[wanita-muslimah] Selamat Hari Kartini what it is that women really want
A long time ago,...there was a feudal Lord and Lady who were exacting tribute from their vassals. One was a young man, representing his family, and he carried with him a small fortune. He was careless with the coin and gambled it away before he could introduce himself, and, when it came his turn, he was empty handed. The Lord perceived the insult and ordered the young man's death, but he was comely, and the Lady took pity on him. `I'll pardon you,' she said, `if you can tell me what it is that women really want. You have one week in which to learn the truth. Return here and tell me, or you'll face execution.' The young man was grateful for the reprieve and quickly set about asking every woman he encountered what it is women desire most. Unfortunately for him, no two answers were the same. Some women said eternal youth was most desired. Some wished for beauty. Some wanted a rich husband. Others, a husband who was hung like a bull. And some said many children. After a week the young man was despondent; he was no closer to knowing what women really want than he was when he first started his quest. As he walked dejectedly to the place where he would meet his fate, he came across an ugly, old woman. `You wish to know that which women really desire?' she asked. `Yes, can you tell me?' he answered. `I'll tell you,' she said, `but if I do, you must grant my request.' Knowing he had nothing to lose, the young man agreed. They came to the Lord and Lady, and she asked `Have you learned that which women desire most?' The old crone pulled him down and whispered in his ear. The young man said, with confidence, `Women want, most in the world, to have mastery over their husbands.' The Lady smiled, satisfied. `Your life is spared; that is indeed what we most desire. Not only will you live, your family's holdings will increase tenfold.' The young man rejoiced in his good luck, but was quickly deflated when the old hag tugged at his sleeve. `You now need to fulfill your end.' The young man asked for what she wished, expecting a request for food and lodgings. `You must marry me.' The assembly had seen what had transpired and heard the demand and, being jealous at the young man's quick fortune, insisted he wed the old woman. The young man had no choice; they were wed that very day. That night he came to his bridal bed and looked at his new wife, full on. She was covered in warts and pox, was withered and wrinkled, dirty and decrepit. He shuddered at the thought of touching her. `And what is the matter?' she asked. `You disgust me,' he answered honestly. `Well then, I'll give you a choice. I can turn into a beautiful maiden, ready and open for you at night, but I will lie and whore and cheat at every opportunity during the day. Or, I can remain as I am, being as steadfast and honest and loyal a spouse as one could possibly desire. What say you, young man?' He thought and thought, but could not pick. `Wife,' he said, `the choice is yours.' The old crone transformed into a lovely maid and said, `You've learned well, my husband. I will remain as I look and will be faithful and trustworthy, giving you many fine children.' And they were happy until the end of their days. That is the end to my tale. --- dikutip dari: Celtic mythology, medieval literature, and Arthurian legend.
[wanita-muslimah] Mitos2 seputar poligami
Kalau menurut saya itu sekdar mitos aja Pak Ariel..banyak mitos2 tentang poligami di dalam masyarakat kita semisal poligami sebagai hal yang dihalalkan padahal diharamkan juga enggak...poligami sebagai solusi...poligami sebagai keringanan...poligami adalah sunah...poligami dan keadilan...dll... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote: baydewey, saya kurang mudeng dengan argumen poligami yg dikaitkan dengan perang. apakah poligami merupakan solusi terhadap ekses dari perang?. Imo, perintah untuk menolong anak yatim miskin (tentu ini temasuk bagian dari ekses perang kan :-)) bisa dilihat pada QS Al-Maun, apakah menolong yang dimaksud dalam surah tersebut adalah termasuk poligami? Kemudian berapa banyak orang yang menjalankan poligami dengan tujuan menolong korban ekses perang? yang banyak 'ditolong' justru yang sedang kinclong2nya berada jauh dari perang:-) salam, -ariel- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soegardi@ wrote: Ini masih anget, bukan berita tahun 80-an ... http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/iraq-air-raids-hit-mostly-women-and-children-1669282.html Thursday, 16 April 2009 Iraq air raids hit mostly women and children === Analysis carried out for the research group Iraq Body Count (IBC) found that 39 per cent of those killed in air raids by the US-led coalition were children and 46 per cent were women. Fatalities caused by mortars, used by American and Iraqi government forces as well as insurgents, were 42 per cent children and 44 per cent women. === AQUBA, Jun 18 (IPS) - Just about everyone in Iraq is a loser as a result of the occupation, but none more than women. One of the more obvious signs of that is the very large number of widows. The Asharq al-Awsat Arab media channel estimated in late 2007 there were 2.3 million widows in Iraq. These include widows from the 1980-1988 war with Iran in which half a million men were killed, the U.S.-led invasion and occupation of Iraq, and from 'natural' causes. The news outlet cited the Iraqiyat (Iraqi women) group as a source for their figure. -- Semoga bermanfaat dan mencerahkan. Wassalam -o0o-
[wanita-muslimah] Re: Kaidah Pokok Mutazilah
sebetulnya ada di kristen juga peraturan syariahnya hanya saja tidak sedetail kita mungkin karena kondisi dan keadaanya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadah...@... wrote: Saya kira Kristen, Hindu, Budha dll tidak punya 'syariah' dari kitab sucinya yang bisa dijadikan hukum, semisal hukum cerai, hukum waris, hukum gono gini, termasuk Qisas. Itu makanya di universitas diseluruh dunia yang ada Fakultas Hukumnya, tidak ada mata kuliah Hukum Kristen, Hukum Budha, dll...yang ada adalah mata kuliah Hukum Islam. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soegardi@ wrote: Ini komentar atas posting yang mana ya? Tapi saya rasa menanggapi poinnya kang Muiz: Islam sebagai diin sebenarnya memiliki makna yang jauh lebih luas daripada sekedar religion atau agama. Pertanyaan terhadap poin ini, bisa dikembangkan: Apakah Kristen, Hindu, Buddha, dll bukan 'diin,' dan sekedar 'agama'? Kalau kriteria diin adalah hal yang 4 menurut kang Muiz, saya kira agama2 lain juga berisi nasihat, menjadi UU/sistem hukum (dengan berbagai interpretasi dan tingkatan) bagi penganut-penganutnya, dan mengajarkan pula hari akhir. Jadi, balik muter lagi, agama itu apa? On Sun, Apr 19, 2009 at 10:04 AM, eyang_mbelgedes eyang_mbelgedes@ wrote: Jika demikian halnya, apakah kemudian Islam bukan sebuah agama? === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] larangan menggunakan handphone saat berkendaraan
Kemarin ke karawang, sekitar KM.42 ada plang yang bertuliskan hindari menggunakan handphone pada saat mengemudi... kok hindari sich...bukanya sudah dilarang..atau justru belum.. rada bete kalau dijalan ada orang yang sudah mengemudi sambil berhap ria apalagi ada yang ajaib naik motor sambil sms'an ...gila kali:)
[wanita-muslimah] Re: nuclear war
Mba Mia (sambil lari2 juga tapi dibawah hujan biar kelihatan lebih romantis..sun pipi kanan..sun pipi kiri) ..kemarin muter2 dulu Mba..sekarang mulai mau rajin ngaji lagi di WM:) Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia al...@... wrote: Hi mba Chae.kemana aja..kangen..(lari-lari, tangan dibentangkan, trus cup..cup..pipi kiri kanan)... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setijadi@ wrote: hiya, aku juga sebetulnya nunggu2 qaddafi dan eyang HMNA nih... pingin tahu apa yang terjadi di sulsel... - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 14, 2009 5:12 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: nuclear war Sama dong..Mba Rita ..aku juga kangen sama semuanya..;) Terima kasih atas sambutan hangatnya ..juga makasih sama Om Arcon untuk makan-makan nya:)) salam kenal dengan si eyang..dan salam juga buat semunya Mba Mia, Mba Herni, Mba2 dan Mas2 yang lainya kemana?? eh Aku tuch keinget WM jadi ke Inget sama Abah..Abah gimana kabarnya..apa ada kabar tentang Abah?? apa cucunya khadafi masih bisa di kontak.. salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote: Mbak Chae is back, kita sudah kangen euy, welkam, welkam mbak! BTW itu nuklirnya Pak Wijanarko Janoko kok ajaib yah, ada gitu yah yang special program kayak gitu, tidak berbahaya bagi janin dan tidak menimbulkan penyakit berbahaya pada wanita tapi mematikan pria dan temen-temennya unyil? Ck ck ck... Saya kira Pak Jan satu ini punya bakat terpendam jadi penulis dongeng karena sangat imajinatif. Hebat,hebat!
[wanita-muslimah] Re: nuclear war
Sama dong..Mba Rita ..aku juga kangen sama semuanya..;) Terima kasih atas sambutan hangatnya ..juga makasih sama Om Arcon untuk makan-makan nya:)) salam kenal dengan si eyang..dan salam juga buat semunya Mba Mia, Mba Herni, Mba2 dan Mas2 yang lainya kemana?? eh Aku tuch keinget WM jadi ke Inget sama Abah..Abah gimana kabarnya..apa ada kabar tentang Abah?? apa cucunya khadafi masih bisa di kontak.. salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt rita...@... wrote: Mbak Chae is back, kita sudah kangen euy, welkam, welkam mbak! BTW itu nuklirnya Pak Wijanarko Janoko kok ajaib yah, ada gitu yah yang special program kayak gitu, tidak berbahaya bagi janin dan tidak menimbulkan penyakit berbahaya pada wanita tapi mematikan pria dan temen-temennya unyil? Ck ck ck... Saya kira Pak Jan satu ini punya bakat terpendam jadi penulis dongeng karena sangat imajinatif. Hebat,hebat! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Kayaknya itu nuklir rasis amat...kok cuman kaum laki-laki saja yang kena dampaknya..Pak Jano ini kayaknya ndak tahu aja kalau perempuan itu lebih kreative dalam urusan pemenuhan kebutuhan biologis. Sempet kaget juga ternyata di lingkungan saya 8 dari 10 prempu yang jadi istri; mereka2 ini ternyata para janda temporary...ada yang PJKA ( pulang juma'at kembali ahad), ada yang monhtly, ada juga yang per 6 bulan bahkan yang sadis ada yang sampe 2 tahunan...jadi urusan pemenuhan kebutuhan biologis mah enteng..masih banyak jalan menuju..klimaks hahahahhha;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote: Pak Achmad : Lha, orang poli katanya meniru Rasul, padahal rasulnya sudah tidak boleh kawin lagi dengan ayat tersebut. --- ko_jano : Mau berfikir yang sederhana saja, mau tanya pak, seandainya nanti ada perang nuklir, kemudian populasi lelaki tinggal beberapa glintir, misalnya saja tinggal Pak Achmad, si Ulil dan si Unyil, padahal jumlah populasi perempuannya jumlahnya 10 kali lipatnya, lalu bagaimana pak ?, pak Achmad bisa tidak memberikan solusi untuk penyaluran kebutuhan biologis bagi para perempuan tersebut ? nuclear war http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_warfare Siapa yang mau bertanggung jawab atas populasi manusia seandainya nanti ada orang gila yang menggunakan senjata nuklir tersebut ?, pak Achmad mau bertanggung jawab ? Siang
[wanita-muslimah] Re: Demokrasi, Barang Curian Milik Islam?
Dulu di doktrin nya kan begini.. tinggalkan yang buruk dan ambil yang baik..jadi syah-syah saja kalau mencuri yang baik-baik..enggak usah ribut..asal tinggalkan yang buruknya (tuker tambah):) sorry asli enggak nyambung...niat belajar ngaji lagi di WM Salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto ary.setij...@... wrote: nggak terlalu penting siapa mencuri siapa... krn biasanya sangat ambigu... setiap idea-idea besar itu dimulai oleh ide-ide sederhana yang berkembang... bukan kerja satu generasi, tapi berpuluh generasi manusia... kebersahajaan dan rendah hati adalah sikap penting dalam mensikapinya einstein tidak akan menghasilkan karya monumentalnya, tanpa newton membuat karyanya demokrasi tidak akan mencapai bentuknya yang sekarang, tanpa trial-and-error sepanjang sejarah dengan berbagai cara... bahwa hal itu ternyata sesuai dengan islam, itu hal yang wajar... secara premis islam sbg. nilai-nilai universal... tapi toh banyak yang bilang tidak seperti itu bukan? tanya deh Adian Husaini dkk. persoalan yang lebih penting adalah siapa yang lebih cerdas untuk mendapatkan keuntungan dari ide itu. - Original Message - From: Sunny To: Undisclosed-Recipient:; Sent: Saturday, April 11, 2009 11:55 PM Subject: [wanita-muslimah] Demokrasi, Barang Curian Milik Islam? Reflesi : Apa komentar Anda terhadap tulis di bawah ini? http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_contentview=articleid=8797:demokrasi-barang-curian-milik-islam-catid=68:opiniItemid=68 Demokrasi, Barang Curian Milik Islam? Friday, 06 March 2009 07:00 Realitas sejarah menunjukkan, sistem demokrasi lebih dekat kepada Islam dibanding sistem lainnya? Tohir Bawazir * Menghargai perbedaan pendapat adalah salah satu akhlak yang sangat dianjurkan dalam Islam. Selagi perbedaan pendapat itu tidak menyangkut hal-hal yang substansial dalam aqidah. Jika menyangkut hal yang sudah qath'i (pasti), ummat Islam harus sudah bersepakat untuk hal itu. Misalnya soal wajibnya sholat, puasa, zakat, haji dan berbagai hukum yang sudah jelas dan terperinci yang sudah diatur dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, maka tugas kita hanyalah menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya semampu kita. Di sini ummat Islam tidak diberi ruang untuk menyelisihi apa yang sudah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan, banyak ruang gerak yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya untuk mengatur kehidupannya berdasarkan asas manfaat dan maslahat kehidupan, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Syariat. Kita juga yakin, kemaslahatan kehidupan sudah pasti akan selaras dan sejalan dengan tuntunan syariat Islam. Termasuk dalam kancah wilayah politik untuk memilih pemimpin dan mekanisme kenegaraan. Dalam sistem pemerintahan seperti yang kita kenal sekarang, terdiri dari berbagai model pemerintahan, ada demokrasi, teokrasi/negara keagamaan, diktator, kerajaan atau bisa pula ada sistem kombinasi dari berbagai sistem. Di Negara Inggris misalnya dikenal sistem kerajaan, namun pada saat yang sama ada sistem demokrasi dimana selain ada raja/ratu sebagai kepala negara secara simbolis, namun pada saat yang sama kekuasaan yang riil justru dipegang oleh perdana menteri yang dihasilkan dalam sistem pemilu secara demokratis. Namun di Saudi Arabia berbeda pula, mereka menggunakan sistem kerajaan mutlak. Raja lah yang sepenuhnya berkuasa membuat merah dan putihnya negara dan rakyat. Walaupun di sana ada dewan ulama yang memberi nasehat kepada raja, namun aspirasi masyarakat bisa dibilang tidak terwakili. Apabila rajanya baik, maka nasib rakyat dan bangsanya ikut kena imbas baiknya, namun jika buruk, maka rakyat akan menanggung keburukannya. Ada pula yang tampaknya seperti sistem demokrasi, namun hakekatnya diktator. Statusnya seorang presiden, namun hakekat kekuasaannya dan masa berkuasanya lebih mirip model kerajaan. Ini banyak contohnya, terutama banyak dialami oleh negara-negara Dunia Ketiga (Negara-negara Asia, Afrika maupun negara-negara di Amerika Latin), termasuk di Indonesia di era Orde Lama dan Orde Baru. Dalam tiap sistem pemerintahan, sudah barang tentu ada kebaikannya dan keburukannya. Termasuk di dalam sistem kerajaan pun ada segi positifnya, minimal dari segi biaya politiknya sangat murah karena tidak perlu ada pertarungan para kandidat calon pemimpin, karena kekuasaannya sudah diwariskan/diturunk an secara kekeluargaan, bisa dari ayah ke anak, atau ke saudara dsb. Murah dan efisien, lebih-lebih jika rakyatnya bisa menerima sistem ini. Namun madharatnya juga besar. Karena hak berkuasa seolah-olah hanya milik seseorang/keluarga raja saja, rakyat tidak punya hak memimpin, mengoreksi, atau sekedar berbeda pendapat, walau memiliki kualitas yang mumpuni. Dalam sistem demokrasi pun ada manfaat dan
[wanita-muslimah] Re: hadis cicak
Ma'af ikutan nimbrung Mba Mia dan Mba Lina juga yang lainya. Kadang yang menjadi pertanyaan mengapa sikap 'sami'na wa ato'na' ini seringkali di absolutkan menjadi standard untuk menilai keimanan seseorang. Padahal jangankan keputusan manusia, wahyu Tuhan pun seringkali berada dalam wilayah di sangsikan dan halal untuk dipertanyakan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Alhamdulillah, dari diskusi panjang ttg hadis cecak yang jelas bukan remeh temeh ini (karna hadis kan?) , Pak Her menunjukkan ke kita semua, mba Lina, Pak Rye, Pak Wawan, mba Ning dkk (ngabsen lagi...:-) mohon perhatikan yang ini, pelajaran penting untuk tidak selalu 'sami'na wa ato'na'. Artinya, Pak Her nggak membunuh cecak hanya karena ada matan hadis yang mengatakan itu, seperti juga yang dimengertinya tentang prilaku para sahabat thd cecak. Pak Her sedang mengamalkan toleransi terhadap alam. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: Biasanya posting mbak sri/bung her ini saya lewatkan, seperti biasa paragraf pertama noise, tapi paragraf kedua luar biasa, saya salut! Yaitu: asumsi (?) bahwa para Sahabatpun tidak sembarangan sami'na wa atho'na. Apalagi jaman modern yang serba ilmiah! Bagi yang miss the point menganggap diskusi cicak ini remeh- temeh, maka paragraf kedua tulisan mbak sri/bung her inilah THE POINT. salam, DWS 2008/5/27 sriwening herpribadi herpribadi@: Hehehe...sore ini akyuu buka email dan yang bikin akyuu cengar cengir adalah begitu banyaknya postingan yang membahas soal hadist cicek...aneh..lucu...dan hemm rasanya rada kekanak kanakan...memang sihhh.. cicek itu dimata anak2 atau pengalaman masa kecil kita punya stori sendiri2...misalnya diujung seutas lidi ditusukkan sebutir nasi lalu cicek dipancing...hoop kena..cerita lainnya teringat akyuuu ada anak balita bertanya pada maminya.. mami...mami..cicek juga bobok malam nggak?hehehe begitulah kira2 kita punya pengalaman...mungkin juga om Con.pasti juga punya pengalaman tersendiri yang begitu melekat didalam hati sanubari sedemikian rupa sehingga beliau sering menghadirkan cicek di postingan di WM ini...mungkin beliau ingin bernostalgia...hehehe. Tapi yang pasti...tidak pernah ada dalam sejarah Islam khususnya dijaman Rasulullah dan sesudahnya... para Sahabat Rasul berlomba- lomba memburu ataupun membunuh cicek atas dasar hadist tersebut...iya kan?...artinya hadist tersebut oleh rasul para Sahabat tidak dijadikan kreteria sami'na wa athona...lah koq sekarang dijaman yang katanya modern...yang katanya serba ilmiah..serba berfikir...om Con mau memasukkan hadist tersebut sebagai kreteria sami'na wa athona...ck..ck..ck. Salam mami..mami...cicek bobok juga nggak? kenapa sich ya masalah cicek koq jadi rame...kayak kurang kerjaan aja. Coba deh kita pikir...Sehubungan dengan hadist cicek tersebut...Adakah dijaman Rasulullah Sahabat ada berita tentang perburuan Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Jelas bunyi hadist tsb tidak menyuruh kita berburu membunuh. Itu kan cuma persepsi kita, para pembual saja. Pengertian berburu kan kita harus sudah siap dengan segala perlengkapan dan sampe kemanapun harus dikejar. Siang malam harus ditunggu. Jadi, saya kira kitapun harus menghilangkan kata berburu. Jangan ikut2 melebih-lebihkan arti hadist. Itu bisa disebut akal2an ato membual. Sama saja dengan orang2 yang betul2 berburu cicak krn hadist tsb...:-)) Apapula dalilnya kalau hal tsb dibilang wajib? We alaaah 70 pahala itu kurang asyiik lah. Tanya deh ama orang Cina or orang Padang yang pandai berhitung. Kalau bisa dapat yang lebih besar, ngapain dapat yang kecil?...:-)). Tapi maksud saya sih juga bukan disitu, lebih asyik berbisnis dari pada geprak cicak. Terserah berape kek pahalanye. Saya ini ada keturunan cina dan ada keturunan padang, cuma sayangnya gak pandai berhitung...:-) Ya itulah harus dicari tau mengapa Nabi SAW menyuruh membunuh binatang2 tsb. Bukannya trus memberikan arti lebih dari hadist tsb. Pastinyakan juga bukan SEMATA-MATA alasan karena ingin menghilangkan spesies. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: Saya rangkum ulang, alasan-alasan tidak mau berburu cicak, walaupun hadisnya sahih - sulit (cepat amat berputus asa?) - tidak wajib (apa ada dalil lain yang menidakwajibkan perintah dalam hadis tersebut?) - mending cari pahala yang lebih asyik (70 pahala kurang asyik?) Di lain pihak, patut meragukan pengamalan hadis tersebut seperti dalam tulisan mas Ary SP sebelumnya: Jika hadits itu betul-betul datang dari rasul dan ternyata memang betul-betul memerintahkan pembasmian ular, kadal dll. semata-mata karena harus spesies itu harus dimusnahkan, kita bisa
[wanita-muslimah] Re: hadis cicak
Dulu zaman saya masih SD, sering di dongengin nenek cerita tentang Nabi yang ngumpet di Gua bersama Abu Bakar, dan ketika itu laba-laba menutup lubang Gua dengan jaringnya sehingga musuh2 Nabi tidak menemukan Nabi yang bersembunyi didalam Gua hanya saja waktu itu muncul cicak yang bilang Pecak...pecak yang kalau bahasa sudan artinya kurang lebih terobos nah ini kaya ngasih kode ke para pasukan musuh Nabi yang kemudian menerobos jaring laba-laba...sejak mendengar cerita itu muncul reaksi negatif terhadap keberadaan cicak diantara cucu2 nenek he..he...he.. Omong-omong ya Mba Lina, memang pengertian taat itu apa sih? apa memang taat itu hanya dipahami sebagai suatu prilaku yang patuh terhadap perintah/kebijaksaan dari pihak lain?? kira-kira ada engak persepsi atau pengetian dari taat itu sendiri? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Setuju, Mas Ase. Begitu maksudku juga. Jadi, baru sampe sami'na aja kali ya? apakah taat berarti harus mengamalkan ? Susah ye mencapai derajat taat. Maksudku juga seh, kalau kitanya yang susah taat, ya udah akui aja lah emang mental kita gak kaya para sahabat dan orang2 terdahulu dalam mentaati (sahabat) Nabi SAWnya. Urat syaraf kita gak cukup kuat tuk taat. Sekuat Umar ra mencium Hajar Aswad. Mungkin juga sekuat Ali ra membersihkan (bagian luar) sepatu ketika wudhu'. Mereka tak pernah ngeyel dan tanya mengapa?. Kita, sekarang ini, tak akan menertawakan mereka ketika mereka ta'at. Kita tak pernah bilang mereka gak pake akal. Akal Umar ra ditaklukkan oleh kecintaan akan sunnah Nabi SAW. Lalu, mengapa ketika kini kalo ada orang mo ta'at seperti itu harus diinterogasi macem2 dan dianggap gak pake akal ?? Sebetulnya, terus terang saya baru tahu kalo ada hadist tsb. Jadi, sekarang ini masih mikir mo ta'at gak ya?. Katanya kalo sekali gebrak tuh cicak mate' pahalanya paling gede. Kalo dua kali, pahalanya berkurang. Lah kalo dah berkali2 gebrak gak mate2 trus tuh cecak kabur/ngumpet..gimana ya?...waduuuh? dosa gak?. Saya baru jago and pede kalo gebrak kecoa. Besok2 mo nyoba geprak cicak, kalo mampu. Gak kebayang kalo cicaknya benyek/mati krn ku geprak, eh buntutnya masih ngegol2. Moga2 gak dosa ya. Ya Allah, maafkan kalo kelakuan spt ini salah. Saya hanya ingin menjalankan sunnah kekasihMU Kemaren aku baru ktemu temen yg kerjanya di kedutaan Afghan. Kite ngobrol yg ujungnya ke soal hadist ini juga. Dia bilang orang2 Afghan di kantornya memang benci bener ama cicak (gak tau jijik gak tau apa deh). Mereka akan sangat marah kalo ditemukan di kantornya ada cicak. Jadi, pagi ini aku datang ke kantor, aku celingukan ke atas. Ada cicak gak ya? Selama ini gak pernah merhatiin. Kayaknya sih gak ada. Aku ini masih penasaran sama cicak. Ada gak hubungan cicak dengan penyakit ? Seperti kecoa, tikus, ular dan penyakit. Ini termasuk kekinian yang ku maksudkan selain kekinian yang ekosistem cicak pemakan serangga/nyamuk. Katanya di Papua itu paling buanyak nyamuk dan cicak. Dan penyakit yang banyak terjangkitpun TBC, HIV/AIDS, Malaria, Hepatitis, Penyakit Menular seksual dan penyakit cacingan. Apa ada hubungan antara keduanya? Nyamuknya jg gak abis dimakan cicak, rupanya. Apa cicak termasuk binatang kotor atopun mengandung racun? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihamanto ary.setijadi@ wrote: Yaa minimal Awak mempercayai adanya perkataan rosululloh, Begitu juga dg banyak hadist lain yg saya imani tapi belum mampu saya amalkan... Mau melakukan / ga kita serahkan pada Allah Rosulnya.. Wa'llaualam.. Sekarang ganti urusan membunuh cecak dengan urusan: - membunuh ular - membunuh orang kafir - sholat, zakat, puasa, naik haji dll. - rasul nabi terakhir - etc. - Original Message - From: Rye Woo To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 27, 2008 10:14 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: hadis cicak Apakah ini artinya al-mukarom Om'DWS dkk tidak mempercayai adanya hadist itu?? Kalo awak sendiri mengimani adanya hadist tersebut, tapi memang masih belum menangkap apa makna sesungguhnya dari hadist tersebut... Aye juga pernah mendengar penafsiran tg hadis tersebut tentang hadis membunuh cicak trsebut, yg berasal pada kisah cecak yg membantu meniupkan api yg membakar nabi Ibrahim.. Bahwa ketika ada melakukan kejahatan, juga yg membantu kejahatan kejahatan tersebut.. Maka baik yg melakukan dan yang membantu melakukan kejahatan, maka hapuskanlah keduanya. Yaa minimal Awak mempercayai adanya perkataan rosululloh, Begitu juga dg banyak hadist lain yg saya imani tapi belum mampu saya amalkan... Mau melakukan / ga kita serahkan pada Allah Rosulnya.. Wa'llaualam.. Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: Saya percaya bahwa mbak Lina mengamalkan sami'na tapi di mana wa atho'na-nya? Hadis-hadis tentang cicak itu
[wanita-muslimah] Re: Konstruksi Sosial Poligami ... was Ayat-ayat Cinta-curhat
Mba Mia Ini jeli banget..itu yang aku suka dari Mba Mia:) Soal penularan memang benar begitu adanya, seperti yang saya alami juga walaupun baru sekitar rumah saja. Suamiku enggak pernah risih kalau harus jemur-jemur baju, nyapu-nyapu rumah sebelum berangkat ke kantor tiap paginya atau mesti ikutan nongkrong sama ibu-ibu di tukang sayur asal dikasih tahu menu masak hari ini...sampe dapet gelar suami binangkit dari para tetangga. Sekarang di lingkungan rumah ( sekitar 12 KK) sudah terbentuk arisan Bapa-Bapa yang sudah jalan selama 3 tahun. Dan makin biasa aja lihat Bapa2 sekiat rumah aktive dalam kegiatan domestik...ada yang nyuapin anak, pulang dari warung bawa keresek isi bumbu dapur..ceritanya lagi masak buat istri dan anak, bawa-bawa sapu plus pengki hilir mudik sekitar rumahnya..nah..pas botram sama para tetangga(makan rame-rame) Bapa-Bapa yang paling aktive menyediakan makanan, minuman dan ngurusin anak-anak ...sementara para ibu-ibunya lebih banyak nyiapin tema apa saja yang akan dipresentasikan pada saat kumpul2...dari mulai yang jualan produk sampe yang curhat segala;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Chae berhenti dan bertanya kenapa? Mba Herni berhenti dan menelaah gimana? Konstruk sosial yang sudah terbentuk, misalnya poligami menurut mba Herni, dalam tema AAC juga di-endorse dengan memakai setting agama dan budaya (i.e. Islam dan TimTeng). Ringkasnya beberapa ustaz bilang, terimalah poligami. Ini yang dikritik mba Chae, setting dalam kemasan agama. Tentu saja perempuan seperti mba Chae dan mba Herni nggak reflek memimik, padahal meniru adalah kemampuan manusia yang paling mendasar. Bertanya dan gimana inilah yang berpotensi merubah konstruk sosial itu. Dan apabila mba Chae dan mba Herni konsisten dengan nggak terlibat dalam poligami, maka terjadilah perubahan konstruk sosial di level pribadi. Dan apabila ini menular ke orang lain (dengan jalan meniru maupun menyimak), terjadilah perubahan di level sosial. So sentimen pribadinular..personal is political... salam Mia PS: mba Herni, aku pernah ngintip komik Persepolis, perkataan itu artinya apa ya? Buku yang aku lagi baca: Blink dan Making Globalisation Work. Nggak janji seger apa nggak...:- --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mba Herni, Sebenarnya ada hal yang lebih membuat saya merinding bulu ketek daripada soal konstruk sosial walaupun saya cukup sependapat dengan konsep konstruk sosial yang mba jelaskan. Sekarang ini saya melihat banyak sekali dari umat beragama dan khususnya mayoritas muslim seringkali bersikap seperti binatang ternak yang buta mata dan tuli telinganya terhadap segala sesuatu yang dibungkus dalam kemasan agama dan kata-kata Tuhan. Seringkali kita bersikap taken for grandted untuk segala sesuatu yang dikemas dalam bungkus agama..lalu bagaimana kita bisa mendapatkan hikmah?? Malaikat adalah makhluk Tuhan yang dklaim paling patuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sabda Tuhan, tapi pada akhirnya toch Malaikatpun mempertanyakan sabda Tuhan jika hal itu memang tidak sesuaijika sabda tuhan saja bisa di pertanyakan apalagi titah manusia... Kalau soal flirting...h..kayaknya memang jadi bagian dari manusia selam diri kita masih punya ego...Mba:) prinsipnya dalam Islam kan asala tidak berlebih-lebihan segala apapun syah-syah saja ..iya toch...;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti nurbayanti@ wrote: Mbak Chae, Saya sih ngeliatnya bukan sentimen pribadi, tapi mungkin ada kaitannya dng konstruksi sosial poligami. Konstruksi sosial kan memang sudah jadi satu kata/istilah yg keliatannya 'fancy', digunakan dimana2. Pokoknya kalau pake kata ini, keliatannya keren dan intelek deh gitu kira2 :P. Pokoknya jaman sekarang mah, apa-apa serba konstruksi sosial, mulai dari tipe ideal laki2 dan perempuan, rasa, hingga bau :-) Pada dasarnya, pengetahuan dan pemahaman kita kan kita pelajari dari interaksi kita dng lingkungan sekitar. Gak mungkin juga kan ujug-ujug nongol ke bumi langsung ngerti ini itu. Kita tanpa sadar belajar mengenal berbagai macam, tidak saja nama benda2 yg fisik tapi juga konsep2 yg sifatnya imaterial. Contoh sederhana, satu ketika teman saya dan keluarganya berwisata bersama. Tiba-tiba tercium bau. Mulainya si orang tua yg rusuh- rusuh bilang, ih bau.. ih bau.. si anak diam saja. Rupanya dia tidak tau kalau sesuatu yg sedang lewat dan diciumnya dng hidung itu.. bau :-) hingga dia liat orang tuanya ribut2 bilang bau... bau.. Dia baru paham makna bau, dari orang tuanya :-) Proses yg sama (dlm skala yg lebih kompleks) juga berlaku utk yang lainnya. Kalau dari cerita dan kesebelan mbak Chae thd AAC itu benar (bisa aja kan memang benar2 sentimen pribadi, hehehe), ya jangan2 ini usaha
