[Keuangan] File - Memo Milis Keuangan - Bounce Email Address
BOUNCE MEMBER REMOVAL PROCEDURE FOR MILIS AHLIKEUANGAN-INDONESIA Dear Milis Netter, Bounce Member berarti setiap email yg dikirim ke anda akan ditolak oleh server Anda dan sebagai hasilnya email Anda itu akan dinyatakan BOUNCE oleh Yahoo. Biasanya Yahoo akan mengirim peringatan secara otomatis dan anda diharuskan untuk me Reply peringatan itu. Alasan mengapa email anda Bounce adalah: 1. Anda keluar kota dan lupa untuk mengirim pesan ke Moderator agar email Anda distop dgn mode no email untuk sementara. 2. Email yg masuk dan tidak pernah dibuka sudah melebihi Quota Server email anda yg meliputi semua email yg ada di inbox. 3. Yahoo menerapkan parameter yg tidak masuk akal terlalu berat, yg kita tidak bisa berbuat apa2 selain kembali resubscribe. 4. Reactivation Request yg sudah dikirim ke email address Anda tidak mendapat tanggapan Reply. Untuk mengetahui Email anda Bounce adalah Mudah. Bila Anda tidak menerima email samasekali (sehari saja) dari Milis Keuangan berarti Anda dapat safely assume bila Email Anda bounce. Oleh karena itu silahkan EMPAT alasan diatas itu untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti. Procedure Milis Keuangan menghadapi Bounce Member adalah dengan mencopot keanggotaannya secara langsung lewat Website Milis Keuangan di Yahoo. Alasan pencopotan adalah karena Member sudah inactive dan otomatis tidak bisa menerima email lagi dan hal ini bisa berlangsung forever bila tidak segera diperbaiki re. alasan diatas. Untuk email address yg tidak free yaitu email address kantor dan email address lewat Internet Service Provider, biasanya Moderator akan langsung mensubcribe secara directly lagi. Sedangkan free email web-based tidak akan di subscribe lagi secara langsung. Adalah bukan kebijaksanaan Milis Keuangan untuk men unsubscribe email address Anda, oleh karena itu bila menemukan kasus spt ini silahkan anda utuk men subscribe lagi melalui: [EMAIL PROTECTED] Bila anda perlu bantuan untuk memanage penerimaan email di Milis secara lebih effective silahkan kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] option yg bisa diberikan adalah: 1. no email - lihat secara langsung di website milis keuangan di: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia 2. daily digest - hanya menerima satu email yg berisi rangkuman setiap hari. Procedure Bounce ini akan ditayangkan secara otomatis ke setiap New Member dan secara berkala setiap 2 minggu. Harap email ini tidak di delete dan dipakai untuk future reference anda. Terima Kasih untuk perhatian anda and Happy Posting. Best Regards, Board of Moderators AhliKeuangan-Indonesia - Bila Anda menerima email balasan spt ini dari Yahoo saat Anda mengirim email subscribe kembali, berarti Anda HARUS me reset Bounce status Anda ke normal kembali terlebih dahulu, berarti Anda harus ke internet untuk melakukannya. -- We are unable to process the message from [EMAIL PROTECTED] to [EMAIL PROTECTED]. Your request to join the AhliKeuangan-Indonesia group is not processed because your email account has been bouncing mails. This means that emails sent to your account over several days have been returned to us. This is sometimes because mail boxes are filled up, or because of configuration problems. To reset your Yahoo! Groups account, please go to http://groups.yahoo.com/myprefs?edit=2 --
[Keuangan] Lowongan - Direktur BPR Syariah
dear friends, Saat ini saya sedang mencari 2 (dua) orang direktur untuk BPR Syariah di Jakarta yang mengerti dan memahami bisnis BPR Syariah. Bila ada yang tertarik silahkan kirimkan surat lamaran lengkap termasuk gaji yang diminta ke [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED] Bagi yang memenuhi persyaratan akan ada proses seleksi hingga Fit and Proper Test dengan BI. Salam, Didi Erdiwal Managing Partner PT. Murifa Risky Insanindo 62-21-7698255 / 62-812-8813014
[Keuangan] Fwd:[dosen-akt-ui] Buku Baru: Setengah Abad Profesi Akuntansi (by T. Tuanakotta)
- Forwarded message from [EMAIL PROTECTED] - Date: Fri, 30 Nov 2007 18:00:59 +0700 From: Selvy Monalisa [EMAIL PROTECTED] Dear all, Penerbit Salemba baru saja menerbitkan buku berikut, yang wajib dimiliki oleh para akuntan: COVER SAPA01.bmp SETENGAH ABAD PROFESI AKUNTANSI Penulis: Thedorus Tuanakotta (mantan CEO Deloitte Touche Tohmatsu Indonesia, dosen senior FEUI) ISBN 978-979-691-444-9 480 halaman Soft Cover: Rp 99,900 Hard Cover: Rp 149,900 SINOPSIS Perubahan terbesar dalam profesi akuntansi di dunia, termasuk Indonesia, terjadi dalam setengah abad terakhir. Setengah Abad Profesi Akuntansi menyajikan dinamika perjalanan panjang dari the Big Eight (delapan kantor akuntan peringkat teratas) pada akhir tahun 1950-an sampai menjadi the Big Four (empat besar) pada awal milenium ini. Perjalanan panjang ini diistilahkan oleh Penulis seperti judul film, Four Weddings and a Funeral, yaitu melalui empat merger maha besar dan satu kematian. Dari panggung dunia, pembahasan beralih kepada profesi akuntansi di Indonesia dalam 50 tahun terakhir. Sebagai kilas balik, buku ini mengulas keadaan profesi akuntansi di zaman penjajahan Belanda, lengkap dengan daftar kantor-kantor akuntan Belanda. Ini diikuti dengan pembahasan mengenai tonggak-tonggak sejarah profesi akuntansi, antara lain: berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957; berdirinya IAI-Seksi Akuntan Publik pada tanggal 7 April 1977; latar belakang keluarnya Undang-Undang Nomor 34 tentang Pemakaian Gelar Akuntan dan Undang-Undang Nomor 8 tentang Wajib Kerja Sarjana; beroperasinya kantor-kantor akuntan asing melalui berbagai bentuk kerja sama; serta Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik. Buku ini terdiri atas 16 bab sebagai berikut: Bagian Pertama Kantor Akuntan Peringkat Teratas Bab 1 Mentari di Atas The Big Eight Bab 2 Dua Macan Asia: SGV dan Tohmatsu Bab 3 Four Weddings and a Funeral Bab 4 Multidisciplinary Practices Bab 5 Berandai-andai tentang Struktur Peringkat Teratas Bagian Kedua Arthur Andersen Bab 6 Sang Surya Memasuki Peraduannya Bab 7 Death of an Accountant Bab 8 Kata-kata Terakhir Joe Berardino Bab 9 Dinasti Andersen: Dua Putra Mahkota Bagian Ketiga Sarbanes-Oxley Act of 2002 Bab 10 Pra-Sarbanes-Oxley Act Bab 11 Sarbanes-Oxley Act Bab 12 Pasca-Sarbanes-Oxley Act Bagian Keempat Profesi Akuntansi di Indonesia Bab 13 Pra-Proklamasi Sampai Akhir Pemerintahan Ir. Soekarno Bab 14 Orde Baru Soeharto Bab 15 Reformasi Pasca-Soeharto Bab 16 Menatap Hari Esok, Belajar dari Sejarah Buku bisa diperoleh di toko-toko Gramedia atau langsung melalui kantor kami di bawah ini. Regards, Selvy Monalisa PENERBIT SALEMBA Wijaya Grand Center D7 Jl. Wijaya 2, Jakarta, Indonesia 12160 Telp: +62-21-7210238 Fax: +62-21-7210207 http://www.penerbitsalemba.com www.penerbitsalemba.com - End forwarded message - -- Taufik Hidayat, SE,Ak,MM Laboratorium Akuntansi FEUI Gedung Departemen Akuntansi FEUI Lt.1 Depok 16424 Telp : 78886407 Fax : 78849169 -- Dear all, Penerbit Salemba baru saja menerbitkan buku berikut, yang wajib dimiliki oleh para akuntan: COVER SAPA01.bmp SETENGAH ABAD PROFESI AKUNTANSI Penulis: Thedorus Tuanakotta (mantan CEO Deloitte Touche Tohmatsu Indonesia, dosen senior FEUI) ISBN 978-979-691-444-9 480 halaman Soft Cover: Rp 99,900 Hard Cover: Rp 149,900 SINOPSIS Perubahan terbesar dalam profesi akuntansi di dunia, termasuk Indonesia, terjadi dalam setengah abad terakhir. Setengah Abad Profesi Akuntansi menyajikan dinamika perjalanan panjang dari the Big Eight (delapan kantor akuntan peringkat teratas) pada akhir tahun 1950-an sampai menjadi the Big Four (empat besar) pada awal milenium ini. Perjalanan panjang ini diistilahkan oleh Penulis seperti judul film, Four Weddings and a Funeral, yaitu melalui empat merger maha besar dan satu kematian. Dari panggung dunia, pembahasan beralih kepada profesi akuntansi di Indonesia dalam 50 tahun terakhir. Sebagai kilas balik, buku ini mengulas keadaan profesi akuntansi di zaman penjajahan Belanda, lengkap dengan daftar kantor-kantor akuntan Belanda. Ini diikuti dengan pembahasan mengenai tonggak-tonggak sejarah profesi akuntansi, antara lain: berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957; berdirinya IAI-Seksi Akuntan Publik pada tanggal 7 April 1977; latar belakang keluarnya Undang-Undang Nomor 34 tentang Pemakaian Gelar Akuntan dan Undang-Undang Nomor 8 tentang Wajib Kerja Sarjana; beroperasinya kantor-kantor akuntan asing melalui berbagai bentuk kerja sama; serta Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik. Buku ini terdiri atas 16 bab sebagai berikut: Bagian Pertama Kantor Akuntan Peringkat Teratas Bab 1 Mentari di Atas The Big Eight Bab 2 Dua Macan Asia: SGV dan Tohmatsu Bab 3 Four Weddings and a Funeral Bab 4 Multidisciplinary Practices Bab 5
[Keuangan] Hedging Fund Subprime Mortgage
Saudara2 sekalian semua, salam kenal ya, masih newbie nih ;) Gini aka mau nanya di thread ini tentang istilah Hedging Fund Subprime Mortgage. Secara belakangan aku sering banget denger bahasa aneh ini tapi nggak tau apa definisi dan maksudnya. Saya mohon bantuannya ya untuk njelasin definisi istilah tersebut. Tks. With Compliment. * Life is much more simple when you're young!* [Non-text portions of this message have been removed]
[Keuangan] Mengalihkan Beban Negara
http://www.mediaindonesia.com/ Editorial Mengalihkan Beban Negara *Mengalihkan Beban Negara* SALAH satu kelemahan bangsa ini adalah buruknya kemampuan merencanakan jangka panjang. Kita cenderung mabuk kesenangan sesaat, instan, berjangka pendek. Itulah yang terjadi dengan energi, khususnya minyak. Kita tahu bahwa cadangan minyak dan batu bara kita tidak banyak, hanya 0,5% hingga 1,3% dari total cadangan dunia. Akan tetapi, cadangan yang sedikit itu kita kuras habis-habisan dengan sebagian besar (sekitar 70%) kita ekspor. Padahal, batu bara merupakan salah satu alternatif energi di dalam negeri di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia. Jika nafsu memburu uang sesaat melalui ekspor batu bara itu terus-menerus terjadi, dalam kurun 20-30 tahun lagi batu bara kita akan habis. Akibatnya, kita harus membeli seluruhnya dari pasar internasional yang harganya terus naik. Lalu, kita masuk jebakan baru. Jalan instan juga terlihat ketika pemerintah hendak membatasi pemakaian listrik dengan cara memberikan disinsentif untuk industri dan rumah tangga mewah. Jalan pintas pun terjadi untuk mengurangi volume penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan cara mengalihkan pemakai premium ke pertamax. Pemerintah menyebut upaya itu sebagai bagian dari skenario yang disiapkan untuk mengamankan dampak pembengkakan subsidi akibat melonjaknya harga minyak hingga mendekati US$100 per barel. Subsidi listrik membengkak dari Rp32,4 triliun menjadi Rp43,47 triliun. Adapun subsidi BBM melonjak dari Rp55,6 triliun menjadi Rp87,7 triliun. Tentu, kondisi itu membuat anggaran negara berdarah-darah. Kantong APBN bisa bobol akibat tingginya defisit. Jelas bahwa hal itu menjadi beban negara di tengah sedikitnya pilihan jalan keluar. Namun, pertanyaannya, mengapa beban negara itu kemudian dialihkan mentah-mentah kepada masyarakat tanpa menyediakan dulu alternatif memadai? Padahal, pada galibnya negara adalah entitas yang bertanggung jawab untuk memenuhi kesejahteraan rakyat. Negara dengan aparaturnya harus bekerja keras menghasilkan jawaban kreatif dan solutif bagi rakyat. Yang terjadi dalam kasus lonjakan harga minyak kali ini adalah munculnya tabiat lama yang terus-menerus dipelihara pemerintah, yakni solusi instan dan miskinnya perencanaan jangka menengah maupun jangka panjang. Contoh buruknya perencanaan pengalihan subsidi ini ialah kasus konversi energi dari minyak tanah ke gas. Pemerintah menargetkan tahun ini ada 6 juta kepala keluarga yang bermigrasi dari minyak tanah ke gas lengkap dengan subsidi tabungnya. Faktanya, hingga akhir tahun target itu meleset jauh. Hanya 3,5 juta kepala keluarga yang tergapai konversi atau hanya 58% dari target. Betul bahwa memanjakan rakyat dengan subsidi sama dengan memelihara kanker ganas dalam tubuh sendiri. Apalagi subsidi itu diobral kepada siapa saja, termasuk kalangan berpenghasilan menengah-atas. Oleh karena itu, membatasi subsidi hanya untuk yang berhak menerima merupakan langkah benar. Itulah, misalnya, yang terjadi dengan pertamax dan pertamax plus dengan membiarkan harganya mengikuti harga internasional. Akan tetapi, sekadar mengurangi subsidi tanpa formula yang jelas dan tanpa perencanaan yang matang tak ubahnya langkah memindahkan beban semata. Yakni dari beban negara menjadi beban masyarakat, dari kesulitan negara menjadi kerumitan masyarakat. Itulah yang terjadi dengan konversi minyak tanah ke gas dan itulah kiranya juga yang akan terjadi dengan pengalihan pemakaian premium ke pertamax bila tanpa disertai dengan tersedianya transportasi publik yang murah dan hemat energi. Sudah saatnya pemerintah memeras otak untuk menemukan solusi yang bernas dan kreatif untuk menyelamatkan rakyat. Sudah saatnya pula pemerintah mengakhiri kebiasaan 'buang badan' atas beban yang ada. Jangan sampai seperti syair sebuah lagu, negara yang berlabuh rakyat yang tenggelam. [Non-text portions of this message have been removed]