maulid dengan alasan peringatan 
 ulang tahun bukan perintah agama. Dia menganggap maulid meniru Kristen yang 
 merayakan kelahiran Nabi Isa alaihissalam (natal)
   Hmmm.penafsiran berbeda yang baru kudengar, tapi memang betul sih, 
 peringatan ulang tahun Nabi bukan ibadah. 
 
   rafina
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, syamsuri syamsuri149@ wrote:
   
Kini kita telah memasuki bulan kelahiran Nabi saw, bulan Rabi'ul Awwal 
 1431 H. Sebentar lagi kaum muslimin akan memperingati hari kelahirannya yang 
 penuh berkah.

 
 
 
   
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Gayung bersambut, kata berjawab. Lihat sambutan yang disisipkan di bawah.
HMNA

- Original Message - 
From: ah-mbel-ah eyang_mbelge...@yahoo.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 19, 2010 11:53
Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

Komentar Rafina ini agak berbelok dari konsep 'tirani mayoritas' Indonesia 
karena yang dimaksudkan di sini adalah persentase pemeluk agama Islam 86.1%, 
Protestan 5.7%, Katholik 3%, Hindu 1.8%, dan lain-lainnya 3.4% (sensus 2000). 
Artinya dari 240.271.522 (estimasi jumlah penduduk pada bulan Juli 2009) 86.1% 
nya adalah 206.873.780. 

Jadi bukan mayoritas kesukuannya.

Sebagian kecil dari angka ini (barangkali tidak lebih dari 10%) adalah 
tiran-tiran fundamentalis (wahabi/salafi) yang bercokol di dalam sistem 
pemerintahan dan pusat-pusat kekuasaan. Mereka ini, seperti ular, merayap-rayap 
di dalam sistem dan kekuasaan melakukan upaya-upaya sistemik sedemikian rupa 
sehingga menggiring opini publik agar NKRI sedikit-demi-sedikit berubah menjadi 
NII. 

Kegiatan mereka di luar sistem adalah selain melakukan bullying dan teror, juga 
melakukan penganiayaan terhadap kaum minoritas,  mensponsori berbagai kekerasan 
terhadap kaum lainnya. Termasuk di dalamnya adalah melarang umat berkeyakinan 
lain mendirikan rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan 
peribadatan di perumahan. Pengrusakan-pengrusakan juga dilakukan secara 
demonstratif.
###
HMNA:
Pengrusakan-pengrusakan itu tidak dapat dibenarkan, tetapi dapat difahami, 
karena terror non-fisik yang dilakukan kelompok minoritas itu. Terror non-fisik 
itu berupa mengaku/memakai label Islam tetapi punya nabi sendiri, yaitu MGA. 
Ini adalah tindakan terror non-fisik masuk menusuk kedalam komunitas Islam 
menohok ummat Islam dari dalam. Kalau tidak pake label islam, tidak akan 
terjadi pengusikan itu. Contohnya, itu agama Bahai, walaupun mengakui kenabian 
Muhammad SAW, tetapi karena mereka punya nabi sendiri, mereka pakai label 
Bahai, dan fakta menunjukkan penganut agama Bahai tidak diusik.

 

Kaum ini berada pada ujung ekstrim yang satu, dikendalikan oleh teks dan 
kekakuan dalam berkeyakinan, dibatasi ketertutupan interpretasi,
###
HMNA:
Ketertutupan interpretasi  ? Suatu pernyataan yang sombong, ttapi tanpa 
reasoning !
##

 dan keabsolutan pada pemahaman akidah. Mereka juga meniadakan eksistensi kaum 
minoritas, menolak keberagaman, menyangkal ko-eksistensi, memaksakan kehendak. 
Hanya ada satu kebenaran, yakni, kebenaran versi mereka.  

Sementara itu, di bagian kecil lainnya,  berada di ujung ekstrim lainnya, ada 
kaum yang memposisikan diri dengan cara yang sangat liberal, penuh dinamika, 
dialektikal, penuh keterbukaan dan sangat menentang kesemena-menaan kaum 
ekstremis tersebut. Mereka secara bersama-sama menokohkan diri sebagai pahlawan 
bagi kaum minoritas
##
Ha, ha, ha, SOK pahlawan minoritas dari Utan Kayu yang berupaya menjadi tirani 
minoritas, yang menghadang gerakan Islam yang mereka sebut fundamentalis 
Dalam situs [www.islamlib.com] mereka menulis: sudah tentu, jika tidak ada 
upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan keagamaan yang militan itu,  
boleh jadi, dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan kelompok keagamaan 
yang militan ini bisa menjadi dominan.
##:

, melindungi, menjaga, menerima, berinteraksi dengan kaum minoritas dan 
mengakui kebenaran-kebenaran serta keanekaragaman warna pelangi keyakinan.

Di antara kedua ekstremis itu, sekitar 80%-an,  adalah kaum moderat yang 
dijadikan target pengaruh (pasar ideologi) oleh kedua kelompok ekstremis ini. 
Ada yang berpihak ke kanan dan ada juga yang berpihak ke kiri. Amunisi yang 
satu berasal dari Timur Tengah dan amunisi yang satunya berasal dari Barat 
serta negara-negara maju. 

Ironisnya, penganiayaan terhadap kaum lainnya tetap terjadi di negara yang 
86.1% Muslim. Di manakah kita berdiri dan tindakan apa yang telah kita ambil 
terhadap ketidakadilan itu?

Setelah GusDur dan CakNur meninggalkan kita, kini kita hanya bisa berharap 
kepada para penerus pluralisme. Anis Baswedan adalah salah satunya, Guntur 
Romli dan Nong adalah pejuang-pejuang muda lainnya. 
###
HMNA:
Ha, ha, ha, Guntur Romli (GR) yang simpatisan Zionos Yahudi itu? Yang 4 hari 
setelah kebiadaban dan kebengisan di mulai oleh negara Zionos Yahudi dalam War 
on Gaza, GR menujukkan ketidak senangannya pada pihak yang dizalimi 

Re: [wanita-muslimah] Re: Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: Lina linadah...@yahoo.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 19, 2010 12:42
Subject: [wanita-muslimah] Re: Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri

Lalu bagaimana untuk meminamilisir ala kawin kontrak di Puncak dan sekitarnya 
oleh orang2 asing? selain pemberdayaan kaum wanita dan memberantas kemiskinan?
##
HMNA:
Apa yang dilakukan dipuncak itu adalah praktek kawin mut'ah (kawin kontrak) dan 
dalam rencana UU itu kawin mut'ah tsb dipidanakan. 
###

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman 
mnur.abdurrah...@... wrote:

 
 - Original Message - 
 From: Abdul Muiz mui...@...
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Friday, February 19, 2010 10:05
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
 
 
 Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang 
 dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, 
 mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala 
 ya tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara 
 (KUA untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), 
 karena sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih 
 pas kalau digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan 
 nikah illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara.
 
 Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang 
 seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa 
 pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan 
 (penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? 
 
 HMNA:
 Kalau tujuannya UU itu untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak maka 
 tidak perlu yang melakukan nikah yang tidak dicatatkan ke negara itu 
 dipidanakan. Cukup, jika dalam UU ditegaskan bahwa isteri dan anak-anak dari 
 pernikahan yang tidak dicatatkan itu haknya dan staus hukumnya sama dengan 
 pasangan yang nikah legal. Ini untuk melindungi pasangan yang tidak sanggup 
 membayar ongkos administrasi jika kawin secara legal, sehingga terpaksa 
 nikah tanpa mencatatkan diri di negara, untuk terhindar dari perzinaan kumpul 
 kerbau. Bukankah dengan mempidanakan nikah yang tidak dicatat di negara itu, 
 berarti yang kurang kuat imannya akan lebih memilih kumpul kerbau saja agar 
 tidak dipidanakan ketimbang nikah tanpa dicatat di negara ???
 #
 
 Bukankah kalau pernikahan di hadapan penghulu itu diperlakukan sama, yakni 
 sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak dapat akta nikah) dengan mereka 
 yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku kesewenang-wenangan kaum suami 
 terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat diseret ke pengadilan. Toh 
 kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan menjamin menghentikan 
 aksi KDRT (kesewenang-wenangan, tidak menafkahi dsb), karena pernikahan legal 
 pun juga bisa terjadi KDRT.
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- Pada Kam, 18/2/10, Dwi Soegardi soega...@... menulis:
 
  Dari: Dwi Soegardi soega...@...
  Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
  Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 11:38 PM
  dua berita tentang nikah sirri ini
  beda nuansanya.
  
  nikah sirri yang dibela oleh Kiai Pasuruan adalah nikah
  sirrinya orang
  ekonomi lemah,
  tidak kuat bayar biaya administrasi KUA.
  Ini masalah yang harus ditertibkan oleh KUA sebelum UUnya
  disosialisasikan.
  Harus jelas berapa biaya nikah, jangan ditambahi lagi biaya
  siluman ngga
  karuan,
  seharusnya biayanya serendah-rendahnya, atau program
  subsidi buat yang tidak
  mampu,
  supaya budaya nikah sirri tersebut bisa hilang.
  Setelah itu profesi KUA gelap seperti para Kiai dan calo
  juga harus
  dihilangkan,
  di RUU perlu dicantumkan ancaman buat yang menikahkan tidak
  resmi.
  
  sedangkan berita nikah sirri dan feodalisme,
  lebih menjurus pada fenomena poligami.
  Kalau dulu dilakukan oleh para raja untuk menunjukkan
  kekuasaannya,
  sekarang dilakukan oleh para pengecut yang tidak mau
  kehidupan
  pernikahannya
  diketahui oleh publik, entah kuatir akan imejnya, atau
  kuatir dituntut
  bertanggungjawab.
  
  
  
  2010/2/18 sunny am...@...
  
  
  
   Refleksi : Bagi yang pro feodalisme dierapkan di NKRI
  dan suka kawin siri
   dianjurkan supaya segera bermukin di Pasuruan, selama
  masih ada tempat.
  
  
   http://www.antaranews.com/berita/1266490613/ulama-pasuruan-tolak-ruu-nikah-siri
  
   Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
  
   Kamis, 18 

[wanita-muslimah] Hati-hati Dalam Memilih Rumah KPR

2010-02-19 Terurut Topik ali
By : Alihozi

Suatu hari Pak Y mengajukan permohonan fasilitas KPR ke sebuah bank untuk 
membeli rumah second idamannya. Setelah memenuhi semua syarat dan ketentuan 
pengajuan fasilitas KPR tsb, maka dilakukanlah survey oleh bank tsb untuk 
meninjau rumah second yang akan dibeli, ternyata pengajuan fasilitas KPR Pak Y 
ditolak oleh bank tsb karena rumah second yang akan dibeli berada dibawah sutet 
tegangan tinggi.


Pernah juga suatu ketika sebuah bank melakukan survey rumah yang akan dibeli 
oleh seorang nasabah melalui fasilitas KPR, ternyata rumah tsb sedang dalam 
sengketa kepemilikan setelah dilakukan wawancara dengan warga sekitar rumah tsb.


Mungkin anda pernah mengalami seperti kejadian di tsb atas, pengajuan KPR anda 
ditolak oleh bank dengan berbagai macam alasan khususnya karena alasan kondisi 
rumah dan aspek legalitasnya. Hal ini dilakukan oleh bank karena juga untuk 
kebaikan nasabahnya. Ketika anda membeli suatu property (rumah atau ruko) 
jangan membelinya secara sembarangan, pastikan agar properi tsb memenuhi 
syarat-syarat tertentu agar kemudian hari nilai jualnya tinggi dan juga tidak 
bermasalah dari aspek legalitasnya.


Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memilih rumah melalui 
fasilitas KPR agar rumah tsb dikemudian hari mempunyai nilai tinggi dan tidak 
bermasalah aspek legalitasnya :

1.Rumah tsb tidak dekat kuburan
2.Tidak berada di bawah sutet tegangan tinggi
3.Jalan di depan rumah bisa masuk mobil
4.Rumah tsb tidak banjir di musim hujan.
5.Melakukan wawancara dengan warga sekitar mengenai status tanah tsb dalam 
sengketa atau tidak.

6.Meminta bantuan notaries bank untuk melakukan pengecekan keabsahan sertifikat 
di kantor BPN setempat.
7. Pastikan bahwa rumah yang akan dibeli apakah sedang dijaminkan kepada pihak 
lain atau tidak
8. Pastikan rumah pemilik sesungguhnya siapa, karena dikhawatirkan sudah dijual 
tapi belum balik nama.

9. Bila membeli rumah dideveloper yang masih dalam kondisi indent (belum ada 
bangunannya), pastikan developernya tsb memang mempunyai kredibilitas yang 
bagus atau mempunyai komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan rumah yang sedang 
dalam proses pembangunan.

10.Bila membeli rumah dideveloper yang sertifikatnya masih induk pastikan 
covernote (surat keterangan) yang menjelaskan kapan selesainya pemecahan 
sertifikat tsb adalah covernote dari notaries yang mempunyai kredibilitas yang 
bagus.


Semoga bermanfaat
Salam hangat,


Alihozi http://alihozi77.blogspot.com
Bagi Anda yang membutuhkan fasilitas KPR Bank Muamalat hub/sms ali Hp : 
0813-882-364-05 atau email ali.h...@yahoo.co.id



[wanita-muslimah] Re: [Mayapada Prana] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: Stephanus K. Wibowo nanusn...@gmail.com
To: mayapadapr...@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 19, 2010 15:06
Subject: Re: [Mayapada Prana] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

FYI juga, i love the books..
Sungguh disayangkan kalo ada orang yang sampe kepikiran untuk membakar
buku-buku semacam itu..
Btw, Pak Nur, apakah Anda setuju dengan ide membakar buku-buku yang
isinya tidak sejalan dengan pemikiran Anda?
###
HMNA:
Itu tergantung isi bukunya. Tidak semua yang tidak kita setujui itu harus 
dibakar. Kalau bukunya seperti karangan AK itu yang menurut penilaian penjaga 
gawang aqidah yaitu para ulama Islam, itu membahayakan aqidah remaja/ABG ummat 
Islam yang masih labil kejiwaannya, maka pemikiran/faham AK itu tidak boleh 
masuk ranah publik. Dan adalah fakta buku2 itu mempengaruhi kalangan ummat 
Islam yang terpukau lalu masuk pedepokannya AK. Dan anda tahu bukan, sekarang 
timbul masalah pelecehan seksual (kalau pake istilah yuridis: pencabulan) dalam 
padepokan AK dan sudah menjadi ranah hukum, urusan pranata hukum.  


Salam hangat,
Nanus
Slamet Rahardjo Soegiharto



On 2/19/10, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote:
 Just fyi
 Wassalam
 HMNA

 - Original Message -
 From: Yulia Farida
 To: 'H. M. Nur Abdurahman'
 Sent: Friday, February 19, 2010 10:55
 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna


 Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb
 semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal
 ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya.

 Wassalam




 

 From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id]
 Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM
 To: Yulia Farida
 Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com;
 tadab...@yahoogroups.com; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema;
 mayapadapr...@yahoogroups.com; mangaj...@yahoogroups.com;
 lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com;
 info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups.
 Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna

 - Original Message -
 From: Yulia Farida
 To: 'H. M. Nur Abdurahman'
 Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34
 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna

 Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

 Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam
 meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam.
 Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand Krishna.
 Atas bantuannya terimakasih.
 Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

 
 HMNA:
 Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia Pustaka
 Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran. 38 judul buku
 karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh penerbitnya, PT Gramedia Pustaka
 Utama, sehingga sudah tidak terlihat lagi di pojok khusus toko buku
 Gramedia. Keputusan itu di ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan
 kontroversi masyarakat akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama.
 Kritik itu antara lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam
 edisi September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut
 majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah Al-
 Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern, dinilai
 telah melecehkan agama Islam.

 Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat surat
 pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati-hati dalam
 membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran Tuhan Bersama Anthony
 de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah itu, dikatakan bahwa Anand
 mengkritik Gereja katolik sebagai institusi yang tidak konsisten. Agaknya,
 penerbit Gramedia berkaca pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah
 satu anak perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA.
 Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu mengambil
 jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran.

 Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping buku2 yang
 telah dibedah dalam postingan lalu:

 The Hanuman Factor, Life Lessons from the Most Successful Spiritual CEO
 One Earth, One Sky, One Humankind Celebration of Unity in Diversity
 Merayakan Hidup Indonesia Baru
 Ilmu Medis dan Meditasi Cakrawala
 Sufi, Menyelami Samudra Kebijaksanaan Sufi
 Sama - Sama Gila
 Be The Change
 Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi
 Fajar Pencerahan di Lembah Kesadaran
 Penunjang Meditasi Kehidupan
 Tao Teh Ching Bagi Orang Modern

 Wassalam
 

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 19, 2010 15:35
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy?
Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D

HMNA:
Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. 
Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik 
dan menjadi polusi, harus dilenyapkan.




