[wanita-muslimah] Re: Rasulullah saw Wasilah dalam Bertaubat dan Mencapai Hajat
mang yg dimaksud dgn 'upacara agama' kyk gimn seh? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote: Tetapi tentu tidak salah bila dirayakan dengan upacara agama. - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 17, 2010 7:02 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Rasulullah saw Wasilah dalam Bertaubat dan Mencapai Hajat Teman kami seorang Muhammadyah menolak maulid dengan alasan peringatan ulang tahun bukan perintah agama. Dia menganggap maulid meniru Kristen yang merayakan kelahiran Nabi Isa alaihissalam (natal) Hmmm.penafsiran berbeda yang baru kudengar, tapi memang betul sih, peringatan ulang tahun Nabi bukan ibadah. rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, syamsuri syamsuri149@ wrote: Kini kita telah memasuki bulan kelahiran Nabi saw, bulan Rabi'ul Awwal 1431 H. Sebentar lagi kaum muslimin akan memperingati hari kelahirannya yang penuh berkah. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Gayung bersambut, kata berjawab. Lihat sambutan yang disisipkan di bawah. HMNA - Original Message - From: ah-mbel-ah eyang_mbelge...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 11:53 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Komentar Rafina ini agak berbelok dari konsep 'tirani mayoritas' Indonesia karena yang dimaksudkan di sini adalah persentase pemeluk agama Islam 86.1%, Protestan 5.7%, Katholik 3%, Hindu 1.8%, dan lain-lainnya 3.4% (sensus 2000). Artinya dari 240.271.522 (estimasi jumlah penduduk pada bulan Juli 2009) 86.1% nya adalah 206.873.780. Jadi bukan mayoritas kesukuannya. Sebagian kecil dari angka ini (barangkali tidak lebih dari 10%) adalah tiran-tiran fundamentalis (wahabi/salafi) yang bercokol di dalam sistem pemerintahan dan pusat-pusat kekuasaan. Mereka ini, seperti ular, merayap-rayap di dalam sistem dan kekuasaan melakukan upaya-upaya sistemik sedemikian rupa sehingga menggiring opini publik agar NKRI sedikit-demi-sedikit berubah menjadi NII. Kegiatan mereka di luar sistem adalah selain melakukan bullying dan teror, juga melakukan penganiayaan terhadap kaum minoritas, mensponsori berbagai kekerasan terhadap kaum lainnya. Termasuk di dalamnya adalah melarang umat berkeyakinan lain mendirikan rumah-rumah ibadah dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan peribadatan di perumahan. Pengrusakan-pengrusakan juga dilakukan secara demonstratif. ### HMNA: Pengrusakan-pengrusakan itu tidak dapat dibenarkan, tetapi dapat difahami, karena terror non-fisik yang dilakukan kelompok minoritas itu. Terror non-fisik itu berupa mengaku/memakai label Islam tetapi punya nabi sendiri, yaitu MGA. Ini adalah tindakan terror non-fisik masuk menusuk kedalam komunitas Islam menohok ummat Islam dari dalam. Kalau tidak pake label islam, tidak akan terjadi pengusikan itu. Contohnya, itu agama Bahai, walaupun mengakui kenabian Muhammad SAW, tetapi karena mereka punya nabi sendiri, mereka pakai label Bahai, dan fakta menunjukkan penganut agama Bahai tidak diusik. Kaum ini berada pada ujung ekstrim yang satu, dikendalikan oleh teks dan kekakuan dalam berkeyakinan, dibatasi ketertutupan interpretasi, ### HMNA: Ketertutupan interpretasi ? Suatu pernyataan yang sombong, ttapi tanpa reasoning ! ## dan keabsolutan pada pemahaman akidah. Mereka juga meniadakan eksistensi kaum minoritas, menolak keberagaman, menyangkal ko-eksistensi, memaksakan kehendak. Hanya ada satu kebenaran, yakni, kebenaran versi mereka. Sementara itu, di bagian kecil lainnya, berada di ujung ekstrim lainnya, ada kaum yang memposisikan diri dengan cara yang sangat liberal, penuh dinamika, dialektikal, penuh keterbukaan dan sangat menentang kesemena-menaan kaum ekstremis tersebut. Mereka secara bersama-sama menokohkan diri sebagai pahlawan bagi kaum minoritas ## Ha, ha, ha, SOK pahlawan minoritas dari Utan Kayu yang berupaya menjadi tirani minoritas, yang menghadang gerakan Islam yang mereka sebut fundamentalis Dalam situs [www.islamlib.com] mereka menulis: sudah tentu, jika tidak ada upaya-upaya untuk mencegah dominannya pandangan keagamaan yang militan itu, boleh jadi, dalam waktu yang panjang, pandangan-pandangan kelompok keagamaan yang militan ini bisa menjadi dominan. ##: , melindungi, menjaga, menerima, berinteraksi dengan kaum minoritas dan mengakui kebenaran-kebenaran serta keanekaragaman warna pelangi keyakinan. Di antara kedua ekstremis itu, sekitar 80%-an, adalah kaum moderat yang dijadikan target pengaruh (pasar ideologi) oleh kedua kelompok ekstremis ini. Ada yang berpihak ke kanan dan ada juga yang berpihak ke kiri. Amunisi yang satu berasal dari Timur Tengah dan amunisi yang satunya berasal dari Barat serta negara-negara maju. Ironisnya, penganiayaan terhadap kaum lainnya tetap terjadi di negara yang 86.1% Muslim. Di manakah kita berdiri dan tindakan apa yang telah kita ambil terhadap ketidakadilan itu? Setelah GusDur dan CakNur meninggalkan kita, kini kita hanya bisa berharap kepada para penerus pluralisme. Anis Baswedan adalah salah satunya, Guntur Romli dan Nong adalah pejuang-pejuang muda lainnya. ### HMNA: Ha, ha, ha, Guntur Romli (GR) yang simpatisan Zionos Yahudi itu? Yang 4 hari setelah kebiadaban dan kebengisan di mulai oleh negara Zionos Yahudi dalam War on Gaza, GR menujukkan ketidak senangannya pada pihak yang dizalimi
Re: [wanita-muslimah] Re: Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
- Original Message - From: Lina linadah...@yahoo.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 12:42 Subject: [wanita-muslimah] Re: Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Lalu bagaimana untuk meminamilisir ala kawin kontrak di Puncak dan sekitarnya oleh orang2 asing? selain pemberdayaan kaum wanita dan memberantas kemiskinan? ## HMNA: Apa yang dilakukan dipuncak itu adalah praktek kawin mut'ah (kawin kontrak) dan dalam rencana UU itu kawin mut'ah tsb dipidanakan. ### --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@... wrote: - Original Message - From: Abdul Muiz mui...@... To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 10:05 Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala ya tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara (KUA untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), karena sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih pas kalau digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan nikah illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara. Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan (penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? HMNA: Kalau tujuannya UU itu untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak maka tidak perlu yang melakukan nikah yang tidak dicatatkan ke negara itu dipidanakan. Cukup, jika dalam UU ditegaskan bahwa isteri dan anak-anak dari pernikahan yang tidak dicatatkan itu haknya dan staus hukumnya sama dengan pasangan yang nikah legal. Ini untuk melindungi pasangan yang tidak sanggup membayar ongkos administrasi jika kawin secara legal, sehingga terpaksa nikah tanpa mencatatkan diri di negara, untuk terhindar dari perzinaan kumpul kerbau. Bukankah dengan mempidanakan nikah yang tidak dicatat di negara itu, berarti yang kurang kuat imannya akan lebih memilih kumpul kerbau saja agar tidak dipidanakan ketimbang nikah tanpa dicatat di negara ??? # Bukankah kalau pernikahan di hadapan penghulu itu diperlakukan sama, yakni sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak dapat akta nikah) dengan mereka yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku kesewenang-wenangan kaum suami terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat diseret ke pengadilan. Toh kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan menjamin menghentikan aksi KDRT (kesewenang-wenangan, tidak menafkahi dsb), karena pernikahan legal pun juga bisa terjadi KDRT. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 18/2/10, Dwi Soegardi soega...@... menulis: Dari: Dwi Soegardi soega...@... Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 11:38 PM dua berita tentang nikah sirri ini beda nuansanya. nikah sirri yang dibela oleh Kiai Pasuruan adalah nikah sirrinya orang ekonomi lemah, tidak kuat bayar biaya administrasi KUA. Ini masalah yang harus ditertibkan oleh KUA sebelum UUnya disosialisasikan. Harus jelas berapa biaya nikah, jangan ditambahi lagi biaya siluman ngga karuan, seharusnya biayanya serendah-rendahnya, atau program subsidi buat yang tidak mampu, supaya budaya nikah sirri tersebut bisa hilang. Setelah itu profesi KUA gelap seperti para Kiai dan calo juga harus dihilangkan, di RUU perlu dicantumkan ancaman buat yang menikahkan tidak resmi. sedangkan berita nikah sirri dan feodalisme, lebih menjurus pada fenomena poligami. Kalau dulu dilakukan oleh para raja untuk menunjukkan kekuasaannya, sekarang dilakukan oleh para pengecut yang tidak mau kehidupan pernikahannya diketahui oleh publik, entah kuatir akan imejnya, atau kuatir dituntut bertanggungjawab. 2010/2/18 sunny am...@... Refleksi : Bagi yang pro feodalisme dierapkan di NKRI dan suka kawin siri dianjurkan supaya segera bermukin di Pasuruan, selama masih ada tempat. http://www.antaranews.com/berita/1266490613/ulama-pasuruan-tolak-ruu-nikah-siri Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kamis, 18
[wanita-muslimah] Hati-hati Dalam Memilih Rumah KPR
By : Alihozi Suatu hari Pak Y mengajukan permohonan fasilitas KPR ke sebuah bank untuk membeli rumah second idamannya. Setelah memenuhi semua syarat dan ketentuan pengajuan fasilitas KPR tsb, maka dilakukanlah survey oleh bank tsb untuk meninjau rumah second yang akan dibeli, ternyata pengajuan fasilitas KPR Pak Y ditolak oleh bank tsb karena rumah second yang akan dibeli berada dibawah sutet tegangan tinggi. Pernah juga suatu ketika sebuah bank melakukan survey rumah yang akan dibeli oleh seorang nasabah melalui fasilitas KPR, ternyata rumah tsb sedang dalam sengketa kepemilikan setelah dilakukan wawancara dengan warga sekitar rumah tsb. Mungkin anda pernah mengalami seperti kejadian di tsb atas, pengajuan KPR anda ditolak oleh bank dengan berbagai macam alasan khususnya karena alasan kondisi rumah dan aspek legalitasnya. Hal ini dilakukan oleh bank karena juga untuk kebaikan nasabahnya. Ketika anda membeli suatu property (rumah atau ruko) jangan membelinya secara sembarangan, pastikan agar properi tsb memenuhi syarat-syarat tertentu agar kemudian hari nilai jualnya tinggi dan juga tidak bermasalah dari aspek legalitasnya. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum memilih rumah melalui fasilitas KPR agar rumah tsb dikemudian hari mempunyai nilai tinggi dan tidak bermasalah aspek legalitasnya : 1.Rumah tsb tidak dekat kuburan 2.Tidak berada di bawah sutet tegangan tinggi 3.Jalan di depan rumah bisa masuk mobil 4.Rumah tsb tidak banjir di musim hujan. 5.Melakukan wawancara dengan warga sekitar mengenai status tanah tsb dalam sengketa atau tidak. 6.Meminta bantuan notaries bank untuk melakukan pengecekan keabsahan sertifikat di kantor BPN setempat. 7. Pastikan bahwa rumah yang akan dibeli apakah sedang dijaminkan kepada pihak lain atau tidak 8. Pastikan rumah pemilik sesungguhnya siapa, karena dikhawatirkan sudah dijual tapi belum balik nama. 9. Bila membeli rumah dideveloper yang masih dalam kondisi indent (belum ada bangunannya), pastikan developernya tsb memang mempunyai kredibilitas yang bagus atau mempunyai komitmen yang tinggi untuk menyelesaikan rumah yang sedang dalam proses pembangunan. 10.Bila membeli rumah dideveloper yang sertifikatnya masih induk pastikan covernote (surat keterangan) yang menjelaskan kapan selesainya pemecahan sertifikat tsb adalah covernote dari notaries yang mempunyai kredibilitas yang bagus. Semoga bermanfaat Salam hangat, Alihozi http://alihozi77.blogspot.com Bagi Anda yang membutuhkan fasilitas KPR Bank Muamalat hub/sms ali Hp : 0813-882-364-05 atau email ali.h...@yahoo.co.id
[wanita-muslimah] Re: [Mayapada Prana] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
- Original Message - From: Stephanus K. Wibowo nanusn...@gmail.com To: mayapadapr...@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 15:06 Subject: Re: [Mayapada Prana] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna FYI juga, i love the books.. Sungguh disayangkan kalo ada orang yang sampe kepikiran untuk membakar buku-buku semacam itu.. Btw, Pak Nur, apakah Anda setuju dengan ide membakar buku-buku yang isinya tidak sejalan dengan pemikiran Anda? ### HMNA: Itu tergantung isi bukunya. Tidak semua yang tidak kita setujui itu harus dibakar. Kalau bukunya seperti karangan AK itu yang menurut penilaian penjaga gawang aqidah yaitu para ulama Islam, itu membahayakan aqidah remaja/ABG ummat Islam yang masih labil kejiwaannya, maka pemikiran/faham AK itu tidak boleh masuk ranah publik. Dan adalah fakta buku2 itu mempengaruhi kalangan ummat Islam yang terpukau lalu masuk pedepokannya AK. Dan anda tahu bukan, sekarang timbul masalah pelecehan seksual (kalau pake istilah yuridis: pencabulan) dalam padepokan AK dan sudah menjadi ranah hukum, urusan pranata hukum. Salam hangat, Nanus Slamet Rahardjo Soegiharto On 2/19/10, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote: Just fyi Wassalam HMNA - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Friday, February 19, 2010 10:55 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya. Wassalam From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id] Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM To: Yulia Farida Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; tadab...@yahoogroups.com; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; mayapadapr...@yahoogroups.com; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups. Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam. Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand Krishna. Atas bantuannya terimakasih. Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, HMNA: Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran. 38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern, dinilai telah melecehkan agama Islam. Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati-hati dalam membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran Tuhan Bersama Anthony de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah itu, dikatakan bahwa Anand mengkritik Gereja katolik sebagai institusi yang tidak konsisten. Agaknya, penerbit Gramedia berkaca pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah satu anak perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA. Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu mengambil jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran. Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping buku2 yang telah dibedah dalam postingan lalu: The Hanuman Factor, Life Lessons from the Most Successful Spiritual CEO One Earth, One Sky, One Humankind Celebration of Unity in Diversity Merayakan Hidup Indonesia Baru Ilmu Medis dan Meditasi Cakrawala Sufi, Menyelami Samudra Kebijaksanaan Sufi Sama - Sama Gila Be The Change Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi Fajar Pencerahan di Lembah Kesadaran Penunjang Meditasi Kehidupan Tao Teh Ching Bagi Orang Modern Wassalam [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
- Original Message - From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 15:35 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy? Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D HMNA: Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik dan menjadi polusi, harus dilenyapkan. On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote: Just fyi Wassalam HMNA - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Friday, February 19, 2010 10:55 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya. Wassalam -- From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id] Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM To: Yulia Farida Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; tadab...@yahoogroups.com ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; mayapadapr...@yahoogroups.com ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups. Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam. Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand Krishna. Atas bantuannya terimakasih. Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, HMNA: Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran. 38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern, dinilai telah melecehkan agama Islam. Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati- hati dalam membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran Tuhan Bersama Anthony de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah itu, dikatakan bahwa Anand mengkritik Gereja katolik sebagai institusi yang tidak konsisten. Agaknya, penerbit Gramedia berkaca pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah satu anak perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA. Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu mengambil jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran. Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping buku2 yang telah dibedah dalam postingan lalu: The Hanuman Factor, Life Lessons from the Most Successful Spiritual CEO One Earth, One Sky, One Humankind Celebration of Unity in Diversity Merayakan Hidup Indonesia Baru Ilmu Medis dan Meditasi Cakrawala Sufi, Menyelami Samudra Kebijaksanaan Sufi Sama - Sama Gila Be The Change Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi Fajar Pencerahan di Lembah Kesadaran Penunjang Meditasi Kehidupan Tao Teh Ching Bagi Orang Modern Wassalam
[wanita-muslimah] JAKARTA, Feb 18 AAP - 'Prince Of Jihad' Set To Face Bombing Trial
