Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
klo butuh pasir besinya yang ngandung TiO2 saya ada kenalan yang punya... nanti boleh koq di pakai sepuasnya :D From: utsa...@yahoo.com utsa...@yahoo.com To: fisika_indonesia@yahoogroups.com; uta...@alumni.psu.edu uta...@alumni.psu.edu Sent: Monday, February 11, 2013 4:52 PM Subject: Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa .. :) From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 +0800 (SGT) To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com ReplyTo: fisika_indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam terimakasih info dan supportnya pak,, :-) dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,, karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe.. masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu.. sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis fraksi mol Zr juga akan meningkat.. *Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,, kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn softfilenya pak.. -sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk.. *soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan nanotech,, film tipis,, dan kristalografi.. terimakasih,, Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Mas Lingga Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% kalau tidak salah. Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya. Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek. Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau. Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi natural Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam alhamdulillah,, terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,, kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan
Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa .. :) -Original Message- From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam terimakasih info dan supportnya pak,, :-) dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,, karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe.. masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu.. sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis fraksi mol Zr juga akan meningkat.. *Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,, kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn softfilenya pak.. -sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk.. *soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan nanotech,, film tipis,, dan kristalografi.. terimakasih,, Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Mas Lingga Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% kalau tidak salah. Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya. Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek. Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau. Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi natural Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam alhamdulillah,, terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,, kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor tertinggi adalah Zr.. menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet.. sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, karena massa atom relatifnya yang hampir sama,, *salah satu solusinya dengan leaching,, *maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu
Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
Wah menarik, saya percaya masa depan Mas Lingga akan kaya, bukan cuma kaya apa .. :) -Original Message- From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam terimakasih info dan supportnya pak,, :-) dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,, karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe.. masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu.. sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis fraksi mol Zr juga akan meningkat.. *Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,, kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn softfilenya pak.. -sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk.. *soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan nanotech,, film tipis,, dan kristalografi.. terimakasih,, Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Mas Lingga Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% kalau tidak salah. Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya. Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek. Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau. Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi natural Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam alhamdulillah,, terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,, kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor tertinggi adalah Zr.. menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet.. sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, karena massa atom relatifnya yang hampir sama,, *salah satu solusinya dengan leaching,, *maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu
Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
tambahan: Zirconium oxide di dunia Instrumentasi sering dipakai untuk sensor O2, karena pada temperature tertentu mempunyai korelasi antara beda potensial dan kandungan oxigen. suwun. Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Sent by: fisika_indonesia@yahoogroups.com 02/08/2013 05:05 PM Please respond to fisika_indonesia@yahoogroups.com To fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com cc Subject Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Mas Lingga Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% kalau tidak salah. Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditamp ilkan profile ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya. Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek. Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau. Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi natural Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam alhamdulillah,, terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,, kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor tertinggi adalah Zr.. menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet.. sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, karena massa atom relatifnya yang hampir sama,, *salah satu solusinya dengan leaching,, *maaf pak,, selain magnetik separation,, bapak dulu pakai metode apa saja ya?? ooiya,, mau tanya. bagaimana kalau misal saya ingin mengkontak beliau ( Ir.Indarto)? alamat email,, forum,, atau no tel yang bisa saya hubungi misalnya,, terimakasih.. Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 14:29 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam waalaikumsalam wr wb Dulu thesis master saya di (Material) Fisika UI tentang perbandingan ekstraksi antara hasil pasir besi dari Cilacap dan dari Bangka. dari Cilacap kadar TiO2 sekitar 8% bisa di upgrade sampai 81-83%. Dari pasir besi Bangka yang awalnya sudah sekitar 30-40% bisa upgrade sampai 85% kalau tidak salah. Saya lupa angka pastinya. Karena kemudian saya meninggalkan bidang tsb pada pekerjaan. Thesis tsb ada di Program Pasca Sarjana Material UI di Salemba, kalau di Jakarta coba bisa tanya ke petugas untuk liat. Ada 2 thesis yg sama dengan tujuan anda. Tapi yg paling mumpuni sebaiknya anda coba kontak bapak Ir.Indarto Katim di Puslitbang Metalurgi LIPI Serpong, beliau orang tambang metalurgi yang bertahun-tahun berkutat pada penelitian ekstraksi Rutile di pasir besi. Saya pikir beliau lah pakar yang paling tepat untuk bertanya. Semoga membantu, dan tetap semangat Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 17 Januari 2013 12:15 Judul: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam assalamualaikum,, salam sejahtera bagi anggota milis dimanapun berada... saya,, mahasiswi fisika
Re: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam
Ada yang bisa mengirimi saya pasir zircon ini? Saya tertarik untuk menelitinya, kebetulan saya sedang mencoba piezo CBTZ Suas Powered by ITS® -Original Message- From: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Sender: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Sun, 10 Feb 2013 20:18:53 To: fisika_indonesia@yahoogroups.comfisika_indonesia@yahoogroups.com Reply-To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Subject: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam terimakasih info dan supportnya pak,, :-) dan sebelumnya maaf,, ini dengan mb lingga.. bukan ms lingga.. hhe :-D iya pak,, tentang penelitian skripsi saya ini,, dari awal sebenarnya saya juga sudah pernah mengkonsultasikan ke dosen pembimbing untuk lebih memfokuskan penelitian ke Zr,, karena mengingat presentase Zr yang cukup tinggi.. sekitar 60 persenan (pasir asli) dan Zr juga bukan material murah (dan juga banyak sekali keunggulannya,, disamping Ti),, tapi beliau mintanya Ti saja,, karena ini proyek dosen,, jadi ya saya ngikut saja,, hhe.. masalah kedepannya ntahlah nanti kaya gimana,, digeser ke ekstraksi Zr atau tetap Ti,, dilihat hasilnya dulu.. sebenarnya kalo menurut saya intinya hampir sama,, walaupun fokus saya pada ekstraksi TiO2,, disini saya juga banyak belajar mengenai pemisahan Zz dari senyawa2 pengotor.. karena logikanya,, kalo bisa mengambil Ti nya,, otomatis fraksi mol Zr juga akan meningkat.. *Pak Michael,, sebenarnya saya sangat ingin sekali membaca dan mempelajari tesis bapak sebagai bahan referensi,, tapi saya domisili di Malang,, kalau mungkin bapak tidak keberatan,, saya boleh minta tlng dikirimkn softfilenya pak.. -sekali lagi mohon maaf pak,, merepotkan bpk.. *soalnya di Fisika Universitas Negeri Malang,, untuk ekstraksi Ti,, seperti nya baru saya yang pertama pak,, sebelum2nya fisika material UM lebih konsen dengan nanotech,, film tipis,, dan kristalografi.. terimakasih,, Dari: Michael DeGuzman deguzmanbus...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Jumat, 8 Februari 2013 17:05 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam Mas Lingga Kalau saya boleh sarankan kenapa tidak coba meng-upgrade Zr saja? Rutile kita tidak ada industrinya, bahkan pengepul di Indonesia saja belum ada. Tapi kalau Zr di Kalbar, di Kalteng sudah ada beberapa 'pengepul' Zr. Selama ini Zr dijual kiloan dan paling2 maksimal dibuat konsentrat lalu dijual ke Cina. Zr itu logam mahal. Kalau gak salah dosen saya bilang murninya dijual gram-an. Layar TV, HP dsb sangat memerlukan Zr. Di Indonesia (Kalteng-Kalbar) orang menambang Zr cuman seperti nambang galian C dijual kilo-an dan karungan. Saya pernah dapat proyek survey Zr di Kalteng mungkin 7 tahuanan lalu. Ketika itu Zr kalau tidak salah dijual per kg 9rb atau 18 rb ditempat dengan kadar 30-40% kalau tidak salah. Beberapa waktu lalu di Kompas kalau tidak salah ada ditampilkan profile ketua pengusaha penambang Zircon. Selama ini mereka untuk buat konsentrat pun tenaga ahli-nya datangkan dari Cina daratan. Artinya masih ada prospek yg menjanjikan dari harga mineral yg cukup ekonomis disamping pemurniannya. Untuk Rutile / TiO2 di Indonesia bahan bakunya sepertinya masih sangat tergantung dari pasir besi yg berkadar TiO2 rendah. Di Indonesia juga belum ada industrinya. Dan satu lagi Rutile (sebagai bibit untuk pewarna) juga sudah punya pesaing bibit pewarna sintetis kalau tidak salah. Mohon di-cek. Tapi tetaplah semangat, karena minat keilmuan sudah seharusnya tidak tergantung paa prospek uang. Tapi kalau bisa diarahkan ke pasar, penelitian anda akan mudah terbantu oleh sponsor atau dijual. Saya tidak punya no pak Indarto Katim, coba anda search saja di jurnal2 tentang ekstraksi pasir besi menjadi TiO2 ada banyak sekali penelitian beliau. Coba tanyakan saja ke lembaga Metalurgi LIPI serpang alamat email dan tlp beliau. Catatan : Iron sand dari pulau Bangka bisa mencapai 40% TiO2 nya pada kondisi natural Wassalam Dari: Lingga adistya Mukti lingga.adistya_phy...@yahoo.com Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com fisika_indonesia@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 7 Februari 2013 16:41 Judul: Bls: [FISIKA] ekstraksi titanium dioksida dari mineral alam alhamdulillah,, terimasih sekali infonya.. pak Michael,,setelah kemarin mencoba membandingkan beberapa sampel,, sebenarnya presentasi pasir awal yang saya gunakan sudah cukup tinggi,, kadar awalnta sekitar 18 persen,, kemarin setelah separasi magnet naik menjadi 24 persen,, dengan komposisi mayor tertinggi adalah Zr.. menurut referensi yang saya baca,, unutuk pemisahan fisis,, antara Zr dan Ti sedikit susah,, karena keduanya cenderung bersifat paramagnetik/diamagnet.. sedangkan untuk pemisahan berdasarkan berat jenis pun,, sepertinya juga sulit,, karena massa atom relatifnya yang hampir sama,, *salah satu solusinya dengan