[wanita-muslimah] Selamat Hari Kartini what it is that women really want

2009-04-21 Terurut Topik Chae
A long time ago,...there was a feudal Lord and Lady who were exacting 
tribute from their vassals. One was a young man, representing his family, and 
he carried with him a small fortune. He was careless with the coin and gambled 
it away before he could introduce himself, and, when it came his turn, he was 
empty handed. The Lord perceived the insult and ordered the young man's death, 
but he was comely, and the Lady took pity on him. `I'll pardon you,' she said, 
`if you can tell me what it is that women really want. You have one week in 
which to learn the truth. Return here and tell me, or you'll face execution.' 
The young man was grateful for the reprieve and quickly set about asking every 
woman he encountered what it is women desire most. Unfortunately for him, no 
two answers were the same. Some women said eternal youth was most desired. Some 
wished for beauty. Some wanted a rich husband. Others, a husband who was hung 
like a bull. And some said many children. After a week the young man was 
despondent; he was no closer to knowing what women really want than he was when 
he first started his quest. As he walked dejectedly to the place where he would 
meet his fate, he came across an ugly, old woman. `You wish to know that which 
women really desire?' she asked. `Yes, can you tell me?' he answered. `I'll 
tell you,' she said, `but if I do, you must grant my request.' Knowing he had 
nothing to lose, the young man agreed. They came to the Lord and Lady, and she 
asked `Have you learned that which women desire most?' The old crone pulled him 
down and whispered in his ear. The young man said, with confidence, `Women 
want, most in the world, to have mastery over their husbands.' The Lady smiled, 
satisfied. `Your life is spared; that is indeed what we most desire. Not only 
will you live, your family's holdings will increase tenfold.' The young man 
rejoiced in his good luck, but was quickly deflated when the old hag tugged at 
his sleeve. `You now need to fulfill your end.' The young man asked for what 
she wished, expecting a request for food and lodgings. `You must marry me.' The 
assembly had seen what had transpired and heard the demand and, being jealous 
at the young man's quick fortune, insisted he wed the old woman. The young man 
had no choice; they were wed that very day. That night he came to his bridal 
bed and looked at his new wife, full on. She was covered in warts and pox, was 
withered and wrinkled, dirty and decrepit. He shuddered at the thought of 
touching her. `And what is the matter?' she asked. `You disgust me,' he 
answered honestly. `Well then, I'll give you a choice. I can turn into a 
beautiful maiden, ready and open for you at night, but I will lie and whore and 
cheat at every opportunity during the day. Or, I can remain as I am, being as 
steadfast and honest and loyal a spouse as one could possibly desire. What say 
you, young man?' He thought and thought, but could not pick. `Wife,' he said, 
`the choice is yours.' The old crone transformed into a lovely maid and said, 
`You've learned well, my husband. I will remain as I look and will be faithful 
and trustworthy, giving you many fine children.' And they were happy until the 
end of their days. That is the end to my tale.
---
dikutip dari:
Celtic mythology, medieval literature, and Arthurian legend.



[wanita-muslimah] Mitos2 seputar poligami

2009-04-20 Terurut Topik Chae
Kalau menurut saya itu sekdar mitos aja Pak Ariel..banyak mitos2 tentang 
poligami di dalam masyarakat kita semisal poligami sebagai hal yang dihalalkan 
padahal diharamkan juga enggak...poligami sebagai solusi...poligami sebagai 
keringanan...poligami adalah sunah...poligami dan keadilan...dll...


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariel ariela4e...@... wrote:

 
 
 baydewey, saya kurang mudeng dengan argumen poligami yg dikaitkan dengan 
 perang. apakah poligami merupakan solusi terhadap ekses dari perang?. Imo,  
 perintah untuk menolong anak yatim  miskin (tentu ini temasuk bagian dari 
 ekses perang kan :-)) bisa dilihat pada QS Al-Maun, apakah menolong yang 
 dimaksud dalam surah tersebut adalah termasuk poligami? Kemudian berapa 
 banyak orang yang menjalankan poligami dengan tujuan menolong korban ekses 
 perang? yang banyak 'ditolong' justru yang sedang kinclong2nya  berada jauh 
 dari perang:-)  
 
 
 salam,
 -ariel-
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soegardi@ wrote:
 
  Ini masih anget, bukan berita tahun 80-an ...
  
  http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/iraq-air-raids-hit-mostly-women-and-children-1669282.html
  Thursday, 16 April 2009
  Iraq air raids hit mostly women and children
  
  ===
  Analysis carried out for the research group Iraq Body Count (IBC)
  found that 39 per cent of those killed in air raids by the US-led
  coalition were children and 46 per cent were women. Fatalities caused
  by mortars, used by American and Iraqi government forces as well as
  insurgents, were 42 per cent children and 44 per cent women.
  ===
  
 AQUBA, Jun 18 (IPS) - Just about everyone in
   Iraq is a loser as a result of the occupation, but none more than
   women. One of the more obvious signs of that is the very large number
   of widows.
  
   The Asharq al-Awsat Arab media channel estimated
   in late 2007 there were 2.3 million widows in Iraq. These include
   widows from the 1980-1988 war with Iran in which half a million men
   were killed, the U.S.-led invasion and occupation of Iraq, and from
   'natural' causes. The news outlet cited the Iraqiyat (Iraqi women)
   group as a source for their figure.
  
  
   --
  
   Semoga bermanfaat dan mencerahkan.
  
   Wassalam
  
   -o0o-
  
  
  
 





[wanita-muslimah] Re: Kaidah Pokok Mutazilah

2009-04-20 Terurut Topik Chae
sebetulnya ada di kristen juga peraturan syariahnya hanya saja tidak sedetail 
kita mungkin karena kondisi dan keadaanya

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadah...@... wrote:

 Saya kira Kristen, Hindu, Budha dll tidak punya 'syariah' dari kitab sucinya 
 yang bisa dijadikan hukum, semisal hukum cerai, hukum waris, hukum gono gini, 
 termasuk Qisas. Itu makanya di universitas diseluruh dunia yang ada Fakultas 
 Hukumnya, tidak ada mata kuliah Hukum Kristen, Hukum Budha, dll...yang ada 
 adalah mata kuliah Hukum Islam.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi soegardi@ wrote:
 
  Ini komentar atas posting yang mana ya?
  
  Tapi saya rasa menanggapi poinnya kang Muiz:
  Islam sebagai diin sebenarnya memiliki makna yang jauh lebih luas
  daripada sekedar religion atau agama.
  
  Pertanyaan terhadap poin ini, bisa dikembangkan:
  Apakah Kristen, Hindu, Buddha, dll bukan 'diin,' dan sekedar 'agama'?
  
  Kalau kriteria diin adalah hal yang 4 menurut kang Muiz,
  saya kira agama2 lain juga berisi nasihat, menjadi UU/sistem hukum
  (dengan berbagai interpretasi dan tingkatan) bagi
  penganut-penganutnya, dan mengajarkan pula hari akhir.
  
  Jadi, balik muter lagi, agama itu apa?
  
  
  On Sun, Apr 19, 2009 at 10:04 AM, eyang_mbelgedes
  eyang_mbelgedes@ wrote:
   Jika demikian halnya, apakah kemudian Islam bukan sebuah agama?
  
  
  
  
  
  
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
   Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
  
   This mailing list has a special spell casted to reject any attachment 
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 





[wanita-muslimah] larangan menggunakan handphone saat berkendaraan

2009-04-17 Terurut Topik Chae
Kemarin ke karawang, sekitar KM.42 ada plang yang bertuliskan  hindari 
menggunakan handphone pada saat mengemudi...

kok hindari sich...bukanya sudah dilarang..atau justru belum..

rada bete kalau dijalan ada orang yang sudah mengemudi sambil berhap ria 
apalagi ada yang ajaib naik motor sambil sms'an ...gila kali:)



[wanita-muslimah] Re: nuclear war

2009-04-15 Terurut Topik Chae
Mba Mia (sambil lari2 juga tapi dibawah hujan biar kelihatan lebih 
romantis..sun pipi kanan..sun pipi kiri) ..kemarin muter2 dulu Mba..sekarang 
mulai mau rajin ngaji lagi di WM:)

Chae

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia al...@... wrote:

 Hi mba Chae.kemana aja..kangen..(lari-lari, tangan dibentangkan, trus 
 cup..cup..pipi kiri kanan)...
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
 ary.setijadi@ wrote:
 
  hiya,
  aku juga sebetulnya nunggu2 qaddafi dan eyang HMNA nih...
  pingin tahu apa yang terjadi di sulsel...
  
  
  
- Original Message - 
From: Chae 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, April 14, 2009 5:12 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: nuclear war
  
  
  
  
  
Sama dong..Mba Rita ..aku juga kangen sama semuanya..;)
  
Terima kasih atas sambutan hangatnya ..juga makasih sama Om Arcon untuk 
  makan-makan nya:)) salam kenal dengan si eyang..dan salam juga buat 
  semunya
  
Mba Mia, Mba Herni, Mba2 dan Mas2 yang lainya kemana?? eh Aku tuch 
  keinget WM jadi ke Inget sama Abah..Abah gimana kabarnya..apa ada kabar 
  tentang Abah?? apa cucunya khadafi masih bisa di kontak..
  
salam,
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt ritajkt@ wrote:

 Mbak Chae is back, kita sudah kangen euy, welkam, welkam mbak!
 
 BTW itu nuklirnya Pak Wijanarko Janoko kok ajaib yah, ada gitu yah yang 
  special program kayak gitu, tidak berbahaya bagi janin dan tidak 
  menimbulkan penyakit berbahaya pada wanita tapi mematikan pria dan 
  temen-temennya unyil? Ck ck ck... 
 
 Saya kira Pak Jan satu ini punya bakat terpendam jadi penulis dongeng 
  karena sangat imajinatif. Hebat,hebat!






[wanita-muslimah] Re: nuclear war

2009-04-14 Terurut Topik Chae
Sama dong..Mba Rita ..aku juga kangen sama semuanya..;)

Terima kasih atas sambutan hangatnya ..juga makasih sama Om Arcon untuk 
makan-makan nya:)) salam kenal dengan si eyang..dan salam juga buat semunya

Mba Mia, Mba Herni, Mba2 dan Mas2 yang lainya kemana?? eh Aku tuch keinget WM 
jadi ke Inget sama Abah..Abah gimana kabarnya..apa ada kabar tentang Abah?? apa 
cucunya khadafi masih bisa di kontak..

salam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt rita...@... wrote:

 Mbak Chae is back, kita sudah kangen euy, welkam, welkam mbak!
 
 BTW itu nuklirnya Pak Wijanarko Janoko kok ajaib yah, ada gitu yah yang 
 special program kayak gitu, tidak berbahaya bagi janin dan tidak menimbulkan 
 penyakit berbahaya pada wanita tapi mematikan pria dan temen-temennya unyil? 
 Ck ck ck... 
 
 Saya kira Pak Jan satu ini punya bakat terpendam jadi penulis dongeng karena 
 sangat imajinatif. Hebat,hebat!
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Kayaknya itu nuklir rasis amat...kok cuman kaum laki-laki saja yang kena 
  dampaknya..Pak Jano ini kayaknya ndak tahu aja kalau perempuan itu lebih 
  kreative dalam urusan pemenuhan kebutuhan biologis. Sempet kaget juga 
  ternyata di lingkungan saya 8 dari 10 prempu yang jadi istri; mereka2 ini 
  ternyata para janda temporary...ada yang PJKA ( pulang juma'at kembali 
  ahad), ada yang monhtly, ada juga yang per 6 bulan bahkan yang sadis ada 
  yang sampe 2 tahunan...jadi urusan pemenuhan kebutuhan biologis mah 
  enteng..masih banyak jalan menuju..klimaks hahahahhha;) 
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko ko_jano@ wrote:
  
   Pak Achmad :

   Lha, orang poli katanya meniru Rasul, padahal rasulnya sudah tidak boleh 
   kawin lagi dengan ayat tersebut. 
   
   ---

   ko_jano :

   Mau berfikir yang sederhana saja, mau tanya pak, seandainya nanti ada 
   perang nuklir, kemudian populasi lelaki tinggal beberapa glintir, 
   misalnya saja tinggal Pak Achmad, si Ulil dan si Unyil, padahal jumlah 
   populasi perempuannya jumlahnya 10 kali lipatnya, lalu bagaimana pak ?, 
   pak Achmad bisa tidak memberikan solusi untuk penyaluran kebutuhan 
   biologis bagi para perempuan tersebut ?

   nuclear war
   http://en.wikipedia.org/wiki/Nuclear_warfare

   Siapa yang mau bertanggung jawab atas populasi manusia seandainya nanti 
   ada orang gila yang menggunakan senjata nuklir tersebut ?, pak Achmad 
   mau bertanggung jawab ?


   Siang





[wanita-muslimah] Re: Demokrasi, Barang Curian Milik Islam?

2009-04-13 Terurut Topik Chae

Dulu di doktrin nya kan begini.. tinggalkan yang buruk dan ambil yang 
baik..jadi syah-syah saja kalau mencuri yang baik-baik..enggak usah 
ribut..asal tinggalkan yang buruknya (tuker tambah):)

sorry asli enggak nyambung...niat belajar ngaji lagi di WM

Salam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihatmanto 
ary.setij...@... wrote:

 nggak terlalu penting siapa mencuri siapa...
 krn biasanya sangat ambigu...
 
 setiap idea-idea besar itu dimulai oleh ide-ide sederhana yang berkembang...
 bukan kerja satu generasi, tapi berpuluh generasi manusia...
 kebersahajaan dan rendah hati adalah sikap penting dalam mensikapinya
 
 einstein tidak akan menghasilkan karya monumentalnya, 
 tanpa newton membuat karyanya
 
 demokrasi tidak akan mencapai bentuknya yang sekarang,
 tanpa trial-and-error sepanjang sejarah dengan berbagai cara...
 
 bahwa hal itu ternyata sesuai dengan islam, itu hal yang wajar...
 secara premis islam sbg. nilai-nilai universal...
 tapi toh banyak yang bilang tidak seperti itu bukan?
 tanya deh Adian Husaini dkk.
 
 persoalan yang lebih penting adalah
 siapa yang lebih cerdas untuk mendapatkan keuntungan dari ide itu.
 
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Sunny 
   To: Undisclosed-Recipient:; 
   Sent: Saturday, April 11, 2009 11:55 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Demokrasi, Barang Curian Milik Islam?
 
 
 
 
 
   Reflesi : Apa komentar Anda terhadap tulis di bawah ini? 
 
   
 http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_contentview=articleid=8797:demokrasi-barang-curian-milik-islam-catid=68:opiniItemid=68
 
   Demokrasi, Barang Curian Milik Islam? 
   Friday, 06 March 2009 07:00 
   Realitas sejarah menunjukkan, sistem demokrasi lebih dekat kepada Islam 
 dibanding sistem lainnya? 
 
   Tohir Bawazir *
 
   Menghargai perbedaan pendapat adalah salah satu akhlak yang sangat 
 dianjurkan dalam Islam. Selagi perbedaan pendapat itu tidak menyangkut 
 hal-hal yang substansial dalam aqidah. Jika menyangkut hal yang sudah qath'i 
 (pasti), ummat Islam harus sudah bersepakat untuk hal itu. Misalnya soal 
 wajibnya sholat, puasa, zakat, haji dan berbagai hukum yang sudah jelas dan 
 terperinci yang sudah diatur dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits, maka tugas kita 
 hanyalah menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya 
 semampu kita. Di sini ummat Islam tidak diberi ruang untuk menyelisihi apa 
 yang sudah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
 
   Dalam kehidupan sosial dan kemasyarakatan, banyak ruang gerak yang 
 diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya untuk mengatur kehidupannya 
 berdasarkan asas manfaat dan maslahat kehidupan, sepanjang tidak bertentangan 
 dengan ketentuan Syariat. Kita juga yakin, kemaslahatan kehidupan sudah pasti 
 akan selaras dan sejalan dengan tuntunan syariat Islam. Termasuk dalam kancah 
 wilayah politik untuk memilih pemimpin dan mekanisme kenegaraan.
 
   Dalam sistem pemerintahan seperti yang kita kenal sekarang, terdiri dari 
 berbagai model pemerintahan, ada demokrasi, teokrasi/negara keagamaan, 
 diktator, kerajaan atau bisa pula ada sistem kombinasi dari berbagai sistem. 
 Di Negara Inggris misalnya dikenal sistem kerajaan, namun pada saat yang sama 
 ada sistem demokrasi dimana selain ada raja/ratu sebagai kepala negara secara 
 simbolis, namun pada saat yang sama kekuasaan yang riil justru dipegang oleh 
 perdana menteri yang dihasilkan dalam sistem pemilu secara demokratis. Namun 
 di Saudi Arabia berbeda pula, mereka menggunakan sistem kerajaan mutlak. Raja 
 lah yang sepenuhnya berkuasa membuat merah dan putihnya negara dan rakyat. 
 Walaupun di sana ada dewan ulama yang memberi nasehat kepada raja, namun 
 aspirasi masyarakat bisa dibilang tidak terwakili. Apabila rajanya baik, maka 
 nasib rakyat dan bangsanya ikut kena imbas baiknya, namun jika buruk, maka 
 rakyat akan menanggung keburukannya. Ada pula yang tampaknya seperti sistem 
 demokrasi, namun hakekatnya diktator. Statusnya seorang presiden, namun 
 hakekat kekuasaannya dan masa berkuasanya lebih mirip model kerajaan. Ini 
 banyak contohnya, terutama banyak dialami oleh negara-negara Dunia Ketiga 
 (Negara-negara Asia, Afrika maupun negara-negara di Amerika Latin), termasuk 
 di Indonesia di era Orde Lama dan Orde Baru.
 
   Dalam tiap sistem pemerintahan, sudah barang tentu ada kebaikannya dan 
 keburukannya. Termasuk di dalam sistem kerajaan pun ada segi positifnya, 
 minimal dari segi biaya politiknya sangat murah karena tidak perlu ada 
 pertarungan para kandidat calon pemimpin, karena kekuasaannya sudah 
 diwariskan/diturunk an secara kekeluargaan, bisa dari ayah ke anak, atau ke 
 saudara dsb. Murah dan efisien, lebih-lebih jika rakyatnya bisa menerima 
 sistem ini. Namun madharatnya juga besar. Karena hak berkuasa seolah-olah 
 hanya milik seseorang/keluarga raja saja, rakyat tidak punya hak memimpin, 
 mengoreksi, atau sekedar berbeda pendapat, walau memiliki kualitas yang 
 mumpuni. Dalam sistem demokrasi pun ada manfaat dan 

[wanita-muslimah] Re: hadis cicak

2008-05-27 Terurut Topik Chae
Ma'af ikutan nimbrung Mba Mia dan Mba Lina juga yang lainya.

Kadang yang menjadi pertanyaan mengapa sikap 'sami'na wa ato'na' ini
seringkali di absolutkan menjadi standard untuk menilai keimanan
seseorang. Padahal jangankan keputusan manusia, wahyu Tuhan pun
seringkali berada dalam wilayah di sangsikan dan halal untuk
dipertanyakan.




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Alhamdulillah, dari diskusi panjang ttg hadis cecak yang jelas bukan 
 remeh temeh ini (karna hadis kan?) , Pak Her menunjukkan ke kita 
 semua, mba Lina, Pak Rye, Pak Wawan, mba Ning dkk (ngabsen lagi...:-) 
 mohon perhatikan yang ini, pelajaran penting untuk tidak 
 selalu 'sami'na wa ato'na'.  Artinya, Pak Her nggak membunuh cecak 
 hanya karena ada matan hadis yang mengatakan itu, seperti juga yang 
 dimengertinya tentang prilaku para sahabat thd cecak.
 
 Pak Her sedang mengamalkan toleransi terhadap alam.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi 
 soegardi@ wrote:
 
  Biasanya posting mbak sri/bung her ini saya lewatkan,
  seperti biasa paragraf pertama noise,
  tapi paragraf kedua luar biasa, saya salut!
  
  Yaitu: asumsi (?) bahwa para Sahabatpun tidak sembarangan sami'na
  wa atho'na.
  Apalagi jaman modern yang serba ilmiah!
  
  Bagi yang miss the point menganggap diskusi cicak ini remeh-
 temeh,
  maka paragraf kedua tulisan mbak sri/bung her inilah THE POINT.
  
  salam,
  DWS
  
  
  2008/5/27 sriwening herpribadi herpribadi@:
   Hehehe...sore ini akyuu buka email dan yang bikin akyuu cengar 
 cengir adalah begitu banyaknya postingan yang membahas soal hadist 
 cicek...aneh..lucu...dan hemm rasanya rada kekanak kanakan...memang 
 sihhh.. cicek itu dimata anak2 atau pengalaman masa kecil kita punya 
 stori sendiri2...misalnya diujung seutas lidi ditusukkan sebutir nasi 
 lalu cicek dipancing...hoop kena..cerita lainnya teringat akyuuu ada 
 anak balita bertanya pada maminya.. mami...mami..cicek juga bobok 
 malam nggak?hehehe begitulah kira2 kita punya 
 pengalaman...mungkin juga om Con.pasti juga punya pengalaman 
 tersendiri yang begitu melekat didalam hati sanubari sedemikian rupa 
 sehingga beliau sering menghadirkan cicek di postingan di WM 
 ini...mungkin beliau ingin bernostalgia...hehehe.
  
Tapi yang pasti...tidak pernah ada dalam sejarah Islam khususnya 
 dijaman Rasulullah dan sesudahnya... para Sahabat Rasul berlomba-
 lomba memburu ataupun membunuh cicek atas dasar hadist tersebut...iya 
 kan?...artinya hadist tersebut oleh rasul  para Sahabat tidak 
 dijadikan kreteria sami'na wa athona...lah koq sekarang dijaman 
 yang katanya modern...yang katanya serba 
 ilmiah..serba berfikir...om Con mau memasukkan hadist tersebut 
 sebagai kreteria sami'na wa athona...ck..ck..ck.
  
Salam
mami..mami...cicek bobok juga nggak?
  
  
  
  
 kenapa sich ya masalah cicek koq jadi rame...kayak kurang 
 kerjaan aja. Coba deh kita pikir...Sehubungan dengan hadist cicek 
 tersebut...Adakah dijaman Rasulullah  Sahabat ada berita tentang 
 perburuan
  
  
  
   Lina Dahlan linadahlan@ wrote:
Jelas bunyi hadist tsb tidak menyuruh kita berburu 
 membunuh. Itu kan
   cuma persepsi kita, para pembual saja. Pengertian berburu kan kita
   harus sudah siap dengan segala perlengkapan dan sampe kemanapun
   harus dikejar. Siang malam harus ditunggu. Jadi, saya kira kitapun
   harus menghilangkan kata berburu. Jangan ikut2 melebih-lebihkan
   arti hadist. Itu bisa disebut akal2an ato membual. Sama saja 
 dengan
   orang2 yang betul2 berburu cicak krn hadist tsb...:-))
  
   Apapula dalilnya kalau hal tsb dibilang wajib?
  
   We alaaah 70 pahala itu kurang asyiik lah. Tanya deh ama orang 
 Cina
   or orang Padang yang pandai berhitung. Kalau bisa dapat yang lebih
   besar, ngapain dapat yang kecil?...:-)). Tapi maksud saya sih juga
   bukan disitu, lebih asyik berbisnis dari pada geprak cicak. 
 Terserah
   berape kek pahalanye. Saya ini ada keturunan cina dan ada 
 keturunan
   padang, cuma sayangnya gak pandai berhitung...:-)
  
   Ya itulah harus dicari tau mengapa Nabi SAW menyuruh membunuh
   binatang2 tsb. Bukannya trus memberikan arti lebih dari hadist 
 tsb.
   Pastinyakan juga bukan SEMATA-MATA alasan karena ingin 
 menghilangkan
   spesies.
  
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi
   soegardi@ wrote:
  
   Saya rangkum ulang, alasan-alasan tidak mau berburu cicak, 
 walaupun
   hadisnya sahih
   - sulit (cepat amat berputus asa?)
   - tidak wajib (apa ada dalil lain yang menidakwajibkan perintah
   dalam
   hadis tersebut?)
   - mending cari pahala yang lebih asyik (70 pahala kurang asyik?)
  
   Di lain pihak, patut meragukan pengamalan hadis tersebut 
 seperti
   dalam tulisan mas Ary SP sebelumnya:
   Jika hadits itu betul-betul datang dari rasul dan ternyata 
 memang
   betul-betul memerintahkan pembasmian ular, kadal dll. semata-mata
   karena harus spesies itu harus dimusnahkan, kita bisa 

[wanita-muslimah] Re: hadis cicak

2008-05-27 Terurut Topik Chae
Dulu zaman saya masih SD, sering di dongengin nenek cerita tentang
Nabi yang ngumpet di Gua bersama Abu Bakar, dan ketika itu laba-laba
menutup lubang Gua dengan jaringnya sehingga musuh2 Nabi tidak
menemukan Nabi yang bersembunyi didalam Gua hanya saja waktu itu
muncul cicak yang bilang Pecak...pecak yang kalau bahasa sudan
artinya kurang lebih terobos nah ini kaya ngasih kode ke para
pasukan musuh Nabi yang kemudian menerobos jaring laba-laba...sejak
mendengar cerita itu muncul reaksi negatif terhadap keberadaan cicak
diantara cucu2 nenek he..he...he.. 

Omong-omong ya Mba Lina, memang pengertian taat itu apa sih? apa
memang taat itu hanya dipahami sebagai suatu prilaku yang patuh
terhadap perintah/kebijaksaan dari pihak lain?? kira-kira ada engak
persepsi atau pengetian dari taat itu sendiri?




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Setuju, Mas Ase. Begitu maksudku juga. Jadi, baru sampe sami'na aja 
 kali ya? apakah taat berarti harus mengamalkan ? Susah ye mencapai 
 derajat taat. Maksudku juga seh, kalau kitanya yang susah taat, ya 
 udah akui aja lah emang mental kita gak kaya para sahabat dan orang2 
 terdahulu dalam mentaati (sahabat) Nabi SAWnya. Urat syaraf kita gak 
 cukup kuat tuk taat. Sekuat Umar ra mencium Hajar Aswad. Mungkin 
 juga sekuat Ali ra membersihkan (bagian luar) sepatu ketika wudhu'. 
 Mereka tak pernah ngeyel dan tanya mengapa?. Kita, sekarang ini, 
 tak akan menertawakan mereka ketika mereka ta'at. Kita tak pernah 
 bilang mereka gak pake akal. Akal Umar ra ditaklukkan oleh kecintaan 
 akan sunnah Nabi SAW. Lalu, mengapa ketika kini kalo ada orang mo 
 ta'at seperti itu harus diinterogasi macem2 dan dianggap gak pake 
 akal ??
 
 Sebetulnya, terus terang saya baru tahu kalo ada hadist tsb. Jadi, 
 sekarang ini masih mikir mo ta'at gak ya?. Katanya kalo sekali 
 gebrak tuh cicak mate' pahalanya paling gede. Kalo dua kali, 
 pahalanya berkurang. Lah kalo dah berkali2 gebrak gak mate2 trus tuh 
 cecak kabur/ngumpet..gimana ya?...waduuuh? dosa gak?. Saya baru jago 
 and pede kalo gebrak kecoa. Besok2 mo nyoba geprak cicak, kalo 
 mampu. Gak kebayang kalo cicaknya benyek/mati krn ku geprak, eh 
 buntutnya masih ngegol2. Moga2 gak dosa ya. Ya Allah, maafkan kalo 
 kelakuan spt ini salah. Saya hanya ingin menjalankan sunnah kekasihMU
 
 Kemaren aku baru ktemu temen yg kerjanya di kedutaan Afghan. Kite 
 ngobrol yg ujungnya ke soal hadist ini juga. Dia bilang orang2 
 Afghan di kantornya memang benci bener ama cicak (gak tau jijik gak 
 tau apa deh). Mereka akan sangat marah kalo ditemukan di kantornya 
 ada cicak. Jadi, pagi ini aku datang ke kantor, aku celingukan ke 
 atas. Ada cicak gak ya? Selama ini gak pernah merhatiin. Kayaknya 
 sih gak ada. 
 
 Aku ini masih penasaran sama cicak. Ada gak hubungan cicak dengan 
 penyakit ? Seperti kecoa, tikus, ular dan penyakit. Ini termasuk 
 kekinian yang ku maksudkan selain kekinian yang ekosistem cicak 
 pemakan serangga/nyamuk. Katanya di Papua itu paling buanyak nyamuk 
 dan cicak. Dan penyakit yang banyak terjangkitpun TBC, HIV/AIDS, 
 Malaria, Hepatitis, Penyakit Menular seksual dan penyakit cacingan. 
 Apa ada hubungan antara keduanya? Nyamuknya jg gak abis dimakan 
 cicak, rupanya. Apa cicak termasuk binatang kotor atopun mengandung 
 racun? 
 
 wassalam,
  
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ary Setijadi Prihamanto 
 ary.setijadi@ wrote:
 
  Yaa minimal Awak mempercayai adanya perkataan rosululloh, Begitu 
 juga dg banyak hadist lain yg saya imani tapi belum mampu saya 
 amalkan... Mau melakukan / ga kita serahkan pada Allah  Rosulnya.. 
 Wa'llaualam..
  
  Sekarang ganti urusan membunuh cecak dengan urusan:
  - membunuh ular
  - membunuh orang kafir
  - sholat, zakat, puasa, naik haji dll.
  - rasul nabi terakhir
  - etc.
  
  
  
- Original Message - 
From: Rye Woo 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, May 27, 2008 10:14 AM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: hadis cicak
  
  
Apakah ini artinya al-mukarom Om'DWS dkk tidak mempercayai 
 adanya hadist itu??
  
Kalo awak sendiri mengimani adanya hadist tersebut, tapi memang 
 masih belum menangkap apa makna sesungguhnya dari hadist tersebut... 
  
Aye juga pernah mendengar penafsiran tg hadis tersebut tentang 
 hadis membunuh cicak trsebut, yg berasal pada kisah cecak yg 
 membantu meniupkan api yg membakar nabi Ibrahim.. Bahwa ketika ada 
 melakukan kejahatan, juga yg membantu kejahatan kejahatan tersebut.. 
 Maka baik yg melakukan dan yang membantu melakukan kejahatan, maka 
 hapuskanlah keduanya.
  
Yaa minimal Awak mempercayai adanya perkataan rosululloh, Begitu 
 juga dg banyak hadist lain yg saya imani tapi belum mampu saya 
 amalkan... Mau melakukan / ga kita serahkan pada Allah  Rosulnya.. 
 Wa'llaualam..
  
Dwi W. Soegardi soegardi@ wrote:
Saya percaya bahwa mbak Lina mengamalkan sami'na
tapi di mana wa atho'na-nya?
  
Hadis-hadis tentang cicak itu 

[wanita-muslimah] Re: Konstruksi Sosial Poligami ... was Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-13 Terurut Topik Chae
Mba Mia Ini jeli banget..itu yang aku suka dari Mba Mia:)

Soal penularan memang benar begitu adanya, seperti yang saya alami
juga walaupun baru sekitar rumah saja. Suamiku enggak pernah risih
kalau harus jemur-jemur baju, nyapu-nyapu rumah sebelum berangkat ke
kantor tiap paginya atau mesti ikutan nongkrong sama ibu-ibu di tukang
sayur asal dikasih tahu menu masak hari ini...sampe dapet gelar suami
binangkit dari para tetangga. 

Sekarang di lingkungan rumah ( sekitar 12 KK) sudah terbentuk arisan
Bapa-Bapa yang sudah jalan selama 3 tahun. Dan makin biasa aja lihat
Bapa2 sekiat rumah aktive dalam kegiatan domestik...ada yang nyuapin
anak, pulang dari warung bawa keresek isi bumbu dapur..ceritanya lagi
masak buat istri dan anak, bawa-bawa sapu plus pengki hilir mudik
sekitar rumahnya..nah..pas botram sama para tetangga(makan rame-rame)
Bapa-Bapa yang paling aktive menyediakan makanan, minuman dan ngurusin
anak-anak ...sementara para ibu-ibunya lebih banyak nyiapin tema apa
saja yang akan dipresentasikan pada saat kumpul2...dari mulai yang
jualan produk sampe yang curhat segala;))


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Chae berhenti dan bertanya kenapa?
 Mba Herni berhenti dan menelaah gimana?
 
 Konstruk sosial yang sudah terbentuk, misalnya poligami menurut mba 
 Herni, dalam tema AAC juga di-endorse dengan memakai setting agama 
 dan budaya (i.e. Islam dan TimTeng).  Ringkasnya beberapa ustaz 
 bilang, terimalah poligami. Ini yang dikritik mba Chae, setting dalam 
 kemasan agama.
 
 Tentu saja perempuan seperti mba Chae dan mba Herni nggak reflek 
 memimik, padahal meniru adalah kemampuan manusia yang paling mendasar.
 Bertanya dan gimana inilah yang berpotensi merubah konstruk sosial 
 itu. Dan apabila mba Chae dan mba Herni konsisten dengan nggak 
 terlibat dalam poligami, maka terjadilah perubahan konstruk sosial di 
 level pribadi. Dan apabila ini menular ke orang lain (dengan jalan 
 meniru maupun menyimak), terjadilah perubahan di level sosial.
 
 So sentimen pribadinular..personal is political...
 
 salam
 Mia
 
 PS: mba Herni, aku pernah ngintip komik Persepolis, perkataan itu 
 artinya apa ya?
 Buku yang aku lagi baca: Blink dan Making Globalisation Work.  Nggak 
 janji seger apa nggak...:-
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Herni,
  
  Sebenarnya ada hal yang lebih membuat saya merinding bulu ketek
  daripada soal konstruk sosial walaupun saya cukup sependapat dengan
  konsep konstruk sosial yang mba jelaskan.
  
  Sekarang ini saya melihat banyak sekali dari umat beragama dan
  khususnya mayoritas muslim seringkali bersikap seperti binatang 
 ternak
  yang buta mata dan tuli telinganya terhadap segala sesuatu yang
  dibungkus dalam kemasan agama dan kata-kata Tuhan.
  
  Seringkali kita bersikap taken for grandted untuk segala sesuatu 
 yang
  dikemas dalam bungkus agama..lalu bagaimana kita bisa mendapatkan 
 hikmah??
  
  Malaikat adalah makhluk Tuhan yang dklaim paling patuh dalam segala
  hal yang berkaitan dengan sabda Tuhan, tapi pada akhirnya toch
  Malaikatpun mempertanyakan sabda Tuhan jika hal itu memang tidak
  sesuaijika sabda tuhan saja bisa di pertanyakan apalagi 
 titah
  manusia...
  
  Kalau soal flirting...h..kayaknya memang jadi bagian dari 
 manusia
  selam diri kita masih punya ego...Mba:) prinsipnya dalam Islam kan
  asala tidak berlebih-lebihan segala apapun syah-syah saja ..iya
  toch...;)) 
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti
  nurbayanti@ wrote:
  
   Mbak Chae, 
   
   Saya sih ngeliatnya bukan sentimen pribadi, tapi mungkin ada 
 kaitannya
   dng konstruksi sosial poligami. Konstruksi sosial kan memang sudah
   jadi satu kata/istilah yg keliatannya 'fancy', digunakan dimana2.
   Pokoknya kalau pake kata ini, keliatannya keren dan intelek deh 
 gitu
   kira2 :P. Pokoknya jaman sekarang mah, apa-apa serba konstruksi
   sosial, mulai dari tipe ideal laki2 dan perempuan, rasa, hingga 
 bau
   :-) Pada dasarnya, pengetahuan dan pemahaman kita kan kita 
 pelajari
   dari interaksi kita dng lingkungan sekitar. Gak mungkin juga kan
   ujug-ujug nongol ke bumi langsung ngerti ini itu. Kita tanpa sadar
   belajar mengenal berbagai macam, tidak saja nama benda2 yg fisik 
 tapi
   juga konsep2 yg sifatnya imaterial. 
   
   Contoh sederhana, satu ketika teman saya dan keluarganya berwisata
   bersama. Tiba-tiba tercium bau. Mulainya si orang tua yg rusuh-
 rusuh
   bilang, ih bau.. ih bau.. si anak diam saja. Rupanya dia tidak tau
   kalau sesuatu yg sedang lewat dan diciumnya dng hidung itu.. 
 bau :-)
   hingga dia liat orang tuanya ribut2 bilang bau... bau.. Dia baru 
 paham
   makna bau, dari orang tuanya :-) Proses yg sama (dlm skala yg 
 lebih
   kompleks) juga berlaku utk yang lainnya. 
   
   Kalau dari cerita dan kesebelan mbak Chae thd AAC itu benar 
 (bisa
   aja kan memang benar2 sentimen pribadi, hehehe), ya jangan2 ini 
 usaha

[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

2008-03-13 Terurut Topik Chae
Mba Mei,

Kalau boleh tahu apa dasarnya kok Mba Mei sampe menyimpulan bahwa
poligami yang dilakukan Nabi untuk menyebarkan hukum Islam yang
berkaitan dengan perempuan?

thanks Mba!, sebelumnya;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nisadear,
 Setahu saya dari kisah yg saya baca, Nabi menikah dengan 11
perempuan, 10 diantaranya janda 
 dan tua renta. Khadijah pan tua juga.
 Ukuran tua masa itu kan nggak kayak sekarang. :-))
 
 Tujuan Nabi menikahi mereka adalah semata mata untuk menyebarkan
hukum islam yg berkaitan 
 dengan masalah perempuan. Karena pada masa itu perempuan merasa
sungkan bertanya langsung 
 pada nabi tentang masalah kewanitaan dan keluarga.
 Di hadith ada yg mengatakan bahwa menikah seharusnya dengan
gadis/virgin.
 Kalo Nabi menikahi hampir semuanya janda artinya ada kepentingan
lain selain syahwat.
 Menurut saya, nafsu itu kan analoginya dengan cinta dunia.
 
 Pada masa Nabi perempuan menjanda tanpa perlindungan bisa celaka.
 Maka kalo zaman sekarang laki2 menikah lagi dengan alasan melindungi
si perempuan dengan dalih 'sunnah nabi'
 apakah tepat?
 Lagi pula menikahnya masa sekarang ini kan alasan daripada TTM,
daripada selingkuh, daripada berzina, daripada ketangkap hansip dll
 Dengan kata lain menikah demi melanggengkan nafsu syahwat yg menggebu.
 :-))
 Yg bijaksana, bila mau berpoligami ya poligami saja nggak usah pakai
alasan atas nama agama, sunnah rosul dll.
 Seperti novel AAC, poligaminya Fahri juga atas kekuatan cinta pada
sesama bukan lantaran nafsu semata. 
 Atau juga jangan plin plan; sekarang bilang ogah poligami eh
besoknya poligami.
 Itu kan artinya  mudah tergoda, tak bisa melepaskan diri dari cinta
dunia.
 :-)
 
 salam, 
 l.meilany
 
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: [EMAIL PROTECTED]
 
   Kalau tidak salah bukanya Nabi Muhammad lebih banyak menikahi
   perempuan yang masih Geboy lehoy dalam artian cantik, muda dan
   seksi...sedangkan yang digambarkan tua, jelek dan keriput cuman Siti
   saodah saja...
 
   Jadi Nabi sendiri berpoligami bukan niat-niat amat buat bantu para
   janda dan anak yatim...banyaknya sich dan hampir semuanya hanya karena
   masalah politik semata.
 
   Nikahi Siti Saodah juga terpaksa karena sudah di edarkan dan
   ditawarkan tidak ada yang berminat dan karena sungkan atas jasa2
   suami dari Siti Saodah ..jadi enggak sepenuhnya niat buat nolong janda
   tua dan anak2 yatim, lebih ke arah balas jasa;)
 
   Makanya rada heran Mba Mei kok berpikir Nabi mencontohkan untuk
   menikahi janda tua beranak.kayaknya enggak dech Mba:)
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ wrote:
   
La iya lah ; kalo mau lepaskan diri dari cinta dunia antara lain:
Nikahi janda miskin punya banyak anak yg wajahnya kurang indah dan
   mungkin sudah tua.
Kan begitu yang dicontohkan Nabi SAW.
:-)

salam, 
l.meilany


- Original Message - 
From: IrwanK 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, March 04, 2008 3:32 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Lepaskan Diri dari Cinta Dunia


Koq cinta dunia sih? Cinta wanita/perempuan aja kalee..
Emangnya dunia cuma wanita aja? :-p

2008/3/4 L.Meilany wpamungk@:

 Penerapannya :
 Kalo seseorang menikah lagi dengan perempuan yg lebih indah,
   lebih muda,
 lebih semlohei dari yg pertama
 Itu artinya cinta dunia atau

 Salam ghibah :-)
 l.meilany

 - Original Message -
 From: IHSAN SANTOSA
 To: [EMAIL PROTECTED]
   radio_prambors%40yahoogroups.com ;
 wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 03, 2008 11:08 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

 Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

 Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

 Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

 Akan datang masa di mana kamu diperebutkan oleh bangsa-bangsa
lain
 sebagaimana orang-orang berebut melahap isi mangkuk. Para
   sahabat bertanya,
 Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya Rasulallah? Rasulullah
   bersabda,
 Tidak, bahkan saat itu jumlahmu sangat banyak, tetapi seperti
   buih di
 lautan karena kamu tertimpa penyakit 'wahn'. Sahabat bertanya,
   Apakah
 penyakit 'wahn' itu ya Rasulallah? Beliau menjawab, Penyakit
   'wahn' itu
 adalah terlalu cinta dunia dan takut mati.
 Rasulullah yang mulia adalah contoh seorang pemimpin yang sangat
   dicintai
 umatnya; seorang suami yang menjadi kebanggaan keluarganya;
   pengusaha yang
 dititipi dunia tapi tak diperbudak oleh dunia karena beliau
   adalah orang
 yang sangat terpelihara hatinya dari silaunya dunia. Tidak ada
cinta
 terhadap dunia kecuali cinta terhadap Allah. Kalaupun ada cinta
   pada dunia,
 hakikatnya itu adalah cinta karena Allah. Inilah salah satu
   rahasia sukses
 Rasulullah.
 Apa yang dimaksud dengan dunia

[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-13 Terurut Topik Chae
Boleh-boleh saja sich Din bilang dia nonton dua kali tapi mustinya dia
kasih juga point apa yang membuat dia sampe nonton dua
kali..jadinyakan kita tahu...nah kalau cuman bisa bilang saya nonton 2
kali tanpa ngasih penjelasan apa dan kenapa..jadi kaya bintang iklan
aja yang mana orang tahunya dia itu ketua muhammadiyah...

Kasusnya sama juga sama ustand Jefry yang cuman bisa bilang
bagus...bagus..doang...jangan2 yang dimaksud bagus oleh Uje bisa
maksudnya bagus cuman costum pemainanya;)

Rata-rata sinetron di TV kita banyak menyuguhkan cerita bagaimana
tokoh utama yang punya sifat..

Pertama...Beleugug, mau disakiti,dianiaya, dizalimi sikapnya
pasrah...hatinya bersih ..jiwanya stabil..atau malah kaya
robot...engak ada pergulatan bathin akibat kejadian-kejadian yang
dialaminya.

kedua..polos tomo abis...kaya keledei yang jatuh ke lubang yang sama
sampe 10 kali..ndak ada curiga atau sikap waspada..mudah banget
dimanipulasi pihak2 lain.

Ketiga...setia banget sama cintanya...mau itu orangnya berkhianat,
sudah kawin sama orang lain, nyakitin fisik dan jiwanya ...pokoknya
cinta is no.1.

Ke empat ..DLL

Nah kalau memang sosok Maria itu tidak beda sepertio banyaknya
gambaran para tokoh utama di sinetron TV kita..yach apa bedanya
qualitas film ACC dengan sinetron2 yang ada di TV kita.

Saya cuman prihatin aja, kita kok terus2 di jejali dan dicuci otak
oleh hal-hal yang seperti itu.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Boleh saja berbagi perasan sebel sebagaimana bolehnya juga orang 
 (termasuk Din Sayamsudin, UJ dll) berbagi perasaan senang. 
 
 Kalo kemudian ada labelisasi itu juga otomatis dan normal saja 
 karena berkembangnya dunia infotainment. Mana mungkin kemudian 
 timbul labelisasi Kristen, Budha or Hindu di AAC?  Yang aneh adalah 
 kalo kemudian tiba2 Kristen, Budha, Hindu melabelkan ini pada cap 
 mereka? Knapa orang jadi pada parno ya? Oh ya, karena sentimen 
 pribadi. Kasian.
 
