Bung Rachmad,
Memang sektor gelap banyak macamnya, sebab itu kalau BPS mau memantau
mungkin bisa tahap pertahap yang masuk dalam taksiran.
Saya juga tidak berani menggunakan angka 200%.
Tetapi perlu diingat pasar nasional yang gelap sangat besar, tidak perlu
ada hubungan dengan ekspor.
Banyak
Waktu krismon dulu saya rasa justru sektor gelap yang mengambil peran
sebagai bumper.
Bagian tertentu sektor ini banyak memberi pekerjaan dan memasok barang
dan jaza dengan murah.
Sebab itu justu salah kalau mau dibabat habis begitu saja.
Masing2 subsektor harus dilihat sendiri2 dan dinilai
Pak Hok An,
Kalau mau dilihat begitu sih kelihatannya agak benar, karena dari
perjalanan saya kedaerah-daerah seperti Sinabang, Meulaboh, Ranai-
Natuna, Balikpapan, Tenggarong, Menado, Ternate harga kebutuhan makan
mirip-mirip bahkan sesekali terasa lebih mahal dari Jakarta.
Kekecualian
Kawan2 Netter,
Interview dibawah tidak saja menggambarkan keadan tambang nikel saat
ini, tetapi selain menggambarkan permasalahan illegal mining
juga menekankan banyak kesempatan yang kita buang2 karena lemahnya
sistem kita.
Salam
Hok An
Kamis, 22 Mei 2008 11:51 WIB - warta ekonomi.com
Arif
Ya saya tahu itu. Masalahnya bukan berapa banyak komponen yang didaftarkan
tetapi apakah setiap penduduk mampu memperoleh kebutuhan sesuai dengan patokan
yang ditetapkan, wong untuk sebako yang hanya 9 komponen aja banyak yang
megap-megap. Untuk sembako aja bisa mengambil porsi penghasilan
Saya tahu itu, Yang perlu bukan jumlahnya tetapi persen komponen makanan yang
wajar itu berapa. tempat tinggal berapa, kenderaan berapa, IT berapa dan kalau
memungkinkan untuk sedikit kemewahan.
Kalu komponen makanan aja lebih 50 % dari penghasilan, apa ada arti lagi
komponen lainnya, apa
Saya mengusulkan sebuah pemikiran kepada teman-teman agar pernghasilan
perkapita masyarakat tidak lagi di hitung dengan uang tetapi dengan real
komoditi (nb: sekarang uang memang telah menjadi komoditi tetapi itu hanya
ilusi yang nilainya sangat di luar kendali).
Kalau sekarang itu income
At 10:47 AM 6/20/2008, you wrote:
Saya tahu itu, Yang perlu bukan jumlahnya tetapi persen komponen
makanan yang wajar itu berapa. tempat tinggal berapa, kenderaan
berapa, IT berapa dan kalau memungkinkan untuk sedikit kemewahan.
Kalu komponen makanan aja lebih 50 % dari penghasilan, apa ada
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Hok An [EMAIL PROTECTED] wrote:
Waktu krismon dulu saya rasa justru sektor gelap yang mengambil peran
sebagai bumper.
Bagian tertentu sektor ini banyak memberi pekerjaan dan memasok barang
dan jaza dengan murah.
Memang. Standar hidup yang bisa