Terima kasih Pak Leo atas informasinya.
Sebenarnya ini bukan masalah software canggih, ini masalah common sense
juga.
algorithm juga nggak selalu berkorelasi dengan software canggih..
Apa yang disarankan Bu Yuriza sudah saya lakukan juga.
Sekedar analogi ringan aja..
Saya merasa lebih masuk akal
He he he pas de quoi kata orang perancis ...
saya itu lagi disuruh istirahat kalau kerja katanya dipanggilin satpam
untuk diusir pulang . tapi kalau tidak ke kantor kok ya bien etre saya
terganggu ... jadi saya bermain email saja
Ok mari kita balik ke masalah inversi dan karakterisasi
Mbak Yuriza,
Bagaimana kita memvalidasi model yang dihasilkan di daerah yang agak jauh
dari well ? Pengalaman saya, model yang dihasilkan lewat proses modeling
tanpa menggunakan seismik seringkali tidak merepresentasikan data seismik
(caranya mudah sekali : bandingkan saja seismik dengan
bagaimana dengan fault (major fault)?
lebar bidang fault (dari yang pernah saya lihat di outcrop) yah cuma
beberapa sentimeter saja. tapi nyatanya kelihatan juga di seismik.
kembali ke identifikasi fracture,
menurut saya tidak melulu soal resolusi seismik tapi lebih kepada
intensitas fracture itu
sederhananya cukup dengan mengamati bentuk gelombangnya (waveform).
jadi tinggal dibandingkan antara bentuk gelombang seismik di zona tsb
dgn informasi intensitas fracture dari sumur.
logikanya, semakin hancur batuannya, maka citra seismiknya juga akan
semakin rusak.
dari sini bisa dibuatkan