 Lah Maria sakit itu udah takdirnya sutradara/penulis (=tuhan). 
 Nyatanya memang ada kok manusia macam Maria ini (yg mau di budak 
 cinta). Yang menyebabkan Maria sakitnya parah (dalam film) adalah 
 karena dia ditabrak sama orang2nya si Badur (?) supaya Maria tidak 
 bisa menjadi saksi kunci. Lalu sutradara menakdirkan Maria bisa 
 sembuh karena cintanya Fahri. Gak semua manusia bisa menggunakan 
 kekuatannya. Gak semua peran harus positif dan jagoan semua. Difilm 
 maupun di dunia nyata. 
 
 Maria mencintai Fahri jauh sebelum Aisyah datang. Maria juga tak 
 meminta Fahri tuk menikahinya setelah Fahri menikah. Kalau dalam 
 novel, ibunya Maria yang minta kepada Aisyah tuk memberikan restu 
 agar Fahri boleh menikahi Maria. Memang seperti itu yang diinginkan 
 oleh sutradara(=tuhan). Karena Maria tahu dia tidak mau memiliki 
 suami orang, ini yang membuat dia 'sakit'. Maria memang type spt 
 itu. So what, gitu lho. Kalu mau ..ya buat aja novel dan film 
 sendiri. Kan gitu ya?
 
 Juga Fahri. Maunya Mbak Chae kan Fahri menolak dong disuruh nikah 
 lagi, supaya dibilang cowo era millenium. Tapi, sayangnya sutradara 
 (=tuhan) itu tidak berpihak kepada mbak Chae...:-). Padahal cowok 
 era kini, gak usah disuruhpun udah nyosor sendiri nyari...:-). 
 Padahal kalo Fahri ingin menuruti kemauan istrinya, itulah pendirian 
 Fahri. So what, gitu lho!
 
 Alasan Fahri menikahi Maria, tidak ada alasan lain selain disuruh 
 bini.
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini
  betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af 
 saja
  kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan 
 yang
  subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi
  perasaan sebel hihihihihi;)
  
  Terlepas dari bagus tidak Film ACC, yang saya point of adalah 
 reaksi
  orang-orang yang terlalu berlebihan dan memberikan suatu labelisasi
  agama dalam hal ini Islam sebagai Merk dagang dari film
  ACC..sampe-sampe Din Syamsudin mengumumkan bahwa dia nonton sampe 2
  kali dan Ustad Jefry ikut bersuarasemuanya terlihat seperti
  mewakili labelisasi Islam dalam Film ACC.
  
  Nah buat Mba Lina, bisa kasih info dan bocoranya dong kira-kira apa
  sich maksudnya sehingga ada labelisasi Islamiah dari film ACC???
  
  Kenapa saya berpendapat Maria itu egois, lemah dan tidak
  berprikeperempuan...karena maria hanya berpikir untuk kepentinganya
  sendiri, untuk cintanya sendiri sampe-sampe harus jatuh sakit 
 segala
  pula padahal kasarnya ngapain juga musti mencinta-cinta suami
  orang...kayak ndak ada aki-laki lain aja...lagi pula kenapa harus 
 mau
  diperbudak oleh cintanya sendiri..bukanya kita manusia diberi 
 kekuatan
  /kelebihan untuk bisa melawan nasibnya sendiri. Prinsipnya 
 mencintai
  suami orang sich syah2 saja tapi tidak boleh ada keinginan untuk
  memilikikalau ndak salah ini kasusnya sama dengan Nabi Daud 
 yang
  ditegur

[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

2008-03-13 Terurut Topik Chae

kalau saya bertanya pada anda, Pak Rizal...mana yang termasuk
kafir..bunda Theresia atau Amrozi??:)

Saya tunggu jawaban anda...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Anda betul Mbak Chae. Penilaian shalat ini memang bukan sekadar dari
istiqamahnya atau tepat waktunya. 
 
 Tetapi kedua hal tersebut adalah asas, dasar mbak. Anda tentu tahu
bahwa orang yang tidak shalat adalah orang kafir, dan orang yang lalai
dari shalat (bolong-bolong, melambat-lambatkan) adalah orang zalim
atau fasik. Ini Hadis Rasulullah dan penilaian ulama-ulama muktabar.
 
 Tentu kita menghindar berkawan akrab dengan orang kafir/zalim/fasik.
Quran menyuruh kita bersama-sama/berkumpul/berkawan dengan orang-orang
Shiddiqin. Nabi pun melarang kita mengambil orang kafir sebagai teman.
Ini sudah jelas, tak perlu ditakwil lagi.
 
 Bukannya berarti kita tidak usah mengenal orang yang tidak shalat
atau shalatnya bolong-bolong. Tidak. Kita tetap mengenal mereka dengan
tujuan dakwah. Mengajak pada kebenaran. Tetapi bukan untuk dijadikan
teman.
 
 Untuk kasus orang yang shalat tapi sanggup/tega melakukan pembunuhan
massal, artinya, shalatnya yang sudah istiqamah itu belum dapat
membuat dirinya menjadi lemah lembut dan pengasih dengan sesama. Belum
dapat membuat dirinya beradab terhadap sesama makhluk ALLAH. Belum
dapat membuat dirinya menjadi penyantun terhadap makhluk ALLAH.
 
 Untuk kasus ini, kita dapat tilik lagi lebih dalam. Mungkin
kesalahan ada pada aqidah, fiqih, atau mungkin tasawufnya. Atau saya
pakai istilah dalam Hadis, mungkin imannya tidak tepat, atau mungkin
islamnya tidak tepat, atau mungkin ihsannya yang tidak tepat. PASTI
ada salah satu atau dua atau ketiganya yang tidak tepat sehingga
seseorang sanggup melakukan perbuatan keji, padahal dia shalat.
 
 Ini jika kita sepakat bahwa membunuh manusia secara massal dengan
bom (walaupun yang dibunuh itu orang kafir), apalagi bukan dalam
kondisi perang yang disahkan oleh seorang Khalifah Daulah Islam,
adalah perbuatan jahat, zalim. Bukan sunnah Rasul saw.
 
 
 -Rizal-
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Bagaimana cara Bung Rizal
menilai seseorang dari shalatnya? Bung Rizal
 tahukan kalau Imam Samudra itu salatnya rajin, amrozi jugajadi
 bagaiamana cara kita menilai seseorang dari shalatnya??
 
 

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. 
Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-13 Terurut Topik Chae
Iya dech kalau soal sentimen pribadi memang begino adanya...cuman soal
Pak Din dan Ustaz Uje terlepas dari sentimen pribadi saya..alangkah
lebih baiknya jika masyrakat kita ini tidak terus-menerus di
kadalin...biar mereka bisa jadi masyarakat yang pintar memilih dan
memilah juga kritis...tahu mana yang baik bagi dirinya dan belum tentu
baik bagi orang maka baik pula bagi dirinya juga sebaliknya...

Ironis dech jika masyarakat kita jadi masyrakat yang cuman bisa
didokrin doang...pemimpinnya bilang bagus...maka diaminin tanpa di
telaah terlebih dahulu...bukanya ini bahaya...

Ini percis cerita seorang Raja yang melihat kakek2 bawa batu besar
kepayahan..karena ndak tega maka sang raja memerintahkan untuk di
jatuhkan batu itu pas di tengah jalan..sampai sekian lama batu tsb
tidak ada yang berani memindahkan karena rajalah yang memerintahkan si
kakek2 itu untuk menjatuhka batu tsb padahal batu tsb sangat
mengganggu pengguna jalan tapi karena tidak ada satupun rakayat yang
berani mengkoreksi titah raja maka seterusnyalah batu tsb menjadi
pengganggu lalulintas.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Lah, yang namanya udah ada sentimen pribadi, meski misalken Pak Din 
 dan UJ dah kasih point or beribu2 alasan, lalu apa sentimen pribadi 
 sampeyan bakalan ilang. Dijamin, kagak deh. Apapun kebaikannya 
 sampeyan gak bakal bisa lihat, kalau sudah memendam penyakit hati 
 yang namanya sentimen. Jadi, mendingan berusahalah dulu 
 menghilangkan rasa sentimen itu.
 
 Semoga sentimen ini tidak berkembang menjadi kemarahan dan berujung 
 kedengkian. Karena dengki itu dapat memakan kebaikan (kebahagiaan) 
 sebagaimana api memakan kayu bakar. Demikian Hadist Nabi SAW yang 
 diriwayatkan Abu Dawud an Ibn Majah.
 
 Mata keridhaan tidak dapat menyaksikan berbagai aib, tetapi mata 
 kebencian menampakkan segala keburukan
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Boleh-boleh saja sich Din bilang dia nonton dua kali tapi mustinya 
 dia
  kasih juga point apa yang membuat dia sampe nonton dua
  kali..jadinyakan kita tahu...nah kalau cuman bisa bilang saya 
 nonton 2
  kali tanpa ngasih penjelasan apa dan kenapa..jadi kaya bintang 
 iklan
  aja yang mana orang tahunya dia itu ketua muhammadiyah...
  
  Kasusnya sama juga sama ustand Jefry yang cuman bisa bilang
  bagus...bagus..doang...jangan2 yang dimaksud bagus oleh Uje bisa
  maksudnya bagus cuman costum pemainanya;)
  
  Rata-rata sinetron di TV kita banyak menyuguhkan cerita bagaimana
  tokoh utama yang punya sifat..
  
  Pertama...Beleugug, mau disakiti,dianiaya, dizalimi sikapnya
  pasrah...hatinya bersih ..jiwanya stabil..atau malah kaya
  robot...engak ada pergulatan bathin akibat kejadian-kejadian yang
  dialaminya.
  
  kedua..polos tomo abis...kaya keledei yang jatuh ke lubang yang 
 sama
  sampe 10 kali..ndak ada curiga atau sikap waspada..mudah banget
  dimanipulasi pihak2 lain.
  
  Ketiga...setia banget sama cintanya...mau itu orangnya berkhianat,
  sudah kawin sama orang lain, nyakitin fisik dan jiwanya ...pokoknya
  cinta is no.1.
  
  Ke empat ..DLL
  
  Nah kalau memang sosok Maria itu tidak beda sepertio banyaknya
  gambaran para tokoh utama di sinetron TV kita..yach apa bedanya
  qualitas film ACC dengan sinetron2 yang ada di TV kita.
  
  Saya cuman prihatin aja, kita kok terus2 di jejali dan dicuci otak
  oleh hal-hal yang seperti itu.
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Boleh saja berbagi perasan sebel sebagaimana bolehnya juga orang 
   (termasuk Din Sayamsudin, UJ dll) berbagi perasaan senang. 
   
   Kalo kemudian ada labelisasi itu juga otomatis dan normal saja 
   karena berkembangnya dunia infotainment. Mana mungkin kemudian 
   timbul labelisasi Kristen, Budha or Hindu di AAC?  Yang aneh 
 adalah 
   kalo kemudian tiba2 Kristen, Budha, Hindu melabelkan ini pada 
 cap 
   mereka? Knapa orang jadi pada parno ya? Oh ya, karena sentimen 
   pribadi. Kasian.
   
   Lah Maria sakit itu udah takdirnya sutradara/penulis (=tuhan). 
   Nyatanya memang ada kok manusia macam Maria ini (yg mau di budak 
   cinta). Yang menyebabkan Maria sakitnya parah (dalam film) 
 adalah 
   karena dia ditabrak sama orang2nya si Badur (?) supaya Maria 
 tidak 
   bisa menjadi saksi kunci. Lalu sutradara menakdirkan Maria bisa 
   sembuh karena cintanya Fahri. Gak semua manusia bisa menggunakan 
   kekuatannya. Gak semua peran harus positif dan jagoan semua. 
 Difilm 
   maupun di dunia nyata. 
   
   Maria mencintai Fahri jauh sebelum Aisyah datang. Maria juga tak 
   meminta Fahri tuk menikahinya setelah Fahri menikah. Kalau dalam 
   novel, ibunya Maria yang minta kepada Aisyah tuk memberikan 
 restu 
   agar Fahri boleh menikahi Maria. Memang seperti itu yang 
 diinginkan 
   oleh sutradara(=tuhan). Karena Maria tahu dia tidak mau memiliki 
   suami orang, ini yang membuat dia 'sakit'. Maria memang type spt 
   itu. So

[wanita-muslimah] Re: Konstruksi Sosial Poligami ... was Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-12 Terurut Topik Chae
Mba Herni,

Sebenarnya ada hal yang lebih membuat saya merinding bulu ketek
daripada soal konstruk sosial walaupun saya cukup sependapat dengan
konsep konstruk sosial yang mba jelaskan.

Sekarang ini saya melihat banyak sekali dari umat beragama dan
khususnya mayoritas muslim seringkali bersikap seperti binatang ternak
yang buta mata dan tuli telinganya terhadap segala sesuatu yang
dibungkus dalam kemasan agama dan kata-kata Tuhan.

Seringkali kita bersikap taken for grandted untuk segala sesuatu yang
dikemas dalam bungkus agama..lalu bagaimana kita bisa mendapatkan hikmah??

Malaikat adalah makhluk Tuhan yang dklaim paling patuh dalam segala
hal yang berkaitan dengan sabda Tuhan, tapi pada akhirnya toch
Malaikatpun mempertanyakan sabda Tuhan jika hal itu memang tidak
sesuaijika sabda tuhan saja bisa di pertanyakan apalagi titah
manusia...

Kalau soal flirting...h..kayaknya memang jadi bagian dari manusia
selam diri kita masih punya ego...Mba:) prinsipnya dalam Islam kan
asala tidak berlebih-lebihan segala apapun syah-syah saja ..iya
toch...;)) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Herni Sri Nurbayanti
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mbak Chae, 
 
 Saya sih ngeliatnya bukan sentimen pribadi, tapi mungkin ada kaitannya
 dng konstruksi sosial poligami. Konstruksi sosial kan memang sudah
 jadi satu kata/istilah yg keliatannya 'fancy', digunakan dimana2.
 Pokoknya kalau pake kata ini, keliatannya keren dan intelek deh gitu
 kira2 :P. Pokoknya jaman sekarang mah, apa-apa serba konstruksi
 sosial, mulai dari tipe ideal laki2 dan perempuan, rasa, hingga bau
 :-) Pada dasarnya, pengetahuan dan pemahaman kita kan kita pelajari
 dari interaksi kita dng lingkungan sekitar. Gak mungkin juga kan
 ujug-ujug nongol ke bumi langsung ngerti ini itu. Kita tanpa sadar
 belajar mengenal berbagai macam, tidak saja nama benda2 yg fisik tapi
 juga konsep2 yg sifatnya imaterial. 
 
 Contoh sederhana, satu ketika teman saya dan keluarganya berwisata
 bersama. Tiba-tiba tercium bau. Mulainya si orang tua yg rusuh-rusuh
 bilang, ih bau.. ih bau.. si anak diam saja. Rupanya dia tidak tau
 kalau sesuatu yg sedang lewat dan diciumnya dng hidung itu.. bau :-)
 hingga dia liat orang tuanya ribut2 bilang bau... bau.. Dia baru paham
 makna bau, dari orang tuanya :-) Proses yg sama (dlm skala yg lebih
 kompleks) juga berlaku utk yang lainnya. 
 
 Kalau dari cerita dan kesebelan mbak Chae thd AAC itu benar (bisa
 aja kan memang benar2 sentimen pribadi, hehehe), ya jangan2 ini usaha
 ke arah 'konstruksi sosial' poligami tadi. Bahwa poligami itu adalah
 sesuatu yg 'biasa' yg selayaknya diterima oleh perempuan, dan bahkan
 sah-sah saja (atau jangan2 dianjurkan?) kalau perempuan memaksa
 suaminya utk poligami. Apalagi poligami memang dibolehkan secara hukum
 agama maupun negara. 
 
 Kalau mbak Chae ribut2 soal cinta yg diposisikan sbg sesuatu yg
 giman gitu, saya pikir mungkin gak juga ya. Dulu saya juga
 berpikir demikian, melihat maraknya buku2, majalah, dll yg isinya soal
 cinta (dan seks) mulu. Tapi, jangan2 yg terjadi justru sebaliknya.
 Cinta itu sesuatu yg biasa-biasa saja. Poligami juga biasa-biasa saja.
 Flirting dan selingkuh level rendah (TTM, misalnya) sesuatu yg
 biasa-biasa saja... dan cilokonya sesuatu yg... fun. Menyenangkan.
 Candaan/gurauan. Ringan. Seringan makan chiki balls rasa keju (hehehe
 lagi kelaparan nunggu makan malam jadi ingetnya makanan jaman SD :P).
 
 Coba aja liat betapa masyarakat kita mengganggap flirting sbg sesuatu
 yg ringan, dan yg 'lucu', bagian dari ekspresi keseharian kita, dalam
 berinteraksi dan berkomunikasi. Dan ini terjadi di forum2 yg kecil,
 pribadi, hingga publik. Coba deh, mbak Chae inget-inget, sudah berapa
 kata-kata candaan/gurauan bernada godaan atau celetukan nakal yg mbak
 lontarkan hari ini? apalagi diiringi dng kerlingan atau senyuman nakal
 hihihihi..
 
 Atau mungkin, yg lebih tepat cara milihatnya spt ini: di satu sisi
 kita memposisikan cinta sbg sesuatu yg giman gitu, sumber
 inspirasi, sumber kekuatan serta sumber eksistensi atau apalah.
 Digemari lawan jenis kan bisa salah satu sumber eksistensi, tanpa
 sadar membuat diri kita merasa jadi lebih berharga (walaupun kalau
 ditanya biasanya menyangkal.. ah, biasa aja tuh punya fans :P). Gak
 mesti berarti si orang itu lantas selingkuh sih. Dia tetap bisa tidak
 selingkuh dng berbagai cara misalnya menyembunyikan sebagian atau
 seluruh informasi ttg dirinya, sok-sok gak ngeh (bisa jadi dia
 sebenarnya bisa merasakan perasaan lawan jenisnya, cuma rasa gak mau
 GRnya atau gak peduliannya lebih kenceng hehehe), atau tidak merasa
 perlu untuk memberitahukan statusnya bahwa dia sedang terikat dng
 orang lain, dll. 
 
 Namun di sisi lain, kita menganggap flirting sebagai bagian dari
 keseharian kita yg biasa aja, ringan dan lucu. Jadinya paduan antara
 keduanya, selain faktor lain spt ketentuan agama yg membolehkan serta
 ulama yg mayoritas relatif permisif thd hal ini (mungkin mereka
 menganjurkan monogami tapi toh tetap

[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-12 Terurut Topik Chae
Apa yang digambarkan oleh Mba Mia dan Mas Ari memang menjadi trend
dikalangan masyarakat kita. Dan yang seringkali saya dapati adalah cap
perempuan sholehah yang dikaitkan dengan berjilbab atau tidaknya
seorang perempuan lalu bagaimana dengan kriteria laki-laki sholeh??
adakah bernasib sama dengan yang namanya perempuan sholehah??


Tanpa ada angin dan hujan ( well...walau kenyataanya memang ada angin
dan hujan hampir tiap hari di bandung gitu loh!!!:) Ibu ku
telp ke kantor dan mulai bernyanyi dengan teriakan yang cukup menyamai
suara candilnya seriusss...

Ibuku menuduh ku sebagai Istri yang tidak berbakti pada suami, istri
yng suka menelantarkan suami dan ujung-ujungnya dicap sebagai istri
durhaka...kemudian di sambung dengan menakut-nakuti dengan
akibat-akibat yang akan di alami oleh seorang istri yang dicap
durhaka...dari mulai disakiti suami, diselingkuhi suami sampai
akhirnya di tinggal suami...

Untungnya dengan pengalaman menjadi anaknya selama berpuluhan tahun
ngerti banget untuk tidak melakukan interupsi kalau masih sayang
nyawa:P cukup berbekal ma'af dan mengerti semuanya berakhir dengan
selamat.

Bingung..bingung..7 keliling, akhirnya curhat sama mantan
pacar..hehehehe ketahuan juga akar permasalahanya...

Hari minggu pagi sebelumnya Ibu telp dan yang terima suamiku yang
dengan riangnya bercerita bahwa dia baru saja selesai belanja sayur
depan rumah, beres-beres rumah (cuci piring, nyapu dan ngepel)
kemudian mencuci baju dan sekarang lagi masak nasi sekalian bikin
sarapan...

lalu Ibuku pun bertanya..dimanakah gerangan putrinya tercinta...dan
sekali lagi dengan suara riang gembira mantan pacar ku mengatakan
bahwa istrinya tercinta sedang berada dialam mimpi dengan
damainya...habis sholat subuh langsung tidur lagi sampe
sekarang...ndak berani ganggu kasihan katanyabaru pulang main
kartu jam 3 pagi...:))

Mendengar itu semua Ibuku yang terkenal kelembutanya langsung berubah
dari seorang peri menjadi Mak lampir yang lagi ngalamin PMS...Cere

Akrinya suamikulah menjadi duta perdamaian, menghadapi Ibuku yang
sedang meradang..suamiku dgn lembut ngatakan bahwa dialah yang tahu
betul siapa Istrinya dan bagi dirinya sang istri masih memiliki nilai
9 ..huahuahuahua..:P dan jika ia bisa dan ingin melayani istrinya
apakah itu menjadikan istrinya menjadi seorang yang durhaka?? dan
bagaimana kalau posisinya dibalik..adakah itu menjadikan dia sebagai
seorang suami yang durhaka?? 

haiy!!! moment2 sepeti itulah yang membuatku jatuh cinta lagi pada
laki-laki yang sama untuk yang keseribu kalinya hauhauhauhaua:)) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Ari Condro [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kriteria lelaki sholeh :
 
 - berjanggut dan berkumis tipis
 - beristri 4 jika mampu
 - pendukung partai islam dan khilafah
 - istri berjilbab
 - bacaannya laa tahzan dan jihad sabilunaa
 - celana digulung
 - pakai ana, antum, wallahi, subhanallah dalam berkomunikasi
 - rajin memeluk lawan bicara dan mengelus janggut
 - dahi dihitamkan jika mampu
 - pakai kacamata lebih meyakinkan
 - tidak merokok
 - anaknya masuk tk islam
 
 
 
 
 Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network
 
 -Original Message-
 From: Chae [EMAIL PROTECTED]
 
 Date: Wed, 12 Mar 2008 04:27:02 
 To:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat
Cinta-curhat
 
 
 hauhauhauha bisa aja Mba Mia ini:))
  
  Sebenarnya muncul pertanyaan soal ACC ini gara-gara temen sekantor
  sempet berkomentar mengenai tokoh utama pria yang diklaimnya sebagai
  tokoh yang sempurna yang dilabeli olehnya sebagai LAKI-LAKI SHOLEH.
  
  Mendengar kata-kata sholeh..jadi muncul dech tanduk dan taring pada
  saat itu juga...dan langsung bertanya pada teman kantor tsb ..memang
  apa sich kriteria laki-laki sholeh...;)
  
  --- In wanita-muslimah@ mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com
yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Disinilah kekagumanku pada postingan mba Chae (selain orangnya yang 
   emang cantik...:-), nggak pernah berhenti tanya kenapa.
   
   Hal-hal yang patut ditiru (karena emang direkomendasikan para
ustaz), 
   ternyata nggak bisa di-take it for granted. Karena meniru memang 
   cara menyesuaikan diri yang paling cepat, tapi sekaligus juga 
   merupakan kelemahan terbesar yang menghalangi perkembangan psikologi 
   manusia.
   
   Karena ketika kita meniru nunut, kita lupa bertanya kenapa. Kenapa 
   hari gini pake acara kawin paksa...kenapa mesti memilikin suami 
   orang..kenapa...
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@
mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini
betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af 
   saja
kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan 
   yang
subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi
perasaan sebel hihihihihi

[wanita-muslimah] Re: Lepaskan Diri dari Cinta Dunia

2008-03-12 Terurut Topik Chae
Bagaimana cara Bung Rizal menilai seseorang dari shalatnya? Bung Rizal
tahukan kalau Imam Samudra itu salatnya rajin, amrozi jugajadi
bagaiamana cara kita menilai seseorang dari shalatnya??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya menilai orang dari shalatnya karena saya Islam bung...Itulah
yang selalu dialu-alukan Nabi saya. Bahkan menjelang meninggal beliau
masih mengingatkan umatnya untuk shalat. Saya berusaha meniru Nabi saya.
 
 Anda merasa ini aneh? Buat orang Islam yang Nabinya Muhammad bin
Abdullah saw. ini sangat sangat sangat wajar. Entah buat penganut
agama lain
 
 
 -Rizal-
 
 
 ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Rizal,
 
 
 
 Apakah anda menilai orang lain (teman) dari shalat atau tidak shalatnya 
 mereka? Kok aneh ya...
 
 
 

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. 
Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: [keluarga-sejahtera] Ayat-ayat Cinta-curhat

2008-03-11 Terurut Topik Chae
hauhauhauha bisa aja Mba Mia ini:))

Sebenarnya muncul pertanyaan soal ACC ini gara-gara temen sekantor
sempet berkomentar mengenai tokoh utama pria yang diklaimnya sebagai
tokoh yang sempurna yang dilabeli olehnya sebagai LAKI-LAKI SHOLEH.

Mendengar kata-kata sholeh..jadi muncul dech tanduk dan taring pada
saat itu juga...dan langsung bertanya pada teman kantor tsb ..memang
apa sich kriteria laki-laki sholeh...;)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Disinilah kekagumanku pada postingan mba Chae (selain orangnya yang 
 emang cantik...:-), nggak pernah berhenti tanya kenapa.
 
 Hal-hal yang patut ditiru (karena emang direkomendasikan para ustaz), 
 ternyata nggak bisa di-take it for granted.  Karena meniru memang 
 cara menyesuaikan diri yang paling cepat, tapi sekaligus juga 
 merupakan kelemahan terbesar yang menghalangi perkembangan psikologi 
 manusia.
 
 Karena ketika kita meniru nunut, kita lupa bertanya kenapa. Kenapa 
 hari gini pake acara kawin paksa...kenapa mesti memilikin suami 
 orang..kenapa...
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  hehehe...memang dari awalnya saya sudah bilang kalau opini saya ini
  betul-betul murni berasal dari rasa sentimen pribadi...jadi ma'af 
 saja
  kalau memang kurang berkenan, karena hanya berdasarkan pengamatan 
 yang
  subjective semata...hanya saja boleh dong berbagi perasaan..apalagi
  perasaan sebel hihihihihi;)
  
  Terlepas dari bagus tidak Film ACC, yang saya point of adalah reaksi
  orang-orang yang terlalu berlebihan dan memberikan suatu labelisasi
  agama dalam hal ini Islam sebagai Merk dagang dari film
  ACC..sampe-sampe Din Syamsudin mengumumkan bahwa dia nonton sampe 2
  kali dan Ustad Jefry ikut bersuarasemuanya terlihat seperti
  mewakili labelisasi Islam dalam Film ACC.
  
  Nah buat Mba Lina, bisa kasih info dan bocoranya dong kira-kira apa
  sich maksudnya sehingga ada labelisasi Islamiah dari film ACC???
  
  Kenapa saya berpendapat Maria itu egois, lemah dan tidak
  berprikeperempuan...karena maria hanya berpikir untuk kepentinganya
  sendiri, untuk cintanya sendiri sampe-sampe harus jatuh sakit segala
  pula padahal kasarnya ngapain juga musti mencinta-cinta suami
  orang...kayak ndak ada aki-laki lain aja...lagi pula kenapa harus 
 mau
  diperbudak oleh cintanya sendiri..bukanya kita manusia diberi 
 kekuatan
  /kelebihan untuk bisa melawan nasibnya sendiri. Prinsipnya mencintai
  suami orang sich syah2 saja tapi tidak boleh ada keinginan untuk
  memilikikalau ndak salah ini kasusnya sama dengan Nabi Daud yang
  ditegur karena menginginkan istri orang..
  
  Nah Fahrinya juga kok ndak punya pendirian, kaya siti nurbaya aja 
 pake
  dipaksa nikah...cowo era millenium tapi kok jiwanya kaya zaman 
 Firaun
  makan kodok huahuahuahua...;) Yang jelas si Fahri ini hanya bisa
  membodohi dirinya sendiri...atau dia termasuk dalam ikatan suami 
 takut
  istri..kalau begitu jangan dikasih judul AAC tapi SSTI aja..
  
  Coba menurut Mba Lina, apa alasan si Fahri ini menikahi si Maria
  selain karena disuruh bini??
  
  buat sosok Aisyah, saya cukup geleng2 kepala sambil mengelus
  dada...apa coba maksudnya nyuruh suaminya kawin lagi dan pake acara
  maksa pula...
  
  Buat yang sudah menonton Film dan membaca buku AAC, kira-kira bisa
  kasih jawabanya... 
 





[wanita-muslimah] Re: Perwalian anak hasil nikah sirri

2007-12-06 Terurut Topik Chae

Ide Mba Mia ini bagus juga untuk diterapkan kepada para calon istri
atau Ibu yang akan mengorbankan keberadaanya di ruang publik (sebagai
pencari nafkah). Hal ini perlu sebagai penyeimbang agar terjadi
balance power antara suami dan istri ke depanya terutama untuk
melindungi pihak istri..;)

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Ai, nikah sirri di Amerika hak perwalian sama saja dengan nikah 
 resmi, kecuali kalau ibu nggak capable, hak wali biasanya jatuh ke 
 ibunya. Di Indonesia dilihat dari surat wali adalah ibunya. Tapi kalo 
 bapak mo menggugat ya bisa juga dong, kenapa tidak?
 
 Kalo orang mau nikah siri mestinya pihak perempuan punya kekuatan 
 bargain, pesona yang lebih dari biasa, apalagi artis..Nah, jadi 
 sebaiknya diingetin kalo nikah siri itu pake cash basis, bukan 
 accrual basis..:-)  Artinya minta rumah duluan aja, deposito, dana 
 pensiun, asuransi, reksadana...dll  Jangan mau dikasih janji2 doang. 
 Lha, talaknya bisa cash basis, rumah  deposito kudu juga dong..jadi 
 nggak terjadi mismatch:-)
 
 Makanya kalo ada nikah siri anak dari isteri pertama biasanya ikutan 
 marah, soale gw aja blum dapat warisan, kok yang ini ngeduluin...gitu 
 kira2..:-)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
 aishayasmina2002@ wrote:
 
  Temans,
  Tadi nonton di tv, seorang artis - Ayu Azhari di tv yang sedang 
 mengurus hak perwalian anaknya karena sebelumnya dia nikah sirri. 
 Bukankah nikah sirri itu selain si anak tidak bisa mendapat warisan 
 dari ayahnya, bisa juga anak itu dibuat akta kelahirannya tapi yang 
 tercantum nama ibunya karena tidak ada surat nikah jika nikah sirri. 
 Artinya, kalau sudah tercantum nama ibunya di akta kelahiran 
 tersebut, otomatis ibunya yang berhak atas perwalian anaknya ya? Lalu 
 kenapa artis itu ke pengadilan ya?
  
  Ada yang mau mencerahkan, jika nikah sirri itu hak perwalian anak 
 ke siapa - ayah atau ibu jika ortu bercerai? 
  
  Eh satu lagi, nikah sirri itu kalau bercerai - si suami cukup 
 menyatakan saya talak anda!. Seperti yang dicontohkan Oma Irama 
 begitu? Bener-bener gak enak di perempuan dan enak di laki-laki kalau 
 nikah sirri itu ya..:(
  
  salam
  Aisha
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





Adakah INJIL/TAURAT? Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah]

2007-11-28 Terurut Topik Chae
Telah datang seorang wanita Yahudi kepada Rasul dengan menyatakan
bahwa dirinya berzina dan meminta untuk di hukum. Maka Nabi setelah
beberapa kali di paksa akhirnya melaksanakan hukum rajam terhadap
wanita tsb sesuai dengan apa yang ada di dalam Taurat ( silahkan cross
check dalam Sirah Nabi)

Untuk hadis sbb:

Imam Malik ra., Imam Asy-Syafi`i ra., Daud, At-Thabarani dan Abu Tsaur
dengan berlandaskan apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada
pelaku zina. Beliau memerintahkan kepada Unais untuk mendatangi wanita
itu dan menanyakannya,`Bila wanita itu mengakui perbuatannya, maka
rajamlah`.

Silahkan lihat reff dari Qur'an sendiri sbb:

Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku,
dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu,
dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu'jizat) dari
Rabbmu. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan ta'atlah kepadaku.
(QS. 3:50)

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih, bu, sudah menambahkan untuk saya. Boleh tolong
jelaskan, bagaimana tepatnya Rasul sendiri menjalankan hukum2 taurat
bagi kaum Yahudi yang tinggal di madinah itu? Tolong tuliskan riwayat
sirahnya, atau Hadisnya mungkin? Konteksnya pada tahun berapa
hijriyah? Karena hubungan Rasulullah dengan yahudi ini mengalami
perubahan terus menerus. Mulai dari perjanjian damai hingga mengusir
untuk selamanya semua yahudi dari Haramain.
 
 
 -Rizal-
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Untuk menambah informasi kepada Pak Rizal bahwa Rasul sendiri
 menjalankan hukum2 taurat bagi kaum Yahudi yang tinggal di madinah.
 Jika memang Qur'an menyatakan bahwa ada ayat2 taurat dan injil yang
 telah dirubah-rubah menjadi justifikasi bagi kita untuk menyimpulkan
 agar tidak mempercayai injil dan taurat lagi .lalu mengapa Rasul
 sendiri masih tetap menjalankan hukum taurat dan injil bagi para
 penganutnya.
 
 
 

 -
 Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-28 Terurut Topik Chae
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 
 Lina: Mestinya ada tanda kutip diantara kalimat TIDAK 
 MENGIMANAI...QUR'AN seharusnya pada kesimpulannya juga ada tanda 
 kutip diantara KITAB SUCI YANG DIYAKININYA.
 
 Jadi, gak mbingungi...

Chae: boleh..boleh..boleh...;)
 
 
 Betul, Musa as dengan kitab suci Taurat, Daud as dengan Zabur, dan 
 Isa as dengan Injil..lalu dengan orang2 jaman sekarang gak ada yang 
 percaya ama Tauratnya Musa as, Zaburnya Daud as dan Injilnya Isa as 
 karena orang2 jaman sekarang percaya dengan Kitab Perjanjian Lama 
 dan Kitab Perjanjian Baru. Kalo mereka emang percaya ama Tauratnya 
 Musa, Zaburnya Daud, dan Injilnya Isa as, mereka bisa disimpulkan 
 orang Islam.

Chae: kenapa dengan orang-orang sekarang??? benarkah tidak ada yang
mempercayai Tauratnya Musa as, Zaburnya Daud As dan Injilnya Isa as??

Kalau menurut saya Mba, justru masih banyak orang2 yang mempercayai
Tauratanya Musa as, Injilnya Isa as bahkan dari kalangan umat Islam
sendiri sampe-sampe ada mempraktekan hukum rajam bagi penzina di
sebagian kelompok umat Islam:)

Saya beri alasan mengapa saya berpendapat demikian...karena pertama
ada beberapa pernyataan didalam Qur'an tentang kebenaran dari Taurat
dan Injil serta perintah bagi umatnya masing-masing untuk melaksanakan
isi dari Taurat dan Injil sbb:

Dan bagaimana mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka
mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka
berpaling sesudah itu (dari putusan mu) dan mereka sungguh-sunguh
bukan orang yang beriman. (QS. 5:43)

Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan
Injil. (QS. 3:48)

Mungkin saja Mba Lina berpikir bahwa Taurat dan Injil sekarang sudah
tidak sama dengan yang dulu diterima Musa as dan Isa as tapi
sebenarnya kasus penukaran dan perubahan ayat2 tsb sudah terjadi pada
umat2 terdahulu sampai sekarang termasuk yang terjadi pada Qur'an itu
sendiri.

 Gitu aja deh. 
 
 wassalam,
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
  rakai_rizal@ wrote:
  
   Kasihan
   
   Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. 
 Jangan
  pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya:
   
   menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. 
 wafat)
  kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan
  kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan
  untuk MAG saja ya...
   
   Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah
  Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran.
   
   Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan
  menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu 
 adalah
  seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka 
 bukan
  Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita
  tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan.
   
   Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada
  kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga
  ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang
  indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan.
  Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling
  menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga 
 dan
  neraka. Bukan seandainya tidak ada agama.
   
   Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak
  akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, 
 tetapi
  melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri 
 ibu
  dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan 
 damai,
  harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya 
 pecah
  belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan 
 saling
  berkasih sayang.
   
   
   -Rizal-
   
   
   
   Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: --- In
  wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
wrote:
   
Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi 
 dan ahli
   hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka 
 semua
   Islam. 
   
   
   Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam
   padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan 
 kepada
   Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb:
   
   (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan 
 mengamalkan
   kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya 
 golongan
   tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut 
 ibu
   lho...tolong jawab.
   
   SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA 
 KAN;))
   ***88
   
Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah 
 kitab
   suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk 
 hadis
   Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril
   mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu

Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab
suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu)
termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong
jawab.

Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol
umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar
mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada
saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi
apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada
kitab yang diamalkanya??:)

Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah
bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa
klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki
pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah
Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;))

*
 Al Quran ini, kalau kita ubah walaupun satu huruf, itu sudah bukan
Al Quran namanya. Silakan rujuk kalimat ini pada semua ustadz, kyai,
syeikh, mufti dll.

Saya yakin Pak Rizal tidak sekedar asal ngomong saja, tentu keyakinan
bahwa merubah satu huruf saja itu sudah bukan Qur'an ada
dasar-dasarnya...betul tidak??!! bisa disebutkan dasar-dasarnya dari
pendapat Pak Rizal;))
*

 Oya, saya ingin lihat sertifikat kepemilikan Islam yang ibu
sebut-sebut itu. Dan kalau bukan saya yang memegang (memang saya tidak
pegang), apakah ibu pemegangnya? Kalau ibu pemegangnya tolong
perlihatkan pada kami di milis ini. Kalau bukan ibu pemegangnya,
berarti frasa: 
 
 Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan Islam
 berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa
 dibenarkan
 
 juga batal dengan sendirinya. :)  ada-ada saja.


Wah kenapa batal saya kan bukan pihak yang mengusik-usik penumpang
lain...justru karena saya merasa bukan pemegang sertifikat kepemilikan
Islam makanya saya tidak merasa jadi tuan rumah DENGAN ITU PULA SAYA
TIDAK BERANI MENGHAKIMI ORANG LAIN...kalau saya ke Pak Rizal sekedar
memberi tahu saja kalau sampean tidak punya hak mengusir orang lain
karena bukan pemilik rumah.

misalnya saja Pak Rizal ini mau merobek sebuah buku karena di anggap
tidak baik, lalu saya tanya ini buku punya Pak Rizal bukan?? dan Pak
Rizal bilang bukan...makanya saya kasih tahu bahwa merobek buku yang
bukan miliknya adalah TIDAK BENAR...bisa lihat bedanya:))

 
 Ibu kira dengan membela orang-orang yang beriman pada orang yang
mengaku nabi ini sebagian dari sikap kemanusiaan? Bukan bu. Justru itu
bukti keraguan anda sendiri terhadap agama yang anda anut (Islam
kan?). Jika anda ragu untuk mengatakan tersesat pada orang yang
mengaku dirinya nabi (setelah Rasulullah), berarti sebagian keyakinan
mereka ada pada anda. Dalam Islam, keyakinan harus bulat, tidak boleh
dicelahi oleh keraguan, baik syak, zhan, maupun waham.
 
 Lah, kok malah ribut soal ayat apa yang lain itu.mereka ini
sudah melakukan hal yang jauh lebih sesat daripada sekadar ayat
selipan. Mereka ini sudah mengakui adanya nabi setelah Rasulullah saw..
 
 Mengakui seorang nabi artinya beriman pada orang tersebut. Seluruh
pengikut MGA beriman kepada apa yang dikatakannya berasal dari Tuhan.
Artinya, ada wahyu baru, penambahan terhadap wahyu yang telah selesai
diturunkan pada Rasulullah saw. Apakah itu bukan penambahan pada Quran?
 
 Btw, tentang ayat yang lain itu, saya tunggu komentar Bung MAS.
Betul tidak, anda memakai kitab suci selain Quran atau kitab seperti
Quran Mushaf Utsmani tapi ada ayat-ayat yang lain dari Mushaf Utsmani?
 
 
 -Rizal-
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Jika Pak Mohamad Rizal bukan
yang pegang sertifikat kepemilikan Islam
 berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa
 dibenarkan;)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa  wrote:
  

 -
 Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-27 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli
hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua
Islam. 


Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam
padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb:

(Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan
kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan
tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu
lho...tolong jawab.

SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;))
***88

 Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab
suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis
Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril
mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman,
Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam
banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh
Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau
suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci
terdahulu dimansukh-kan.


Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah
adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan
anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar
dari pendapat anda ini??

Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb:

Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
Taurat dan Injil. (QS. 3:3)

Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab
taurat dan injil??

 
 Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan
jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam
keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran
tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah
Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja.
Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam.
Pendek, singkat, jelas.

Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum
kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak
mengenal yang namanya kitab suci Qur'an sebagaimana kita sekarang ini.
Lalu mengapa anda masih bingung dengan status orang2 yang tidak
mengimani Al-Qur'an ...apakah mereka Islam atau bukan??:))

Nah yang lebih penasaran buat saya...memangnya mirip2 Al-Qur'an itu
yang bagaimana ???
**

 Mudah kok dibuat susah.
 
 Soal ibu yang kedua itu makin menunjukkan tidak adanya keyakinan
terhadap kebenaran apapun dalam hati ibu. Hidup ibu selamanya akan
terombang-ambing, kosong, tiada arah pasti. Siapa yang mengajar ibu
sampai jadi begini? Ibu akan banyak mengalami kekecewaan dalam hidup.
Kasihan...

Chae: Bukankah berburuk sangka itu suatu kejelekan??;) 


 jawaban anda menunjukkan siapa anda

Chae: sepertinya saya setuju:)
--
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In
wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
  wrote:
 
  Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan kitab
 suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan tertentu)
 termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu lho...tolong
 jawab.
 
 Pak Rizal, menurut anda apakah Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as bukan gol
 umat Islam, bagaimana dengan Lukman ra yang menasehati anak2nya agar
 mereka tetap dalam keislamannya?? Walaupun kita ketahui bahwa pada
 saat itu Qur'an belum lah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. Jadi
 apakah benar indikator seseorang Islam atau bukan hanya mengacu kepada
 kitab yang diamalkanya??:)
 
 Kedua jika menurut Pak Rizal kita yang dimiliki oleh jema'ah Ahmadiyah
 bukan Qur'an tapi menurut jama'ah Ahmadiyah adalah Qur'an lalu siapa
 klaim yang benar dan siapa klaim yang salah?? Apa alasan yang dimilki
 pak Rizal untuk bisa menyatakan bahwa kitab yang ada pada jam'ah
 Ahmadiyah itu bukan Qur'an??;))
 
 *
 

 -
 Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji

2007-11-27 Terurut Topik Chae
Pak Kinantaka,

Kalau saran dari saya sebagaimana kita melihat contoh kasus dari Nabi
Ayub as maka Nazar pada prinsipnya harus di penuhi tapi tidak boleh
menimbulkan kejelekan jadi harus ada USAHA/IKHTIAR dari diri kita
untuk bisa melaksanakan Nazar yang mengandung kebaikan atau membawa
manfaat.Maka dari itu akali (kalau bahasa sunda na mah tarekahan)
nazar tsb agar bisa terpenuhi tapi membawa barokah. Untuk itu saya
pikir keluarga S lebih mengetahui...

Hanya saja tolong di ingatkan pada Ibunya S agar tidak menunggangi
Nazar dengan Nafsunya sendiri semuanya harus kembali kepada kesadaran
segala sesuatu Allah SWT jualah yang menentukan manusia hanya bisa
berencana dan berusaha.

Kalau memang sang Ayah kena demam berdarah, coba check ke dokter
apakah masa kritis sudah lewat?? biasanya penderita demam berdarah
akan mengalami periode  penurunan trombosit baru kemudian trombosit
akan kembali bergerak naik. Jika memang dokter menyatakan kondisinya
stabilbisa saja anak2 dan Istri bisa menunaikan ibadah haji dan si
Ayah di hajikan oleh orang lain karena dianggap dalam kondisi tidak
mampu. Yang penting harus ada jiwa ikhlas dan pasrah dalam menjalaninya. 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mbak Chae,
 
 Jadi kesimpulannya bagaimana? Apakah perkataan sang ibu bahwa dia dan
 seluruh keluarga tetap harus berangkat itu benar? Walaupun kondisi
Sang Ayah
 tetap demikian? Info yang saya dapat barusan, beliau terkena Demam
Berdarah.
 