On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman 
mnur.abdurrah...@yahoo.co.id
  wrote:

 Just fyi
 Wassalam
 HMNA

 - Original Message -
 From: Yulia Farida
 To: 'H. M. Nur Abdurahman'
 Sent: Friday, February 19, 2010 10:55
 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna

 Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb
 semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan
 lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya.

 Wassalam

 --

 From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id]
 Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM
 To: Yulia Farida
 Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
 tadab...@yahoogroups.com
 ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; 
 mayapadapr...@yahoogroups.com
 ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; 
 jamaah-islami...@yahoogroups.com
 ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups.
 Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna

 - Original Message -
 From: Yulia Farida
 To: 'H. M. Nur Abdurahman'
 Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34
 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna

 Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

 Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam
 meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam.
 Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand
 Krishna.
 Atas bantuannya terimakasih.
 Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

 
 HMNA:
 Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia
 Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran.
 38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh
 penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak
 terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di
 ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat
 akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara
 lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi
 September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut
 majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah
 Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern,
 dinilai telah melecehkan agama Islam.

 Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat
 surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati-
 hati dalam membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran
 Tuhan Bersama Anthony de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah
 itu, dikatakan bahwa Anand mengkritik Gereja katolik sebagai
 institusi yang tidak konsisten. Agaknya, penerbit Gramedia berkaca
 pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah satu anak
 perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA.
 Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu
 mengambil jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran.

 Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping
 buku2 yang telah dibedah dalam postingan lalu:

 The Hanuman Factor, Life Lessons from the Most Successful Spiritual
 CEO
 One Earth, One Sky, One Humankind Celebration of Unity in Diversity
 Merayakan Hidup Indonesia Baru
 Ilmu Medis dan Meditasi Cakrawala
 Sufi, Menyelami Samudra Kebijaksanaan Sufi
 Sama - Sama Gila
 Be The Change
 Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi
 Fajar Pencerahan di Lembah Kesadaran
 Penunjang Meditasi Kehidupan
 Tao Teh Ching Bagi Orang Modern

 Wassalam
  



[wanita-muslimah] JAKARTA, Feb 18 AAP - 'Prince Of Jihad' Set To Face Bombing Trial

2010-02-19 Terurut Topik Dharmawan Ronodipuro
'Prince Of Jihad' Set To Face Bombing Trial

 

By Adam Gartrell, South-East Asia Correspondent

 

JAKARTA, Feb 18 AAP - An Indonesian Islamist nicknamed the Prince of Jihad
will face trial accused of raising funds for last year's Jakarta hotel
attacks but prosecutors admit they may struggle to convict him.

 

Prosecutors will allege Mohammed Jibril was linked to terrorist Saifuddin
Jaelani, also known as Saifuddin Zuhri, one of the chief planners of the
July 17 bombings on the JW Marriott and Ritz-Carlton hotels that killed
seven, including three Australians.

 

They will allege Jaelani received funds from a retired Saudi teacher named
Al Khelaw Ali Abdullah which he passed on to Jibril to open an internet cafe
in 2008.

 

From this internet cafe they could generate some more money as well as
using it as a way to communicate their views to the outside world,

prosecutor Totok Bambang told AAP ahead of next week's trial.

 

Before the attacks Jibril, 25, was well-known for publishing a popular
radical Islamist website and a glossy magazine called Jihadmagz.

 

He is the son of prominent radical cleric Abu Jibril, a former student of
Abu Bakar Bashir, the spiritual leader of Jemaah Islamiah (JI), the group
responsible for the 2002 Bali bombings.

 

He is known to have spent some time working with a JI unit in Karachi.

 

Nonetheless, Bambang conceded it had been difficult to mount a case against
Jibril.

 

This is a difficult case because this is the case of funding terrorism, he
says.

 

In funding, it's difficult to get evidence because only several
transactions could be traced.

 

They deliver the money hand to hand, not through bank accounts.

 

There are very few witnesses for this.

 

Terrorism expert Sidney Jones said the evidence against Jibril appeared
weak.

 

It came as a surprise to a lot of people when he was arrested because he
was somebody who seemed all bluster, and not necessarily involved in any
way, Dr Jones told AAP.

 

Jaelani was a senior acolyte of terrorist leader Noordin Mohammed Top, who
was killed in a police raid in September.

 

After Top's death, Jaelani is thought to have assumed control of Top's
violent JI splinter cell, which was believed responsible for a string of
attacks in Jakarta and Bali.

 

But Jaelani was himself killed in a separate police raid in October.

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Lumpur Lapindo

2010-02-19 Terurut Topik sunny
Agaknya kasus Bank Century akan seperti kasus Lumpur Lapindo, yaitu menghilang 
entah kemana pergi solusinya. Bagi yang belum sempat berkunjung untuk melihat 
Lumpur Lapindo di Sidoarjo, bisa melihat videonya dengan click pada situs ini: 

http://tragedilapindo.wordpress.com/2010/02/19/kumpulan-film-dokumentar-lumpur-lapindo/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek

2010-02-19 Terurut Topik Hongaria Cantik
Politik


19/02/2010 - 01:04

*PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek*
Abdullah Mubarok


(istimewa)

INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan
digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian.

Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat
(19/2) dini hari.

Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail
waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya:

Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik
pajak dengan aparat kepolisian.

Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan
letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi
PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan.

Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah
oleh Misbakhun.

Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif
tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya,
sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata
Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di
DPR.

Dia mengatakan, L/C yang dimilikinya ada bukti transaksinya, melalui unit
perusahaan dan bisnisnya yang riil, serta ada pengusaha dan pengurus
perusahaan yang kredibel dan dipercaya perbankan dalam menjalankan
bisnisnya.

Misbakhun juga menjelaskan bahwa pengajuan L/C di Bank Century karena
kebetulan. Sebab, saat itu dia juga mengajukan L/C di Bank Danamon.

Kalau L/C tersebut melalui Bank Century, itu karena kebetulan semata dan
terjadi akad kredit L/C tersebut tahun 2007, katanya. [bar]

http://inilah.com/news/read/politik/2010/02/19/354522/pt-tempat-politisi-pks-jadi-komisaris-digerebek/


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek

2010-02-19 Terurut Topik ah-mbel-ah
Hehehe... menarik. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Hongaria Cantik ukhti.honga...@... 
wrote:

 Politik
 
 
 19/02/2010 - 01:04
 
 *PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek*
 Abdullah Mubarok
 
 
 (istimewa)
 
 INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan
 digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian.
 
 Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat
 (19/2) dini hari.
 
 Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail
 waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya:
 
 Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik
 pajak dengan aparat kepolisian.
 
 Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan
 letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi
 PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan.
 
 Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah
 oleh Misbakhun.
 
 Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif
 tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya,
 sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata
 Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di
 DPR.
 
 Dia mengatakan, L/C yang dimilikinya ada bukti transaksinya, melalui unit
 perusahaan dan bisnisnya yang riil, serta ada pengusaha dan pengurus
 perusahaan yang kredibel dan dipercaya perbankan dalam menjalankan
 bisnisnya.
 
 Misbakhun juga menjelaskan bahwa pengajuan L/C di Bank Century karena
 kebetulan. Sebab, saat itu dia juga mengajukan L/C di Bank Danamon.
 
 Kalau L/C tersebut melalui Bank Century, itu karena kebetulan semata dan
 terjadi akad kredit L/C tersebut tahun 2007, katanya. [bar]
 
 http://inilah.com/news/read/politik/2010/02/19/354522/pt-tempat-politisi-pks-jadi-komisaris-digerebek/
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
;-) ah Eyang jadul...

IMHO,
mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... 
dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan 
pemikiran-pemikiran negatif,
Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul ya 
gimana

Padahal sejarah membuktikan bahwa, 
yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab...
Artinya transparansi, informasi yang berlimpah,  yang malah akan memperlihatkan 
mana yang haq dan mana yang bathil.

Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah 
sebetulnya menjerumuskan.
Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya?
Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya...



  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna




  - Original Message - 
  From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Friday, February 19, 2010 15:35
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

  Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy?
  Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D
  
  HMNA:
  Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. 
  Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik 
  dan menjadi polusi, harus dilenyapkan.
  

  On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman 
  mnur.abdurrah...@yahoo.co.id
   wrote:

   Just fyi
   Wassalam
   HMNA
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Friday, February 19, 2010 10:55
   Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb
   semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan
   lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya.
  
   Wassalam
  
   --
  
   From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id]
   Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM
   To: Yulia Farida
   Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
   tadab...@yahoogroups.com
   ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; 
   mayapadapr...@yahoogroups.com
   ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; 
   jamaah-islami...@yahoogroups.com
   ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups.
   Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34
   Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
  
   Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam
   meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam.
   Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand
   Krishna.
   Atas bantuannya terimakasih.
   Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
  
   
   HMNA:
   Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia
   Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran.
   38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh
   penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak
   terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di
   ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat
   akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara
   lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi
   September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut
   majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah
   Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern,
   dinilai telah melecehkan agama Islam.
  
   Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat
   surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati-
   hati dalam membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran
   Tuhan Bersama Anthony de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah
   itu, dikatakan bahwa Anand mengkritik Gereja katolik sebagai
   institusi yang tidak konsisten. Agaknya, penerbit Gramedia berkaca
   pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah satu anak
   perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA.
   Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu
   mengambil jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran.
  
   Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping
   buku2 yang telah dibedah dalam postingan lalu:
  

[wanita-muslimah] Newsweek, February 12, 2010 - The Jihad Against the Jihadis

2010-02-19 Terurut Topik Dharmawan Ronodipuro
 

 http://www.newsweek.com/ Newsweek

  

 

The Jihad Against the Jihadis

How moderate Muslim leaders waged war on extremists—and won. 

By  http://www.newsweek.com/id/173014 Fareed Zakaria | NEWSWEEK  

Published Feb 12, 2010 

From the magazine issue dated Feb 22, 2010

September 11, 2001, was gruesome enough on its own terms, but for many of
us, the real fear was of what might follow. Not only had Al Qaeda shown it
was capable of sophisticated and ruthless attacks, but a far greater concern
was that the group had or could establish a powerful hold on the hearts and
minds of Muslims. And if Muslims sympathized with Al Qaeda's cause, we were
in for a herculean struggle. There are more than 1.5 billion Muslims living
in more than 150 countries across the world. If jihadist ideology became
attractive to a significant part of this population, the West faced a clash
of civilizations without end, one marked by blood and tears.

These fears were well founded. The 9/11 attacks opened the curtain on a
world of radical and violent Islam that had been festering in the Arab lands
and had been exported across the globe, from London to Jakarta. Polls all
over the Muslim world revealed deep anger against America and the West and a
surprising degree of support for Osama bin Laden. Governments in most of
these countries were ambivalent about this phenomenon, assuming that the
Islamists' wrath would focus on the United States and not themselves. Large,
important countries like Saudi Arabia and Indonesia seemed vulnerable.

More than eight eventful years have passed, but in some ways it still feels
like 2001. Republicans have clearly decided that fanning the public's fears
of rampant jihadism continues to be a winning strategy. Commentators furnish
examples of backwardness and brutality from various parts of the Muslim
world—and there are many—to highlight the grave threat we face.

But, in fact, the entire terrain of the war on terror has evolved
dramatically. Put simply, the moderates are fighting back and the tide is
turning. We no longer fear the possibility of a major country succumbing to
jihadist ideology. In most Muslim nations, mainstream rulers have stabilized
their regimes and their societies, and extremists have been isolated. This
has not led to the flowering of Jeffersonian democracy or liberalism. But
modern, somewhat secular forces are clearly in control and widely supported
across the Muslim world. Polls, elections, and in-depth studies all confirm
this trend.

The focus of our concern now is not a broad political movement but a handful
of fanatics scattered across the globe. Yet Washington's vast
nation-building machinery continues to spend tens of billions of dollars in
Iraq and Afghanistan, and there are calls to do more in Yemen and Somalia.
What we have to ask ourselves is whether any of that really will deter these
small bands of extremists. Some of them come out of the established
democracies of the West, hardly places where nation building will help. We
have to understand the changes in the landscape of Islam if we are going to
effectively fight the enemy on the ground, rather than the enemy in our
minds.

Once, no country was more worrying than bin Laden's homeland. The Kingdom of
Saudi Arabia, steward of the holy cities of Mecca and Medina, had surpassed
Egypt as the de facto leader of the Arab world because of the vast sums of
money it doled out to Islamic causes—usually those consonant with its
puritanical Wahhabi doctrines. Since 1979 the Saudi regime had openly
appeased its homegrown Islamists, handing over key ministries and funds to
reactionary mullahs. Visitors to Saudi Arabia after 9/11 were shocked by
what they heard there. Educated Saudis—including senior members of the
government—publicly endorsed wild conspiracy theories and denied that any
Saudis had been involved in the 9/11 attacks. Even those who accepted
reality argued that the fury of some Arabs was inevitable, given America's
one-sided foreign policy on the Arab-Israeli issue.

America's initial reaction to 9/11 was to focus on Al Qaeda. The group was
driven out of its base in Afghanistan and was pursued wherever it went. Its
money was tracked and blocked, its fighters arrested and killed. Many other
nations joined in, from France to Malaysia. After all, no government wanted
to let terrorists run loose in its land.

But a broader conversation also began, one that asked, Why is this
happening, and what can we do about it? The most influential statement on
Islam to come out of the post-9/11 era was not a presidential speech or an
intellectual's essay. It was, believe it or not, a United Nations report. In
2002 the U.N. Development Program published a detailed study of the Arab
world. The paper made plain that in an era of globalization, openness,
diversity, and tolerance, the Arabs were the world's great laggards. Using
hard data, the report painted a picture of political, social, and
intellectual stagnation in countries from 

[wanita-muslimah] Muslim Pro Demokrasi bersama sama Nato merebut Porf.Helmand

2010-02-19 Terurut Topik abdul
Six Nato soldiers have died in Afghanistan's Helmand province so far in the 
current joint Nato-Afghan offensive in the region.

A US marine general says his forces now have control of the main roads and 
markets in the Taliban stronghold of Marjah. But fighting is still raging in 
other parts.

Al Jazeera's James Bays sat down with Mohammad Golab Mangal, the governor of 
Helmand province, to discuss the joint assault. The governor says that, so far, 
the operation has been a success.

http://english.aljazeera.net/news/asia/2010/02/201021945820443579.html

Semoga Taliban kembali kpd jalan yang lurus dan wajib mentaati pemerintahan 
yang syah..stop membunuh orang2 civil, anak2 dan wanita2 

Membunuh seorang civil artinya membunuh semua manusia.

salam



Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri

2010-02-19 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Mas Muiz yss.,

Saya malah melihat, 
0. Pencatatan itu tuntunan Islam yang lurus.

1. Harusnya pencatatan KUA itu dibuat sedemikian rupa hingga tidak memberatkan 
orang mencatatkan pernikahannya. Artinya negara YANG HARUS MEMFASILITASI 
harusnya GRATIS. 

Kalo diwajibkan tapi bayarnya mahal dan tidak terjangkau, namanya ya preman 
dong...
Malah denger2 di Dep Agama, KUA ini termasuk tempat basah... 
ya sudah kalo begini, 
mungkin ini contoh menjual ayat dengan harga yang sedikit... :-(



  - Original Message - 
  From: Abdul Muiz 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 19, 2010 9:05 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri



  Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang 
dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, 
mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala ya 
tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara (KUA 
untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), karena 
sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih pas kalau 
digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan nikah 
illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara.

  Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang 
seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa 
pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan 
(penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? Bukankah kalau pernikahan di hadapan 
penghulu itu diperlakukan sama, yakni sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak 
dapat akta nikah) dengan mereka yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku 
kesewenang-wenangan kaum suami terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat 
diseret ke pengadilan. Toh kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan 
menjamin menghentikan aksi KDRT (kesewenang-wenangan, tidak menafkahi dsb), 
karena pernikahan legal pun juga bisa terjadi KDRT.

