Wow...! Saya merasa terhormat dikomentari langsung oleh Mods. :-)
Saya juga ingin mengingatkan Mods to be really...really careful dalam masalah
campur baur ini. :-) Milis ini terlalu berharga untuk dikorbankan menjadi milis
caci-maki dan saling hujat.
Saya tidak meragukan tingkat intelektual
Hehehe...! Kayaknya milis FPK ini sedang bermetamorfosis menjadi milis
Apakabar, sementara milis Apakabar sendiri sudah mati beneran. Milis ini tentu
akan juga 'berdarah-darah' nantinya. :-)
Tapi saya gembira Bung Manneke jadi penyeimbang. Bravo!
Salam
Satria
**
Catatan Mods:
Bung
Kalau saya pakai kaos bersablon Islam Tai-Kotok, bukankah itu merupakan label
buat saya? Apakah tidak boleh memproklamirkan saya sebagai seorang Islam
Tai-Kotok? Atau perlu diubah menjadi
Ane Islam Tai-Kotok?
Salam,
Zul
+ Ya Bung Zul, sebaiknya ditulis besar-besar ANE-nya. :-) Kalau tanpa
Thanks Bung Item!
Kami berencana untuk membuat Petisi untuk meminta Kemendiknas MENGHENTIKAN
program ini. Program ini hampir mustahil untuk berhasil. :-)
Satu hal yang perlu diketahui oleh Kemendiknas adalah bahwa program SBI
semacam ini TELAH DIPRAKTEKKAN di negara-negara lain dan ternyata
Uang SSE bukan dari jual rokok tapi dari jual PERUSAHAAN rokok. Pemilik Yayasan
Sampoerna ini telah menjual perusahaan rokoknya ke Philip Morris sehingga tidak
berhubungan lagi dengan bisnis rokok.
Mudah-mudahan PT Djarum dijual juga entah ke planet mana gitu dan dananya
dipakai untuk mendanai
Itu trik kuno. Saya pernah ditelpon orang dengan modus yang sama. Gayanya
benar-benar kayak kawan lama tidak bertemu. Malah dia yang ngaku kerja di
kepolisian. Karena itu saya langsung bilang ,Pak Djoko ya...?! dia menjawab
'Ya'. Terus terang saya pikir yang nelpon itu teman saya Pak Djoko di
Anak saya melakukan hal yang sama. Ia mesti melalui semua proses normal
tersebut, yaitu gagal berkali-kali dan mesti mengikuti proses ini
berminggu-minggu. Ia merengek-rengek minta agar melalui jalur 'mudah' seperti
teman-temannya yang lain tapi kami minta agar ia bersabar. Ini proses
Setuju! kalau kemacetan tidak ditangani sekarang maka sebentar lagi, ya
sebentar lagi, akan terjadi masalah besar di jalanan. Saat ini semua kendaraan
sudah saling terkam di jalanan di Jakarta dan terjadi anarki terus menerus.
Jakarta tidak akan tahan dengan semakin menggelembungnya anarki
Pak Andi,
Semua pertanyaan Anda tersebut sudah saya rangkum dalam sebuah artikel TANYA
JAWAB TENTANG UJIAN NASIONAL yang bisa dilihat di
http://satriadharma.wordpress.com/
Salam
Satria
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andidj andidj2...@... wrote:
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: UN
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andidj andidj2...@... wrote:
Pak Satria, maaf baru membalas diskusi kita...
+ Gak apa-apa. Langsung saya jawab. Soalnya saya tidak punya pekerjaan selain
mengcounter diskusi UNAS kok. Take your time. :-)
Jangan membandingkan dengan negara maju ah...
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Andidj andidj2...@... wrote:
Re: [Forum-Pembaca-KOMPAS] Re: UN seperti IELTS/TOEFL
Tuntutan Menghapus UN adalah Demokrasi yang kebablasan
1. Pertama kali UN kembali diadakan, pada tayangan televisi, terlihat siswa
yang menangis meraung-raung karena
Pamtesan! Saya ada menulis artikel dengan judul Quo Vadiz Ujian Nasional? ke
Kompas tapi nampaknya tidak ada tanggapan.