 Kinantaka
 
 
 On 11/27/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Pak Kinantaka,
 
   Pertanyaannya:
  
   1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi
  berubah tetap
   wajib dilaksanakan?
 
  Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji
  tersebut karena melanggar janji adalah haram.
 
  
   2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar?
 
  Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar
  adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah Nabi ayub
  as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari
  sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah,
  kezalimana dll.
 
  Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul
  sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam
  waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus
  melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan
  kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada
  komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT
  memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput
  rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak
  menimbulkan mudharat.
 
  Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR
  TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN.
 
   3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar?
 
  HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:))
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  Kinantaka kinantaka@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum Wr. Wb.
  
  
  
   Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP
  URGENT
   yang harus segera diberikan jalan keluar.
  
  
  
   Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini
  diberangkatkan
   haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara
lain
   Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri.
  Berangakt haji
   sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu
  beberapa
   waktu yang lalu.
  
  
  
   Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal.
  Insya
   Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok.
  
  
  
   Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun
manusia yang
   bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26
November
   2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai
   sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana
  paniknya
   seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari
  untuk
   berangkat, tetapi Allah berkehendak lain.
  
  
  
   Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat
  walaupun
   kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka
  tidak ada
   satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan
  menurut teman
   saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan
  keberangkatan
   haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan,
  kalau bisa
   Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat
  paling buruk
   sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci.
  
  
  
   Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat
ini. Ingin
   hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa
  menahan
   keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat
seluruh
   keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi

Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-27 Terurut Topik Chae
Kita coba satu-satu membahas permasalahanya agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan salah dalam menyimpulkan baik untuk saya dan untuk
Pak Rizal juga...oce;))

Alasan saya mengapa saya point out tentang orang-orang yang di yakini
keislamanya walaupun mereka tidak mengimani kitab suci Al-Qur'an.
Nah dari bisa kah kita menyimpulkan bahwa Keislaman seseorang tidak
didasarkan pada kita suci yang diyakininya??

Karena Musa as adalah Islam dengan kitab suci Taurat, Daud as adalah
Islam dengan kitab suci Zaburnya dan Isa as adalah Islam dengan
Injilnya...lalu bagaimana dengan orang-orang zaman sekarang ini
bisakah mereka dikatakan Islam dengan kitab sucinya masing-masing???

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kasihan
 
 Konteks saat ini yang dimaksud adalah setelah turunnya Quran. Jangan
pura-pura gak tahu ahok, gak papa, saya perbaiki pertanyaannya:
 
 menurut ibu, di zaman ini (setelah Rasulullah Muhammad saw. wafat)
kemudian ada orang atau sekelompok orang mengimani dan mengamalkan
kitab selain Quran itu di dalam Islam atau di luar Islam? Ini bukan
untuk MAG saja ya...
 
 Ini termasuk jika ada orang mengimani adanya wahyu turun setelah
Rasulullah wafat. Itu sama artinya dengan menambah Al Quran.
 
 Ah, sudahlah, tidak usah dijawab...pertanyaan saya ini akan
menjebak ibu. Jika ibu katakan ya, mereka Islam itu jelas ibu adalah
seorang anggota jamaah nabi-nabi palsu. Kalau ibu jawab mereka bukan
Islam berarti ibu sudah melanggar pendapat ibu sendiri bahwa kita
tidak boleh menghukum seseorang karena kebenaran hanya milik Tuhan.
 
 Bu, jangan ikuti mereka, yang membuat ibu berpikir tidak ada
kebenaran sejati. Tidak ada yang benar, semua relatif saja sehingga
ibu bahkan tidak berani berpijak di mana-mana. Islam ini agama yang
indah. Mengajak pada keselamatan, saling selamat dan menyelamatkan.
Kasih sayang dan kedamaian itu bukannya didapat dengan saling
menyatukan agama-agama. Bukan. Bukan seandainya tidak ada surga dan
neraka. Bukan seandainya tidak ada agama.
 
 Carilah orang Tuhan. Kedamaian dan kasih sayang yang sejati tidak
akan ibu dapatkan melalui orang-orang yang ibu kenal sekarang, tetapi
melalui seorang Guru yang akan membimbing ibu untuk mengenal diri ibu
dan kemudian mengenal Tuhan. Kenalilah ALLAH, hidup kita akan damai,
harmonis, berkasih sayang. Jika manusia berebut dunia hasilnya pecah
belah antar sesama, jika manusia berebut Tuhan, aman damai dan saling
berkasih sayang.
 
 
 -Rizal-
 
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: --- In
wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
  wrote:
 
  Tuh kangak dijawab. Kita bukan bicara tentang Nabi-nabi dan ahli
 hikmah (Luqman) sebelum Nabi Muhammad saw. Sudah jelas mereka semua
 Islam. 
 
 
 Pak Rizal, jika mereka (nabi-nabi dan ahli hikmah) adalah Islam
 padahal mereka tidak mengimani kitab Qur'an yang diturunkan kepada
 Nabi Muhammad saw lalu bagaimana anda bisa mennyatakan sbb:
 
 (Rizal):Menurut ibu, orang yang membaca, mengimani dan mengamalkan
 kitab suci yang bukan Al Quran (secara umum, bukan hanya golongan
 tertentu) termasuk golongan umat Islam atau bukan? Ini menurut ibu
 lho...tolong jawab.
 
 SEHARUSNYA ANDA SUDAH BISA MENJAWAB PERTANYAAN ANDA SENDIRI..IYA KAN;))
 ***88
 
  Jelas salah satu indikator seseorang Islam atau bukan adalah kitab
 suci yang diimaninya (dalam hati, lisan, dan perbuatan). Rujuk hadis
 Muslim yang diriwayatkan oleh Sayidina Umar bahwa Malaikat Jibril
 mendatangi Rasulullah dan para Sahabat dan mengajarkan apa itu Iman,
 Islam dan Ihsan. Hadis ini masyhur dan sudah disyarah habis dalam
 banyak kitab, contoh: Aqidah Ahlussunah wal Jamaah karangan Syeikh
 Sirajuddin Abbas. Tiap rasul dan nabi memiliki kitab sucinya atau
 suhuf. Tetapi dengan turunnya Al Quran, semua syariat dalam kitab suci
 terdahulu dimansukh-kan.
 
 
 Chae: Anda sendiri yang mengatakan bahwa Nabi-nabi dan ahli Hikmah
 adalah Islam lalu bagaimana bisa hal tsb kontradiksi dengan pernyataan
 anda di atas. Nah soal dimansukh-Kan kita suci terdahulu adakah dasar
 dari pendapat anda ini??
 
 Karena menurut yang tertulis di dalam kitab suci Qur'an sbb:
 
 Dia menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
 membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan
 Taurat dan Injil. (QS. 3:3)
 
 Jadi berdasarkan apa bahwa setelah turun Qur'an adanya dimansukh kitab
 taurat dan injil??
 
  
  Oke, konteks pertanyaan saya itu jelas, masa kini. Ayo jawab dengan
 jelas pertanyaan saya. Menurut ibu, apakah seseorang itu tetap dalam
 keislamannya jika dia mengimani kitab suci yang mirip-mirip Al Quran
 tapi sudah diubah di sana-sini atau mengimani adanya wahyu setelah
 Quran? Soal ini berlaku umum, bukan untuk satu golongan saja.
 Jawabannya cuma tetap dalam Islam atau sudah keluar dari Islam.
 Pendek, singkat, jelas.
 
 Chae: hehehe..gini ya Pak, jika para Nabi dan ahli hikmah sebelum
 kedatangan Rasul anda katakan adalah Islam padahal mereka tidak

[wanita-muslimah] Re: Tanya: Nadzar Haji

2007-11-26 Terurut Topik Chae
Pak Kinantaka,

 Pertanyaannya:
 
 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi
berubah tetap
 wajib dilaksanakan?

Nazar adalah janji maka wajib hukumnya untuk melaksanakan janji
tersebut karena melanggar janji adalah haram.

 
 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar?

Sejauh yang saya tahu selama mampu melaksanakan maka hukum nazar
adalah wajib dilaksanakan tapi jika kita belajar dari kisah  Nabi ayub
as maka salah satu syarat terlaksananya nazar adalah terhindar dari
sifat-sifat yang mudharat seperti menimbulkan kejelekan, fitnah,
kezalimana dll.

Nabi Ayub as telah bernazar jika istrinya pulang akan dipukul
sebanayak 100 kali karena telah meninggalkan suami yang sakit dalam
waktu yang cukup lama. Maka ketika istrinya pulang, Nabi Ayub as harus
melakukan Nazar tersebut padahal istri beliau ini tidak melakukan
kesalahan semua terjadi karena adanya salah paham dan tidak ada
komunikasi yang baik di antara suami istri. Lalu Allah SWT
memerintahkan Nabi Ayub as untuk memukul istrinya dengan sejumput
rumput sebanyak 100 kali. Nazar tetap terlaksana tapi tidak
menimbulkan mudharat.

Jadi untuk Keluarga S, carilah CARA UNTUK MENGAKALI NAZAR AGAR NAZAR
TETAP TERLAKSANA TAPI TIDAK MENIMBULKAN KEMUDHARATAN.
 
 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar?

HANYA ALLAH SWT YANG TAHU:))
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 
 
 Teman-teman semua, ada pertanyaan yang sifatnya (menurut saya) TOP
URGENT
 yang harus segera diberikan jalan keluar.
 
 
 
 Teman sekantor saya, sebut saja namanya Mbak S, tahun ini
diberangkatkan
 haji atas biaya Ibu kandungnya sekeluarga. Yang berangakt antara lain
 Ayahnya, Ibunya, Adiknya, Kakaknya, Suaminya S dan S sendiri.
Berangakt haji
 sekeluarga berdasarkan nadzar yang pernah diucapkan oleh sang Ibu
beberapa
 waktu yang lalu.
 
 
 
 Rencana sudah tersusun dengan sangat rapi dan sesuai dengan jadwal.
Insya
 Alalh, akan berangkat pada tanggal 30 November 2007 besok.
 
 
 
 Nah, kuasa Allah memang di atas segalanya dan tiada satupun manusia yang
 bias mencegahnya. Tanpa diduga, kemarin pagi, Senin tanggal 26 November
 2007, tiba-tibah Ayahnya S jatuh sakit dan langsung masuk ICU sampai
 sekarang. Diagnosa dokter belum selesai. Bisa dibayangkan bagaimana
paniknya
 seluruh keluarga. Semua persiapan sudah OK dan tinggal menunggu hari
untuk
 berangkat, tetapi Allah berkehendak lain.
 
 
 
 Ironisnya, Sang Ibu tetap ngotot seluruh keluarga harus berangkat
walaupun
 kondisi Ayang sedang kritis. Jika tetap dipaksakan berangkat, maka
tidak ada
 satu saudarapun yang akan mendampingi sang ayah di RS. Bahkan
menurut teman
 saya si S, ibunya sampai berucap: Saya tidak akan batalkan
keberangkatan
 haji saya dan seluruh keluarga karena ini sudah nadzar. Bahkan,
kalau bisa
 Ayah juga harus tetap berangkat. Saya ridho walaupun berakibat
paling buruk
 sekalipun buat Ayah (meninggal) nanti di Tanah Suci.
 
 
 
 Teman saya S sangat sedih dengan kondisi keluarga mereka saat ini. Ingin
 hati membatalkan keberangkatan demi Sang Ayah, tetapi tidak kuasa
menahan
 keinginan Sang Ibu yang begitu besar. Keberangkatan haji buat seluruh
 keluarga ini merupakan yang pertama kali. Sebagai bahan referensi,
keluarga
 besar si S ini bersuku Padang.
 
 
 
 Pertanyaannya:
 
 1. Apakah nadzar Sang Ibu seperti di atas walaupun kondisi
berubah tetap
 wajib dilaksanakan?
 
 2. Hal-hal apa yang bisa membatalkan suatu nadzar?
 
 3. Apa resikonya jika tidak melaksanakan nadzar?
 
 
 
 
 
 Terima kasih atas sharing-nya, wassalam.
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-26 Terurut Topik Chae

Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan
Islam saja;)).

A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan
Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau
hanya dari sisi tarjamahanya saja?

Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?,
keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Satu lagi buat orang-orang yang beriman pada Mirza Ghulam Ahmad.
Kawan saya 4 tahun lebih bertetangga dengan beberapa orang pengikut
Mirza Ghulam Ahmad di Bandung. Cukup akrab, karena kawan saya bukan
orang yang suka berdebat (meskipun mereka awalnya berdakwah
habis-habisan tentang nabi mereka yang katanya bukan rasul itu).
Saking akrabnya, kawan saya pernah beberapa kali melihat Quran yang
mereka pakai. Kawan saya melihat dan membaca sendiri, ada beberapa
ayat yang berbeda dari Quran yang kami pakai (mushaf Utsmani). Artinya
memang anda sekalian pakai kitab yang bukan Quran. Lalu kenapa sih,
masih mengaku Islam? Kenapa tidak terus terang saja mengaku di luar Islam?
 
 keselamatan dan kesejahteraan bagi orang-orang beriman,
 
 -Rizal-
 
 
 
 ma_suryawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Bung Rizal,
 
 Coba kalau begini:
 
 Bahwa cendekiawan seperti Haekal, yang sangat mumpuni keilmuannya dan
 diakui di dunia Islam, di dalam bukunya tidak pernah menyatakan bahwa
 Khalifah Abu Bakr r.a. memerintahkan untuk memerangi gerakan
 Musailimah dan Banu Hanifah karena pendakwaan kenabiannya.
 
 Itu point yang saya angkat.
 
 Namun, banyak orang Islam merasa bahwa pendakwaan kenabian itu boleh
 diperangi dengan mengikuti seperti apa yang dilakukan oleh Khalifah
 Abu Bakr r.a.
 
 Jadi, dibandingkan dengan Haekal yang sangat mumpuni keilmuannya, yang
 dalam bukunya TIDAK PERNAH menyatakan bahwa Abu Bakr ra. memerangi
 Musailimah dkk karena pendakwaan kenabiannya, lalu mengapa orang-orang
 Islam itu (karena ajaran para kyai/mullah/ulama) kemudian cari alasan
 dengan mengatakan bahwa pendakwaan kenabian boleh diperangi dg fisik
 karena ada contohnya dari Abu Bakr ra?
 
 Berlindung dibalik sosok Abu Bakr r.a. untuk meligitimasi sikap dan
 pemaksaan atau kekerasan fisik kepada pendakwa kenabian serta
 pengikutnya adalah hal yang absurd dan merendahkan kemuliaan dan
 martabat Hz. Abu Bakr r.a. yang begitu setia, patuh dan taat kepada
 Rasulullah s.a.w. - yang mana Rasulullah s.a.w. sendiri tidak pernah
 memerangi dengan fisik para pendakwa kenabian.
 
 Salam,
 MAS
 
 
 

 -
 Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your
homepage.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-26 Terurut Topik Chae
Kalau Islam itu milik Tuhan, lalu apa hak Pak Rizal meminta jama'ah
Ahmadiyah untuk keluar dari islam?? walau dimata Pak Rizal mereka
salah tapi status pak Rizal dan mereka sama..sama-sama numpang doang;)

Jadi sesama penumpang jangan saling ganggu:))

Ibarat Tuhan itu pemilik rumah, kita semua ini cuman ikutan numpang
tinggal...walau kita yakin ada rambu2 dan aturan yang ditetapkan
pemilik Rumah tapi tetap jika ada penghuni lain yang kita duga sudah
melanggar aturan yang ditetapkan TETAP SAJA HAK MENGUSIR KELUAR DARI
RUMAH ADA DITANGAN PEMILIK RUMAH.

Nah sekarang pertanyaan saya selanjutnyaayat yang bagaimana yang
berbeda, bisa secara rinci dijelaskan??? 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Islam ini milik Tuhan, bu. Dan Tuhan sudah memberikan rambu-rambu
yang jelas, mana Islam mana bukan melalui Rasulullah saw. dan ulama
pewarisnya. Jelas kitabnya beda kok, kenapa mesti alergi? :)
 
 
 Berbeda pada AYAT.
 
 
 -Rizal-
 
 
 Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: 
 Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat kepemilikan
 Islam saja;)).
 
 A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai perbedaan
 Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya atau
 hanya dari sisi tarjamahanya saja?
 
 Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah ibadah?,
 keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll
 
 

 -
 Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail.
See how.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Quran-nya berbeda Re: [wanita-muslimah] Re: Nabi s.a.w. tidak pernah....

2007-11-26 Terurut Topik Chae
hauhauhauhau jujur aja kebiasaan main mata dan senyum sendiri jadi
kaya tanda baca saja..bolehkan;))

Sikap Pak Rizal tidak bisa dibenarkan karena SAYA DAPAT INFORMASI DARI
ADAN KALAU PAK RIZAL BUKAN PEMEGANG SERTIKAT KEPEMILIKAN ISLAM.
Jelas???;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gini aja deh, karena anda tampaknya yakin juga, setidaknya 'mengerti' 
 atas kondisi kejiwaan pengikut ahmadiyah, dan sikap anda dibenarkan --
  tentu oleh anda sendiri dengan apalah alasannya, terserah anda -- 
 mulai kapan sikap seseorang bisa anda nilai benar atau salah dalam 
 hal ini?
 
 dan jangan keseringan main mata atau senyum sendiri, percuma, oot 
 jadinya ...!
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jika Pak Mohamad Rizal bukan yang pegang sertifikat kepemilikan 
 Islam
  berarti sikap beliau terhadap para jama'ah ahamadiyah tidak bisa
  dibenarkan;)
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   Bu Chairunnisa Mahadewi,
   Dari pernyataan ibu, jelas bukan pak Mohamad Rizal yang pegang 
   sertifikat kepemilikan Islam (whatever that means). 
 Pertanyaannya, 
   siapa dong ya memegangnya?
   
   salam,
   satriyo
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   

Pak Mohammad Rizal ini kok seperti pemegang sertifikat 
 kepemilikan
Islam saja;)).

A/way saya sedikit penasaran dgn peryataan Bapa mengenai 
 perbedaan
Qur'an, apakah yang di maksud berbeda itu dari sisi ayat2nya 
 atau
hanya dari sisi tarjamahanya saja?

Dan kira-kira perbedaannya seperti apa? apa dalam masalah 
 ibadah?,
keyakinan, Tauhid, hukum, syariat?? dll

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
rakai_rizal@ wrote:






[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi masalah
pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...

saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama
padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang
harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru [EMAIL PROTECTED] wrote:

 He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
pahala... 
   Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal
maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..

   Persamaan Matematiknya

   Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai Korupsi

   Salam

   AB
   Note
   Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di WM ini.

   Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang
artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala.
Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya,
korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya
menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan
koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan
dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5
milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 
 
 Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air
minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi
label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 - Original Message - 
 From: rsa 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
 menjauhkan 
   kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
 soale 
   ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
   direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
   
   Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
 itu 
   belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
   
   Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
   dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
 itulah. 
   Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
   disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
 Duh, 
   dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
 utang. 
   Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
 jadi 
   nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
   
   Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
   termasuk tetangga2nya...hehehe..
   
   Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
 tapi 
   apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
 semua 
   orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
   
   Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
 kalo 
   itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
 lahiriah 
   yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
 seperti 
   di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
   batuk, ini ngagetin.
   
   Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
   psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
   mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
   
   Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
   pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
 jelas 
   lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
   kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
   agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
 itu 
   di garda terdepan).
   
   Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
 udah 
   di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
   sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
   
   Tapi orang Indonesia yang selalu siap

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang pada
zakat pertanian dan peternakan.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
 masalah
  pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
  
  saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk agama
  padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama yang
  harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan sebaliknya:))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
 wrote:
  
   He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
  pahala... 
 Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk amal
  maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..
  
 Persamaan Matematiknya
  
 Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - Nilai 
 Korupsi
  
 Salam
  
 AB
 Note
 Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol di 
 WM ini.
  
 Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
 Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang
  artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala.
  Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya,
  korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya
  menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan
  koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta 
 akan
  dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
  milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 
 1,5
  milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
 hahaha.. 
   
   Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
  korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air
  minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
 diberi
  label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
   
   Wasalam,
   chodjim
   
   - Original Message - 
   From: rsa 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
   
   ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
 coba 
   runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
   asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
   padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada 
 kata 
   yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
   
   satriyo
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
 revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas
bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an
terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa
hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
 
 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  Nabi 
 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
 jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
 bagaimana/spt apa?
 
 terima kasih
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir ulang 
 pada
  zakat pertanian dan peternakan.
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  
 Nabi 
   banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
   
   Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
 beriman 
   pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
   maksud ibu ini apa?
   
   terima kasih.
   
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh jadi 
   masalah
pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...

saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk 
 agama
padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi agama 
 yang
harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
 sebaliknya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru gsuus2004@ 
   wrote:

 He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka cara
pahala... 
   Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya untuk 
 amal
maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai korupsimu..

   Persamaan Matematiknya

   Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - 
 Nilai 
   Korupsi

   Salam

   AB
   Note
   Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak nongol 
 di 
   WM ini.

   Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
   Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala 
 yang
artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep 
 pahala.
Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. 
 Misalnya,
korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan 
 hanya
menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
 kesalahan
koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 
 juta 
   akan
dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala 
 sebesar 
   1,5
milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, 
   hahaha.. 
 
 Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus
korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga 
 air
minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus 
   diberi
label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran?
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 - Original Message - 
 From: rsa 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
 
 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi 
   coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu 
 apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah 
 ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya 
 ada 
   kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di 
   revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ 
 wrote:
 
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan denotasi..mengerti??:))

maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan sudah
keburu menjawab...

kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat
Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan
zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk
persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem zakat
yang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk inilah
yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini menurut
saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar argumentasinya.

Saua mau Islam yang manusiawi


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo! ;)
 jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. 
 dare to say 'i don;t know' ... 
 gitu aja ko repot...!
 
 ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini?
 
 saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini:
 [1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref 
 statement yang saya pertanyakan)
 [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang ini 
 ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...)
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas
  bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an
  terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa
  hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
   
   Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang isinya  
 Nabi 
   
   banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
   
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
   
   Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
 beriman 
   pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa jelaskan 
   maksud ibu ini apa?
   
   terima kasih.
   
   ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang ibu 
   jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam berubah 
   bagaimana/spt apa?
   
   terima kasih
   
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir 
 ulang 
   pada
zakat pertanian dan peternakan.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:

 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang 
 isinya  
   Nabi 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
   beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa 
 jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang 
 terhadap
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi...boleh 
 jadi 
 masalah
  pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...
  
  saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia untuk 
   agama
  padahal seharunya bukankah agama itu untuk manusia...jadi 
 agama 
   yang
  harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
   sebaliknya:))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Awan Biru 
 gsuus2004@ 
 wrote:
  
   He...he... Quote hebat hari ini.. terutama buat yang suka 
 cara
  pahala... 
 Korupsilah yang banyak dan sumbangkan seperempatnya 
 untuk 
   amal
  maka kamu akan dapat pahala 1.5 kali dari nilai 
 korupsimu..
  
 Persamaan Matematiknya
  
 Pahala Korupsi = ( Percentage * Nilai Korupsi ) * 10 - 
   Nilai 
 Korupsi
  
 Salam
  
 AB
 Note
 Sayang teman yang suka cari pahala sudah lama nggak 
 nongol 
   di 
 WM ini.
  
 Achmad Chodjim chodjim@ wrote:
 Ya, pahala berasal dari kosa kata 
 Sanskerta phala 
   yang
  artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep 
   pahala.
  Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. 
   Misalnya,
  korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan 
   hanya
  menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka 
   kesalahan
  koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
 250 
   juta 
 akan
  dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 
 2,5
  milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala 
   sebesar 
 1,5
  milyar; maka makin besar korupsi

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-21 Terurut Topik Chae
lagi nyatai kok sambil denger dear God nya anvenged bener2 ini lagu
bikin  saya zikir abis;))

Nah kalau memang menurut sampeyan tidak pas..coba diterangkan
bagaimana tidak pasnya?? 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 makanya jangan keburu-buru! emang lagi diuber apaan seehhh ...? 
 yang bilang sampeyan nyuapi saya beneran siapppeeehhh ...?! 
 hehehe ... dah keburu-buru, nyasa pullaahhh ... kcian.
 
 eniwei, tetep ajeh kagak kejawab tu pertanyaan saya. mending emang 
 sampeyan jawab 'tidak tahu' daripada jawab tapi gak pa ...
 padahal kalo pa kan enakkk tohh ... ma' nyo ...
 
 soal mau sampeyan (dan ini sama sekali bukan jawaban buat pertanyaan 
 saya) ... Islam yang manusiawi? wuiii ... jadi dari dulu itu para 
 ulama tidak ada yang menampilkan islam manusiawi ya? o **sambil 
 manggut2** 
 
 ya sudah, silakan sampeyan uber itu islam yang 'manusiawi' versi 
 sampeyan ... good luck!
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan 
 denotasi..mengerti??:))
  
  maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan 
 sudah
  keburu menjawab...
  
  kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat
  Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan 
 dan
  zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk
  persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem 
 zakat
  yang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk 
 inilah
  yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini 
 menurut
  saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar 
 argumentasinya.
  
  Saua mau Islam yang manusiawi
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:
  
   kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan 
 bo! ;)
   jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. 
   dare to say 'i don;t know' ... 
   gitu aja ko repot...!
   
   ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini?
   
   saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini:
   [1] mana hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref 
   statement yang saya pertanyakan)
   [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa? (buat yang 
 ini 
   ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ... tap ...)
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih 
 jelas
bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan 
 Qur'an
terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di 
 masa
hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di suapin terusss ahhh;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ wrote:

 saya ulang agar bisa menjawab pertanyaan saya:
 
 Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang 
 isinya  
   Nabi 
 
 banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang terhadap
 
  bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi lagi... ...?
 
 Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk Islam, 
   beriman 
 pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa 
 jelaskan 
 maksud ibu ini apa?
 
 terima kasih.
 
 ringkasnya, bu, 2 pertanyaan saya itu (tidak ada satupun yang 
 ibu 
 jawab) [1] mana hadis atau riwayatnya? [2] Ibu mau Islam 
 berubah 
 bagaimana/spt apa?
 
 terima kasih
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Misalnya saja soal persepuluhan dalam kita taurat di tafsir 
   ulang 
 pada
  zakat pertanian dan peternakan.
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa efikoe@ 
 wrote:
  
   Bisa ibu tunjukkan, persisnya riwayat/hadis mana yang 
   isinya  
 Nabi 
   banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang 
 terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi 
 lagi... ...?
   
   Ibu yakin agama (karena kita milis muslim yang memeluk 
 Islam, 
 beriman 
   pada Al-Quran dan Hadis) yaitu Islam harus diubah? Bisa 
   jelaskan 
   maksud ibu ini apa?
   
   terima kasih.
   
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Nabi banyak memberi contoh untuk melakukan tafsir ulang 
   terhadap
bentuk2 yang memang sudah tidak bisa membumi 
 lagi...boleh 
   jadi 
   masalah
pahala ini pun harus di revisi sesuai kebutuhan zaman...

saya lihat sekarang ini banyak orang berpikir manusia 
 untuk 
 agama
padahal seharunya bukankah agama itu untuk 
 manusia...jadi 
   agama 
 yang
harus dirubah untuk memenuhi kebutuhan manusia bukan 
 sebaliknya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com

[wanita-muslimah] Re: Hukum Persepuluhan dan Zakat

2007-11-21 Terurut Topik Chae

Mba Aisyah yang manis:)

Dalam masyarakat Yahudi ada sistem kependetaan yang terorganisir yang
mewakili sebuah pemerintahan...ini kalau salah tidak salah..

Persepuluhan di berikan oleh setiap orang yang sudah mampu kepada
organisasi kependetaan ini untuk di kelola. Pada awalnya berjalan baik
tapi kemudian terjadi penyimpangan ..yaitu korupsi besar-besaran di
kalangan pendeta bahkan sampai ada komersialisasi ( opo iki??;) agama..

Visi dan misi persepuluhan dan zakat adalah sama dimana dengan
pengelolaan yang benar akan menjadi berkah...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Membaca diskusi pak Satriyo dan mba Chae ini membuat saya tersenyum.
Pak Satriyo cobalah untuk tidak emosional dalam satu obrolan. Tanya
dulu baik-baik dan tidak dengan pikiran buruk. Jika masih belum
mengerti, tanya lagi saja. Komentar anda di bawah ini sih anda tidak
mengerti tapi dipenuhi dengan pikiran buruk terhadap orang lain..:)
 
 Yang saya tangkap dari pernyataan mba Chae ini adalah Nabi melakukan
tafsir ulang, contohnya hukum persepuluhan diganti zakat dalam Al
Quran. Bagi saya pribadi, saya bukan heboh lagi bertanya hadis atau
riwayatnya taoi cari ayatnya dulu. Cari sendiri tentang zakat ini, nah
yang begini ini yang namanya tidak disuapi. Jika ada satu pernyataan,
mikir dan cari materinya dulu, kalau mentok gak ngerti juga, baru
nanya lagi...:)
 
 Saya tidak tahu Hukum Persepuluhan, nebak2 aja, mba Chae - ini
maksudnya setiap harta harus dikeluarkan 10% atau seperpuluhnya? Jika
iya, tentunya memang ada perubahan dengan adanya zakat yang kata
dasarnya zakaa yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik dan bertambah
seperti firman Allah dalam At Taubah 103. Zakat akan membersihkan dan
menyucikan hati manusia supaya tidak mempunyai sifat yang tercela
terhadap harta, seperti rakus dan kikir.
 
 Dan kalau kita baca Al Anbiya 73, kita bisa mengetahui bahwa zakat,
ibadah yang menyangkut harta benda dan berfungsi sosial itu telah tua
umurnya dan telah dikenal dalam agama wahyu yang dibawa oleh nabi
terdahulu. Tapi kewajiban zakat ini bagi kaum muslim baru turun di
tahun kedua Hijriyah pada ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Kita
bisa melihat At Taubah 103, 34, 60, dll - ada 26 kata zakat yang
dihubungkan dengan shalat. Kewajiban zakat kemudian diperkuat oleh
sunah Nabu Muhammad saw, tentang nisab, jumlah, syarat, jenis, dan
bentuk pelaksanaannya.
 Nah sekarang, mungkin mba Chae bisa menjelaskan lebih lanjut tentang
hukum persepuluhan dan sehingga kita bisa lebih memahami, bagaimana
bentuk perubahannya ke zakat. Oh ya, judul thread yang di saat hujan
turun saya ganti, supaya lebih fokus saja ke masalah zakat dan hukum
persepuluhan.
 
 salam
 Aisha
 
 
 From : Satriyo
 makanya jangan keburu-buru! emang lagi diuber apaan seehhh ...? yang
bilang sampeyan nyuapi saya beneran siapppeeehhh ...?! hehehe ... dah
keburu-buru, nyasa pullaahhh ... kcian.
 
 eniwei, tetep ajeh kagak kejawab tu pertanyaan saya. mending emang
sampeyan jawab 'tidak tahu' daripada jawab tapi gak pa ...padahal
kalo pa kan enakkk tohh ... ma' nyo ...
 
 soal mau sampeyan (dan ini sama sekali bukan jawaban buat pertanyaan
saya) ... Islam yang manusiawi? wuiii ... jadi dari dulu itu para
ulama tidak ada yang menampilkan islam manusiawi ya? o **sambil
manggut2** 
 
 ya sudah, silakan sampeyan uber itu islam yang 'manusiawi' versi
sampeyan ... good luck!
 ---
 Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
 maksud disuapin disini bersifat konotasi bukan denotasi..mengerti??:))
 
 maunya sih jawab tidak tahu lebih gampang enggak repot tapi kan
sudah keburu menjawab...
 
 kembali kepermasalahan...dalam sirah Nabi atau anda sebut riwayat
Nabi. Hukum persepuluhan di ganti oleh sistem zakat. Persepuluhan dan
zakat mempunyai visi dan misi yang sama cuman beda bentuk, bentuk
persepuluhan sudah tidak membumi makanya di ganti dengan sistem
zakatyang lebih membumi dikalangan masyarakat arab. Perubahan bentuk
inilah yang saya namakan penafsiran ulang yang dilakukan Nabi...ini
menurut saya...jika menurut anda bukan...silahkan ajukan dasar
argumentasinya.
 
 Saua mau Islam yang manusiawi
 ---
  rsa efikoe@ wrote:
 kapan anda pernah nyuapin saya? please deh ... ini bukan arisan bo!
;) jika tidak bisa jawab, terus terang saja, bu. 
 dare to say 'i don;t know' ... gitu aja ko repot...!
 
 ada yang lain yang bisa banti chae yang lagi mentok ini?
 
 saya ulang pertanyaan saya buat chairunisa mahadewi ini: [1] mana
hadis atau riwayatnya? (mohon scroll up/back buat ref  statement yang
saya pertanyakan) [2] Ibu (=chae) mau Islam berubah bagaimana/spt apa?
(buat yang ini ya hanya si ibu chae satu ini yang bisa jawab ...
tap ...)
 -
  Chae chairunisa_mahadewi@ wrote:
 Silahkan dirunut riwayat Hidup Nabi Muhammad saw. Agar lebih jelas
bisa anda lihat bagaimana posisi Taurat, bagaimana pernyataan Qur'an
terhadap Taurat dan bagaimana implementasi taurat dan Qur'an di masa
hidup Rasul... ayooo dong jangan mau di

[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....

2007-11-20 Terurut Topik Chae
Rada pesimis juga dengan persepsi kita terhadap konteks dari durhaka
terhadap orang tua. Memang apa sih defenisi dari durhaka itu?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman...
 saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya.
 Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya 
 dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya 
 mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg 
 ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg 
 membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri 
 termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu 
 dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta 
 artinya hehehhe serakah nih saya :))
 Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri 
 tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya???
 
 Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan.
 Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan.
 
 wa salam
 kayung





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan 
 kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale 
 ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
 direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
 
 Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu 
 belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
 
 Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
 dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah.  
 Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
 disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  Duh, 
 dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang.  
 Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi 
 nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
 
 Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
 termasuk tetangga2nya...hehehe..
 
 Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi 
 apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, semua 
 orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
 
 Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo 
 itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah 
 yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti 
 di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
 batuk, ini ngagetin.
 
 Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
 psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
 mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
 
 Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
 pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi jelas 
 lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
 kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
 agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu 
 di garda terdepan).
 
 Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah 
 di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
 sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
 
 Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
 berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - 
 terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
 Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah 
 dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang 
 unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para 
 nabi palsu.
 
 salam
 Mia
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
  menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya 
 asli
  dari masyarakat kita.
  
  Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
 komunalnya
  dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
  individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
  tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
  menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
  terhadap situasi dan kondisi yang ada.
  
  Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
  seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.
  
  Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
  hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
  ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
 hanya
  mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan 
 semata.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan 
 itu, 
   apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya 
 lika-
   liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
   
   KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
   hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
   (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
   clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga 
 jadi 
   dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - 
 mendingan 
   ke musola donks..cari aman..
   
   Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
   arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya 
 kita 
   lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  
 ketimbang 
   menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah 
 karakter 
   dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan 
 jadi 
   ngleyer kemana-mana, atau kurang

[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..

Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...

Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar
dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..

Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
 
 mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
 
 Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
 kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
 Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
 wahyu malah bilang dapet wahyu. 
 
 Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa 
 nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
 
 (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
 gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
 Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong 
 ah..)
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ wrote:
 
  Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
 siapa 
  tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
  
  toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
 GAK 
  nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
  
  tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 
  spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
  Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya 
  Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya 
  Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
  
  wassalam,
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
  tidak 
   ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum 
  nabi 
   palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
  dapet 
   wahyu. Itu namanya berbohong.
   
   emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang 
  orang 
   yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang 
  ngaku 
   nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau 
   playing God...:-)
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@ wrote:
   
Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
  kita 
tidak boleh ngaku Nabi??;)) 

jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
mengatakan...]

Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh 
berlaku zalim??

he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.

wassalam,

-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
  urusan 
Gusti
 Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
 Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
   linadahlan@
 wrote:
 
  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
  mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
 diwahyukan 
kepada 
  saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, 
  dan 
orang 
  yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang 
  diturunkan 
  Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu 
orang-
  orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul 
  maut, 
sedang 
  para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
  berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas 
dengan 
  siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan 
   terhadap 
  Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
  menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
   
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  chairunisa_mahadewi@ wrote:
  
   
   ** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku 
Nabi??;))
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Penjelasan Pak Chojim sangat baik, maksud saya juga demikian bahwa
indikator kesuksesan seorang Nabi pada misinya hanya berdasarkan 'cara
kematianya amat sangat tidak relevan kalau bagi saya:)

Karena masalah cara kematianya pun menimbulkan persepsi yang
berbeda-beda..contohnya kematian nabi Isa as dan sudah seharusnya kita
saling menghormati dan berempati terhadap apa yang diyakini setiap
orang/umat.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Wa alaykumus salam wr. wb.,
 
 Salam hormat, Mas Suryawan. Dalam hal ini saya tidak menggunakan
standar kata nabi (yang bahasa Arab) itu. Yang saya gunakan ialah
sifat meski sebutannya bisa nabi, awatara (avatar), utusan, atau
rasul. Itu tidak menjadi masalah bagi saya. Guru Nanak secara faktual
telah membangun agama baru Sikh dengan kitab suci, tata cara
peribadatan, dan simbol-simbolnya sendiri.
 
 Meskipun Mirza Ali Muhammad dihukum mati, tapi pengembangan agama
Bahai itu dilanjutkan oleh Muhammad Husein Nuri, dan berkembanglah
agama Bahai sampai dewasa ini. Dari sinilah saya anggap bahwa dia
sukses. Banyak nabi yang tidak mati dibunuh oleh kaumnya, tapi hanya
tinggal namanya dan tidak ada pengikutnya yang tersisa di hari ini,
seperti Ilyas, Yunus, dan lain-lain.
 
 Matur kasuwun, atas koreksi tahun kelahiran Hazrat Mirza Ghulam Ahmad.
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: ma_suryawan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:53 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak
bersyarat
 
 
   Assalamu'alaikum,
 
   Pak Chodjim,
 
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
   sebagai zalim.
 
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
 
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.
 
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.
 
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
 
   Salam,
   MAS
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
   kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
   antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
   Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
   pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
   bersyarat


QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
   kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
   orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
   sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 


Recent Activity
a.. 17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site

quickly  easily

with Sitebuilder.

Yahoo! 360°
Start Sharing

Your place online

Blog  photos

Y! Messenger
Instant hello

Chat in real-time

with your friends.
. 


[Non-text portions of this message have been removed]
   
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Saya sich enggak anti dengan persoalan pahala tapi kadang ngenes
juga kalau seseorang yang di kena dokrin soal itung-itungan pahala
yang pada akhirnya malah menzalimi dirinya sendiri.

Banyak pihak yang memanipulasi masalah pahala ini, yang pada akhirnya
pahala tidak lebih sekedar shabu-shabu bagi sebagian besar orang
yang menginginkan kehidupan di alam mimpi.

kasus shabu2 pahala ini banyak di temukan dalam masalah poligami,
jihad, sorga, warisan dan banyak lagi...



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Lha itu udah dijawab! ...:-). Rumus umumnya begitu: Dahulukan yang 
 wajib drpd yang sunnah.
 
 Kecuali kalo sikonnya istri sampeyan ini bilang,ya udah mas, gak 
 apa-apa ditinggal aja kalo mas mau sholat jamaah di masjid. Saya 
 juga mau istirahat dulu. Mo minum teh manis hangat dulu! Nanti kalo 
 mas udah pulang ya diterusin lagi. Kan masih bisa ditunnggu kok!
 
 Insyaallah istri sampeyan dapet pahala sholat berjamaah nya juga 
 karena keikhlasannya,cuma gak tau berapa derajatnya he..he... 
 Mungkin juga bukan pahala istilahnya tapi 'hasanah' kata orang arab. 
 Kebaikan. Tapi tetep aja, ujung2nya kebaikan itu kan pahala.
 
 wassalam,
 Hayuu buat kebaikan sebanyak-banyaknya.
 
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ 
 wrote:
 
  Membantu istri kan wajib, dan sholat berjama'ah di mesjid itu 
 Sunnah. Jadi
  gimana, kalau menurut rumus mbak Lina, berarti saya harus membantu 
 beres2 di
  rumah kan?
  
  Apakah ada yg pernah berpendapat bahwa membantu istri itu hukumnya 
 Sunnah?
  
  Kinantaka
  
  
  
  On 11/7/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote:
  
 Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
 kebocorannya ?
   Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang
   urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI
   MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
 membutuhkan
   urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo itung2an
   derajat pahala.
  
   Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih penting
   memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz
   membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
 dahulukan
   yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
 yang
   membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
 pertolongan
   berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
  
   Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena
   seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq sedekah
   tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
 keperluan
   hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
 sana
   sini: termasuk hutang credit card ???
  
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Chae
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
 rumah
   atau
sholat wajib di mesjid?
   
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Lina Dahlan linadahlan@
wrote:

 Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
 wassalam,

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com,
   Tri Budi Lestyaningsih
 (Ning) ninghdw@ wrote:
 
 
  Pak Kinan,
  Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya
   sholat
 jamaah
  di Musholla dong.
 
  Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau
   keadaannya parah,
 menurut
  saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak
   Kinan,
  biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya,
   kepikiran
 rumah
  terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa
 Rasulullah
  menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
 sebelum
 sholat,
  supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
 Jadi
   hal-
 hal
  yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada
   saat
 sholat,
  ya dibereskan dulu.
 
  Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan
   bilang ke
  isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak,
   sementara
 pak
  Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an
   aja.
 Setelah
  pulang, diterusin lagi.
 
  Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
 saya
 juga suka
  senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
 udah
 begitu,
  ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
 akan
 sholat
  malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab 
 yang
 isinya
  kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau
   temani
 tidur.
  Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah,
   maka
 aku
  ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau
   bisa
 seperti
  beliau R.A

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Kalau sudah tahu makna katanya lalu apa?? bagaimana implementasi pada
kehidupan kita dari makna yg kita ketahui??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
 runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
 asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
 padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
 yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
  agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
 menjauhkan 
   kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
 soale 
   ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
   direkonsiliasi atau dikonsolidasi.
   
   Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
 itu 
   belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.
   
   Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
   dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
 itulah.  
   Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
   disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri.  
 Duh, 
   dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
 utang.  
   Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
 jadi 
   nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.
   
   Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
   termasuk tetangga2nya...hehehe..
   
   Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
 tapi 
   apa yang dihitung itu bisa beda2.  Dan kita juga komunal kok, 
 semua 
   orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.
   
   Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
 kalo 
   itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
 lahiriah 
   yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
 seperti 
   di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
   batuk, ini ngagetin.
   
   Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
   psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
   mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.
   
   Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
   pendapatan karena alamnya keras.  India alamnya ekstrim tapi 
 jelas 
   lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
   kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
   agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
 itu 
   di garda terdepan).
   
   Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
 udah 
   di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
   sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 
   
   Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
   berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -
  
   terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri.  
   Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
 (udah 
   dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
 yang 
   unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
 para 
   nabi palsu.
   
   salam
   Mia
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
 budaya 
   asli
dari masyarakat kita.

Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
   komunalnya
dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu 
 kan
tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan 
 tabung
menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana 
 balance
terhadap situasi dan kondisi yang ada.

Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah 
 jadi miring.

Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak 
 kita
ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang 
   hanya
mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-
 angan 
   semata.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:

 Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah 
 menyiratkan 
   itu, 
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa 
 artinya 
   lika-
 liku hubungan kita dengan

[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-15 Terurut Topik Chae
Berdasarkan apa Mba bisa mengambil kesimpulan bahwa wahyu sudah
berakhir sejak habisnya masa kenabian Nabi Muhammad saw??


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Gini mbak-e,
 Menurut saya wahyu itu dah gak turun lagi setelah Nabi SAW wafat. 
 Buat saya syariat AlQur'an itu sudah sempurna dengan wafatnya Nabi 
 Terakhir. Qur'an adalah wahyu terakhir. Jadi, gak perlu ada 
 pembuktian lagi ini wahyu ato bukan. 
 
 Yang ada cuma ilham-ilham, termasuk Ilham Dahlan ...:-). Saya yakin 
 orang sekelas Pak Chodjim juga dapet ilham dari Tuhan, buktinya pak 
 Chodjim bisa menulis banyak buku...:-). Alhamdulillah pak Chodjim 
 gak bilang dapet wahyu trus ngaku jadi nabi.
 