  Wassalam
  Abdul Mu'iz

  --- Pada Kam, 18/2/10, Dwi Soegardi soega...@gmail.com menulis:

   Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
   Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
   Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 11:38 PM
   dua berita tentang nikah sirri ini
   beda nuansanya.
   
   nikah sirri yang dibela oleh Kiai Pasuruan adalah nikah
   sirrinya orang
   ekonomi lemah,
   tidak kuat bayar biaya administrasi KUA.
   Ini masalah yang harus ditertibkan oleh KUA sebelum UUnya
   disosialisasikan.
   Harus jelas berapa biaya nikah, jangan ditambahi lagi biaya
   siluman ngga
   karuan,
   seharusnya biayanya serendah-rendahnya, atau program
   subsidi buat yang tidak
   mampu,
   supaya budaya nikah sirri tersebut bisa hilang.
   Setelah itu profesi KUA gelap seperti para Kiai dan calo
   juga harus
   dihilangkan,
   di RUU perlu dicantumkan ancaman buat yang menikahkan tidak
   resmi.
   
   sedangkan berita nikah sirri dan feodalisme,
   lebih menjurus pada fenomena poligami.
   Kalau dulu dilakukan oleh para raja untuk menunjukkan
   kekuasaannya,
   sekarang dilakukan oleh para pengecut yang tidak mau
   kehidupan
   pernikahannya
   diketahui oleh publik, entah kuatir akan imejnya, atau
   kuatir dituntut
   bertanggungjawab.
   
   
   
   2010/2/18 sunny am...@tele2.se
   
   
   
Refleksi : Bagi yang pro feodalisme dierapkan di NKRI
   dan suka kawin siri
dianjurkan supaya segera bermukin di Pasuruan, selama
   masih ada tempat.
   
   

http://www.antaranews.com/berita/1266490613/ulama-pasuruan-tolak-ruu-nikah-siri
   
Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
   
Kamis, 18 Pebruari 2010 17:56 WIB | Peristiwa |
   Pendidikan/Agama |
Pasuruan (ANTARA News) - Pengasuh Pondok Pesantren
   Hidayatul Mubtadiin Desa
Ketapan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa
   Timur, KH Machrus Ali
menolak Rancangan Undang-undang Nikah Siri dan
   mengkritik klausla ancaman
pidana terhadap pelaku nikah siri di RUU itu, padahal
   syariat Islam
menyatakannya sah.
   
Ketua Umum Forum Kiai Muda Indonesia ini menjelaskan,
   nikah siri sangat
berbeda dari kawin kontrak (nikah mut`ah) dan meminta
   pemerintah tidak
menyamakan keduanya, sebaliknya perlu melihat langsung
   kasusnya di lapangan.
   
KH Machrus khawatir, jika pelaku nikah siri
   dipidanakan maka efek yang
bakal terjadi menyuburkan praktik prostitusi, karena
   sanksi pidana nikah
siri hanya 6 bulan - 1 tahun, sementara pelaku
   prostitusi hanya dipidana
kurungan 7 hari.
   
Ia menjelaskan, nikah siri yang terjadi di wilayah
   Rembang, Pasuruan adalah
pernikahan yang dilaksanakan sesuai syariat Agama
   Islam, yakni syarat dan
rukun nikahnya telah terpenuhi, sertua bertujuan
   membangun keluarga.
   
Hanya saja pernikahannya tidak dicatatkan ke Kantor
   Urusan Agama, kata KH

Re: [wanita-muslimah] PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek

2010-02-19 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
wah, ada pembunuhan karakter pks nih rupanya

salam,
--
wikan

2010/2/19 Hongaria Cantik ukhti.honga...@gmail.com



 Politik

 19/02/2010 - 01:04

 *PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek*
 Abdullah Mubarok

 (istimewa)

 INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan
 digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian.

 Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat
 (19/2) dini hari.

 Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail
 waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya:

 Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik
 pajak dengan aparat kepolisian.

 Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan
 letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi
 PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan.

 Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah
 oleh Misbakhun.

 Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif
 tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya,
 sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata
 Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di
 DPR.


[wanita-muslimah] Arrests 'severe blow'' to Taliban

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://www.theaustralian.com.au/news/world/arrests-severe-blow-to-taliban/story-e6frg6so-1225832347092


Arrests 'severe blow'' to Taliban 
Amanda Hodge, South Asia correspondent 
From: The Australian 
February 20, 2010 12:00AM 

PAKISTANI and US forces have arrested a further five senior Afghan Taliban 
commanders, raising hopes that Islamabad is finally cutting ties with its 
militant neighbours. 

The arrests, which included two shadow Afghan Taliban governors, were believed 
to have occurred about the time the organisation's No 2 commander, Mullah Abdul 
Ghani Baradar, was arrested in the southern Pakistan city of Karachi last week.

News of the arrests came yesterday as reports suggested Mohammad Haqqani, son 
of the most wanted Afghan Taliban commander, Jalaluddin Haqqani, had been 
killed in a US drone attack on a North Waziristan militant hideout.

All five senior militants taken in the past fortnight were said to be members 
of the Taliban's Quetta Shura, a supreme council of commanders believed to 
control the Afghan insurgency from Pakistan.

Afghanistan's governor for Kunduz yesterday confirmed that the Taliban shadow 
governor for his region, Mullah Abdul Salam, and the shadow governor for 
Baghlan, Mullah Mohammad, were among those detained.

Since its ousting from government in 2001, the Taliban has built a network of 
proxy provincial leaders, whose primary responsibility is organising military 
activities across Afghanistan.

Mohammad Omar said his information about their capture, which occurred nearly a 
week ago, was based on national intelligence sources.

Two Taliban bodyguards were also arrested with the shadow governors, while 
another three suspected senior militants were being questioned by Pakistani 
intelligence officers.

Among them was Ameer Muawiya, an associate of Osama bin Laden, who is believed 
to command foreign al-Qa'ida militants operating in Pakistan's northwestern 
tribal regions, and Akhunzada Popalzai, a former Taliban shadow governor of 
Zabul province in Afghanistan and Kabul police chief under the Taliban 
government.

The third person was identified only as Hamza, a former Afghan army commander 
in Helmand province under the Taliban's rule.

The US has hailed the arrests as a severe blow to the Afghan militant 
insurgency.

I don't want to use the term `Quetta Shura' because some people in Pakistan 
don't like it, but these people arrested belong to the supreme command of the 
Taliban, US special envoy to the region Richard Holbrooke said yesterday 
during his eighth trip to Pakistan in a year.

Mr Holbrooke said the arrests were good news after a long time of bad news 
and were symbolic of a new level of co-operation with Pakistan.

Pakistan reportedly gave permission late last month for US intelligence 
officials to expand surveillance activities in Karachi and the arrests of 
Baradar, head of the Quetta Shura and second only to supreme commander Mullah 
Omar, and the two shadow governors occurred after US intelligence officers 
handed over intercepted Taliban communications.

The US has long accused Pakistan of playing a double game over Afghanistan, 
promising co-operation in the war against terror while covertly supporting the 
Afghan Taliban to maintain control over its western neighbour and counter 
growing Indian influence there.

But a Pakistani intelligence official told the Washington Post yesterday that 
the latest arrests were a direct result of the US finally providing Pakistan 
with the concrete intelligence it had long sought on Taliban leaders' 
whereabouts.

We are dependent on technical intelligence being provided by the US . . . That 
is exactly what happened here, the Inter-services intelligence official said.

Pakistani Foreign Minister Shah Mahmood Qureshi insisted the arrests were not 
driven by US pressure, but fear of Taliban influence in Pakistan.

But former CIA officer Bruce Riedel, who last year led a White House review of 
its Afghan strategy, yesterday cast doubt on Pakistan's motives. Does it mean 
the ISI is fully on board? I doubt it, he said, while adding it was a 
significant step in the right direction.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Terrorists made in Australia

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://www.smh.com.au/nsw/terrorists-made-in-australia-20100219-olzf.html


Terrorists made in Australia 
MALCOLM BROWN, RICK FENELEY AND JACQUELINE MALEY 
February 20, 2010 
The ingredients for Sydney's terrorist conspiracy seemed so ordinary: a couple 
of small businessmen, an uncle and his nephew, a kid who fished from a ferry 
wharf. Malcolm Brown, Rick Feneley and Jacqueline Maley report. 


Even in the days ASIO was watching him, he liked to fish. Even while his phone 
was tapped and he was recorded saying: ''I will kill John Howard.''

That call was made on August 27, 2005. Howard was prime minister and the young 
man under surveillance, at 21, was a familiar face among the anglers on the 
ferry wharf at Abbotsford on Sydney Harbour. This is where he had spent much of 
his teens, down the road from his father's home. On Friday and Saturday nights, 
from age 16, he would go fishing with his local shopkeeper, Tony.

Tony, now 55, describes himself as a Catholic Chinese from Papua New Guinea. As 
he told the Herald this week, Abbotsford ''is not a Muslim suburb''. It is 
multicultural, but his friend was among few Muslims. From a family of eight 
boys and four girls, he was a ''good kid''. They would fish together for about 
five years. Until the police came.

''We'd catch some bream, but [he] was good at catching calamari,'' Tony 
recalled. ''He would give it away to the Italians, the Vietnamese.''

The second last time Tony saw his mate as a free man, his appearance had 
changed. He was wearing a traditional robe and growing a beard. ''It was not a 
very successful beard. He wasn't a very hairy guy. I laughed at him - 'You're 
wearing a dress!' - and he laughed too.'' The young man was not offended. Tony 
saw nothing that suggested a sudden turn to extremism.

This week, the young fisherman, now 25, was among five men sentenced in the 
Supreme Court in Sydney for their roles in a terrorism conspiracy. After a 
10-month trial, Australia's longest terrorism case, they were whipped away with 
heavy police escort to serve very long jail sentences - a maximum 130 years 
between them - leaving a total of 12 children and wives or former wives to fend 
for themselves.

They cannot be named in Victoria for legal reasons. Another four men had 
already pleaded guilty, and two of them were released from jail last year.

Tony had gone to court as a character witness for his friend. He was horrified 
by his sentence - 23 years with a non-parole period of 17 years and three 
months - although it was the lightest given to the final five conspirators.

''I think he was a naive young man, probably taken in by these older guys,'' 
Tony said. Like his mate's sister, he believes a grave injustice has been done. 
They refuse to believe he ever intended to hurt anybody, let alone Howard. That 
phone call may have been youthful bluster, says the sister.

In fact, the trial judge, Anthony Whealy, found insufficient evidence to 
conclude any of the conspirators intended to kill anyone. His sentences - the 
heaviest was 28 years - have provoked anger among many Muslims. But one 
community leader suggested Muslims could be split into four camps on the case: 
those who believed, like Sheikh Taj el-Din al Hilaly, that the five men were 
convicted for their thoughts, not their actions; extremists who, while normally 
Hilaly's rivals, supported this line and hoped it would stir anger and 
radicalise more people; those who believed the court's finding must be accepted 
and that Australia's security is paramount; and a ''silent'' group who went 
further, believing - though not declaring - that the five got what they 
deserved.

Some worried most about the radicalising of more young men like the angler. 
What moved him to gather the ingredients for explosives? What moved his 
associates to assemble a terrifying arsenal of weapons, ammunition and 
chemicals for bombs? Justice Whealy said their conspiracy took on a life and a 
menace of its own which tended to exceed the contribution of the individuals. 
Even if none intended to kill, the end result, in all probability, would have 
been an outrage, massive destruction of property and possible loss of innocent 
lives.

Australia had welcomed these men and their families. What turned them against 
Australia?

Convict 1, from Bankstown, was branded by the prosecution as the ''puppet 
master'' of the Sydney conspirators. He was born in Lebanon 44 years ago, came 
to Australia at 11 and went on to Bankstown High, where he completed year 10. 
He has 11 siblings, all in Australia. He was a metal fabrication apprentice 
with the Water Board. He then did mechanical engineering and completed a 
rigging and crane driver course. He went into a family business, working with 
structural steel on building sites. He married at 22 and had six children. He 
started his own drafting business.

But Convict 1 became radicalised. He collected extremist material which told 
him that if Muslim lands were

[wanita-muslimah] Fw: [nasional-list] Envoys play hookie over poor English

2010-02-19 Terurut Topik sunny
   


- Original Message - 
From: Holy Uncle 
To: National ; media care ; Tionghoa-net 
Sent: Friday, February 19, 2010 6:09 AM
Subject: [nasional-list] Envoys play hookie over poor English


  
Envoys play hookie over poor English
Last Updated : 2010-02-18 12:13 PM
The Himalayan Times 


Associated Press


JAKARTA: Some Indonesian envoys based in embassies abroad are so weak in 
English language skills that they take sick leave to avoid meeting foreign 
officials, a senior Foreign Ministry official said.

Imron Cotan, Indonesia’s No 2 Foreign Ministry bureaucrat, told a parliamentary 
committee that the problem lies not with his own diplomats but with attaches 
sent to embassies by other ministries including defence, trade and finance.

“I found that a number of our attaches are not fluent in English,” The Jakarta 
Post newspaper today reported Cotan telling a parliamentary committee 
investigating the performance of Indonesian diplomats.

“Every time their counterparts from the home government want to meet them, they 
freak out and seek ways to avoid the meetings,” Cotan added.

Sick leave was the favourite excuse for missing such meetings, Cotan said. He 
did not give an estimate of how many attaches had substandard English.

Cotan - who has represented Indonesia in New York, Geneva and Australia - 
suggested that all attache candidates pass a written test in English, which is 
an international language of diplomacy.

Most Indonesians speak Bahasa Indonesia, the official language in a country 
that also has hundreds of other dialects. 

English is a compulsory part of the public school curriculum but the language 
is rarely heard and few Indonesians are proficient.

Foreign Ministry spokesman Teuku Faizahsyah today confirmed the newspaper 
report, but declined to identify which of Indonesia’s 119 embassies had been 
affected by the language deficiencies.

http://www.thehimalayantimes.com/fullNe ... sID=228417 




Hotmail: Free, trusted and rich email service. Get it now. 



[Non-text portions of this message have been removed]





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com 
wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[wanita-muslimah] Muslim as Minorities in the Secular Nation-States

2010-02-19 Terurut Topik moin khan




  









Muslim as Minorities in the Secular Nation-States 
  
Paper read at the two-day national seminar on ‘Minority Rights and 
Islamophobia: Limits on Freedoms’ under the aegis of Islamic Fiqh Academy 
(India) on January 2-3, 2010 at Hamdard Convention Centre, Hamdard Nagar, New 
Delhi. 
  
  
By Maqbool Ahmed Siraj 
  
The world we live in today is no longer a combination of regions or states that 
are culturally or faithwise pure. During the last 200 years, the political 
geography has altered the map of the world in that nation-states have replaced 
empires and sultanates. There are over 1.57 million Muslims in the contemporary 
world*. In nearly 56 countries they are in majority and are masters of their 
own destiny. But nearly a third of the total Muslims reside as minorities in 
large number of countries outside the Muslim world, be it for historical 
reasons, as economic migrant or dislocated for political reasons hence 
refugees. Besides, several Muslim countries have sizeable non-Muslims living as 
minorities within their political domain. Even the vast swathe of land 
constituting the Middle East (where Muslims share Arabic and Islam as integral 
elements of their identity), is divided into as many as 22 Arab nation-states.  
Neither all Arabs are Muslims, nor all
 Muslims are Arabs. This in itself is a testimony to the fact that universal 
brotherhood of Muslim ummah is largely notional and nation-states are a reality 
that simply cannot be wished away.  The term Ummah is of course invoked 
emotionally every time Muslims make a common cause or face certain issues 
maligning their faith e.g., publication of sacrilegious cartoons by the Danish 
Daily or Salman Rushdie’s book derogatory of the Holy Prophet.  It also becomes 
a rallying point if the issue is Islam-specific and support has to be generated 
on the basis of faith. But national borders restrict its applicability inasmuch 
as Muslims in all nation-states have to be governed in conformity to their own 
Constitutions rather than a universal code. Common elements of faith, religion 
and culture do define the contours of their states as a whole, but ethnicity, 
languages they speak, the collective memory of the past (i.e., history), come 
into play when it comes to
 laying down the rules of governance. And every state is guided by its security 
or economic interest in such matters. It is why bodies like the Organisation of 
Islamic Conference (OIC) have remained more of a forum of discussion of common 
issues. In fact, its relevance to the life of an average citizen of Muslim 
nations pales into insignificance when compared to European Union (EU) which is 
a forum of culturally disparate and historically mutually squabbling nations of 
Europe . While OIC remains a non-entity even in matters of a common currency, 
EU has successfully put in place a common market, common currency i.e., Euro 
and security blocks. 
Issue of nation-state has hardly ever received the scholastic attention among 
Muslims as it ought to have deserved. The question of religious minorities is 
essentially an adjunct to such a discussion. Even here the question of 
non-Muslim minorities in Muslim nation-states has received greater focus as it 
draws some legitimacy owing to its mention in the Holy Quran and Hadith wherein 
non-Muslims are described as Zimmi. But the status of Muslim minorities in 
non-Muslim nation-states such as those in India , Russia , China , or United 
States and the countries of Europe has hardly ever been discussed threadbare. 
Mercifully, Muslims in these nation-states had had the advantage of a 
democratic set-up and have developed religious and cultural institutions 
commensurate with the demands of their faith. They are well integrated into 
those societies and doing well for themselves. In fact, some of these 
minorities have enjoyed more civil liberties than their
 counterparts in the so-called Muslim nation-states. Occasionally, issues such 
as headscarves, growing of beard while serving in armed forces, or Ramazan 
rigmarole, or sacrilege of religious figures do crop in. They are also 
subjected to racial profiling, discrimination and hostility from extreme 
nationalist forces. But overall liberal humanism that guides these states 
provides the necessary legal and constitutional framework for the resolution of 
these issues. What is obvious is that much of the issues pertaining to Muslim 
minorities find solution in the liberal-humanistic set up they have opted for, 
rather than any intellectual initiative from the Muslim minority itself.  
With most Muslim states today being nominally Islamic, definition of ‘Zimmi’ 
does not seem to be applicable to the non-Muslim minorities residing within 
their borders. For instance, Coptic Christians (who make up six per cent of 
Egypt ’s population) hardly fit into this description. They are as much 
nationals of Egypt as anyone across the religious dividing line. No Muslim 
state 

[wanita-muslimah] Pulang Mengaji, Bocah 7 Tahun Diperkosa

2010-02-19 Terurut Topik Aldo Desatura ™
*DENPASAR, KOMPAS.com *— Kondisi Bunga, bukan nama sebenarnya, bocah 7 tahun
korban perkosaan di Denpasar, Bali, berangsur-angsur membaik. Saat ini,
Bunga masih menjalani perawatan intensif di ruang Bakung, Rumah Sakit
Sanglah Denpasar.