[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia
Mba Mei, Kalau boleh tahu apa dasarnya kok Mba Mei sampe menyimpulan bahwa poligami yang dilakukan Nabi untuk menyebarkan hukum Islam yang berkaitan dengan perempuan? thanks Mba!, sebelumnya;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nisadear, Setahu saya dari kisah yg saya baca, Nabi menikah dengan 11 perempuan, 10 diantaranya janda dan tua renta. Khadijah pan tua juga. Ukuran tua masa itu kan nggak kayak sekarang. :-)) Tujuan Nabi menikahi mereka adalah semata mata untuk menyebarkan hukum islam yg berkaitan dengan masalah perempuan. Karena pada masa itu perempuan merasa sungkan bertanya langsung pada nabi tentang masalah kewanitaan dan keluarga. Di hadith ada yg mengatakan bahwa menikah seharusnya dengan gadis/virgin. Kalo Nabi menikahi hampir semuanya janda artinya ada kepentingan lain selain syahwat. Menurut saya, nafsu itu kan analoginya dengan cinta dunia. Pada masa Nabi perempuan menjanda tanpa perlindungan bisa celaka. Maka kalo zaman sekarang laki2 menikah lagi dengan alasan melindungi si perempuan dengan dalih 'sunnah nabi' apakah tepat? Lagi pula menikahnya masa sekarang ini kan alasan daripada TTM, daripada selingkuh, daripada berzina, daripada ketangkap hansip dll Dengan kata lain menikah demi melanggengkan nafsu syahwat yg menggebu. :-)) Yg bijaksana, bila mau berpoligami ya poligami saja nggak usah pakai alasan atas nama agama, sunnah rosul dll. Seperti novel AAC, poligaminya Fahri juga atas kekuatan cinta pada sesama bukan lantaran nafsu semata. Atau juga jangan plin plan; sekarang bilang ogah poligami eh besoknya poligami. Itu kan artinya mudah tergoda, tak bisa melepaskan diri dari cinta dunia. :-) salam, l.meilany - Original Message - From: Chae To: [EMAIL PROTECTED] Kalau tidak salah bukanya Nabi Muhammad lebih banyak menikahi perempuan yang masih Geboy lehoy dalam artian cantik, muda dan seksi...sedangkan yang digambarkan tua, jelek dan keriput cuman Siti saodah saja... Jadi Nabi sendiri berpoligami bukan niat-niat amat buat bantu para janda dan anak yatim...banyaknya sich dan hampir semuanya hanya karena masalah politik semata. Nikahi Siti Saodah juga terpaksa karena sudah di edarkan dan ditawarkan tidak ada yang berminat dan karena sungkan atas jasa2 suami dari Siti Saodah ..jadi enggak sepenuhnya niat buat nolong janda tua dan anak2 yatim, lebih ke arah balas jasa;) Makanya rada heran Mba Mei kok berpikir Nabi mencontohkan untuk menikahi janda tua beranak.kayaknya enggak dech Mba:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: La iya lah ; kalo mau lepaskan diri dari cinta dunia antara lain: Nikahi janda miskin punya banyak anak yg wajahnya kurang indah dan mungkin sudah tua. Kan begitu yang dicontohkan Nabi SAW. :-) salam, l.meilany - Original Message - From: IrwanK To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, March 04, 2008 3:32 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Lepaskan Diri dari Cinta Dunia Koq cinta dunia sih? Cinta wanita/perempuan aja kalee.. Emangnya dunia cuma wanita aja? :-p 2008/3/4 L.Meilany wpamungk@: Penerapannya : Kalo seseorang menikah lagi dengan perempuan yg lebih indah, lebih muda, lebih semlohei dari yg pertama Itu artinya cinta dunia atau Salam ghibah :-) l.meilany - Original Message - From: IHSAN SANTOSA To: [EMAIL PROTECTED] radio_prambors%40yahoogroups.com ; wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Sent: Monday, March 03, 2008 11:08 AM Subject: [wanita-muslimah] Lepaskan Diri dari Cinta Dunia Lepaskan Diri dari Cinta Dunia Lepaskan Diri dari Cinta Dunia Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar Akan datang masa di mana kamu diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkuk. Para sahabat bertanya, Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulallah? Rasulullah bersabda, Tidak, bahkan saat itu jumlahmu sangat banyak, tetapi seperti buih di lautan karena kamu tertimpa penyakit 'wahn'. Sahabat bertanya, Apakah penyakit 'wahn' itu ya Rasulallah? Beliau menjawab, Penyakit 'wahn' itu adalah terlalu cinta dunia dan takut mati. Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat dicintai umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya; pengusaha yang dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau adalah orang yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada cinta terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta pada dunia, hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu rahasia sukses Rasulullah. Apa yang dimaksud dengan dunia
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat
Boleh-boleh saja sich Din bilang dia nonton dua kali tapi mustinya dia kasih juga point apa yang membuat dia sampe nonton dua kali..jadinyakan kita tahu...nah kalau cuman bisa bilang saya nonton 2 kali tanpa ngasih penjelasan apa dan kenapa..jadi kaya bintang iklan aja yang mana orang tahunya dia itu ketua muhammadiyah... Kasusnya sama juga sama ustand Jefry yang cuman bisa bilang bagus...bagus..doang...jangan2 yang dimaksud bagus oleh Uje bisa maksudnya bagus cuman costum pemainanya;) Rata-rata sinetron di TV kita banyak menyuguhkan cerita bagaimana tokoh utama yang punya sifat.. Pertama...Beleugug, mau disakiti,dianiaya, dizalimi sikapnya pasrah...hatinya bersih ..jiwanya stabil..atau malah kaya robot...engak ada pergulatan bathin akibat kejadian-kejadian yang dialaminya. kedua..polos tomo abis...kaya keledei yang jatuh ke lubang yang sama sampe 10 kali..ndak ada curiga atau sikap waspada..mudah banget dimanipulasi pihak2 lain. Ketiga...setia banget sama cintanya...mau itu orangnya berkhianat, sudah kawin sama orang lain, nyakitin fisik dan jiwanya ...pokoknya cinta is no.1. Ke empat ..DLL Nah kalau memang sosok Maria itu tidak beda sepertio banyaknya gambaran para tokoh utama di sinetron TV kita..yach apa bedanya qualitas film ACC dengan sinetron2 yang ada di TV kita. Saya cuman prihatin aja, kita kok terus2 di jejali dan dicuci otak oleh hal-hal yang seperti itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Boleh saja berbagi perasan sebel sebagaimana bolehnya juga orang (termasuk Din Sayamsudin, UJ dll) berbagi perasaan senang. Kalo kemudian ada labelisasi itu juga otomatis dan normal saja karena berkembangnya dunia infotainment. Mana mungkin kemudian timbul labelisasi Kristen, Budha or Hindu di AAC? Yang aneh adalah kalo kemudian tiba2 Kristen, Budha, Hindu melabelkan ini pada cap mereka? Knapa orang jadi pada parno ya? Oh ya, karena sentimen pribadi. Kasian. Lah Maria sakit itu udah takdirnya sutradara/penulis (=tuhan). Nyatanya memang ada kok manusia macam Maria ini (yg mau di budak cinta). Yang menyebabkan Maria sakitnya parah (dalam film) adalah karena dia ditabrak sama orang2nya si Badur (?) supaya Maria tidak bisa menjadi saksi kunci. Lalu sutradara menakdirkan Maria bisa sembuh karena cintanya Fahri. Gak semua manusia bisa menggunakan kekuatannya. Gak semua peran harus positif dan jagoan semua. Difilm maupun di dunia nyata. Maria mencintai Fahri jauh sebelum Aisyah datang. Maria juga tak meminta Fahri tuk menikahinya setelah Fahri menikah. Kalau dalam novel, ibunya Maria yang minta kepada Aisyah tuk memberikan restu agar Fahri boleh menikahi Maria. Memang seperti itu yang diinginkan oleh sutradara(=tuhan). Karena Maria tahu dia tidak mau memiliki suami orang, ini yang membuat dia 'sakit'. Maria memang type spt itu. So what, gitu lho. Kalu mau ..ya buat aja novel dan film sendiri. Kan gitu ya? Juga Fahri. Maunya Mbak Chae kan Fahri menolak dong disuruh nikah lagi, supaya dibilang cowo era millenium. Tapi, sayangnya sutradara (=tuhan) itu tidak berpihak kepada mbak Chae...:-). Padahal cowok era kini, gak usah disuruhpun udah nyosor sendiri nyari...:-). Padahal kalo Fahri ingin menuruti kemauan istrinya, itulah pendirian Fahri. So what, gitu lho! Alasan Fahri menikahi Maria, tidak ada alasan lain selain disuruh bini. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af saja kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan yang subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi perasaan sebel hihihihihi;) Terlepas dari bagus tidak Film ACC, yang saya point of adalah reaksi orang-orang yang terlalu berlebihan dan memberikan suatu labelisasi agama dalam hal ini Islam sebagai Merk dagang dari film ACC..sampe-sampe Din Syamsudin mengumumkan bahwa dia nonton sampe 2 kali dan Ustad Jefry ikut bersuarasemuanya terlihat seperti mewakili labelisasi Islam dalam Film ACC. Nah buat Mba Lina, bisa kasih info dan bocoranya dong kira-kira apa sich maksudnya sehingga ada labelisasi Islamiah dari film ACC??? Kenapa saya berpendapat Maria itu egois, lemah dan tidak berprikeperempuan...karena maria hanya berpikir untuk kepentinganya sendiri, untuk cintanya sendiri sampe-sampe harus jatuh sakit segala pula padahal kasarnya ngapain juga musti mencinta-cinta suami orang...kayak ndak ada aki-laki lain aja...lagi pula kenapa harus mau diperbudak oleh cintanya sendiri..bukanya kita manusia diberi kekuatan /kelebihan untuk bisa melawan nasibnya sendiri. Prinsipnya mencintai suami orang sich syah2 saja tapi tidak boleh ada keinginan untuk memilikikalau ndak salah ini kasusnya sama dengan Nabi Daud yang ditegur
[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia
kalau saya bertanya pada anda, Pak Rizal...mana yang termasuk kafir..bunda Theresia atau Amrozi??:) Saya tunggu jawaban anda... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Anda betul Mbak Chae. Penilaian shalat ini memang bukan sekadar dari istiqamahnya atau tepat waktunya. Tetapi kedua hal tersebut adalah asas, dasar mbak. Anda tentu tahu bahwa orang yang tidak shalat adalah orang kafir, dan orang yang lalai dari shalat (bolong-bolong, melambat-lambatkan) adalah orang zalim atau fasik. Ini Hadis Rasulullah dan penilaian ulama-ulama muktabar. Tentu kita menghindar berkawan akrab dengan orang kafir/zalim/fasik. Quran menyuruh kita bersama-sama/berkumpul/berkawan dengan orang-orang Shiddiqin. Nabi pun melarang kita mengambil orang kafir sebagai teman. Ini sudah jelas, tak perlu ditakwil lagi. Bukannya berarti kita tidak usah mengenal orang yang tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong. Tidak. Kita tetap mengenal mereka dengan tujuan dakwah. Mengajak pada kebenaran. Tetapi bukan untuk dijadikan teman. Untuk kasus orang yang shalat tapi sanggup/tega melakukan pembunuhan massal, artinya, shalatnya yang sudah istiqamah itu belum dapat membuat dirinya menjadi lemah lembut dan pengasih dengan sesama. Belum dapat membuat dirinya beradab terhadap sesama makhluk ALLAH. Belum dapat membuat dirinya menjadi penyantun terhadap makhluk ALLAH. Untuk kasus ini, kita dapat tilik lagi lebih dalam. Mungkin kesalahan ada pada aqidah, fiqih, atau mungkin tasawufnya. Atau saya pakai istilah dalam Hadis, mungkin imannya tidak tepat, atau mungkin islamnya tidak tepat, atau mungkin ihsannya yang tidak tepat. PASTI ada salah satu atau dua atau ketiganya yang tidak tepat sehingga seseorang sanggup melakukan perbuatan keji, padahal dia shalat. Ini jika kita sepakat bahwa membunuh manusia secara massal dengan bom (walaupun yang dibunuh itu orang kafir), apalagi bukan dalam kondisi perang yang disahkan oleh seorang Khalifah Daulah Islam, adalah perbuatan jahat, zalim. Bukan sunnah Rasul saw. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana cara Bung Rizal menilai seseorang dari shalatnya? Bung Rizal tahukan kalau Imam Samudra itu salatnya rajin, amrozi jugajadi bagaiamana cara kita menilai seseorang dari shalatnya?? - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat
Iya dech kalau soal sentimen pribadi memang begino adanya...cuman soal Pak Din dan Ustaz Uje terlepas dari sentimen pribadi saya..alangkah lebih baiknya jika masyrakat kita ini tidak terus-menerus di kadalin...biar mereka bisa jadi masyarakat yang pintar memilih dan memilah juga kritis...tahu mana yang baik bagi dirinya dan belum tentu baik bagi orang maka baik pula bagi dirinya juga sebaliknya... Ironis dech jika masyarakat kita jadi masyrakat yang cuman bisa didokrin doang...pemimpinnya bilang bagus...maka diaminin tanpa di telaah terlebih dahulu...bukanya ini bahaya... Ini percis cerita seorang Raja yang melihat kakek2 bawa batu besar kepayahan..karena ndak tega maka sang raja memerintahkan untuk di jatuhkan batu itu pas di tengah jalan..sampai sekian lama batu tsb tidak ada yang berani memindahkan karena rajalah yang memerintahkan si kakek2 itu untuk menjatuhka batu tsb padahal batu tsb sangat mengganggu pengguna jalan tapi karena tidak ada satupun rakayat yang berani mengkoreksi titah raja maka seterusnyalah batu tsb menjadi pengganggu lalulintas. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Lah, yang namanya udah ada sentimen pribadi, meski misalken Pak Din dan UJ dah kasih point or beribu2 alasan, lalu apa sentimen pribadi sampeyan bakalan ilang. Dijamin, kagak deh. Apapun kebaikannya sampeyan gak bakal bisa lihat, kalau sudah memendam penyakit hati yang namanya sentimen. Jadi, mendingan berusahalah dulu menghilangkan rasa sentimen itu. Semoga sentimen ini tidak berkembang menjadi kemarahan dan berujung kedengkian. Karena dengki itu dapat memakan kebaikan (kebahagiaan) sebagaimana api memakan kayu bakar. Demikian Hadist Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Dawud an Ibn Majah. Mata keridhaan tidak dapat menyaksikan berbagai aib, tetapi mata kebencian menampakkan segala keburukan wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Boleh-boleh saja sich Din bilang dia nonton dua kali tapi mustinya dia kasih juga point apa yang membuat dia sampe nonton dua kali..jadinyakan kita tahu...nah kalau cuman bisa bilang saya nonton 2 kali tanpa ngasih penjelasan apa dan kenapa..jadi kaya bintang iklan aja yang mana orang tahunya dia itu ketua muhammadiyah... Kasusnya sama juga sama ustand Jefry yang cuman bisa bilang bagus...bagus..doang...jangan2 yang dimaksud bagus oleh Uje bisa maksudnya bagus cuman costum pemainanya;) Rata-rata sinetron di TV kita banyak menyuguhkan cerita bagaimana tokoh utama yang punya sifat.. Pertama...Beleugug, mau disakiti,dianiaya, dizalimi sikapnya pasrah...hatinya bersih ..jiwanya stabil..atau malah kaya robot...engak ada pergulatan bathin akibat kejadian-kejadian yang dialaminya. kedua..polos tomo abis...kaya keledei yang jatuh ke lubang yang sama sampe 10 kali..ndak ada curiga atau sikap waspada..mudah banget dimanipulasi pihak2 lain. Ketiga...setia banget sama cintanya...mau itu orangnya berkhianat, sudah kawin sama orang lain, nyakitin fisik dan jiwanya ...pokoknya cinta is no.1. Ke empat ..DLL Nah kalau memang sosok Maria itu tidak beda sepertio banyaknya gambaran para tokoh utama di sinetron TV kita..yach apa bedanya qualitas film ACC dengan sinetron2 yang ada di TV kita. Saya cuman prihatin aja, kita kok terus2 di jejali dan dicuci otak oleh hal-hal yang seperti itu. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Boleh saja berbagi perasan sebel sebagaimana bolehnya juga orang (termasuk Din Sayamsudin, UJ dll) berbagi perasaan senang. Kalo kemudian ada labelisasi itu juga otomatis dan normal saja karena berkembangnya dunia infotainment. Mana mungkin kemudian timbul labelisasi Kristen, Budha or Hindu di AAC? Yang aneh adalah kalo kemudian tiba2 Kristen, Budha, Hindu melabelkan ini pada cap mereka? Knapa orang jadi pada parno ya? Oh ya, karena sentimen pribadi. Kasian. Lah Maria sakit itu udah takdirnya sutradara/penulis (=tuhan). Nyatanya memang ada kok manusia macam Maria ini (yg mau di budak cinta). Yang menyebabkan Maria sakitnya parah (dalam film) adalah karena dia ditabrak sama orang2nya si Badur (?) supaya Maria tidak bisa menjadi saksi kunci. Lalu sutradara menakdirkan Maria bisa sembuh karena cintanya Fahri. Gak semua manusia bisa menggunakan kekuatannya. Gak semua peran harus positif dan jagoan semua. Difilm maupun di dunia nyata. Maria mencintai Fahri jauh sebelum Aisyah datang. Maria juga tak meminta Fahri tuk menikahinya setelah Fahri menikah. Kalau dalam novel, ibunya Maria yang minta kepada Aisyah tuk memberikan restu agar Fahri boleh menikahi Maria. Memang seperti itu yang diinginkan oleh sutradara(=tuhan). Karena Maria tahu dia tidak mau memiliki suami orang, ini yang membuat dia 'sakit'. Maria memang type spt itu. So
[wanita-muslimah] Re: Konstruksi Sosial Poligami ... was Ayat-ayat Cinta-curhat
Mba Herni, Sebenarnya ada hal yang lebih membuat saya merinding bulu ketek daripada soal konstruk sosial walaupun saya cukup sependapat dengan konsep konstruk sosial yang mba jelaskan. Sekarang ini saya melihat banyak sekali dari umat beragama dan khususnya mayoritas muslim seringkali bersikap seperti binatang ternak yang buta mata dan tuli telinganya terhadap segala sesuatu yang dibungkus dalam kemasan agama dan kata-kata Tuhan. Seringkali kita bersikap taken for grandted untuk segala sesuatu yang dikemas dalam bungkus agama..lalu bagaimana kita bisa mendapatkan hikmah?? Malaikat adalah makhluk Tuhan yang dklaim paling patuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sabda Tuhan, tapi pada akhirnya toch Malaikatpun mempertanyakan sabda Tuhan jika hal itu memang tidak sesuaijika sabda tuhan saja bisa di pertanyakan apalagi titah manusia... Kalau soal flirting...h..kayaknya memang jadi bagian dari manusia selam diri kita masih punya ego...Mba:) prinsipnya dalam Islam kan asala tidak berlebih-lebihan segala apapun syah-syah saja ..iya toch...;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Chae, Saya sih ngeliatnya bukan sentimen pribadi, tapi mungkin ada kaitannya dng konstruksi sosial poligami. Konstruksi sosial kan memang sudah jadi satu kata/istilah yg keliatannya 'fancy', digunakan dimana2. Pokoknya kalau pake kata ini, keliatannya keren dan intelek deh gitu kira2 :P. Pokoknya jaman sekarang mah, apa-apa serba konstruksi sosial, mulai dari tipe ideal laki2 dan perempuan, rasa, hingga bau :-) Pada dasarnya, pengetahuan dan pemahaman kita kan kita pelajari dari interaksi kita dng lingkungan sekitar. Gak mungkin juga kan ujug-ujug nongol ke bumi langsung ngerti ini itu. Kita tanpa sadar belajar mengenal berbagai macam, tidak saja nama benda2 yg fisik tapi juga konsep2 yg sifatnya imaterial. Contoh sederhana, satu ketika teman saya dan keluarganya berwisata bersama. Tiba-tiba tercium bau. Mulainya si orang tua yg rusuh-rusuh bilang, ih bau.. ih bau.. si anak diam saja. Rupanya dia tidak tau kalau sesuatu yg sedang lewat dan diciumnya dng hidung itu.. bau :-) hingga dia liat orang tuanya ribut2 bilang bau... bau.. Dia baru paham makna bau, dari orang tuanya :-) Proses yg sama (dlm skala yg lebih kompleks) juga berlaku utk yang lainnya. Kalau dari cerita dan kesebelan mbak Chae thd AAC itu benar (bisa aja kan memang benar2 sentimen pribadi, hehehe), ya jangan2 ini usaha ke arah 'konstruksi sosial' poligami tadi. Bahwa poligami itu adalah sesuatu yg 'biasa' yg selayaknya diterima oleh perempuan, dan bahkan sah-sah saja (atau jangan2 dianjurkan?) kalau perempuan memaksa suaminya utk poligami. Apalagi poligami memang dibolehkan secara hukum agama maupun negara. Kalau mbak Chae ribut2 soal cinta yg diposisikan sbg sesuatu yg giman gitu, saya pikir mungkin gak juga ya. Dulu saya juga berpikir demikian, melihat maraknya buku2, majalah, dll yg isinya soal cinta (dan seks) mulu. Tapi, jangan2 yg terjadi justru sebaliknya. Cinta itu sesuatu yg biasa-biasa saja. Poligami juga biasa-biasa saja. Flirting dan selingkuh level rendah (TTM, misalnya) sesuatu yg biasa-biasa saja... dan cilokonya sesuatu yg... fun. Menyenangkan. Candaan/gurauan. Ringan. Seringan makan chiki balls rasa keju (hehehe lagi kelaparan nunggu makan malam jadi ingetnya makanan jaman SD :P). Coba aja liat betapa masyarakat kita mengganggap flirting sbg sesuatu yg ringan, dan yg 'lucu', bagian dari ekspresi keseharian kita, dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Dan ini terjadi di forum2 yg kecil, pribadi, hingga publik. Coba deh, mbak Chae inget-inget, sudah berapa kata-kata candaan/gurauan bernada godaan atau celetukan nakal yg mbak lontarkan hari ini? apalagi diiringi dng kerlingan atau senyuman nakal hihihihi.. Atau mungkin, yg lebih tepat cara milihatnya spt ini: di satu sisi kita memposisikan cinta sbg sesuatu yg giman gitu, sumber inspirasi, sumber kekuatan serta sumber eksistensi atau apalah. Digemari lawan jenis kan bisa salah satu sumber eksistensi, tanpa sadar membuat diri kita merasa jadi lebih berharga (walaupun kalau ditanya biasanya menyangkal.. ah, biasa aja tuh punya fans :P). Gak mesti berarti si orang itu lantas selingkuh sih. Dia tetap bisa tidak selingkuh dng berbagai cara misalnya menyembunyikan sebagian atau seluruh informasi ttg dirinya, sok-sok gak ngeh (bisa jadi dia sebenarnya bisa merasakan perasaan lawan jenisnya, cuma rasa gak mau GRnya atau gak peduliannya lebih kenceng hehehe), atau tidak merasa perlu untuk memberitahukan statusnya bahwa dia sedang terikat dng orang lain, dll. Namun di sisi lain, kita menganggap flirting sebagai bagian dari keseharian kita yg biasa aja, ringan dan lucu. Jadinya paduan antara keduanya, selain faktor lain spt ketentuan agama yg membolehkan serta ulama yg mayoritas relatif permisif thd hal ini (mungkin mereka menganjurkan monogami tapi toh tetap
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat
Apa yang digambarkan oleh Mba Mia dan Mas Ari memang menjadi trend dikalangan masyarakat kita. Dan yang seringkali saya dapati adalah cap perempuan sholehah yang dikaitkan dengan berjilbab atau tidaknya seorang perempuan lalu bagaimana dengan kriteria laki-laki sholeh?? adakah bernasib sama dengan yang namanya perempuan sholehah?? Tanpa ada angin dan hujan ( well...walau kenyataanya memang ada angin dan hujan hampir tiap hari di bandung gitu loh!!!:) Ibu ku telp ke kantor dan mulai bernyanyi dengan teriakan yang cukup menyamai suara candilnya seriusss... Ibuku menuduh ku sebagai Istri yang tidak berbakti pada suami, istri yng suka menelantarkan suami dan ujung-ujungnya dicap sebagai istri durhaka...kemudian di sambung dengan menakut-nakuti dengan akibat-akibat yang akan di alami oleh seorang istri yang dicap durhaka...dari mulai disakiti suami, diselingkuhi suami sampai akhirnya di tinggal suami... Untungnya dengan pengalaman menjadi anaknya selama berpuluhan tahun ngerti banget untuk tidak melakukan interupsi kalau masih sayang nyawa:P cukup berbekal ma'af dan mengerti semuanya berakhir dengan selamat. Bingung..bingung..7 keliling, akhirnya curhat sama mantan pacar..hehehehe ketahuan juga akar permasalahanya... Hari minggu pagi sebelumnya Ibu telp dan yang terima suamiku yang dengan riangnya bercerita bahwa dia baru saja selesai belanja sayur depan rumah, beres-beres rumah (cuci piring, nyapu dan ngepel) kemudian mencuci baju dan sekarang lagi masak nasi sekalian bikin sarapan... lalu Ibuku pun bertanya..dimanakah gerangan putrinya tercinta...dan sekali lagi dengan suara riang gembira mantan pacar ku mengatakan bahwa istrinya tercinta sedang berada dialam mimpi dengan damainya...habis sholat subuh langsung tidur lagi sampe sekarang...ndak berani ganggu kasihan katanyabaru pulang main kartu jam 3 pagi...:)) Mendengar itu semua Ibuku yang terkenal kelembutanya langsung berubah dari seorang peri menjadi Mak lampir yang lagi ngalamin PMS...Cere Akrinya suamikulah menjadi duta perdamaian, menghadapi Ibuku yang sedang meradang..suamiku dgn lembut ngatakan bahwa dialah yang tahu betul siapa Istrinya dan bagi dirinya sang istri masih memiliki nilai 9 ..huahuahuahua..:P dan jika ia bisa dan ingin melayani istrinya apakah itu menjadikan istrinya menjadi seorang yang durhaka?? dan bagaimana kalau posisinya dibalik..adakah itu menjadikan dia sebagai seorang suami yang durhaka?? haiy!!! moment2 sepeti itulah yang membuatku jatuh cinta lagi pada laki-laki yang sama untuk yang keseribu kalinya hauhauhauhaua:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote: Kriteria lelaki sholeh : - berjanggut dan berkumis tipis - beristri 4 jika mampu - pendukung partai islam dan khilafah - istri berjilbab - bacaannya laa tahzan dan jihad sabilunaa - celana digulung - pakai ana, antum, wallahi, subhanallah dalam berkomunikasi - rajin memeluk lawan bicara dan mengelus janggut - dahi dihitamkan jika mampu - pakai kacamata lebih meyakinkan - tidak merokok - anaknya masuk tk islam Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Chae [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 12 Mar 2008 04:27:02 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat hauhauhauha bisa aja Mba Mia ini:)) Sebenarnya muncul pertanyaan soal ACC ini gara-gara temen sekantor sempet berkomentar mengenai tokoh utama pria yang diklaimnya sebagai tokoh yang sempurna yang dilabeli olehnya sebagai LAKI-LAKI SHOLEH. Mendengar kata-kata sholeh..jadi muncul dech tanduk dan taring pada saat itu juga...dan langsung bertanya pada teman kantor tsb ..memang apa sich kriteria laki-laki sholeh...;) --- In wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Disinilah kekagumanku pada postingan mba Chae (selain orangnya yang emang cantik...:-), nggak pernah berhenti tanya kenapa. Hal-hal yang patut ditiru (karena emang direkomendasikan para ustaz), ternyata nggak bisa di-take it for granted. Karena meniru memang cara menyesuaikan diri yang paling cepat, tapi sekaligus juga merupakan kelemahan terbesar yang menghalangi perkembangan psikologi manusia. Karena ketika kita meniru nunut, kita lupa bertanya kenapa. Kenapa hari gini pake acara kawin paksa...kenapa mesti memilikin suami orang..kenapa... salam Mia --- In wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af saja kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan yang subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi perasaan sebel hihihihihi
[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia
Bagaimana cara Bung Rizal menilai seseorang dari shalatnya? Bung Rizal tahukan kalau Imam Samudra itu salatnya rajin, amrozi jugajadi bagaiamana cara kita menilai seseorang dari shalatnya?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya menilai orang dari shalatnya karena saya Islam bung...Itulah yang selalu dialu-alukan Nabi saya. Bahkan menjelang meninggal beliau masih mengingatkan umatnya untuk shalat. Saya berusaha meniru Nabi saya. Anda merasa ini aneh? Buat orang Islam yang Nabinya Muhammad bin Abdullah saw. ini sangat sangat sangat wajar. Entah buat penganut agama lain -Rizal- ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Rizal, Apakah anda menilai orang lain (teman) dari shalat atau tidak shalatnya mereka? Kok aneh ya... - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat
hauhauhauha bisa aja Mba Mia ini:)) Sebenarnya muncul pertanyaan soal ACC ini gara-gara temen sekantor sempet berkomentar mengenai tokoh utama pria yang diklaimnya sebagai tokoh yang sempurna yang dilabeli olehnya sebagai LAKI-LAKI SHOLEH. Mendengar kata-kata sholeh..jadi muncul dech tanduk dan taring pada saat itu juga...dan langsung bertanya pada teman kantor tsb ..memang apa sich kriteria laki-laki sholeh...;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Disinilah kekagumanku pada postingan mba Chae (selain orangnya yang emang cantik...:-), nggak pernah berhenti tanya kenapa. Hal-hal yang patut ditiru (karena emang direkomendasikan para ustaz), ternyata nggak bisa di-take it for granted. Karena meniru memang cara menyesuaikan diri yang paling cepat, tapi sekaligus juga merupakan kelemahan terbesar yang menghalangi perkembangan psikologi manusia. Karena ketika kita meniru nunut, kita lupa bertanya kenapa. Kenapa hari gini pake acara kawin paksa...kenapa mesti memilikin suami orang..kenapa... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af saja kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan yang subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi perasaan sebel hihihihihi;) Terlepas dari bagus tidak Film ACC, yang saya point of adalah reaksi orang-orang yang terlalu berlebihan dan memberikan suatu labelisasi agama dalam hal ini Islam sebagai Merk dagang dari film ACC..sampe-sampe Din Syamsudin mengumumkan bahwa dia nonton sampe 2 kali dan Ustad Jefry ikut bersuarasemuanya terlihat seperti mewakili labelisasi Islam dalam Film ACC. Nah buat Mba Lina, bisa kasih info dan bocoranya dong kira-kira apa sich maksudnya sehingga ada labelisasi Islamiah dari film ACC??? Kenapa saya berpendapat Maria itu egois, lemah dan tidak berprikeperempuan...karena maria hanya berpikir untuk kepentinganya sendiri, untuk cintanya sendiri sampe-sampe harus jatuh sakit segala pula padahal kasarnya ngapain juga musti mencinta-cinta suami orang...kayak ndak ada aki-laki lain aja...lagi pula kenapa harus mau diperbudak oleh cintanya sendiri..bukanya kita manusia diberi kekuatan /kelebihan untuk bisa melawan nasibnya sendiri. Prinsipnya mencintai suami orang sich syah2 saja tapi tidak boleh ada keinginan untuk memilikikalau ndak salah ini kasusnya sama dengan Nabi Daud yang ditegur karena menginginkan istri orang.. Nah Fahrinya juga kok ndak punya pendirian, kaya siti nurbaya aja pake dipaksa nikah...cowo era millenium tapi kok jiwanya kaya zaman Firaun makan kodok huahuahuahua...;) Yang jelas si Fahri ini hanya bisa membodohi dirinya sendiri...atau dia termasuk dalam ikatan suami takut istri..kalau begitu jangan dikasih judul AAC tapi SSTI aja.. Coba menurut Mba Lina, apa alasan si Fahri ini menikahi si Maria selain karena disuruh bini?? buat sosok Aisyah, saya cukup geleng2 kepala sambil mengelus dada...apa coba maksudnya nyuruh suaminya kawin lagi dan pake acara maksa pula... Buat yang sudah menonton Film dan membaca buku AAC, kira-kira bisa kasih jawabanya...