Mungkin perlu ada kampanye Hentikan Kesewenang-wenangan UN ya Bu! :-)
Salam
Satria
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, elindr eli...@... wrote:
Re: JK: Penghapusan UN
at the University of California-Davis.
Source: Stanford University (news : web)
http://www.physorg.com/news159626393.html
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Satria D satriadharma2...@...
wrote:
UNAS di AS : Seperti Apa?
Dear all,
Berikut ini saya kirimkan artikel tentang standardized exit
Dasar argumen Anda cacat. Guru yang hendak Anda hukum tapi siswa yang kena
konsekuensinya. Yang salah gurunya tapi siswa yang kena dampaknya. Belum paham
jugakah?
Salam
Satria
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, Zulkifli Harahap zulk_...@...
wrote:
Anda tidak membaca postingan saya
Ujian Nasional memang produk politik yang diambil dengan menggunakan keputusan
politik (dan bukan berdasarkan pertimbangan akademik).
Sila baca tulisan saya di :
http://satriadharma.wordpress.com/2007/05/14/ujian-nasional-sebagai-keputusan-politik/#more-66
Salam
Satria
--- In
Bung Andi,
Pengangguran lebih berhubungan dengan lowongan pekerjaan dan kesesuaian bidang.
Biar pun Anda lulusan Harvard kalau tidak ada lowongan bagi jenis keahlian Anda
tentu Anda tidak akan memperoleh pekerjaan. Itu yang terjadi di negara-negara
yang sedang mengalami penurunan pertumbuhan
Anda pasti pakai 'perasaan' dan bukan berdasarkan hasil riset. :-) Tak ada
riset yang mendukung pernyataan bahwa Ujian Nasional (standardized test),
apalagi yang dipaksakan bagi semua siswa, akan membuat kualitas pendidikan
meningkat. Jadi mohon jangan membawa-bawa 'perasaan' dalam hal ini. :-)
Pak Zul,
Jika Anda ingin 'mengasapi' guru-guru yang suka merokok-rokok dan molor, mohon
jangan siswanya yang justru terkena akibatnya. Maksud saya, UN itu biar pun
diterapkan seketat-ketatnya dan 100% siswanya tidak lulus juga TIDAK AKAN
membuat para guru yang merokok-rokok dan molor tersebut
UNAS di AS : Seperti Apa?
Dear all,
Berikut ini saya kirimkan artikel tentang standardized exit exams
alias UNAS sebagai syarat kelulusan di AS. Di AS baru 22 negara bagian
yang menetapkan `some types of exit exams' dan 4 negara bagian baru
coba-coba. Jadi tidak semua negara bagian menetapkan
Pak Zul,
Justru itu salah satu kritik terhadap UN. UN tidaklah berhubungan dengan
kompetensi teknikal siswa di SMK. Padahal siswa SMK diharapkan agar trampil
dalam bekerja sedang UN-nya bicara tentang kemampuan kognitif. Jadi setrampil
apa pun siswa dalam bidangnya maka ini tidak akan membuat
Anda orang hebat Pak Zul! :-) Anda bisa menemukan satu obat mujarab untuk
menghentikan guru molor dan merokok-rokok hanya dengan menakut-nakuti mereka
dengan Ujian Nasional. Bravo...!! Bahkan Depdiknas pun akan terkejut dengan
hasil gilang gemilang ini. Ini mungkin bisa kita patenkan dan
Pak Zul ada bukti bahwa setelah UN maka anak-anak daerah BISA BERSAING dengan
anak-anak P Jawa? Anda berbicara dengan referensi 'perasaan' atau pakai data?
TIDAK ADA data yang menyatakan bahwa UN bisa membuat anak-anak daerah bisa
bersaing dengan anak-anak di P. Jawa. Saya juga belum pernah
Mana yang lebih penting (dan juga harus didahulukan)? Standar pelayanan
pendidikannya atau pengukurannya?