“Sekarang kondisinya sudah membaik, tapi kami memerlukan perawatan luka dan
mentalnya,” ujar dr Ida Bagus Putu Alit, Kepala Forensik RS Sanglah
Denpasar.

Tim dokter RS Sanglah Denpasar yang menangani korban juga tengah berusaha
menyembuhkan trauma korban pascakejadian mengenaskan yang baru saja
dialaminya.

“Itu sudah standar bagi kami. Selain penanganan kejiwaan, kami harus
evaluasi mentalnya supaya pada kemudian hari jangan sampai ada tekanan
mental pada dirinya,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bunga yang kini masih duduk di kelas I
sekolah dasar diculik seorang pria tak dikenal saat pulang dari mengaji di
sekitar rumahnya. Korban dibawa ke suatu tempat lalu diperkosa. Sampai saat
ini, tersangka pemerkosaan masih dalam pengejaran aparat Poltabes Denpasar.

-- 
Aldo Desatura ®  ©

Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] STORY OF A MUSLIM MAN

2010-02-19 Terurut Topik moin khan






The Messenger of Allah sallallahu alaihi wa sallam said: two favours (of Allah) 
from many people... health and fursat (free time)
  
This email is a true story with pictures. 
  
It is a story of a person from Bahrain named Ibrahim Nasser. He has been 
paralyzed completely since birth and can only move his head and fingers. Even 
his breathing is done with the help of instruments. 
  
 
It was the wish of this young man to meet sheik Nabeel Al-Awdi. So Ibrahim's 
father spoke the sheik on the phone in order to arrange a visit to Ibrahim. 
  
  

This is sheik Nabeel at the airport. 
  
Ibrahim was very happy to see sheik Nabeel open the door to his room. We can 
only see his happiness from his expression as he is unable to speak 
  
  
 
The moment sheik Nabeel entered Ibrahim's room 
  
  

And this is Ibrahim's expression on meeting sheik Nabeel 
Notice the breathing instrument around Ibrahim's neck.. he is unable to even 
breath normally. 
  
  

And a kiss on the for head for Ibrahim 
  

Ibrahim with his father, uncle and sheik Nabeel 
  
Thus sheik Nabeel and Ibrahim started talking about da'wa on the internet and 
the striving it requires. 
They also exchanged some stories 
  
 
  
  
And during their conversation sheik Nabeel asked Ibrahim a question. A question 
that made Ibrahim weep... and tears rolled down Ibrahim's cheek.
  
  
  
  

Ibrahim couldn't help but weep when he remembered some painful memories 
  

Here sheik Nabeel wipes the tears from Ibrahim's face 
  
 
  
Do you know what question it was that made Ibrahim weep? 
  
The sheik asked: Oh Ibrahim.. if Allah had given you health.. what would you 
have done? 
  
And thus Ibrahim wept bitterly and he made the sheik, his father, his uncle and 
everyone in the room weep.. even the camera man wept 
And his answer was: By Allah i would have performed my salaa (prayer) in the 
masjid (mosque) with joy.. i would have used the favor of health in everything 
that would please Allah Subhanehu we Ta'ala 
 Dear brothers and sisters Allah has favored us with agility and health 
But often we miss praying Salaa (prayer) in the Masjid!!! We look for excuses 
for missing the prayer. 
And we sit for hours in front of the computer or TV 
  
Please remember me in your prayers.



Umar_Marvi Group [fully updates]. Click here to joinNOW.


  The INTERNET now has a personality. YOURS! See your Yahoo! Homepage. 
http://in.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Friday, February 19, 2010 19:13
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

;-) ah Eyang jadul...

IMHO,
mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... 
dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan 
pemikiran-pemikiran negatif,
Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul ya 
gimana

Padahal sejarah membuktikan bahwa, 
yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab...
Artinya transparansi, informasi yang berlimpah,  yang malah akan memperlihatkan 
mana yang haq dan mana yang bathil.
##
HMNA:
ASP itu reaksioner pakai asumsi sendiri bahwa saya itu berpendapat bahwa ide 
itu bisa dilenyapkan. Di mana saya pernah tulis bahwa ide itu bisa dilenyapkan 
dengan membakar buku2-nya. ASP ayuh tunjukkan mana tulisan saya yang menyatakan 
demikian itu. 
#

Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah 
sebetulnya menjerumuskan.
Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya?
Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya...



  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna




  - Original Message - 
  From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Friday, February 19, 2010 15:35
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

  Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy?
  Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D
  
  HMNA:
  Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. 
  Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik 
  dan menjadi polusi, harus dilenyapkan.
  

  On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman 
  mnur.abdurrah...@yahoo.co.id
   wrote:

   Just fyi
   Wassalam
   HMNA
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Friday, February 19, 2010 10:55
   Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb
   semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan
   lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya.
  
   Wassalam
  
   --
  
   From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id]
   Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM
   To: Yulia Farida
   Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
   tadab...@yahoogroups.com
   ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; 
   mayapadapr...@yahoogroups.com
   ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; 
   jamaah-islami...@yahoogroups.com
   ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups.
   Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34
   Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
  
   Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam
   meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam.
   Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand
   Krishna.
   Atas bantuannya terimakasih.
   Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
  
   
   HMNA:
   Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia
   Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran.
   38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh
   penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak
   terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di
   ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat
   akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara
   lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi
   September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut
   majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah
   Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern,
   dinilai telah melecehkan agama Islam.
  
   Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat
   surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih 

[wanita-muslimah] Morocco TV reports 32 dead in minaret collapse

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/8525527.stm

last updated at 22:01 GMT, Friday, 19 February 2010

  Morocco TV reports 32 dead in minaret collapse  
   
   

  Unconfirmed reports from Morocco say 32 people were killed when a minaret 
collapsed at a mosque in the central Moroccan town of Meknes. 

  More than 60 people were injured in the accident at the Berdieyinne 
mosque in Meknes' old city during Friday prayers, according to Moroccan state 
television. 

  The TV report said that the collapse came after heavy rains which lashed 
the region for several days. 

  The minaret is said to have been four centuries old. 

  A doctor at the scene told Reuters news agency he had counted 13 bodies 
as they were being pulled out by rescuers. 

  Many people are said to be buried under the rubble of the collapsed 
tower. 

  A local resident, Khaled Rahmouni, told Reuters that about 300 
worshippers had gathered inside the mosque for Friday afternoon prayers. 

  When the imam was about to start his sermon, the minaret fell down, he 
said. 

  Moroccan television added that the interior and religious affairs 
ministers had visited the site to supervise rescue operations. 

  The officials visited the injured, who had been taken to hospitals in 
Meknes and the nearby city of Fez. 

  Observers say that while neglected buildings in the old quarters of 
Morocco's cities collapse fairly often, the fall of a minaret is rare
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Malaysia canes women for adultery

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://english.aljazeera.net/news/asia-pacific/2010/02/201021844619366612.html

Thursday, February 18, 2010 
10:42 Mecca time, 07:42 GMT


  Malaysia canes women for adultery 
 
 
 
  The caning case is expected to reskindle a debate over rising 
'Islamisation' in the multi-racial country [EPA] 
   
  Three women have been caned under Islamic law for committing adultery, a 
Malaysian minister has said.

  This was the country's first ever case involving flogging of women.

  Hishamuddin Tun Hussein, the Malaysian home affairs minister, said on 
Wednesday the sentences were carried out on February 9 after a sharia court 
found them guilty of extra-marital sex.

  It was carried out perfectly, Hishamuddin said in a statement. Even 
though the caning did not injure them [the women], they said it caused pain 
within them.

  Two of the women were whipped six times while the third received four 
strokes of the rotan (cane).

  He said one woman was released from prison on Sunday, another will be 
freed in the next few days while the third will go free in June.

  Controversy

  The women, and four men, were caned following a decision in the religious 
courts in December, Hishamuddin said.

  His comments are being seen as a signal that the authorities could be 
preparing to cane another Muslim woman, Kartika Sari Dewi Shukarno, who was 
arrested last year for drinking beer and sentenced to six strokes of the cane.


   
Kartika's sentence came under review following widespread criticism 
[AFP] 
  Kartika's case, which was to have been the first time a woman was caned 
under Islamic law in Malaysia, is under review following widespread publicity 
and international criticism. 

  The case, when first reported, raised concerns that the nation's secular 
status is under threat, eroding the rights of some 40-45 per cent of the 
country's ethnic minorities.

  Hishammuddin said Kartika's case had flagged concerns about how women 
should be flogged and that the recent canings demonstrated that the prisons 
department can carry out punishments in accordance with Islamic law.

  Under the sharia, the women have to be whipped in a seated position by a 
female prison guard and be fully clothed.

  I hope this will not be misunderstood so much that it defiles the purity 
of Islam, Hishammuddin said, according to state media.

  The punishment is to teach and give a chance to those who have fallen 
off the path to return and build a better life in future.

  New questions

  The caning, however, has raised new questions about whether a state 
religious court can sentence women to be caned when federal law precludes women 
from such a punishment, while men below 50 can be punished by caning.

  Malaysia has a dual-track legal system with Islamic criminal and family 
laws, which are applicable only to Muslims, running alongside civil laws.


It's not as if this is the Middle East... it's not a good signal 
that they [the government] are sending out. The fact is that any form of 
whipping is barbaric

Ragunath Kesavan, Malaysian Bar president
   
  News of the women's caning sparked public outrage, with lawyers and 
rights groups on Thursday blaming the government for allowing it. 

  Ragunath Kesavan, president of the Malaysian Bar, said it was worrying 
that the punishment had gone ahead even as the caning issue was being hotly 
debated by Muslim scholars, religious groups and human rights activists.

  The impression was that Kartika's case would be the first so I've got no 
idea what has happened, he said.

  It's not as if this is the Middle East... it's not a good signal that 
they're [the government] sending out.

  We are against any form of corporal punishment, for men or women, 
Kesavan said. The fact is that any form of whipping is barbaric.

  The case is expected to fuel a debate over rising Islamisation in 
Malaysia, where religious courts have been clamping down on moral offences, as 
well as a ban on Muslims consuming alcohol that had been rarely enforced.

  Caning 'epidemic'

  London-based human rights watchdog Amnesty International on Wednesday 
urged Malaysia to end a caning epidemic, saying the women's case was just 
the tip of the iceberg.

  Donna Guest, the group's deputy Asia-Pacific director, said in a 
statement that Malaysian authorities caned more than 35,000 mostly foreigners 
since 2002.

  The government needs to abolish this cruel and degrading punishment, no 
matter what the offense, she said.

  Sisters in Islam, a local group of Muslim women activists, said the 
caning constitutes further discrimination against Muslim women in Malaysia.
 


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri

2010-02-19 Terurut Topik Abdul Muiz
Pro kontra RUU tentang nikah sirri, poligami, dan mut'ah dipidanakan, meskipun 
masih dalam bentuk draft yang disiakan Depag sudah bergulir. Yang perlu 
dikritisi dan menarik dikaji adalah :

semua pernikahan harus dicatatkan ke negara (KUA untuk yang muslim, Catatan 
Sipin untuk yang non muslim) memang adalah domain Pemerintah yang menjadi 
otoritasnya, dengan pencatatatan maka pemerintah akan mudah memberikan hak 
sipil : akta nikah, akta kelahiran, KTP, Visa, paspor dll.Penggunaan istilah 
nikah sirri terhadap pelaku nikah di hadapan penghulu atau pemuka adat tanpa 
dicatatkan ke Negara adalah rancu paling tidak dari segi bahasa. Lebih pas atau 
lebih tepat apabila menggunakan istilah nikah legal dan nikah illegal.Nikah 
mut'ah atau nikah kontrak adalah tradisi yang lazim di kenal di kalangan 
Syi'ah. Di indonesia karena mayoritas menganut Sunni yang memang tidak 
mempopulerkan tradisi nikah mut'ah menjadi condong tidak mengakomodasi dalam 
peraturan negara.
Nikah Poligami yang pada dasarnya boleh di kalangan islam menjadi diperketat 
atau dipersulit oleh negara melalu RUU ini lebih merupakan pilihan untuk 
meminimalisir penderitaan bagi pihak perempuan adalah debatable yang tidak akan 
ada habis-habisnya.
cara pandang bahwa pelaku nikah yang tidak dicatatkan akan dipidanakan tanpa 
melihat kasus per kasus adalah penyederhanaan masalah yang jauh dari bijaksana, 
tidak semua pelaku nikah yang tidak dicatatkan adalah pelaku kriminal, kalau 
kita simak penyebabnya bisa beragam :Biaya ke KUA dipandang relatif mahal, 
sehingga kelompok miskin lebih memilih menikah di hadapan penghulu atau pemuka 
adat. Boleh jadi upaya mencatatkan pernikahan ke negara merupakan penundaan, 
apabila tiba saatnya akan dicatatkan kemudian. Rasanya untuk kasus demikian 
adalah aneh dan mengerikan apabila kondisi demikian sang pelaku 
dipidanakan.Menikah di hadapan penghulu atau pemuka tanpa dicatatkan ke negara 
memang bisa jadi akan menguntungkan pihak tertentu seperti : supaya tidak 
merepotkan status dirinya sebagai PNS/BUMN/BUMD/Polri/TNI atau Pejabat Publik 
tidak dipermasalahkan, atau supaya tidak diketahui istri pertamanya, atau 
supaya mensahkan hawa nafsu pribadinya adalah contoh yang
 tepat untuk dibidik pemidanaan.Praktek penghulu yang tidak diatur negara dapat 
menyuburkan bisnis sex mengatasnamakan agama cukup marak, contoh kasus kawin 
kontrak di puncak atau daerah tertentu dengan pelanggan dari luar negeri 
(terutama timur tengah) memang tepat apabila menjadi sasaran tembak 
pemidanaan.Dsb dsb.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Jum, 19/2/10, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com 
menulis:

Dari: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 19 Februari, 2010, 6:21 PM







 



  



  
  
  Mas Muiz yss.,



Saya malah melihat, 

0. Pencatatan itu tuntunan Islam yang lurus.



1. Harusnya pencatatan KUA itu dibuat sedemikian rupa hingga tidak memberatkan 
orang mencatatkan pernikahannya. Artinya negara YANG HARUS MEMFASILITASI 
harusnya GRATIS. 



Kalo diwajibkan tapi bayarnya mahal dan tidak terjangkau, namanya ya preman 
dong...