[wanita-muslimah] Re: Perwalian anak hasil nikah sirri
Ide Mba Mia ini bagus juga untuk diterapkan kepada para calon istri atau Ibu yang akan mengorbankan keberadaanya di ruang publik (sebagai pencari nafkah). Hal ini perlu sebagai penyeimbang agar terjadi balance power antara suami dan istri ke depanya terutama untuk melindungi pihak istri..;) -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Ai, nikah sirri di Amerika hak perwalian sama saja dengan nikah resmi, kecuali kalau ibu nggak capable, hak wali biasanya jatuh ke ibunya. Di Indonesia dilihat dari surat wali adalah ibunya. Tapi kalo bapak mo menggugat ya bisa juga dong, kenapa tidak? Kalo orang mau nikah siri mestinya pihak perempuan punya kekuatan bargain, pesona yang lebih dari biasa, apalagi artis..Nah, jadi sebaiknya diingetin kalo nikah siri itu pake cash basis, bukan accrual basis..:-) Artinya minta rumah duluan aja, deposito, dana pensiun, asuransi, reksadana...dll Jangan mau dikasih janji2 doang. Lha, talaknya bisa cash basis, rumah deposito kudu juga dong..jadi nggak terjadi mismatch:-) Makanya kalo ada nikah siri anak dari isteri pertama biasanya ikutan marah, soale gw aja blum dapat warisan, kok yang ini ngeduluin...gitu kira2..:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha aishayasmina2002@ wrote: Temans, Tadi nonton di tv, seorang artis - Ayu Azhari di tv yang sedang mengurus hak perwalian anaknya karena sebelumnya dia nikah sirri. Bukankah nikah sirri itu selain si anak tidak bisa mendapat warisan dari ayahnya, bisa juga anak itu dibuat akta kelahirannya tapi yang tercantum nama ibunya karena tidak ada surat nikah jika nikah sirri. Artinya, kalau sudah tercantum nama ibunya di akta kelahiran tersebut, otomatis ibunya yang berhak atas perwalian anaknya ya? Lalu kenapa artis itu ke pengadilan ya? Ada yang mau mencerahkan, jika nikah sirri itu hak perwalian anak ke siapa - ayah atau ibu jika ortu bercerai? Eh satu lagi, nikah sirri itu kalau bercerai - si suami cukup menyatakan saya talak anda!. Seperti yang dicontohkan Oma Irama begitu? Bener-bener gak enak di perempuan dan enak di laki-laki kalau nikah sirri itu ya..:( salam Aisha [Non-text portions of this message have been removed]
Adakah INJIL/TAURAT? Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah]
Telah datang seorang wanita Yahudi kepada Rasul dengan menyatakan bahwa dirinya berzina dan meminta untuk di hukum. Maka Nabi setelah beberapa kali di paksa akhirnya melaksanakan hukum rajam terhadap wanita tsb sesuai dengan apa yang ada di dalam Taurat ( silahkan cross check dalam Sirah Nabi) Untuk hadis sbb: Imam Malik ra., Imam Asy-Syafi`i ra., Daud, At-Thabarani dan Abu Tsaur dengan berlandaskan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada pelaku zina. Beliau memerintahkan kepada Unais untuk mendatangi wanita itu dan menanyakannya,`Bila wanita itu mengakui perbuatannya, maka rajamlah`. Silahkan lihat reff dari Qur'an sendiri sbb: Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) dari Rabbmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku. (QS. 3:50) Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih, bu, sudah menambahkan untuk saya. Boleh tolong jelaskan, bagaimana tepatnya Rasul sendiri menjalankan hukum2 taurat bagi kaum Yahudi yang tinggal di madinah itu? Tolong tuliskan riwayat sirahnya, atau Hadisnya mungkin? Konteksnya pada tahun berapa hijriyah? Karena hubungan Rasulullah dengan yahudi ini mengalami perubahan terus menerus. Mulai dari perjanjian damai hingga mengusir untuk selamanya semua yahudi dari Haramain. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk menambah informasi kepada Pak Rizal bahwa Rasul sendiri menjalankan hukum2 taurat bagi kaum Yahudi yang tinggal di madinah. Jika memang Qur'an menyatakan bahwa ada ayat2 taurat dan injil yang telah dirubah-rubah menjadi justifikasi bagi kita untuk menyimpulkan agar tidak mempercayai injil dan taurat lagi .lalu mengapa Rasul sendiri masih tetap menjalankan hukum taurat dan injil bagi para penganutnya. - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae Lina: Mestinya ada tanda kutip diantara kalimat TIDAK MENGIMANAI...QUR'AN seharusnya pada kesimpulannya juga ada tanda kutip diantara KITAB SUCI YANG DIYAKININYA. Jadi, gak mbingungi... Chae: boleh..boleh..boleh...;) Betul, Musa as dengan kitab suci Taurat, Daud as dengan Zabur, dan Isa as dengan Injil..lalu dengan orang2 jaman sekarang gak ada yang percaya ama Tauratnya Musa as, Zaburnya Daud as dan Injilnya Isa as karena orang2 jaman sekarang percaya dengan Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Kalo mereka emang percaya ama Tauratnya Musa, Zaburnya Daud, dan Injilnya Isa as, mereka bisa disimpulkan orang Islam. Chae: kenapa dengan orang-orang sekarang??? benarkah tidak ada yang mempercayai Tauratnya Musa as, Zaburnya Daud As dan Injilnya Isa as?? Kalau menurut saya Mba, justru masih banyak orang2 yang mempercayai Tauratanya Musa as, Injilnya Isa as bahkan dari kalangan umat Islam sendiri sampe-sampe ada mempraktekan hukum rajam bagi penzina di sebagian kelompok umat Islam:) Saya beri alasan mengapa saya berpendapat demikian...karena pertama ada beberapa pernyataan didalam Qur'an tentang kebenaran dari Taurat dan Injil serta perintah bagi umatnya masing-masing untuk melaksanakan isi dari Taurat dan Injil sbb: Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh bukan orang yang beriman. (QS. 5:43) Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. (QS. 3:48) Mungkin saja Mba Lina berpikir bahwa Taurat dan Injil sekarang sudah tidak sama dengan yang dulu diterima Musa as dan Isa as tapi sebenarnya kasus penukaran dan perubahan ayat2 tsb sudah terjadi pada umat2 terdahulu sampai sekarang termasuk yang terjadi pada Qur'an itu sendiri. Gitu aja deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal rakai_rizal@ wrote: Kasihan Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya: menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat) kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan untuk MAG saja ya... Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran. Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu adalah seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka bukan Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan. Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan. Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga dan neraka. Bukan seandainya tidak ada agama. Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, tetapi melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri ibu dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan damai, harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya pecah belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan saling berkasih sayang. -Rizal- Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada kitab yang diamalkanya??:) Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;)) * Al Quran ini, kalau kita ubah walaupun satu huruf, itu sudah bukan Al Quran namanya. Silakan rujuk kalimat ini pada semua ustadz, kyai, syeikh, mufti dll. Saya yakin Pak Rizal tidak sekedar asal ngomong saja, tentu keyakinan bahwa merubah satu huruf saja itu sudah bukan Qur'an ada dasar-dasarnya...betul tidak??!! bisa disebutkan dasar-dasarnya dari pendapat Pak Rizal;)) * Oya, saya ingin lihat sertifikat kepemilikan Islam yang ibu sebut-sebut itu. Dan kalau bukan saya yang memegang (memang saya tidak pegang), apakah ibu pemegangnya? Kalau ibu pemegangnya tolong perlihatkan pada kami di milis ini. Kalau bukan ibu pemegangnya, berarti frasa: Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa dibenarkan juga batal dengan sendirinya. :) ada-ada saja. Wah kenapa batal saya kan bukan pihak yang mengusik-usik penumpang lain...justru karena saya merasa bukan pemegang sertifikat kepemilikan Islam makanya saya tidak merasa jadi tuan rumah DENGAN ITU PULA SAYA TIDAK BERANI MENGHAKIMI ORANG LAIN...kalau saya ke Pak Rizal sekedar memberi tahu saja kalau sampean tidak punya hak mengusir orang lain karena bukan pemilik rumah. misalnya saja Pak Rizal ini mau merobek sebuah buku karena di anggap tidak baik, lalu saya tanya ini buku punya Pak Rizal bukan?? dan Pak Rizal bilang bukan...makanya saya kasih tahu bahwa merobek buku yang bukan miliknya adalah TIDAK BENAR...bisa lihat bedanya:)) Ibu kira dengan membela orang-orang yang beriman pada orang yang mengaku nabi ini sebagian dari sikap kemanusiaan? Bukan bu. Justru itu bukti keraguan anda sendiri terhadap agama yang anda anut (Islam kan?). Jika anda ragu untuk mengatakan tersesat pada orang yang mengaku dirinya nabi (setelah Rasulullah), berarti sebagian keyakinan mereka ada pada anda. Dalam Islam, keyakinan harus bulat, tidak boleh dicelahi oleh keraguan, baik syak, zhan, maupun waham. Lah, kok malah ribut soal ayat apa yang lain itu.mereka ini sudah melakukan hal yang jauh lebih sesat daripada sekadar ayat selipan. Mereka ini sudah mengakui adanya nabi setelah Rasulullah saw.. Mengakui seorang nabi artinya beriman pada orang tersebut. Seluruh pengikut MGA beriman kepada apa yang dikatakannya berasal dari Tuhan. Artinya, ada wahyu baru, penambahan terhadap wahyu yang telah selesai diturunkan pada Rasulullah saw. Apakah itu bukan penambahan pada Quran? Btw, tentang ayat yang lain itu, saya tunggu komentar Bung MAS. Betul tidak, anda memakai kitab suci selain Quran atau kitab seperti Quran Mushaf Utsmani tapi ada ayat-ayat yang lain dari Mushaf Utsmani? -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa dibenarkan;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa wrote: - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci terdahulu dimansukh-kan. Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar dari pendapat anda ini?? Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb: Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab taurat dan injil?? Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja. Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam. Pendek, singkat, jelas. Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak mengenal yang namanya kitab suci Qur'an sebagaimana kita sekarang ini. Lalu mengapa anda masih bingung dengan status orang2 yang tidak mengimani Al-Qur'an ...apakah mereka Islam atau bukan??:)) Nah yang lebih penasaran buat saya...memangnya mirip2 Al-Qur'an itu yang bagaimana ??? ** Mudah kok dibuat susah. Soal ibu yang kedua itu makin menunjukkan tidak adanya keyakinan terhadap kebenaran apapun dalam hati ibu. Hidup ibu selamanya akan terombang-ambing, kosong, tiada arah pasti. Siapa yang mengajar ibu sampai jadi begini? Ibu akan banyak mengalami kekecewaan dalam hidup. Kasihan... Chae: Bukankah berburuk sangka itu suatu kejelekan??;) jawaban anda menunjukkan siapa anda Chae: sepertinya saya setuju:) -- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada kitab yang diamalkanya??:) Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;)) * - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji
Pak Kinantaka, Kalau saran dari saya sebagaimana kita melihat contoh kasus dari Nabi Ayub as maka Nazar pada prinsipnya harus di penuhi tapi tidak boleh menimbulkan kejelekan jadi harus ada USAHA/IKHTIAR dari diri kita untuk bisa melaksanakan Nazar yang mengandung kebaikan atau membawa manfaat.Maka dari itu akali (kalau bahasa sunda na mah tarekahan) nazar tsb agar bisa terpenuhi tapi membawa barokah. Untuk itu saya pikir keluarga S lebih mengetahui... Hanya saja tolong di ingatkan pada Ibunya S agar tidak menunggangi Nazar dengan Nafsunya sendiri semuanya harus kembali kepada kesadaran segala sesuatu Allah SWT jualah yang menentukan manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Kalau memang sang Ayah kena demam berdarah, coba check ke dokter apakah masa kritis sudah lewat?? biasanya penderita demam berdarah akan mengalami periode penurunan trombosit baru kemudian trombosit akan kembali bergerak naik. Jika memang dokter menyatakan kondisinya stabilbisa saja anak2 dan Istri bisa menunaikan ibadah haji dan si Ayah di hajikan oleh orang lain karena dianggap dalam kondisi tidak mampu. Yang penting harus ada jiwa ikhlas dan pasrah dalam menjalaninya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Chae, Jadi kesimpulannya bagaimana? Apakah perkataan sang ibu bahwa dia dan seluruh keluarga tetap harus berangkat itu benar? Walaupun kondisi Sang Ayah tetap demikian? Info yang saya dapat barusan, beliau terkena Demam Berdarah. Kinantaka On 11/27/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Kinantaka, Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji tersebut karena melanggar janji adalah haram. 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah Nabi ayub as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah, kezalimana dll. Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak menimbulkan mudharat. Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN. 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP URGENT yang harus segera diberikan jalan keluar. Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini diberangkatkan haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara lain Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri. Berangakt haji sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu beberapa waktu yang lalu. Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal. Insya Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok. Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun manusia yang bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26 November 2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari untuk berangkat, tetapi Allah berkehendak lain. Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat walaupun kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka tidak ada satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan menurut teman saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan keberangkatan haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan, kalau bisa Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat paling buruk sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci. Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat ini. Ingin hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa menahan keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat seluruh keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Kita coba satu-satu membahas permasalahanya agar tidak terjadi kesalahpahaman dan salah dalam menyimpulkan baik untuk saya dan untuk Pak Rizal juga...oce;)) Alasan saya mengapa saya point out tentang orang-orang yang di yakini keislamanya walaupun mereka tidak mengimani kitab suci Al-Qur'an. Nah dari bisa kah kita menyimpulkan bahwa Keislaman seseorang tidak didasarkan pada kita suci yang diyakininya?? Karena Musa as adalah Islam dengan kitab suci Taurat, Daud as adalah Islam dengan kitab suci Zaburnya dan Isa as adalah Islam dengan Injilnya...lalu bagaimana dengan orang-orang zaman sekarang ini bisakah mereka dikatakan Islam dengan kitab sucinya masing-masing??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Kasihan Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya: menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat) kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan untuk MAG saja ya... Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran. Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu adalah seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka bukan Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan. Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan. Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga dan neraka. Bukan seandainya tidak ada agama. Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, tetapi melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri ibu dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan damai, harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya pecah belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan saling berkasih sayang. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal wrote: Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua Islam. Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb: (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong jawab. SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;)) ***88 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci terdahulu dimansukh-kan. Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar dari pendapat anda ini?? Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb: Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS. 3:3) Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab taurat dan injil?? Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja. Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam. Pendek, singkat, jelas. Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak
[wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji
Pak Kinantaka, Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji tersebut karena melanggar janji adalah haram. 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah Nabi ayub as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah, kezalimana dll. Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak menimbulkan mudharat. Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN. 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP URGENT yang harus segera diberikan jalan keluar. Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini diberangkatkan haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara lain Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri. Berangakt haji sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu beberapa waktu yang lalu. Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal. Insya Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok. Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun manusia yang bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26 November 2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari untuk berangkat, tetapi Allah berkehendak lain. Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat walaupun kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka tidak ada satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan menurut teman saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan keberangkatan haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan, kalau bisa Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat paling buruk sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci. Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat ini. Ingin hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa menahan keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat seluruh keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi, keluarga besar si S ini bersuku Padang. Pertanyaannya: 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi berubah tetap wajib dilaksanakan? 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar? 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar? Terima kasih atas sharing-nya, wassalam. Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan Islam saja;)). A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau hanya dari sisi tarjamahanya saja? Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?, keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Satu lagi buat orang-orang yang beriman pada Mirza Ghulam Ahmad. Kawan saya 4 tahun lebih bertetangga dengan beberapa orang pengikut Mirza Ghulam Ahmad di Bandung. Cukup akrab, karena kawan saya bukan orang yang suka berdebat (meskipun mereka awalnya berdakwah habis-habisan tentang nabi mereka yang katanya bukan rasul itu). Saking akrabnya, kawan saya pernah beberapa kali melihat Quran yang mereka pakai. Kawan saya melihat dan membaca sendiri, ada beberapa ayat yang berbeda dari Quran yang kami pakai (mushaf Utsmani). Artinya memang anda sekalian pakai kitab yang bukan Quran. Lalu kenapa sih, masih mengaku Islam? Kenapa tidak terus terang saja mengaku di luar Islam? keselamatan dan kesejahteraan bagi orang-orang beriman, -Rizal- ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Rizal, Coba kalau begini: Bahwa cendekiawan seperti Haekal, yang sangat mumpuni keilmuannya dan diakui di dunia Islam, di dalam bukunya tidak pernah menyatakan bahwa Khalifah Abu Bakr r.a. memerintahkan untuk memerangi gerakan Musailimah dan Banu Hanifah karena pendakwaan kenabiannya. Itu point yang saya angkat. Namun, banyak orang Islam merasa bahwa pendakwaan kenabian itu boleh diperangi dengan mengikuti seperti apa yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakr r.a. Jadi, dibandingkan dengan Haekal yang sangat mumpuni keilmuannya, yang dalam bukunya TIDAK PERNAH menyatakan bahwa Abu Bakr ra. memerangi Musailimah dkk karena pendakwaan kenabiannya, lalu mengapa orang-orang Islam itu (karena ajaran para kyai/mullah/ulama) kemudian cari alasan dengan mengatakan bahwa pendakwaan kenabian boleh diperangi dg fisik karena ada contohnya dari Abu Bakr ra? Berlindung dibalik sosok Abu Bakr r.a. untuk meligitimasi sikap dan pemaksaan atau kekerasan fisik kepada pendakwa kenabian serta pengikutnya adalah hal yang absurd dan merendahkan kemuliaan dan martabat Hz. Abu Bakr r.a. yang begitu setia, patuh dan taat kepada Rasulullah s.a.w. - yang mana Rasulullah s.a.w. sendiri tidak pernah memerangi dengan fisik para pendakwa kenabian. Salam, MAS - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
Kalau Islam itu milik Tuhan, lalu apa hak Pak Rizal meminta jama'ah Ahmadiyah untuk keluar dari islam?? walau dimata Pak Rizal mereka salah tapi status pak Rizal dan mereka sama..sama-sama numpang doang;) Jadi sesama penumpang jangan saling ganggu:)) Ibarat Tuhan itu pemilik rumah, kita semua ini cuman ikutan numpang tinggal...walau kita yakin ada rambu2 dan aturan yang ditetapkan pemilik Rumah tapi tetap jika ada penghuni lain yang kita duga sudah melanggar aturan yang ditetapkan TETAP SAJA HAK MENGUSIR KELUAR DARI RUMAH ADA DITANGAN PEMILIK RUMAH. Nah sekarang pertanyaan saya selanjutnyaayat yang bagaimana yang berbeda, bisa secara rinci dijelaskan??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Islam ini milik Tuhan, bu. Dan Tuhan sudah memberikan rambu-rambu yang jelas, mana Islam mana bukan melalui Rasulullah saw. dan ulama pewarisnya. Jelas kitabnya beda kok, kenapa mesti alergi? :) Berbeda pada AYAT. -Rizal- Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan Islam saja;)). A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau hanya dari sisi tarjamahanya saja? Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?, keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed]
Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....
hauhauhauhau jujur aja kebiasaan main mata dan senyum sendiri jadi kaya tanda baca saja..bolehkan;)) Sikap Pak Rizal tidak bisa dibenarkan karena SAYA DAPAT INFORMASI DARI ADAN KALAU PAK RIZAL BUKAN PEMEGANG SERTIKAT KEPEMILIKAN ISLAM. Jelas???;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Gini aja deh, karena anda tampaknya yakin juga, setidaknya 'mengerti' atas kondisi kejiwaan pengikut ahmadiyah, dan sikap anda dibenarkan -- tentu oleh anda sendiri dengan apalah alasannya, terserah anda -- mulai kapan sikap seseorang bisa anda nilai benar atau salah dalam hal ini? dan jangan keseringan main mata atau senyum sendiri, percuma, oot jadinya ...! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa dibenarkan;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Bu Chairunnisa Mahadewi, Dari pernyataan ibu, jelas bukan pak Mohamad Rizal yang pegang sertifikat kepemilikan Islam (whatever that means). Pertanyaannya, siapa dong ya memegangnya? salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan Islam saja;)). A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau hanya dari sisi tarjamahanya saja? Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?, keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal rakai_rizal@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman... saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote: He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara pahala... Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu.. Persamaan Matematiknya Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi Salam AB Note Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini. Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran? Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada zakat pertanian dan peternakan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman... saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ wrote: He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara pahala... Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu.. Persamaan Matematiknya Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi Salam AB Note Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini. Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran? Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah bagaimana/spt apa? terima kasih satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada zakat pertanian dan peternakan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman... saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ wrote: He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara pahala... Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu.. Persamaan Matematiknya Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi Salam AB Note Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini. Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran? Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan denotasi..mengerti??:)) maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan sudah keburu menjawab... kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem zakat yang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk inilah yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini menurut saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar argumentasinya. Saua mau Islam yang manusiawi --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo! ;) jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. dare to say 'i don;t know' ... gitu aja ko repot...! ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini? saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini: [1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref statement yang saya pertanyakan) [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang ini ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah bagaimana/spt apa? terima kasih satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada zakat pertanian dan peternakan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman... saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ wrote: He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara pahala... Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu.. Persamaan Matematiknya Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi Salam AB Note Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini. Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; maka makin besar korupsi
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
lagi nyatai kok sambil denger dear God nya anvenged bener2 ini lagu bikin saya zikir abis;)) Nah kalau memang menurut sampeyan tidak pas..coba diterangkan bagaimana tidak pasnya?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: makanya jangan keburu-buru! emang lagi diuber apaan seehhh ...? yang bilang sampeyan nyuapi saya beneran siapppeeehhh ...?! hehehe ... dah keburu-buru, nyasa pullaahhh ... kcian. eniwei, tetep ajeh kagak kejawab tu pertanyaan saya. mending emang sampeyan jawab 'tidak tahu' daripada jawab tapi gak pa ... padahal kalo pa kan enakkk tohh ... ma' nyo ... soal mau sampeyan (dan ini sama sekali bukan jawaban buat pertanyaan saya) ... Islam yang manusiawi? wuiii ... jadi dari dulu itu para ulama tidak ada yang menampilkan islam manusiawi ya? o **sambil manggut2** ya sudah, silakan sampeyan uber itu islam yang 'manusiawi' versi sampeyan ... good luck! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan denotasi..mengerti??:)) maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan sudah keburu menjawab... kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem zakat yang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk inilah yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini menurut saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar argumentasinya. Saua mau Islam yang manusiawi --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo! ;) jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. dare to say 'i don;t know' ... gitu aja ko repot...! ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini? saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini: [1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref statement yang saya pertanyakan) [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang ini ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah bagaimana/spt apa? terima kasih satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada zakat pertanian dan peternakan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote: Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...? Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan maksud ibu ini apa? terima kasih. satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman... saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
[wanita-muslimah] Re: Hukum Persepuluhan dan Zakat
Mba Aisyah yang manis:) Dalam masyarakat Yahudi ada sistem kependetaan yang terorganisir yang mewakili sebuah pemerintahan...ini kalau salah tidak salah.. Persepuluhan di berikan oleh setiap orang yang sudah mampu kepada organisasi kependetaan ini untuk di kelola. Pada awalnya berjalan baik tapi kemudian terjadi penyimpangan ..yaitu korupsi besar-besaran di kalangan pendeta bahkan sampai ada komersialisasi ( opo iki??;) agama.. Visi dan misi persepuluhan dan zakat adalah sama dimana dengan pengelolaan yang benar akan menjadi berkah... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Membaca diskusi pak Satriyo dan mba Chae ini membuat saya tersenyum. Pak Satriyo cobalah untuk tidak emosional dalam satu obrolan. Tanya dulu baik-baik dan tidak dengan pikiran buruk. Jika masih belum mengerti, tanya lagi saja. Komentar anda di bawah ini sih anda tidak mengerti tapi dipenuhi dengan pikiran buruk terhadap orang lain..:) Yang saya tangkap dari pernyataan mba Chae ini adalah Nabi melakukan tafsir ulang, contohnya hukum persepuluhan diganti zakat dalam Al Quran. Bagi saya pribadi, saya bukan heboh lagi bertanya hadis atau riwayatnya taoi cari ayatnya dulu. Cari sendiri tentang zakat ini, nah yang begini ini yang namanya tidak disuapi. Jika ada satu pernyataan, mikir dan cari materinya dulu, kalau mentok gak ngerti juga, baru nanya lagi...:) Saya tidak tahu Hukum Persepuluhan, nebak2 aja, mba Chae - ini maksudnya setiap harta harus dikeluarkan 10% atau seperpuluhnya? Jika iya, tentunya memang ada perubahan dengan adanya zakat yang kata dasarnya zakaa yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan bertambah seperti firman Allah dalam At Taubah 103. Zakat akan membersihkan dan menyucikan hati manusia supaya tidak mempunyai sifat yang tercela terhadap harta, seperti rakus dan kikir. Dan kalau kita baca Al Anbiya 73, kita bisa mengetahui bahwa zakat, ibadah yang menyangkut harta benda dan berfungsi sosial itu telah tua umurnya dan telah dikenal dalam agama wahyu yang dibawa oleh nabi terdahulu. Tapi kewajiban zakat ini bagi kaum muslim baru turun di tahun kedua Hijriyah pada ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Kita bisa melihat At Taubah 103, 34, 60, dll - ada 26 kata zakat yang dihubungkan dengan shalat. Kewajiban zakat kemudian diperkuat oleh sunah Nabu Muhammad saw, tentang nisab, jumlah, syarat, jenis, dan bentuk pelaksanaannya. Nah sekarang, mungkin mba Chae bisa menjelaskan lebih lanjut tentang hukum persepuluhan dan sehingga kita bisa lebih memahami, bagaimana bentuk perubahannya ke zakat. Oh ya, judul thread yang di saat hujan turun saya ganti, supaya lebih fokus saja ke masalah zakat dan hukum persepuluhan. salam Aisha From : Satriyo makanya jangan keburu-buru! emang lagi diuber apaan seehhh ...? yang bilang sampeyan nyuapi saya beneran siapppeeehhh ...?! hehehe ... dah keburu-buru, nyasa pullaahhh ... kcian. eniwei, tetep ajeh kagak kejawab tu pertanyaan saya. mending emang sampeyan jawab 'tidak tahu' daripada jawab tapi gak pa ...padahal kalo pa kan enakkk tohh ... ma' nyo ... soal mau sampeyan (dan ini sama sekali bukan jawaban buat pertanyaan saya) ... Islam yang manusiawi? wuiii ... jadi dari dulu itu para ulama tidak ada yang menampilkan islam manusiawi ya? o **sambil manggut2** ya sudah, silakan sampeyan uber itu islam yang 'manusiawi' versi sampeyan ... good luck! --- Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan denotasi..mengerti??:)) maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan sudah keburu menjawab... kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem zakatyang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk inilah yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini menurut saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar argumentasinya. Saua mau Islam yang manusiawi --- rsa efikoe@ wrote: kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo! ;) jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. dare to say 'i don;t know' ... gitu aja ko repot...! ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini? saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini: [1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref statement yang saya pertanyakan) [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang ini ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...) - Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di
[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....