Jika Anda bicara soal penguasaan (atau standar kompetensi lulusan) maka itu
berarti bicara soal MASUKAN dan PROSES PENDIDIKANNYA (dan bukan pengukurannya).
Ujian yang berstandar nasional
Bung Andidj,
Apakah Anda tidak tahu bahwa tanpa ujian nasional pun pendidikan tinggi kita
juga tidak mengalami 'bencana pendidikan' seperti yang Anda bayangkan?! Saat
ini tidak ada ujian negara (ujian yang bersifat nasional) bagi PTS dan setiap
PTS berhak untuk meluluskan mahasiswanya terserah
Bung Zul,
Saya tidak paham dengan pesan yang hendak Anda sampaikan. Apakah Anda pro atau
kontra UN?
Beberapa pembela UN mengatakan bahwa UN meningkatkan kualitas pendidikan karena
ada target yang hendak dicapai dan itu membuat semua siswa dan sekolah berupaya
untuk mencapai target tersebut.
UN dan TOEFL hanya sama dalam hal fungsinya sebagai ALAT UKUR, mengukur
kemampuan seseorang yang mengikuti ujiannya. Yang aneh adalah kalau dikaakan
bahwa UN itu tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak pertama
diadakan sampai hari ini tak ada orang yang pernah mengatakan bahwa
Anda ingin hidup berapa ratus tahun dengan perhitungan satu turunan = 80 tahun?
:-) Hitungannya biasanya berdasarkan generasi dan setiap generasi biasanya
hanya berkisar 30 tahunan.
A generation is the time from the birth of a child to the birth of that
child's first child. It varies from
Pak Martin,
Bukan Ujian Nasional yang perlu disamaratakan di seluruh Indonesia tapi
fasilitas pendidikannya, manajemennya, jumlah guru dan kualitasnya, dana
pendidikannya, kesadaran masyarakatnya, dll yang LEBIH PERLU disamakan dulu.
Kalau Anda bicara Singapore itu sama artinya dengan
Pak Martin,
Jika Anda sudah paham dengan apa yang terjadi pada dunia pendidikan di Papua
maka semestinya Anda MENOLAK UNAS! Bukankah masalah pendidikan kita di Papua
dan banyak lagi daerah di pelosok-pelosok Indonesia adalah masalah akses,
ketersedian fasilitas pendidikan, ketersedian guru,
Pak Tjuk, salam hormat untuk Anda.
Menurut saya bukan UN yang dibutuhkan oleh pendidikan Indonesia saat ini. UN
itu cuma instrumen untuk mengukur hasil pendidikan kita secara nasional yang
memang sangat tidak adil jika dipakai sebagai standar kelulusan yang disamakan
antara Jakarta dan Papua.
Hahaha...! Sungguh sulit jadi anggota DPR Demokrat ini. Kalau tidak ikut
dicurigai punya niat untuk menyembunyikan kebohongan kasus Century tapi kalau
ikut dan sepakat 100% juga dicurigai akan megganjal proses angket tersebut.
Sulit... sulit...! :-)
Untungnya kita semua ini bukan anggota DPR
Kejadian ini sudah berlalu belasan tahun yang lalu. Severn Suzuki menyampaikan
ini ketika ia berusia 12 tahun dan ia akan merayakan ultah ke 30-nya pada
tanggal 30 November nanti. http://www.squidoo.com/severn-suzuki atau
http://en.wikipedia.org/wiki/Severn_Cullis-Suzuki.
Severn ini anaknya
* Rani mendapat tugas untuk menarik kembali AA menjadi member
Pertanyaan :
- Benarkah Rani, Sang Caddy, mendapat tugas untuk menarik kembali AA menjadi
anggota?
- Siapa yang menugasinya?
- Apakah menarik kembali anggota yang berhenti merupakan salah satu tugas dari
caddy? Wajarkah tugas semacam
Kampung ISTI itu terbentuk karena ada ceritanya dan tidak ujug-ujug terbentuk
begitu saja. Mau tahu ceritanya...?!
Alkisah
Di sebuah perkampungan yang selama ini suasananya aman tentram kerta raharja
tiba-tiba terjadi perubahan. Terjadi ketegangan antara para suami dan para
istri di kampung
Woi..! Apaan nih..! Kalau Pak Manneke dan Pak Verdi ikutan kayaknya saya juga
mesti ikut daftar nih. :-) Tapi suara saya ancur lho! :-)
Salam
Satria
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, manneke budiman hepaest...@...
wrote:
Hehehe, makasih banyak, Pak Verdi. Kalo Pak Satria Dharma mau
Hahaha...! Anda itu lucu kalau ngomong begini, Pak Manneke. Gundul peyang...?!
Apaan tuh?! :-) Anda sering sekali so attached dan gemes dengan berbagai
diskusi sehingga nampak seperti marah-marah di milis. Padahal nggak kan Pak?
Namanya Anggodo Pak, bukan Komodo. Sudah ada istilah cicak, buaya,
Sama dengan IJP, saya juga senang sekali bahwa pada akhirnya DIKTI punya
program ini. Setelah mengamati berbagai masalah yang terjadi di perti kita saya
berkesimpulan bahwa para mahasiswa kita (utamanya ya memang anggota BEM) perlu
melihat lebih banyak dan mendapat pengalaman lebih nyata
Tulisan yang mantap, Kang Yudhis! Saya share ke milis lain ya! Ada nggak
program yang bisa kita lakukan untuk menuju 'Learning with Meaning' ini?
Salam
Satria
--- In Forum-Pembaca-Kompas@yahoogroups.com, yudhistira massardi
ymassa...@... wrote:
Iqra!
Oleh: Yudhistira ANM Massardi
I
Itu memang sudah gayanya Om Wal. -) Saya sudah kenal beliau di milis
bertahun-tahun dan sentilan-sentilannya memang bermaksud untuk mengingatkan
kita agar tidak cepat puas dan terlena dengan apa yang ada. Tapi beliau tidak
pernah berniat untuk menghina produk sendiri rasanya selain bersikap
Ini memang pertarungan tarik menarik antara menjadi Obama 'The Angel' dan Obama
'The Monster'. :-) Meski punya visi yang kuat tentang perdamaian dunia tapi
kalau terus menerus dirongrong oleh orang-orang gila perang di sekitarnya maka
bisa-bisa Obama 'The Monster' yang terwujud. :-) Daripada
Ini artikel yang sangat menarik dalam menjelaskan mengapa Obama memperoleh
Nobel Perdamaian. Panitia Nobel ingin menguatkan Obama 'The Brand' dengan
hadiah tersebut ketimbang melihat fakta Obama 'The President' saat ini.
Ringkasnya panitia Nobel lebih mementingkan harapan ketimbang fakta.
This
Om Wal, jalan tol bandara ditinggikan bukan karena ambles tapi karena
kebanjiran. Ini diakibatkan oleh karena daerah resapan air di sekitarnya habis
dimakan perumahan. Akibatnya air mencari tempat mengalir yang lebih rendah dan
ketemulah dengan jalan tol bandara tersebut. Agar tidak kebanjiran
Jika benar bahwa itu yang akan dilakukan oleh JK maka itu semua baik belaka,
Bung Indra. Apa pun upaya untuk segera memulihkan perekonomian Sumbar sungguh
baik belaka. Mari kita berharap agar para 'bankir kikir' seperti yang Anda
maksudkan tidak berpikir untuk menentang niat baik tersebut.
Bung Indra, salam kami dari Balikpapan. Apa yang Anda sampaikan ini sungguh
menggetarkan hati kami disini. Kami memantau terus perkembangan di Sumbar dan
dengan ini menyampaikan dengan tulus simpati dan salam kami pada mereka yang
menjadi korban di sana. Kami terus berupaya untuk menggalang
Syukurlah jika demikian! Mempertontonkan penderitaan orang-orang miskin untuk
memperoleh santunan dari kita yang tidak seberapa dan hanya setahun sekali
sungguh-sungguh tidak beradab dan tidak kreatif. Santunan tersebut memang
seharusnya disalurkan dengan dibawa ke pintu-pintu rumah mereka atau
45 matches
Mail list logo