Malah denger2 di Dep Agama, KUA ini termasuk tempat basah... 

ya sudah kalo begini, 

mungkin ini contoh menjual ayat dengan harga yang sedikit... :-(



- Original Message - 

  From: Abdul Muiz 

  To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com 

  Sent: Friday, February 19, 2010 9:05 AM

  Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri



Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang 
dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, 
mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala ya 
tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara (KUA 
untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), karena 
sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih pas kalau 
digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan nikah 
illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara.



Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang 
seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa 
pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan 
(penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? Bukankah kalau pernikahan di hadapan 
penghulu itu diperlakukan sama, yakni sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak 
dapat akta nikah) dengan mereka yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku 
kesewenang-wenangan kaum suami terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat 
diseret ke pengadilan. Toh kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan 
menjamin menghentikan aksi KDRT (kesewenang- wenangan, tidak menafkahi dsb), 
karena pernikahan legal pun juga bisa terjadi KDRT.



Wassalam

  Abdul Mu'iz



--- Pada Kam, 

[wanita-muslimah] Menara Masjid Ambruk di Maroko

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://www.detiknews.com/read/2010/02/20/052058/1303239/10/kementrian-dalam-negeri-32-orang-tewas?991101605

Sabtu, 20/02/2010 05:20 WIB



Menara Masjid Ambruk di Maroko
Kementrian Dalam Negeri: 32 Orang Tewas

Laurencius Simanjuntak - detikNews

- Korban tewas akibat ambruknya menara masjid di pusat Kota Meknes, Maroko, 
terus bertambah. Kementrian Dalam Negeri Maroko menyatakan 32 orang tewas dan 
68 orang luka-luka dalam tragedi yang berlangsung saat para jamaah menunaikan 
Salat Jumat itu.

Ambruknya menara terjadi setelah hujan lebat menyerang wilayah tersebut selama 
beberapa hari, kata pejabat Kementrian Dalam Negeri lewat tayangan televisi 
seperti dikutip AFP, Sabtu (20/2/2010).

Penduduk juga mengatakan hujan deras memang melanda wilayah tersebut dalam 
beberapa hari terakhir. 

Kementiran mengumumkan dengan cepat bahwa ambruknya menara masjid di kota tua 
tersebut terjadi pada 1245 GMT saat dilaksanakannya ibadah Salat Jumat. Saat 
pengumuman awal disampaikan, Kementrian sudah melansir 11 orang tewas.

Bagi korban yang mengalami luka ringan dibawa ke rumah sakit di Meknes, 
sementara untuk yang luka serius dibawa ke Fes, 60 kilometer arah utara kota.

Menteri dalam negeri dan menteri agama mengunjungi tempat kejadian untuk 
meninjau proses evakuasi. Raja Mohammed VI telah memerintahkan untuk membangun 
kembali menara dengan menjaga bentuk aslinya

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut

2010-02-19 Terurut Topik sunny
Refleksi :  Berapa banyak nabi palsu dilahirkan (diciptakan) di Nusantara sejak 
masa pre-kolonial hingga tahun 1966? Bukankah waktu itu tidak ada UU penodaan 
agama?

http://www.hidayatullah.com/berita/lokal/10802-akan-banyak-nabi-palsu-jika-uu-penodaan-agama-dicabut.html

Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut 
Friday, 19 February 2010 15:20 Nasional 

Pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang menghendaki 
Indonesia tidak aman



Hidayatullah.com-Jika UU Penodaan Agama dicabut, akan muncul nabi-nabi palsu 
baru. Saat UU itu masih ada saja, nabi-baru baru sudah sering muncul, apalagi 
jika sampai dicabut. Demikian disampaikan Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad 
Buchori kepada hidayatullah.com.

Ia mengatakan,  adanya UU tersebut justru memperkuat eksistensi NKRI dan 
melindungi agama minoritas. Jadi, upaya pencabutan UU tersebut tidak lain 
merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman, terangnya.

Konspirasi yang paling terasa, berasal dari kalangan liberal. Orang liberal 
selama ini kerap mendistorsi ayat untuk menjustifikasi ide liberalnya. Seperti 
ayat Tidak ada paksaan dalam beragama, kemudian diintrodusir menjadi 
pluralisme agama. Kata mereka, semua agama sama dan sama benar, terangnya. 
Dari situ, kaum liberal ingin merangsek ke ranah hukum. Jika bisa, hukum pun 
bisa dianulir untuk kepentingannya.

Uji material (judicial review) UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 oleh Mahkamah 
Konstitusi (MK) itu mengundang reaksi ormas Islam se-Jawa Timur. Belum lama 
ini,  sekitar 22 perwakilan ormas berkumpul di kantor Majelis Ulama Indonesia 
(MUI) Jl. Dharmahusada, Selatan Surabaya membahas penolakan pencabutan UU 
penodaan agama.

Ormas yang hadir di antaranya, NU, Muhammadiyah, Hidayatullah,  FPI Jatim, 
Majlis Dakwah Islam (MDI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dewan Masjid, 
BKPRMI, dan HTI Jatim, termasuk MUI Jawa Timur. Umumnya, semua perwakilan ormas 
sepakat menolak pencabutan UU Penodaan Agama.

Sebelum ini, menurut KH. Abdussomad Bukhori, MUI telah mengirimkan pernyataan 
penolakan pencabutan UU ke MK. Namun, pernyataan tersebut belum kuat jika hanya 
MUI sendiri. Karena itu, dalam forum tersebut, MUI membentuk forum ukhuwah 
Islamiyah peduli UU Penolakan Agama. Hasil kesepakatan bersama tersebut telah 
dibuat dalam bentuk pernyataan yang dikirimkan ke MK. Jika tidak aral 
melintang, Maret mendatang forum tersebut akan mendelegasikan utusannya menemui 
MK.

Peserta pertemuan memang sepakat menolak pencabutan UU tersebut. Kami menolak 
keras pencabutan UU tersebut, ujar salah satu perwakilan FPI. Dia juga meminta 
Menag mengawasi budaya asing yang masuk, sebab adanya permohonan pencabutan UU 
tersebut tidak dimungkiri disebabkan orang liberal yang ingin bebas mengadopsi 
segala budaya.

Hal senada juga dikatakan perwakilan NU Jatim. Jika UU Penodaan Agama dicabut, 
maka bangsa ini akan kacau. Penolakan juga datang dari Dewan Masjid Jatim. 
Bahkan dirinya meminta agar seluruh elemen untuk komitmen melindungi Islam dari 
segala hal yang menghancurkannya. Kita khawatir, jika UU tersebut dicabut, 
maka akan chaos.

Karena itu, kita wajib mempertahankannya, terangnya. Dia menambahkan, meski 
Indonesia berbhineka, namun bhineka yang Berketuhanan yang Maha Esa.

Penolakan lebih keras lagi datang dari Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim, KH. 
Abdurrahman Navis. Dia mengatakan, tidak sekadar melakukan penolakan, tapi juga 
harus datang langsung ke MK, DPR, dan institusi terkait. Jika ada gerakan 
bersama. Mereka akan tahu bahwa kita menolak pencabutan UU tersebut, tegasnya.

Penolakan keras juga disampaikan perwakilan Hidayatullah, Muhammad Yunus. 
Menurutnya, menekan MK dan DPR tidak hanya dengan surat keputusan, tapi juga 
dengan mendatangi langsung. Atau jika perlu melakukan unjuk rasa.

Adanya permohonan pencabutan UU tersebut tidak lain diembrioi oleh kaum 
liberal, dan liberalisme telah masuk ke berbagai organisasi. Jadi, selain 
mengurus penolakan UU tersebut, setiap ormas Islam harus waspada liberalisme 
masuk ke tubuh organisasi. Setiap organisasi harus melakukan introspeksi 
internal terkait masuknya liberalisme di tubuh sebagian ormas, terangnya.

Perwakilan dari HTI juga turut menolak keras upaya pencabutan UU tersebut. 
Kami menolak keras pencabutan UU tersebut karena hanya akan menimbulkan 
kekacauan, tegasnya.



Hal senada juga datang dari perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) 
Jatim, Abdul Hadi AR. Dia mengatakan, apa yang dikatakan pemohon bahwa UU No. 
1/PNPS/1965 tidak relevan lagi tidak berdasar. Sebab, UU tersebut telah 
diperkuat dengan UU N0. 5/1969. [ans/www.hidayatullah.com]


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik Achmad Chodjim
Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat 
SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa 
saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas.

Wassalam,

chodjim


- Original Message - 
From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas


 Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di 
 Jakarta),
 di formulir saya cantumkan nama keluarga,
 tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri.
 Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ.

 lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-)
 dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya)

 Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu
 untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll ..


 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com



 Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran 
 itu
 juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, 
 berarti
 larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa.

 Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu
 merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di 
 hadapan
 Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali 
 tak
 elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, 
 seluruh
 suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran 
 Islam
 pun tak ada marga.

 wassalam,

 chodjim


 - Original Message -
 From: rafinaharahap
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

 Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa
 (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman
 antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang 
 Jawa
 kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak?

 Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum 
 di
 sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, 
 sesudah
 reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran
 anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil 
 di
 negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan
 kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas?

 rafina

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
 ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote:
 
  Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik
 tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda

 [Non-text portions of this message have been removed]





 [Non-text portions of this message have been removed]



 

 ===
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
 Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

 Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links






Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Y,
Ya namanya nahyi munkar itu kan reaksioner, Eyang sendiri yang bilang
Bakar-bakar buku itu perbuatan munkar... entah motivasinya apa...
Lagian pake analogi kok ngaco begitu softcopy kok klise... jungkir deh...

Mengendalikan penyebaran bisa saja dan boleh, 
misalnya ada buku untuk anak-anak dan ada buku untuk orang dewasa...
(nanti ada buku buat orang-orang khusus kayak Eyang deh... boleh lah..
buku-buku aneh dan ngaco, hanya boleh dibaca sama Eyang... wahahahahahahaha)

Lalu harus ada bedah buku yang melihat buku itu secara obyektif... bukan 
sekedar propaganda...
Itu lebih baik daripada bakar-bakar...

Kalo bicara ttg orang asing model Dr. Nasafi, 
bilangnya ati-ati...gak berani komentar cepet2, gak mau ceroboh

Kalo bicara ttg saudaranya sendiri, Dr. Nasaruddin Umar, 
dengan gampangnya langsung ngecap...

Bilang hermeneutics begini-begitu, padahal dirinya sendiri ya begini-begitu...
Urusan isi Buku AK, dicampur-campur sama karakternya yg kriminal, gimana?

Aah Eyang jadul jahiliyah banget... :-(




  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 5:13 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna




  - Original Message - 
  From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Friday, February 19, 2010 19:13
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

  ;-) ah Eyang jadul...

  IMHO,
  mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... 
  dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan 
pemikiran-pemikiran negatif,
  Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul 
ya gimana

  Padahal sejarah membuktikan bahwa, 
  yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab...
  Artinya transparansi, informasi yang berlimpah, yang malah akan 
memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil.
  
##
  HMNA:
  ASP itu reaksioner pakai asumsi sendiri bahwa saya itu berpendapat bahwa ide 
itu bisa dilenyapkan. Di mana saya pernah tulis bahwa ide itu bisa dilenyapkan 
dengan membakar buku2-nya. ASP ayuh tunjukkan mana tulisan saya yang menyatakan 
demikian itu. 
  
#

  Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah 
sebetulnya menjerumuskan.
  Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya?
  Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya...

  - Original Message - 
  From: H. M. Nur Abdurahman 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

  - Original Message - 
  From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Friday, February 19, 2010 15:35
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

  Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy?
  Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D
  
  HMNA:
  Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. 
  Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik 
  dan menjadi polusi, harus dilenyapkan.
  

  On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman 
  mnur.abdurrah...@yahoo.co.id
   wrote:

   Just fyi
   Wassalam
   HMNA
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Friday, February 19, 2010 10:55
   Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb
   semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan
   lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya.
  
   Wassalam
  
   --
  
   From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id]
   Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM
   To: Yulia Farida
   Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; 
   tadab...@yahoogroups.com
   ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; 
   mayapadapr...@yahoogroups.com
   ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; 
   jamaah-islami...@yahoogroups.com
   ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups.
   Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   - Original Message -
   From: Yulia Farida
   To: 'H. M. Nur Abdurahman'
   Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34
   Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna
  
   Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
  

Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik sunny
Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan 
sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah 
nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang  dipakai ialah nama tempat asalnya 
atau namanya itu dijajadikan nama keluarga.   Contontohnya Soewito Djokja, Umar 
Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, 
karena keturunan bangsawan.

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas



  Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat 
  SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa 
  saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas.

  Wassalam,

  chodjim

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

   Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di 
   Jakarta),
   di formulir saya cantumkan nama keluarga,
   tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri.
   Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ.
  
   lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-)
   dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya)
  
   Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu
   untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll ..
  
  
   2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com
  
  
  
   Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran 
   itu
   juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, 
   berarti
   larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa.
  
   Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu
   merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di 
   hadapan
   Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali 
   tak
   elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, 
   seluruh
   suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran 
   Islam
   pun tak ada marga.
  
   wassalam,
  
   chodjim
  
  
   - Original Message -
   From: rafinaharahap
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
  
   Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa
   (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman
   antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang 
   Jawa
   kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak?
  
   Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum 
   di
   sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, 
   sesudah
   reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran
   anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil 
   di
   negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan
   kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas?
  
   rafina
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote:
   
Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik
   tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
   Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
   Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
  
   Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
  
  
  



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut

2010-02-19 Terurut Topik abdul
Thanks Sunny for a good article...

Belajar dari negara Amerika dimana semua sekte2 agama apa saja dapat 
menjalankan keyakinan masing2 dan dilindungi oleh undang2 pemerintah.
Tidak ada lagi tyranny menindas golongan2 minoritas. Penindasan adalah betuk 
perbuatan evil. Semua orang berhak menetukan agamanya dan berhak tidak 
beragama, dan berhak menfasirkan ayat2 ALLAH sesuai dgn ilmunya, tidak ada satu 
golongan yg mengklaim dialah yang mendapat ligitimasi dari ALLAH atau dari 
Rasul2.

Kalau kita lihat pula negara2 timur Tengah yg dikuasi oleh umat islam disana 
terdapat --PENIDASAN2 KARENA AGAMA--- ini adalah perbuatan setan...yang berhak 
menentukan keyakinan agama seseorang hanya ALLAH saja. bukan manusia atau 
ulama2.Oleh karena itu masarakat TimurTengah adalah masarakat yang kacau, 
penindasa, Tyranny dan terbelakang..
ALLAH swt tidak memberkahinya.

NABI NABI;

Kalau kita lihat sejarah, setiap datang nabi,siapa yang mula2 menetangnya?
Mereka yg menetang itu adalah ulama2, rabbi, Pastor2 yang Fundamentalis dan 
membunuh nabi2 baru.Orang2 inilah yang dikutuk oleh ALLAH dlm al Quran dan 
Injil.

Sekarang sejarah itu kembali, kalau ada orang yang mengaku NABI, yang menetang 
adalah ulama2 Fundamentalis bukan? 
Kenapa mereka menetang nabi2 yg muncul,krn mereka takut--takut bersaing---tidak 
ada alasan yang lain dari pada itu.

Kalau ada nabi datang artiny akan membawa perbaikan2  dan berikan dia 
kesempatan apakah dia benar2 nabi yang akan memperbaiki masarakat yg sudah 
kacau ini? Kalau benar,ikutilah--kalau tidak jangan ikuti--kan mudah sekali---

Masarakat yang civil society itu adalah dimana element2 penindasan,perbuatan2 
buruk dan kekerasan tidak adal lagi dalam masarakatsemua mendapat keadilan 
yang sama  dan tidak ada diskriminasi karena agama, suku dan budaya dll

Jadi orang2 yang menetang pencabutan UU Penodaan agama itu adalah golongan2 
yang suka menindas, kekerasan dan anti keadilan.
Mereka akan berada do pihak yang kalah di depan mata ALLAH..

Semoga ulama2 Islam Fundamentalis itu mendapat hidayah ilmu dari ALLAH swt, dan 
menjauhi rasa benci kpd masarakat International yang anti ddiskriminasi dan 
cinta kedamaian.

Wassalam




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote:

 Refleksi :  Berapa banyak nabi palsu dilahirkan (diciptakan) di Nusantara 
 sejak masa pre-kolonial hingga tahun 1966? Bukankah waktu itu tidak ada UU 
 penodaan agama?
 
 http://www.hidayatullah.com/berita/lokal/10802-akan-banyak-nabi-palsu-jika-uu-penodaan-agama-dicabut.html
 
 Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut 
 Friday, 19 February 2010 15:20 Nasional 
 
 Pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang 
 menghendaki Indonesia tidak aman
 
 
 
 Hidayatullah.com-Jika UU Penodaan Agama dicabut, akan muncul nabi-nabi palsu 
 baru. Saat UU itu masih ada saja, nabi-baru baru sudah sering muncul, apalagi 
 jika sampai dicabut. Demikian disampaikan Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad 
 Buchori kepada hidayatullah.com.
 