 Juga orang sekelas Einstein, Newton..mereka dapet ilham or apa deh 
 namanya, yang membuat mereka brilian dengan ilhamnya yang dituangkan 
 dalam rumus. Alhamdulillah mereka gak ngaku nabi. Terserah orang mo 
 bilang dia nabi, tapi saya salut sama mereka karena hal tsb tidak 
 membuat mereka sombong dan blenger ngaku nabi, trus nyari2 pengikut.
 
 Bagi orang ahmadi, mereka hanya bermain dengan kata-kata ttg 
 kata 'wahyu'. Coba aja deh ntar MAS juga cerita apa itu wahyu 
 menurut pengertian ahmadi. Tentu saja, menurut ahmadi AlQur'an bukan 
 wahyu terakhir dan Nabi SAW bukan nabi terakhir. Dengan keyakinan 
 spt itu mereka akan memelintir ALQur'and an Hadist untuk pembenaran 
 keyakinan tsb. 
 
 Di Indonesia ini, katanya, tempat paling subur. Subur untuk tumbuh 
 segala-galanya. Termasuk banyaknya ajaran sesat dan nabi palsu. 
 Untuk masalah aliran sesat, katanya yang tersubur adalah India. 
 Indonesia nomor dua dong ya? Maklumlah negara kere'...:-(.
  
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.
  
  mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.
  
  Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
  kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
  Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
  wahyu malah bilang dapet wahyu. 
  
  Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
 apa 
  nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?
  
  (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
  gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
  Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
 dong 
  ah..)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
  siapa 
   tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an 
   kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH 
  GAK 
   nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
   
   tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
 orang2 
   spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
   Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
 MGA,ya 
   Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
 [ya 
   Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
   
   wassalam,
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal 
   tidak 
ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan 
 menghukum 
   nabi 
palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya 
   dapet 
wahyu. Itu namanya berbohong.

emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
 menghukum/melarang 
   orang 
yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
 yang 
   ngaku 
nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
 mau 
playing God...:-)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@ wrote:

 Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an 
   kita 
 tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 jawab Allah:  lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
 lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
 mengatakan...]
 
 Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita 
 boleh 
 berlaku zalim??
 
 he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
 
 wassalam,
 
 -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
   urusan 
 Gusti
  Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
  Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@
  wrote:
  
   QS6:93
   Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang 
   mengadakan 
   kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah 
  diwahyukan 
 kepada 
   saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Chae
Bisa aja Mba Mia nich:))

Tapi yang kadang jadi pertanyaan saya...kok orang-orang kebanyakan
berpikir bisa-bisanya menyenangkan Gusti Allahemang bisa?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Apa bedanya dengan situasi yang Pak Kinan ceritakan, nggak banyak 
 beda kecuali yang pertama isteri menginginkan kerjainnya berdua, yang 
 bawah, maunya ngerjain sendiri. Yang pertama suami berat ke pahala 27 
 kali, yang bawah ini berat mikirin anak-anak rewel (di kasus NW, 
 hujan dan bocor juga nggak si..?)
 
 yang bikin beda ni..kalo Pak NW bilang ke isteri, mama aja deh yang 
 ke musola biar sesekali dapet pahala 27X ngadep Gusti Allah, biar 
 gantian aku yang urus anak2...:-))
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka kinantaka@ 
 wrote:
 
  Mbak Mia,
  Ada teman yang japri ke saya begini:
  
  On 11/7/07, NW wrote:
  
   Waalaikum salam Wr. Wb.
  
   Kalo saya kebalikannya Pak Kinantaka, istri saya malah 
 mengingatkan untuk
   sholat di mushollah, padahal kondisinya 2 anak saya lagi rewel 
 dan yang bayi
   nangis-nangis.
  
   Yang ini biar umi yang tanganin, panggilan Allah harus dijawab. 
 gitu
   katanya.
  
   Wasalam.
  
  
  Bagaimana, mbak?
  
  Kinantaka
  
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-14 Terurut Topik Chae
Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli
dari masyarakat kita.

Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya
dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
individu. Nah dimana-mana yang namanya bersifat ekstrim itu kan
tidak baik..makanya muncul sistem hitung berhitung pahala dan tabung
menabung pahala secara per indvidu untuk menciptakan suasana balance
terhadap situasi dan kondisi yang ada.

Sedangkan masyarakat kita ini pada dasarnya sudah bersifat
seimbang...dengan sistem itung berhitung pahala malah jadi miring.

Kalau saya pikir banyak sekali akbat yang tidak baik dari sistem
hitung-menghitung  pahala ini bermunculan...seperti yang banyak kita
ketahui begitu banyak di dalam masyarakat kita orang-orang yang hanya
mengejar keshalehan pribadiyang berujung hanya berangan-angan semata.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya mba Chae, dalam ceritanya kupikir pak Kinan sudah menyiratkan itu, 
 apa artinya 'pahala-dosa' buat kita jaman sekarang, apa artinya lika-
 liku hubungan kita dengan isteri tercinta yang lagi kerepotan.
 
 KEMANA kita mentransformasikan diri kita (i.e. mendapat pahala, 
 hablumminallah) vs DARIMANA kita mentransformasikan diri kita 
 (hubungan dengan isteri, hablumminan-nas). Walaupun nggak bisa di-
 clear-cut gitu juga sih, karena solat ke mesjid itu bisa juga jadi 
 dalih dari kerepotan menghadapi rumah bocor isteri ngomel - mendingan 
 ke musola donks..cari aman..
 
 Tapi jelas dari tutur ceritanya Pak Kinan mempertanyakan lagi apa 
 arti konsep pahala-dosa itu buat kita sekarang, yang keliatannya kita 
 lebih males mikir males berinisiatif, 'pahala oriented' -  ketimbang 
 menjalani proses ke arah itu - sehingga bukannya mengubah karakter 
 dan kehidupan kita, tapi cuman dapet itung2annya doang, bahkan jadi 
 ngleyer kemana-mana, atau kurang empatik terhadap kebutuhan pasangan 
 sendiri.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
  buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
  keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
  atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
  tidak beragama...
  
  Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
  pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.
  
  * lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
  tayangg;P
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi dan
 visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya apalagi
kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
Takdir hehehehe:))

Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang dibawa
oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
ini.  



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum,
 
 Pak Chodjim,
 
 Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
 hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau benar, 
 sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau menyatakan 
 sebagai zalim.
 
 Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
 kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak di 
 bunuh oleh kaumnya sendiri.
 
 Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
 dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
 pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
 Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali Allah.
 
 Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum di 
 Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak sukses.
 
 Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir tahun 
 1835, bukan tahun 1839.
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
 chodjim@ wrote:
 
  Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang spiritualitas. 
 Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah Allah 
 dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.
  
  Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang berhak 
 menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan ribu 
 nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses dalam 
 dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran bila 
 kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan saja. Di 
 antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah Guru 
 Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, didirikan 
 pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).
  
  Wasalam,
  chodjim
  
  
- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
 bersyarat
  
  
QS6:93
Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
kedustaan terhadap Allah atau yang berkata:Telah diwahyukan 
 kepada 
saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan 
 orang 
yang berkata:Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan 
Allah. Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-
orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, 
 sedang 
para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil 
berkata) :Keluarkanlah nyawamu. Di hari ini kamu dibalas dengan 
siksaan yang menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap 
Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu 
menyombongkan diri ayat-ayat-Nya. 
  
  
Recent Activity
  a..  17New Members
Visit Your Group 
Sitebuilder
Build a web site
  
quickly  easily
  
with Sitebuilder.
  
Yahoo! 360°
Start Sharing
  
Your place online
  
Blog  photos
  
Y! Messenger
Instant hello
  
Chat in real-time
  
with your friends.
. 
 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
Pak Suryawan,

Indicator yang Bapa sampaikan sepertinya masih bersifat sangat
relatif, misalnya saja mengapa dikatakan dikalahkan jika mati di
tangan musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, bagaimana jika mati
di tangan musuh bukan dari kaumnya sendiri seperti Nabi Yahya??
bagaimana janji perlindungan Allah kepada para Nabi/Rasulnya?? apakah
hanya berlaku untuk perlindungan dari kejahatan kaumnya sendiri?
bagaimana dengan kejahatan di luar kaumnya?

Soal kematian Yesus ini ada beberapa tafsiran, artinya ada juga
sebagian pihak memang menyakini kematian Yesus atau Nabi Isa as di
tiang salib bahkan ada sebagian juga tidak mempercayai kematian Beliau
dan menyakini bahwa Beliau masih hidup sampai sekarang di suatu tempat.

Terlepas dari itu semua saya pikir amat tidak relevan untuk membuat
suatu indicator kesuksesan seorang Nabi dari bagaimana cara
kematiannya apalagi kita lihat bagaimana acara para Nabi yang
diperkirakan di bunuh justru banyak mempengaruhi perkembangan
peradaban manusia.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maksudnya begini, nabi/rasul yang haq adalah repsresentasi dari One 
 True God (Allah Ta'ala). Jika nabi/rasul mati di tangan musuh-
 musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri, maka One True God telah 
 dikalahkan.
 
 Padahal, Allah Ta'ala yang Maha Perkasa selalu dan senantiasa 
 memenuhi janji-Nya untuk melindungi nabi/rasul-Nya.
 
 Jadi, satu kriteria yang terpenting adalah nabi/rasul Allah yang haq 
 tidak pernah dikalahkan atau dibunuh oleh musuh-musuhnya, sebab Allah 
 Ta'ala ada dan selalu membela mereka.
 
 Demikian pula dengan Yesus alias Nabi Isa as., beliau tidak 
 dikalahkan oleh musuh-musuhnya yang berasal dari kaumnya sendiri 
 sebab ia tidak mati di atas salib. Beliau as. tetap hidup dan 
 meneruskan tugas kenabiannya kepada Bani Israil sampai beliau wafat 
 dengan wajar (artinya, tidak dibunuh oleh musuh/penentangnya).
 
 Salam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
 dan
   visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
 apalagi
  kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
  Takdir hehehehe:))
  
  Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
  diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
  Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
  bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
 dibawa
  oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
  ini.  
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
  ma_suryawan@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum,
   
   Pak Chodjim,
   
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
 benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
 menyatakan 
   sebagai zalim.
   
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
 di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
   
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
 Allah.
   
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
 di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
 sukses.
   
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
 tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
   
   Salam,
   MAS
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ayat yang Mbak Lina cuplik itu adalah ayat tentang 
 spiritualitas. 
   Jadi, seseorang itu bohong atau tidak terhadap Allah, hanyalah 
 Allah 
   dan malaikat utusan-Nya yang mengetahui.

Lantaran hanya Allah yang mengetahui, maka Dia semata yang 
 berhak 
   menghukum atau menyatakan kezaliman terhadap pelakunya. Ratusan 
 ribu 
   nabi dan rasul telah diutus. Kebanyakan nabi tidaklah sukses 
 dalam 
   dakwahnya, dan bahkan dibunuh oleh kaumnya. Maka, tidaklah heran 
 bila 
   kehadiran nabi yang diketahui orang dan sukses hanya puluhan 
 saja. Di 
   antara yang mengaku nabi dan sukses pasca Nabi Muhammad ialah 
 Guru 
   Nanak (1469-1539,Agama Sikh), Mirza Ali Muhammad (Baha'i, 
 didirikan 
   pada 1844), dan MGA (1839 - 1908, Ahmadiyah).

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, November 07, 2007 4:05 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
   bersyarat


  QS6:93
  Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang mengadakan 
  kedustaan terhadap Allah atau yang

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-13 Terurut Topik Chae
Setuju Mba Mia, dengan pemikiran bahwa sebenarnya para Nabi itu bukan
orang-orang yang berdiam di menara gading, justru sekarang inilah para
umatnya yang seringkali salah kaprah menempatkan mereka sebagai sosok
penghuni menara gading.padahal jelas-jelas para Nabi dan Rasul itu
manusia-manusia yang membumi...dan itulah menurut saya salah satu
kuncu sukses mereka membumi..:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo baca The Great Transformation nya Karen Armstrong, rata-rata 
 nabi di jaman axial (3000SM-Muhammad), itu berkutat dengan kekerasan, 
 karena memang tugas para nabi menyebarkan perdamaian dalam kekerasan, 
 dan mau nggak mau terlibat dalam kekerasan -  dan bahwa kekerasan itu 
 kadang inheren dalam ajaran agama karena fitrah manusia sendiri yang 
 melibatkan kekerasan.  Para nabi bukanlah ustaz yang nongkrong di 
 menara gading.  Jadi kalau mereka terbunuh atau diancam bunuh, ya itu 
 memang kejadiannya, sekalipun kepada para nabi yang mengajarkan 
 ahimsa.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  seberapa sukses seorang Nabi dalam menunaikan dan menyebarkan misi 
 dan
   visinya, saya kira tidak bisa di ukur dari cara kematianya 
 apalagi
  kalau kita percaya bahwa cara kematian seseorang adalah suratan
  Takdir hehehehe:))
  
  Seperti misalnya Nabi Isa as, walaupun cara kematian beliau ini
  diperdebatkan tapi jelas bahwa kaum nya sendiri berniat membunuh
  Beliau begitu juga dengan kasus Nabi Ibrahim. Walaupun demikian kita
  bisa merasakan betapa besar pengaruh dan meresapnya ajaran yang 
 dibawa
  oleh kedua Nabi tsb dalam perkembangan kehidupan manusia sampai saat
  ini.  
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan
  ma_suryawan@ wrote:
  
   Assalamu'alaikum,
   
   Pak Chodjim,
   
   Memang benar, barangsiapa yang mengaku mendapat wahyu dari Allah, 
   hanya Allah saja yang mengetahui apakah klaim itu dusta atau 
 benar, 
   sehingga hanya Allah saja yang berhak memberi hukuman atau 
 menyatakan 
   sebagai zalim.
   
   Mengenai ukuran sukses tidaknya nabi, saya percaya salah satu 
   kriterianya adalah bahwa nabi yang sukses adalah nabi yang tidak 
 di 
   bunuh oleh kaumnya sendiri.
   
   Mengenai Guru Baba Nanak, rasanya beliau tidak pernah mendakwakan 
   dirinya sebagai nabi. Oleh sebab itu beliau bukan nabi, dan para 
   pengikutnya (kaum Sikh) juga tidak menganggapnya sebagai nabi. 
   Menurut Ahmadiya, beliau adalah beragama Islam dan seorang wali 
 Allah.
   
   Mengenai Mirza Ali Muhammad (Bahai), ia dihukum mati di muka umum 
 di 
   Persia pada tahun 1850 dalam usia 31 tahun. Artinya, ia tidak 
 sukses.
   
   Mengenai Mirza Ghulam Ahmad, ada koreksi sedikit, beliau lahir 
 tahun 
   1835, bukan tahun 1839.
   
   Salam,
   MAS
  





[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-07 Terurut Topik Chae
Gimana enggak jengah dong Jeng:) wong dulunya sistem pahala ini kan
buat masyarakat tingkat pedagang zaman kuda ngegel besi...apa masih
keukeuh wae mau dilestarikan terus menerus??? walah kapan bisa maju
atuh masyarakat beragama teh..pantesan kalah sama masyarakat yang
tidak beragama...

Banyak sekali orang yang jadi keblinger gara-gara masalah
pahala...niat mendapat pahala malah menzalimi orang lain.

* lagi bete nunggu avatar sesion 3 DOBS hiks..hiks..kapan kau
tayangg;P



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Gak usah jengah. Cuex aja...:-)) Soale didunia ini type orang itu 
 banyak banget. Ada yang demen itung2an pahala nyang segala untung 
 rugi diitung (Type pedagang). Karena Ar-rahman dan Ar-rahim Tuhan, 
 makanya diberi juga reward model itung2an pahala...:-) Barangkali 
 juga karena di Arab sono dulunya begini typenya. Wajar aja kan ? Gak 
 ada orang nyang mo rugi.
 
 Mo model laen pan juga ada...enak tenan toh?
 
 Coba sampeyan bayangin kalo reward itu cuma satu model? Orang type 
 pedagang itu pasti akan komplen sama spt sampeyan komplen.
 
 Subhanallah...Alhamdulillah wa syukrillah. (boleh dong ngarab dikit)
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Insya Allah, Pak Kinan sepertinya sudah mengetahui 
 jawabanya...cuman
  saja saya termasuk orang aneh kali yeee ...;P yang kadang jengah 
 kalau
  banyak juga umat beragama yang sering melakukan ibadah dengan
  itung-itungan pahala...:))
  
  Seringkali saya dibuat heran dengan alasan untuk nambah pahala...
  yang muncul dalam pemikiran saya yang cekak ini...kira-kira..
  
  emang pahala buat apa sich...???
  
  apa pengaruh pahala buat diri kita?
  
   buat apa sih pahala pake dikumpulin segala, kalau point reward 
 sich
  enak bisa di tukar hadiah...terus kalau pahala mau diapa'in...???
  
  Jangan2 pahala kita sudah banyak yang expire karena cuman sering
  dijadikan koleksi doang:))
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Tanya pak Kinan karena dia yang ngalami. Separah apa 
 kebocorannya ? 
   Apa diperlukan perbaikan/perhatian sesegera mungkin ? Kalo emang 
   urgent banget ini menjadi lebih wajib ketimbang shola wajib DI 
   MASJID karena mendahulukan memberikan bantuan kpd yang 
 membutuhkan 
   urgent itu mendapatkan pahala 100 derajat...:-)) Kalo mo 
 itung2an 
   derajat pahala.
   
   Saya pernah tanya juga ama seorang ustadz mana yang lebih 
 penting 
   memberikan infaq sedekah atau membayar hutang? Kata si ustadz 
   membayar hutang itu wajib, infaq sedekah itu sunnah. Jadi, 
 dahulukan 
   yang wajib dari yang sunnah kecualididepan mata ada orang 
 yang 
   membutuhkan infaq sedekah kita dan kalo tidak di kasih 
 pertolongan 
   berupa uang utk makan ato berobat orang tsb akan mate'.
   
   Sebetulnya pertanyaan saya ke ustadz itu merujuk kepada fenomena 
   seseorang (ato misalkan kita) yang rajin membagikan infaq 
 sedekah 
   tapi rajin pula meminjam uang kesana kemari untuk menutupi 
 keperluan 
   hidupnya sehari-hari karena orang tsb (or kita) terlibat hutang 
 sana 
   sini: termasuk hutang  credit card ???
   
   wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di 
 rumah 
   atau
sholat wajib di mesjid?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@
wrote:

 Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi 
 Lestyaningsih 
 (Ning) ninghdw@ wrote:
 
  
  Pak Kinan,
  Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya 
   sholat 
 jamaah
  di Musholla dong.
  
  Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau 
   keadaannya parah, 
 menurut
  saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak 
   Kinan,
  biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, 
   kepikiran 
 rumah
  terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
 Rasulullah
  menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu 
 sebelum 
 sholat,
  supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. 
 Jadi 
   hal-
 hal
  yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada 
   saat 
 sholat,
  ya dibereskan dulu.
  
  Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan 
   bilang ke
  isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, 
   sementara 
 pak
  Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an 
   aja. 
 Setelah
  pulang, diterusin lagi.
  
  Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami 
 saya 
 juga suka
  senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau 
 udah 
 begitu,
  ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat 
 akan 
 sholat
  malam

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-07 Terurut Topik Chae
 
 Lina: sepaham. Tapi gimana cinta manusia kepada Allah yang satu arah 
 juga? Itu dia cinta Rabiah kepada Tuhannya?

Cinta manusia tidak ada yang satu arah, dia mencintai Allah dengan
harapan bahwa diapun dicintai-Nya...karena manusia hanya mampu
mencintai kalau dia bisa merasakan cinta-Nya. Singkatnya mahkluk tidak
akan mampu mencintai tanpa cinta-Nya
 

 Lina: Setelah berpikir keras, akhirnya sayapun menyetujui hal ini 
 karena kita mencintai seseorang dengan berharap orang tsb mencintai 
 kita pula. Berarti bersyarat. Kalo gak bersyaratgak ada 
 gregetnya hidup ini.

Enggak salah kan kalau memperjuangan poliandri setelah merasakan
gregetnya punya selingkuhan model Mr.Z yang cakep abis huaauhauhauhau;P
 

 Lina: gak ada salahnya untuk orang selevel kita-kita ini. Tapi orang 
 selevel Rabiah ini (saya gak tau dia ada dibawah ato diatas level 
 rata2...he..he)..ya lain lagi harapannya.

pada dasarnya semua ADA MAUNYA...JADI APAPUN BENTUKNYA ...SALING
MEMAHAMI SAJA NDAK MELARANG-LARANG...:)) mau mengharapkan surga
monggo, rezeki, jodoh, ridho.silahkan saja.



[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-06 Terurut Topik Chae
sekarang mana yang lebih wajib hukumnya...membantu istri di rumah atau
sholat wajib di mesjid?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Dahulukan yang wajib dari yang sunnah. Beres deh.
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
 (Ning) ninghdw@ wrote:
 
  
  Pak Kinan,
  Menurut saya, kalau isteri lagi eM, ya pak Kinan sebaiknya sholat 
 jamaah
  di Musholla dong.
  
  Tapi, memang harus lihat suasana juga. Kalau keadaannya parah, 
 menurut
  saya sih bantuin dulu isteri beres-beres. Karena nanti pak Kinan,
  biarpun berjamaah, tapi jadi tidak khusyu' sholatnya, kepikiran 
 rumah
  terus. Seperti yang mbak Mei ceritakan di email lain bahwa 
 Rasulullah
  menyuruh untuk menambatkan unta kita terlebih dahulu sebelum 
 sholat,
  supaya sholatnya khusyu', tidak kepikiran untanya terus. Jadi hal-
 hal
  yang bisa membuat hati kita tidak tenang, tidak fokus pada saat 
 sholat,
  ya dibereskan dulu.
  
  Tapi kalau bisa ditinggal, ya tinggal aja dulu. Pak Kinan bilang ke
  isterinya untuk istirahat dulu beres-beresnya sejenak, sementara 
 pak
  Kinan sholat jamaah di masjid, paling lama kan 15 menit-an aja. 
 Setelah
  pulang, diterusin lagi.
  
  Kalau isterinya ngomel, ya dikasih senyum aja, Pak. Suami saya 
 juga suka
  senyum aja, kalau saya ngomel. Saya jadi malu hati kalau udah 
 begitu,
  ingat cerita Rasulullah saat minta ijin pada Aisyah saat akan 
 sholat
  malam (jadi tidak menemani Aisyah tidur), Aisyah menjawab yang 
 isinya
  kira-kira begini:Sebenarnya aku ingin dan senang engkau temani 
 tidur.
  Tetapi engkau akan melakukan yang lebih disukai oleh Allah, maka 
 aku
  ridho engkau tinggalkan. Waah... Isteri teladan kan kalau bisa 
 seperti
  beliau R.A.
  
  Wallahua'lam bishowab.
  Wassalaam,
  -Ning
  
  
  
  
  
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Kinantaka
  Sent: Saturday, November 03, 2007 10:41 AM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
  Mbak Ning,
  
  Kalau istri sedang -eM- bagaimana? Tetap dengan sangat terpaksa 
 sholat
  sendirian, kan?
  
  Kinantaka
  
  
  On 11/2/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) ninghdw@ wrote:
  
  
   Yang bener, gini, pak Kinan... Bantuin dulu isteri beres-beres 
 kamar.
   Setelah semua beres, pak Kinan ajak isteri sholat berjamaah. 
 Jadi 
   dua-duanya dapet kan ? Dapat pahala bantuin isteri, dan pahala 
 sholat 
   jamaah..
  
   Yang saya fahami, bila di rumah ada yang di-imam-I, lelaki tidak 
 harus
  
   sholat di masjid (musholla). Tapi kalau di rumah ngga ada yang 
   diimam-I, ya musti ke masjid atuh...
  
   Wass,
   -Ning
  
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   [mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.
   com]
   On Behalf Of Chae
   Sent: Friday, November 02, 2007 3:57 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
  
   yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya 
 berpahala 
   lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
   Kinantaka kinantaka@ wrote:
   
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
   
Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
 bledek 
silih berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras,
  
kamar
   anak
saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian
   saya dan
istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
 kebasahan.
   
Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
musholla sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres 
 kamar, 
segera ambil air wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat 
 ke 
musholla. Istri saya
menyeletuk: Mau ke mana, mas?
   
Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya
  kembali.
Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
   musholla,
jawab saya.
Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
 kamar 
bocor begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
   
Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
 musholla
   untuk
mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak
   yang bocor.
   
Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir
  selesai.
Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
   anak. Saya
memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
   
Apakah saya salah?
   
Kinantaka
   
   
[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-06 Terurut Topik Chae
huahuahuahuahuasenangnya bisa ketawa2 sendiri depan komputer walau
pun konsekwensinya di cap orang gila..:))

Mba Lina,

Kalau Gusti Allah cuek sih memang kudunya karena Gusti Allah ndak
bergantung pada Makhluk-Nya artinya hubungan hanya satu
arah...makhluk-Nya yang bergantung kepada-Nya tapi tidak sebaliknya...

Makanya saya tekankan bahwa tidak ada yang namanya cinta tak bersyarat
pada kehidupan Makhluk-Nya karena pada kenyataanya setiap makhluk-Nya
memiliki ketergantungan... 

Mba, memang apa salahnya jika kita mengharapkan surga dan memohon
untuk dihindari dari neraka??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 ha..ha..jadi bener dong ya beda antara unconditional love dan cuex 
 itu tipisss banget banget.
 
 Saya dicaci sebagai orang cuex (ama orang2 deket), bahkan ama 
 suami..he..he dibilang kelewat cool (cuex maksute). Jadi saya bisa 
 beralasan ini karena saya mencintai suami tanpa syarat...ha..ha...
 
 Soal Rabiah Al-Adawiyah, menurut saya sih bukan cintanya kepada 
 Tuhan bersyarat karena dia memohon (berdoa). Lah apa Rabiah gak usah 
 berdoa utk menunjukkan cinta tak bersyaratnya kepada Tuhan?
 
 Sayang si Rabiahnya gak ikut 'ngenet' di  milis ini sih ya? Tapi 
 setidaknya kita hanya menilai belio dari puisinya itu, lebih sempit 
 lagi dari cuplikan puisinya yang menggambarkan Janganlah sampai 
 orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan   surga atau 
 janganlahmengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang 
 ada
  cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat??
  
  Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan
  Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk-
 Nya
  tidak tergantung dari Makhluk-Nya
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
   Unconditional love. 
   
   Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-
 rahman Ar-
   rahimNya Allah.
   
   Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa 
 syarat.
   
   Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
   Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))
   
   salam cuex,
   Lina
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Wa'alaikumsalam,
Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
   baca: diantaranya melakukan ibadah]
yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - 
 cinta 
   tak bersyarat.
Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
   surga atau janganlah 
mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
:-)

Bekerja,  cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; 
 begitu 
   kata ustad di pengajian.
Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada 
 waktu 
   solat kepikiran jadi nggak fokus.

Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun 
 pergi, 
   sewaktu sholat bungkus sepatu, 
sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
:-)

Salam
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; 
 [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun


  Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
   bledek silih
  berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras, 
   kamar anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian 
   saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
   kebasahan.

  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
   musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
 segera 
   ambil air
  wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. 
 Istri 
   saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?

  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab 
 saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya 
   kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah 
 di 
   musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
   kamar bocor
  begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.

  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
   musholla untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak 
   yang bocor.

  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir 
   selesai.
  Akhirnya saya memutuskan

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-06 Terurut Topik Chae
setuju Pak Ary, kemarin ada teman yang sedikit banyak esmosi oleh
masalah maraknya aliran kepercayaan baru di indonesia yang menamakan
Islam apa..Islam anu...gitu loh!!

saya sih cuman tanya...kenapa musti pake acara marah-marah segala
sampe keluar kepri (keputusan pribadi) untuk menyatakan bahwa si Anu
itu sesat, si Anu itu kafirbla..bla..

Katanya sih si anu ini disebut kafir bin sesat dan menyesatkan karena
apa yang diyakininya telah melanggar dan bertentangan dengan isi dari
Al-Qur'an...

Mesem-mesem dikit  lah di Qur'an yang ngaku Tuhan aja model Fir'aun
cuman ditegur dengan kata-kata yang lemah lembutnah bagaimana
dengan orang yang sekedar ngaku Nabi doang???

jadi sebenarnya yang melanggar Qur'an itu siapa yach???:))

** emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 mbak Chae,
 
 Makanya yang diklaim oleh Allah adalah 'Islam itu rahmatan-lil-
 'alamin. Nggak pandang bulu. Mau muslim kek, aliran aneh kek, non-
 muslim kek semua terayomi dan mendapatkan keselamatan dengan adanya 
 muslim di situ.
 
 Yang bilang membuat Islam menjadi rahmatan-lil-muslimin'saja itu 
 termasuk orang egois yang sesat dan menyesatkan.
 
 Salam
 Ary
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  selain cinta Sang Pencipta kepada mahkluk-Nya tanpa syarat memang 
 ada
  cinta makhluk kepada Tuhanya yang tanpa syarat??
  
  Cinta Rabiah Al-Adawiyah pun bersyaratmeminta penerimaan
  Tuhan-Nya...Kalau Gusti Allah sih cuek aja cinta-Nya pada makhluk-
 Nya
  tidak tergantung dari Makhluk-Nya
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Mbak Mei, saya jadi kepingin tanya soal cinta-cintaan neh. 
   Unconditional love. 
   
   Katanya Tuhan mencintai manusia tanpa syarat. Itu makna Ar-rahman 
 Ar-
   rahimNya Allah.
   
   Cinta Rabiah Al-Adawiyah terhadap Tuhannya juga cinta tanpa 
 syarat.
   
   Lalu bagaimana cinta antara pria dan wanita? Ada gak?
   Kalau ada mungkin bedanya tipis ama cuex...:-))
   
   salam cuex,
   Lina
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:
   
Wa'alaikumsalam,
Disaat hujan turun dan mau meraih pahala, tiba2 teringat
puisi Rabiah Al Adawiyah yg memperkenalkan cinta pada Allah [ 
   baca: diantaranya melakukan ibadah]
yg tanpa pamrih. Kalo bahasa gaulnya unconditional love - cinta 
   tak bersyarat.
Janganlah sampai orang mengabdi pada Allah karena mengharapkan 
   surga atau janganlah 
mengabdi pada Allah karena takut masuk neraka.
:-)

Bekerja,  cari uang, membantu isteri, juga adalah ibadah; 
 begitu 
   kata ustad di pengajian.
Kata kisah hadits, tambatkan unta sebelum solat, daripada waktu 
   solat kepikiran jadi nggak fokus.

Moral hadits ; Bawa selalu kantong kresek bersih kemanapun 
 pergi, 
   sewaktu sholat bungkus sepatu, 
sendal kemudian tarok di dalam masjid, disamping kita solat. 
Daripada selesai solat sepatu, sendal sudah dicolong.
Kesian deh. Padahal cicilannya saja belum lunas.
:-)

Salam
l.meilany
  - Original Message - 
  From: Kinantaka 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ; 
 [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, November 02, 2007 2:23 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Di saat hujan turun


  Assalamu'alaikum Wr. Wb.

  Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan 
   bledek silih
  berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan 
 deras, 
   kamar anak
  saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. 
 Kemudian 
   saya dan
  istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak 
   kebasahan.

  Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di 
   musholla
  sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, 
 segera 
   ambil air
  wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. 
 Istri 
   saya
  menyeletuk: Mau ke mana, mas?

  Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab 
 saya.
  Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya 
   kembali.
  Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah 
 di 
   musholla,
  jawab saya.
  Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin 
   kamar bocor
  begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.

  Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke 
   musholla untuk
  mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar 
 anak 
   yang bocor.

  Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir 
   selesai.
  Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres 
 kamar 
   anak. Saya
  memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 
 derajat.

  Apakah saya salah?

  Kinantaka

  [Non-text portions of this message have been removed

[wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-02 Terurut Topik Chae
yang bener tuch pilih sholat di mesjid Nabawi yang katanya berpahala
lebih dari 27 derajat.:)) (kagok edan) hehehehe

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 
 Semalam di tempat saya hujan turun dengan deras. Gludug dan bledek silih
 berganti bersahut-sahutan. Seperti biasanya kalau hujan deras, kamar
anak
 saya bocor. Tetesan air hampir membasahi seluruh kamar. Kemudian
saya dan
 istri kerja bakti untuk meminggirkan barang2 agar tidak kebasahan.
 
 Sedang asyik2nya beres-beres kamar, terdengar adzan Isya' di musholla
 sebelah. Saya menghentikan aktifitas beres-beres kamar, segera ambil air
 wudlu, ambil payung dan bersiap mau berangkat ke musholla. Istri saya
 menyeletuk: Mau ke mana, mas?
 
 Ya mau sholat atuh, apa ndak denger adzan Isya'?, jawab saya.
 Sholat di rumah aja, kan hujan gede, yah, sahut istri saya kembali.
 Ibu, ayah kan pengen dapet 27 derajat dengan sholat jama'ah di
musholla,
 jawab saya.
 Ayah enak dapet 27 derajat, sementara ibu di rumah ngurusin kamar bocor
 begini. Terserah ayah, deh, ketus istri saya.
 
 Deg Jantung saya terhenyak. Ragu2 apakah mau sholat ke musholla
untuk
 mendapatkan 27 derajat atau membantu istri ngeberesin kamar anak
yang bocor.
 
 Agak lama saya berdiam diri, sampai adzan di musholla hampir selesai.
 Akhirnya saya memutuskan untuk membantu istri beres-beres kamar
anak. Saya
 memilih untuk sholat di rumah saja, yang hanya dapat 1 derajat.
 
 Apakah saya salah?
 
 Kinantaka
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: aliran yg tidak lazim

2007-11-01 Terurut Topik Chae
Salam kenal Mba Lena,

Saya do'akan mudah-mudahan diberikan kelancaran dan kemudahan dalam
melahirkan, ini yang pertama atau yang kedua, ketiga...??;)

Ada beberapa pertanyaan dari saya untuk Mba Lena..

Pertama : Mengikuti prosedur yang di tetapkan agama itu yang bagaimana
Mba?? dan berdasarkan apa?

Kedua : Apa yang dimaksud dengan murtad itu sendiri?

Ketiga: Jika seorang Janda berzinah di halalkan darahnya, lalu
bagaimana dengan Duda yang berzinah?

Salam,


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lena hanifah
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamualaikum,
 waduh mbak mia,sy ga berwenang menghalalkan hal tsb,
 dlm posting sy tulis bhw hal tsb adalah kewenangan 
 pemerintah Islam yg sah dgn mengikuti prosedur yg 
 ditetapkan agama.Tentu ga sembarangan bukan?
 Utk mas M.A suryawan,terima kasih masukannya.Tp dr 
 apa yg sy bc dan dengar slama ini ttg riwayat nabi 
 palsu memang abu bakar memerintahkan sedemikian.Tp 
 sy akan lebih membaca lg.
 Wassalam,
 salah khilaf mohon dimaaf dan dikoreksi





[wanita-muslimah] Re: Temannya setan?

2007-11-01 Terurut Topik Chae
hihihi.. Mba Aisha ini teliti sekali sih;) memang tidak bisa
dipastikan bahwa Fir'aun itu pemarah atau bukan tapi yang jelas bukan
orang yang tenang dan sabaran karena tega2nya bikin aturan bayi laki2
mesir harus dibunuhin..tapi setidaknya tidak lebih baik daripada
ngarang soal setan suka makan dan minum dikamar mandi hahahah:))

Mba Mia, kalau setanya secakep keanu atau kakang danzel apa masih mau
nolak buat ditemenin??? bidadara dunia kok ditolak;P

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mba Ai, mba Chae...kalo di kamar mandi yang rebahan punya, (itu loh 
 yang pake bath tub), buka keran setel air hangat2, trus taroin 
 shower gel, trus kita rebaan sambil main busa, dan ditemani 
 secangkir kopi, sambil relaks2 nglamun, gitu...bukannya enak sorga 
 dunia tuh?  mudah2an si nggak ditemenin setan...:-), lagian masak 
 sih setan ada di sorga?
 
 salam
 Mia 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
 aishayasmina2002@ wrote:
 
  Hi lagi mba Chae, saya juga baru ngobrol2 lagi di milis, biasa - 
 sibuk2 gak jelas dan tentu saja senng bangetsss bisa ngobrol 
 lagi dengan teman-teman dan termasuk mba Chae, saya nge-fans juga 
 lho ke mba Chae...:-D
  
  Fir'aun itu pemarah ya? Bukannya, dia ngerasa jadi Tuhan? Atau ada 
 korelasi positif antara sifat pemarah dengan perasaan jadi Tuhan, 
 misalnya marah mencaci maki atau meng-kafir2kan sampai matiin orang 
 lain karena ngerasa jadi Tuhan atau minimal merasa dikasih wewenang 
 Tuhan untuk menghukum orang lain?
  
  Saya ngobrol lagi dengan teman ini, ternyata adik iparnya ini 
 beralasan, masih mau ngabisin kopi menjelang imsak tapi sudah tidak 
 tahan lagi menahan pipis, karena ayahnya mewajibkan anak-anaknya ke 
 mesjid untuk shalat subuh, jadi dia harus sudah siap pergi sebelum 
 imsak. Maka, jalan solusinya supaya 2 kegiatan itu berjalan, sambil 
 pipis sambil ngabisin kopi di kamar mandi...:)
  
  salam
  Aisha





[wanita-muslimah] Re: Temannya setan?

2007-10-31 Terurut Topik Chae
Hi Mba Aisha, senang bisa obrol2 lagi lewat milis sama Mba... Walau
sudah lama tidak ikutan milisan tapi saya tetap setia mengunjungi WM
hanya sekedar untuk menambah ilmu dgn membaca postingan2 yang ada
termasuk postingan Mba Aisha;)

Lucu juga cerita temanya Mba Aisha, dan saya geli juga tuch Bapa kok
bisa-bisanya tahu kebiasaan setan segala apa dulunya pernah satu
kos-kos'an sama setan atau minimal pernah satu RT;)..padahal bisa saja
si setan sudah berganti kebiasaan dan lebih memilih makan dan minum di
ruang makan..jadi siapa yang jadi temanya setan??;))

Nah kalau adik ipar temanya Mba Aisha dibilang temanya setan karena
ikutan kebiasaan setan suka makan dan minum di kamar mandi maka si
Bapa juga bisa dijuluki temanya Fir'aun karena gampang marah..:P

sebenarnya mungkin ada benarnya juga si Bapa itu menegur prilaku anak
mantunya karena membawa minuman ke kamar mandi karena mungkin bisa
menimbulkan kebih banyak musibah/celaka daripada manfaat..misalnya:
karena kamar mandinya licin maka kopinya jatuh sedangkan kopinya dalam
kondisi panas dan bisa terkena ke anggota tubuh si menantunya atau
kalau kopinya pake gelas dari kaca bisa pecah dan pecahanya berbahaya
baik bagi menantunya atau orang lain bisa juga karena kamar mandi
adalah tempat membuang kotoran jadinya kurang bersih untuk membawa
makanan atau minuman. Soal dosa atau tidak ini tergantung dari situasi
yang terjadi mana yang lebih besar?? manfaatnya?? atau mudharatnya??

Bisa jadi karena kamar mandi ada di bawah di lantai dasar dan ruang
makan dilantai 3 misalnya sementara waktu imsak tinggal 1 menit lagi
tapi sudah kebelet pipis yaaa syah-syah saja bawa minuman ke kamar
mandiatau saking kebeletnya pengen pipis enggak nyadar ke kamar
mandi bahwa gelas kopi???

Hanya saja kita termasuk saya kalau lagi kesel sama anak, niat sih
menegur prilaku si anak atau orang lain ehhh kebablasan yang ada malah
jadi melabeli/menghakimi...

Misalnya saja ketika si anak iseng cuci tangan di dispenser, secara
spotan saya bilang...ihhh kok kamu kok jorok sih!!!  ahhh dasar emak2
suka enggak konsisten:))

Tapi saya setuju dengan pendapat Mba Aisyah bahwa yang korupsi uang
rakyat jelas-jelas temanya setan.

Dan satu lagi masalah imsak, menurut saya seringkali kita salah karah
menganggap bahwa waktu imsak sebagai tanda untuk berhenti makan dan
minum padahal batasan berhentinya malan dan minum adalah terbitnya
fajar itu sekitar jam 5 lebih hampir setengah enam atau lewat waktu subuh.





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mba Chae,
 Baca kisah salam dari kamar mandi, seorang teman cerita di bulan
puasa kemarin.Adik iparnya yang seorang mahasiswa dimarahin ayah
mertuanya dengan julukan temannya setan, saya pikir ipar teman ini
melakukan perbuatan seperti setan yang membangkang kepada Allah,
misalnya Allah melarang manusia membunuh, ipar ini membunuh, dan
perbuatan lainnya yang dilarang Allah.
 
 Ternyata pemuda ini saat sahur sedang menikmati kopinya menjelang
imsak, pada saat itu dia kebelet pipis, larilah pemuda ini ke kamar
mandi sambil membawa cangkir kopinya. Ayahnya melihat kelakuan anaknya
ini, beliau langsung berdiri di depan kamar mandi dan ketika anaknya
keluar langsung memarahi dan menjuluki anaknya teman setan itu.
Katanya sih, hanya setan yang minum/makan di kamar mandi. Ini dosa
nggak? Atau hanya sebatas teman setan saja? Sebenarnya kadar
setannya lebih berat mana, orang yang minum di kamar mandi atau orang
yang nilep uang rakyat (korupsi) untuk kesenangan dia dan
keluarganya?...:)
 
 salam
 Aisha
 -
 From : Chairunisa
 Kangen berat nich sama Mba Mia...mohon ma'af lahir bathin ya Mba;)
 
 setuju Mba soal manfaat dan mudharat jadi parameter...Jadi inget
waktu si sulung bertanya masalah dosa...
 
 Mam..dosa itu apa sich?
 
 kok tanya-tanya sich Ka? (maklum emaknya rada-rada telmi alias
telat mikir...bawa'an orok kali ha..ha..ha...;)
 
 soalnya tadi kaka menjawab salam dari kamar mandi di rumah eyangti
dan kata Eyangti ..kita tidak boleh jawab salam dikamar mandi karena
itu dosa..
 
 ohh...begitu..gini ya Ka, menurut mama dosa itu jika prilaku,ucapan
dan sikap kita lebih besar menimbulkan kerugian dari pada manfaatnya
jadi bisa saja menjawab salam di kamar mandi itu termasuk dosa bisa
juga justru berpahala
 
 kok bisa sich Mam?
 
 Bisa saja kalau ternyata Kaka menjawab salamnya dengan disertai
bunyi2an yang tidak sopan karena misalnya lagi BAB, menjawab salam
malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarnya
tapi kalau bisa menjawab salam dengan sopan kenapa tidak walau kita
sedang berada di kamar mandi.
 
 ooo gitu yaa Mam..
 
  Yo'i;))
 
 Insya Allah, saya selalu berusaha menanamakan pemahaman kepada anak
saya untuk bisa senantiasa melihat segala sesuatunya dari sisi manfaat
dan kerugiannya baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain
terlepas dari bentuk-bentuknya. 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: 9 gadis yang tidak dinikahi lelaki

2007-10-30 Terurut Topik Chae
Dulu di awal pernikahan, saya mendapatkan hadiah dari sang suami 4
buah buku dengan judul 40 ciri2 istri sholehah, bagaimana menjadi
wanita ahli surga, tentang jilbab dan yang terakhir tentang kiat-kiat
menghindari perceraian. Ke-empat buku hanya membahas dari sisi
perempuan saja; artinya seperti buku tentang kiat-kiat menghindari
perceraian maka semua di lihat dan dipandang dari sisi perempuan saja;
bagaimana perempuan harus mernjadi istri yang begini dan begitu agar
bisa menjadi istri yang sempurna untuk semuanya; bagaimana perempuan
harus berlaku begini dan begitu sebagai istri agar memuaskan suaminya;
perempuan harus mendahulukan kepentingan suami bla..bla..bla...;)

Sebagai istri yang cinta suaminya, maka sebagai tanda kasih sayang
saya pada suami,saya pun berniat MEMBALAS kebaikan suami dengan
mencarikan dan membelikan buku2 BERJENIS SAMA. Tapi apa daya dgn
keterbatasan saya TERNYATA SAYA TIDAK MENEMUKAN BUKU-BUKU TENTANG
BAGAIMANA 40 ATAU BERAPAPUN CIRI-CIRI SUAMI SHOLEH, BAGAIMANA MENJADI
PRIA AHLI SURGA, TENTANG BERJILBAB ATAU BERSARUNGNYA LAKI-LAKI DAN
BAGAIMAN KIAT-KIAT SUAMI AGAR BISA MEGHINDARI PERCERAIAN...gagal dech ..;)

Dan saya tahu sekarang alasanya mengapa buku2 BERJENIS tertentu yang
saya cari tidak mudah ditemukan???

