[wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik Lina Dahlan
Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim. 
Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah 
femonema 'membeli surga'


Oleh: Nasrulloh Afandi *
 
Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini 
banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita. 
Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi, 
khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga 
dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan 
mereka.

Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika 
pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal 
pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal 
sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.

Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di  
majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang 
uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada 
yayasan Yatim Piatu?' 

Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak 
sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji 
mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain 
juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya 
mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.

Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal 
ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis 
bagi Muslimin. 
 
Makelar Surga
Para artis dan para koruptor, yang mulutnya sering meletup-letup 
memproklamirkan diri katanya cinta agama, mayoritas –meski tidak 
untuk dimaksud tidak semuanya-- mereka adalah para makelar surga 
paling berpengaruh. Di depan publik, ia mempromosikan, bahwa surga 
adalah komoditas yang bisa diraih dengan bermodal materi.
 
Kalaulah hal itu dianggap ibadah sampingan, tentu tidak masalah. 
Ironisnya mengesampingkan esensialitas ibadah kepada Allah SWT. 
Memang, dalam hati kecilnya, mereka pun mungkin takut atas dosa-
dosanya. Namun magnet godaan setan dengan umpan fatamorgana duniawi 
eksis lebih kuat mengalahkan keimanannya.
 
Kroposnya akar-akar Islam di lapangan Ibadah, baik vertical (kepada 
Allah) maupun horizontal (sesama ummat beragama), adalah resiko 
dominan dari komoditas surga.
 
Faktor utamanya, mereka, umumnya berpikir pragmatis. Bahwa dalam 
konteks ibadah cukup mengeluarkan sebagian duitnya saja. Naifnya 
lagi, sering tanpa memperdulikan uang halal atau haram. Lebih 
menggelikan, ada yang berceletuk , 'Berbuat demikian itu lebih baik, 
daripada tidak sama sekali '.
 
Karena itu, para koruptor, yang tak malu mengeruk duit rakyat atau 
artis, tak terkecuali artis bintang porno, yang mempublikasikan diri 
melalui berbagai media massa secara gegap gempita menjadi santri 
dan sopan. Bergagah-gagahan berebut membangun masjid-masjid dan 
menyantuni para yatim piatu dengan mengundang wartawan.
 
Seolah-olah mereka adalah 'teladan beribadah bagi segenap Muslimin. 
Ia hanya ingin menunjukkan pada public, sesungguhnya, surga masih 
bisa dibeli. Fenomena tak menarik seperti ini jelas jauh dari 
autentisitas ibadah secara syar'i.
 
Hak surga dan neraka adalah prerogatif  Allah SWT sebagamana surat 
yang berbunyi, Dia (Allah) mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-
Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Kepunyaan Allah-lah 
kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala 
sesuatu.' (QS 5:18).
 
Tapi merupakan kesalahan fatal, bila ada manusia  
bermaksud 'mengaveling surga', hanya dengan mengandalkan seonggok 
harta. Apalagi, I'tikad dari ibadahnya itu tetap tidak merubah 
kebiasaan buruk sehari-hari.
 
Islam adalah agama yang tak bisa dipraktekkan seenaknya. Ada syarat 
dan rukun dalam ibadah. Dan itu tidaklah berdasarkan karangan akal-
akalan. 
 
Dalam perspektif hukum fiqih, empat madzahib fuqoha ahlissunnah 
waljama'ah (Imam Hambali, Imam Maliki, Imam Hanafi dan Imam Syafi'i) 
ada kesepakatan, bahwa generalitas dalam beribadah selain ada rukun 
yang dilaksanakan, juga sebelum memulai ibadah terlebih dulu harus 
memperhatikan terhadap syarat-syaratnya.
 
Selain ada syarat diwajibankannya (beribadah), utamanya harus 
memenuhi syarat syah, agar sesuai prosedur (ibadah)nya menjadi syah.
 
Beragama jelas ada prosedurnya. Bolehkah membangun pesantren dengan 
uang hasil memamerkan aurat badan di berbagai media massa ? Misalnya 
hasil dari goyang erotis?  Jelas tidak. Beribadah jelas ada 
ketentuannya. Misalnya, Meski sama-sama air, tidak boleh mencuci 
lantai masjid dengan air kencing. Ini sama halnya menyantuni anak 
yatim dengan uang hasil korupsi. 
 
Dalam Qawa'id al-Fiqh, dikenal al-Ashlu baqou ma kana a'la makana 
(hukum sesuatu hal, itu sesuai dengan kondisi asalnya). Umpamanya, 
uang haram dijariahkan ke masjid, maka tetap haramlah hukum 
menyalurkan duit (haram) itu.
 
Sedekah atau dermawan, memang dianjurkan. Namun dengan harta haram, 

Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik IrwanK
Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p

Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma'  ataupun
'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat 
logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)

CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com/

2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]

   Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
 Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
 femonema 'membeli surga'

 Oleh: Nasrulloh Afandi *

 Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
 banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
 Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
 khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
 dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
 mereka.

 Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
 pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
 pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
 sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.

 Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
 majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
 ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
 uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
 yayasan Yatim Piatu?'

 Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
 sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
 mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
 juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
 mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.

 Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
 ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
 bagi Muslimin



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik IrwanK
Koreksi:

jangan sampai ditanggapi

Mustinya

sampai ditanggapi
(tanpa kata jangan)


Pada 3 September 2008 17:02, IrwanK [EMAIL PROTECTED] menulis:

 Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
 tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
 Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p

 Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma'  ataupun
 'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
 lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat 
 logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)

 CMIIW..

 --
 Wassalam,

 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com/

 2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]

   Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
 Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
 femonema 'membeli surga'

 Oleh: Nasrulloh Afandi *

 Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
 banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
 Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
 khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
 dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
 mereka.

 Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
 pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
 pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
 sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.

 Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
 majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
 ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
 uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
 yayasan Yatim Piatu?'

 Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
 sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
 mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
 juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
 mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.

 Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
 ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
 bagi Muslimin




-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com/


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
ya nggak bisa juga mas kalo pake logika matematis,
emang ada nilai konversinya? antara amal shalih, duit, pahala, dosa dll.
satu kebaikan akan dilipat gandakan 100x 
(apa sih satu kebaikan itu?)

logika keimanan itu yang mana?
bukankah asal islam masuk surga?
mau beramal shalih sebanyak apapun kalo nggak islam ya nggak masuk surga bukan?
mau korup kek, yang penting islam...



  - Original Message - 
  From: IrwanK 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:02 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga


  Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
  tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
  Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p

  Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma' ataupun
  'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
  lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat 
  logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)

  CMIIW..

  -- 
  Wassalam,

  Irwan.K
  Better team works could lead us to better results
  http://irwank.blogspot.com/

  2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED]

   Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
   Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
   femonema 'membeli surga'
  
   Oleh: Nasrulloh Afandi *
  
   Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
   banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
   Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
   khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
   dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
   mereka.
  
   Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
   pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
   pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
   sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.
  
   Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
   majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
   ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
   uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
   yayasan Yatim Piatu?'
  
   Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
   sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
   mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
   juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
   mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.
  
   Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
   ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
   bagi Muslimin
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.526 / Virus Database: 270.6.15/1648 - Release Date: 02/09/2008 
17:29


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik IrwanK
Lho koq nada pertanyaannya su'udzon begitu, bos? :-)
Logika keimanan yang saya pahami adalah, tidak bisa air kotor membersihkan
cucian.. itu aja koq.. simple dan gak neko.. Yang penting, kita sepakati
dulu
bahwa logika 'membeli syurga' adalah logika yang keliru.. sesat..
dan respon kita tidak menimbulkan ledekan/hinaan baru..  begitu lho bos..

Soal 'beriman  beramal sholih', ini kan memang digariskan di Alqur'an..
Tapi karena saya awam, belum berani membahas lebih dalam.. :-)
CMIIW..

-- 
Wassalam,

Irwan.K
Better team works could lead us to better results
http://irwank.blogspot.com/

Pada 3 September 2008 17:08, Ary Setijadi Prihatmanto 
[EMAIL PROTECTED] menulis:

   ya nggak bisa juga mas kalo pake logika matematis,
 emang ada nilai konversinya? antara amal shalih, duit, pahala, dosa dll.
 satu kebaikan akan dilipat gandakan 100x
 (apa sih satu kebaikan itu?)

 logika keimanan itu yang mana?
 bukankah asal islam masuk surga?
 mau beramal shalih sebanyak apapun kalo nggak islam ya nggak masuk surga
 bukan?
 mau korup kek, yang penting islam...


 - Original Message -
 From: IrwanK
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
 Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:02 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

 Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
 tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
 Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p

 Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma' ataupun
 'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
 lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat 
 logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)

 CMIIW..

 --
 Wassalam,

 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com/

 2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] linadahlan%40yahoo.com

  Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
  Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
  femonema 'membeli surga'
 
  Oleh: Nasrulloh Afandi *
 
  Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
  banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
  Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
  khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
  dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
  mereka.
 
  Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
  pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
  pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
  sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.
 
  Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
  majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
  ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
  uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
  yayasan Yatim Piatu?'
 
  Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
  sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
  mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
  juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
  mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.
 
  Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
  ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
  bagi Muslimin



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik h.s nurbayanti
Kalau artis yg tiba2 jadi alim selama sebulan, ya gpp.
Namanya juga orang lagi cari duit :P.

Tapi kalau koruptor yg bersedekah, itu perlu hati2 tuh.
Kalau sektor agama jadi ladang pencucian uang kan bahaya.
Ini yg perlu ditanya, asalnya duit darimana...
Meski saya ragu juga, kalau spt itu mungkin ujung2nya, jadi sekedar
pertanyaan formalitas aja :P.
Bagaimana mekanisme yg ideal utk meng-filter dana2 sosial?

Tapi kalau utk urusan di atas sudah beres, sementara masih ada urusan
pencucian nama baik atau apapun itu, terserah aja lah.
Kalau duitnya bisa bermanfaat ya diterima aja, asal bukan hasil korupsi dan
pemberian/sumbangan itu bukan sbg syarat utk melakukan atau berjanji sesuatu
yg melawan hukum sebagai timbal baliknya.
Soal printilan lainnya, terutama soal niat, soal kredibilitas orang, soal
kegiatannya jadi tameng aja, dll
... ya sebodo amat.. hehehe.. gak usah dipikirin gitu lho.
Kalau emang niatnya gitu, ya mungkin itu bagian dari ritualnya dia dalam
bertobat dan memperoleh atau meninggalkan nama baik :-)
Tuhan kan secara otomatis mencatat karena Dia Maha Tahu, manusia kan belum
tentu :P.
Lagian, dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati siapa yg tau :P.

Pepatah mencoba mengalahkan logika :D
logika keimanan maupun matematis :P.


Herni


2008/9/3 IrwanK [EMAIL PROTECTED]

   Lho koq nada pertanyaannya su'udzon begitu, bos? :-)
 Logika keimanan yang saya pahami adalah, tidak bisa air kotor membersihkan
 cucian.. itu aja koq.. simple dan gak neko.. Yang penting, kita sepakati
 dulu
 bahwa logika 'membeli syurga' adalah logika yang keliru.. sesat..
 dan respon kita tidak menimbulkan ledekan/hinaan baru.. begitu lho bos..

 Soal 'beriman  beramal sholih', ini kan memang digariskan di Alqur'an..
 Tapi karena saya awam, belum berani membahas lebih dalam.. :-)

 CMIIW..

 --
 Wassalam,

 Irwan.K
 Better team works could lead us to better results
 http://irwank.blogspot.com/

 Pada 3 September 2008 17:08, Ary Setijadi Prihatmanto 
 [EMAIL PROTECTED] ary.setijadi%40gmail.com menulis:

  ya nggak bisa juga mas kalo pake logika matematis,
  emang ada nilai konversinya? antara amal shalih, duit, pahala, dosa dll.
  satu kebaikan akan dilipat gandakan 100x
  (apa sih satu kebaikan itu?)
 
  logika keimanan itu yang mana?
  bukankah asal islam masuk surga?
  mau beramal shalih sebanyak apapun kalo nggak islam ya nggak masuk surga
  bukan?
  mau korup kek, yang penting islam...
 
 
  - Original Message -
  From: IrwanK
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  wanita-muslimah%40yahoogroups.comwanita-muslimah%
 40yahoogroups.com
  Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:02 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga
 
  Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah
 laku
  tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
  Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p
 
  Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma' ataupun
  'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
  lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat
 
  logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)
 
  CMIIW..
 
  --
  Wassalam,
 
  Irwan.K
  Better team works could lead us to better results
  http://irwank.blogspot.com/
 
  2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] linadahlan%40yahoo.comlinadahlan%
 40yahoo.com

 
   Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
   Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
   femonema 'membeli surga'
  
   Oleh: Nasrulloh Afandi *
  
   Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
   banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
   Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
   khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
   dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
   mereka.
  
   Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
   pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
   pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
   sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.
  
   Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
   majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
   ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
   uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
   yayasan Yatim Piatu?'
  
   Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
   sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
   mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
   juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
   mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.
  
   Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
   ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
   bagi Muslimin

Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga

2008-09-03 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
bukan su'udzan kok...
memang nggak ngerti saya... ;-)
kenapa pada sewot soal koruptor dan artis-artis sedang beramal-shalih?

bukankah memang paradigma kita memang membeli surga?
tinggal alat tukarnya saja apa,
- ada yang pake perbuatan baik
- ada yang berderma
- ada yang bunuh kafir
- ada yang banyak2 puasa
dengan dasar iman...deh(entah pake definisi yang mana)

jadi dimana masalahnya?