 Ia mengatakan,  adanya UU tersebut justru memperkuat eksistensi NKRI dan 
 melindungi agama minoritas. Jadi, upaya pencabutan UU tersebut tidak lain 
 merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman, terangnya.
 
 Konspirasi yang paling terasa, berasal dari kalangan liberal. Orang liberal 
 selama ini kerap mendistorsi ayat untuk menjustifikasi ide liberalnya. 
 Seperti ayat Tidak ada paksaan dalam beragama, kemudian diintrodusir 
 menjadi pluralisme agama. Kata mereka, semua agama sama dan sama benar, 
 terangnya. Dari situ, kaum liberal ingin merangsek ke ranah hukum. Jika bisa, 
 hukum pun bisa dianulir untuk kepentingannya.
 
 Uji material (judicial review) UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 oleh 
 Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengundang reaksi ormas Islam se-Jawa Timur. 
 Belum lama ini,  sekitar 22 perwakilan ormas berkumpul di kantor Majelis 
 Ulama Indonesia (MUI) Jl. Dharmahusada, Selatan Surabaya membahas penolakan 
 pencabutan UU penodaan agama.
 
 Ormas yang hadir di antaranya, NU, Muhammadiyah, Hidayatullah,  FPI Jatim, 
 Majlis Dakwah Islam (MDI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dewan 
 Masjid, BKPRMI, dan HTI Jatim, termasuk MUI Jawa Timur. Umumnya, semua 
 perwakilan ormas sepakat menolak pencabutan UU Penodaan Agama.
 
 Sebelum ini, menurut KH. Abdussomad Bukhori, MUI telah mengirimkan pernyataan 
 penolakan pencabutan UU ke MK. Namun, pernyataan tersebut belum kuat jika 
 hanya MUI sendiri. Karena itu, dalam forum tersebut, MUI membentuk forum 
 ukhuwah Islamiyah peduli UU Penolakan Agama. Hasil kesepakatan bersama 
 tersebut telah dibuat dalam bentuk pernyataan yang dikirimkan ke MK. Jika 
 tidak aral melintang, Maret mendatang forum tersebut akan mendelegasikan 
 utusannya menemui MK.
 
 Peserta pertemuan memang sepakat menolak pencabutan UU tersebut. Kami 
 menolak keras pencabutan UU tersebut, ujar salah satu perwakilan FPI. Dia 
 juga meminta Menag mengawasi budaya asing yang masuk, sebab adanya 

[wanita-muslimah] Kemerdekaan Pers Indonesia Peringkat 101 Dunia

2010-02-19 Terurut Topik sunny
  

http://www.republika.co.id/berita/104526/kemerdekaan-pers-indonesia-peringkat-101-dunia

Kemerdekaan Pers Indonesia Peringkat 101 Dunia

Jumat, 19 February 2010, 20:49 WIB
MAKASSAR--Kemerdekaan pers Indonesia berada pada peringkat ke-101 di dunia pada 
periode 2009, sedang di Asia pada peringkat 175. Kemerdekaan pers Indonesia 
sejak 2003 hingga 2009 terus berfluktuasi dan tetap berada di atas peringkat 
100, kecuali pada 2002 Indonesia mampu berada pada urutan 57 di dunia, kata 
Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti di Makassar, Jumat.

Menurut dia, kemerdekaan pers di Indonesia belum sepenuhnya mendapat dukungan, 
sehingga tak heran jika posisinya di tingkat Asia pun masih di atas peringkat 
170. Peringkat kemerdekan pers di Indonesia sudah di bawah 100, karena sistem 
hukum kita tidak mendukung kebebasan pers, katanya.


Hal itu, juga disebabkan karena Indonesia hingga saat ini belum memiliki 
pengadilan HAM regional di Asia Tenggara, seperti halnya negara-negara di Eropa 
dan Amerika, jika ada sengketa pers, wartawan tidak dipidanakan lagi sepanjang 
menjalankan tugas jurnalistik.  Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengatakan, 
pers Indonesia yang belum bebas murni, terus diusahakan agar tidak ada lagi 
kriminasasi pers. 

Namun dengan keberadaan Undang-Undang ITE justeru dinilai pemerintah akan 
membatasi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi lagi, seperti ketika era Ode 
Baru (Orba). Lebih jauh ia mengatakan, kemerdekaan pers itu, tidak dapat 
tercapai jika tanpa dukungan masyarakat. Karena itu, sejak kran reformasi 
dibuka, kebebasan pers yang sebelumnya terkekang, terus dicoba diaplikasikan 
untuk membantu mendorong penegakan demokrasi. Contohnya, ramainya media 
mengawal kasus Bibit dan Chandra dan kasus Prita menjadi bukti kekuatan pers 
untuk membela kepentingan publik, katanya.








[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran

2010-02-19 Terurut Topik sunny
Refleksi : Adakah diantara pejabat rezim yang jujur? Siapa saja mereka itu yang 
jujur? 
  

http://www.republika.co.id/node/104527


Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran
Jumat, 19 February 2010, 21:58 WIB
JAKARTA--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengemukakan bahwa banyak 
pejabat dan pimpinan di negeri ini tersandera ketidakjujuran. Hal itu 
dikemukakannya ketika membuka pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) 
Tingkat Nasional Angkatan-87 di Menara 165 Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat.

Di hadapan sekitar 300 peserta, Mahfud MD mengatakan bahwa Tujuh Budi Utama 
yang diusung ESQ sangat penting. Mengapa Indonesia terpuruk dan berada dalam 
situasi tidak baik seperti saat ini, karena tidak ada kejujuran. Kejujuran 
sangat penting, karena membekali kita untuk bertindak dengan benar dan berani. 
Orang menjadi tidak berani karena tidak jujur, katanya.

Mahfud mengatakan, saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang tersandera oleh 
ketidakjujuran. Karena terlanjur tidak jujur, maka tidak berani melakukan 
tindakan yang benar. Akibatnya penegakan hukum dan birokrasi pemerintahan yang 
baik menjadi terhambat. Kalau kita semua ikut ESQ dengan Tujuh Budi Utama, 
yang pertama yaitu kejujuran saja, Insya Allah Bangsa Indonesia mempunyai masa 
depan yang baik, kata Mahfud.

Menurut Mahfud, orang yang ingin melakukan pembaruan perlu keberanian. Tapi 
jika risiko sudah dilandasi kejujuran, kita tidak akan pernah takut hadapi 
risiko. Landasan prinsip untuk berbuat baik dan benar akan kita peroleh melalui 
training ESQ, katanya

Mahfud juga mengatakan bahwa orang yang beriman dengan perkataannya istiqomah, 
di dalam hidupnya tidak akan takut dan cemas. Orang yang takut mengambil 
keputusan, tidak bertindak cepat, tepat dan cermat karena ia tidak istiqomah, 
kata Mahfud.

Dia mengatakan, menyiapkan pikiran dan hati untuk istiqomah adalah yang 
penting. Inilah yang dilakukan oleh ESQ. Jika sudah ada 812 ribu alumni yang 
sudah ikut ESQ, 10 tahun ke depan akan ada jutaan alumni ESQ yang menduduki 
posisi-posisi penting di dalam masayarakat. Saya sangat optimistis bangsa ini 
akan maju dan selamat, katanya.

Kalau generasi tua sebagian besar sudah terlanjur tersandera oleh 
ketidakistiqomahan di masa lalu, harus disiapkan generasi yang akan datang. 
Salah satu tempat penyemaian kader pemimpin bangsa yang istiqomah punya sikap 
jujur dan tulus adalah ESQ Leadership Center. Mahfud mengapresiasi pelaksanaan 
training bagi anggota DPR. Setidaknya mereka turut menyiapkan masa depan 
membangun di lingkungan sendiri dan selalu semangat seperti yang diajarkan di 
ESQ, katanya.

Mahfud juga menyampaikan ucapan seorang perempuan anggota DPR dari PAN (Azlaini 
Agus) yang marah-marah dalam suatu pertemuan dengan Mahkamah Agung (MA) di DPR. 
Ibu tersebut menyarankan agar semua hakim ikut ESQ agar tidak korupsi, jujur 
dan bersih. Saya juga mengimbau bukan saja 60.000 hakim untuk ikut ESQ, bahkan 
kalau bisa seluruh bangsa. ESQ ini program baik. Sebagaimana pesan Presiden 
agar kita membina moral bangsa, katanya.

Mahfud juga menyatakan bahwa sudah sejak tiga tahun yang lalu dia dipaksa 
oleh kedua anaknya yang tinggal di Yogyakarta untuk ikut ESQ. Mereka ingin 
ayahnya menjadi orang baik sehingga selalu 'maksa' saya untuk ikut training 
ESQ. Tapi setiap ada jadwal selalu ada acara, katanya.

Namun, meskipun belum sempat training, dia mengaku selalu mengikuti 
perkembangan ESQ dan mengikuti ceramah Ary Ginanjar di televisi. Bagi saya, 
ESQ menggambarkan Islam yang gagah dan percaya diri. Selama ini di Indonsesia 
Islam selalu dianggap orang yang terbelakang, kolot, tidak tahu teknologi, 
pemikirannya terlalu konservatif dan sebagainya. Namun kita menemukan pada Ary 
Ginanjar dan ESQ satu sosok tentang bagaimana kita tampil sebagai umat Islam 
dengan penuh percaya diri dan punya prinsip untuk memajukan masyarakat dan 
berbakti pada nusa dan bangsa, kata Mahfud.




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Di Balik Pro-Kontra RUU Perkawinan!

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010022002111015

  Sabtu, 20 Februari 2010 
 
  BURAS 
 
 
 
Di Balik Pro-Kontra RUU Perkawinan! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  RUU Hukum Materil tentang Peradilan Agama bidang Perkawinan menyulut 
pro-kontra! ujar Umar. Pro-kontra terutama terkait aturan nikah siri bisa 
dihukum pidana! Pihak kontra, termasuk Ketua MUI Jawa Timur Abdus Shomad 
Buchori, tegas menolak, karena dalam hukum Islam nikah siri perbuatan yang 
disahkan, bukan perbuatan melanggar norma agama! (Indosiar, [19-2])

  Memang, kalau yang dibenarkan agama dilarang oleh negara, akhirnya nanti 
aturan-aturan negara bertentangan dengan aturan agama, akan terjadi konflik 
antara negara dan agama! sambut Amir. Namun, perlu disimak saksama dulu inti 
masalah di balik pro-kontra itu! Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Siti 
Musdah Mulia, (Metro TV, [18-2]) menyatakan, ketentuan pidana bagi warga negara 
yang tidak mencatatkan perkawinannya di depan pejabat negara atau nikah siri, 
merupakan suatu perlindungan terhadap wanita dan anak-anak hasil perkawinan 
itu! Tanpa pencatatan, wanita dan anak-anak bisa mengalami kesulitan baik atas 
jaminan hak-haknya maupun urusan administrasi yang membutuhkan akta kelahiran 
dan lain-lain!

  Ketua MUI Jatim menekankan prioritas yang harus dilakukan pemerintah! 
tegas Umar. Kata Abdus Somad, seharusnya pemerintah lebih dahulu memberlakukan 
UU larangan prostitusi dengan menindak tegas pelaku pelacuran, sebelum 
mengesahkan UU larangan nikah siri!

  Siti Musdah menegaskan, nikah siri juga bisa dijadikan selubung 
prostitusi! timpal Amir. Kata dia, di bandara sebuah negeri yang membenarkan 
nikah siri, calo-calo menawarkan kepada turis pria pasangan selama di negeri 
itu dengan nikah siri, lengkap dengan penghulu dan saksi-saksinya! Hal itu 
tentu tak terjadi jika nikah siri dilarang, apalagi dengan sanksi pidana!

  Kalau begitu, mungkinkah pemerintah akan tetap melanjutkan proses RUU 
tersebut? tanya Umar.

  Soal pembuatan aturan baru, apalagi pembuatan RUU-nya baru di tingkat 
dirjen, jika saat di-proof baloon--diuji coba materinya dilempar ke 
publik--menuai pro-kontra yang luas, pimpinan tertinggi pemerintahan kayaknya 
akan mempertimbangkan lebih jauh lagi! jawab Amir. Contohnya, rencana 
peraturan menteri tentang konten multimedia yang menuai kontroversi luas, 
secara langsung Presiden mengingatkan semua menterinya untuk tidak melontarkan 
gagasan yang bisa meresahkan masyarakat! Tanpa disebut secara langsung pun, RUU 
yang menuai kontroversi ini termasuk dalam kriteria yang diperingatkan Presiden 
tersebut!

  Semula kukira seperti Orde Baru yang berkeras saat mengajukan RUU 
Perkawinan (UU No. 1/1974), hingga partai-partai berbasis massa Islam walk out 
dari paripurna DPR pun tetap disahkan! timpal Umar. Jika kuncinya pada 
keberanian orang nomor satu di Republik ini untuk menabrak pro-kontra, RUU yang 
memidanakan nikah siri itu bisa tinggal wacana! 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Blasphemy law threatens freedom: Press

2010-02-19 Terurut Topik sunny
http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/19/blasphemy-law-threatens-freedom-press.html

Blasphemy law threatens freedom: Press
Arghea Desafti Hapsari ,  The Jakarta Post ,  Jakarta   |  Fri, 02/19/2010 
10:24 AM  |  National 



Contentious articles bearing no clear definition of blasphemous acts in the 
1965 law on religious blasphemy pose a threat to press freedom, with many 
journalists having been charged with the articles, a discussion heard.

Ariyanto, a managing editor with Indopos media group, said Thursday that the 
press should pay close attention to a judicial review request of the law 
currently being processed at the Constitutional Court.

The request was filed with the court by several NGOs in support of pluralism in 
October last year. Three hearings have been held with the last two presenting 
expert witnesses sharing their views on the law.

Senior journalist Arswendo Atmowiloto also spoke before the court. He shared 
his experience some 20 years ago when he had to serve a four-and-a-half-year 
prison sentence after a court found him guilty of a blasphemous act.

He was then editor-in-chief of the tabloid Monitor, which in 1990 released the 
results of a popularity poll that ranked Prophet Muhammad in 11th place, below 
himself.

Ariyanto said Arswendo's case is an example of how the law violates press 
freedom.

He cited the case of the late H.B. Jassin, a prominent writer who was then an 
editor of Sastra literary magazine. Jassin published a controversial short 
story in 1968 that narrated the Prophet Muhammad's reincarnation titled Langit 
Makin Mendung (The Sky Turns Cloudier), which later ended in him receiving a 
suspended sentence for blasphemy.

We in the media find [having this law in effect] unsettling because we can be 
charged with these articles. This is dangerous and not just a rumor; it can 
happen to any journalist, Ariyanto said.

The discussion was organized by SeJuK, an association of journalists for 
pluralism.

Ariyanto's argument was one of many supporting a review of the 45-year-old law. 
In the discussion, noted Muslim intellectual Dawam Rahardjo gave another 
opinion, saying it was not the state's function to protect religious education.

Religious education takes many forms and ideologies. If the state wanted to 
protect religious education, which of the teachings should it protect? The 
majority's teaching? Can anyone tell if there are more conservative or liberals 
among Muslims in Indonesia?

Yosep Adi Prasetyo, a commissioner at the National Commission for Human Rights 
(Komnas-HAM), said the 
state could only intervene if a religious movement created public disturbances, 
threatened public health, caused moral degradation among the public or the 
followers and violated human rights.

The state, however, has no right to declare a teaching heretic, irrespective of 
what the majority of the public felt, Yosep said.


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran

2010-02-19 Terurut Topik abdul
Thanks sunny, for a good article..

Sesungguhnya agama ALLAH itu pasti agama yang membawa umat yang 
---DAMAI---SEJAHTERA-- MAJU EKONOMI DAN TECHNOLOGI DAN DAPAT HIDUP HARMONY 
---SERTA HIDUP BAHAGIA---TANPA DA GOLONGAN2 YANG MENINDAS GOLONGAN LAIN.

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, Muhammad melainkan menjadi Rahmat bagi semesta 
alam.QS.21:107.
( agama Islam adalah agama rahmatun lillah `alamin)
We sent thee not, but as a mercy for all creatures.

