Re: [wanita-muslimah] Gus Dur dan Kontroversi Asslamu'alaikum (Kesaksian Ahmad Tohari)

2010-08-28 Terurut Topik istiaji sutopo
Assalaamu'alaikum adalah perintah Tuhan dalam mengucap salam - yang bermakna 
ada RAHMAT ALLAH disitu ... sedangkan yang baru bisa ucapkan selamat pagi atau 
karena belum tahu ucapan assalaamu 'alaikum, ya tidak salah, karenanya kita 
harus luruskan mereka dengan kebenaran Ilahi - Bukankah Allah SWT. yang 
menciptakan manusia dan alam semesta ini dan Allah SWT. lah yang pa;ing tahu 
harus bagaimana cara hidup kita ini ..yaitu dengan pengetahu dan pengamalan Al 
Qur'an dan As Sunnah.

Itulah sebabnya ulama2 dulu sangat rajin berkelana seperti para Habib2 
keturunan Rasulullah saw. dan Para Sahabat ( Hb. Mansyur ..Habib2 Wali Sanga, 
Al Waqqas  dll ) untuk membangunkan masyarakat dunia dari tidur - termasuk para 
petani.

Kalau ucapan salam cara2 masyarakat itu sekedar salam basa-basi persahabatan, 
tidak ada maknanya sama sekali dalam amalan agama karena sekedar sopan santun 
duniawi - tidak ada artinya di akhirat kelak dalam alam yang kekal nanti.

Jadi Gus Dur itu hendak mengutamakan pendekatan dunia dalam bermasyarakat ... 
didamaikan dulu orang2nya ..terus baru diajari beragama .. seperti halnya para 
Wali Sanga itu ..tapi apa daya wafat telah menyapanya ...innaa lillaahi wa 
imnna ilaihi raaji'uun ..

--- On Sat, 28/8/10, MGR indun...@yahoo.com wrote:

From: MGR indun...@yahoo.com
Subject: [wanita-muslimah] Gus Dur dan Kontroversi Asslamu'alaikum (Kesaksian 
Ahmad Tohari)
To: kmnu2000 kmnu2...@yahoogroups.com
Date: Saturday, 28 August, 2010, 11:53 AM







 



  



  
  
  Bagaimana asal-muasal kontroversi bahwa Gus Dur yang dituduh ingin 
mengganti Assalamu'alakum dengan selamat pagi? berikut kesakian Ahmad Tohari.



Kula Ndherek, Gus



Oleh Ahmad Tohari



ADALAH Edy Yurnaedi almarhum. Suatu siang, pada 1987, wartawan Majalah Amanah 
itu bergegas masuk ke ruang redaksi di Jalan Kramat VI Jakarta. Dengan wajah 
gembira dia meminta beberapa redaktur, di antaranya saya, mendengarkan 
laporannya. Dia baru selesai mewancarai KH Abdurrahman Wahid di Kantor PBNU. 
Topik wawancaranya adalah pluralitas internal umat Islam Indonesia.



Maka rekaman wawancara pun diputar. Intinya, Gus Dur mengatakan, kemajemukan di 
dalam masyarakat muslim di Indonesia sudah menjadi kenyataan sejak berabad 
lalu. Meskipun sebagian besar umat Islam Indonesia menganut Mazhab Syafi’i 
namun ada juga yang mengambil mazhab lain. Bahkan penganut Islam Syi’ah, 
Ahmadiyah, abangan pun ada. Menurut Gus Dur tingkat penghayatan umat pun amat 
bervariasi dari yang hanya berkhitan dan bersyahadat waktu menikah sampai yang 
bertingkat kiai. Namun, ujar Gus Dur kemajemukan itu harus tetap terikat dalam 
ukhuwah islamiyah atau ikatan persaudaraan Islam. Artinya, sesama umat Islam 
yang berbeda aliran maupun tingkatan pemahaman seharusnya saling menyambung 
rasa saling hormat.



Gus Dur sangat tidak suka terhadap istilah Islam KTP atau Islam abangan. 
Baginya, semua orang yang sudah bersyahadat dan berkelakuan baik ya muslim. 
Mereka yang ketika bertamu masih memberi salam dengan ucapan kula nuwun (Jawa), 
punten (Sunda) atau selamat pagi, ya muslim karena syahadatnya.



” Kalau begitu Gus, ucapan assalamu alaikum bisa diganti dengan selamat pagi?”  
tanya Edy Yurnaedi.

” Ya bagaimana kalau petani atau orang-orang lugu itu bisanya bilang kula 
nuwun, punten atau selamat pagi? Mereka kan belum terbiasa mengucapkan kalimat 
dalam bahasa Arab kayak kamu?” 



Itulah inti pendapat Gus Dur dalam wawancara dengan Edy Yurnaedi. Edy 
mengusulkan wawancara itu dimuat dalam Majalah Amanah edisi depan dengan 
penekanan bahwa Gus Dur menganjurkan mengganti assalamu alaikum dengan selamat 
pagi. Alasannya cukup konyol. Menurut Edy, Majalah Amanah yang kala itu baru 
berumur satu tahun harus membuat gebrakan dalam rangka menarik perhatian pasar. 
” Kan nanti Gus Dur akan membantah. Dan bantahan itu kita muat pada edisi 
berikut. Nah, jadi malah ramai kan? Ini cuma taktik pasar kok,”  Edy ngotot.



Drs H Kafrawi Ridwan MA yang waktu itu jadi pemimpin redaksi lebih suka 
mengambil sikap momong kepada yang muda. Maka usul Edy ditawarkan kepada rapat. 
Tentu ada yang pro dan kontra. Celakanya lebih banyak yang pro. Mereka 
beralasan seperti Edy, cuma taktik pemasaran, dan Gus Dur mereka yakini akan 
membantah.



Dan terbitlah edisi assalamu alaikum itu. Benar saja, masyarakat riuh. Gus Dur 
menuai kecaman. Oplah majalah terdongkrak. Dan Edy melanjutkan aksinya dengan 
mewawancarai kembali Gus Dur. Diharapkan Gus Dur akan membantah bahwa dia telah 
menganjurkan mengganti assalamu alaikum dengan selamat pagi. Tapi Edy amat 
terkejut ketika Gus Dur dengan enteng menjawab, buat apa membantah. ” Biarin, 
gitu aja kok repot.” 



Edy pulang ke kantor dengan wajah lesu. Oleh pemimpin redaksi dia dianggap 
telah gagal menyukseskan strategi pemasaran. Memang, oplah naik tetapi makan 
korban berupa terjadinya fitnah di tengah masyarakat. Secara pribadi saya 
pernah minta Gus Dur berbuat sesuatu untuk menghentikan fitnah yang sebenarnya 
tidak

Re: [wanita-muslimah] Gus Dur dan Kontroversi Asslamu'alaikum (Kesaksian Ahmad Tohari)

2010-08-28 Terurut Topik Abdul Muiz
Makanya mas Istiaji jangan mendahulukan ritualitas daripada esensi hablun minan 
naas. Salam damai.

--- Pada Sab, 28/8/10, istiaji sutopo issut...@yahoo.com menulis:

Dari: istiaji sutopo issut...@yahoo.com
Judul: Re: [wanita-muslimah] Gus Dur dan Kontroversi Asslamu'alaikum 
(Kesaksian Ahmad Tohari)
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Cc: ujung blangutama ujungblangut...@gmail.com
Tanggal: Sabtu, 28 Agustus, 2010, 2:16 PM







 



  



  
  
  Assalaamu'alaikum adalah perintah Tuhan dalam mengucap salam - yang 
bermakna ada RAHMAT ALLAH disitu ... sedangkan yang baru bisa ucapkan selamat 
pagi atau karena belum tahu ucapan assalaamu 'alaikum, ya tidak salah, 
karenanya kita harus luruskan mereka dengan kebenaran Ilahi - Bukankah Allah 
SWT. yang menciptakan manusia dan alam semesta ini dan Allah SWT. lah yang 
pa;ing tahu harus bagaimana cara hidup kita ini ..yaitu dengan pengetahu dan 
pengamalan Al Qur'an dan As Sunnah.



Itulah sebabnya ulama2 dulu sangat rajin berkelana seperti para Habib2 
keturunan Rasulullah saw. dan Para Sahabat ( Hb. Mansyur ..Habib2 Wali Sanga, 
Al Waqqas  dll ) untuk membangunkan masyarakat dunia dari tidur - termasuk para 
petani.



Kalau ucapan salam cara2 masyarakat itu sekedar salam basa-basi persahabatan, 
tidak ada maknanya sama sekali dalam amalan agama karena sekedar sopan santun 
duniawi - tidak ada artinya di akhirat kelak dalam alam yang kekal nanti.



Jadi Gus Dur itu hendak mengutamakan pendekatan dunia dalam bermasyarakat ... 
didamaikan dulu orang2nya ..terus baru diajari beragama .. seperti halnya para 
Wali Sanga itu ..tapi apa daya wafat telah menyapanya ...innaa lillaahi wa 
imnna ilaihi raaji'uun ..



--- On Sat, 28/8/10, MGR indun...@yahoo.com wrote:



From: MGR indun...@yahoo.com

Subject: [wanita-muslimah] Gus Dur dan Kontroversi Asslamu'alaikum (Kesaksian 
Ahmad Tohari)

To: kmnu2000 kmnu2...@yahoogroups.com

Date: Saturday, 28 August, 2010, 11:53 AM



 



  







[Non-text portions of this message have been removed]