Kalau saya pikir apa harus pake acara penelitian segala oleh jurusan
psikologi (ilmu jiwa)sebuah universitas untuk tahu bahwa 9 PRIA YANG
TIDAK AKAN DINIKAHI PEREMPUAN SBB:

1. Pria pencemburu
2. Pria egoid sok menjadi raja
3. Pria Durhaka
4. Pria yang cuek dan masa bodoh
5. Pria yang kekanak-kanakan
6. Pria yang lemah
7. Pria yang meninggalkan tugas rumah tangga
8. Pria yang membuat was-was
9. Pria yang sok sempurna.

*geleng2 kepala* heran campur sedih...hasil penelitian...tolong cabe
dech;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, seismic_yuni
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jurusan psikologi (ilmu jiwa)
 pada Fakultas Adab (sastra) di Universitas Zaqaqiq, Mesir dengan
 judul: Kepribadian Remaja Putri, Tata Cara kesiapan Jiwa dalam
 Menghadapi Pernikahan, dan Masa Perubahan Jiwa Pasca Nikah Secara
 Khusus menyimpulkan ada 9 tipe gadis yang tidak diminati oleh para
 pemuda:
 
 Pertama: Gadis Pencemburu
 
 Pencemburu adalah sifat pertama kali yang dihindari oleh para pemuda
 dari calon istri-istri mereka. Cemburu disini bermakna keraguan. Para
 pemuda itu menuntut adanya sebagian sifat cemburu yang memperkuat
 ikatan cinta, akan tetapi mereka menolak ketidak percayaan (keraguan)
 yang menimbulkan petaka dalam kehidupan rumah tangga. Mereka
 menginginkan kepercayaan dari para istri mereka, dan tidak suka jika
 mereka menceritakan atau mengungkap setiap langkah yang dilaluinya.
 
 Kedua: Gadis Egois, sok menjadi ratu
 
 Adapun gadis yang kedua adalah gadis yang egois, ingin berkuasa,
 menginginkan dari suaminya segenap kecintaan, ketundukan, dan
 kepasrahan hanya kepadanya saja. Dia akan marah jika melihat suaminya
 lebih mementingkan orang lain atau mencintai selain dirinya. Seperti
 cemburu kepada kerabat suami, atau teman-temannya. Perbuatan ini
 kadang menimbulkan banyak permasalahan. Dengan sikap seperti itu, dia
 telah mempersempit kepribadian suami, dan menyebabkan timbulnya
 permasalahan dengan kerabatnya. Dengan sikap seperti itu, dia telah
 menjadikan suami benci dengan kehidupan rumah tangganya. Sikap yang
 demikian tidak termasuk cinta, tetapi ambisi kepemilikan dan
 penguasaan. Maka wajib bagi gadis ini untuk menyadari bahwa mereka
 adalah kerabat suami, yang tidak mungkin ia bebas lepas dari mereka,
 begitu pula sebaliknya mereka tidak mungkin bebas lepas darinya.
 
 Ketiga: Gadis Durhaaka
 
 Yaitu istri yang tidak ridha dengan kehidupannya. Dia senantiasa
 membangkang pada suami dan menggerutu tentang segala sesuatu. Dia
 tidak bersikap qonaah (menerima apa adanya), senantiasa menginginkan
 tambahan dan lebih. Dengan sikap seperti ini, dia telah menekan suami
 hingga mau memenuhi keinginannya. Dia tidak peduli darimana sang suami
 bisa memenuhi berbagai tuntutan itu, dan bagaimana ia bisa mendapatkan
 harta tersebut. Dia adalah jenis istri perusak. Dia hanya mencari
 untuk diri dan kebahagiannya sendiri, terutama harta, bukan cinta. Dia
 tidak menjaga suami atau rumahnya. Biasanya keadaan yang seperti ini
 berakhir dengan perceraian.
 
 Keempat: Gadis yang cuek dan masa bodoh
 
 Gadis ini tidak layak disebut sebagai seorang istri. Dia sama sekali
 tidak menaruh perhatian pada suami, tidak juga pada rumahnya. Tidak
 berusaha memenuhi kebutuhan suami atau permintaannya. Di sini sang
 suami merasa bahwa si istri tidak mencintainya, atau tidak
 menganggapnya. Kadang yang demikian membuat sang suami bersikap kasar
 kepada istri sebagai usaha untuk meluruskannya. Akan tetapi jika sang
 istri memiliki sifat seperti ini, maka akan sulit merubahnya. Hal ini
 menjadikan sang suami tidak menaruh perhatian terhadap istri, tidak
 mesra dengannya dalam segala hal, dan bisa menyebabkan perpisahan.
 Maka mulai sekarang seharusnya 

SESAT ...! Re: [wanita-muslimah] Maraknya Aliran-aliran Tidak Lazim (1), Semua M

2007-10-30 Terurut Topik Chae
Kangen berat nich sama Mba Mia...mohon ma'af lahir bathin ya Mba;)

setuju Mba soal manfaat dan mudharat jadi parameter...Jadi inget waktu
si sulung bertanya masalah dosa...

Mam..dosa itu apa sich?

kok tanya-tanya sich Ka? (maklum emaknya rada-rada telmi alias telat
mikir...bawa'an orok kali ha..ha..ha...;)

soalnya tadi kaka menjawab salam dari kamar mandi di rumah eyangti
dan kata Eyangti ..kita tidak boleh jawab salam dikamar mandi karena
itu dosa..

ohh...begitu..gini ya Ka, menurut mama dosa itu jika prilaku,ucapan
dan sikap kita lebih besar menimbulkan kerugian dari pada manfaatnya
jadi bisa saja menjawab salam di kamar mandi itu termasuk dosa bisa
juga justru berpahala

kok bisa sich Mam?

Bisa saja kalau ternyata Kaka menjawab salamnya dengan disertai
bunyi2an yang tidak sopan karena misalnya lagi BAB, menjawab salam
malah menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain yang mendengarnya
tapi kalau bisa menjawab salam dengan sopan kenapa tidak walau kita
sedang berada di kamar mandi.

ooo gitu yaa Mam..

 Yo'i;))

Insya Allah, saya selalu berusaha menanamakan pemahaman kepada anak
saya untuk bisa senantiasa melihat segala sesuatunya dari sisi manfaat
dan kerugiannya baik bagi dirinya sendiri maupun kepada orang lain
terlepas dari bentuk-bentuknya. 





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hi mba Chae, halo2 mbandung...:-)
 Quran bilang kemana kamu menghadap disitulah wajah Allah.
 Dan betul, parameternya untuk manusia, atau test casenya apakah 
 iman/kepercayaannya itu bermanfaat untuk dirinya, orang lain dan 
 lingkungan?
 
 Beberapa tahun lalu, saya melihat remaja teman main anak saya dulu, 
 masih seperti remaja lain, demen rap dan break dance. Minggu lalu 
 saya kaget waktu ketemu melihat dirinya berjenggot, pake kupiah 
 putih, berjubah, bergamis ngatung.  Karena kangen, saya pegang2 dia 
 walaupun anak itu merasa jengah. Saya ambil foto dia dari kejauhan 
 karena dirinya nggak mau di foto, haram katanya. Lulus dari kuliah, 
 tapi nggak cari kerja sesuai pekerjaannya, karena ini haram itu 
 haram.  Pekerjaannya nganterin halal meat untuk toko yang dimiliki 
 orang Pakistan, mungkin yang satu aliran (salafi).
 
 Waktu ngobrol dengan teman2 lain dan ortunya, saya mencoba mengerti 
 apa yang dilalui remaja itu. Bagi saya, dia sedang melalui pencarian 
 jatidiri. Apapun penampilan dirinya yang berbeda dan keyakinan 
 salafinya, bagi saya nggak masalah dan nggak merasa ada jarak, 
 kecuali kalau sengaja bikin jarak.   Tapi sempet kudenger dia 
 berdiskusi dengan anak saya dan menghujat paham Syiah.
  
 Ngobrol dengan temen2 lain dan ortunya, ada kesan bahwa mereka 
 sangat gelisah dengan perkembangan anak ini, yang makin mengontrol 
 ortu dan saudaranya dan berusaha menggiring keluarganya atau 
 teman2nya mengikuti apa yang diyakininya, misalnya berhasil menekan 
 ortunya untuk menjual rumah yang dibayar dengan mortgage, dan itu 
 haram - lalu pindah membeli rumah baru dengan kontan di daerah 
 dimana kelompok salafinya berada.  Lalu dari hasil penjualan rumah 
 dia dan adiknya pergi umrah, padahal ibunya sedang sakit kanker. dan 
 kiprah2 lainnya yang nggak bijak. Ibunya menangis dan keliatan 
 sangat tertekan tapi nggak berdaya. 
 
 Tentu saja saya menyayangkan sikap ortunya yang memang selalu nggak 
 bijak menurutin kemauan anaknya, apalagi sekarang dengan dalih ini 
 haram itu haram.  Tapi itu lain soal.  Poin dari diskusi ini adalah, 
 betul bahwa kemanapun kita menghadap, di situlah wajah Allah.  Di 
 lain pihak, test casenya adalah, apakah bentuk keyakinan/kepercayaan 
 kita itu membawa manfaat atau lebih banyak mudaratnya?
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Dear Mba Ning,
  
  Apa Kabarnya??, juga teman2 yang lain??.
  
  Bicara soal banyak aliran kepercayaan sekarang ini, jadi inget 
 reaksi
  temen2 plus keluarga yang tahu kalau saya merayakan hari lebaran 
 jatuh
  pada tgl 11 October 2007 hari kamis dgn alasan cari yang paling 
 cepet
  lebaranya dgn azas kemudahan karena agama itu tidak menyusahkan
  hi..hi..hi...;))
  
  a/way, saya sependapat dgn Mas Ary soal bagaimana kita menyikapi
  aliran2 kepercayaan lain yang berbeda dgn kita tidak dengan SIKAP
  MENGHAKIMI. mengapa?.. ya..karena pada dasarnya kita ini tidak
  mempunyai otoritas untuk menilai dan menghakimi masalah
  KEIMANAN/KEPERCAYAAN orang lain??
  
  Nabi Muhammad saw saja yang di angkat jadi Rasul tidak mempunyai
  otoritas untuk menghakimi dan menilai Keimanan dan kepercayaan 
 orang
  lain QS. 3:20.
  
  Dan kalau kita lihat dari contoh2 yang diberikan didalam Qur'an
  bagaimana kita menghadapi orang-orang yang berbeda keyakinan dan
  kepercayaan yaitu dengan bersikap baik dan berargumentasilah dengan
  baik..kalau bahasanya Qur'an sih dengan kata-kata lemah lembut.
  Coba lihat Kepercayaan yang di anut oleh Fir'aun saja yang 
 menganggap
  dirinya Tuhan masih saja di instruksikan oleh Allah SWT kepada Musa
  dan Harun

[wanita-muslimah] Re: fwd : aku malu menjadi wanita

2007-10-30 Terurut Topik Chae
Kalau saya tidak salah, Qur'an juga mengibaratkan perempuan dengan
ladang tapi pengibaratan itu bukan merujuk nilai dari diri perempuan
tapi lebih kepada bagaimana prilaku/sikap kita terhadap perempuan.

Saya sedih juga kalau ada manusia lain terutama perempuan juga yang
menilai keberadaan perempuan hanya dari sisi penampilan nya saja
sedangkan yang saya percaya bahwa setiap makhluk itu akan di nilai
dari prilaku dan bukan dari sisi penampilan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mbak Ning,
 
 Mengibaratkan dengan benda to some extent memang tidak apa-apa.  Toh  
 bahasa kita penuh dengan simbol dan metafora.  Tapi simbol dan  
 metafora juga ada konteksnya menurut saya.
 Lha kalo konteks dalam pengibaratan itu wanita sebagai benda yang  
 bisa diperjual-belikan, yang menjadi tidak laku hanya karena  
 sampulnya, kok menurut saya sebuah konsep yang sangat jahiliyah  
 dalam dunia kekinian kita.
 
 Bagaimanapun juga realitas pertama kali dibentuk oleh konsep dalam  
 otak kita.
 
 salim,
 Donnie
 
 ==
 On Oct 30, 2007, at 7:14 AM, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) wrote:
 
  Wa'alaykum salaam wr. Wb.
 
  Mbak Lena, pengibaratan atau analogi itu tidak sama dengan penyamaan.
  Dan hal itu dilakukan semata-mata untuk memudahkan orang memahami
  sesuatu.
 
  Pengibaratan wanita yang menutup aurat dengan buku yang bersampul pun,
  menurut saya, bukan ingin menyamakan wanita dengan buku. Tetapi untuk
  memudahkan perbandingan antara wanita yang tidak menutup aurat vs yang
  menutup aurat, sebagaimana membandingkan buku bersampul dan yang  
  tidak.
  Jadi bukan bermaksud menyamakan wanita = buku.
 
  Dalam konteks lain, kita pun sering mengibaratkan wanita dengan bunga.
  Mengapa? Karena bila kita mengingat bunga, yang terbersit di otak kita
  adalah keindahan. Pengibaratan wanita sebagai bunga itu menyatakan  
  bahwa
  wanita itu indah. Bukan wanita = bunga.
 
  Dalam konteks yang lain lagi, wanita diibaratkan sebagai sutra... Dst.
 
  Demikian pendapat saya.
  Salam kenal, mbak Lena.
  Wass,
  -Ning
 
  -Original Message-
  From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of lena hanifah
  Sent: Monday, October 29, 2007 4:34 PM
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Subject: [wanita-muslimah] Re: fwd : aku malu menjadi wanita
 
  Assalamualaikum wr.Wb
  maaf sy ikutan nimbrung ya..
  Terus terang,sy jg tidak setuju dgn logika penyamaan wanita dgn benda
  (entah itu buku atau donat dsb).
  Menurut sy hal tsb jelas2 melecehkan ciptaan Tuhan langsung yg dicipta
  dgn sebaik2 bentuk.Buku dan donat adalah benda buatan manusia.Tidak
  berjiwa dan tidak berakal.Berbeda dgn manusia.Wanita dan pria adalah
  sejajar di mata Tuhan,yg membedakan hanya ketaqwaan belaka,maka tidak
  boleh ada jual beli manusia meski hny berupa perumpamaan (buku n donat
  bs dibeli bukan?)
 
  wassalam
 
  ===
  Milis Wanita Muslimah
  Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun  
  masyarakat.
  Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
  http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
  Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
  Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
  This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
  
  Yahoo! Groups Links
 
 
  
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Fwd: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina

2007-06-06 Terurut Topik Chae
Nikah mut'ah dan poligami sekarang hampir 100% ini tidak lebih dari
sekedar legal zina...walau legal jelas-jelas keduanya adalah zina maka
dari itu dampak2 negatifnya pasti lebih besar dari pada
manfaatnya..jangan2 memnag ndak ada manfaatnya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Quote:
 ..
 Satu dari dua penderita AIDS di Irak adalah pelaku nikah mut'ah.
 Menurut perkiraan dokter, di sejumlah distrik yang dihuni mayoritas
 oleh kaum Syiah, terjadi kasus penderita penyakit AIDS lebih dari 75
 ribu kasus per tahunnya.
 ..
 Sejak tumbangnya pemerintahan Irak pimpinan Saddam Husein tahun 2003,
 secara tidak resmi terjadi arus pernikahan mut'ah yang luar biasa di
 Irak. Nikah mut'ah di Irak bahkan dilakukan dalam tempo sangat
 singkat, yakni satu kali hubungan badan lalu berpisah. Karena itulah
 sebagian kaum pria dan wanita terlibat hubungan seksual melalui
 pernikahan mut'ah beberapa kali, bahkan dalam satu hari.
 ..
 
 Konsep Mut'ah sebenarnya seperti apa ya? Tapi memang logikanya konsep
 'waktu terbatas' sangat rawan diselewengkan pihak tertentu yang
mengambil
 untung (aksi profit taking).. :-P
 
 Kira seperti halnya poligami.. hampir gak ada bedanya..
 Yang jelek itu konsepnya atau orang yang melakukan sesuatu
'seolah-olah'
 mendasarkan (baca: nebeng) pada konsep tersebut..
 
 Satu hal lagi, nikah Mut'ah penyebab meningkatnya penyebaran
HIV/AIDS atau
 pelaku hubungan seks-aktif ( bebas) kebetulan juga melakukan (klaim 
 seolah-olah?) nikah Mut'ah?
 
 Btw, Mas Satriyo ngambil dari milis parpol x ya?
 CMIIW..
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 
 On 6/6/07, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
--- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote:
 
  Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina
 
  Senin, 4 Jun 07 15:08 WIB
 
  Akhir-akhir ini di Iran tengah ramai dibicarakan masalah nikah mut'ah.
  Pasalnya, Ayatullah Husen Khomeni, cucu pemimpin revolusi Iran
  Ayatullah Khomeni, menolak keras pernyataan Menteri Dalam Negeri Iran
  yang menggagas nikah mut'ah sebagai jalan untuk memenuhi hajat
  biologis kaum muda Iran.
 
  Terang saja pernyataan itu memicu amarah cucu tokoh besar revolusi
  Iran itu. Pernyataan (Mendagri) itu sangat melecehkan wanita. Secara
  keyakinan syariat, saya percaya (mut'ah) itu ada di dalam Islam dan
  di Al-Qur'an. Ini yang ditolak para ulama Sunni. Tapi praktek nikah
  mut'ah itu telah diselewengkan, karena itu ada agar orang-orang
  terhindar dari pelacuran dan terjerumus ke dalam perzinahan. Tapi
  terkadang (mut'ah) itu seperti perzinahan dan dalam prakteknya lebih
  buruk dari perzinahan,  ujar Husen Khomeni.
 
  Husen Khomeni juga menambahkan, pernyataan Mendagri itu melecehkan
  kepribadian wanita, terlebih lagi sebagian wanita memandang dirinya
  seperti barang dagangan untuk kesenangan kaum agamawan dan non-
  agamawan yang menggagas ide seperti ini.
 
  Masalah ini tergantung kaum wanita. Mereka memutuskan sendiri
  masalah ini. Bukan kaum agamawan atau non-agamawan yang memutuskan
  nasib mereka,  tegas dia
 
  Diakui Husen bahwa realitas nikah mut'ah memang berlaku di Iran. Tapi
  menurut dia, sebagian kaum muda ada yang memilih nikah mut'ah dan ada
  pula yang lebih memilih jalinan persahabatan dan cinta.
 
  Sementara aktifis perempuan Iran Syadi Shadr menilai bahwa budaya Iran
  sekarang menaganggap nikah mut'ah sebagai hal yang tak pantas, meski
  secara hukum positif, nikah mut'ah legal.
 
  Aktifis perempuan Iran lainnya Fatimah Siddiqi membeberkan hasil
  studinya bahwa, mayoritas wanita Iran yang setuju atas praktek nikah
  mut'ah beralasan untuk memenuhi dan menutupi kesulitan ekonomi mereka.
 
  Pada beberapa hari lalu Mendagri Bur Muhammadi mengeluarkan gagasan
  agar nikah mut'ah difokuskan untuk menjamin kaum muda Iran dalam hal
  pemenuhan kebutuhan biologis, agar terhindar dari 'hubungan ilegal'.
  (ilyas/alrb)
 
  Source :
  http://www.eramuslim.com/berita/int/7604135821-cucu-ayatullah-khomeni-
  nikah-mut039ah-lebih-buruk-zina.htm
 
 
  Nikah Mut'ah Penyebab Utama Menyebarnya Virus HIV di Irak
 
  Rabu, 21 Peb 07 14:53 WIB
 
 
  Menyusul informasi seorang gadis yang mengaku diperkosa seorang
  polisi Irak, ternyata Irak menyimpan fakta lain yang sangat
  memprihatinkan, baik secara moral maupun kesehatan.
 
  Empat tahun terakhir di Irak terjadi peningkatan tajam penderita
  AIDS, yang paling parah dibanding masa-masa sebelumnya.
 
  Tahun 2003, jumlah penderita positif HIV mencapai 265 orang dan
  sebagian besar meninggal dunia. Dalam penelitian disimpulkan, 80
  orang dari jumlah tersebut, tertular virus HIV melalui transfusi
  darah yang diperoleh dari luar Irak sebelum tahun 1986. Tapi pada
  tahun-tahun belakangan ini, penyebaran virus HIV mengalami perubahan
  di Irak. Melalui sejumlah penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa
  virus HIV di Irak menyebar melalui hubungan dengan lawan jenis secara
  intensif, melebihi apa yang biasa dilakukan seorang pelacur.
 
  Sebuah lembaga penelitian Irak yang khusus 

[wanita-muslimah] Re: Janda nikah lagi perlu izin?

2007-06-06 Terurut Topik Chae
Begitulah Mba Aisyah yang manis;) agar bentuk hukum tidak berubah maka
kondisi harus juga tidak berubah.

Kalau kita lihat sejarahnya justru Nabi mempunyai semangat untuk
selalu merubah kondisi agar terjadi keseimbangan antara hak dan
kewajiban baik bagi laki-laki maupun perempuan. Dari perempuan tidak
boleh berada di wilayah publik karena situasi dan kondisi maka Rasul
merubahnya dengan menjadikan kondisi lebih kondusif untuk perempuan (
dengan kewajiban menemani bagi piak laki-laki dan adanya pemakian
jilbab sebagai identitas keamanan bagi perempuan merdeka)

kalau sekarang didunia arab terutama justru lebih banyak terjadi
kemadegan bahkan kemunduran terhadap keseimbangan hak-hak pada perempuan.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mba Chaerunissa,
 Memang ada hak yang sama bagi setiap orang (tanpa melihat jenis
kelamin) untuk melaksanakan ibadah, tapi ada aturan agama juga kalau
seorang istri mau melakukan puasa sunat, harus seizin suaminya (puasa
wajib sih tidak perlu seizin suami), apa ini berkaitan dengan hak
suami untuk gini-gitu dengan istrinya yang terhalang jika istrinya
puasa? Padahal kalo mau gitu-gitu kan ada malam setelah buka puasa dan
suami di siang hari kan kerja ya? Lalu kenapa orang mau ibadah dengan
memperbanyak yang sunat2 selain yang wajib dilarang ya?
 
 Dari contoh yang disampaikan mba Chae tentang keutamaan seorang
suami untuk mengantar istri naik haji daripada ikut perang,
menunjukkan bahwa keperluan keluarga (ibadahnya istri) lebih penting
daripada ikut perang dengan Rasulullah ya? Tapi kembali lagi disini si
suami mengantar istri karena kondisinya tidak aman bagi perempuan
untuk naik haji sendirian, itu dunia Arab zaman dulu, sekarang kan
lain, walaupun tetep juga di negara yang mayoritas Islam itu TIDAK
AMAN bagi wanita sendirian (ironis ya, wanita tidak aman di tengah
muslim), jadi ini bisa diatasi dengan haji/umroh dalam satu kelompok
yang ada laki-laki dan wanita yang dilakukan biro perjalanan (ONH
plus). Apakah cara ini salah? Apakah ibadah rame-rame dengan
menggunakan pesawat, hotel dekat mesjid, dll itu masih salah juga
kalau tidak didampingi mahrom?
 
 salam
 Aisha
 --
 From : Chae
 Yang perlu kita garis bawahi ADALAH ADANYA HAK YANG SAMA DALAM
MENJALANKAN IBADAH BAIK BAGI PEREMPUAN MAUPUN LAKI-LAKI.
 
 Dalam suatu ketika ada seorang laki-laki dizaman Rasul yang bertanya
kepada Rasul mana yang sebaiknya diprioritaskan apakah dia lebih
mengutamakan pergi berperang ikut bersama Nabi atau mengantarkan
istrinya yang hendak melakukan ibadah haji. Dan Nabi kemudian meminta
agar laki-laki itu lebih mengutamakan kepentingan istrinya dengan
mengantar istrinya agar bisa melakukan ibadah Haji.
 
 Dari cerita di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi dan situasi di
rubah sedemikian rupa AGAR PEREMPUAN BISA MENDAPATKAN HAKNYA UNTUK
BISA BERIBADAH.
 
 Dizaman sekarang justru terbalik, hak perempuan beribadah justru
ditentukan oleh kondisi dan situasi. Bukanya situasi yang dirubah tapi
justru hak-hak beribadah perempuan yang harus mengikuti kondisi dan
maka dibatasilah HAK-HAK BERIBADAH PEREMPUAN SESUAI DENGAN KONDISI DAN
SITUASI.
 --- Lina Dahlan linadahlan@wrote:
 
  Mbak Ai,
  Janda nikah lagi perlu izin atau janda pergi haji/umroh perlu izin?
  Yang mana yang jadi pertanyaan?
 .
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Fwd: Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina

2007-06-06 Terurut Topik Chae
Ma'af kalau sudah menimbulkan persepsi yang demikian;)

saya berpikir demikian juga karena definisi zina menurut Qur'an kan
adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. 

Dan sekarang ini ( enggak bisa enggak harus bicara sekarang;)) apa
effek yang di timbulkan oleh nikah mut'ah dan poligami??? bukankah
hampir dibanyak kasus merupakan perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk??? tapi karena dilakukan atas persetujuan berbagai pihak
yang berkepentingan maka poligami dan nikah mut'ah di ketegorikan
sebagai legal zina.

Tapi bagaimanapun bungkusnya selama yang keluar itu kentut walau
dari pantat kyai sekalipun mending di tolak aja tapi sebaliknya walau
 keluar dari pantat ayam tapi itu telor..cepet-cepet di ceplok, pake
kecap plus mentega ditemani nasi anget2...hmmm enak;)) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Lihat kata 'sekarang' di bawah.. :-) Mbak Chae, sadar/tidak, menggiring
 diskusi dari 'praktek sekarang' disamakan dengan legalisasi zina..
 lantas diarahkan pada 'jangan-jangan' tidak ada manfaatnya..
 Hebat nih pola diskusinya.. Mulai dari pinggir, umpan ke tengah,
 lantas dioper ke depan gawang dan ... :-)
 
 Pertanyaan saya di bawah kan, yang jelek itu konsep atau prakteknya?
 Ada yang mau jawab/bahas? Atau udah bosen? :-P
 
 Wassalam,
 
 Irwan.K
 
 On 6/6/07, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Nikah mut'ah dan poligami sekarang hampir 100% ini tidak lebih dari
  sekedar legal zina...walau legal jelas-jelas keduanya adalah zina maka
  dari itu dampak2 negatifnya pasti lebih besar dari pada
  manfaatnya..jangan2 memnag ndak ada manfaatnya.
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com
wanita-muslimah%40yahoogroups.com,
  IrwanK irwank2k6@ wrote:
   Quote:
   ..
   Satu dari dua penderita AIDS di Irak adalah pelaku nikah mut'ah.
   Menurut perkiraan dokter, di sejumlah distrik yang dihuni mayoritas
   oleh kaum Syiah, terjadi kasus penderita penyakit AIDS lebih dari 75
   ribu kasus per tahunnya.
   ..
   Sejak tumbangnya pemerintahan Irak pimpinan Saddam Husein tahun
2003,
   secara tidak resmi terjadi arus pernikahan mut'ah yang luar biasa di
   Irak. Nikah mut'ah di Irak bahkan dilakukan dalam tempo sangat
   singkat, yakni satu kali hubungan badan lalu berpisah. Karena itulah
   sebagian kaum pria dan wanita terlibat hubungan seksual melalui
   pernikahan mut'ah beberapa kali, bahkan dalam satu hari.
   ..
  
   Konsep Mut'ah sebenarnya seperti apa ya? Tapi memang logikanya
konsep
   'waktu terbatas' sangat rawan diselewengkan pihak tertentu yang
  mengambil
   untung (aksi profit taking).. :-P
  
   Kira seperti halnya poligami.. hampir gak ada bedanya..
   Yang jelek itu konsepnya atau orang yang melakukan sesuatu
  'seolah-olah'
   mendasarkan (baca: nebeng) pada konsep tersebut..
  
   Satu hal lagi, nikah Mut'ah penyebab meningkatnya penyebaran
HIV/AIDS
  atau
   pelaku hubungan seks-aktif ( bebas) kebetulan juga melakukan
(klaim 
   seolah-olah?) nikah Mut'ah?
  
   Btw, Mas Satriyo ngambil dari milis parpol x ya?
   CMIIW..
  
   Wassalam,
  
   Irwan.K
  
   On 6/6/07, satriyo efikoe@ wrote:
   
--- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote:
   
Cucu Ayatullah Khomeni: Nikah Mut'ah Lebih Buruk dari Zina
   
Senin, 4 Jun 07 15:08 WIB
   
Akhir-akhir ini di Iran tengah ramai dibicarakan masalah nikah
mut'ah.
Pasalnya, Ayatullah Husen Khomeni, cucu pemimpin revolusi Iran
Ayatullah Khomeni, menolak keras pernyataan Menteri Dalam
Negeri Iran
yang menggagas nikah mut'ah sebagai jalan untuk memenuhi hajat
biologis kaum muda Iran.
   
Terang saja pernyataan itu memicu amarah cucu tokoh besar revolusi
Iran itu. Pernyataan (Mendagri) itu sangat melecehkan wanita.
Secara
keyakinan syariat, saya percaya (mut'ah) itu ada di dalam
Islam dan
di Al-Qur'an. Ini yang ditolak para ulama Sunni. Tapi praktek
nikah
mut'ah itu telah diselewengkan, karena itu ada agar orang-orang
terhindar dari pelacuran dan terjerumus ke dalam perzinahan. Tapi
terkadang (mut'ah) itu seperti perzinahan dan dalam prakteknya
lebih
buruk dari perzinahan,  ujar Husen Khomeni.
   
Husen Khomeni juga menambahkan, pernyataan Mendagri itu melecehkan
kepribadian wanita, terlebih lagi sebagian wanita memandang
dirinya
seperti barang dagangan untuk kesenangan kaum agamawan dan non-
agamawan yang menggagas ide seperti ini.
   
Masalah ini tergantung kaum wanita. Mereka memutuskan sendiri
masalah ini. Bukan kaum agamawan atau non-agamawan yang memutuskan
nasib mereka,  tegas dia
   
Diakui Husen bahwa realitas nikah mut'ah memang berlaku di
Iran. Tapi
menurut dia, sebagian kaum muda ada yang memilih nikah mut'ah
dan ada
pula yang lebih memilih jalinan persahabatan dan cinta.
   
Sementara aktifis perempuan Iran Syadi Shadr menilai bahwa
budaya Iran
sekarang menaganggap nikah mut'ah sebagai hal yang tak pantas,
meski
secara hukum positif, nikah mut'ah legal

[wanita-muslimah] Re: Janda nikah lagi perlu izin?

2007-06-03 Terurut Topik Chae
Yang perlu kita garis bawahi ADALAH ADANYA HAK YANG SAMA DALAM
MENJALANKAN IBADAH BAIK BAGI PEREMPUAN MAUPUN LAKI-LAKI.

Dalam suatu ketika ada seorang laki-laki dizaman Rasul yang bertanya
kepada Rasul mana yang sebaiknya diprioritaskan apakah dia lebih
mengutamakan pergi berperang ikut bersama Nabi atau mengantarkan
istrinya yang hendak melakukan ibadah haji. Dan Nabi kemudian meminta
agar laki-laki itu lebih mengutamakan kepentingan istrinya dengan
mengantar istrinya agar bisa melakukan ibadah Haji.

Dari cerita di atas dapat kita ketahui bahwa kondisi dan situasi di
rubah sedemikian rupa AGAR PEREMPUAN BISA MENDAPATKAN HAKNYA UNTUK
BISA BERIBADAH.

Dizaman sekarang justru terbalik, hak perempuan beribadah justru
ditentukan oleh kondisi dan situasi. Bukanya situasi yang dirubah tapi
justru hak-hak beribadah perempuan yang harus mengikuti kondisi dan
maka dibatasilah HAK-HAK BERIBADAH PEREMPUAN SESUAI DENGAN KONDISI DAN
SITUASI.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mbak Ai,
 Janda nikah lagi perlu izin atau janda pergi haji/umroh perlu izin?
 Yang mana yang jadi pertanyaan?
 
 Sekarang ini kebanyakan orang pergi haji untuk tamasya, dan kalau  
 tak salah ini salah satu tanda kiamat.
 
 Kadang saya bingung juga, banyak orang (tajir) berkasus dan memilih 
 pergi haji/umroh tuk dpt menyelesaikan kasusnya. Apa iya hal tsb dpt 
 memecahkan masalah ato mendapat petunjuk? Pergi haji kan niatnya 
 hanya untuk ibadah (dan siap untuk mati), bukan buat pemecahan 
 masalah tertentu.
 
 Ada kejadian Suami istri yang sedang bermasalah mau cerai, setelah 
 banyak pertimbangan dan keraguan, akhirnya memutuskan pergi haji. 
 Diperjalananpun terlihat ketidak-akuran suami istri tsb. Setelah 
 pulang hajipun, akhirnya mereka bercerai.
 
 Jadi, saya pikir kalau mau pergi haji, tinggalkanlah segala niat dan 
 masalah selain untuk ibadah saja.
 
 wassalam,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
 aishayasmina2002@ wrote:
 
  Temans,
  Sebelum Titi DJ berangkat umroh sambil menikah dengan Ovie, di TV 
 ada wawancara dengan seorang ustadz, wartawan menanyakan kasus Titi 
 yang tidak didampingi keluarganya, tapi membawa umroh para 
 pembantunya. Jawaban ustadz itu, sebenarnya tidak bisa, seorang 
 perempuan ke mesjid saja tidak wajib, apalagi ke tempat jauh.
  Saya tidak mengerti ucapan ustadz itu, tidak jelas, atau mungkin 
 pihak tv atau production house yang memotong bagian kalimat ustadz 
 itu, yang jelas dengan jawaban itu saya menganggap pendapat ustadz 
 tsb bahwa wanita janda seperti Titi tidak boleh berangkat sendiri 
 umroh, apalagi nikah tanpa didampingi mahrom atau keluarganya.
  
  Di berita lainnya dijelaskan bahwa beberapa hari sebelumnya sudah 
 ada acara lamaran di rumah Titi. Kata teman saya, keluarganya Titi 
 memang keluarga non muslim, Titi saja yang muslimah. Kalau itu 
 benar, mungkin itu alasan Titi tidak didampingi keluarganya. Dan 
 tentang umroh sendiri, sebenarnya itu kan menyangkut keamanan. Jika 
 misalnya Titi pergi ke sana tidak sendirian, kenapa diributkan ya? 
 Dia kesana memakai satu biro jasa perjalanan haji/umroh, terlihat di 
 tv ada rombongan berseragam batik, katanya lebih dari 100 orang, 
 termasuk diantaranya saksi pernikahan Tantowi Yahya  habib apa 
 gitu. Rombongan segitu besar dengan perusahaan yang sudah lama 
 berkecimpung di jasa ini, kan wanita aman baik di hotel maupun di 
 perjalanan ke sana dan perjalanan di sana, di hotel juga tidak 
 mungkin laki-laki wanita yang belum menikah itu dicampur, kenapa 
 harus ada mahrom ya?
  
  Saya ingat juga pernah ada acara tentang naik haji di CNN, ada 
 muslimah yang dari Amrik, seorang wanita kulit putih bergelar doktor 
 tetapi seorang janda, dia naik haji dengan teman sesama wanita (dari 
 wajahnya kelihatannya dari Timur Tengah), tapi dia heran karena 
 untuk naik haji dia harus minta izin ke anaknya karena dia menjanda, 
 izin tertulis. Kenapa untuk ibadah harus ada izin? Itu ada alasannya 
 atau hanya ketentuan dari para ulama zaman dulu?
  
  salam
  Aisha 
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-06-03 Terurut Topik Chae

Yang memprihatinkan bagi saya adala dokrinitas pembodohan pada
perempuan atas nama agama, dimana perempuan didokrin agar tidak
menuntut hak-hak atas dirinya dan justru perempuan di doktrin agar
dengan rela atau terpaksa mau melepas hak-hak atas dirinya.

Terhadap poligami sebenarnya perempuan memiliki hak-hak atas sikap,
pilihan untuk menentukan apakah dia bisa menerima atau menolak
poligami sesuai dengan kepentinganya. Karena pada dasarnya POLIGAMI
MEMPUNYAI PELUANG BESAR UNTUK MENIMBULKAN KEZALIMAN
(MUDHARAT/KEJELEKAN) TERUTAMA TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK. Untuk
itu sebenarnya poligami juga merupakan pilihan tidak saja bagi kaum
laki-laki tapi juga bagi perempuan.

Yang terjadi sekarang ini justru sebaliknya, poligami menjadi PILIHAN
BAGI LAKI-LAKI DAN MERUPAKAN KETETAPAN BAGI PEREMPUAN. DAN INI
DIATASNAMAKAN PADA DOKRIN2 AGAMA.

Maka tidak heran ketika LAKI-LAKI MENZALIMI PEREMPUAN MAKA PEREMPUAN
DI HARUSKAN TIDAK MENUNTUT HAK ATAS DIRINYA DENGAN IMING-IMING BAHWA
KEZALIMAN YANG DI TERIMANYA AKAN DIBALAS DI AKHIRAT NANTI/DIKEHIDUPAN
BERIKUTNYA, PERDULI SETAN DENGAN KEHIDUPAN PEREMPUAN DI DUNIA PADA
DASARNYA PEREMPUAN DI DOKRIN BAHWA KEHIDUPAN NYA DIDUNIA BUKAN UNTUK
KEPENTINGAN DIRINYA TAPI UNTUK KEPENTINGAN KAUM LAKI-LAKI.

SEBALIKNYA JIKA LAKI-LAKI DIZALIMI OLEH PEREMPUAN ATAU PEREMPUAN
MEZALIMI LAKI-LAKI MAKA LAKI-LAKI BERHAK MENGHUKUM PEREMPEMPUAN
SEDEMIKIAN RUPA.




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Yg saya tahu kalo menurut ilmu psikologi alasan pertama itulah
sejatinya 
 sifat dasarnya seseorang. Jadi Teh Ninih sebenernya merasa terluka
ia tidak suka,
 Orang yg tertekan akan timbul sifat aslinya.
 [ cmiiw; pada psikolog, dokter yg ada disini bisa lebih detil
menjelaskan]
 
 Kecuali kan kalo si isteri itu yg pertama kali menyodorkan/menawari
perempuan pada suaminya untuk dinikahi.
 Tapi ini kan enggak; semuanya selalu dilakukan setelah terjadi, mau
gimana lagi?:-)
 Di tarekat rufaqa pun yg jelas2 membudayakan poligami, ada yg kaum
suami bilang pada isteri tuanya setelah terjadi 
 pernikahan. 
 Rasanya gimana gitu kalo ternyata madunya adalah kawan karib tempat
ia curhat tentang suaminya yg kegenitan, misalnya :-)
 Madunya itu ibarat pecundang seperti menggunting kain di lipatan -
menohok dari belakang
 
 Lain dibibir lain dihati.
 Semakin tekanan jiwa itu menjadi beban bisa jadi penyakit fisik dan
kejahatan.
 Wallahualam
 
 Salam
 l.meilany
 [ lagisukaberperibahasamohonmaap]
 
   - Original Message - 
   From: Aisha 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com ;
[EMAIL PROTECTED] 
   Sent: Saturday, May 26, 2007 6:27 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Ustadzah juga manusia ...:)
 
 
   Yang menarik di tulisan ini, walaupun Teh Ninih menyangkal pernah
ingin cerai, tapi di bawah ini di paragraf wawancara dengan ayahnya
Teh Ninih - HM Mukhsin pengasuh Pesantren Kalangsari bahwa SAAT INI
memang Teh Ninih tidak minta cerai, tapi SAAT AA GYM MENIKAH LAGI
ayahnya Teh Ninih mengaku bahwa Teh Ninih sempat menangis dan
mengatakan ingin berpisah. Jadi ketika di tv muncul wajah Teh Ninih
yang kurus dengan bibir bergetar mengatakan ikhlas suaminya menikah
lagi, ternyata itu sudah melalui perjuangan besar, jelas bahwa Teh
Ninih terguncang saat mengetahui pernikahan diam-diam suaminya dan
ingin cerai. 
 
   Kesimpulannya, ustadzah seperti Teh Ninih juga ternyata manusia
juga ya, mungkin saja sebelumnya dalam ceramahnya menyatakan
persetujuannya terhadap poligami, dan waktu pernikahan diam-diam ini
terungkap di media massa, sambil ketawa-ketawa Aa Gym mengatakan bahwa
suami istri ini dalam beberapa tahun sebelumnya sudah membicarakan
poligami dengan calon istri mulai dari yang janda sampai gadis. Tetapi
saat kejadian poligami ini terjadi, ternyata ustadzah ini juga
terguncang, saya tidak tahu apakah ini karena suaminya nikah diam-diam
dengan wanita yang mantan model yang lebih muda dan lebih cantik?
Apakah sang ustadzah tidak akan terkejut, tidak akan berniat minta
cerai jika suaminya tidak nikah diam-diam dan menikahi wanita yang
lebih jelek dan lebih tua?..:) Ingatan saya jadi ke satu acara Padamu
Negeri di Metro TV yang memperlihatkan kelompok perempuan dari HT yang
100% setuju suami-suami menikah lagi tapi ketika ditanya, suami mereka
belum ada yang menikah lagi, apakah mere! ka ini akan tetap tertawa
dan setuju jika suami-suami mereka bener-bener menikah lagi? Apakah
mereka akan lebih kuat dari teh Ninih yang menangis (dan rumor masuk
RS juga) lalu sempat ingin cerai juga?
 
   Di pengakuan ayahnya Teh Ninih juga tergambarkan bahwa sejak
menikah lagi, Aa Gym tidak pernah mengunjungi mertuanya (walaupun
uangnya tetap datang) padahal sekarang tawaran berceramahnya kan
menurun, artinya lebih banyak waktu luang dibanding saat laris dulu.
Mertuanya tahu tentang mantu yang nikah lagi juga dari anaknya, saya
jadi ingin tahu, apakah etikanya seorang laki-laki yang mau nikah lagi
harus lapor dulu ke mertuanya? Kalau tidak salah mantunya Rasulullah
(suami Siti 

[wanita-muslimah] Re: Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!

2007-05-31 Terurut Topik Chae
gara-gara masalah muhrim (walau salah tapi populernya begino..) atau
mahrom ada aja yang mempermasalahkan apaka seseorang wudhu nya batal
atau tidak jika tersentuh oleh pasangannya (istri/suami). Ada juga
yang berpendapat sama siapa saja juga kagak bakalan batal wudhunya
sepanjang disentuh tanpa nafsu;)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 muhrim ... mungkin maksudnya mahrom ya?
 kalau muhrim kan maksudnya orang yang pake baju ihrom
 kalau mahrom itu orang yang haram dinikahi
 lha berarti wanita itu gak boleh didampingi oleh suami dong
 kan suami jelas2 bukan mahrom
 kalau suami mahrom, pernikahannya malah dosa dong, he he :)
 
 tapi ngomong soal jalan2 di arab emang harus berhati-hati terutama
buat wanita
 jangankan tidak didampingi pendamping (apa ya istilahnya)
 lha wong didampingi suami aja kadang bisa diculik
 misal, kalau naik taksi biasanya kan perempuan duluan, baru laki2
 (untuk menghormati/kesopanan dll)
 tapi temen saya bilang jangan itu dilakukan di arab, bisa2 istri kamu
 diculik ...
 soale setelah sang perempuan naik, si supir taksi langsung melarikan
taksinya
 makanya buat jaga2 harus cowo dulu yang masuk, atau barengan aja
masuk. begitu
 barangkali ada yang bisa konfirmasi?
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 5/31/07, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 
 
 
 
 
  http://www.fajar.co.id/news.php?newsid=35825
 
   Wanita tanpa Muhrim, Hati-hatilah!
   (26 May 2007, 884 x , Komentar)
 
   Ini pelajaran bagi wanita yang akan menunaikan haji atau umrah ke
Tanah Suci Makkah. Hati-hati berangkat tanpa muhrim karena bisa
membahayakan keselamatan.Laporan Abdul Haliq dari Madinah





[wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)

2007-05-28 Terurut Topik Chae
Abah,

Sayangnya mis konsep tentang 72 bidadari ini sudah memakan banyak
korban, termasuk Imam samudra Cs yang berkeyakinan bahwa akan
mendapatkan reward 72 bidadari di surga atas prilakunya:(

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mia:
 Kalo menurut hadis dan para ulama, AA mestinya akan disongsong oleh 72
 bidadari di sorga nanti, dan teh Nini akan bertemu dengan suaminya
di sorga
 nanti.
 ---
 HMNA:
 Angka 72 ini perlu diluruskan.Angka 72 bidadari itu bersumber dari
situs 
 sampah Answering Islam, kemudian dilempar bahkan ke dunia nyata
angka 72 
 itu, Itu dipakai oleh orang-orang yang benci kepada Islam dan ummat
Islam 
 untuk mengejek ajaran Islam utamanya mengejek Al-Quran, yang sayangnya 
 termakan pula informasi sampah itu oleh ummat Islam, termasuk Mia.
 
 Coba Mia buka Al-Quran:
 hWRN MQShWRt FY ALHYAM (S. ALRhMN, 55:72), ini transliterasi huruf demi
 huruf, diterjemahkan:
 72. (Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam
rumah. (72
 beautiful women, close-guarded in pavillions)
 Dalam situs Answering Islam yang hanya dalam wujud terjemahan itu, tanpa
 ayat aslinya, antara angka 72 dengan beautiful women disengaja
menghilangkan
 titik. Manipulasi tanpa titik ini menghasilkan 72 bidadari, padahal
 sesungguhnya angka 72 itu adalah nomor ayat. Begiccu accu
 Wassalam,
 HMNA
 
 ##
 
 - Original Message - 
 From: IrwanK [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Tuesday, May 29, 2007 00:24
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Ustadzah juga manusia ...:)
 
 
  Mbak Mia serem juga nih.. pake/main anceman segala.. :-p
 
  Wassalam,
 
  Irwan.K
 
  On 5/28/07, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI
AKHIRAT
  NANTI!
 
  MIA: Kalo menurut hadis dan para ulama, AA mestinya akan disongsong
  oleh 72 bidadari di sorga nanti, dan teh Nini akan bertemu dengan
  suaminya di sorga nanti.





[wanita-muslimah] Re: Ninih Menepis Gosip Cerai

2007-05-28 Terurut Topik Chae
Yang memprihatinkan ketika alasan hanya karena Allah menjadi sebuah
alibi untuk menjustifikasi sikap putus asa terhadap suatu masalah
dan sikap demikian justru memperparah situasi dan kondisi menjadi
lebih buruk.

Pada dasarnya Islam tidak membenarkan seseorang untuk melakukan
kezaliman termasuk menzalimi dirinya sendiri. Dalam kasus dimana
seorang istri yang dizalimi oleh suaminya seringkali digiring dalam
kondisi untuk turut menzalimi dirinya sendiri.Padahal tidak akan
berubah nasib seseorang jika dia sendiri tidak berusaha untuk merubah
situasi dan kondisi yang menimpanya.

Sikap Siti Fatimah yang tegas menolak kezaliman terhadap dirinya bisa
menjadi contoh bagi para wanita muslimah untuk mau bersikap
memperjuangkan kebahagian dirinya dan mau menuntut hak-hak yang
dimiliknya. Sayang sekali sikap seperti ini sangat minim
disosialisasikan dalam kasus poligami terutama dalam masyarakat patriakis.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Indah ya bu Flora, ketika segala sesuatunya hanya karena Allah. 
 Adapun hal-hal yang sifatnya manusiawi tentu ada karena sebuah 
 keniscayaan belaka mengingat kita bukanlah malaikat yang tanpa 
 freedom of choice, choice of Good or Evil.
 
 Yang saya juga ikut termenung adalah begitu bisa 'aneh' komentar atas 
 isi wawancara ini dan yang digarisbawahi oleh 'keanehan' itu adalah 
 sisi yang dari awal di tepis langsung oleh Teteh. Sungguh segala 
 sesuatu itu bisa menjadi ujian, kebaikan dan keburukan.
 
 Sungguh sedikit sosok panutan ummat yang mau terbukan dan membuka 
 diri untuk dikritisi, bahkan hingga balik dibenci oleh mereka yang 
 berlebihan mengagumi beliau.
 
 Yang terbaik dari Allah.
 
 salam,
 Satriyo
 
 ===
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
 florapamungkas@ wrote:
 
  Ninih Menepis Gosip Cerai
  APA PUN YANG TERJADI, SAYA DAN AA HARUS BERSAMA SAMPAI DI AKHIRAT 
 NANTI! 
  
  http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=13803no=2
  
  
  Setelah Aa Gym berpoligami, gosip miring kerap menghampiri hubungan 
 Aa
  Gym-Teh Ninih. Baru-baru ini berhembus kabar, Ninih (40) diisukan 
 minta
  cerai. Benar demikian? Enggak pernah kepikiran pisah dengan Aa! 
 Kini ibu
  dari 7 anak ini semakin rajin berdakwah. Salah satu alasannya, 
 sekarang
  Ninih tak perlu fokus lagi mengurus Aa Gym karena sudah berbagi 
 tugas dengan
  madunya, Rini. Berikut obrolan dengan Ninih. 
  
   Sejak kapan mulai berdakwah?
  Kalau mengajar, sudah saya lakukan sejak remaja hingga kuliah. Untuk
  berdakwah, terhitung sejak 5 tahun yang lalu. Karena sudah 
 disiapkan, ya,
  enggak menemukan kesulitan. Awalnya ditandem dulu oleh Aa, lalu Aa 
 memberi
  masukan tentang kurang-lebihnya dakwah saya. Saya disiapkan Aa 
 seperti
  mengajar anak TK. Tapi senang, kok, diajari Aa. Ha. . ha.. 
  
  Kabarnya akan pulang ke rumah orang tua di Cijulang?
  Bukan pulang, tetapi mau dakwah di rumah Teteh,karena ibu-ibu di 
 sana sudah
  kangen sekali. Memang, biasanya ke sana dengan Aa. Sekarang Teteh 
 mencoba
  sendiri saja. Tak masalah, kok. Malah latihan mandiri di kampung 
 halaman
  sendiri. 
  
  Biasanya memang Aa yang dakwah lebih banyak, Teteh kebagian sedikit.
  Sekarang Aa menganjurkan mandiri, supaya tidak dibayang-bayangi 
 kebesaran
  nama Aa. Kata Aa, Saya mempersilahkan Mamah (panggilan Aa Gym pada 
 Ninih,
  Red.) untuk leluasa berkreasi dalam berdakwah penuh. Tapi Aa 
 selalu SMS,
  kok, memberikan masukan tentang poin-poin yang penting untuk materi 
 dakwah
  Teteh. Misalnya, ketika Teteh ceramah tentang kecantikan wanita, 
 pekan lalu
  di Tangerang, Teteh minta saran dan Aa mengatakan, kecantikan 
 wanita itu
  bukan dari topeng, melainkan dari qolbu-nya. Nah, Teteh ingat terus
  kata-kata itu.
  
  Apakah latihan mandiri itu bisa diartikan saat ini sedang dilatih 
 agar bisa
  mandiri dan kelak hidup sendiri?
  Kalau Aa melatih mandiri, itu karena kita tidak tahu apa yang bakal 
 terjadi.
  Jadi, seorang istri harus disiapkan dalam segala hal, agar tidak 
 bergantung
  pada suami. Misalnya, dalam hal keuangan. Namanya usia, ka, tidak 
 bisa
  diduga. Siapa tahu suami yang lebih dulu pergi selamanya. Nah, 
 istri harus
  disiapkan dalam kemandirian. Dalam hal tauhiid, itu jelas, enggak 
 boleh
  bergantung kepada manusia, tetapi bergantung kepada Allah. 
  
  Jadi, sudah sejak lama Aa menyiapkan saya untuk mandiri. Bukan 
 dalam arti
  harafiah, tetapi untuk melebarkan dakwah agar lebih luas. Dengan 
 begitu, Aa
  dan Teteh bisa berdakwah di dua tempat berbeda dalam waktu yang 
 sama. Hanya
  saja, Aa biasanya berdakwah lebih umum, sementara Teteh lebih ke 
 topik
  perempuan. Itu akan lebih match. Di sini (arti) kemandirian itu 
 bukan untuk
  bersaing, melainkan untuk saling maju dan saling menguatkan wawasan 
 supaya
  lebih melebar.
  
  Jadi, kabar mau pisah dari Aa Gym tidak benar?
  Memang ada isu begitu? Siapa yang bilang? (Ninih mengernyitkan 
 dahi) Ada
  saja, kali, yang iseng, ya. Wah, malah makin indah cintanya 

[wanita-muslimah] Re: Sejati Neng Urip

2007-05-28 Terurut Topik Chae
Prinsip Bapanya Pak Agus sama dengan saya Pak;) ketentraman dalam
menjalani kehidupan menjadi hal yang utama walau kadang sulit untuk
dilakukan...

Tapi bisa kasih bocoran tidak??? bagaimana kita bisa mengetahui bahwa
seseorang itu termasuk orang soleh??? ada ciri-cirinya dari orang yang
soleh?? maklum sekarang ini banyak yang cuman mirip doang...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, agussyafii [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Sejati Neng Urip
 
 Sejati neng urip iku ati tentrem. (sejatinya hidup adalah hati 
 tentram). Begitulah yang diucapkan bapak pada saya. Setinggi apapun 
 kita sekolah. Seberapa banyak harta yang dimiliki. Seberapa besar 
 kekuasaan seseorang jika hatinya tidak tentram maka hidupnya bagai 
 dineraka.
 
 Itulah sebabnya bapak selalu menasehatkan pada saya untuk selalu 
 berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Berkumpul dengan orang 
 sholeh, paling tidak membuat hati kita tentram dari dua hal. Aman 
 dari ucapannya dan aman dari perbuatannya.
 
 Wassalam,
 agussyafii 
 
 ==
 Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui 
 http://agussyafii.blogspot.com dan sms 0888 176 48 72
 ==





[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar

2007-05-23 Terurut Topik Chae
Yang kita kritik itu kelakuanya dan bukan kepada subjectnya;) justru
dengan kritikan seperti ini menjadi sebuah sarana berkasih sayang...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Hendri [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sudahlah, tidak usah kita membicarakan kekurangan/kelemahan orang lain 
 atau organisasi umat Islam, apalagi sampai menjelek-jelekan. Mereka itu 
 kan saudara kita juga. Lebih baik kita mendoakan, semoga Allah 
 mengampuni dan membimbing mereka. Siapa tahu dimata Allah mereka lebih 
 baik dari kita. Lebih baik kita introspeksi diri, apa yang sudah kita 
 lakukan untuk kebaikan umat ?
 Chae wrote:
 
  setuju Mba;)
 
  Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan
  untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil
  manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar,
  berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan
  mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk
  mencari manfaat.
 
  Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan
  tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan
  tetap bernilai salah...
 
  Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:((
 
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Banyak keluhan masyarakat ttg:
   - sampah
   - got mampet
   - DB, tipus
   - banjir
  
   Tolong dong FPI bantuin:
   - memilah sampah
   - bersiin got mampet
   - gebukin nyamuk DB
   - nanem pohon
  
   Mana expressiny
   :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang dan
   syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, nyerang
   orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah...
  
   salam
   Mia
  
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
   
Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks duduk
perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak
sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI
   begitu
krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas
   tempat2
rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan
meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga
   salah
juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan?
   
Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis kejadiannye?
Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi tu
nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh
   tipi
kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang
   laporannye
didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...?
   
emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin FPI
emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga ma
hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi ame
ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita!
   
kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik
   gituuu ...?
   
nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan?
   
ditunggu ...
   
salam,
(kenalin, nama)
satriyo
(yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!)
;-]
   
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Rani Kirana
rani_kirana123@ wrote:


 ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat
 punya telinga tapi tidak mendengar..
 punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan..

 loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak-
   rusakan

 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
 wikan.danar@ wrote:
 
  kalau ada kafe buka, terus dirusak
  ada tempat bilyar buka, dirusak
 
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com http://wikan.multiply.com
 
  On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM,
   tapi
 bagian
   mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim
   sendiri?
 

   
  
 
  
 

 
  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition. 
  Version: 7.5.467 / Virus Database: 269.7.6/814 - Release Date:
5/21/2007 2:01 PM
 





[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?

2007-05-23 Terurut Topik Chae
Coba dilihat di Qs.33:51 (bukan di Qs.33:52). 

Saya coba tolong dikoreksi apakah benar peraturan tentang talak 3
harus diselingi nikah dengan orang lain adalah hasil fiqh??

Kedudukan sosial perempuan secara dalam nilai budaya kita berbeda
dengan kedudukan perempuan arab pada waktu dulu hingga sekarang, jelas
perangkat Mahar tidak 100% memiliki fungsi yang sama antara mahar di
ranah budaya kita dengan mahar diranah budaya arab.

Kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan pada budaya
ASLI kita membuat Mahar tidak berfungsi sebagai pelindung perempuan
atau dalam kata lain tidak diperlukan tools serupa Mahar untuk
melindungi kaum perempuan di Nusanta ini. Sehingga pada akhirnya Mahar
hanya berupa sebuah simbol secara ritual saja.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Bagian mana dari Qs.33:52 yang buat ibu bisa memberi dasar 
 bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan 
 sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua 
 belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya 
 cucok..ya monggo bae. ...? Nalar pribadi atau ada rujukan lain yang 
 akurat?
 
 Nah justru yang mahar simbolis ini yang salah kaprah. Islam 
 menetapkan adanya mahar buat pere agar di antaranya [1] si lelaki 
 lebih tanggung jawab dan menghargai si pere karena itu bisa jadi 
 bukti keseriusan untuk mengarungi hidup bersama, more than just 
 simbolism, dan [2] sebagai istri yang tidak wajib mencari nafkah tapi 
 wajib dinafkahi, mahar adalah salah satu cara si pere/istri 
 memastikan suaminya tidak begitu saja meninggalkan dia saat 
 sudah 'bosan' (kdrt bo!). Maka wajar di beberapa negara timur tengah 
 yang mayoritas muslim, mahar itu berupa rumah lengkap dengan isinya 
 plus perhiasan. Lalu kenapa jadi digeser ke simbolis? Memang suami di 
 sini (buat yang menganggap mahar itu simbolis) lebih tidak 'tegaan' 
 dari suami di tempat lain?
 
 Meskipun si istri itu pengusaha sukses macam Khadijah ra, tetap saja 
 mahar itu harus ada. Karena buat sosok macam beliau, jika memang 
 memilih dipinang oleh lelaki yang sec finansial pas-pasan, sesuai 
 sabda Rasul, nilai maharnya tentu kecil saja. Ala kulli hal, 
 berpenghasilan besar atau tidak, mahar bukanlah simbolis. Dan sesuai 
 sabda Rasul yang sama, makin kecil mahar makin menunjukkan trust si 
 pere pada calon suami. Tinggal bagaimana suami membuktikan itu, di 
 hadapan istri dan Allah!
 
 Jadi konyol saja buat mereka -- terutama yang berada, macam para 
 seleb -- yang menentukan nilai mahar berdasar pada tanggal nikah. 
 Pake tanggalan masehi pula bukan hijriah ...! hehehe
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja
  terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal 
 didasari
  dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 
 kali
  juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na 
 mah
  awet rajet...leres neng Aisya??;)
  
  Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau
  tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian
  dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki
  buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan
  keinginan bisa lebih.
  
  Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara 
 mengembalikan
  mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar
  seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi
  perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Mas Dws,
   Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena saya 
   orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya Indonesia 
 bisa 
   nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll tsb??
   
   Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara thdp 
   kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?..
   
   Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman  nyaman kalo 
 hukum 
   gak tegak? coba aja tanah aja bisa banyak (ganda) sertifikatnya. 
   Mules deeh bicara hukum.
   
   Lagi..lagi hukum, kalo hukum tegak, FPI gak bakalan main Hakim 
   sendiri. [Bakalan main Hakim rame-rame...:-)]
   
   Tapi bener Mas, soal hakim yang gak mau memberi ijin kalo 
 pasangan 
   tsb masih sekamar/serumah. Saya pernah ngobrol sama seorang 
   penasehat hukum menasehatkan kliennya yang mau mengajukan khulu' 
   untuk pisah rumah kalau memang sudah bertekad akan 
   bercerai...ya..krn alasan tsb. Karena suami kliennya itu gak mau 
   menceraikan, jadi takutnya itu yang dijadikan alasan ke 
 pengadilan 
   untuk membatalkan khulu' si istri. 
   
   wassalam, 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi 
   soegardi@ wrote:
   
talak model begini, ngga diakui oleh hukum (UU Perkawinan dan 
 KHI).
dalam proses

[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?

2007-05-23 Terurut Topik Chae
Mba Rita...ini Berita yang sangat mengiris hati nurani kita dan
melukai rasa keadilan kita...

Mahar pada masyrakat Nabi merupakan satu bentuk perlindungan bagi
perempuan yang berupa modal kalau boleh dibilang Mahar merupakan satu
cara untuk membuat perempuan bisa memiliki kemandirian ekonomi.
Seorang perempuan yang berani melakukan khulu atau mengembalikan mahar
di anggap sudah mampu mandiri secara ekonomi tanpa di sokong oleh
beraadaan mahar. Tapi di berbagai ayat banyak anjuran untuk tetap
memberikan mahar sebagai pemberian yang tidak boleh di ambil lagi.

Dalam pernikaan,Qur'an sangat menitik beratakan kesamaan dan persamaan
derajat. Dengan samaan dan persamaan derajat akan memberikan keadilan
kepada kedua belah pihak dan kesamaan hak dalam menentukan pilihan.

Yang sial itu perempuan kita yang hidup dalam kontaminasi budaya
arab. Mahar cuman dijadikan simbol, kedudukan disamakan dengan
perempuan arab dan dijajah secara ekonomibanyak sekali perempuan
Indonesia yang bernasib sama dgn Ibu Tasbirah

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ritajkt [EMAIL PROTECTED] wrote:

 kalo menurut saya, Perempuan, terutama yang tidak punya akses 
 ekonomi, sangat sulit mendapatkan hak tersebut. Selain tidak tahu, 
 juga seringkali tidak berani...:-((
 
 Kemarin saya baca berita tentang Ny Tasbirah, istri muda seorang guru 
 ngaji (fakta ini saya baca di Koran Tempo, tapi tidak berani 
 disebutkan oleh Kompas dan Jkt Post, sori, saya tidak baca media yang 
 lain :-))) bernama Pak Anwar. Bu Birah ini belum selesai masa nifas, 
 dia menolak diajak ML suaminya sehingga si suami marah dan, masya 
 Allah, membakarnya. Kemarin Ny Tasbirah diberitakan wafat...
 
 Sebelumnya, Bu Tasbirah yang kesulitan biaya (keluarga Pak Anwar yang 
 kaya itu tak mau menanggung biaya RS karena keluarga Bu Birah 
 melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan si guru ngaji kini 
 ditahan) terpaksa berobat jalan padahal dokter belum sepenuhnya 
 mengijinkan ia pulang. Dengan alasan biaya pula, Bu Birah ini  
 dirawat di rumah yang rawan terjadinya infeksi (PCMIIW). Dan 
 terbukti, hari Minggu malam Bu Birah dilarikan kembali ke RS karena 
 demam tinggi dan esoknya wafat. Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. 
 
 Yang membuat saya sedih, Bu Birah ini, ketika kembali ke rumah, TIDAK 
 BERANI menggugat cerai suami durjananya itu
 
 slm,
 rita





[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?

2007-05-23 Terurut Topik Chae
Qs.33:50 kehususan yang memang hanya untuk apa yang dipaparkan pada
Qs.33:50 saja;))

Kalau tidak Qs.65:1 juga pengkhususan...
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Saya mencoba menolong untuk mengoreksi pendapat perceraian sendiri 
 bisa saja terhapus begitu saja dengan  sebuah hubungan suami istri 
 asal didasari dengan kerela-an kedua   belah pihak. Jadi mau cerai-
 nyambung 1000 kali juga asal dua-duanya   cucok..ya monggo bae.
 
 Baca juga ayat sebelumnya, yaitu QS33:50
 
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Coba dilihat di Qs.33:51 (bukan di Qs.33:52). 
  
  Saya coba tolong dikoreksi apakah benar peraturan tentang talak 3
  harus diselingi nikah dengan orang lain adalah hasil fiqh??
  
  Kedudukan sosial perempuan secara dalam nilai budaya kita berbeda
  dengan kedudukan perempuan arab pada waktu dulu hingga sekarang, 
 jelas
  perangkat Mahar tidak 100% memiliki fungsi yang sama antara mahar 
 di
  ranah budaya kita dengan mahar diranah budaya arab.
  
  Kedudukan yang setara antara laki-laki dan perempuan pada budaya
  ASLI kita membuat Mahar tidak berfungsi sebagai pelindung 
 perempuan
  atau dalam kata lain tidak diperlukan tools serupa Mahar untuk
  melindungi kaum perempuan di Nusanta ini. Sehingga pada akhirnya 
 Mahar
  hanya berupa sebuah simbol secara ritual saja.
  
  
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Bagian mana dari Qs.33:52 yang buat ibu bisa memberi dasar 
   bahwa perceraian sendiri bisa saja terhapus begitu saja dengan 
   sebuah hubungan suami istri asal didasari dengan kerela-an kedua 
   belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali juga asal dua-
 duanya 
   cucok..ya monggo bae. ...? Nalar pribadi atau ada rujukan lain 
 yang 
   akurat?
   
   Nah justru yang mahar simbolis ini yang salah kaprah. Islam 
   menetapkan adanya mahar buat pere agar di antaranya [1] si 
 lelaki 
   lebih tanggung jawab dan menghargai si pere karena itu bisa jadi 
   bukti keseriusan untuk mengarungi hidup bersama, more than just 
   simbolism, dan [2] sebagai istri yang tidak wajib mencari nafkah 
 tapi 
   wajib dinafkahi, mahar adalah salah satu cara si pere/istri 
   memastikan suaminya tidak begitu saja meninggalkan dia saat 
   sudah 'bosan' (kdrt bo!). Maka wajar di beberapa negara timur 
 tengah 
   yang mayoritas muslim, mahar itu berupa rumah lengkap dengan 
 isinya 
   plus perhiasan. Lalu kenapa jadi digeser ke simbolis? Memang 
 suami di 
   sini (buat yang menganggap mahar itu simbolis) lebih 
 tidak 'tegaan' 
   dari suami di tempat lain?
   
   Meskipun si istri itu pengusaha sukses macam Khadijah ra, tetap 
 saja 
   mahar itu harus ada. Karena buat sosok macam beliau, jika memang 
   memilih dipinang oleh lelaki yang sec finansial pas-pasan, 
 sesuai 
   sabda Rasul, nilai maharnya tentu kecil saja. Ala kulli hal, 
   berpenghasilan besar atau tidak, mahar bukanlah simbolis. Dan 
 sesuai 
   sabda Rasul yang sama, makin kecil mahar makin menunjukkan trust 
 si 
   pere pada calon suami. Tinggal bagaimana suami membuktikan itu, 
 di 
   hadapan istri dan Allah!
   
   Jadi konyol saja buat mereka -- terutama yang berada, macam para 
   seleb -- yang menentukan nilai mahar berdasar pada tanggal 
 nikah. 
   Pake tanggalan masehi pula bukan hijriah ...! hehehe
   
   satriyo
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa 
 saja
terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal 
   didasari
dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 
 1000 
   kali
juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda 
 na 
   mah
awet rajet...leres neng Aisya??;)

Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain 
 kalau
tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang 
 demikian
dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu 
 lelaki
buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan
keinginan bisa lebih.

Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara 
   mengembalikan
mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar
seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah 
 bagi
perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@
wrote:

 Mas Dws,
 Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena 
 saya 
 orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya 
 Indonesia 
   bisa 
 nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll 
 tsb??
 
 Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara 
 thdp 
 kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?..
 
 Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman  nyaman kalo 
   hukum 
 gak

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar

2007-05-22 Terurut Topik Chae
Pertama saya mau tanya sama Pak Satriyo, memangnya bagaimana misi dan
visi FPI berdasarkan..

1. Habib Rizki (ma'af kalau salah nulis) sebagai ketuanya..

2. Berdasarkan ad/art FPI

Kemudian kenapa saya katakan bahwa bahwa FPI sama saja dengan pelacur
dalam konteks bahwa keduanya mempunyai niat yang baik...FPI ingin
menghapus kejelekan sedangkan pelacur ingin menyelamatakan keluarga
tapi keduanya menjalani kedzaliman...jika FPI mendzalimi orang lain
maka pelacur mendzalimi dirinya sendiri artinya mereka berdua (FPI dan
Pelacur sama-sama tidak berbuat adil)sedangkan dalam Qur'an sendiri
ada larangan untuk tidak berbuat tidak adil walau kepada musuh
sekalipun.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maaf, meminta maaf itu hak, jadi mohon jangan langgar HAM saya. 
 Terima kasih.
 
 Apakah perbedaan bagi kita yang pluralis dan demokrat memang SUATU 
 MASALAH atau hanya keniscayaan? Mungkin yang jadi masalah adalah 
 ketika ada pihak yang memaksakan kehendak atau keyakinannya kepada 
 pihak yang berbeda, agar menjadi sama ...
 
 Yang saya maksud hantam kromo atau generalisir adalah fenomena bahwa 
 FPI atau kelompok mana saja, termasuk yang lebih besar, spt muslim, 
 nasrani, hindu dll, yang oleh pihak tertentu disama-ratakan, padahal 
 elemen di dalam kelompok itu juga heterogen. Apalagi hantam kromo itu 
 tanpa lebih dulu kroscek atau tabayun ...
 
 Silakan percaya dari sumber yang ibu tahu tapi dari Habib langsung -- 
 dan ini artinya sumber primer -- beliau tidak pernah memerintahkan 
 tindak anarkis. Adapun ekses di grass root yang lalu dibesar2kan dan 
 malah dibuat menjadi trademark, itu yang saya anggap hantam kromo dan 
 tidak fair.
 
 Jadi untuk menutup diskusi yang sudah melenceng dari judul thread, 
 saya tetap berpegang pada apa yang disampaikan oleh Habib dan apa 
 yang tertera pada ad/art FPI. Jika ada yagn telanjur punya stereotip 
 dan keukeuh berpegang padanya ya silakan ... krn sama saja dengan 
 mengambil sikap non-muslim yang melihat islam dari perilaku muslim, 
 bukan pada sumbernya, Al-Qur'an dan Hadis ...
 
 Alasan saya jelas, bukti jg akurat dan konkrit. Jadi saya kembalikan 
 ke ibu dan yang lain yang sepaham/sependapat.
 
 Soal prioritas saya kira sudah terjawab. Tambahan saja agar jelas, 
 bahwa semua penting, tapi dengan tidak berlaku proporsional, 
 menyamakan FPI dengan pelacur, FPI dianggap sarang preman atau bahkan 
 adalah kumpulan preman (memang di DPR atau MPR beda gitu?), FPI 
 selalu menjadi pihak yang bersalah dng fakta yang dipaksakan atau 
 fakta parsial di lapangan, atau memabndingkan FPI dengan sudin 
 kebersihan atau aktifis lingkungan ... wah ko nda ingat betapa FPI 
 ikut tanpa pamrih membantu membersihkan mayat2 korban tsunami di Aceh 
 di awal-awal. Kemana fakta itu? 
 
 Tapi memang sudah typical, yang bagus sebanyak apapun, ketika ada 
 yang jelek setitik ya itu yang paling dipegang ...
 
 Saya cukupkan sekian, adapun yang ingin menanggapi yo monggo, mau 
 nanggapi message atau messenger nya ... ra menopo ... feel free ...
 
 salam,
 satriyo
 
 PS: maaf kalo standar diskusi saya katrok dan ndeso ... maklum, wong 
 udik, ra duwe mata, telinga lan hati nurani ... ;-]
 
 ===
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Minta maaf karena apa? Terburu2 itu bukan soal waktunya, karena 
  nggak ada yang ngeburu2in kita di alam maya, tapi terburu2 mencerna 
  tanpa mendengar (i.e membaca) dengan baik, itu bukan cara diskusi 
  yang adil. Nggak usah minta maaf lagi ya Pak.
  
  Saya menawarkan energi yang semacam FPI (jadi bukan FPI saja), 
  disalurkan untuk prioritas bersama, yaitu memperbaiki lingkungan 
  kita yang sudah rusak dan nggak diperhatikan ini.
  
  Tapi kalau Pak Satriyo meliat itu bukannya prioritas, bahkan 
  merangsek 'tempat maksiat' itu dianggap prioritas, ini perbedaan 
  kita memandang suatu persoalan, YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI 
 PERSOALAN 
  ITU SENDIRI. Saya mengerti nafsu mau menang kita sendiri menutup 
  mata kita terhadap lingkungan yang merupakan sumber kehidupan kita 
  sendiri dan anak2 di masa depan.
  
  Jadi ini bukan hantam kromo, tapi menawarkan solusi. Bahkan jalan 
  yang benar (memelihara lingkungan), bukan jalan yang sesat 
  (anarkisme kekerasan). Apa ini bukan amar maruf nahyi munkar?
  
  Apa yang disinyalir beberapa temen saya yang PKS maupun bukan, 
  ternyata sejalan dengan yang anda bilang (sumber saya bukan 
  koran/media). FPI mendapat beckingan dari aparat militer/polisi. 
  Dengan anarkisme seperti ini, plus atas nama Islam plus beckingan 
  miiter, ini namanya berbahaya, dan sesat. Tindakan FPI bukan amar 
  maruf nahyi munkar tapi premanism yang lagi diinstitusikan.
  
  Empati untuk FPI sudah saya jelaskan, kita memahami perasaan/emosi 
  para preman, tapi bukan artinya serta merta keberpihakan khusus 
  kepada mereka yang jelas anarkis, garis keras dan KKN.
  
  Pak Satriyo mesti meninjau ulang persepsi/niat/konsep anda tentang 
  kiprah FPI. Kenyataannya dari 

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar

2007-05-22 Terurut Topik Chae
Justru pertanyaan saya pada Pak Satriyo sebagai process tabayun..jadi
silahkan informasikan agar tidak salah paham mengenai..

1. Misi dan Visi FPI menurut Habib RIZIQ

2. Misi dan Visi FPI berdasarkan AD/ART.

Silahkan dijawab.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aisha,
 
 Terima kasih atas bantuan penjelasannya. Spt biasa saya lebih nyaman 
 untuk dapat tanggapan langsung dari yang bersangkutan dalam hal ini 
 Mia, untuk apa yang saya tujukan ke beliau. Sekali lagi, menyampaikan 
 maaf itu sudah kelaziman, karena tidak ada yang dirugikan dengan 
 meminta maaf. Jadi saya merasa tidak pada tempatnya saja ada larangan 
 meminta maaf.
 
 Apa yang Aisha dan Chairunisa sampaikan seputar komentar saya tentang 
 ucapan Habib RIZIQ (hmm ... sebapa jauh ya tahu persis FPI misalnya 
 jika nama pimpinannya saja tidak tahu persis, atau bahkan tidak 
 tahu?) dan AD/ART FPI bisa saya pahami. Artinya bagi yang tidak tahu 
 FPI lebih jauh atau langsung dan hanya mengandalkan secondary sources 
 atau bahkan kurang dari itu, spt dari media massa atau dari kata si 
 anu, tidak aneh jika tidak bisa empati. Hal yang wajar buat manusia 
 tidak suka atau bahkan benci pada sesuatu yang tidak dikenal atau 
 yang dianggap dikenal tapi sebenarnya tidak. Justru ini yang kadang 
 tidak kita sadari. Ko merasa tahu padahal sebenarnya tidak, dan sudah 
 pula berani berkomentar. Bukankah ini sesuatu yang terlihat remeh 
 tapi penting, to know exactly what you think you know?
 
 Soal komentar Habib, saya tahu langsung karena pernah satu majlis 
 dengan belaiu bersama ust Arifin Ilham dan para ulama dan habaib 
 lainnya. Bahkan yang saya tahu, habib Riziq dan Habib Jafar Umar 
 Thalib, doa sosok yang dianggap cerminan 'kebiadaban' 
 atau 'kepremanan' Islam, konon mau mengerti masukan dari pks dan 
 mereka sejak itu tidak lagi bergerak independen dan tanpa strategi. 
 Bahkan ayahanda Jafar menerima konsekuensinya yaitu ditinggal oleh 
 jamaahnya yang merasa beliau jadi lembek, dan bahkan ada 
 yang 'memecat' beliau dari 'blok' salafi di tanah air.
 
 Kembali ke habib Riziq, saya kira apa yang beliau alami dengan FPI 
 tidak jauh berbeda dengan organisasi atau lembaga lain di manapun. 
 Polri misalnya. Kita tentu tahu bahwa stigma atau stereotip polisi 
 itu ini dan itu tentu bukan tanpa bukti dan fakta/data akurat. Tapi 
 apakah itu mencerminkan dan membuat semua orang di lembaga polisi 
 seperti itu? Tidak bukan? Padahal polisi konon adalah bagian dari 
 penegakan hukum dan pelindung masyarakat negara ini. Dengan jumlah 
 anggota atau simpatisan yang tidak sedikit, saya kira tidak 
 mengherankan jika FPI pun terkena fenomena serupa. Jadi intinya 
 bukanlah hitam putih semata, tapi secara pragmatis, praktek dan 
 idealisme tidak selalu bisa sejalan.
 
 Saya percaya bahwa setiap pemimpin pasti sudah berusaha sebisa 
 mungkin mengatur dan bertanggung jawab atas mereka yang ia pimpin 
 tapi bukan berarti pasti tidak ada ekses. Dalam sejarah Islam pun 
 demikian. Rasul yang jelas punya segala kelebihan, tetap saja tidak 
 bisa serta merta membuat semua pengikutnya tunduk patuh. Satu 
 contohnya ketika beliau memutuskan untuk tidak meneruskan berhaji ke 
 Mekkah karena sudah sepakat dengan Quraisy untuk menundanya tahun 
 berikutnya. Para shahabat sangat kecewa dan menolak untuk tahalul, 
 mencukur rambut. Not until istri Nabi menyarankan agar Nabi yang 
 lebih dulu memulai, baru para shahabat menerima kenyataan itu.
 
 Jadi pendirian saya adalah bukan membabi buta meng-hitamkan atau me-
 mutihkan sesuatu, tapi bukan juga menjadi abu-abu. Ada hal-hal yang 
 memang kasat mata dan itu adalah apa adanya tapi ada juga yang tidak 
 kasat mata dan kita tidak bisa memberi penilaian apapun. Bahkan ada 
 yang seolah buruk padahal tidak dan sebaliknya. Ini bisa kita lihat 
 di kasus Musa dan Khidir. Sekali lagi saya tidak membela FPI jika 
 memang jelas FPI melanggar hukum tapi saya juga tidak setuju mereka 
 yang belum tahu duduk perkaranya tapi sudah bisa dan berani 
 memberikan penilaian bahkan hujatan. Ini sudah saya sampaikan 
 beberapa kali.
 
 salam,
 satriyo
 
 PS: baidewei, dari mana Aisha bisa yakin saya tidak tenang? bukankah 
 ini menuduh? ;-]
 yang jelas-jelas sajalah, toh kita diminta juga untuk empati buat 
 sesama dalam skala diskusi maya sekalipun bukan? jadi komentar yang 
 seolah atau menganggap (tanpa kejelasan bukti/fakta) si anu kalap 
 atau emosi, sebaiknya hindarilah ... toh Aisha juga tidak lepas dari 
 hal itu. Tapi saya terima kasih telah 'mengingatkan' saya untuk 
 tenang ... ;-]
 ===
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha 
 aishayasmina2002@ wrote:
 
  Pak Satriyo,
  Betul memang bahwa minta maaf itu hak seseorang di milis ini, ini 
 sama dengan seorang anggota WM punya hak menulis apa saja di milis 
 ini, tapi kita kan hidup dalam satu komunitas yang terdiri dari 
 banyak orang, hak seseorang jangan mengganggu hak yang lainnya untuk 
 bisa nyaman berdiskusi. Seperti dalam 

[wanita-muslimah] Hukum--Re: Cerai halal atau haram?

2007-05-22 Terurut Topik Chae
saya pikir berdasarkan Qs.33:51 bahwa perceraian sendiri bisa saja
terhapus begitu saja dengan sebuah hubungan suami istri asal didasari
dengan kerela-an kedua belah pihak. Jadi mau cerai-nyambung 1000 kali
juga asal dua-duanya cucok..ya monggo bae. Kalau istilah sunda na mah
awet rajet...leres neng Aisya??;)

Soal 3 kali cerai harus diselingi perempuan dan lelaki lain kalau
tidak salah ini berupa fiqh yach??CMIIW. bentuk aturan yang demikian
dibuat agar bisa melindungi perempuan dari permainan nafsu lelaki
buaya darat pada zaman itu..soale jatah istri cuman 4 sedangkan
keinginan bisa lebih.

Nah buat perempuan silahkan mengajukan cerai dengan cara mengembalikan
mahar, apalagi mahar dikita mah sesuatu yang simbolis sekedar
seperangkat alat sholat dan duit ala kadarnya maka sudah syah bagi
perempuan untuk mendapatkan hak menceraikan suaminya.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mas Dws,
 Kalo bicara soal hukum, terutama di Indonesia...and karena saya 
 orang yang pesimis thdp hukum di Indonesia, memangnya Indonesia bisa 
 nanggung apa soal konsekwensi nafkah, warisan, gogi, dll tsb??
 
 Apa cuma caranya/ucapannya JK itu sbg tanggung jawab negara thdp 
 kaum pere? Soal kawin siri yang marak di kawasan puncak?..
 
 Hukum ..oh hukum, gimana kita bisa merasa aman  nyaman kalo hukum 
 gak tegak? coba aja tanah aja bisa banyak (ganda) sertifikatnya. 
 Mules deeh bicara hukum.
 
 Lagi..lagi hukum, kalo hukum tegak, FPI gak bakalan main Hakim 
 sendiri. [Bakalan main Hakim rame-rame...:-)]
 
 Tapi bener Mas, soal hakim yang gak mau memberi ijin kalo pasangan 
 tsb masih sekamar/serumah. Saya pernah ngobrol sama seorang 
 penasehat hukum menasehatkan kliennya yang mau mengajukan khulu' 
 untuk pisah rumah kalau memang sudah bertekad akan 
 bercerai...ya..krn alasan tsb. Karena suami kliennya itu gak mau 
 menceraikan, jadi takutnya itu yang dijadikan alasan ke pengadilan 
 untuk membatalkan khulu' si istri. 
 
 wassalam, 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi W. Soegardi 
 soegardi@ wrote:
 
  talak model begini, ngga diakui oleh hukum (UU Perkawinan dan KHI).
  dalam proses pengadilan agama,
  ditanyain apa bener sudah pisah ranjang, malah pisah rumah.
  kalo belum, ya hakimnya ngga ngasih ijin.
  
  tentu aja ada yang mau milih mazhab suka-suka.
  tapi kalo nikah menurut hukum yang berlaku,
  cerainya ya mesti sesuai hukum yang sama.
  kalo ngga, tanggung sendiri konsekuensinya
  (nafkah, warisan, gono-gini, dll)
  
  On 5/22/07, Wikan Danar Sunindyo wikan.danar@ wrote:
   Kalau talak baru jatuh sekali, dan kemudian suami dan istri
   berhubungan, maka itu sudah rujuk meskipun tidak dinyatakan. 
 Kecuali
   kalau sudah talak tiga kali, tidak bisa rujuk lagi, kecuali kalau
   sudah menikah dengan orang lain, kemudian bercerai dengan orang 
 lain
   itu. CMIIW.
  
   salam,
   --
   wikan
   http://wikan.multiply.com
  
   On 5/22/07, Lina Dahlan linadahlan@ wrote:
 Saya juga kembali teringat pada perbincangan lama. Andaikan 
 saja
 sesungguhnya talak itu telah jatuh namun kedua suami istri 
 ini tidak
 mengerti bhw telah haram bagi mereka untuk berhubungan (krn 
 telah
 jatuh talak tsb) dan mereka kembali melakukan hubungan intim 
 suami
 istri, lalu mereka punya anak dr hubungan itu maka jadilah 
 anak itu
 anak diluar nikah. Maka tak aneh bila dikehidupan dunia kini
 hubungan ayah dan anak kandung menjadi aneh bin ajaib karena 
 telah
 terjadi pelanggaran rambu2Nya shgg menimbulkan konsekwensi.
 Sedangkan secara ilmu kejiwaan akan dijelaskan bhw hubungan 
 ayah dan
 anak kandung yang aneh ini merupakan salah satu kelainan jiwa
 (psikis).
  
  
   ===
   Milis Wanita Muslimah
   Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
 masyarakat.
   Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
   ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
 muslimah/messages
   Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-
 [EMAIL PROTECTED]
   Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]
  
   This mailing list has a special spell casted to reject any 
 attachment 
   Yahoo! Groups Links
  
  
  
  
 





[wanita-muslimah] Re: Pentingnya Menghargai Istrimu

2007-05-21 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariefdani [EMAIL PROTECTED] 
 Wanita sebenarnya diuntungkan, baik di kehidupan di dunia maupun di 
 kehidupan selanjutnya. Mengapa??. Karena mereka tidak akan diberi 
 pertanyaan. Di Hari Perhitungan, semua wanita yang bersuami akan 
 datang bersama suaminya. Bila suaminya masuk surga maka mereka akan 
 ikut dan tidak ada pertanyaan untuknya. Tetapi si suami akan 
 diberikan berbagai macam pertanyaan . Apakah kalian mengerti!!.
 
 Dengan menunjukkan passport di pintu surga, istrimu juga akan ikut 
 bersamamu. Allah swt akan bertanya,  Apakah ini istrimu, maka 
 kalian akan berkata Ya, ini istriku. Apakah engkau puas 
 dengannya?. Jika kalian menjawab, Ya, aku puas dengannya  , maka 
 Allah swt akan berkata, Bawa dia dan masuklah ke surga. Tetapi jika 
 kalian berkata, bahwa aku tidak puas dengannya karena ia terlalu 
 banyak bicara dan sebagainya, maka Allah akan berkata, 
 Berhenti! . Mengapa engkau tidak puas dengan istrimu?. Karena 
 istrimu adalah menjadi penghalangmu dengan neraka. Jika istrimu tidak 
 bersamamu maka kalianpun sudah masuk neraka. Oleh sebab itu para 
 istri lebih berharga dari dirimu.


= Mitos-mitos seperti ini yang saya pikir sangat menyesatkan, karena
dengan mitos2 seperti itu hanya akan memasung keberadaan perempuan
sebagai makhluk sekunder dibawah kepemilikan laki-laki.

Bukankah setiap orang akan diminta pertanggung jawaban terhadap
tindakan dan prilaku pada diri masing-masing, walau sebesar biji zarah
pun akan dipertanggung jawabkan..iya..kan??

sebaiknya orang-orang yang menyebarkan mitos seprti ini di lempar aja
pake sandal...pleta!!!;))



[wanita-muslimah] Re: Wanita Bekerja Diluar Rumah

2007-05-21 Terurut Topik Chae
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ariefdani [EMAIL PROTECTED] 
 Untuk menghindari kebosanan di dalam rumah, maka kalian haruslah 
 menyibukkan diri. Kalian para istri bisa mengisi waktu dengan 
 menjahit, melukis atau menulis. Apapun yang pantas dan dapat kalian 
 lakukan. Kalianpun bisa mempersiapakan masa depan putrimu agar ia 
 berhasil dalam kehidupan berkeluarga dimasa depannya.
 
 Dahulu setiap ibu akan mempersiapkan pakaian pernikahan untuk 
 putrinya, lakukanlah hal-hal seperti itu, karena hal itu penting. 
 Jika anda tidak menyibukkan dirimu maka egomu akan memikirkan 
 keinginan dan hal-hal yang buruk. Tidak ada waktu untuk menganggur 
 dalam jalan kita. Janganlah kalian duduk menganggur tanpa guna.
 
 Wa min Allah at Tawfiq


= deuhhh memangnya semua perempu pada berjiwa seni..sampe2 obinya pun
harus menjair, melukis dan menulis..gimana kalau bakatnya justru lain
seperti bakat berdagang layaknya siti Khadijah berpolitik seperti
siti Aisyah..jadi PR seperti istri Nabi yang kedua...



[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar

2007-05-21 Terurut Topik Chae
setuju Mba;)

Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan
untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil
manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar,
berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan
mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk
mencari manfaat.

Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan
tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan
tetap bernilai salah...

Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:((

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Banyak keluhan masyarakat ttg:
 - sampah
 - got mampet
 - DB, tipus
 - banjir
 
 Tolong dong FPI bantuin:
 - memilah sampah
 - bersiin got mampet
 - gebukin nyamuk DB
 - nanem pohon 
 
 Mana expressiny
 :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang dan 
 syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, nyerang 
 orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah...
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
 
  Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks duduk 
  perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak 
  sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI 
 begitu 
  krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas 
 tempat2 
  rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan 
  meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga 
 salah 
  juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan?
  
  Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis kejadiannye? 
  Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi tu 
  nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh 
 tipi 
  kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang 
 laporannye 
  didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...?
  
  emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin FPI 
  emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga ma 
  hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi ame 
  ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita!
  
  kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik 
 gituuu ...?
  
  nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan?
  
  ditunggu ...
  
  salam,
  (kenalin, nama)
  satriyo
  (yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!)
  ;-]
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rani Kirana 
  rani_kirana123@ wrote:
  
   
   ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat
   punya telinga tapi tidak mendengar..
   punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan..
   
   loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak-
 rusakan
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
   wikan.danar@ wrote:
   
kalau ada kafe buka, terus dirusak
ada tempat bilyar buka, dirusak

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote:

 Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM, 
 tapi 
   bagian
  mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim 
 sendiri?
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Fwd: Dilempar Bom Molotov, Kantor DPD PKS Depok Nyaris Terbakar

2007-05-21 Terurut Topik Chae
kenapa harus laku keras???:) siapa bilang pelacur hanya satu gender??

Eddy sud Rahmat kartolo, maksud lo???:)

coba kalau FPI mau belajar dari si Aang...biar lebih bijaksana...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ohh, jadi kalo ga ada pelacur, FPI pun jadi ya...? Harusnya laku 
 keras dong ya FPI itu ... hehehe
 
 Wah tapi susah tu, FPI tak kenal waktu, 24/7, tapi pelacur selain 
 hanya satu gender/sex juga tidak 24/7 ... karena kalo 24/7 jadinya 
 bisa mut'ah atau bawah tangannn dehhh ...
 
 tanya-ken apa?
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  setuju Mba;)
  
  Pada prinsipnya kalau tidak salah dalam Islam itu lebih mementingkan
  untuk menghapus mudharatanya (effek negatif) daripada mengambil
  manfaat. Memberangus kafe2, tempat hiburan malam, tempat bilyar,
  berdemo dan menyerang kelompok ahmadiyah banyak mendatangkan
  mudharatanya (boro2 menghapus) jadi percuma walau dengan niat untuk
  mencari manfaat.
  
  Dan yang diusulkan Mba Mia, lebih banyak manghapus mudharat dan
  tentunya akan mendatangkan manfaat. Niat baik dengan cara salah akan
  tetap bernilai salah...
  
  Pada kenyataanya enggak ada bedanya FPI sama para pelacur:((
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
  
   Banyak keluhan masyarakat ttg:
   - sampah
   - got mampet
   - DB, tipus
   - banjir
   
   Tolong dong FPI bantuin:
   - memilah sampah
   - bersiin got mampet
   - gebukin nyamuk DB
   - nanem pohon 
   
   Mana expressiny
   :-) kan kegiatan di atas jauh lebih bermanfaat untuk semua orang 
 dan 
   syiar Islam ketimbang menyerang tempat hiburan, kafe bilyar, 
 nyerang 
   orang berdemo, ngerangsek Ahmadiyah...
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
   
Ini siapa ya? Kalo anda anggota FPI, tolong jelaskan dunks 
 duduk 
perkaranya sampe FPI dituduh -- saya ulang, dituduh -- merusak 
sesuatu yang memang sudah rusak? Emang bener ya katanya tu FPI 
   begitu 
krn aparat ga ada yang mau nanggepin keluhan masyarakat atas 
   tempat2 
rusak itu? Wah, kalo memang FPI sudah mengingatkan aparat dan 
meneruskan keluhan masyarakat tapi aparat tetep ga gubris ya ga 
   salah 
juga ya FPI bantuin masyarakat ... ya kan?

Nah, kalo ente bukan dari FPI, emang enta tahu persis 
 kejadiannye? 
Pan kudu jelas tu ga bisa nuduh2 aje ... biar kate yang di tipi 
 tu 
nunjukkin FPI lagi 'obrak-abrik' sarang maksiat ... ya kan tuh 
   tipi 
kaga nongkrongin FPI dari awal, atau tanya2 ke warge yang 
   laporannye 
didiemin tu aparat ... ya ga? Gimanee penontonnn ...?

emang yakin enta punya mata, telinga ma hati nurani? ko yakin 
 FPI 
emang ngerusak? mengkenye pake yang bener dong tu mata, telinga 
 ma 
hati nurani, langsung liat ke te ka pe, jangan melototin tipi 
 ame 
ngupingin radio yang ga pernah bisa fair kasih berita!

kemane ajeee entee ... percaya ama media massa ko fanatik 
   gituuu ...?

nah ... sekarang jawab ya, anggota apa bukan?

ditunggu ...

salam,
(kenalin, nama)
satriyo
(yang ga suka kalo sesama sodare difitnah ... swear deh!)
;-]

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rani Kirana 
rani_kirana123@ wrote:

 
 ada orang yang punya mata..tapi tidak melihat
 punya telinga tapi tidak mendengar..
 punya hati nurani tapi tertutup oleh kefanatikan..
 
 loe kemane aje..sampe ndak tahu kalo FPI sering buat rusak-
   rusakan
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar 
 Sunindyo 
 wikan.danar@ wrote:
 
  kalau ada kafe buka, terus dirusak
  ada tempat bilyar buka, dirusak
  
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 5/21/07, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Di manapun main hakim sendiri memang tidak boleh, HARAM, 
   tapi 
 bagian
mana dari tindakan FPI yang masuk kategori main hakim 
   sendiri?
 

   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok

2007-05-14 Terurut Topik Chae
selisih uang bisa dikatakan sebagai biaya sewa barang untuk dipakai:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gimana kalo kredit? Ini jualan juga kan?
 Misal beli baju kalo tunai langsung bayar harganya 200 ribu.
 Kalo bayar 3 kali 250 ribu : 100 dulu kemudian 75 dan 75.
 Kalo bayar 4 kali  300 ribu. Masing2 75 ribu/bulan.
 
 Selisih 50 ribu dan 100 ribu disebut sebagai apa?
 Pastinya kan dari 200 ribu penjual dah ambil untung.
 
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Tri Budi Lestyaningsih (Ning) 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:12 PM
   Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin
di Indonesia Muda Institute, Depok
 
 
 
   Kalau menurut pemahaman saya, bunga itu sekecil apa pun, baik flat
   maupun bunga berbunga, tetap saja RIBA dan hukumnya HARAM. 
   Dan jual beli itu, seberapa besar pun untung yang diambil, hukumnya
   HALAL. Hukum pasar yang nanti akan berlaku, tentunya kalau jualnya
   mahal, jadi gak laku.
 
   Wallahua'lamu bishshowab.
   Wass,
   -Ning
 
   -Original Message-
   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
   Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:45 PM
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di
   Indonesia Muda Institute, Depok
 
   Saya setuju dengan Pak Ary, bahwa yang namanya Riba adalah sesuatu
yang
   bersifat menzalimi. Dulu Abah pernah memberikan penjelasan contohnya
   bunga berbunga misalnya yang bisa dianggap riba...sudah jelas
seseorang
   tidak mampu membayar pinjaman tapi tetap di cekik
   dengan bunga berbunga.
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004
   ary.setijadi@ wrote:
   
wah mbak Mei,
jangan gampang 'loncat' gitu dong.
kayak mas satriyo saja gayanya ;-)

Kalo nggak dilarang, itu artinya boleh.
Itu hukum asal.

AFAIK, bank itu malah idenya dari Islam.
Islam jam abad pertengahan itu membentang dari persia hingga
cordoba.
Nah disitu muncul kebutuhan institusi keuangan yang mengurus
transaksi
 
skala global itu.

Yang diperjual-belikan apa? Ya tentu saja jasa dong.
Bagaimana dengan BUNGA? itu kan nilai rate jasa berdasarkan waktu.
Seperti pengacara kan juga pake tarif jam-jaman.

Lalu yang disebut RIBA?
Bagi saya sih RIBA itu rate yang mencekik leher. Contohnya: dokter 
yang berupaya dengan tarif yang mencekik leher termasuk riba.
Ingat rasulullah dalam berdagang itu juga nggak wathon aji mumpung. 
Beliau bilang modal segini + overhead + untung sewajarnya.

Nah di jaman perang salib, ide itu dibawa sama tentara salib ke
eropa 
dan itali yang terdekat menjadi awalnya.

salam
Ary

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@
wrote:

 Sepengetahuan saya bank itu berasal dari kata banco [ bhs italia]
artinya meja untuk menukar uang. Jenis bisnis ini baru ada
 pada abad2 terakhir. Begitu juga misalnya asuransi.
 Menurut saya kalo tujuannya u nabung yg islami itu bukan di bank
tapi beli perhiasan emas, masukin celengan semar,
 belikan properti. Karena ketahuan jumlahnya dan ketahuan pula
itungan zakatnya.
 Betul tidak?
 
 Bahwa perniagaan/perdagangan yg dianjurkan di islam itu adalah
hanya : Jual-Beli [ banyak keterangan di Qur'an]
 Apakah bank itu suatu usaha jual beli ?
 Apanya yg di jual apanya yg dibeli ?
 
 Sehingga rasanya aneh jika kemudian jenis bisnis ini diserap oleh
umat Islam di masa kini dengan di embel2 - i islami; syariah dll.
 Jadi kemudian ada bank syariah, bank islam, asuransi islam. Wah
nanti lama 2 bisa muncul pub islam, niteclub islam, cafe islam ? 
 Begitukah?
 Jadi bank ya bank saja, asuransi ya asuransi, bursa efek ya bursa
efek, gitu loh.
 
 Perekonomian dalam Islam yg afdol adalah semacam koperasi. Masa
sekarang koperasi nyaris tak terdengar.
 Karena mungkin bisnis seperti koperasi tidak memberi hak untuk
memilih.
 Tapi koperasi simpan pinjam mustinya dikembangkan sebagai upaya
untuk membantu yg miskin, lebih dikedepankan
 misi sosialnya.
 
 Tapi kebanyakan orang2 kaya Islam kan ogah bikin koperasi lebih
baik bikin bisnis bank, duitnya diputerin ke orang2 kaya,
 ketahuan ada hasilnya daripada dipinjamin untuk orang miskin.
 Begitu kira2nya mungkin
 :-)
 
 Salam
 l.meilany
 - Original Message - 
 From: Dwi W. Soegardi 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, May 07, 2007 9:16 AM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di
Indonesia Muda Institute, Depok
 
 
 maksudnya: pakai BUNGA (INTEREST), kan?
 kecuali kalau yang dipakai terminologinya MUI: 
BUNGA=RIBA=HARAM ..
 
 On 5/6/07, Ari Condrowahono masarcon@ wrote

[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?

2007-05-10 Terurut Topik Chae

Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah  uraikan oleh Pak
Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada Rasul
karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN PENDAPAT,
saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak
memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap Rasul
adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar
quraisy dibanding si buta.

Qs.Abasa 1-10
(1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, 
(2) karena telah datang seorang buta kepadanya. 
(3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). 
(4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu
memberi manfa'at kepadanya? 
(5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, 
(6) maka kamu melayaninya. 
(7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan
diri (beriman). 
(8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
mendapatkan pengajaran), 
(9) sedang ia takut kepada (Allah), 
(10) maka kamu mengabaikannya. 

Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN KARENA
MENGABAIKAN...;))
-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah ditegur 
 Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada seorang 
 warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' bagaimana 
 Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan orang yang 
 di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya diharapkan 
 jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, daripada 
 seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. 
 
 Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan logika dia 
 dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' dakwah 
 kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn sebenarnya 
 gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam karena 
 merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi Maktum 
 yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia tidak 
 punya status/kelebihan.
 
 Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi bahwa lebih 
 utama mendakwahi yang punya kelebihan (status/harta/kekuasaan) 
 daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. 
 
 mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan kehendak, 
 tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam memaksakan 
 kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan atau 
 ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan kehendak.
 
 itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan.
 
 mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan pemahaman saya 
 atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya.
 
 allaahu a'lam,
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
 wikan.danar@ wrote:
 
  mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah memaksakan
  pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran (yang
  kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah karena
  bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), karena 
 telah
  datang seorang buta kepadanya.
  
  Kalau yang saya tangkap dari surat ini bukanlah seseorang (atau
  Rasulullah) itu memaksakan pendapat lalu ditegur oleh Allah, tapi
  karena seseorang (atau Rasulullah) itu bahasa anak sekarang, cuek
  terhadap si orang buta. Teguran ini menurut saya adalah supaya orang
  tidak bertindak diskriminatif pada orang lain, mentang2 buta, 
 mentang2
  cacat terus tidak dilayani, atau mentang2 kaya, atau mentang2
  terhormat lalu dilayani. Mohon kalau ada pendapat lain, silakan
  
  salam,
  --
  wikan
  http://wikan.multiply.com
  
  On 5/9/07, satriyo efikoe@ wrote:
  
Ibu yakin Rasul tidak pernah memaksakan pendapatnya? Coba cek 
 lagi
deh. Kalo tidak tentu tidak akan turun penggalan awal surat 
 Abasa,
dimana Allah menegur sikap Rasul itu ... ;-]
  
Hehehe ... apologi lagi ya? It's ok, semua tafsiran memang 
 mungkin
kan?
  
Kalo semua agama sama, ya semua pendapat juga sama kan?
  
  
salam,
satriyo
;-]
 





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-10 Terurut Topik Chae
Dear Abah,

Dalam kasus agama lain juga begitu Abah, patung dan ornamen lainya
merupakan petunjuk arah saja ...kebayang kan kalau pas berdoa
sama-sama kalau tidak ada patung atau ornamen yang lainya bisa-bisa
saling munggungin;)) jadi sama kan hanya masalah teknis saja..itu
kalau mau pake otak loh!!!:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ka'bah itu hanya arah qiblat, bukan media pemusatan pikiran, hanya
pemusatan arah saja. Shalat dalam kendaraan misalnya di atas pesawat
terbang yang arah terbangnya membelakangi Makkah, maka orang shalat
itu tidak menghadap Ka'bah. Atau sedang kabut, tidak punya pedoman, ya
diperkirakan saja di mana itu arah Qiblat. Dan setelah selesai shalat,
udara cerah kembali, kabut sudah hilang dan ternyata shalat kita waktu
kabut itu tadi tidak betul arahnya, alias tidak menghadap ke Ka'bah,
maka shalat TIDAK PERLU DIULANGI.
 
 Ummat Islam sangat dianjurkan shalat berjamaah. Kalau tidak ada
aturan shalat menghadap Ka'bah, dan yang mau shalat Maghrib itu
terdiri atas orang Cina, Arab, Indian, Eskimo, Indonesia, Le Soto
(tahu Le Soto itu di mana?) dan masing-masing ngotot mau menghadap ke
Ibu Kota negaranya masing-masing, dan berunding, berunding, belum ada
keputusan, sudah masuk waktu 'Isya, karena waktu Maghrib itu pendek,
tidak jadilah itu shalat. Jadi kalau mau pakai otak sedikit, maka itu
penentuan arah qiblat ke Ka'bah, itu masalah teknis saja.
 Think !
 Wassalam
 HMNA
 
 
 
 Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@ chairunisa_mahadewi
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST)
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
   
 -
 Sekarang dengan penyimpanan 1GB
  http://id.mail.yahoo.com/
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?

2007-05-10 Terurut Topik Chae
memuaskan atau tidak itu relatif tapi tidak nyambung itu kepastian
he..he..he..;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

   itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan.
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  
  Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah  uraikan oleh 
 Pak
  Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada Rasul
  karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN PENDAPAT,
  saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak
  memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap Rasul
  adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar
  quraisy dibanding si buta.
  
  Qs.Abasa 1-10
  (1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, 
  (2) karena telah datang seorang buta kepadanya. 
  (3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari 
 dosa). 
  (4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu
  memberi manfa'at kepadanya? 
  (5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, 
  (6) maka kamu melayaninya. 
  (7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan
  diri (beriman). 
  (8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk
  mendapatkan pengajaran), 
  (9) sedang ia takut kepada (Allah), 
  (10) maka kamu mengabaikannya. 
  
  Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN KARENA
  MENGABAIKAN...;))
  -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah 
 ditegur 
   Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada seorang 
   warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' 
 bagaimana 
   Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan orang 
 yang 
   di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya 
 diharapkan 
   jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, daripada 
   seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. 
   
   Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan logika 
 dia 
   dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' dakwah 
   kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn 
 sebenarnya 
   gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam 
 karena 
   merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi 
 Maktum 
   yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia 
 tidak 
   punya status/kelebihan.
   
   Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi bahwa 
 lebih 
   utama mendakwahi yang punya kelebihan (status/harta/kekuasaan) 
   daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. 
   
   mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan 
 kehendak, 
   tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam 
 memaksakan 
   kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan 
 atau 
   ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan kehendak.
   
   itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan.
   
   mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan pemahaman 
 saya 
   atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya.
   
   allaahu a'lam,
   
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo 
   wikan.danar@ wrote:
   
mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah memaksakan
pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran 
 (yang
kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah 
 karena
bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), karena 
   telah
datang seorang buta kepadanya.

Kalau yang saya tangkap dari surat ini bukanlah seseorang (atau
Rasulullah) itu memaksakan pendapat lalu ditegur oleh Allah, 
 tapi
karena seseorang (atau Rasulullah) itu bahasa anak sekarang, 
 cuek
terhadap si orang buta. Teguran ini menurut saya adalah supaya 
 orang
tidak bertindak diskriminatif pada orang lain, mentang2 buta, 
   mentang2
cacat terus tidak dilayani, atau mentang2 kaya, atau mentang2
terhormat lalu dilayani. Mohon kalau ada pendapat lain, silakan

salam,
--
wikan
http://wikan.multiply.com

On 5/9/07, satriyo efikoe@ wrote:

  Ibu yakin Rasul tidak pernah memaksakan pendapatnya? Coba 
 cek 
   lagi
  deh. Kalo tidak tentu tidak akan turun penggalan awal surat 
   Abasa,
  dimana Allah menegur sikap Rasul itu ... ;-]

  Hehehe ... apologi lagi ya? It's ok, semua tafsiran memang 
   mungkin
  kan?

  Kalo semua agama sama, ya semua pendapat juga sama kan?


  salam,
  satriyo
  ;-]
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Semua agama sama?

2007-05-10 Terurut Topik Chae
hahahahah;) ma'af2..ma'af sekali jika demikian...

hanya saja saya dan Abah sering berbalas pantung...(baca tuntas e-mail
Abah dan anda akan melihat maksud saya berbalas pantun tidak dalam
konteks saling merendahkan:))

Tapi terkhusu untuk anda saya minta ma'af sekali lagi tapi itu
kenyataanya bahwa argumentasi anda tidak nyambung jika mengatakan
bahwa Qs.Abasa adalah sebuah teguran tentang sikap Rasul yang
memaksakan pendapat/kehendak...padahal itu teguran karena sikap Rasul
yang mengabaikan atau berprilaku tidak adil.gitu loh!!!

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa_mahadewi,
 
 membuat pernyataan berikut ...:
 
 kepada 'Abah', itu kalau mau pake otak loh!!!:)) 
 
 dan 
 
 kepada saya, tapi tidak nyambung itu kepastian
 
 dan itu hak anda, spt pernah ditegaskan di antaranya oleh Pak Ary 
 Setijadi, tapi, seberapapun banyaknya ':)' yang ibu gunakan tidak 
 menghilangkan kemungkinan adanya nada perendahan dan klaim sepihak 
 kebenaran di pihak ibu.
 
 apa komentar ibu?
 
 salam
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  memuaskan atau tidak itu relatif tapi tidak nyambung itu kepastian
  he..he..he..;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
 itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan.
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   

Asbabul nuzulnya yang saya tahu sama dgn yang telah  uraikan 
 oleh 
   Pak
Satriyo dan Pak Wikan hanya saja teguran yang diberikan kepada 
 Rasul
karena bersikap DISKRIMINTAIF DAN BUKAN KEPADA PEMAKSAAN 
 PENDAPAT,
saya setuju dengan kesimpulan Pak Wikan...Saya rasa Rasul tidak
memaksakan kehendaknya kepada para pembesar Quraisy tapi sikap 
 Rasul
adalah LEBIH FOKUS/MENGUTAMAKAN/MEMILIH/MEMPRIORITASKAN pembesar
quraisy dibanding si buta.

Qs.Abasa 1-10
(1) Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, 
(2) karena telah datang seorang buta kepadanya. 
(3) Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari 
   dosa). 
(4) atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu
memberi manfa'at kepadanya? 
(5) Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, 
(6) maka kamu melayaninya. 
(7) Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak 
 membersihkan
diri (beriman). 
(8) Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera 
 (untuk
mendapatkan pengajaran), 
(9) sedang ia takut kepada (Allah), 
(10) maka kamu mengabaikannya. 

Tidak ada teguran karena MEMAKSAKAN PENDAPAT, TAPI TEGURAN 
 KARENA
MENGABAIKAN...;))
-- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ 
 wrote:

 mau jawab, di bagian dari ayat 1 -16 surat Abasa, Rasulullah 
   ditegur 
 Allah karena lebih mementingkan pembesar Quraisy daripada 
 seorang 
 warga biasa yang buta. Coba lihat lagi dan akan 'terbaca' 
   bagaimana 
 Rasul mencoba 'memaksakan' kehendaknya kepada segolongan 
 orang 
   yang 
 di mata beliau punya kelebihan/potensi yang konsekuensinya 
   diharapkan 
 jika masuk Islam akan menambah nilai bagi kaum muslim, 
 daripada 
 seorang warga biasa yang juga buta, seolah tidak ada potensi. 
 
 Teguran Allah adalah kepada sikap Rasul yang memaksakan 
 logika 
   dia 
 dan tentu berimbas juga pada sikap dia yang 'memaksakan' 
 dakwah 
 kepada gol bangsawan Quraisy. Maka Allah menegur Rasul krn 
   sebenarnya 
 gol Quraisy itu digambarkan tidak ada rasa ingin kepada Islam 
   karena 
 merasa berkecukupan (ayat 5-7), sedangkan Abdullah bin Ummi 
   Maktum 
 yang buta justru sebaliknya (ayat 3-4, 8-9, 12), meskipun dia 
   tidak 
 punya status/kelebihan.
 
 Jadi diskriminatifnya lebih kepada asumsi/logika pribadi 
 bahwa 
   lebih 
 utama mendakwahi yang punya kelebihan 
 (status/harta/kekuasaan) 
 daripada yang biasa-biasa saja, tanpa kelebihan. 
 
 mohon dicatat bahwa sekalipun bagi saya Rasul memaksakan 
   kehendak, 
 tapi tentu tidak sama dengan kita yang manusia biasa dalam 
   memaksakan 
 kehendak. One way or another, halus atau kasar, dengan rayuan 
   atau 
 ancaman, memaksakan kehendak ya tetap saja memaksakan 
 kehendak.
 
 itu jawabannya dan maaf jika tidak memuaskan.
 
 mungkin ada kitab tafsir yang bisa lebih menjelaskan 
 pemahaman 
   saya 
 atas ayat 1-16 surat Abasa dan sababun Nuzulnya.
 
 allaahu a'lam,
 
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar 
 Sunindyo 
 wikan.danar@ wrote:
 
  mau nanya, di mana di bagian surat Abasa Rasulullah 
 memaksakan
  pendapatnya pada orang lain? Yang saya temui adalah teguran 
   (yang
  kemudian ditafsirkan ditujukan kepada Nabi Muhammad) Allah 
   karena
  bermuka masam dan berpaling (bukan memaksakan pendapat), 
 karena 
 telah

[wanita-muslimah] Re: eu dan e

2007-05-09 Terurut Topik Chae
he..he..he.. hatur nuhun Neng Aisha anu geulis, eta teh leres pisan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Aisha [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Hanya sedikit koreksi, dalam obrolan di milis ini ada beberapa kata
dalam bahasa sunda yang dipakai tapi salah, misalnya penggunaan kekeh
yang artinya ngotot banget itu kata yang benar pakai eu - keukeuh.
Nah yang di bawah ini juga bukan eleh eleh tapi euleuh-euleuh, itu
kalau melihat isi kalimatnya karena eleh itu artinya lain lagi, eleh
itu artinya kalah.
 
 salam
 Aisha
 --
 From : Chae
 eleh..elh..karunya teuing...sampe kepalanya Mba Lina kesemutan..kaki
kesemutan aja bisa jadi perang Bratayudha kalau diganggu suami apalagi
kalau kepala yang kesemutan yach??;))
 ...
 ...
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? Ka'bah

2007-05-08 Terurut Topik Chae
Terima kasih Pak Ary atas penjelasanya, mudah-mudahan Pak Satriyo dan
Mba Mei bisa lebih memahami maksud saya melalui penjelasan Pak Ary:)

Seringkali kita menyakini bahwa agama lain diluar kepercayaan yang
kita anut adalah salah karena kita memandang salah atau sesat pada
konsep ketuhanan yang dimiliki oleh umat beragama lain selain itu kita
juga mempercayai bahwa sumber keimanan mereka (kitab suci) adalah
sesuatu yang salah atau tidak lagi benar.

Contohnya misalnya melabeli Injil dan taurat dengan sesuatu yang salah
atau tidak benar lagi dan yakin sekali hanya Al-Qur'an yang di
pelihara keberadaannya oleh Allah. Padahal umat kristen pun menyakini
hal yang sama karena mereka mendapatkan didalam Al-kitab dimana Yesus
mengatakan bahwa tidak ada satu iota (titik) pun akan dihapuskan dari
hukum taurat.

.. selama langit dan bumi belum lenyap, tidak satu iota, atau satu
titikpun, akan dihindarkan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. Barang siapa yang meniadakan salah satu perintah yang
terkecilpun dari hukum Taurat, dan mengajarkannya kepada orang lain,
akan didudukkan di tempat terendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi
siapa yang melakukan hukum Taurat, dan mengajarkannya, akan didudukkan
di tempat tertinggi di dalam Kerajaan Surga ... (Mat. 5:18-19).

Saya tidak tahu detail mengenai kitab tripitaka atau kita wedha tapi
saya berasumsi sama, ada kepercayaan/keimanan dari umatnya bahwa kitab
yang menjadi sumber keimanan mereka bernilai shahih.

Saya berpikir IMHO bahwa jika seseorang bisa menuju kebenaran maka apa
yang dia tempuh adalah jalan kebenaran itu sendiri hanya saja
kebenaran didunia ini bersifat bias karena ini ada sangkut pautnya
dengan konsep hidayah dimana keterkaitanya sangat personal antara
makhluk dan Khaliknya. Untuk itu haruskah kita mengatakan bahwa mother
Theresia adalah orang sesat, Gandhi itu orang yang tersesat???

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 mbak Mei,
 
 saya kira memang nggak nyambung.
 
 IMHO, Mbak Chae itu mau bilang, adalah TERSESAT jika kita TIDAK PUNYA 
 EMPATI (ini kata kunci) untuk mengerti orang lain dan cuman dengan 
 keras kepala bilang GUE YANG BENER, ELO SALAH.
 
 BAGI KITA MUSLIM, dan saya kira mbak Chae juga sudah tahu, tentu saja 
 menghadap ka'bah itu BUKAN penyembahan berhala. Dan BAGI MEREKA NON 
 MUSLIM, keberadaan patung-patung atau simbol-simbol itu juga BUKAN 
 penyembahan berhala.
 
 Kalo mbak Mei bilang itu 'pemusatan' (apapun artinya). Ya MIRIP 
 begitu itu juga lah makna patung2 itu bagi MEREKA.
 
 Nah, kita yang muslim ini sering SOK TAHU DAN USIL bilang bahwa orang 
 yang beragama lain itu MENYEMBAH BERHALA.
 
 salam
 Ary
 
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
 
  Saya pikir Nisa salah mengerti:-)
  Saya lebih menekankan masalah pemusatan pikiran[ hening cipta] 
 ketika shalat.
  Di Islam hening cipta pada Allah dipusatkan/diarahkan/kiblat ke 
 arah Masjidil Haram.
  Orang melakukan sesuatu kan harus ada tujuannya/arah.
  Dalam hidup juga harus punya arah, pelaut juga harus punya kompas 
 supaya gak nyasar :-)
  
  Dan kebetulan saja Ka'bah berada di Masjidil Haram.
  Saya pikir kita tidak memberhalakan Ka'bah.
  
  Kalo diagama lain apakah benar patung Yesus, Bunda Maria, Budha, 
 Trimurti itu sebagai media pemusatan?
  Kita kan tidak boleh gegabah mengatakan demikian :-)
  Kala mereka beribadat di gereja misalnya mereka kan ada imamnya : 
 pastur, pendeta, pedande misalnya yg memimpin
  peribadatan.
  Mereka mengatakan patung2 itu adalah sekedar ornamen, Seperti 
 misalnya di masjid sering banyak lukisan 
  kaligrafi dari ayat2 Qur'an sepanjang dinding. Ada marmer2, 
 keramik  yg bertuliskan ayat2 suci di jual di toko bangunan, 
 digeletakan begitu saja, katanya sih orang2 yg mbangun masjid sering 
 pesan, lebih murah daripada nyewa orang untuk menulis
  seluas dinding masjid :-)
  Di rumah2 bahkan ada pigura ayat kursi, surat yasin, asmaul husna, 
 apakah itu di berhalakan.
  Itu kan cuma hiasan. Dibuat dari tinta emas, benang emas, kruistik, 
 lukisan, ukiran dll.
  Lina Alwi-Koestoer sang arsitek [ kemanakah dia ] tentu  lebih 
 tahu... :-)
  Tapi kan ada juga memang 'memberhalakan'; katanya tarok pigura ayat 
 kursi dekat pintu masuk supaya rumahnya aman sejahtera, nggak 
 kemasukkan maling?
  Sebenarnya kan pigura itu sebagai pengingat, jadi ketika lewat 
 pintu itu 10 x, 10 x pulalah ayat kursi di baca :-).
  Kita jadi 'eling' -sadar kemanapun melangkah apapapun yg kita 
 kerjakan, Allah melihat.
  Gusti Allah ora sare, begitulah kira2nya ayah saya dulu bilang :-)
  
  Patung2 Yesus, Bunda Maria, Budha tidak diberhalakan [ di sembah]. 
 Kalo disembah masakan miniatur patung itu bisa 
  dijual dipasar, toko suvenir  untuk hiasan, pajangan, ngganjel 
 kertas dll. Itu kan hanya sebuah benda yg tak ada ruhnya. 
  Benda2 itu bukan berhala. Berhala itu dituhankan, dihormati:-)
  
  Jadi seperti Pak Wikan bilang; bahwa terjadi salah mengerti.  Bahwa

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di Indonesia Muda Institute, Depok

2007-05-08 Terurut Topik Chae
Jadi inget cerita katanya rahasia sukses Rasul itu karena kejujuran
nya berdagang, Rasul kalau berdagang open-openan (heheheh bahasa kacau
nich..;) dikasih tahu modal barang kemudian dikompromikan pembayaran
jasanya untuk Rasul.

Nah kalau teori halalnya Mba Ning yang memperbolehkan orang untuk
mengambil untung sebesar-besarnya lalu bagaimana dengan orang2 yang
suka menimbun barang dan kemudian terjadi kelangkaan dan dalam kondisi
yang demikian maka BOLEHKAN KITA MENJUAL BARANG DENGAN MENGAMBIL
KEUNTUNGAN YANG SEBESAR-BESARNYA???:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 Kalau menurut pemahaman saya, bunga itu sekecil apa pun, baik flat
 maupun bunga berbunga, tetap saja RIBA dan hukumnya HARAM. 
 Dan jual beli itu, seberapa besar pun untung yang diambil, hukumnya
 HALAL. Hukum pasar yang nanti akan berlaku, tentunya kalau jualnya
 mahal, jadi gak laku.
 
 Wallahua'lamu bishshowab.
 Wass,
 -Ning
 
 
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
 Sent: Tuesday, May 08, 2007 4:45 PM
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di
 Indonesia Muda Institute, Depok
 
 Saya setuju dengan Pak Ary, bahwa yang namanya Riba adalah sesuatu yang
 bersifat menzalimi. Dulu Abah pernah memberikan penjelasan contohnya
 bunga berbunga misalnya yang bisa dianggap riba...sudah jelas seseorang
 tidak mampu membayar pinjaman tapi tetap di cekik
 dengan bunga berbunga.
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, asetijadi2004
 ary.setijadi@ wrote:
 
  wah mbak Mei,
  jangan gampang 'loncat' gitu dong.
  kayak mas satriyo saja gayanya ;-)
  
  Kalo nggak dilarang, itu artinya boleh.
  Itu hukum asal.
  
  AFAIK, bank itu malah idenya dari Islam.
  Islam jam abad pertengahan itu membentang dari persia hingga cordoba.
  Nah disitu muncul kebutuhan institusi keuangan yang mengurus transaksi
 
  skala global itu.
  
  Yang diperjual-belikan apa? Ya tentu saja jasa dong.
  Bagaimana dengan BUNGA? itu kan nilai rate jasa berdasarkan waktu.
  Seperti pengacara kan juga pake tarif jam-jaman.
  
  Lalu yang disebut RIBA?
  Bagi saya sih RIBA itu rate yang mencekik leher. Contohnya: dokter 
  yang berupaya dengan tarif yang mencekik leher termasuk riba.
  Ingat rasulullah dalam berdagang itu juga nggak wathon aji mumpung. 
  Beliau bilang modal segini + overhead + untung sewajarnya.
  
  Nah di jaman perang salib, ide itu dibawa sama tentara salib ke eropa 
  dan itali yang terdekat menjadi awalnya.
  
  salam
  Ary
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@
  wrote:
  
   Sepengetahuan saya bank itu berasal dari kata banco [ bhs italia]
  artinya meja untuk menukar uang. Jenis bisnis ini baru ada
   pada abad2 terakhir. Begitu juga misalnya asuransi.
   Menurut saya kalo tujuannya u nabung yg islami itu bukan di bank
  tapi beli perhiasan emas, masukin celengan semar,
   belikan properti. Karena ketahuan jumlahnya dan ketahuan pula
  itungan zakatnya.
   Betul tidak?
   
   Bahwa perniagaan/perdagangan yg dianjurkan di islam itu adalah
  hanya : Jual-Beli  [ banyak keterangan di Qur'an]
   Apakah bank itu suatu usaha jual beli ?
   Apanya yg di jual apanya yg dibeli ?
   
   Sehingga rasanya aneh jika kemudian jenis bisnis ini diserap oleh
  umat Islam di masa kini dengan di embel2 - i islami; syariah dll.
   Jadi kemudian ada bank syariah, bank islam, asuransi islam. Wah
  nanti lama 2 bisa muncul pub islam, niteclub islam, cafe islam ? 
   Begitukah?
   Jadi bank ya bank saja, asuransi ya asuransi, bursa efek ya bursa
  efek, gitu loh.
   
   Perekonomian dalam Islam yg afdol adalah semacam koperasi. Masa
  sekarang koperasi nyaris tak terdengar.
   Karena mungkin bisnis seperti koperasi tidak memberi hak untuk
  memilih.
   Tapi koperasi simpan pinjam mustinya dikembangkan sebagai upaya
  untuk membantu yg miskin, lebih dikedepankan
   misi sosialnya.
   
   Tapi kebanyakan orang2 kaya Islam kan ogah bikin koperasi lebih
  baik bikin bisnis bank, duitnya diputerin ke orang2 kaya,
   ketahuan ada hasilnya daripada dipinjamin  untuk orang miskin.
   Begitu kira2nya mungkin
   :-)
   
   Salam
   l.meilany
 - Original Message - 
 From: Dwi W. Soegardi 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Monday, May 07, 2007 9:16 AM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Fwd: Diskusi Bank Kaum Miskin di
  Indonesia Muda Institute, Depok
   
   
 maksudnya: pakai BUNGA (INTEREST), kan?
 kecuali kalau yang dipakai terminologinya MUI: 
  BUNGA=RIBA=HARAM ..
   
 On 5/6/07, Ari Condrowahono masarcon@ wrote:
  grameen banknya muhammad yunus itu pakai RIBA lho 
 
  salam,
  Ari Condro
 
  - Original Message -
  From: Lina Dahlan
  To: [EMAIL PROTECTED] ; wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Sent: Monday, May 07, 2007 8:39 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Fwd

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam

2007-05-08 Terurut Topik Chae
Saya pikir bahwa ada pemahaman dalam umat Islam yang memandang bahwa
Iman lebih tinggi kedudukanya daripada akal. Padahal dalam sejarah
kenabian ada juga ditunjukan ketika posisi akal lebih dominan daripada
Iman. Misalnya ketika pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi
Ibrahim. Tapi ada juga ditunjukan kekuatan Iman yang lebih dominan
daripada akal seperti yang ada pada kisah2 Nabi Isa as.

Nah pada case Nabi Musa as berguru kepada Nabi Khidir mana yang lebih
dominan akal atau Iman??;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Ary, Arcon, Wikan, Abah, Mas Janoko, Ibu Chairunisa, Ibu Aisha, 
 mba Meilany, mba Flora, Pak Chodjim, juga teman2 lainnya, bagaimana 
 tanggapannya tentang paper di bawah ini?
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In [EMAIL PROTECTED], Supraha supraha@ wrote:
 
 
 Sains Barat Tantangan Islam 
 
 Senin, 07 Mei 2007 
 
 
 Sains Barat secara fundamental sebagai tantangan dan rival terberat 
 bagi Islam dalam konteks keilmuan. Karena Barat-lah yang' mengganti' 
 ilmu Allah SWT 
 
 
 Hidayatullah.com--Hari Ahad, (5/5) kemarin, Insitute for the Study of
 Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Malaysia menggelar diskusi
 bertema Filsafat Sains Islam dalam Perspektif Al-Attas. Para 
 pembicara yang hadir diantaranya adalah; Dr. Adi Setia, pakar 
 Filsafat Sains Islam. 
 
 Diskusi dimulai jam 10.45 waktu setempat. Namun acara agak molor 45 
 menit karena pemateri ada halangan. Peserta yang hadir kurang lebih 
 20 peserta. Nampak hadir diantaranya wartawan majalah Hidayatullah, 
 Bahrul Ulum, penulis novel Ayat-Ayat Cinta, Habiburrahman al-
 Syirozy (), Hedi Suyono (senior PPI UM), M. Arif Abdurrazzaq (FKMSB 
 Cabang Malaysia) dan para mhasiswa asal Indonesia lain. 
 
 Dalam diskusiki, Adi Sedia menelaskan tentang makalahnya yang sangat 
 serius. Makalah ini, juga pernah dimuat di Jurnal Islam and 
 Science.  Materi ini cukup berat dan luas, makanya penulisan paper 
 ini memakan wakru hampir setahun, ujarnya.
 
 Adi antara lain menjelaskan  tentang paham wujud (ontology), paham 
 alam (cosmology), paham ilmu (epistemology), paham metodologi
 (methodology), dan paham nilai (value) dalam Islam.
 
 Science, menurut penjelasannya, adalah kajian tentang alam. 
 Mengkaji alam ini tidak bisa dilepaskan dari lima paham di atas. 
 Berbeda konsep pemahamannya, maka akan berbeda pula out put 
 kajiannya. Oleh karena itu, menurutnya,  perlu dijelaskan satu-satu, 
 seperti apa pandangan Islam mengenai kelima paham tersebut. Ontologi 
 adalah paham mengenai hakekat sesuatu. Seseorang yang mengkaji 
 sesuatu akan bertanya apa ini? itu artinya ia sedang mengamati 
 hakekat objeknya. 
 
 Dalam Islam, ontologi itu tidak sekedar yang tampak dan dapat dicerap 
 oleh alam empiris, tapi lebih dari itu. Ada the ultimate reality di 
 balik yang empirik ini. Hakekat mutlak mendasari alam zahir; alam 
 manusia, alam hewan, alam tumbuhan-tumbuhan, dan alam-alam lainnya. 
 
 Menurut Adi, ini agak berbeda dengan cara pamdang Barat yang membatasi
 dirinya dengan dunia empiris. Bagi mereka yang tampak dan diserap 
 oleh panca indera itulah yang wujud. Di luar itu tak disebut wujud, 
 tapi ilusi belaka. Pandangan mereka ini yang kemudian mengilhami 
 lahirnya kalangan empik-positivistik, yang memonopoli 
 istilah science untuk empirical.
 
 Dari sini bisa disimpulkan, secara ontologis, tujuan akhir mereka 
 adalah yang empirical juga. Makanya jangan heran kalau kita melihat 
 kaum kuffar (orang-orang tak beriman) sangat mati-matian mencari 
 hidup, untuk mengekalkan kehidupan mereka, walau itu mustahil.
 
 
 Sementara bagi Islam, yang wujud itu tidak sekedar fisik, tapi 
 transfisik atau metafisik. Alam fisik ini hanya 
 pengejewantahan 'af'al sifat-sifat Allah yang metafisik. Oleh karena 
 itu, Allah Swt. itu absolut, dan alam ini sebaliknya. Allah pencipta 
 dan alam ciptaannya. Allah kekal dan alam tidak kekal. 
 
 Masih menurut Adi, paham wujud (ontologi) yang betul menurut Islam, 
 seperti disebutkan di atas, adalah yang mendasari paham manusia 
 tentang alam (kosmologi).  Kosmologi Islam, adalah ilmu 
 tentang kaun, alam fisikal. Alam ini selalu bergantung kepada Allah 
 Swt. 
 
 Setiap titik alam selalu merujuk dan menjadi ayat kepada Tuhannya. 
 Bahkan hukum sebab-akibat pun sebenarnya, mengikut pendapat ini, 
 tidak bisa diakui. Konsep sebab-akibat mengimplikasikan proses yang 
 independen dari Tuhan. Padahal tidak bisa demikian, karena hakekatnya 
 semua yang ada tetap dibawa kuasa Allah, bukan akibat dibawah akibat. 
 
 Adi mencontohkan stimulasi, Gerak kertas secara zahir memang 
 berkaitan dengan gerak yang lain. Mungkin tangan, angin atau lainnya. 
 Tapi penggerak hakiki tetap Allah Swt, ujar Adi.
 
 Guna menafikkan hukum sebab-akibat ini, Adi meurujuk kepada Al-
 Ghazali. Ia mencontohkan bahwa peristiwa A (makan) dan B (kenyang) 
 bukanlah sebab akibat. A dan B kejadiannya memang diatur terjadi 
 serentak oleh Allah. Keduanya sama-sama diinginkan 

[wanita-muslimah] Re: Fwd: Sains Barat Tantangan Islam

2007-05-08 Terurut Topik Chae

Ki Sabri,

Konfirmasi nich...mana yang benar..Akal menuntun Iman atau Iman
menuntun akal atau bagaimana??? :))


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Chae wrote:
  
  
  Saya pikir bahwa ada pemahaman dalam umat Islam yang memandang bahwa
  Iman lebih tinggi kedudukanya daripada akal. Padahal dalam sejarah
  kenabian ada juga ditunjukan ketika posisi akal lebih dominan daripada
  Iman. Misalnya ketika pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi
  Ibrahim. Tapi ada juga ditunjukan kekuatan Iman yang lebih dominan
  daripada akal seperti yang ada pada kisah2 Nabi Isa as.
  
  Nah pada case Nabi Musa as berguru kepada Nabi Khidir mana yang lebih
  dominan akal atau Iman??;))
  
 
 saya setuju Iman diposisikan berderajat lebih tinggi dari akal; namun 
 sinergi Iman  Akal sebuah kemutlakan tanpa bisa ditawar.
 
 sampai dengan selesainya Khulafa'ur Rasyiddin, sains Islam belum 
 berkembang; pada masa itu arab masih setia pada tradisi pengembangan 
 ilmu sastra dan kalam.
 
 Sains Arab-Persi berkembang pesat pada masa dinasti abbasiyah, mencapai 
 puncak pada masa Kaisar Al-Makmun dan Harun Al-Rasyid. Pencapaian sains 
 Islam pada tingkat demikian tinggi karena Pemerintah Abbasiyah
memanggil 
 pakar dari berbagai belahan dunia (terutama : Yunani, India, China) 
 untuk menuliskan karya mereka di bagdhad, membentuk tim penterjemah 
 untuk men-terjemahkan kitab2 tsb kedalam bahasa arab. Dalam bidang 
 matematika kita tidak bisa menafikan peranan Yunani dan India dalam 
 bidang teknologi tidak mungkin menafikan peranan China.
 
