Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

2013-02-13 Terurut Topik musthofa fahmi
klo butuh pasir besinya yang ngandung TiO2 saya ada kenalan yang punya...
nanti boleh koq di pakai sepuasnya :D



 From: utsa...@yahoo.com utsa...@yahoo.com
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com; uta...@alumni.psu.edu 
uta...@alumni.psu.edu 
Sent: Monday, February 11, 2013 4:52 PM
Subject: Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa 
..   :)


From:  Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com 
Sender:  fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 +0800 (SGT)
To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com
ReplyTo:  fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
  
terimakasih info dan supportnya pak,, :-)
dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D

iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga 
sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan 
penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 
60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak 
sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,,
karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe..
masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau 
tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu..

sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada 
ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari
 senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis 
fraksi mol Zr juga akan meningkat..


*Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari 
tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,,
kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn 
softfilenya pak..
-sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk..
*soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya 
baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan 
nanotech,, film tipis,, dan kristalografi..

terimakasih,,



 Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
Mas Lingga

Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita 
tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau 
Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual 
kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam 
mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. 

Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang 
menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya 
pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr 
kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% 
kalau tidak salah.

Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua 
pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga 
ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan 
dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya.

Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat 
tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada 
industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah 
punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek.

Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung 
paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan 
mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. 
 
Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang 
ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba 
tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau.

Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi 
natural

Wassalam
      



 Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
alhamdulillah,,
terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan 
beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah 
cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,,
kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan

Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

2013-02-11 Terurut Topik utsania
Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa 
..   :)
-Original Message-
From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 
To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com
Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

terimakasih info dan supportnya pak,, :-)
dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D

iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga 
sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan 
penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 
60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak 
sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,,
karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe..
masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau 
tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu..

sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada 
ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari 
senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis 
fraksi mol Zr juga akan meningkat..


*Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari 
tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,,
kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn 
softfilenya pak..
-sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk..
*soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya 
baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan 
nanotech,, film tipis,, dan kristalografi..

terimakasih,,



 Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
Mas Lingga

Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita 
tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau 
Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual 
kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam 
mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. 

Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang 
menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya 
pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr 
kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% 
kalau tidak salah.

Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua 
pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga 
ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan 
dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya.

Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat 
tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada 
industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah 
punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek.

Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung 
paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan 
mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. 
 
Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang 
ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba 
tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau.

Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi 
natural

Wassalam
      



 Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
alhamdulillah,,
terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan 
beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah 
cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,,
kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor 
tertinggi adalah Zr..
menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti 
sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet..
sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, 
karena massa atom relatifnya yang hampir sama,,

*salah satu solusinya dengan leaching,,

*maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu 

Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

2013-02-11 Terurut Topik utsania
Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa 
..   :)
-Original Message-
From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 
To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com
Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

terimakasih info dan supportnya pak,, :-)
dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D

iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga 
sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan 
penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 
60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak 
sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,,
karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe..
masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau 
tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu..

sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada 
ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari 
senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis 
fraksi mol Zr juga akan meningkat..


*Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari 
tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,,
kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn 
softfilenya pak..
-sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk..
*soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya 
baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan 
nanotech,, film tipis,, dan kristalografi..

terimakasih,,



 Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
Mas Lingga

Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita 
tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau 
Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual 
kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam 
mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. 

Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang 
menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya 
pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr 
kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% 
kalau tidak salah.

Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua 
pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga 
ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan 
dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya.

Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat 
tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada 
industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah 
punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek.

Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung 
paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan 
mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. 
 
Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang 
ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba 
tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau.

Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi 
natural

Wassalam
      



 Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
alhamdulillah,,
terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan 
beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah 
cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,,
kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor 
tertinggi adalah Zr..
menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti 
sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet..
sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, 
karena massa atom relatifnya yang hampir sama,,

*salah satu solusinya dengan leaching,,

*maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu 

Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

2013-02-10 Terurut Topik Tri . Setyanto
tambahan:
Zirconium oxide di dunia Instrumentasi sering dipakai untuk sensor O2, 
karena pada temperature tertentu mempunyai korelasi antara beda potensial 
dan kandungan oxigen.

suwun.





Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com 
Sent by: fisika_indonesia@yahoogroups.com
02/08/2013 05:05 PM
Please respond to
fisika_indonesia@yahoogroups.com


To
fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com
cc

Subject
Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam






 
Mas Lingga

Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile 
kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. 
Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. 
Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu 
dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang 
murninya dijual gram-an. 

Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang 
menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. 
Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. 
Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat 
dengan kadar 30-40% kalau tidak salah.

Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditamp ilkan profile 
ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat 
pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek 
yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping 
pemurniannya.

Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat 
tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga 
belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) 
juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon 
di-cek.

Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak 
tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, 
penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. 
 
Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 
tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian 
beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email 
dan tlp beliau.

Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada 
kondisi natural

Wassalam
 

Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com 
fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

 
alhamdulillah,,
terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba 
membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya 
gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,,
kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi 
mayor tertinggi adalah Zr..
menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan 
Ti sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat 
paramagnetik/diamagnet..
sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga 
sulit,, karena massa atom relatifnya yang hampir sama,,

*salah satu solusinya dengan leaching,,

*maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu pakai metode apa saja 
ya??
ooiya,, mau tanya.
bagaimana kalau misal saya ingin mengkontak beliau ( Ir.Indarto)?
alamat email,, forum,, atau no tel yang bisa saya hubungi misalnya,,

terimakasih..

Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com 
fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 14:29
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

 
waalaikumsalam wr wb

Dulu thesis master saya di (Material) Fisika UI tentang perbandingan 
ekstraksi antara hasil pasir besi dari Cilacap dan dari Bangka.
dari Cilacap kadar TiO2 sekitar 8% bisa di upgrade sampai 81-83%. Dari 
pasir besi Bangka yang awalnya sudah sekitar 30-40% bisa upgrade sampai 
85% kalau tidak salah. Saya lupa angka pastinya. Karena kemudian saya 
meninggalkan bidang tsb pada pekerjaan.

Thesis tsb ada di Program Pasca Sarjana Material UI di Salemba, kalau di 
Jakarta coba bisa tanya ke petugas untuk liat. Ada 2 thesis yg sama dengan 
tujuan anda.

Tapi yg paling mumpuni sebaiknya anda coba kontak bapak Ir.Indarto Katim 
di Puslitbang Metalurgi LIPI Serpong, beliau orang tambang metalurgi yang 
bertahun-tahun berkutat pada penelitian ekstraksi Rutile di pasir besi. 
Saya pikir beliau lah pakar yang paling tepat untuk bertanya.

Semoga membantu, dan tetap semangat

Wassalam


Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com 
fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 17 Januari 2013 12:15
Judul: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

 
assalamualaikum,,
salam sejahtera bagi anggota milis dimanapun berada...
saya,, mahasiswi fisika 

Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

2013-02-10 Terurut Topik Suasmoro
Ada yang bisa mengirimi saya pasir zircon ini? Saya tertarik untuk menelitinya, 
kebetulan saya sedang mencoba piezo CBTZ

Suas
Powered by ITS®

-Original Message-
From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 
To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com
Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam

terimakasih info dan supportnya pak,, :-)
dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D

iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga 
sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan 
penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 
60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak 
sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,,
karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe..
masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau 
tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu..

sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada 
ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari 
senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis 
fraksi mol Zr juga akan meningkat..


*Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari 
tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,,
kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn 
softfilenya pak..
-sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk..
*soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya 
baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan 
nanotech,, film tipis,, dan kristalografi..

terimakasih,,



 Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
Mas Lingga

Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita 
tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau 
Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual 
kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam 
mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. 

Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang 
menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya 
pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr 
kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% 
kalau tidak salah.

Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua 
pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga 
ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan 
dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya.

Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat 
tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada 
industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah 
punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek.

Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung 
paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan 
mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. 
 
Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang 
ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba 
tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau.

Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi 
natural

Wassalam
      



 Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com 
Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41
Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
 

  
alhamdulillah,,
terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan 
beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah 
cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,,
kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor 
tertinggi adalah Zr..
menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti 
sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet..
sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, 
karena massa atom relatifnya yang hampir sama,,

*salah satu solusinya dengan