Rada pesimis juga dengan persepsi kita terhadap konteks dari durhaka terhadap orang tua. Memang apa sih defenisi dari durhaka itu? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman... saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya. Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta artinya hehehhe serakah nih saya :)) Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya??? Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan. Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan. wa salam kayung
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan ke musola donks..cari aman.. Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi ngleyer kemana-mana, atau kurang
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;))
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Penjelasan Pak Chojim sangat baik, maksud saya juga demikian bahwa indikator kesuksesan seorang Nabi pada misinya hanya berdasarkan 'cara kematianya amat sangat tidak relevan kalau bagi saya:) Karena masalah cara kematianya pun menimbulkan persepsi yang berbeda-beda..contohnya kematian nabi Isa as dan sudah seharusnya kita saling menghormati dan berempati terhadap apa yang diyakini setiap orang/umat. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri. Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini, seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain. Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Wasalam, chodjim - Original Message - From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Saya sich enggak anti dengan persoalan pahala tapi kadang ngenes juga kalau seseorang yang di kena dokrin soal itung-itungan pahala yang pada akhirnya malah menzalimi dirinya sendiri. Banyak pihak yang memanipulasi masalah pahala ini, yang pada akhirnya pahala tidak lebih sekedar shabu-shabu bagi sebagian besar orang yang menginginkan kehidupan di alam mimpi. kasus shabu2 pahala ini banyak di temukan dalam masalah poligami, jihad, sorga, warisan dan banyak lagi... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang wajib drpd yang sunnah. Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok! Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala. wassalam, Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu Sunnah. Jadi gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu beres2 di rumah kan? Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya Sunnah? Kinantaka On 11/7/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada kehidupan kita dari makna yg kita ketahui?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan- angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gini mbak-e, Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi. Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut. Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran keyakinan tsb. Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Bisa aja Mba Mia nich:)) Tapi yang kadang jadi pertanyaan saya...kok orang-orang kebanyakan berpikir bisa-bisanya menyenangkan Gusti Allahemang bisa? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Apa bedanya dengan situasi yang Pak Kinan ceritakan, nggak banyak beda kecuali yang pertama isteri menginginkan kerjainnya berdua, yang bawah, maunya ngerjain sendiri. Yang pertama suami berat ke pahala 27 kali, yang bawah ini berat mikirin anak-anak rewel (di kasus NW, hujan dan bocor juga nggak si..?) yang bikin beda ni..kalo Pak NW bilang ke isteri, mama aja deh yang ke musola biar sesekali dapet pahala 27X ngadep Gusti Allah, biar gantian aku yang urus anak2...:-)) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Mbak Mia, Ada teman yang japri ke saya begini: On 11/7/07, NW wrote: Waalaikum salam Wr. Wb. Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah mengingatkan untuk sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel dan yang bayi nangis-nangis. Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. gitu katanya. Wasalam. Bagaimana, mbak? Kinantaka
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance terhadap situasi dan kondisi yang ada. Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring. Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem hitung-menghitung pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan semata. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika- liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan. KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di- clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan ke musola donks..cari aman.. Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' - ketimbang menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan sendiri. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang tidak beragama... Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain. * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau tayangg;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi dan visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya apalagi kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan Takdir hehehehe:)) Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang dibawa oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat ini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang- orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. Recent Activity a.. 17New Members Visit Your Group Sitebuilder Build a web site quickly easily with Sitebuilder. Yahoo! 360° Start Sharing Your place online Blog photos Y! Messenger Instant hello Chat in real-time with your friends. . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Pak Suryawan, Indicator yang Bapa sampaikan sepertinya masih bersifat sangat relatif, misalnya saja mengapa dikatakan dikalahkan jika mati di tangan musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, bagaimana jika mati di tangan musuh bukan dari kaumnya sendiri seperti Nabi Yahya?? bagaimana janji perlindungan Allah kepada para Nabi/Rasulnya?? apakah hanya berlaku untuk perlindungan dari kejahatan kaumnya sendiri? bagaimana dengan kejahatan di luar kaumnya? Soal kematian Yesus ini ada beberapa tafsiran, artinya ada juga sebagian pihak memang menyakini kematian Yesus atau Nabi Isa as di tiang salib bahkan ada sebagian juga tidak mempercayai kematian Beliau dan menyakini bahwa Beliau masih hidup sampai sekarang di suatu tempat. Terlepas dari itu semua saya pikir amat tidak relevan untuk membuat suatu indicator kesuksesan seorang Nabi dari bagaimana cara kematiannya apalagi kita lihat bagaimana acara para Nabi yang diperkirakan di bunuh justru banyak mempengaruhi perkembangan peradaban manusia. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maksudnya begini, nabi/rasul yang haq adalah repsresentasi dari One True God (Allah Ta'ala). Jika nabi/rasul mati di tangan musuh- musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, maka One True God telah dikalahkan. Padahal, Allah Ta'ala yang Maha Perkasa selalu dan senantiasa memenuhi janji-Nya untuk melindungi nabi/rasul-Nya. Jadi, satu kriteria yang terpenting adalah nabi/rasul Allah yang haq tidak pernah dikalahkan atau dibunuh oleh musuh-musuhnya, sebab Allah Ta'ala ada dan selalu membela mereka. Demikian pula dengan Yesus alias Nabi Isa as., beliau tidak dikalahkan oleh musuh-musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri sebab ia tidak mati di atas salib. Beliau as. tetap hidup dan meneruskan tugas kenabiannya kepada Bani Israil sampai beliau wafat dengan wajar (artinya, tidak dibunuh oleh musuh/penentangnya). Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi dan visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya apalagi kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan Takdir hehehehe:)) Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang dibawa oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat ini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui. Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah). Wasalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat QS6:93 Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau yang
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Setuju Mba Mia, dengan pemikiran bahwa sebenarnya para Nabi itu bukan orang-orang yang berdiam di menara gading, justru sekarang inilah para umatnya yang seringkali salah kaprah menempatkan mereka sebagai sosok penghuni menara gading.padahal jelas-jelas para Nabi dan Rasul itu manusia-manusia yang membumi...dan itulah menurut saya salah satu kuncu sukses mereka membumi..:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalo baca The Great Transformation nya Karen Armstrong, rata-rata nabi di jaman axial (3000SM-Muhammad), itu berkutat dengan kekerasan, karena memang tugas para nabi menyebarkan perdamaian dalam kekerasan, dan mau nggak mau terlibat dalam kekerasan - dan bahwa kekerasan itu kadang inheren dalam ajaran agama karena fitrah manusia sendiri yang melibatkan kekerasan. Para nabi bukanlah ustaz yang nongkrong di menara gading. Jadi kalau mereka terbunuh atau diancam bunuh, ya itu memang kejadiannya, sekalipun kepada para nabi yang mengajarkan ahimsa. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi dan visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya apalagi kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan Takdir hehehehe:)) Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang dibawa oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat ini. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Assalamu'alaikum, Pak Chodjim, Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan sebagai zalim. Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di bunuh oleh kaumnya sendiri. Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah. Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses. Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 1835, bukan tahun 1839. Salam, MAS
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang tidak beragama... Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain. * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau tayangg;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak usah jengah. Cuex aja...:-)) Soale didunia ini type orang itu banyak banget. Ada yang demen itung2an pahala nyang segala untung rugi diitung (Type pedagang). Karena Ar-rahman dan Ar-rahim Tuhan, makanya diberi juga reward model itung2an pahala...:-) Barangkali juga karena di Arab sono dulunya begini typenya. Wajar aja kan ? Gak ada orang nyang mo rugi. Mo model laen pan juga ada...enak tenan toh? Coba sampeyan bayangin kalo reward itu cuma satu model? Orang type pedagang itu pasti akan komplen sama spt sampeyan komplen. Subhanallah...Alhamdulillah wa syukrillah. (boleh dong ngarab dikit) wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Insya Allah, Pak Kinan sepertinya sudah mengetahui jawabanya...cuman saja saya termasuk orang aneh kali yeee ...;P yang kadang jengah kalau banyak juga umat beragama yang sering melakukan ibadah dengan itung-itungan pahala...:)) Seringkali saya dibuat heran dengan alasan untuk nambah pahala... yang muncul dalam pemikiran saya yang cekak ini...kira-kira.. emang pahala buat apa sich...??? apa pengaruh pahala buat diri kita? buat apa sih pahala pake dikumpulin segala, kalau point reward sich enak bisa di tukar hadiah...terus kalau pahala mau diapa'in...??? Jangan2 pahala kita sudah banyak yang expire karena cuman sering dijadikan koleksi doang:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa kebocorannya ? Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang membutuhkan urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an derajat pahala. Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, dahulukan yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang yang membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih pertolongan berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'. Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi keperluan hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang sana sini: termasuk hutang credit card ??? wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Lina: sepaham. Tapi gimana cinta manusia kepada Allah yang satu arah juga? Itu dia cinta Rabiah kepada Tuhannya? Cinta manusia tidak ada yang satu arah, dia mencintai Allah dengan harapan bahwa diapun dicintai-Nya...karena manusia hanya mampu mencintai kalau dia bisa merasakan cinta-Nya. Singkatnya mahkluk tidak akan mampu mencintai tanpa cinta-Nya Lina: Setelah berpikir keras, akhirnya sayapun menyetujui hal ini karena kita mencintai seseorang dengan berharap orang tsb mencintai kita pula. Berarti bersyarat. Kalo gak bersyaratgak ada gregetnya hidup ini. Enggak salah kan kalau memperjuangan poliandri setelah merasakan gregetnya punya selingkuhan model Mr.Z yang cakep abis huaauhauhauhau;P Lina: gak ada salahnya untuk orang selevel kita-kita ini. Tapi orang selevel Rabiah ini (saya gak tau dia ada dibawah ato diatas level rata2...he..he)..ya lain lagi harapannya. pada dasarnya semua ADA MAUNYA...JADI APAPUN BENTUKNYA ...SALING MEMAHAMI SAJA NDAK MELARANG-LARANG...:)) mau mengharapkan surga monggo, rezeki, jodoh, ridho.silahkan saja.
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau sholat wajib di mesjid? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Pak Kinan, Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat jamaah di Musholla dong. Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, menurut saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan, biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran rumah terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa Rasulullah menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum sholat, supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal- hal yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat sholat, ya dibereskan dulu. Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara pak Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. Setelah pulang, diterusin lagi. Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya juga suka senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah begitu, ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan sholat malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang isinya kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani tidur. Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka aku ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa seperti beliau R.A. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun Mbak Ning, Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa sholat sendirian, kan? Kinantaka On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote: Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres kamar. Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. Jadi dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala sholat jamaah.. Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak harus sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang diimam-I, ya musti ke masjid atuh... Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah% 40yahoogroups. com] On Behalf Of Chae Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan. Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya menyeletuk: Mau ke mana, mas? Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya. Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali. Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla, jawab saya. Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya. Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor. Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai. Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar anak. Saya memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat. Apakah saya salah? Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
huahuahuahuahuasenangnya bisa ketawa2 sendiri depan komputer walau pun konsekwensinya di cap orang gila..:)) Mba Lina, Kalau Gusti Allah cuek sih memang kudunya karena Gusti Allah ndak bergantung pada Makhluk-Nya artinya hubungan hanya satu arah...makhluk-Nya yang bergantung kepada-Nya tapi tidak sebaliknya... Makanya saya tekankan bahwa tidak ada yang namanya cinta tak bersyarat pada kehidupan Makhluk-Nya karena pada kenyataanya setiap makhluk-Nya memiliki ketergantungan... Mba, memang apa salahnya jika kita mengharapkan surga dan memohon untuk dihindari dari neraka?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: ha..ha..jadi bener dong ya beda antara unconditional love dan cuex itu tipisss banget banget. Saya dicaci sebagai orang cuex (ama orang2 deket), bahkan ama suami..he..he dibilang kelewat cool (cuex maksute). Jadi saya bisa beralasan ini karena saya mencintai suami tanpa syarat...ha..ha... Soal Rabiah Al-Adawiyah, menurut saya sih bukan cintanya kepada Tuhan bersyarat karena dia memohon (berdoa). Lah apa Rabiah gak usah berdoa utk menunjukkan cinta tak bersyaratnya kepada Tuhan? Sayang si Rabiahnya gak ikut 'ngenet' di milis ini sih ya? Tapi setidaknya kita hanya menilai belio dari puisinya itu, lebih sempit lagi dari cuplikan puisinya yang menggambarkan Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan surga atau janganlahmengabdi pada Allah karena takut masuk neraka. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang ada cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat?? Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk- Nya tidak tergantung dari Makhluk-Nya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. Unconditional love. Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar- rahman Ar- rahimNya Allah. Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa syarat. Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak? Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-)) salam cuex, Lina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Wa'alaikumsalam, Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ baca: diantaranya melakukan ibadah] yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta tak bersyarat. Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan surga atau janganlah mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka. :-) Bekerja, cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; begitu kata ustad di pengajian. Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu solat kepikiran jadi nggak fokus. Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun pergi, sewaktu sholat bungkus sepatu, sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong. Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas. :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Kinantaka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan. Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya menyeletuk: Mau ke mana, mas? Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya. Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali. Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla, jawab saya. Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya. Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor. Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai. Akhirnya saya memutuskan
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
setuju Pak Ary, kemarin ada teman yang sedikit banyak esmosi oleh masalah maraknya aliran kepercayaan baru di indonesia yang menamakan Islam apa..Islam anu...gitu loh!! saya sih cuman tanya...kenapa musti pake acara marah-marah segala sampe keluar kepri (keputusan pribadi) untuk menyatakan bahwa si Anu itu sesat, si Anu itu kafirbla..bla.. Katanya sih si anu ini disebut kafir bin sesat dan menyesatkan karena apa yang diyakininya telah melanggar dan bertentangan dengan isi dari Al-Qur'an... Mesem-mesem dikit lah di Qur'an yang ngaku Tuhan aja model Fir'aun cuman ditegur dengan kata-kata yang lemah lembutnah bagaimana dengan orang yang sekedar ngaku Nabi doang??? jadi sebenarnya yang melanggar Qur'an itu siapa yach???:)) ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Chae, Makanya yang diklaim oleh Allah adalah 'Islam itu rahmatan-lil- 'alamin. Nggak pandang bulu. Mau muslim kek, aliran aneh kek, non- muslim kek semua terayomi dan mendapatkan keselamatan dengan adanya muslim di situ. Yang bilang membuat Islam menjadi rahmatan-lil-muslimin'saja itu termasuk orang egois yang sesat dan menyesatkan. Salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang ada cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat?? Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk- Nya tidak tergantung dari Makhluk-Nya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. Unconditional love. Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-rahman Ar- rahimNya Allah. Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa syarat. Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak? Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-)) salam cuex, Lina --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Wa'alaikumsalam, Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ baca: diantaranya melakukan ibadah] yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta tak bersyarat. Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan surga atau janganlah mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka. :-) Bekerja, cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; begitu kata ustad di pengajian. Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu solat kepikiran jadi nggak fokus. Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun pergi, sewaktu sholat bungkus sepatu, sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong. Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas. :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Kinantaka To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan. Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya menyeletuk: Mau ke mana, mas? Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya. Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali. Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla, jawab saya. Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya. Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor. Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai. Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar anak. Saya memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat. Apakah saya salah? Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed
[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar anak saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian saya dan istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan. Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya menyeletuk: Mau ke mana, mas? Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya. Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali. Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di musholla, jawab saya. Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya. Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla untuk mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak yang bocor. Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai. Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar anak. Saya memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat. Apakah saya salah? Kinantaka [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: aliran yg tidak lazim
Salam kenal Mba Lena, Saya do'akan mudah-mudahan diberikan kelancaran dan kemudahan dalam melahirkan, ini yang pertama atau yang kedua, ketiga...??;) Ada beberapa pertanyaan dari saya untuk Mba Lena.. Pertama : Mengikuti prosedur yang di tetapkan agama itu yang bagaimana Mba?? dan berdasarkan apa? Kedua : Apa yang dimaksud dengan murtad itu sendiri? Ketiga: Jika seorang Janda berzinah di halalkan darahnya, lalu bagaimana dengan Duda yang berzinah? Salam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lena hanifah [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum, waduh mbak mia,sy ga berwenang menghalalkan hal tsb, dlm posting sy tulis bhw hal tsb adalah kewenangan pemerintah Islam yg sah dgn mengikuti prosedur yg ditetapkan agama.Tentu ga sembarangan bukan? Utk mas M.A suryawan,terima kasih masukannya.Tp dr apa yg sy bc dan dengar slama ini ttg riwayat nabi palsu memang abu bakar memerintahkan sedemikian.Tp sy akan lebih membaca lg. Wassalam, salah khilaf mohon dimaaf dan dikoreksi
[wanita-muslimah] Re: Temannya setan?
hihihi.. Mba Aisha ini teliti sekali sih;) memang tidak bisa dipastikan bahwa Fir'aun itu pemarah atau bukan tapi yang jelas bukan orang yang tenang dan sabaran karena tega2nya bikin aturan bayi laki2 mesir harus dibunuhin..tapi setidaknya tidak lebih baik daripada ngarang soal setan suka makan dan minum dikamar mandi hahahah:)) Mba Mia, kalau setanya secakep keanu atau kakang danzel apa masih mau nolak buat ditemenin??? bidadara dunia kok ditolak;P --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Ai, mba Chae...kalo di kamar mandi yang rebahan punya, (itu loh yang pake bath tub), buka keran setel air hangat2, trus taroin shower gel, trus kita rebaan sambil main busa, dan ditemani secangkir kopi, sambil relaks2 nglamun, gitu...bukannya enak sorga dunia tuh? mudah2an si nggak ditemenin setan...:-), lagian masak sih setan ada di sorga? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha aishayasmina2002@ wrote: Hi lagi mba Chae, saya juga baru ngobrol2 lagi di milis, biasa - sibuk2 gak jelas dan tentu saja senng bangetsss bisa ngobrol lagi dengan teman-teman dan termasuk mba Chae, saya nge-fans juga lho ke mba Chae...:-D Fir'aun itu pemarah ya? Bukannya, dia ngerasa jadi Tuhan? Atau ada korelasi positif antara sifat pemarah dengan perasaan jadi Tuhan, misalnya marah mencaci maki atau meng-kafir2kan sampai matiin orang lain karena ngerasa jadi Tuhan atau minimal merasa dikasih wewenang Tuhan untuk menghukum orang lain? Saya ngobrol lagi dengan teman ini, ternyata adik iparnya ini beralasan, masih mau ngabisin kopi menjelang imsak tapi sudah tidak tahan lagi menahan pipis, karena ayahnya mewajibkan anak-anaknya ke mesjid untuk shalat subuh, jadi dia harus sudah siap pergi sebelum imsak. Maka, jalan solusinya supaya 2 kegiatan itu berjalan, sambil pipis sambil ngabisin kopi di kamar mandi...:) salam Aisha
[wanita-muslimah] Re: Temannya setan?
Hi Mba Aisha, senang bisa obrol2 lagi lewat milis sama Mba... Walau sudah lama tidak ikutan milisan tapi saya tetap setia mengunjungi WM hanya sekedar untuk menambah ilmu dgn membaca postingan2 yang ada termasuk postingan Mba Aisha;) Lucu juga cerita temanya Mba Aisha, dan saya geli juga tuch Bapa kok bisa-bisanya tahu kebiasaan setan segala apa dulunya pernah satu kos-kos'an sama setan atau minimal pernah satu RT;)..padahal bisa saja si setan sudah berganti kebiasaan dan lebih memilih makan dan minum di ruang makan..jadi siapa yang jadi temanya setan??;)) Nah kalau adik ipar temanya Mba Aisha dibilang temanya setan karena ikutan kebiasaan setan suka makan dan minum di kamar mandi maka si Bapa juga bisa dijuluki temanya Fir'aun karena gampang marah..:P sebenarnya mungkin ada benarnya juga si Bapa itu menegur prilaku anak mantunya karena membawa minuman ke kamar mandi karena mungkin bisa menimbulkan kebih banyak musibah/celaka daripada manfaat..misalnya: karena kamar mandinya licin maka kopinya jatuh sedangkan kopinya dalam kondisi panas dan bisa terkena ke anggota tubuh si menantunya atau kalau kopinya pake gelas dari kaca bisa pecah dan pecahanya berbahaya baik bagi menantunya atau orang lain bisa juga karena kamar mandi adalah tempat membuang kotoran jadinya kurang bersih untuk membawa makanan atau minuman. Soal dosa atau tidak ini tergantung dari situasi yang terjadi mana yang lebih besar?? manfaatnya?? atau mudharatnya?? Bisa jadi karena kamar mandi ada di bawah di lantai dasar dan ruang makan dilantai 3 misalnya sementara waktu imsak tinggal 1 menit lagi tapi sudah kebelet pipis yaaa syah-syah saja bawa minuman ke kamar mandiatau saking kebeletnya pengen pipis enggak nyadar ke kamar mandi bahwa gelas kopi??? Hanya saja kita termasuk saya kalau lagi kesel sama anak, niat sih menegur prilaku si anak atau orang lain ehhh kebablasan yang ada malah jadi melabeli/menghakimi... Misalnya saja ketika si anak iseng cuci tangan di dispenser, secara spotan saya bilang...ihhh kok kamu kok jorok sih!!! ahhh dasar emak2 suka enggak konsisten:)) Tapi saya setuju dengan pendapat Mba Aisyah bahwa yang korupsi uang rakyat jelas-jelas temanya setan. Dan satu lagi masalah imsak, menurut saya seringkali kita salah karah menganggap bahwa waktu imsak sebagai tanda untuk berhenti makan dan minum padahal batasan berhentinya malan dan minum adalah terbitnya fajar itu sekitar jam 5 lebih hampir setengah enam atau lewat waktu subuh. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Chae, Baca kisah salam dari kamar mandi, seorang teman cerita di bulan puasa kemarin.Adik iparnya yang seorang mahasiswa dimarahin ayah mertuanya dengan julukan temannya setan, saya pikir ipar teman ini melakukan perbuatan seperti setan yang membangkang kepada Allah, misalnya Allah melarang manusia membunuh, ipar ini membunuh, dan perbuatan lainnya yang dilarang Allah. Ternyata pemuda ini saat sahur sedang menikmati kopinya menjelang imsak, pada saat itu dia kebelet pipis, larilah pemuda ini ke kamar mandi sambil membawa cangkir kopinya. Ayahnya melihat kelakuan anaknya ini, beliau langsung berdiri di depan kamar mandi dan ketika anaknya keluar langsung memarahi dan menjuluki anaknya teman setan itu. Katanya sih, hanya setan yang minum/makan di kamar mandi. Ini dosa nggak? Atau hanya sebatas teman setan saja? Sebenarnya kadar setannya lebih berat mana, orang yang minum di kamar mandi atau orang yang nilep uang rakyat (korupsi) untuk kesenangan dia dan keluarganya?...:) salam Aisha - From : Chairunisa Kangen berat nich sama Mba Mia...mohon ma'af lahir bathin ya Mba;) setuju Mba soal manfaat dan mudharat jadi parameter...Jadi inget waktu si sulung bertanya masalah dosa... Mam..dosa itu apa sich? kok tanya-tanya sich Ka? (maklum emaknya rada-rada telmi alias telat mikir...bawa'an orok kali ha..ha..ha...;) soalnya tadi kaka menjawab salam dari kamar mandi di rumah eyangti dan kata Eyangti ..kita tidak boleh jawab salam dikamar mandi karena itu dosa.. ohh...begitu..gini ya Ka, menurut mama dosa itu jika prilaku,ucapan dan sikap kita lebih besar menimbulkan kerugian dari pada manfaatnya jadi bisa saja menjawab salam di kamar mandi itu termasuk dosa bisa juga justru berpahala kok bisa sich Mam? Bisa saja kalau ternyata Kaka menjawab salamnya dengan disertai bunyi2an yang tidak sopan karena misalnya lagi BAB, menjawab salam malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarnya tapi kalau bisa menjawab salam dengan sopan kenapa tidak walau kita sedang berada di kamar mandi. ooo gitu yaa Mam.. Yo'i;)) Insya Allah, saya selalu berusaha menanamakan pemahaman kepada anak saya untuk bisa senantiasa melihat segala sesuatunya dari sisi manfaat dan kerugiannya baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain terlepas dari bentuk-bentuknya. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: 9 gadis yang tidak dinikahi lelaki
Dulu di awal pernikahan, saya mendapatkan hadiah dari sang suami 4 buah buku dengan judul 40 ciri2 istri sholehah, bagaimana menjadi wanita ahli surga, tentang jilbab dan yang terakhir tentang kiat-kiat menghindari perceraian. Ke-empat buku hanya membahas dari sisi perempuan saja; artinya seperti buku tentang kiat-kiat menghindari perceraian maka semua di lihat dan dipandang dari sisi perempuan saja; bagaimana perempuan harus mernjadi istri yang begini dan begitu agar bisa menjadi istri yang sempurna untuk semuanya; bagaimana perempuan harus berlaku begini dan begitu sebagai istri agar memuaskan suaminya; perempuan harus mendahulukan kepentingan suami bla..bla..bla...;) Sebagai istri yang cinta suaminya, maka sebagai tanda kasih sayang saya pada suami,saya pun berniat MEMBALAS kebaikan suami dengan mencarikan dan membelikan buku2 BERJENIS SAMA. Tapi apa daya dgn keterbatasan saya TERNYATA SAYA TIDAK MENEMUKAN BUKU-BUKU TENTANG BAGAIMANA 40 ATAU BERAPAPUN CIRI-CIRI SUAMI SHOLEH, BAGAIMANA MENJADI PRIA AHLI SURGA, TENTANG BERJILBAB ATAU BERSARUNGNYA LAKI-LAKI DAN BAGAIMAN KIAT-KIAT SUAMI AGAR BISA MEGHINDARI PERCERAIAN...gagal dech ..;) Dan saya tahu sekarang alasanya mengapa buku2 BERJENIS tertentu yang saya cari tidak mudah ditemukan??? Kalau saya pikir apa harus pake acara penelitian segala oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa)sebuah universitas untuk tahu bahwa 9 PRIA YANG TIDAK AKAN DINIKAHI PEREMPUAN SBB: 1. Pria pencemburu 2. Pria egoid sok menjadi raja 3. Pria Durhaka 4. Pria yang cuek dan masa bodoh 5. Pria yang kekanak-kanakan 6. Pria yang lemah 7. Pria yang meninggalkan tugas rumah tangga 8. Pria yang membuat was-was 9. Pria yang sok sempurna. *geleng2 kepala* heran campur sedih...hasil penelitian...tolong cabe dech;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, seismic_yuni [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa) pada Fakultas Adab (sastra) di Universitas Zaqaqiq, Mesir dengan judul: Kepribadian Remaja Putri, Tata Cara kesiapan Jiwa dalam Menghadapi Pernikahan, dan Masa Perubahan Jiwa Pasca Nikah Secara Khusus menyimpulkan ada 9 tipe gadis yang tidak diminati oleh para pemuda: Pertama: Gadis Pencemburu Pencemburu adalah sifat pertama kali yang dihindari oleh para pemuda dari calon istri-istri mereka. Cemburu disini bermakna keraguan. Para pemuda itu menuntut adanya sebagian sifat cemburu yang memperkuat ikatan cinta, akan tetapi mereka menolak ketidak percayaan (keraguan) yang menimbulkan petaka dalam kehidupan rumah tangga. Mereka menginginkan kepercayaan dari para istri mereka, dan tidak suka jika mereka menceritakan atau mengungkap setiap langkah yang dilaluinya. Kedua: Gadis Egois, sok menjadi ratu Adapun gadis yang kedua adalah gadis yang egois, ingin berkuasa, menginginkan dari suaminya segenap kecintaan, ketundukan, dan kepasrahan hanya kepadanya saja. Dia akan marah jika melihat suaminya lebih mementingkan orang lain atau mencintai selain dirinya. Seperti cemburu kepada kerabat suami, atau teman-temannya. Perbuatan ini kadang menimbulkan banyak permasalahan. Dengan sikap seperti itu, dia telah mempersempit kepribadian suami, dan menyebabkan timbulnya permasalahan dengan kerabatnya. Dengan sikap seperti itu, dia telah menjadikan suami benci dengan kehidupan rumah tangganya. Sikap yang demikian tidak termasuk cinta, tetapi ambisi kepemilikan dan penguasaan. Maka wajib bagi gadis ini untuk menyadari bahwa mereka adalah kerabat suami, yang tidak mungkin ia bebas lepas dari mereka, begitu pula sebaliknya mereka tidak mungkin bebas lepas darinya. Ketiga: Gadis Durhaaka Yaitu istri yang tidak ridha dengan kehidupannya. Dia senantiasa membangkang pada suami dan menggerutu tentang segala sesuatu. Dia tidak bersikap qonaah (menerima apa adanya), senantiasa menginginkan tambahan dan lebih. Dengan sikap seperti ini, dia telah menekan suami hingga mau memenuhi keinginannya. Dia tidak peduli darimana sang suami bisa memenuhi berbagai tuntutan itu, dan bagaimana ia bisa mendapatkan harta tersebut. Dia adalah jenis istri perusak. Dia hanya mencari untuk diri dan kebahagiannya sendiri, terutama harta, bukan cinta. Dia tidak menjaga suami atau rumahnya. Biasanya keadaan yang seperti ini berakhir dengan perceraian. Keempat: Gadis yang cuek dan masa bodoh Gadis ini tidak layak disebut sebagai seorang istri. Dia sama sekali tidak menaruh perhatian pada suami, tidak juga pada rumahnya. Tidak berusaha memenuhi kebutuhan suami atau permintaannya. Di sini sang suami merasa bahwa si istri tidak mencintainya, atau tidak menganggapnya. Kadang yang demikian membuat sang suami bersikap kasar kepada istri sebagai usaha untuk meluruskannya. Akan tetapi jika sang istri memiliki sifat seperti ini, maka akan sulit merubahnya. Hal ini menjadikan sang suami tidak menaruh perhatian terhadap istri, tidak mesra dengannya dalam segala hal, dan bisa menyebabkan perpisahan. Maka mulai sekarang seharusnya