 Pusat sains Islam lain adalah cordova, dimana segala macam kebudayaan 
 bersinergi menjadi satu membentuk budaya baru; budaya keilmuan.
 
 Islam sangat menjunjung tinggi akal, hitung saja berapa jumlah ayat yg 
 memerintahkan menggunakan akal. Tapi akal harus bekerja dengan 
 bimbingan Iman.
 
 
 -- 
 
 Registered User :
 Linux # 421968
 Ubuntu # 13604





[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?
 
 
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
 
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain islam
dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi kita
tidak
boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat Islam yg
sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa benar
dan ngocol...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
florapamungkas@ wrote:

 
 Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
mempunyai
utusan
 sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru dunia bagi
masing2
 bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku untuk
masing2
 jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan itu tidak
 disebutkan semuanya, hanya 25 orang saja, dan Nabi Muhammad adalah
   Nabi
 penutup dari mata rantai kenabian/utusan2 Allah (QS 33:40). 
   Sebagaimana
 disebutkan dalam salah satu point khutbah terakhir beliau: O
   People! No
 Prophet or apostle will come after me and no new faith will be
born.
Reason
 well, therefore O People! and understand words that I convey
to you.
I leave
 behind me two things, the Quran and the Sunnah and if you follow
these, you
 will never go astray.
 
 Jadi, bisa saja kitab Regweda dan Tripittaka termasuk dalam kitab2
   yang
 dimaksud Allah dalam QS 13:38-39 serta kitab dari sejumlah
Nabi yang
 disebutkan oleh Rasulullah. Bahkan dalam ceramah Dr. Zakir Naik,
   pakar
 comparative religions dan direktur Islamic Research Foundation,
   Mumbai,
 India, dalam topiknya : Prophet Muhammad in the Religious
Scriptures, bahwa
 dalam kitab Regweda, Tripittaka, Zoroaster, Kitab Injiil, masing2
dari kitab
 itu menyebutkan tentang kedatangan dan kenabian Muhammad SAW. 
Sebagaimana
 disebutkan dalam Al Qur'an, dalam perjalanan waktu, memang terjadi
 penyimpangan, penambahan, inovasi, korupsi dari tangan2
manusia atas
kitab2
 itu. Hanya kitab Al Qur'an sebagai kitabNya yang terakhir, terjaga
 kemurniannya dari

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan umat
muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
dengan kedudukan ka'bah.:)

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa,
 Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu juga 
 berlaku didalam agama-agama... ?
 Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan kata 
 ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
 juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi saya) 
 sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw Islam 
 pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
 media pemusatan? 
 Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
 
 terima kasih,
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
 yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
 wrote:
  
   Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
   Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan Allah
   Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
 berada.
   
   Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang perintah
  Allah untuk 
   memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
   
   Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman non 
 Islam.
   Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas pada
  satu titik - kiblat - masjidil haram.
   Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat didunia
  ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
   Subhanallah!
   
   Salam 
   l.meilany
   
 - Original Message - 
 From: Chae 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama 
 sama?
   
   
 Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman Nabi??
 penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
 kadang
 mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
 waspada dan
 jauh dari intropeksi diri..
   
 Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 kali 
 sehari
 SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
   
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
 
  memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui isa,
  tetapi 
  sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki ajaran 
 dan 
  kepercayaan menyimpang...
  
  demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang tidak 
 ada di
 qur'an 
  dan nyata2 menyembah patung.
  
  menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
 islam
  dalam 
  kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan allah
  kepada 
  pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni
  
  
  
  
  
  
  
  
  Dan dana.pamilih@
  Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  05/01/2007 03:45 PM
  Please respond to wanita-muslimah
  
  
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
  Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
 semua agama sama?
  
  
  
  
  Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. Dan 
 sering
  juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
 dijanjikan
  akan datang di masa depan.
  
  Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 dan
  walaupun
  demikian semua demi tujuan yg baik.
  
  Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
 dilihat dari
  perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
 ngaco. 
  Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.
  
  Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco tapi 
 kita
  tidak
  boleh bilang ajarannya ngaco. Jadi yg bisa kita bilang ialah
  pemahamannya perlu disempurnakan, karena banyak juga ummat 
 Islam yg
  sangat terpuji perilakunya. Yg repot sudah ngaco tapi merasa 
 benar
  dan ngocol...
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas
  florapamungkas@ wrote:
  
   
   Dalam hadistnya, nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa Allah
  mempunyai
  utusan
   sebanyak 124 ribu orang yang tersebar di segala penjuru 
 dunia bagi
  masing2
   bangsa tempat utusan2 itu berasal, dan hukum2nya berlaku 
 untuk
  masing2
   jamannya. Di dalam Al Qur'an, nama2 dari 124 ribu utusan 
 itu tidak

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama? (Dialog imaginer)

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Enggak malu Mba Mei, saya malah salut dengan Mba Mei yang sudah bisa
mengambil keputusan dan menanggung resiko pada usia 14 tahun. Padahal
saya sewaktu usia 14 tahun masih hidup di dunia dongeng:))

Agama Bagi saya ibarat kendaraan untuk mencapai satu tujuan, tentu
saja mengoperasikan kendaraan itu berbeda-beda. Semisal sepeda dengan
mobi, motor dengan pesawat terbang, dan kereta api dengan kapal laut.
Setiap orang akan memilih kendaraan yang sesuai dengan kemampuanya

tentu saja hal yang buruk memaksakan orang yang hanya mampu memakai
sepeda untuk menaiki pesawat walau kita menunjukan bukti-bukti bahwa
dengan naik pesawat akan lebih terasa nyaman dan cepat.

Jadi memang benar secara syariat agama satu dengan yang lain
berbeda-beda tapi semua agama adalah sama pada fungsi dan kedudukan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nisadear,  saya produk beda agama.
 Terus terang saja saya bilang dengan sdikit rasa malu bahwa saya
baru mengenal shalat ketika umur 14 tahun.
 Kemudian shalat saya masih gak bener, bolong2, amburadul sampai saya
usia 20-an tahun.
 Selanjutnya suka banyak terombang-ambing sebelum akhirnya lapor pada
DIA.
 Yes! Saya adalah muslim, tunjukanlah selalu kebaikan dan yg benar,
mudahkanlah segala urusan, bukakanlah hati ini untuk menerima yg
Engkau perintahkan
 :-)
 
 Kedua orang tua saya entah gimana critanya nggak sedikitpun ngajarin
anak2nya agama.
 Tapi kami tahu bahwa agama mereka berbeda. Bapak saya shalat dan
sering menggeletakan buku 
 tata cara shalat sembarangan tapi kami anak2nya nggak pernah
sedikitpun menyentuh.
 
 Kami cuma diajari mengenai perilaku, moral/akhlak yg baik. Nggak
pernah kedengaran kata2 neraka surga, 
 dosa atau pahala.
 Tapi entah kenapa, kalo orang bilang takdir, hidayah atau apalah 
ahirnya waktu saya umur SMP; saya di sekolahkan 
 di perguruan muhammadiyah. Ibu saya juga gak protes karena di
sekolah itu juga ada beberapa murid yg nasrani.
 Padahal sekolah itu lebih mahal daripada sekolah negeri yg ada di
tempat kami tinggal.
 
 Dari situlah kami mulai kenal agama dan bisa menemukan mana yg baik
- sesuai bagi kami.
 Kalo mau dipikir secara logika mustinya agama nasranilah yg bisa
mendapat hati pada kami.
 Mengingat sampai sekarang famili dari pihak Ibu hampir semuanya
nasrani, bahkan ada yg jadi pastur, pendeta.
 Dari keluarga ayah saya juga Islamnya cuma sedikit.
 
 Jadi menurut saya, jika kita menghadapi kenyataan yg beda, sebaiknya
kita bisa menerima keberadaan yg berbeda 
 itu tidak dengan lebur kedalamnya, harus punya identitas diri. 
 Islam bagi saya bukan  begitu saja terjadi atau taken for granted,
tradisi atau apalah.
 
 Dulu saya ingat waktu masih umur 10 tahunan ditanya agama kamu apa?
Saya diam saja. Mau bilang Islam, shalat, puasa saja enggak tahu. Mau
bilang kristen ke gereja juga enggak pernah.
 Lebaran juga gak pernah bikin ketupat enggak pernah pakai baju baru :-)
 Pernah di rapor SD Negeri, agama merah, karena saya tidak mau ikut
pelajaran agama. Karena waktu saya sekolah di SD untuk anak tentara
bahasa daerah dan agama itu tidak diajarkan.
 
 Saya tahunya kalo lebaran kami dikirimi ketupat oleh tetangga. Kalo
bulan puasa kita harus puasa tapi kalo kuat, nggak wajib.
 Ibu saya hanya membangunkan, memasak tapi ia tidak ikut puasa dan
selalu khawatir dengan puasa kami, takut kalo kami jatuh sakit :-)
 Kalo natalan kami ke famili yg natal dan disana banyak kue2. Ibu
saya minum sampanye anggur merah/putih.
 
 Dari situ saya tahu bahwa tiap agama itu TIDAK SAMA. Kalo sama
ngapain ada yg beragama Islam, 
 ada yg Nasrani ada yg Budha ada yg Hindu?
 Tapi, moral ajaran semua agama adalah SAMA. Kesamaannya adalah
semua agama membawa misi kebaikan, 
 kedamaian bagi diri pribadi, bagi orang lain, makhluk hidup yg lain
serta alam. 
 Nggak ada gitu agama yg menganjurkan nyolong, misalnya :-)
 
 Tapi mengenai kebenaran hanya penganutnyalah yg bisa mengiyakan.
 Mengapa saya jadi Islam karena merasa Islam benar, realistis, sesuai
untuk saya
 Mengapa orang jadi Nasrani, Hindu, Budha karena mereka juga merasa
bahwa agama yg dianutnya adalah cocok dan benar bagi mereka. Inilah yg
membuat berbeda - masalah ' kebenaran' :-)
 Mengapa akhirnya Ibu saya menjadi Islam, karena setelah anak2nya
punya agama, malahan anaknya menjadi lebih baik dan manis2. Lagi pula
anak2nya lah yg bilang kalo ingin bisa sama2 terus dengan ayah saya 
di alam sana agamanya musti sama :-)
 Ibu saya adalah perempuan yg sangat mencintai dan memuja ayah saya,
pengorbanannya begitu besar sebagai isteri tentara.
 
 Salam
 l.meilany
 
 
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, April 30, 2007 1:34 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama
sama? (Dialog imaginer)
 
 
   Mba Mia dan Mba Mei,
 
   Saya sendiri kalau diminta saran oleh anaku akan memberikan saran
   mencari pasangan yang seakidah bukan apa-apa dengan yang satu aturan
   saja dalam berumah tangga itu

[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Masalahnya apakah umat non kristen bisa megetahui bahwa injil dan
taurat itu asli apa palsu, dari sisi apa kita menilai itu asli apa palsu??

Kalau bagi saya pribadi yang mempercayai Qur'an tentu mengambil satu
parameter nilai dari Qur'an untuk menentukan apakah Injil dan taurat
itu asli atau palsu. Dan saya menyakini bahwa sampai saat ini injil
dan taurat itu asli, hanya saja seringkali kita terkecoh menganggap
bahwa kitab itu injil dan taurat, seperti ketika kita mengagap bahwa
mushaf itu adalah Qur'an.

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Tentu ada yang asli. Tapi bagaimana mau menampilkan utk dibandingkan 
 kalo sudah hancur kemakan waktu? Kita bisa mencari bukti dengan cara 
 lain. Dengan menggunakan otak dan panca indra kita semua.
 
 Saya memberikan perbandingan kasus. Bila mbak Chae mau beli sepatu 
 kulit asli. Apa mbak Chae harus membawa sepatu yang kulit asli lalu 
 dibandingkan? Bisa jadi ya begitu karena mbak Chae tidak 
 berpengalaman soal asli or palsunya kulit. Tapi bagi org 
 berpengalaman, tak perlu dia bawa2 itu kulit aslinya.
 
 Seperti itulah kita, manusia, menilais esuatu asli or tidak. 
 Pegalaman yang mengasah ketajaman kita.
 
 Dalam hal kitab suci, pengalaman kita membaca ttg sejarah penulisan 
 kitab suci itu sendiri.
 
 Soal penulisan AlQur'an, yang ku tahu AlQur'an ditulis ketika 
 Muhammad SAW masih hidup dan dibawah kontrol Muhammad SAW sendiri. 
 Memang ada yang menulis utk diri pribadi. Tapi ketika ingin 
 dibukukan dan diperbanyak, maka yang utk pribadi2 itu di hancurkan.
 
 Gitu saja dulu. Kepalanya mo dikendorin dulu biar gak ksemutan.
 Mo nyobain gimana rasanya kepala kesemutan, gak? coba aja bicara 
 logat Batak.
 
 Wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Mba Lina,
  
  Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya
  dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya tahu
  dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim
  sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa
  membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff
  dengan Qur'an yang aslinya.
  
  Adilnya kan begitu...;)
  
  Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu 
   juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan 
   berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah 
   beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' 
 (jadi 
   semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi 
 dengan 
   Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil 
 gak 
   bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di 
   encyclopedia Bible sendiri).
  
  Ok, klaim nya Pak Satriyo mengatakan bahwa tidak ada injil yang 
 asli
  (kita fokus ke injil dulu dech)sepeninggal Nabi Isa as tapi kalau 
 kita
  melihat sejarah bahwa paman Siti Khadijah yang Nasrani yang menjadi
  tempat bertanya tentang Kerasulan Nabi Muhammad saw adalah seorang
  yang berpedoman pada Injil karena Beliau tahu akan nubuat Kenabian
  Muhammad saw yang terdapat didalam Injil. Jadi walaupun tidak ada
  Injil berbahasa Aramik tidak serta merta bahwa tidak ada Injil yang
  asli hanya disandarkan pada ketiadaan Injil berbahasa Aramik yang
  digunakan Yesus.
  
  Kalaupun Klaim bahwa Injil hanya berupa kata-katanya Yesus, jelas
  secara fisik Qur'an pun disampaikan melalui kata-kata Muhammad saw.
  Jadi apa bedanya?? dan jika dirunut dari pembentukan Mushaf 
 bukankah
  mushaf Qur'an pun pada awalnya bervariasi dalam bentuk tulisan
  sehingga begitu banyak varian mushaf Qur'an yang dimusnahkan untuk
  menghindari pertiakian/perbedaan/kesalahpahaman dimasa yang datang.
  
  Pada awalnya Qur'an dan Injil disampaikan dalam bentuk lisan, dan
  kemudian para sahabat membuat catatan2 pribadi tentang Qur'an yang
  disampaikan secara lisan. Pada konsep catatan tentu saja ada unsur 
 si
  penulis dalam catatan tersebut. Dan saya pikir ini berlaku pada 
 Qur'an
  dan Injil.
  
  Yang saya herankan adalah ketika Qur'an sendiri dengan semangat 
 untuk
  bersatu menegaskan bahwa kita harus beriman kepada ketiga kitab
  tersebut tapi justru banyak dari kalangan umat muslim yang nyata-
 nyata
  menolak untuk mengimani Taurat dan Injil hanya krena takut kalau
  KENYAMANAN IMANYA TERGANGGU:)) 
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
 linadahlan@ 
   Lina:
   Apa yang dimaksud dengan bukti? Apakah harus ditampilkan Injil 
 Asli 
   (yang berbhs Armaic?) lalu dibandingkan dengan Injil 
 sekarang?...ya 
   ada kemungkinan Injil Aslinya terkubur entah dimana, terbakar 
   ato..dah kemakan waktu. Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, 
 itu 
   juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan 
   berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah 
   beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' 
 (jadi 
   semacam Hadist lah kalau dalam literatur

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua agama sama?

2007-05-07 Terurut Topik Chae
hehehehe:)) lebih baik baca e-mailnya Mba Mei dulu yang membahas
,masalah ini sebelumnya:))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Terima kasih ... tapi ibu menjawab yang mana dari sekian pertanyaan 
 saya?
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Seringkali bagi non muslim kedudukan ka'bah sama dengan padangan 
 umat
  muslim terhadap patung2 yang ada pada agama kristen, buda dan hindu.
  JIka Islam beralasan ka'bah sebagai media pemusatan seperti yang
  dijelaskan Mba Mei (silahkan baca postingan Mba Mei) lalu bagaimana
  jika kedudukan patung2 (yang saya istilahkan dengan berhala) sama
  dengan kedudukan ka'bah.:)
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Ibu Chairunisa,
   Mau tanya dong, yang dimaksud 'itu' di ...bagaimana kalau itu 
 juga 
   berlaku didalam agama-agama... ?
   Lalu kenapa kalo memang berhala-berhala itu JUGA (saya tekankan 
 kata 
   ini krn menunjukkan bukan satu2nya) HANYA (saya tekankan kata ini 
   juga krn ko ga sinkron, menggabungkan JUGA HANYA, at least bagi 
 saya) 
   sebagai media pemusatan? Apakah ibu ingin menyampaikan bhw 
 Islam 
   pun punya berhala dan dalam islam berhala itu hanya sebagai 
   media pemusatan? 
   Lalu, terakhir, yang ibu maksud dengan pemusatan itu apa ya?
   
   terima kasih,
   
   salam,
   satriyo
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
 agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany wpamungk@ 
   wrote:

 Nisa, saya pikir kita tidak menyembah Ka'bah.
 Shalat itu bentuk 'pemusatan' pikiran terhadap keberadaan 
 Allah
 Kebetulan saja kiblat itu ada di Masjidil Haram dimana Ka'bah 
   berada.
 
 Tadinya kan kiblat itu di Masjidil Aqsha kemudian datang 
 perintah
Allah untuk 
 memindahkan kiblat ke arah Masjidil Haram [Al Baqarah 144].
 
 Mengenai kiblat [arah shalat] ini diakui oleh seorang teman 
 non 
   Islam.
 Bahwa katanya ibadah sholat bisa punya arah/tujuan yg jelas 
 pada
satu titik - kiblat - masjidil haram.
 Katanya kalo bisa dilihat dari langit ketika seluruh umat 
 didunia
ini shalat mereka menghadapkan diri ke pusat yg sama.
 Subhanallah!
 
 Salam 
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: Chae 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, May 01, 2007 4:21 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - semua 
 agama 
   sama?
 
 
   Apa umat Islam sendiri masih seperti Umat islam dizaman 
 Nabi??
   penyimpangan umat beragama berlaku untuk semua agama Pak:)) 
   kadang
   mitos seperti ini yang bikin kita terlena...menjadi tidak 
   waspada dan
   jauh dari intropeksi diri..
 
   Kalau buda dan hindu pada menyembah patuh bukanya kita 5 
 kali 
   sehari
   SECARA FISIK MENYEMBAH KA'BAH?? INI SECARA FISIK LOH
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Fadhli.Halim@ wrote:
   
memang kristen adalah agama yang diturunkan allah melalui 
 isa,
tetapi 
sekali lagi bukan kristen sekarang yang sudah memiliki 
 ajaran 
   dan 
kepercayaan menyimpang...

demikian juga dengan ajaran hindu, budha yang memang 
 tidak 
   ada di
   qur'an 
dan nyata2 menyembah patung.

menurut saya, kita sebaiknya jangan mengakui agama selain 
   islam
dalam 
kepercayaan kita, kecuali agama2 yang pernah diturunkan 
 allah
kepada 
pendahulu muhammad dan ajarannya masih murni








Dan dana.pamilih@
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
05/01/2007 03:45 PM
Please respond to wanita-muslimah


To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc: (bcc: Fadhli Halim/PRO/Tripatra)
Subject: [wanita-muslimah] Re: The Name of Allah -
   semua agama sama?




Hampir setiap agama merasa yg tersempurna dan terakhir. 
 Dan 
   sering
juga mereka memiliki konsep Imam Mahdi yaitu pemimpin yg 
   dijanjikan
akan datang di masa depan.

Ini sih normal2 aja. Namanya juga keyakinan, pasti beda2 
 dan
walaupun
demikian semua demi tujuan yg baik.

Tapi bagi saya uji utama baik tidaknya suatu agama itu 
   dilihat dari
perilaku ummatnya. Kalau ummatnya ngaco artinya ajarannya 
   ngaco. 
Kalau umatnya baik pasti ajarannya baik.

Repotnya di dunia Islam itu seringkali ummatnya ngaco 
 tapi 
   kita
tidak
boleh bilang ajarannya ngaco

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama
kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala yang
berbeda??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Iya mba Flora,
 Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
 tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
 pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
 rangka 'memandang' semua agama sama ...
 Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan menyebut 
 Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
 Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
 menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid Qiblatain 
 (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai dengan 
 namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
 QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
 Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar penentu 
 arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali Ka'bah 
 dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam kala 
 itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
 Ka'bah = berhala?!
 Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
 florapamungkas@ wrote:
 
  Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu dia
  mengumandangkan adzan.
  Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada injak2 
 Ka'bah.
  Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
 penyembahnya
  berani menginjak-injak sesembahannya?
  Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
 Kalau hujan,
  air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.
  
  Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
 kemana kita
  menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu lho.  
 Jadi semua
  yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
 gede gitu. 
  Unity of prayers.
  
  Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok sampai
  disembah-sembah?
  Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
 dipajang di
  rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik seperti 
 lilin dsb
   kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang ajar
  terhadap patung itu.
  Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-injak 
 kepalanya
  oleh penyembahnya?
  Apa boleh??
  
  Wassalam,
  
  Flora
  
  
  Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
  Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
  Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
  Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-agama 
 yang
  kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
  berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
 





[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Kalau Pak Satriyo mendapatkan informasi bahwa Rasul sendiri menegaskan
bahwa tidak ada lagi injil yang asli, bisa diberikan sumber datanya??

Kedua ahmad deedat adalah seorang muslim, bisakah memberikan informasi
yang mengatakan bahwa injil itu sudah tidak asli dari kalangan umat
kristen sendiri?

Tentang Mushaf dan Qur'an...jika ada larangan untuk tidak membawa
mushaf ke kamar mandi maka bisakah tidak membawa Qur'an ke kamar mandi??

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ibu Chairunisa,
 Tolong ibu cek lagi deh reply saya seputar pendapat dari kalangan 
 nasrani dan yahudi sendiri atas 'kitab suci' mereka. 
 
 Lalu yang seperti apa lagi yang ibu minta? 
 
 Dari ummat muslim sendiri (jangan bialng non-kristen ya bu, biar 
 jelas ummat yang mana) kan al-Qur'an dan Rasul sendiri yang 
 menegaskan bahwa bible (istilah yang lebih tepat daripada injil yang 
 memang sudah tidak ada lagi), selain sejauh ini tidak sedikit sarjana 
 muslim/ulama, spt alm ustad Ahmad Deedat dan penerusnya Dr Zakir Naik 
 menunjukkan dalam berbagai kesempatan betapa bible itu bukanlah injil 
 yang asli dan berisi kontradiksi dan informasi yang tidak pantas 
 dikandung oleh sebuah kitab wahyu.
 
 Jadi ya memang ummat islam jelas tahu bagaimana cara membuktikan 
 bible dan taurat itu bukanlah wahyu yang diterima Isa as dan Musa as, 
 dan itu dari sisi isi, baik kandungan dan juga gaya bahasa. Ini 
 ditegaskan juga oleh kalangan nasrani terutama, yang menyatakan 
 sangat sedikit kandungan injil yang bisa dianggap ucapan yesus.
 
 Nah jika dengan semua data akurat yang ada dan tersedia ini ibu tetap 
 menganggap masih ada injil dan taurat asli, ya silakan saja, tapi 
 siap2 lah kecewa jika nanti memang ibu bisa langsung tahu isi kedua 
 kitab itu. Belum pernah kan? Saya juga belum, tapi saya masih bisa 
 percaya dengan hasil penelitian kalangan nasrani dan ulama islam 
 dalam menilik otentisitas bibel.
 
 Bisa ibu jelaskn hubungannya ibu menyinggung kata 'kitab' 
 dan 'mushaf'? Apakah menurut ibu beda? Saya cek di al-Qur'an ko tidak 
 ada bedanya? Bahkan Al-Qur'an yang diterbitkan oleh Indonesia dan 
 negera Arab tertera kalo tidak 'kitab' ya 'mushaf' untuk mengacu pada 
 Al-Qur'an.
 
 salam,
 satriyo
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Masalahnya apakah umat non kristen bisa megetahui bahwa injil dan
  taurat itu asli apa palsu, dari sisi apa kita menilai itu asli apa 
 palsu??
  
  Kalau bagi saya pribadi yang mempercayai Qur'an tentu mengambil satu
  parameter nilai dari Qur'an untuk menentukan apakah Injil dan 
 taurat
  itu asli atau palsu. Dan saya menyakini bahwa sampai saat ini injil
  dan taurat itu asli, hanya saja seringkali kita terkecoh menganggap
  bahwa kitab itu injil dan taurat, seperti ketika kita mengagap 
 bahwa
  mushaf itu adalah Qur'an.
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@
  wrote:
  
   Tentu ada yang asli. Tapi bagaimana mau menampilkan utk 
 dibandingkan 
   kalo sudah hancur kemakan waktu? Kita bisa mencari bukti dengan 
 cara 
   lain. Dengan menggunakan otak dan panca indra kita semua.
   
   Saya memberikan perbandingan kasus. Bila mbak Chae mau beli 
 sepatu 
   kulit asli. Apa mbak Chae harus membawa sepatu yang kulit asli 
 lalu 
   dibandingkan? Bisa jadi ya begitu karena mbak Chae tidak 
   berpengalaman soal asli or palsunya kulit. Tapi bagi org 
   berpengalaman, tak perlu dia bawa2 itu kulit aslinya.
   
   Seperti itulah kita, manusia, menilais esuatu asli or tidak. 
   Pegalaman yang mengasah ketajaman kita.
   
   Dalam hal kitab suci, pengalaman kita membaca ttg sejarah 
 penulisan 
   kitab suci itu sendiri.
   
   Soal penulisan AlQur'an, yang ku tahu AlQur'an ditulis ketika 
   Muhammad SAW masih hidup dan dibawah kontrol Muhammad SAW 
 sendiri. 
   Memang ada yang menulis utk diri pribadi. Tapi ketika ingin 
   dibukukan dan diperbanyak, maka yang utk pribadi2 itu di 
 hancurkan.
   
   Gitu saja dulu. Kepalanya mo dikendorin dulu biar gak ksemutan.
   Mo nyobain gimana rasanya kepala kesemutan, gak? coba aja bicara 
   logat Batak.
   
   Wassalam,
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Mba Lina,

Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya
dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya 
 tahu
dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim
sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff
dengan Qur'an yang aslinya.

Adilnya kan begitu...;)

Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu 
 juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus 
 kan 
 berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis 
 setelah 
 beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-
 katanya' 
   (jadi 
 semacam

[wanita-muslimah] Re: The Name of Allah - media pemusatan - Kabah = berhala?!

2007-05-07 Terurut Topik Chae
Kalau begitu silahkan tanya langsung kepada umat kristen apakah mereka
memang penyembah patung Yesus, dan kepada umat hindu dan budha apakah
mereka menyembah patung-patung dewa brahmana, siwa, wisnu??;) kalau
dari sisi saya maka yang muncul adalah jika;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Jika surga dan neraka tidak ad ... (kata Ahmad Dhani looohhh ...)
 ;-]
 
 Jika dan jika ... ah tak ada yang pasti dengan jika, dan konon Rasul 
 tidak suka kata 'jika' ... sayang saya lupa hadisnya.
 
 jikalau atau Andy Lau yaa ..?
 
 Yang pasti-pasti aja yuk ...
 
 ;-]
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  Bagaimana jika kedudukan patung2 didalam agama-agama lain jga sama
  kedudukanya dengan ka'bah, hanya sebagai pusat kiblat dalam skala 
 yang
  berbeda??
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, satriyo efikoe@ wrote:
  
   Iya mba Flora,
   Seorang muslim yang menganggap Ka'bah berhala, sebagaimana agama 
   tertentu yang menyembah berhala, sepatutnya perlu mengoreksi 
   pandangannya itu. Sekalipun itu sekedar permisalan dalam 
   rangka 'memandang' semua agama sama ...
   Yang saya tahu, Al-Qur'an dan Hadis nabi selalu mengacu dan 
 menyebut 
   Ka'bah QIBLAT, sesudah sebelumnya QIBLAT kaum muslim adalah 
   Yerusalem. Dan sebelum rezim Saudi yang beraliran wahaby 
   menghilangkan mihrab yang menandakan QIBLAT lama di Masjid 
 Qiblatain 
   (yg sekaligus 'menghilangkan' masjid itu krn tidak lagi sesuai 
 dengan 
   namanya), jelas ada terbukti secara akurat data bahwa memang dulu 
   QIBLAT ummat islam bukan Ka'bah.
   Jadi jelas bahwa memang Ka'bah bukan apa-apa, tapi sekadar 
 penentu 
   arah ketika shalat atau QIBLAT. Terbukti juga beberapa kali 
 Ka'bah 
   dipugar, bahkan sempat rusak krn pertikaian internal ummat Islam 
 kala 
   itu. Apakah ada ummat Islam yang melolong seolah kiamat?
   Ka'bah = berhala?!
   Please deh ... don't over stretch the fact ah ...
   ;-]
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Flora Pamungkas 
   florapamungkas@ wrote:
   
Ada perbedaan, bahwa Ka'bah itu juga diinjak-injak Bilal waktu 
 dia
mengumandangkan adzan.
Lalu orang2 petugas pengganti selubung Ka'bah itu juga pada 
 injak2 
   Ka'bah.
Jika Ka'bah itu dianggap disembah, disucikan, mana mungkin 
   penyembahnya
berani menginjak-injak sesembahannya?
Kalau dibilang suci ... toh juga burung2 pada nelek di situ.  
   Kalau hujan,
air di pancuran mas itu mengalir dengan muatan tahi burung.

Ini bukti Ka'bah itu bukan apa2, cuma penanda arah sholat kita, 
   kemana kita
menghadapkan wajah, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon .. gitu 
 lho.  
   Jadi semua
yang sholat menghadapnya seragam, sama ke titik itu, titik yang 
   gede gitu. 
Unity of prayers.

Sedangkan patung2 yang katanya juga media pemusatan, kok 
 sampai
disembah-sembah?
Bahkan ada anak yang tak sengaja menjatuhkan patung mini yang 
   dipajang di
rak khusus di dinding, lengkap dengan segala pernak-pernik 
 seperti 
   lilin dsb
 kemudian anak itu dipukuli orang tuanya karena dianggap kurang 
 ajar
terhadap patung itu.
Bagaimana kalau ada patung gede lalu dipanjati dan diinjak-
 injak 
   kepalanya
oleh penyembahnya?
Apa boleh??

Wassalam,

Flora


Re: The Name of Allah - semua agama sama? 
Posted by: Chae chairunisa_mahadewi@   chairunisa_mahadewi 
Mon May 7, 2007 12:12 am (PST) 
Ia Mba Mei, bagaimana kalau itu juga berlaku didalam agama-
 agama 
   yang
kita kira sebagai agama penyembah berhala padahal bagi mereka
berhala-berhala itu juga hanya sebagai media pemusatan;))

[Non-text portions of this message have been removed]
   
  
 





[wanita-muslimah] Re: Rasulullah kaya atau miskin?

2007-05-04 Terurut Topik Chae
Kalau tidak salah Rasul itu dalam memberi Mahar dengan jumlah yang
besar ..artinya Rasul bisa dikatakan kaya apalagi Rasul itu dapat
jatah pampasan perang sepersekianya...gimana enggak kaya...cuman walau
kaya rasul itu sederhana...INI YANG SULIT DITIRU..SEDERHANA ITU MUDAH
DIUCAPKAN TAPI SYUSYAH DILAKUKAN..(asli nyobain berkali-kali
..gagal..teru;))

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 ya namanya pedagang emang resiko sih ... bisa kaya (dapat untung
 banyak), bisa miskin (rugi). kalau jadi petani, apalagi jaman dulu,
 lebih dapat diprediksi. asal orangnya rajin bercocok tanam, pasti
 panen. ya kadang2 ada hama juga, tapi kayaknya jaman dulu hama lebih
 sedikit ketimbang jaman sekarang ya ...
 
 nah nabi ini memang profesi utamanya pedagang (setelah sebelumnya
 pernah jadi penggembala). makanya memuji2 profesi dagang dan dalam Al
 Quran juga ada barang siapa yang bershodaqoh itu ibarat berdagang
 dengan Allah, bedanya Allah akan mengganti dengan keuntungan yang
 berlipat ganda.
 
 salam,
 --
 wikan
 http://wikan.multiply.com
 
 On 5/4/07, Tri Budi Lestyaningsih (Ning) [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Ass wR wB.
 
   Setahu saya, Rasulullah memang pernah kaya, tapi pernah juga miskin,
   miskiin sekali hingga tidak punya makanan dan mengganjal perutnya
dengan
   kerikil. Jadi, kalau ditanya Rasulullah itu kaya atau miskin, ya
   jawabannya begitu dik : pernah kaya dan pernah miskin.





[wanita-muslimah] Re: Bukti--ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep

2007-05-04 Terurut Topik Chae
Mba Lina,

Kalau kita mengatakan sesuatu itu palsu pasti ada perbandinganya
dengan yang asli, misalnya saya klaim Injil palsu berarti saya tahu
dong perbedaanya dengan yang asli...iyakan?? nah jika ada klaim
sebaliknya bahwa Qur'an itu asli, pastinya kita juga harus bisa
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan antara Qur'an yang di reff
dengan Qur'an yang aslinya.

Adilnya kan begitu...;)

Menurut Mba Lina sbb:Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu 
 juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan 
 berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah 
 beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi 
 semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi dengan 
 Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil gak 
 bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di 
 encyclopedia Bible sendiri).

Ok, klaim nya Pak Satriyo mengatakan bahwa tidak ada injil yang asli
(kita fokus ke injil dulu dech)sepeninggal Nabi Isa as tapi kalau kita
melihat sejarah bahwa paman Siti Khadijah yang Nasrani yang menjadi
tempat bertanya tentang Kerasulan Nabi Muhammad saw adalah seorang
yang berpedoman pada Injil karena Beliau tahu akan nubuat Kenabian
Muhammad saw yang terdapat didalam Injil. Jadi walaupun tidak ada
Injil berbahasa Aramik tidak serta merta bahwa tidak ada Injil yang
asli hanya disandarkan pada ketiadaan Injil berbahasa Aramik yang
digunakan Yesus.

Kalaupun Klaim bahwa Injil hanya berupa kata-katanya Yesus, jelas
secara fisik Qur'an pun disampaikan melalui kata-kata Muhammad saw.
Jadi apa bedanya?? dan jika dirunut dari pembentukan Mushaf bukankah
mushaf Qur'an pun pada awalnya bervariasi dalam bentuk tulisan
sehingga begitu banyak varian mushaf Qur'an yang dimusnahkan untuk
menghindari pertiakian/perbedaan/kesalahpahaman dimasa yang datang.

Pada awalnya Qur'an dan Injil disampaikan dalam bentuk lisan, dan
kemudian para sahabat membuat catatan2 pribadi tentang Qur'an yang
disampaikan secara lisan. Pada konsep catatan tentu saja ada unsur si
penulis dalam catatan tersebut. Dan saya pikir ini berlaku pada Qur'an
dan Injil.

Yang saya herankan adalah ketika Qur'an sendiri dengan semangat untuk
bersatu menegaskan bahwa kita harus beriman kepada ketiga kitab
tersebut tapi justru banyak dari kalangan umat muslim yang nyata-nyata
menolak untuk mengimani Taurat dan Injil hanya krena takut kalau
KENYAMANAN IMANYA TERGANGGU:)) 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] 
 Lina:
 Apa yang dimaksud dengan bukti? Apakah harus ditampilkan Injil Asli 
 (yang berbhs Armaic?) lalu dibandingkan dengan Injil sekarang?...ya 
 ada kemungkinan Injil Aslinya terkubur entah dimana, terbakar 
 ato..dah kemakan waktu. Yang bisa dilihat hanya Injil tertua, itu 
 juga tidak dianggap asli karena berbhs Ibrani, sedang Yesus kan 
 berbhs Armaic kan ya? Dan Injil tertua itu juga ditulis setelah 
 beratus2 tahun Yesus meninggal dengan sistem 'katanya-katanya' (jadi 
 semacam Hadist lah kalau dalam literatur Islam). Bedanya lagi dengan 
 Hadist, Hadist itu masih bisa dirunut perawinya, tapi kalo Injil gak 
 bisa. Bahkan penulisnya saja tidak dikenal (ini kalo baca di 
 encyclopedia Bible sendiri).
 
 Bukti sejarah bhw Yesus tidak berbahasa Ibrani juga sudah menjadi 
 bukti bhw tidak ada Injil asli sekarang ini (karena Injil tertua yg 
 ada skrg ini berbhs Ibrani). Bisa dibaca juga kasus Comma Johanneum 
 (di googling aja), dimana para ahli alkitabiah juga sudah mengakui 
 bhw bebrapa ayat dalam Kitab Johannes adalah tambahan. Bahkan ayat 
 tambahan inilah yang menjadi cikal bakal or rujukan konsep ketuhanan 
 trinitas. Kalau gak ada ayat tambahan ini, tentunya umat Kristen gak 
 punya rujukan soal trinitas karena tidak ditemukannya 
 kata 'trinitas' dalam Injil itu sendiri. Dengan adanya pengakuan 
 dari ahli alkibiah itu bhw ada 'ayat2 tambahan', apakah Injil 
 sekarang ini asli
 
 Pendapat/pertanyaan mbak Chae diatas itu mirip teman2 Kristen kalau 
 ditanya apakah Injil sekarang ini tak asli. Mereka akan meminta 
 harus ditampilkan Injil Aslinya. Tak mau berpikir. Inilah salah satu 
 mengapanya tak boleh beragama 'taken for granted'. 
 
 Jangan2...andaikan nanti...bisa dibuktikan dengan ditemukannya Injil 
 asli, mereka tetep kekeh pada pendapat bhw itulah yang palsu karena 
 tidak ada ketuhanan trinitas:-). Itulah kalau beragama taken for 
 granted.
 
 wassalam,





[wanita-muslimah] Re: ALLAH dalam Islam dan Kristen, sebuah perbandingan konsep

2007-05-04 Terurut Topik Chae
eleh..elh..karunya teuing...sampe kepalanya Mba Lina kesemutan..kaki
kesemutan aja bisa jadi perang Bratayudha kalau diganggu suami apalagi
kalau kepala yang kesemutan yach??;))

Awal tahun 1995, saya ikut kelompok jihader dan berperang dengan para
orientalis didunia maya. Saya berjibaku pada saat itu Mba Lin:), sampe
acara rutin baca Qur'an kemudian baca Injil dengan maksud yang berbeda
dan tujuan berbeda. Baca Qur'an biar dapat kekuatanya dan baca PL
(perjanjian lama) dan PB (perjanjian baru) biar dapat kelemahanya.

Sampai pada titik point dimana saya menyadari bahwa ini adalah sebuah
perbuatan yang sia-sia;) Saya berpikir apa yang saya hasilkan???
apakah ketika saya bisa membuktikan kehebatana Qur'an lalu saya
menjadi orang yang lebih baik atau ketika saya berhasil membuat
musuh mengakui kekalahannya kemudian saya menjadi orang yang lebih
hebatsemua itu cuman semu semata yang ada saya cuman beronani
dengan ego dan nafsu saya sendiri..saya asyik bermasturbasi sampe
orgasme..hi..hi..hi..;))

Saya kemudian melihat kenyataan2 bahwa semua yang saya tuduhkan
ternyata berbalik pada diri saya sendiri. Saya mengagap trintas sebuah
konsep pemberhalaan...memang benar ada yang demikian tapi bukankah
pemberhalaan terhadap manusia, benda juga terjadi pada umat Islam??
ada yang memperhalakan Muhammad saw, ada yang ka'bah, Qur'an, hadis
bahkan Kyainya, aliranya sekalipun.

Dan saya juga menemukan konsep2 trinitas yang bervarian didalam agama
kristen, ada yang memandang bahwa Yesus adalah sebuah refleksi kasih
sayang Allah kepada umat manusia, Yesus dipandang sebagi representive
Allah yang tidak lebih sama posisinya dengan Muhammad saw, Yesus
dipandang sebagai firman yang hidup dimana maksudnya adalah sebagai
perantara dari wahyu Allah.

Justru yang sekarang sadari bahwa agama adalah satu jalan bagi kita
untuk menjadi Khalifah di muka bumi, menjadi wakil Allah di muka bumi.
Dari titik ini saya menyadari bahwa yang kita bisa nilai adalah
fungsi dari setiap individu apakah dia menjadi makhluk yang wajib
(halal), sunah (makruh) atau haram. Jika seseorang bisa menjadi
Khalifah Tuhan di muka bumi apakah MUNGKIN DIA MENGAMBIL JALAN YANG
SALAH (AGAMA)??? JUGA SEBALIKNYA.

Soal Keimanan, saya pikir itu bukan urusan manusia krena masalah
keimanan adalah urusan seseorang dengan Tuhanya, hubungan yang sangat
personal karena kedekatanya melebih urat leher seseorang.

Jika saya berkata menurut saya, maka apa yang saya sampaikan hanya
mewakili diri saya pribadi dan tidak mewakili diluar pribadi saya
untuk itu saya bisa mempertanggung jawabkanya...ini sekaligus
penekanan pada diri saya pribadi. Diluar pribadi saya jelas apa yang
saya sampaikan tidak mempunyai nilai pasti bisa ada yang mengaggap
benar bisa juga salah.

Jadi saya tidak perduli posisi lawan diskusi apakah dia salah atau
benar, yang menjadi perhatian saya adalah argumentasi dari klaim nya
saja (ini yang jadi titik point serang saya ha..ha..ha.. kaya perang
aja):)) selama apa yang disampaikan masih bisa dan ada dalam level
yang bisa didiskusikan.
 



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Horas mbak Chaee, iyaa spy disayang maantu niih...:-)
 Bukan bahasanya, mbak Chaee taapi logatnya saaza. Pening palaku lama-
 lama pake logat Batak niih karena banyaknya tekaanan-tekaanan kaata 
 dan intonasi yang turun naaik sehingga membuat palaku kesemuutan.
 
 Ahh mbak Chae, jangan puula alergi dgn sesuatuu. Kalo semua pada 
 proporsinya, tak ada yang alergi laah.
 
 Iya lah konsep Tuhan itu bukan Wuujud. Tapi kalauu 
 dibilang 'tri'nitas merujuk kemaana itu? Tiga itu merujuk kemana?
 
 Untukkuu, kita hanya harus menyadarii bhw ada persamaan dan ada 
 perbedaan dalam agama-agama ituu. Tak perlu ditutup-tutupi. Perlu 
 kedewasaan untuk menerima perbedaan ituu. ituu sajaa. Saya ituu 
 banyak belajarr agama dari membanding-bandingkan perbedaan. 
 Begituulah krn saya dtg dari keluarga yang campur-campur. 
 
 dah ah..dah mulai kesemutan nih kepale.
 
 Mbak Chae, kalo mbak Chae (ato sapapun) sudah bicara dgn 
 dimulai menurut saya, itu artinya pada saat itu Mbak Chae yakin 
 pendapat mbak itu yang benar dan lawan mbak salah. Begitu juga 
 sebaliknya dgn lawan bicara mbak. Hanya saja, mungkin orang 
 Indonesia itu punya budaya 'sopan' ato suka pake bhs yg bercabang, 
 gak to the point ato bhs eufisme (?), 
 
 wassalam,
 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
 chairunisa_mahadewi@ wrote:
 
  ha..ha..ha.. belajar bahasa batak dalam rangka apa Mba?? mau dapat
  mantu orang Batak ...apa mau cari calon lagi?? soalnya pasal 
 poliandri
  mau di usulkan nich...hi..hi..hi...:))
  
  Itulah Mba Lina, saya memang harus banyak belajar lagi masalah
  dikotomi karena kok saya sedikit banyak alergi dengan yang namanya
  dikotomimudah-mudahan pada akhirnya saya punya sedikit banyak
  kekebalan jika terus ngaji di WM;)
  
  Ini mah dari pendapat saya sendiri (entar dianggap copy paste dari
  pendapat orang lain lagi;)), anggap saja seperti curhat

  1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   >