'Prince Of Jihad' Set To Face Bombing Trial By Adam Gartrell, South-East Asia Correspondent JAKARTA, Feb 18 AAP - An Indonesian Islamist nicknamed the Prince of Jihad will face trial accused of raising funds for last year's Jakarta hotel attacks but prosecutors admit they may struggle to convict him. Prosecutors will allege Mohammed Jibril was linked to terrorist Saifuddin Jaelani, also known as Saifuddin Zuhri, one of the chief planners of the July 17 bombings on the JW Marriott and Ritz-Carlton hotels that killed seven, including three Australians. They will allege Jaelani received funds from a retired Saudi teacher named Al Khelaw Ali Abdullah which he passed on to Jibril to open an internet cafe in 2008. From this internet cafe they could generate some more money as well as using it as a way to communicate their views to the outside world, prosecutor Totok Bambang told AAP ahead of next week's trial. Before the attacks Jibril, 25, was well-known for publishing a popular radical Islamist website and a glossy magazine called Jihadmagz. He is the son of prominent radical cleric Abu Jibril, a former student of Abu Bakar Bashir, the spiritual leader of Jemaah Islamiah (JI), the group responsible for the 2002 Bali bombings. He is known to have spent some time working with a JI unit in Karachi. Nonetheless, Bambang conceded it had been difficult to mount a case against Jibril. This is a difficult case because this is the case of funding terrorism, he says. In funding, it's difficult to get evidence because only several transactions could be traced. They deliver the money hand to hand, not through bank accounts. There are very few witnesses for this. Terrorism expert Sidney Jones said the evidence against Jibril appeared weak. It came as a surprise to a lot of people when he was arrested because he was somebody who seemed all bluster, and not necessarily involved in any way, Dr Jones told AAP. Jaelani was a senior acolyte of terrorist leader Noordin Mohammed Top, who was killed in a police raid in September. After Top's death, Jaelani is thought to have assumed control of Top's violent JI splinter cell, which was believed responsible for a string of attacks in Jakarta and Bali. But Jaelani was himself killed in a separate police raid in October. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Lumpur Lapindo
Agaknya kasus Bank Century akan seperti kasus Lumpur Lapindo, yaitu menghilang entah kemana pergi solusinya. Bagi yang belum sempat berkunjung untuk melihat Lumpur Lapindo di Sidoarjo, bisa melihat videonya dengan click pada situs ini: http://tragedilapindo.wordpress.com/2010/02/19/kumpulan-film-dokumentar-lumpur-lapindo/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek
Politik 19/02/2010 - 01:04 *PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek* Abdullah Mubarok (istimewa) INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian. Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat (19/2) dini hari. Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya: Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik pajak dengan aparat kepolisian. Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan. Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah oleh Misbakhun. Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya, sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di DPR. Dia mengatakan, L/C yang dimilikinya ada bukti transaksinya, melalui unit perusahaan dan bisnisnya yang riil, serta ada pengusaha dan pengurus perusahaan yang kredibel dan dipercaya perbankan dalam menjalankan bisnisnya. Misbakhun juga menjelaskan bahwa pengajuan L/C di Bank Century karena kebetulan. Sebab, saat itu dia juga mengajukan L/C di Bank Danamon. Kalau L/C tersebut melalui Bank Century, itu karena kebetulan semata dan terjadi akad kredit L/C tersebut tahun 2007, katanya. [bar] http://inilah.com/news/read/politik/2010/02/19/354522/pt-tempat-politisi-pks-jadi-komisaris-digerebek/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek
Hehehe... menarik. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Hongaria Cantik ukhti.honga...@... wrote: Politik 19/02/2010 - 01:04 *PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek* Abdullah Mubarok (istimewa) INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian. Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat (19/2) dini hari. Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya: Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik pajak dengan aparat kepolisian. Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan. Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah oleh Misbakhun. Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya, sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di DPR. Dia mengatakan, L/C yang dimilikinya ada bukti transaksinya, melalui unit perusahaan dan bisnisnya yang riil, serta ada pengusaha dan pengurus perusahaan yang kredibel dan dipercaya perbankan dalam menjalankan bisnisnya. Misbakhun juga menjelaskan bahwa pengajuan L/C di Bank Century karena kebetulan. Sebab, saat itu dia juga mengajukan L/C di Bank Danamon. Kalau L/C tersebut melalui Bank Century, itu karena kebetulan semata dan terjadi akad kredit L/C tersebut tahun 2007, katanya. [bar] http://inilah.com/news/read/politik/2010/02/19/354522/pt-tempat-politisi-pks-jadi-komisaris-digerebek/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
;-) ah Eyang jadul... IMHO, mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan pemikiran-pemikiran negatif, Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul ya gimana Padahal sejarah membuktikan bahwa, yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab... Artinya transparansi, informasi yang berlimpah, yang malah akan memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil. Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah sebetulnya menjerumuskan. Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya? Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya... - Original Message - From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 15:35 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy? Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D HMNA: Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik dan menjadi polusi, harus dilenyapkan. On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote: Just fyi Wassalam HMNA - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Friday, February 19, 2010 10:55 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya. Wassalam -- From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id] Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM To: Yulia Farida Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; tadab...@yahoogroups.com ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; mayapadapr...@yahoogroups.com ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups. Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam. Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand Krishna. Atas bantuannya terimakasih. Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, HMNA: Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran. 38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern, dinilai telah melecehkan agama Islam. Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih berhati- hati dalam membaca buku Anand , Maranatha: Mabuk Anggur Kehadiran Tuhan Bersama Anthony de Mello. Dalam rubrik resensi buku majalah itu, dikatakan bahwa Anand mengkritik Gereja katolik sebagai institusi yang tidak konsisten. Agaknya, penerbit Gramedia berkaca pada masa lalu. Pada 1991, tabloid Monitor, salah satu anak perusahaan kelompok Kompas - Gramedia, dibredel akibat isu SARA. Karena tak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali, penerbit itu mengambil jalan aman dengan menarik buku-buku Anand dari peredaran. Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Anand Krishna di samping buku2 yang telah dibedah dalam postingan lalu:
[wanita-muslimah] Newsweek, February 12, 2010 - The Jihad Against the Jihadis
http://www.newsweek.com/ Newsweek The Jihad Against the Jihadis How moderate Muslim leaders waged war on extremistsand won. By http://www.newsweek.com/id/173014 Fareed Zakaria | NEWSWEEK Published Feb 12, 2010 From the magazine issue dated Feb 22, 2010 September 11, 2001, was gruesome enough on its own terms, but for many of us, the real fear was of what might follow. Not only had Al Qaeda shown it was capable of sophisticated and ruthless attacks, but a far greater concern was that the group had or could establish a powerful hold on the hearts and minds of Muslims. And if Muslims sympathized with Al Qaeda's cause, we were in for a herculean struggle. There are more than 1.5 billion Muslims living in more than 150 countries across the world. If jihadist ideology became attractive to a significant part of this population, the West faced a clash of civilizations without end, one marked by blood and tears. These fears were well founded. The 9/11 attacks opened the curtain on a world of radical and violent Islam that had been festering in the Arab lands and had been exported across the globe, from London to Jakarta. Polls all over the Muslim world revealed deep anger against America and the West and a surprising degree of support for Osama bin Laden. Governments in most of these countries were ambivalent about this phenomenon, assuming that the Islamists' wrath would focus on the United States and not themselves. Large, important countries like Saudi Arabia and Indonesia seemed vulnerable. More than eight eventful years have passed, but in some ways it still feels like 2001. Republicans have clearly decided that fanning the public's fears of rampant jihadism continues to be a winning strategy. Commentators furnish examples of backwardness and brutality from various parts of the Muslim worldand there are manyto highlight the grave threat we face. But, in fact, the entire terrain of the war on terror has evolved dramatically. Put simply, the moderates are fighting back and the tide is turning. We no longer fear the possibility of a major country succumbing to jihadist ideology. In most Muslim nations, mainstream rulers have stabilized their regimes and their societies, and extremists have been isolated. This has not led to the flowering of Jeffersonian democracy or liberalism. But modern, somewhat secular forces are clearly in control and widely supported across the Muslim world. Polls, elections, and in-depth studies all confirm this trend. The focus of our concern now is not a broad political movement but a handful of fanatics scattered across the globe. Yet Washington's vast nation-building machinery continues to spend tens of billions of dollars in Iraq and Afghanistan, and there are calls to do more in Yemen and Somalia. What we have to ask ourselves is whether any of that really will deter these small bands of extremists. Some of them come out of the established democracies of the West, hardly places where nation building will help. We have to understand the changes in the landscape of Islam if we are going to effectively fight the enemy on the ground, rather than the enemy in our minds. Once, no country was more worrying than bin Laden's homeland. The Kingdom of Saudi Arabia, steward of the holy cities of Mecca and Medina, had surpassed Egypt as the de facto leader of the Arab world because of the vast sums of money it doled out to Islamic causesusually those consonant with its puritanical Wahhabi doctrines. Since 1979 the Saudi regime had openly appeased its homegrown Islamists, handing over key ministries and funds to reactionary mullahs. Visitors to Saudi Arabia after 9/11 were shocked by what they heard there. Educated Saudisincluding senior members of the governmentpublicly endorsed wild conspiracy theories and denied that any Saudis had been involved in the 9/11 attacks. Even those who accepted reality argued that the fury of some Arabs was inevitable, given America's one-sided foreign policy on the Arab-Israeli issue. America's initial reaction to 9/11 was to focus on Al Qaeda. The group was driven out of its base in Afghanistan and was pursued wherever it went. Its money was tracked and blocked, its fighters arrested and killed. Many other nations joined in, from France to Malaysia. After all, no government wanted to let terrorists run loose in its land. But a broader conversation also began, one that asked, Why is this happening, and what can we do about it? The most influential statement on Islam to come out of the post-9/11 era was not a presidential speech or an intellectual's essay. It was, believe it or not, a United Nations report. In 2002 the U.N. Development Program published a detailed study of the Arab world. The paper made plain that in an era of globalization, openness, diversity, and tolerance, the Arabs were the world's great laggards. Using hard data, the report painted a picture of political, social, and intellectual stagnation in countries from
[wanita-muslimah] Muslim Pro Demokrasi bersama sama Nato merebut Porf.Helmand
Six Nato soldiers have died in Afghanistan's Helmand province so far in the current joint Nato-Afghan offensive in the region. A US marine general says his forces now have control of the main roads and markets in the Taliban stronghold of Marjah. But fighting is still raging in other parts. Al Jazeera's James Bays sat down with Mohammad Golab Mangal, the governor of Helmand province, to discuss the joint assault. The governor says that, so far, the operation has been a success. http://english.aljazeera.net/news/asia/2010/02/201021945820443579.html Semoga Taliban kembali kpd jalan yang lurus dan wajib mentaati pemerintahan yang syah..stop membunuh orang2 civil, anak2 dan wanita2 Membunuh seorang civil artinya membunuh semua manusia. salam
Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
Mas Muiz yss., Saya malah melihat, 0. Pencatatan itu tuntunan Islam yang lurus. 1. Harusnya pencatatan KUA itu dibuat sedemikian rupa hingga tidak memberatkan orang mencatatkan pernikahannya. Artinya negara YANG HARUS MEMFASILITASI harusnya GRATIS. Kalo diwajibkan tapi bayarnya mahal dan tidak terjangkau, namanya ya preman dong... Malah denger2 di Dep Agama, KUA ini termasuk tempat basah... ya sudah kalo begini, mungkin ini contoh menjual ayat dengan harga yang sedikit... :-( - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 9:05 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala ya tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara (KUA untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), karena sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih pas kalau digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan nikah illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara. Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan (penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? Bukankah kalau pernikahan di hadapan penghulu itu diperlakukan sama, yakni sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak dapat akta nikah) dengan mereka yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku kesewenang-wenangan kaum suami terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat diseret ke pengadilan. Toh kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan menjamin menghentikan aksi KDRT (kesewenang-wenangan, tidak menafkahi dsb), karena pernikahan legal pun juga bisa terjadi KDRT. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 18/2/10, Dwi Soegardi soega...@gmail.com menulis: Dari: Dwi Soegardi soega...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 18 Februari, 2010, 11:38 PM dua berita tentang nikah sirri ini beda nuansanya. nikah sirri yang dibela oleh Kiai Pasuruan adalah nikah sirrinya orang ekonomi lemah, tidak kuat bayar biaya administrasi KUA. Ini masalah yang harus ditertibkan oleh KUA sebelum UUnya disosialisasikan. Harus jelas berapa biaya nikah, jangan ditambahi lagi biaya siluman ngga karuan, seharusnya biayanya serendah-rendahnya, atau program subsidi buat yang tidak mampu, supaya budaya nikah sirri tersebut bisa hilang. Setelah itu profesi KUA gelap seperti para Kiai dan calo juga harus dihilangkan, di RUU perlu dicantumkan ancaman buat yang menikahkan tidak resmi. sedangkan berita nikah sirri dan feodalisme, lebih menjurus pada fenomena poligami. Kalau dulu dilakukan oleh para raja untuk menunjukkan kekuasaannya, sekarang dilakukan oleh para pengecut yang tidak mau kehidupan pernikahannya diketahui oleh publik, entah kuatir akan imejnya, atau kuatir dituntut bertanggungjawab. 2010/2/18 sunny am...@tele2.se Refleksi : Bagi yang pro feodalisme dierapkan di NKRI dan suka kawin siri dianjurkan supaya segera bermukin di Pasuruan, selama masih ada tempat. http://www.antaranews.com/berita/1266490613/ulama-pasuruan-tolak-ruu-nikah-siri Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kamis, 18 Pebruari 2010 17:56 WIB | Peristiwa | Pendidikan/Agama | Pasuruan (ANTARA News) - Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Desa Ketapan, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, KH Machrus Ali menolak Rancangan Undang-undang Nikah Siri dan mengkritik klausla ancaman pidana terhadap pelaku nikah siri di RUU itu, padahal syariat Islam menyatakannya sah. Ketua Umum Forum Kiai Muda Indonesia ini menjelaskan, nikah siri sangat berbeda dari kawin kontrak (nikah mut`ah) dan meminta pemerintah tidak menyamakan keduanya, sebaliknya perlu melihat langsung kasusnya di lapangan. KH Machrus khawatir, jika pelaku nikah siri dipidanakan maka efek yang bakal terjadi menyuburkan praktik prostitusi, karena sanksi pidana nikah siri hanya 6 bulan - 1 tahun, sementara pelaku prostitusi hanya dipidana kurungan 7 hari. Ia menjelaskan, nikah siri yang terjadi di wilayah Rembang, Pasuruan adalah pernikahan yang dilaksanakan sesuai syariat Agama Islam, yakni syarat dan rukun nikahnya telah terpenuhi, sertua bertujuan membangun keluarga. Hanya saja pernikahannya tidak dicatatkan ke Kantor Urusan Agama, kata KH
Re: [wanita-muslimah] PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek
wah, ada pembunuhan karakter pks nih rupanya salam, -- wikan 2010/2/19 Hongaria Cantik ukhti.honga...@gmail.com Politik 19/02/2010 - 01:04 *PT Tempat Politisi PKS Jadi Komisaris, Digerebek* Abdullah Mubarok (istimewa) INILAH.COM, Jakarta - PT Selalang Prima Internasional (PT SPI) dikabarkan digerebek oleh penyidik pajak dan aparat kepolisian. Informasi ini diperoleh INILAH.COM dari sumber di lingkungan aparat, Jumat (19/2) dini hari. Melalui pesan singkat, sumber INILAH.COM tidak menjelaskan secara detail waktu dan tanggal penggerebekan. Berikut isi SMS-nya: Baru-baru ini PT Selalang Prima Internasional sudah digerebek oleh penyidik pajak dengan aparat kepolisian. Seperti diketahui, PT SPI merupakan salah satu perusahaan yang mengajukan letter of credit ke Bank Century, tahun 2007. Nama anggota DPR dari Fraksi PKS, Mukhamad Misbakhun tercatat sebagai komisaris perusahaan. Disebut-sebut L/C yang diajukan PT SPI adalah L/C fiktif. Hal ini dibantah oleh Misbakhun. Sangat berbeda pengertian antara L/C fiktif dan L/C gagal bayar. L/C fiktif tidak ada kegiatan transaksi dan kegiatan bisnis riil yang meng-cover-nya, sementara L/C gagal bayar adalah L/C yang ada kegiatan bisnis riilnya, kata Misbakhun melalui pesan singkat juga yang beredar di kalangan wartawan di DPR.
[wanita-muslimah] Arrests 'severe blow'' to Taliban
http://www.theaustralian.com.au/news/world/arrests-severe-blow-to-taliban/story-e6frg6so-1225832347092 Arrests 'severe blow'' to Taliban Amanda Hodge, South Asia correspondent From: The Australian February 20, 2010 12:00AM PAKISTANI and US forces have arrested a further five senior Afghan Taliban commanders, raising hopes that Islamabad is finally cutting ties with its militant neighbours. The arrests, which included two shadow Afghan Taliban governors, were believed to have occurred about the time the organisation's No 2 commander, Mullah Abdul Ghani Baradar, was arrested in the southern Pakistan city of Karachi last week. News of the arrests came yesterday as reports suggested Mohammad Haqqani, son of the most wanted Afghan Taliban commander, Jalaluddin Haqqani, had been killed in a US drone attack on a North Waziristan militant hideout. All five senior militants taken in the past fortnight were said to be members of the Taliban's Quetta Shura, a supreme council of commanders believed to control the Afghan insurgency from Pakistan. Afghanistan's governor for Kunduz yesterday confirmed that the Taliban shadow governor for his region, Mullah Abdul Salam, and the shadow governor for Baghlan, Mullah Mohammad, were among those detained. Since its ousting from government in 2001, the Taliban has built a network of proxy provincial leaders, whose primary responsibility is organising military activities across Afghanistan. Mohammad Omar said his information about their capture, which occurred nearly a week ago, was based on national intelligence sources. Two Taliban bodyguards were also arrested with the shadow governors, while another three suspected senior militants were being questioned by Pakistani intelligence officers. Among them was Ameer Muawiya, an associate of Osama bin Laden, who is believed to command foreign al-Qa'ida militants operating in Pakistan's northwestern tribal regions, and Akhunzada Popalzai, a former Taliban shadow governor of Zabul province in Afghanistan and Kabul police chief under the Taliban government. The third person was identified only as Hamza, a former Afghan army commander in Helmand province under the Taliban's rule. The US has hailed the arrests as a severe blow to the Afghan militant insurgency. I don't want to use the term `Quetta Shura' because some people in Pakistan don't like it, but these people arrested belong to the supreme command of the Taliban, US special envoy to the region Richard Holbrooke said yesterday during his eighth trip to Pakistan in a year. Mr Holbrooke said the arrests were good news after a long time of bad news and were symbolic of a new level of co-operation with Pakistan. Pakistan reportedly gave permission late last month for US intelligence officials to expand surveillance activities in Karachi and the arrests of Baradar, head of the Quetta Shura and second only to supreme commander Mullah Omar, and the two shadow governors occurred after US intelligence officers handed over intercepted Taliban communications. The US has long accused Pakistan of playing a double game over Afghanistan, promising co-operation in the war against terror while covertly supporting the Afghan Taliban to maintain control over its western neighbour and counter growing Indian influence there. But a Pakistani intelligence official told the Washington Post yesterday that the latest arrests were a direct result of the US finally providing Pakistan with the concrete intelligence it had long sought on Taliban leaders' whereabouts. We are dependent on technical intelligence being provided by the US . . . That is exactly what happened here, the Inter-services intelligence official said. Pakistani Foreign Minister Shah Mahmood Qureshi insisted the arrests were not driven by US pressure, but fear of Taliban influence in Pakistan. But former CIA officer Bruce Riedel, who last year led a White House review of its Afghan strategy, yesterday cast doubt on Pakistan's motives. Does it mean the ISI is fully on board? I doubt it, he said, while adding it was a significant step in the right direction. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Terrorists made in Australia
http://www.smh.com.au/nsw/terrorists-made-in-australia-20100219-olzf.html Terrorists made in Australia MALCOLM BROWN, RICK FENELEY AND JACQUELINE MALEY February 20, 2010 The ingredients for Sydney's terrorist conspiracy seemed so ordinary: a couple of small businessmen, an uncle and his nephew, a kid who fished from a ferry wharf. Malcolm Brown, Rick Feneley and Jacqueline Maley report. Even in the days ASIO was watching him, he liked to fish. Even while his phone was tapped and he was recorded saying: ''I will kill John Howard.'' That call was made on August 27, 2005. Howard was prime minister and the young man under surveillance, at 21, was a familiar face among the anglers on the ferry wharf at Abbotsford on Sydney Harbour. This is where he had spent much of his teens, down the road from his father's home. On Friday and Saturday nights, from age 16, he would go fishing with his local shopkeeper, Tony. Tony, now 55, describes himself as a Catholic Chinese from Papua New Guinea. As he told the Herald this week, Abbotsford ''is not a Muslim suburb''. It is multicultural, but his friend was among few Muslims. From a family of eight boys and four girls, he was a ''good kid''. They would fish together for about five years. Until the police came. ''We'd catch some bream, but [he] was good at catching calamari,'' Tony recalled. ''He would give it away to the Italians, the Vietnamese.'' The second last time Tony saw his mate as a free man, his appearance had changed. He was wearing a traditional robe and growing a beard. ''It was not a very successful beard. He wasn't a very hairy guy. I laughed at him - 'You're wearing a dress!' - and he laughed too.'' The young man was not offended. Tony saw nothing that suggested a sudden turn to extremism. This week, the young fisherman, now 25, was among five men sentenced in the Supreme Court in Sydney for their roles in a terrorism conspiracy. After a 10-month trial, Australia's longest terrorism case, they were whipped away with heavy police escort to serve very long jail sentences - a maximum 130 years between them - leaving a total of 12 children and wives or former wives to fend for themselves. They cannot be named in Victoria for legal reasons. Another four men had already pleaded guilty, and two of them were released from jail last year. Tony had gone to court as a character witness for his friend. He was horrified by his sentence - 23 years with a non-parole period of 17 years and three months - although it was the lightest given to the final five conspirators. ''I think he was a naive young man, probably taken in by these older guys,'' Tony said. Like his mate's sister, he believes a grave injustice has been done. They refuse to believe he ever intended to hurt anybody, let alone Howard. That phone call may have been youthful bluster, says the sister. In fact, the trial judge, Anthony Whealy, found insufficient evidence to conclude any of the conspirators intended to kill anyone. His sentences - the heaviest was 28 years - have provoked anger among many Muslims. But one community leader suggested Muslims could be split into four camps on the case: those who believed, like Sheikh Taj el-Din al Hilaly, that the five men were convicted for their thoughts, not their actions; extremists who, while normally Hilaly's rivals, supported this line and hoped it would stir anger and radicalise more people; those who believed the court's finding must be accepted and that Australia's security is paramount; and a ''silent'' group who went further, believing - though not declaring - that the five got what they deserved. Some worried most about the radicalising of more young men like the angler. What moved him to gather the ingredients for explosives? What moved his associates to assemble a terrifying arsenal of weapons, ammunition and chemicals for bombs? Justice Whealy said their conspiracy took on a life and a menace of its own which tended to exceed the contribution of the individuals. Even if none intended to kill, the end result, in all probability, would have been an outrage, massive destruction of property and possible loss of innocent lives. Australia had welcomed these men and their families. What turned them against Australia? Convict 1, from Bankstown, was branded by the prosecution as the ''puppet master'' of the Sydney conspirators. He was born in Lebanon 44 years ago, came to Australia at 11 and went on to Bankstown High, where he completed year 10. He has 11 siblings, all in Australia. He was a metal fabrication apprentice with the Water Board. He then did mechanical engineering and completed a rigging and crane driver course. He went into a family business, working with structural steel on building sites. He married at 22 and had six children. He started his own drafting business. But Convict 1 became radicalised. He collected extremist material which told him that if Muslim lands were
[wanita-muslimah] Fw: [nasional-list] Envoys play hookie over poor English
- Original Message - From: Holy Uncle To: National ; media care ; Tionghoa-net Sent: Friday, February 19, 2010 6:09 AM Subject: [nasional-list] Envoys play hookie over poor English Envoys play hookie over poor English Last Updated : 2010-02-18 12:13 PM The Himalayan Times Associated Press JAKARTA: Some Indonesian envoys based in embassies abroad are so weak in English language skills that they take sick leave to avoid meeting foreign officials, a senior Foreign Ministry official said. Imron Cotan, Indonesias No 2 Foreign Ministry bureaucrat, told a parliamentary committee that the problem lies not with his own diplomats but with attaches sent to embassies by other ministries including defence, trade and finance. I found that a number of our attaches are not fluent in English, The Jakarta Post newspaper today reported Cotan telling a parliamentary committee investigating the performance of Indonesian diplomats. Every time their counterparts from the home government want to meet them, they freak out and seek ways to avoid the meetings, Cotan added. Sick leave was the favourite excuse for missing such meetings, Cotan said. He did not give an estimate of how many attaches had substandard English. Cotan - who has represented Indonesia in New York, Geneva and Australia - suggested that all attache candidates pass a written test in English, which is an international language of diplomacy. Most Indonesians speak Bahasa Indonesia, the official language in a country that also has hundreds of other dialects. English is a compulsory part of the public school curriculum but the language is rarely heard and few Indonesians are proficient. Foreign Ministry spokesman Teuku Faizahsyah today confirmed the newspaper report, but declined to identify which of Indonesias 119 embassies had been affected by the language deficiencies. http://www.thehimalayantimes.com/fullNe ... sID=228417 Hotmail: Free, trusted and rich email service. Get it now. [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Muslim as Minorities in the Secular Nation-States
Muslim as Minorities in the Secular Nation-States Paper read at the two-day national seminar on ‘Minority Rights and Islamophobia: Limits on Freedoms’ under the aegis of Islamic Fiqh Academy (India) on January 2-3, 2010 at Hamdard Convention Centre, Hamdard Nagar, New Delhi. By Maqbool Ahmed Siraj The world we live in today is no longer a combination of regions or states that are culturally or faithwise pure. During the last 200 years, the political geography has altered the map of the world in that nation-states have replaced empires and sultanates. There are over 1.57 million Muslims in the contemporary world*. In nearly 56 countries they are in majority and are masters of their own destiny. But nearly a third of the total Muslims reside as minorities in large number of countries outside the Muslim world, be it for historical reasons, as economic migrant or dislocated for political reasons hence refugees. Besides, several Muslim countries have sizeable non-Muslims living as minorities within their political domain. Even the vast swathe of land constituting the Middle East (where Muslims share Arabic and Islam as integral elements of their identity), is divided into as many as 22 Arab nation-states. Neither all Arabs are Muslims, nor all Muslims are Arabs. This in itself is a testimony to the fact that universal brotherhood of Muslim ummah is largely notional and nation-states are a reality that simply cannot be wished away. The term Ummah is of course invoked emotionally every time Muslims make a common cause or face certain issues maligning their faith e.g., publication of sacrilegious cartoons by the Danish Daily or Salman Rushdie’s book derogatory of the Holy Prophet. It also becomes a rallying point if the issue is Islam-specific and support has to be generated on the basis of faith. But national borders restrict its applicability inasmuch as Muslims in all nation-states have to be governed in conformity to their own Constitutions rather than a universal code. Common elements of faith, religion and culture do define the contours of their states as a whole, but ethnicity, languages they speak, the collective memory of the past (i.e., history), come into play when it comes to laying down the rules of governance. And every state is guided by its security or economic interest in such matters. It is why bodies like the Organisation of Islamic Conference (OIC) have remained more of a forum of discussion of common issues. In fact, its relevance to the life of an average citizen of Muslim nations pales into insignificance when compared to European Union (EU) which is a forum of culturally disparate and historically mutually squabbling nations of Europe . While OIC remains a non-entity even in matters of a common currency, EU has successfully put in place a common market, common currency i.e., Euro and security blocks. Issue of nation-state has hardly ever received the scholastic attention among Muslims as it ought to have deserved. The question of religious minorities is essentially an adjunct to such a discussion. Even here the question of non-Muslim minorities in Muslim nation-states has received greater focus as it draws some legitimacy owing to its mention in the Holy Quran and Hadith wherein non-Muslims are described as Zimmi. But the status of Muslim minorities in non-Muslim nation-states such as those in India , Russia , China , or United States and the countries of Europe has hardly ever been discussed threadbare. Mercifully, Muslims in these nation-states had had the advantage of a democratic set-up and have developed religious and cultural institutions commensurate with the demands of their faith. They are well integrated into those societies and doing well for themselves. In fact, some of these minorities have enjoyed more civil liberties than their counterparts in the so-called Muslim nation-states. Occasionally, issues such as headscarves, growing of beard while serving in armed forces, or Ramazan rigmarole, or sacrilege of religious figures do crop in. They are also subjected to racial profiling, discrimination and hostility from extreme nationalist forces. But overall liberal humanism that guides these states provides the necessary legal and constitutional framework for the resolution of these issues. What is obvious is that much of the issues pertaining to Muslim minorities find solution in the liberal-humanistic set up they have opted for, rather than any intellectual initiative from the Muslim minority itself. With most Muslim states today being nominally Islamic, definition of ‘Zimmi’ does not seem to be applicable to the non-Muslim minorities residing within their borders. For instance, Coptic Christians (who make up six per cent of Egypt ’s population) hardly fit into this description. They are as much nationals of Egypt as anyone across the religious dividing line. No Muslim state
[wanita-muslimah] Pulang Mengaji, Bocah 7 Tahun Diperkosa
*DENPASAR, KOMPAS.com *— Kondisi Bunga, bukan nama sebenarnya, bocah 7 tahun korban perkosaan di Denpasar, Bali, berangsur-angsur membaik. Saat ini, Bunga masih menjalani perawatan intensif di ruang Bakung, Rumah Sakit Sanglah Denpasar. “Sekarang kondisinya sudah membaik, tapi kami memerlukan perawatan luka dan mentalnya,” ujar dr Ida Bagus Putu Alit, Kepala Forensik RS Sanglah Denpasar. Tim dokter RS Sanglah Denpasar yang menangani korban juga tengah berusaha menyembuhkan trauma korban pascakejadian mengenaskan yang baru saja dialaminya. “Itu sudah standar bagi kami. Selain penanganan kejiwaan, kami harus evaluasi mentalnya supaya pada kemudian hari jangan sampai ada tekanan mental pada dirinya,” imbuhnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Bunga yang kini masih duduk di kelas I sekolah dasar diculik seorang pria tak dikenal saat pulang dari mengaji di sekitar rumahnya. Korban dibawa ke suatu tempat lalu diperkosa. Sampai saat ini, tersangka pemerkosaan masih dalam pengejaran aparat Poltabes Denpasar. -- Aldo Desatura ® © Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] STORY OF A MUSLIM MAN
The Messenger of Allah sallallahu alaihi wa sallam said: two favours (of Allah) from many people... health and fursat (free time) This email is a true story with pictures. It is a story of a person from Bahrain named Ibrahim Nasser. He has been paralyzed completely since birth and can only move his head and fingers. Even his breathing is done with the help of instruments. It was the wish of this young man to meet sheik Nabeel Al-Awdi. So Ibrahim's father spoke the sheik on the phone in order to arrange a visit to Ibrahim. This is sheik Nabeel at the airport. Ibrahim was very happy to see sheik Nabeel open the door to his room. We can only see his happiness from his expression as he is unable to speak The moment sheik Nabeel entered Ibrahim's room And this is Ibrahim's expression on meeting sheik Nabeel Notice the breathing instrument around Ibrahim's neck.. he is unable to even breath normally. And a kiss on the for head for Ibrahim Ibrahim with his father, uncle and sheik Nabeel Thus sheik Nabeel and Ibrahim started talking about da'wa on the internet and the striving it requires. They also exchanged some stories And during their conversation sheik Nabeel asked Ibrahim a question. A question that made Ibrahim weep... and tears rolled down Ibrahim's cheek. Ibrahim couldn't help but weep when he remembered some painful memories Here sheik Nabeel wipes the tears from Ibrahim's face Do you know what question it was that made Ibrahim weep? The sheik asked: Oh Ibrahim.. if Allah had given you health.. what would you have done? And thus Ibrahim wept bitterly and he made the sheik, his father, his uncle and everyone in the room weep.. even the camera man wept And his answer was: By Allah i would have performed my salaa (prayer) in the masjid (mosque) with joy.. i would have used the favor of health in everything that would please Allah Subhanehu we Ta'ala Dear brothers and sisters Allah has favored us with agility and health But often we miss praying Salaa (prayer) in the Masjid!!! We look for excuses for missing the prayer. And we sit for hours in front of the computer or TV Please remember me in your prayers. Umar_Marvi Group [fully updates]. Click here to joinNOW. The INTERNET now has a personality. YOURS! See your Yahoo! Homepage. http://in.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
- Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 19:13 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna ;-) ah Eyang jadul... IMHO, mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan pemikiran-pemikiran negatif, Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul ya gimana Padahal sejarah membuktikan bahwa, yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab... Artinya transparansi, informasi yang berlimpah, yang malah akan memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil. ## HMNA: ASP itu reaksioner pakai asumsi sendiri bahwa saya itu berpendapat bahwa ide itu bisa dilenyapkan. Di mana saya pernah tulis bahwa ide itu bisa dilenyapkan dengan membakar buku2-nya. ASP ayuh tunjukkan mana tulisan saya yang menyatakan demikian itu. # Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah sebetulnya menjerumuskan. Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya? Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya... - Original Message - From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 15:35 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy? Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D HMNA: Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik dan menjadi polusi, harus dilenyapkan. On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote: Just fyi Wassalam HMNA - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Friday, February 19, 2010 10:55 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya. Wassalam -- From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id] Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM To: Yulia Farida Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; tadab...@yahoogroups.com ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; mayapadapr...@yahoogroups.com ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups. Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Semoga rahmat Allah selalu menyertai Bapak H.M. Nur Abdurahman dalam meluruskan hal-hal yang melecehkan umat Islam. Kalau boleh minta tolong di-email semua buku-buku karangan Anand Krishna. Atas bantuannya terimakasih. Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh, HMNA: Karena buku-buku Anand Krishna dituduh melecehkan agama, Gramedia Pustaka Utama menarik buku-buku karya Anand Krishna dari peredaran. 38 judul buku karya Anand Krishna dibredel sendiri oleh penerbitnya, PT Gramedia Pustaka Utama, sehingga sudah tidak terlihat lagi di pojok khusus toko buku Gramedia. Keputusan itu di ambil oleh PT Gramedia setelah bermunculan kontroversi masyarakat akibat sebagian buku Anand yang menyentuh agama. Kritik itu antara lain datang dari sebuah laporan panjang Media Dakwah dalam edisi September 2000 dengan judul Merusak Islam Berkedok Meditasi. Menurut majalah itu, Anand Krishna lewat buku-bukunya, di antaranya Surah Al- Fatihah: Bagi orang modern dan 99 Nama Allah: Bagi Orang Modern, dinilai telah melecehkan agama Islam. Tanggapan serupa datang dari Mingguan Hidup, Juli 2000, yang memuat surat pembaca yang mengajak pembaca umat Katolik agar lebih
[wanita-muslimah] Morocco TV reports 32 dead in minaret collapse
http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/8525527.stm last updated at 22:01 GMT, Friday, 19 February 2010 Morocco TV reports 32 dead in minaret collapse Unconfirmed reports from Morocco say 32 people were killed when a minaret collapsed at a mosque in the central Moroccan town of Meknes. More than 60 people were injured in the accident at the Berdieyinne mosque in Meknes' old city during Friday prayers, according to Moroccan state television. The TV report said that the collapse came after heavy rains which lashed the region for several days. The minaret is said to have been four centuries old. A doctor at the scene told Reuters news agency he had counted 13 bodies as they were being pulled out by rescuers. Many people are said to be buried under the rubble of the collapsed tower. A local resident, Khaled Rahmouni, told Reuters that about 300 worshippers had gathered inside the mosque for Friday afternoon prayers. When the imam was about to start his sermon, the minaret fell down, he said. Moroccan television added that the interior and religious affairs ministers had visited the site to supervise rescue operations. The officials visited the injured, who had been taken to hospitals in Meknes and the nearby city of Fez. Observers say that while neglected buildings in the old quarters of Morocco's cities collapse fairly often, the fall of a minaret is rare [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Malaysia canes women for adultery
http://english.aljazeera.net/news/asia-pacific/2010/02/201021844619366612.html Thursday, February 18, 2010 10:42 Mecca time, 07:42 GMT Malaysia canes women for adultery The caning case is expected to reskindle a debate over rising 'Islamisation' in the multi-racial country [EPA] Three women have been caned under Islamic law for committing adultery, a Malaysian minister has said. This was the country's first ever case involving flogging of women. Hishamuddin Tun Hussein, the Malaysian home affairs minister, said on Wednesday the sentences were carried out on February 9 after a sharia court found them guilty of extra-marital sex. It was carried out perfectly, Hishamuddin said in a statement. Even though the caning did not injure them [the women], they said it caused pain within them. Two of the women were whipped six times while the third received four strokes of the rotan (cane). He said one woman was released from prison on Sunday, another will be freed in the next few days while the third will go free in June. Controversy The women, and four men, were caned following a decision in the religious courts in December, Hishamuddin said. His comments are being seen as a signal that the authorities could be preparing to cane another Muslim woman, Kartika Sari Dewi Shukarno, who was arrested last year for drinking beer and sentenced to six strokes of the cane. Kartika's sentence came under review following widespread criticism [AFP] Kartika's case, which was to have been the first time a woman was caned under Islamic law in Malaysia, is under review following widespread publicity and international criticism. The case, when first reported, raised concerns that the nation's secular status is under threat, eroding the rights of some 40-45 per cent of the country's ethnic minorities. Hishammuddin said Kartika's case had flagged concerns about how women should be flogged and that the recent canings demonstrated that the prisons department can carry out punishments in accordance with Islamic law. Under the sharia, the women have to be whipped in a seated position by a female prison guard and be fully clothed. I hope this will not be misunderstood so much that it defiles the purity of Islam, Hishammuddin said, according to state media. The punishment is to teach and give a chance to those who have fallen off the path to return and build a better life in future. New questions The caning, however, has raised new questions about whether a state religious court can sentence women to be caned when federal law precludes women from such a punishment, while men below 50 can be punished by caning. Malaysia has a dual-track legal system with Islamic criminal and family laws, which are applicable only to Muslims, running alongside civil laws. It's not as if this is the Middle East... it's not a good signal that they [the government] are sending out. The fact is that any form of whipping is barbaric Ragunath Kesavan, Malaysian Bar president News of the women's caning sparked public outrage, with lawyers and rights groups on Thursday blaming the government for allowing it. Ragunath Kesavan, president of the Malaysian Bar, said it was worrying that the punishment had gone ahead even as the caning issue was being hotly debated by Muslim scholars, religious groups and human rights activists. The impression was that Kartika's case would be the first so I've got no idea what has happened, he said. It's not as if this is the Middle East... it's not a good signal that they're [the government] sending out. We are against any form of corporal punishment, for men or women, Kesavan said. The fact is that any form of whipping is barbaric. The case is expected to fuel a debate over rising Islamisation in Malaysia, where religious courts have been clamping down on moral offences, as well as a ban on Muslims consuming alcohol that had been rarely enforced. Caning 'epidemic' London-based human rights watchdog Amnesty International on Wednesday urged Malaysia to end a caning epidemic, saying the women's case was just the tip of the iceberg. Donna Guest, the group's deputy Asia-Pacific director, said in a statement that Malaysian authorities caned more than 35,000 mostly foreigners since 2002. The government needs to abolish this cruel and degrading punishment, no matter what the offense, she said. Sisters in Islam, a local group of Muslim women activists, said the caning constitutes further discrimination against Muslim women in Malaysia. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
Pro kontra RUU tentang nikah sirri, poligami, dan mut'ah dipidanakan, meskipun masih dalam bentuk draft yang disiakan Depag sudah bergulir. Yang perlu dikritisi dan menarik dikaji adalah : semua pernikahan harus dicatatkan ke negara (KUA untuk yang muslim, Catatan Sipin untuk yang non muslim) memang adalah domain Pemerintah yang menjadi otoritasnya, dengan pencatatatan maka pemerintah akan mudah memberikan hak sipil : akta nikah, akta kelahiran, KTP, Visa, paspor dll.Penggunaan istilah nikah sirri terhadap pelaku nikah di hadapan penghulu atau pemuka adat tanpa dicatatkan ke Negara adalah rancu paling tidak dari segi bahasa. Lebih pas atau lebih tepat apabila menggunakan istilah nikah legal dan nikah illegal.Nikah mut'ah atau nikah kontrak adalah tradisi yang lazim di kenal di kalangan Syi'ah. Di indonesia karena mayoritas menganut Sunni yang memang tidak mempopulerkan tradisi nikah mut'ah menjadi condong tidak mengakomodasi dalam peraturan negara. Nikah Poligami yang pada dasarnya boleh di kalangan islam menjadi diperketat atau dipersulit oleh negara melalu RUU ini lebih merupakan pilihan untuk meminimalisir penderitaan bagi pihak perempuan adalah debatable yang tidak akan ada habis-habisnya. cara pandang bahwa pelaku nikah yang tidak dicatatkan akan dipidanakan tanpa melihat kasus per kasus adalah penyederhanaan masalah yang jauh dari bijaksana, tidak semua pelaku nikah yang tidak dicatatkan adalah pelaku kriminal, kalau kita simak penyebabnya bisa beragam :Biaya ke KUA dipandang relatif mahal, sehingga kelompok miskin lebih memilih menikah di hadapan penghulu atau pemuka adat. Boleh jadi upaya mencatatkan pernikahan ke negara merupakan penundaan, apabila tiba saatnya akan dicatatkan kemudian. Rasanya untuk kasus demikian adalah aneh dan mengerikan apabila kondisi demikian sang pelaku dipidanakan.Menikah di hadapan penghulu atau pemuka tanpa dicatatkan ke negara memang bisa jadi akan menguntungkan pihak tertentu seperti : supaya tidak merepotkan status dirinya sebagai PNS/BUMN/BUMD/Polri/TNI atau Pejabat Publik tidak dipermasalahkan, atau supaya tidak diketahui istri pertamanya, atau supaya mensahkan hawa nafsu pribadinya adalah contoh yang tepat untuk dibidik pemidanaan.Praktek penghulu yang tidak diatur negara dapat menyuburkan bisnis sex mengatasnamakan agama cukup marak, contoh kasus kawin kontrak di puncak atau daerah tertentu dengan pelanggan dari luar negeri (terutama timur tengah) memang tepat apabila menjadi sasaran tembak pemidanaan.Dsb dsb. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 19/2/10, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com menulis: Dari: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 19 Februari, 2010, 6:21 PM Mas Muiz yss., Saya malah melihat, 0. Pencatatan itu tuntunan Islam yang lurus. 1. Harusnya pencatatan KUA itu dibuat sedemikian rupa hingga tidak memberatkan orang mencatatkan pernikahannya. Artinya negara YANG HARUS MEMFASILITASI harusnya GRATIS. Kalo diwajibkan tapi bayarnya mahal dan tidak terjangkau, namanya ya preman dong... Malah denger2 di Dep Agama, KUA ini termasuk tempat basah... ya sudah kalo begini, mungkin ini contoh menjual ayat dengan harga yang sedikit... :-( - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@ yahoogroups. com Sent: Friday, February 19, 2010 9:05 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Yang perlu diklarifikasi itu mendefinisikan nikah sirri, mengapa nikah yang dilakukan di hadapan penghulu yang lazimnya menghadirkan : wali, saksi-saksi, mempelai, ada ijab qabul, mahar dan sebagainya, malah pakai undangan segala ya tidak cocok disebut nikah sirri hanya karena tidak dicatatkan di Negara (KUA untuk warga negara muslim, catatan sipil untuk warga negara non muslim), karena sirri itu secara bahasa bermakna diam-diam atau rahasia. Akan lebih pas kalau digunakan kategori nikah legal untuk yang dicatatkan ke negara dan nikah illegal untuk yang tidak dicatatkan ke negara. Kalau masalahnya adalah untuk perlindungan kaum wanita dan anak-anak yang seringkali menjadi korban pernikahan yang tidak dicatatkan ke negara mengapa pola pikir yang dibangun adalah mempidanakan pelaku dan pihak yang menikahkan (penghulu) yang tanpa dicatatkan ke KUA ?? Bukankah kalau pernikahan di hadapan penghulu itu diperlakukan sama, yakni sama-sama diakui di hadapan hukum (berhak dapat akta nikah) dengan mereka yang menikah di hadapan KUA, maka perilaku kesewenang-wenangan kaum suami terhadap istri dan anak yang dihasilkan dapat diseret ke pengadilan. Toh kebijakan mempidanakan pernikahan illegal tidak akan menjamin menghentikan aksi KDRT (kesewenang- wenangan, tidak menafkahi dsb), karena pernikahan legal pun juga bisa terjadi KDRT. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam,