Sayangnya ad segolongan Islam yg mengaku ngaku pembela Islam, tapi perbuatan2 
yg diperlihatkannya adalah UGLY, KASAR, PENINDAS, tidak bisa hidup harmony dgn 
damai...itulah golongan Fundamentalis dlm setiap agama ada ituItulah 
golongan2 yang dikutuk oleh ALLAH

Semoga bangsa Indonesia yg plural ini dapat hidup dgn damai--sejahtera dan 
bahagia. amien


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote:

 Refleksi : Adakah diantara pejabat rezim yang jujur? Siapa saja mereka itu 
 yang jujur? 
   
 
 http://www.republika.co.id/node/104527
 
 
 Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran
 Jumat, 19 February 2010, 21:58 WIB
 JAKARTA--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengemukakan bahwa banyak 
 pejabat dan pimpinan di negeri ini tersandera ketidakjujuran. Hal itu 
 dikemukakannya ketika membuka pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) 
 Tingkat Nasional Angkatan-87 di Menara 165 Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat.
 
 Di hadapan sekitar 300 peserta, Mahfud MD mengatakan bahwa Tujuh Budi Utama 
 yang diusung ESQ sangat penting. Mengapa Indonesia terpuruk dan berada dalam 
 situasi tidak baik seperti saat ini, karena tidak ada kejujuran. Kejujuran 
 sangat penting, karena membekali kita untuk bertindak dengan benar dan 
 berani. Orang menjadi tidak berani karena tidak jujur, katanya.
 
 Mahfud mengatakan, saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang tersandera oleh 
 ketidakjujuran. Karena terlanjur tidak jujur, maka tidak berani melakukan 
 tindakan yang benar. Akibatnya penegakan hukum dan birokrasi pemerintahan 
 yang baik menjadi terhambat. Kalau kita semua ikut ESQ dengan Tujuh Budi 
 Utama, yang pertama yaitu kejujuran saja, Insya Allah Bangsa Indonesia 
 mempunyai masa depan yang baik, kata Mahfud.
 
 Menurut Mahfud, orang yang ingin melakukan pembaruan perlu keberanian. Tapi 
 jika risiko sudah dilandasi kejujuran, kita tidak akan pernah takut hadapi 
 risiko. Landasan prinsip untuk berbuat baik dan benar akan kita peroleh 
 melalui training ESQ, katanya
 
 Mahfud juga mengatakan bahwa orang yang beriman dengan perkataannya 
 istiqomah, di dalam hidupnya tidak akan takut dan cemas. Orang yang takut 
 mengambil keputusan, tidak bertindak cepat, tepat dan cermat karena ia tidak 
 istiqomah, kata Mahfud.
 
 Dia mengatakan, menyiapkan pikiran dan hati untuk istiqomah adalah yang 
 penting. Inilah yang dilakukan oleh ESQ. Jika sudah ada 812 ribu alumni yang 
 sudah ikut ESQ, 10 tahun ke depan akan ada jutaan alumni ESQ yang menduduki 
 posisi-posisi penting di dalam masayarakat. Saya sangat optimistis bangsa ini 
 akan maju dan selamat, katanya.
 
 Kalau generasi tua sebagian besar sudah terlanjur tersandera oleh 
 ketidakistiqomahan di masa lalu, harus disiapkan generasi yang akan datang. 
 Salah satu tempat penyemaian kader pemimpin bangsa yang istiqomah punya sikap 
 jujur dan tulus adalah ESQ Leadership Center. Mahfud mengapresiasi 
 pelaksanaan training bagi anggota DPR. Setidaknya mereka turut menyiapkan 
 masa depan membangun di lingkungan sendiri dan selalu semangat seperti yang 
 diajarkan di ESQ, katanya.
 
 Mahfud juga menyampaikan ucapan seorang perempuan anggota DPR dari PAN 
 (Azlaini Agus) yang marah-marah dalam suatu pertemuan dengan Mahkamah Agung 
 (MA) di DPR. Ibu tersebut menyarankan agar semua hakim ikut ESQ agar tidak 
 korupsi, jujur dan bersih. Saya juga mengimbau bukan saja 60.000 hakim untuk 
 ikut ESQ, bahkan kalau bisa seluruh bangsa. ESQ ini program baik. Sebagaimana 
 pesan Presiden agar kita membina moral bangsa, katanya.
 
 Mahfud juga menyatakan bahwa sudah sejak tiga tahun yang lalu dia dipaksa 
 oleh kedua anaknya yang tinggal di Yogyakarta untuk ikut ESQ. Mereka ingin 
 ayahnya menjadi orang baik sehingga selalu 'maksa' saya untuk ikut training 
 ESQ. Tapi setiap ada jadwal selalu ada acara, katanya.
 
 Namun, meskipun belum sempat training, dia mengaku selalu mengikuti 
 perkembangan ESQ dan mengikuti ceramah Ary Ginanjar di televisi. Bagi saya, 
 ESQ menggambarkan Islam yang gagah dan percaya diri. Selama ini di Indonsesia 
 Islam selalu dianggap orang yang terbelakang, kolot, tidak tahu teknologi, 
 pemikirannya terlalu konservatif dan sebagainya. Namun kita menemukan pada 
 Ary Ginanjar dan ESQ satu sosok tentang bagaimana kita tampil sebagai umat 
 Islam dengan penuh percaya diri dan punya prinsip untuk memajukan masyarakat 
 dan berbakti pada nusa dan bangsa, kata Mahfud.
 
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] I Love My Christian Wife….. How Could They Tell Me to Hate Her?

2010-02-19 Terurut Topik alatif25
Bismilahirrahmanirrtahiim
Mari kita sharing article ini semoga saudara2 kita yang masih berpaham bahwa 
orang2 kristen itu adalah kafir--musuh ALLAH.

Seorang intellectual Saudi menkahi seorang wanita Kristen yg tinggal di 
Saudi...Apa kata ulama2 Saudi dan apa respond dari nya.

Salam

By Dr. Hamad Al-Majid

Dr. Hamad Al-Majid
Dr. Hamad Al-Majid is a journalist and former member of the official Saudi 
National Organization for Human Rights. Al-Majid is a graduate of Imam Muhammad 
Bin Saud Islamic University in Riyadh and holds an M.A. from California and a 
Doctorate from the University of Hull in the United Kingdom.
Previous Articles
The Nuclear Power of Mandela
Yemen Collapsing
Scholars and What the Public Wants
And Not in Defense of al Arifi
Not in Defense of Sistani
Spreading Shiism to the Moon
It Doesn't Matter If They Are Salafis or Shiites
President of the United States of Collapse
Huthiran
The Muslim Brotherhood Facing Up To Iran

This question is not an example of intellectual self-indulgence or cultural 
sophistry, and it is not – as it might seem to some at first glance – a call to 
lift the barriers between Islam and other religions or faiths. This question is 
also not a provocation from a hidden party attempting to dilute religious 
truths and transform these into variables, and in fact I believe it is the 
polar opposite of this. Therefore in the interests of promoting the principles 
of Islam, some Islamic scholars should take a second look at the Quranic verse 
You shall not find a people who believe in Allah and the latter day 
befriending those who act in opposition to Allah and His Messenger, even though 
they were their (own) fathers, or their sons, or their brothers, or their 
kinsfolk [Surat al-Mujadila; Verse 22].

Dealing with non-Muslims has become a normal requirement of modern life, and 
this is a relationship that has eased whether it is the relationship between 
Muslims and non-Muslim communities in Muslim countries or non-Muslim 
expatriates, and whether this is in the fields of employment, trade, or 
tourism. There are also millions of Muslims who mix with non-Muslims across the 
world through tourism, trade, and study, and therefore the situation has become 
even more pressing as this difficult issue is one that causes great confusion. 
This is especially the case when Muslims receive good treatment from 
non-Muslims, whether this is in the form of a successful marriage, a good 
neighbor, or business, or even in a favor bestowed upon a Muslim by somebody 
who does not share their belief. This even applies to non-Muslims who do not 
fight against Islam or drive Muslims from their homes, and whose major concern 
in life is securing a good living for themselves and their families. As a 
result of this some Muslims ask; How am I supposed to hate them? and How can 
I hate my Christian or Jewish wife, who is the mother of my children, and who I 
love dearly?

The problem here is that the clerics did not confine this [hatred] to those who 
fought against Allah and his Prophet, or those who fought against the Muslims 
and drove them from their homes, and instead they deem anybody who does not 
believe in Islam to be an enemy of God and the Prophet, and therefore unworthy 
of our love. This assertion comes despite the fact there is a lot of 
[historical] evidence that is inconsistent with his view, and the Prophet 
[pbuh] loved his uncle Abu Talib Ibn Abd al-Muttalib, even though he was an 
infidel, and the Quran says Surely you cannot guide whom you love [Surat 
al-Qasas; Verse 56]. Therefore if one's parents are non-Muslim, how can they be 
hated when it is not permissible [in Islam] to hate one's parents? I also heard 
a nice remark by Salafist philosopher Dr. Jafar al-Sheikh Idris who once said 
I do not know how some people ask others to hate a Christian man walking down 
the street? Even if I wanted to hate him I would not be able to.

I think that with a careful Shariaa reading of a number of texts on this 
subject, and by confining this [hatred] to specific cases, many problems and 
dilemmas would be solved, and this could even have help in consolidating social 
peace, especially in the Muslim countries where acts of violence are being 
carried out against their Christian minorities such as Egypt and Nigeria. This 
is something would also need to be taught as part of the academic syllabus, and 
this may be the key to solving this problem.

When I was working for the Islamic Center in London in the 1990s, I saw for 
myself the state of confusion in the British people who had recently converted 
to Islam when they were taught the principles of hatred, rather than [peaceful] 
disagreement. This had a negative impact in the way in which they treated other 
people; their parents, their brothers and sisters, their family and friends, 
and so Islam lost a number of potential converts who 

[wanita-muslimah] Re: Blasphemy law threatens freedom: Press

2010-02-19 Terurut Topik alatif25
Thanks for this article..Bismilahirrahmanirrahiim

APA-SIH --definisi penodaan agama itu?
Apakah kalau berbeda menafsirkan ayat2 ALLAH disebut penodaan agama?
Apakah kalau ada seseorang menyebutkan dirinya NABI--adalah penodaan agama?
Hanya orang2 yang hidup berpikir primitif,semopit, seperti katak hidup di bawah 
tempurung, apa apa yg berbeda dgn mereka adalah Penodaan agama.

semoga2 ulama2 Fundamentalis itu mendapat hidayah ilmu dari ALLAH swt

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote:

 http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/19/blasphemy-law-threatens-freedom-press.html
 
 Blasphemy law threatens freedom: Press
 Arghea Desafti Hapsari ,  The Jakarta Post ,  Jakarta   |  Fri, 02/19/2010 
 10:24 AM  |  National 
 
 
 
 Contentious articles bearing no clear definition of blasphemous acts in the 
 1965 law on religious blasphemy pose a threat to press freedom, with many 
 journalists having been charged with the articles, a discussion heard.
 
 Ariyanto, a managing editor with Indopos media group, said Thursday that the 
 press should pay close attention to a judicial review request of the law 
 currently being processed at the Constitutional Court.
 
 The request was filed with the court by several NGOs in support of pluralism 
 in October last year. Three hearings have been held with the last two 
 presenting expert witnesses sharing their views on the law.
 
 Senior journalist Arswendo Atmowiloto also spoke before the court. He shared 
 his experience some 20 years ago when he had to serve a four-and-a-half-year 
 prison sentence after a court found him guilty of a blasphemous act.
 
 He was then editor-in-chief of the tabloid Monitor, which in 1990 released 
 the results of a popularity poll that ranked Prophet Muhammad in 11th place, 
 below himself.
 
 Ariyanto said Arswendo's case is an example of how the law violates press 
 freedom.
 
 He cited the case of the late H.B. Jassin, a prominent writer who was then an 
 editor of Sastra literary magazine. Jassin published a controversial short 
 story in 1968 that narrated the Prophet Muhammad's reincarnation titled 
 Langit Makin Mendung (The Sky Turns Cloudier), which later ended in him 
 receiving a suspended sentence for blasphemy.
 
 We in the media find [having this law in effect] unsettling because we can 
 be charged with these articles. This is dangerous and not just a rumor; it 
 can happen to any journalist, Ariyanto said.
 
 The discussion was organized by SeJuK, an association of journalists for 
 pluralism.
 
 Ariyanto's argument was one of many supporting a review of the 45-year-old 
 law. In the discussion, noted Muslim intellectual Dawam Rahardjo gave another 
 opinion, saying it was not the state's function to protect religious 
 education.
 
 Religious education takes many forms and ideologies. If the state wanted to 
 protect religious education, which of the teachings should it protect? The 
 majority's teaching? Can anyone tell if there are more conservative or 
 liberals among Muslims in Indonesia?
 
 Yosep Adi Prasetyo, a commissioner at the National Commission for Human 
 Rights (Komnas-HAM), said the 
 state could only intervene if a religious movement created public 
 disturbances, threatened public health, caused moral degradation among the 
 public or the followers and violated human rights.
 
 The state, however, has no right to declare a teaching heretic, irrespective 
 of what the majority of the public felt, Yosep said.
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik Achmad Chodjim
Saya percaya, Bung Ambon. Tjokro memang bukan marga dan itu hanyalah nama 
sebagai pertanda keturunan bangsawan baik yang ada di Jawa, Madura, Bali dan 
Lombok.

Untuk mengidentikasi sebagai keturunan bangsawan, ada berbagai cara, selain 
nama juga gelar seperti Raden, Raden Mas, Raden Ayu dan lain-lain. Saya kira, 
bagi kaum Bugis dan Makassar, Andi juga merupakan nama untuk menunjukkan 
keturunan bangsawan di kedua suku itu.

Wassalam,

chodjim

  - Original Message - 
  From: sunny 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 7:28 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas



  Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan 
sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah 
nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang dipakai ialah nama tempat asalnya 
atau namanya itu dijajadikan nama keluarga. Contontohnya Soewito Djokja, Umar 
Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, 
karena keturunan bangsawan.

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

  Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat 
  SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa 
  saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas.

  Wassalam,

  chodjim

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

   Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di 
   Jakarta),
   di formulir saya cantumkan nama keluarga,
   tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri.
   Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ.
  
   lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-)
   dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya)
  
   Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu
   untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll ..
  
  
   2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com
  
  
  
   Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran 
   itu
   juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, 
   berarti
   larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa.
  
   Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu
   merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di 
   hadapan
   Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali 
   tak
   elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, 
   seluruh
   suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran 
   Islam
   pun tak ada marga.
  
   wassalam,
  
   chodjim
  
  
   - Original Message -
   From: rafinaharahap
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
  
   Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa
   (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman
   antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang 
   Jawa
   kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak?
  
   Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum 
   di
   sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, 
   sesudah
   reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran
   anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil 
   di
   negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan
   kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas?
  
   rafina
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote:
   
Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik
   tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
   Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
   Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
  
   Milis ini 

Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
Nah Om Ambon,

Jadi yang relik feodal itu yang nama tanpa marga atau yang nama pake marga?

Raja Jepang itu satu2nya orang jepang yang namanya gak pake marga.
Istri harus ikut nama marga suami apa bukan feodal?
Eropa itu isinya cuman gontok-gontokan keluarga doang.

Marga itu kan relik jaman suku-suku...
Saya kira sih ke depan akan hilang dan tidak relevan lagi...


  - Original Message - 
  From: sunny 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 7:28 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas



  Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan 
sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah 
nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang dipakai ialah nama tempat asalnya 
atau namanya itu dijajadikan nama keluarga. Contontohnya Soewito Djokja, Umar 
Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, 
karena keturunan bangsawan.

  - Original Message - 
  From: Achmad Chodjim 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

  Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat 
  SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa 
  saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas.

  Wassalam,

  chodjim

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

   Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di 
   Jakarta),
   di formulir saya cantumkan nama keluarga,
   tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri.
   Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ.
  
   lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-)
   dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya)
  
   Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu
   untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll ..
  
  
   2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com
  
  
  
   Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran 
   itu
   juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, 
   berarti
   larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa.
  
   Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu
   merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di 
   hadapan
   Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali 
   tak
   elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, 
   seluruh
   suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran 
   Islam
   pun tak ada marga.
  
   wassalam,
  
   chodjim
  
  
   - Original Message -
   From: rafinaharahap
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
  
   Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa
   (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman
   antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang 
   Jawa
   kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak?
  
   Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum 
   di
   sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, 
   sesudah
   reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran
   anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil 
   di
   negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan
   kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas?
  
   rafina
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote:
   
Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik
   tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
  
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
  
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
   Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
   Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
  
   Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
  
  
  

  [Non-text portions of 

Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman

- Original Message - 
From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 20, 2010 08:08
Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna


Y,
Ya namanya nahyi munkar itu kan reaksioner, Eyang sendiri yang bilang
Bakar-bakar buku itu perbuatan munkar... 
###
HMNA:
Reaksionar dengan asumsi ngecap. Tidak pernah saya tulis Bakar-bakar buku itu 
perbuatan munkar. Yang saya pernah tulis itu di Seri 476 spb:
*
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM

WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
476. Lindungilah Tunas Bangsa dari Marxisme
 
 Pembakaran buku Franz hanya satu simbol. Seluruh buku komunis harus 
dimusnahkan, sebab meracuni generasi muda, ujar HM Suaib D, Ketua Umum Gerakan 
Pemuda Islam (GPI) kepada pers. GPI adalah salah satu di antara 33 ormas 
pendukung Aliansi Anti Komunis (AAK). Yang dimaksud dengan buku Franz adalah 
buku berjudul Pemikiran Karl Marx oleh Franz Magnis Suseno.  Ratna Srumpaet 
yang mewakili Aliansi untuk Kemerdekaan Berpikir dan Bersuara (AKBB) menyahut: 
Iqra, bacalah, bukan bakarlah! Hai, Ratna, jangan memotong ayat. Lengkapnya 
Firman Allah (demi keotentikan transliterasi huruf demi huruf): 
-- AQRA^ BASM RBK ALDZY KHLQ (S. AL 'ALQ, 1), dibaca: 
-- Iqra' bismi rabbikal ladzi- khalaq (s. al 'alaq), artinya: 
-- Bacalah atas nama Maha Pemeliharamu Yang mencipta (96:1). 
Apakah masuk dalam logika sehat, para remaja dan mahasiswa Muslim disuruh atas 
nama Allah Yang Maha Pemelihara Maha Pencipta untuk membaca buku-buku beraliran 
kiri yang berlandaskan paradigma atheisme historische materialisme, hai 
Sarumpaet? Sekali lagi kami ingatkan, jangan mengelabui para remaja dan 
mahasiswa Muslim dengan menjual ayat secara memotong ayat, hai Sarumpaet! 
 AAK berjanji akan menyisir dan membakar buku-buku kiri pada Hari Kebangkitan 
Nasional, 20 Mei 2001. Penyisiran dan pembakaran itu tidak jadi dilaksanakan, 
bukan karena Pemerintah melarang sweeping buku kiri. Gertakan yang serius 
dari AAK berhasil menciutkan nyali pemilik toko buku yang berorientasi pada 
pertimbangan ekonomis. Para pemilik toko buku tidak berani mengambil risiko, 
sehingga mengembalikan buku-buku kiri kepada penerbitnya sebelum 20 Mei.

***
 Bertebarnya buku-buku marxisme pada hakekatnya tidak terpisahkan dari gerilya 
politik yang dilancarkan oleh komunis gaya-baru. Buku-buku aliran kiri itu 
sangat bermanfaat bagi gerakan komunis gaya baru tersebut dalam upaya menjaring 
para remaja dan mahasiswa Muslim untuk dibina melalui diskusi sehingga para 
remaja dan mahasiswa Muslim itu tanpa sadar menjadi pion-pion orang-orang 
komunis, karena mereka telah diberi suntikan narkoba marxisme sehingga 
terbius. Beberapa mahasiswa saya di Universitas Muslim Indonesia menjadi 
simpatisan Partai Rakyat Demokratik (PRD) dari bacaan-bacaan yang dibacanya dan 
dari diskusi-diskusi yang diikutinya. Mereka menyangka seorang marxist dapat 
saja menjadi Muslim yang baik. Bahkan Drs H. Abdurrahman, seorang dosen senior 
IAIN, mengakatakan dalam sebuah forum mubahatsah, bahwa tidak kurang dari 
mahasiswa-mahasiswanya adalah simpatisan PRD yang menyangka bahwa marxisme itu 
sangat Islami. Di Jakarta onderbouw dari PRD yaitu Forum Kota (Forkot) dan 
Front Aksi Mahasiswa dan Rakyat Untuk Demokrasi (Famred), berbasis massa di 
IAIN. 
 Cerita lama berulang kembali. Riwayatmu dulu (meminjam ungkapan Gesang dalam 
Bengawan Solo), Alimin, yang orang tuanya Muslim yang baik, sejak umur 16 tahun 
dicuri dari orang tuanya dikirim ke Rusia ditempa menjadi kader komunis. 
Pulang ke Indonesia menjadi benggolan komunis yang menyusup ke dalam Syarikat 
Islamnya Allahu yarham HOS Tjokroaminoto. Riwayatmu ini (juga meminjam dari 
Gesang), Budiman Sudjatmiko, yang orang tuanya Muslim taat di Bogor menjadi 
Ketua PRD dan Faisal Reza, yang kemanakan Tosari Wijaya, menjadi Sekjen PRD, 
merupakan reklame yang baik sekali untuk memikat para remaja dan mahasiswa 
Muslim dengan slogan palsu: Seorang marxist dapat saja menjadi Muslim yang 
baik, dan marxisme itu sangat Islami. 
Agar para remaja, mahasiswa dan buruh Muslim dapat menjaga diri tidak 
kena suntik narkoba marxisme oleh gerilya politik komunis gaya-baru, maka di 
samping PRD, Famred dan Forkot yang telah disebutkan di atas, perlu mengetahui 
pula ormas-ormas yang sejenisnya: Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi (LMUD), Komite 
Buruh Aksi untuk Reformasi (Kobar), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia  
(FNPBI),  dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Agitasi yang 
dilancarkan mereka berselubung ataupun bertopengkan memperjuangkan demokrasi, 
HAM dan membela kaum buruh.
  
***
   UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan 
bangsa. Maka berkatalah Tri Agus, koordinator AKBB: Bagaimana bangsa ini mau 
cerdas kalau bukunya dibakar. Bangsa ini akan 

[wanita-muslimah] Contoh nyata negara sekuler

2010-02-19 Terurut Topik H. M. Nur Abdurahman
Contoh nyata negara sekuler:
Kehadiran Burger Halal Hebohkan Prancis
Date:  Saturday,  February 20, 2010, 05:58Sumber : www.okezone.comPARIS - 
Sebuah restoran cepat saji di Prancis menawarkan sebuah menu baru yang membuat 
berang beberapa politisi di Prancis. Restoran ini menawarkan menu burger halal 
dalam layanannya, sekaligus tidak lagi menjual burger daging babi. Restoran 
cepat saji yang bernama Quick ini menarik penggunaan daging babi di salah satu 
cabangnya di kota Roubaix, Utara Prancis. Layanan serupa juga mereka terapkan 
di cabang mereka di Marseille dan Argenteuil. Layanan ini dilakukan oleh Quick 
sebagai respons meningkatnya pasar makanan halal yang dicari oleh warga muslim. 
Layanan yang dimaksudkan untuk menarik pelanggan muslim ini, langsung 
mengundang kecaman dari politisi garis keras Prancis. Sebagian politisi dari 
golongan kiri dan sayap kanan Prancis menilai, pengalihan dari menu mengandung 
babi ke menu halal termasuk untuk burger, dianggap menekan hak warga nonmuslim 
Prancis untuk mendapatkan menu sehari-hari mereka. Akibat layanan baru dari 
Quick ini, menyebabkan warga nonmuslim harus berjalan jauh untuk mencari cabang 
Quick lain yang masih menyediakan menu daging babi. Walikota Roubaix Frank 
Berton melayangkan keberatannya atas tindakan yang dinilai diskriminatif ini. 
Ia pun melayangkan tuntutan hukum atas hal ini.Saya tidak terganggu dengan 
tersedianya menu halal, ucap Walikota Roubaix, Frank Berton seperti dikutip 
AFP, Jumat (19/2/2010). Tetapi layanan ini menjadi satu-satunya yang 
disediakan dan menjadikannya layanan yang diskriminatif, lanjut Frank Berton. 
Politisi sayap kanan Prancis Marine Le Pen menuduh, jika menu halal ini 
menyediakan jaminan finansial bagi organisasi muslim yang membenarkan 
pembantaian binatang seperti sapi dan kambing, yang berbalut atas nama kurban. 
Le Pen sendiri mengecam jika menu halal ini tidak dapat diterima dan menilai 
hal tersebut merupakan bentuk Islamisasi yang kian dekat ke masyarakat Prancis. 
(faj)(rhs


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas

2010-02-19 Terurut Topik L.Meilany
Akte kelahiran saya juga cuma tercantum RA l.meilany.
Tapi di KTP, ijazah TK, SD dan surat2 lain dicantumkan LMS 
S itu nama ortu saya. Jadi tanpa RA.

Adik saya namanya di akte kelahiran terdiri dari 4 kata.
Tapi di KTP dll hanya tercantum 2 kata saja.
Di rekening bank, paspor cuma 3 kata saja.

Jadi memang akte kelahiran cuma penting kasih liat tanggal, tempat lahir, jam 
berapa, 
soal nama gak terlalu penting :-)
Bisa dibikin belakangan, toh dalam kehidupan sehari-hari akte kelahiran gak 
dibawa-bawa.
Jadi silaken bikin nama lain yg sesuai dengan keinginan di KTP asal tidak jauh 
beda dengan akte kelahiran.
:-)

Ada yg namanya Cahya, 
Bagi pegawai kelurahan X bisa cuek dalam ejaannya. Seringnya ditulis  Cahaya.
Nama Adi ditulis Adhi. Bagi kelurahan yg lain harus kasih liat akte kelahiran.
Jadi kalo mau bikin nama yg sesuai dengan keinginan di KTP ya harus liat juga 
sapa gitu orang di Kelurahan.
:-)

Salam, 
l.meilany 

  - Original Message - 
  From: Dwi Soegardi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas


  Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta),
  di formulir saya cantumkan nama keluarga,
  tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri.
  Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ.

  lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-)
  dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya)

  Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu
  untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll ..


  2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com

  
  
   Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu
   juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti
   larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa.
  
   Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu
   merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan
   Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak
   elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh
   suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam
   pun tak ada marga.
  
   wassalam,
  
   chodjim
  
  
   - Original Message -
   From: rafinaharahap
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
  
   Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa
   (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman
   antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa
   kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak?
  
   Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di
   sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah
   reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran
   anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di
   negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan
   kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas?
  
   rafina
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote:
   
Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik
   tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda
  
   [Non-text portions of this message have been removed]
  

  


  [Non-text portions of this message have been removed]



  

  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
  Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
  ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
  Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com

  Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links




[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri

2010-02-19 Terurut Topik L.Meilany
Saya pikir wacana RUU nikah siri-nikah mut'ah dapat dipidanakan masih di 
salah mengerti.
Mungkin perlu ditinjau ulang gimana gitu pemerintah mengkomunikasikannya kepada 
masyarakat.

Ngobrol2 di pengajian yg ada juga pelaku nikah siri sudah puluhan tahun.
Banyak pelaku nikah siri mengatakan bahwa nikah siri sudah sesuai agama kenapa 
musti dihukum?

-lm : Dihukum kalo ketahuan apalagi , kalo ternyata si istri dan anak2 menderita
[ seperti kasus di Tangerang, seorang Ibu meninggalkan anak2 balita, bahkan ada 
yg bayi selama 3 hari untuk cari uang,
suaminya boro2 dimintai tanggung jawab, karena mereka nikah siri]
Orang yg gak punya SIM lantas nabrak, hukumannya pasti lebih berat daripada yg 
punya SIM dengan kasus yg sama.

+ Tapi itu kan cuma kasus, banyak pelaku nikah siri langgeng sampai tua. Ada 
juga yg gak punya SIM seumur hidup, 
bisa tuh jadi tukang ojek, nggak pernah ketangkap polisi. Punya istri 2 juga 
beres urusan bagi warisnya.

-lm: Tapi kan kasian anak2, nggak punya akte kelahiran, nggak bisa masuk 
sekolah, susah punya KTP, nggak bisa bikin paspor, 
susah untuk urusan bank, mau kredit motor.
+ Di Indonesia mah gampang, bikin KTP sampai 5 juga bisa, bikin paspor lebih 
dari satu juga bisa. Bikin SIM apalagi, cepat.

-lm: Ada orang kaya tuan tanah buanyak duitnya mau pergi haji tapi gak bisa 
karena gak ada paspor. 
Padahal kan di Qur'an, hadith gak ada tuh ketentuan pergi berhaji pake paspor. 
Bukankah dunia ini milik Allah?
Kok nggak diributin ya. Ada juga yg ikutan ONH pemerintah, duitnya dah cukup 
tapi baru bisa pergi haji 4 tahun lagi, karena 
kuota. Kok ini gak diributin ya. Padahal sapa tahu 4 tahun lagi umurnya tamat. 
Kenapa gitu pemerintah turut campur dalam masalah ibadah warganya, ngatur2 
pergi hajinya bolehnya kapan; lha wong duitnya sendiri, kok pake diatur?
Tapi nggak ada gitu yg ribut seperti  urusan syahwat? Aneh ya?
Bukankah bikin KTP ngemplang, SIM bodong aspal adalah juga penipuan, gak halal

+  :???

Salam :-)
l.meilany

  - Original Message - 
  From: Abdul Muiz 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Saturday, February 20, 2010 5:42 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri



  Pro kontra RUU tentang nikah sirri, poligami, dan mut'ah dipidanakan, 
meskipun masih dalam bentuk draft yang disiakan Depag sudah bergulir. Yang 
perlu dikritisi dan menarik dikaji adalah :

  semua pernikahan harus dicatatkan ke negara (KUA untuk yang muslim, Catatan 
Sipin untuk yang non muslim) memang adalah domain Pemerintah yang menjadi 
otoritasnya, dengan pencatatatan maka pemerintah akan mudah memberikan hak 
sipil : akta nikah, akta kelahiran, KTP, Visa, paspor dll.Penggunaan istilah 
nikah sirri terhadap pelaku nikah di hadapan penghulu atau pemuka adat tanpa 
dicatatkan ke Negara adalah rancu paling tidak dari segi bahasa. Lebih pas atau 
lebih tepat apabila menggunakan istilah nikah legal dan nikah illegal.Nikah 
mut'ah atau nikah kontrak adalah tradisi yang lazim di kenal di kalangan 
Syi'ah. Di indonesia karena mayoritas menganut Sunni yang memang tidak 
mempopulerkan tradisi nikah mut'ah menjadi condong tidak mengakomodasi dalam 
peraturan negara.
  Nikah Poligami yang pada dasarnya boleh di kalangan islam menjadi diperketat 
atau dipersulit oleh negara melalu RUU ini lebih merupakan pilihan untuk 
meminimalisir penderitaan bagi pihak perempuan adalah debatable yang tidak akan 
ada habis-habisnya.
  cara pandang bahwa pelaku nikah yang tidak dicatatkan akan dipidanakan tanpa 
melihat kasus per kasus adalah penyederhanaan masalah yang jauh dari bijaksana, 
tidak semua pelaku nikah yang tidak dicatatkan adalah pelaku kriminal, kalau 
kita simak penyebabnya bisa beragam :Biaya ke KUA dipandang relatif mahal, 
sehingga kelompok miskin lebih memilih menikah di hadapan penghulu atau pemuka 
adat. Boleh jadi upaya mencatatkan pernikahan ke negara merupakan penundaan, 
apabila tiba saatnya akan dicatatkan kemudian. Rasanya untuk kasus demikian 
adalah aneh dan mengerikan apabila kondisi demikian sang pelaku 
dipidanakan.Menikah di hadapan penghulu atau pemuka tanpa dicatatkan ke negara 
memang bisa jadi akan menguntungkan pihak tertentu seperti : supaya tidak 
merepotkan status dirinya sebagai PNS/BUMN/BUMD/Polri/TNI atau Pejabat Publik 
tidak dipermasalahkan, atau supaya tidak diketahui istri pertamanya, atau 
supaya mensahkan hawa nafsu pribadinya adalah contoh yang
  tepat untuk dibidik pemidanaan.Praktek penghulu yang tidak diatur negara 
dapat menyuburkan bisnis sex mengatasnamakan agama cukup marak, contoh kasus 
kawin kontrak di puncak atau daerah tertentu dengan pelanggan dari luar negeri 
(terutama timur tengah) memang tepat apabila menjadi sasaran tembak 
pemidanaan.Dsb dsb.

  Wassalam
  Abdul Mu'iz

  --- Pada Jum, 19/2/10, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com 
menulis:

  Dari: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com
  Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
  Kepada: