Ada berita di media massa tentang Ustad AA Gym yang beroleh anak kedelapan.
Manakala jutaan anak-anak terlahir dan hidup kurang gizi saban hari, berita
penambahan anak bukanlah sesuatu yang perlu dibesar-besarkan apalagi
disanjung-sanjung.
Bagi saya, Tuhan adalah sosok yang netral. Kalau laki-laki atau perempuan tidak
pakai alat kontrasepsi, Tuhan tidak akan campur tangan dan manusia ini akan
terus beranak pinak tak terkendali.
Egoisme sudah terlalu berkarat dalam jiwa pejantan dan tega membiarkan
anak-anak (Islam, Kristen, Buddha, ...) kelaparan di depan matanya. Mestinya
orang Indonesia sedikit melihat ke Jepang atau negara maju lainnya bagaimana
nalar itu dipakai dan tidak terus-terusan bikin anak yang akan menyusahkan
orang banyak dan dunia. Daripada melahirkan anak sendiri, lebih baik
menyelamatkan anak-anak yang sudah terlahir malang ke atas bumi ini.
--- On Sun, 11/2/08, Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Sunny [EMAIL PROTECTED]
Subject: [zamanku] Kontrasepsi
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sunday, November 2, 2008, 4:09 AM
Batam Pos
Sabtu, 01 November 2008
Kontrasepsi
Sudah pernah dengar Hari Kontrasepsi Internasional?
Hari itu diperinghati setiap 26 September. Indonesia sendiri
baru dua tahun ini memperingati hari internasional tersebut.
Bayangkan, kontrasespsi menjadi sebuah kepedulian
dunia. Artinya masalah kependudukan adalah masalah dunia.
Kontrasepsi sendiri adalah sebuah cara atau alat yang
digunakan untuk mencegah kehamilan. Pertambahan populasi
penduduk di dunia sangat berdampak segala aspek penunjang
kehidupan.
Rumah, pendidikan, makanan, kesehatan dan sebagainya.
Semakin banyak penduduk semakin besar pula sumber daya alam
yang akan digali demi memenuhi kebutuhan hidup. Lha makin
lama kan habis. Kini para ahli sibuk mencari sumber energi
alternatif. Sudahlah harganya mahal cadangan energi fosil
makin menipis.
Untunglah ratusan tahun yang lalu jumlah penduduk
masih sedikit, kalau sudah banyak bisa-bisa kita tidak
kebagian menikmati sumber daya alam kan. Nah, kini giliran
kitalah untuk berpikir tentang cadangan sumber daya alam
untuk anak cucu kita. Jadi bukan berarti kita kaya lalu
punya anak seenaknya.
Lha siapa yang harus berkontrasepsi? Faktanya
perempuan memiliki lebih banyak alat kontrasepsi, sementara
pria hanya kondom (ada satu lagi kontrasepsi steril). Kondom
sendiri kini lebih banyak dipromosikan untuk mencegah
penularan penyakit kelamin. Padahal sejatinya kondom adalah
alat penahan bertemunya sperma dan sel telur agar tak
terjadi pembuahan. Fatalnya kondom bukan alat kontrasepsi
yang digemari dengan dalih mengurangi rasa hubungan suami
istri. Akhirnya kondom melekat dengan stereotip di atas dan
sebagai alat mencegah kehamilan bagi kaum yang belum berhak.
Padahal di Jepang kondom berada di peringkat atas
dalam penggunaan alat kontrasepsi. Pemasangan alat
kontrasepsi sendiri dilakukan atas dasar kenyamanan kedua
individu dalam pasangan. Penentuan kontrasepsi juga atas
kesepakatan berdua. Yang penting kan sama-sama nyaman dan
ujungnya angka kelahiran bisa dikendalikan. ***