  - Original Message - 
  From: IrwanK 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:18 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga


  Lho koq nada pertanyaannya su'udzon begitu, bos? :-)
  Logika keimanan yang saya pahami adalah, tidak bisa air kotor membersihkan
  cucian.. itu aja koq.. simple dan gak neko.. Yang penting, kita sepakati
  dulu
  bahwa logika 'membeli syurga' adalah logika yang keliru.. sesat..
  dan respon kita tidak menimbulkan ledekan/hinaan baru.. begitu lho bos..

  Soal 'beriman  beramal sholih', ini kan memang digariskan di Alqur'an..
  Tapi karena saya awam, belum berani membahas lebih dalam.. :-)
  CMIIW..

  -- 
  Wassalam,

  Irwan.K
  Better team works could lead us to better results
  http://irwank.blogspot.com/

  Pada 3 September 2008 17:08, Ary Setijadi Prihatmanto 
  [EMAIL PROTECTED] menulis:

   ya nggak bisa juga mas kalo pake logika matematis,
   emang ada nilai konversinya? antara amal shalih, duit, pahala, dosa dll.
   satu kebaikan akan dilipat gandakan 100x
   (apa sih satu kebaikan itu?)
  
   logika keimanan itu yang mana?
   bukankah asal islam masuk surga?
   mau beramal shalih sebanyak apapun kalo nggak islam ya nggak masuk surga
   bukan?
   mau korup kek, yang penting islam...
  
  
   - Original Message -
   From: IrwanK
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com wanita-muslimah%40yahoogroups.com
   Sent: Wednesday, September 03, 2008 5:02 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Menyuap Malaikat, Membeli Surga
  
   Istilah 'membeli surga' kan hanya label atau sentilah terhadap tingkah laku
   tersebut. Apakah faktanya demikian? Logika keimanan sih bilang gak bisa..
   Kalau logika matematika, bisa saja.. :-p
  
   Yang terpenting adalah, jangan sampai 'kekeliruan paradigma' ataupun
   'ledekan' tersebut jangan sampai ditanggapi dengan ledekan/hinaan yang
   lebih parah.. Kalau itu yang terjadi, berarti ada yang salah dengan niat 
   logika mereka yang gemar menghina itu.. :-)
  
   CMIIW..
  
   --
   Wassalam,
  
   Irwan.K
   Better team works could lead us to better results
   http://irwank.blogspot.com/
  
   2008/9/3 Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] linadahlan%40yahoo.com
  
Ada banyak koruptor yang rajin bersedekah dan menyantuni anak yatim.
Ada artis-artis erotis yang membangun masjid dan pesantren. Inilah
femonema 'membeli surga'
   
Oleh: Nasrulloh Afandi *
   
Membeli surga? Rasanya kok mengada-ada. Tapi fenomena seperti ini
banyak kita rasakan dan cukup ngetrend di negeri kita.
Gelombang simbolis religius akhir-akhir ini banyak terjadi,
khususnya di kalangan artis, pejabat dan orang-orang superkaya. Surga
dan malaikat, seolah-olah bisa disuap dengan uang dan harta kekayaan
mereka.
   
Meski tak banyak, ada saja kalangan pejabat yang nampak alim ketika
pulang kampung. Bersedekah kemana-mana, membantu masjid dan royal
pada anak yatim. Sebaliknya, di luar rumah, dia justru di kenal
sebagai pejabat paling korup dan suka memarkup dana APBN/APBD.
   
Pernah suatu kali, di sebuah surat pembaca konsultasi fikih di
majalah Islam, seseorang pembaca bertanya, Ustad, sebelum ramai-
ramai istilah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), saya bergelimang
uang haram. Bisakah dosa saja terhapus bila kami sumbangkan pada
yayasan Yatim Piatu?'
   
Ini adalah fenomena nyata di masyarakat. Artis-artis kita, nampak
sopan di kala Ramadhan. Seorang penyanyi erotis, bahkan berjanji
mengenakan jilbab bila di panggung selama puasa. Artis-artis lain
juga beramai-ramai bersedekah. Meski selesai Ramadhan, kegiatannya
mengundang syahwat kembali lebih `gila' dari bulan puasa.
   
Uang, seolah bisa menyuap malaikat Rokib, malaikan pencatat amal
ibadah. Inilah adalah fenomena pragmatisme ibadah, yang dilematis
bagi Muslimin
  

  [Non-text portions of this message have been removed]



   


--


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.526 / Virus Database: 270.6.15/1648 - Release Date: 02/09/2008 
17:29


[Non-text portions of this message have been removed]