[wanita-muslimah] Menara Masjid Ambruk di Maroko
http://www.detiknews.com/read/2010/02/20/052058/1303239/10/kementrian-dalam-negeri-32-orang-tewas?991101605 Sabtu, 20/02/2010 05:20 WIB Menara Masjid Ambruk di Maroko Kementrian Dalam Negeri: 32 Orang Tewas Laurencius Simanjuntak - detikNews - Korban tewas akibat ambruknya menara masjid di pusat Kota Meknes, Maroko, terus bertambah. Kementrian Dalam Negeri Maroko menyatakan 32 orang tewas dan 68 orang luka-luka dalam tragedi yang berlangsung saat para jamaah menunaikan Salat Jumat itu. Ambruknya menara terjadi setelah hujan lebat menyerang wilayah tersebut selama beberapa hari, kata pejabat Kementrian Dalam Negeri lewat tayangan televisi seperti dikutip AFP, Sabtu (20/2/2010). Penduduk juga mengatakan hujan deras memang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir. Kementiran mengumumkan dengan cepat bahwa ambruknya menara masjid di kota tua tersebut terjadi pada 1245 GMT saat dilaksanakannya ibadah Salat Jumat. Saat pengumuman awal disampaikan, Kementrian sudah melansir 11 orang tewas. Bagi korban yang mengalami luka ringan dibawa ke rumah sakit di Meknes, sementara untuk yang luka serius dibawa ke Fes, 60 kilometer arah utara kota. Menteri dalam negeri dan menteri agama mengunjungi tempat kejadian untuk meninjau proses evakuasi. Raja Mohammed VI telah memerintahkan untuk membangun kembali menara dengan menjaga bentuk aslinya [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut
Refleksi : Berapa banyak nabi palsu dilahirkan (diciptakan) di Nusantara sejak masa pre-kolonial hingga tahun 1966? Bukankah waktu itu tidak ada UU penodaan agama? http://www.hidayatullah.com/berita/lokal/10802-akan-banyak-nabi-palsu-jika-uu-penodaan-agama-dicabut.html Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut Friday, 19 February 2010 15:20 Nasional Pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman Hidayatullah.com-Jika UU Penodaan Agama dicabut, akan muncul nabi-nabi palsu baru. Saat UU itu masih ada saja, nabi-baru baru sudah sering muncul, apalagi jika sampai dicabut. Demikian disampaikan Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Buchori kepada hidayatullah.com. Ia mengatakan, adanya UU tersebut justru memperkuat eksistensi NKRI dan melindungi agama minoritas. Jadi, upaya pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman, terangnya. Konspirasi yang paling terasa, berasal dari kalangan liberal. Orang liberal selama ini kerap mendistorsi ayat untuk menjustifikasi ide liberalnya. Seperti ayat Tidak ada paksaan dalam beragama, kemudian diintrodusir menjadi pluralisme agama. Kata mereka, semua agama sama dan sama benar, terangnya. Dari situ, kaum liberal ingin merangsek ke ranah hukum. Jika bisa, hukum pun bisa dianulir untuk kepentingannya. Uji material (judicial review) UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengundang reaksi ormas Islam se-Jawa Timur. Belum lama ini, sekitar 22 perwakilan ormas berkumpul di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Dharmahusada, Selatan Surabaya membahas penolakan pencabutan UU penodaan agama. Ormas yang hadir di antaranya, NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, FPI Jatim, Majlis Dakwah Islam (MDI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dewan Masjid, BKPRMI, dan HTI Jatim, termasuk MUI Jawa Timur. Umumnya, semua perwakilan ormas sepakat menolak pencabutan UU Penodaan Agama. Sebelum ini, menurut KH. Abdussomad Bukhori, MUI telah mengirimkan pernyataan penolakan pencabutan UU ke MK. Namun, pernyataan tersebut belum kuat jika hanya MUI sendiri. Karena itu, dalam forum tersebut, MUI membentuk forum ukhuwah Islamiyah peduli UU Penolakan Agama. Hasil kesepakatan bersama tersebut telah dibuat dalam bentuk pernyataan yang dikirimkan ke MK. Jika tidak aral melintang, Maret mendatang forum tersebut akan mendelegasikan utusannya menemui MK. Peserta pertemuan memang sepakat menolak pencabutan UU tersebut. Kami menolak keras pencabutan UU tersebut, ujar salah satu perwakilan FPI. Dia juga meminta Menag mengawasi budaya asing yang masuk, sebab adanya permohonan pencabutan UU tersebut tidak dimungkiri disebabkan orang liberal yang ingin bebas mengadopsi segala budaya. Hal senada juga dikatakan perwakilan NU Jatim. Jika UU Penodaan Agama dicabut, maka bangsa ini akan kacau. Penolakan juga datang dari Dewan Masjid Jatim. Bahkan dirinya meminta agar seluruh elemen untuk komitmen melindungi Islam dari segala hal yang menghancurkannya. Kita khawatir, jika UU tersebut dicabut, maka akan chaos. Karena itu, kita wajib mempertahankannya, terangnya. Dia menambahkan, meski Indonesia berbhineka, namun bhineka yang Berketuhanan yang Maha Esa. Penolakan lebih keras lagi datang dari Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim, KH. Abdurrahman Navis. Dia mengatakan, tidak sekadar melakukan penolakan, tapi juga harus datang langsung ke MK, DPR, dan institusi terkait. Jika ada gerakan bersama. Mereka akan tahu bahwa kita menolak pencabutan UU tersebut, tegasnya. Penolakan keras juga disampaikan perwakilan Hidayatullah, Muhammad Yunus. Menurutnya, menekan MK dan DPR tidak hanya dengan surat keputusan, tapi juga dengan mendatangi langsung. Atau jika perlu melakukan unjuk rasa. Adanya permohonan pencabutan UU tersebut tidak lain diembrioi oleh kaum liberal, dan liberalisme telah masuk ke berbagai organisasi. Jadi, selain mengurus penolakan UU tersebut, setiap ormas Islam harus waspada liberalisme masuk ke tubuh organisasi. Setiap organisasi harus melakukan introspeksi internal terkait masuknya liberalisme di tubuh sebagian ormas, terangnya. Perwakilan dari HTI juga turut menolak keras upaya pencabutan UU tersebut. Kami menolak keras pencabutan UU tersebut karena hanya akan menimbulkan kekacauan, tegasnya. Hal senada juga datang dari perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jatim, Abdul Hadi AR. Dia mengatakan, apa yang dikatakan pemohon bahwa UU No. 1/PNPS/1965 tidak relevan lagi tidak berdasar. Sebab, UU tersebut telah diperkuat dengan UU N0. 5/1969. [ans/www.hidayatullah.com] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta), di formulir saya cantumkan nama keluarga, tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri. Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ. lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-) dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya) Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll .. 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa. Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam pun tak ada marga. wassalam, chodjim - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak? Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas? rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote: Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links
Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
Y, Ya namanya nahyi munkar itu kan reaksioner, Eyang sendiri yang bilang Bakar-bakar buku itu perbuatan munkar... entah motivasinya apa... Lagian pake analogi kok ngaco begitu softcopy kok klise... jungkir deh... Mengendalikan penyebaran bisa saja dan boleh, misalnya ada buku untuk anak-anak dan ada buku untuk orang dewasa... (nanti ada buku buat orang-orang khusus kayak Eyang deh... boleh lah.. buku-buku aneh dan ngaco, hanya boleh dibaca sama Eyang... wahahahahahahaha) Lalu harus ada bedah buku yang melihat buku itu secara obyektif... bukan sekedar propaganda... Itu lebih baik daripada bakar-bakar... Kalo bicara ttg orang asing model Dr. Nasafi, bilangnya ati-ati...gak berani komentar cepet2, gak mau ceroboh Kalo bicara ttg saudaranya sendiri, Dr. Nasaruddin Umar, dengan gampangnya langsung ngecap... Bilang hermeneutics begini-begitu, padahal dirinya sendiri ya begini-begitu... Urusan isi Buku AK, dicampur-campur sama karakternya yg kriminal, gimana? Aah Eyang jadul jahiliyah banget... :-( - Original Message - From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 5:13 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 19:13 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna ;-) ah Eyang jadul... IMHO, mungkin belum akan terasa mas Donnie, sama para penjaga gawang jadul itu... dulu dikiranya mbakar buku itu merupakan upaya melindungi dan menghilangkan pemikiran-pemikiran negatif, Lagian softcopy kok dibilang analog sama klise... tapi ya ilmu mantiq jadul ya gimana Padahal sejarah membuktikan bahwa, yang namanya ide itu gak bisa dilenyapkan, yang bisa itu dihadapi, dijawab... Artinya transparansi, informasi yang berlimpah, yang malah akan memperlihatkan mana yang haq dan mana yang bathil. ## HMNA: ASP itu reaksioner pakai asumsi sendiri bahwa saya itu berpendapat bahwa ide itu bisa dilenyapkan. Di mana saya pernah tulis bahwa ide itu bisa dilenyapkan dengan membakar buku2-nya. ASP ayuh tunjukkan mana tulisan saya yang menyatakan demikian itu. # Upaya penghilangan informasi apapun, alih-alih melindungi yang lemah malah sebetulnya menjerumuskan. Lha gimana tahu yang salah tanpa pernah melihat dan membacanya? Jangan-jangan kita sudah melakukan yang salah itu tanpa pernah menyadarinya... - Original Message - From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 3:47 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: donnie damana donnie.dam...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, February 19, 2010 15:35 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna Lagi mbayangin gimana yah caranya bakar buku soft copy? Apa ereader atau laptopnya yang dibakar yah? :D HMNA: Pake analogi foto. Kalau masih berwujud klise belum masuk ranah publik. Tetapi kalau sudah dicetak dan disebar luaskan itu sudah masuk ranah publik dan menjadi polusi, harus dilenyapkan. On Feb 19, 2010, at 8:00 AM, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrah...@yahoo.co.id wrote: Just fyi Wassalam HMNA - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Friday, February 19, 2010 10:55 Subject: RE: Buku-buku karangan Anand Krishna Bapak H.M. Nur Abdurahman, terimakasih atas infonya. Buku-buku tsb semestinya dibakar termasuk soft copynya agar tidak diterbitkan lagi, hal ini juga untuk melindungi generasi-generasi selanjutnya. Wassalam -- From: H. M. Nur Abdurahman [mailto:mnur.abdurrah...@yahoo.co.id] Sent: Thursday, February 18, 2010 9:12 PM To: Yulia Farida Cc: tahajjud_c...@yahoogroups.com; wanita-muslimah@yahoogroups.com; tadab...@yahoogroups.com ; Sabili; relex...@yahoogroups.com; muslim arema; mayapadapr...@yahoogroups.com ; mangaj...@yahoogroups.com; lautan-qu...@yahoogroups.com; jamaah-islami...@yahoogroups.com ; info_is...@yahoogroups.com; bugin...@yahoogroups. Subject: Re: Buku-buku karangan Anand Krishna - Original Message - From: Yulia Farida To: 'H. M. Nur Abdurahman' Sent: Thursday, February 18, 2010 16:34 Subject: Buku-buku karangan Anand Krishna Assalamualikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang dipakai ialah nama tempat asalnya atau namanya itu dijajadikan nama keluarga. Contontohnya Soewito Djokja, Umar Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, karena keturunan bangsawan. - Original Message - From: Achmad Chodjim To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta), di formulir saya cantumkan nama keluarga, tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri. Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ. lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-) dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya) Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll .. 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa. Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam pun tak ada marga. wassalam, chodjim - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak? Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas? rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote: Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut
Thanks Sunny for a good article... Belajar dari negara Amerika dimana semua sekte2 agama apa saja dapat menjalankan keyakinan masing2 dan dilindungi oleh undang2 pemerintah. Tidak ada lagi tyranny menindas golongan2 minoritas. Penindasan adalah betuk perbuatan evil. Semua orang berhak menetukan agamanya dan berhak tidak beragama, dan berhak menfasirkan ayat2 ALLAH sesuai dgn ilmunya, tidak ada satu golongan yg mengklaim dialah yang mendapat ligitimasi dari ALLAH atau dari Rasul2. Kalau kita lihat pula negara2 timur Tengah yg dikuasi oleh umat islam disana terdapat --PENIDASAN2 KARENA AGAMA--- ini adalah perbuatan setan...yang berhak menentukan keyakinan agama seseorang hanya ALLAH saja. bukan manusia atau ulama2.Oleh karena itu masarakat TimurTengah adalah masarakat yang kacau, penindasa, Tyranny dan terbelakang.. ALLAH swt tidak memberkahinya. NABI NABI; Kalau kita lihat sejarah, setiap datang nabi,siapa yang mula2 menetangnya? Mereka yg menetang itu adalah ulama2, rabbi, Pastor2 yang Fundamentalis dan membunuh nabi2 baru.Orang2 inilah yang dikutuk oleh ALLAH dlm al Quran dan Injil. Sekarang sejarah itu kembali, kalau ada orang yang mengaku NABI, yang menetang adalah ulama2 Fundamentalis bukan? Kenapa mereka menetang nabi2 yg muncul,krn mereka takut--takut bersaing---tidak ada alasan yang lain dari pada itu. Kalau ada nabi datang artiny akan membawa perbaikan2 dan berikan dia kesempatan apakah dia benar2 nabi yang akan memperbaiki masarakat yg sudah kacau ini? Kalau benar,ikutilah--kalau tidak jangan ikuti--kan mudah sekali--- Masarakat yang civil society itu adalah dimana element2 penindasan,perbuatan2 buruk dan kekerasan tidak adal lagi dalam masarakatsemua mendapat keadilan yang sama dan tidak ada diskriminasi karena agama, suku dan budaya dll Jadi orang2 yang menetang pencabutan UU Penodaan agama itu adalah golongan2 yang suka menindas, kekerasan dan anti keadilan. Mereka akan berada do pihak yang kalah di depan mata ALLAH.. Semoga ulama2 Islam Fundamentalis itu mendapat hidayah ilmu dari ALLAH swt, dan menjauhi rasa benci kpd masarakat International yang anti ddiskriminasi dan cinta kedamaian. Wassalam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote: Refleksi : Berapa banyak nabi palsu dilahirkan (diciptakan) di Nusantara sejak masa pre-kolonial hingga tahun 1966? Bukankah waktu itu tidak ada UU penodaan agama? http://www.hidayatullah.com/berita/lokal/10802-akan-banyak-nabi-palsu-jika-uu-penodaan-agama-dicabut.html Akan Banyak Nabi Palsu, Jika UU Penodaan Agama Dicabut Friday, 19 February 2010 15:20 Nasional Pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman Hidayatullah.com-Jika UU Penodaan Agama dicabut, akan muncul nabi-nabi palsu baru. Saat UU itu masih ada saja, nabi-baru baru sudah sering muncul, apalagi jika sampai dicabut. Demikian disampaikan Ketua MUI Jatim, KH. Abdussomad Buchori kepada hidayatullah.com. Ia mengatakan, adanya UU tersebut justru memperkuat eksistensi NKRI dan melindungi agama minoritas. Jadi, upaya pencabutan UU tersebut tidak lain merupakan konspirasi global yang menghendaki Indonesia tidak aman, terangnya. Konspirasi yang paling terasa, berasal dari kalangan liberal. Orang liberal selama ini kerap mendistorsi ayat untuk menjustifikasi ide liberalnya. Seperti ayat Tidak ada paksaan dalam beragama, kemudian diintrodusir menjadi pluralisme agama. Kata mereka, semua agama sama dan sama benar, terangnya. Dari situ, kaum liberal ingin merangsek ke ranah hukum. Jika bisa, hukum pun bisa dianulir untuk kepentingannya. Uji material (judicial review) UU Penodaan Agama No. 1/PNPS/1965 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengundang reaksi ormas Islam se-Jawa Timur. Belum lama ini, sekitar 22 perwakilan ormas berkumpul di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jl. Dharmahusada, Selatan Surabaya membahas penolakan pencabutan UU penodaan agama. Ormas yang hadir di antaranya, NU, Muhammadiyah, Hidayatullah, FPI Jatim, Majlis Dakwah Islam (MDI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Dewan Masjid, BKPRMI, dan HTI Jatim, termasuk MUI Jawa Timur. Umumnya, semua perwakilan ormas sepakat menolak pencabutan UU Penodaan Agama. Sebelum ini, menurut KH. Abdussomad Bukhori, MUI telah mengirimkan pernyataan penolakan pencabutan UU ke MK. Namun, pernyataan tersebut belum kuat jika hanya MUI sendiri. Karena itu, dalam forum tersebut, MUI membentuk forum ukhuwah Islamiyah peduli UU Penolakan Agama. Hasil kesepakatan bersama tersebut telah dibuat dalam bentuk pernyataan yang dikirimkan ke MK. Jika tidak aral melintang, Maret mendatang forum tersebut akan mendelegasikan utusannya menemui MK. Peserta pertemuan memang sepakat menolak pencabutan UU tersebut. Kami menolak keras pencabutan UU tersebut, ujar salah satu perwakilan FPI. Dia juga meminta Menag mengawasi budaya asing yang masuk, sebab adanya