SESAT ...! Re: [wanita-muslimah] Maraknya Aliran-aliran Tidak Lazim (1), Semua M
Kangen berat nich sama Mba Mia...mohon ma'af lahir bathin ya Mba;) setuju Mba soal manfaat dan mudharat jadi parameter...Jadi inget waktu si sulung bertanya masalah dosa... Mam..dosa itu apa sich? kok tanya-tanya sich Ka? (maklum emaknya rada-rada telmi alias telat mikir...bawa'an orok kali ha..ha..ha...;) soalnya tadi kaka menjawab salam dari kamar mandi di rumah eyangti dan kata Eyangti ..kita tidak boleh jawab salam dikamar mandi karena itu dosa.. ohh...begitu..gini ya Ka, menurut mama dosa itu jika prilaku,ucapan dan sikap kita lebih besar menimbulkan kerugian dari pada manfaatnya jadi bisa saja menjawab salam di kamar mandi itu termasuk dosa bisa juga justru berpahala kok bisa sich Mam? Bisa saja kalau ternyata Kaka menjawab salamnya dengan disertai bunyi2an yang tidak sopan karena misalnya lagi BAB, menjawab salam malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarnya tapi kalau bisa menjawab salam dengan sopan kenapa tidak walau kita sedang berada di kamar mandi. ooo gitu yaa Mam.. Yo'i;)) Insya Allah, saya selalu berusaha menanamakan pemahaman kepada anak saya untuk bisa senantiasa melihat segala sesuatunya dari sisi manfaat dan kerugiannya baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain terlepas dari bentuk-bentuknya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Hi mba Chae, halo2 mbandung...:-) Quran bilang kemana kamu menghadap disitulah wajah Allah. Dan betul, parameternya untuk manusia, atau test casenya apakah iman/kepercayaannya itu bermanfaat untuk dirinya, orang lain dan lingkungan? Beberapa tahun lalu, saya melihat remaja teman main anak saya dulu, masih seperti remaja lain, demen rap dan break dance. Minggu lalu saya kaget waktu ketemu melihat dirinya berjenggot, pake kupiah putih, berjubah, bergamis ngatung. Karena kangen, saya pegang2 dia walaupun anak itu merasa jengah. Saya ambil foto dia dari kejauhan karena dirinya nggak mau di foto, haram katanya. Lulus dari kuliah, tapi nggak cari kerja sesuai pekerjaannya, karena ini haram itu haram. Pekerjaannya nganterin halal meat untuk toko yang dimiliki orang Pakistan, mungkin yang satu aliran (salafi). Waktu ngobrol dengan teman2 lain dan ortunya, saya mencoba mengerti apa yang dilalui remaja itu. Bagi saya, dia sedang melalui pencarian jatidiri. Apapun penampilan dirinya yang berbeda dan keyakinan salafinya, bagi saya nggak masalah dan nggak merasa ada jarak, kecuali kalau sengaja bikin jarak. Tapi sempet kudenger dia berdiskusi dengan anak saya dan menghujat paham Syiah. Ngobrol dengan temen2 lain dan ortunya, ada kesan bahwa mereka sangat gelisah dengan perkembangan anak ini, yang makin mengontrol ortu dan saudaranya dan berusaha menggiring keluarganya atau teman2nya mengikuti apa yang diyakininya, misalnya berhasil menekan ortunya untuk menjual rumah yang dibayar dengan mortgage, dan itu haram - lalu pindah membeli rumah baru dengan kontan di daerah dimana kelompok salafinya berada. Lalu dari hasil penjualan rumah dia dan adiknya pergi umrah, padahal ibunya sedang sakit kanker. dan kiprah2 lainnya yang nggak bijak. Ibunya menangis dan keliatan sangat tertekan tapi nggak berdaya. Tentu saja saya menyayangkan sikap ortunya yang memang selalu nggak bijak menurutin kemauan anaknya, apalagi sekarang dengan dalih ini haram itu haram. Tapi itu lain soal. Poin dari diskusi ini adalah, betul bahwa kemanapun kita menghadap, di situlah wajah Allah. Di lain pihak, test casenya adalah, apakah bentuk keyakinan/kepercayaan kita itu membawa manfaat atau lebih banyak mudaratnya? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Dear Mba Ning, Apa Kabarnya??, juga teman2 yang lain??. Bicara soal banyak aliran kepercayaan sekarang ini, jadi inget reaksi temen2 plus keluarga yang tahu kalau saya merayakan hari lebaran jatuh pada tgl 11 October 2007 hari kamis dgn alasan cari yang paling cepet lebaranya dgn azas kemudahan karena agama itu tidak menyusahkan hi..hi..hi...;)) a/way, saya sependapat dgn Mas Ary soal bagaimana kita menyikapi aliran2 kepercayaan lain yang berbeda dgn kita tidak dengan SIKAP MENGHAKIMI. mengapa?.. ya..karena pada dasarnya kita ini tidak mempunyai otoritas untuk menilai dan menghakimi masalah KEIMANAN/KEPERCAYAAN orang lain?? Nabi Muhammad saw saja yang di angkat jadi Rasul tidak mempunyai otoritas untuk menghakimi dan menilai Keimanan dan kepercayaan orang lain QS. 3:20. Dan kalau kita lihat dari contoh2 yang diberikan didalam Qur'an bagaimana kita menghadapi orang-orang yang berbeda keyakinan dan kepercayaan yaitu dengan bersikap baik dan berargumentasilah dengan baik..kalau bahasanya Qur'an sih dengan kata-kata lemah lembut. Coba lihat Kepercayaan yang di anut oleh Fir'aun saja yang menganggap dirinya Tuhan masih saja di instruksikan oleh Allah SWT kepada Musa dan Harun
[wanita-muslimah] Re: fwd : aku malu menjadi wanita
Kalau saya tidak salah, Qur'an juga mengibaratkan perempuan dengan ladang tapi pengibaratan itu bukan merujuk nilai dari diri perempuan tapi lebih kepada bagaimana prilaku/sikap kita terhadap perempuan. Saya sedih juga kalau ada manusia lain terutama perempuan juga yang menilai keberadaan perempuan hanya dari sisi penampilan nya saja sedangkan yang saya percaya bahwa setiap makhluk itu akan di nilai dari prilaku dan bukan dari sisi penampilan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Ning, Mengibaratkan dengan benda to some extent memang tidak apa-apa. Toh bahasa kita penuh dengan simbol dan metafora. Tapi simbol dan metafora juga ada konteksnya menurut saya. Lha kalo konteks dalam pengibaratan itu wanita sebagai benda yang bisa diperjual-belikan, yang menjadi tidak laku hanya karena sampulnya, kok menurut saya sebuah konsep yang sangat jahiliyah dalam dunia kekinian kita. Bagaimanapun juga realitas pertama kali dibentuk oleh konsep dalam otak kita. salim, Donnie == On Oct 30, 2007, at 7:14 AM, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) wrote: Wa'alaykum salaam wr. Wb. Mbak Lena, pengibaratan atau analogi itu tidak sama dengan penyamaan. Dan hal itu dilakukan semata-mata untuk memudahkan orang memahami sesuatu. Pengibaratan wanita yang menutup aurat dengan buku yang bersampul pun, menurut saya, bukan ingin menyamakan wanita dengan buku. Tetapi untuk memudahkan perbandingan antara wanita yang tidak menutup aurat vs yang menutup aurat, sebagaimana membandingkan buku bersampul dan yang tidak. Jadi bukan bermaksud menyamakan wanita = buku. Dalam konteks lain, kita pun sering mengibaratkan wanita dengan bunga. Mengapa? Karena bila kita mengingat bunga, yang terbersit di otak kita adalah keindahan. Pengibaratan wanita sebagai bunga itu menyatakan bahwa wanita itu indah. Bukan wanita = bunga. Dalam konteks yang lain lagi, wanita diibaratkan sebagai sutra... Dst. Demikian pendapat saya. Salam kenal, mbak Lena. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of lena hanifah Sent: Monday, October 29, 2007 4:34 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: fwd : aku malu menjadi wanita Assalamualaikum wr.Wb maaf sy ikutan nimbrung ya.. Terus terang,sy jg tidak setuju dgn logika penyamaan wanita dgn benda (entah itu buku atau donat dsb). Menurut sy hal tsb jelas2 melecehkan ciptaan Tuhan langsung yg dicipta dgn sebaik2 bentuk.Buku dan donat adalah benda buatan manusia.Tidak berjiwa dan tidak berakal.Berbeda dgn manusia.Wanita dan pria adalah sejajar di mata Tuhan,yg membedakan hanya ketaqwaan belaka,maka tidak boleh ada jual beli manusia meski hny berupa perumpamaan (buku n donat bs dibeli bukan?) wassalam === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina
Nikah mut'ah dan poligami sekarang hampir 100% ini tidak lebih dari sekedar legal zina...walau legal jelas-jelas keduanya adalah zina maka dari itu dampak2 negatifnya pasti lebih besar dari pada manfaatnya..jangan2 memnag ndak ada manfaatnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Quote: .. Satu dari dua penderita AIDS di Irak adalah pelaku nikah mut'ah. Menurut perkiraan dokter, di sejumlah distrik yang dihuni mayoritas oleh kaum Syiah, terjadi kasus penderita penyakit AIDS lebih dari 75 ribu kasus per tahunnya. .. Sejak tumbangnya pemerintahan Irak pimpinan Saddam Husein tahun 2003, secara tidak resmi terjadi arus pernikahan mut'ah yang luar biasa di Irak. Nikah mut'ah di Irak bahkan dilakukan dalam tempo sangat singkat, yakni satu kali hubungan badan lalu berpisah. Karena itulah sebagian kaum pria dan wanita terlibat hubungan seksual melalui pernikahan mut'ah beberapa kali, bahkan dalam satu hari. .. Konsep Mut'ah sebenarnya seperti apa ya? Tapi memang logikanya konsep 'waktu terbatas' sangat rawan diselewengkan pihak tertentu yang mengambil untung (aksi profit taking).. :-P Kira seperti halnya poligami.. hampir gak ada bedanya.. Yang jelek itu konsepnya atau orang yang melakukan sesuatu 'seolah-olah' mendasarkan (baca: nebeng) pada konsep tersebut.. Satu hal lagi, nikah Mut'ah penyebab meningkatnya penyebaran HIV/AIDS atau pelaku hubungan seks-aktif ( bebas) kebetulan juga melakukan (klaim seolah-olah?) nikah Mut'ah? Btw, Mas Satriyo ngambil dari milis parpol x ya? CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 6/6/07, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina Senin, 4 Jun 07 15:08 WIB Akhir-akhir ini di Iran tengah ramai dibicarakan masalah nikah mut'ah. Pasalnya, Ayatullah Husen Khomeni, cucu pemimpin revolusi Iran Ayatullah Khomeni, menolak keras pernyataan Menteri Dalam Negeri Iran yang menggagas nikah mut'ah sebagai jalan untuk memenuhi hajat biologis kaum muda Iran. Terang saja pernyataan itu memicu amarah cucu tokoh besar revolusi Iran itu. Pernyataan (Mendagri) itu sangat melecehkan wanita. Secara keyakinan syariat, saya percaya (mut'ah) itu ada di dalam Islam dan di Al-Qur'an. Ini yang ditolak para ulama Sunni. Tapi praktek nikah mut'ah itu telah diselewengkan, karena itu ada agar orang-orang terhindar dari pelacuran dan terjerumus ke dalam perzinahan. Tapi terkadang (mut'ah) itu seperti perzinahan dan dalam prakteknya lebih buruk dari perzinahan, ujar Husen Khomeni. Husen Khomeni juga menambahkan, pernyataan Mendagri itu melecehkan kepribadian wanita, terlebih lagi sebagian wanita memandang dirinya seperti barang dagangan untuk kesenangan kaum agamawan dan non- agamawan yang menggagas ide seperti ini. Masalah ini tergantung kaum wanita. Mereka memutuskan sendiri masalah ini. Bukan kaum agamawan atau non-agamawan yang memutuskan nasib mereka, tegas dia Diakui Husen bahwa realitas nikah mut'ah memang berlaku di Iran. Tapi menurut dia, sebagian kaum muda ada yang memilih nikah mut'ah dan ada pula yang lebih memilih jalinan persahabatan dan cinta. Sementara aktifis perempuan Iran Syadi Shadr menilai bahwa budaya Iran sekarang menaganggap nikah mut'ah sebagai hal yang tak pantas, meski secara hukum positif, nikah mut'ah legal. Aktifis perempuan Iran lainnya Fatimah Siddiqi membeberkan hasil studinya bahwa, mayoritas wanita Iran yang setuju atas praktek nikah mut'ah beralasan untuk memenuhi dan menutupi kesulitan ekonomi mereka. Pada beberapa hari lalu Mendagri Bur Muhammadi mengeluarkan gagasan agar nikah mut'ah difokuskan untuk menjamin kaum muda Iran dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis, agar terhindar dari 'hubungan ilegal'. (ilyas/alrb) Source : http://www.eramuslim.com/berita/int/7604135821-cucu-ayatullah-khomeni- nikah-mut039ah-lebih-buruk-zina.htm Nikah Mut'ah Penyebab Utama Menyebarnya Virus HIV di Irak Rabu, 21 Peb 07 14:53 WIB Menyusul informasi seorang gadis yang mengaku diperkosa seorang polisi Irak, ternyata Irak menyimpan fakta lain yang sangat memprihatinkan, baik secara moral maupun kesehatan. Empat tahun terakhir di Irak terjadi peningkatan tajam penderita AIDS, yang paling parah dibanding masa-masa sebelumnya. Tahun 2003, jumlah penderita positif HIV mencapai 265 orang dan sebagian besar meninggal dunia. Dalam penelitian disimpulkan, 80 orang dari jumlah tersebut, tertular virus HIV melalui transfusi darah yang diperoleh dari luar Irak sebelum tahun 1986. Tapi pada tahun-tahun belakangan ini, penyebaran virus HIV mengalami perubahan di Irak. Melalui sejumlah penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa virus HIV di Irak menyebar melalui hubungan dengan lawan jenis secara intensif, melebihi apa yang biasa dilakukan seorang pelacur. Sebuah lembaga penelitian Irak yang khusus
[wanita-muslimah] Re: Janda nikah lagi perlu izin?
Begitulah Mba Aisyah yang manis;) agar bentuk hukum tidak berubah maka kondisi harus juga tidak berubah. Kalau kita lihat sejarahnya justru Nabi mempunyai semangat untuk selalu merubah kondisi agar terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dari perempuan tidak boleh berada di wilayah publik karena situasi dan kondisi maka Rasul merubahnya dengan menjadikan kondisi lebih kondusif untuk perempuan ( dengan kewajiban menemani bagi piak laki-laki dan adanya pemakian jilbab sebagai identitas keamanan bagi perempuan merdeka) kalau sekarang didunia arab terutama justru lebih banyak terjadi kemadegan bahkan kemunduran terhadap keseimbangan hak-hak pada perempuan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Chaerunissa, Memang ada hak yang sama bagi setiap orang (tanpa melihat jenis kelamin) untuk melaksanakan ibadah, tapi ada aturan agama juga kalau seorang istri mau melakukan puasa sunat, harus seizin suaminya (puasa wajib sih tidak perlu seizin suami), apa ini berkaitan dengan hak suami untuk gini-gitu dengan istrinya yang terhalang jika istrinya puasa? Padahal kalo mau gitu-gitu kan ada malam setelah buka puasa dan suami di siang hari kan kerja ya? Lalu kenapa orang mau ibadah dengan memperbanyak yang sunat2 selain yang wajib dilarang ya? Dari contoh yang disampaikan mba Chae tentang keutamaan seorang suami untuk mengantar istri naik haji daripada ikut perang, menunjukkan bahwa keperluan keluarga (ibadahnya istri) lebih penting daripada ikut perang dengan Rasulullah ya? Tapi kembali lagi disini si suami mengantar istri karena kondisinya tidak aman bagi perempuan untuk naik haji sendirian, itu dunia Arab zaman dulu, sekarang kan lain, walaupun tetep juga di negara yang mayoritas Islam itu TIDAK AMAN bagi wanita sendirian (ironis ya, wanita tidak aman di tengah muslim), jadi ini bisa diatasi dengan haji/umroh dalam satu kelompok yang ada laki-laki dan wanita yang dilakukan biro perjalanan (ONH plus). Apakah cara ini salah? Apakah ibadah rame-rame dengan menggunakan pesawat, hotel dekat mesjid, dll itu masih salah juga kalau tidak didampingi mahrom? salam Aisha -- From : Chae Yang perlu kita garis bawahi ADALAH ADANYA HAK YANG SAMA DALAM MENJALANKAN IBADAH BAIK BAGI PEREMPUAN MAUPUN LAKI-LAKI. Dalam suatu ketika ada seorang laki-laki dizaman Rasul yang bertanya kepada Rasul mana yang sebaiknya diprioritaskan apakah dia lebih mengutamakan pergi berperang ikut bersama Nabi atau mengantarkan istrinya yang hendak melakukan ibadah haji. Dan Nabi kemudian meminta agar laki-laki itu lebih mengutamakan kepentingan istrinya dengan mengantar istrinya agar bisa melakukan ibadah Haji. Dari cerita di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi dan situasi di rubah sedemikian rupa AGAR PEREMPUAN BISA MENDAPATKAN HAKNYA UNTUK BISA BERIBADAH. Dizaman sekarang justru terbalik, hak perempuan beribadah justru ditentukan oleh kondisi dan situasi. Bukanya situasi yang dirubah tapi justru hak-hak beribadah perempuan yang harus mengikuti kondisi dan maka dibatasilah HAK-HAK BERIBADAH PEREMPUAN SESUAI DENGAN KONDISI DAN SITUASI. --- Lina Dahlan linadahlan@wrote: Mbak Ai, Janda nikah lagi perlu izin atau janda pergi haji/umroh perlu izin? Yang mana yang jadi pertanyaan? . [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina
Ma'af kalau sudah menimbulkan persepsi yang demikian;) saya berpikir demikian juga karena definisi zina menurut Qur'an kan adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. Dan sekarang ini ( enggak bisa enggak harus bicara sekarang;)) apa effek yang di timbulkan oleh nikah mut'ah dan poligami??? bukankah hampir dibanyak kasus merupakan perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk??? tapi karena dilakukan atas persetujuan berbagai pihak yang berkepentingan maka poligami dan nikah mut'ah di ketegorikan sebagai legal zina. Tapi bagaimanapun bungkusnya selama yang keluar itu kentut walau dari pantat kyai sekalipun mending di tolak aja tapi sebaliknya walau keluar dari pantat ayam tapi itu telor..cepet-cepet di ceplok, pake kecap plus mentega ditemani nasi anget2...hmmm enak;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote: Lihat kata 'sekarang' di bawah.. :-) Mbak Chae, sadar/tidak, menggiring diskusi dari 'praktek sekarang' disamakan dengan legalisasi zina.. lantas diarahkan pada 'jangan-jangan' tidak ada manfaatnya.. Hebat nih pola diskusinya.. Mulai dari pinggir, umpan ke tengah, lantas dioper ke depan gawang dan ... :-) Pertanyaan saya di bawah kan, yang jelek itu konsep atau prakteknya? Ada yang mau jawab/bahas? Atau udah bosen? :-P Wassalam, Irwan.K On 6/6/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Nikah mut'ah dan poligami sekarang hampir 100% ini tidak lebih dari sekedar legal zina...walau legal jelas-jelas keduanya adalah zina maka dari itu dampak2 negatifnya pasti lebih besar dari pada manfaatnya..jangan2 memnag ndak ada manfaatnya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com, IrwanK irwank2k6@ wrote: Quote: .. Satu dari dua penderita AIDS di Irak adalah pelaku nikah mut'ah. Menurut perkiraan dokter, di sejumlah distrik yang dihuni mayoritas oleh kaum Syiah, terjadi kasus penderita penyakit AIDS lebih dari 75 ribu kasus per tahunnya. .. Sejak tumbangnya pemerintahan Irak pimpinan Saddam Husein tahun 2003, secara tidak resmi terjadi arus pernikahan mut'ah yang luar biasa di Irak. Nikah mut'ah di Irak bahkan dilakukan dalam tempo sangat singkat, yakni satu kali hubungan badan lalu berpisah. Karena itulah sebagian kaum pria dan wanita terlibat hubungan seksual melalui pernikahan mut'ah beberapa kali, bahkan dalam satu hari. .. Konsep Mut'ah sebenarnya seperti apa ya? Tapi memang logikanya konsep 'waktu terbatas' sangat rawan diselewengkan pihak tertentu yang mengambil untung (aksi profit taking).. :-P Kira seperti halnya poligami.. hampir gak ada bedanya.. Yang jelek itu konsepnya atau orang yang melakukan sesuatu 'seolah-olah' mendasarkan (baca: nebeng) pada konsep tersebut.. Satu hal lagi, nikah Mut'ah penyebab meningkatnya penyebaran HIV/AIDS atau pelaku hubungan seks-aktif ( bebas) kebetulan juga melakukan (klaim seolah-olah?) nikah Mut'ah? Btw, Mas Satriyo ngambil dari milis parpol x ya? CMIIW.. Wassalam, Irwan.K On 6/6/07, satriyo efikoe@ wrote: --- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina Senin, 4 Jun 07 15:08 WIB Akhir-akhir ini di Iran tengah ramai dibicarakan masalah nikah mut'ah. Pasalnya, Ayatullah Husen Khomeni, cucu pemimpin revolusi Iran Ayatullah Khomeni, menolak keras pernyataan Menteri Dalam Negeri Iran yang menggagas nikah mut'ah sebagai jalan untuk memenuhi hajat biologis kaum muda Iran. Terang saja pernyataan itu memicu amarah cucu tokoh besar revolusi Iran itu. Pernyataan (Mendagri) itu sangat melecehkan wanita. Secara keyakinan syariat, saya percaya (mut'ah) itu ada di dalam Islam dan di Al-Qur'an. Ini yang ditolak para ulama Sunni. Tapi praktek nikah mut'ah itu telah diselewengkan, karena itu ada agar orang-orang terhindar dari pelacuran dan terjerumus ke dalam perzinahan. Tapi terkadang (mut'ah) itu seperti perzinahan dan dalam prakteknya lebih buruk dari perzinahan, ujar Husen Khomeni. Husen Khomeni juga menambahkan, pernyataan Mendagri itu melecehkan kepribadian wanita, terlebih lagi sebagian wanita memandang dirinya seperti barang dagangan untuk kesenangan kaum agamawan dan non- agamawan yang menggagas ide seperti ini. Masalah ini tergantung kaum wanita. Mereka memutuskan sendiri masalah ini. Bukan kaum agamawan atau non-agamawan yang memutuskan nasib mereka, tegas dia Diakui Husen bahwa realitas nikah mut'ah memang berlaku di Iran. Tapi menurut dia, sebagian kaum muda ada yang memilih nikah mut'ah dan ada pula yang lebih memilih jalinan persahabatan dan cinta. Sementara aktifis perempuan Iran Syadi Shadr menilai bahwa budaya Iran sekarang menaganggap nikah mut'ah sebagai hal yang tak pantas, meski secara hukum positif, nikah mut'ah legal
[wanita-muslimah] Re: Janda nikah lagi perlu izin?
Yang perlu kita garis bawahi ADALAH ADANYA HAK YANG SAMA DALAM MENJALANKAN IBADAH BAIK BAGI PEREMPUAN MAUPUN LAKI-LAKI. Dalam suatu ketika ada seorang laki-laki dizaman Rasul yang bertanya kepada Rasul mana yang sebaiknya diprioritaskan apakah dia lebih mengutamakan pergi berperang ikut bersama Nabi atau mengantarkan istrinya yang hendak melakukan ibadah haji. Dan Nabi kemudian meminta agar laki-laki itu lebih mengutamakan kepentingan istrinya dengan mengantar istrinya agar bisa melakukan ibadah Haji. Dari cerita di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi dan situasi di rubah sedemikian rupa AGAR PEREMPUAN BISA MENDAPATKAN HAKNYA UNTUK BISA BERIBADAH. Dizaman sekarang justru terbalik, hak perempuan beribadah justru ditentukan oleh kondisi dan situasi. Bukanya situasi yang dirubah tapi justru hak-hak beribadah perempuan yang harus mengikuti kondisi dan maka dibatasilah HAK-HAK BERIBADAH PEREMPUAN SESUAI DENGAN KONDISI DAN SITUASI. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mbak Ai, Janda nikah lagi perlu izin atau janda pergi haji/umroh perlu izin? Yang mana yang jadi pertanyaan? Sekarang ini kebanyakan orang pergi haji untuk tamasya, dan kalau tak salah ini salah satu tanda kiamat. Kadang saya bingung juga, banyak orang (tajir) berkasus dan memilih pergi haji/umroh tuk dpt menyelesaikan kasusnya. Apa iya hal tsb dpt memecahkan masalah ato mendapat petunjuk? Pergi haji kan niatnya hanya untuk ibadah (dan siap untuk mati), bukan buat pemecahan masalah tertentu. Ada kejadian Suami istri yang sedang bermasalah mau cerai, setelah banyak pertimbangan dan keraguan, akhirnya memutuskan pergi haji. Diperjalananpun terlihat ketidak-akuran suami istri tsb. Setelah pulang hajipun, akhirnya mereka bercerai. Jadi, saya pikir kalau mau pergi haji, tinggalkanlah segala niat dan masalah selain untuk ibadah saja. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha aishayasmina2002@ wrote: Temans, Sebelum Titi DJ berangkat umroh sambil menikah dengan Ovie, di TV ada wawancara dengan seorang ustadz, wartawan menanyakan kasus Titi yang tidak didampingi keluarganya, tapi membawa umroh para pembantunya. Jawaban ustadz itu, sebenarnya tidak bisa, seorang perempuan ke mesjid saja tidak wajib, apalagi ke tempat jauh. Saya tidak mengerti ucapan ustadz itu, tidak jelas, atau mungkin pihak tv atau production house yang memotong bagian kalimat ustadz itu, yang jelas dengan jawaban itu saya menganggap pendapat ustadz tsb bahwa wanita janda seperti Titi tidak boleh berangkat sendiri umroh, apalagi nikah tanpa didampingi mahrom atau keluarganya. Di berita lainnya dijelaskan bahwa beberapa hari sebelumnya sudah ada acara lamaran di rumah Titi. Kata teman saya, keluarganya Titi memang keluarga non muslim, Titi saja yang muslimah. Kalau itu benar, mungkin itu alasan Titi tidak didampingi keluarganya. Dan tentang umroh sendiri, sebenarnya itu kan menyangkut keamanan. Jika misalnya Titi pergi ke sana tidak sendirian, kenapa diributkan ya? Dia kesana memakai satu biro jasa perjalanan haji/umroh, terlihat di tv ada rombongan berseragam batik, katanya lebih dari 100 orang, termasuk diantaranya saksi pernikahan Tantowi Yahya habib apa gitu. Rombongan segitu besar dengan perusahaan yang sudah lama berkecimpung di jasa ini, kan wanita aman baik di hotel maupun di perjalanan ke sana dan perjalanan di sana, di hotel juga tidak mungkin laki-laki wanita yang belum menikah itu dicampur, kenapa harus ada mahrom ya? Saya ingat juga pernah ada acara tentang naik haji di CNN, ada muslimah yang dari Amrik, seorang wanita kulit putih bergelar doktor tetapi seorang janda, dia naik haji dengan teman sesama wanita (dari wajahnya kelihatannya dari Timur Tengah), tapi dia heran karena untuk naik haji dia harus minta izin ke anaknya karena dia menjanda, izin tertulis. Kenapa untuk ibadah harus ada izin? Itu ada alasannya atau hanya ketentuan dari para ulama zaman dulu? salam Aisha [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
Yang memprihatinkan bagi saya adala dokrinitas pembodohan pada perempuan atas nama agama, dimana perempuan didokrin agar tidak menuntut hak-hak atas dirinya dan justru perempuan di doktrin agar dengan rela atau terpaksa mau melepas hak-hak atas dirinya. Terhadap poligami sebenarnya perempuan memiliki hak-hak atas sikap, pilihan untuk menentukan apakah dia bisa menerima atau menolak poligami sesuai dengan kepentinganya. Karena pada dasarnya POLIGAMI MEMPUNYAI PELUANG BESAR UNTUK MENIMBULKAN KEZALIMAN (MUDHARAT/KEJELEKAN) TERUTAMA TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK. Untuk itu sebenarnya poligami juga merupakan pilihan tidak saja bagi kaum laki-laki tapi juga bagi perempuan. Yang terjadi sekarang ini justru sebaliknya, poligami menjadi PILIHAN BAGI LAKI-LAKI DAN MERUPAKAN KETETAPAN BAGI PEREMPUAN. DAN INI DIATASNAMAKAN PADA DOKRIN2 AGAMA. Maka tidak heran ketika LAKI-LAKI MENZALIMI PEREMPUAN MAKA PEREMPUAN DI HARUSKAN TIDAK MENUNTUT HAK ATAS DIRINYA DENGAN IMING-IMING BAHWA KEZALIMAN YANG DI TERIMANYA AKAN DIBALAS DI AKHIRAT NANTI/DIKEHIDUPAN BERIKUTNYA, PERDULI SETAN DENGAN KEHIDUPAN PEREMPUAN DI DUNIA PADA DASARNYA PEREMPUAN DI DOKRIN BAHWA KEHIDUPAN NYA DIDUNIA BUKAN UNTUK KEPENTINGAN DIRINYA TAPI UNTUK KEPENTINGAN KAUM LAKI-LAKI. SEBALIKNYA JIKA LAKI-LAKI DIZALIMI OLEH PEREMPUAN ATAU PEREMPUAN MEZALIMI LAKI-LAKI MAKA LAKI-LAKI BERHAK MENGHUKUM PEREMPEMPUAN SEDEMIKIAN RUPA. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Yg saya tahu kalo menurut ilmu psikologi alasan pertama itulah sejatinya sifat dasarnya seseorang. Jadi Teh Ninih sebenernya merasa terluka ia tidak suka, Orang yg tertekan akan timbul sifat aslinya. [ cmiiw; pada psikolog, dokter yg ada disini bisa lebih detil menjelaskan] Kecuali kan kalo si isteri itu yg pertama kali menyodorkan/menawari perempuan pada suaminya untuk dinikahi. Tapi ini kan enggak; semuanya selalu dilakukan setelah terjadi, mau gimana lagi?:-) Di tarekat rufaqa pun yg jelas2 membudayakan poligami, ada yg kaum suami bilang pada isteri tuanya setelah terjadi pernikahan. Rasanya gimana gitu kalo ternyata madunya adalah kawan karib tempat ia curhat tentang suaminya yg kegenitan, misalnya :-) Madunya itu ibarat pecundang seperti menggunting kain di lipatan - menohok dari belakang Lain dibibir lain dihati. Semakin tekanan jiwa itu menjadi beban bisa jadi penyakit fisik dan kejahatan. Wallahualam Salam l.meilany [ lagisukaberperibahasamohonmaap] - Original Message - From: Aisha To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 26, 2007 6:27 AM Subject: [wanita-muslimah] Ustadzah juga manusia ...:) Yang menarik di tulisan ini, walaupun Teh Ninih menyangkal pernah ingin cerai, tapi di bawah ini di paragraf wawancara dengan ayahnya Teh Ninih - HM Mukhsin pengasuh Pesantren Kalangsari bahwa SAAT INI memang Teh Ninih tidak minta cerai, tapi SAAT AA GYM MENIKAH LAGI ayahnya Teh Ninih mengaku bahwa Teh Ninih sempat menangis dan mengatakan ingin berpisah. Jadi ketika di tv muncul wajah Teh Ninih yang kurus dengan bibir bergetar mengatakan ikhlas suaminya menikah lagi, ternyata itu sudah melalui perjuangan besar, jelas bahwa Teh Ninih terguncang saat mengetahui pernikahan diam-diam suaminya dan ingin cerai. Kesimpulannya, ustadzah seperti Teh Ninih juga ternyata manusia juga ya, mungkin saja sebelumnya dalam ceramahnya menyatakan persetujuannya terhadap poligami, dan waktu pernikahan diam-diam ini terungkap di media massa, sambil ketawa-ketawa Aa Gym mengatakan bahwa suami istri ini dalam beberapa tahun sebelumnya sudah membicarakan poligami dengan calon istri mulai dari yang janda sampai gadis. Tetapi saat kejadian poligami ini terjadi, ternyata ustadzah ini juga terguncang, saya tidak tahu apakah ini karena suaminya nikah diam-diam dengan wanita yang mantan model yang lebih muda dan lebih cantik? Apakah sang ustadzah tidak akan terkejut, tidak akan berniat minta cerai jika suaminya tidak nikah diam-diam dan menikahi wanita yang lebih jelek dan lebih tua?..:) Ingatan saya jadi ke satu acara Padamu Negeri di Metro TV yang memperlihatkan kelompok perempuan dari HT yang 100% setuju suami-suami menikah lagi tapi ketika ditanya, suami mereka belum ada yang menikah lagi, apakah mere! ka ini akan tetap tertawa dan setuju jika suami-suami mereka bener-bener menikah lagi? Apakah mereka akan lebih kuat dari teh Ninih yang menangis (dan rumor masuk RS juga) lalu sempat ingin cerai juga? Di pengakuan ayahnya Teh Ninih juga tergambarkan bahwa sejak menikah lagi, Aa Gym tidak pernah mengunjungi mertuanya (walaupun uangnya tetap datang) padahal sekarang tawaran berceramahnya kan menurun, artinya lebih banyak waktu luang dibanding saat laris dulu. Mertuanya tahu tentang mantu yang nikah lagi juga dari anaknya, saya jadi ingin tahu, apakah etikanya seorang laki-laki yang mau nikah lagi harus lapor dulu ke mertuanya? Kalau tidak salah mantunya Rasulullah (suami Siti
[wanita-muslimah] Re: Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
gara-gara masalah muhrim (walau salah tapi populernya begino..) atau mahrom ada aja yang mempermasalahkan apaka seseorang wudhu nya batal atau tidak jika tersentuh oleh pasangannya (istri/suami). Ada juga yang berpendapat sama siapa saja juga kagak bakalan batal wudhunya sepanjang disentuh tanpa nafsu;) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya? kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong kan suami jelas2 bukan mahrom kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :) tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama buat wanita jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya) lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2 (untuk menghormati/kesopanan dll) tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu diculik ... soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan taksinya makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja masuk. begitu barangkali ada yang bisa konfirmasi? salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote: http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825 Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah! (26 May 2007, 884 x , Komentar) Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke Tanah Suci Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa membahayakan keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah
[wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
Abah, Sayangnya mis konsep tentang 72 bidadari ini sudah memakan banyak korban, termasuk Imam samudra Cs yang berkeyakinan bahwa akan mendapatkan reward 72 bidadari di surga atas prilakunya:( --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Mia: Kalo menurut hadis dan para ulama, AA mestinya akan disongsong oleh 72 bidadari di sorga nanti, dan teh Nini akan bertemu dengan suaminya di sorga nanti. --- HMNA: Angka 72 ini perlu diluruskan.Angka 72 bidadari itu bersumber dari situs sampah Answering Islam, kemudian dilempar bahkan ke dunia nyata angka 72 itu, Itu dipakai oleh orang-orang yang benci kepada Islam dan ummat Islam untuk mengejek ajaran Islam utamanya mengejek Al-Quran, yang sayangnya termakan pula informasi sampah itu oleh ummat Islam, termasuk Mia. Coba Mia buka Al-Quran: hWRN MQShWRt FY ALHYAM (S. ALRhMN, 55:72), ini transliterasi huruf demi huruf, diterjemahkan: 72. (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah. (72 beautiful women, close-guarded in pavillions) Dalam situs Answering Islam yang hanya dalam wujud terjemahan itu, tanpa ayat aslinya, antara angka 72 dengan beautiful women disengaja menghilangkan titik. Manipulasi tanpa titik ini menghasilkan 72 bidadari, padahal sesungguhnya angka 72 itu adalah nomor ayat. Begiccu accu Wassalam, HMNA ## - Original Message - From: IrwanK [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 29, 2007 00:24 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:) Mbak Mia serem juga nih.. pake/main anceman segala.. :-p Wassalam, Irwan.K On 5/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI AKHIRAT NANTI! MIA: Kalo menurut hadis dan para ulama, AA mestinya akan disongsong oleh 72 bidadari di sorga nanti, dan teh Nini akan bertemu dengan suaminya di sorga nanti.