[wanita-muslimah] Kemerdekaan Pers Indonesia Peringkat 101 Dunia
http://www.republika.co.id/berita/104526/kemerdekaan-pers-indonesia-peringkat-101-dunia Kemerdekaan Pers Indonesia Peringkat 101 Dunia Jumat, 19 February 2010, 20:49 WIB MAKASSAR--Kemerdekaan pers Indonesia berada pada peringkat ke-101 di dunia pada periode 2009, sedang di Asia pada peringkat 175. Kemerdekaan pers Indonesia sejak 2003 hingga 2009 terus berfluktuasi dan tetap berada di atas peringkat 100, kecuali pada 2002 Indonesia mampu berada pada urutan 57 di dunia, kata Wakil Ketua Dewan Pers Bambang Harymurti di Makassar, Jumat. Menurut dia, kemerdekaan pers di Indonesia belum sepenuhnya mendapat dukungan, sehingga tak heran jika posisinya di tingkat Asia pun masih di atas peringkat 170. Peringkat kemerdekan pers di Indonesia sudah di bawah 100, karena sistem hukum kita tidak mendukung kebebasan pers, katanya. Hal itu, juga disebabkan karena Indonesia hingga saat ini belum memiliki pengadilan HAM regional di Asia Tenggara, seperti halnya negara-negara di Eropa dan Amerika, jika ada sengketa pers, wartawan tidak dipidanakan lagi sepanjang menjalankan tugas jurnalistik. Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengatakan, pers Indonesia yang belum bebas murni, terus diusahakan agar tidak ada lagi kriminasasi pers. Namun dengan keberadaan Undang-Undang ITE justeru dinilai pemerintah akan membatasi kebebasan pers dan kebebasan berekspresi lagi, seperti ketika era Ode Baru (Orba). Lebih jauh ia mengatakan, kemerdekaan pers itu, tidak dapat tercapai jika tanpa dukungan masyarakat. Karena itu, sejak kran reformasi dibuka, kebebasan pers yang sebelumnya terkekang, terus dicoba diaplikasikan untuk membantu mendorong penegakan demokrasi. Contohnya, ramainya media mengawal kasus Bibit dan Chandra dan kasus Prita menjadi bukti kekuatan pers untuk membela kepentingan publik, katanya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran
Refleksi : Adakah diantara pejabat rezim yang jujur? Siapa saja mereka itu yang jujur? http://www.republika.co.id/node/104527 Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran Jumat, 19 February 2010, 21:58 WIB JAKARTA--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengemukakan bahwa banyak pejabat dan pimpinan di negeri ini tersandera ketidakjujuran. Hal itu dikemukakannya ketika membuka pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Tingkat Nasional Angkatan-87 di Menara 165 Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat. Di hadapan sekitar 300 peserta, Mahfud MD mengatakan bahwa Tujuh Budi Utama yang diusung ESQ sangat penting. Mengapa Indonesia terpuruk dan berada dalam situasi tidak baik seperti saat ini, karena tidak ada kejujuran. Kejujuran sangat penting, karena membekali kita untuk bertindak dengan benar dan berani. Orang menjadi tidak berani karena tidak jujur, katanya. Mahfud mengatakan, saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang tersandera oleh ketidakjujuran. Karena terlanjur tidak jujur, maka tidak berani melakukan tindakan yang benar. Akibatnya penegakan hukum dan birokrasi pemerintahan yang baik menjadi terhambat. Kalau kita semua ikut ESQ dengan Tujuh Budi Utama, yang pertama yaitu kejujuran saja, Insya Allah Bangsa Indonesia mempunyai masa depan yang baik, kata Mahfud. Menurut Mahfud, orang yang ingin melakukan pembaruan perlu keberanian. Tapi jika risiko sudah dilandasi kejujuran, kita tidak akan pernah takut hadapi risiko. Landasan prinsip untuk berbuat baik dan benar akan kita peroleh melalui training ESQ, katanya Mahfud juga mengatakan bahwa orang yang beriman dengan perkataannya istiqomah, di dalam hidupnya tidak akan takut dan cemas. Orang yang takut mengambil keputusan, tidak bertindak cepat, tepat dan cermat karena ia tidak istiqomah, kata Mahfud. Dia mengatakan, menyiapkan pikiran dan hati untuk istiqomah adalah yang penting. Inilah yang dilakukan oleh ESQ. Jika sudah ada 812 ribu alumni yang sudah ikut ESQ, 10 tahun ke depan akan ada jutaan alumni ESQ yang menduduki posisi-posisi penting di dalam masayarakat. Saya sangat optimistis bangsa ini akan maju dan selamat, katanya. Kalau generasi tua sebagian besar sudah terlanjur tersandera oleh ketidakistiqomahan di masa lalu, harus disiapkan generasi yang akan datang. Salah satu tempat penyemaian kader pemimpin bangsa yang istiqomah punya sikap jujur dan tulus adalah ESQ Leadership Center. Mahfud mengapresiasi pelaksanaan training bagi anggota DPR. Setidaknya mereka turut menyiapkan masa depan membangun di lingkungan sendiri dan selalu semangat seperti yang diajarkan di ESQ, katanya. Mahfud juga menyampaikan ucapan seorang perempuan anggota DPR dari PAN (Azlaini Agus) yang marah-marah dalam suatu pertemuan dengan Mahkamah Agung (MA) di DPR. Ibu tersebut menyarankan agar semua hakim ikut ESQ agar tidak korupsi, jujur dan bersih. Saya juga mengimbau bukan saja 60.000 hakim untuk ikut ESQ, bahkan kalau bisa seluruh bangsa. ESQ ini program baik. Sebagaimana pesan Presiden agar kita membina moral bangsa, katanya. Mahfud juga menyatakan bahwa sudah sejak tiga tahun yang lalu dia dipaksa oleh kedua anaknya yang tinggal di Yogyakarta untuk ikut ESQ. Mereka ingin ayahnya menjadi orang baik sehingga selalu 'maksa' saya untuk ikut training ESQ. Tapi setiap ada jadwal selalu ada acara, katanya. Namun, meskipun belum sempat training, dia mengaku selalu mengikuti perkembangan ESQ dan mengikuti ceramah Ary Ginanjar di televisi. Bagi saya, ESQ menggambarkan Islam yang gagah dan percaya diri. Selama ini di Indonsesia Islam selalu dianggap orang yang terbelakang, kolot, tidak tahu teknologi, pemikirannya terlalu konservatif dan sebagainya. Namun kita menemukan pada Ary Ginanjar dan ESQ satu sosok tentang bagaimana kita tampil sebagai umat Islam dengan penuh percaya diri dan punya prinsip untuk memajukan masyarakat dan berbakti pada nusa dan bangsa, kata Mahfud. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Di Balik Pro-Kontra RUU Perkawinan!
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010022002111015 Sabtu, 20 Februari 2010 BURAS Di Balik Pro-Kontra RUU Perkawinan! H. Bambang Eka Wijaya RUU Hukum Materil tentang Peradilan Agama bidang Perkawinan menyulut pro-kontra! ujar Umar. Pro-kontra terutama terkait aturan nikah siri bisa dihukum pidana! Pihak kontra, termasuk Ketua MUI Jawa Timur Abdus Shomad Buchori, tegas menolak, karena dalam hukum Islam nikah siri perbuatan yang disahkan, bukan perbuatan melanggar norma agama! (Indosiar, [19-2]) Memang, kalau yang dibenarkan agama dilarang oleh negara, akhirnya nanti aturan-aturan negara bertentangan dengan aturan agama, akan terjadi konflik antara negara dan agama! sambut Amir. Namun, perlu disimak saksama dulu inti masalah di balik pro-kontra itu! Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Siti Musdah Mulia, (Metro TV, [18-2]) menyatakan, ketentuan pidana bagi warga negara yang tidak mencatatkan perkawinannya di depan pejabat negara atau nikah siri, merupakan suatu perlindungan terhadap wanita dan anak-anak hasil perkawinan itu! Tanpa pencatatan, wanita dan anak-anak bisa mengalami kesulitan baik atas jaminan hak-haknya maupun urusan administrasi yang membutuhkan akta kelahiran dan lain-lain! Ketua MUI Jatim menekankan prioritas yang harus dilakukan pemerintah! tegas Umar. Kata Abdus Somad, seharusnya pemerintah lebih dahulu memberlakukan UU larangan prostitusi dengan menindak tegas pelaku pelacuran, sebelum mengesahkan UU larangan nikah siri! Siti Musdah menegaskan, nikah siri juga bisa dijadikan selubung prostitusi! timpal Amir. Kata dia, di bandara sebuah negeri yang membenarkan nikah siri, calo-calo menawarkan kepada turis pria pasangan selama di negeri itu dengan nikah siri, lengkap dengan penghulu dan saksi-saksinya! Hal itu tentu tak terjadi jika nikah siri dilarang, apalagi dengan sanksi pidana! Kalau begitu, mungkinkah pemerintah akan tetap melanjutkan proses RUU tersebut? tanya Umar. Soal pembuatan aturan baru, apalagi pembuatan RUU-nya baru di tingkat dirjen, jika saat di-proof baloon--diuji coba materinya dilempar ke publik--menuai pro-kontra yang luas, pimpinan tertinggi pemerintahan kayaknya akan mempertimbangkan lebih jauh lagi! jawab Amir. Contohnya, rencana peraturan menteri tentang konten multimedia yang menuai kontroversi luas, secara langsung Presiden mengingatkan semua menterinya untuk tidak melontarkan gagasan yang bisa meresahkan masyarakat! Tanpa disebut secara langsung pun, RUU yang menuai kontroversi ini termasuk dalam kriteria yang diperingatkan Presiden tersebut! Semula kukira seperti Orde Baru yang berkeras saat mengajukan RUU Perkawinan (UU No. 1/1974), hingga partai-partai berbasis massa Islam walk out dari paripurna DPR pun tetap disahkan! timpal Umar. Jika kuncinya pada keberanian orang nomor satu di Republik ini untuk menabrak pro-kontra, RUU yang memidanakan nikah siri itu bisa tinggal wacana! [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Blasphemy law threatens freedom: Press
http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/19/blasphemy-law-threatens-freedom-press.html Blasphemy law threatens freedom: Press Arghea Desafti Hapsari , The Jakarta Post , Jakarta | Fri, 02/19/2010 10:24 AM | National Contentious articles bearing no clear definition of blasphemous acts in the 1965 law on religious blasphemy pose a threat to press freedom, with many journalists having been charged with the articles, a discussion heard. Ariyanto, a managing editor with Indopos media group, said Thursday that the press should pay close attention to a judicial review request of the law currently being processed at the Constitutional Court. The request was filed with the court by several NGOs in support of pluralism in October last year. Three hearings have been held with the last two presenting expert witnesses sharing their views on the law. Senior journalist Arswendo Atmowiloto also spoke before the court. He shared his experience some 20 years ago when he had to serve a four-and-a-half-year prison sentence after a court found him guilty of a blasphemous act. He was then editor-in-chief of the tabloid Monitor, which in 1990 released the results of a popularity poll that ranked Prophet Muhammad in 11th place, below himself. Ariyanto said Arswendo's case is an example of how the law violates press freedom. He cited the case of the late H.B. Jassin, a prominent writer who was then an editor of Sastra literary magazine. Jassin published a controversial short story in 1968 that narrated the Prophet Muhammad's reincarnation titled Langit Makin Mendung (The Sky Turns Cloudier), which later ended in him receiving a suspended sentence for blasphemy. We in the media find [having this law in effect] unsettling because we can be charged with these articles. This is dangerous and not just a rumor; it can happen to any journalist, Ariyanto said. The discussion was organized by SeJuK, an association of journalists for pluralism. Ariyanto's argument was one of many supporting a review of the 45-year-old law. In the discussion, noted Muslim intellectual Dawam Rahardjo gave another opinion, saying it was not the state's function to protect religious education. Religious education takes many forms and ideologies. If the state wanted to protect religious education, which of the teachings should it protect? The majority's teaching? Can anyone tell if there are more conservative or liberals among Muslims in Indonesia? Yosep Adi Prasetyo, a commissioner at the National Commission for Human Rights (Komnas-HAM), said the state could only intervene if a religious movement created public disturbances, threatened public health, caused moral degradation among the public or the followers and violated human rights. The state, however, has no right to declare a teaching heretic, irrespective of what the majority of the public felt, Yosep said. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran
Thanks sunny, for a good article.. Sesungguhnya agama ALLAH itu pasti agama yang membawa umat yang ---DAMAI---SEJAHTERA-- MAJU EKONOMI DAN TECHNOLOGI DAN DAPAT HIDUP HARMONY ---SERTA HIDUP BAHAGIA---TANPA DA GOLONGAN2 YANG MENINDAS GOLONGAN LAIN. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, Muhammad melainkan menjadi Rahmat bagi semesta alam.QS.21:107. ( agama Islam adalah agama rahmatun lillah `alamin) We sent thee not, but as a mercy for all creatures. Sayangnya ad segolongan Islam yg mengaku ngaku pembela Islam, tapi perbuatan2 yg diperlihatkannya adalah UGLY, KASAR, PENINDAS, tidak bisa hidup harmony dgn damai...itulah golongan Fundamentalis dlm setiap agama ada ituItulah golongan2 yang dikutuk oleh ALLAH Semoga bangsa Indonesia yg plural ini dapat hidup dgn damai--sejahtera dan bahagia. amien --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote: Refleksi : Adakah diantara pejabat rezim yang jujur? Siapa saja mereka itu yang jujur? http://www.republika.co.id/node/104527 Mahfud: Banyak Pejabat Tersandera Ketidakjujuran Jumat, 19 February 2010, 21:58 WIB JAKARTA--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengemukakan bahwa banyak pejabat dan pimpinan di negeri ini tersandera ketidakjujuran. Hal itu dikemukakannya ketika membuka pelatihan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Tingkat Nasional Angkatan-87 di Menara 165 Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat. Di hadapan sekitar 300 peserta, Mahfud MD mengatakan bahwa Tujuh Budi Utama yang diusung ESQ sangat penting. Mengapa Indonesia terpuruk dan berada dalam situasi tidak baik seperti saat ini, karena tidak ada kejujuran. Kejujuran sangat penting, karena membekali kita untuk bertindak dengan benar dan berani. Orang menjadi tidak berani karena tidak jujur, katanya. Mahfud mengatakan, saat ini banyak pejabat dan pemimpin yang tersandera oleh ketidakjujuran. Karena terlanjur tidak jujur, maka tidak berani melakukan tindakan yang benar. Akibatnya penegakan hukum dan birokrasi pemerintahan yang baik menjadi terhambat. Kalau kita semua ikut ESQ dengan Tujuh Budi Utama, yang pertama yaitu kejujuran saja, Insya Allah Bangsa Indonesia mempunyai masa depan yang baik, kata Mahfud. Menurut Mahfud, orang yang ingin melakukan pembaruan perlu keberanian. Tapi jika risiko sudah dilandasi kejujuran, kita tidak akan pernah takut hadapi risiko. Landasan prinsip untuk berbuat baik dan benar akan kita peroleh melalui training ESQ, katanya Mahfud juga mengatakan bahwa orang yang beriman dengan perkataannya istiqomah, di dalam hidupnya tidak akan takut dan cemas. Orang yang takut mengambil keputusan, tidak bertindak cepat, tepat dan cermat karena ia tidak istiqomah, kata Mahfud. Dia mengatakan, menyiapkan pikiran dan hati untuk istiqomah adalah yang penting. Inilah yang dilakukan oleh ESQ. Jika sudah ada 812 ribu alumni yang sudah ikut ESQ, 10 tahun ke depan akan ada jutaan alumni ESQ yang menduduki posisi-posisi penting di dalam masayarakat. Saya sangat optimistis bangsa ini akan maju dan selamat, katanya. Kalau generasi tua sebagian besar sudah terlanjur tersandera oleh ketidakistiqomahan di masa lalu, harus disiapkan generasi yang akan datang. Salah satu tempat penyemaian kader pemimpin bangsa yang istiqomah punya sikap jujur dan tulus adalah ESQ Leadership Center. Mahfud mengapresiasi pelaksanaan training bagi anggota DPR. Setidaknya mereka turut menyiapkan masa depan membangun di lingkungan sendiri dan selalu semangat seperti yang diajarkan di ESQ, katanya. Mahfud juga menyampaikan ucapan seorang perempuan anggota DPR dari PAN (Azlaini Agus) yang marah-marah dalam suatu pertemuan dengan Mahkamah Agung (MA) di DPR. Ibu tersebut menyarankan agar semua hakim ikut ESQ agar tidak korupsi, jujur dan bersih. Saya juga mengimbau bukan saja 60.000 hakim untuk ikut ESQ, bahkan kalau bisa seluruh bangsa. ESQ ini program baik. Sebagaimana pesan Presiden agar kita membina moral bangsa, katanya. Mahfud juga menyatakan bahwa sudah sejak tiga tahun yang lalu dia dipaksa oleh kedua anaknya yang tinggal di Yogyakarta untuk ikut ESQ. Mereka ingin ayahnya menjadi orang baik sehingga selalu 'maksa' saya untuk ikut training ESQ. Tapi setiap ada jadwal selalu ada acara, katanya. Namun, meskipun belum sempat training, dia mengaku selalu mengikuti perkembangan ESQ dan mengikuti ceramah Ary Ginanjar di televisi. Bagi saya, ESQ menggambarkan Islam yang gagah dan percaya diri. Selama ini di Indonsesia Islam selalu dianggap orang yang terbelakang, kolot, tidak tahu teknologi, pemikirannya terlalu konservatif dan sebagainya. Namun kita menemukan pada Ary Ginanjar dan ESQ satu sosok tentang bagaimana kita tampil sebagai umat Islam dengan penuh percaya diri dan punya prinsip untuk memajukan masyarakat dan berbakti pada nusa dan bangsa, kata Mahfud. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] I Love My Christian Wife .. How Could They Tell Me to Hate Her?