[wanita-muslimah] Re: Ninih Menepis Gosip Cerai
Yang memprihatinkan ketika alasan hanya karena Allah menjadi sebuah alibi untuk menjustifikasi sikap putus asa terhadap suatu masalah dan sikap demikian justru memperparah situasi dan kondisi menjadi lebih buruk. Pada dasarnya Islam tidak membenarkan seseorang untuk melakukan kezaliman termasuk menzalimi dirinya sendiri. Dalam kasus dimana seorang istri yang dizalimi oleh suaminya seringkali digiring dalam kondisi untuk turut menzalimi dirinya sendiri.Padahal tidak akan berubah nasib seseorang jika dia sendiri tidak berusaha untuk merubah situasi dan kondisi yang menimpanya. Sikap Siti Fatimah yang tegas menolak kezaliman terhadap dirinya bisa menjadi contoh bagi para wanita muslimah untuk mau bersikap memperjuangkan kebahagian dirinya dan mau menuntut hak-hak yang dimiliknya. Sayang sekali sikap seperti ini sangat minim disosialisasikan dalam kasus poligami terutama dalam masyarakat patriakis. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Indah ya bu Flora, ketika segala sesuatunya hanya karena Allah. Adapun hal-hal yang sifatnya manusiawi tentu ada karena sebuah keniscayaan belaka mengingat kita bukanlah malaikat yang tanpa freedom of choice, choice of Good or Evil. Yang saya juga ikut termenung adalah begitu bisa 'aneh' komentar atas isi wawancara ini dan yang digarisbawahi oleh 'keanehan' itu adalah sisi yang dari awal di tepis langsung oleh Teteh. Sungguh segala sesuatu itu bisa menjadi ujian, kebaikan dan keburukan. Sungguh sedikit sosok panutan ummat yang mau terbukan dan membuka diri untuk dikritisi, bahkan hingga balik dibenci oleh mereka yang berlebihan mengagumi beliau. Yang terbaik dari Allah. salam, Satriyo === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Ninih Menepis Gosip Cerai APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI AKHIRAT NANTI! http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=13803no=2 Setelah Aa Gym berpoligami, gosip miring kerap menghampiri hubungan Aa Gym-Teh Ninih. Baru-baru ini berhembus kabar, Ninih (40) diisukan minta cerai. Benar demikian? Enggak pernah kepikiran pisah dengan Aa! Kini ibu dari 7 anak ini semakin rajin berdakwah. Salah satu alasannya, sekarang Ninih tak perlu fokus lagi mengurus Aa Gym karena sudah berbagi tugas dengan madunya, Rini. Berikut obrolan dengan Ninih. Sejak kapan mulai berdakwah? Kalau mengajar, sudah saya lakukan sejak remaja hingga kuliah. Untuk berdakwah, terhitung sejak 5 tahun yang lalu. Karena sudah disiapkan, ya, enggak menemukan kesulitan. Awalnya ditandem dulu oleh Aa, lalu Aa memberi masukan tentang kurang-lebihnya dakwah saya. Saya disiapkan Aa seperti mengajar anak TK. Tapi senang, kok, diajari Aa. Ha. . ha.. Kabarnya akan pulang ke rumah orang tua di Cijulang? Bukan pulang, tetapi mau dakwah di rumah Teteh,karena ibu-ibu di sana sudah kangen sekali. Memang, biasanya ke sana dengan Aa. Sekarang Teteh mencoba sendiri saja. Tak masalah, kok. Malah latihan mandiri di kampung halaman sendiri. Biasanya memang Aa yang dakwah lebih banyak, Teteh kebagian sedikit. Sekarang Aa menganjurkan mandiri, supaya tidak dibayang-bayangi kebesaran nama Aa. Kata Aa, Saya mempersilahkan Mamah (panggilan Aa Gym pada Ninih, Red.) untuk leluasa berkreasi dalam berdakwah penuh. Tapi Aa selalu SMS, kok, memberikan masukan tentang poin-poin yang penting untuk materi dakwah Teteh. Misalnya, ketika Teteh ceramah tentang kecantikan wanita, pekan lalu di Tangerang, Teteh minta saran dan Aa mengatakan, kecantikan wanita itu bukan dari topeng, melainkan dari qolbu-nya. Nah, Teteh ingat terus kata-kata itu. Apakah latihan mandiri itu bisa diartikan saat ini sedang dilatih agar bisa mandiri dan kelak hidup sendiri? Kalau Aa melatih mandiri, itu karena kita tidak tahu apa yang bakal terjadi. Jadi, seorang istri harus disiapkan dalam segala hal, agar tidak bergantung pada suami. Misalnya, dalam hal keuangan. Namanya usia, ka, tidak bisa diduga. Siapa tahu suami yang lebih dulu pergi selamanya. Nah, istri harus disiapkan dalam kemandirian. Dalam hal tauhiid, itu jelas, enggak boleh bergantung kepada manusia, tetapi bergantung kepada Allah. Jadi, sudah sejak lama Aa menyiapkan saya untuk mandiri. Bukan dalam arti harafiah, tetapi untuk melebarkan dakwah agar lebih luas. Dengan begitu, Aa dan Teteh bisa berdakwah di dua tempat berbeda dalam waktu yang sama. Hanya saja, Aa biasanya berdakwah lebih umum, sementara Teteh lebih ke topik perempuan. Itu akan lebih match. Di sini (arti) kemandirian itu bukan untuk bersaing, melainkan untuk saling maju dan saling menguatkan wawasan supaya lebih melebar. Jadi, kabar mau pisah dari Aa Gym tidak benar? Memang ada isu begitu? Siapa yang bilang? (Ninih mengernyitkan dahi) Ada saja, kali, yang iseng, ya. Wah, malah makin indah cintanya
[wanita-muslimah] Re: Sejati Neng Urip
Prinsip Bapanya Pak Agus sama dengan saya Pak;) ketentraman dalam menjalani kehidupan menjadi hal yang utama walau kadang sulit untuk dilakukan... Tapi bisa kasih bocoran tidak??? bagaimana kita bisa mengetahui bahwa seseorang itu termasuk orang soleh??? ada ciri-cirinya dari orang yang soleh?? maklum sekarang ini banyak yang cuman mirip doang... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, agussyafii [EMAIL PROTECTED] wrote: Sejati Neng Urip Sejati neng urip iku ati tentrem. (sejatinya hidup adalah hati tentram). Begitulah yang diucapkan bapak pada saya. Setinggi apapun kita sekolah. Seberapa banyak harta yang dimiliki. Seberapa besar kekuasaan seseorang jika hatinya tidak tentram maka hidupnya bagai dineraka. Itulah sebabnya bapak selalu menasehatkan pada saya untuk selalu berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Berkumpul dengan orang sholeh, paling tidak membuat hati kita tentram dari dua hal. Aman dari ucapannya dan aman dari perbuatannya. Wassalam, agussyafii == Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72 ==
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar
Yang kita kritik itu kelakuanya dan bukan kepada subjectnya;) justru dengan kritikan seperti ini menjadi sebuah sarana berkasih sayang... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Hendri [EMAIL PROTECTED] wrote: Sudahlah, tidak usah kita membicarakan kekurangan/kelemahan orang lain atau organisasi umat Islam, apalagi sampai menjelek-jelekan. Mereka itu kan saudara kita juga. Lebih baik kita mendoakan, semoga Allah mengampuni dan membimbing mereka. Siapa tahu dimata Allah mereka lebih baik dari kita. Lebih baik kita introspeksi diri, apa yang sudah kita lakukan untuk kebaikan umat ? Chae wrote: setuju Mba;) Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar, berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk mencari manfaat. Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan tetap bernilai salah... Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:(( --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Banyak keluhan masyarakat ttg: - sampah - got mampet - DB, tipus - banjir Tolong dong FPI bantuin: - memilah sampah - bersiin got mampet - gebukin nyamuk DB - nanem pohon Mana expressiny :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang dan syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, nyerang orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks duduk perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI begitu krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas tempat2 rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga salah juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan? Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis kejadiannye? Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi tu nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh tipi kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang laporannye didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...? emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin FPI emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga ma hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi ame ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita! kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik gituuu ...? nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan? ditunggu ... salam, (kenalin, nama) satriyo (yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!) ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Rani Kirana rani_kirana123@ wrote: ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat punya telinga tapi tidak mendengar.. punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan.. loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak- rusakan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: kalau ada kafe buka, terus dirusak ada tempat bilyar buka, dirusak salam, -- wikan http://wikan.multiply.com http://wikan.multiply.com On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote: Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM, tapi bagian mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim sendiri? No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.7.6/814 - Release Date: 5/21/2007 2:01 PM
[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?
Coba dilihat di Qs.33:51 (bukan di Qs.33:52). Saya coba tolong dikoreksi apakah benar peraturan tentang talak 3 harus diselingi nikah dengan orang lain adalah hasil fiqh?? Kedudukan sosial perempuan secara dalam nilai budaya kita berbeda dengan kedudukan perempuan arab pada waktu dulu hingga sekarang, jelas perangkat Mahar tidak 100% memiliki fungsi yang sama antara mahar di ranah budaya kita dengan mahar diranah budaya arab. Kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan pada budaya ASLI kita membuat Mahar tidak berfungsi sebagai pelindung perempuan atau dalam kata lain tidak diperlukan tools serupa Mahar untuk melindungi kaum perempuan di Nusanta ini. Sehingga pada akhirnya Mahar hanya berupa sebuah simbol secara ritual saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagian mana dari Qs.33:52 yang buat ibu bisa memberi dasar bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. ...? Nalar pribadi atau ada rujukan lain yang akurat? Nah justru yang mahar simbolis ini yang salah kaprah. Islam menetapkan adanya mahar buat pere agar di antaranya [1] si lelaki lebih tanggung jawab dan menghargai si pere karena itu bisa jadi bukti keseriusan untuk mengarungi hidup bersama, more than just simbolism, dan [2] sebagai istri yang tidak wajib mencari nafkah tapi wajib dinafkahi, mahar adalah salah satu cara si pere/istri memastikan suaminya tidak begitu saja meninggalkan dia saat sudah 'bosan' (kdrt bo!). Maka wajar di beberapa negara timur tengah yang mayoritas muslim, mahar itu berupa rumah lengkap dengan isinya plus perhiasan. Lalu kenapa jadi digeser ke simbolis? Memang suami di sini (buat yang menganggap mahar itu simbolis) lebih tidak 'tegaan' dari suami di tempat lain? Meskipun si istri itu pengusaha sukses macam Khadijah ra, tetap saja mahar itu harus ada. Karena buat sosok macam beliau, jika memang memilih dipinang oleh lelaki yang sec finansial pas-pasan, sesuai sabda Rasul, nilai maharnya tentu kecil saja. Ala kulli hal, berpenghasilan besar atau tidak, mahar bukanlah simbolis. Dan sesuai sabda Rasul yang sama, makin kecil mahar makin menunjukkan trust si pere pada calon suami. Tinggal bagaimana suami membuktikan itu, di hadapan istri dan Allah! Jadi konyol saja buat mereka -- terutama yang berada, macam para seleb -- yang menentukan nilai mahar berdasar pada tanggal nikah. Pake tanggalan masehi pula bukan hijriah ...! hehehe satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na mah awet rajet...leres neng Aisya??;) Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan keinginan bisa lebih. Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara mengembalikan mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Mas Dws, Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena saya orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya Indonesia bisa nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll tsb?? Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara thdp kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?.. Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman nyaman kalo hukum gak tegak? coba aja tanah aja bisa banyak (ganda) sertifikatnya. Mules deeh bicara hukum. Lagi..lagi hukum, kalo hukum tegak, FPI gak bakalan main Hakim sendiri. [Bakalan main Hakim rame-rame...:-)] Tapi bener Mas, soal hakim yang gak mau memberi ijin kalo pasangan tsb masih sekamar/serumah. Saya pernah ngobrol sama seorang penasehat hukum menasehatkan kliennya yang mau mengajukan khulu' untuk pisah rumah kalau memang sudah bertekad akan bercerai...ya..krn alasan tsb. Karena suami kliennya itu gak mau menceraikan, jadi takutnya itu yang dijadikan alasan ke pengadilan untuk membatalkan khulu' si istri. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: talak model begini, ngga diakui oleh hukum (UU Perkawinan dan KHI). dalam proses
[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?
Mba Rita...ini Berita yang sangat mengiris hati nurani kita dan melukai rasa keadilan kita... Mahar pada masyrakat Nabi merupakan satu bentuk perlindungan bagi perempuan yang berupa modal kalau boleh dibilang Mahar merupakan satu cara untuk membuat perempuan bisa memiliki kemandirian ekonomi. Seorang perempuan yang berani melakukan khulu atau mengembalikan mahar di anggap sudah mampu mandiri secara ekonomi tanpa di sokong oleh beraadaan mahar. Tapi di berbagai ayat banyak anjuran untuk tetap memberikan mahar sebagai pemberian yang tidak boleh di ambil lagi. Dalam pernikaan,Qur'an sangat menitik beratakan kesamaan dan persamaan derajat. Dengan samaan dan persamaan derajat akan memberikan keadilan kepada kedua belah pihak dan kesamaan hak dalam menentukan pilihan. Yang sial itu perempuan kita yang hidup dalam kontaminasi budaya arab. Mahar cuman dijadikan simbol, kedudukan disamakan dengan perempuan arab dan dijajah secara ekonomibanyak sekali perempuan Indonesia yang bernasib sama dgn Ibu Tasbirah --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo menurut saya, Perempuan, terutama yang tidak punya akses ekonomi, sangat sulit mendapatkan hak tersebut. Selain tidak tahu, juga seringkali tidak berani...:-(( Kemarin saya baca berita tentang Ny Tasbirah, istri muda seorang guru ngaji (fakta ini saya baca di Koran Tempo, tapi tidak berani disebutkan oleh Kompas dan Jkt Post, sori, saya tidak baca media yang lain :-))) bernama Pak Anwar. Bu Birah ini belum selesai masa nifas, dia menolak diajak ML suaminya sehingga si suami marah dan, masya Allah, membakarnya. Kemarin Ny Tasbirah diberitakan wafat... Sebelumnya, Bu Tasbirah yang kesulitan biaya (keluarga Pak Anwar yang kaya itu tak mau menanggung biaya RS karena keluarga Bu Birah melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan si guru ngaji kini ditahan) terpaksa berobat jalan padahal dokter belum sepenuhnya mengijinkan ia pulang. Dengan alasan biaya pula, Bu Birah ini dirawat di rumah yang rawan terjadinya infeksi (PCMIIW). Dan terbukti, hari Minggu malam Bu Birah dilarikan kembali ke RS karena demam tinggi dan esoknya wafat. Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Yang membuat saya sedih, Bu Birah ini, ketika kembali ke rumah, TIDAK BERANI menggugat cerai suami durjananya itu slm, rita
[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?
Qs.33:50 kehususan yang memang hanya untuk apa yang dipaparkan pada Qs.33:50 saja;)) Kalau tidak Qs.65:1 juga pengkhususan... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya mencoba menolong untuk mengoreksi pendapat perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai- nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Baca juga ayat sebelumnya, yaitu QS33:50 wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Coba dilihat di Qs.33:51 (bukan di Qs.33:52). Saya coba tolong dikoreksi apakah benar peraturan tentang talak 3 harus diselingi nikah dengan orang lain adalah hasil fiqh?? Kedudukan sosial perempuan secara dalam nilai budaya kita berbeda dengan kedudukan perempuan arab pada waktu dulu hingga sekarang, jelas perangkat Mahar tidak 100% memiliki fungsi yang sama antara mahar di ranah budaya kita dengan mahar diranah budaya arab. Kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan pada budaya ASLI kita membuat Mahar tidak berfungsi sebagai pelindung perempuan atau dalam kata lain tidak diperlukan tools serupa Mahar untuk melindungi kaum perempuan di Nusanta ini. Sehingga pada akhirnya Mahar hanya berupa sebuah simbol secara ritual saja. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Bagian mana dari Qs.33:52 yang buat ibu bisa memberi dasar bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua- duanya cucok..ya monggo bae. ...? Nalar pribadi atau ada rujukan lain yang akurat? Nah justru yang mahar simbolis ini yang salah kaprah. Islam menetapkan adanya mahar buat pere agar di antaranya [1] si lelaki lebih tanggung jawab dan menghargai si pere karena itu bisa jadi bukti keseriusan untuk mengarungi hidup bersama, more than just simbolism, dan [2] sebagai istri yang tidak wajib mencari nafkah tapi wajib dinafkahi, mahar adalah salah satu cara si pere/istri memastikan suaminya tidak begitu saja meninggalkan dia saat sudah 'bosan' (kdrt bo!). Maka wajar di beberapa negara timur tengah yang mayoritas muslim, mahar itu berupa rumah lengkap dengan isinya plus perhiasan. Lalu kenapa jadi digeser ke simbolis? Memang suami di sini (buat yang menganggap mahar itu simbolis) lebih tidak 'tegaan' dari suami di tempat lain? Meskipun si istri itu pengusaha sukses macam Khadijah ra, tetap saja mahar itu harus ada. Karena buat sosok macam beliau, jika memang memilih dipinang oleh lelaki yang sec finansial pas-pasan, sesuai sabda Rasul, nilai maharnya tentu kecil saja. Ala kulli hal, berpenghasilan besar atau tidak, mahar bukanlah simbolis. Dan sesuai sabda Rasul yang sama, makin kecil mahar makin menunjukkan trust si pere pada calon suami. Tinggal bagaimana suami membuktikan itu, di hadapan istri dan Allah! Jadi konyol saja buat mereka -- terutama yang berada, macam para seleb -- yang menentukan nilai mahar berdasar pada tanggal nikah. Pake tanggalan masehi pula bukan hijriah ...! hehehe satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na mah awet rajet...leres neng Aisya??;) Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan keinginan bisa lebih. Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara mengembalikan mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Mas Dws, Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena saya orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya Indonesia bisa nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll tsb?? Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara thdp kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?.. Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman nyaman kalo hukum gak
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar
Pertama saya mau tanya sama Pak Satriyo, memangnya bagaimana misi dan visi FPI berdasarkan.. 1. Habib Rizki (ma'af kalau salah nulis) sebagai ketuanya.. 2. Berdasarkan ad/art FPI Kemudian kenapa saya katakan bahwa bahwa FPI sama saja dengan pelacur dalam konteks bahwa keduanya mempunyai niat yang baik...FPI ingin menghapus kejelekan sedangkan pelacur ingin menyelamatakan keluarga tapi keduanya menjalani kedzaliman...jika FPI mendzalimi orang lain maka pelacur mendzalimi dirinya sendiri artinya mereka berdua (FPI dan Pelacur sama-sama tidak berbuat adil)sedangkan dalam Qur'an sendiri ada larangan untuk tidak berbuat tidak adil walau kepada musuh sekalipun. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, meminta maaf itu hak, jadi mohon jangan langgar HAM saya. Terima kasih. Apakah perbedaan bagi kita yang pluralis dan demokrat memang SUATU MASALAH atau hanya keniscayaan? Mungkin yang jadi masalah adalah ketika ada pihak yang memaksakan kehendak atau keyakinannya kepada pihak yang berbeda, agar menjadi sama ... Yang saya maksud hantam kromo atau generalisir adalah fenomena bahwa FPI atau kelompok mana saja, termasuk yang lebih besar, spt muslim, nasrani, hindu dll, yang oleh pihak tertentu disama-ratakan, padahal elemen di dalam kelompok itu juga heterogen. Apalagi hantam kromo itu tanpa lebih dulu kroscek atau tabayun ... Silakan percaya dari sumber yang ibu tahu tapi dari Habib langsung -- dan ini artinya sumber primer -- beliau tidak pernah memerintahkan tindak anarkis. Adapun ekses di grass root yang lalu dibesar2kan dan malah dibuat menjadi trademark, itu yang saya anggap hantam kromo dan tidak fair. Jadi untuk menutup diskusi yang sudah melenceng dari judul thread, saya tetap berpegang pada apa yang disampaikan oleh Habib dan apa yang tertera pada ad/art FPI. Jika ada yagn telanjur punya stereotip dan keukeuh berpegang padanya ya silakan ... krn sama saja dengan mengambil sikap non-muslim yang melihat islam dari perilaku muslim, bukan pada sumbernya, Al-Qur'an dan Hadis ... Alasan saya jelas, bukti jg akurat dan konkrit. Jadi saya kembalikan ke ibu dan yang lain yang sepaham/sependapat. Soal prioritas saya kira sudah terjawab. Tambahan saja agar jelas, bahwa semua penting, tapi dengan tidak berlaku proporsional, menyamakan FPI dengan pelacur, FPI dianggap sarang preman atau bahkan adalah kumpulan preman (memang di DPR atau MPR beda gitu?), FPI selalu menjadi pihak yang bersalah dng fakta yang dipaksakan atau fakta parsial di lapangan, atau memabndingkan FPI dengan sudin kebersihan atau aktifis lingkungan ... wah ko nda ingat betapa FPI ikut tanpa pamrih membantu membersihkan mayat2 korban tsunami di Aceh di awal-awal. Kemana fakta itu? Tapi memang sudah typical, yang bagus sebanyak apapun, ketika ada yang jelek setitik ya itu yang paling dipegang ... Saya cukupkan sekian, adapun yang ingin menanggapi yo monggo, mau nanggapi message atau messenger nya ... ra menopo ... feel free ... salam, satriyo PS: maaf kalo standar diskusi saya katrok dan ndeso ... maklum, wong udik, ra duwe mata, telinga lan hati nurani ... ;-] === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Minta maaf karena apa? Terburu2 itu bukan soal waktunya, karena nggak ada yang ngeburu2in kita di alam maya, tapi terburu2 mencerna tanpa mendengar (i.e membaca) dengan baik, itu bukan cara diskusi yang adil. Nggak usah minta maaf lagi ya Pak. Saya menawarkan energi yang semacam FPI (jadi bukan FPI saja), disalurkan untuk prioritas bersama, yaitu memperbaiki lingkungan kita yang sudah rusak dan nggak diperhatikan ini. Tapi kalau Pak Satriyo meliat itu bukannya prioritas, bahkan merangsek 'tempat maksiat' itu dianggap prioritas, ini perbedaan kita memandang suatu persoalan, YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI PERSOALAN ITU SENDIRI. Saya mengerti nafsu mau menang kita sendiri menutup mata kita terhadap lingkungan yang merupakan sumber kehidupan kita sendiri dan anak2 di masa depan. Jadi ini bukan hantam kromo, tapi menawarkan solusi. Bahkan jalan yang benar (memelihara lingkungan), bukan jalan yang sesat (anarkisme kekerasan). Apa ini bukan amar maruf nahyi munkar? Apa yang disinyalir beberapa temen saya yang PKS maupun bukan, ternyata sejalan dengan yang anda bilang (sumber saya bukan koran/media). FPI mendapat beckingan dari aparat militer/polisi. Dengan anarkisme seperti ini, plus atas nama Islam plus beckingan miiter, ini namanya berbahaya, dan sesat. Tindakan FPI bukan amar maruf nahyi munkar tapi premanism yang lagi diinstitusikan. Empati untuk FPI sudah saya jelaskan, kita memahami perasaan/emosi para preman, tapi bukan artinya serta merta keberpihakan khusus kepada mereka yang jelas anarkis, garis keras dan KKN. Pak Satriyo mesti meninjau ulang persepsi/niat/konsep anda tentang kiprah FPI. Kenyataannya dari
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar
Justru pertanyaan saya pada Pak Satriyo sebagai process tabayun..jadi silahkan informasikan agar tidak salah paham mengenai.. 1. Misi dan Visi FPI menurut Habib RIZIQ 2. Misi dan Visi FPI berdasarkan AD/ART. Silahkan dijawab. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Aisha, Terima kasih atas bantuan penjelasannya. Spt biasa saya lebih nyaman untuk dapat tanggapan langsung dari yang bersangkutan dalam hal ini Mia, untuk apa yang saya tujukan ke beliau. Sekali lagi, menyampaikan maaf itu sudah kelaziman, karena tidak ada yang dirugikan dengan meminta maaf. Jadi saya merasa tidak pada tempatnya saja ada larangan meminta maaf. Apa yang Aisha dan Chairunisa sampaikan seputar komentar saya tentang ucapan Habib RIZIQ (hmm ... sebapa jauh ya tahu persis FPI misalnya jika nama pimpinannya saja tidak tahu persis, atau bahkan tidak tahu?) dan AD/ART FPI bisa saya pahami. Artinya bagi yang tidak tahu FPI lebih jauh atau langsung dan hanya mengandalkan secondary sources atau bahkan kurang dari itu, spt dari media massa atau dari kata si anu, tidak aneh jika tidak bisa empati. Hal yang wajar buat manusia tidak suka atau bahkan benci pada sesuatu yang tidak dikenal atau yang dianggap dikenal tapi sebenarnya tidak. Justru ini yang kadang tidak kita sadari. Ko merasa tahu padahal sebenarnya tidak, dan sudah pula berani berkomentar. Bukankah ini sesuatu yang terlihat remeh tapi penting, to know exactly what you think you know? Soal komentar Habib, saya tahu langsung karena pernah satu majlis dengan belaiu bersama ust Arifin Ilham dan para ulama dan habaib lainnya. Bahkan yang saya tahu, habib Riziq dan Habib Jafar Umar Thalib, doa sosok yang dianggap cerminan 'kebiadaban' atau 'kepremanan' Islam, konon mau mengerti masukan dari pks dan mereka sejak itu tidak lagi bergerak independen dan tanpa strategi. Bahkan ayahanda Jafar menerima konsekuensinya yaitu ditinggal oleh jamaahnya yang merasa beliau jadi lembek, dan bahkan ada yang 'memecat' beliau dari 'blok' salafi di tanah air. Kembali ke habib Riziq, saya kira apa yang beliau alami dengan FPI tidak jauh berbeda dengan organisasi atau lembaga lain di manapun. Polri misalnya. Kita tentu tahu bahwa stigma atau stereotip polisi itu ini dan itu tentu bukan tanpa bukti dan fakta/data akurat. Tapi apakah itu mencerminkan dan membuat semua orang di lembaga polisi seperti itu? Tidak bukan? Padahal polisi konon adalah bagian dari penegakan hukum dan pelindung masyarakat negara ini. Dengan jumlah anggota atau simpatisan yang tidak sedikit, saya kira tidak mengherankan jika FPI pun terkena fenomena serupa. Jadi intinya bukanlah hitam putih semata, tapi secara pragmatis, praktek dan idealisme tidak selalu bisa sejalan. Saya percaya bahwa setiap pemimpin pasti sudah berusaha sebisa mungkin mengatur dan bertanggung jawab atas mereka yang ia pimpin tapi bukan berarti pasti tidak ada ekses. Dalam sejarah Islam pun demikian. Rasul yang jelas punya segala kelebihan, tetap saja tidak bisa serta merta membuat semua pengikutnya tunduk patuh. Satu contohnya ketika beliau memutuskan untuk tidak meneruskan berhaji ke Mekkah karena sudah sepakat dengan Quraisy untuk menundanya tahun berikutnya. Para shahabat sangat kecewa dan menolak untuk tahalul, mencukur rambut. Not until istri Nabi menyarankan agar Nabi yang lebih dulu memulai, baru para shahabat menerima kenyataan itu. Jadi pendirian saya adalah bukan membabi buta meng-hitamkan atau me- mutihkan sesuatu, tapi bukan juga menjadi abu-abu. Ada hal-hal yang memang kasat mata dan itu adalah apa adanya tapi ada juga yang tidak kasat mata dan kita tidak bisa memberi penilaian apapun. Bahkan ada yang seolah buruk padahal tidak dan sebaliknya. Ini bisa kita lihat di kasus Musa dan Khidir. Sekali lagi saya tidak membela FPI jika memang jelas FPI melanggar hukum tapi saya juga tidak setuju mereka yang belum tahu duduk perkaranya tapi sudah bisa dan berani memberikan penilaian bahkan hujatan. Ini sudah saya sampaikan beberapa kali. salam, satriyo PS: baidewei, dari mana Aisha bisa yakin saya tidak tenang? bukankah ini menuduh? ;-] yang jelas-jelas sajalah, toh kita diminta juga untuk empati buat sesama dalam skala diskusi maya sekalipun bukan? jadi komentar yang seolah atau menganggap (tanpa kejelasan bukti/fakta) si anu kalap atau emosi, sebaiknya hindarilah ... toh Aisha juga tidak lepas dari hal itu. Tapi saya terima kasih telah 'mengingatkan' saya untuk tenang ... ;-] === --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha aishayasmina2002@ wrote: Pak Satriyo, Betul memang bahwa minta maaf itu hak seseorang di milis ini, ini sama dengan seorang anggota WM punya hak menulis apa saja di milis ini, tapi kita kan hidup dalam satu komunitas yang terdiri dari banyak orang, hak seseorang jangan mengganggu hak yang lainnya untuk bisa nyaman berdiskusi. Seperti dalam
[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?
saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na mah awet rajet...leres neng Aisya??;) Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan keinginan bisa lebih. Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara mengembalikan mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Dws, Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena saya orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya Indonesia bisa nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll tsb?? Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara thdp kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?.. Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman nyaman kalo hukum gak tegak? coba aja tanah aja bisa banyak (ganda) sertifikatnya. Mules deeh bicara hukum. Lagi..lagi hukum, kalo hukum tegak, FPI gak bakalan main Hakim sendiri. [Bakalan main Hakim rame-rame...:-)] Tapi bener Mas, soal hakim yang gak mau memberi ijin kalo pasangan tsb masih sekamar/serumah. Saya pernah ngobrol sama seorang penasehat hukum menasehatkan kliennya yang mau mengajukan khulu' untuk pisah rumah kalau memang sudah bertekad akan bercerai...ya..krn alasan tsb. Karena suami kliennya itu gak mau menceraikan, jadi takutnya itu yang dijadikan alasan ke pengadilan untuk membatalkan khulu' si istri. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote: talak model begini, ngga diakui oleh hukum (UU Perkawinan dan KHI). dalam proses pengadilan agama, ditanyain apa bener sudah pisah ranjang, malah pisah rumah. kalo belum, ya hakimnya ngga ngasih ijin. tentu aja ada yang mau milih mazhab suka-suka. tapi kalo nikah menurut hukum yang berlaku, cerainya ya mesti sesuai hukum yang sama. kalo ngga, tanggung sendiri konsekuensinya (nafkah, warisan, gono-gini, dll) On 5/22/07, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: Kalau talak baru jatuh sekali, dan kemudian suami dan istri berhubungan, maka itu sudah rujuk meskipun tidak dinyatakan. Kecuali kalau sudah talak tiga kali, tidak bisa rujuk lagi, kecuali kalau sudah menikah dengan orang lain, kemudian bercerai dengan orang lain itu. CMIIW. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/22/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya juga kembali teringat pada perbincangan lama. Andaikan saja sesungguhnya talak itu telah jatuh namun kedua suami istri ini tidak mengerti bhw telah haram bagi mereka untuk berhubungan (krn telah jatuh talak tsb) dan mereka kembali melakukan hubungan intim suami istri, lalu mereka punya anak dr hubungan itu maka jadilah anak itu anak diluar nikah. Maka tak aneh bila dikehidupan dunia kini hubungan ayah dan anak kandung menjadi aneh bin ajaib karena telah terjadi pelanggaran rambu2Nya shgg menimbulkan konsekwensi. Sedangkan secara ilmu kejiwaan akan dijelaskan bhw hubungan ayah dan anak kandung yang aneh ini merupakan salah satu kelainan jiwa (psikis). === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita- muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga- [EMAIL PROTECTED] Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED] This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links
[wanita-muslimah] Re: Pentingnya Menghargai Istrimu
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariefdani [EMAIL PROTECTED] Wanita sebenarnya diuntungkan, baik di kehidupan di dunia maupun di kehidupan selanjutnya. Mengapa??. Karena mereka tidak akan diberi pertanyaan. Di Hari Perhitungan, semua wanita yang bersuami akan datang bersama suaminya. Bila suaminya masuk surga maka mereka akan ikut dan tidak ada pertanyaan untuknya. Tetapi si suami akan diberikan berbagai macam pertanyaan . Apakah kalian mengerti!!. Dengan menunjukkan passport di pintu surga, istrimu juga akan ikut bersamamu. Allah swt akan bertanya, Apakah ini istrimu, maka kalian akan berkata Ya, ini istriku. Apakah engkau puas dengannya?. Jika kalian menjawab, Ya, aku puas dengannya , maka Allah swt akan berkata, Bawa dia dan masuklah ke surga. Tetapi jika kalian berkata, bahwa aku tidak puas dengannya karena ia terlalu banyak bicara dan sebagainya, maka Allah akan berkata, Berhenti! . Mengapa engkau tidak puas dengan istrimu?. Karena istrimu adalah menjadi penghalangmu dengan neraka. Jika istrimu tidak bersamamu maka kalianpun sudah masuk neraka. Oleh sebab itu para istri lebih berharga dari dirimu. = Mitos-mitos seperti ini yang saya pikir sangat menyesatkan, karena dengan mitos2 seperti itu hanya akan memasung keberadaan perempuan sebagai makhluk sekunder dibawah kepemilikan laki-laki. Bukankah setiap orang akan diminta pertanggung jawaban terhadap tindakan dan prilaku pada diri masing-masing, walau sebesar biji zarah pun akan dipertanggung jawabkan..iya..kan?? sebaiknya orang-orang yang menyebarkan mitos seprti ini di lempar aja pake sandal...pleta!!!;))
[wanita-muslimah] Re: Wanita Bekerja Diluar Rumah
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariefdani [EMAIL PROTECTED] Untuk menghindari kebosanan di dalam rumah, maka kalian haruslah menyibukkan diri. Kalian para istri bisa mengisi waktu dengan menjahit, melukis atau menulis. Apapun yang pantas dan dapat kalian lakukan. Kalianpun bisa mempersiapakan masa depan putrimu agar ia berhasil dalam kehidupan berkeluarga dimasa depannya. Dahulu setiap ibu akan mempersiapkan pakaian pernikahan untuk putrinya, lakukanlah hal-hal seperti itu, karena hal itu penting. Jika anda tidak menyibukkan dirimu maka egomu akan memikirkan keinginan dan hal-hal yang buruk. Tidak ada waktu untuk menganggur dalam jalan kita. Janganlah kalian duduk menganggur tanpa guna. Wa min Allah at Tawfiq = deuhhh memangnya semua perempu pada berjiwa seni..sampe2 obinya pun harus menjair, melukis dan menulis..gimana kalau bakatnya justru lain seperti bakat berdagang layaknya siti Khadijah berpolitik seperti siti Aisyah..jadi PR seperti istri Nabi yang kedua...
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar
setuju Mba;) Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar, berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk mencari manfaat. Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan tetap bernilai salah... Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:(( --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Banyak keluhan masyarakat ttg: - sampah - got mampet - DB, tipus - banjir Tolong dong FPI bantuin: - memilah sampah - bersiin got mampet - gebukin nyamuk DB - nanem pohon Mana expressiny :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang dan syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, nyerang orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks duduk perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI begitu krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas tempat2 rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga salah juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan? Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis kejadiannye? Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi tu nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh tipi kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang laporannye didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...? emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin FPI emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga ma hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi ame ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita! kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik gituuu ...? nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan? ditunggu ... salam, (kenalin, nama) satriyo (yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!) ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rani Kirana rani_kirana123@ wrote: ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat punya telinga tapi tidak mendengar.. punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan.. loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak- rusakan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: kalau ada kafe buka, terus dirusak ada tempat bilyar buka, dirusak salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote: Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM, tapi bagian mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim sendiri?
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar
kenapa harus laku keras???:) siapa bilang pelacur hanya satu gender?? Eddy sud Rahmat kartolo, maksud lo???:) coba kalau FPI mau belajar dari si Aang...biar lebih bijaksana... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ohh, jadi kalo ga ada pelacur, FPI pun jadi ya...? Harusnya laku keras dong ya FPI itu ... hehehe Wah tapi susah tu, FPI tak kenal waktu, 24/7, tapi pelacur selain hanya satu gender/sex juga tidak 24/7 ... karena kalo 24/7 jadinya bisa mut'ah atau bawah tangannn dehhh ... tanya-ken apa? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: setuju Mba;) Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar, berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk mencari manfaat. Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan tetap bernilai salah... Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:(( --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Banyak keluhan masyarakat ttg: - sampah - got mampet - DB, tipus - banjir Tolong dong FPI bantuin: - memilah sampah - bersiin got mampet - gebukin nyamuk DB - nanem pohon Mana expressiny :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang dan syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, nyerang orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks duduk perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI begitu krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas tempat2 rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga salah juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan? Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis kejadiannye? Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi tu nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh tipi kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang laporannye didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...? emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin FPI emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga ma hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi ame ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita! kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik gituuu ...? nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan? ditunggu ... salam, (kenalin, nama) satriyo (yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!) ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rani Kirana rani_kirana123@ wrote: ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat punya telinga tapi tidak mendengar.. punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan.. loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak- rusakan --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: kalau ada kafe buka, terus dirusak ada tempat bilyar buka, dirusak salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote: Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM, tapi bagian mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim sendiri?
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok
selisih uang bisa dikatakan sebagai biaya sewa barang untuk dipakai:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Gimana kalo kredit? Ini jualan juga kan? Misal beli baju kalo tunai langsung bayar harganya 200 ribu. Kalo bayar 3 kali 250 ribu : 100 dulu kemudian 75 dan 75. Kalo bayar 4 kali 300 ribu. Masing2 75 ribu/bulan. Selisih 50 ribu dan 100 ribu disebut sebagai apa? Pastinya kan dari 200 ribu penjual dah ambil untung. Salam l.meilany - Original Message - From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:12 PM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok Kalau menurut pemahaman saya, bunga itu sekecil apa pun, baik flat maupun bunga berbunga, tetap saja RIBA dan hukumnya HARAM. Dan jual beli itu, seberapa besar pun untung yang diambil, hukumnya HALAL. Hukum pasar yang nanti akan berlaku, tentunya kalau jualnya mahal, jadi gak laku. Wallahua'lamu bishshowab. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:45 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok Saya setuju dengan Pak Ary, bahwa yang namanya Riba adalah sesuatu yang bersifat menzalimi. Dulu Abah pernah memberikan penjelasan contohnya bunga berbunga misalnya yang bisa dianggap riba...sudah jelas seseorang tidak mampu membayar pinjaman tapi tetap di cekik dengan bunga berbunga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 ary.setijadi@ wrote: wah mbak Mei, jangan gampang 'loncat' gitu dong. kayak mas satriyo saja gayanya ;-) Kalo nggak dilarang, itu artinya boleh. Itu hukum asal. AFAIK, bank itu malah idenya dari Islam. Islam jam abad pertengahan itu membentang dari persia hingga cordoba. Nah disitu muncul kebutuhan institusi keuangan yang mengurus transaksi skala global itu. Yang diperjual-belikan apa? Ya tentu saja jasa dong. Bagaimana dengan BUNGA? itu kan nilai rate jasa berdasarkan waktu. Seperti pengacara kan juga pake tarif jam-jaman. Lalu yang disebut RIBA? Bagi saya sih RIBA itu rate yang mencekik leher. Contohnya: dokter yang berupaya dengan tarif yang mencekik leher termasuk riba. Ingat rasulullah dalam berdagang itu juga nggak wathon aji mumpung. Beliau bilang modal segini + overhead + untung sewajarnya. Nah di jaman perang salib, ide itu dibawa sama tentara salib ke eropa dan itali yang terdekat menjadi awalnya. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Sepengetahuan saya bank itu berasal dari kata banco [ bhs italia] artinya meja untuk menukar uang. Jenis bisnis ini baru ada pada abad2 terakhir. Begitu juga misalnya asuransi. Menurut saya kalo tujuannya u nabung yg islami itu bukan di bank tapi beli perhiasan emas, masukin celengan semar, belikan properti. Karena ketahuan jumlahnya dan ketahuan pula itungan zakatnya. Betul tidak? Bahwa perniagaan/perdagangan yg dianjurkan di islam itu adalah hanya : Jual-Beli [ banyak keterangan di Qur'an] Apakah bank itu suatu usaha jual beli ? Apanya yg di jual apanya yg dibeli ? Sehingga rasanya aneh jika kemudian jenis bisnis ini diserap oleh umat Islam di masa kini dengan di embel2 - i islami; syariah dll. Jadi kemudian ada bank syariah, bank islam, asuransi islam. Wah nanti lama 2 bisa muncul pub islam, niteclub islam, cafe islam ? Begitukah? Jadi bank ya bank saja, asuransi ya asuransi, bursa efek ya bursa efek, gitu loh. Perekonomian dalam Islam yg afdol adalah semacam koperasi. Masa sekarang koperasi nyaris tak terdengar. Karena mungkin bisnis seperti koperasi tidak memberi hak untuk memilih. Tapi koperasi simpan pinjam mustinya dikembangkan sebagai upaya untuk membantu yg miskin, lebih dikedepankan misi sosialnya. Tapi kebanyakan orang2 kaya Islam kan ogah bikin koperasi lebih baik bikin bisnis bank, duitnya diputerin ke orang2 kaya, ketahuan ada hasilnya daripada dipinjamin untuk orang miskin. Begitu kira2nya mungkin :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Dwi W. Soegardi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 9:16 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok maksudnya: pakai BUNGA (INTEREST), kan? kecuali kalau yang dipakai terminologinya MUI: BUNGA=RIBA=HARAM .. On 5/6/07, Ari Condrowahono masarcon@ wrote
[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?
Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah uraikan oleh Pak Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada Rasul karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN PENDAPAT, saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap Rasul adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar quraisy dibanding si buta. Qs.Abasa 1-10 (1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, (2) karena telah datang seorang buta kepadanya. (3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). (4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya? (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, (6) maka kamu melayaninya. (7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (9) sedang ia takut kepada (Allah), (10) maka kamu mengabaikannya. Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN KARENA MENGABAIKAN...;)) -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah ditegur Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada seorang warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' bagaimana Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan orang yang di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya diharapkan jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, daripada seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan logika dia dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' dakwah kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn sebenarnya gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam karena merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi Maktum yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia tidak punya status/kelebihan. Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi bahwa lebih utama mendakwahi yang punya kelebihan (status/harta/kekuasaan) daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan kehendak, tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam memaksakan kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan atau ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan kehendak. itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan. mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan pemahaman saya atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya. allaahu a'lam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah memaksakan pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran (yang kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah karena bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), karena telah datang seorang buta kepadanya. Kalau yang saya tangkap dari surat ini bukanlah seseorang (atau Rasulullah) itu memaksakan pendapat lalu ditegur oleh Allah, tapi karena seseorang (atau Rasulullah) itu bahasa anak sekarang, cuek terhadap si orang buta. Teguran ini menurut saya adalah supaya orang tidak bertindak diskriminatif pada orang lain, mentang2 buta, mentang2 cacat terus tidak dilayani, atau mentang2 kaya, atau mentang2 terhormat lalu dilayani. Mohon kalau ada pendapat lain, silakan salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/9/07, satriyo efikoe@ wrote: Ibu yakin Rasul tidak pernah memaksakan pendapatnya? Coba cek lagi deh. Kalo tidak tentu tidak akan turun penggalan awal surat Abasa, dimana Allah menegur sikap Rasul itu ... ;-] Hehehe ... apologi lagi ya? It's ok, semua tafsiran memang mungkin kan? Kalo semua agama sama, ya semua pendapat juga sama kan? salam, satriyo ;-]
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Dear Abah, Dalam kasus agama lain juga begitu Abah, patung dan ornamen lainya merupakan petunjuk arah saja ...kebayang kan kalau pas berdoa sama-sama kalau tidak ada patung atau ornamen yang lainya bisa-bisa saling munggungin;)) jadi sama kan hanya masalah teknis saja..itu kalau mau pake otak loh!!!:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat, udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah, maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI. Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto (tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek, tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja. Think ! Wassalam HMNA Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) - Sekarang dengan penyimpanan 1GB http://id.mail.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?
memuaskan atau tidak itu relatif tapi tidak nyambung itu kepastian he..he..he..;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan. salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah uraikan oleh Pak Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada Rasul karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN PENDAPAT, saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap Rasul adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar quraisy dibanding si buta. Qs.Abasa 1-10 (1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, (2) karena telah datang seorang buta kepadanya. (3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). (4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya? (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, (6) maka kamu melayaninya. (7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (9) sedang ia takut kepada (Allah), (10) maka kamu mengabaikannya. Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN KARENA MENGABAIKAN...;)) -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah ditegur Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada seorang warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' bagaimana Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan orang yang di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya diharapkan jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, daripada seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan logika dia dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' dakwah kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn sebenarnya gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam karena merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi Maktum yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia tidak punya status/kelebihan. Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi bahwa lebih utama mendakwahi yang punya kelebihan (status/harta/kekuasaan) daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan kehendak, tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam memaksakan kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan atau ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan kehendak. itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan. mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan pemahaman saya atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya. allaahu a'lam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah memaksakan pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran (yang kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah karena bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), karena telah datang seorang buta kepadanya. Kalau yang saya tangkap dari surat ini bukanlah seseorang (atau Rasulullah) itu memaksakan pendapat lalu ditegur oleh Allah, tapi karena seseorang (atau Rasulullah) itu bahasa anak sekarang, cuek terhadap si orang buta. Teguran ini menurut saya adalah supaya orang tidak bertindak diskriminatif pada orang lain, mentang2 buta, mentang2 cacat terus tidak dilayani, atau mentang2 kaya, atau mentang2 terhormat lalu dilayani. Mohon kalau ada pendapat lain, silakan salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/9/07, satriyo efikoe@ wrote: Ibu yakin Rasul tidak pernah memaksakan pendapatnya? Coba cek lagi deh. Kalo tidak tentu tidak akan turun penggalan awal surat Abasa, dimana Allah menegur sikap Rasul itu ... ;-] Hehehe ... apologi lagi ya? It's ok, semua tafsiran memang mungkin kan? Kalo semua agama sama, ya semua pendapat juga sama kan? salam, satriyo ;-]
[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?
hahahahah;) ma'af2..ma'af sekali jika demikian... hanya saja saya dan Abah sering berbalas pantung...(baca tuntas e-mail Abah dan anda akan melihat maksud saya berbalas pantun tidak dalam konteks saling merendahkan:)) Tapi terkhusu untuk anda saya minta ma'af sekali lagi tapi itu kenyataanya bahwa argumentasi anda tidak nyambung jika mengatakan bahwa Qs.Abasa adalah sebuah teguran tentang sikap Rasul yang memaksakan pendapat/kehendak...padahal itu teguran karena sikap Rasul yang mengabaikan atau berprilaku tidak adil.gitu loh!!! --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Chairunisa_mahadewi, membuat pernyataan berikut ...: kepada 'Abah', itu kalau mau pake otak loh!!!:)) dan kepada saya, tapi tidak nyambung itu kepastian dan itu hak anda, spt pernah ditegaskan di antaranya oleh Pak Ary Setijadi, tapi, seberapapun banyaknya ':)' yang ibu gunakan tidak menghilangkan kemungkinan adanya nada perendahan dan klaim sepihak kebenaran di pihak ibu. apa komentar ibu? salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: memuaskan atau tidak itu relatif tapi tidak nyambung itu kepastian he..he..he..;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan. salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah uraikan oleh Pak Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada Rasul karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN PENDAPAT, saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap Rasul adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar quraisy dibanding si buta. Qs.Abasa 1-10 (1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, (2) karena telah datang seorang buta kepadanya. (3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). (4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfa'at kepadanya? (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, (6) maka kamu melayaninya. (7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), (9) sedang ia takut kepada (Allah), (10) maka kamu mengabaikannya. Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN KARENA MENGABAIKAN...;)) -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah ditegur Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada seorang warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' bagaimana Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan orang yang di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya diharapkan jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, daripada seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan logika dia dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' dakwah kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn sebenarnya gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam karena merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi Maktum yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia tidak punya status/kelebihan. Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi bahwa lebih utama mendakwahi yang punya kelebihan (status/harta/kekuasaan) daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan kehendak, tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam memaksakan kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan atau ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan kehendak. itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan. mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan pemahaman saya atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya. allaahu a'lam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote: mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah memaksakan pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran (yang kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah karena bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), karena telah
[wanita-muslimah] Re: eu dan e
he..he..he.. hatur nuhun Neng Aisha anu geulis, eta teh leres pisan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya sedikit koreksi, dalam obrolan di milis ini ada beberapa kata dalam bahasa sunda yang dipakai tapi salah, misalnya penggunaan kekeh yang artinya ngotot banget itu kata yang benar pakai eu - keukeuh. Nah yang di bawah ini juga bukan eleh eleh tapi euleuh-euleuh, itu kalau melihat isi kalimatnya karena eleh itu artinya lain lagi, eleh itu artinya kalah. salam Aisha -- From : Chae eleh..elh..karunya teuing...sampe kepalanya Mba Lina kesemutan..kaki kesemutan aja bisa jadi perang Bratayudha kalau diganggu suami apalagi kalau kepala yang kesemutan yach??;)) ... ... [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah
Terima kasih Pak Ary atas penjelasanya, mudah-mudahan Pak Satriyo dan Mba Mei bisa lebih memahami maksud saya melalui penjelasan Pak Ary:) Seringkali kita menyakini bahwa agama lain diluar kepercayaan yang kita anut adalah salah karena kita memandang salah atau sesat pada konsep ketuhanan yang dimiliki oleh umat beragama lain selain itu kita juga mempercayai bahwa sumber keimanan mereka (kitab suci) adalah sesuatu yang salah atau tidak lagi benar. Contohnya misalnya melabeli Injil dan taurat dengan sesuatu yang salah atau tidak benar lagi dan yakin sekali hanya Al-Qur'an yang di pelihara keberadaannya oleh Allah. Padahal umat kristen pun menyakini hal yang sama karena mereka mendapatkan didalam Al-kitab dimana Yesus mengatakan bahwa tidak ada satu iota (titik) pun akan dihapuskan dari hukum taurat. .. selama langit dan bumi belum lenyap, tidak satu iota, atau satu titikpun, akan dihindarkan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Barang siapa yang meniadakan salah satu perintah yang terkecilpun dari hukum Taurat, dan mengajarkannya kepada orang lain, akan didudukkan di tempat terendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan hukum Taurat, dan mengajarkannya, akan didudukkan di tempat tertinggi di dalam Kerajaan Surga ... (Mat. 5:18-19). Saya tidak tahu detail mengenai kitab tripitaka atau kita wedha tapi saya berasumsi sama, ada kepercayaan/keimanan dari umatnya bahwa kitab yang menjadi sumber keimanan mereka bernilai shahih. Saya berpikir IMHO bahwa jika seseorang bisa menuju kebenaran maka apa yang dia tempuh adalah jalan kebenaran itu sendiri hanya saja kebenaran didunia ini bersifat bias karena ini ada sangkut pautnya dengan konsep hidayah dimana keterkaitanya sangat personal antara makhluk dan Khaliknya. Untuk itu haruskah kita mengatakan bahwa mother Theresia adalah orang sesat, Gandhi itu orang yang tersesat??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 [EMAIL PROTECTED] wrote: mbak Mei, saya kira memang nggak nyambung. IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH. BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN penyembahan berhala. Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA. Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Saya pikir Nisa salah mengerti:-) Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] ketika shalat. Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke arah Masjidil Haram. Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah. Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas supaya gak nyasar :-) Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram. Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah. Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, Trimurti itu sebagai media pemusatan? Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-) Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin peribadatan. Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti misalnya di masjid sering banyak lukisan kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, keramik yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis seluas dinding masjid :-) Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, apakah itu di berhalakan. Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, lukisan, ukiran dll. Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu lebih tahu... :-) Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak kemasukkan maling? Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-). Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita kerjakan, Allah melihat. Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-) Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa dijual dipasar, toko suvenir untuk hiasan, pajangan, ngganjel kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-) Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti. Bahwa
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok
Jadi inget cerita katanya rahasia sukses Rasul itu karena kejujuran nya berdagang, Rasul kalau berdagang open-openan (heheheh bahasa kacau nich..;) dikasih tahu modal barang kemudian dikompromikan pembayaran jasanya untuk Rasul. Nah kalau teori halalnya Mba Ning yang memperbolehkan orang untuk mengambil untung sebesar-besarnya lalu bagaimana dengan orang2 yang suka menimbun barang dan kemudian terjadi kelangkaan dan dalam kondisi yang demikian maka BOLEHKAN KITA MENJUAL BARANG DENGAN MENGAMBIL KEUNTUNGAN YANG SEBESAR-BESARNYA???:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau menurut pemahaman saya, bunga itu sekecil apa pun, baik flat maupun bunga berbunga, tetap saja RIBA dan hukumnya HARAM. Dan jual beli itu, seberapa besar pun untung yang diambil, hukumnya HALAL. Hukum pasar yang nanti akan berlaku, tentunya kalau jualnya mahal, jadi gak laku. Wallahua'lamu bishshowab. Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:45 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok Saya setuju dengan Pak Ary, bahwa yang namanya Riba adalah sesuatu yang bersifat menzalimi. Dulu Abah pernah memberikan penjelasan contohnya bunga berbunga misalnya yang bisa dianggap riba...sudah jelas seseorang tidak mampu membayar pinjaman tapi tetap di cekik dengan bunga berbunga. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004 ary.setijadi@ wrote: wah mbak Mei, jangan gampang 'loncat' gitu dong. kayak mas satriyo saja gayanya ;-) Kalo nggak dilarang, itu artinya boleh. Itu hukum asal. AFAIK, bank itu malah idenya dari Islam. Islam jam abad pertengahan itu membentang dari persia hingga cordoba. Nah disitu muncul kebutuhan institusi keuangan yang mengurus transaksi skala global itu. Yang diperjual-belikan apa? Ya tentu saja jasa dong. Bagaimana dengan BUNGA? itu kan nilai rate jasa berdasarkan waktu. Seperti pengacara kan juga pake tarif jam-jaman. Lalu yang disebut RIBA? Bagi saya sih RIBA itu rate yang mencekik leher. Contohnya: dokter yang berupaya dengan tarif yang mencekik leher termasuk riba. Ingat rasulullah dalam berdagang itu juga nggak wathon aji mumpung. Beliau bilang modal segini + overhead + untung sewajarnya. Nah di jaman perang salib, ide itu dibawa sama tentara salib ke eropa dan itali yang terdekat menjadi awalnya. salam Ary --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Sepengetahuan saya bank itu berasal dari kata banco [ bhs italia] artinya meja untuk menukar uang. Jenis bisnis ini baru ada pada abad2 terakhir. Begitu juga misalnya asuransi. Menurut saya kalo tujuannya u nabung yg islami itu bukan di bank tapi beli perhiasan emas, masukin celengan semar, belikan properti. Karena ketahuan jumlahnya dan ketahuan pula itungan zakatnya. Betul tidak? Bahwa perniagaan/perdagangan yg dianjurkan di islam itu adalah hanya : Jual-Beli [ banyak keterangan di Qur'an] Apakah bank itu suatu usaha jual beli ? Apanya yg di jual apanya yg dibeli ? Sehingga rasanya aneh jika kemudian jenis bisnis ini diserap oleh umat Islam di masa kini dengan di embel2 - i islami; syariah dll. Jadi kemudian ada bank syariah, bank islam, asuransi islam. Wah nanti lama 2 bisa muncul pub islam, niteclub islam, cafe islam ? Begitukah? Jadi bank ya bank saja, asuransi ya asuransi, bursa efek ya bursa efek, gitu loh. Perekonomian dalam Islam yg afdol adalah semacam koperasi. Masa sekarang koperasi nyaris tak terdengar. Karena mungkin bisnis seperti koperasi tidak memberi hak untuk memilih. Tapi koperasi simpan pinjam mustinya dikembangkan sebagai upaya untuk membantu yg miskin, lebih dikedepankan misi sosialnya. Tapi kebanyakan orang2 kaya Islam kan ogah bikin koperasi lebih baik bikin bisnis bank, duitnya diputerin ke orang2 kaya, ketahuan ada hasilnya daripada dipinjamin untuk orang miskin. Begitu kira2nya mungkin :-) Salam l.meilany - Original Message - From: Dwi W. Soegardi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 9:16 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok maksudnya: pakai BUNGA (INTEREST), kan? kecuali kalau yang dipakai terminologinya MUI: BUNGA=RIBA=HARAM .. On 5/6/07, Ari Condrowahono masarcon@ wrote: grameen banknya muhammad yunus itu pakai RIBA lho salam, Ari Condro - Original Message - From: Lina Dahlan To: [EMAIL PROTECTED] ; wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, May 07, 2007 8:39 AM Subject: [wanita-muslimah] Fwd
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam
Saya pikir bahwa ada pemahaman dalam umat Islam yang memandang bahwa Iman lebih tinggi kedudukanya daripada akal. Padahal dalam sejarah kenabian ada juga ditunjukan ketika posisi akal lebih dominan daripada Iman. Misalnya ketika pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Tapi ada juga ditunjukan kekuatan Iman yang lebih dominan daripada akal seperti yang ada pada kisah2 Nabi Isa as. Nah pada case Nabi Musa as berguru kepada Nabi Khidir mana yang lebih dominan akal atau Iman??;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ary, Arcon, Wikan, Abah, Mas Janoko, Ibu Chairunisa, Ibu Aisha, mba Meilany, mba Flora, Pak Chodjim, juga teman2 lainnya, bagaimana tanggapannya tentang paper di bawah ini? salam, satriyo ;-] --- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote: Sains Barat Tantangan Islam Senin, 07 Mei 2007 Sains Barat secara fundamental sebagai tantangan dan rival terberat bagi Islam dalam konteks keilmuan. Karena Barat-lah yang' mengganti' ilmu Allah SWT Hidayatullah.com--Hari Ahad, (5/5) kemarin, Insitute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Malaysia menggelar diskusi bertema Filsafat Sains Islam dalam Perspektif Al-Attas. Para pembicara yang hadir diantaranya adalah; Dr. Adi Setia, pakar Filsafat Sains Islam. Diskusi dimulai jam 10.45 waktu setempat. Namun acara agak molor 45 menit karena pemateri ada halangan. Peserta yang hadir kurang lebih 20 peserta. Nampak hadir diantaranya wartawan majalah Hidayatullah, Bahrul Ulum, penulis novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman al- Syirozy (), Hedi Suyono (senior PPI UM), M. Arif Abdurrazzaq (FKMSB Cabang Malaysia) dan para mhasiswa asal Indonesia lain. Dalam diskusiki, Adi Sedia menelaskan tentang makalahnya yang sangat serius. Makalah ini, juga pernah dimuat di Jurnal Islam and Science. Materi ini cukup berat dan luas, makanya penulisan paper ini memakan wakru hampir setahun, ujarnya. Adi antara lain menjelaskan tentang paham wujud (ontology), paham alam (cosmology), paham ilmu (epistemology), paham metodologi (methodology), dan paham nilai (value) dalam Islam. Science, menurut penjelasannya, adalah kajian tentang alam. Mengkaji alam ini tidak bisa dilepaskan dari lima paham di atas. Berbeda konsep pemahamannya, maka akan berbeda pula out put kajiannya. Oleh karena itu, menurutnya, perlu dijelaskan satu-satu, seperti apa pandangan Islam mengenai kelima paham tersebut. Ontologi adalah paham mengenai hakekat sesuatu. Seseorang yang mengkaji sesuatu akan bertanya apa ini? itu artinya ia sedang mengamati hakekat objeknya. Dalam Islam, ontologi itu tidak sekedar yang tampak dan dapat dicerap oleh alam empiris, tapi lebih dari itu. Ada the ultimate reality di balik yang empirik ini. Hakekat mutlak mendasari alam zahir; alam manusia, alam hewan, alam tumbuhan-tumbuhan, dan alam-alam lainnya. Menurut Adi, ini agak berbeda dengan cara pamdang Barat yang membatasi dirinya dengan dunia empiris. Bagi mereka yang tampak dan diserap oleh panca indera itulah yang wujud. Di luar itu tak disebut wujud, tapi ilusi belaka. Pandangan mereka ini yang kemudian mengilhami lahirnya kalangan empik-positivistik, yang memonopoli istilah science untuk empirical. Dari sini bisa disimpulkan, secara ontologis, tujuan akhir mereka adalah yang empirical juga. Makanya jangan heran kalau kita melihat kaum kuffar (orang-orang tak beriman) sangat mati-matian mencari hidup, untuk mengekalkan kehidupan mereka, walau itu mustahil. Sementara bagi Islam, yang wujud itu tidak sekedar fisik, tapi transfisik atau metafisik. Alam fisik ini hanya pengejewantahan 'af'al sifat-sifat Allah yang metafisik. Oleh karena itu, Allah Swt. itu absolut, dan alam ini sebaliknya. Allah pencipta dan alam ciptaannya. Allah kekal dan alam tidak kekal. Masih menurut Adi, paham wujud (ontologi) yang betul menurut Islam, seperti disebutkan di atas, adalah yang mendasari paham manusia tentang alam (kosmologi). Kosmologi Islam, adalah ilmu tentang kaun, alam fisikal. Alam ini selalu bergantung kepada Allah Swt. Setiap titik alam selalu merujuk dan menjadi ayat kepada Tuhannya. Bahkan hukum sebab-akibat pun sebenarnya, mengikut pendapat ini, tidak bisa diakui. Konsep sebab-akibat mengimplikasikan proses yang independen dari Tuhan. Padahal tidak bisa demikian, karena hakekatnya semua yang ada tetap dibawa kuasa Allah, bukan akibat dibawah akibat. Adi mencontohkan stimulasi, Gerak kertas secara zahir memang berkaitan dengan gerak yang lain. Mungkin tangan, angin atau lainnya. Tapi penggerak hakiki tetap Allah Swt, ujar Adi. Guna menafikkan hukum sebab-akibat ini, Adi meurujuk kepada Al- Ghazali. Ia mencontohkan bahwa peristiwa A (makan) dan B (kenyang) bukanlah sebab akibat. A dan B kejadiannya memang diatur terjadi serentak oleh Allah. Keduanya sama-sama diinginkan
[wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam
Ki Sabri, Konfirmasi nich...mana yang benar..Akal menuntun Iman atau Iman menuntun akal atau bagaimana??? :)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS [EMAIL PROTECTED] wrote: Chae wrote: Saya pikir bahwa ada pemahaman dalam umat Islam yang memandang bahwa Iman lebih tinggi kedudukanya daripada akal. Padahal dalam sejarah kenabian ada juga ditunjukan ketika posisi akal lebih dominan daripada Iman. Misalnya ketika pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim. Tapi ada juga ditunjukan kekuatan Iman yang lebih dominan daripada akal seperti yang ada pada kisah2 Nabi Isa as. Nah pada case Nabi Musa as berguru kepada Nabi Khidir mana yang lebih dominan akal atau Iman??;)) saya setuju Iman diposisikan berderajat lebih tinggi dari akal; namun sinergi Iman Akal sebuah kemutlakan tanpa bisa ditawar. sampai dengan selesainya Khulafa'ur Rasyiddin, sains Islam belum berkembang; pada masa itu arab masih setia pada tradisi pengembangan ilmu sastra dan kalam. Sains Arab-Persi berkembang pesat pada masa dinasti abbasiyah, mencapai puncak pada masa Kaisar Al-Makmun dan Harun Al-Rasyid. Pencapaian sains Islam pada tingkat demikian tinggi karena Pemerintah Abbasiyah memanggil pakar dari berbagai belahan dunia (terutama : Yunani, India, China) untuk menuliskan karya mereka di bagdhad, membentuk tim penterjemah untuk men-terjemahkan kitab2 tsb kedalam bahasa arab. Dalam bidang matematika kita tidak bisa menafikan peranan Yunani dan India dalam bidang teknologi tidak mungkin menafikan peranan China. Pusat sains Islam lain adalah cordova, dimana segala macam kebudayaan bersinergi menjadi satu membentuk budaya baru; budaya keilmuan. Islam sangat menjunjung tinggi akal, hitung saja berapa jumlah ayat yg memerintahkan menggunakan akal. Tapi akal harus bekerja dengan bimbingan Iman. -- Registered User : Linux # 421968 Ubuntu # 13604
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. Subhanallah! Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan kepercayaan menyimpang... demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an dan nyata2 menyembah patung. menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni Dan dana.pamilih@ Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah Nabi penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). Sebagaimana disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O People! No Prophet or apostle will come after me and no new faith will be born. Reason well, therefore O People! and understand words that I convey to you. I leave behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow these, you will never go astray. Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2 yang dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah Nabi yang disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik, pakar comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation, Mumbai, India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious Scriptures, bahwa dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2 dari kitab itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2 manusia atas kitab2 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga kemurniannya dari
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama dengan kedudukan ka'bah.:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Chairunisa, Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama... ? Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai media pemusatan? Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya? terima kasih, salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. Subhanallah! Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan kepercayaan menyimpang... demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an dan nyata2 menyembah patung. menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni Dan dana.pamilih@ Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar dan ngocol... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah mempunyai utusan sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi masing2 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk masing2 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)
Enggak malu Mba Mei, saya malah salut dengan Mba Mei yang sudah bisa mengambil keputusan dan menanggung resiko pada usia 14 tahun. Padahal saya sewaktu usia 14 tahun masih hidup di dunia dongeng:)) Agama Bagi saya ibarat kendaraan untuk mencapai satu tujuan, tentu saja mengoperasikan kendaraan itu berbeda-beda. Semisal sepeda dengan mobi, motor dengan pesawat terbang, dan kereta api dengan kapal laut. Setiap orang akan memilih kendaraan yang sesuai dengan kemampuanya tentu saja hal yang buruk memaksakan orang yang hanya mampu memakai sepeda untuk menaiki pesawat walau kita menunjukan bukti-bukti bahwa dengan naik pesawat akan lebih terasa nyaman dan cepat. Jadi memang benar secara syariat agama satu dengan yang lain berbeda-beda tapi semua agama adalah sama pada fungsi dan kedudukan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote: Nisadear, saya produk beda agama. Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun. Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya usia 20-an tahun. Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada DIA. Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar, mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg Engkau perintahkan :-) Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin anak2nya agama. Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan sering menggeletakan buku tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah sedikitpun menyentuh. Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak pernah kedengaran kata2 neraka surga, dosa atau pahala. Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani. Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di tempat kami tinggal. Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik - sesuai bagi kami. Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa mendapat hati pada kami. Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta. Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit. Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya kita bisa menerima keberadaan yg berbeda itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. Islam bagi saya bukan begitu saja terjadi atau taken for granted, tradisi atau apalah. Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa? Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau bilang kristen ke gereja juga enggak pernah. Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-) Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan. Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib. Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-) Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu saya minum sampanye anggur merah/putih. Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama ngapain ada yg beragama Islam, ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu? Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah semua agama membawa misi kebaikan, kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain serta alam. Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-) Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan. Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai untuk saya Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-) Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya di alam sana agamanya musti sama :-) Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya, pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara. Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer) Mba Mia dan Mba Mei, Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan saja dalam berumah tangga itu
[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep
Masalahnya apakah umat non kristen bisa megetahui bahwa injil dan taurat itu asli apa palsu, dari sisi apa kita menilai itu asli apa palsu?? Kalau bagi saya pribadi yang mempercayai Qur'an tentu mengambil satu parameter nilai dari Qur'an untuk menentukan apakah Injil dan taurat itu asli atau palsu. Dan saya menyakini bahwa sampai saat ini injil dan taurat itu asli, hanya saja seringkali kita terkecoh menganggap bahwa kitab itu injil dan taurat, seperti ketika kita mengagap bahwa mushaf itu adalah Qur'an. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Tentu ada yang asli. Tapi bagaimana mau menampilkan utk dibandingkan kalo sudah hancur kemakan waktu? Kita bisa mencari bukti dengan cara lain. Dengan menggunakan otak dan panca indra kita semua. Saya memberikan perbandingan kasus. Bila mbak Chae mau beli sepatu kulit asli. Apa mbak Chae harus membawa sepatu yang kulit asli lalu dibandingkan? Bisa jadi ya begitu karena mbak Chae tidak berpengalaman soal asli or palsunya kulit. Tapi bagi org berpengalaman, tak perlu dia bawa2 itu kulit aslinya. Seperti itulah kita, manusia, menilais esuatu asli or tidak. Pegalaman yang mengasah ketajaman kita. Dalam hal kitab suci, pengalaman kita membaca ttg sejarah penulisan kitab suci itu sendiri. Soal penulisan AlQur'an, yang ku tahu AlQur'an ditulis ketika Muhammad SAW masih hidup dan dibawah kontrol Muhammad SAW sendiri. Memang ada yang menulis utk diri pribadi. Tapi ketika ingin dibukukan dan diperbanyak, maka yang utk pribadi2 itu di hancurkan. Gitu saja dulu. Kepalanya mo dikendorin dulu biar gak ksemutan. Mo nyobain gimana rasanya kepala kesemutan, gak? coba aja bicara logat Batak. Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mba Lina, Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya tahu dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff dengan Qur'an yang aslinya. Adilnya kan begitu...;) Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi dengan Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil gak bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di encyclopedia Bible sendiri). Ok, klaim nya Pak Satriyo mengatakan bahwa tidak ada injil yang asli (kita fokus ke injil dulu dech)sepeninggal Nabi Isa as tapi kalau kita melihat sejarah bahwa paman Siti Khadijah yang Nasrani yang menjadi tempat bertanya tentang Kerasulan Nabi Muhammad saw adalah seorang yang berpedoman pada Injil karena Beliau tahu akan nubuat Kenabian Muhammad saw yang terdapat didalam Injil. Jadi walaupun tidak ada Injil berbahasa Aramik tidak serta merta bahwa tidak ada Injil yang asli hanya disandarkan pada ketiadaan Injil berbahasa Aramik yang digunakan Yesus. Kalaupun Klaim bahwa Injil hanya berupa kata-katanya Yesus, jelas secara fisik Qur'an pun disampaikan melalui kata-kata Muhammad saw. Jadi apa bedanya?? dan jika dirunut dari pembentukan Mushaf bukankah mushaf Qur'an pun pada awalnya bervariasi dalam bentuk tulisan sehingga begitu banyak varian mushaf Qur'an yang dimusnahkan untuk menghindari pertiakian/perbedaan/kesalahpahaman dimasa yang datang. Pada awalnya Qur'an dan Injil disampaikan dalam bentuk lisan, dan kemudian para sahabat membuat catatan2 pribadi tentang Qur'an yang disampaikan secara lisan. Pada konsep catatan tentu saja ada unsur si penulis dalam catatan tersebut. Dan saya pikir ini berlaku pada Qur'an dan Injil. Yang saya herankan adalah ketika Qur'an sendiri dengan semangat untuk bersatu menegaskan bahwa kita harus beriman kepada ketiga kitab tersebut tapi justru banyak dari kalangan umat muslim yang nyata- nyata menolak untuk mengimani Taurat dan Injil hanya krena takut kalau KENYAMANAN IMANYA TERGANGGU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ Lina: Apa yang dimaksud dengan bukti? Apakah harus ditampilkan Injil Asli (yang berbhs Armaic?) lalu dibandingkan dengan Injil sekarang?...ya ada kemungkinan Injil Aslinya terkubur entah dimana, terbakar ato..dah kemakan waktu. Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi semacam Hadist lah kalau dalam literatur
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas ,masalah ini sebelumnya:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan saya? salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu. JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama dengan kedudukan ka'bah.:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Ibu Chairunisa, Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama... ? Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai media pemusatan? Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya? terima kasih, salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama- agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote: Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah. Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada. Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah Allah untuk memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144]. Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam. Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada satu titik - kiblat - masjidil haram. Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama. Subhanallah! Salam l.meilany - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi?? penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan jauh dari intropeksi diri.. Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote: memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa, tetapi sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan kepercayaan menyimpang... demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di qur'an dan nyata2 menyembah patung. menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam dalam kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah kepada pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni Dan dana.pamilih@ Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 05/01/2007 03:45 PM Please respond to wanita-muslimah To: wanita-muslimah@yahoogroups.com cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra) Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan akan datang di masa depan. Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan walaupun demikian semua demi tujuan yg baik. Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik. Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita tidak boleh bilang ajarannya ngaco
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!
Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala yang berbeda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Iya mba Flora, Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam rangka 'memandang' semua agama sama ... Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan menyebut Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid Qiblatain (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai dengan namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah. Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar penentu arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali Ka'bah dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam kala itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat? Ka'bah = berhala?! Please deh ... don't over stretch the fact ah ... ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia mengumandangkan adzan. Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah. Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya berani menginjak-injak sesembahannya? Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ. Kalau hujan, air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung. Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu. Unity of prayers. Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai disembah-sembah? Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang dipajang di rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti lilin dsb kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar terhadap patung itu. Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-injak kepalanya oleh penyembahnya? Apa boleh?? Wassalam, Flora Re: The Name of Allah - semua agama sama? Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep
Kalau Pak Satriyo mendapatkan informasi bahwa Rasul sendiri menegaskan bahwa tidak ada lagi injil yang asli, bisa diberikan sumber datanya?? Kedua ahmad deedat adalah seorang muslim, bisakah memberikan informasi yang mengatakan bahwa injil itu sudah tidak asli dari kalangan umat kristen sendiri? Tentang Mushaf dan Qur'an...jika ada larangan untuk tidak membawa mushaf ke kamar mandi maka bisakah tidak membawa Qur'an ke kamar mandi?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Ibu Chairunisa, Tolong ibu cek lagi deh reply saya seputar pendapat dari kalangan nasrani dan yahudi sendiri atas 'kitab suci' mereka. Lalu yang seperti apa lagi yang ibu minta? Dari ummat muslim sendiri (jangan bialng non-kristen ya bu, biar jelas ummat yang mana) kan al-Qur'an dan Rasul sendiri yang menegaskan bahwa bible (istilah yang lebih tepat daripada injil yang memang sudah tidak ada lagi), selain sejauh ini tidak sedikit sarjana muslim/ulama, spt alm ustad Ahmad Deedat dan penerusnya Dr Zakir Naik menunjukkan dalam berbagai kesempatan betapa bible itu bukanlah injil yang asli dan berisi kontradiksi dan informasi yang tidak pantas dikandung oleh sebuah kitab wahyu. Jadi ya memang ummat islam jelas tahu bagaimana cara membuktikan bible dan taurat itu bukanlah wahyu yang diterima Isa as dan Musa as, dan itu dari sisi isi, baik kandungan dan juga gaya bahasa. Ini ditegaskan juga oleh kalangan nasrani terutama, yang menyatakan sangat sedikit kandungan injil yang bisa dianggap ucapan yesus. Nah jika dengan semua data akurat yang ada dan tersedia ini ibu tetap menganggap masih ada injil dan taurat asli, ya silakan saja, tapi siap2 lah kecewa jika nanti memang ibu bisa langsung tahu isi kedua kitab itu. Belum pernah kan? Saya juga belum, tapi saya masih bisa percaya dengan hasil penelitian kalangan nasrani dan ulama islam dalam menilik otentisitas bibel. Bisa ibu jelaskn hubungannya ibu menyinggung kata 'kitab' dan 'mushaf'? Apakah menurut ibu beda? Saya cek di al-Qur'an ko tidak ada bedanya? Bahkan Al-Qur'an yang diterbitkan oleh Indonesia dan negera Arab tertera kalo tidak 'kitab' ya 'mushaf' untuk mengacu pada Al-Qur'an. salam, satriyo ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Masalahnya apakah umat non kristen bisa megetahui bahwa injil dan taurat itu asli apa palsu, dari sisi apa kita menilai itu asli apa palsu?? Kalau bagi saya pribadi yang mempercayai Qur'an tentu mengambil satu parameter nilai dari Qur'an untuk menentukan apakah Injil dan taurat itu asli atau palsu. Dan saya menyakini bahwa sampai saat ini injil dan taurat itu asli, hanya saja seringkali kita terkecoh menganggap bahwa kitab itu injil dan taurat, seperti ketika kita mengagap bahwa mushaf itu adalah Qur'an. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Tentu ada yang asli. Tapi bagaimana mau menampilkan utk dibandingkan kalo sudah hancur kemakan waktu? Kita bisa mencari bukti dengan cara lain. Dengan menggunakan otak dan panca indra kita semua. Saya memberikan perbandingan kasus. Bila mbak Chae mau beli sepatu kulit asli. Apa mbak Chae harus membawa sepatu yang kulit asli lalu dibandingkan? Bisa jadi ya begitu karena mbak Chae tidak berpengalaman soal asli or palsunya kulit. Tapi bagi org berpengalaman, tak perlu dia bawa2 itu kulit aslinya. Seperti itulah kita, manusia, menilais esuatu asli or tidak. Pegalaman yang mengasah ketajaman kita. Dalam hal kitab suci, pengalaman kita membaca ttg sejarah penulisan kitab suci itu sendiri. Soal penulisan AlQur'an, yang ku tahu AlQur'an ditulis ketika Muhammad SAW masih hidup dan dibawah kontrol Muhammad SAW sendiri. Memang ada yang menulis utk diri pribadi. Tapi ketika ingin dibukukan dan diperbanyak, maka yang utk pribadi2 itu di hancurkan. Gitu saja dulu. Kepalanya mo dikendorin dulu biar gak ksemutan. Mo nyobain gimana rasanya kepala kesemutan, gak? coba aja bicara logat Batak. Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mba Lina, Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya tahu dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff dengan Qur'an yang aslinya. Adilnya kan begitu...;) Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya- katanya' (jadi semacam
[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!
Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah mereka memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha apakah mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau dari sisi saya maka yang muncul adalah jika;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika surga dan neraka tidak ad ... (kata Ahmad Dhani looohhh ...) ;-] Jika dan jika ... ah tak ada yang pasti dengan jika, dan konon Rasul tidak suka kata 'jika' ... sayang saya lupa hadisnya. jikalau atau Andy Lau yaa ..? Yang pasti-pasti aja yuk ... ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala yang berbeda?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote: Iya mba Flora, Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam rangka 'memandang' semua agama sama ... Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan menyebut Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid Qiblatain (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai dengan namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah. Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar penentu arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali Ka'bah dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam kala itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat? Ka'bah = berhala?! Please deh ... don't over stretch the fact ah ... ;-] --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas florapamungkas@ wrote: Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia mengumandangkan adzan. Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 Ka'bah. Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin penyembahnya berani menginjak-injak sesembahannya? Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ. Kalau hujan, air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung. Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, kemana kita menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho. Jadi semua yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang gede gitu. Unity of prayers. Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai disembah-sembah? Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang dipajang di rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti lilin dsb kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar terhadap patung itu. Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak- injak kepalanya oleh penyembahnya? Apa boleh?? Wassalam, Flora Re: The Name of Allah - semua agama sama? Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama- agama yang kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;)) [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Rasulullah kaya atau miskin?
Kalau tidak salah Rasul itu dalam memberi Mahar dengan jumlah yang besar ..artinya Rasul bisa dikatakan kaya apalagi Rasul itu dapat jatah pampasan perang sepersekianya...gimana enggak kaya...cuman walau kaya rasul itu sederhana...INI YANG SULIT DITIRU..SEDERHANA ITU MUDAH DIUCAPKAN TAPI SYUSYAH DILAKUKAN..(asli nyobain berkali-kali ..gagal..teru;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo [EMAIL PROTECTED] wrote: ya namanya pedagang emang resiko sih ... bisa kaya (dapat untung banyak), bisa miskin (rugi). kalau jadi petani, apalagi jaman dulu, lebih dapat diprediksi. asal orangnya rajin bercocok tanam, pasti panen. ya kadang2 ada hama juga, tapi kayaknya jaman dulu hama lebih sedikit ketimbang jaman sekarang ya ... nah nabi ini memang profesi utamanya pedagang (setelah sebelumnya pernah jadi penggembala). makanya memuji2 profesi dagang dan dalam Al Quran juga ada barang siapa yang bershodaqoh itu ibarat berdagang dengan Allah, bedanya Allah akan mengganti dengan keuntungan yang berlipat ganda. salam, -- wikan http://wikan.multiply.com On 5/4/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass wR wB. Setahu saya, Rasulullah memang pernah kaya, tapi pernah juga miskin, miskiin sekali hingga tidak punya makanan dan mengganjal perutnya dengan kerikil. Jadi, kalau ditanya Rasulullah itu kaya atau miskin, ya jawabannya begitu dik : pernah kaya dan pernah miskin.
[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep
Mba Lina, Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya tahu dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff dengan Qur'an yang aslinya. Adilnya kan begitu...;) Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi dengan Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil gak bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di encyclopedia Bible sendiri). Ok, klaim nya Pak Satriyo mengatakan bahwa tidak ada injil yang asli (kita fokus ke injil dulu dech)sepeninggal Nabi Isa as tapi kalau kita melihat sejarah bahwa paman Siti Khadijah yang Nasrani yang menjadi tempat bertanya tentang Kerasulan Nabi Muhammad saw adalah seorang yang berpedoman pada Injil karena Beliau tahu akan nubuat Kenabian Muhammad saw yang terdapat didalam Injil. Jadi walaupun tidak ada Injil berbahasa Aramik tidak serta merta bahwa tidak ada Injil yang asli hanya disandarkan pada ketiadaan Injil berbahasa Aramik yang digunakan Yesus. Kalaupun Klaim bahwa Injil hanya berupa kata-katanya Yesus, jelas secara fisik Qur'an pun disampaikan melalui kata-kata Muhammad saw. Jadi apa bedanya?? dan jika dirunut dari pembentukan Mushaf bukankah mushaf Qur'an pun pada awalnya bervariasi dalam bentuk tulisan sehingga begitu banyak varian mushaf Qur'an yang dimusnahkan untuk menghindari pertiakian/perbedaan/kesalahpahaman dimasa yang datang. Pada awalnya Qur'an dan Injil disampaikan dalam bentuk lisan, dan kemudian para sahabat membuat catatan2 pribadi tentang Qur'an yang disampaikan secara lisan. Pada konsep catatan tentu saja ada unsur si penulis dalam catatan tersebut. Dan saya pikir ini berlaku pada Qur'an dan Injil. Yang saya herankan adalah ketika Qur'an sendiri dengan semangat untuk bersatu menegaskan bahwa kita harus beriman kepada ketiga kitab tersebut tapi justru banyak dari kalangan umat muslim yang nyata-nyata menolak untuk mengimani Taurat dan Injil hanya krena takut kalau KENYAMANAN IMANYA TERGANGGU:)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] Lina: Apa yang dimaksud dengan bukti? Apakah harus ditampilkan Injil Asli (yang berbhs Armaic?) lalu dibandingkan dengan Injil sekarang?...ya ada kemungkinan Injil Aslinya terkubur entah dimana, terbakar ato..dah kemakan waktu. Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi dengan Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil gak bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di encyclopedia Bible sendiri). Bukti sejarah bhw Yesus tidak berbahasa Ibrani juga sudah menjadi bukti bhw tidak ada Injil asli sekarang ini (karena Injil tertua yg ada skrg ini berbhs Ibrani). Bisa dibaca juga kasus Comma Johanneum (di googling aja), dimana para ahli alkitabiah juga sudah mengakui bhw bebrapa ayat dalam Kitab Johannes adalah tambahan. Bahkan ayat tambahan inilah yang menjadi cikal bakal or rujukan konsep ketuhanan trinitas. Kalau gak ada ayat tambahan ini, tentunya umat Kristen gak punya rujukan soal trinitas karena tidak ditemukannya kata 'trinitas' dalam Injil itu sendiri. Dengan adanya pengakuan dari ahli alkibiah itu bhw ada 'ayat2 tambahan', apakah Injil sekarang ini asli Pendapat/pertanyaan mbak Chae diatas itu mirip teman2 Kristen kalau ditanya apakah Injil sekarang ini tak asli. Mereka akan meminta harus ditampilkan Injil Aslinya. Tak mau berpikir. Inilah salah satu mengapanya tak boleh beragama 'taken for granted'. Jangan2...andaikan nanti...bisa dibuktikan dengan ditemukannya Injil asli, mereka tetep kekeh pada pendapat bhw itulah yang palsu karena tidak ada ketuhanan trinitas:-). Itulah kalau beragama taken for granted. wassalam,
[wanita-muslimah] Re: ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep
eleh..elh..karunya teuing...sampe kepalanya Mba Lina kesemutan..kaki kesemutan aja bisa jadi perang Bratayudha kalau diganggu suami apalagi kalau kepala yang kesemutan yach??;)) Awal tahun 1995, saya ikut kelompok jihader dan berperang dengan para orientalis didunia maya. Saya berjibaku pada saat itu Mba Lin:), sampe acara rutin baca Qur'an kemudian baca Injil dengan maksud yang berbeda dan tujuan berbeda. Baca Qur'an biar dapat kekuatanya dan baca PL (perjanjian lama) dan PB (perjanjian baru) biar dapat kelemahanya. Sampai pada titik point dimana saya menyadari bahwa ini adalah sebuah perbuatan yang sia-sia;) Saya berpikir apa yang saya hasilkan??? apakah ketika saya bisa membuktikan kehebatana Qur'an lalu saya menjadi orang yang lebih baik atau ketika saya berhasil membuat musuh mengakui kekalahannya kemudian saya menjadi orang yang lebih hebatsemua itu cuman semu semata yang ada saya cuman beronani dengan ego dan nafsu saya sendiri..saya asyik bermasturbasi sampe orgasme..hi..hi..hi..;)) Saya kemudian melihat kenyataan2 bahwa semua yang saya tuduhkan ternyata berbalik pada diri saya sendiri. Saya mengagap trintas sebuah konsep pemberhalaan...memang benar ada yang demikian tapi bukankah pemberhalaan terhadap manusia, benda juga terjadi pada umat Islam?? ada yang memperhalakan Muhammad saw, ada yang ka'bah, Qur'an, hadis bahkan Kyainya, aliranya sekalipun. Dan saya juga menemukan konsep2 trinitas yang bervarian didalam agama kristen, ada yang memandang bahwa Yesus adalah sebuah refleksi kasih sayang Allah kepada umat manusia, Yesus dipandang sebagi representive Allah yang tidak lebih sama posisinya dengan Muhammad saw, Yesus dipandang sebagai firman yang hidup dimana maksudnya adalah sebagai perantara dari wahyu Allah. Justru yang sekarang sadari bahwa agama adalah satu jalan bagi kita untuk menjadi Khalifah di muka bumi, menjadi wakil Allah di muka bumi. Dari titik ini saya menyadari bahwa yang kita bisa nilai adalah fungsi dari setiap individu apakah dia menjadi makhluk yang wajib (halal), sunah (makruh) atau haram. Jika seseorang bisa menjadi Khalifah Tuhan di muka bumi apakah MUNGKIN DIA MENGAMBIL JALAN YANG SALAH (AGAMA)??? JUGA SEBALIKNYA. Soal Keimanan, saya pikir itu bukan urusan manusia krena masalah keimanan adalah urusan seseorang dengan Tuhanya, hubungan yang sangat personal karena kedekatanya melebih urat leher seseorang. Jika saya berkata menurut saya, maka apa yang saya sampaikan hanya mewakili diri saya pribadi dan tidak mewakili diluar pribadi saya untuk itu saya bisa mempertanggung jawabkanya...ini sekaligus penekanan pada diri saya pribadi. Diluar pribadi saya jelas apa yang saya sampaikan tidak mempunyai nilai pasti bisa ada yang mengaggap benar bisa juga salah. Jadi saya tidak perduli posisi lawan diskusi apakah dia salah atau benar, yang menjadi perhatian saya adalah argumentasi dari klaim nya saja (ini yang jadi titik point serang saya ha..ha..ha.. kaya perang aja):)) selama apa yang disampaikan masih bisa dan ada dalam level yang bisa didiskusikan. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Horas mbak Chaee, iyaa spy disayang maantu niih...:-) Bukan bahasanya, mbak Chaee taapi logatnya saaza. Pening palaku lama- lama pake logat Batak niih karena banyaknya tekaanan-tekaanan kaata dan intonasi yang turun naaik sehingga membuat palaku kesemuutan. Ahh mbak Chae, jangan puula alergi dgn sesuatuu. Kalo semua pada proporsinya, tak ada yang alergi laah. Iya lah konsep Tuhan itu bukan Wuujud. Tapi kalauu dibilang 'tri'nitas merujuk kemaana itu? Tiga itu merujuk kemana? Untukkuu, kita hanya harus menyadarii bhw ada persamaan dan ada perbedaan dalam agama-agama ituu. Tak perlu ditutup-tutupi. Perlu kedewasaan untuk menerima perbedaan ituu. ituu sajaa. Saya ituu banyak belajarr agama dari membanding-bandingkan perbedaan. Begituulah krn saya dtg dari keluarga yang campur-campur. dah ah..dah mulai kesemutan nih kepale. Mbak Chae, kalo mbak Chae (ato sapapun) sudah bicara dgn dimulai menurut saya, itu artinya pada saat itu Mbak Chae yakin pendapat mbak itu yang benar dan lawan mbak salah. Begitu juga sebaliknya dgn lawan bicara mbak. Hanya saja, mungkin orang Indonesia itu punya budaya 'sopan' ato suka pake bhs yg bercabang, gak to the point ato bhs eufisme (?), wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: ha..ha..ha.. belajar bahasa batak dalam rangka apa Mba?? mau dapat mantu orang Batak ...apa mau cari calon lagi?? soalnya pasal poliandri mau di usulkan nich...hi..hi..hi...:)) Itulah Mba Lina, saya memang harus banyak belajar lagi masalah dikotomi karena kok saya sedikit banyak alergi dengan yang namanya dikotomimudah-mudahan pada akhirnya saya punya sedikit banyak kekebalan jika terus ngaji di WM;) Ini mah dari pendapat saya sendiri (entar dianggap copy paste dari pendapat orang lain lagi;)), anggap saja seperti curhat