Bismilahirrahmanirrtahiim Mari kita sharing article ini semoga saudara2 kita yang masih berpaham bahwa orang2 kristen itu adalah kafir--musuh ALLAH. Seorang intellectual Saudi menkahi seorang wanita Kristen yg tinggal di Saudi...Apa kata ulama2 Saudi dan apa respond dari nya. Salam By Dr. Hamad Al-Majid Dr. Hamad Al-Majid Dr. Hamad Al-Majid is a journalist and former member of the official Saudi National Organization for Human Rights. Al-Majid is a graduate of Imam Muhammad Bin Saud Islamic University in Riyadh and holds an M.A. from California and a Doctorate from the University of Hull in the United Kingdom. Previous Articles The Nuclear Power of Mandela Yemen Collapsing Scholars and What the Public Wants And Not in Defense of al Arifi Not in Defense of Sistani Spreading Shiism to the Moon It Doesn't Matter If They Are Salafis or Shiites President of the United States of Collapse Huthiran The Muslim Brotherhood Facing Up To Iran This question is not an example of intellectual self-indulgence or cultural sophistry, and it is not as it might seem to some at first glance a call to lift the barriers between Islam and other religions or faiths. This question is also not a provocation from a hidden party attempting to dilute religious truths and transform these into variables, and in fact I believe it is the polar opposite of this. Therefore in the interests of promoting the principles of Islam, some Islamic scholars should take a second look at the Quranic verse You shall not find a people who believe in Allah and the latter day befriending those who act in opposition to Allah and His Messenger, even though they were their (own) fathers, or their sons, or their brothers, or their kinsfolk [Surat al-Mujadila; Verse 22]. Dealing with non-Muslims has become a normal requirement of modern life, and this is a relationship that has eased whether it is the relationship between Muslims and non-Muslim communities in Muslim countries or non-Muslim expatriates, and whether this is in the fields of employment, trade, or tourism. There are also millions of Muslims who mix with non-Muslims across the world through tourism, trade, and study, and therefore the situation has become even more pressing as this difficult issue is one that causes great confusion. This is especially the case when Muslims receive good treatment from non-Muslims, whether this is in the form of a successful marriage, a good neighbor, or business, or even in a favor bestowed upon a Muslim by somebody who does not share their belief. This even applies to non-Muslims who do not fight against Islam or drive Muslims from their homes, and whose major concern in life is securing a good living for themselves and their families. As a result of this some Muslims ask; How am I supposed to hate them? and How can I hate my Christian or Jewish wife, who is the mother of my children, and who I love dearly? The problem here is that the clerics did not confine this [hatred] to those who fought against Allah and his Prophet, or those who fought against the Muslims and drove them from their homes, and instead they deem anybody who does not believe in Islam to be an enemy of God and the Prophet, and therefore unworthy of our love. This assertion comes despite the fact there is a lot of [historical] evidence that is inconsistent with his view, and the Prophet [pbuh] loved his uncle Abu Talib Ibn Abd al-Muttalib, even though he was an infidel, and the Quran says Surely you cannot guide whom you love [Surat al-Qasas; Verse 56]. Therefore if one's parents are non-Muslim, how can they be hated when it is not permissible [in Islam] to hate one's parents? I also heard a nice remark by Salafist philosopher Dr. Jafar al-Sheikh Idris who once said I do not know how some people ask others to hate a Christian man walking down the street? Even if I wanted to hate him I would not be able to. I think that with a careful Shariaa reading of a number of texts on this subject, and by confining this [hatred] to specific cases, many problems and dilemmas would be solved, and this could even have help in consolidating social peace, especially in the Muslim countries where acts of violence are being carried out against their Christian minorities such as Egypt and Nigeria. This is something would also need to be taught as part of the academic syllabus, and this may be the key to solving this problem. When I was working for the Islamic Center in London in the 1990s, I saw for myself the state of confusion in the British people who had recently converted to Islam when they were taught the principles of hatred, rather than [peaceful] disagreement. This had a negative impact in the way in which they treated other people; their parents, their brothers and sisters, their family and friends, and so Islam lost a number of potential converts who
[wanita-muslimah] Re: Blasphemy law threatens freedom: Press
Thanks for this article..Bismilahirrahmanirrahiim APA-SIH --definisi penodaan agama itu? Apakah kalau berbeda menafsirkan ayat2 ALLAH disebut penodaan agama? Apakah kalau ada seseorang menyebutkan dirinya NABI--adalah penodaan agama? Hanya orang2 yang hidup berpikir primitif,semopit, seperti katak hidup di bawah tempurung, apa apa yg berbeda dgn mereka adalah Penodaan agama. semoga2 ulama2 Fundamentalis itu mendapat hidayah ilmu dari ALLAH swt --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sunny am...@... wrote: http://www.thejakartapost.com/news/2010/02/19/blasphemy-law-threatens-freedom-press.html Blasphemy law threatens freedom: Press Arghea Desafti Hapsari , The Jakarta Post , Jakarta | Fri, 02/19/2010 10:24 AM | National Contentious articles bearing no clear definition of blasphemous acts in the 1965 law on religious blasphemy pose a threat to press freedom, with many journalists having been charged with the articles, a discussion heard. Ariyanto, a managing editor with Indopos media group, said Thursday that the press should pay close attention to a judicial review request of the law currently being processed at the Constitutional Court. The request was filed with the court by several NGOs in support of pluralism in October last year. Three hearings have been held with the last two presenting expert witnesses sharing their views on the law. Senior journalist Arswendo Atmowiloto also spoke before the court. He shared his experience some 20 years ago when he had to serve a four-and-a-half-year prison sentence after a court found him guilty of a blasphemous act. He was then editor-in-chief of the tabloid Monitor, which in 1990 released the results of a popularity poll that ranked Prophet Muhammad in 11th place, below himself. Ariyanto said Arswendo's case is an example of how the law violates press freedom. He cited the case of the late H.B. Jassin, a prominent writer who was then an editor of Sastra literary magazine. Jassin published a controversial short story in 1968 that narrated the Prophet Muhammad's reincarnation titled Langit Makin Mendung (The Sky Turns Cloudier), which later ended in him receiving a suspended sentence for blasphemy. We in the media find [having this law in effect] unsettling because we can be charged with these articles. This is dangerous and not just a rumor; it can happen to any journalist, Ariyanto said. The discussion was organized by SeJuK, an association of journalists for pluralism. Ariyanto's argument was one of many supporting a review of the 45-year-old law. In the discussion, noted Muslim intellectual Dawam Rahardjo gave another opinion, saying it was not the state's function to protect religious education. Religious education takes many forms and ideologies. If the state wanted to protect religious education, which of the teachings should it protect? The majority's teaching? Can anyone tell if there are more conservative or liberals among Muslims in Indonesia? Yosep Adi Prasetyo, a commissioner at the National Commission for Human Rights (Komnas-HAM), said the state could only intervene if a religious movement created public disturbances, threatened public health, caused moral degradation among the public or the followers and violated human rights. The state, however, has no right to declare a teaching heretic, irrespective of what the majority of the public felt, Yosep said. [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Saya percaya, Bung Ambon. Tjokro memang bukan marga dan itu hanyalah nama sebagai pertanda keturunan bangsawan baik yang ada di Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Untuk mengidentikasi sebagai keturunan bangsawan, ada berbagai cara, selain nama juga gelar seperti Raden, Raden Mas, Raden Ayu dan lain-lain. Saya kira, bagi kaum Bugis dan Makassar, Andi juga merupakan nama untuk menunjukkan keturunan bangsawan di kedua suku itu. Wassalam, chodjim - Original Message - From: sunny To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 7:28 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang dipakai ialah nama tempat asalnya atau namanya itu dijajadikan nama keluarga. Contontohnya Soewito Djokja, Umar Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, karena keturunan bangsawan. - Original Message - From: Achmad Chodjim To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta), di formulir saya cantumkan nama keluarga, tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri. Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ. lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-) dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya) Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll .. 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa. Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam pun tak ada marga. wassalam, chodjim - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak? Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas? rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote: Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Nah Om Ambon, Jadi yang relik feodal itu yang nama tanpa marga atau yang nama pake marga? Raja Jepang itu satu2nya orang jepang yang namanya gak pake marga. Istri harus ikut nama marga suami apa bukan feodal? Eropa itu isinya cuman gontok-gontokan keluarga doang. Marga itu kan relik jaman suku-suku... Saya kira sih ke depan akan hilang dan tidak relevan lagi... - Original Message - From: sunny To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 7:28 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Sedikit ceita. Dulu pada abad 18 banyak orang Jawa di datangkan ke Ambon dan sekitarnya. Karena mereka pada umumnya hanya satu nama, maka diwajibkan tambah nama keluarga. Umumnya nama keluarga yang dipakai ialah nama tempat asalnya atau namanya itu dijajadikan nama keluarga. Contontohnya Soewito Djokja, Umar Cheribon, etc.Hanya satu keluarga yang pakai Tjokro sebagai nama keluarga, karena keturunan bangsawan. - Original Message - From: Achmad Chodjim To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 12:50 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Artinya, kalau itu berlaku umum, ya tidak perlu kita curiga yang bersifat SARA. Ternyata pelarangan pencantuman nama marga itu berlaku bagi siapa saja, bukan dikarenakan kekuasaan atau suku mayoritas. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Dwi Soegardi soega...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta), di formulir saya cantumkan nama keluarga, tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri. Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ. lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-) dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya) Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll .. 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa. Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam pun tak ada marga. wassalam, chodjim - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak? Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas? rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote: Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links [Non-text portions of
Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna
- Original Message - From: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 08:08 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fw: Buku-buku karangan Anand Krishna Y, Ya namanya nahyi munkar itu kan reaksioner, Eyang sendiri yang bilang Bakar-bakar buku itu perbuatan munkar... ### HMNA: Reaksionar dengan asumsi ngecap. Tidak pernah saya tulis Bakar-bakar buku itu perbuatan munkar. Yang saya pernah tulis itu di Seri 476 spb: * BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU [Kolom Tetap Harian Fajar] 476. Lindungilah Tunas Bangsa dari Marxisme Pembakaran buku Franz hanya satu simbol. Seluruh buku komunis harus dimusnahkan, sebab meracuni generasi muda, ujar HM Suaib D, Ketua Umum Gerakan Pemuda Islam (GPI) kepada pers. GPI adalah salah satu di antara 33 ormas pendukung Aliansi Anti Komunis (AAK). Yang dimaksud dengan buku Franz adalah buku berjudul Pemikiran Karl Marx oleh Franz Magnis Suseno. Ratna Srumpaet yang mewakili Aliansi untuk Kemerdekaan Berpikir dan Bersuara (AKBB) menyahut: Iqra, bacalah, bukan bakarlah! Hai, Ratna, jangan memotong ayat. Lengkapnya Firman Allah (demi keotentikan transliterasi huruf demi huruf): -- AQRA^ BASM RBK ALDZY KHLQ (S. AL 'ALQ, 1), dibaca: -- Iqra' bismi rabbikal ladzi- khalaq (s. al 'alaq), artinya: -- Bacalah atas nama Maha Pemeliharamu Yang mencipta (96:1). Apakah masuk dalam logika sehat, para remaja dan mahasiswa Muslim disuruh atas nama Allah Yang Maha Pemelihara Maha Pencipta untuk membaca buku-buku beraliran kiri yang berlandaskan paradigma atheisme historische materialisme, hai Sarumpaet? Sekali lagi kami ingatkan, jangan mengelabui para remaja dan mahasiswa Muslim dengan menjual ayat secara memotong ayat, hai Sarumpaet! AAK berjanji akan menyisir dan membakar buku-buku kiri pada Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2001. Penyisiran dan pembakaran itu tidak jadi dilaksanakan, bukan karena Pemerintah melarang sweeping buku kiri. Gertakan yang serius dari AAK berhasil menciutkan nyali pemilik toko buku yang berorientasi pada pertimbangan ekonomis. Para pemilik toko buku tidak berani mengambil risiko, sehingga mengembalikan buku-buku kiri kepada penerbitnya sebelum 20 Mei. *** Bertebarnya buku-buku marxisme pada hakekatnya tidak terpisahkan dari gerilya politik yang dilancarkan oleh komunis gaya-baru. Buku-buku aliran kiri itu sangat bermanfaat bagi gerakan komunis gaya baru tersebut dalam upaya menjaring para remaja dan mahasiswa Muslim untuk dibina melalui diskusi sehingga para remaja dan mahasiswa Muslim itu tanpa sadar menjadi pion-pion orang-orang komunis, karena mereka telah diberi suntikan narkoba marxisme sehingga terbius. Beberapa mahasiswa saya di Universitas Muslim Indonesia menjadi simpatisan Partai Rakyat Demokratik (PRD) dari bacaan-bacaan yang dibacanya dan dari diskusi-diskusi yang diikutinya. Mereka menyangka seorang marxist dapat saja menjadi Muslim yang baik. Bahkan Drs H. Abdurrahman, seorang dosen senior IAIN, mengakatakan dalam sebuah forum mubahatsah, bahwa tidak kurang dari mahasiswa-mahasiswanya adalah simpatisan PRD yang menyangka bahwa marxisme itu sangat Islami. Di Jakarta onderbouw dari PRD yaitu Forum Kota (Forkot) dan Front Aksi Mahasiswa dan Rakyat Untuk Demokrasi (Famred), berbasis massa di IAIN. Cerita lama berulang kembali. Riwayatmu dulu (meminjam ungkapan Gesang dalam Bengawan Solo), Alimin, yang orang tuanya Muslim yang baik, sejak umur 16 tahun dicuri dari orang tuanya dikirim ke Rusia ditempa menjadi kader komunis. Pulang ke Indonesia menjadi benggolan komunis yang menyusup ke dalam Syarikat Islamnya Allahu yarham HOS Tjokroaminoto. Riwayatmu ini (juga meminjam dari Gesang), Budiman Sudjatmiko, yang orang tuanya Muslim taat di Bogor menjadi Ketua PRD dan Faisal Reza, yang kemanakan Tosari Wijaya, menjadi Sekjen PRD, merupakan reklame yang baik sekali untuk memikat para remaja dan mahasiswa Muslim dengan slogan palsu: Seorang marxist dapat saja menjadi Muslim yang baik, dan marxisme itu sangat Islami. Agar para remaja, mahasiswa dan buruh Muslim dapat menjaga diri tidak kena suntik narkoba marxisme oleh gerilya politik komunis gaya-baru, maka di samping PRD, Famred dan Forkot yang telah disebutkan di atas, perlu mengetahui pula ormas-ormas yang sejenisnya: Liga Mahasiswa Untuk Demokrasi (LMUD), Komite Buruh Aksi untuk Reformasi (Kobar), Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI), dan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI). Agitasi yang dilancarkan mereka berselubung ataupun bertopengkan memperjuangkan demokrasi, HAM dan membela kaum buruh. *** UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka berkatalah Tri Agus, koordinator AKBB: Bagaimana bangsa ini mau cerdas kalau bukunya dibakar. Bangsa ini akan
[wanita-muslimah] Contoh nyata negara sekuler
Contoh nyata negara sekuler: Kehadiran Burger Halal Hebohkan Prancis Date: Saturday, February 20, 2010, 05:58Sumber : www.okezone.comPARIS - Sebuah restoran cepat saji di Prancis menawarkan sebuah menu baru yang membuat berang beberapa politisi di Prancis. Restoran ini menawarkan menu burger halal dalam layanannya, sekaligus tidak lagi menjual burger daging babi. Restoran cepat saji yang bernama Quick ini menarik penggunaan daging babi di salah satu cabangnya di kota Roubaix, Utara Prancis. Layanan serupa juga mereka terapkan di cabang mereka di Marseille dan Argenteuil. Layanan ini dilakukan oleh Quick sebagai respons meningkatnya pasar makanan halal yang dicari oleh warga muslim. Layanan yang dimaksudkan untuk menarik pelanggan muslim ini, langsung mengundang kecaman dari politisi garis keras Prancis. Sebagian politisi dari golongan kiri dan sayap kanan Prancis menilai, pengalihan dari menu mengandung babi ke menu halal termasuk untuk burger, dianggap menekan hak warga nonmuslim Prancis untuk mendapatkan menu sehari-hari mereka. Akibat layanan baru dari Quick ini, menyebabkan warga nonmuslim harus berjalan jauh untuk mencari cabang Quick lain yang masih menyediakan menu daging babi. Walikota Roubaix Frank Berton melayangkan keberatannya atas tindakan yang dinilai diskriminatif ini. Ia pun melayangkan tuntutan hukum atas hal ini.Saya tidak terganggu dengan tersedianya menu halal, ucap Walikota Roubaix, Frank Berton seperti dikutip AFP, Jumat (19/2/2010). Tetapi layanan ini menjadi satu-satunya yang disediakan dan menjadikannya layanan yang diskriminatif, lanjut Frank Berton. Politisi sayap kanan Prancis Marine Le Pen menuduh, jika menu halal ini menyediakan jaminan finansial bagi organisasi muslim yang membenarkan pembantaian binatang seperti sapi dan kambing, yang berbalut atas nama kurban. Le Pen sendiri mengecam jika menu halal ini tidak dapat diterima dan menilai hal tersebut merupakan bentuk Islamisasi yang kian dekat ke masyarakat Prancis. (faj)(rhs [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas
Akte kelahiran saya juga cuma tercantum RA l.meilany. Tapi di KTP, ijazah TK, SD dan surat2 lain dicantumkan LMS S itu nama ortu saya. Jadi tanpa RA. Adik saya namanya di akte kelahiran terdiri dari 4 kata. Tapi di KTP dll hanya tercantum 2 kata saja. Di rekening bank, paspor cuma 3 kata saja. Jadi memang akte kelahiran cuma penting kasih liat tanggal, tempat lahir, jam berapa, soal nama gak terlalu penting :-) Bisa dibikin belakangan, toh dalam kehidupan sehari-hari akte kelahiran gak dibawa-bawa. Jadi silaken bikin nama lain yg sesuai dengan keinginan di KTP asal tidak jauh beda dengan akte kelahiran. :-) Ada yg namanya Cahya, Bagi pegawai kelurahan X bisa cuek dalam ejaannya. Seringnya ditulis Cahaya. Nama Adi ditulis Adhi. Bagi kelurahan yg lain harus kasih liat akte kelahiran. Jadi kalo mau bikin nama yg sesuai dengan keinginan di KTP ya harus liat juga sapa gitu orang di Kelurahan. :-) Salam, l.meilany - Original Message - From: Dwi Soegardi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 11:30 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Saya baru ingat waktu mengurus akte kelahiran anak saya (lahir di Jakarta), di formulir saya cantumkan nama keluarga, tapi akte jadinya cuma ada nama dia sendiri. Kata petugas memang begitu aturannya, kan sudah ada nama bapaknya di situ. lho saya yang orang Jawa juga dilarang tuh pake marga :-) dan yang melarang orang Jakarta (entah lupa etnis apa petugasnya) Tapi kan tidak ada larangan untuk kemudian mencatumkan nama marga itu untuk KTP, Kartu Keluarga, daftar sekolah, dll .. 2010/2/18 Achmad Chodjim chod...@gmail.com Pertanyaan saya... Apakah tidak mencantumkan marga pada akte kelahiran itu juga berlaku di Sumatra Utara? Kalau hal ini juga berlaku di sana, berarti larangan pencantuman marga itu tidak disebabkan oleh orang Jawa. Menurut kultur Jawa (saya sendiri berkultur Jawa), penghilangan marga itu merupakan tanda kesetaraan warga. Semua manusia sama derajatnya di hadapan Tuhan, sehingga mengunggulkan marga terhadap pihak lain itu sama sekali tak elok! Sehingga, bukan hanya orang Jawa yang tidak menggunakan marga, seluruh suku di P. Jawa tak ada yang memasang nama marga bahkan dalam ajaran Islam pun tak ada marga. wassalam, chodjim - Original Message - From: rafinaharahap To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Thursday, February 18, 2010 12:55 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Tirani Mayoritas Tirani mayoritas di Indonesia = orang Jawa = 40% = KB gagal di Jawa (penelitian BKKBN) sehingga jumlah orang Jawa semakin mayoritas . Teman antrolopog meneliti soal ini dan dia tidak mengerti mengapa orang-orang Jawa kelas bawah (miskin dan kurang berpendidikan) gemar berkembang biak? Di akte kelahiran saya dan adik-adik, tidak tercantum marga, konon hukum di sini tidak membenarkan penggunaan marga di akte kelahiran. Sekarang, sesudah reformasi, teman Batak juga kesulitan menggunakan marga di akte kelahiran anaknya. Mentang-mentang mayoritas, orang Jawa 40%, apakah catatan sipil di negara ini harus mengikuti kultur Jawa yang tidak mengenal marga? Masakan kami yang minoritas harus mengikuti kultur mayoritas? rafina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, ah-mbel-ah eyang_mbelge...@... wrote: Negara yang dikendalikan oleh 'tiran mayoritas' ini secara sistematik tapi pelan-pelan ingin menghancurkan apapun yang berbeda [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri
Saya pikir wacana RUU nikah siri-nikah mut'ah dapat dipidanakan masih di salah mengerti. Mungkin perlu ditinjau ulang gimana gitu pemerintah mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Ngobrol2 di pengajian yg ada juga pelaku nikah siri sudah puluhan tahun. Banyak pelaku nikah siri mengatakan bahwa nikah siri sudah sesuai agama kenapa musti dihukum? -lm : Dihukum kalo ketahuan apalagi , kalo ternyata si istri dan anak2 menderita [ seperti kasus di Tangerang, seorang Ibu meninggalkan anak2 balita, bahkan ada yg bayi selama 3 hari untuk cari uang, suaminya boro2 dimintai tanggung jawab, karena mereka nikah siri] Orang yg gak punya SIM lantas nabrak, hukumannya pasti lebih berat daripada yg punya SIM dengan kasus yg sama. + Tapi itu kan cuma kasus, banyak pelaku nikah siri langgeng sampai tua. Ada juga yg gak punya SIM seumur hidup, bisa tuh jadi tukang ojek, nggak pernah ketangkap polisi. Punya istri 2 juga beres urusan bagi warisnya. -lm: Tapi kan kasian anak2, nggak punya akte kelahiran, nggak bisa masuk sekolah, susah punya KTP, nggak bisa bikin paspor, susah untuk urusan bank, mau kredit motor. + Di Indonesia mah gampang, bikin KTP sampai 5 juga bisa, bikin paspor lebih dari satu juga bisa. Bikin SIM apalagi, cepat. -lm: Ada orang kaya tuan tanah buanyak duitnya mau pergi haji tapi gak bisa karena gak ada paspor. Padahal kan di Qur'an, hadith gak ada tuh ketentuan pergi berhaji pake paspor. Bukankah dunia ini milik Allah? Kok nggak diributin ya. Ada juga yg ikutan ONH pemerintah, duitnya dah cukup tapi baru bisa pergi haji 4 tahun lagi, karena kuota. Kok ini gak diributin ya. Padahal sapa tahu 4 tahun lagi umurnya tamat. Kenapa gitu pemerintah turut campur dalam masalah ibadah warganya, ngatur2 pergi hajinya bolehnya kapan; lha wong duitnya sendiri, kok pake diatur? Tapi nggak ada gitu yg ribut seperti urusan syahwat? Aneh ya? Bukankah bikin KTP ngemplang, SIM bodong aspal adalah juga penipuan, gak halal + :??? Salam :-) l.meilany - Original Message - From: Abdul Muiz To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Saturday, February 20, 2010 5:42 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Pro kontra RUU tentang nikah sirri, poligami, dan mut'ah dipidanakan, meskipun masih dalam bentuk draft yang disiakan Depag sudah bergulir. Yang perlu dikritisi dan menarik dikaji adalah : semua pernikahan harus dicatatkan ke negara (KUA untuk yang muslim, Catatan Sipin untuk yang non muslim) memang adalah domain Pemerintah yang menjadi otoritasnya, dengan pencatatatan maka pemerintah akan mudah memberikan hak sipil : akta nikah, akta kelahiran, KTP, Visa, paspor dll.Penggunaan istilah nikah sirri terhadap pelaku nikah di hadapan penghulu atau pemuka adat tanpa dicatatkan ke Negara adalah rancu paling tidak dari segi bahasa. Lebih pas atau lebih tepat apabila menggunakan istilah nikah legal dan nikah illegal.Nikah mut'ah atau nikah kontrak adalah tradisi yang lazim di kenal di kalangan Syi'ah. Di indonesia karena mayoritas menganut Sunni yang memang tidak mempopulerkan tradisi nikah mut'ah menjadi condong tidak mengakomodasi dalam peraturan negara. Nikah Poligami yang pada dasarnya boleh di kalangan islam menjadi diperketat atau dipersulit oleh negara melalu RUU ini lebih merupakan pilihan untuk meminimalisir penderitaan bagi pihak perempuan adalah debatable yang tidak akan ada habis-habisnya. cara pandang bahwa pelaku nikah yang tidak dicatatkan akan dipidanakan tanpa melihat kasus per kasus adalah penyederhanaan masalah yang jauh dari bijaksana, tidak semua pelaku nikah yang tidak dicatatkan adalah pelaku kriminal, kalau kita simak penyebabnya bisa beragam :Biaya ke KUA dipandang relatif mahal, sehingga kelompok miskin lebih memilih menikah di hadapan penghulu atau pemuka adat. Boleh jadi upaya mencatatkan pernikahan ke negara merupakan penundaan, apabila tiba saatnya akan dicatatkan kemudian. Rasanya untuk kasus demikian adalah aneh dan mengerikan apabila kondisi demikian sang pelaku dipidanakan.Menikah di hadapan penghulu atau pemuka tanpa dicatatkan ke negara memang bisa jadi akan menguntungkan pihak tertentu seperti : supaya tidak merepotkan status dirinya sebagai PNS/BUMN/BUMD/Polri/TNI atau Pejabat Publik tidak dipermasalahkan, atau supaya tidak diketahui istri pertamanya, atau supaya mensahkan hawa nafsu pribadinya adalah contoh yang tepat untuk dibidik pemidanaan.Praktek penghulu yang tidak diatur negara dapat menyuburkan bisnis sex mengatasnamakan agama cukup marak, contoh kasus kawin kontrak di puncak atau daerah tertentu dengan pelanggan dari luar negeri (terutama timur tengah) memang tepat apabila menjadi sasaran tembak pemidanaan.Dsb dsb. Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Jum, 19/2/10, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com menulis: Dari: Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@gmail.com Judul: Re: [wanita-muslimah] Ulama Pasuruan Tolak RUU Nikah Siri Kepada: